10
STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS PRAKTEK PEMBELAJARAN DI MTs NEGERI PRIGEN A STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF LESSON STUDY IN IMPROVING THE EFFECTIVENESS OF LEARNING PRACTICE AT MTsN PRIGEN Sutowijoyo Abstract Basically learning is students’ rights. However, there are still a lot of students who do not learn in the classroom. Since a lot of students that do not learn, therefore the result of the learning is not maximum in other words the learning is not effective. That’s why one teachers forum is needed to improve the learning to be more effective which is called as lesson study . Concerning with that background above therefore this research aim is: a ) to know the level of achievement of lesson study at MTsN Prigen b ) to know the effectiveness of lesson study in improving the learning practice at MTsN Prigen. This research is qualitative descriptive study. The data collected by observation and interview was analyzed by using percentage and score. From the result and data analysis it is concluded that: a ) lesson study at MTs Prigen was ‘ good enough ‘implemented b ) the implementation of t lesson study at MTsN Prigen can improve the effectiveness of learning practice. Keywords: lesson study, teaching practice Abstrak Pada dasarnya belajar adalah hak siswa. Namun masih banyak siswa di kelas yang tidak belajar. Karena banyak siswa yang tidak belajar maka hasil belajar- nya tidak maksimal. Karena banyak siswa yang hasil beajarnya tidak maksimal maka dikatakan pembelajaran tidak efektif. Untuk itu perlu sebuah forum guru yang bisa meningkatkan pembelajaran agar lebih efektif yang disebut lesson study. Terkait dengan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian ini adalah: a) untuk mengetahui tingkat pelaksanaan lesson study di MTs Negeri Prigen. b) untuk mengetahui keefektivan lesson study dalam peningkatan efektivitas praktek pembelajaran di MTs Negeri Prigen. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriftif. Data yang diperoleh dengan observasi dan wawancara dianalisa dengan menggunakan persentase dan nilai. Dari hasil dan analisa data penelitian disimpulkan bahwa : a) pelaksanaan lesson study di MTs Negeri Prigen sudah cukup baik, a) penerapan lesson study di MTs Negeri Prigen dapat meningkatkan efektivitas praktek pembelajaran. Kata Kunci : lesson study, praktek pembelajaran Sutowijoyo Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya Jl. Ketintang Madya 92 S u r a b a y a Naskah : diterima : 24 Juli 2016 direvisi : 10 Agustus 2016 disetujui : 23 Agustus 2016 295

STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATANEFEKTIVITAS PRAKTEK PEMBELAJARAN DI MTs NEGERI

PRIGEN

A STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF LESSON STUDY INIMPROVING THE EFFECTIVENESS OF LEARNING PRACTICE

AT MTsN PRIGEN

Sutowijoyo

AbstractBasically learning is students’ rights. However, there are still a lot ofstudents who do not learn in the classroom. Since a lot of students thatdo not learn, therefore the result of the learning is not maximum inother words the learning is not effective. That’s why one teachers forumis needed to improve the learning to be more effective which is called aslesson study . Concerning with that background above therefore thisresearch aim is: a ) to know the level of achievement of lesson study atMTsN Prigen b ) to know the effectiveness of lesson study in improvingthe learning practice at MTsN Prigen. This research is qualitativedescriptive study. The data collected by observation and interview wasanalyzed by using percentage and score. From the result and dataanalysis it is concluded that: a ) lesson study at MTs Prigen was ‘ goodenough ‘implemented b ) the implementation of t lesson study at MTsNPrigen can improve the effectiveness of learning practice.

Keywords: lesson study, teaching practice

AbstrakPada dasarnya belajar adalah hak siswa. Namun masih banyak siswa di kelasyang tidak belajar. Karena banyak siswa yang tidak belajar maka hasil belajar-nya tidak maksimal. Karena banyak siswa yang hasil beajarnya tidak maksimalmaka dikatakan pembelajaran tidak efektif. Untuk itu perlu sebuah forumguru yang bisa meningkatkan pembelajaran agar lebih efektif yang disebutlesson study. Terkait dengan latar belakang tersebut maka tujuan penelitianini adalah: a) untuk mengetahui tingkat pelaksanaan lesson study di MTs NegeriPrigen. b) untuk mengetahui keefektivan lesson study dalam peningkatanefektivitas praktek pembelajaran di MTs Negeri Prigen. Penelitian ini termasukpenelitian kualitatif deskriftif. Data yang diperoleh dengan observasi danwawancara dianalisa dengan menggunakan persentase dan nilai. Darihasil dan analisa data penelitian disimpulkan bahwa : a) pelaksanaan lessonstudy di MTs Negeri Prigen sudah cukup baik, a) penerapan lesson study di MTsNegeri Prigen dapat meningkatkan efektivitas praktek pembelajaran.

Kata Kunci : lesson study, praktek pembelajaran

SutowijoyoBalai Diklat Keagamaan

(BDK) SurabayaJl. Ketintang Madya 92

S u r a b a y aNaskah :

diterima : 24 Juli 2016direvisi : 10 Agustus 2016

disetujui : 23 Agustus 2016

295

Page 2: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

PendahuluanBelajar adalah hak siswa. Siswa yang datang kemadrasah sudah punya niat untuk belajar.Namun kenyataannya tidak semua siswa ketikadi kelas dapat belajar dengan baik. Siswasering tidak fokus, ngantuk, menoleh kesanakemari pada saat pembelajaran. Akibatnyahasil belajar tidak tuntas.

Pembelajaran berasal dari kata”instruction” yang berarti ”pengajaran”.Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatuproses interaksi antara anak dengan anak,anak dengan sumber belajar, dan anak denganpendidik. Menurut Undang-Undang RI No. 20Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan,pembelajaran adalah proses interaktif pesertadidik dengan pendidik dan sumber belajarpada suatu lingkungan belajar. Supaya terjadiinteraksi yang baik maka pembelajaran perludirencanakan dengan baik. Pembelajaran perludimanage dengan baik.

Menurut George R. Terry, manajemenadalah suatu proses khas yang terdiri atastindakan-tindakan perncanaan, peng-organisasian, penggerakan, dan pengendalianuntuk menentukan serta mencapai tujuanmelalui pemanfaatan SDM dan sumber dayalainnya.1 Sedangkan menurut Hanry L. Siskmendefinisikan : Management is thecoordination of all resources through theprocesses of planning, organizing, directing andcontrolling in order to attain stted objectivies.Artinya manajemen adalah pengkoordinasianuntuk semua sumber- sumber melalui proses-proses perencanaan, pengorganisasian,kepemimpinan dan pengawasan di dalamketertiban untuk tujuan. Sumber-sumber dalampembelajaran disini termasuk sumber-sumberdalam kurikulum, diri siswa, media, dan lain-lain. Lesson study muncul sebagai salah satualternatif guna mengatasi masalah praktikpembelajaran yang selama ini dipandang kurangefektif (Lewis, 2002). Lesson study mulaidisosialisasikan di lingkungan pendidikankabupaten Pasuruan sejak tahun 2006, namunbelum semua madrasah mau melaksanakankegiatan lesson study baik tingkat MGMP

maupun tingkat madrasah. Hal ini disebabkanantara lain : a) belum ada dana khusus untukkegiatan tersebut, b) keyakinan akan manfaatlesson study dapat meningkatkan efektivitaspembelajaran masih kurang. Walaupun demikianmasih Madrasah yang telah melaksanakankegiatan lesson study tingkat sekolah, yaituMadrasah Tsanawiyah Negeri Prigen Pasuruan.Atas dasar uraian diatas tulisan ini kami berijudul ”Study Penerapan Lesson Study dalamPeningkatan Efektivitas Praktek Pembelajarandi MTs Negeri Prigen”.

Dari uraian latar belakang di atas rumusanmasalah utama adalah: a) Bagaimaana tingkatpelaksanaan lesson study di MTs Negeri Prigen,b) Bagaimana keefektivan lesson study dalampeningkatan efektivitas praktek Pembelajaran diMTs Negeri Prigen. Dari hasi l penelitiandiharapkan bagi guru bias dipakai sebagaialternatif pemecahan masalah pembelajaran dimadrasah dan bagi kediklatan bias menambahwawasan inovatif jenis kediklatan bagi guru.

Kajian PustakaA. Lesson Study

Slamet Mulyana (2007) memberikanrumusan tentang lesson study sebagai salah satumodel pembinaan profesi pendidikan melaluipengkajian pembelajaran secara kolaboratifdan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untukmembangun komunitas belajar. Dalam tulisan-nya yang lain, Catherine Lewis (2004)mengemukakan pula tentang ciri–ciri esensialdari lesson study, yang diperolehnya ber-dasarkan hasil observasi terhadap beberapasekolah di Jepang, yaitu :a. Tujuan bersama untuk jangka panjang. lesson

study didahului adanya kesepakatan dari paraguru tentang tujuan bersama yang inginditingkatkan dalam kurun waktu jangkapanjang dengan cakupan tujuan yang lebihluas,

b. Materi pelajaran yang penting. Lesson studymemfokuskan pada materi atau bahanpelajaran yang dianggap penting dan menjadititik lemah dalam pembelajaran siswa sertasangat sulit untuk dipelajari siswa.

296

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 3: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

c. Studi tentang siswa secara cermat. Fokusyang paling utama dari lesson study adalahpengembangan dan pembelajaran yangdilakukan siswa, misalnya, apakah siswamenunjukkan minat dan motivasinya dalambelajar, bagaimana siswa bekerja dalamkelompok kecil, bagaimana siswa melakukantugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan aktivitas,partisipasi, serta kondisi dari setiap siswadalam mengikuti proses pembelajaran.

d. Observasi pembelajaran secara langsung.Observasi langsung boleh dikatakanmerupakan jantungnya lesson study. Untukmenilai kegiatan pengembangan danpembelajaran yang dilaksanakan siswa tidakcukup dilakukan hanya dengan cara melihatdari Rencana Pelaksanan Pembelajaran atauhanya melihat dari tayangan video, namunjuga harus mengamati proses pembelajaransecara langsung.

Dari beberapa definisi di atas dapatdisimpulkan bahwa lesson study adalah suatumodel pembinan profesi pendidik melaluipengkajian pembelajaran secara kolaboratif danberkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsipkolegalitas dan mutual learning untukmembangun komonitas belajar. Dengandemikian, lesson study bukan metode ataustrategi pembelajaran tetapi kegiatan lessonstudy dapat menerapkan berbagai metoda/strategi pembelajaran yang sesuai dengansituasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapiguru. Lesson study dapat dilakukan olehsejumlah guru dan pakar pembelajaran yangmencakup 3 (tiga) tahap kegiatan, yaituperencanan (planning), implementasi(action) pembelajaran dan observasi sertarefleksi (reflection) terhadap perencanaan danimplementasi pembelajaran tersebut, dalamrangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

Lesson study dipilih dan diimplemen-tasikan karena beberapa alasan. Pertama, lessonstudy merupakan suatu cara efektif yang dapatmeningkatkan kualitas pembelajaran yangdilakukan guru dan aktivitas belajar siswa. Halini karena (1) pengembangan lesson study

dilakukan dan didasarkan pada hasil ”sharing”pengetahuan profesional yang berlandaskanpada praktik dan hasil pengajaran yangdilaksanakan para guru, (2) penekanan mendasarpada pelaksanaan suatu lesson study adalahagar para siswa memiliki kualitas belajar, (3)kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa,dijadikan fokus dan titik perhatian utamadalam pembeljaran di kelas, (4) berdasarkanpengalaman real di kelas, lesson study akanmenempatkan peran guru sebagai penelitipembeljaran (Lewis, 2002).

Kedua, lesson study yang didisain denganbaik akan menjadikan guru yang profeional daninovatif. Dengan melaksanakan lesson studypara guru dapat (1) menentukan kompetensiyang perlu dimiliki siswa, merencanakan danmelaksanakan pembelajaran (lesson) yangefektif; (2) mengkaji dan meningkatkanpelajaran yang bermanfaat bagi (3) mem-perdalam pengetahuan tentang mata pelajaranyang disajikan para guru; (4) menentukan standarkompetensi yang akan dicapai para siswa; (5)merencana pelajaran secara kolaboratif; (6)mengkaji secara teliti belajar dan perilakusiswa; (7) mengembangkan pengetahuanpembelajaran yang dapat diandalkan; dan (8)melaksanakan refleksi terhadap pengajaranyang dilaksanakannya berdasarkan pandangansiswa dan kolaganya (Lewis, 2002).

Robinson (2006) mengusulkan adadelapan tahap berdasarkan pada banyaknyakegaitan yang diperlukan dalam pelaksanaanlesson study antara lain : a) Pemilihan topiklesson study, b) Melakukan review silabus untukmendapatkan kejelasan tujuan pembelajaranuntuk topik tersebut dan mencari ide-ide darimateri ada dalam buku pelajaran. c) Setiap timyang telah menyusun rencana pembelajaranmenyajikan atau mempresentasikan rencanapembelajarannya, sementara kelompok lainmemberi masukan, sampai akhirnya diperolehrencana pembelajaran yang lebih baik, d) Guruyang ditunjuk oleh kelompok menggunakanmasukan-masukan terebut untuk memperbaikirencana pembelajaran, e) Guru yang ditunjuktersebut mempresentasikan rencana

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

297

Page 4: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

pembelajarannya di depan semua anggotakelompok lesson study untuk mendapatkanbalikan, f) Guru yang ditunjuk tersebutmemperbaiki kembali secara lebih detailrencana pembelajaran dan mengirimkan padasemua guru anggota kelompok, agar merekatahu bagaimana pembelajaran akandilaksanakan di kelas , g) Para guru dapatmempelajari kembali tentang rencanapembelajaran tersebut dan mempertim-bangkannya dari berbagai aspek pengalamanpembelajaran yang mereka miliki, khususnyadifokuskan pada hal-hal yang penting seperti:hal-hal yang akan dilakukan guru, pemahamansiswa, proses pemecahan oleh murid, dankemungkinan yang akan terjadi dalamimplementasi pembelajarannya, h) Guru yangditunjuk tersebut melaksanakan rencanapembelajaran di kelas, sementara guru yanglain bersama dosen / pakar mengamati sesuaidengan tugas masing-masing untuk memberimasukan pada guru. Pertemuan refleksi segeradilakukan secepatnya kegiatan pelaksanaanpembelajaran, untuk memperoleh masukan dariguru observer, dan akhirnya komentar daridosen atau pakar luar tentang keseluruhanproses serta saran sebagai peningkatanpembelajaran, jika mereka mengulang di kelasmasing-masing atau untuk topik yang berbeda.

Dari delapan tahapan di atas tampakadanya upaya penyusunan dan perbaikanrencana pembelajaran yang berulang-ulanguntuk memperoleh rencana pembelajaran yangbaik. Dalam implementasi lesson study yangdilakukan oleh IMSTEP-JICA di Indonesia, Sato,dkk (2005) mengenalkan lesson study yangberorientasi pada praktik. Lesson study yangdilaksanakan tersebut terdiri atas 3 tahappokok, yakni :1. Merencanakan pebelajaran dengan penggalian

akademis pada topik dan alat-alat pembela-jaran yang digunakan, y ang selanjutnya di-sebut tahap plan.

2. Melaksanakan pembelajaran yang mengacupada rencana pembelajaran dan alat-alatyang disediakan, serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk mengamati. Kegiatan inidisebut tahap Do.

3. Melaksanakan refleksi melalui berbagaipendapat/tanggapan dan diskusi bersamapengamat/observer. Kegiatan ini disebuttahap See.

Pada tahap plan dilakukan identifikasimasalah yang ada di kelas yang akan digunakanuntuk kegiatan lesson study dan perencanaanalternatif pemecahannya. Identifikasi masalahdalam rangka perencanaan pemecahan masalahtersebut berkaitan dengan pokok bahasan (materipelajaran) yang relevan dengan kelas dan jadwalpelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas,metode / pendekatan pembelajaran, media, alatperaga dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Dari hasil identifikasi tersebut didiskusikan(dalam kelompok lesson study) tentangpemilihan materi pembelajaran, pemilihanmetode dan media yang sesuai dengankarakteristik siswa, serta jenis evaluasi yang akandigunakan. Pada saat diskusi, akan munculpendapat dan sumbang saran dari para guru danpakar dalam kelompok tersebut untukmenetapkan pilihan yang akan diterapkan. Padatahap ini, pakar dapat mengemukakan hal-hal penting/baru yang perlu diketahui danditerapkan oleh para guru, seperti pendekatanpembelajaran konstruktif, pendekatan pem-belajaran yang memandirikan belajar siswa,pembelajaran konstektual, pengembangan lifeskill, Realistic Mathematic Education,pemuktahiran materi ajar, atau lain-nya yangdapat digunakan sebagai pertimbangandalam pemilihan tersebut.

Hal yang penting pula untuk didiskusikanadalah penyusunan lembar observasi, terutamapenentuan aspek-aspek proses pembelajarandan indikator-indikator itu disusun berdasarkanperangkat pembelajaran yang dibuat sertakompetensi dasar yang ditetapkan untuk dimilikisiswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Pada tahap do seorang guru yang telahditunjuk (disepakati) oleh kelompokkan,melakukan implementasi rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang telah disusun tersebut,di kelas. Pakar dan guru lain melakukan observasidengan menggunakan lembar observasi yangtelah dipersiapkan dan perangkat lain yang

298

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 5: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

diperlukan. Para observer ini mencatat hal-halpositif dan negatif dalam proses pembelajaran,terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa.Selain itu (jika memungkinkan), dilakukanrekaman video (audio visual) yang mengclose-up kejadian-kejadian khusus (pada guru dansiswa) selama pelaksanaan pembelajaran. Hasilrekaman ini berguna nantinya sebagai buktiautentik kejadian-kejadian yang perludidiskusikan dalam tahap refleksi atau padaseminar hasil lesson study, di samping itu dapatdigunakan sebagai bahan diseminasi kepadakhalayak yang lebih luas.

Selesai praktik pembelajaran, segeradilakukan refleksi. Pada tahap refleksi ini, guruyang tampil dan para observer serta pakarmengadakan dikusi tentang pembelajaran yangbaru saja dilakukan. Diskusi ini dipimpin olehKepala madrasah, koordinator kelompok, atauguru yang ditunjuk oleh kelompok. Pertamaguru yang melakukan implementasi rencanapembelajaran diberi kesempatan untukmenyatakan kesan-kesannya selamamelaksanakan pembelajaran, baik terhadapdirinya maupun terhadap siswa yang dihadapi.Selanjutnya observer (guru lain dan pakar)menyampaikan hasil analisis data observasi-nya, terutama yang menyangkut kegiatansiswa selama berlangsung pembelajaran yangdisertai dengan pemutaran video hasil rekamanpembelajaran. Selanjutnya, guru yangmelakukan implementasi tersebut akanmemberikan tanggapan baik atas komentarpara observer. Hal yang penting pula dalamtahap refleksi ini adalah mempertimbangkankembali recana pembelajaran yang telah disusunsebagai dasar untuk perbaikan rencanapembelajaran berikutnya rencana pembelajaranberikutnya. Apakah rencana pembelajarantersebut telah sesuai dan dapat meningkatkanperformance keaktifan belajar siswa. Jikabelum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yangbelum sesuai, metode pembelajarannya,materi dalam LKS, media atau alat peraga,atau lainnya. Pertimbangan-pertimbanganini digunakan untuk perbaikan rencanapembelajaran.

Efektivitas PembelajaranDalam ranah kajian perilaku organisasi,

Steers (1985) mengemukakan tiga pendekatandalam memahami efektivitas. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain pendekatantujuan (the goal optimazion approach),pendekatan sistem (sistem theory approach), danpendekatan kepuasan partisipasi (participantsatisfaction model).1. Pendekatan Tujuan. Suatu organisasi

berlangsung dalam upaya mencapai suatutujuan. Oleh karena itu, dalam pendekatanini efektivitas dipandang sebagai goalattainment/goal optimazion atau pencapaianasaran dari upaya bersama. Derajat pencapaian sasaran menunjukkan derajat efekjtivitas.Suatu program dikatakan efektif jika tujuanakhir program tercapai. Dengan perkataanlain, pencapaian tujuan merupakan indikatorutama dalam menilai efektivitas.

2. Pendekatan Sistem. Pendekatan ini meman-dang efektivitas sebagai kemampuan organisasidalam mendayagunakan segenap potensilingkungan serta memfungsikan semua unsuryang terlibat. Efektivitas diukur denganmeninjau sejauh mana berfungsinya unsur-unsur dalam sistem untuk mencapai tujuan.

3. Pendekatan Kepuasan Partisipasi. Dalampendekatan ini, individu partisipasi ditempatkan sebagai acuan utama dalam menilaiefektivitas. Hal ini didasarkan pada asumsibahwa keberadaan organisasi ditentukanoleh kualitas partisipasi kerja individu. Selainitu, motif individu dalam suatu organisasimerupakan faktor yang sangat menentukankualitas partisipasi. Sehingga, kepuasanindividu menjadi hal yang penting dalammengukur efektivitas organisasi.

Dari tiga pendekatan dalam menilaiefektivitas organisasi diatas, bisa ditarikkesimpulan berkenaan dengan efektivitaspembelajaran bahwa efektivitas suatu programpembelajaran berkenaan dengan masalahpencapaian tujuan pembelajaran, fungsi dariunsur-unsur pembelajaran, serta tingkatkepuasan dari individu-individu yang terlibatdalam pembelajaran.

299

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 6: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalamproses pembelajaran setiap elemen berfungsisecara keseluruhan, peserta merasa senang,puas dengan pembelajaran, membawa kesan,sarana / fasilitas memadai, materi dan metodeaffordable, guru profesional. Tinjauan utamaefektivitas pembelajaran adalah outputnya,yaitu kompetensi siswa.

Efektivitas dapat dicapai apabila semuaunsur dan komponen yang terdapat pada sistempembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuandan sasaran yang ditetapkan. Efektivitaspembelajaran dapat dicapai apabila rancanganpada persiapan, implementasi, dan evaluasidapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuaidengan fungsinya masing-masing.

Efektivitas pembelajaran dapat diukurdengan mengadaptasi pegukuran efektivitaspelatihan yaitu melalui validasi dan evaluasi(Lesli Rae, 2001 : 3).

Untuk mengukur keberhasilanpembelajaran harus ditetapkan sejumlahfakta tertentu, antara lain dengan menjawabpertanyaan-pertanyaan berikut ini: a) Apakahpembelajaran mencapai tujuannya?, b) Apakahpembelajaran memenuhi kebutuhan siswadan dunia usaha?, Apakah siswa memilikiketerampilan yang diperlukan didunia kerja?,Apakah keterampilan tersebut diperoleh siswasebagai hasil dari pembelajaran?, Apakahpelajaran yang diperoleh diterapkan dalamsituasi pekerjaan yang sebenarnya?, Apakahpembelajaran menghasilkan lulusan yangmampu bekerja dengan efektif dan efisien?(diadaptasi dari Rae, 2001 : 5).

Efektivitas pembelajaran merupakanpermasalahan yang kompleks dan multi-dimensional. Penyelenggaraan programproduktif sebagai bagian dari proses pendidikandan latihan harus dipandang sebagai suatukekuatan yang komprehensif dan utuh. Olehkarena itu, selain melakukan evalusi intensifterhadap pelaksanaan pembelajaran produktif,perlu diterapkan konsep Total Quality Control(TQC) dalam pelaksanaan pembelajaran.

Total Quality Control atau PengandalianMutuTerpadu merupakan suatu sistem yangefektif untuk mengintegrasikan usaha-usaha

pegembangan kualitas, pemeliharaan kuantitas,dan perbaikan kualitas atau mutu dari berbagaikelompok dalam organisasi, sehinggameningkatkan produktivitas dan pelayanan ketingkat yang lebih ekonomis yang menimbulkankepuasan semua pelanggan (Hasibuan, 2000 : 219).Pengembangan kualitas merupakan tujuan yangingin dicapai dari program produktif.Pemeliharaan kuantitas menyangkut jumlahinput, output, dan pemberdayaannya secaraseimbang. Dasar dari konsep TQC adalahmentalits, kecakapan, manajemen partisipatifdengan sikap mental yang mengutamakankualitas dan totalitas kerja. Mentalitas adalahkesediaan bekerja sungguh-sungguh, jujur danbertanggungjawab dalam mengerjakannya.

Selanjutnya, Hasibuan (2000 : 218)menyebutkan beberapa mentalitas dasar TQCyang harus dijadikan parmeter dalam mengukurtingkat efektivitas pelatihan, antara lainsebagai berikut:1. Adanya kerja sama dan partisipasi total.

Tujuannya adalah berorientsi pada tanggungjawab kelompok, bersedia membuat lebih /berpartisipasi dalam bidang yang berhubu-ngan, menciptakan kesadaran kelompok, dansaling menghargai satu sama lain.

2. Berorientasi pada mutu. Maksudnya adalahdisesuaikan dengan permintaan dan standarnya adalah tidak ada cacat / kesalahan (zeromistakes) serta ukurannya adalah biaya yangtidak terlalu banyak dikeluarkan.

3. Hubungan atasan dan bawahan secara harmonis.Maksudnya adalah terjalinnya hubungan yangbaik antara pihak dan manajemen (pimpinansekolah dan pimpinan program keahlian)dengan para guru, saling memotivasi dan mem-berikan dukungan dalam setiap penyeleng-garaan kegiatan pembelajaran.

Kesiapan guru dalam penugasan bidangkeilmuan yang menjadi kewenangannya,merupakan modal dasar bagi terlaksananyapembelajaran yang efektif. Guru yang profesionaldituntut untuk memiliki persiapan danpenguasaan yang cukup memadai, baik dalambidang keilmuan maupun dalam merancangprogram pembelajaran yang disajikan. Selain itu,

300

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 7: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

pelaksanaan pembelajaran menggambarkandinamika kegiatan belajar siswa yang dipandudan dibuat dinamis oleh guru. Untuk itu, gurusemestinya memiliki pengetahuan, kemampuandan keterampilan dalam mengaplikasikanmetoologi dan pendekatan pembelajaran secaratepat. Kompetensi profesionali dari guru perludikombinasikan dengan kemampuan dalammemahami dinamika dan perkembangan yangdijalani oleh para siswa.

Beberapa aspek yang menjadi orientasi kearah pencapaian efektivitas pembelajaran dalamperspektif guru dipaparkan oleh Djam’an Satori,et.al. (2003 : 44-52) sebagai berikut:1. Apresiasi Guru Terhadap Pengembangan

Kurikulum dan Implikasinya. Guru dituntutmempunyai kemampuan dalam pengem-bangan kurikulum secara dinamik sesuaidengan potensi sekolah dengan berdasarkanpada prinsip-prinsip di bawah ini. (a) Keseim-bangan etika, logika, estetika dan kinetika (b)Kesamaan memperoleh kesempatan bagisemua siswa (c) Kesiapan menghadapi abadpegetahuan dan tantangan teknologiinformasi. (d) Pengembangan keterampilanhidup. (e) Berpusat pada anak sebagaipembangun pengetahuan. (f) Penilaian ber-kelanjutan dan komprehensif.

2. Kreatifitas guru dalam aplikasi teknologipembelajaran guru dituntut mempunyaipemahaman konsep teoritis dan praktisberkenaan dengan desain, pengembangan,pemakaian, manajemen, dan evaluasipembelajaran serta pegelolaan sumberbelajar. Pembelajaran yang memiliki efektivi-tas tinggi ditunjukkan oleh sifatnya yangmenekankan pada pemberdayaan pesertadidik. Pembelajaran bukan sekedar penekananpada penguasaan pengetahuan tentang apayang diajarkan, akan tetapi lebih menekankanpada internalisasi tentang apa yang diajarkansehingga tertanam dalam jiwa anak dan ber-fungsi sebagai muatan nurani dan hayati sertadipraktikkan dalam kehidupan sehari-harioleh peserta didik. Bahkan pembelajaranlebih menekankan pada peserta didik agarmau belajar bagaimana cara belajar yangproduktif.

Selain faktor guru, keberhasilan prosespembelajaran banyak bertumpu pada sikap dancara belajar siswa, baik perorangan maupunkelompok. Selain itu, tersedianya sumber belajardengan memanfaatkan media pembelajaransecara tepat merupakan faktor pendorong danpemelihara kegiatan belajar siswa yangproduktif. Memelihara suasana pembelajaranyang dinamis dan menyenangkan merupakankondisi esensial dalam proses pembelajaran.Dalam hal ini, perlu ditanamkan persepsi positifpada setiap diri siswa, bahwa kegiatanpembelajaran merupakan peluang bagi merekauntuk menggali potensi diri sehingga mampumenguasai kompetensi yang diperlukan untukkehidupannya kelak.

Metode PenelitianDitinjau dari tingkat eksplanasinya, jenis

penelitian ini termasuk deskriptif. Sedang yangdideskripsikan adalah gambaran yang lengkaptentang a) informasi –informasi yang diper-oleh peneliti dari pelaksanaan lesson study, b)seberapa baik praktek pembelajaran yangdilakukan oleh guru model lesson study.

Penelitian ini mengambil lokasi diMadrasah Tsanawiyah Negeri Prigen, PasuruanJatim. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebutadalah: a) Madrasah tersebut menjadi bagian dariproyek sosialisasi JAICA dengan dinas/mapendaKabupaten Pasuruan, b) semua guru-guru diMadrasah tersebut telah memahami lesson studydengan baik, c) Secara periodik guru-guru diMadrasah tersebut telah melakukan open kelaslesson study, d) Aktivitas dan hasil belajar siswamasih kurang, e) Peneliti sedang melaksanakanDiklat Di Tempat Kerja (DDTK) berbasis lessonstudy di lokasi penelitian

Subyek penelitian guru-guru sekaliguspeserta DDTK sebanyak 30 orang dan siswakelas VII a, VIIb, VII c, VIId, dan VIIIam danwaktu penelitian antara tanggal 5-8 April 2016.

Data diperoleh dengan cara observasi dandokumentasi. Adapun yang diamati adalahkegiatan pada tahap plan, do, dan see.Yangtermasuk dokumen yang dikumpulkan penelitiadalah profil madrasah, hasil - hasil yangdiperoleh pada saat kegiatan plan, do, dan see.

301

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 8: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

Data yang akan dianalisis adalah data caramerencanakan dan mengajar guru, cara gurumelakukan obervasi dan refleksi, aktivitassiswa, dan data hasil belajar siswa. Analisis datadilakukan dengan cara menentukan persentasetaraf keberhasilan.

Hasil Penelitian dan PembahasanData hasil penelitian terdiri dari tiga

macam, yaitu data ketercapaian tahap plan, do,dan see. Selanjutnya analisa dari ketiga datatersebut dipaparkan sebagai berikut:

A. Tingkat Ketercapaian pelaksanaan tahap PlanHasil analisa data ketercapaian guru dalam

merencanakan pembelajaran pada tabel 1berikut :

Dari analisa data tersebut dapatdisimpulkan bahwa guru di MadrasahTsanawiyah Negeri Prigen sudah cukup mampuuntuk merencanakan pembelajaran terutamapada guru mata pelajaran Bahasa, IPA, dan senibudaya. Guru-guru sudah baik dalammengidentifikasi masalah, merumuskan tujuanpembelajaran, menentukan media dan modelpembelajaran. Walaupun demikian guru-guruperlu berlatih lebih sering berkaitan denganmembuat lembar kerja siswa (LKS) dan membuatsoal evaluasi.

Pada tabel 2 diketahui bahwa a) gurusudah cukup baik dalam melakukan praktekpembelajaran terutama dalam melakukanpengkondisian siswa belajar. Guru sudah sudahmampu menggunakan metode, media, LKS,bahan ajar dan alat evaluasi, b) siswa sudahcukup baik dalam mengikuti pembelajaran.Siswa aktif dalam bertanya, mengerjakan tugas,dan mengikuti kegiatan pembelajaran yang lain. Hasil belajar siswa sudah cukup baik terutamapada mata pelajaran bahasa dan seni budaya.Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudahberjalan dengan efektif. Pembelajaran dikatakanefektif apabila dalam proses pembelajaran

Tabel 1 Analisis Data Tingkat KetercapaianPelaksanaan Tahap Plan

Tabel 2. Analisis Data Tingkat KetercapaianPelaksanaan Tahap do

No K O M P O N E NKelompok Bidang Studi

Kesesuaian tujuan pembelajarandengan kurikulum

IPA IPS PAI BHS SENI

Pengidentifikasi masalahpembelajaranKetepatan penentuan metodepembelajaran

Pengembangan rencanapembelajaran

Ketepatan penentuan mediapembelajaran

Kesesuaian teaching materialsdengan tujuan pembelajaranKesesuaian Lembar Kerja Siswa

Ketepatan soal ulangan

Rata-rata3,43 (cukup)

1

2

3

4

5

6

7

8

4

4

4

4

4

3

3

3

3

4

3

3

3

3

7

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

4

4

4

4

4

3

3

4

4

4

4

4

3

3

3

3 3 3 3 3

No SubyekDo

A s p e k K e l o m p o kIPA IPS PAI BHS SENI

Ketepatan penggunaanmetode pembelajaranKetepatan penggunaanmedia pembelajaranPenggunaan bahan ajarPengkondisian belajarKetepatan instrumenevaluasi

Rata-rata

Guru1

4 3 3 4 4

4 3 3 4 4

4 3 3 3 44 4 3 4 4

3 3 3 3 3

3,67 3,17 3,00 3,50 3,673,64

Keaktifan bertanya

Kepuasan dalam belajar

Keaktifan mengikutipelajaran

Rata-rata

4 3 3 4 3

4 4 3 4 4

4 3 4 4 43 3 3 4 4

4 3 4 4 4

3,80 3,20 3,40 4,00 3,803,64

Keaktifan mengerjakantugas

Tingkat hasil belajar

Ketepatan melakukanobservasi

Pemberian kenyamananpada siswa

Rata-rata

4 4 4 4 4

4 4 4 4 4

4 4 4 4 4

4,00 4,00 4,00 4,00 4,004,00

Keseuaian peran sebagaiobservasi

Siswa2

Obs

erve

r

3

302

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

B. Tingkat Ketercapaian pelaksanaan tahap doHasil analisa data ketercapaian guru dalam

pelaksanaan tahap do terdapat pada tabel 2berikut :

Page 9: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

303

setiap elemen berfungsi secara keseluruhan,peserta didik merasa senang, puas denganpembelajaran, membawa kesan, sarana /fasilitas memadai, materi dan metodeaffordable, guru professional (Steers , 1985).Berati pula penerapan lesson study dapatmeningkatan efektivitas praktek pembelajarandi MTs Negeri Prigen.

C. Tingkat Ketercapaian pelaksanaan tahap seeHasil analisa data ketercapaian guru dalam

pelaksanaan tahap see terdapat pada tabel 3berikut

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Tabel 3 Analisis Data Tingkat KetercapaianPelaksanaan Tahap see

No K O M P O N E NKelompok Bidang Studi

Kesesuaian peran sebagai gurumodel

IPA IPS PAI BHS SENI

Kesesuaian sebagai observerKesesuaian sebagai moderator

Kesesuaian sebagai notulen

Kesesuaian sebagai nara sumber

Kesesuaian sebagai kepalasekolah

Rata-rata3,77 (baik)

1

2345

6

4

4443

4

3

4343

4

3

4343

4

4

4443

4

4

4444

4

3,83 3,50 3,67 3,83 4,00

Pada Tabel 3 diketahui guru mampumelakukan tahap see dengan baik. Guru sudahmampu berperan sebagai guru model, observer,moderarator, nara sumber, notulen dengan baikterutama peran sebagai kepala madrasah. Secarakeseluruan guru-guru sudah mampu menerapkankegiatan lesson study dengan cukup baik. Ini

berarti lesson study di MTs N Prigen sudahmenjadi budaya di masrasah tersebut. Penerapanlesson study membuat siswa lebih aktif belajar.Siswa yang aktif belajar menunjukkanpembelajaran telah berjalan dengan baik. Selainfaktor guru, keberhasilan proses pembelajaranbanyak bertumpu pada sikap dan cara belajarsiswa, baik perorangan maupun kelompok. Selainitu, tersedianya sumber belajar denganmemanfaatkan media pembelajaran secaratepat merupakan faktor pendorong danpemelihara kegiatan belajar siswa yangproduktif (Djam’an Satori, et.al. 2003).

PenutupA. Kesimpulan

Lesson study dapat meningkatkanefektivitas praktek pembelajaran di MTs NegeriPrigen. Hal ini dapat dirinci dengan indikatorketercapaian efektivitas pembelajaransebagai berikut :1. Guru-guru di MTs Negeri Prigen sudah cukup

baik dalam menerapkan lesson study.2. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru model

dalam pembelajaran lesson study sudah cukupbaik.

3. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaranjuga sudah baik.

B. Saran1. Pentingnya pengkondisian bagi guru dalam

bentuk kegiatan lesson study dalam mening -katkan efektivitas pembelajarannya.

2. Pentingnya bagi Mapenda untuk segeramelakukan lesson study di tingkat kabupaten/ kota dalam bentuk MGMP. []

Daftar PustakaGarfield, J. (2006). Exploring the Impact of Lesson Study on Developing Effective Statistics Curriculum.

(Online): diambil tanggal 19-6-2006 dari: www.stat.auckland.ac.nz/-iase/publication/-11/Garfield.doc Handoko, T.Hani.

(2001). Manajemen, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE UGM.Iman, Muis Saad. (2004). Pendidikan Partisipatif. Yogyakarta: Safira Insania PressIsjoni.(2003, 4 November). SMK dan Permasalahannya. Artikel Pendidikan Network [online], halaman

1. Tersedia : http://re-searchengines.com/isjoni3.html.[8 Desember 2007]Kartadinata, Sunaryo. (2007). Tingkatkan Kualitas SDM melalui Pendidikan Kejuruan. Pikiran Rakyat (24

Oktober 2007)

Page 10: STUDI PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PENINGKATAN …

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Lewis, Catherine C. (2002). Lesson study: A Handbook of Teacher-LedInstructional Change. Philadelphia,PA: Research for Better Schools, Inc

Marwansyah, & Mukaram. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pusat PenerbitAdministrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung.

Oxford University. (2001). Concise Oxford Dictionary, Tenth Edition. [CD-ROM]. Oxford: Oxford UniversityPress.

Oxford University. (2003) Oxford Leaner’s Pocket Dictionary, Third Edition.Oxford: Oxford UniversityPress

Robinson, Naomi. 2006. Lesson Study: An example of its adaptation to Israelimiddle school teachers (Online): stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/ Robinson_proposal.doc

Richardson, J. 2006. Lesson study: Teacher Learn How to Improve Instruction. Nasional StaffDevelopment Council . (Online): www.nsdc.org. 03/05/06.

Saito, E., Imansyah, H. dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia: Studi Kasusdari IMSTEP . Jurnal Pendidikan “Mimbar Pendidikan”, No.3 Th. XXIV: 24-32.

Saito, E., (2006). Development of school based in-service teacher trainingunder the IndonesianMathematics and ScienceTeacher Education Project .Improving Schools. Vol.9 (1): 47-59

Satori, Djam’an, et all. (2003). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Jawa Barat. Bandung:Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Steers, Richard M.et al. (1985). Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.Robbin, Stephen P. (2001). Organizational Behaviour. New Jersey: PearsonEducational International..Steers, Richard M. et al (1985). Efektifitas Organisasi. Jakarta: ErlanggaSukmadinata, Nana. S. (2002). Pengendalian Mutu Sekolah Menengah: Konsep, Prinsip, dan Instrumen.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

(Footnotes)1 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 2-3

304