Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI KELAYAKAN BISNIS DALAM MEMINIMALISIR RESIKO USAHA PADA KOPERASI TANI SYARIAH BINA USAHA
DESA PENDEM KECAMATAN JANAPRIA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
oleh
Minawati Arofah 1502131702
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2019
STUDI KELAYAKAN BISNIS DALAM MEMINIMALISIR RESIKO USAHA PADA KOPERASI TANI SYARIAH BINA USAHA
DESA PENDEM KECAMATAN JANAPRIA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Serjana Ekonomi (S.E)
oleh
Minawati Arofah 1502131702
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2019
iii
iv
vi
MOTTO
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-
orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
(Al-Baqarah ayat 45-46)
vii
PERSEMBAHAN
“kupersembahkan skripsi ini untuk Alm. Ibu tercinta Sukmawati dan Bapak M. Subqi, untuk guru-guru dari sekolah dasar hingga sekarang dan untuk semua pembaca yang akan mengambil manfaat dari skripsi ini”
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Tiada kata yang mampu terucap dan dan tiada kata seindah untaian kata Alhamdulillahirobbil’alamin. Sebagai rasa syukur atas segala cinta. Ridho dan kemudahan yang telah dilimpahkannya kepada penulis. Tidak terkecuali semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan terhadap junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W yang telah membawa pencerahan dalam iman dan taqwa hingga akhir zaman. Dimana Allah telah memilihnya dari beberapa makhluk-Nya dan menjadikannya menjadi pili han yang terbaik. Tugas akhir yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis Dalam Meminimalisir Resiko Usaha Pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Desa Pendem Kecamatan Janapria Lombok Tengah” ini penulis susun guna melengkapi salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna dan tidak menutup kemungkinan membutuhkan begitu banyak saran dan kritikan yang bersifat membangun yang dapat membantu penulis untuk menyusun karya ini dengan lebih sempurna lagi di waktu yang akan datang. Maka tidaklah berlebihan apabila penulis juga berkenan menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulisan dalam penyusunan tugas akhir ini hingga selesai kepada:
1. Dr. H. M. Said Gazali, Lc. MA. sebagai pembimbing I dan Dahlia Bonang,
M. SI. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dan
koreksi mendetail, terus menerus dan tanpa bosan di tengah kesibukannya
sehingga menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;
2. Drs. H. Agus Mahmud, M. Ag. dan Naili Rahmawati, M. Ag. Sebagai penguji
yang telah memeberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini;
3. H. Bahrur Rosyid, MM. sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram;
4. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam;
ix
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M. Ag. selaku Rektor UIN Mataram;
6. Dahlia Bonang, M. SI. selaku Wali Dosen yang senantiasa memberikan
bimbingnan akademik;
7. Untuk guru-guru MI, MTs dan MA saya yang mengajarkan banyak hal
sehingga saya bisa sampai di titik ini;
8. Bapak dan Alm. Ibu tercinta yang telah menjadikan hidup saya lebih berarti
dan berharga dengan segala pengorbanan baik moral maupun material serta
doa dan kasih sayangnya;
9. Siti Zualeha, SE. Sepupu saya yang tiada hentinya memberikan dukungan
dalam penulisan skripsi ini dan semua saudara yang selalu memberikan
dukungan;
10. Bapak Mulhakim beserta pengurus Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Desa
Pendem yang telah membentu penulis dalam perolehan data guna menyusun
tugas akhir.
11. Dan semua teman-teman tanpa terkecuali .
Semoga amala dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta.
Aamiin.
Mataram, 12 Juli 2019
Penulis,
Minawati Arofah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................iii
NOTA DINAS PEMBIMBING....................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ..........................................................vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................vii i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFATR TABEL......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xvi
ABSTRAK ................................................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian....................................... 6
E. Telaah Pustaka ........................................................................... 7
F. Kerangka Teori .......................................................................... 9
G. Metode Penelitian ..................................................................... 23
xi
H. Sistematika Pembahasan ........................................................... 29
BAB II: PAPARAN DAN TEMUAN DATA ............................................. 32
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 32
B. Penerapan Studi Kelayakan Bisnis Pada Koperasi
Tani Syariah Bina Usaha Desa Pendem Kecamatan
Janapria Kabupaten Lombok Tengah ....................................... 36
C. Penerapan Studi Kelayakan Bisnis Dalam
Meminimalisir Resiko Usaha Pada Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha Di Desa Pendem Kecamatan
Janapria Kabupaten Lombok Tengah ....................................... 44
BAB III: PEMBAHASAN ........................................................................... 52
A. Analisis Penerapan Studi Kelayakan Bisnis Pada
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa
Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok
Tengah .................................................................................... 52
B. Analisis Penerapan Studi Kelayakan Bisnis
Dalam Meminimalisir Resiko Usaha Pada
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa
Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok
Tengah .................................................................................... 59
BAB IV: PENUTUP ..................................................................................... 65
A. Kesimpulan ............................................................................. 65
B. Saran ....................................................................................... 67
xii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70
LAMPIRAN .................................................................................................. 72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 86
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I Bagan Struktur Kepengurusan Koperasi Tani Syariah Bina Usaha, 36.
Tabel 2 Data Rincian SHU Tahun Buku 2018, 43-44.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara, 75.
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian, 78.
Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian, 79.
Lampiran 4 kartu Konsultasi, 80.
Lampiran 5 Surat Izin Usaha Simpan Pinjam, 84.
Lampiran 6 Tanda Daftar Perusahaan Koperasi, 85.
Lampiran 7 Surat Izin Usaha Perdagangan, 86.
Lampiran 8 Surat Izin Tempat Usaha (SITU), 87.
Lampiran 9 Daftar Pembagian Hasil Usaha Tahun 2017, 88.
Lampiran 10 Data Rincian SHU Tahun Buku 2018, 89.
Lampiran 11 Piagam Penghargaan Gubernur Nusa Tenggara Barat, 90.
Lampiran 12 Piagam penghargaan Menteri Pertanian Republik Indonesia, 91.
xv
STUDI KELAYAKAN BISNIS DALAM MEMINIMALISIR RESIKO USAHA PADA KOPERASI TANI SYARIAH BINA USAHA
DESA PENDEM KECAMATAN JANAPRIA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Oleh: MINAWATI AROFAH NIM:
1502131702
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan studi kelayakan bisnis pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa Pendem dan mengetahui penerapan studi kelayakan bisnis dalam meminimalisir resiko usaha pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuali tatif. Teknik
pengumpulan data yang dipakai teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Objek penelitian ini adalah studi kelayakan bisnis dalam meminimalisir resiko usaha pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian dari aspek hukum, aspek keuangan, aspek
teknis/ operasi, aspek manajemen/ organisasi, aspek ekonomi dan sosial Koptan Syariah Bina Usaha layak untuk di Jalankan. Sedangkan dari aspek pasar dan pemasaran masih terbilang sederhana, diperlukan peningkatan dalam bentuk promosinya untuk kelangsungan usaha dalam jangka panjang. Adapun penerapan studi kelayakan dalam meminimalisir resiko pada Koperasi Tani Syariah Bina usaha masih belum maksimal dalam mengambil solusi untuk setiap resiko yang ada.
Kata Kunci: Studi Kelayakan Bisnis, Resiko, usaha, resiko usaha, koperasi.
xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi (Syirkah) adalah suatu badan usaha di bidang perekonomian
yang memiliki keanggotaan sukarela atas dasar persamaan hak, kerja sama
dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya dan mayarakat pada
umumnya.1 Kerja sama ekonomi dalam koperasi ini dilaksanakan berdasaran
prinsip saling membutuhkan dan salin memperkuat serta berdasarkan prinsip
persamaan kepentingan antara sesama anggota koperasi. Hal ini menegaskan
bahwa bangunan koperasi harus di letakkan pada posisi kokoh, yaitu
kolektivitas, ta’awun dan persamaan kepentingan sesama anggota, sehingga
antar anggota dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi, yakni
mempromosikan ekonomi anggota atau kesejahteraan anggota.2
Dengan ditetapkannya Badan Koperasi di Polda NTB yang bebas dari
praktik Riba, menjadi awal mula tersebarnya gerakan bebas riba di Provinsi
yang di kenal dengan Serambi Madinah ini. Bahkan Pemerintah Provinsi
Nusa Tenggara Barat kini membuat Program Kawasan Bebas Riba di seluruh
Kabupaten/ Kota sebagai bagian dari program pembentukan 500 koperasi
syariah hingga 2018.
1 M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam (Bandung : ANGKASA, 2003), hlm. 98.
2Abdul Bashith, Islam Dan Manajemen Koperasi: Prinsip Dan Strategi Pengembangan Koperasi di Indonesia (Malang : UIN-MALA NG PRESS, 2008), hlm. 41-42.
1
2
Tahap awal, ada tiga kawasan bebas riba yang di bentuk dan menjadi
percontohan di Kabupaten. Masing-masing kawasan sudah memiliki koperasi
berbasis syariah yang menjadi embrio. Kawasn pertama yang menjadi
kawasan bebas riba adalah kelurahan Majidi, di Kecamatan Selong
Kabupaten Lombok Timur. Kawasan kedua adalah Desa Pendem ,
Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah. Sedangkan kawasan ketiga
yang menjadi kawasan bebas riba adalah Kabupaten Lombok Barat.3
Dalam Al-quran diisyaratkan, bahwa meraka yang bersatu akan
menang. Menang dalam konteks bisnis koperasi adalah mampu mencapai
sesuatu yang menjadi tujuannya, yakni mensejahterakan anggotanya.
Sedangkan bersatu dalam konteks koperasi adalah prinsip kolektivitas yang
diwujudkan pada tingginya partisipasi dari para anggota koperasi.4
Artinya :
5 “atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang
bersatu yang pasti menang."6
Studi kelayakan bisnis merupakan suatu kegiatan yang mempelajari
secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.7
3 http://kicknews.today/2017/08/26/Setelah-koperasi-polda-kini-gerakan -bebas-riba- meluas-di-ntb/. diakses tanggal 30 Oktober 2018 Pukul 11.11 WITA.
4Abdul Bashith, islam Dan Manajemen Koperasi: Prinsip Dan Strategi Pengembangan Koperasi di Indonesia (Malang : UIN-MALA NG PRESS, 2008), hlm. 42.
5QS Al-Qamar [54] : 44. 6Abdul Bashith, islam Dan Manajemen Koperasi..., hlm. 42 7Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta : Kencana, 2012), hlm. 7.
3
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari
berbagai aspek. Setiap aspek untuk dapat dikatakan layak harus memiliki
suatu standar nilai tertentu, namun keputusan penilaian tak hanya dilakukan
pada salah satu aspek saja. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan
bisnis meliputi aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan,
aspek teknis/ operasional, aspek menajemen dan organisasi, aspek ekonomi
dan sosial serta aspek dampak lingkungan.
Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama
bagi pemilik bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial.
Besarnya keuntungan telah ditetapkan sesuai dengan target yang diinginkan
sesuai dengan batas waktunya.8 Namun sebuah usaha juga tidak jauh dari kata
kerugian yaitu jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar dibandingkan
dengan pendapatan yang diterima.
Salah satu koperasi syariah di Desa Pendem Kecamatan Janapria yaitu
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha yang jumlah anggotanya sudah mencapai
ribuan ini menurut masyarakat sekitar sedang mengalami penurunan, ditandai
dengan penutupan beberapa jenis usaha yang sudah dibiayai berakhir
Ditutup.9 Seperti pernyataan dari informan yang berada di sekitar Koperasi
Tani Syariah Bina Usaha.
Koperasi tani syariah bina usaha berdiri pada tahun 1999, namun
sempat vakum sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2008 karena semua
8Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis................., hlm. 7. 9Observasi, Desa Pendem Kecamatan Janapria pada tanggal 9 Oktober 2018.
4
asset di alihkan untuk pembangunan masjid dan sejak tahun 2008 koperasi
tani syariah Bina Usaha bangkit kembali sampai dengan modal awal sebesar
Rp. 11.000.000,00 yang terkumpul dari dua puluh dua orang anggota dengan
bidang usaha simpan pinjam, usaha peternakan, usaha konveksi, sarana dan
produksi pertanian, unit kesehatan, unit usaha bank sampah, unit usaha rumah
makan, unit usaha property dan investasi.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti ini dapat dilihat masalah
tentang studi kelayakan bisnis yang kurang optimal dijalankan. jika memang
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha sudah melakukan dan menjalankan usaha
atau bisnis sesuai dengan Studi kelayakan bisnis, tidak mungkin koperasi
tersebut mengalami penurunan. Sedangkan salah satu tujuan yang terdapat
dalam studi kelayakan bisnis itu sendiri untuk menghindari risiko kerugian.
Dari uraian di atas penulis tertarik meneliti tentang “Studi Kelayakan
Bisnis Dalam Meminimalisir Resiko UsahaPada Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha Desa Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya
sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan studi kelayakan bisnis pada Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha di Desa Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok
Tengah?
5
2. Bagaimana penerapan studi kelayakan bisnis dalam meminimalisir resiko
usaha pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa Pendem
Kecamatan Janpria Kabupaten Lombok Tengah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan studi kelayakan bisnis pada
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa Pendem Kecamatan
Janapria Kabupaten Lombok Tengah.
b. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan studi kelayakan bisnis
dalam meminimalisir resiko pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha
di Desa Pendem Kecamatan Janpria Kabupaten Lombok Tengah.
2. Manfaat Peneli tian
a. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
tentang bagaimana studi kelayakan bisnis dalam meminimalisir
resiko usah koperasi syariah, khususnya pada Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha di Desa Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten
Lombok Tengah.
b. Secara Praktis
1) Bagi Lembaga (Koperasi)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan atau masukan untuk melanjutkan ,
6
melakukan perbaikan maupun menghentikan suatu usaha yang
sudah dilakukan koperasi.
2) Bagi Masyarakat (Nasabah)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat tentang studi kelayakan bisnis
untuk dijadikan masukan dalam membangun usaha.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Berbicara ruang linkup dan setting penelitian, maka erat kaitannya
dengan batasan-batasan penelitian atau tempat lokasi di mana peneliti bisa
mendapatkan informasi yang akan dijadikan objek peneli tiannya karena
dalam melaksanakan peneli tian ini disadari bahwa masih adanya keterbatasan
baik dari aspek ilmu pengetahuan, referensi, waktu, tenaga, maupun dari
aspek pendanaan. Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk membatasi ruang
lingkup penelitian.
Dalam peneli tian ini, peneliti akan membahas tentang studi kelaya kan
bisnis dalam meminimalisir risiko usaha pada Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha di Desa Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.
1. Setting
Lokasi yang penulis gunakan sebagai objek peneli tian adalah di
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Desa Pendem Kecamatan Janapria
Lombok Tengah. Karena disana banyak sekali bidang usaha yang
ditekuni diantaranya bidang usaha simpan pinjam, usaha peternakan,
usaha konveksi, sarana dan produksi pertanian, unit kesehatan, unit usaha
7
bank sampah, unit usaha rumah makan, unit usaha property dan investasi.
Selain itu juga belum ada peneliti l ain yang meneliti studi kelayakan
bisnis dalam meminimalisir risiko usaha pada tempat itu.
2. Objek Penelitian
Objek penelitianini adalah studi kelayakan bisnis dalam
meminimalisir risiko usaha pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Desa
Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.
3. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah pengelola Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha Desa Pendem Kecamatan Janapria Lombok Tengah.
E. Telaah Pustaka
Adapaun judul peneli tian yang dilakukan sebelumnya yang berkaitan
dengan Studi kelayakan yaitu:
1. Rizky Sanjaya Putra, membahas skripsi dengan judul, Analisis
Kelayakan Usaha Gerabah Anggota Koperasi Kasongan Usaha Bersama
(KUB), Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta 2016.10
Penelitian ini merupakan deskriptif kuali tatif-kuantitatif. Subjeck
penelitian ini adalah anggota Koperasi Kasongan Usaha Bersama dan
objeck penelitiannya adalah kelayakan usaha gerabah. Populasi
penelitian ini seluruh anggota Koperasi Kasongan Usaha Bersama yang
berjumlah 35. Metode pengumpulan data menggunakan teknik
10Rizky Sanjaya Putra, “Analisis Kelayakan Usaha GerabahAnggota Koperasi Kasongan Usaha Bersama (KUB)”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), hlm. 9.
8
wawancara dan dokumentasi. Teknis analisis data penelitian ini adalah
analisis kualitatif untuk menilai aspek hukum, aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologi serta aspek lingkungan hidup dan
analisis kuantitatif untuk menilai aspek finansial.
Isi penelitian ini menunjukkan bahwa ditinjau (1) dari aspek
hukum, 35 usaha gerabah anggota koperasi kasongan bersama tidak
layak untuk dijalankan, (2) ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran, 35
usaha gerabah anggota koperasi kasongan usaha bersama sangat layak
untuk dijalankan, (3) diti njau dari aspek teknis dan teknologi , 35 gerabah
anggota koperasi kasongan usaha bersama sangat untuk dijalankan, (4)
ditinjau dari aspek lingkungan hidup, 18 usaha gerabah anggota koperasi
kasongan usaha bersama sangat layak untuk dijalankan, sedangkan 17
usaha gerabah anggota koperasi kasongan usaha bersama layak untuk
dijalankan, (5) ditinjau dari aspek finansial, 35 usaha gerabah anggota
koperasi kasongan usaha bersama sangat layak untuk dijalankan.
Adpun perbedaan antara skripsi ini dengan penelitian yang senulis
lakukan terletak pada pendekatan penelitian dan teknik pengumpulan
data yang digunakan. Sedangkan persamaannya yaitu sama-sama
berlokasi di koperasi.
2. M. Afiful Ummam, membahas skripsi dengan judul, Analisis Faktor
Studi Kelayakan Bisnis Pada pengembangan UMKM (Studi Kasus pada
Industri Kecil Unit Pengelolaan dan Pemasaran Ikan “Fatimah Az-
9
Zahra” Borobudur Kab. Magelang), Jurusan Ekonomi Isalam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang, 2016.11
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa industri “Fatimah
Az-Zahra” dari aspek non keuangan layak untuk dijalankan dari aspek
teknik dan produksi, hukum dan lingkungan, pasar dan pemasaran,
sedangkan dari aspek manajemen dan sumber daya manusia belum bisa
dikatakan layak dan harus adanya perbaikan manajemen dari segi
kepengurusan, karyawan dan pemaksimalan dalam hal produksi dan
pemasaran. Dan hasil analisis dari aspek keuangan menunjukkan usaha
dari industri “Fatimah Az-Zahra” ini dikatakan layak dijalankan dengan
umur proyek selama tiga tahun pada tingkat discount rate sebesar 12% .
analisis kriteria kelayakan menghasilkan Payback Period (PP) selam 2
tahun 8 bulan 15 hari, nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp
23.368.992,00, nilai Profitability Index (PI) sebesar 1,33 dan nilai
Internal Rate of Return (IRR) sebesar 25,81%.
Skripsi tersebut fokus membahas tentang faktor yang
mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis Dalam Mengembangkan UMKM
yang ada di Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah, khususnya
pada Industri Kecil Unit Pengelolaan dan Pemasaran Ikan “Fatimah Az-
Zahra”. Persamaan skripsi tersebut dengan penelitian yang dilakukan
penulis terletak pada fokus penelitian yang sama-sama membahas
11 M. Afiful U mmam, “Analisis Faktor Studi Kelayakan Bisinis pada Pengembangan UMKM (Studi Kasus pada Industri Kecil Unit Pengelolaan dan Pemasaran Ikan “Fatimah Az- Zahra” Borobudur Kab. Magelang)”, (Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang, 2016), hlm. 8.
10
tentang Studi Kelayakan Bisnis. Sedangkan perbedaannya terletak pada
lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian.
3. Listriyani, membahas skripsi dengan judul, Analisis Kelayakan Nasabah
dalam Pembiayaan di BPRS Harta Insan Karimah Bekasi, Jurusan
Ekonomi Syariah Fakulatas Syariah dan Ekonomi Islam STAIN
Purwokerto, 2015.12
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa dalam setiap
permohonan pembiayaan melakukan analisis kelayakan nasabah
merupakan hal yang mutlak dan harus dilakukan untuk menentukan
keputusan diterima atau ditolaknya suatu pembiayaan. Di BPRS Harta
Insan Karimah Bekasi penilaian terhadap permohonan pembiayaan
dimulai dengan meneli ti proposal dan berkas permohonan pembiayaan
dari calon nasabah, kemudian dilakukan penyelidikan terhadap berkas
pinjaman, selanjutnya dilakukan penilaian kelayakan pembiayaan
menggunakan analisis 5C, sebelum diputuskannya permohonan
pembiayaan diterima atau tidak, maka setelah penilaian kelayakan
pembiayaan, kemudian melalui tahap wawancara pertama, peninjauan ke
lokasi, hingga wawancara kedua.
Setelah itu baru diputuskan permohonan pembiayaan tersebut
diterima atau tidak. Namun dalam pelaksanaannya dilapangan ada
beberapa kendala sehingga penggunaan 5C dalam analisis pemberian
pembiayaan tidak dapat dilaksanakan secara optimal, hal ini karena
12 Listriyani, “Analisi Kelayakan Nasabah dalam Pembiayaan di BPRS Insan Karimah Bekasi”, (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Purwokerto, 2015), hlm. 8.
11
kurang peka serta kurang teliti seorang Account Off icer dalam penilaian
kelayakan nasabah dalam pemberian pembiayaan khususnya dalam
mendalami karakter nasabah, karakter usaha, kemampuan membayar
kewajiban dan adanya konflik kepentingan pribadi.
Skripsi tersebut fokus membahas analisis Kelayakan Nasabah
dalam upaya memberikan pembiyaan di BPRS Harta Insan Karimah di
Bekasi. Itu juga yang membedakan antara skripsi tersebut yang berfokus
membahas studi kelayakan nasabah dengan penelitian yang dilakukan
penulis yang fokus membahas Studi kelayakan bisnis dalam
meminimalisir risiko usaha. Selain itu pembedanya terletak pada subjeck
penelitiannya. Sedangkan persamaan peneitian ini dengan skripsi tersebut
sama-sama membahas tentang studi kelayakan.
F. Kerangka Teori
1. Studi Kelayakan Bisnis
a. Definisi Studi Kelayakan Bisnis
Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh
orang-orangyang berkecimpung di dalam bidang perniagaan
(produsen, pedagang, konsumendan industri di mana perusahaan
berada) dalam rangka memperbaiki standar sertakuali tas hidup
mereka
Studi Kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan
investasi baik pada suatu proyek maupun bisnis yang sedang
berjalan. Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan
12
sebuah proyek yang akan dijalankan disebut studi kelayakan proyek,
sedangkan studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan
dalam pengembangan sebuah usaha disebut studi kelayakan bisnis.
Maksud layak atau tidak layak disini adalah perkiraan bahwa proyek
yang akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang
layak bila telah dioperasionalkan.13
b. Aspek- aspek Penilaian dalam Studi Kelayakan Bisnis
Penentuan layak atau tidaknya suatu suatu usaha dapat dili hat
dari berbagai aspek. Ukuran kelayakan tiap proyek berbeda-beda
berdasarkan jenis usahanya, namun mengacu pada aspek-aspek yang
sama.
Aspek-aspek penilaian tersebut adalah:14
1) Aspek Hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah
kelengkapan dan kebsahan dokumen perusahaan, mulai dari
bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan
dan keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini
merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila di
kemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan
dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan
atau mengeluarkan dokumen tersebut.
13http://id.scribd.com/doc/216772820/Pengertian-Studi-Kelayakan. Diambil tanggal 19 Mei 2019 Pukul 13.07 WITA.
14Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan...................................., hlm. 16-17.
13
2) Aspek Pasar dan Pemasaran
Untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakkan
investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran memiliki
peluang pasar yang diinginkan atau tidak. Atau dengan kata lain
seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk yang
ditawarkan dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh
para pesaing dewasa ini. Kemudian bagaimana srategi
pemasaran yang akan dijalankan, untuk menangkap peluang
pasar yang ada. Dalam hal ini, untuk meentukan besarnya pasar
nyata dan potensi pasar yang ada, maka perlu dilakukan riset
pasar, baik dengan terjun langsung ke lapangan maupun dengan
mengumpylkan data dari berbagai sumber. Kemudian, setelah
diketahui pasar nyata dan potensi pasar yang ada barulah
disusun strategi pemasarannya.
3) Aspek Keuangan
Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai
biaya-biaya apa saja yang akan dikeleuarkan. Kemudian juga
meneliti seberapa besar pendapatan yang akan di terima jika
proyek jadi dijalankan. penelitian ini meliputi seberapa lama
investasi yang ditanamkan akan kembali. Kemudian dari mana
saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan bagaimana tingkat
suku bunga yang berlaku, sehingga apabila dihitung dengan
formula penilaian investasi sangat menguntungkan.
14
4) Aspek Teknis/ Operasi
Dalam aspek ini yang akan ditelitiadalah mengenai
lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik,atau gudang.
Kemudia penentuan lay out gedung, mesin dan peralatan serta
layout ruangan sampai kepada usaha perluasan selanjutnya.
Penelitian mengenai lokasi meliputi berbagai pertimbangan,
apakah harus dekat dengan pasar, dekat dengan bahan baku,
dengan tenaga kerja, dengan pemerintah, lembaga keuangan,
pelabuhan, atau pertimbangan lainnya. Kemudian mengenai
penggunaan teknologi apakah padat karya, maka akan
memberikan kesempatan kerja, namun jika padat karya justru
sebaliknya.
5) Aspek Manajemen/ Organisasi
Yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola usaha
dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan
berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional,
mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan
mengendalikannya apabila terjadi penyimpangan. Demikian
pula dengan struktur organisasi yang dipili h harus sesuai dengan
bentuk dan tujuan usahanya.
6) Aspek Ekonomi Sosial
Penelitian dalam aspek ekonomi adalah unrtuk melihat
seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan ji ka proyek ini
15
dijalankan. pengaruh ini terutama terhadap ekonomi secara luas
serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Dampak ekonomi tertentu, peningkatan pendapatan masyrakat
baik yang bekerja di pabrik atau masyarakat yang bekerja di luar
lokasi pabrik. Demikian pula dengan dampak sosial yang ada
seperti tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan,
penerangan, telepon, air, tempat kesehatan, pendidikan, sarana
olahraga dan sarana ibadah.
7) Aspek Dampak Lingkungan
Merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini,
karena setiap proyek yang dijalankan akan sangat besar
dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya, baik terhadap
darat, air dan udara yang pada akhirnya akan berdampak
terhadap kehidupan manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan
yang ada di sekitarmya.
c. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Ada lima tujuan mengangapa sebelum suatu usaha atau
proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan bisnis, yakni:15
1) Menghindari risiko kerugian
Untuk mengatasi risiko kerugian di masa yang akan datang ,
karena di masa yang akan datang ada semacam kondisi
ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan
15Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan...................................., hlm.13-14.
16
terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat
diramalkan. Dalam hal ini, fungsi studi kelayakan adalah untuk
meminimalkan risiko yang dapat kita kendalikan maupun yang
tidak dapat dikendalikan.
2) Memudahkan perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan,
kapan usaha atau proyek akan dijalankan, di mana lokasi proyek
akan dibangun, siapa-siapa yang akan melaksankannya,
bagaimana cara menjalankannya, berapa besar keuntungan yang
akan diperolah serta bagaimana mengawasinya jika terjadi
penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah terdapat
jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai
waktu tertentu.
3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan
sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang
mengerjakan bisnis tersebut telah memil iki pedoman yang harus
dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara
sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana
yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan
acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah
direncanakan.
17
4) Memudahkan pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai
dengan rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan
perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha
tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. Pelaksaan
pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya
karena merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan
pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.
5) Memudahkan pengendalian
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan,
maka apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah
terdeteksi, sehingga akan dapat dilakukan pengendalian atas
penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk
mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel
yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan
akan tercapai.
2. Risiko
a. Pengertian Risiko
Risko adalah kemungkina terjadinya penyimpangan dari harapan
yang dapat menimbulkan kerugian. Sedangkan manajemen risiko adalah
usaha yang secara rasional ditujukan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kerugian dari risiko yang dihadapi. Risiko tidak cukup
18
dihindari, tapi harus dihadapi dengan cara-cara yang dapat memperkecil
kemungkinan terjadinya suatu kerugian .16
b. Jenis-jenis Risiko
Risiko secara umum dapat dikelompokkan menjadi:17
1) Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang mengandung dua
kemungkinan, yaitu kemungkian yang menguntungkan atau
kemungkinan yang merugikan. Risiko ini biasanya berkaitan
dengan risiko usaha atau bisnis. Contoh; perjualan, pembelian
saham, pembelian valuta asing, saving dalam bentuk emas,
perubahan tingkat suku bunga perbankan.
2) Risiko Murni
Risiko murni adalah risiko yang hanya mengandung
yang hanya mengandung satu kemungkinan, yaitu kemungkinan
rugi saja. Contoh; bencana alam seperti banji r, gempa, gununf
meletus, tsunami, tanah longsor, topan, kebakaran, resesi
ekonomi dan sebagainya.
Berdasarkan tingkat penyebaran dari return yang diharapkan,
risiko dibagi menjadi dua komponen berikut:18
a) Risiko bisnis, yaitu bisnis tidak mendapatkan kesempatan untuk
beroperasi dengan berhasil karena kemampuan kekayaannya
16Kasidi, Manajemen Risiko (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 4. 17Ibid., hlm. 5. 18Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis: Teori dan Pembuatan Proposal kelayakan (Jakarta :
Bumi Aksara, 2014), hlm. 148.
19
(assets). Misalnya, bisnis memiliki mesin yang tisak bekerja
dengan kemampuan yang sebenarnya, bisnis tidak mampu
memproduksi barang yang diinginkan konsumen, atau bisnis
menghadapi kesulitan pasar yang memberikan dampak kerugian
bagi bisnis. Jadi masalah uoperasional diklasifikasikan ke dalam
risiko bisnis.
b) Risiko Keuangan, yaitu investasi tidak berhasil mendapatkan
aliran kas yang cukup untuk menutup pembayaran bunga
pinjaman maupun membayar angsuran pinjaman atau tidak
berhasil menghasilkan profit pada bisnis.
c. Penyebab Risiko
Faktor yang bekerja sama menimbulkan kerugian adalah:19
a) Bencana
Bencana adalah penyebab terjaninya peristiwa
sesungguhnya dari yabg diharapkan. Bencana ini merupakan
penyebab langsung terjadinya kerugian. Seperti: banji r, tanah
longsor, gempa, gelombang laut yang tinggi, gunung meletus,
kebakaran, pencurian, perampokkan, kematian dan masih
banyak yang lainnya.
b) Bahaya
Bahaya adalah keadaan yang melatar belakangi
terjadinya kerugian oleh bencana tertentu. Bahaya meningkatkan
19Kasidi, Manajemen Risiko................................., hlm. 5-7.
20
risiko kemungkinan terjadinya kerugian. Keadaan tertentu
disebut berbahaya, misalnya mengendarai mobil di jalan raya
terlalu kencang, mendirikan bangunan yang tinggi tanpa
dilengkapi dengan alat pengaman, kondisi hujan badai dan
sambaran petir.
3. Usaha
a. Pengertian Usaha Kecil
Adapun yang dimaksud dengan usaha kecil adalah orang atau
badan usaha, yang karena terbatasnya kemampuan organisasi, modal
serta keterampilan, hanya mampu melakukan usaha dibidang tertentu
dan dengan volume yang sesuai dengan kemampuan itu.20
Pedagang kecil menurut Manulang adalah suatu perusahaan
yang menjual barang-barang langsung kepada konsumen dan
biasanya pedangan ini tidak mempunyai cabang-cabang atau unit
lain.21
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan pengusaha kecil adalah golongan ekonomi lemah yang
memiliki keterbatasan-keterbatasan baik organisasi, manajemen
usaha modal dan keterampialan serta tidak mempunyai cabang ataa
unit lain.
20Hubaibi Asikin, “Prospek Pengembangan Usaha Air Tawa, Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di Desa Sigerongan kecamatan Lingsar), (Skripsi, FSEI UIN Mataram, Mataram, 2013), hlm. 8-9.
21Hubaibi Asikin, “Prospek Pengembangan Usaha.................................., hlm. 9.
21
b. Usaha Menengah
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.22
4. Resiko Usaha
Menurut Djohanputro, resiko bisnis pada perusahaan merupakan
ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.23
Macam-macam resiko usaha:
a) Resiko Bisnis
Risiko bisnis, yaitu bisnis tidak mendapatkan kesempatan
untuk beroperasi dengan berhasil karena kemampuan kekayaannya
(assets).24
b) Resiko Keuangan
Risiko Keuangan, yaitu investasi tidak berhasil mendapatkan
aliran kas yang cukup untuk menutup pembayaran bunga pinjaman
maupun membayar angsuran pinjaman atau tidak berhasil
menghasilkan profit pada bisnis.25
22Ibid., hlm. 9. 23 M. Farid Wjdi, dkk, Manajemen Risiko Bisnis UMKM Di Kota Surakarta, Vol. 16,
Nomor 2, Desember 2012, hlm. 118. 24Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis: Teori dan Pembuatan..., hlm. 148. 25Ibid., hlm. 148.
22
c) Resiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang mengandung dua
kemungkinan, yaitu kemungkian yang menguntungkan atau
kemungkinan yang merugikan. Risiko ini biasanya berkaitan dengan
risiko usaha atau bisnis.26
d) Resiko Murni
Risiko murni adalah risiko yang hanya mengandung yang
hanya mengandung satu kemungkinan, yaitu kemungkinan rugi
saja.27
e) Resiko Pasar
Resiko pasar adalah resiko yang melekat pada instrumen dan
aset yang diperdagangkan di pasar.28
f) Resiko Operasional
Resiko operasional adalah konsep yang tidak terdefinisikan
dengan jelas, resiko ini bisa muncul akibat kesalahan atau
kecelakaan yang bersifat manuasiawi ataupun teknis. Ini merupakan
resiko kerugian yang secara langsung maupun tidak langsung
dihasilkan oleh ketidakcukupan atau kegagalan proses internal,
faktor SDM, teknologi atau akibat faktor-faktor eksternal.29
26Kasidi, Manajemen Risiko..., hlm. 5. 27Ibid., hlm. 5. 28Tariqullah Khan & Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, terj.
Ikhwan A. Basri, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 11-12. 29Ibid., hlm. 13.
23
g) Resiko Dinamis
Resiko dinamis adalah resiko yang disebabkan oleh kemajuan
teknologi.30
5. Koperasi
Dari segi etimologi kata “koperasi” berasal dari bahasa inggris,
yaitu coperation yang artinya bekerja sama. Sedangkan dari segi
terminologi, koperasi ialah suatu perkumpulan atau organisasi yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang bekerja sama dengan
penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar
sukarela atas dasar kekeluargaan.31
Dari pengertian koperasi di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa
yang mendasari gagasan koperasi sesungguhnya adalah kerja sama,
gotong royong dan demokrasi ekonomi menuju kesejahteraan umum.
Kerja sama dan gotong royong ini sekurang-kurangnya dilihat dari dua
segi. Pertama, modal awal koperasi dikumpulkan dari semua anggota-
anggotanya. Mengenai keanggotaan dalam koperasi berlaku asas satu
anggota, satu suara. Karena itu besarnya modal yang dimiliki anggota,
tidak menyebabkan anggota itu lebih tinggi kedudukannya. Kedua,
permodalan itu sendiri tidak merupakan satu-satunya ukuran dalam
pembagian hasil usaha. Modal dalam koperasi diberi bunga terbatas
dalam jumlah yang sesuai dengan keputusan rapat anggota. Sisa hasil
30 Sandy Makruf, “Pengertian Resiko Usaha, Jenis- jenis dan Contohnya”, dalam
www.akuntansilengkap.com/manajemen/pengertian -resiko-usaha-jenis-dan-contohnya/, diakses tanggal 10 Desember 2018, pukul 21.37 WITA.
31 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 161.
24
usaha koperasi sebagian besar dibagikan kepada anggota berdasarkan
besar kecilnya peranan anggota dalam pemanfaatan jasa koperasi.32
Misalnya, dalam koperasi konsumsi, semakin banyak membeli,
seorang anggota akan semakin banyak keuntungan. hal ini dimaksudkan
untuk merangsang peran anggota dalam perkoperasian itu. Karena itu
dikatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan orang, bukan
perkumpulan modal. Sebagai badan usaha, koperasi semata-mata tidak
mencari keuntungan akan tetapilebih dari itu, koperasibercita-cita
memupuk kerja sama dan mempererat persaudaraan di antara sesama
anggotanya.33
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneli tian
kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan dalam
mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi
pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, olah raga, seni dan
budaya, sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan
demi kesejahteraan bersama.34 Pendapat lain tentang penelitian kuali tatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada sifat postpositivisme.35
81.
32M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam.................................., hlm. 162. 33Ibid., hlm. 162. 34Imam Gunawan, Metodo Penelitian Kualitatif (jakarta : Bumi Aksara, 2016), hlm. 80- 35Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2014), hlm. 9.
25
2. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan ciri penelitian kualitatif di mana peneliti adalah
instrumen kunci, maka kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Berkenaan
dengan tersebut, peneli ti berusaha menciptakan hubungan yang akrab
dengan informan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Peneli ti
menghubungi sumber data yang ada di lokasi penelitian.
Pelaksanaan peneli tian dilakukan secara bertahap, yaitu:
a. Tahap persipan, yaitu mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti mendapatkan rekomendasi
surat izin penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Mataram maupun lembaga terkait lainnya dan mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada informan serta
menentukan siapa-siapa yang akan dijadikan informan.
b. Tahap pelaksanaan, yaitu tahapan peneliti terjun langsung ke lokasi
penelitian dan melakukan wawancara dengan informan guna
mendapatkan data yang dibutuhkan.
c. Tahapan penulisan laporan, yaitu tahapan pengelolaan dan analisis
data-data yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan ketentuan yang
digunakan dalam peneli tian ini.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Koperasi Tani Syariah Bina Usaha
Desa Pendem Kecamatan Janapria Lombok Tengah. Pengambilan lokasi
tersebut sebagai tempat penelitian didasarkan pada beberapa alasan:
26
a. Di Kopersi Tani Syariah Bina usaha ini memiliki banyak bidang
usaha seperti bidang usaha simpan pinjam, usaha peternakan, usaha
konveksi, sarana dan produksi pertanian, unit kesehatan, unit usaha
bank sampah, unit usaha rumah makan, unit usaha property dan
investasi.
b. Di Koperasi Tani Syariah Bina Usaha ini belum ada peneliti yang
meneliti tentang studi kelayakan bisnis dalam meminimalisir risiko
usaha pada koperasi.
4. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.36Sumber data dari
penelitian ini yaitu pengurus Koperasi Tani Syariah Bina Usaha
Desa Pendem Kecamatan Janapria dengan mewawancarai Bapak
Mulhakim melalui wawancara untuk mendapatkan data tentang studi
kelayakan bisnis pada koptan syariah Bina Usaha dan juga data
tentang langkah yang diambil oleh koptan untuk meminimalisir
resiko.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, sudah dikumpulkan dan di olah oleh pihak lain, biasanya sudah
dalam bentuk publikasi.37 Dalam penelitian ini data sekunder berupa
36 Rosdy Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 29.
37Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, (jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 102.
27
data yang diambil dari buku-buku, sumber dari arsip, serta dokumen-
dokumen lainnya yang dibituhkan terkait dengan masalah dalam
penelitian ini. Peneliti menggunakan data sekunder untuk
mendapatkan struktur organisasi dan sejarah di dirikannya Koperasi
Tani Syariah Bina Usaha.
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam
metode ilmiah melalui prosedur sistematik, logis dan pencarian data yang
valid, baik diperoleh secara langsung atau tidak langsung untuk
keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan suatu riset secara benar
untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban dan sebagai upaya
untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi oleh peneliti.38
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.39
Observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu yang diteliti dengan
menggunakan seluruh alat indra. Observasi atau pengamatan
dilakukan untuk memperoleh data atau informasi tentang kelakuan
manusia yang sesuai dengan kenyataan. Dengan metode ini penulis
38 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Realation dan Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 27.
39Sugiyono, Metode............., hlm. 145.
28
melakukan pengamatan secara sistematis terhadap studi kelayakan
bisnis pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha dalam meminimalisir
risiko usaha.
Metode observasi yang digunakan peneliti yaitu metode
penelitian observasi non pastisipan.
Peneliti melakukan pengamatan nonpartisipan ini, melakukan
observasi pengumpulan data dan informasi tanpa melibatkan diri
atau tidak menjadi bagian dari lingkungan sosial/ organisasi yang
diamati.40
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana
pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu
pertanyaan kepada yang diwawancarai.41
Penulis melakukan teknik wawancara untuk mencari data
tentang bagaimana studi kelayakan bisnis pada Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha dalam meminimalisir risiko usaha dengan
mewawancarai pihak pengelola, anggota atau nasabah.
Adapun dalam melakukan wawancara ini, informan yang
peneliti wawancarai untuk memberikan informasi terhadap data yang
dibutuhkan adalah 8 orang masyarakat di antaranya 5 pengurus dari
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha dan 1 orang yang pernah menjadi
40Rosady Ruslan, Metode Penelitian...................., hlm. 36. 41Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung : Al fabeta, 2014), hlm. 224.
29
pengurus koptan dan 2 oramg lainnya adalah warga desa Pendem.
Peneliti merasa 6 orang tersebut mampu mewakili masyarakat dan
pengurus Koperasi Tani Syariah Bina Usaha untuk memberikan
informasi yang peneliti butuhkan secara akurat dan valid.
c. Dokumentasi
Dokeumentasi yaitu teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung
keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang penomena yang
masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.42
Penulis menggunakan teknik ini untuk mencari informasi dari
buku, foto dan laporan keuangan pengelolaan Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha untuk mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya guna
mengetahui bagaimana studi kelayakan bisnis dalam meminimalisir
risiko usaha pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa
Pendem Kecamatan Janapria Lombok Tengah.
6. Teknik Analisa
Metode analisa data yang penulis gunakan adalah menggunakan
kualitatif deskriptif, yaitu dengan memaparkan informasi-informasi
faktual yang diperoleh dari lapangan yang banyak bersifat informasi dan
keterangan-keterangan, baik berupa kata-kata li san maupun tulisan dan
langkah-langkah yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.
7. Keabsahan Data
42Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam....................., hlm. 152.
30
Untuk menjamin keabsahan dan validitas data, maka penelitian
ini menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Pembahasan dengan teman sejawat
Teknik ini penulis lakukan dengan cara memaparkan hasil
penelitian dengan cara diskusi bersama teman sejawat, dosen
pembimbing, atau dengan orang ahli yang memiliki pengetahuan
yang sama dengan hal yang dikaji dalam penelitian.
Tujuannya untuk menghindari penafsiran yang keluar dari
fokus penelitian dan merupakan tambahan wawasan bagi peneliti
yang membahas tentang masalah tersebut sesering mungkin.
Sehingga didapat hasil yang bisa memberikan jalan keluar dari suatu
permasalahan atau memberikan saran inovasi untuk
mengembangkan usaha yang dilakukan produsen.
b. Kecukupan Referensi
Kecukupan ini untuk membandingkan data-data yang
diperoleh dari bahan catatan kutipan atau sebagainya. Peneliti
berusaha untuk menggunakan teknik ini dengan kemampuan
peneliti, yaitu dengan membandingkan catatan yang lainnya. Oleh
karena itu peneli ti selalu berpedoman pada kemutakhiran referensi
dengan banyak membaca referensi-referensi yang mendukung.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran lebih jelas kembali mengenai isi dari
skripsi ini agar mudah dipahami, maka diperlukan suatu sistematika
31
penelitian yang sederhana sehingga pembaca tidak kesulitan dalam membaca
maupun memahami isi dari skripsi ini. Sistematika pembahasan ini
merupakan suatu pembahasan secara garis besar dari bab-bab yang akan di
bahas. Sistematika skripsi ini adalah:
Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat permasalahan
yang ada untuk diteliti sehingga melahirkan judul peneli tian. Termasuk di
dalamnya konteks penelitian, fokus penelitian yang dituangkan ke dalam
bentuk pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka
teori, ruang lingkup dan setting penelitian, metode peneli tian dan
sistematikapenulisan.
Bab kedua, dalam bab ini diuraikan tentang paparan data dan temuan
penelitian yang ditemukan di lapangan. Adapun temuan dari data tersebut
antara lain tentang gambaran umum lokasi penelitian. Selain itu juga memuat
tentang studi kelayakan bisnis serta strategi-strategi yang digunakan untuk
meminimalisir risiko usaha di Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Desa
Pendem.
Bab ketiga, dalam bab ini berisi tentang pembahasan yang merupakan
inti dari penelitian ini. Peneliti menguraikan tentang pembahasan hasil
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disebut dengan fokus penelitian
yaitu bagaimana studi kelayakan bisnis dalam meminimalisir risiko usaha
pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa Pendem Kecamatan Janapria
Kabupaten Lombok Tengah.
32
Bab keempat, dalam bab ini menguraikan tentang penutup yang di
dalamnya memaparkan kesimpulan penelitian yang bersumber dari
pembahasan yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diuraikan di
fokus penelitian pada bagian penutup dan saran dari hasil analisa data yang
berkaitan dengan peneli tian.
33
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Koperasi Tani Syariah Bina Usaha
Koperasi tani Syariah Bina Usaha terletak di Desa Pendem,
Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
yang didirikan oleh bapak Abdusy Syukur. Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha berdiri pada tahun 1999 dengan bentuk lembaga keuangan
konvensional. Pada tahun 2002 Koperasi Tani Syariah vakum sampai
dengan tahun 2008 karena semua asset yang dimiliki oleh Koperasi di
alihkan untuk pembangunan masjid. Pada tahun 2008 Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha bangkit kembali dengan modal awal sebesar Rp. 11.
000.000,00 yang terkumpul dari dua puluh dua orang anggota dengan
bidang usaha simpan pinjam, usaha peternakan, usaha konveksi, sarana
dan produksi pertanian, unit kesehatan, unit usaha bank sampah, unit
usaha rumah makan, unit usaha property dan investasi. Dari semua unit
usaha yang dimiliki oleh Koperasi Tani Syariah Bina Usaha memiliki
penanggung jawab yang berbeda.43
Pada tahun 2014 Koperasi Tani Bina Usaha Desa Pendem yang
awalnya lembaga keuangan konvensioal bertransisi menjadi lembaga
keuangan yang berbasis Syariah. Hingga sekarang, jumlah anggota sari
43 Mulhakim (Manager Unit Maal Koperasi Tani Syariah Bina Usaha), Wawancara, Pendem 5 Januari 2019.
33
34
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha sudah mencapai dua Ribu lebih
anggota.
2. Visi dan Misi Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Desa Pendem
Misi dari Koperasi Tani Syariah Bina Usaha yaitu: Menjadi pusat
ekonomi di Pulau Lombok di tahun 2025. Adapun Misi dari Koperasi
Tani Syariah Bina Usaha, antara lain: Pertama, mendirikan rumah sakit
Islam tahun 2030. Kedua, mempunyai karyawan 500 orang akhir tahun
2018. Ketiga, mempunyai karyawan 10.000 orang pada tahun 2030.
Keempat, mempunyai infaq, sedekah dan zakat 100 juta/bulan pada tahun
2025.44
3. Letak Geografis Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Desa Pendem
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha berlokasi di Desa Pendem
yang beralamatkan di Montong Bila Desa Pendem Kecamatan Janapria
Kabupaten Lombok Tengah NTB. Kode Pos 83554. Dengan batas
wilayah sebagai berikut: sebelah utara ada perumahan penduduk dusun
Maliklo, sebelah selatan terdapat jalan raya dan perumahan penduduk
dusun Beson, adapun di sebelah timur terdapat jalan raya dan perumahan
penduduk dusun Maliklo, sedangkan di sebelah baratnya ada persawahan
dusun Montong Bila.45
Diliat dari batas wilayah geografis tersebut, Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha memili ki lokasi yang strategis untuk wilayah
Koperasi yang mudah ditemukan oleh masyarakat dan juga wilayah ini
44Dokumentasi, Visi dan Misi Koperasi Tani Syariah Bina Usaha, 5 Januari 2019. 45Mulhakim (Manager Unit MaalKoperasiTaniSyariahBina Usaha), Wawancara, Pendem
5 Januari 2019.
35
cocok untuk tempat operasional Koperasi Tani Syariah Bina Usaha yang
lumayan padat penduduk.
4. Struktur Organisasi Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Desa Pendem
Sebagai sebuah Lembaga Keuangan Syariah, Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha memiliki struktur organisasi agar semua kegiatannya
atau program yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
sudah disusun oleh Koperasi Tani Syariah Bina Usaha. Adapun struktur
organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Bagan Struktur Kepengurusan Koptan Syari’ah Bina Usaha
Dasar penetapan K epengurusan : Surat Keputusan
Periode Kepengurusan : 2008 - Sekarang
36
RAT
Dewan Pengawas Syari’ah : Pengurus Koperasi : Badan Pengawas : Ketua : H. Sadarudin Ketua : Abdusy Syukur Ketua : H. Jamiludin Anggota : Abdul Hannan Sekretar : Hilman Humaidi Anggo : H. Sahlan
Bendah : Zulkarnain Anggo : Ikiriadi
General Manager
Unit Maal : Unit Peternakan : Unit Konveksi : Unit Klinik : Unit Saprotan : Unit Rumah Makan : Manager : Mulhakim Manager : Abdusy Syukur Manager : Ihsan Manager : Nurdiansyah Manager : Marlim Manager : Humidat
Angkari Basri
Unit Property : Manager : Bq. Rubaiyah
Unit Bank Sampah : Manager : Hilman Humaidi
Unit Elektronik: Manager : Suardi
Unit Distributor Air Minum : Manager : M. Karna
Unit Investasi :
Manager : Zulkarnain Unit KBIH :
Manager : H. Sadarudin
ANGGOTA
37
B. Penerapan Studi Kelayakan Bisnis pada Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha di Desa Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok
Tengah
Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. 46 Namun
untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai
aspek. Setiap aspek untuk dapat dikatakan layak harus memiliki suatu standar
nilai tertentu, namun keputusan penilaian tak hanya dilakukan pada salah satu
aspek saja. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi:
1. Aspek Hukum
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha sudah memiliki Izin usaha
sejak tahun berdirinya Koperasi tersebut yaitu Tahun 1999 dalam bentuk
konvensional dengan Nomor: 52/BH/KDK.23.2/IV/1999. Lalu Koptan
Syariah Bina Usaha hij rah menjadi Lembaga Keuangan Syariah Pada
tahun 2014, tepatnya 29 September 2014. Adapun surat izin dari yang
konvensional dan Syariah, memiliki surat izin yang berbeda.Namun
untuk surat izin usaha dalam bentuk syariah masih di pegang oleh Dinas
Koperasi dan UMKM, seperti yang dikatakan oleh Bapak Mulhakim,
“untuk surat izinnya berbeda, baik yang konvensional maupun syariah
memiliki surat izinnya sendiri. Namun saat ini surat izin dalam bentuk
46Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta : Kencana, 2012), hlm. 7.
38
syariahnya masih dipegang loh pusat yaitu Dinas Koperasi dan
UMKM ”47
Kelembagaan ini pernah meraih prestasi gemilang pada tahun
2013 yaitu pernghargaan langsung dari presiden Republik Indonesia
Bapak Susilo Bambang Yudoyono dan menteri pertanian Bapak
Suswono sebagai kelembagaan ekonomi petani berprestasi teladan
tingkat nasional. Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan bapak
Mulhakim selaku Manager Unit Maal:
Koperasi ini sudah banyak mendapatkan penghargaan dan salah satu penghargaan yang pernah di raih oleh Koptan Syariah Bina Usaha yaitu penghargaan langsung dari bapak presiden dan menteri pertanian sebagai kelembagaan ekonomi petani berprestasi tingkat nasional.48
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha termasuk dalam kawasan
bebas riba yang di bentuk oleh polda NTB yang sudah menerima banyak
sekali penghargaan. Salah satu penghargaan yang di raih oleh koptan
yaitu penghargaan langsung dari bapak Susilo Bambamng Yudhoyono
dan menteri pertanian sebagai kelembagaan ekonomi petani berprestasi
tingkat nasional.
Adapun gedung yang ditempati sebagai tempat beroperasinya
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha masih dalam status sewa. Seperti yang
dikatakan bapak Mulhakim. “Sebenarnya gedung tersebut dimiliki oleh
pendiri koperasi ini sendiri, hanya gedung tersebut di hak guna pakaikan
47Mulhakim (Manager Unit Maal Koptan Syariah Bina Usaha), Wawancara,Pendem 5 Januari 2019.
48Ibid.
39
untuk tempat beroperasinya Koperasi Tani Syariah Bina Usaha ini
sendiri”.49
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan oleh Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha hanya sebatas dari mulut ke mulut dan memasukkan proposal ke
sekolah-sekolah untuk mempromosikan usaha yang dimiliki oleh
koperasi, khususnya usaha konveksi untuk menarik pelanngan.
Ada beberapa usaha yang dijalankan oleh Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha. Hal ini dari pernyataan Manager Unit Maal yaitu bapak
Mulhakim:
Banyak usaha yang digarap oleh Koperasi. Diantaranya usaha peternakan, usaha konveksi, sarana dan produksi pertanian, unit kesehatan, unit usaha bank sampah, unit usaha rumah makan, unit usaha properti dan investasi. Setiap unit usaha memiliki penanggung jawab yang berbeda untuk setiap unitnya.50
Seperti yang kita ketahui fungsi utama dari lembaga keuangan
adalah untuk mengelola keuangan baik lembaga keuangan bank maupun
non bank. Tapi berbeda dengan lembaga keungan non bank Koperasi
Tani Syariah Bina usaha, koperasi ini memilki beberapa unit usaha luar
dari fungsi utamanya untuk mengelola keuangan anggotanya. Adapun
unit usaha yang dimilki yaitu usaha peternakan, usaha konveksi, sarana
dan produksi pertanian, unit kesehatan, unit usaha bank sampah, unit
49Mulhakim (Manager Unit Maal Koptan Syariah Bina Usaha), Wawancara, Pendem 9 Januari 2019.
50Ibid.
40
usaha rumah makan, unit usaha properti dan investasi. Setiap unit usaha
memiliki penanggung jawab yang berbeda untuk setiap unit usaha.
Beliau menambahkan, “selain unit-unit usaha tersebut, Koperasi
Tani Syariah Bina Usaha juga menawarkan produk simpanan dan
pembiayaan.”51
Setiap tahunnya Koperasi Tani Syariah Bina Usaha selalu
mempunyai ide untuk mengembangkan setiap unit usaha yang dimili ki
untuk meningkatkan pemasaran. Ini disebakan karena banyaknya
pesaing. Contohnya pada unit usaha peternakan. Disini usaha peternakan
disekitaran kecamatan janapria sekitar lebih dari 10 untuk peternakan
ayam potong dan 2 untuk peternakan bebek potong. Seperti yang di
ungkapkan bapak Zulkarnain selaku bendahara dari Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha:
Persaingan pada unit usaha peternakan ini sangat ketat, namun usaha peternakan yang dimiliki oleh koptan selalu meningkat setiap tahunnya. Seperti pada tahun 2017 usaha peternakan bebek yang dimilki oleh koperasi masih dalam skala kecil. Namun memasuki awal tahun 2018 usaha bebek ini dikembangkan hingga per-hari itu koperasi bisa melakukan pemotongan 500 ekor bebek per-hari dan dimasukkan ke dalam rumah makan yang sudah bekerja sama dengan koperasi. Bahkan usaha peternakan bebek ini dikirm hingga ke Bima.52
Dari tahun ke tahun usaha peternakan bebek yang dimilki
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha mengalami peningkatan. Seperti pada
tahun 2017 usaha peternakan bebek ini terbilang masih dalam skala kecil .
Namun memasuki awal tahun 2018 usaha bebek mengalami peningkatan,
2019.
51Ibid. 52Zulkarnain (Bendahara dan Manager Unit Investasi), wawancara, Pendem 9 Januari
41
sehingga per-hari itu koperasi mampu melakukan pemotongan hingga
mencapai 500 ekor bebek. Adapun tempat pendistribusiannya di
distribusikan ke dalam rumah makan yang sudah bekerja sama dengan
koperasi. Bahkan usaha peternakan bebek ini dikirim hingga ke Bima.53
Beliau menambahkan:
Adapun bentuk promosi yang digunakan oleh koperasi berbeda- beda untuk setiap unit usaha. Contohnya seperti usaha apotik, koperasi menarik pelanggan dengan cara menjual obat dengan harga di bawah rata-rata harga pasar dikarenakan obat-obat yang di jual oleh apotik Koperasi Tani Syariah Bina Usaha memilki distributor langsung dari jawa.54
Bentuk promosi yang digunakan oleh Koperasi Bina Usaha pun
bervariasi, tergantung dari jenis usaha yang akan dipromosikan.
Contohnya seperti pada usaha apotik, untuk menarik pelanggan pengurus
atau penanggung jawab unit usaha ini menjual obat dengan harga
dibawah rata-rata harga pasar. Hal ini dikarenakan obat-obat yang dijual
oleh Koperasi Tani Syariah Bina Usaha memiliki distributor langsung
dari pulau Jawa.
Setiap menjalankan usaha tidak melulu akan mendapatkan
untung. Ada saat dimana usaha yang dijalankan berada dalam masa
penurunan. Seperti yang diungkapkan Bendahara Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha yaitu Bapak Zulkarnain:
Saat usaha dirasa menurun koperasi akan melakukan penanganan sesuai kondisi yang ada untuk menstabilkan kembali usahanya. Seperti usaha konveksi yang dirasa menurun setiap menjelang
53Ibid. 54Ibid.
42
akhir tahun, penyabab menurunnya unit usaha konveksi ini disebabkan oleh kerusakan meson jahitnya. Adapun hal yang dilakukan oleh koperasi untuk meningkatkan pendapatan dalam usaha ini dengan cara memasukkan proposal ke sekolah-sekolah untuk menarik pelanggan.55
Dalam usaha konveksi sering mengalami penurunan yang
disebabkab karena kerusakan mesin jahit. Kadang penurunannya
disebabkan karena kurangnya pemesanan dalam pembuatan seragam
sekolah. Padahal jumlah sekolah untuk yang di Desa Pendem ini sendiri
lumayan banyak.
Namun bentuk promosi dalam usaha ini yang hanya sebatas
memasukkan proposal ke dalam sekolah-sekolah tidak menjamin untuk
sekolah tersebut akan menjadikan usaha konveksi yang dimiliki oleh
Koptan Syariah Bina Usaha sebagai tempat pembuatan seragam sekolah
mereka.
3. Aspek Keuangan
Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha),
sudah barang tentu memerlukan sejumlah modal (uang), di samping
keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis,
mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap hingga
modal kerja.
Hasil penelitian tentang sumber modal dari Koperasi Tani Syriah
Bina Usaha adalah 5 Miliar. Seperti pernyataan bapak Mulhakim:
Sumber modal dari Koperasi Tani Syariah Bina Usaha berasal dari pengurus dan anggota. Adapun modal yang terkumpul adalah
55Ibid.
43
5 miliar pada saat koperasi transisi dari konvensional ke syariah denga jumlah anggota lebih dari dua ribu anggota.56
Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan oleh koperasi dari rencana
usaha sampai saat ini yang seperti yang diungkapkan ibu Ella selaku
teller Koperasi Tani syariah Bina Usaha, “biaya yang dikelurkan koperasi
berdasarkan kebutuhan. Yang pertama untuk pengadaan, peralatan,
fasili tas-fasili tas yang lain dan biaya pembuatan izin koperasi”.57
Beliau menambahkan, “dari biaya-biaya yang dikelurkan,
semuanya masuk ke dalam laporan bulanan, tercatat sebagai biaya”.58
Adapun catatan pengeluaran dan pendapatan dari Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha pada Tahun 2018, yaitu59:
Tabel 2
Data Rincian SHU Tahun Buku 2018
No. Bulan Pendapatan pengeluaran
1 Januari 122.181.862 146.203.191
2 Februari 72.123.895 77.493.100
3 Maret 114.501.296 112.347.808
4 April 114.865.129 123.145.186
5 Mei 91.726.579 121.072.450
6 Juni 61.564.355 68.833.285
56Mulhakim (Manager Unit Maal Koptan Syariah Bina Usaha), Wawancara,Pendem 9 Januari 2019.
57Ella (Teller Koptan Syariah Bina Usaha), wawancara, Pendem 20 Januari 2019. 58Ibid. 59Dokumentasi, Neraca dan Laba Rugi 2018, 16 Jjuli 2019
44
7 Juli 75.428.129 104.856.171
8 Agustus 45.947.808 56.506.356 9 September 82.081.297 87.100.867
10 Oktober 52.295.890 48.698.761
11 November 50.357.577 74.032.071
12 Desember 284.633.794 143.981.913
Jumlah 1.167.707.611 1.164.271.159
4. Aspek Teknis/ Operasi
Dalam memilih lokasi sebagai tempat berdirinya Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha. Pengurus memilih lokasi di dusun Mmontong Bila,
walaupun daerah tersebut terbilang cukup sepi. Bapak Mulhakim selaku
Manager Unit Maal mengungkapkan:
Ada beberapa alasan mengapa pengurus memilih lokasi di dusun Montong Bila sebagai tempat berdirinya koperasi karena pengurus yang memang berasal dari Montong Bila, targetnya masyarakat pedesaan agar masyarakat pedesaan itu sendiri tidak tertinggal dari segi ekonomi. Adapun dari segi usaha agar mereka bisa menambah wawasan tentang usaha.60
Beliau menambahkan, “kalaupun koptan ini masuk kota, mungkin tidak
bisa berkembang karena banyaknya persaingan. Di Desa Pendem saja
persaingan sudah luar biasa dengan perbank-an”.61
Tanggapan Ibu Is salah satu mantan pengurus dari Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha terkait dengan lokasi dan tata letak dari koperasi.
60Mulhakim (Manager Unit Maal Koptan Syariah Bina Usaha), Wawancara,Pendem 9 Januari 2019.
61Ibid.
45
“Tata letak koperasi tidak terlalu menarik, cenderung membuat bosan
nasabah yang mengantri. Lokasi yang dipili h oleh Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha juga terbilang tidak terlalu ramai.”62
Semua proses usaha yang dimiliki oleh Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha sudah tercover menggunakan teknologi secara keseluruhan.
Seperti pada unit usaha ayam petelur yang menggunakan mesin penetas
telur untuk penetasan. Bukan itu saja pada usaha peternakan bebek
potong, mereka menggunakan mesin untuk melepaskan bulu dari bebek
sebelum di potong-potong. Namun ada beberapa usaha yang
menggunakan manual, dilihat dari kebutuhan. seperti pada usaha apotik
yang pelayanannya masih dalam bentuk manual. Berdasarkan ungkapan
bapak Mulhakim selaku Manager Unit Maal,63
Operasional dari Koperasi Tani Syariah Bina Usaha sudah tercover menggunakan teknologi, namun ji ka hal yang dilakukan sudah cukup menggunakan manual, maka kita dengan manual. Namun alat-alat yang digunakan dilapangan rata-rata sudah menggunakan teknologi.64
5. Aspek Manajemen/ Organisasi
Setiap menjalankan usaha pasti memilki team dalam mengawasi
jalannya usaha tersebut agar tidak melenceng dari apa yang sudah
direncanakan. Seperti halnya Koperasi Tani Syariah Bina Usaha yang
memilki 2.646 orang anggota yang terdiri dari pengurus koperasi, dewan
pengawas syariah, badan pengawas, manager dalam setiap unit usaha
62Ibu Is (Mantan Pengurus Koperasi Tani Syariah Bina Usaha), Wawancara, Pendem 30
Maret 2019. 63Mulhakim (Mmanager Unit Maal Koptan Syariah Bina Usaha), wawancara, Pendem 5
Januari 2019. 64Ibid.
46
yang dijalankan koperasi dan selebihnya menjadi anggota. Sesuai dengan
nomor: 52/BH/KDK.23.2/IV/1999 Koperasi Tani Syariah Bina Usaha
menetapkan beberapa tugas dari masing-masing jabatan. Seperti
ungkapan dari bapak Zulkarnain selaku Bendahara,65
Pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha ini menetapkan tugas untuk masing-masing jabatan. Contohnya team pengawas dari Koperasi Tani Syariah Bina Usaha terdiri dari H. Jamiludin, H. Sahlan dan Ikiriadi yang bertugas untuk mengawasi jalannya Koptan Bina Usaha agar tidak melenceng dari ajaran agama Islam.66
Beliau menambahakan, “ tidak hanya memiliki dewan pengawas,
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha juga memilki Dewan Pengawas
Syariah yang terdiri dari H. Sadarudin dan Abdul Hannan”.67
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha menetapkan beberapa tugas
yang diemban oleh masing-masing jabatan. Manager bertugas melakukan
perencanaan dan pengorganisasian selama proses pemeliharaanseperti
penetapan harga, promosi dan pemasaran. Tugas bendahara ialah
mencatat berbagai administrasi pengeluaran dan pendapatan. Tugas
dewan pengawas syariah adalah mengawasi kegiatan Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha agar tidak melenceng dari ajaran Islam.
6. Aspek Ekonomi Sosial
Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak
positi f dan negatif. Dampak positi f dan negatif ini akan dapat dirasakan
oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah, ataupun
2019.
65 Zulkarnain (Bendahara Koptan Syariah Bina Usaha), wawancara, Pendem 9 Januari 66Ibid. 67Ibid.
47
masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang
diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat
khususnya dan pemerintah umumnya. 68 Seperti yang dikatakan oleh
bapak Mulhakim selaku Manager Unit Maal:
Jika dilihat dari sisi keuangan, dampak yang didapat oleh masyarakat yaitu: masyarakat terbantu dengan adanya Koperasi Tani Syariah Bina Usaha, keuagan terjaga dengan menabung, dan jika membutuhkan pembiayaan mereka bisa mengajukan ke koperasi.69
Dengan adanya Koperasi Tani Syariah Bina Usaha ini banyak
masyarakat merasa terbantu dalam keuangannya. Mereka juga
mengungkapkan bahwa keuangan mereka lebih ter-manaj dan juga
dengan adanya koptan ini bisa membantu mengembangkan
perekonomian desa.
Tanggapan dari beberapa warga desa Pendem yang memiliki 3.
978 jiwa pada tahun 2018 yaitu bapak Rudi seorang Petani, beliau
mengungkapkan.70
Kebanyakan dari kami yang berprfesi sebagai petani sudah tidak perlu susah lagi semenjak adanya Kopersi Tani Syariah Bina Usaha karena tidak cukupnya dana yang kami milki. Disini kami bisa mengambil pupuk dari koptan dan membayarnya ketika kami sudah panen.71
Nana menambahkan, “Untuk membeli obat sekarang sudah tidak
perlu pergi jauh lagi karena sekarang sudah ada apotik dari Koperasi Tani
68Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta : Kencana, 2012), hlm. 200. 69Mulhakim (Manager Unit Maal Koptan Syariah Bina Usaha), Wawancara,Pendem 9
Januari 2019. 70Dokumentasi, Data Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Pendem
Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2018. 71Bapak Rudi (Warga), Wawancara, Pendem 16 Juli 2019.
48
Syariah Bina Usaha bukan hanya itu, banyak lapangan pekerjaan dengan
adanya usaha-usaha yang dimili ki Koptan”.72
C. Penerapan Studi Kelayakan Bisnis Dalam Meminimalisir Resiko Usaha
Pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Di Desa Pendem Kecamatan
Janpria Kabupaten Lombok Tengah
Usaha atau Bisnis tidak akan terlepas dari risiko usaha, diamana
risiko usaha berasal dari berbagai aspek bisnis. Setiap pelaku usaha akan
menghindari resiko yang akan mengakibatkan kerugian dari bisnis yang
dijalankan. Adapun resiko-resiko dan penerapan aspek stadi kelayakan bisnis
di koperasi bisnis Bina Usaha yang ada di desa Pendem kecamatan Janapria
kabupaten Lombok Tengah dari hasil penelitian yang penulis lakukan
diantaranya.
1. Resiko Bisnis
Resiko bisnis terjadi karena kemampuan kekayaan perusahan
tidak bisa memaksimalkan operasi usaha dengan baik sehingga target
operasi tidak bisa dihasilkan dengan maksimal. Adapun resiko bisnis
yang terjadi di koperasi Bina Usaha yaitu mesin-mesin yang sudah rusak
atau kurang berfungsi dengan optimal seperti mesin jahit dan mesin
penetas telur dikarenakan umur dari mesin-mesin tersebut sudah lama.
Seperti yang dikatakan oleh bapak Abdusy Syukur selaku ketua Kptan
Syariah Bina Usaha dan Manager Unit Peternakan, “dari setiap barang
yang kita beli itu ada perhitungan penyusutan harganya. Seperti mesin
72Nana (Warga), Wawancara, Pendem 17 Juli 2019.
49
jahit dan mesin penetas yang kerap terjadi masalah terhadap dua mesin
tersebut”.73
Kemudian untuk meminimalisisr resiko yang disebabkan oleh
penurunan performa mesin-mesin tersebut pengurus koperasi Bina Usaha
melakukan pembaharuan mesin dengan cara menjual mesin lama dan
membeli mesin yang baru. Hal tersebut juga diterangkan oleh bapak
mulhakim selaku Manager Unit Maal:
Untuk meminimalisir kerugian karena kerusakan mesin untuk operasioal usaha. Manager yang bertanggung jawab untuk usaha tersebut menggambil tindakan dengan cara menjual mesin tersebut dengan harga setengah dari harga beli. Kemudian membeli mesin yang baru dari hasil penjualan mesin yang lama.74
Pengurus mengambil keputusan ini karena tidak mau mengambil
resiko rusak totalnya mesin karena digunakan dengan paksa, setidaknya
dengan menjual setengah baru pengurus masih bisa mengambil nilai dari
mesin tersebut untuk membeli mesin yang baru.
2. Resiko keuangan
Resiko keuangan merupakan resiko yang dihasilkan dari usaha
perusahaan yang mengalami keruagian sehingga laba perusahaan
mengalami penurunan atau tidak ada sama sekali . Resiko keuangan
selalu dihadapi oleh setiap perusahaan dan pelaku usaha tak terkecuali
perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan seperti di Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha yang ada di Desa Pendem, Kecamatan Janapria,
Lombok Tengah. Resiko keuangan yang terjadi tidak jauh beda dengan
73 Abudsy Syukur (Ketua Koptan Syariah Bina Usaha dan Manager Unit Peternakan), wawancara, Pendem 21 Februari 2019.
74Ibid.
50
resiko yang dihadapi lembaga pembiayan lainnya yaitu resiko
pembiayaan berrmasalah. Hal ini dijelaskan Pak Zulkarnain selaku
Bendahara Koperasi Tani Syariah Bina Usaha, “disini yang sering
bermasalah itu anggota yang diberikan pembiayaan tetapi mangkir dari
tanggung jawabnya untuk membayar angsuran untuk pinjaman yang
sudah diberikan”.75
Resiko ini terjadi karena lambatnya nasabah atau anggota
koperasi dalam pengembalian pinjaman sehingga modal koperasi
menjadi terhambat sehingga usaha-usaha yang dijalankan juga tidak bisa
termodalkan dengan baik.Untuk menanggulangi resiko ini dengan
carapihak koperasi menghubungi nasabah atau anggota yang bermasalah
dalam pembiayaan sampai mendatangi rumah nasabah tersebut. Pak
Zulkarnain selaku Bendahara Koperasi Tani Syariah Bina
Usahamenerangkan tentang ini:
Banyak sekali nasabah atau anggota yang bermasalah dalam pembiayaan. Adapaun langkah yang kita ambil untuk menaggulangi masalah tersebut dengan cara kita menghubungi nasabah atau anggota yang diberi pembiayaan, namun jika dengan cara menhubungi belum bisa membuat nasabah atau anggota tersebut membayar angsurannya, maka langkah selanjutnya yang kita ambil yaitu mendatangi rumah nasabah atau anggota tersebut.76
2019.
75 Zulkarnain (Bendahara Koptan Syariah Bina Usaha), wawancara, Pendem 9 Januari 76Ibid.
51
3. Resiko Pasar
Resiko pasar merupakan resiko yang disebabkan oleh banyaknya
pesaing dari perusahaan yang bergerak dibidang yang sama, bukan hanya
itu, resiko ini juga bisa disebabkan oleh munculnya pesaing baru yang
lebih potensial dan mengikuti perkembangan zaman. Resiko pasar selalu
dihadapi oleh suatu perusahaan dan pelaku usaha tak terkecuali Lembaga
Keuangan Syariah yaitu Koperasi Tani Syariah Bina Usaha. Seperti yang
dikatakan oleh Bapak Zulkarnain selaku Bendahara Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha:
Di desa saja kita sudah banyak sekali pesaingnya. Bagaimana kalau dikota, mungkin Koptan ini tidak bisa maju karena banyak pesaing dari perbankan. Disini saja yang menjadi pesaing kita itu datang dari Bank BRI dan Pegadaian.77
Resiko ini terjadi karena banyaknya pesaing dari lembaga
keuangan yang bergerak dalam skala besar Seperti perbankan. Adapun
hal yang dilakukan untuk meminimalisir resiko tersebut yaitu dengan
cara memperbanyak promosi terhadap masyarakat. Promosi yang
dimaksud disini adalah mempromosikan setiap produk-produk yang
dimiliki oleh Koperasi Tani Syariah Bina Usaha dengan cara door to door
atau dari mulut ke mulut. Seperti yang dikatakan oleh bapak Zulkarnain,
“untuk mempertahankan eksistensi dari Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha yaitu dengan cara mempromosikan Koptan Syariah ini sendiri, dan
menjelaskan produk apa saja yang dimiliki oleh Koptan ini”.78
77Ibid. 78Ibid.
52
4. Resiko Murni
Resiko murni merupakan resiko yang timbul karena terjadinya
musibah seperti banji r, gempa, gunung meletus, tsunami, tanah longsor,
topan, kebakaran, resesi ekonomi dan sebagainya. 79 Dan akibat dari
resiko murni ini hanya menilbulkan satu kemungkinan, yaitu kemungkina
rugi. Sebagaimana yang terjadi pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha
dalam unit usaha ayam petelur. Seperti yang dikatakan oleh bapak
Mulhakin selaku Manager Unit Maal:
Pada saat musim hujan, usaha ayam petelur ini mengalami penurunan. Ini disebabkan oleh ayam petelur pada saat musim hujan atau dingin intensitas bertelur ayam menjadi turun karena ayam petelur ini tidak tahan terhadap hawa dingin mengakibatkan jumlah telur menurun pada musim tersebut.80
Adapun hal untuk mengatasi dari resiko tersebut, pengurus atau
penanggung jawab dari unit usaha ini belum mengambil tindakan serius
untuk meminimalisir dampak dari ressiko tersebut.
5. Resiko Dinamis
Resiko dinamis merupakan resiko yang disebabkan karena
kemajuan teknologi yang semakin mumpuni seiring dengan
perkembangan zaman. Contohnya: pada saat ini kita bisa menarik uang
secara tunai tanpa harus pergi ke bank dengan adanya ATM. Bukan
hanya itu, bahkan saat ini kita bisa transfer uang melalui Mobile Banking.
Hal ini mengakibatkan lembaga keuangan non bank kurang dili rik oleh
masyarakat karena tidak mempunyai pelayanan seperti yang ditawarkan
79Kasidi, Manajemen Risiko, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 5. 80Mulhakim (Manager Unit Maal Koptan Syariah Bina Usaha), Wawancara,Pendem 9
Januari 2019.
53
oleh perbankan. Seperti yang dikatakan oleh bapak Mulhakim, beliau
mengakatakan:
Seiring perkembangan zaman, lembaga keuangan non bank makin sedikit peminatnya. Hal ini karenakan tidak jauh-jauh dari penggunaan teknologi oleh perbankan yang semakin mempermudah transaksi nasabahnya. Seperti adanya ATM untuk penarikan tunai. Dan bahkan sekarang di tambah dengan adanya Mobile Banking semakin membuat peminat untuk lembaga keuangan non bank semakin kurang diminati.81
6. Resiko Operasional
Resiko operasional merupakan resiko yang diakibatkan dari
kegiatan operasional yang tidak berjalan dengan baik. Seperti yang
terjadi pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha pada Sumber daya
Manusianya yang tidak teli ti dalam memberikan pembiayaan, sehingga
menimbulkan kerugian untuk lembaga khusunya Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Zulkarnaen selaku
Bendahara Koperasi Tani Syariah Bina Usaha.
Akibat dari kemudahan syarat-syarat mengajukan pembiayaan dan Sumber Daya Manusia dari Koperasi syariah yang tidak terlalu teli ti mengamati anggota yang mengajukan pembiayaan sehingga mengakibatkan terjadinya kredit macet.82
Seperti yang kita ketahui dalam memberikan pembiayaan ada hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian permohonan
pembiayaan dengan cara memperhatiakan beberapa prinsip uatama yang
berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia
perbankan syariah prinsip penilaian di kenal dengan 5C + 1S dan 7P.
81Mulhakim (Manager Unit Maal Koptan Syariah Bina Usaha), Wawancara,Pendem 5 Januari 2019.
82Zulkarnaen (Bendahara), Wawancara, Pendem 30 Juni 2019.
54
7. Resiko spekulatif
Resiko spekulatif merupakan resiko yang memiliki dua
kemungkinan yaitu kerugian atau keuntungan.83 Adapun resiko spekulatif
yang terjadi pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha yaitu seperti yang
terjadi pada unit usaha rumah makan yang dimiliki oleh koptan. Usah
rumah makan yang di spekulasikan akan menambah pendapatan untuk
koptan namun mengalami kerugian. Seperti yang dikatakan oleh
penanggung jawab unit usaha ini yaitu Humidat Basri.
rumah makan ini sebenarnya diramalkan sebagai penambah pemasukan untuk Koperasi Tani Syariah Bina Usaha, namun karena letaknya yang tidak strategis mengakibatkan rumah makan ini jarang pengunjungsehingga bahan-bahan yang sudah disiapkan menjadi rusak.84
Usaha rumah makan sebenarnya adalah salah satu usaha yang
terbilang mendatangkan keuntungan. Namun berkebalikan dengan usaha
rumah makan yang dimiliki oleh Koperasi Tani Syariah Bina Usaha yang
mengalami kerugian di akibatkan oleh letaknya yang tidak strategis
sehingga jarang ada pengunjung. Bukan itu saja, modal pengeluaran yang
di keluarkan untuk membangun usaha rumah makan juga tidak bisa
kembali. Sehingga usaha rumah makan ini mengalmi penutupan.
83Kasidi, Manajemen Risiko, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 5. 84Zulkarnaen (Bendahara), Wawancara, Pendem 30 Juni 2019.
55
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Penerapan studi kelayakan bisnis pada Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha di Desa Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok
Tengah
Menurut Will iam F.S investasi adalah mengorbankan dolar sekarang
untuk dolar di masa yang akan datang. Dari pengertian ini terkandung dua
atribut penting di dalam investasi, yaitu adanya resiko dan tenggang waktu.85
Studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengidentifikasikan masalah di
masa yang akan datang, sehinga dapat meminimalkan kemungkinan
melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu investasi. Dengan kata lain,
studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan hal-hal yang akan menghambat
peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi dengan adanya studi
kelayakan bisnis minimal dapat memberikan pedoman atau arahan kepada
usaha yang akan dijalankan nantinya.86
Dari hasil penelitian mengenai penerapan studi kelayakan bisnis pada
koperasi Tani Syariah Bina Usaha desa Pendem kecamatan Janapria, Lombok
Tengah diantaranya:
1. Aspek Hukum
Untuk memulai studi kelayakan bisnis suatu usaha pada
umumnya dimuali dari aspek hukum.
85Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Kencana, 2012), hlm. 5. 86Ibid., hlm. 4.
55
56
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneli ti keabsahan,
kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimili ki.
Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga
yang mengeluarkan dan mengesahkan dokumen yang bersangkutan.
Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut
dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau
berbagai persayaratan harus terlebih dahulu sudah terpenuhi. Bagi badan
usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan aspek hukum seperti badan hukum perusahaan yang
dipili h seperti apakah perseroan terbatas (PT), Firma, Koperasi atau
yayasan.87
Berdasarkan hasil penelitian didapat analisis terkait penerapan
studi kelayakan bisnis dalam aspek hukum di koperasi Tani Syariah Bina
Usaha. Adapun koperasi ini sudah memili ki badan usaha yang
menaunginya yaitu Dinas Koprasi dan UMKM. Adapun izin usaha pada
koperasi ini sudah ada sejak tahun 1999 untuk bentuk konvensionalnya
dan pada tahun 2014 koperasi ini sudah bertransisi menjadi koperasi
syariah yang sudah memiliki hak izin juga.
Namun meski sudah bertransisi dan sudah diakui namun dari
pernyataan pengurus surat izin usaha koperasi Tani Syariah Bina Usaha
masih dipegang oleh Dinas Koperasi dan UMKM.
87ibid., hlm. 24
57
2. Apek pasar dan pemasaran
Dalam kaitan dengan studi kelayakan suatu usaha, aspek pasar
dan pemasaran merupakan salah satu aspek yang paling penting. Hal ini
disebabkan aspek pasar dan pemasaran sangat menentukan hidup
matinya suatu perusahaan. Apabila aspek pasar dan pemasaran tidak
diteliti secara benar seperti bagaimana prospeknya di masa yang akan
datang, bukan mustahil tujuan perusahaan tidak akan pernah tercapai dan
bahkan kehidupan perusahaan akan terancam.88
Begitu pentingnya peranan pemasaran dalam menentukan
kelanjutan usaha suatu perusahaan, sehingga banyak diantara perusahaan
dalam manajemennya menempatkan posisi pemaran paling depan.
Seorang pemasar harus selalu tahu lebih dahulu pasar yang akan
dimasukinya.89
Setelah para pemasar memperoleh data kondisi pasar yang akan
dimasuki, maka pemasar akan melakukan peramalan berapa permintaan
yang ada sekarang dan dimasa yang akan datang serta berapa besar pasar
yang harus direbut. Apabila sudah diketahui peluang pasar dan besarnya
permintaan barulah akan diperoduksi sesuai dengan permintaan yang
telah diramalkan.90
Dalam aspek pasar dan pemasaran peneli ti menemukan data terkait
hal tersebut di koperasi Tani Syariah Bina Usaha seperti, promosi yang
88Dedi Perwana & Nurdin Hidayat, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hlm. 69-70.
89Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Kencana, 2012),hlm. 40. 90Ibid., hlm. 41.
58
dilakukan pengurus untuk menarik anggota dan calon anggota adalah
dengan meminimalkan harga dari setiap usaha yang dijalankan oleh
koperasi. Dari sini peneliti menangkap masih kurangnya bentuk promosi
yang dilakukan oleh pengurus sehingga produk hanya tersebar disekitar
koperasi saja lain dengan jika pengurus menjalankan berbagai macam
bentuk promosi yang akan bisa membuat segala bentuk produk yang
dikeluarkan oleh koperasi lebih diketahui oleh khalayak banyak.
3. Aspek keuangan
Aspek keuangan tidak tidak dapat dipisahkan dari sumber-sumber
pendanaan. Pendanaan bisnis dapat diperoleh dari berbagai sumber baik
yang bersumber dari modal pinjaman atau keduanya. Pemilik perusahaan
biasanya menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau
gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan
dan kebijakan pemilik usaha.91
Dalam membuat estimasi pendapatan yang akan diproleh di masa
yang akan datang dan informasi yang ada sebelumnya. Begitu juga
dengan estimasi biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama priode
tertentu, termasuk jenis-jenis biaya yang akan dikeluarkan perlu diperinci
serinci mungkin. Semua ini tentunya menggunakan asumsi-asumsi
tertentu yang diakhirnya akan dituangkan dalam ali ran kas (cast flow)
perusahaan selama periode usaha.92
91Dedi Perwana & Nurdin Hidayat, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hlm. 125-126.
92Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis..................,hlm. 89.
59
Dari peneli tian yang penulis dapatkan bahwa koperasi Tani
Syariah Bina Usaha mendapatkan modal dari pendiri koperasi dan
anggota-anggota koperasi. Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
koperasi yaitu biaya pengadaan SIUP, fasil itas-fasilitas lain serta
peralatan dan segala macam kebutuhan koperasi.
Dari sini penulis bisa melihat kesiapan yang dilakukan oleh
pengurus dalam membangun aspek keuangan koperasi.
4. Aspek teknis/operasi
Penilaian kelayakan terhadap aspek teknis menyangkut hal-hal
yang berkaitan dengan teknis/operasi suatu bisnis. Kajian aspek teknis
mencakup analisis kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya
dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiagaan
mesin-mesin yang akan digunakan.93
Ada tiga tahap yang harus diperhatkan dalam penentuan lokasi,
yaitu melihat kemungkina daerrah mana yang akan dijadikan sebagai
lokasi usaha dengan mempertimbangkan ketentuan pemerintah, jenis
proses produksi/jasa ini akan menentukan spesifikasi usaha yang akan
berhubungan dengan SDM, memerhatikan pengalaman dari usaha orang
lain atau pengalaman sendiri dengan didasari pada jenis barang yang
dihasilkan dan proses produksinya karena keduanya akan berpengaruh
pada sarana angkutan , pasar, li strik, air, telepon, dan faktor lain yang
dianggap penting. Adapun hal terakhir yang harus diperhatikan adalah
93Dedi Perwana & Nurdin Hidayat, Studi Kelayakan Bisnis..................., hlm. 49.
60
mempertimbangkan dan menilai dampak sosial ataupun dukungan dari
masyarakat di sekitar lokasi.94
Di koperasi Tani Bina Usaha lokasi yang diguanakan adalah
daerah asal dari pendiri koperasi tersebut yaitu Dusun Montong Bila,
Desa Pendem, Janapria. Adapun hasil peneltian tentang aspek teknis/
operasi yaitu tata letak dari Koperasi Tani Syariah Bina Usaha yang tidak
terlalu teratur sehingga nasabah/ anggota yang mengantri capat bosan.
Lokasi yang dipilih untuk tempat berdirinya Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha juga tidak terlalu ramai.
5. Aspek manajemen/organisasi
Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup
penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu
usaha telah dinyatakan layak utnuk dilaksanakan tanpa disukung dengan
manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan
mengalami kegagalan.95
Studi kelayakan juga perlu menganalisis kesiapan perusahaan
terutama dengan manajemen SDM mulai dari pengadaan sampai pada
penempatannya di jabatan tertentu. 96 Tujuan perusahaan akan lebih
mudah tercapai ji ka memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses
94Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis: Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 124-125.
95Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis.................., hlm. 168. 96Dedi Perwana & Nurdin Hidayat, Studi Kelayakan Bisnis..................., hlm. 184.
61
manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari
masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.97
Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan
tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara
satu fungsi dan fungsi lainya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak
dapat dijalankan secara baik, maka jangan diharapkan tujuan perusahaan
dapat tercapai.98
Dili hat dari struktur organisasi yang dibuat oleh pengurus
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha persiapan Aspek Manajemen/
orgaisasinya peneliti melihat sudah diatur dengan matang.
6. Aspek ekonomi dan sosial
Setiap aktivitas bisnis tentunya akan memberikan dampak positif
dan negatif. Dampak positif dan negatif ini dapat dirasakan oleh berbagai
pihak, baik pihak pengusaha itu sendiri, pemerintah ataupun masyarakat
luas. Bagi masyarakat adanya aktivitas bisnis memberikan manfaat
ekonomis berupa peluang untuk meningkatkan pendapatannya.99
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi
adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya.
Adapun bagi pemerintah dampak positi f yang diperoleh adalah dari aspek
ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.100
97Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis.................., hlm. 168. 98Ibid., hlm. 168. 99Dedi Perwana & Nurdin Hidayat, Studi Kelayakan Bisnis..................., hlm. 211. 100Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis.................., hlm. 200.
62
Jadi, dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah apakah
jika usaha atau proyek dijalankan akan memberikan manfaat secara
ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena
itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan, karena dampak
yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas apabila salah melakuka
penilaian.101
Dari hasil peneliti mengenai aspek ekonomi dan sosial dampak
yang didapatkan oleh masyarakat yaitu masyarakat terbantu dengan
adanya Koperasi Tani Syariah Bina Usaha, keuangan terjaga dengan
menabung dan masyarakat yang menjadi anggota dari Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha bisa mengajukan permohonan pembiayaan kepada
koperasi. Disini penulis melihat Koperasi Tani Syariah Bina Usaha sudah
mampu untuk memberikan dampak yang positi f untuk masyarakat
setempat.
B. Analisis Penerapan Studi Kelayakan Bisnis dalam Meminimalisir Resiko Usaha pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha di Desa Pendem Kecamatan Janpria Kabupaten Lombok Tengah
Resiko adalah suatu kemungkinan terjadinya peristiwa yang
menyimpang dari apa yang diharapkan. Tetapi, penyimpangan ini baru akan
nampak bila mana sudah berbentuk suatu kerugian.jika tidak ada
kemungkinan kerugian maka hal ini berarti tidak ada resiko. Jadi faktor-faktor
101Ibid., hlm. 201.
63
yang menyebabkan terjadinya suatu kejadian adalah penting dalam analisis
resiko.102
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di koperasi Tani Syariah
Bina Usaha didapat beberapa analisis penerapan studi kelayakan bisnis dalam
meminimalisisr resiko usaha koperasi diantaranya sebagai berikut:
1. Resiko Bisnis
Resiko bisnis di koperasi Tani Syariah Bina Usaha ini kerap
terjadi pada mesin-mesin yang digunakan dalam usaha seperti, mesin
jahit, mesin penetas dan yang lainnya. Hal ini akan berdampak pada hasil
produksi koperasi yang akan mengalami penurunan karena disebabkan
mesin yang digunakan sudah tidak optimal, sehingga hasil yang diproleh
juga berkurang dan secara tidak langsung akan membuat pendapatan atau
laba yang diperoleh oleh koperasi akan menurun.
Dalam hal ini pengurus koperasi menerapkan studi kelayakan
bisnis dalam aspek teknis dimana pengurus akan menganti mesin yang
sudah bekerja tidak optimal dengan mesin yang baru dengan cara
menjual mesin yang lama dengan setengah harga untuk membeli mesin
yang baru. Pengurus melakukan ini karena tidak ingin mengambil resiko
jika mesin yang sudah rusak tidak bisa digunakan total sehingga untuk
mengantisipasi hal tersebut pengurus mengambil langkah menjual yang
lama dan menggantinya dengan yang baru.
102Kasidi, Manajemen Risiko (Bogor : Ghalia Iindonesia, 2014), hlm. 5.
64
2. Resiko Keuangan
Setiap lembaga keuangan baik Bank ataupun non Bank baik yang
konvensional ataupun yang syariah tidak lepas dari resiko keuangan
dalam bentuk pembiayaan bermasalah. Begitu juga di koprasi Tani
Syariah Bina Usaha.
Dalam menanggulangi pembiayaan bermasalah pengurus
melakukan tindakan seperti menghubungi nasabah melalui telepon, ji ka
tidak ada tanggapan dari nasabah lewat panggilan telepon maka pengurus
akan mendatangi rumah nasah dan kalau langkah tersebut juga tidak
membuahkan hasil maka pengurus akan mengadakan RAT dalam
pengambilan keputusan untuk nasabah yang melakukan pembiayaan
bermasalah.
3. Resiko Pasar
Setiap menjalankan usaha keuangan baik bank maupun non bank
mempunyai resiko pasar yang tidak jauh-jauh dari persaingan. Contohnya
yang dialami oleh koperasi Tani Syariah Bina Usaha.
Disini koperasi Tani Syariah Bina Usaha bersaing dengan
lembaga keuangan bank dan non bank yaitu Pegadaian dan bank BRI
yang sekarang sudah memasuki pedesaan. Adapun hal yang dilakukan
untuk tetap menjaga eksistensi koperasi Tani Syariah Bian Usaha dengan
cara mempromosikan koerasi Tani syariah Bina Usaha itu sendiri dan
mempromosikan produk-produk yang dimili ki.
65
4. Resiko Murni
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa akibat dari
resiko murni ini sendiri hanya menimbulkan satu kemungkinan, yaitu
kemungkina rugi saja yang disebabkan oleh bencana alam. Hal ini juga
dirasakan oleh koperasi Tani Syariah Bina Usaha.
Disini resiko yang dirasakan oleh koperasi Tani Syariah Bina
Usaha adalah turunnya pendapatan dalam unit usaha ayam petelur yang
disebabkan oleh cuaca buruk sehinngga menyebabkan ayam petelelur
yang hidup di hawa yang panas tiba-tiba dilanda hawa dingin atau cuaca
buruk mengalami penurunan produksi telur.
5. Resiko Dinamis
Dalam era globalisasi teknologi sudah sangat berkembang pesat.
Tidak terkecuali dalam lembaga keuangan bank yang sudah
memanfaatkan teknologi yang maju dengan mengeluarkan produk ATM
dan Mobile Banking.
Karena kemajuan teknologi yang dimanfaatkan oleh lembaga
keuangan bank mengakibatkan peminat untuk lembaga keuangan non
bank menurun, khusunya pada koperasi Tani Syariah Bina Usaha.
6. Resiko Operasional
Kredit macet merupakan salah satu resiko yang sangat dihindari
oleh setiap lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Setiap
lembaga keuangan harus berhati-hati dalam memberikan pembiayaan
kepada nasabah untuk menghindari terjadinya resiko perkreditan.
66
Pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha seperti yang sudah
dijelaskan pada BAB II sebelumnya dimana Sumber Daya Manusia Dari
koptan ini kurang teliti dalam mengamati nasabah yang akan diberikan
pembiayaan. Sehingga banyak dari anggota yang di berikan pembiayaan
terlibat masalah kredit macet.
Oleh sebab itu sebisa mungkin Para pengurus Koperasi Tani
Syariah Bina Usaha memperhatikan apa saja yang harus di amati pada
anggota yang mengajukan pembiayaan agar tidak terjadi hal yang sama
yaitu kredit bermasalah.
7. Resiko Spekulatif
Setiap lembaga usaha tak terkecuali lembaga keuangan tujuan
utamanya tidak lain adalah untuk mencari profit atau keuntungan.
Dengan cara yang berbeda-beda perusahan atau lembaga keuangan
melakukan spekulatif semaksimal mungkin untuk mendapatkan profit
sesuai dengan target yang telah ditetapkan ataubahakn melebihi dari
target tersebut. Namun tidak semua spekulatif yang dilakukan oleh
perusahaan atau lembaga keuangan mengalami keuntungan, kerugian
bisa terjadi disetiap spekulatif yang dilakukan jika tidak dianalisis dengan
teapat sasaran ataupun tujuan dari spekulatif yang dilakukan.
Pada Koperasi Tani Bina Usaha ini pengurus melakuakan
spekulatif dengan cara mendirikan rumah makan yang akan diramalakan
bisa memberikan keuntungan. Namun karena kurangnya perencanaan
dari pihak pengurus sehingga letak dari rumah makan tidak strategis
67
sehingga kurangnya pengunjung yang datang, sehingga dari waktu ke
waktu rumah makan menjadi sepi, banyak peralatan yang mengalami
kerusakan sehingga yang pada awalnya rumah makan yang diharapkan
bisa memberikan keuntungan namun malah sebaliknya rumah makan
mengalami kerugian dan pada akhirnya ditutup.
Jika Koperasi Bina Usaha ingin melakukan spekulatif harusnya
bisa lebih direncanakan dengan matang lagi sehingga tujuan dari
spekulatif tersebut bisa sesuai dengan rencana.
68
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beredasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan studi kelayakan bisnis pada koperasi Tani Syariah Bina Usaha
dili hat dari beberapa aspek, seperti: (a) aspek hukum dimana koperasi ini
sudah memili ki SIUP resmi, (b) aspek pasar dan pemasaran koperasi
Tani Syariah Bina Usaha hanya memainkan harga untuk menarik minat
anggota dan calon anggota, (c) aspek keuangan koperasi dari anggota dan
pemilik dan biaya-biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan koperasi, (d) aspek teknis/operasi lokasi koperasi ini tidak
terlalu ramai dan operasionalnya sudah menggunakan teknologi, (e)
aspek manajemen/organisasi koperasi diawasi oleh DPS dan jika terjadi
penyimpangan baik dari internal ataupun eksternal kantor maka akan
diadakan RAT, (f) aspek ekonomi sosial masyarakat di sekitar koperasi
terbantu dan keuangan masyarakat bisa lebih aman dengan adanya
koperasi Tani Syariah Bina Usaha ini.
2. Penerapan studi kelayakan bisnis dalam meminimalisir resiko usaha pada
koperasi Tani Syariah Bina Usaha untuk mengetahui resiko usaha apa
saja yang tengah terjadi dan langkah apa yang diambil untuk
meminimalisir resiko tersebut. Adapun resiko-resiko usaha yang kerap
terjadi di koperasi Tani Syariah Bina Usaha seperti: (a) resiko bisnis
68
69
dimana mesin jahit dan mesin penetas yang rusak dijual dengan setengah
harga dan membeli mesin yang baru. (b) resiko keuangan disini sering
terjadi pembiayaan bermasalah. (c) resiko pasar yang dihadapi oleh
koperasi Tani Syariah Bina Usaha disini yaitu banyaknya pesaing dari
lembaga keuagan bank ataupun non bank. (d) resiko murni dimana unit
usaha ayam petelur yang menurun pendapatannya ketika musim hujan
dan dingin. (e) resiko dinamis di era global ini LKS non Bank kurang
diminati sebab Lembaga keuangan Bank yang masyarakat anggap lebih
mempermudah ruang gerak mereka dengan meluncurkan Produk ATM
danMobile Banking.(f) resiko operasional dimana SDM yang dimili ki
oleh Koperasi Tani Syariah Bina usaha kurang cermat mengamati
anggota yang mengajukan pembiayaan sehingga mengakibatkan
terjadinya kredit bermasalah. (g) resiko spekulatif dimana unit usaha
rumah makan yang di ramalkan akan memberikan untung untuk koptan
berakhir ditutup karena jarangnya di datangi pengunjung, hal ini
disebabkan oleh letak rumah makan tersebut kurang strategis dan sepi
penduduk.
70
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Penerapan studi kelayakan bisnis pada Koperasi Tani Syariah Bina Usaha
di Desa Pendem Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah, antara
lain meliputi:
a. Pengurus koperasi agar lebih memperhatikan beberapa aspek yang
kurang diterapakan seperti aspek pasar yang bentuk promosinya
hanya melalui dor to dor dan penyesuaian harga. Jika pengurus lebih
memperluas atau mengembangkan bentuk promosinya seperti
promosi lewat media sosial, media cetak seperti brosur dan pamplet.
Dengan menggunakan promosi seperti itu akan membuat masyarakat
luas tahu keberadaan koperasi Tani Syariah Bina Usaha dan
berminat bergabung atau mendaftar menjadi anggota koperasi.
b. Pengurus koperasi agar lebih memperhatikan aspek teknis/ operasi
dimana lokasi dan tata letak dari koperasi. Karena, ji ka pengurus
memilih tempat yang strategis dan memperhatikan layout ruangan,
hal kecil tersebut bisa membuat atau mempengaruhi minat nasabah
untuk bergabung menjadi anggota pada koperasi Tani Syariah.
71
2. Penerapan Studi Kelayakan Bisnis Dalam Meminimalisir Resiko Pada
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha Di Desa Pendem Kecamatan Janpria
Kabupaten Lombok Tengah, antara lain meliputi:
a. Ketika terjadi kerusakan mesin seperti mesin jahit dan mesin
penetas. Jika bisa pengurus tidak menjual mesin yang rusak tersebut
karena dalam menjalankan usaha aset yang dimiliki oleh perusahaan
tidak untuk dijual tetapi dipertahankan dengan cara memperbaiki
kerusakan mesin tersebut agar bisa beroperasi kembali dan
menambah aset dengan membeli mesin yang baru untuk membantu
produksi mesin yang rusak untuk meminimalisir kerusakan mesin
yang sudah diperbaiki tersebut.
b. Untuk menarik minat nasabah agar melirik lembaga keuangan non
bank khususnya koperasi Tani Syariah Bina Usaha pengurus bisa
mengembangkan ide misalnya menjemput tabungan ke rumah
anggota atau calon anggota untuk menyaingi lembaga keuangan
bank yang meilki layanan ATM dan Mobile Banking. Dengan
adanya ide ini bisa membuat masyarakat tertarik untuk bergabung
dengan koperasi Tani Syariah Bina Usaha.
c. Untuk menghindari resiko terjadinya kredit bermasalah, seharusnya
Pengurus koperasi syariah dalam menjalankan operasionalnya
memilih sumber daya manusia yang benar-benar mengerti dalam hal
memberikan pembiayaan. Karena dalam memberikan nasabah atau
anggota pembiayaan ada hal-hal yang perlu diperhatikan atau dinilai
72
pada calon penerima pembiayaan seperti dalam dunia perbankan
syariah prinsip penilaian di kenal dengan 5C + 1S dan 7P.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abdad, M. Zaidi. Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam. Bandung: Angkasa, 2003.
Bashith, Abdul. Islam dan Manajemen Koperasi: Prinsip dan Strategi
Pengembangan Koperasi di Indonesia. Malang: UIN-MALANG PRESS, 2008.
Purwana, Dedi & Nurdin Hidayat. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
http://kicknews.today/2017/08/26/Setelah-koperasi-polda-kini-gerakan -bebas- riba-meluas-di-ntb/. Diambil tanggal 30 Oktober 2018 Pukul 11.11 WITA.
Hubaibi Asikin, “Prospek Pengembangan Usaha Air Tawa, Perspektif Ekonomi
Islam” (Studi Kasus di Desa Sigerongan kecamatan Lingsar). (Skripsi,FSEI UIN Mataram, Mataram, 2013.
Hasan, M. Ali . Berbagai Macam Transaksi dalam Islam. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2004.
Jumingan. Studi Kelayakan Bisnis: Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Kasmir dan Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana, 2012.
Kasidi. Manajemen Risiko. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.
Listriyani, “Analisi Kelayakan Nasabah dalam Pembiayaan di BPRS Insan Karimah Bekasi”. Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Purwokerto, 2015.
M. Afiful Ummam, “Analisis Faktor Studi Kelayakan Bisinis pada
Pengembangan UMKM (Studi Kasus pada Industri Kecil Unit Pengelolaan dan Pemasaran Ikan “Fatimah Az-Zahra” Borobudur Kab. Magelang)”. Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang, 2016.
Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008.
QS Al-Qamar [54] : 44. 73
74
Rizky Sanjaya Putra, “Analisis Kelayakan Usaha GerabahAnggota Koperasi Kasongan Usaha Bersama (KUB)”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2016.
Ruslan, Rosdy. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2013.
Soemitra, Adi. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sandy Makruf, “Pengertian Resiko Usaha, Jenis- jenis dan Contohnya”, dalam www.akuntansilengkap.com/manajemen/pengertian-resiko-usaha-jenis- dan-contohnya/, diakses tanggal 10 Desember 2018, pukul 21.37 WITA.
Khan, Tariqullah & Habib Ahmed. Manajemen Risiko Lembaga Keuangan
Syariah. Terj. Ikhwan A. Basri. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Komponen wawancara: Aspek Hukum, Aspek Pasar, Aspek Keuangan, Aspek
Teknis/ Operasi, Aspek Manajemen/ Organisasi Dan
Ekonomi Sosial.
Narasumber:
1.
Pak Mulhakim
2.
Pak Zulkarnain
3.
Ibu Ella
4.
Ibu Is
5.
Humidat Basri
6.
Abdusy Syukur
7.
Bapak Rudi
8.
Nana
NO. Landasan
Teori
pertanyaan
1. Aspek Hukum a. Apakah Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha sudah memiliki SIUP atau
belum?
b. Adakah penghargaan yang yang sudah
di raih oleh Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha?
c. Apakah ada sertifikat kepemili kan
gedung baik di sewa/ kepemilikan
sendiri?
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
a. Apa saja produk-produk yang
ditawarkan oleh Koperasi Tani Syariah
Bina Usaha? b. Apakah pengurus membuat ide baru
unruk pengembangan produk tiap
tahunnya di tengah banyaknya para
pesaing?
c. Apa saja bentuk promosi yajg
dilakukan pengurus dalam
mempromosikan koperasi/ produk-
produk Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha?
d. Saat usaha dirasa menurun. Apa yang
akan dilakukan pengurus untuk
menstabilkan kembali usaha Koperasi
Tani Syariah Bina Usaha?
3 Aspek Keuangan a. Dari mana saja sumber modal awal
Koperasi Tani Syariah Bina Usaha?
b. Apa saja biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk usaha Koperasi?
c. Berapa pendapatan yang didapatkan
oleh Koperasi Tani Syariah Bina Usaha
satu tahun ini (2018)?
4 Aspek Teknis/ Operasi
a. Kenapa pengurus memilih lokasi disini
untuk tempat berdirinya Koperasi?
b. Apakah proses usaha sudah
sepenuhmya menggunakan tekonologi
atau masih manual?
5 Aspek Manajemen/ Organisasi
a. Siapa yang mengawasi jalannya usaha
pada Koperasi Tani Syariah Bina
Usaha?
b. Saat terjadi penyimpangan. Apa yamg
akan dilakukan pengurus?
6 Ekonomi Sosial Dari awal perjalanan usaha, dampak apa saja yang dirasakan oleh masyarakat dengan
adanya Koperasi Tani Syariah Bina Usaha
ini?