15
Steve Jobs dan Pengaruhnya Terhadap Apple Pendahuluan Conte dalam Outline of the U.S. Economy (1981) menyatakan bahwa korporasi atau bisnis besar memainkan peranan yang penting dan dominan bagi perekonomian Amerika Serikat. Korporasi memiliki sumber keuangan yang besar untuk melakukan riset dan mengembangkan barang baru bagi sejumlah besar konsumen. Selain itu, korporasi menawarkan kesempata kerja yang lebih beragam, stabilitas pekerjaan yang lebih besar, upah yang lebih tinggi, kesehatan yang lebih baik dan pesangon. Namun demikian, ada kekhawatiran di kalangan konsumen bahwa korporasi bisa menjadi terlalu kuat sehingga mematikan usaha baru dan menghilangkan pilihan bagi konsumen. Forbes edisi April 2012 menempatkan 524 korporasi AS berada dalam daftar peringkat 2000 perusahaan dunia di 66 negara. Apple adalah satu dari korporasi elektronik konsumen terbesar di Amerika Serikat berperingkat 23 dunia menurut Forbes edisi April 2012. Seperti banyak korporasi lainnya, Apple merupakan bentuk hukum dari organisasi bisnis dan diperlakukan seperti individu, Oleh karena itu, Apple boleh memiliki properti dan hak menuntut ataupun dituntut di pengadilan serta membuat perjanjian. Apple dimiliki oleh sejumlah besar pemilik atau pemegang saham. Karena para pemilik saham tidak mengetahui dan tidak mengatur detil bisnis korporasi, mereka memilih dewan direksi untuk membuat kebijakan korporasi. 1

Studi Kasus Apple

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Studi Kasus Apple

Steve Jobs dan Pengaruhnya Terhadap Apple

Pendahuluan

Conte dalam Outline of the U.S. Economy (1981) menyatakan bahwa

korporasi atau bisnis besar memainkan peranan yang penting dan dominan bagi

perekonomian Amerika Serikat. Korporasi memiliki sumber keuangan yang besar

untuk melakukan riset dan mengembangkan barang baru bagi sejumlah besar

konsumen. Selain itu, korporasi menawarkan kesempata kerja yang lebih beragam,

stabilitas pekerjaan yang lebih besar, upah yang lebih tinggi, kesehatan yang lebih

baik dan pesangon. Namun demikian, ada kekhawatiran di kalangan konsumen

bahwa korporasi bisa menjadi terlalu kuat sehingga mematikan usaha baru dan

menghilangkan pilihan bagi konsumen. Forbes edisi April 2012 menempatkan 524

korporasi AS berada dalam daftar peringkat 2000 perusahaan dunia di 66 negara.

Apple adalah satu dari korporasi elektronik konsumen terbesar di Amerika

Serikat berperingkat 23 dunia menurut Forbes edisi April 2012. Seperti banyak

korporasi lainnya, Apple merupakan bentuk hukum dari organisasi bisnis dan

diperlakukan seperti individu, Oleh karena itu, Apple boleh memiliki properti dan

hak menuntut ataupun dituntut di pengadilan serta membuat perjanjian. Apple

dimiliki oleh sejumlah besar pemilik atau pemegang saham. Karena para pemilik

saham tidak mengetahui dan tidak mengatur detil bisnis korporasi, mereka memilih

dewan direksi untuk membuat kebijakan korporasi. Biasanya, sebagian kecil dari

anggota dewan direksi merupakan penjabat operasional. Beberapa penjabat atau

direktur dicalonkan oleh perusahaan karena prestise, keahlian tertentu atau sebagai

wakil institusi peminjaman. Dewan direksi menempatkan keputusan manajemen

harian di tangan seorang chief executive officer (CEO), yang juga merupakan ketua

dewan direksi atau presiden perusahaan. Kemudian, CEO ini mengawasi eksekutif

lainnya, termasuk wakil presiden perusahaan, chief operating officer dan chief

information officer. Seorang CEO memiliki kebebasan menjalankan koporasi

sepanjang dia memiliki kepercayaan dari dewan direksi.

Dalam makalah ini, penulis akan mengemukakan beberapa fakta yang

berkaitan dengan latar belakang Steve Jobs. Latar belakang tersebut akan membentuk

karakteristik kepemimpinan Seteve Jobs di perusahaan Apple (dan Pixar). Pertanyaan

yang akan diangkat untuk menunjukan kepemimpinan Steve jobs di Apple tersebut

1

Page 2: Studi Kasus Apple

adalah “bagaimana Steve Jobs mempengaruhi budaya korporasi Apple yang

dipimpinnya?”

Steve Jobs dan Apple

Steve Jobs adalah pendiri Apple (bersama Wozniak) dan CEO Apple.

International Business Time edisi 12 Oktober 2012 menyebutkan bahwa Steve Jobs

mewujudkan semua hal yang membuat bangsa ini berdiri tegak – kecerdasan dan

inovasi; peluang takterbatas dalam pasar bebas (kapitalisme); dan kemampuan bagi

siapa saja yang rela mengorbankan darah, keringat, dan airmata untuk meraih

American Dream. Steve Jobs adalah seorang inventor sekaligus inspirator. Namanya

bisa disejajarkan dengan Thomas Edison, Henry Ford dan Alexander Graham Bell.

Jobs adalah perintis yang menciptakan produk –produk baru dan inovatif – yang akan

mengubah dunia, yaitu produk Apple II sebagai komputer pribadi pertama; Pixar

sebagai era baru filem; iTunes sebagai cara baru menyukai musik; dan iPad dan

iPhone sebagai gaya hidup yang baru secara total.

Perusahaan Apple telah menciptakan ribuan pekerjaan di seluruh dunia sejak

Apple didirikan pada tahun 1977 dan Apple telah menginspirasi perusahaan lainnya

untuk melakukan hal yang sama. Tentu saja Jobs menjalankan Apple tidak hanya

dengan hasrat untuk mencipta dan membangun bagi barang yang lebih besar, tapi juga

untuk menghasilkan uang. Jobs memahami pasar yang sedang berlangsung dan dia

mampu membayangkan pasar masa depan. Jobs menggunakan perencanaan

pemasaran dan desain pengepakan yang disiapkan dengan sangat hati-hati untuk

menciptakan tidak hanya produk tapi juga aksesoris yang dianggap sama perlu dan

bergunanya dengan produk sebagai keseluruhan. Jobs menginginkan konsumen

merasa senang terhadap inovasi baru yang dihasilkan Apple. Banyaknya permintaan

konsumen terhadap produk merupakan indikator kesuksesan Apple. Bagi Apple,

keuntungan bukanlah berkurangnya sejumlah barang di ranah publik, tapi ukuran

nyata dari nilai sosial yang diciptakan perusahaan. Dengan investasi dari Wall Street

dan pemegang saham, Jobs mampu mengubah Apple Computer yang tertindas

menjadi rumah kuasa yang kita kenal sebagai Apple Corporation. Peluang tak

terbatas dalam kapitalisme adalah sistem memberi dan menerima, yang membuat

semua orang mendapat untung. Sebagian orang lainnya mungkin memiliki lebih

banyak uang dibandingkan yang lainnya. Namun, yang jelas, kolektivitas mendapat

untung secara keseluruhan. Suatu pasar bebas memungkinkan individu untuk

2

Page 3: Studi Kasus Apple

bermimpi, membangun, dan mencipta. Tanpa pasar bebas Steve Jobs mungkin tidak

akan eksis.

Delapan tahun setelah pendirian Apple, Steve Jobs memimpin tim yang

mendesain komputer Macintosh, terobosan dalam membuat komputer pribadi menjadi

lebih mudah digunakan. Setelah pisah dari perusahaan Apple selama 12 tahun, yang

ditandai ketidaksuksesan John Sculley sebagai CEO Apple, Steve Jobs kembali ke

Apple pada tahun 1997 untk mengawasi penciptaan beberapa perangkat digital

inovatif – iPod, iPhone dan iPad. Perangkat ini mengubah tidak hanya kategori

produk seperti pemutar musik dan telepon seluler tapi juga industri secara

keseluruhan seperti musik dan komunikasi mobil.

Steve Jobs bukanlah insinyur perangkat keras ataupun pemprogram perangkat

lunak. Dia pun tidak menganggap dirinya sendiri sebagai seorang manajer. Tapi,

Jobs menganggap dirinya seorang pemimpin teknologi, yang memilih orang-orang

terbaik, yang mendorong dan melecut mereka dan membuat panggilan akhir pada

desain produk. Gaya kepemimpinan Jobs mengalami perubahan. Di tahun-tahun

awal di Apple, campur tangannya pada detil yang sepele sering membuat koleganya

kesal dan bahkan marah. Kritiknya bisa sangat pedas bahkan menghina. Namun

demikian, Jobs kemudian mampu meraih loyalitas yang luar biasa dari para kolega

dan pegawai. Penulis buku Insanely Great, Steven Levy, menyebut Jobs sebagai

pemimpin yang paling bernapsu, sebagai kekuatan yang memotivasi yang diharapkan

para pegawai saat penciptaan komputer Macintosh. Saat Pixar berjuang keras

menghasilkan Toy Story dalam waktu empat tahun, Jobs tidak pernah mengecewakan

koleganya. Edwin Catmull, ahli komputer dan rekan pendiri Pixar mengatakan

bahwa “Anda memerlukan lebih banyak dari sekedar visi – anda memerlukan sifat

keras kepala, keuletan, keyakinan dan kesabaran untuk tetap bertahan. Jobs

mendorong sampai ke tepi untuk berusaha membuat langkah besar berikutnya

menjadi lebih maju.”

Jobs merupakan penentu akhir dari semua produk Apple yang dikeluarkan.

Standarnya sangat sukar dan tinggi, dan bahkan tampak sulit dipenuhi dan

diwujudkan. Dalam masa lebih dari setahun Jobs melempar keluar dua prototipe

iPhone sebelum dia akhirnya menyetujui prototipe yang ketiga dan kemudian

memproduksi dan mengapalkannya pada Juni 2007.

Latar Belakang Steve Jobs

3

Page 4: Studi Kasus Apple

Ada fakta kehidupan terkait latar belakang pribadi yang menentukan gaya

kepemimpinan Jobs di Apple seperti yang diungkap dalam beberapa artikel dan

tinjauan buku. Menurut Isaacton (dalam Book Review: Steve Jobs), Steven Paul Jobs

dilahirkan di San Francisco pada 24 Februari 1955. Jobs adalah anak kandung dari

seorang wanita pertanian di Wisconsin keturunan Jerman Katholik, Joanne Carole

Schieble dan seorang asisten dosen di Universitas Wisconsin keturunan Syiria

Muslim, Abdulfattah Jandali. Ibunya menyerahkan Jobs kecil untuk diadopsi oleh

pasangan kelas pekerja lulusan perguruan tinggi Paul dan Clara Jobs. Jobs Paul dan

Clara kemudian mengadopsi seorang anak perempuan bernama Patty saat Jobs

berumur 2 tahun. Tindakan orang tua angkatnya mengadopsi Patty membuat Jobs

merasa bersedih. Jobs merasa ditinggalkan, dipilih, dan spesial. Sebagai seorang

anak, Jobs memiliki sifat keras kepala, pemarah tapi luar biasa. Orang tuanya tunduk

pada semua keinginannya. Perilaku egosentris ditoleransi karena ada aura kepintaran.

Jobs mengembangkan ketertarikannya pada elektronik sejak kecil. Dia

dibimbing oleh tetangganya, seorang pehobi elektronik, yang membuat proyek

elektronik sendiri bernama Heathlit do-it-yourself. Pada usia dini Jobs tumbuh

menjadi pemberani dan cenderung kurang ajar. Pada saat dia duduk di kelas 8,

setelah menemukan bahwa bagian penting menghilang dari penghitung frekuensi

yang dia rakit, dia menelpon William Hewlett, rekan pendiri perusahaan Hewlett-

Packard. Hewlett berbicara dengan anak tersebut selama 20 menit, dan menyiapkan

tas berisi bagian-bagian untuk diambil Jobs dan kemudian menawarkan Jobs

pekerjaan sebagai pegawai musim panas. Saat Jobs di SMA Homestead, dia bertemu

Wozniak di kelas pengenalan elektronik. Saat Jobs masih duduk di bangku SMA dan

Wozniak di bangku kuliah, mereka membuat dan menjual perangkat kotak biru untuk

membuat sambungan telepon gratis dan illegal.

Masa SMA Jobs diwarnai oleh kenakalan. Dia terbiasa menghisap mariyuana

dan ganja dan memakai obat bius. Jobs sering menolak mandi dan sering tidak

beralas kaki. Jobs memiliki kecenderungan menatap lama tanpa berkedip. Jobs sering

mengalami kurang tidur karena banyak pikiran. Selain itu, Jobs mengalami masalah

emosi sehingga dia menjalani terapi. Jobs juga mengalami gejala bulimia jika

memakan makanan selain sayuran dan buah. Oleh karena itu, Jobs memilih menjadi

seorang vegetarian. Saat lulus SMA, dia memaksa orang tua angkatnya untuk

membiayai pendidikannya ke Reed College di Portland. Setelah Jobs berkuliah satu

semester, dia merasa bosan dan menganggap bahwa ternyata kuliah bukanlah hal

4

Page 5: Studi Kasus Apple

yang diinginkannya. Dia memutuskan berhenti kuliah, tapi tetap berada di Portland

untuk kelas auditing selama 18 bulan.

Jobs kembali ke Silicon Valley pada tahun 1974 dan bekerja sebagai teknisi di

pabrik video game Atari. Pada tahun 1975 Jobs dan Wozniak bekerja sebagai

insinyur di Hewlett-Packard. Mereka mulai menghadiri pertemuan di Homebrew

Computer Club. Jobs sangat menyukai perkebunan apel. Bersama dengan rekannya

Steve Wozniak, Jobs memilih nama Apple Computers sebagai nama perusahaan pada

tahun 1976.

Saat dewasa, Jobs tidak berubah menjadi orang yang lebih menyenangkan.

Jobs meninggalkan pacarnya yang hamil, Chrisann Brennan dan anaknya Lisa

Brennan, sama seperti saat Jobs kecil ditinggalkan orang tua kandungnya. Saat ibu

angkatnya meninggal, Jobs mencari ibu kandungnya, yang ternyata telah mempunyai

seorang anak perempuan bernama Mona Simpson. Jobs kemudian berbaikan dengan

ibu dan adik perempuannya, tapi Jobs tidak pernah berusaha menemui bapaknya yang

sudah menjadi guru besar di kampusnya. Bapak kandungnya pun demikian, tidak

pernah berusaha menemui Jobs. Penulis Biography: Steve Jobs, Isaacton (dalam

Meyer ) menampilkan Steve Jobs sebagai pria hiperkompetitif dan pendendam,

seorang pria yang tetap terobsesi dengan sistem operasi Android milik Google yang

dia anggap sebagai sobekan dari perangkat lunak dalam iphone Apple. Jobs pernah

berkata, ”Saya akan menghabiskan napas sekarat terakhirnya jika diperlukan, dan

saya akan menghabiskan setiap sen dari keuangan Apple senilai 40 miliar dolar di

bank untuk memperbaiki kesalahan ini.” Apple terlibat dalam perang paten melawan

Samsung di beberapa pengadilan di beberapa negara, seperti di Amerika Serikat,

Korea Selatan, Jerman dan Australia. Isaacton juga menyebutkan kemarahan Jobs

saat John Rubinstein, seorang insinyur kunci Apple meninggalkan perusahaan dan

bergabung dengan Palm, yang kemudian membangun rivalitas terhadap Apple.

Perjuangan bisnis Jobs mungkin dipengaruhi oleh kehidupan pribadinya. Pada

tahun 1989 Jobs bertemu Laurene Powl di Stanford Business School. Laurene Powl

kemudian menjadi istri Jobs dan memberi Jobs 3 anak: Reed Paul, Erin Siena dan

Eve. Terkait dengan penyakitnya, Jobs berspekulasi bahawa penyakitnya disebabkan

oleh tahun-tahun yang meletihkan di perusahaan. Dia menderita batu ginjal dan

komplikasi lainnya. Pada tahun 2004 pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa

ada tumor tumbuh di perut, usus dan pankeas. Meski disarankan melakukan operasi.

Jobs bersikeras menolaknya. Pada Maret 2009 publik telah mengetahui bahwa kanker

5

Page 6: Studi Kasus Apple

telah menyebar ke hatinya. Penyakit kanker mempengaruhi Jobs. Jobs menjadi

depresi. Namun, ketidakstabilan psikologis tidak menganggu kreativitanya. Saat

Jobs sekarat, Jobs memperkenalkan iPad sebagai upaya melawan sistem Android

milik Google dan melawan Adobe.

Dalam bisnis dan kehidupannya, Jobs adalah seorang yang egois, namum

anehnya Jobs menginspirasi banyak orang. Pada tahun 1983 Jobs merekrut John

Sculley dari Pepsi sebagai chief executive. Jobs mengenalkan model baru komputer

kepada Sculley. Awalnya, hubungan kerja diantara mereka berjalan mulus, namun

kemudian sering diwarnai perbedaan pendapat. Jobs disalahkan karena

ketidakcermatannya dalam mengontrol proyek komputer Lisa yang berakibat pada

kegagalan penjualan. Saat perbedaan pendapat memuncak dan melibatkan direksi,

direksi memberhentikan Jobs dari proyek Lisa. 1200 pegawai dipecat. Jobs keluar

dari Apple Computers pada tahun 1985. Sekeluar dari Apple, Jobs mendirikan

perusahaan komputer NeXT untuk pangsa pasar pendidikan tinggi, namun tujuan

pendirian perusahaan komputer ini gagal. Selama beberapa tahun di luar Apple, Jobs

membeli perusahaan komputer grafis yang kecil dari George Lucas dan membangun

tim yang terdiri dari ahli komputer, seniman dan animator. Perusahaan computer

grafis tersebut kemudian menjadi Pixar Animation Studios. Diawali dengan Toy

Story di tahun 1995, Pixar memproduksi deretan filem terkenal, memenangkan

Academy Awards untuk keunggulan artistik dan teknologi, dan membuat film animasi

komputer menjadi bentuk seni utama yang dinikmati anak-anak dan orang dewasa di

seluruh dunia. Saat Walt Disney membeli saham Pixar, Jobs menjadi pemegang

saham terbesar Disney.

Sepeninggal Jobs, Apple mengalami kemunduran. Apple memerlukan

beberapa tahun untuk mereplika graphical user interface Macintosh. Sebelum Jobs

kembali ke Apple, Apple sudah bekerjasama dengan Bill Gates, pendiri Microsoft.

Langkah awal yang dilakukan Jobs setelah kembali ke Apple adalah membuat

negosiasi dengan Microsoft untuk membuat software dan Microsoft setuju

berinvestasi untuk Apple. Apple kemudian bangkit dari keterpurukan. Sejak kembali

ke Apple pada tahun 1997, Apple Computers berubah nama menjadi Aplle

Incorporation. Apple mengeluarkan produk selain komputer, yaitu iPod, iPhone dan

iPad.

Sejak kembali ke Apple di tahun 1997, Steve Jobs telah mengubah Apple

menjadi satu dari perusahaan paling menguntungkan dan inovatif di dunia. Dengan

6

Page 7: Studi Kasus Apple

lini produk yang menggabungkan kelas terbaik perangkat lunak dan perangkat keras

yang ramping, produk Apple tidak hanya mendorong sampul teknologi, tapi juga

mempengaruhi cara kita memakai dan berpikir tentang teknologi dalam cara yang

fundamental. Dalam sepuluh tahun Apple meningkat pesat. Dengan dana kontan

senilai lebih dari 50 milyar dolar dan jajaran produk yang menguntungkan dan

menjadi tren, masa depan Apple akan sangat menjanjikan. Steve Jobs membawa

Apple ke kesuksesan melampui kesuksesan perusahaan lain (misalnya Google dengan

CEO Eric Schmidt).

Faktor Penentu Kesuksesan Apple

Ada beberapa faktor yang membuat Apple sukses. Pertama, Apple memiliki

jejak rekam yang telah terbukti pada inovasi dan kemampuan yang mengesankan

untuk menghasilkan produk yang membuat konsumen senang. Selain itu, produk

Apple sering mendorong narasi dalam teknologi dan menetapkan standar terukur

tinggi. Apple memahami bahwa teknologi adalah bukan mengenai spesifikasi teknis,

namun mengenai bagaimana orang berinteraksi dengan produk. Karena Apple

mengawasi perangkat keras dan perangkat lunak, Apple bisa memberi konsumen

pengalaman yang tidak bisa dimenangkan oleh pesaing. Strategi integrasi vertikal ini

uniknya membuat Apple untuk menaikkan kekuatan teknologi dan pasar guna

memberi bahan bakar pada pertumbuhan dan inovasi di tempat lain. Kedua, Apple

berfokus melakukan beberapa hal dengan sangat baik dan tidak terganggu dengan

mode yang lewat. Akibatnya, Apple bisa membuang berat sumber daya di belakang

produk baru dan memastikan pengalaman terbaik bagi konsumen. Banyak kritik

diberikan kepada Jobs. Apple dianggap jauh lebih besar daripada Steve Jobs. Dengan

pegawai penuh waktu berjumlah sekitar 46 ribu, Apple merupakan perusahaan yang

penuh dengan eksekutif cerdas dan insinyur kelas dunia. Orang-orang di dalam Apple

memahami filosofi bahwa pengawasan perangkat keras maupun perangkat lunak

adalah kunci untuk memberi pengalaman kelas pertama bagi konsumen. Faktor

terakhir adalah posisi keuangan Apple. Dengan dana tunai lebih dari 50 milyar dolar,

Apple dengan mudah dapat membuat akuisisi bedah dan taktis saat peluang muncul.

Sebagai contoh adalah akuisisi Apple terhadap Fingerworkspada tahun 2005 dimana

teknologi multi-sentuhnya kemudian dipakai di iPhone. Pada intinya, kesuksesan

Apple adalah hasil dari visi yang jelas dari kepemimpinan Apple ditambah dengan

keahlian teknis untuk member produk yang secara konsisten mendefnisikan kembali

gagasan tentang bagaimana cara kita menggunakan teknologi.

7

Page 8: Studi Kasus Apple

Penutup

Steve Jobs menjadi eksekutif bisnis di era 2000-an. Prestasinya melegenda

dan kreasi paling dibanggakannya adalah Apple Corporation itu sendiri. Dalam

rentang waktu mulai didirikannya Apple sampai saat setelah Steve Jobs meninggal

pada 4 Oktober 2011, saham perusahaan telah meningkat lebih dari 6000 persen dan

produk telah mengganti cara bagaimana dunia terhubung dan berkomunikasi. Jobs

adalah perintis Manifest Destiny untuk era digital. Jobs telah menginspirasi orang-

orang lainnya. Dalam era ketidakpastian yang meluas, kekacauan ekonomi,

pengangguran dan kekerasan hidup, warisan Jobs adalah mercusuar harapan.

American Dream belum mati. American Dream tentu saja lebih baik dikategorikan

sebagai istilah yang tidak mengacu pada satu wilayah geografis, tapi lebih kepada

komunitas global secara keseluruhan. America Dream mewakili satu tanda prinsipil,

yaitu kemungkinan. Berita kematian Jobs yang dirilis pada 4 Oktober 2011

membawa curahan kesedihan bagi para penggemar Apple. Mereka mendirikan kuil

darurat di luar toko-toko Apple. Para tokoh-tokoh industri memberi penghargaan

untuk kejeniusan dan mereka menggambarkan Jobs sebagai seorang messiah tanpa

pamrih, seorang santo silikon yang telah memimpin dunia keluar dari kegelapan dan

menuju cahaya.

Daftar Pustaka

Markoff, John. Apple’s Visionary Redefined Digital Age. The New York Times,

October 5, 2011

8

Page 9: Studi Kasus Apple

Conte, Christopher. Outline of the U.S. Economy. U.S. Department of State Office of

International Information Programs-US Information Agency, 1981

Sieczkowski, Cavan. Steve Jobs: Innovation, Capitalism, and the American Dream.

International Business Time, October 12, 2011

Lyons, Dan. Steve Jobs, Unvarnished. The Daily Beast, October 24, 2011

Porter, Spencer. What Steve Jobs Taught Me. The Daily Beast, October 11, 2011

Meyer, Jon K. Book Review: Steve Jobs. J Am Psychoanal Assoc (2012) 60: 869

Wharton. Inside Apple: Adam Lashinsky on the Future of America’s Most Secretive

Company. Knowledge @Wharton: April 04, 2012

9