Struktur Makroskopis Saluran Pencernaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

saluran pencernaan

Citation preview

A. Struktur Makroskopis Saluran PencernaanSistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pancreas. Saluran pencernaan yang terletak dibawah diafragma disebut saluran gastrointestinal.2MulutBatas-batas mulut sebelah atas adalah palatum durum dan palatum molle. Sebelah bawah adalah mandibula, lidah dan struktur lain pada dasar mulut. Sebelah lateral adalah pipi. Sebelah depan adalah bibir. Sebelah belakang adalah lubang yang menuju ke faring. 2Dasar mulut dibentuk oleh lidah. Lekukan pada bagian depan dan samping lidah merupakan tempat membrane mukosa direfleksikan dari lidah ke gusi. Dibawah lekukan ini, glandula salivarus submandibular dan sublingual, dan beberapa otot kecil bekerja pada lidah. 2Palatum durum dibentuk oleh sebagian maxilla di bagian depan dan os palatinum di bagian belakang. Tulang dilapisi oleh periosteum dan membrane mukosa. Palatum molle, dibentuk oleh otot dan jaringan ikat yang dilapisi membrane mukosa, bersambung dengan palatum durum dibagian depan. Uvula adalah tonjolan lunak berbentuk kerucut yang menggantung pada garis tengah. Pada setiap sisi terdapat dua arcus membrane mukosa dan diantaranya merupakan tonsil.2Kelenjar LudahKelenjar ludah terdiri dari glandula parotis, submandibularism dan sublingualis yang merupakan sel-sel yang mensekresi saliva. 2Glandula parotis adalah kelenjar berbentuk baji tidak beraturan terletak di bagian depan, bawah, dan belakang daun telinga. Ductus parotis keluar dari batas anterior, berjalan horizontal melintasi pipi, menembus lemak dan musculus buccinators, membuka di bagian dalam pipi di seberang gigi molar 2 atas. Cabang-cabang nervus fascialis (cranialis VII) berjalan kedepan melalui kelenjar mencapai otot wajah. 2Glandula submandibularis terletak dibagian belakang dasar mulut tertutup dibawah angulus mandibula. Ductusnya berjalan ke depan pada dasar mulut membuka ke dalam mulut bagian samping lidah. 2Glandula sublingalis terletak dibawah membrane mukosa dasar mulut dan tertutup di bawah bagian depan lidah. Kelenjar ini memiliki sekitar 12 saluran kecil yang membuka ke dalam dasar mulut. 2FaringFaring adalah tabung fibromuskular yang melekat pada dasar tenggorokan di atas dan berhubungan dengan oesophagus di bagian bawah. Faring terdiri dari tiga bagian, nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Laringofaring terletak dibelakang epiglottis dan laring dan berhubungan denga oesofagus dibagian bawah. Makanan melewati orofaring dan laringofaring lalu masuk ke dalam oesofagus.2EsophagusEsophagus merupakan suatu saluran yang panjangnya 25 cm terbentang dari pharynx sampai gaster. Bagian terbesar esophagus terletak di daerah thorax. Bagian yang di abdomen di bawah diaphragm disebut pars abominalis esophagei. Esophagus bersama nervus vagus menembus crus dextrum diaphragm pada suatu lubang yang disebut hiatus esophagei setinggi vertebrae thoracal 9 atau 10. Pars abdominalis esophagei membentuk lekukan pada lobus kiri hepar (impression esophagei hepatis), dan masuk ke bagian lambung yang disebut cardia ventriculi di belakang costae 7 sinistra. Peralihan esophagus ke dalam lambung disebut ostium cardiacum. Esophagus ke depan berhubungan dengan permukaan posterior lobus kiri hepar dank e belakang dengan crus sinistrum diaphragma.3Pars abdominalis esophagei mendapat darah dari r. esophagei a. gastric sinistra dan cabang-cabang a. phrenica inferior. Vena mengalirkan darah dari v. azygos atau v. gastrica sinistra. Persarafan esophagus diurus oleh r. anterior et posterior n. vagus (parasimpatis), dan dari sistem sympathicus melalui nervi splanchnici. 3LambungLambung merupakan bagian yang paling lebar dari saluran pencernaan. Pada posisi berbaring, lambung terletak di region hypochondriaca kiri, epigastrica dan umbilicalis. Lambung mempunyai peritoneum visceral yang meliputi permukaan anterior dan posterior. Kedua lapisan tersebut dari curvature minor ke arah hepar membentuk ligamentum hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke bawah kedua lapisan pada curvature major berhubungan dengan omentum gastrolienalis dan mesocolon transversum, membentuk omentum majus. 3Lambung mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan (curvature major dan minor) dan dua permukaan (fascies anterior dan posterior). Lambung terdiri dari lima bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, pars pyloric dan pylorus. Cardia merupakan tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus gastricus yang berbentuk kubah merupakan nagian lambung yang berada di atas kiri dari ostium cardiacum. Antara fundus dan pars abdominalis esophagei terdapat sudut tajam, disebut incisura cardiac. Corpus gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih vertical antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi pars pyloric. Curvature minor yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari cardiac sampai pylorus. Curvature major yang lebih besar terbentang dari incisura cardiac terus ke fundus dan pinggir kiri lambung sampai pylorus. Pada curvature minor di batas antara corpus dengan pars pyloric terbentuk sudut yang disebut incisura angularis. Pars pylorica terdiri dari antrum pyloricum yang lebar disebelah proximalis dan canalis pyloricus yang lebih sempit disebelah distalis yang berakhir pada pylorus. Pylorus merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa sphincter yang umumnya berada dalam keadaan kontraksi tonik. Sphincter pylori mempunyai otot sircularis tebal (musculus sphincter pylori) yang mengatur aliran isi lambung ke duodenum. 3Gaster berhubungan dengan sejumlah alat, yaitu hepar diatas, kanan , dan depan, diaphragm diatas, limpa ke arah kiri, pancreas, ginjal dan glandula suprenalis kiri dibelakang, kebawah dengan colon dan omentum majus, serta dengan dinding depan abdomen dan thorax ke depan. Gaster mempunyai permukaan anterior dan posterior yang bertemu pada curvature major dan minor. Fascies anterior diliputi oleh peritoneum visceralis dari cavum pertonei dan berhubungan dengan lobus kiri hepar, diaphragm, iga-iga dan dinding depan abdomen. Hubungan dengan costae dan dinding depan abdomen tergambar pada apa yang disebut lapang lambung (magenfeld), yaitu hubungan lambung langsung dengan dinding depan thorax dan dinding depan abdomen. Batas-batas lapang lambung adalah pada hepar disebelah kanan, diaphragma dan paru-paru kiri disebelah atas, limpa disebelah kiri dan mesocolon transversum dibawah. Bagian lapang lambung yang berada dibelakang iga yang disebut ruang traube dengan batas-batasnya di medial pada pinggir kiri sternum, diatas pada garis dari rawan iga 6 ke pinggir bawah rawan iga 9 pada medioclavicularis, dan dibawah pada arcus costarum. 3Facies posterior diliputi peritoneum visceral dari bursa omentalis yang tepat berada dibelakang lambung. Hubungan fascies posterior dengan bursa omentalis dan sejumlah alat membentuk palungan lambung, lekukan yang terbentuk oleh bursa omentalis, bersama diaphragma, lien dan glandula suprarenalis kiri kearah atas, serta bagian atas ren kiri, corpus dan cauda pancreas, dan mesocolon transversum kearah bawah. Fundus lambung terletak pada kubah diaphragma. 3Lambung mendapat darah dari cabang-cabang arteria celiac, yaitu arteriae gastric simistra et dekstra, gastro omentalis ( epiploica) dextra et sinistra, dan gestricae breves. A. gastric sinistra yang merupakan cabang langsung dari a. celiac berjalan ke esophagus dan turun kembali ke curvature minor. A. gastroomentalis dextra merupakan cabang dari a. gastroduodenalis (yang merupakan cabang dari a. hepatica communis). A. gastroomentalis sinistra dan a. gastricae breves merupakan cabang dari a. lienalis. 3Vena gastric dextra dan sinistra mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta hepatis, sedang v. gastroomentalis kiri dan venae gastricae breves masuk ke vena lienalis, sedang v. gastroomentalis kanan masuk ke v. mesenterica superior terus ke v. porta hepatica. 3Saluran limfe lambung mengikuti perjalanan arteriae sepanjang curvature major dan minor sebagai nodi limphatici. gastroomentalis, nodi lymphatici. Gastrica, pancreaticolienalis dan nodi lymphatici. pyloric (didepan caput pancreas) yang semuanya dialirkan ke nodi lymphatici. celiac. 3Persarafan parasimpatis berasal dari cabang-cabang n. vagus, sedang yang dari sistem simpatis berasal dari plexus celiacus. Serabut-serabut eferen dari sistem simpatis berasal dari segmen thotacal 6-9. 3Usus HalusIntestinum tenue atau usus halus terdiri dari duodenum yang retroperitonealis dan jejunum dan ileum yang intraperitonealis. Bagian usus kecil mulai distalis dari pylorus yaitu awal duodenum, yang dilanjutkan pada flexura duodenojejunalis menjadi jejunum dan seterusnya menjadi ileum sampai bermuara ke caecum. 3DuodenumDuodenum merupakan bagian paling proximal usus halus. Dimulai pada pylorus dan meluas sekitar 20-30 cm panjangnya ke distal, duodenum terfiksasi terutama dalam posisi retroperitoneum. 4 Duodenum dibagi ke dalam empat bagian. Bagian pertama atau pars superior duodeni hampir selalu ditutupi oleh peritoneum. Peritoneum ini terbentang ke sefalad untuk menjadi ligamentum hepatoduodenale dan hepatogastricum. Di posterior inferior, perluasan peritoneum menutupi caput pancreatic. 4Bagian kedua duodenum terletak dalam garis vertical yang terbentang dari apex pars superior duodeni ke inferior menuju ke sepertiga bagian duodenum yang horizontal. Bagian superiornya setinggi vertebra lumbalis pertama dan terbentang ke vertebra lumbalis ketiga sebelum bersatu dengan bagian ketiga duodenum. Ia terletak di kanan garis tengah, mempunyai kecekungan pada sisi kirinya dan dekat dengan caput pancreatic. Pada dinding medial, ductus choleoduchus dan ductus pancreaticus utama masuk melalui papilla vater. Ductus pancreaticus accesorius santorini bisa masuk beberapa sentimeter proximal terhadap ampulla. Seluruh duodenum descenden dalam posisi retroperitoneum. 4Bagian ketiga atau pars horizontalis duodeni terbentang ke kiri dari sambungannya dengan duodenum descendens distal melintasi garis tengah setinggi vertebra lumbalis ketiga. Ia juga terutama terletak dalam posisi retroperineum. Tetapi ada lipatan peritoneum pada sambungan sepertiga tengah dan distal dari bagian duodenum ini, yang membentuk pangkal mesenterium dari usus halus serta mencakup nervus, vena dan arteria mesenterica superior di anterior terhadap duodenum. Vena cava inferior dan aorta terletak dibelakang duodenum ini. 4Bagian keempat atau ascendens duodenum terletak di anterior kiri aorta. Ia berjalan superior terhadap tingkat vertebra lumbalis kedua dan kemudian membelok ke anterior dan kaudal. Pada tempat ini dia terfiksasi oleh ligamentum treitz (perluasan crus dextrum diaphragm) dan berlanjut sebagai jejunum. 4Jejunum dan IleumJejunum dan ileum digantung dari suatu mesenterium, pangkalnya meluas sekitar 15 cm. dari ligamentum treitz. Setinggi L2 ke valve ileocaecalis di kuadran kanan bawah setinggi L4-5. Sehingga jejunum cenderung terletak dalam kuadran kiri atas dan ileum dalam kuadran kanan bawah abdomen. Ada perbedaan dalam mesenterium antara usus halus proximal dan distal. Dalam mesenterium jejunum, lemak yang terkandung di antara lembaran berakhir tepat sebelum mencapai batas usus, yang meninggalkan area bening, yang melalui ini dapat terlihat pembuluh darah yang mendarahi jejunum. Lemak dalam mesenterium ileum terbentang sampai dinding usus mesenterica, sehingga menyebabkan visualisasi yang buruk bagi pembuluh darah. 4Vaskularisasi duodenum dilakukan oleh dua sumber, yaitu truncus coeliacus yang secara berurutan memberi cabang arteri hepatica, arteri gastroduodenalis dan arteria pancreaticoduodenalis superior serta arteria mesenterica superior, oleh cabang pancreaticoduodenalis inferiornya. Dua arteria pancreaticoduodenalis superior dan inferior, membentuk suatu anastomosis dalam caput pancreatic. Ia memungkinkan penyediaan darah yang kontinu ke caput pancreatic dan duodenum, bahkan jika salah satu pembuluh darah yang melayani menyempit atau tersumbat.4Usus halus mesenterica seluruhnya dilayani oleh arteria mesenterica superior melalui 12 sampai 15 cabang yang dicabangkan ke mesenterium. Ia membentuk arcade, yang kemudian menimbulkan arteria lurus yang menyilang mesenterium langsung ke dinding usus halus. 4Drainase vena duodenum dan usus halus mesenterica menuju ke sistem vena porta. Duodenum di drainasse oleh vena pancreatica yang memasuki vena mesenterica superior dan vena porta langsung. Drainase vena usus halus mesenterica langsung ke dalam vena mesenterica superior.4

ColonColon mulai sebagai kantong yang mekar dan terdapat apendiks vermiformis atau umbai cacing. Apendiks juga terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti usus lainnya, hanya lapisan submukosanya berisi sejumlah jaringan limfe. Sebagian terletak di bawah saecum dan sebagian dibelakang saecum atau retrosaecum. 4Saecum terletak di daerah illiaca kanan dan menempel pada otot illiopsoas. Dari sini colon naik melalui daerah sebelah kanan lumbal dan di sebut colon ascendens. Dibawah hati berbelaok pada tempat yang disebut flexura hepatica, lalu berjalan melalui tepi daerah epigastrik dan umbilical sebagai colon transverses. Di bawah limpa membelok sebagai flexura sinistra atau flexura lienalis dan kemudian berjalan melalui daerah kanan lumbal sebagai colon descendens. Di daerah kanan illiaca terdapat belokan yang disebut flexura sigmoid dan dibentuk colon sigmoideus, dan kemudian masuk pelvis besar dan menjadi rektum. 4Struktur colon terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti usus halus. Serabut longitudinal pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang memberi rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang. 4RektumRektum dimulai pada colon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal yang kira-kira 3 cm panjangnya. Saluran ini berakhir ke dalam anus yang dijaga otot internal dan eksternal. 4Struktur rektum serupa dengan yang ada pada kolon, tetapi dinding yang berotot lebih tebal dan membrane mukosanya memuat lipatan-lipatan membujur yang disebut kolumna morgagni.4PankreasPancreas terletak dibelakang membrane peritoneum posterior dan terbentang dari cekungan duodenum sampai hilum splenikum setinggi vertebra lumbalis kedua. Pembagian daerah pancreas digambarkan sebagai caput (dan prosessus unsinatus) yang dibatasi oleh lekuk-C duodenum, collum, yang terletak diatas pembuluh darah mesenterica superior dan bagian distal kelenjar sisanya, yang dibagi menjadi corpus dan cauda. Caput merupakan bagian organ tertebal dan kelenjar ini meruncingkan progresif kea rah cauda. Collum membagi pancreas ke dalam bagian yang massanya kurang lebih sama.4Peritoneum yang menutupi collum, corpus dan cauda membentuk lantai posterior bursa omentalis, anterior terhadap daerah ini terletak dinding posterior lambung. Di belakang caput pancreas terletak vena cava inferior, vena renalis dan arteria renalis dextra. Bagian medial prosessus unsinatus terletak tepat anterior terhadap aorta, dibawah pangkal arteria mesenterica superior. Corpus pancreas terletak tepat anterior terhadap glandula adrenalis sinistra serta cauda berakhir dalam daerah hilum splenikum bawah. Sementara arteri splenika biasanya sedikit superior terhadap permukaan posterior corpus dan cauda pancreas, vena splenica umumnya terletak di dalam alur sepanjang permukaan posterior kelenjar ini serta menerima banyak cabang pankreatika yang halus. 4Duktus koleodukus turun dibelakang duodenum bagian atas, kemudian berjalan ke dalam permukaan posterior caput pancreas sebelum berakhir bersama dengan duktus pankreatikus utama pada ampulla vateri dalam dinding medial duodenum. 4Pancreas menerima banyak suplai darah dari berbagai sumber arteri besar. Truncus seliacus dan arteria mesenterika member cabang ke pancreas. Capus pancreas superior di suplai oleh arteria pancreaticoduodenalis superior anterior dan posterior, yang berasal dari arteria gastroduodenalis. Di inferior caput disuplai oleh arteri pancreatikoduodenalis inferior anterior dan posterior, yang berasal dari arteria mesenterica superior. Arteria splenica memberikan beberapa cabang arteri ke corpus dan cauda pancreas, yang mencakup arteria pankreatika dorsalis, arteria pankreatika inferior dan arteria pankreatika magna. di samping itu banyak cabang kecil dari arteria splenika, hepatica dan gastroduodenalis memberikan aliran darah ke kelenjar. 4Aliran darah vena dari pancreas akhirnya mengalir ke vena porta, dan hubungan vena porta dan vena mesenterica superior ke pancreas sangat penting. Vena pancreatikus umumnya mengikuti pola arteria dengan masing-masing vena terletak superficialis terhadap arteri. Drainase vena utama terdiri dari vena porta suprapancreatika, porta retropancreatika dan vena splenika serta vena mesenterica superior infrapancreatica. 4

HeparHati atau hepar adalah organ visceral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya 1500 g dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrient dari vena porta hepatica. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan kiri. 4Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus. 4Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua lobus terdapat porta hepatica. Jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk mambentuk jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak di antara lempeng-lempeng sel. Saluran porta, masing-masing berisi sebuah cabang vena porta, arteri hepatica, dan ductus empedu membentuk sebuah lobules porta. 4Kandung Empedu Kandung empedu adalah kantong muscular hijau menyerupai buah pir dengan panjang 10 cm. organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hari. Kapasitas total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.3Pasokan darah ke kandung empedu adalah melalui arteri kistika, yang merupakan cabang dari arteri hepatica kanan. Drainase vena dari kandung empedu biasanya ke dalam cabang kanan dari vena porta. 3 Saraf muncul dari aksis seliak dan terletak du sepanjang arteri hepatica. Sensasi nyeri diperantai oleh serat visceral, simpatis. Rangsangan motoris untuk kontraksi kandung empedu dibawa melalui cabang nervus vagus dan ganglion seliaka. 3

B. Struktur Mikroskopik Saluran Pencernaan Pada umumnya saluran cerna manusia tersusun oleh 4 lapisan utama yaitu, mukosa, muskularis mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Mukosa tersusun oleh epitel selapis, sebuah lamina propria jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah, pembuluh limfe, sel otot polos, kadang juga mengandung kelenjar dan jaringan limfoid.5 Muskularis mukosa terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan longitudinal luar dari otot polos, yang memisahkan mukosa dari submukosa. Submukosa terdiri atas jaringan ikat padat dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe, pleksus saraf submukosa (pleksus Meissner). Lapisan muskularis mengandung sel-sel otot polos yang tersusun spiral dan dibagi dalam dua lapisan lagi, sesuai arah utama jalannya otot. Di lapisan dalam (dekat lumen), susunan sel umumnya melingkar. Di lapisan luar, sebagian besar susunannya memanjang. Muskularis mengandung pleksus saraf mienterikus (Auerbach), terletak antara kedua lapisan otot dan pembuluh darah serta limfe dalam jaringan ikat di antara lapisan otot.5Serosa adalah lapisan tipis jaringan ikat longgar, yang kaya akan pembuluh darah, pembuluh limfe, dan jaringan lemak, serta epitel berlapis gepeng sebagai epitel pelapis. Fungsi utama epitel selapis saluran cerna adalah sebagai sawar yang secara selektif bersifat permeabel di antara isi saluran cerna dan jaringan tubuh, untuk memudahkan transpor dan pencernaan makanan, membantu absorpsi produk pencernaan, dan menghasilkan hormon yang pengaruhi aktivitas sistem pencernaan. Sel lapisan ini menghasilkan mukus sebagai pelumas dan pelindung.5 Banyaknya nodul limfoid dalam lamina propria dan submukosa melindungi organisme dari serangan bakteri. Lamina propria yang terdapat tepat dibawah epitel, adalah zona yang kaya akan makrofag dan sel-sel limfoid, dan beberapa diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama berupa imunoglobin A (Ig A) dan tergabung dengan suatu protein sekresi yang dihasilkan oleh sel epitel selapis usus dan disekresikan ke dalam lumen usus. Kompleks antibodi tersebut melindungi usus dari serangan virus dan bakteri.5Rongga mulut dilapisi oleh epitel brlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa lapisan tanduk. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut terhadap kerusakan selama mengunyah dan hanya terdapat di gingiva dan palatum durum.5 Lamina propria daerah ini memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan tulang. Lamina propria memiliki papila, mirip dermis kulit, dan menyatu dengan submukosa yang mengandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit dapat dilihat. Pallatum molle mengandung otot rangka, sejumlah besar kelenjar mukosa dan nodul limfoid dalam lapisan submukosanya.5 Lidah terdiri atas anyaman berkas otot rangka yang terorientasi horizontal, vertikel, longitudinal, dan saling tegak lurus. Susunan ini menjamin gerak yang luas pada daerah anterior lidah yang penting untuk pengunyahan, pembentukan suara, dan menelan. Permukaan dorsal lidah memiliki epitel yang relatif tebal dan melekat erat pada lapisan jaringan ikat padat dibawahnya. Dua pertiga bagian anterior dan sepertiga bagian posterior dipisahkan oleh suatu alur dangkal berbentuk V, disebut sulkus terminalis. Bagian anterior sulkus teminalis, dorsal dari lidah dilapisi oleh suatu tonjolan kecil, yang disebut papila lingualis. Papila lingualis dibagi atas papila filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan papila foliata. Papila filiformis 6Usus halus adalah tempat akhir berlangsungnya pencernaan, absorbsi nutrien, dan sekresi endokrin. Peristiwa pencernaan dituntaskan di usus halus, tempat nutrien akan diabsorpsi oleh sel epitel pelapis. Usus halus terdiri atas tiga segmen, yaitu duodenum, yeyunum, dan illeum. Permukaan usus halus memperlihatkan suatu lipatan-lipatan permanen, yaitu plika sirkularis Kerkringi, yang terdiri atas mukosa dan submukosa, dengan bentuk semilunar, sirkular, atau spiral. Plika ini berkembang di yeyunum dan karenanya menjadi ciri khas yeyunum. Plika tersebut bukanlah ciri khas bagi duodenum atau ileum, meskipun struktur ini berada di kedua tempat tersebut. Vili intestinal merupakan penonjolan atau pertumbuhan mukosa sepanjang 0,5-1,5 mm ke dalam lumen usus halus.5,6Di duodenum, vili ini berbentuk daun, dan berangsur berubah bentuk menyerupai jari saat tiba di ileum. Diantara vili ini terdapat muara kecil dari kelenjar tubuler simpleks yang disebut kelenjar intestinal (Lieberkuhn). Epitel vili menyatu dengan epitel kelenjar. Kelenjar intestinal mengandung sel induk, sedikit sel absorptif, sel goblet, sel Paneth, dan sel enteroendokrin. Sel absorptif adalah sel silindris tinggi, masing-masing dengan inti lonjong dibagian basal sel. Di apeks sel terdapat lapisan homogen yang disebut brush border. Dengan mikroskop elektron, brush border terlihat sebagai lapisan mikrovili padat. Setiap mikrovilius merupakan tonjolan silindris dari sitoplasma apikal dengan panjang 1 m dan diameter 0,1 m.5,6 Terdiri atas membran sel yang membungkus inti mikrofilamen aktin dan protein sitoskeleton lainnya. Setiap sel absorptif diperkirakan memiliki rata-rata 3000 mikrovili, dan 1mm2 mukosa yang mengandung sekitar 200 juta struktur ini. Mikrovili mempunyai fungsi fisiologis penting dalam memperluas daerah kontak antara permukaan usus dengan nutrien. Adanya plika, vili, dan mikrovili sangat menambah luas permukaan usus, ciri penting suatu organ tempat berlangsungnya absorpsi yang intensif. Fungsi yang lain yang penting dari sel silindris intestinal adalah penyerapan molekul nutrien yang dihasilkan proses pencernaan. Disakaridase dan peptidase yang disekresi sel absortif dan terikat pada brush border, menghidrolisis disakarida dan dipeptida menjadi monosakarida dan asam amino yang mudah diserap melalui transpor aktif sekunder. Pencernaan lipid terutama terjadi sebagai akibat kerja lipase pankreas dan empedu. Pada manusia, kebanyakan absorpsi lipid terjadi di duodenum dan yeyunum bagian atas.5,6Sel-sel goblet tersebar diantara sel absorptif. Sel ini tidak banyak terdapat di duodenum dan jumlahnya bertambah ke arah ileum. Sel ini menghasilkan suatu glikoprotein asam dari jenis musin yang terhidrasi dan membentuk ikatan silang untuk membentuk mukus, dengan fungsi utama melindungi dan melumasi lapisan usus. Sel paneth dibagian basal kelenjar intestinal dalah sel eksokrin dengan granul sekresi di sitoplasma apikal. Lisozim, enzim yang mencerna dinding sel beberapa bakteri, yang terdapat di dalam granul sekresi eosinofilik berukuran besar di sel ini. Lisozim memiliki aktivitas antibakteri dan dapat berperan dalam mengendalikan flora usus. Sel endokrin usus bila dirangsang akan membebaskan granul sekresinya melalui eksositosis, dan hormonnya kemudian menghasilkan efek parakrin (lokal) atau efek endokrin (darah). Sel-sel pensekresi-polipeptida di saluran cerna dibagi dua kelompok : tipe terbuka dan tipe tertutup. Tipe terbuka ditandai oleh apeks sel yang memiliki mikrovili dan berkontak dengan lumen organ ini. Tipe tertutup ditandai oleh apeks sel yang ditutupi sel epitel lain. Di usus halus sel endokrin tipe terbuka, lebih gepeng dari sel-sel absorptif di dekatnya, dengan mikrovili yang tidak teratur di permukaan apeksnya dan granul sekresi kecil didalam sitoplasmanya.5,6Lamina propria usus halus terdiri atas jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah, pembuluh limfe, serabut saraf, dan sel otot polos. Lamina propria menembus pusat vili usus, yang membawa serta pembuluh darah dan limfe, saraf, jaringan ikat, dan sel otot polos. Sel otot polos menimbulkan pergerakan ritmik di vili, yang penting untuk proses penyerapan.5,6 Muskularis mukosa tidak memperlihatkan sesuatu yang istimewa pada organ ini. Lapisan submukosa mengandung kelompok kelenjar tubular bergelung yang bermuara ke dalam kelenjar intestinal. Inilah kelenjar duodenum (brunner). Sel-selnya berasal dari jenis sel mukosa. Produk sekresinya bersifat sangat basa. Produk tersebut berfungsi melindungi membran mukosa duodenum terhadap efek asam dari getah lambung dan memberikan isi usus pH yang optimal untuk kerja enzim pankreas. Lamina propria dan submukosa usus halus mengandung agregat nodul limfoid yang dikenal sebagai plaque peyeri, komponen penting dari GALT.5,6Bila dilihat dari permukaan lumen, setiap plaque peyeri tampak sebagai daerah mirip kubah dan tak mengandung villi. Pembuluh darah yang memberi makan usus dan memindahkan produk pencernaan yang diserap, menembus lapisan muskularis dan membentuk pleksus besar di dalam submukosa. Dari submukosa, cabang-cabangnya meluas melalui muskularis mukosa dan lamina propria dan memasuki villi. Setiap vilus menerima, sesuai ukurannya, satu atau lebih cabang pembuluh yang membentuk jalinan kapiler tepat dibawah epitelnya. Pada ujung vilus, muncul satu atau lebih venula dari kapiler ini dan berjalan dalam arah berlawanan, sampai bertemu vena pleksus submukosa.5,6Pembuluh limfe usus berawal sebagai saluran buntu di pusat vilus. Kapiler ini sulit ditemukan karena dindingnya rapat satu sama lain sehingga tampak seperti kolaps walaupun ukurannya lebih besar dari kapiler darah. Proses lain yang penting untuk fungsi usus adalah pergerakan ritmik dari vili. Gerakan ini timbul akibat kontraksi sel-sel otot polos yang berjalan vertikal dari muskularis mukosa dan ujung vili. Kontraksi ini berlangsung beberapa kali per menit dan menimbulkan aktivitas pemompaan pada vili yang mendorong cairan limfe ke pembuluh limfe mesenterium. Persarafan usus dibentuk oleh komponen intrinsik dan komponen ekstrinsik. Komponen intrinsik terdiri atas kelompok neuron yang membentuk pleksus saraf mienterikus diantara lapisan muskularis sirkular dalam dan lapisan muskularis longitudinal luar, dan pleksus submukosa. Pleksus ini mengandung sejumlah neuron sensorik yang menerima informasi dari ujung saraf di dekat lapisan epitel dan di lapisan otot polos sehubungan dengan komposisi isi usus dan derajat peregangan dinding usus.5,6

Pankreas adalah kelenjar campuran eksokrin-endokrin yang menghasilkan enzim pencernaan dan hormon. Hormon disintesi oleh kelompok sel epitel endokrin, yang dikenal sebagai pulau Langerhans. Bagian eksokrin pankreas adalah kelenjar asinar kompleks, yang serupa dengan struktur kelenjar parotis. Pada sediaan histologis, keduanya dapat dibedakan karena tidak ada duktus striata dan adanya pulau Langerhans pada pankreas.5Ciri khas lain adalah bahwa pada pankreas, bagian awal duktus interkalaris masuk ke dalam lumen asinus. Inti, yang dikelilingi sitoplasma pucat, terletak di sel sentroasinar yang merupakan bagian intra-asinar di duktus interkalaris. Sel-sel ini hanya dijumpai di asinus pankreas. Duktus interkalaris adalah cabang akhir duktus interlobular berukuran lebih besar yang dilapisi epitel silindris. Tidak ada duktus striata pada sistem saluran pankreas. Asinus eksokrin pankreas terdiri atas beberapa sel serosa yang mengelilingi lumen. Sel-selnya inti bulat dan khas untuk sel penghasil protein. Junlah granul zimogen yang terdapat di dalam sel bervariasi sesuai fase pencernaan dan mencapai maksimum pada hewan yang sudah berpuasa.5Pankreas ditutupi suatu simpai jaringan ikat tipis yang menjulurkan septa ke dalamnya dan memisahkan lobulus pankreas. Asinus dikelilingi oleh suatu lamina basal yang ditunjang selubung serat-serat retikulin halus. Pankreas juga memiliki jaringan kapiler luas yang penting untuk proses sekresi. Sekresi pankreas terutama dikendalikan oleh dua hormon yaitu sekretin dan koleisistokinin. Hormon ini disekresikan oleh sel-sel enteroendokrin mukosa duodenum. Rangsangan nervus vagus juga menimbulkan sekresi pankreas.5 Sekretin merangsang produksi sekret yang banyak mengandung air, dengan aktivitas enzim yang rendah dan kaya akan bikarbonat. Sekret ini terutama disekresi oleh sel-sel duktus interlobular dan berfungsi menetralkan kimus asam sehingga enzim pankreas dapat berfungsi pada pH optimalnya. Koleisistokinin merangsang sekresi cairan yang berjumlah lebih sedikit namun kaya akan enzim. Hormon ini terutama bekerja dengan mengeluarkan granul zimogen. Kerja terpadu kedua hormon ini menghasilkan sejumlah besar sekret berupa getah pankreas yang kaya akan enzim.5

Hati merupakan organ tempat pengolahan dan penyimpanan nutrien yang diserap dari usus halus untuk dipakai oleh bagian tubuh lainnya. Hati dibungkus oleh suatu simpai tipis jaringan ikat (kapsula Glisson) yang menebal di hilus, tempat vena porta dan arteri hepatika memasuki hati dan keluarnya duktus hepatika kiri dan kanan serta pembuluh limfe dari hati. Pembuluh-pembuluh dan duktus ini dikelilingi jaringan ikat di sepanjang perjalannya ke bagian ujung di dalam celah portal antar lobuli hati. Di tempat ini, terbentuk jalinan serat retikulin halus yang menopang hepatosit dan sel endotel sinusoid di lobulus hati.5 Komponen struktural utama hati adalah sel-sel hati atau hepatosit. Sel epitel saling berkelompok membentuk lempeng-lempeng saling berhubungan. Pada mikroskop cahaya, tampak satuan struktural yang disebut lobulus hati. Pada manusia, sekeliling lobulus hati akan saling berdekatan. Pada daerah perifer tertentu, lobuli akan dipisahkan oleh jaringan ikat yang mengandung duktus biliaris, pembuluh limfe, saraf, dan pembuluh darah. Daerah tersebut dinamai celah porta, dijumpai pada sudut-sudut lobulus. Hati manusia mengandung 3-6 celah portal perloulus, masing-masing dengan sebuah venula, arteriol, duktus, dan pembuluh limfe. Duktus dilapisi oleh epitel kuboid, membawa empedu yang dibuat oleh sel-sel parenkim dan akhirnya mencurahkan isinya ke dalam duktus hepatikus.5 Heaptosit pada lobulus hati trsusun seperti susunan batu-batu bata pada dinding. Tersusun dari perifer meuju pusat dan beranostomosis secara bebas membentuk sruktur yang menyerupai labirin dan busa. Celah diantara lempeng in mengandung kapiler, yaitu sinusoid hati. Sel endotel terpisah dari hepatosit dibawahnya oleh suatu lamina basal tak utuh. Selain sel endotel, sinusoid juga mengandung makrofag yang dikenal sebagai sel Kupffer. Berfungsi untuk metabolisme eritrosit tua, mencerna hemoglobin, sekresi protein, dan hancurkan bakteri yang berhasil masuk ke darah portal lewat usus besar.5Ditempat dua hepatosit berkontak, terbentuk suatu celah tubular diantara kesua sel ini yang disebut kanalikuli biliaris. Kanalikuli dibatasi oleh membran plasma dari dua hepatosit dan memiliki sedikit mikrovili di bagian dalamnya. Kanalikuli biliaris membentuk suatu jalinan beranostomosis kompleks disepanjang lempeng lobulus hati dan berakhir di daerah portal. Di tepi, empedu akan memasuki duktus biliaris yang tersusun atas sel kuboid atau silindris dan mempunyai selubung jaringan ikat yang jelas. Duktus ini berangsur-angsur akan membentuk duktus hepatikus.5Hepatosit memiliki satu atau dua inti bulat dengan satu atau dua anak inti. Hepatosit memiliki banyak retikulum endoplasma halus maupun kasar. RE kasar akan membentuk agregat yang tersebar dalam sitoplasma, seringkali disebut badan basofilik. Organel ini bertanggung jawab atas proses oksidasi, metilasi, dan konjungasi. RE halus merupakan sistem labil yang segera bereaksi terhadap molekul yang diterima hepatosit. Dalam hepatosit mengandung lisosom yang penting untuk pergantian dan degradasi organel intrasel. Hepatosit adalah sel dengan fungsi yang paling serbaguna dalam tubuh., karena hepatosit berfungsi sebagai sel endokrin dan eksokrin, menyintesis dan menimbun zat-zat tertentu, mendetoksifikasi zat lain, dan mengangkut zat lainnya. Hepatosit juga menyintesis protein plasma seperti albumin, protrombin, fibrinogen, dan lipoprotein.5,6Sekresi empedu merupakan suatu fungsi eksokrin karena hepatosit meningkatkan ambilan, transformasi, dan ekskresi komponen darah ke dalam kanalikuli biliaris. Empedu mempunyai sejumlah komponen penting lain seperti asam empedu, fosfolipid, kolesterol, dan bilirubin. Sekitar 90% dari zat ini akan diabsorpsi epitel usus bagian distal dan diangkut oleh hepatosit dari darah ke kanalikuli biliaris. Sekitar 10% asam empedu disintesis di RE halus hepatosit melalui konjungasi asam kolat dengan asam amino glisin atau taurin, yang menghasilkan asam taurokolat dan glikokolat. Bilirubin, yang kebanyakan berasal dari perombakan hemoglobin, dibentuk di dalam sistem fagosit mononuklear (sel Kupffer dan sinusoid) dan diangkut ke hepatosit. Meski kecepatan pergantian sel berjalan lambat, hati memiliki kapasitas regenerasi yang luar biasa. Hilangnya jaringan hati pada pembedahan atau akibat zat toksik, akan memicu mekanisme pembelahan hepatosit, sampai massa aslinya pulih.5Empedu yang dihasilkan oleh empedu akan mengalir lewat kanalikuli biliaris, duktulus biliaris, dan duktus biliaris. Struktur ini secara berangsur akan membentuk suatu anyaman yang berkovergensi membentuk duktus hepatikus. Duktus hepatikus, setelah bergabung dengan duktus sistikus dari kandung empedu akan berlanjut ke duodenum sebagai duktus biliaris komunis (duktus koledokus). Duktus hepatikus, duktus biliaris, dan duktus koledukus dilapisi oleh membran mukosa dengan epitel selapis silindris. Lamina proprianya tipis dan dikelilingi sedikit otot polos. Lapisan otot akan bertambah tebal dekat duodenum dan akhirnya, pada bagian intarmular, membentuk sfingter Oddi. Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang melekat pada permukaan bawah hati. Dindingnya terdiri atas mukosa dengan epitel selapis silindris dan lamina propria, selapis otot polos, jaringan ikat perimuskular, dan suatu membran serosa. Mukosa kandung empedu memiliki banyak lipatan yang dijumpai saat keadaan kosong. Sel epitelnya kaya akan mitokondria yang mampu menyekresikan sejumlah kecil mukus. Fungsi utama kandung empedu adalah untuk penyimpanan empedu, pemekatan empedu dengan cara mengabsorpsikan air, dan melepaskan empedu ke dalam saluran cerna bila dibutuhkan.5

C. Mekanisme Pencernaan Proses sistem pencernaan dalam tubuh manusia terjadi dalam saluran pencernaan dimulai dari mulut tempat makanan dan minuman masuk sampai pada usus besar. Secara umum proses dalam saluran pencernnan terbagi atas motilitas, sekresi, pencernaan itu sendiri dan penyerapan yang terjadi sesuai dengan mekanisme yang akan dijalankan bagian saluran. Motilitas mengacu pada kontrkasi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Sekresi berhubungan dengan pelepasan sejumlah getah pencernaan yang dilepaskan oleh kelenjar eksokrin sepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretoriknya sendiri. Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap enzimenzim dalam saluran pencernaan. Dan penyerapan adalah proses diserapnya satuan kecil hasil pencernaan bersama ait, vitamin dan elektrolit lalu dipindahkan dari lumen pencernaan ke dalam darah atau limfe.7MulutAdalah pintu masuk ke saluran pencernaan. Dalam rongga mulut terdapat alat seperti lidah yang berfungsi membantu melalui pergerakannya dalam mengunyah dan menelan makanan, serta melalui papil-papil pengecapnya menghantarkan rangsang berupa rasa makanan yang dimakan. Gigi bertanggung jawab unutk mengunyah (mastikasi) menghancurkan makanan dan mencampurnya dengan air liur. Di mulut saliva diproduksi oleh tiga pasangan kelenjar saliva utama: kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis yang terletak di luar rongga mulut, dan menyalurkan air liur melalui duktus-duktus pendek ke dalam mulut. Selain itu terdapat kelenjar air liur minior, yakni kelenjar bukal dilapisan mukosa pipi. Saliva terdiri 95% H2O serta 0,5% protein dan elektrolit. Protein air liur terpenting: amilase, mukus, dan lizosim.7 Air liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida. Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga mereka menyatu serta dengan menghasilkan pelumasan karena adanya mukus yang kental dan licin. Air liur juga memiliki efek antibakteri melalui efek ganda pertama oleh lizozim, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dan kedua dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber makanan. Air liur berfungsi sebagai pelarut unutk molekul-molekul yang merangsang papil pengecap, air liur berperan juga dalam higiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi. Serta menjadi penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam makanan dan asam dari bakteri sehingga membantu mencegah karien gigi.7 EsofagusMakanan yang telah hancur dan bercampur dengan saliva atau disebut bolus selanjutnnya akan menuju faring, sebagai saluran bersama pernapasan dan pencernaan kemudian akan menuju esofagus. Di esofagus terjadi proses menelan (deglutition) yang melibatkan pusat menelan di medula. Menelan dimulai secara volunter tetapi prose tersebut tidak dapat dihentikan setelah dimulai. Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya melewati esofagus ke lambung.7 Peristaltis mengacu kepada kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian, pendorongan makanan melalui esofagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat terdorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik mencapai ujung bawah esofagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan, melaui persarafan vagus. Cairan, yang tidak tertahan oelh friksi dinding esofagus, dengan cepat turun ke sfingter esofagus bawah akibat gravitasi, dan kemudian harus menunggu sekitar 5 detik sampai gelombang peristalsis primer akhirnya sampai sebelum cairan tersebut dapat melalui sfringter gastroesofagus.7Apabila bolus berukuran besar atau lengket tertelan dan tidak dapat terdorong ke lambung oleh gelombang peristaltik primer, bolus tertahan tersebut akan merengkan esofagus dan memicu reseptor tekanan di dalam dinding esofagus, menimbulkan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat peregangan.7 Gelombang peristaltik sekunder ini tidak melibatkan pusat menelan, dan orang yang bersangkutan juga tidak menyadari keberadaannya. Peregangan esofagus juga secara refleks meningkatkan sekresi air liur. Bolus yang terperangkap tersebut akhirnya di lepaskan dan digerakan ke depan melalui kombinasi lubrikasi air liur tambahan dan gelombang peristaltik sekunder yang kuat.7LambungLambung melakukan beberapa fungsi dimana yang terpenting adalah menyimpan makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai dengan pencernaan dan penyerapan yang optimal. Karena usus halus adalah tempat utama perncernaan dan penyerapan, lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkan sedikit demi sedikit ke duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus, fungsi lainya adalah unutk mensekresikan asam hidroklorida (HCl) dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein. Akhirnya, melalui gerakan mencampur lambung dengan sekresi lambung, makanan yang masuk dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung unutk menghasilkan campuran kental yang dikenal sebagai kimus. Terdapat 4 aspek motilitas lambung:7 1. pengisian2. penyimpanan3. pencampuran 4. pengosongan lambung.Pengisian lambung. Jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter (1000 ml) ketika makan. Akomodasi perubahan volume yang besarnya hingga 20 kali lipat menimbulkan ketegangan pada dinding lambung dan sangat meningkatkan tekanan intralambung dan sangat meningkatkan tekanan intralambung jika tidak terdapat plastisitas otot polos lambung dan relaksasi reseptif lambung pada saat ia terisi. Plastisitas mengacu pada kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar, tidak seperti otot rangka dan otot jantung, yang memperlihatkan hubungan panjang ketegangan. Dengan demikian pada saat serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat itu melemas tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan otot. Namun, peregangan yang melebihi batas tertentu akan memicu kontraksi yang dapat menutupi perilaku plastisitas yang pasif tersebut.7Peregangan dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu, sehingga sel-sel itu mendekati potensial istirahat yang membuat potensial gelombang lambat mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas kontraktil. Sifat dasar otot polos itu diperkuat relaksasi refleks lambung saat terisi. Interior lambung membentuk lipatan yang disebut rugae yang selama makan akan mengecil dan mendatar saat lambung perlahan melemas terisi, disebut relaksasi reseptif, dimana relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung mengakomodasi volume makanan tambahan dengan sedikit saja penaikan tekanan. Bila makanan yang masuk lebih dari 1 liter maka seseorang akan tidak nyaman, relaksasi reseptif diperantarai saraf vagus.7Penyimpanan lambung. Sebagian sel otot polos lambung dapat mengalami depolarisasi parsial yang otonom dan berirama, sel ini terletak di fundus bagian atas dari gaster. Sel-sel ini menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju sfingter pilorus dengan kecepatan 3 gelombang per menit. Pola depolarisasi ini atau BER (basic electrical rhythm) lambung, berlangsung secara terus menerus dan mungkin disertai kontraksi lapisan otot polossirkuler lambung. Bergantung pada tingkat eksitabilitas otot polos, BER dapat dibawa ke ambang oleh aliran arus dan mengambil potensial aksi, yang kemudian memulai kontraksi otot yang dikenal sebagai gelombang peristaltik yang menyapu isi lambung dengan kecepatan BER, 3 kali per menit. Gelombang peristaltik kemudian menyebar ke seluruh fundus dan korpus melalui anthrum dan sfingter pilorus. Karena lapisan otot lapisan otot di fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di kedua daerah tersebut lemah. Saat sampai di anthrum gelombang menjadi jauh lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung tersimpan tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan tapi hanya berisi sejumlah gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke anthrum tempat berlangsung pencampuran makanan.7Pencampuran lambung. Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter polirus dalam keadaan normal menjaga sfingter hampir tertutup rapat. Lubang sisa yang tersedia cukup unutk air dan cairan lain lewat, tetapi terlalu kecil unutk kimus yang kental, kecuali kimus terdorong oleh gerakan peristaltik yang kuat. Walupun demikian dari 30 ml kimus yang ditampung antrum hanya beberapa mililiter isi yang akan terdorong ke duodenum setiap gelombang peristaltik. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas diperas keluar, gelombang sudah mencapai sfingter pilorus mengakibatkan kontraksi kuat sfingter menutup pintu dan menghambat aliran kimus. Bagian terbesar kimus antrum yang terdorong ke depan dan tertolak kembali saat gelombang baru datang disebut gerakan retropulsi menyebabkan kimus bercampur merata di antrum.7Pengosongan lambung. Kontraksi peristaltik antrum selain menyebabkan pencampuran lambung juga menghasilkan gaya pendorong unutk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter tertutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas peristaltis antrum dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; sehingga pengosongan lambung diatur oleh faktor lambung dan duodenum. Dengan sedikit menimbulkan depolarisasi atau hiperpolaisasi otot polos lambung, faktor-faktor tersebut mempengaruhi ekstabilitas, semakin sering BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar aktivitas peristaltik di antrum, dan semakin cepat pengosongan lambung.7Kantung lambung merupakan sumber eksresi getah lambung. Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang bertanggung jawab untuk mensekresinya adalah mukosa oksintik yang melapisi kospus dan fundun, daerah kelenjar pilorik (PGA: pyloric gland area) melapisi antrum. Pintu masuk leher kantung dilapisi oleh sel leher mukosa, bagian kantung lebih dalam dilapisi oleh sel-sel utama (chief cell), pada bagian luar kantung lambung tidak berkontak dengan lumen terdapat sel parietal. Sel leher mukosa cepat membelah dan berfungsii sebagai sel induk bagi semua sel baru mukosa lambung. Sel baru yang dihasilkan dari pembelahan akan bermigrasi ke luar lambung menjadi sel epitel permukaan atau ke bawah berdifernsiasi menjadi sel utama atau sel parietal. Sekresi pada lambung antara lain adalah1,7: Sekresi asam hidroklorida. Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam lumen kantung lambung yang kemudian mengalirkannya ke dalam lumen lambung. pH isi lumen turun sampai serendah 2 akibat sekresi HCl. Ion hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-) secara aktif ditransportasikan oleh pompa yang berbeda di membran plasma sel parietal. Ion hidrogen secara aktif dipindahkan melawan gradien konsentrasi yang sangat besar, dengan konsentrasi H+ di dalam lumen mencapai 3-4 juta kali lebih besar dari pada konsentrasinya di dalam darah. Karena untuk memindahkan H+ melawan gradien konsentrasi yang besar diperlukan banyak energi sel-sel perietal memiliki banyak mitokondria, yaitu organel energi. Klorida juga disekresikan secara aktif tetapi melawan gradien konsentrasi yang jauh lebih kecil, yaitu sekihar 1,5 kali saja. Ion H+ yang disekreksikan tidak dipindahkan dari plasma tapi berasal dari proses-proses metabolisme di dalam sel parietal. Bila sebuah H+ disekresikan, netralitas interior sel dipertahankan oleh pembentukan H+ yang baru dari asam karbonat (H2CO3) unutk menggantikan H+ yang keluar. Sel-sel parietal memiliki banyak enzim karbonat anhidrase sehingga H2O mudah berikatan dengan CO2 yang diproduksi oleh sel parietal melalui proses metabolisme atau bedifusi masuk dari darah. Kombinasi antara H2O dan CO2 menghasilkan H2CO2 yang secara parsial akan terurai menjadi H+ dan HCO3-. Ion H+ yang dihasilkan ini menggantikan H+ yang disekresikan. HCO3- yang terbentuk dipindahkan ke dalam plasma oleh pembawa yang sama dengan yang mengangkut Cl- dari plasma ke dalam lumen lambung serupa dengan pergeseran Cl- dalam sel darah merah. Pertukaran HCO3- dan Cl- mempertahankan netralitas listrik plasma selama sekresi HCl. Walau HCl tidak mencerna apapun zat ini berfungsi 1) mengakifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin dan membentuk lingkungan asam yang optimal untuk aktivitas pepsin; 2) membantu menguraikan serat otot dan jaringan ikat, sehingga partikel makanan berukuran besar dapat dipecah menjadi partikel kecil; dan 3) bersama lizosim air liur mematikan sebagian besar mikroorganisme yang masuk bersama makanan. Sekresi pepsinogen. Konstituen percernaan utama pada getah lambang adalah pepsinogen, suatu molekul enzim inaktif yang disintesis dan dikemas oleh kompleks golgi dan retikulim endoplasma sel utama. Pepsinogen disimpan di sitoplasma sel utama di dalam vesikel sekretorik yang dikenal sebagai granula zimogen, dan dari sana pepsinogen dikeluarkan melalui proses eksositosis bila ada stimulasi yang sesuai. Pada saat disekresikan ke dalam lumen lambung, molekul pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi bentuk aktif, pepsin. Setelah terbentuk pepsin bekerja pada molekul pepsinogen lain dan menghasilkan lebih banyak pepsinogen, ini disebut dengan proses otokatalitik (self-activating). Pepsin memulai percernaan protein dengan memecah ikatan asam amino tertentu diprotein untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida (rantai pendek asam amino); enzim ini bekerja paling efektif pada lingkungan asam. Karena dapat mencerna protein enzim harus disimpan dan disekresikan dalam bentik inaktif, sehingga tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk, sampai saat zat inaktif tersebut mencapai lumen lambung, diaktifkan oleh HCl. Sekresi mukus. Permukaan mukosa lambung dilindungi oleh selapis mukus, yang berasal dari sel epitel permukaan dan sel leher mukosa. Mukus ini berfungsi sebagai sawar protektif mengatasi beberapa bentuk cedera terhadap mukosa lambung. Karena sifat lubrikasinya mukus melindungi mukosa lambung dari cedera mekanis. Mukus membantu melindungi dinding lambung dari pencernaan diri (self-digestion) karena pepsin dihambat bila berkontak dengan lapisan mukus yang membungkus dinding lambung. Karena bersifat alkalis, mukus membantu melindungi lambung dari cedera asam dengan menetralisasi HCl yang terdapat di mukosa lambung. Sekresi faktor intrinsik. Faktor intrinsik , sesuatu produk sekretorik sel pariental selain HCl, penting dalam penyerapan vitamin B12 dan hanya dapat diserap jika berikatan dengan faktor tersebut. Penyerapan vitamin B12 dilaksanakan oleh mekanisme transportasi khusus, mungkin endotosis, di bagian akhir ileum (ileum terminalis). Vitamin B12 esensial unutk pembentukan sel darah merah yang normal. Apabila tidak terdapat faktor intrinsik vitamin B12 tidak dapat diserap, sehingga produksi eristrosit terganggu dan timbul anemia pernisiosa. Kadang-kadang mukosa oksintik mengalami atriofi atau degenerasi. Jika sel-sel parietal dan sel-sel utama lenyap, lambung tidak mampu mensekresikan pepsinogen, HCl, dan faktor intrinsik. Walaupun secara normal pepsin dan asam sudah memulai pencernaan protein. Jika diperlukan, enzim-enzim pankreas dan usus halus dapat menyelesaikan pencernaan protein. Konsekuensi paling merugikan dari atrofi mukosa lambung adalah hilangnya faktor intrinsik dan muncul anemia pernisiosa.

Sekresi gastrin. Sel-sel endokrin khusus, sel G yang terletak di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung mensekresikan gastrin ke dalam darah apabila mendapatkan rangsangan yang sesuai. Setelah diangkut dalam darah kembali ke mukosa oksintik, gastrin merangsang sel utama dan sel parietal, sehingga terjadi peningkatan sekresi getah lambung yang sangat asam. Gastrin juga bersifat trofik (mendorong pertumbuhan) mukosa lambung dan usus halus, sehingga keduanya dapat mempertahankan kemampuan sekresi mereka.Sekresi-sekresi tersebut memelalui 3 tahapan yaitu tahap sefalik (saat makanan belum mencapai lambung), tahap lambung yaitu selama mekanan mencapai lambung dan berada di lambung, dan tahap usus setelah kimus meninggalkan lambung. Pencernaan di lambung yang terjadi adalah pencernaan atau digesti protein oleh pepsinogen yang aktif yaitu pepsin dan karbohidrat yang dicerna oleh amilase salifa yang terbawa bersama bolus dan tetap bekerja di bagian interior bolus yang tidak berkontak langsung dengan hasil sekredi lambung sehingga pH-nya masih menunjang amilase bekerja.7Usus halusMerupakan tepat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim- enzim pankreas, pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Dari permukaan luminal sel- sel epitel usus halus terbentuk tonjolan- tonjolan seperti rambut yang diperkuat oleh aktin dan disebut brush broder, yang mempunyai tiga kategori enzim 1) Eneterokinase, yang mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen, 2) golongan disakaridase ( sukrase, maltase dan laktase) yang menyelesaikan pencernaan karbonhidratdengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monoskarida penyusunya dan 3) golongan aminopeptidase yang menghidrolisis fragmen peptida kecil menjadi komponen- komponen asam aminonya, sehingga pencernaan asam aminonya selesai.7Enzim-enzim yang dikeluarkan oleh pankreas adalah:i. Enzim-enzim proteolitik, berperan dalam pencernaan protein. Tripsinogen diaktifkan menjadi bentuk aktifnya tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam di batas luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum. Tripsin secara otokatalisis mengaktifkan lebih banyak tripsinogen. Seperti pepsinogen, tripsinogen harus tetap inaktif di dalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik ini mencerna sel-sel tempat ia terbentuk. Dengan demikian, tripsinogen tetap inaktif sampai enzim tersebut mencapai lumen duodenum, tempat enterokinase memicu proses pengaktifan, yang kemudian berlangsung secara otokatalisis. Sebagai perlindungan tambahan,jaringan pankreas juga menghasilkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai inhibitor tripsin,yang menghambta kerja tripsin jika enzim ini secara tidak sengaja diaktifkan di dalam pancreas1. Enzim ini memecah ikatan pepsidapada AA Lys dan Arg.7 Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya, diubah oleh tripsin masing-masing menjadi bentuk-bentuk aktif mereka, kimotripsin dan karboksipeptidase, di dalam lumen duodenum. Dengan demikian, setelah enterokinase mengaktifkan sebagian tripsin. Tripsin kemudian bertanggung jawab untuk menyelesaikan proses pengaktifan selanjutnya.7 Enzim kimotripsinogen memecah peptidase khas pada asam amino aromatic. Sedangkan prokarboksipeptidase menjadikan karboksipentidase A dan B eksopeptidase sama dengan memecah asam amino yang berada di luar atau di ujung. Karboksipentidase A: memecah C ujung pada gugus umino dan karboksil khusus untuk asam amino aromatik dan asam amino netral. Karboksipentidase B: pada AA leu, Arg dan Lys yang berada di paling ujung.7Tiap-tiap enzim proteolitik tersebut menyerang ikatan peptide yang berbeda. Produk akhir yang dihasilkan dari tindakan tersebut adalah campuran asam amino dan rantai peptida pendek. Mukus yang disekresikan oleh sel-sel usus membentuk proteksi bagi dinding usus halus terhadap proses pencernaan oleh enzim-enzim proteolitik aktif tersebut.7ii. Amilase pankreas, yang berperan dalam pencernaan karbohidrat. Seperti amilase air liur, amilase pankreas berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi disakarida. Amilase disekresiakn melalui getah pankreas dalam bentuk aktif karena amylase tidak membahayakan sel-sel sekretorik.7iii. Lipase pankreas, berperan dalam pencernaan lemak. Lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yang disekresikan di seluruh system pencernaan yang dapat menuntaskan pencernaan lemak.Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliiseridda dan asam lemak bebas,yaitu satuan lemak yang dapat diserap.Seperti amylase,lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada resiko pencernaan sendiri pankreas oleh lipase.Apabila terjadi defisiensi enzim-enzim pankreas, pencernaan makanan manjadi tidak sempurna.Karena pankreas merupakan satu-satunya sumber lipase yang bermakna,defisiensi enzim-enzim pankreas menyebabkan maladigesti lemak yang serius.gambaran klinis utama insufisiensi pankreas eksokrin adalah steatorea,atau kelebihan lemak yang tidak dicerna feses.Sekitar 60% sampai 70% lemak yang masuk akan diekskresikan melalui feses.7iv. Sekresi Alkali encer pancreas. Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal dalam lingkunagn yang netral atau sedikit basa,namun isi lambung yang masuk ke duodenum disekitar tempat enzim-enzim pankreas masuk ke duodenum bersifat sangat asam.Penting sekali bahwa kimus yang sangat asam ini harus segera dinetrlkan dilumen duodenum,bukan saja agar enzim-enzim pankreas berfungsi optimal tetapi juga untuk mencegah kerusakan mukosa duodenum oleh asam.Oleh karena itu,cairan alkalis (yang kaya NaHCO3) yang disekresikan oleh pankreas ke dalam lumen duodenum melakukan fungsi penting,yaitu menetralkan kimus asam yang akan dikosongkan ke duodenum dari lambung. Sekresi NaHCO3 encer tersebut sampai saat ini merupakan komponen sekresi pankreas terbesar.Volume sekresi pankreas berkisar antara 1 dan 2 liter per hari, bergantung pada jenis dan derajat stimulasi.7Empedu disekresikan oleh hati dan dibelokan ke kantung empedu di antara waktu makan, diatur oleh sfingter oddie antara duktus biliaris dan duodenum. Efek deterjen garam empedu mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari butir-butir lemak kecil dalam cairan kimus. Sehingga luas permukaan yang tersedia unutk aktivitas enzim lipase meningkat, karena agar dapat mencerna lemak enzim lipase harus berkontak langsung dengan molekul trigesilida.7Jika garam empedu tidak mengemulsi butur lemak yang tida larut dalam air sehingga memenuhi lumen usus, lipase hanya dapat bekerja pada lemak permukaan butiran dan pencernaan trigesilida berlangsung lama. Gerakan mencampur usus memecah butiran lemak menjadi lebih kecil yang dapat kembali menyatu, sehingga garam empedu membentuk selaput muatan negatif tolak menolak mencegah butir lemak kecil menyatu lagi. Garam empedu bersama dengan kolestrol dan lesitin, yang juga merupakan konstituen empedu berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu,lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan larut air,sementara kolestrol tidak dapat larut dalam air sama sekali. Dalam satu misel garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok- kelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun di bagian tengah untuk membentuk inti hidrofobik, sementara yang suka air membentuk selapt hidrofilik di bagian luar. Agregat misel memiliki ukuran sepersejuta emulsi lemak.7Misel dengan permukaan hidrofiliknya membuat benda yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam air(dan demikian melarut lemak), di intinya yang larut dalam lemak. Dengan demikian, misel merupakan vehikulun yang praktis unutk mengankut bahan- bahan larut dalam air dalam isi lumen yang banyak mengandung air. Bahan larut lemak yang paling penting produk pencernaan lemak (monogliserida dan asam lemak bebas ) serta vitamin-vitamin larut lemak yang diangkut ke tempat penyerapan dengan menggunakan misel. Jika tidak menumpangi misel yang larut air itu, nutrien-nutrien tersebut tidak akan mengapung di permukaan cairan kimus dan tidak akan pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.7Penyerapan karbohidrat. Karbohidrat makanan disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk disakarida maltosa (produk pencernaan polisakarida), sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang terdapat di brush border usus halus selanjutnya menguraikan disakarida ini mejadi satuan monosakarida yang dapat diserap, yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder, sementara pembawa kotranspor di batas luminal mengangkut monosakarida dan Na+ dari lumen ke dalam interior sel usus. Operasi pembawa kotranspor ini, yang tidak secara langsung menggunakan energi, bergantung pada gradien konsentrasi Na+ yang diciptakan oleh pompa Na+-K+ basolateral yang memerlukan energi. Glukosa (atau galaktosa), setelah dikumpulkan di dalam sel oleh pembawa kotranspor, keluar dari sel mengikuti penurunan gradient konsentrasi untuk masuk ke darah di dalam vilus. Fruktosa diserap ke dalam darah semata-mata melalui difusi terfasilitasi (transportasi pasif yang diperantarai oleh pembawa).7Penyerapan Protein. Yang dicerna dan diserap tidak saja protein dari makanan, tetapi protein endogen (dari dalam tubuh) yang masuk ke lumen saluran pencernaan dari 3 sumber berikut juga dicerna dan diserap; 1) enzim pencernaan,yang semuanya adalah protein,yang telah disekresikan ke dalam lumen, 2) protein di dalam sel yang lepas dari vilus ke dalam lumen selama proses pertukaran mukosa dan 3) sejumlah kecil protein plasma yang dalam keadaan normal bocor dari kapiler ke dalam lumen saluran pencernaan. Setiap hari dari ketiga sumber ini sekitar 20-40 g protein endogen masuk ke lumen. Jumlah ini dapat mencapai lebih dari separuh dari protein yang disajikan ke usus halus untuk dicerna dan diserap bersama protein makanan untuk mencegah pengurangan simpanan protein tubuh. Asam amino yang diserap dari makanan dan protein endogen digunakan untuk mensintesis protein baru di tubuh.7Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama berada dalam bentuk asam amino dan beberapa fragmen peptida kecil. Asam-asam amino diserap menembus sel usus melalui transportasi aktif sekunder, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa. Dengan demikian,glukosa, galaktosa dan asam amino semuanya memperoleh tumpangan gratis dari transportasi Na+ yang menggunakan energi. Peptida-peptida kecil masuk melaui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen-konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel. Seperti monosakarida,asam amino masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus. Dengan demikian,proses penyerapan produk akhir pencernaan karbohidrat dan protein melibatkan system transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energy serta kontransportasi Na+,dan kedua jenis produk akhir tersebut kemudian diserap ke dalam darah.7Penyerapan Lemak. Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidrat dan protein karena adanya masalah lemak yang tidak larut dalam air.lemak harus dipindahkan dari kimus yang cair melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air walaupun lemak tidak larut dalam air. Dengan demikian,lemak harus menjalani serangkaian transformasi untuk mengatasi masalah ini selama pencernaan dan penyerapannya. Sewaktu isi lambung mengalir ke dalam duodenum, lemak yang ada menggumpal membentuk butir-butir trigliserida berukuran besar yang mengembang dalam kimus. Melalui efek deterjen garam-garam empedu, butir-butir besar terdispersi menjadi emulsifikasi butir-butir kecil lemak,sehingga luas permukaan lemak yang terpajan ke lipase pankreas meningkat.produk pencernaan lipase (monogliseida dan asam lemak bebas) juga tidak terlalu larut air,sehingga hanya sedikit dari produk-produk akhir pencernaan lemak ini dapat berdifusi menembus kimus untuk mencapai permukaan absorptif. Namun, komponen-komponen empedu mempermudah penyerapan produk-produk akhir pencernaan lemak ini melalui pembentukan misel. Setelah misel-misel ini mencapai membrane luminal sel-sel epitel, monogliserida dan asam lemak secara pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membrane sel epitel untuk memasuki interior sel-sel tersebut. Sewaktu produk-produk lemak tersebut meninggalkan misel dan diserap melalui membrane sel epitel, misel mampu menyerap monogliserida dan asam lemak lain yang dihasilkan daro pencernaan molekul trigliserida di dalam emulsi lemak. Garam-garam empedu secara terus menerus mengulang fungsi mereka melarutkan lemak di sepanjang usus halus sampai semua lemak diserap. Kemudian garam-garam empedu sendiri diserap ulang di ileum terminal oleh mekanisme transportasi aktif khusus. Mekanisme tersebut merupakan proses yang efisien ,karena garam empedu dalam jumlah terbatas dapat mempermudah pencernaan dan penyerapan sejumlah besar lemak, setiap garam empedu berulang-ulang melakukan fungsi sebagai pengangkut sebelum direabsorpsi.7Setelah berada didalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis ulang menjadi trigliserida.trigliserida-trigliserida ini bergabung membentuk butir-butir dan dibungkus oleh satu lapisan lipoprotein (disintesis oleh reticulum endoplasma sel epitel). Sehingga butir lemak tersebut dapat larut dalam air.Butir lemak berukuran besar dan larut air ini,yang dikenal sebagai kilomikron, dikeluarkan melaui proses eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di dalam vilus. Kilomikron kemudian masuk ke lakteal pusat, bukan ke kapiler,karena perbedaan struktural di antara kedua pembuluh tersebut.Kapiler memiliki membrane basal (suatu lapisan luar berupa polisakarida) yang mencegah masuknya kilomikron, tetapi pembuluh limfe tidak memiliki sawar ini. (Dengan demikian, lemak dapat diserap ke dalam limfe tetapi tidak dapat langsung masuk ke darah. Asam lemak dengan rantai karbon pendek atau sedang dapat masuk ke darah, tetapi makanan normal sangat sedikit mengandung jenis lemak ini. Pemindahan monogliserida dan asam lemak bebas dari kimus menembus membrane sel epitel sebenarnya merupakan proses pasif, karena produk-produk akhir pencernaan lemak yang larut lemak sekedar larut dan menembus bagian lemak dari membran.7Dengan demikian, penyerapan lemak dikatakan merupakan proses pasif. Namun, keseluruhan rangkaian proses yang diperlukan untuk menyerap lemak tetap memerlukan energi.7 Selain penyerapan protein, lemak dan karbohidrat terjadi juga penyerpan vitamin dimana vitamin yang larut dalam air akan diserap secara pasif dengan air, penyeran besi (Fe) dan kalsium (Ca) yang diserap sesuai kebutuhan tubuh, apabila berlebih maka akan di keluarkan, juga terjadi penyerapan garam dan air.7Pada usus halus terjadi gerakan segmentasi, yaitu metode motilitas utama usus halus, mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Segmentasi terdiri dari kontraksi berbentuk cincin yang berosilasi otot polos sirkuler di sepanjang usus halus; diantara segmen-segmen yang berkontraksi terdapat daerah-daerah yang berisi bolus kecil limus. Kontraksi-kontraksi baru tersebut mendorong kimus di segmen yang semula lemas dalam dua arah ke daerah disebelahnya yang sekarang melemas. Dengan demikian, segmen yang baru melemas menerima kimus dari kedua segmen yang berkontraksi di depan dan di belakangnya. Segera setelah itu, daerah-daerah yang berkontraksi dan melemas kembali bertukar.dengan cara ini, kimus di hancurkan, dikocok, dan dicampur secara merata. Pencampuran itu memiliki fungsi ganda, yaitu mencampurkan kimus dengan getah pencernaan yang disekresikan ke dalam lumen usus halus dan memajankan seluruh kimus ke permukaan absorptive mukosa usus halus. Kontraksi segmental diawali oleh sel-sel pemacu usus halus, yang menghasilkan irama listrik dasar (BER) serupa dengan BER lambung yang menentukan peristaltis di lambung.7Apabila BER membawa lapisan otot polos ke ambang, kontraksi segmental akan terinduksi, dengan frekuensi segmentasi mengikuti frekuensi BER. Diantara waktu makan, segmentasi akan sedikit atau tidak ada, tetapi segera setelah makan kontraksi segmental akan kuat. Duodenum mulai melakukan segmentasi terutama sebagai respon terhadap peregangan lokal yang ditimbulkan oleh adanya kimus. Segmentasi ilium yang kosong, di pihak lain, tampaknya ditimbulkan oleh gastrin, yang disekresikan sebagai respon terhadap keberadaan kimus di lambung, suatu mekanisme yang dikenal sebagai reflex gastroilium. Rangsangan Parasimpatis meningkatkan segmentasi, sedangkan stimulasi simpatis menekan aktivasi segmentasi.7 Segmentasi tidak saja menyebabkan pencampuran kimus, tetapi juga merupakan faktor utama yang mendorong kimus secara perlahan melewati usus halus. Kimus berjalan ke depan karena frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus halus.Sel-sel pemacu duodenum mengalami depolarisasi spontan lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel serupa disaluran bagian akhir,dengan sel-sel pemacu ilium terminal memperlihatkan kecepatan depolarisai spontan yang paling lambat.Mekanisme propulsive yang lambat ini menguntungkan karena akan tersdeia cukup waktu untuk berlangsungnya proses pencernaan dan penyerapan.Isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintais seluruh panjang usus halus.7Usus besarUmumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan fungsi kolon sebagai tempat absorsi dan penyimpanan. Metode motilitas utama yang digunakan kolon adalah kontraksi haustra yang dimulai oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon. Kontraksi-kontraksi ini menyebabkan usus besar membentuk haustra serupa dengan segmentasi di usus halus, tetapi berlangsung lebih jarang. Sementara segmentasi usus halus terjadi dengan kecepatan 9 12 kontraksi per menit, interval antara kedua kontraksi haustra mencapai 30 menit. Letak kantung haustra secara bertahap berubah sewaktu segmen-segmen yang semula melemas unutk membentuk kantung secara perlahan berkontrasi sementara bagian yang semula berkontraksi melemas untuk membentuk kantung baru. Gerakan ini bersifat nonpropulsif; gerakan haustra secara perlahan mengaduk isi kolon melalui gerakan maju mundur yang menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa absortif. Kontraksi haustra umumnya dikontrol oleh refleks-refleks lokal yang melibatkan pleksus intrinsik. Karena gerakan kolon tersebut lambat, bakteri memiliki cukup waktu unutk tumbuh dan menumpuk di usus besar. Sebaliknya, di usus halus isi lumen biasanya bergerak cukup cepat, sehingga bakteri sulit tumbuh. Tidak semua bakteri yang termakan dapat dihancurkan oleh lizosim liur dan HCl lambung, sehingga bakteri yang dapat bertahan hidup dapat tumbuh subur di usus besar. Sebagian mikroorganisme di kolon tidak berbahaya apabila berada di lokasi ini. Tiga hingga empat kali sehari umumnya setelah makan terjadi meningkatan nyata motilitas yaitu terjadi kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon ascendens dan transversus, sehingga dalam beberapa detik fases terdorong sepertiga sampai tiga perempat dari panjang kolon. Kontraksi-kontraksi pasif ini diberi nama gerakan massa mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar tempar isi tersebut tersimpan sampai terjadi defekasi.7Sewaktu makanan masuk ke lambung, terjadi gerakan massa di kolon yang terutama disebabkan oleh refleks gastrokolon, yang diperantarai oleh gastrin dari lambung ke kolon dan oleh saraf otonom ekstrinsik. Pada banyak orang refleks ini paling jelas setelah makanan pertama pagi hari (sarapan) dan sering diikuti keiinginan kuat unutk segera buang air besar. Sehingga, sewaktu makanan baru memasuki saluran cerna, akan terpicu refleks-refleks unutk menindahkan isi yang sudah ada ke bagian saluran cerna yang lebih distal dan memberi jalan bagi makanan baru tersebut. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang tersisa ke usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memicu refleks defekasi.7Sewaktu gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum yang kemudian merangsang reseptor regang di dinding rektum dan memicu refleks defekasi. Refleks ini disebabkan oleh sfingter anus internus (otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon sigmoid unutk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga melemas, terjadi defekasi. Peregangan awal dinding rektum menimbulkan perasaan ingin buang air besar. Apabila defekasi ditunda dinding rektum yang semula teregang perlahan melemas dan keinginan buang air besar mereda hingga gerakan massa berikutnya. Bila terjadi defekasi biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang melibatkan kontraksi stimultan otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi tertutup. Manuver ini menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen yang membantu pengeluaran feses.7

D. Enzim enzim dan hormon pencernaan Sistem pencernaan atau sistem digesti berupa saluran pipa panjang yang kenyal dan berkelok-kelok mulai dari mulut, lambung, intestine sampai anus. Makanan yang akan dicerna bergerak sepanjang saluran tersebut. Banyak enzim dan zat kimia lain yang berasal dari berbagai macam organ tubuh berada dalam saluran ini.8Rongga mulut mengandung saliva yang disekresikan oleh 3 pasang kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis, submaksilaris, dan sublingualis. Sekitar 99,3% saliva adalah air dan 0,7% zat padat, yang berupa zat organik dan zat anorganik. Zat organik tersebut antara lain musin yang berperan sebagai pelicin rongga mulut untuk menelan dan enzim ptyalin (salivary amylase) yang dapat mengkatalisis hidrolisis makromolekul amilum.8Lambung merupakan kantung yang terletak di rongga perut agak ke sebelah kiri. Getah lambung disekresikan oleh chief sel dan sel parietal. Getah lambung yang mengisi lumen lambung terdiri atas 99% air. Sisanya tersusun atas musin, garam-garam anorganik, dan enzim pencernaan, yaitu pepsin, rennin, dan lipase lambung. HCl lambung yang diproduksi oleh sel-sel parietal berperan sebagai activator pepsinogen menjadi pepsin dan membunuh kuman-kuman atau bakteri-bakteri yang masuk ke dalam lambung bersama makanan.8Usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum. Pada duodenum bermuara dua saluran, yang berasal dari kandung empedu dan pancreas. Getah usus halus mengandung enzim-enzim yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding usus halus, enzim-enzim tersebut adalah :81.) Enterokinase: berperan sebagai activator tripsinogen dan erepsinogen; 2.) beberapa peptidase, seperti aminopeptidase, tripeptidase, dan dipeptidase; 3.) disakaridase yang memecah disakarida menjadi 2 molekul monosakarida, misalnya lactase, maltase, dan sakrase; 4.) glukosidase dan fosdatase. Enzim-enzim yang disekresikan dari pancreas ke dalam usus halus antara lain deoksiribonuklease, ribonuklease, steapsin (lipase pancreas), amylopsin (amylase pancreas), dan tiga buah proenzim, yaitu tripsinogen, kemotripsinogen, dan prokarboksipeptidase. Ketiga proenzim ini di dalam usus mengalami aktivitas yang masing-masing berubah menjadi tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase. Garam-garam natrium dari cairan empedu yang masuk dalam intestine adalah natrium taurokolat dan natrium glikokolat yang ikut berperan dalam proses pencernaan lemak dalam usus, sedangkan natrium bikarbonat membuat suasana intestine menjadi alkalis sehingga enzim-enzim yang bekerja di situ dapat bekerja dengan baik. Garam natrium ini diperoleh dari pancreas.8Peran hormon gastrointestinal :9,10 Gastrin Bersumber dari sel-sel G di daerah kelenjar pilorus lambung. Stimulus utama untuk sekresi prtein di lambung. Fungsi ; merangsang sel parietal dan sel utama, meningkatkan motilitas lambung, merangsang motilitas ileum, melemaskan sfingter ileosekum, menginduksi gerakan massa di kolon, dan bersifat trofik bagi mukosa lambung dan usus halus. Sekretin Bersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus untuk sekresi asam di lumen duodenum. Berfungsi ; menghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung, merangsang sekresi NaHCO3 encer oleh sel-sel duktus pankreas, merangsang sekresi empedu kaya NaHCO3 oleh hati dan bersifat trofik bagi pankreas eksokrin. KolesistokininBersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama untuk sekresi nutrien di lumen duodenum, terutama produk lemak dan protein dengan tingkat yang lebih rendah. Berfungsi sebagai penghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung, merangsang sekresi enzim-enzim pencernaan oleh asinus pankreas, menyebabkan kontraksi kandung empedu, menyebabkan relaksasi sfingter Oddi, bersifat trofik bagi pankreas eksokrin, dapat menimbulkan perubahan-perubahan adaptif jangka panjang proporsi enzim-enzim pankreas serta berperan dalam rasa kenyang. Gastric Inhibitory peptide ( GIP )Sumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama untuk sekresi lemak, asam, hipertonisitas, glukosa dan peregangan duodenum. Berfungsi untuk menghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung dan menghambat sekresi insulin oleh pankreas.

Daftar Pusaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. h. 641.2. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2002. h. 185-89.3. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2008. h. 52-9.4. Sabiston DC. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC; 1995. h. 543-4.5. Junquiera LC, Carneiro J. Basic histology : text & atlas. 10th ed. United State : Mc Graw-Hill Companies, Inc ; 2003.6. Hartanto H, editor. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2002.h.203-34.7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. H. 661-687.8. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata I fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2008. h.20.9. Ganong WF: Fisiologi kedokteran, ed 20. Jakarta:EGC;2002. h.450-89.10. Guyton, arthur C : Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, ed 8.alih bahasa, Petrus Adrianto. Jakarta:EGC;2006.

16