14
1 STRUKTUR KOMUNITAS IKAN AIR TAWAR DI SUNGAI LAKITAN KABUPATEN MUSI RAWAS SEBAGAI LKS BIOLOGI SMA Oleh: Wariansa 1 , Dian Samitra 2 , Mareta Widiya 3 1 Alumni Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP-PGRI Lubuklinggau 2 Dosen Pembimbing Utama, 3 Dosen Pembimbing Pembantu Email: [email protected] Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRACT This research aims to know the types of freshwater fish in Lakitan River Musi Rawas Regency, knowing the Fish Community Structure in Lakitan River Musi Rawas Regency, and the results of the research is implemented in the form of LKS. This research is a type of Qualitative Descriptive research with survey method. The collection of this data by fishing and crawling. The fish obtained were identified by the characteristics of fish morphology and then analyzed by identification key. The results of this study obtained 8 species, 4 families and 3 orders. Freshwater Fish Community Structure in Lakitan River is known with the highest relative abundance of fish species that is equal to 36.92% and the lowest is 1.53%, the index of diversity to 3 low stations, while the pattern of fish spread in Lakitan River Musi Rawas Regency occur randomly. LKS made from the data obtained from the research results average 79 scores can be said good because validated by experts after the design improvement. Keywords: Identification, Community Fish Structure, LKS. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ikan air tawar yang ada di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas, mengetahui Struktur Komunitas Ikan yang ada di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas, dan hasil penelitian diimplementasikan dalam bentuk LKS. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif dengan metode survei. Pengumpulan data ini dengan cara memancing dan menjaring. Ikan-ikan yang diperoleh diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri morfologi ikan kemudian dianalisis dengan kunci identifikasi. Hasil penelitian ini didapatkan 8 spesies, 4 family dan 3 ordo. Struktur Komunitas Ikan Air Tawar di Sungai Lakitan diketahui dengan kelimpahan relative jenis ikan yang tertinggi yaitu sebesar 36,92% dan yang terendah sebesar 1,53%, indeks keanekaragaman ke 3 stasiun rendah, sedangkan pola penyebaran ikan yang ada di Sungai

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN AIR TAWAR DI …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel WARIANSA...Hasil penelitian ini didapatkan 8 spesies, 4 family dan 3 ordo. Struktur Komunitas

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN AIR TAWAR DI SUNGAI LAKITAN

KABUPATEN MUSI RAWAS SEBAGAI LKS BIOLOGI SMA

Oleh:

Wariansa1, Dian Samitra

2, Mareta Widiya

3

1Alumni Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP-PGRI Lubuklinggau

2Dosen Pembimbing Utama,

3Dosen Pembimbing Pembantu

Email: [email protected]

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

STKIP-PGRI Lubuklinggau

ABSTRACT

This research aims to know the types of freshwater fish in Lakitan River Musi Rawas

Regency, knowing the Fish Community Structure in Lakitan River Musi Rawas Regency,

and the results of the research is implemented in the form of LKS. This research is a type of

Qualitative Descriptive research with survey method. The collection of this data by fishing

and crawling. The fish obtained were identified by the characteristics of fish morphology

and then analyzed by identification key. The results of this study obtained 8 species, 4

families and 3 orders. Freshwater Fish Community Structure in Lakitan River is known

with the highest relative abundance of fish species that is equal to 36.92% and the lowest is

1.53%, the index of diversity to 3 low stations, while the pattern of fish spread in Lakitan

River Musi Rawas Regency occur randomly. LKS made from the data obtained from the

research results average 79 scores can be said good because validated by experts after the

design improvement.

Keywords: Identification, Community Fish Structure, LKS.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ikan air tawar yang ada di Sungai

Lakitan Kabupaten Musi Rawas, mengetahui Struktur Komunitas Ikan yang ada di Sungai

Lakitan Kabupaten Musi Rawas, dan hasil penelitian diimplementasikan dalam bentuk

LKS. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif dengan metode survei.

Pengumpulan data ini dengan cara memancing dan menjaring. Ikan-ikan yang diperoleh

diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri morfologi ikan kemudian dianalisis dengan kunci

identifikasi. Hasil penelitian ini didapatkan 8 spesies, 4 family dan 3 ordo. Struktur

Komunitas Ikan Air Tawar di Sungai Lakitan diketahui dengan kelimpahan relative jenis

ikan yang tertinggi yaitu sebesar 36,92% dan yang terendah sebesar 1,53%, indeks

keanekaragaman ke 3 stasiun rendah, sedangkan pola penyebaran ikan yang ada di Sungai

2

Lakitan Kabupaten Musi Rawas terjadi secara acak. LKS yang dibuat dari data hasil

penelitian diperoleh rerata skor 79 dapat dikatakan baik karena divalidasi oleh para ahli

setelah dilakukan perbaikan desain.

Kata kunci: Identifikasi, Struktur Komunitas ikan, LKS.

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki kekayaan jenis ikan yang sangat tinggi. Diperkirakan 8500 jenis

ikan hidup di perairan Indonesia dan merupakan 45 % dari jumlah jenis global di dunia.

Dari jumlah tersebut 1300 jenis menempati perairan tawar (Budiman, dkk. 2002:51).

Keanekaragaman dan kelimpahan ikan juga ditentukan oleh karakteristik habitat perairan.

Karakteristik habitat di sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran sungai. Kecepatan

aliran tersebut ditentukan oleh perbedaan kemiringan sungai, keberadaan hutan atau

tumbuhan di sepanjang daerah aliran sungai yang akan berasosiasi dengan keberadaan

hewan-hewan penghuninya (Jukri, dkk. 2013:24).

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai perairan umum yang cukup luas sekitar

2.518.644 ha meliputi sungai, danau, waduk, rawa, dan perairan tergenang lainnya baik

yang alami maupun yang buatan (Eddy, 2013:428). Sungai adalah suatu badan air yang

mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan

makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air

bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan

seperti ikan gurame, kura-kura, ular, dan buaya (Mardiastutik, 2013:39).

Salah satu sungai memiliki potensial yang tinggi adalah sungai Lakitan. Sungai

Lakitan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dalam kehidupan sehari-hari untuk mandi,

mencuci, dan rekreasi. Sungai lakitan juga dimanfaatkan untuk penangkapan ikan.

Penangkapan ikan banyak dilakukan oleh masyarakat secara tradisional. Berdasarkan

informasi yang didapatkan oleh peneliti dari survei awal di lokasi penelitian pada tanggal

25-30 November 2016 serta melakukan wawancara dengan masyarakat setempat, ikan yang

sering diperoleh seperti: ikan seluang, kapiat, kebarau, sema, kerili, kepalau, baung, nila,

kepo, bakai, hamohuk, ikan sengat dan lain-lain.

3

Keanekaragaman ikan di sungai merupakan suatu hal yang penting, dikarenakan

banyak dari jenis ikan yang belum dapat diidentifikasi di beberapa wilayah dan belum

terdapat secara pasti data relevan yang dimiliki dinas perikanan khususnya di Kabupaten

Musi Rawas. Pada hal pengetahuan untuk hal tersebut cukup penting sebagai landasan

pengembanganan ilmu pengetahuan dibidang biologi konservasi serta dijadikan sumber

belajar dibidang pendidikan. Karena selama ini hasil penelitian belum termanfaatkan secara

optimal di dunia pendidikan untuk itu peneliti akan mengimplementasikan data hasil

penelitian agar dapat dijadikan LKS biologi. LKS biologi yang dihasilkan tersebut

diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menyampaikan informasi dalam

proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari masyarakat di sekitar Sungai

Lakitan, ternyata jenis-jenis ikan yang terdapat di Sungai Lakitan cukup banyak tetapi

belum terdokumentasi atau diteliti. Dari latar belakang yang diuraikan diatas, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Struktur Komunitas Ikan Air Tawar Di

Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas Sebagai LKS Biologi SMA”.

METODE PENELITIAN

Waktu Penelitian ini akan dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juni 2017 di

Kelurahan Selangit Kecamatan Selangit Kabupaten Musi Rawas, dengan lokasi penelitian

di Sungai Lakitan Kecamatan Selangit. Pengambilan sampel dilakukan 2 kali dalam

seminggu, sampel yang diperoleh diidentifikasi di laboratorium STKIP-PGRI

Lubuklinggau, dengan menggunakan buku panduan Identifikasi dari Saanin (1984).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dimana peneliti

sebelumnya melakukan penjelajahan di lokasi penelitian dan pengambilan sampel

penelitian dilakukan peneliti di lokasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menangkap

ikan sendiri dan ikan yang ditangkap oleh masyarakat di sepanjang Sungai Lakitan

Kelurahan Selangit Kecamatan Selangit Kabupaten Musi Rawas. Peneliti melakukan

penelitian di 3 lokasi, yaitu: (1) Stasiun I, bagian hulu dari sungai lakitan yang berada di

dekat bendungan lakitan di kelurahan selangit Rt. 08. (2) Stasiun II, bagian tengah yang

berada di Desa Lubukngin. (3) Stasiun III, yang berada di Desa Durian Terung, stasiun

4

penelitian ditentukan berdasarkan letak dari muara Sungai Lakitan yakni bagian hulu,

tengah dan hilir sungai.

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, tahap pertama untuk mengetahui

Struktur Komunitas Ikan Air Tawar di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas sebagai

LKS Biologi SMA, tahap kedua data hasil penelitian diimplementasikan dalam bentuk

Lembar Kerja Siswa (LKS).

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pancing, jaring, alat-alat tulis,

kamera, ember, toples, dan buku panduan Identifikas Ikan. Sedangkan bahan yang

dibutuhkan adalah ikan yang merupakan hasil tangkapan, serta larutan formalin 10 % bahan

pengawet ikan, alkohol 70%, aquades, kertas label dan pakan ikan. Prosedur kerja pada

penelitian ini adalah penangkapan ikan di Sungai Lakitan, perlakuan ikan, identifikasi dan

klasifikasi.

Teknik dan pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wawancara,

dokumentasi, dan studi pustaka untuk mengidentifikasi spesies ikan (dengan acuan buku-

buku Identifikasi, (1984). Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif

kualitatif berdasarkan ciri-ciri morfologi, dan dilanjutkan dengan menghitung indeks

Kelimpahan Relatif, indeks Keanekaragaman dan Morisita Ikan. Adapun rumus yang

digunakan menurut yuanda, dkk (2012:231) dan Sofiah, dkk (2013:241) sebagai berikut:

1. Indeks Kelimpahan Relatif :

Keterangan: B : Kelimpahan Relatif ikan yang tertangkap n : Jumlah Total Individu Spesies i N : Jumlah Total Individu semua sepesies yang tertangkap

2. Indeks Keanekaragaman :

Keterangan:

H’ = indeks keanekaragaman shanon-whiener

n = Jumlah individu spesies ke-i

N = Jumlah invidu semua spesies

3. Indeks Morisita :

Indeks penyebaran morisita dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

5

Keterangan:

Id = Indeks distribusi morisita

N = Jumlah seluruh individu

n = Jumlah seluruh stasiun pengambilan sampel

Nilai indeks morisita yang diperoleh diinterpretasikan sebagai berikut:

Iδ < 1, berarti penyebaran individu cenderung acak;

Iδ = 1, berarti penyebaran individu cenderung merata; dan

Iδ>1, bearti penyebaran individu cenderung berkelompok

Implementasi data hasil penelitian sebagai lks biologi SMA merupakan penelitian

tahap kedua ini yang berupa implementasi data hasil penelitian dalam bentuk Lembar

Kerja Siswa (LKS) dari hasil penelitian Struktur Komunitas Ikan Air Tawar di Sungai

Lakitan Kabupaten Musi Rawas. Hasil penelitian yang diperoleh diatas diimplementasikan

untuk menghasilkan sebuah produk. Dalam penelitian ini produk yang akan dihasilkan

berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan sebagai media belajar biologi SMA.

Analisis Validasi LKS memiliki rancangan LKS yang telah diimplementasikan pada

tahap design Produc akan dilakukan penilaian/divalidasi oleh para ahli (validator). Sebelum

melakukan validasi, peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen validasi terhadap LKS

yang sudah dibuat. Instrumen tersebut diisi oleh para validator. Para validator tersebut

adalah mereka yang berkompetensi dan mengerti tentang penyusunan LKS dan mampu

memberikan masukan/saran untuk menyempurnakan LKS yang telah dibuat. Saran-saran

dari validator tersebut akan dijadikan bahan untuk revisi desain LKS. Dalam implementasi

LKS ini validator yang dipilih adalah 3 orang dosen yang ahli dibidangnya masing-masing

baik itu ahli bahasa, ahli materi dan ahli media.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Jenis-jenis ikan yang diperoleh di Sungai Lakitan

Tabel 1 Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Sungai Lakitan Kabupaten Musi

Rawas

6

2. Kelimpahan jenis ikan yang diperoleh di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas

Tabel 2 Indeks Kelimpahan Relatif Ikan di Sungai Lakitan Kabupaten Musi

Rawas

3. Keanekaragaman jenis ikan yang diperoleh di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas

Tabel 3 Indeks Keanekaragaman Ikan di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas

4. Indeks Morisita jenis ikan di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas

Tabel 4 Indeks Morisita Ikan di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas

5. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Tabel 5 Rekapitulasi hasil validasi ahli bahasa, ahli materi dan ahli media

7

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Sungai Lakitan Kabupaten

Musi Rawas pada tabel 4.1 jenis-jenis ikan yang ditemukan adalah ikan kebarau (Hampala

macrolepidota), ikan keperas (Puntius tawarensis), ikan seluang (Rasbora sumatrana),

ikan baung pisang (Bagroides melaptertus), ikan kapiat (Puntius waandarsi), ikan sema

(Labeobarbus dauronensis), ikan buntal (Tetraodon palembangensis) dan ikan baung

(Macrones numerous).

1. Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas

a Ikan Kebarau

Berdasarkan hasil penelitian di Sungai Lakitan

Kabupaten Musi Rawas didapatkan spesie Ikan

Kebarau (Hampala macrolepidota). Ikan ini

memiliki ciri-ciri warna badan putih kemerahan

dengan hitam dikedua belah sirip ekornya,

dibagian mulut terdapat 2 sungut atau kumis dan tipe sisik sicyloid.

b Keperas

Berdasarkan hasil penelitian di Sungai Lakitan

Kabupaten Musi Rawas didapatkan spesies

Ikan Keperas (Puntius tawarensis) ikan ini

memiliki ciri-ciri warna badan putih kemera-

merahan mengkila. Sirip ekor bercangkak

sedangkan tipe mulut terminal dan tipe sisik sicyloid.

8

c. Ikan Seluang

Berdasarkan hasil penelitian di Sungai

Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan

spesies Ikan Seluang (Rasbora sumatrana)

memiliki cirri-ciri warna badan putih dan

kekuning-kungingan. Sirip ekor bercangkak

sedangkan tipe sisik sicyloid dan bentuk kepala terminal.

d. Ikan Baung Pisang

Berdasarkan hasil penelitian di Sungai

Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan

spesies Ikan Baung Pisang (Bagroides

melaptertus) jenis ikan ini memiliki panjang

11 cm, warna badan hitam dan kuning,

dimana memiliki corak di bagian badan dari warna hitam dan kuning, atau kuning

keseluruhannya, sirip ekor dan punggung berwarna putih dan sedikit warna hitam.

Sirip ekor bercangkak. Tipe mulut terminal, dan permukaan tubuh tidak memiliki

sisik serta berlendir.

e. Ikan Kapiat

Berdasarkan hasil penelitian di Sungai

Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan

spesies Ikan Kapiat (Puntius waandersis)

jenis ikan ini memiliki cirri-ciri warna bafan

putih kekunig-kuningan mengkilap.

Sedangkan sirip punggung dan ekor berwarna kuning dan warna hitam diujung

siripnya. Sirip ekor bercangkak. Tipe mulut terminal dan tipe sisik sycloid.

f. Ikan Sema

Berdasarkan hasil penelitian di Sungai Lakitan

Kabupaten Musi Rawas didapatkan spesies

9

Ikan Sema (Labeobarbus douronensis) jenis ikan ini memiliki cirri panjang badan

saat diukur 21,5, warna badan putih kehitam-hitaman dan putih kemerah-merahan.

Sedangkan sirip punggung dan ekor berwarna kemerah-merahan. Sirip ekor

bercangkak. Tipe mulut terminal dan tipe sisik sycloid.

g. Ikan Buntal

Berdasarkan hasil penelitian di Sungai

Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan

spesies Ikan Buntal (Tetraodon

palembangensis) jenis ikan ini memiliki

cirri-ciri warna badan apada bagian atas berwarna hitam dan pada bagian bawah

berwarna putih dengan corak berbentuk lingkaran hingga bagian sampan perut, sirip

perut dan sirip anal tidak ada, sirip ekor dan sirip punggung berwarna hitam. Sirip

ekor membundar, tipe mulut terminal dan tidak miliki sisik, tubuh dilapisi oleh kulit

yang kasar dan pada jenis Ikan Buntal ini memiliki ciri yang khas yakni dapat

mengembung bila dalam keadan terancam.

h. Ikan Baung

Berdasarkan hasil penelitian di Sungai

Lakitan Kabupaten Musi Rawas didapatkan

spesies Ikan Baung (Macrones numerous).

ikan ini memiliki cirri-ciri panjang badan

saat diukur 14 cm, warna badan hitam keputih-putihan. Sirip ekor bercangkak, tipe

mulut terminal dan dibagian mulut terdapat 6 sunggut dan pada ikan baung

permukaan tubuh licin berlendir dan tidak memiliki sisik.

Indeks Kelimpahan Relatif

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan indeks kelimpahan relatif,

kelimpahan relatif ikan yang ada di sungai lakitan kabupaten musi rawas sangat sedikit

hanya diperoleh 130 ekor ikan yang tertangkap dan terdiri dari 8 spesies yakni ikan kebarau

(Hampala macrolepidota), ikan keperas (Puntius tawarensis), ikan seluang (Rasbora

sumatrana), ikan baung pisang (Bagroides melaptertus), ikan kapiat (Puntius waandarsi),

10

ikan sema (Labeobarbus dauronensis), ikan buntal (Tetraodon palembangensis) dan ikan

baung (Macrons numerous). Hasil penelitian menunjukan bahwa kelimpahan relatif yang

paling tinggi yakni ikan seluang (Rasbora sumatrana) 36,92% dan ikan kapiat (Puntius

waandarsi) 27,69% hal ini disebabkan karena kemampuan reproduksi ikan yang cepat.

Jenis-jenis ikan tersebut memiliki kelimpahan tertinggi karena memiliki kemampuan dalam

beradaptasi dan dapat memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada untuk mencukupi hidup

(Nurudin, 2013:38), sedangkan yang paling rendah yakni ikan sema (Labeobarbus

dauronensis) 1,53% hal ini disebabkan masyarakat yang terlalu sering menangkap ikan

dengan cara setrum atau menggunakan potas sehingga kelimpahan ikan tersebut berkurang

dan menyebabkan rusaknya habitat atau ekosistem ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Nurudin (2013:38) Keanekaragaman dan kelimpahan ikan juga ditentukan oleh

karakteristik habitat perairan. Kecepatan arus sungai ditentukan perbedaan kemiringan

sungai dan keberadaan tumbuhan di sepanjang daerah aliran sungai yang berasosiasi

dengan keberadaan satwa penghuninnya.

Indeks Keanekaragaman

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan indeks keanekaragaman, tingkat

keanekaragaman ikan yang ada di sungai lakitan di kabupaten musi rawas cukup rendah

hanya ditemukan 8 spesies ikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada stasiun I

diperoleh nilai indeks keanekaragaman 1,464, pada stasiun II diperoleh nilai indeks

keanekaragaman 1,371, sedangkan pada stasiun III nilai indeks keanekaragamannya 1,423

jika diinterprestasikan ke dalam kisaran indeks keanekaragaman menurut shanon-whiener

maka tingkat keanekaragaman dari ke 3 stasiun tersebut rendah karena < 2,30 sesuai

dengan pernyataan (Odum, 1971 dalam yuanda, dkk. 2012:231) bahwa apabila H’ < 2,30

maka indeks keanekaragaman ikan rendah. Semakin kecil jumlah spesies ikan dan variasi

jumlah individu tiap spesies maka tingkat keanekaragaman ikan dalam suatu ekosistem

perairan juga akan semakin kecil. Rendahya tingkat keanekaragaman ikan di Sungai

Lakitan dikarenakan kualitas air yang kurang baik atau tidak sehat akibat dari aktivitas

warga yang sering mencuci, mandi serta membuang limbah atau sampah ke sungai. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Sasongko, dkk, (2014:73) penurunan kualitas air tidak hanya

11

diakibatkan oleh limbah industri, tetapi juga diakibatkan oleh limbah rumah tangga baik

limbah cair maupun limbah padat.

Menurut Sriwidodo, dkk, (2013:48) mengungkapkan bahwa aktivitas manusia pada

habitat ikan akan mempengaruhi keanekaragamannya. Setiap jenis ikan agar dapat hidup

dan berkembang dengan baik harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan di

mana ikan itu hidup. Aktivitas manusia yang menyebabkan menurunya keanekaragaman

ikan ialah masyarakat sudah mulai menangkap ikan dengan cara modern seperti menangkap

ikan dengan cara setrum atau menggunakan potas sehingga menyebabkan keanekaragaman

ikan berkurang. Hal ini sesuai dengan Wargasasmita (2005:05) keanekaragaman ikan

Indonesia sekarang menghadap ancaman dari berbagai aktivitas manusia yang dapat

menyebabkan menurunnya keanekaragaman ikan.

Indeks Morisita

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian diperoleh indeks morisita pada stasiun

stasiun I: kebarau -0,93, keperas -0,3, seluang 0,27, baung pisang -0,57, kapiat -0,003, sema

-0,3,buntal 0, dan baung -1,08, untuk stasiun II: kebarau ~, keperas -, seluang -0,03, baung

pisang -0,15, kapiat -0,33, sema -,buntal -1,8, dan baung -, sedangkan stasiun III : kebarau -

0,3, keperas -0,3, seluang 0,15, baung pisang -0,3, kapiat 0,06, sema - ,buntal -0,3, dan

baung -0,3. Jika diinterprestasikan dengan menggunakan indeks morisita, maka pola

distribusi ikan di 3 stasiun cenderung acak karena nilai indeks morisita dari ke 3 stasiun

kurang dari 1, apabila Iδ < 1 maka pola penyebaran individu cenderung acak. Hal ini terjadi

karena dipengaruhi faktor lingkungan, seperti kondisi air dari ke 3 stasiun tersebut sama-

sama tenang dan tidak terlalu deras, dan lingkungan ke 3 stasiun tersebut homogen (Odum,

1971 dalam yuanda, dkk. 2012:231)

Lembar kerja Siswa (LKS)

Berdasarkan hasil validasi LKS dari 3 ahli diperoleh rerata skor hasil validasi oleh ke tiga

validator adalah 79 skor perolehan tersebut termasuk kategori “Baik”. Validasi dilakukan

ole 3 ahli yaitu ahli bahasa, ahli materi dan ahli media. Validasi bertujuan untuk

mengetahui kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat dari hasil penelitian.

12

Produk yang divalidasi oleh ahli bahasa sebanyak 1 kali pada tanggal 5 Agustus

2017. Aspek yang dinilai dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yakni: 1) Kemampuan

memotivasi (terdiri 1 pernyataan), 2) Koherensi dan Keruntunan Alur (terdiri 6

pernyataan), 3) Keterbacaan ( terdiri 2 pernyataan). Berdasarkan ke tiga aspek tersebut ahli

bahasa memberikan skor rata-rata 75 yang artinya LKS layak digunakan dalam

pembelajaran dengan revisi. Ahli bahasa memberikan beberapa komentar atau saran terkait

LKS yang divalidasi. Ahli bahasa memberikan komentar berisi masukan pada aspek

koherensi dan keruntunan alur. Pada aspek koherensi dan keruntunan alur pakar

memeberikan masukan pada pernyataan ke 4 dan 5 untuk memperbaiki kata/kalimat yang

digunakan sesuai dengan EYD dan penggunaan tata bahasa agar LKS lebih baik serta

penambahan cover agar LKS lebih menarik dan lebih bagus.

Validator ke dua ahli materi memberikan skor rata-rata 86 yang berarti LKS layak

digunakan dalam pembelajaran dengan revisi dan Validasi yang dilakukan sebanyak 2 kali

pada tanggal 07 dan 10 Agustus 2017. Hasil tersebut diperoleh dari 4 aspek yang dirinci ke

dalam 9 pernyataan yang lebih spesifik. Ahli materi memberikan komentar terkait LKS

yang divalidasi yaitu: secara keseluruhan sudah bisa dapat digunakan tanpa revisi. Pakar

memberikan masukan pada aspek kualitas materi pada pernyataan ke 1 dan 4, pakar

menyarankan hendaknya tujuan pembelajaran sesuai dengan SK dan KD serta coba cek lagi

soal yang ada di LKS agar soal lebih mudah dipahami dan sebaiknya soal yang diberikan

pada level analisis yang menuntut siswa berpikir.

Validator ke tiga sebagai ahli media memberikan skor rata-rata 77 yang berarti LKS

layak digunakan dalam pembelajran dengan revisi. Hasil tersebut diperoleh dari 2 aspek

yang dirinci ke dalam 11 pernyataan yang lebih spesifik. Ahli media memberikan komentar

terkait LKS yang divalidasi yaitu: secara keseluruhan sudah bisa dapat digunakan dengan

revisi. Validasi yang dilakukan sebanyak 1 kali pada tanggal 04 Agustus 2017. Pakar

memberikan masukan pada aspek desain pada pernyataan 1 dan 2, agar LKS lebih baik,

bagus dan menarik pakar menyarankan penambahan cover pada LKS dan proporsi dan

komposisi warna lebih perhatikan lagi agar warna yang dihasilkan lebih bagus dan LKS

bisa menarik minat siswa.

13

KESIMPULAN

Jenis-jenis ikan yang didapat di Sungai lakitan Kabupaten Musi Rawas ada 8 jenis

yaitu Ikan Kebarau (Hampala macrolepidota), Keperas (Puntius tawarensis), seluang

(Rasbora sumatrana), baung pisang (Bagroides melaptertus), kapiat (Puntius waandarsi),

sema (Labeobarbus dauronensis), buntal (Tetraodon palembangensis), dan ikan baung

(Macrons numerous). Struktur komunitas ikan air tawar disungai lakitan kabupaten musi

rawas kelimpahan relatifnya sedikit hanya 130 ekor ikan yang tertangkap dan terdiri dari 8

jenis ikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelimpahan relatife yang paling tinggi yakni

ikan seluang (Rasbora sumatrana) 36,92% dan ikan kapiat (Puntius waandarsi) 27,69%

sedangkan yang paling rendah yakni ikan sema (Labeobarbus dauronensis) 1,53% , untuk

tingkat keanekaragaman jika diinterprestasikan ke dalam kisaran indeks keanekaragaman

menurut shanon-whiener maka tingkat keanekaragaman dari ke 3 stasiun tersebut rendah

karena < 2,30, sedangkan indeks morisita jika diinterprestasikan dengan menggunakan

indeks morisita, maka pola distribusi ikan di 3 stasiun cenderung acak karena nilai indeks

morisita dari ke 3 stasiun kurang dari 1. Data hasil dari penelitian dikembangkan dalam

bentuk produk berupa LKS biologi SMA. Pembuatan LKS telah melalui beberapa tahap

antara lain valiadasi ahli yaitu validasi ahli bahasa, ahli materi dan ahli media. Berdasarkan

dari ke 3 ahli diperoleh skor rata-rata 79, skor tersebut menunjukan bahwa Lembar Kerja

Siswa (LKS) baik dan bisa digunakan untuk tingkat SMA

SARAN

Disarankan supaya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Struktur Komunitas

Ikan Air Tawar di Sungai Lakitan Kabupaten Musi Rawas dan untuk peneliti selanjutnya

supaya lebih lama sehingga hasil penelitian mendapatkan variasi jenis ikan yang lebih

banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, A., dkk. 2002. Peran Museum

Zoologi dalam Penelitian dan

Konservasi Keanekaragaman

Hayati (Ikan). Jurnal Iktiologi

Indonesia, 2 (2), 51-55.

14

Eddy, S. 2013. Inventarisasi dan

Identifikasi Jenis-jenis Ikan Saat

Pasang Surut di Perairan Sungai

Musi Kota Palembang. Lembaga

Penelitian Universitas Lampung.

Jukri, M., dkk. 2013. Keanekaragaman

Jenis Ikan di Sungai Lamunde

Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka Provinsi

Sulawesi Tenggara. Jurnal Mina

Laut Indonesia, 1 (1), 23-37.

Mardiastutik, E. 2013. Mengenal

Ekosistem. Pondok Melati Bekasi

Penerbit Mitra Utama.

Nurudi, A. F., 2013. Keanekragaman

Jenis Ikan di Sungai Sekonyer

Taman Nasional Tanjung Puting

Kalimantan Tengah. Semarang:

Skripsi. Universitas Negri

Semarang.

Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci

Identifikasi Ikan. Jilid 1, Jakarta:

PT. Bina Cipta.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci

Identifikasi Ikan. Jilid 2, Jakarta:

PT. Bina Cipta.

Sasongko, B. E., dkk. 2014. Kajian

Kualitas Air dan Penggunaan

Sumur Gali Oleh Masyarakat di

Sekitar Sungai Kaliyasa

Kabupaten Cilacap. Jurnal Ilmu

Lingkungan, 12 (2), 72-82.

Sofiah, S., dkk. 2013. Pola Penyebaran,

Kelimpahandan Asosiasi Bambu

pada Komunitas Tumbuhan di

Taman Wisata Alam Gunung

Baung Jawa Timur. Berita

Biologi, 12 (2), 239-247.

Sriwidodo, E. D., dkk. 2013.

Keanekaragaman Jneis Ikan di

Kawasa Inlet dan Outlet Waduk

Gajah Mungkur Wonogiri. Jurnal

Bioteknologi, 10 (2), 43-50.

Wargasasmita, S. 2005. Ancaman Invasi

Ikan Terhadap Keanekaragaman

Ikan Asli Invasion Threats of

Exotic Fish Species to Diversity

of Indigenous Fish Species].

Jurnal Iktiologi Indonesia, 5 (1),

5-10.

Yuanda, A. M., dkk. 2012. Struktur

Komunitas Ikan di Hulu Sungai

Cimanuk Kabupaten Garut. Jurnal

Perikanan dan kelautan, 3 (3),

229-236.