7
Dosen : Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng. MKB 502 STRUKTUR BETON III Pertemua n Waktu Halaman : I : 1 x 50 menit : 3 / 6 BAB I PELAT 1.1 TINJAUAN UMUM PELAT Pelat merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus, (datar atau melengkung) yang tebalnya jauh lebih kecil dibanding dengan dimensi yang lain. Dimensi suatu pelat bisa dibatasi oleh suatu garis lurus atau garis lengkung. Ditinjau dari segi statika, kondisi tepi (boundary condition) pelat bisa bebas (free), bertumpu sederhana (simply suported), dan jepit. Beban statis atau dinamis yang dipikul oleh pelat umumnya tegak lurus permukaan pelat. Pelat secara umum berdasarkan aksi strukturalnya, dibedakan menjadi 4 (Szilard, 1974) : a). Pelat Kaku , merupakan pelat tipis yang memiliki ketegaran lentur (flexural rigidity) dan memikul beban dengan aksi dua dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan gaya geser transversal, yang umumnya sama dengan balok. b). Membran, merupakan pelat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul beban lateral dengan gaya geser aksial dan gaya geser terpusat. Aksi pemikul beban seperti ini bisa didekati dengan jaringan kabel yang tegang karena ketebalannya yang sangat tipis membuat daya tahan momennya dapat diabaikan. c). Pelat Fleksible, merupakan gabungan dari pelat kaku dan membran dan memikul beban luar dengan

Struktur Beton 3_01 Pelat

  • Upload
    wahyu

  • View
    95

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

struktur beton 3 untuk medisegn suatu bangunan yang mengruangi beban gempa

Citation preview

Page 1: Struktur Beton 3_01 Pelat

Dosen :Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng.

MKB 502STRUKTUR BETON III

PertemuanWaktuHalaman

: I: 1 x 50 menit: 3 / 6

BAB IPELAT

1.1 TINJAUAN UMUM PELAT Pelat merupakan struktur bidang (permukaan) yang lurus, (datar atau

melengkung) yang tebalnya jauh lebih kecil dibanding dengan dimensi yang lain.

Dimensi suatu pelat bisa dibatasi oleh suatu garis lurus atau garis lengkung.

Ditinjau dari segi statika, kondisi tepi (boundary condition) pelat bisa bebas (free), bertumpu sederhana (simply suported), dan jepit.

Beban statis atau dinamis yang dipikul oleh pelat umumnya tegak lurus permukaan pelat.

Pelat secara umum berdasarkan aksi strukturalnya, dibedakan menjadi 4 (Szilard, 1974) :a). Pelat Kaku , merupakan pelat tipis yang memiliki ketegaran lentur

(flexural rigidity) dan memikul beban dengan aksi dua dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan gaya geser transversal, yang umumnya sama dengan balok.

b). Membran, merupakan pelat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul beban lateral dengan gaya geser aksial dan gaya geser terpusat. Aksi pemikul beban seperti ini bisa didekati dengan jaringan kabel yang tegang karena ketebalannya yang sangat tipis membuat daya tahan momennya dapat diabaikan.

c). Pelat Fleksible, merupakan gabungan dari pelat kaku dan membran dan memikul beban luar dengan gabungan aksi momen dalam, gaya geser transversal dan gaya geser pusat, serta gaya aksial. Pelat seperti ini sering dipakai dalam industri ruang angkasa karena perbandingan berat dengan bebannya menguntungkan.

d). Pelat tebal, merupakan pelat yang kondisi tegangan dalamnya menyerupai kondisi kontinu tiga dimensi.

Page 2: Struktur Beton 3_01 Pelat

Dosen :Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng.

MKB 502STRUKTUR BETON III

PertemuanWaktuHalaman

: I: 1 x 50 menit: 4 / 6

1.2 SISTEM PELAT SATU ARAH DAN DUA ARAHPada bangunan beton bertulang, suatu jenis lantai yang umum dan

dasar adalah tipe konstruksi pelat balok-balok induk (gelagar).Pada sistem pelat satu arah, permukaan pelat yang diarsir dibatasi

oleh dua balok yang bersebelahan pada sisi dan dua gelagar pada kedua ujung. Jika panjang dari permukaan ini dua kali atau lebih besar dari pada lebarnya, maka hampir semua beban lantai menuju balok-balok dan hanya sebagian kecil yang akan menyalur secara langsung ke gelagar. Kondisi pelat lantai ini dapat direncanakan sebagai pelat satu arah dengan tulangan utama sejajar dengan gelagar atau sisi pendek pelat, dan tulangan susut dan suhu sejajar dengan balok-balok atau sisi panjang pelat. Permukaan yang melendut dari sistem pelat satu arah mempunyai kelengkungan tunggal (Wang, 1985).

Sistem pelat lantai dua arah dapat juga terjadi pada pelat bentang tunggal maupun bentang menerus asal persyaratannya terpenuhi. Persyaratan jenis pelat lantai dua arah jika perbandingan dari bentang panjang (L) terhadap bentang pendek (S) kurang daripada dua. Beban pelat lantai pada jenis pelat ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah sisi pelat. Permukaan lendutan pelat mempunyai kelengkungan ganda.

Page 3: Struktur Beton 3_01 Pelat

Dosen :Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng.

MKB 502STRUKTUR BETON III

PertemuanWaktuHalaman

: I: 1 x 50 menit: 5 / 6

Jenis sistem pelat dua arah secara umum ada 3 macam :a). Pelat lantai dengan balok-balok (two way slab), merupakan pelat

lantai dua arah dengan adanya balok-balok sepanjang garis kolom dalam maupun kolom luar.

b). Pelat lantai cendawan (flat/waffle slab), merupakan pelat lantai yang mempunyai kekuatan geser yang cukup dengan adanya salah satu hal berikut : Drop panel (pertambahan tebal pelat di dalam daerah kolom) Kepala kolom (colom kapital) yaitu pelebaran yang mengecil dari

ujung kolom atas.

Page 4: Struktur Beton 3_01 Pelat

Dosen :Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng.

MKB 502STRUKTUR BETON III

PertemuanWaktuHalaman

: I: 1 x 50 menit: 6 / 6

1.3 METODE ANALISIS STRUKTUR PELATUntuk menganalisis struktur pelat ada beberapa metode yang dikelompokkan menjadi dua kelompok (Szilard, 1974) :a). Metode Klasik , didasarkan pada teori elastis. Metode ini didasarkan

pada fenomena fisis pelat yaitu lenturan pelat.Lenturan ini dibuat model matematis dengan menggunakan anggapan-anggapan penyederhanaan yang berkaitan dengan sifat-sifat fisis bahan dan dinyatakan dalam bentuk matematis dengan persamaan differensial.

Page 5: Struktur Beton 3_01 Pelat

Dosen :Shanti Wahyuni M, S.T., M.Eng.

MKB 502STRUKTUR BETON III

PertemuanWaktuHalaman

: I: 1 x 50 menit: 6 / 6

b). Metode pendekatan dan numerik , dalam metode terdapat kesalahan perhitungan yaitu ketidaktepatan masukan data yang meliputi taksiran beban luar, sifat-sifat bahan, kondisi tepi, dll. Metode pendekatan digunakan untuk tujuan pemeriksaan atau penaksiran, kesalahan perhitungan yang lebih besar dapat ditolerir.

Beberapa metode pendekatan dan numerik : Metode pendekatan SK SNI-T-15-1991-03 (Metode Perencanaan

Langsung, Direct Desain Method dan Metode Portal Ekuivalen, Equivalent Frame Method).

Metode garis luluh (yield line method) Metode jaringan balok silang