Upload
dion-prayoga
View
236
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah……………………………...……… 1
1.2.Perumusan Masalah………………………………………….. 3
1.3.Tujuan Penelitian…………………………………………….. 3
1.4.Manfaat Penelitian……………...….………………………… 3
1.5.Kerangka Teori…………………………………………...….. 4
1.5.1. Kebijakan Bisnis……………………………………… 4
1.5.1.1.Pengertian Kebijakan……………………….. 4
1.5.1.2.Pengertian Bisnis……………………………. 6
1.5.1.3.Pengertian Kebijakan Bisnis………………… 8
1.5.1.4.Tujuan Kebijakan Bisnis…………………….. 9
1.5.1.5.Pengertian Analisis Kebijakan………………. 10
1.5.1.6.Jenis-Jenis Bisnis……………………………. 12
1.5.2. Strategi Pemasaran ………………………..………...... 14
1.5.2.1.Pengertian Strategi………..……..………….… 14
1.5.2.2.Tipe-Tipe Strategi…………………………..…. 15
1.5.2.3.Tiga Level Strategi……………………...…….. 15
1.5.2.4.Pengertian Strategi Bersaing…………...………. 17
1.5.2.5.Keunggulan Kompetitif……………….…..…... 18
1.5.2.6.Pengertian Pemasaran…………………………. 19
1.5.2.7.Pengertian Manajemen Pemasaran……………. 22
1.5.3. Program customer Retention……….....……………… 23
1.5.3.1.Komitmen Pelanggan…………………………. 24
1.5.3.2.Perpindahan Pelanggan…………………..….. 25
1.5.4. Telkom Speedy………………………………….….……… 30
1.5.4.1.Ruang Lingkup Telkom Speedy……………….. 30
1.5.4.2.Manfaat dan Keunggulan Speedy………………. 31
1.5.4.3.Paket Layanan Speedy………………………… 32
1.6.Definisi Konsep…………………….…………………………. 34
1.7.Sistematika Penulisan………………………………………….. 35
BAB 2 METODE PENELITIAN
2.1.Bentuk Penelitian………………….…………………………. 36
2.2.Lokasi Penelitian…………………….……………………….. 36
2.3.Informan Penelitian…………………………..………………. 36
2.4.Teknik Pengumpulan Data…………………..……………….. 38
2.5.Teknik Analisa Data ………………………….……………… 39
BAB 3 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
3.1.Sejarah Singkat PT. Telkom…………………………………. 40
3.2.Unit-Unit Bisnis PT. Telkom………………………………….. 44
3.3.Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Telkom.................................... 46
3.4.Visi Dan Misi PT. Telkom……..……………………………… 49
3.5.Makna Logo PT. Telkom…………….……..………………….. 50
3.6.Budaya Perusahaan PT. Telkom………………………………. 53
3.7.Kegiatan Usaha PT. Telkom…………………………………… 54
3.8.Struktur Organisasi PT. Telkom……………………………….. 55
3.9.Struktur Organisasi PT. Telkom Kandatel Medan…………… 56
3.10. Tugas Dan Tanggung Jawab Unit Kerja PT. Telkom…….. 57
3.11. Telkom Speedy……………………………………………. 60
3.12. Telkomnet Instan………………………………………….. 62
BAB 4 PENYAJIAN DATA
4.1. Penyajian Data Hasil Wawancara……………..…………….. 65
4.2. Penyajian Data Tabel Frekuensi….…..……………………… 75
BAB 5 ANALISA DATA
5.1.Produk (Product)…………………………………………… 88
5.2.Promosi (Promotion)……………………………………….. 91
5.3.Harga (Price)………………………………………………… 92
5.4.Tempat (Place)…………………………………………………… 93
BAB 6 PENUTUP
6.1.Kesimpulan……………..………………………………….. 95
6.2.Saran……………….……………………………………..… 96
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perubahan terjadi dengan cepat diberbagai bidang seperti
teknologi, industri, dan komunikasi membuat kita juga harus berpacu dengan
waktu untuk dapat mengikuti serta menyesuaikan diri dengan segala perubahan
yang terjadi. Khususnya bagi organisasi atau perusahaan yang bergerak didunia
bisnis yang menghasilkan barang dan jasa.
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat
tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen
dengan karyawan atau hal- hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi
pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau
pelanggan. Pelayanan bertujuan untuk memuaskan keinginan masyarakat pada
umumnya. Untuk mencapai kepuasan pelanggan maka harus ada kualitas
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat atau
pelanggan
Banyak perusahaan pada awalnya menjalankan usahanya hanya bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas jasa perusahaan yang diberikan,
namun seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan sekarang lebih sering
meningkatkan tujuan ke arah yang lebih baik yakni bagaiman cara menumbuhkan
konsumen yang puas kearah konsumen yang loyal, karena jelas sekali bagi
perusahaan bahwa sebenarnya pelanggan yang loyal lebih bernilai dibandingkan
dengan pelanggan yang hanya sekedar ingin tahu terhadap jasa mereka, karena
sumber pendapatan perusahaan yang bisa diandalkan adalah berasal dari
pelanggan yang membeli produk jasa perusahaan secara terus menerus.
PT. Telkom Medan, sebagai Badan Usaha Milik Negara selaku
penyelenggara telekomunikasi di Indonesia memiliki dua buah fungsi yakni
sebagai agen pembangunan dan juga sebagai pencetak laba. Sesuai dengan
keadaan dunia sekarang yang semakin mengglobal, PT. Telkom Medan
dihadapkan pada suatu era yang semakin terbuka persaingannya, yang berbeda
dengan era monopoli yang pernah dinikmati beberapa dekade sebelumnya.
Karena terjadi perubahan pada kebutuhan dan tuntutan masyarakat atau
pelanggan untuk memperoleh pelayanan yang berkualitas. Disini kita akan
membicarakan bagaimana pelayanan yang telah diberikan oleh PT. Telkom
Medan kepada seluruh pelanggannya, yakni masyarakat yang menggunakan jasa
dari PT. Telkom.
Salah satu produk Telkom yang saat ini sedang unggul yakni Telkom
Speedy. Telkom Speedy adalah produk PT. Telkom yang merupakan layanan
akses internet dengan kecepatan tinggi berbasis teknologi ADSL (Asymetric
Digital Subscriber Line) yang memiliki kemampuan akses untuk kecepatan
upstream sebesar 96 kbps, sedangkan downstream sebesar 3 Mbps, serta dapat
melakukan percakapan telepon secara bersamaan saat melakukan akses internet.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Strategi Pemasaran Telkom Speedy di PT. Telkom
Medan”
1.2.Perumusan Masalah
Dari uraian yang telah disebutkan pada latar belakang, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana strategi pemasaran Telkom Speedy
di PT. Telkom Medan?”
1.3.Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentunya memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran Telkom Speedy di PT. Telkom
Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Selain dari tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, ada juga manfaat
yang diharapkan yakni :
1. Bagi penulis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya
ilmiah dan juga menjadi masukan pengetahuan bagi penulis tentang strategi
pemasaran Telkom Speedy di PT. Telkom Medan.
2. Bagi instansi, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
ataupun informasi tentang strategi pemasaran Telkom Speedy di PT. Telkom
Medan.
3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini sebagai bahan
masukan bagi Fakultas dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa/i
dimasa mendatang.
1.5.Kerangka Teori
1.5.1. Kebijakan Bisnis
1.5.1.1.Pengertian Kebijakan
Kata policy secara etimologis berasal dari kata polis dalam bahasa Yunani
(Greek), yang berarti negara-kota. Dalam bahasa latin kata ini menjadi politia,
artinya negara. Masuk kedalam bahasa Inggris lama (Middle English), kata
tersebut menjadi policie.
Kajian tentang kebijakan dalam arti yang luas sebagai usaha pengadaan
informasi yang diperlukan untuk menunjang proses pengambilan kebijakan telah
ada sejak manusia mengenal organisasi dan tahu arti keputusan. Kajian ini
dilakukan mulai dari cara yang paling sederhana dan irasional sampai dengan
cara-cara yang bersifat kombinasi kuantitatif dan kualitatif sekarang ini.
Kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk mempengaruhi sistem
pencapaian tujuan yang diinginkan, upaya dan tindakan dimaksud bersifat
strategis yaitu berjangka panjang dan menyeluruh (Aminullah dalam
Muhammadi, 2001: 371 – 372)
Kata kebijakan berasal dari terjemahan kata policy, yang mempunyai arti
sebagai pilihan terbaik dalam batas-batas kompetensi aktor dan lembaga yang
bersangkutan dan secara formal mengikat. (Ndraha 2003: 492-499)
Selanjutnya tercatat tiga model yang diusulkan Thomas R. Dye, yaitu:
model pengamatan terpadu, model demokratis, dan model strategis. Terkait
dengan organisasi, kebijakan menurut George R. Terry dalam bukunya Principles
of Management adalah suatu pedoman yang menyeluruh, baik tulisan maupun
lisan yang memberikan suatu batas umum dan arah sasaran tindakan yang akan
dilakukan pemimpin (Terry, 1964:278).
Kebijakan secara umum menurut Said Zainal Abidin (Said Zainal
Abidin,2004:31-33) dapat dibedakan dalam tiga tingkatan:
1. Kebijakan umum, yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk
pelaksanaan baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif yang
meliputi keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan.
2. Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum.
Untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan suatu undang-
undang.
3. Kebijakan teknis, kebijakan operasional yang berada di bawah kebijakan
pelaksanaan.
Namun demikian berdasarkan perspektif sejarah, maka aktivitas kebijakan
dalam tataran ilmiah yang disebut analisis kebijakan, memang berupaya
mensinkronkan antara pengetahuan dan tindakan. (William N. Dunn, 2003: 89)
Analisis Kebijakan (Policy Analysis) dalam arti historis yang paling luas
merupakan suatu pendekatan terhadap pemecahan masalah sosial dimulai pada
satu tonggak sejarah ketika pengetahuan secara sadar digali untuk dimungkinkan
dilakukannya pengujian secara eksplisit dan reflektif kemungkinan
menghubungkan pengetahuan dan tindakan. Kebijakan menurut Lasswell dan
Kaplan yang dikutip oleh Said Zainal Abidin (Abidin, 2004: 21) adalah sarana
untuk mencapai tujuan, menyebutkan kebijakan sebagai program yang
diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai, dan praktik.
William Dunn (2003 :93) mengaitkan pengertian kebijakan dengan
analisis kebijakan yang merupakan sisi baru dari perkembangan ilmu sosial untuk
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab itu dia mendefinisikan
analisis kebijakan sebagai”ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai
metode untuk menghasilkan dan mentransformasikan informasi yang relevan yang
dipakai dalam memecah persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
1.5.1.2.Pengertian Bisnis
Huat, T Chwee (1990) bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang
menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa
dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi
barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat
Griffin dan Ebert (1996) dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang
menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.
Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum,
perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki
badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak
memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) serta usaha informal lainnya.
Allan Afuah (2004) maksudnya bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu
yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam
industri. Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung
resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.
Musselman dan Jackson (1992) bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan
yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan
dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan
mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.
Brown dan Petrello (1976) artinya bisnis ialah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila
kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula
perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba
Griffin dan Ebert (1996) sejarah dengan defenisi tersebut, aktifitas bisnis
melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit atau
(laba). Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan
pada suatu periode (Total Revenues) lebih besar dari total biaya (Total Costs)
pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk melakukan
kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat mengembangkan skala
usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar.
Allan Affuah (2004) bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang
dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan
mentranformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang
diinginkan konsumen.
Musselman dan Jackson (1992) suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan
dan ekonomis masyarakat dan perusahaan diorganisasikan untuk terlibat dalam
aktifitas tersebut.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau
sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya - penggunaan
singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis
(hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
1.5.1.3.Pengertian Kebijakan Bisnis
Keberhasilan dan kesinambungan bisnis diperlukan agar manfaatnya dapat
optimal bagi para stakeholder seperti pemilik, pekerja, konsumen, pemerintah
maupun masyarakat. Kebijakan berasal dari kata bijak, yang berarti punya
pandangan luas dan jauh ke depan. Sehinga dapat didefinisikan sebagai langkah
dan tindakan untuk mencapai keinginan masa depan, yang dituangkan dalam
bentuk ketetapan atau keputusan sebagai pedoman dari kegiatan yang
dilaksanakan.
Kebijakan bisnis dapat didefinisikan dengan ketetapan atau keputusan
manajemen untuk mencapai tujuan masa depan perusahaan yang merupakan
pedoman dalam melakukan aktivitas bisnis.
Istilah Kebijakan Bisnis sering dikaitkan dengan istilah Strategi Bisnis.
Suatu kebijakan memang menyangkut pemikiran yang bersifat strategis yang
membawa dampak secara menyeluruh bagi aktivitas organisasi. Di samping
bersifat menyeluruh, interval waktu dari dampak tersebut juga bersifat jangka
panjang.
1.5.1.4.Tujuan Kebijakan Bisnis
1. Melindungi usaha kecil dan menengah.
Kebijakan bisnis dibuat untuk melindungi usaha kecil dan menengah,
karena mayoritas bisnis di Negara kita ini di dominasi oleh usaha-usaha
menengah ke atas. Kebijakan ini berguna untuk mencegah usaha kecil tersingkir
dan tidak mempunyai lahan atau wilayah berusaha. Padahal justru usaha kecil ini
yang perlu dikembangkan sehingga bisa menjadi lebih besar dan mempunnyai
daya saing.
2. Melindungi lingkungan hidup sekitarnya.
Melakukan bisnis atau usaha di Negara kita ini memiliki aturan, dan itu
diharuskan. Aturan tersebut antara lain adalah tujuannya untuk tidak merusak atau
memberi dampak negatif kepada lingkungan hidup sekitar wilayah tempat usaha
tersebut.Tidak dibenarkan jika membuang limbah ke tempat yang dimanfaatkan
oleh penduduk sekitar, seperti sungai. Dengan adanya kebijakan ini, maka para
pebisnis juga akan meminimalisasikan dampak negatif yang nantinya akan
berimbas kepada penduduk dan lingkungan hidup sekitarnya.
3. Melindungi konsumen.
Bisnis yang baik adalah usaha bisnis yang mementingkan pelayanan
kepada konsumen. Konsumen adalah raja yang perlu dilindungi. Konsumen
jangan sampai dirugikan atau dikecewakan oleh karena mengkonsumsi jasa atau
barang yang diproduksi dari para pebisnis tersebut. Segala yang diberikan kepada
konsumen haruslah yang terbaik dan pelayannya pun harus prima. Jika konsumen
merasa dilindungi dan mendapatkan yang terbaik dari para pebisnis tersebut,
konsumen tidak segan-segan bekerja sama kembali.
4. Pendapatan pemerintah.
Banyaknya bisnis yang beroperasi di Negara kita ini tentunya juga
memberikan keuntungan bagi Negara kita juga. Bisnis yang beroperasi memiliki
kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah. Inilah yang sering kita
sebut dengan devisa. Semakin banyak untung/laba yang diperoleh suatu usaha
bisnis, semakin besar pula ia harus membayar pajak Negara demikian sebaliknya.
Devisa yang diperoleh tersebut digunakan lagi oleh pemerintah untuk melakukan
pembangunan di tiap-tiap wilayah di Negara kita ini. Namun sering terjadi
penyelewengan terhadap uang yang seharusnya menjadi hak rakyat ini ( korupsi ).
1.5.1.5.Pengertian Analisis Kebijakan
Perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan sosial abad ini kian pesat, bahkan
sebagian ahli kebijaksanaan telah berani mengklaim bahwa kebijaksanaan telah
tumbuh dan berkembang menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang menaungi
analisis kebijaksanaan.
Kebijaksanaan telah diupayakan sedemikian rupa untuk diilmiahkan,
dalam terminology politik, kebijakan diartikan sebagai milik birokrat sedangkan
dunia ilmiah dalam terminologi penelitian adalah milik ilmuan. Upaya untuk
menyelesaikan kesenjangan ini telah diperkirakan oleh sejumlah ahli sehingga
nantinya kebijakan yang dihasilkan lebih banyak berwarna ilmiah ketimbang
berwarna politik. Sebelum lebih jauh lagi terlebih dahulu kita akan membahas apa
pengertian dari analisis kebijaksanaan itu sendiri.
Menurut Sudarwan Danin (2002:26), Analisis kebijakan (policy analysis)
merupakan penelitian dimaksudkan untuk mengkaji proses pembuatan kebijakan.
Analisis kebijakan ditampilkan secara tipikal oleh ilmuan atau pakar politik yang
berminat dengan proses dimana kebijakan diadopsi sebagai efek dari peristiwa-
peristiwa politik.
William N. Dunn (2003:1) dengan mengutip pandangan Harold Lasswell
ia menuliskan bahwa secara umum, analisis kebijaksanaan dapat dipahami sebagai
cara untuk menghasilkan pengetahuan dan segala proses dalam kebijaksanaan. Ia
pun menambahkan bahwa terdapat ciri-ciri yang menggambarkan pengetahuan
yang relevan dengan kebijaksanaan, selain itu juga dapat dilihat dari bagaimana
pengetahuan itu dihasilkan, juga dari orientasi yang mendasar: pengetahuan
adalah penuntun tindakan dan bukan tujuan itu sendiri.
Analisis kebijakan adalah disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan
berbagai metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan
informasi yang relevan dengan kebijaksanaan, sehingga dapat dimanfaatkan
ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah-masalah kebijaksanaan.
Walaupun demikian, analisis kebijaksanaan hanya meliputi evaluasi
kebijaksanaan dan anjurannya (policy advocacy). Analisis kebijaksanaan disadap
dari berbagai disiplin dan profesi yang tujuannya bersifat penandaan
(desingnative), penilaian (evaluative),dan anjuran (advocative). Hal ini
dikemukakan oleh William N. Dunn (2003: 29-31)
1.5.1.6.Jenis-Jenis Bisnis
1. Monopsoni
Monopsoni, adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai
penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa
dalam suatu pasar komoditas. Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah
perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar
dalam harga bagi petani adalah nonsen. Perlu diteliti lebih jauh dampak fenomena
ini, apakah ada faktor-faktor lain yang menyebabkan Monopsoni sehingga tingkat
kesejahteraan petani berpengaruh. Contohnya : hanya ada satu perusahaan yang
menangani kereta api di Indonesia yaitu, PT.KAI.
2. Monopoli
Bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual adalah suatu bentuk pasar
di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada
pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai
penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi
harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin
sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula
sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam
penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan
menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi
(pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap
3. Oligopoli
Adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa
perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari
sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai
bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka
dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha
promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya
dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga
perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga
jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang
melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli
umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang
tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
4. Oligopsoni
Oligopsoni adalah keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai
penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa
dalam suatu pasar komoditas.
1.5.2. Strategi Pemasaran
1.5.2.1.Pengertian strategi
Secara khusus strategi sering diartikan sebagai taktik atau siasat. Menurut
Pierce dan Robinson (2000:4) strategi adalah perhatian perusahaan tentang
bagaimana, kapan dan dimana sebaiknya bersaing, melawan siapa dan untuk
tujuan apa mereka bersaing. Menurut Tjiptono, Fandi (2002:3) dalam bukunya
istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia. (Strato=Militer dan
ag=memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral.
Konsep ini relevan dengan situasi jaman dulu yang sering diwarnai perang,
dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat
selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana
pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurud David, Fred R (2004:15) strategi adalah cara untuk mencapai
tujuan-tujuan jangka panjang dan merupakan tindakan yang menuntut keputusan
manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk
merealisasikannya. Strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam
jangka panjang paling tidak selama lima tahun, oleh karena itu sifat strategi
adalah berorientasi kemasa depan.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa teori yang ada bahwa strategi adalah
seperangkat aktifitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau seseorang
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan untuk memperoleh
keunggulan selama berkompetisi didalam pasar agar lebih baik dari pesaingnya.
1.5.2.2.Tipe-Tipe Strategi
Menurut Rangkuti (2004:7) pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan
berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu:
1. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajmen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya strategi
pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya
2. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya,
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan
kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya
strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi,
strategi organisai dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan
1.5.2.3.Tiga Level Strategi
Menurut Tjiptono, Fandi (2002: 8) dalam suatu perusahaan terdapat tiga
level strategi, yaitu level korporasi, level unit bisnis atau unit bisnis atau lini
bisnis dan level fungsional
1. Strategi Level Korporasi
Strategi level korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak yang
mengatur kegiatan operasi dan organisasi yang memiliki lini atau unit bisnis lebih
dari satu, pertanyaan pokok yang muncul pada level korporasi adalah :
a. Bisnis yang seharusnya digeluti
b. Apa sasaran dan harapan atas masing
c. Bagaimana mengalakasikan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran-
sasaran tersebut.
Dalam mengembangkan sasaran level korporasi, setiap perusahaan perlu
menemukan salah satu dari beberapa alternatif :
a. Kedudukan dalam pasar
b. Inovasi
c. Produktivitas
d. Sumber daya fisik dan finansial
e. Protabilitas
f. Prestasi dan pengembangan manajerial
g. Prestasi dan sikap karyawan
h. Tanggung jawab sosial
2. Strategi Level Unit Bisnis
Strategi level unit bisnis lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan
operasi bisnis tertentu. Pada dasarnya strategi level unit bisnis berupay
menentukan pendekatan yang seharusnya oleh suatu bisnis terhadap pasarnya dan
bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada dalam kondisi pasar tertentu
3. Strategi Level Fungsional
Strategi level fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-fungsi
manajemen (secara tradisional terdiri atas riset dan pengembangan, keuangan,
produksi dan operasi, pemasaran, personalia/sumber daya manusia), yang dapat
mendukung strategi level unit bisnis.
1.5.2.4.Pengertian Strategi Bersaing
Menurut Hunger dan Wheelmen (2001, 245) strategi bisnis yang berfokus
pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa perusahaan dalam industri atau
segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan dan mengatasi masalah
bagaimana perusahaan dapat bersaing dalam bisnis dan industry
Menurut kotler dan Amstrong (2003, 274) pesaing sangat penting untuk
dipelajari supaya bisa membuat suatu strategi pemasaran yang efektif, suatu
perusahaan perlu untuk mengidentifikasi strategi, tujuan, kekuatan, kelemahan
dan pola reaksi pesaingnya.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa teori yang ada bahwa strategi
bersaing adalah menghubungkan perusahaan dan lingkungannya. Walaupun
lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-kekuatan sosial
bagaimana dengan kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari lingkungan
perusahaan adalah industri dimana perusahaan tersebut bersaing. Struktur industri
mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permaianan persaingan
selain juga strategi yang secara potensial tersedia bagi perusahaan.
1.5.2.5.Keunggulan Kompetitif
Menurut Helzer dan Render ( Komaruddin, 2003: 103) ada tiga bentuk
rekomendasi yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif diantaranya :
1. Strategi Bersaing Dengan Diferensiasi
Strategi bersaing dengan diferensiasi dilakukan agar dapat meciptakan
perbedaan yang jelas dalam penawaran barang atau jasa sehingga para pelanggan
merasakan pertambahan nilai. Dengan perkataan lain pelanggan menganggap
barang dan jasa yang dibelinya lebih baik daripada barang dan jasa lainnya.
Pertambahan bilai barang atau jasa tersebut menjadi alasan bagi para pelanggan
untuk meninggalkan barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan lain
2. Strategi bersaing dengan biaya
Strategi biaya tidak mengandung arti bahwa prusahaan menghasilkan
produk dengan mutu dan nilai yang buruk. Strategi bersaing dengan biaya
merupakan upaya agar perusahaan dapat memberikan nilai maksimum kepada
para pelanggan dengan biaya tertentu. Kepemimpinana biaya rendah dipasar
memerlukan pencapaian nilai yang maksimum seperti yang telah ditentukan.
3. Strategi bersaing dengan tanggapan
Strategi bersaing dengan tanggapan merupakan strategi yang dilakaukan
dengan reaksi yang luwes, cepat dan dapat dipercaya. Kemampuan untuk
menanggapi sesuatu dari suatu perusahaan tampak dari kemampuannya
membangun rentang nilai yang berkaitan dengan pengembangan produk dan
penyerahan yang tepat waktu dan penjadwalan yang dapat diandaikan, serta
kinerja yang luas. Oleh karena itu, perusahaan yang bersaing dengan tanggapan
perlu melakukan tiga jenis kebijakan :
a. Kebijakan pengembangan produk yang lebih cepat
b. Kebijakan penyerahan produk yang tepat waktu, lebih cepat dan lebih dapat
diandalkan
c. Kebijakan untuk meningkatkan keluwesan dalam jumlah dan keluwesan
dalam desain produk yang dipasarkan
1.5.2.6.Pengertian Pemasaran
Menurut Tjiptono (2002:5) pemasaran merupakan fungsi yang memiliki
kontak paling besar dengan lingkungan eksternal,padahal perusahaan hanya
memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkuangan eksternal.
Menurut Rangkuti (2004: 48) pemasaran adalah suatu proses kegiatan
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut masing-masing maupun kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan
menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
Menurut Kotler (2002:9) pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor social, kebudayaan, politik, ekonomi dan
manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut masing-masing maupun
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
Menurut Kotler (2002:9) pemasaran adalah suatu proses social yang
didalam individunya dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.
Berdasarkan defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
pemasaran adalah kegiatan dalam menukarkan dan menawarkan produk kepada
pihak lain untuk memenuhi kebutuhan.
1.5.2.7.Pengertian Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:18) bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus
mencapai tujuan pemasarannya. Sedangkan Djaslim Saladin (2005) menyatakan
bahwa bauran pemasaran adalah serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat
dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan pasar sasaran.
Tujuan dari setiap perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa adalah
menyampaikan hasil produksinya tersebut pada waktu yang tepat. Hal ini
bukanlah hal yang mudah mengingat semakin beranekaragamnya produk yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Untuk memenangkan persaingan
setiap perusahaan harus berusaha untuk memenuhi kebuuhan konsumen secara
lebih baik, yaitu dengan menggunakan strategi pemasaran yang merupakan
gambaran mengenai apa yang harus dilakukan oleh perusahaan di pasar.
Bagi pemasaran produk barang, manajeman pemasaran akan dipecah atas
empat kebijakan pemasaran yang lazim disebut bauran pemasaran atau 4P dalam
pemasaran yang terdiri dari empat komponen dasar yaitu Produk (Product),
Promosi (Promotion), Harga (Price), dan Tempat (Place). Bauran pemasaran
menurut Kotler dan Amstrong (2008:71) yaitu :
1. Produk (Product)
Adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan
produk atau jasa yang tepat bagi produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan
dengan mengubah produk atau jasa ada dengan menambah dan mengambil
tindkan yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa. Produk dapat
dibeda-bedakan atau diklasifikasikan menurut macamnya. Mutu produk
menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya. Ciri
produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan
dengan produk pesaing sedangkan desain dapat menyumbangkan kegunaan atau
manfaat produk serta coraknya.
2. Promosi (Promotion)
Promosi adalah pemasaran tidak hanya membicarakan tentang produk.
Dan mendistribusikan produk tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada
masyarakat agar produk itu dikenal dan ujung-ujungnya dibeli. Untuk
mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut
dengan bauran promosi terdiri dari 4 komponen yaitu promosi penjualan,
hubungan masyarakat, dan penjualan perorangan
3. Harga (Price)
Adalah suatu system manajemen perusahaan yang akan menentukan harga
dasar yang tepat bagi produk barang dan jasa dan harus ditentukan strategi yang
menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel
yang bersangkutan, harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen
dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang dinilainya ditetapkan
oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar atau ditetapkan oleh penjual
untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Penetapan harga dan
persaingan harga telah dinilai sebagai masalah utama yang dihadapi oleh
perusahaan
4. Tempat (Place)
Sebagian besar produsen menggunakan perantara untuk memasarkan
produk, khusunya barang dengan mambangun suatu saluran distribusi yaitu
sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka dalam
proses yang memungkinkan suatu produk tersedia bagi penggunaan atau
konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.
1.5.2.8.Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2004:9) manajemen pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta
penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
Menurut Kotler dan Amstrong (2002: 130), istilah marketing management
dirumuskan sebagai kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi dan
mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa teori yang ada bahwa manajemen
pemasaran adalah kerangka dari pada pemikiran dalam penetapan strategi
pemasaran, berupa perencanaan dan perkiraan dari resiko-resiko dan dampak
dalam kegiatan pemasaran tersebut yang akan dihadapi, sehingga kegiatan dalam
pemasaran dapat berjalan sesuai dengan perencanaannya.
1.5.3. Program Customer Retention
Program Customer retention menurut Keaveney (Dalam Bansal dan
Taylor: 2004) adalah suatu program untuk pelyanan pelanggan dan untuk menjaga
kesetiaan pelanggan. Program ini mengacu salah satunya pada loyalitas
pelanggan. Melibatkan pelanggan di dalam proses bisnis perusahaan merupakan
core dari keseluruhan upaya membangun loyalitas pelanggan. Involve your
customer, and cult-like loyalty will follow. Proses bisnis yang dapat
mengikutsertakan pelanggan antara lain dalam proses penyampaian pesanan rutin,
proses pengembangan produk, dan proses penanganan pelanggan.
Program customer retention ini diharapkan dapat meningkatkan rasa
memiliki (sense of ownership) pelanggan terhadap perusahaan dan merek.
Semakin tingginya sense of ownership, pelanggan akan semakin kuat dalam
membela merek tersebut dan juga dapat menjadi spokesperson.
1.5.3.1.Komitmen Pelanggan
Komitmen merupakan “ikatan psikologis” dengan sebuah organisasi
(Gruen dalam Bansal: 2004). Komitmen juga merupakan sikap yang menuntun
atau menengahi respon nyata seseorang atau niat perilaku seseorang terhadap
suatu benda (Ajzen dan Fishbein dalam Bansal: 2004). Irving dan Taylor (Dalam
Bansal : 2004) mendefenisikan komitmen sebagai kekuatan yang mengikat
seseorang pada suatu tindakan yang memiliki relevansi dengan satu atau lebih
sasaran.
Sementara Robbins (2001) menyebutkan komitmen adalah tingkatan di
mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuan-
tujuannyua dan berkeinginan untuk memelihara keanggotaannya dalam
organisasi.
Moorman (1992) menyatakan bahwa komitmen sebagai keinginan yang
terus menerus untuk memelihara hubungan yang bernilai. Relationship yang
bernilai beerhubungan dengan keyakinan bahwa komitmen rasional hanya ada
ketika relationship dipertimbangkan sebagai hal yang penting
Selain itu keinginan yang terus menerus untuk mempertahankan hubungan
berhubungan dengan pandangan bahwa mitra yang komit menginginkan
relationship dapat berjalan terus menerus dan akan berusaha untuk
mempertahankannya. Berbagai pihak mengidentifikasi komitmen di antara mitra
pertukaran sebagai kunci untuk memperoleh hasil yang bernilai bagi mereka, dan
mereka berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara atribut bernilai ini
dalam Relationship mereka.
Secara umum ada dua tipe komitmen yang berbeda, calculative dan
affective (Peppers and Rogers, 2004). Calculative Commitment berhubungan
dengan tipe instrumen dari komitmen, dan sebagai perluasan dari kebutuhan untuk
mempertahankan relationship yang disebabkan oleh adanya manfaat ekonomi dan
switching cost. Calculative Commitment dihasilkan dari analisis ekonomi biaya
dan manfaat dengan membuat komitmen.
Sementara affective commitment timbul karena seseorang memiliki ikatan
emosional, bukan karena alasan ekonomi. Calculaive commitment berhubungan
negatif dengan kepercayaan dan didasarkan pada perhitungan biaya dan benefit.
Jadi tidak kondusif bagi perkembangan relationship jangka panjang. Sebaliknya
affective commitment didasarkan pada relationship yang berkesinambungan,
bukan karena benefit ekonomi jangka pendek, tetapi karena setiap pihak
merasakan kedekatan emosional atau psikologikal satu sama lain. Affective
commitment secara positif berhubungan dengan kepercayaan dan mendukung
benefit relationship dalam waktu yang lebih lama, menurunkan opportunis dan
keinginan untuk memecahkan konflik dengan cara damai.
1.5.3.2.Perpindahan Pelanggan (Customer Switching)
Perpindahan pelanggan adalah suatu kondisi dimana pelanggan berpindah
dari satu penyedia jasa/produk ke penyedia jasa/produk lain (Keaveney dalam
Bansal dan Taylor 1999). Perpindahan pelanggan ini bisa disebabkan oleh banyak
hal, diantaranya karena ketidaksesuaian harga, ketidaknyamanan, kegagalan
penyampaian jasa, kompetisi dan lain-lain (Keaveney dalam Bansal dan Taylor
1999). Menurut Bansal dan Taylor (1999) perpindahan pelanggan melalui
beberapa tahap, yaitu sikap penggerak berpindah, kemudian niat untuk berpindah
dan akhirnya baru berpindah.
Semakin besar sikap penggerak berpindah maka semakin kuat niat
pelanggan untuk berpindah. Sedangkan semakin kuat niat untuk berpindah maka
semakin kuat pelanggan berpindah. Perpindahan pelanggan terjadi baik untuk
perusahaan jasa maupun produk. Dalam bisnis jasa, perpindahan pelanggan terjadi
contohnya di bisnis transportasi seperti pesawat terbang, kereta api, di bisnis
telekomunikasi seperti telepon seluler dan internet, di bisnis finansial seperti bank,
di bisnis akomodasi seperti restoran dan hotel.
Menurut Bansal dan Taylor (1999), faktor-faktor yang merupakan
penggerak bertahan dan berpindahnya pelanggan ke penyedia jasa lain adalah
kualitas atau kepuasan, biaya berpindah, daya tarik alternatif serta pengaruh
sosial. Sedangkan menurut Garbarino dan Johnson (dalam Bansal :2004),
kepercayaan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perpindahan
pelanggan.
Kepercayaan didefenisikan sebagai “keyakinan terhadap reliabilitas dan
integritas mitra pertukaran” (Morgan dan Hunt dalam Bansal: 2004).
Kepercayaan dimasukkan sebagai salah satu faktor terjadinya perpindahan
pelanggan karena peran pentingnya di dalam sebuah hubungan. Suatu penyedia
jasa yang ingin dipercaya oleh pelanggannya maka terlebih dulu harus
mempercayai pelanggannya, menjaga, mengatasi masalah yang dihadapi
pelanggan, dan menjawab pertanyaan pelanggan.
Dengan demikian diharapkan dapat tercipta hubungan yang harmonis
antara pelanggan dan penyedia jasa yang berdasar pada kepercayaan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kepercayaan timbul dari hubungan yang baik antara
penyedia jasa dan pelanggan. Engel (dalam Tjiptono :2002) mengungkapkan
bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan
pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak
memenuhi harapan pelanggan. Kotler (dalam Tjiptono :2002) mendefenisikan
kepuasan pelanggan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja yang dirasakan dengan harapan.
Terdapat kesamaan dari beberapa definisi kepuasan yaitu menyangkut
komponen kepusaan pelanggan (harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan).
Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan
tentang apa yang akan diterimanya bila membeli atau mengkonsumsi jasa.
Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang
diterima setelah mengkonsumsi jasa tersebut.
Kepuasan merupakan salah satu faktor kuat yang mempengaruhi niat
pelanggan untuk berpindah (Bansal dan Taylor 1999). Semakin pelanggan puas,
maka kemungkinan pelanggan untuk berpindah semakin kecil. Suatu pelayanan
dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting
dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.
Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang
disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak
efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik. Biaya berpindah
adalah salah satu faktor yang mempersulit/yang dibebankan kepada pelanggan
ketika berpindah penyedia jasa (Jones dalam Julander : 2003). Biaya berpindah
juga didefenisikan sebagai sesuatu yang mempersulit/menghalangi pelanggan
ketika berpindah penyedia jasa (Gilbert dalam Bansal dan Taylor: 1999). Biaya
berpindah dalam hal ini menyangkut waktu, ongkos dan usaha. Tingginya biaya
berpindah dapat menghalangi pelanggan untuk pindah dan rendahnya biaya
berpindah dapat mempermudah pelanggan untuk pindah. Sehingga dapat
dikatakan bahwa biaya berpindah juga merupakan salah satu bentuk penghalang
berpindah (switching barrier).
Daya tarik alternatif adalah ketersediaan alternatif jasa yang sejenis yang
dapat menarik perhatian pelanggan. Dengan semakin banyaknya alternatif, maka
semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan. Keadaan ini dapat menjadi ancaman
bagi penyedia jasa.
Niat berpindah adalah suatu keinginan seseorang untuk berpindah, masih
berbentuk keinginan dan belum terwujud dalam sikap yang nyata. Jika keinginan
ini terwujud dalam sikap yang nyata maka disebut perpindahan pelanggan. Niat
berpindah diawali oleh perilaku-perilaku yang mengarah untuk pindah. Pelanggan
yang puas kemungkinan besar akan tetap mengkonsumsi jasa/produk dari
penyedia jasa dan akan loyal kepada penyedia jasa. Sedangkan pelanggan yang
tidak puas akan mengurangi konsumsinya, akan komplain dan mungkin akan
pindah.
Sehingga dapat terlihat bahwa tinggi rendahnya kepuasan akan
mempengaruhi ikatan antara pelanggan dan penyedia jasa (komitmen) dan
mempengaruhi keinginan pelanggan untuk pindah. Kepercayaan pelanggan juga
merupakan variabel yang sangat penting bagi penyedia jasa. Beberapa pelanggan
lebih memilih tetap bersama dengan penyedia jasa karena sudah merasakan dan
percaya dengan kemampuan penyedia jasa serta tidak mau menanggung resiko
untuk berpindah. Mereka beranggapan pelayanan yang diberikan jasa lain belum
tentu lebih baik. Sehingga walaupun penyedia jasa lain memberikan penawaran
yang menarik, pelanggan yang telah yakin dan percaya tidak akan tergoda dan
tetap berkomitmen pada penyedia jasa.
Biaya berpindah akan dapat mempengaruhi komitmen pelanggan.
Rendahnya biaya berpindah akan mempermudah pelanggan yang ingin berpindah,
khususnya pelanggan yang tidak puas. Tetapi apabila biaya berpindah tinggi,
walaupun pelanggan sebenarnya tidak puas dan ingin berpindah, pelanggan akan
berpikir dahulu sebelum memutuskan untuk berpindah. Memikirkan tentang
kesepadanan antara apa yang akan diperoleh dari penyedia jasa lain dengan biaya
yang harus dikeluarkan apabila pelanggan pindah.
Sehingga mau tidak mau tingginya biaya berpindah dapat menciptakan
hubungan berbasis kekangan/komitmen (Bendapudi dan Berry dalam Bansal:
2004), dimana pelanggan tetap bersama dengan penyedia jasa karena biaya
ekonomi, sosial atau psikologis. Daya tarik alternatif juga berpengaruh pada
pelanggan, khususnya pelanggan yang tidak loyal. Beragamnya tawaran dari
penyedia jasa lain, dapat menarik perhatian pelanggan dan dapat menyebabkan
pelanggan berpindah penyedia jasa.
Selama penyedia jasa lain dipersepsi lebih baik, maka akan menjadi
masalah bagi penyedia jasa. Untuk itu penyedia jasa harus terus meningkatkan
kualitasnya agar dapat bersaing dengan penyedia jasa lain. Apabila pelanggan
merasa puas dan loyal, maka tawaran dari penyedia jasa lain tidak akan banyak
mempengaruhi komitmen pelanggan. Semakin beragamnya alternatif pilihan tentu
akan menarik perhatian pelanggan.
Alternatif yang disediakan penyedia jasa bahkan sangat menguntungkan
pelanggan. Bahkan beberapa penyedia jasa melakukan banting harga untuk
menarik perhatian pelanggan. Pelanggan yang tidak loyal kemungkinan besar
akan pindah, bahkan pelanggan yang loyal pun dikhawatirkan akan berpindah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik alternatif mempengaruhi niat
berpindah pelanggan
1.5.4. Telkom Speedy
1.5.4.1.Ruang Lingkup Telkom Speedy
Speedy adalah Layanan Internet (Internet Service) berkecepatan tinggi dari
PT. Telkom, berbasis teknologi akses Asynmmetric Digital Subscriber Line
(ADSL), yang memungkinkan terjadinya komunikasi data, voice dan video secara
bersamaan, pada media jaringan akses kabel tembaga (line telepon). Dengan
Speedy pelanggan akan diberikan layanan Broadband access yang memungkinkan
berbagai aplikasi multimedia yang ada sekarang maupun masa depan dapat
dinikmati dengan kualitas serta kenyamanan yang optimal. Speedy sangat tepat
bagi pelanggan yang sering mengakses data dalam volume besar dengan
kecepatan tinggi serta membutuhkan koneksi internet yang lebih stabil.
Untuk mendapatkan layanan Hi-Speed Internet tersebut, pelanggan haya
perlu menghubungi TELKOM tidak perlu ke ISP lain. Saluran telepon dapat
dipergunakan untuk pembicaraan telepon dan akses internet pada saat bersamaan
atau simultan. Koneksi ke internet dapat dilakukan setiap saat (always on). Setiap
hubungan tersebut sifatnya dedicated connection. Koneksi memiliki sifat highly
reliability dan highly secure.
1.5.4.2.Manfaat dan Keunggulan Speedy
Manfaat dari layanan Speedy ialah selain dapat digunakan untuk High
Speed Internet akses, juga untuk layanan Broadband Akses lainnya seperti, Akses
LAN (Teleworking, SOHO), Belajar Jarak Jauh (Distance Learning), Video
Conference, Broadcast TV, Home shopping, Video On Demand, Video Streaming,
Broadband Gaming, Online-Gaming, E-Learning, Real Time Music, Internet
Radio, Home Shopping, dll. Speedy mempunyai keunggulan, berikut beberapa
keunggulan Speedy antara lain:
1. Praktis, dimana layanan komunikasi suara/fax dan data/internet kecepatan
tinggi dapat dilakukan pada saat yang bersamaan tanpa saling mengganggu
(simultan).
2. Dedicated connection, berupa koneksi secara terus-menerus tanpa terputus.
3. Koneksi memiliki sifat highly reliability dan highly secure, dimana saluran
yang digunakan pelanggan Speedy dipakai sendiri dan tidak dibagi dengan
pengguna lainnya, sehingga keamanan lebih baik dan setiap pelanggan
diberikan user password tersendiri.
4. Tarif yang kompetitif, dimana tersedia paket-paket layanan berdasarkan kuota
trafik internet yang dapat dipilih oleh pelanggan sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing.
5. Kemudahan berlangganan, dimana untuk mendapatkan layanan Internet
berkecepatan tinggi Speedy, pelanggan hanya perlu menghubungi TELKOM,
melalui 147 dan Plasa TELKOM.
6. Pembayaran tagihan biaya akses dan biaya internet digabung dalam satu
tagihan.
7. Penanganan pelanggan (customer service) melalui 1 (satu) pintu, 147 dan
Plasa TELKOM.
8. Dengan LAN hub, memungkinkan dilakukan share line dengan pengguna
lainnya.
1.5.4.3.Paket Layanan Speedy
Paket layanan Speedy secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) bagian
berdasarkan pada metoda charging yang digunakan yaitu Volume Based dan Time
Based.
1. Paket Layanan Volume Based adalah paket layanan Speedy yang didasarkan
pada kumulatif usage per session yang ditetapkan dalam periode 1 bulan
dengan satuan Byte
2. Paket Layanan Time Based adalah paket layanan Speedy yang didasarkan pada
kumulatif waktu pemakaian per session yang ditetapkan dalam periode 1
(satu) bulan dengan satuan Menit.
Untuk paket layanan Volume Based terdiri dari 4 (empat) paket pilihan
yang didasarkan pada Quality of Service (QoS), Quota Volume Bandwidth dan
Service Level Guarantee (SLG) yaitu:
1. Paket Layanan Speedy for Personal yaitu untuk layanan limited Volume Based
dengan quota usage per bulan sebesar 1000 MByte per SSL dan QoS average
BRAS-GW sebesar 12 kbps.
2. Paket Layanan Speedy for Profesional yaitu untuk layanan limited Volume
Based dengan quota usage per bulan sebesar 3000 MByte per SSL dan QoS
avarage BRAS-GW sebesar 12 kbps.
3. Paket Layanan Speedy for Office yaitu untuk layanan dengan quota usage per
bulan per SSL Unlimited dan QoS avarage BRAS-GW sebesar 12 kbps.
4. Paket Layanan Speedy for Warnet yaitu untuk layanan dengan quota usage per
bulan per SSL Unlimited dan QoS avarage BRAS-GW sebesar 32 kbps.
1.6. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33). Sehingga dengan konsep maka
peneliti akan bisa memahami unsur-unsur yang ada dalam penelitian baik
variabel, indikator, parameter, maupun skala pengukuran yang dikehendaki dalam
penelitian.
Untuk dapat menemukan batasan yang lebih jelas maka dapat
menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka
peneliti mengemukakan konsep-konsep antara lain:
1. Produk (product) adalah apa yang dibeli pelanggan untuk memuaskan
keinginannya atau kebutuhannya. Produk dapat berupa barang fisik, berbagai
jenis jasa atau suatu gagasan.
2. Promosi (promotion) adalah semua yang berhubungan dengan cara yang
mendorong penjualan produk, termasuk periklanan dan penjualan langsung.
3. Harga (price) adalah semua elemen yang berhubungan dengan apa yang
dibayar oleh pelanggan untuk produk.
4. Tempat (place) adalah semua yang berhubungan dengan cara
mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan melalui saluran
distribusi.
1.7. Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep,
dan sistematika penulisan.
BAB 2 : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB 3 : DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai
karakteristik lokasi penelitian
BAB 4 : PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan
dokumentasi yang akan dianalisis
BAB 5 : ANALISA DATA
Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian
dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.
BAB 6 : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
BAB 2
METODE PENELITIAN
2.1.Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
menghendaki suatu informasi dalam bentuk deskripsi dan lebih menghendaki
makna yang berada dibalik deskripsi data tersebut. Menurut Zuriah (2006:47)
penelitian dengan mengguanakan metode deskriptif adalah penelitian yang
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan
saling berhubungan dan menguji hipotesis.
2.2.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Telkom Medan, Jalan Prof. H.M. Yamin
No. 2 Medan, Sumatera Utara.
2.3.Informan Penelitian
Hendrarso (Dalam Usman 2009:56) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian
yang dilakukan sehingga subyek penelitian yang telah tercermin dalam focus
penelitian ditentukan secara sengaja. Subyek penelitian inilah yang akan menjadi
informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama
proses penelitian. Informan penelitian meliputi (1) informan kunci (key
informant), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi
pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara
mendalam permasalahan yang sedang diteliti, (2) informan utama, yaitu mereka
yang terlibat secara langsung dalam interaksi social yang sedang diteliti, (3)
informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun
tidak langsung terlibat dalam interaksi social yang sedang diteliti.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menentukan informan dengan
mengguankan teknik Purpose Sampling yaitu pengambilan sampel sumber data
secara sengaja dan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan itu misalnya
orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah
objek situasi social yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, maka peneliti
mengguanakn informan yang terdiri dari:
1. Informan Kunci
Asisten Manajer Modern Channel Kandatel Medan (Lisni Lidyawati)
2. Informan Utama
Officer 3 Bagian Marketing dan Partnership (Agusli Irianta)
3. Informan Tambahan
Masyarakat pengguna Telkom Internet Speedy.
2.4.Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam teknik
pengumpulan data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:
2.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh melalui
kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang
diperolah melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari
data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini
dilakukan melalui:
a. Metode interview (wawancara), yaitu dengan cara wawancara mendalam
untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari informan. Metode
ini dilakukan dnegan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan
mendalam serta terbuka kepada informan atau pihak yang berhubungan dan
memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.
(Burhan Mungin, 2007:108).
b. Kuesioner (Angket) yaitu suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti, yang bertujuan
memperoleh informasi yang relevan serta informasi yang dibutuhkan
diperoleh secara serentak dalam penelitian ini, angket digunakan sebagai alat
pendamping dlam pengumpulan data
c. Metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
secara langsung terhadap obyek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala
yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan
sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
2.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung
data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan
mengguanakan instrument sebagai berikut:
a. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sember-
sumber lain yang relevan dengan obyek penelitian.
b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-
buku, karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta
memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti. (Suyanto, 2005:55-
56).
2.5.Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik analisa data
kualitatif. Menurut Moleong (2006:247), teknik analisa data kualitatif dilakukan
dnegan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang
terkumpul.menyusunnya salam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada
tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan
analisis dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan
penelitian.
BAB 3
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
3.1.Sejarah Singkat PT. Telkom
Perusahaan Telekomunikasi sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan
yang menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan
Telekomunikasi Indonesia ( PT. TELKOM) sendiri juga termasuk bagian dari
perusaahaan tersebut yang mempunyai bentuk badan usaha Post-en Telegraaflent
dengan Staats blaad No.52 tahun 1884. Dan sejak tahun 1905 perusahaan
Telekomunikasi sudah berjumlah 38 peusahaan. Namun setelah itu pemerintah
Hindia Belanda mengambil alih perusahaan tersebut yang berdasar kepada
Staatsblaad tahun 1906. Dan sejak itu berdirilah Post, Telegraf en Telefoon Dients
(PTT-Dients),dan perusahaan ini ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasar
Staats blaad No.419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijven Weet (I.B.W
Undang-Undang Perusahaan Negara). Perusahaan PTT tesebut bertahan sampai
adanya Peraturan Pemerintah Pengganti
Namun pada tahun 1965 pmemerintah membagi perusahaan Pos dan
Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan
Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN.
Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun
1965. Dan perusahaan tersebut berkembang menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Dalam Peraturan Pemerintah No.36 tahun 1974 dinyatakan bahwa Perum
Telekomunikasi sebagai penyelenggara jasa Telekomunikasi untuk umum baik
Telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri.
Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi merupakan penyelenggara
jasa telekomunikasi untuk umum, baik hubungan telekomunikasi dalam negeri
maupun luar negeri. Tentang hubungan telekomunikasi luar negeri saat itu juga
diselenggarakan oleh PT. Indonesia Satelite Corporation (INDOSAT), yang masih
berstatus perusahaan asing yakni dari American Cable and Radio Corp yaitu suatu
perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan negara bagian Delaware, USA.
Memasuki Repelita V, pemerintah merasakan perlu percepatan
pembangunan telekomunikasi sebagai infrastruktur yang diharapkan dapat
memacu pembangunan sektor lainnya. Perum dialihkan menjadi Perusahaan
Perseroan (persero). Mengantisipasi era globalisasi, seperti diterapkannya
perdagangari bebas baik internasional maupun regional, maka PT Telkom pada
tahun 1995 melaksanakan 3 program besar. Program-program tersebut adalah
restrukturisasi internal, penerapan KSO dan persiapan Go Public Internasional
(International Public Offering).
Kronologi sejarah PT Telkom dijelaskan sebagai berikut:
1. 1882 sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk
pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
2. 1906 Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang
mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos,
Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT).
3. 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan
berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang.
4. 1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel).
5. 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos
dan Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
6. 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi
nasional maupun internasional.
7. 1980 PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.
8. 1989 Undang-undang No. 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi, tentang
peran serta swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi.
9. 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no. 25 tahun 1991.
10. 1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering)
dilakukan pada tanggal 14 November 1995. sejak itu saham TELKOM tercatat
dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES),
New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE).
Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering
Without Listing) di Tokyo Stock Exchange.
11. 1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari
1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan mitra PT Pramindo Ikat
Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten-dengan
mitra PT Aria West International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa
Tengah dan DI Yogyakarta - dengan mitra PT Mitra Global Telekomunikasi
Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan dengan mitra PT
Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan
Timur Indonesia-dengan mitra PT Bukaka Singtel.
12. 1999 Undang-undang nomor 36/ 1999, tentang penghapusan monopoli
penyelenggaraan telekomunikasi.
13. 2001 KOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian
dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia,
yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan
silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM
menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM membeli 90,32% saham
Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam
laporan keuangan TELKOM.
14. 2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30%
saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15
Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham
pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12,72% saham
Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian TELKOM
memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli
penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
3.2.Unit-Unit Bisnis PT. Telkom
Sejak 1 Juli 1995 PT. Telkom telah menghapus struktur wilayah usaha
telekomunikasi (WTTEL) dan secara de facto meresmikan dimulainya era Divisi
Network. Badan Usaha utama dikelola oleh 7 divisi regional dan 1 divisi network.
Divisi regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayah masing masing
dan divisi network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh luar negeri
melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Unit-unit bisnis
PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri dari Divisi, Centre, Yayasan dan Anak
Perusahaan.
Adapun divisi yang tersedia di PT. TELKOM yaitu:
1. Divisi Long Distance
2. Carrier dan Interconnection Service
3. Divisi Multimedia
4. Divisi Fixed Wireless Network
5. Enterprise Service
6. Divisi Regional I – Sumatera
7. Divisi Regional II – Jakarta
8. Divisi Regional III – Jawa Barat
9. Divisi Regional IV – Jawa Tengah dan Yogyakarta
10. Divisi Regional V- Jawa Timur
11. Divisi Regional VI - Kalimantan
12. Divisi Regional VII – Kawasan Timur Indonesia
13. Maintenance Service Centre
14. Training Centre
15. Carrier Development Support Centre
16. Management Consulting Centre
17. Construction Centre
18. I/ S Centre
19. R and D Centre
20. Community Development Centre (CDC)
Adapun beberapa yayasan yang dimiliki dan berada di bawah naungan PT.
Telkom yaitu:
1. Dana Pensiun (Dapentel)
2. Yayasan Pendidikan PT. TELKOM Indonesia, Tbk.
3. Yayasan Kesehatan
4. Yayasan Sandhykara Putra TELKOM (YSPT)
Adapun anak perusahaan yang dimiliki PT. TELKOM yaitu:
a. Kepemilikan > 50%
1. PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) : Telekomunikasi (Seluler GSM)
(baru)
2. PT. Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra) : Telekomunikasi (KSO-VI
Kalimantan)
3. PT. Infomedia Nusantara (Infomedia) : Layanan Informasi (baru)
4. PT. AriWest International (AriaWest) : Telekomunikasi Telepon Tetap (KSO-
III Jawa Barat dan Banten)
5. PT. Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo) : Telekomunikasi Telepon Tetap
(KSO-I Sumatera)
6. PT. Multimedia Nusantara (Metra) : Multimedia, pay special TV
7. PT. Napsindo Primatel International (Napsindo) : Network Access Point
8. PT. Indonusa Telemedia (Indonusa) : TV Cable (baru)
9. PT. Graha Sarana Duta (GSD) : Properti, Konstruksi dan Jasa (baru)
b. Kepemilikan 20% - 50%
1. PT. Patra Komunikasi Indonesia (Patrakom) : Layanan VSAT
2. PT. Cita Sari Makmur (CSM) : VSAT dan layanan Telekomunikasi lainnya
3. PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN) : Transponder Satelit dan Komunikasi
c. Kepemilikan < 20%
1. PT. Mandara Seluler Indonesia (MSI) : Layanan NMT – Seluler dan CDMA
2. PT. Batam Bintan Telekomunikasi (Babintel) Telepon Tetap di Batam dan
Pulau Bintan
3. PT. Pembangunan Telekomunikasi Indonesia (Bangtelindo) : Pengelolaan
Jaringan dan Peralatan Telekomunikasi
3.3.Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Telkom
Divisi Multimedia dan Divisi Pembangunan ditetapkan 31 Dsember 1996
berdasarkan keputusan direksi PT. TELKOM Indonesia, Tbk. Seiring dengan
diberlakukannya pasar bebas maka PT. TELKOM Indonesia, Tbk membentuk
kerja sama dengan para investor dan operator kelas dunia yang disebut dengan
Pola Kerja Sama Operasi (KSO).
1. Tujuan dibentuknya KSO adalah :
2. Mempercepat pembangunan Telekomunikasi untuk kurun waktu IV, karena
pendanaan disediakan oleh mitra KSO.
3. Memperoleh ahli teknologi kelas dunia yang bergabung dalam mitra KSO.
4. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dalam era pasar bebas.
Dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan dan sekaligus
mengatasi pendanaan, maka PT Telkom mengikutsertakan swasta dalam
pembangunan prasarana jaringan, penyediaan jasa khusus dan pelaksanaan
operasi. Partisipasi swasta sampai saat ini dikenal dalam bentuk Pola Bagi Hasil
(PBH), perusahaan patungan dan Kerja Sama Operasi (KSO).
Kerja Sama Operasi merupakan suatu organisasi kemitraan yang tidak
membentuk suatu badan hukum, namun tetap sebagai suatu divisi Telkom. Divisi
KSO dikelola oleh mitra KSO yang merupakan konsorsium beberapa perusahaan
dari dalam dan luar negeri. Masa KSO ditetapkan selama 15 tahun dan pada akhir
masa KSO seluruh hak, kepemilikan dan kepentingan mitra KSO yang berkaitan
dengan sarana, atau jaringan baru dan semua pekerja yang sedang berjalan
dialihkan pada PT. Telkom.
Keputusan untuk menghimpun dana dari masyarakat melalui pasar modal
baik didalam atau luar negeri dengan menjual saham PT. Telkom melalui
keputusan yang dituangkan dalam akta berita acara no. 52 tanggal 17 Juli 1995
yang dibuat oleh notaris Imas Fatimah SH. PT. Telkom mencatatkan saham yang
ditawarkan di BEJ New York Exchange dan London Stock Exchange. Saham
yang dikeluarkan terdiri dari saham Seri A Dwiwarna dan Seri B Saham Biasa.
Saham seri A jumlahnya hanya satu lembar dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun. Seri A adalah
saham yang memberikan hak istimewa kepada pemegangnya, diantaranya
penentuan pencalonan pengangkatan dan pemberhentian para anggota direksi
yang dilaksanakan dalam RUPS. Saham seri B adalah saham atas nama yang
dipindahtangankan.
Karyawan PT Telkom mendapatkan penjatahan khususnya sejumlah
saham seri B baru yang jumlahnya tidak lebih dari 10% dari jumlah saham yang
ditawarkan dalam penawaran umum di Indonesia. Program pernilikan saham oleh
karyawan/Employee Stock Ownership Plan (E50P) mengharuskan karyawan agar
tidak menjual saham yang diperolehnya dalam jangka waktu 1 tahun sejak
pencatatan saham pada BEJ dan BES.
Penerimaan bersih dari emisi saham baru akan digunakan untuk
membiayai program investasi perusahaan sekitar 39,22 % yang digunakan untuk
keperluan transimisi dan sentral. Penambahan kapasitas dan pengembangan
jaringan kabel melalui penggantian kabel tembaga dengan kabel serat optik serta
pengadaan Wireless Local Loop. Sebanyak 39,51% digunakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan sisanya 21,27% disiapkan untuk
pengembangan sistem, teknologi baru serta peningkatan sumber daya manusia.
Semua usaha PT Telkom ini untuk mengantisipasi pemberlakuan perdagangan
bebas dan untuk peningkatan kemampuan kompetitif yang diharapkan dapat
menjadi salah satu Operator Telekomunikasi Kelas Dunia (World Class Operator
Telecommunications).
3.4.Visi dan Misi PT. Telkom
3.4.1. Visi Telkom
Adapun Visi PT. TELKOM yaitu:
1. “ To become a leading InfoCom player in the region”,
Maksudya adalah PT. TELKOM Indonesia, Tbk berusaha untuk menempatkan
diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia
dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
2. “To be dominant infoCom player in the region and having strong brand equit”
Artinya menjadi penyedia layanan infocom yang paling dominan di Sumatera
dan menjadi atau penyampai brand di bidang jasa Telekomunikasi.
3.4.2. Misi PT. Telkom
Misi TELKOM adalah memberikan layanan "One Stop Infocom" dengan
kualitas yang prima dan harga kompetitif, mengelola usaha dengan cara yang
terbaik dengan mengoptimalkan SDM yang unggul, dengan teknologi yang
kompetitif dan dengan Business Partner yang sinergi.
Dari misi di atas maka dapat dinyatakan bahwa :
1. PT. TELKOM Indonesia, Tbk berupaya memberikan pelayanan One Stop
InfoCom yang berkualitas tinggi dengan menetapkan system management
modern yang dominan pada kepuasan para pelanggan dengan harga yang
kompetitif.
2. TELK
mengo
melaku
3. Melak
mengu
sinergi
3.5.Makn
Se
makna ter
Tbk. terse
1. Lingka
Telkom
Expert
KOM Indon
optimalkan
ukan setiap
kukan kerja
untungkan
i.
na Logo PT
perti halny
rsendiri. Ad
but adalah
aran. Simb
m yaitu Tel
tise.
nesia, Tbk
SDM yang
kegiatan de
sama denga
secara Win
. Telkom
Gamb
ya sebuah n
dapun arti d
:
ol dari pro
lecommunic
k memberi
g unggul me
engan tekno
an Share H
n-win solu
bar 1. Logo
nama, logo
dari logo pa
oduk dan l
cation Infor
ikan layan
elalui mana
ologi yang b
Holder (pem
ution melal
PT. Telko
o perusahaa
ada perusah
layanan dal
rmation, Me
nan yang
ajemen mod
bersifat kom
megang saha
lui Busines
m
an pun me
haan PT Te
lam portopo
edia and ed
terbaik de
dern (TQM
mputerisasi.
am) yang s
ss partner
emiliki arti
elkom Indon
olio bisnis
ducation (TI
engan
M) dan
saling
yang
atau
nesia,
baru
IME),
2. Tangan yang meraih keluar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan
ekspansi keluar. Empowering.
3. Jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta
kepercayaan dan hubungan yang erat. Assured.
4. Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang maknanya
adalah perubahan dan awal yang baru. Progressive.
5. Telapak tangan. Simbol yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai
masa depan. Heart.
Makna dari warna-warna yang digunakan pada logo PT. Telkom dapat
diartikan sebagai berikut:
1. Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang
tinggi.
2. Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang aktratif, hangat,
dan dinamis.
3. Infinite Sky pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan inovasi
dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.
Filosofi seperti yang diketahui, Telkom melakukan perubahan dikarenakan
harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada, baik lingkungan Makro
maupun Mikro. Perkembangan teknologi dan ketatnya persaingan Industri
teknologi Komunikasi dan Informasi di Indonesia juga mendorong untuk
melakukan perubahan. Potensi pasar dan pengguna di bisnis ini memang masih
sangat besar. Namun itu juga bersaing dengan competitor lain dari merebutkan
pasar dan pelanggan.
Pe
1. TELK
2. TELK
tingg
3. TELK
terba
4. TELK
penin
menj
Ad
yang bera
maskot Be
njelasan da
KOM selalu
KOM selalu
gi serta harg
KOM selalu
aik (Best Pra
KOM selalu
ngkatan pro
jadi yang te
dapun nama
asal dari fil
e bee adalah
Gamb
ri Kredo PT
u fokus kep
u memberik
ga yang kom
u melaksana
actices).
u mengharg
oduktivitas d
rbaik.
Gamba
a maskot P
losofi yang
h:
bar 2. Kredo
T. Telkom y
pada pelangg
kan pelayan
mpetitif
akan segala
gai karyawa
dan kontribu
ar 3. Masko
PT. TELKO
g dinilai da
o PT. Telkom
yaitu:
gan
nan yang pri
a sesuatu me
an yang proa
usi kerja TE
ot PT. Telk
OM Indone
ari sifat dan
m
ma dan mut
elalui cara-c
aktif dan ino
ELKOM sel
om
esia adalah
n perilaku.
utu produk y
cara yang
ovatif, dalam
lalu berusah
maskot Be
Adapun fil
yang
m
ha
e bee
losofi
Lebah tergolong makhluk sosial yang senang bekerja sama, pekerja keras
mempunyai kesisteman berupa pembagian peran operasional dan fungsional
menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Di
habitatnya lebih mempunyai dengung sebagai tanda keberadaannya dan loyal
terhadap kelompok berupa perlindungan bagi koloninya, maka akan menyerang
bersama bila diganggu.
Lebah memiliki potensi diri yang baik berupa tubuh yang sehat, ligat dan
kuat sehingga bias bergerak cepat, gesit dan efektif dalam menghadapi tantangan
alam. Lebah berpandangan jauh ke depan dengan merancang bangun sarang yang
kuat dan efisien, berproduksi, berkembang biak dan menyiapkan persediaan
makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Lebah berwarna biru merupakan
penggambara insane PT. TELKOM Indonesia, Tbk.
3.6.Budaya Perusahaan PT. Telkom
THE TELKOM WAY 135 sebagai budaya korporasi yang dikembangkan
TELKOM merupakan bagian terpenting dari upaya perusahaan untuk
meneguhkan hati, merajut pikiran, dan menyerasikan langkah semua Insan
TELKOM dalam menghadapi persaingan bisnis InfoCom. Adapun tiga nilai inti,
mencakup:
1. Customer Value
2. Excellent Service
3. Competent People
Adapun 5 (lima) langkah perilaku untuk memenangkan persaingan, yang
terdiri dari:
1. Stretch The Goals
2. Simplify
3. Involve Everyone
4. Quality is My Job
5. Reward the Winners
THE TELKOM WAY 135 adalah hasil penggalian dari perjalanan
TELKOM dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah, dan dikristalisasi
serta dirumuskan dengan dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain
dan berbagai tantangan dari luar. Dengan akar yang kuat pada kesadaran kolektif
organisasi, diharapkan THE TELKOM WAY 135 dapat cepat tertanam dalam
jiwa insan TELKOM.
3.7.Kegiatan Usaha PT. Telkom
Jenis jasa telekomunikasi PT Telkom yang sudah beroperasi sampai tahun
2004 ini adalah:
1. Jasa telepon dalam negeri merupakan usaha PT. Telkom yang memberikan
pendapatan terbesar. Komposisi pendapatan jasa yang meliputi : biaya pasang,
biaya abonemen (langganan) bulanan dan biaya pemakaian telepon untuk
panggilan lokal dan jarak jauh, pelayanan jasa telepon dalam negeri juga
termasuk penyediaan telepon umum, baik kartu maupun koin.
2. Jasa interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi lain merupakan jasa
telekomunikasi karena adanya penyelenggara sambungan telekomunkas oleh
pihak lain, seperti PT. Indosat. Dari hasil penyelenggara ini PT. Telkom
memperoleh pendapatan yang diterima dari penyelenggara atau bagi hasil.
3. Jasa telepon bergerak selular yaitu penyelenggaraan sambungan telepon
bergerak selular (STBS) ini bekerja sama dengan pihak lain atau dengan
sistem patungan atau bagi hasil.
4. Jasa satelit merupakan jasa yang disediakan oleh PT Telkom, dari penyewaan
transponden satelit dan dimulai tahun 1996 beralih pada Satelindo, namun PT
Telkom terus melanjutkan jasa stasiun bumi untuk hubungan telekomunikasi
melalui sistem satelit komunikasi.
5. Jasa lainnya adalah meliputi jasa internet (TELKOMNet@instan), e-mail,
calling card, Telex, Telegram, SLI 007, VSAT, TV Satelit TELKOMVision
dan lainnya.
6. TELKOMFIexi, yang merupakan layanan jasa telekomunikasi tanpa kabel
(wireless) dengan teknologi berbasis CDMA (Code Division Multiple
Access).
3.8.Struktur Organisasi PT. Telkom
Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan organisasi dalam arti struktur
adalah gambaran secara sistematis tentang hubungan kerjasama orang yang
terdapat dalam suatu badan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pengelolaan organisasinya, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
memiliki sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 4 (empat)
anggota serta sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan 1 (satu) orang Presiden
Direktur atau CEO dan 4 (empat) orang anggota Dewan
Direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda
seperti Direktur Sumber Daya dan Bisnis Pendukung/CIO, Direktur Bisnis
Jaringan Telekomunikasi, Direktur Bisnis dan Jasa Telekom unikasi, dan Direktur
Keuangan/CFO.
Struktur organisasi yang terdapat pada PT Telkom adalah struktur
organisasi yang berbentuk garis dan staff. Wewenang tertinggi dalam organisasi
dipegang oleh satu orang pimpinan yang membawahi beberapa bagian sesuai
fungsinya masing-masing. Seorang General Manager dibantu oleh seseorang
Deputy General Manager yang membawai beberapa manager. Manager sendiri
membawahi beberapa bagian yang saling terkait dan saling bekerja sama dalam
melaksanakan suatu tugas dan tanggung jawab.
3.9.Struktur Organisasi PT. TELKOM KANDATEL Medan
Untuk kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan, maka perlu dibentuk
struktur organisasi dengan tujuan agar dapat terlaksananya tugas dengan lancar
dan baik. Struktur organisasi juga merupakan gambaran susunan perwujudan oleh
tetap hubungan-hubungan, fungsi-fungsi, bagian-bagian dan posisi-posisi maupun
yang memisahkan kedudukan dan wewenang dan tanggung jawab bagi tiap-tiap
karyawan dalam organisasi.
Adapun bentuk organisasi PT. TELKOM KANDATEL Medan berbentuk
garis dan staff yakni terdapatnya garis komando dan garis koordinasi yang
berbentuk matriks. Dan terdapat juga garis putus-putus yang menunjukkan garis
koordinasi yang berarti diberikannya wewenang untuk mengadakan perubahan-
perubahan terhadap kebijakan yang ada pada bagian-bagian/ perangkat organisasi.
3.10. Tugas dan Tanggung Jawab Unit Kerja PT Telkom
1. General Manager, memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:
a. Menangani tugas yang bersifat strategi.
b. Menangani tugas-tugas yang berorientasi keluar maupun ke dalam.
c. Bertanggungjawab atas pencapaian sasaran operasional.
d. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan jasa dan pengelolaan perangkat
telekomunikasi dalarn area geografis tertentu.
2. Deputy General Manager, memiliki tugas dan tanggung yaitu:
a. Berperan dan bertanggungjawab sebagai pimpinan operasi.
3. Manajer Kandatel, memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:
a. Bertugas menyelenggarakan fungsi -fungsi pelayanan, operasi dan
pemeliharaan perangkat telekomunikasi beserta sarana penunjangnya pada
lokasi yang relatif terpisah dari Kandatel.
4. Manajer Perencanaan Bisnis, memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:
a. Membantu General Manager dalam menyusun Business Plan Kandatel dan
Kandatel.
b. Menyusun dan menganalisa lingkungan luar.
c. Menyusun dan menganalisa kapabilitas intern.
d. Menyediakan rumusan strategik, kebijakan dan program operasi teknik.
e. Menyusun dan pengendalian mutu, kendali, kepastian mutu (TQM)
Kandatel dan Kandatel.
f. Menyusun dan menjaga bisnis proses Kandatel dan Kandatel.
g. Menyelenggarakan fungsi manajemen umum lainnya.
5. Manager Support, memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:
a. Penyediaan dukungan pada unit kerja Kandatel dalam perencanaan
pendayagunaan, pengembangan Sumber Daya Manusia, logistik dan
kualitas.
b. Melaksanakan administrasi SDM.
c. Mengelola Belanja dan Data pegawai.
d. Membina perencanaan dan pengembangan SDM.
6. Manajer Keuangan, memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:
a. Merencanakan dan menyediakan dukungan financial kepada unit-unit di
Kandatel.
b. Menyelenggarakan sistem akuntansi
c. Mengelola Perbendaharaan.
d. Mengelola anggaran dan kas.
e. Melaksanakan akuntansi.
7. Manajer Ophar Jar Akses, memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:
a. Bertanggung jawab atas pencapaian sasaran operasi dan pemeliharaan
jaringan kabel.
b. Menganalisis, mengevaluasi dan unjuk kerja jarkab (Jaringan Kabel) serta
peningkatan kompetensi SDM.
c. Merencanakan anggaran dan rehabilitasi serta menggambarkan jaringan
kabel.
d. Menyelenggarakan tata usaha dan logistik untuk menunjang
pengoperasian dan pemeliharaan jaringan kabel dan pengelolaan SISKA
(Sistem Informasi Customer).
e. Mengoperasikan pemeliharaan dan perbaikan jaringan kabel, fasilitas sipil
dan MDF.
8. Manager Marketing, memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu:
a. Meningkatkan kinerja dan memenuhi target pemasaran POTS, fitur dan
Public Phone melalui pengelolaan promosi dan penjualan, pengelolaan
customer database, pengelolaan potensial demand, pengelolaan usage
Quality improvement, peningkatan kapabilitas sumberdaya manusia dan
pemberdayaan sumberdaya lainnya yang menjadi kewenangannya.
b. Bertanggung jawab atas pencapaian sasaran pemasaran dan pelayanan jasa
telekomunikasi.
c. Merencanakan penjualan dan promosi
d. Mengelola usage dan produksi serta pelayanan umum.
e. Memberikan rekomendasi kebijakan promosi dan pemasaran
f. Memberikan rekomendasi bundling dan pricing produk POTS
g. Memberikan rekomendasi penetapan strategis dan kebijakan usage quality
improvement
h. Memberikan rekomendasi mutasi pegawai bidang marketing
i. Merhberikan rekomendasi kebijakan pengelolaan customer database
j. Memberikan rekomendai makor dan mikro demand
k. Memberikan rekomendasi pemenuhan alpro
3.11. Telkom Speedy
Speedy adalah layanan akses internet end-to-end berkecepatan tinggi dari
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk berbasis teknologi akses Asymmetric Digital
Subscriber Line (ADSL). Yang memungkinkan terjadinya komunikasi sata dan
suara secara bersamaan (simultan) melalui satu saluran biasa (pada media jaringan
akses kabel tembaga).
Tidak sepertri layanan akses internet Dial-Up (seperti TelkomNet Instan),
dengan mempergunakan Speedy, saluran tetap dapat dipergunakan untuk
menelpon bersamaan dengan akses Internet. Untuk dapat menikmati fasilitas
saluran dan internet sacara simultan, pelanggan Speedy harus mempergunakan
Splitter yang dapat memisahkan saluran dan saluran modem. Splitter ini biasanya
sudah tersedia dalam paket penjualan modem ADSL.
Speedy adalah layanan akses internet dengan menggunakan akses kabel
berbasis teknologi ADSL dari PT Telkom yang diluncurkan di Jember pada
tanggal 1 Juli 2006. Speedy dapat menyalurkan suara dan data secara simultan
melalui satu saluran telepon biasa dengan kecepatan maksimal 1000 Kbps dari
modem sampai dengan sentral Telkom.
Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL) adalah perangkat aktif di
jaringan akses pelanggan yang dipergunakan untuk mendukung implementasi
layanan multimedia pada jaringan broadband dengan menggunakan satu pair
kabel tembaga. Manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan Speedy
adalah high speed internet, akses LAN (teleworking, SOHO), distance learning,
video conference, broadcast TV, home shopping dan video on demand.
Secara umum keunggulan Telkom Speedy antara lain :
1. Praktis
Layanan komunikasi suara/ fax dan data/ internet kecepatn tinggi dapat
dilakukan pada saat yang bersamaan tanpa saling mengganggu (simultan).
2. Koneksi 24 jam
Layanan internet broadband ADSL menyediakan koneksi secara terus
menerus selama 24 jam dan 7 hari seminggu, serta mampu menyalurkan
koneksi dengan kecepatan tinggi.
3. Aman
Saluran / jalur yang digunakan pengguna Speedy digunakan sendiri dan tidak
dibagi dengan pengguna lainnya (not share), sehingga keamanan lebih baik.
Hal ini penting untuk aplikasi e-business.
4. Kecepatan konstan
Karena infrastruktur tidak terbagi dengan pengguna lainnya, maka kecepatan
tidak terpengaruh oleh jumlah pelanggan dan pertambahan jumlah pelanggan
yang akses. Koneksi lebih stabil karena masing-masing pengguna mempunyai
jalur tersendiri ke peralatan multiplexer di sisi Telkom. Pelanggan dapat
menikmati pengalaman akses internet dengan kecepatan download sampai
dengan 1000kbps.
5. Tarif flat- rate
Pelanggan dapat memilih paket layanan berdasarkan kuota trafik internet yang
paling sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan penagihan dilakukan secara
flat setiap bulan. Jika trafik pelanggan melebihi kuota yang dipilih, maka
pelanggan harus membayar kelebihan sesuai jumlah trafik (dalam megabyte).
3.12. Telkomnet Instan
Akses Telkomnet Instant adalah akses komunikasi ke internet gateway
dengan mode statistik dengan mode data sirkit pada network TelkomFlexi dengan
kecepatan aksesnya sampai dengan 64 Kbps. Pelanggan dapat mengakses
Telkomnet Instant melalui network TelkomFlexi.
Telkomnet instant hemat adalah layanan berlangganan paket internet
murah dari Telkomnet instant yaitu hanya menggunakan dengan telepon rumah,
fasilitas untuk menghubungkan koneksi internet ke Personal Computer (PC)
dengan melakukan koneksi internet terhadap modem yang terpasang ke computer.
Sehingga pelanggan bisa menggunakan koneksi internet hanya bermodal telepon
rumah dan perangkat komputer (PC). Pelanggan tidak perlu repot lagi harus pergi
ke warnet cukup dilakukan dengan paket murah di rumah.
Perangkat-perangkat yang harus dimiliki untuk menikmati paket internet
murah dari Telkomnet Instan yaitu :
1. Personal Computer (PC)
Perangkat ini merupakan alat koneksi untuk menggunakan layanan internet
murah karena perangkat komputer yang digunakan untuk menampilkan
layanan internet tersebut.
2. Modem Dial Up
Modem merupakan suatu sistem alat koneksi yang menghubungkan dari
telepon rumah ke komputer. Sistem windows di komputer karena tanpa alat ini
layanan internet tidak bisa dihubungkan ke perangkat komputer.
3. Line Telepon
Perangkat telepon rumah merupakan jaringan yang membuat koneksi ke
perangkat komputer (PC). Karena alat telepon suatu alat yang berhubungan
dengan perangkat lainnya sehingga bisa menggunakan layanan paket internet
murah dari Telkomnet Instant.
BAB 4
PENYAJIAN DATA
Bab ini berisikan uraian data hasil penelitian yang dilakukan mengenai
strategi pemasaran Telkom Speedy di PT. Telkom Medan. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Data-data primer
tersebut didapat dengan melalui penyebaran angket dan wawancara di PT. Telkom
Medan
Setelah diadakannya penelitian dan pengumpulan data di lapangan baik
melalui wawancara, kuesioner, dan pengamatan langsung, maka diperoleh
berbagai data dari informan dan responden dalam kaitannya strategi pemasaran
Telkom Speedy di PT. Telkom Medan. Data yang diperoleh selama penelitian
disajikan hasil dari wawancara dengan informan yang digunakan untuk analisis
data sesuai dengan hasil penelitian. Selain itu juga disajikan dalam bentuk analisis
data dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase yang kemudian akan
diinterpretasikan.
Penyajian data mengenai hasil wawancara dengan informan adalah untuk
menjawab secara langsung pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan
sebenarnya kepada informan. Adapun penyajian data tabel frekuensi berisikan
tentang data karakteristik responden, data variabel penelitian. Penyajian data
mengenai karakteristik responden adalah untuk mengetahui spesifikasi (ciri-ciri
khusus) yang dimiliki oleh responden yaitu, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan penyajian data tentang variabel penelitian
adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian.
Data yang penulis peroleh melalui data primer akan penulis sajikan dalam
bentuk narasi atau deskripsi sesuai dengan kenyataan di lapangan dan dengan
pihak-pihak terkait yang terlibat langsung dalam strategi pemasaran Telkom
Speedy di PT. Telkom Medan.
4.1.Penyajian Data Hasil Wawancara
Dalam bab ini diuraikan hasil wawancara yang disajikan dalam bentuk
wawancara tertulis. Adapun hasil wawancara tertulis ini merupakan salinan atas
wawancara yang penulis lakukan pada penelitian lapangan terhadap informan
kunci dan informan biasa di dalam penelitian tentang strategi pemasaran Telkom
Speedy di PT. Telkom Medan.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada informan merupakan
pertanyaan yang berasal dari panduan wawancara yang penulis susun sebagai
instrumen dalam penelitian ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah mengalami
perkembangan yang disesuaikan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
Berikut hasil wawancara tersebut.
A. Hasil Wawancara Dengan Asisten Manajer Modern Channel Kandatel
Medan (Lisni Lidyawati)
1. Apakah Telkom Speedy selalu melakukan pembaruan terhadap
pelayanan?
Speedy selalu melakukan setiap pembaruan dalam meningkatkan pelayanan. Dimana sekarang semua masyarakat semakin maju, dan lifestyle yang menuntut Speedy harus terus mengikuti gaya kehidupan masyarakat zaman sekarang, sehingga pembaruan dan inovasi terus kita lakukan. Ditambah lagi dengan penggunaan kebutuhan masyarakat yang semakin dituntut untuk serba mobile. Kami juga mulai melakukan modifikasi produk.
2. Apakah kelebihan Telkom Speedy dibandingkan dengan provider lain?
Provider lain kebanyakan menggunakan modem yang wireless dan disambungkan melalui USB. Sementara Speedy tetap konsisten dengan portable modem yang wireland yang memiliki sambungan dengan menggunakan internet kabel tembaga. Justru dengan menggunakan internet kabel tembaga ini kecepatan atau speed dalam penggunaan internet tetap stabil dan kencang dibandingkan dengan penggunaan modem USB yang wireless dan cenderung mengalami tabrakan sinyal lain.
3. Bagaimana cara pelanggan ingin menyampaikan keluhan kepada Telkom
Speedy ?
Kami menyediakan layanan call center 147. Setiap pelanggan dapat menyampaikan keluhannya dengan menghubungi langsung ke call center 147.
4. Berapa lama Telkom Speedy berjalan ?
Telkom Speedy sudah mulai berjalan sejak tahun 2005, dimana pada saat itu sistem pemasarannya kami menggunakan direct channel yaitu pemasaran Telkom Speedy langsung dan indirect channel yaitu pemasaran Telkom Speedy tidak secara langsung melainkan melalui pihak-pihak ketiga.
5. Apa saja kekurangan dari Telkom Speedy ?
Bisa dikatakan kekurangan Telkom Speedy dibandingkan provider lain adalah bentuk modem portable Telkom Speedy yang masih wireland, dan hanya mampu berjarak radius 1-3 km, sedangkan provider lain yang menggunakan modem USB yang sudah wireless dan bisa dibawa kemana-mana tanpa batas jarak.
6. Bagaimana sikap pegawai dalam melayani pelanggan Telkom Speedy ?
Kami tetap konsisten dan komitmen kami seperti dalam Kredo Telkom, selalu fokus kepada pelanggan, selalu memberikan pelayanan yang prima dan mutu produk yang tinggi serta harga yang kompetitif , selalu melaksanakan segala sesuatu melalui cara-cara yang terbaik (Best Practices).
7. Berapa lama pelanggan baru dapat menikmati layanan Telkom Speedy ?
Pelanggan baru dapat menikmati layanan Telkom Speedy tanpa batas sesuai dengan layanan yang mereka gunakan, apakah mereka menggunakan prabayar ataupun pascabayar. Namun apabila mereka menggunakan Telkom Speedy melalui pemasaran indirect channel, biasanaya mereka akan mendapatkan promosi gratis pemasangan dan unlimited pemakaian internet selama sebulan penuh.
8. Apakah ada layanan internet hotspot atau layanan wifi ditempat-tempat
umum?
Kami meyediakan layanan wifi di tempat umum, dengan akses point beberapa di dekat kantor, taman, dan sekolah. Seperti Taman Digital dimana setiap orang dapat dengan bebas menggunakan layanan hotspot atau wifi secara bebas, Indie School (Indonesian Digital School) yang menyediakan layanan hotspot atau wifi di sekolah-sekolah, dan Broadband Learning Center yang menyediakan layanan hotspot atau wifi gratis di kantor-kantor Speedy.
9. Seberapa besar ketertarikan pelanggan terhadap Telkom Speedy?
Bisa dikatakan untuk saat ini ketertarikan pelanggan sudah mulai menurun dalam menggunakan Telkom Speedy dikarenakan lifestyle mereka yang sudah serba mobile. Terkadang untuk membayar abodemen saja mereka sudah mulai malas. Jika dibandingkan dengan kehidupan mereka yang seudah seluruhnya menggunakan handphone, mereka sudah jarang menggunakan telepon rumah, ditambah dengan munculnya handphonce CDMA yang mirip telepon rumah, keberadaan dan penggunaan telepon rumah ini semakin minim, sehingga pelanggan mulai tidak tertarik menggunakan Telkom Speedy yang mengharuskan memiliki telepon rumah.
10. Bagaimana profesionalitas pegawai dalam melayani pelanggan Telkom
Speedy?
Profesionalitas tetap kami jaga, dengan komitmen pemasaran kami yaitu mencari pelanggan, kemudian menjaga pelanggan tersebut dengan pelayanan maksimal melalui customer service.
11. Promosi apa saja yang dilakukan Telkom Speedy kepada pelanggannya?
Telkom Speedy banyak melalkukan promosi kepada pelanggan, seperti memberikan voucher gratis, biaya pasang gratis, dan unlimited internet service dengan harga murah dan internet gratis saat pemasangan.
12. Bagaimana penjualan yang dilakukan Telkom Speedy kepada pihak
ketiga ?
Penjualan Telkom Speedy melalui pihak ketiga atau indirect channel dilakukan dengan empat jenis penjualan yaitu, modern channel, yang melakukan penjualan Speedy bekerja sama dengan penjualan produk lain seperti penjualan laptop, setiap pembelian Laptop Toshiba maka gratis biaya pasang Telkom Speedy. Yang kedua yaitu partnership store, yang melakukan penjualan dan membentuk kerja sama dengan store atau toko tertentu, dan
kemudian toko-toko tersebut diberi brand Telkom Speedy. Yang ketiga yaitu dealership dengan menggunakan pihak ketiga seperti sales, ada yang berbentuk door to door (sales mempromosikan ke rumah-rumah), open table (membuka meja dan melakukan event pameran), dan open car (promosi menggunakan mobil yang dilengkapi dengan fasilitas untuk menggunakan Telkom Speedy). Dan yang keempat yaitu melalui community (komunitas), dengan menggaet dan mengajak kerja sama komunitas tertentu dan kumpulan orang untuk menggunakan Telkom Speedy.
13. Apakah Telkom Speedy melakukan diskon dalam pemasaran internet ?
Kalau diskon mungkin tidak terlalu sering, tetapi kami memberikan penawaran harga yang menarik di prabayar dan pascabayar, sehingga pelanggan bisa memilih. Selain itu kami lebih sering memberikan diskon dengan memberikan promosi gratis biaya pasang.
14. Bagaimana penjualan yang dilakukan Telkom Speedy secara langsung ?
Penjualan yang dilakukan Telkom Speedy secara langsung yaitu direct channel dilakukan dengan tiga cara. Yang pertama yaitu dengan memiliki akses channel yang banyak seperti menyediakan plasa Telkom, dimana semua layanan ada disini, termasuk layanan Telkom Speedy. Yang kedua yaitu dengan menyediakn call center 147 sehingga pelanggan dapat melakukan permohonan pasang Telkom Speedy langsung melalui call center ini. Dan yang ketiga yaitu melalui jumlah karyawan (commander) yang disebut PEJUANG (petugas kunjungan pelanggan), disini semua petugas karyawan Telkom Speedy wajib memasarkan secara langsung kepada pelanggan untuk menggunakan Telkom Speedy.
15. Bagaimana pembayaran yang dilakukan pelanggan Telkom Speedy?
Mayoritas dari pengguna dan pelanggan Telkom Speedy melakukan pembelian unlimited paket internet dengan sistem prabayar.
16. Apakah ada periode pembayaran pelanggan Telkom Speedy ?
Batas pembayaran tidak ada untuk pelanggan yang menggunakan prabayar. Namun untuk pelanggan yang menggunakan pascabayar diberi waktu pembayaran tiap bulan dengan abodemen tertentu.
17. Berapakah biaya yang dikeluarkan pelanggan tiap bulannya ketika
berlangganan Telkom Speedy ?
Biaya yang dikeluarkan juga tergantung paket apa yang mereka pakai untuk menggunakan internet Telkom Speedy.
18. Tiap tahun bagaimana tingkat penjualan Telkom Speedy ?
Jika dilihat pelanggan Telkom Speedy sudah mulai berkurang. Seperti kita lihat dengan menggunakan kurva S. penjualan produk baru yang naik kemudian turun dan akhirnya dibutuhkan modifikasi produk dan pelayanan untuk menaikkan kembali tingkat penjualan tersebut.
19. Bagaimana cara Telkom Speedy memasarkan produk ke masyarakat ?
Telkom Speedy memasarkan produknya melalui 2 cara. Yang pertama Direct Channel yaitu melalui pembukaan channel Plasa Telkom, Call Center 147, dan membentuk PEJUANG (Petugas Kunjungan Pelanggan). Yang kedua yaitu Indirect Channel yaitu melalui kerja sama Modern Channel, Partnership Store, Dealership (door to door, open tabel, open car, event) dan Community.
20. Pelanggan Telkom Speedy diutamakan untuk kalangan mana ?
Tidak ada keutamaan untuk kalangan mana pengguan Telkom Speedy, karena semua masyarakat hampir merata sangat membutuhkan internet dengan gaya hidup mereka yang mobile. Hanya saja untuk pemasangan mungkin berbeda waktu pemasangan untuk yang kalangan personal dan kalangan bisnis.
21. Apakah sumber daya manusia di Telkom Speedy sudah memadai ?
Sumber daya manusia di Telkom Speedy sudah memadai. Selain itu setiap pegawai Telkom Speedy juga diwajibkan untuk memasarkan produk Telkom Speedy ini langsung kepada masyarakat. Namun untuk cara pemasarannya masing-masing pegawai biasanya membentuk tim tertentu sendiri. Tim inilah yang akan memberikan bagaimana cara mereka memasarkan Telkom Speedy kepada masyarakat.
22. Kebijakan apa yang dilakukan Telkom Speedy dalam melakukan
pemasaran kepada masyarakat atau pelanggannya ?
Tidak ada kebijakan tertentu dalam melakukan pemasaran Telkom Speedy kepada masyarakat. Tetapi PT. Telkom telah membuat tujuan di tahun 2013 melalui penyediaan akses point yaitu 10 juta pengguna telepon Telkom, 5 juta pengguna internet, dan 1 juta pengguna hotspot.
23. Seberapa banyak Telkom Speedy melakukan relasi kepada pihak ketiga
dalam upaya strategi pemasaran ?
Sudah cukup banyak, seperti yang sudah saya utarakan tadi, melaui proses indirect channel telah banyak peran dalam upaya strategi pemasaran Telkom Speedy.
24. Bagaimana cara Telkom Speedy mengiklankan produknya ?
Melalui penyebaran brosur-brosur dan media massa maupun media cetak.
25. Dalam menjalankan tugasnya untuk menangani keluhan terhadap
pelanggan Telkom Speedy apakah ada fasilitas yang diberikan Telkom
Speedy terhadap pegawainya ?
Fasilitas sepenuhnya berasal dari Telkom, apabila pegawai menangani keluhan pelanggan Telkom Speedy, hal ini untuk menjaga komitmen kami yang focus pada kepuasan pelanggan dan profesionalitas kerja kami.
B. Hasil Wawancara Dengan Officer 3 Bagian Marketing dan Partnership
(Agusli Irianta)
1. Jawaban Bapak Agusli terhadap pertanyaan Telkom Speedy yang selalu
melakukan pembaruan terhadap pelayanan
“ Kami setiap bulannya selalu melakukan pembaruan terhadap produk kami dalam upaya meningkatkan minat pelanggan terhadap Telkom Speedy”
2. Jawaban Bapak Agusli mengenai kelebihan Telkom Speedy dibandingkan
dengan provider lain
“ Telkom Speedy memiliki kelebihan dalam kecepatannya menerima data, jadi jarang sekali terjadi LOLA atau Loading Lama dalam membuka intenet, karena Telkom Speedy menggunakan tembaga yang menjadikan pengantaran data berjalan dengan cepat”
3. Jawaban Bapak Agusli mengenai cara pelanggan untuk menyampaikan
keluhan kepada Telkom internet Speedy
“ Pelanggan bisa menghubungi 147, namun dalam penanganan keluhannya masih tergolong lambat, karena ketika pelanggan menyampaikan keluhannya baru akan ditangani Telkom Speedy sekitar 5 hari kemudian”
4. Jawaban Bapak Agusli mengenai lamanya Telkom Speedy berjalan
“ Telkom Speedy ada pada tahun 2005”
5. Jawaban Bapak Agusli mengenai kekurangan dari Telkom Speedy
“ Kekurangan Telkom Speedy dalam hal penanganan masalah keluhan pelanggan masih tergolong lambat dan juga perkembangan zaman yang banyak menggunakan internet mobile, maka Telkom Speedy seperti ketinggalan zaman”
6. Jawaban Bapak Agusli mengenai sikap pegawai dalam menangani
Telkom Speedy kepada pelanggan
“ Penanganan intenet Speedy dalam hal sikap pegawai terhadap pelanggan dapat dikatakan baik, karena kami tetap menerima setiap pelanggan yang ingin menggunakan Telkom Speedy atau menyatakan keluhannya kepada kami”
7. Jawaban Bapak Agusli mengenai pelanggan baru yang dapat menikmati
layanan Telkom Speedy
“ Pelanggan Speedy berdasarkan golongan, ada yang 5 hari dan 7 hari berdasarkan besarnya perusahaan yang meminta menggunakan internet Telkom Speedy”
8. Jawaban Bapak Agusli mengenai adanya layanan internet hotspot atau
wifi ditempat-tempat umum
“ Dulu memang pernah ada, seperti yang ada ditaman ahmad yani, namun hotspot disitu bekerja sama dengan gubernur Sumatera Utara yang periode lalu, namun seperti sekarang sudah tidak berjalan dengan baik lagi, karena Gubernur kita yang sekarang tidak memperpanjang hotspotnya”
9. Jawaban Bapak Agusli mengenai ketertarikan pelanggan terhadap
Telkom Speedy
“ Ketertarikan pelanggan terhadap produk kami sekarang memang masih tergolong rendah, seperti layaknya kurva S yang ada kalanya perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang kemudian masuk masa tua, mungkin dapat dikatakan Telkom Speedy sekarang sedang menjalankan kurva S dikala mature”
10. Jawaban Bapak Agusli mengenai profesionalitas pegawai dalam melayani
pelanggan Telkom Speedy
“ Profesionalitas pegawai dalam melayani pelanggan Telkom Speedy dikatakan baik karena pegawai disini rata-rata sudah berpengalaman dalam bidangnya untuk menangani masalah Telkom Speedy”
11. Jawaban Bapak Agusli mengenai promosi yang dilakukan Telkom Speedy
kepada pelanggan
“ Telkom Speedy selalu melakukan promosi, adanya Telkom Speedy instant yang dilakukan Telkom Speedy untuk meningkatkan penjualan agar banyak kembali pelanggan dalam upaya mengembangkan Speedy secara lebih luas lagi”
12. Jawaban Bapak Agusli mengenai penjualan yang dilakukan kepada
pihak ketiga
“ Penjualan yang dilakukan Telkom Speedy dalam penjualan pihak ketiga, ada pihak Panasonic yang bekerja sama dengan Speedy dalam hal kamera cctv yang terhubung dengan telpon rumah untuk pengamanan rumah atau kantor”
13. Jawaban Bapak Agusli Telkom Speedy melakukan diskon dalam
pemasaran internet
“ Diskon tetap dilakukan agar tetap dapat memegang pelanggan supaya pelanggan tidak lari ke provider lain”
14. Jawaban Bapak Agusli mengenai penjualan yang dilakukan Telkom
Speedy secara langsung
“ Penjualan yang dilakukan secara langsung untuk saat ini tergolong rendah, lebih maju penjualan dengan pihak ketiga masih tergolong lebih baik dari pada secara langsung”
15. Jawaban Bapak Agusli mengenai pembayaran yang dilakukan kepada
pelanggan Telkom Speedy
“ pembayaran dilakukan dengan dua cara yaitu prabayar dan pascabayar, namun dengan Telkom Speedy sekarang masih banyak yang melakukan pembayaran secara pascabayar karena Telkom Speedy menempel dengan telepon rumah”
16. Jawaban Bapak Agusli mengenai periode pembayaran Telkom Speedy
“ Pembayaran yang dilakukan Telkom Speedy dilakukan pada tiap bulannya sesuai dengan paket yang diambil pelanggan dalam pembaayarannya tiap bulannya”
17. Jawaban Bapak Agusli mengenai biaya yang dikeluarkan pelanggan tiap
bulannya ketika berlangganan Telkom Speedy
“ Pembayaran yang dilakukan pelanggan tiap bulannnya tergantung dari paket yang diambil pelanggan tiap bulannya serta dari pemakaian yang dilakukan pelanggan terhadap internet yang mereka gunakan”
18. Jawaban Bapak Agusli mengenai pemasaran produk kepada masyarakat
“ Pemasaran produk yang dilakukan internet Speedy melalui spanduk ataupun pembagian brosur ke masyarakat yang ada dijalan-jalan atau melakukan promosi besar-besaran dengan menggunakan voucer gratis pemasangan internet Speedy
19. Jawaban Bapak Agusli mengenai kalangan pelanggan yang
menggunakan Telkom Speedy
“ Yang banyak menggunakan internet Telkom Speedy adalah kalangan pebisnis, kantor besar atau pun warnet, untuk kalangan rumah tangga jarang yang menggunakan internet Telkom Speedy karena banyak yang mengatakan terlalu mahal”
20. Jawaban Bapak Agusli mengenai sumber daya manusia yang mencukupi
“ Dalam upaya mencukupkan sumber daya manusia di Telkom Speedy kami mencari pegawai outsourcing demi menutupi kekurangan sumber daya manusia karena banyaknya pegawai yang sudah pensiun”
21. Jawaban Bapak Agusli mengenai kebijakan yang dilakukan Telkom
Speedy dalam upaya pemasaran kepada masyarakat
“ Dalam upaya mengambil pelanggan, kami menyediakan kendaraan yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat anak-anak terhdap internet atau kami juga menyediakan internet sehat untuk kalangan remaja, dikarenakan banyaknya sekarang akses yang memudahkan anak-anak dapat membuka situs-situs yang tidak pantas dibukanya”
22. Jawaban Bapak Agusli mengenai Telkom Speedy yang mengiklankan
produknya
“ Iklan dilakukan di Spanduk, Brosur, Televisi dan Vouhcer belanja internet”
23. Jawaban Bapak Agusli mengenai transportasi pegawai ketika datang
kerumah pelanggan
“ Kami memberikan kendaraan untuk mereka ketika menangani masalah pelanggan, dan memberikan uang transport kepada mereka, serta peralatan yang memadai dalam upaya pembetulan produk Telkom Speedy kami”
4.2.Penyajian Data Tabel Frekuensi
Data adalah hasil yang diperoleh dari penelitan, maka diperoleh adanya
penyajian data dalam suatu penelitian agar terlihat sempurna. Penyajian data
karakteristik responden bertujuan untuk mengidentifikasikan ciri-ciri khusus yang
dimiliki responden, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis
penelitian nantinya. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1. : Identitas Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. < 20 Tahun 1 10
2. 21-30 tahun 5 50
3. 31-40 tahun 4 40
4. >40 tahun - -
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa dari 10 responden , 1 orang (10%)
adalah berusia < 20 tahun, 5 orang (50%) adalah berusia antara 21 -30 tahun, dan
4 orang (40%) berusia 31-40 tahun, serta tidak ada yang berusia di atas 40 tahun.
Tabel 4.2. : Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Laki-laki 7 70
2. Perempuan 3 30
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Berdasarkan Tabel 4.2. dijelaskan bahwa reponden lebih banyak laki-laki
yaitu sebanyak 7 orang (70%) dan perempuan sebanyak 3 orang (30%) dari 10
responden yang telah diberikan kuesioner tentang strategi pemasaran Telkom
Internet Speedy.
Tabel 4.3. : Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. SD-SLTP - -
2. SLTA 2 20
3. Diploma 2 20
4. Sarjana 6 60
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.3 dijelaskan mengenai jenis pendidikan responden yang
diwawancarai yaitu tidak ada yang memiliki pendidikan SD atau SLTP, dan 2
orang (20%) berpendidikan SLTA, 2 orang (20%) memiliki pendidikan Diploma
dan 6 orang (60%) memiliki pendidikan sarjana.
Tabel 4.4. : Tabel Responden Pengguna Telkom Internet Speedy
No. Penggunaan Speedy Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. < 2 Tahun 8 80
2. 2-3 Tahun 2 20
3. >3 Tahun - -
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Tabel 4.4. menjelaskan mengenai jumlah penggunaan Speedy tiap
pelanggan yang di jaadikan responden 8 orang (80%) mengatakan menggunakan
Telkom internet Speedy selama < dari 2 tahun, dan 2 orang (20 %) manggunakn
Speedy diantara 2- 3 tahun, dan tidak ada responden yang menggunakn Speedy >
dari 3 tahun.
Dalam penelitian ini, peneliti membuat kuesioner terhadap pelanggan
Telkom internet Speedy, diikuti dengan wawancara terhadap pegawai Telkom
Speedy, peneliti mengambil 10 responden, dikarenakan dari 10 orang responden
yang diwawancarai akan menemukan titik jenuh dari data yang peneliti dapatkan
dilapangan, maka dari itu pelanggan Telkom internet Speedy diharuskan intuk
menjawab 24 pertanyaan dengan beberapa indikator sebagai berikut:
Tabel 4.5. : Distribusi Jawaban Mengenai Minat Pelanggan Terhadap
Variasi Produk Yang Dilakukan Telkom Internet Speedy
No. Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Berminat 1 10
2. Biasa saja 6 60
3. Kurang Berminat 3 30
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Tabel 4.5. menjelaskan mengenai minat pelanggan terhadap variasi produk
yang dilakukan Telkom internet Speedy, 1 orang (10%) responden mengatakan
sangat berminat, 6 orang (60%) mengatakan Biasa saja dan 3 orang (30%)
mangatakan Kurang berminat.
Minat tidaknya pelanggan terhadap produk yang kita berikan tergantung
dari cara perusahaan melakukan promosi ke masyarakat, dengan bahasa yang
ringan akan dapat menjelaskan produk atau variasi produk yang bisa ditawarkan
oleh Telkom intenet Speedy kepada para pelanggannya.
Tabel 4.6. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Desain Produk Telkom
Internet Speedy
No. Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Bagus - -
2. Biasa saja 6 60
3. Kurang Bagus 4 40
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Tabel 4.6. menjelaskan mengenai ketertarikan pelanggan terhadap desain
produk yang diberikan Telkom internet Speedy kepada pelanggan dan masyarakat,
tidak ada yang menjawab bagus, 6 orang (60%) mengatakan Biasa saja, dan 4
orang (40%) mengatakan Kurang bagus, berdasarkan 10 orang responden (100%)
yang di wawancarai.
Berdasarkan tabel 4.7. pada jawaban responden yang dijelaskan di atas
maka dapat diketahui bahwa Telkom Speedy kurang memberikan kemudahan dan
ketertarikan terhadap feature kepada pelanggannya, seperti yang dijelaskan oleh 5
orang (50%) mengatakan feature yang ditawarkan Telkom Speedy kurang bagus, 3
orang (30%) mengatakan tidak tahu dan 2 orang (20%) mengatakan feature yang
sitawarkan Telkom Speedy adalah bagus, hal tersebut didapatkan dari 10
responden (100%).
Tabel 4.7 : Jawaban Responden Mengenai Feature Yang Diberikan Telkom
Speedy Kepada pelanggan
No Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Ya 2 20
2 Kurang 5 50
3 Tidak Tahu 3 30
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Tabel 4.8. : Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan Tentang Telkom
Speedy
No. Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Tahu 2 20
2. Biasa Saja 5 50
3. Kurang Tahu 3 30
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dati tabel 4.8. dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat tahu
mengenai Speedy ada 2 orang (20%) dan yang menjawab biasa saja 5 orang (50%)
dan yang menjawab Kurang tahu berjumlah 3 orang (30%)
Dari tabel 4.9. dapat dijelaskan mengenai kedisiplinan pegawai Telkom
Speedy ketika datang kerumah yang mengatakan baik berjumlah 2 orang (20%)
dan yang mengatakan Biasa saja berjumlah 8 orang (80%) dan tidak ada
responden yang menjawab kurang baik.
Tabel 4.9. : Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kedisiplinan Pegawai
Telkom Speedy Ketika Datang Kerumah
No. Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Baik 2 20
2. Biasa saja 8 80
3. Kurang Baik - -
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Tabel 4.10. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penanganan
Terhadap Masalah, Pengembalian, Penggantian Telkom Speedy
No. Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Ya 2 20
2. Tidak 5 50
3. Tidak Tahu 3 30
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari penjelasan tabel 4.10. dijelaskan bahwa penangan Telkom Speedy
terhadap masalah, pengembalian, dan penggantian Telkom Speedy yang
menjelaskan ya berjumlah 2 orang (20%), dan yang menjawab tidak berjumlah 5
orang (50%) dan yang menjawab tidak tahu berjumlah 3 orang (30%).
Tabel 4.11. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Prosedur Yang
Ditetapkan Oleh Speedy
No. Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Mudah 3 30
2. Biasa Saja 4 40
3. Sulit 3 30
Total 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Tabel 4.13. : Distribusi Jawaban Responden Tingkat Keamanan Ketika
Menggunakan Telkom Speedy
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Aman 7 70
2. Biasa Saja 2 20
3. Tidak Aman 1 10
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.13. dapat dilihat bahwa dari 10 orang masyarakat pengguna
Telkom Speedy yang dijadikan responden terdiri dari 7 orang (70%) yang
mengatakan bahwa tingkat kemanann ketika menggunakan Telkom Speedy adalah
aman, 2 orang (20%) mengatakan bahwa tingkat keamanan ketika menggunakan
Telkom Speedy adalah biasa saja, dan 1 orang (10%) mengatakan bahwa tingkat
keamanan ketika menggunakan Telkom Speedy adalah tidak aman.
Tabel 4.14. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi Yang
Dilakukan Telkom Speedy
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Banyak 0 0
2. Jarang 8 80
3. Tidak Pernah 2 20
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.14. terlihat bahwa dari 10 orang masyarakat pengguna Telkom
Speedy yang dijadikan responden terdiri dari tidak ada yang mengatakan bahwa
promosi yang dilakukan Telkom Speedy banyak, 8 orang (80%) mengatakan
bahwa promosi yang dilakukan Telkom Speedy jarang, dan 2 orang (20%)
mengatakan bahwa promosi yang dilakukan Telkom Speddy tidak pernah
Tabel 4.15. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Seberapa Sering
Mendapatkan Brosur Tentang Telkom Speedy Ketika Bepergian
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Sering 1 10
2. Jarang 6 60
3. Tidak Pernah 3 30
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.15. dapat dilihat bahwa dari 10 orang masyarakat pengguna
Telkom Speedy yang dijadikan responden terdiri dari 1 orang (10%) yang
mengatakan sering mendapatkan brosur tentang Telkom Speedy Ketika bepergian,
6 orang (60%) mengatakan jarang mendapatkan brosur tentang Telkom Speedy
ketika bepergian, dan 3 orang (30%) mengatakan tidak pernah mendapatkan
brosur tentang Telkom Speedy ketika bepergian.
Tabel 4.16. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Keinginan
Pegawai Telkom Speedy Ketika Menawarkan Produk
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Antusias 5 50
2. Biasa Saja 3 30
3. Tidak Antusias 2 20
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.16. dapat dilihat bahwa dari 10 orang masyarakat pengguna
Telkom Speedy yang dijadikan responden terdiri dari 5 orang (50%) yang
menyatakan bahwa tingkat keinginan pegawai Telkom Speedy antusias ketika
menawarkan produk, 3 orang (30%) menyatakan bahwa tingkat keinginan
pegawai biasa saja ketika menawarkan produk, dan 2 orang (20%) menyatakan
tingkat keinginan pegawai tidak antusias ketika menawarkan produk.
Dari tabel 4.17. dapat dilihat bahwa dari 10 orang masyarakat pengguna
Telkom Speedy yang dijadikan responden terdiri dari 1 orang (10%) yang
menyatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membayar Telkom Speedy
tergolong murah, 3 orang (10%) menyatakan bahwa biaya yang dikelurakan untuk
membayar Telkom Speedy tergolong biasa saja, dan 6 orang (60%) menayatakan
bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membayar Telkom Speedy tergolong mahal.
Tabel 4.17. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Biaya Yang
Dikeluarkan Untuk Membayar Telkom Speedy Tergolong Apa
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Murah 1 10
2. Biasa Saja 3 30
3. Mahal 6 60
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Tabel 4.18. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Biaya Yang
Dikeluarkan Dalam Pemasangan Internet Speedy Baru
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Dibawah 200.000 8 80
2. 201.000 – 500.000 2 20
3. Di atas 501.000 0 0
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.18. terlihat bahwa dari 10 orang masyarakat pengguna Telkom
Speedy yang dijadikan responden terdiri dari 8 orang (80%) yang menyatakan
mengeluarkan biaya dibawah 200.000 dalam pemasangan Telkom Speedy baru, 2
orang (20%) menyatakan bahwa mengeluarkan biaya sekitar 201.000-500.000 dan
tidak ada yang menyatakan mengeluarkan biaya di atas 500.000
Tabel 4.19. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pembayaran Internet
Speedy Tiap Bulan
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Prabayar 0 0
2. Pascabayar 10 100
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.19. terlihat bahwa dari 10 masyarakat pengguna Telkom
Speedy yang dijadikan responden menyatakan bahwa semuanya 10 orang (100%)
menggunakan Prabayar dalam pembayaran Telkom Speedy setiap bulan.
Tabel 4.20. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ada Atau Tidak Ada
Pungutan Biaya Ketika Memperbaiki Telkom Speedy
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Ada 1 10
2. Tidak 1 10
3. Tidak Tahu 8 80
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.20. terlihat bahwa dari 10 masyarakat pengguna Telkom
Speedy yang dijadikan responden terdiri dari 1 orang (10%) menyatakan bahwa
ada pungutan biaya kerika memperbaiki Telkom Speedy, 1 orang (10%)
menyatakan bahwa tidak ada pungutan biaya ketika memperbaiki Telkom Speedy,
dan 8 orang (80%) menyatakan bahwa tidak tahu mengenai pungutan biaya ketika
memperbaiki Telkom Speedy.
Tabel 4.21. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan Tentang
Iklan Telkom Speedy
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Sangat Tahu 1 10
2. Tahu 4 40
3. Tidak Tahu 5 50
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.21. terlihat bahwa dari 10 masyarakat pengguna Telkom
Speedy yang dijadikan responden terdiri dari 1 orang (10%) yang menyatakan
sangat tahu mengenai iklan Telkom Speedy, 4 orang (40%) menyatakan bahwa
tahu mengenai iklan Telkom Speedy, dan 5 orang (50%) menyatakan tidak tahu
mengenai iklan Telkom Speedy
Tabel 4.22. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penawaran Internet
Speedy Kepada Teman
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Pernah 2 20
2. Tidak Pernah 8 80
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.22. terlihat bahwa dari 10 orang masyarakat pengguna Telkom
Speedy yang dijadikan responden terdiri dari 2 orang (20%) yang menyatakan
pernah menawarkan Telkom Speedy kepada teman, dan 8 orang (80%)
menyatakan tidak pernah menawarkan Telkom Speedy kepada teman.
Tabel 4.23. Distribusi Jawaban Responden Rekan Kerja Telkom Speedy
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Pernah 0 0
2. Tidak Pernah 10 100
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.23. dapat dilihat bahwa dari 10 orang masyarakat pengguna
Telkom Speedy yang dijadikan responden terdiri 10 orang (100%) menyatakan
pernah menjadi rekan kerja Telkom Speedy
Tabel 4.24. : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pegetahuan Tentang
Telkom Speedy Yang Membuka Jaringan Luas Dalam
Penjualan Barang
No. Jawaban Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Sangat Tahu 1 10
2. Tahu 1 10
3. Tidak Tahu 8 80
Jumlah 10 100
Sumber: Penelitian Lapangan April 2013
Dari tabel 4.24. terdiri dari 1 orang (10%) yang menyatakan sangat tahu
mengenati Telkom Speedy yang membuka jaringan luas dalam boding penjualan
barang, 1 orang (10%) yang menyatakan tahu mengenai Telkom Speedy yang
membuka jaringan luas dalam penjualan barang, dan 8 orang (80%) yang
menaytakan tidak tahu mengenai Telkom Speedy yang membuka jaringan luas
dalam penjualan barang.
BAB 5
ANALISA DATA
Pada bab ini semua data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan
dianalisis sesuai dengan fokus kajian penelitian. Data-data tersebut diperoleh
melalui wawancara kepada karyawan PT. Telkom dan pembagian kuesioner
kepada masyarakat pengguna Telkom Speedy. Dan tidak ketinggalan juga dengan
melakukan penelitian langsung ke lapangan terhadap berbagai fenomena-
fenomena menarik seputar judul penelitian.
Dengan menggunakan indikator-indikator yang telah digunakan akan
diketahui bagaimana sesungguhnya strategi pemasaran Telkom Speedy di PT.
Telkom Medan.
5.1.Produk (Product)
Dari indikator yang telah dijelaskan pada bab 4, dijelaskan mengenai
produk yang ada di Telkom Speedy merupakan produk yang membentuk kurva S,
dengan perkembangan sekarang yang menunjukan kurva tersebut dalam keadaan
nature.
Gambar 5.1. Kurva S
Kelebihan yang didapat dari Telkom Speedy adalah Telkom Speedy
memberikan kemudahan akses internet dan mengurangi adanya loading lama
ketika pemakaian Telkom Speedy, hal tersebut dikarenakan Telkom Speedy
menggunakan bahan dari tembaga yang mempercepat adanya menerimaan data ke
computer atau perangkat elektronik lainnya.
Namun dengan kelebihan tersebut Telkom Speedy memiliki kekurangan
dalam hal mengikuti perkembangan zaman, seperti Telkom Speedy yang
menjelaskan akan adanya Telkom Speedy melalui penanganan melalui telepon
rumah, bukan melalui mobile, padahal seperti yang diketahui orang zaman
sekarang lebih suka menggunakan modem yang bisa dibawa kemana-mana dari
pada penggunaan dirumah
Melalui pertanyaan tentang Telkom Speedy yang melakukan pembaruan,
bapak Agusli menyatakan selalu melakukan pembaruan, namun pada kenyataan
pembaruan yang dilakukan masih sangat minim, dikarenakan kurangnya
keinginan dari Telkom Speedy sendiri untuk melakukan perbaikan dan mengikuti
perkembangan zaman, memang benar, dahulu ketika pertama internet diketahui
masyarakat pengguna internet pertama dicetuskan oleh Telkom Speedy, namun
dizaman sekarang orang lebih ingin menggunakan modem wireless, daripada
Telkom Speedy, karena modem mudah dalam pengisian dan penggunaan.
Dalam masalah penyampaian keluhan pelanggan kepada Telkom Speedy,
penanganan melalui 147 masih tergolong lambat, karena mereka akan mendatangi
pelanggan setelah pelanggan melakukan pengaduan dan dilaksanakan 5 hari
kemudian, bagaimana bisa pelanggan yang sering menggunakan internet tiba-tiba
tidak menggunakan internet, maka terkadang dalam masalah penanganan keluhan
yang lambat maka membuat pelanggan lari dari Telkom Speedy, ke provider lain
yang dirasa pelanggan lebih mudah dalam mengakeses dan menggunakan data
Telkom Speedy telah berjalan selama 8 tahun, dahulu internet Telkom
Speedy menjadi internet yang dijalankan berdasarkan keinginan pelanggan
menggunakan internet lebih mudah dengan pembayaran yang dilakukan
bersambung dengan telepon rumah, namun seiring dengan perkembangan zaman
keinginan penggunaan telepon rumah saja sudah bergeser dengan penggunaan
telepon genggam atau handpone, dan kemudian bergeser pulalah keinginan
pelanggan untuk menggunakan Telkom Speedy dikarenakan penggunaan Telkom
Speedy harus memakai telepon rumah.
Sikap pegawai ketika datang melayani keluhan pelanggan pun masih
dikatakan perlu dilakukan perbaikan dikarenakan mereka kurang tanggap
menangani semua keluhan pelanggan, mereka hanya menampung, namun tidak
menindaklanjuti dengan baik, maka dari penjelasan Bapak Agusli tersebut , tidak
sepenuhnya berjalan dilapangan dengan baik.
Layanan hotspot yang ada ditempat umum untuk sekarang belum berani
dilakukan Telkom Speedy dikarenakan dahulunya pernah dilakukan hotspot
namun dengan pergantian zaman hotspot tidak berjalan lagi, seperti halnya di
Taman Ahmad Yani , tidak berjalan dengan baik dikarenakan pergantian
gubernur, dan penghentian akses hotspot disana oleh gubernur kita yang sekarang,
maka hotspot dilakukan hanya ditempat-tempat dalam radius 1 kilometer dari
kantor Telkom Speedy.
5.2.Promosi (Promotion)
Dalam jawaban Pak Agusli mengenai besar tidaknya peminat Telkom
Speedy, keminatan pelanggan terhadap suatu barang biasanya tergantung pada
produk tersebut, namun untuk tellkom Speedy dirasakan peminatnya msih kurang
dilapangan, karena banyak dari pelanggan dulu pengguna Telkom Speedy
mengganti layanan internet mereka dengan provider lain dikarenakan mereka rasa
Telkom Speedy telah ketinggalan zaman dalam penggunaan akses internet.
Profesionalitas pegawai Telkom dalam menangani pelanggan dirasakan
baik oleh Bapak Agusli dikarenakan rata-rata pegawai yang menagani maslah
Telkom Speedy adalah pegawai yang telah lama bekerja ditelkom, maka mereka
telah memiliki berbagai kemampuan dalam menangani masalah intenet dan
layanan kepada masyarakat, kalaupun pegawai lama telah melakukan pensiun
Telkom Speedy tetap menggunakan pegawao outsourcing demi keberlangsungan
Telkom Speedy tersebut
Promosi yang dilakukan internet Speedy kepada pelanggan bermacam-
macam misalnya saja melakukan bonus untuk pengguna Telkom Speedy,
memberikan kemudahan akses dan kecepatan pengiriman data internet untuk
pelanggan baru, serta membagi-bagikan voucer Telkom Speedy kepada pelanggan
baru yang akan menggunakan Telkom Speedy agar Speedy bisa menambah
pelanggannya.
Penjualan kepada pihak ketiga di Telkom Speedy berjalan dengan cukup
baik dalam upaya peningkatan keuntungan Telkom Speedy, seperti Panasonic
yang banyak menjalin kerja sama dengan Telkom Speedy untuk kenyamanan
pelanggan, dan terkadang Telkom Speedy melakukan penawaran produk kepada
masyarakat ditempat-tempat ramai dengan memberikan diskon kepada pengguna
pertama Telkom Speedy, dengan memberikan bonus misalnya selama setahun
pertama penggunaan Telkom Speedy.
5.3.Harga (Price)
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dan pengamatan langsung
terhadap pengguna Telkom Speedy, masyarakat cenderung memilih harga yang
tetap bersaing. Telkom Speedy menyediakan berbagai paket pilihan dan harga
yang bervariasi tergantung dari kepentingan dan kebutuhan setiap pelanggan.
Namun disinilah setiap keputusan untuk menetapkan harga hendaknya
diperhatikan.
Banyak provider lain yang menawarkan harga murah dengan pilihan paket
apalagi kehidupan masyarakat yang serba instan dengan mobile. Tentu masyarakat
lebih memilih akses yang murah, mudah digunakan, dan terjangkau. Pilihan harga
yang ditawarkan Telkom Speedy belum bisa bersaing engan provider lain yang
bisa memberikan pilihan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan
Telkom Speedy.
Telkom Speedy belum menyediakan harga paket internetan untuk
pengguna internet yang ingin mengaktifkan paket sehari. Telkom Speedy hanya
menyediakan paket internet yang berada pada kuota sebulan. Hasil wawancara
juga menunjukkan bahwa Telkom Speedy belum bisa menyediakan pembayaran
dibawah nominal Rp. 20.000. Dengan harga yang seperti ini tentu persaingan
akan semakin ketat diantara penyedia layanan internet. Telkom Speedy dengan
sistem pemasaran yang digunakan dapat lebih memodifikasi harga seharusnya.
5.4.Tempat (Place)
Tempat yang menyediakan berbagai Telkom Speedy sangat mempengaruhi
bagaimana pemasaran produk tersebut kepada masyarakat. Telkom Speedy
memiliki kantor pusat yang berada di Jalan Prof. HM. Yamin. Untuk pemasaran
bagian Telkom Speedy berada di Jalan Mongonsidi No. 6.
Kantor Telkom Speedy menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung
pemasaran Telkom Speedy. Seperti menyediakan layanan hotspot gratis di bagian
depan kantor yang menyediakan makanan dan minuman berbentuk café yang
dikelola oleh koperasi miliki Telkom Speedy tersebut. Selain itu setiap kantor
Telkom Speedy juga menyediakan Broadning Learning Center yang diadakan
pada waktu tertentu, sehingga masyarakat dapat mempelajari tentang internet,
sekaligus memasarkan produk Telkom Speedy ini.
Selain itu tersedia juga Plasa Telkom, yang memiliki banyak channel
dalam memasarkan produk Telkom Speedy. Disini dipasarkan setiap produk dari
Telkom, termasuk bila ingin berlangganan dan memakai Telkom Speedy. Seiring
dnega perkemnbangan dan kemajuan seharusnya Telkom Speedy menyediakan
layanan hotspot gratis di tempat-tempat strategis, karena kebanyakan masyarakat
sekarang, menggunakan internet dimanapun mereka beraktifitas.
Selain itu Telkom Speedy juga memiliki berbagai kerja sama dengan store-
store tertentu untuk memasarkan Telkom Speedy ini. Dari sini dapat terlihat
bahwa semua tempat yang mungkin digunakan untuk memasarkan harus
dijangkau oleh Telkom Speedy untuk memasarkan produknya.
BAB 6
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan di PT. Telkom Medan, tentang
Strategi Pemasaran Telkom Speedy maka yang menjadi kesimpulan dari
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut
1. Telkom Speedy merupakan penggagas pertama dalam penggunaan internet,
dikarenakan Telkom Speedy lahir dan ada pada tahun 2005,
2. Mengenai strategi pemasaran Telkom Speedy di PT. Telkom Medan dijelaskan
bahwa strategi yang direncanakan Telkom Speedy memang sudah cukup baik,
namun pelaksanaan dilapangan masih tergolong kurang baik,
3. Speedy hanya melakukan sistem kontrak tanpa mau mengangkat menjadi
pegawai tetap, maka dari sumber daya yang ada pun hanya pegawai dalam
usia yang sudah hampir tidak produktif lagi,
4. Bila pelanggan memiliki keluhan Telkom Speedy tergolong lambat dalam
pelayanannya,
5. Dalam bidang promosi Telkom Speedy dikatakan masih ketinggalan dari
provider lain, dikarenakan Speedy kurang gencar mempromosikan produknya
dan Speedy kurang mengerti akan keinginan pelanggan yang semakin hari
semakin ingin menggunakan internet secara mobile,
6. Telkom Speedy juga tidak memiliki cara terbaik untuk mengambil pasar,
dikarenakan kurangnya bonus-bonus yang didapat pelanggan ketika
menggunakan internet Speedy,
7. Produk yang diberikan Telkom Speedy masih sangat minim dan tidak
berkembang,
8. Bagusnya internet Speedy ini adalah menggunakan kabel tembaga sehingga
penyampaian data ke perangkat laptop dapat berjalan dengan sangat baik,
9. Dalam urusan harga Telkom Speedy tidak dapat dikatakan murah, karena
Telkom Speedy tetap ada bayaran abondemen karena berada bersamaan
dengan telepon rumah,
10. Tempat Telkom Speedy memang sudah dikatakan strategis, namun kantor
Telkom Speedy didaerah mongonsidi masih dikatakan tidak berkembang dan
malah cenderung mati,
6.2.Saran
Dari kesimpulan yang telah didapatkan diatas, maka penulis memberikan
saran sebagai berikut :
1. Promosi yang dilakukan Telkom Speedy akan lebih baik jika dilakukan
dengan turun kejalan-jalan dengan rajin memberikan brosur kepada
masyarakat,
2. Akan lebih baik jika Telkom Speedy menyediakan modem untuk digunakan
bagi orang yang berpergian, dan dapat digunakan pada tablet, atau perangkat
gadget konsumen yang lain, yang bisa digunakan dijalan bukan hanya
digunakan dirumah saja,
3. Telkom Speedy hendakmya melakukan suatu pembaruan dengan pengggunaan
internet tidak perlu bersama dengan telepon rumah, karena pelanggan
sekarang pun jarang sekali menggunakan telepon rumah, pelanggan sekarang
lebih banyak yang menggunakan telepon genggam atau handpone, maka
hendaknya Telkom Speedy lebih baik lagi dalam merencanakan kepuasan
pelanggan,
4. Sebaiknya Telkom Speedy mengembalikan Taman Internet gratis lagi, agar
semakin banyak pelanggan yang selalu menggunakan Telkom Speedy,
5. Sebaiknya Telkom Speedy tidak hanya mengandalkan pihak ketiga dalam
penjualan namun mengaktifkan pegawainya untuk melakukan promosi
kejalan-jalan dalam upaya peningkatakn penjualan Speedy untuk masa
kedepannya, dengan kata lain melakukan promosi secara sendiri dan aktif
kepada konsumen dan pelanggan diluar Telkom Speedy.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Afuah, Allan. 2004. Business Model: A Strategic Management Approach.
McGraw-Hill, New York Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih.
Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit Prenhalindo.
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 Edisi
12. Jakarta: Penerbit Erlangga Bansal, Harvir S., P. Gregory Irving & Shirley F. Taylor, 2004. A. Three
Component Model of Customer Commitment to Service Providers, Journal Of The Academy Marketing Science.
Bansal, Harvir S., & Shirley F. Taylor, 1999. The Service Provider Switching
Model (SPSM): A Model of Consumer Switching Begaviour in the Services Industry, Journal of Service Research, Volume, 2,
Brown, R. D. dan G. J. Petrello. 1976. Introduction to Business, An Integration
Approach. Beverly Hills:Glen Coe Press. Chwee Huat T, (1990). Pengantar Bisnis.
http://definisipengertian.blogspot.com/2010/10/pengertian-bisnis.html. diakses tanggal 01 Februari 2013
Danim, Sudarwan, 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif: Rancangan Metodologi,
Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikall dan Humaniora, Pustaka
Setia, Bandung. Djaslim Saladin, 2005. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,
pelaksanaan dan Pengendalian. Bandung : CV. Linda Karya Dunn, William N. (2003). Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press. Fred. R. David, 2004. Strategic Management : Concepts. Alih Bahasa oleh Kresno
Saroso. Prentice Hall. New Jersey. Griffin, Ricky W. Ronald J. Ebert. 1996. Business. Jakarta: Pretince hall Inc
Hunger, J. D. and Wheelen, T. L,. 2001. Strategic Management.1996. Fiveth Editions. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Agung J. (penterjemah).2001. Manajemen Strategis. Andi.Yogyakarta.
Julander, Claes Robert & Magnus Soderlund, 2003, Effects of Switching Barries
on Satisfaction, Repurchase Intentions and Attitudinal Loyalty, Working Paper Series In Business Administration
Komaruddin Sastradipoeral, 2003, (Manajemen Marketing), Suatu Pendekatan
Ramuan Marketing, Edisi 1, Bandung : Kappa-Sigma. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Analisa perencanaan, Implementasi
dan control, Edisi Kesembilan, Jilid 1 dan jilid 2, Jakarta, Prehalindo, alih bahasa oleh Hendra Teguh S.E.,A.K., dan Ronny A. Rusli, S.E.
Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta: PT.
Prenhallinda Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Moorman, Christine, Gerald Zaltman, and Rohit Deshpande, 1992.”Relationship
between Providers and Users of Market Research: The Dinamics of Trust Within and Between Organization,” Journal of Marketing Research, Vol 29, pp. 314-328.
Muhammadi, E., Aminullah B,. Dan Soesilo, 2001. Analisis sistem Dinamis,
Lingkungan Hidup, Sosia;, Ekonomi, Manajemen. USU Press: Jakarta Mungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Musselman, VA dan Jackson, JH. 1992. Pengantar Ekonomi Perusahaan.
Erlangga. Jakarta Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid 1. PT
Rineka Cipta: Jakarta.. Pearce dan Robinson. 2000. Strategic Management Formulation, Implementation,
and Control. 7th Edition. McGraw-Hill. Peppers, Don and Martha Rogers, 2004. Managing Customer Relationships: A
Strategic Framework, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Rangkuti, Freddy (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Raymond McLeod,Jr. 2001. Sistem Informasi Edisi 7 Jilid 2. Prenhallindo. Jakarta
Robbins, S.P. (2001). Psikologi Organisasi, (Edisi ke-8). Jakarta: Prenhallindo Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Prenada Terry, George. (1964). Principles of management Richard Riwin. Inc. Home
Wood: Illions. Tjiptono, Fandi .2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi
Aksara Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara Sumber Internet:
- Website Resmi Telkom Speedy Tentang Manfaat dan Keunggulan Speedy, diakses 01 Februari 2013 (http://telkomspeedy.com/info-pemakaian-speedy)
- Website Resmi Telkom Speedy Tentang Paket Layanan Speedy, diakses 01 Februari 2013 (http://telkomspeedy.com/paket-harga)
‐ Website Resmi Telkom Speedy Tentang Ruang Lingkup Speedy, diakses 01 Februari 2013 (http://telkomspeedy.com/speedtest)