Upload
ledien
View
230
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PELAYANAN HAJI KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TERHADAP JAMAAH
HAJI TAHUN 2009
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Oleh :
IWAN NIM : 106053002004
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
STRATEGI PELAYANAN HAJI KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TERHADAP JAMAAH
HAJI TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Di Susun Oleh :
IWAN Nim : 106053002004
Pembimbing
Dra. Hj. Jundah Sulaiman MA NIP. 196200303 199203 2 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Juni 2010
Iwan
106053002004
ABSTRAK
Iwan STRATEGI PELAYANAN HAJI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA
JAKARTA BARAT TERHADAP JAMAAH HAJI TAHUN 2009.
Begitu besarnya peran pemerintah khususnya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dalam Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menunaikan rukun Islam yang kelima. Pelayanan Administrasi, Dokumentasi, Transfortasi, Konsumsi, Kesehatan dan Manasik agar penyelenggaraan ibadah haji dapat dilakukan berdasarkan asas Keadilan, Profesionalitas dan Akuntabilitas dengan Prinsip Nirlaba. Yang didasari pada UU No. 13 Tahun 2008.
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat adalah sebuah lembaga instansi Pemerintah dimana terdapat Peraturan Menteri Agama No. 11 Tahun 1951 yang menetapkan adanya Kantor Penerangan Agama Propinsi beserta tempat dan kedudukannya. Dan tiap-tiap Kantor Agama Propinsi memiliki Kantor Kementerian Agama di tingkat Kabupaten agar mempermudah kinerja dalam melayani masyarakat hingga lapisan yang paling bawah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Dari hasil penelitian penulis, teryata Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat memberikan pelayanan kepada jamaah haji, agar dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menunaikan ibadah haji, karena pergi haji tidak hanya melibatkan satu pihak akan tetapi melibatkan berbagai pihak yang terkait dan hubungan luar negeri yang memerlukan persyaratan-persyarat yang harus dilengkapi.
Sedangkan dalam Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait seperti KBIH, KUA, BANK, dan lain-lain. Dan berupaya untuk memberikan informasi baik melalui via telephon, tatap muka (jamaah dengan petugas) serta pembinaan Pasca Haji.
Dengan demikian walaupun pelayanan haji tahun 2009 masih ada kekurangan dan masalah tapi masih bisa diatasi oleh karyawan/ karyawati Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Sehingga mereka dapat melayani jamaah yang terdaftar pada tahun 2009 sebanyak 1019 orang yang ingin menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
i
KATA PENGANTAR
ن الرحيـمبســم الله الرحمـ
Ungkaian kata yang harus kita ucapkan adalah rasa syukur kita kepada
sang Illahi rabbi, atas Taufiq dan Hidayah yang senantiasa mewarnai setiap
langkah dan niat tulus kita, sehingga mesti melewati perjalanan yang teramat
panjang dan bertubi-tubi, mesti rintangan, cobaan yang selalu melanda tapi
dengan tekat dan niat Lillahi Ta’ala. Alhamdullah penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dengan judul “STRATEGI PELAYANAN HAJI
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT
TERHADAP JAMAAH HAJI TAHUN 2009”
Lantunan sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Seorang manusia yang dengan ikhlas mengemban amanah
Allah pemilik kesempurnaan, dan pada akhirnya risalah itu sampai kepada kita
semua selaku ummatnya.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah dengan sabar membantu dan
membimbing terwujudnya skripsi ini. Dengan penuh hormat dan ketulusan,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
3. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
(MD)
4. Drs. Cecep Catrawijaya MA, selaku Sekretaris Jurusan Mamajemen Dakwah
(MD) yang telah banyak membantu dan memberikan informasinya dikala
penulis berkonsultasi.
5. Dra. Hj. Jundah Sulaiman MA, selaku Pembimbing skripsi yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis supaya menghasilkan skripsi yang
baik dan benar, beliau juga selalu memberikan ruang kebebasan yang sungguh
leluasa kepada penulis untuk menentukan berbagai proporsi, kategori dan
interpretasi pada skripsi ini.
6. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqossah baik Ketua Sidang, Pengguji I/II,
Sekretaris, serta Pembimbing.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan yang tidak
lupa juga Dr. Suparto. S.Ag. M.Ed. MA, dan juga staf akademik beliau yang
telah memberikan ilmunya dengan tulus, semoga bermanfaat di dunia dan
akhirat kelak nanti khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh
mahasiswa Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
8. Seluruh Staf petugas Perpustakaan baik Perpustakaan Umum maupun
Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi
9. Drs. H. Madroji, SH, S.Ag selaku Ketua Peny. Haji dan Umrah Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat yang telah banyak membantu penulis
dan meminjamkan serta memberikan beberapa buku, dan bersedia
diwawancarai guna melakukan skripsi ini.
iii
10. Bapak. Endang S. pd.I, selaku Analis Kepegawaian dan segenap TU Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat yang telah memberikan informasi-
informasinya kepada peneliti.
11. Ayahanda Nasir Sainin Bin Sinin dan Ibunda Apsah Binti H. Said, yang telah
mendidik dan memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus, baik moril
maupun materil serta kekuatan do’a yang selalu mengiringi demi kebahagian
dan kesuksesan penulis, “Kerido’an Allah berada dikerido’an orang tua dan
kemungkaran Allah berada dikemungkarang orang tua” sehingga penulis
mengambil judul ini untuk mengetahui informasi-informasi tantang haji dan
ingin membantu kedua orang tua peneliti yang inggin berangkat haji (ketanah
suci) pada tahun 2010 ini.
12. Kepada keluarga besar Nasir Sainin Bin Sinin dan Ibu Apsah Binti H. Said,
sehingga memiliki keluarga yang harmonis, insya allah. Di antaranya:
Fajriah_ Nadi Hasan_ Nadiah_ Iwan_ Nur’aini. Muda-mudahan Allah selalu
memberikan rahmat kepada keluarga kami. Amin ya Rabbal Alamin
13. Serta tak lupa pula rekan-rekan seperjuangan fisabilillah Manajemen Dakwah
2006 yang tak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu terima kasih
atas bantuan dan kebersamaannya yang indah semasa kuliah hingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Raih masa depan dengan Good Luck For You
All
Penulis berharap dan berdo’a, semoga seluruh pengorbanan yang di
berikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini akan mendapatkan
iv
balasan yang setimpal disisi-nya. Jazakumullah Khairan Katsiran Wa’asa an
Yahdiyakum Illa Husni Sabilih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta. 10 Juni 2010
DAFTAR ISI
v
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5
D. Metode Penelitian ...................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Strategi ......................................................................... 14
1. Pengertian Strategi ............................................................... 14
2. Proses Strategi ..................................................................... 18
3. Faktor- faktor Strategi ......................................................... 22
B. Konsep Pelayanan …………………………………………… 23
1. Pengertian Pelayanan ........................................................... . 25
a. Service Triagle .............................................................. 26
b. Total Quality Service .................................................... 27
2. Manajemen Pelayanan ......................................................... 28
3. Strategi Pelayanan Haji ....................................................... 30
a. Pengertian Strategi Pelayanan ………………………….. 30
vi
b. Implementasi …………………………………………… 31
c. Evaluasi …………………………………………………. 33
C. Konsep Jamaah Haji …………………………………………... 36
1. Pengertian Haji .................................................................... 36
2. Biaya Penyelenggaraan Haji ................................................ 38
3. Pengelompokan Jamaah Haji ............................................... 39
4. Perbekalan Calon Jamaah Haji ............................................ 40
BAB III GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN URUSAN
HAJI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA
JAKARTA BARAT
A. Sejarah Kantor K Kementerian Agama Kota Jak-Bar .............. 41
B. Visi- Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jak-Bar .............. 44
C. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat ............................................................................. 45
D. Struktur Organisasi Dan Struktur Kerja Kantor Kementerian
Agama Kota Jak-Bar ................................................................ 48
BAB IV STRATEGI PELAYANAN KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TERHADAP
JAMAAH HAJI TAHUN 2009
A. Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat Tahun 2009 ................................................ 54
B. Pelayanan Haji .......................................................................... 54
1. Administrasi ........................................................................ 54
vii
viii
2. Dokumentasi ....................................................................... 57
3. Transportasi ........................................................................ 63
4. Akomodasi........................................................................... .. 65
5. Konsumsi ............................................................................ 65
6. Kesehatan ............................................................................ 67
7. Manasik .............................................................................. 69
C. Analisis ..................................................................................... 72
1. Strategi ……………………………………………………. 72
2. Hasil ……………………………………………………… 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 77
B. Saran-saran ............................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….... 78
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ibadah haji merupakan Rukun Islam yang kelima, kepada kaum
Muslim, Allah SWT menjanjikan surga sebagai pahala bagi para haji mabrur,
tidak berlebihan jika dengan menunaikan ibadah haji, seseorang muslim
merasa telah menyempurnakan Agamanya. Dalam konteks masyarakat
muslim Indonesia, gelar haji secara sosiologis juga merupakan status sosial.
Para penyandangnya tidak hanya di pandang sebagai alim, yaitu seseorang
yang memiliki kemampuan dalam bidang ilmu Agama. Oleh karena itu,
sebagaimana telah disebutkan dalam sebuah penelitian, gelar haji sering kali
muncul sebagai modal Agama (reliqius capital) yang memiliki kekuatan dan
legitimasi dalam arena pertarungan dilingkungan komunitas, baik diwilayah
perdesaan maupun perkotaan, dan dijadikan sebagai alat strategis dalam upaya
memperoleh pengakuan sosial.1
Haji pada hakekatnya merupakan aktifitas Suci yang pelaksanaannya
diwajibkan oleh Allah kepada seluruh Ummat Islam yang telah mencapai
(istitho’ah) mampu, disebut aktifitas suci karena seluruh rangkaian kegiatan
adalah Ibadah. Haji juga disebut sebagai Ibadah puncak yang melambangkan
ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik-
material maupun spiritual.2
1 Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji (Jakarta : FDK Fress, 2008), hal.1 2 Ali Syari’ati, Haji (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000 m), hal. 1
1
2
Sebagaiman Allah berfirman di dalam Al-Qur’an, sebagai berikut:
)97: المائدة (للناس قياما الحرام البيت الكعبة اهللا جعل
Artinya:”Allah telah menjadikan ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia”. (QS. Al-Maidah : 97).3
Ibadah haji adalah ibadah fisik yang memerlukan baik kesehatan
maupun ketahanan stamina agar kekuatan mentalis, kekuatan tersebut
diperlukan dalam seluruh prosesi ibadah haji semenjak dari Tanah Air,
menuju Arab Saudi, berada di Arab Saudi maupun kembali ke Tanah Air,
dalam pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan oleh ummat Islam dari seluruh
dunia setiap tahunnya mengandung makna dan nilai-nilai moral yang tinggi
yang diperlukan dalam rangka membangun sumber daya manusia yang ideal
dan unggul. Hal ini tergantung kepada orang yang melaksanakannya dan
manusia yang mampu menangkap makna yang subtansial dan seluruh
rangkaian ibadah haji dari mulai mengenakan pakaian ihram, wukuf, melontar
jumroh, tahalul, thowaf, sa’i, dan lain sebagainya. Terdapat tiga aspek yang
mempengaruhi keberhasilan operasional haji sehingga pembinaan, pelayanan
dan perlindungan berlangsung lancar dan sukses. Pertama legalitas, UU No.13
Tahun 2008. Kedua adalah menyangkut fasilitas yang ada baik 10 asrama haji
embarkasi yang ada serta kesiapan Kementerian Agama dan Departemen
Kesehatan dalam penyiapan atau penyediaan fasilitas pendukung maupun
fasilitas lainnya di Arab Saudi. Dalam UU No. 13 Tahun 2008 tentang
3 Departemen Agama RI, Hikmah Ibadah Haji (Jakarta: Bimbingan Masyarakat Islam dan
Penyelenggaraan Ibadah Haji, 2003)
3
penyelenggaraan ibadah haji diisyaratkan tiga hal yang harus diupayakan
secara konsisten dan terus-menerus oleh pemerintah. Dalam hal ini Kantor
Kementerian agama sebagai Leading sector penyelenggaraan ibadah haji
yaitu:
1. Pembinaan yang mencakup bimbingan, penyuluhan dan penerangan
2. Pelayanan yang terdiri dari pelayanan administrasi, tranfortasi, akomodasi
dan lain-lainnya
3. Perlindungan yang meliputi Keselamatan, Keamanan serta Asuransi
perlindungan dari pihak lain yang merugikan jamaah.4
Adapun ciri-ciri pelayanan yang baik agar dapat dilakukan untuk
memberikan kepuasan bagi jamaah, memberikan sumber daya manusia yang
profesional, sarana dan prasarana yang baik, serta bertangungjawab kepada
setiap jamaah dari awal hingga selesai pemberangkatan, dan mampu melayani
secara cepat dan tepat, mampu berkomunikasi dengan baik, memberikan
jaminan kerahasian setiap transaksi, memiliki pengetahuan umum lainnya,
mampu memberikan kepercayaan kepada jamaah haji.5 Oleh karena, sebagai
instansi pemerintah khususnya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat, yang mempunyai tugas pokok untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi tamu-tamu Allah yang akan melaksanakan ibadah haji. Baik
mereka yang ada di Tanah Air, maupun di Tanah Suci serta sekembalinya dari
Tanah Suci. Pelayanan yang baik adalah berupaya untuk menyediakan
fasilitas, keamanan dan kenyamanan yang diperlukan oleh setiap warga
4 Kamil, Media Indonesia, Edisi Selasa, 9 Juli 2002 5 Kasmir, Etika Costamer Service, h. 9
4
Negara seperti, administrasi, dokumentasi, transportasi, akomodasi, kesehatan,
konsumsi, dan manasik haji. Kantor Kementertian Agama Kota Jakarta Barat
merupakan instansi yang dinaungi oleh Menteri Agama RI, yang dimana
Kantor Kementertian Agama Kota Jakarta Barat berupaya untuk memberikan
pelayanan bagi masyarakat setempat yang ingin berangkat ke Tanah Suci.
Selain itu, bimbingan yang diberikan oleh KUA dan KBIH sangat
memberikan pengaruh bagi kesempurnaan peyelenggaraan ibadah haji yang
dinaunggi oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat. Mengingat
penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas Nasional dan menyangkut
martabat nama baik Bangsa, kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
ibadah haji merupakan tanggungjawab pemerintah, keikutsertaan dalam
penyelenggaraan ibadah haji merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
system dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji.
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat merupakan suatu
instansi pemerintah yang berusaha keras untuk memberikan pelayanan terbaik
untuk jamaah haji, sekarang Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
telah menyediakan ruang Studio foto untuk jamaah haji yang belum
mengetahui ukuran past foto yang harus dibawa saat pendaftaran. Untuk itu
penulis akan mengkaji tentang: "Strategi Pelayanan Haji Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun
2009 ''
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar dalam pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka penulis
membatasi masalah yang akan dibahas pada tataran pelaksanaan Strategi
Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap
Haji Tahun 2009
2. Rumusan Masalah
Sedangkan masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini
adalah mengenai :
a. Strategi Apa yang dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat dalam melakukan Pelayanan haji tahun 2009
b. Pelayanan apa yang diberikan oleh Kantor Kementerian Agama Kota
Jak-Bar terhadap jamaah haji tahun 2009
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran yang
jelas mengenai pendaftaran, pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang
diberikan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dalam
pelaksanaan Ibadah Haji serta Analisis dalam melaksanakan pelayanan
ibadah haji tahun 2009. Maka tujuan penelitian ini adalah:
6
a. Mengetahui Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota
Jak-Bar tahun 2009
b. Mengetahui pelayanan apa yang diberikan oleh Kantor Kementerian
Agama Kota Jak-Bar Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan menjadi referensi,
wawasan dan pengalaman mengenai Strategi Pelayanan Haji Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun
2009.
b. Manfaat Praktis
1) Sebagai bahan masukan bagi pihak Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat dalam memberikan pelayanan terhadap jamah
haji Tahun 2009
2) Agar memberikan motivasi bagi para karyawan/ karyawati
khususnya. Penyelenggaraan Haji dan Umrah agar lebih bersikap
baik, ramah, santun dalam memberikan pelayanan terhadap jamaah
haji
3) Sebagai rujukan bagi Kantor Kementerian Agama Kota lain yang
ada disekitar DKI Jakarta dan umumnya Kandepag luar DKI
7
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data desrikrif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang di amanati.
Untuk memahami istilah penelitian ini, perlu kiranya dikemukakan teori
menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “ Metode Kualitatif ialah
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamanati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara (holistic)
utuh.6 Dalam hal ini penulis memilih metode kualitatif ini, agar dapat
memperoleh data yang lengkap dan akurat.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat yang terdapat sekelompok orang yang dapat
memberikan informasi refresentatif, mereka terdiri dari, Kasi haji dan staff
jajarannya serta jamaah haji tahun 2009 yang telah dibantu oleh Kantor
Kementerian Agama Kota Jak-Bar melalui pelayanan haji yang diberikan.
Sedangkan yang menjadi Objek penelitian skripsi ini adalah Strategi
Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta Barat Terhadap
Jamaah Haji Tahun 2009.
6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), Cet.II, h. 3
8
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di KANTOR KEMENTERIA
AGAMA KOTA JAKARTA BARAT. Jl. Perdana No.10 Wijaya Kusuma
Telp. (021) 5663501. Waktu penelitian dimulai pada bulan Februari dan
berakhir pada bulan Maret 2010.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam tehnik pencatatan yang digunakan adalah dengan cara
merekam menggunakan tape recorder lalu mencatat kembali hasil
wawancara sesuai apa adanya, dan Field Risearch (Penelitian Lapangan),
penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung ke lapangan
(objek) penelitian di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan data (Primer)
penelitian diantaranya:
a. Observasi
Observasi adalah usaha memperoleh dan mengumpulkan data
dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan secara akurat
serta mencatat fenomen yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.7
b. Wawancara
Wawancara (interview) ialah Tanya jawab lisan antara penulis
dengan Kasi Haji, Staff Jajarannya, serta jamaah haji tahun 2009
secara langsung.8 Penulis menggunakan teknik interview bebas
7 Masri Sigarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, h. 3 8 Usman, Metodologi Penelitian Sosial, h. 57
9
terpimpin, yaitu penulis menggunakan beberapa pertanyaan kepada
responden yang telah penulis persiapkan, lalu dijawab oleh pemberi
data (Responden) dengan bebas dan terbuka.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.9 penulis mengunakan data-data dan sunber-
sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas.
Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profile,
company, arsip-arsip, maupun diktat-diktat pelayanan haji Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dan lain sebagainya yang
dapat mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian.
Selanjutnya dengan menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha
untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis
memahami seksama, kemudian memberikan interpretasi sesuai
kecenderungan dan Freme Of Thingking. Dalam teknik penulisan
skripsi ini, penulis berpedokan pada buku” pedoman skripsi, tesis, dan
disertasi ” yang ditertibkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press
Tahun 2007
5. Analisa Data
Dalam menganalisa data penulis mengunakan metode deskriptif,
metode deskriptif adalah langkah-langkah dalam melakukan representasi
objektif tentang gejala-gejal yang terdapat dalam maslah yang diselidiki,
9 Usman, Metodologi Penelitian Sosial, h. 73
10
dengan kata lain, metode ini tidak terbatas sampai pada pengumpulan data.
Tetapi meliputi juga analisis dan interpretasi tentang arti data itu.10
6. Teknik Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku. Pedoman
penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), yang disusun oleh tim
penulis UIN JAKARTA dan di terbitkan oleh CEQDA UIN Jakarta pada
tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus
diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis
mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa
skripsi yang membahas tentang ibadah haji tapi ada suatu skripsi yang hampir
sama dengan skripsi yang akan penulis teliti, judul- judul skripsi tersebut
adalah:
1. Nita Megahayanti “ Sistem Pelayanan Haji dan Umrah PT. Altular Wisata
Mulia Jakarta” Pembahasan yang ada pada skripsinya adalah mengenai
upaya PT. Altular Wisata Mulia Jakarta dalam pelayanan haji. Serta faktor
pendukung dan penghambat dalam pelayanan ibadah haji.
2. Feri Rahamawati “ Strategi Harga Lazuardi For Umrah And Hajj Jakarta
Timur Dalam Meningkatkan Jumlah Jamaah Haji Dan Umrah.‘’ Skripsi
mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah 2009 yang berisi tentang. strategi
10 Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2005), h. 24
11
harga lazuardi for umrah and hajj jakarta timur dalam meningkatkan
jumlah jamaah haji dan umrah. Dalam meningkatkan harga bagi calon
jamah haji dan umrah, agar strategi yang dimiliki mampu menjadikan
segmen pasar agar tertarik kepadanya.
3. Hj. Nurahyani “ Pelayanan Haji Dan Umrah PT. Nurul Amanah Sirindo
Jakarta Terhadap Jamaah.‘’ Skripsi mahasiswa jurusan Manajemen
Dakwah tahun 2006 berisi tentang, pelayanan haji dan umrah PT. Nurul
amanah sirindo jakarta terhadap jamaah. Dalam memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan pelaksanaan ibadah haji dan umrah pada
jamaah, serta factor pendukung dan penghambat pelayanan haji.
Demikian tinjauan pustaka ini penulis lakukan dimana perbedaan
bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi-skripsi
terdahulu terlihat pada objek penelitiannya bahwa pada penelitian terdahulu
hanya menjelaskan Sistem Pelayanan Haji Dan Umrah, Strategi Harga
Lazuardi For Umrah And Hajj, Pelayanan Haji Dan Umrah PT. Nurul Amanah
Sirindo. Sedangkan penulis memberi judul skripsi ini dengan judul “ Strategi
Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap
Jamaah Haji Tahun 2009, dimana penulis memaparkan tentang Strategi apa
yang dilakukan dan pelayanan apa saja yang diberikan kepada jamaah haji.
Sedangkan penulis memaparkan tentang Strategi Pelayanan Haji
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun
2009, demikian tinjauan yang penulis amati. Disini penulis menambahkan
12
dengan judul “Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009”.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membuat
sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, dengan susunam sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,
dan Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Terdiri dari beberapa hal diantaranya pengertian Strategi,
Pengertian Pelayanan, Service Triagle, Total Quality Service,
Manajemen Pelayanan dan Ciri-ciri Pelayanan yang Baik Serta
Pengertian Jamaah Haji
BAB III: GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KOTA JAKARTA BARAT
Terdiri dari gambaran umum Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat yang terdiri dari: Sejarah Berdirinya, Visi dan Misi,
Tugas Pokok dan Fungsi, Struktur Organisasi dan Struktur Kerja
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dalam membantu
pelayanan ibadah haji tahun 2009
13
BAB IV: ANALISA STRATEGI PELAYANAN HAJI KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT
TERHADAP JAMAAH HAJI TAHUN 2009
Terdiri dari: Pelayanan ibadah haji Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat terhadap jamaah haji tahun 2009, baik dari segi
administrasi, dokumentasi, transportasi, akomodasi, kesehatan,
konsumsi, manasik. Serta strategi pelayanan apa yang dilakukan
oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat terhadap
jamaah haji tahun 2009. Dan yang terakhir analisis penulisan
dalam meneliti berbagai kegiatan di Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat khusnya Penyelenggaraan Haji dan Umrah .
BAB V: PENUTUP
Sebagai akhir dari karya ilmiyah yang diteliti yaitu berisi tentang
Kesimpulan-Kesimpulan dan Saran-saran serta Lampiran-lampiran
yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Strategi
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni
berperang” Suatu strategi memiliki dasar-dasar atau skema untuk
mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari Yunani, yaitu stratogos,
yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan sebagai
negeralship atau suatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat
rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan peperangan.1 dari
Awalnya, istilah ini lebih banyak dikenal dalam dunia militer. Strategi
berarti sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral, strategi dalam
peperangan adalah pengaturan cara untuk memenangangkan peperangan.
Di samping itu sacara lebih bebas perkataan “Strategi sebagai teknik dan
taktik dapat diartikan juga sebagai “ kiat ’’seorang komandan untuk
memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utamanya”. Kondisi itu
menunjukan bahwa selain strategi, teryata terdapat unsur tujuan
memenangkan perang yang sangat penting pengaruh dan peranannya
dalam memilih dan mengarahkan strategi peperangan, sehingga disebut
1 Setiawan Hari Purwono dan Zalkiflimsnsyah. Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar. (Jakarta : LembagaPenerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 20
14
15
sebagai “Tujuan Startegik”.2 Oleh karena itu pengertian yang paling
umum dan tua tentang istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan
para jendral dalam peperangan. Hal ini terlihat dari apa yang dimuat dalam
oxford pocket dictionary strategi adalah seni perang, khususnya
perencanaan gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang
layak, rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan
sebagainya.
Sedangkan dari segi terminologi penulis lebih banyak menguraikan
pengertian strategi menurut sebagian orang yang didefinisikan sebagai
berikut, di antaranya:
a. Stainer dan Minner dalam bukunya Manajemen Strategic
mengatakan bahwa strategi adalah penempatan misi perusahaan,
penetapan sasaran organisasi dalam mengingat kekuatan external
maupun internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk
mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,
sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.3
b. Chandler yang dikutip oleh supriono dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis mengatakan bahwa strategi
adalah penentuan dasar goal jangka panjang dan tujuan perusahaan
serta pemakaian cara-cara dan alokasi sumner-sumber yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.4
2 H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit, (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2000), h. 147 3 George Steiner dan Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta : Erlangga), h. 20 4 Supriono, Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis, (Yogyakarta : BPFE, 1985), h. 8
16
c. Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan
Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa : strategi dan taktik adalah
metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini
berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah
dengan memakai senjata tajam dan tenaga manusia sedangkan dalam
bidang militer dan taktik adalah suatu cara atau tehnik memenangkan
suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi
hidupnya. 5
d. Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.6
e. Sondang Siagian dalam bukunya yang berjudul Analisis Serta
Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi, menyatakan bahwa
strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan
tenaga yang tersedia, sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.7
Dari beberapa pengertian di atas, dan menurut penulis, strategi
hakikatnya perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, pada
dasarnya perencanaan dan manajemen harus didasari dengan strategi agar
perencanaan dan manajemen yang kita lakukan serta rencanakan memiliki nilai
yang berbeda agar dapat meraih tujuan yang kita harapkan.
5 Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung : Mizan, 1990),
h. 4 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 1999), h. 3 7 Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi,
(Jakarta : PT. Gunung Agung , 1986), Cet. K-2, h. 17
17
Dan dari beberapa definisi diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan
tentang strategi yaitu :
1. Strategi merupakan dasar kunci utama untuk mencapai tujuan yang kita
harapkan bersama.
2. Dalam perencanaan tujuan organisasi perlu alternatif strategi yang di
pertimbangkan dan harus dipilih
3. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan
4. Strategi yang di pilih harus di implementasikan oleh organisasi dan
akhirnya harus di evaluasi terhadap strategi tersebut.
Dalam Buku H. Hadari Nawawi manajemen strategi organisasi non
profit mengatakan: “Manajemen Strategi adalah perencanaan berskala besar
(disebut perencanaan strategik) yang berorintasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut VISA), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen
puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan
organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (perencanan operasional untuk menghasilkan barang/
jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimaliasi
pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi) dan berbagai sasaran (Tujuan
Operasional) organisasi.8
Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek yakni bentuk dan isi
strategi. Dari segi bentuk memperlihatkan strategi sebagai suatu rencana, maka
8 H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit, h. 149
18
strategi dirumuskan sebelum kegiatan dilaksanakan dan berfungsi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dari aspek isi. Strategi merupakan sasaran perusahaan dan program
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dalam periode tertentu. Sasaran
dalam program tersebut dirumuskan berdasarkan asumsi-asumsi mengenai
situasi saat ini dan hasil prediksi tentang masa depan perusahaan. Berdasarkan
krakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah proses rencana
yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi berisikan sasaran dan program
jangka panjang yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan kelemahan
perusahaan guna menghadapi peluang dan ancaman dari luar.
Karena strategi adalah sebagai suatu alat untuk mencapai suatu tujuan
perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat9
a. Menyatu (unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam
perusahaan
b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam
perusahaan
c. Integral (Integrated), yaitu strategi akan cocok/ sesuai dari seluruh
tingkatan.
2. Proses Strategi
Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah
organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa adanya pengemudi,
9 Agustinus Sri Wahyuni, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik,
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet. Ke-I, h. 16
19
bergerak terputus dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti
pengembara, tanpa adanya tujuan tertentu.10
Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan: Perumusan Masalah,
Implementasi Strategi dan Evaluasi Strategi.
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif memilih
strategi untuk dilaksanakan.11 Dalam perumusan strategi juga ditentukan
suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan
suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.
Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipandukan menjadi
kerangka kerja diantaranya:
1) Tahap Input (Masukan)
Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas
informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk
merumuskan strategi.
2) Tahap Pencocokan
Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada penghasilan
strategi alternatif yang layak dengan mengadukan faktor-faktor
eksternal dan internal.12
10 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3 11 Ibid, h. 15 12 Ibid, h. 183
20
3) Tahap Keputusan
Menggunakan satu macam teknik, di peroleh dari input sasaran
dalam mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan
dalam tahap ke- 2.13
Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan dengan
tujuan, artinya peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil
yang besar baik bersifat internal maupun eksternal.
b. Implementasi Strategi
Implementasi srtategi termasuk pengembangan budaya dalam
mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,
mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan system informasi yang masuk.14
Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam
strategi karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah
strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Menetapkan tujuan,
melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan
budaya yang mendukung, strategi merupakan usaha yang dilakukan dalam
mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses memerlukan
dukungan yang di siplin, motifasi dan kerja keras.
13 Ibid, h. 198 14 Ibid, h. 5
21
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Ada tiga macam
aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
1) Meninjau faktor-faktor ekternal dan internal yang menjadi dasar
strategi. Adapun faktor perubahan eksternal seperti tindakan yang
dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi suatu hambatan dalam
mencapai tujuan begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya
strategi yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat
berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi
prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah
penyampaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi
strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan
hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang
telah terjadi.
3) Mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang
sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi harus dirumuskan.
Tindakan korektif diperlukan bila tindakan korektif sesuai dengan
yang dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka
situasilah tindakan korektif diperlukan.15
15 Ibid, h. 104
22
Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang telah baik untuk
lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi,
dan meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki
kelemahan internal. Segala kegiatan korektif harus konsisten secara
internal dan bertanggungjawab secara sosial. Evaluasi strategi diperlukan
kerena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan di
masa depan. Evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks
dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi akan
merugikan suatu hasil yang dicapai.
Evaluasi perlu untuk semua organisasi dari semua kegiatan dengan
mempertanyakan pertanyaan dan asumsi manajerial, harus memicu
tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang kreativitas.
3. Faktor - Faktor Strategi
Kesadaran bagi setiap orang baik individu atau kelompok organisasi,
baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis tentang tujuan yang hendak
dicapai akan berubah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dan sebuah
usaha-usaha yang mengerahkan pada penyampaian tujuan disebut strategi.
Suatu strategi harus efektif dan jelas karena ia mengarahkan organisasi
kepada tujuannya untuk itu konsep suatu strategi memperhatikan faktor-faktor
penetapan strategi, diantaranya :
a. Lingkungan
Lingkungan tidak pernah berada pada kondisi tetap dan selalu berubah.
Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat luas kepada segala sendi
23
kehidupan manusia. sebagai individu masyarakat, tidak hanya kepada cara
fikir tetapi juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan dan pandangan hidup.
b. Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan kebajikan
organisasi yang ada.
c. Kepemimpinan
S. P Siagan memberikan definisi tentang kepemimpinan yakni “Seorang
pemimpin adalah orang tertinggi dalam mengambil keputusan. Oleh
karena itu setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang ada dalam
lingkungan baik itu eksternal atau internal berbeda.16
B. Konsep Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan
sebagai kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang
atau jasa.17
Pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang
atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau
nasabah.18
Dari beberapa pengertian tentang pelayanan para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain. Diantara
16 S. P. Siagan, Manajemen Modern ( Jakarta: Masagung, 1994), cet. Ke-2, h. 9 17 Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Edisi ke-3, Cet ke-2, h. 646 18 Kamsir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT. Raja Grapindo, 2005), h. 15
24
para ahli yang mengemukakan pendapat tentang pelayanan yaitu sebagai
berikut:
a. Menurut Philip Kottler, “Pelayanan dapat diartikan suatu aktifitas yang
bermanfaat yang diberikan oleh satu atau beberapa pihak kepada pihak
lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan yang pada
dasarnya bersifat tidak terwujud dan tidak akan menimbulkan
kepemilikan apapun kepada yang menerimanya.19
b. Sedangkan menurut H. N. Casson, mendefinisikan pelayanan sebagai
tindakan-tindakan yang dinyatakan atau dikerjakan untuk
menyenangkan, memberi petunjuk atau memberi keuntungan kepada
pembeli dengan tujuan atau menciptakan goodwill atau nama baik
serta meningkatkan penjualan serta pendapatan.20
c. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktifitas orang lain yang langsung diterima, atau dapat
dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan orang
lain agar masing-masing memperoleh keuntungan yang diharapkan
dan mendapat kepuasan.21
19 Philif Kottler, Marketing Management: Analisis Planning Implementation and Control
Figh Edition New Jersey: (Prentice Hall,1994), h. 446 20 Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis Dalam Berusaha, (Surabaya: Usaha Nasional,
1981), h. 93 21 A. S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), Ct ke-4, h. 17
25
d. Pelayan menurut Atep Adya Barata adalah “segala usaha penyediaan
fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau
pelanggan sebelum dan sesudah terjadinya transaksi”.22
Sedangkan definisi pelayanan yang lebih rinci diberikan oleh
Gronroos “pelayanan adalah suatu aktivitasa atau serangkaian aktivitas
yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai
akibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain
yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan
untuk memecahkan permasalahan konsumen/ pelanggan. 23
Bahwa dapat dikatakan pelayanan sebagai bantuan dalam kebaikan
yang bermanfaat dan saling menghasilkan satu sama lain atau dapat
dikatakan sebagai manfaat dari hasil karya yang bukan komoditi yang
nyata, artinya hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung.
Pengertian dari service of excellence adalah yang berkaitan dengan
jasa pelayanan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk
memberikan rasa kepuasan, dan membutuhkan kepercayaan terhadap
pihak pelanggannya (konsumen), sehingga mereka merasa dipentingkan
atau diperhatikan dengan baik dan wajar. Memenangkan strategi
persaingan dalam bisnis jasa pelayanan melalui kiat pelayanan prima
tersebut, tidaklah cukup hanya melakukan suatu proses administrasi
dengan cepat, tetapi “bagaimana” memperlakukan para pelanggan yang
sedemikian rupa sehingga memperlihatkan cara kita dapat melayani
22 Atep Adya Barata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK, (Bandung: Armico, 1999), h. 93
23 Ibid, h. 3
26
dengan sebaik mungkin serta menumbuhkan kesan atau persepsi yang
positif dari pihak para pelanggan (costomer oriented).24 Ada dua Teori
pelayanan berkualitas yang dikemukakan oleh Karl Albert, yaitu Service
Triagle dan Total Quality Service.
a. Service Triagle
Yaitu suatu model interaktif manajemen pelayanan yang
menghubungkan antara perusahaan dengan pelanggan/ jamaah. Model
tersebut terdiri dari 3 elemen, yaitu:
1) Strategi Pelayanan
Adalah strategi untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan/
jamaah dengan kualitas sebaik mungkin sesuai dengan standar oleh
perusahaan atau lembaga pemerintah.
2) Sumber Daya Manusia Yang Memberikan Pelayanan
Orang yang berinteraktif secara langsung maupun tidak
langsung dengan pelanggan/ jamaah harus memberikan pelayanan
secara tulus, responsif, ramah, fokus dan menyadari bahwa kepuasan
dan kenyamanan pelanggan/ jamaah adalah segalanya.
3) Sistem Pelayanan
Adalah dengan prosedur pelayanan kepada pelanggan yang
melibatkan seluruh fasilitas fisik termasuk sumber daya manusia yang
dimiliki oleh perusahaan atau lembaga pemerintah lainnya.
24 Rosady Ruslan, SH, MM, Manajemen Humas & Komunikasi: Konsepsi & Aplikasi,
(Jakarta: Grapindo Persada, 2002), Edisi Revisi, h. 284
27
b. Tolat Quality Service
Pelayanan mutu adalah kemampuan perusahaan atau lembaga
pemerintah untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada orang yang
berkepentingan dengan pelayanan yaitu: pelanggan, pegawai, dan pemilik.
Dalam Total Quality Manajeman, baik pelanggan internal maupun
pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan
kualitas jasa yang disampaikan kepada mereka (jamaah), sedangkan
pelanggan internal tenaga kerja, proses dan lingkungan yang berhubungan
dengan jasa. 25
Pelayanan mutu terpadu memiliki 4 elemen penting yang saling
terkait:
1) Strategi Formatif
Adalah petunjuk arah dalam memberikan pelayanan berkualitas
kepada pelanggan/ jamaah sehingga perusahaan atau lembaga
pemerintahan dapat mempertahankan.
2) Education, Training and Communication
Adalah tindakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia agar mampu memberikan pelayanan berkualitas, mampu
memahami keinginan dan harapan pelanggan/ jamaah
3) Process Improvement
Adalah desain ulang berkelanjutan untuk menyempurnakan
proses pelayanan kepada pelanggan.
25 Drs. M. N. Nasution, M. Sc., A.P U, Manajemen Mutu Terpadu (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), edisi Ke-2, h. 22
28
4) Assesment Measurement and Feeddback
Adalah penelitian dan pengukuran kinerja yang telah dicapai
oleh karyawan atas pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan/
jamaah.26
2. Manajemen Pelayanan
Agar dapat mengetahui definisi manajemen pelayanan,
sebelumnya harus memahami pengertiannya. Oleh karena itu dibawah ini
akan diuraikan tentang definisi manajemen sebagai berikut. Dalam kamus
manajemen, arti dari istilah manajemen diantaranya adalah: manajemen,
pengurus, kepemimpinan, ketatalaksanaan, ketatapengurusan, pengelolaan
dan sebagainya.27 Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
manajemen berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran.28
Kata manajemen dari bahasa inggris, yaitu to manage, yang
sinonimnya antara lain to handle, berarti mengurus, to guide, berarti
pemimpin atau membimbing dan to control berarti memeriksa, jadi dilihat
dari asal katanya, manajemen berarti mengurus, membimbing,
pengawasan, atau memimpin.29
26 Nur Siti Aliya, Pelayanan Prima Kantor Departemen Agama Jakarta Barat Terhadap
Jamaah Haji, (Jakarta: 2008), h. 26-27 27 Moekijat, Kamus Manajemen, (Bandung: Cv. Mandar Maju, 1990), Cet ke-4, h. 290-
291 28 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), h. 623 29 E. K. Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,
(Jakarta: Barata Karya Aksara, 1986), cet ke-1, H. 14
29
Dengan sangat bervariasi para ahli manajemen mendefinisikan
manajemen dari sudut pandang mereka. Dapat dikemukakan mengenai
batasan-batasan pengertian manajemen oleh George R Terry, yang
dikutip oleh Rosady ruslan sebagai berikut: manajemen merupakan sebuah
proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui
memanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.30
Berdasarkan pengertian di atas manajemen pelayanan dapat
diartikan sebagai suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun
rencana, mengimplementasikan rencana, mengkordinasikan dan
menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-
tujuan pelayanan.31
Menurut A.S Moenir yang dimaksud dengan manajemen
pelayanan adalah manajemen proses, yaitu sisi manajemen yang mengatur
dan mengendalikan proses pelayanan, agar mekanisme kegiatan pelayanan
dapat berjalan tertib, lancar tepat mengenai sasaran dan memuaskan bagi
pihak yang harus dilayani.32 Untuk dapat menyelenggarakan manajeman
pelayanan dengan baik, ada prinsip-prinsip manajemen pelayanan yang
dapat dipakai sebagai acuan, prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah
sebagai berikut Identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya
a. Sediakan pelayanan yang terpadu (one- stop- shop)
30 Rosady Ruslan, Manajemen Humas, h. 1 31 Ibid, h. 2 32 A. S Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, h. 186
30
b. Buat system yang mendukung pelayanan konsumen
c. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab terhadap
kualitas pelayanan
d. Layanilah keluhan jamaah secara baik
e. Karyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen/ jamaah
f. Bersikap tegas tetapi ramah terhadap konsumen/ jamaah
g. Jalin komunikasi dan intraksi dengan jamaah.33
3. Strategi Pelayanan Haji
a. Strategi Pelayanan
Sebaimana telah kita ketahui bahwa pengertian strategi
pelayanan adalah proses rencana bantuan utama dalam kebaikan yang
bermanfaat dan saling menghasilkan satu sama lain yang juga bersifat
menyeluruh dan terintegrasi berisikan sasaran dan program jangka panjang
yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan atau
instansi guna menghadapi peluang dan ancaman dari luar. Pemberian
pelayanan atau jasa yang baik pada jamaah haji akan memberikan kepuasan
kepada para jamaah yang akhirnya menciptakan loyalitas terhadap karyawan (staf
haji) yang bersangkutan. Bila pelayanan atau jasa itu akan di persepsikan baik
dan memuaskan, sebaliknya bila pelayanan atau jasa yang diterima lebih rendah
33.Ratminto & Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayana: Pengembangan Model
KonseptuaL, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet ke-1, h. 2
31
dari yang diharapkan maka kualitas pelayanan atau jasa itu akan di persepsikan
buruk.34
Strategi pelayanan yang dilakukan oleh pihak Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya Kasi Haji dan Umrah
bahwa strategi yang dilakukan oleh karyawan/ staff bagian haji antara lain:
Pertama yaitu menyiapkan diri dengan menggunakan fasilitas
yang ada bahwa sesuai dengan aturan kepegawaian bahwa pegawai itu
masuk bekerja mulai jam 08:00-16:30 Wib, kami melayani masyarakat
sesuai dengan ketentuan yang ada, dan kami juga dapat melayani
masyarakat yang ingin mendaftarkan dirinya untuk pergi haji pada jam-
jam istirahat dikarenakan masyarakat datangnya tidak menentu, maka dari
itu kami harus tetap melayani mereka.
Kedua adalah via telepon serta jemput bola dalam arti
mendatangi jamaah apabila tidak jelas dengan akuransi SPPH.
Ketiga dengan menginformasikan kepada jamaah yang ikut
dalam rombongan yayasan KBIH melalui ketua yayasan tersebut. Dan
apabila belum ada jawaban, maka kami akan mencari alamat jamaah
tersebut dengan jelas.
b. Implementasi Strategi Pelayanan Haji
Tahap penerapan merupakan suatu yang paling vital bagi
keberhasilan suatu organisasi perusahaan. Tahap adanya penerapann yang
paling efektif, akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Pada tahap
ini dibutuhkan suatu aktifitas yang luas dan membutuhkan komitmen serta
34 Kamsir, Etika Coustomer Service, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2005), h. 9
32
kerjasama dari seluruh unit tingkat dan petugas jika suatu organisasi ingin
berhasil.
Implementasi strategi pelayanan haji yang dituangkan dalam
bentuk memberikan brosur, memasang spanduk di depan Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat agar menarik masyarakat Kota
Jakarta Barat yang ingin menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, yang
meliputi sebagai berikut:
1. Spanduk yang dipasang di depan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat untuk menarik minat masyarakat Kota Jakarta Barat yang ingin
menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, dalam pelaksanaan strategi
tersebut dapat memberikan kemudahan informasi bagi jamaah haji.
2. Seminar pasca haji yang dilakukan setelah jamaah haji pulang dari Tanah
Suci, dan dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
3. Menerbitkan majalah yang didalamnya akan membahas tentang informasi-
informasi kegiatan keagamaan yang berada di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat.
Ketika calon jamaah haji ingin mendaftarkan dirinya untuk
pergi haji dan akan dijelaskan tentang beberapa persyaratan-persyaratan,
program bimbingan ibadah haji, biaya, akomodasi dan lain-lain.
Kegiatan startegi pelayanan haji Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat berdasarkan surat keputusan Menteri Agama No. 13
tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Organisasi
dan tata kerja Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya
33
Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah berupaya memberikan pelayanan
terhadap jamaah haji seperti, administrasi, dokumentasi, transportasi,
akomodasi, kesehatan, ketring, serta manasik haji.35
c. Evaluasi Srategi Pelayanan Haji
Penyelenggaraan ibadah haji bukan tidak diawasi. Pengawasan
dilakukan oleh DPR-RI sejak perencanaan, yaitu penentuan komponen
biaya penyelenggaraan haji. Pengawasan DPR-RI juga dilakukan pada saat
pelaksanaan, pemantauan operasiaonal sampai dengan evaluasi. Dan
dalam mengevaluasi strategi pelayanan haji Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat, penulis menggunakan pendekatan SWOT yang terdiri
dari:
1. Strenght (kekuatan)
Kekuatan dalah keuntungan yang dimiliki, kekuatan strategi
pelayanan haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat tahun 2009
adalah dengan dasar hukum yang dimiliki oleh Pemerintah tentang
penyelenggaraan ibadah haji antara lain:
a. Undang-undang No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji “Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui
system dan manajemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan
Ibadah haji dapat berjalan dengan aman, lancer dan nyaman sesuai
35 Kantor Kementerian Agama RI, Tata Cara Pendaftaran Haji Tahun 2002, ( Jakarta.
Tahun 2002 ), h. 2
34
dengan tuntutan Agama serta jamaah haji dapat melaksanakan ibadah
haji secara mandiri sehingga agar memperoleh haji mabrur”
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.20 Tahun 2007 Tentang
Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1428 H/ 2007 M
“Besarnya BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usulan Menteri setelah
mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia”
c. Keputusan Menteri Agama No.373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Agama Provinsi dan Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/ Kota sebagaimana telah diubah dengan keputusan
Menteri Agama No. 480 Tahun 2003.
d. Peraturan Menteria Agama No. 15 tahun 2006 Tntang Petunjuk
Pelaksanaan Ibadah Haji.
e. Dalam Pelayanan memakai alat-alat yang lebih modern dengan fasilitas
selain SISKOHAT, Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
juga mengadakan photo langsung di scan di Kantor dan cap jari asli
bagi jamaah yang mendaftar agar dapat disimpan dikomputer.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah keterbatasan yang dimiliki oleh organisasi,
kelemahan strategi pelayanan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat Terhadap Jamaah Haji:
a. Karena haji merupakan agenda perjalanan tahunan yang wajib dilakukan
oleh Pemerintah dalam memberikan pelayanan maka dapat dilihat
35
bahwasanya kelemahan instansi Pemerintah adalah tidak dapat
memberangkatkan semua calon jamaah haji yang telah melunasi sampai
menunggu porsi yang di berangkatkan dari Saudi Arabia, sehingga
banyaknya jamaah yang tidak sabar menunggu akan berpaling untuk
menggunakan jasa travel yang lebih cepat.
b. Kurangnya sarana yang disediakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat terutama tempat duduk bagi calon jamaah haji ketika
pendaftaran SPPH maupun pelunasan.
c. Letak kantor yang kurang strategis dari jalan raya/ besar, sehingga banyak
dari kalangan masyarakat yang tidak mengetahui letak Kantor tersebut.
3. Opportunity (peluang)
Peluang adalah strategi yang menguntungkan, peluang yang
dapat dimanfaatkan dalm Strategi Pelayanan Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji adalah:
a. Dengan adanya kasus trevel yang menyengsarakan jamaah di Tanah Suci
merupakan peluang bagi instansi Pemerintah sebagai pengembalian
kepercayaan jamaah agar mereka berpaling menggunakan jasa atau
pelayanan instansi pemerintah yang lebih bertanggung jawab kepada para
jamaah haji
b. Penanganan yang dilakukan secara langsung oleh karyawan terkait ketika
pendaftaran dimana jamaah haji yang mengikuti KBIH (Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji) wajib datang ke Kantor Kementerian Agama
36
Kota Jakarta Barat untuk memberikan cap jempol, sebagai tanda pada
paspor.
4. Threats (ancaman)
Ancaman adalah kendala yang tidak menguntungkan. Ancaman
yang dihadapi pada strategi pelayanan Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat adalah:
a. Adanya trevel- trevel haji yang menjanjikan kelebihan yang dimiliki dan
ditawarkan dalam perjalanan haji, sehingga bagi kalangan yang
mempunyai dana lebih, mereka lebih memilih trevel haji yang sudah tentu
menjanjikan segala kebaikan dengan segala fasilitas yang baik dan relative
memakan wakyu yang singkat.
b. Banyaknya KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) yang membantu
calon jamaah haji bagi mereka yang tidak ingin repot.36
C. Konsep Jamaah Haji
1. Pengertian Haji
Haji menurut pengertian bahasa,”berarti berniat pergi, bermaksud,
atau menuju ke suatu tempat tertentu”.37
Haji dalam pengertian istilah para ulama, ialah menuju ke Ka’bah
untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Atau dengan perkataan
36 H. Madroji Alamsyah SH. S Ag, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 29 April 2010)
37 Ahmad Thib Raya, Suti Musdah Mulia, h. 227
37
bahwa haji adalah mengunjungi suatu tempat tertentu dengan melakukan
suatu pekerjaan tertentu.38 Sebagaiman firman Allah, berikut ini:
)97: المائدة( للناس قياما امالحر البيت الكعبة اهللا جعلArtinya: ”Allah telah menjadikan ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat
(peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia”. (QS. Al-Maidah : 97)39
Melaksanakan kewajiban haji, hanya sekali seumur hidup. Oleh
karena itu, haji merupakan salah satu rukun Islam yang kelima yang
diwajibkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mampu
menunaikannya. Salah satu bukti bahwa haji merupakan Ibadah Mahdoh
(Bersifat Vertikal).
Haji menurut syara’ adalah: sengaja mengunjungi Ka’bah untuk
melaksanakan serangkaian amal ibadah sesuai dengan syarat dan rukun
tertentu. Sebagaiman firman Allah, yaitu:
)97: عمران ال (سبيال إليه استطاع من البيت حج الناس على وهللاArtinya: ”Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah”. (Al-Imran:97). 40
Perintah haji yang diturunkan pada tahun itu belum dilakukan oleh
Nabi dan Kaum Muslimin setahun kemudian, yaitu pada tahun ke-10
Hijriah. Ibadah haji merupakan ibadah yang besar yang setiap saat orang
dapat menunaikannya, karena melaksanakan Ibadah haji membutuhkan
kekuatan fisik disamping kekuatan dana bagi muslim yang tinggal jauh
38 Ibid, h. 228 39 Departemen Agama RI, Hikmah Ibadah Haji, h. 4 40 Dr. Hj. Zurizal Z & Aminuddin, M.Ag, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian
Universitas Islam Negeri, 2008), h. 185
38
dari Mekkah. Oleh karena itu, Allah hanya mewajibkan bagi orang-orang
yang mampu hal yang perlu dicermati adalah konsep Istitha’ah, sebagai
prasyarat utama bagi jamaah haji. Konsep istitha’ah yang selama ini
banyak dipahami umat Islam tampaknya baru sebatas kemampuan
ekonomi. Padahal dalam kajian yang bersifat teologis, Istitha’ah juga
menunjukan pada nilai kemampuan yang bersifat spirit. Artinya,
kemampuan ekonomi saja tidak cukup, tetapi perlu juga memiliki
kemampuan dalam memahami potret lingkungan sosialnya, terutama bagi
mereka yang sudah pernah haji. Bagi orang yang sudah berhaji, harusnya
tidak egois mementingkan urusan haji berkali-kali tanpa menghiraukan
kondisi sosial yang masih memperhatikan seperti sekarang ini.41
2. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)
Biaya penyelenggaraan ibadah haji berasal dari jamaah haji yang
membayar sejumlah dana untuk menunaikan Ibadah haji kepada menteri
Agama melalui Bank-bank Pemerintah/ swasta yang ditunjuk Pemerintah.
Penunjukan bank-bank penerimaan setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah
Haji dilakukan oleh Menteri Agama setelah mendapat pertimbangan Gubernur
Bank Indonesia. Yang disetor oleh jamaah, inilah yang disebut dengan Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Besarnya BPIH Berbeda-beda setiap
tahunnya sesuai dengan flaktulasi nilai tukar mata uang asing dan kondisi
perekonomian serta besar pengeluaran biaya penyelenggaraan haji.42
41 Muhammad M. Basyuni, Esai-Esai Keagamaan, (Jakarta: FDK Press, 2008), h. 254 42 Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, h. 143
39
Penyetoran BPIH dapat dilakukan diseluruh kantor Cabang BPS BPIH dalam
satu propinsi domisili jamaah haji yaitu:
a. PT. Bank BRI b. PT. Bank BNI (termasuk BNI Syariah) c. PT. Bank BTN d. PT. Bank Mandiri e. PT. Bank Syariah Mandiri f. PT. Bank Muamalat Indonesia g. PT. Bank DKI Jakarta h. PT. Bank Bukopin (termasuk Syariah Bukopin).43
3. Pengelompokan Jamaah Haji
Didaerah Tk. II (sesudah masa pendaftaran ditutup) jamaah haji
dikelompokan sebagai berikut:
a. Regu, terdiri dari 10 orang ketua regu yang dipilih dari dan oleh anggota
regu dengan tugas membimbing dan menjaga keutuhan regu.
b. Rombongan terdiri dari 50 orang yaitu: 5 regu termasuk seorang ketua
rombongan.
c. Kloter ( kelompok terbang terdiri dari 7 s/d 9 rombongan ( lebih kurang
355 s/d 480 orang), dipimpin oleh ketua/ TPIH kloter dari daerah yang
bersangkutan dan bertugas mengkoordinasikan pimpinan rombongan agar
tetap berada dalam satu kloter dan satu maktab atau muzawwir.
43 Departemen Agama RI Dirokterat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan
Haji, Petunjuk Perjalanan dan Kesehatan Haji, (Jakarta: 1987/ 1998), h. 5
40
4. Perbekalan Jamaah Haji
Untuk mempersiapkan perbekalan haji, Dirjen Bimas Islam dan Urusan
Haji menentukan asumsi-asumsi jumlah jamaah berdasarkan Quato yang
ditetapkan. Asumsi jumlah jamaah ini dimaksudkan sebagai pegangan untuk
pengadaan perbekalan yaitu tentang buku-buku bimbingan-bimbingan, obat-
obat, dan jumlah petugas yang diupayakan lebih dini.44
44 Departemen Agama RI, Petunjuk dan Perjalanan Kesehatan Haji, h. 3-8
BAB III
GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA
JAKARTA BARAT
A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
Ketika awal pembentukan Kantor Kementerian Agama (Departemen
Agama) pada tahun 1946, urusan penerangan Agama ditugaskan kepada suatu
unit bagian yang bernama Bagian Penyiaran, Penyelidikan dan Kebudayaan.
Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1946 Tertib Surat Keputusan Menteri
Agama Nomor 1185/K.7 yang mengubah nama bagian tersebut diatas menjadi
Bagian Penyiaran dan Penerangan, Singkat cerita.
Peraturan Menteri Agama No. 11 Tahun 1951 yang menetapkan
adanya Kantor-Kantor Penerangan Agama di Propinsi beserta tempat
kedudukannya, sebagai tambahan dan kelengkapan tugas penerangan, ditiap-
tiap KUA diangkat dua pegawai yang diserahi tugas, dimana tiap-tiap Kantor
Agama Propinsi memiliki Kantor-Kantor Kementerian Agama di tingkat
Kabupaten agar mempermudah Kinerja Kantor Kementerian Agama dalam
melayani masyarakat hingga lapisan yang paling bawah.
Dan pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat yang
pertama kali dipimpin oleh bapak. KH. Soemantri pada tahun 1980 hingga
tahun 1984 dimana pada kepemimpinan beliau untuk pengelolaan sekolah
keagamaan seperti Madrasah-madrasah dikelola oleh Unit Pendais dan untuk
pengelolaan pemberdayaan Masjid dikelola oleh Penais dan setiap seksi
41
42
dikepalai oleh Kasi atau Kepala Seksi dan untuk sekeretariat dibawah Ka.Sub-
Bag Tata Usaha dibantu oleh Kaur atau Kepala Urusan.
Setelah KH. Soemantri menjabat sebagai Kepala Kantor kemudian
digantikan oleh H. Gusti Abdurrahman pada masa kepemimpinan beliau pada
tahun 1984 sampai tahun 1988. Pada masa kepemimpinan H. Gusti
Abdurrahman tidak terdapat perbedaan dalam ruang lingkup struktur dan
masih memakai kebijakan dari Kantor Kementerian Agama Propinsi, dan pada
tahun 1988 hingga 1992 Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
dipimpin oleh H. Ahmada Rohadi sama seperti sama-sama sebelumnya pada
kepemimpinan beliau juga tidak ada perubahan dalam ruang lingkup struktural
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dan kebijakan yang dipakai
sama seperti kebijakan-kebijakan yang dulu.
Setelah H. Ahmada Rohadi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat kemudian dipimpin oleh Drs. H. Memed Parta beliau memimpin Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dari periode tahun 1992 hingga tahun
1996 dan tidak banyak perubahan dengan periode-periode sebelumnya.
Akhirnya pada tahun 1996- 2000 pada periode ini banyak sekali perubahan-
perubahan yang terjadi diruang lingkup Departemen Agama itu sendiri, seperti
penambahan-penambahan unit kerja pada periode ini Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Bapak. Drs. Mas’ud Hasan.
Perubahan yang terjadi di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
disebabkan karena adanya kebijakan dari Kantor Kementerian Pusat seperti
pada tahun 1997 dilakukan usaha perubahan nomenklatur Direktorat
43
Perencanaan Islam menjadi Pendidikan Agama Islam kepada masyarakat yang
secara struktural ditempatkan pada Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat.
Sedangkan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan
Urusan Haji akan dibentuk dua Direktorat baru yaitu Direktorat siaran &
Tamaddhun Islam dan Direktorat Zakat & Wakaf. Namun tidak terbentuk
tetapi pada tahun 2000, upaya tersebut dilakukan lagi hingga Direktorat
Pendidikan Agama Islam pada masyarakat dan Pemberdayaan Masjid serta
masuk dalam struktur Direktorat Kelembagaan Islam berdasarkan Keputusan
Menteri Nomor 1 Tahun 2001 tentang, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
Jadi peniadaan Direktorat Penerangan Agam Islam tidak ada hubungan
konsepsional sama sekali dengan peniadaan Penerangan pada pemerintahan
Presiden Abdurahman Wahid hal itu menjadi momentum untuk mewujudkan
cita-cita yang mulai diusahakan tahun 1997. Pada tahun 2000-2004 Kantor
Kementerian Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Drs. H. Damirin Mahdin pada
periode beliau banyak sekali perubahan yang terjadi dan adanya kebijakan-
kebijakan yang baru seperti perubahan nama untuk para kaur menjadi
kordinator kerja dan adanya penambahan seksi unit kerja serta diperbanyaknya
jabatan funsional sehingga adanya penambahan dalam unit kerja seperti
adanya Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Penyelengaraan Zakat dam Wakaf
serta unit Penamas yang merupakan singkatan dari Pendidikan Agama Islam
dan Pemberdayaan Masjid serta dipisahkan Pondok Pesantren dengan
Madrasah dinama keduanya tidak lagi digabung seperti dulu melainkan
terpisah dan Penais berubah nama menjadi Mapenda dan PK Pontren.
44
Pada periode tahun 2004 hingga sekarang Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat dipimpin oleh Bapak H. Sutami. M. Pd beliau merupakan
pindahan dari Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur pada periode
beliau saat ini perubahan yang terjadi adalah diberinya kewenangan pada
Kantor Kementerian Agama Jakarta Barat untuk membuat surat Keputusan
tapi dibatasi hanya untuk golongan II dan karyawan Honorer dan sampai saat
ini belum ada perubahan-perubahan yang terlihat, oleh karena itu Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat merupakan bagian dari Kantor
Kementerian Agama Republik Indonesia yang mengembang tugas yang sama,
hanya sub kerja dan wilayah yang berbeda. Kantor Kementerian Agama
Jakarta Barat berada di Jl. Perdana No. 10 Wijaya Kusuma Tlp. 021- 5663501,
5647452, fax. 021- 5663501 Jakarta 11460, sedangkan Kantor Kementerian
Kementrian Agama Republik Indonesia berada di Jl. Lapangan Banteng Barat
No. 3-4 Jakrta 10710, fax 021- 3812306, tlp. 021- 3812306 – 3433004 –
3843005.
B. Visi- Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
1. Visi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
Visi dari Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat adalah:
“Tanggap dan terampil dalam mewujudkan kehidupan umat beragama
yang berkualitas dan partisipatif di Kota Jakarta Barat. ”
45
2. Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi dan manajemen
b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan bidang urusan
Agama Islam
c. Meningkatkan kualitas pelayanan dan Bimbingan Haji dan Umrah
d. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan penyelengaraan
Pendidikan pada Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada sekolah
umum serta sekolah luar biasa.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan penyelenggaraan
Pendidikan keagamaan dan Pondok pesantren
f. Meningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan Pendidikan
Agama Islam pada Masyarakat dan pemberdayaan Masjid.1
“ Motto Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat ”
“ IKHLAS BERAMAL ”
C. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat
1. Tugas Pokok
a. Tugas Pokok Kementerian Agama RI
Kantor Kementerian Agama mempunyai Tugas membantu Presiden
dalam menyelenggarakan sebagai tugas umum Pemerintah dan
pembangunan dibidang Agama.
1 Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Profil Perusahaan
46
b. Tugas Pokok Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
Menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan
pembangunan dibidang Agama diwilayah Kota Jakarta Barat sesuai
dengan keputusan Menteri Agama No. 45 Tahun 1981
2. Fungsi
a. Funsi Pokok Kementerian Agama RI
1) Penetapan kebijakan pelaksanaan, kebijakan teknis dan
pengendalian pelaksanaannya, pengelolaan kekayaan Negara serta
perumusan dan penyiapan kebijakan umum dibidang Agama
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi Kantor
Kementerian Agama dalam arti perencanaan dan pendayagunaan
sumberdaya, pengorganisasian, serta hubungan antar lembaga
3) Penilitian dan pengembangan proses dalam melaksanakan tugas
serta penyajian informasi
4) Pelaksanaan pengawasan fungsional.
b. Fungsi Pokok Kementerian Agama Jakarta Barat
1) Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis
dibidang Agama berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta berdasarkan kebijaksanaan Menteri Agama dan
Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta, serta Pemerintah
Kotamadya Jakarat Barat
2) Pembinaan, pembimbing pelayanan kepada masyarakat umat
beragama
47
3) Penilitian dan pengembangan proses dalam melaksanakan tugas
serta penyajian informasi
4) Pelaksanaan pengawasan fungsional.
c. Fungsi Pokok Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
1) Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis
dibidang Agama berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta berdasarkan kebijaksanaan Menteri Agama dan
Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta, serta Pemerintah
Kotamadya Jakarat Barat
2) Pembinaan, pembimbing pelayanan kepada masyarakat umat
beragama
3) Kordinasi manajerial terhadap pelaksanaan tugas diseluruh jajaran
Kantor Kementerian Agama Kotamadya Jakarta Barat dengan
pemanfaatan seoptimal mungkin sumber daya yang ada.
4) Pengelolaan dan pengamanan semua asset Pemerintah yang
menjadi tanggungjawab Agama Propinsi DKI Jakarta dan Menteri
Agama
5) Pemantapan hubungan kerja yang serasi dengan pemerintah
kotamadya Jakarta Barat, Kantor Wilayah Departemen Agama
Propinsi DKI Jakarta dan Menteri Agama RI serta lintas sektorat
(lembaga pemerintah maupun lembaga keagamaan) di wilayah
kotamadya Jakarta Barat.
48
D. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Kota Jakarta Barat
KA
. Kan
tor
Kem
entr
ian
Aga
ma
Kot
a Ja
kart
a Ba
rat
Drs
. H S
utam
i M P
d.I
Ka.
SU
BAG
T .U
Drs
. H. A
hmad
Bai
haqi
, Ms
KA
SI U
RA
IS
H
. Yus
uf Q
usya
eri,
S. S
os I
KA
SI P
K. P
OTR
EN
Euis
Nur
ul B
adri
ah, S
.Ag
KA
SI M
APE
ND
A
H. F
auad
i. M
. Pd.
I
KA
SI P
ENA
MA
S D
rs.H
. Ham
idul
lah
AR
. M. S
i
Peny
. ZA
KA
T &
WA
KA
F
Drs
. H. T
aufik
BIM
AS
BUD
HA
Mul
yono
, S. A
g
Peny
. HA
JI &
UM
RA
H
H. M
adro
ji, S
H,S
. Ag
49
KU
A
TA
MB
OR
A
Drs
. Moh
. Aru
din
KU
A
KA
LID
ER
ES
Drs
. Syu
kri
KU
A
TA
MA
N S
AR
I
Kho
ul, S
. Sos
.I
KU
A
KE
BO
N J
ER
UK
H. A
.H. S
obar
i S. A
g
KU
A
PAL
ME
RA
H
H. J
ayad
in S
.Ag
KU
A
KE
MB
AN
GA
N
Drs
. Sul
aim
an
KU
A
GR
OG
OL
Drs
. H. A
bdur
rahm
an
KU
A
CE
NG
KA
RE
NG
Drs
. H. I
smai
l
50
Struktur Kerja Kantor Kementerian Kota Jakarta Barat
1. Ka. Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
a. Mengepalai Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat sebagai
perwakilan dari daerah Departemen
b. Memimpin Rapar di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
c. Menghadiri berbagai undangan yag ditunjukan kepada Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
2. Kepala Bagian Tata Usaha
a. Memimpin pelaksanaan tugas dilingkungan Subbagian Tata Usaha
b. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis Keungan dan IKN
c. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis Keortalaan dan
kepegawaian
d. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan teknis Hukum, Humas dan
3. Kasi Urais
a. Memimpin pelaksanaan tugas dilingkungan Urais
b. Melaksanakan perumusan dan penetapan sasaran, program dan
kegiatan Urais
c. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan dibidang kepenghuluan,
4. Kasi Mapenda
a. Melaksanakan pelayanan dibidang kurikulum
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang ketenagaan dan
kesiswaan
51
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang kelembagaan dan
ketatalaksanaan. Dan lain-lain
5. Kasi Pk. Pontren
a. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan
keagamaan
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan
salafiyah
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang kerjasama
kelembagaan dan pengembangan potensi pontren, dan lain-lain
6. Kasi Penamas
a. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan al-
Qur’an dan MTQ
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang penyeluhan dan
Lembaga Dakwah
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan dibidang Siaran dan
Tamaddun, dan lain-lain
7. Peny. Haji dan Umrah
a. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan penyuluhan Haji dan Umrah
b. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan jamaah dan petugas haji
c. Melaksanakan penelaahan dan pemecahan masalah serta
pengembangan system dan teknis pelaksanaan tugas dibidang
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Dan lain-lain
52
8. Bimas Budha
a. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan penyuluhan agama dan ganis
keagamaan
b. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan pendidikan agam budha
c. Melaksanakan pelayanan dan bimbingan pemberdayaan umat dan
informasi. dan lain-lain
9. Peny. Zakat dan Wakaf
a. Melakukan bimbingan pengembangan lembaga Zakat dan Wakaf
b. Melakukan penelaahan dan pemecahan masalah serta berkembang
system dan teknis pelaksanaan tugas Seksi Pemberdayaan Zakat dan
Wakaf
c. Melakukan bimbingan dan pelayanan Zakat dan Wakaf,dan lain-lain.2
Adapun kaitan antara struktur itu sendiri dengan kinerja organisasi
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dalam rangka
menyukseskannya antara lain:
1. Menyusun program perencanaan rutin dan pembangunan secara terpadu
2. Melaksanakan program dan pelaporan
3. Melakukan pelayanan dan pembinaan di bidang penyusunan dan kebijakan
serta pengembangan organisasi kepegawaian
4. Meningkatkan sumber daya manusia
5. Membangun sistem informasi pelayanan
6. Meningkatkan pelayanan bimbingan/ penyuluhan haji dan umrah
2 Peraturan Menteri Agama RI, Peta dan Uraian Jabatan Pada Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi, (Jakarta: Biro Organisasi dan Tatalaksana, 2005), h. 2
53
7. Pengadaan sarana dan prasarana
8. Mengusulkan bantuan pengadaan kitab Suci Al-Qur’an dan terjemah
9. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan penyuluhan dan lembaga
dakwah
10. Mengusulkan kendaraan operasional untuk pemantauan pelaksanaan yang
optimal di Wilayah Jakarta Barat.3
3 Modul Akuntabilitas Kinerja. Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, h. 14
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PELAYANAN HAJI KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TERHADAP JAMAAH HAJI TAHUN
2009
A. Penyelenggaraan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
Tahun 2009.
Sebagaiman yang telah di jelaskan pada Bab I, dalam undang-undang
No. 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji ada berapa hal yang
harus diupayakan secara konsisten dan terus menerus dalam penyelenggaraan
Ibadah haji, yaitu.
Pertama : Pelayanan yang terdiri dari pelayanan administrasi, dokumentasi
transportasi, akomodasi, kesehatan dan konsumsi, serta manasik
haji.
B. Pelayanan Haji
1. Administrasi
Administrasi adalah seluruh proses kegiatan yang dilakukan dan
melibatkan semua orang secara bersama dalam organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama.1
Langkah awal yang dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota
Jakarta Barat dalam hal ini adalah membuka pendaftaran calon jamaah haji.
Jamaah haji dapat memperoleh informasi tentang Penyelenggaraan Ibadah
1 Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, h. 79
54
55
Haji melalui pusat-pusat informasi yang telah ditunjuk oleh Kantor
Kementerian Agama RI seperti yang ada di Kantor Kementerian Agama
Jakarta Barat terletak Jl. Perdana No.10 Wijaya Kusuma Jakarta Barat Telp.
(021) 5663501, 5647452, Fax. (021) 5663501 Jakarta 11460, dengan cara
memberikan arahan-arahan tentang persyaratan yang perlu dipenuhi oleh
jamaah haji demi mempermudah kegiatan tersebut, adapun persyaratan
dokumen peserta haji, ialah:
a. Menabung ke Bank dengan biaya RP. 21.000.000 (Dua Puluh Satu
Juta Rupiah) setelah itu buku tabungan di foto copy sebanyak 1 lembar
b. Membawa foto 3x4=34 dan 4x6=10 lembar, dengan ukuran kepala
80% backrund putih
c. Membawa foto copy KTP 2 lembar
d. Membawa surat kesehatan dari puskesmas setempat
e. Menggisi SPPH
f. Balik ke Bank untuk mengambil No. PORSI
g. Setelah mendapatkan No. Porsi kembali ke Kantor Kementrian Agama
Kota Jakarta Barat untuk daftar ulang.
Sehingga Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat mampu
memberangkatkan jamaah haji tahun 2009 sebagai berikut:
56
Tabel I Data Karyawan Kantor Kementerian Agama Jakarta Barat Tahun
2009-2010 M Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Dalam Angka Prosentase (%) Laki-Laki 6 60 % Perempuan 4 40 %
Jumlah 10 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah karyawan/ karyawati yang
melayani jamaah haji, yang membantu dan mengurusi prosedur pendaftaran
dalam menyelesaikan pendaftaran untuk perjalanan ibadah haji. Dan jamaah
pun jika datang ke Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat akan
mengetahui bagian atau staf haji yang berjumlah 10 orang tersebut, sehingga
tidak perlu bingung dan bertanya-tanya kepada bagian lain.
Data Karyawan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Tahun 2009-2010 M
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat
Pendidikan
Jumlah Dalam Angka
Prosentase (%) S.1 2 20 % S.2 5 50 %
SMA 3 30 % Jumlah 10 100%
Sementara dari segi pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing
karyawan/ karyawati bervariasi dari yang hanya mengenyam pendidikan
SLTA sampai pada tingkat pendidikan jenjang S2, dan karyawan tersebut
diusahakan dapat memberikan pelayanan yang bermutu, walaupun dari tingkat
57
pendidikan yang dimiliki oleh karayawan/ karyawati lebih rendah dari pada
pendididkan jamaah haji tahun 2009
Data Karyawan Kantor Kementerian Agama Jakarta Barat Tahun 2009-
2010 M
Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Dalam Angka Prosentase (%)
21- 30 4 40 %
31- 40 3 30 %
41-50 3 30 %
Jumlah 10 100%
Dari segi usia mereka dalam memberikan pelayanan terhadap jamaah
haji tahun 2009, diupayakan agar bisa saling membantu dan tolong menolong
serta saling menghormati baik kepada yang tua, muda dan kecil.
2. Dokumentasi
Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama Republik Indonesia
dan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor : 2 tahun 2009
Nomor : M.HH-02.HM.03.02 tahun 2009 tentang Penerbitan Paspor Biasa
bagi Jemaah Haji. Proses pelayanan paspor bagi jamaah haji pada tahun 1430
H / 2009 M dilaksanakan di Kantor Imigrasi terdekat dengan pengantar dari
Kantor Kementerian Agama Kota / Kabupaten dengan melampirkan :
a. Foto copy Kartu Tanda Penduduk ( KTP );
b. Foto copy Kartu Keluarga ( KK );
c. Foto copy Akte Kelahiran /Surat Kenal Lahir / Surat Nikah / Ijazah;
58
d. Dalam hal Akte Kelahiran / Surat Kenal Lahir / Surat Nikah / ijazah tidak
ada, maka dapat diganti dengan Surat Keterangan Tambahan identitas dari
Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota setempat ;
e. Foto copy lembar bukti setor lunas BPIH atau 1430 H;
f. Paspor biasa bagi yang sudah memilikinya dan sudah habis masa
berlakunya atau masih dua suku kata.
g. Melampirkan Formulir SPRI ( PERDIM 11 ), nama terdiri dari 3 kata.
Dengan membuat pengantar ke Kantor Imigrasi Kota Jakarta Barat,
petugas dari Kantor Kementerian Agama membawa semua persyarataan
secara kolektif calon jemaah haji. Kemudaian dilakukan Pengambilan foto,
sidik jari dan tanda tangan. Paspor yang sudah diterbitkan dan diberi cap
“Jamaah Haji Indonesia, oleh Imigrasi, kemudian diserahkan petugas Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
Untuk pelayanan paspor bagi jamaah haji yang terdaftar di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat terdiri dari :
a. Yang membuat baru sebanyak 930 Orang
b. Paspor yang diperpanjang masa berlakunya sebanyak 62 Orang
c. Calon jemaah haji batal/ tunda berangkat ( tidak diajukan Paspor ), Tidak
Ada
Bagi jamaah haji yang telah memiliki paspor, dapat digunakan apabila
masa berlaku paspor tersebut sekurang-kurangnya 6 bulan terhitung sejak
keberangkatan jamaah haji terakhir. Untuk biaya pembuatan paspor jamaah
haji dibebankan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.
59
Pemegang paspor yang akan digunakan untuk keperluan ibadah haji
tidak dapat diambil untuk keperluan apapun.
Setelah paspor diserahkan ke Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat dari Kantor Imigrasi Kota Jakarta Barat, maka para petugas yang telah
ditunjuk melakukan kegiatan :
a. Menyiapkan tempat pengamanan/ penyimpanan paspor.
b. Memploting paspor jamaah haji (setiap 10 eksemplar paspor) berdasarkan
BPS BPIH dan pada cover belakang paspor dilampirkan lembar pelunasan
BPIH lembar Merah.
c. Menempelkan stiker nama dan striker Provinsi DKI Jakarta pada paspor haji.
d. Menempelkan pas foto ukuran 4 x 6 cm pada cover depan paspor haji di
sudut kiri atas.
e. Melakukan konfirmasi dan penginputan paspor haji kedalam Siskohat.
f. Membuat daftar nominatif pemvisaan paspor jemaah haji.
g. Mengirim paspor jemaah haji ke Kanwil Departemen Agama Provinsi
DKI Jakarta untuk proses pemvisaan selanjutnya.
Untuk rincian jumlah paspor jamaah haji yang telah terdaftar di Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dengan rincian sebagai berikut :
- Jumlah terdaftar di Kandepag Kota Jakarta Barat : 1019 orang
- Jumlah tunda keberangkatan belum paspor : 0 orang
- Jumlah batal keberangkatan belum paspor : 1 orang
Jumlah paspor terkirim ke Kanwil : 1018 orang
60
Pada prinsipnya proses pengajuan dan pembuatan paspor bagi
jamaah haji mengalami kendala dikarenakan pengalihan dari proses paspor
coklat menjadi paspor hijau namun pada prinsipnya berjalan sesuai
dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.2
STATISTIK JAMAAH HAJI TAHUN 2009
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA BARAT TAHUN
2009 M/ 1430 M
Berdasarkan Jenis Kelamin Jamaah Haji Tahun 2009 Jenis Kelamin
No
Kecamatan L P
Jumlah
1 Cengkareng 78 84 162
2 Kebon Jeruk 123 155 278
3 Palmerah 61 85 146
4 Kembangan 73 86 159
5 Kali Deres 52 59 111
6 Grogol 32 33 65
7 Tamboran 40 41 81
8 Taman Sari 7 10 17
JUMLAH 466 553 1019
2 Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, Laporan Penyelenggaraan Haji
Tahun 2009 M/ 1430 H
61
Berdasarkan jenis kelamin jamaah haji yang berangkat pada tahun
2009 yang terdaftar langsung di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat adalah laki-laki yang berjumlah 466 dan perempuan berjumlah 553 yang
memang perlu dilayani oleh karyawan/ karyawati Kantor Kementerian Agama
Kota Jakarta Barat baik dari mulai pendaftaran sampai pada acara pelatihan
manasik yang diselenggarakan.
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
PENDIDIKAN
No
Kecamatan
SD SMP SMA SM S1 S2 S3 JML
1 Cengkareng 34 25 66 10 24 3 0 162
2 Kebon Jeruk 81 26 95 18 52 5 1 278
3 Palmerah 29 23 94 20 17 3 0 146
4 Kembangan 48 13 38 19 35 6 0 159
5 Kali Deres 43 20 35 6 7 0 0 111
6 Grogol 12 11 14 5 20 2 1 65
7 Tamboran 40 20 18 0 3 0 0 81
8 Taman Sari 3 2 12 0 0 0 0 17
JUMLAH 290 140 332 78 158 19 2 1019
Sementara banyaknya jamaah haji wilayah kota Jakarta Barat pada
tahun 2009 berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel diatas,
dimana tingkat pendidikan yang dimiliki dari masing-masing jamaah haji
62
sangat berbeda-beda, jadi seoptimal mungkin pelayanan yang diberikan
kepada mereka semua.
Berdasarkan Usia
UMUR
No
Kecamatan
20 30/40 41/50 51/60 61/70 71-- JML
1 Cengkareng 8 30 55 50 16 3 162
2 Kebon Jeruk 7 46 72 116 32 5 278
3 Palmerah 4 20 36 55 26 5 146
4 Kembangan 10 22 41 61 20 5 159
5 Kali Deres 5 13 32 35 21 5 111
6 Grogol 1 6 23 17 17 1 65
7 Tamboran 4 7 12 36 19 3 81
8 Taman Sari 0 1 6 7 3 0 17
JUMLAH 39 145 277 377 154 27 1019
Melihat dari segi umur, bahwa sanya lebih banyak jamaah haji tahun
2009 yang berangkat pada usia diatas 51 tahun dimana pada masa tersebut,
memang merupakan tangungjawab yang besar bagi karyawan/ karyawati
dalam mengupayakan pemberian pelayanan yang sangat prima terhadap
jamaah haji, apabila usia mereka rentang dengan tubuh yang lemah yang
memerlukan perhatian intensif.
63
Berdasarkan Pekerjaan PEKERJAAN
No
Kecamatan PNS TNI PENS SWT DG TN BUMN IRT PLJ
1 Cengkareng 17 0 5 49 25 1 2 58 5
2 Kebon Jeruk 34 1 9 79 28 3 4 116 4
3 Palmerah 17 4 7 40 13 1 3 59 2
4 Kembangan 35 0 8 44 5 2 2 56 7
5 Kali Deres 6 3 4 32 7 2 2 53 2
6 Grogol 12 1 6 13 9 0 2 21 1
7 Tamboran 2 0 1 21 16 0 0 37 4
8 Taman Sari 1 0 0 3 6 0 0 7 0
JUMLAH 124 9 40 281 109 15 15 407 25
Dari tingkat pekerjaan yang dimiliki oleh jamaah haji berbeda-beda,
tapi yang paling banyak adalah ibu-ibu rumah tangga sebesar 407 orang.
3. Transportasi
a. Maskapai yang akan mengangkut jamaah haji tahun 1429 H. adalah PT.
Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines
1) PT. Garuda Indonesia akan mengankat jamaah dari Embarkasi: Banda
Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta (kecuali jawa barat), Solo,
Banjarmasin, Balik Papan dan Makasar
2) Saudi Arabia Airlines akan mengangkat jamaah dari Embarkasi,
Batam, Jakarta (khususnya jawa barat dan Surabaya)
64
b. Angkutan Di Arab Saudi
Angkutan antar kota dan Masya’ir Muqaddasah dilakukan oleh naqobah
sesuai dengan taklimul haji
c. Angkutan Domestik dari daerah ke Embarkasi diatur oleh masing-masing
daerah sesuai keperluan
d. Mengacu kepada kalender Ummul Qura Arab Saudi masa operasional
penerbangan haji baik pada phase I (pemberangkatan) maupun phase II
(pemulangan) masing-masing 28 hari, terdiri dari gelombang I :13 hari dan
gelombang II :15 hari, sehingga masa tinggal jamaah haji di arab Saudi
antara 38 s/d 39 hari
e. Masuk asrama haji
f. Awal pemberangkatan jamaah haji tahun 2009 Tanggal 22 Oktober tahun
2009
g. Akhir kedatangan jamaah haji di Tanah Air tanggl 01 Januari Tahun 2009
h. Jamaah haji diperbolehkan membawa barang bawaan dengan
menggunakan 1 (satu) koper yang diberikan oleh pihak penerbangan yang
dapat diisi semaksimal 35 kg, kecuali untuk embarkasi Banda aceh dan
palembang diatasi 15 kg pada waktu dibawa oleh jamaah haji serta air
zam-zam sebanyak 5 liter.
65
4. Akomodasi Pemondokan
a. Pengadaan pemondokan dilakukan oleh Tim Penyewa Pemondokan
Jamaah Haji di Arab Saudi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah
b. Plafon sewa pemondokan sebesar SR.2.000 di mekkah dan SR.500 di
madinah dengan pembebanan kepada jamaah secara profesional
c. Pemerintah akan menyewa rumah-rumah dekat masjidil haram. Jika tidak
terpenuhi, maka akan memanfaatkan rumah-rumah di wilayah yang
memiliki akses mudah ke masjidil haram. Sedangkan di madinah
penempatan jamaah di wilayah Markaziah dan non Markaziah
d. Untuk peningkatan pelayanan dilakukan pembentukan, penempatan
petugas dan penyediaan fasilitas pelayanan jamaah di 15 sektor
(mekkah), 5 (madinah)
5. Konsumsi
Pengertian menu sebagai alat pemasaran bagi suatu hotel/ tempat
restoran yang menghubungkan keinginan tamu-tamu dengan penyedia
makanan.3
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat untuk memberikan
konsumsi terhadap jamaah tidak luput dari Dipa, atau OP (Projek Operasional)
dan biaya yang telah terkumpul dari jamaah haji akan di transfer dari Pusat
kekanwil, Kanwil ke Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
3 Kesrul. Penyelenggaraan Operasional Perjalanan Wisata, (Jakarta : PT. Grapindo,
2003), cet. 1, h, 24
66
Penyelenggaraan Haji dan Umrah lalu diberikan Ke KUA untuk konsumsi
jamaah haji yang mengikuti bimbingan manasik haji, dana yang akan
dikenakan sebesar 15.000 (lima belas ribu rupih) pertemuan. 15 x 14 =
210.000 dengan nominal ini jamaah berhak mendapatkan konsumsi ketika
bimbingan manasik baik di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
maupun di KUA kecamatan masing-masing, dan konsumsi yang diberikan
berbentuk makanan ringan/ Snack.
Oleh karena itu, Pemerintah Agama dalam hal ini Penyelenggaraan
Haji dan Umrah memilih menu internasional yang memang disajikan langsung
dari masing-masing pemondokan/ hotel setiap harinya selama berada di kota
Mekkah dan Madinah, ini merupakan bagian terpenting dari pelayanan yang
disunguhkan oleh Pemerintah kepada para jamaah haji tahun 2009 dalam
rangka menjaga stamina dan kesehatan jamaah.
Adapun konsumsi yang dapat dinikmati oleh jamaah, selain Menu
internasional terdapat pula Menu Indonesia seperti makanan empat sehat lima
sempurna, dan menu-menu lainnya yang tersedia, untuk jamaah, setiap jamaah
akan mendapatkan makan sebanyak 2 kali dalam sehari: siang hari dan malam
hari
67
6. Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan
kesehatan jamaah haji untuk menjaga agar jamaah haji tetap dalam keadaan
sehat antara lain tidak menularkan atau ketularan penyakit selama
menjalankan ibadah haji.4
Haji bukan hanya ibadah rohani saja namun juga merupakan ibadah
fisik, artinya para jamaah harus memiliki badan yang sehat agar dapat
melakukan ibadah haji dengan baik.5
Pembinaan kesehatan haji tahun 2009 dilakukan secara terus-menerus
sejak terdaftar sampai saat keberangkatan haji meliputi beberapa aspek antara
lain: chek up golongan darah, umur/ usia jamaah dan lain-lain, tidak hanya itu
akan tetapi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat mengadakan acara
Seminar kepada para jamaah haji tahun 2009 tentang kesehatan yang dipimpin
oleh Bapak. Sudin yang membahas tentang suntik vaksin meninghitis, flu
burung, dan obat-obatan yang perlu disediakan oleh jamaah, sehingga para
jamaah haji dapat melakukan seluruh rangkaian perjalanan ibadah haji dengan
kesehatan yang optimal.
Untuk itu, Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya.
Penyelenggaraan Haji dan Umrah sangat memperhatikan pemeriksaan
kesehatan dan pemberian vaksin meninghitis yang dilaksanakan di Puskesmas
masing-masing wilayah Kecamatan yang terdiri dari 8 (delapan) Puskesmas
Kota Jakarta Barat, karena puskesmas kecamatan memiliki fasilitas dan alat-
4 Ahmad Nizam dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikru Hakim, 2000) 5 Departemen Agma RI, Bimbingan Ibadah Haji, Umrah dan Ziarah, (Jakarta : 2000),
h.7
68
alat yang memadai, tidak hanya itu buku kesehatan jamaah haji pun dapat
dikeluarkan oleh Puskesmas Kecataman dengan ketentuan sesuai domosili
masing-masing jamaah, dengan keputusan Pemerintah berupaya untuk
bekerjasama dalam rangka melayani jamaah haji seefektif mungkin, dengan
harapan para jamaah dapat meningkatkan daya tubuh dan trantisipasi oleh
penyakit pada saat di Tanah Suci, sehingga mereka pun lebih fokus dalam
menjakankan ibadah haji .
Disamping pembinaan kesehatan, disediakan pula keperluan obat-
obatan dan alat kesehatan yang memadai sejak di Tanah Air, selama dalam
pesawat udara dan kebutuhan di Arab Saudi, TKHI (Tim Kesehatan Haji
Indonesia) Kota Jakarta Barat memberikan pelayanan kesehatan dengan
membawa obat-obatan yang dibutuhkan oleh jamaah, disamping itu, jamaah
yang ingin membawa obat-obatan untuk kepentingan pribadinya dipersilahkan
oleh Tim Kesehatan dengan cara berkonsultasi terlebih dahulu oleh tim
kesehatan haji kloter.
Adapun pelayanan di Tanah Suci, pihak Pemerintah membentuk unik
pelayanan kesehatan di setiap Maktab dan penambahan obat-obatan emergensi
serta prasarana laboratorium, yang siap diberikan kepada jamaah apabila ada
yang terjangkit penyakit, pelayanan kesehatan oleh TKHI ktoter secara
terintegrasi dengan cara piket bergilir antara dokter dan para medis, sehingga
pelayanan kepada jamaah haji dapat dilakukan sepanjang waktu.6
6 H. Matroji Alamsyah SH. S.Ag, Wawancara Pribadi, (Jakarta : 29 April 2010)
69
7. Manasik
Sebagaimana kita ketahui bahwa jamaah haji sangat beragam antara
lain dari segi pendidikan, kelompor umur, jenis kelamin dan lain sebagainya,
oleh karena itu perlu pelayanan yang sangat optimal untuk itu pembinaan
jamaah haji sangat dan perlu di berikan kepada seluruh jamaah haji.
Melalui Buku Manasik yang telah diberikan oleh Pemerintah dalam hal
ini dari Kantor Kementerian Agama, agar jamaah haji dapat memahami dan
mendalami materi manasik haji. Selain mendapatkan buku manasik tentu
jamaah haji mendapatkan materi-materi manasik dari Pembimbing yang telah
di tunjuk oleh Kantor Kementerian Agama kota Jakarta Barat.
Maksud dan tujuan diberikan manasik haji adalah memberikan
gambaran dan penguasaan tentang pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci dan
dapat membentuk jamaah haji yang mandiri dengan tujuan akhir adalah
menjadi haji mabrur.
Pelaksanaan Bimbingan manasik haji terbagi menjadi dua pola yaitu :
a. Bimbingan Manasik Masal dilaksanakan oleh Kanor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat.
b. Bimbingan Manasik KLasikal dilaksanakan di Kantor Urusan Agama
(KUA) di masing-masing Kecamatan.
Pelaksanaan Manasik Masal dilaksanakan sebanyak 4 kali pada
tanggal 13 September dengan mengundang seluruh jemaah haji yang telah
melunasi BPIH.
70
Manasik Masal menggunakan materi :
a. Kebijakan Pemerintah Tentang Perhajian
b. Perjalanan Ibadah Haji
c. Kesehatan Haji
d. Pengenalan Tanah Suci.
Adapun tempat pelaksanaan Manasik haji Masal dilaksanakan di Aula
Wijaya Kusuma Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat.
Disamping Pembinaan Manasik Masal yang telah dilaksanakan, ada
kegiatan lain yaitu kegiatan Penataran Karu dan Karom. Penataran Karu dan
Karom dilaksanakan pada tanggal 6, 7, 8 Oktober 2009 karu, sedangkan untuk
pelaksanaan karom pada tanggal 12, 13, 14 Oktober 2009 di laksanakan di
Aula Wijaya Kusuma Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat diikuti
sebanyak 25 Karom dan 99 Karu dengan nara sumber terdiri dari :
a. Kementrian Agama Pusat RI
b. Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta
c. Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
d. Suku Dinas Kesehatan Pemda Provinsi DKI Jakarta
71
JADWAL MATERI BIMBINGAN BAGI JAMAAH HAJI
WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT
TAHUN 1930 H/ 2009 M
N
o
HARI/
TANGGAL
MATERI
PELAKSANAAN
WAKTU
1
Selasa, 28 Juli 2009
BIMBINGAN MASSAL I
- Kebijakan pemerintah
tentang perhajian
- Bimbingan Kesehatan
Kandepag
Kota/
Kabupaten
2
Kamis, 13 Agustus
2009
BIMBINGAN KEC KUA
Panduan Perjalanan Haji
a. Kegiatan di tanah air
b. Kegiatan di asrama haji
c. Kegiatan di pesawat
KUA
Kecamatan
8 Jam
3 Sabtu, 18 Agustus
2009
Kesehatan dalam ibadah
haji
KUA
kecamatan 8 Jam
4
Selasa, 18 Agustus
2009
Bimbingan Manasik Haji
a. Akhlakul karimah
b. Adat istiadat bangsa arab
c. Kegiatan di tanah Suci
KUA
Kecamatan
8 Jam
5
Kamis, 20 Agustus
2009
Bimbingan Manasik Haji
a. Niat umrah haji
KUA
Kecamatan
8 Jam
72
b. Thawaf
c. Sa’I dan Tahalul
6
Sabtu, 22 Agustus
2009
Bimbingan Manasik Haji
a. Praktek umrah haji
Halaman KUA Kecamatan
KUA
Kecamatan
8 Jam
7
Selasa, 25 Agustus
2009
Bimbingan Manasik Haji
a. Niat Haji
b. Wukuf di arafah
KUA
Kecamatan
B. Analisis
1. Starategi
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya Seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umrah berupaya memberikan pencerahan kepada
masyarakat yang ingin beribadah ke Tanah Suci, yakni menunaikan rukun
Islam yang kelima (Haji).
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umrah membentuk beberapa staff/ karyawan dan
setiap di antara mereka diberikan tugas masing-masing guna memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat yang ingin mendaftarkan dirinya
untuk pergi haji, oleh karena itu pelayanan yang harus diberikan kepada
mereka adalah : Pelayanan administrasi, dokumentasi, akomodasi/
pemondokan, konsumsi, kesehatan, dan manasik haji, ada beberapa hal yang
73
harus diketahui oleh hal layak yaini. Administrasi merupakan langkah awal
yang dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dalam hal
ini adalah pembukaan pendaftaran calon jamaah haji, yang dilakukan setiap
hari kecuali hari sabtu dan minggu serta hari-hari besar/ tanggal merah,
jamaah haji dapat informasi tentang penyelenggaraan ibadah haji melalui
pusat-pusat informasi tentang penyelenggaraan haji melalui pusat-pusat
informasi yang ditunjuk oleh Kantor Kementerian Agama RI seperti yang ada
di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat, terletak Jl. Perdana No. 10
Wijaya Kusuma Jakarta Barat.
Dan dokumentasi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
jamaah haji seperti photo copy kartu keluarga (KK), kartu tanda penduduk
(KTP), photo copy lembar bukti setoran lunas BPIH dan lain-lain, sehingga
pada tahun 2009 Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya
Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengeluarkan paspor haji bagi
jamaah sebanyak 1029 paspor hijau.
Bimbingan manasik haji merupakan suatu kebutuhan bagi jamaah haji
yang harus mereka ketahui/ laksanakan, karena didalamnya mencakup meteri-
materi yang sangat penting baginya di antaranya:
a. Kebijakan Pemerintah tentang Perhajian
b. Perjalanan Ibadah Haji
c. Kesehatan Haji
d. Pengenalan Tanah Suci
e. Akhlakul karimah
74
f. Adat istiadat bangsa arab
g. Kegiatan di tanah Suci
h. Niat umrah haji
i. Thawaf
j. Sa’I dan Tahalul
Strategi yang dilakukan berbagai cara, baik dengan mengunakan
metode seminar, tatap muka/ dialog tanya jawab apabila ada salah satu jamaah
yang tidak memahami materi yang telah disampaikan, hal ini dilakukan agar
jamaah haji menjadi mandiri dan memahami tata cara dalam melaksanakan
ibadah haji dengan baik, agar menjadi Haji Mabrur.
2. Hasil
Dari strategi pelayanan yang diberikan kepada jamaah haji tahun 2009
yang telah di rumuskan dan d jelaskan di atas, diharapkan Strategi Pelayanan
Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji
Tahun 2009 dapat terselenggara dan tercapai dengan tujuan yang diinginkan,
sehingga dengan cara yang dilakukan agar masyarakat Kota Jakarta Barat
mampu mengetahui tata cara pelayanan yang dilakukan oleh Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya Seksi Penyelenggaraan
Haji dan Umrah, dan informasi-informasi ketika mereka terdaftar sebagai
jamaah haji, baik itu melalui via telepon, internet, dan lain sebagainya,
sehingga Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dapat tercapai tujuan
serta menambah dan meningkatkan jumlah jamaah haji yang ingin
75
mendaftarkan dirinya untuk pergi haji. Pada akhirnya Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat telah melayani Jamaah Haji yang berangkat ke
Tanah Suci pada tahun 2009 sebanyak 833 Jamaah, sehingga mereka merasa
senang dan puas atas pelayanan haji yang telah diberikan kepada mereka.
Dengan demikian Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat akan
tetap memperhatikan para jamaah haji dengan cara tetap membangun
komunikasi dan seminar Pasca Haji, Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat kepada jamaah haji tahun 2009 yang telah pulang ke Tanah Air, pihak
Seksi Penyelengaraan Haji dan Umrah Jakarta Barat akan tetap menjalin
komunikasi secara interpersonal melalui penerbitan majalah, dan seminar
“Pasca Haji ”.
Hasil dari analisis ini adalah, Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Barat khususnya Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah akan diupayakan
untuk dipertahankan, karena pelayanan untuk memberikan kemudahan dan
kebutuhan yang berbeda-beda dengan informasi-informasi dan layanan yang
lain, agar para jamaah khususnya jamaah tahun 2009 merasa senang dengan
pelayanan yang diberikan walaupun masih ada kekurangan disana-sini.
Sehingga mereka merasa senang karena bisa melaksanakan rukun Islam yang
kelima.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada pembahasan sebelumnya, maka penulis
berkesimpulan bahwa:
Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia melibatkan tugas-tugas pokok
baik dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah dengan tanggungjawab
dan kewenagannya mempunyai hak dan tanggungjawab sesuai dengan
kreteria, bidang dan kewenagannya masing-masing.
Pada prinsipnya penyelenggaraan haji pada tahun ini berjalan cukup
lancar walaupun masih ada kekurangan disana-sini akan tetapi masih bisa
diatasi oleh para petugas Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat dan
instansi yang terkait yang membantu penyelenggaraan haji khususnya tahun
2009.
1. Strategi pelayanan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
merupakan proses rencana bantuan utama dalam kebaikan yang bermanfaat
dan saling menghasilkan satu sama lain yang juga bersifat menyeluruh dan
terintegrasi berisikan sasaran dan program baik jangka panjang maupun
jangka pendek yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan kelemahan
instansi guna menghadapi peluang dan ancaman dari luar.
76
77
2. Pendaftaran calon jamaah haji, dilaksanakan di Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat, sesuai dengan Undang-Undang Nomor : 13
Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
3. Pelayanan haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat khususnya
Seksi Haji dan Umrah sudah cukup baik karena pada pelaksanaannya telah
diterapkan sesuai dengan teori dan praktek dalam hal Pelayanan Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat secara administrasi sudah cukup
maksimal terhadap jamaah dengan memfasilitasi secara professional baik
di Tanah Air maupun di Tanah Suci.
B. Saran – Saran
Akhirnya penulis hanya dapat memberikan sekelumit saran yang
mudah-mudahan dapat memberikan input (masukan) kepada Kantor
Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
1. Penerapan pelayanan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat
khususnya Seksi Haji tahun 2009 sudah cukup baik/ maksimal salah
satunya adalah dengan adanya pelayanan yang diberikan kepada para
jamaah dari karyawan perusahaan/ instansi yang mempunyai kualitas yang
lebih dengan memberikan bimbingan serta arahan lebih insentif agar
menimbulkan kesan dan kepuasan bagi jamaah haji khususnya tahun 2009
2. Ketika jamaah tidak mengetahui Golongan darahnya yang merupakan
persyaratan wajib ketika daftar haji, alangkah baiknya Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Barat berupaya membentuk puskesmas sendiri yang
78
3. Menambahkan sarana berupa lemari besar, agar dokumentasi SPPH jamaah
terletak dengan rapih agar tidak mengurangi keindahan tata ruangan Seksi
Haji dan Umrah Kota Jakarta Barat.
DAFTAR FUSTAKA
Amsyari, Fuad. Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, Bandung : Mizan, 1990
Adya, Barata Atep. Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK, Bandung: Armico, 1999
Alamsyah, Matroji. Kepala Peny. Haji dan Umrah, Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat 2010, Wawancara Pribadi, (Jakarta : 29 April 2010)
Departemen Agama RI. Hikmah Ibadah Haji Jakarta: Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Ibadah Haji, 2003
Departemen Agama RI. Petunjuk dan Perjalanan Kesehatan Haji
Departemen Agama RI Dirokterat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Petunjuk Perjalanan dan Kesehatan Haji, Jakarta: 1987/ 1998
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997
Departemen Agama Provinsi. Jakarta: Biro Organisasi dan Tatalaksana, 2005
Departemen Agma RI. Bimbingan Ibadah Haji, Umrah dan Ziarah, Jakarta : 2000
David, Fred. Manajemen Strategi, Jakarta : Prenhalindo, 2002
Casson, Herbert. Petunjuk Praktis Dalam Berusaha, Surabaya: Usaha Nasional, 1981
Nizam, Ahmad. dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, Jakarta : Zikru Hakim, 2000
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat. Profil Perusahaan
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat. LaporanPenyelenggaraan Operasional Haji Tahun 2009 M/ 1430 H
Kamil. Media Indonesia, Edisi Selasa, 9 Juli 2002
Kamsir. Etika Customer Service, Jakarta: PT. Raja Grapindo, 2005
Kottler, Philif. Marketing Management: Analisis Planning Implementation and Control Figh Edition New Jersey: Prentice Hall,1994
Kesrul. Penyelenggaraan Operasional Perjalanan Wisata, Jakarta : PT. Grapindo, 2003
Moekijat. Kamus Manajemen, Bandung: Cv. Mandar Maju, 1990
Mochtar. E. K. Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta: Brata Karya Aksara, 1986
Maftuh, M Basyuni. Esai-Esai Keagamaan, Jakarta: FDK Press, 2008
Maftuh, M Basyuni. Reformasi Manajemen Haji,
Modul Akuntabilitas Kinerja. Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat,
Nurahyani. Pelayanan Haji dan Umrah: PT Nurul Amanah Sirindo Jakarta Terhadap Jamaah, Jakarta: 2006
Nawawi, Hadari. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit,
Nasution, N. Manajemen Mutu Terpadu, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005
Purwanto, Iwan. Manajemen Strategi, Bandung: Yrama Widya, 2007
Purwono, Hari Setiawan. dan Zalkiflimsnsyah. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. (Jakarta : LembagaPenerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001)
Peraturan Menteri Agama RI. Peta dan Uraian Jabatan Pada Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi, Jakarta: Biro Organisasi dan Tatalaksana, 2005
Ratminto, & Atik Septi Winarsih. Manajemen Pelayana: Pengembangan Model KonseptuaL, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Ruslan, dan Rosady. Manajemen Humas & Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta ; Grapindo Persada, 2002
Stainer, George, dan Minner. Manajemen Strategi, Jakarta : Erlangga
Supriono. Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis, YogyaKarta: Gajah Mada University Press, 2000
Sri, Wahyuni Agustinus. Manajemen Srategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik, Jakarta: Binarupa Aksara, 1996
Siagan, S.P. Manajemen Modern, Jakarta: Masagung, 1994
Siti, Aliyah Nur. Pelayan Prima Kantor Departemen Agama Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji, Jakarta:2008
Siagian, Sondang. Analisis Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi, Jakarta: PT. Gunung Agumg, 1989
Sardor, Ziaunndin. Tantangan Dunia Islam Abad 21, Terjemahan A.E Priono Hasan, Bandung :Mizan, 1996
Sigarimbun, Masri. dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Soejono. dan Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2005)
Usman, Husaini. dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003
Uchjana, Efenddy Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999
Zurizal. dan Aminuddin, M.Ag, Figih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri, 2008