Upload
lydat
View
247
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI MENINGKATKAN NASABAH PADA BMT
USAHA MULYA PONDOK INDAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dak’wah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
NOVIJA KURNIAWAN
NIM: 109053000009
KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAK’WAH
FAKULTAS ILMU DAK’WAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2014 M
STRATEGI MENINGKATKAI\ NASABAH PADA BMTUSAHA MULYA PONDOK INDAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu KomunikasiUntuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Saqiana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
NOVIJA KT]RNIAWANNIM: 109053000009
NrP. 195s0101 198302 I 001
KO]\SENT.TA SI MANAJEMEIHOMBAGA KEUANGAN
PROGRAM STUDI MANAJN,MEN DAKWAHFAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NtrGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA2014 M/1435 H
asir. BA. S.Pd.MM
PENGESAIIAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul STRATEGI MENINGKATIi{N NASABAH PADA BMT
USAITA MIjLYA PoNDoK INDAH telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada 28 Oktober 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi
Manajemen Dakwah.
Jakarta, 28 Oktober 2014
Sidang Munaqasyah
Ketua Meriurgkap Anggota Anggota
NIP. 196305t5 199203 I 006
Anggota
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. H. Murodi. MANIP. 19640705 199203 I 003
_ Pembimbing
'!-/
H. Mulkanasir. BA. S.Pd. MMNIP. 195s0101 198302 I 00 I
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Oktober 2014
Novija Kurniawan
ii
ABSTRAK
Novija Kurniawan, NIM: 109053000009 Strategi Meningkatkan Nasabah
Pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah. Bimbingan H. Mulkanasir, BA,
S.pd.MM
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Maka dari itu hal-hal yang bernuansa Islam tetap menjadi suatu hal yang menarik
untuk di perbincangkan. Faktor itu pula yang membuat perkembangan ekonomi
syariah juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun-tahun terakhir
ini ekonomi syariah dengan lembaga keuangan di Indonesia menunjukkan
perkembangan yang sangat pesat, baik dilihat dari jumlah pembukaan kantor baru,
jenis usaha yang ditawarkan dan volume kegiatan yang dilakukan semakin baik.
Berawal dari berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk
mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Oprasional BMI kurang
menjangkau usaha kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan
bank dan lembaga keuangan mikro. Salah satu bentuk Lembaga Keuangan Mikro
Syariah adalah Baitulmaal Wattamwil (BMT). BMT terdiri dari dua istilah, yaitu
baitulmaal, dan baitul tamwil. Baitulmaal lebih mengarah pada usaha-usaha
pengumpulan dan penyaluran dana yang nonprofit sedangkan baitul tamwil
sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana.
Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana
strategi yang dilakukan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah Dalam
Meningkatkan Nasabah
Metode penulisan yang digunakan penulisa dalah metode deskriptif
kualitatif, yang mana metode ini berusaha menggambarkan dan menjelaskan
objek dengan kenyataannya
Dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa Strategi yang diterapkan
oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah dalam Meningkatkan Nasabah, baik itu
produk simpanan atau pembiayaan bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian
sumber daya manusia yang digambarkan melalui struktur perusahaan, kebudayaan
yang ada di perusahaan, serta informasi berantai.
Kata Kunci: Strategi Meningkatkan Nasabah BMT Usaha Mulya
Pondok Indah
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas
kehendak-NYA penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
selalu penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi terakhir sebagai
panutan umat.
Terimakasih sebesar-besarnya Kepada Ayahanda Muhammad Yunus dan
Ibunda Siti Halimah yang sudah banyak memberikan dorongan materil, motivasi
tanpa batas, senyum bergelimang ikhlas kepada saya, sehingga saya terpacu untuk
menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah ini
Selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dorongan
oleh banyak pihak. Tiada kata yang dapat penulis ungkapkan kecuali ucapan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada mereka:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suparto. M. ED, selaku
Pembantu Dekan Bidang Akademik, Dr. Jumroni. M.Si selaku Pembantu
Dekan Bidang Administrasi, H. Sunandar. MA selaku Pembantu Dekan
Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. sebagai Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,
H. Mulkanasir, B.A, S.Pd, M.M. sebagai Sekertaris Jurusan Manajemen
Dakwah
iv
3. H. Mulkanasir, B.A, S.Pd, M.M. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak meluangkan waktu dan pemikirannya untuk memberi arahan
serta masukan dalam penulisan skripsi ini.
4. Kepada Tim Penguji Skripsi yang telah meluangkan waktunya demi
kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen-Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengajari penulis banyak ilmu selama di bangku perkuliahan. Semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Keduanya telah banyak membantu penulis mendapatkan buku referensi yang
penulis perlukan. Ungkapan terima kasih juga penulis tujukan kepada segenap
staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Komunikasi.
7. Kakak-kakaku tercinta, Herman Apriyadi, Safridah dan Andi Rahmadana,
yang banyak memberikan arahan dan saran sehingga penulis bisa
menyelesaikan tahap demi tahap dalam proses pembelajaran selama ini.
8. Bapak Warja SE sebagai sekertaris BMT Usaha Mulya Pondok Indah atas
kesediannya yang telah memberikan izin kepada saya untuk dapat
mengadakan penelitian di BMT Usaha Mulya Pondok Indah dan Ibu sun
selaku Bendahara BMT Usaha Mulya Pondok Indah. Keduanya yang bersedia
menjadi sumber informasi melalui wawancara untuk penelitian skripsi ini.
9. Kepada seluruh staff BMT Usaha Mulya Pondok Indah, dalam kesediannya
membangun kerja sama sehingga penulis mampu mengumpulkan data demi
data yang berguna dalam penulisan skripsi ini.
v
10. Teman satu pena jurusan Manajemen Dakwah angkatan 2009, seluruh teman
satu angkatan 2009 yang menjadi senyum dalam duka, dan menjadi duka
dalam senyum, Rosiyah, Ajeng Retno, Hana Kafiah, Aditya Yudho, Denny
Sarwani, Gardika, Ainun Najib, Fatkhur Rohman, Manggala, Virga Agesta,
Ilham Kurniawan, Aldy Cahya, Syukron(tile), Syukron Akbar, Ahmad Nizar,
yang selalu memotivasi penulis, memberikan setiap tawa dan semangat setiap
harinya dan tidak ragu menegur kesalahan di setiap harinya, Ilham
Yudiayansyah, Slamet Nurmawanto, Indra Tri Septiana, Eko Wahyudi,
Kamaluddin, Pampam, haydrant and dpp comunity
Akhirnya atas jasa dan bantuan dari semua pihak, baik itu moril maupun
materil. penulis panjatkan doa semoga Allah SWT membalasnya dengan imbalan
pahala yang berlipat. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat umumnya
kepada semua pihak, khususnya diri pribadi penulis.
Jakarta, oktober 2014
Novija Kurniawan
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 3
C. Tujuan danManfaat Penelitian .............................................. 4
D. Tinjauan Pustaka .................................................................. 5
E. Metodologi Penelitian dan Teknis Penulisan ....................... 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi .................................................................................. 9
1. Pengertian Strategi .......................................................... 9
2. Bentuk-bentuk Strategis .................................................. 10
3. Manajemen Strategis ...................................................... 13
4. Tahapan-tahapan dan Prinsip-prinsip
Dalam Membuat Sebuah Strategi ................................... 16
B. Meningkatkan Nasabah ............................................................. 22
1. Pengertian Meningkatkan ............................................... 22
2. Pengertian Nasabah ........................................................ 23
3. Klasifikasi Nasabah ........................................................ 24
vii
4. Pengertian Meningkatkan Nasabah ................................ 26
BAB III GAMBARAN UMUM BMT USAHA MULYA
PONDOK INDAH
A. Sejarah Singkat BMT Usaha Mulya Pondok Indah ............ 27
B. Tujuan, Visi dan Misi .......................................................... 28
C. Identitas Lembaga ............................................................... 29
D. Struktur Organisasi .............................................................. 30
E. Jaringan Kerja Lembaga ...................................................... 31
F. Layanan BMT Usaha Mulya ............................................... 32
G. Gambaran Layanan .............................................................. 32
H. Produk Simpanan Syari’ah .................................................. 33
I. Produk Pembiayaan ............................................................. 35
BAB IV STRATEGI MENINGKATKAN NASABAH
PADA BMT USAHA MULYA PONDOK INDAH
A. Strategi Meningkatkan Nasabah Pada BMT
Usaha Mulya Pondok Indah ................................................ 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 51
B. Saran .................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar
didunia. Maka dari itu hal-hal yang bernuansa Islam tetap menjadi suatu hal
yang menarik untuk diperbincangkan.Faktor itu pula yang membuat
perkembangan ekonomi syariah juga mengalami peningkatan yang
signifikan.Pada tahun-tahun terakhir ini ekonomi syariah dengan lembaga
keuangan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, baik
dilihat dari jumlah pembukaan kantor baru, jenis usaha yang ditawarkan dan
volume kegiatan yang dilakukan semakin baik1
Berawal dari berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul
peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah.Oprasional
BMI kurang menjangkau usaha kecil dan menengah, maka muncul usaha
untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro.
Salah satu bentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah Baitul
maalWattamwil (BMT).BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal, dan
baitul tamwil.Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan
penyaluran dana yang non profit, sedangkan baitul tamwil sebagai usaha
pengumpulan dan penyaluran dana. Sementara itu BMT memiliki dua fungsi
utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti
zakat, infaq, sedekah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi
1 Yusuf Wibisono, Republika Online: 25, Desember, 2010
2
yang bergerak dibidang investasi yang bersifat produktif seperti layaknya
Bank.
Tujuan didirikannya BMT adalah untuk meningkatkan kualitas usaha
ekonomi untuk kesejahteraan angota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Maksud dari tujuan tersebut dapat dipahami bahwa BMT
berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Anggota harus diberdayakan (empowering) supaya dapat mandiri. Dengan
sendirinya menjadi anggota BMT, masyarakat dapat meningkatkan taraf
hidup.
Sedangkan nasabah pada lembaga keuangan sangat penting.Nasabah
itu ibarat nafas yang sangat berpengaruh terhadap kelanjutan suatu lembaga
keuangan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah, nasabah adalah pihak yang menggunakan
jasa bank syariah dan atau Unit Usaha Syariah. Nasabah penyimpan adalah
nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha
Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank syariah atau
Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah investor adalah
nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha
Syariah dalam bentuk investasi berdasarkan akad antara Bank Syariah dan
atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah penerima
fasilitas adalah nasabah yang memperoleh fasilitas dana atau yang
dipersamakan dengan itu, berdasarkan prinsip syariah.2
2 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2225846-pengertian-dan-klasifikasi-
nasabah/
3
Dalam koperasi, dikenal istilah simpanan pokok dan simpanan wajib.
Oleh karena BMT berada dibawah naungan Badan Koperasi, maka anggota
BMT harus membayar simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok
adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan sama nilainya yang wajib
dibayarkan oleh anggota pada saat masuk menjadi anggota. simpanan pokok
tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota. Sedangkan
simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
jumlahnya yang wajib dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan
tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama menjadi anggota3
Oleh karena itu bank harus dapat meningkatkan nasabah sebanyak-
banyaknya agar dana yang terkumpul dari nasabah dapat diputar oleh bank
yang nantinya disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan
bantuan.
Bagi suatu lembaga kauangan, konsep strategi yang cocok adalah
konsep strategi yang bersifat kemasyarakatan.Karena kondisi pasar sekarang
adalah buyer’s market, maka nasabah adalah segalanya. Kebutuhan,
keinginana dan kepuasan nasabah harus benar-benar di perhatikan, sedangkan
tujuan konsep ini adalah agar nasabah menggunakan produk-produk atau jasa
yang di hasilkan oleh lembaga keuangan tersebut. Beberapa lembaga
keuangan mungkin mempunyai tujuan yang sama, akan tetapi strategi yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah tentu berbeda.
3 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2225846-pengertian-dan-klasifikasi-
nasabah/
4
Pada umumnya semua jajaran manajemen suatu lembaga keuangan
akan selalu membuat rencana-rencana yang baik dan tepat. Akan tetapi
penentuan berhasil tidaknya rencana tersebut sangat tergantung pada
pelaksanaan dari semua strategi yang telah dibuat. Jadi jelaslah bahwa
masalah strategi bagi suatu lembaga keuangan sangatlah penting, sebab
strategi tersebut merupakan penentuan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa lembaga keuangan
seperti BMT memerlukan adanya suatu strategi dari produk-produk yang
ditawarkan kepada nasabah, hal ini untuk meningkatkan nasabah untuk
menyimpan dananya ataupun melakukan suatu bentuk peminjaman terhadap
BMT. Karena dengan adanya strategi yang baik pada suatu BMT maka
eksistensi dari BMT tersebut akan selalu ada dan dapat dipercaya masyarakat.
Berangkat dari uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul “Strategi Meningkatkan Nasabah Pada BMT Usaha Mulya
Pondok Indah.”
B. Pembatasan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang akan
dibahas dapat dibatasi pada tahapan-tahapan Strategi Meningkatkan
Nasabah yang di terapkan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah.
2. Perumusan Masalah
Strategi apa yang dipakai oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah Dalam
Meningkatkan Nasabah ?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, adapun
tujuan dan manfaat dari telaah kritis ilmiah terhadap strategi meningkatkan
minat nasabah pada BMT Usaha Mulya pondok indah adalah:
1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui tahapan-tahapan strategiyang dilakukan oleh BMT
Usaha Mulya Pondok Indah Dalam Meningkatkan Nasabah.
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Secara Praktisi
Manfaat bagi BMT sebagai bahan evaluasi kritis atau perbandingan
atas langkah-langkah yang telah dan sedang diambil oleh perusahaan
dalam mencapai tujuan dan sekaligus sebagai dasar strategi khusunya
dalam meningkatkan minat nasabah yang insyaAllah bisadigunakan di
masa yang akan datang.
Bagi nasabah di harapkan hasil penulisan ini terbaca secara luas
oleh warga Negara Indonesia agar mereka yang mayoritas beragama
Islam bergerak untuk berpastisipasi dalam pengembangan bisnis peran
jasa keuangan syariah dalam pengembangan bisnis produknya dan
mendapat respon yang positif.
b. Manfaat Secara Akademis
Bagi penulis, sebagai wahana untuk memperkaya khasanah karya tulis
tentang strategi dalam meningkatkan jumlah nasabah.Penulis berharap
tulisan ini memberi kontribusi positif untuk penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan penelitian ini.
6
D. Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun karya ilmiayah ini penulis juga merujuk pada skripsi
terdahulu yang digunakan untuk membantu mendapatkan gambaran dalam
menyusun kerangka pikiran mengenai penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Hamim, 202046101277, 1427 H/2006
M. dengan judul “Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam
Upaya Menarik Minat Nasabah”. Skripsi ini membahas tentang upaya
menarik minat nasabah dalam pembiayaan musyarakah pada BMT Al-
Fath. Persamaan dalam penulisan ini terletak pada strategi yang akan
dibahas. Dan perbedaannya ialah penulis tidak membahas mengenai
produk musyarakah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Hajar Yanti, 204046102984, 1430
H/2009. Dengan judul “Kepuasan Nasabah Terhadap Tabungan Haji
Mabrur diBank Syariah Mandiri Cabang pamulang”. Skripsi ini membahas
tentang kepuasan nasabah atas produk tabungan Haji Mabrur yang
dikeluarkan oleh BSM cabang pamulang. Dan perbedaannya ialah penulis
tidak membahas mengenai kepuasan nasabah tetapi meningkatan nasabah.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Iroh Masruroh, 206046103879, 1431
H/2010 M. dengan judul “Strategi Pemasaran Simpanan Haji Dalam
Meningkatkan Loyalitas Nasabah”. Persamaa dalam penulisan ini terletak
pada meningkatkan loyalitas nasabah. Dan perbedaannya ialah penulis
tidak membahasn tentang loyalitas nasbah tetapi lebih pada meningkatkan
nasabah
7
Dengan demikian pembahasan skripsi yang diangkat dalam penelitian ini
berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah ada, yang berkaitan dengan
produk-produk jasa keuangan syariah. Karena penulis lebih focus pada
tahapan-tahapan strategi dalam meningkatkan nasabah. Sedangkan penelitian
terdahulu lebih kepada kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap
kepuasan nasabah.
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif yaitu untuk melakukan pengukuran yang cermat
dan sistematik terhadap peristiwa tertentu dengan cara menafsirkan data
yang telah ada dengan tanpa hipotesis dan tetap memperhatikan keutuhan
dari objek penelitian yang terintegrasi.
2. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Strategi Meningkatkan Nasabah dan
Subjek penelitian ini adalah BMT Usaha Mulya Pondok Indah.
3. Metode dan Tekhnik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan jenis data primer dan sekunder.Data primer
diperoleh melalui pengamatan kegiatan operasional dalam wawan cara,
BMT usaha mulya pondok indah.Data sekunder diambil dari dokumentasi
perusahaan.Khususnya pada BMT usaha mulya pondok indah.
a. Observasi (data primer) yang dilakukan penulis yaitu dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti
yaitu pada BMT usala mulya, pondok indah. data yang diperoleh
8
mencakup beberapa aspek dari segi ekonomi, religious, pendidikan dan
teknis yang meliputi situasi dan keamanaan tempat penelitian.
b. Wawancara (data primer) yaitu penulis mengadakan wawancara secara
langsung tentang data internal perusahaan dangan pimpinan bank
(direktur) dan staf lainnya yang mewakili objek yang diteliti. Data
yang diperoleh berupa Strategi Meningkatkan Nasabah.
c. Dokumentasi (data sekunder) yaitu proses untuk memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian yang berasal dari data yang
berbentuk arsip (dokumen) yang dimiliki oleh bank, buku, majalah,
Koran dan catatan-catatan yang sudah disediakan oleh BPS (badan
pusat statistic) baik melalui internet maupun media lainnya. Data yang
diperoleh berupa setruktur organisasi, personalia, pemasaran dan
operasional.
4. Teknik Analisa Data
Analisa dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini terkumpul. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari, dan
menelaah data yang didapat mengenai tahapan-tahapan strategi
meningkatkan nasabah. Selanjutnya dari proses analisa tersebut, penulis
mengambil kesimpulan dalam masalah yang bersifat umum kepada
masalah yang bersifat khusus (induktif).
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini, sebagai berikut ;
BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan di bahas mengenai latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
9
BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai
pengertian strategi, bentuk-bentuk strategi, manajemen strategi dan
tahapan-tahapan, prinsip-prinsip dalam membuat strategi.
BAB III GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL WAT TAMWIL
USAHA MULYAPenulis akan menulis tentang sejarah singkat, visi
dan misi,prinsip oprasional, struktur organisasi serta produk BMT
Usaha Mulya Pondok Indah.
BAB IV HASIL PENELITIAN. Penulis akan membahas mengenai
perkembangan strategi meningkatkan nasabah serta faktor yang
mempengaruhi strategi dalam meningkatkan nasabah dan analisa
penulis terhadap strategi meningkatkan nasabah Pada BMT Usaha
Mulya Pondok Indah.
BAB V PENUTUP. Pada bab ini berisikan mengenai kesimpulan penelitian
dan merupakan jawaban dari masalah dalam penelitian, selain itu
pada bab ini juga berisikan saran-saran dari penulis selama
melakukan penelitian.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Ditinjau dari segi etimologi, kata strategi berasal dari bahasa yunani
yaitu strategos yang diambil dari kata strator yang berarti militer dan juga
berarti memimpin. Pada awalnya, strategi di artikan sebagai generalship
atau sesuatu yang dilakukan oleh para jendaral dalam membuat rencana
unutk menaklukan musuh dan memenangkan perang.1
Menurut kamus wabster dalam buku David R. Fred, strategi adalah
seni tentang perencanaan dan pengelolaan operasi militer sekala besar,
tenang pengarahan kekuatan ke posisi yang paling menguntungkan
sebelum pertemuan sesungguhnya dengan musuh.2
Menurut stephani K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono dalam
buku Husein Umar, srategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.3
Sedangkan menurut George Stainner dan Jhon Minner adalah
penempatan misi, penempatan sasaran organisasi, dengan mengingat
kekuatan eksternal dan internal dalam perumusan kebijakan tertentu untuk
1 Setiawan Hari Purnomo, Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep
Pengantar, (Jakarta: LPEEE UI, 1999), h.8 2 Fred R. David, Manajemen Strategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Edisi 10, h.33
3 Husein Umar, Strategi Manajemen in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama,
2001), h.31
11
mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga
tujuan sasaran utama organisasi akan tercapai.4
Dari pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa strategi
adalah seni dalam menggunakan kecakapan dalam menyusun suatu
rencana untuk mencapai sasaran dan tujuan-tujuan sesuai dengan peluang-
pelung danancaman-ancaman yang berfokus pada tujuan jangka
panjang.Selain itu, dapat juga disimpulkan sebagai rencana kerja yang
memaksimalkan kekuatan dengan mengaitkan secara efektif sasaran dan
sumber daya organisasi untuk mencapai suatu sasaran tujuan
organisasi.Sumber daya organisasi berupa sumber daya manusia sangat
berperan penting dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan sebuah
organisasi.
2. Bentuk-Bentuk Strategi
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokan berdasarkan tiga bentuk
strategi, yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.5
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro,
misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai
keuangan.
4 George Steinner, John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.20
5 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama 1997) cet 14, h.12
12
b. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan
yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi
bertahan, strategi pembangunan kembali suatu devisi baru atau strategi
divestasi, dan sebagainya.
c. Strategi Bisnis
Strategi ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya, strategi pemasaran, strategi produksi atau
oprasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi
yang berhubungan dengan keuangan.
Selain itu, Salusu, dalam bukunya menambahkan, bahwa Kotten
membagi bentuk-bentuk strategi menjadi 4 bagian, yaitu:6
a. Corporate Strategy (Strategi Organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan
inisiatif-inisiatif stratejik.
b. Program Strategy (Strategi Program)
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi
dari program tertentu
c. Recourse Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya)
Strategi sumberdaya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna
6Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit, h.105
13
meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya ini dapat
berupa tenaga, keuangan, teknologi dan sebagainya.
d. Institusional Strategi (Strategi Kelembagaan)
Fokus dari strategi institusional ini ialah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif stratejik.
Keempat tipe-tipe strategi di atas dapat dipergunakan sesuai dengan
keadaan dan situasi tertentu.Kotten menyebutkan salah satu tipe strategi
yaitu tipe strategi pendukung sumber daya yang mencakup salah satunya
tenaga sumber daya manusia. Sumber daya manusia ini harus diperhatikan
dan ditingkatkan guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi atau
perusahaan.7
3. Manajemen Strategis
Manajemen strategi dapat didefinisikansebagai seni dan ilmu untuk
memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.8 Hadari
Nawawimengatakan bahwa manajemen strategi adalah perencanaan
berskala besar (perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan
masa depan yang jauh (visi), yang ditetapkan sebagai keputusan
manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar
memungkinkan organisasi berinterkasi secara efektif (misi), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (perencanaan oprasional untuk menghasilkan barang
dan jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada
7 Fred. R. David, Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: PT.Prenhallindo. 1998.
8 Fred. R. David, Manajemen Strategis, (Jakarta: salemba empat, 2006) h.5
14
optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategi dan berbagai saran (tujuan
oprasional organisasi).9
Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen
strategi merupakan suatu system yang sebagai satu kesatuan memiliki
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula.
Sebagaimana dijelaskan dalam bagan berikut ini:
Gambar 2.1. Manajemen Strategi Sebagai Sistem10
9 George, Stainer dan John Miller, Manajemen Strategi, Jakarta : Erlangga, 2008). h. 65
10Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press,2003), h. 151
Pilihan
Strategi
Visi&Misi
organisasi
Analisis
Eksternal Analisis
Internal Strategi
Utama Tujuan Strategi/
Jangka Panjang Prencanaan Strategi
program-program Strategi
Rencana oprasional/jangka pendek (implementasi Strategi)
Sasaran Oprasional jangka sedang
kebijakan Fungsi Manajemen: pengorganisasian, pelaksanaan dan penganggaran
Jaringan Kerja
Internal/Eksternal
Program & proyek
tahunan
Kontrol dan Evaluasi
Umpan Balik (Feed Back)
15
Dari pengertian yang diuraikan diatas dapat disimpulkan beberapa
karakteristiknya sebagai berikut:
a. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala
besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah
organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana strategi
(RENSTRA) yang dijabarkan menjadi perencanaan oprasional
(RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam Program Kerja dan
Proyek Tahunan.
b. Rencana Strategis berorientasi pada jangkauan masa depan, untuk
organisasi profit kurang lebih samapi 10 tahun mendatang, sedang
untuk organisasi non profit khusunya di bidang pemerintahan untuk
satu generasi, kurang lebih untuk 25-30 tahun.
c. Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan Strategi Induk
(utama), dan Tujuan Strategi Organisasi untuk jangka panjang
merupakan acuan dalam merumuskan Rencana Strategi (RENSTRA),
namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan Manajemen
puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya.
d. RENSTRA dijabarkan menjadi Rencana Oprasional yang antara lain
berisi program-program operasional, termasuk proyek-proyek, dengan
sasaran jangka sedang masing-masing, juga sebagai keputusan
Manajemen puncak.
e. Penetapan RENSTRA & RENOP harus melibatkan Manajemen
puncak karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan
16
seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan
mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk jangka
panjangnya.
f. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk
proyek-proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan
melalui fungsi-fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian,
pelaksanaan (actuating), penganggaran dan kontrol.
4. Tahapan-tahapan dan Prinsip-Prinsip dalam Membuat Sebuah
Strategi
a. Tahapan-tahapan Manajemen Srategi
Dalam manajemen straegi terdapat beberapa tahapan sebagai suatu
proses yang harus secara sistematis dijalankan, yaitu :11
1) Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan meupakan proses awal menetapkan
strategi yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai masalah
yang mempengaruhi kinerja lingkungan atau organisasi. Analisis
lingkungan tempat organisasi ini berada, secara garis besar terbagi
dalam dua komponen pokok, yaitu analis lingkungan internal dan
analisis lingkungan eksternal,proses analisis ini biasa di kenal
dengan sebutan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threats).12
11
Gluek, William. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
1989, h. 12 12
Nasution, Mulia. Pengantar Manajemen. Jakarta: Djambatan. 1996, h. 120
17
Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan
eksternal suatu organisasi adalah untuk mengidentifikasi peluang
(Opportunity) yang harus segera mendapat perhatian serius dan
pada saat yang sama, organisasi menentukan beberapa ancaman
(Threats) yang perlu diantisipasi.
Proses dari analisis lingkungan eksternal organisasi
akanmemberiikan gambaran tentang peluang dan ancaman,
sedangkan analisis internal organisasi akan mengetahui
keunggulan dan kelemahan organisasi. Langkah ini
akanmemberiikan dampak terhapa strategi pengembangan yang
merupakan regenerisasi dalam organisasi DSN dan DPS.
2) Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-
langkah kedepan yang dimaksud untuk membangun visi, misi
perusahaan, menetapkan tujuan strategis dan keuangan
perusahaan atau organisasi serta merancang strategi untuk
mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer
value terbaik.
Dalam melakukan perumusan atau formalisasi strategi juga
ada beberapa hal yang patut untuk dipertimbangkan, diantaranya:
harus dipahami benar visi, misi dan objektif suatu organisasi
sehingga kita akan mengetahui kearah mana organisasi itu dibawa
serta bagaimana caranya untuk menuju kearah tersebut,
18
memahami tentang posisi organisasi saat ini, kemampuan
mengidentifikasi lingkungan (internal dan eksternal) yang sedang
dihadapi, mencari alternative solusi yang bias dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien di masa yang akan
datang.
Setiap organisasi yang ingin meningkatkan kualitas dan
mutunya memang sudah seharusnya dalam perencanaan
danperumusan strategi itu harus mengetahui bagaimana langkah-
langkah dalam penyusunan strategidan juga bisa
mempertimbangkan apabila terdapat kemungkinan-kemungkinan
yang dapat menghambat dalam pencapaian tujuan.
Karena tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya tak
terbatas, peyusunan strategi harus memutuskan alternative strategi
mana yang akanmemberiikan keuntungan terbanyak. Keputusan
formulasi strategi mengikat organisai terhadap produk, pasar,
sumber daya dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu
yang panjang.13
3) Implementasi Strategi
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk
menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi
karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi
yang telah diformulasikan dapat dijalankan.Implementasi strategi
13
Tciptono, Fandy. Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: Andi Press. 2000), h. 87
19
termaksut mengembangkan budaya yang mendukung strategi,
menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan
usaha pemasaran,menyiapkananggaran, mengembangkan dan
memberidayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja
karyawan dengan kinerja organisasi.
Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan
dalam manajemen strategis.Melaksanakan strategi berarti
memobilisasi karyawan dan manajer unutk menempatkan strategi
yang telah diformulasikan menjadi tindakan.Sering kali dianggap
sebagai tahap yang paling rumit dalam manajemen strategis,
implementasi strategi membutuhkan disiplin pribadi, komitmen
dan mengorbanan.Suksesnya implementasi strategi terletak pada
kemampuan manajer dalam memotivasi karyawannya, yang lebih
tepat disebut seni dari pada ilmu.Kemampuan interpersonal
sangatlah penting dalam implementasi strategi.Aktivitas
implementasi strategi memengaruhi semua karyawan dan manajer
dalam organisasi.
4) Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen
strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak
dapat berjalan seperti diharapkan; evaluasi strategi adalah alat
utama untuk mendapatkan informasi ini.Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa datang karena factor internal dan eksternal
20
secara konstan berubah. Tiga aktifitas dasar evaluasi strategi
adalah:
a) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi
dasar strategi saat ini.
b) mengukur kinerja dan
c) mengambil tindakan korektif. Evaluasi dibutuhkan karena
kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan di hari esok.
b. Prinsip Manajemen Strategi
Para eksekutif perlu menjamin bahwa strategi yang mereka susun
dapat berhasil dengan meyakinkan. Bukan saja dipercaya oleh orang
lain, tetapi memeang dapat dilaksanakan. Untuk itu, mengutip dari
Hatten dan Hatten (1988). Salusu, memberii beberapa petunjuk
bagaimana suatu strategi dibuat sehingga iabisa sukses.14
1) Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. Jangan
membuat strategi yang melawan arus. Ikutilah arus perkembangan
dalam masyarakat, dalam lingkungan yang memberi peluang untuk
bergerak maju.
2) Setiap organisasi tidakhanya mebuat satu strategi. Tergantung pada
ruanglingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategiyang dibuat
maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang
lain.
14
Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit, h. 106
21
3) Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan
semua sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang
lain. Persaingan tidak sehat antar berbagai unit kerja dalam suatu
organisasi sering kali mhengklaim sumber dayanya, membiarkan
terpisah dari unit kerja lainnya sehingga kekuatan-kekuatan yang
tidak menyatu itu justru merugikan organisasi.
4) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang
merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru
adalah kelemahannya. Selain itu, hendaknya juga memanfaatkan
kelemahan pesaing dan membuat langkah-langkah yang tepat
untuk menempati posisi kompetitif yang lebih kuat.
5) Sumber daya adalah suatu yang kritis
6) Strategi hendaknya memperhitungkan risiko yang tidak terlalu
besar. Memang setiap strategi mengandung risiko, tetapi haruslah
behati-hati sehingga tidak menjerumuskan organisasi ke dalam
lobang yang besar.
7) Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang
telah dicapai. Jangan menyusun strategi di atas kegagalan.
8) Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakan dengan adanya
dukungan dari pihak-pihak yang terkait dan terutama dari para
eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.
22
B. Meningkatkan Nasabah
1. Pengertian Meningkatkan
Kata meningkatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata
kerja dengan beberapa arti antara lain menaikkan yang berarti derajat,
taraf, mengangkat diri, memegahkan diri dan sebagainya. Serta
mempertinggi yang berarti memperhebat (produksi dan sebagainya).15
Sedangkan menurut Moeliono seperti yang di kutip Sawiwati,
peningkatan adalah sebuah cara atau uasaha yang dilakukan untuk
mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik
berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam
makna kata “meningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang bertahap
dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap puncak
sedangkan, “meningkatkan atau peningkatan” yang penulis maksudkan
dalam penelitian ini adalah meningkatkan Nasabah.
2. Pengertian Nasabah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah, nasabah adalah pihak yang menggunakan
jasa bank syariah dan atau Unit Usaha Syariah.Nasabah penyimpan adalah
nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha
Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank syariah atau
Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah investor
adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit
15
Kamus Besar Bahasa Indonesi, (Jakarta: balai pustaka, 2007), ed. 3, cet. Ke-4, h.1250
23
Usaha Syariah dalam bentuk investasi berdasarkan akad antara Bank
Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan.
Nasabah penerima fasilitas adalah nasabah yang memperoleh fasilitas dana
atau yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan prinsip syariah.
Dalam koperasi, dikenal istilah simpanan pokok dan simpanan
wajib.Oleh karena BMT berada dibawah naungan Badan Koperasi, maka
anggota BMT harus membayar simpanan pokok dan simpanan wajib.
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan sama
nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota pada saat masuk menjadi
anggota. simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan
menjadi anggota. Sedangkan simpanan wajib adalah sejumlah simpanan
tertentu yang tidak harus sama jumlahnya yang wajib dibayarkan oleh
anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak
dapat diambil selama menjadi anggota.
3. Klasifikasi Nasabah:
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 26 /PBI/2009
tentang prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan structured
product bagi Bank Umum, nasabah diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:16
a. Nasabah Profesional
Nasabah digolongkan sebagai nasabah profesional apabila nasabah
tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan risiko
dari structured product dan terdiri dari:
16
http://ngada.org
24
Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang terdiri dari
bank, perusahaan efek, perusahaan pembiayaan atau pedagang
berjangka sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang perbankan, pasar modal, lembaga
pembiayaan dan perdagangan berjangka komoditi yang berlaku.
Perusahaan dengan modal lebih dari Rp. 20.000.000.000,-(dua
puluh miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asing dan telah
melakukan kegiatan usaha paling kurang 36 bulan berturut-turut.
b. Nasabah Eligible
Nasabah digolongkan sebagai nasabah profesional apabila nasabah
tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan risiko
dari structured product dan terdiri dari:
Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan berupa dana pensiun
atau perusahaan perasuransian sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun dan usaha
perasuransian yang berlaku.
Perusahaan dengan modal setidaknya Rp. 5.000.000.000,-(lima
miliar rupiah) atau ekuivaennya dalam valuta asing dan telah
melakukan kegiatan paling kurang 12 bulan berturut-turut.
Nasabah perorangan yang mempunyai portofolio aset berupa kas,
giro, tabungan paling kurang Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah).
c. Nasabah Retail
Adalah nasabah yang tidak termasuk dalam nasabah profesional
dan eligible. Structured Products adalah produk Bank yang merupakan
25
penggabungan antara 2 (dua) atau lebih instrumen keuangan berupa
instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif
dengan derivatif dan paling kurang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
Nilai atau arus kas yang timbul dari produk tersebut dikaitkan
dengan satu atau kombinasi variabel dasar seperti suku bunga, nilai
tukar, komoditi dan/ atau ekuitas.Pola perubahan atas nilai atau arus
kas produk bersifat tidak reguler apabila dibandingkan dengan pola
perubahan variabel dasar sehingga mengakibatkan perubahan nilai atau
arus kas tersebut tidak mencerminkan keseluruhan perubahan pola dari
variabel dasar secara linear.
Menurut Teguh Pujo Mulyono (2005), klasifikasi nasabah dapat
dilihat dengan matrik klasifikasi nasabah pembiayaan. Matrik tersebut
menggabungan antara aspek jaminan dan menajemen.
4. Pengertian Meningkatkan Nasabah
Bila di lihat dari penjelasan di atas tentang Pengertian Meningkatkan
dan Pengertian Nasabah dapat di korelasikanMeningkatkan Nasabah
adalah suatu proses menaikan atau menambahkan pengguna jasa Bank dan
atau Unit Usaha Syariah, jadi semakin meningkatnya nasabah berarti
semakin berkembangan pula Bank dan atau Unit Usaha Syariah itu sendiri.
Nasabah merupakan nafas bagi Bank dan atau Unit Usaha syariah, selama
masih ada Nasabah rutinitas kegiatan perBankan dan atau Unit Usaha
Syariah akan tetap berjalan. Jadi semakin Meningkatnya Nasabah dana
26
yang disalurkanpun ikut meningkat.Itulah sebabnya, setiap bank harus
membangun tahapan-tahapan strategi yang tepat dan dahsyat sehingga bisa
menjadi strategi Meningkatkan Nasabah yang benaran-benar efektif.
27
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat BMT Usaha Mulya Pondok Indah
BMT Usaha Mulya berdiri pada tanggal 01 Agustus 2002 adalah
Lembaga Keuangan Mikro berbasis Syariah, berfungsi sebagai sarana
memberdayakan prekonomian ummat melalui kerjasama antar pihak BMT
dengan masyarakat yang menjadi anggota atau nasabah dalam bentuk
pembiayaan usaha produktif, layanan konsumtif, simpanan atau tabungan
ataupun transaksi produk-produk syariah lainnya. Semua transaksi muamalat
yang dilakukan menggunakan beberapa mekanisme yang sesuai dengan
standar muamalat syariah seperti bagi hasil sesuai dengan nisbah yang
disepakati, keuntungan selisih harga jual dan ujrah atau upah. Sumber dana
yang dikelola BMT berasal dari modal BMT, dana pihak ketiga dan ZIS
produktif.16
BMT berupaya menghasilkan produk-produk yang praktis, kompetitif
serta kemudahan dalam bertransaksi dengan harapan dapat memenuhi setiap
kebutuhan anggota atau nasabah untuk bermuamalat secara aman, nyaman,
penuh berkah dan terhindar dari praktek ribawi.
BMT Usaha Mulya berupaya untuk fokus pada pemberdayaan serta
pengembangan kegiatan usaha produktif atau investasi di kalangan
masyarakat bawah, menengah, dalam bentuk permodalan atau pengelolaan
16
BMT Usaha Mulya, Sejarah Berdirinya BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah,
(Jakarta : BMT Usaha Mulya, 2002) h. 1
28
usaha baik secara financial maupun non financial dengan memadukan fungsi
Baitul Maal (dalam penghimpunan dana) dan Baitut Tamwiil (dalam
pengembangan usaha).
Kehadiran BMT Usaha Mulya ditengah hingar binger metropolitan
pondok indah dapat menjadi solusi terbaik dan meraih kepercayaan para
wirausaha masyarakat bawah menengah melalui sinergi amanah sehingga
masyarakat dapat meningkatkan taraf perekonomian sejahtera ke arah yang
lebih baik melalui mekanisme muamalah yang sesuai dengan tuntunan
syariah Islam17
B. Tujuan, Visi dan Misi
Tujuan
Melalui konsep syariah mengembangkan perekonomian umat itulah
misi yang selama ini diemban oleh BMT Usaha Mulya, kemunculan BMT
Usaha Mulya yang berada dilingkungan masjid Raya Pondok Indah
diharapkan mampu memotivasi peningkatan roda perekonomian umat
khusunya di lingkungan sekitar Masjid Raya Pondok Indah dan umumnya
umat muslim yang memiliki kelayakan usaha di wilayah Jakarta Selatan.
Pihak pengelola BMT sangat bersyukur karena pada akhirnya perkembangan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah belakangan ini telah menempatkan
eksistensinya sebagai lembaga yang memiliki masa depan cukup baik
khususnya dalam melayani serta mengambangkan usaha sektor bawah
17
BMT Usaha Mulya, Sejarah Berdirinya BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah,
(Jakarta : BMT Usaha Mulya, 2002) h. 1
29
menengah, kondisi ini member isyarat bahwa respon masyarakat atas
kemitraan usaha yang dilakukan oleh pihak BMT telah mendapat penilaian
positif dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan taraf perekonomian
masyarakat kecil.
Visi
Menjadi lembaga keuangan berbasis syariah terdepan serta terpercaya
dalam mensosialisasikan dan mengembangkan sistem keuangan sebagai solusi
efektif untuk meningkatkan prekonomian, produktifitas dan ksejahteraan
masyarakat bawah menengah.
Misi
1. Mengaplikasikan mekanisme bermuamalah menurut tuntunan syariah
Islam
2. Memudahkan akses permodalan dan pengelolaan kegiatan usaha bagi
masyarakat bawah menengah secara financial maupun non financial
3. Mengembangkan potensi ummat untuk dapat berkiprah membangun
perekonomian dan menetaskan kemiskinan
4. Membangun budaya usaha yang amanah, bermartabat dan adil.18
C. Identitas Lembaga
1) Nama Lembaga : Koperasi Usaha Mulya
Baitul Maal Wat Tamwiil Usaha Mulya
2) Alamat Kantor : Jl. Sultan Iskandar Muda No. 1 Pondok Indah
18
BMT Usaha Mulya, Sejarah Berdirinya BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah,
(Jakarta : BMT Usaha Mulya, 2002)
30
Jakarta Selatan 12310 Telp./ Fax 021 75905868
3) Tanggal Berdiri : 01 Agustus 2002
4) Badan Hukum : 467/BH/MENEG. 1/2006
5) SIUP : 0685/1. 824.271
6) NPWP : 02.503.943.9-013.000
7) TDP : 09.03.2.51.01043.19
D. Struktur Organisasi
1. Pengawas Syariah
Prof. Dr. H. Achmad sukardja, SH, MA
2. Pengawas Manajemen
a. M. Ridwan
b. H. Yusuf Sudono
19
Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Profil BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah
(jl.Sultan Iskandar Muda No. 1 Pondok Indah Jakarta Selatan 12310).
Pengawas Manajemen
Bendahara Sekretaris
Ketua
31
3. Pengurus
a. Ketua : H. Ika Achmad Furqon, LC
b. Sekretaris : Warja SE
c. Bendahara : Nur Baiti, Amd.20
Dari susunan pengawashingga pengurus seperti yang telah dicantumkan
diatas, dapat kita ketahui bahwa yang memiliki peran paling tinggi adalah
direktur atau ketua yang dijabat oleh Bpk. H. Ika Achmad Furqon, LC dan
didampingi oleh staf-stafnya serta pihak-pihak lain yang bertugas untuk
mengawasi kinerja dan berjalannya usaha di BMT Usaha Mulya Pondok
Indah.
E. Jaringan Kerja Lembaga
Untuk mendukung usaha di bidang pelayanan jasa keuangan, BMT
Usaha Mulya telah menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga antara lain :
1. PT. Asuransi Takaful
2. Bank Permata Syariah
3. Bank Muamalat Indonesia
4. Asosiasi BMT Korwil Jakarta21
20
BMT Usaha Mulya Pondok Idah. Produk dan Struktur Organisasi (jakarta : BMT
Usaha Mulya, 2002). Wawancara dengan Bpk. Warja selaku sekretaris BMT Usaha mulya tanggal
28 juni 2014 21
BMT Usaha Mulya Pondok Idah. Produk dan Struktur Organisasi (jakarta : BMT
Usaha Mulya, 2002). Wawancara dengan Bpk. Warja selaku sekretaris BMT Usaha mulya 28 juni
2014
32
F. Layanan BMT Usaha Mulya
BMT Usaha Mulya adalah lembaga keuangan mikro berbasis
syariahberfungsi sebagai sarana membardayakan prekonomian ummat dengan
memberikan pelayanan jasa keuangan dalam bentuk pembiayaan usaha
produktif, layanan konsumtif, layanan jasa pembayaran seperti listrik, telepon
dan lain-lain, penghimpunan dana dalam bentuk simpanan atau tabungan atau
deposito ataupun transaksi produk-produk syariah lainnya.
G. Gambaran layanan
1. Penghimpunan Dana (Funding)
Penghimpunan dana yang dikelola oleh Lembaga BMT Usaha
Mulya diperoleh dari tiga unsur : 1. Penyertaan modal dari Yayasan
Pondok Mulya, 2. Penghimpunan dana dari ZIS produktif bersinergi
dengan Masjid Raya Pondok Indah yang segmen pengelolaannya
diperuntukan bagi usaha kaum dhuafa atau para mustahik zakat, 3.
Himpunan dana masyarakat dalam bentuk simpanan atau deposito.
2. Pembiayaan (Landing)
BMT Usaha Mulya menyediakan jasa pembiayaan untuk barbagai
jenis usaha dan perniagaan.Usaha yang dibiayai diantaranya dalam bentuk
perdagangan, industry kerajinan atau home industry serta usaha yang
bersifat jasa seperti pendidikan dan jasa transportasi. Pada sisi lain BMT
Usaha Mulya juga melayani pembiayaan konsumtif dengan prinsip jual
beli serta kerja sama usaha dengan pihak kedua melalui skema
Musyarakah dan Mudharabah.22
22
Data dari Riset di BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah jakarta Selatan tanggal 23
juni – 03 juli 2014
33
H. Produk Simpanan Syari’ah
1. Simpanan Mudharabah
Simpanan Mudharabah adalah simpanan dengan konsep Mudharabah,
simpanan anggota atau nasabah yang disetorkan akan dikelola oleh BMT,
anggota atau nasabah akan mendapatkeuntungan dari pengelolaan
simpanan tersebut. Keuntungan lainnya saldo simpanan dapat dijadikan
jaminan pembiayaan atau pinjaman. Setoran awal minimal Rp. 10.000,-.
2. Simpanan Pendidikan
Simpanan untuk biaya pendidikan mulai jenjang sekolah TK sampai
Perguruan Tinggi.Simpanan dapat di ambil sesuai dengan tahapan periode
pendidikan (sepekan sebelum tahun ajaran baru, semester dan akhir tahun),
bentuk simpanan tahapan pendidikan tersebut juga mendapatkan bagi hasil
atas pengelolaannya. Setoran awal minimal Rp. 10.000,-.
3. Simpanan Idul Fitri
Simpanan bagi pemenuhan segala kebutuhan Hari Raya Idul
Fitri.Penarikan simpanannya dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Setoran awal minimal Rp. 10.000,-.
4. Simpanan Idul Qurban
Merupakan simpanan bagi pembeli hewan qurban, membantu
penabung dalam menyalurkan hewan qurban pada para mustahik serta
membuka kesempatan bagi siapa saja untuk melaksanakan ibadah
qurban.Penarikan simpanannya dilakukan menjelang hari raya Idul Adha.
Setoran awal minimal Rp. 50.000,00,-.
34
5. Simpanan Walimah
Simpanan untuk memenuhi kebutuhan biaya pernikahan serta
penyelengaraan resepsi. Penarikan simpanan dilakukan menjelang acara
pernikahan. Setoran awal minimal Rp. 50.000,-.
6. Simpanan Haji
Simpanan ini dikhususkan bagi nasabah yang berminat melaksanakan
ibadah haji, penarikannya dapat dilakukan menjelang keberangkatan
ibadah haji. Insya Allah melalui simpanan haji ini, niat anda beribadah ke
tanah suci dapat terwujud. Setoran awal minimal Rp. 500.000,-.
7. Simpanan Berjangka
Simpanan ini adalah investasi syariah yang penarikannya berdasarkan
jangka waktu tertentu (1, 3, 6 dan 12 bulan) setelah jatuh tempo atau
perjanjian dengan BMT. Nisbah bagi hasil yang akan diberikan BMT
kepada nasabah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Minimal
simpanan Rp. 500.000,-.23
Perhitungan Nisbah Simpanan Berjangka
a. 1 bulan nisbah 65% (BMT) 35% untuk pemilik dana
b. 3 bulan nisbah 60% (BMT) 40% untuk pemilik dana
c. 6 bulan nisbah 55% (BMT) 45% untuk pemilik dana
d. 12 bulan nisbah 50% (BMT) 50% untuk pemilik dana.24
23
Data dari Riset di BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah Jakarta Selatan pada juni-
juli 2014 24
Wawancara dengan Bpk. Warja selaku sekertaris BMT Usaha Mulya, tanggal 28 juli
2014
35
I. Produk Pembiayaan Syari’ah
1. Pembiayaan Murabahah
a. Murabahah dengan pembiayaan jatuh tempo adalah pembiayaan untuk
investasi, usaha, konsumtif melalui mekanisme akad jual beli.
Pembayaran dilakukan secara tunai dan sekaligus pada saat jatuh
tempo dengan tenggang waktu maksimal 3 bulan. BMT Usaha Mulya
mendapat selisih atau marjin dari harga jual.
b. Murabahah dengan pembiayaan berangsur adalah pembiayaan untuk
investasi, usaha, konsumtif melalui mekanisme akad jual beli.
Pembayaran dilakukan secara angsur (harian, mingguan atau bulanan)
dengan jangka waktu pembayaran mulai dari 4 bulan atau lebih. BMT
usaha Mulya mendapatbselisih atau marjin dari harga jual.
2. Pembiayaan Ijarah
a. Ijarah Multi Jasa
Adalah pemindahan hak guna dan jasa. Pemohon atau nasabah
dan BMT melakukan kontrak ijarah dalambentuk sewa jasa,seperti jasa
pendidikan, kesehatan, dll. BMT mendapat ujrah atau upah dari
pemohon yang mengacu pada kesepakatan kontrak ijarah yang
dilakukan
b. Ijarah Muntahiah Bit-tamlik
Adalah pemindahan hak guna atas barang.Nasabah atau pemohon
dan BMT melakukan kontrak ijarah.Dalam sewa barang dengan jangka
waktu sesuai kesepakatan kedua belah pihak.BMT mendapat ujrah atau
36
upah dan hasil sewa sesuai kesepakatan dalam akad.Pada akad
persewaan yang berakhir dengan kepemilikan, nasabah atau pemohon
dapat memiliki barang yang disewa bila dapat memenuhi ketentuan
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
3. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan ini dalam bentuk penyertaan modal antara BMT dan
nasabah untuk menggarap suatau usaha. Tiap-tiap pihak menyertakan
modal dalam jumlah yang sama atau berbeda sesuai kesepakatan.
Mekanisme bagi hasil dan keuntungan disesuaikan dengan jumlah nisbah
yang disepakati kedua belah pihak.
4. Pembiayaan Mudharabah
Bentuk pembiayaan dari BMT untuk modal kerja atau investasi
sampai 100%, penerima pembiayaan adalah nasabah atau pemohon yang
memiliki kemampuan.Skil yang layak dan bertanggung jawab dalam
mengelola usaha tersebut.Pembagian keuntungan dibagi hasilkan sesuai
nisbah yang disepakati antara BMT dan pengelola.
5. Pembiayaan Dana Bergulir Dhuafa
Merupakan bentuk pembiayaan yang diperoleh dari dana soaial
dan ZIS yang dipergunakan untuk usaha kaum dhuafa.
6. Melayani Jasa Pembayaran
a. Pembayaran Rekening PLN
b. Pembayaran Rekening Telepon
c. Pembayaran Rekening PDAM
d. Isi Ulang pulsa Handphone
37
7. Teknologi
Untuk mendukung efektifitas, akurasi serta kualitas layanan
maka sistem kerja BMT Usaha Mulya dioprasikan mengacu pada sistem
standarisasi lembaga keuangan melalui perangkat teknologi imformasi dan
komputerisasi.25
25
Data dari Riset di BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah Jakarta Selatan pada 23 juni
– 03 juli 2014
38
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL ANALISA DATA
A. Strategi Meningkatkan Nasabah Pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah
Strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang
dimaksudkan untuk mencapai visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan
strategisperusahaan. Beberapa tahapan-tahapan strategi yang dilakukan oleh
BMT Usaha Mulya Pondok Indah.
1. Analisis SWOT
Analisis lingkungan diperlukan oleh BMT Usaha Mulya Pondok
Indah guna mencapai visi dan misi perusahaan, analisis ini diperlukan
guna mengetahui lingkup di sekitar BMT Usaha Mulya Pondok Indah
guna menyelaraskan visi misi dan tujuan.Analisis ini bertujuan untuk
mengukur kekuatan serta kelemahan guna mengambil keuntungan dari
peluang, dan menghindari ancaman yang dapat mengganggu
kesinambungan visi perusahaan.
a. Kekuatan (Strength)
Perusahaan harus mengetahui kekuatan yang dimiliknya, selain
mendapatkan keuntungan bagi lembaga hal ini juga bisa memberikan
motivasi yang kuat bagi lembaga. Adapun kekuatan yang dimiliki
oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah adalah :
1) Melayani nasabah dengan baik serta bertanggung jawab terhadap
kerahasian data nasabah yang menggunakan fasilitas kredit di
BMT Usaha Mulya Pondok Indah
39
38
2) Kelengkapan dan kesiapan alat-alat yang dipakai guna melayani
nasabah serta kerapian dan ketelitian para staf dalam menangani
Nasabah
3) Memberikan kemudahan informasi produk kepada nasabah21
b. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh BMT Usaha Mulya
Pondok Indah adalah :
1) Permasalahan Keterjangkauan Jaringan Yang Masih
Rendah Dan Belum Merata.
2) Kurangnya kantor cabang pembantu
3) Kurangnya pemahaman masyarakat pada BMT
4) Keterbatasan SDM
c. Peluang (Opportunity)
Peluang yang masih bisa dicapai BMT Usaha Mulya Pondok
Indah dalam pelaksanaan produknya antaranya
1) Respon masyarakat bagus
2) Lokasi strategis
3) Kualitas pelayanan bagus
d. Ancaman (Treath)
Ancaman adalah suatu keadaan yang tidak
menguntungkan bagi sebuah lembaga, adapun beberapa
ancaman yang dapat mengganggu keberhasilan kegiatan
produk BMT Usaha Mulya Pondok Indah diantaranya adalah:
21
Wawancara pribadi dengan Bpk. Warja selaku sekertaris BMT Usaha Mulya pada
tanggal 28 Juni 2014
40
38
1) Banyak lembaga keuangan lain
2) Biaya administrasi lembaga keuangan lain yang lebih
terjangkau
Setelah semua faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan diketahui, langkah
selanjutnya adalah dengan menentukan alternatif strategi yang dapat
digunakan oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah untuk memasarkan
produk 22
2. Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah
kedepan yang di maksud untuk mencapai visimisi perusahaan,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan atau organisasi
serta merancang strategi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Dengan menggunakan matrik SWOT diharapkan akan
mendapatkan gambaran yang jelas tentang peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi perusahaan agar dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
a. Strategi SO (Mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan
kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada.)
Strategi ini dibuat dengan mengembangkan suatu strategi
memanfaatkan kekuatan untuk mengambil peluang yang ada sebesar-
besarnya.Setelah melihat kekuatan berupapelayanan yang baik,
22
Wawancara pribadi dengan Bpk. Warja selaku sekertaris BMT Usaha Mulya pada
tanggal 28 juni 2014
41
38
kerahasiaan Nasabah yang terjaga, kelengkapan peralatan serta
kemudahan informasi. Peluang berupa, respon masyarakat yang bagus,
lokasi yang mudah di temukan, kualitas pelayanan yang baik. BMT
Usaha Mulya Pondok Indah dapat melakukan kerjasama dengan
lembaga-lembaga lain dan memperbanyak jumlah iklan sebagai sarana
promosi, serta juga memperluas target pemasaran guna meningkatkan
Nasabah
b. Strategi ST (Mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan
kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T))
Setelah melihat kekuatan berupa pelayanan yang baik, kerahasiaan
Nasabah yang terjaga, kelengkapan peralatan serta kemudahan
informasi. Dan melihat ancaman berupa munculnya lembaga keuangan
syariah yang baru, administrasi lembaga keuang lain yang lebih
terjangkau. BMT Usaha Mulya Pondok Indah dapat mengatasi kondisi
ini dengan menjadikan para pesaing sebagai studi perbandingan dalam
pelayanan dan produk BMT Usaha Mulya Pondok Indah, menciptakan
produk yang sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
c. Strategi WO (Mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan
peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada.)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. BMT Usaha Mulya
Pondok Indah dihadapkan dengan pasar yang cukup besar, tetapi di
lain sisi harus menghadapi kelemahan internal. Cara yang efektif yaitu
42
38
dengan peninjauan kembali promosi yang dilakukan untuk
menawarkan produk, baik melalui media cetak dan elektronik.Melihat
kelemahan berupa jaringan yang belum merata, promosi yang
dilakukan belum menyeluruh dan keterbatasannya SDM serta
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap BMT.Dan melihat
peluang berupa kualitas pelayanan yang bagus tempat yang mudah di
cari serta adanya kepercayaan masyarakat terhadap BMT. BMT Usaha
Mulya Pondok Indah dapat meningkatkan kemudahan melalui
peningkatan kerja sama mempromosikan produk dan menambah
jaringan pemasaran melalui brosur, peningkatan penggunaan
tekhnologi sebagai sarana promosi, peningkatan mutu prodak dan
kualitas pelayanan dalam menganalkan BMT ke setiap kalangan.
d. Strategi WT (Mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi
kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).)
Strategi ini diambil pada saat perusahaan mengalami keadaan yang
kurang menguntungkan, dimana perusahaan harus menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal.Kegiatan ini bersifat
definitif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman. Melihat kelemahan berupa jaringan yang belum
merata, promosi yang dilakukan belum menyeluruh dan
keterbatasannya SDM serta kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap BMT. Dan Melihat ancaman berupa berupa munculnya
lembaga keuangan yang baru, administrasi lembaga lain yang
43
38
terjangkau. Untuk mengatasi masalah ini BMT Usaha Mulya pondok
Indah dapat meningkatkan sosialisasi terhadap manfaat BMT di setiap
lapisan kalangan masyarakat, dan juga meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang ada dalam menghadapi persaingan diantara para
pelaku lembaga keuangan.23
Berdasarkan pendekatan tersebut, peneliti mencoba untuk dapat
menentukan berbagai macam alternative strategi yang dapat diambil
oleh BMT Usaha Mulya Pondok Indah, dalam hal ini strategi yang
dapat diambil guna memasarkan produk BMT Usaha Mulya Pondok
Indah adalah sebagai berikut :
a. Memberikan sosialisasi dan promosi di Media Massa
b. Meningkatkan kualitas SDM
c. Mempertahankan dan menjaga keunggulan yang dimiliki BMT
Usaha Mulya Pondok Indah dalam memasarkan produk guna
meningkatkan Nasabah
Berikut ini tabel matrik SWOT yang berisi strategi yang dapat
diambil BMT Usaha Mulya Pondok Indah setelah menggabungkan
data internal dan eksternal.
23
Wawancara pribadi dengan Bpk. Warja selaku sekertari BMT Usaha Mulya pada
tanggal 28 juni 2014
44
38
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Strenght Weakness
Pelayanan yang baik
Kerahasiaan Nasabah terjaga
Kelengkapan peralatan
Kemudahan informasi
Jaringan yang masih belum
merata
Kurangnya kantor cabang
Kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap BMT
Keterbatasan SDM
Opportunities
Respon masyarakat yang baik
Lokasi strategis
Kualitas pelayanan yang
bagus
Strategi SO
Peningkatan kerjasama antar
BMT
Memperluas target
pemasaran
Memperbanyak jumlah
promosi
Strategi WO
Meningkatkan teknologi
sebagai sarana promosi
Meningkatkan kualitas
pelayanan
Threats
Banyak lembaga baru
bermunculan
Administrasi lembaga
keuangan lain lebih
terjangkau
Strategi ST
Menciptakan produk yang
sesuai dengan masyarakat
Menjadikan lembaga
keuangan lain sebagai studi
perbanding
Strategi WT
Melakukan sosialisasi
tentang BMT
Meningkatkan SDM
3. Implementasi
Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam
manajemen strategis.Melaksanakan strategi berarti memobilisasi
karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah
diformulasikan menjadi tindakan. Dalam upayanya meningkatkan
45
38
nasabah, BMT Usaha Mulya Pondok Indah melakukan beberapa tahapan
implementasi yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mempertahankan pendekatan dengan calon nasabah yang belum
closing dan menjalin hubungan baik dengan calon nasabah tersebut
b. Mempertahankan hubungan baik dengan nasabah, misalnya apabila
nasabah ulang tahun memberi ucapan selamat, nasabah terkena
musibah maka ditengok.
c. Bertanggungjawab dan amanah dalam mengelola dana-dana dari
nasabah.
d. Silaturahmi bertujuan untuk menjalin suatu kekeluargaan yang akan
menciptakan suatu kepercayaan bagi nasabah atau calon nasabah.
e. Mengadakan pertemuan rutin seiap satu bulan sekali dengan
pengurus BMT Usaha Mulya Pondok Indah, guna mendiskusikan
mengenai pengalaman di lapangan
f. Mendatangkan motivator strategi sehingga dapat memotivasi para
marketing di BMT Usaha Mulya Pondok Indah dan dapat
memberikan solusi-solusi dalam proses meningkatkan nasabah
g. Struktur pimpinan ikut survey langsung ke lapangan, sehingga bisa
mengetahui kesulitan yang dihadapi seorang marketing.
h. Melakukan Promosi
Kegiatan ini dapat melalui Media orang-orang bisa berupa
informasi juga, bisa tersampaikan lewat kegiatan di masjid.Brosur,
disebarkan ke daerah yang bisa dijangkau.Marketing datang ke
46
38
rumah nasabah yang ingin bergabung, mengajukan dengan produk
BMT.
i. Sistem informasi berantai, mulut ke mulut.
Nasabah BMT Usaha Mulya Pondok Indah yang sudah merasa
nyaman pun ikut membantu dalam memasarkan produk BMT.Tidak
jarang dari mereka menginfokan atau hanya sekedar menawarkan
kepada rekan atau sanak saudara mereka untuk menjadi nasabah
BMT Usaha Mulya Pondok Indah.
j. Door to door atau jemput bola
Sesuai dengan namanya door to door yang berarti pintu ke pintu
atau yang lebih dikenal istilah jemput bola.Bagian marketing
mendatangi nasabah satu persatu, ke rumah mereka masing-masing.
Entah itu hanya sekedar menawarkan produk dan menginfokan
kepada calon nasabah atau mengontrol kelanjutan proses
pembiayaan.
Setelah nasabah sudah didapat, langsung dilanjutkan proses
melengkapi data nasabah yang kemudian nantinya dari hasil
kelengkapan data tersebut akan dinilai layak tidaknya calon nasabah
mendapatkan pencairan. jika disetujui, nantinya nasabah melakukan
penyicilan pembayaran tiap bulannya.24
dari implementasi yang di terapkan dapat dilihat bahwa strategi
yang di gunakan BMT Usaha Mulya Pondok Indah memang berjalan
hal itu dapat dilihat dari grafik Peningkatan Nasabah BMT Usaha
Mulya Pondok Indah
24
Wawancara pribadi dengan Bpk. Warja selaku sekertari BMT Usaha Mulya pada
tanggal 28 juni 2014
47
38
Grafik Peningkatan Nasabah
Dari grafik diatas dapat di ketahui bahwa BMT Usaha Mulya
Pondok Indah dapat mengatasi ancaman serta kelemahan yang ada
dalam BMT usaha Mulya Pondok indah. Sehingga BMT usaha
Mulya Pondok Indah dapat mengoptimalkan peluang dan kekuatan
yang dimiliki. hal itu terbukti dengan masih berlangsungnya aktivitas
BMT Usaha Mulya Pondok Indah sampai saat ini
4. Evaluasi
Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen strategis.
Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah:
a. Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi saat ini
b. Mengukur kinerja
c. Dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi dibutuhkan karena
kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan di hari esok.
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
2011 2012 2013
48
38
Berbicara tentang strategi, otomatis akan cenderung mengarah ke
jumlah nasabah yang ada pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah tersebut.
Sampai saat ini jika total data base di atas terdapat nasabah sejumlah 2000
lebih, namun hal tersebut tidak semua aktif karena pada dasarnya sudah
terdapat yang sudah pidah atau lainnya.
Dari hsail penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemukan bahwa
BMT Usaha Mulya Pondok Indah melakukan evaluasi sebagai berikut:
a. Meninjau fakor eksternal dan internal yang ada pada BMT Usaha
Mulya Pondok Indah sehingga dapat merumuskan strategi yang akan
dilakukan. Peninjauan ini bisa dilakukan dengan melakukan analisis
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman apa yang terdapat pada
BMT Usaha Mulya Pondok Indah.
b. Mengukur kinerja pelaksanaan strategi yang telah dirumuskan
sebelumnya. apakah telah berjalan efektif dan efisien.
c. Membuat hasil analisa korektif apakah strategi yang telah dilaksanakan
memiliki impact terhadap masyarakat luas (eksternal) dan karyawan
ataupun perintis BMT Usaha Mulya Pondok Indah (internal). Jika
dampak yang ada justru negative, maka perlu ada perbaikan dengan
menganalisa komponen kerja mana yang harus dikoreksi sehingga
bisa menghasilkan dampak yang lebih baik. namun, Jika dampaknya
positif maka hasil ini harus dipertahankan bahkan lebih baik
ditingkatkan.
49
38
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari analisis
lingkungan, faktor yang paling dominan pada BMT Usaha Mulya
Pondok Indah adalah kelemahan.Karena itu BMT Usaha Mulya
Pondok Indah menerapkan langkah-langkah yang telah di tetapkan
seperti sebelumnya dan bila kita melihat peningkatan nasabah yang di
alami BMT Usaha Mulya Pondok Indah sejak awal berdiri sampai saat
ini.bisa dipastikan bahwa langkah yang BMT Usaha Mulya Pondok
Indah terapkan merupakan strategi yang baik untuk meningkatkan
nasabah.
Dan faktor ancaman merupakan factor yang tidak dominan bagi BMT
Usaha Mulya Pondok Indah.Ini berarti banyaknya lembaga serupa bukan
merupakan ancaman yang besar. Biaya administrasi yang murah yang telah
ditetapkan oleh lembaga lain juga bukan merupakan ancaman karena kedua
point ini tidak mendominasi.
Sedangkan dari segi implementasi yang dilakukan BMT Usaha Mulya
Pondok Indah terhadap nasabahnya dapat memberikan jalan keluar dari
permasalahan dalam manajemen usaha yang dialami oleh nasabah.dengan
salah satu strategi jemput bola atau door to door. Nasabah akan sedikit di
manjakan sehingga Nasabah merasa nyaman Sehingga hubungan antara BMT
Usaha Mulya Pondok Indah dan nasabah semakin erat.Dengan demikian
implementasi tantang Strategi Meningkatkan Nasabah pada BMT Usaha
Mulya Pondok Indah bisa dikatagorikan baik dan optimal.Hal ini dapat terlihat
dari hasildata base di atas terdapat nasabah sejumlah 2000 lebih, dan dari
50
38
eksistensi BMT Usaha Mulya Pondok Indah yang masih continue malayanin
Nasabah
Secara keseluruhan strategi yang diterapkan BMT Usaha Mulya Pondok
Indah dalam meningkatkan Nasabah adalah sudah tepat sehingga hasil yang
dicapai cukup baik. Jika melihat hasil dari yang dilakukan oleh BMT Usaha
Mulya Pondok Indah, nasabah dapat memenuhi kebutuhan untuk kegiatan
usaha secara produktif dan disamping itu juga untuk kebutuhan yang bersifat
konsumtif tanpa perlu khawatir akan kesulitan dalam pengajuannya hal yang
demikian karena selalu dimudahkan dan tidak dipersulit mulai dari segi
mekanisme, akad, dan syarat ketentuannya serta persyaratan yang diberikan.
Tentunya selama BMT Usaha Mulya Pondok Indah melihat bahwa mitranya
masih layak untuk disetujui pengajuannya.Prosedur yang sedemikan baik
inilah yang mampu memberikan hasil optimal dan dampak yang baik sehingga
strategi Meningkatkan Nasabah yang diterapkan bisa berjalan efektif.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian yang saya temukan di lapangan bahwa dapat dilihat
lembaga keuangan seperti BMT memerlukan adanya suatu strategi dari
produk-produk yang ditawarkan kepada nasabah, hal ini untuk
meningkatkan nasabah untuk menyimpan dananya ataupun melakukan
suatu bentuk peminjaman terhadap BMT. Karena dengan adanya strategi
yang baik pada suatu BMT maka eksistensi dari BMT tersebut akan selalu
ada dan dapat dipercaya masyarakat.
2. Perumusan strategi Meningkatkan Nasabah yang dilakukan oleh BMT
Usaha Mulya Pondok Indah meliputi identifikasi lingkungan internal dan
eksternal yang telah selaras dengan visi dan misi perusahaan, tahap
menganalisayang dilakukan BMT Usaha Mulya Pondok indah sudah
memumpuni dengan misi, namun harus memperhatikan kelemahanyang
mana Strategi meningkatkan Nasabah yang dilakukan belum maksimal,
Strategi Meningkatkan Nasabah Pada BMT Usaha Mulya Pondok Indah
Sebelum melaksanakan sebuah strategi, tentunya ada langkah pertama
yaitu, tahapan-tahapan strategi yang harus dirumuskan terlebih dahulu
sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Dalam merumuskan strategi, ada
beberapa tahapan-tahapan yang harus diperhatikan yaitu :
a. Tentang bagaimana suatu organisasi itu dapat mengembangkan tujuan.
52
b. Mengenali tentang peluang yang ada pada organisasi tersebut dan
ancaman yang dihadapi oleh suatu organisasi yang sifatnya eksternal.
c. Dan juga menetapkan kekuatan dan kelemahan yang sifatnya internal,
kemudian menempatkan suatu objektivitas yang menghasilkan strategi
alternative strategi yang akan dilaksanakan. Dengan ditetapkannya
tahapan-tahapan strategi ini diharapkan akan berjalan dengan baik dan
sesuai yang telah dirumuskan.
B. Saran
1. Melakukan open recruitment guna menambah sumber daya manusia
secara kulitatif dan kuantitatif
2. Memperluas jaringan dengan menambah kantor cabang
3. Meningkatkan promosi dengan menggunakan media masa kini
4. Mensosialisasikan produk dan mekanisme BMT Usaha Mulya Pondok
Indah.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, Sri Budi Cantika, Manajemen Sratejik. (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2002).
David, Fred R,ManajemenStrategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Edisi
10.ManajemenStrategiKonsep. (Jakarta: PT.Prenhallindo, 1998).
Dirgantoro, Crown, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Grasindo, 2001).
Gluek, William F. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. (Jakarta:
Erlangga. 1989.)
Hardadi, Bambang, Strategi Manajemen, (Malang: Banyumedia Publishing,
2003), Cet.I.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed. 3, Cet. Ke- 4.
Miller,John Dkk, Manajemen Strategi. (Jakarta :Erlangga, 2008).
Nasution, Mulia. PengantarManajemen. (Jakarta: Djambatan. 1996)
Nawawi, Hadari, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintah. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003).
Purnomo, SetiawanHari, Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep
Pengantar. (Jakarta: LPEEE UI, 1999).
Rangkuti,Freddy,Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta:
Gramedia PustakaUtama 1997) cet. 14.
Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit.
Steinner, George dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga,
2002).
Tciptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Press. 2000.
Umar, Husein, Strategi Manajemen in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
utama, 2001).
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2225846-pengertian-dan-
klasifikasi-nasabah/