Upload
phungkiet
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI KEMENANGAN GATOT PUJO NUGROHO-TENGKU ERRY NURADI (GANTENG) PADA PILKADA SUMUT
2013: PENDEKATAN MARKETING POLITIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ISMA HAMDANI 109033200046
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
v
ABSTRAK
Isma Hamdani
Strategi kemenangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi (Ganteng) pada Pilkada Sumut 2013: Pendekatan Marketing Politik
Skripsi ini membahas tentang strategi kemenangan pasangan Ganteng pada pemilihan gubernur Sumatra Utara atau yang lebih dikenal dengan Pilgubsu. Kemenangan yang diraih oleh pasangan ini tidak terlepas dari peran marketig politik yang dijalankan oleh tim sukses pasangan ini. Tim sukses dan pasangan Ganteng secara rutin melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui marketing politik yang telah dirancang sedemikian rupa. Kemenangan pasangan ini merupakan bentuk dari kemenangan marketing politik yang dijalankan, karena telah berhasil membentuk sebuah pemikiran atau perilaku pemilih untuk memilih mereka. Upaya yang dilakukan untuk mengubah atau mempengaruhi perilaku pemilih menjadi bagian penting dalam marketing politik.
Penelitian ini dilakukan melalui metode penelitian kualitatif dengan tehnik pengumpulan data, dokumentasi dan wawancara kepada tim sukses yang terkait dengan kemenangan pasangan Ganteng. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori marketing politik dan teori perilaku pemilih. Dari teori ini dapat dianalisis bahwa marketing politik dapat mendekatkan partai atau kandidat kepada masyarakat. Melalui kedekatan ini, partai atau kandidat dapat menarik publik untuk memilih mereka pada hari pemilihan. Penelitian ini menunjukkan strategi yang dilakukan oleh pasangan Ganteng. Mulai dari sosok pasangan Ganteng, orientasi pasar, orientasi persaingan dan pesaing, orientasi konsumen, riset pasar, kekuatan segmentasi hingga positioning politik atau politik pencitraan. Skripsi ini juga meneliti bagaimana bentuk kampanye yang dilakukan oleh pasangan ini.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan sosok pasangan Ganteng menjadi faktor yang utama dalam pemenangan Pilkada Sumut. Tim sukses dan para relawan memanfaatkan ketenaran dari pasangan ini untuk menarik hati para pemilih di Sumut.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang tak henti-hentinya
memberikan kita rahmat dan karunia, baik nikmat iman maupun islam. Sungguh
karena atas rahmat dan pertolongan-Nya, ketulusan hati serta motivasi dari
berbagai pihak sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dengan judul: “Strategi Kemenangan Pasangan Gatot Pujo
Nugroho-Tengku Erry Nuradi (Ganteng) dalam Pilkada Sumut 2013:
Pendekatan Marketing Politik”.
Sholawat beriringkan salam tak putus-putusnya kita hadiahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW semoga kita termasuk kedalam
ummatnya yang mendapatkan pertolongannya di hari akhir nanti.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis
milikimasih sangat terbatas. Oleh karena itu kritik, saran dan tanggapan dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.
Skripsi yang telah penulis selesaikan ini adalah merupakan salah satu dari
sekian banyak nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dan tentu tidak
terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan
terima kasih tak terhingga dan salam hormat penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis, semoga kita semua selaludilindungi oleh
Allah SWT. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
vii
1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Bachtiar Effendy selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ali Munhanif, Ph.D selaku ketua prodi Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si selaku Sekretaris Prodi Ilmu Politik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak DR. Iding Rosyidin M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis.
Terima kasih atas dedikasi dan perhatian dalam memberikan masukan dan
bimbingan selama proses penulisan skripsi.
6. Ibu Suryani, M.Si selaku Pembimbing Akademik.
7. Bapak A. Bakir Ihsan M.Si dan ibu Ana Sabana Azmi M.I.P selaku
penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga serta pikiran
untuk memberikan koreksi, tanggapan dan saran kepada penulis.
8. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Ilmu Politik yang
telah sangat banyak memberikan sumbangan Ilmuiah selama penulis
menempuh proses perkuliahan.
9. Bapak Ikrimah Hamidy dan Bapak Junaidi Parapat yang telah membantu
penulis dalam menggali informasi
10. Secara utama kepada ayah dan ibu nomor satu di dunia, ayahanda
Mansyur Sipahutar dan Ibunda Nur Kaidah Nasution yang selalu
memberikan yang terbaik bagi penulis. Ini hanya sebagian kecil ucapan
viii
terima kasih kepada mereka yang tiada lelah memberikan doa,
memberikan kasih sayang, mengajarkan kegigihan dan kesabaran yang
luar biasa hingga saat ini. Skripsi ini penulis persembahkan untuk
kesehatan ayah.
11. Kakak dan adik tersayang, abangda M. Ismail Sip. SEI, SE,dan istri
kakanda dr Fajriani, kakanda Isma Lilasani Sip. S.Pdi beserta suami
abangda Muh. Seoroji S.pd, kakanda Isma Helmiyani Sip beserta suami
abangda Kismanto, adinda Maulidatul Hasanah Sip dan Salmi Abdullah
Sip yang selalu memberikan dukungan kepada penulis baik secara moril
maupun materil.
12. Teman-teman jurusan Ilmu Politik 2009 yakni, Fikri Wisudawan Siregar,
Filly, Saman, Ali Wafa, Algi, Slamet, Agus, Zidni, Fadil, Ghofur, Riza,
Mas Rangga, Iir, Odit dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis
sebutkan namanya yang berkenan berbagi pengalaman, suka duka bersama
dalam masa perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini.
13. Teman-teman Serumpun Mahasiswa Riau (SEMARI) Banten yakni,
kakanda Ilham, ocu Feni, Riko, Rohib, Ihsan, Doel, Damri, Teqi, Noto’,
Fikri, Jefri, Deni, Hendri, Icksan, Ganda dan kawan-kawanyang
tidakbisapenulissebutkansatupersatu yang selalu setia menemani,
memberikan motivasi dan dorongan sehingga terselesaikannya skripsi ini.
14. Teman-teman Ikatan Pelajar Mahasiswa Rokan Hilir (IPEMAROHIL)
Jakarta yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
ix
15. Rena Evelia LubisS.Pd.Iyang selalu memberikan semangat dan dukungan
untuk penulis dalam penyelesaikan skripsi ini.
Untuk semuanya penulis hanya bisa mengucapkan banyak-banyak terima
kasih karena tanpa kalian semua mustahil bagi penulis untuk bisa melewati
hambatan dan tantangan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah akan selalu
melindungi, meridhoi dan memberikan balasan yang lebih besar kepada kalian
semua. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat buat kita semua.
Jakarta, 10 Juni 2014
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ..................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN............................................................... iii PENGESAHAN ........................................................................... iv ABSTRAK ........................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................... vi DAFTARA ISI ........................................................................... x BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah .................................................................. 1 B. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8 D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 9 E. Metodologi Penelitian ........................................................................ 10 F. Sistematika Penulisan ............................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI MARKETING POLITIK
A. Marketing Politik ...................................................................... 14 B. Konsep Marketing Dalam Domain politik .............................. 19 C. Kampanye .................................................................................. 28 D. Kekuatan Person ....................................................................... 33
BAB III PROFIL DEMOGRAFI DAN PASANGAN GUBERNUR TERPILIH
A. Profil Demografi ................................................................................ 36 B. Profil Gatot Pujo Nugroho ....................................................... 47 C. Profil Tengku Erry .................................................................... 51 D. Potret Tim Sukses ..................................................................... 55
BAB IV STRATEGI MARKETING POLITIK PASANGAN GANTENG
A. Orientasi Pasar .......................................................................... 59 B. Orientasi Persaingan Dan Pesaing ........................................... 61 C. Orientasi konsumen .................................................................. 64 D. Riset Pasar ................................................................................. 65 E. Kekuatan Segmentasi ............................................................... 66 F. Positioning Politik..................................................................... 74
xi
G. Bentuk Kampanye Pasangan Ganteng ..................................... 75 H. Aspek Dominan Kemenangan Pasangan Ganteng.................. 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 82 B. Saran ......................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. PERNYATAAN MASALAH
Setelah presiden Soeharto lengser dari jabatannya pada tanggal 21 Mei
1998, terdapat 3 perubahan mendasar dalam mekanisme pemilu. Pertama,
kembalinya sistem multi partai dari sistem tri-partai dalam pemilu yang
direalisasikan pada 7 Juni 1999 dengan diikuti oleh 48 partai. Kedua, pada pemilu
2004, pemilu diadakan 2 kali: pertama pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat
dan pemilu kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.
Ketiga, dengan dikeluarkannya PP No. 6 tahun 2005 (tentang pemilihan,
pengesahan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala
daerah) sebagai landasan dan pedoman pelaksanaan Pilkada (pemilihan kepala
daerah) secara langsung seperti yang diamanatkan oleh UU No. 32 tahun 20041.
Dengan digunakannya kembali sistem multipartai ini, para kontestan pemilu
dihadapkan pada realita bahwa persaingan untuk mendapatkan suara masyarakat
semakin ketat. Tujuan akhir dari persaingan ini adalah membawa masyarakat ke
tempat pemungutan suara untuk memilih partai yang mereka dukung. Dengan
sistem seperti ini partai dan para kontestan harus bekerja keras untuk
mendapatkan dukungan dari masyarakat dan mengubah hubungan antara
kontestan dengan pemilih. Oleh karena itu, partai politik membutuhkan
pendekatan baru dalam menarik simpati dari pemilih.
1 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008),xxx
2
Marketing politik hadir sebagai sebuah sarana untuk mendekatkan partai
atau kontestan kepada pemilih. Walaupun marketing politik merupakan suatu
aktifitas formal yang masih tergolong baru di Indonesia. Tapi tak dapat juga kita
mungkiri bahwa pada prinsipnya marketing politik sudah lama dipraktekkan di
Indonesia2.
Perubahan struktur mekanisme pemilihan kepala daerah membawa
dampak yang besar terhadap perkembangan studi mengenai marketing politik.
Terutama perilaku pemilih di Indonesia. Karena, untuk memenangkan sebuah
pemilihan, seorang kandidat atau partai dituntut untuk mengetahui pemilih
sasarannya3.
Dengan iklim demokrasi yang berkembang secara pesat memberi jalan bagi
munculnya kampanye dan strategi pemasaran politik yang lebih inovatif. Sesuatu
yang amat wajar kalau persaingan politik terjadi amat ketat ketika pilkada digelar
di seluruh Indonesia. Setiap pasangan kandidat bahkan berani mengeluarkan uang
hingga miliaran rupiah untuk promosi. Tujuannya amat pasti untuk dikenal,
disuka, disimpati, dicinta, dan dipilih. Dan, popularitas menjadi target sangat
penting demi membangun citra positif pasangan kandidat.
Pada Pilkada yang berlangsung di Sumatra Utara (Sumut) pada 7 Maret
2013 merupakan Pilkada kedua kalinya bagi masyarakat Sumut memilih secara
langsung gubernur dan wakil gubernur pilihannya. Sebelumnya, telah
2 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008),xl 3www.Detik news: “Marketing Politik”. Diakses pada 6 Juni 2013
3
dilaksanakan secara langsung juga pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada
2008 yang dimenangkan oleh pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho.
Pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) di Indonesia adalah kelanjutan
dari dikeluarkannya ketetapan MPR No.XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraaan
otonomi daerah, yang kemudian dilanjutkan dengan undang-undang otonomi
daerah No.22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999 tentang pengelolaan daerah,
dan setelah 3 tahun dilaksanakan dilakukan revisi dengan dikeluarkannya UU
No.32 tahun 2004 yang mengatur tentang kepala pemerintahan daerah yang
dipilih secara langsung oleh masyarakat.4 Dengan dilaksanakannya Pilkada secara
langsung diharapkan masyarakat dapat memilih kepala daerah yang susai dengan
keinginan dan kebutuhan daerah masing-masing dan dapat meningkatkan
partisipasi pemilih dalam pemilihan demi memperbaiki kualitas demokrasi di
Indonesia. karena kualitas demokrasi suatu negara dapat ditentukan dengan
partisipasi politik masyrakatnya. Demokrasi tidak akan berfungsi tanpa aktifitas
atau tindakan minimun yang dilakukan masyarakat dalam partisipasi politik. Ikut
memilih pada hari pemilihan merupakan bagian dari partisipasi politik.5
Pada Pilkada gubernur dan wakil gubernur Sumut 2013 ini, Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumut menetapkan 5 pasang calon yang
berhak mengikuti persaingan untuk memperebutkan posisi gubernur-wakil
gubernur di Sumut. Pada Pilkada ini, pasangan nomor urut 5 Gatot Pujo Nugroho-
4 Haniah Hanafie dan Suryani, Politik Indonesia, (Ciputat:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), 178 5 Henry Subiakto dan Rachmah Ida, Komunikasi Politik, Media, & Demokrasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 64
4
Tengku Erry Nuradi (Ganteng) menjadi pemenang dengan jumlah suara 1.604.337
atau sama dengan 33%. Pasangan ini didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera
(PKS), Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA). Sedangkan yang menjadi
pemenang kedua adalah pasangan dengan nomor urut 2 yaitu pasangan Efendi MS
Simbolon-Djumiran Abdi dengan 1.183.187 suara atau 24,34%.6 (lihat Tabel
I.A.1 Nama pasangan calon, Nomor urut, dan Jumlah suara ).
Tabel I.A.1 Nama Pasangan Calon, Nomor Urut dan Jumlah Suara
No Nama Pasangan Calon Partai Pendukung Jumlah Suara 1 Gus Irawan Pasaribu –
Soekirman (Gus-Man) Partai Gerinda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Buruh, Partai Barisan Nasional (PBN), Partai Merdeka, dan beberapa partai lain.
1.027.433 = 21,13%
2 Effendi MS Simbolon – Djumiran Abdi (ESDJA)
PDI Perjuangan, Partai Damai Sejahtera (PDS) dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN).
1.183.187 = 24,34%.
3 Chairuman Harahap – Fadly Nurzal (CharLy)
partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan beberapa partai lainnya.
452.096 = 9,30%.
4 Amri Tambunan – Rustam Effedi (RE) Nainggolan (AMRE)
Partai Demokrat (PD). 594.414 = 12,23%
5 Gatot Pujo Nugroho –Tengku Erry Nurady (GanTeng)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hanura dan beberapa partai lainnya.
1.604.337 = 33%
Sumber: www.kpud-sumutprov.go.id
Kemenangan Pasangan Ganteng pada pilkada Sumut ini berasal dari 16
kabupaten/kota dari 33 kabupaten/kota yang berada di dalam provinsi Sumut. Dari
16 kabupaten/kota kemenangan, suara terbesar disumbangkan dari Kota Medan
6 www.kpud-sumutprov.go.id, “hasil pilkada sumut” diakses pada 15 Juli 2013
5
dengan jumlah suara 279.156 suara dan yang terkecil berasal dari Kabupaten
Pakpak Bharat dengan 5.642 suara.7 (lihat Tabel I.A.2. pasangan Ganteng menang
di 16 kabupaten/kota)
Tabel I.A.2. Pasangan Ganteng Menang di 16 Kabupaten/Kota
No Kab/kota GUSMAN ESDJA CHARLY AMRE GANTENG 1 Binjai 21.219 11.136 8.093 5.106 38.077 2 Medan 177.082 193.241 45.905 61.962 279.156 3 Deli
Serdang 155.446 116.600 36.076 143.024 196.905
4 Langkat 71.550 39.978 39.957 33.752 158.583 5 Sergai 64.151 40.838 18.950 13.463 104.466 6 Tebing
Tinggi 18.398 10.104 4.507 3.344 19.063
7 Batubara 29.972 20.396 11.859 8.235 69.375 8 Asahan 58.808 30.742 33.185 23.990 109.433 9 Tanjung
Balai 8.703 6.738 11.984 3.045 13.383
10 Labuhan Batu
35.471 22.290 25.283 9.147 61.559
11 Labuhan Batu Selatan
22.524 15.355 14.390 5.782 41.413
12 Labuhan Batu Utara
30.561 19.606 11.620 7.282 76.692
13 Pakpak Bharat
2.100 4.936 975 2.435 5.642
14 Tapanuli Tengah
17.208 41.631 4.498 11.577 43.588
15 Mandailing Natal
50.874 6.385 24.437 9.542 60.558
16 Nias Selatan
17.766 43.379 4.353 7.662 53.994
Sumber: www.kpud-sumutprov.go.id
Sebagai daerah yang multi etnis, Sumut memberikan kesempatan yang sama
bagi calon gubernur dan wakil gubernur untuk mendapatkan dukungan dari etnis-
7 www.INFO TABAGSEL.com “inilah peta 16 kab/kota kemenangan Ganteng” diakses
pada 15 Juli 2013
6
etnis yang ada. Etnis-etnis yang tidak mempunyai perwakilan dalam pilkada ini
menjadi sasaran yang sangat empuk bagi para kandidat, tetapi tidak menutup
kemungkinan juga bagi etnis dan agama yang mempunyai perwakilan untuk
dijadikan objek sebagai pendukung kandidat yang berasal dari etnis lain. Inilah
yang menjadi tugas utama kandidat dan tim sukses untuk memperkenalkan diri
kepada masyarakat.
Persaingan yang melibatkan unsur SARA yang terjadi di pilkada Sumut,
memberikan keuntungan bagi pasangan calon. Kandidat bisa menggunakan etnis
atau agama sebagai suatu pendekatan kepada pemilih. Dan itu bisa
menguntungkan bagi kandidat yang memiliki peramaan etnis dan agama.
sebagaimana yang penulis ketahui, ada beberapa etnis dan agama yang dianut oleh
pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Di antaranya ada suku Batak, Jawa,
Melayu, dan Mandailing, serta agama Islam dan agama Kristen. (Lihat Tabel
I.A.3. Etnis dan agama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur)
Tabel I.A.3. Etnis dan Agama pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
No Nama Pasangan Suku/Etnis Agama 1 Gus Irawan – Soekirman Mandailing-Jawa Islam-Islam 2 Effendi MS Simbolon –
Djumiran Abdi Batak-Jawa Kristen-Islam
3 Chairuman Harahap – Fadly Nurzal
Batak-Melayu Islam-Islam
4 Amri Tambunan – Rustam Effedi (RE) Nainggolan
Batak-Batak Islam-Kristen
5 Gatot Pujo Nugroho –Tengku Erry Nurady
Jawa-Melayu Islam-Islam
7
Tetapi, ada hal yang menarik dari perhelatan pilkada yang terjadi di Sumut.
Dari 16 kabupaten/kota yang dimenangkan pasangan Ganteng, terdapat 3
kabupaten yang bukan merupakan basis dari kekuatan etnis dan agama dari
Pasangan Ganteng. Kabupaten itu adalah Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten
Nias Selatan dan Kabupaten Pakpak Bharat. Kabupaten ini merupakan basis dari
etnis Batak dan mayoritas beragama Kristen. Dalam kejadian ini, asumsi penulis
ada sesuatu hal yang merupakan kekuatan dari Pasangan Ganteng sehingga bisa
menjadi pemenang di tiga kabupaten tersebut. (Lihat Tabel I.A.4. Penganut
Agama di tiga kabupaten kemenangan pasangan Ganteng).
Tabel I.A.4. Penganut Agama di Tiga Kabupaten Kemenangan Pasangan Ganteng
no Kab/kota Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu Lain-lain
1 Tapanuli Tengah
132.932
141.013
36.146 18 208 3 346
2 Nias Selatan
7. 394 223.843
58.123 6 31 2 93
3 Pakpak Bharat
16.161
23.065 1.223 0 0 0 0
Sumber: www.bps.go.id
Kemenangan Pasangan Ganteng dalam Pilkada Sumut dengan satu putaran
saja membuat penulis ingin melihat cara kampanye, pesan iklan yang ditulis oleh
pasangan ini sehingga bisa memenangkan Pilkada gubernur-wakil gubernur 2013.
Oleh karena itu, penulis memberi judul skripsi ini dengan judul “Strategi
Kemenangan Pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi pada Pilkada
Gubernur Sumatra Utara 2013: Pendekatan Marketing Politik”.
8
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Untuk lebih memudahkan penelitian, penulis perlu membatasi permasalahan
dalam penelitian ini dengan memfokuskan pada masalah kemenangan Pasangan
Ganteng pada Pilkada gubernur Sumut.
Selanjutnya dalam menelaah perumusan masalah pada skripsi ini, penulis
membuat pertanyaan yaitu:
1. Bagaimana strategi Marketing Politik pasangan Ganteng dalam
memenangkan Pilkada Sumut?
2. Aspek apa yang paling dominan dari marketing politik yang dilakukan
Pasangan Ganteng untuk memenangkan Pilkada Sumut?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan penelitan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
mengungkap hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi Marketing Politik Pasangan Ganteng dalam
memenangkan Pilkada Sumut.
2. Untuk mengetahui aspek dominan dalam marketing politik Pasangan
Ganteng dalam memenangkan Pilkada Sumut.
Manfaat penelitian
1. Memperoleh pengetahuan bagaimana strategi bagian dari marketing
politik
9
2. Peneliti memperoleh masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap proses marketing politik.
3. Secara akademis untuk mendapatkan jawaban-jawaban terhadap persoalan
yang terkait dengan marketing politik pasangan Ganteng pada Pilkada
Sumut.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum mengadakan penelitian sebagai langkah awal penyusunan skripsi
yang akan penulis buat, penulis melakukan studi kepustakaan skripsi, tesis,
disertasi atau referensi lain seperti buku-buku yang ada hubungannya dengan
judul yang penulis susun.
Setelah melakukan beberapa kajian pustaka, penulis menemukan sebuah
skripsi yang berjudul “Peran Fox Indonesia Dalam Pemenangan SBY-Boediono
Pada Pilpres 2009” oleh Muslihuddin skripsi ini membahas tentang peran sebuah
lembaga yang memenangkan SBY-Boediono pada Pemilu presiden 2009 melalui
marketing politiknya. Selanjutnya penulis juga menemukan sebuah skripsi yang
berjudul “Implementasi Political Marketing Partai Demokrat”oleh Iin Handayani
Dewi P dari program studi Pemikiran Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi ini membahas tentang marketing politiknya Partai Demokrat pada
pemilu 2009. Bagaimana upaya partai Demokrat sebagai partai baru harus
mengenalkan partainya kepada masyarakat dan meyakinkan bahwa partai
Demokrat adalah partai baru yang bisa menjawab semua permasalahan yang saat
itu dihadapi oleh masyarakat.
10
Berdasarkan hasil penelitian pada kedua skripsi tersebut, maka penulis
mendapat perbedaan antara kedua skripsi tersebut dengan skripsi penulis. Penulis
akan meneliti tentang strategi-strategi marketing politik dan bentuk kampanye
Pasangan Ganteng. Bukan membahas tentang peran sebuah lembaga konsultan
politik. Dan penulis tidak akan membahas tentang marketing politik partai
Demokrat sebagai partai baru yang ingin mendapatkan pendukung yang banyak
melalui strategi marketingnya dan tujuan akhirnya adalah capaian implementasi
dari marketing politik yang dilakukan oleh partai Demokrat dalam pemilu
legislatif 2009.
Dari sini terlihat jelas bahwa skripsi di atas benar berbeda dengan skripsi
yang disusun oleh penulis. Selain berbeda objek penelitian, berbeda juga tempat
yang diteliti. Skripsi yang diteliti oleh penulis adalah kemenangan pasangan Gatot
Pujo Nugro-Tengku Erry Nuradi dalam Pilkada gubernur Sumut 2013.
E. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif yaitu, metode untuk mengungkapkan masalah dengan
cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya dari penelitian.8
Bagdan dan Taylor mendefenisikan “metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati”9.
8 Winarno S, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik (Bandung :
Tarsito,1989), 138
11
1.Teknik Pengumpulan Data
Adapun tehnik yang digunakan untuk mencari data adalah:
A. Dokumentasi
Data-data yang bersifat dokumen tertulis seperti buku-buku, majalah, koran,
internet yang berhubungan dengan penelitian dengan cara mencari, membaca dan
memahami data-data yang didapatkan kemudian diuraikan dan dianalisa kembali
dengan menggunakan bahasa sendiri.
B. Wawancara
Untuk memperkuat dan memperkokoh bahan-bahan yang ada, penulis juga
menggunakan metode wawancara dengan beberapa tokoh dari tim sukses
pasangan Ganteng.
2. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan anilisis data, penulis menggunakan metode analisis
kualitatif, yaitu penulis berusaha menjelaskan mengenai demografi dan marketing
politik dari Pasangan Ganteng serta perilaku pemilih masyarakat Sumut dan
selanjutnya data-data yang ada akan dianalisis secara komprehensif.
Dari data-data yang telah dikumpulkan baik dari data yang tertulis seperti
dokumen, gambar, buku, majalah internet dan dari data hasil wawancara akan di
9 Lexi J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya,
1993), Cet. Ke 10,3.
12
olah menjadi suatu penjabaran dan analisis yang akan membatu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Untuk pedoman penulisan ini, penulis mengguankan buku Panduan
penyusunan proposal dan penulisan skripsi FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
F. SITEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini disusun berdasarkan bab per bab, kemudian dijelaskan dalam
sub-sub setiap tema pembahasan. Dengan demikian penulis menyusun sistematika
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, Bab ini menjelaskan pernyataan masalah, pertanyaan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teori, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: TEORI-TEORI, bab ini menjelaskan pengertian marketing politik,
kampanye dan kekuatan person.
BAB III: PROFIL DEMOGRAFI DAN GUBERNUR-WAKIL GUBERNUR
SUMUT TERPILIH, bab ini menjalaskan potret masyarakat Sumut
yang meliputi tentang jumlah penduduk, laju pertumbuhan dan sebaran
penduduk, agama, etnis, pendidikan dan pekerjaan, kemudian profil
Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi karir dan pilihan
politiknya, serta potret tim sukses Ganteng.
13
BAB IV: ANALISIS MARKETING POLITIK TERHADAP KEMENANGAN
PASANGAN GATOT PUJO NUGROHO-TENGKU ERRY NURADI
(GANTENG), bab ini mengungkap strategi apa saja yang dilakukan
Pasangan Ganteng dalam memenangkan Pilkada dan bagaiman bentuk
kampanye yang dilakukan hingga sampai kepada marketing politik dan
aspek dominan dalam kemenangan pasangan Ganteng.
BAB V: PENUTUP, yang terdiri dari dua sub yaitu kesimpulan dan saran.
kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah diatas,
serta saran.
14
BAB II
TEORI-TEORI
A. MARKETING POLITIK
Marketing politik adalah sebuah cabang ilmu yang hadir karena tuntutan
zaman, walaupun masih banyak hal-hal yang harus didiskusikan dalam
penerapannya. Tetapi zaman menuntut adanya pendekatan baru dalam kehidupan
politik.1 Marketing politik pada dasarnya adalah variasi dari strategi komunikasi
pemasaran untuk mempromosikan seorang atau proyek politik dengan
menggunakan model teknik pemasaran komersial yang dapat digunakan oleh
organisasi-organisasi politik untuk pencapaian tujuan dalam hal program politik
atau dalam memengaruhi perilaku para pemilih dengan melakukan serangkaian
aktivitas pemasaran yang dirancang dengan baik.2
Ada yang berpendapat bahwa marketing politik pertama sekali digunakan
oleh Napoleon pada kampanye di Mesir, itu terlihat pada tindakan yang
dilakukan oleh Talleyrand yang memberikan saran kepada menteri luar negeri
prancis saat itu. Tetapi sebagian besar merujuk pada Joseph Goebbels dengan
film-film dari Leni Riefenstahl melalui slogan-slogan politik yang dilakukan oleh
tentara nazi dan pemerintahan Reich ketiga yang dipimpin oleh Adolf Hitler
sebagai bagian dari propaganda politik, tetapi ini juga masih melalui perdebatan
yang konfleks mengenai terminologi. Perusahaan biro iklan yang pertama kali
1 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), XVI
2 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 156-157
15
didalam marketing politik berdiri pada tahun 1933 di California yang bernama
Campaign, Inc yang didirikan oleh Clem Whitaker dan Leone Baxter. Perusahaan
biro iklan ini adalah cikal bakal dari indutri politik.3
Menurut Bruce I. Newman marketing politik adalah pemasaran produk
politik berupa image politik, platform, pesan politik dan lain-lain yang dikirimkan
kepada masyarakat yang diharapkan menjadi konsumen yang tepat dengan cara
menganalisis kebutuhan mereka lalu dikembangkan menjadi sebuah inovasi
produk yang berbasis informasi.4 Marketing politik hadir sebagai alat yang
memberikan jalan kepada partai atau kandidat untuk dapat membangun hubungan
dua arah dengan efisien dan efektif terhadap masyarakat.5
Butler dan Collins mendefinisikan marketing politik sebagai adaptasi dari
konsep dan teknik marketing komersial yang dilakukan oleh para aktor politik
untuk mengorganisasi, mengimplementasi dan memanage aktivitas politik untuk
mewujudkan tujuan politik yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan
membangun kepercayaan dan image publik.6 O’Shaughnessy mendefenisikan
marketing politik sebagai sebuah jembatan bagi partai atau kontestan untuk
membuat program kerja yang sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat atau
3 http://id.m.wikipedia.org/wiki/konsultan_marketing_politik diakses pada 4 April 2014 4 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia,
2013), 27 5 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 128 6 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 156
16
permasalahan aktual, bukan hanya sebuah konsep yang menjual partai politik atau
kontestan kepada pemilih.7
Adman Nursal, menekankan Marketing Politik lebih pada Konsep
Makna (Meaning).Bahwa pada dasarnya Political Marketing adalah serangkaian
aktivitas terencana, strategis tapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan
jangka pendek, untuk menyebarkan makna Politik Kepada para Pemilih.
Tujuannya membentuk dan menanamkan harapan, sikap, keyakinan, orientasi, dan
perilaku memilih. Perilaku pemilih yang diharapkan adalah ekspresi mendukung
dengan berbagai dimensinya, khususnya menjatuhkan pilihan pada Partai atau
kandidat tertentu.8
Konsep dan metode marketing politik bukanlah hal yang baru bagi sebagian
negara. Di Amerika, konsep ini mulai berkembang pada awal-awal abad ke-20.
Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa marketing politik berasal dari sana.
Tidak mengherankan kalau penggunaan marketing dalam politik dikait-kaitkan
dengan isu negatif “Amerikanisasi” dalam politik. Isu-isu negatif ini tidak hanya
berlaku bagi negara-negara berkembang, melainkan juga bagi negara-negara di
Eropa. Hal ini dikwatirkan akan membawa masyarakat kepada politik pragmatis
dan meninggalkan ideologis. Meskipun demikian, marketing politik dapat
7 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia,
2013), 28 8 Adman Nursal. Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu. (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2004), 23
17
meningkatkan proses demokrasi di negara berkembang. Yang mesti diingat
adalah, penerapan marketing politik merupakan sesuatu yang kontekstual.9
Marketing politik berbeda dengan marketing dunia bisnis, walaupun
didalam baurannya, marketing politik sedikit banyaknya mengadopsi konsep dan
teori dari marketing didunia bisnis. Scammell (1995, 1996) menyebutkan bahwa
kontribusi marketing dalam dunia politik terletak pada analisa untuk memahami
dan memenuhi kebutuhan dari pemilih. Itu sebabnya, aktifitas politik harus sejalan
dengan kebutuhan masyarakat.10 Masyarakat saat ini lebih bersifat pragmatis
dalam menentukan pilihan politik. Karena bagi masyarakat, partai atau kontestan
yang mempunyai solusi atau jalan keluar bagi permasalahan yang sedang dihadapi
adalah yang pantas untuk dipilih. Bagi mereka, dunia politik bukan semata-mata
tentang ideologi. Politik harus memberikan solusi bagi permasalahan bangsa dan
negara.
Ada beberapa hal yang harus dipahami oleh kontestan atau partai politik
didalam konsep marketing politik. (1). Kontestan atau partai harus menjadikan
pemilih sebagai subjek, bukan objek. (2). Menjadikan permasalahan yang sedang
dihadapi oleh masyarakat sebagai langkah awal untuk menyusun program kerja
dan dibingkai kedalam ideologi masing-masing (Dermody & Scullion). (3).
Marketing politik tidak menjamin sebuah kemenangan, tetapi memberikan solusi
untuk membangun dan menjaga hubungan dengan pemilih, dari situ akan terjalin
9 Firmanzah, Persaingan, legitimasi Kekuasaan, dan Marketing Politik. Pembelajaran
Politik Pemilu 2009, (jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010), XL 10 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 194
18
kedekatan dan kepercayaan antar partai dengan pemilih yang selanjutnya akan
memberikan dukungan terhadap kontestan (O’Shaughnessy, 2001).11 Membangun
hubungan dengan masyarakat harus dilakukan terus menerus dan dalam jangka
waktu yang panjang, tidak hanya waktu kampanye.
Marketing poltik harus dilihat secara konfrehensif, karena marketing politik
bukan hanya sekedar dari komunikasi politik. Oleh karena itu marketing politik
harus diaplikasikasikan kedalam semua proses organisasi politik. Tidak hanya
tentang kampanye, tetapi bagaimana cara menformulasikan produk politik melalui
pembangunan simbol, image, platfrom dan program yang ditawarkan. Karena
marketing politik menggunakan konsep marketing secara luas, tidak hanya
terbatas pada tehnik marketing, namun juga sampai strategi marketing, bagaimana
cara mempublikasikan dan menawarkan program kerja. Selain itu, marketing
politik banyak melibatkan disiplin ilmu lain. Seperti ilmu sosiologi dan
psikologi.12
Tetapi demikian, marketing politik bukanlah jaminan untuk meraih
kemenangan. Marketing politik hanya memberikan jalan bagi partai atau
kontestan untuk lebih dekat dengan masyarakat. Marketing pada saat ini
merupakan sebuah keharusan dan bukan sebuah penentu. Siapa yang menang dan
kalah akan ditentukan oleh bagaimana penerapan marketing yang dilakukan bukan
hanya sekedar ikut-ikutan saja.
11 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 197 12 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 198
19
1. Konsep Marketing Dalam Domain Politik
Marketing yang selama ini kita kenal didalam dunia bisnis semakin
dibutuhkan di dalam politik. Ini bisa disebabkan oleh semakin ketatnya
persaingan partai atau kandidat untuk menjadi pilihan masyarakat. Terlebih lagi
dengan meningkatnya kecerdasan masyarakat untuk memilih pemimpin dan
semakin memudarnya ideologi sebuah partai membuat perilaku pemilih rasional
semakin meningkat.
Harus kita akui saat ini tingkat kecerdasan pemilih semakin meningkat.
Meningkatnya kecerdasan pemilih membuat pilihan terhadap partai bisa dengan
mudah berubah. Ini mengakibatkan susahnya partai untuk menentukan siapa yang
akan menjadi pemilih tetap. Hal ini membuat partai harus bekerja lebih keras lagi.
Sekarang masyarakat lebih banyak menggunakan hak suaranya untuk memilih
partai yang mempunyai kedekatan visi dan misi dengannya. Oleh karena itu sikap
partai terhadap masyarakat harus terjaga dengan baik. Karena partai politik adalah
entitas sosial yang terorganisir dan memiliki perangkat organisasi untuk mencapai
tujuan, sementara masyarakat lebih terfregmentasi.13
Menurut Firmanzah, dalam domain politik marketing memiliki beberapa
konsep yang harus diterapkan.
13 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 159
20
a. Orientasi Pasar
Partai harus bisa memberikan kepuasan kepada masyarakat untuk
memenangkan persaingan politik. Yang dimaksud dengan kepuasan masyarakat
adalah tentang produk politik seperti program kerja, ideologi, harapan, dan figur
pemimpin yang bisa memberikan rasa nyaman pasti terhadap masa depan.
Rasanya nyaman akan dirasakan oleh masyarakat ketika partai atau kontestan
mengetahui kebutuhan masyarakat. Titik awal dari penyusunan produk politik
adalah masyarakat, bukan partai politik itu sendiri. Partai harus mempunyai nilai
lebih dibanding partai lain. Partai politik juga harus berorientasi pasar. Para
politisi harus peka terhadap permasalahan yang ada dimasyarakat dan
memberikan solusi.14
Dalam iklim persaingan, partai harus menyadari bahwa mereka menghadapi
kenyataan untuk memperebutkan konsumen. Agar partai bisa memenangkan
persaingan, partai harus memiliki produk politik yang bisa dijual kemasyarakat
dan memuaskan. Produk ini berbentuk program kerja, ideologi, harapan, dan figur
pemimpin yang dapat memberikan kepastian terhadap masa depan. Produk juga
harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa ini adalah yang dapat menyelesaikan
permasalahan masyarakata saat ini. 15
Dalam orientasi pasar, masyarakat adalah titik awal penyusunan produk
politik. Politik harus memiliki program kerja yang berbeda dengan partai lain dan
14 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 160-161 15 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 160
21
harus memiliki nilai yang lebih sehingga menjadi identitas mereka di mata
pemilih. Partai juga memerlukan analisis untuk mengetahui apa yang telah
dilakukan oleh pesaing dipasar. Sehingga tidak terjadi persamaan dalam produk.16
Partai dituntut untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pasar, sehingga partai
bisa membuat program yang sesuai dengan kebeutuhan. Produk politik harus
dikembangkan dari segala aspek. Partai politik tidak bisa membuat produk politik
yang berasal dari internal partai. Oleh karena itu, partai harus berprientasi pasar
sehingga mengerti dan mengetahui kebutuhan pasar. Setelah mengetahui
kebutuhan pasar, partai harus membungkus produk tersebut kedalam ideologi
partai dan harus mempunyai kaitan dengan program kerja yang telah mereka
lakukan sehingga terdapat kesinambungan antara apa yang telah dilakukan dengan
apa yang akan ditawarkan.17
b. Orientasi Persaingan
Sistem multipartai dan kebebasan berpendapat memberikan ruang yang luas
bagi partai-partai untuk mencari dukungan dari pemilih semakin terbuka. Hal ini
harus disadari oleh partai-partai bahwa persaingan akan semakin sengit. Partai
harus mengetahui kelemahan dan kekuatan sendiri maupaun pesaing. Kekuatan
yang dimiliki partai harus dijadikan sebagai alat untuk menjatuhkan pesaing dan
kelemahan yang dimiliki pesaing harus bisa dijadikan peluang mencuri
kesempatan.
16 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 161 17 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 161
22
Pemilih yang semakin cerdas menjadikan partai saat ini tidak bisa hanya
mengandalkan ideologi sebagai penarik massa. Study Hayes dan McAllister
(1996) dinegara Inggris semenjak tahun 1960 loyalitas pemilih tradisional
terhadap partai mengalami penurunan. Ini mengakibatkan partai harus bekerja
keras dilapangan untuk menarik simpati rakyat. Persaingan yang dahulu sarat
dengan nuansa ideologi partai sekarang bergeser kepada bagaimana partai bisa
memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini.18
Dalam melakukan orientasi pasar, partai harus menyadari bahwa meraka
juga harus berorientasi pada persaingan. Orientasi persaingan adalah pemahaman
dan sikap bahwa kompetisi sangat diperlukan dan dari sanalah hal yang akan
ditawarkan mulai disusun. Partai politik harus mengetahui peta kekuatan lawan.
Apakah satu partai mendominasi suatu wilayah atau kesempatan masih terbuka
buat partai lain.struktur persaingan yang berbeda membutuhkan strategi yang
berbeda pula.19 Dalam persaingan kontestan harus siap mempunyai strategi yang
berbeda dengan kontestan yang lain. Hal itu bertujuan agar masyarakat bisa lebih
gampang membedakan antara satu partai dengan partai yang lain.
Persaingan sangat dibutuhkan oleh partai politik karena beberapa hal.
Pertama, persaingan dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi apakah yang
dilakukan partai sudah benar apa belum. Sebagai tolak ukurnya adalah perolehan
suara yang didapat dibandingkan dengan rival mereka. Kedua, persaingan
18 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 162 19 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 163
23
dijadikan sebagai motivasi bagi partai agar tidak mudah puas dengan hasil yang
telah didapat. Persaingan selalu mengancam bagi pemenang apakah pemenang
bisa mempertahankan kemengangan atau tidak. Ketiga, persaingan memberikan
interaksi yang dinamis antara partai dengan pemilih, karena partai-partai politik
akan memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Apabila partai tidak dapat
memberikan yang terbaik kepada masyarakat maka partai akan tergusur dari peta
persaingan.20
c. Orientasi Konsumen
Konsumen dalam marketing politik adalah masyarakat yang harus
ditampung aspirasinya dan dituangkan kedalam program kerja. Masyarakat adalah
sumber inspirasi untuk mengembangkan program kerja. Program kerja harus
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka partai harus menganalisa kebutuhan
tersebut. Partai yang mengetahui kebutuhan dari konsumen dan menjadikannya
sebagai program kerja akan menjadi pilihan masyarakat.21
Menurut Popkin (1994) pemilih akan memilih partai atau kandidat yang
paling memiliki kedekatan ideologi dan kebijakan. Oleh karena itu, partai harus
memiliki aktifitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat
dijadikan sumber inspirasi untuk membentuk program kerja. Partai harus mampu
menangkap dan menampung keresahan, masalah, keinginan, harapan dan aspirasi
20 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 163 21 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 164-165
24
masyarakat. Dari semua permasalahan yang dialami masyarakat partai harus
pandai mengolah lalu menerjemahkannya kedalam program kerja.22
Dalam penyusunan program kerja, partai tidak bisa melakukannya dengan
sendiri tanpa melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Partai yang program
kerjanya tidak sesuai dengan keinginan konsumen akan ditinggalkan dan
konsumen akan berpaling kepada partai lain.
d. Orientasi Pesaing
Selain berorietasi pada persaingan, partai politik juga harus berorientasi
pada pesaing. Orientasi pesaing adalah upaya untuk melihat apa yang telah
dilakukan oleh pesaing. Dalam memenangkan pemilu, partai tidak akan bisa
menang dikarenakan oleh faktor internal partai saja, faktor eksternal juga dapat
memperngaruhi perolehan suara partai. Salah satu faktor eksternal adalah perilaku
pesaing. Oleh karena itu, partai harus mengetahui apa saja produk dan strategi
yang telah dilakukan oleh pesaing untuk menarik perhatian pemilih.
Fungsi mengetahui produk politik pesaing adalah agar partai bisa membuat
produk yang lebih memiliki keunggulan dimata masyarakat. Keunggulan produk
akan dinilai dari sudut pandang pemilih bukan dari sudut pandang partai. Hal ini
disebabkan karena pemilih yang akan merasakan produk politik yang ditawarkan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Persepsi pemilih terhadap produk
itulah yang lebih menentukan dibandingkan dengan persepsi para elit politik.
Dalam dunia politik, pesaing harus dijadikan sebagai suatu ancaman yang
22 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 164
25
permanen karena pesaing dapat melakukan apa saja untuk menjatuhkan lawan-
lawan politiknya. Oleh karena itu, partai harus melihat dan menganalisis apa saja
yang telah dilakukan oleh pesaing agar partai dapat menciptakan kembali produk
yang lebih baik atau sekurang-kurangnya sama dengan produk pesaing agar
perhatian masyarakat tetap tertuju kepada suatu partai. 23
Menurut Gatignon, pesaing akan melakukan tiga hal atas apa yang telah
dilakukan oleh partai. Pertama, pesaing akan melakukan serangan balik secara
aktif atas apa yang dilakukan oleh suatu partai. Kedua, pesaing tidak akan
bereaksi apa-apa. Hal ini bisa disebabkan karena pesaing menilai hal tersebut
tidak perlu dilakukan atau mungkin pesaing kekurang sumberdaya. Ketiga,
pesaing menarik diri dari kompetisi karena mereka melihat tidak ada peluang bagi
mereka untuk memenangkannya.24
e. Riset Pasar
Riset pasar dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang semua hal
yang berada diluar organisasi partai. Riset pasar juga dilakukan untuk mengetahui
perilaku dari pesaing politik dan perubahan yang terjadi dimasyarakat. Karena
perubahan yang terjadi dimasyarakat harus cepat ditanggapi agar partai mudah
beradaptasi.25
23 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 166 24 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 166 25 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 167
26
Riset pasar sangat berperan besar untuk mengetahui perubahan perilaku
yang terjadi dimasyarakat. Melalui riset pasar suatu partai akan lebih mudah
mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh pemilih.
Melalui permasalahan-permasalahan yang ada partai harus bisa membuat isu-isu
politik yang disertai dengan solusinya. Riset pasar juga berguna untuk
mengurangi bias informasi. Dengan cara ini, partai akan mengetahui informasi
yang sedang terjadi dan lebih mudah mengetahui apakah informasi tersebut dapat
dipercaya atau hanya rumor belaka.
f. Segmentasi Politik
Masyarkat bersifat multidimensi dan tersusun dari beragam karekteristik.
Individu-individu didalam masyarakat dilahirkan dalam struktur keluarga, suku
dan lingkungan yang berbeda dan memiliki peraturan yang berbeda pula. Setiap
peraturan akan memberikan pemahaman yang berbeda dalam menentukan mana
yang dianggap layak, benar dan salah. Perbedaan ini tidak hanya didorong oleh
dimana individu dilahirkan. Latar belakang pendidikan, profesi dan lingkungan
juga membentuk karekteristik individu. Dari perbedaan ini, partai politik harus
mampu mengidentifikasikan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Identifikasi
ini akan memudahkan partai untuk mengetahui pola pikir setiap kelompok.
Didalam politik, identifikasi ini disebut sebagai segmentasi.26 Segmentasi
berperan sebagai alat penyederhana kekompleksitasan dan kerumitan struktur
didalam masyarakat.
26 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 181
27
Segmentasi merupakan konsep yang banyak digunakan dalam domain marketing. Konsep ini pertama kali dipekenalkan oleh Smith pada tahun 1956. Sampai sekarang, segmentasi dilakukan dengan menggunakan tiga asumsi. Asumsi pertama adalah konsumen terdiri dari komponene-komponen tidak sama atau heterogen. Kedua, Heterogenitas konsumen ini akan mempengaruhi tingkat dan jenis permintaan konsumen. Ketiga, masing-masing segmen pasar dapat dipisahkan satu denga yang lain dan juga dapat dibedakan dengan karekteristik pasar secara keseluruhan.27
Segmentasi perlu dilakukan untuk menganalisis perilaku masyarakat dan
memudahkan partai dalam berkomunikasi. Setiap perbedaan karekteristik
membutuhkan pendekatan yang berbeda. Partai politik harus memahami dengan
siapa mereka berkomunikasi. Oleh karena itu segmentasi sangat dibutuhkan agar
tidak terjadi kesalahan dalmam berkomunikasi yang mengakibatkan pesan politik
tidak dapat diterima masyarakat.
g. Positioning Politik
Positioning didalam ilmu marketing didefenisikan sebagai semua aktifitas
untuk menanamkan kesan dibenak konsumen agar mereka bisa membedakan
produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan. Positioning
berfungsi sebagai pembentukan image di masyarakat. Dalam dunia politik, partai
harus bisa menempatkan produk politik dengan image politik dihati masyarakat.
Oleh karena itu, produk dan image politik suatu partai harus mempunyai
perbedaan dangan partai yang lain.28
27 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 182 28 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 190
28
Positioning yang tepat akan memberikan dampak yang memuaskan pula
bagi partai. Partai politik harus berusaha menjadi pilihan terbaik bagi pemilih agar
disaat pemilih dihadapkan pada serangkaian pilihan politik, maka partai tersebut
akan menjadi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.
2. Kampanye
Kampanye dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan yang telah
terancana yang dimaksudkan untuk memengaruhi tindakan orang banyak secara
berkelanjuan dengan maksud dan tujuan yang telah di tentukan dan dalam kurun
waktu tertentu.29 Kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan
perubahan pada tataran pengetahuan kognitif. Tujuannya adalah untuk
memunculkan kesadaran dan keyakinan masyarakat pada hal tertentu dan
diharapkan kepada perubahan sikap. Kampanye dilakukan untuk memunculkan
simpati, rasa suka, kepedulian dan keterpihakan masyarakat terhadap isu yang
diangkat dalam kampanye.30
Menurut Cherles U Larson, kampanye dapat dibagi menjadi tiga jenis. Yang
pertama product-oriented campaigns, kampanye ini biasanya dilakukan
dilingkungan bisnis, yang berorientasi kepada pemasaran produk. Dengan
motifasi mendapatkan keuntungan finansial. Yang kedua, Candidat-oriented
campaigns, kampanye jenis ini sering disebut sebagai kampanye politik, tujuan
dari kampanye ini adalah untuk mendapatkan kekuasaan politik seorang kandidat.
29 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia,
2013), 21 30 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia,
2013), 23
29
Yang ketiga, ideologicalyl campaigns, kampanye ini berorientasi kepada tujuan
yang biasanya berdimensi kepada perubahan sosial, kampanye jenis ini biasa
disebut juga social change campaigns dan cakupan dalam kampanye ini sangat
luas.31
Kampanye menurut Roger dan Storey adalah serangkaian tindakan
komunikasi yang dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat dengan
tujuan menciptakan efek tertentu yang dilaksanakan dalam waktu yang telah
ditentukan.32
Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para
pemilih dengan menawarkan visi, misi, program kerja peserta pemilu dan atau
informasi lainnya. Didalam kamus besar bahasa indonesia, terdapat 2 pengertian
kampanye. Yang pertama adalah suatu gerakan atau tindakan secara serentak
dengan tujuan untuk melawan atau melakukan aksi. Yang kedua adalah kegiatan
yang dilakukan oleh organisasi politik untuk meraih dukungan dari massa pemilih
dengan tujuan agar mereka terpilih dan mendapatkan kedudukan diparlemen.33
Dalam peraturan KPU Nomor 14 tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum Nomor 69 tahun 2009 tentang pedoman teknis kampanye pemilihan umum kepala daerah pasal 5 ayat 1 “kampanye Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan/atau tim kampanye/pelaksana kampanye/petugas kampanye untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan
31 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia,
2013), 22 32 http://media.kompasiana.com/new-media/2013/10/31/media-kampanye-pemilu-sebagai-
komunikasi-politik-603954.html diakses pada 4 April 2014 33 http://panwaslu2abdya.wordpress.com/2012/03/16/pengertian-kampanye/ diakses pada 4
April 2014
30
sebesar-besarnya, dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon secara lisan atau tertulis kepada masyarakat”.34
Kampanye politik merupakan bagian dari marketing politik. kampanye
politik adalah periode yang diberikan panitia pemilu kepada semua kontestan dan
partai, kampanye merupakan ajang penyampaian Visi Misi dan mempengaruhi
opini publik untuk menarik sebanyak mungkin pemilih dalam pemilu sehingga
meraih kemenangan saat pemilihan. Kampanye dalam hal ini dilihat sebagai
aktivitas pengumpulan massa, parade, orasi politik, pemasangan atribut (seperti
spanduk, umbul-umbul, poster) dan pengiklanan.35
Lock dan harris (1996) dalam buku persaingan, legitimasi kekuasaan, dan
marketing politik pembelajaran politik pemilu 2009 mengatakan ada dua
hubungan yang dibangun dalam kampanye politik, yaitu internal dan eksternal.
Hubungan internal adalah proses hubungan antara angota partai dengan
pendukung untuk mempererat ikatan ideologis dan identitas mereka. Sedangkan
eksternal adalah untuk membangun image partai terhadap masyarakat luas.36
Kampanye politik berbeda dengan kampanye pemilu. Kampanye politik
adalah kampanye yang dilakukan terus menerus oleh partai atau kontestan untuk
pembentukan image politik yang nantinya akan mempengaruhi perilaku pemilih
dalam menilai kontestan, jangka waktu dalam kampanye politik tidak terbatas,
dan memang harus dilakukan secara terus menerus. Sedangkan kampanye pemilu
34 http://panwaslu2abdya.wordpress.com/2012/03/16/pengertian-kampanye/ diakses pada 4
April 2014 35 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 271 36 Firmanzah, Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, dan Marketing Politik Pembelajaran
Politik Pemilu 2009,( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010), L
31
adalah aktifitas pengumpulan massa yang dilakukan dalam waktu tertentu dan
terbatas yang tujuannya untuk menggiring pemilih kebilik suara dan memilih
partai atau kontestan tertentu. 37
Tetapi banyak masyarakat awam yang menilai pengertian kedua kampanye
tersebut sama. Sehingga partai politik dan kontestan banyak terfokus pada
kampanye pemilu. Sehingga dana, energi, usaha dan perhatian dari partai banyak
terfokus saat pelaksanaan kampanye pemilu. Biasanya pelaksanaan kampanye
pemilu ini rentan akan penyalahgunaan dana. Karena tidak ada aturan yang
membatasi penggunaan dana dalam kampanye. Kelonggaran ini, memberikan
ruang bagi kontestan atau partai untuk mendapatkan dana kampanye dari mana
saja. Penggunaan dana kampanye ini juga menjadi persoalan terhadap pilihan
masyarakat. Dengan dana kampanye yang tidak terbatas partai bisa saja membeli
suara pemilih atau yang lebih kita kenal dengan politik uang.38
Pada kampanye pemilu, partai atau kontestan sering kali memanfaatkannya
sebagai arena menebar janji-janji yang terkadang tidak rasional untuk menjadi
pemenang. Tetapi setelah berkuasa, biasanya partai atau kontestan melupakan
janji-janjinya dan hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya
saja.39 Hal ini acap kali terjadi, dari dahulu hingga sekarang kampanye banyak
dilakukan hanya untuk menarik sebanyak mungkin pemilih sehingga bisa meraih
kekuasaan.
37 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 277
38 Saldi Isra, Catatan Hukum Saldi Isra Kekuasaan dan Perilaku Korupsi, (Jakarta: Kompas, 2009), 7
39 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 268
32
Perilaku partai atau kontestan seperti ini membuat masyarakat semakin tidak
percaya dengan politikus. Dan membuat masyarakat akan semakin apatis. Hal ini
akan menyakibatkan semakin banyaknya masyarakat kalangan skeptis yang kritis
memilih menjadi golongan putih (Golput). Karena mereka akan menilai siapapun
yang menjadi pemimpin tidak akan merubah keadaan yang ada.40
Dalam kampanye, setiap partai atau kontestan mempunyai strategi yang
berbeda-beda untuk meraih dukungan masyarakat. Dalam pengembangan strategi
kampanye, positioning, branding, segmenting dan strategi media adalah beberapa
prinsip pokok yang menjadi perhatian serius. Strategi positioning menurut
morissan adalah komunikasi yang dilakukan kepada masyarakat untuk
menempatkan produk agar mudah diingat dan masyarakat mempunyai nilai
tersendiri. Oleh karena itu, partai harus mempunyai menciptakan image politik
yang berbeda dengan yang lain. Keseragaman akan menyulitkan masyarakat
mengidentifikasi suatu partai politik. 41
Branding dapat diartikan sebagai merk, nama, istilah, tanda, simbol, atau
rancangan. Dalam konteks politik Branding diartikan sebagai upaya strategis
mengambangkan identitas untuk menarik perhatian dan masyarakat agar lebih
mengenal produk politik. Sehingga partai dituntut untuk menonjolkan
keistimewaan dan keunggulan terhadap pemilih.42 Segmenting atau pemetaan
dilakukan agar partai selalu hadir dalam berbagai karekteristik pemilih. Partai
40 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 268-269
41 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 35
42 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia, 2013), 36
33
diharapkan hadir ditengah-tengah masyarakat untuk mengetahui kebutuhan dan
permasalahan yang dialami masyarakat. Sehingga partai bisa membuat program
kerja yang berkaitan dengan kebutuhan pemilih dan dapat memuaskannya. Agar
masyarakat dapat memberikan dukungan terhadapa partai.43
Strategi media adalah memasarkan produk melalui media. Semakin
pesatnya perkembangan teknologi membuat partai semakin mudah berkampanye.
Tidak dapat dipungkiri lagi, saat ini media merupakan mediator politik yang
sangat efektif untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan program kerja maupun
kritik-kritik di antara pelaku politik karena daya jangkaunya yang sangat luas
serta memiliki efek persuasif yang sangat kuat. Dalam era informasi saat ini,
institusi media massa, seperti televisi, radio, surat kabar dipercaya memiliki
kemampuan dalam penyelenggaraan produksi, reproduksi dan distribusi
pengetahuan politik secara signifikan.44 Tetapi setiap media memiliki kekuatan
dan kelemahan masing-masing dalam menyampaikan pesan. Oleh karena itu,
partai politik harus pandai dalam memilih media.
B. KEKUATAN PERSON
Menurut Butler dan Collins (1994) yang dikutup oleh Firmanzah
menyebutkan bahwa ada tiga dimensi yang harus dipahami dari sebuah produk
politik, 1. Person/party/ideology (pribadi/partai/ideologi) 2. Loyalty (kesetiaan), 3.
Mutability (bisa berubah-ubah). Pribadi (person) seorang kandidat merupakan
43 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia,
2013), 37 44 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik, (Bogor:Galia Indonesia,
2013), 38
34
bagian dari identitas sebuah istitusi politik yang ditawarkan ke pemilih. pemilih
akan melihat mana yang akan mewakili kepentingan mereka nantinya.45
Masyarakat sebagai konsumen politik akan membeli produk politik yang
dianggap menguntungkan dengan kata lain memilih kandidat sama dengan
membeli barang.
Pemilihan anggota DPR, DPD, Kepala Daerah hingga presiden yang
dilakukan secara langsung membuat partai yang akan mengusung kadernya
sebagai salah satu kandidat akan memilih dan menilai kader yang sangat menjual
dikalangan masyarakat. Di sini kualitas kandidat menjadi faktor utama, dan
pentingnya ketokohan dan panutan. Ketokohan yang dapat membaca keinginan
pemilih, berempati dengan menunjukkan simpati kepada pemilih potensial dan
pendukung emosional. Ketokohan juga dapat diwujudkan dengan dengan
memperlakukan massa pendukung dan penentang secara proporsional, dan
berkemampuan membangun dialog interaktif dengan cara lebih banyak
mendengar kebutuhan pemilih.46
Selain itu, kandidat juga harus mengedepankan visi dan misi yang sesuai
dengan kebutuhan pasar untuk menarik hati pemilih sebagai kostumer. Untuk itu
diperlukan memfokuskan pengalokasi potensi sumber suara pendukung politik
dengan strategi membangun image kandidat. Berbagai potensi kandidat
dipasarkan dengan menggunakan "mrek" yang mudah dikenal yang melekat pada
45 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2008), 201 46 http://expressiku.blogspot.com/2010/01/marketing-politik-pilkada.html diakses pada 7 April 2014
35
diri kandidat. Keunggulan kandidat menjadi produk yang mudah dijual melalui
sarana promosi.
Antar Venus sebagaimana yang dikutip oleh sakir pada tulisanya yang
berjudul Proses Marketing Politik menyatakan bahwa kredibilitas kandidat
merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan kepercayaan khalayak yang dapat
dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:47
ASPEK
KREDIBILITAS
KARAKTERISTIK
Keterpercayaan
(Trustworthines)
Kaitannya dengan moralitas (kejujuran, adil dan
bijaksana, perilaku terpuji, kepedulian sosial,
integritas pribadi)
Keahlian
(Expertise)
Kaitannya dengan kemampuan (tingkat pendidikan,
kecerdasan, keterampilan, pengalaman, wawasan)
Daya Tarik Daya tarik fisik maupun daya tarik psikologis
Faktor Pendukung Lain
Extroversion
Composure
Kharisma
Sifat ekstrovert (terbuka, aktif, berani,
energik, tegas, progresif).
Sifat ketenangan (percaya diri, mampu
menyampaikan gagasannya dengan tenang
dan tepat, tidak mudah emosi, menghargai
lawan bicara).
Kualitas pribadi seseorang yang memikat
dan mampu mengikat perhatian orang-orang
di sekitarnya
47 http://bangsakir.blogspot.com/2012/03/komunikasi-politik.html diakses pada tanggal 7 April 2014
36
BAB III
PROFIL DEMOGRAFI DAN PASANGAN GUBERNUR-WAKIL
GUBERNUR SUMATRA UTARA TERPILIH
A. PROFIL DEMOGRAFI
1. Jumlah Penduduk
Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi keenam berpenduduk
terbanyak di Indonesia dan provinsi berpenduduk terbesar di luar Pulau Jawa.
Berdasarkan hasil proyeksi terhadap hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 1,11% jumlah penduduk provinsi Sumatera Utara
Tahun 2011 diperkirakan mencapai 13.103.596 orang, yang terdiri atas 6.544.092
laki-laki dan 6.559.504 perempuan.1
Jumlah penduduk terbanyak disumbangkan oleh kota Medan dengan
jumlah 2.117.224 orang (16,16%) kemudian diurutan kedua kabupaten Deli
Serdang dengan jumlah 1.807.173 orang (13,79%) dan kabupaten langkat berada
diposisi ketiga dengan 976.582 orang (7,45%). Sedangkan kabupaten dengan
jumlah penduduk paling sedikit adalah Pakpak Bharat dengan 40.884 orang
(0,31%). Dengan luas wilayah provinsi Sumatera Utara sekitar 71.680,68
kilometer persegi yang didiami oleh 13.103.596 orang maka rata-rata tingkat
kepadatan penduduk provinsi Sumatera Utara adalah sebanyak 183 orang per kilo
meter persegi. Kabupaten/kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya
adalah Kota Medan yakni sebanyak 7.987 orang per kilo meter persegi sedangkan
1 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April 2014
37
yang paling rendah adalah kabupaten Pakpak Bharat yakni sebanyak 34 orang per
kilo meter persegi.2
2. Laju Pertumbuhan dan Sebaran Penduduk
Dari data hasil Sensus Penduduk 2010, laju pertumbuhan penduduk
Sumatera Utara tahun 2000-2010 telah mengalami penurunan menjadi sebesar
1,11%, merupakan laju pertumbuhan penduduk terendah di Sumatera, atau posisi
ke-5 laju pertumbuhan penduduk terendah secara nasional (dibawah laju
pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah (0,37%), Jawa Timur (0,76%),
Kalimantan Barat (0,91%), dan D.I Jogyakarta (1,02%).3
Secara geografis, penyebaran penduduk terbesar masih terkonsentrasi pada
wilayah Pantai Timur, yaitu dimana pada wilayah tersebut terdapat sejumlah
kabupaten yang berpenghuni terbesar (di atas 5 % dari seluruh penduduk provinsi)
dan berkepadatan tertinggi (di atas 200 jiwa/km2), seperti : Labuhan Batu,
Asahan, Deli Serdang, Langkat dan Serdang Bedagai. Pada wilayah timur ini juga
terdapat sejumlah besar kota besar dengan distribusi dan kepadatan penduduk
terbesar yaitu Kota Medan, Sibolga, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Tebing
Tinggi, Medan, Binjai dan Padang Sidempuan.4
Dari hasil Sensus Penduduk 2010 terlihat bahwa penyebaran penduduk
Sumatera Utara menurut kabupaten/kota rata-rata dibawah 5 persen, dan hanya
lima kabupaten/kota yang persebarannya diatas 5 persen. Secara umum kepadatan
2 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April 2014 3 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April 2014 4 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April2014
38
bruto di Provinsi Sumatera Utara masih rendah karena sebagian besar wilayahnya
merupakan kawasan yang tidak terbangun, yaitu kawasan hutan dan perkebunan.
Kecuali pada kota-kota yang ada di Sumatera Utara, kepadatannya relatif sedang
sebagai kawasan perkotaan. Distribusi penduduk terbesar tahun 2010 tercatat pada
Kota Medan (16,16%) dan Deli Serdang (13,79%) atau 29,95% dari total
penduduk Sumatera Utara. Menurut sensus penduduk terakhir tahun 2011, Kota
Medan merupakan kota terpadat dengan kepadatan sebesar 7.987 jiwa/Km², dan
Kota Sibolga sebagai kota kedua terpadat dengan kepadatan sebesar 7.917
jiwa/Km.5
3. Pendidikan
Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Kelompok Umur dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan berdasarkan hasil sensus penduduk tahun
2010 untuk wilayah Sumut adalah sebagai berikut: tidak / belum pernah sekolah
(6,11%), tidak / belum tamat SD (19,58%), SD/MI/Sederajat (24,96%),
SLTP/MTs/Sederajat (19,78%), SLTA/MA/Sederajat (22,18%), SM Kejuruan
(2,49%), Diploma I/II (0,63%), Diploma III (1,17%), Diploma IV/Universitas
(2,96%), dan S2/S3 (0,15%)6.
5 http://bappeda.sumutprov.go.id diakses pada 1 April 2014 6 http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=327&wid=1200000000 diakses pada 7
Juli 2014
39
Data Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Wilayah dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
No
Nias Tidak Belum Pernah Sekolah
Tidak Belum Tamat SD
SD/ Sdrjt
SLTP/ MTs Sdrjt
SLTA/ MA Sdrjt
SM Kejuruan
D I/II
D III
D IV/ SI
S2/ S3
jumlah
1 Nias 0,28 0,32 0,21 0,09 0,06 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,97 2 Mandailing
Natal 0,19 0,68 1,13 0,55 0,40 0,04 0,02 0,02 0,06 0,00 3,08
3 Tapanuli Selatan
0,12 0,45 0,66 0,40 0,30 0,03 0,01 0,01 0,02 0,00 2,01
4 Tapanuli Tengah
0,19 0,63 0,63 0,45 0,34 0,04 0,01 0,02 0,04 0,00 2,35
5 Tapanuli Utara
0,13 0,47 0,47 0,48 0,40 0,08 0,02 0,02 0,05 0,00 2,12
6 Toba Samosir
0,07 0,27 0,25 0,29 0,31 0,06 0,01 0,02 0,04 0,00 1,32
7 Labuhan Batu
0,17 0,65 0,96 0,62 0,61 0,06 0,02 0,03 0,07 0,00 3,17
8 Asahan 0,26 1,05 1,64 1,03 0,91 0,10 0,03 0,04 0,09 0,00 5,15 9 Simalungun 0,30 1,23 1,68 1,39 1,37 0,17 0,04 0,06 0,11 0,00 6,34 10 Dairi 0,13 0,48 0,52 0,47 0,35 0,04 0,02 0,02 0,04 0,00 2,05 11 Karo 0,15 0,52 0,65 0,57 0,61 0,07 0,02 0,04 0,08 0,00 2,70 12 Deli
Serdang 0,57 2,41 3,10 2,97 3,67 0,44 0,07 0,16 0,42 0,02 13,8
4 13 Langkat 0,38 1,55 2,42 1,50 1,32 0,13 0,03 0,05 0,12 0,00 7,50 14 Nias Selatan 0,75 0,59 0,41 0,23 0,15 0,01 0,01 0,01 0,02 0,00 2,17 15 Humbang
Hasundutan 0,09 0,30 0,29 0,29 0,24 0,03 0,01 0,01 0,03 0,00 1,29
16 Pakpak Bharat
0,02 0,08 0,08 0,06 0,04 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 0,30
17 Samosir 0,06 0,22 0,21 0,19 0,18 0,02 0,01 0,01 0,02 0,00 0,91 18 Serdang
Bedagai 0,23 0,92 1,45 0,98 0,82 0,09 0,02 0,03 0,07 0,00 4,59
19 Batu Bara 0,20 0,68 0,90 0,55 0,41 0,08 0,01 0,02 0,04 0,00 2,88 20 Padang
Lawas 0,11 0,36 0,51 0,35 0,26 0,02 0,01 0,01 0,02 0,00 1,65
40
Utara 21 Padang
Lawas 0,12 0,37 0,55 0,33 0,25 0,02 0,01 0,01 0,02 0,00 1,67
22 Labuhan Batu Selatan
0,12 0,44 0,66 0,45 0,34 0,03 0,01 0,01 0,03 0,00 2,10
23 Labuhan Batu Utara
0,13 0,51 0,83 0,56 0,39 0,03 0,01 0,01 0,03 0,00 2,52
24 Nias Utara 0,22 0,31 0,23 0,11 0,07 0,00 0,01 0,00 0,01 0,00 0,96 25 Nias Barat 0,18 0,17 0,12 0,08 0,05 0,00 0,01 0,00 0,01 0,00 0,61 26 Kota
Sibolga 0,03 0,12 0,14 0,14 0,17 0,02 0,00 0,01 0,02 0,00 0,65
27 Kota Tanjung Balai
0,06 0,24 0,32 0,23 0,25 0,02 0,01 0,01 0,03 0,00 1,18
28 Kota Pematang Siantar
0,05 0,29 0,29 0,37 0,61 0,07 0,02 0,04 0,10 0,00 1,85
29 Kota Tebing Tinggi
0,04 0,18 0,24 0,24 0,32 0,04 0,01 0,02 0,04 0,00 1,13
30 Kota Medan 0,48 2,33 2,49 3,01 5,85 0,62 0,13 0,40 1,15 0,08 16,53
31 Kota Binjai 0,05 0,30 0,40 0,39 0,59 0,06 0,01 0,03 0,08 0,00 1,92 32 Kota
Padangsidimpuan
0,07 0,26 0,31 0,28 0,41 0,04 0,01 0,02 0,08 0,00 1,48
33 Kota Gunungsitoli
0,16 0,23 0,19 0,15 0,16 0,02 0,01 0,01 0,03 0,00 0,96
Provinsi Sumatera Utara
6,11 19,58 24,96
19,78 22,18 2,49 0,63 1,17 2,96 0,15 100,00
Sumber www.bps.go.id
4. Pekerjaan
Status pekerjaan utama masyarakat Sumut masih kebanyakan sebagai
buruh/karyawan, yakni sebesar 29,30%. Diikuti pekerja tidak dibayar sebesar
24,77% dan berusaha dibantu buruh tidak tetap sejumlah 21,57%. Sedangkan
41
terkecil adalah pekerja bebas nonpertanian 2,75%. Dalam satu tahun terdapat
penambahan pekerja dengan status tidak dibayar sebesar 200.189 orang dan
berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 167.389 orang. Sedangkan pekerja
dengan status berusaha sendiri mengalami penurunan sebesar 232.418 orang dan
pekerja bebas di nonpertanian turun 143.020 orang. Dengan persentase 32,91%
masyarakat yang bekerja pada kegiatan formal dan 67,09% yang bekerja pada
sektor informal.7
Adapun data masyarakat Sumut yang bekerja berdasarkan umur 15 tahun
keatas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan status pekerjaan utama
adalah sebagai berikut:
Data Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan dan Status Pekerjaan Utama
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Berusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar
Berusaha dibantu buruh tetap atau buruh dibayar
Buruh atau karyawan atau pegawai
Pekerja bebas
Pekerja keluarga atau tidak dibayar
Jumlah
Tidak/Belum Pernah Sekolah
0,74 0,93 0,02 0,19 0,19 1,36 3,43
Tidak/Belum Tamat SD
1,70 1,37 0,10 0,78 0,64 1,28 5,87
SD/MI/Sederajat
7,71 4,85 1,10 5,29 3,32 5,15 27,42
SLTP/MTs/Sederajat
5,61 3,14 0,95 5,74 2,63 4,42 22,49
7http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=192159:peke
rjaan-warga-sumut-masih-didominasi-buruh-&catid=15:sumut&Itemid=28 diakses pada 7 Juli 2014
42
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Berusaha sendiri
Berusaha dibantu buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar
Berusaha dibantu buruh tetap atau buruh dibayar
Buruh atau karyawan atau pegawai
Pekerja bebas
Pekerja keluarga atau tidak dibayar
Jumlah
SLTA/MA/Sederajat
6,84 2,59 1,34 11,73 2,19 3,83 28,54
SM Kejuruan
0,77 0,28 0,16 1,87 0,30 0,36 3,75
Diploma I/II
0,12 0,04 0,03 0,81 0,02 0,06 1,06
Diploma III 0,23 0,05 0,06 1,39 0,04 0,08 1,85 Diploma IV/Universitas
0,56 0,10 0,20 4,20 0,11 0,12 5,29
S2/S3 0,02 0,00 0,01 0,26 0,01 0,00 0,30 Jumlah 24,30 13,35 3,97 32,27 9,44 16,66 100,00
Sumber www.bps.go.id
5. Agama
Agama di Sumut sangat beragam dan sebagian besar masyarakat
menganut agama Islam. Agama Islam banyak dianut oleh masyarkat yang bersuku
Melayu, Pesisir, Minangkabau, Jawa, Aceh, suku Batak Mandailing, sebagian
Batak Karo, Simalungun dan Pakpak. Agama kristen dianut oleh suku Batak
Karo, Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias. Agama Hindu terutama
dipeluk oleh suku Tamil di perkotaan. Agama budha terutama dipeluk oleh suku
Peranakan di perkotaan. Agama konghucu terutama dipeluk oleh suku Peranakan
di perkotaan. Parmalin dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta
Tinggi. Animisme masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu
43
Parhabonaron dan kepercayaan sejenisnya.8 Dengan deskripsi sebagai berikut:
Deskripsi pemeluk agama di Sumut adalah sebagai berikut: Islam (66,09%),
Kristen (27,03%), katolik (3,97%), Hindu (0,11%), Budha (2,34%), Konghucu
(0,01) lain-lain (0,04%).9
Keberagaman agama yang dianut oleh masyarakat Sumut dilengkapi juga
dengan rumah ibadah masing-masing. Khususnya di kota medan yang merupakan
pusat pemerintahan provinsi Sumut. sampai saat ini masih mudah kita dapati
bangunan rumah ibadah peninggalan kerajaan-kerajaan yang masih berdiri dengan
kokoh dan terus dilestarikan.
Bagi ummat muslim Sumut Mesjid Raya Al Mashun adalah salah satu
mesjid bersejarah. Mesjid yang terletak di jalan Sisingamangaraja ini berdekatan
dengan istana Maimun yang merupakan istana peninggalan kerajaan Melayu.
Mesjid ini juga menjadi salah satu Landmark atau simbol kota Medan. Mesjid
raya ini mempunyai gaya arsitektur Cina, Arab, hingga India. Mesjid ini dapat
menampung 1500 jemaah untuk melaksanakan Sholat setiap hari. Mesjid ini
dibangun oleh Sultan Makmun Al Rasyid di desain oleh DENGIMANS dari
Belanda dengan gaya Moorish yang berdiri pada tahun 1906 dan barang-barang
bangunannya diimpor langsung dari Italia, India, jerman, Prancis dan Cina.
Banyak turis dari berbagai Negara didunia selalu mengunjungi Mesjid ini.10
8 http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara diakses pada 7 April 2014 9 www.bps.go.id diakses pada 6 Juli 2014 10http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&view=article&id=3
9772:medan&catid=124:lokasi-wisata&Itemid=83. Diakses pada 11 April 2014
44
Bagi ummat kristen Gereja Immanuel (Gereja Lama) merupakan gereja
tertua yang di medan. Gereja ini dibangun pada tahun 1921 dan masih digunakan
sebagai tempat kebaktian. Selain itu, gereja ini juga banyak digunakan oleh
ummatkristiani sebagai tempat upacara pernikahan. Gereja ini berlokasi di jln
Diponegoro. Selain Gereja Immanuel, kita juga bisa melihat Gereja Roma Katolik
yang terletak di jln Pemuda. Gereja ini dibangun pada tahun 1929 dan masih
digunakan sampai saat ini.11
Bagi agama Hindu kuil Shri Mariamman merupakan Kuil Hindu tertua di
Kota Medan. Dibangun pada tahun 1884 oleh umat Hindu. Kuil ini berada di Jln.
Zainul Arifin, umumnya umat Hindu datang untuk bersembahyang di kuil ini
setiap pagi. Kuil ini juga digunakan untuk ritual lainnya dalam Agama Hindu
seperti Perayaan Depavali, Perayaan Panen Padi dan sebagainnya.12
Vihara Gunung Timur di kenal sebagai Vihara tertua di Kota Medan.
Didirikan oleh Umat Budha pada tahun 1962. Umumnya umat Budha
bersembahyang ke vihara ini setiap hari. Vihara ini juga untuk acara ritual lainnya
dalam Agama Budha seperti memperingati hari ulang tahun SIDHARTA
GAUTAMA. Biasanya tanggal 4 s/d 15 setiap tahunnya. Perayaan Imlek dan
sebagainya.13
11http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&view=article&id=3
9772:medan&catid=124:lokasi-wisata&Itemid=83. Diakses pada 11 April 2014 12http://www.ceritamedan.com/2013/08/bangunan-bersejarah-kebanggaan-kota.html.
Diakses pada 11 April 2014 13http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&view=article&id=3
9772:medan&catid=124:lokasi-wisata&Itemid=83. Diakses pada 11 April 2014
45
Agama khonghucu merupakan agama termuda yang diakui oleh Indonesia.
Walaupun agama termuda yang diakui, keberadaannya di Indonesia sudah cukup
lama. Ini dibuktikan dengan berdirinya Kelenteng Ban Hing Kiong di Manado
pada tahun 1819. Agama khonghucu diprediksi terbesar berada di provinsi Sumut
khususnya kota medan.14 Salah satu tempat ibadah agama khonghucu adalah
kelenteng Tek Cheng Guan Sui di Jalan Setia Budi Pasar nol Lubuk Pakam Pekan,
Kecamatan Lubuk Pakam, Deliserdang yang diresmikan pada tanggal 12 maret
2012 yang dihadiri oleh pemerintahan daerah kabupaten Deli Serdang.
Pada tahun 2012, provinsi Sumut menjadi tuan rumah kongres agama
Khonghucu sedunia. Pelaksanaan kongres ini menjadikan indonesia sebagai
negara yang sangat menjaga kerukunan beragama dan kebebasan menjalankan
ibadah menurut keyakinan masing-masing yang diakui oleh dunia. Pelaksanaan
kongres ini juga menjadikan Sumut sebagai miniature atau simbol keberagaman
Indonesia.15
Kerukunan antar agama di provinsi Sumut sangat terjaga. Salah satu bukti
kerukunan itu adalah dilaksanakan kongres konghucu sedunia di Medan pada 22-
26 juni 2012 lalu. Hal ini memperkuat label Sumut sebagai miniatur atau simbol
keberagaman Indonesia.
14http://internasional.kompas.com/read/2012/06/19/08401136/Kongres.Konghucu.Sedunia.di.Medan. diakses pada 11 April 2014
15http://internasional.kompas.com/read/2012/06/19/08401136/Kongres.Konghucu.Sedunia.di.Medan diakses pada 11 April 2014
46
6. Etnis
Kemajemukan masyarakat di Sumut bukan hanya terletak diagama saja.
Etnis atau suku juga sangat beragam. Etnis asli Sumut adalah Batak, Melayu dan
Nias. Etnis pribumi pendatang adalah: Jawa, Sunda, Bali, Ambon, Minahasa,
Banjar, Palembang, Riau, Minangkabau dan lain-lain, sedangkan penduduk asing
adalah orang-orang Arab, India, Cina dan bangsa-bangsa lain. Penduduk Sumut
sekitar 80% tinggal di desa-desa sebagai petani dan lainnya tinggal di kota sebagai
pedagang, pegawai, tukang dan sebagainya.16
Suku Melayu : Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang,
Serdang Bedagai, dan Langkat. Suku Batak Karo : Kabupaten Karo. Suku Batak
Toba : Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten
Samosir, Kabupaten Toba Samosir. Suku Batak Mandailing/Angkola : Kabupaten
Tapsel, Kabupaten Mandailing Natal. Suku Batak Pesisir : Kabupaten Tapanuli
Tengah dan Kota Sibolga. Suku Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun.
Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat. Suku Nias :
Pulau Nias. Suku Minangkabau : Kota Medan, Kabupaten Batubara, Pesisir barat.
Suku Aceh : Kota Medan Suku Jawa : Pesisir timur. Suku Tionghoa : Perkotaan
pesisir timur & barat.17
16 http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/ diakes pada 11 April 2014 17 http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/ diakes pada 11 April 2014
47
B. PROFIL GATOT PUJO NUGROHO
1. Sejarah Keluarga
Gatot Pujo Nugroho ST lahir di Magelang, 11 Juni 1962. Lahir dari
pasangan Juli Tjokro Wardoyo dan Sulastri. Ayahnya Juli Tjokro Wardoyo adalah
seorang purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan pangkat terakhir
Pembantu Letnan Satu (Peltu). Ibunya, Sulastri adalah seorang ibu rumah tangga.
Gatot besar didalam lingkungan militer. Selain itu, keluarga Gatot juga terbilang
sangat religius. Ibunya merupakan ketua dari pengajian di lingkungan mereka
tinggal. Hidup di lingkungan militer sekaligus religus menempa Gatot menjadi
disiplin dan taat beragama.18
Gatot memiliki seorang istri bernama Hj Sutias Handayani Amd. Istrinya
lahir di Medan pada tanggal 22 Mei 1964 dan menyelesaikan pendidikan Diploma
III. Hasil dari pernikahannya, Gatot memiliki 5 orang anak. Anak pertama
bernama Afifah Radhiyatullah yang lahir pada 13 Maret 1991 dan menemempuh
pendidikan teknik kimia di Universitas Sumatra Utara (USU). Anak kedua
benama Fauziah Dinny Hanif lahir pada 2 April 1992 dan merupakan mahasiswa
kedokteran di Universitas Sumatra Utara (USU). Anak ketiga Gatot bernama
Rumaisho Hanny Muti’ah yang lahir pada 28 Mei 1993. Dan mengambil
pendidikan di Al-Azhar Kairo. Maryam Balqis Salimah adalah anak keempat,
lahir pada 12 Desember 1994 menjadi pelajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
I Medan. Dan anak sulungnya bernama Aisyah Nailah Rabbaniy yang lahir pada
18 http://www.pkssumut.or.id/2013/03/sekilas-profile-gubsu-sumut-ke-17.html. Diakses
pada 7 April 2014
48
tanggal 29 November 1996 dan merupakan pelajar di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri I Medan.19
2. Pendidikan Formal
Gatot memulai pendidikan formal di sekolah dasar (SD) Negeri di
Magelang. Hidup dalam keluarga yang relegius, membuat Gatot selalu menjaga
sholat lima waktu. Kebiasaannya itu membuat dia dijulukin kyai oleh teman-
temannya. Julukan itu terus didapatnya sampai duduk disekolah teknik menengah
(STM). Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Gatot melanjutkan
pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Magelang.20
Karena kecintaannya terhadap Islam, Gatot yang mempunyai cita-cita
selain menjadi tentara, juga ingin menjadi Kyai atau Ulama. Tetapi keinginannya
untuk menimba ilmu agama Islam ke pondok pesantren Gontor selepas dari SMP
urung tercapai. Ketidak mampuan biaya dari orang tuanya yang hanya prajurit
biasa, membuat Gatot menyimpan keinginan itu.21
Selepas menimba ilmu di SMP, Gatot melanjutkan pendidikan kesekolah
Teknik Menengah (STM) Negeri 1 Magelang dengan harapan selepas sekolah
dapat bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Setelah melalui ujian
masuk, akhirnya Gatot diterima dan menjadi satu-satu murid dari SMP Negeri 1
19 www.gatotpujonugroho.com diakses pada 7 April 2014 20 www.gatotpujonugroho.com diakses pada 7 April 2014 21 http://id.wikipedia.org/wiki/Gatot_Pujo_Nugroho . Diakses pada 7 April 2014
49
Magelang yang lulus di sekolah yang pada saat itu menjadi sekolah favorit di
Magelang.22
Setelah menyelesaikan pendidikan di STM, Gatot langsung diterima
bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Pekerjaan itu dilakukannya untuk
membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Pekerjaan kasar itu membuat kulit
kakinya menjadi berlubang-lubang, dan hal itu membuat dia gagal dalam tes
kesehatan pada penerimaan calon bintara (SECAPA) angkatan darat (AD), cita-
cita yang sudah ditanamkannya sejak kecil.23 Tetapi kegagalan menjadi angkatan
darat tidak membuatnya putus asa. Setelah kurang lebih 1 tahun bekerja di
kontraktor, Gatot mendapatkan info tentang program beasiswa penuh Diploma III
(DIII) dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Karena tidak dipungut biaya,
akhirnya Gatot mendaftar dan dinyatakan lulus dalam seleksi.24
Semasa menempuh pendidikan DIII di ITB, Gatot mulai aktif dalam
aktivitas masjid kampus. Dia aktif di masjid Salman ITB dan juga masjid Taqwa
yang berada dilingkungan komplek TNI AD di Geger Kalong, Bandung.
Kebetulan majid Taqwa tersebut berada persis didepan rumah KH Abdullah
Gymnastiar (Aa Gym). Bersama Aa Gym, Gatot menghidupkan masjid Taqwa
dengan berbagai kegiatan.25
22 http://forum.detik.com/kenal-lebih-dekat-dengan-gatot-pujo-nugroho-dan-tengku-erry-
t638240.html. diakses pada 7 April 2014 23 http://sumutpos.co/2013/06/60661/anak-tentara-berpangkat-peltu-pimpin-sumut. diakses
pada 7 April 2014 24 www.gatotpujonugroho.com. diakses pada 7 April 2014 25 www.gatotpujonugroho.com. diakses pada 7 April 2014
50
Setelah menyelesaikan pendidikan di ITB, Gatot ditempatkan sebagai staf
pengajar di Politeknik USU sejak 1986. Setelah ditempatkan di Politeknik USU,
Gatot pun aktif di masjid kampus, yakni Masjid Dakwah USU. Aktivitas dakwah
di kampus itu lah yang terus berlanjut sampai kemudian Gatot pun terlibat aktif
dalam dakwah bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).26
3. Karir Politik
Pada awalnya Gatot bukanlah orang yang terkenal dikalangan masyarakat
Sumut. Karena pekerjaannya hanya sebagai pengajar di politeknik USU. Seiring
waktu, dengan keaktifannya di PKS dan puncak pada tahun 2006 hasil dari
musyawarah wilayah PKS Sumut, Gatot dipercaya menjadi ketua PKS Sumut.
Sejak menjabat sebagai Ketua wilayah Gatot mulai dikenal dikalangan
masyarakat.
Pada pemilihan kepada daerah tahun 2008, Gatot dipercaya untuk
mendampingi Syamsul Aripin sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Sumut. Pasangan yang dikenal dengan jargon Syampurno ini akhirnya
memenangkan pilkada pertama yang dipilih langsung oleh masyrakat.
Kebersamaan pasangan ini tidak berlangsung sampai akhir jabatan. Dipertangahan
jalan, Syamsul Aripin yang menjabat sebagai Gubernur menjadi tersangka kasus
korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Langkat.
26 http://www.pkssumut.or.id/2013/03/sekilas-profile-gubsu-sumut-ke-17.html. diakses
pada 7 April 2014
51
Syamsul ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi dan dititipkan di Rutan
Salemba.27
Setelah penangkapan Syamsul, Gatot selaku wakil Gubernur akhirnya
diangkat menjadi pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu)
terhitung sejak 21 Maret 2011. Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres)
No.15/P Tahun 2011 tertanggal 21 Maret 2011.28 Pada tanggal 14 Maret 2013,
Gatot dilantik menjadi gubernur Defenitif.29 Setelah memenangkan pertarungan
pada pilkada Sumut periode 2013-2018 Gatot yang berpasangan dengan Tengku
Erry akhirnya dilantik menjadi Gubernur dan wakil gubernur pada 17 juni 2013.30
C. PROFIL TENGKU ERRY NURADI
1. Sejarah Keluarga
Nama lengkap Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si. Akrab disapa Tengku
Erry. Lahir di Medan, 30 Juni 1964. Anak bungsu dari tujuh bersaudara, buah
cinta H. Tengku Nurdin Perbaungan dan Hj. Tengku Rafiah. Tengku Erry adalah
adik kandung dari mantan gubernur Sumut Alm. Tengku Rizal Nurdin yang
meninggal pada kecelakaan pesawat di Medan.31
Tengku Erry mempunnyai seorang istri bernama Hj. Evi Diana br Sitorus.
Dari pernikahan ini, Tengku Erry dikarunia tiga orang anak. Yang paling tua
27 www.gatotpujonugroho.com. diakses pada 7 April 2014 28 http://www.pkssumut.or.id/2013/03/sekilas-profile-gubsu-sumut-ke-17.html. diakses
pada 7 April 2014 29 http://www.jpnn.com/read/2013/04/01/165239/Gatot-Pujo-Nugroho-Bakal-Tercatat-di-
MURI- diakses pada 7 April 2014 30 http://www.sumutprov.go.id/lengkap2.php?id=276. diakses pada 7 April 2014 31 pksbatubara.blogspot.com diakses pada 7 April 2014
52
bernama Tengku Muhammad Ryan Novandi, Putrinya bernama Tengku Vira
Annisa dan anak paling kecil bernama Tengku Muhammad Rivi Riadhi.32
2. Pendidikan Formal
Tengku Erry menimba pendidikan dasar di sekolah dasar Methodist medan
dan lulus pada tahun 1976. Kemudian melanjutkan pendidikannya disekolah
menengah pertama (SMP) pada sekolah lembaga pendidikan yang sama dan lulus
pada tahun 1979. Setelah menyelesaikan pendidikan ditingkat SMP, Tengku Erry
melanjutkan pendidikan disekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 medan dan
lulus dengan nilai yang sangat memuaskan pada tahun 1983.33
Setelah menyelesaikan sekolah ditingkat SMA, Tengku Erry melanjutkan
pendidikan formalnya ke Universitas Sumatera Utara (USU) dan mengambil
program di Fakultas teknik. Dengan sebuah prinsif pendidikan merupakan sebuah
kebutuhan mutlak, Tengku Erry melanjutkan studi Pasca Sarjana (S2) di USU
dengan mengambil program Perencanaan Wilayah dan lulus pada tahun 2009.
Setelah menyelesaikan S2, Tengku Erry yang tidak pernah merasa puas terhadap
ilmu, melanjutkan pendidikannya di program Studi Doktoral (S3) di universitas
yang sama34.
32 pksbatubara.blogspot.com diakses pada 7 April 2014 33www. INFO TABAGSEL.com PROFIL PASANGAN KANDIDAT 5.Gatot Pujo
Nugroho-Tengku Erry Nuradi. Diakses pada 4 April 2014 34 pksbatubara.blogspot.com diakses pada 7 April 2014
53
3. Pendidikan Non Formal
Selain menimba ilmu dari pendidikan formal, Tengku Erry juga mencari
ilmu dari pendidikan non formal. Pada tahun 1998, Tengku Erry mengenyam
pendidikan Small Medium Enterprise di Yokohama, Jepang. Pada tahun 2007
Tengku Erry juga pernah mengikuti Penataran Pimpinan Daerah (Tarpimda) di
Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhamnas) dan merupakan angkatan pertama.
Ditahun yang sama, Tengku Erry juga mengikuti study banding dengan
perkumpulan manager Inter City Management Association (ICMA) yang
diprakarsai LGSP-USAID Pennyslvania, Amerika Serikat. Pada tahun 2009,
Tengku Erry mengikuti study penyusunan rancangan undang-undang akuntabilitas
penyelenggaraan Negara dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara
(Kemenpan) di Australia. Tidak hanya sampai disitu, pada tahun yang sama
Tengku Erry mengikuti Study Excursion Local Finance Management Assosiasi
Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Inwent Jerman.35
Pada tahun 2011, Tengku Erry juga mengikuti orientasi kepemimpinan
dan penyelenggaraan daerah angkatan pertama di Jakarta. Tidak hanya itu, mantan
bupati Serdang Bedagai ini jugamengikuti kuliah singkat di Harvard University,
Amerika Serikat dan menimba ilmu dengan mengikuti Short Course Tsinghua
University di Beijing.36
35 http://pksbatubara.blogspot.com/2013/02/profil-tengku-erry-nuradi.html diakses pada 7
April 2014 36 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014
54
4. Karir dan Kepemimpinan
Pada awalnya, Tengku Erry bukanlah seorang politikus melainkan
pengusaha sukses. Tapi dengan melihat keberadaan masyarakat yang jauh dari
kesejahteraan, Tengku Erry akhirnya beralih profesi menjadi pemimpin sekaligus
pelayan bagi masyarakat serdang bedagai pada tahun 2005.
Pada awal massa kepemimpinannya dikabupaten Serdang Bedagai,
Kabupaten ini baru berusia 9 tahun hasil dari pemekaran kabupaten Deli Serdang.
Dengan usia kabupaten yang masih muda, Tengku Erry membuat sejumlah
terobosan, termasuk memperkuat ketahanan pangan dengan memaksimalkan
lahan persawahan dan palawija.37
Dalam perjalanannya sebagai bupati, pembangunan tumbuh secara merata.
Daerah yang dulunya termarjinalkan dikelola menjadi kawasan produktif. Setiap
lini diperhatikan dan diberikan sentuhan sehingga dapat bangkit. Kawasan wisata
menggeliat, potensi laut dan perikanan terus dioptimalkan tidak terkecuali juga
sektor pertanian yang terus mendapatkan perhatian sehingga menjadi penyumbang
terbesar Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDBR) serdang bedagai.38
Kerja keras yang tidak kenal lelah dan pembangunan yang terus merata
serta keinginan masyarakat untuk terus maju membawa Serdang Bedagai menjadi
kabupaten pemekaran terbaik no 5 di Indonesia. Kerja keras yang dilakukan dan
prestasi yang didapat membuat masyarakat percaya dan kembali mengamanahkan
37 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014 38 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014
55
jabatan bupati kepada Tengku Erry untuk periode 2010-2015 dengan wakil yang
sama.39
C. TIM SUKSES
Tim sukses pasangan ganteng secara umum terbagi atas tim relawan dan
tim pemenangan. Tim relawan berasal dari masyarakat umum yang ingin
memenangkan pasangan Ganteng dan dengan sukarela mendirikan posko-posko
pemenangan. Sedangkan tim pemenangan adalah tim yang menyusun strategi
pemenangan pasangan Ganteng yang diketua oleh salah seorang dari partai
pendukung.
1. Tim Relawan
Keinginan masyarakat untuk menjadikan pasangan Ganteng menjadi
pemenang pada Pilkada ini membuat masyarakat antusias mendukungnya.
Dukungan-dukungan tersebut dapat dilihat dari banyaknya tim relawan
pemenangan. Pembentukan tim relawan ini merupakan bentuk nyata dari
masyarakat yang ingin menjadikan pasangan Ganteng sebagai pemimpin mereka
5 tahun mendatang.
Para relawan juga menyatakan Sumut butuh pemimpin yang mereka
istilahkan memiliki 5 kriteria sesuai dengan nomor pasangan 5 yaitu memiliki
kriteria STAF dan P, yaitu singkatan Siddiq (jujur dalam ucapan dan perbuatan),
39 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014
56
Tabligh (menebar kebenaran), Amanah (terpercaya), Fathanah (cerdas) dan
Pengalaman (memiliki pengalaman sebagai pemimpin pemerintahan).40
Banyak tim relawan yang mendedikasikan dirinya untuk kemenangan
pasangan Ganteng, diantaranya adalah Gatra Medan. Gatra Medan merupakan
relawan yang dibentuk untuk kemenangan Ganteng yang tersebar di 21 kecamatan
kota Medan41. Selain itu, terdapat juga tim relawan yang menamakan diri sebagai
tim relawan Pemenangan Terpadu (Pandu). Tim relawan ini terdiri dari lapisan
elemen masyarakat serta multi etnis. Tim relawan Pandu akan mendirikan posko-
posko di 22 kecamatan yang ada di kabupaten Deli Serdang.42
Terdapat juga relawan yang mengatasnamakan sebagai Relawan Gatot-
Tengku Ery (REGTREN). Pelantikan tim ini dilaksanakan di wisma Hermina
Hotel Pardede Belawan yang dihadiri oleh ratusan relawan yang merupakan tokoh
masyarakat, tokoh pemuda dan unsur muspida yang berasal dari Medan bagian
utara dan kawasan Hamparan Perak. Tim relawan ini mendirikan media center
dan membangun opini publik yang positif tentang pasangan Ganteng melalui
penerbitan tabloid-tabloid.43
Terdapat juga tim relawan yang berasal dari Ikatan Sarjana Melayu
Menangkan ‘Ganteng’ yang menamakan diri sebagai Tim Untuk Gatot-Erry
40http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=275224:rela
wan-ganteng-9999-dapat-puding-telur-setengah-masak&catid=41:pilkada-sumut&Itemid=64. Diakses pada 7 April 2014
41http://news.bisnis.com/read/20121231/15/112232/pilkada-sumut-tim-relawan-gatot-tengku-dibentuk. Diakses pada 7 juli 2014
42 moeslimonline.com/berita-1337-tim-relawan-pandu-siap-menangkan-ganteng.html. diakses pada 7 juli 2014
43 http://www.globalsumut.com/2013/02/regten-dideklarasikan-siap-antarkan.html?m=1 diakses pada 7 Juli 2014
57
Sumut-1 (‘TUGAS’). Tim Relawan ini akan memberikan pemahaman kepada
masyarakat Sumut agar dapat mendukung, memilih dan memenangkan pasangan
ini pada pemilukada Gubsu, 7 Maret 2013 mendatang sebagai pasangan pemimpin
baru untuk mewujudkan Sumut menjadi salah satu provinsi terbaik di
Indonesia.44
Selain tim relawan yang disebutkan diatas, masih banyak lagi tim-tim
relawan yang dengan sendirinya mendukung pasangan Ganteng untuk menjadi
pemenang di pilkada Sumut, diantaranya adalah relawan dari Laskar Melayu
Hang Tuah, relawan Ash Shaf yang berasal dari organisasi Al Washliyah, Tim
relawan SAKTI (Seruan Aksi Kemenangan Tengku Erry Nuradi) yang berasal
dari kabupaten Serdang Bedagai, tim relawan Becak Motor (Betor) Ganteng, Tim
relawan dari Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP), di
kabupaten Batu Bara ada tim relawan Ganteng 9999 dan juga warung Ganteng.
Dan tim relawan lainnya yang mendukung pasangan Ganteng untuk
memenangkan pilkada.
2. Tim Pemenangan
Tim pemenangan pasangan Ganteng terdiri dari partai politik ormas
pendukung. Sebagaimana yang penulis ketahui bahwa partai pendukung pasangan
Ganteng adalah Partai Kadilan Sejahtera (PKS) dan partai Hati Nurani Rakyat
(Hanura) dan beberapa partai kecil lainnya. Tim pemenangan ini diketua oleh
Ikrimah Hamaidy yang berasal dari PKS. Tim pemenang bertugas menyusun
44 http://sumutpos.co/2012/11/46418/komitmen-ikatan-sarjana-melayu-menangkan-ganteng
diakses pada 7 juli 2014
58
strategi yang akan dijalankan untuk mengumpulkan suara pendukung.
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan bapak Ikrimah Hamidy, orang-
orang yang berada didalam tim ini adalah mereka yang diutus langsung oleh partai
dan organisasi yang mendukung pasangan Ganteng.
Tim pemenangan pasangan Ganteng juga membentuk 11 korwil
(koordinator wilayah) di 33 kab/kota di Sumut. Tiap korwil akan menggalang
massa sekaligus menjaga lumbung suara di masing-masing wilayah. Sebagaimana
disampaikan oleh Tengku Erry pada pembentukan 11 korwil “Tiap Korwil
bertanggungjawab membentuk simpul-simpul pemenangan di tiap wilayah
masing-masing dari tingkat kecamatan hingga kelurahan dan desa, pembentukan
korwil pemenangan di tiap daerah diperlukan untuk mengakomodir banyaknya
relawan dan lembaga yang simpatik dalam upaya memenangkan pasangan
Ganteng”45.
45http://harianmandiri.com/politik/11-korwil-se-sumut-dibentuk-untuk-menangkan-
ganteng/877 diakses pada 7 Juli 2014
59
BAB IV
STRATEGI MARKETING POLITIK PASANGAN GANTENG
Kemenangan yang diperoleh pasangan Ganteng pada Pilkada Sumut tidak
terlepas dari strategi marketing politik baik yang langsung dilakukan oleh
pasangan Ganteng maupun tim sukses. Mulai dari sosok Ganteng, program kerja
yang ditawarkan, dukungan media dan non media, gaya berkampanye, orientasi
marketing politik, kekuatan struktur sosial sebagai bagian dari segmentasi
marketing politik maupun citra politik yang dibangun oleh pasangan Ganteng dan
partai pendukung. Hal tersebut akan diuraikan didalam bagian berikut ini:
A. STRATEGI MARKETING POLITIK
Dalam menganalisis strategi yang digunakan pasangan Ganteng dalam
memenangkan pilkada, penulis akan membahasnya melalui beberapa konsep yang
harus diterapkan dalam marketing politik.
1. Orientasi Pasar
Orientasi pasar dalam marketing politik adalah memberikan produk politik
yang dianggap masyarakat bisa memberikan solusi terhadap permasalahan yang
sedang dihadapi. Visi-Misi atau program kerja yang jelas dan berpihak kepada
kepentingan rakyat akan menjadi daya tarik masyarakat untuk memberikan
dukungan.1 Sebagaimana yang disampaikan oleh pasangan ini pada rapat
paripurna di gedung DPRD Sumut tentang visi dan misi mereka adalah
1 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 160
60
menjadikan Sumatra Utara menjadi provinsi yang memiliki daya saing dan
sejahtera.2 Untuk mencapai visinya tersebut, pasangan ini menyapaikan lima poin
misi yang akan dilakukan. Pertama: menciptakan sumber daya manusia yang
berdaya saing, memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara, bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa dan berkompetensi tinggi. Kedua: membangun
sarana dan prasarana daerah untuk menunjang kegiatan ekonomi daerah yang
bekerja sama dengan pemerintahan daerah, swasta, regional maupun internasional.
Ketiga: meningkatkan kualitas pelayanan untuk memenuhi standar hidup
yang layak, kesetaraan, dan keadilan serta mengurangi ketimpangan antar
wilayah. Keempat: membangun dan dan mengembangkan ekonomi daerah
melalui pengelolaan sumber daya alam lestari berkelanjutan dan pengembangan
kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif, produktif
dan memiliki etos kerja yang tinggi. Kelima: pembinaan aparatur pemerintahan
yang profesional dan berkompetensi, mendorong penegakan hukum yang
konsisten dengan dukungan sistem kepemerintahan yang baik (goog
governance).3 Visi dan misi ini mengantar pasangan ini menjadi lebih disukai oleh
masyarakat.
Fokus utama program kerja pasangan ini diantaranya menggratiskan biaya
pendidikan dari SD sampai SMA di seluruh Sumut. Program ini sudah dilakukan
oleh tengku Erry selama menjadi bupati Serdang Bedagai. Selain itu, pasangan
Ganteng juga ingin melanjutkan program kerja yang sudah berjalan selama dua
2 www.medanmagazine.com/visi-gatot-tengku-erry-wujudkan-sumut-berdaya-saing-dan-sejahtera/. diakses pada 20 April2014 3www.medanmagazine.com/visi-gatot-tengku-erry-wujudkan-sumut-berdaya-saing-dan-sejahtera/. diakses pada 20 April 2014
61
tahun terakhir. (Sebagaimana yang penulis tahu, Ganteng adalah Plt gubernur).
Program kerja itu diantaranya pemberian asuransi jiwa untuk nelayan Sumut,
menciptakan lapangan kerja untuk menekan angka pengangguran, melindungi
petani lokal dengan mengoptimalkan penggunaan produk pertanian lokal,
mewujudkan perlindungan dan penguatan pasar tradisional agar lebih berdaya
saing, dan menciptakan keluarga Sumut yang sejahtera, harmonis, dan beriman.
2. Orientasi Persaingan dan Pesaing
Orientasi persaingan adalah pemahaman dan sikap bahwa kompetisi sangat
diperlukan dan dari sanalah hal yang akan ditawarkan mulai disusun. Partai politik
harus mengetahui peta kekuatan lawan. Apakah satu partai mendominasi suatu
wilayah atau kesempatan masih terbuka buat partai lain.struktur persaingan yang
berbeda membutuhkan strategi yang berbeda dan setiap partai harus
memanfaatkan peluang.4
Pasangan Ganteng melihat persaingan sebagai tolak ukur untuk mengambil
perhatian masyarakat. Dari 33 kabupaten/kota yang terdapat di Sumut, pasangan
Ganteng bisa menang di 16 kabupaten/kota. Asumsi penulis, pasangan Ganteng
tidak memfokuskan perhatian untuk melakukan penelitian tentang kekurangan
lawan-lawannya, tetapi pasangan ini lebih memanfaatkan kelebihan yang ada pada
mereka. Misalnya, Gatot yang merupakan Plt gubernur bisa memanfaatkan
program kerja yang dilakukannya selama menjabat sebagai salah satu daya tarik.
Walaupun hanya menjabat sebagi Plt gubernur dan tidak mempunyai wewang
dalam kebijakan seluas gubernur, bukan berarti Gatot tidak mempunyai program
4 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 163
62
kerja untuk kemajuan Sumut. Walaupun tidak banyak, ada beberapa prestasi yang
diperoleh oleh Gatot diantaranya adalah swasembada beras, pertumbuhan
ekonomi Sumut yang stabil dan diatas rata-rata nasional, serta penerimaan pajak
daerah yang selalu bisa mencapai bahkan melebihi target.5
Selain itu Gatot juga berhasil mengendalikan angka inflasi pada tahun 2012
mencapai angka 3,86 persen, angka ini dibawah angka inflasi nasional sebesar
4,30 persen. Berbagai indikator kesejahterahan juga cukup menggembirakan,
Gatot berhasil menekan angka kemiskinan dari 11,33 persen pada tahun 2011
menjadi 10,67 persen pada tahun 2012. Demikian pula angka pengangguran
berhasil diturunkan dari 6,37 persen tahun 2011 menjadi 6,20 persen pada tahun
20126.
Selain itu ada 3 hal yang direalisasikan dan dirasakan langsung dampaknya
bagi masyarakat oleh Gatot Selaku Plt gubernur. Pertama: penyelesaian
pembangunan bandara kualanamu dan insfratruktur pendukungnya. Kedua:
pembangunan ruas-ruas jalan tol yang saling menghubungkan mulai dari Binjai
hingga ke Kisaran. Ketiga: pembukaan kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei di
Simalungun.7 Sementara, Tengku Erry merupakan sosok yang mengantarkan
Serdang Bedagai sebagai salah satu kabupaten pemekaran yang paling maju di
Indonesia. Tengku Erry berhasil membangkitkan perekonomian rakyat Serdang
5 http://politik.kompasiana.com/2013/03/01/menuju-bk-1-analisis-kecil-dan-utak-atik-
peluang-calon-gubernur-dan-calon-wakil-gubernur-pada-pemilukada-sumut-2013-533332.html diakses pada 6 juli 2014
6http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=275824:tingkat-inflasi-sumut-dipuji&catid=77:fokusutama&Itemid=131 diakses pada 6 Juli 2014
7 http://politik.kompasiana.com/2013/03/01/menuju-bk-1-analisis-kecil-dan-utak-atik-peluang-calon-gubernur-dan-calon-wakil-gubernur-pada-pemilukada-sumut-2013-533332.html diakses pada 6 juli 2014
63
Bedagai melalui terobosan-terobosan yang dilakukan selama menjadi bupati.
Diantaranya adalah memperkuat ketahanan pangan dengan memaksimalkan lahan
persawahan dan palawija, memaksimalkan kawasan wisata, potensi laut dan
perikanan.8
Lawan politik (Pesaing) merupakan ancaman serius bagi partai atau
kandidat. Oleh karena itu, partai harus mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
lawan politiknya sehingga partai bisa memberikan yang lebih baik dari apa yang
dilakukan lawan politiknya, sekurang-kurangnya bisa melakukan hal yang sama.9
Lima pasang calon yang bersaing untuk menduduki jabatan Sumut I
memiliki program kerja yang hampir sama semua. Isu yang mereka angkat tidak
terlepas dari kesejahteraan masyarakat Sumut. Dari tagline yang meraka buat,
dapat diartikan sebagai kepedulian terhadapa masyarakat menengah kebawah
tetapi tidak melupakan masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi
menengah keatas. Dari 4 pesaing pasangan Ganteng, menurut analisa penulis
pasangan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman yang menjadi pesaing paling berat
dalam upaya memberikan janji program kerja nantinya. Ini dikarenakan Pasangan
Gus Irawan pasaribu-soekirman yang memiliki tagline ‘Menuju Sumut Sejahtera’
yang program kerjanya antara lain adalah mengupayakan agar perekonomian
masyarakat Sumut bangkit (terutama kelas menengah kebawah) sudah pernah
dilakukan oleh Gus Irawan Pasaribu saat menjabat sebagai Dirut Bank Sumut.
Gus Irawan Pasaribu saat itu sukses menjadikan Bank Sumut sebagai BUMD
8 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014
9 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 166
64
berkelas nasional dan memberikan kredit usaha ringan tanpa agunan kepada
pengusaha kecil dan menengah.
Program kerja yang diusung oleh pasangan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman
juga dilakukan oleh pasangan Ganteng. Gatot yang sudah 2 tahun menjabat
sebagai Plt gubernur ingin melanjutkan program kerjanya. Diantaranya adalah
memberikan asuransi jiwa kepada masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.
Sumut yang berada dipinggiran pantai menjadikan sebagian masyarakar
berprofesi sebagai nelayan terutama bagian pesisir pantai timur. Lalu program
kerja lainnya adalah membuka jutaan lapangan pekerjaan untuk menekan angka
pengangguran serta melindungi petani lokal dengan mengoptimalkan penggunaan
produk pertanian lokal.
Pasangan Ganteng juga ingin memberikan pendidikan gratis mulai dari
tingkat SD sampai SMA. Dan program ini telah direalisasikan sebelumnya oleh
Tengku Erry selama menjabat sebagi bupati. Oleh karena itu, tampaknya
masyarakat tidak akan ragu lagi untuk memilih pasangan ini yang sudah terbukti
dengan program kerja yang telah mereka lakukan sebelumnya.
3. Orientasi Konsumen
Konsumen dalam ranah politik adalah masyarakat. Masyarakat dijadikan
sumber inspirasi untuk membentuk program kerja. Partai harus mampu
menangkap dan menampung keresahan, masalah, keinginan, harapan dan aspirasi
65
masyarakat. Dari semua permasalahan yang dialami masyarakat partai harus
pandai mengolah lalu menerjemahkannya kedalam program kerja.10
Program kerja yang ditawarkan pasangan ini sangat relevan dengan keadaan
masyarakat Sumut. Masyarakat saat ini membutuhkan biaya pendidikan yang
murah dan pembukaan lapangan pekerjaan. Melihat permintaan masyarakat
tentang pendidikan murah, pasangan Ganteng mencanangkan pendidikan gratis
dari SD hingga SMA. Selain itu, masyarakat Sumut yang banyak bertumpu pada
pertanian untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari akan diberikan modal dan
produk pertanian lokal akan selalu dioptimalkan dan memperkuat pasar-pasar
tradisional agar memiliki daya saing. Selain itu, pasangan ini juga mencanangkan
program kerja pembukaan sejuta lapangan pekerjaan.
4. Riset Pasar
Riset pasar dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang semua hal
yang berada diluar organisasi partai. Riset pasar juga dilakukan untuk mengetahui
perilaku dari pesaing politik dan perubahan yang terjadi dimasyarakat. Karena
perubahan yang terjadi dimasyarakat harus cepat ditanggapi agar partai mudah
beradaptasi dan mampu memenuhi kebutuhan dari konsumen.11 Tampaknya
program kerja yang menawarkan perbaikan kehidupan bagi masyarakat kecil
masih selalu menjadi sebuah senjata ampuh untuk menarik perhatian masyarakat.
penekanan angka pengangguran akan selalu menjadi penarik hati masyarakat
untuk memilih seorang kandidat atau partai.
10 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 164 11 Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008), 167
66
Hal ini yang dilakukan oleh pasangan Ganteng. Mereka turun langsung
kelapangan untuk mendengarkan dan memberikan pemahaman terhadap
permasalahan yang dialami masyarakat. Gatot dan Tengku Erry tidak merasa
canggung langsung turun ke lapangan untuk menemui masyarakat. seperti yang
mereka lakukan dengan mendatangi rumah lansia bernama Rukoyah dan Affandi
di Percut Seituan, Deli Serdang. Gatot langsung memberikan bantuan dengan
menginstruksikan kepada kepala dinas kesehatan Sumut Dr Raden Roro Siti
Hartati Surjantini, Mkes untuk memberikan pengobatan medis kepada Rukoyah.
Ikrimah Hamidy selaku ketua tim pemenangan pasangan Ganteng mengatakan
bahwa para relawan, simpatisan dan kader harus turun langsung kerumah-rumah
warga untuk mengajak mereka agar memilih pasangan Ganteng. Selain
mendatangi langsung, kecanggihan teknologi harus dimanfaat,misalnya dengan
memberikan pesan singkat melalui HP (SMS) kepada family, rekan kerja, teman
dan keluarga agar memilih pasangan Ganteng.
5. Kekuatan Segmentasi
Segmentasi merupakan suatu kekuatan yang mendukung dalam pembagian
struktur-struktur sosial masyarakat. Pada hal ini penulis mengklarifikasikan
beberapa segmen yaitu suku, agama, ras dan segmen perilaku pemilihnya.
Sehingga pada hal ini memungkinkan untuk menyusun beberapa strategi yang
sesuai dengan karekteristik tersebut.
a. Segmentasi Kesukuan
Masyarakat Sumut yang heterogen memberikan peluang kepada kandidat
untuk bisa meraup suara maksimal. Sumut merupakan gambaran kecil dari
67
Indonesia karena keberagaman suku dan agamanya. Terdapat lebih dari 15 suku
bangsa yang bermukin di Sumut dengan Melayu, Batak dan Nias sebagai asli
masyarakat Sumut. Dengan deskripsi sebagai berikut: Batak (41,95%), Jawa
(32,62%), Nias (6,36%), Melayu (4,92%), Tionghoa (3,07%), Minangkabau
(2,66%), Banjar (0,97%), lain-lain (7,45%)12.
Melihat dari komposisi masyarakatnya, maka pasangan Gatot merupakan
pasangan dari suku yang memiliki jumlah besar di Sumut. Tetapi hal ini tidak
dengan begitu saja menguntungkan pasangan ini, karena pesaing juga ada yang
memiliki suku sama dengan suku yang dianut oleh pasangan ini. Sebagaiman
yang penulis utarakan pada bab I halaman 7 tentang etnis dan agama calon
gubernur dan wakil gubernur. Gatot yang bersuku jawa bukan merupakan putra
jawa yang lahir di Sumatra melainkan pendatang. Pujakesuma (putra jawa
kelahiran sumatra) merupakan perhimpunan masyarakat suku jawa yang cukup
dikenal disumatra melalui ketua majelis pembina memilih mendukung pasangan
Gus Irawan-Soekirman dari pada Gatot yang merupakan incumbent. Tetapi
pasangan ini tetap mendapatkan dukungan dari masyarakat jawa.
Untuk mendapatkan dukungan dari semua etnis, pasangan Ganteng
melakukan pendekatan kepada semua suku. Strategi pendekatan yang dilakukan
melalui komunitas-komunitas kesukuan itu sendiri. Salah satu contoh dari
pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan terhadap suku batak melalui jalur
adat, Gatot yang merupakan keturunan dari suku jawa agar dekat dengan suku
batak harus diberikan marga. Di tanah batak Gatot diberikan marga lubis,
12 www.Wikipedia.com, “sumatra utara”, diakses pada 24 April 2013
68
kemudian dibatak karo dikasih marga bangun. Dan istrinya juga tidak luput dari
hal itu, ditanah batak istrinya nobatkan menjadi marga nasution dan kemudian
dibatak karo dikasih marga pelawi. 13
Pendekatan-pendekatan kultural seperti kebudayaan itu ternyata cocok
untuk merangkul yang non muslim. Ini dibuktikan dengan kemenangan pasangan
Ganteng ditiga kabupaten yang mayoritas bersuku batak dan beragama kristen.
Ketiga kabupaten itu adalah kabupen Nias Selatan, Pakpak Bharat dan Tapanuli
Tengah.
b. Segmentasi Agama
Agama merupakan suatu instrumen yang mampu mempengaruhi pilihan
politik seseorang. Agama seorang kandidat bisa memberikan keuntungan dan
kerugian bila masyarakat merasa memiliki kedekatan secara psikologis dan tidak
mementingkan program kerja ataupun tidak melihat secara detail apa yang telah
dilakukan dari seorang kandidat. Agama juga sering dijadikan alasan pemilih
untuk menentukan pilihannya.
Sumut yang memiliki keberagaman agama tidak terlepas dari hal tersebut.
Dimana agama selalu dijadikan alasan untuk menentukan pilihan. Jumlah
penganut agama secara keseluruhan di Sumut agama Islam masih menjadi yang
paling banyak dianut dan diurutan kedua adalah agam Kristen. Dalam kasus
Pilkada kali ini, terdapat 8 calon yang berasal dari agama Islam baik itu sebagai
calon gubernur maupun wakil gubernur, dan 2 kandidat lagi berasal dari agama
kristen. Dari 8 kandidat terdapat 3 pasang calon yang berpasangan sesama agama
13 Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 Januari 2014 di Medan
69
Islam dan sisanya satu menjadi calon gubernur dan satu lagi menjadi calon wakil
gubernur.
Melihat komposisi pasangan calon yang seperti ini, agama Kristen bisa saja
diuntungkan karena hanya ada 2 calon. Dan penganut agama kristen bisa saja
memenangkan salah satu calon yang menjadi calon gubernur. Tetapi hal ini tidak
terjadi, kedekatan pasangan Ganteng dengan masyarakat dan memiliki sifat yang
religius meyakinkan masyarakat bahwa pasangan ini dapat mengayomi semua
agama yang ada. Saat melakukan kunjungan ke kabupaten Dairi pada tanggal 15
Februari 2013, pasangan Gatot mendapatkan dukungan dari 160 orang pendeta
yang lansung disampaikan oleh pendeta Esron Marpaung di gedung Djauli
Manik14. Agama-agama lain yang ada di Sumut juga memberikan dukungannya
secara terbuka yang disampaikan oleh pemuka agama masing-masing.
c. Segmentasi Ideologis
1) Partai Simpatisan
a) PKS
Partai Keadilan Sejahtera atau yang lebih kita kenal dengan sebutan PKS
merupakan salah satu partai yang berasakan Islam di Indonesia. 15 walaupun
berasaskan Islam, tetapi partai ini menganut ideologi terbuka yang menerima
keberagaman dan terbuka dengan agama lain. Hal ini dibuktikan dengan
terpilihnya 30 anggota legeslatif yang berasal dari agama non islam di kawasan
14 http://www.antarasumut.com/warga-dairi-dukung-pasangan-ganteng/ diakses pada 25
April 2014 15 http://www.pkssumut.or.id/2012/12/ad-art-partai-keadilan-sejahtera.html diakses pada 25 April 2014
70
timur indonesia yang sudah terjadi sejak tahun 2004.16 PKS juga dikenal memiliki
kader militan yang akan mendukung semua keputusan dari pimpinannya.
Di Sumut, PKS merupakan partai yang masuk kedalam 5 besar perolehan
suara pada pemilu 2009 dengan menempatkan 10 anggota legeslatif tingkat
provinsi dibawah Partai Demokrat, Golkar dan PDI Perjuangan17.
b) Hanura
Partai ini berazaskan pancasila. Pada pemilu yang dilaksanakan pada tahun
2009, partai ini berhasil mendudukkan 18 perwakilannya di DPR RI dan
mendapatkan 5 kursi untuk DPRD Sumut. Lahirnya partai ini berawal dari
kegagalan mantan Panglima TNI Wiranto meraih posisi Ketua Umum Partai
Golkar untuk meraih kursi Presiden pada Pemilu 2004. Partai ini memiliki visi
yang menekankan pada kemandirin bangsa dan kesejahteraan rakyat.18
Partai ini mendukung pasangan Ganteng karena merasa yakin pasangan
Ganteng akan memenangkan pilkada. Walaupun tidak menempatkan kader
partainya sebagai pendamping Gatot, tetapi partai ini tetap serius mendukung. Ini
dibuktikan dengan hadirnya Wiranto pada kampanye akbar yang dilaksanakan di
alun-alun Stabat, Langkat. Wiranto berpesan agar masyarakat Sumut memilih
pasangan Ganteng yang sudah terbukti dapat membawa kemajuan terhadap
Sumut.19
16http://nasional.kompas.com/read/2010/08/19/18161414/PKS:.Asas.Tetap.Islam..Ideologi.Terbuka diakses pada 25 April 2014 17 http://www.fraksi.keadilan.sejahtera.dprd.sumut.html diakses pada 15 Juli 2013 18 http://nasional.sindonews.com/read/2013/01/08/12/705012/profil-partai-hanura diakses pada 25 April 2014 19 http://www.antaranews.com/berita/361310/anis-matta-dan-wiranto-kompak-dukung-gatot. diakses pada 25 April 2014
71
d. Segmentasi Perilaku Pemilih
1) Segmen Pemilih Rasional
Pilihan rasional muncul sebagai bagian revolusi behavioural dalam ilmu
politik Amerika tahun 1950-an dan 1960-an yang berusaha meneliti bagaimana
individu berperilaku dengan menggunakan metode empiris. Namun demikian,
pilihan rasional berasal dari metodologi ilmu ekonomi. Anthony Down adalah
pelopor dalam penerapan teori pilihan rasional bagi perilaku pemilihan umum.20
Inti dari pilihan rasional adalah ketika dihadapkan pada beberapa pilihan, maka
orang akan melakukan atau memilih yang menurutnya berkemungkinan
menghasilkan sesuatu yang terbaik.21 Pemilih dalam tipe ini selalu
mempertimbangkan biaya dan keuntungan.
Masyarakat Sumut yang berada di 3 kabupaten yaitu Nias Selatan, Tapanuli
Tengah dan Pakpak Bharat adalah salah satu contoh dari pemilih rasional.
Keberadaan mereka sebagai masyarakat yang bersuku batak dan beragama Kristen
lebih memilih pasangan Ganteng yang dianggap lebih memiliki integritas dan
kapabilitas sebagai pemimpin. Mereka tidak mempermasalahkan tentang agama
atau suku dari pasangan Ganteng.
2) Segmen Pemilih Psikologis
Pemilih psikologis merupakan pemilih yang menentukan pilihannya
berdasarkan penilaian terhadap ideologi, program kerja dan kebijakan sebuah 20 David Marsh & Gerry Stoker, Teori dan Metode dalam Ilmu Politik (Bandung: Nusa Media, 2011), hal 77 21 David Marsh & Gerry Stoker, Teori dan Metode dalam Ilmu Politik (Bandung: Nusa Media, 2011), hal 76
72
partai, setelah menilai dan ia merasakan ada keterkaitan antara dirinya dengan
partai, maka pemilih ini akan memutuskan untuk bergabung. Pemilih model ini
disebut juga sebagai partisanship.22
Partisanship membentuk sebuah identitas politik individu untuk
mengidentikkannya dengan sebuah partai. Pemilih model ini tidak akan segan-
segan mengatakan kalau dirinya berasal dari partai A, dan pemilih model ini akan
memperjuangkan partainya untuk menjadi pemenang di pemilu. Pemilih dalam
model psikologis tidak akan mudah untuk berpaling ke partai lain. Pemilih model
ini lebih cendrung menggunakan hak pilihnya di pemilu karena memiliki energi
psikologis untuk memenangkan partainya dibandingkan model lain.23
PKS selaku partai pendukung pasangan ini merupakan partai yang memiliki
pemilih model ini. Kader-kader partai akan selalu mendukung dan berupaya untuk
memenangkan pasangan Ganteng. Dukungan itu bisa langsung dibuktikan dengan
memilih pasangan Ganteng ketika hari pencoblosan dan ikut serta membantu
pasangan Ganteng dalam mensosialisasikan pasangan ini kemasyarakat dan
memilihnya pada hari pemilihan.
3) Segmen Pemilih Sosiologis
pemilih sosiologis merupakan tipe pemilih yang menekankan kepada
karekteristik seorang calon kandidat melalui kedekatan kelas sosial, agama, dan
kelompok etnik atau kedaerahan dan bahasa. Selain unsur kedekatan kelas sosial, 22Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, (Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012), 22
23 Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, (Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012), 25
73
unsur kedekatan agama tampaknya menjadi hal yang paling berpengaruh pada
pendekatan pemilih model sosiologis ini.24 Biasanya masyarakat dengan
pendidikan yang rendah akan memilih partai atau kandidat yang memiliki
kedekatan agama sekalipun partai atau kandidat tersebut kurang berkompeten
dibandingkan harus memilih partai atau kandidat yang beragama lain sekalipun
lebih baik dari pada partai atau kandidat yang seagama dengannya.25 Dalam
masyarakat agraris faktor sosiologis selalu lebih dominan. bila datang kesuatu
pemilihan, mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan dasar komunitas lokal
dan wilayah sekitar. ini bisa disebabkan karena adanya sejumlah kepentingan
politik bersama antar sesama warga.26
Tipe pemilih model ini harus kita akui masih gampang kita dapati. Dalam
kasus Pilkada Sumut, tampaknya model ini tidak begitu menonjol, walaupun
masih ada beberapa kasus. Ini dibuktikan dengan kemenangan beberapa calon
dikampung halamannya. Untuk pasangan Ganteng yang bersuku Jawa-Melayu,
pasangan ini menang didaerah pesisir pantai yang notabene bersuku melayu dan
daerah-daerah yang merupakan basis dari suku jawa.
Dalam segmentasi perilaku pemilih diPilkada Sumut. Penulis berkesimpulan
bahwa perilaku pemilih psikologis dan sosiologis masih berlaku. Tetapi, tidak
sedikit juga masyarakat Sumut yang termasuk kedalam kategori pemilih rasional.
24 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), 186 25 Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, (Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2012), 14 26 Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir Partai Politik, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1996), 86
74
Dan ini juga dibuktikan dengan menangnya pasangan Ganteng di 3 kabupaten
yang telah penulis sebutkan sebelumnya.
6. Positioning Politik
Image politic (politik pencitraan) adalah hal yang mungkin sudah sering kita
dengar disaat pemilihan akan dilaksanakan, baik itu Pemilihan kepala daerah,
Caleg maupun Pilpres. Hal ini dilakukan untuk menanamkan kesan dihati
masyarakat dengan tujuan masyarakat akan simpati dan memilih partai atau
kandidat tertentu disaat pemilihan. Image politik cenderung terbentuk dari
komunikasi politik yang dibangun melalui pembentukan opini publik yang secara
tidak langsung menimbulkan pendapat atau perilaku tertentu dari pemilih.27
Banyak hal yang akan dilakukan partai atau kandidat untuk membentuk image
positif kepada masyarakat. Kandidat akan melakukan hal-hal yang mungkin
belum pernah dilakukan sebelumnya, misalnya mendatangi pedagang pasar,
mengadakan pengobatan gratis, mengadakan bazar sembako murah dan lain-lain
yang tujuannya hanya untuk membentuk citra positif didepan pemilih.
Pencitraan politik merupakan hal wajar-wajar saja dilakukan selama itu
dalam penyampaianya dilakukan dengan jujur dan tanpa dibuat-buat. Pasangan
Ganteng yang dikenal dengan citra religius dimasyarakat semakin dikedepankan
oleh tim pemenang. Sebagaimana disampaikan oleh Ikrimah Hamidy bahwa
Pasangan ini dikenal dengan pasangan yang riligius, jadi citra ini yang kuatkan.
Penguatannya itu dilakukan melalui media, bahkan Gatot itu beberapa kali
27 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 177
75
menjadi khatib jumat, mengisi ceramah subuh dan menjadi imam di sholat
berjamaah.28
Selain itu, reputasi yang pasangan ini dimasyarakat juga sangat baik.
Keberhasilan Gatot dalam membenahi insfrastruktur terutama jalan lintas yang
menghubungkan antar provinsi memberikan kesan yang baik dihati masyarakat
karena menunjang perekonomian.
7. Bentuk Kampanye Pasangan Ganteng
Kampanye menurut Kotler dan Roberto dalam Hafied Cangara (2009)
menyatakan bahwa kampanye merupakan upaya yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang bertujuan untuk mengubah gaya berfikir dalam menerima,
memodifikasi atau membuang ide serta bersikap terhadap suatu perilaku.29
kampanye politik merupakan bagian dari marketing politik yang merupakan ajang
penyampaian visi misi dan mempengaruhi opini publik untuk menarik sebanyak
mungkin dukungan dari masyarakat. kampanye dalam hal ini dilihat sebagai
aktifitas pengumpulan massa, parade, orasi politik, pemasangan atribut seperti
spanduk, umbul-umbul, poster dan pengiklanan.
Kampanye pasangan Ganteng ini dilakukan dengan beragam, sebagaimana
disampaikan oleh Junaidi Parapat selaku ketua bidang penggalangan massa, ada
beberapa cara kampanye yang dilakukan, mulai dari pemasangan poster, spanduk,
dan tanda gambar lainnya, selain itu ada juga kampanye yang dilakukan melalui
dialog dengan masyarakat dan komunitas. Kemudian kampanye terbuka atau rapat
28 Wawancara dengan Ikrimah Hamidy pada 2 Januari 2014 di Medan 29 Prof.Dr. Hafied Cangara, M.Sc, Komunikasi Politik, (Jakarta: Rajawali Pres,2009), 284
76
umum yang mengundang beberaapa tokoh nasional seperti pak wiranto, ustazd
Hidayat Nur Wahid, Pak Annis Matta dan ustazd Maulana30.
Media komunikasi dan media massa yang masuk ke suatu daerah dapat
mempengaruhi gaya berfikir masyarakat. Selain media massa, pemikiran suatu
masyarakat dapat berubah juga dengan penyebaran ide-ide atau pemikiran-
pemikiran baru melalui pembicaraan, diskusi-diskusi secara langsung antara
orang-orang mengenai hal-hal baru itu.31 Hal ini dilakukan pasangan Ganteng
dengan memasang poster-poster yang diikuti dengan slogan atau jargon yang
dikemukakan oleh pasangan calon juga sangat banyak didapati dan memang musti
dilakukan menjelang pemilihan. pada masa kampanye ini kawasan Sumut berubah
tampilan dengan banyaknya spanduk dan baliho dari pasangan yang bertarung
dari yang berukuran kecil hingga besar. Penggunaan papan reklame spanduk
maupun poster-poster ini mengundang perhatian dari masyarakat Sumut. Selain
menggunakan Billboard raksasa yang terpasang dipusat kota ataupun jalan-jalan
protokol, alat transportasi umum juga tidak lepas sebagai alat kampanye. Ini
terlihat dengan banyaknya spanduk-spanduk dari pasangan Ganteng yang
bertempelan dibecak-becak yang ada di Sumut.
Pasangan Ganteng pada Pilkada ini mengusung slogan “merakyat dan
melayani” dan beberapa slogan yang langsung ditambahkan oleh pasangan ini.
Pemasangan slogan ini juga dapat diartikan sebagai sebuah sarana promisi tentang
program kerja yang akan dilakukan pasangan Ganteng. Dalam menentukan istilah
30 Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 Januari 2014 di Medan 31Gan Kadir, Pembangunan Politik, (Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,2003), 4.26
77
Ganteng untuk pasangan ini, tim sukses memilih istilah yang gampang diingat
oleh masyarakat. Junaidi Parapat menyebutkan bahwa dalam memilih istilah harus
yang gampang diingat. Karena masyarakat Sumut penuh dengan anonim dan
singkatan-singkatan. Ganteng sendiri diambil dari singkatan Gatot-Tengku Ery.
istilah Ganteng itu sendiri juga istilah yang dianggapan familiar dan kebetulan
wajah dari Gatot-Tengku Ery terbilang ganteng atau tampan dan istilah ini mudah
diingat32.
Kemenangan pasangan Ganteng satu putaran pada Pilkada Sumut
dipengaruhi oleh kesolidan kader PKS. Bagaimana tidak, banyak kalangan yang
beranggapan bahwa PKS sebagai partai pengusung pasangan ini tidak akan
mendapatkan dukungan masyarakat karena sebelum pelaksanaan Pilkada ini
pimpinan tertinggi dari PKS menjadi tersangka kasus korupsi Kouta impor sapi.
Kemenangan pasangan ini melengkapi kemenangan pasangan Ahmad Heryawan-
Dedi Mizwar yang bertarung dalam Pilkada Jabar. Anis Matta mengatakan
kemenangan ini adalah kemenangan ditengah badai.
B. ASPEK DOMINAN KEMENANGAN PASANGAN GANTENG
1. Kekuatan Sosok Pasangan Ganteng (Person)
Person merupakan kualitas diri dari kandidat yang akan bersaing dalam
sebuah pemilihan, baik itu pemilihan eksekutif maupun legeslatif. Kualitas dari
seorang kandidat dapat diketahui dari penilaian masyarakat tentang integritas,
keterbukaan, kesederhanaan, ketulusan, kerelaan berkorban, kepedulian sesama
dan lain-lain. 32 Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 Januari 2014 di Medan
78
Kekuatan sosok pasangan Ganteng tidak terlepas dari keberhasilan yang
telah dilakukan. Gatot Pujo Nugroho yang maju sebagai gubernur merupakan
seseorang yang dekat dengan masyarakat. keberhasilannya selama menjadi Plt
gubernur bisa dijadikan modal untuk mencari dukungan masyarakat. Walaupun
selama 2 tahun menjabat sebagi Plt gubernur tidak banyak yang telah
dilakukannya. Tetapi setidaknya ada beberapa hal yang bisa dijadikan
pertimbangan masyarakat untuk memilihnya. Program kerja yang dilakukannya
sedikit banyaknya langsung bersentuhan dengan rakyat. Gatot juga dikenal
dengan pribadi yang santun. Kepribadiannya tersebut ditunjukkannya saat
diadakannya debat kandidat disalah satu statiun televisi swasta ketika diserang
dengan pernyataan-pernyataan oleh kandidat lain, Gatot menjawab dengan santun
dan setelah selesai menjawab dia langsung mendatangi dan memeluk kandidat
yang menyerangnya. Hal ini bisa dijadikan salah satu daya tarik Gatot untuk
mendapatkan dukungan dari pemilih.
Tengku Erry Nuradi yang menjadi pendamping Gatot Pujo Nugroho pada
pilkada ini merupakan bupati Serdang Bedagai yang berhasil memberikan
pemerataan pembangunan di daerahnya. Pada awal kepemimpinannya di
kabupaten Serdang Bedagai, kabupaten ini masih teramat muda hasil dari
pemekaran kabupaten Deli Serdang. Keprihatinannya melihat keadaan masyarakat
yang jauh dari kesejahteraan yang menggugah hatinya untuk menjadi pemimpin
sekaligus pelayan bagi masyarakat. Banyak terobosan-terobasan baru yang
dilakukannya saat menjadi bupati termasuk didalamnya memperkuat ketahanan
pangan dengan memaksimalkan lahan persawahan dan palawija. Tengku Erry
79
juga memberikan pembangunan secara merata, daerah yang dulunya
termajinalkan dikelola menjadi kawasan produktif. Dengan pembangun yang
merata tidak mengherankan sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDBR) Serdang Bedagai.33
Pasangan Ganteng memang sudah baik sejak turun kedalam dunia politik.
Tidak sulit untuk mengenalkan kemasyarakat. Gatot yang merupakan wakil
gubernur dan Plt gubernur sampai gubernur defenitif pada periode sebelumnya
menjadikannya lebih mudah dikenali oleh masyarakat. Banyak kebijakan-
kebijakan yang pro rakyat serta pembangunan yang merata. Begitu juga dengan
Tengku Erry yang sudah menjadi Bupati selama 2 periode. Banyak penghargaan
yang didapat oleh Tengku Erry dan menjadikan Serdang Bedagai menjadi
kabupaten pemekaran terbaik no 5 di Indonesia pada tahun 2010 dan 201134.
Oleh karena itu tidak sulit untuk mengenalkan sosok pasangan ini ke publik.
Gatot hanya perlu mengkomunikasikan keberhasilannya selama memimpin agar
rakyat mau memilih dia lagi. selain itu, pasangan ini juga dikenal sebagai sosok
yang cukup bersih dan juga relegius. Dan belakangan ini Gatot dan Tengku Erry
sering turun langsung kemasyarakat untuk mendengarkan keluhan rakyat.
dukungan anak muda yang besar juga bisa dijadikan modal pasangan Ganteng
untuk menarik perhatian masyarakat, pasangan Ganteng dikenal sebagai pasangan
yang sehat, muda, dan enerjik serta keren sehingga masyarakat bisa tertarik untuk
memilihnya.
33 http://tengkuerrynuradi.com/profile.html diakses pada 7 April 2014
34 http://sumutpos.co/2013/01/49321/serdang-bedagai-lima-besar-daerah-pemekaran-terbaik diakses pada 7 juli 2014
80
Gaya hidup yang sederhana, ramah, religius, dekat dengan masyarakat dan
ditambah dengan keberhasilan-keberhasilan yang telah mereka lakukan selama
menjadi pejabat publik merupakan faktor yang menjadikan mereka sebagai
individu yang disenangi oleh masyarakat. Sebagaimana yang disampaikan oleh
Junaidi Parapat kepada penulis bahwa secara umum kemenangan pasangan
Ganteng ini adalah dari sosok Ganteng itu sendiri, keberadaan beliau sebagai
Incumbent harus diakui memberikan peluang lebih besar kepada kita
dibandingkan dengan pasangan lain, faktor incumbent harus kita optimalkan
dengan memberikan, menyampaikan program kerja dari pasangan Ganteng.
Masyarakat juga melihat dan beranggapan beliau mampu untuk memimpin Sumut
ini dan mempercayainya.35
Selain aspek dari person itu sendiri, aspek pendukung dari kemenangan
pasangan Ganteng adalah media sosial. Saat ini, media sosial ikut andil dalam
sebuah marketing politik. Tidak dapat kita pungkiri, Media sosial saat ini bukan
hanya dijadikan sebagai sebuah sarana percakapan antar teman saja, melainkan
memberikan jalan kepada partai atau kandidat untuk berinteraksi kepada pemilih.
Yose Rizal, seorang pengamat teknologi informasi (IT) dari Ceo Politica
Wave.com menjelaskan bahwa media sosial merupakan sebuah sarana yang
efektif untuk mempromosikan diri. Oleh karena itu, saat ini banyak para politisi
35 Wawancara dengan Junaidi Parapat pada 3 januari 2014 di Medan
81
yang menggunakan media sosial sebagai alat untuk memperkenalkan diri kepada
pemilih.36
Kehadiran media sosial ini dimanfaatkan juga oleh pasangan Ganteng
sebagai sebuah sarana untuk memperkenalkan dan mendekatkan diri serta
berinteraksi kepada masyarakat. Ini terlihat dari beberapa akun facebook yang
mengatas namakan pasangan Ganteng. Dan mereka juga membuat blog yang
berisikan tentang profil dan kegiantan mereka. Salah satu contoh blognya adalah”
gatotpujonugroho.com dan tengkuerrynuradi.com”. Selain penggunaan media
sosial, pasangan Ganteng juga memanfaatkan kemajuan teknologi berupa
handphone sebagai sebuah alat komunikasi untuk mengajak keluarga, saudara
maupun teman agar memilih pasangan Ganteng pada hari pemilihan dengan cara
mengirim pesan singkat.
36 http://koran-jakarta.com/?6346-media-sosial-di-ranah-politik diakses pada 7 Juli 2014
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Marketing politik merupakan suatu disiplin ilmu yang masih baru yang
mengupayakan penggabungan atara ilmu marketing dengan ilmu politik dalam
upaya pencapaian kekuasaan. Marketing politik memudahkan partai atau kandidat
yang bertarung disuatu pemilihan untuk lebih dekat dengan pemilihnya, karena
semua strategi-strategi pemenangan disusun didalam marketing. Selain itu,
marketing politik juga memberikan informasi kepada masyarakat tentang siapa
saja yang akan bersaing disuatu pemilihan dan lebih mudah mengetahui program
kerja apa yang ditawarkan.
Dari hasil penelitian dan analisa yang telah tertulis pada bab-bab
sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan tentang aspek-aspek
yang berkaitan dalam marketing politik pasangan Ganteng pada pilkada Sumut.
Pertama: aspek person yang merupakan kekuatan dari pasangan ini sebagai
figur yang banyak disenangi oleh masyarakat karena kepedulian, kesederhanaan,
dan sifat yang Religius membuat masyarakat merasa simpati dan memberikan
dukungannya.
Kedua: pasangan Ganteng berhasil dalam persaingan memanfaatkan
marketing dalam domain politik. Program kerja serta solusi dari pasangan
Ganteng terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat tampaknya lebih
memikat pemilih. Ketiga: segmentasi merupakan salah satu kekuatan yang
mendukung kemenangan. Menurut analisa penulis, kemenangan yang diperoleh
83
pasangan Ganteng dengan satu putaran saja pada pilkada ini, dalam bagian
segmentasi, penulis berasumsi bahwa segmentasi ideologis lebih menonjol tanpa
mengindahkan peran dari segmentasi kesukuan, segmentasi agama, maupun
segmentasi perilaku pemilih.
Keempat: politik pencitra yang disusun baik dari internal maupun eksternal
pasangan Ganteng semakin memberikan kekuatan bagi mereka tentang cintra
yang baik. Kelima: promosi yang dilakukan oleh tim sukses maupun calon
pasangan Ganteng melalui media massa, seperti iklan televisi, surat kabar, radio,
maupun papan reklame. Keenam: Dalam pelaksanaan kampanye terbuka,
tampaknya Anis Matta effect lebih berpengaruh dari pada Jokowi effect.
Pasangan Ganteng merupakan sosok yang disenangi dan dikagumi oleh
masyarakat. Dengan sifat yang ramah, sopan, peduli, sederhana dan religius
semakin membuat pasangan ini terlihat berwibawa dan kharismatik. Pencapaian-
pencapain Gatot Pujo Nugroho selama menjabatsebagai wakil gubernur, Plt
gubernur sampai menjadi gubernur defenitif memberikan pandangan bagi
masyarakat bahwa Gatot memang layak untuk menjadi pemimpin Sumut yang
didampingi oleh Tengku Erry yang sudah berpengalaman dipemerintahan. Hal ini
tampaknya yang menjadi aspek dominan pada marketing politik pemenangan
pasangan Ganteng.
Dalam hal pemenangan pasangan Ganteng tentunya ada tim khusus
marketing politik yang bekerja keras untuk meyakinkan dan menarik hati
masyarakat, baik itu dari relawan, PKS dan partai Hanura selaku partai koalisi
pendukung.
84
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memperdalam pengetahuan
tentang marketing politik pasangan Ganteng pada Pilkada Sumut. Selain
aspek-aspek yang telah disebutkan di dalam skripsi ini.
2. Dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia, faktor ketokohan atau
personal dari seorang calon selalu menjadi aspek dominan dari marketing
politik. Seorang kandidat akan dipilih oleh masyarakat karena kenal atau
suka tehadap sosoknya dan program kerjanya, bukan karena berasal dari
partai mana sosok tersebut. Apabila hal ini terus berlangsung, partai harus
pandai memilih kandidat yang benar-benar dikenal atau disukai oleh
masyarakat.
85
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Ahmad, Nursal. 2004. Politikal Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Amal. Ichlasul. 1996. Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Arifin. Anwar. 2011. Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers.
Firmanzah. 2008. Marketing Politik: Antra Pemahaman dan Realita. Jakarta : YayasanObor Indonesia.
Hanafie, Haniah dan Suryani, Politik Indonesia, (Ciputat:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)
Heryanto, Gun Gun dan Shulhah Rumaru.2013. Komunikasi Politik. Bogor: Ghalia Indonesia.
Isra, Saldi. 2009. Catatan Hukum Saldi Isra: Kekuasaan dan Perilaku Korupsi. Jakarta: kompas.
Kadir, Gan. 2003. Pembangunan Politik. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Mars, David dan Gerry Stoker.2011. Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik. Bandung: Nusa Media.
Moeloeng, J. Lexi.1993. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya.
Mujani, Saiful, R. William Liddle dan Kuskridho Ambardi. 2012. Kuasa Rakyat. Jakarta Selatan: Mizan Publika
S, Winarno. 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.
Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo
86
INTERNET:
“AD-ART” diakses pada tanggal 25 April 2014 dari http://www.pkssumut.or.id/2012/12/ad-art-partai-keadilan-sejahtera.html
Alexander. “Visi Gatot-Erry Wujudkan SumutBerdaya Saing dan Sejahtera” diakses pada tanggal 20 April 2014 dari www.medanmagazine.com/visi-gatot-tengku-erry-wujudkan-sumut-berdaya-saing-dan-sejahtera/
“Anak Tentara Berpangkat Peltu Gubsu Ke-18” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://sumutpos.co/2013/06/60661/anak-tentara-berpangkat-peltu-pimpin-sumut
Bakir. “Proses Marketing Politik” diakses pada tanggal 07 April 2014 dari http://bangsakir.blogspot.com/2012/03/komunikasi-politik.htm
Chaniago, Faisal. “media sosial diranah politik” diakses pada tanggal 07 Juli 2014 dari http://koran-jakarta.com/?6346-media-sosial-di-ranah-politik
Emiriana. “Medan Direktori Lokal Lokasi Wisata” diakses pada tanggal 11 April 2014 dari http://www.waspada.co.id/index.php/index.php?option=com_content&view=article&id=39772:medan&catid=124:lokasi-wisata&Itemid=83
Ferry Bastian, Asep. “Marketing politik” diakses pada tanggal 6 Juni 2013 dari http://news.detik.com/read/2010/05/11/182654/1355495/471/marketing-politik
“Gatot Pujo Nugroho” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Gatot_Pujo_Nugroho
“Gatot Pujo Nogroho Bakal Tercatat di Muri” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://www.jpnn.com/read/2013/04/01/165239/Gatot-Pujo-Nugroho-Bakal-Tercatat- di-MURI-
Ila. “Komitmen Ikatan Sarjana Melayu Menangkan ‘Ganteng’” diakses pada tanggal 7 juli 2014 dari http://sumutpos.co/2012/11/46418/komitmen-ikatan-sarjana-melayu-menangkan-ganteng
“inilah peta 16 kab/kota kemenangan pasangan Ganteng” diakses pada tanggal 15 Juli 2013 dari http://padanglawasutarajaya.blogspot.com/2013/03/inilah-peta-16-kabkota- kemenangan.html
87
Krina Jason Sembiring, Eidi. “Profil Partai Hanura” diakses pada tanggal 25 April2014 dari http://nasional.sindonews.com/read/2013/01/08/12/705012/profil-partai-hanura
Matau, Putri. “Media: Kampanye Pemilu Sebagai Komunikasi Politik” diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://media.kompasiana.com/new- media/2013/10/31/media-kampanye-pemilu-sebagai-komunikasi-politik- 603954.html
“Pengertian kampanye”diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://panwaslu2abdya.wordpress.com/2012/03/16/pengertian-kampanye/
Pratama, Ekho.” Menuju BK 1: Analisis Kecil dan Utak-atik Peluang Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur pada Pemilukada Sumut 2013” diakses pada 6 juli 2014 dari http://politik.kompasiana.com/2013/03/01/menuju-bk-1-analisis-kecil-dan-utak-atik-peluang-calon-gubernur-dan-calon-wakil-gubernur-pada-pemilukada-sumut-2013-533332.html
“PROFIL PASANGAN KANDIDAT 5.Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi” diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://padanglawasutarajaya.blogspot.com/2013/01/profil-pasangan-kandidat-5gatot- pujo.html
“Profil Gatot Pujo Nugroho” diakses padatanggal 7 April 2014 dari http://gatotpujonugroho.com/profil/
“Profil Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si ( Wakil Gubernur Sumatera Utara )” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://tengkuerrynuradi.com/profile.html
“Profil Tengku Erry Nuradi” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://pksbatubara.blogspot.com/2013/02/profil-tengku-erry-nuradi.html
“PROFIL PASANGAN KANDIDAT 5.Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi” diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://padanglawasutarajaya.blogspot.com/2013/01/profil-pasangan-kandidat-5gatot- pujo.html
Punggawa45. “Profil Gatot Pujo Nugroho” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://forum.detik.com/kenal-lebih-dekat-dengan-gatot-pujo-nugroho-dan-tengku- erry-t638240.html
88
Rahmad Kurnia, Heru. “PILKADA SUMUT: Tim Relawan Gatot-Tengku Dibentuk”. Diakses pada tanggal 7 Juli 2014 dari http://news.bisnis.com/read/20121231/15/112232/pilkada-sumut-tim-relawan-gatot-tengku-dibentuk
Ridin. “Relawan Ganteng 9999 dapat puding telur setengah masak”. Diakses pada tanggal 7 April 2014 dari http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=275224 :relawan-ganteng-9999-dapat-puding-telur-setengah-masak&catid=41:pilkada- sumut&Itemid=64
Romli, khomsahrial “Marketing Politik Pilkada” dikases pada tgl 07 April 2014 dari http://expressiku.blogspot.com/2010/01/marketing-politik-pilkada.html
Salim, Abu. “REGTEN Dideklarasikan Siap Antarkan Gatot-Ery ke Kursi Gubsu” diakses pada 7 juli 2014 dari http://www.globalsumut.com/2013/02/regten-dideklarasikan-siap-antarkan.html?m=1
“Sejarah Marketing Politik” diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan_marketing_politik
“Sekilas Profile Gubsu Sumut Ke 17” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari
http://www.pkssumut.or.id/2013/03/sekilas-profile-gubsu-sumut-ke-17.html
“Serdang Bedagai Lima Besar Daerah Pemekaran Terbaik”. Diakses pada tanggal 7 Juli 2014 dari http://sumutpos.co/2013/01/49321/serdang-bedagai-lima-besar-daerah-pemekaran-terbaik
Setiabudi, prawira. ”Pekerjaan Masyarakat Sumut Masih Didominasi Buruh”. Diakses pada 7 Juli 2014 dari http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=192159:pekerjaan-warga-sumut-masih-didominasi-buruh-&catid=15:sumut&Itemid=28
Sikumbang, Zul “Anis Matta dan Wiranto Kompak Dukung Gatot”. Diakses pada
tanggal 25 April 2014 dari http://www.antaranews.com/berita/361310/anis-matta-dan-wiranto-kompak-dukung-gatot
89
Skirtenblue, Helda. “Lima Bangunan Bersejarah Kebanggaan Kota Medan”. Diakses pada tanggal 11 April 2014 dari http://www.ceritamedan.com/2013/08/bangunan-bersejarah-kebanggaan- kota.html
“Sumatra utara” diakses pada tanggal 7 April 2014 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara Suprihadi, Markus. “PKS: Asas Tetap Islam, Ideologi Terbuka”. Diakses pada t
anggal 25 April 2014 dari http://nasional.kompas.com/read/2010/08/19/18161414/PKS:.Asas.Tetap.Islam..Ideol ogi.Terbuka
“Tim Relawan Pandu Siap Menangkan Ganteng”. Diakses pada tanggal 7 juli
2014 dari http://moeslimonline.com/berita-1337-tim-relawan-pandu-siap-
menangkan-ganteng.htm
Wismi Warastri, Aufrida. “Kongres Konghucu Sedunia Di Medan”. Diakses pada
tanggal 11 April 2014 dari
http://internasional.kompas.com/read/2012/06/19/08401136/Kongres.Kon
ghucu.Sedunia.di.Medan
“11 korwil se-Sumut dibentuk untuk memenangkan Ganteng”. Diakses pada 7 juli
2014 dari http://harianmandiri.com/politik/11-korwil-se-sumut-dibentuk-
untuk-menangkan-ganteng/877
www.bappeda.sumutprov.go.id
www.bpkp.go.id
www.kpud-sumutprov.go.id
www.sumutprov.go.id
WAWANCARA:
Wawancara dengan Ikrimah Hamidy tanggal 2 Januari 2014 di Medan Wawancara dengan Junaidi Parapat tanggal 3 Januari 2014 di Medan
T: Kenapa bapak mau bergabung dengan tim sukses ganteng?
J: saya ditunjuk dari perwakilan partai pks selaku partai pendukung untuk menjadi ketua tim
kampanye.
T: bagaimana sistem perekrutan untuk menjadi tim sukses?
J: pendukung berasala dari organisasi massa dan partai-partai. Dari setiap organisasi dan
partai disepakati untuk mengutus menjadi bagian tim sukses.
T: Bagaimana strategi kemengan pasangan ganteng secara umum?
J: strateginya tentu dibuat pemetaan, apa kelebihan dari pasangan ganteng dengan pasangan
lainnya. jadi nanti fokus pada pemetaan itu dan melihat ketertarikan masyarakat yang lebih
kuat dalam proses pemenangan.
T: bagaimana cara pengenalan calon kepublik?
J: pertamakan enaknya pak gatot dan tengku erry sudah menjadi pejabat publik, pak gatot
sebagai wakil gubernur dan Plt gubernur dan tengku erry sebagai bupati serdang bedagai, jadi
relatif lebih mudah, karena sudah menjabat selama lima tahun, dan bahkan pak erry lebih dari
lima tahun. Dan kita dibantu juga oleh media massa.
T: Bagaimana pendekatan antar satu suku dengan suku lain?
J: masing-masing suku kita buatkan tim suksesnya, jadi tim pendukungnya itu berdasarkan
basis suku itu ada.
T: bagaimana dengan pengenalan calon terhadap suku batak yang beragama kristen?
J: melalui tim sukses yang bersuku batak itu, kita buatkan tim sukses yang bersuku batak
yang sudah siap.
T: seberapa besar porsi media dalam mengkampanyekan pasangan ganteng?
J: sangat besar, karena luasnya wilayah sumatra utara ini maka tidak mungkin kita jelajahi
satu per satu. Oleh karena itu, fokusnya itu memang porsi yang besarnya itu media yang
untuk menyampaikan kepada masyarakat.
T: bagaimana bentuk kampanye pasangan ganteng?
J: kampanyekan ada yang sifatnya terbuka dan ada kampanye yang sifatnya pendekatan,
lobby kepada tokoh-tokoh masyarakat. Kemudian juga ada metode pencitraan, citra apa yang
kepada masyarakat.
T: apakah ada dari tim sukses itu dari artis ibu kota atau tokoh nasional?
J: kita tidak ada mengundang artis ibu kota, pada saat itu kita mengundang ustadz Maulana ,
beliau kita undang untuk mengisi ceramah ibu-ibu perwiritan dibeberapa daerah. Seperti
dikota medan, langkat, deli serdang dan serdang bedagai.
T: bagaiman marketing politik yang dijalankan oleh tim sukses sendiri?
J: marketing politik kita seperti kampanye juga, seperti yang saya sebutkan tadi, yang paling
kuat itu adalah pencitraan. Dan kebetulan dari beberapa survey, citra pasangan ini adalah
citra yang agamis, jadi citra ini yang kita kuatkan. Penguatannya itu melalui media, bahkan
pak gatot itu beberapa kali menjadi khatib jumat, mengisi ceramah subuh. Nah itu dilakukan
T: apa saja yang menjadi faktor kemenangan pasangan ini?
J: klau saya lihat, secara umum faktor kemenagan pasangan ini adalah etnis jawa yang kuat,
yang kedua itu islamnya dan yang ketiga adalah unsur tokoh-tokoh masyarakat lintas agama,
suku tetapi memiliki hubungan kedekatan. Khususnya dukungan partai-partai politik tadi itu.
T: apakah ada tim sukses dari kalangan ahli?
J: kalangan ahli itu kan umumnya mereka berstatuis PNS, kita hanya meminta masukan dari
meraka, tetapi tidak kita masukkan kedalam tim sukses.
T: sebelum pemilihan, presiden PKS lutfi hasan ishaq tersandung masalah korupsi kouta
impor daging sapi. Dan dimata masyarakat image PKS menjadi jelek, bagaimana tim sukses
menjelaskan hal ini kepada masyarakat?
J: kita mengatakan kepada masyarakat bahwa itu adalah hal yang berbeda, itu kasus dijakarta
kasus pribadi dan tidak ada hubungan dengan kita disini. Dan bisa saja itu adalah permainan
politik. Karena sudah dekat dengan pelaksanaan pilkada didua daerah besar di Indonesia ini,
yaitu jawa barat dan sumut. Makanya itu bisa jadi permainan politik juga.
Wawancara dengan bapak Junaidi Parapat
T: Kenapa bapak mau bergabung dalam tim sukses Ganteng?
J: Pertama, memang itu perintah partai, karena saya pengurus PKS wilayah sumut
dan Gatot itu adalah yang diusung oleh PKS wilayah Sumut, maka sudah jadi
ketentuan, pengurus-pengurus wilayah itu siap mendukung Gatot.
T: Berapa jumlah tim sukses Ganteng?
J: Yang sesuai di SK itu setau saya sekitar 150an orang.
T: Bapak masuk bagian yang mana?
J: Saya di ketua bidang penggalangan massa.
T: Bagaimana strategi kemenangan Ganteng secara umum?
J: Secara umum, karena Gatot itu posisinya incumben, maka kita lebih menitik
beratkan kepada program yang sedang berjalan dan capaian-capaian program
provinsi Sumut yang dalam hal ini ketika itu pak Gatot menjadi wakil gubernur
dan kemudia di usung jadi calon gubernur defenitif, maka kita lebih menjual
program kerja yang sedang berjalan dan yang akan dicapai.
T: Bagaiman cara pengenalan calon ke publik?
J: Kita lakukan pengenalan itu ada dua cara, tentu karena beliau masih menjabat,
tentu mengoptimalkan beliau untuk turun ke masyarakat atau turun kebawah.
Yang kedua, dari tim pemenangan sendiri tentu melakukan sosialisasi secara
masif dengan menggunakan media massa, baik media cetak maupun media
elektronik.
T: Bagaimana strategi pendekatan antar suku satu dengan suku lain?
J: strategi pendekatan yang kita lakukan melalui komunitas-komunitas kesukuan
itu, jadi komunitas kesukuan itu seperti, peguyuban, persadaan, kumpulan marga
dan sebagainya, itu kita lakukan kedekatan kemudian kita lakukan komunikasi
dan akhirnya karena program kita itu dianggap mereka sesuai, maka mereka
mendukung kita.
T: Bagaiamana strategi pendekatan terhadap suku Batak yang beragama Kristen?
J: Suku Batak yang beragama Kristen, kita kemaren melakukan pendekatan
dengan beberapa cara, pendeta-pendeta, kemaren ada juga komunitas pendeta
yang mendukung kita, kita juga melakukan komunikasi intensif pada mereka
untuk memberi pemahaman bahwasanya pak Gatot ini bukan hanya milik agama
Islam, dan bukan hanya milik suku tertentu. Jadi semua suku kita tampung
aspirasinya. Dan yang kedua yang kita lakukan pada waktu itu dengan
berkomunikasi melalui jalur adat. Jadi pak Gatot itu kita kasih marga. Di Batak
kita kasih marga Lubis, kemudian di Batak Karo kita kasih marga Bangun. Dan
istrinya juga tidak luput kita kasih, kita nobatkan menjadi marga Nasution dan
kemudian di Batak Karo itu kita kasih marganya Pelawi. Jadi, pendekatan-
pendekatan kultural seperti itu kebudayaan itu ternyata cocok untuk merangkul
yang non Muslim juga.
T: Seberapa besar porsi media untuk mengkampanyekan pasangan Ganteng ini?
J: Cukup besar dan dominan, karena kita menganggap pemberitaan media itu
sangat efektif untuk melakukan pencitraan positif pada beliau, karena jangkauan
media cetak atau media elektronik sampai kepedalaman daerah Sumut, tentu itu
sangat membantu untuk memberitakan capaian-capaian program yang telah
dilakukan dan yang akan dilakukan.
T: Bagaimana bentuk kampanye pasangan?
J: Kita melakukan kampanye ada beberapa jenis, ada kampanye yang sifatnya
visual, artinya dengan tanda gambar dan sebagainya, kemudian ada kampanye
dialogis, kita lebih mengutamakan dialog mendatangi kumpulan komunitas dan
sebagainnya. Kemudian ada kampanye yang sifatnya rapat umum atau terbuka,
rapat umum itu ya kita mengundang beberaapa tokoh nasional seperti pak
Wiranto, ustazd Hidayat Nur Wahid, Pak Anis Matta itu kita hadirkan dalam rapat
umum kampanye terbuka kita. Ada juga dai kondang yang kita kenal yaitu ustazd
Maulana itu juga kita hadirkan untuk menyemarakkan kampanye terbuka kita.
T: Bagaimana marketing politik yang dijalankan oleh tim sukses sendiri?
J: Kalau tim sukses sendiri, marketing politik yang dilakukan dengan terus
menerus mensosialisasikan saja. Karena tim sukses inikan ada ditingkat provinsi,
kabupaten/kota bahkan sampai tingkat kecamatan dan ranting. Kemudian tim
sukses juga dibantu dengan relawan. Jadi relawan-relawan pendukung dari
masyarakat itu sendiri membentuk tim-tim kecil. Itu sesungguhnya, itu polanya,
jadi tidak sendirian tim sukses itu. Tapi banyak relawan dari masyarakat itu
membentuk komunitas-komunitas kecil untuk memberikan dukungan kepada
pasangan Ganteng itu.
T: Apa saja faktor yang menjadi kemenangan Ganteng ini?
J: Tentu banyak faktor, tapi yang utama kita akui beliaukan imcumbent, tentu
punya peluang lebih, itu kami akui, faktor incumbent itu kita optimalkan dengan
memberikan, menyampaikan rencana program kerja jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang dari pasangan Ganteng itu. Posisi pak Gatot itu sebagai
incumbent sangat menguntungkan untuk menjual beliau ketengah-tengah
masyarakat. Masyarakat juga melihat dan beranggapan beliau mampu untuk
memimpin Sumut ini dan mempercayainya.
T: Apakah ada tim sukses dari kalangan ahli?
J: Ada. Kalangan ahli dari kampus Universitas Sumatra Utara (USU) beberapa
dosen dari USU kemudian dari UNIMED (Universitas Negeri Medan kemudian
IAIN (Institut Agama Islam Negeri). Secara intens kita berkomunikasi. Walaupun
tidak permanent mereka masuk kedalam tim sukse itu, tapi kita jadikan rujukan.
Kemudian ada juga dari praktisi hukum.
T: Bagaiman penentuan jargon Ganteng pada pasangan ini?
J: Kita memilih istilah yang gampang diingat. Karena kita tau Sumut ini penuh
dengan anonim dan singkatan-singkatan. Karena singkatan dari Gatot dan tengku,
maka jadilah Ganteng . istilah Ganteng itu sendiri juga istilah yang kita
beranggapan familiar. Dan kebetulan wajahnya bisa dibilang Ganteng juga dua-
dua. Dan supaya gampang di ingat saja.
Foto bersama bapak Ikrimah Hamidy
Foto bersama bapak Junaidi Parapat