93
STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG DALAM PEMBINAAN PEMUDA DI WILAYAH RAWA BELONG JAKARTA BARAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh : AHMAD RIFQI Nim: 106053001989 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432/2011 M

STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI

SI PITUNG DALAM PEMBINAAN PEMUDA DI WILAYAH

RAWA BELONG JAKARTA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S. Kom. I)

Oleh :

AHMAD RIFQI

Nim: 106053001989

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432/2011 M

Page 2: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI

PITUNG DALAM MEMBINA PEMUDA DI WILAYAH RAWA

BELONG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S. Kom. I)

Oleh :

AHMAD RIFQI

Nim: 106053001989

Di Bawah Bimbingan

Prof. Dr. H. Murodi, M.A.

NIP : 19640705 1992031 1 003

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432/2011 M

Page 3: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul: “Srategi Dakwah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Dalam

Pembinaan Pemuda Di Rawa Belong Jakarta Barat” telah diujikan dalam

sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari kamis tanggal 17 Maret 2011 skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi

Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah.

Jakarta, 31 Mei 2011

Sidang Munaqasah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Wahidin Saputra, MA Drs. Sugiarto, MA

NIP. 19700903 199603 1 001 NIP. 19660806 199603 1 001

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. M. Sungaidi, MA H. Mulkanasir, BA., S.Pd. MM

NIP. 1960 08 03 1997 03 1006 NIP. 19550101 198302 1 001

Pembimbing,

Prof. Dr. H. Murodi, MA

NIP. 19640705 1992031 1 003

Page 4: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Maret 2011

Ahmad Rifqi

Page 5: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

i

ABSTRAK

Ahmad Rifqi

Strategi Dakwah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Dalam Pembinaan

Pemuda di Wilayah Rawa Belong Jakarta Barat.

Aktivitas dakwah dikatakan berjalan secara efektif bilamana apa yang

menjadi tujuan benar-benar dapat dicapai dan dalam pencapaiannya dikeluarkan

pengorbanan-pengorbanan yang wajar, atau lebih tepatnya jika kegiatan lembaga

dakwah yang dilaksanakan mempunyai strategi akan menjamin tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan oleh lembaga (Sanggar Budaya Betawi Si Pitung) akan

menumbuhkan sebuah citra (image) profesionalisme dikalangan masyarakat.

Strategi yang didukung dengan metode yang bagus dan pelaksanaan program

yang akurat, akan menjadikan aktivitas dakwah menjadi matang dan berorientasi

jelas di mana cita-cita dan tujuan telah direncanakan

Pembinaan mempunyai peran yang sangat penting dalam mencerdaskan

dan membuat perubahan prilaku dalam diri manusia untuk menjadi lebih baik

keberhasilan pembinaan sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan, maka

kemerosotan akhlak pada zaman sekarang karena keadaan lingkungan inilah yang

menjadi penghambat tersendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik melalui

sebuah pembinaan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut dapat

diupayakan melalui pendidikan non formal dengan berbagai bentuk pembinaan

khususnya pemuda agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana peran sanggar

budaya Betawi dalam menyikapi kemerosotan akhlak pemuda zaman sekarang

serta faktor penghambat dan pendukung untuk program pendukung pendidikan

formal khususnya pada para pemuda dan generasi selanjutnya di Rawa Belong

dan sekitarnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dan prilaku yang dapat diamati. Dalam hal ini penulis

mengumpulkan data-data aktual, melakukan studi kepustakaan dari literature

tertulis, baik dari buku-buku, artikel, majalah, internet dokumen serta melakukan

observasi.

Hasil dari penelitian Strategi Dakwah di Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong dalam program Pembinaan Pemuda di Wilayah Rawa Belong

Jakarta Barat yaitu dengan melakukan pendekatan dan pembinaan kelompok

didasarkan atas kondisi sasaran dakwah dan suasana yang melingkupinya yaitu

orang-orang atau mad’u yang dituju oleh suatu kegiatan. Dalam

mengimplementasikan strategi dakwah bertumpu pada pembinaan dan

pengorganisasian sumber daya manusia yang ditampakkan melalui pembentukan

struktur organisasi kepengurusan, program kegiatan, budaya organisasi, dan

kepemimpinan. Begitu juga mengadakan sebuah evaluasi tentang strategi dakwah

diantaranya: Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), Rapat Evaluasi pelaksanaan

kegiatan dan Memperbaiki Mekanisme Kerja.

Page 6: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga Allah Swt limpahkan kepada junjungan kita Nabi

besar Muhammad Saw, berserta keluarganya, para sahabatnya, dan Insya Allah

kepada kita semua sebagai umatnya yang masih taat dan patuh mengikuti

ajarannya serta sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman nanti.

Bab demi bab terselesaikanlah sudah dalam sebuah bentuk karya ilmiah

skripsi yang Insya Allah berguna untuk penulis dan orang lain nantinya. Halangan

serta tantangan dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan para dosen

maupun pengajar lainnya yang memiliki intensitas ilmu yang telah

mentransferkan ilmunya kepada penulis. Penulis merasa bahwasanya

terselesaikannya penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh banyak orang yang

selalu berhubungan langsung maupun yang tidak berhubungan langsung kepada

penulis, dan hanya ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada beliau-

beliau semuanya, diantaranya:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan. MA, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya. MA, Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan

MHU

3. Bapak H. Mulkanasir B.A,S.Pd, M.M, Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah

dan MHU

Page 7: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

iii

4. Bapak Prof. Dr. H. Murodi, MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan perhatian bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada kedua orang

tua penulis, yaitu Ayahanda H. Sayuti Dachlan dan Ibunda Hj. Ida Rosyidah,

yang dengan susah payah membimbing penulis sejak kecil sampai saat ini.

Berkat doa beliau jualah skripsi ini terselesaikan. Begitu juga kepada kakak

saya Khairul Fajri, S.Si yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis.

6. Ketua penguji dan anggota penguji yang telah menguji dan memberikan

pengarahan perbaikan terhadap skripsi penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya

Dosen-dosen Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah memberikan ilmu dan

pegetahuan kepada kami, terutama kepada penulis.

8. Pembina, Pengurus, dan Anggota Sanggar Si Pitung Rawa Belong yang telah

membantu penulis, khususnya kepada bapak Bachtiar dan Rudi M. Noor, yang

telah membantu dan memberikan waktu dan informasinya tentang bahan

penulisan skripsi ini.

9. Seluruh staff perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, yang telah membantu dalam menyediakan sumber-sumber

pustaka selama penulis merampung skripsi ini.

10. Orang-orang yang penulis sayang terimakasih atas dukungannya, doa, dan

perhatiannya terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Saudara penulis di Komunitas Teater Palmerah yang telah memberikan

semangat dan motivasi, khususnya pelatih Teuku Arief Irawan, SE dan Dadi

Krismatono yang telah memberikan ilmu tentang hidupnya kepada penulis.

Page 8: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

iv

12. Warga Cikoan Bogor, Umi Embad, Mang Baen, Umi Rw, Bapak Rw Cikoan

yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

13. Teman-teman KKN lintas Fakultas, yang membantu penulis.

14. Teman-teman MD angkatan 2006 yang sama-sama berjuang dari semester

awal telah kita lewati, susah senang kita bersama. Rahmad Kartolo, S.Sos,

Marullah, M. Zainuddin, S.Sos, Deden Nurdin Salim, S.Sos, A. Sonhaji

Arafat, S.Sos, Iwan, S.sos, Hasan Ra, Sos, Husien Ra, S.Sos, Merliza, S.Sos,

Ibrohim, dan semuanya.

15. Teman-teman di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

16. Teman-teman di KOMFAKDA HMI Cabang Ciputat.

17. Pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), yang telah memberikan

pengetahuan tetang budaya Betawi.

18. Keluarga besar SAIHUN, yang telah memberikan motivasi.

19. Keluarga besar Mardiana, yang telah memberikan motivasi.

20. Temen-temen MD.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis berserah diri, dan mudah-

mudahan skripsi ini bermanfaat. Penulis menyadari meskipun telah semaksimal

mungkin berusaha dalam pembuatan skripsi ini, tentu masih banyak kekurangan.

Kritik selalu penulis harapkan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Jakarta, 7 Februari 2011

Penulis

Ahmad Rifqi

Page 9: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFRTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 15

D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 15

E. Metodologi Penelitian .............................................................. 17

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 18

BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI DAKWAH,

BUDAYA BETAWI DAN PEMBINAAN ROHANI ISLAM

A. Strategi Dakwah ....................................................................... 21

1. Pengertian strategi dan tahapan-tahapan strategi ............... 21

2. Pengertian dakwah, tujuan, metode, media, materi dan

hukum dakwah ................................................................... 28

3. Strategi dakwah ................................................................. 37

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Dakwah ........ 40

B. Budaya Betawi ......................................................................... 41

1. Pengertian Budaya ............................................................. 41

2. Fungsi budaya .................................................................... 42

3. Pelaku budaya .................................................................... 42

4. Betawi ............................................................................... 44

Page 10: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

vi

C. Pembinaan Rohani Islam.......................................................... 46

1. Pengertian pembinaan rohani Islam ................................... 46

2. Tujuan pembinaan rohani Islam ......................................... 49

3. Bentuk pembinaan rohani Islam......................................... 51

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG SANGGAR BUDAYA

BETAWI SI PITUNG RAWA BELONG

A. Sejarah Berdirinya Sanggar Budaya Betawi Si pitung Rawa

Belong ...................................................................................... 53

B. Visi, Misi dan Tujuan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa

Belong ...................................................................................... 56

C. Struktur Organisasi Sanggar Budaya Betawi Si Pitung ........... 57

D. Program-program ..................................................................... 60

BAB IV : ANALISIS STRATEGI PEMBINAAN ROHANI ISLAM DI

SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG RAWA

BELONG

A. Analisis Strategi pembinaan Rohani Sanggar Budaya Betawi Si

Pitung Rawa Belong ................................................................. 63

B. Langkah – Langkah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Mengimplementasikan Strategi Dakwah ................................. 67

C. Evaluasi Strategi Dakwah ........................................................ 76

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 79

B. Saran-saran ............................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama dan kehidupan berbudaya merupakan unsur yang tidak

terpisahkan dari kehidupan dan sistem budaya umat manusia. Agama dan

prilaku kebudayaan tumbuh dan berkembang dari adanya rasa ketergantungan

manusia terhadap kekuatan gaib yang mereka rasakan sebagai sumber

kehidupan mereka, tempat mereka berkomunikasi untuk memohon bantuan

terhadap al-khalik yakni terhadap Allah Swt.

Agama dan prilaku kebudayaan merupakan bawaan dari hidup dan

fitrah manusia. Banyak sekali keragaman budaya yang telah terjadi membuat

nilai persatuan dan kesatuan Islam itu sendiri terbentuk. Kalau melihat sejarah

Islam itu sendiri, cikal bakal terjadinya perpecahan dalam Islam berawal dari

meninggalnya Rasulullah Saw yang semasa hidupnya berperan sebagai

sumber solusi dari berbagai macam permasalahan umat Islam pada masa itu,

perdebatan dari kalangan sahabat berkaitan dengan siapa yang pantas

mengganti beliau sebagai kholifah yang menyebabkan terjadinya perbedaan

pendapat dalam Islam.

Kaitannya pada zaman sekarang yakni zaman modern banyak sekali

fenomena-fenomena yang timbul yakni hilangnya fungsi agama sebagai

monitoring dan controlling dalam menselaraskan kehidupan manusia dengan

syariat Islam.

Page 12: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

2

Kalau kita perhatikan cirri-ciri urgensi dari study Islam pada masa

sekarang ada dua hal yang perlu kita perhatikan:

1. Ukhuwah Islamiyah adalah hal yang perlu kita tingkatkan untuk

menambah nilai persatuan dan kesatuan demi mencegah adanya

perpecahan dalam internal masyarakat.

2. Ukhuwah Insaniyah yakni pentingnya menimbulkan toleransi terhadap

sesama manusia tanpa membedakan agama, budaya, ras, dan warna kulit.

Di era globalisasi dan informasi merupakan kenyataan yang tidak

dapat ditolak dan Islam menghadapi tantangan yang tak bisa dielakkan.

Nilai-nilai dan sistem budaya modern yang bersifat sekuler dengan

begitu bebas bisa memasuki lingkungan kehidupan umat Islam,

konsekuensinya adalah akan membawa kehancuran dalam budaya umat Islam.

1. Di bidang akhlaq. Krisis akhlaq merupakan salah satu dampak dari

modernisasi. Sebagai contoh; kurangnya rasa saling menghargai dan

menghormati dari yang muda terhadap yang lebih tua.

2. Di bidang ibadah. Sudah banyaknya masyarakat Islam yang enggan

melaksanakan shalat lima waktu, puasa, dan zakat yang kita kenal sebagai

ibadah sosial yang berupaya meningkatkan ekonomi Islam.

3. Di bidang tauhid. Banyaknya masyarakat Islam yang terjerumus terhadap

kekafiran dikarenakan kurangnya nilai keimanan masyarakat modern.

Page 13: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

3

Umat Islam sebagai umat moderat menyatukan pluralitas melalui

keadilan. (QS. Al-Baqarah: 143)

Artinya: Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam),

umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas

(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi

atas (perbuatan) kamu. Dan kami tidak menetapkan kiblat yang

menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui

(supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang

membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat,

kecuali bagi orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah,

dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS. Al-

Baqarah: 143)

Perbedaan, keikhasan dan keunikan merupakan kenischayaan yang ada

dimana-mana, pada orang kembar, keluarga, komunitas dan masyarakat

sehingga kemanapun kita pergi menemukan perbedaan dan kita harus

menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Keikhlasan kita tercermin dari

menerima dan memberikan ruang dan peluang kepada orang lain yang berbeda

pendapat, kelompok, dan komunitas.1

Dakwah lewat budaya harus dilihat bagaimana komunikasi terhadap

budaya itu sendiri dilihat dari berbagai level, komunikator, level keluarga,

komunikasi antarpribadi, orang yang berbeda jenis kelamin, etnis dan ras.

1 Armawati Arbi, MSi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2003)Cet-1,

hal. 169

Page 14: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

4

Komunikasi antar kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi politik

tingkat nasional dan internasional.2

Yusuf Al-Qardawi menganjurkan menjaga keseimbangan antara

Inklusif dan Ekslusif, terlalu inklusif melupakan identitas diri dan terlalu

ekslusif kurang bergaul dan tidak mengenal orang lain.3

Inilah yang dikenal dengan khazanah budaya kita dan dikenal dengan

israiliat. Israiliat ini laris diantara para ulama dari kalangan mufasir dan ahli

hadist. Mereka mengambil riwayat-riwayat yang shahih saja, dalil aqli yang

jelas saja dan ilmu yang kukuh saja. Tetapi mereka juga mengambil hal-hal

yang menyebarluas dikalangan awam, bukan ilmu yang dipercaya atau yang

tertulis dikalangan mereka.

Seorang muslim sesungguhnya tidak akan mengambil segala-galanya,

yang hak maupun yang bathil. Ia hanya akan mengambil hal-hal yang sesuai

dengan apa yang sudah dijelaskan didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dakwah adalah panggilan atau seruan bagi umat manusia untuk

menuju Allah Swt, yaitu jalan menuju Islam. Islam bersumber dari wahyu

Allah Swt dan Sunnah Rasulullah Saw, ia merupakan nilai yang akan

memberikan corak, warna, dan bentuk kebudayaan Islam. Suatu bentuk

kebudayaan yang berisikan pesan atau nilai-nilai Islami menurut kacamata Al-

Qur’an dan As-Sunnah, sekalipun ia muncul dari orang atau masyarakat yang

bukan agama Islam. demikian juga sebaliknya, tidak dikatakan budaya Islam.

2 Ibid, hal. 171

3 Ibid. hal. 180

Page 15: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

5

meskipun ia lahir dari orang atau masyarakat penganut agama Islam, jika tidak

memuat pesan atau nilai-nilai Islami.4

Dalam perspektif dakwah Islam, budaya atau kebudayaan adalah

aktualisasi dari sikap tunduk (ibadah atau peribadatan) manusia kepada Allah

Swt. Salah satu simbol dan nilai budaya sebagai sikap tunduk kepada Allah

Swt, tertera dalam Al-Qur’an Surat Asy Syuaara (26) ayat 224-227

Artinya: “Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.

Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap-

tiap lembah. Dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang

mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)?. Kecuali orang-orang

(penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak

menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita

kezaliman. dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui

ke tempat mana mereka akan kembali.”

Strategi menjadi sebuah keharusan dalam memajukan sebuah

organisasi, tatanan strategi yang tepat dan lengkap akan mengarahkan kepada

suatu pencapaian tujuan yang diinginkan.

Pada hakikatnya strategi merupakan serangkaian perencanaan atau

suatu keputusan menejerial yang strategis untuk mencapai tujuan-tujuan yang

telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Jika dikaitkan dengan proses dakwah,

strategi mempunyai peranan yang sangat penting bagi pergerakan kegiatan

4 Artikel Diakses Pada Tanggal 20 Desember 2010 dari http:

//www.google.com/doc/Dakwah dan Budaya

Page 16: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

6

dakwah, jika strategi yang diterapkan dalam berdakwah baik, maka aktivitas

dakwah akan tersusun secara sistematis dan teratur.

Sesuai dengan perkembangan saat ini, dakwah harus mampu

memtransformasikan dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan konteks zaman

sekarang, dakwah harus mampu beradaptasi dengan fenomena yang ada

namun dengan tetap menjaga kandungan dakwah itu supaya tidak

terkontaminasi dengan hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam yang

termuat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Risalah Islamiyah yang dibawa Nabi Muhammad adalah untuk seluruh

umat manusia dimanapun dan kapanpun. Oleh sebab itu, kegiatan dakwah

cakupannya sangat luas, sehingga Allah Swt memberi peringatan pada setiap

manusia agar selalu mengajak kepada manusia untuk melakukan amar ma’ruf

dan nahyi mungkar.

Berdakwah memang merupakan tugas yang berat, namun mulia disisi

Allah, karena para ulama (mubaligh) itu adalah ahli waris dari para Nabi

sebagai pembawa agama yang benar, yaitu agama Allah, agama Islam, agar

umat manusia tidak terjerumus kedalam lembah nista dan nestapa, yakni

lembah kekafiran dan kemusyrikan.

“Tiada hari tanpa kegiatan dakwah.”5 Raf’iudin mengatakan bahwa:

Sebagai orang Islam, kita hendaknya sepakat dengan semboyan seperti itu.

Namun mengingat diri sendiri adalah yang terpenting, maka kita harus

berbekal diri dengan menambah khazanah ilmu pengetahuan serta mengetahui

5 Rafi’udin, Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: Pustaka

Setia, 2001) hal. 13-14

Page 17: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

7

berbagai ilmu dan kejadian yang berkembang dewasa ini. Ini berarti bahwa

disamping mempelajari ilmu agama, umat Islam juga dituntut untuk

menambah pengetahuan serta keterampilan untuk membawa dan mengarahkan

umat Islam lainnya kearah kemajuan yang sesuai dengan tuntunan zaman.

Karena pada dasarnya dakwah tidak hanya terletak pada majelis dakwah

pengajian umum semata, tetapi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Misalnya pada suatu perjanjian atau tempat kita berkerja dan beraktivitas, kita

melihat kemungkaran, maka kita harus mencegahnya. Itupun sudah termasuk

berdakwah.6

Budaya sebagai cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama

oleh kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,

adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.7 Manusia

belajar, berfikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut

menurut budayanya.

Seiring dengan adanya sebuat keterikatan antara dakwah dan

kebudayaan yang menjadi salah satu media yang efektif dalam menyampaikan

segala bentuk informasi, maka mau tidak mau dakwah harus menggunakan

fasilitas tersebut sebagai bentuk dari fleksibelitas dakwah dengan

perkembangan zaman. Dengan demikian setidaknya dakwah dapat

meminimalisir penyalahgunaan tentang kebudayaan yang berasal dari dunia

barat yang berdampak pada perubahan dinamika sosial yang secara sistematis

6 Ibid, Hal. 13-14

7 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication Konteks-konteks

Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 237

Page 18: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

8

telah menggeser pola-pola umum yang telah tertanam bertahun-tahun pada

kebudayaan bangsa kita sendiri, kendatipun tidak semual hal tersebut buruk

untuk diterima bahkan jika dapat memformulasikan akan menjadi suatu

kemajuan tersendiri.

Para ahli sosiologi menggambarkan ciri-ciri kelompok kedalam dua

katagori yaitu primary group (kelompok primair) dan secondary group

(kelompok sekundair) sebagai berikut:

1. Primary group (kelompok primer) adalah keluarga. Ia merupakan unit

atau kesatuan organisasi sosial yang terdiri dari sistem nilai-nilai yang

mengajar anggota-anggotanya bagaimana dia harus memuaskan

kebutuhannya. Keluarga adalah suatu lembaga yang memberikan pola

tingkah laku manusia, mengkoordinasikan serta mengintegrasikannya dan

sampai tertentu ia dapat memberikan ramalan tentang perilaku manusia.

Keluarga adalah mempunyai fungsi membentuk pribadi, mengendalikan

tingkah laku dan mentransmisikan warisan sosial dari suatu generasi ke

generasi lainnya.

2. Secondary group (kelompok sekunder) adalah masyarakat itu sendiri

dimana didalamnya berkembang berbagai organisasi sosial, politik,

ekonomi, kebudayaan, agama, dan sebagainya yang pengaruhnya tidak

kecil terhadap perkembangan pribadi manusia. Kelompok ini sering juga

disebut lembaga sekunder untuk menunjukkan bahwa sebagai suatu

lembaga, kelompok sekunder ini memiliki suatu sistem nilai-nilai sosial

Page 19: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

9

dan kultural yang berkembang menurut mekanisme perkembangan

lembaga itu sendiri.

Meskipun peranan lembaga sekunder dalam pembentukan kepribadian

manusia tidak sebesar lembaga primer, akan tetapi peranannya dalam

mempengaruhi arah perkembangan hidup manusia khususnya yang

menyangkut sikap dan perilaku cukup besar pula, terutama yang terbesar

pengaruhnya diantara lembaga-lembaga sekunder adalah lembaga keagamaan

dan lembaga pendidikan.8

Pada hakikatnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis)

yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam

bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi

cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan

individual dan sosio-kulturan dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran

Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.9

Dakwah artinya mengajak manusia dengan cara yang bijaksana agar

manusia selalu berda pada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah

untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dakwah Islamiyah

yang di lakukan Nabi Muhammad Saw telah berasil membentuk masyarakat

Islami. Oleh karena itu perjalanan yang menuju sebuah masyarakat ideal,

mutlak memerlukan proses dakwah, hal ini disebabkan karena dakwah akan

memberikan landasan filosofi serta memberikan kerangka dinamika dan

8 Social Psychology, An Interdisciplinary Approach; Hubert Bonner, hal, 320.

9 Amrullah Ahmad, (editor), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:

Primaduta, 1983), hal. …

Page 20: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

10

perubahan sistem dalam proses perwujudan masyarakat yang adil dan

makmur.10

Yang menjadi salah satu permasalahan yang perlu mendapatkan

perhatian khusus bagi umat Islam sekarang adalah permasalahan yang

berkaitan dengan generasi muda. Khususnya para pemuda. Pemuda juga

merupakan generasi penerus bangsa. Pemuda juga merupakan tumpuan

harapan masa depan agama dan bangsa. Dikatakan bahwa: ٌشبا ن ا ليوم رجل الغد

“Pemuda atau remaja yang sekarang adalah pemimpin dimasa yang akan

datang.” Dengan demikian, jika pemuda itu baik, berilmu dan berakhlak

mulia, akan cerahlah masa depan agama dan bangsa. Akan tetapi sebaliknya,

jikalau pemuda itu rusak, akan rusaklah masa depan agama dan bangsa.

Pada kenyataannya kalau diamati, generasi muda dewasa ini sangat

memprihatinkan. Sebagian dari remaja kita sudah kehilangan moral dan lepas

kendali agama. Hal ini dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak

diantara mereka yang lebih suka nongkrong di pinggir jalan tanpa alasan yang

jelas. Main di tempat hiburan, diskotik, dan bergaul bebas tanpa batas.

Mengonsumsi narkotika, ekstasi, nipam, dan heroin dan minuman keras dan

beberapa perbuatan yang kriminal dan tawuran. Sebagai bagian dari bangsa

Indonesia, umat Islam menghadapi kenyataan ini tentunya memiliki rasa

tanggung jawab, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.

Bila melihat Betawi secara umum, maka akan terlihat adalah pola

hidupnya, bagaimana mengsinkronisasikan antara kebudayaan dan agama,

10

Amrullah Ahmad, (editor), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:

Primaduta, 1983), hal. 285.

Page 21: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

11

dalam bidang seni misalnya, orang Betawi memiliki kesenian bela diri yang

disebut Cingkrik yang berasal dari Rawa Belong yang dibawa oleh Si Pitung.

Hal itulah yang menjadi sumber nilai agama Islam yang dianut oleh

masyarakat Betawi sangat berkaitan erat dengan kehidupan mereka sehari-hari

misalnya pada zaman dahulu masyarakat Betawi khusunya para pemuda

Betawi ada sebuah kebiasaan yang berbeda dari budaya-budaya daerah lainnya

yaitu, di rumah mereka mengaji dan belajar tentang Islam, di luar rumah

mereka belajar beladiri. Hal ini lah yang menjadi nilai-nilai keagamaan dalam

masyarakat Betawi yang sangat kental.

Perubahan di zaman sekarang ini yang berdampak pada berbagai

dinamika kehidupan menjadikan suatu keharusan bagi umat Islam untuk

mengikutinya. Keterpaduan antara dakwah dan kebudayaan sebagai salah satu

strategi berupa mengembangan akhlakul karimah dan kecintaan serta

kepedulian kita terhadap pemuda kita, ditunjukan oleh sebuah lembaga

kebudayaan betawi Sanggar Si Pitung yang telah melestarikan kebudayaan

betawi dan ingin berdakwah untuk menjaga generasi muda sampai sekarang

yang berlandaskan untuk perkembangan dakwah di Jakarta. Hal ini sesuai

dengan semboyan kaum nahdliyin yang berbunyi:

Artinya: “Memelihara tradisi terdahulu yang baik serta mengambil yang

lebih baik dari yang baru”.

Kemampuan sebuah lembaga kebudayaan dalam menghadapi

tantangan global terus ditingkatkan, jaringan komunikasi dibangun dan

Page 22: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

12

dikembangkan melalui seni dan kebiasaan kehidupan sehari-hari yang

semakin hari semakin besar peranannya dalam menciptakan regenerasi yang

solid dan semakin besar pula pengaruhnya dalam dunia dakwah dan

kebudayaan itu sendiri.

Sanggar Kebudayaan Betawi Si Pitung tampil dengan gagasan-gagasan

dakwah yang sesuai dengan kondisi masyarakat Rawa Belong, ditengah-

tengah gemparnya dinamika sosial yang kompleks, keragaman budaya asing

yang masuk, bahkan dengan munculnya banyak pemikiran-pemikiran yang

radikal yang menggerogoti kesatuan dan persatuan umat Islam.

Minimnya pendidikan agama dan pengaruh lingkungan merupakan

penuntun manusia untuk hidup lebih arif dan berakhlak mulia. Seseorang yang

tidak memiliki pendidikan agama, akan rentan keimanan dan akidahnya.

Bahkan ada yang terjerumus kedalam jurang kehidupan yang nista penuh

dosa. Oleh karenanya tanamkan nilai-nilai agama sedini mungkin pada para

pemuda sekarang.

Banyaknya pengaruh negatif dari barat, merupakan salah satu proyek

kaum Zionis, Komunis, Yahudi, dan Nasrani yang akan menghancurkan

akidah umat Islam dan bangsa Indonesia. Mereka mengemasnya dengan

media masa, televisi, video, film, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kita

harus mampu membendung pengaruh negatif itu dengan memberikan

pengarahan dengan intensif kepada anak-anak kita. Ambilah yang positif dari

arus globalisasi dan buanglah yang negatif, yang bertentangan dengan moral

agama dan bangsa.

Page 23: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

13

Ribuan bahkan ratusan kebudayaan asing yang masuk mengandung

unsur-unsur kemaksiatan yang telah beroperasi di Jakarta yang ditimbulkan

dengan sengaja oleh orang-orang pencari keuntungan atau yang memang

mempunyai misi untuk merusak moral masyarakat kita. Jika hal ini tidak

dicegah dengan cepat maka kebobrokan moral akan semakin merajalela dan

mengakar pada kebudayaan masyarakat itu sendiri.

Dalam upaya menjaga eksistensi serta membina para pemuda tersebut

pada arah dakwah, perlu adanya manajemen yang strategis, relevan, dan

efektif dalam menyikapi dan menghadapi berbagai macam kesempatan,

hambatan maupun tantangan yang semakin kompleks dan serba cepat ini yang

terjadi terhadap pemuda kita sekarang.

Sanggar Kebudayaan Betawi Si Pitung merupakan nama sebuah

lembaga kebudayaan Betawi yang didalamnya menjalankan peran dan

fungsinya adalah sebagai pelestarian kebudayaan adat Betawi, konsolidasi

organisasi serta media dakwah yang sejuk, toleran dan mengedepankan Islam

di Rawa Belong melalui kebudayaan. Dari deskripsi diatas penulis tertarik

untuk meneliti lebih jauh tentang “Strategi Dakwah Sanggar Budaya

Betawi Si Pitung Dalam Pembinaan Rohani Islam Pemuda di Wilayah

Rawa Belong ”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Page 24: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

14

Untuk menjelaskan permasalahan dan sekaligus menghindari

ketidak fokusan dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis merasa perlu

untuk memberikan pembatasan masalah yaitu pada ruang lingkup Strategi

Sanggar Kebudayaan Si Pitung Dalam Berdakwah Melalui Kebudayaan

Betawi Di Rawa Belong yang meliputi perumusan dan

pengimplementasian dalam membina pemuda.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Strategi dakwah apa yang dilakukan Sanggar Kebudayaan Betawi Si

Pitung Dalam Membina Pemuda di Wilayah Rawa Belong?

b. Bagaimana Langkah-langkah yang dilakukan Senggar Kebudayaan

Betawi Si Pitung Dalam Mengembangkan Dakwah di Rawa Belong

dalam mengimplementasikan strategi dakwah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi dakwah yang dilakukan Sanggar Betawi Si

Pitung dalam membina pemuda di wilayah Rawa Belong.

b. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengimplementasikan

strategi dakwah yang dilakukan Sanggar Betawi Si Pitung dalam

mengembangkan dakwah melalui seni di Rawa Belong.

2. Manfaat Penelitian

Page 25: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

15

a. Memberikan pengetahuan keilmuan yang baru khususnya kepada

penulis tentang strategi dakwah melalui Sanggar kebudayaan betawi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi Sanggar Betawi dalam rangka membina pemuda.

D. Tinjuan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut, kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah

awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi

terdahulu yang mengangkat judul tentang “Startegi Dakwah Sanggar

Budaya Si Pitung Rawa Belong Dalam Membina Pemuda di Wilayah

Rawa Belong”, maksud pengkaji ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa

yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi

terdahulu.

Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis

akhirnya menemukan skripsi yang mengangkat tentang Strategi Dakwah

Majelis Taklim judul tersebut adalah karya dari Ida Damroh jurusan

Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan judul skripsi

“Strategi Dakwah Majelis Taklim Baiturrahman Pondok Jaya Tanggerang”

dengan bahasan bagaimana strategi yang dilakukan Majelis Taklim

Baiturrahman, Relevansi strategi dakwah Majelis Taklim Baiturrahman pada

zaman sekarang, faktor pendukung dan penghambat. Tetapi dalam penelitian

yang penulis lakukan dalam membuat strategi dakwah berbeda dengan skripsi

Ida Damroh yaitu dapat dilihat startegi dakwah yang dilakukan lembaga

Page 26: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

16

tersebut dan dalam pengimplementasian startegi dakwah, dengan tidak

menerapkan konsep yang terdapat didalam strategi dakwah Ida Damroh,

karena dalam skripsi penulis menerapkan konsep lebih berfokus pada strategi

dakwah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong.

Lain hal nya dengan skripsi yang kedua, “Peran Penyuluhan Agama

Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja”. Study Kasus Remaja Masjid Al

Mu’alla Rw 008 di Desa Ciheulang Tonggoh Cibadak Sukabumi, yang

disusun oleh Andu Junaedi, Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

lulusan tahun 1427 H/2006 M. Skripsi ini Andi Junaedi mengemukakan

bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja. Dalam skripsi Andi Junaidi

walaupun ada kesamaan dalam judul penulisan tetapi yang membedakan

dengan skripsi penulis adalah metodenya dan pengimplementasiannya.

Demikian tinjauan pustaka ini penulis lakukan sebagai perbedaan

bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi-skripsi

terdahulu, terlihat pada objek dan subjek penelitiannya. Bahwa penelitian

terdahulu hanya menjelaskan konsep strategi dakwah sedangkan penelitian ini

penulis memberikan cara pengimplementasian tentang strategi dakwahnya.

E. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan penulis adalah metode

kualitatif, menurut lexy yang dikutip dari Bogdan dan Taylor mendefisinikan

metode kualitatif sebagai sumber prosedur. Sedangkan penerapan metode

Page 27: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

17

kualitatif dalam penulisan skripsi yang akan disusun adalah studi lapangan

(field research) yaitu melakukan penelitian secara langsung ke Sanggar Si

Pitung Rawa Belong untuk memperoleh keterangan langsung serta

memperoleh data-data yang terkait dengan pembahasan skripsi yang penulis

susun.

Adapun subjek penelitian adalah Sanggar Betawi Si Pitung dan objek

penelitian yang penulis lakukan adalah Strategi Dakwah yang di lakukan

Sanggar Betawi Si Pitung Rawa Belong Dalam Membina Para Pemuda di

Wilayah Rawa Belong.

Untuk memperoleh ketepatan data dan keakuratan informasi yang

mendukung penelitian, peneliti akan melakukan pengumpulan data melalui

beberapa cara diantaranya:

1. Observasi: Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.11

Observasi dilakukan dengan cara

melakukan tinjauan langsung ke sekretariat Sanggar Betawi Si Pitung

Rawa Belong.

2. Wawancara: Wawancara merupakan percakapan dengan maksud

tertentu.12

Dalam rangka penggalian data-data yang diperlukan.

3. Catatan lapangan: Catatan lapangan adalah catatan yang berupa coretan

seperluanya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata inti, frase, pokok-

11

Husni Utsman dan Purnomo setiadi Akbar. Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:

Bumi Aksara. 1998) cet ke 2. hal 54 12

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Rosdakarya). Hal.

135

Page 28: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

18

pokok isi pembicaraan atau pengamatan, mungkin gambar, sketsa,

sosiogram, diagram dan lain-lain.13

4. Analisis data-data melalui internet dan buku-buku yang berkaitan tentang

dakwah dan kebudayaan.

Adapun teknik penulisan yang digunakan penulis mengacu pada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang

diterbitkan oleh Center For Quality Development and Assurance (CeQDA)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2007 Cetakan

Pertama.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah, dan sekaligus agar pembahasan dapat dilakukan

secara terarah dan sistematis, maka penulis membagi atas lima bab. Kelima

bab tersebut secara rinci sebagai berikut;

BAB I: Penulis mengurai beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian

ini, pada bagian awal diuraikan tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam

mengumpulkan data, dan diakhiri dengan uraian tentang

sistematika penulisan.

13

Ibid. hal. 153

Page 29: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

19

BAB II: Membahas tentang strategi dakwah dan pembinaan pemuda di

Rawa Belong. Agar pembahasan ini jelas, maka akan

dikemukakan tentang definisi strategi baik ditinjau dari etimologi

maupun terminology, proses tahapan dalam strategi, faktor-faktor

yang mempengaruhi penetapan strategi, serta kriteria strategi

yang baik. Selain itu penulis juga akan mengemukakan tentang

dakwah, definisi dakwah dan urgensi dakwah, serta

memformulasikan antara keduanya menjadi strategi dakwah yang

diuraikan menjadi pengertian strategi dakwah, prinsip-prinsip

strategi dakwah dan langkah-langkah penyusunan strategi

dakwah. Kemudian penulis akan melanjutkan dengan

memaparkan tertang pengembangan budaya Betawi yang

meliputi sejarah, serta perkembangannya sampai sekarang.

BAB III: Penulis akan mencoba untuk memaparkan gambaran secara

umum mulai dari pengurus Sanggar Betawi Si Pitung Rawa

Belong, sejarah berdirinya, Visi dan Misi, dan struktur organisasi

Sanggar Betawi Si Pitung Rawa Belong serta program-program

yang dilakukan.

BAB IV: Penulis mencoba untuk menganalisis strategi Sanggar Betawi Si

Pitung Rawa Belong, Implementasi strategi Sanggar Betawi Si

Pitung Rawa Belong dan evaluasi strategi dakwah sanggar

betawi si pitung

Page 30: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

20

BAB V: Merupakan bab penutup, yang mana dalam bab ini penulis

mengemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan

sebelumnya dan sekaligus menjawab permasalahan pokok yang

dikemukakan sebelumnya, dan kemudian penulis mengemukakan

saran-saran.

Page 31: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

21

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi dan Tahapan-tahapan Strategi

a. Pengertian Strategi

“Kata strategis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos,

yang berasal dari kata Stratos, yang berarti militer dan Ag yang berarti

memimpin. Dan pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai

generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam

membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan

perang.1

Secara etimologi strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu,

Strategos yang berarti Jendral. Strategi pada mulanya berasal dari

peristiwa peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan

musuh. Namun, pada akhirnya strategi berkembang untuk semua

kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan

agama.2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan strategi

adalah seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk

melaksankan kegiatan tertentu.3 Untuk mengetahui lebih jelas

1 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep

Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), hal. 8 2 Rafiudin dan Manan Abd. Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka

Setia). hal. 76 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1997), hal. 199

Page 32: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

22

mengenai pengertian strategi, penulis mengedepankan pengertian

strategi yang dikemukakan beberapa pakar diantaranya:

1) Menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan

tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu

perusahaan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan

mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk

mewujudkan tujuan tersebut.4

2) Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi

perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat

kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi

tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya

secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan

tercapai.5

3) Menurut William F. Glueck, yang dikutip dalam buku Amirullah,

et. Al, Strategi merupakan sesuatu yang dipersatukan, bersifat

kompeherensif terintegrasi yang menghubungkan atau lembaga

terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan

bahwa sejarah dasar perusahaan atau organisasi akan dicapai

dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi yang

menerapkannya.6

4) Pengertian strategi menurut Prof. Din Syamsudin mengandung

arti antara lain:

4 A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.), hal. 58

5 George Stainer dan John Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga, t.t.), hal. 20

6 Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2000),

Cet Ke-1, hal. 4

Page 33: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

23

a) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.

b) Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program

untuk mencapai tujuan.

c) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan

fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan

bertahap.7

Dari beberapa definisi startegi diatas, penulis menyimpulkan

strategi adalah rencana yang akan dilakukan oleh suatu organisasi dimana

strategi dapat dilakukan secara terencana atau yang telah disusun secara

sistematis dan strategi yang timbul secara spontan. Strategi dibutuhkan

agar sesuatu yang telah terencana dengan sempurna dapat mencapai hasil

yang diinginkan. Oleh sebab itu dibutuhkan pengawasan terhadap hal-hal

yang sifatnya dapat berubah. Dalam hal tersebut strategi yang dibutuhkan

oleh suatu organisasi adalah strategi yang muncul secara spontan. Dimana

hal-hal yang belum direncanakan harus dilakukan.

Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,

program, dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi

perkembangannya. Kurangnya aplikasi atau penerapan sebuah strategi

yang baik dapat menyebabkan strategi yang telah direncanakan gagal.

Akan tetapi penerapan strategi yang tersusun sempurna bukan saja akan

meraih kesuksesan, melainkan dapat mengokohkan strategi yang pada

awalnya diragukan. Hasil baik yang didapat bukan semata-mata karena

7 Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Lagos,

2000), Cet Ke-1, hal. 127

Page 34: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

24

strategi yang dimiliki, namun hal tersebut dikarenakan kemampuan dalam

menerapkan strategi yang efektif.

b. Tahapan-Tahapan Startegi

Joel Ross dan Michael mengungkapkan, bahwa sebuah organisasi

tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa ada kemudinya, bergerak

berputus pada lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara

tanpa adanya tujuan tertentu.8

Adapun tahapan-tahapan strategi terdiri dari tiga tahapan:

1) Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah

pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancama eksternal,

menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif

memilih strategi untuk dilaksanakan.9 Dalam perumusan strategi juga

ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari

atau melakukan suatu keputusan dalam satu proses kegiatan. Teknik

perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka

kerja berikut ini :

a) Tahap Input (masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi

sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan

strategi.

8 Fred R David, Manajemen Startegi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), hal. 3

9 Ibid, hal. 15.

Page 35: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

25

b) Tahap Pencocokan

Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada menghasilkan

srategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor

eksternal dan internal.10

c) Tahap Keputusan

Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam

mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam

tahap kedua.11

Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah

depan dengan tujuan, artinya perencanaan amatlah penting dan

mempunyai andil yang besar.

2) Tahap Pengimplementasian Strategi

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam

mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,

mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

memanfaatkan sistem informasi yang masuk.12

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam

strategi kerena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah startegi

yang dirumuskan menjadi sebuah tindakan. Menetapkan tujuan,

melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan

budaya yang mendukung startegi merupakan usaha yang dilakukan dalam

mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses memerlukan

dukungan disiplin, motivasi dan kerja keras.

10

Ibid, hal. 183. 11

Ibid, hal. 198 12

Ibid. hal. 5

Page 36: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

26

Implementasi strategi merupakan proses pelaksanaan strategi.

Yang mana dalam pelaksanaannya perlu konsistensi yang tinggi dari

masing-masing anggota yang terlibat didalamnya. Komitmen serta

kerjasama dari seluruh unit diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan.

3) Evaluasi Strategi

Tahap akhir dalam strategi adalah evaluasi. Tiga macam aktivitas

mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah :13

a) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi. Adanya perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang

dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi suatu hambatan dalam

mencapai tujuan begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya

strategi yang tidak efektif atau aktivitas implementasi yang buruk

dapat berakibat pula bagi hasil yang akan dicapai.

b) Mengukur Prestasi (Membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan).

Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi

individual dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah pencapaian

sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk evaluasi strategi haruslah

dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil

lebih penting dari pada kriteria yeng mengungkapkan apa yang telah

terjadi.

13

Ibid, hal. 104

Page 37: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

27

c) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai

dengan rencana.

Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa

strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi harus

dirumuskan. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil

tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang

direncanakan, maka disitulah tindakan korektif diperlukan.

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan

merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan. Evaluasi strategi mungkin

berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlau banyak penekanan

pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai, evaluasi

strategi sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah

dicapai.

Evaluasi perlu untuk semua organisasi dari semua kegiatan dengan

mempertanyakan pertanyaan dan asumsi manejerial, harus memicu tinjauan

dari nilai-nilai yang merangsang sebuah kreativitas. Evaluasi menjadi tolak

ukur dari keberhasilan strategi yang akan diterapkan kembali dimasa

mendatang oleh suatu organisasi. Manfaat evaluasi pada proses tahapan

strategi yang ketiga ini adalah untuk:

a. Meninjau faktor eksternal dan internal

b. Mengukur prestasi yang dicapai dengan cara membandingkan antara hasil

yang ingin dicapai dengan kenyataan yang ada.

c. Mengambil tindakan korektif bagi suatu organisasi.14

14

S.P Siagian. Manajemen Modern. (Jakarta. Masagung. 1994) cet ke-2, hal. 21

Page 38: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

28

2. Pengertian Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata Arab

da`wah, merupakan bentuk kata masdar dari kata kerja da`a, yad`u,

da`watan yang berarti menyeru, memanggil, mengajak.15

Maka dakwah

dari sudut bahasa berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan.

Sedangkan secara istilah dakwah dapat didefinisikan sebagai setiap

kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk

beriman dan taat kepada Alllah SWT sesuai dengan garis aqidah, yaitu

syaariat dan akhlak Islamiyah.16

Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan

baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang

dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang

lain baik secara individual maupun secara kelompok terhadap ajaran

agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya

unsur-unsur paksaan. Dengan demikian eksistensi dakwah adalah terletak

pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap

orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran demi

untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan juru

dakwah atau lembaga dakwah.

Dalam pesan dakwah merupakan ciri khas kejiwaan, maka kegiatan

dakwah yang didasarkan atas pandangan psikologi mengandung sifat

15

Muhammad Yunus. Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Al-

Quran, 1973) hal. 126 16

Muhammad Sayyid Alwakil. Prinsip dan Kode Etik Dakwah, Penerjemah Nabhani

Idris, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2002), hal 1

Page 39: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

29

persuasif (memberikan keyakinan), motivasi (merangsang), konsultatif

(memberikan nasihat), serta edukatif (mendidik atau membina). Sifat-sifat

demikian merupakan intinya dakwah yang dikembangkan dalam sistem

dan metologi dakwah.17

Menurut Dr. M. Quraish Shihab Bahwa dakwah adalah sebagai

seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang

lebih baik atau sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.18

Menurut Wardi Bachtiar dakwah dapat dilakukan dalam 3

kategori yaitu :

1) Dakwah bi al-lisan

Dakwah bi al-lisan adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah

melalui lisan, dapat berupa ceramah symposium, diskusi, khutbah,

sarasehan dan lain sebagainya.

2) Dakwah dengan tulisan

Dakwah dengan tulisan adalah penyampaian informasi atau pesan

dakwah melaului tulisan, dapat berupa buku, majalah, surat kabar,

spanduk, pamflet, lukisan-lukisan, buletin dakwah dan lain sebaginya.

3) Dakwah bi al-hal

Dakwah bi al-hal adalah dakwah melalui perbuatan nyata seperti

perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara

lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerja

keras serta menolong sesama manusia. Dakwah ini dapat berupa

pendirian rumah sakit, pendirian panti dan memelihara anak yatim

17

M. Arifin, M.Ed, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2000), Cet Ke- 5, hal. 6 18

M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran, (Badung: Raizan, 1995), Cet. Ke 2 hal. 31

Page 40: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

30

piatu, pendirian lembaga pendidikan, pendirian pusat pencarian nafkah

seperti pabrik, pusat perbelanjaan, kesenian dan lainnya.19

Menurut Sayyid Quthub dakwah merupakan salah satu kewajiban

bagi orang Islam, dakwah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kaum

muslim baik individu maupun kelompok. Tentunya dengan

memperhatikan tugas-tugas dakwah yang demikian berat dan tantangan

yang demikian besar, maka dakwah tidak bisa tidak menghendaki adanya

kelompok orang atau umat (kelompok profesional) yang secara sunggu-

sungguh memikirkan masalah dakwah dan melakukan tugas dakwah

dengan baik dan sempurna.20

Dari pernyataan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa,

dakwah adalah mengadakan suatu perubahan dan pembenahan baik yang

bersifat individu maupun sosial sesuai dengan ajaran Islam. Dakwah

sendiri dapat disampaikan melalui lisan, tulisan dan juga dengan tinggkah

laku yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam upaya

mempengaruhi orang lain agar timbulnya keinsyafan dalam individu

dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam keseharian.

b. Tujuan Dakwah

Tujuan dilaksankannya dakwah adalah untuk mengajak manusia

kejalan Tuhan yang benar, yaitu Islam. Dakwah adalah usaha atau

kegiatan yang bertujuan, suatu kegiatan tidak akan bermakna jika tanpa

arah tujuan yang jelas. Tujuan dakwah Islam antara lain adalah mengubah

19

Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wahana Ilmu,

1997), hal 34 20

A. Ilyas Ismail M.A. Pradigma Dakwah Sayyid quthub Rekonstruksi Pemikiran

Dakwah Harakah , (Jakarta: Penerbit Madani, 2006) hal. 20

Page 41: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

31

pandangan hidup seseorang. dari perubahan pandangan hidup ini akan

berubah pula pola pikir dan pola sikap.21

Menurut Sayyid Quthub Pada dasarnya tujuan dakwah adalah

untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagian rohani bagi umat

manusia baik dalm kehidupan maupun dunia akhirat kelak. Akan tetapi

kebahagian tentu tidak dapat dicapai apabila terjadi berbagai kerusakan di

tengah-tengah masyarakat, baik berupa kedzholiman, kemunkaran, dan

berbagai tindak kejahatan lainnya. Kebahagiaan juga tidak dapat dicapai

apabila sebagian anggota masyarakat merampas hak-hak anggota

masyarakat lainya dengan menuhankan diri dan memperbudak orang lain.

Maka dari itu tujuan dakwah yang sesungguhnya adalah hal-hal yang

mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia.22

c. Metode Dakwah

Secara bahasa metode berasal dari 2 kata yaitu meta (melalui) dan

hodos (jalan/cara). dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata

Methodos yang artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut Thariq.

metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran yang

mencapai suatu maksud.23

Metode Dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan oleh seorang

da`i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu al-Islam atau kumpulan

kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.24

21

Rafiudin dan Maman Abdul Jalil. Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2001) Cet Ke-2, hal 32 22

A. Ilyas Ismail M.A. Pradigma Dakwah Sayyid quthub Rekonstruksi Pemikiran

Dakwah Harakah , (Jakarta: Penerbit Madani, 2006), hal 30 23

M. Munir. Metode Dakwah, (Jakarta: Pemuda Media, 2006), hal. 6 24

Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1997) hal. 34

Page 42: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

32

Dalam menghadapi bermacam-macam nilai, keagamaan, pilihan

hidup dan sejumlah janji-janji kenikmatan duniawi, dakwah diharapkan

bisa menjadi solusi dengan fungsi mengimbangi dan pemberi arah dalam

kehidupan umat. Dakwah ke depan menempatkan perencanaan dan strategi

yang tepat dengan merujuk kepada metode dakwah Rasulullah SAW. Para

intelektual muslim dapat merumuskan konsep dan metode dakwah untuk

generasi muda, orang dewasa atau objek dakwah bagi berbagai lapisan

masyarakat yang tingkat pemahaman keagamaannya tergolong rendah atau

sebaliknya bagi masyarakat yang tingkat pendidikannya tergolong tinggi,

sehingga materi dakwah sesuai dengan objeknya.

Menurut Slamet Muhaemin Abda, metode dakwah pada

umumnya terbagi pada beberapa segi, yaitu sebagai berikut :

1) Metode dari segi cara, yaitu :

a) Cara tradisional, termasuk didalamnya adalah sistem ceramah

umum, cara ini marak dilakukan oleh masyaraka luas.

b) Cara modern, termasuk dalam metode ini adalah diskusi, seminar

dan sejenisnya.

2) Metode dari segi jumlah audiens, yaitu :

a) Dakwah perorangan, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap

perorangan secara langsung (Face to Face atau Privat).

b) Dakwah kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap

kelompok tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya, seperti

kelompok pengajian, karang taruna, organisasi dan lain-lain.

Page 43: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

33

3) Metode dari segi pelaksanaan, yaitu :

a) Cara Langsung, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara tatap

muka antara komunikator dengan komunikannya.

b) Cara tidak langsung, yaitu dakwah yang dilakukan oleh media

seperti televisi, radio, penerbitan-penerbitan, internet dan lain-lain.

4) Metode dari segi penyampaian isi, yaitu: Cara serentak, cara ini

dilakukan untuk pokok-pokok bahsan yang praktis dan tidak terlalu

banyak kaitannya dengan masalah-masalah lainnya (fokus terhadap

suatu permasalahan ).25

Jadi kesimpulan metode dakwah adalah suatu cara bagaimana

menyampaikan dakwah sehingga pesan dakwah yang disampaikan kepada

mad‟u mudah untuk dicerna, dipahami, dan meyakini.26

Adapun metode dalam melaksanakan dakwah tercantum dalam Al

Qur`an surat An-Nahl ayat 125:

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang

lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(QS.

an-Nahl : 125)

25

Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usha

Nasional, 1994) Cet Ke-1 Hal 80-87 26

Imam Zaidillah Al-wisral, Stategi Dakwah, (Jakarta: Kalam mulia, 2002), Cet ke-1, hal

71

Page 44: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

34

d. Materi Dakwah

Materi dakwah tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari al-

Qur`an dan al-Hadist sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syari`ah

dan akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang diperoleh darinya.27

Al-Qur`an adalah sumber ajaran Islam yaitu wahyu Allah SWT

yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu Allah SWT itu

diturunkan dalam bahasa Arab dan secara otentik terhimpun dalam mushaf

al-Qur`an. Sedangkan Hadist atau as-Sunnah ditinjau dari segi bahasa

berarti cara, jalan, kebiasaan, dan tradisi. Kebiasaan dan tradisi mencakup

yang baik dan buruk. Kata as-Sunnah di dalam al-Qur`an diulang 16 kali

pada 11 surat. Makna Sunnah secara etimologi menurut Muhammad Ajaj

Al-Khatib identik dengan Al-Hadist, yaitu berupa ucapan, perbuatan atau

ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sunnah

merupakan salah satu nama dari dalil-dalil hukum. Apabila suatu hukum

ditetapkan bedasarkan hukum tersebut iaalah keterangan dari Nabi

Muhammad SAW, baik ucapan, perbuatan maupun ketetapan.28

Menurut M. Syafaat Habib materi dakwah adalah seluruh ajaran

agama Islam secara kaffah, tidak dipotong-potong. Ajaran Islam telah

tertuang dalam Al-Qur`an dan as-Sunnah, sedangkan perkembanganya

dikemudian akan mencakup kultur Islam.29

27

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1997) hal 34 28

Srijanti, Purwanto S.K, Wahyudi Pramono. Etika Membagun Masyarakat Islam

Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), Cet Ke-2, hal 37 29

Syafaat Habib. Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 2000) Cet Ke-1, hal 94

Page 45: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

35

e. Media Dakwah

Bila dilihat dari asal katanya, media berasal dari bahasa Latin yaitu

Medium yang artinya alat perantara, sedangkan pengertian istilahnya

media mempunyai arti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat

perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu.30

Dakwah dapat didefinisikan sebagai penyebarluasan ajaran atau

paham, dan media merupakan alat penyebaran itu. Jadi media dakwah

adalah alat penyebaran ajaran atau paham. Maka, pengemasannya pun

harus benar-benar bisa diterima mad`u yang notabene memiliki banyak

pilihan untuk memilih media mana yang selayaknya dikonsumsi. Dalam

artian, media dakwah harus bisa sedemikian mungkin untuk menarik

simpati pasarnya.

Dalam proses melakukan dakwah ada beberapa komponen yang

tak bisa dipisahkan, salah satunya adalah penggunaan media sebagai alat

untuk melakukan aktivitas dakwah. Media dakwah adalah peralatan yang

dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern

umpamanya : televisi, video, kaset rekaman, majalah, surat kabar.31

Untuk mencapai sasaran dakwah yang tepat dan memperoleh

tujuan yang akan dicapai maka dakwah sudah barang tentu memerlukan

alat dan sarana sebagai agen pelayanan masyarakat yang mencakup

seluruh segi kehidupan manusia atau masyarakat, alat dan sarana tersebut

adalah media dakwah. Media merupakan segala sesuatu yang membantu

30

Amuni Syukir. Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya Islam: Al-Iklas, 1999) hal

163 31

Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1997), hal 35

Page 46: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

36

juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif dan

efesien.32

f. Hukum Dakwah

Hukum ada dalam masyarakat sejak manusia itu ada di atas muka

bumi ini. Masyarakat terbentuk apabila ada dua orang atau lebih untuk

hidup bersama. oleh karena itu, hukum ada dan diprlukan keberadaannya

sejak adanya manusia itu sendiri dan paling tidak, sejak adanya dua

manusia untuk hidup bersama. Demikian juga dengan dakwah, dakwah

ada dan diperlukan keberadaannya sejak manusia itu ada. Bahkan ada yang

mengatakan, dakwah itu ada sejak manusia hidup di dalam surga (Nabi

Adam dan Siti Hawa), dan terus berkembang sampai saat dimana manusia

berada di muka bumi. Dengan demikian dakwah itu ada dan dilakukan,

sejak adanya manusia.33

Allah SWT berfirman tentang dakwah dalam Al-Qur`an berbunyi :

Artinya : ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari

yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab

beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka

ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang

yang fasik ”.(QSAl-Imran : 110)

32

Abdul Karim Zaidan. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Jakrta: Media Dakwah, 1984) Cet

Ke-2, hal. 26 33

H. Hasanuddin, Hukum Dakwah (Tinjauan Aspek Hukum Dalam Berdakwah di

Indonesia), (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) Cet ke-1, hal 1

Page 47: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

37

Dakwah merupakan tugas yang mulia, karena dakwah tidak lain

untuk menujukan manusia kepada kebaikan dan menggiring mereka untuk

bersatu dalam satu kalimat tauhid. mengajak mereka untuk menghadapi

kedzaliman dan kejahilan. tak ada suatu perbuatan yang paling mulia

selain berdakwah. Rasulullah SAW bersabda “balligu anni wallau ayyah”.

Pada dasarnya ulama sepakat bahwa dakwah Islam itu wajib

hukumnya akan tetapi wajibnya ada yang berpendapat wajib `ain, artinya

seluruh umat Islam dalam kedudukan apapun tanpa kecuali wajib

melaksanakan dakwah, dan ada pula yang berpendapat wajib kifayah,

artinya dakwah itu hanya diwajibkan atas sebagian umat Islam yang

mengerti saja seluk-beluk agama Islam.34

Dari definisi-definisi diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

dakwah adalah merupakan kewajiban bersama yang harus kita kerjakan

dan kita lakukan dengan strategi yang matang. Maka dakwah akan

tersampaikan dengan efektif dan efisien kepada semua golongan

masyarakat sehingga tercapai tujan dakwah itu sendiri.

3. Pengertian Strategi Dakwah

Menurut Asmuni Syukri, strategi dalam dakwah artinya sebagai

metode, siasat, taktik atau maniuvers yang digunakan dan dipakai dalam

aktifitas (kegiatan) dakwah. Strategi dalam usaha dakwah harus

memperhatikan beberapa asas dakwah yaitu:

34

Syamsuri Siddiq. Dakwah dan Teknik Berkhutbah, (Bandung: PT Al Ma`rifat, 1981)

hal. 12

Page 48: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

38

a. Asas Fisiologi: Asas ini membicarakan masalah yang erat hubungannya

dengan tujuan-tujan yang hendak dicapai dalam proses atau aktifitas

dakwah Islam.

b. Asas Keahlian dan Kemampuan Da‟i

c. Asas Sosiologis: Asas ini membahas masalah yang erat hubungannya

dengan situasi dan kondisi lingkungan sasaran dakwah.

d. Asas Psikologis: Asas ini yang hubungannya dengan kejiwaan manusia.

e. Asas Efektifitas dan Efesiensi: Asas ini maksudnya, dalam aktifitas

dakwah harus berusaha menseimbangkan antara biaya, waktu, tenaga,

yang harus dikeluarkan dengan pencapaian hasil, artinya antara ketiga hal

tersebut harus sesuai dengan hasil dakwah yang akan dicapai.35

Memperhatikan pengertian strategi dan dakwah maka pengertian

strategi dakwah adalah tata cara mencapai tujuan dakwah yang telah

disepakati bersama dengan memperhatikan kemampuan, kelemahan,

kesempatan dan ancaman yang ada baik dari Sumber Daya Manusia (SDM)

dan Sumber Daya Alam (SDA).

Strategi digunakan dalam segala hal untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan

management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencpai tujuan

tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya

menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana tekhnik

(cara) operasionalnya.

35

Asmuni Syukri, Dasar-Dasar Strategi Dakwah dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,

1983), hal. 35

Page 49: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

39

Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari

perencanaan (planning) dan managemen dakwah untuk mencapai suatu tujuan.

Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan

bagaimana operasionalnya secara teknik (taktik) harus dilakukan, dalam arti

kiat bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung

pada situasi dan kondisi. Untuk mantapnya strategi dakwah, maka segala

sesuatunya harus dipersatukan dengan komponen-komponen yang merupakan

jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell, yaitu:

1) * Who? (Siapa da'i atau penyampai pesan dakwahnya?)

2) * Says What? (Pesan apa yang disampaikan?)

3) * In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)

4) * To Whom? (Siapa mad'unya atau pendengarnya?)

5) * With what Effect? (Efek apa yang diharapkan?)

Pertanyaan "efek apa yang diharapkan" secara emplisit mengandung

pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut,

yakni :

1) > When (Kapan dilaksanakannya?)

2) > How (Bagaimana melaksanakannya?)

3) > Why (Mengapa dilaksanakan demikian?)

Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi dakwah sangat penting,

karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu

kegiatan dakwah bisa berjenis-jenis, yakni :

1) Menyebarkan Informasi

2) Melakukan Persuasi

3) Melaksanakan Instruksi.

Page 50: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

40

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Dakwah

Kesadaran bagi setiap orang baik individu atau kelompok organisasi,

baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis tentang tujuan yang hendak

dicapai akan berbuah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dan usaha-

usaha yang mengarahkan pada penyampaian tujuan disebut strategi.

Suatu strategi harus efektif dan jelas karena akan mengarahkan

organisasi kepada tujuannya, untuk itu suatu strategi harus memperhatikan

faktor-faktor penetapan strategi, diantaranya:

a. Lingkungan

Lingkungan tak pernah berada pada kondisi pada kondisi tetap dan selalu

berubah. Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat luas kepada segala

sendi kehidupan manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya

kepada cara pikir tetapi tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan, dan

pandangan hidup.

b. Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan kebijakan

organisasi yang ada. Lingkungan dalam organisasi yang ada. Lingkungan

dalam organisasi terdiri dari pemimpin, para pengikut pemimpin itu,

atasan, rekan sejawat, organisasi dan tuntunan pekerjaan. Daftar itu

tidaklah inklusif, tetapi berisi beberapa komponen yang saling berinteraksi

yang penting diketahui pemimpin.36

36

Paul Harsey dan Ken Blanchard,Manajemen Prilaku Organisasi, (Jakarta: Erlangga,

1982), edisi Ke-4, hal. 149

Page 51: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

41

c. Kepemimpinan

S.P. Siagian memberikan definisi tentang kepemimpinan yakni “Seorang

pemimpin orang tertinggi dalam mengambil keputusan”. Oleh karena itu

setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang ada dalam lingkungan

baik eksternal dan internal berbeda.37

B. Budaya Betawi

1. Pengertian Budaya

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada masyarakat yang tidak

mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa

masyarakat sebagai wadah pendukungnya, walaupun secara teoritis dan

untuk kepentingan analitis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan

dipelajari secara terpisah. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,

termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,

pakaian, bangunan, dan karya seni.38

Kebudayaan secara sederhana banyak yang mengartikan sebuah

seni, akan tetapi kebudayaan bukan sekedar sebuah seni, kebudayaan

melebihi seni itu sendiri karena kebudayaan meliputi sebuah jaringan kerja

dalam kehidupan antar manusia. Kebudayaan merupakan satu unit

interpretasi, ingatan, dan makna yang ada didalam manusia dan bukan

sekedar kata-kata. Budaya meliputi kepercayaan, nilai-nilai, dan norma,

semua ini merupakan langkah awal dimana kita merasa berbeda dalam

37

S.P. Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: Masagung, 1994), cet. Ke-2, hal. 9 38

Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta, LkiS,

2003), hal.3

Page 52: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

42

sebuah wacana. Kebudayaan melibatkan karakteristik suatu kelompok

manusia dan bukan sekedar pada individu.39

Para Antropologi mengatakan bahwa kebudayaan merupakan

kebutuhan kompleks yang didalamnya. Meliputi pengetahuan, seni moral,

hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan atau kebiasaan yang

dilakukan oleh sekelompok masyarakat dari kebudayaan tertentu.40

2. Fungsi Budaya

Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi

budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan

gejala sosial dari berbagai sumber termasuk definisi diatas dapat dipetik

beberapa fungsi budaya sebagai identitas dan citra suatu masyarakat.

Identitas ini termasuk oleh berbagai faktor seperti sejarah, kondisi dan sisi

geografis, sistem-sistem sosial, politik dan ekonomi, perubahan nilai-nilai

didalam masyarakat .

3. Pelaku Budaya

Dalam masa pembangunan bangsa timbul persoalan tentang tujuan

pendidikan sekolah disamping sebagai latihan untuk suatu jenis

perkerjaan, serta bagaimana menyelenggarakan pendidikan untuk

mencapai itu.

Dalam usaha mencari identitas nasional kaum intelektual perlu

memegang pimpinan dalam aktivitas kultural tidak hanya meneruskan

kebudayaan tradisional, tetapi juga menginterpretasikan sumber-sumber

kultural berdasarkan pandangan dan perspektif baru.41

39

Ibid, hal. 11 40

Idid, hal. 10-11 41

Sartono Kartodirdjo, Kebudayaan Pembangunan Dalam Perspektif Sejarah.

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994) Cet Ke-3, hal, 4

Page 53: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

43

Pendidikan generasi muda perlu mendorong kreativitas untuk

mengerjakan apa yang telah diwarisi dari masa lampau, mengubah warisan

itu dengan mensistematikan dan merasionalisasikan serta menyesuaikan

kepada tugas-tugas baru yang dapat dipandang sebagai model sesuai

dengan cita-cita kita tentang kebenaran, keindahan dan keutamaan.

Pada persilangan jalan sekarang ini, waktu nilai-nilai tradisional

sering dirasakan menjadi hambatan bagi modernisasi, sangat penting

bahwa kita mampu menyusun model sosial yang mencerminkan tipe ideal

masyarakat Indonesia serta identitas nasionalnya. Apabila pada zaman

kolonial pendidikan terbatas pada golongan kecil, pada zaman

kemerdekaan terbuka kesempatan luas bagi lapisan-lapisan sosial yang

lebih luas untuk mengikuti pendidikan. Dengan perluasan basis sosial

pendidikan itu, maka asimilasi kultural elite terpelajar mengalami

hambatan.

Pelestarian dan pengembangan bagian kultural mempunyai arti

penting dalam pembangunan. Masyarakat Indonesia dalam fase transisinya

membutuhkan lembaga dan organisasi yang dapat menjamin kontinuitas

menyilangi masa historis dan antara generasi sosial.

Setiap orang atau kelompok berbudaya. Budaya setiap orang

berbeda dengan orang lain. Budaya itu tidak dapat didebut baik atau baik.

Kesan buruk-baik timbul tatkala orang seseorang berinteraksi

(berkomunikasi) dengan orang lain dengan menggunakan budayanya

sendiri tanpa memperhatikan dan menyesuaikan dirinya dengan budaya

orang lain itu. Setiap orang terlibat didalam proses perubahan nilai dan

perubahan budaya.

Page 54: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

44

Budaya eksis karena ada pelakunya yang disebut pelaku budaya.

Posisi dan peran manusia didalam sejarah kebudayaan, dapat

diidentifikasikan seperti ini:42

a. Sebagai tenaga kerja, sejak zaman perbudakan sampai pada zaman

manusia dipandang sebagai alat objek.

b. Sebagai tenaga pengolah, dengan menggunkan alat sederhana

(pembuat alat sederhana).

c. Sebagai pengguna produk orang lain.

d. Sebagai peniru atau pelaksana cara orang lain.

e. Sebagai penemu objek atau cara baru.

f. Sebagai engineer, designer, atau pembaru (innovator).

g. Sebagai pemikir dan pencipta sesuatu yang belum ada dan menjadi

warisan budaya.

4. Betawi

Sejak zaman Gubernur Ali Sadikin, telah dilakukan penggalian

arkeologi disitus-situs Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah, Jakarta

Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Ditemukan berbagai peralatan

kerja zaman batu. Tapi temuan itu tidak mempunyai arti karena pihak

arkeologi tidak menguraikan komunitas apa yang menggunakan perkakas

tersebut. Seolah-olah perkakas itu hadir begitu saja dan berdiam ribuan

tahun tanpa pernah ada yang menggunakannya.43

Ridwan Saidi, mengatakan itu adalah komunitas Betawi purba,

karena orang Betawi merupakan mukimin awal Nusa Kelapa yang

42

Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi.(Jakarta, PT Aneka Cipta, 2003) Cet Ke-2, hal

47 43

Ridwan Saidi. Potret Manusia Betawi, (Jakarta: Perkumpulan Renaissance Indonesia,

2011), hal. 7

Page 55: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

45

kemudian dikenal dengan Jakarta. Inilah kelemahan kebanyakan

Arkeologi Nasional mereka bertindak sebatas menggali saja. Memang

tidak mudah menelusuri asal muasal suatu kelompok etnik. Karena

perpindahan manusia berlangsung pada masa ribuan tahun sebelum

masehi. Apakah kelompok etnik yang disebut Melayu Jawa, kemudian

Betawi memang asli, berasal, dan berdiam di areal tanah dengan batas

barat, Kali Cisadane, batas timur, Kali Citarum, dan batas selatan,

Cibinong dan Cileungsi yang disebut kawasan Nusa Kelapa yang sekarang

bernama DKI Jakarta. Hal ini tidak saja menurut Arkeologi tetapi juga

menurut Palaentologi.

Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang

menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang digunakannya, dan juga

kebudayaan Melayunya. Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata

“Batavia” yaitu nama kuno yang Jakarta yang diberikan Belanda pada

waktu penjajahannya.

Pada dasarnya masyarakat Betawi adalah masyarakat terbuka.

Terutama setelah kedatangan Islam, perkawinan tidak bersifat endogam,

yang pentig sama-sama beragama Islam. Tidak ada larangan pernikahan

dengan suku budaya lain, bahkan oleh bangsa lainnya tetapi yang paling

terpenting ada kesamaan agama yaitu Islam. Di masa lalu banyak terjadi

perkawinan perempuan Betawi dengan Bangsa-bangsa Eropa setelah yang

bersangkutan menyatakan dirinya masuk ke dalam agama Islam.44

44

Ibid, hal. 16

Page 56: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

46

Inilah yang menjadi awal sangat eratnya budaya Betawi dengan

Nilai-nilai dakwah Islamiyah yang menjadi pedoman hidup masyarakat

Betawi pada zaman dahulu dan sampai sekarang.

C. Pembinaan Rohani Islam

1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam

a. Pengertian pembinaan

Kata pembinaan berasal dari akar kata bahasa arab yaitu , yang

artinya: membangun, mendirikan, membina.45

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata pembinaan

mengundang arti: 1. Proses, cara, perbuatan, membina 2.

Pembaharuan, penyempurnaan 3. Usaha, tindakan dan kegiatan yan

dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih

baik.46

Pembinaan menurut istilah adalah suatu kegiatan untuk

mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu yang telah ada

sebelumnya.47

Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau

pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya

kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai

kemungkinan, berkembang, atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua

45

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penafsiran Alqur‟an, 1973),

hal. 73 46

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002), hal. 152 47

Asmuni Syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), hal.

17

Page 57: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

47

unsur dari pengertian ini yakni pembinaan itu sendiri bisa berupa

tindakan, proses, atau pernyataan dari suatu tujuan, dan pembinaan itu

bisa menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu.48

Berdasarkan referensi yang tertera diatas, penulisan mengambil

kesimpulan bahwa pengertian pembinaan adalah suatu upaya

pengelolaan atau penanganan berupa melatih membiasakan,

memelihara, menjaga, mengarahkan serta mengembangkan

kemampuan seseorang untuk memperoleh hasil yang lebih baik secara

efektif dan efisien.

Arti kata pembinaan dari segi terminologis yaitu suatu upaya,

usaha kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan,

mengarahkan, dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai

tujuan agar sasaran pembinaan sehari-hari baik dalam kehidupan

pribadi, keluarga pribadi maupun kehidupan sosial masyarakat.49

b. Pengertian Rohani

Rohani berasal dari kata ”roh”, yang artinya menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:50

1) Sesuatu atau unsur yang ada dalam jasad dan diciptakan Tuhan

sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan); nyawa: jika sudah

terpisah dari badan, berakhirlah kehidupan seseorang.

2) Makhluk hidup yang berjasad, tetapi berpikiran dan berperasaan

(malaikat, jin, setan dsb).

48

Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2002) Cet Ke-3, hal. 7 49

Proyek Penerangan Bimbingan/Dakwah Agama, Pembinaan Rohani Islam Pada

Darmawanita, (Jakarta: Penerbit Depag, 1984), hal. 8 50

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, op.cit., hal. 960

Page 58: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

48

3) Semangat; spirit: Kedamaian bagi seluruh warga sesuai dengan

Islam.

Sedangkan pengertian lainnya, “Rohani adalah kondisi

kejiwaan seseorang, dimana terbentuk dalam hubungan manusia

dengan Tuhan dalam budi perkerti seseorang serta melalui hubungan

manusia denga sesama manusia sesuai dengan ajaran agama yang

dianutnya”.51

Mengenai pengertian „roh‟ ini, Imam Ghozali berpendapat

bahwa roh mempunyai dua pengertian, yaitu:52

1) Jasmaniah adalah zat halus yang berpusat diruangan hati dan

menjalar keseluruh ruangan urat nadi (pembuluh darah)

selanjutnya tersebar kedalam seluruh tubuh, karenanya manusia

dapat bergerak (hidup) dan dapat merasakan berbagai perasaan

serta dapat berfikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup.

2) Rohaniah adalah bagian dari yang ghaib, dengan ini manusia dapat

mengena dirinya sendiri dan Tuhannya seerta menyadari

keberadaan orang lain (berkepribadian, berketuhanan, dan

berprikemanusiaan) juga bertanggung jawab atas tingkah lakunya.

c. Islam

Kata Islam berasal dari kata aslama-yuslimu-Islam yang

mempunyai beberapa arti diantaranya, yaitu:53

51

Peter Salim dan Yeni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

English, 1991), hal. 199 52

Kafrawi Ridwan dan Quraish Shihab, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1997), Cet. Ke-4, Jilid 2, hal. 246 53

Ibid, hal. 246

Page 59: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

49

1) Melepaskan diri dari segala penyakit lahir dan batin.

2) Kedamaian dan keamanan.

3) Ketahanan dan Kepatuhan.

Makna asal Islam adalah menerima segala perintah dan

larangan Allah SWT yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW. Barang siapa yang menghadapkan

wajah dan hatinya dalam permasalahan hidup mereka kepada Allah

SWT, maka ia adalah seorang muslim. Penerimaan dan penyerahan

diri secara penuh terhadap hukum-hukum-Nya adalah merupakan

syarat untuk menjadi muslim yang utuh.

Menurut M. Arifin pembinaan rohani Islam dapat diartikan

sebagai berikut:

“Segala usaha, tindakan yang dilakukan untuk pembinaan

kondisi jiwa seseorang untuk memperbaiki, membentuk, memelihara

lingkungan berserta isinya sesuai dengan syariat dan ajaran-ajaran

agama Islam, mempertinggi moral; budi pekerti luhur serta

mengingkatkan kondisi atau keadaan rohaninya sehingga dapat

berinteraksi dengan Tuhannya.”54

2. Tujuan Pembinaan Rohani Islam

Dalam melaksanakan pembinaan rohani Islam, pastinya memiliki

tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:55

54

M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:

Golden Terayun Press, 1998), cet. Ke-6 55

Abu Bakar Ahmad, Kepada Pendidik Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991) hal.

10

Page 60: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

50

a. Menumbuhkan pemahaman dan kesadaran; bahwa setiap manusia pada

dasarnya adalah hamba Allah SWT (Abdullah) dan Khalifatullah

(wakil Allah SWT). Menumbuhkembangkan bahwa manusia pada

hakikatnya adalah hamba Allah SWT, mengajarkan bahwa tidak ada

suatu pun yang pantas dipuji kecuali Allah SWT. Semua perbuatan

yang dilakukan di dunia ini, akan dimintai pertanggungjawabannya

nanti di akhirat. Pemahaman tentang manusia sebagai hamba Allah

diwujudkan melalui penghambaan diri berupa perbuatan amal

kebajikan, mengemban amanat Allah SWT, melaksanakan ajaran-Nya

dalam melayani sesama manusia.

b. Meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan seseorang serta

meningkatkan pengetahuan ajaran agama Islam, seperti: pendidikan

ajaran agama Islam dan sebagainya,

c. Menanamkan makna dan konsep amal shaleh. Amal shaleh mencakup

berupa kebutuhan niat dalam hati, prosedur dan metode kerja yang

profesional, tujuan yang jelas dan terarah serta mempunyai nilai guna.

Dengan kata lain; pembinaan rohani Islam bertujuan untuk

menimbulkan pandangan positif dan sikap optimistik dalam menjalani

kehidupan.

d. Menemukan dan menumbuhkan; bahwa makna kerja sebagai ibadah,

suratan jalan hidup sekaligus perwujudan ibadah sosial.

Tujuan pembinaan ini sangat diperlukan, agar pembinaan yang

dilakukan mempunyai tujuan yang jelas dan tepat sasaran, sehingga

seseorang yang melakukan kejahatan dapat kembali kepada jalan yang

benar.

Page 61: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

51

Manusia yang sehat adalah manusia yang sejahtera dan seimbang

secara berlanjut dan penuh daya kemapuan. Dengan kemampuan itu dapat

menumbuhkan dan mengembangkan kualitas hidupnya seoptimal

mungkin, yang berarti pula, ia memiliki kesempatan yang luas untuk

memfungsikan dirinya sebaik mungkin untuk beribadah dan beramal

shaleh, sehingga menjadi rahmat bagi masyarakat.

3. Bentuk Pembinaan Rohani Islam

Selama ini, pembinaan hanya dilakukan ketika seseorang atau

sekelompok orang melakukan sebuah kesalahan maka akan ada sebuah

pembinaan agar tidak melakukan kesalahan selanjutnya, dan hanya

dilakukan sementara tidak bertahap dan berkelanjutan.

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan :

a. Pendekatan Pengalaman. Pendekatan pengalaman yaitu pemberian

pengalaman keagamaan dalam rangka penanaman nilai-nilai

keagamaan. Dengan pendekatan ini diberikan kesempatan untuk

mendapatkan pengalaman keagamaan, baik secara individual maupun

secara kelompok. Syaiful Bahri Djamrah et.al., menyatakan bahwa

pengalaman yang dilalui seseorang adalah guru yang terbaik.

Pengalaman merupakan pendidik tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh

siapapun juga. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik dari sekedar

bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali.56

56

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.

Rineke Cipta, 1997), hal. 70

Page 62: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

52

b. Pendekatan Emosional. Pendekatan emosional ialah suatu usaha untuk

menggugah perasaan dan emosi dalam meyakini ajaran Islam serta

dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.57

Emosi

adalah gejala kejiwaan yang ada didalam diri seseorang. Emosi

berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai

perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmania

maupun perasaan rohania. Di dalam perasaan rohania tercakup

perasaan intelektual, perasaan estetis dan perasaan etis, perasaan sosial

dan perasaan harga diri.

Emosi berperan dalam pembentukan kepribadiaan seseorang. Untuk

itu, pendekatan emosional perlu dijadikan salah satu pendekatan dalam

pembinaan rohani Islam.

57

Ibid, hal. 73

Page 63: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

53

BAB III

GAMBARAN UMUM SANGGAR BUDAYA BETAWI SI

PITUNG RAWA BELONG

A. Sejarah Berdirinya Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong

Sanggar adalah sebuah lembaga atau perkumpulan yang didalam

berisikan kumpulan orang-orang yang menekuni dibidang seni dan budaya.

Begitu juga nama Si Pitung, yang merupakan nama seorang legenda dari

Betawi pada zaman Belanda yang pada saat itu sebagai pahlawan yang

membantu kaum miskin yang tertindas oleh bangsa Belanda di wilayah

Batavia yang sekarang di sebutnya sebagai wilayah DKI Jakarta yang menjadi

Ibukota bangsa Indonesia yang kini sudah menjadi tujuan orang-orang desa

untuk datang ke Jakarta tempat menukar nasib. Masyarakat Jakarta

mengetahui bahwa Si Pitung adalah putra Betawi yang lahir di Rawa Belong

sampai wafatnya beliau yang merupakan sebuah legenda yang hingga

keberadaannya kini sudah melekat namanya di masyarakat luas, khususnya di

daerah Rawa Belong itu sendiri dan umumnya di luar wilayah Bawa Belong.

Adapun sejarah berdirinya Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa

Belong adalah tanggal 5 Mei 1996 pertama kali diawali dari berkumpulnya

anak-anak muda diwilayah Rawa Belong yang sedang belajar ilmu beladiri

yang bernama TUMBAL SI PITUNG. yang diwariskan oleh Pitung yang

bernama Silat Cingkrik dari rawa belong itu sendiri tepatnya di Jalan Yusuf Rt

004/011 No. 8. Kel. Sukabumi Utara, Kec. Kebon Jeruk 11540 Jakarta Barat.

Silaturrahim itu terjadi pada tanggal 5 Mei 1996. Dari silaturrahmi dan

semangat untuk melestarikan kebudayaan silat cingkrik tersebut maka

Page 64: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

54

muncullah usulan dari salah satu pemuda tersebut yang bernama Bang

Bachtiar agar dibentuknya Sanggar Kesenian Budaya Betawi sebagai wadah

anak-anak Betawi untuk belajar silat Cingkrik dari Rawa Belong. Maka

dengan kesepakan dari para anggota yang lain maka Bang Bachtiar terpilih

menjadi ketua sanggar yang diamanatkan sebagai penerus kesenian dan

kebudayaan Betawi di daerah Rawa Belong. Dan kediaman Bang Bachtiar

dijadikan tempat seketariat Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong,

ternyata sanggar ini berjalan dengan apa yang sudah direncanakan. Hal ini

dikarenakan semangat dari anak muda dan dukungan dari para masyarakat

sekitar yang besar terhadap kecintaan budaya Betawi. 1

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong ini berada di bawah

naungan Bang Bachtiar, karena hampir semua kegiatan yang ada didalam

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong dikendalikan dan diatur oleh

Bang Bachtiar, bahkan guru-guru yang mengajar disanggar diberikan uang

jasa dari Bang Bachtiar, namun seiring dengan kurun waktu, akhirnya Sanggar

Budaya Betawi Si Pitung mencoba meningkatkan kualitasnya dengan

merumuskan beberapa kegiatan-kegiatan yang sangat menarik dari sanggar-

sanggar lain pada waktu itu. Sehingga keberadaan sanggar ini mendapatkan

respon yang cukup baik oleh masyarakat Rawa Belong khususnya dan dari

luar lingkungan masyarakat Rawa Belong pada umumnya.

Banyak hal yang sudah dilakukan oleh Sanggar Budaya Betawi Si

Pitung Rawa Belong dari mulai kegiatan yang bersifat pelestarian dan

pengembangan Budaya Betawi dan mengajarkan kepada para anggotanya

1 Wawancara pribadi dengan Bang Bachtiar, Pimpinan Sanggar Si Pitung Rawa Belong,

(Rawa Belong: 15 Februari 2011).

Page 65: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

55

tentang pentingnya pendidikan agama sehingga perubahan-perubahan dari

para anggota yang negatif berubah menjadi positif. Hal yang istimewa dari

sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong yaitu tidak adanya donatur

atau bantuan dana dari siapun tetapi pengurus mereka percaya dengan niat

yang ikhlas dan bersyukur kepada Allah SWT yang menjadikan sanggar si

Pitung berkembang pesat sampai saat ini.2

Dengan berjalanya waktu nama Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

sejak berdirinya hingga saat sekarang ini akhirnya pun menjadi berkembang

sehingga anggotanya terus menerus berdatangan yang cukup pesat, tetapi

perkembangan jumlah anggota berbeda kenaikannya setiap tahunnya.

Sebagai sample daftar anggota sanggar tahun 2008-2010.

No Tahun

Jumlah Anggota Umur Perkembangan Anggota Masehi Hijriah

1.

2.

3.

2008

2009

2010

1428

1429

1430

30 Orang

60 Orang

80 Orang

7-29

10-20

10-27

50 Orang

70 Orang

100 Orang

TOTAL 220 Orang

Sumber: Hasil wawancara dengan Rudi M. Noor wakil pimpinan Sanggar

Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong tanggal 13 Februari 2011

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung dari tahun berdirinya pada tahun

1996 hingga tahun 2010 berjumlah 500 orang.3

Seiring dengan perkembangan jumlah anggota pada Sanggar Budaya

Betawi Si Pitung Rawa Belong dari tahun ketahun, hal ini disebabkan karena

adanya kemampuan dan kewibawaan pimpinan Sanggar Budaya Betawi Si

Pitung terhadap masyarakat dalam meningkatkan kualitasnya dengan program

2 Bachtiar. Pimpinan Sanggar Si Pitung Rawa Belong, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 15

Februari 2011) 3 Rudi M. Noor, Wakil Pimpinan Sanggar Si Pitung Rawa Belong, Wawancara Pribadi,

(Jagakarsa Jakarta Selatan: 13 Februari 2011)

Page 66: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

56

yang berupa strategi yang sangat menarik, figur kepemimpinan dalam

memberikan arahan dengan penuh rasa humoris dan kekeluargaan sehingga

para anggota merasa sesama anggota sanggar memiliki rasa kekeluargaan

yang erat dan selalu memberikan contoh yang baik kepada anggota yang lebih

muda dan mengajarkan nilai-nilai Islami dan diiringi dengan rasa saling

menghormati. Metode menjadikan anggota sebagai bagian dari keluarga dan

bukan hanya menasehati tetapi menberikan contoh langsung dengan praktek

kepada anggota.

Maka dengan perkembangan tersebut Alhamdulillah keberadaan

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong dikenal masyarakat luas dan

para pejabat pemerintahan DKI Jakarta.4

B. Visi, Misi dan Tujuan Sanggar Si Pitung Rawa Belong

Sebuah organisasi atau lembaga harus terlebih dahulu menetapkan visi

dan misi organisasi atau lembaga. Visi dan misi organisasi menyajikan

kerangka kerja yang menuntun suatu nilai dan kepercayaan organisasi.

Pernyataan visi dan misi dari suatu organisasi memerankan peranan penting

dalam strategi perkembangan sistem kualitas lembaga.

Visi dan misi memberikan identitas organisasi dan pemahaman

terhadap arah yang dituju.5

Visi

1. Mengenalkan budaya Betawi kepada masyarakat luas.

2. Menjaga budaya Betawi agar tidak punah.

4 Wawancara Pribadi dengan Bang Bachtiar Pimpinan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong, (Jakarta; 15 Februari 2011) 5 Wawancara Pribadi dengan Bang Bachtiar Pimpinan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong, (Jakarta; 15 Februari 2011)

Page 67: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

57

Misi

1. Sebagai lembaga pembinaan dan pengembangan seni budaya Betawi.

2. Menjaga dan membina akhlak para pemuda dan generasi Betawi dari

pengaruh budaya Barat.

3. Mendidik dan mengajarkan pentingnya ilmu agama dalam berbudaya.

Tujuan

1. Ikut serta mendidik dalam pelestarian budaya Betawi.

2. Meningkatkan kesadaran para pemuda Betawi dalam beriman kepada

Allah Swt.

3. Untuk mempererat ukhuwah islamiyah antar anggota.

4. Menjaga generasi muda Betawi dari budaya Barat

C. Organisasi Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong

1. Kepengurusan

Untuk menunjang visi, misi, dan tujuannya, Sanggar Budaya Betawi Si

Pitung Rawa Belong menetapkan pengurus organisasi sebagai berikut:6

Susunan Pengurus Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong.

Dewan Pembina:

1. Ustd. Drs. H. Ahmad Ziyad.

2. Bpk. H. Abdurrahman

Dewan Pengurus:

1. Ketua : Bachtiar

2. Wakil Ketua : Rudi M. Noor

3. Sekretaris : Riya

4. Bendahara : Nur

6 Wawancara pribadi dengan Bang Bachtiar Pimpinan Sanggar Si Pitung Rawa Belong

(Jakarta; 15 Februari 2011)

Page 68: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

58

Penanggung Jawab Bidang Lat Silat:

1. Ari

2. Bayu

3. Jepri

4. Jeri

5. Tian

6. Toro

7. Agus

Penanggung Jawab Bidang Seni:

1. Abdul Khair

Penanggung Jawab Bidang Rohani Islam:

1. Syarif, S. Ag.

2. Ahmad Rifqi

3. Ustd. Kamal

4. Kiki

5. Abdurrahman

2. Pembagian Tugas Pengurus

Adapun pembagian tugas sesuai dengan hasil rapat antar pengurus

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong, bahwa setiap pengurus

mempunyai tugas dan tanggung jawab. Adapun tugas dan tanggung jawab

masing-masing bagian adalah sebagai berikut:7

1. Dewan Pembina :

a. Memberikan masukan dan binaan terhadap pengurus dan anggota dan

sebagai monitoring kegiatan sanggar.

2. Dewan Pengurus :

a. Ketua Umum

1) Bertanggung jawab terhadap sanggar dalam melaksanakan

program kegiatan.

2) Bertanggung jawab terhadap jalannya sanggar.

7 Wawancara pribadi dengan Bang Bachtiar Pimpinan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong (Jakarta; 15 Februari 2011)

Page 69: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

59

3) Mengkoordinasikan job description kepada masing-masing para

penanggung jawab kegiatan.

4) Memberikan keputusan segala sesuatu apa yang terjadi di sanggar.

b. Wakil Ketua

1) Menggantikan ketua umum, apabila ketua umum berhalangan hadir

dalam hal apapun.

2) Membantu ketua umum agar kegiatan sanggar terlaksana dengan

baik.

3) Bertanggung jawab kepada ketua umum.

3. Sekretaris

a. Mencatat surat-surat atau hal yang penting bersama ketua umum.

b. Menggantikan ketua umum dan wakilnya, apabila berhalangan hadir.

c. Menerima tamu.

d. Mencatat semua atau hal-hal yang penting yang berhubungan dengan

sanggar.

e. Bertanggung jawab kepada ketua umum.

4. Bendahara

a. Bersama ketua umum bertanggung jawab atas pengaturan keuangan.

b. Bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran dana sanggar.

c. Membuat laporan keuangan.

d. Bertanggung jawab kepada ketua umum tentang hal keuangan sanggar.

Penanggung Jawab Bidang Silat

a. Bertanggung jawab terhadap berjalannya latihan silat.

b. Memberikan pengajaran terhadap para anggota yang lama maupun

yang baru.

Page 70: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

60

c. Menghadirkan pelatih yang berpengalam dalam silat Cingkrik.

d. Membuat laporan kegiatan kepada ketua umum.8

Penanggung Jawab Bidang Seni

a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan pelatihan seni.

b. Memberikan pengajaran kepada anggota.

c. Mengatur jadual kegiatan atau acara sanggar dalam hal seni.

d. Bertanggung jawab kepada ketua umum.

Penanggung Jawab Bidang Rohani Islam

a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan keagamaan

b. Mencari informasi seminar-seminar tantang kerohanian

c. Mengadakan pengajian 1 minggu sekali

d. Menghadirkan ustd untuk memberikan bekal agama kepada para

anggota

D. Program-program

Dalam pelaksanaan kegiatanya, Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong rutin mengadakan program-program yang tujuan ialah

membudayakan seni dan nilai-nilai keagamaan. Diantaranya ialah kegiatan

rutin yang dilakukan oleh Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong,

berikut adalah jadwal kegiatan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa

Belong:

8 Wawancara pribadi dengan Bang Bachtiar Pimpinan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong (Jakarta; 15 Februari 2011)

Page 71: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

61

1. Program Latihan : Untuk meningkatkan kualitasnya sebagai sarana

pengembangan seni budaya Betawi dan pengabdiannya kepada Allah Swt

sanggar kegiatannya yaitu:

Jadwal kegiatan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong:

Kegiatan Rutin:

a. Malam Rabu : Latihan Silat Cingkrik yang dilatih oleh Baba

Abdurrahman.

b. Malam Kamis : Mengaji yang dipimpin oleh Ustd Ahmad Ziyad,

S.Ag.

c. Malam Jumat : Yasinan yang dipimpin oleh Ustd Syarif, S.Ag.

d. Malam Sabtu : Latihan SilatCingkrik yang dilatih oleh

penanggung jawab bidang Silat dan mengajarkan kepada anak-anak

kecil, serta mempersiapkan diri untuk acara-acara.

e. Sabtu : Acara Palang Pintu

f. Malam Minggu : Latihan Marawis untuk usia 7-15 tahun.

g. Ahad : Latihan Lenong

2. Program Pendidikan Pelatihan Silat Kepada Anak-anak Usia Dini :

Program ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada usia dini, sekaligus

melatih anak-anak agar dapat melestarikan dan memperkenalkan seni

budaya betawi khususnya silat cingkrik agar seni silat cingkrik bisa

berkembang dan tetap ada sampai sepanjang zaman. Jumlah anak-anak

yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 50 anak, yang berasal dari wilayah

sanggar dan sekitarnya bahkan keluar wilayah rawa belong. Pelajaran yang

diberikan kepada anak-anak dari para pengajar meliputi:

Page 72: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

62

a. Malam Jumat, yaitu materi yang diberikan sebagai bekal ilmu agama

Islam, baca Qur’an dan Iqro dan cerita-cerita para Nabi dan legenda-

legenda Betawi.

b. Malam Sabtu, yaitu jadwal latihan silat dan tidak ada materi formal.

c. Malam Minggu, latihan marawis untuk usia 7 Tahun – 15 Tahun.

d. Sabtu dan minggu, yaitu acara-acara palang pintu pengantin sunat,

atraksi silat, dan lenong.

Page 73: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

63

BAB IV

ANALISIS STRATEGI PEMBINAAN ROHANI ISLAM DI

SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG RAWA BELONG

A. Analisis Strategi Pembinaan Rohani Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong

Setiap organisasi, komunitas, ataupun semacamnya, biasanya dibentuk

atas dasar sebuah tujuan dan cita-cita yang mereka ingin capai. Untuk

mencapai tujan yang mereka harapkan diperlukan perumusan sebuah metode

dan strategi yang strategis agar semua yang mereka lakukan tidak berlawanan

dengan segala macam hukum dan aturan yang sudah ditetapkan. Hal ini

biasanya dilakukan untuk menghindari kontroversi yang berujung pada

konflik, meski konflik tidak bisa dihilangkan dalam dinamika kehidupan yang

selalu dinamis.

Seiring berjalannya waktu, Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa

Belong terus melakukan strategi dalam mengembangkan dan mencapai

tujuannya. Sebagimana ucapa Ali Bin Abi Thalib bahwa “Kebenaran yang

tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh kebhatilan yang terorganisir dengan

rapi”. Ini membuktikan bahwa dalam rangka menjalankan kegiatan terlebih

kegiatan dakwah maka diperlukan suatu wadah organisasi, karena dalam

organisasi atau lembaga terdapat aktifitas dengan visi dan misi yang sama

yang menuju satu tujuan sehingga dapat berkerja sama menjalankan

kegiatannya.

Page 74: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

64

Dalam mewujudkan keberhasilan strategi dakwah Sanggar Budaya

Betawi Si Pitung Rawa Belong melakukan pendekatan dan pembinaan

kelompok didasarkan atas kondisi sasaran dakwah dan suasana yang

melingkupinya yaitu orang-orang atau mad’u yang dituju oleh suatu kegiatan.

Dalam rangka mencapai tujuan dakwah strategi pembinaan rohani

Islam Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong dalam menghadapi para

anggotanya melakukan pendekatan atau khusus metode tersendiri yang telah

dijalankan oleh Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong, yaitu

pendekatan melalui diskusi tentang agama Islam agar anggotanya tidak

terpengaruh terhadap perubahan zaman dan budaya Barat yang negatif dengan

memperkenalkan budaya Betawi yang identik dengan kehidupannya yang

berlandaskan nilai-nilai dakwah Islamiyah.

Dalam proses pembinaan yang dilakukan oleh Sanggar Budaya Betawi

Si Pitung Rawa Belong memiliki beberapa prinsip yang akan membawa

kearah pengembangan dakwah dan anggota Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong, yaitu :

1. Mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan

2. Membuat penjelasan tentang budaya Betawi dan nilai-nilai dakwah

Pendekatan yang dilakukan oleh Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong ini hampir sama dengan sanggar-sanggar Betawi lainnya tapi

ada babarapa hal yang berbeda dari sanggar Betawi lainnya yang berada di

sekitar wilayah Rawa Belong itu sendiri. Semangat yang besar terhadap

pendidikan agama, pengembangan dan melestarikan budaya Betawi. Sanggar

Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong ini tidak untuk masyarakat Rawa

Page 75: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

65

Belong dan sekitarnya saja bahkan bukan hanya dari orang-orang suku Betawi

saja bahkan juga dari suku-suku lainpun ikut bergabung dan masyarakat luas

pun dapat bergabung dalam menuntut ilmu.

Secara manusiawi akar masalah akhlak adalah minimnya pendidikan

formal dan agama, sehingga seseorang tidak mampu mengetahui potensi

dirinya, mengembangkannya, dan apalagi memanfaatkannya. Begitu pula,

akibat minimnya pendidikan ia juga tidak mampu mengeksplorasi potensi

lingkungannya, tetumbuhan, hewan, tanah, air, dan kekayaan yang

dikandungnya.

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong merupakan lembaga

yang bergerak dalam bidang pengembangan dan pelestarian budaya Betawi,

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong memiliki program pembinaan

pemuda untuk mengenal budaya Betawi dan melestarikannya serta

memasukkan nilai-nilai dakwah yang telah melekat erat pada budaya Betawi

itu sendiri yang terus diusahakan secara kontinu dan lebih sesuai metodenya

yang para pemuda tersebut agar lebih tepat sasarannya.

Pentingnya strategi dakwah adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan

pentingnya suatu tujuan adalah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Fokus perhatian dari ahli dakwah memang penting untuk ditujukan kepada

strategi dakwah, karena berhasil tidaknya kegiatan dakwah secara efektif

banyak ditentukan oleh strategi dakwah itu sendiri.

Dengan demikian strategi pembinaan dakwah, baik secara makro

maupun secara mikro mempunyai funsi ganda, yaitu :

Page 76: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

66

1. Menyebarluaskan pesan-pesan dakwah yang bersifat informatif, persuasif

dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil

optimal.

2. Menjembatani "Cultur Gap" akibat kemudahan diperolehnya dan

kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika

dibiarkan akan merusak nilaii-nilai dan norma-norma agama maupun

budaya.1

Strategi dakwah yang dilakukan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong dengan mensosialisasikan kepada masyarakat dengan cara

merekrut para pemudanya, yaitu melalui program kegiatan yang seperti;

Pertama, memberikan pengajaran ilmu beladiri dengan gratis dan program

kegiatan ini dapat mewujudkan mental-mental para pemuda dalam

menghadapi kehidupan dan memberikan semangat kepada para anggotanya

untuk berlatih dan mempunyai kemampuan beladiri, pepatah Betawi pada

zaman dulu, “Anak Betawi setiap hari kegaiatannya adalah kalau dirumah

belajar ngaji, keluar rumah belajar ilmu beladiri”. Hal ini lah yang

menguatkan bahwa orang Betawi harus bisa ilmu agama dan harus bisa

menjaga dirinya sendiri. Kedua, program pengajian, yaitu dengan cara

mewajibkan kepada seluruh anggota sanggar untuk mengaji agar dapat

membedakan mana yang baik menurut agama dan mana yang tidak baik

menurut agama.

Menyadari hal itu Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong

harus merumuskan masalah pokok yang dihadapi tuntutan zaman. Pembinaan

1 Sumber:http://uchinfamiliar.blogspot.com/2009/04/strategi-dakwahulan tahun.. Diakses

pada tanggal berapa 21 februari 2011

Page 77: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

67

yang dilakukan oleh Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong harus

meninjau kesenjangan antara sasaran ideal dengan kenyataan yang kongkret

dari tiap-tiap individu pemuda anggota sanggar, serta masyarakat saat ini.

Jenjang masalah inipun tidak sama antara kelompok masyarakat yang satu

dengan kelompok masyarakat yang lainnya. Dan setiap kurun waktu tertentu

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong harus ada kajian ulang setiap

masalah itu seiring dengan pesatnya perubahan masyrakat setiap zaman.

Tahap pembuatan atau perumusan serta pengimplementasian strategi

adalah tahap yang paling urgent yang harus dilalui. Tahap perumusan menjadi

sebuah tantangan bagi setiap organisasi untuk mengetahui posisi dan

menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh dan dijalankan.

B. Langkah-Langkah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Mengimplementasikan Strategi Dakwah

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam

strategi kerena implementasi berarti memobilisasi strategi yang dirumuskan

untuk menjadi sebuah tindakan.

Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan strategi,

maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang

jauh dari kenyataan. Implementasi bertumpu pada alokasi dan

pengorganisasian SDM yang ditempatkan melalui penutupan struktur

organisasi, budaya perusahaan atau organisasi.

Page 78: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

68

Adapun rumusan strategi yang dilakukan oleh Sanggar Budaya Betawi

Si Pitung adalah melalui pendekatan secara sosiologi yaitu dengan dengan

melihat kebisaan masyarakat wilayah Rawa Belong.

Pada tahap penerapan pengimplementasian strategi yang dilakukan

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong bertumpu pada pembinaan

dab pengorganisasian sumber daya manusia yang ditampakkan melalui

program kegiatan, budaya organisasi, dan kepemimpinan.

1. Struktur Organisasi

Strategi dan struktur organisasi yang digunakan perusahaan atau

lembaga harus sesuai dan cocok. Intinya pemimpin harus melihat secara

cermat serta organisasi yang sedang berjalan dan bertanya apakah

perusahaan memiliki organisasi yang tepat dan mendukung organisasi

tersebut.

Struktur organisasi dalam hal ini lembaga yang bergerak dibidang

dakwah adalah sarana untuk menolong pemimpin (manajer) dakwah dalam

mencapai sasaran dakwah itu dirumuskan dari strategi organisasi. Strategi

dan struktur dalam organisasi dakwah khususnya di sanggar sipitung

difokuskan pada unsur-unsur sebagai berikut:

a. Perumusan Strategi

b. Kesatuan Orang

c. Pembagian Kerja

d. Pendelegasian Wewenang

e. Kordinasi

f. Pengawasan

g. evaluasi

Page 79: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

69

Untuk mendapatkan struktur organisasi yang paling efektif harus

disesuaikan dengan tuntunan strategi organisasi, karena desain struktur

organisasi erat kaitannya dengan kegiatan dan sumber daya organisasi.

Jika organisasi sesuai dengan perubahan yang diusulkan dalam strategi,

maka akan memudahkan pengimplementasian strategi.

Menunjukkan organisasi dalam kondisi sangat kuat namun,

organisasi tidak sejalan dengan formulasi maka strategi yang ditetapkan

akan sulit diimplementasikan sehingga organisasi dalam kondisi yang

sangat lemah.

Tujuan dari dibentuknya pengorganisasian dakwah khusunya di

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong adalah :

a. Membagi-bagi kegiatan menjadi departemen-departemen atau divisi-

divisi dan tugas-tugas yang terperinci dan spesifik.

b. Membagi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai dakwah

dan menjadikan nilai dakwah tersebut menjadi standarisasi setiap

semua kegiatan yang ada di Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa

Belong.

c. Mengkordinasikan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dakwah .

Dalam hal ini Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong

menetapkan dan menyusun pengurusan untuk berjalan semua program

yang telah direncanakan. Secara sederhana Sanggar Budaya Betawi Si

Pitung Rawa Belong membentuk organisasinya sebagai berikut :

Dewan Pembina :

Dewan pengurus :

1. Ketua :

2. Wakil Ketua :

Page 80: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

70

3. Sekretaris :

4. Bendahara :

Penanggung Jawab Bidang Lat Silat :

Penanggung Jawab Bidang Seni :

Penanggung Jawab Bidang Rohani Islam :

Adapun pembagian tugas sesuai dengan hasil rapat antar pengurus

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong, bahwa setiap pengurus

mempunyai tugas dan tanggung jawab. Adapun tugas dan tanggung jawab

masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

a. Dewan Pembina :

Memberikan masukan dan binaan terhadap pengurus dan anggota dan

sebagai monitoring kegiatan sanggar.

b. Dewan Pengurus :

1) Ketua Umum

a) Bertanggung jawab terhadap sanggar dalam melaksanakan

program kegiatan.

b) Bertanggung jawab terhadap jalannya sanggar

c) Mengkoordinasikan job description kepada masing-masing

para penanggung jawab kegiatan.

d) Memutuskan segala sesuatu apa yang terjadi di sanggar

2) Wakil Ketua

a) Menggantikan ketua umum, apabila ketua umum berhalangan

hadir dalam hal apapun.

b) Membantu ketua umum agar kegiatan sanggar terlaksana

dengan baik.

c) Bertanggung jawab kepada ketua umum

Page 81: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

71

3) Sekretaris

a) Mencatat surat-surat atau hal yang penting bersama ketua

umum

b) Menggantikan ketua umum dan wakilnya, apabila berhalangan

hadir

c) Menerima tamu

d) Mencatat semua atau hal-hal yang penting yang berhubungan

dengan sanggar.

e) Bertanggung jawab kepada ketua umum.

4) Bendahara

a) Bersama ketua umum bertanggung jawab atas pengaturan

keuangan

b) Bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran dana

sanggar.

c) Membuat laporan keuangan.

d) Bertanggung jawab kepada ketua umum tentang hal keuangan

sanggar.

5) Penanggung Jawab Bidang Silat

a) Bertanggung jawab terhadap berjalannya latihan silat

b) Memberikan pengajaran terhadap para anggota yang lama

maupun yang baru

c) Menghadirkan pelatih yang berpengalam dalam silat cingkrik

d) Membuat laporan kegiatan kepada ketua umum

Page 82: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

72

6) Penanggung Jawab Bidang Seni

a) Bertanggung jawab terhadap kegiatan pelatihan seni

b) Memberikan pengajaran kepada anggota

c) Mengatur jadual kegiatan atau acara sanggar dalam hal seni

d) Bertanggung jawab kepada ketua umum

7) Penanggung Jawab Bidang Rohani Islam

a) Bertanggung jawab terhadap kegiatan keagamaan

b) Mencari informasi seminar-seminar tantang kerohanian

c) Mengadakan pengajian 1 minggu sekali

d) Menghadirkan ustad untuk memberikan bekal agama kepada

para anggota

2. Penyelenggaraan program kegiatan pembinaan

Program kegiatan adalah bentuk dari proses untuk mencapai

tujuan akhir sebuah organisasi.

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong

mengimplementasi strategi dakwah adalah dengan membuat program

kegiatan yang baik untuk mencapai pelaksanaan yang baik dalam

organisasi, dengan adanya kegiatan pembinaan akan lebih efektif dan

efisien dalam penyelenggaraan kegiatan, dalam hal ini sanggar sipitung

mempunyai beberapa kegiatan, diantaranya:

a. Intensifikasi penyelenggaraan dakwah melalui forum pengajian yang

dilaksanakan setiap malam kamis yang dipimpin langsung oleh Bpk.

Drs. Ahmad Ziyad.

Page 83: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

73

b. Ikut serta dalam penyelenggaraan diskusi atau seminar tentang

kebudayaan Betawi yang terdiri dari mahasiswa Betawi dan dan

Sanggar-sanggar yang ada di Jakarta yang diadakan oleh LKB

(Lembaga Kebudayaan Betawi) yang dilaksanakan rutin setiap hari

Jum’at.

c. Pelatihan silat secara rutin satu minggu dua kali pertemuan yang

dipimpin oleh Bpk. H. Abdurrahman.

d. Penyelenggaraan forum silaturrahmi dengan berbagai sanggar-sanggar

budaya Betawi.

e. Pemanfaatan berbagai forum yang ada disemua tingkatan untuk

melakukan upaya pembinaan atau orientasi. Kerjasama Sanggar

Budaya Betawi Si Pitung dengan sekolah-sekolah lain.

f. Pementasan seni Palang Pintu untuk acara upacara pernikahan adat

Betawi serta pementasan Lenong Betawi.

Dalam pelaksanaan kegiatanya, Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong rutin mengadakan program-program yang tujuan ialah

membudayakan seni dan nilai-nilai keagamaan. Diantaranya ialah kegiatan

rutin yang dilakukan oleh Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong,

berikut adalah jadwal kegiatan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa

Belong:

a. Program Latihan : Untuk meningkatkan kualitasnya sebagai sarana

pengembangan seni budaya Betawi dan pengabdiannya kepada Allah

Swt sanggar kegiatannya yaitu:

Kegiatan Rutin:

Page 84: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

74

1) Malam Rabu : Latihan Silat Cingkrik yang dilatih oleh Baba

Abdurrahman

2) Malam Kamis : Mengaji yang dipimpin oleh Ustd Drs. Ahmad

Ziyad.

3) Malam Jumat : Yasinan yang dipimpin oleh Ustd Syarif, S.Ag.

4) Malam Sabtu : Latihan Silat Cingkrik yang dilatih oleh

penanggung jawab bidang Silat dan mengajarkan kepada anak-

anak kecil, serta mempersiapkan diri untuk acara-acara.

5) Sabtu : Acara Palang Pintu.

6) Malam Ahad : Latihan Marawis untuk usia 7-15 tahun.

7) Ahad : Acara Palang Pintu dan Latihan Lenong.

b. Program Pendidikan Pelatihan Silat Kepada Anak-anak Usia Dini :

Program ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada usia dini,

sekaligus melatih anak-anak agar dapat melestarikan dan

memperkenalkan seni budaya Betawi khususnya silat Cingkrik agar

seni silat Cingkrik bisa berkembang dan tetap ada sampai sepanjang

zaman. Jumlah anak-anak yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 50

anak, yang berasal dari wilayah sanggar dan sekitarnya bahkan keluar

wilayah Rawa Belong. Pelajaran yang diberikan kepada anak-anak dari

para pengajar meliputi:

1) Malam Jumat, yaitu materi yang diberikan sebagai bekal ilmu

agama Islam, baca Qur’an dan Iqro dan cerita-cerita para Nabi dan

legenda-legenda Betawi

2) Malam Ahad, yaitu jadwal latihan Marawis untuk usia 7-15 tahun.

Page 85: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

75

3) Malam Sabtu, yaitu jadwal latihan silat dan tidak ada materi formal

4) Sabtu dan minggu, yaitu acara-acara palang pintu pengantin sunat,

atraksi silat.2

5) Budaya organisasi

Setiap perusahaan akan membentuk budaya organisasinya sendiri

yang berbeda dari organisasi lain. Begitu pula budaya merupakan

komponen yang menyebabkan suatu organisasi dapat diimplementasikan

pada organisasi lain dengan kondisi yang relatif sama. Oleh sebab itu,

budaya suatu organisasi harus tercipta sejak berdirinya organisasi seiring

dengan penetapan struktur, misi, tujuan, dan berbagai harapan yang

diinginkan.

Keberadaan budaya organisasi berfungsi untuk menguatkan

kemampuan dan kepercayaan diri dalam berorganisasi. Budaya organisasi

yang dihidupkan oleh Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong

berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah, kebersamaan, silaturrahim yang

selalu dibina dalam kekeluargaan para anggota dan para masyarakat

sekitar, karena Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong adalah

bertujuan untuk mempererat Ukhuwah Islamiyyah antar para anggota dan

masyarakat sekitar. Budaya tersebut diaplikasikan dalam kehidupan

keseharian dalam berbagai aktifitas .

3. Kepemimpinan

Kepemimpinan yang diterapkan di Sanggar Budaya Betawi Si

Pitung Rawa Belong, dapat kita artikan bahwa orang yang menjabat

2 Profile Company Sanggar Sipitung

Page 86: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

76

sebagai pemimpin, dialah yang menguasai Sanggar Budaya Betawi Si

Pitung Rawa Belong itu, walaupun kenyataannya tidak selalu demikian.

Beberapa sifat penting yang diinginkan Sanggar Budaya Betawi Si Pitung

Rawa Belong.

a. Kepemimpinan Sanggar Budaya Betawi Rawa Belong dalam

memecahkan setiap permasahan yang timbul, yaitu dengan

musyawarah mendengarkan pendapat para anggota, mencari akar

permasalah sebelum memberikan keputusan, dan memberikan solusi

untuk setiap permasalahan yang timbul.

b. Melakukan interaksi dengan para anggotanya, yaitu menjaga

kebersamaan dengan para anggota, selalu melakukan kordinasi,

musyawarah dan menjadikan contoh yang baik kepada para

anggotanya.

C. Evaluasi Strategi Dakwah

Setiap organisasi tentu menginginkan hasil yang baik, sempurna, dan

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sebuah organisasi. Sanggar Budaya

Betawi Si Pitung Rawa Belong merupakan organisasi yang berorientasi

dakwah, dengan arti memberikan pelayanan dan pembinaan kepada anggota

tentang ajaran-ajaran agama serta memberikan sebuah pengetahuan yang

mendalam kepada anggota, baik itu masalah aqidah, ibadah, maupun hal-hal

yang sudah menjadi kewajiban bagi Umat Islam. Dalam melaksanakan proses-

proses strategi dalam kegiatan dakwah yang dilakukan tentu berbagai kendala

dan hambatan, sehingga apa yang sudah terjadi menjadi tolak ukur tidak

berjalannya secara maksimal.

Page 87: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

77

Evaluasi startegi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan

merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan, karena terlalu banyak

penekanan pada evaluasi strategi yang akan merugikan suatu hasil yang

dicapai.

Dalam hal ini Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong

mengadakan sebuah evaluasi tentang strategi dakwah diantaranya:

1. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM)

Meninjau faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman)

dan faktor Internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar asumsi

pembuatan strategi dakwah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa

Belong. Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang harus

dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam

mencapai tujuan, begitu pula dengan faktor internal diantaranya strategi

yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk berakibat buruk

pula pada hasil yang dicapai.

Disini bisa dilihat, apakah strategi dakwah yang dilakukan

Sanggar Si Pitung Rawa Belong sudah tepat sasaran dan tujuannya.

Diantaranya evaluasi tentang materi dakwah yang akan disampaikan,

prioritas-prioritas mana yang dilakukan terlebih dahulu, tentang

pengaturan kegiatan-kegiatan dakwah yang mempunyai agenda yang

teratur, supaya lebih mempermudah bagi anggota untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan tersebut. Disamping itu juga anggota baru harus

digandeng oleh para anggota yang lama itu sendiri.

Page 88: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

78

2. Rapat Evaluasi pelaksanaan kegiatan.

Tugas yang paling penting bagi pengurus sanggar adalah

bagaimana mengkoordinasikan pelaksanaan dakwah itu, apa yang harus

dikerjakan setelah dakwah itu berjalan. Disinilah pentingnya koordinasi

untuk mengdakan evaluasi, sejauh mana hasil strategi dakwah sanggar

yang telah dicapai. Evaluasi ini penting untuk sesuai dengan perubahan

Sanggar dalam kurun waktu tertentu harus selalu ada peningkatan dalam

menjalankan agama Islam. Sebelum hal itu dilakukan, terlebih dahulu

harus ditetapkan target hasil dari setiap paket dakwah yang kita jalankan

sehingga memudahkan membuat grafik perkembangan dakwah.

3. Memperbaiki Mekanisme Kerja

Dalam mengambil kebijakan untuk mengubah suatu strategi tidak

harus strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru

harus dirumuskan. Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Rawa Belong

melihat yang terdaji pendorong dan hambatan dalam mengimplementasi

strategi dakwah yang sudah ada, setelah itu baru diukur apakah strategi

yang sudah ada sudah mencapai sasaran dan tujuan Sanggar Budaya

Betawi Si Pitung Rawa Belong.

Page 89: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan

management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencpai tujuan

tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya

menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana tekhnik

(cara) operasionalnya.

Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari hasil analisis

penelitian terhadap strategi dakwah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung dalam

pembinaan rohani pemuda di wilayah Rawa Belong Jakarta Barat sebagai

berikut:

1. Mengenai keberhasilan strategi pembinaan pemuda Sanggar Budaya

Betawi Si Pitung yaitu dengan melakukan pendekatan dan pembinaan

kelompok didasarkan atas kondisi sasaran dakwah dan suasana yang

melingkupinya yaitu orang-orang atau mad’u yang dituju oleh suatu

kegiatan.

2. Sanggar Budaya Betawi Si Pitung dalam mengimplementasikan strategi

dakwah bertumpu pada pembinaan, program-program dan

pengorganisasian sumber daya manusia yang ditampakkan melalui

pembentukan struktur organisasi kepengurusan, program kegiatan, budaya

organisasi, dan kepemimpinan.

Page 90: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

80

3. Evaluasi startegi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan

jaminan keberhasilan dimasa depan, karena terlalu banyak penekanan pada

evaluasi strategi yang akan merugikan suatu hasil yang dicapai. Dalam hal

ini Sanggar Budaya Betawi Si Pitung mengadakan sebuah evaluasi tentang

strategi dakwah diantaranya: Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM),

Rapat Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan Memperbaiki Mekanisme Kerja.

B. Saran-Saran

Tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada pengurus Sanggar

Budaya Betawi Si Pitung, ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan

melalui saran-saran yang membangun:

1. Demi mencapai efektifitas dan efisiensi kegiatan yang telah direncanakan

Sanggar Budaya Betawi Si Pitung maka perlu lebih ditingkatkan lagi

manajemen dalam pembinaan pemudanya.

2. Sanggar Budaya Betawi Si Pitung harus terus meningkatkan kegiatan-

kegiatan pembinaan dengan meteode-metode yang lebih baik.

3. Menambah jumlah pengajar/guru-guru profesional agar kegaiatan yang

dilakukan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

4. Keberadaan Sanggar Budaya Betawi Si pitung ditengah-tengah masyarakat

merupakan sebuah bentuk bahwa nilai-nilai keislaman harusun

diutamakan. Dengan kegiatan pembinaan dakwah yang telah dicanangkan

agar terus dijaga dan dibina guna mempererat ukhuwah Islamiyah.

Semoga apa yang telah penulis utarakan dapat dijadikan rujukan dan

literature yang bersifat konstruktif bagi aktualisasi dakwah melalui seni

kebudayaan.

Page 91: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

81

DAFTAR PUSTAKA

Abda Muhaemin Slamet, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1994)

Ahmad Abu Bakar, Kepada Pendidik Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991)

Ahmad Amrullah, (editor), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:

Primaduta, 1983),

Alwakil Sayyid.Muhammad Prinsip dan Kode Etik Dakwah, Penerjemah

Nabhani Idris, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2002)

Al-wisral Zaidillah,Imam Stategi Dakwah, (Jakarta: Kalam mulia, 2002)

Amirullah dan Budi Cantika Sri, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2000

Arbi, Armawati, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2003)

Arifin,M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:

Golden Terayun Press, 1998)

Arifin,M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2000),

Aziz Ali Moh., Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004),

Bachtiar.Wardi Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wahana

Ilmu, 1997)

Djamarah Syaiful Bahri dan Zaini Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

PT. Rineke Cipta, 1997)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1997)

Fred R David, Manajemen Startegi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002),

Habib Syafaat. Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 2000) Harsey Paul

danBlanchar Ken d,Manajemen Prilaku Organisasi, (Jakarta: Erlangga,

1982)

H. Hasanuddin, Hukum Dakwah (Tinjauan Aspek Hukum Dalam Berdakwah di

Indonesia), (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996

Http: //www.google.com/doc/Dakwah dan Budaya Artikel Diakses Pada Tanggal

20 Desember 2010

Page 92: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

82

Http://uchinfamiliar.blogspot.com/2009/04/strategi-dakwahulan tahun.. Diakses

pada tanggal berapa 21 februari 2011

Ismail A. Ilyas . Pradigma Dakwah Sayyid quthub Rekonstruksi Pemikiran

Dakwah Harakah , (Jakarta: Penerbit Madani, 2006)

Kardiman A.M, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.),

Karim Zaidan Abdul. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Jakrta: Media Dakwah, 1984

Kartodirdjo Sartono, Kebudayaan Pembangunan Dalam Perpsfektif Sejarah.

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994

Liliweri,Alo Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta,

LkiS, 2003),

Marbun, B.N.. Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005)

Munir. M Metode Dakwah, (Jakarta: Pemuda Media, 2006),

Munir M dan Ilahi Wahyu, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006)

Ndraha Taliziduhu, Budaya Organisasi.(Jakarta, PT Aneka Cipta, 2003)

Proyek Penerangan Bimbingan/Dakwah Agama, Pembinaan Rohani Islam Pada

Darmawanita, (Jakarta: Penerbit Depag, 1984)

Purnomo Hari Setiawan dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah

Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI,

1999),

Purwanto S.K,Srijanti, Wahyudi Pramono. Etika Membagun Masyarakat Islam

Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007)

Rafi’udin, Djaliel Abdul, Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung:

Pustaka Setia, 2001)

Ridwan Kafrawi dan Shihab, Quraish Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1997),

Saidi Ridwan. Potret Manusia Betawi, (Jakarta: Perkumpulan Renaissance

Indonesia, 2011),

Salim Peter dan Yeni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

English, 1991),

Siagian.S.P Manajemen Modern. (Jakarta. Masagung. 1994)

Siddiq Syamsuri. Dakwah dan Teknik Berkhutbah, (Bandung: PT Al Ma`rifat,

1981)

Page 93: STRATEGI DAKWAH SANGGAR BUDAYA BETAWI SI PITUNG …

83

Shihab Quraish M., Membumikan al-Quran, (Badung: Raizan, 1995),

Stainer George dan Minner John, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga, t.t.),

Syukri Amuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya Islam: Al-Iklas, 1999)

Syamsudin, Din, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta:

Lagos, 2000)

Thoha,Miftah Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2002)

Tubbs L. Stewart dan Moss, Sylvia, Human Communication Konteks-

konteksKomunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),

Utsman, Husni dan Akbar. setiadi Purnomo Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:

Bumi Aksara. 1998)

Yunus Muhammad. Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Al-

Quran, 1973)

Wahyudi, Sri Agustinus, Manajemen Strategik, Pengantar Proses Berfikir

Strategik, (Jakarta; Bina Rupa Aksara, 1996),