132
STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL ( Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh Rizkiyah Hasanah NIM: 106032201121 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

  • Upload
    dokien

  • View
    242

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK

GAMBANG KROMONG DALAM MENGHADAPI

PERUBAHAN SOSIAL

( Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong

Mustika Forkabi)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh

Rizkiyah Hasanah

NIM: 106032201121

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Page 2: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG
Page 3: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG
Page 4: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 23 Mei 2012

Rizkiyah Hasanah

Page 5: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

i

ABSTRAK

Rizkiyah Hasanah

Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong Dalam Menghadapi

Perubahan Sosial ( Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong

Mustika Forkabi)

Seiring kemajuan zaman, beragam kesenian Betawi kini mulai tergeser

karena keberadaan kesenian modern, sehingga kesenian-kesenian tradisional

mulai punah dan kurang dilirik oleh generasi muda, yang seharusnya melestarikan

kebudayaan nenek moyangnya. Dengan adanya berbagai macam pengaruh,

termasuk seperti kemajuan teknologi, maka pelaku Gambang Kromong harus

melakukan adaptasi untuk tetap bertahan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan strategi adaptasi yang dilakukan kelompok musik Gambang

Kromong dalam menghadapi perubahan.

Teori menggunakan pemikiran August Comte dan Piritim Sorokin tentang

perubahan sosial. Auguste Comte dan Piritim Sorokin tentang perubahan sosial.

Dalam hal ini Comte lebih mengusulkan suatu model linear yang berkulminasi

pada munculnya masyarakat positivis, sedangkan Sorokin mengembangkan model

siklus perubahan sosial.

Serta menggunakan teori pemikiran Talcott Parsons mengenai adaptasi.

Model ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan pembangunan dalam sebuah

masyarakat, yaitu bermula dari masyarakat tradisional dan diakhiri dengan

masyarakat yang memiliki konsumsi tinggi. Dan menggunakan teori Parsons

tentang A-G-I-L, (Adaptation, Goal attainment, Integration, latent Pattern

Maintenance and tension management. Model ini menjelaskan secara menyeluruh

tentang masyarakat dan menjelaskan bagaimana masyarakat dapat bertahan dalam

jangka waktu panjang, dalam hal ini adalah kelompok musik Gambang Kromong.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan metode kualitatif

untuk menghasilkan data deskriptif. Metode kualitatif dalam penelitian ini

menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara, dan

dokumentasi. Informan dalam peneltian ini sebanyak 15 orang, terdiri dari 11

orang pemain alat dan tiga penari dan penyayi, dan satu orang pimpinan kelompok

musik.

Dari hasil pengamatan dan penelitian di lapangan, maka dapat dinyatakan

bahwa kelompok musik Gambang Kromong masih dapat bertahan hingga saat ini,

dengan konsekuensi tawaran bermain tidak seramai di tahun 1970-an. Hal ini

dikarenakan banyaknya keberadaan kesenian modern, sehingga kesenian

tradisional mulai terlupakan dan juga mengalami perubahan. Maka, Kelompok

Musik Gambang Kromong melakukan perubahan yang dapat dilihat dari, adanya

penambahan alat-alat musik, adanya pengkombinasian lagu-lagu yang

dinyanyikan, dan pemainnya yang terdiri dari anak-anak sampai orang tua.

Page 6: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., serta shalawat

dan salam penulis sampaikan kepada Rasulullah saw., keluarga dan para

sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul, “Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong ( studi

kasus kelompok musik Gambang Kromong Mustika Forkabi”. Skripsi ini

ditulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial dalam

bidang ilmu sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh

karena itu, seraya memanjatkan puji syukur ke hadiran Allah SWT., dengan

penuh ketulusan penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan, kepada

yang terhormat Bapak Prof. Dr. Bahtiar Efendi MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta. Bapak Dr. Hendro Prasetyo MA, selaku

pembimbing akademik penulis. Bapak Prof. Dr. Yusron Razak MA., selaku

dosen pembimbing penulis dan selaku Ketua Jurusan Sosiologi, dan Ibu Iim

Halimatusyadiah M.Si., selaku Seketaris Jurusan Sosiologi.

Selanjutnya, dalam kaitan tersebut, penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan membimbing

penulis dari kecil hingga sekarang, dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih

banyak kepada segenap seluruh pemain kelompok musik Gambang Kromong di

Daerah Kelapa Dua Wetan yang telah memberikan izin penelitian. Kemudian,

Page 7: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

iii

kepada kawan-kawan Sosiologi angkatan 2006. Segenap karyawan Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan

dalam keperluan literatur untuk penelitian ini. Akhirnya, kepada semua pihak

yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, serta kepada Akbar Syari’ati

yang banyak membantu dan turut berperan serta dalam penyelesaian studi ini.

Semoga segala bantuan, dukungan, dan doa yang mereka sumbangkan

untuk penulis memperolah ganjaran yang berlipat dari Allah SWT., dan semoga

pula bantuan, dukungan, dan doa tersebut dapat bermanfaat bagi penulis. Amin.

Ciputat, 23 Mei 2012

Rizkiyah Hasanah

Page 8: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ........................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8

F. Kajian Teoritis ................................................................................. 11

G. Metodologi Penelitian ..................................................................... 23

H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 25

BAB II MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM KONTEKS

MASYARAKAT BETAWI .................................................................. 27

A. Sejarah Singkat Kota Jakarta ........................................................... 27

B. Musik-musik Khas Betawi .............................................................. 34

1.Tanjidor ........................................................................................ 34

2. Keroncong Tugu ......................................................................... 35

3. Musik Gambang Rancag ............................................................. 35

4. Musik Samrah ............................................................................. 36

5. Gamelan Ajeng ........................................................................... 36

6. Gamelan Topeng ......................................................................... 37

7. Musik Rebana ............................................................................. 37

a) Rebana Biang ......................................................................... 38

b) Rebana Ketimpring ................................................................ 38

c) Rebana Hadroh ....................................................................... 39

d) Rebana Ngarak ....................................................................... 39

C. Asal Mula dan Perkembangan Musik Gambang Kromong ............. 39

Page 9: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

BAB III GAMBARAN UMUM MUSIK GAMBANG KROMONG

DAN KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

MUSTIKA FORKABI ......................................................................... 43

A. Musik Gambang Kromong .............................................................. 43

1. Susunan Musik Gambang Kromong ............................................ 43

2. Rincian Alat Musik Gambang Kromong ...................................... 44

3. Sistem Nada dan Laras Musik Gambang Kromong ..................... 46

4. Cara Bermain ............................................................................... 47

5. Repertoar ...................................................................................... 48

6. Kelengkapan Penyajian Musik Gambang Kromong .................... 50

a) Aspek Magis ........................................................................... 50

b) Kostum .................................................................................... 51

B. Kelompok Musik Gambang Kromong ............................................ 52

1. Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong ........................ 52

2. Pemain Musik Gambang Kromong .............................................. 54

3. Penonton Musik Gambang Kromong ........................................... 55

4. Perias dan Dekorator .................................................................... 56

5. Pembinaan Musik Gambang Kromong ........................................ 56

6. Penanggap Musik Gambang Kromong ........................................ 58

7. Profil Pemain Musik Gambang Kromong .................................... 59

BAB IV STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG

KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN .................. 65

A. Faktor-faktor Pendukung Kelompok Musik Gambang Kromong .... 66

1. Pembinaan Pemerintah terhadap Kesenian Betawi ..................... 66

2. Minat Keturunan .......................................................................... 67

B. Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong ................ 68

1. Musik Ngamen ke Musik Hajatan ............................................... 70

2. Gambang Kromong Asli ke Gambang Kromong Kombinasi ...... 71

3. Terbentuk Nilai Ekonomi dalam Musik Gambang Kromong ..... 74

Page 10: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ........................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8

F. Kajian Teoritis ................................................................................. 11

G. Metodologi Penelitian ..................................................................... 23

H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 25

BAB II MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM KONTEKS

MASYARAKAT BETAWI .................................................................. 27

A. Sejarah Singkat Kota Jakarta ........................................................... 27

B. Musik-musik Khas Betawi .............................................................. 34

1.Tanjidor ........................................................................................ 34

2. Keroncong Tugu ......................................................................... 35

3. Musik Gambang Rancag ............................................................. 35

4. Musik Samrah ............................................................................. 36

5. Gamelan Ajeng ........................................................................... 36

6. Gamelan Topeng ......................................................................... 37

7. Musik Rebana ............................................................................. 37

a) Rebana Biang ......................................................................... 38

b) Rebana Ketimpring ................................................................ 38

c) Rebana Hadroh ....................................................................... 39

d) Rebana Ngarak ....................................................................... 39

C. Asal Mula dan Perkembangan Musik Gambang Kromong ............. 39

Page 12: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

v

BAB III GAMBARAN UMUM MUSIK GAMBANG KROMONG

DAN KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

MUSTIKA FORKABI ......................................................................... 43

A. Musik Gambang Kromong .............................................................. 43

1. Susunan Musik Gambang Kromong ............................................ 43

2. Rincian Alat Musik Gambang Kromong ...................................... 44

3. Sistem Nada dan Laras Musik Gambang Kromong ..................... 46

4. Cara Bermain ............................................................................... 47

5. Repertoar ...................................................................................... 48

6. Kelengkapan Penyajian Musik Gambang Kromong .................... 50

a) Aspek Magis ........................................................................... 50

b) Kostum .................................................................................... 51

B. Kelompok Musik Gambang Kromong ............................................ 52

1. Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong ........................ 52

2. Pemain Musik Gambang Kromong .............................................. 54

3. Penonton Musik Gambang Kromong ........................................... 55

4. Perias dan Dekorator .................................................................... 56

5. Pembinaan Musik Gambang Kromong ........................................ 56

6. Penanggap Musik Gambang Kromong ........................................ 58

7. Profil Pemain Musik Gambang Kromong .................................... 59

BAB IV STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG

KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN .................. 65

A. Faktor-faktor Pendukung Kelompok Musik Gambang Kromong .... 66

1. Pembinaan Pemerintah terhadap Kesenian Betawi ..................... 66

2. Minat Keturunan .......................................................................... 67

B. Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong ................ 68

1. Musik Ngamen ke Musik Hajatan ............................................... 70

2. Gambang Kromong Asli ke Gambang Kromong Kombinasi ...... 71

3. Terbentuk Nilai Ekonomi dalam Musik Gambang Kromong ..... 74

Page 13: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

vi

BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Siapa yang tidak senang musik? pada umumnya semua kalangan

senang akan musik baik anak-anak, remaja, bahkan orang tua juga

menyenangi musik. Musik juga tidak pernah membedakan ras, suku, dan

agama. Setiap orang bebas tanpa terikat oleh jarak dan waktu untuk bisa

menikmati musik.

Musik itu sifatnya universal, dan pada dasarnya setiap orang

menyukai suara yang indah, dalam hal ini nada-nada yang tersusun secara

rapi sehingga menghasilkan musik yang enak didengar. Musik juga tidak

memilih pendengarnya baik dari lapisan atas, menengah ataupun bawah dan

tanpa mengenal strata dan golongan mana berasal, dan secara langsung

musik dapat menyatukan dan menjangkau masyarakat.1

Pada dasarnya manusia juga menyukai keindahan, dan musik adalah

bagian dari keindahan itu. Bahkan setiap negara, wilayah dan daerah

memiliki lagu kebangsaannya sendiri, yang terdiri dari nada-nada yang

indah. Melalui lagu dari masing-masing negara, wilayah dan daerah

otomatis sebagai rakyatnya akan bangga bila lagu di negara, wilayah, dan

daerahnya dikumandangkan di negara orang. Tak jarang pula melalui musik,

berbagai penyuluhan dan informasi yang sifatnya persuasi atau ajakan kerap

digunakan khususnya di masyarakat pedesaan. Jadi musik kini merupakan

bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, tanpa musik maka dunia

1 E. Nugroho, Ensiklopedia Nasional Indonesia ( Jakarta: PT.Delta Pamungkas, 2004), jilid 1

A-AMYO, h. 413.

Page 15: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

2

akan hambar. Dengan musik, kita bisa mengekspresikan diri baik sedih dan

senang. Musik milik setiap orang, dan musik berhak dinikmati semua

orang.2

Keberadaan dan wujud musik Indonesia serta cara penilaian, dasar dan

parameter estetik yang melandasinya, dengan demikian sangat dipengaruhi

oleh unsur-unsur yang baru. Kedatangan orang atau elemen budaya dari

“luar” atau asing, seperti India, Cina, Arab, Eropa, Jepang dan Amerika

melalui hubungan dagang, agama, dan politik kebeberapa daerah wilayah

budaya yang berbeda di Indonesia beserta perangkat nilai dan sistem

kepercayaan, sosial, dan kebudayaannya. Selain itu tidak dapat dapat

dipungkiri akan terjadinya pergeseran fungsi, dampak dan pengaruh yang

cukup signifikan terhadap perkembangan kehidupan budaya kesenian

(musik) di Indonesia.3

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki cakupan

wilayah geografi dan budaya (musik) yang sangat luas, kaya dan beragam.

Bentuk dan karakter musik yang majemuk atau beragam itu tidak terlepas

dari situasi dan kondisi geografis serta sejarah pertumbuhan dan

perkembangan Indonesia yang panjang dan beragam. Musik cabang

kesenian yang menggunakan media suara merupakan bentuk ungkapan

perasaan dan nilai kejiwaan manusia yang dianggap paling tua. Musik (seni

suara) mulai ada bersamaan dengan lahirnya (peradaban) manusia di bumi.

Perkembangannya sangat tergantung dari sikap, pandangan, cara bekerja

2 Henna,” Mengapa musik adalah jalan yang terbaik untuk menjangkau masyarakat,” artikel

diakses pada 2 Maret 2012 dari

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071209191029AAlv6Dh. 3 Mukhlis Paeni, dkk., Sejarah Kebudayaan Seni Pertunjukkan dan Seni Media. Edisi 1

(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 3-4.

Page 16: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

3

dan gaya hidup dari para pelaku atau pekerja musik, dengan

mempertimbangkan atau pengaruh dari lingkungan alam serta masyarakat

pendukungnya dalam hidup beragam, berkeluarga, bermasyarakat dan

berpemerintahan.4

Sama halnya pada Kesenian Betawi yang terlahir dari perpaduan

berbagai unsur etnis suku bangsa yang ada di Betawi. Seni musik Betawi

tidak terhindar dari proses perpaduan itu. Musik Betawi dipengaruhi dari

Eropa, Tionghoa, Arab, Melayu, Sunda dan lain-lainnya.5

Kesenian-kesenian Betawi merupakan perpaduan dari Eropa,

Tionghoa, Arab, Melayu, Sunda dan lain-lainnya. Pertama kesenian

Gambang Rancag. Gambang Rancag sendiri terdiri dari dua unsur, yaitu

Gambang dan Rancag. Gambang berarti musik pengiringnya dan Rancag

adalah cerita yang dibawakannya dalam bentuk pantun berkait. Umumnya

membawakan lakon-lakon jagoan, seperti Si Pitung, Si Jampang, dan Si

Angkri. Pantun berkait ini dinyanyikan oleh dua orang bergantian, sama

dengan berbalas pantun.6 Contoh:

Ambil simpang asalnya kerang

Pasang pelita terang digantung

Pasang kuping yatalah biar terang

Di gambang rancag buka rancag jago bang Pitung

Pasang pelita terng digantung

Pisang kapok yang mude-mude

Buka rancag jago bang Pitung

Segalenye Pitung ngerampog di wetan bagian Marunde”7

4 Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Seni Pertunjukkan dan Seni Media. Edisi 1 (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), h. 3-4. 5 Yahya dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi

DKI Jakarta, 2009), h. 5. 6 Yahya dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi), h. 8-9.

7 Contoh bait Rancag bang Pitung, Yahya, Profil Seni Budaya Betawi (Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2009), h. 14

Page 17: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

4

Kedua Orkes Samrah yang berkembang sejak abad ke-17, Orkes ini

berasal dari Melayu. Kata Samrah berasal dari bahasa arab “samarokh”

yang berarti berkumpul atau berpesta dan santai. Kata “samarokh” oleh

orang Betawi diucapkan menjadi “samrah” atau “sambrah”. Dalam

kesenian Betawi, samrah menjadi orkes samrah dan tonil samrah serta tari

samrah.8

Ketiga, Keroncong Tugu yang merupakan perpaduan dari Portugis-

Arab. Keroncong Tugu dahulu sering disebut Cafrinho Tugu. Orang-orang

keturunan Portugis (mestizo) telah memainkan musik ini sejak tahun 1661.

Ketika itu masih disebut keroncong asli. Karena musik ini diperkenalkan

oleh keturunan Portugis, jenis iramanya dipengaruhi unsur kesenian bangsa

Portugis. Misalnya moresko, frounga, kafrinyo, dan nina bobo. Pada

umumnya Keroncong Tugu tidak jauh beda, akan tetapi juga tidak sama

persis. Keroncong Tugu berirama lebih cepat dikarenakan oleh suara ukulele

yang cara memainkannya digaruk seluruh senarnya. Sementara Keroncong

Solo dan Yogya berirama lebih lambat.9

Keempat Tanjidor berasal dari bangsa Portugis. Tanjidor adalah

sebuah kesenian yang berbentuk orkes. Kesenian ini dimulai sejak abad ke-

19. Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat-

alat musik tiup, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanya

kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai

daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan disuatu tempat yang

akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes.

8 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 18.

9 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 14.

Page 18: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

5

Kesenian tanjidor juga terdapat di Kalimantan Barat, sementara di

Kalimantan Selatan sudah punah.10

Kelima, Gambang Kromong sendiri berasal dari seni musik Tiongkok.

Gambang Kromong sendiri diambil dari nama alat musik yaitu gambang

dan kromong. Gambang Kromong merupakan paduan yang serasi antara

unsur pribumi dan Cina. Unsur Cina tampak pada instrumen seperti tehyan,

kongahyan, dan sukong, sementara unsur pribumi berupa kehadiran

instrumen seperti gendang, kempul, gong, gong enam, kecrek, dan

ningnong.11

Seiring kemajuan zaman beragam kesenian Betawi diatas, kini mulai

tergeser keberadaannya oleh kesenian-kesenian modern, kesenian-kesenian

itu mulai punah dan kurang dilirik oleh para generasi muda yang seharusnya

melestarikan kebudayan nenek moyangnya dikarenakan mereka

beranggapan bahwa kesenian-kesenian itu ketinggalan zaman, sehingga

mereka kurang tertarik untuk mempelajarinya. Seperti pada kesenian musik

Gambang Kromong, karena banyaknya aliran-aliran musik yang baru dan

lebih modern yang telah menghipnotis semua orang, sehingga banyak orang

yang telah melupakan musik tradisional dan beralih pada musik modern,

sehingga remaja-remaja sekarang kurang mengenal akan kesenian dari

daerahnya sendiri.

Anggapan-anggapan seperti ini jelas akan membuat kesenian-kesenian

tradisional Betawi mengalami kepunahan, untuk itu kiranya perlu upaya-

10

Tabe Jali, “ Tanjidor,” Tabloid Suara Forkabi : Aspiratif, Interaktif, dan Kreatif. Edisi

23/TH.III, September 2010, h. 15. 11

Yahya dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi

DKI Jakarta, 2009), h. 6-7.

Page 19: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

6

upaya pencegahan baik dari pemerintah maupun dari pelaku seni, mengingat

kesenian-kesenian tradisional Betawi tersebut merupakan kesenian daerah

yang diwariskan secara turun temurun sehingga perlu di jaga kelestriannya.

Upaya pemerintah untuk menjaga dan melestarikan kesenian Betawi

sebenarnya telah ada, seperti dibentuknya Lembaga Kebudayaan Betawi,

sedangkan dari pelaku seni mereka mengadakan regenerasi pemain,

keberadaan lembaga kebudayaan Betawi dan regenerasi di harapkan

membawa sedikit angin segar utuk mencegah terjadinya kepunahan terhadap

nasib seni tradisional Betawi.

Salah satu kelompok musik yang ingin tetap mempertahankan

kesenian tradisional daerahnya, seperti pada kelompok musik Gambang

Kromong Mustika Forkabi. Kelompok musik ini terbentuk pada tanggal 1

oktober 2003, karena perihatin akan keadaan musik tradisional yang

semakin terlupakan dan untuk mengenalkan kembali musik tradisional yang

ada pada masyarakat Betawi, inilah yang menjadi alasan utama kelompok

musik ini ada. Untuk mengetahui bagaimana upaya atau strategi adaptasi

yang di lakukan oleh kelompok musik Forkabi dalam upaya melestarikan

kesenian Betawi Gambang Kromong penulis tertarik melakukan penelitian

mengenai strategi adaptasi kelompok musik Gambang Kromong dalam

upaya melestarikan kesenian tradisional Betawi dengan judul “Strategi

Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong Dalam Menghadapi

Perubahan Sosial (Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong

Mustika Forkabi di Kelapa Dua Wetan)”.

Page 20: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

7

B. Pertanyaan Penelitian

Untuk lebih memahami strategi adaptasi kelompok musik Gambang

Kromong dalam menghadapi perubahan sosial. Maka dibuatlah pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Strategi adaptasi apa yang digunakan kelompok Gambang

Kromong dalam menghadapi perubahan?

2. Faktor apa yang mendukung kelompok musik Gambang Kromong

tetap bertahan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan utama dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi adaptasi yang

dilakukan kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi arus

Modernisasi. Sedangkan tujuan lainnya adalah:

1. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mendukung kelompok musik

ini tetap bertahan

2. Untuk menjelaskan strategi yang dilakukan kelompok musik

Gambang Kromong dalam menghadapi Perubahan.

Page 21: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

8

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang kebudayaan, dan

kesenian Betawi, khususnya bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik dalam kajian sosial, dan kebudayaan sehingga hasil dari

penelitian ini nantinya akan dapat dijadikan landasan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak kelompok

musik Gambang Kromong untuk meningkatkan strateginya dalam

mempertahankan kesenian Betawi.

E. Tinjauan Pustaka

Banyak penelitian yang mencoba mengambil mengenai Kesenian

Tradisional Betawi sebagai tema utamanya. Seperti yang dilakukan oleh

Murni Sylviana. Program studi : Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik

Tahun : 1999. Dengan tesisnya yang berjudul: Strategi pengembangan pusat

kesenian Jakarta taman Ismail Marzuki(suatu analisis

kelembagaan).12

Menurut hasil yang didapatkan dilapangan, bahwa lembaga-

lembaga dalam PKJ TIM tersebut dapat menjadi sinergi bila dilakukan

restrukturisasi organisasi untuk mewujudkan keunggulan kompetitif dari

Pusat Kesenian lainnya, yang dalam proses perkembangan selanjutnya PKJ

TIM dapat melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta dan aspek

12

Murni Sylviana, “Strategi pengembangan pusat kesenian Jakarta taman Ismail Marzuki

(Suatu Analisis Kelembagaan),” ( Tesis Program studi : Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik,

1999), diakses pada 17 mei 2011 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2.

Page 22: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

9

kelembagaan. Dengan demikian akan mengurangi intervensi langsung

Pemda DKI Jakarta terhadap PKJ TIM. Sementara itu, bagi PKJ TIM

sendiri kerjasama dengan pihak swasta selain sangat positif guna

mendorong profesionalisme, juga ketergantungan dana (subsidi) dari Pemda

DKI Jakarta akan berkurang, khususnya dengan akan dikembangkannya

kebutuhan atas keterpaduan yang terdesentralisasi dalam manajemen PKJ

TIM dan pengembangan berbagai kegiatan komersial dan non-komersial

secara berkesinambungan dan saling menunjang atau sinergis.

Demikian juga dengan Ali Abdul Rodzik Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Jakarta Syarif Hidayatullah. Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Tahun 2008, ia juga mengambil tema tentang Kesenian

Tradisional Betawi dengan judul “Akulturasi Budaya Betawi Dengan

Tionghoa ( Studi komunikasi antarbudaya pada kesenian Gambang

Kromong di Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah).”

Setelah melakukan penelitian, Ali Abdul Rodzik menyimpulkan beberapa

hal yaitu, komunikasi personal dalam akulturasi yang terjadi pada kesenian

Gambang Kromong yaitu pada saat orang Tionghoa mengadu nasib ke

Batavia untuk berdagang. Dan dikarenakan meraka tinggal dalam jangka

waktu yang lama mau tidak mau mereka mempelajari pola-pola relasi,

aturan-aturan, dan sistem komunikasi orang-orang Betawi. Proses

komunikasi antara orang Tionghoa dan orang Betawi ini menghasilkan

suatu kesenian yang sekarang dikenal dengan kesenian Gambang Kromong.

Lingkungan komunikasi merupakan faktor pendukung dalam proses

akulturasi.

Page 23: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

10

Penelitian tentang Kesenian Tradisional Betawi juga dilakukan oleh

Rr. Yvonne Triyoga Hoesodoningsih Fakultas: Fisip UI, Program studi :

Antropologi Tahun: 2006. Dengan tesis yang berjudul: Seni pertunjukan

topeng Betawi kontinuitas dan perubahannya.13

Terungkap bahwa terdapat

perubahan pada orang Betawi sebagai pelaku pertunjukan, perubahan

penyelengara pertunjukan dan perubahan struktur pertunjukan.

Penelitian-penelitian yang dipaparkan diatas, mengenai upaya

mempertahankan Kesenian Tradisional Betawi. Penelitian-penelitian di atas

memiliki kesamaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu

sama-sama ingin mengetahui strategi dalam mempertahankan Kesenian

Tradisional Betawi. Selain persamaan yang ada, peneliti juga ingin

mengungkapkan perbedaan dalam penelitian mengenai kesenian tradisional

Betawi terdahulu. Peneilitian yang mengangkat tema kesenian tradisonal

Betawi belum ada yang membahas tentang kesenian musik Gambang

Kromong secara mendalam, dilihat dari sisi musik Gambang Kromong dan

kelompok musik Gambang Kromong, yang secara khusus membahas

tentang apa faktor yang mendukung kelompok musik Gambang Kromong

tetap bertahan, bagaimana gambaran umum kelompok musik Gambang

Kromong, serta bagaimana strategi adaptasi kelompok musik Gambang

Kromong dalam menghadapi perubahan sosial dalam masyarakat. Maka

penelitian ini menjadi menarik untuk diteliti.

13

Rr. Yvonne Triyoga Hoesodoningsih,”Seni Pertunjukan Topeng Betawi Kontinuitas dan

Perubahannya,” (Tesis Fakultas Fisip UI, Program studi : Antropologi, Universitas Indonesia,

2006), diakses pada 17 mei 2011 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2.

Page 24: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

11

F. Kajian Teoritis

1. Definisi tentang Strategi Adaptasi Musik

a. Pengertian Strategi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia strategi merupakan seni

atau ilmu yang menggunakan sumberdaya-sumberdaya manusia

untuk melaksanakan kebijakan tertentu. Sedangkan secara umum

strategi merupakan suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk

mencapai sasaran yang telah ditentukan, penetapan dalam strategi

harus dilalui oleh analisis kekuatan lawan yang meliputi jumlah

personal, kekuatan dan persenjataan, kondisi lapangan, posisi

musuh dan sebagainya.

Pengertian strategi berbeda-beda, seperti menurut Fuad

Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan Umat

Islam Indonesia mengatakan bahwa: strategi dan taktik adalah

metode untuk memenangkan suatu persiangan. Persaingan ini

berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah

dengan memakai senjata dan tenaga manusia, Sedangkan dalam

bidang militer strategi dan taktik adalah suatu cara untuk

memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang

berbeda orientasi hidupnya.14

Menurut Stainer dan Minner, dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Strategik, menyatakan strategi adalah penempatan misi

organisasi, penempatan misi organisasi, dengan mengingat

14

Arip Saripudin, “Strategi Pementasan Grup Musik Islami „ DEBU” Sebagai Media

Da‟wah,” (Skripsi S1 Fakultas Da’wah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009),

h. 10

Page 25: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

12

kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi

tertentu untuk memastikan sasaran dan memastikan

implementasikannya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran

utama organisasi akan tercapai.15

Sedangkan menurut Sondang Siagian dalam bukunya yang

berjudul Analisis Serta Kebijakan dan Strategi Organisasi,

menyatakan strategi adalah cara terbaik untuk menggunakan dana,

daya, tenaga, yang tersedia sesuai dengan tuntunan perubahan

lingkungan. Menurut Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul

Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, menyebutkan strategi pada

hakikatnya adalah perencanaan suatu tujuan dan manajemen untuk

mencapai tujuan.16

b. Pengertian Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan binatang, manusia, dan tumbuh-

tumbuhan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang

terjadi dalam lingkungan hidupnya. Dengan beradaptasi, makhluk

hidup dapat berubah bersama dengan lingkungannya, sehingga

dapat bertahan sebagai suatu kelompok. Makin besar kemampuan

adaptasi suatu jenis, maka akan semakin terjamin kelangsungan

hidupnya. Manusia merupakan contoh makhluk yang sangat besar

15

Arip Saripudin, “Strategi Pementasan Grup Musik Islami „ DEBU” Sebagai Media

Da‟wah”, h. 10 16

Arip Saripudin, “Strategi Pementasan Grup Musik Islami „ DEBU” Sebagai Media

Da‟wah,” (Skripsi S1 Fakultas Da’wah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009),

h. 10

Page 26: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

13

daya adaptasinya. Ia mampu hidup diberbagai lingkungan yang

berbeda.17

Sebagian besar makhluk hidup akan mati apabila tidak

mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Seperti

halnya banyak tumbuhan dan binatang yang pernah hidup dibumi

ini telah punah, semua itu disebabkan mereka tidak mampu

bertahan terhadap perubahan ini sehingga punah. Adaptasi Budaya,

merupakan cara beradaptasi manusia terhadap perubahan tatanan

sosial budaya. Misalnya diseluruh dunia umumnya orang tidak

boleh kawin dengan saudara kandungnya dikarenakan perkawinan

demikian sering menurunkan sifat yang lemah atau cacat.dan

Adaptasi Sosial, merupakan penyesuain individu terhadap

lingkungan sosialnya. Adaptasi seperti ini dapat terjadi pada

manusia dan hewan. Misalnya pejantan yang kuat akan menjadi

pemimpin dalam kelompok.18

Suatu populasi (sekelompok jenis organisme yang sama)

mungkin beradaptasi melalui evolusi (perkembangan bertahap),

yang berlangsung selama beberapa generasi. Namun setiap

organisme sendiri juga selalu melakukan adaptasi selama

hidupnya.19

Jadi jika disimpulkan dari pengertian diatas, strategi

adaptasi adalah suatu cara yang dilakukan suatu individu atau

17

E. Nugroho,“ Adaptasi,” dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia ( Jakarta: PT.Delta

Pamungkas, 2004), jilid 1 A-AMYO, h. 66-67. 18

E. Nugroho,“ Adaptasi,” dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia ( Jakarta: PT.Delta

Pamungkas, 2004), jilid 1 A-AMYO, h. 66-67. 19

E. Nugroho, “ Adaptasi,” dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, h. 66-67.

Page 27: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

14

kelompok masyarakat untuk dapat menyesuaikan diri dari satu

tempat ke tempat yang lain.

c. Pengertian Musik

Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah cetusan ekspresi

perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk

bunyi. Musik berasal dari kata Yunani mousike yang diambil dari

nama dewa mitologi Yunani kuno Mousa, yang memimpin seni dan

ilmu. Musik merupakan salah satu seni tertua, bahkan tidak ada

sejarah peradaban dunia atau masyarakat yang dilewati tanpa

musik.20

Dalam bahasa yunani, musik bukan hanya sekedar seni akan

tetapi memiliki beberapa cakupan yaitu, pendidikan, ilmu, tingkah

laku yang baik, bahkan dipercayai sebagai sesuatu yang memiliki

dimensi ritual, magis, dan etik. Seni musik merupakan bidang seni

yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang yang

keluar dari alat-alat musik tersebut. Selain itu, musik juga

membahas cara membuat not dan bermacam-macam aliran musik,

seperti musik vocal dan musik instrumentalia.21

Pengertian tentang musik memang bermacam-macam, akan

tetapi dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa

musik itu merupakan bentuk induksi bunyi yang mempunyai

susuanan suara atau nada yang indah, baik musik vocal (tanpa

20

E. Nugroho “Musik,” dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 10 M-MYRDA

( Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 2004), h. 413. 21

E. Nugroho “Musik,” dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 10 M-MYRDA ( Jakarta:

PT. Delta Pamungkas, 2004), h. 413.

Page 28: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

15

iringan instrument musik, maupun musik instrumentalia (dengan

instrument musik), dan bagi pendengarnya dapat menyentuh

perasaan. Terkadang ada sebagian orang yang menganggap musik

tidak berwujud sama sekali, artinya tidak dapat didefinisikan.

Bangsa yunani menganggap bahwa musik adalah salah satu cabang

seni yang sangat penting, sehingga mereka beranggapan bahwa

orang-orang yang berpendidikan tinggi dan berbudi luhur disebut

orang musikal, sedangkan orang-orang yang bodoh atau berbudi

rendah disebutnya sebagai orang yang tidak memiliki musik.22

Secara ontologis, musik merupakan perpaduan antara unsur

material dan immaterial. Ia tersusun dari elemen-elemen yang

bersifat jasmaniah dan rohaniah. Oleh karena itu musik memiliki

kekuatan menspritualkan hal yang materi dan sebaliknya.23

Dalam sejarah musik, kita dapat mengenal adanya tiga jenis

musik yang ada dalam dunia musik. Pertama, musik vocal yaitu

melagukan sebuah syair yang hanya dinyanyikan dengan dengan

pelantaraan oral (suara saja) tanpa iringan instrument musik, seperti

paduan suara dan acapela. Kedua, musik instrumentalia yaitu

musik yang dihasikan oleh alat-alat musik itu sendiri sehingga

terdengar harmonis dan teratur, seperti pertunjukan musik orkestra

22

Zaenal Abidin, Musik Dalam Tradisi Tasawuf: Studi Sama‟ Dalam Tarekat Mawlawiyah,

Skripsi Jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushulluddin dan Filafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2008. h, 11-12. 23

Zaenal Abidin, Musik Dalam Tradisi Tasawuf: Studi Sama‟ Dalam Tarekat Mawlawiyah, h.

11-12.

Page 29: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

16

dan musik klasik. Ketiga, musik campuran yaitu perpaduan antara

musik vocal dan musik instrumentalia.24

2. Kajian Sosiologi Tentang Teori Adaptasi

Pada umumnya teori adaptasi diilhami oleh pemikiran Talcott

Parsons. Sebelum membahas tentang adaptasi, terlebih dahulu akan

dijelaskan mengenai budaya dan masyarakat menurut Talcott Parsons.

Budaya merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu

kelompok masyarakat, karena suatu budaya memiliki nilai-nilai

penting yang tidak dapat digantikan.25

Kelompok masyarakat tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa

budaya, begitu juga sebaliknya, suatu budaya tidak akan berjalan

tanpa suatu kelompok masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.

Walaupun secara teoritis dan untuk kepentingan analitis, kedua

persoalan tersebut dapat dibedakan dan dipelajari secara terpisah.

Budaya terbentuk dari berbagai unsur, diantaranya dalam sistem

kepercayaan dan politik, adat-istiadat, bahasa, teknologi, pakaian,

bangunan, dan karya seni.26

Pemikiran Talcott Parsons, banyak berpengaruh dari teori

fungsionalismenya. Baginya masyarakat manusia diumpamakan

24

E. Nugroho, Adaptasi, Ensiklopedia Nasional Indonesia ( Jakarta: PT.Delta Pamungkas,

2004), jilid 1 A-AMYO, h. 413. 25

Alo Leliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya, ( Yogyakarta: Lkis, 2003), h.

10 26

Alo Leliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya, ( Yogyakarta: Lkis, 2003), h.

10

Page 30: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

17

sebagai organ tubuh manusia, oleh karena itulah masyarakat juga

dapat dipelajari seperti tubuh manusia.27

Pertama, tubuh manusia memiliki berbagai bagian yang saling

berhubungan. Begitu juga dengan masyarakat, menurut Parsons dalam

suatu masyarakat terdapat berbagai kelembagaan yang saling terkait

dan bergantung satu sama lain.28

Kedua, pada setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang

jelas dan khas. Demikian pula dengan bentuk kelembagaan dalam

masyarakat. Setiap lembaga masyarakat melaksanakan tugas tertentu

untuk stabilitas dan pertumbuhan masyarakat tersebut. Parsons

merumuskan istilah “ fungsi pokok”( fungsional imperative) untuk

menggambarkan empat macam tugas yang harus dilakukan agar

masyarakat tidak “mati,” yang dikenal dengan sebutan AGIL

(adaptation, goal attainment, integration, and latency).29

Pertama, Adaptation adalah suatu tindakan yang ditentukan

pada sub sistem sosial agar tercapai suatu tujuan.30

Dengan demikian,

adaptasi fokus pada keharusan sistem sosial untuk menghadapi

lingkungan dunia seni, yaitu penyesuaian terhadap kondisi perubahan

diluar. Oleh karena itu, sistem yang dimaksudkan harus mampu

melakukan inovasi dan transformasi aktif dengan menggunakan

beberapa perkembangan teknologi dan sumber daya pada kelompok

27

Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan

Sistem Dunia, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 10 28

Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan

Sistem Dunia, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 11. 29

Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan

Sistem Dunia, h.11. 30

Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 193.

Page 31: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

18

tertentu untuk dimanfaatkan sebagai alat dalam rangka mencapai

tujuan yakni penyesuaian dengan perkembangan zaman.

Dalam tataran praktis, adaptasi ini dapat dioperasionalkan

sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh suatu kelompok, semisal

kelompok musik, dalam menyediakan sarana demi menunjang

terealisasinya tujuan. Dalam konteks adaptasi musik tersebut, para

actor mencoba mendesain ulang penampilannya dengan keadangan

lingkungan.

Kedua, Goal Attainment merupakan suatu pencapaian tujuan.

Agenda keteraturan sistem sosial kedua Parson ini ditujukan pada

keharusan bagi sistem untuk memiliki kemampuan bertindak, guna

mencapai tujuan, terutama pada tujuan bersama pada anggota suatu

sistem.31

Titik tekan pada tahapan ini, meliputi pengambilan keputusan

dari tujuan utama yang mendasari motivasi untuk melakukan desain

ulang terhadap alat-alat, lagu-lagu, kostum, dan regenerasi pemain.

Pada tatanan praktis dilapangan, tahap ini diarahkan pada proses

perumusan kebijakan oleh pimpinan kelompok musik.

Ketiga, Integration sebagai mekanisme yang mengatur sesuatu

agar tidak terjadi pertentangan diantara individu-individu, kelompok,

atau subsistem yang ada sehingga terjadi keseimbangan dalam sistem

secara keseluruhan.32

Dalam kelompok masyarakat terdapat

mekanisme-mekanisme pembagian kerjanya, sehingga tidak terjadi

31

Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 193. 32

Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar ( Yogyakarta: PT.

Tiara Wacanayogy, 1990), h. 192.

Page 32: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

19

suatu pertentangan dari berbagai hal. Parsons menyatakan bahwa

integrasi ini merupakan persyaratan yang berhubungan dengan

internalisasi antara pemimpin dan anggota kelompok, sehingga sistem

sosial itu berfungsi efektif sebagai satu kesatuan yang termanifestasi

kedalam solidaritas kelompok. Artinya, solidaritas internal dalam

kelompok dapat dibangun melalui ikatan emosional untuk

menghasilkan kerja sama.

Keempat, Latent Pattern Maintenance and Tension Management

merupakan suatu sistem nilai dan kepercayaan yang beroperasi

sebagai rancangan yang melegitimasi dan berkelanjutan bagi institusi

utama dan sebagai pola motivasional yang terstruktur bagi anggota-

anggotanya.33

Dalam lembaga ekonomi menjalankan fungsi adaptasi

lingkungan, pemerintah bertugas untuk pencapaian tujuan umum,

lembaga hukum dan agama menjalankan fungsi integrasi, dan yang

terakhir, keluarga, dan lembaga pendidikan berfungsi untuk usaha

pemeliharaan.34

Analogi dengan tubuh manusia mengakibatkan Parsons

merumuskan konsep “keseimbangan dinamis-stasioner” (homeostatic

equilibrium). Apabila satu bagian tubuh manusia berubah, maka

bagian yang lain akan mengikutinya. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi ketegangan intern dan mencapai keseimbangan.

33

Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar ( Yogyakarta: PT.

Tiara Wacanayogya), h. 194. 34

Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan

Sistem Dunia, h. 11.

Page 33: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

20

Demikian juga dengan suatu masyarakat. Masyarakat selalu

mengalami perubahan, akan tetapi teratur. Perubahan sosial yang

terjadi pada satu lembaga akan berakibat pada perubahan di lembaga

lain untuk mencapai keseimbangan baru. Dengan demikian,

masyarakat bukan sesuatu yang statis, tetapi dinamis, sekalipun

perubahan itu amat teratur dan selalu menuju pada keseimbangan

baru.35

3. kajian Sosiologi tentang Teori Perubahan Sosial

Setiap saat masyarakat selalu mengalami perubahan. Jika

dibandingkan apa yang tejadi saat ini dengan beberapa tahun yang

lalu. Maka akan banyak ditemukan perubahan baik yang direncanakan

atau tidak, kecil atau besar, serta cepat atau lambat. Perubahan-

perubahan tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

lingkungan sosial yang ada. Dimana manusia selalu tidak puas dengan

apa yang telah dicapainya. Oleh karena itu manusia selalu mencari

sesuatu agar hidupnya lebih baik. Ada beberapa ahli sosiologi yang

memberikan definisi tentang perubahan sosial, antara lain:36

Kingsley, seorang sosiolog dari Barat, sebagaimana yang dikutip

oleh Soerjono Soekanto, mengartikan perubahab sosial sebagai

perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

masyarakat. Dan menurut Mac Lver, sebagaimana yang dikutip oleh

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa perubahan sosial adalah

35

Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan

Sistem Dunia, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 11. 36

Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, ( Jakarta: Rajawali Press, 1994),

Page 34: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

21

perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan

terhadap keseimbangan hubungan sosial.37

Auguste Comte berpendapat bahwa perkembangan yang

positivisme akan mengakibatkan kemajuan secara terus-menerus, itu

adalah pasti. Teorinya mengandung implikasi bahwa sejarah bergerak

ke tujuan akhir, dan bahwa tahap-tahap sejarah sebelumnya penting,

terutama karena sumbangannya terhadap tujuan akhir ini. Tahap ini

merupakan satu masyarakat dimana bimbingan intelektual dan moral

yang diberikan oleh para sosiolog akan memungkinkan pemimpin-

pemimpin politik untuk mementukan suatu kebijaksanaan yang akan

menjamin seseorang untuk hidup bersama secara harmonis. Comte

sendiri memakai model kemajuan linier (garis bujur) inilah yang

menuju ke satu tujuan.38

Ahli ilmu sosial tidak sependapat dengan Comte tentang masa

yang akan datang menjamin kemajuan yang terus-menerus, dan

mereka tidak melihat sejarah manusia memperlihatkan suatu pola

gerak linier yang luas menuju suatu tahap akhir. Bidang-bidang

tertentu dari kemajuan linier dapat dilihat dari kemajuan yang terjadi

dalam teknologi.39

Model yang dipakai oleh Comte mengenai kemajuan linier,

dapat dipertahankan dengan menggunakan model perubahan sosio-

37

Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, ( Jakarta: Rajawali Press, 1994), h. 187. 38

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern ( Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h.

94-95. 39

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern ( Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h.

95.

Page 35: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

22

budaya yang digunakan oleh Sorokin. Pandangan Sorokin mengenai

hakekat sosial memiliki hubungan yang sangat erat dengan Comte.

Dikarenakan keduanya lebih memusatkan perhatiannya pada tingkat

analisa budaya, dan menekankan pentingnya gaya intelektual, dan

cara memandang dunia atas bentuk-bentuk pengenalan pola-pola

organisasi sosial serta perilaku manusia.40

Perubahan sosial budaya bersifat linier atau berkembang menuju

titik tertentu, dapat direncanakan atau diarahkan. Teori Linier

dibedakan menjadi dua yaitu: Pertama, Teori Evolusi yaitu,

Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka

waktu lama. Perubahan sosial budaya dari masyarakat primitif,

tradisional dan bersahaja menuju masyarakat modern yang kompleks

dan maju secara bertahap. Comte mengemukakan perkembangan

masyarakat mengikuti perkembangan cara berfikir masyarakat

tersebut yaitu tahap teologi (khayalan), tahap metafisis (abstraksi) dan

tahap ilmiah (positif). Dan kedua, Teori Revolusi yaitu, Perubahan

sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya

berlangsung secara drastis atau cepat yang mengarah pada sendi

utama kehidupan masyarakat (termasuk lembaga kemasyarakatan).41

Comte juga menjelaskan kemajuan evolusioner umat manusia

dari masa primitif sampai ke peradaban Prancis abad kesembilan belas

yang sangat maju. Hukum ini menyatakan bahwa masyarakat-

40

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern ( Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h.

95. 41

Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, ( Jakarta: Rajawali Press, 1994), h. 398.

Page 36: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

23

masyarakat (umat manusia) berkembang melalui tiga tahap utama.

Tahap-tahap ini ditentukan menurut cara berpikir yang dominan:

teologis, metafisik dan positif.42

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan,

bahwa Comte mengusulkan suatu model linear yang berkulminasi

pada munculnya masyarakat positivis, Sorokin mengembangkan

model siklus perubahan sosial. Artinya, dia yakin bahwa tahap-tahap

sejarah cenderung berulang dalam kaitannya dengan mentalitas

budaya yang dominan, tanpa membayangkan suatu tahap akhir yang

final. Tetapi siklus-siklus ini tidak sekedar pelipat gandaan saja;

sebaliknya ada banyak variasi dalam bentuk-bentuknya yang khusus,

dimana tema-tema budaya yang luas dinyatakan.

G. Metodologi Penelitian

1. Metode

Dalam pembahasan skripsi ini, metode yang digunakan untuk

menganalisa, mengerjakan, dan mengatasi masalah yang dihadapi

dalam penelitian adalah dengan melalukan penelitian jenis kualitatif

dengan metode deskriptif. Kualitatif disini, merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa karta-kata yang

tertulis dari si pelaku yang sedang diamati.43

42

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern ( Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h.

95. 43

Lexi J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997),

h. 3

Page 37: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

24

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan dipakai dalam

penelitian ini diantaranya:

a. Wawancara ( interview), untuk mendukung analisa tersebut,

penulis melakukan wawancara langsung kepada (1) orang

pemimpin kelompok musik, sebelas ( 11) orang pemain musik,

dan (3) tiga orang penyanyi sekaligus penari dalam kelompok

musik Gambang Kromong Mustika Forkabi dengan pertanyaan

yang telah disiapkan, kemudian setelah itu dijawab oleh pemberi

data dengan bebas dan terbuka.

Dalam pelaksanaan wawancara penulis menggunakan metode

sebagai berikut:

Wawancara bebas ( inguided interview), dimana penulis

bebas menanyakan apa saja yang berkaitan dengan apa

yang diinginkan, tetapi ia juga harus mengingat akan

data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya

pewawancaratidak tidak membawa pedoman apa yang

ditanyakan.

Wawancara terpimpin (guided interview), suatu

wawancara yang menggunakan sederetan pertanyaan

lengkap dan terperinci.44

b. Observasi merupakan memperhatikan secara akurat, mencatat

fenomena yang terjadi, dan mempertimbangkan hubungan

44

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek ( Jakarta: PT.

Renika Cipta, 1998), h. 145-146.

Page 38: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

25

antara aspek dalam fenomena tersebut.45

Peneliti juga

melakukan observasi ini dengan ikut berpartisipasi dalam

kegiatan kelompok musik. Yang menjadi pokok observasi

penulis dalam hal ini mengenai apa saja yang dipersiapkan pada

waktu latihan dan pada waktu pentas.

c. Dokumentasi, teknik ini digunakan dalam penelitian yang akan

diteliti untuk melengkapi data yang diperlukan, yaitu dengan

cara melihat dan mengambil buku-buku, artikel, dokumen atau

arsip-arsip pada kegiatan kelompok musik.

3. Pedoman penulisan

Pedoman dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

buku pedoman penelitian karya ilmiah CeQDA, Cet-II, Jakarta: 2007

yang disusun oleh tim penulis Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman

Fathurrohman, M. Syairoji Dimyati, Netty Hartati, Syopiansyah Jaya

Putra.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dan penulisan dalam penyusunan

skripsi ini, maka dalam penyajiannya penulis membagi secara sistematis ke

dalam lima bab yang secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Bab I: Merupakan pendahuluan yang berisi uraian mengenai

Pernyataan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Kajian Teoritis, Metodologi Penelitian, Sistematika

Penulisan.

45

E. Kristi Foerwandari, pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi ( Jakarta: Psikologi

UI,1998), h. 62

Page 39: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

26

Bab II: Mengenai musik Gambang Kromong dalam kaitannya dengan

masyarakat Betawi, dalam bab ini diperoleh mengenai Sejarah Singkat Kota

Jakarta, Musik-musik Khas Betawi, Asal Mula dan Perkembangan Musik

Gambang Kromong.

Bab III: Merupakan Gambaran Umum musik Gambang Kromong dan

Kelompok Musik Gambang Kromong.

Bab IV: Membahas tentang strategi adaptasi kelompok musik

Gambang Kromong, yang membahas tentang faktor-faktor pendukung

kelompok musik Gambang Kromong tetap bertahan, dan strategi apa saja

yang dilakukan kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi

perubahan.

Bab V: Kesimpulan dari semua hal yang bersangkutan dengan musik

Gambang Kromong.

Page 40: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

27

BAB II

MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM KONTEKS

MASYARAKAT BETAWI DI JAKARTA

A. Sejarah Singkat Kota Jakarta

Jakarta merupakan Ibukota Republik Indonesia yang memiliki sejarah

yang unik dan mempesona. Berawal ketika ditemukannya pelabuhan kecil

yang bernama Sunda Kelapa pada zaman kerajaan Hindu Pajajaran.

Masyarakat yang bertempat tinggal di pelabuhan Sunda Kelapa itu terdiri

dari berbagai suku bangsa dan berbeda etnik. Akan tetapi semua itu tidak

menimbulkan gejolak sosial dan benturan persepsi. Oleh karena itulah

keberadaan pelabuhan Sunda Kelapa dijadikan sebagai acuan asal mula

Jakarta yang dapat dilihat dari budaya yang berbeda-beda. Para arkeolog

memperkirakan bahwa Jakarta sebagai suatu pemukiman yang

beranggotakan permanen, artinya masyarakat itu tinggal dan berakumulasi

budaya di tempat itu sudah bertahun-tahun lamanya, tepatnya sejak tahun

4.000 SM. Hal itu terbukti karena adanya penemuan bekas-bekas

permukiman dipinggir sungai Ciliwung. Pada abad ke-12 portugis datang ke

pelabuhan Sunda Kelapa karena pelabuhan itu bukan hanya menarik dari

masyarakatnya. Akan tetapi, pelabuhan itu sudah menjadi pusat

perdagangan yang penting di Nusantara dan Asia.1

Tahun 1522 Portugis dan raja Pajajaran mengadakan perjanjian kerja

sama, yang isinya antara lain, Portugis diizinkan membangun Benteng di

1 Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 1-3.

Page 41: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

28

Sunda Kelapa. Akan tetapi kerajaan Islam menolak perjanjian itu

dikarenakan adanya perubahan yang terlihat dari wajah pelabuhan Sunda

Kelapa yang menjadi kekotaan dengan menempatkan unsur keraton sebagai

unsur penting dari perubahan itu. Pada tahun 1527 dibawah pimpinan

Fatahillah kerajaan Islam menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda

Kelapa dan berganti nama menjadi Jayakarta, yang artinya kemenangan

berjaya.2

Pada tahun 1619 terjadi pertempuran antara Belanda dan Inggris. Di

bawah pimpinan J.P Coan, pertempuran itu pun dimenangkan oleh Belanda.

Kemudian nama Jayakarta berubah menjadi Batavia. Pada abad 17 dan 18,

Jakarta menjadi tempat imigrasi orang-orang yang datang dari berbagai

daerah di Nusantara, Melayu, Ambon, Bugis, dan Bali. Kedatangan mereka

pada umumnya hanya untuk berdagang akan tetapi lama-kelamaan mereka

mendirikan pemukiman dengan latar belakang etnik mereka sendiri. Dan

sekitar tahun 1840-an muncullah istilah kampung. Istilah kampung ini

sendiri dipergunakan untuk mengidentifikasikan permukiman asli. Istilah

kampung juga muncul dari istilah Compound. Dan sejak saat itulah banyak

orang mengenal istilah kampung Melayu, kampung Bali dan lain

sebagainya. Sejak abad 17, berkembangnya kampung-kampung ini bersama-

sama baik di daerah dalam maupun di daerah pantai yang kemudian

kampung-kampung itu menjadi kampung Betawi seperti yang dikenal

sekarang.3

2 Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 3-4.

3 Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004) ,

h. 4-5.

Page 42: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

29

Pada tahun 1942 Jepang masuk ke Indonesia dan merebut Batavia dari

Belanda, dan mengubah kota Batavia menjadi Jakarta. Sejak saat itulah

Jakarta dan kampung-kampung yang ada didalamnya berkembang dengan

pesat. Perkembangan ini bukan hanya dengan kebetulan saja melainkan

karena banyaknya orang-orang Belanda yang datang dan menguasai Jakarta.

Banyak diantaranya yang mendirikan pemukiman, pemukiman ini terbentuk

berdasarkan pengelompokan etnik yang terdapat di kampung kota dan

kampung pinggiran. Sebaliknya kampung-kampung yang sudah masuk ke

Jakarta jauh sebelum Belanda datang seperti kampung pedesaan yang

keaslian Betawinya sangat tampak dominan dalam kehidupannya.

Jakarta jika dilihat dari bangunan fisiknya dapat dibagi menjadi

beberapa periode; Periode pertama yaitu tahun 1619-1830 terbentuknya

molenvleit (sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan jalan Gajah Mada dan

jalan Hayam Wuruk). Periode Kedua tahun 1830-1905 pada masa

Weltervreder (Lapangan Benteng) sebagai pusat kota, periode selanjutnya

yaitu pada 1905-1920 sebagai penataan kota yang lebih teratur melalui

kotapraja, yang terakhir periode 1920-1940 sebagai penataan perbaikan

sarana kota, perehabilitasian kampung, serta pengembangan kawasan baru. 4

Dengan berjalannya waktu terjadinya pertambahan penduduk dan

terjadi perluasan daerah Jakarta dalam rangka perluasan dan pembangunan

kota. Kaum Betawi yang bersatu bukan hanya karena proses penyesuaian

saja, tetapi juga karena bahasa Melayu, kebudayaan Cina, Eropa, dan

keseniannya, disamping itu juga karena perkawinan antar golongan yang

4 Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 7.

Page 43: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

30

mempercepat terjadinya masyarakat dan kebudayaan baru yang disebut

kebudayaan Betawi.

Sifat campur aduk yang terdapat dalam dialek orang Betawi

merupakan salah satu cerminan kebudayaan Betawi, yang mana semua itu

merupakan hasil perkawinan dari berbagai macam kebudayaan, baik yang

berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun berasal dari

kebudayaan asing. Suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia dapat

dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (Proto Betawi). Adapun bahasa

yang digunakan yaitu bahasa Melayu yang sekarang ini dijadikan bahasa

Nasional. Menurut sejarah, kerajaan Sriwijaya dari Sumatera dapat

menaklukkan kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura dan

Sunda Kalapa. Oleh karena itulah bahasa yang digunakan adalah bahasa

Melayu dan tidak diherankan jauh sebelum sumpah pemuda etnis Sunda di

pelabuhan Sunda Kalapa sudah menggunakan bahasa Melayu yang pada

umumnya digunakan di Sumatera.5

Masyarakat Betawi sangat terbuka akan segala sesuatu yang masuk

ketengah kehidupan budayanya, tanpa mempermasalahkan dari mana asal-

usul dan unsur-unsur yang telah membentuk kebudayaannya. Demikian pula

dengan keseniannya yang merupakan salah satu unsur kebudayaan yang

menggambarkan ke Betawi-annya, terutama pada seni pertunjukkannya.

5 Ridwan Saidi, Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya (

Jakarta: PT. Gunara Kata, 1997), h. 3-4.

Page 44: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

31

Menurut garis besarnya, orang Betawi di bagi menjadi dua bagian,

diantaranya6:

1. Betawi tengah atau Betawi-kota Kawasan wilayah Geemente

Batavia (kawasan wilayah pada zaman akhir pemerintah jajahan

Belanda).

2. Betawi Pinggiran atau Betawi Ora di luar kawasan Geemente

Batavia.

Dari pemakaian bahasa menurut Muhajir wilayah Betawi terbagi atas

dua kelompok, yaitu Betawi Tengahan dan Betawi Pinggiran. Betawi Ora

termasuk Betawi asli karena masih menjalankan adat-istiadat dari nenek

moyangnya. Daerah Betawi tengahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut7:

1. Banyak prasarana pendidikan formal

2. Daerah Betawi tengah meliputi: Gambir, Menteng, Senen,

Kemayoran, Sawah Besar dan Taman Sari.

3. Menurut sejarahnya, Betawi tengah ini merupakan Batavia bagian

dari afdeling stand en voorsteden, yang sekarang ini merupakan

pusat kota Jakarta.

6 Raras Miranti, “ Strategi Adaptasi Kelompok Musik Tanjidor Dalam Menghadapi

Perubahan,” ( Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Indonesia, 2003), h. 20 7 Raras Miranti, “ Strategi Adaptasi Kelompok Musik Tanjidor Dalam Menghadapi Perubahan,

h. 21.

Page 45: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

32

Sedangkan yang menjadi ciri Betawi pinggiran adalah8:

1. Belum terdapat prasarana pendidikan formal

2. Lokasinya bertempat disekitar Pasar Rebo, Pasar Minggu, Pulo

Gadung, Jatinegara, Kemayoran, Mampang Prapatan dan

sekitarnya.

3. Betawi pinggiran lebih mementingkan pendidikan agama dari

pada pendidikan umum.

4. Mata Pencaharian Betawi pinggiran pada umumnya pedagang

buah-buahan, dan petani.

Orang Betawi dianggap sebagai penduduk asli Jakarta dan sebagai

pendukung kebudayaan Betawi yang saat ini dalam keadaan terdesak di

Ibukota Jakarta. banyak diantara mereka yang tinggal diluar wilayah DKI

Jakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jabotabek.

Selain orang Jawa dan Betawi, orang Tionghoa yang telah hadir sejak

abad ke-17, juga menjadi salah satu etnis besar di Jakarta. Mereka biasa

tinggal mengelompok di daerah-daerah pemukiman mereka sendiri, yang

biasa dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau kampung Cina dapat

dijumpai di Glodok, Pinangsia, dan Jatinegara. Namun kini banyak

perumahan-perumahan baru yang mayoritas dihuni oleh orang Tionghoa,

seperti perumahan di wilayah Kelapa Gading, Pluit, dan Sunter.

Orang Tionghoa umumnya berprofesi sebagai pengusaha. Banyak di

antara mereka yang menjadi pengusaha terkemuka, menjadi pemilik

perusahaan manufaktur, perbankan, dan perdagangan ekspor-impor.

8 Raras Miranti, “ Strategi Adaptasi Kelompok Musik Tanjidor Dalam Menghadapi Perubaha

,h. 22.

Page 46: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

33

Disamping etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berprofesi

sebagai pedagang. Di pasar-pasar tradisional kota Jakarta, perdagangan

grosir dan eceran banyak dikuasai oleh orang Minang. Disamping itu pula,

banyak orang Minang yang sukses sebagai profesional, dokter, wartawan,

dosen, bankir, dan ahli hokum.

Tabel Hasil Sensus Penduduk 2010 Provinsi DKI JAKARTA9.

No Kota/Kabupaten Jumlah Penduduk Jumlah/

Total

Laki-laki Perempuan

1 Kepulauan Seribu 10,711 10,371 21,082

2 Jakarta Selatan 1,043,675 1,018,557 2,062,232

3 Jakarta Timur 1,372,300 1,321,596 2,693,896

4 Jakarta Pusat 455,326 447,647 902,973

5 Jakarta Barat 1,164,446 1,117,499 2,281,945

6 Jakarta Utara 824,480

821,179 1,645,659

Jumlah/Total 4,870,938 4,736,849 9,607,787

9Data Penduduk 2010 Provinsi DKI JAKARTA, diakses dari

http://dds.bps.go.id/eng/aboutus.php?sp=0&kota=31 pada 4 Juni 2012

Page 47: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

34

B. Musik-musik Khas Betawi

Beragam seni Betawi diantaranya gambang kromong, keroncong tugu,

rebana qasidah, ondel-ondel, dan tanjidor. Musik Betawi lebih menunjukkan

cikal-bakal masyarakatnya. Pada orkes samrah unsur melayu lebih dominan.

Sedangkan unsur Cina lebih dominan terlihat pada orkes gambang kromong.

Pengaruh Eropa pun tampak pada tanjidor baik peralatan maupun pada lagu-

lagu yang dibawakan. Dan terdapat bermacam-macam rebana dengan lagu-

lagu yang khas yaitu lagu-lagu yang bernafaskan Islam.

Beberapa orkes Betawi juga biasa dijadikan musik penggiring teater

tertentu Gambang Kromong sebagai pengiring lenong. Sedangkan tanjidor

biasanya dijadikan pengiring teater jipeng, dan jinong. Dan rebana biang

biasanya untuk mengiringi pertunjukan belantek. Dan termasuk topeng

Betawi yang memiliki pengiring yang khas.10

1. Tanjidor

Musik tanjidor diduga berasal dari bangsa Portugis yang datang

ke Betawi pada abad ke-14 sampai ke-16. Seorang ahli musik dari

Belanda bernama Ernest Heinz berpendapat bahwa tanjidor asalnya

dari para budak yang ditugaskan main musik untuk tuannya. Alat

musik yang mereka mainkan antara lain: klarinet, piston, trombon,

tenor, bas trompet, bas drum, tambul, simbal, dan lain-lain. Sedangkan

lagu-lagu yang dibawakan adalah Batalion, Kramton, Bananas, Delsi,

Was Tak-tak, Welmes, dan Cakranegara. Judul lagu itu sendiri meski

10

Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 42.

Page 48: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

35

diucapkan dengan ucapan Betawi tetapi tetap berbau Belanda. Lagu-

lagu tanjidor juga diperkaya dengan lagu-lagu gambang

kromong,karena itu instrumennya bisa ditambah dengan tehyan,

rebana, beduk, gendang, kecrek, kempul, dan gong.11

2. Keroncong Tugu

Musik Betawi yang juga mendapat pengaruh dari Barat adalah

Keroncong Tugu. Musik Keroncong Tugu ini konon berasal dari

Eropa Selatan. Sejak abad ke-17 musik ini berkembang di masyarakat

tugu, yaitu sekelompok masyarakat golongan keturunan yang disebut

Mardijkers, bekas anggota tentara Portugis yang dibebaskan dari

tawanan Belanda. Pada masa lalu keroncong sering dibawakan sambil

berbiduk-biduk di sungai di bawah sinar bulan. Selain itu keroncong

ini juga dipergunakan untuk mengiringi lagu-lagu gerejani. Alat-alat

musiknya adalah, biola, ukulele, banyo, gitar, rebana, kempul dan

selo.12

3. Musik Gambang Rancag

Gambang rancag bisa disebut juga sebagai pertunjukkan musik

sekaligus teater, bahkan sastra. Gambang rancag terdiri dari dua unsur

yaitu gambang dan rancag. Gambang berarti musik pengiringnya dan

rancag adalah cerita yang dibawakannya dalam bentuk pantun berkait.

Umumnya membawakan lakon-lakon jagoan, seperti si Pitung, si

11

Yahya Andi Saputra dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi (Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004), h. 16. 12

Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 57.

Page 49: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

36

Jampang, dan si Angkri. Pantun berkait ini dinyanyikan oleh dua

orang bergantian. Sama dengan berbalas pantun.13

4. Orkes Samrah

Orkes samrah adalah ansambel musik Betawi. Instrument

musiknya antara lain harmoni, biola, gitar, string bas, tamburin,

marakas, banyo dan bas betot. Musik samrah telah berkembang di

Jakarta sejak abad ke-17. Asalnya dari Melayu karena cikal-bakal

orang Betawi adalah Melayu. Samrah sendiri berasal dari kata bahasa

Arab “samarokh” yang memiliki arti berkumpul atau pesta dan santai.

Kata “samarokh” oleh orang Betawi diucapkan menjadi “samrah”

atau “sambrah”.14

5. Gamelan Ajeng

Gamelan ajeng merupakan musik folkloric Betawi yang

mendapat pengaruh dari musik Sunda. Alat musik gamelan ajeng

terdiri dari kromong sepuluh pencin, terompet, gendang (dua gendang

besar, dua kulanter), dua saron, bende, cemes (semacam cecempres),

kecrek dan terkadang ada juga yang menggunakan dua gong (gong

laki dan gong perempuan). Gamelan ajeng biasanya digunakan untuk

memeriahkan hajatan, seperti khitanan atau perkawinan.15

13

Yahya, Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta,

2004), h. 8. 14

Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 18. 15

Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 10.

Page 50: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

37

6. Gamelan Topeng

Gamelan topeng adalah seperangkat gamelan untuk mengiringi

topeng Betawi, sama halnya dengan gambang kromong yang

digunakan untuk pengiring lenong. Gamelan topeng merupakan

penyederhanaan dari gamelan lengkap. Alatnya terdiri dari rebab,

sepasang gendang (gendang besar dan kulanter), ancang kenong

berpencong tiga, kecrek, kempul yang digantung dan sebuah gong

yang tahang atau gong angkong. Terdapat dua repertoar yang biasa

dibawakan gamelan topeng. Pertama, lagu-lagu “dalem” seperti Kang

Aji, Gendol Ijo, Glenderani, dan sebagainya. Kedua, lagu-lagu “luar”,

yaitu lagu-lagu yang biasa diperdengarkan berdasarkan permintaan

penonton. Antara lain, Geseh dan Bongbang.16

7. Musik Rebana:

Rebana terbilang kesenian yang cukup populer di Jakarta. Di

daerah lain, terutama di Jawa, alat musik bermembran ini disebut

“terbang”. Sebutan rebana sendiri diduga berasal dari kata Arab

“robbana” (Tuhan kami). Sebutan ini muncul dikarenakan lagu-lagu

yang dibawakan biasanya lagu-lagu yang bernafaskan Islam. Dan

lama-kelamaan alat musiknya disebut “rebana” atau “robana”,

sebagaimana di daerah Ciganjur, Pondok Pinang dan sekitarnya.17

16

Yahya, Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta,

2004), h. 12. 17

Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 20-24.

Page 51: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

38

a) Rebana Biang

Di daerah lain rebana jenis ini disebut juga dengan

Rebana Gede, Rebana Salun, Gembyung, dan Terbang

Selamet. Dikatakan rebana biang karena salah satu rebananya

berbentuk besar. Meski bentuknya sama, rebana biang terdiri

dari empat jenis. Yang paling kecil berdiameter 20 cm biasa

disebut Ketog; yang bergaris tengah 30 cm disebut gendung;

yang sedang bergaris tengah 60 cm dinamai kotek; yang

paling besar bergaris tengah 60-80 cm dinamai biang.

Dikarenakan bentuknya yang besar cara memainkannya

sambil duduk dengan cara menyanggahnya dengan telapak

tangan.18

b) Rebana Ketimpring

Sebutan rebana ketimpring dikarenakan adanya tiga

pasang “kerincingan” yang dipasang pada badan rebana, yang

terbuat dari kayu yang menurut istilah setempat disebut

“kelongkongan”. Tapi tidak semua rebana berkerincingan

disebut rebana ketimpring, ada pula yang bernama rebana

hadroh dan rebana burdah. Rebana ketimpring jenis rebana

yang paling kecil, yang garis tengahnya hanya berukuran 20

sampai 25 cm.19

18

Yahya , Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI

Jakarta, 2004), h. 21. 19

Yahya , Profil Seni Budaya Betawi, h. 23.

Page 52: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

39

c) Rebana Hadroh

Sama halnya dengan rebana ketimpring akan tetapi

ukuran rebana hadroh lebih besar. Garis tengahnya rata-rata

30 cm. rebana hadroh terdiri dari tiga jenis. Pertama, disebut

Bawa, irama pukulannya cepat, dan berfungsi sebagai

komando. Kedua, disebut Ganjil atau Seling dan berfungsi

saling mengisi dengan bawa. Ketiga, disebut Gedug yang

berfungsi sebagai bas. Karena itu adapula yang menyebutnya

“rebana gedug”.20

d) Rebana Ngarak

Sesuai dengan namanya, rebana ngarak berfungsi

mengarak dalam suatu arak-arakan. Rebana ngarak biasanya

mengarak mempelai pengantin laki-laki menuju kerumah

mempelai pengantin perempuan. Syair lagu rebana ngarak

biasanya shalawatan. Syair shalawat itu biasanya diambil dari

kitab maulid Syarafal Anam, Addibai, atau Diwan Hadroh.

Karena berfungsi mengarak, itulah rebana ngarak tidak statis

di satu tempat saja.21

C. Asal Mula dan Perkembangan Musik Gambang Kromong

Gambang Kromong tercipta ketika orang-orang Tionghoa peranakan

sudah semakin banyak di kota ini. Di waktu senggang mereka memainkan

lagu-lagu Tionghoa dari kampung halaman moyang mereka di Cina dengan

instrumen gesek Tionghoa su-kong, the-hian, dan kong-a-hian, bangsing

20

Yahya , Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI

Jakarta, 2004), h. 26. 21

Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 24.

Page 53: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

40

(suling), kecrèk, dan ningnong, dipadukan dengan gambang. Gambang

diambil dari khazanah instrumen Indonesia digunakan menggantikan fungsi

iang-khim, yakni semacam kecapi Tionghoa, tetapi dimainkan dengan

semacam alat pengetuk yang dibuat dari bambu pipih.

Orkestra Gambang sekitar tahun 1880-an mulai ditambah dengan

kromong, kendang, kempul, gong, dan kecrek. Dari situlah terciptalah

Gambang Kromong. Sebutan Gambang Kromong sendiri di ambil dari nama

dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Bilahan Gambang yang

berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu atau kayu

jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari

perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Perangkat musik

ini merupakan sebuah produk hasil akulturasi dari budaya Tionghoa dengan

pribumi.22

Gambang Kromong sendiri mulai tersebar dari pusat kota Batavia dan

sejak saat itu musik Gambang Kromong mulai tersebar bukan hanya dikenal

dipenjuru kota saja melainkan di Jakarta, di bagian Utara Bogor, Tangerang

dan Bekasi (jabotabek). Oleh karena itu kawasan-kawasan tersebut sekarang

merupakan area budaya.23

Lagu-lagu yang dibawakan Gambang Kromong Belakangan ini selalu

lagu-lagu yang berjenis khasanah Cina dan Betawi. Seperti lagu-lagu

instrumental (phobin) berjudul Ma Tsu Thay, Kong Ji Lok, Phe Pan Tauw,

Ban Kie Hwa, Phe Boo Tan, Ban Liauw, dan “lagu sayur” berjudul, antara

22

Indrasadguna, “Sekilas Tentang Gambang Kromong”, artikel diakses pada 13 mei 2011 dari

http://www.wikipedia.com. 23

Tabe Jali, “Gambang Kromong, “ Tabloid Suara Forkabi: Aspiratif, Interaktif, Kreatif. Edisi

23/TH.III/September 2010, h. 15.

Page 54: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

41

lain, Cente Manis, Kramat Karem, Sirih Kuning, Glatik, Nguknguk,

Surilang, Lenggang Kangkung, Kudebel, Stambul Jampang, Jali-jali dan

Kembang Siantan.

Gambang Kromong sangat terbuka akan menerima pengembangan.

Itulah sebabnya sekarang ini banyak orang mengenal Gambang Kromong

dengan sebutan Gambang Kromong kombinasi atau modern. Dikatakan

kombinasi karena susunan alat musik asli ditambah dengan alat musik

Barat, seperti gitar, gitar melodi, bass, organ, saksofon, drum, dan

sebagainya. Gambang Kromong kombinasi inilah yang dapat memenuhi

semua keinginan penonton karena dapat dibawakan jenis lagu dangdut,

kroncong, pop, bahkan gambus.

Seniman musik pop pun bisa mempopulerkan lagu-lagu Gambang

Kromong, seperti Benyamin S., Ida Royani, Lilis Suryani, Herlina Effendi

dan lain-lain. Sementara itu tokoh gambang kromong yang masih terkenal

hingga saat ini adalah Liem Lian Pho (Pemimpin Rombongan “Selendang

Delima)”, Suryahanda (Pemimpin Rombongan “Naga Mustika)”, Samen,

Acep, Marta (Pemimpin Rombongan “Putra Cijantung)”, yang mana

sebelumnya itu dipimpin oleh Nya’at), Amsar (Pemimpin Rombongan

“Setia Hati” dari Bendungan Jago), Samad Modo ( Pemimpin Rombongan

“Garuda Putih)”, L. Yu Hap, Tan Kui Hap, dan Jali Jalut.24

Kesenian tradisional Betawi tidak selamanya berada pada posisi yang

aman dan tentram. Ada saatnya kesenian tradisional ini mengalami kejayaan

dan ada saatnya mengalami kemunduran. Berbagai faktor yang mendorong

24

Yahya dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi

DKI Jakarta, 2004), h. 6-7.

Page 55: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

42

orang semakin melupakan akan kesenian tradisionalnya diantaranya, faktor

kemajuan teknologi dan kemajuan zaman. Selain itu juga dikarenakan

banyaknya kebudayaan yang masuk dari penjuru dunia yang menguasai

sikap dan tingkah laku masyarakat setempat yang menyebabkan kehidupan

kesenian tradisional yang dulu menjadi tuan rumah di Negeri sendiri

sekarang semakin tersisih.25

Kesenian tradisional yang hanya memiliki sedikit ruang tidak begitu

saja mengalah dengan perkembangan yang datang silih berganti. Dengan

sedikitnya ruang untuk kesenian tradisional inilah mau tidak mau kita harus

menerima sentuhan estetika dan artistik modern yang datang. Akan tetapi

dengan menerima sentuhan artistik dan estetika modern sudah pasti jangan

sampai menghilangkan keaslian budayanya melainkan bertujuan hanya

untuk memperkokoh dan memperkaya kesenian dan kebudayaan tradisional

Betawi.26

25

Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 32-34. 26

Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, h . 19.

Page 56: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

43

BAB III

GAMBARAN UMUM MUSIK GAMBANG KROMONG

DAN KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

A. Musik Gambang Kromong

Gambang Kromong adalah salah satu musik tradisional yang cukup

populer ditengah maraknya blantika musik Indonesia. Jenis musik ini

merupakan perbauran antara unsur Pribumi dengan unsur Cina. Perbauran

itu tampak pada alat musiknya.

Pertunjukan seni Gambang Kromong sering kita lihat dan dengar

di radio, di layar kaca, bahkan di hotel berbintang. Grup seni musik

Gambang Kromong juga tampil dalam acara-acara budaya yang

bernuansa Betawi dan Festival-festival lainnya. Seperti yang dituturkan

oleh salah satu informan:

kite mah tampil dimane aje, di ulang tahun Jakarta, acara hajatan,

dan salah satunye kite tampil secara rutin di Setu Babakan,

disitukan tempat pelestarian kesenian Betawi, sekaligus buat

menghibur pengunjung yang dateng ke Setu Babakan dan sekaligus

juga buat melestarikan seni budaya Betawi.1

1. Susunan Musik Gambang Kromong

Dalam musik Gambang Kromong secara orkestra Barat tidak ada

aturan yang baku, karena alat yang dimainkanpun tidak selengkap pada

orkestra Barat. Pada musik Gambang Kromong alat musik pokok yang

dimainkan ada Sembilan yakni: Gambang, Kromong, Tehyan, Kongahyan,

Shukong, Kemong, Kendang, Kecrek, dan Ningnong.

1 Wawancara Pribadi dengan Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong Wiwi Sriwijaya,

Jakarta Timur, pada 10 Desember 2011.

Page 57: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

44

Musik Gambang Kromong untuk mengiringi arak-arakan, pada

umumnya yang memainkan melodi berada di depan barisan, karena

pemain melodi yang mengatur harmonisasi dari irama musik serta agar

terliat elegan, sedangkan musik Gambang Kromong yang dimainkan

dalam setiap hajatan tidak ada aturan dalam penempatan masing-masing

alat musik, akan tetapi penempatannya terserah pada pemain saja dimana

pun mereka mau selama masih dalam satu area, bahkan duduk dilantai pun

tak mengapa. Sedangkan untuk urutan lagu yang dimainkan juga tidak ada

ketentuan yang baku, bahkan terkadang lagu yang dibawakan itu di

tentukan atas permintaan penanggap, dan penonton. seperti yang

dituturkan oleh salah satu pemain:

Pada awalnye, musik yang mau dimaenin itu sejalan ama ape yang

udah disiapin sebelum tampil, tapi kadang-kadang pas kite tampil

penonton atau penanggap minta kite maenin musik atau lagu yang

mereka mau, nah otomatis kite sebagai pemain harus ikutin,

soalnya kite kaga mau bikin penonton atau penanggap kaga

senang atau kecewa.2

2. Rincian Alat Musik Gambang Kromong

Dalam musik Betawi terjadi pembauran atau pencampuran antara

unsur Cina, Arab dan Barat dengan pribumi. Pembauran itu tampak pada

alat musik Gambang Kromong yaitu kemor, gendang, kecrek, kempul dan

gong, rebab, gitar, misalnya perbaduan alat musik betawi dengan unsur

dari alat musik Cina tampak pada alat-alat musik gesek yaitu sukong,

tehyan, dan kongahyan, sedangkan perpaduan antara alat musik Betawi dengan

Arab dan Barat dapat terlihat dari rebab dan gitar. Seperti yang di ungkapkan

oleh pemain Gambang Kromong bapak Liman Sagita:

2 Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.

Page 58: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

45

Dulu mah alat musik Gambang Kromong cuma sedikit, sekarang

mah banyak banget. Ya gara-gara perubahan zaman juga,

sekarang mah alat musik Gambang Kromong ditambah ama gitar,

gendang, kecrek, kemor, sama gong.3

Instumen alat musik Gambang Kromong secara keseluruhan ini terdiri

dari4:

a) Gambang, instrument pukul yang mempunyai sumber suara

sebanyak 18 buah bilah dengan skala tangga nada khas Cina(

terbuat dari kayu, berasal dari Jawa dan Sunda).

b) Kromong, instrumen pukul dari logam, bentuknya mirip dengan

boning Jawa yang terdiri dari 10 buah sumber suara yang

berbentuk seperti mangkok.

c) Tehyan, semacam biola berukuran kecil berasal dari Cina, cara

memainkannya dengan cara menggesek pada posisi tegak dan

pemain duduk bersila.

d) Kongahyan, semacam rebab berukuran sedang dan berasal dari

Cina, yang memiliki suara tinggi seperti suara biola, yang

berfungsi sebagai berlagu senada dengan penyanyi.

e) Shukong, semacam biola berukuran besar dan berasal dari Cina,

cara memainkannya digesek dan berfungsi sebagai pemanis

dikarenakan digesek sewaktu-waktu saja.

f) Kemong, semacam gong kecil berasal dari gamelan Jawa dan

Sunda.

3 Wawancara Pribadi dengan Liman Sagita, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.

4 Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004),

h. 42.

Page 59: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

46

g) Kendang, semacam tambur dengan dua permukaan, juga

merupakan perangkat gamelan Jawa, Sunda, dan Bali. Gunanya

untuk memberi irama.

h) Kecrek, beberapa bilah perunggu yang diberi landasan kayu untuk

dipukul-pukul sehingga berbunyi crek-crek. Gunanya untuk

memberi tanda akan dimulai atau diakhiri oleh seorang pemimpin

musik.

i) Ningnong, berupa dua buah piringan dari logam yang dikaitkan pada

kerangka. Pemukul yang digunakan terbuat dari kayu yang berasal

dari gamelan Jawa atau Sunda.5

3. Sistem Nada, dan Laras pada Musik Gambang Kromong

Seperti halnya musik Tionghoa dan kebanyakan musik Timur

lainnya, Gambang Kromong hanya memakai lima nada (pentatonis) yang

semuanya mempunyai nama dalam bahasa Tionghoa: sol (liuh), la (U), do

(siang), re (che) dan mi (kong). Tidak ada nada fa dan si seperti dalam

musik diatonis, yakni musik Barat utamanya.

emang sih zaman dulu mah nadanya cuma ada sol, la, do, re dan

mi. trus kaga ada nada fa ama nada si. Tapi sekarang mah udah

banyak perubahan nada, ya semuanye itu gara-gara zaman yang

udah berubah, ya mau nggak mau kite harus ikutin. Itu juga

supaya kesenian ini tetap ade.6

Larasnya adalah salèndro yang merupakan ciri khas Tionghoa

sehingga disebut Salèndro Cina, atau ada pula yang menyebutnya Salèndro

Mandalungan. Dengan demikian semua instrumen dalam orkestra

5 Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004),

h. 45. 6 Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Desember 2011.

Page 60: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

47

Gambang Kromong dilaras sesuai dengan laras musik Tionghoa,

mengikuti laras Salèndro Cina tadi.7

4. Cara Bermain

Dalam memainkan musik Gambang Kromong, pada umumnya

tidak ada pengaturan yang baku, seperti pada penempatan alat, posisi

pemain, bahkan posisi penyanyi dan pemainnya. Penempatan posisi ini

tidak berlaku pada kelompok musik Gambang Kromong ini, karena posisi

dari alat, pemain, penyanyi dan penari itu atas kehendak pemain itu sendiri

selama masih berada di satu tempat.

Untuk memainkan lagu-lagu Gambang Kromong baik lagu phobin

ataupun lagu layur, para pemusik (panjak) Gambang Kromong pada

awalnya harus mampu membaca not-not yang ditulis dalam aksara

penulisan bahasa Tionghoa tersebut, namun dengan kemahirannya dalam

memainkannya, akhirnya banyak pemain yang dengan sendirinya mahir

memainkan lagu-lagu tersebut tanpa melihat noot-nya lagi dikarenakan

sudah hafal dan lamanya bermain kesenian musik Gambang Kromong.

Seperti yang dituturkan oleh salah salah satu pemain:

Saya bermain musik Gambang Kromong sudah hampir tujuh

tahun, makanya hampir semua lagu udah saya hafal, jadi kalo

pentas udah nggak perlu lihat teks lagi, karena teks –nya udah ada

didalam kepala semua alias udah hafal semua lagunye.8

7 Indrasadguna, “Sekilas Tentang Gambang Kromong,” artikel diakses pada 13 Mei 2011 dari

http://www.wikipedia.com. 8 Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.

Page 61: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

48

5. Repertoar

Repertoar (lagu-lagu) Gambang Kromong terdiri dari dua kategori

utama: lagu lama (lagu phobin) dan lagu sayur. Lagu lama mewariskan

sebuah repertoar yang dekat dengan unsur Cina dan lokal. Lagu sayur

memperlihatkan unsur Barat dan Nusantara dan terus berkembang musik

di Indonesia.9

Lagu-lagu phobin merupakan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh

orkestra dahulu kala. Lagu-lagu phobin sendiri merupakan lagu-lagu

tradisional yang berasal dari Tionghoa di bagian Barat propinsi Hokkian

(Fujian), lebih tepatnya di Cina Selatan. Lagu-lagu phobin juga merupakan

repertoar lagu yang tertua dalam Gambang Kromong. Walaupun lagu-lagu

phobin merupakan repertoar yang tertua, akan tetapi sampai sekarangpun

masih ada yang memainkannya meskipun tidak sebanyak dulu, seperti

Phobin Khong Ji Liok, Peh Pan Thau, Cu Te Pan, Cia Cu Siu, Cai Cu

Teng, Seng Kiok bahkan dalam upacara pernikahan dan kematian orang-

orang Tionghoa tradisional.10

Setelah lagu phobin mulailah diciptakan lagu-lagu yang

dinyanyikan, lagu-lagu ini dinamakan Lagu Dalem. Pada umumnya Lagu

Dalem ini dinyanyikan dalam bentuk pantun-pantun dengan menggunakan

bahasa Melayu Betawi. Sedangkan lagu Dalem yang masih dinyanyikan

9 Gambang Kromong, Betawi,” artikel di akses pada 6 Januari 2012 dari

http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/26/konser-karawitan-muda-indonesia-pada-festival-

budaya-jakarta-2010/ 10

Gambang Kromong,” artikel di akses pada 6 Januari 2012 dari

http://betawidijakarta.blogspot.com/2010/05/gambang-kromong.html.

Page 62: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

49

sampai sekarang antara lain: Poa Si Li Tan, Pecah Piring, Semar Gunem,

Mawar Tumpa, Mas Nona, Gula Ganting, Tanjung Burung, Nori Kocok

(burung nori), dan Cente Manis Berdiri. Lagu Dalem dinyanyikan pada

waktu perhelatan atau acara untuk menghibur tamu-tamu yang tengah

menikmati hidangan. Lagu Dalem sendiri bukan untuk ngibing karena

Lagu Dalem berirama tenang dan jernih. Selain Lagu Dalem ada juga

Lagu Sayur, akan tetapi Lagu Sayur memang di ciptakan untuk ngibing.

Repertoar dalam musik Gambang Kromong yang sangat dikenal

oleh masyarakat penontonnya, antara lain: Pecah Piring, Duri Rembang,

Temenggung Menulis, Go Nio Rindu, Thio Kong len, Engko si Baba, dan

lain-lain. Selain itu gambang kromong, biasanya disertai pula dengan

lakon-lakon, seperti: Si Pitung, Pitung Rampok Betawi, Bonceng Kawan,

Angkri Digantung, dan lain-lain.

Adapun lagu Gambang Kromong yang terkenal adalah Jali-Jali.

Sedangkan lagu jenis Nina Bobok kebanggaan Gambang Kromong,

berJudul indung-indung. Orkes ini memiliki repertoar asli dalam bahasa

Cina, yang disebut sebagai lagu-lagu Phobin. Karena para penyanyinya

kebanyakan terdiri dari wanita-wanita pribumi, maka repertoar Phobin

tidak dinyanyikan, melainkan dimainkan sebagai "gending" (instrumental).

Hal itu, bukan karena komposisi-komposisi tersebut memang bersifat

gending, karena banyak di antaranya yang benar-benar merupakan "Lied"

atau lagu untuk nyanyian vokal. Di antara lagu-lagu pobin ialah: Soe Say

Hwee Bin (Joo Su Say sudah kembali), Kim Hoa Tjoen (Bunga Kim Hoa

Page 63: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

50

Berkembang), Pek Bouw Tan (Bunga Bow Tan Nan Putih), Kong Djie

Lok, Djien Kwie Hwee (Pulang Kembalinya Pahlawan bernama Siek Jin

Kwie).11

Lagu-lagu yang biasanye kite nyanyiin itu, awalnya lagu

tradisional dulu, boleh dibilang sebagai lagu wajib sebelum

nyanyiin lagu-lagu yang laen. Itu kite lakuin supaya penonton tau

lagu-lagu tradisional Betawi biarpun cuma sekilas nah kira-kira

tiga lagu dah, abis itu baru lagu-lagu modernnya kita nyanyiin.12

6. Kelengkapan Penyajian Musik Gambang Kromong

a) Aspek Magis

Dahulu pada setiap akan melangsungkan pementasan musik

Gambang Kromong dilakukan ritual khusus, yang diyakini jika

tidak melakukan ritual tersebut akan terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan baik itu dari pemain dan penonton atau dari si

penanggap. Ritual yang dilakukan berupa membakar kemenyan,

setelah itu alat musik Gong dikepul-kepulkan asap kemenyan

kemudian setelah dikepulkan asap, Gong dipukul sebanyak tiga

kali dan setelah itu barulah musik Gambang Kromong dapat

dimainkan. Akan tetapi dengan perkembangan zaman, sekarang ini

tidak ada ritual khusus yang dilakukan pada saat akan pentas,

seperti halnya pada zaman dulu.13

Karena zaman sekarang sudah

tidak mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal, selain itu ada

11

Gambang Kromong,” artikel diakses pada 6 januari 2012 dari

http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/637/Gambang-Kromong. 12

Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Desember 2011. 13

Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Februari 2012.

Page 64: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

51

anggapan jika melakukan ritual semacam itu akan membuat

seseorang musyrik karena mempercayai suatu hal yang ghai, dan

mempercayai hal tersebut dan jika tidak dilakukan ritual itu maka

para pemain, penonton dan penaggap akan terkena musibah.

b) Kostum

Kostum yang biasa digunakan pada setiap pementasan

kelompok musik gambang kromong selalu mengenakan baju atau

seragam, masing-masing kelompok mempunyai dua atau tiga jenis

seragam, yaitu: 14

1. Kebaya Encim, yaitu kebaya dengan bordiran di kerah dan

biasanya warna kebayanya tidak ditentukan, akan tetapi

ditentukan menurut keinginan masing-masing.

2. Ujung Serong adalah pakaian untuk laki-laki yang

digunakan oleh pemimpin kelompok musik yaitu pakaian

serba hitam, peci, celana, baju, dan sandal yang digunakan

seluruhnya berwarna hitam.

3. Sadariah, merupakan pakaian yang dipakai oleh pemain alat

berupa, celana bahan atau celana dengan motif kotak-kotak,

baju koko, sandal jepit, serta sebagai pelengkap meletakkan

sarung yang dilipat diletakkan dileher.

14

Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Februari 2012.

Page 65: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

52

B. Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi

Kelompok musik Mustika Forkabi berawal dari sebuah organisasi

masyarakat yang bernama Forum Komunikasi Anak Betawi ( FORKABI).

Salah satu tujuan organisasi ini untuk melestarikan kebudayaan Betawi.

Oleh karena ingin melestarikan kebudayaan Betawi, mereka terpikir akan

membuat kelompok musik. Oleh karena tujuan mereka ingin melestarikan

suatu kebudayaan dan karena adanya hubungan kekerabatan antara

organisasi Forkabi dengan Masyarakat, maka terbentuklah suatu kelompok

musik yang mereka beri nama Mustika Forkabi dan pada tanggal 1

Oktober 2003 kelompok musik ini diresmikan. Pada umumnya pemain dan

pemimpin dalam kelompok musik ini tidak lain berasal dari keluarga atau

kerabat dari organisasi Forkabi sendiri, akan tetapi tidak menutup

kemungkinan untuk masyarakat lainnya15

.

1. Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong

Didalam kelompok musik gambang kromong ada pembagian

peranan yaitu pemain dan pemimpin. Kedua peranan ini sangat berkaitan

erat. Selain itu pada setiap kelompok pasti ada pemimpinnya. Pemimpin

yang ada pada kelompok gambang kromong memiliki dua pengertian,

yakni; pemimpin dalam kelompok dan pemimpin dalam suatu

pertunjukkan musik Gambang Kromong.

Pemimpin disini memiliki dua pengertian yaitu pemimpin dalam

suatu permainan pada pementasan musik dan pemimpin dalam kelompok

musik itu. Pemimpin kelompok musik Gambang Kromong adalah pemilik

15

Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 26 Februari 2011.

Page 66: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

53

alat-alat Gambang Kromong, karena biasanya mereka merupakan ahli

waris dari generasi sebelumnya yang juga merupakan pemain Gambang

Kromong. Disamping menjadi pemimpin ia juga merangkap sebagai

pemainnya. Jadi ia sebagai pemimpin bukan karena faktor usia yang lebih

tua ketimbang pemain yang lainnya, melainkan dikarenakan kepemilikan

alat musik. Seperti yang dituturkan informan:

Ane jadi pemimpin dalam kelompok musik ini bukannya gara-gara

umur ane yang lebih tua dari pemaen yang laennya, tapi gara-

gara ane yang punye alat-alat musik ini. Asal ente tau aje, umur

ane itu lebih mude dari pemain yang laennya.16

Pemimpin dalam suatu permainan musik Gambang Kromong

dipegang oleh pemain yang memainkan instrument kemor sekaligus

pemain lenong dan bahkan instrument inipun belum tentu dapat dipegang

oleh pemimpin kelompok.

ane sebagai pemimpin dalam pementasan udah harus nyiapin

semua yang dibutuhkan pada saat kite akan pentas. Tapi bukan

berarti yang udah ane siapin itu tanpa persetujuan pemimpin

kelompok, justru ane pernah ngubah semua yang ane udah siapin,

kalo pemimpin kelompok ada yang kurang setuju ame yang ane

siapin ya mau kaga mau ane harus ikutin apa kata pemimpin

kelompok.17

Hubungan antara pemimpin dengan anak buahnya tidak ada

perbedaan melainkan sangat kekeluargaan, bahkan dalam menentukan

pembagian hasil mainpun tidak berdasarkan ia dekat atau tidaknya dengan

pemimpin.

Pada bab terdahulu telah dinyatakan bahwa umumnya anggota

kelompok musik Gambang Kromong merupakan orang-orang yang

memiliki pertalian darah dan dari keluarga yang bergabung dalam

16

Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 26 Februari 2012. 17

Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta, pada 25 Desember 2011.

Page 67: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

54

organisasi Forkabi. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan orang lainpun

diperbolehkan masuk dan menjadi anggota kelompok Gambang Kromong.

Dengan sendirinya untuk mengatur segala kegiatan dijalankan secara

kekeluargaan.

2. Pemain kelompok Musik Gambang Kromong

Pada umumnya pemain musik gambang kromong Mustika Forkabi

ini adalah tidak lain anggota dan keluarga dari organisasi Forkabi itu

sendiri. Akan tetapi dalam setiap pemain tidak terdapat kriteria yang

khusus untuk menjadi pemain, yang dibutuhkan hanyalah kemauan yang

teguh dan memang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan. Setiap

pemain dapat memainkan alat lebih dari satu, semua itu berguna jika

terdapat pemain yang berhalangan untuk pentas dapat digantikan oleh

pemain lainnya. Seperti yang dituturkan informan:

Ane sih asli orang Betawi, jadi ane milih ikut maen musik ini ya

gara-gara ane orang Betawi asli dan buat ngasah kemampuan ane

dalam maen nih musik soalnye sebelum ane bergabung ama nih

kelompok ane udah diajarin ama babeh ane. Disini ane bisa

maenin alat musik lebih dari satu, selain ane maenin alat kemor

tapi ane bisa maenin alat musik gendang ama gong.18

Alasan mereka ingin menjadi pemain Gambang Kromong sebagian

besar dikarenakan sudah menjadi warisan turun temurun dari orang tua

mereka, ada juga karena ingin mempertahankan seni kebudayaan mereka

yang sudah ada sejak dulu agar tidak punah oleh perubahan zaman.

keahlian dalam memainkan alat Gambang Kromong mereka dapatkan dari

orang tua mereka, akan tetapi ada juga yang belajar sendiri seperti pemain

kecrek dan gong.

18

Wawancara Pribadi dengan Nurdin, Jakarta, pada 25 Desember 2011.

Page 68: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

55

Ane bisa maenin nih alat belajar dari H. Sanan, dia itu guru ane

yang ngajarin ane maen nih alat, asal ente tau, ane belajar nih

alat kaga bentar, tapi ane udah dua tahun belajarnya. Sekarang

mah Alhamdulillah ane udah lancar.19

Penguasaan musiknya sendiri diwariskan secara turun temurun di

kalangan seniman sehingga lagu-lagu yang dibawakan sudah semakin

berkurang dalam perbendaharaannya. Bisa dibilang sudah tidak utuh lagi,

karena lagu-lagu yang dimainkan hanya berdasarkan perasaan dan ingatan

si pemainnya saja.

3. Penonton Musik Gambang Kromong

Penyajian Gambang Kromong pada awalnya hanya sebagai hiburan

yang dimainkan oleh orang-orang Tionghoa yang dimainkan dikampung

halaman nenek moyang mereka di Cina. Saat ini Gambang Kromong lebih

ditekankan sebagai seni budaya yang perlu dilestarikan dan sebagai seni

pertunjukkan, maka penontonnya bukan dari kalangan Betawi saja

melainkan dari berbagai kalangan. Gambang Kromong sekarang ini juga

sering disajikan pada pesta-pesta rakyat, perkawinan, pesta tahun baru

Cina, serta pada acara Tapekong (tempat peribadatan Cina).

kite sebagai kelompok seni Betawi kadang-kadang salut juga ama

penonton, soalnye yang nonton kite setiap pentas bukannya cuma

orang Betawi aje melainkan dari orang ape aje, contohnya orang

Jawa, Sunda, ama Cina, karena itu kite jadi tambah semangat buat

nampilin kesenian ini.20

Gambang Kromong sebagai seni budaya dan sebagai seni

pertunjukkan, maka antara penonton dengan pemain tidak menyatu, lain

halnya jika mereka pentas dalam acara hajatan, mereka dapat menyatu

19 Wawancara Pribadi dengan Rifqi, Jakarta, pada 25 Desember 2011.

20 Wawancara Pribadi dengan Lili, Jakarta Timur pada 25 Desember 2011.

Page 69: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

56

semua itu dikarenakan penontonnya tidak lain merupakan bagian dari

hajatan itu. Bahkan terkadang untuk memeriahkan hajatan itu mereka

menarik penonton untuk menari bersama.

4. Perias dan Dekorator

Pada kelompok musik Gambang kromong mereka tidak

bergantung pada perias dan dekorator, karena pada setiap akan pentas

semua keperluan pemain musik, penari bahkan pemain lenong telah

mereka kerjakan sendiri. Baik dari persiapan alat musik, kostum hingga

tata riasnya. Sedangkan untuk dekorasi tempat terkadang sudah disiapkan

oleh penyelenggara. Bagi mereka penampilan memang merupakan suatu

hal yang sangat menentukan dalam segala hal, akan tetapi bagi pemain

yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat membuat penonton yang

melihat mereka senang dan terpukau akan pementasan yang mereka

suguhkan kepada penonton. seperti yang dituturkan informan:

ane ngerias muka ane sendiri, kaga pake tukang rias. Emang sih

dulu waktu pertama-tama mah ane diriasin, itu juga diriasin

sesama pemain, nah dari situ ane mulai belajar ngerias sendiri

kaga pake diriasin ama orang laen lagi sampe sekarang deh.21

5. Pembinaan Kelompok Musik Gambang Kromong

Seperti halnya dengan propinsi lain di Indonesia yang memiliki

kesenian khas. Jakarta sebagai Ibukota Negara yang memiliki sejarah

kesenian hasil dari akulturasi dengan masyarakat pendatang zaman tempo

dulu, adanya pengaruh dari Arab, Spayol, Portugal, Cina, budaya Jawa,

Sumatera, dan Sunda yang lambat laun akan berkembang dikalangan

21

Wawancara Pribadi dengan Badrina, Jakarta, pada 25 Desember 2011.

Page 70: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

57

masyarakat Betawi asli. Dan semua pengaruh itu diterima dengan tangan

terbuka tanpa harus menghilangkan keasliannya.22

Umumnya pembinaan kelompok musik tradisional itu dipegang

oleh Sub Dinas Kebudayaan, melalui perangkat Dinas Kebudayaan DKI

Jakarta ini tersusunlah buku mengenai Pola Dasar Operasional Pembinaan

Kesenian Daerah Khusus Ibukota Jakarta ( 1984). Kesenian yang tumbuh

dan berkembang di Wilayah DKI Jakarta merupakan suatu sarana

masyarakat untuk mengungkapkan rasa keindahan serta menyampaikan

pesan dan amanat yang mengandung nilai-nilai kehidupan budayanya.

Dalam buku pedoman disinggung mengenai pembinaan kesenian

Betawi yang meliputi tiga kerangka yaitu, perkembangan kesenian Betawi,

kedudukan kesenian Betawi, dan pembinaan Kesenian Betawi. Dalam

pembinaan kesenian Betawi pemerintah daerah berfungsi sebagai pamong

maka pembinaan kesenian Betawi perlu diselenggarakan dan terus

ditingkatkan. Pembinaan kesenian Betawi meliputi empat pembinaan,

yaitu seniman, kesenian, masyarakat, dan pembinaan sarana dan prasarana.

Pada bagian kedudukan kesenian Betawi, sesuai Undang-Undang

Dasar 1945 pasal 32 yang menyatakan bahwa puncak-puncak kebudayaan

perlu terus dikembangkan menuju ke arah kebudayaan adab, budaya dan

persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing

yang dapat diperkembangkan atau diperkaya kebudayaan bangsa itu

sendiri, serta mempertinggi derajat bangsa Indonesia, maka pembinaan

22

Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), 35-38.

Page 71: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

58

terhadap kesenian Betawi telah menunjukkan potensi yang besar sebagai

kesenian nasional perlu dilaksanakan.23

Dalam realisasi pembinaan kesenian Betawi dapat diamati dari

berbagai program Dinas Kebudayaan DKI Jakarta melalui proyek

pembinaan Organisasi Kesenian Dinas Kebudayaan DKI Jakarta seperti

pekan dan diskusi kesenian (1993/1994). Pekan-pekan kesenian

dilaksanakan setiap tahun, berbagai lomba kesenian musik seperti

Gambang Kromomg, lomba vocal group dan group keroncong, kesenian di

Anjungan DKI di Taman Mini Indonesia Indah, festival Wayang Betawi,

teater Tradisional di lima Gelanggang Remaja di DKI, dan festival musik

Tanjidor dan Ondel-ondel.24

Program Dinas Kebudayaan DKI Jakarta selain mengadakan

lomba-lomba tetapi juga menerbitkan bermacam-macam buku-buku

tentang jenis kesenian melalui proyek pelestarian dan pengembangan

kesenian tradisional Betawi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. seperti musik

Samrah (1996), Topeng Gong ( 1992), Metode Penelitian Seni Budaya

(1994), Tari Japin Betawi (1995/1996), Petunjuk Praktis Bermain Musik

Gambang Kromong (1996), dan Rebana Burdah dan Biang (1992/1993).

6. Penanggap Kelompok Musik Gambang Kromong

Dahulu Gambang Kromong merupakan musik yang dimainkan

orang peranakan Cina pada waktu mereka beristirahat disela-sela

kerjaannya. Dengan berjalannya waktu kesenian ini menjadi suatu

kebudayaan yang harus dipertahankan oleh karena itu kesenian ini pun

23

Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, h. 35 24

Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, h. 38.

Page 72: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

59

sudah berkembang dengan pesat, musik ini dimainkan pada setiap

perayaan, seperti halnya perayaan Cap Gomeh, Hajatan, Ulang Tahun

Jakarta dan lain sebagainya.

yang nanggep kite mah Alhamdulillah banyak bener, salah satunye

kita pernah dipanggil maen di Monas pada waktu ulang tahun

Jakarta. Kite juga pernah disuruh dateng ke hotel berbintang lima

buat ngisi acara pernikahan orang gedean alias orang kaya.25

7. Profil Pemain Musik Gambang Kromong

Pemain, pemilik, dan pemimpin kelompok musik Gambang

Kromong merupakan anggota keluarga dari organisasi Forkabi akan tetapi

ada juga dari kalangan lain. Seperti halnya Pak Wiwi ( 48 tahun) ia juga

merupakan pemimpin kelompok dan pemain dalam kelompok musik

Gambang Kromong bahkan sebagai ketua DPD Forkabi, Ketika ditanya

mengapa beliau lebih memilih musik Gambang Kromong ketimbang

kesenian musik Betawi lainnya? beliau menjawab:

emang sih ane bisa aje maenin kesenian musik lainnya, tapi ane

cuma pengen lebih memfokuskan pada kesenian musik Gambang

Kromong aje itu juga gara-gara yang ane punye cuman alat musik

Gambang Kromong, lagian juga kalo kesenian yang laen kan udah

ada yang maenin.26

Sedangkan yang menjadi pemimpin pementasan adalah pak

Tinggal Malangga ( 48 tahun), beliau tinggal satu daerah dengan pak wiwi.

Selain menjadi pemimpin dalam pementasan ia juga merangkap sebagai

Mc, pelawak, dan Vocal. Ketika ditanyakan sudah berapa lama bapak

bergabung dengan kelompok musik Gambang Kromong? Beliau

menjawab:

25

Wawancara Pribadi dengan Beni, Jakarta, pada 25 Desember 2012. 26

Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 26 Februari 2012.

Page 73: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

60

Ane bergabung dengan kelompok musik ini sudah tujuh tahun,

saking lamanya ane bergabung dengan kelompok musik ini, ampe-

ampe sekarang ane hafal semua lagu-lagu Betawi, boleh dibilang

udah kaga liat teks lagi kalo mau tampil, soalnya udah biasa kite

nyanyiin setiap kali pentas.27

Selain pak wiwi dan pak tinggal malangga ada juga pemain kemor

yaitu bapak Nurdin( 47 tahun), beliau juga bisa memainkan alat musik

selain kemor yaitu memainkan gong, keahlian beliau dalam memainkan

alat ini beliau dapatkan dengan cara ortodidak yaitu dengan cara

mendengar dan melihat serta mempraktekkan yang didapatkan dari kaset

dan tv.

Alat musik keybort dimainkan oleh pak Isun ( 43 tahun) selain

keyboard beliau bisa memainkan alat musik tehyan. Keahlian yang beliau

dapatkan bukan datang begitu saja tanpa dipelajari dan yang mengajari.

Ketika ditanya siapakah yang mengari bapak dalam memainkan alat musik

kemor dan tehyan? Beliau menjawab:

yang ngajarin ane maen nih alat temen ane, asal ente tau nih, ane

belajar nih alat kage bentar tapi udah lama juga, kira-kira 1 tahun

ane baru bisa maenin nih alat musik. Tapi sekarang mah ane dah

hafal soal gimana cara maeninnya ama kapan maeninnya.28

Alat musik kecrek dipegang oleh bapak Liman Sagita ( 46 tahun)

selain alat ini beliau bisa memainkan kemor dan merangkap Mc dan

pelawak juga. Beliau sangat menyenangi kesenian Betawi ini, oleh karena

itu beliau masuk dalam kelompok musik ini. Ketika ditanyakan mengenai

alasannya bermain musik Gambang Kromong beliau menjawab:

yang jadi alasan ane maen musik Gambang Kromong banyak

banget. Pertama, ane asli orang Betawi tulen. Kedua, ane pengen

melestarikan seni budaya sendiri. Dan yang ketiga, ane pengen

27

Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta, pada 25 Desember 2011. 28

Wawancara Pribadi dengan Isun, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.

Page 74: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

61

kasih tau ama seluruh masyarakat bahwasanye kite punya

kesenian musik yang harus kite pertahanin jangan sampe ilang

begitu aje.29

Alat Bass Gitar dimainkan oleh bapak Lili ( 54 tahun), beliau

sebenarnya sudah lama dapat memainkan alat musik ini sekitar 20 tahun,

akan tetapi bergabung dengan kelompok musik ini sekitar 7 tahun.

Kepandaiannya dalam memainkan alat musik tidak ia dapat begitu saja

melainkan ada campur tangan dari orang tuanya yang juga sebagai pelaku

seni.

Tehyan dimainkan oleh bapak Komarudin ( 25 tahun), kepandaiannya

dalam memainkan alat ini beliau dapatkan dari kakeknya, alat ini

dipelajarinya sewaktu duduk dibangku SMP sampai sekarang. Ketika

ditanyakan alat apa saja yang dikuasai selain alat ini beliau menjawab:

ane emang maenin tehyan, tapi jangan salah semua alat musik

gambang kromong ane bisa maenin, soalnya ane belajar kaga Cuma

satu alat, tapi semuanya ane pelajarin. Semua itu berguna juga, kalo

ada pemain yang berhalangan tampil kan bisa ane gantiin.30

Gambang dimainkan oleh bapak Beni ( 30 tahun), bergabung dengan

kelompok musik ini sudah 5 tahun lebih. Keahliannya dalam memainkan

alat musik ini ia dapatkan dari sesama pemain, selain dapat memainkan alat

musik gambang beliau juga dapat memainkan alat musik tehyan. Ketika

ditanyakan mengenai apa yang mendorongnya untuk ikut bermain musik

Gambang Kromong? Beliau menjawab:

alasan ane ikut gabung ama kelompok musik ini, ya gara-gara ane

asli orang Betawi trus ane pengen melestarikan kesenian ini, ane

pengen kesenian daerah ane berkembang dan terus ade sampe nanti.31

29

Wawancara Pribadi dengan Liman Sagita, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011. 30

Wawancara Pribadi dengan Komarudin, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011. 31

Wawancara Pribadi dengan Beni, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.

Page 75: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

62

Alat musik gendang sendiri dimainkan oleh seorang pelajar yang

bernama Milu Handoko ( 19 tahun). Ia bergabung dengan kelompok musik

ini sudah 3 tahun, keahliannya dalam memainkan gendang ia dapatkan dari

Bang Andi yang merupakan seorang pelaku seni Betawi. Ketika ditanyakan

mengenai alasannya ikut dalam kelompok musik ini? Ia menjawab:

ya karena ane mao melestarikan kebudayaan Betawi aje supaya kaga

punah, kan dari pade ane kaga ngapa-ngapain mendingan ane ikut

kan dapet duit juga.32

Kromong dimainkan oleh Fajar Maulana ( 14 tahun ). Ia bergabung

dengan kelompok musik ini baru 1 tahun, keahlian dalam bermain musik ini

ia dapatkan dari pemain yang lebih senior yaitu dari bang Beni yang tidak

lain merupakan pemain gambang. Ketika diajukan pertanyaan yang sama

dengan Handoko. Ia menjawab:

ya ane mah Cuma pengen partisipasi aje dari pade ane dirumeh

suntuk mendingan ane ikut deh lagian juga ane kurang suka sama

yang namanye anak mude sekarang ane kaga demen yang bisanye

buang buang duit doang.33

Sedangkan alat musik tehyan dimainkan oleh Rifqi ( 17 tahun). Ia

bergabung dengan kelompok musik ini sudah 3 tahun, keahlian bermain alat

ini ia dapatkan dari H. Sanan, bahkan karena kemauannya yang kuat untuk

melestarikan kesenian Betawi ia dapat memainkan alat musik selain tehyan

yakni gendang, kecrek, dan kromong. Ketika ditanyakan mengenai

alasannya masuk dalam kelompok musik ini? ia menjawab:

ane ikut kelompok musik ini karena ane demen banget maen musik

dari pada ane ikutin anak band-band yang kaga ade manfaatnye

mendingan ane ikut kelompok ini sekalian ane ngasah bakat ane kan

lumayan juga hasilnya buat jajan.34

32

Wawancara Pribadi dengan Milu Handoko, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011. 33

Wawancara Pribadi dengan Fajar, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. 34

Wawancara Pribadi dengan Rifki, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Page 76: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

63

Dalam kelompok musik Gambang Kromong ini ada tiga penyanyi dan

sekaligus sebagai penari, diantaranya: Ani ( 25 tahun). Dalam kesehariannya

ia sebagai ibu rumah tangga akan tetapi tak jarang ia menyempat diri untuk

pentas dikala ada panggilan untuk pentas, dengan pekerjaannya sebagai

penyanyi dan penari tidak mengurangi kasih sayangnya pada keluarganya.

Keahliannya dalam menyanyi dan menari ia peroleh sendiri dan didorong

dengan hobinya yang menari dan menyanyi sehingga dengan mudahnya ia

dapat menari dan menyanyi seperti sekarang ini. Ketika ditanyakan

mengenai sudah berapa lama ia menjalani propesinya sebagai penyanyi dan

penari? Dan keahlian apa saja yang dimilikinya selain menyanyi dan

menari? Ia menjawab:

ane nari ama nyanyi udah lama juga, lebih tepatnya udah 8 tahun

lebih, ane bisa semuanya ini kaga ade yang ngajarin ane, ane belajar

dari tv, radio, ama kaset deh. Selain ane bisa nari ama nyanyi, ane

juga bisa maenin alat Gambang Kromong. Ane bisa maenin gong ama

kecrek, itu juga gara-gara gong ama kecrek cara maeninnya

gampang, bocah juga bisa maenin.35

Badrina ( 15 tahun), juga merupakan salah satu penyanyi dan penari

dalam kelompok musik Gambang Kromong. Keseharian Badrina berbeda

dengan Ani yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, Badrina merupakan

masih seorang pelajar, akan tetapi dengan profesinya sebagai penari tidak

menghalangi konsentrasinya dalam belajar. Sehingga tidak ada yang disia-

siakan. Bergabung dengan kelompok musik ini menurutnya hampir dua

tahun, keahlian dalam menyanyi dan menari ia dapatkan dari cucu dari bu

Hj. Nori. Ketika ditanyakan mengenai apakah anda menari dan menyanyi

hanya pada kelompok musik ini saja? Ia menjawab:

35

Wawancara Pribadi dengan Ani, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.

Page 77: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

64

ane menari sama nyanyi bukan ikut sama kelompok ini aje tapi

dimana ade panggilan nari dan nyanyi disitulah ane tampil, salah

satunya ane ikut sanggar tari emak Hj. Nori dan udah hampir dua

tahun lebih ane ikut sanggar tari ini.36

Penari dan penyanyi dalam kelompok ini bukan Ani dan Badrina saja

melainkan ada Mila (23 tahun), yang memiliki profesi sama seperti mereka.

Dalam kesehariannya sama halnya dengan Ani yaitu sebagai ibu rumah

tangga akan tetapi tak jarang ia menyempat diri untuk pentas dikala ada

panggilan untuk pentas, dengan pekerjaannya sebagai penyanyi dan penari

tidak mengurangi kasih sayangnya pada keluarganya. Keahliannya dalam

menyanyi dan menarinya pun ia peroleh sendiri dan dikarenakan keturunan

dari pelaku seni itu sendiri.

36

Wawancara Pribadi dengan Badrina, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.

Page 78: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

65

BAB IV

STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK

GAMBANG KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN

Pada bab sebelumnya telah diuraikan mengenai adaptasi yang

merupakan kemampuan binatang, manusia, dan tumbuh-tumbuhan untuk

menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan

hidupnya. Dalam melakukan suatu adaptasi sudah pasti diperlukan suatu

strategi agar adaptasi yang dilakukan tidak sia-sia dan menghasilkan suatu

tujuan yang diinginkan. Strategi sendiri diartikan sebagai seni atau ilmu

yang menggunakan sumberdaya-sumberdaya manusia untuk melaksanakan

kebijakan tertentu.

Kelompok musik ini juga melakukan suatu adaptasi agar kesenian

tradisional ini untuk tetap bertahan sampai sekarang. Adapun strategi yang

dilakukan oleh kelompok musik ini adalah dengan cara melakukan suatu

perubahan yaitu dari musik ngamen ke musik hajatan, Gambang Kromong

asli ke Gambang Kromong kombinasi, serta menambahkan nilai ekonomi

dalam musik tradisional ini. namun perubahan yang dilakukan tidak

mengurangi akan keaslian kesenian tradisional musik Gambang Kromong

ini. Adapun yang menjadi pertimbangan tetap bertahannya kelompok musik

tradisional ini sampai sekarang adalah sebagai berikut:

Page 79: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

66

A. Faktor-faktor Pendukung Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Pembinaan Pemerintah terhadap Kesenian Betawi

Jakarta sebagai ibu kota negara memiliki sejarah kesenian yang

merupakan hasil akulturasi dengan masyarakat pendatang zaman

tempo dulu, adanya pengaruh Arab, Portugis, dan Cina pada seni

budaya Jawa, Sumatera, dan Sunda. Pengaruh dari masyarakat

pendatang ini berkembang di kalangan masyarakat Betawi asli, dan

semua pengaruh itu diterima dengan tangan terbuka, tanpa harus

meninggalkan keasliannya.1

Sebagai kesenian Betawi yang menjadi tuan rumah di Ibu kota

Jakarta, sudah sewajarnya pemerintah Daerah Khusus Ibukota ( DKI)

melindungi, melestarikan dan membina kesenian Betawi agat tidak

punah. Oleh karena itu, melalui perangkat Dinas Kebudayaan DKI

Jakarta disusunlah suatu buku Pola Dasar Operasional Pembinaan

kesenian Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Kesenian yang tumbuh dan berkembang di Wilayah DKI Jakarta

merupakan sarana masyarakat untuk mengungkapkan keindahan serta

menyampaikan pesan dan suatu amanat yang mengandung nilai-nilai

kehidupan budayanya. Seperti yang dituturkan oleh pimpinan

kelompok musik Gambang Kromong:

Untung aja pemerintah masih kasih perhatiannya ama nasib

kesenian tradisional yang makin dilupakan ama masyarakat,

sehingga jalan kelompok musik ini buat tetep melestarikan

kesenian Betawi jadi gampang karena udah dapat dukungan

ama binaan yang khusus dari pemerintah.2

1 Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h, 35.

2 Wawancara Pribadi dengan Wiwih Sriwijaya, Jakarta Timur, 26 Februari 2012.

Page 80: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

67

2. Minat Keturunan Untuk Belajar Gambang Kromong

Gambang Kromong dahulu sering dinyanyikan oleh orang

keturunan Tionghoa, yang mereka nyanyikan diwaktu senggang, namun

lambat laun Gambang Kromong ini diadopsi oleh masyarakat Betawi.

Pada awalnya kesenian ini sangat sangat digandrungi oleh anak-anak

muda Betawi. Namun saat ini nasib kesenian ini berada diujung

kepunahan karena kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari

musik Gambang Kromong karena generasi muda sekarang lebih

cenderung menyenangi seni modern, walaupun demikian masih ada

sekelompok anak muda yang masih melestarikan kesenian ini seperti

yang dikatakan bapak Lili:

Saya ikut gabung ama kelompok musik ini bukannya buat nyari

duit tapi buat melestarikan kesenian Betawi aja supaya nggak

ilang, dan sebagai keturunan asli orang Betawi masa saya diem

aja melihat kesenian asli daerah saya ilang, makanya saya

gabung ama kelompok musik ini biarpun bayak anak-anak muda

sekarang lebih suka ama kesenian modern tapi saya gak

tertarik.3

Selanjutnya dalam kesenian Gambang Kromong ini pemimpin,

pemain, dan penyanyi merupakan keturunan asli orang Betawi. Oleh

karena itulah kemauan dan kemampuan mereka untuk mempertahankan

dan melestarikan kesenian Gambang Kromong sangat besar, karena

masih ada pemain dari kalangan muda, itu artinya jalan untuk tetap

mempertahankan dan melestarikan kesenian ini terbuka luas, hal ini

dijadikan sebagai jembatan dan motivasi agar generasi mudanya ikut

3 Wawancara Pribadi dengan Lili, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Page 81: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

68

serta dalam mempertahankan dan melestarikan kesenian tradisional

Betawi.

B. Strategi Adaptasi Musik Gambang Kromong

Menurut Talcott Parsons, masyarakat manusia diumpamakan

sebagai organ tubuh manusia, oleh karena itulah masyarakat juga dapat

dipelajari seperti tubuh manusia. Pertama, tubuh manusia memiliki

berbagai bagian yang saling berhubungan.4 Begitu juga dengan

kebudayaan dan masyarakat ( kelompok musik), dikarenakan keduanya

saling terkait dan bergantung satu sama lain.

Kedua, pada setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang

jelas dan khas.5 Demikian pula dengan kelompok musik Gambang

Kromong. Kelompok musik ini memiliki tugas masing-masing untuk

mempertahankan kesenian tradisional Betawi.

Parsons merumuskan istilah “fungsi pokok”( fungsional

imperative) untuk menggambarkan empat macam tugas yang harus

dilakukan agar kesenian tradisional Betawi ini tidak “punah,” atau yang

dikenal dengan sebutan AGIL (adaptation, goal attainment, integration,

and latency).

Pertama, Adaptation adalah suatu tindakan yang ditentukan pada

sub sistem sosial agar tercapai suatu tujuan.6 Begitu juga dengan tujuan

terbentuknya kelompok musik Gambang Kromong Mustika Forkabi ini,

4 Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan

Sistem Dunia, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 10 5 Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan

Sistem Dunia, h. 10 6 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 193.

Page 82: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

69

yaitu untuk mempertahankan dan melestarikan kesenian tradisional

Betawi.

Kedua, Goal Attainment merupakan suatu pencapaian tujuan.7

Begitu juga dengan kelompok musik ini, agar dapat mempertahankan dan

melestarikan kesenian tradisional Betawi, mereka menyusun strategi

untuk mencapai tujuan mereka. Seperti adanya penambahan alat-alat,

regenerasi pemain, mengkombinasikan lagu-lagu dan lain sebagainya.

Ketiga, Integration sebagai mekanisme yang mengatur sesuatu agar

tidak terjadi pertentangan diantara individu-individu, kelompok, atau

subsistem yang ada sehingga terjadi keseimbangan dalam sistem secara

keseluruhan.8 Begitu juga dengan kelompok musik ini, kelompok musik

ini berjumlah 15 orang, dan terbagi menjadi beberapa tugas diantaranya,

1 (satu) orang sebagai pemimpin, 11 (sebelas) orang sebagai pemain alat,

dan 3 (tiga) orang sebagai penyanyi sekaligus sebagai penari dalam

kelompok musik ini.

Dan keempat, Latent Pattern Maintenance and Tension

Management merupakan suatu sistem nilai dan kepercayaan yang

beroperasi sebagai rancangan yang melegitimasi dan berkelanjutan bagi

institusi utama dan sebagai pola motivasional yang terstruktur bagi

anggota-anggotanya.9 Begitu juga dengan kelompok musik ini, mereka

mempersiapkan suatu strategi terakhir bilamana strategi-strategi yang

7Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar ( Yogyakarta: PT.

Tiara Wacanayogya), h. 193. 8 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 193

9 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 194.

Page 83: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

70

dilakukan sebelumnya belum juga mencapai suatu tujuan yang

diinginkan.

1. Dari Musik Ngamen ke Musik Hajatan

Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, bahwa

Gambang Kromong tercipta ketika orang-orang peranakan Tionghoa

semakin banyak dikota Jakarta. Kesenian Gambang Kromong ini

mereka mainkan pada waktu senggang tepatnya disela-sela mereka

bekerja, dengan gembira mereka memainkan musik ini untuk

menghibur diri.

Zaman telah berubah sehingga Gambang Kromong inipun

berkembang pada masyarakat Betawi. Sekarang ini Gambang

Kromong telah menjadi suatu kebudayaan yang harus dilestarikan dan

dipertahankan. Gambang Kromong menjadi suatu kesenian yang

tampil pada setiap berbagai acara, diantaranya pada acara pernikahan,

Ulang Tahun Jakarta, Cap Gomeh serta perayaan lainnya. Dan saat

ini Gambang Kromong tampil secara Rutin di Taman Mini

Indonesia Indah, dan Setu Babakan. Selain dimainkan sebagai

musik yang mandiri atau biasa dikenal dengan sebutan Phobin,

Gambang Kromong digunakan pula untuk mengiringi tari Cokek dan

Teater Lenong serta mejadi pelengkap dalam musik Tanjidor, seni

inipun berkembang ke daerah lain di sekitar daerah Jakarta seperti

daerah Bekasi, Tangerang, dan sebagainya.

Page 84: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

71

Seperti pada waktu acara pelantikan organisasi masyarakat yaitu

Forum Komunikasi Anak Betawi ( FORKABI), pada tanggal 25

Desember, mereka memilih kesenian Gambang Kromong ini untuk

tampil diawal, dan diakhir acara. Hal ini merupakan suatu yang tak

ternilai karena selain untuk menghibur pengunjung yang datang,

meraka juga dapat menampilkan kesenian ini sebagai suatu

kebudayaan yang harus dipertahankan. Seperti yang dituturkan oleh

pimpinan kelompok musik Gambang Kromong.

Saya seneng banget waktu pimpinan organisasi Forkabi telepon

saya dan minta kelompok musik saya supaya tampil diacara

pelantikan, abis ditelepon saya langsung telepon anak buah

saya buat kasih tau kalo kita ada panggilan manggung, dan

sorenya kita latihan buat persiapan nanti. Saya bersyukur

banget kesenian ini masih bisa bersaing dengan kesenian

lainnya, kalo bisa mah kesenian ini jangan cuma dikenal ama

orang Betawi aja tapi juga harus bisa Go Internasional.10

2. Dari Gambang Kromong Asli ke Gambang Kromong Kombinasi

Dahulu Gambang Kromong merupakan suatu kesenian yang

amat kental dengan sesuatu yang tradisional, jika dilihat dari alat-alat,

lagu-lagu, aransement musiknya, dan pemainnya pun masih

tradisional. Misalnya dalam hal alat music hanya mengunakan

ningnong, tehyan, kongahyan, sukong, bangsing (suling), kecrèk.

Namun pada sekarang ini alat-alat musik kesenian gambang kromong

di kombinasikan dengan alat-alat music modern. selain alat-alat

music di atas alat music gambang kromong modern ditambah dengan

10

Wawancara Pribadi dengan Wiwih Sriwijaya, Jakarta Timur, 26 Februari 2012.

Page 85: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

72

alat-alat music Barat seperti gitar, gitar melodi, bass, organ, saksofon,

drum, dan sebagainya. Selain itu keadaan dari alat-alat musik

Gambang Kromong juga diperhatikan secara teliti oleh kelompok

musik ini, pada saat sebelum tampil alat-alat musik ini harus dalam

keadaan bersih, dan lengkap, seperti yang di katakana Wiwih dan

Nurdin :

Kita sebagai pelaku seni berusaha buat tetap melestarikan

kesenian ini supaya nggak punah, makanya banyak banget

cara yang kita lakuin buat ngikutin zaman yang udah serba

modern cuma buat mempertahankan kesenian ini misalnya

memadukan/menambah alat alat music yang masih tradisional

dengan alat-alat music mpdern selain itu harus menjaga

kebersihan dari alat-alat tersebut agar menarik perhatian

penonton hanya dengan melihatkebersihan dan kelengkapan

alat yang kita miliki sehingga mereka berpikiran alat-alatnya

saja rapih dan lengkap apalagi penampilan mereka pada saat

tampil nanti”. 11

Bukan saja dari alat-alat yang mereka kombinasikan, akan tetapi

lagu-lagu yang mereka bawakan juga merupakan kombinasi,

Kelompok musik Gambang Kromong ini mengkombinasikan lagu-

lagu tradisional dengan lagu-lagu modern yang mereka nyanyikan

pada setiap tampil, yaitu diawal penampilan mereka selalu

menampilkan lagu tradisional Betawi yang Pop dan Medleys dan itu

merupakan lagu wajib yang harus dinyanyikan pada setiap tampil,

setelah menyanyikan lagu tradisional Betawi, barulah setelah itu

secara bergantian para penyanyi dan penari dalam kelompok musik ini

menyanyikan lagu-lagu Gambang Kromong yang Modern salah

satunya Kincir-kincir.

11

Wawancara Pribadi Nurdin dan Nurdin Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Page 86: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

73

Dari perubahan-perubahan inilah sekarang banyak orang

mengenal gambang kromong yang merupakan kombinasi antra unsur

tradisional dan modern”.

Gambang kromong kombinasi inilah yang dapat memenuhi

semua keinginan penonton karena dapat membawakan jenis lagu dari

berbagai nada yaitu dari Disco Dangdut, Keroncong, Pop, bahkan

Gambus. Serta dari penampilan dan lagu-lagu yang mereka bawakan.

Pemain dalam kelompok musik ini juga mengalami perubahan.

Pemain dalam kelompok musik ini boleh dikatakan lengkap yaitu dari

yang tua sampai yang paling muda ada dalam kelompok musik ini,

dan secara tidak langsung pemain yang lebih tua menjadi guru bagi

pemain mudanya untuk menurunkan bakat yang mereka miliki.

Sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam mencari pelatih.

Oleh karena itu kemampuan pemain mudanya tidak perlu diragukan

lagi karena pemain-pemain muda ini sudah terlatih sejak dulu

sehingga kemampuan mereka dapat disamakan dengan pemain yang

terdahulu.

Dalam memilih pemain kelompok ini tidak begitu saja

menerima pemain, akan tetapi dalam mencari pemain ada tipe-tipenya,

diantaranya profesional, menguasai alat, dan nada. Hal ini juga

merupakan salah satu cara agar penonton tidak bosan ketika melihat

kelompok musik ini tampil.

Strategi atau perubahan yang dilakukan kelompok musik ini

bukan hanya dari alat-alat yang ditambah, lagu-lagu-lagu yang

Page 87: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

74

dirubah, dan pemain yang berasal dari berbagai kalangan saja, akan

tetapi dalam hal ini kostum juga merupakan salah satu strategi yang

digunakan kelompok ini untuk menarik perhatian penonton, seperti

yang dikatakan oleh Bapak Wiwih:

Pakean merupakan hal yang penting dalam pertunjukan

kesenian ini, dalam kesenian ini pemain laki-laki selalu

menggunakan kostum sadariah ( baju koko, celana bahan,

peci, sandal jepit, dan selendang atau sarung yang diletakkan

dileher), sedangkan penyanyi sekaligus penarinya memakai

kostum kebaya encim (kebaya, rok batik), dan kostum yang

digunakan oleh pimpinan kelompok musik ini adalah selalu

memakai kostum ujung serong (baju hitam-hitam dari atas

kebawah), itulah yang menjadi ciri khas dari kelompok musik

Mutika Forkabi dan menjadi sesuatu yang berbeda dengan

kelompok musik lainnya, walaupun masalah alat, tempat dan

waktu tampilnya sama. 12

3. Terbentuknya Nilai Ekonomi Dalam Gambang Kromong

Gambang Kromong merupakan salah satu kesenian dari sekian

banyak kesenian yang ada di Jakarta yang harus dipertahankan.

Berbagai cara dilakukan agar kesenian Betawi ini tetap bertahan

sampai sekarang, seperti menampilkan kesenian Betawi di berbagai

acara, seperti mengadakan perlombaan, pekan teater tradisional, atau

dengan cara menerbitkan berbagai buku tentang pelestarian dan

pengembangan kesenian tradisional Betawi. Akan tetapi zaman

berubah sangat pesat dan membuat semua orang berhaluan pada

sesuatu yang modern, sehingga kehadiran sesuatu yang tradisional

hanya dilihat dengan sebelah mata.

12

Wawancara pribadi dengan Wiwih Pada Tanggal 26 februari 2012.

Page 88: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

75

Oleh karena hal tersebut, semakin sedikitlah orang yang berniat

untuk melestarikan kebudayaan yang ada sejak dulu. Akan tetapi

beruntung masih ada orang yang memperhatikan nasib kesenian yang

ada walaupun hanya sedikit. Seperti pemain kelompok musik

Gambang Kromong Mustika Forkabi, pada umumnya sebagian besar

pemainnya adalah anak-anak muda. Anak-anak muda ini masih

memiliki kemauan untuk mempertahankan kesenian yang ada di

daerahnya khususnya pada kesenian Betawi.

Ketika ditanyakan apakah mereka tidak ada pekerjaan selain

main musik Gambang Kromong? pada umumnya mereka memiliki

pekerjaan selain bermain musik Gambang Kromong. Seperti yang

dikatakan oleh salah satu informan:

Saya tidak sepenuhnya menggantungkan hidup saya untuk

bermain musik Gambang Kromong, akan tetapi saya memiliki

pekerjaan selain ini yaitu sebagai supir Blue Bird, karena jika

saya menggantungkan hidup saya pada bermusik ini bagaimana

saya bisa menafkahi anak istri saya, karena hasil dari bermain

musik ini saja tidak seberapa. Saya bergabung dengan

kelompok musik ini boleh dibilang hanya sebagai sambilan,

karena tujuan utama saya itu hanya untuk melestarikan

kesenian Betawi karena saya keturunan Betawi, masa saya diem

aja kalo kesenian nenek moyang kita itu hilang.”13

Para pemain muda pun memiliki pekerjaan selain bermain musik

Gambang Kromong, ada yang bekerja sebagai Satpam, Pelayan Café,

bahkan ada juga yang masih sekolah. Ketika ditanyakan bagaimana

mereka mengatur waktu antara pekerjaan dan sekolah dengan bermain

13

Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Page 89: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

76

musik? Salah satu informan yang masih duduk dibangku sekolah

menjawab:

ya kalau waktunya sekolah ya sekolah, makanya saya ikut

bermain musik ini diwaktu libur aja, misalkan mainnya hari

sabtu atau minggu aja tapi kalau emang penting banget baru

saya ijin nggak sekolah, kan ada untungnya juga bisa dapet duit

kalo abis pentas lumayan lah buat jajan.”14

Begitu juga dengan Badrina yang merupakan salah satu

penyanyi sekaligus penari dalam kelompok musik Gambang

Kromong, ketika ditanyakan hal yang sama mengenai pembagian

waktu antara sekolah, dan bermain musik, ia menjawab:

Saya ikut maen kelompok ini kalo hari libur sekolah aja,

soalnya kalo saya maen pas hari sekolah saya nggak bakalan

diijinin sama ibu dan bapak saya, lagian juga kan sayang-

sayang kalo sampe bolos sekolah cuma karena pengen

manggung ntar yang ada malah ketinggalan pelajaran lagi.15

Pada zaman sekarang ini, tidak mudah untuk mencari pemain,

apalagi pemain dari generasi muda, dikarenakan generasi muda

sekarang kurang mengenal kesenian tradisional di daerah sendiri.

Itulah sebabnya, ketika ditanyakan pada pemain generasi muda yang

ada pada kelompok musik mengenai, mengapa mereka ikut bergabung

dalam kelompok musik ini, jawaban mereka hampir serupa:

yaa untuk melestarikan kesenian daerah ane lah, sekaligus buat

mengasah kemampuan ane dalam bermain musik, karena ane

kurang demen sama yang namanya musik-musik yang sekarang,

dan mungkin karena darah ane keturunan Betawi juga kali yah

ane jadi lebih suka sama musik daerah ane dan sekalian juga

14 Wawancara Pribadi dengan Milu Handoko, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

15 Wawancara Pribadi dengan Badrina, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Page 90: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

77

kan ada bayarannya setiap abis maen, yaa biarpun kaga

seberapa.”16

Begitu juga dengan Rifki, ketika ditanyakan mengapa ia ikut

bergabung dalam kelompok musik ini, Rifki menjawab:

Kalo saya mah gabung ama kelompok musik ini buat ngasah

bakat saya, soalnya saya udah belajar main nih musik lumayan

lama, diajarin juga ama H. Sanan. Kan sayang banget kalo

bakat yang saya punya nggak dikeluarin dan nggak ada

gunanya juga dong kalo saya punya bakat tapi nggak

ditunjukin.17

Menurut pengakuan dari beberapa pemain sekali pentas

perorang mendapatkan bayaran ± Rp. 100.000 s/d 150.000. Akan

tetapi bayaran pada setiap tampil itu tergantung pada siapa yang

nanggap atau yang menampilkan kelompok musik ini. Jika bayaran

dalam menampilkan Gambang Kromong ini disamaratakan, maka dari

mana kelompok musik ini mendapat tambahan untuk semua keperluan

yang menyangkut musik Gambang Kromong, dan untuk menambah

penghasilan bagi para pemain musik Gambang Kromong. Itulah

sebabnya biaya dalam menanggap Gambang Kromong ini ditentukan

pada siapakah yang menanggap. Seperti yang dituturkan oleh pemain

kalangan senior ketika ditanyakan Komarudin:

bayaran yang ane dapet tiap kali tampil kaga nentu, tergantung

ama siapa yang nanggep kite, kalo yang nanggep orang

sederhane paling gede Rp. 100.000 laen lagi kalo yang anggep

orang kaye, bisa lebih dari segitu jadi kagak nentu dan

terkadang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari mkanya

aye bekerja lain selain main music aye kerja sebagai supir taxi

16 Wawancara Pribadi dengan Fajar Maulana, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

17Wawancara Pribadi dengan Rifqi, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Page 91: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

78

soalnye kalo ane mengandalkan main music aja entar anak bini

aye mau diksih ape.18

Oleh karena penghasilan yang didapatkan oleh para pemain

pada umumnya ditentukan oleh siapa, dimana dan pada waktu apa

mereka dipanggil, akan tetapi jika yang menanggap mereka itu masih

kerabat dari pemain atau tetangga, mereka tidak dapat menentukan

harga dikarenakan tidak enak hati. Apabila yang menanggap mereka

orang yang memiliki kelebihan dari berbagai hal atau orang kaya,

mereka mematok harga atau menentukan harga yang harus dibayar

bagi penanggap. Semuanya itu bukan untuk keuntungan pribadi

pimpinan, akan tetapi untuk seluruh para pemain dalam kelompok

musik ini. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok musik Gambang

Kromong ini memiliki “ Nilai Ekonomi” tertentu.

Saat ini Gambang Kromong sering ada panggilan dari berbagai

acara baik itu pada acara hajatan, ulang tahun Jakarta dan secara rutin

tampil di Setu Babakan dan hal ini merupakan suatu nilai lebih bagi

kesenian Betawi, karena dengan banyak panggilan dari berbagai

tempat akan semakin mudahnya kelompok musik ini untuk tetap

menampilkan, melestarikan dan mengenalkan kepada masyarakat

tentang kesenian Betawi, serta untuk mempertahankan eksistensinya

dan bersaing dengan kesenian yang lain. Sehingga masyarakat dapat

mengenal dan menyenangi kesenian tradisional Betawi, dan berharap

18

Wawancara Pribadi dengan Qomarudin, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Page 92: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

79

kesenian ini bukan hanya disenangi oleh masyarakat dalam negeri saja

melainkan dapat dikenal oleh masyarakat luar negeri.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatakan bahwasanya

Setiap saat masyarakat selalu mengalami perubahan. Jika

dibandingkan apa yang tejadi saat ini dengan beberapa tahun yang

lalu. Begitu juga dengan suatu kebudayaan, Perubahan sosial yang

terjadi pada budaya bersifat linier atau berkembang menuju titik

tertentu, dapat direncanakan atau diarahkan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa

Teori Linier terbagi menjadi dua yaitu: Pertama, Teori Evolusi yaitu,

Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka

waktu lama. Dan kedua, Teori Revolusi yaitu, Perubahan sosial

menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung

secara drastis atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan

masyarakat (termasuk lembaga kemasyarakatan).

Berdasarkan uraian diatas, perubahan yang terjadi pada kesenian

tradisional Betawi ini, termasuk Perubahan sosial pada budaya yang

bersifat linier, termasuk pada perubahan sosial budaya yang

berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama, yaitu perubahan

sosial budaya dari masyarakat primitif, tradisional dan bersahaja

menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju secara bertahap.

Page 93: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

80

BAB V

KESIMPULAN

Masyarakat Betawi dengan seperangakat keseniannya senantiasa

dihadapkan dengan perubahan sosial. Keberadaan musik dan alat musik

modern dewasa ini merupakan perkembangan dari kemajuan kebudayaan

umat manusia. Akan tetapi, disatu sisi perkembangan ini telah

menyisihkan kesenian-kesenian tradisional. Hal ini terlihat mulai punah

dan kurang diliriknya kesenian tradisional Betawi seperti Gambang

Kromong oleh generasi muda. Padahal sebagai pewaris sejarah, generasi

mudah seharusnya bertindak dan bersikap untuk melestarikan kebudayaan

warisan leluhur mereka.

Kesenian Gambang Kromong yang banyak mendapat pengaruh dari

Tionghoa, Barat, Sunda, Jawa, Portugis, dan Arab. Hal semacam itu akan

tetap eksis apabila masyarakat tetap menampilkan dan menyuguhkannya

pada setiap perayaan. Sama halnya dengan seni musik Gambang

Kromong. Faktor-faktor pendukung musik ini tetap bertahan sampai

sekarang karena:

1. Adanya pembinaan dari Pemerintah DKI, dimana musik ini sudah

tidak dianggap sebagai musik ngamen saja, melainkan sudah

menjadi musik tradisional yang memiliki nilai budaya.

2. Adanya minat dari keturunan Betawi yang ingin tetap melestarikan

kesenian tradisional Betawi.

Page 94: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

81

Adapun strategi adaptasi yang dilakukan kelompok musik Gambang

Kromong untuk tetap bertahan, diantaranya:

1. Adanya regenerasi pemain dalam kelompok musik Gambang

Kromong yakni dari anak-anak, remaja, sampai yang tua.

Walaupun kemampuan pemain dari anak-anak dan remajanya

terbatas akan alat musik geseknya.

2. Adanya perubahan dalam musik Gambang Kromong dahulu hanya

dianggap sebagai musik ngamen sekarang menjadi musik hajatan

bahkan sudah menjadi suatu seni budaya musik yang harus

dipertahankan.

3. Adanya pembaharuan dalam musik Gambang Kromong, seperti

dalam penyajian lagu-lagu yang dinyanyikan pada saat tampil.

Disamping lagu tradisional Betawi akan tetapi lagu Betawi yang

modern pun dibawakan bahkan cenderung menyanyikan lagu-lagu

dangdut, disco Betawi, serta Medleys.

4. Adanya penambahan dalam alat-alat musik Gambang Kromong,

dahulu hanya menggunakan alat musik tehyan, kongahyan, sukong,

ningnong. Saat ini ditambah dengan alat musik seperti, gitar,

gendang, kecrek, bass, saksofon, dan drum.

5. Adanya peningkatan dalam nilai jual musik Gambang Komong,

sebagai musik tradisional khas Betawi. Buktinya pada setiap ada

tawaran main, mereka selalu bernegosiasi dengan harga yang

ditawarkan di penanggap.

Page 95: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

82

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek.

Jakarta: PT. Renika Cipta, 1998.

Abidin, Zaenal. Musik Dalam Tradisi Tasawuf: Studi Sama’ Dalam Tarekat

Mawlawiyah, Skripsi Jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushulluddin

dan Filafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Goodmen, Ritzer. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada, 2005.

Hamilton, Peter. Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar.

Yogyakarta: PT. Tiara Wacanayogya, 1990.

J. Lexi, Maleong. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1997.

K, Robert, Yin. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2004.

Kristi, E, Foerwandari. pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.

Jakarta: Psikologi UI,1998.

Leliweri, Alo. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogjakarta:

LkiS, 2003.

Nugroho, E. Adaptasi. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT.Delta

Pamungkas, 2004. jilid 1 A-AMYO.

.Musik. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 10 M-MYRDA.

Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 2004.

Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan

Disertasi. Jakarta: CEQDA ( Center for Quality Development ann

Assurance), 2007.

Paeni, Mukhlis. dkk. Sejarah Kebudayaan Seni Pertunjukkan dan Seni

Media. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Paul, Doyle, Johnson. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT.

Gramedia, 1986.

Suwarsono. Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi,

Dependensi, dan Sistem Dunia. Jakarta: LP3ES, 1994.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Rajawali Press, 1994.

Page 96: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

83

Saputra, Andi, Yahya dan Nurzain. Profil Seni Budaya Betawi. Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2009.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Saidi, Ridwan. Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat

Istiadatnya. Jakarta: PT. Gunara Kata, 1997.

.Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman. Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004.

Saripudin, Arip. “Strategi Pementasan Grup Musik Islami ‘ DEBU”

Sebagai Media Da’wah”. Skripsi S1 Fakultas Da’wah dan

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-

Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.

Website

Gambang Kromong, Betawi. Artikel diakses pada 6 Januari 2012 dari

http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/26/konser-karawitan-muda-

indonesiapada-festival-budaya-jakarta-2010.

Gambang Kromong. Artikel diakses pada 6 Januari 2012 dari

http://betawidijakarta.blogspot.com/2010/05/gambang-kromong.html.

Henna,” Mengapa musik adalah jalan yang terbaik untuk menjangkau

masyarakat”. Artikel diakses pada 2 Maret 2012 dari

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071209191029AA

lv6Dh.

Indrasadguna. “Sekilas Tentang Gambang Kromong”. Artikel diakses pada

13 Mei 2011 dari http://www.wikipedia.com.

Jali, Tabe. “ Tanjidor”. Tabloid Suara Forkabi : Aspiratif, Interaktif, dan

Kreatif. Edisi 23/TH.III/September 2010.

Miranti, Raras. “Strategi Adaptasi Kelompok Musik Tanjidor dalam

Menghadapi Perubahan. ” Tesis diakses pada 17 mei 2011 dari

http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2.

Sylviana, Murni. “Strategi Pengembangan Pusat Kesenian Jakarta Taman

Ismail Marzuki: Suatu Analisis Kelembagaan.” Tesis diakses pada 17

Mei 2011 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2.

Page 97: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

84

Paul, Doyle, Johnson. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT.

Gramedia, 1986.

Yvonne, Rr, Triyoga, Hoesodoningsih. ”Seni Pertunjukan Topeng Betawi

Kontinuitas dan Perubahannya. ” Tesis diakses pada 17 mei 2011 dari

http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2.

Wawancara

Wawancara pribadi dengan bpk Wiwih Sriwijaya, ketua kelompok musik

Gambang Kromong pada tanggal 26 Februari 2012.

Wawancara Pribadi dengan Fajar Maulana, Jakarta Timur, 25 Desember

2011.

Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta Timur, 25 Desember

2011.

Wawancara Pribadi dengan Liman Sagita, Jakarta Timur, 25 Desember

2011.

Wawancara Pribadi dengan Qomarudin, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Wawancara Pribadi dengan Lili, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Wawancara Pribadi dengan Milu Handoko, Jakarta Timur, 25 Desember

2011.

Wawancara Pribadi dengan Nurdin, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Wawancara Pribadi dengan Badrina, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Wawancara Pribadi dengan Rifki, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Wawancara Pribadi dengan Isun, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Wawancara Pribadi dengan Beni, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Wawancara Pribadi dengan Udin, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Wawancara Pribadi dengan Mila, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Wawancara Pribadi dengan Ani, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.

Page 98: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pedoman Wawancara Untuk Pemimpin

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap :

2. Umur :

3. Status :

4. Pekerjaan :

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Bagaimana asal-usul kesenian Gambang Kromong?

2. Unsur apa saja yang ada dalam kesenian Gambang Kromong?

3. Bagaimana cara bermain kesenian Gambang Kromong?

4. Bagaimana nada dalam kesenian Gambang Kromong?

5. Berapa jumlah alat musik Gambang Kromong?

Aspek Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Bagaimana asal-usul terbentuknya kelompok musik Gambang Kromong?

2. Apakah ada kriteria khusus untuk bergabung dalam Kelompok musik gambang

Kromong?

3. Berapa jumlah keseluruhan pemain musik Gambang Kromong?

4. Apakah alasan anda untuk tetap menampilkan musik gambang kromong?

5. Kapan kesenian gambang kromong tampil?

6. Lagu-lagu apa saja yang dinyanyikan pada setiap tampil?

7. Kostum seperti apa yang dipakai pada setiap tampil?

8. Apakah ada ritual khusus yang dilakukan pada setiap akan tampil?

9. Upaya seperti apa agar kesenian gambang kromong tetap bertahan?

10. Apa harapan anda kedepan untuk kesenian ini?

Aspek Waktu

1. Kapan kesenian ini tampil?

2. Dalam setahun kesenian ini sudah berapa kali tampil?

3. Dimana saja kesenian ini tampil?

4. Berapa lama kesenian ini tampil?

Page 99: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Ekonomi

1. Berapakah dana untuk menanggap musik gambang kromong?

2. Apakah dana untuk menanggap musik Gambang Kromong ditentukan pada siapakah

dan dari kalangan apa orang yang menanggap?

3. Berapakah penghasilan yang didapatkan perorang?

4. Kapankan pemain mendapat bayaran?

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

3. Apakah kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Page 100: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pedoman Wawancara Untuk Pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap :

2. Umur Anda Berapa :

3. Status Anda :

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat musik apa yang anda mainkan dalam kesenian Gambang Kromong?

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

3. Sudah berapa lama anda bergabung dengan kelompok musik kesenian Gambang

Kromong?

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

5. Apa tujuan anda masuk dalam kelompok kesenian Gambang Kromong?

6. Siapakah yang mengajarkan anda bermain alat musik Gambang Kromong?

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Aspek Perekonomian

1. Berapa penghasilan anda setiap kali pentas/tampil?

2. Apakah hasil dari bermain musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

4. Apakah anda mempunyai pekerjaan lain selain bermain Musik?

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

3. Apakah kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Page 101: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan Untuk Pemain

Aspek Latar Belakang

4. Nama Lengkap : Liman Sagita

5. Umur Anda Berapa : 46 Tahun

6. Alamat : Kelapa Dua Wetan

7. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

10. Alat musik apa yang anda mainkan dalam kesenian Gambang Kromong?

Jawab : alat yang ane maenin itu kecrek ama kemor.

11. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: selain kecrek ama kemor ane jadi pelawak ama Mc.

12. Sudah berapa lama anda bergabung dengan kelompok musik kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: Ane gabung ama kelompok musik ini udah 7 tahun, saking lamanya ane

bergabung, ane udah hafal ama semuanya seperti lagu-lagu yang dinyanyiin, nada-

nada yang ada dalam musik gambang kromong ane juga udah hafal.

13. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: soalnya ane lebih menguasai musik gambang kromong ketibang musik yang

yang laennya.

14. Apa tujuan anda masuk dalam kelompok kesenian Gambang Kromong?

Jawab: tujuan ane masuk kekelompok ini, supaya ane bisa melestarikan seni budaya

didaerah sendiri, trus sekalian memperkenalkan kemasyarakat tentang kesenian

gambang kromong asli dari Betawi.

15. Siapakah yang mengajarkan anda bermain alat musik Gambang Kromong?

Jawab: ane belajar nih alat sendiri kaga ade yang ngajarin, ane bisa soalnya ane rajin

baca buku, liat di tv abis itu ane praktekkin deh.

16. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: biasanya ane pake baju koko, celana bahan, peci, sandal jepit, terus sebagai

pelengkapnya sarung yang dilipet-lipet ditaro dileher.

17. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: ada sih

18. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: ya paling juga baca basmalah ama ngajak temen bercanda.

Page 102: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

6. Berapa penghasilan anda setiap kali pentas/tampil?

Jawab: penghasilan ane tiap kali tampil itu kaga nentu, ya pokoknya kurang lebih dari

Rp. 100.000- Rp. 150.000

7. Apakah hasil dari bermain musik ini dapat mencukupi kehidupan Anda?

Jawab: ya kaga

8. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: ya paling cari kerjaan yang laen

9. Apakah anda mempunyai pekerjaan lain selain bermain musik?

Jawab: ada

10. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: wiraswasta

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

6. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: ya nampilin nih kesenian pada tiap efen

7. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: banyak banget, ya salah satunye dengan cara meningkatkan kualitas pemain.

8. Apakah kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: bener itu.

9. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: faktor keprihatinan kite, soalnya anak muda sekarang udah hampir ngelupain

kesenian-kesenian yang ada didaerahnya makanye kite maju buat mempertahankan

kesenian yang ada.

10. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, kendalanya banyak, ya salah satunya faktor dari dana.

Page 103: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Fajar Maulana

2. Umur Anda Berapa : 14 Tahun

3. Status Anda : Pelajar

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat musik apa yang anda mainkan dalam kesenian Gambang Kromong?

Jawab : alat yang ane maenin kromong

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

3. Sudah berapa lama anda bergabung dengan kelompok musik kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: ane gabung udeh 1 tahun

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: ane bisa ja sih maen musik yang laen tapi ane pengen focus ama gambang

kromong aje biar kaga keteter nantinya.

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk dalam kelompok kesenian Gambang Kromong?

Jawab: ya pastinya untuk melestarikan kebudayaan Betawi dong

6. Siapakah yang mengajarkan anda bermain alat musik Gambang Kromong?

Jawab: yang ngajarin ane bang komarudin yang maen alat tehyan

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: baju yang ane pake koko, celana bahan, peci, sandal kulit ama sarung yang

dilipet-lipet abis itu ditaro dileher deh

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: ada tapi dikit sih

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: paling ngobrol ama temen

Page 104: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: Rp. 100.000-Rp. 150.000, lumayan lah buat jajan mah cukup

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: ya cukup lah, kana ne mah masih sekolah

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab; Ya paling ane minta ama nyak babeh dah

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada dong, sekolah

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: ya kaga ngapa-ngapain

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: ya harus bisa tampil diberbagai acara dong, biar orang pada tau

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: banyak sih, salah satunya pemainnya harus dari kalangan yang mude biar

orang yang liat juga kaga bosen.

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: yoi…

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: ya faktor anak mude sekarang lebih seneng ama yang modern makannya kite

pengen ngenalin ama anak mude sekarang bahwasanya kite juga punya kesenian

tradisional yang keren

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, susah nyari pemain dari kalangan mudanya

Page 105: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Rifqi

2. Umur Anda Berapa : 17 tahun

3. Status Anda : Pelajar

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda mainkan dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : tehyan

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: ane bisa maenin gendang ama kromong

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: tiga tahun

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: soalnya ane demen banget ama main musik gambang kromong

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: ya pastinya buat melestarikan kesenian musik gambang kromong biar kaga

ilang ditelan ama zaman

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: yang ngajarin ane H. Sanan

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: ya pastinya baju yang ane pake sama ama pemain yang laennya.

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: ya paling dibawa santai aja sih, ama ngobrol aja ama sesama pemain

Page 106: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: Rp. 100.000-Rp. 150.000, ya pengennya sih gede tapi kaga apa-apa lah

lumayan lah buat jajan sehari-hari

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: ya cukup lah, kan ane belum berkeluarga

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: kaga ada yang perlu dilakuin.

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada dong

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: sekolah

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: ya ditampilin trus setiap ada acara yang bersangkutan dengan Betawi

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: kita harus nampilin yang terbaik buat penonton supaya penonton terkesan dan

pengen trus nampilin kesenian ini

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: bener itu

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: supaya kesenian ini kaga punah, kan tau sendiri anak muda sekarang mah

jarang yang demennya ama yang modern istilahnya mah gaul gitu

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada pastinya, susah nyari pemain

Page 107: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Milu Handoko

2. Umur Anda Berapa : 19 Tahun

3. Status Anda : Pelajar

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : Gendang

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: Insya Allah sih semua alat ane bisa maenin

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: Tiga Tahun

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: soalnya saudara ane juga ikut maen Gambang Kromong

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: alasan ane buat melestarikan budaya Betawi

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: Bang Andi

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: baju yang ane pake sederhana, koko, celana item, peci, sandal jepit, ama

sarung deh ditaro di leher

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: paling ngobrol ama temen

Page 108: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: lumayan lah buat jajan, kadang Rp. 100.000 sampe Rp. 150.000

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: pastinya cukup

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: kaga ngapa-ngapain, soalnya kana ne masih pelajar

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada dong

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: sekolah

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: pastinya kita harus tampilin kesenian ini dimana-dimana dan kapan aja

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: harus tambah pemain yang muda supaya yang nonton kaga bosen

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: bener banget itu

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: soalnya semakin sedikit orang yang tau ama kesenian tradisional

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, soal alat tama pemainnya

Page 109: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Nurdin

2. Umur Anda Berapa : 47 Tahun

3. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : kemor

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: ane juga bisa maen alat musik Gong

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: 4 tahun

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: soalnya alat musik Gambang Kromong lebih komplit dari yang laen

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: seneng ama kesenian Betawi

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: H. Hasan

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: paling yang ane pake, pastinya seragam ama pemain yang laen

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: enggak ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: ngobrol aja ama pemain yang laen sambil ngopi

Page 110: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: hasil yang ddidapat tergantung siapa yang nanggep, kadang Rp. 100.000

kadang Rp.150.000 bisa juga lebih.

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: ya kaga, kan ane punya anak, bini

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: cari kerjaan laen

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: ya sebagai Wiraswasta

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: kita harus tetap tampilin kesenian ini

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: kita tambah semuanya dari pemain, lagu-lagu, alat-alat dan laen-laennya

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: iya, soalnya kan kita nggak mo kalo cuma penampilan kita ja yang diliat dari

cara kita maenin musik tapi juga kita mau orang itu liat kita dari cara berpakaian kita

yang rapih

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: karena semakin tertinggalnya kesenian tradisional

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahakan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, dari pemainnya susah dicari

Page 111: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Udin

2. Umur Anda Berapa : 27 tahun

3. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : ane sebagai Mc, ama Pelawak

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: ane juga bisa maen kecrek

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: 3 tahun

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: soalnya ane lebih seneng ama kesenian ini

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: buat melestarikan kebudayaan Betawi

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: otodidak atau belajar sendiri

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: kadang pake baju item-item

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: kita ngobrol aja ama temen

Page 112: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: bayaran yang didapat kurang lebih Rp. 100.000- Rp. 150.000

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: kaga cukup

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: cari sambilan

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: Wiraswasta

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: kita harus tampil secara rutin supaya orang seneng ama kesenian ini

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: kita harus menampilkan kesenian ini dengan wajah yang berbeda

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: bener banger itu

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: karena keprihatinan kita ama kondisi kesenian tradisional sekarang ini

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, dari alatnya susah dicari

Page 113: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Isun B

2. Umur Anda Berapa : 43 tahun

3. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : keyboard

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: tehyan juga ane bisa

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: ane gabung dah dari pertama kelompok ini didirikan kurang lebih udah 10

tahun

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: lebih seneng ama kesenian ini

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: pastinya buat melestarikan kesenian Betawi

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: yang ngajarin ane temen

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: sama aja ama pemain yang pastinya

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: udah kaga ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: berdoa aja

Page 114: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: hasil yang didapat sih kaga seberapa paling Rp.100.000 bisa juga lebih

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: kaga

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: cari kerjaan laen

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: pengemudi

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: kalo bisa mah setiap acara kita tampil

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: salah satu caranya dengan penampilan kita setiap kali pentas

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: iya

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: semakin terlupakannya kesenian tradisional makannya kita pengen terus

nampilin kesenian ini

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, kendalanya dari penggapnya udah jarang

Page 115: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Beni

2. Umur Anda Berapa : 30 tahun

3. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : ane maen gendang

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: tehyan

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: udah 5 tahun

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: soalnya temen ane juga termasuk pemain kesenian ini jadi ane ikut dah

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: buat melestarikan kesenian Betawi aja

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: tidak ada yang ngajari

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: baju koko, celana batik, peci, sandal jepit ama sarung yang dilipet-lipet trus

ditaro dileher deh

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: biasa aja

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: ngobrol aja

Page 116: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: pengennya sih gede pi kaga apa-apalah, Rp.100.000-Rp.150.000

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: kaga pastinya

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: cari pekerjaan yang tetap

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: dagang

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: kita adain perlombaan

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: kita tampilin pemain yang muda-muda biar penonton terpesona

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: bener

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: karna mirisnya liat keadaan kesenian Betawi sekarang ini yang semakin

terlupakan

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, paling banyak soal penanggapnya yang semakin kurang

Page 117: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Lili

2. Umur Anda Berapa : 54 tahun

3. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : Bass dan Gitar

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: hampi semuanya ane bisa

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: dari pertama kelompok ini dibangun pi kalo maen nih alat udah 20 tahun yang

lalu

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: karena bakat maen musik ane cuma ama musik Gambang Kromong aja

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: sama aja ama yang laennya pastinya buat melestarikan budaya Betawi supaya

kaga punah

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: ortodidak

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: kostum yang dipakai pastinya seragam yah ama pemain yang lain

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: tidak ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: santai aja dan dengan rasa percaya diri

Page 118: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: pastinya sama ama pemain yang laen kurang lebih Rp.100.000

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: pastinya kaga cukup

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: ya cari kerjaan laen

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada dong

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: Wiraswasta

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: kita tampilin yang berbeda dengan kesenian yang laennya

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: lagu yang kita bawain kita campur ama lagu modern biar penonton kaga bosen

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: iya

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: faktor makin berkurangnya orang yang tau akan kesenian musik tradisional

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, kendalanya dari pemain mudanya susah dicarinya soalnya anak muda

sekarang mah lebih suka ama musik Band

Page 119: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Qomarudin

2. Umur Anda Berapa : 25 tahun

3. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : tehyan

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: semua alat musik Gambang Kromong insyaallah bisa ane maenin

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: udah 4 tahun

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: kalo ane maen musik yang laen ane takut kaga konsen kalo kebanyakan maen

musik

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: sama aja ama pemain yang laen pastinya buat ngelestariin kesenian Betawi

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: yang ngajarin ane kebetulan kakek ane sendiri

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: pastinya seragam, kadang baju item-item, kadang baju koko ama celana batik

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: kadang-kadang ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: ngobrol aja ama temen

Page 120: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: bayaran yang ane dapet kadang Rp.100.000 kadang Rp.150.000

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: kaga lah, apalagi ane udah berkeluarga

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: ya cari kerjaan lagi

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: pengrajin

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: ane pengen nampilin kesenian pada setiap acara bukan cuma acara Betawi aja

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: kita kombinasiin lagu-lagu yang kita nyanyiin tiap kali tampil

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: bener banget tuh

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: faktor dari pemainnya yang semakin semangat buat terus nampilin kesenian

ini

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, soalnya kan segala sesuatu kaga selalu berjalan mulus, kendalanya dari

penontonnya yang semakin berkurang tapi soal itu kaga ngurangin semangat kita

dalam memainkan musik ini

Page 121: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Tinggal Malangga

2. Umur Anda Berapa : 48 tahun

3. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : ane kaga maenin alat tapi ane sebagai penyanyi, Mc, ama ngelawak

2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: kaga ada alat musik yang ane bisa

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: udah 7 tahun

4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong?

Jawab: soalnya ane lebih seneng ama kesenian ini tapi kadang-kadang ane juga tampil

kaga ama kelompok ini

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: soalnya ane kan keturunan dari anak Betawi jadi ane harus ikut, sekaligus

sebagai penerus budaya

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: ortodidak atau belajar sendiri

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: pastinya seragam dong ama pemein yan laen kalo beda kan jadi kaga kompak

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: nggak ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: berdoa aja sebelum tampil ama ngobrol aja ama sesame pemain

Page 122: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: setiap ane tampil bayarannya kaga tentu kadang Rp.100.000 kadang juga lebih

dari segitu

2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: nggak cukup

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan

anda?

Jawab: cari kerjaan laien makannya maen musik ini mah cuma buat sambilan aja

bukan kerjaan tetap

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik?

Jawab: ada

5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik?

Jawab: supir Blue Bird

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: setahun sekali kita adain perlombaan yang bersangkutan ama kesenian Betawi

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: menambahkan alat-alat musiknya dengan alat modern

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: iya tuh

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: sebagai keturunan Betawi pastinya kita harus melestarikan kesenian yang ada

biar kaga ilang

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, kurangnya dana yang kita perlukan kalo lagi mo pentas

Page 123: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Ani

2. Umur Anda Berapa : 25 tahun

3. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : say amah nggak maenin alat musik tapi saya sebagai penyanyi

2. Selain menyanyi dan menari apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: selain nyanyi ane sih bisa juga dikit-dikit mah maen Gong ama kecrek

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: udah 8 tahun

4. Mengapa anda lebih memilih menyanyi dan menari dalam Gambang Kromong?

Jawab: sebenernya sih ane tampil bukan ama kelompok musik ini aja sih tapi kadang

tampil sendiri

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: mengembangkan bakat saya sekaligus melestarikan kebudayaan Betawi

6. Siapakah yang Mengajarkan anda menyanyi dan menari?

Jawab: belajar sendiri

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: baju yang saya pake kebaya encim

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: dibawa asyik aja

Page 124: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: sebagai penyanyi pastinya penghasilan yang didapet sama aja ama pemain

musik yang laen

2. Apakah hasil dari menyanyi dan menari ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: ya cukup deh buat anak jajan

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari menyanyi dan menari ini tidak mencukupi

kebutuhan anda?

Jawab: nggak ada yang perlu dilakuin sih soalnya selain nyanyi saya cuma sebagai

ibu rumah tangga aja

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain menyanyi dan menari?

Jawab: ada

5. Apa pekerjaan anda selain menyanyi dan menari?

Jawab: ngurus keluarga

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: kita harus tampil dimana aja biar semua orang tau

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: salah satu strateginya adalah dengan cara mengkombinasikan semua yang

tradisional dengan yang modern

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: iya itu

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: disebabkan karena orang jarang yang tau ama kesenian tradisional yang ada

didaerahnya makannya kita tetep nampilin buat mengingatkan

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahankan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, kendalanya susah cari pemain buat pengganti kalo lagi berhalangan

pentas

Page 125: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Mila

2. Umur Anda Berapa : 23 tahun

3. Status Anda : Menikah

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : saya mah nyanyi

2. Selain menyanyi dan menari apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: alat yang gampang aja, kecrek ama gong

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: udah 8 tahun

4. Mengapa anda lebih memilih menyanyi dan menari dalam Gambang Kromong?

Jawab: soalnya saudara saya ikut ama kelompok ini

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: pastinya buat melestarikan kebudayaan Betawi dong

6. Siapakah yang Mengajarkan Anda menyanyi dan menari?

Jawab: sendiri soalnya saya sendiri hobinya nyanyi ama nari sih

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: kalo penarinya mah pake bajunya kebaya

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: ada tapi waktu pertamanya aja

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: bercanda aja ama dibawa semangat aja

Page 126: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: bayaran tiap kali tampil Rp.100.000-Rp.150.000

2. Apakah hasil dari menyanyi dan menari ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: ya nggak cukup sih

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari menyanyi dan menari ini tidak mencukupi

kebutuhan anda?

Jawab: ya nggak ada yang dilakuin soalnya kan yang cari nafkah mah laki saya, ini

mah Cuma sambilan aja

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain menyanyi dan menari?

Jawab: tentunya ada

5. Apa pekerjaan anda selain menyanyi dan menari?

Jawab: Ibu rumah tangga

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: tampilin kesenian ini kalo ada pameran-pameran apa aja yang ada

sangkutannya ama kesenian Betawi

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: lagu-lagu yang dinyanyiin selang seling, yang tradisional ama yang modern

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: tentu itu

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: kita pengen orang mengenal kesenian tradisional Betawi tapi yang udah

dicampur ama yang modern

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, repot banget kalo keparengan yang manggil itu jauh

Page 127: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan untuk pemain

Aspek Latar Belakang

1. Nama Lengkap : Badrina

2. Umur Anda Berapa : 15 tahun

3. Status Anda : Pelajar

Aspek Musik Gambang Kromong

1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab : saya mah nyanyi ama nari kak

2. Selain menyanyi dan menari apa lagi yang anda kuasai?

Jawab: nggak ada lagi selain menyanyi ama nari

3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang

Kromong?

Jawab: gabung ama kelompok ini baru 2 tahun

4. Mengapa anda lebih memilih menyanyi dan menari dalam musik Gambang

Kromong?

Jawab: saya sih nggak dikelompok ini aja tapi saya juga ikut ama sanggar tari yang

dipimpin emak Hj. Nori

5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: buat melestarikan kebudayaan Betawi

6. Siapakah yang Mengajarkan anda menyanyi dan menari?

Jawab: yang ngajarin saya cucunya emak Hj. Nori

7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil?

Jawab: kebaya

8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil?

Jawab: ada

9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang?

Jawab: dibawa rilex aja sih

Page 128: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Perekonomian

1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil?

Jawab: Rp. 100.000-Rp.150.000

2. Apakah hasil dari menyanyi dan menari ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda?

Jawab: cukup

3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari menyanyi dan menari ini tidak mencukupi

kebutuhan anda?

Jawab: ga ada

4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain menyanyi dan menari?

Jawab: ada dong kak

5. Apa pekerjaan anda selain menyanyi dan menari?

Jawab: sekolah

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: kalo bisa tampilin pada setiap ada hajatan

2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: mencari pemain mudanya, terus ama lagu-lagunya dah dicampur

3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: bener tuh kak

4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: faktor dari nasib kesenian Betawi padahalkan udah kewajiban kita sebagai

generasi penerus untuk tetap melestarikan kesenian leluhur kita supaya nggak ilang

5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada dah, penanggapnya masih sedikit

Page 129: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Pertanyaan Untuk Pemimpin

Aspek Latar Belakang

5. Nama Lengkap : Wiwih Sriwijaya

6. Umur : 48 tahun

7. Status : menikah

8. Pekerjaan : pegawai negeri sipil

Aspek Musik Gambang Kromong

6. Bagaimana Asal-Usul Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: gambang kromong mah kan dulu Cuma sebagai hibur semata yang dimaenin

kalo lagi nggak ada kerjaan, lebih tepatnya orang keturunan Tionghoa, sekarang mah

beda ama dulu gambang kromong udah jadi kesenian yang harus dipertahankan

sampai nanti.

7. Unsur Apa Saja yang Ada Dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: ya unsur pribumi ama unsur Tionghoa kan udah keliatan dari alat-alatnya

8. Bagaimana Cara Bermain Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: dalam maenin musik gambang kromong nggak ada

9. Bagaimana Nada dalam Kesenian Gambang Kromong?

Jawab: nada yang dipake dalam musik gambang kromong

10. Berapa Jumlah Alat Musik Gambang Kromong?

Jawab: 9 alat

Aspek Kelompok Musik Gambang Kromong

11. Bagaimana asal-usul terbentuknya kelompok musik Gambang Kromong?

Jawab: terbentuknya kelompok musik ini, berawal dari keprihatinan kita terhadap

kesenian tradisional yang banyak ditinggalin orang, ya sebagai keturunan Betawi

masa kita diam aja melihat kesenian tradisional kita udah mulai ilang makannya kita

serempak buat ngebentuk kelompok musik ini, maka pada tanggal 1 Oktober 2003

kelompok musik ini diresmiin.

12. Apakah ada kriteria khusus untuk bergabung dalam Kelompok musik gambang

Kromong?

Jawab: pastinya ada yah, pemain harus professional dalam segala hal, pemain juga

harus menguasai alat yang dimainkan, sama harus menguasai nadanya.

Page 130: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

13. Berapa jumlah keseluruhan pemain musik Gambang Kromong?

Jawab: jumlah keseluruhan pemain musik Gambang Kromong 15 orang, pemimpin

1(satu) orang, penyanyi sekaligus penari 3(tiga) orang, pemain alat 11(sebelas) orang.

14. Apakah alasan anda untuk tetap menampilkan musik gambang kromong?

Jawab: ingin melestraikan kesenian kalau perlu harus sampai go internasional

15. Kapan kesenian gambang kromong tampil?

Jawab: kalo sekarang mah tampil kapan aja, pada waktu ulang tahun Jakarta, Hajatan,

dan secara rutin kita tampil di Setu Babakan.

16. Lagu-lagu apa saja yang dinyanyikan pada setiap tampil?

Jawab: lagu yang biasa kita nyanyiin setiap tampil, awalnya lagu tradisional Betawi,

abis itu baru lagu Betawi yang modern. Dan lagu Betawi tradisional ini bagi kita lagu

wajib yang hrus kita nyanyiin pada awal penampilan kita.

17. Kostum seperti apa yang dipakai pada setiap tampil?

Jawab: kostum yang biasa kita pake itu, kalo dari pemain musik biasanya pake baju

koko, celana bahan, peci, sandal jepit ama sarung yang dilipet ditaro dileher. Kalo

dari penyanyi sekaligus penari itu pake baju kebaya encim. Trus kalo dari ane sendiri

biasanya ane pake baju ujung serong. Dan itu merupakan suatu perbedaan yang

membedakan kelompok musik kita sama kelompok musik laennya.

18. Apakah ada ritual khusus yang dilakukan pada setiap akan tampil?

Jawab: kalo ritual khusus sekarang mah dah kaga ada soalnya kan udah kemajuan

zaman. Laen ama dulu, dulu mah ada ritual khusus yang dilakuin setiap kali pentas,

yang mereka yakini kalo ritual ini kaga dilakuin akan terjadi sesuatu hal yang tidak

diinginkan baik itu dari pemain, penonton bahkan penganggap dengan cara salah satu

alat musik yaitu gong dikepul-kepulin asap kemenyan sebanyak 3 kali abis itu gong

dipukul 3 kali, barulah setelah itu kesenian ini boleh dimainkan.

19. Upaya seperti apa agar kesenian gambang kromong tetap bertahan?

Jawab: upaya yang kita lakuin itu banyak, terdiri dari alat-alat kita tambah ama yang

modern, lagu kita kombinasikan, pemain dari anak-anak ampe yang tua ada, ama

kostum yang kita pake itu merupakan cara kita buat tetap bertahan sampe sekarang.

20. Apa harapan anda kedepan untuk kesenian ini?

Jawab: harapannya nggak banyak, yang penting asalkan kesenian ini tetap maju aja.

Page 131: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Waktu

5. Kapan kesenian ini tampil?

Jawab: kita tampil nggak tentu, kalo da yang manggil kita buat tampil ya kita tampil.

6. Dalam setahun kesenian ini sudah berapa kali tampil?

Jawab: nggak tau deh berapa kali soalnya kaa ngitungin

7. Dimana saja kesenian ini tampil?

Jawab: kita tampil secara rutin di Taman mini Indonesia indah, Setu Babakan,

hajatan, hari ulang tahun Jakarta dan lain sebagainya

8. Berapa lama kesenian ini tampil?

Jawab: paling lama kita tampil itu 10 jam bisa juga lebih tapi kan kita kaga tampil

mulu pastinya ada waktu istirahatnya

Aspek Ekonomi

5. Berapakah dana untuk menanggap musik gambang kromong?

Jawab: tergantung dari Rp.1.500.000 bisa juga lebih dari segitu

6. Apakah dana untuk menanggap musik Gambang Kromong ditentukan pada siapakah

dan dari kalangan apa orang yang menanggap?

Jawab: iya, kalo yang nanggep kita masih keluarga/kerabat ya bisa dinegolah soal

harga tapi kalo yang nanggep orang kaya kita ngomong harganya segini dia mah

langsung mau aja kaga nawar lagi, mungkin gara-orang kaya kali yah.

7. Berapakah penghasilan yang didapatkan perorang?

Jawab: dalam pembagian hasil sih nggak dibeda-bedain, semuanya sama rata baik itu

yang tua atau yang muda tapi buat pemimpin yang dibedain, kan buat servis alat-alat

musiknya juga

8. Kapankan pemain mendapat bayaran?

Jawab: pemain dapat bayaran ya nanti kalo udah balik dari acara, kan ribet banget

kalo dibayarnya pas masih dilokasi lagian juga diliatnya kaga pantes banget

Page 132: STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG

Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong

6. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: Pengkaderan, memilih generasi dari yang tua sampe yang muda, dan dari

penampilan juga ada cirri khas tersendiri dari kelompok kesenian yang yang lain

7. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan?

Jawab: sama kaya upaya kita dalam mempertahankan kesenian ini yaitu dengan cara

pengkaderan dalam pemain, penambahan alat-alat, pengkombinasian lagu-lagu,

kostum yang kita pake harus menjadi cirri khas kita.

8. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian

Gambang Kromong?

Jawab: iya

9. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan?

Jawab: adanya pembinaan buat kesenian ini, dan adanya pemain dari generasi muda

yang menjadi kekuatan kita untuk tetap mempertahankan dan melestarikan kesenian

ini.

10. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?

Jawab: ada, dari pemain, ada beberapa alat musik yang sulit dimainkan karena

berbeda dengan alat yang lainnya.