Upload
achmad-taufiek-dforester
View
17
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Status Konservasi
Citation preview
Nama : AHMAD TAUFIK
Nim : M111 10 924
STATUS KONSERVASI
1. Kategori Status Konservasi IUCN
Kategori Status konservasi IUCN Red List merupakan kategori yang
digunakan oleh IUCN dalam melakukan klasifikasi terhadap spesies-spesies
berbagai makhluk hidup yang terancam kepunahan. Dari status konservasi ini,
kemudian IUCN mengeluarkan IUCN Red List of Threatened Species atau
disingkat IUCN Red List, yaitu daftar status kelangkaan suatu spesies. IUCN Red
List menetapkan kriteria untuk mengevaluasi status kelangkaan suatu spesies.
Kriteria ini relevan untuk semua spesies di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk
memperingatkan betapa pentingnya masalah konservasi kepada publik dan
pembuat kebijakan untuk menolong komunitas internasional dalam memperbaiki
status kelangkaan spesies.
Kategori Status Konservasi dalam IUCN Redlist, meliputi :
a. Extinct (EX; Punah) adalah status konservasi yang diberikan kepada
spesies maupun sub spesies yang dipastikan tidak ditemukan lagi di habitat
aslinya. Cukup sulit untuk menetapkan status EX, karena membutuhkan
klarifikasi dan konfirmasi dari banyak pihak untuk memastikan tidak ada
lagi spesies atau sub spesies yang terakhir. Terkadang membutuhkan
temuan atau bukti kerangka atau jasa terakhir untuk memastikan tidak ada
lagi spesies ataupun sub spesies yang tersisa di seluruh dunia.Contoh
satwa Indonesia yang telah punah diantaranya adalah; Harimau Jawa dan
Harimau Bali.
b. Extinct in the Wild (EW; Punah Di Alam Liar) adalah Status
konservasi yang menyatakan apabila spesies ataupun sub spesies tersebut
dipastikan tidak lagi ditemukan di habitat alaminya. Tetapi spesies tersebut
masih tersisa atau ditemukan di penangkaran di luar habitat alaminya.
Tempat penangkaran yang dimaksudkan biasanya berupa kebun binatang,
taman margasatwa, kebun raya, dan akuarium buatan.status konservasi
yang diberikan kepada spesies yang hanya diketahui berada di tempat
penangkaran atau di luar habitat alami mereka.
c. Critically Endangered (CR; Kritis) adalah status konservasi yang
diberikan kepada spesies yang menghadapi risiko kepunahan di waktu
dekat. Contoh satwa Indonesia yang berstatus kritis antara lain; Harimau
Sumatra, Badak Jawa, Badak Sumatera, Jalak Bali, Orangutan Sumatera,
Elang Jawa, Trulek Jawa, Rusa Bawean.
d. Endangered (EN; Genting atau Terancam) adalah yang menyatakan
status atas flora dan fauna yang sedang menghadapi risiko tinggi
kepunahan di alam liar atau habitat alaminya. Status tersebut setingkat
lebih rendah dibandingkan CR. Perbedaannya terletak pada indikasi-
indikasi atas kriteria kepunahan. Sekalipun demikian, keduanya diberikan
warna yang sama (merah) yang menandakan kondisinya berada dalam
kondisi risiko kepunahan. Contoh satwa Indonesia yang berstatus
Terancam antara lain; Banteng, Anoa, Mentok Rimba, Maleo, Tapir,
Trenggiling, Bekantan, dan Tarsius.
e. Vulnerable (VU; Rentan) adalah status konservasi yang diberikan kepada
spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu
yang akan datang. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara
lain; Kasuari, Merak Hijau, dan Kakak Tua Maluku.
f. Near Threatened (NT; Hampir Terancam) adalah status konservasi
yang diberikan kepada spesies yang mungkin berada dalam keadaan
terancam atau mendekati terancam kepunahan, meski tidak masuk ke
dalam status terancam.. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam
antara lain; Alap-alap Doria, Punai Sumba.
g. Least Concern (LC; Berisiko Rendah) adalah kategori IUCN yang
diberikan untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke dalam
kategori manapun. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam
antara lain; Ayam Hutan Merah, Ayam Hutan Hijau, dan Landak.
h. Data Deficient (DD; Informasi Kurang). Suatu taxon dinyatakan dalam
kondisi DD apabila diketahui adanya ketidakcukupan informasi yang
secara langsung maupun tidak langsung diperlukan untuk dikeluarkan
pendugaan atas kriteria risiko kepunahan berdasarkan distribusi dan/atau
status populasinya. Taksonomi dari flora dan fauna yang telah
terindentifikasi tidak selalu cukup untuk memberikan informasi mengenai
keberadaannya, termasuk peta penyebarannya, sehingga menyebabkan
terjadinya keraguan atas keberadaan flora dan fauna tersebut.
i. Not Evaluated (NE; Belum dievaluasi). Status konservasinya belum
dilakukan evaluasi berdasarkan terpenuhinya kriteria-kriteria status
konservasi yang berlaku menurut pedoman IUCN Red List. Dalam kasus
ini, bisa saja flora dan fauna yang dilaporkan terancam kepunahan tersebut
hanya ditemukan di beberapa wilayah tertentu. Belum diketahui
keberadaannya di wilayah lain.
2. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora)
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan internasional untuk spesies-spesies
flora dan satwa liar, merupakan suatu pakta perjanjian yang berlaku sejak tahun
1975. Fokus utama CITES adalah pada perlindungan spesies tumbuhan dan satwa
liar terhadap perdagangan internasional yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, yang mungkin akan membahayakan kelestarian tumbuhan dan satwa liar
tersebut.
Spesies-spesies satwa dan tumbuhan yang berada dalam pengawasan
CITES dikelompokkan dalam tiga kelompok yang dinamakan Apendiks I,
Apendiks II, dan Apendiks III. Penetapan daftar spesies perkelompok (Apendiks)
ditentukan berdasarkan konvensi dalam konferensi Para Pihak (COP). Tiga
apendiks dalam CITES yaitu :
Apendiks I : Daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang
dalam segala bentuk perdagangan internasional.
Apendiks II : Daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin
terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya
pengaturan.
Apendiks III : Daftar spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di negara
tertentu dalam batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat
peringkatnya bisa dinaikkan ke dalam Apendiks II atau Apendiks I.
Pembagian jenis flora berdasarkan keberadaannya.
1. Native/ Indiginest : Yaitu jenis flora yang keberadaannya di suatu
tempat merupakan tumbuhan asli tempat tersebut yang tumbuh tanpa
adanya campur tangan dari manusia.
2. Endemic : Yaitu jenis flora yang hanya ditemukan di suatu
tempat tertentu, tidak ditemukan di tempat lain.
3. Introduce : Yaitu jenis flora yang keberadaannya di suatu
tempat karena adanya campur tangan manusia.
4. Eksotik : Yaitu jenis tumbuhan yang mudah tumbuh di mana
saja, dan menginvasi suatu tempat yang menjadi tempat tumbuhnya.