21
Knowledge Management Static Loading Test With Anchoring System KNOWLEDGE MANAGEMENT “STATIC LOADING TEST WITH ANCHORING SYSTEM PADA BORE PILE” TANJUNG PRIOK ACCESS ROAD CONSTRUCTION PROJECT PHASE 2, PACKAGE 5, SECTION NS DIRECT 1

Static Loading Test Tanjung Priok Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PT Wijaya Karya Persero Tbk

Citation preview

CONSTRUCTION METHOD OF DRAINAGE WORK

Knowledge Management Static Loading Test With Anchoring SystemKNOWLEDGE MANAGEMENTSTATIC LOADING TEST WITH ANCHORING SYSTEM PADA BORE PILE

TANJUNG PRIOK ACCESS ROAD CONSTRUCTION PROJECTPHASE 2, PACKAGE 5, SECTION NS DIRECT

I. PENDAHULUANTanjung Priok Access Road Construction Project (Phase 2) Package 5 Section NS. Direct merupakan paket lanjutan dari proyek pembangunan jalan akses langsung dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan sambungan dari Simpang Jampea ke tol Pluit. Proyek ini mempunyai nilai kontrak awal Rp 280.675.948.629,00 (termasuk PPN) untuk kegiatan konstruksi jalan layang sepanjang 1,6 km (on/off Ramp).Jalan tol akses Tanjung Priok ini dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga yang mendapatkan dana pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Pelaksana utama pekerjaan tol akses ini adalah Tobishima-Wijaya Karya Joint Operation setelah melalui tender terbuka. Adapun pekerjaan proyek ini meliputi struktur utama jembatan (elevated road), pelebaran jalan arteri (widening).

Ramp way (Jembatan)

Jalan Arteri (Widening)

SF =3

Detail 1

Tipikal Cross Section

Pada pekerjaan struktur utama pondasi jembatan dimana pondasi pada proyek ini berupa bore pile pemilik proyek menetapkan persyaratan yang cukup tinggi dimana pondasi harus mampu menahan beban 300% dari beban rencana. Adapun beban rencana konstruksi jembatan ini adalah 600 ton maka untuk 300% beban adalah setara 1800 ton. Namun untuk mendapatkan hasil dari daya dukung pondasi guna memenuhi spesifikasi teknik konstruksi ini perlu dilakukan tes beban tetap (static loading test). Static loading test merupakan suatu tes beban statis yang diberikan terus menerus dengan siklus pembebanan tertentu ke bore pile sampai ke beban yang telah ditentukan. Terdapat dua metode untuk melakukan static loading ini antara lain : metode kentledge yaitu dengan menumpuk blok beton sebanyak beban yang ditentukan, pada proyek ini untuk mendapatkan beban 1800 ton di perlukan 750 unit blok beton dengan asumsi blok beton 1 m x 1 m x 1 m (1800 t / 2,4 t/m3/unit).Namun untuk pelaksanaanya terkendala akan sulitnya mendapatkan blok beton sehingga dibutuhkan waktu lebih untuk menyediakan blok beton sejumlah yang diperlukan. Selain itu, mengingat kondisi tanah titik yang hendak di tes merupakan bekas pembuangan sampah yang tanahnya cenderung labil akan meningkatkan resiko kecelakaan kerjanya.

Garbage mix soil unstableGambar : Static Loading Test Kentledge

Selain itu terdapat juga metode static loading test dengan stressing with anchoring system dimana pelaksanaannya dengan memanfaatkan gaya tarik bore pile lainnya untuk dijadikan beban tekan ke bore pile yang ingin diuji (F action= -F reaction). Untuk pelaksanaanya jauh lebih mudah dan lebih cepat dengan pemanfaatan angkur pada bore pile.

Test PileGambar : Static Loading Test With Anchoring SystemII. TUJUAN

Penerapan pelaksanaan static loading test with anchoring system bertujuan untuk meminimalisir resiko kecelakaan kerja dan jauh lebih feasible pada lokasi yang kondisi tanahnya cenderung labil. Adapun beberapa perbandingan dari metode dua metode ini yaitu:1. PeralatanMetode anchoring system alat yang dibutuhkan untuk pembebanan hanya pemanfatan angkur berbeda dengan metode kentledge yang memerlukan blok beton.2. Waktu PelaksanaanMetode anchoring systme peralatan yang dibutuhkan sangat mudah diatur sesuai yang dibutuhkan sehingga akan memangkas waktu pelaksanaan, sementara untuk metode kentledge untuk mendatangkan dan menyusun blok beton sejumlah yang dibutuhkan saja akan memakan waktu yang lama.3. Resiko kecelakaan kerjaPenerapan metode anchoring ini sangat kecil dibandingkan metode kentledge yang sangat bersiko terhadap blok beton yang guling akibat kondisi tanah yang unstable.4. Akurasi HasilHasil yang diperoleh dengan penerapan metode anchoring system akan lebih akurat dan detail dari siklus pembebanan yang diberikan ke bore pile sehingga diketahui settlement disetiap tahapan beban yang diberi per siklus sementara metode kentledge hanya diperoleh hasil akhir saja.5. BiayaBiaya penerapan metode anchoring system jauh lebih mahal dibandingkan penerapan metode kentledge sehingga dapat meningkatkan margin. Namun bila kita lihat dari sudut pandang manajemen resiko metode anchoring system jauh lebih murah biaya pelaksanaanya dibandingkan dengan metode kentledge.

Gambar : Kecelakaan Kerja Metode Kentledge Akibat Tanah Yang Tidak Stabil

III. LOKASI PELAKSANAAN

P12A

P16B

Gambar : Lokasi Proyek NS Direct Tanjung Priok Access Road

IV. PROPOSAL Static Loading Test With Anchoring System

Pelaksanaan pengetesan static loading tes pada proyek Access Road Tanjung Priok NS Direct ini dilakukan pada titik P12A dan P16B dimana P12A direncanakan sebagai unused pile yaitu beban akan terus diberikan sampai kondisi maksimal pile mampu menopang beban, sementara pada P16B adalah sebagai used pile dimana nanti pembebanan yang diberikan sampai ke kondisi optimal saja sehingga pile masih bisa dimanfaatkan untuk menopang beban layan yang direncanakan.

1. Spesifikasi Teknisa. Beban layan rencana 600 tonb. Bore pile memiliki beban layan 300% dari beban design

2. Flow Chart Static Loading Test With Anchoring Sytem

Quality ControlEvaluasi dan review designPreparation WorkDrilling pileSteel cage on laneInstall courrugated HDPEInstall strand, anchor pileInstall steel cagePouring concreteStressingStartSetup BeamJacking and ReadingFinish

3.1 Pelaksanaan Persiapan

3.1.1 Tulangan bore pile

Persiapan rangka baja untuk bore pile disetiap bagian perencanaan yang terdiri dari bagian atas tengah dan bawah akan di rangkai dengan sistem las. Pada bagian tersebut akan dipasang juga lifting lug yang berguna untuk memudahkan pengangkatan rangka baja ke titik yang sudah di bor.

3.1.2 Corrugated HDPE

Corrugated HDPE berguna untuk instalasi duck tendon pada bore pile yang nantinya dimanfaatkan untuk perletakan angkur. Adapun instalasi corrugated HDPE ini sendiri dengan cara memasukkannya ke dalam rangkaian baja bore pile di setiap sisi yang direncanakan kemudian di kencangkan ke rangakaian baja menggunakan kawat ikat.

3.1.3 Anchor Pile (Underground)Adapun angkur pile yang digunakan disini adalah angkur mati bertipe DSI MA 59 12 Z (12T12.7) yang ditanamkan di bagian bawah bore pile. Strand yang digunakan berdiameter 0,5 inch (12.7 mm) dimana setiap tendon terdiri dari 12 strand. Kemudian install u plate pada setiap strand dan kencangkan setiap strand dari u plate sejarak 700 mm. Setelah itu masukkan semua strand ke duck tendon yang sudah disiapkan sebelumnya dan tutup ujung duck tendon agar air semen tidak keluar.

Side view Dead Anchor Type DSI MA. 59 12 Z (12T12.7)

Angkur Tipe MA

3.1.4 Instalasi Tulangan Bore Pile

Angkat tulangan bore pile dengan crane dimana dikaitkan di beberapa titik yang sudah disipakan ketika pembesian dilakukan. Di setiap bagian pengait akan diletak rol untuk memudahkan pergerakan rangka baja dari posisi horizontal ke vertikal untuk dimasukkan ke dalam lubang pile.

Tailing for Lifting Long Steel Cage Lifting for Long Steel Cage

3.1.5 Pouring Concrete

Setelah bore pile selesai dengan angkurnya dicor, bagian ujung pile harus di potong dan disesuaikan dengan elevasi yang dibutuhkan untuk kemudian dilakukan caping menggunakan semen grout. Setelah itu dilakukan pengecoran tahap kedua untuk pengikat angkur pada ujung atas setebal 2 m x 2 m x 1 m, kemudian dilakukan stressing pile tahap satu dan grouting tendon. Strand yang lebih di biarkan untuk digunakan pada saat loading test.

Stage 2 (1000 mm)Stage 1

Test Pile

3.2 Pengaturan Beam

Perletakan H-beam adalah saling melintang. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut :1. Diperlukan temporary concrete footing untuk memudahkan pengaturan perletakan H-Beam. Concrete blok ini diletakan di ke empat sisi pile di atas plat setebal 100 mm untuk mencegah guling.2. Angkat H-Beam untuk diletakan tepat diantara bagian strand yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan bantuan crane. 3. Strand tersebut kemudian di masukkan ke dalam pipa baja diameter 300 mm.4. Pada bagian atasnya di gunakan plat baja dan beam kecil untuk mengunci strand atau pile dengan main beam agar bisa dilakukan stressing tahap kedua dengan P=45 ton sebagai persiapan loading test.

Main H-Beam

Steel Plate 100 mm

Temporary Footing

Gambar : Install H-Beam menggunakan Crane

Strand 0,5

Steel Plate & small bema

Gambar : Steel Plate dan Small Beam on Main H-Beam

Gambar : Stressing tahap dua P=45 ton

3.3 Compression Loading Tes Jacking & Reading

Setelah pemasangan H-Beam selesai dilakukan pemasangan peralatan lainya untuk pelaksanaan staic loading tes, antara lain dial gauge, hydraulic pump, manometer, reference beam, pelindung atau atap kerja dan lampu penerangan karena pengujian ini berlangsung hingga malam hari. Digunakan dua unit hydraulic pump berkapasitas 1000 ton per unitnya pada pile yang di uji. Kedua hiydraulic pump ini diletakkan di atas steel plate pada pile yang diuji agar distribusi beban ketika pengujian berlangsung merata. Setelah semua peralatan terpasang akan dilakukan pengujian sesuai prosedur kerja hingga beban yang diberikan mencapai 1800 ton. Untuk memastikan settlement dipasang 4 unit dial gauge pada test pile, 2 unit dial gauge dipasang pada main beam yang melintang terhadap beam acuan sehingga di dapat data dari etiap pergerakan pile baik ke arah x dan y (lateral movement) dan juga dipasang 4 unit dial gauge pada angkur pile guna meningkatkan akurasi hasil settlement.

Hydraulic pump kapasitas 1000 ton Dial gauge pada angkur pile

Reference Beam Covering

Pencatatan Penurunan Dial Gauge pergerakan lateral

Hydraulic Jack

3.4 Prosedur dan Pencatatan

Waktu, pembebanan dan settlement akan dicatat dalam setiap kondisi, baik ketika beban di tingkatkan maupun ketika beban diturunkan sesuai siklusnya. Adapun pencatatannya dilakukan adalah sebagai berikut :1. Ketika beban ditingkatkan sesuai siklusnya pencatatan settlement dilakukan selama 20 menit, terkecuali untuk peningkatan pembebanan sebelum beban puncak pencatatan dilakukan per jam atau settlement tidak lebih besar dari 0,25 mm/jam nya dan atau maksimal 2 jam. Pencatatan dilakukan dengan interval waktu 0-10-20-30-40-50-60 menit.2. Untuk penurunan pembebanan, pencatatan dilakukan selama 20 menit dengan interval waktu 0-10-20 menit, terkecuali penurunan beban setelah dari beban puncak maka pencatatannya dilakukan selama satu jam dengan interval waktu setiap 10 menitnya.3. Pembebanan puncak disetiap siklus harus dipertahankan selama satu jam dengan catatan penurunan kurang dari 0,25 mm/jam dan maksimal dua jam.4. Untuk pembebanan puncak 300% dari beban rencana pembebanan dipertahankan selama 12 jam dan settlement kurang dari 0,25 mm/jam dan maksimal 24 jam. Sama halnya dengan siklus sebelumnya pencatatan dilakukan setiap 10 menit.

Pier P 12 A (Unused Pile) Pier P 16 B (Used Pile)

Competent Person Area Only Pembacaan loading & settlement3.5 Quality Control

Pelaksanaan pengujian static loading test hanya membutuhkan waktu dua hari untuk setiap pile. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa pile sudah menunjukan kegagalan settlement yaitu penurunannya sudah mencapai angka 42,16 mm pada saat pembebanan mencapai 250%. Pembebanan tetap dilanjutkan dan diperoleh settlement sebesar 15% dari diameter pile yaitu senilai 181,32 mm sehingga pembebanan dihentikan.

Berdasarkan hasil tersebut pile tidak memenuhi spesifikasi teknis maka perlu dilakukan review desain bore pile. Setelah dilakukan perhitungan review untuk desain didapat bore pile harus ditambahkan kedalamannya hingga 0,4 D dari tanah dasar (konsultan).

TANJUNG PRIOK ACCESS ROAD CONSTRUCTION PROJECTPHASE 2, PACKAGE 5, SECTION NS DIRECT- 4 -