Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
UNIVERSITAS BINA
DARMA JL. AHMAD YANI NO 3 PALEMBANG
www.binadarma.ac.id
Kode
SM/UBD/SPM-01
DOKUMEN
STANDAR
STANDAR
PENJAMINAN MUTU
Universitas Bina Darma
Tanggal dikeluarkan September 2019
Revisi ke 2
STANDAR PENJAMINAN MUTU
UNIVERSITAS BINA DARMA
2019
DIREKTORAT PENJAMINAN MUTU Dan AKREDITASI
Gd. Utama Lt 2 Kampus Universitas Binadarma
Jl. A. Yani no 3 Palembang
Emai: [email protected]
2
3
DAFTAR ISI
ii
Daftar Isi iii
BAB I Ketentuan Umum 4
Kebijakan Mutu UBD 6
BAB II Standar Pendidikan 7
II.1 Standar kompetensi lulusan 8
II.2 Standar isi pembelajaran 11
II.3 Standar proses pembelajaran 13
II.4 Standar penilaian pembelajaran 18
II.5 Standar dosen dan tenaga kependidikan 22
II.6 Standar sarana dan prasarana pembelajaran 26
II.7 Standar pengelolaan pembelajaran 29
II.8 Standar pembiayaan pembelajaran. 31
BAB III Standar Penelitian 34
III.1 Standar hasil penelitian 35
III.2 Standar isi penelitian 37
III.3 Standar proses penelitian 38
III.4 Standar penilaian penelitian 39
III.5 Standar peneliti 41
III.6 Standar sarana dan prasarana penelitian 42
III.7 Standar pengelolaan penelitian 43
III.8 Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian 45
BAB IV Standar Pengabdian kepada Masyarakat 47
IV.1 Standar hasil pengabdian kepada masyarakat 48
IV.2 Standar isi pengabdian kepada masyarakat 49
IV.3 Standar proses pengabdian kepada masyarakat 51
IV.4 Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat 53
IV.5 Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat 55
IV.6 Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat 56
IV.7 Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat 58
IV.8 Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat 60
BAB V Standar Pembiayaan 63
BAB VI Standar Teknologi Informasi 68
BAB VII Standar Mahasiswa 77
BAB VIII Standar Kerjasama 80
BAB IX Standar Visi dan Misi 83
4
BAB I
Ketentuan Umum
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi bertujuan menjamin pemenuhan Standar
Pendidikan Tinggi secara sistemik dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya
mutu. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi berfungsi mengendalikan penyelenggaraan
pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi untuk mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu.
Penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan program yang penting dan wajib dilaksanakan oleh
semua institusi penyelenggara pendidikan tinggi berdasarkan Undang-undang No.20 tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Permenristek Dikti RI No. 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi. Pelaksanaan dan implementasi sistem penjaminan mutu merupakan
aspek yang menentukan untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi terdiri atas: Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI); dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dan dikembangkan oleh perguruan tinggi. SPME direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dan dikembangkan oleh BAN PT dan/atau LAM melalui akreditasi sesuai dengan
kewenangan masing-masing. Luaran penerapan SPMI oleh perguruan tinggi digunakan oleh BAN-
PT atau LAM untuk penetapan status dan peringkat terakreditasi perguruan tinggi atau progam studi.
Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia diatur pada Pasal 52 Undang-undang
No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan
Mendikbud No 49 tahun 2014. Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi merupakan kegiatan sistemik
untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan dan dilakukan
melalui proses penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar pendidikan
tinggi.
Secara umum yang dimaksud dengan penjaminan mutu adalah proses penetapan dan
pemenuhan standar pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan sehingga konsumen, produsen
dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Di level perguruan tinggi, penjaminan
mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan pendidikan tinggi secara
konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh kepuasan.
Standar mutu UBD dirumuskan dan ditetapkan dengan mengacu pada visi perguruan tinggi
(secara deduktif) dan kebutuhan stakeholders (secara induktif) yang dirumuskan secara spesifik dan
terukur . Standar mutu ini akan menjadi acuan dalam proses pelaksanaan tugas dan pengelolaan UBD
sebagai sebuah institusi perguruan tinggi. Untuk itu pengembangan standar mutu akan terus
dilakukan dan ditingkatkan secara berkelanjutan sejalan dengan peningkatan capaian pada standar
mutu tersebut.
5
Komponen yang menjadi jaminan mutu UBD ditetapkan sebagai Standar Mutu Universitas
Bina Darma. Standar mutu ditetapkan UBD dengan berpedoman pada Permenristek Dikti RI No. 44
tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Standar mutu yang ditetapkan merupakan
hasil mutu kumulatif dari semua kegiatan yang terencana, yang meliputi unsur masukan, proses dan
keluaran dari sistem pendidikan. Standar mutu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal UBD
mencakup komponen-komponen yang mencerminkan tingkat efektivitas dan efisiensi pengelolaan
pendidikan tinggi yang bermutu.
Komponen yang tercakup dalam standar mutu untuk menerapkan Sistem Penjaminan Mutu
Internal di UBD adalah:
I. Ketentuan Umum
II. Standar Pendidikan yang memuat :
Standar Pendidikan yang terdiri dari:
(1) Standar kompetensi lulusan;
(2) Standar isi pembelajaran;
(3) Standar proses pembelajaran;
(4) Standar penilaian pembelajaran;
(5) Standar dosen dan tenaga kependidikan;
(6) Standar sarana dan prasarana pembelajaran;
(7) Standar pengelolaan pembelajaran; dan
(8) Standar pembiayaan pembelajaran.
III. Standar Penelitian yang terdiri dari:
(1) Standar hasil penelitian;
(2) Standar isi penelitian;
(3) Standar proses penelitian;
(4) Standar penilaian penelitian;
(5) Standar peneliti;
(6) Standar sarana dan prasarana penelitian;
(7) Standar pengelolaan penelitian; dan
(8) Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian
IV. Standar Pengabdian kepada Masyarakat yang terdiri dari:
(1) Standar hasil pengabdian kepada masyarakat;
(2) Standar isi pengabdian kepada masyarakat;
(3) Standar proses pengabdian kepada masyarakat;
(4) Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat;
(5) Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;
(6) Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat;
(7) Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan
(8) Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.
V. Standar Pembiayaan
VI. Standar Teknologi Informasi
VII. Standar Mahasiswa
VIII. Standar Kerjasama
IX. Standar Visi dan Misi
6
Kebijakan Mutu UBD
Universitas Bina Darma mempunyai komitmen yang kuat untuk mengelola pelaksanaan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan mutu yang unggul, sehingga menghasilkan
lulusan yang bermutu dan berdaya saing dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Universitas Bina Darma dikelola dengan memenuhi kebutuhan mahasiswa, orang tua dan masyarakat
serta organisasi pengguna lulusan dengan mengacu pada peraturan dan undang-undang pendidikan
nasional.
Universitas Bina Darma berkomitmen untuk
(1) Mempunyai tingkat akreditasi terbaik
(2) Meningkatkan indek kepuasan stakeholder
(3) Meningkatkan produktifitas dan mutu lulusan.
Seluruh karyawan baik akademik maupun non akademik bersama seluruh pimpinan Universitas Bina
Darma bertekad untuk selalu turut dalam penyempurnaan kinerja Universitas secara aktif dan
berkelanjutan.
7
BAB II
STANDAR
PENDIDIKAN
8
1. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Nama Standar Standar Kompetensi Lulusan
Definisi Istilah Standar ini disusun untuk memenuhi kriteria lulusan yang merupakan capaian
pembelajaran minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup aspek, sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dinyatakan dalam
rumusan kompetensi/capaian pembelajaran lulusan.
Rasional Standar ini dibuat agar mampu mengakomodasi kebutuhan lulusan yang
sesuai dengan ekspektasi stakeholders baik dari kalangan profesi, pengguna
lulusan ataupun masyarakat umum.
Pernyataan isi Standar 1. Standar kompetensi lulusan minimum yang dicapai di Universitas Bina
Darma (UBD) mengacu deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI
dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.
2. Standar kompetensi lulusan yang harus dicapai lulusan UBD minimum
harus memiliki aspek :
a. Sikap, yang merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai
hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang
tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses
pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau
pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
b. Pengetahuan, yang merupakan penguasaan konsep, teori,
metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis
yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran,
pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian
kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
c. Keterampilan yang merupakan kemampuan melakukan unjuk
kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan,
dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran,
pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian
kepada masyarakat yang terkait pembelajaran, mencakup:
keterampilan umum dan keterampilan khusus.
3. Standar keterampilan umum lulusan pendidikan profesional pada
Program Diploma Tiga (D-3) sesuai dengan capaian pembelajaran pada
KKNI level 5 .
4. Standar keterampilan umum lulusan pendidikan akademik Program
Sarjana (S-1) sesuai dengan capaian pembelajaran pada KKNI level 6.
5. Standar keterampilan umum lulusan pendidikan akademik Program
Magister (S-2) sesuai dengan capaian pembelajaran pada KKNI level 8.
6. Standar keterampilan umum lulusan pendidikan akademik Program
Doktor (S-3) sesuai dengan capaian pembelajaran pada KKNI level 9.
7. Standar keterampilan khusus merupakan kemampuan kerja khusus yang
wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan
program studi dengan bentuk Sertifikat Kompetensi Nasional dan atau
Sertifikat Keahlian dan atau Sertifikat Kompetensi Internasional.
8. Program studi wajib memberikan Surat Keterangan Pendamping Ijazah
(SKPI) kepada lulusan untuk menjelaskan kompetensi lulusan.
9. Program studi jenjang diploma dan sarjana wajib memberikan
pengalaman kerja kepada mahasiswa sebelum menyelesaikan pendidikan
dalam bentuk pemagangan atau pelatihan kerja atau kerja praktik atau
praktik kerja lapangan atau kuliah kerja lapangan.
Strategi 1. Ketua program studi wajib memiliki standar kompetensi lulusan sesuai
dengan kompetensi masing-masing program studi yang mengacu kepada
KKNI.
9
2. Dalam menyusun kompetensi lulusan juga mempertimbangkan masukan
dari stakeholders (industri, pemerintah, akademisi).
3. Ketua program studi perlu membina hubungan dengan organisasi profesi,
alumni, pemerintah, dunia usaha.
4. Program studi menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi yang berkaitan
dengan proses pembelajaran dan kompetensi.
Indikator 1. Persentase lulusan bersertifikat kompetensi dan atau profesi
sebesar 30%
2. Jumlah mahasiswa berwirausaha sebesar 3%
Metodology Cara Mengukur Indikator 1:
(Jumlah peserta lulus uji kompetensi/jumlah peserta uji kompetensi)x100%
Definisi Indikator 1: Persentase lulusan bersertifikat kompetensi
dan/atau bersertifikat profesi merupakan indikator untuk mengukur
lulusan perguruan tinggi yang lulus uji kompetensi dan/atau profesi
yang diselenggarakan oleh panitia nasional yang ditetapkan oleh
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, organisasi
profesi, dan lembaga sertifikasi yang terakreditasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan sertifikat
kompetensi dan/atau sertifikat profesi yang terstandar, lulusan
perguruan tinggi Indonesia memiliki daya saing untuk masuk dalam
pasar kerja nasional, regional, maupun internasional.
Cara Mengukur Indikator 2:
Jumlah mahasiswa yang mengembangkan wirausaha secara mandiri.
Definisi Indikator 2: Jumlah mahasiswa berwirausaha merupakan
indikator untuk mengukur minat dan jiwa mahasiswa dalam
berwirausaha dengan mengembangkan wirausaha secara mandiri.
Untuk meningkatkan daya saing bangsa perlu ditumbuhkan semangat
dan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa agar kelak bisa
menjadi kelompok orang yang menciptakan lapangan pekerjaan (job
creator) dan bukan hanya sekedar pencari pekerjaan (job seeker).
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Wakil Rektor Artika
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun
2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
5. PP Nomor 8 tahun 2012 tentang KKNI
6. Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan KKNI
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
10
- Dokumen Kurikulum
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
11
2. STANDAR ISI PEMBELAJARAN
Nama Standar Standar Isi Pembelajaran
Definisi Istilah Standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan
keluasan materi pembelajaran. Mencakup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar ini mencakup standar pengembangan kurikulum dan isi
kurikulum.
Rasional Standar ini merupakan kriteria minimal bahan kajian sesuai dengan capaian
pembelajaran yang dituangkan dalam kurikulum yang harus dipenuhi oleh
lulusan pendidikan tinggi.
Pernyataan isi Standar 1. Kurikulum program studi dikembangkan melalui tahapan perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan, evaluasi dan penyempurnaan secara
berkala dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
2. Program studi melakukan peninjauan kurikulum setiap 2 (dua) tahun.
3. Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam angka (1) merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan bahan kajian, serta metode
pembelajaran, yang dilaksanakan dan digunakan untuk memenuhi
capaian pembelajaran program studi.
4. Kurikulum ditetapkan dengan menggunakan Sistem Kredit Semester atau
SKS.
5. Kurikulum program studi disusun dalam 2 (dua) semester per tahun.
6. Semester merupakan satuan waktu efektif kegiatan pembelajaran dengan
jumlah 16 minggu.
7. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran dalam kurikulum mengacu
pada capaian pembelajaran lulusan, bersifat kumulatif dan/atau integratif
dan dituangkan dalam bahan kajian terstruktur dalam bentuk mata kuliah.
8. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana
dimaksud dalam angka (7) untuk setiap program pendidikan, dirumuskan
dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari
KKNI.
9. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana
dimaksud pada angka (7) sebagai berikut:
a. lulusan program diploma tiga paling sedikit menguasai konsep
teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara
umum;
b. sarjana paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang
pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum dan konsep
teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan
keterampilan tersebut secara mendalam;
c. lulusan program magister dan magister terapan paling sedikit
menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan
tertentu;dan
d. lulusan program doktor dan doktor terapan paling sedikit
menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan
keterampilan tertentu.
Strategi 1. Ketua program studi wajib memiliki standar kompetensi lulusan sesuai
dengan kompetensi masing-masing program studi yang mengacu kepada
KKNI. Capaian pembelajaran per mata kuliah dituangkan dalam
Kurikulum dan diturunkan dalam Rencana Pembelajaran Semester
(RPS).
2. Ketua program studi perlu memastikan kemutahiran RPS yang berjalan .
3. Program studi menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi yang berkaitan
12
dengan proses pembelajaran dan kompetensi.
4. Dalam penyusunan kurikulum juga mempertimbangkan masukan dari
stakeholders (industri, masyarakat, pemerintah).
Indikator Persentase Lulusan Perguruan Tinggi yang Langsung Bekerja sesuai
bidang sebesar 5%
Metodology Cara mengukur :
(Jumlah lulusan bekerja dengan masa tunggu 6 bulan/ jml lulusan dalam
laporan tracer study PTN periode TS-2)x 100%
Definisi: Persentase lulusan langsung bekerja merupakan indikator untuk
mengukur lulusan yang memperoleh pekerjaan dengan masa tunggu kurang 6
(enam) bulan berdasarkan Laporan Tracer Study (TS) Perguruan Tinggi
terhadap lulusan yang lulus 2 (dua) tahun sebelum pelaksanaan Tracer Study
(periode TS-2).
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Wakil Rektor Artika
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
- Direktorat Akademik
- Pusat Pengelolaan Pembelajaran
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
7. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun
2015
3. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
4. PP Nomor 8 tahun 2012 tentang KKNI
5. Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan KKNI
Dokumen Terkait - Dokumen Kurikulum
- Dokumen RPS
- Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
13
3. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
Nama Standar Standar Proses Pembelajaran
Definisi Istilah 1. Standar Proses Pembelajaran adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan.
2. Student Centered Learning (SCL) adalah pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa
3. Proses perubahan yang dialami mahasiswa dalam pembelajaran :
a. Ranah kognitif (learning to know) : kemampuan yang berkenaan dengan
pengetahuan, penalaran, atau pikiran, b. Ranah afektif (learning to be ) : kemampuan yang mengutamakan perasaan,
emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran, c. Ranah psikomotorik (learning to do) : kemampuan yang mengutamakan
ketrampilan jasmani, d. Ranah kooperatif (learning to live together) : kemampuan untuk
bekerjasama. 4. Stakeholder (pengguna lulusan), adalah dari sektor industri atau produksi,
masyarakat luas, pemerintah maupun kalangan perguruan tinggi sendiri.
5. RPS adalah Rencana Pembelajaran Semester
6. SKS adalah Satuan Kredit Semester
Rasional Tujuan standar ini adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan
di Universitas Bina Darma. Standar proses pembelajaran merupakan kriteria
minimal proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar, sehingga terjadi pengembangan pengetahuan, peningkatan
keterampilan, dan pembentukan sikap untuk memenuhi capaian pembelajaran.
Pernyataan isi Standar 1. Standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan
pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran
lulusan.
2. Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
a. karakteristik proses pembelajaran; b. perencanaan proses pembelajaran; c. pelaksanaan proses pembelajaran; dan d. beban belajar mahasiswa.
3. Karakteristik proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf
a terdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik,
efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa
(a). Interaktif sebagaimana dimaksud pada butir 3 menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua
arah antara mahasiswa dan dosen.
(b) Holistik sebagaimana dimaksud pada butir 3 menyatakan bahwa proses
pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan
luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun
nasional.
(c) Integratif sebagaimana dimaksud pada butir 3 menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi
untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam
satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.
(d) Saintifik sebagaimana dimaksud pada butir 3 menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang
mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik
yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.
(e) Kontekstual sebagaimana dimaksud pada butir 3 menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan
dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah
keahliannya.
14
(f) Tematik sebagaimana dimaksud pada butir 3 menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan
dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan
permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin
(g) Efektif sebagaimana dimaksud pada butir 3 menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan
internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum.
(h) Kolaboratif sebagaimana dimaksud pada butir 3 menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama yang
melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan
kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
(i) Berpusat pada mahasiswa sebagaimana dimaksud pada butir 3 menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran
yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari
dan menemukan pengetahuan.
4. Standar perencanaan proses pembelajaran dimana
a. Dekan, Ketua Program Studi dan Direktorat Akademik menetapkan:
1) Rencana pembelajaran semester 2) Jadual dan tempat kuliah 3) Perwalian akademik 4) Jadual registrasi mata kuliah (rencana studi) oleh mahasiswa 5) Bagi dosen harus merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan
capaian pembelajaran yang ditetapkan program studi b. Rencana pembelajaran semester (RPS) paling sedikit memuat: nama
program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen
pengampu; capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata
kuliah; kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran
untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan; bahan kajian yang terkait
dengan kemampuan yang akan dicapai; metode pembelajaran; waktu yang
disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;
pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas
yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester; kriteria,
indikator, dan bobot penilaian; dan daftar referensi yang digunakan.
c. RPS disusun oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok
keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam
program studi dan wajib ditinjau serta disesuaikan secara berkala dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. RPS dietujui oleh ketua program studi dan disahkan oleh dekan.
5. Standar pelaksanaan proses pembelajaran dimana
a. Dekan, Ketua Program Studi menetapkan:
1. Beban mengajar maksimal per dosen.
2. Rasio maksimal jumlah mahasiswa untuk setiap dosen
3. Jumlah maksimal mahasiswa per kelas,
4. Prasarana dan sarana perkuliahan.
b. Proses pembelajaran yang diterapan di setiap program studi pada dasarnya
adalah pendekatan terhadap konsep student centered learning. Luaran
yang menjadi ukuran keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaan adalah
capaian pembelajaran yang telah ditetapkan yang mencakup (1) capaian
sikap, (2) capaian ketrampilan umum, (3) capaian pengetahuan dan, (4)
Capaian Ketrampilan Khusus sesuai dengan level KKNI. Program
D3 mencapai Level 5,
D4 dan S1 mencapai level 6,
S2 mencapai Level 8.,
S3 mencapai Level 9
c. Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk interaksi
antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar
tertentu. Proses pembelajaran di setiap mata kuliah dilaksanakan sesuai
RPS
15
d. Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan
metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah
untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah
dalam rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
e. Bentuk pembelajaran berupa kuliah, responsi dan tutorial, seminar dan
praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan;
f. Bentuk pembelajaran untuk program sarjana wajib ditambah bentuk
pembelajaran berupa penelitian, perancangan, atau pengembangan. Proses
pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa wajib mengacu
pada Standar Nasional Penelitian. Bentuk pembelajaran berupa penelitian,
perancangan, atau pengembangan merupakan kegiatan mahasiswa di
bawah bimbingan dosen dalam rangka pengembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman otentik, serta meningkatkan kesejahteran
masyarakat dan daya saing bangsa.
g. Bentuk pembelajaran program sarjana wajib ditambah bentuk
pembelajaran berupa pengabdian kepada masyarakat. Bentuk
pembelajaran berupa pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan
mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam rangka memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Proses pembelajaran yang terkait
dengan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa wajib mengacu
pada Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.
h. Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran Satuan Kredit
Semester (SKS). Semester merupakan satuan waktu proses pembelajaran
efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian
tengah semester dan ujian akhir semester. 1 (satu) tahun akademik terdiri
atas 2 (dua) semester dan dapat menyelenggarakan semester antara.
i. Semester antara diselenggarakan:
a. selama paling sedikit 8 (delapan) minggu;
b. beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (sembilan) sks;
c. semester antara dapat diselenggarakan dalam bentuk perkuliahan, tatap
muka paling sedikit 16 (enam belas) kali termasuk ujian tengah
semester antara dan ujian akhir semester antara.
j. Masa dan beban belajar penyelenggaraan program pendidikan :
a. untuk program diploma tiga paling lama 5 (lima) tahun akademik,
dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 108 (seratus delapan)
sks;
b. untuk program sarjana paling lama 7 (tujuh) tahun akademik, dengan
beban belajar mahasiswa paling sedikit 144 (seratus empat puluh
empat) sks; paling lama 4 (empat) tahun akademik
c. untuk program magister, program magister terapan, setelah
menyelesaikan program sarjana, atau diploma empat/sarjana terapan,
dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 36 (tiga puluh enam)
sks; paling lama 7 (tujuh) tahun akademik
d. untuk program doktor, program doktor terapan, setelah menyelesaikan
program magister, program magister terapan, atau program spesialis,
dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 42 (empat puluh dua)
sks
6. 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial,
terdiri atas:
a. kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester;
b. kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester; dan
c. kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester
7. 1(satu) sks pada proses pembelajaran berupa seminar atau bentuk lain yang
sejenis, terdiri atas:
a. Kegiatan tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per semester; dan
b. Kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester.
8. 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktik studio,
praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
16
dan/atau proses pembelajaran lain yang sejenis, 170 (seratus tujuh puluh)
menit per minggu per semester.
9. Beban belajar mahasiswa program diploma tiga, program diploma
empat/sarjana terapan, dan program sarjana yang berprestasi akademik tinggi,
setelah 2 (dua) semester pada tahun akademik yang pertama dapat mengambil
maksimum 24 (dua puluh empat) sks per semester pada semester berikut.
10. Mahasiswa program magister, program magister terapan, atau program yang
setara yang berprestasi akademik tinggi dapat melanjutkan ke program doktor
atau program doktor terapan, setelah paling sedikit 2 (dua) semester mengikuti
program magister atau program magister terapan, tanpa harus lulus terlebih
dahulu dari program magister atau program magister terapan tersebut.
11. Mahasiswa program magister atau program magister terapan yang
melanjutkan ke program doktor atau program doktor terapan sebagaimana
dimaksud pada butir 10 harus menyelesaikan program magister atau program
magister terapan sebelum menyelesaikan program doktor.
12. Mahasiswa berprestasi akademik tinggi sebagaimana dimaksud pada butir 9
merupakan mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi semester (IPS) lebih
besar dari 3,00 (tiga koma nol nol) dan memenuhi etika akademik.
13. Mahasiswa berprestasi akademik tinggi sebagaimana dimaksud pada butir 10
merupakan mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi semester (IPS) lebih
besar dari 3,50 (tiga koma lima nol) dan memenuhi etika akademik.
14. Setiap matakuliah wajib dilengkapi dengan media pembelajaran elektronik
berupa bahan ajar digital dan multimedia yang dapat diakses secara daring.
15. Standar Proses Pembelajaran daring :
a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara daring dilaksanakan
sebanyak 7 kali atau maksimum 50% pertemuan persemester
untuk setiap matakuliah yang dimuat dalam RPS.
b. Struktur penyajian matakuliah daring terdiri dari :
1. Deskripsi Matakuliah
2. Babak/Pokok Bahasan
I. Pendahuluan
II. Penyajian
III. Penutup
3. Evaluasi Mandiri
4. Daftar Pustaka
5. Senarai/glosari
c. Setiap babak/pokok bahasan/pertemuan matakuliah daring
memuat 4 (empat) komponen yang wajib dilaksanakan dan dapat
dihitung sebagai kehadiran dosen mengajar:
1. Materi ajar/ bahan ajar
2. Forum diskusi
3. Memberikan tugas/kuis
4. Umpan balik/ feedback terhadap forum diskusi atau
penilaian pada tugas/kuis
Strategi Ketua Program Studi memberikan sosialisasi tentang standar proses pembelajaran
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan
Indikator 1. Matakuliah memiliki RPS : 100% 2. Kelengkapan pedoman PKL/TugasAkhir/Skripsi/Tesis : 100%
Metodologi RPS matakuliah tersaji dan dapat diakses secara daring
Pedoman PKL/Tugas Akhir /Skripsi/Tesis tersaji dan dapat diakses secara daring
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi
standar
Ketua Program Studi Dosen
Pusat Pengelolaan Pembelajaran Mahasiswa
Referensi 1. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No. 73 tahun 2013
tentang Penerapan kerangka KualifikasiNasional Indonesia bidang
pendidikan tinggi.
17
2. Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan
tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Dirjen Dikti,
Depdiknas, 2008
Dokumen Terkait Prosedur Mutu Instruksi Kerja Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
18
4.STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
Nama Standar Standar Penilaian Pembelajaran
Definisi Istilah 1. Standar penilaian pembelajaran adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
mahasiswa.
2. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana
hasil belajar mahasiswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) mahasiswa.
3. Dosen adalah tenaga pendidik prefesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
4. Koordinator Pengampu mata kuliah adalah dosen yang bertanggung jawab
untuk mengkoordinir semua aktivitas yang berkaitan dengan pembelajaran
mata kuliah.
5. Rubrik adalah alat skoring untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang
didalamnya terdapat satu set kriteria dan standar yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran yang akan diases ke anak didik.
Rasional Untuk dapat menghasilkan penilaian yang merepresentasikan kompetensi peserta
didik secara objektif, maka penilaian mesti dilakukan dengan menggunakan
instrumen penilaian yang sesuai dengan aspek yang dinilai (kognitif, psikomotor
dan afektif). Penilaian kognitif pada dasarnya adalah dalam bentuk hardskill.
Sedangkan penilaian prikomotorik dan afektif pada dasarnya adalah dalam
bentuk softskill. Penilaian softskill adalah penilaian dalam bentuk kemampuan
interpersonal dan intrapersonal. Secara umum, penilaian berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta
didik di dalam pencapaian kompetensi (sumatif) dan sekaligus sebagai umpan
balik bagi perbaikan proses pembelajaran (formatif). Pendidik secara terus
menerus mengikuti perkembangan kemampuan peserta didik dalam menguasai
kompetensi sesuai tuntutan kurikulum dan secara terus-menerus memperbaiki
proses pembelajarannya. Mengingat cakupan penilaian sangat kompleks,
pendidik dituntut untuk mampu menggunakan teknik dan instrumen penilaian
yang relevan dengan rumusan kompetensi lulusan, standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator capaian yang telah ditetapkan untuk suatu mata
kuliah. .
Pernyataan isi Standar 1. Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan
capaian pembelajaran lulusan.
2. Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud pada
butir (1) mencakup:
a. prinsip penilaian;
b. teknik dan instrumen penilaian;
c. mekanisme dan prosedur penilaian;
d. pelaksanaan penilaian;
e. pelaporan penilaian; dan
f. kelulusan mahasiswa.
3. Prinsip penilaian sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf a mencakup
prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan
secara terintegrasi
4. Prinsip edukatif sebagaimana dimaksud pada butir (3) merupakan penilaian
yang memotivasi mahasiswa agar mampu:
a. memperbaiki perencanaan dan cara belajar; dan
b. meraih capaian pembelajaran lulusan.
5. Prinsip otentik sebagaimana dimaksud pada butir 3 merupakan penilaian
yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil
19
belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
6. Prinsip objektif sebagaimana dimaksud pada butir 3 merupakan penilaian
yang didasarkan pada standar yang disepakati antara dosen dan mahasiswa
serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.
7. Prinsip akuntabel sebagaimana dimaksud pada butir 3 merupakan penilaian
yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati
pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa.
8. Prinsip transparan sebagaimana dimaksud pada butir 3 merupakan penilaian
yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku
kepentingan.
9. Teknik penilaian sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf b terdiri atas
observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket.
10. Instrumen penilaian sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf b terdiri atas
penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk
portofolio atau karya desain.
11. Penilaian sikap dapat menggunakan teknik penilaian observasi.
12. Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan
khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagi teknik
dan instrumen penilaian sebagaimana dimaksud pada butir 9 dan butir 10.
13. Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan
instrumen penilaian yang digunakan.
14. Mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf c, terdiri
atas:
a. menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen,
kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai
sesuai dengan rencana pembelajaran;
b. melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen,
kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian
sebagaimana dimaksud dalam butir 3;
c. memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil
penilaian kepada mahasiswa; dan
d. mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa
secara akuntabel dan transparan.
15. Prosedur penilaian sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf c mencakup
tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja,
pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir.
16. Prosedur penilaian pada tahap perencanaan sebagaimana dimaksud pada
butir 15 dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.
17. Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf d
dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran.
18. Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud butir 17 dapat dilakukan oleh:
a. dosen pengampu atau tim dosen pengampu;
b. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan
mahasiswa; dan/atau
c. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan
pemangku kepentingan yang relevan.
19. Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud pada butir 18 untuk program
subspesialis, program doktor, dan program doktor terapan wajib
menyertakan tim penilai eksternal dari perguruan tinggi yang berbeda.
20. Pelaporan penilaian sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf e berupa
kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah
yang dinyatakan dalam kisaran:
a. huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik;
b. huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik;
c. huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup;
d. huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; atau
e. huruf E setara dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang.
21. Perguruan tinggi dapat menggunakan huruf antara dan angka antara untuk
nilai pada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat).
20
22. Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.
23. Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan
dengan indeks prestasi semester (IPS).
24. Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi
dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK).
25. Indeks prestasi semester (IPS) sebagaimana dimaksud pada butir 23
dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan
perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata
kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil
dalam satu semester.
26. Indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagaimana dimaksud pada butir 24
dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan
perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata
kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil
yang telah ditempuh.
27. Mahasiswa program diploma dan program sarjana dinyatakan lulus apabila
telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki
capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan
indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua
koma nol nol).
28. Mahasiswa program diploma dan sarjana yang dinyatakan lulus ujian akhir
atau ujian komprehensif wajib mempublikasikan Bab 0 , Bab 1, dan Daftar
Pustaka di repository Universitas Bina Darma, kecuali telah menerbitkan
artikel dalam bentuk jurnal atau prosiding online.
29. Mahasiswa program pascasarjana yang dinyatakan lulus ujian tesis wajib
mempublikasikan peneliatannya dalam bentuk jurnal terakreditasi
nasional/internasional.
30. Kelulusan mahasiswa dari program diploma dan program sarjana dapat
diberikan predikat memuaskan, sangat memuaskan, atau pujian dengan
kriteria:
a. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila
mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam)
sampai dengan 3,00 (tiga koma nol nol);
b. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan
apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol
satu) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol); atau
c. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai
indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma nol).
31. Mahasiswa program profesi, program spesialis, program magister, program
magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan dinyatakan
lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan
memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi
dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00
(tiga koma nol nol).
32. Kelulusan mahasiswa dari program profesi, program spesialis, program
magister, program magister terapan, program doktor, program doktor
terapan, dapat diberikan predikat memuaskan, sangat memuaskan, dan
pujian dengan kriteria:
a. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila
mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,00 (tiga koma nol nol)
sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol);
b. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan
apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,51(tiga koma lima
satu) sampai dengan 3,75 (tiga koma tujuh lima); atau
c. mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai
indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,75 (tiga koma tujuh lima).
33. Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh:
21
a. ijazah, bagi lulusan program diploma, program sarjana, program
magister, program magister terapan, program doktor, dan program
doktor terapan;
b. transkrip nilai;
c. sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi;
d. sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan
keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar
program studinya;
e. gelar; dan
f. surat keterangan pendamping ijazah, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan.
34. Sertifikat profesi sebagaimana dimaksud pada butir 31 huruf b diterbitkan
oleh perguruan tinggi bersama dengan Kementerian, Kementerian lain,
Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan/atau organisasi profesi.
35. Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada butir 31 huruf c
diterbitkan oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi,
lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi atau vendor.
Strategi 1. Membuat kebijakan dan peraturan akademik mengenai evaluasi hasil
pembelajaran mahasiswa dalam jenjang semesteran, dua tahunan (4
semesteran), dan akhir studi di Universitas Bina Darma.
2. Menyusun SOP proses penilaian.
3. Sosialisasi kebijakan, peraturan, standar, dan SOP penilaian kepada seluruh
dosen dan mahasiswa dengan memanfaatkan berbagai media seperti
pertemuan, media online, dan penyebaran soft copy.
Indikator Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penilaian sebesar 85%
Metodologi Melakukan survey kepuasan mahasiswa
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi
standar
Dekan
Kaprodi Direktorat Akademik
Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan
tinggi
3. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
4. PP Nomor 8 tahun 2012 tentang KKNI
5. Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan KKNI
Dokumen Terkait Standar penilaian pembelajaran ini memiliki keterkaitan dengan Buku Pedoman
Akademik yang disusun oleh UBD
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
22
5. STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Nama Standar Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan
Definisi Istilah 1. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria minimal tentang
kualifikasi dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan untuk
menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan.
2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
3. Dosen Tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai
Dosen Tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu.
4. Dosen Tidak Tetap (Dosen Luar Biasa) adalah dosen paruh waktu yang
memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh Program Studi serta bersedia
mengajar sekurang-kurangnya satu semester.
5. Tenaga Kependidikan adalah Tenaga Karyawan non dosen yang bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
Rasional Standar ini diperlukan untuk menjamin bahwa adanya Dosen dan Tenaga
Kependidikan mampu mentransformasikan, mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan.
Dalam konteks hubungan input-proses-output pada sistem pendidikan perguruan
tinggi, Dosen dan Tenaga Kependidikan merupakan sumber daya manusia yang
penting dalam mencetak lulusan yang kompeten dan berkualitas. Agar Dosen dan
Tenaga Kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka diperlukan
standar tertentu yang diatur dalam Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan.
Pernyataan isi Standar 1. Universitas, Fakultas, dan Program Studi menjamin Hak Dosen dan Tenaga
Kependidikan atas:
a. Penghasilan dan jaminan sosial yang pantas dan memadai;
b. Penghargaan sesuai tugas dan prestasi kerja;
c. Pembinaan Karier;
d. Perlindungan hokum dalam melaksanakan Tugas dan Hak atas Kekayaan
Intelektual;
e. Kesempatan menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan.
2. Dosen berhak mendapatkan:
a. Kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber belajar dan
sarana prasarana pendidikan, penelitian serta pengabdian kepada
masyarakat;
b. Memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik dan otonomi keilmuan;
c. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan
kelulusan peserta didik;
d. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi/keilmuan.
3. Dosen dan Tenaga Kependidikan mempunyai kewajiban:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis;
b. Mempunyai komitmen professional untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan.
4. Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan
pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
5. Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan paling rendah yang harus
dipenuhi oleh seorang dosen dan dibuktikan dengan ijazah.
6. Kompetensi pendidik dinyatakan dengan sertifikat pendidik, dan/atau
sertifikat profesi.
23
7. Dosen program diploma tiga harus berkualifikasi akademik paling rendah
lulusan Magister atau Magister Terapan yang relevan dengan program studi,
dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan
program studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8
(delapan) KKNI.
8. Dosen program sarjana harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusan
magister atau magister terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat
menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program
studi dan berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan)
KKNI.
9. Dosen program magister harus berkualifikasi akademik lulusan doktor
atau doktor terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat
menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi
dan berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI.
10. Dosen program doktor dan program doktor terapan:
a. harus berkualifikasi akademik lulusan doktor atau doktor terapan yang
relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat
profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara
dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI; dan
b. dalam hal sebagai pembimbing utama, dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir
telah menghasilkan paling sedikit:
1. Sekurang-kurangnya 1 (satu) karya ilmiah pada jurnal nasional
terakreditasi atau jurnal internasional yang bereputasi; atau
2. Sekurang-kurangnya 1 (satu) karya bentuk lain yang diakui oleh
kelompok pakar yang ditetapkan senat perguruan tinggi.
11. Penyetaraan atas jenjang, jenjang 8 (enam) KKNI sebagaimana dimaksud
pada butir 7, dan jenjang 9 (delapan) KKNI sebagaimana dimaksud pada butir
8,butir 9, dan butir 10 dilakukan oleh Direktur Jenderal melalui mekanisme
rekognisi pembelajaran lampau.
12. Penghitungan beban kerja dosen didasarkan antara lain pada:
a. kegiatan pokok dosen mencakup:
• perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses pembelajaran;
• pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran;
• pembimbingan dan pelatihan;
• penelitian; dan pengabdian kepada masyarakat;
b. kegiatan dalam bentuk pelaksanaan tugas tambahan; dan
c. kegiatan penunjang.
12. Beban kerja pada kegiatan pokok dosen sebagaimana dinyatakan pada butir
11 huruf (a) disesuaikan dengan besarnya beban tugas tambahan, bagi dosen
yang mendapatkan tugas tambahan..
13. Beban kerja pada kegiatan pokok dosen paling sedikit setara dengan
mengelola 12 sks beban belajar mahasiswa, bagi dosen yang tidak
mendapatkan tugas tambahan antara lain berupa menjabat struktural.
14. Beban kerja pada kegiatan pokok dosen disesuaikan dengan besarnya beban
tugas tambahan, bagi dosen yang mendapatkan tugas tambahan antara lain
berupa menjabat struktural.
15. Beban kerja dosen dalam membimbing penelitian terstuktur dalam
rangka penyusunan skripsi/tugas akhir, tesis, internship, disertasi, atau karya
desain/seni/bentuk lain yang setara paling banyak 10 mahasiswa
16. Ekuivalensi beban kerja dosen mengacu pada nisbah dosen dan mahasiswa
yang diatur dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.
17. Dosen terdiri atas Dosen Tetap dan Dosen tidak tetap (Dosen Luar Biasa).
18. Dosen Tetap merupakan Dosen berstatus sebagai Pendidik Tetap pada
Universitas Bina Darma dan tidak menjadi Pegawai Tetap pada Satuan Kerja
dan/atau satuan pendidikan lain, dan telah memiliki jenjang jabatan akademik.
19. Jumlah Dosen Tetap paling sedikit 60% (enam puluh persen) dari jumlah
seluruh dosen.
20. Jumlah Dosen Tetap yang ditugaskan secara penuh waktu untuk
menjalankan proses pembelajaran pada setiap program studi paling sedikit
24
5 (lima) orang, dan memiliki keahlian di bidang ilmu yang sesuai dengan
disiplin ilmu pada program studi.
21. Jumlah dosen tetap untuk program doktor atau program doktor terapan
paling sedikit memiliki 2 (dua) orang profesor.
22. Jumlah dosen tidak tetap sebanyak-banyaknya 40% dari jumlah seluruh
dosen.
23. Tenaga Kependidikan memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan
program diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan ijazah sesuai dengan
kualifikasi tugas pokok dan fungsinya. Tenaga Kependidikan dikecualikan
tenaga Administrasi memiliki kualifikasi akademik paling rendah SMA atau
sederajat.
24. Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus wajib
memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan
keahliannya.
Strategi 1. Mendorong dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi dosen untuk
melanjutkan pendidikan hingga jenjang Doktor melalui program beasiswa
internal maupun eksternal.
2. Mendorong dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi tenaga
kependidikan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan bersertifikasi
melalui program beasiswa internal maupun eksternal.
3. Menyelenggarakan pelatihan secara periodik bagi dosen dan tenaga
kependidikan untuk peningkatan kompetensi yang dibutuhkan.
4. Menyusun rencana pengembangan dosen dan tenaga kependidikan.
Indikator 1. Lebih dari 50% dosen tetap bergelar Doktor.
2. Lebih dari 40% dosen tetap memiliki jenjang jabatan akademik LK/GB.
3. Sekurang-kurangnya terdapat 80% dosen memiliki sertifikasi dosen
4. Lebih dari 80% tenaga kependidikan berkeahlian khusus memiliki
sertifikat keahlian
Metodologi Cara mengukur indikator 1:
(jumlah dosen tetap bergelar S3/jumlah dosen tetap)x100%
Cara mengukur indikator 2:
(jumlah dosen tetap berjenjang jabatan akademik LK/GB/jumlah dosen
tetap)x100%
Cara mengukur indikator 3:
(jumlah dosen tetap memiliki sertifikasi dosen/jumlah dosen tetap)x100%
Cara mengukur indikator 4:
(jumlah tenaga kependidikan berkeahlian khusus memiliki sertifikasi
keahlian/jumlah tenaga kependidikan)x100%
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi
standar
1. Rektor/Wakil Rektor
2. Dekan
3. Ketua Program Studi
4. Direktorat SDM
Referensi 1. Kepmendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum inti Pendidikan
Tinggi.
2. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
25
7. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementrian
Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, 2010.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 49
tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
9. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
Dokumen Terkait - Prosedur
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
26
6.STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN
Nama Standar Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Definisi Istilah 1. Sarana adalah perlengkapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan
pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
2. Prasarana adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi
satuan pendidikan
3. Standar sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kriteria minimal
tentang sarana sesuai dengan kebutuhan isi dan proses pembelajaran dalam
rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk
pembelajaran
5. Media Pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk
membantu komunikasi dalam pembelajaran
6. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak
yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi
untuk mendukung pembelajaran
7. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang
digunakan untuk mendukung pembelajaran di perguruan tinggi.
8. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang diatasnya terdapat prasarana
pendidikan tinggi meliputi bangunan satuan pendidikan, dan lahan
pertanaman untuk menjadi satuan pendidikan suatu lingkungan yang secara
ekologis nyaman dan sehat,
9. Bangunan adalah gedung yang sebagian atau seluruhnya berada diatas laha,
yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pembelajaran pada
pendidikan tinggi
10. Ruang Manajemen adalah ruang yang digunakan untuk pengelolaan kegiatan
tridarma perguruan tinggi.
11. Ruang Akademik umum dalah ruangan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran pada semua program studi.
12. Ruang akademik khusus adalah ruang yang digunakan untuk kegiatan
pembelajran praktik pada setiap program studi.
13. Ruang penunjang adalah ruang yang digunakan untuk menunjang kegiatan
Tridarma perguruan tinggi
Rasional Untuk menjamin fasilitas mutu dari Universitas Bina Darma dalam pelayanan
pendidikan yang bermutu, professional dan kompetitif diperlukan ketersediaan
Sarana dan Prasarana yang memadai. Maka dari itu diperlukan patokan, ukuran
dan kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh universitas dan untuk itulah
ditetapkan standar sarana dan prasarana pembelajaran sebagaimana dimaksud.
Pernyataan isi Standar 1. Standar sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kriteria minimal
tentang sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan isi dan proses
pembelajaran dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
2. Standar sarana pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam butir 1 paling
sedikit terdiri atas:
a. perabot;
b.peralatan pendidikan;
c. media pendidikan;
d.buku, buku elektronik, dan repositori;
e. sarana teknologi informasi dan komunikasi;
f. instrumentasi eksperimen;
g. sarana olahraga;
h.sarana berkesenian;
i. sarana fasilitas umum;
j. bahan habis pakai; dan
k. sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan
3. Jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana sebagaimana dimaksud pada butir 2
ditetapkan berdasarkan rasio penggunaan sarana sesuai dengan karakteristik
metode dan bentuk pembelajaran, serta harus menjamin terselenggaranya
proses pembelajaran dan pelayanan administrasi akademik.
27
4. Standar prasarana pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam butir 1 paling
sedikit terdiri atas:
a. lahan;
b. ruang kelas;
c. perpustakaan;
d.laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi;
e. tempat berolahraga;
f. ruang untuk berkesenian;
g. ruang unit kegiatan mahasiswa;
h. ruang pimpinan perguruan tinggi;
i. ruang dosen;
j. ruang tata usaha; dan
k.fasilitas umum. 5. Fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada butir 4 huruf k meliputi:
a. jalan;
b. air;
c. listrik;
d.jaringan komunikasi suara; dan
e. data. 6. Lahan sebagaimana dimaksud dalam butir 4 huruf a harus berada dalam
lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat untuk menunjang proses
pembelajaran.
7. Lahan pada saat Universitas Bina Darma didirikan wajib dimiliki oleh
Yayasan Bina Darma Palembang dibuktikan dengan Sertifikat Hak Milik,
Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai. 8. Pedoman mengenai kriteria prasarana pembelajaran sebagaimana dimaksud
dalam butir 4 huruf a sampai dengan huruf k ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
9. Ruang dosen sebagaimana dimaksud dengan butir 4 huruf i memiliki luas
minimal 2 meter x 2 meter atau 4 m2.
10. Bangunan perguruan tinggi harus memiliki standar kualitas minimal kelas A
atau setara.
11. Bangunan perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi
listrik yang berdaya memadai dan instalasi, baik limbah domestik maupun
limbah khusus, apabila diperlukan.
12. Standar kualitas bangunan perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada
butir 9 dan butir 10 didasarkan pada peraturan menteri yang menangani
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.
13. Perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat diakses
oleh mahasiswa yang berkebutuhan khusus.
14. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada butir 12 terdiri atas:
a. pelabelan dengan tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara;
b. lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda;
c. jalur pemandu (guiding block) di jalan atau koridor di lingkungan kampus;
d. peta/denah kampus atau gedung dalam bentuk peta/denah timbul; dan
e. toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi roda.
15. Pedoman mengenai sarana dan prasarana bagi mahasiswa yang berkebutuhan
khusus sebagaimana dimaksud pada butir 13 ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Strategi 1. Melakukan evaluasi diri terhadap keberadaan sarana dan prasarana yang
dimiliki
2. Menyusun rencana tindak lanjut hasil evaluasi, meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan saran prasarana
b. Perencanaan pembiyaan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
c. Merencanakan pengadaan sarana dan prasarana
28
Indikator 1. Setiap kelas/lab memiliki media peralatan pendidikan berupa papan tulis
dan LCD projector serta sarana pendukung perkuliahan seperti meja dan
kursi 2. Tingkat kesejukan ruang dosen/kelas/lab : 200C 3. Tingkat kebisingan ruang dosen/kelas/lab : 30-40 dB
Metodology Cara mengukur indikator 1:
Melakukan pemantauan kesiapan peralatan media ajar dan sarana pendukung
perkuliahan setiap pagi
Cara mengukur indikator 2:
Melakukan pemantauan suhu ruang belajar/kelas/lab menggunakan alat
pengukur suhu secara berkala per 3 bulan
Cara mengukur indikator 3:
Melakukan pemantauan tingkat kebisingan ruang belajar/kelas/lab menggunakan
alat pengukur kebisingan ruangan secara berkala per 3 bulan
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi
standar
- Yayasan Bina Darma Palembang
- Rektor dan Wakil Rektor
- Direktorat Keuangan
- Direktorat Fasilitas, Logistik dan Sarana Prasarana
- Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
- Fakultas/Prodi
Referensi 1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan peranturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013
2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 62 Tahun
2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
3. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 44
tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan TInggi.
4. UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
5. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementrian
Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, 2010.
6. Renstra 2010-2104 dan Renop 2014 Universitas Bina Darma
7. Statuta Universitas Bina Darma 2014
8. Pedoman Umum Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Persemester (RKAP) Universitas Bina Darma
9. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun
2015
Dokumen Terkait - Prosedur
- Instruksi Kerja - Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
29
7. STANDAR PENGELOLAAN DAN PEMBELAJARAN
Nama Standar Standar Pengelolaan dan Pembelajaran
Definisi Istilah 1. Standar Pengelolaan Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan, Pengendalian, Pemantauan dan evaluasi, serta
Pelaporan kegiatan Pembelajaran pada tingkat program studi.
2. Pemangku kepentingan terdiri dari 2 yaitu pemangku kepentingan internal
dan eksternal, pemangku kepentingan internal adalah tenaga pendidik, non
kependidikan, dan mahasiswa sedangkan pemangku kepentingan eksternal
adalah organisasi profesi, dunia usaha, pemerintah, pengguna lulusan, orang
tua/wali mahasiswa, dan masyarakat umum.
3. Unit Pengelola Program studi adalah satuan organisasi didalam struktur
organisasi perguruan tinggi yang berwenang bertugas mengelola program
studi yaitu Fakultas dan Program Pascasarjana
Rasional Untuk mencapai dalam menyediakan pelayanan pendidikan yang bermutu,
profesional, dan kompetitif, diperlukan standar pengelolaan pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, penyelenggaraan,
pengendalian, monitoring dan evaluasi pendidikan sehingga lulusan yang
berkualitas dan mandiri dapat dihasilkan secara konsisten dan berkesinambungan
sesuai dengan tuntutan pengguna lulusan.
Pernyataan isi Standar 1. Standar pengelolaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta
pelaporan kegiatan pembelajaran pada tingkat program studi.
2. Standar pengelolaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada butir 1 harus
mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar
proses pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, serta standar
sarana dan prasarana pembelajaran.
3. Pelaksana standar pengelolaan dilakukan oleh Unit Pengelola program studi
dan perguruan tinggi.
4. Unit Pengelola program studi sebagaimana dimaksud pada butir 3 wajib:
b. melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam
setiap mata kuliah;
c. menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi, standar
proses, standar penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai
capaian pembelajaran lulusan;
d. melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademik dan
budaya mutu yang baik;
e. melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam
rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran; dan
f. melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai
sumber data dan informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan
dan pengembangan mutu pembelajaran.
5. Perguruan tinggi dalam melaksanakan standar pengelolaan sebagaimana
dimaksud pada butir 3 wajib:
a. menyusun kebijakan, rencana strategis, dan operasional terkait dengan
pembelajaran yang dapat diakses oleh sivitas akademika dan
pemangku kepentingan, serta dapat dijadikan pedoman bagi program
studi dalam melaksanakan program pembelajaran;
b. menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan jenis dan program
pendidikan yang selaras dengan capaian pembelajaran lulusan;
c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan program studi dalam
melaksanakan program pembelajaran secara berkelanjutan dengan
sasaran yang sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi;
d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan program studi
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;
e. memiliki panduan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan,
penjaminan mutu, dan pengembangan kegiatan pembelajaran dan
dosen; dan
30
f. menyampaikan laporan kinerja program studi dalam
menyelenggarakan program pembelajaran paling sedikit melalui
pangkalan data pendidikan tinggi.
Strategi 1. Unit pengelola program studi dengan melibatkan para pemangku
kepentingan berkoordinasi dengan wakil rektor bidang artika dalam
penyusunan renstra , renop dan RKAT
2. Direktur/Dekan dan Ketua Program studi membina hubungan dengan
organisasi profesi, alumni dan pengguna lulusan.
Indikator Pelaksanaan rencana operasional (Renop) program studi dan fakultas yang
direlisasikan dalam RKAT dilaksanakan 100%
Metodology 1 Menyusun kurikulum dan RPS
2 Menyelenggarakan program pembelajaran
3 Menciptakan Susana akademik dan budaya mutu
4 Melakukan pemantauan dan evaluasi secara periodic 5 Melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi
standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Dekan dan Direktur Program Pascasarjana
- Ketua Program Studi - Direktorat Penjaminan mutu dan akreditasi
- Direktorat Akademik
- Direktorat Perencanaan Perencanaan & Pengembangan Startegis
- Pusat Pengelolaan Pembelajaran
Referensi 1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan peranturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013
2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 62 Tahun
2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
3. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 44 tahun
2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan TInggi.
4. UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
5. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementrian
Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, 2010.
6. Renstra 2010-2104 dan Renop 2014 Universitas Bina Darma
7. Statuta Universitas Bina Darma 2014
8. Pedoman Umum Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Persemester
(RKAP) Universitas Bina Darma
Dokumen Terkait - - Prosedur
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan mutu dan akreditasi
31
8.STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN
Nama Standar Standar Pembiayaan Pembelajaran
Definisi Istilah 1. Standar Pembiayaan Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun
dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
2. Biaya Investasi Pendidikan Tinggi adalah bagian dari biaya pendidikan
tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan Dosen, dan
Tenaga Kependidikan pendidikan tinggi.
3. Biaya Operasional Pendidikan Tinggi adalah bagian dari biaya pendidikan
tinggi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
mencakup biaya Dosen, biaya Tenaga Kependidikan, biaya bahan operasional
pembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung.
Rasional Pembiayaan merupakan salah satu unsur utama demi kelancaran dan keberhasilan
penyelenggaraan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi tersebut.
Pembiayaan pada Perguruan Tinggi tidak hanya diperuntukkan bagi kegiatan
pendidikan saja, melainkan juga untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, serta untuk menunjang kegiatan mahasiswa kesejahteraan Dosen, dan
Tenaga Kependidikan. Perguruan Tinggi harus mengelola keuangannya sendiri,
tidak hanya memetakan anggarannya sendiri. Atas pertimbangan ini, maka
diperlukan penetapan Standar Pembiayaan Pembelajaran.
Pernyataan isi Standar 1. Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
komponen dan besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun
dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
2. Biaya investasi pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada butir 1
merupakan bagian dari biaya pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan
prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pada pendidikan
tinggi.
3. Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada butir 1
merupakan bagian dari biaya pendidikan tinggi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biaya dosen, biaya tenaga
kependidikan, biaya bahan operasional pembelajaran, dan biaya operasional
tidak langsung.
4. Biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada butir 1
ditetapkan per mahasiswa per tahun yang disebut dengan standar satuan biaya
operasional pendidikan tinggi.
5. Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi bagi perguruan tinggi
negeri ditetapkan secara periodik oleh Menteri dengan mempertimbangkan:
a. jenis program studi;
b. tingkat akreditasi perguruan tinggi dan program studi; dan
c. indeks kemahalan wilayah;
6. Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud
pada butir 4 menjadi dasar bagi setiap perguruan tinggi untuk menyusun
rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB) perguruan tinggi tahunan
dan menetapkan biaya yang ditanggung oleh mahasiswa.
7. Perguruan tinggi wajib :
a. mempunyai sistem pencatatan biaya dan melaksanakan pencatatan biaya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sampai pada
satuan program studi;
b. melakukan analisis biaya operasional pendidikan tinggi sebagai bagian
dari penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan perguruan tinggi
yang bersangkutan; dan
c. melakukan evaluasi tingkat ketercapaian standar satuan biaya
pendidikan tinggi pada setiap akhir tahun anggaran.
8. Badan penyelenggara perguruan tinggi swasta atau perguruan tinggi wajib
mengupayakan pendanaan pendidikan tinggi dari berbagai sumber di luar
biaya pendidikan yang diperoleh dari mahasiswa.
9. Komponen pembiayaan lain di luar biaya pendidikan, antara lain:
a. hibah;
32
b. jasa layanan profesi dan/atau keahlian;
c. dana lestari dari alumni dan filantropis; dan/atau
d. kerja sama kelembagaan pemerintah dan swasta.
10. Perguruan tinggi wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam
menggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan.
11. Rektor, Dekan, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga atau Unit-Unit lainnya
sebagai pejabat pengguna anggaran atau pejabat kuasa pengguna anggaran
dalam kebijakan pengelolaan keuangan harus berdasarkan karakteristik:
partisipatif, taat hukum, transparan, efisien dan efektif, dan akuntabel.
12. Untuk menjamin kebijakan pengelolaan keuangan agar berjalan sesuai dengan
yang direncanakan, maka rektor harus membentuk badan pengawas internal
universitas bidang keuangan atau disebut dengan melalui Satuan Pengawas
Internal (SPI)/Auditor Internal (AI).
13. Rektor, Dekan, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga atau Unit-Unit lainnya
dalam proses pengelolaan keuangan harus berdasarkan pada: Rencana
Strategik (Renstra), Rencana Operasional (Renop), Rencana Kegiatan
Anggaran Tahunan (RKAT), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana
Bisnis Anggaran (RBA). Sumber dan jumlah dana yang dikelola
oleh universitas harus disosialisasikan kepada sivitas akademika
Universitas untuk menjamin adanya pengelolaan dana yang akuntabel.
14. Penentuan alokasi anggaran untuk masing-masing unit kerja harus
mengacu pada program-program yang telah ditentukan pada Rapat Kerja
Tahunan (RAKERTA) Universitas.
15. Universitas harus mempunyai prosedur dalam penyusunan anggaran yang
memperhatikan masukan dari tingkat Fakultas dan Program Studi sehingga
memungkinkan adanya subsidi silang dalam pengembangan
fakultas, program studi di lingkungan Universitas.
16. Universitas harus mempunyai prosedur pencairan anggaran yang mampu
mendukung kelancaran pelaksanaan setiap kegiatan yang telah direncanakan
secara baik dan berkualitas.
17. Universitas harus menetapkan alokasi biaya investasi dari total anggaran
tahunan.
18. Universitas harus menetapkan alokasi biaya operasi dari total anggaran
tahunan.
19. Universitas harus menetapkan alokasi biaya personal dari total anggaran
tahunan
20. Badan penyelenggara perguruan tinggi atau perguruan tinggi wajib
mengupayakan pendanaan pendidikan tinggi dari berbagai sumber di luar
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang diperoleh dari mahasiswa.
21. Komponen pembiayaan lain di luar SPP, antara lain:
1. hibah;
2. jasa layanan profesi dan/atau keahlian;
3. dana lestari dari alumni dan filantropis; dan/atau
4. kerja sama kelembagaan pemerintah dan swasta.
22. Perguruan tinggi wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur
dalam menggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan dalam
rangka peningkatan kualitas pendidikan.
23. Standar Turunan meliputi: Standar Pengelolaan Keuangan.
Strategi 1. Pimpinan Universitas menyelenggarakan koordinasi yang baik dengan
seluruh Fakultas, Lembaga dan Unit-Unit yang ada dalam hal perencanaan,
pengelolaan dan pertanggungjawaban seluruh penerimaan dan pengeluaran
dana yang ada.
2. Pimpinan universitas melalui Satuan Pengawas Internal (SPI)/Auditor
Internal (AI) secara periodik dan berkelanjutan melakukan fungsi pengawasan
dan audit internal keuangan.
3. Pimpinan Universitas dalam pemenuhan Standar Pembiayaan Pembelajaran
ini diperlukan langkah efisiensi terhadap pengeluaran dan optimalisasi
terhadap penerimaan.
33
4. Pimpinan Universitas mempertimbangkan penerapan kebijakan akuntansi
yang tepat dan penyediaan laporan keuangan oleh manajemen atas dasar:
a. Pertimbangan sehat;
b. Substansi mengungguli bentuk;
c. Materialitas.
Indikator 1. Tercapainya kesesuaian antara rencana anggaran dan realisasi anggaran
kegiatan tahunan secara efektif dan efisien.
2. Terpenuhinya standar mutu yang lain dari aspek pembiayaannya sesuai
dengan penerapan kebijakan akuntansi yang berlaku.
3. Rata-rata dana penelitian perdosen pertahun minimal Rp. 5.000.000
4. Rata-rata dana pengabdian kepada masyarakat minimal Rp. 3.000.000
5. Opini penilaian laporan keuangan oleh akuntan publik
Metodology Melakukan monitoring terhadap pembiayaan pembelajaran yang berkaitan
dengan Pendidikan Tinggi sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Melakukan monitoring KPI dosen pertahun.
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi
standar
1. Rektor/Wakil Rektor
2. Dekan
3. Ketua Program Studi
4. Departemen Keuangan
Referensi 1. Kepmendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum inti Pendidikan
Tinggi.
2. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 Tentang
Pendanaan Pendidikan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
8. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementrian
Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, 2010.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 49
tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Dokumen Terkait - Prosedur
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
34
BAB III
STANDAR
PENELITIAN
35
1. STANDAR HASIL PENELITIAN
Nama Standar Standar Hasil Penelitian
Definisi Istilah Standar hasil penelitian merupakan kriteria minimal tentang mutu hasil penelitian.
Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada merupakan semua luaran yang
dihasilkan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik.
Rasional 1. Hasil penelitian bermanfaat bagi bangsa dan Negara, minimum bermanfaat bagi
peneliti dan program studi serta Universitas Bina Darma.
2. Manfaat bagi peneliti diukur dengan dapat digunakannya dalam penilaian kinerja
dosen dan program studi oleh pemerintah.
3. Hasil penelitian diseminarkan baik secara nasional maupun internasional minimum
satu kali setiap tahun.
4. Hasil penelitian wajib dipublikasikan di jurnal nasional maupun jurnal
internasional.
Pernyataan isi Standar 1. Standar hasil penelitian merupakan kriteria minimal tentang mutu hasil
penelitian.
2. Hasil penelitian di perguruan tinggi diarahkan dalam rangka mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan daya saing bangsa.
3. Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada butir (1) merupakan semua luaran
yang dihasilkan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik.
4. Hasil penelitian mahasiswa harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada butir (2), capaian pembelajaran lulusan, dan ketentuan peraturan di
perguruan tinggi.
5. Hasil penelitian yang tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau tidak
membahayakan kepentingan umum atau nasional wajib disebarluaskan dengan
cara diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang dapat
digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat.
6. Artikel yang dipublikasikan dosen dan atau mahasiswa harus memenuhi syarat
kemiripan isi minimal 25% dengan perangkat pendeteksi kemiripan yang
ditentukan Universitas Bina Darma.
7. Artikel yang dipublikasikan dosen dan atau mahasiswa harus menulis afiliasi
dengan nama universitas yaitu “Universitas Bina Darma”.
8. Luaran penelitian yang berupa buku wajib dihasilkkan dosen atau tim dosen
setiap 3 tahun sekali.
Strategi Adanya kontrak kerja dosen dan Universitas yang mewajibkan dosen
mempublikasikan penelitian baik dalam bentuk jurnal maupun seminar setiap
semester.
Adanya insentif bagi peneliti yang mempublikasikan penelitiannya pada jurnal
internasional , jurnal nasional terkreditasi serta seminar nasional dan internasional.
Indikator 1. Jumlah artikel jurnal internasional / nasional terakreditasi = 1 per dosen
pertahun
2. Jumlah artikel pada seminar internasional/nasional = 1 per dosen pertahun
3. Jumlah komulatif (Dosen dan Mahasiswa) sitasi karya ilmiah = 1000 pertahun
4. Jumlah KI adalah 20% dari jumlah dosen pertahun per fakultas
5. Jumlah buku ajar/text/referensi/monograf ber ISBN adalah 1 buku untuk setiap
dosen / tim dosen setiap 3 tahun.
Metodology Pengukuran Indikator No.1 dan 2 dilihat dari Index Sinta melalui laman
http://sinta2.ristekdikti.go.id dengan memilih afiliasi Universitas Bina Darma.
Pengukuran Indikator 3 :
Menggunakan basis data Scopus dan atau Web Of Science yang dapat dipantau juga
menggunakan Sinta Science and Technology Index Kementrian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi.
(Jumlah sitasi komulatif dosen dan mahasiswa)
36
Pengukuran Indikator 4 dan 5:
Menggunakan basis data DRPM Universitas Bina Darma
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
37
2. STANDAR ISI PENELITIAN
Nama Standar Standar Isi Penelitian
Definisi Istilah Standar isi penelitian merupakan kriteria minimal tentang kedalaman dan keluasan
materi penelitian
Rasional Isi penelitian berkaitan erat dengan rencana induk penelitian Universitas Bina Darma.
Pernyataan isi Standar 1. Standar isi penelitian merupakan kriteria minimal tentang kedalaman dan
keluasan materi penelitian.
2. Kedalaman dan keluasan materi penelitian sebagaimana dimaksud pada butir
(1) meliputi materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan.
3. Materi pada penelitian dasar sebagaimana dimaksud pada butir (2) harus
berorientasi pada luaran penelitian yang berupa penjelasan atau penemuan
untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena, kaidah, model, atau postulat
baru.
4. Materi pada penelitian terapan sebagaimana dimaksud pada butir (2) harus
berorientasi pada luaran penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, dunia
usaha, dan/atau industri.
5. Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan mencakup materi kajian
khusus untuk kepentingan nasional.
6. Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan harus memuat prinsip-
prinsip kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan masa
mendatang.
7. Tema penelitian dosen diutamakan sejalan dengan rencana induk penelitian
Universitas Bina Darma atau mengacu kepada rencana induk riset nasional
(RIRN)
8. Penelitian dosen/mahasiswa yang dipublikasikan dalam jurnal atau prosiding
minimal dilakukan dan ditulis oleh 2 penulis.
Strategi Disiapkan repositori khusus untuk mempublikasikan tugas akhir /skripsi/ tesis/
disertasi mahasiswa.
Rencana induk penelitian telah diunggah di laman Simlitabmas
Indikator Jumlah komulatif (Dosen dan Mahasiswa) sitasi karya ilmiah = 1000 pertahun
Metodology Menggunakan basis data Scopus dan atau Web Of Science yang dapat dipantau juga
menggunakan Science and Technology Index (Sinta) Kementrian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi.
(Jumlah sitasi komulatif dosen dan mahasiswa)
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
38
3. STANDAR PROSES PENELITIAN
Nama Standar Standar Proses Penelitian
Definisi Istilah Standar ini dengan demikian merupakan acuan dalam proses penelitian mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan.
Rasional Proses penelitian ini merupakan standar pelaksanaan penelitian dosen dan mahasiswa
baik penelitian internal, penelitian mahasiswa, dan penelitian yang didanai pihak
pemerintah maupun pihak swasta. Dalam pelaksanaan standar ini dapat menjaga
pelaksanaan kegiatan penelitian sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Pernyataan isi Standar 1. Standar proses penelitian merupakan kriteria minimal tentang kegiatan
penelitian yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.
2. Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada butir (1) merupakan
kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai
dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik.
3. Kegiatan penelitian harus mempertimbangkan standar mutu, keselamatan
kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan
lingkungan.
4. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen wajib melibatkan mahasiswa.
5. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka
melaksanakan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi harus memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir (2) dan butir (3), capaian
pembelajaran lulusan, dan ketentuan peraturan di perguruan tinggi.
6. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam
besaran sks sebagaimana dimaksud dalam Standar Proses Pembelajaran Bab
1 butir (8).
Strategi Sosialisasi penduan penelitian dilaksanakan secara reguler
Indikator 1. Jumlah proposal penelitian yang berhasil mendapatkan pendanaan eksternal, 1
judul untuk setiap dosen /tim dosen pertahun
2. Jumlah proposal penelitian yang didanai oleh lembaga internasional : 1
proposal penelitian per fakultas per 3 tahun.
3. Ketepatan penyelesaian aktivitas penelitian
4. Persentase penelitian dosen yang melibatkan mahasiswa 30% pertahun.
Metodology Pengukuran Indikator 1 dan 2 :
Diukur pada laman simbilatbmas dan laporan penelitian internal yang didapatkan
dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat pertahun.
Pengukuran Indikator 3:
Diukur dari ketepatan penyerahan laporan hasil penelitian kemajuan dan laporan
akhir
Pengukuran Indikator 4 : Diukur dari jumlah penelitian dosen dan mahasiswa dibagi
dengan jumlah total penelitian dosen dikali 100
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
39
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
40
4. STANDAR PENILAIAN PENELITIAN
Nama Standar Standar Penilaian Penelitian
Definisi Istilah Penelitian internal adalah penelitian yang didanai oleh Universitas Bina Darma.
Penelitian eksternal adalah penelitian yang didanai oleh pihak eksternal Universitas
Bina Darma.
Sistem penilaian internal dilakukan sama dengan penelitian pendanaan eksternal,
mulai dari penilaian proposal, laporan kemajuan, dan laporan akhir.
Rasional Sistem penilaian dilakukan untuk menjaga mutu penelitian dan memastikan
penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana induk penelitian Universitas Bina
Darma
Pernyataan isi Standar (1) Standar penilaian penelitian merupakan kriteria minimal penilaian terhadap
proses dan hasil penelitian.
(2) Penilaian proses dan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada butir (1)
dilakukan secara terintegrasi paling sedikit memenuhi unsur:
a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi peneliti agar terus
meningkatkan mutu penelitiannya;
b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria yang bebas dari
pengaruh subjektivitas;
c. akuntabel, yang merupakan penilaian penelitian yang dilaksanakan dengan
kriteria dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh peneliti; dan
d. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil
penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
(3) Penilaian proses dan hasil penelitian harus memenuhi prinsip penilaian
sebagaimana dimaksud pada butir (2) dan memperhatikan kesesuaian dengan
standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian.
(4) Penilaian penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan
instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian
kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil penelitian.
(5) Penilaian penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam rangka
penyusunan laporan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi diatur berdasarkan
ketentuan peraturan di perguruan tinggi.
(6) Penilaian penelitian internal mengacu kepada system penilaian penelitian dari
Kemenristekdikti.
Strategi Menyiapkan dosen untuk menjadi reviewer penelitian bersertifikasi.
Indikator Jumlah proposal penelitian yang berhasil mendapatkan pendanaan, 1 judul perdosen
pertahun
Metodology Pengukuran dengan menghitung jumlah penelitian dosen yang didanai internal
maupun eksternal melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
41
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
42
5. STANDAR PENELITI
Nama Standar Standar Peneliti
Definisi Istilah Peneliti adalah dosen yang melaksanakan penelitian baik yang didanai oleh
Universitas Bina Darma maupun pihak eksternal.
Rasional Standar peneliti diacu untuk meningkatkan jumlah penelitian yang didanai pihak
internal dan pihak eksternal.
Pernyataan isi Standar 1. Standar peneliti merupakan kriteria minimal kemampuan peneliti untuk
melaksanakan penelitian.
2. Peneliti sebagaimana dimaksud pada butir (1) wajib memiliki kemampuan
tingkat penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan,
objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman penelitian.
3. Kemampuan peneliti sebagaimana dimaksud pada butir (1) ditentukan
berdasarkan:
a. kualifikasi akademik; dan
b. hasil penelitian.
4. Kemampuan peneliti sebagaimana dimaksud pada butir (2) menentukan
kewenangan melaksanakan penelitian
5. Pedoman mengenai kewenangan melaksanakan penelitian ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.
6. Peneliti merupakan dosen aktif yang memiliki NIDN/NIDK yang menginduk
ke Universitas Bina Darma.
Strategi Meningkatkan jenjang akademik dosen menjadi minimal lektor
Indikator Jumlah proposal penelitian yang berhasil mendapatkan pendanaan, 1 judul perdosen
pertahun
Metodology Pengukuran dengan menghitung jumlah penelitian dosen yang didanai internal
maupun eksternal melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
43
6. STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN
Nama Standar Standar Sarana dan Prasarana Penelitian
Definisi Istilah Sarana dan prasarana penelitian adalah standar minimal dalam pelaksanaan
penelitian.
Rasional Untuk menyelaraskan rencana induk penelitian Universitas Bina Darma maka
diperlukan standar sarana dan prasarana. Penguatan sarana dan prasarana penelitian
dapat meningkatkan mutu dan kedalaman penelitian yang dilakukan. Dengan mutu
penelitian yang baik dapat meningkatkan jumlah sitasi.
Pernyataan isi Standar 1. Standar sarana dan prasarana penelitian merupakan kriteria minimal sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses
penelitian dalam rangka memenuhi hasil penelitian.
2. Sarana dan prasarana penelitian sebagaimana yang dimaksud pada butir (1)
merupakan fasilitas perguruan tinggi yang digunakan untuk:
a. memfasilitasi penelitian paling sedikit terkait dengan bidang ilmu
program studi;
b. proses pembelajaran; dan
c. kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Sarana dan prasarana penelitian sebagaimana yang dimaksud pada butir (2)
harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan
keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan.
4. Perangkat lunak uji kemiripan menggunakan perangkat lunak berbayar yang
memiliki reputasi dan menjadi referensi institusi nasional/internasional.
5. Memiliki jurnal nasional terakreditasi pada setiap fakultas.
Strategi Melakukan akreditasi terhadap jurnal-jurnal internal yang dimiliki fakultas atau
program studi.
Meningkatkan kualitas laboratorium pendukung penelitian.
Menyiapkan sistem informasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk
DRPM Universitas Bina Darma.
Indikator Jumlah jurnal terindeks nasional = 1 per fakultas
Metodology Definisi :
Jumlah jurnal bereputasi nasional yang terakreditasi oleh Kementrian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang diindex Science and Technology Index
(Sinta).
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
44
7. STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN
Nama Standar Standar Pengelolaan Penelitian
Definisi Istilah Standar pengelolaan penelitian merupakan kriteria minimal tentang perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan
penelitian.
Rasional Standar ini dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian yang disesuaikan dengan arah
dan tema-tema riset unggulan baik institusi maupun riset unggulan nasional.
Pernyataan isi Standar 1. Standar pengelolaan penelitian merupakan kriteria minimal tentang perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan
penelitian.
2. Pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola penelitian.
3. Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah lembaga penelitian,
lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lain yang
sejenis sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi.
4. Kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam butir (2) wajib:
a. menyusun dan mengembangkan rencana program penelitian sesuai dengan
rencana strategis penelitian perguruan tinggi;
b. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan
mutu internal penelitian;
c. memfasilitasi pelaksanaan penelitian;
d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penelitian;
e. melakukan diseminasi hasil penelitian;
f. memfasilitasi peningkatan kemampuan peneliti untuk melaksanakan
penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan perolehan kekayaan intelektual
(KI);
g. memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi; dan
h. melaporkan kegiatan penelitian yang dikelolanya.
5. Universitas Bina Darma tinggi wajib:
a. memiliki rencana strategis penelitian yang merupakan bagian dari rencana
strategis perguruan tinggi;
b. menyusun kriteria dan prosedur penilaian penelitian paling sedikit
menyangkut aspek peningkatan jumlah publikasi ilmiah, penemuan baru di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan jumlah dan mutu bahan ajar;
c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi
penelitian dalam menjalankan program penelitian secara berkelanjutan;
d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi
penelitian dalam melaksanakan program penelitian;
e. memiliki panduan tentang kriteria peneliti dengan mengacu pada standar
hasil, standar isi, dan standar proses penelitian;
f. mendayagunakan sarana dan prasarana penelitian pada lembaga lain melalui
program kerja sama penelitian;
g. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan
spesifikasi sarana dan prasarana penelitian; dan
h. menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi penelitian dalam
menyelenggarakan program penelitian paling sedikit melalui pangkalan
data pendidikan tinggi.
Strategi 1. Membentuk pusat studi/kajian penelitian sesuai dengan kelompok kepakaran
yang diperlukan fakultas yang juga melibatkan lintas disiplin keilmuan.
2. DRPM Universitas Bina Darma menyelenggarakan klinik proposal penelitian.
Indikator 1. Jumlah proposal penelitian yang berhasil mendapatkan pendanaan, 1 judul
perdosen pertahun
2. Persentase judul penelitian yang sejalan dengan rencana induk penelitian UBD
dan atau riset unggulan nasional = 80%.
Metodology Pengukuran Indikator 1:
Diukur pada laman simbilatbmas dan laporan penelitian internal yang didapatkan
45
dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat pertahun.
Pengukuran Indikator 2:
Diukur dari jumlah perbandingan kesesuaian antara judul penelitian dibagi dengan
rencana indul penelitian UBD dan atau riset unggulan nasional dikali 100%
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
46
8. STANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN
Nama Standar Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian
Definisi Istilah Sumber pendanaan internal dimaksudkan dana dari Universitas Bina Darma untuk
kegiatan pembinaan penelitian yang mengarahkan dan membimbing peneliti untuk
mendapatkan kemampuan meneliti dan atau publikasi.
Sumber pendanaan eksternal terdiri dari dana dari pemerintah, dana kerja sama
penelitian dari industri dan Perguruan Tinggi lain, dan dana masyarakat
Rasional Standar pendanaan dan pembiayaan dalam pelaksanaan penelitian dapat mendorong
terciptanya kualitas penelitian yang sesuai dengan rencana induk penelitian
Universitas Bina Darma.
Pernyataan isi Standar 1. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian merupakan kriteria minimal
sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian.
2. Perguruan tinggi wajib menyediakan dana penelitian internal.
3. Selain dari anggaran penelitian internal perguruan tinggi, pendanaan penelitian
dapat bersumber dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain di dalam
maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat.
4. Pendanaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk
membiayai:
a. perencanaan penelitian;
b. pelaksanaan penelitian;
c. pengendalian penelitian;
d. pemantauan dan evaluasi penelitian;
e. pelaporan hasil penelitian; dan
f. diseminasi hasil penelitian.
5. Mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian diatur oleh pemimpin
perguruan tinggi melalui SK Rektor. 6. Perguruan tinggi wajib menyediakan dana pengelolaan penelitian.
7. Dana pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
untuk membiayai:
a. manajemen penelitian yang terdiri atas seleksi proposal, pemantauan dan
evaluasi, pelaporan penelitian, dan diseminasi hasil penelitian;
b. peningkatan kapasitas peneliti; dan
c. insentif publikasi ilmiah (Jurnal dan Seminar) d. insentif kekayaan intelektual (KI).
Strategi Adanya insentif publikasi yang disesuaikan dengan jenis publikasi yang dihasilkan.
Indikator 1. Jumlah artikel jurnal internasional / nasional terakreditasi = 1 per dosen
pertahun
2. Jumlah artikel pada seminar internasional/nasional = 1 per dosen pertahun
3. Jumlah komulatif (Dosen dan Mahasiswa) sitasi karya ilmiah = 1000 pertahun
4. Jumlah KI adalah 10 KI pertahun per fakultas
Metodology Pengukuran Indikator No.1 dan 2 dilihat dari Index Sinta melalui laman
http://sinta2.ristekdikti.go.id dengan memilih afiliasi Universitas Bina Darma.
Pengukuran Indikator 3 :
Menggunakan basis data Scopus dan atau Web Of Science yang dapat dipantau juga
menggunakan Sinta Science and Technology Index Kementrian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi.
(Jumlah sitasi komulatif dosen dan mahasiswa)
Pengukura Indikator 4:
Menggunakan basis data DRPM Universitas Bina Darma
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
47
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
48
BAB IV
STANDAR
PENGABDIAN
KEPADA
MASYARAKAT
49
1. STANDAR HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Nama Standar Standar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
Definisi Istilah Standar hasil pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal hasil
pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan
membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
DRPM universitas Bina Darma adalah Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada
Masyarakat.
Rasional 1. Hasil pengabdian kepada masyarakat harus bermanfaat bagi masyarakat, minimum
kepada masyarakat dilingkungan sekitar kampus.
2. Manfaat bagi dosen diukur dengan dapat digunakannya hasil pengabdian tersebut
dan berdampak kepada masyarakat tersebut.
Pernyataan isi Standar 1. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal hasil
pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan
membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Hasil pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada butir (1)
adalah:
a. penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan
keahlian sivitas akademika yang relevan;
b. pemanfaatan teknologi tepat guna;
c. bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau
d. bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.
e. Publikasi artikel pada jurnal/prosiding/media masa.
3. Hasil pengabdian kepada masyarakat wajib dilaporkan kepada DRPM
Universitas Bina Darma dalam bentuk laporan akhir.
Strategi Adanya kontrak manajemen antara universitas dengan dosen dilingkungan
Universitas Bina Darma yang menyatakan bahwa setiap dosen diwajibkan untuk
melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Indikator Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat 2 kegiatan per dosen /tim dosen per
tahun
Metodology Pengukuran dilakukan dengan menggunakan database DRPM Universitas Bina
Darma.
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
50
2. STANDAR ISI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Nama Standar Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat
Definisi Istilah Standar isi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat.
Rasional Standar isi pengabdian berkaitan erat dengan rencana induk penelitian
Universitas Bina Darma yang diterapkan kepada masyarakat.
Pernyataan isi Standar 1. Standar isi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat.
2. Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat sebagaimana
dimaksud pada butir (1) mengacu pada standar hasil pengabdian kepada
masyarakat.
3. Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat sebagaimana
dimaksud pada butir (1) bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 4. Hasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagaimana dimaksud pada butir (3) meliputi:
a. hasil penelitian yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan oleh
masyarakat pengguna;
b. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
memberdayakan masyarakat;
c. teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat;
b. model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomedasi kebijakan
yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industri,
dan/atau Pemerintah; atau
c. kekayaan intelektual (KI) yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat,
dunia usaha, dan/atau industri.
5. Program pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat meliputi :
a. Menduduki jabatan pimpinan pada lembaga pemerintah/pejabat negara
yang harus dibebaskan dari jabatan organiknya.
b. Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang
dimanfaatkan kepada masyarakat.
c. Memberikan latihan/penyuluhan/penataran/ceramah pada masyarakat.
d. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang
menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan.
Strategi Menyelaraskan antara keilmuan/keahlian dosen dengan Pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Indikator Jumlah persentase program pengabdian yang merupakan penerapan langsung
hasil penelitian adalah lebih besar atau sama dengan 10%
Metodology Jumlah pengabdian hasil dari penelitian dibagi dengan jumlah total
pengabdian dikali 100%
Data pengabdian diperoleh dari database DRPM Universitas Bina Darma
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun
51
2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
52
3. STANDAR PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Nama Standar Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat
Definisi Istilah Standar proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan kegiatan.
Rasional Standar proses dilakukan dalam memantau perencanaan, pelaksanaan dan hasil
penerapan pengabdian kepada masyarakat. Kesesuaian dosen pelaksana kegiatan
dengan keilmuan yang dimiliki menjadi syarat pelaksanaan untuk menjamin hasil
pengabdian dapat menghasilkan produk dan atau meningkatkan kapasitas
masyarakat.
Pernyataan isi Standar 1. Standar proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan.
2. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa:
a. pelayanan kepada masyarakat;
b. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang
keahliannya;
c. peningkatan kapasitas masyarakat; atau
d. pemberdayaan masyarakat.
3. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada butir
(2) wajib mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan,
kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan lingkungan.
4. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen wajib
melibatkan mahasiswa.
5. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa
sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran harus diarahkan untuk memenuhi
capaian pembelajaran lulusan dan ketentuan peraturan di perguruan tinggi.
6. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa
dinyatakan dalam besaran sks sebagaimana dimaksud dalam Standar Proses
Pembelajaran Bab 1 butir (8).
7. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus diselenggarakan secara
terarah, terukur, dan terprogram.
Strategi Adanya tim monitoring evaluasi terhadap kegiatan internal pengabdian kepada
masyarakat.
Indikator 1. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat 2 kegiatan per dosen /tim dosen per
tahun.
2. Jumlah persentase program pengabdian yang merupakan penerapan langsung
hasil penelitian adalah lebih besar atau sama dengan 10%
3. Persentase pelaksanaan pangabdian kepada masyarakat (PkM) melibatkan dosen
dan mahasiswa sebanyak 20%
Metodology Indikator 1 diukur dari database DRPM Universitas Bina Darma
Indikator 2 diukur :
Jumlah pengabdian hasil dari penelitian dibagi dengan jumlah total pengabdian
dikali 100%
Data pengabdian diperoleh dari database DRPM Universitas Bina Darma
Indikator 3 diukur :
Jumlah PkM dosen yang melibatkan mahasiswa / jumlah total kegiatan PkM dikali
100
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
53
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
54
4. STANDAR PENILAIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Nama Standar Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat
Definisi Istilah Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat
Rasional Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara
terintegrasi paling sedikit memenuhi unsur edukatif, objektif, akuntabel dan
transparan. Penilaian hasil pengabdian kepada masyarakat harus memenuhi prinsip
penilaian dan memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar
proses pengabdian kepada masyarakat.
Pernyataan isi Standar 1. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat.
2. Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat sebagaimana
dimaksud pada butir (1) dilakukan secara terintegrasi paling sedikit memenuhi
unsur:
a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi pelaksana agar
terus meningkatkan mutu pengabdian kepada masyarakat;
b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria penilaian dan
bebas dari pengaruh subjektivitas;
d. akuntabel, yang merupakan penilaian yang dilaksanakan dengan kriteria
dan prosedur yang jelas dan dipahami oleh pelaksana pengabdian kepada
masyarakat; dan
e. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil
penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
3. Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat harus memenuhi
prinsip penilaian sebagaimana dimaksud pada butir (2) dan memperhatikan
kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses pengabdian
kepada masyarakat.
4. Kriteria minimal penilaian hasil pengabdian kepada masyarakat sebagaimana
dimaksud pada butir (1) meliputi:
a. tingkat kepuasan masyarakat;
b. terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada
masyarakat sesuai dengan sasaran program;
c. dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat
secara berkelanjutan;
d. terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta
pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi; atau
f. teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat
dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.
5. Penilaian pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dengan
menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat
mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil
pengabdian kepada masyarakat.
Strategi Adanya tim monitoring evaluasi terhadap kegiatan internal pengabdian kepada
masyarakat.
Indikator Tingkat kepuasan masyarakat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat
mencapai nilai minimal tingkat 3 (dari tingkat kepuasan skala 1-5).
Metodology Indikator diukur dengan kuisioner kepuasan masyarakat.
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
55
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
56
5. STANDAR PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Nama Standar Standar Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
Definisi Istilah Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Rasional Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tridarma
perguruan tinggi yang wajib dilaksanakan oleh setiap dosen. Program studi berperan
aktif dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk menjaga
mutu pengabdian kepada masyarakat.
Pernyataan isi Standar 1. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
2. Pelaksana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada butir (1)
wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan
bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran
kegiatan.
3. Kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud
pada butir (1) ditentukan berdasarkan:
a. kualifikasi akademik; dan
b. hasil pengabdian kepada masyarakat.
4. Kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud
pada butir (2) menentukan kewenangan melaksanakan pengabdian kepada
masyarakat.
5. Pedoman mengenai kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.
Strategi Pedoman pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dibuat dan disosialisasikan
oleh DRPM Universitas Bina Darma
Indikator 1. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat 2 kegiatan per dosen /tim dosen per
tahun
2. Jumlah persentase program pengabdian yang merupakan penerapan langsung
hasil penelitian adalah lebih besar atau sama dengan 10%
Metodology Indikator 1 diukur dari database DRPM Universitas Bina Darma
Indikator 2 diukur :
Jumlah pengabdian hasil dari penelitian dibagi dengan jumlah total pengabdian
dikali 100%
Data pengabdian diperoleh dari database DRPM Universitas Bina Darma
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
57
6. STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
Nama Standar Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat
Definisi Istilah Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal tentang sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses
pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada
masyarakat.
Rasional Sarana dan prasaran bagi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan
secara mandiri di Perguruan Tinggi atau bisa melakukan kerjasama dengan lembaga
lain jika diperlukan atau jika ada sarana dan prasarana yang tidak dimiliki.
Pernyataan isi Standar 1. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan
kriteria minimal tentang sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
menunjang proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi
hasil pengabdian kepada masyarakat.
2. Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud
pada butir (1) merupakan fasilitas perguruan tinggi yang digunakan untuk:
a. memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat paling sedikit yang terkait
dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang dikelola perguruan
tinggi dan area sasaran kegiatan;
b. proses pembelajaran; dan
c. kegiatan penelitian.
3. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada butir (2) harus memenuhi
standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.
Strategi Universitas menyediakan bahan pustaka, akses internet dan dana kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
Menyiapkan sistem informasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk
DRPM Universitas Bina Darma.
Indikator 1. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat 2 kegiatan per dosen /tim dosen per
tahun
2. Jumlah persentase program pengabdian yang merupakan penerapan langsung
hasil penelitian adalah lebih besar atau sama dengan 10%
Metodology Indikator 1 diukur dari database DRPM Universitas Bina Darma
Indikator 2 diukur :
Jumlah pengabdian hasil dari penelitian dibagi dengan jumlah total pengabdian
dikali 100%
Data pengabdian diperoleh dari database DRPM Universitas Bina Darma
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
58
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
59
7. STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Nama Standar Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat
Definisi Istilah Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta
pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Rasional Pengelolaan Pengabdian Masyarakat pada Universitas Bina Darma untuk
memberikan keteraturan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.
Pernyataan isi Standar 1. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
tentang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta
pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
2. Pengelolaan pengabdian kepada masyarkat sebagaimana dimaksud pada butir (1)
dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk
mengelola pengabdian kepada masyarakat.
3. Kelembagaan pengelola pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud
pada butir (2) adalah lembaga pengabdian kepada masyarakat, lembaga
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lain yang sejenis
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi.
4. Kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam butir (2) wajib:
a. menyusun dan mengembangkan rencana program pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan rencana strategis pengabdian kepada masyarakat
perguruan tinggi;
b. menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan
mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
c. memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat;
e. melakukan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat;
f. memfasilitasi kegiatan peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian
kepada masyarakat;
g. memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada masyarakat
yang berprestasi;
h. mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat pada
lembaga lain melalui kerja sama;
i. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan
spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; dan
j. menyusun laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya.
5. Universitas Bina Darma wajib:
a. memiliki rencana strategis pengabdian kepada masyarakat yang merupakan
bagian dari rencana strategis perguruan tinggi;
b. menyusun kriteria dan prosedur penilaian pengabdian kepada masyarakat
paling sedikit menyangkut aspek hasil pengabdian kepada masyarakat dalam
menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan
teknologi guna memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan
kehidupan bangsa;
c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi
pengabdian kepada masyarakat dalam menjalankan program pengabdian
kepada masyarakat secara berkelanjutan;
d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi
pengabdian kepada masyarakat dalam melaksanakan program pengabdian
kepada masyarakat;
e. memiliki panduan tentang kriteria pelaksana pengabdian kepada masyarakat
dengan mengacu pada standar hasil, standar isi, dan standar proses
pengabdian kepada masyarakat;
f. mendayagunakan sarana dan prasarana pada lembaga lain melalui kerja sama
pengabdian kepada masyarakat;
g. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan
spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; dan
60
h. menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi pengabdian kepada
masyarakat dalam menyelenggarakan program pengabdian kepada
masyarakat paling sedikit melalui pangkalan data pendidikan tinggi.
Strategi DRPM Universitas Bina Darma menyediakan dan mensosialisasikan peraturan
pengabdian kepada masyarakat.
Indikator 1. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat 2 kegiatan per dosen /tim dosen per
tahun
2. Jumlah persentase program pengabdian yang merupakan penerapan langsung
hasil penelitian adalah lebih besar atau sama dengan 10%
Metodologi Indikator 1 diukur dari database DRPM Universitas Bina Darma
Indikator 2 diukur :
Jumlah pengabdian hasil dari penelitian dibagi dengan jumlah total pengabdian
dikali 100%
Data pengabdian diperoleh dari database DRPM Universitas Bina Darma
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
61
8. STANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
Nama Standar Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian Kepada Masyarakat
Definisi Istilah Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat merupakan
kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian
kepada masyarakat.
Pendanaan internal dimaksudkan sebagai kegiatan pembinaan pengabdian yang
mengarahkan dan membimbing calon pengusul untuk mendapatkan kemampuan dan
kepekaan melaksanakan pengabdian.
Rasional Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat merupakan
pedoman sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat yang telah ditetapan oleh institusi.
Pernyataan isi Standar 1. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat merupakan
kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Perguruan tinggi wajib menyediakan dana internal untuk pengabdian kepada
masyarakat.
3. Selain dari dana internal perguruan tinggi, pendanaan pengabdian kepada
masyarakat dapat bersumber dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain
di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat.
4. Pendanaan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen atau instruktur
sebagaimana dimaksud pada butir (2) digunakan untuk membiayai:
a. perencanaan pengabdian kepada masyarakat;
b. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
c. pengendalian pengabdian kepada masyarakat;
d. pemantauan dan evaluasi pengabdian kepada masyarakat;
e. pelaporan pengabdian kepada masyarakat; dan
f. diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat.
5. Mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat diatur
oleh pemimpin perguruan tinggi melalui SK Rektor.
6. Perguruan tinggi wajib menyediakan dana pengelolaan pengabdian kepada
masyarakat. 7. Dana pengelolaan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada
butir (6) digunakan untuk membiayai:
a. manajemen pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas seleksi
proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, dan diseminasi hasil
pengabdian kepada masyarakat; dan
b. peningkatan kapasitas pelaksana.
Strategi Adanya dana manajemen di institusi untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat
Indikator Rata-rata perolehan dana pengabdian kepada masyarakat = Rp.3.000.000 per
judul/per proposal per tahun
Metodology Jumlah rata-rata penggunaan dana pengabdian kepada masyarakat pertahun dengan
cara menjumlahkan total dana pengabdian perdosen dibagi dengan total jumlah
dosen
Subjek atau pihak yang
bertanggung jawab untuk
mencapai/memenuhi isi standar
- Rektor
- Wakil Rektor Bidang Artika
- Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Dosen
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
3. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
62
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
4. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
63
BAB V
STANDAR
PEMBIAYAAN
64
1 STANDAR ARAH KEBIJAKAN PENGELOAAN KEUANGAN
Nama Standar Standar arah Kebijakan Pengeloaan Keuangan
Definisi Istilah Standar ini disusun untuk memenuhi prinsip akuntansi yang spesifik berikut metode
penerapannya. Standar ini dibuat agar laporan pertanggungjawaban keuangan
menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dan hasil
operasi keuangan.
RKAT adalah Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Rasional Perguruan Tinggi harus mengelola keuangannya sendiri, tidak hanya memetakan
anggarannya sendiri. Adapun pencapaiannya adalah pemantapan pengelolaan dana
secara terpusat dan terpadu, dengan sistem penerimaan satu pintu (one gate revenue
policy) dan sistem pengeluaran multipintu (multigates expenses policy).
Pernyataan isi Standar 1. Fakultas/ Program Studi/ Unit Kerja wajib memiliki RKAT.
2. RKAT harus memiliki sasaran strategis, indikator, nama kegiatan, deskripsi
kegiatan, tujuan, waktu kegiatan, sumber anggaran dan total anggaran yang
mengacu pada Renstra dan Renop Universitas, Fakultas, Program Studi, dan Unit
Kerja dan diajukan 1 bulan sebelum tahun akademik berikutnya dimulai.
3. RKAT yang diusulkan wajib mendapatkan persetujuan atasan langsung unit
pengusul dan disahkan oleh Rektor dalam rapat kerja tahunan.
Strategi - Tiga pertimbangan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang tepat dan
penyediaan laporan keuangan oleh manajemen:
1. Pertimbangan sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui
dalam penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan
penciptaan cadangan rahasia atau disembunyikan.
2. Substansi mengungguli bentuk
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai
dengan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu
pada bentuk hukum transaksi atau kejadian.
3. Materialitas
Laporan pertanggungjawaban keuangan harus mengungkapkan semua
komponen yang cukup material yang mempengaruhi evaluasi atau keputusan-
keputusan.
Indikator Minimal 80 % Penyerapan dana kegiatan
Metodology Jumlah kebijakan yang diterapkan di bagian keuangan dibandingkan dengan total
kebijakan yang sudah dibakukan.
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Universitas
- Kepala Bagian Keuangan
- Fakultas/Prodi dan Unit Kerja
Referensi 1. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
3. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
5. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementrian Pendidikan
Nasional, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, 2010.
6. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
7. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
8. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
9. Standar Akuntansi Keuangan
10. Statuta Universitas Bina Darma
Dokumen Terkait - Prosedur
- Instruksi Kerja
- Formulir
65
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
66
2 STANDAR PROSES PENGELOLAAN KEUANGAN
Nama Standar Standar Proses Pengelolaan Keuangan
Definisi Istilah Proses Pengelolaan Keuangan dimulai penerimaan dana, pengajuan pengeluaran
dana kegiatan, pencairan dana dan pelaporan/pertanggungjawaban penggunaan dana
kegiatan.
Rasional Standar ini ditetapkan agar terjadi tertib dalam keuangan. Agar pihak institusi,
Fakultas, Program Studi,Program Pasca Sarjana, dan Unit Kerja dapat terlibat dalam
perencanaan kegiatan hingga pelaporan.
Pernyataan isi Standar 1. Dana kegiatan Fakultas/ Program Studi/ Unit Kerja harus tercantum di dalam
RKAT.
2. Dana kegiatan yang diperoleh dari mahasiswa, dapat dikutip setelah proposal
kegiatan disetujui oleh Rektor dan disetorkan langsung ke rekening Pengeluaran
Bina Darma.
3. Dana kegiatan yang dikeluarkan oleh universitas untuk Fakultas, Program
Studi,Program Pasca Sarjana, Unit Kerja dan Organisasi Kemahasiswaan dalam
kegiatan : seminar, workshop, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan
lain-lain dapat dicairkan setelah Surat Tugas kegiatan disetujui oleh Rektor.
4. Laporan pertanggungjawaan kegiatan yang memuat penggunaan dana wajib
diserahkan ke Rektor maksimal 1 bulan setelah kegiatan dilaksanakan.
Strategi - RKAT Fakultas, Program Studi,Program Pasca Sarjana, Unit Kerja dan
Organisasi Mahasiswa diajukan 1 bulan sebelum tahun akademik berikutnya
dimulai.
- Proposal kegiatan sebagai dasar untuk pengutipan dana ke mahasiswa diajukan
2 minggu sebelum kegiatan dilaksanakan
Indikator - 80% Kegiatan yang telah dilaksanakan tepat waktu.
- 80 % Penyerapan dana kegiatan
Metodology - Total kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Fakultas/Prodi/Pasca Sarjana/Unit
Kerja/ dibagi dengan total kegiatan dalam RKAT dikali 100%.
- Total dana yang telah direalisasikan oleh Fakultas/Prodi/Pasca Sarjana/Unit
Kerja/ dibagi dengan total dana dalam RKAT dikali 100%.
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Pimpinan Univesitas
- Kepala Bagian Keuangan
- Fakultas/Prodi, Pasca Sarjana, Unit Kerja dan Himpunan Mahasiswa
Referensi 1. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
3. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
5. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementrian Pendidikan
Nasional, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, 2010.
6. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
7. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
8. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
9. Standar Akuntansi Keuangan
10. Statuta Universitas Bina Darma
Dokumen Terkait - Prosedur mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
- Check List
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
67
3 STANDAR PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN
Nama Standar Standar Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
Definisi Istilah Standar pertanggungjawaban pengelolaan keuangan berupa pelaporan ditetapkan
berdasarkan standar atau sistem akuntansi yang berlaku. Hal ini dilakukan karena
selain dapat memperlancar audit atau penilaian baik secara internal maupun
eksternal, dapat menjamin ketercapaian mutu dalam pengelolaan keuangan.
Rasional Standar ini diwujudkan dengan diadakannya Pemeriksaan (Auditing) secara berkala
tiap semester. Audit Internal dilaksanakan dalam rangka penyesuaian perencanaan
anggaran dan pelaksanaannya agar dapat dengan cepat diketahui kesesuaian,
hambatan dan kendala pelaksanaan untuk penyusunan rencana keuangan berikut.
Pernyataan isi Standar 1. Fakultas/ Program Studi/ Unit Kerja/ wajib membuat Laporan
pertanggungjawaban keuangan perkegiatan dan pertahun.
2. Universitas wajib membuat laporan keuangan tahunan yang disahkan oleh
akuntan publik
Strategi - Mengumpulkan bukti keuangan asli yang ditandatangani dan dicap
- Mengumpulkan bukti pelaksanaan kegiatan dalam bentuk materi, tanda tangan
peserta, dan foto kegiatan
- Pembuatan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
umum.
Indikator - Universitas memperoleh WTP
Metodology
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
Fakultas/ Program Studi/ Unit Kerja/ wajib membuat Laporan pertanggungjawaban
keuangan persemester maksimal 1 bulan setelah akhir semester
Referensi 1. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
3. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
5. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementrian Pendidikan
Nasional, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, 2010.
6. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
7. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
8. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
9. Standar Akuntansi Keuangan
10. Statuta Universitas Bina Darma
Dokumen Terkait - Prosedur mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
- Check List
Verifikasi Direktorat Penjamian Mutu dan Akreditasi
68
BAB VI
STANDAR
TEKNOLOGI
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
69
1. STANDAR SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI
Nama Standar Standar Sistem Manajemen Keamanan Informasi
Definisi Istilah DSTI adalah Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi
SMKI adalah Sistem Manajemen Keamanan Informasi
Aset informasi adalah aset dalam bentuk :
1. Seluruh data/dokumen/informasi sebagaimana diatur dalam klassifikasi
informasi yang berlaku;
2. Piranti lunak, meliputi aplikasi, system operasi, dan system basis data
3. Aset fisik meliputi perangkat keras computer, perangkat jaringan dan media
penyimpanan.
4. Aset tak terwujud, meliputi pengetahuan, pengalaman, keahlian dan reputasi.
Rasional Standar Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) digunakan sebagai
pedoman dalam rangka melindungi aset informasi Universitas Bina Darma (UBD)
dari segala ancaman baik yang berasal dari dalam maupun luar kampus Universitas
Bina Darma, baik dengan sengaja maupun tidak disengaja. Pengamanan dan
perlindungan ini diberikan untuk menjamin kerahasiaan (Condidentiality), keutuhan
(integrity), dan ketersediaan (availability) aset informasi agar selalu terjaga dan
terpelihara dengan baik.
Pernyataan isi Standar 1. Setiap pimpinan Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi (DSTI) bertanggung
jawab mengatur, penerapan kebijakan dan standar SMKI di lingkungan
Universitas Bina Darma.
2. Direktur DSTI bertanggung jawab mengatur pelaksanaan pengamanan dan
perlindungan aset informasi di lingkungan unit eselon I masing-masing dengan
mengacu pada Kebijakan dan Standar SMKI di Lingkungan UBD.
3. DSTI bertanggung jawab meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kepedulian terhadap keamanan informasi pada seluruh pengguna di lingkungan
UBD.
4. DSTI melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan SMKI secara berkala untuk
menjamin efektivitas dan meningkatkan keamanan informasi.
5. DSTI menyusun dokumen pendukung kebijakan keamanan informasi harus
memuat:
a. Tujuan dan ruang Iingkup dokumen pendukung kebijakan keamanan
informasi;
b. Kerangka kerja setiap tujuanj sa saran pengendalian keamanan informasi;
c. Metodologi penilaian risiko (risk assessment);
d. Penjelasan singkat mengenai standar, prosedur dan kepatuhan termasuk
persyaratan peraturan yang harus dipenuhi, pengelolaan kelangsungan
kegiatan, konsekuensi apabila terjadi pelanggaran;
e. Tanggung jawab dari setiap bagian terkait; dan
f. Dokumen referensi yang digunakan dalam menyusun dokumen pendukung
kebijakan keamanan informasi
Strategi Pelatihan pemahaman ISO 27001 dan ISO 17799
Indikator Adanya dokumen dan penerapan SMKI
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Direktur Sistem dan Teknologi Informasi
- Wakil Rektor Artika
- Rektor
Referensi - ISO 17799
- SNI ISO/IEC 27001
Dokumen Terkait - Prosedur
- Instruksi kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
70
2. STANDAR PENGENDALIAN PENGELOLAAN ASET INFORMASI
Nama Standar Standar Pengendalian Pengelolaan Aset Informasi
Definisi Istilah DSTI adalah Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi
SMKI adalah Sistem Manajemen Keamanan Informasi
Aset informasi adalah aset dalam bentuk :
1. Seluruh data/dokumen/informasi sebagaimana diatur dalam klassifikasi
informasi yang berlaku;
2. Piranti lunak, meliputi aplikasi, system operasi, dan system basis data
3. Aset fisik meliputi perangkat keras computer, perangkat jaringan dan media
penyimpanan.
4. Aset tak terwujud, meliputi pengetahuan, pengalaman, keahlian dan reputasi.
Rasional Pengelolaan aset informasi bertujuan memberikan pedoman mengelola aset informasi
di lingkungan Universitas Bina Darma untuk melindungi dan menjamin keamanan
aset informasi.
Pernyataan isi Standar 1. Universitas Bina Darma dan DSTI menetapkan dan mengkaji secara berkala
klasifikasi aset informasi dan jenis perlindungan keamanan.
2. Universitas Bina Darma dan DSTI menetapkan pihak yang berwenang untuk
mengakses aset informasi.
3. Dalam pengelolaan aset informasi UBD, aset informasi diklasifikasi sebagai
berikut :
a. Sangat Rahasia (Strictly Confidential) : Aset informasi UBD yang apabila
didistribusikan secara tidak sah atau jatuh ketangan yang tidak berhak akan
menyebabkan kerugian material dan non material UBD.
b. Rahasia (Confidential) : Aset informasi UBD yang apabila didistribusikan
secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak akan mengganggu
kelancaran kegiatan UBD atau mengganggu citra dan reputasi UBD
dan/atau yang menurut peraturan perundang-undangan dinyatakan rahasia.
c. Terbatas (Internal Use Only) : Aset informasi UBD yang apabila
didistribusikan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak akan
mengganggu kelancaran kegiatan UBD tetapi tidak akan mengganggu citra
dan reputasi UBD.
d. Publik : Aset informasi yang secara sengaja disediakan UBD untuk dapat
diketahui masyarakat umum.
Strategi Pelatihan pemahaman ISO 27001 dan ISO 17799
Indikator Adanya dokumen dan penerapan SMKI
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Direktur Sistem dan Teknologi Informasi
- Wakil Rektor Artika
- Rektor
Referensi - ISO 17799
- SNI ISO/IEC 27001
Dokumen Terkait - Prosedur
- Instruksi kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
71
3. STANDAR PENGENDALIAN KEAMANAN FISIK DAN LINGKUNGAN
Nama Standar Standar Pengendalian keamanan Fisik dan Lingkungan
Definisi Istilah DSTI adalah Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi
SMKI adalah Sistem Manajemen Keamanan Informasi
Aset informasi adalah aset dalam bentuk :
1. Seluruh data/dokumen/informasi sebagaimana diatur dalam klassifikasi
informasi yang berlaku;
2. Piranti lunak, meliputi aplikasi, system operasi, dan system basis data
3. Aset fisik meliputi perangkat keras computer, perangkat jaringan dan media
penyimpanan.
4. Aset tak terwujud, meliputi pengetahuan, pengalaman, keahlian dan reputasi.
Rasional Keamanan fisik dan lingkungan bertujuan untuk mencegah akses fisik oleh pihak
yang tidak berwenang, menghindari terjadinya kerusakan pada perangkat pengolah
informasi serta gangguan pada aktivitas organisasi.
Pernyataan isi Standar 1. Perangkat harus dipelihara sesuai dengan petunjuk manualnya. Untuk
pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak ketiga, harus diadakan Perjanjian
Tingkat Layanan (Service Level Agreement/SLA) yang mendefinisikan
tingkat pemeliharaan yang disediakan dan tingkat kinerja yang harus
dipenuhi pihak ketiga.
2. Pemeliharaan terhadap perangkat keras atau perangkat lunak dilakukan
hanya oleh staf DSTI yang berwenang.
3. Dalam hal pemeliharaan perangkat tidak dapat dilakukan di tempat, maka
pemindahan perangkat harus mendapatkan persetujuan pejabat yang
berwenang. terhadap data yang memiliki klasifikasi SANGAT RAHASIA
dan RAHASIA yang disimpan dalam perangkat tersebut harus dipindahkan
terlebih dahulu.
4. Otorisasi penggunaan perangkat harus dilakukan secara tertulis dan data-
data yang terkait dengan aset informasi yang digunakan, seperti nama
pemakai aset, lokasi, dan tujuan penggunaan aset, harus dicatat dan
disimpan.
5. Staf DSTI dan pihak ketiga tidak diizinkan merokok, makan, minum diruang
server dan ruangan DSTI.
6. Perlindungan terhadap ancaman ekstenal dan lingkungan harus
mempertimbangkan:
a. Bahan-bahan berbahaya atau mudah terbakar harus disimpan pada jarak
yang aman dari secure areas;
b. PerIengkapan umum seperti alat tulis tidak boleh disimpan di dalam
secure areas;
c. Perangkat fallback dan media backup harus diletakkan pada jarak yang
aman untuk menghindari kerusakan dari bencana yang mempengaruhi
fasilitas utama; dan
d. Perangkat pemadam kebakaran harus disediakan dan diletakkan di tempat
yang tepat.
7. Perlindungan keamanan kabel mencakup:
a. Pemasangan kabel sumber daya listrik dan kabel telekomunikasi ke
perangkat pengolah informasi selama memungkinkan harus terletak
dibawah tanah, atau menerapkan altematif perlindungan lain yang memadai;
b. Pemasangan kabel jaringan harus dilindungi dari penyusupan yang tidak
sah atau kerusakan, misalnya dengan menggunakan conduit atau
menghindari rute melalui area publik;
c. Pemisahan antara kabel sumber daya listrik dengan kabel telekomunikasi
untuk mencegah interferensi;
d. Penandaan/ penamaan kabel dan perangkat harus diterapkan secara jelas
untuk memudahkan penanganan kesalahan;
e. Penggunaan dokumentasi daftar panel patch diperIukan untuk
mengurangi kesalahan.
Strategi Dokumentasi layout jaringan dan aset fisik secara rutin
72
Indikator Tingkat Availability Sistem diatas 99%
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Direktur Sistem dan Teknologi Informasi
- Wakil Rektor Artika
- Rektor
Referensi - ISO 17799
- SNI ISO/IEC 27001
Dokumen Terkait - Prosedur
- Instruksi kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
73
4. STANDAR PENGELOLAAN OPERASIONAL SISTEM DAN TEKNOLOGI
INFORMASI
Nama Standar Standar Pengelolaan Operasional Sistem dan Teknologi Informasi
Definisi Istilah DSTI adalah Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi
SMKI adalah Sistem Manajemen Keamanan Informasi
Aset informasi adalah aset dalam bentuk :
1. Seluruh data/dokumen/informasi sebagaimana diatur dalam klassifikasi
informasi yang berlaku;
2. Piranti lunak, meliputi aplikasi, system operasi, dan system basis data
3. Aset fisik meliputi perangkat keras computer, perangkat jaringan dan media
penyimpanan.
4. Aset tak terwujud, meliputi pengetahuan, pengalaman, keahlian dan reputasi.
Rasional Standar pengelolaan operasional Sistem dan Teknologi Informasi bertujuan untuk
memastikan operasional yang aman dan benar pada perangkat pengolah informasi,
mengimplementasikan dan memelihara keamanan informasi, mengelola layanan
yang diberikan pihak ketiga, meminimalkan risiko kegagalan, melindungi keutuhan
dan ketersediaan informasi dan perangkat lunak, memastikan keamanan pertukaran
informasi dan pemantauan terhadap proses operasional.
Pernyataan isi Standar a. DSTI wajib memiliki prosedur mutu untuk kegiatan operasional yang mencakup :
a. Tata cara pengolahan dan penanganan informasi;
b. Tata cara menangani kesalahan atau kondisi khusu yang terjadi beserta pihak
yang harus dihubungi bila mengalami permasalahan teknis.
c. Cara memfungsikan perangkat dan cara mengembalikan perangkat
kekeadaan awal saat terjadi kegagalan system;
d. Tata cara backup dan restore data dan aplikasi.
e. Tata cara pengelolaan jejak audit pengguna dan catatan kejadan/kegiatan
system.
b. Pemisahan Perangkat Pengembangan dan Operasional
a. Pengembangan dan operasional perangkat lunak harus dioperasikan
disistem atau computer dan domain atau direktori yang berbeda;
b. Setiap perangkat lunak yang dikembangkan wajib memiliki instruksi
kerja/panduan penggunaan yang didokumentasikan dan ditetapkan;
c. Compiler, editor dan alat bantu pengembangan lain tidak boleh diakses dari
system operasional ketika tidak dibutuhkan.
d. Lingkungan system pengujian harus diusahakan sama dengan lingkungan
system operasional;
e. Saat pengujian , Pengguna harus menggunakan profil pengguna yang
berbeda untuk sistem pengujian dan sistem operasional, serta aplikasi harus
menampilkan pesan identifikasi dari sistem untuk mengurangi risiko
kesalahan;
f. Data yang memiliki klasifikasi SANGAT RAHASIA dan RAHASIA tidak
boleh disalin ke dalam lingkungan pengujian sistem.
c. Pemantauan dan Pengkajian Layanan Pihak Ketiga
a. Pemantauan tingkat kinerja layanan untuk memastikan kesesuaian
kepatuhan dengan perjanjian;
b. Pengkajian laporan layanan pihak ketiga dan pengaturan pertemuan berkala
dalam rangka pembahasan perkembangan layanan sebagaimana diatur
dalam perjanjianj kesepakatan;
c. Pernberian informasi tentang gangguan keamanan informasi dan pengkajian
informasi ini bersama pihak ketiga sebagaimana diatur dalam perjanjian
kesepakatan;
d. Pemeriksaan jejak audit pihak ketiga dan pencatatan peristiwa keamanan,
masalah operasional, kegagalan, dan gangguan yang terkait dengan layanan
yang diberikan; dan
e. Penyelesaian dan pengelolaan masalah yang teridentifikasi.
d. Pengelolaan Keamanan Jaringan harus mencakup :
a. Pemantauan kegiatan pengelolaan jaringan untuk menjamin bahwa
perangkat jaringan digunakan secara efektif dan efisien;
74
b. Pengendalian dan pengaturan tentang penyambungan atau perluasan
jaringan internal atau eksternal UBD;
c. Pengendalian dan pengaturan akses ke sistem jaringan internal atau ekstenal
UBD;
d. Pencatatan informasi pihak ketiga yang diizinkan mengakses ke jaringan
UBD dan menerapkan pemantauan serta pencatatan kegiatan selama
menggunakan jaringan.
e. Pemutusan layanan tanpa pemberitahuan sebelumnya jika terjadi gangguan
keamanan informasi;
f. Penerapan pengendalian khusus untuk melindungi keutuhan informasi yang
melewati jaringan umum antara lain dengan penggunaan enkripsi dan tanda
tangan elektronik (digital signature);
g. Pendokumentasian arsitektur jaringan seluruh komponen perangkat keras
jaringan dan perangkat lunak.
h. Penerapan fitur keamanan layanan jaringan mencakup :
1. Teknologi keamanan seperti autentikasi, enkripsi, dan pengendalian
sambungan jaringan;
2. Parameter teknis yang diperlukan untuk koneksi aman dengan layanan
jaringan sesuai dengan keamanan dan aturan koneksi jaringan; dan
3. Prosedur untuk penggunaan layanan jaringan yang membatasi akses ke
layanan jaringan atau aplikasi.
e. Pertukaran Informasi dengan menggunakan perangkat komunikasi elektronik
harus mencakup :
a. Perlindungan pertukaran informasi dari pencegatan, penyalinan, modifikasi,
miss-routing, dan perusakan;
b. Pendeteksian dan perlindungan terhadap kode berbahaya yang dapat dikirim
melalui penggunaan komunikasi elektronik;
c. Perlindungan informasi elektronik dalam bentuk attachment yang memiliki
klasifikasi SANGAT RAHASIA dan RAHASIA;
d. Pertimbangan risiko terkait penggunaan perangkat komunikasi nirkabel;
Strategi Melakukan perbaikan dan penyesuaian prosedur mutu DSTI
Indikator Tersedianya prosedur mutu operasional TIK
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Direktur Sistem dan Teknologi Informasi
- Wakil Rektor Artika
- Rektor
Referensi - ISO 17799
- SNI ISO/IEC 27001
Dokumen Terkait - Prosedur
- Instruksi kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
75
5. STANDAR PENGENDALIAN AKSES
Nama Standar Standar Pengendalian Akses
Definisi Istilah DSTI adalah Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi
SMKI adalah Sistem Manajemen Keamanan Informasi.
Rasional Pengendalian akses bertujuan untuk memastikan otorisasi akses pengguna dan
mencegah akses pihak yang tidak berwenang terhadap aset inforrnasi khususnya
perangkat pengolah informasi.
Pernyataan isi Standar 1. Persyaratan untuk Pengendalian Akses mencakup :
a. Penentuan kebutuhan keamanan dari pengolah aset informasi;
b. Pemisahan peran pengendalian aksesm seperti administrasi akses dan
otorisasi akses.
2. Pengelolaan akses pengguna harus mencakup :
a. Penggunaan akun yang unik untuk mengaktifkan pengguna agar terhubung
dengan sistem informasi atau layanan, dan pengguna dapat bertanggung
jawab dalam penggunaan sistem informasi atau layanan tersebut.
Penggunaan akun khusus hanya diperbolehkan sebatas yang diperlukan
untuk kegiatan atau alasan operasional, dan harus disetujui Pejabat yang
berwenang serta didokumentasikan;
b. Pemeriksaan bahwa pengguna memiliki otorisasi dari pemilik sistem untuk
menggunakan sistem informasi atau layanan, dan jika diperlukan harus
mendapat persetujuan yang terpisah dari Pejabat yang berwenang;
c. Pemeriksaan bahwa tingkat akses yang diberikan sesuai dengan tujuan
kegiatan dan konsisten dengan Kebijakan dan Standar SMKI di Lingkungan
UBD;
d. Pemberian pernyataan tertulis kepada pengguna tentang hak aksesnya dan
meminta pengguna menandatangani pernyataan ketentuan akses tersebut;
e. Pemastian penyedia layanan tidak memberikan akses kepada pengguna
sebelum prosedur otorisasi telah selesai;
f. Pemeliharaan catatan pengguna layanan yang terdaftar dalam menggunakan
layanan;
g. Penghapusan atau penonaktifan akses pengguna yang telah berubah tugas
dan/ atau fungsinya, setelah penugasan berakhir atau mutasi;
h. Pemeriksaan, penghapusan, serta penonaktifan akun secara berkala dan
untuk pengguna yang memiliki lebih dari 1 (satu) akun;
i. Pemastian bahwa akun tidak digunakan oleh pengguna lain;
j. Hak akses pengguna harus dikaji paling sedikit 6 (enam) bulan sekali atau
setelah terjadi perubahan pada sistem, atau struktur organisasi;
k. Hak akses khusus harus dikaji paling sedikit 6 (enam) bulan sekali dalam
jangka waktu lebih sering dibanding jangka waktu pengkajian hak akses
pengguna, atau apabila terjadi perubahan pada sistem, atau struktur
organisasi;
l. Pemeriksaan hak akses khusus harus dilakukan secara berkala, untuk
memastikan pemberian hak akses khusus telah diotorisasi
3. Pengendalian Akses Jaringan
a. Menerapkan prosedur otorisasi untuk pemberian akses ke jaringan dan
layanan jaringan;
b. Menerapkan teknik autentikasi akses dari koneksi eksternal, seperti teknik
kriptografi, token hardware, dan dial-back; dan
c. Melakukan penghentianl isolasi layanan jaringan pada area jaringan yang
mengalami gangguan keamanan informasi.
4. Penggunaan perangkat Mobile Computing dan Teleworking harus
mempertimbangkan
a. Memenuhi keamanan informasi dalam penentuan lokasi;
b. Menjaga keamanan akses;
c. Menggunakan anti malicious code;
d. Memakai perangkat lunak berlisensi; dan
e. Mendapat persetujuan Pejabat yang berwenang/atasan langsung.
76
Strategi Melakukan perbaikan dan penyesuaian prosedur mutu Pengendalian Akses
Indikator Tingkat availability 99%
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Direktur Sistem dan Teknologi Informasi
- Wakil Rektor Artika
- Rektor
Referensi - ISO 17799
- SNI ISO/IEC 27001
Dokumen Terkait - Prosedur
- Instruksi kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
77
BAB VII
STANDAR
MAHASISWA
78
1. STANDAR MAHASISWA
Nama Standar Standar Mahasiswa
Definisi Istilah Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Universitas Bina Darma
UBD adalah Universitas Bina Darma
Rasional Mahasiswa sebagai masukan dari proses Pendidikan tinggi perlu dilakukan seleksi
dalam proses penerimaan dengan baik. Calon mahasiswa baru yang tersaring
memiliki kualifikasi yang ditetapkan oleh universitas. Dalam proses Pendidikan
mahasiswa perlu pelayanan dalam kegiatan akademik dan kegiatan non akademik.
Oleh karena itu untuk memperoleh hasil atau luaran yang baik maka standar
kemahasiswaan diperlukan untuk menjamin proses seleksi dan proses Pendidikan di
Universitas Bina Darma
Pernyataan isi Standar 1. UBD harus memiliki kebijakan dan perencanaan yang sistematis dalam proses
seleksi mahasiswa baru.
2. Kebijakan tentang seleksi mahasiswa baru harus disesuaikan terus-menerus
secara regular agar sesuai dengan kebutuhan stakeholders dan masyarakat. 3. Fakultas dan program studi harus mempunyai persyaratan tertentu yang
memastikan calon mahasisw memenuhi persyaratan yang ditentukan. 4. Fakultas dan program studi harus menentukan jumlah mahasiswa baru yang
dapat diterima disesuaikan dengan kapasitas yang ada. 5. Fakultas harus mempunyai kebijakan tentang penyelengggaraan Pendidikan
bagi mahasiswa. 6. Fakultas harus mempunyai program pembimbingan akademik dan konseling
untuk mahasiswa. 7. Fakultas harus mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan ekstrakulikuler dan organisasi kemahasiswaan. 8. Fakultas dan program studi harus mendorong mahasiswa berpartisipasi dalam
kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 9. Pimpinan fakultas/ Dekan menyelenggarakan evaluasi terhadap proses
penyelenggaraan Pendidikan bagi mahasiswa. 10. Dekan melakukan koordinasi dengan Direktorat Kemahasiswaan secara
berkala.
11. Dekan, ketua program studi dan direktorat kemahasiswaan menyelenggarakan
koordinasi dengan perwakilan mahasiswa untuk perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan mahasiswa.
Strategi 1. Menjaring calon mahasiswa baru sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan,
mendapatkan calon mahasiswa yang memiliki latar belakang pendidikan sesuai
dengan pilihan program studi.
2. Dekan melakukan koordinasi dengan program studi dan direktorat
kemahasiswaaan secara berkala dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan mahasiswa.
Indikator Jumlah mahasiswa baru naik 10% pertahun
Jumlah prestasi dan kegiatan mahasiswa meningkat.
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Direktur Kemahasiswaan
Referensi 1. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
3. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
5. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementrian Pendidikan
Nasional, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, 2010.
6. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
7. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
8. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
79
Pendidikan
Dokumen Terkait - Pedoman Akademik
- Instruksi Kerja
- Prosedur
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
80
BAB VIII
STANDAR
KERJASAMA
81
1. STANDAR KERJASAMA
Nama Standar Standar Kerjasama
Definisi Istilah Kerjasama dapat dilakukan secara kelembagaan oleh pimpinan universitas atau
fakultas berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, saling menguntungkan,
memperhatikan baik hukum nasional maupun hukum internasional, tidak
mengganggu kebijakan pembangunan bangsa, pertahanan dan keamanan nasional.
Rasional Kerjasama merupakan upaya bersama yang dilakukan dengan sadar dengan saling
mendukung dan saling menguatkan sehingga dicapai sinergi yang baik. Dengan
adanya sinergi ini UBD dapat melakukan kegiatan yang mendukunf tridarma
perguruan tinggi yang lebih baik bila dibandingkan kalau bekerja sendiri. Kerjasama
yang baik adalah kerjasama yang mutualistik atau saling menguntungkan. Kerjasama
dalam berbagai bidang yang dilakukan perguruan tinggi dengan berbagai pihak
seperti institusi pendidikan lain, industri, pemerintahan, masyarakat dan lembaga lain
di dalam maupun di luar negeri dapat dilaksanakan tanpa melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta selaras dengan visi dan misi UBD. Untuk itu
maka perlu adanya standar tentang kerjasama baik kerjasama dalam negeri maupun
kerjasama luar negeri.
Pernyataan isi Standar 2. Fakultas menyelenggarakan kerjasama dengan sektor swasta maupun lembaga
pemerintahan baik skala local, nasional maupun internasional.
3. Penyelenggaraan kerjasama dikoordinasikan dengan Direktorat Urusan
Internasional dan Kerjasama.
4. Fakultas menetapkan bahwa kerjasama dilakukan untuk :
a. Meningkatkan kinerja fakultas
b. Membangun citra positif fakultas dan universitas
c. Menyediakan akses bagi dosen dalam pengembangan diri.
d. Memdayagunakan sumber daya yang dimiliki oleh fakultas
e. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Menyediakan akses bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran (magang/praktek kerja lapangan/kunjungan industri)
g. Menciptakan peluang dan akses bagi mahasiswa dan lulusan dalam
mendapatkan lapangan kerja.
h. Menciptakan revenue generating activity.
5. Kegiatan kerjasama wajib disertakan dokumen kontrak kerja atau Surat Perintah
Kerja, dan dokumen pendukung lain seperti :
a. MoU (Memorandum of Understanding)
b. MoA (Memorandum of Agreement)
6. Bentuk kerjasama dapat dilaksanakan dalam bentuk :
a. Twining program
b. Transfer of credits
c. Penelitian
d. Pengabdian kepada masyarakat
e. Pertukaran dosen dan atau mahasiswa dalam penyelenggaraan kegiatan
akademik
f. Pemanfaatan Bersama sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan akademik
g. Penerbitan Bersama karya ilmiah
h. Penyelenggaraan Bersama pertemuan ilmiah atau kegiatan ilmiah lain
i. Kegiatan – kegiatan lain yang dianggap perlu
Strategi Pimpinan fakultas merencanakan, memutuskan dan menyepakati kerjasama dalam
dan luar negeri dalam bentuk dokumen MoU sampai menghasilkan dokumen kontrak
(Kontrak kerja/SPK) atau dokumen lain yang berkaitan dengan implementasi
kerjasama.
Indikator Peningkatan kuantitas , kualitas dan variasi kerjasama baik dalam maupun luar
negeri
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Rektor
- Wakil Rektor
- Dekan
82
- Ketua Program Studi
- Direktorat Urusan Internasional dan Kerjasama
Referensi 1. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
3. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. PP No 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
5. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Kementrian Pendidikan
Nasional, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, 2010.
6. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
7. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
8. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Dokumen Terkait - Instruksi Kerja
- Prosedur
- Formulir
- Dokumen kerjasama
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi
83
BAB IX
STANDAR
VISI DAN MISI
84
2. STANDAR VISI DAN MISI
Nama Standar Standar Visi dan Misi
Definisi Istilah 1. Visi merupakan standar utama yang menjadi cita-cita di masa yang akan datang,
sebagai sumber inspirasi dan motivasi.
2. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usahanya
mewujudkan visi.
3. Tujuan adalah rangkaian hal yang hendak dicapai, atau hasil yang diinginkan
dalam waktu tertentu.
4. Rencana Induk Pengembangan adalah suatu rencana induk Universitas Bina
Darma yang merupakan pedoman dasar pengembangan untuk jangka waktu
sekurang-kurangnya lima tahun.\
5. Pimpinan Unit Kerja adalah Dekan, Direktur, Manajer dan Ketua Program
Studi dalam lingkungan Universitas Bina Darma.
Rasional Standar Visi dan Misi merupakan standar bagi universitas, fakultas, dan program
studi dalam menyusun dan melaksanakan Visi-Misi dan Tujuan (VMT) Universitas
Bina Darma.
Pernyataan isi Standar 1. Universitas Unit kerja wajib merumuskan Visi-Misi dan Tujuan yang sangat
jelas, sangat realistik, dan saling terkait satu dengan yang lain, dengan
melibatkan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni dan masyarakat
pemangku kepentingan lainnya.
2. Rektor dan Pimpinan Unit Kerja menyosialisasikan visi-misi dan tujuannya
secara teratur, sistematis dan berkelanjutan kepada semua pemangku
kepentingan, internal dan eksternal.
3. Seluruh sivitas akademika memahami visi-misi dan tujuan dengan baik.
4. Semua unit kerja menggunakan visi-misi dan tujuan sebagai acuan dalam
penjabaran masing-masing rencana strategis, rencana kerja tahunan, dan
penetapan kinerja.
5. Pimpinan universitas menetapkan Rencana Induk Pengembangan Universitas
Bina Darma dalam rangka penjabaran visi-misi Universitas Bina Darma.
6. Pimpinan universitas menetapkan tonggak-tonggak capaian (milestones) setiap
lima tahun sebagai penjabaran atau pelaksanaan rencana strategis serta
mekanisme kendali ketercapaiannya.
Strategi 1. Setiap unit kerja wajib memiliki Visi-Misi dan Tujuan untuk ruang lingkup tugas
dan fungsinya, dan mengacu pada Visi, Misi dan Tujuan Universitas Bina
Darma.
2. Setiap satu periode lima tahun dibentuk Tim Penyusun Visi-Misi dan Tujuan
Universitas berdasarkan permintaan Rektor dan Pimpinan Unit Kerja yang
diusulkan pada setiap awal periode lima tahun.
3. Tim Penyusun Visi-Misi dan Tujuan melaksanakan tugas di bawah koordinasi
seorang Ketua Pelaksana dan anggota yang terdiri atas semua unsur dalam setiap
unit kerja.
4. Rektor dan Pimpinan Unit Kerja bertindak sebagai penanggung jawab
keberhasilan penyusunan dan pelaksanaan Visi-Misi dan Tujuan di unit kerja
masing-masing secara keseluruhan.
5. Rektor dan Pimpinan Unit Kerja wajib menyosialisasikan misi-misi dan
tujuannya kepada seluruh sivitas akademika secara berkelanjutan.
Indikator Seluruh unsur yang ada di Universitas Bina Darma memahami visi-misi dan
tujuannya dan menggunakannya sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan.
Subjek atau pihak yang bertanggung
jawab untuk mencapai/memenuhi isi
standar
- Rektor dan Wakil Rektor
- Dekan
- Ketua Program Studi
- Direktur
- Manajer
- Kepala Unit Kerja
Referensi 1. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
2. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
85
Tinggi
1. Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Riset, Teknologi,dan Pendidikan Tinggi No.44 tahun 2015
3. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
4. PP Nomor 4 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan
Pengelolaan Perguruan Tinggi
Dokumen Terkait - Rencana Induk Pengembangan Universitas Bina Darma
- Rencana Jangka Panjang Universitas Bina Darma
- Rencana Strategis Universitas Bina Darma
- RKAT
- Prosedur Mutu
- Instruksi Kerja
- Formulir
Verifikasi Direktorat Penjaminan Mutu dan Akreditasi