25
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA I. DEFINISI Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5-15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi ( smeltzer c susana) Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura (price&Wilson, 2006) II. ETIOLOGI Kelainan pada pleura hampir selalu merupakan kelainan sekunder. Kelainan primer pada pleura hanya ada dua macam yaitu infeksi kuman primer intrapleura dan tumor primer pleura. Timbulnya efusi pleura dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi : 1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior. 2. Peningkatan produksi cairan berlebih, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.

Standar Asuhan Keperawata Efusi Pleura

Embed Size (px)

Citation preview

STANDAR ASUHAN KEPERAWATANEFUSI PLEURAI. DEFINISIEfusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5-15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi ( smeltzer c susana)Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura (price&Wilson, 2006)

II. ETIOLOGIKelainan pada pleura hampir selalu merupakan kelainan sekunder. Kelainan primer pada pleura hanya ada dua macam yaitu infeksi kuman primer intrapleura dan tumor primer pleura. Timbulnya efusi pleura dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi :1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.2. Peningkatan produksi cairan berlebih, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.Secara patologis, efusi pleura disebabkan oleh keadaan-keadaan:1. Meningkatnya tekanan hidrostatik (misalnya akibat gagal jantung)2. Menurunnya tekanan osmotic koloid plasma (misalnya hipoproteinemia)3. Meningkatnya permeabilitas kapiler (misalnya infeksi bakteri)4. Berkurangnya absorbsi limfatikPenyebab efusi pleura dilihat dari jenis cairan yang dihasilkannya adalah:1. TransudatGagal jantung, sirosis hepatis dan ascites, hipoproteinemia pada nefrotik sindrom, obstruksi vena cava superior, pasca bedah abdomen, dialisis peritoneal, dan atelektasis akut.1. Eksudat1. Infeksi (pneumonia, TBC, virus, jamur, parasit, dan abses)2. Neoplasma (Ca. paru-paru, metastasis, limfoma, dan leukemia)Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :a. Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatikb. Penurunan tekanan osmotic koloid darahc. Peningkatan tekanan negative intrapleurald. Adanya inflamasi atau neoplastik pleura

III. MANIFESTASI KLINISBiasanya manifestasi klinisnya adalah yang disebabkan penyakit dasar. Pneumonia akan menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis, sementara efusi malignan dapat mengakibatkan dipsnea dan batuk. Ukuran efusi akan menentukan keparahan gejala. Efusi pleura yang luas akan menyebabkan sesak nafas. Area yang mengandung cairan atau menunjukkan bunyi napas minimal atau tidak sama sekali menghasilkan bunyi datar, pekak saat diperkusi. Egofoni akan terdengar di atas area efusi. Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika penumpukan cairan pleural yang signifikan. Bila terjadi efusi pleural kecil sampai sedang, dipsnea mungkin saja tidak terdapat. Berikut tanda dan gejala:1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.2. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak.3. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.4. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).5. Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.6. Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

IV. PATOFLOW

Cairan protein dari getah bening masuk rongga pleuraPeradangan pleura

Ketidak efektifan pola nafasInsufisiensi oksigenPermeable membrane kapiler meningkatIntolernsi aktivitasGangguan rasa nyamanDefisit perawatan diriEnergi berkurangSuplai o2 Gangguan metabolism o2Resiko infeksiNyeri: terhadap tindakan drainaseanoreksiaKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhPenekanan pd abdomenSesak nafasResiko tinggi terhadap tindakan drainasedadadrainaseEkspansi paru menurunPenumpukan cairan pada rongga pleuratransudatReabsorpsi cairan tergangguKongesti pd pembuluh limfeTerdapat jaringan nekrotik pd septaGangguan tekanan kapiler hidrostatik dan koloid osmotic intrapleuraeksudatKonsentrasi protein cairan pleura meningkatPeningkatan tekanan kapiler sistemik/pulmonalPenurunan tekanan koloid osmotic & pleuraPenurunan tekanan intrapleuraGagal jantung kiriObstruksi vena cava superiorAsites pada sirosis hatiDialis peritonealObstruksi/fraktur urinalis

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Pemeriksaan radiologik (rhongent dada), pada permulaan didapati menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300 ml, akan tampak cairan dengan permukaan yang melengkung. Mungkin terdapat pergeseran dimediastinum2. Ultrasonografi3. Torakosenetesis / fungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan tampilan, sitologi dan berat jenis. Fungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke 8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang)4. Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa, amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi untuk sel-sel malignan, dan PH5. Biopsi pleura mungkin juga dilakukan

VI. PENATALAKSANAANTujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dipsnea. Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar (misal gagal jantung kongestif, pneumonia, seosis)Torakosintesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan specimen guna keperluan analisis, dan untuk menghilangkan dipsnea. Namun bila penyebab dasar adalah malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari atau minggu. Torasentesis berulang menyebabkan nyeri, penipisan protein dan elektrolit, dan kadang pneumotoraks. Dalam keadaan ini pasien mungkin diatasi dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan kesystem drainase water-sealatau pengisapan untuk mengevaluasi ruang pleura dan pengembangan paru.Agens yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin, dimasukkan ke dalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut. Setelah agens dimasukkan, selang dada diklem dan pasien dibantu untuk mengambil berbagai posisi untuk memastikan penyebaran agens secara merata dan untuk memaksimalkan kontak agens dengan permukaan pleural. Selang dilepaskan klemnya sesuai yang diresepkan, dan drainase dada biasanya diteruskan beberapa hari lebih lama untuk mencegah reakumulasi cairan dan untuk meningkatkan pembentukan adhesi antara pleural viseralis dan parietalis.Modalitas penyakit lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada, bedah pleurektomi, dan terapi diuretic. Jika cairan pleura merupakan eksudat, posedur diagnostic yang lebih jauh dilakukan untuk menetukan penyebabnya. Pengobatan untuk penyebab primer kemudian dilakukan.

VII. PROSES KEPERAWATANAdapun pengkajian yang di lakukan pada klien dengan efusi pleura adalah :1.Aktifitas / istirahatGejala : Dispnea dengan aktifitas ataupun istirahat

2. SirkulasiTanda :a. Takikardiaa. Frekuensi tak teratur/disritmiab. Irama jantung gallop(gagal jantung sekunder terhadap efusi plura)c. Nadi apical (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal (dengan tegangan penumotorakd. Tanda Homman (bunyi renyah sehubungan dengan denyutan jantung, menunjukan udara dalam mediastinum)e. Tekanan darah :Hipertensi/Hipotensif. Denyut Vena Jugularis

3. Integeritas egoTanda : Ketakutan, Gelisah

4. Makanan / CairanTanda :Adanya pemasangan IV vena sentral/ Infus tekanan5. Nyeri/ KenyamananGejala (Tergantungpada ukuran /area yangterlibat ) : a. Nyeri dada unilateral, meningkat karma pernafasan, batuk.Timbul tiba- tiba gejala sementara batuk atau regangan (Peneumotorak spontan )b. Tajam dan nyeri, menusuk yang di perberat oleh nafas dalam , kemungkinan ke leher,bahu, abdomen (efusi pleural)

Tanda :a. Berhati- hati pada area yang sakitb.Prilaku distraksic. Mengkerutkan wajah

6. PernafasanGejala :Kesulitan bernafas, Lapar nafasa. Batuk (mungkin gejala yang ada)b. Riwayat bedah dada/ Trauma; Penyakit paru kronis, inflamasi / infeksi paru (empiema / efusi), penyakit interstisial menyebar (sarkoidosi); Keganasan ( mis.obstruksi tumor) Peneumotoraks spontan sebelumnya; Ruptur empisematous bula spontan, bleb sub pleural (PPOM).

Tanda :Pernafasan :Peningkatan frekwensi/ takipneaa. Peningkatan kerja nafas, penggunaan otot aksesori pernafasan pada dada, leher; rektraksi interkostal, ekspirasi abdominal kuat .b. Bunyi nafas menurun atau tak ada ( sisi yang terlibat)c. Premitus menurun (sisi yang terlibat )d. ferkusi dada :Hiperresonan di atas area terisi udara (penumotoraks , bunyi pekak diatas area yang terisi cairan (hemotoraks)e. Observasi dan palpasi dada: Gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila trauma atau kempes, penurunan pengembangan toraks ?(Area yang sakit).f. Kulit:Pucat, sianosis, berkerigat ,resipitasi subkutan(udara pada jaringan dengan palpasi )g. Mental :Ansietas ,gelisah, binggung,pingsan.h. Pengunaan ventilasi mekanik tekanan positif / terapi PEEP

7. KeamananGejala :a. Adanya trauma dadab. Radiasi / kemoterapiuntuk keganasan

8. Penyuluhan pembelajaranGejala :a. Riwayat factor resiko :Tuberkolusis, kangker .b. Adanya bedah intratorakal / biobsi paruc. Bukti kegagalan membaik

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Ketidakefektifan pola nafas b.d menurunnya ekspansi paru2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolism tubuh, penurunan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen3. Nyeri b.d proses tindakan drainase4. Resiko infeksi

NoDiagnosa KeperawatanTujuan dan kriteria HasilIntervensi

1Pola Nafas tidak efektif

Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat

Batasan karakteristik : Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi Penurunan pertukaran udara per menit Menggunakan otot pernafasan tambahan Nasal flaring Dyspnea Orthopnea Perubahan penyimpangan dada Nafas pendek Assumption of 3-point position Pernafasan pursed-lip Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama Peningkatan diameter anterior-posterior Pernafasan rata-rata/minimal Bayi : < 25 atau > 60 Usia 1-4 : < 20 atau > 30 Usia 5-14 : < 14 atau > 25 Usia > 14 : < 11 atau > 24 Kedalaman pernafasan Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg Timing rasio Penurunan kapasitas vital

Faktor yang berhubungan : Hiperventilasi Deformitas tulang Kelainan bentuk dinding dada Penurunan energi/kelelahan Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal Obesitas Posisi tubuh Kelelahan otot pernafasan Hipoventilasi sindrom Nyeri Kecemasan Disfungsi Neuromuskuler Kerusakan persepsi/kognitif Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang Imaturitas Neurologis

NOC : Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Vital sign StatusKriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)

NIC :Airway Management Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2

Terapi Oksigen Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea Pertahankan jalan nafas yang paten Atur peralatan oksigenasi Monitor aliran oksigen Pertahankan posisi pasien Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik : Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) Membran mukosa dan konjungtiva pucat Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah Luka, inflamasi pada rongga mulut Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan Miskonsepsi Kehilangan BB dengan makanan cukup Keengganan untuk makan Kram pada abdomen Tonus otot jelek Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi Kurang berminat terhadap makanan Pembuluh darah kapiler mulai rapuh Diare dan atau steatorrhea Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) Suara usus hiperaktif Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan :Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

NOC :vNutritional Status : food and Fluid Intake

Kriteria Hasil : Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda tanda malnutrisi Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC :Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring BB pasien dalam batas normal Monitor adanya penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatandan tindakan tidak selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht Monitor makanan kesukaan Monitor pertumbuhan dan perkembangan Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nuntrisi Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

3 NYERI AKUT Definisi : sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial, kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan.. Batasan karakteristik : Laporan secara verbal atau non verbal Fakta dan observasi Gerakan melindungi Tingkah laku berhati-hati Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai) Tingkah laku distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain, aktivitas berulang-ulang) Respon autonom (diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan pola nafas, nadi dan dilatasi pupil) Tingkah laku ekspresif (gelisah, marah, menangis, merintih, waspada, napas panjang, iritabel) Berfokus pada diri sendiri Muka topeng Fokus menyempit (penurunan persepsi pada waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) Perubahan nafsu makan dan minum Faktor yang berhubungan : Agen injury (fisik, biologis, psikologis)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...... x24 jam pasien dapat mengontrol nyeri dengan indikator: Mengenali faktor penyebab Mengenali onset (lamanya sakit) Menggunakan metode pencegahan Menggunakan metode nonanalgetik untuk mengurangi nyeri Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan Mencari bantuan tenaga kesehatan Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan Menggunakan sumber-sumber yang tersedia Mengenali gejala-gejala nyeri Mencatat pengalaman nyeri sebelumnya Melaporkan nyeri sudah terkontrol

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...... x24 jam pasien dapat mengetahui tingkatan nyeri dengan indikator: melaporkan adanya nyeri luas bagian tubuh yang terpengaruh frekuensi nyeri panjangnya episode nyeri pernyataan nyeri ekspresi nyeri pada wajah posisi tubuh protektif kurangnya istirahat ketegangan otot perubahan pada frekuensi pernafasan perubahan nadi perubahan tekanan darah perubahan ukuran pupil keringat berlebih kehilangan selera makan

MANAJEMEN NYERI Definisi : mengurangi nyeri dan menurunkan tingkat nyeri yang dirasakan pasien. Intervensi : lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri evaluasi pengalaman nyeri masa lampau evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan kurangi faktor presipitasi pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi ajarkan tentang teknik non farmakologi berikan analgetik untuk mengurangi nyeri evaluasi keefektifan kontrol nyeri tingkatkan istirahat

kolaborasikan dengan dokter jika keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

ANALGETIC ADMINISTRATION Definisi : penggunaan agen farmakologi untuk menghentikan atau mengurangi nyeri Intervensi : tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi cek riwayat alergi pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi dari analgetik ketika pemberian lebih dari satu tentukan pilihan analgetik tergantung tipe dan beratnya nyeri tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik pertama kali berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri hebat evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala (efek samping)

4RESIKO INFEKSI Definisi : peningkatan resiko masuknya orgaanisme patogen. Faktor resiko : prosedur infasif ketidakcukupan pengetahuan untuk

menghindari paparan patogen trauma kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan ruptur membran amnion agen farmasi malnutrisi peningkatan paparan lingkungan patogen imunosupresi ketidakadekuatan imun buatan tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, leukopenia, penekanan respon inflamasi) tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi PH, perubahan peristaltik) penyakit kronis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam status kekebalan pasien meningkat dengan indilaktor: tidak didapatkan infeksi berulang tidak didapatkan tumor status rspirasi sesuai yang diharapkan

temperatur badan sesuai yang diharapkan integritas kulit integritas mukosa tidak didapatkan fatigue kronis reaksi skintes sesuai paparan WBC absolut dbn

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam psien mengetahui cara cara mengontrol infeksi dengan indikator: Mendeskripsikan proses penularan penyakit Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terhadap proses penularan penyakit Mendeskripsikan tindakan yang dapat dialkukan untuk pencegahan proses penularan penyakit Mendeskripsikan tanda dan gejala infeksi Mendeskripsikan penatalaksanaan yang tepat untuk infeksi

KONTROL INFEKSI Definisi: meminimalkan mendapatkan infeksi dan transmisi agen infeksi Intervensi : Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

Pertahankan teknik isolasi Batasi pengunjung bila perlu Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan Gunakan universal precaution dan gunakan sarung tangan selma kontak dengan kulit yang tidak utuh Tingkatkan intake nutrisi dan cairan Berikan terapi antibiotik bila perlu Observasi dan laporkan tanda dan gejal infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor Kaji temperatur tiap 4 jam Catat dan laporkan hasil laboratorium, WBC Gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial Istirahat yang adekuat Kaji warna kulit, turgor dan tekstur, cuci kulit dengan hati-hati Ganti IV line sesuai aturan yang berlaku Pastikan perawatan aseptik pada IV line Pastikan teknik perawatan luka yang tepat Berikan antibiotik sesuai autran Ajari pasien dan keluarga tanda dan gejal infeksi dan kalau terjadi melaporkan pada perawat Ajarkan klien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi

PROTEKSI INFEKSI Definisi : pencegahan dan deteksi dini pada pasien yang beresiko Intervensi : Monitor tanda dan gejala infeksi Monitor hitung granulosit, WBC Monitor kerentanan terhadap infeksi Batasi pengunjung Saring pengunjung terhadap penyakit menular