Upload
teghar-ade
View
28
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
menjelaskan stad sebagai pintu gerbang menuju implementasi kurikulum 2013
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat pentingnya pendidikan bagi siswa,pemerintah terus berusaha menguji
bahkan menganti kurikulum. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh,
mengatakan bahwa kurikulum baru yang tengah menjalani fase uji publik ini bertujuan
utama membangun kemampuan berpikir anak secara ilmiah. Dia yakin bahwa ini akan
berdampak baik mengingat banyaknya laboratorium alami yang dapat dieksplorasi oleh
anak-anak. Meski banyak meraih prestasi gemilang di kancah dunia dalam berbagai
olimpiade sains dan matematika, rata-rata kemampuan berpikir anak Indonesia secara
ilmiah tetap dianggap masih rendah.
Kurikulum yang dimaksud diatas adalah Kurikulum 2013. Dimana kurikulum
tersebut sangat mengedepankan aktifnya para peserta didik untuk mencari informasi dan
guru disini hanya menjadi fasilitator. Dengan kurikulum ini Pemerintah berharap akan
meningkatkan kreatifitas peserta didik sehingga ketika mereka lulus, mereka memiliki
skill baik hard skill maupun soft skill. Tidak hanya itu Pemerintah juga berharap nantinya
para penerus bangsa memiliki kreatifitas dan sikap yang baik sehingga kita dapat
bersaing dengan bangsa lain.
Memang pada kurikulum 2013 Guru hanya sebagai fasilitator namun bukan
berarti para Guru bisa berleha-leha. Tugas para Guru akan semakin berat, Guru harus
berpengetahuan luas untuk mengimmbangi sifat aktifnya siswa. Selain itu Guru juga
harus menerapkan metode yang tepat dalam berlangsungnya pengajaran, karena jika tidak
siswa akan bosan dan otomatis siswa akan kehilangan semangat mereka belajar. Jadi
sangat penting kita menerapkan metode belajar yang tepat, seperti yang akan kita bahas
dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah tujuan kurikulum 2013?
b. Apakah Penting metode-metode dalam pembelajaran?
c. Apakah metode STAD sesuai dengan implementasi kurikulum 2013?
C. Tujuan
a. Mengetahui tujuan kurikulum 2013
b. Mengetahui metode-metode dalam pembelajaran
c. Mengetahui apakah metode STAD sesuai dengan implementasi kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN
A. TUJUAN KURIKULUM 2013
Evaluasi kurikulum adalah serangkaian tindakan sistematis dalam mengumpulkan
informasi, pemberian pertimbangan, dan keputusan mengenai nilai dan makna kurikulum.
Pertimbangan dan keputusan mengenai nilai berkenaan dengan keajekan ide, desain,
implementasi, dan hasil kurikulum. Pertimbangan dan keputusan mengenai arti berkenaan
dengan dampak kurikulum terhadap masyarakat. Dampak disini dimaknai sebagai sesuatu
yang positif.
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang
diberikan kepada anak didik. Karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan,
maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Adapun tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif,
kreatif,, inovatif, dan afektif seta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Sedangkan karakteristik kurikulum 2013 adalah:
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan social, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4. Member waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar mata pelajaran.
6. Kompetensi dasar kelas menjadi unsure pengorganisasi kompetensi dasar, dimana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).
B. MACAM METODE PEMBELAJARAN
a. Strategi Pembelajaran Paikem
Sudijarto (dalam Abimayu dkk . 2008 :2-3 )
Strategi pembelajaran sebagai upaya memilih ,menyusun , dan memobilisasi segala cara ,
sarana , prasarana dan tenaga untuk menciptakan system lingkungan untuk mencapai
perubahan perilaku optimal , jadi strategi pembelajaran merupakan pemilihan upaya
pembelajaran yang akan member peluang tercapainya tujuan yang optimal , baik dari segi
hasil belajar ,hasil kerja , maupun proses belajar .
a) Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Terdapat beberapa kriteria yang bisa digunakan sebagai acuan pembelajaran ,
diantaranya :
Relevansi
Derajat kaitan fungsional antara strategi pembelajaran sebagai dimensi
instrumental dengam tujuan belajar , dengan dari tolak ukur dari sebagaiman
sesuatu itu di pelajari dan bukan dari segi apa yang dipelajari , Derajat relevansi
dapat ditinjau dari tiga dimensi , yaitu epistimologi ,psikologi dan sosial .
Efektifitas
Efektifitas atau hasil guna yaitu tingkat instrumentalitas atau hubungan kausal
linier antara strategi pembelajaran dengan tujuan yang ingin di capai . muara
keberhasilan pembelajaran dapat di ukur dari segi efektifitas , baik dari segi
dampak intruksional maupan dampak pengiring
Efisiensi
Efisinsi atau daya guna yakni berkaitan dengan perbandingan upaya ( proses
belajar ) dengan hasil ( pencapaian tujuan ) khususnya ditinjau dari prinsip
ekonomis seperti pemilihan strategi pembelajaran yang lebih sederhana, ,murah ,
dan mudah , serta pembelajaran yang lebih bervariasi tetapimencapai tujuan yang
optimal ( Abimayu , dkk 2008 :8-3)
b) Kriteria Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang telah memuat didalamnya
kriteria utama dalam mengembangkan strategi pembelajaran ., yaitu sebagai
berikut :
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif menekankan pada keaktifan siswa , tidak hanya keterlibatan
fisik tetapi yang utama adalah keterlibatan mental , khusunya keterlibatan
intelektual emosional , Dalam proses pembelajaran tersebut , guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya , dan
mengemukakan pendapat ,( Abimayu dkk , 2008 8-10 )
Pembelajaran Inovatif
Paradigma pembelajaran inovatif yakni mampu memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan kecakapan hidup dan siap terjun di masyarakat . pembelajaran
inovatif di tandai dengan prinsip-prinsip:
Pembelajaran buku pengajaran
Guru sebagai fasilitator
Sisa sebagai subjek bukan Objek
Multimedia bukan monomedia
Sentuhan manusiawi bukan hewani
Pembelajaran induktif bukan deduktif
Materi bermakan bagi siswa , bukan hanya sekedar dihafal , dan
Keterlibatan siswa partisipatif bukan pasif .
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kretifitas , baik mengenai
pengembangan imajinasi dan daya cipta maupun yang utama yaitu pengembangan
kemampuan berpikir kreatif , pengembangan kemampuan berpikirv kreatif
haruslah seimbamh dengan pengembangan kemampuan berpikir rasional logis
( Abimayu dkk , 2008b: 8 -12 )
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mendidik , yang secara
serentak dapat mencapai dua sisi penting dari tujuan pendidikan di sekolah , yakni
:
Memiliki / menguasai ilmu pengetahuan , teknologi , dan seni
Membangun diri pribadi sebagai pemanggung eksisteansi manusia
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan bukan hanya karena lingkungan belajar yang
menggairahkan tetapi juga karena terpenuhi hasrat ingin tau siswa , pembelajaran
yang menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas dan menggunakan
media pembelajaran , alat banyu , dan sumber belajar yang tepat karena proses
pembelajaran di sesuaikan dengan karakteristik belajar siswa ,
b. Metode Pembelajaran Paikem
1) Pembelajara Kooperatif ( Cooperative Learning )
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (1994) adalah tipe khusus dari aktifitas
kelompok yang mengupayakan untuk mengembangkan antara kemampuan belajar
dan kemampuan sosial dengan mengupayakan atau memasukkan tiga komponen /
konsep kedalam pembelajaran , yaitu penghargaan kelompok , tnggung jawab
individu ,dan kesempatan yang sama untuk sukses ,Pertimbangan dari komponen
komponen tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif membutuhkan
perencanaan yang hati-hati dan pelaksanaan yang sistematis menugaskan siswa
untuk berkelompok dan menyuruh mereka untuk mengajari satu sama lain atau
menyelesaikan tugas nya .
2) Pembalajaran Kontekstual ( Contextual Teaching Learning )
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang di awali dengan sajian atau
tanyaa jawab lisan yang ramah dan terbuka terkait kehidupan sehari hari
siswa ,sehingga dapat mengetahui manfaat dari materi yang akan disajikan ,
motivasi belajar pada diri siswa akanmuncul , dunia pikiran siswa menjadi
konkret , sehingga pembelajaran kontekstual kondusif , nyaman , dan
menyenangkan , sehingga menimbulkan aktifis siswa .
Depdikanas ( masyhud 2012 ) ,pembeljaran kontekstual harus melibatakan tujuh
komponen utama pembelajaran efektif , yatiu :
Contruktuvism ( membangun )
Inquiry ( menemukan )
Questioning ( bertanya )
Community ( masyarakat bekajar )
Modeling ( pemodelan )
Reflection ( reflek )
Authenthic Assement Penilaian autentik )
3) Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning )
Model pembelajaran problem based learning adalah pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk secara aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya
dan dapat melatih ketrampilan berfikir siswa ( penalaran , komunikasi , dan
koneksi )dalam memecahkan masalah ( Rusman , 2012 )Model pembelajaran ini
mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang masalah yang
autentik dan bermakna yang akan member kemudahan kepada para siswa untruk
melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Menurut Arends model inijuga memiliki beberapa ciri khusus yaitu adanya
pengajuan pertanyaan atau masalah berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu ,
penyelidikan autentik ,menghasilkan produk atau karya dan memamerkan produk
tersebut , serta ada kerja sama.
4) Pembelajaran berbasis proyek ( Project Based Learning )
Pemebelajaran berbasis proyek menurut The George Luvas Educational
Fundation ( Widiatmoko 2012) adalah model pembnelajaran yang menuntut
pengajara dan peserta didik mengembangkan pertanyaan ( a guiding
question)mengingat bahwa peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda beda
maka pembelajaran berbasis proyek memberikan member kesempatan kepada
peserta didik untuk menggali konten ( materi ) dengan menggunakan
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya dan melakukan eksperimen , yang
nantinya peserta didik dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan penuntun .
5) Pembelajaran Quantum ( Quantum Teaching And Learning )
Model pembelajaran kuantum adalah model pembelajaran dengan 6 kerangka
pembelajaran serta memperhatikan lingkun belajar siswa dan dibutuhkan peran
serta guru sebagai quantum teacher untuk mendayagunakan kemampuanya.
Pembelajaran Quantum memiliki 5 prinsip atau kebenaran , yaitu :
Segalanya berbicara
Segalanya bertujuan
Pengalaman sebelum pemberian nama
Akui setiap usaha
Jika layak di pelajari , layak pula dirayakan .
c. Metode Pembelajaran Inquiri
Model pembelajaran inquiri adalah sebuah strategi langsung terpusat pada peserta didik
yang mana nantinya kelompok kelompok siswa tersebut akan dibawa dalam persoalan
maupun mencari jawaban atas pertanyaan yang sesuai dengan struktur dan prosedur yang
jelas .sehingga model pembelajaran ini bisa melatih para siswa untuk bisa menyelidiki ,
menemukan masalah hingga menarik kesimpulan .
Adapun model ini menjadikan siswa akan lebih banyak belajar mandiriuntuk
memecahkan masalah yang telah diberikan oleh pendidik .
Berikut ini adalah tahapan- tahapan model pembelajaran inquiri :
Orientasi
Tahapan ini merupakan sebuah langkah untuk menciptakan suasana pembelajaran
yang lebih responsive , tugas seorang guru adalah mengkodisikan supaya peserta
didik lebih siap dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran , adapun yang
dilakukan dalam tahap ini adalah :
1. Menjelaskan tujuan , topik , maupun hasil belajar yang dicapai oleh para
peserta didik .
2. Menjelaskan berbagai pokok kegiatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
3. Menjelaskan betapa pentingnya sebuah topik dan juga kegiatan belajar .
Merumuskan Masalah
Ini adalah langkah yang akan membawa para siswa ke sebuah persoalan yang
harus di pecahkan , jadi persoalan tersebut di sajikan dengan menarik untuk lebih
menantang para siswa memecahkan teka teki yang ada .adapun konsep teka teki
tersebut haruslah mengundang konsep jelas sehingga bisa ditemukan solusinya.
Merumuskan hipotesis
Jadi hipotesis merupakan jawaban yang sifat nya sementara dalam sebuah
permasalahan yang dikaji , adapun hipotesis tersebut memang msih perlu di uji
kebenaran nya . sementara itu seorang guru juga harus mengembangkan
kemampuan menebak siswa dengan cara mendorongya dalam merumuskan
jawaban sementara serta merumuskan beberapa pikiran yang mengarah pada
jawaban sebenarnya .
Mengumpulkan Data
Adapun tahapan ini dilakukan untuk menjaring informasi yang di perlukan untuk
menguji hipotesis yang telah di ajukan , jadi dalam pembelajaran ini ,
mengumpulkan data adalah proses mental yang teramat penting untuk
mengembangkan intelektual .
Menguji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang bisa di terima
berdasarkan data yang telah di dapatakan dari preoses pengumpulan data
sebelumnya.pengujian ini juga berarti untuk melatih , dan mengembangkan
kemampuan berpikir secara masuk akal , atau rasional maksudnya jawaban yang
di paparkan hanya bersifat argument tapi harus di dukung dengan data yang kuat .
Menarik Kesimpulan
Ini adalah tahapan akhir apabila jawaban sudah di temukan dan kita bisa menarik
kesimpulan atas permasalahan dan jawaban yang di dapatkan .
Model pembelajaran inquiri ini sesuai dengan impolementasi kurikulim
2013 , karena pembelajaran ini di aplikasika untuk meningkatakan kemampuan
anak dari segi mental maupun daya pikirnya
Kelebihan model pembelajaran inquiri ( wartono , 2003 ) yaitu :
a. Model pembelajaran inkuiri meningkatakan potensi siwa , hal inidikarenakan
siswa di beri kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
permasalahan yang di berikan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri .
b. Ketregantungan siswa terhadap kepuasan ekstrinsik bergeser kea rah
kepuasaninstrinsik , siswa yang berhasil menemukan sendiri sampai dapat
memecahkan masalah yang ada akan dapat meningkatkan kepuasan intelektual
nya yang dating dari dirri siswa ,
c. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan , karena terlibat
langsung dalam proses penemuan ,
d. Dapat memahami konsep konsep sains dan menimbulkan ide dengan baik
e. Dapat memperpanjang daya ingat siswa
f. Pengajaran menjadi terpusat pada siswa
g. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa ,
h. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mencerna dan mengatur informasi
yang di dapatkan .
Kelemahan model pembelajaran inkuiri , yaitu
a. Model pembelajaran inkuiri mengandalkan suatu kesiapan tertentu siswa , siswa
yang mempunyai daya berpikir lambat dapat mengalami kebingungan dalam
berpikir secara luas membuat abstraksi ,menemukan hubungan antara konsep
konsep dalam pelajaran , menyusun informasi yang mereka dapatkan secara
tertulis atau lisan ,
b. Tidak efisien , khususnya untuk mengajar siswa dalam jumlah yang banyak
c. Harapan-harapan dalam model pembelajaran ini akn terganggu dengan siswa-
siswa dan guru-guru yang terbisa mengajar dengan pembelajaran tradisional
d. Pada bidang sains membutuhkan banyak fasilitas untuk menguji ide ide .
d. Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Metode pembelajaran jigsaw merupakan salah satu pembelajaran yang mndukung
pembelajaran kontekstual dapat juga di definisikan bahwa pembelajaran ini merupakan
system kerja atau belajar kelompok yang terstruktur , struktut ini adalah 5 unsur pokok ,
yaitu saling ketergantungan positif , tanggung jawab individual , interaksi personal ,
keahlian kerja sam , dan proses kelompok ( Suprijono , 2009 )
Metode pembelajaran ini harus di optimalkan karena dapat mengingatkan kemampuan
kreatif siswa dan tentunya meningkatkan prestasi belajar siswa di samping itu
pembelajaran ini dapat meningkatkan komunikasi siswa karena dapat berani
menyampaikan informasi kepada kelompok lain maupun kelompok sendiri , sehingga
siswa di latih untuk percaya diri.
Adapun langkah – langkah pembelajaran jigsaw , :
Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
Guru memberi evaluasi
Penutup
Keunggulan Metode pembelajaran Jigsaw
a. Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar matematika
b. Ruang lingkup di penuhi ide-ide yang bermanfaat dan menarik untuk di
duskusikan
c. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pemahaman pembelajaran
materi untuk dirirnya sendiri dan orang lain ,
d. Meningkatkan kerja sam secara kooperatif untuk mempelajari materi yang di
tugaskan ,
e. Meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dan bersosialisasi untuk pengalaman
belajar dan pembinaan perkembangan emosiaonal dan mental siswa
f. Meningkatkan kreatifitas siswa untuk berpikir kritis , damn melatih siswa untuk
memecahakn masalh yang di hadapi ,
g. Melatih siswa untuk tanggung jawab dan berani , karena siswa mengajarkan
materi kelompok nya ke kelompok lain .
Kelemahan Metode pembelajaran Jigsaw :
a. Kondisi kelas yang cenderung ramai karena perpindahan kelompok ,
b. Dirasa sulit meyakinkan untuk berdiskusi menyampaikan materi pada teman jika
tidak punya rasa percaya diri ,
c. Kurang partisipasi beberapa siswa yang mungkin masih mengandalkan teman lain
,
d. Ada siswa yang berkuasa karena merasa paling pintar di anggota kelompok nya ,
e. Awal menggunakan metode ini biasanya sulit di kendalikan , butuh waktu yang
cukup untuk mendapatkan proses belajar dengan baik ,
f. Aplikasi metode ini dikelas besar yang jumlahnya lebih dari 40 sangat lah sulit.
e. Metode Pembelajaran Kooperatif Thinh Pair Share ( TPS )
Model pembelajaran Think-Paire-Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-
kawan dari Universitas Maryland tahun 1985. Think-Paire-Share merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif sederhana yang memberi kesempatan kepada pada untuk
siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan model
pembelajaran ini, yaitu mampu mengoptimalkan partisipasi siswa (Lie, 2004:57).
Think-Paire-Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi
siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu (Nurhadi dkk,
2003:66). Setelah guru menyajikan suatu topik atau setelah siswa membaca suatu tugas,
selanjutnya guru meminta siswa untuk memikirkan permasalahan yang ada dalam
topik/bacaan tersebut. Dalam model ini siswa untuk memikirkan suatu topik, berpasangan
dengan siswa lain dan mendiskusikannya, kemudian berbagi ide dengan seluruh kelas.
Langkah –langkah pembelajaran TPS . :
Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada
semua kelompok.
Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas sendiri.
Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi
dengan pasangannya.
Kedua pasangan bertemu kemnali dalam kelompok berempat. Siswa
berkesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat
(Lie, 2004:58).
Tahap Tahap Pembelajaran TPS ( Ibrahim , 2000 ) :
Thinking ( berpikir ) , Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan
materi pelajaran. Kemudian siswa diminta memikirkan pertanyaan atau isu
tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Pairing ( berpasangan ) , Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain
untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam
tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil
pemikiran mereka dengan merumuskan jawaban yang dianggap paling benar
atau paling meyakinkan.
Sharing ( berbagi ) , Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk
berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan,
keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk
pasangan yang secara sukarela bersedia melapirkan hasil kerja kelompoknya
atau bergiliran dengan pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah
mendapat kesempatan untuk melaporkan .
Kelebihan Metode Pembelajaran TPS :
Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung
memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh
kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran
dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah.
Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam
kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya
dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.
Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses
pembelajaran (Hartina, 2008: 12).
Kelemahan metode pembelajaran TPS :
sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah
dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk banyak).
Menurut Lie (2005: 46):
Banyak kelompok yang melapor dan perlu di monitor ,
Lebih sedikit ide yang muncul ,
Tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok .
f. Metode Pembelajaran Problem Based Introduction ( PBI )
Metode PBI disebut juga pembelajaran berdasarkan masalah , model pembelajaran ini
mengangkat satu masalah actual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan
menarik ,peserta didik diharapkan dapat belajar memecahkan masalah tersebut secara adil
dan objektif .
Pembelajaran PBI merupakan model pembelajaran yang mengikuti pola top down ,
pembelajaran yang demikian ini merupakan implementasi dari teori belajar
kontruktuvisme , penerapan pembelajaran ini adalah memecahkan masalah keseharian
sehingga anak sudah dibiasakan dengan situasi nyata sehari – hari .
Langkah – Langkah Pembelajaran PBI :
Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau
alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal,
dll.)
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data,
hipotesis, pemecahan masalah.
Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan Pembelajaran PBI :
Siswa di libatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar – benar
di serapnya dengan baik ,
Dilatih untuk bekerja sama dengan siswa lain ,
Dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber .
Kelemahan Pembelajaran PBI:
Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak akan tercapai ,
Membutuhkan banyak waktu dan dana ,
Tidak semua pelajaran dapat diterapkan menggunakan metode ini .
g. Metode Pembelajaran Mind Mapping
Mind Mapping adalah cara mencatat yang efektif , kreatif , secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran , mind mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan
ingatan untuk menyusun fakta dan pikiran , dengan demikian cara kerja alami otak
dilibatkan sejak awal ., selain itu mind mapping adalah system penarikan ,
penyimpanan ,data dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa dalam otak
manusia yang menakjubkan .
Mind mapping bertujuan membuat materi terpola secara visual dan grafis yang akhirnya
dapat membantu merekam , memperkuat , damn mengingat kembali informasi yang telah
dipelajari .
Mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di
dalam diri seseorang ,dan memudahkan otak dalam menyerap informasi yang di terima ,
Langkah – Langkah pembelajaran mind mapping :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan
sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru
mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
Kelebihan Pembelajaran Mind mapping :
Dapat mengemukakan pendapat secara bebas ,
Catatan lebih padat dan jelas ,
Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan ,
Catatan lebih terfokus pada inti materi ,
Memudahkan penambahan informasi baru ,
Pengkajian ulang bisa lebih cepat .
Kelemahan Pembelajaran Mind Mapping :
Hanya siswa yang aktif yang terlibat ,
Tidak sepenuhnya murid yang belajar ,
Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind map
siswa .
h. Pengertian Student Teams Achivement Division (STAD)
Student Teams Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin
di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar
kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu
menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah
menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri
dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
Langkah-langkah Metode STAD
1. Guru Menyampaikan Materi seperti biasanya menggunakan Metode
Konvensional.
2. Membentuk Siswa menjadi Kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 anak
(kelompok harus heterogen)
3. Memberikan Latihan/Masalah kepada tiap kelompok untuk diselesaikan bersama-
sama
4. Guru memberikan Latihan Individu kepada Siswa untuk mengetahui seberapa
Paham siswa dengan materi tesebut.
Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa untuk
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan
yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka
memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari
materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang
terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,
berharga dan menyenangkan.
Keunggulan Kelemahan
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai
tujuan dengan menjunjung tinggi
norma-norma kelompok
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi
semangat untuk berhasil bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya
untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok.
4. Interaksi antar siswa seiring dengan
peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat.
5. Meningkatkan kecakapan individu.
6. Meningkatkan kecakapan kelompok.
7. Tidak bersifat kompetitif.
1. Konstribusi dari siswa berprestasi
rendah menjadi kurang.
2. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah
pada kekecewaan karena peran anggota
yang pandai lebih dominan.
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum.
4. Membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk guru sehingga pada umumnya
guru tidak mau menggunakan
pembelajaran kooperatif.
5. Membutuhkan kemampuan khusus
guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan pembelajaran kooperatif.
6. Menuntut sifat tertentu dari siswa,
misalnya sifat suka bekerja sama.
C. STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) SEBAGAI PINTU
GERBANG MENUJU KURIKULUM 2013
Dari semua penjelasan metode belajar menurut kami semua metode pembelajaran
memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun juga menurut kami semua metode yang telah
dijabarkan diatas bisa diterapkan pada kurikulum 2013 asalkan sesuai dengan Implementasi
Kurikulum 2013. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang hanya memiliki tiga langkah
dalam pembelajarannya, dalam kurikulum 2013 memiliki lima langkah, yaitu mengamati,
bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Namun dalam pelaksanaanya sangat
sulit baik dari Guru maupun Siswa (Pada makalah ini kami akan memfokuskan pada
Siswa). Biasanya kendala yang dihadapi adalah bagaimana memancing Siswa agar mau
melaksanakan lima elemen penting dalam kurikulum 2013 ini. Namun disini kita tidak
boleh menyalahkan siswa karena mungkin siswa sudah terbiasa dengan metode belajar
konfensional yang hanya terdiri dari beberapa elemen saja. Pada makalah ini kami akan
mengupas metode belajar Student Teams Achivement Division (STAD) sebagai Pintu
Gerbang menuju Kurikulum 2013. Kenapa bisa demikian?
Dalam metode ini Siswa berperan Aktif dalam pembelajaran. Karena metode ini
mengedepankan kerja kelompok dan fungsi Guru disini hanya menjadi fasilitator. Menurut
kami metode ini dapat menjawab salah satu permasalahan yang biasanya dikeluhkan Guru
dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, yaitu siswa yang sulit sekali diajak aktif.
Dalam metode STAD ini siswa dikelompokan secara heterogen. Heterogen disini artinya
setiap satu kelompok terdiri dari siswa yang memiliki perbedaan kemampuan dan gender.
Hal ini dilakukan karena dalam metode ini Siswa mengandalkan kerja kelompok untuk
menyelesaikan suatu masalah. Jadi dalam menyelesaikan suatu masalah ini siswa yang
memiliki kemampuan lebih tinggi akan merangkul siswa yang kemampuannya biasa saja.
Jadi kerja kelompok disini lebih dimaksudkan untuk terciptanya tutor sebaya. Dengan tutor
sebaya ini kita mendapatkan beberapa elemen sesuai implementasi kurikulum 2013 yaitu
1. Mengamati, semua siswa mengamati Masalah yang diberikan Guru setiap
kelompok.
2. Bertanya, siswa yang belum mengerti tentang permasalahan yang dihadapi akan
berani bertanya kepada siswa yang sudah paham, biasanya siswa yang belum
paham akan suatu materi takut bertanya kepada Guru karena beberapa paradigma,
namun pada metode ini siswa akan menghilangkan paradigma tersebut karena ia
bertanya kepada temannya
3. Menalar, karena siswa sudah tertarik terhadap suatu masalah mereka akan mulai
berfikir bagaimana menyelesaikan masalah tersebut dengan kata lain menyusun
hipotesisnya sendiri.
4. Mencoba, ketika siswa sudah menemukan hipotesinya sendiri siswa akan mulai
mencoba menyelesaikan suatu masalah tanpa takut gagal .
5. Mengomunikasikan, ketika siswa berhasil dengan percobaannya mereka tanpa
ragu akan mengkomunikasikan hasil percobaan kepada setiap anggota kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari banyak pemaparan di atas kita mengetahui bahwa semua metode belajar akan
sejalan dengan Implementasi kurikulum 2013, jika metode belajar tersebut mengandung
lima elemen yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pada
kurikulum sebelumnya siswa tidak terlalu berperan aktif dalam pembelajaran. Namun pada
kurikulum 2013 siswa diharuskan aktif dan guru hanya menjadi Fasilitator. Sebagian Guru
mungkin menganggap hal ini sulit dilakukan. Kami juga sependapat dengan hal itu . namun
sulit itu bukan berarti tidak bisa. Dengan metode yang tepat Pembelajaran kurikulum 2013
akan sangat mengasikan untuk diterapkan. Menurut kami salah satu metode untuk langkah
awal transformasi kurikulum adalah metode Student Teams Achivement Division (STAD).
Karena dengan metode ini siswa akan dapat melaksanakan lima elemen penting dalam
implementasi kurikulum 2013 yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan. Walaupun hanya dalam lingkup kecil yaitu sebuah kelompok. Setelah
metode ini berhasil diterapkan dan siswa terbiasa dengan pembelajaran yang kooperatif
nampaknya kita dapat menyongsong kurikulum 2013 dengan suka cita.
B. Saran
Semoga dengan diselesaikannya makalah ini dapat menjadi pencerahan bagi para
mahasiswa FITK UNSIQ khususnya Mahasiswa Pendidikan Fisika. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.oleh sebab itu kami berharap meminta saran
dan kritik dari para pembaca agar makalah ini menjadi bermanfaat.
Daftar Pustaka
Glady.2013.Kelebihan & Kekurangan Kurikulum 2013. Diakses pada 9 maret 2014.
http://gladysnereweb.blogspot.com/2013/05/kelebihan-dan-kekuranga-kurikulum-2013.html
Ulandari.2012.Metode Pembelajaran. Diakses pada 13 Maret 2014
http://metodepembelajaranmatematika-foto.blogspot.com/
Margareta.2013.STAD. diakses pada 13 Maret 2014
http://3bkelompok7matematika.blogspot.com
indrawati,koes.2013.Pembelajaran & Belajar. Diakses pada 13 maret 2014
http://koesbio.guru-indonesia.net/artikel_detail-22816.html