15
Laporan Praktikum Parasitologi 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni. Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah beragam. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan dalam Sarcodina,yang bergerak dengan flagella dimasukkan kedalam Mastigophora,yang bergerak dengan silia dikelompokkan kedalam Ciliophora yang tidak dapat bergerak serta merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan kedalam Sporozoa. Sporozoa adalah hewan berspora, tidak mempunyai alat gerak, bergerak dengan amoeboid dan mengubah kedudukan tubuhnya. Hampir semua spesies ini bersifat parasit. Reproduksi dengan dua cara yaitu: vegetatif (schizogoni/pembelahan diri berlangsung dalam tubuh inang dan sporogoni/membuat spora yang berlangsung dalam tubuh inang perantara) dan generatif (melalui peleburan yang terjadi pada tubuh nyamuk). Para Sporozoa adalah kelas yang sangat besar dan beragam dengan setidaknya empat subclass dan ribuan SPOROZOA 1

Sporozoa (Content)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Laporan Praktikum Parasitologi 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni. Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah beragam.Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan dalam Sarcodina,yang bergerak dengan flagella dimasukkan kedalam Mastigophora,yang bergerak dengan silia dikelompokkan kedalam Ciliophora yang tidak dapat bergerak serta merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan kedalam Sporozoa. Sporozoa adalah hewan berspora, tidak mempunyai alat gerak, bergerak dengan amoeboid dan mengubah kedudukan tubuhnya. Hampir semua spesies ini bersifat parasit. Reproduksi dengan dua cara yaitu: vegetatif (schizogoni/pembelahan diri berlangsung dalam tubuh inang dan sporogoni/membuat spora yang berlangsung dalam tubuh inang perantara) dan generatif (melalui peleburan yang terjadi pada tubuh nyamuk).Para Sporozoa adalah kelas yang sangat besar dan beragam dengan setidaknya empat subclass dan ribuan spesies. Mereka menyebabkan penyakit pada berbagai macam binatang dari cacing tanah dan tikus untuk ulat sutra (penyakit disebut pebrine) dan ikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Sporozoa?2. Bagaimana ciri-ciri morfologi dari Sporozoa?3. Bagaimana klasifikasi dari kelas sporozoa?

3. Bagaimana deskripsi morfologi hewan parasit dari kelas sporozoa?4. Apa perbedaan spesies spesies dari kelas sporozoa?1.3 Tujuan Penulisan1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sporozoa.2. Agar mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri morfologi kelas sporozoa.3. Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari kelas sporozoa.4. Agar mahasiswa dapat mendeskripsikan morfologi hewan parasite dari kelas sporozoa.5. Agar mahasiswa dapat mengamati perbedaan spesies spesies dari kelas sporozoa.

1.3 Manfaat Penulisan1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan sporozoa.2. Mampu mengetahui ciri-ciri morfologi kelas sporozoa.3. Mampu mengetahui klasifikasi dari kelas sporozoa.4.Mampu mengetahui deskripsi morfologi hewan parasite dari kelas sporozoa.

5. Mampu mengamati perbedaan spesies spesies dari kelas sporozoa.

BAB IIMETODE PRAKTIKUM2.1 Alat dan Bahan

Alat : 1. Mikroskop 2. Alat tulis

Bahan : 1. Preparat awetan Plasmodium vivax 2. Minyak Imersi (Immersion Oil)

2.2 Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mengatur mikroskop dengan perbesaran 10x10.

3. Meletakkan preparat awetan pada meja objek mikroskop

4. Mengamati anatomy objek yang diamati. Bila dirasa dengan perbesaran 10x10 kurang jelas, dapat diperbesar lagi ke perbesaran yang lebih besar.

5. Menggambar anatomi objek yang diamati dengan alat tulis pada hasil pengamatan.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Hasil Pengamatan

NoGambarKeterangan

Preparat Awetan Plasmodium vivax,Perbesaran 10x40

1.Fase : RingInti Sel

Ring : 1. Inti merah

2. Protoplasma cinci

2.Fase : Gametosis, Mikrogametosis Inti Sel

Mikrogametosis : 1. Inti kecil

2. Protoplasma biru

3.Fase : Gametosis, Makrogametosis Inti Sel

Makrogametosis : 1. Inti Besar

2. Protoplasma biru

3. Mengisi seluruh eritrosit

4. Inti padat

4.Fase : Schizon Inti SelSchizon : 1. Protoplasma padat

2. Inti terbagi

3. Protoplasma Merozoid

4. Inti padat

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengertian SporozoaSporozoa merupakan golongan Protista yang dapat membentuk spora untuk menginfeksi inangnya, sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus sehingga gerakannya dilakukan dengan mengubah kedudukan tubuhnya. Sporozoa hidup secara parasit pada hewan dan manusia dan mengambil makanan dengan menyerap dari tubuh inangnya. Respirasi dan ekskresi terjadi secara difusi. Cara berkembang biak dengan membelah diri (schizogani) dan pembelahan spora (sporogoni).

3.2.2 Ciri Morfologi Sporozoa

1. Bersifat parasite

2. Bentuk tubuh bulat panjang

3. Tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga perpindahannya dengan mengubah kedudukan diri

4. Ukuran spora : 8 11 mikron pada dinding kitin 5. Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior6. Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior7. Dinding katub tidak jelas.

8. Tubuhnya terbentuk dari kumpulan trofozoit yang memanjang. Di bagian anterior terdapat kompleks apical berupa kait, penghisap, atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang. Kompleks apikal hanya terlihat dengan mikroskop elektron3.2.3 Klasifikasi SporozoaSub class Telesporidia terbagi dalam 3 ordo :

a.Ordo Hoemosporidia, misal : Plasmodium

b.Ordo Gregarinida, misal : Gregarina

c.Ordo Coccidia, misal : Coccidium

Sub class Acnidosporidia

a.Ordo Haplosporidia, misal : Haplosporidium

b.Ordo Sarcosporidia, misal : Sarcocyctis

Kelas Sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan genus yang lain, perbedaan itu berupa :1. Genus sporozoa yanghidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.2. Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.3. Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh, sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang terdapat pada genus toxoplasma.Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual (skizogoni) dan seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang biak ini dapat berlangsung dalam satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas Coccidia, sedangkan berlangsung dalam dua hospes yang berbeda terdapat pada sub kelas haemosporidia (plasmodium).

3.2.4 Plasmodium sp.Plasmodium, umumnya dikenal sebagai parasit malaria, adalah genus besar protozoa parasit. Seperti dengan beberapa genera lain dari mikroorganisme klinis penting, nama genus juga menghasilkan kata benda umum; sehingga spesies dari genus dikenal sebagai plasmodia. Infeksi plasmodium dikenal sebagai malaria, penyakit mematikan luas di daerah tropis.Parasit selalu memiliki dua host dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan sejumlah vertebrata. Siklus hidup sangat kompleks, melibatkan urutan tahapan yang berbeda baik dalam vektor dan host. Tahap ini meliputi sporozoit yang disuntikkan oleh vektor nyamuk ke dalam darah inang; hypnozoites laten yang dapat beristirahat terdeteksi dalam hati selama 30 tahun; mikrosom dan merozoit yang menginfeksi sel darah merah (eritrosit) dari darah; trofozoit yang tumbuh di sel darah merah, dan skizon yang membagi sana, memproduksi lebih merozoit yang meninggalkan untuk menginfeksi sel-sel lebih merah; dan bentuk seksual pria dan wanita, gametosit, yang diambil oleh nyamuk lainnya. Dalam midgut nyamuk, gametosit berkembang menjadi gamet yang membuahi satu sama lain untuk membentuk zigot motil yang lolos usus, hanya untuk tumbuh menjadi sporozoit baru yang pindah ke kelenjar ludah nyamuk, dari mana mereka disuntikkan ke dalam nyamuk tuan rumah berikutnya, menginfeksi itu dan restart siklus. Genus Plasmodium pertama kali dijelaskan pada 1885. Ini sekarang berisi sekitar 200 spesies dibagi menjadi beberapa subgenera; pada 2006 taksonomi itu bergeser, dan spesies dari genera lain mungkin akan ditambahkan ke Plasmodium. Setidaknya sepuluh spesies menginfeksi manusia; spesies lain menginfeksi hewan lain, termasuk burung, reptil dan hewan pengerat, sedangkan 29 spesies menginfeksi primata non-manusia. Parasit ini diperkirakan berasal dari Dinoflagellates, fotosintesis protozoa. Bentuk yang paling umum dari malaria manusia disebabkan oleh Plasmodium falciparum, P. vivax, P. knowlesi, P. malariae dan. P. falciparum, umum di sub-Sahara Afrika, dan P. knowlesi, umum di Asia Tenggara, yang sangat berbahaya.3.2.5 Morfologi Fasa Plasmodium sp.

BAB IVKESIMPULAN

4.1Simpulan

1. Sporozoa adalah hewan berspora, tidak mempunyai alat gerak, bergerak dengan amoeboid dan mengubah kedudukan tubuhnya. Hampir semua spesies ini bersifat parasit. Reproduksi dengan dua cara yaitu: vegetatif (schizogoni/pembelahan diri berlangsung dalam tubuh inang dan sporogoni/membuat spora yang berlangsung dalam tubuh inang perantara) dan generatif (melalui peleburan yang terjadi pada tubuh nyamuk).

2. Plasmodium, umumnya dikenal sebagai parasit malaria, adalah genus besar protozoa parasit. Seperti dengan beberapa genera lain dari mikroorganisme klinis penting, nama genus juga menghasilkan kata benda umum; sehingga spesies dari genus dikenal sebagai plasmodia. Infeksi plasmodium dikenal sebagai malaria, penyakit mematikan luas di daerah tropis.3. Plasmodium vivax memiliki beberapa fase, yaitu : Ring Stage, Trophozoite, Schizont, Segmenter, Gametocytes.4.2Saran

Mohon maaf bila ada banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, karena penulis masih dalam proses pembelajaran. Masukan yang membangun dari teman-teman yang membaca laporan ini sangat penulis harapkan demi kemudahan untuk menjadi yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA Primayanti, Tiara dkk. 2015. Petunjuk Praktikum Parasitologi. Surabaya: UNUSASPOROZOA11