40
ILMU PENYAKIT PARU PNEUMONIA DEFINISI Infeksi parenchym paru akut disebabkan oieh bacterial PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI Penurunan daya tahan tubuh terutama paru dapat mempengaruhi timbulnya infeksi pada saluran nafas serta paru, aspirasi yang melebihi daya tahan paru akan menimbulkan pneumonia. Berbagai bakterial penyebab pneumonia, pneumonia yang timbul dimasyarakat atau yang disebut community aquired pneumonia penyebab paling sering adalah streptococcus pneumonia dan haemophilius influenza. Pneumonia yang terjadi di rumah sakit atau yang disebut hospital aquired pneumonia sering diakibatkan oleh staphylocokus aureus, gram negatif aerob. Klebsiella pneumonia, E colli, pseudomonas sp. GEJALA KLINIS - Demam tinggi - Sesak nafas - Sakit di dada - Sering disertai tanda-tanda dehydrasi - Batuk berdahak, terkadang bercampur bercak darah LABORATORIUM - darah: leukositosis, LED meninggi - sputum: kultur/sensitiviti test - elektrolit: penurunan Na, Cl, K. FOTO THORAX Tampak gambaran infiltrat pada paru lapangan tengah bawah yang terinfeksi. PHISIK DIAGNOSTIK - ketinggian bernafas pada daerah lesi - fremitus suara meninggi - sonor memendek - suara pemafasan bronchial dengan suara tambahan ronchi basah PENANGANAN 1. Perbaiki keadaan umum 2. Oksigenisasi 3. Pemberian antibiotika yang sesuai - erythromycin - amoxicillin 1

Spm Ilmu Penyakit Paru

  • Upload
    susi

  • View
    50

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SPM PARU

Citation preview

Page 1: Spm Ilmu Penyakit Paru

ILMU PENYAKIT PARU

PNEUMONIA

DEFINISIInfeksi parenchym paru akut disebabkan oieh bacterial

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGIPenurunan daya tahan tubuh terutama paru dapat mempengaruhi timbulnya infeksi pada saluran nafas serta paru, aspirasi yang melebihi daya tahan paru akan menimbulkan pneumonia. Berbagai bakterial penyebab pneumonia, pneumonia yang timbul dimasyarakat atau yang disebut community aquired pneumonia penyebab paling sering adalah streptococcus pneumonia dan haemophilius influenza. Pneumonia yang terjadi di rumah sakit atau yang disebut hospital aquired pneumonia sering diakibatkan oleh staphylocokus aureus, gram negatif aerob. Klebsiella pneumonia, E colli, pseudomonas sp.

GEJALA KLINIS- Demam tinggi- Sesak nafas- Sakit di dada- Sering disertai tanda-tanda dehydrasi- Batuk berdahak, terkadang bercampur bercak darah

LABORATORIUM- darah: leukositosis, LED meninggi- sputum: kultur/sensitiviti test- elektrolit: penurunan Na, Cl, K.

FOTO THORAXTampak gambaran infiltrat pada paru lapangan tengah bawah yang terinfeksi.

PHISIK DIAGNOSTIK- ketinggian bernafas pada daerah lesi- fremitus suara meninggi- sonor memendek- suara pemafasan bronchial dengan suara tambahan ronchi basah

PENANGANAN1. Perbaiki keadaan umum2. Oksigenisasi3. Pemberian antibiotika yang sesuai

- erythromycin- amoxicillin- davulanic acid- cefalosforin- cefadroksil- ciprofloksasin- gentamycin

KOMPLIKASI1. Batuk darah2. Efusi pleura3. Absces

1

Page 2: Spm Ilmu Penyakit Paru

2

Page 3: Spm Ilmu Penyakit Paru

3

Page 4: Spm Ilmu Penyakit Paru

4

Page 5: Spm Ilmu Penyakit Paru

ABSES PARU

DEFINISIAbses paru adalah lesi yang berupa supurasi dan nekrose jaringan paru.

PATOFISIOLOGI1. lnfeksi yang timbul melalui saluran nafas (aspirasi)2. Perluasan abses su-diapragmatika3. Luka traumatik4. Piema dan infark paru yang etrinfeksi

GEJALA KLINIS- Demam- Batuk dengan dahak- sesak nafas disertai nyeri dada

PHISIK DIAGNOSTIK- redup dengan suara pernafasan bronkhial

FOTO THORAX- Tampak gambaran kavitas dengan level cairan di dalam

LABORATORIUM- LED meninggi- Leukositosis sampai 20.000 - 30.000- Sputum dapat berupa Pus : kultur / ST.

PENANGANAN1. Perbaiki keadaan umum2. Bronkhoskopi untuk drainase pus3. Drainase postural4. Pemberian obat antibiotika:

- sebaiknya sesuai dengan hasil kultur/ST- metronidazole- amoksisilin- gentarnicin- siprofloksasi- sepalosporin

5

Page 6: Spm Ilmu Penyakit Paru

6

Page 7: Spm Ilmu Penyakit Paru

KOCH PULMONUM POST PRIMER

DEFINISIPeradangan paru oleh m.tuberkulosa pada tubuh yang telah mendapat kekebalan spesifik.

PATOFISIOLOGIEndogen: aktivasi dari proses yang telah lama tenangExogen: infeksi baru dari luarProses TB paru mungkin akan menimbulkan gangguan faal paru: restriktif, dimana timbul keterbatasan dari pergerakan paru. Obstruksi, dimana adanya hambatan udara keluarlmasuk paru sepanjang saluran nafas.Kerusakan parenchym paru.Peningkatan tekanan arteri pulmonalis

GEJALA KLINISGejala kiinis bervariasi dari tanpa keluhan hingga dengan keluhan, dimana gejala sering timbul secara perlahan.Gejala klinis:- batuk dengan atau dengan dahak- nyeri dada terutama bila batuk- dahak sering pula disertai bercak darah- sesak nafas bila proses infeksi telah meluas keseluruh paru- demam ringan disertai keringat malam- nafsu makan menurun- badan terasa leiah dan bertambah kurus

PHISIK DIAGNOSTIK- palpasi: premitus suara meninggi pada daerah lesi- perkusi: sonor memendek- auscultasi suara pernafasan vesikuler mengeras: bronchial suara bertambah: ronchi basah.

FOTO THORAX- Foto thorax PA terlihat gambaran infiltrat pada paru, lokasi biasanya daerah apex

atau lapangan atas tengah paru.

LABORATORIUM- darah rutin: BSR sedikit meningkat atau normal- sputum: hapusan langsung dengan Tan Thiam Hok atau Zieht Nielsen ditemukan

basil Tahan Asam.- kultur sputum: pertumbuhan m.tuberkulosa

DIAGNOSIS1. Klinis:

- anamnese- phisik diagnostik

2. Laboratorium:- sputum hapusan langsung- kultur sputum

3. Foto thorax PA/APBila 1 & 3: mendukung diagnosa: Suspek Koch PulmonumBila 1 & 2 & 3: mendukung diagnosa: Koch Pulmonum

7

Page 8: Spm Ilmu Penyakit Paru

PENANGANANPengobatan didasari pada pemberian obat - obat anti tubukulosa

1. BTA +/BTA - Kasus Baru:

Intensif LanjutanHarian Harian Intermitten

BB < 50 kg 2 R H Z E450/400/1000/1000

BB > 50 kg 2 R H Z E600/400/1500/1000

2 R H450/400

2 R H600/400

4 R3 H7450/4004 R3 H7600/400

2. Gagal/Relaps dengan bTA +

lntensif LanjutanHarian Harian Intermiten

BB < 50 kg 2 R H Z E S450/400/1500/1000/750BB > 50 kg 2 R H Z E S600/400/1500/1000/750

4 R H E450/400/1000

4 R H E600/400/1000

4 R3 H7 E7600/400/1000

4 R3 H7 E7600/400/1000

HEMOPTISISBatuk darah masif aleh berbagai penyebab.Keadaan ini memerlukan penanganan segera dikarenakan bisa mengancam jiwa penderita.Kriteria Batuk Darah Massif:1. Bila batuk darah lebih dari 600 cc/24 jam dan dalam pengamatan batuk darah

tidak berhenti.2. Bila batuk darah kurang dari 600 cc/24 jam tetapi lebih dari 250 cc/24 jam , kadar

Hb kurang dari 10 gr % dan batuk darah berlangsung terus.3. Bila batuk darah kurang dari 600 cc/24 jam, tetapi lebih dari 250 cG24 jam Hb

lebih dari 10 gr %, tetapi dalam 48 jam belum berhenti.

PEMERIKSAANDikarenakan penyebab dapat oleh berbagai keadaan diantaranya:1. Carsinoma bronkhus2. Corpus alineum3. Taruma thoraks tumpul4. Kelainan endobronkhialMaka disini diperlukan peranan pemeriksaan Bronkhoskopi Laboratorium yang diperlukan :1. Darah rutin2. Sel darah3. Faktor pembekuan lama perdarahan.

PENATALAKSANAAN1. Prinsip utama menghentikan perdarahan:

- parenteral anti haemorrhagis:a. Cyelokapron 1 amp dalam setiap flss cairan dengan gtt 10 - 14 ttsb. Cycklokapron 1 amp./i.v/6-8 jamc. Vitamin K 1-2 amp /i.v/6-8 jam

- oral anti haemorrhagis:a. Cyclokapron 3 X 1/harib. Vitamin K 3 X /hari

8

Page 9: Spm Ilmu Penyakit Paru

9

Page 10: Spm Ilmu Penyakit Paru

10

Page 11: Spm Ilmu Penyakit Paru

PNEUMOTHORAKS

DEFINISIPneumothoraks adatah adanya udara dalam rongga pleura.

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI1. Spontan pneumothoraks disebabkan oleh robeknya bullae yang terletak superfisial

yang didahului oleh peningkatan tekanan intra pulmonal oleh batuk keras, meniup alat musik dengan tekanan, bersin, mengedan.Bullae dapat timbul oleh karena: kongenital, TB paru, pneumokonioisis dan obstruksi bronkhial.

2. Traumatik pneumothoraks: adanya tekanan/benturan pada dinding thoraks yang kuat dimana dapat terjadi fraktur iga, atau dapat timbul dengan hanya adanya benturan kuat dinding thoraks.

3. Artifisial pneumothoraks, oleh karena diagnostik injury.4. Tension pneumothoraks disebabkan adanya "chek valve" mekanisme, udara

masuk tetapi tidak dapat keluar dari kavum pleura, akibat dorongan mediastinum ke sisi yang sehat.

GEJALA KLINIS- Nyeri dada yang mendadak- Sesak nafas yang mendadak- Kegagalan penafasan dan sianosis

PEMERIKSAAN KLINIS1. Sianosis2. Perkusi : hypersonor3. Auskultasi : suara pernafasan melemah - menghilang

FOTO THORAKS- Terlihat gambaran kolaps paru

PENATALAKSANAAN1. Pada pneumothoraks spontan ringanlpartial pneumothoraks tanpa penyulit (PPOM)

terapi konservatif istirahat, dimana biasanya udara akan terabsorpsi sendiri.2. Pada total pneumothoraks, Tension pneumothoraks,partial pneumothoraks yang

disertai PPOM, dimana gejala klinis sangat berat harus dilakukan pemasangan WSD dengan aktif suction pump.

3. Oksigen4. Terapi penyakit/penyebab pneumothoraks5. Perbaiki keadaan umum6. Bila kita estimasi akan timbulnya kembali pneumothoraks dapat dilakukan "pleurodesis"7. Bila bronkho-pleura fistel sangat besar, lakukan ekstirpasi operasi.Bila dilakukan pencabutan WSB:1. Klinis: perkusi sonorinormal suara pemafasan sudah dapat terdengar baik2. Foto thoraks: tidak terlihat lagi gambaran kolaps paru, setelah darinase diklem 23 - 48 jam.

11

Page 12: Spm Ilmu Penyakit Paru

12

Page 13: Spm Ilmu Penyakit Paru

13

Page 14: Spm Ilmu Penyakit Paru

EFUSI PLEURA

DEFINISIAdanya cairan dalam kavum pleura dalam jumiah yang abnormal, berupa cairan eksudat, transudat maupun haemorrhagis.

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI- Eksudat: merupakan cairan yang biasanya disebabkan oleh penyakit infeksi atau

neoplasma, dimana kadar protein lebih tinggi, berwarna kuning atau oranye, dengan atau tanpa sel dan bakterial.

- Transudat: merupakan cairan ekstra sellular yang menumpuk dalam kavum pleura secara pasif. Berat jenis kurang dari 1,015, protein dalam cairan kurang dari 2 - 3 gr/dl.

- Haemorrhagis: cairan dalam kavum pleura yang berwarna kemerahan atau merah, yang merupakan substansia darah sebagai akibat dari berbagai keadaan paling sering akibat neoplasma.

GEJALA KLINIS- sesak nafas dan perasaan tidak enak di dada- nyeri pleura- sulit untuk tidur ke arah yang sehat

PHISIK DIAGNOSTIK- inspeksi: ketinggalan bernafas pada daerah efusi - perkusi redup sesuai dengan luasnya efusi pleura- auskultasi suara pernafasan melemah sampai menghilang

THORAKS FOTO- terlihat gambaran perselubungan cairan dengan permukaan cairan pleura cembung ataupun cekung- foto lateral sesuai PA, untuk menentukan tinggi serta lokasi cairanl tinggi cairan secara lateral

LABORATORIUM- Aspirasi cairan pleura untuk diagnostik dengan pemeriksaan - rivalta test- citologi- Darah rutin- Elekrolit- SPE (protein)

PENATALAKSANAAN1. Aspirasi cairan sebanyak mungkin, hingga pasien merasa pemafasan longgar2. Bila timbul massive efusi pleura perlu pemasangan WSD3. Pengobatan penyakit utama4. Pada efusi pleura akibat TB paru dapat diberikan steroid.5. Perbaiki keadaan umum penderita

PENCABUTAN WSD1. Bila secara PD tidak lagi didapati tanda-tanda efusi pleura2. Foto thorax PA tidak terlihat lagi levei cairan, dimana sinus terlihat jelas.

14

Page 15: Spm Ilmu Penyakit Paru

15

Page 16: Spm Ilmu Penyakit Paru

16

Page 17: Spm Ilmu Penyakit Paru

17

Page 18: Spm Ilmu Penyakit Paru

EMPIEMA

DEFINISIAdanya pus atau nanah dalam kavum pleura.

ETIOLOGI1. Berasal dari Paru:

- pneumonia- abses paru- fistel bronkho-pleura- bronkhiectase- TB paru- jamur paru

2. Dari luar Paru:- trauma thoraks- teracositesis- subrenik abses- abses hati

GEJALA KLINIS- demam- nyeri dada- sesak napas- sianosis

PHISIK DIAGNOSTIK- inspeksi: pergerakan pada thoraks berkurang di daerah yang ada cairan- perkusi redup- auskultasi: suara pernafasan melemah-menghilang

FOTO THORAKS- terlihat gambaran perselubungan cairan empiema dengan permukaan cairan agak

cembung, disertai pergeseran organ mediastinum ke arah yang sehat.

LABORATORIUM- prof punksi cairan pleura:

- kultur- sitologi

- pemeriksaan rutin: darah- pemeriksasan fungsi hati- USG abdomen

PENATALAKSANAAN1. Keluarkan/kosongkan kavum pleura:

- aspirasi- WSD

2. Terapi kausal yang adekwat3. Antibiotika yang adekwat, mencegah timbulnya sepsis4. Perbaiki keadaan umum

PENCABUTAN WSDSama seperti efusi pleura.

18

Page 19: Spm Ilmu Penyakit Paru

19

Page 20: Spm Ilmu Penyakit Paru

ASTHMA BRONCHIALE

DIAGNOSA1. Klinis

- sesak nafas disertai mengi yang timbul mendadak dan kumat-kumatan.- batuk dengan dahak kental

2. Pemeriksaan Fisik- hyperventilasi- tachycardia- dada tampak hyperinflasi- hypertropi otot bantu pernafasan- wheezing atau mengi pada saat inspirasi maupun ekspirasi yang bersifat

menyeluruh.- ekspirasi memanjang

3. Laboratorium- kadar serum lg E, Ig A, lg M meningkat, lg G dapat menurun- eosinophilia meningkat- Analisa gas darah, pada saat serangan mulai P02 masih dalam keadaan normal,

PCO2 mulai meninggi. Pada saat serangan memasuki ritme kedua P02 menurun disertai peningkatan PCO2, pH normal atau sedikit menurun.

4. Foto Thorax- tampak paru hyperinflasi- perlu diperhatikan apakah ada gambaran pneumothorax, atelektase,

pneumomediastinum serta gambaran lainnya.5. Test provakasi:

- penurunan PEFR lebih dari 20 %.6. Test Allergi Kulit:

- positif terhadap beberapa alergen7. Test Faal Paru:

- FEVI/FVC kurang dari 75 %, reversible terhadap bronchodilator- PEFR kurang dari 150 1/m.

KLASSIFIKASI1. ASTHMA DALAM SERANGAN

Drajat serangan berdasarkan indeks Fischl dibagi:a. Asthma ringan: score kurang dari 3.b. Asthma sedang: score 3c. Asthma berat: score 4 atau lebihSistem skoring indeks FischlFaktor Nilai 0 Nilai 1- denyut nadi kurang 120 120 atau lebih- frekwensi pernafasan kurang 30 30 atau lebih- pulsus paradoksus kurang 28 28 atau lebih- A P E ( UM ) kurang 120 120 atau kurang- sesak nafas Tidak ada sedang - berat ringan- otot bantu nafas Tidak ada sedang berat ringan- mengi tidak ada sedang beratSistem Parameter Subjektif:a. Keluhan sesak nafas:

Drajat Sesak Nafas:0 : tidak ada1 : sesak nafas ringan skor 02 : sesak nafas sedang skor 13 : sesak nafas berat

b. Penggunaan otot bantu nafas:

20

Page 21: Spm Ilmu Penyakit Paru

Terutama M. Sternokledomastoideus0 : tidak ada skor 01 : ringan2 : sedang skor 13 : berat

c. Bising mengi (Wheezing)0 : tidak ada skor 01 : ringan2 : sedang skor 13 : berat

Sistem Parameter Obyektif (Klinis)a. Frekwensi nadi

- denyut nadi kurang 120 kali/menit : skor 0- denyut nadi lebih 120 kali/menit : skor 1

b. Frekwensi nafas- Frekwensi nafas kurang 30 kali/menit : skor 0- Frekwensi nafas Iebih 30 kalifinenit : skor 1

c. Pulsus Paradoksus- Pulsus paradoksus kurang 18 mmHg: skor 0- Pulsus paradoksus lebih 18 mmHg : skor 1

Sistem Parameter FisiologikMemakai alat Mini wright peak flow meter dengan mengukur Arus Puncak

Ekspirasi ( APE)- APE lebih 120 1 t/m : skor 0- APE kurang 120 1 t/m : skor 1

2. ASTHMA TIDAK DALAM SERANGANBerdasarkan gejafa klinis dan pemeriksaan faal paru dibagi dalama. Asthma (kronis) ringan:

- gejala sesak ringan kurang dari 1 - 2 kali/minggu- gejala nokturnal kurang dari 2 kali f bulan- tak ada gejala yang timbul bila tidak dalam serangan- APE kurang dari 80 %.- Variasi APE kurang dari 20 %.- APE normal setelah pemberian bronchodilator

b. Asthma (kronis) sedang:- serangan asthma lebih dari 1 - 2 kalilminggu- gejala nokturnal lebih dari 2 kali/bulan- perlu pemakaian beta agonis tiap hari -APE60-80%- Variasi APE 20 - 30 %.- APE normal setelah pemberian bronchodilator

c. Asthma (kronis) berat:- sering serangan asthma- gejala asthma terus menerus timbul- sering timbul gejala nokturnal- aktivitas fisik terbatas karena gejala asthma- pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit akibat serangan asthma- pemah mendapat serangan berat yang mengancam jiwa.- APE kurang dari 60 %.- Variasi APE lebih dari 30 %- APE tetap dibawah normal meskipun sudah diberikan bronchodilator

TERAPI1. Asthma ringan:

- bila perlu 1 - 2 puff beta agonis, dapat diulang tidap 3 - 4 jam- bila kurang atau tidak membaik lanjutkan ke pengobatan asthma sedang

21

Page 22: Spm Ilmu Penyakit Paru

2. Asthma sedang:- inhalasi beta agoni, bila perlu 1 - 2 puff, 3 - 4 kali/hari- inhatasi steroid 2 - 4 puff, 2 kali/hari- teofilin lepas lambat 24 X), 48 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 1 – 2 dosis.- bila respon kurang dapat diberikan beta agonis- bila masih kurang atau tidak membaik, lanjut ke pengobatan asthma berat

3. Asthma berat:- inhalasi beta agonis 1 - 2 puff, 4 kati/hari, ditambah ekstra 2 - 4 puff.- inhalasi steroid 2 - 6 puff, 3 - 4 kalilhari- teofilin lepas lambat 24 X 0,48 mg/kg BB/hari- steroid oral 40 mg/hari, dibagi dalam 1-3 dosis selama 1 minggu, kemudian

tappering off dalam 1 minggu.4. Asthma eksaserbasi akut:

A. Di UGD/Poliklinik:- bila terjadi gagal nafas ( PCO2 > 40 mg %) masuk ICU.- bila gagal nafas belum terjadi- inhalasi beta agonis 2 puff dalam 6-90 menit/epinephrin 3x0,3 mg. subcutan

dalam 60-90 menit.- 02 mulai 1 - 2 1/mnt, atau hingga 6 1/mnt- dapat diberikan steroid sistemik :

* metitprednison 60 - 80 mg bolus / 6-8 jam atau* hidrokortison 2 mg/kg BB IV bolus / 4 jam dilanjutkan dengan 0,5 mg/kg

BB/hari- bila respon kurang maka beta 2 agonis diberikan setiap jam, boleh

ditambahkan dengan epinephrin subcutan.- bila dalam 4 jam sejak pemberian terapi awal respon tidak ada pasien harus

dirawat di ruangan.B. Di Ruangan :

- inhalasi beta 2 agonis tiap 1 - 2 jam- steroid sistemik dosis ssama dengan di UGD- aminophilin IV : 6 mg/kg Bb bolus, dilanjutkan 0,6 mg/kg BBljam, perinfus

atau teofilin oral 24 X j, 48 mg/kg BBlhari.- 02 mulai 2-6 1ljam- bila dalam 24 jam perbaikan tidak ada pasien masuk ke ICU.

C. Di ICU :- Nebuhaler beta2 agonis tidap 30-60 menit, boleh ditambahkan epinephrin

subcutan 0,3 mg- Steroid sistemik dilanjutkan- aminopilin sistemik dilanjutkan- 02 4-6 lljam, bila diperlukan pemasangan ventilator dengan persentase 02 -

dimulai 30 - 40 %, dengan tekanan dan volume yang disesuaikan.

22

Page 23: Spm Ilmu Penyakit Paru

23

Page 24: Spm Ilmu Penyakit Paru

24

Page 25: Spm Ilmu Penyakit Paru

BRONCHITIS KRONIS

DEFINISIBronchitis kronis adalah suatu keadaan klinis yang ditanda, dengan batuk-batuk kronis dengan dahak sepanjang hari, kadang-kadang disertai dengan sesak nafas, selama lebih kurang 3 bulan per tahun dan berlangsung selama 2 tahun berturut - turut.

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI* Biasanya berhubungan dengan merokok dan paparan polusi udara.* Terdapatnya hipertropi kelenjar mukus bronchus* Superinfeksi oleh virus, bakterialGEJALA KLINIS* Batuk disertai dahak sepanjang hari* Dapat disertai sesak nafas

PEMERIKSAAN FISIK* Thorak hiperinflasi* Kadang - kadang dapat didengar adanya whezing dan ronchi basah* Sianosis

FOTO THORAX* Sering tidak ditemukan kelainan* Bila telah berlanjut dapat terlihat gambaran empisema dan adanya hipertropi

jantung ke kanan ataupun disertai hipertropi ke kiri.

LABORATORIUM* Sputum bakteriologi* Darah lengkap* Analisa gas darah:

- Pa02 menurun 70 80 %- PaCO2 normal atau meningkat 25 - 35 %- pH normal

TEST SPIROMETRI* FEV1 menurun 60 - 70 %* VC menurun 50 - 70 %

EKG* Terlihat adanya pembesaran jantung kanan atau kiri.

PENATALAKSANAAN1. Pemberian Anti Biotika:

Didasari pada pemeriksaan kultur/sensitivity test sputum.Biasanya diberikan:a. Amoxycilin-clavulanic acid: 3 x 250 mg atau bila diperlukan 3 x 500 mg/hr

selama 10 hari

25

Page 26: Spm Ilmu Penyakit Paru

b. Co Trimoksasol: 2 x 2 tablhr selama 10 hari.c. Cefadroksil: 3 x 250 mg atau 3 x 500 mg/hr selama 7 - 10 harid. Ciprofloksasine: 2 x 250 mg atau 2 x 500 mg/hr selama 7 - 10 hari

2. Ekspectoran dan mukolitikUntuk mempermudah pengeluaran dahaka. N-Acetyl Cysten (R-Fluimucil) 2 x 200 mg atau 2 x 600 mglhrb. Bisolvon elixir: 3 x 1 C, intra vena: 1 ampul/8 jam

3. Bronkhodilator:Untuk mengatasi obstruksi bronkhus:a. Aminophilin oral: 3 x 120 mgb. Salbutamol oral: 3 x 1 tabc. Theophylin oral: 2 x 1 tab

4. Fisioterapi:a. Postural drainageb. Postural drainagec. Chest breathin

26

Page 27: Spm Ilmu Penyakit Paru

27

Page 28: Spm Ilmu Penyakit Paru

EMFISEMA PARUDEFINISIEmfisema paru adalah keadaan klinis yang disertai kelainan struktur anatomi paru berupa pelebaran dan destruksi dinding alveoli, serta bronkioli respiratori yang disertai over inflasi.

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGISering timbul pada penderita bronkhitis kronis yang disertai merokok, pneumokoniosis, serta alpha 1 anti tripsin defisiensi.

GEJALA KLINIS- Sesak nafas terus menerus, takipnea- Sering disetai batuk

PHISIK DIAGNOSTIK- dada berbentuk barel disertai hypertropi otot- otot bantu pernafasan- perkusi hypersonor- auskulltasi: suara pernafasan melemah, ekspirium memanjang, suara tambahan ronkhi.

FOTO THORAX- tampak gambaran paru hyperinflasi yang disertai diapragma mendatar dan merendah/menurun.

LABORATORIUM- darah rutin- morphologi darah- Analisa Gas Darah ( AGDA )- Elektorlit

FAAL PARU- gambaran obstruksi sedang - berat, residual volum bertambah.

DEFERENSIAL DIAGNOSA- Bronkhitis kronis- Asthma bronkhial- Pneumothorak

PENATALAKSANAAN1. Perbaiki keadaan umum, parenteral nutrisi, elektorlit balance2. Bronkhodilator

a. Beta2 agonis seektif:- salbutamol- terbutalin- aminophilin

b. dapat diberikan aminophylin parenteral: dosis: 3 x 240 mgc. Inhaler:

- salbutamol- terbutalin

28

Page 29: Spm Ilmu Penyakit Paru

- corticosteroid3. Antibiotika:

a. Amoksisillinb. Amoksisillin - clavulanic acidc. Ko - trimoksasold. Cefalosporine. Ciprofolksasin

4. Oksigen: 2 - 4 Itr/mnt (tergantung kebutuhan)5. Rehabilitasi: Fisioterapi: pernafasan6. Pengobatan terhadap penyakit penyerta lainnya.

BRONKHIEKTASE

DEFENISIDilatasi lokal permanent bronkhi sebagai akibat kerusakan struktur dinding.

PATOFISIOLOGI DAN ETIOLOGI1. Sebagai gejala sias dari penyakit infeksi paru.2. Obstruksi bronchus oleh corpus alineum, tumor, kelenjar.3. Kelainan kongenital (Kartagener syndroma).4. Ectasis dapat berbentuk saculair, vericose dan cylindris.

GEJALA KLINIS- Batu produktif dengan dahak berwarna merah tengguli serta berbau, terdiri dari 3

lapisan, serta paling banyak keluar pada pagi hari.- Sesak nafas- Sering pula disertai perasaan sakit di dada- Bila terjadi infeksi sekunder dapat disertai demam

PHISIK DIAGNOSTIK- Pada auscultasi terdengar suara ronkhi basah kasar- Bila keadaan sudah cukup lama dapat terlihat adanya clubbing finger

FAAL PARU- Terlihat adanya penurunan nilai VC, FEV1, dengan gambaran mix type

THORAX FOTO- Tarnpak gambaran sarang Iebah (Honeycomb)- Untuk memastikan adanya ectase dapat dilakukan Bronkhografi.

LABORATORIUM- nalisa Gas darah terlihat adanya penurunan pH darah, PCO2 meningkat disertai

P02 normal atau menurun.- lectrolilt dapat terlihat adanya penurunan Na, Cl dan K- ultur Sputum bakteriologi dan jamur

DIAGNOSA BANDING1. Bronkhitis kronis2. Cystik fibrosis3. Ca Bronchus

PENATALAKSANAAN1. Mucolitik, mucoregulator:

29

Page 30: Spm Ilmu Penyakit Paru

Acetyl - cystein 2 X 200 mg atau 1 X 600 mg2. Bronchodilator3. Antibiotika yang sesuai:

- Amoksisillin- Amoksisillin- clavulanic acid- Cephalosporin- Cyprofloksasin

4. Bila disertai jamur sistemic dapat diberikan:- ltraconazole 2 X 200 mg selama 2 minggu

5. Perbaiki electrolit dan bila ada gangguan analisa gas darah koreksi bicnatricus atau subsitusi meylon6. Fisioterapi:

- postural drainage- chest breathing

7. Bila terlihat adanya ectasis lokal dapat dilakukan resecsi paru.

30

Page 31: Spm Ilmu Penyakit Paru

31

Page 32: Spm Ilmu Penyakit Paru

32

Page 33: Spm Ilmu Penyakit Paru

THERAPY

PENILAIAN STATUS PERFORMANCEAJCC Status Performance WHO Karnofsky ScaleHOH1

H2

H3

H4

aktifitis normalada keluhan, masih aktif dapat mengurus diri sendiricukup aktif, kadang kadang memerlukan bantuankurang aktif, perlu rawatantak dapat meninggalkan tempat tidur, perlu rawatan di Rumah Sakit.

01

2

3

4

90 – 10070 – 80

50 – 60

30 – 40

10 - 20

STAGE CARCINOMA PARU (UICC)STAGE1

11

111 a111 bIV

T1 NO MOT2 NO MOT1 N1 MOT2 N1 MOT3 or N2 MOT4 or N3 MOM1

T : 3 CMT2 : >3CMT3 : invasi lokal "operabel"T4 : invasi keorgan "non operabel"N1 : bronchopulmonary dan daerah hilusN2 : ipsilateral mediatinum nodeN3 : contralateral mediastinum dan kelenjar hilus, supraclavicula (inoperabel)MO : belum bermetastaseM1 : distant metastase

PERSIAPAN PENDERITA1. Status performance > 502. Darah:

Hb : > 1Qgr%leukosit : > 3000 / mm3trombosit : > 100.0001 mm3creatining : < 1,5 mg %

33

Page 34: Spm Ilmu Penyakit Paru

bilirubin : < 2,0 mgurine : creatinine clereance > 70 ml/mntjika CCT 50 - 69 ml/mnt dosis obat dikurangi menjadi 50 %.

3. Tidak ditemukan adanya keiainan jantung

OBAT YANG DIBUTUHKAN1. Cyclophospamide 400 mglm22. Adriamycine 40 mg/m23. Cis platinum 60 mg/m24. Oradexon 2 amp5. Primperan 4 amp, lanjutkan dengan tablet 3 x 1 selama 5 hari.6. Lasix 1 amp.

KONTROL PASlEN- Pengawasan pasien paling penting saat 10 menit pertama setelah pemberian

Cisplatinum dimana dapat terjadi anaphilaktis shock.- Pemeriksaan darah dan urine serta fungsi hati 2 kali seminggu dalam minggu pertama- Perhatikan kemungkinan timbulnya efek samping obat:

- tinitus- oftalmosistisis, buta mendadak- neuropathi perifer

34

Page 35: Spm Ilmu Penyakit Paru

PERSIAPAN PASIEN1.Status performance >/502.Darah:

Hb : >9gr%leukosit : > 2000/mm3granulosit : > 15.000/mm3trombosit : > 100.000/mm3

3. Urine:Creatinine clearance > 70 mUmnt, bila 50 - 69 ml/mnt, dosis diturunkan menjadi

50 %.

35

Page 36: Spm Ilmu Penyakit Paru

36