36
BAB 5 PUSAT INVESTASI Mata Kuliah Sistem Pengendalian manajemen Di Susun Oleh: Vini Rianti (110040205) Teguh santosa (110040210) Adi Purnama (110040207) UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2012 Jl. Pemuda No. 32 Cirebon Telp(0231) 206558 Fax. 236742

Spm bab 5 pusat investasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Spm bab 5 pusat investasi

BAB 5

PUSAT INVESTASIMata Kuliah Sistem Pengendalian manajemen

Di Susun Oleh:

Vini Rianti (110040205)

Teguh santosa (110040210)

Adi Purnama (110040207)

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2012

Jl. Pemuda No. 32 Cirebon Telp(0231) 206558 Fax. 236742

E-mail : [email protected] http://www.unswagati-crb.ac.id

Page 2: Spm bab 5 pusat investasi

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PUSAT INVESTASI”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen di Universitas Swadaya Gunung Jati.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnakan pembuatan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi penulis.

Cirebon, 12 Oktober 2012

Penulis

Page 3: Spm bab 5 pusat investasi

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 4

1.2 Tujuan ………………………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pusat Investasi……………………………………………………………… 5

2.2 Struktur Analisis…………………………………………………………… 5

2.3 Mengukur Aktiva yang Digunakan………………………………………… 8

2.3.1 Kas……………………………………………………………….. 8

2.3.2 Piutang…………………………………………………………… 9

2.3.3 Persediaan………………………………………………………… 9

2.3.4 Modal Kerja Secara Umum……………………………………..... 10

2.3.5 Properti, Pabrik, dan Peralatan…………………………………… 10

2.4 Nilai Buku Kotor…………………………………………………………… 11

2.4.1 Disposisi aktiva…………………………………………………… 11

2.4.2 Penyusutan Aktivitas …………………………………………….. 11

2.4.3 Metode Penilaian yang Lain……………………………………… 12

2.5 Aset-aset yang Disewagunakan ……………………………………………. 13

2.5.1 Aaktiva yang Menganggur……………………………………….. 14

2.5.2 Aktiva Tidak Berwujud ………………………………………….. 14

2.5.3 Kewajiban Tidak Lancar ………………………………………… 15

2.5.4 Beban Modal……………………………………………………… 15

Page 4: Spm bab 5 pusat investasi

iii

2.6 EVA vs ROI………………………………………………………………… 17

2.7 Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer…………………… 20

2.8 Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatau Entitas……………………………. 20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………. 22

3.2 Saran………………………………………………………………………… 22

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Spm bab 5 pusat investasi

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di beberapa unit usaha, fokus adalah pada laba yang diukur dari selisih antara

pendapatan dan beban. Di unit usaha yang lain laba dibandingkan dengan aktiva yang

digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Pusat tanggung jawab yang terakhir ini

disebut sebagai pusat investasi. Disetujui bahwa pusat investasi adalah jenis istimewa dari

pusat laba dan bukan kategori yang terpisah. Tetapi, ada banyak permasalahan yang

terlibat dalam mengukur aktiva yang digunakan oleh suatu pusat laba.

Jenis aktiva yang mungkin digunakan oleh suatu pusat investasi. Kumpulan aktiva

tersebut dinamakan dasar investasi. Kemudian, akan dibahas dua metode yang

menghubungkan laba dengan dasar investasi: (1) persentase tingkat pengambilan atas

investasi (return on investment-ROI), dan (2) nilai tambah ekonomi ( economic value

added-EVA). Akan dijelaskan keuntungan dan persayaratan-persyaratan dari pengguna

masing-masing metode untuk mukur kinerja. Yang terakhir, akan dibahas masalah

perbedaan dalam mengukur nilai ekonomi dari suatu pusat investasi, sebagaimana

dibandingkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas suatu pusat investasi.

1.2 Tujuan

Suatu tujuan penting dari suatu organisasi bisnis adalah untuk mengoptimalkan

tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham (yaitu nilai sekarang bersih dari arus

kas dimasa depan). Sangat tidak praktis untuk menggunakan pengukuran semacem ini

guna mengevaluasi kinerja para manajer unit usaha perbulanan atau kuartal. Menghitung

tingkat pengembalian adalah pengukuran yang paling baik atas kinerja para manajer unit

usaha. Nilai tambah ekonomis (economic value added- EVA) secara konsep lebih unggul

daripada tingkat pengembalian investasi (return on investment- ROI) dalam mengevaluasi

kinerja para manajer unit usaha.

Page 6: Spm bab 5 pusat investasi

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pusat Investasi

Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang basil kerjanya diukur

berdasarkan laba dan jumlah investasinya. Ukuran yang digunakan untuk mengukur basil

kerja sebuah pusat laba adalah laba karena pusat laba mem-punyai wewenang terhadap

masukan dan keluarannya. Termasuk dalam kelompok masukan adalah investasi. Dengan

demikian, pusat laba sebenarnya juga merupakan pusat investasi. Dalam buku ini

pembahasan pusat laba dan pusat investasi dilakukan secara terpisah demi mudahnya pema-

haman oleh pembaca.

Dalam unit usaha yang lain, laba dibandingkan dengan aset yang diguna-kan untuk

meraih laba tersebut. Kami menyebut pusat tanggung jawab yang terakhir sebagai pusat

investasi dan dalam bab ini, kita akan membahas masalah-masalah pengukuran yang terjadi

dalam pusat tanggung jawab semacam ini.

Pertama kita akan membahas masing-masing jenis aset yang mungkin di-gunakan dalam

suatu pusat investasi. Kumpulan aset-aset tersebut dinamakan sebagai basis investasi.

Kemudian kita akan membahas dua metode yang menghubungkan laba dengan basis

investasi: (1) persentase tingkat pengembali-an investasi/return on investment (ROI), dan (2)

nilai tambah ekonomi/economic value added (EVA). Kami akan menjelaskan keuntungan dan

persyaratan-persyaratan dalam menggunakan masing-masing metode untuk mengukur

kinerja. Yang terakhir, kita akan membahas masalah perbedaan dalam mengukur nilai

ekonomi dari suatu pusat investasi, dibandingkan dengan bila kita mengevaluasi manajer

yang berwenang dalam suatu pusat investasi.

2.2 Struktur Analis

Tujuan pengukuran penggunaan aset merupakan hal yang sama dengan tujuan pusat

laba, yaitu:

Page 7: Spm bab 5 pusat investasi

6

- Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting mengenai

aset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk membuat keputusan yang

menyalurkan kepentingan perusahaan.

- Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha.

Dalam analisis kita mengenai perlakuan alternatif bagi aset dan per-bandingan ROI

dan EVA-dua cara dalam menghubungkan laba dengan aset yang digunakankita sangat

tertarik pada bagaimana alternatif-alternatif tersebut dapat mencapai kedua tujuan di atas

dalam menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan penting dan mengukur kinerja

ekonomi suatu unit usaha.

Dengan memfokuskan diri pada laba tanpa mempertimbangkan aset yang digunakan

untuk menghasilkan laba tersebut tidaklah cukup untuk proses pengen-dalian. Kecuali untuk

beberapa jenis organisasi jasa tertentu, di mana jumlah modalnya tidak signifikan, tujuan

penting dari sebuah perusahaan yang bero-rientasi pada laba adalah untuk menghasilkan

tingkat pengembalian (return) yang, memuaskan atas modal yang digunakan. Laba sebesar

$1 juta dalam sebuah perusahaan yang memiliki modal $10 juta tidak mencerminkan kinerja

yang baik dibandingkan dengan laba sebesar $1 juta dari perusahaan yang memiliki modal

sebesar $5 juta, dengan asumsi kedua perusahaan menghadapi risiko yang sama.

Kecuali jumlah aset yang digunakan ikut diperhitungkan, pihak manajemen senior

akan sulit membandingkan kinerja laba dari suatu unit usaha dengan unit usaha yang lain atau

dengan unit yang sama pada perusahaan lain. Membanding-kan perbedaan laba yang

mencolok tidak akan berarti jika unit usaha mengguna-kan sumber daya yang berbeda;

dengan kata lain, makin banyak sumber daya yang digunakan, seharusnya makin besar laba

yang diperoleh. Perbandingan semacam ini digunakan untuk menilai kinerja para manajer

unit usaha dan untuk memutuskan cara pengalokasian sumber daya.

Umumnya, para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja. Pertama, mereka

harus menghasilkan laba yang cukup dari sumber daya yang digunakan. Kedua, mereka dapat

menggunakan sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan return

yang memadai. (Sebaliknya, mereka harus menghentikan penggunaan jika laba tahunan yang

diharapkan lebih rendah daripada kas yang dapat direalisasikan dari penjualannya). Tujuan

dari menghubungkan laba dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit usaha

untuk mencapai sasaransasaran tersebut di atas. Seperti yang akan kita lihat nanti, terdapat

Page 8: Spm bab 5 pusat investasi

7

hambatanhambatan yang signifikan dalam membuat suatu sistem yang fokus pada aset yang

digunakan sebagai tambahan fokus pada laba.

Gambar 6-1 merupakan laporan keuangan unit usaha yang sederhana yang akan kita

gunakan dalam analisis ini. (Demi kemudahan, pajak penghasilan diabaikan pada gambar ini

dan diabaikan dari pembahasan pada bab ini. Memasukkan unsur pajak penghasilan akan

mengubah ketepatan perhitungan, tetapi tidak akan mengubah kesimpulan). Gambar tersebut

menunjukkan dua cara dalam menghubungkan laba dengan aset yang digunakan-yaitu,

melalui ROI dan EVA.

Tingkat pengembalian investasi (ROD adalah suatu rasio perbandingan,

Pembilangnya (numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan,

Dan penyebutnya (denominator) adalah aset yang digunakan. Dalam Gambar 6-1, yang

merupakan penyebut adalah modal perusahaan pada unit usaha. Jumlah tersebut dihasilkan

dari jumlah kewajiban tak lancar (noncurrent liabilities) ditambah dengan ekuitas pemegang

saham dalam neraca dari perusahaan terpisah. Hal ini, secara matematis, adalah sama dengan

total aktiva dikurangi kewajiban lancar (current liabilities), dan sama dengan aktiva tidak

lancar (noncurrent asset) ditambah modal kerja (working capital), (Pernyataan ini dapat

diperiksa dengan mudah bila menggunakan angka-angka yang terdapat dalam Gambar6-1).

GAMBAR 6-1 Laporan Keuangan Unit Usaha

Neraca (dalam ribuan $)

Aset lancar Kewajiban Lancar

Kas $ 50 Utang $ 90

Piutang 150 Kewajiban lancar lainnya 110

Persediaan 200

Total aset lancar 400 Total Kewajiban Lancar 200

Aset tetap $ 600 Equitas Perusahaan 500

Biaya Depresiasi -300

Nilai buku 300

Total aset $700 Total Equitas $700

Page 9: Spm bab 5 pusat investasi

8

Laporan Laba Rugi

Pendapatan $ 1.000

Pengeluaran, di luar depresiasi $850

Depresiasi 50

Pendapatan sebelum pajak 900

Beban Modal ($500 x 10%) 100

Economic value added (EVA) 50

Return on investment (ROI) = $100/$500 = 20% 50

Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh

dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba bersih operasi (net operating

profit). Beban modal diperoleh dari perkalian antara jumlah aset yang digunakan dengan

suatu tingkat tarif (rate), yang dalam Gambar 6-1 besarnya 10 persen. Kita akan membahas

derivasi dari rate ini pads bagian berikutnya.

2.3 Mengukur Aktiva yang Digunakan

Dalam memutuskan dasar investasi apa yang akan di gunakan untuk mengevaluasi

pusat investasi, kantor pusat menanyakan dua hal : pertama, praktik-praktik apa saja yang

akan membuat para manajer unit usaha menggunakan aktiva mereka dengan efisien dan

untuk mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aktiva baru? Kedua, praktik-praktik apa

saja yang paling baik mengukur kinerja suatu entitas ekonomi?

2.3.1 Kas

Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian

pusat memungkinkan pengguna saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha

memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan anatara arus kas

Page 10: Spm bab 5 pusat investasi

9

masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan “selisih”

antara penerimaan dan pengeluaran harian. Akibatnya, saldo kas aktual pada tingkat unit

usaha cenderung jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit

usaha merupakan suatu perusahaan independen. Oleh karna itu, banyak perusahaan yang

menggunakan rumus untuk menghitung kas yang akan dimasukan dalam dasar investasi.

Satu alasan untuk memasukan kas pada jumlah yang lebih besar dari pada saldo yang

biasanya di pegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini

diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dengan perusahan luar. Hanya jika kas aktual

ditunjukan, tingkat pengambilan dari unit internal akan terlihat sangat tinggi dan dapat

menyesatkan manajemen senior.

Beberapa perusahan mengabaikan unsur kas dalam dasar investasi. Alasanya adalah

bahwa karena jumlah kas tersebut mendekati kewajiban lancar (current liabilities). Jika

demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja

(working capital).

2.3.2 Piutang

Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung,

melalui kemapuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui

penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta

melalui wewenang mereka dalam menaggih kredit yang telah jatuh tempo. Demi kemudahan,

unsur piutang sering dimasukan pada saldo aktual di akhir periode, meskipun rata-rata antar

periode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya

dikaitkan dengan laba.

2.3.3 Persediaan

Persedian biasanya diperlukan sama seperti piutang yaitu, dicatat pada jumlah akhir

periode meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan

menggunakan (last in,frist out-LIFO) untuk tujuan akutansi keuangan, maka metode penilaian

lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persedian LIFO

cenderung sangat rendah pada periode terjadinya inflasi.

Page 11: Spm bab 5 pusat investasi

10

Jika persedian barang dalam proses (work-in-process) didanai melalaui pembayarab

di muka (advance payment) atau pembayaran cicilan (progress payment) dari konsumen,

seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama.

Pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persedian kotor (gross inventory amounts),

atau di laporkan sebagai kewajiban.

Beberapa perusahaan mengurungkan utang usaha dari persedian dengan dasar bahwa

utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persedian oleh pemasok, tanpa biaya untuk

unit usaha. Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya sebesar selisih

antara jumlah persediaan kotor dan utang. Di lain pihak, menunda pembayaran akan

mengurangi aktiva lancar bersih (net current asset) yang mungkin bukan merupakan

kepentingan perusahaan, karena hal tersebut akan membahayakan peringkat kredit ( credit

raiting ).

2.3.4 Modal Kerja secara Umum

Seperti yang dapat dilihat, perlakuan atas modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu

sisi, perusahaan memasukan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak

mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang

motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar

lainnya. Tetapi, metode tersebut menyatakan terlalu tinggi (overstate) jumlah modal korporat

yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber

modal, sering kali dengan biaya bunga sama dengan nol. Di lain pihak seluruh kewajiban

lancar dapat dikurangi dari aktiva lancar. Metode ini menyediakan ukuran yang baik atas

modal yang disediakan oleh perusahaan, untuk mana perusahaan mengharapkan agar unit

usaha memperoleh pengembalian. Tetapi, hal tersebut mungkin mengimplikasikan bahwa

para manjer unit usaha bertanggung jawab atas beberapa kewajiban lancar untuk mana para

manajer tersebut tidak memiliki kendali.

2.3.5 Properti Pabrik dan Peralatan

Dalam akuntansi keuangan, aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan

biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua

perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar

Page 12: Spm bab 5 pusat investasi

11

aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan system

tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan.

2.4 Nilai Buku Kotor

Fluktuasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan

memasukan unsur aktiva yang dapat disusutkan (depreciable asset) dalam dasar investasi

pada nilai buku kotornya (groos book value), dan bukan nilai buku bersih (net book value).

kedua angka tersebut menandakan bahwa Profabilitas unit usaha tersebut menurun, yang pada

kenyatanya, tidak benar. ROI yang di hitung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu

menyatakan terlalu rendah tingkat pengambilan sebenarnya.

2.4.1 Disposisi Aktiva

Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang

masih memiliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak

relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian (kecuali bahwa secara tidak langsung

hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nilai buku dari aktiva

lama dapat mempengaruhi perhitungan profabilitas unit usaha secara subtansional. Nilai buku

kotor akan meningkat hyanya sebesar selisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama

dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama. Jika aktiva dimasukan

ke dalam dasar investasi pada biaya awalnya, maka manajer unit usaha akan termotivasi

untuk menghilanngkan aktiva tersebut-meskipun aktiva itu memiliki suatu kegunaan-karena

dasar investasi unit usaha akan berkurang sejumlah biaya penuh dari aktiva tersebut.

2.4.2 Penyusutan aktivitas

Jika penyusutan ditentuka oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus

maka perhitungan profabilitas unit usaha kan menunjukan EVA dan ROI yang tepat, hal ini

disebabkan karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian

investasi yang implisit dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan anuitas merupakan

kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, di mana jumlah penyusutan tahunan dalah rendah

pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkat setiap

tahunya seiring dengan menurunya nilai investasi; tetapi tingkat pengambilan hasil tetap

konstan.

Page 13: Spm bab 5 pusat investasi

12

Namun hanya sedikit sekali manajer yang menerima ide mengenai penyisihan

penyusutan yang meningkat pada saat umur asset semakin tua. Mereka melihat penyusutan

akutansi sebagai cerminan dari penurunan kondisi fisik atau kerugian dalam nilai ekonomis.

Oleh karean itu, mereka percaya bahwa penyusutan dengan metode garis lurus, ataupun yang

dipercepat, merupakan metode yang paling menggambarkan kondisi di lapangan. Akibatnya,

sangat sulit untuk menyakinkan mereka guna menerima konsep metode anuitas untuk

mengukur laba unit usaha.

Tepat untuk tujuan pajak penghasilan, dan meskipun sebagi metode yang “sistematis

dan rasional” metode tersebut jelas dapat diterima untuk tujuan akutunsi keuangan, namun

perusahaan-perusahaan tidak menggunakanya dalam laporan keuanganya. Bahkan, survey

atas cara perusahaan mengukur profabilitas unit usahanya menunjukan bahwa tidak ada yang

menggunakan metode anuitas

2.4.3 Metode Penilaian yang Lain

Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetakan batas bawah,

biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang

terjadi dalam unit usaha yang memiliki kativa yang tua. Kesulitan dalam metode ini dalah

bahwa suatu unit usaha dengan aktiva yang tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50

persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang

aktiva-aktiva yang masih bagus. Perusahaan –perusahaan lain sama sekali tidak

menggunakan catatan akutansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang (current value) dari

aktiva. Perusahaan – perusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan cara menilai aktiva

secara berkala (katakanlah, setiap lima tahun atau ketika manajer unit usaha yang baru

mengambil alih), dengan menyesuaikan biaya awal menggunakan suatu indeks perusahaan

pada harga peralataan, atau dengan menggunakan nilai asuransi. Yang tampak lebih objektif

dan umumnya tidak menimbulkan pertentangan. Akibatnya data akutansi memiliki aura

realitas bagi manajemen operasi. Meskipun intensitas sentiman tersebut berbeda-beda di

antara para manajer, tetapi semakin jauh manajer menyimpang dari angka-angka akutansi

dalam mengukur kinerja keuangan, semakin besar kemingkinan bahwa para manajer unit

usaha dan manajer senior akan memperlakukan system tersebut sebagai permainan angka-

angka.

Page 14: Spm bab 5 pusat investasi

13

Masalah yang berkaitan dengan penggunaan jumlah nonakuntansi dalam sistem

internal adalah bahwa profitabilitas unit usaha tidak akan konsisten dengan profabilitas

perusahaan yang dilaporkan kepada para pemegang saham. Meskipun system pengendalian

manajemen tidak harus konsisten dengan pelaporan keuangan eksternel, namun sebenarnya

beberapa manajer memandang pendapatan bersih (net income) dalam laporan keuangan

sebagai “nama dari permainan”. Akibatnya mereka tidak menyukai system internal yang

menggunakan metode berbeda untuk menghitung nilai tanpa memperdulikan manfaat

teoritisnya. Persoalan lain dalam menggunakan nilai pasar sekarang (current market value)

adalah memutuskan bagaimana menentukan nilai ekonomis. Secara konseptual, nilai

ekonomi dari sekelompok aktiva sama dengan nilai sekarang (present value) dari arus kas

yang akan yang dihasilkan oleh aktiva-aktiva tersebut di masa yang akan datang. Dalam

praktiknya, jumlah tersebut tidak dapat ditentukan. Meskipun terbitan indeks biaya

penggantian (replacement cost) pabrik dan peralatan dapat di gunakan,sebagai besar indeks

harga tidak seluruhnya relevan karena mereka tidak menyediakan ruang untuk dampak dari

perubahan teknologi.

2.5 Asset –asset yang disewagunausahakan

Asumsikan suatu unit yang laporan keuangannya ditunjukan pada tampilan 7.1

menjual aktiva tetapnya seharga nilai tetapnya seharga nilai bukunya sebesar $300.000,

mengembalikan hasil penjualanya kepada kantor pusat korporat, dan kemudian menyewa

gunausahakan aktiva tersebut dengan tariff sewa sebesar $60.000 per tahun.sebagaimana di

tunjukan pada tampilan 7.8 laba sebelum pajak dari unit usaha tersebut akan menurun akibat

beban sewa baru yang lebih tinggi daripada beban penyusutan yang dihilangkan. Meskipun

demikian, EVA-nya akan naik karena biaya yang lebih tinggi tersebut akan dimbangi oleh

penurunan beban modal yang dihilangkan. Oleh karena itu, para manajer unit usaha lebih

mendorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva ketika beban bunga yang terkandung

dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban modal yang dikenakan pada dasar investasi dari

unitusaha. (di sini, seperti yang lainya, generalisasi disederhanakan karena dalam dunia

nyata, dampak dari pajak penghasilan harus juga diperhitungkan.)

Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan-yatu perjanjian

tersebut memberikan cara alternative untuk menggunakan aktiva yang perjanjian tersebut

Page 15: Spm bab 5 pusat investasi

14

memberikan cara alternative untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan dari

pendanaan dengan utang dan modal. Sewa guna usaha financial (yaitu, sewa guna usaha

jangka panjang yang setara dengan nilai sekarang Dari arus beban sewa) adalah sama dengan

utang daan dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh

kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatsan biasanya diperlakukan pada kebebasan

manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva.

2.5.1 Aktiva yang Menganggur

Jika suatu unit usaha memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat

digunakan oleh unit lain, maka unit usaha tersebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan

aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari izin ini adalah untuk mendorong para

manajer unit usaha guna melepas aktiva menganggur ke unit lain yang mungkin

memerlukanya. Tetapi, jika aktiva tetap tersebut tidak dapat digunakan oleh unit lain , maka

pemberian izin untuk menjual/mengganti aktiva tersebut akan menimbulkan tindakan-

tindakan yang disfungsional. Misalnya hal tersebut akan mendorong manajer unit usaha

untuk menganggurkan aktiva yang tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang sama

dengan target laba unit usaha. Jika tidak ada alternatif lain dari penggunaan peralatan,

kontribusi apa pun dari peralatan tersebut akan meningkatkan laba perusahaan.

2.5.2 Aktiva tidak berwujud

Beberapa perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan (R&D)

yang insntif ( misalnya, perusahaan farmasi seperti Novartis menghabiskan dana yang besar

untuk mengembangkan produk baru) sedang yang lainya cenderung focus pada pemasaran

( misalnya perusahaan barang konsumen seperti unilever yang menghabiskan banyak dana

untuk iklanya). Ada keuntungan dalam mengkapitalisasi aktiva tidak berwujud seperti R&D

dan pemasaran, serta kemudian mengarmotisasinya selama masa manfaatnya. Metode

tersebut akan mengubah cara para manajer unit usaha untuk memandang pengeluaran

semacam ini. Dengan menghitung akativa semacam ini sebagai investasi jangka panjang,

manajer unit usaha akan memperoleh manfaat jangka pendek yang lebih sedikit dari

pengurangan atas pengeluaran untuk pos tersebut.sebagai Contoh, jka pengeluaran R&D

langsung dibebankan, maka setiap. Dolar dari pengurangan pengeluaran R&D merupakan

tambahan dolar untuk laba sebelum pajak. Di lain pihak, jika biaya R&D dikapitalisasi, maka

setip pengurangan satu dolar akan mengurangi aktiva yang digunakan sebesar satu dolar

Page 16: Spm bab 5 pusat investasi

15

dikalikam biaya modal, yang hanya memiliki dampak positif yang jauh lebih kecil terhadap

EVA.

2.5.3 Kewajiban tidak lancar

Kadang-kadang suatu unit usaha menerima modal permanennya dari kumpulan dana

korporat. Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor, modal, dan

laba di tahan. Bagi unit usaha, jumlah total dari dana tersebut berasal. Meskipun demikian,

dalam situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin saja mrupakan hal yang

aneh bagi unit usaha itu sendiri. Sebagi contoh, suatu unit usaha yang membangun atau yang

mengoprasikan suatu perumahan atau gedung jkantor menggunakan proporsi yang jauh lebih

besar untuk modal utang dibandingkan suatu unit manufaktur atau pemasaran. Karena modal

tersebut, maka sebaiknya dana yang di pinjam diperhitungkan secara terpisah dan

diperhitungkan EVA_nya dilakukan berdasarkan aktiva yang diperoleh dari sumber umum

korporat dan bukan total aktiva.

2.5.4 Beban Modal

Kantor pusat korporat menentukan tariff (rate) yang digunakan untuk menghitung

beban modal (capita Charge). Tariff tersebut seharusnya lebih tinggi dari tarif korporat untuk

pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan

modal berbiaya lebih tinggi (higher cost equity). Biasanya, tariff tersebut ditetapkan dibawah

estimasi biaya modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada di atas nol.

Beberapa perusahaan menggunakan tarif yang lebih rendah untuk modal kerja

daripada untuk aktiva tetap. Hal ini dapat mencerminkan penilaian bahwa modalkerja lebih

kecil risikonya dari pada asset tetap, karena dananya di salurkan untuk periode yang lebih

pendek. Dalam kasus-kasus lain, tariff yang lebih rendah merupakan cara untuk

mengkompensasikan fakta bahwa perusahaan tersebut memasukan unsure persediaan dan

piutang dalam dasar investasinya pada jumlah kotor (yaitu, tanpa mengurungkan utang

usaha). Perusahaan tersebut menyadari fakta bahwa dana yan g didapatkan dari utang usaha

memiliki biaya bunga sama dengan nol.

Survei-survei praktik

Praktik-praktik pengelolaan pusat investasi disimpulkan dalam 7.7, 7.9, dan 7.10. kebanyakan

perusahaan memasukan unsur aktiva tetap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih.

Perusahaan-perusahaan tersebut melakukanya karena ini merupakan jumlah dengan mana

Page 17: Spm bab 5 pusat investasi

16

aktiva tersebut dicacat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan

keuangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi tersebut.

Manajemen

TAMPILAN 7.9 Aktiva-aktiva yang termasuk dalam dasar investasi

  Presentase responden yang

    Memasukan aktivanya ke

        dalam dasar investasi

  Amerika serikat1 Belanda2

Aktiva lancar

Kas 47% 59%

Piutang 90 94

Persediaan 95 93

Aktiva Lancar lainya 83 79

Aktiva tetap

Tanah   dan   bangunan   yang   digunakan 

sendiri oleh   pusat laba tersebut 97 82

Alokasi   tanah   dan   bangunan   yang 

digunakan oleh dua pusat laba atau lebih 49 47

Peralatan yang digunakan oleh dua pusat 

laba atau lebih  96 88

Alokasi   peralatan   yang   digunakan   oleh 

dua pusat laba atau lebih  48 46

Sebuah   alokasi   aset   untuk   sentra   riset 

kantor pusat 19 16

Lain-lain

Investasi 53 tidak ada

Goodwill 55 tidak ada1 Govindajaran, “Profit center measurement,” hal. 22 de with “Performance measurement and evaluation in dutch companies”

TAMPILAN 7.10 Kewajiban yang dikurangikan dalam menghitung dasar investasi

  Presentase responden yang

    Memasukan aktivanya ke

Page 18: Spm bab 5 pusat investasi

17

        dalam dasar investasi

  Amerika serikat1 Belanda2

Utang Usaha 73% 91%

Utang intraperusahaan 46% 57

Kewajiban lancar lainya 68 69

utang pajak 28 tidak ada

Kewajiban tak lancar 47 48

     1 Govindajaran, “Profit center measurement,” hal. 22 de with “Performance measurement and evaluation in dutch companies”

menyadari bahwa metode ini memberikan sinyal yang menyesatkan, tetapi mereka

yakin orang-orang harus memberikan kelonggaran untuk kesalahan tersebut pada saat

menginterprestasikan lapolaba unit usaha dan bahwa metode laternatif perhitungan dasar

investasi tidak dapat dipercaya karena sangat subjektif. Mereka menolak pendekatan

penyusutan anuitas dengan dasar bahwa hal itu tidak konsisten dengan cara perhitungan

penyusutan untuk tujuan pelaporan keunganya.

2.6 EVA vs ROI

Hampir semua perusahaan yang memiliki pusat investasi mengevaluasi unit-unit

usahanya berdasarkan ROI, dibandingkan yang menggunakan EVA. Ada tiga keuntungan

dari ROI

1. ROI merupakan pengukuran yang komperhensip di mana semua mempengaruhi

laporan keuangan tercermin dari rasio ini.

2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolut.

Sebagai contoh ROI di bawah 5 persen dikatakan rendah dalam skala absolut, dan

ROI di atas 25 persen dikatakan tinggi.

3. ROI denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung

jawab terhadap profabilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usahanya,. Kinerja

Page 19: Spm bab 5 pusat investasi

18

dari unit yang berbeda dapat saling dibandingkan.Selai itu, data ROI pesaing bersedia

sehingga dapat dijadikan sebagai dasar perbandingan.

EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi pendekatan EVA

juga memiliki beberapa keunggulan.

Ada empat alasan yang membutanya lebih ungul dari ROI.

Pertama dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk

perbandingan investasi.Di lain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda

untuk investasi di antara unit-unit usaha. Sebagai contoh, suatu unit usaha yang kini memiliki

ROI 30 persen akan cenderung untuk tidak melalukan ekspansi kecuali unit tersebut dapat

mencapai ROI 30 persen atau lebih untuk tambahan aktivanya; tingkat pengambilan yang

kurang dari itu akan menurunkan ROI keseluruhan yang telah dicapai sekarang. Jadi, unit

usaha tersebut melewatkan peluang investasi yang ROI-nya di atas biaya modal tetapi di

bawah 30 persen.

Demikian, juga unit usaha yang kini mencapai ROI rendah-katakanlah sebesar 5

persen akan memperoleh menfaat dari ROI atas tambahan aktiva yang besarnya di atas 5

persen. Sebagai konsekunsinya ROI menciptakan suatu bias ke arah sedikit atau tidak ada

ekspansi dalam bisnis berlaba tinggi, sementara pada saat yang sama, unit-unit berlaba rendah

melakukan investasi pada tingkat di bawah tingkat pengembalian yang jauh di bawah tingkat

pengembalian ditolak oleh unit-unit berlaba tinggi.

Kedua, keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat

menurunkan laba keseluruhan. Sebagai contoh, di suatu pusat laba yang kini memiliki ROI

sebesar 30 persen, manajer dapat meningkatkan ROI-nya dengan menjual aktiva yang ROI-

nya 25 persen. Tetapi, jika biaya modal keseluruhan yang terkait di PUSAT investasi tersebut

adalah kurang dari 25 persen, maka laba absolut setelah mengurangkan biaya modal akan

merupakan suatu penurunan bagi pusat investasi tersebut.

Penggunaan EVA sebagai ukuran berkaitan dengan permasalahan tersebut. Metode ini

berhubungan dengan investasi asset yang ROI-nya berada diantara biaya modal dan ROi yang

sekarang dicapai oleh pusat investasi tersebut. Jika kinerja suatu pusat investasi di ukur

dengan EVA, maka investasi-investasi yang menghasilkan laba diatas biaya modal akan

meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih menarik bagi manajer.

Ketiga dari EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis

aktiva yang berbeda pula. Sebagai contoh, tingkat bunag yang rendah dapat di gunakan untuk

persediaan, sedangkan tingkat bunga yang relatif tinggi dapat digunakan untuk investasi

Page 20: Spm bab 5 pusat investasi

19

dalam aktiva tetap. Tingakat bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva tetap

yang berbeda pula guna memperhitungkan tingkat risiko yang berbeda. Selain itu jenis aktiva

yang sama mungkin diharuskan untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang sama dalam

perusahaan, tanpa mempedulikan profitabilitas unit usaha tertentu.

Keempat adalah bahwa EVA, berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang

lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang

saham merupakan pemilik kepentingan (stakeholder) yang penting dalam perusahaan. Ada

bebrapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting bagi

perusahaan :

(a) Mengurangi risiko pengambilalihan (takeover)

(b) Menciptakan nilai tukar untuk agresifitas dalam merger dan akuisisi

(c) Mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk

pertumbuhan masa depan.

Jadi, mengoptimalkan nilai pemegang saham merupakan tujuan penting bagi perusahaan.

Tetpi, karena nilai pemegang saham mengukur nilai konsolidasi perusahaan secara

keseluruhan, maka hampir tidak mungkin untuk mengunakannya sebagai kriteria kinerja

untuk suatu pusat tanggung jawab individual organisasi. Mandat terbaik unuk nilai pemegang

saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para manajer unit usaha untuk menciptakan

dan meningkatkan EVA.

Hal ini dapat di pahami dengan melihat pada cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA

diukur dengan cara sebagai berikut :

EVA = Laba Bersih – Beban Modal

Dengan

Beban Modal = Biaya modal X Modal yang di gunakan (1)

Cara lain untuk menyatakan persamaan (1) adalah :

EVA = Modal yang di gunakan (ROI – Biaya modal (2)

2.7 Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer

Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan

secara luas. Diketahui dari pengalaman pribadi bahwa kesalahan konseptual ROI untuk

Page 21: Spm bab 5 pusat investasi

20

evaluasi kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para

manajer unit usaha. Tetapi cakupan dari kesalahan tersebut tidak dapat di tetukan karena

hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut dan banyak

yang tidak menyadari bahwa kesalahan tersebut terjadi.

Jika metode nilai buku kotor (gross book valu) dipergunakan, suatu unit usaha dapat

meningkatkan EVA-nya dengan cara mengambil tindakan yang bertentangan dengan

kepentingan perusahaan. Sedangkan jika metode nilai buku bersih (net book value)

dipergunakan, EVA akan langsung meningkatkan karena berlalunya waktu penggunaan.

Lebih lanjut lagi, EVA akan tertekan untuk sementara oleh investasi-investasi baru karena

tingginya nilai buku bersih pada tahun-tahun awal.

Bebrapa aktiva mungkin akan dinyatakan terlalu rendah nilainya ketika dikapitalisasi,

sementara aktiva lain ketika di bebankan. Meskipun biaya pembelian aktiva tetap biasanya

dikapitalisasi, sejumlah besar investasi dalam biaya awal (start-up cost), pengembangan

produk baru, organisasi dealer, mungkin dapat dihapuskan sebagai beban, dan dengan

demikian tidak akan terlihat dalam dasar investasi.

2.8 Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas

Laporan atas kinerja ekonomi unit usaha agak berbeda. Laporan- laporan manajemen

di buat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan

selang waktu yang tidak tepat, biasanya sekali dalam selang bebrapa tahun. Laporan-laporan

manajemen cenderung menggunakan informasi histori atas biaya aktual yang terjadi,

sedangkan laporan-laporan ekonomi menggunakan informasi yang cukup berbeda.

Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut

memberikan indikasi apakah strategi unit usaha yang sekarang sudah memuaskan dan jika

tidak, keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha tersebut memperbesarnya,

memperkecil, merubah arah atau menjualanya.

Laporan-laporan ekonomi dapat di jadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan

secara keseluruhan. Nilai semacem ini disebut breakup value yaitu, estimasi jumlah yang

akan diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. breakup

value berguna bagi organisasi luar yang sedang akan membuat penawaran pengambilalihan

Page 22: Spm bab 5 pusat investasi

21

perusahaan, dan tentu saja, laporan ini juga berguna bagi pihak manajemen dalam menilai

suatu tawaran. (dengan kata lain, profitabilitas yang sekarang dapat tertekan oleh adanya

biaya yang akan memperbesar profitabilitas dimasa yang akan datang, seperti pengembangan

produk baru dan iklan, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.

Perbedaan yang paling nyata antara kedua jenis laporan tersebut adalah bahwa

laporan ekonomi lebih berfokus pada profitabilitas dimasa depan dari pada profitabilitas yang

sekarang atau yang lalu. Secara konsep nilai suatau unit usaha adalah nilai sekarang dari

pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun

di masa depan dan mendiskontokan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah

ditentukan.

BAB III

PENUTUP

Page 23: Spm bab 5 pusat investasi

22

3.1 Kesimpulan

Pusat investasi memiliki semua masalah pengukuran yang terlibat dlam menentukan beban

dan pendapatan yang telah di bahas pada Bab 4, 5, dan 6. Pusat investasi menimbulkan

permaslahan baru mengenai bagaimana cara mengukur aktiva yang digunakan, khusunya

aktiva mana yang akan dimasukan, bagaimana menilai aktiva tetap dan aktiva lancar,

metode penyusutan apa yang diguanakn untuk aktiva tetap, aktiva perusahaan mana yang

harus dialokasikan, dan kewajian mana yang harus di kurangi.

Selain pos-pos laporan laba rugi, ketika menentukan tujuan laba tahunan, harus ada

tarif bunga yang eksplisit terhadap saldo yang diproyekasikan atas pos modal kerja yang

dapat dikendalikan, khusunya piutang dan persediaan. Ada perbrdaan yang cukup alot

mengenai pendekan yang tepat bagi manajemen dalam mengendalikan aktiva tetap.

Melaporkan kinerja ekonomi dari suatu pusat investasi berbeda dengan melpaorkan kinerja

manajer yang berwenang dalam pusat investasi tersebut.

3.2 Saran

Dalam makalah ini Kami mencoba memberikan saran yang didasarkan atas teori-teori yang

berhubungan dengan Pusat investasi. Saran penulis adalah sebagai berikut:

a. Ukuran Profabilitas dengan ROI banyak di pakai dan disukai manajer pusat investasi.

Apabila menggunakan metode ini maka sebaiknya dibandingkan dengan tingkat

profitabilitas pusat investasi lain yang besarnya kira-kira sama, tingkat bunga atau

tingkat inflasi.

b. Kelemahan ROI atas dasar laba akuntansi dalam mengukur profibalitas tidak sesuai

dengan economic rate of return dalam keputusan investasi. Dala, metode depresiasi

anuitas. Besarnya depresiasi mengalami peningkatan. Hal ini sangat sulit untuk

menyakinkan manajemen dalam menggunakan metode anuitas tersebut. Dengan

demikian Dengan disarankan karena survey menunjukan bahwa praktek dalam

mengukur profitabilitas tidak menggunakian metode anuitas.

Page 24: Spm bab 5 pusat investasi

23

c. RI merupakan ukuran profittabilitas absolute yang tidak disesuaikan dengan besar

kecilnya aktiva divisi. Keadaan ini akan mempermudah divisi yang besar untuk

mendapatkan RI tertentu dibandingkan dengan divisi yang kecil.

DAPTAR PUSTAKA

Page 25: Spm bab 5 pusat investasi

24

Aggarwal, raj. “Using economic Profit to Assess Performance: A Metric for Modern Firms.”

Businee Horizons, Januari-february 2001, hal, 55-60

Len, Kenneth, and anil K. makhija. “EVA & MVA: As Performance Measure and Sinals for

Strategic Change. “strategy and business 24, no. 3 (mei-juni 1996), hal. 34-38

Stern, joel M. EVA and Strategic Performance Measurment. New York: The corference

Board, 1996.