12
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS) PEKERJAAN PEMBANGUNAN TANGGUL PENAHAN ABRASI SUNGAI MAHAKAM KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

Spesifikasi Teknis - Rks

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RKS Pembangunan Talud

Citation preview

Page 1: Spesifikasi Teknis - Rks

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

PEKERJAAN PEMBANGUNAN TANGGUL PENAHAN ABRASI SUNGAI MAHAKAM

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATENKUTAI KERTANEGARA

DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

Page 2: Spesifikasi Teknis - Rks

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi administrasi teknis pelelangan dengan maksud agar dalam penilaian apakah penyedia jasa bisa melaksanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Metode Pelaksanaan adalah suatu rencana kerja yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek konstruksi. Metode pelaksanaan mencakup pengelompokan kegiatan berdasarkan aktivitas, alokasi waktu dan metoda kerja untuk pekerjaan – pekerjaan utama. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah terwujudnya bangunan sesuai perencanaan dengan pertimbangan efektifitas waktu dan efisiensi biaya. Metode Pelaksanaan ini berisi tentang uraian-uraian mengenai strategi dari kontraktor dari pra pekerjaan s/d pasca pekerjaan (masa pemeliharaan), untuk melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan gambar perencanaan, persyaratan dan selesai tepat waktu sesuai dengan kontrak.

2. Referensi2. 1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain, berlaku ketentuan di

bawah ini termasuk segala perubahannya.1. Undang-undang/Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000.2. Peraturan/Surat Keputusan dari Departemen/Instansi yang berwenang.3. Peraturan Daerah.4. Standar/Pedoman seperti :

Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia Peraturan Muatan Indonesia Peraturan pembangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang

berlaku yang ada hubungannya dengan pelaksanaan proyek ini. Peraturan setempat.

2. 2. Apabila ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam persyaratan teknis umum/khusus maka Pelaksana harus mengajukan salah satu persyaratan berikut ini guna mendapat persetujuan pengawas lapangan.2. 2. 1. Standar/pedoman yang biasa diterapkan pada bagian pekerjaan yang

bersangkutan diterbitkan oleh Instansi, Asosiasi, Lembaga Pengujian ataupun badan lain yang berwenang

2. 2. 2. Brosur Teknis dari Produsen yang dilengkapi dengan sertifikat dari lembaga pengujian.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

Page 3: Spesifikasi Teknis - Rks

3. Penjelasan GambarPerbedaan Gambar

Bila gambar kerja tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat adalah RKS atau ditentukan kemudian di lapangan secara bersama-sama antara Pengawas dan Direksi Teknis serta yang terkait dalam pembangunan.

Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku/mengikat.

Bila ada beberapa gambar, maka gambar yang termuda/terbaru yang mengikat/berlaku.

4. Pekerjan – Pekerjaan“PEMBANGUNAN TANGGUL PENAHAN ABRASI SUNGAI MAHAKAM”

4. 1. Pekerjaan Pendahuluan1. Pembuatan Papan Nama Proyek2. Pembuatan Pagar Lokasi Proyek3. Perlindungan pada benda-benda yang berfaedah4. Air Kerja5. Listrik

4. 2. Pekerjaan Beton Bertulang1. Syarat-syarat Umum

a. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan :• Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, SNI-2 (selanjutnya

disebut PBI 1971)• PUBI NI-3 1970.

b. Mutu BetonBeton memakai mutu K-225 dengan mutu baja U-24. Masing- masing penggunaan disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat.

c. Campuran/adukan beton Macam adukan

Macam adukan dengan campuran agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 50 kg Portland cement dan ukuran nominal agregat kasar/halus.

Kontraktor harus membuat percobaan komposisi campuran (beton mix) guna memenuhi karakteristik yang diminta.

Pemakaian Jenis Adukan BetonJenis beton dengan mutu K-225 untuk pekerjan pembetonan terbuat dari beton bertulang dengan mutu baja U-24.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

Page 4: Spesifikasi Teknis - Rks

Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu, dapat dipergunakan concrete admixture.

PengadukanSemua jenis pengadukan jenis beton dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan kentalnya sama.

Takaran perbandingan CampuranSemua bahan harus ditakar menurut volume/beratnya.

Temperatur adukan yang diizinkan 28o – 30oC.d. Pengawasan campuran adukan

KomposisiSemua agregat, semen, air, volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap mengusahakan mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.

2. Bahan-bahana. Semen

Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh “Peraturan Beton Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

b. Agregat Halus dan KasarAgregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.

c. AirAir untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

Page 5: Spesifikasi Teknis - Rks

d. Baja tulangan Jenis Tulangan

Batang tulangan besi beton harus terdiri dari baja sedang dengan teganganleleh 2400 kg/cm2 (U-24). Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971.

PenyimpananTulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

PemasanganSebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak,kotoran, adukan beton yang melekat atau bahan-bahan lain yang merusak harus dihilangkan dan dibersihkan dengan kompresor sebelum pengecoran. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton adan penutup beton tingginya harus tepat.

Selimut BetonUkuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk plesteran) adalah sebagai berikut :

- Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah minimal 3,5 cm

- Kolom dan balok beton minimal 2,5 cme. Bahan Campuran Tambahan (Additives)

Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Concrete admixture / Additives) kecuali yang disebut tegas dalam Gambar Kerja atau RKS harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic pressure) tidak boleh bahan kedap air yang mengandung garam stearate.

Bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi AS1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D sekaligus sebagai pengurang air adukandan penunda pengerasan awal.

Semua Admixture yang akan digunakan, ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan benda uji / contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

Page 6: Spesifikasi Teknis - Rks

Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru, serta permukaannya harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 m adalah 0,3 liter calbond dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25% nya dengan cara ditaburkan.

f. Cetakan/Bekisting Bahan

Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup kering dansesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan daya lain yang diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik, dipakai kayu terentang setebal minimum 3 cm.

KontruksiCetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi.

Alat untuk membersihkanPada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain.

UkuranSemua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.

Pelapis CetakanUntuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, yang sudah dipakai tidak boleh digunakan.

3. Lingkup dan Macam PekerjaanPekerjaan meliputi :

Pekerjaan Pipa Beton Pracetak Pekerjaan Beton Bertulang K-225

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

Page 7: Spesifikasi Teknis - Rks

4. Syarat-Syarat PelaksanaanSetiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan beton yang hasilnya harus diketahui oleh pengawas. a. Toleransi

Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative). Ukuran masing masing bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.

b. Pemberitahuan pelaksanaan PengecoranSebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus mendapat persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor atas biaya sendiri.

c. Pengangkutan adukanAdukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat dihindarkanadanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa tinggi jatuh beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk mempergunakan talang.

d. Pembersihan cetakan dan alat-alatSebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harud dibasahi dengan air sebelum dicor.

e. PengecoranPengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan atau dengan izin dari Direksi.

f. Pemadatan BetonAdukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Dengan sudut kemiringan vibrator

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

Page 8: Spesifikasi Teknis - Rks

antara 45-90 derajat. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.

g. PerawatanUntuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan sebaga berikut : Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus

menerus sampai cetakan dibongkar. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14

hari berturut-turut.h. Pembongkaran Cetakan

Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada izin dari pengawasLapangan (Direksi). Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap berlangsung. Perhatian pemborong mengenai pembong-karan cetakan ditujukan ke PBI–1971. Kontraktor harus memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya.

4. 3. Pekerjaan Beton Pracetaka. Umum

Mengenai pelaksanaan yang berkaitan dengan beton pracetak yang proses percetakannya di lapangan/lokasi proyek, ada hal-hal yang perlu untuk dipertimbangkan adalah :

Umur daripada proses produksi percetakan disesuaikan dengan usia proyek.

Proses ini dimungkinkan untuk dilaksanakan dikarenakan standarisasi hasil percetakan disesuaikan dengan keperluan proyek.

b. Tahap Produksi Persiapan

Pabrikasi Tulangan dan Cetakan

Penakaran dan Pencampuran Beton

Penuangan dan Pengecoran

Pemadatan Beton

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

Page 9: Spesifikasi Teknis - Rks

Finishing/Repairing Beton

Curingc. Tahap Pasca Produksi

Pengangkutan Beton Pemasangan Beton

d.4. 4.

6. PenutupHal-hal yang belum tercakup dalam penjelasan teknis pekerjaan, akan dilaksanakan menurut kelaziman dan ketentuan - ketentuan yang berlaku dan akan diatur kemudian.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)