32
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013 1 SYARAT-SYARAT TEKNIS Kegiatan : Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau Di Kota Dumai Pekerjaan : Fisik Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau Di Kota Dumai Lokasi : Kota Dumai - Riau P a s a l 1 SYARAT-SYARAT UMUM 1.1. UMUM Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang akan diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada direksi untuk mendapatkan penjelasan. 1.2. LINGKUP PEKERJAAN Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna Lingkup pekerjaan sebagaimana tersebut diatas secara rinci dapat dilihat pada Daftar Kuantitas/ Bill Of Quantity (BOQ). 1.3. SARANA KERJA Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat menggangu kelancaran pekerjaan. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai. 1.4. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN 1.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada (ARS, SPL dan ME) dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada direksi secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi setelah dibahas direksi (perencana & Pengawas). Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

Rks Spesifikasi Teknis Upt III Dumai

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RKS

Citation preview

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    1

    SYARAT-SYARAT TEKNIS

    Kegiatan : Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau Di Kota Dumai

    Pekerjaan : Fisik Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau Di Kota Dumai

    Lokasi : Kota Dumai - Riau

    P a s a l 1 SYARAT-SYARAT UMUM

    1.1. UMUM

    Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang akan diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada direksi untuk mendapatkan penjelasan.

    1.2. LINGKUP PEKERJAAN

    Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna Lingkup pekerjaan sebagaimana tersebut diatas secara rinci dapat dilihat pada Daftar Kuantitas/ Bill Of Quantity (BOQ).

    1.3. SARANA KERJA

    Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat menggangu kelancaran pekerjaan. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

    1.4. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN

    1.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada (ARS, SPL dan ME) dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada direksi secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi setelah dibahas direksi (perencana & Pengawas). Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    2

    1.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keaadaan selesai/terpasang.

    1.4.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguaan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan, kontraktor wajib berunding terlebih dahulu dengan direksi.

    1.4.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan pengawas. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.

    1.4.5. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, semua gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumendokumen ini harus dapat dilihat konsultan pengawas kontruksi dan direksi setiap saat sampai dengan serah terima pertama. Setelah serah terima pertama, dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi tugas.

    1.5. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH

    1.5.1. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang akan disiapkan kontraktor atau suplier atau produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.

    1.5.2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan kontraktor untuk menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk menilai dahulu.

    1.5.3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan penyerahan dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh konsultan pengawas. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan oleh konsultan pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan dokumen kontrak jika ada hal-hal demikian.

    1.5.4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang dianggap kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan dokumen kontrak.

    1.5.5. Direksi akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.

    1.5.6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta oleh konsultan pengawas dan menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    3

    1.5.7. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh, tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan dengan dokumen kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas.

    1.5.8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus disetujui konsultan pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.

    1.5.9. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan pengawas kepada konsultan pengawas dalam dua salinan, konsultan pengawas akan memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda Telah diperiksa tanpa perubahan atau Telah diperiksa dengan perubahan atau Ditolak . Satu salinan disimpan oleh konsultan pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan kepada sub kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.

    1.5.10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut konsultan pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan sudah jelas dan tidak perlu dirubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama dengan butir diatas.

    1.5.11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam spesifikasi teknis harus dikirimkan pada konsultan pengawas.

    1.5.12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog kepada konsultan pengawas dan perencana menjadi tanggungan kontraktor.

    1.6. PERATURAN TEKNIS PEKERJAAN

    Kecuali ditentukan lain dalam Dokumen Pengadaan ini, maka Peraturan peraturan tersebut di bawah ini berlaku mengikat dan kontraktor di anggap telah mengetahui dan memahaminya termasuk apabila ada segala perubahan dan tambahannya yang berlaku sampai masa di terbitkan Dokumen Pengadaan ini. sebagai berikut : 1) Perpres No.54 Tahun 2010 dan Perubahannya. 2) Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau

    Algemene Voorwaarden Voor de Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkwn (AV) 1941.

    3) Peraturan Pembebanan Bangunan Indonesia ( PBBI ) 4) Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan ( PUBB NI .3 ) 5) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI NI . 5 ) 6) Peraturan Ukuran Kayu bangunan (SKSNI S-05-1990-F). 7) Peraturan Pengawetan Kayu (SKBI 3.6.53.1967). 8) Peraturan Pencegahan Rayap (SKSNI T-05-1990-F). 9) Peraturan SNI Beton untuk Bangunan Gedung 2002 ( 03-2847-2002). 10) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung(SNI 03-

    2847-2002). 11) Peraturan Pembuatan campuran beton (SNI T-15-1990-03). 12) Peraturan Portland Cement (SII 0013-81).

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    4

    13) Peraturan Baja tulang beton (SII 01236-84). 14) Peraturan Kawat Pengikat beton (SNI 0040-87-A). 15) Peraturan Bata merah (SII 0021-78). 16) Peraturan Plamur Kayu (SII 0773-83). 17) Peraturan Umum Instalasi Indonesia ( PTUL 1971 ) 18) Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225-87-D) 19) Peraturan Penangkal Petir (SKBI 1.3.53.1987). 20) Peraturan Pemasangan Pemadam api ringan (SKBI 3.4.53.1967) 21) Peraturan Umum Instalasi Air ( AWI ) 22) Peraturan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0162-1987-A). 23) Peraturan Sambungan pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-1987-A). 24) Peraturan Kran Rumah Tangga (SNI 0122-1987-A). 25) Peraturan Cat Emulsi (SNI 1253-1989-A). 26) Peraturan Plamur Tembok (SII 0548-81). 27) Peraturan Meni Besi (SNI 0503-1989-A). 28) Peraturan Dempul Kayu (SNI 0347-1989-A). 29) Peraturan Cat Tutup Besi dan Tutup Kayu (SP4 74 1977). 30) Peraturan Politur (SII 1262-85). 31) Peraturan Tata Cara Pengecatan Logam (SKSNI T-09-1990-F). 32) Peraturan Tata Cara Pengecatan Tembok (SKSNI T-10-1999-f). 33) Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 atau PLN

    setempat. 34) ASTM C144 untuk aggregate, C150 untuk portlan cement 35) Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh instansi Pemerintah

    setempat, yang berhubungan dengan permasalahan bangunan.

    Apabila penjelasan dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) ini belum lengkap maka kontraktor wajib untuk mengikuti sebagaimana ketentuan dan peraturan yang tercantum diatas.

    P a s a l 2 PERSYARATAN BAHAN-BAHAN

    2.1. AIR

    1) Air yang di pergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau lainnya yang dapat merusak beton dan tulangan beton. PH air antara 7 8

    2) Air yang di pergunakan untuk adukan beton konstruksi harus menurut, sesuai dengan SNI-T-15-1990-03 serta PUBI-9 standard untuk air agregat.

    2.2. URUGAN TANAH

    Tanah yang dipergunakan untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari tanah humus maupun akar kayu serta rumput, bebas sampah dan bebas dari bahan-bahan organis.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    5

    2.3. PASIR ATAU AGREGAT HALUS

    1) Pasir yang dipergunakan dapat berupa pasir alam hasil dari desintegrasi alami batuan atau dapat berupa hasil dari pemecahan batu dari alat mekanis.

    2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

    3) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci.

    4) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

    2.4. KERIKIL ATAU AGREGAT KASAR

    1) Agregat kasar untuk beton berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan yang diperoleh dari pemecahan batu dan atau batu alam sungai ( batu kelapa). Agregat kasar adalah agregat besar butir lebih besar dari 5 mm.

    2) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir Agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.

    3) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % ( ditentukan terhadap berat kering yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm). Apabila kadar lumpur > 1 %, maka aregat kasar harus dicuci.

    4) Agregat kasar tidak boleh mengadung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.

    5) Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau bekas-bekas tulangan.

    6) Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan apabila menurut penilain konsultan Pengawas ahli cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil. Antara agregat halus dan agregat kasar penyimpanannya dilakukan terpisah. Jika tempat dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebaiknya penempatannya harus didasari alas papan.

    2.5. SEMEN

    1) Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi (Semen Type I), berat dan volumenya tidak kurang dari ketentuan yang tercantum pada zak semen. Pada umumnya tidak terjadi pembatuan atau bongkah-bongkah kecil.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    6

    2) Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI.8

    3) Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi atau berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5 %.

    4) Semen harus ditempatkan / disimpan dalam gudang tertutup, di tempat yang kering tidak menjadi lembab, tidak mudah rusak dan sedapatnya tidak bercampur dengan bahan-bahan lain. Semen yang sudah tersimpan lama dan diragukan mutunya, sebelum dipakai harus diperiksa dahulu kepada konsultan Pengawas.

    2.6. BAJA TULANGAN

    1) Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran, lemak, kulit giling, karat lepas dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.

    2) Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.

    3) Mutu baja tulangan menggunakan fy 420 MPa untuk baja ulir > 13 mm dan fy 420 untuk baja polos untuk < 13 mm.

    4) Baja tulangan tidak boleh disimpan / ditumpuk langsung diatas tanah, tetapi di beri alas / ganjal berupa balok-balok. Penimbunan di tempat terbuka dalam waktu lama harus di hindarkan.

    2.7. KAYU

    1) Kayu /papan yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam Peraturan Konstruksi kayu Indonesia ( PKKI 1973 NI. 5 )

    2) Ukuran-ukuran kayu yang tercantum dalam gambar rencana dan detail adalah ukuran terpasang.

    2.8. BATU BATA

    1) Mutu bata yang digunakan adalah batu bata lokal dari jenis kelas I menurut NI 10 dengan bentuk standard batu bata tidak menampakkan adanya retakretak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam dalam air. Ukuran batu bata yang lebih kecil dari bata tidak dibolehkan.

    2) Tumpukan batu bata berada diatas tanah yang rata dan tumpukan harus rapi, sehingga tidak mudah pecah atau patah. Batu bata dihindarkan dari pembebanan barangbarang yang berat dan sebaiknya ditutup terpal plastic sehingga terjaga dari panas dan hujan

    2.9. BAHAN-BAHAN LAINNYA 1) Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan disini

    akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    7

    2) Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus di tunjukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin pemakaiannya.

    3) Semua bahan-bahan bangunan yang tidak di tunjukkan kepada konsultan Pengawas atau ditolak oleh konsultan Pengawas, tidak dibenarkan pemakainnya dan harus dibawa keluar lokasi proyek.

    4) Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan harus dibongkar dan kerugian yang ditimbulkannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    5) Tidak tersedianya bahan-bahan bangunan yang akan dipakai di pasaran dengan ini dinyatakan tidak dapat sebagai alasan tertundanya pelaksanaan pekerjaan.

    P a s a l 3 PEKERJAAN PENDAHULUAN

    3.1. UMUM

    1) Daerah kerja seperti yang ditunjukkan di gambar rencana harus dibersihkan dari semua benda-benda yang akan menghambat pembangunan seperti : pepohonan, sampah-sampah, tonggak-tonggak, humus, lumpur, lubang-lubang, seperti sumur dan lain-lain.

    2) Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 2,00 meter dari bangunan yang paling pinggir, pemasangan papan bouwplank harus benar - benar kuat dan menggunakan alat pengukur waterpass.

    3) Kontraktor Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Pengukuran batas-batas lahan dan Garis sempadan dengan pemasangan patok-patok yang sah dan dinyatakan dalam Berita Acara.

    4) Pedoman Leveling. a) Lantai dasar bangunan adalah setinggi +/- 0.000 dan selanjutnya peil ini

    yang dijadikan pedoman leveling selama masa pelaksanaan. b) Sumbu dan patok bangunan pengukurannya dilakukan di lapangan atas

    petunjuk konsultan Pengawas. c) Pengukuran sudut siku hanya dilakukan dengan alat teropong theodolit

    dan water pass. Pengukuran siku dengan benang dengan prinsip Pythagoras hanya dilakukan untuk bagian ruangan yang kecil saja dan atas persetujuan pihak konsultan Pengawas.

    5) Kebenaran pengukuran vertikal maupun horizontal sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Apabila terjadi kesalahan pengukuran, maka kontraktor harus segera memperbaiki dan sepenuhnya beban biaya ditanggung oleh kontraktor.

    6) Kontraktor di haruskan membuat pagar sementara untuk menjaga Keamanan proyek selama proses konstruksi. Pagar baru boleh dibongkar setelah mendapat persetujuan dari konsultan Pengawas.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    8

    3.2. DIREKSI KEET DAN GUDANG KERJA

    1) Uraian Pekerjaan Kontraktor harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan work shop (los kerja) yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pelaksanaan proyek.

    2) Ketentuan Umum Kantor Lapangan ( Direksi Keet ) a) Kontraktor harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun

    Daerah. b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum

    dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program Mobilisasi seperti dirinci dalam Pasal 4.2.(5).(b), dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

    c) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.

    d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.

    e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

    f) Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari komponen-komponen pra-fabrikasi.

    g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.

    h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

    i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir.

    j) Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel.

    k) Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek sesuai Seksi dari Spesifikasi ini. Seperti ; sarana WC dan fasilitas ibadah.

    3) Ukuran Ukuran kantor Lapangan dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Kontraktor, pemberi tugas, konsultan Pengawas dan harus menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    9

    4) Bangunan Fasilitas Pendukung a) Work shop dan Gudang Kontraktor Kontraktor harus menyediakan work shop di lapangan yang diberi

    perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan. Gudang material serta tempat penyimpanan bahan pokok material seperti pasir, kerikil, besi beton, batu bata dan sebagainya dibuat sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan. Khusus gudang semen, lantai terbuat dari dari beton rabat, bebas dari kelembaban udara.

    b) Penjagaan untuk Keamanan Kontraktor harus menyelenggarakan penjagaan siang dan malam

    termasuk alat-alat tanda bahaya bila diperlukan selama berlangsungnya pekerjaan konstruks.

    c) Los-los Pekerja dan Bedeng Pekerja. i) Kontraktor diharuskan membuat los-los pekerja yang mampu

    menampung aktivitas pekerjaan, antara lain los tukang kayu, los fabrikasi pembesian dan lain-lain yang dianggap perlu dengan persetujuan konsultan Pengawas.

    ii) Pekerja tidak diperkenankan untuk bertempat tinggal di lokasi los pekerja. Bedeng pekerja dibuat oleh kontraktor dengan material semi permanent. Kebutuhan MCK pekerja dibuat dengan perbandingan 1 unit untuk 25 pekerja.

    d) Penyediaan Sarana Air dan Listrik Kerja. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur

    pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik. Kebutuhan Kva disesuaikan dengan aktivitas pekerjaan atas persetujuan MK. Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air adalah beban kontraktor.

    e) Penyediaan alat pemadam kebakaran. Selama pembangunan berlangsung kontraktor harus menyediakan alat

    pemadam kebakaran Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka semua peralatan yang tercantum pada pasal 4.3 (6).(f) menjadi milik pemberi tugas.

    f) Jalan Sementara Dan Drainase Lahan Apabila di lapangan belum terdapat sarana akses sementara, maka

    kontraktor harus menyediakan perkerasan jalan sementara yang dilengkapi sarana saluran pembuangan air lingkungan lahan. Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air di lingkungan area kerja. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan konsultan Pengawas. Semua sarana tersebut harus di pelihara selama berlangsungnya pekerjaan dan setelah selesai, semua sarana tersebut harus dibersihkan, kecuali bagian-bagian pekerjaan yang termasuk dalam lingkup kontrak pekerjaan

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    10

    P a s a l 4 PEKERJAAN TANAH/ PASIR

    4.1. UMUM

    Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pengurugan, Kontraktor harus mengajukan metoda pelaksanaan Pekerjaan Tanah kepada pihak konsultan Pengawas untuk disetujui.

    4.2. GALIAN TANAH

    1) Lingkup pekerjaan

    a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam gambar,dengan hasil yang baik dan sempurna.

    b) Pekerjaan ini meliputi Galian tanah pondasi tapak, galian tanah dan semua pekerjaan galian tanah, seperti yang ditunjukkan pada gambar.

    2) Persyaratan Pelaksanaan

    a) Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas. Lembar galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.

    b) Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada Direksi/Pengawas untuk diperiksa pekerjaan selanjutnya.

    c) Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas sebelum menempatkan bahan urugan.

    d) Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Direksi/Pengawas sampai kedalaman dimana daya dukung yang sesuai tercapai.

    e) Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.

    f) Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang galian.

    g) Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.

    h) Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Direksi/Pengawas tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek. Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan peralatan standar sesuai petunjuk Direksi. Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi/Pengawas yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian di lanjutkan.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    11

    Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus memberi tahu Direksi/Pengawas, dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Direksi/Pengawas menyetujui kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.

    4.3. URUGAN TANAH / PASIR

    1) Lingkup Pekerjaan

    a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam gambar,dengan hasil yang baik dan sempurna.

    b) Pekerjaan ini meliputi urugan tanah dan pasir yang pelaksanaannya seperti yang ditunjukkan pada gambar.

    2) Persyaratan Pelaksanaan a) Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu, bahan-

    bahan lain yang menggangu dan butiran batu besar dari yang disyaratkan dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar.

    b) Bahan urugan yang disimpan dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari 12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan pada bahan urugan yang telah disetujui tersebut.

    c) Lokasi yang akan diberi bahan urugan harus dikeringkan dahulu dari genangan air menggunakan pompa alat lain yang disetujui Direksi/Pengawas.

    P a s a l 5

    PEKERJAAN CAMPURAN

    1. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut "adukan" atau "mortar" merupakan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran ditentukan dengan ukuran isi, seperti sebagai berikut :

    a. Adukan 1:2 untuk adukan pas. dinding 1/2 batu/kedap air. - Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir.

    b. Adukan 1:3 untuk pondasi Iajur / Afwerking beton. - Berarti menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir.

    c. Adukan 1:4 untuk pas. dinding 1/2 batu/adukan biasa. - Berarti menggunakan 1 zak semen : 4 zak pasir.

    2. Pekerjaan campuran semen , pasir, kerikil dan air yang disebut "beton" jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk beton mutu BO, BI dan K-125 ditentukan dengan ukuran isi. Sedangkan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk beton mutu K-125 dan mutu yang lebih tinggi ditentukan dengan ukuran berat atau direncanakan, seperti sebagai berikut :

    a. Untuk beton mutu BO dengan beton 1: 3 : 5. - Berarti menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir : 5 zak kerikil. b. Untuk beton mutu BI dengan beton 1: 2 : 3. - Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir : 3 zak kerikil.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    12

    c. Untuk beton kedap air, bila tidak ditentukan lain adalah 1:1,5:2,5 - Berarti menggunakan 1 zak semen : 1,5 zak pasir : 2,5 zak krikil d. Untuk beton mutu K-175 dan mutu yang lebih tinggi dipakai perbandingan ukuran

    berat

    3. Pengadukan mutu adukan beton mutu BO sedapatnya diadukkan dengan mesin pengaduk, sedangkan untuk beton mutu K-175 hingga mutu yang lebih tinggi harus menggunakan mesin pengaduk.

    4. Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan pekerjaan dinyatakan ditolak, sedangkan pekerjaan yang dihasilkannya harus dibongkar dan kerugian yang diakibatkannya sepenuhnya menjadi resiko Kontraktor.

    Pasal 6

    PEKERJAAN BETON

    Lingkup Pekerjaan :

    1. Pekerjaan ini melingkupi pekerjaan beton dan penulangan dimana bentuk dimensi dan ukuran seperti tercantum dalam gambar rencana yang diawasi oleh Pengawas Lapangan atau Direksi Teknis Lapangan.

    2. Untuk pertama kalinya pihak kontraktor pelaksana mengajukan campuran mix design ke konsultan pengawas sesuai dengan mutu beton yang akan digunakan. Selanjutnya dengan komposisi campuran tersebut, dibuat adukan beton dan dilakukan pengetesan sample beton untuk mendapatkan mutu beton tersebut. Hasil dari pengetesan tersebut menjadi dasar untuk pemakaian material campuran tersebut. Semua proses pengetesan dikonsultasikan dengan konsultan pengawas.

    3. Beton terdiri dari campuran semen, pasir, kerikil dan air. Material tidak diperbolehkan bahan-bahan lain kecuali atas izin Direksi Teknis pekerjaan.

    4. Klas dan mutu beton a. Beton Klas I mutu BO. - Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil. - Pelaksanaannya tidak memerlukan keahlian khusus. - Pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan. - Tanpa pengawasan terhadap kekuatan tekan.

    b. Beton Klas II mutu BI - Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil. - Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup. - Pengawasan sedang terhadap mutu bahan-bahan. - Tanpa pengawasan terhadap kekuatan tekan.

    c. Beton Klas II Mutu K-175, K-225, K-250, K-300 & K-400 - Beton untuk pekerjaan pekerjaan strukturil. - Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    13

    - Pengawasan ketat terhadap mutu bahan-bahan. - Pengawasan yang kontinyu terhadap kekuatan tekan

    5. Campuran beton a. Untuk beton mutu BO dipakai campuran yang biasa dipakai untuk pekerjaan-

    pekerjaan non strukturil dengan perbandingan 1: 3: 5 dalam perbandingan ini. b. Untuk beton mutu BI dan K125 dipakai campuran nominal semen, pasir dan

    kerikil dalam perbandingan isi 1: 2: 3 atau 1: 1, 5: 2, 5. c. Untuk beton mutu K-175, K-225 dan K-250 dan mutu yang lebih tinggi dari K-

    250 dipakai campuran beton dengan ukuran berat atau campuran beton yang direncanakan agar kekuatan karakteristik yang direncanakan dapat tercapai.

    d. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih kurang 2,5 %. e. Dan atau memakai perencanaan campuran berdasarkan SK SNI - 2002.

    6. Penulangan beton a) Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :

    - Peraturan Beton Indonesia (NI.2 1971). - Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat(retak-retak,

    mengelupas, luka dan sebagainya). - Dari jenis baja dengan mutu U24 Untuk semua Ukuran . Bahan tersebut dalam

    segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971. - Mempunyai penampang yang sama rata. - Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.

    b) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlaianan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.

    c) Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) atau dengan persetujuan Pengawas untuk pekerjaan kontruksi.

    d) Kontraktor bilamana diminta, harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pengawas. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Pengawas, jumlah test beton dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton = 1 buah test besi. Percobaan mutu besi beton juga akan dilaukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Pengawas. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

    e) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat persetujuan Pengawas. Untuk hal itu sebelumnya Kontraktor harus membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

    Hubungan besi beton satu sama lain harus menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak tergeser selama pengecoran beton dan bebas dari lantai kerja atau papan acuan.

    Sebelum Beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lainnya yang merusak. Semua besi beton harus dipasasng pada posisi yang tepat.

    f) Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau semacam itu, harus mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    14

    g) Besi beton yang tidak memenuhi shyarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS ) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari Pengawas dalam waktu 2 x 24 jam.

    7. Cetakan Beton a) Bahan

    - Bekesting Beton Biasa (Non Ekspose) - Plywood tebal = 12 mm - Paku angkur, sekrup-sekrup, ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat

    untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran

    b) Pelaksanaan 1. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan.

    Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar. 2. Pasang bekesting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan

    design dan standard yang telah ditentukan, sehingga bias dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keseluruhan dan dimensi.

    3. Hubungan-hubungan antar papan bekesting harus lurus dan harus dibuat kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan depormasi bentuk beton. Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin.

    4. Bekesting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinyua. Pemakaian pasangan bata untuk bekesting pondasi harus atas seijin direksi lapangan. Semua tanah yang mengotori bekesting pondasi pada sisi pengecoran harus dibuang.

    5. Perkuat-perkuat pada bukan-bukaan dibagian-bagian yang structural yang tidak di perlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari direksi.

    6. Bekesting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut : Deviasi garis vertical dan horizontal. - 6 mm, pada jarak 3000 mm. - 10 mm, pada jarak 6000 mm. - 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih

    7. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan pelepas acuan, bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekesting harus dibasahi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.

    c) Kontrol Kualitas 1. Periksa dan kontrol bekesting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk

    beton yang diinginkan, dan perkuat-kuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekesting, wedgeeties, dan bagian-bagian lainya aman.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    15

    2. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekesting telah dilaksanakan, dan telah dibersihkan, guna pelaksanaan pembersihan Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekesting yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakn pengecoran beton.

    3. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekesting kayu lebih dari 2 kali tidak diperkenankan. Penambahan pada bekesting , juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.

    4. Bekesting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Direksi lapangan.

    d) Pembersihan 1. Bersihkan bekesting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang

    tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekesting. Siram dengan , menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masing tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.

    2. Buka bekesting secara kontiniu dan sesuaikan dengan standard yang berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang terjadi pada struktur.

    3. Pembukaan bekesting harus dilakuakan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.

    4. Untuk yang dipakai kembali, bekesting-bekesting yang telah dibuka harus disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.

    5. Bilamana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan kontruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan kontruksi dilantai diatasnya bisanya dilanjutkan. Pembukaan penunjang bekesting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75 % dari kekuatan takan 28 hari (28 day compressive strength) yang diperlukan.

    6. Bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.

    8. Perawatan beton Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton selama dua

    minggu beton disiram terus-menerus dengan menggunakan goni yang disiram dengan air.

    9. Pelaksanaan pekerjaan beton Ukuran dimensi beton diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan

    gambar Rencana

    10 Pelaksanaan pengetesan beton Untuk setiap 5 M3 pengecoran di lapangan, diambil 1 sample beton ukuran

    silinder Diameter 15 cm x 30 cm, untuk dilakukan pengetesan kekuatan mutu beton di lapangan.

    Cara pengetesannya :

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    16

    Terlebih dahulu mal sample dilumuri dengan minyak atau oli untuk mendapatkan bentuk sample yang bagus dan mempermudah dalam membuka mal sample tersebut.

    Adukan beton dimasukkan ke dalam sepertiga tinggi sample dan ditusuk sebanyak 20 tusukan, kemudian dimasukkan sepertiga adukan lagi dan ditusuk 20 kali danan sepertiga terakhir juga ditusuk dengan 20 kali tusukan. Lalu permukaan sample diratakan dan diberi tanda tanggal pengecoran beton tersebut.

    Selang 1 hari kemudian, sample dikeluarkan dari mal-nya dan selanjutnya direndam dalam bak air yang telah disediakan. Dan sample tersebut dikeluarkan sehari sebelum hari pengetesan ( 3, 7, 14, 21 atau 28 hari).

    Pada saat pengetesan, permukaan sample diberi belerang, agar tekanan dari alat pengetesan merata ke semua bagian sample.

    Pada saat pengetesan dilakukan, harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana dan pihak dari supplier beton (jika menggunakan ready mix).

    11 Pemasangan Alat-alat didalam beton

    a) Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong kontruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin Pengawas.

    b) Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter 10 cm atau 8 x 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding perlu dipasang perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggungjawab kontraktor dan dikoordinasikan dan mendapatkan persetujuan Pengawas.

    P a s a l 7 PEKERJAAN DINDING/ PLESTERAN

    7.1. PEKERJAAN DINDING BATA

    1. Bahan Pokok a. Bata, harus dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran standar yang

    dibakar dengan baik dan bersudut runcing sera rata, tanpa mengandung kotoran.

    b. Jika ukuran bata yang diproleh berbeda dengan ukuran diatas, kontraktor harus melaporkan kepada pengawas untuk mendapatkan pertimbangan dan persetujuan.

    c. Sesuai dengan pasal 81 dari PUBI 1982, minimal daya dukung ultimate harus 30 kg/cm2.

    d. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat sebagai berikut : - Kualitas baik. - Pembakaran matang. - Warna merah merata. - Keras dan tidak mudah patah.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    17

    - Harus satu ukuran satukualitas (kalau ada tidak boleh beda lebih 3 mm).

    2. Adukan a. Semua dinding mulai dari ujung atas balok pondasi (sloof) sampaisetinggi

    20 cm diatas lantai harus dibuat dari adukan 1 PC : 2 PS. b. Semua dinding mulai diatas 20 cm dari sampai dibawah balok harus dibuat

    dari adukan 1 PC : 4 PS. c. Beton harus dikasarkan dengan alat pada sambungan vertikal dngan dinding

    agar adukan dapat merekat dengan dinding agar adukan dapat merekat dengan sempurna

    7.2. PEKERJAAN PLESTERAN

    1. Lingkup Pekerjaan. a. Meliputi penyelesaian permukaan dinding pada semua tembok yang

    dikerjakan dengan pasangan bata, kolom-kolom, balok beton, yang tidak dinyatakan dalam gambar sebagai penyelesaian dengan bahan lain, tembok tersebut diselesaikan dengan Plesteran yang kemudian di cat dengan Cat tembok kecuali tersebut lain dalam gambar atau RKS ini.

    b. Memperbaharui plesteran dari dinding bata yang telah ada, dan kemudian diselesaikan dengan Cat Tembok

    2. Bahan Pokok a. Pasir Pasang. Pasir pasang yang digunakan harus bersih bermutu baik dengan butiran

    kasar, tiodak mengandung lumpur dan bahan lain yang akan mempengaruhi mutu pekejaan.

    b. Semen./ PC. PC yang digunakan adalah Portland Cement Type I produksi PT. Semen

    Paadang atau yang setara. c. Air. Yang digunakan haruslah air bersih dan sesuai dengan ketentuan.

    3. Komposisi Adukan a. 1 Pc : 2 Ps (plesteran trasram) dipakai untuk plesteran pada bagian yang

    berhubungan/ selalu kena air terutama pada dinding bak air dan sudut sudut dinding, serta semua dinding dimulai dari ujung balok pondasi (sloof) sampai setinggi 20 cm diatas lantai.

    b. 1 Pc : 4 Ps dipakai untuk semua bagian selain yang dilaksanakan dngan trasram.

    4. Pelaksanaan a. Sebelum memulai pekerjaan plesteran dinding tidak boleh terlalu kering,

    jika bidang yang akan diplester sudah terlalu kering harus dibasahi terlebih

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    18

    dahulu hingga jenuh dan pada bidang beton harus dikasarkan terlebih dahulu supaya mendapat pelekatan adukan yang sempurna.

    b. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan harus dibasahi air sehingga tetap lembab dan dijaga jangan sampai terjadi penguapan terlalu banyak dan tidak rata.

    c. Pekerjaan plesteran harus dilakukan dengan rata dan tidak retak, plesteran yang acat atau retak-retak setelah selesai harus segera diperbaiki hingga terluhat baik dan sempurna.

    P a s a l 8 PEKERJAAN PLAFOND

    8.1. Lingkup Pekerjaan. Meliputi semua pengadaan tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan rangka plafond besi hollow, pasang plafond gypsum board, plafond lambersering piri-piri, list profil kayu dan list profil gypsum. Denah plafond dan piri-piri dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.

    8.2. Syarat-syarat pelaksanaan

    1. Pemasangan kerangka Plafond Gypsum. a. Rangka plafond gypsum dibuat dari besi hollow galvalume SNI yang

    memiliki daya tahan sangat baik terhadap korosi dan karat dengan ukuran 40x40x1,4 mm.

    b. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor menyerahkan contoh bahan dan data teknis bahan kepada konsultan pengawas untuk disetujui.

    c. Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan seabelum pekerjaan dimulai, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas. Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara fabrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.

    d. Rangka plafond harus sesuai dengan tinggi permukaan, coraknya sesuai dengan yang dinyatakan pada gambar.

    e. Semua bagian-bagian harus saling bersambungan secara seksama dan struktur keseluruhannya harus merupakan penopang yang baik dari rangka atap yang kokoh pada tembok.

    2. Pemasangan Plafond Gypsum. a. Papan gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai untuk

    daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm, ukuran modul sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk Jayaboard, Knauff atau setara.

    b. Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS 1230 atau ASTM C 36.

    c. Seluruh permukaan Plafond Gypsum Board ini harus datar air (wter pass), celah-celah harus dibuat benar-benar lurus dengan polanya sesuai dengan

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    19

    petunjuk gambar, pada pertemuannya dengan dinding dibaut sesuai dengan gambar.

    3. Pekerjaan Plafond Piri piri. Bahan plafond menggunakan kayu kelas II, dengan ukuran 2 x 10 cm dengan kwalitas baik dengan jarak maksimal 2 cm antara papan piri piri dan dipakukan pada rangka, bentuk dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.

    4. Pekerjaan List Plafond Pingir Gypsum Board Bahan List Plapond plafond Gypsum digunakan type List Piano dari Pabrik dipasang dan dipoles dengan tepung kornes., bentuk dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.

    5. Pekerjaan Panel Corner Cornice Plafond Gypsum Board Bahan Panel Corner Cornice (hiasan sudut) plafond Gypsum digunakan type panel ukuran menengah dari pabrik dengan dipasang menempel pada plapond gypsum dan dipoles dengan tepung kornes, bentuk dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana

    P a s a l 9 PEKERJAAN KOZEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI

    9.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi semua pengadaan tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan Kozen, Pintu, Jendela dan Ventilasi. perletakan dan bentuk kozen, pintu, jendela dan ventilasi dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.

    9.2. Syarat-syarat Pelaksanaan

    9.2.1. Bahan Pokok 1. Bahan Kusen, pintu, jendela dan ventilasi yang digunakan untuk

    Bangunan Kantor adalah bahan UPVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride) yang berkualitas baik.

    2. Bahan Kusen yang digunakan untuk Mess adalah bahan kayu kelas I kecuali untuk pekerjaan pintu kamar mandi.

    3. Bahan pintu panil, jendela dan ventilasi untuk Mess menggunakan kayu kelas II.

    4. Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening dengan kualitas baik dan tebal 5 mm, sesuai dengan gambar rencana.

    5. Contoh bahan yang digunakan untuk pekerjaan Kozen, pintu, jendela dan ventilasi harus diserahkan kepada konsultan pengawas untuk disetujui sebelum pengadaan bahan kelokasi pekerjaan.

    6. Direksi/Pengawas berhak menolak bahan kozen, pintu, jendela dan ventilasi jika tidak memenuhi persyaratan Dan kontraktor harus segera

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    20

    mengganti bahan tersebut, segala biaya yang timbul karena hal tersebut menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya.

    9.2.2. Pedoman pelaksanaan Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan Ventilasi UPVC 1. Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan

    sebelum Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Konsultan Pengawas.

    2. Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.

    3. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan Pengawas sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.

    4. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterimanya.

    5. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan. 6. Semua bagian Konzen UPVC yang berhubungan dengan semen atau

    adukan harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik. 7. Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar

    Kerja dan memenuhi ketentuan. 8. Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik

    pembuat dan memenuhi ketentuan. 9. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela UPVC, boleh dibawa

    kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.

    10. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta persyaratan teknis yang benar.

    11. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi sealant.

    12. Semua UPVC yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap dilindungi dengan Lacquer Film.

    9.2.3. Pedoman pelaksanaan Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan Ventilasi Kayu 1. Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum

    Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Konsultan Pengawas.

    2. Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    21

    3. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan Pengawas sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.

    4. Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm.

    5. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen, pintu, jendela dan ventilasi yang telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.

    9.2.4. Pedoman pelaksanaan Pekerjaan Kaca

    1. Untuk Pemasangan kaca pada pintu dan jendela UPVC harus sesuai dengan ketentuan teknis produk UPVC

    2. Pemasangan kaca harus rapat dan tidak goyang sedikitpun sehingga tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran.

    3. Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.

    4. Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

    P a s a l 10 PEKERJAAN KUNCI/PENGANTUNG

    10.1 Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau Spesifikasi Teknis.

    10.2 Bahan 1 Kunci kunci yang dipergunakan adalah kunci tanam 2 x putar Cisa 208

    dengan tiga buah anak kunci yang dibuat dari bahan stainless steel. 2 Pegangan terbuat dari bahan stainless steel. 3 Engel yang digunakan adalah engsel Nilon untuk engsel pintu dan jendela. 4 Grendel produk lokal 3 sesuai dengan kebutuhan pada gambar. 5 Besi neut dan angker dari besi beton 3/8 Untuk alat-alat penggantungan dan

    kunci khusus, kontraktor diwajibkan terlebih dahulu mengajukan contoh brosur dari bahan yang akan digunakan kepada pengawas.

    10.3 Macam dan lingkup pekerjaan. 1. Pengadaaan dan pemasangan kunci pada semua pintu sesuai dengan gambar

    kerja. 2. Memasang 4 (empat) buah engsel 4 pada setiap daun pintu. 3. Memasang 3 (tiga) buah engsel 3 pada setiap daun pintu.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    22

    4. Memasang grendel pada daun pintu. 5. Memasang grendel 3 pada daun pintu WC.

    10.4 Syarat-syarat pelaksanaan 1. Semua pemasangan harus rapi, sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup

    dan dibuka dengan mudah, lancar dan ringan. 2. Sebelum penyerahan pekerjaan dilakukan semua kunci-kunci diminyaki

    sehingga dapat bekerja dengan lancar dan baik.

    P a s a l 11 PEKERJAAN LANTAI

    11.1 Lingkup pekerjaan Meliputi semua pengadaan tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan dan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan RKS.

    11.2 Bahan 1. Lantai keramik 40 x 40 dan 20 x 20 serta plint keramik 10 x 40 harus dari

    merek yang dikenal dengan kualitas memenuhi ketentuan SNI. 2. Sebelum kontraktor mendatangkan bahan keramik ke lokasi, terlebih dahulu

    mengajukan contohnya paling sedikit 3 (tiga ) macam yang berbeda untuk masing-masing ukuran/ type yang diminta kepada pengawas untuk disetujui.

    3. Pengiriman bahan kelokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/ merek dagang yang utuh dan jelas.

    11.1 Persyaratan pelaksanaan Pasangan Lantai Keramik 1. Pemasangan harus rata (waterpass), rapi dan sambungan antara harus sama

    letaknya, (lebar siar/neut 2 mm) antar siar tersebut merupakan garis lurus dan diisi dengan semen putih atau adukan lain yang disetujui oleh pengawas.

    2. Pemotongan keramik harus menggunakan tile cutter, dan permukaan keramik harus rata dan rapi. Seluruh permukaan harus dibersihkan dari sisa-sisa pasta dan material lainnya.

    3. Keramik yang akan dipasang harus disortir apakah warnanya sama dan sisinya tidak pecah dan bergerigi.

    4. Keramik yang dipasang, sebelum dipasang punggung bagian dalam keramik harus dibersihkan dari kotoran yang melekat. Pemasangan harus menempel pas 100 %, tidak boleh ada rongga pada tempelan, Neut (siar) keramik harus ada dan lurus.

    5. Sebelum dipasang Keramik, lantai terlebih dahulu harus disiku dengan sudut 90 derajat.

    6. Sebelum dipasang Keramik dinding terlebih dahulu permukaan dinding harus benar benar rata.

    7. Lantai 0,00 akan ditentukan pada saat penjelasan lapangan oleh pemberi tugas atau oleh perencana.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    23

    P a s a l 1 2 PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

    12.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi semua pengadaan tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan rangka atap dan penutup atap serta dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.

    12.2. Bahan

    1. Rangka atap berupa kuda-kuda baja ringan zingalum yang merupakan sebuah inovasi yang memiliki banyak keunggulan dalam melindungi dan menunjang sistem struktur atap yang stabil dan kuat dengan ukuran dan jarak kuda-kuda sesuai dengan gambar rencana. Baja ringan yang digunakan harus memiliki garansi Pemeliharaan selama + 10 tahun.

    2. penutup rangka atap dipasang atap metal tebal 0.3 mm. 3. penutup perabung dipasang Perabung metal tebal 0.3 mm. 4. bola-bola atap metal tebal 0.3 mm. 5. Pemborong harus mengajukan contoh (sample) terlebih dahulu kepada Direksi

    guna untuk mendapat persetujuan tentang kwalitas produk yang akan dipakai.

    12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

    1. Seluruh atap bangunan digunakan bahan atap genteng metal yang berkwalitet baik.

    2. Seluruh bahan rangka atap dan bahan kuda kuda adalah memakai bahan baja ringan yang berkualitas baik dan telah mendapat persetujuan Direksi.

    3. Seluruh perabung atap digunakan bahan yang sesuai dengan bahan atap, kwalitet baik. Pemasangan Perabung harus dilapisi dengan papan tebal 2 cm, yang dipasang lurus, rata dan bagus dan tidak terlihat bergelombang dengan menggunakan paku seng.

    4. Pemasangan atap harus rata, rapat dan tidak terlihat adanya celah-celah berupa lobang atau gelombang untuk itu sebelum melakukan pemasangan atap, kontrol dulu kebenaran pemasangan rangka atap/gording agar benar-benar rata, baru dapat dilakukan pemasangan atap.

    5. Pada bagian ujung atap dipasang singap dan pada sisi atap/bola-bola atap ditutup dengan papan lapis seng plat yang dipaku rata, lurus dan ujung atap pada Bangunan kantor dipasang papan penutup singap yang diketam halus dan licin.

    6. Untuk bahan List Plank dan Selembayung digunakan bahan GRC yang bekualitas baik dan telah mendapat persetujuan dari Dereksi

    7. Semua fabrikasi yang dilakukan Kontraktor haruis mengajukan gambar kerja (Shop Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh konsultan pengawas, dan Kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    24

    P a s a l 1 3 PEKERJAAN SANITAIR

    13.1. Lingkup pekerjaan

    a) Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang digunakan.

    b) Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah pemasangan instalasi air bersih dan instalasi air kotor, Pekerjaan pemasangan kloset, keran, bak mandi, floor drain dll.

    13.2. Bahan

    Closet Duduk Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO atau American Standart), lengkap dengan aksessoris (warna disesuaikan pada saat pelaksanaan).

    Closet Jongkok Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO atau American Standart, warna disesuaikan pada saat pelaksanaan).

    Wastafel Wastafel Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO atau American Standart)

    Sink dapur (TOTO atau yang setara) Urinoir setara TOTO Sekat Urinoir setara TOTO Keran air stainless Steel setara TOTO Floor Drain stainless Steel setara TOTO Gantungan Tissue stainless Steel setara TOTO Gentungan handuk stainless Steel setara TOTO Pipa PVC type AW uk. , ,1 untuk Instalasi air bersih dan 2, 3 4

    untuk instalasi air kotor

    Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi.

    13.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

    1. Pada setiap masing-masing toilet, dipasang 1 Bh closed jongkok kwalitet KIA atau setaranya berikut kedudukannya.

    2. Pada setiap masing-masing toilet dipasang bak air Fiber ukuran 70 x 70 cm berikut dipasang kran air 3/4 masing-masingnya. Perletakan disesuaikan dengan gambar.

    3. Saluran air kotor berat dari closet dipakai pipa PVC diameter 4 dialirkan ke Beer foot tank/septicktank.

    4. Air kotor ringan/bekas cucian dari toilet dialirkan ke rencana saluran keliling bangunan melalui Floor drain dengan menggunakan pipa PVC diameter 3.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    25

    5. Semua pipa-pipa ini ditanam kebawah tanah, untuk itu sebelum pemasangan lantai seluruh pipa pembuang air sudah harus terpasang dalam keadaan baik dan utuh.

    6. Septick tank terbuat dinding bata pasangan 1 batu yang dipasang dan diplester dengan adukan 1 PC : 3 PS. Lantai dari beton cor dan tutup dari beton bertulang lengkap dengan pipa udara dari besi berbentuk T dan lengkap lobang saringan yang diisi dengan ijuk, batu pecah, sesuai gambar, dan dibuatkan peresapannya, bentuk dan ukuran disesuaikan dengan gambar detail.

    7. Sumber air memanfaatkan sumur bor yang didistribusikan dengan pipa PVC ke masing-masing toilet.

    P a s a l 1 4 PEKERJAAN LISTRIK/ ARMATUR

    14.1. Syarat-syarat Pelaksanaan

    1. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh Instalator listrik yang telah memiliki surat izin (PAS) dari PLN Distribusi setempat dan memiliki surat izin kerja yang masih berlaku.

    2. Instalasi listrik dipersiapkan untuk tegangan 220 Volt.

    3. Bahan-bahan dan kabel-kabel yang dipakai harus Produk Indonesia dan sesuai dengan persyaratan yang berlaku pada Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan mempunyai SII (Standard Industri Indonesia).

    4. Seluruh kabel-kabel yang ditanam dalam dinding tembok pasangan bata, pipa-pipa listrik sudah harus terpasang sebelum plester dinding dilaksanakan. Pipa yang digunakan PVC diameter 5/8, sedangkan kabel-kabel yang berada diatas plafond dipasang sejajar dengan memakai Rel Glass.

    5. Saklar dan Stop Kontak yang dipakai adalah terbuat dari plastik putih tahan panas, khusus untuk kemampuan Stop Kontak disesuaikan dengan kebutuhan.

    6. Lampu-lampu yang dipakai antara lain : - Seluruh lampu bagian dalam dipasang Lampu TL 2 X 20 watt komplit dan

    bagian luar selasar serta Km/wc dipasang lampu pijar biasa 45 Watt.

    7. Masing-masing bangunan dipasang Skring 2 group dan MCB guna pengelompokan dan pengaturan arus listrik.

    8. Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik dan sempurna dalam pemasangan Instalasi Listrik perlu ditest/diuji dengan menggunakan alat uji khusus yang disaksikan oleh pengawas/direksi dan pihak pengguna jasa.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    26

    P a s a l 1 5 PEKERJAAN RANGKA BAJA

    1. Lingkup Pekerjaan

    Temasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat bantunya dan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan gambar-gambar dan Uraian Syarat-syarat ini di lokasi yang ditentukan, sesuai petunjuk Pemberi Tugas/Konsltan Pengawas. Dalam hal ini termasuk pekerjaan Ranga Baja dan Pintu Holding Gate.

    2. Persyaratan bahan.

    2.1 Persyaratan Standar Kualitas Bahan.

    Untuk pekerjaan raiining standard yang berlaku : PUBB.1956 (AV)-NI-3.1970.

    2.2 Penggunaan Bahan Untuk Work Shop.

    Kolom Baja Profil WF 300x150x6,5x9 Ring Balok Baja Profil WF 250x125x6x9 Gording Baja Profil CNP 125x50x20x2,3. Atap Longspan Zincalume 0,4 mm (pabrikasi uk. 7,7 x 0,76 m) Pintu Folding Gate Gavalume 0,80 mm

    2.3 Sambungan Besi.

    Jenis pemakaian yang diperkenankan adalah dengan Baut dan Las, disesuaikan dengan gambar .

    3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.

    3.1 Persyaratan Umum.

    3.1.1 Semua bahan sebelum dipasang (dan sesudah dipasang) harus ditunjukan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/Arsitek beserta ketentuan/Persyaratan pabrik, untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas sesuai pengarahan dan saran Arsitek.

    3.1.2 Bahan yang tidak disetujui harus diganti atas beban Kontraktor, tanpa biaya tambahan sampai dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.

    3.1.3 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/pengantian bahan, maka bahan penganti harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    27

    3.1.4 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti Gambar- gambar yang ada kondisi lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai Gambar. Kecuali peralatan/bahan yang tampak pada Gambar, Kontraktor tidak diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

    3.1.5 Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, Kontraktor tidak diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

    3.1.6 Kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

    3.1.7 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pengecekan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.

    3.1.8 Kontraktor wajib memperbaiki/menganti bila ada kerusakan yang terjadi selam masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, atas biaya selama kerusakan bukan diakibatkan oleh tindakan Pemberi gas/Konsultan Pengawas.

    3.2 Kualifikasi Kontraktor.

    3.2.1 Kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan ini harus menunjukkan izin usaha yang harus dipunyai oleh pemborong sesuai dengan pekerjaan yang akan dikerjakan.

    3.2.2 Pengalaman kerja dalam bidang yang akan dikerjakan.

    3.2.3 Daftar peralatan dan tenaga ahli yang akan mengerjakan proyek/pekerjaan ini.

    3.2.4 Tempat penyimpanan bahan mentah dan jadi cukup untuk proyek ini dan memenuhi Syarat-syarat.

    3.2.5 Penunjukan tempat/perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan bila tidak melakukan sendiri.

    3.2.6 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar- gambar atau peraturan-peraturan yang berlaku baik di dalam maupun yang berasal dari luar negeri.

    3.2.7 Kontraktor harus mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian dengan pemilik, baik mengenai hal-hal pembayaran terjamin maupun teknis dan non teknis lainnya.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    28

    3.2.8 Kontraktor harus mendapatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan di lapangan baik teknis maupun administratif.

    3.3 Gambar Detail Pelaksanaan.

    3.3.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/Dokumen Kontrak sesuai dengan Spesifikasi pabrik.

    3.3.2 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak sesuai dengan Spesifikasi pabrik.

    3.3.3 Gambar shop drwing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

    3.4 Contoh Bahan.

    3.4.1 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan contoh dari semua bahan, brosur lengakap dan jaminan dari pabrik kecuali untuk bahan yang tidak disediakan oleh pabrik.

    3.4.2 Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebanyak minimal 4 (empat) yang setara dari berbagai merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

    3.4.3 Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan selama tidak lebih 7 (tujuh) hari kelender setelah persyaratan contoh-contoh bahan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas akan memberikan informasi kepada Kontraktor.

    3.4.4 Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan contoh jadi jenis bagian besi pagar yang dikerjakan untuk mendapat persetujuan dari pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

    3.5 Cara Pelaksanaan.

    3.5.1 Pelaksanaan pekerjaan harus dikerjakan dan diatur oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidang ini, dan disesuaikan dengan ketentuan/persyaratan pabrik serta dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarata dan petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

    3.5.2 Rangka Baja dan pintu folding Gate harus dikerjakan dengan rapi tanpa benjolan pada alas bagian yang tampak sesuai dengan

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    29

    gambar harus dichroom dan diselesaikan menutur jadwal penyelesaian dalam uraian ini.

    3.5.3 Pemotongan dan pengelasan harus memakai mesin kecuali bagian- bagian tertentu sesuai dengan persetujuam Pemberi Tugas/KonsultanPengawas.

    P a s a l 1 6 PEKERJAAN PENGECATAN

    16.1. Bahan 1. Pengertian cat disini adalah meliputi Wall duty sebagai lapisan sement-

    emulsion filter / Plamer . 2. Cat harus dimasukkan dalam kaleng dimana tertera nama perusahaan pembuat,

    petunjuk pemakaian, formula, nomor warna dan tanggal pembuatannya. 3. Cat minyak yang digunakan settara dengan merk platone, sedangkan cat

    tembok yang digunakan setara dengan merk Matex. 4. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk

    yang sama dengan merk cat jadi yang terpilih. 5. Cat meni untuk pekerjaan kayu dan besi digunakan merk yang sama dengan cat

    terpilih. 6. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan

    yang diencerkan.

    16.2. Macam dan lingkup pekerjaan. 1. Mencat dengan cat tembok pada dinding exterior dan interior seperti

    dinyatakan pada gambar. 2. Mencat dengan cat kayu untuk semua bidang permukaan kayu yang nyata-

    nyata harus dicat seperti dinyatakan pada gambar. 3. Semua lapisan permukaan yang akan dicat, baik besi maupun kayu diberi

    lapisan cat meni (meni kayu dan meni besi). 4. Mengecat dengan cat air untuk semua dinding tembok Plapond Gypsum Board,

    dengan warna yang sudah disetujui oleh pengawas Pekerjaan daan perencana. 5. Mengecat dengan Ultran Plitur untuk Pasangan Plapond Lambreshering serta

    Rangka Kozen dan daun Pintu, dengan warna yang sudah disetujui oleh pengawas Pekerjaan daan perencana.

    6. Warna untuk semua jenis cat akan ditentukan kemudian oleh Direksi bila lain ditentukan oleh gambar.

    16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

    1. Cat Tembok. Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain basah, setelah kering lalu didempul pada permukaan yang

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    30

    berlubang sehingga permukaannya rata licin sampai baik atau dengan cara yang telah direkomendasikan oleh pabrik.

    2. Cat Minyak Digunakan Pada Permukaan Papan lesplank serta ukiran papan selembayung dan ukiran singok, Menggunakan cara seperti yang telah ditentukan oleh pabrik, sebelum pengecatan dimulai, kayu harus kering. Setelah didempul dengan dempul plastik dengan campuran yang telah ditentukan dan digosok/ diamplas sampai rata dan licin baru kemudian dicat minimal 3 kali jalan.

    3. Cat meni kayu Bidang yang akan diat meni harus bersih dan kering, dicat secara merata dan tidak terlihat lagi serat-serat kayu yang akan dicat

    4. Cat Besi

    a. Lingkup Pekerjaan.

    Meliputi seluruh pekerjaan pengecatan besi/baja pada pagar dan pintu gerbang seperti yang tecantum dalam Gambar Spesifikasi ini lokasi yang ditentukan.

    b. Persyaratan Bahan. a) Cat Dasar : Zyncromat lokal b) Cat Akhir : Cat Duko Pentax c) Warna : Sesuai persetujuan direksi d) Kontraktor wajib memberikan contoh material yang dipakai untuk

    disetujui pengawas, sebagai pedoman dalam pelaksanaan. e) Kontraktor harus menyerahkan fotokopy persyaratan teknis dari

    pebrik untuk informasi pengawas. Material lain yang tidak terdapat pada pasal ini, tetapi diperlukan untuk pekerjaan dalam bagian ini, harus dari bahan baru, kualitas baik dari jenis serta harus disetujui oleh Direksi Pengawas.

    f) Kontraktor wajib membuat tempat penyimpanan contoh bahan yang telah disetujui direksi keet.

    c. Pesyaratan Pengiriman dan Penyimpanan. a) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh

    dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih berada di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.

    b) Bahan harus disimpan di tempat terlindung dan tertutup, kering tidak lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.

    c) Tempat penyimpanan bahan cukup untuk proyek ini , bahkan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

    d) Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan Kontraktor wajib menganti atas biaya Kontraktor.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    31

    d. Persyaratan Pelaksanaan. a) Sebelum pengecatan permukaan besi /baja/aluminium harus bersih

    dan bebas dari karat, retak dan kotoran lain. b) Pembersihan dengan plat Cleaning adalah cat yang terbaik, jika

    kerak (mill scalae) dibiarkan untuk beberapa lama pada permukaannya, maka pembersihan dengan sikat baja atau secara mekanis boleh juga dipakai.

    c) Pengerokan dengan sikat baja hanya dilakukan bila keadaan mendesak, seta disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

    d) Pengecatan dengan menggunakan alat semprot dimana disesuaikan dengan keadaan lokasinya. Pengunaan alat-alat lain, dari kualitas yang terbaik dari jenisnya dengan persetujuan pengawas.

    e. Persyaratan Pengamanan Pekerjaan. a) Besi/baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan

    cacat/rusak yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. b) Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk

    memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    P a s a l 17 ADMINISTRASI PROYEK

    1) Laporan Proyek a) Kontraktor harus membuat Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian,

    Laporan Mingguan & Laporan Bulanan dikumpulkan pada setiap akhir bulan. b) Konsultan Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang dibuat

    kontraktor. 2) Dokumentasi Foto Proyek

    a) Foto proyek diambil pada awal proyek sampai akhir pekerjaan dinyatakan selesai 100%

    b) Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa sehingga point-point pekerjaan penting tidak terlewatkan.

    c) Pengambilan photo rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai lampiran kelengkapan administrasi pada saat pengajuan laporan bulanan.

    d) Photo yang diambil harus menggambarkan kegiatan pelaksanaan pada saat : 0% , 25% , 50% , 75% dan 100%.

    P a s a l 18 PEKERJAAN UKURAN

    1. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran yang tercantum didalam gambar rencana serta Spesifikasi Teknis, Pemborong juga berkewajiban memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan.

  • Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013

    32

    2. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama yang lainnya dengan segera memberitahukan kepada Direksi setiap selisih volume pelaksanaan dengan rencana pekerjaan yang ada pada gambar rencana maupun syarat teknis.

    3. Semua peralatan serta alat-alat pengukuran yang dipergunakan disediakan oleh Kontraktor untuk keperluan Direksi Pekerjaan maupun keperluan Kontraktor sendiri.

    4. Direksi Pekerjaan dapat memberikan perintah kepada Kontraktor, tanpa mengganti kerugian atau ongkos untuk pelaksaan pengukuran-pengukuran guna kepentingan pekerjaan.

    P a s a l 19 SERAH TERIMA PEKERJAAN

    1. Penyerahan pertama pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh kontraktor apabila terbukti pekerjaan fisik telah mencapai bobot 100 % berdasarkan hasil pemeriksaan/ penelitian oleh Team PHO.

    2. Penyerahan kedua pekerjaan dapat diajukan oleh kontraktor apabila masa pemeliharaan selesai dan telah diperiksa dan diteliti oleh Team FHO.

    3. Serah Terima Pertama dan Kedua pekerjaan dapat dilaksanakan apabila semua prosedur Persyaratan Teknis dan Administrasi telah dipenuhi oleh kontraktor berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku didalam kontrak dan bestek.

    P a s a l 20 PENUTUP

    1. Semua syarat-syarat yang tercantum didalam spesifikasi teknis ini harus dilaksanakan dengan baik dan benar oleh kontraktor serta mengikuti petunjuk-petunjuk Teknis dari Direksi Teknis Kegiatan dan konsultan Pengawas.

    2. Semua ketentuanketentuan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis umum ini akan diatur pada waktu Aanwijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu, akan dijelaskan oleh Direksi Teknis Kegiatan pada saat mulai pelaksanaan dan sedang berlangsung kegiatan pekerjaan.

    3. Walaupun spesifikasi teknis umum ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu mengenai bahan dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.