94
Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara 1 SPESIFIKASI A. SPESIFIKASI UMUM A. SPESIFIKASI UMUM 1. PEKERJAAN 1.1 URAIAN UMUM a) Pekerjaan yang harus dilaksanakan ini adalah meliputi Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara. b) Istilah “Pekerjaan” mencakup semua penyediaan tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud. c) Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Spesifikasi, gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan. 1.2 BATASAN/ PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam perlaksanaan pekerjaan Kontraktor harus tunduk kepada : a. Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi b. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Teknis. e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanaan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan. g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Pemukiman Depertemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Pertunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung h. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan - Bahan Bangunan (PUPB NI-3/56 ) i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( PBI 1971 ) j. Peraturan Umum Bahan Nasional ( PUBI 982 ) k. Peraturan Keburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) l. Peraturan - Peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) m. SKSNI T-15-1991-03

SPESIFIKASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh spesifikasi

Citation preview

Page 1: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

1

SPESIFIKASI

A. SPESIFIKASI UMUM

A. SPESIFIKASI UMUM

1. PEKERJAAN

1.1 URAIAN UMUM

a) Pekerjaan yang harus dilaksanakan ini adalah meliputi Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara.

b) Istilah “Pekerjaan” mencakup semua penyediaan tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.

c) Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam

Spesifikasi, gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan.

1.2 BATASAN/ PERATURAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam perlaksanaan pekerjaan Kontraktor harus tunduk kepada : a. Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun 1999 tentang

jasa konstruksi b. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998

tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998

tentang Teknis. e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000

tentang Ketentuan Teknis Pengamanaan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 11/KPTS/2000

tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.

g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Pemukiman

Depertemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Pertunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung

h. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan - Bahan Bangunan (PUPB

NI-3/56 ) i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( PBI 1971 ) j. Peraturan Umum Bahan Nasional ( PUBI 982 )

k. Peraturan Keburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)

l. Peraturan - Peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga

Kerja) m. SKSNI T-15-1991-03

Page 2: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

2

n. Peraturan Umum Instalasi Air ( AVWI ) o. Algemenee Voorwarden ( AV )

1.3 DOKUMEN KONTRAK a. Dokumen kontrak yang harus dipatuhi oleh kontraktor terdiri

atas :

Surat Perjanjian Pekerjaan/ Kontrak

Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran

Gambar - Gambar Kerja/ Pelaksanaan

Spesifikasi Teknis

Addendum yang disampaikan oleh pengawas lapangan selama masa pelaksanaan

b. Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen

kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ ketidaksesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dangan yang lainnya, kontraktor wajib untuk memberitahukan/ melaporkan ke pengawas lapangan.

Persyaratan teknis pada gambar dan spesifikasi teknis yang harus diikuti adalah : 1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan

gambar detail, maka gambar detail yang diikuti. 2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka

ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalah penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidak kesempurnaan/ ketidak sesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan konsultan pengawas lebih dahulu.

3. Bila terdapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dan gambar, maka Spesifikasi Teknis yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/ kelemahan konstruksi, harus mendaparkan keputusan konsultan pengawas.

4. Spesifikasi Teknis dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang Spesifikasi Teknis tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.

5. Yang dimaksud dengan Spesifikasi Teknis dan gambar diatas adalah Spesifikasi Teknis dan gambar setelah mendapatkan perubahan/ penyempurnaan didalam Berita Acara penjelasan pekerjaan.

c. Bila akibat kekurangan ketelitian kontraktor pelaksana dalam

melakukan pelaksanaan pekerjaan terjadi ketidaksempunaan kontruksi atau kegagalan struktur bangunan. Maka kontraktor pelaksanaan harus melaksanakan pembongkaran terhadap kontruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/ melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan konsultan pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak - pihak lain.

Page 3: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

3

2 LINGKUP PEKERJAAN

2.1 KETERANGAN UMUM Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara tersebut secara umum meliputi :

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Beton Bertulang

Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan Keramik

Pekerjaan Pintu dan Jendela

Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan Sanitasi

Pekerjaan Elektrikal

Pekerjaan Lain-Lain

2.2 URAIAN PEKERJAAN

2.2.1 Pekerjaan Persiapan Secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan sampai dengan pembersihan/ pemberesan halaman dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan seperti yang ditentukan mencakup :

Pengukuran dan Pemasangan Bouplank

Pembersihan Lapangan dan Peralatan

Direksi Keet

Papan Nama Proyek

P3K dan Obat-Obatan

Administrasi dan Dokumentasi 2.1.2. Pekerjaan Tanah

Yang termasuk dalam pekerjaan tanah antara lain :

Galian tanah keras sedalam 1 meter

Urungan kembali

Urungan pasir

2.1.3. Pekerjaan Pondasi Yang termasuk dalam pekerjaan pondasi antara lain :

Pasangan pondasi batu kosong

Pasangan pondasi batu gunung/ kali 1 PC : 2 PS

Pasangan pondasi batu gunung/ kali 1 PC : 3 PS

Pasangan pondasi batu gunung/ kali 1 PC : 4 PS

Pasangan pondasi batu gunung/ kali 1 PC : 5 PS 2.1.4. Pekerjaan Beton Bertulang

Yang termasuk dalam pekerjaan beton bertulang antara lain:

Bekisting untuk Sloof

Bekisting untuk Kolom

Bekisting untuk Balok

Bekisting untuk Lantai

Beton Bertulang 1 : 1,5 : 2,5 Pondasi Tapak Setempat

Beton Bertulang 1 : 1,5 : 2,5 Balok Sloof Uk. 20/30 cm

Beton Bertulang 1 : 1,5 : 2,5 Kolom Tapak Uk. 30/30 cm

Beton Bertulang 1 : 2 : 3 Kolom Uk. 15/15 cm

Beton Bertulang 1 : 1,5 : 2,5 Ring Balok Uk.25/35 cm

Beton Bertulang 1 : 1,5 : 2,5 Ring Balok Uk.18/20 cm

Page 4: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

4

Beton Bertulang 1 : 1,5 : 2,5 Plat Lantai T.12 cm

Beton Bertulang 1 : 1,5 : 3 Plat DAK Tebal 10 cm

Pekerjaan Tangga Beton

2.1.5. Pekerjaan Pasangan Yang termasuk dalam pekerjaan pasangan antara lain :

Pasangan batu bata 1 batu 1 : 2

Pasangan batu bata 1 batu 1 : 4

Plasteran 1 Pc : 2 Ps Tebal 15 mm

Plasteran 1 Pc : 4 Ps Tebal 15 mm

2.1.6. Pekerjaan Keramik Yang termasuk dalam pekerjaan keramik antara lain :

Pasangan keramik 40 x 40 cm (Permukaan Kasar)

Pasangan keramik 20 x 20 cm (Permukaan Halus)

Pasangan dinding keramik 20 x 25 cm

2.1.7. Pekerjaan Pintu dan Jendela Yang termasuk dalam pekerjaan pintu dan jendela antara lain :

Pekerjaan kosen kayu pintu dan jendela

Pasangan pintu panel

Mengerjakan jendela kaca

Pintu utama harmonika 2,5 x 3,5 m 2.1.8. Pekerjaan Pengecatan

Yang termasuk dalam pekerjaan pengecatan antara lain :

Pengecatan bidang kayu baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup)

Pengecatan Tembok baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup)

2.1.9. Pekerjaan Sanitasi

Yang termasuk dalam pekerjaan sanitasi antara lain :

Septictank & Peresapan kapasitas 15 Orang

Memasang 1 buah kloset jongkok

Memasang floor drain

Pipa pembuangan air kotor type AW DIA. 3" + Aksesoris

Pipa pembuangan air kotor type AW DIA. 4" + Aksesoris

Pipa air bersih type AW DIA. 3/4" + Aksesoris

Pipa air bersih type AW DIA. 1/2" + Aksesoris

2.1.10. Pekerjaan Elektrikal Yang termasuk dalam pekerjaan elektrikal antara lain :

Pemasangan lampu TL 1 x 40 Watt

Pemasangan lampu pijar setara PHILIP

Pemasangan instalasi listrik

Pemasangan stop kontak

Pemasangan saklar seri

Pemasangan MDP 4 Group

2.1.11. Pekerjaan Lain-Lain Yang termasuk dalam pekerjaan lain-lain antara lain :

Pembersihan akhir

Page 5: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

5

2.3 SARANA DAN CARA KERJA

a) Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dan kelengkapan dari proyek.

b) Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli

yang cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan memperkerjakan orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/ karyawannya. tenaga tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan minimal meliputi :

Jabatan dalam paket

pekerjaan

Pendidikan Profesi/ Keahlian

Pengalaman kerja

minimal

Jumlah personil (Org)

sertifikat

Manager Lapangan

S1/D3/STM/ Teknik Sipil/Arsitek

Sipil Struktur

5 Tahun 1 Bidang Arsitektural

Pelaksana Lapangan

S1/D3/STM Sipil 3 Tahun 1 -

Juru Ukur

D3/STM Surveyor 2 Tahun 1 -

Juru Gambar

D3/STM Drafman 2 Tahun 1 -

Tenaga ADM

D3/SMA/SMK/Sederajat

Adm 1 Tahun 1 -

c) Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan

perlengkapan seperti beton molen, pompa air, timbres, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkanpan itu harus dalam kondisi baik. alat-alat kerja dan perlengkapan minimal diantaranya :

Peralatan Utama Satuan

Dump Truck/ Mobil Pick Up/ Light Truck 1 Unit

Concrete Vibrator 1 Unit

Concrete Mixer 1 Unit

Water Pump 1 Unit

Kereta Sorong 2 Unit

Alat Ukur 1 Unit

Peralatan Pertukangan 2 Set

d) Kontraktor wajib mengawas dan mangatur pekerjaan dengan

perhatian penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urutan-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.

e) Shop drawing ( gambar kerja ) harus dibuat oleh kontraktor

sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan.

f) Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan konsultan pengawas dan konsultan perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

g) Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, kontraktor pelaksanaan

sudah harus menyediakan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :

Page 6: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

6

Gambar rancana pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaan

Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.

h) Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah

memperoleh persetujuan konsultan pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara detail.

i) Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan

pemeliharan bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan kesatu tidak dapat dilakukan.

j) Perbenahan/perbaikan kembali yang harus dilakukan

kontraktor bila:

Komponen-komponen pekerjaan pokok/ konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangan sempurnaan pelaksanaan .

Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi ( misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya )

k) Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari

bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksi keet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.4 PEMBUATAN RENCANA

JADWAL PELAKSANAAN

a) Kontraktor pelaksanaan berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.

b) Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan

oleh kontraktor pelaksanaan selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapat persetujuan konsultan pengawas.

c) Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai,

kontraktor pelaksanaan harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

d) Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun,

kontraktor pelaksana harus malaksanakan pekerjaan dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh konsultan pengawas.

2.5 KETENTUAN DAN

SYARAT-SYARAT BAHAN

a) Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam Spesifikasi Teknis ini dan berita acara rapat penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum

Page 7: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

7

dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainya yang berlaku di Indonesia.

b) Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan,

pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada pengawas lapangan yang akan diajukan pelaksana dan konsultan perencanaan untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau dinyatakan ditolak oleh pengawas lapangan tidak boleh digunakan dan harus segerah dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

c) Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh pengawas lapangan

ternyata masih dipergunakan oleh kontraktor, maka pengawas lapangan memerintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

d) Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, pengawas lapangan berhak meminta kepada kontraktor untuk memeriksa bahan itu ke laboratorium balai penelitian bahan yang resmi dengan biaya kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari laboratorium, kontraktor tidak dijinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.

e) Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan

sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.

f) Persyatan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti

dibawah ini, sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung didalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi dibelakang.

Air Air yang digunakan sebagai media untuk adukan

pasangan plesteran, beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organic lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.

Semen Portland ( PC ) Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu

harus satu merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu-satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan di dalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan diatas.

Pasir ( Ps ) Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir

keras, bersih dari kotoran, Lumpur, asam, garam, dan bahan organic lainnya , yang terdiri atas. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran

Page 8: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

8

halus yang lazim disebut pasir urug. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan

ukuran butiran sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang.

Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapatkan rekomendasi dari laboratorium.

Batu pecah (Split) Split untuk beton harus menggunakan split dari batu

kali hitam pecah, bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

3 SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

3.1 SITUASI/ LOKASI

a) Lokasi proyek adalah pada lahan Koperasi Indah Louser Jln. Kutacane-Blangkejeren Desa Kampung Raja Kec. Babussalam Kab. Aceh Tenggara. Halaman proyek akan diserahkan kepada kontraktor sebagaimana keadaannya waktu rapat penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.

b) Kekurangan telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi

keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/ tuntutan.

3.2 AIR DAN DAYA

a) Kontraktor harus menyediakan air atas tanggung jawab/ biaya sendiri yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :

Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangai kekuatan konstruksi

Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/ buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

b) Kontraktor harus menyediakan data listrik atas tanggungan/

biaya sendir sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan system listrik sementara ini harus persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

3.3 SALURAN PEMBUANGAN

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/ tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/ selokan yang terdapat atau menurut petunjuk pengawas.

Page 9: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

9

3.4 KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN.

Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan yang diperlukan untuk pelakasanaan pekerjaan sesuai kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/ buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air. Kontraktor harus membuat tata letak/ denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. Dengan seijin kuasa pengguna anggaran, kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

3.5 KANTOR PENGAWAS ( DIREKSI KEET )

Kontraktor harus menyediakan untuk direksi ditempat pekerjaan ruang kantor sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang harus disediakan adalah sebagai berikut :

a) Ruang : Ukuran 46 m2 b) Konstruksi : Rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding

double plywood tidak usah di cat, atap asbes gelombang. c) Fasilitas : Air dan penerangan listrik d) Furniture : 5 meja kerja ½ biro dan 5 kursi, 1 meja rapat

bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm, dan 10 kursi 2 unit meja gambar beserta peralatannya 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm 1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukuran 120 x 240 x 30 cm

Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta peralatannya. Dengan seijin kuasa pengguna anggaran, kontraktor dapat menggunakan direksi keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.

3.6 PAGAR SEMENTARA

.

Kontraktor harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :

a) Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu di cat sementara. b) Tinggi pagar minimum 2,1 m.

c) Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar

harus cukup leluasa untuk lancarnya pekerjaan.

d) Pada tahap selanjutnya kontraktor harus menyediakan/ memasang pengaman secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencagah jatuhnya bahan-bahan bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar bangunan.

Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan perbaikan-perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.

3.7 PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut sesuai dengan petunjuk KPA. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari pemberi tugas.

Page 10: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

10

3.8 PENGUKURAN

a) Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/ garis dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam gambar kerja dan/atau yang ditentukan pengawas lampangan dan termasuk penyediaan team ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan spsifikasi ini.

b) Prosedur Umum

1. Data Standar Pengukuran Standar pengukuran berdasarkan polygon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan disediakan pemilik proyek dan akan menjadai patokan pengukuran yang dilakukan kontraktor. Bila kontraktor berkeberatan atas penentuan system koodinat tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, kontraktor dapat mengajukan keberatan secarata tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan di pertimbangan oleh pengawas lapangan.

2. Persyaratan pengukuran Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai gambar kerja dan harus disetujui pengawas lapangan. Setiap kali malakukan pengukuran pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan polygon tertutup kesalahan maksimal yg dijinkan dari polygon tertutup adalah sebagai berikut :

Kerangka horizontal ( polygon ) Salah penutup sudut 10 √n ( n = banyak titik /sudut ) salah relative ≤ 1/10000

Kerangka vertical ( sipat datar ) Salah penutup beda tinggi = 10 √ D km ( mm ) ( D = tolak jarak pendek ) Semua jarak kemiringan harus dikurangkan kejarak tegak.

c) Patok/ Bench Mark

Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun patok-patok yang dibuatnya.

pemindahan patok, termasuk patok-patok yang dibuat pihak lain harus dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan pada patok harus dilaporkan kepada pangawas lapangan. Kontraktor setiap waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

Patok harus dibuat oleh kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut

Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/ awet. Patok ditanah harus dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.

Kerangka horizontal harus dari pasak kayu, berukuran 50 mm x 50 mm panjang 300 mm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 20 mm diatas

Page 11: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

11

permukaan tanah dengan paku ditengahnya sebagai tanda , atau dengan cara lain yang ditentukan oleh pengawas lapangan.

d) Tim pengukur dan peralatan.

Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli, yang disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan dan mereka bertanggung jawab memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuaran kepada pengawas lapangan , kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan deisetujui pengawas lapangan.

e) Pelaksanaan Pekerjaan Perhitungan dan catatan pengukuran Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan teratur. Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.

B. SPESIFIKASI TEKNIS 1. PEKERJAAN PONDASI Pekerjaan pondasi yang harus dikerjakan terdiri dari :

Pasangan pondasi batu kosong

Pasangan pondasi batu gunung/ kali 1 PC : 2 PS

Pasangan pondasi batu gunung/ kali 1 PC : 3 PS

Pasangan pondasi batu gunung/ kali 1 PC : 4 PS

Pasangan pondasi batu gunung/ kali 1 PC : 5 PS

1.1 SYARAT-SYARAT a) Semua bahan-bahan yang dipergunakan harus memenuhi peraturan/ normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PUBBM PBI, PMI dan lain-lain.

b) Pondasi Batu Gunung/ Kali

Batu kali dari jenis yang keras , tidak berpori, tidak berkulit dengan minimal 3 (tiga) muka pecahan, bergradasi minimal 3 (tiga) cm dan maksimal 20 (dua puluh) cm. Batu yang digunakan harus bahan yang dapat diperoleh setempat yang bermutu tinggi, kuat, bersih, tidak pecah-pecah dan tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya. Batu pecah atau batu kali dapat digunakan adalah memenuhi ketentuan tegangan daya dukung = 50 kg/cm2. Terdapat 2 (dua) macam adukan yang digunakan pada pekerjaan ini, yaitu : Menggunakan pasir sebagai pengisi untuk aanstamping

batu kali. Menggunakan adukan semen 1 pc : 5 ps untuk pasangan

pondasi batu kali. Pondasi pasangan batu kali harus dimulai dan dipasang menurut masing-masing ukuran sampai ketinggian yang dikehendaki sesuai dengan Gambar Rencana. Pondasi batu kali dipasang pada pondasi pasangan bata lantai 1 (satu) dan lantai 2 (dua) serta digunakan untuk pasangan dinding penahan tanah (Retaining Wall) pada lantai 1 (satu) seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.

Pelaksanaan Pekerjaan

Page 12: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

12

Semua peralatan seperti alat pencampur beton harus disetujui Direksi Teknis sebelum pelaksanaan pekerjaan. Alat harus dalam keadaan baru, dengan mesin cadangan atau suku cadang yang mudah diperoleh. Semua peralatan pengoperasian, alat-alat dan lainnya, harus dalam keadaan baru dan berkualitas baik. Semuanya harus disetujui Direksi Teknis. Pemilihan dan Penempatan Bahan Bila pasangan batu kali akan ditempatkan diatas pondasi yang telah disediakan, pondasi tersebut harus kokoh dan padat, normal terhadap dinding, dan harus disetujui Direksi Teknis. Perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah rangkaian yang terdiri dari batu-batu kecil atau batu-batu berukuran sama. Batu-batu besar digunakan untuk pasangan pada bagian dasar dan batu-batu besar yang terpilih digunakan pada bagian sudut. Semua batu harus dibersihkan secara menyeluruh dan dibasahi sebelum dipasang dan bagian yang akan menerima batu-batu tersebut harus dibersihkan, bebas dari bahan-bahan anorganik, dan harus dilembabkan terlebih dahulu sebelum diberi adukan. Batu-batu harus diletakkan dengan bagian terpanjang menghadap arah horizontal dengan adukan penuh dan sambungan-sambungan harus ditutup dengan adukan. Permukaan ekspos batu-batu individual harus dipasang paralel dengan permukaan dinding dimana batu tersebut dipasang. Selama konstruksi, batu-batu harus diperlakukan sedemikian rupa agar tidak mengganggu atau merusak batu-batu yang telah terpasang. Peralatan yang sesuai harus disediakan untuk memasang batu-batu berukuran lebih besar dari 2 pasangan. Tidak diijinkan menggulingkan atau memutar batu-batu yang telah terpasang. Bila sebuah batu terlepas setelah adukan mengeras, maka harus segera disingkirkan, adukannya dibersihkan dan diganti dengan adukan baru. Toleransi elevasi akhir saluran harus bervariasi tidak lebih dari 1 cm di atas atau di bawah elevasi desain pada setiap titik. Alas/ Landasan dan Sambungan. Tebal alas/ landasan untuk permukaan batu bata harus bervariasi dari 20 mm sampai 50 mm dan tidak boleh lebih dari lima batu pada garis lurus. Tebal sambungan dapat bervariasi dari 20 mm sampai 50 mm dan tidak boleh lebih dari 2 batu pada garis lurus. Semua harus membentuk sudut dengan bidang vertikal dari 00 sampai 450. Permukaan batu harus mengikat minimal 150 mm pada arah longitudinal dan 50 mm pada arah vertikal. Tidak boleh terjadi sudut dari 4 buah batu saling bersebelahan satu sama lain. Alas melintang untuk permukaan vertikal harus rata, dan untuk dinding miring, alas bisa bervariasi dari rata sampai tegak lurus terhadap permukaan.

Page 13: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

13

Header Header atau saluran pembagi harus didistribusikan secara seragam keseluruh struktur dinding sehingga membentuk 1/5 dari permukaan ekspos. Saluran tersebut harus memiliki panjang sedemikian rupa dari permukaan dinding kedalam minimal 300 mm. Bila tebal dinding 450 mm atau kurang, saluran pembagi harus memiliki panjang penuh dari permukaan muka ke belakang. Backing Backing atau penumpu harus dibuat dari batu-batu berukuran besar dan harus dipasang dengan cara yang rapi. Batu-batu yang membentuk dinding penumpu harus terikat baik dengan batu-batu yang membentuk permukaan dinding. Semua celah atau bukaan kecil harus diisi dengan adukan. Batu-batu berupa pecahan kecil harus digabungkan dan dikelilingi dengan adukan, dipadatkan ke dalam celah.

Batas Sambungan alas dan vertikal harus diisi dengan adukan dan penyelesaian harus rata dengan permukaan batu ekspos. Perlindungan terhadap Cuaca Semua pasangan batu bata harus dilindungi terhadap cuaca pada bagian atasnya dengan menambahkan lapisan adukan setelah 20 mm sehingga diperoleh permukaan yang rata seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan diselesaikan dengan tepi berbentuk miri. Lubang Drainage Semua dinding penahan tanah harus dilengkapi dengan lubang drainase. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, lubang drainase harus dibuat dari pipa PVC dan ditempatkan pada titik terendah pada bagian yang leluasa dan dipasang pada setiap jarak tidak lebih dari 2000 mm dengan diameter maksimal 50 mm. Batu pecah yang sesuai untuk penyaring harus ditempatkan dibelakang setiap lubang drainase. Pembersihan Permukaan Setelah setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali yang terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai. Perawatan Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus-menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga) hari setelah pekerjaan selesai. Pondasi Tapak Beton Seluruh pondasi yang direncanakan menggunakan pondasi telapak beton setempat. Pondasi telapak beton diletakkan pada tanah keras dengan kedalaman seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana. Untuk mendapatkan elevasi/ kedalaman tanah keras, perlu dilakukan penggalian tanah dengan menggunakan alat yang memadai.

Page 14: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

14

Dalam menentukan kedalaman dasar pondasi dilapangan, Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi Teknis. Ketentuan pondasi telapak beton : Mutu beton K – 250 Mutu baja BJTD 39 untuk tulangan dengan diameter lebih

besar atau sama dengan 13 mm dan BJTP 24 untuk tulangan yang lebih kecil dan 13 mm.

Menggunakan pasir dan lantai kerja sebagai dasar perletakan pondasi.

c) Pasir Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.

1.2 PERSYARATAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN

a) Penggalian

Tenaga Ahli Direksi Teknis Pemborong harus mengajukan daftar nama tenaga ahli

yang akan ditempatkan di lapangan. Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Direksi Teknis dan tenaga ahli tersebut harus kontinu berada di lapangan untuk pengawasan.

Penggalian Pemborong harus melakukan pengukuran untuk

menetapkan lokasi dan elevasi lubang-lubang pondasi sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Direksi Teknis sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.

Pergeseran as pondasi yang direncanakan maksimum 5 cm kesegala arah. Dasar pondasi harus horizontal. Deviasi maksimum 5 cm.

Penggalian lubang pondasi harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi yang dipersyaratkan dan harus mendapatkan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh Direksi Teknis.

Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang harus bersih setiap saat.

b) Persyaratan-persyaratan Pekerjaan Sloof

Lingkup Pekerjaan Semua pekerjaan beton tumbuk antara lain untuk lantai

kerja. Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat

konstruksinya merupakan struktur utama, antara lain : - Balok Sloof Semua pekerjaan yang dilakukan sebelum, selama dan

sesudah pengecoran, yaitu : 1. Pembuatan pemetian/ cetakan 2. Persiapan dan pemasangan penulangan/ stek-stek 3. Pengecoran 4. Pemeliharaan 5. Pembukaan cetakan

c) Pengecoran

Pengecoran baru boleh dimulai setelah ada persetujuan

Page 15: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

15

tertulis dan ditandatangani oleh Direksi Teknis.

Campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk (beton molen) sekurang-kurangnya 5 (lima) menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan kedalam drum pengaduk. Setelah pengadukan selesai, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan warna yang seragam.

Perbandingan campuran harus sesuai dengan yang diperlukan untuk menghasilkan mutu beton yang dipersyaratkan.

Persyaratan-persyaratan lainnya untuk pengecoran harus mengikuti persyaratan pengecoran.

d) Baja Tulangan

Pemasangan dan pengikatan dari baja tulangan dilakukan pada keadaan normal.

Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada gambar.

Pemborong harus membuat detail shop drawing dengan skala untuk disetujui oleh Direksi Teknis dalam pelaksanaannya.

Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat memberi akibat pengurangan ikatan antara beton dan baja.

Tulangan halus dipasang sedemikan rupa sehingga selama dan sebelum pengecoran tulangan tidak berubah tempat.

Penahan-penahan jarak pembentuk balok-balok persegi atau gelang-gelang untuk menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton harus dipasangi sebanyak minimum 4 (empat) buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja.

Jumlah luas, jenis maupun mutu dari baja tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan.

e) Penyelesaian

Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.

Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan Direksi Teknis.

Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah disekitar pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.

Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda/ tanda lainnya.

3 PEKERJAAN BETON BERTULANG 3.1. UMUM 3.1.1 LINGKUP

PEKERJAAN Pekerjaan yang termasuk meliputi : a) Penyediaan dan pandayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,

instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/ keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau

Page 16: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

16

sebagaimana diperlukannya. b) Tanggung jawab “kontraktor” atas instalasi semua alat-alat yang

terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 ( PBI 1971 ), ASTM dan ACI.

c) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang

tidak termasuk pada gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang, jika terdapat selisih dalam ukutan antara kedua macam gambar itu. Maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau direksi lapangan guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.

d) Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna

kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. dalam hal ini direksi lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan.

e) Penyediaan dan penempatan tulang baja untuk semua pekerjaan

beton yang berlangsung dicor ditempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar atau seperti petunjuk direksi lapangan dan, bila disyaratkan penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.

f) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membuat dan membiayai

semua desain campur beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan keKuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/ berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh direksi lapangan. Kontraktor berkewajiban mangadakan dan mambiayai test laboratorium.

g) Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :

- Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci diluar ini.

- Pemeliharaan dan finishing termasuk grouting

- Mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulang beton

- Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian

- Landasan beton untuk peralatan M/E

Penyediaan dan penempatan stek tulang pada setiap pertemuan dinding bata dengan kolom/ dinding beton structural dan dinding bata dengan plat beton structural seperti yang ditunjukan oleh direksi lapangan.

3.1.2 REFERENSI DAN STANDART

Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau terperinci harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard an spesifikasi berikut ini : a) PBI-1971 - Peraturan Beton Bertulang Indonesia – 1971 b) SKSNI-1991 - Tatacara Perhitungan Struktur Beton Untuk

Bangunan Gedung c) PUBI-1982 - Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

Page 17: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

17

d) ACI-304, ACI-304.1R-92 – State of the Art Report on Preplaced Aggregata Conc. For structural and Mass Concrete, Part 2

e) ACI 304.2R-91 -Placing Concrete by Pumping Method, Part 2 f) ASTM-C94 - Standar specification for Ready-Mixed Concrete g) ASTM-C33 - Standar specification for concrete aggregates h) ACI-318 - Building code requirements for reinforced concrete i) ACI-301 - Specification for structural concrete of building j) ACI-212 – ACI 212.IR-63, Admixture for concrete, part 1 k) ACI 212.2R-71- Guide for use of admixture in concrete, part 1 l) ASTM-C143 - Standar test method for slump or Portland cement

concrete m) ASTM-C231 - Standar test method for air content of freshly mixed

concrete by the pressure method n) ASTM-C171 - Standar specification for sheet materials for curing

concrete o) ASTM-C172 - Standar method of sampling freshly mixed

concrete p) ASTM C-31 - Standar method of making and curing concrete test

specimens in the field q) ASTM-C42 - Standar method of obtaining and testing dilled cores

and sawed beams of concrete r) ASTM-C309 - Standar specification for liquid membrane forming

compounds for curing concrete s) ASTM-D1752 - Standar specification for performed spange

rubberand cork expansion joint fillers for concrete paving and structural construction

t) ASTM-D1751 - Standar specification for performed expansion joint fillers for concrete paving and structural construction ( non estruding and resilient bituminous types )

u) SII - Standar industri Indonesia v) ACI-315 - Manual of standar practice for reinforced concrete w) ASTM-A185 - Standar specification for welded steel wire fabric

for concrete reinforcement. x) ASTM-A165 - Standar specification for deformed and plain billet

steel bar for concrete reinforcement grade 40 deformed, for reinforcing bars grade 40 for srirrups and ties.

y) Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

3.1.3 PENYERAHAN –

PENYERAHAN Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh kontraktor kepada direksi lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak tidak menyebabkan keterlambataan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaaan kontraktor lain.

a) Gambar Pelaksanaan

Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh kontraktor kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan ijin. Penyerahaan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 ( tujuh ) hati kerja sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.

b) Data dari pabrik/ Sertifikat Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman kontraktor harus sudah menyerahkan kepada direksi lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (mix design dan trial mix) yang diperuntukan proyek ini.

Harus diajukan minimal 2 ( dua ) supplier beton ready-mix untuk

Page 18: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

18

memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan direksi lapangan sebelum memulai pengecoran

3.1.4 PERCOBAAN BAHAN DAN CAMPURAN BETON

Umum a) Test bahan : sebelum membuat campuran, test laboratorium harus

dilakukan untuk test berikutnya, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standar referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang di perlukan.

b) Semen : berat jenis semen c) Agregat :

Analisa tapis, berat jenis, presentase dan void (kekosongan), penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.

d) Adukan/ campuran beton

Adukan beton harus didasarkan pada trial mix design masing-masing untuk umur 7,14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh direksi lapangan.

Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai , dan selain itu mutu beton pun harus sesuai dengan mutu standar PBI 1971. pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa direksi lapangan tentang kekuatan/ kebersihannya. Semua pembuatan dan pangujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.

Ukuran-ukuran Camputan desain dan campuran percobaan harus proporsional

semen terhadap agregat berdasarkan berat atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh direksi lapangan.

Percobaan adukan untuk berat normal beton Untuk perincian minimumdan maximum slump untuk setiap

jenis dan kekuatan dari berat normal beton dibuat 4 adukan campuran dengan memakai nilai factor air semen yang berbeda-beda.

Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971,aci committee-304, ASTM C94-98.

Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-ratatidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3 kecuali bila ditentukan lain oleh direksi lapangan.

Hasil uji untuk setip pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.

Page 19: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

19

Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 71 dilakukan diliokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh direksi lapangan. Apabila digunakan matoda pembetonan dengan menggunakan pompa ( concrete pump ) maka pengambilan contoh segalah macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa concrete pump pada lokasi yang akan dilaksanakan.

Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam standar industri Indonesia ( SII ) dan PBI’71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh direksi lapangan.

Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan dengan baik oleh tenaga pangawas ahli dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan

e) Pengujian Slump

Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batasan-batasan yang disyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/ additive kecuali ditentukan lain oleh direksi lapangan.

Kontraktor harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos ataupun berongga-roingga, pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa kontraktor bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan, dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.

Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada

pengukuran di pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm

Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :

Slump pada ( cm ) Konstruksi beton Maksimum Minimum Dinding pelat fondasi dan fondasi telapak

12,50 10,00

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi dibawah tanah

9,00 7,50

Pelat, balok,kolom,dan dinding 15,00 12,50 Pembetonan missal 7,50 7,50 Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm

f) Percobaan Tambahan

Kontraktor tanpa membebankan biaya kepada pemilik harus mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahaan pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau

Page 20: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

20

apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.

Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan palaksanaan akan dilakukan yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perencah/ acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada direksi lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.

3.2 BAHAN-BAHAN/

PRODUK

Sedapat mungkin semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan Indonesia.

3.2.1 SEMEN a) Mutu Semen

Semen Portland harus memenuhi persyaratan Standart Internasional atau spesifikasi bahan bangunan bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-82, type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat hawal kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh direksi lapangan.

Jika menggunakan semen Portland pozolan (campuran semen Portland dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 mutu dan cara uji semen Portland pozolan atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.

Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen type 1)

b) Penyimpanan Semen

Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai berangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu llama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih dari 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.

Curah semen harus disimpan didalam konstruksi silo secara tepat untuk melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.

Semua semen harus baru bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan sertifikat test dari pabrik

Semen harus diukur terhadap berat untuk keselamatan tidak lebih dari 2,5 %

Kontraktor harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui untuk seluruh pekerjaan. Kontraktor tidak boleh mengganti merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari direksi lapangan.

3.2.2 AGREGAT Semua agregat yang akan dipakai harus bersih, keras dan awet, serta

memiliki karakteristik seperti yang disyaratkan dibawah ini. Agregat dapat berasal dari galian, sungai atau sumber-sumber lainnya, harus

Page 21: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

21

diperiksa dalam pengujian material di lab beton. Penentuan jumlah agregat dalam beton (kg/m³) berdasarkan pada kadar air bebas dan berat jenis relative dari kombinasi agregat, dimana ini berkaitan dengan ukuran maksimum agregat dan ruang workabilitasnya.

- Agregat halus Agregat halus dapat terdiri dari pasir alam, pasir giling atau

campuran keduanya yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum pada ayat 3.2. SII. 0052-80. Agregat halus yang dipakai harus memiliki butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur serta bahan-bahan organis.

Ukuran dari agregat harus memenuhi ketentuan berikut : Sisa di atas ayakan 4 MM harus minimum 2 % berat, Sisa diatas ayakan 2 MM harus minimun 10 % berat Sisa diatas ayakan 0,25 MM harus 80 % - 90 % berat

- Agregat kasar Agregat kasar harus merupakan batu koral atau split yang keras,

padat, awet, dan bebas dari lumpur, tanah liat, pasir halus atau bahan organis, serta harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada ayat 3.2. SII.0052-80, Butir-butirnya harus kasar, bersih dan tidak berpori dengan jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari 20%. Agregat kasar yang dipakai harus bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif alkali.

Ukuran dari agregat kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan berikut :

Sisa ayakan 31, 5 MM harus 0 % berat

Sisa ayakan 4 MM harus 90% - 98 % berat

Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan berurutan adalah 10%.

3.2.3 AIR Air yang dipakai untuk pekerjaan beton harus bersih, tidak berlumpur,

berminyak atau bahan-bahan lain yang tampak, serta harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada pasal 9 PUBI 1982 dan ayat 3.6 PBI 1971. Bilamana air yang akan digunakan ternyata meragukan Direksi Teknis, maka ia berhak untuk memerintahkan kepada Kontraktor agar contohnya diperiksakan ke laboratorium yang disetujui dan semua biaya yang timbul karenanya harus dipikul oleh Kontraktor.

3.2.4 BAHAN CAMPURAN TAMBAHAN (ADMIXTURE)

Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh direksi lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

3.2.5 MUTU DAN

KONSISTENSI DARI BETON

Kekuatan ultimate tekanan beton silinder 150 mmx300 mm umur 28 hari, kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut : Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement :K-350 (fc= 30MPa) Semua kolom dan dinding beton : K-350 ( fc= 30 MPa ) Pondasi tiang bor : K-250 ( fc= 20 MPa ) Untuk semua beton non struktual seperti lantai kerja dan sebagainya : beton klas-Bo

3.3.2 PENGECORAN DAN PEMADATAN BETON

a. Persiapan o Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan jadwal

pengecoran kepada Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai kegiatan pengecoran.

o Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran,

Page 22: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

22

semua cetakan, tulangan beton dan benda-benda yang ditanamkan atau dicor harus telah diperiksa dan disetujui oleh direksi lapangan.

o Permohonan untuk pemeriksaaan harus diserahkan kepada direksi lapangan setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton dicor. Kelebihan air, pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing yang lain harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengadukan serta perlengkapan pengangkutan.

o Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung disekelilingi struktur dapat efektif dan dapat menerus dicor.

o Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase, ataupun segala perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk pengadaaan bagi maksud penyempurnaan.

o Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila galian tertentu bebas air dan Lumpur.

o Penuangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karet besi dan pergetaran lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi retakan.

o Kereta pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui tulangan apapun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama, masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan non-shrink.

o Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak, basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton.

o Penutup Beton Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan SKSNI 1991.

o Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketetapan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan pembenahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit lama dengan mutu beton yang akan dicor.

o Bila tidak ditentukan, maka penahanan-penahanan jarak dapat terbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahanan-penahanan jarak tersebut harus tersebar merata

b. Pengangkutan Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71,

ACI Committee 304 dan ASTM C94-98. :

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana

Page 23: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

23

dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan (Segregasi).

Cara pengangkutan adukan beton harus lancer sehingga tidak

terjadi perbedaan waktu mengikat yang menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh direksi lapangan. Dalam hal ini, direksi lapangan mempertimbangkan persetujuan pengguanaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksanaan mengenai kontruksi, kemiringan dan panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maksimum 1,50 m.

Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1

jam setelah pengdukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang dalam waktu 2 jam, apabila adukan beton digerahkan continue secara mekanis.

Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam pasal 3.8.PBI’71.

c. Pengecoran

o Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304, ASTM C94-98.

o Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir dalam posisi lapaisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.

o Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain atau disetujui direksi lapangan.

o Untuk beton ekspos, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor atau benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horizontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi/ pemisahaan bahan-bahan.

o Beton yang telah mengeras sebahagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak boleh dituang kedalam struktur.

o Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak memungkinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.

o bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau matoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI’71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka kontraktor harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkannya persetujuan dari direksi lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.

Page 24: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

24

d. Pemadatan beton. o Segera seteleh dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat

penggetar/ vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil

o Alat penggetar harus tipe elektrik atau pneumatic power driver,

type “immersion”, beroperasi pada 7000 Rpm untuk kepala menggeran lebih kecil dari diameter 180 mmdan 6000 RPM untuk kepala penggetaran berdiameter 180 mm, semua dengan amplitude yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.

o Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan

pada keadaan darurat di lapangan dan lokasi penempatan sedekat mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.

o Hal-hal lain dari alat penggetaran yang harus diperhatikan

adalah :

Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukan ke dalam adukan kira-kira vertical, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 450

Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horizontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.

Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulungan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.

Lapisan yang digetarkan tidak boleh tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm. berhubungan dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapisan demi lapisan, sehingga tiap-tiap lapisan dapat dipadatan dengan baik.

Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai menampak mangkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat) yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.

Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

e. Persiapan

o Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan jadwal pengecoran kepada Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai kegiatan pengecoran.

o Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan beton dan benda-benda yang ditanamkan atau dicor harus telah diperiksa dan disetujui oleh direksi lapangan.

o Permohonan untuk pemeriksaaan harus diserahkan kepada

Page 25: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

25

direksi lapangan setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton dicor. Kelebihan air, pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing yang lain harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengadukan serta perlengkapan pengangkutan.

o Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung disekelilingi struktur dapat efektif dan dapat menerus dicor.

o Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase, ataupun segala perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk pengadaaan bagi maksud penyempurnaan.

o Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila galian tertentu bebas air dan Lumpur.

o Penuangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karet besi dan pergetaran lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi retakan.

o Kereta pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui tulangan apapun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama, masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan non-shrink.

o Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak, basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton.

o Penutup Beton o Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai

dengan persyaratan SKSNI 1991.

o Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketetapan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan pembenahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit lama dengan mutu beton yang akan dicor.

o Bila tidak ditentukan, maka penahanan-penahanan jarak dapat terbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahanan-penahanan jarak tersebut harus tersebar merata

f. Pengangkutan

Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI Committee 304 dan ASTM C94-98 : Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat

pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan (Segregasi).

Cara pengangkutan adukan beton harus lancer sehingga tidak terjadi perbedaan waktu mengikat yang menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya

Page 26: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

26

dapat dilakukan setelah disetujui oleh direksi lapangan. Dalam hal ini, direksi lapangan mempertimbangkan persetujuan pengguanaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksanaan mengenai kontruksi, kemiringan dan panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maksimum 1,50 m.

Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengdukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang dalam waktu 2 jam, apabila adukan beton digerahkan continue secara mekanis.

Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam pasal 3.8.PBI’71.

g. Pengecoran

o Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304, ASTM C94-98.

o Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir dalam posisi lapaisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.

o Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain atau disetujui direksi lapangan.

o Untuk beton ekspos, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor atau benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horizontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi/ pemisahaan bahan-bahan.

o Beton yang telah mengeras sebahagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak boleh dituang kedalam struktur.

o Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak memungkinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.

o bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau matoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI’71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka kontraktor harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkannya persetujuan dari direksi lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.

h. Pemadatan beton.

o Segera seteleh dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/ vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.

o Alat penggetar harus tipe elektrik atau pneumatic power driver, type “immersion”, beroperasi pada 7000 Rpm untuk kepala menggeran lebih kecil dari diameter 180 mmdan 6000 RPM untuk kepala penggetaran berdiameter 180 mm, semua dengan amplitude yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.

o Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan darurat di lapangan dan lokasi penempatan sedekat mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.

Page 27: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

27

o Hal-hal lain dari alat penggetaran yang harus diperhatikan adalah :

Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukan ke dalam adukan kira-kira vertical, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 450

Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horizontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.

Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulungan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.

Lapisan yang digetarkan tidak boleh tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm. berhubungan dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapisan demi lapisan, sehingga tiap-tiap lapisan dapat dipadatan dengan baik.

Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai menampak mangkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat) yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.

Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

3.3.3 PENGHENTIAN/

KEMACETAN PEKERJAAN

Penghentian pengecoran hanya bila mana dan pada mana diijinkan oleh direksi lapangan. Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila pngecoran dihentikan, adakan tanggulangan untuk pekerjaan ini.

3.3.4 SIAR PELAKSANAAN a) Siar-siar pelaksanaan harus ditempakan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.

Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukan di dalam gambar-gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh direksi lapangan. Penyimpanan tempat-tempat siar pelaksanaan dari pada yang ditunjukan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh direksi lapangan.

b) Antara pengecoran balok dan pelat dan pengakhiran pengecoran

kolom harus ada waktu yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari system lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu

c) Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-

kira di tengah-tengah bantangannya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah batangan nya terdapat pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaannya ditempatkan sejauh 2 kalli lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.

Page 28: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

28

d) Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari

kotoran-kotoran dan serpihan beton yang rapuh. e) Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar

pelaksanaan harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.

3.3.5 PERAWATAN BETON a) Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2

Bab 6.6 dan ACI 301-89. b) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan

yang belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.

c) Masa perawatan dan cara perawatan.

1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 380C.

2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acauan beton tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh direksi lapangan.

3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar pemanasan atau proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasaan dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi lapangan

d) Bahan campuran perawatan Harus sesuai degan ASTMc309-80 type I dan ASTM C 171-75

3.3.6 TOLERANSI PELAKSANAAN

Toleransi kedataran pada/ untuk pelat lantai : 1. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman

kemiringan pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan diadakan di antara pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering

2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan

diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimal variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.

3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepefasan lantai haruslah 7.0 mm dalam 3m dengan maksimal variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.

4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar

mengatur keramik, batu,bata,ubin dan lain dan paver (mesin lapis jalan beton) harus 10 mm dalam 1m

3.3.7 PENYELESAIAN DARI PELAT (FINISHED SLAB)

Pindahkan atau perbaiki,semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti yang tercantum. Kemiringan lantai beton untuk mengliran seperti tercantum. Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan gambar.

Page 29: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

29

Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini. Buat kesempatan untuk lendutan dari system lantai, pelat atau balok untuk megadakan pangaliran dari aliran.

3.3.8 CACAT PADA BETON (DEFECTIVE WORK)

Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, direksi lapangan mempunyai wewenang untuk menolak kontruksi beton yang cacat seperti berikut: a) Kontruksi beton yang keropos (Honey Comb ) b) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang

direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. c) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau raya seperti yang

direncanakan d) Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain e) Ataupun semua kontruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang

tercantum dalam dokumen kontrak f) Atau yang menurut pendapat direksi lapangan pada suatu pekerjaan

akhir, atau pendapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.

g) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus

dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali direksi lapangaan dan konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/ diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.

h) Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang

akan dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari direksi lapangan. Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan memuaskan.

i) Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat

pada beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran kontraktor.

j) Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan

instruksi direksi lapangan. k) Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur

(karena penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton yang lain yang nyata pada pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Pengisian/ injeksi dengan air semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang paling memadai/ cocok.

3.3.9 PERLINDUNGAN

DARI KERUSAKAN AKIBAT CUACA (WEATER INJURY)

a) Selama Pengadukan Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan yang diisyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian

Page 30: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

30

air hujan untuk menambah campuran air. b) Selama pengecoran dan pemeliharaan.

1. Umum Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.

2. Dalam Cuaca Panas Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun membasahai permukaan dari warna terang/ muda , selama pengecoran dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari kerugian/ kehilangan bahan terhadap panas, matahari atau angin yang berlebihan.

3. Kelebihan Perubahan Suhu Lindungi beton dari sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang seragam di dalam beton, tidak lebih dari 30 C dalam setiap jamnya.

4. Perlindungan Bahan-bahan Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk perlindungan di lapangan dan siap untuk digunakan.

3.3.10 PEKERJAAN

PENYAMBUNGAN BETON

a) Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.

b) Kurang lebih 10 menit sebelum beton dicor, permukaan dari beton

lama yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan kuas ex SIKA, Fosroc atau setara.

c) Untuk struktur pelat kedap air, permukan dari beton lama harus

dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

d) Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama

harus dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

e) Pengecoram beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air

dan semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada pemukaan beton lama mengering.

3.3.11 PENYELESAIAN

STRUKTUR BETON (CONCRETE STRUCTURE)

Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruhan pembetonan seperti terlihat pada gambar dan perincian disini. a) Penyelesaian Beton Exposed (Finished of Exposed Concrete)

1. Semua permukaan-permukaan beton cor/ tuang (all cast in place concrete surfaces) yang tampak pada penyelesaian struktur, baik dicat mapupun tidak dicat kecuali untuk permukaan kasar yang diselesaikan dengan permukaan disemprot dengan pasir dengan tekanan harus mempunyai pelesaian halus.

Buatlah permukaan halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-sirip, tonjolan-tonjolan, baik dari tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku, tepian dari serat tanda (edge grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah permukaan celah semua ukuran (clean out pockets, and areas of surface voids of any size)”.

2. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari spreaders, harus dipotong kembali dan lubang-lubang dirapikan. Semua tambalan bila diizinkan (pengisian dari cetakan yang diikat dengan tekanan) harus diselesaikan sedemikian untuk

Page 31: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

31

dapat melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton. Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work

harus diselesaikan dengan tangan untuk mencapai permukaan yang diperlukan.

b) Penyelesaian Beton Terlindung (Finish of Concealed Concrete)

1. Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi lapisan termasuk lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan yang fleksibel dan terlindung dari tampak pada penyelesaian struktur.

2. Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos dan kerusakan-kerusakan permukan sebagaimana semestinya sebelum ditutup permukaannya.

c) Penambahan Beton Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila diizinkan untuk menyesesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan 2 ½ (dua setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan. Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30cm persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan. Oleh lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambah dengan bahan perekat yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni serta tambahkan adukan bila bahan perekat masih basah. Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang ditambal, biarkan untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan dan penyesesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan disekelilingnya.

3.3.12 PENYELESAIAN

DARI BETON PLAT (CONCRETE SLAB FINISHES)

a. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.

b. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan

memakai merek lain, harus bebas dari segala minyak, karet maupun lainnya yang dapat meyebabkan terjadinya lekatan pada penyelesaian.

c. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai pekerjaan. 1. Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)

Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, dimana permukaan agregat dikehendaki

Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan yang tepat yang dapat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed dengan power floating yang dilakukan secara merata.

Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus di trowel dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.

Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan

Page 32: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

32

besi untuk kedua kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari segala tanda-tanda/ bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.

2. Perkerasan Beton (Concrete Hardener)

Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan bahan berat, perkerasan beton harus diadakan dengan kepadatan sebagai berikut :

Lantai parkir/ sirkulasi lalu lintas normal. Kepadatan sedang 5 kg/ m2.

Ruang M/E : Kepadatan normal 3 kg/ m2.

Loading dock/ sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 7 kg/ m2.

3.3.13 LAPISAN PENUTUP

LANTAI YANG DIKERJAKAN KEMUDIAN (SEPARTED FLOOR TOPPINGS)

a) Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-benda asing, semprot dan bersihkan.

b) Letakkan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang

akan ditanam/ dicor. c) Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan

petunjuk. Gunakan lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan penutup (topping).

d) Pengecoran penutup lantai beton harus memebuhi level dan

kemiringan yang dikehendaki. e) Pada lantai parkir lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan.

3.3.14 BETON MASSA (MASS CONCRETE)

a) Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan ACI 207.3R-79 Revised 1985.

b) Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan

metode dari perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengotrolan temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

c) Bahan-bahan

1. Semen Semen haruslah semen ordinary, mederate-heat atau semen

portland yang tahan terhadap sulfat. 2. Agregat Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah

diperinci sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

3. Bahan Tambahan (Admixture) Pozzolanic Bahan tambahan (admixture) Pozzololanic harus seperti

diuraikan (Spesification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for use as a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete).

4. Bahan Tambahan untuk permukaan (Surface-active Agent) Bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi spesifikasi

khusus. Kecuali yang tercantum dalam catatan, suatu retarder

Page 33: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

33

type air entraining dan bahan “pereduce” air (water reducing agent) atau harus digunakan retarder type water reducing agent. Bagaimanapun, bahan tambahan apapun yang dipakai, boleh dipakai bila dengan persetujuan/ ijin dari Direksi Lapangan.

5. Bahan – bahan untuk campuran beton yang akan dipakai

haruslah dari bahan yang mempunyai suhu serendah mungkin.

d) Proporsi / perbandingan Campuran.

Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan jumlah semen terhadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang dikehendaki/ diminta dan harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 jam.

Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari, maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini design perbandingan campuran harus ditentukan sesuai dengan metode yang telah terperinci atau disetujui oleh Direksi Lapangan.

e) Penulangan

Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari bentuk tulangan tidak berubah selama pengecoran.

f) Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur.

Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi terhadap pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-lain.

Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses perawatan beton maka temperatur permukaaan dan temperatur di dalam beton harus diukur bilamana perli setelah pengecoran beton dilaksanakan.

Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat maka perawatan beton tersebut harus sedemikian sehingga tidak mempercepat kenaikan temperatur tersebut. Perhatian dicurahkan agar temperatur pada permukaan beton menjadi tidak terlalu rendah dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.

Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya untuk mempertahankan panas sedemikian rupa sehingga bagian dalam dan luar beton atau penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam beton.

Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut diatas dibuka permukaan tetap harus dilindungi terhadap pengeringan yang mendadak.

Campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat harus berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.

Bila campuran beton yang dipakai maka perkiraan kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai instruksi Direksi Lapangan.

Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan takan beton guna dapat menentukan waktu yang sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi Lapangan.

Page 34: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

34

3.3.15 PERLINDUNGAN TERHADAP MEKANIK DAN KERUSAKAN PADA MASA PELAKSANAAN (PROTECTION FROM MECHANICAL AND CONSTRUCTION INJURY)

Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik, tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang berlebihan.

3.3.16 PERCOBAAN BETON

a. Gudang/ Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji. Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh “kontraktor” untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton, selama pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda uji kubus yang dimaksudkan. Kotraktor harus menyerahkan detail dari gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan. Gudang harus dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Direksi Lapangan berhak untuk langsung meninjau ruang/ gudang penyimpanan contoh benda uji silinder tersebut.

b. Percobaan Laboratorium

Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71 NI-2, ASTM C-172, ASTM C-31.

c. Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah.

Apabila mutu benda uji berdasarkan hasil percobaan kekuatan kubus ternyata lebih rendah dari yang diisyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-percobaan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan

ASTM C-805-79. Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang diisyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut dibawah ini.

2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C24-94. Apabila hasil dari percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang diisyratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut dibawah ini.

3. Loading Test/ Percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI 318-99. Apabila hasi dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah dari yang diisyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai.

3.3.17 PENYIMPANAN MAKSIMUM DARI PEKERJAAN STRUKTUR YANG DIIZINKAN

Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (Specification for Structural Concrete for Building). Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka harus diambil/ dipakai adalah yang terhebat/ terkeras.

3.3.18 LAIN-LAIN

Grouting dan Drypacking a. Grout/ Penyuntikan Air Semen.

Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir dengan sendirinya. Pemgurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan sesuai dengan pertimbangan “kontraktor” melalui persetujuan Direksi Lapangan.

b. Drypack/ Campuran Semen Kering

Page 35: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

35

Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan-bahan menjadi satu.

c. Installation/ Pengerjaan

Basahkan permukaan sebelum digrout dan ditaburi (slush) dengan semen murni. Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/ celah-celah dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian pada permukaan beton expose dan adakan perawatan dengan pembahasan/ pelembaban sedikitnya 3 hari.

Non-Shrink Grout Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempatkan lain dimana non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/ pabrik. Perusahaan/ pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan percobaan hasil yang memperlihatkan bahwa grout non-shrink tidak ada penyusutan sejak awal pengecoran atai sambungan setelah pemasangan sesuai CDR-C621-80 (susut); mempunyai kekuatan tekan 1 haru tidak kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari sesuai ASTM C109; mempunyai waktu pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit sesuai ASTM C191, memperlihatkan luasan bearing effective (EBA=Effective Bearing Area) sebesar 90 sampai 100 persen.

3.4 PEMBESIAN 3.4.1 PERCOBAAN DAN

PEMERIKSAAN (TEST AND INSPECTION)

Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat keterangan percobaan dari pabrik. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari baja lunak. Sambungan mekanis harus ditesr dengan percobaan tarik. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

3.4.2 BAHAN-BAHAN/

PRODUK

a. Tulangan Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur. Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak

Page 36: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

36

dengan tegangan leleh 2400 kg/ cm2. Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/ cm2.

b. Tulangan Anyaman

Sediakan tulangan anyaman, mutu U-50, mengikuti SII 0784+83. c. Penunjang/ Dudukan Tulangan (Bar Support)

Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).

d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk

mengatur jarak. 1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali

diperlihatkan lain pada gambar. 2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak

direkomendasi. 3. Untuk pelat diatas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir

atau horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau penunjang yang dilindungi plastik.

e. Kawat Pengikat

Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

3.4.3 JAMINAN MUTU

Bahan – bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau yang lainnya) harus diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari semua kom-posisi kimia dan sifat – sifat fisik.

3.4.4 PERSIAPAN

PEKERJAAN/ PERAKITAN TULANGAN

Pembengkokan dan pembentukan Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau ACI 315.

3.4.5 PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PENANGANANYA

Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/ label yang tercantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal. Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk menghindari kerusakan. Gudang diatas tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran, karat dsb.

3.5 PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN PEMOTONGAN

3.5.1 PERSIAPAN

a. Pembersihan Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjaminn rekatannya.

Page 37: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

37

b. Pemilihan/ seleksi Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

3.5.2 PEMASANGAN

TULANGAN

a. Umum Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk menghindari keterlambatan. Adakan/ berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings)/ bukaan.

b. Pemasangan

Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya. 1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang

pada posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/ penahan jarak.

2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.

3. Tulangan-tulangan yang langsung diatas tanah dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.

4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutip beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

Penahan-penahan jarak dapat dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.

c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan

1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm 2. Jarak terjecil pemisah antara batang : ± 6 mm 3. Tulangan atas pada pelat dan balok :

- Balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm

- Balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm

- Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm

- Panjang batang : ± 50 mm. 4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai dengan PBI’71.

d. Pembengkokan Tulangan, sesuai dengan PBI’71 1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan

cara-cara yang merusak tulangan itu. 2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan

diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.

Page 38: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

38

3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan dilapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.

4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.

5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 8500C.

6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 1000C yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjan dingin.

7. Batang Tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.

8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.

9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian bengkokan.

e. Toleransi pada Pemotongan dan pembengkokan Tulangan 1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan

yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang diisyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.

2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).

Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan – 25 mm.

3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.

4. Terhadap ukuran luar darin sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.

f. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.

1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24) Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait 2. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40) Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait 3. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi

tegangan terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan ditengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana kemungkinan.

Page 39: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

39

4. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10.

5. Standard Pembengkokan Semua standard pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91

(Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.

4 PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH 4.1 PEKERJAAN

PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

4.1.1. Umum A. Persyaratan umum

Kecuali di tentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, cetakan dan perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan – perhitungan serta gambar – gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar- gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan / acuan, sambungan- sambungan serta kedudukan serta sisitem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.

B. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan – pekerjaan yang termasuk Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan

pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti di perlukan dan di perinci berikut ini.

2. Pekerjaan yang berhubungan

# Pekerjaan Pembesian # Pekerjaan Beton

C. Referensi – Referensi

Pekerjaan yang terdapat pada Bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan – peraturan, standard – standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut: 1. PB - 1971 NI – 2 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia

1971 2. SII : Standard Industri Indonesia 3. ACI – 301 : Spesification For Structural Concrete Building 4. ACI – 318 : Building Code Requirement For Reinforced

Concrete 5. ACI – 347 : Recommended Practive For Concrete Formwork

D. Penyerahan

Penyerahan – penyerahan berikut harus dilakukan oleh “kontraktor” sesuai dengan jadwal yang telah di setujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor lain. 1. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton ( Formwork Foreman) “Kontraktor” harus mempekerjakan mandor untuk cetakan

beton yang berpengalaman dalam hal cetkan beton. Kwalifikasi dari mandor harus di serahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan di setujui, selambat –

Page 40: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

40

lambatnya 7 ( Tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan. 2. Data Pabrik Data Pabrik tentang bahan – bahan harus di serahkan oleh

“Kontraktor” kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah “Kontraktor” menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk kepentingan bahan – bahan dari lapisan – lapisan, pengikat – pengikat, dan asesoris serta system cetakan dari pabrik bila di pakai.

3. Gambar kerja Perhatikan system cetakan beton seperti pengaturan

perkuatan dan penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari senua bahan – bahan cetakan, sirkulasi cetakan.

Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan

sekurang – kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk di periksa.

4. Contoh

Lengkapi cetakan dengan “cone” untuk mengencangkan cetakan.

4.1.2. Bahan – bahan / Produk

Bahan – bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan terperinci. A. Perancangan Perancah

1. Definisi Perancah Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan

beton yang belum mengeras. Kontrator harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk di setujui oleh Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.

2. Perancangan / Desain

Perancangan / desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang bertanggung jawab penuh kepada kontraktor.

Beban – beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI – 347.

Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah, beban – beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baik – baik dan menjamin bahwa distribusi getaran – getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.

3. Acuan

Acuan harus menghasikan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang di tunjukan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.

Page 41: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

41

Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.

Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.

Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.

Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak dari beton.

B. Cetakan Untuk Permukaan Beton Ekspose.

1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian halus dan Penyelesaian dengan Cat/ Smooth Finish and Painted Finish)

Gunakan potongan/ lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan- pertemuan bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya.

2. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton

Expose antara panel –panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) Batu butir – butir halus dan harus di perkuat dengna rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan – permukaan yang berhubungan dengan panel –panel yang bersebelahan pada bidang yang sama.

Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton expose yang diperkeras dengan panel- panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir – butir halus dari adukan beton baru ke permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.

C. Penyelesaian Beton dengan Cetakan papan.

1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan – papan yang kering dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min 2.5 cm. semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang – lubang dan perlemahan – perlemahan lain yang serupa.

2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum

pada gambar. Cetakan dari paapn haruslah penuh setinggi kolom – kolom, dinding dan permukaan – permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan ujung yang terjadi hanya pad asudut – sudut dan perubahan bidang.

3. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan

papan untuk stabilitas dan untuk mencegah lepas/ terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.

D. Cetakan untuk beton yang terlindung ( Unexposed Concrete )

1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood

atau bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang –

Page 42: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

42

lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak – tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya.

2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.

E. Perancah, penunjang dan penyokong ( studs, Wales and Supports) Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.

F. Jalur kayu Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.

G. Melapis Cetakan 1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton

yang halus harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa/ bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi rekatan atau cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan di pakai untuk permukaan beton

2. bila dipaki cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.

H. Pengikatan Cekatan

1. Pengikatan cekatan haruslah batang – batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan percetakan yang memadai.

2. Untuk beton –beton yang umum, penempatannya menurut pendapat Direksi Lapangan.

3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang di ekspose, harus dari jenis dengan kerucut ( cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/ tingginya ke pengencang sambungan . pengikat haruslah lurus kedua arah baik mendatar meupun tegak didalam cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

I. Penyisipan Besi Penanaman/ penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan beton harusalh dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan. 1. Penanaman/ penyisipan benda – benda terulir. Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh

Direksi Lapangan. 2. Pemasangan langit – langit ( ceiling) Pemasangan langit – langit untuk angkur penggantung

penahan penggantung langit – langit, konstruksi penggantung haruslah digalvanis, atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan

Page 43: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

43

3. Pengunci Model Ekor Burung. Pengunci Model Ekor Burung haruslah dari besi dengan

galvani yang lebih baik /tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti spesifikasikan.

Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah di pindahkan untuk mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.

J. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikan jauhnya agar praktis penggunaannya, dan harus secara hati –hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan untuk pengeringan udara (almiah).

K. Pemasangan Benda – benda yang akan Ditanam didalam Beton Pemasangan pipa saluran listrik dan lain – lain yang akan tertanam didalam beton: 1. Penempatan saluran/pemipaan harus sedemikian rupa

sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.

2. Tidak diperkankan untuk menanam pipa dan lain – lain di dalam bagian – bagian struktur beton bila tidak di tunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalm beton perlu di pasang sleevel/selongsong pada tempat – tempat yang dilewati pipa.

3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik didalam struktur beton.

4. Apabila dalam pemasangan pipa – pipa, saluran listrik, bagian – bagian yang tertanam dalam beton dan lain – lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera mengkonsultasikan hali ini dengan Direksi Lapangan.

5. Tidak dibenarkan untuk membengkokan/ memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa – pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan.

6. Semua bagian – bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalm beton seperti angkur – angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya degan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

7. Bagian – bagian/peralatan tersebut harus dipasang degan tepat pada posisinya dan di usahakan agar tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.

8. Kontraktor utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian – bagian/ peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.

9. Rongga – rongga kosong atau bagian – bagian yang harus tetap kosong pada benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

4.1.3 Pelaksanaan

A. Umum Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh

Page 44: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

44

dan terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya – gaya prategang dan gaya – gaya sentuhan yang mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah –langkah Persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gay yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya. Perancah harus di buat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda – tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapngan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor. Gambar rancangan perancah dan system pondasinya atau system lainnya secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk di setujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut disetujui. Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pe4ngecoran beton berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selam pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang dan pekejaan perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanent, dan perancah diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh. Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus – menerus agar bias dicegah penyimpangqn – penyimpangan yang mungkin ada. Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah di bongkar. Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.

B. Pemasangan Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari beton seperti yang ditunukkan pada gambar; untuk melengkapai untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.

Page 45: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

45

Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air yang dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang –penunjang cetakan. Pekerjaan denah harus tetap sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis Bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan. Semua sambungan/ Pertemuan beton expose harus selaras dan segaris baik pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan – sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar. Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1, tolerances for Reinforced Concrete Building. Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton yang diekspos. Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak mengalami kerusakaan pada permukaan. Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan di cor (hanya sampai tepi bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari plat lantai mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada plat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh. Pada waktu pamasangan rangka konstruksi beton bertulang, kontraktor harus benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai “plumbness”/ kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.

C. Pengikat Cetakan Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya memegang/ menahan cetakan selama pengecoran beton untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.

D. Jalur Kayu, Blocking dan Percetakan Bentuk-bentuk khusus (Moulding) Pasanglah didalan cetakan jalur kayu, Bocking, Moulding, paku-paku dan sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/ berprofil dan permukaan seperti di perlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari cirri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencentakan bentuk khusus dengan bahan untuk melepaskan.

E. Chamfers Garis/ lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukan pada gambar-gambar arsitek saja.

Page 46: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

46

F. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent) Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan. Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima penyelesaian khusus dan atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.

G. Pekerjaan Sambungan Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakaan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempatkan yang tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran.

H. Pembersihan Untuk beton pada umumnya ( termasuk cetakan untuk permukaan terlindungi dari beton yang di cat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/ tempat dari bukaan pembersihan berdasarkan kepada persetujuan Direksi Lapangan. Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan. Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongannya beton ekspose dengan permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya disetujui oleh Direksi Lapangan. Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose, lokasi harus di setujui Direksi Lapangan. Perancah, batang-batang perkuatan penyangga cetakkan harus memadai sesuai dengan metode perancahan. Pemeriksaan perancahan sering harus dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang berturut-turut, segera untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan pekerjaan bila suatu perlemahan pergerakan terus menerus melampaui yang dimungkinkan dari peraturan. Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan pada tempat dimana beton ekspose akan dicor.

Page 47: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

47

Pemeriksaan cetakan; beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.

I. Penyisipan dan Perlengkapan Buatlah persediaan/ perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan disimpan dalam beton.

J. Dinding – dinding Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti diperlihatkan pada gambar-gambar . Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersiahn dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/ lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton kedalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding untukmenerima tepian dari lantai-lantai beton.

K. Waterstops Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubugan langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop. Letak posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan “Expandable Water Stop” berbahan dasar “ Bentonite Clay” ex. Fosroc atau yang setara.

L. Cetakan untuk Kolom Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada Bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.

M. Cetakan untuk Pelat dan Balok – balok Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, condouit dan sebagainya, Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar

N. Pembongkaran cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring) Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2 Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa menambah tegangan aatu tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hait-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak

Page 48: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

48

diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam secara umum pertahankan keutuhan dari desain. Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak. Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongakaran cetakan, topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancha kembali harus tetap tinggal ditempanya samapi beton mencapai criteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor. Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton tulangan menerus balok-balok deganbentang panjang (12m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk me”minum”kan lendutan akibat beban dari beton basah. Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton dan selama perlu unutk mencegah penurunan dari penunjng karena tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang mencukupi (>80%fc).

O. Pemakaian Ulang Cetakan Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan di buat kedap air, tidak boleh dipaki ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan lembaran-lembaran yang rusak. Plywood sebelum pemakaian ulang dari cekatan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/ kerusakan akibat lapisan dammar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan. Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan yang lepas atau rusak. Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalanya yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potongan-potongan yang identik. Cetakan tidak boleh dipakai ulang bil nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.

Page 49: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

49

Sehubugan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah.

P. Cetakan untuk Beton Prestress Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi renggangan-renggangan di dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan kekuatannya harus ditentukan sehubungan dengan pertimbangan dari perubahan-perubahan dalam distribusi tegangan bila penarikan dimulai.

Q. Pembongkaran dari cetakan untuk Pekerjaan Prestress Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanap menimbulkan getaran, dan hanya boleh di lakukan dibawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa sebelum pembongkran dari cetakan. Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton telah mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan tambahan beban terhadap beban yang direncanakan, perancah-perancah harus disediakan dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan. Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang boleh dibongkar 2(dua) lantai diatasnya selesai ditarik.

R. Hal Lain-lain Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke “Refferd to” ataupun tidak.

Dilarang menanamkan pipa didalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.

5. PEKERJAAN KEDAP AIR / WATERPROOFING 5.1 LINGKUP

PEKERJAAN Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan waterproofing pada permukaan plat beton atap, tempat daerah basah dan tanki penampungan air atau sesuai dengan gambar kerja

5.2 BAHAN 1. Standar Mutu Bahan

Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407. 2. Untuk plat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan

sebagainya menggunakan lembaran dari produk Awazseal, Sintaproof, Isobond, Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.

3. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan

kepadatan yang merata dan konstan. b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun

overlapping nanti. c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan. d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.

4. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai

Page 50: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

50

pabriknya. 5. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak

lembab, kering dan bersih. 6. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan - bahan yang

disimpannya, baik sebelum atau selama pelaksanaan. 7. Pengujian

a. Bila diperlukan kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya, kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-data teknis komposisi unsur material pembentuknya.

b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya : selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (aplikator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.

c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/ pengujian dengan melakukan penyemprotan langsung dengan air serta menggenanginya dengan air diatas permukaan yang diberi lapisan/ additive kedap air.

5.3 GAMBAR DETAIL

PELAKSANAAN/ SHOP DRAWING

1. Kontraktor wajib membuat shop-drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detail-detail khusus yang diperlukan pada saat pelaksanaan di lapangan.

2. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.

3. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan dari pengawas.

5.4 CONTOH

1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.

2. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.

3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

4. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontaktor mengadakan mock-up guna memperjelas usulan material yang diajukannya.

5.5 PELAKSANAAN a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus

bebas dari kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.

b. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan dengan screeding beton campuran 1:2 ditambahkan 0.5 kg/ m2 dengan semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya kontraktor melapor ke pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan.

c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketiggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk diisi dengan semen non shrink.

d. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen : campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2. Dicampur dengan bonding agent (additive) sehingga mencapai ketebalan

Page 51: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

51

minimum 3 mm. e. Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah

terbuka yang bersinggungan dengan air seperti atap dak beton. f. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan

untuk lalu lintas manusia, waterproofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras.

g. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti adanya kebocoran.

h. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama 2 (dua) tahun.

i. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan sesuai dengan “Metode Pelaksanaan” berdasarkan spesifikasi pabrik.

Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet maka diatasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing lainnya.

C PEKERJAAN ARSITEKTUR 1 PEMBERSIHAN/ PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN

1.1 PEMBERSIHAN

HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

b. Pelaksanaan Pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

1.2 PERMUKAAN ATAS

LANTAI (PEIL)

Semua ukuran ketingggian Galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain harus mengambil patokan dari peil kurang lebih 0.00 tersebut.

1.3 PAPAN BUNGA (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan Kelas IV) ukuran minimum 3/20cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atas.

b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas lapangan.

c. Bouwplank harus menunjukan ketinggian kurang lebih 0.00 dan as kolom/ dinding. Letak dan ketinggian permukaaan blouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung

2 PEKERJAAN TANAH 2.1 PEMBENTUKAN

PERMUKAAN TANAH (GRADING)

a. Sebelum pembangunan konstruksi, tanah halaman proyek dibentuk (levelling) menurut rencaan pengerukan dan pengurugan (cut and Fill) sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian permukaan seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading) dan pengerukan/ pengurugan (cut and fill) harus dilakukan dengan peralatan-peralatan yang memadai dan dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku.

Page 52: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

52

b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau didatangkan dari luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper dan timbris.

c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya harus dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top Soil) sedalam 20 cm, khususnya pada daerah bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya.

d. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan rumah sakit.

2.2 GALIAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi, poor, sloof,

saluran-saluran air dan lain-lain seperti ditunjukan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan maupun panjang dan lebarnya.

b. Parit-parit pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam keadaan kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa iar yang siap pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.

2.3 URUGAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk

pasangan pondasi dan peninggian untuk pembentukan tanah. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.

b. Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dengna air, sedang tnah yang terlalu basah harus dihampar agar cepat kering.

c. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/ pipa-pipa dan lain-lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.

2.4 BENDA-BENDA

YANG DITEMUKAN

a. Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung, terutama pada saat pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.

b. Jika ditemukan tulang belulang atau bekas kuburan pada saat pekerjaan tanah berlangsung, Kontraktor harus memberikan perlindungan secukupnya sampai pemberi tugas atau wakilnya mengadakan peninjauan. Hal-hal yang menyangkut pemindahannya dilaksanakan oleh Kontraktor dengan penunjuk tertulis dari pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas.

2.5 URUGAN PASIR

a) Urugan pasir dilaksanakan untuk dinding penahan tanah, pondasi

batu kali, urugan dibawah lantai kerja, saluran-saluran, bak-bak kontrol dan di bawah pasangan lantai bangunan.

b) Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan di siram dengan air. Ukuran dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat)

3 PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

3.1 KETERANGAN Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu

bata disusun ½ bata dan satu bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

3.2 BAHAN

a. Batu bata (bata merah) Batu merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5x10,5x22 cm yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat

Page 53: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

53

atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh disuatu daerah mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941 Kontraktor harus menunjukan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.

b. Adukan

Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 pc : 3 pasir untuk trassram. Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Nusantara, Gresik, Tiga Roda, atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi). Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan lagi.

c. Beton Bertulang

Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu: sloof, kolom praktis dan ring balok atau balok lantai. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ring balok) adalah 1 pc: 2 pasir : 3 kerikil. Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih , bebas dari tanah/ lumpur dan Zat-Zat organik lainnya. Kerikil/ split dari pecahan batu keras ukuran 1 – 2 cm, babas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.

3.3 PELAKSANAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketingggian yang di syaratkan seperti di tunjukan dalam gambar. a. Sloof, kolom praktis dan ringbalk

Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15x20 cm, kolom praktis 12x12 cm, ring balok dan balok lantai 12x12 cm. Kolom praktis dan ring balok diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15 cm. Bekisting terbuat dari kayu terentang/ kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik.

Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga tidak ada air adukan yan gkeluar. Bekisting baru boleh di bongkar setelah beton mengalami proses penggerasan.

b. Pasangan dinding bata

Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh. Tidak diperkenankan memasang batu bata:

1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/ buang air dan kebutuhan lain pekerja. Kualitas air yang di sediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

2. Yang ukurannya dari setengahnya 3. Lebih dari 1 (SATU) meter tingginya setiap hari di satu bagian

pemasangan.

Page 54: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

54

4. Pada waktu hujan ditempat yang tidak terlindung atap. 5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai kurang lebih

12m2 harus dipasang beton praktis (kolom dan ring balok).

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus. Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus di buat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupaun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk.

4 PEKERJAAN PLESTERAN

4.1 KETERANGAN

Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan dinding/ tembok bata dan adalah plesteran mencakup pembuatan dan pemasangnan plesteran dinding-dinding tembok bata dan bidang-bidang beton, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat tembokm kecuali disebutkan lain.

4.2 BAHAN

Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan yaitu: a. 1 pc : 3 pasir untuk permukaan beton, dinding transram atau daerah

basah dinding luar yang tidak tertutup atap. b. 1 : 2 dan sudut dinding c. 1 pc : 5 pasir untuk dinding bata bagian dalam gedung

semen pc yang dipakai adalah produk lokal yng terbaik (satu merek untuk seluruh pekerjaan)

4.3 PELAKSANAAN

a. Plesteran Dinding Bata

Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi dengan air, siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran minimum 1,5 cm dan maximum 2 cm. Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan kayu perata atau sekop baja. sudut-sudut dibuat serapi-rapinya dan menyiku. Sambungan dari plesteran-plesteran harus mulus dan lurus. Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan bahan pelindung yang cukup sesuai. Selama proses pengeringan, pelesteran harus disiran dengan air selama 7 (tujuh) hari terus menerus.

b. Plesteran Beton

Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilakn permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksud dalam gambar pelakanaan. Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan pekerjaan pendahuluan dengan urutan sebagai berikut:

- Permukaan di buat kasar dengan betel/ pahat beton

- Dibasahai dengan air

- Disapu air semen (pc) atau Bonding egent Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 pc : 2 ps yang diaduk secara benar-benar homogen.

Ketebalan plesteran adalah rata-rata 15 mm – 25 mm Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan semen (pc)

Page 55: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

55

Untuk beton bertemu dengan dinding, plesteran harus dilapisi kawat wiremesh minimal 30 cm sepanjang pertemuan, khususnya apabila permukaan dinding rata dengan permukaan beton.

c. Semua pasangan dinding bata harus diplester dan diaci kecuali

pasangan dinding bata yang tertanam di dalam tanah atau bawah lantai dasar cukup diplester dengan campuran 1 : 3 tanpa acian.

5 PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM 5.1 LINGKUP

PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan kusen pintu dan jendela, daun pintu dan daun jendela serta pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan profil alumunium, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

5.2 STANDAR/ RUJUKAN

a. Standar Nasional Indonesia (SNI) - SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur

b. British Standar (BS)

BS 5368 (Part 1) – Air Infiltration

BS 5368 (Part 2) – Water Infiltration

BS 5368 (Part 3) – Structural Performance c. American Society for Testing and Materials (ASTM)

ASTM B221M-91- Spesification for Alumunium – Alloy Extruded Bars, Rods, Wire Shape and Tubes.

ASTM E-283-Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain Wall.

ASTM E-330- Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall.

ASTM E-331- Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall.

d. American Architectural Manufactures Association (AAMA) - AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Alumunium.

e. Japanese Industrial Standard (JIS)

JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Alumunium Extrusi

JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk Alumunium f. Spesifikasi Teknis

Dimensi : 4” x 1 ¾ “ 2 dan 3” x 1 ¾ “ 2 Tebal Profil Alumunium : 1.50 mm Ultimate strength : 28.000 pci Yield Strength : 22.000 pci Shear Strength : 17.000 pci Anodizing ketebalan lapisan diseluruh permukaan alumunium

adalah 18 mikron dengan warna natural/ silver glose.

5.3 DESKRIPSI SISTEM

Kriteria Perencanaan : 53.1 Faktor Pengaman

Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian alumunium termasuk ketahanan kaca, memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan.

53.2 Modifikasi Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.

53.3 Pergerakan Karena Temperatur Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang tebuka, kaca pecah, sealant yang tidak merekat dan hal-hal lain.

Page 56: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

56

Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan ini.

53.4 Persyaratan Struktur Defleksi : AAMA = Defleksi yang diizinkan maksimum L / 175 atau 2 cm Beban Hidup : Pada bagian-bagian yang menerima hidup terutama pada waktu perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur dengan kemampuan menahan beban terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi kerusakan.

53.5 Kebocoran Udara ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/ hari pada setiap m’ unit panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.

53.6 Kebocoran Air ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk kedalam interior bangunan sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 L/m2/minimal.

5.3.1 PROSEDUR UMUM

a. Contoh Bahan dan Data Teknis

1. Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe alumunium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada Direksi Teknis untuk disetujui sebelum pengadaan bahan ke lokasi pekerjaan.

2. Contoh bahan produk alumunium harus di uji di laboratorium yang ditunjuk pengawas lapangan atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian.

Data-data ini harus meliputi pengujian untuk : Ketebalan lapisan Keseragaman warna Berat Karat Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100 kg/ m2 untuk

masing-masing tipe Ketahanan terhadap udara minimal 15 m3/ jam Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15 kg/ m2

3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab

kontraktor.

b. Gambar Detail Pelaksanaan 1. Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail,

pemasangan rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh kontraktor dan diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjan.

2. Semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjan dan ditunjukkan dalam gambar detail pelaksanaan.

3. Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan gambar kerja.

c. Pengiriman dan Penyimpanan.

1. Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai

Page 57: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

57

ketentuan gambar kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.

2. Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus ditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.

3. Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan plesteran, cat dan lainnya.

d. Garansi

Kontraktor harus memberikan kepada pemilik proyek, garansi tertulis yang meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya kontraktor.

5.3.2 BAHAN – BAHAN

a. Alumunium

1. Alumunium untuk kusen pintu/ jendela dan untuk daun pintu/ jendela adalah dari jenis alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM B221 M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized minimal 18 mikron yang diberi lapisan warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna sesuai skema warna yang ditentukan kemudian.

Tebal Profil minimal 1,35 mm, setaraf merk YKK dengan ukuran dan bentuk sesuai gambar kerja. Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis profil yang nanti disetujui.

2. Kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.

b. Alat Pengencang dan Aksesoris

1. Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan pemasangan kepala tertanam untuk mencegah reaksi elektronik antara alat pengencang dan komponen yang dikencangkan.

2. Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2 mm.

3. Penahan udara dari bahan vinyl. 4. Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat

c. Gasket

Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219 Bahan : EPDM Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca

d. Sealant Dinding (Tembok) Bahan : Single komponen Type : Silicon sealant

e. Screw

Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain-lain Bahan : Stainless Steel (SUS)

f. Joint Sealer

Sambungan antara profile horizontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat guna menutup celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan suara. Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212 Bahan : Butyl Rubber

Page 58: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

58

5.4 PELAKSANAAN KERJA

a. Fabrikasi 1. Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan

sebelum gambar detail pelaksanaan yang diserahkan kontraktor disetujui Direksi Teknis.

2. Semua komponen harus di fabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.

b. Pemasangan

1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Direksi Teknis sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.

2. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas kontruksi komponen-komponen bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam gambar kerja, sambungan sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterimanya.

3. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan. 4. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau

bingkai harus dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500 mm

5. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik lacquer film.

6. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah kerusakan komposisi alumunium

7. Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian alumunium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.

8. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.

9. Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan sebelum pelaksanaan anokdisasi.

10. Semua pekerjaan pembuat dan pemasangan kosen, pintu dan jendela alumunium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan dengan memperoleh persetujuan pengawas lapangan.

11. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela alumunium, boleh dibawa kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap pemasangan kosen, pintu dan jendela.

12. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun. 13. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing

(adu manis) halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.

14. Detail pertemuan kosen pintu dan jendela harus lurus dan rata serta bersih dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.

15. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta persyaratan teknis yang benar.

16. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi “sealant”.

17. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan sekrup kepala tanam galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.

18. Semua alumunim yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap dilindungi dengan “laquer film”.

Page 59: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

59

19. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran pengecatan dinding dan bila kosen; alumunium telah terpasang, maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh laquer film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.

20. Daun pintu besi pada shaf dan tangga darurat adalah menggunakan daun pintu tahan api (fire doors) minimal 120 menit produk BOSTINCO type T-205-NS atau yang setara, dengan teknik pemasangan yang sesuai dengan prosedur pabrik dan gambar rancangan pelaksanaan untuk pemasangan fire doors tersebut dilengkapi :

Hinge (engsel)

Handle and back plate

Kunci cylinder

Handle Anti Panic untuk pintu kebakaran

6 PEKERJAAN KACA

6.1 KETERANGAN

Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan jendela bovenlicth. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.

6.2 BAHAN

6.2.1. Kaca polos Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear

float glass yang datar dan ketebalannya merata tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe indoflot buatan Asahimas atau yang setara.

Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

6.2.2. Kaca Tahan Panas/ Tempered Glass. Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara dipanaskan sampai temperatur sekitar 7000 C dan kemudian didinginkan secara mendadak dengan semprotan udara secara merata pada kedudukan permukaannya, seperti tipe Temperlite dari Asahimas atau setara. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

6.2.3. Kaca Es Kaca es harus merupakan kaca jenis figured glass polos yang

datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan SII, seperti buatan Asahimas atau yang setara.

Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

6.2.4. Cermin Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat dan dari kualitas baik seperti Miralux dari Asahimas atau yang setara. Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

6.2.5. Neoprene/ Gasket Neoprene/ Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk

perlengkapan pemasangan kaca pada rangka alumunium. Dimensi Neoprene/ Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan

ketebalan kaca dan jenis profil alumunium yang digunakan.

6.3 PELAKSANAAN 6.3.1. Umum

Page 60: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

60

6.3.1.1 Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran yang medekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh kontraktor berdasarkan ukuran ditempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Direksi Teknis, bila dikehendaki lain.

6.3.1.2 Setiap kaca harus tetap ditempeli merk pabrik yang menyatakan tipe kaca, ketebalan kaca dan kualitas kaca.

Merk-merk tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis.

6.3.1.3 Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik. Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang pekerjaannya.

6.3.2 Pemasangan Kaca

6.3.2.1 Sela dan Toleransi Pemotongan. Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :

Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3 mm.

Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6 mm.

Kedalaman celah minimal 16 mm. Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca

adalah + 3 mm atau – 1,5 mm. Sela untuk gasket harus ditambahkan sesuai dengan

jenis gasket yang digunakan. 6.3.2.2 Persiapan Permukaan

Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat bergerak dengan baik.

Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.

Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk pabrik.

Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.

6.3.2.3 Neoprene/ Gasket dan Seal.

Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan Neoprene/ Gasket yang sesuai.

Neoprene/ Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan daun pintu dan jendela, kusen dengan dinding yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.

6.3.2.4 Pemasangan Cermin

Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop penutup stainless steel.

Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikan rupa sehingga cermin terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Page 61: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

61

6.3.2.5 Penggantian dan Pembersihan

Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih, tidak ada lagi merk perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.

Semua kaca retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh kontraktor tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

7 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI 7.1 KETERANGAN

Semua daun pintu dan jendela dipasangi alat penggantung dan kunci yang sesuai. Pekerjaan alat penggantung dan pengunci ini mencakup semua kegiatan pemasangan kunci dan alat-alat penggantung pada daun pintu dan jendela, meliputi pengadaan bahan, tenaga dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini. PROSEDUR UMUM

a. Contoh Contoh bahan beserta data teknis/ brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang akan dipakai harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum di bawa ke lokasi proyek.

b. Pengiriman dan Penyimpanan Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan asli dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan merknya.

c. Ketidaksesuaian Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang diakibatkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

7.2 BAHAN

a. Umum Semua bahan/ alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan pabrik yang dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%. Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.

b. Alat Penggantung dan Pengunci.

Rangka Bagian Dalam. 1. Umum Kunci untuk semua pintu luar dan dalam harus sama atau setara

dengan merk Griff Wilka atau HIS (type akan ditentukan kemudian).

2. Semua kunci harus terdiri dari :

Kunci tipe silinder dengan dua kali putar yang terbuat dari bahan kuningan atau Nikel Stainless Steel, dengan 3(tiga) buah anak kunci.

Hendel/ pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang terbuat dari bahan Stainless Steel dan finishing Stainless Steel Hair Line.

Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng stainless steel hair line dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi, kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt), lidah malam (dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk pegangan pintu dan dilengkapi strike plate.

Page 62: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

62

3. Engsel

Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium tipe ayun dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu berukuran 102 mm x 76 mm x 2 mm dengan ball bearings, seperti tipe 2302 buatan Wilka.

Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua jendela harus dari tipe friction stay 20”, seperti produk Wilka atau IHS, dari ukuran yang sesuai dengan ukuran berat jendela.

Engsel tipe kupu-kupu untuk jendela harus berukuran 76 mm x 64 mm x 2 mm seperti produk tipe 2301 buatan Wilka.

Ketentuan bahan dan finishing engsel adalah dari bahan Nikel Stainless Steel dengan finish stainless steel hair line.

4. Hak Angin Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu

seperti dari tipe Gracia 401 Wilka atau yang setara yang disetujui. 5. Pengunci Jendela Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel atau tipe friction stay

seperti tipe Gracia 119 Wilka atau yang setara. 6. Grendel Tanam/ Flush Bolt Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam atas

bawah yang sesuai atau setara dengan produk Wilka atau IHS, type 456/240 atau 6800/1 – 150/300

7. Penahan Pintu (Door Stop) Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan

dinding seperti tipe Wilka Art 728, pemasangan di lantai seperti atau setara dengan Wilka tipe Art 601.

8. Warna/ Lapisan Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna stainless steel

hair line, kecuali bila ditentukan lain.

7.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Umum

Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatannya.

Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapi pada tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.

Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan (dua) buah engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1(satu) buah alat pengunci yang memiliki pegangan.

Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel untuk pemasangan engsel ke kusen alumunium harus diberi closer dari kayu tebal minimum 3 cm x panjang kusen yang kuat dan dari kayu bermutu baik (kamper atau jati) yang dipasang dibalik atau didalam kusen alumunium.

Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder, hendel/ plat.

Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunkan pin yang bersatu dengan bingkai bawah pemegang pintu kaca.

Lubang untuk pemasangan kunci dan engsel harus dibuat persis dan tidak boleh longgar. Semua alat kunci harus dipasang dengan skrup secara lengkap.

Page 63: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

63

b. Pemasangan Pintu

Kunci pintu dipasang pada ketinggian 1000 mm dari lantai.

Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120 mm dari tepi atas daun pintu, dan engsel bawah berjarak maksimal 250 mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel tengah dipasang diantara kedua engsel tersebut.

Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat penutup muka dan plat kunci.

Pada pintu yang terdiri dari 2 (dua) daun pintu, sakah satunya harus dipasang slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dari dalam Gambar Kerja.

c. Pemasangan Jendela

Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.

Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.

Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar kerja dan setiap jendela harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.

d. Perlengkapan Lain 1. Door Closer : Eks Dorma atau GEZE 2. Gasket

Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :

Airtight : PEMKO S2/S3

Fireproof : PEMKO S88

Smokeproof : PEMKO S88

Soundproof : PEMKO 320 AN

Weatherproof : PEMKO S2/S3 3. Dust Strike

Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :

Type lantai/ threshold - Glynn Johnson. DP2

Untuk lantai marmer - Modrz 7053

Semua perlengkapan yang akan dipakai harus diberikan contohnya terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui bersama dengan Konsultan Perencana.

8 PEKERJAAN PASANGAN GLASSBLOCK 8.1 KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja, seperti yang tercantum dalam gambar, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Pekerjaan ini mencakup antara lain : a. Railing : tangga utama dan tangga darurat. b. American society for testing and materials (ASTM) c. American welding society (AWS) d. American Institute of Steel Construction (AISC) e. American National Standard Institute (ANSI) f. Standar nasional Indonesia (SNI)

SNI 03-1729-2002- tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung.

Page 64: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

64

8.2 BAHAN

Pipa railing untuk tangga darurat menggunakan pipa BSP ø 2” dan ø

1” di cat duco warna hijau tua. Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi

persyaratan ASTM A-36 Bahan – bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang dipasangkan dan yang paling cocok untuk maksud bersangkutan.

Railing tangga utama menggunakan pipa stainless stell ø 2” dan ø 1” bakrie atau yang setara.

Semua kelengkapan yan gperu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau RKS ini.

8.3 PELAKSANAAN

a) Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada

pengawas untuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk standard dalam pekerjaan ini.

b) Pengerjaan harus sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.

c) Pengerjaan di bengkel ataupun dilapangan harus mendapat persetujuan Pengawas. Semua pengelasan, keculai ditunjukan lain, haurs memakai las listrik. Tenaga kerja yang melakukan hal ini harus benar – benar ahli dalam berpengalaman.

d) Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keeling san lain-lain tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.

e) Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di punch.

f) Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, keculai ditentukan lain.

9 PEKERJAAN PELAPISAN DINDING 9.1 KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam maupun luar bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan RKS ini, meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan yang dilapisi keramik sesuai dengan gambar dan schedule finishing. Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum di buka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5 % dari keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada milik proyek.

9.2 BAHAN

a. Ubin keramik Keramik untuk pelapis dinding yang dipakai buatan dalam negeri

ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi ketentuan SNI (Roman atau asia tile), berukuran 20 X 20 cm untuk kamar mandi, ukuran 20X25 untuk pantry atau ditempat-tempat sesuai dengan gambar perencanaan. Bahan yang didatangkan harus disetujui oleh Pengawasan Lapangan.

Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

b. Batu Tempel Batu temple yang dipakai adalah ukuran 10X10 dan 20X20,

permukaan halus dari jenis batu candi. Batu yang ditempel harus dalam keadaan utuh, kondisi baik dan kuat tanpa ada cacat.

Page 65: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

65

Barang yang didatangkan harus disetujui oleh pengawas Lapangan. Warna akan ditentukan kemudian oleh konsultan perencana dan owner. Ukuran batu yang akan dipasang disesuaikan dengan gambar perencanaan.

c. Wallpaper/Vinylwallcovering Wallpaper yang dimaksud adalah dari jenis Vinylwallcovering.

Ketebalan adalah 0.75 mm. semua wallpaper harus lulus dari tes dari DIN 54004, dengan indek 1 = sangat jelek, 8=sangat bagus. Wallpaper harus tahan terhadap panas pada kurang lebih 70 C dan tidak berubah warna atau permukaannya. Tahan terhadap Zat kimia dan bahan kimia domestic kecuali bahan yang sangat agresif sifatnya, bias dicuci atau dilap basah(washable) dengan deterjen. Merk dan produk yang direkomendasikan adalah produk ex. Italy atau korea (top one, Oasis atau DID B-One atau yang setara)

9.3 PELAKSANAAN a. Pemasangan keramik

Pemasangan keramik dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk mengindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga/ dinding yang ada. Pemasangan keramik dinding dimulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik dinding agar direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air . Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh , baik permukaan dasar maupun di badan belakang keramik dinding yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata – rata yang dianjurkan adalah semen : pasir = 1 : 4, dengan ketebalan rata – rata 2,0 cm. lebar nat yang dianjurkan untuk dinding adalah 2 mm, dengan campuran pengisi nat (Grout) bahn khusus AM 50. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan mempertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik, dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5 % setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang di sebabkan proses pembakaran pada temperature tinggi , dapat terjadi perbedan warna dan ukuran , untuk ini periksa dan pastikan keramik dinding yang akan di pasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.

Plesteran dinding dan pasangan keramik harus benar-benar rata/lurus dalam satu bidang. Keramik dipasang secara teliti dan rapi. Pemotongan ubin keramik harus menggunakan alta pemotong khusus. Lebar dan kedalaman siar-siar harus sama (Maksimal 3 mm untuk dinding keramik dan 1 mm untuk dinding granit) dan siar harus membentuk garis-garis lurus. Siar-siar itu diisi dengan bahan pengisi warna (grout semen Warna), sesuai dengan petunjuk pengawas lapangan. Dinding keramik maupun granit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam Noda/kotoran yang melekat sehingga benar-benar bersih, warnanya tidak kusam.

b. Pemasangan border Keramik

Bahan yang terpasang harus dalam keadaan baik, utuh dan rapi. Untuk border keramik dipasang sesuai lebar keramik atau tepat diatas keramik dinding terpasang. Nat/siar harus lurus vertical atau horizontal dengan keramik ukuran 20 x 25 atau 20 x 20. setelah terpasang segera dibersihkan oleh tukang yang benar-benar terampil dan berpengalaman.

Page 66: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

66

c. Pemasangan Batu Tempel

Seperti halnya keramik, batu tempel dipasang dengan spasi 1 : 3 dipasang diagonal 45 rapat tanpa spasi atau sesuai gambar perencanaan. Setelah terpasang permukaan harus segera dibersihkan dari segala kotoran dan noda atau bekas semen yang menempel. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tukang yang terampil dan berpengalaman.

d. Pemasangan Vinyl Wall Covering

1. Tahap persiapan dinding

Sebelum pemasangan, pekerjaan cat di dinding / plafond, pekerjaan finishing melamik harus sudah selesai. Hal ini untuk menghindari rusak/ kotornya wallcover setelah pemasangan.

Area atau ruangan yang akan dipasang, harus mempunyai penerangan yang cukup.

Permukaan dinding harus halus, rata, kering bebas dari debu dan mempunyai warna dinding yang sama.

Dinding yang mudah menyerap harus dilapis ulang dengan campuran lem khusus vescom 1000 dan air dengan rasio 1 : 5 dengan menggunakan roller.

Dinding yang sudah dilapisi dengan lem vescom tersebut lalu didiamkan hingga mongering selama 5 jam.

Dinding yang mempunyai tingkatan penyerapan airnya sangat tinggi, harus di coumpond .

Lepaskan / bongkar wallcover yang lama lalu bersihkan dinding hingga tidak ada bekas – bekas yang menempel di dinding.

Dinding yang dilapisi cat harus dihaluskan / diamplas, kalau perlu tutup pori – pori yang timbul.

Jika dinding menggunakan plasterboard, chipboard dan plywood harus dilapisi dengan coumpound / cat dasar, tergantung dari kualitas dinding kayu tersebut.

Bekas ballpoint , minyak , crayon harus dihapus / ditutup dahulu.

Baut , skrup dan paku yang ada di permukaan dinding harus ditutup / dicompound.

2. Tahap pemasangan

Mulai dengan Nomor urut roll terbesar.

Buka roll wallcover secara berurutan.

Setiap memotong wallcover beri nomor urutan.

Gunakan waterpass / bandul untuk menarik garis lurus.

Pergunakan lem sesuai dengan tingkat penyerapan dinding

3. Lem Vescom 1000 untuk dinding yang menyerap Lem Vescom 3000 untuk dinding tidak menyerap 4. Usahakan membuat meja untuk pemotongan 5. Wallcover diberi lem dengan roller, untuk pojok dan tepi

dinding diberi lem dengan menggunakan kuas.

6. Pada area sambungan harus ditambah lem lagi

7. Merapikan harus dari atas ke bawah jangan kesamping.

Page 67: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

67

8. Pemotongan overlapdengan menggunakan double cutter.

9. Merapikan pemotongan dialasi dengan spatula.

10. Merapikan sambungan menggunakan roll khusus.

11. Membersihkan sisa – sisa lem denggan menggunakan sponge

basah yang bersih.

12. Sponge harus sering di cuci, dan air di ember harus sering diganti.

10. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI 10.1 KETERANGAN

Bagian ini mencangkup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi penyedian bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini. Pengiriman ubin kelokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan lebel/merk dagang yang utuh dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5 % dari keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada pemilik proyek.

10.2 BAHAN

a. Ubin keramik yang dipakai ukuran 40 x 40 cm type cutting, 10 x 20

cm, 20 x 20 cm, stainose anak tangga ukuran 5 x 20 atau 8 x 40. semua bahan buatan dalam negeri ( produk asia Tile atau Roman).

Corak dan warna ubin keramik akan ditetapkan kemudian oleh owner dan konsultan perencana.

b. Sebelum ubin keramik dan granit tile dibawa ketempat pekerjaan,

kontraktor harus menyerahkan contoh dan catalog/ persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat kepada pengawas untuk memperoleh persetujuan. Semua keramik dan granit tile yang akan di pakai harus berada dalam kotak aslinya. Ubin-ubin kramik yang dapat dipasang harus mulus dan bebas cacat.

10.3 PELAKSANAAN

a. Pemasangan Ubin keramik pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk

mengindari kerusakan akibat perjaan yang belum selesai. Permukaan lantai yang akan di pasang keramik haurs bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan/tangga/lantai yang ada. Pemasangan keramik lantai di mulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang rata air. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus putih, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata – rata yang di anjurkan adalah semen : pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata – rata 2 - 4cm. Lebar nat yang dianjurkan untuk lantai adalah 4 – 5 mm kecuali untuk keramik type cutting dan grant tile, dengan campuran pengisi nat ( grout) bahan khusus AM 50. bagi area yang luas dianjurakan untuk diberi expansion joint. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik dapat digunakan bahan pembersihan yang ada dipasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebkan proses pembakaran pada temperature tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai yang akan di pasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.

Page 68: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

68

b. Pemasangan Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi – rapinya oleh tukang

yang benar – benar ahli dan berpengalaman sesuai dengan petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.

10.4 FLOOR HARDENER

Floor hardener dilaksanakan khusus pada lantai ramp menggunakan produk fosroc atau setara. Sebelum penerapan floor hardener plat dasar beton harus disiapkan sedemikian rupa hingga memenuhi kondisi sebagai berikut:

Mempunyai kandungan semen 300 kg/m3

Rasio kandungan air maksimum 0,55

Slump test 7,5 – 10 cm

Tambahan semen yang disebarkan bairs demi baris lewat 10 – 15 cm dan difinish ratakan dengan trowel besi. Penyebaran bahan floor hardener dilakukan dalam dua tahap hingga total mencapai kepadatan mencapai 5 kg/m2 atau sesuai penunjuk dari produsen pembuatnya. Pemolesan dilaksanakan dengan trowel sebanyak tiga kali yaitu untuk menghilangkan perbedaan warna dan setelah permukaan mulai mengeras untuk meratakan permukaan hardener.

11 PEKERJAAN PENGECATAN 11.1 KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua yang berhubungan dan seharusnya dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan – bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah – tengah dan akhir. Yang di cat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

STANDAR / RUJUKAN

PUBB 1973 NI- 3

Steel structures Painting Council (SSPC)

Swedish standard institution (SIS)

British standard (BS)

Petunjuk Pelaksanaan dari Pabrik pembuat.

11.2 BAHAN

a. Umum Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas menujukan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat. Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan pegawas tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh pengawas lapangan. Pengawas lapangan berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan persetujuan. Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi mowilex, jotun atau ICI.

Page 69: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

69

b. Cat dasar

Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :

Water-based sealer untuk permukaan plesteran, baton, papan gypsum dan panel kalsium silikat

Mansonri sealer untuk permukaan plesteran yang akan menerima cat akhir berbahan dasar minyak

Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir berbahan dasar minyak

Solvent-based anti-corosive zinc chomate untuk permukaan besi baja

c. Under Coat

Under coat digunakan untuk permukaan besi/baja

d. Cat akhir Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau

setara :

Emulsion untuk permukaan interior plesteran, beton, papan gypsum dan panel kalsium silikat

Emulsion khusus untuk permukaan exterior plesteran, beton, papan gypsum dan panel kalsium silikat

High quality solvent-based high quality gloss finish untuk permukaan interior plesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.

Khusus untuk bagian luar yang tidak terlindung atap dipakai jenis weathershield

11.3 PELAKSANAAN

a. Pelaksanaan Pekerjaan Pembersihan, persiapan dan perawatan awal permukaan

Umum

Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan mesin, plat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilingdungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.

Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang tersebut

Permukaan yang dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan.

Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyalah diatas 380C

Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga debu dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.

Permukaan plesteran dan beton Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4 minggu untuk mongering diudara terbuka. Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan plesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.

Page 70: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

70

Permukaan plesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, Lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan- tetesan adukan. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi secara menyeluruh dan sergam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

1. Permukaan kayu Permukaan kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu gergajian, sisa pengamplasan serta kotoran lainnya, sebelum pelapisan cat dimulai.

2. Permukaan barang besi/baja

Besi/baja baru Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus dibersihakan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan pasir/sand blesting sesuai standar Sa21/2 Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih Sudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratan

Besi/baja dilapis dasar dipabrik/ bengkel Bahan dasar yang diaplikasikan dipabrik / bengkel harus dari merek yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari spesifikasi teknis ini. Barang besi/baja yang telah dilapisi dipabrik/bengkel harus dilindungi terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu, kotoran, minyak, gemuk. Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St2/SP-2, dan kemudian dicat kembali ( touch-up ) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan

Besi/baja lapis seng/galvanic. Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapis cat warna harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khusus yang diproduksi untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersihkan kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar

3. Selang waktu antara persiapan permukaan dan pengecatan

Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan, secepat mungkin setelah persiapan-persiapan diatas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan diatas.

Page 71: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

71

4. Pelaksanaan pengecatan Umum.

Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan lama dan textur

Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama.

Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/ lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan disekitarnya

Permukaan besi/ baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telas diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu

5. Proses pengecatan

Harus diberi selang waktu yang cukup diantara pengecatan berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.

Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal ( dalam keadaan cat kering ), sesuai ketentuan berikut : a. Permukaan interior plesteran, beton, gypsum, panel kalsium

silikat Cat dasar : 1 ( satu ) lapis water-based sealer Cat akhir : 2 ( dua ) lapisan emulsion b. Permukaan eksterior plesteran, beton, panel kelsium silikat Cat dasar : 1 ( satu ) lapis water-based sealer Cat akhir : 2 ( dua ) lapisan emulsion c. Permukaan Interior dan Eksterior Plesteran dengan Cat Akhir

Berbahan dasar Minyak Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss finish

d. Permukaan Kayu Cat Dasar : 1 (satu) lapis wood primer sealer

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss finish

e. Permukaan Besi/ Baja Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti corrosive zinc

chromate primer Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss finish

f. Pemasangan kembali barang-barang yang dilepas

Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

13 PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR

13.1 KETERANGAN Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan

seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.

13.2 BAHAN a) Closet WC dan Washtafel

Page 72: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

72

Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :

- Water Closet Duduk Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CW 660J/SW660J atau standard), lengkap dengan stop keran dan peralatan lainnya (warna standard).

- Washtafel Washtafel meja bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO Type L546/TL537, L830 V3 atau American Standart), lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard). Washtafel Pedestal setara TOTO type L 237V3/ L 237 F. Bahan porselen lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).

b) Sink Dapur (TOTO atau yang setara) c) Urinoir setara TOTO Type Moeslem d) Semua washtafel dan sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan

keran, siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan. e) Keran, Floor Drain, Dll.

- Keran Air (TOTO Type T-23B13V7N dan T30ARQ13N untuk Pantry dan R. Wudlu atau setara.

- Floor Drain (TOTO Type square flange TX 1B)

- Towel Bar (TOTO Type TX 5W atau setara)

- Sanitary Napkins/ Paper Holder (TOTO Type A850)

- Shower Spray (TOTO Type TB 19 CS V9N5 atau setara)

- Shop Horder (TOTO Type 858 atau setara)

f) Barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas bersama dengan konsultan perencana.

13.3 PELAKSANAAN

Pemasangan semua peralatan/ perlengkapan sanitair harus dilakukan oleh ahli pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi. a. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup

sambungan tidak diijinkan. Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji. Semua saluran ekspos keperlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapi sesuai dengan ketentuan gambar kerja dan Petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.

b. Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada meja/ kabinter seperti ditunjukkan dalam gambar kerja.

c. Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat ini berada 530 mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330 mm untuk anak-anak, atau sesuai petunjuk dalam gambar.

d. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat perlengkapan sanitasi atau sesuai persetujuan pengawas lapangan.

e. Pemasangan alat-alat sanitair lain. Kaca cermin dan tempat alat-alat pada washtafel harus dipasang sifat datar dan diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat sedikitpun. Floor Drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapi. Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 PC:2PS. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata dan sebidang dengan bidang lantai. Paper holder

Page 73: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

73

hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk.Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada pada bak airnya saja. Tinggi pemasangan pada dinding ± 100 cm diatas lantai.

14 PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP 14.1 RANGKA PENUTUP ATAP 14.1.1 LINGKUP

PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan spesifikasi teknis ini meliputi design, pengadaan, pabrikasi, perakitan dan pemasangan dari :

Sistem rangka atap

Reng

Ikatan Angin

Dan aksesories pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.

STANDAR/ RUJUKAN : a. Australian Standart :

AS 1163 – Structural Steel Hollow Sections

AS 1170 – Loading Code.

Part 1 : Dead and Live Loads and Load Combinations

Part 2 : Wind Loads

AS 1538 – Cold Formed Structures Code

AS 1554 – Structural Steel Welding Code

AS 4100 – Steel Structures Code

AS 1397 – Steel Sheet and Strip – Hot Dipped Zinc Coated and Aluminium/ Zinc Coated

AS 3566 – Self Drilling Screws for The Building and Construction Industries

AS 1650 – Hot Dipped Galvanized Coating on Ferrous Articles

AS 4600 – Cold Formed Code for Structural Steel b. Japanese Industrial Standard (JIS)

JIS G3302 – Hot Dipped Zinc Coated Steel Sheets and Coils. c. American Building Society (AWS)

AWS D1.1 – Structural Welding Code Steel

14.1.2 PROSEDUR UMUM 14.1.3 BAHAN-BAHAN

a. Lembaran Metal

Lembaran metal lapis seng/ galvazied harus memenuhi ketentuan SNI 07-0132-1987 dengan tebal lapisan seng minimal 220 g/m2 sesuai JIS G 3302-1994, seperti Lokform, sarana atau yang setara yang disetujui.

Lembaran metal lapis campuran seng atau aluminium harus memenuhi ketentuan AS 1397, dengan mutu baja 5500 kg/cm2, seperti Zincalume buatan Blie Scope Steel Indonesia.

b. Profil Rangka.

Profil rangka yang akan digunakan harus sesuai dengan standar profil rangka yang dibuat oleh pabrik pembuatan sistem rangka baja ringan.

Spesifikasi Material : 1. Kuda-kuda (Supra Frame)

Profil C Channel Main truss (C75,100) dan Web (C75,75)

Coating Zinc Aluminium

G550 high Tensile Steel

Thickness Main Truss (1,0 mm TCT) & Web (0,80 mm TCT)

2. Reng (Roof Batten)

Profil Top Span 40

Page 74: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

74

Coating Zinc Aluminium

G550 High Tensile Steel

Thickness 0,6 mm TCT

c. Manufacture/ Fabrikator Sesuai dengan ketentuan-ketentuan, manufaktur/ fabrikator sistem rangka baja ringan yang dapat memenuhi antara lain, tetapi tidak terbatas pada yang tersebut berikut :

Pryda Indonesia Pty. Ltd. Dengan produk Steelfast

PT. Blue Scope Lysaght Indonesia dengan produk Smartruss

PT. Jaindo Metal Industries dengan Produk Uni-frame

d. Aksesories Rangka Aksesories rangka baja ringan harus dibuat dari bahan dan penyelesaian yang sama dengan yang digunakan untuk bagian-bagian rangka baja ringan dan sesuai dengan persyaratan engineer dari pabrik pembuat rangka baja ringan, termasuk : 1. Angkur, Klip dan alat pengencang

Baja profil dan klip harus dilapisi seng dengan proses celup panas.

Baut angkur pasang ditempat dan tiang harus dari baut kepala segi enam dan tiang berbahan baja karbon, mur berbahan baja karbon, dan cincin plat. Semuanya harus berlapis seng dengan proses celup panas.

Angkur expansi harus di pabrikasi dari bahan tahan karat yang memiliki kemampuan menumpu, tanpa kegagalan, semua beban yang besarnya 5 (lima) kali lipat beban rencana.

Angkur type powder actuated harus merupakan sistem alat pengencang yang sesuai untuk aplikasi yang ditunjuk dalam gambar kerja, dipabrikasi dari bahan anti karat, dengan kemampuan menumpu, tanpa kegagalan, sebuah beban yang besarnya 10 kali lipat beban rencana.

Alat pengencang mekanikal harus berupa sekrup type self drilling, self threading steel drill yang memiliki lapisan anti karat.

Kawat las harus memenuhi ketentuan AWS A5.1-E70xx atau AS 1554

2. Bahan – bahan lainnya

Cat untuk perbaikan lapisan seng harus memenuhi ketentuan SSPC – Paint20 atai DOD-P-21035.

Adukan ence harus memenuhi ketentuan spesifikasi teknis 03600.

14.1.4 PELAKSANAAN

PEKERJAAN

a. Pabrikasi 1. Maksimal pabrikasi di pabrik pembuatan penyusunan/ perakitan

bagian sistem rangka baja ringan. Pabrikasi rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat sisi, sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan yang aman dan kuat dan seperti diuraikan berikut :

Pabrikasi rangka rakitan dalam cetakan/ pola.

Potong bagian rangka dengan gergaji atau gunting besar, bukan dengan api

Kencangkan bagian rangka baja ringan dengan baut, rivet atau skup sesuai rekomendasi engineer dari pabrik pembuat. Tidak diijinkan melakukan pengencangan dengan kawat.

Page 75: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

75

2. Beri penulangan, pengaku dan ikatan angin untuk menahan penanganan, pengiriman, dan tekanan pada saat pemasangan.

3. Pabrikasi setiap rakitan rangka metal dengan toleransi kesikuan maksimal 3 mm.

b. Pemasangan

1. Umum

Harus memenuhi persyaratan pabrikasi seperti disebutkan diatas.

Lengkapi dengan ikatan angin, balok diatas bidang bukaan dinding, siku-siku penulangan, pengakuh, aksesories dan alat pengencang yang sesuai dengan persyaratan enginer pabrik pembuat.

Pasang rangka baja ringan dan aksesories agar vertikal, tegak lurus empat sisi, sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan yang kencang.

Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila memungkinkan.

Lengkapi dengan ikatan angin sementara yang dibiarkan pada tempatnya sampai rangka baja ringan menjadi stabil sevara permanen.

Sambungan mulai harus dibuat terpisah dari rangka baja ringan dengan cara sesuai persyaratan. Do Not Bridge Building Expansion and Control Joints With Cold-Formed Metal Framing. Independently Frame Both Sides of Joints.

Pasang rangka baja ringan dalam batas variasi toleransi maksimal yang diijinkan dari vertikal, elevasi, dan garis yang telah ditentukan, 3 mm dalam 300 cmm (1:1000).

Bagian rangka baja individual harus ditempatkan maksimal ± 3 mm dari lokasi rencana. Kesalahan kumulatif tidak boleh dari persyaratan pengencangan minimal pelapis, penutup atau bahan penyelesaian lainnya.

2. Pemasangan panel dinding Prefab.

Bila ada penggunaan panel dinding prefab, panel dinding tersebut harus diangkur dan ditumpu dengan kuat dan aman.

c. Perbaikan Perlindungan

Persiapkan dan perbaiki lapisan seng yang rusak pada rangka baja ringan yang telah dipabrikasi dan dipasang dengan cat perbaikan lapisan seng yang sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.

14.2 PENUTUP ATAP 14.2.1 LINGKUP

PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan berikut, pemasangan penutup atap metal (square ribbed roof) dan perlengkapannya, seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. STANDAR/ RUJUKAN a. Australian Standard AS 1397-G550-AZ150 AS 3566 b. Standard Nasional Indonesia (SNI)

SNI 03-1588-1989

14.2.2 PROSEDUR UMUM a. Contoh Bahan Contoh dan brosur bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus diserahkan lebih dahulu kepada pengawas lapangan untuk diperiksa dan disetujui, sebelum pengadaan bahan-bahan kelokasi peoyek.

Page 76: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

76

b. Gambar Detail Pelaksanaan

Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada pengawas lapangan, gambar detail pelaksanaan yang mencakup ukuran-ukuran, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperksa dan disetujui.

c. Pengiriman dan penyimpanan

Bahan-bahan harus dikirim ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.

Bahan-bahan yang harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala kerusakan.

14.2.3 BAHAN-BAHAN

a. Umum

Semua bahan-bahan yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini harus seluruhnya dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Pengawas Lapangan.

b. Genteng Metal

1. Genteng Metal yang dipakai jenis metal roof dengan bebatuan buatan dalam negeri produk Rainbow, Arista atau yang setara berikut bubungannya dan flasingnya.

2. Pemasangan genteng metal sesuai standard yang disyaratkan oleh pabrik sesuai dengan jenis yang dipilih, warna akan ditentukan kemudian.

3. Sekrup galvanized dengan ring logam dan karet. 4. Sekrup baja harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh pabrikan

setara dengan ITW Buildex CTEKS 12-14x45 HGS 14.2.4 PELAKSANAAN

PEKERJAAN

a. Umum Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka baja, seperti kuda-kuda, ring, harus sudah terpasang dengan baik Penutup atap metal sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dahulu disesuaikan bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja. Jarak antara penutup atap metal harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat genteng metal yang digunakan.

b. Pemasangan

1. Pemasangan Pemasangan penutup atap metal dan kelengkapannya harus dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam gambar kerja.

2. Penutup atap metal berikut talang-talang (bila ditunjukkan

dalam gambar kerja) harus dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju keatas sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

14.3 PEKERJAAN INSULASI ATAP 14.3.1 KETERANGAN 1. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk

pekerjaan ini. 2. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerja insulasi penutup atap,

meliputi pemasangan multipleks, ROOFMESS dan aluminium foil.

14.3.2 BAHAN 1. Umum Semua bahan isolasi harus baru, bebas dari kerusakan dan dari kualitas terbaik, dari pabrik pembuat atau pemasok yang dikenal : ISOWOOL,dll.

Page 77: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

77

a) Glasswool

- Glasswool harus terdiri dari serat-serat kaca dan termoseting resin yang antara dan harus memiliki karakteristik sebagai berikut ;

- Ringan

- Nilai Pengantar panas maksimal 0.033 W/mK pada 1000C.

- Kepadatan minimal 24 Kg/M3

- Ketebalan 50 mm atau sesuai petunjuk dalam gambar kerja. Seperti Type PW5024 merek Polyfoil, INS-2450 merek Inspoil atau yang setara

b) Isolasi Peredam Suara

Isolasi Peredam suara harus dibuat dari bahan rockwool yang diikat dengan Phenolic Resin, dan memiliki karakteristik meinimal sebagai berikut ;

Ringan

Kepadatan minimal 80 kg/m3

Ketebalan 50 mm atau sesuai petunjuk dalam gambar kerja Seperti MG Felt Tombo atau setara.

c) Aluminium Foil

Aluminium foil harus memiliki karakteristik sesuai standar pabrik pembuatnya, antara lain sebagai berikut :

Jenis Double Sided terdiri dari 5 (lima) lapis laminasi yang terdiri dari 2 (dua) lapis aluminium foil, 1 (satu) lapis bitumen adhesive, 1 (satu) lapis kertas kraft dan 1 (satu) lapis bitumen adhesive yang diperkuat dengan pintalan serat kaca.

Daya pantul permukaan alauminium 95 %

Ketahanan terhadap bocor sesuai ASTM-D781

Berat nominal 200 gr/m2

Ketebalan nominal 0.20 mm Seperti insfoil 920 atau Harvifoil 314.

d) Pita perekat

Pita perekat untuk aluminium foil harus memiliki karakteristik sesuai standar dari pabrik pembuatnya, antara lain sebagai berikut ;

Tebal tanpa pelapis 80 mikron

Tebal dengan pelapis 135 mikron

Tingkat ketahan terhadap api memenuhi ketentuan BS 476 part 7 class 1 seperti Paratape eks Australia atau PPC No. 403F eks Selandia Baru atau setara.

e) Roofmesh

Roofmesh untuk menopang aluminium foil pada bagian bawah atap bangunan harus dari jaring kawat baja las lapis seng/ galbani celup panas dengan diameter minimal 1.5 mm yang diproduksi dengan sistem las titik pada setiap titik pertemuannya sehingga membentuk spasi 75 mm x 75 mm.

14.3.3 PELAKSANAAN

PEKERJAAN a. Umum

Semua isolasi bangunan harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat dan/ atau sesuai gambar kerja.

Isolasi bangunan antara lain harus harus dipasang pada tempat-tempat berikut:

Page 78: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

78

Semua ruang yang dikondidikan dan/ atau ruang lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai petunjuk pengawas lapangan.

Dibawah penutup atap seperti seperti ditunjukkan dalam gambar kerja.

Diruang diesel/ unit pembangkit listrik seperti ditunjukkan dalam gambar kerja.

b. Pemasangan

Isolasi bangunan harus dipasang lengkap dengan semua penyambung untuk mencegah ruang-ruang kosong.

Isolasi diatas langit-langit harus ditempatkan dalam posisi menyilang rangka langut-langit dengan bagian tepi-tepinya bertumpu untuk mencegah masuknya panas.

Kawat lapis seng/ Galbani 2 mm harus dikaitkan dan ditempatkan secara diagonal diatas isolasi pada langit-langit dalam modul yang memadai untuk mencegah isolasi tetap pada tempatnya.

Isolasi bangunan dibawah penutup atap berupa lembaran aluminium foil yang ditempatkan diatas roofmesh atau sesuai petunjuk gambar kerja. Semua tepi dan sambungan akhir harus diberi lewatan minimal sesuai rekomendasi dari pabrik pembuatnya, dan sambungan tersebut kemudian ditutup dengan pita perekat.

Isolasi peredam suara untuk ruang diesel/ unit pembangkit listrik harus dipasang sesuaii gambar detail pelaksanaan yang telah disetujui dengan tetap mengacu pada gambar kerja dan spesifikasi teknis ini.

15 PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT 15.1 KETERANGAN

1. Meliputi pengadaan bahan, tanaga kerja dan peralatan untuk

pekerjaan ini. 2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan saluran air hujan dan perkerasan

parkir dengan pavinf block dan grass block.

15.2 BAHAN 1. Bahan untuk saluran adalah gravel beton Dia. 20 cm beserta kansteen pengapitnya.

2. Paving Block 8x10x20 k-300 (setara produk diamond) 3. Grass block ukuran 30x60x10 4. Kansteen Ukuran 15x30x50

15.3 PELAKSANAAN 1. Pemasangan saluran gravel dan buis beton dengan memperhatikan kedalaman sampai titik akhir minimal kemiringan 1,5 %

2. Pada setiap sudut belokan dibuatkan bak kontrol 50x50 3. Posisi tepi dalam saluran tegak lurus dengan titik jatuhan air (ujung

genteng) 4. Pemasangan paving conblock harus dilakukan oleh tukang y6ang

terampil dan berpengalaman sebelum dipasang conblok, kontraktor harus memeriksa dulu lapisan dan permukaan pasir urug yang ada dibawahnya sudah rata, cukup baik dan padat, atau belum untuk landasan. Paving conclok dipasang berhimpitan tanpa spasi dengan membentuk pola sesuai gambar. Penggabungan dan pertemuan antara conblok dengan beton rabat harus dilaksanakan serapi-rapinya. Segala Noda dan kotoran bekas semen dan lain-lain harus segera dibersihkan.

5. Proses pemadatan dan perataan permukaan paving blok setelah ditata harus dengan alat stamper untuk mendapatkan permukaan yang rata dan betul-betul padat.

6. Semua aliran Drainage dialirkan ke riol kota dan saluran lingkungan tapak.

Page 79: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

79

D PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL 1 PERSYARATAN

UMUM Persyaratan umum dan persyaratan khusus, termasuk instruksi kepada peserta pelelangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini. Spesifikasi teknik ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalasi dan system.

a. Gambar-gambar

1. Gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik (penerangan dan stop kontak) untuk bangunan ini adalah gambar-gambar dengan kode EE serta disiplin lain yang disertakan ataupun sebagian gambar informasi.

2. Gambar-gambar dari disiplin lain yang relevan dengan pekerjaan ini seperti gambar-gambar arsitektur dan struktur, dan lain-lain dalam dokumen tender ini. Gambar-gambar disiplin lain tersebut diatas adalah untuk membantu kontraktor dalam mendapatkan gambar-gambar yang lebih jelas dari setiap jenis bahan dan pemasangannya, terutama untuk koordinasi pemasangan serta relasi antar pekerjaan.

Gambar-gambar atau informasi-informasi lain yang diperlukan namun tidak disertakan dalam dokumen ini, maka menjadi tanggung jawab kontraktor untuk menanyakannya ataupun mencari informasi tersebut untuk kelengkapan dan kesempurnaan instalasi yang akan dipasangnya.

3. Kontraktor wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan, ketidakcocokan baik dari segi besar-besaran listrik, fisik, maupun pemasangan dan lain-lain. Hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan tender/ Aanwijzing.

4. Sebelum pekerjaan selesai seluruhnya ataupun secara bertahap, pemborong wajib menyerahkan kepada Direksi Pengawas 6 (enam) set gambar yang disebut “As Built Drawing” yaitu gambar dari semua material dan instalasi dalam scope ini yang terpasang, dan disesuaikan dengan plafond bangunan.

b. Standard/ Aturan

Material ataupun pengerjaan instalasi listrik, dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan pokok yang disebutkan pada : 1. PUIL 2000, SPLN 2. Peraturan Keselamatan Kerja 3. Aturan-aturan lain seperti : NFPA,NEC, VDE/DIN, dan IEC juga

menjadi pegangan sesuai persyaratan instalasi dan kondisi ruangan.

c. Daftar Material

Waktu mengajukan penawaran, Kontraktor harus menyertakan/ melampirkan “Daftar Material” yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek ini dan semua yang sesuai dengan spesifikasi. Dalam Daftar Material ini harus disebut pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/ katalog. Daftar Material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah mengikat. Apabila tidak menyerahkan daftar material tersebut atau mengajukan yang tidak lengkap maka hal ini selain mempengaruhi penilaian, juga tidak lepas dari kewajiban untuk menyesesuaikan dengan spesifikasi teknis serta untuk itu Direksi Lapangan dapat dan akan menentukan sendiri kemudian atas resiko kontraktor.

Page 80: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

80

1. Nama Pabrik/ Merk yang ditentukan.

Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/ merk dari suatu jenis bahan, maka kontraktor wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Direksi Lapangan akan menentukan merek lain dengan spesifikasi teknik yang sama.

2. Contoh Bahan

Untuk bahan yang disebutkan dibawah ini, Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahannya sebelum pemasangan kepada Direksi Teknis untuk disetujui. Apabila dianggap perlu oleh Direksi Teknis dan hal ini memungkinkan, maka kontraktor wajib memperlihatkan contoh material yang lain apabila diminta. Penolakan atas contoh-contoh tersebut diatas Kontraktor harus mengganti dan memperlihatkan yang sesuai spesifikasi dan disetujui. Kualitas listrik/ teknis, merk/ pabrik, besar fisik dan kualitas estetika, dari contoh material/ bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat. Pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya kontraktor, contoh bahan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan tidah lebih dari 30 (tiga puluh) hari kalender setelah penunjukan. Contoh bahan-bahan yang harus diserahkan adalah :

Untuk instalasi semua panel dan isian panel seperti MCCB, MINI CB, ELCB.

Kabel-kabel, cable gland, stop kontak, saklar, fixtures, lampu, doos, conduit dan lain-lain.

Apabila Kontraktor sudah menentukan suatu merk dan type dan sudah mengajukan pada penawaran lelang maka berarti material tersebut dalam kurun waktu selama proyek ini berjalan sudah pasti dapat diperoleh. Untuk itu perlu pengecekan terlebih dahulu ke pasar/ agen oleh Kontraktor.

3. Pemasangan Material dan Schedule Untuk menjamin material sesuai dengan apa yang ditawarkan

dan terhadap schedule proyek, maka Direksi Teknis berhak untuk memeriksa/ mengecek pemesanan material dengan demikian dapat dicegah keterlambatan karena belum dipesannya material-material tertentu.

4. Pembebasan terhadap Tuntutan. Untuk segala tuntutan terhadap penggunaan bahan, sistem dan

lain-lain yang menyangkut pekerjaan ini seperti hak patent dan lain-lain, maka Direksi Lapangan selalu bebas terhadap hal tersebut dan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5. Pas Instalatir Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang

mempunyai Pas Instalatir PLN Kelas C untuk takwim 2001-2002. Pemilik/ Penanggung jawab pas instalatir haruslah atas nama perusahaan/ Kontraktor tersebut serta orang yang disebut pada Pas Instalatir ini adalah betul-betul nantinya orang yang bertanggung jawab pada instalatir yang dipasang.

Page 81: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

81

Pas Instalatir ini serta surat-surat ijin PLN lainnya yang ada harus disertakan pada waktu penawaran.

6. Klausal yang Disebutkan Kembali. Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/

bab/ gambar yang lain, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi malah untuk menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan/ atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

7. Konflik Pelaksanaan Apabila terhadap konflik teknis pengadaan dan pengerjaan

dari pada masing-masing instalasi, ataupun dengan macam instalasi lain yang tidak digambarkan/ diinformasikan pada gambar Tender dan baru muncul pada waktu pelaksanaan, maka kewajiban Kontraktor untuk mengajukan jalan keluarnya ataupun mengerjakan jalan keluar yang disarankan oleh Direksi Teknis. Untuk hal inilah maka sebelum penjelasan Tender semua gambar, spesifikasi teknis dengan segala kaitan serta konsekuensinya harus dipelajari dengan teliti.

8. Perbaikan Semua akibat dari pekerjaan instalasi listrik, berupa kerusakan

atau sisa-sisa harus dirapikan kembali. Sisa-sisa bahan atau bekas bongkaran harus dibuang ketempat yang ditentukan oleh Direksi Teknis.

9. Brosur/ Katalog Untuk semua material yang digunakan maka Kontraktor harus

melampirkan brosur/ katalog pada waktu penawaran lelang dan hal ini adalah mengikat. Dalam brosur itu harus dijelaskan type, rating dari pada bahan tersebut.

10. Shop Drawing

Untuk semua macam pekerjaan baik material/ komponen maupun pekerjaannya. Kontraktor wajib memasukkan ‘shop drawing’ sebelum pemasangan kepada Direksi Teknis untuk diperiksa bersama Perencana.

‘Shop drawing’ yaitu merupakan penggambaran yang lebih teliti daripada setiap komponen dan disampaikan sebanyak 3 (tiga) set, kecuali disebutkan lain oleh Direksi Teknis.

11. Pengujian Untuk pekerjaan instalasi ini maka Kontraktor harus

melaksanakan : Pengetesan terhadap instalasi ‘Keur’ (instalasi penerangan dan daya). Keur ini harus dilakukan sesuai aturan dan prosedur PLN atas biaya Kontraktor dan hasilnya harus diserahkan ke Direksi Lapangan.

12. Trial Run dari seluruh instalasi yang terpasang dimana pelaksanaannya menjadi tanggungan Kontraktor termasuk penyediaan daya listrik dan sarana peralatan untuk pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan jalan dibebani (kalau hal ini dimungkinkan) atau dioperasikan.

Page 82: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

82

PEKERJAAN INSTALASI a. Lingkup Pekerjaan

Yang diartikan dalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari pengadaan, pemasangan, pengujian, percobaan dan pemeliharaan, seluruh sistem instalasi yang tertulis didalam spesifikasi teknis dan gambar dokumen lelang. Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan, serta accessories yang mungkin secara detail tidak tergambarkan/ tidak terspesifikasikan dengan sempurna, namun merupakan kompunen dari instalasi ini sebagai sesuatu sistem, untuk bekerja/ beroperasinya dengan sempurna dan baik. Paket pekerjaan ini diperinci secara umum meliputi antara lain : Pengadaan dan pemasangan fixtures lampu lengkap berikut accessories (sesuai gambar).

Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak lengkap (kabel-kabel) accessories terpasang (sesuai gambar).

Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak lengkap accessories terpasang (sesuai gambar).

Pengadaan dan pemasangan panel penerangan, panel daya, dan sistem grounding lengkap accessories terpasang LP-A/EA, LP-B/EB, PP-F, PP-G.

Pengadaan dan pemasangan sarana penunjang, seperti saklar, conduit, dan alat bantu accessories lain-lain, untuk bekerjanya/ beroperasinya sistem instalasi penerangan dan daya dengan sempurna dan baik.

Melakukan pengujian, trial run dan masa pemeliharaan.

Ijin Depnaker.

b. Panel Board 1. Konstruksi

Semua panel dibuat dalam ukuran modul dari bahan plat besi. Bagian dalam panel disesuaikan kebutuhan masing-masing seperti tertera pada gambar.

Semua peralatan diikat/ dipasang pada rail di dalam modul panel, yang disesuaikan dengan kebutuhan jumlah peralatan yang akan dipasang.

Panel harus memenuhi standard IP.31/ IP.40 type Plus Mounting atau Wall Mounting.

2. Tutup/ Cover

Dinding Seluruh panel dalam bentuk modul dilengkapi dengan dinding penutup dari bahan plat besi. Dinding penutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap sudut/ siku harus benar-benar 90 derajat.

Ventilasi Pada dinding bagian depan/ samping kiri kanan harus dilengkapi lubang-lubang untuk ventilasi. Pada bagian dalam dinding yang diberi lubang ventilasi ini harus diberi lagi tambahan dinding yang diberi lubang punch pada daerah lubang ventilasi. Hal ini untuk menjaga barang-barang asing masuk atau ditusukkan ke lubang ventilasi dan langsung menyentuh bagian-bagian yang bertegangan dari peralatan panel.

Page 83: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

83

Pintu Pada bagian depan dari panel disesuaikan dengan gambar, harus ditutup dengan pintu yang rapi. Pintu tersebut harus dari pelat besi dengan diberi rangka penguat sedemikian rupa, sehingga dalam keadaan tertutup ataupun terbuka tetap dapat dipertahankan bentuk yang kokoh dari pintu tersebut. Rangka khusus untuk pintu tidak mutlak diharuskan, asal disesuaikan dengan ukuran pintu, maka pada pinggiran pintu dilakukan penekukan yang memadai. Kalau panel menggunakan pintu, maka semua komponen/ aparatus harus terletak didalam dan ditutup dengan cover plat yang diberi lubang untuk segel, kecuali lampu indikator pilot lamp harus dapat dibaca sekalipun pintu dalam keadaan tertutup.

Engsel dan Kunci Pintu. Engsel harus kuat dan tidak menonjol dan harus diusahakan tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu adalah dari bahan yang diberi lapis ‘Vernikel’ dan dilengkapi dengan kunci merk YALE atau setaraf.

Cat Panel seluruhnya harus diberi cat dasar/ primer coat dan diberi pelapis cat akhir disesuaikan dengan warna box panel.

c. Rel/ Busbar

Rel harus dari bahan tembaga dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus bahan terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL. Semua rel harus di cat dan dipegang oleh bahan isolator/ busbar support di dalam distribution box.

Semua panjang busbar panel minimal sesuai dengan lebar panel. 1. Terminal dan mur baut

Semua terminal harus diberi lapis tembaga (vertin) dan disekrup dengan menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang vernikel (stainless) dengan ring tembaga. Ring tersebut haruslah dari jenis yang bergigi arah dalamnya.

2. Pengetanahan/ Grounding Panel harus dilengkapi dengan busbar atau terminal pengetanahan (grounding) dari bahan tembaga dan diberi cat ‘kuning-hijau’ kecuali untuk tempat-tempat terminal seperti tersebut pada butir diatas. Bagian panel dari metal harus dihubung secara elektris dengan rel pentanahan dan ditanahkan melalui elektroda pengentanahan atau cara pengentanahan lainnya.

3. Rangka Pemegang Panel harus dilengkapi dengan dudukan baik itu berupa rangka besi atau dudukan lainnya yang sesuai dan disetujui.

Page 84: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

84

4. Peralatan Listrik Semua peralatan listrik di panel harus dari kelas tegangan (rated voltage) minimal 600 volt, 50 Hz kecuali disebutkan khusus tertentu. a. Moulded Case Circuit Breaker Rated Voltage 500

volt/AC, dilengkapi dengan magnetic dan terminal tripping device, adjustable ampere tripping, rated breaking capacity minimal 10 KA, 50 KA.

b. Penggunaan Miniature Circuit Breaker (MCB), Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) with rated fault current 30 mA, dari type yang mempunyai ‘instantaneous tripping value’ sebesar 12 (dua belas) kali arus In (model G breakers), Rated voltage 380 volt AC, 50 Hz, dan rated coil 220 volt AC.

c. Peralatan meter dipasang pada panel cabang seperti yang tertera pada gambar. Meter-meter adalah dari type “Moving Iron Vane Type” khusus untuk panel dengan scale sircular, flush/ semi flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96 x 96 mm, dengan skala linier dan ketelitian 1,5%. Posisi selector switch harus ditandai dengan jelas.

d. Setiap panel harus dipasang lampu indikator (untuk setiap phasa R, S, T)

e. Untuk setiap panel harus disediakan MCB/ MCCB/ ELCB cadangan sebanyak yang tertera pada gambar dan diberi tanda pengenal.

5. Jalan Kabel Untuk panel-panel arah kabel incoming dari bawah dan outgoing arahnya dari atas. Untuk keluarnya kabel-kabel ini dimana kabel-kabel ini akan langsung masuk disiapkan lubang serta ‘compressinable gland’ untuk setiap kabel/ konduitnya. Kabel dari panel langsung naik kearah plafond/ ceiling. Jalan incoming feeder/ kabel seluruhnya melalui dinding/ dibawah lantai dan dimasukkan kedalam pipa.

6. Tanda-tanda/ label-label Untuk setiap CB/ switch maka didekatnya secara jelas harus dipasang tanda/ label dimana tertera arah, tujuan keluar atau masuk kabel yang dilayani oleh CB/ switch tersebut. Tanda label ini terbuat dari bahan ebonit hitam ukuran 60 x 30 x 40 mm atau ukuran lain yang memadai dengan tulisan berwarna putih yang tertulis secara Punch.

d. Fixture

1. Flourescent Lamp Armature

Dari bahan pelat baja ketebalan minimal 0,7 mm. Semua komponen listrik berada didalam (built in) lengkap dengan reflector. Seluruh rumahan harus dilapisi cat dasar serta diberi lapisan cat akhir berwarna abu-abu kecuali bagian dalam dari reflector berwarna putih. Pengecatan dengan cara ‘stove enamelled (bake enamelled/ cat bakar) Armature harus lengkap dengan rangka dudukan.

Type Armature

Page 85: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

85

TL 1 x 18 W Type Balk

TL 4 x 18 W Recessed Mounted

TL 2 x 36 W Recessed Mounted

Lampu Pijar 60 W GLS (Ping Pong)

TL 2 x 18 W Surface Mounted

TL – E 20 w Type Baret Persegi

PLE – T 15 W Type Baret

Down Light PLE – T 20 W Type R M

Lampu Pijar 40 W

Exit Lamp

Lampu/ Fluorescent Tube “TL” standart type fluorescent lamp, untuk lampu-lampu seluruh bangunan. Fluorescent Tube dengan type warna ‘white’ atau No. 33 PHILIPS.

Ballast Leak proof, temperature kerja randah, noisless, balllast dengan rumahan dari bahan polyster. Rated volatage 220 volt rugi rugi losses ballast tidak lebih besar dari 1 x 36 watt, losses max. 11 watt, 1 x 18 watt losses max. 6 watt dan TL 1 x 10 watt losses max. 3 watt. Ballast harus dilengkapi dengan Connection Terminal.

2. Kapasitor

Untuk semua lampu-lampu fluorescent disyaratkan bahwa ‘power factor’ harus mencapai paling kurang 0,85. Cara-cara Power Factor Improvement ataupun dengan penggunaan kapasitor, rated voltage 220 volt. Sebagai pegangan dapat disebutkan disini secara kasar sebagai berikut : 1 x 36 watt, kapasitor 5 mikro farad dan 1 x 18 watt, kapasitor 3,5 mikro farad, manjadi kewajiban Kontraktor/ Supplier untuk menambah kapasitas kapasitor apabila tidak tercapai power factor sebesar 0,85.

3. Lamp Holder dan Sockets Rating lock lamp holder type dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan dengan rumahan yang digunakan.

4. Type Stop Kontak & Saklar

Stop Kontak inbow, satu phasa, 220 v, 50 Hz, 6 A, lengkap box dan accessories.

Saklar hotel, saklar tunggal dan ganda inbow, 16 A, lengkap box dan accessories.

Saklar group/ grid saklar inbow lengkap isian saklar tunggal, 10 A, lengkap box dan accessories.

Seluruh stop kontak dilengkapi safety plug.

5. Pendukung Fixture Semua fixture disini telah diartikan lengkap dengan penggantung/ pengikat lubang lampu pada plafond yang harus disupply oleh Kontraktor.

e. Instalasi Umum 1. Instalasi umum menggunakan kabel NYM, NYY, NYFGBY,

Page 86: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

86

kecuali disebutkan lain pada spesifikasi ini. 2. Semua kabel yang masuk/ keluar panel mulai dari lantai

sampai pada ketinggian fixtures harus dimasukkan kedalam conduit yang sesuai.

3. Konduit/ kabel harus diklem dengan rapi pada plafond setiap jarak 1 (satu) meter kecuali disebutkan lain pada spesifikasi gambar.

4. Setiap pipa/ konduit dan jalan masuk kabel ke panel/ terminal box/ doos/ fixture dan semacamnya untuk mencegah luka pada isolasi kabel sewaktu-waktu tertarik/ ditarik.

5. Ukuran terkecil kabel listrik adalah penampang tembaga 2,5 mm2.

6. Setiap pencabangan atau sambungan instalasi haruslah dipergunakan lasdop atau cara tutup lainnya, seperti ‘connection cap’ sedemikian rupa sehingga aman cara instalasinya.

7. Untuk suatu instalasi tiga phasa maka didalam cara instalasinya warna-warna fasa dari kabel haruslah konsisten dari awal.

8. Instalasi penerangan, stop kontak dan saklar. Didalam bangunan pada umumnya adalah general

lighting berupa lampu-lampu atau armature dipasang recessed mounted pada plafond/ ceilling dan dak beton.

Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk (inbow) kecuali disebutkan lain.

Saklar/ on-off pada lampu-lampu penerangan dilakukan pada tempat tersendiri dan dipasang pada ketinggian 150 Direksi Teknis dari permukaan lantai, khusus untuk daerah lembab harus dari jenis Water Ditcht (WD).

Stop kontak dinding dipasang pada ketinggian 30

Direksi Teknis dari permukaan lantai. Supply listrik untuk penerangan dan stop kontak

dilayani secara terpisah dari sistem daya melalui panel listrik yang segi pelayanannya terbagi dua panel.

Untuk pencabangan kabel-kabel harus menggunakan Duodoos atau Teedoos dari bahan metal.

9. Kabel

Kabel tegangan menengah dengan tegangan kerja 20KV, harus terdiri dari penghantar/ konduktor tembaga, pelindung penghantar, isolasi XLPE, pelindung isolasi, pita tembaga, pita polyester dan selubung PVC, yang memenuhi ketentuan IEC 502 dan SPLN 43-5, dan dari tipe N2XSY, buatan kabelindo, supreme, tranka atau kabel metal, dengan ukuran yang sesuai ketentuan gambar kerja.

Kabel-kabel feeder untuk penamaan langsung pada 600V/1KV atau lebih rendah, harus dari tipe NYFGbY (SNI 04-2700-1992), dengan ukuran yang sesuai ketentuan gambar kerja.

Kecuali di tentukan lain dalam Gambar kerja, kabel daya dan penerangan yang di pasang di dalam conduit untuk tegangan kerja 600V/1kV atau lebih rendah, harus dari tipe NYY (SNI 04-2701-1992) atau NYM (SNI 04-2699-1992)

Page 87: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

87

Kecuali ditentukan lain, standar warna kabel yang di gunakan adalah sebagai berikut:

Alat penyambung kabel/ mof harus dari merek yang dikenal atau dari jenis yang sesuai dengan tipe kabel yang akan di sambung.

Netral : Biru

Ground : Hijau – Kuning Fasa : Merah, Hitam, kuning

10. Konduit

Konduit untuk kabel-kabel yang menuju stop kontak, saklar, titik lampu dan peralatan harus terbuat dari pipa high impact uPVC tipe high impact yang memenuhi standar BS 6099, dengan diameter sesuai petunjuk Gambar kerja. Kabel yang di tanam dalam tanah, di bawah atau melintang jalan dan perkerasan harus di tempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa baja lapis galvanis kelas medium standar SNI 07-0039-1987 atau pipa PVC kelas 8kg/ Direksi Teknis yang memenuhi standar SNI 06-0084-1987, dengan diameter sesuai Gambar Kerja. Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang memenuhi standar BS 4607, digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk dalam Gambar kerja. Konduit fleksibel ini harus tahan cuaca, panas, tidak mudah pecah, serta kedap air dan debu.

11. Rak kabel Rak kabel harus terbuat dari baja lembaran berlubang lapis seng/ galvanis, dengan tipe, bentuk dan dimensi sesuai Gambar kerja.

12. Soket dan Saklar

Stop kontak, baik tipe tunggal maupun ganda, dengan kontak pembumian di sisi-sisinya, harus dari tipe pemasangan terbenam (lengkap dengan kotak) dan harus memenuhi standar CEE7

Kapasitas minimal stop kontak adalah 250v 16A, tipe tunggal dan ganda.

Stop kontak yang dipasang pada ketinggian sesuai petunjuk dalam Gambar kerja.

Saklar, baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe pemasangan terbenam (lengkap dengan kotak), dengan kapasitas minimal 10A dan harus memenuhi standar BS3676.

Saklar dipasang antara 120-150 Direksi Teknis di atas permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar kerja.

Stop kontak dan tusuk kontak untuk peralatan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan.

Kecuali ditentukan lain, semua stop kontak, saklar grid harus berwarna putih.

13. Instalasi Dalam Bangunan

Pembengkokan dan pengukuran harus seragam dan simetris tanpa memipihkan atau merusak permukaan konduit. Pembengkokan harus dibuat dengan alat dan

Page 88: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

88

perlengkapan standar yang dibuat khusus untuk maksud tersebut. Jari-jari pembengkokan konduit minimal 15 (lima belas) kali diameter konduit.

Sistem konduit harus diadakan dan dipasang sesuai ketentuan Gambar kerja. Sistem ini harus menghubungkan semua kotak keluaran (termasuk soket dan saklar), kotak penghubung, perlengkapan penerangan, panel dan lainnya seperti ditunjukan dalam Gambar kerja.

Jalur konduit harus terpasang sesuai dalam ketentuan Gambar kerja.

Konduit harus Vertikal, horisontal atau sejajar dengan garis struktur. Semua konduit horisontal harus diarahkan kearah konduit vertikal untuk dihubungkan.

Semua konduit yang dipasang di bawah lantai harus terdiri dari pipa PVC seperti ditunjukan dalam Gambar kerja.

Konduit yang dipasang di bawah lantai harus memiliki penutup minimal 50mm

Penyambungan kabel harus diusahakan seminimal mungkin

Semua sambungan harus dibuat dengan junction box atau kotak terminal yang disetujui.

Hubungan kabel pada terminal busbar panel harus menggunakan sepatu kabel.

14. Sistem Pentanahan

Instalasi sistem pengetanahan dalam paket ini adalah untuk sistem pengetanahan pengamanan yang dihubungkan ke panel.

Elektroda konduktor pengetanahan. Pipa galvanized diameter 1 inchi dengan copper BSC

seperti tertera pada gambar dan tahanan pengetanahan tidak boleh lebih dari 3(tiga) ohm.

Sambungan sekrup/baut, klem. Keculai disebutkan lain, semua sambungan harus

dengan cara jepitan dengan baut. Bahan-bahan jepitan/ klem/ mur-baut harus dari bahan yang mempunyai konduktifitas arus yang baik dan telah di proses untuk tahan korosi /oksidasi, tidak akan melar (is not likely to stretch) setelah di beri cast bronce, brase, plain atau melable iron

Aturan- aturan Bila tidak disebutkan lain pada spesifikasi teknik ini

ataupun pada gambar maka hal-hal khusus lainnya mengenai sistem dan cara pengetanahan harus dilakukan mengikuti aturan PUIL – 1987, NEC atau NFPA

f. Persyaratan Bahan / Material

Umum Persyaratan bahan

Semua material yang disupply dan dipasang oleh pemborong harus baru dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis dan tanah korosif. Material-material harus dari produk dengan kualitas baik dan merupakan produksi terbaru. Untuk material-material yang di sebut dibawah ini, maka pemborong harus menjamin bahwa barang tersebut adalah

Page 89: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

89

baik dan baru dengan jalan menunjukan surat order Pengiriman Barang tersebut dari Dealer/ Agen/ Pabrik apabila dimungkinkan. Peralatan panel: MCCB, MCB,ELCB,Contactor,fuse, indikator. Peralatan lampu : Armature, bola lampu, balasst, kapasitor,starter, reflector dan lain-lain. Kabel

Daftar material

Untuk semua material yang ditawarkan meka kontraktor wajib mengisi Daftar Material yang menyebutkan merk, tipe dan kelas lengkap dengan brosur/ katalog yang dilampirkan pada waktu lelang. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produk pabrik atau assembling. Semua pokok-pokok harus diisi terutama merk dan type, apabila ada pokok dalam tabel ini yang taka dapat atau sulit diisi, namun perlu diketahui bahwa pengisian tabel ini ikut menjadi bahan peninjauan. Daftar material ini wajib diisi dan di sertakan dalam penawaran.

Penyebutan merek/produk pabrik

Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar, disebutkan beberapa merek tertentu atau suatu kelas mutu (Quantily performance) dari material, atau komponen tertentu terutama untuk material –material listrik utama, maka pemborong wajib mengajukan di dalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/ pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti selam proyek berjalan, terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh suatu alasan tertentu yang sangat kuat dan dapat diterima pemilik. Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat difikirkan penggantian merek/ type dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor.

f. Produk pabrik yang disarankan untuk digunakan

Kabel SUPREME, KABELINDO, KABEL METAL

Sepatu kabel, terminal, LABEL

LEGRAND, 3M, AEG Plug, CABLE

Kabel dan lain-lain GLAND, MCCB, MCB, ELCB,

Conector MERLN GERIN (MG), ABB, GE, FUSE, INDICATOR KLOCKNER,MULLER, LEGRAND

Box Panel, Terminal Box LOKAL (HIMALAYA CUBICAL)

Fixture Lampu ARTOLITE, LOMM

Page 90: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

90

Saklar, Stop Kontak GIRA, ABB, BERKER, CLIPSAL

Kapasitor, Bola Lampu PHILIPS, OSRAM, GE Konduit CLIPSAL, EGA Doos, Elbow EGA, LEGRAND Kleman dan lain-lain LOKAL Accessories dan lain-lain LOKAL

2 INSTALATION FIRE PROTECTION 2.1 PEKERJAAN

INSTALASI FIRE PROTECTION

a. Pekerjaan System : Pekerjaan Sistem deteksi kebakaran dan system alarm pada ruangan-ruangan dikontrol oleh FACP, yang pada prinsipnya apabila terjadi kebakaran akan dideteksi oleh detector-detektor dimana dalam hal ini menggunakan :

National Fire Protection Association ( NFPA )

“Heat detector” yang terdiri dari zone-zone yang dikontrol oleh FACP.

b. STANDAR / RUJUKAN

National Electrical Manufactures Association ( NEMA ) Spesifikasi Teknis 16400 – Distribusi Tegangan Rendah

c Lingkungan Pekerjaaan 1. Pengadan dan pemasangan :

Cable terminal box ( CTB ) serta instalasi pengabelandari CTB ke detector, dan seluruh peralatan penunjang / aksessoris untuk seluruh perlatan.

2. Kontraktor wajib melampirkan brosur dari setiap material yang akan dipasang dam memberiakan contoh material untuk di-approve oleh pihak pengawas lapangan dan atau oleh konsultan perencana.

3. Merek yang dipakai : Simplex, Honey Well, Clubb, Thorn Kidde atau yang setara.

2.2 INSTALASI

PENGABELAN

Kontraktor harus membuat dan menyerakan gambar detail pelaksanaan untuk disetuji pengawas l lapangan. Semua gambar gambar detail pelaksanaan harus segera diserahkan debelum pengadaan bahan agar diperoleh waktu yang cukup untuk memeriksa. Semua gambar detail pelaksanaan harus lengkap dan harus berisi semua informasi yang mendetail dan dibutuhkan. Bila terdapat perbedaan antara gambar kerja yang satu dengan yang lain atau gambar kerja dengan spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikan hal ini kepada pengawas lapangan. Gambar Kerja electrical hanya menunjukkan lokasi bahan dan peralatan, jalur kabel dan sambungan. Gambar Kerja ini harus diikuti seseksama mungkin. Dalam menyiapkan gambar detail pelaksana, Gambar Arsitektural, Struktur dan gambar lain yang berhubungan, semua seta elemen harus diperiksa dimensi dan ruang bebasnya. Kontrkator harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan kontraktor lain yang mungkin bekerja pad lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pasa tempat yang telah ditentukan. Kabel dari CTB ke sirkuit detector menggunakan kabek PVC dengan initi penampang tembangan 1,5 mm2 Tidak diperkenalkan adanya sambungan kabel kalau tidak dilakukan dengan terminal box atau panel.

Page 91: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

91

Dimana diperlukan pemasangan flexsibel conduit, maka haruslah dipasang sekalipun tidak disebutkan dalam gambar.

2.3 CABLE TERMINAL BOX (CTB )

CTB harus tebut dari bahan besi plta dengan tebal minimum 1,5 mm yang dilengkapi dengan pintu dan kunci. a. Semua hubunga dibuat dengan system screw connection. b. Panel

Panel harus memiliki kapasitas untuk mengakomodasikan modul panel control, modul masukan dan keluar, modul sember daya dan peralatan penting lainnya untuk melengkapi sistem tanda tanda kebakaran dengan jumlah zona sesuai dengan ketentuanm gambar.

c. Sistem Sistem akan meliputi, tetapi tidak terbatas pada perlatan berikut:

Lampu uji dibagian dalam.

Suplai AC dan DC tambahan.

Tanda peringatan dan tanda bahaya tambahan. Panel Control pusat harus terdiri dari modul-modul komponen

sepraktis mungkin. Mudol panel harus diengkapi dengan peralatan sebagai berikut: .

buah kawat rangkain penggerak sinyal.

Panel pengamat / annunciator panel, lampu sinyal dan bel peringatan. Sebagai tanda pemberitahuan, bila lampu sinyal tidak berkedip, bel peringatan akan berhanti. Buatan Gent, Nohmi atau Simplex.

2.4 PESYARATAN

BAHAN INSTALASI FIRE PROTECTION

2.4.1. Umum Semua bahan harus factory product. Semua bahan harus dijamin oleh agen / pabri dari segi kualitas. Semua bahan harus baru. Yang dimaksud dengan bahan dalam hal ini adalah semua bahan / material yang tertera dalam uraian pekerjaan, persyaratan, persyaratan pelaksanaan / gambar. Semua sistem harus mendapat pengesahan dari DEPNAKER Kontraktor / Sub memberikan pelatihan / training kepada pihak Rumah Sakit mengenai sistem operasional dan maintenen dari alat yang dipasang. Semua bahan yang didatangkan harus dalam kondisi baik, baru , bebas dari segala cacat dan harus dilengkapi dengan label, data teknis dan data-data lainnya yang diperlukan. Semua bahan harus tetap berada dalam kemasan masing-masing dan harus dibebaskan dari kerusakan dan kelembaban.

2.4.2. Alat Pendeteksi Alat pendeteksi panas untuk bangunan akan beroperasi pada bangunan pada temperature 4.20 C samapai 450 C. Alat pendeteksi harus dari tipe dua ruangan yang beradaptasi pada berbagai temperature, kelembaban dan factor lainnya. Kepekaan alat pendeteksi harus dapat diatur. Setiap lat pendeteksi harus berisi indicator visual integral yang menunjukkan kondisi siap siaga. Alat atau peralatan yang dibutuhkan untuk pengujiaan, penyetelan untuk kalibrasi harus disediakan oleh kontraktor.

a. Alat Pendeteksi Panas.

Alat pendeteksi panas harus terdiri dari tipe-tipe terebut :

Tipe rate of rise. Alat ini didesain untuk mendeteksi kenaikan tenperatur yang cepat atau tidak normal.

Tipe Fixed temperature. Alat ini akan bekerja bila temperatur udara dalam ruangan mencapai angka tertinggi

Page 92: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

92

yang telah ditentukan

b. Alat Pendeteksi Asap Alat pendeteksi asap harus terdiri dari sari photoelectric yang dapat bekerja pada temperatur operasional dari 00C sampai 500C, dilengkapai lampu indicator yang akan menyala berkedip pada saat normal dan menyala terus pada saat peringatan.

c. Manual Alarm Station Manual Alarm Station harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Manual Alarm station harus memiliki 2 jenis pengoperasian yang terdiri dari tombol tekan dan tangkai penarik.

Tombol tekan akan dioperasikan lebih dahulu untuk dapat menuju tungkai penarik yang dikunci pada posisinya ketika sklar dibebaskan, untuk mengaktifkan arus tanda bahaya.

Pengujian tanda perlengkapan harus termasuk pengujian arus tiap zona.

Bel Peringatan Alarm Bell Bel peringatan harus diadakan untuk menghasilkan tanda bahaya yang dapat didengar. Bel harus dari baja berkualitas dengan lapisan cat warna merah.

2.5 PEMASANGAN

Sistem tanda kebakaran harus memberikan pendeteksian api secara otomatis pada setiap bagian bangunan. Rangkaian penggerak sinyal terdiri dari 2 buah kawat yang dihubungkan dengan akhir jalur resistor. Alat pendeteksi panas pada umumya harus dari jenis pemasangan di langit-langit dengan sinyal berkedip yang dihubungkan ke panel control yang ditempatkan pada tempat yang sesuai petujuk gambar kerja. Panel control harus dapat diperluas / ditambah sehingga mampu menampung perlengkapan sinyal pendeteksi api pada tempest-tempat yang ditentukan. Persyaratan ini harus dikordinasikan dengan Penmgawa Lapangan sebelum mengadakan peralatan. Sumber daya dan / atau tegangan kerja ke panel control adalah 220 Volt / 50 Hz / 1 fase. Tanda peringatan untuk mengosongkan ruangan / bangunan harus tanda peringatan yang harus dapat didengar yang disetuji pengawas lapangan dan dipasang pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja.

3 SISTEM PENYALURAN PETIR DAN PEMBUMIAN 3.1. LINGKUNGAN

PEKERJAAN

3.1.1. Lingkungan Pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja, dan lain-lain untuk pemsangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna dan untuk seluruh instalasi sistem penangkal petir seperti yang diisyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan pad Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan inbi yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untu keselamatan dn kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi sistem penagkal petir.

3.1.2. Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan dalah sebagai

berikut:

□ Electroda penagkal petir termasuk penangkal petir ( air termination ), dudukan termination dan peralatan Bantu

Page 93: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

93

lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem penangkal petir.

□ Hantaran turun. Di dalam iten ini termasuk juga pipa pelindung, penyangga dan klem untuk dudukan dan pemasangan hantaran turun.

□ Elecroda pembumian, terminal penyambungan, bak control dan material-material bantu lainnya.

3.1.3. Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan Umum

Instalasi penangkal petir atau peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia, serta harus mendapat rekomendasi dari Departement Tenaga Kerja RI.

3.1.4. Produk penangkal petir yang direkomendasikan : System E-3000

atau VIKING 2

STANDAR / RUJUKAN

○ Persyaratan umum Instalasi Listrik (PUIL 2000 )

○ Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir ( PUIPP 1983 )

○ British Standard ( BS )

○ Standar Nasional Indonesia

○ Japanese Industrial Standard ( JIS )

○ Insitute Electrotechnical Commision ( IEC )

○ Spesifikasi teknis 03300 – Beton cor di tempat

3.2 PROSEDUR STANDAR

3.2.1. Electroda penagkal petir. 3.2.2. Air Termination dari jenis Electrostatis lightning terminal 3.2.3. Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass dengan

diameter 70 mm dan ketinggian minimum 2.5 mm 3.2.4. Pemasangan dudukan air termination harus tahan terhadap

pengaruh goncangan dan angina. 3.2.5. Air termination yang dipakai harus mendapat ijin dan

rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja RI dan instanli lain yang berwenang.

3.2.6. Air termination yang dipakai dengan menggunakan air

termination dari jenis bukan radio aktif. 3.2.7. Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan

gambar kerja. 3.2.8. Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri

arus listrik yang cukup besar tampa terjadi kerusakan. 3.2.9. Elctoda penagkal petir harus dihubungkan dengan hantaran

turun. 3.2.10. Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa,

sehingga semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai basement harus dapat terlindung oleh sistem instalasi penagkal petir.

3.3 HANTARAN TURUN

3.3.1. Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir

yang diterima / ditangkap oleh electrode penangkal petir ke konduktor pembumian, oleh karena itu hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna baik dengan electrode penangkal petir maupum electrode pembumian.

3.3.2. Hantaran turun terbuat dari coaxial canble yang dirancang khusus untuk hantaran turun sistem penangkal petir.

3.3.3. Coaxial cable yang digunakan harus mendapat rekomondasi dari pabrik pembuatnya yang menyatakanbahwa kabel tersebut dapat digunakan untuk sistem penangkal petir.

3.3.4. Coaxial cable yang digunakan mempunyai ukuran minimal 70

Page 94: SPESIFIKASI

Pekerjaan Pembangunan Gudang Penampungan untuk Koperasi Indah Louser di Kabupaten Aceh Tenggara

94

mm2 3.3.5. Hantaran turun harus dipasangan dengan baik, lurus dan

mempunyai kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.

3.4 ELECTODA

PEMBUMIAN

3.4.1. Electroda pmbumian terbuat dari pipa GIP Ø 1 ½ ‘’ dan plat tembaga serta lilitan kawah timah dengsn konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar Kerja.

3.4.2. Electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan panjang bagian yang tertanam langsung sepanjang 6 m dan mempunyai tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.

3.4.3. Terminal penyambungan untuk menghubungakan eletroda pembumian dengan hantaran turun harus dilakukan di bak control. Penyambungan tersebut harus mengguakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik.

3.4.4. Sistem pembumian untuk penagkal petir ini harus terpisah dari sistem pembumian untuk sistem electrical lainnya.

3.5 BAK KONTROL / TERMINAL PENYAMBUNGAN

3.5.1. Bak control berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran penyalur petir dengan electrode pembumian ( terminal pembumian ) dan sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian.

3.5.2. Dimensi kontruksi bak control sesuai dengan Gambar Kerja. 3.5.3. Dingding dan tutup bak control terbuat dari konstruksi beton.

Bak control mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak control ini harus dapat dibuka dengan mudah.

3.6 PENYANGGA DAN KLEM

3.6.1. Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir 3.6.2. Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan

terhadap karat 3.6.3. Dimensi dan kontruksi penyangga sesuai dengan Gambar Kerja. 3.6.4. Jarak antara dua penyangga yang berdekatan minimal 40/

Konsultan Pengawas.