3
BAB V PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL Dalam pandangan masyarakat awam, setiap perubahan disebutnya dengan perubahan sosial, baik yang mengenai perubahan pakaian, alat tranportasi, pertambahan penduduk, atau perubahan tingkah anak-anak muda. Para ahli dapat membedakannya menjadi tiga : 1. Perubahan Peradaban, biasanya dikaitkan dengan beberapa perubahan elemen atau aspek yang bersifat fisik, seperti alat-alat transportasi, persenjataan, dan lain-lain. 2. Perubahan Budaya, bersifat rohaniah, seperti masalah keyakinan, ritual, apresiasi seni, dan lain-lain. 3. Perubahan Sosial, bersifat terbatas pada beberapa aspek sosial dan keseimbangan equalibiriumnya. Biarpun begitu perubahan di masyarakat selalu memiliki mata rantai diantara elemen yang satu dengan yang lainnya dan juga dipengaruhi oleh elemen-elemen yang lainnya, seperi idea atau gagasan kecil yang kemudian melahirkan Keluarga Berencana. Idea tersebut tidak muncul begitu saja melainkan dipengaruhi oleh beberapa macam perubahan, baik peradaban sosial, maupun budaya. Dapat dikatakan juga “Perubahan yang dialami dalam pergaulan masyarakat merupakan suatu hokum kausalitas. Dari ungkapan David Hume ia benar-benar merasakan disulitkan untuk sampai filosofis yang baku dan menyeluruh; kemudian ia menyebutkan bahwa sebab perubahan itu merupakan akibat bersama sejumlah factor, di dalamnya berlangsung proses persinggungan dan pengubahan satu sama lain. Berikut ini akan dibahas beberapa teori mengenai perubahan sosial yang menyangkut beberapa elemen, diantaranya tradisi, ritual, dan hirarki sosial. Beberapa elemen tersebut akan hancur bila terjadi kontak bencana atau kebudayaan. Pada masyarakat yang lebih kompleks dan modern, seperti Amerika dan Negara-negara Eropa lainnya arus prubahan begitu cepat bak arus gelombang badai di lautan. Willy Loman di dalam bukunya Arthur Miller yang berjudul “Death of a Salesman”, dia menatap dengan sedih sambil mengatakan “Saya selalu berpacu dengan angina. Begitu selesai membayar mobil yang saya beli, dalam sekejap, mobil itu menjadi ketinggalan zaman”. Dalam membicarakan perubahan social, dengan melihat pergerakan dan interaksi yang berlangsung, kita tergoda untuk menggunakan berbagai istilah, seperti progress, evolusi, dan progres. Adapun progres, ia bukan sekedar proses, tetapi proses yang mengarah pada pencapaian sesuatu tujuan yang dikehendaki sesuatu masyarakat. Memang istilah proses dan progres sering dipertukar pakaian. Namun dalam konteks perubahan social , istilah progres sudah mengandung konotasi nilai (baik dan buruk), sedenglan isti;ah proses sekedar memberikan pembeberan tanpa ada konotasi nilai di dalamnya Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Mc. Iver dan CH Page.

Sosiologi Pendidikan & Perubahan Budaya

  • Upload
    gunawan

  • View
    5.329

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sosiologi Pendidikan & Perubahan Budaya

BAB V

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

Dalam pandangan masyarakat awam, setiap perubahan disebutnya dengan perubahan sosial, baik yang mengenai perubahan pakaian, alat tranportasi, pertambahan penduduk, atau perubahan tingkah anak-anak muda. Para ahli dapat membedakannya menjadi tiga :

1. Perubahan Peradaban, biasanya dikaitkan dengan beberapa perubahan elemen atau aspek yang bersifat fisik, seperti alat-alat transportasi, persenjataan, dan lain-lain.

2. Perubahan Budaya, bersifat rohaniah, seperti masalah keyakinan, ritual, apresiasi seni, dan lain-lain.

3. Perubahan Sosial, bersifat terbatas pada beberapa aspek sosial dan keseimbangan equalibiriumnya.Biarpun begitu perubahan di masyarakat selalu memiliki mata rantai diantara elemen yang

satu dengan yang lainnya dan juga dipengaruhi oleh elemen-elemen yang lainnya, seperi idea atau gagasan kecil yang kemudian melahirkan Keluarga Berencana. Idea tersebut tidak muncul begitu saja melainkan dipengaruhi oleh beberapa macam perubahan, baik peradaban sosial, maupun budaya. Dapat dikatakan juga “Perubahan yang dialami dalam pergaulan masyarakat merupakan suatu hokum kausalitas.Dari ungkapan David Hume ia benar-benar merasakan disulitkan untuk sampai filosofis yang baku dan menyeluruh; kemudian ia menyebutkan bahwa sebab perubahan itu merupakan akibat bersama sejumlah factor, di dalamnya berlangsung proses persinggungan dan pengubahan satu sama lain.

Berikut ini akan dibahas beberapa teori mengenai perubahan sosial yang menyangkut beberapa elemen, diantaranya tradisi, ritual, dan hirarki sosial. Beberapa elemen tersebut akan hancur bila terjadi kontak bencana atau kebudayaan.

Pada masyarakat yang lebih kompleks dan modern, seperti Amerika dan Negara-negara Eropa lainnya arus prubahan begitu cepat bak arus gelombang badai di lautan. Willy Loman di dalam bukunya Arthur Miller yang berjudul “Death of a Salesman”, dia menatap dengan sedih sambil mengatakan “Saya selalu berpacu dengan angina. Begitu selesai membayar mobil yang saya beli, dalam sekejap, mobil itu menjadi ketinggalan zaman”.

Dalam membicarakan perubahan social, dengan melihat pergerakan dan interaksi yang berlangsung, kita tergoda untuk menggunakan berbagai istilah, seperti progress, evolusi, dan progres. Adapun progres, ia bukan sekedar proses, tetapi proses yang mengarah pada pencapaian sesuatu tujuan yang dikehendaki sesuatu masyarakat. Memang istilah proses dan progres sering dipertukar pakaian. Namun dalam konteks perubahan social , istilah progres sudah mengandung konotasi nilai (baik dan buruk), sedenglan isti;ah proses sekedar memberikan pembeberan tanpa ada konotasi nilai di dalamnyaSebagaimana yang telah diungkapkan oleh Mc. Iver dan CH Page.

Menurut Prof. WJH Spott menyebutkan : ada prerubahan yang datangnya dari luar (exogeneous change), seperti invasi, kependudukan, kolononialisme, dan wabah penyakit. Dan adapula perubahan yang datangnya dari dalam (endegeneous change). Menurutnya pula dalam segi kemungkinan diramalakannya dapat terbagi menjadi dua yaitu perubhan episidik (episodic change) dan perubahan perubahan terpola. Kedua perubahan tersebut sulit untuk diramalkan. Namun, kedua perubahan itu dapat mempengharui tatanan kehidupan masyarakat.

Dari berbagai macam sebab perubahan social semuanya itu dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 1). Factor fisik dan Biologis. 2). Faktor Tehnologi, dan 3). Faktor Budaya. Sedangkan menurut EH Huntington perubahan social hanya disebabkan satu daktor saja yaitu factor lingkungan alam/iklimiah. Sedangkan karl Max memandang perubahan social dari segi factor ekonomi, dan Thorstein Veblen hanya memandang dari segi factor tekhnologi.

Lain halnya dengan pendapat SN Eisentadt. Tidak semua dalam perubahan social dapat melahirkan perubahan pada system-sistem intitusi yang ada di masyarakat bersangkutan.

Untuk dinamika kebudayaan, proses pendidikan bukan sekedar untuk memainkan peran. yang terlebih penting ialah memainkan peran yang terarah, sejalan dengan karateristiknya selaku institusi teologis.

Kembali pada permasalahan ketimpangan kebudayaan, Karl Mannheim memungkinkan terjadinya ketimpangan di dalam pendidikan dikarenakan para siswa bersekolah hanya mengharapan nilai belaka, padahal tujuan dari pendidikan bukan hanya sekedar itu, ia juga memberikan patokan bahwasanya pendidikan harus dipandang sebgai institusi penyiapan anak didik untuk mengenali hidup dan kehidupan itu sendiri, jadi bukan untuk belajar potongan-

Page 2: Sosiologi Pendidikan & Perubahan Budaya

potongan ilmu atau keterampilan; dikarenakan, yang terpenting bukanlah mengembangkan aspek intelektual, tetapi membawa kepada wawasan, minat, dan pemahaman terhadap lingkungan social dan kebudayaan. Disamping Mennheim, Durkheim juga memberikan beberapa patokan, seperti : Pendidikan, selaku pelayan pasif masyarakatnya, juga perlu tampil sebagai pelayan kreatif bagi prkembangan/ kemajuan masyarakatnya.

Termasuk Sir Ronald FGould juga memberikan patokan seperti. Antara Sumber Daya Manusia, Sistem Pendidikan, dan perkembangan tekhnologi sangat mutlak untuk berjalan selaras, sebab kesemuanya selalu memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.

Jelas, bahwa system pendidikan senantiasa saling berinteraksi dan saling berpengaruh dengan system yang berada di masyarakat . terutam system dan garis politik suatu Negara.

Oleh : Gunawan Ibnoe Arjoe Al-Jawie