24
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan membahas Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan Dalam Masyarakat Makalah ini kami buat berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa sumber. isi makalah ini mencakup tentang masalah kesehatan, pengertian masyarakat, Pengaruh sosial budaya terhadap kesehatan masyarakat, Aspek sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan, Aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan, Masalah kesehatan masyarakat yang timbul berhubungan dengan aspek sosial budaya. Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengertian tentang aspek social budaya yang mempengaruhi kesehatan dalam masyarakat. Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.

sosio

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sosiologi

Citation preview

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dengan membahas Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan Dalam Masyarakat

Makalah ini kami buat berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa sumber. isi makalah ini mencakup tentangmasalah kesehatan, pengertian masyarakat, Pengaruh sosial budaya terhadap kesehatan masyarakat, Aspek sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan, Aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan, Masalah kesehatan masyarakat yang timbul berhubungan dengan aspek sosial budaya.

Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengertian tentang aspek social budaya yang mempengaruhi kesehatan dalam masyarakat.

Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.

Semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat bagi kita semua.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007). Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan kesehatan masih banyak terjadi. Beberapa diantaranya adalah: penyakit-penyakit seperti DBD, flu burung, dan sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus gizi buruk yang semakin marak, prioritas kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran lingkungan yang semakin tinggi. sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, merubah pola hidup ataupun kebudayaan tentang kesehatan yang biasa kita lakukan dan mengikuti perubahan zaman.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan Masyarakat ?2. Apakah yang dimaksud dengan Budaya ?3. Apakah yang dimaksud dengan Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan masyarakat ?4. Apakah yang dimaksud dengan masalah kesehatan masyarakat yang timbul berhubungan dengan Aspek Sosial Budaya?

1.3 Tujuan Tujuan dari pembuat makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas kuliah juga agar kita mengetahui apa saja aspek aspek social budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat.

BAB IIISI2.1 Mayarakat

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli antara lain :1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.2.Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.3.Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama

2.2 Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,dan cipta masyarakat.Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: alat-alat teknologi sistem ekonomi keluarga kekuasaan politik2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya organisasi ekonomi alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) organisasi kekuatan (politik)2.3 pengaruh sosial budaya terhadap kesehatan masyarakat1. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta penyebaran penduduk yang tidak merata diseluruh wilayah.2. Tingkat pengetahuan masyarakat yang belum memadai terutama pada golongan wanita3. Kebiasaan negatif yang berlaku dimasyarakat, adat istiadat, dan perilaku yang kurang menunjang dalam bidang kesehatan.4. Kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatan.2.4 Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan1. Faktor kemiskinanKonsep dasar kemiskinan Kemiskinan adalah masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sedang berkaitan antara lain tingkatan pendapatan, kesehatan pendidikan, akses terhadapap barang dan jasa. Kemiskinan membahayakan kesehatan baik secara fisik dan mental. Miskin adalah mereka yang tidak mendapatkan yang cukup sehat dan akan cukup kandungan gizinya.2. Masalah kependudukan Permasalahan berkaitan dengan kependudukan adalah peningkatan jumlah penduduk serta penyebaran penduduk dan tingkat kesejahteraan yang belum merata. Secara garis besar persebaran penduduk dapat digolongkan menurut geografis, administrative, dan politis. Geografis. Indonesia yang terdiri atas beberapa kepulauan besar dan kecil, penduduknya tersebar secara tidak merata. Terdapat 922 pulau penghuni dan 12.675 pulau tanpa penghuni. Pulau yang terpadat penduduknya adalah pulau jawa dimana lebih dari separuh (64%) penduduk indonesia bertempat tinggal di pulau tersebut, padahal luasnya hanya 6,6 % dari luas wilayah Indonesia. Sedangkan daerah Kalimantan yang luasnya 27,2% hanya dihuni oleh 4,4% dari seluruh penduduk Indonesia. Persebaran penduduk yang belum merata ini tentu saja menimbulkan masalah social ekonomi yang serius bagi pemerintah. Administrative dan politis. Secara administrative dan politis penduduk Indonesia tersebar di 33 provinsi setelah mengalami pemekaran 6 provinsi baru (kepulauan Riau, Bangka Belitung, Banten, Gorontalo, Maluku Utara, dan Papua Nugini). 3. Masalah lingkungan hidupPersoalan lingkungan fisik yang terjadi di indonesia, meliputi problem kualitas udara, air, tanah, perumahan, dan lain-lain, sedangkan lingkungan biologis mencakup organisme hidup, dan persoalan lingkungan sosial biasanya mencakupindividu, kelompok, dan masyarakat. Adapun masalah lingkungan yang ada di indonesia meliputi : a) Makanan (food). Diperkirakan 1 dari 6 orang menderita kelaparan dan gizi buruk pada saat memasuki masa pertumbuhan akibat hasil produksi makanan yang mengalami kegagalan.b) Air (water). Pada tahun 2025, penduduk dunia akan mengalami stress akibat kualitas air yang sangat rendah.c) Energy. Pada tahun 2010 pasokan produksi minyak mengalami penurunan yang berakibat pada kekurangan energy.d) Perubahan iklim (climate change). Di dunia mengalami tantangan lingkungan, antara lain dengan meningkatnya badai, banjir, kekeringan, dan spesies kerugian diprediksie) Keanekaragaman hayati (biodiversity). Banyak ilmuan berpikir bumi saat ini memasuki tahap kepunahan keenam besar.f) Polusi (pollution). Bahan kimia berbahaya sekarang ditemukan ditubuh semua bayi baru lahir, dan diperkirakan satu dari empat orang sehat diseluruh dunia terkena konsentrasi polusi udara. 4. Pelacuran dan homoseksualPelacuran adalah penjual jasa seksual, seperti oral seks atau hubungan seks, yang hanya bertujuan untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur., yakni yang sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK). Banyak dijumpai dikota besar, dampak yang ditimbulkan adalah penyakit menular seksual (PMS). Adapun faktor penyebab dari pelacuran adalah faktor endogen dan faktor eksogen. Dimana factor endogen adalah dorongan nafsu yang lebih besar dibandingkan dengan akal sehat, sifat malas, keinginan hidup mewah dengan cara yang salah, sedangkan factor eksogen adalah bisa berupa factor ekonomi dijadikan sebagai alas an seseorang untuk menjadi seorang pelacur.

Sedangkan homoseksual adalah orang yang tertarik secara perasaan, erotis terhadap orang yang berjenis kelamin yang sama, Misalnya seorang wanita mengagumi wanita lain yang cantik dan seksi atau seorang laki-laki yang suka melihat laki-laki lain yang berotot dan memiliki body perfect. 5. Umur jika dilihat dari aspek umur,maka ada perbedaan golongan penyakit berdasarkan golongan umur.misalnya dikalangan balita banyak yang menderita penyakit infeksi, sedangkan pada golongan dewasa atau usia lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis.

6. Jenis kelamin aspek golongan menurut jenis kelamin ini,dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara,sedangkan pada pria,lebih banyak menderita kanker prostat. 7. Sosial ekonomi keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit,bahkan juga berpengaruh pada kematian, misalnya angka kematian lebih tinggi pada golonga yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan status ekonominya tinggi. demikian juga obesitas lenih ditemukan pada kalangan masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.2.5 Aspek sosial budaya yang mempengaruhi masalah kesehatan kesehatana. Kesehatan Ibu Angka kematian ibu yang tinggi, menurut sensus kesehatan rumah tangga. ( SKRT ) angka kematian Ibu maternal 450 / 100 000 kelahiran hidup. Kematian ibu merupakan salah satu indikator derajat kesehatan dimana jumlah yang banyak adalah Ibu masa hamil, partus dan nifas. Tingkat pendidikan wanita yang rendah, terutama pada wanita dewasa muda masih berkisar 25,7 %, kondisi ini menyebabkan ibu-ibu tidak mengetahui perawatan semasa hamil, kelahiran, perawatan bayi, dan semasa nifas, juga tidak mengetahui kapan kapan datang ke pelayanan kesehatan Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara pemilihan jenis/ bahan makanan, cara memasak dan cara penyajian secara serasi Sebagian besar ibu-ibu masih berpandangan makan itu yang penting kenyang tanpa memperhatikan nilai gizi Pengaruh pola makan terhadap timbulnya penyakit mis : anaemi, pre eklamsi, Diabites melitus dll Budaya pantang terhadap makan makanan tertentu yang mestinya sangat dibutuhkan Proses kehamilan & persalinan merupakan penyebab kematian tertinggi pada wanita yang berkisar 94,4% disebabkan perdarahan, infeksi, toxemia, dan anaemi. b. Terhadap Kesehatan Anak Angka kematian bayi masih tinggi yaitu 58/1000 kelahiran hidup. Jenis kematian adalah jenis penyakit D.3 I antara lain Tetanus, campak, pertusis, dan sebab lain yaitu BBLR Angka kematian balita masih 10,6/1000 31% dari jumlah tersebut disebabkan PD3I dan folio Angka kelahiran dan angka kesuburan dirasa masih cukup tinggi, angka kelahiran kasar berkisar antara 26-32/ 1000 penduduk Kematian tersebut berkaitan erat dengan faktor sosial budaya dimasyarakat seperti halnya tingkat pendidikan yang rendah pada wanita, sosek, kepercayaan pada pelayanan tenaga kesehatan masih rendah, Pandangan sebagian masyarakat bahwa kelahiran anak adalah merupakan sumber rezeki, sehingga tambah anak akan tambah rezeki. Anak itu tumpuhan dihari tua , Kurangnya pemenuhan nutrisi bagi anak & bayi karena mempreoritaskan ayah sebab ayah adalah pencari nafkah c. Kebijakan Pembangunan KIADalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak melalui program-program pembangunan kesehatan perlu memprhatikan aspek-aspek social budaya masyarakat. Menempatkan petuga kesehatan dan membagunan fasilitas kesehatan semata tidaklah cukup untuk mengatasi masalah-masalah KIA di suatu daerah. Pada dasarnya, peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam membentuk, mengatur, dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok social untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan. Memang tidak semua praktik atau perilaku masyarakat yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga dirinya adalah merupakan praktik yang sesuai dengan ketentuan medis/kesehatan. Apalagi kalau peresepsi tentang kesehatan ataupun penyebab sakit sudah berbeda sekali dengan konsep medis, tentunya upaya mengatasinya juga berbeda disesuaikan dengan keyakinan ataupunkepercayaan yang sudah dianut secara turun temurun sehingga lebih banyak menimbulkan dampak-dampak yang merugikan bagi kesehatan. Oleh karena penting sekali menempatkan konteks reproduksi dalam program KIA sehingga diharapkan kondisi kesehatan seseorang benar-benar dapat terpelihara sesuai dengan konsep medis yang tepat sejak ia berada dalam kandungan, masa kanak-kanak, masa remaja hingga dewas. d. Keluarga Berencana pada umumnya, masalah yang berkaitan dengan fertilitas dan laju pertumbuhan penduduk , disebabkan oleh pola piker masyarakat yang bersifat kaku. Mereka masalah mempunyai pendapat bahwa anak adalah sumber rezeki, atau banyak anak banyak rezeki, anak adalah tumpuan di hari tuanya. Selain itu factor agama juga sangat menentukan keberhasilan pengendalian penduduk. Pada beberapa daerah yang masyarakatnya menggunakan agama sebagai pandangan hidup, misalnya Islam, Nasrani, mereka akan menentang program pengendalian penduduk berupa penggunaan alat kontrasepsi, mereka menganggap bahwa dengan menggunakan alat kontrasepsi berarti membunuh anak yang telah dianugerahkan Allah AWT. Keadaan ini merupakan tantangan bagi pelaksana program KB. Berdasarkan hasil pengkajian pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang banyak dikunjungi oleh para akseptor adalah 50,8% di puskesmas 2,23% di posyandu 13,2% di swasta 13,5% di pos keluarga berencana/desa. e. Gizi Masalah budaya makanan terhadap gizi. Mencermati akan adanya budaya, kebiasaan, dan system social masyarakat terhadap makanan seperti pola makan, tabu atau pantangan, gaya hidup, gengsi dalam mengonsumsi jenis bahan makanan tertentu, atau prestise dari bahan makanan tersebut yang sering terjadi dikalangan masyarakat. Suhardjo, 1996 mengatakan bahwa jika dikalangan masyarakat yang terkena dampak dari system social atau budaya makan itu berasal dari golongan individu-individu yang termaksud rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak-anak balita, serta orang lanjut usia, maka kondisi ini akan lebih rentan terhadap timbulnya masalah gizi kurang. Gizi salah (malnutrition) dapat didefinisikan sebagai keadaan sakit tau penyakit yang disebabkan oleh kekurangan relative atau mutlak dan kelebihan satu atau lebih zat-zat makanan esensial yang berguna dalam tubuh manusia. Menurut bentuknya, gizi salah diklafikasikan oleh sebagai berikut :1. Gizi kurang (undernutrition), kondisi ini sebagai akibat dari komsumsi makanan yang tidak memadai jumlahnya pada kurun waktu cukup lama. Contoh, Kekurangan Energy Protein (KEP) dapat menyebabkan penyakit dan kwashiorkor.2. Gizi lebih (overnutrition), keadaan ini diakibatkan oleh komsumsi makanan yang berlebihan untuk jangka waktu yang cukup lama. Contoh, kegemukan. 3. Kurang gizi spesifik (specific deficiency), keadaan ini disebabkan oleh kekurangan relative atau mutlak pada zat-zat makanan tertentu. Contohnya, kekurangan vitamin A yang dapat menyebabkan penyakit xeropthalmia dan Gangguan akibat Kekurangan Yodium (GAKY) yang dapat menyebabkan penyakit gondok.4. Gizi tak seimbang (inbalance), kondisi yang merupakan akibat dari tidak seimbangnya juml;ah antara zat-zat makanan esensial, dengan atau tanpa kekurangan zat makanan tertentu. Contoh, gangguan keseimbangan tubuh, sering loyo, dan lain-lain.

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan Mengingat kesehatan mencakup seluruh aspek kehidupan, konsep kesehatan sekarang ini, tidak saja berorientasi pada aspek klinis dan obat-obatan, tetapi lebih berorientasi pada ilmu-ilmu lain yang ada kaitannya dengan kesehatan dan kemasyarakatan, yaitu seperti ilmu sosiologi, antropologi, psikologi, perilaku, dan lain-lain. Di negara berkembang seperti Indonesia, unsur-unsur kebudayaan yang ada kurang menunjang pencapaian status kesehatan yang optimal. Unsur-unsur tersebut antara lain; ketidaktahuan, pendidikan yang minim sehingga sulit menerima informasi-informasi dan tekhnologi baru. Mengingat keadaan tersebut, kita perlu memperhatikan aspek sosial budaya masyarakat dalam kaitannya dengan keadaan kesehatan di Indonesia. Sehingga kita dapat melihat penyakit atau masalah kesehatan bukan saja dari sudut gejala, sebab-sebabnya, wujud penyakit, obat dan cara menghilangkan penyakit, tetapi membuat kita untuk berfikir tentang bagaimana hubungan sosial budaya, geografi, demografi, dan persepsi masyarakat dengan masalah yang sedang dihadapi.

3.2 SaranMelihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama. Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin. Dengan partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di masyarakat seperti Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana Penggerak Pedesaan dan organisasi lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.

MakalahASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMENGARUHI KESEHTAN

OLEH : NURWANTI NURHALIFAH CITRA DEWI ANNAS ASMINA NURKHIMATUL KHAIRAT FITRIANI FANI RIZKI OKTAVIA PELU

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSARTAHUN 2013