3
POLTEKKES KEMENKES MALANG No. Dokumen : SOP.KMB 2. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi : 00 JAW THRUST MANEUVER (PENDORONGAN RAHANG BAWAH) Tanggal Terbit : Halaman : Unit: Laboratorium Keperawatan Petugas / pelaksana: Perawat, dosen, CI, MHs. Pengertian Merupakan suatu tindakan membuka jalan nafas bagi korban yang mengalami trauma pada tulang belakang Indikasi 1. Pasien tidak sadar 2. Jalan napas tidak adekuat Tujuan 1. Untuk mempertahankan dan memelihara kepatenan jalan napas. 2. Untuk menghilangkan obstruksi parsial maupun total akibat kesalahan letak dimana lidah jatuh kebelkang pharynx atau epiglottis setingkat larynx Petugas 1. Dokter 2. Perawat Registered Nurse (RN) 3. Perawat Emergency/Paramedik Persiapan bahan dan alat

Sop

Embed Size (px)

DESCRIPTION

just trust

Citation preview

POLTEKKES KEMENKES MALANGNo. Dokumen :

SOP.KMB 2.

STANDART OPERASIONAL PROSEDURNo. Revisi :

00

JAW THRUST MANEUVER(PENDORONGAN RAHANG BAWAH)Tanggal Terbit :

Halaman :

Unit: Laboratorium KeperawatanPetugas / pelaksana:

Perawat, dosen, CI, MHs.

PengertianMerupakan suatu tindakan membuka jalan nafas bagi korban yang mengalami trauma pada tulang belakang

Indikasi1. Pasien tidak sadar2. Jalan napas tidak adekuat

Tujuan1. Untuk mempertahankan dan memelihara kepatenan jalan napas.2. Untuk menghilangkan obstruksi parsial maupun total akibat kesalahan letak dimana lidah jatuh kebelkang pharynx atau epiglottis setingkat larynx

Petugas1. Dokter

2. Perawat Registered Nurse (RN)

3. Perawat Emergency/Paramedik

Persiapan bahan dan alatAlat pelindung diri (APD): Handscoon, masker, skort

Persiapan pasienAmankan pasien dan lingkungan

Prosedur pelaksanaan

1. Evaluasi kondisi lingkungan tempat kejadian, amankan pasien dan penolong dari bahaya lingkungan.

2. Penolong memasang APD, terutama untuk penolong yang berasal dari team ambulance pre hospital.3. Kaji respon atau kesadaran dengan sapa atau panggil korban dengan suara yang keras pak!, Pak!... Apa anda baik baik saja? Lalu tepuk atau goyang tubuh korban.

4. kaji kemungkinan responden mengalami fraktur cervical dengan melihat tanda tanda: luka luka di kepala, mata lebam, hidung dan telinga berdarah, ada fraktur clavikula, riwayat trauma menunjang untuk fraktur cervikal.

5. Penolong berlutut di sisi atas kepala penderita letakkan kedua siku penolong sejajar dengan posisi penderita, kedua tangan memegang sisi kepala.

6. Kedua sisi rahang bawah dipegang ( jika pasien anak atau bayi gunakan dua atau tiga jari pada sisi rahang bawah ).7. Gunakan kedua tangan untuk menggerakkan rahang bawah ke posisi depan secara perlahan. Gerakan ini mendorong lidah ke atas sehingga jalan nafas terbuka.

8. Pertahankan posisi mulut pasien tetap terbuka.9. Lihat ada sumbatan atau tidak dan rasakan dengan pipi penolong untuk mengetahui jalan nafas.

EvaluasiObservasi adanya fraktur cervical