210
Pembahasan Soal Try Out 2 LBUKDI Hippocrates 1

Soal TO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Try Out

Citation preview

Page 1: Soal TO

Pembahasan Soal Try Out 2

LBUKDI Hippocrates

1

Page 2: Soal TO

No. 1 jawaban AKeputihan cairan yang keluar dari vagina.Diagnosis:

Anamnesis PF Pem. Penunjang:▪ Nilai sekresi ddg vagina (wrn, konsistensi, bau)▪ Kertas indikator pH (N=4-4,5)▪ Swab utk pemeriksaan dgn lar garam fisiologis/KOH10%▪ Kultur▪ Pewarnaan gram▪ Serologis sifilis▪ Tes Pap

2

Page 3: Soal TO

No. 2 jawaban B FAM tumor jinak pd usia muda (15-30thn), kons padat

kenyal, batas tegas, tdk nyeri, mobil. Fibrokistik batas tdk jelas, kons padat kenyal/kistik,

nyeri saat haid, biasanya bilateral.Galaktokel tumor kistik akbt tersumbatnya ductus

lactiferus. Tdpt pada ibu yang baru menyusui.Mastitis infeksi dgn tanda radang sampai abses. Tdpt

pd ibu yang menyusui.Klinis kanker Payudara

Massa di payudara Nyeri Keluar cairan dr putting susu Dimpling, ulserasi, peau d’orange Pemb kel getah bening.

3

Page 4: Soal TO

No. 3 jawaban C• FAM adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas,

soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.• Faktor-faktor predisposisi :

Usia : < 30 tahun, Jenis kelamin, geografis, Pekerjaan, Hereditas, Diet, Stress, Lesi prekanker

• TANDA & GEJALA1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan3. Ada penekanan pada jaringan sekitar4. Ada batas yang tegas5. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa 6. Memiliki kapsul dan soliter7. Benjolan dapat digerakkan8. Pertumbuhannya lambat9. Mudah diangkat dengan lokal surgery10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian

4

Page 5: Soal TO

No. 4 jawaban A• Pem penunjang ada kanker payudara:– USG mbedakan tumor solid/kistik.– Mammografi keganasan dpt mberikan tanda2

primer dan sekunder.– Biopsi eksisi mengangkat seluruh jar tumor

beserta sedikit jar sehat disekitarnya bila tumor < 5 cm

– Biopsi insisi mengangkat sebagian jar tumor dan sedikit jar sehat bila tumor > 5 cm.

5

Page 6: Soal TO

No. 5 jawaban A

• Pemeriksaan imunohistokimia degan estrogen/progesteron reseptor (ER/PR) brtujuan untuk menilai respon kemoterapi dengan menilai efek estrogen.

6

Page 7: Soal TO

No. 6 jawaban CDiagnosis: Psikotik Lir SkizofreniaDiazepam antianxietasCarbamazepine antimaniaTrihexyphenidil antikolinergik Amitrptilin antidepresiHaloperidol antipsikotik

Haloperidol 2 kali 1,5 mg, karena dari gejalanya menunjukkan gejala psikosis lir skizofrenia.

Gejalanya halusinasi seperti gerombolan orang yang ingin membunuhnya. Ada waham curiga seperti gerombolan tersebut sudah bekerja sama dengan banyak orang sehingga bila melihat orang banyak yang sedang bercakap-cakap, ia langsung ketakutan karena merasa sedang dibicarakan dan hendak dibunuh. Maka pengobatannya dengan antipsikosis yaitu bisa tipikali dan atipikal. 7

Page 8: Soal TO

No. 7 jawaban A

• Insulin Dependent Diabetes melitus (IDDM) disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akbt proses autoimun.

• NIDDM disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adl turunny kemampuan insulin utk merangsang pengambilan glukosa o/ jaringan perifer.

• Pada kasus, px mdapat insulin seumur hidup IDDM.

8

Page 9: Soal TO

No. 8 jawaban EObat hipoglikemik oral

Gol. Sulfonilurea: menstimulasi pelepasan insulin.▪ Klorpropamid, Glibenklamid ESO: hipoglikemia.

Gol. Biguanid: menurunkan kadar glukosa darah tp tdk sampai dbwh normal.▪ Metformin

Gol. Inhibitor alfa glukosidase: menurunkan penyerapan glukosa.▪ Acarbose

Gol. Insulin sensitizing agent: meningkatkan sensitivitas insulin.

9

Page 10: Soal TO

No. 9 jawaban EKetoasidosis Diabetik suatu keadaan dmn sel

tubuh tdk dpt mnggunakan glukosa. Ttp tubuh tetap mproduksi glukosa dlm juml byk shg tjadi hiperglikemia. Selain itu asam keton dan asam lemak bebas diproduksi scr berlebihan ketoasidosis.

Kriteria KAD: Glukosa > 250 mg% pH < 7,35 HCO3 < 15 meq/L Anion gap tinggi Keton serum positif.

10

Page 11: Soal TO

No. 10 jawaban D• Anemia pada peny. Kronis/ sideropenic anemia

with reticuloendothelial siderosis.• Etiologi: Peny infeksi (ginjal, paru dll), Inflamasi

kronik (artritis rheumatoid), Neoplasma • Klinis: beratnya anemia berbanding lurus dgn

beratny peny. Ht antara 25-30%, normositik normokrom. Kadar feritin dlm serun normal atau meningkat. Leukosit dan diff count normal.

• Th: transfusi PRC, pemberian kobalt dan eritropoetin. 11

Page 12: Soal TO

No. 11 jawaban EHifa berbentuk benang berupa filamen-

filamen.Hifa yang bercabang dan membentuk filamen

miselium.Hifa yang dibentuk dari sel ragi, menyerupai

hifa tp tdk bersekat hifa semu.Spora alat reproduksi jamur, bentukny

bisa bulat, kerucut atau segi empat.Aspergilum salah satu jenis jamur bs tdpt

miselium dan spora didalamnya. Spora dibentuk dalam askus.

12

Page 13: Soal TO

No. 12 jawaban B• Pitiriasis versikolor merupakan penyakit infeksi jamur

superfisial kronis pada kulit yang ditandai dengan makula hipopigmentasi dan skuama.

• Kelainan kulit pitiriasis versikolor terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak teratur sampai teratur batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berefluoresensi bila dilihat dengan lampu wood. Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimtomatik sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut. Kadang –kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan berobat. tetapi biasanya penderita datang berobat karena bercak hipopigmentasi.

13

Page 14: Soal TO

No. 13 jawaban C

Sama dengan soal No 12.

14

Page 15: Soal TO

No. 14 jawaban E

• Limfoma Non Hodgkin:– Biasa didptkan pd px deff imun dan px yg

mkonsumsi obat imunosupresif.– Etiologi: EBV, infeksi HTLV-1– Klinis:

Adenopati slama bbrp bulan pembesaran persisten nodul kel getah bening. Utk ekstranodal menyerang lambung, paru2, tulang.

15

Page 16: Soal TO

No. 15 jawaban e

• Limfoma Hodgin:– Laki-laki >>>> wanita. Etiologi: EBV– Klinis: pbesaran kel di leher. Peny ini dpt

mnyerang semua sist organ.– Pada jenis ganas, sering disertai gejala sistemik

yaitu demam keringat malam, penurunan BB.– Kelenjar terasa nyeri bila px minum alkohol.– Pem penunjang: PA sel Reed Stenberg.

16

Page 17: Soal TO

No. 16 jawaban aAnemia Deff Fe:• Kebutuhan Fe dlm makanan sekitar 20 mg sehari.• Etiologi: – Umumnya oleh perdarahan kronik, infeksi cacing

tambang.– Diet yang tdk mencukupi– Kebutuhan yg meningkat pd kehamilan, laktasi– Perdarahan pd sal cerna, menstruasi, donor darah

17

Page 18: Soal TO

No. 17 jawaban b

• Struma Nodosa Nontoksisk struma nodosa tanpa hipertiroidisme.

• Klinis: Keganasan: nodul soliter, konsistensi keras, nyeri, immobile, adanya limfadenopati.Jinak: Nodul multipel, tidak nyeri, mobile

18

Page 19: Soal TO

No. 18 jawaban A

• Pada kasus, kepala puskesmas gagal melaksanakan salah satu program karena tdk adanya dukunungan dari DINKES, camat dan lurah dukungan dari lintas sektor.

• Utk mbangun kerjasama dengan lintas sektor dan pemerintah butuh Advokasi.

19

Page 20: Soal TO

No. 19 jawaban a

Unsur pokok manajemen POAC.Hambatan berupa kurangny fasilitas dan alat

yang tersedia termasuk dalam unsur Planning. Perencanaan didalamnya termasuk penyusunan anggaran

belanja b. Pengorganisasian didalamnya termasuk penyusunan

staf c. Pelaksanaan didalamnya termasuk pengarahan,

pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan, pengawasan d. Penilaian didalamnya termasuk penyusunan laporan

20

Page 21: Soal TO

No. 20 jawaban D

• Indiakator Indonesia sehat 2010:– Berkurangnya angka kematian ibu dengan

meningkatnya persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.

21

Page 22: Soal TO

No. 21 jawaban C

22

IMA adl nekrosis miokard akbt ggn aliran darah ke otot jantung.

Klinis: Nyeri dada >30 mnt, tdk sepenuhny mhilang dg istirahat/nitrogliserin, sering disertai nausea, berkeringat dan gejala yang menakutkan pasien.

D/ ECG Elevasi segmen ST Enzim jantung meningkat (CPK,CKMB, Troponin T)

Page 23: Soal TO

No. 22 jawaban B

CHF

Kriteria Framingham:

KRITERIA MAYOR1. Dispnea nokturnal paroksismal2. JVP meningkat3. Ronki basah4. Kardiomegali5. Edema paru akut6. Gallop S37. Refluks Hepatojugular8. Tek. Vena > 16 cmH2O

CHF

Kriteria Framingham:

KRITERIA MAYOR1. Dispnea nokturnal paroksismal2. JVP meningkat3. Ronki basah4. Kardiomegali5. Edema paru akut6. Gallop S37. Refluks Hepatojugular8. Tek. Vena > 16 cmH2O

23

KRITERIA MINOR1.Edema pergelangan kaki2.Batuk malam hari3.Dyspneu d effort4.Hepatomegali5.Efusi Pleura6.Takikardi >120x/mnt7.Kap vital paru menurun>

KRITERIA MINOR1.Edema pergelangan kaki2.Batuk malam hari3.Dyspneu d effort4.Hepatomegali5.Efusi Pleura6.Takikardi >120x/mnt7.Kap vital paru menurun>

D/: 2 Mayor; 1 Mayor+2 Minor

Page 24: Soal TO

• Pemeriksaan Penunjang CHF:– Ro Thorax kardiomegali, efusi pleura– ECG gambaran MI, aritmia.– Darah Hb, eletrolit– Echokardiografi– Angiografi.

Page 25: Soal TO

No. 23 jawaban D

• Etiologi pneumonia:– Streptococcus pneumonia– Haemophillus influenza– Staphylococcus aureus penyebab pneumonia

pd bayi dan anak. Sakit berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi.

25

Page 26: Soal TO

No. 24 jawaban a

• Penatalaksanaan pd Pneumonia:– O2 1-2 l/mnt– IVFD D10%: NaCl 0,9%– AB:• Untuk kasus pneumonia hospital base:

– Sefotaksim 100 mg/kgBB/ hari dlm 2 kali pemberian– Amikasin 10-15 mg?kgBB/ hari dlm 2 kali pemberian

• Untuk kasus pneumonia community base:– Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dlm 4 kali pemberian– Kloramfenikol 75 mg/ kgBB/hari dlm 4 kali pemberian

26

Page 27: Soal TO

No. 25 jawaban c

• Pedoman Diagnosis Pneumonia WHO– Pneumonia sangat berat: sianosis sentral, tdk bisa

minum indikasi rawat dan pemberian AB.– Pneumonia berat: retraksi, tanpa sianosis, msh

sanggup minum indikasi rawat dan pemberian AB.– Pneumonia ringan: tdk ada retraksi, napas cepat

tdk perlu rawat, cukup diberi AB– Bukan Pneumonia: hanya batuk tdk perlu rawat

dan AB.27

Page 28: Soal TO

No. 26 jawaban a

• Manifestasi klinis pneumonia:– Demam, gelisah, batuk, takipnu, napas cuping

hidung, retraksi, sianosis– Perkusi pekak, fremitus lemah, suara napas lemah,

ronki.

– Diagnosis: Pneumonia– Th/: ampisilin, kloramfenikol.

28

Page 29: Soal TO

No. 27 jawaban C

• HMD– Kekurangan surfaktan pada paru bayi.– Risiko: prematuritas.– Klinis: bayi preterm atau memiliki riwayat asfiksia.

Bayi tampak mengalami gawat napas bbrp jam setelah lahir dan meburuk scr progresif. Terdapat takipnu, suara napas merintih, retraksi interkostal, subkostal dan napas cuping hidung. Ronki basah halus pd basal posterior paru.

– Pem penunjang: Ro thorak tdpt gambaran retkulogranular pada parenkim.

29

Page 30: Soal TO

No. 28 jawaban c• Asfiksia adalah kegagalan pernapasan spontan dan teratur

segera setelah lahir.

Etiologi• Faktor ibu

DM, Ht. gestational, Ht.kronik, HAP, infeksi sistemik, gagal jantung, gagal ginjal, polihidramnion, oligohidramnion.

• Faktor persalinan Persalinan dengan tindakan, korioamnionitis, kelainan letak,partus lama, KETUBAN PECAH DINI, inersia uteri, air ketuban bercampur mekoneum, penggunaan anestesi umum, penggunaan narkotik < 4jam sebelum persalinan.

• Faktor janinPrematuritas, postmaturitas, malformasi janin, gerakan janin berkurang, bradikardi janin, prolaps tali pusat, trauma lahir dsb.

30

Page 31: Soal TO

APGAR SCOREAPGAR SCORE

KLINIS 0 1 2

Appearance Pucat Tubuh Merah,Ext. sianosis

Seluruh Tubuh Merah

Pulse Tidak ada < 100x/mnt > 100x/mnt

Grimace Tidak ada Menyeringai Menangis, Batuk, Bersin

Activity Lunglai Ext. flexi (lemas) aktif

Respiratory Effort Tidak ada Lemah, Tidak teratur

Menangis kuat

0-2: Asfiksia berat; 3-4: Asfiksia sedang; 5-7: Asfiksia ringan; 8-10: Normal

Nilai APGAR utk menunjukkan respon BBL pd lingk. Ekstra uterin serta pronosa tetapi tidak digunakan sbg dasar utk mulai melakukan resusitasi.

Page 32: Soal TO

No. 29 jawaban c

• Pada kasus benjolan rahang bawah kiri sejak 1 tahun, tdk nyeri, kulit disekitar normal. Diagnosis: Tumor jinak kelenjar parotis.

• Ciri keganasan: akut, tumor berkembang secara progresif, nyeri, benjolan teraba keras, berdungkul-dungkul, menarik kulit disekitarnya, batas tdk tegas.

32

Page 33: Soal TO

No. 30 jawaban c• Mata MERAH visus MENURUN Glaukoma Akut.• Mata TENANG visus MENURUN Glaukoma

Kronis.• D/ : Glaukoma akut• Th/: Penanganan pertama adl turunkan TIO dgn

medikamentosa. Pengobatan simtomatik analgetik oral, antiemetik oral.

• Jika setelah pengobatan TIO tdk turun maka indikasi operasi (berikan infus manitol 20% 60 gtt/ mnt). 33

Page 34: Soal TO

No. 31 jawaban aD/: Glaukoma Akut mata merah, visus

menurun, nyeri, sakit kepala, mual, muntah.Th/: Turunkan TIO1. Asetazolamid 4x 250 mg penanganan

PERTAMA2. Beta Blocker: Timolol 0,25-0,5 % 2x1 tts3. Steroid: DexametasoneED 4x 1 ttsSimtomatik: analgetik oral, antiemetik oral.

34

Page 35: Soal TO

No. 32 jawaban b

• Pada kasus : bagian hitam bola mata lebih besar midriasis. Kornea mata kanan keruh TIO meninggi.

• Glaukoma kongenital: frekuensi 0,01% diantara 250.000 penderita. Dibagi 2:– Glaukoma infantum: tampak pada waktu lahir usia

1-3 thn. Pemvesaran bola mata akbt TIO meninggi.

– Galukoma yuvenilis: pada anak yang lebih besar. 35

Page 36: Soal TO

No. 33 jawaban E

Acute necrotizing ulcerative ginggivitis infeksi bakteri khas yg mengenai papila dan tepi ginggiva.

Etiologi : Bacillus fusiformis, Borellia vincentii.Klinis : nyeri, perdarahan, hilangnya

pengecapan, bau mulut, sakit kepala, demam, limfadenopati. Pada ginggiva terdpt nekrosis yg menyeluruh/lokal, trdpt pseudomembran, hulangnya papil interdental, jar mdh bdarah.

36

Page 37: Soal TO

No. 34 jawaban d

Abses peritonsilKlinis: gejala tonsilitis akut, demem tinggi,

otalgia, nyeri menelan, nyeri tenggorok, muntah, mulut berbau, hipersalivasi, suara sengau, sulit mbuka mulut (trismus), pembengkakan kel submandibula. Paltum mole bengkak, fluktuasi, hiperemis. Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral.

Th: St awal AB dosis tinggi, pungsi kmdn inisisi. 37

Page 38: Soal TO

No. 35 jawaban c

Syok hipovolemi: akibat perdarahan dan non-perdarahan.

Klinis: volume cairan intravaskuler yg berkurang, oligouria.

38

Page 39: Soal TO

No. 36 jawaban a

• Klinis dehidrasi:– Merasa haus– Lidah kering– Turgor kulit menurun– Suara serak– Denyut nadi cepat– TD turun– Oligouria, gelisah, muka pucat, sianosis.

39

Page 40: Soal TO

No. 37 jawaban b

Syok hipovolemi: akibat perdarahan dan non-perdarahan.

Klinis: volume cairan intravaskuler yg berkurang, oligouria.

Pada kasus terjadi perdarahan setelah melahirkan dgn tanda: syok hipovolemik brp TD turun, nadi cepat.

40

Page 41: Soal TO

No. 38 jawaban A• Diagnosis: GEAD berat• Viskositas adalah• Pada dehidrasi viskositas plasma MENINGKAT.

41

Page 42: Soal TO

No. 39 jawaban DSirosis hepatis peny hati menahun scr

anatomi didptkan proses fibrosis difus dan ditandai adanya nekrosis, pemb jar ikat disertai nodal.

Komplikasi: hematemesis melena. Akibat peningkatan tek vena portal (pertemuan

antara V lienalis dan V mesenterika superior) mulai dr bagian bawah esfagus samapi petengahan atas rectum.

Perdarahan terjadi akibat pecahnya varises esofagus. 42

Page 43: Soal TO

No. 40 jawaban B

• Sama dengan soal no 39

43

Page 44: Soal TO

41. D. Resusitasi cairan dan transfusi darah, oksigenasi, pasang NGT, pengawasan ketat thd tanda2 vital, endoscopy

keluhan muntah dan buang air besar berdarah sejak satu hari yll

nyeri mendadak pada ulu hati, muntah jg mengandung sisa makanan, tetapi lebih banyak muntah seperti ter

nyeri ulu hati berulang sejak setahun yll. biasanya nyeri dirasakan bbrp jam setelah makan

Keadaam umum lemah, kedua tungkai teraba dingin.

TD 90/60 mmHg, Nadi 110x/mt lemah dan tidak teratur.

Page 45: Soal TO

42. B.Laparotomy Explorative untuk mengontrol perdarahan

• Setelah pasien diresusitasi, tampak perbaikan hemodinamik.

• endoscopy GI tract atas terlihat sumber perdarahan, tetapi gagal menghentikan perdarahan

• dibutuhkan 750c c darah untuk menjaga tekanan darah cukup selama 8 jam

Page 46: Soal TO

43. B. Vena gastrik sinistra

• Dari gejala yang disebutkan di soal mengarahkan pada terjadinya pecahnya varises esophagus dan biasa terjadi pada vena gastrik sinistra

Page 47: Soal TO

44. A. Katarak Traumatik

• Gejala yang disebutkan pada soal mengarahkan pada diagnosis katarak.

• Pada soal jg disebutkan bahwa pasien adalah pekerja industri sehingga kemungkinan terjadi trauma pada mata.

Page 48: Soal TO

45. A. Uveitis Akut Etiologi uveitis:

secara endogen, dapat disebabkan idiopatik, autoimun, keganasan, mikroorganisme, atau agen lain dari dalam tubuh pasien, mis: pada infeksi tuberkulosis, Herpes simplek, dsb.

Manifestasi klinis:Fotobia, sakit , mata merah, penurunan penglihatan, sukar melihat dekat dan lakrimasi pada keadaan akut.

Pada pemeriksaan: injeksi siliar, miosis pupil, flare pada bilik mata depan, bila sangat akut dapat terjadi hifema atau hipopion, nodul iris seperti benjolan Koeppe atau benjolan Busacca.

Page 49: Soal TO

46. A.Kortikosteroid dan sikloplegic

• Penatalaksanaan:• Steroid tetes mata pada siang hari dan salep

pada malam hari• Bila perlu, steroid sistemik dalam dosis

tunggal• Dapat pula diberikan subkonjungtiva dan

peribulbar

Page 50: Soal TO

47. B.Pencegahan sekunder

• Pencegahan sekunder:Pencegahan yang dilakukan pada saat sudah terserang penyakit.

Page 51: Soal TO

48. A. Edukasi

• Edukasi :Pendidikan yang diberikan agar dapat berperilaku hidup sehat.

Page 52: Soal TO

49. C. Thromboangitis obliterans • Manifestasi klinis:• 1. Rasa nyeri• a. Klaudikasio intermiten, yaitu bila pasien jalan, pada jarak tertentu akan merasa nyeri pada

ekstremitas, dan setelah beristirahat sebentar dapat berjalan lagi. Gejala tesebut biasanya progresif.

• b. Nyeri spontan berupa rasa nyeri yang hebat pada jari dan daerah sekitarnya, lebih hebat pada waktu malam. Biasanya merupakan tanda awal akan terjadinya ulserasi dan gangren. Rasa nyeri ini lebih hebat bila ekstremitas ditinggikan dan berkurang bila direndahkan.

• c. Bila terjadi osteoporosis kaki akan sakit bila diinjakkan. Karena saraf juga terganggu, akan ada perasaan hiperestesia.

• 2. Pulsasi arteri pada arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior biasanya menghilang.• 3. Terjadi perubahan warna pada jari-jari yang terkena menjadi merah, normal atau sianotik,

tergantung dari lanjutnya penyakit. .• 4. Suhu kulit pada daerah yang terkena akan lebih rendah pada palpasi.• 5. Ulserasi dan gangren, sering terjadi spontan atau karena mikrotrauma. Gangren biasanya

unilateral dan terdapat pada ujung jari.• 6. Tromboflebitis superfisial biasanya mengenai vena kecil dan sedang.

Page 53: Soal TO

2. Pulsasi arteri pada arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior biasanya menghilang.

3. Terjadi perubahan warna pada jari-jari yang terkena menjadi merah, normal atau sianotik, tergantung dari lanjutnya penyakit. .

4. Suhu kulit pada daerah yang terkena akan lebih rendah pada palpasi.

5. Ulserasi dan gangren, sering terjadi spontan atau karena mikrotrauma. Gangren biasanya unilateral dan terdapat pada ujung jari.

6. Tromboflebitis superfisial biasanya mengenai vena kecil dan sedang

Page 54: Soal TO

DiagnosisHal di bawah ini menjadi dasar diagnosis tromboangitis obliterans:

1. Adanya tanda insufiensi arteri2. Umumnya pria dewasa muda3. Perokok berat4. Adanya gangren yang sukar sembuh5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah7. Tidak ada tanda aterosklerosis di tempat lain8. Biasanya ekstremitas bawah6. Diagnosis pasti dengan pemeriksaan patologi

anatomi.

Page 55: Soal TO

50. E. Asam Lemak Serum

Page 56: Soal TO

51. D. Leopold II

• Leopold II:ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung pada bayi letak memanjang.

Page 57: Soal TO

52.D. Gemeli Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda

Adanya cairan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan ganda dibuat secara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75 % jika berat badan satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis, kehamilan ganda perlu dipikirkan bila dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut ; besarnya uterus melebihi lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak bagian kecil teraba, teraba tiga bagian besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ dengan perbedaan 10 atau lebih.

Page 58: Soal TO

53. E. Langsung dekompresi jarum

Page 59: Soal TO

54. Appendisitis akut

• 1. Apendisitis akut (mendadak).Gejala apendisitis akut adalah demam, mual-muntah, penurunan nafsu makan, nyeri sekitar pusar yang kemudian terlokalisasi di perut kanan bawah, nyeri bertambah untuk berjalan, namun tidak semua orang akan menunjukkan gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.

Page 60: Soal TO

1. Pemeriksaan fisik.Pada apendisitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan apendiks semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur yang lebih tinggi dari suhu ketiak, lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.

2. Pemeriksaan Laboratorium.Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit) .

Page 61: Soal TO

55. A. Amoksilin

• Gejala pada soal mengarahkan pada diagnosis demam tiphoid. Pada soal tersebut, penderita sedang hamil sehingga antibiotik paling aman yang bisa digunakan adalah amoksisilin.

Page 62: Soal TO

56. D. Peritonitis generalisata et causa perforasi tifoid

Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Perforasi pada saluran pencernaan menunjukkan adanya lubang yang terjadi pada dinding saluran pencernaan. Perforasi usus halus dilaporkan terjadi pada 0,5-3% kasus. Keluarnya isi saluran pencernaan ke dalam rongga perut menyebabkan iritasi dan peradangan pada rongga abdomen yang disebut peritonitis.

Peritonitis ini sering menjadi fatal. Komplikasi didahului dengan penurunan suhu, tekanan darah, dan peningkatan frekuensi nadi. Perforasi usus ditandai oleh nyeri abdomen lokal pada kuadran kanan bawah akan tetapi dilaporkan juga nyeri yang menyelubung. Kemudian akan diikuti muntah, nyeri pada perabaan abdomen, defans muscular, hilangnya keredupan hepar dan tanda-tanda peritonitis yang lain.

Page 63: Soal TO

57. A. Artritis goutKekakuan akibat gout hadir hanya pada saat

serangan terjadi, yang biasanya di malam hari setelah mengkonsumsi makanan tinggi purin atau obat perangsang air seni (diuretik).

Dapat melibatkan hanya satu sendi tunggal.Gout lebih umum pada laki-laki, terutama

mereka yang berusia antara 40 dan 50. Wanita lebih jarang mengembangkan gout sebelum menopause.

Rasa sakit dan bengkak gout dapat hilang dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup.

Page 64: Soal TO

58. C. Asam Urat

• Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.

Page 65: Soal TO

59. E. Malaria serebral Malaria serebral adalah suatu akut ensefalopati

yang menurut WHO definisi malaria serebral memenuhi 3 kriteria yaitu koma yang tidak dapat dibangunkan atau koma yang menetap >30 menit setelah kejang disertai adanya P. Falsiparum yang dapat ditunjukkan dan penyebab lain dari akut ensefalopati telah disingkirkan.

Dari soal juga disebutkan bahwa penderita habis bepergian dari kota Flores yang merupakan daerah endemis malaria.

Page 66: Soal TO

60. E. Meningkatnya bilirubin indirek di serum

• Bilirubin indirekPENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse, malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total, direk)

Page 67: Soal TO

61. B. Membuang semua protein darah dalam lambung

Page 68: Soal TO

62. C. Dermatitis alergika

Page 69: Soal TO

63. A. Stratum corneum

• Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.

Page 70: Soal TO

64.B. Herpes genital rekuren• Herpes genital merupakan penyakit infeksi akut pada genital

dengan gambaran khas berupa vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren.

• Setelah terjadinya infeksi primer, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks.

Page 71: Soal TO

65. B. Herves Simplex VirusPerjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan

keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot.

Diagnosis herpes genital secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisisk jika gejalanya khas dan pemeriksaan laboratorium.

Page 72: Soal TO

• PEMERIKSAAN LABORATORIUMPemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak.

Page 73: Soal TO

66. B. Otitis eksterna maligna Kecenderungan Otitis eksterna maligna umumnya ditemukan

pada kondisi berikut Diabetik (90 % ). Gejalanya dapat dimulai dengan rasa gatal pada liang telinga

yang dengan cepat diikuti oleh nyeri yang hebat dan sekret yang banyak dan pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri tersebut semakin meningkat menghebat, liang telinga tertutup oleh tumbuhnya jaringan granulasi secara subur. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis dan paralisis fasial.Kelainan patologik yang penting adalah osteomielitis yang progresif, yang disebabkan akibat oleh infeksi kuman pseudomonas aeroginosa. Penebalan endotel yang mengiringi diabetes melitus berat bersama-sama dengan kadar gula darah yan tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.

Page 74: Soal TO

67. A. Pseudomonas aeroginosa

Page 75: Soal TO

71. B. Sepsis neonatorum • Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak

spesifik.Tanda dan gejala sepsis neonatorum yaitu: Tanda dan gejala umum meliputi hipertermia atau hipotermi bahkan normal, aktivitas lemah atau tidak ada tampak sakit, berat badan menurun tiba-tiba; Tanda dan gejala pada saluran pernafasan meliputi dispnea, takipnea, apnea, tampak tarikan otot pernafasan,merintih, mengorok, dan pernafasan cuping hidung; Tanda dan gejala pada system kardiovaskuler meliputi hipotensi, kulit lembab, pucat dan sianosis; Tanda dan gejala pada saluran pencernaan mencakup distensi abdomen, malas atau tidak mau minum, diare; Tanda dan gejala pada sistem saraf pusat meliputi refleks moro abnormal, iritabilitas, kejang, hiporefleksia, fontanel anterior menonjol, pernafasan tidak teratur; Tanda dan gejala hematology mencakup tampak pucat, ikterus, patikie, purpura, perdarahan, splenomegali.

Page 76: Soal TO

72. A.Psikosomatik

Gangguan psikosomatik dapat diartikan sebagai reaksi jiwa pada fisik (soma). Menurut American Psychosomatic Society (2005), gangguan psikosomatik berasal dari bahasa Yunani (Psyche= jiwa dan Soma= fisik), sehingga psikosomatik dapat diartikan sebagai hubungan fisik dan jiwa. Ada hubungan yang sangat erat antara faktor fisik, faktos psikologis, dan sosial terhadap perjalanan suatu penyakit.

Page 77: Soal TO

73. C. Visum et repertum sementara• VeR hidup dibagi lagi menjadi 3, yaitu:

a. VeR definitif, yaitu VeR yang dibuat seketika, dimana korban tidak memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga tidak menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka yang ditulis pada bagian kesimpulan yaitu luka derajat I atau luka golongan C.b. VeR sementara, yaitu VeR yang dibuat untuk sementara waktu, karena korban memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka tidak ditentukan dan tidak ditulis pada kesimpulan.

• c. VeR lanjutan, yaitu VeR yang dibuat dimana luka korban telah dinyatakan sembuh atau pindah rumah sakit atau pindah dokter atau pulang paksa. Bila korban meninggal, maka dokter membuat VeR jenazah. Dokter menulis kualifikasi luka pada bagian kesimpulan VeR.

Page 78: Soal TO

74. C. Menyuruh polisi untuk mengantarkan ke korban dan diperiksa lagi

• Bingung penjelasan pastinya !!!

Page 79: Soal TO

75. C. Nefrolitiasis kananPenderita dengan keluhan nyeri kolik hebat,

dapat disertai takikardi, berkeringat, dan nausea.Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada

penderita dengan obstruksi berat atau dengan hidronefrosis.

Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal dan retensi urin.

Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen.

Page 80: Soal TO

76. C. Meig syndrome

• Sindrom Meigs merupakan gejala yang terdiri dari tumor ovarium benigna dengan ascites dan efusi pleura yang menghilang setelah reaksi tumor. Tumor ovarium pada Sindrom Meigs adalah jenis fibroma.

Page 81: Soal TO

77. E. Hiperplasia endometrium

• HIPERPLASIA ENDOMETRIUM adalah keadaan dimana endometrium tumbuh secara berlebihan. Kelainan ini bersifat benigna ( jinak ) ; akan tetapi pada sejumlah kasus dapat berkembang kearah keganasan uterus .

• Keluhan utama hiperplasia glandulare adalah perdarahan uterus abnormal dengan spektrum histologis yang luas .

Page 82: Soal TO

78. E. Skrofuloderma

• Pada gambaran histopatologi tampak radang kronik dan jaringan nekrotik mulai dari lapisan dermis sampai subkutis tempat ulkus terbentuk. Jaringan yang mengalami nekrosis kaseosa oleh sel – sel epitel dan sel – sel Datia Langhan’s.

Page 83: Soal TO

Skrofuloderma paling sering timbul di regio parotid, submandibula, dan supraklavicula,serta di leher sebelah lateral. Hal ini diduga merupakan penjalaran dari kelenjar getah bening(KGB) servikal, sedangkan lokasi lain yang cukup sering adalah aksila dan inguinal.

Skrofuloderma diawali dengan limfadenitis tuberkulosis, setelah berbulan-bulan,liquifaksi dan perforasi terjadi, membentuk ulkus dan sinus. Karakteristik ulkus yaitu bentuk memanjang, serpiginosa, tidak teratur, dengan dasar yang cekung, sekitarnya berwarna merahkebiru-biruan (livid), menggaung, lunak dengan dasar jaringan granulasi tertutup pusseropurulen. Terdapat saluran-saluran sinusoid di bawah kulit.

Page 84: Soal TO

79. D. Posteroanterior

• Keterangan soal mengarah ke diagnosis TBC.• Pemeriksaan radiologi thoraks yang paling

diperlukan ialah Rontgen Thorax Posteroanterior.

Page 85: Soal TO

80. C. Pirazinamide

• ESO Pirazinamide: Hiperurisemia

Page 86: Soal TO

No. 81 jawaban B

Diagnosis: KEP kwasiorkhor Gejala: Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis) Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa

rasa sakit, rontok Perubahan status mental, apatis, dan rewel Pembesaran hati Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna

menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis) Sering disertai:penyakit infeksi, (umumnya akut) Anemia Diare

Yang diperlukan adalah pemeriksaan protein serum untuk memastikan apakah ini suatu kwasiorkhor atau marasmus.

Page 87: Soal TO

No. 82 jawaban B

• Klirens kreatinin (CCr): untuk menilai fungsi organ ginjal

• CCr sebanding dengan GFR, tetapi bukan berarti CCr = GFR

• GFR dapat dipengaruhi obat atau intake cairan, sedangkan CCr relative konstan

Page 88: Soal TO

No. 83 jawaban E

• Diagnosis : GGK , dari anamnesis didapatkan riwayat hipertensi sejak 5 tahun lalu. Salah satu etiologi GGK ialah : hipertensi kronis

• Pemeriksaan fungsi ginjal : klierens kreatinin (Ccr)

Page 89: Soal TO

No. 84 jawaban AErisipelas adalah infeksi pada dermis dan jaringan

subkutis bagian atas yang hampir selalu disebabkan oleh Streptococcus pygogenes

Erisipelas : gejala klinis : eritem, batas tegas, edema, bula, palpasi hangat, nyeri tekan

Perbedaan erisipelas dan selulitis pada batas lesi. Pada selulitis batas lesi tegas

Eritrasma : disebabkan Corynebacterium Sp, sering ditemui dilipat kulit, akan terbentuk bercak pink yang tidak beraturan yang akan berubah jd bersisik

Ektima adalah ulkus superficial atau ulkus dangkal dengan krusta di atasnya, disebabkan oleh Streptococcus B hemolyticus

Page 90: Soal TO

No. 85 jawaban C

• Anemia penyakit kronik : adalah anemia yang terjadi pada pasien – pasien yang memiliki underlaying disease.

• Pada soal ini diberikaan kata kunci usia 60 tahun, tanpa tanda peradarahan dan tanpa gangguan darah. Hal ini mengindikasikan bahwa anemia pada pasien in ialah : ANEMIA PENYAKIT KRONIK

Page 91: Soal TO

No. 86 Jawaban CAtopic dermatitis (AD) is a pruritic disease of

unknown origin that usually starts in early infancy (an adult-onset variant is recognized); it is characterized by pruritus, eczematous lesions, xerosis (dry skin), and lichenification (thickening of the skin and an increase in skin markings). Atopic dermatitis may be associated with other atopic (immunoglobulin E [IgE]) diseases (eg, asthma, allergic rhinitis, urticaria, acute allergic reactions to foods)

Page 92: Soal TO

No. 87 jawaban D Multipel Myeloma bone pain usually involves the spine

and ribs, and worsens with activity. Persistent localized pain may indicate a pathological bone fracture. Involvement of the vertebrae may lead to spinal cord compression. Myeloma bone disease is due to the overexpression of Receptor Activator for Nuclear Factor κ B Ligand (RANKL) by bone marrow stroma. RANKL activates osteoclasts, which resorb bone. The resultant bone lesions are lytic (cause breakdown) in nature and are best seen in plain radiographs, which may show "punched-out" resorptive lesions (including the "pepper pot" appearance of the skull on radiography). The breakdown of bone also leads to release of calcium into the blood, leading to hypercalcemia and its associated symptoms.

Page 93: Soal TO

No. 88 jawaban A Hepatitis infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Virus hepatitis adalah penyebab terbanyak

hepatitis infeksi. Anamnesis Gejala non spesifik (prodromal) yaitu anoreksia, mual, muntah dan demam. Dalam beberapa hari-minggu timbul

ikterus, tinja pucat dan urin yang berwarna gelap. Saat ini, gejala prodromal berkurang. Perlu ditanyakan riwayat kontak dengan penderita hepatitis sebelumnya dan riwayat pemakaian obat-obat hepatotoksik.

Pemeriksaan fisis Keadaan umum: sebagian besar sakit ringan. Kulit, sklera ikterik, nyeri tekan di daerah hati, hepatomegali; perhatikan tepi, permukaan, dan konsistensinya.Pemeriksaan penunjang 1. Darah tepi : dapat ditemukan pansitopenia: infeksi virus, eosinofilia : infestasi cacing, leukositosis : infeksi

bakteri. 2. Urin : bilirubin urin 3. Biokimia : a. Serum bilirubin direk dan indirek b. ALT (SGPT) dan AST (SGOT) c. Albumin, globulin d. Glukosa darah e. Koagulasi : faal hemostasis terutama waktu protrombin 4. Petanda serologis : a. IgM antiHAV, HbsAg, IgM anti HBc, Anti HDV, Anti HCV, IgM Leptospira, kultur urin untuk leptospira, kultur

darah-empedu (Gal) 5. USG hati dan saluran empedu : Apakah terdapat kista duktus koledokus, batu saluran empedu, kolesistitis ;

parenkim hati, besar limpa.

Page 94: Soal TO

No. 89 jawaban B

Page 95: Soal TO

No. 90 jawaban A Hepatitis infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Virus hepatitis adalah penyebab terbanyak

hepatitis infeksi. Anamnesis Gejala non spesifik (prodromal) yaitu anoreksia, mual, muntah dan demam. Dalam beberapa hari-minggu timbul

ikterus, tinja pucat dan urin yang berwarna gelap. Saat ini, gejala prodromal berkurang. Perlu ditanyakan riwayat kontak dengan penderita hepatitis sebelumnya dan riwayat pemakaian obat-obat hepatotoksik.

Pemeriksaan fisis Keadaan umum: sebagian besar sakit ringan. Kulit, sklera ikterik, nyeri tekan di daerah hati, hepatomegali; perhatikan tepi, permukaan, dan konsistensinya.Pemeriksaan penunjang 1. Darah tepi : dapat ditemukan pansitopenia: infeksi virus, eosinofilia : infestasi cacing, leukositosis : infeksi

bakteri. 2. Urin : bilirubin urin 3. Biokimia : a. Serum bilirubin direk dan indirek b. ALT (SGPT) dan AST (SGOT) c. Albumin, globulin d. Glukosa darah e. Koagulasi : faal hemostasis terutama waktu protrombin 4. Petanda serologis : a. IgM antiHAV, HbsAg, IgM anti HBc, Anti HDV, Anti HCV, IgM Leptospira, kultur urin untuk leptospira, kultur

darah-empedu (Gal) 5. USG hati dan saluran empedu : Apakah terdapat kista duktus koledokus, batu saluran empedu, kolesistitis ;

parenkim hati, besar limpa.

Page 96: Soal TO

No. 91 jawaban A

Page 97: Soal TO

No. 92 jawaban BTransrectal ultrasonography (TRUS), as shown in

the images below, plays a central role in the contemporary diagnosis of prostate cancer

TRUS is widely available, well tolerated by patients, and relatively inexpensive. It currently offers the best opportunity to demonstrate a prostate cancer

TRUS may be used for local staging of prostate cancer because it can demonstrate bulges of the prostate capsular outline or overt extracapsular extension.

Page 98: Soal TO

No. 93 jawaban A

• Betamethasone and dexamethasone are corticosteroids, also called glucocorticoids, that are given before birth (antenatally) to speed up a preterm fetus's lung development. Either is used when a mother is in preterm labor and birth may occur in 24 to 48 hours. This helps prevent respiratory distress syndrome (RDS) and related complications following premature birth.

Page 99: Soal TO

No. 94 jawaban A

KET :Anamnesis :

- Terlambat mens- Nyeri perut bawah- Nyeri menjalar kebahu- Perdarahan pervaginam- Tenesmus

Pemeriksaan Umum :- Kesakitan dan pucat- Tanda syok- Perut mengembung nyeri tekan

Page 100: Soal TO

No. 95 jawaban D

KET :Anamnesis :

- Terlambat mens- Nyeri perut bawah- Nyeri menjalar kebahu- Perdarahan pervaginam- Tenesmus

Pemeriksaan Umum :- Kesakitan dan pucat- Tanda syok- Perut mengembung nyeri tekan

KET akibat ruptur tuba

Page 101: Soal TO

No. 96 jawaban A

KET :Anamnesis :

- Terlambat mens- Nyeri perut bawah- Nyeri menjalar kebahu- Perdarahan pervaginam- Tenesmus

Pemeriksaan Umum :- Kesakitan dan pucat- Tanda syok- Perut mengembung nyeri tekan

Nyeri goyang portio

Page 102: Soal TO

No. 97 jawaban E

Pasien ini awalnya menderita rinitis akut, ditandai dengan sekret nasal yang encer

Selanjutnya setelah beberapa hari sekret ini mengental, disertai konka yang hiperemis dan edema

Sekret yang kental akan mempersulit kerja silia pada sinus maxilaris untuk mengeluarkan sekret, hal ini semakin diperberat dengan edemnya muara dari sinus

Diagnosis : sinusitis maxilaris

Page 103: Soal TO

No. 98 jawaban D

• Riwayat terpapar debu• Gejala : mengalami bersin-bersin. Pasien juga

mengalami pilek yang encer dan banyak, serta badan tidak panas. Pada pemeriksaan fisik hidung didapatkan cairan encer, dan konka pucat.

• Diagnosis : rhinitis alergi

Page 104: Soal TO

No. 99 jawaban B

• Pasien ini mengalami • Tatalaksana : evakuasi cairan dengan diuretik

yang poten yakni : loop diuretik (furosemid)

Page 105: Soal TO

No. 100 jawaban A

• Perhatikan : pasien menghabiskan sebagian besar waktunya berbaring di tempat tidur, makan sedikit-sedikit dan ada riwayat hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tes undulasi (+), atrofi otot tungkai, hepar teraba 3 cm di bawah arcus costae, JVP meningkat. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar albumin normal.

• Tanda – tanda : gagal jantung kanan

Page 106: Soal TO

No. 101 jawaban E

• Arteri yang sering terganggu pada pasien stroke : a. Cerebralis media

Page 107: Soal TO

No. 102 jawaban C

• Pasien dicurigai menderita : stroke• Pemeriksaan penunjang yang penting : CT

scan

Page 108: Soal TO

No. 103 jawaban E

• PERHATIKAN : pemeriksaan fisik didapatkan oedema dan eritema pada siku setelah main bulutangkis

• Musculus flexor carpi ulnaris melewati siku

Page 110: Soal TO

No. 105 jawaban E Gambaran klinis pada penyakit Hirschsprung pada bayi baru lahir

(neonatus), gejala yang sering tampak yaitu distensi abdomen, muntah berwarna hijau, konstipasi dan penurunan nafsu makan. Penyakit Hirschsprung dengan enterocolitis dapat memberikan gejala diare yang paling sering menyebabkan kematian pada neonatus.

Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan yang penting pada penyakit Hirschsprung. Pada foto polos abdomen dapat dijumpai gambaran obstruksi usus letak rendah, meski pada bayi sulit untuk membedakan usus halus dan usus besar. Pemeriksaan yang merupakan standard dalam menegakkan diagnosa Hirschsprung adalah barium enema, dimana akan dijumpai 3 tanda khas:a) Tampak daerah penyempitan di bagian rektum ke proksimal yang panjangnya bervariasi;b) Terdapat daerah transisi, di proksimal daerah penyempitan kearah dilatasi.c) Terdapat daerah pelebaran lumen di proksimal daerah transisi.

Page 111: Soal TO

No. 106 jawaban A

• Kata kunci : pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Pinggang kiri terdapat echimosis, ekskoriasi dan teraba massa

• Dd/ trauma ginjal kiri atau limpa• Tidak ada penjelasan tentang BAK, cenderung

trauma limpa

Page 112: Soal TO

No. 107 jawaban E

• Obat antihistamin non sedatif : loratadin

Page 113: Soal TO

No. 108 jawaban A

• Diagnosis : DBD• Pencegahan : PSN (pemberantasan sarang

nyamuk)

Page 114: Soal TO

No.109 jawaban C

• Benjolan di leher dengan manifestasi gangguan pada leher, hidung dan atau mata curigai : Ca Nasofaring

Page 115: Soal TO

No. 110 jawaban E

• Pemeriksaan gangguan pada telinga : otoskopi

Page 116: Soal TO

No.111 jawaban E

Page 117: Soal TO

No.112 jawaban B

Tatalaksana PEB :• A. Medisinalis

-Tirah baring -oksigen -kateter menetap-IVFD : ringer aseta, ringer asetat, koloid-antikejang : Magnesium sulfat-antihipertensi : nifedipin

Page 118: Soal TO

No. 113 jawaban C

• Preeklampsia BeratAdalah jika tekanan darah > 160/110 mmHg, Proteinuria ≥ +2, dapat disertai keluhan subyektif seperti nyeri epigastrium, sakit kepala, gangguan penglihatan, dan oligouria

Page 119: Soal TO

No.114 jawaban E

Page 120: Soal TO

No. 115 jawaban E Istilah edema menandakan meningkatnya cairan dalam

ruang jaringan interstitial. Edema paling mudah dikenali secara makroskopis maupun mikroskopis. Cairan edema pada umumnya hanya muncul sebagai pembengkakan sel yang kecil disertai dengan pembukaan dan pemisahan unsur matriks ekstraseluler. Paling sering ditemukan pada paru, jaringan subkutan, dan otak.Berikut adalah patofisiologi dari edema:- Peningkatan Tekanan Hidrostatik (pemindahan cairan intravaskuler)- Penurunan Tekanan Osmotik Plasma- Sumbatan Saluran Limfe- Retensi Natrium dan Air

Page 121: Soal TO

No. 116 jawaban C

• His dapat dinilai dengan memegang daerah pusat (umbilicus)

Page 122: Soal TO

No. 117 jawaban E

• Skizoprenia:– Ada satu gejala: thought of echo, delusion of

control, halusinasi auditorik, waham-waham menetap; atau

– Ada 2 gejala: Halusinasi menetap, arus pikiran terputus, perilaku katatonik, gejala negatif.

– Berlangsung >1 bulan

Page 123: Soal TO

No. 118 jawaban A

• Kata kunci : gejala psikomotor yang ditanya• Jawabannya : kompulsi (kecenderungan

perbuatan mengulang-ulang )

Page 124: Soal TO

No.119 jawaban E

• Tatalaksana pasien gaduh gelisah : injeksi haloperidol IV atau IM (diazepam diberikan bila dianggap perlu oleh dokter)

Page 125: Soal TO

No.120 jawaban D

Tatalaksana ulkus peptikum : • Antasid ( Al(OH)3 , Mg(OH)2 , Mg trisilikat )• Antikolinergik : pirenzepin • Antagonis reseptor H2 : ranitidin, simetidin,

famotidin• Proton pump Inhibitor : omeprzol, lansoprazol• Sitoprotektif : prostaglandin, sukralfat• Prokinetik : domperidon, metoclopropamid

Page 126: Soal TO

NO. 121 JAWABAN: B

Kekurangan zinc mengganggu penyerapan, transportasi, dan metabolisme vitamin A karena sangat penting untuk sintesis vitamin A dan protein transpor oksidasi retinol ke retina.

Eschlemen (1996): zinc adalah suatu komponen dari beberapa sistem enzim, yang berfungsi di dalam sintesa protein, transport karbon dioksida dan di dalam proses penggunaan vitamin A.

Asupan rendah vitamin A dan seng meningkatkan resiko kekurangan vitamin A dan menyebabkan beberapa peristiwa fisiologis.

Manifestasi awal dan spesifik defisiensi vitamin A adalah gangguan penglihatan, terutama di cahaya berkurang - kebutaan malam.

Page 127: Soal TO

NO. 122 JAWABAN: DFungsi metabolik tiamin antara lain pada:

reaksi oksidasi piruvat - Asetil- KoA, rekasi oksidasi α- keto glutarat dan reaksi transketolasi – HMP (Heksosa Monofosfat).

Tiamin penting sebagai koensim pyruvate dan α-ketoglutarate dehydrogenase, sehingga jika terjadi defisiensi, maka kapasitas sel dalam menghasilkan energi menjadi sangat berkurang Juga diperlukan untuk reaksi fermentasi glukosa menjadi etanol, di dalam yeast.

Page 128: Soal TO

NO. 123 JAWABAN: C

• Gusi pada penderita kekurangan vitamin-C menjadi bengkak, berwarna keunguan dan terjadi perdarahan. Keadaan kekurangan vitamin C ini dinamakan Scurvy.

Page 129: Soal TO

NO. 124 JAWABAN: C MEKANISME KONTRASEPSI HORMONAL

Estrogen : mencegah ovulasi (menekan FSH) mencegah implantasi (pengaruh pada endometrium)

Progesteron mencegah ovulasi (menekan LH) mencegah sperma masuk ke cervix (perubahan lendir

cervix) mencegah implantasi (endometrium)

Pada kontrasepsi darurat maka yang tepat adalah mencegah meningkatnya LH sehingga mencegah ovulasi dan mencegah sperma masuk ke cervix.

Page 130: Soal TO

NO. 125 JAWABAN: CSaat usia istri diatas 30 tahun dianjurkan untuk

mengakhiri keseburan setelah mempunyai 2 anak.

Oleh karena itu, dipilih kontrasepsi dengan efektivitas paling tinggi dan untuk jangka panjang, diantaranya: Mantab Susuk KB AKDR Suntikan Pil

Page 131: Soal TO

NO. 126 JAWABAN: B

• Operasi pomeroy adalah teknik tubektomi dengan membuat simpul pada tuba falopii, lalu diikat, kemudian dipotong.

Page 132: Soal TO

NO. 127 JAWABAN: BPada pasangan baru menikah, tujuan

kontrasepsi adalah menjarangkan kehamilan. Maka dipilih kontrasepsi yang cukup efektif dan reversibilitas cukup tinggi, seperti: AKDR, pil, suntik, susuk KB

AKDR digunakan bila sudah mempunyai anak, jadi yang cocok untuk soal ini adalah Pil.

Page 133: Soal TO

NO. 128 JAWABAN: E Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dan cacing

dewasa. Telur cacing dapat diambil dengan mudah dengan alat anal swab yang ditempelkan di sekitar anus pada waktu pagi hari sebelum anak buang air besar dan mencuci pantat (cebok).

Anal swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya dilekatkan Scotch adhesive tape. Bila adhesive tape ini ditempelkan di daerah sekitar anus, telur cacing akan menempel pada perekatnya. Kemudian adhesive tape diratakan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit toluen untuk pemeriksaan mikroskopik. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan 3 hari berturut-turut.

Page 134: Soal TO

NO. 129 JAWABAN: E

D/ Giardiasis• Gejala-gejalanya : – mual yang hilang-timbul – Bersendawa – pengeluaran gas yang meningkat (flatulensi)– rasa tidak enak di perut – tinja yang sangat banyak dan berbau busuk – diare.

Page 135: Soal TO

NO. 130 JAWABAN: E Infeksi Oxyuris Vermicularis & Enterobius Vermicularis Gejala klinis yang paling menonjol adalah rasa gatal (pruritus ani) mulai

dari rasa gatal sampai timbul rasa nyeri. Akibat garukan akan menimbulkan iritasi di sekitar anus, kadang sampai terjadi perdarahan dan disertai infeksi bakteri. Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari. Hal ini akan menyebabkan gangguan tidur pada anak–anak (insomnia) oleh karena rasa gatal, anak akan kurang tidur dan badannya pun menjadi lemah serta lebih cengeng atau sensitif. cepat marah, dan gigi menggeretak. Kondisi yang tidak mengenakkan ini membuat nafsu makan anak berkurang. Berat badannya serta merta berkurang.

Terapi: piperazin dosis tunggal 3-4 gram (dewasa) atau 25 mg/kg berat badan (anak-

anak) pirantel pamoat dosis 10 mg/kg berat badan mebendazol dosis tunggal 100 mg albendazol dosis tunggal 400 mg.

Page 136: Soal TO

NO. 131 JAWABAN: D

• Asthma is the common chronic inflammatorydisease of the airways characterized by variable and recurring symptoms, reversible airflow obstruction, and bronchospasm.

Page 137: Soal TO

NO. 132 JAWABAN: B

• Virus influenza tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N.

• Virus flu burung (avian influenza) adalah subtipe H5N1 dan H9N2

Page 138: Soal TO

NO. 133 JAWABAN: DEdema lokal dapat terjadi pada respon terhadap

alergen, seperti sengatan lebah.Pada individu tertentu, alergen ini dapat

mencetuskan respon anafilaktik dengan edema luas yang ditimbulkan oleh reaksi tipe histamin.

Inflamasi menyebabkan hiperemia dan vasodilatasi yang menyebabkan akumulasi cairan, protein dan sel pada area yang sakit. Ini mengakibatkan pembengkakan edema (eksudasi) area yang terkait.

Page 139: Soal TO

NO. 134 JAWABAN: D

Page 140: Soal TO

NO. 135 JAWABAN: D

• Luka bakar pada seluruh ketebalan kulit seluruh lapisan epidermis

• Jadi, vaskularisasi berasal dari jaringan dibawahnya yaitu dermis.

Page 141: Soal TO

NO. 136 JAWABAN: B

• Luas luka bakar: lengan kanan dan kiri, dada: 27%Klasifikasi baru

klasifikasi tradisional

kedalaman luka bakar bentuk klinis

Superficial thickness

Derajat 1 Lapisan EpidermisErythema( kemerahan ), Rasa sakit seperti tersengat, blisters( Gelembung cairan )

Partial thickness — superficial

Derajat 2Epidermis Superficial (Lapisan papillary) dermis

Blisters ( Gelembung cairan ), Cairan bening ketika gelembung dipecah, dan rasa sakit nyeri

Partial thickness — deep

Deep (reticular) dermis

Sampai pada lapisan berwarna putih, Tidak terlalu sakit seperti superficial derajat 2. sulit dibedakan dari full thickness

Full thickness Derajat 3 atau 4Dermis dan struktuir tubuh dibawah dermis Fascia,Tulang, or Otot

Berat, adanya eschar seperti kulit yang meleleh, cairan berwarna , tidak didapatkan sensasi rasa sakit

Page 142: Soal TO

NO. 137 JAWABAN: BSindrom Klinefelter adalah kelainan genetik pada

laki-laki yang diakibatkan oleh kelebihan kromosom X. Laki-laki normal memiliki kromosom seks berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter umumnya memiliki kromosom seks XXY.

Penderita sindrom klinefelter akan mengalami infertilitas, keterbelakangan mental, dan gangguan perkembangan ciri-ciri fisik yang diantaranya berupaginekomastia (perbesaran kelenjar susu dan berefek pada perbesaran payudara), dll.

Page 143: Soal TO

NO. 138 JAWABAN: D Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau

kontak dengan benda asing, misalnya kontak lensa. Konjungtivitis virus biasanya mengenai satu mata. Pada

konjungtivitis ini, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit.

Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan.

Konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair.

Konjungtivitis papiler raksasa adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh intoleransi mata terhadap lensa kontak. Biasanya mengenai kedua mata, terasa gatal, banyak kotoran mata, air mata berlebih, dan kadang muncul benjolan di kelopak mata.

Page 144: Soal TO

NO. 139 JAWABAN: DD/ Konjunctivitis VernalPasien umumnya mengeluh tentang gatal yang

sangat dan bertahi mata berserat-serat. Biasanya terdapat riwayat keluarga alergi dan kadang-kadang pada pasien muda juga.

Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di konjungtiva tarsalis inferior.

Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu kali. Setiap papil raksasa berbentuk poligonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler.

Page 145: Soal TO

NO. 140 JAWABAN: A

• Tindakan pertama atasi masalah Airway, kemudian BCDE:

• Suara mendengkur seperti berkumur-kumur ada cairan di jalan napas bebaskan jalan napas

Page 146: Soal TO

NO. 141 JAWABAN: A Circulation: Terapi awal pasien hipotensif adalah cairan

resusitasi dengan memakai 2 liter larutan isotonis Ringer Laktat.

Larutan RL adalah larutan isotonis yang paling mirip dengan cairan ekstraseluler. RL dapat diberikan dengan aman dalam jumlah besar kepada pasien dengan kondisi seperti hipovolemia dengan asidosis metabolik, kombustio, dan sindroma syok.

NaCl 0,45% dalam larutan Dextrose 5% digunakan sebagai cairan sementara untuk mengganti kehilangan cairan insensibel.

Larutan NaCl isotonis dianjurkan untuk penanganan awal syok hipovolemik dengan hiponatremik, hipokhloremia atau alkalosis metabolik.

Page 147: Soal TO

NO. 142 JAWABAN: A

Obstruksi airway parsial yaitu penghambatan jalan nafas karena:

Cairan seperti darah, cairan serosa. Terdengar bunyi ‘gurgling’ atau seperti orang berkumur-kumur.

Lidah jatuh kebelakang, terdengar bunyi ‘snoring’ atau seperti orang mengorok.

Penyempitan laring/trakea. Biasanya karena edema didaerah leher. Terdengar bunyi ‘crowing’ atau bunyi highpitched karena penyempitan tersebut

Page 148: Soal TO

NO. 143 JAWABAN: A Derajat I (kehilangan darah 0-15%): takikardi minimal. tidak terjadi

perubahan tekanan darah, tekanan nadi, dan frekuensi pernapasan.

Derajat II (kehilangan darah 15-30%): takikardi (frekuensi nadi>100 kali permenit), takipnea, penurunan tekanan nadi, kulit teraba dingin, perlambatan pengisian kapiler, dan anxietas ringan.

Derajat III (kehilangan darah 30-40%): takipnea dan takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, oligouria, dan perubahan status mental yang signifikan, seperti kebingungan atau agitasi.

Derajat IV (kehilangan darah >40%): takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, tekanan nadi menyempit (atau tekanan diastolik tidak terukur), berkurangnya (tidak ada) urine yang keluar, penurunan status mental (kehilangan kesadaran), dan kulit dingin dan pucat.

Page 149: Soal TO

NO. 144 JAWABAN: APenanganan pasien tidak sadar:Danger, lihat bahaya yang mungkin terjadi di tempat

kejadian. Secure dulu sebelum bertindak lebih lanjut. Harus clear dulu.

Response, cek response korban, dengan cara memanggil-manggil nama atau dengan menepuk pundak korban dengan punggung tangan kita. Jika korban merespon, maka segera amankan korban dan menunggu tim medis datang dengan terus memonitor korban. Jika korban tidak merespon, maka dilakukan tindakan selanjutnya.

Bantuan hidup dasar dan lanjut.

Page 150: Soal TO

NO. 145 JAWABAN: E In medicine, a "do not resuscitate" or "DNR" is a legal

order written either in the hospital or on a legal form to respect the wishes of a patient to not undergo CPR or advanced cardiac life support if their heart were to stop or they were to stop breathing. This request is usually made by the patient or health care power of attorney and allows the medical teams taking care of them to respect their wishes.

Pasien masih dapat diberikan pengobatan kemoterapi, antibiotik, dialisis atau lainnya kecuali tindakan yang memerlukan intubasi dan RJP.

Page 151: Soal TO

NO. 146 JAWABAN: A

Resusitasi AwalA.Airway: harus dijaga dengan baik, dapat

menggunakan Jaw thrust / Chin lift bila lidah jatuh kebelakang.

Perasat helmnich bila tersedak, dan finger sweep bila ada cairan.

Pasien sadar dipakai naso-pharyngeal airway. Pasien tidak sadar/tidak ada gag refleks dipakai oro-pharyngealairway. Jika ragu airway definitif

Page 152: Soal TO

NO. 147 JAWABAN: A

• Lihat no 142 & 146

Page 153: Soal TO

NO. 148 JAWABAN: C

• Tahap penanganan labiognatopalatoschizis yaitu tahap sebelum operasi, tahap sewaktu operasi, dan tahap setelah operasi.

• Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh bayi menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari keseimbangan berat badan yang dicapai dan usia yang memadai.

• Patokan yang biasa dipakai adalah rule of ten (BB >10 pon, Hb >10 gr %, usia >10 minggu).

Page 154: Soal TO

NO. 149 JAWABAN: A

• Lihat no 148• 10 Pon = 5 Kg

Page 155: Soal TO

NO. 150 JAWABAN: A

• Pada trauma multiple, di secondary survey dilakukan pemeriksaan foto rontgen di :– Kepala– Leher– Toraks– Pelvis

Page 156: Soal TO

NO. 151 JAWABAN: A

• Tindakan intubasi sebenarnya dapat menyebabkan rangsangan simpatis yang membangkitkan respon kardiovaskuler; menyebabkan kenaikan sementara laju jantung dan tekanan darah. Untuk mengurangi lonjakan kardiovaskuler tersebut diperlukan intubasi dengan cepat dan mulus.

Page 157: Soal TO

NO. 152 JAWABAN: A Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering

terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun (5-10%). Biasanya Hemangioma sudah nampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti : kepala, leher, muka, kaki atau dada. Umumnya hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang setelah kelahiran

Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai pembesaran maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.

Pembedahan, Indikasi : Terdapat tanda-tanda pertumbuhan hemangioma yang terlalu

cepat1,2, misalnya dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.

Hemangioma raksasa dengan trombositopenia. Tidak ada regresi spontan2, misalnya tidak terjadi pengecilan

hemangioma sesudah 6-7 tahun.

Page 158: Soal TO

NO. 153 JAWABAN: ANyeri kepala

Sifat nyeri Lokasi Lama Frekuensi Gejala ikutan

Migren umum

Berdenyut Unilateral atau bilateral

6-48 jam

Sporadik beberapa kali sebulan

Mual, muntah, malaise, fotofobia

Migren klasik

Berdenyut Unilateral 3-12 jam

Idem Prodormal visual, mual, muntah, malaise, fotofobia

Klaster Menjemukan, tajam

Unilateral, orbita

15-20 menit

Serangan berkelompok dgn remisi lama

Lakrimasi ipsilateral, wajah merah, hidung tersumbat, horner

Page 159: Soal TO

NO. 154 JAWABAN: E

• D/ migren umum• Terapi abortif yang dapat diberikan:– Ergotamin tartat 1mg oral– Dihidroergotamin 1mg iv– Sumatriptan suksinat 6mg subkutan

Page 160: Soal TO

NO. 155 JAWABAN: BFungsi nervus okulomotorius: Muskulus recti superior, inferior dan medial yang

fungsinya menarik bola mata ke arah superior, inferior dan medial.

Muskulus obligus inferior, fungsinya memutar bola mata menghadap atas-lateral.

Muskulus levator palpebra superior, fungsi mengangkat palpebra superior.

Muskulus ciliaris, fungsi dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis.

Muskulus sphingter pupil, fungsi dipengaruhi oleh saraf parasimpatis jika dirangsang pupil mengecil.

Muskulus dilatator pupil, fungsi dipengaruhi oleh saraf parasimpatis jika dirangsang pupil membesar.

Page 161: Soal TO

NO. 156 JAWABAN: CD/ Thalasemia Gejala: pucat, gangguan nafsu makan, gangguan tumbuh kembang dan

perut membesar karena pembesaran lien dan hati. Pemeriksaan fisis

Pucat Bentuk muka mongoloid (facies Cooley) Dapat ditemukan ikterus Gangguan pertumbuhan Splenomegali dan hepatomegali yang menyebabkan perut membesar

Pemeriksaan penunjang Hb rendah dapat sampai 2-3 g% Gambaran morfologi eritrosit : mikrositik hipokromik, sel target, anisositosis

berat dengan makroovalositosis, mikrosferosit, polikromasi, basophilic stippling, benda Howell-Jolly, poikilositosis dan sel target. Gambaran ini lebih kurang khas.

Foto Ro tulang kepala : gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan trabekula tegak lurus pada korteks.

Page 162: Soal TO

NO. 157 JAWABAN: AD/ Thalasemia (lihat no 156) Increased breakdown of hemoglobin, which

may result in: increased bilirubin level (mainly indirect-reacting)

with jaundice increased fecal and urinary urobilinogen Hemoglobinanemia, methemalbuminemia,

hemoglobinuria and hemosiderinuria (where there is significant intravascular hemolysis)

There are 2 kinds of bilirubin that is present in the bld. B1 or the indirect, unconjugated type and B2 or direct, conjugated type.

Page 163: Soal TO

NO. 158 JAWABAN: B

• D/ Thalasemia (lihat no 156)• Pemeriksaan Khusus:– Hb F meningkat : 20%-90% Hb total– Elektroforesis Hb : hemoglobinopati lain dan

mengukur kadar Hb F.– Pemeriksaan pedigree: kedua orangtua pasien

thalassemia mayor merupakan trait (carrier) dengan Hb A2 meningkat (> 3,5% dari Hb total).

Page 164: Soal TO

NO. 159 JAWABAN: A Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi

yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi (Sediatoema, 1999).

Secara klinik dibedakan dalam bentuk yaitu Kwashiorkor dan marasmus. Diantara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk antara atau “ Marasmus Kwasiorkor “a) Marasmus yaitu keadaan kurang kalorib) Kwashiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang.c) Marasmus kwashiorkor yaitu keadaan peralihan antara marasmus dan kwashiorkor.(Nelson. 2000. Ilmu kesehatan Anak,volume 2 Edisi 15. EGC. Jakarta)

Perbedaan pem fisik pada kedua penderita tsb disebabkan oleh perbedaan lamanya menderita KKP

Page 165: Soal TO

NO. 160 JAWABAN: A D/ Kwashiorkor, gejala: tampak sembab, latergik, cengeng dan mudah terangsang, pada tahap

lanjut anak menjadi apatus dan koma. Pertumbuhan terlambat,Udema, Anoreksia dan diare. Rambut berwarna pirang , berstruktur kasar dan kaku serta mudah

dicabut. Anak mudah terjangkit infeksiKarena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai

asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amnino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat edem.perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.

Page 166: Soal TO

161 A

• Diagnosis: KEP dengan diare kronik• BB kurang, oedem anasarka, kulit deskuamasi,

rambut kering dan rapuh, asites, dan heaptomegali kwasiorkhor

• Hipoalbuminemia tekanan osmotic intravascular rendah oedem anasarka

Page 167: Soal TO

162 C

• Retinopati Diabetik Non Proliferatif Retinopati diabetika non proliferatif merupakan stadium awal dari keterlibatan retina akibat diabetes mellitus yang ditandai dengan adanya mikroaneurisma, hemoragik dan eksudat dalam retina. Dalam stadium ini terjadi kebocoran protein, lipid atau sel-sel darah merah dari pembuluh-pembuluh kapiler retina ke retina. Bila proses ini sampai terjadi di makula yaitu bagian yang memiliki konsentrasi tinggi sel-sel penglihatan maka akan menimbulkan gangguan pada ketajaman penglihatan.

• Retinopati Diabetik Proliferatif Iskemia retina yang progresif merangsang pembentukan pembuluh darah baru ( neovaskularisasi ) yang rapuh sehingga dapat mengakibatkan kebocoran serum dan protein dalam jumlah yang banyak. Biasanya terdapat di permukaan papil optic di tepi posterior daerah non perfusi. Pada iris juga bisa terjadi neovaskularisasi disebut rubeosis.Pembuluh darah baru berproliferasi di permukaan posterior badan kaca ( corpus vitreum ) dan terangkat bila badan kaca bergoyang sehingga terlepas dan mengakibatkan hilangnya daya penglihatan mendadak.

• Gejala klinik :Makula edema, Eksudat, Vitreus haemorhage ( perdarahan vitreus ), Neovaskularisasi, Ablasi retina, Jaringan ikat vitreo retinal, Perdarahan di subhyaloid

Page 168: Soal TO

163 DDiagnosis: fraktur terbuka tibia 1/3 atas grade 3A Grade I: luka bersih dengan panjang kurang dari 1 cm.Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan

lunak yang ekstensif.Grade III: sangat terkontaminasi, dan mengalami

kerusakan jaringan lunak ekstensif.Antibiotik yang dianjurkan adalah monoterapi dengan

cefalosporin generasi I untuk fraktur terbuka grade I dan II, dan ditambah aminoglikosida pada fraktur grade III.

Antibiotik lokal yang dapat digunakan misalnya golongan aminoglikosida.

Page 169: Soal TO

Dalam review di Journal of Bone and Joint Surgery, Okkie KBA dan Bhattacharyya T mengulas tren terkini dalam manajemen fraktur terbuka sebagai berikut:

Antibiotik Sistemik (Grade A) Lokal (Grade B)Waktu debridement operatif Segera (Grade B) Dalam 6 jam (Grade C)Irigasi Lavase pulsatil tekanan tinggi (insuff) Aditif: antibiotik, antiseptik, sabun (insuff)Fiksasi Femur dengan intramedullary nailing(Grade B) Tibia dengan fiksasi eksterna (Grade B) Tibia dengan intramedullary nailing (Grade B) Reaming (insuff)Penutupan luka Primer (Grade B) Vakum (insuff)Tambahan Cangkok tulang profilaksis dini (Grade C) rhBMP-2 lokal (Grade B)Modalitas yang tidak direkomendasikan Kultur luka (Grade B)

Page 170: Soal TO

164 A Non-gonococcal urethritis (NGU) adalah peradangan pada saluran

kencing yang tidak disebabkan oleh infeksi gonorrhea. Untuk keperluan pengobatan, dokter biasanya mengklasifikasikan urethritis menular dalam dua kategori: gonococcocal urethritis, yang disebabkan oleh gohneria; dan non-gonococcal urethritis (NGU).

Penyebab: Bakteri : Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum,

Haemophilus vaginalis, dan Mycoplasma genitalium. Viral : Herpes simpleks (langka), Adenovirus. Parasit : Parasit Trichomonas vaginalis (langka). Noninfectious : Cedera mekanis (dari urinary catheter atau

cystoscope), iritasi akibat bahan kimia tertentu (antiseptik atau spermicide (suatu substansi yang bisa membunuh sperma).

Page 171: Soal TO

Gejala urethritis dapat berupa rasa sakit atau sensasi terbakar setelah kencing (dysuria), keluarnya cairan putih/keruh dari urinari dan perasaan ingin selalu kencing. Untuk laki-laki, gejalanya berupa keluarnya cairan yang tidak biasa dari penis, rasa terbakar atau perih ketika kencing, gatal, iritasi, atau kesakitan, dan pada celana dalam bagian depan dapat dijumpai noda. Pada Perempuan, gejalanya berupa keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina, rasa terbakar atau perih ketika kencing, dan infeksi anal atau mulut. Sakit abdominal (di sekitar perut) dan pendarahan vagina yang abnormal mungkin merupakan indikasi bahwa infeksi telah berkembang menjadi Pelvic Inflammatory Disease (peradangan pada sekitar rahim).

Namun demikian, kadang-kadang NGU tidak menunjukkan gejala (khususnya pada perempuan).

NGU didiagnosis jika seseorang dengan kondisi urethritis tidak memiliki tanda-tanda keberadaan bakteri gonorea di tes laboratorium. Yang paling sering menyebabkan NGU (23% -55% dari kasus) adalah Chlamydia. Oleh sebab itu diperlukan beberapa tes untuk memastikan penyebab NGU itu.

Page 172: Soal TO

165 E

• Diagnosis: meningitis TB• Komplikasi: hidrosefalus• Paling berbahaya: terjadi herniasi

Page 173: Soal TO

166 DDiagnosis: Edema cerebriTatalaksana: Manitol 25%, glukose 10%, gliserol 10%,

urea 25% (larutan hipertonik per infus)acetazolamide (diamox) merupakan inhibitor

anhidrase karbonik, ensim yang bersifat katalisator terhadap pembentukan asam karbonat dari CO2 dan air. Khasiatnya mengurangi produksi likuor serebrospinalis. Tidak berkhasiat terhadap edema vasogenik dan sitotoksik. Peranannya hanya terbatas pada edema hidrostatik yang disebabkan oleh hidrosefalus obstruktif dan pseudo tumor, karena mengurangi produksi likuor serebrospinalis.

Page 174: Soal TO

167 AKriptorkismus adalah suatu keadaan di mana setelah

usia satu tahun satu atau kedua testis tidak berada di dalam kantong skrotum, tetapi berada di salah satu tempat sepanjang jalur desensus yang normal.

Infertilitas. Kriptorkismus bilateral yang tidak diterapi akan mengalami infertilitas lebih dari 90% kasus, sedangkan yang unilateral 50% kasus. Testis yang berlokasi di intra abdominal dan di dalam kanalis inguinalis, akan mengurangi spermatogenik, merusak epitel germinal.

Komplikasilain: hernia (hernia inguinalis ipsilateral), torsio, trauma, neoplasma, psikologis.

Page 175: Soal TO

168 B

• Diagnosis: Sindroma Nefrotik• DD: Glomerulonefritis Akut• Pemeriksaan awal: Albumin urin

Page 176: Soal TO

169 D

Gejala umum anxietas• Gejala psikologik:

Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati, takut ”gila”, takut kehilangan kontrol dan sebagainya.

• Gejala fisik: Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain.

• Gejala lain:Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang Mengganggu konsentrasi dan daya ingat. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. Keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran mendenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala dan sebagainya.

Page 177: Soal TO

170 A

• Diagnosis: Bell’s Palsy• Bell’s Plasy parese N.VII perifer dextra

Page 178: Soal TO

171 D

• BMI = BB (kg) / TB2 (m)• BMI = 40 / 1,62 = 40 / 2,56 = 15,625

• BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)BMI 18.5 - 24 = normalBMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)BMI >30 = obesitas

Page 179: Soal TO

172 C

• Karbohidrat : 50-60%• Protein : 10-15%• Lemak : 20-30%

Page 180: Soal TO

173 A Diagnosis: hipertropi pilorus kongenital Gejala: muntah proyektil mulai umur 2-3 minggu, dan

tidak berwarna hijau ( nonbilious vomiting). Bayi senantiasa menangis sesudah muntah dan akan muntah kembali setelah makan. Hal ini disebabkan karena obstruksi pylorus. Terkadang dijumpai muntah berwarna hijau dan dapat pula muntahan bercampur darah oleh karena adanya iritasi pada mukosa lambung. Penurunan berat badan yang disertai dengan penurunan turgor kulit merupakan tanda adanya dehidrasi. Konstipasi merupakan gejala yang sering muncul karena sedikitnya jumlah cairan yang melalui pilorus menuju usus halus. Anak juga tampak gelisah dan terus menangis.

Page 181: Soal TO

174 C Diagnosis: VSD (defek kecil) Tampilan klinis pasien VSD bervariasi, bergantung kepada besarnya

defek/pirau dan aliran dan tekanan arteri pulmonal. Jenis yang paling sering terjadi ialah defek kecil dengan pirau kiri-ke-kanan yang ringan dan tekanan arteri pulmonal yang normal. Pasien dengan defek tersebut umumnya asimtomatis dan lesi kelainan jantung ditemukan pada pemeriksaan fisik rutin. Dapat ditemukan murmur pansistolik parasternal yang keras, kasar dan bertiup serta ada thrill. Pada beberapa kasus murmur tersebut berakhir sebelum bunyi jantung 2, kemungkinan disebabkan oleh penutupan defek pada akhir sistolik.

Pada pasien dengan VSD kecil, roentgenogram dada umumnya normal walaupun dapat terlihat sedikit kardiomegali dan peningkatan vaskulatur pulmonal. EKG umumnya normal walau dapat juga terlihat hipertrofi ventrikel kiri. Adanya hipertrofi ventrikel kanan menunjukkan bahwa defek tidak kecil serta ada hipertensi pulmonal atau stenosis pulmonal.

Page 182: Soal TO

175 A

• Diagnosis: Retardasi mental• Usia 15 tahun tapi IQ sama dengan anak kelas

2 SD

Page 183: Soal TO

176 C Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan

inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang.

Faktor-faktor penyebab retardasi mental adalah sebagai berikut. a. Infeksi dan atau intoksinasi b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi d. Penyakit otak yang nyata e. Penyakit atau pengaruh prenatal f. Kelainan kromosom g. Prematuritas h. Akibat gangguan jiwa yang berat i. Deprivasi psikososial

Page 184: Soal TO

Berdasarkan kriteria tersebut kemudian dapat diklasifikasikan berat-ringannya retardasi mental yang menurut GPPDGJ – 1 (W.F. Maramis, 2005: 390-392) adalah : 1. Retardasi Mental Taraf Perbatasan (IQ = 68 – 85), 2) Retardasi Mental Ringan (IQ = 52 – 67), 3. Retardasi Mental Sedang (IQ = 36 – 51), 4. Retardasi Mental Berat (IQ = 20 – 35), dan 5. Retardasi Mental Sangat Berat (IQ = kurang dari 20).

Page 185: Soal TO

177 COperasi katarak kongenital dibutuhkan sesegera

mungkin untuk memastikan bahwa pengelihatan cukup jelas sehingga memungkinkan perkembangan normal dari sistem indera pengelihatan bayi. Selain itu untuk mencegah mata malas. Beberapa ahli mengatakan waktu yang optimum untuk pembedahan katarak adalah antara enam minggu hingga tiga bulan sejak kelahiran bayi.

Komplikasi: glaukoma sekunder

Page 186: Soal TO

178 C Diagnosis: tonsilitis kronis Patologi tonsilitis kronis. Radang berulang akan mengikis epitel

mukosa tonsil dan jaringan limfoid. Selama proses penyembuhan, jaringan limfoid akan terganti oleh jaringan parut yang akan mengkerut sehingga melebarkan kripti yang terisi oleh detritus. Bila keadaan ini (proses radang) terus berlangsung maka dapat menembus kapsul tonsil sehingga melekatkan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Anak disertai oleh pembesaran kelenjar submandibula.

Gejala & tanda tonsilitis kronis. Tonsilitis kronis memiliki tanda berupa pembesaran tonsil yang permukaannya tidak rata, pelebaran kriptus, dan sebagian kripti terisi oleh detritus. Gejala tonsilitis kronis berupa tenggorok rasa mengganjal & kering dan napas berbau.

Page 187: Soal TO

179 C

• Diagnosis: OMSK maligna• Terapi: Operasi pengangkatan koleasteatoma• Tujuan mastoidektomi radikal: untuk

membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial.

• Tujuan mastoidektomi sederhana: agar infeksi tenang (menghentikan infeksi secara permanen) dan telinga tidak berair lagi.

Page 188: Soal TO

180 C

• Volkmann’s ischemic sama dengan sindroma kompartemen.Gambaran klinik• Nyeri yang melebihi kapasitas cedera• Pemeriksaan fisik: bukti ketegangan kompartemen, menurunnya

perfusi (pengisian kembali kapiler, nyeri) dan kehilangan fungsi jaringan (mati rasa dan lemah; nervus dan otot terlibat pada kompartemen yang terinfeksi)

• Kenali 6 P: Pain (nyeri), Pallor (pucat), Pulselessness (tidak ada pulsasi), Parasthesia (tidak ada rasa), Paralysis (lumpuh) dan Poikilothermic

• Nervus sensorik yang lebih dulu terkena, diikuti oleh motorik.

Page 189: Soal TO

181 C

• Menarik anggota badan bila dirangsang M3• Mengeluarkan suara tidak jelas V2• Tidak dapat membuka mata biarpun

dirangsang E1• GCS = 6

Page 190: Soal TO

182 D Diagnosis: Colles fracture fraktur yang terjadi pada bagian metafisis tulang radius bagian

distal ini sering terjadi pada wanita berusia diatas 50 tahun, karena proses penuaan dan osteoporosis.

Biasanya fraktur ini terjadi pada saat seseorang jatuh dengan menumpu pada telapak tangan dengan lengan bawah pada keadaan pronasi (menghadap ke bawah). Keadaan ini (dorsifleksi tangan dan deviasi dari radial) menyebabkan kekhasan lokasi dan karakeristik dari fraktur ini. Pada pemeriksaan fisis, terlihat jelas adanya perubahan bentuk yang menyerupai garpu, dikenal sebagai “dinner fork deformity”. Terdapat pembengkakan pada pergelangan tangan dan nyeri pada pergerakan atau penekanan. Terbatasnya gerakan sendi pergelangan tangan juga menunjukkan adanya fraktur ini.

Page 191: Soal TO

183 A

• Diagnosis: alergi obat

Page 192: Soal TO

184 E

• Anak usia 2 tahun dengan riwayat imunisasi dasar lengkap maka saat ini diberikan DPT ulang 2, 4, 6, 18, 6 tahun, 12 tahun.

• Vaksin DPT (jadwal imunisasi IDAI 2011): 2, 4, 6, 18-24, 5 tahun

• Vaksin Varicella dapat diberikan pada umur setelah 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar.

Page 193: Soal TO

185 C

• Diagnosis: TB kutis atau skrofuloderma• Yang menyebabkan nodula hitam adalah

peningkatan melanosit.• skrofuloderma merupakan hasil dari adanya

penjalaran jaringan di bawah kulit yang terserang tuberculosis, biasanya kelenjar getah bening, tetapi kadang – kadang dapat juga berasal dari tulang, atau kedua – duanya atau tuberculosis epididimis.

Page 194: Soal TO

Tuberkulosis kelenjar getah bening tersering terjadi dan yang terkena adalah kelenjar getah bening pada supraklavikula, submandibula, leher bagian lateral, ketiak, dan lipatan paha (jarang terjadi). Fokus primer didapatkan pada daerah yang aliran getah beningnya bermuara pada kelenjar getah bening yang meradang.

Penyebaran penyakit terjadi secara cepat melalui limfatik ke kelenjar getah bening dari daerah yang sakit dan melalui aliran darah. Granuloma yang terbentuk pada tempat infeksi paru disebut ghonfocus dan bersamaan kelenjar getah bening disebut kompleks primer adalah tuberculous chancre. Bila kelenjar getah bening pecah timbul skrofuloderma. Reinfeksi eksogenous bisa terjadi meskipun jarang dan reaksinya pada host yang telah tersensitasi oleh infeksi sebelumnya berbeda dengan mereka yang belum tersensitasi.

Page 195: Soal TO

186 C

• Diagnosis: psoriasis vulgaris• Tennis elbow: lateral epicondylitis• Exfoliative dermatitis: erythroderma; red man

syndrome

Page 196: Soal TO

187 E

• Diagnosis: psoriasis vulgaris• Pemeriksaan yang dilakukan: Auspitz Test

Page 197: Soal TO

188 B Hipokondriasis adalah keterpakuan pada ketakutan menderita, atau

keyakinan bahwa seseorang memiliki penyakit medis yang serius, meski tidak ada dasar medis untuk keluhan yang dapat ditemukan.

Ciri-ciri dari Hipokondriasis ini adalah:

Orang tersebut terpaku pada ketakutan memiliki penyakit serius atau pada keyakinan bahwa dirinya memiliki penyakit serius.

Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau keyakinan memiliki suatu penyakit fisik, yang tetap ada meski telah diyakinkan secara medis.

Keterpakuan tidak pada intensitas khayalan dan tidak terbatas pada kekhawatiran akan penampilan.

Gangguan telah bertahan selama 6 bulan atau lebih. Keterpakuan tidak muncul secara eksklusif dalam konteks gangguan

mental lainnya.

Page 198: Soal TO

189 C

• Diagnosis: Infeksi Saluran Kemih• Etiologi tersering: Escherichia coli terutama

pada perempuan karena kebiasaan membasuh kemaluan yang salah.

Page 199: Soal TO

190 B

• Waktu penelitian yang singkat untuk mengetahui hubungan sebab akibat Cross sectional

Page 200: Soal TO

191 B

• Odds ratio= a x d b x c = 160 x 80 40 x 120

Page 201: Soal TO

192 B Penelitian Observasional kohort merupakan penelitian

epidemiologis analitisnoneksperimental yang didasarkan pada pengamatan sekelompok penduduk tertentu dalam satu jangka waktu tertentu. Kelompok kohort adalah sekelompok penduduk yang memilikipersamaan dalam hal tertentu dan merupakan kelompok yang diamati sampai batas waktu tertentu. Dalam epidemiologi, subjek dalam studi kohort dipilih berdasarkan beberapa karakteristik tertentu yang dianggap sebagai faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguankesehatan tertentu. Pada dasarnya studi kohort didasarkan pada pertanyaan "apa yang akanterjadi?" sehingga dengan demikian pengamatan ini bersifat prospektif.

Page 202: Soal TO

193 D

• Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat.

• Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak keluhan fisik yang mengenai banyak sistem organ.

Page 203: Soal TO

194 A Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticusàabortus

yang dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.

Syarat: 1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan

kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.5. Prosedur tidak dirahasiakan.6. Dokumen medik harus lengkap.

Page 204: Soal TO

Alasan-alasan untuk melakukan tindakan abortus medisinalis : Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan

perdarahan yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal (missed abortion).

Mola Hidatidosa atau hidramnion akut. Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis. Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau

jika dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara.

Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi. Telah berulang kali mengalami operasi caesar. Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit

jantung organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis, tuberkulosis paru aktif, toksemia gravidarum yang berat.

Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol yang disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dan lain-lain.

Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat. Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum. Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada

kasus seperti ini, sebelum melakukan tindakan abortus harus dikonsultasikan dengan psikiater.

Page 205: Soal TO

195 A

• Diagnosis: BPH• Struktur bilobuler di anterior pada rectal

toucher glandula prostate

Page 206: Soal TO

196 D Diagnosis: diare dengan dehidrasi berat hiponatremi Hal ini disebabkan karena penurunan ADH (vasopresin). ADH berfungsi meningkatkan reabsorsi air pada tubulus

distal dan duktus koligentes ginjal. ADH juga merangsang absorsi Na+ dan urea di tubulus. Konsentrasi ADH yang tinggi juga menyebabkan vasokonstriksi (melalui reseptor V1 dan IP3).

Angiotensin II dan aldosteron akan mempromosikan reabsorpsi Na dan Cl yang akan mengkonservasi volume cairan tubuh dengan mengurangi kehilangan melalui urin.

Atrial Natriuretic Peptide (ANP) ini akan memberikan efek natriuresis, yang akan meningkatkan eksresi Na maupun Cl diikuti ekskresi air. Selain itu juga terjadi perlambatan pelepasan renin dari sel juxtaglomerular ginjal.

Page 207: Soal TO

197 E

• Diagnosis: Squamous Cell Carcinoma (SCC)• Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita pria

terutama kaum lanjut usia (lansia). Ini adalah jenis kanker kulit dimana terjadi keganasan sel keratinosit epidermis, merupakan kanker kulit ke dua tersering. Penyakit kanker kulit KSS ini dapat menyebar kebagian tubuh yang lain, umumnya diderita mereka yang berada diwilayah tropik.

• Seperti halnya penyakit KSB, kanker kulit jenis ini juga diduga akibat sinar matahari (dominannya), Imun tubuh yang lemah, virus, bahan-bahan kimia dan jaringan parut juga dapat menimbulkan penyekit ini. Adapun tanda dan gejalanya ialah mempunyai kelainan berupa benjolan-benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh. Diagnosa ditegakkan dengan metode yang sama pada KSB, begitupun tindakan therapy dan pengobatan cenderung sama dengan kanker sel basal.

Page 208: Soal TO

198 A

• Diagnosis: Suspek sepsis neonatorum e.c. infeksi Neissheria gonorhea yang ditularkan melalui jalan lahir (vagina ibu).

Page 209: Soal TO

199 E

• Diagnosis Herpes Zooster• Akibat dari reaktivasi infeksi laten dari

ganglion dorsal.

Page 210: Soal TO

200 C

• Menjelaskan efek simpang suplementasi herbal pada pengobatan pasien sehingga pasien harus berhenti mengkonsumsi suplemen herbal apabila ingin kemoterapinya berhasil.