10
1 1. KASUS Seorang gadis yang bernama Aminah, besok akan menikah. Dia sangat mengharapkan hujan mereda. Karena jika tidak hujan akan menggenangi rumahnya. Orang tua Aminah dan keluarga besarnya juga menginginkan hal yang sama. Aminah kemudian juga berinisiatif melakukan shalat hajat, agar Allah mengabulkan doanya. Sedangkan orang tua dan keluarga besarnya menyuruh Aminah melempar “CD” bekas pakai ke atas atap, tujuannya agar hujan berhenti. Tapi Aminah tidak mau, karena menurut Aminah itu syirik. Tetapi mereka memaksa. Tanpa persetujuan Aminah mereka pun melakukan hajat mereka. Begitu mereka melakukannya, hujan langsung berhenti. Lalu setelah itu orang-orang mengucapkan Alhamdulillah. Dan sang nenek mengatakan “Memang dasar, anak-anak jaman sekarang pada bandel-bandel.” 2. TERJEMAHAN KASUS Dari uraian cerita di atas kita dapat menjelaskan bahwa apa yang sebenarnya dilakukan Aminah adalah suatu yang benar, karena ketika dia ditimpa suatu kesusahan dia lebih memilih untuk kembali kepada Allah dari pada kepada hal lain. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Fushshilat ayat 37: Dan sebahagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang Menciptakan-nya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Al-Fushshilat : 37) Dari ayat tersebut jelaslah bahwa apa sebenarnya yang dilakukan Aminah itu adalah sangat sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Akan tetapi apa

Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part I

Citation preview

Page 1: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

1

1. KASUS

Seorang gadis yang bernama Aminah, besok akan menikah. Dia sangat

mengharapkan hujan mereda. Karena jika tidak hujan akan menggenangi rumahnya.

Orang tua Aminah dan keluarga besarnya juga menginginkan hal yang sama.

Aminah kemudian juga berinisiatif melakukan shalat hajat, agar Allah

mengabulkan doanya. Sedangkan orang tua dan keluarga besarnya menyuruh Aminah

melempar “CD” bekas pakai ke atas atap, tujuannya agar hujan berhenti. Tapi Aminah

tidak mau, karena menurut Aminah itu syirik. Tetapi mereka memaksa. Tanpa

persetujuan Aminah mereka pun melakukan hajat mereka. Begitu mereka

melakukannya, hujan langsung berhenti. Lalu setelah itu orang-orang mengucapkan

Alhamdulillah. Dan sang nenek mengatakan “Memang dasar, anak-anak jaman

sekarang pada bandel-bandel.”

2. TERJEMAHAN KASUS

Dari uraian cerita di atas kita dapat menjelaskan bahwa apa yang sebenarnya

dilakukan Aminah adalah suatu yang benar, karena ketika dia ditimpa suatu kesusahan

dia lebih memilih untuk kembali kepada Allah dari pada kepada hal lain. Hal tersebut

sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Fushshilat ayat 37:

“Dan sebahagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan

bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi

bersujudlah kepada Allah yang Menciptakan-nya, jika kamu hanya menyembah

kepada-Nya.”

(QS. Al-Fushshilat : 37)

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa apa sebenarnya yang dilakukan Aminah itu

adalah sangat sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Akan tetapi apa

Page 2: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

2

yang dilakukan oleh keluarga besar Aminah adalah merupakan salah satu sifat tercela

yang sangat berbahaya dan tidak boleh ada pada umat Islam yaitu Syirik. Apa

sebenarnya syirik itu ? Berikut kami sampaikan uraian mengenai apa sebenarnya syirik

itu dan bagaimana kategori-kategori pembagian syirik menurut Islam.

a. Makna Syirik

Syirik artinya menyekutukan Allah SWT dalam beribadah dengan salah satu

diantara makhluk-Nya. Pengertian syirik sebenarnya sangat luas, dimana syirik

tersebut juga mencakup hal-hal seperti meminta atau mengharap kepada selain

Allah SWT, mengagungkan zat lain selain Allah SWT, sampai dengan menunjuk-

nunjukkan amal baik yang dilakukan kepada orang lain (Riya atau Sum’ah) juga

termasuk syirik walaupun dalam kadar yang kecil.

b. Sebab-sebab Syirik

Pengagungan, pemuliaan dan penghormatan yang berlebihan. Pengagungan

dalam syari’at Islam ada 2 macam:

Pengagungan yang sampai batas-batas tertentu dibolehkan bahkan

diwajibkan (thobi’i), seperti anak kepada ayahnya dan terhadap Nabi dan

Rasul.

Pengagungan yang berlebihan dan sampai pada tingkat taqdis

(pengkultusan) kepada siapapun adalah terlarang, walaupun terhadap Nabi

AS, Malaikat, ulama dan orang shalih, serta benda-benda langit. Firman

Allah SWT :

“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba AllahYang

Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan

penciptaan malaikat itu ? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka dan

akan dimintakan pertanggung jawaban.” (QS. Az-Zukhruf : 19)

Page 3: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

3

Bersandar kepada sesuatu yang dapat diketahui oleh panca indera saja dan

meremehkan yang diluar panca indera. Sebagaimana sesuai dengan firman

Allah yang telah disampaikan sebelumnya yaitu surat Al-Fushshilat ayat 37 di

atas.’

Mengutamakan hawa nafsu.

Bersikap sombong.

Ridha pada para pimpinan yang menindas manusia dan tidak berhukum kepada

hukum Allah SWT dan Rasul-Nya.

c. Bentuk-bentuk Syirik

Syirik dalam al-Qur’an dan As-Sunnah bukan hanya sujud kepada berhala saja,

sujud kepada berhala merupakan salah satu dari bentuk-bentuk syirik yang sangat

banyak bentuknya, diantaranya :

Meyakini bahwa ada yang memiliki kekuatan atau dapat memberi manfaat dan

madharat selain Allah SWT. Sesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah

ayah 102, yang artinya :

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan

Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir, tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka

mengajarkan sihir kepada manusia…” (QS. Al-Baqarah : 2)

Mendekatkan diri dengan memuja kepada sesuatu dengan keyakinan bahwa

dengan sesuatu itulah ia dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Firman Allah :

“Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-

orang yang mengambil perlindungan selain Dia berkata, “Kami tidak

menyembah mereka melainkan berharap agar mereka mendekatkan kami

kepada Allah dengan sedekat-dekatnya…” (QS. Az Zumar : 3)

Page 4: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

4

Memohon pertolongan kepada orang mati, ruh, atau jin untuk memudahkan

urusannya. (Surat Yunus ayat 18)

Cinta (mahabbah) dan loyalitas (wala’) yang salah. Cinta dan loyalitas hanya

boleh diarahkan kepada Allah SWT, Rasul SAW dan orang-orang yang

beriman dan bertakwa dan tidak boleh diarahkan kepada: Orang-orang yang

menentang agama Allah SWT dan orang-orang yang mengejek hukum-hukum

Allah SWT. Jika ia mencintai sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT atau

karena lebih mencintai sesuatu sehingga ia berani melanggar hukum Allah

maka ia telah syirik. Hal tersebut sesuai dengan bunyi ayat yang terdapat dalam

surat Al-Baqarah ayat 165.

Beranggapan bahwa aturan/hukum buatan manusia lebih baik dari hukum

Allah SWT atau menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.

(Surat At-Taubah ayat 31)

Sihir, hal ini sesuai dengan kejadian yang terjadi pada masa khalifah :

“Dari Bujalah bin ‘Abdah berkata bahwa Umar ra telah mengirim surat

kepada para gubernurnya untuk menghukum mati para tukang sihir.”

Perdukunan, hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, yaitu :

“Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang

dikatakannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada

Muhammad.”

(HR Abu Daud)

Bersumpah dengan selain Allah, hal ini sesuai dengan hadits, yaitu :

“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah syirik.”

(HR Tirmidzi)

Menggantungkan jimat yang isinya selain ayat al-Qur’an.

“Barangsiapa menggantungkan jimat (tamimah) maka ia telah syirik.”

(HR Ahmad)

Page 5: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

5

Jika berupa ayat al-Qur’an, maka ada yang membolehkan dan ada yang

melarang.

Mantera dan jampi-jampi, sesuai dengan hadits :

“Sesungguhnya bermantera (Ar-Ruqa’), dan jimat (Tama’im) dan

pekasih/pelet (At-Tiwalah) adalah syirik.”(HR Ibnu Majah)

Menyembelih untuk selain Allah, sesuai dengan sabda Nabi SAW :

“Bersabda nabi SAW: Ada seorang yang masuk naar karena lalat dan seorang

lainnya yang masuk jannah karena lalat. Maka para sahabat ra bertanya:

Bagaimana bisa begitu wahai Rasulullah? Maka jawab nabi SAW: Dua orang

lelaki lewat pada suatu kaum yang memiliki berhala yang tidak boleh dilewati

tanpa berkorban sesuatu. Maka kaum itu berkata kepada lelaki yang pertama:

Sembelihlah kurban! Jawab lelaki tersebut: Aku tidak punya sesuatu untuk

dikorbankan. Maka kata kaum tersebut: Berkurbanlah walau hanya dengan

seekor lalat! Maka lelaki itu melakukannya dan ia bisa lewat dengan selamat,

tetapi ia masuk naar. Maka hal yang sama terjadi pada lelaki yang kedua, saat

diminta berkurban ia menjawab: Aku tidak akan berkurban kepada sesuatu

pun selain Allah ‘Azza wa Jalla, maka lelaki yang kedua ini dipenggal

kepalanya oleh mereka dan ia masuk jannah.” (HR Ahmad)

Merasa sial karena sesuatu apapun :

“Sabda nabi SAW: Barangsiapa yang tidak jadi melakukan sesuatu karena

merasa sial, maka ia telah syirik. Maka para sahabat ra bertanya: Lalu

bagaimana kafarat dari hal tersebut wahai Rasulullah? Maka jawab Nabi

SAW: Katakanlah : Allahumma la khaira illa khairaka wala thiyara illa

thiyaraka wala ilaha ghairaka.” (HR Ahmad)

Syirik kecil yaitu Riya: Merasa senang saat orang lain melihat perbuatan

baiknya dan menambahinya, dan merasa malas saat tak ada yang melihatnya

dan menguranginya.

Serta Sum’ah yaitu memperdengarkan tentang perbuatan baik yang telah

dilakukan. “Sabda nabi SAW: Yang paling aku takutkan terjadi atas kalian

Page 6: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

6

adalah syirik kecil, maka kata para sahabat ra: Apakah itu syirik kecil wahai

Rasulullah? Jawab nabi SAW: Riya’.” (HR Ahmad dan Abu Daud)

d. Macam-macam Syirik

Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada

kelompok yang mana.

Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala

Syirik di dalam Rububiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki,

menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah

Syirik di dalam Uluhiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan manfaat,

memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat

uluhiyyah.

Syirik di dalam Asma’ Wa Sifat

Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-

sifat khusus yang Allah Ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib,

dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha

Suci.

Syirik Menurut Kadarnya

Syirik Akbar (Besar)

Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari

agama Islam.

Syirik Dalam Berdoa

Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk

istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.

Syirik Dalam Niat, Kehendak Dan Maksud

Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin

dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.

Page 7: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

7

Syirik Dalam Keta’atan

Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah

Subhanahu Wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi

Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut.

Syirik Dalam Kecintaan

Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu

Wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.

Syirik Ashghar (Kecil)

Yaitu Riya, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan

tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya Riya saja

yang termasuk Syirik Ashgar. Riya termasuk Syirik Ashghar namun tidak

semua Syirik Ashghar hanya berupa Riya.

Syirik Khafi (Tersembunyi)

Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun

termasuk Riya, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama

islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.

Syirik Menurut Letak Terjadinya

Syirik I’tiqadi

Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah

Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada

kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir

yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang

mengeluarkan pelakunya dari agama Islam, kita berlindung kepada Allah

dari hal ini.

Syirik ‘Amali

Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah

kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk

selain Allah dan lainnya.

Syirik Lafzhi

Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah

kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan

sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku

Page 8: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

8

bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka

akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung

unsur kesyirikan.

Dari penjelasan di atas, maka kita dapat mengatakan bahwa apa sebenarnya yang

dilakukkan oleh Aminah adalah merupakan hal yang benar. Karena ketika dia berada

dalam kesusahan dia lebih memilih untuk kembali kepada Allah dengan melakukan

Shalat Hajat. Namun kesalahan kecilnya terletak ketika ia diminta oleh keluarganya

untuk melemparkan “CD” bekas pakai ke atap, Aminah memang menolak, akan tetapi

kemudian dia tidak dapat melawan perintah keluarga besarnya dalam hal ini orang tua

dan kakek serta neneknya. Sebenarnya hal tersebut kurang baik. Karena sesuai firman

Allah :

“Dan jika keduanya (orang tuamu) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan

sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau

menaati keduanya, dan pergaulilah mereka di dunia dengan baik…”

(QS. Luqman :15)

Sehingga dari ayat tersebut jelaslah bahwa Aminah seharusnya lebih keras

(menolak) dalam bertindak jikalau ia sudah tau sebelumnya bahwa itu sebenarnya

adalah syirik. Karena berdasarkan pembahasan tersebut syirik tersebut dapat berupa

Keyakinan bahwa ada yang memiliki kekuatan atau dapat memberi manfaat

selain Allah SWT (Bentuk-bentuk Syirik), dan kategori syirik yang dilakukan oleh

keluarga besarnya dapat digolongkan ke dalam Syirik I’tiqadi, Syirik ‘Amali serta

Syirik Dalam Ketaatan (Macam-macam Syirik). Sehingga apa yang dilakukan

keluarganya sangatlah salah dan merupakan dosa. Dan lebih sangat disesalkan bahwa

ketika mereka telah melakukan kesyirikan tersebut, mereka mengucapkan

Alhamdulillah. Hal ini merupakan kesalahan karena secara analogi jika kita melakukan

sesuatu karena B kemudian kita berterima kasih kepada A dimana hal tersebut dapat

Page 9: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

9

terjadi karena adanya A, maka itu merupakan penghinaan secara tak langsung. Untuk

lebih jelasnya, berikut kami sampaikan firman Allah mengenai hal tersebut :

“Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari

akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.”

“Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah

menipu diri sendiri tanpa mereka sadari” (QS. Al-Baqarah : 8-9)

Ketika timbul pertanyaan, lantas ketika mereka melakukan hal tersebut hujan

berhenti. Hal ini merupakan suatu kebetulan belaka. Karena Allah melakukan sesuatu

sesuai dengan kehendak-Nya. Sebenarnya Allah telah menetapkan bahwa sebenarnya

hujan akan tetap reda meskipun mereka tidak melakukan hal tersebut. Hal tersebut

sesuai dengan firman Allah :

“Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia Menghendaki sesuatu Dia hanya berkata

kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” (QS. Ya Sin : 82)

3. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan yang disampaikan sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan :

Syirik adalah menyekutukan Allah SWT dalam beribadah dengan salah satu

diantara makhluk-Nya, meminta atau mengharap kepada selain Allah SWT,

Page 10: Soal Kasus Pengetahuan Agama Islam Part

10

mengagungkan zat lain selain Allah SWT sampai dengan menunjuk-nunjukkan

amal baik yang dilakukan kepada orang lain.

Bentuk Syirik yang sesuai dengan kasus ini adalah Meyakini bahwa ada yang

memiliki kekuatan atau dapat memberi manfaat selain Allah SWT.

Golongan Syirik yang sesuai dengan kasus ini adalah termasuk ke dalam Syirik

I’tiqadi, Syirik ‘Amali serta Syirik Dalam Ketaatan.

Apa yang dilakukan Aminah adalah hal yang benar meskipun pada akhirnya dia

seharusnya bertindak lebih keras karena dia sudah bahwa itu adalah syirik.

Apa yang dilakukan keluarga besarnya adalah hal yang sangat salah dan dapat

digolongkan ke dalam syirik dan penghinaan terhadap Allah SWT.

4. REFERENSI

Al-Qur’an dan Hadits

www.al-ikhwan.net

www.muslimah.or.id