9
SNI 03-6893-2002 1 METODE PENGUJIAN BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL 1. Ruang Lingkup a. Metode pengujian ini membahas tentang ketentuan cara pengujian beratjenis maksimum campuran beraspal yang tidak dipadatkan. b. Lingkup penguji:m mencakup : 1) contoh uji. 2) persiapan pengujian. 3) cara uji. 4) pelaporan. 2. Acuan AASHTO D.T 209-90. Standard Method of Test for Maximum Specific Gravity of Bituminous Paving Mixtures. SNI 03-6399-2000. Tata Cara Pengambilan Contoh Campuran Beraspal. 3. Istilah dan Definisi Yang dimaksud dengan : 3.1. Berat Jenis Perbandingan berat benda pada temperatur 250C terhadap berat air pada volume dan temperatur yang sama. 3.2. Campuran Beraspal Campuran antara aspal dan agregat dengan komposisi tertentu yang dihasilkan dengan cara panas maupun dingin. 4. Prinsip Berat jenis maksimum campuran beraspal ditentukan dengan mengukur berat dan isi dari benda uji dimana udara yang berada di antara butir benda uji dikeluarkan dengan cara pengisapan dan pada pelaksanaannya dapat ditempuh dengan salah satu dari dua cara yaitu : 1) menggunakan wadah; 2) menggunakan labu. 5. Contoh Uji Contoh harus diperoleh dari prosedur sesuai SNI 03-6399-2000. Tata Cara Pengambilan contoh Campuran Beraspal.

SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

  • Upload
    sulamu

  • View
    1.454

  • Download
    509

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

SNI 03-6893-2002

1

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL 1. Ruang Lingkup

a. Metode pengujian ini membahas tentang ketentuan cara pengujian beratjenis maksimum campuran beraspal yang tidak dipadatkan.

b. Lingkup penguji:m mencakup : 1) contoh uji. 2) persiapan pengujian. 3) cara uji. 4) pelaporan.

2. Acuan

AASHTO D.T 209-90. Standard Method of Test for Maximum Specific Gravity of Bituminous Paving Mixtures.

SNI 03-6399-2000. Tata Cara Pengambilan Contoh Campuran Beraspal. 3. Istilah dan Definisi

Yang dimaksud dengan : 3.1. Berat Jenis Perbandingan berat benda pada temperatur 250C terhadap berat air pada volume dan temperatur yang sama.

3.2. Campuran Beraspal Campuran antara aspal dan agregat dengan komposisi tertentu yang dihasilkan dengan cara panas maupun dingin. 4. Prinsip

Berat jenis maksimum campuran beraspal ditentukan dengan mengukur berat dan isi dari benda uji dimana udara yang berada di antara butir benda uji dikeluarkan dengan cara pengisapan dan pada pelaksanaannya dapat ditempuh dengan salah satu dari dua cara yaitu :

1) menggunakan wadah;

2) menggunakan labu. 5. Contoh Uji

Contoh harus diperoleh dari prosedur sesuai SNI 03-6399-2000. Tata Cara Pengambilan contoh Campuran Beraspal.

Page 2: SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

SNI 03-6893-2002

2

6. Peralatan

Peralatan yang digunakan harus sesuai ketentuan yang berlaku. a. Wadah.

1) Terbuat dari gelas atau logam atau labu dengan kapasitas sekurang-kurangnya 1000 ml, dan harus tahan terhadap pengurangan tekanan.

2) Wadah yang terbuat dari borosilikat yang mempunyai kapasitas 1,4 liter menurut pengalaman cukup baik untuk digunakan.

b. Penutup karet dilengkapi dengan slang yang dihubungkan dengan pompa isap

c. Timbangan. 1) Mempunyai kapasitas yang mampu menimbang berat benda uji seperti yang

tercantum dalamTabel 1. 2) Timbangan untuk benda uji diatas 1000 gram harus mempunyai ketelitian sampai

1gram. 3) Timbangan untuk benda uji lebih kecildari 1000 gram harus mempunyai ketelitian

sampai 0,1 gram.

d. Ram kawat halus digunakan untuk menutup lubang slang agar tidak ada material halus yang terisap.

e. Termometew air raksa yang mempunyai skala pembacaan minimum 0,010C

f. Pompa isap atau aspirator air

g. Penangas air 1) Penangas air yang cukup untuk merendam wadah pada saat penimbangan dalam

air. 2) Penangas air yang cukup untuk merendam labu yang suhunya dapat diatursupaya

konstan. 7. Kalibrasi

a. Kalibrasi labu. Dengan menetapkan secara tepat berat air yang diperlukan untuk mengisi labu pada suhu (25 ± 0,5)0C (D). Untuk ketepatan pengisian air, dapat dilakukan dengan menggunakan penutup yang terbuat dari plat kaca.

b. Kalibrasi wadah. Dengan menetapkan berat wadah di dalam air secara tepat pada suhu (25 ± 0,5)0C (P).

Page 3: SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

SNI 03-6893-2002

3

8. Benda Uji

Berat benda uji harus sesuai dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Berat Benda Uji

Ukuran butir terbesar dalam campuran

Berat minimum benda uji

Mm Inci gram

25,0 1 2500

19,0 3/4 2000

12,5 I/2 1500

9,5 3/8 1000

4,75 No. 4 500

9. Prosedur Tambahan.

Bila agregat yang berpori tidak terselimuti aspal dengan sempurna, maka agregat itu akan menjadi jenuh pada saat proses pengisapan. Kalau pengujian setelah proses pengisapan dilanjutkan dengan prosedur biasa akan diperoleh volume agregat yang lebih kecil; akibatnya berat jenis yang diperoleh akan lebih tinggi; karena ilu diperlukan prosedur tambahan untuk mengoreksi kesalahan akibat adanya butir berpori yang tidak diselimuti oleh aspal. 10. Ketelitian.

Kriteria untuk memutuskan hasil uji dengan cara ini yang bisa diterima, diberikan dalam tabel 2 . Angka yang dicantumkan di dalam kolom 2 adalah standar deviasi yang ditemukan pada kondisi seperti dicantumkan dalam kolom 1.

Kolom 3 menunjukkan batasan yang diharapkan tidak dilewati oleh hasil dari dua pengujian.

Tabel 2 Hasil Uji Berat Jenis

Pengujian dan kondisi pengujian hasil uji yang tidak dengan cara perhitungan di

bab 2.6.A Standar deviasi

Kisaran yang bisa diterima dari dua

hasil uji Ketelitian seorang operator 0,0040 0,011 Ketelitian dari beberapa laboratorium 0,0064 0,019 Hasil uji yang diperoleh seperti perhitungan pada bab 2.6 B. Hanya cocok untuk pengujian dengan menggunakan wadah

- -

Ketelitian seorang operator 0,0064 0,0018 Ketelitian dari beberapa laboratorium 0,0193 0,055

Page 4: SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

SNI 03-6893-2002

4

11. Rumus-Rumus Perhitungan.

a. Rumus untuk langkah dengan menggunakan wadah;

Berat benda uji dalam air (C) = P – Q ………………….….. (1)

dengan pengertian : P = berat wadah dalam air (g). Q = berat wadah dan benda uji dalam (g) A Berat jenis = ⎯⎯⎯ ……………………………….….…… (2) (A – C) dengan pengertian : A = berat benda uji kering oven (g) C = berat benda uji di dalam air (g)

b. Rumus untuk langkah dengan menggunakan labu;

A Berat jenis = ⎯⎯⎯⎯⎯ ……………………………………. (3) (A + D – E) dengan pengertian : A = berat benda uji kering oven di udara (g) D = berat labu berisi air pada suhu 250C (g) C = berat labu berisi air dan benda uji pada suhu 250C (g)

c. Persamaan untuk kurva di dalam gambar 1;

A dw Berat jenis = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ x ⎯⎯⎯⎯ …………..... (4) (A + F) – (G + H) 0,9970 dengan pengertian : A = berat uji kering oven di udara (g) F = berat piknometer berisi air pada suhu pengujian (g) G = berat piknometer berisi air dan benda uji pada suhu pengujian (g) H = faktor koreksi pengembangan termal dari aspal yang dapat dilihat

dalam gambar 2 dw = kepadatan air pada suhu pengujian kurva D dalam gambar 1 (Mg/m3) 0,9970 adalah kepadatan air pada 250 C (Mg/m3)

12. Tahapan Pengujian

a. Langkah dengan menggunakan wadah atau labu : 1) Uraikan contoh campuran beraspal secara hati-hati jangan sampai

menghancurkan butiran mineral, sehingga gumpalan-gumpalan halus dari campuran tidak boleh lebih besar dari 6.3 mm atau '/a inci; Jika gumpalan contoh sukar diuraikan, tempatkan contoh di dalam loyang, kemudian dipanaskan pada oven hingga gumpalan mudah diuraikan.

2) Keringkan contoh di dalam oven pada suhu (105 ± 5)0C hingga berat tetap; 3) Dinginkan contoh pada suhu ruang, kemudiun timbang benda uji, seberat

misalnya A gram;

Page 5: SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

SNI 03-6893-2002

5

4) Masukkan benda uji ke-dalam lubu, tambahkan air pada suhu ±25°C secukupnya sehingga benda uji terendam;

5) Keluarkan udara yang terperangkap di dalam benda uji dengan cara diisap hingga tekanan tersisa mencapai sekurana kurangnya 30 mmHg;

6) Pertahankan tekanan sisa selama 5 sampai 15 menit; 7) Goyang wadah atau labu selama pengisapan dengan menggunakan alat atau

manual dengan selang waktu 2 menit; Wadah sebaiknya diletakkan di atas permukaan yang lunak misalnya seperti karet atau plastik, hindari goncangan atau hentakan selama pengisapan. Selanjutnya kerjakan langkah dengan menggunakan wadah atau meggunakan labu.

b. Langkah dengan menggunakan wadah : 1) Rendam wadah dengan isinya pada (25 ± 1)0C selama (I0 ± I) menit; 2) Timbang wadah dengan contoh di dalam air misalnya Q gram; 3) Hitung berat jenis teori maksimum dengan rumus (2).

c. Langkah dengan menggunakam labu : 1) Isi labu penuh dengan air kemudian rendam dalam penangas air pada (25 ±

0,5)°C selama (10 ± 1) ment. 2) Kalau suhu penangas tidak dapat diatur pada (25±0,5)0C tentukan secara

tepat suhu air di dalam labu, kemudian koreksi berat jenis dengan faktor yang tercantum dalam Gambar 1.

3) Hitung berat jenis teori maksimtim dengan butir 11 rumus (3). 13. Prosedur Tambahan untuk Campuran yang Mengandung Agregat Berpori

dan tidak Terselimuti Aspal dengan Sempurna. a) Buang air yang merendam bcnda uji dengan cara dekantasi air melalui lap kain;

b) Pisahkan sejumlah butir-butir besar dan periksa permukann-permukaan yang pecah apakah basah atau tidak;

c) Bila agregat nampak telah menyerap air, sebarkan contoh dan tiup dengan kipas listrik untuk mengeringkan permukaan agregat; timbang setiap 15 menit bila dalam selang waktu penimbangan tersebut terdapat selisih berat sebesar0,5 g, maka kondisi jenuh kering permukaan dianggap sudah tercapai; carat berat ini sebagai (A);

Prosedur ini membutuhkan waktu kira-kira 2 jarn dan harus disertai dengan pengadukan sewaktu-waktu; gumpalan-gumpalan dari campuran harus dipecahkan dengan tangan; hindari kehilangan butiran dari campuran;

d) Berat jenis contoh dapat dihitung dengan rumus-rumus yang ada dengan memasukkan berat (A') sebagai A pembagi.

Page 6: SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

SNI 03-6893-2002

6

14. Laporan.

Laporan hasil pengujian dicatat dalam fonnulir yang tersedia dengan mencantumkan ikhwal berikut :

a. Identitas contoh : 1) asal contoh; 2) nomor contoh; 3) nama contoh; 4) lokasi pengambilan contoh; 5) tanggal pengambilan contoh;

b. Laboratorium yang melakukan pengujian : 1) nama teknisi penguji; 2) nama dan tanda tangan penanggaung jawab pengujian; 3) tanggal pengujian; 4) tanggal pengesahan;

c. Hasil pengujian : Hitung nilai rata-rata dari dua kali pengujian sampai tiga angka di belakang koma.

LAMPIRAN A (informatif)

pompa isap : vacuum pump penangas air : water bath

Page 7: SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

SNI 03-6893-2002

7

LAMPIRAN B (informatif)

Contoh formulir isian Asal contoh : Tanggal uji : Nomor contoh : Dikerjakan oleh : Nama contoh : Dihitung oleh :

Pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal

No Uraian I II 1 Berat contoh uji kering oven di udara (A) 2 Berat piknometer berisi air pada suhu pengujian (F) 3 Berat piknometer berisi air dan contoh uji pada suhu

pengujian (G)

4 Suhu pengujian (0C) 5 Faktor koreksi pengembangan termal dalam gambar 2

(H) dengan berat aspal 525 gr

6 Kepadatan air pada suhu pengujian pada kurva D dalam gambar 1 (Mg/m3) (dw)

7 Kepadatan air pada 250C (Mg/m3) 8 Berat jenis :

A dw x (A + F) – (G + H) 0,9970

Dikerjakan oleh,

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penanggung jawab,

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Page 8: SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal

SNI 03-6893-2002

8

Contoh formulir isian Asal contoh : Tanggal uji : Nomor contoh : Dikerjakan oleh : Nama contoh : Dihitung oleh :

Pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal

No Uraian I II 1 Berat benda uji kering oven (A) 2 Berat wadah + benda uji dalam air (P) 3 Berat wadah dalam air (Q) 4 Berat benda uji dalam air C = P – Q 5 A

Berat jenis = (A – C)

Dikerjakan oleh,

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penanggung jawab,

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Page 9: SNI 03-6893-2002 Berat Max. Camp. Aspal