51
Ekosistem Pesisir TANJUNG LESUNG Kelompok 5

Slides Tanjung Lesung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Slides Tanjung Lesung

EkosistemPesisir

TANJUNG LESUNG

Kelompok 5

Page 2: Slides Tanjung Lesung
Page 3: Slides Tanjung Lesung
Page 4: Slides Tanjung Lesung

Latar belakang

Praktikum lapang ekosistem pesisir perlu dilakukan untuk

mengetahui secara langsung jenis-jenis individu dan interaksi yang

terjadi di lamun, terumbu karang, dan mangrove di Tanjung Lesung.

Selain itu, mengetahui baik buruknya suatu lingkungan tempat tinggal

organisme berdasar adanya flora dan fauna yang hidup pada habitat

tersebut .

Page 5: Slides Tanjung Lesung

Tujuan

Tujuan dari praktikum adalah untuk mengamati ekologi laut

tropis di wilayah pesisir Tanjung Lesung melalui pengambilan data

lamun, terumbu karang, dan mangrove, serta untuk mengetahui

karakteristik ekosistem pesisir, dan untuk memahami pengolahan data

lamun, terumbu karang, dan mangrove.

Page 6: Slides Tanjung Lesung

Ekositem Pesisir

Ekositem pesisir merupakan daerah peraliahan antara

ekosistem darat dengan ekosistem laut, dimana organisme

penghuninya berbaur antara organisme dari darat dan dari laut.

Organisme tersebut berkumpul dalam suatu tempat untuk saling

berinteraksi, seperti pada daerah estuari, pantai berbatu, pantai

berpasir, hutan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang .

Page 7: Slides Tanjung Lesung

Ekosistem pesisir mencakup berbagai macam ekosistem yang

berada pada daerah tropis. Aspek yang ditelaah mengenai mangrove,

lamun, dan terumbu karang. yang terpenting dari ketiga ekosistem

tersebut yakni fisik, bahan organik terlarut, bahan organic partikel,

migrasi fauna, dan dampak manusia. Struktur dan sifat fisik ketiga

ekosistem tersebut saling mendukung.

Cakupan

Page 8: Slides Tanjung Lesung

EKOSISTEM MANGROVE

Page 9: Slides Tanjung Lesung

Ekosistem Mangrove

Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.

Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar garam/salinitas (pasang surut air laut); dan kedua sebagai individu spesies (Macnae,1968 dalam Supriharyono, 2000).

Page 10: Slides Tanjung Lesung

Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup

panas di dunia, terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika

dan sedikit di subtropika. Luas hutan bakau indonesia antara 2,5

hingga 4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang terluas di dunia.

Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di

seputar Dangkalan Sunda Sumatra, dan pantai barat serta selatan

Kalimantan. Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul,

hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya

Papua, terutama di sekitar Teluk bintuni. Mangrove di Papua

mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau

Indonesia.

Luas dan Penyebarannya

Page 11: Slides Tanjung Lesung

Jenis-jenis bakau (Rhizophora spp.) biasanya tumbuh di

bagian terluar yang kerap digempur ombak. Bakau Rhizophora

apiculata dan R. mucronata tumbuh di atas tanah lumpur. Sedangkan

bakau R. stylosa dan perepat (Sonneratia alba) tumbuh di atas pasir

berlumpur. Pada bagian laut yang lebih tenang hidup api-api hitam

(Avicennia alba) di zona terluar atau zona pionir ini.

Jenis dan Sebarannya

Page 12: Slides Tanjung Lesung

Di bagian lebih ke dalam, yang masih tergenang pasang

tinggi, biasa ditemui campuran bakau R. mucronata dengan jenis-jenis

kendeka (Bruguiera spp.), kaboa (Aegiceras corniculata) dan lain-lain.

Sedangkan di dekat tepi sungai, yang lebih tawar airnya, biasa ditemui

nipah (Nypa fruticans), pidada (Sonneratia caseolaris) dan bintaro

(Cerbera spp.).

Pada bagian yang lebih kering di pedalaman hutan didapatkan

nirih (Xylocarpus spp.), teruntum (Lumnitzera racemosa), dungun

(Heritiera littoralis) dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha).

Jenis dan Sebarannya

Page 13: Slides Tanjung Lesung

Aneka bentuk akar dan kelenjar garam di daun. Pohon-pohon bakau (Rhizophora spp.), yang biasanya tumbuh di

zona terluar, mengembangkan akar tunjang(stilt root). Jenis-jenis api-api (Avicennia spp.) dan pidada (Sonneratia spp.) Pohon kendeka (Bruguiera spp.) mempunyai akar lutut (knee root), Pohon-pohon nirih (Xylocarpus spp.) berakar papan yang

memanjang berkelok-kelok; Untuk mengatasi salinitas yang tinggi, api-api mengeluarkan

kelebihan garam melalui kelenjar di bawah daunnya. Rhizophora mangle, mengembangkan sistem perakaran yang

hampir tak tertembus air garam. Garam yang sempat terkandung di tubuh tumbuhan, diakumulasikan di daun tua dan akan terbuang bersama gugurnya daun.

Mampu mengatur bukaan mulut daun (stomata) dan arah hadap permukaan daun di siang hari terik, sehingga mengurangi evaporasi dari daun.

Bentuk-bentuk Adaptasi

Page 14: Slides Tanjung Lesung

Hampir semua jenis flora hutan bakau memiliki biji atau buah yang dapat

mengapung, sehingga dapat tersebar dengan mengikuti arus air. Selain itu, banyak dari

jenis-jenis mangrove yang bersifat vivipar: yakni biji atau benihnya telah berkecambah

sebelum buahnya gugur dari pohon. Contoh yang paling dikenal barangkali adalah

perkecambahan buah-buah bakau (Rhizophora), tengar (Ceriops) atau kendeka

(Bruguiera). Buah pohon-pohon ini telah berkecambah dan mengeluarkan akar panjang

serupa tombak manakala masih bergantung pada tangkainya. Ketika rontok dan jatuh,

buah-buah ini dapat langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawa air

pasang, tersangkut dan tumbuh pada bagian lain dari hutan. Buah nipah (Nypa fruticans)

telah muncul pucuknya sementara masih melekat di tandannya. Sementara buah api-

api, kaboa (Aegiceras), jeruju (Acanthus) dan beberapa lainnya telah pula berkecambah

di pohon, meski tak nampak dari sebelah luarnya.

Perkembangbiakan

Page 15: Slides Tanjung Lesung

1. Jenis tanah.

Sebagai wilayah pengendapan, substrat di pesisir bisa

sangat berbeda. Yang paling umum adalah hutan bakau tumbuh di

atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organik.

Substrat yang lain adalah lumpur dengan kandungan pasir yang

tinggi, atau bahkan dominan pecahan karang, di pantai-pantai yang

berdekatan dengan terumbu karang.

Sifat fisik lingkungan

Page 16: Slides Tanjung Lesung

2. Terpaan ombak

Bagian luar atau bagian depan hutan bakau yang berhadapan

dengan laut terbuka sering harus mengalami terpaan ombak yang

keras dan aliran air yang kuat. Tidak seperti bagian dalamnya yang

lebih tenang. Yang agak serupa adalah bagian-bagian hutan yang

berhadapan langsung dengan aliran air sungai, yakni yang terletak di

tepi sungai.

Sifat fisik lingkungan

Page 17: Slides Tanjung Lesung

3. Penggenangan oleh air pasang

Bagian luar juga mengalami genangan air pasang yang

paling lama dibandingkan bagian yang lainnya, bahkan terkadang

terus menerus terendam. Pada pihak lain, bagian-bagian di

pedalaman hutan mungkin hanya terendam air laut manakala terjadi

pasang tertinggi sekali dua kali dalam sebulan.

Menghadapi variasi-variasi kondisi lingkungan seperti ini,

secara alami terbentuk zonasi vegetasi mangrove; yang biasanya

berlapis-lapis mulai dari bagian terluar yang terpapar gelombang laut,

hingga ke pedalaman yang relatif kering.

Sifat fisik lingkungan

Page 18: Slides Tanjung Lesung

Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam yang memberikan banyak

keuntungan bagi manusia, berjasa untuk produktivitasnya yang tinggi serta

kemampuannya memelihara alam. Mangrove banyak memberikan fungsi ekologis

dan karena itulah mangrove menjadi salah satu produsen utama perikanan laut.

Mangrove memproduksi nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut, mangrove

membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan mengrove

kaya akan nutrien baik nutrien organik maupun anorganik. Dengan rata-rata

produksi primer yang tinggi mangrove dapat menjaga keberlangsungan populasi

ikan, kerang dan lainnya. Mangrove menyediakan tempat perkembangbiakan dan

pembesaran bagi beberapa spesies hewan khususnya udang, sehingga biasa

disebut “tidak ada mangrove tidak ada udang” (Macnae,1968).

Fungsi dan Peranan Mangrove

Page 19: Slides Tanjung Lesung

Fungsi dan Peranan Mangrove Mangrove membantu dalam pengembangan dalam bidang sosial dan ekonomi

masyarakat sekitar pantai dengan mensuplai benih untuk industri perikanan. Selain itu

telah diketemukan bahwa tumbuhan mangrove mampu mengontrol aktivitas nyamuk,

karena ekstrak yang dikeluarkan oleh tumbuhan mangrove mampu membunuh larva

dari nyamuk Aedes aegypti (Thangam and Kathiresan,1989). Itulah fungsi dari hutan

mangrove yang ada di India, fungsi fungsi tersebut tidak jauh berbeda dengan fungsi

yang ada di indonesia baik secara fisika kimia, biologi, maupun secara ekonomis.

Page 20: Slides Tanjung Lesung

Secara biologi fungsi dari pada hutan mangrove antara lain sebagai daerah asuhan

(nursery ground) bagi biota yang hidup pada ekosisitem mengrove, fungsi yang lain

sebagai daerah mencari makan (feeding ground) karena mangrove merupakan

produsen primer yang mampu menghasilkan sejumlah besar detritus dari daun dan

dahan pohon mangrove dimana dari sana tersedia banyak makanan bagi biota-biota

yang mencari makan pada ekosistem mangrove tersebut, dan fungsi yang ketiga

adalah sebagai daerah pemijahan (spawning ground) bagi ikan-ikan tertentu agar

terlindungi dari ikan predator, sekaligus mencari lingkungan yang optimal untuk

memisah dan membesarkan anaknya. Selain itupun merupakan pemasok larva

udang, ikan dan biota lainnya. (Claridge dan Burnett,1993)

Secara fisik mangrove berfungsi dalam peredam angin badai dan gelombang,

pelindung dari abrasi, penahan lumpur, dan perangkap sedimen.

Fungsi dan Peranan Mangrove

Page 21: Slides Tanjung Lesung

Manfaat / Fungsi Fisik :

1. Menjaga agar garis pantai tetap stabil

2. Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi.

3. Menahan badai/angin kencang dari laut

4. Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga

memungkinkan terbentuknya lahan baru.

5. Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut

menjadi air daratan yang tawar

6. Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2

Manfaat Ekologi

Page 22: Slides Tanjung Lesung

Manfaat / Fungsi Biologis :

1. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan

penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan

rantai makanan.

2. Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang,

kepiting dan udang.

3. Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung

dan satwa lain.

4. Sumber plasma nutfah & sumber genetik.

5. Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.

Manfaat Ekologi

Page 23: Slides Tanjung Lesung

Manfaat / Fungsi Ekonomis :

1. Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.

2. Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil,

makanan, obat-obatan, kosmetik, dll

3. Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui

pola tambak silvofishery

4. Tempat wisata, penelitian & pendidikan.

Manfaat Ekologi

Page 24: Slides Tanjung Lesung

Turner (1975) menyatakan bahwa disamping fungsi hutan mangrove sebagai 'waste land' juga

berfungsi sebagai kesatuan fungsi dari ekosistem estuari yang bersifat:

Sebagai daerah yang menyediakan habitat untuk ikan dan udang muda serta biota air lainnya

dalam suatu daerah dangkal yang kaya akan makanan dengan predator yang sangat jarang.

Sebagai tumbuhan halofita, mangrove merupakan pusat penghisapan zat-zat hara dari dalam

tanah, memberikan bahan organik pada ekosistem perairan. Merupakan proses yang penting

dimana tumbuhan menjadi seimbang dengan tekanan garam di akar dan mengeluarkannya.

Hutan mangrove sebagai penghasil detritus atau bahan organik dalam jumlah yang besar dan

bermanfaat bag! mikroba dan dapat langsung dimakan oleh biota yang lebih tinggi tingkat.

Pentingnya 'detritus food web' ini diakui oleh para ahli dan sangat berguna dilingkungannya.

Detritus mangrove menunjang populasi ikan setelah terbawa arus sepanjang pantai.

Berdasarkan hal tersebut diatas, hutan mangrove memegang peranan penting

dalam pertumbuhan dan perkembangan biota air dalam kesatuan fungsi ekosistem.

Manfaat Ekologi

Page 25: Slides Tanjung Lesung

Hasil Pengamatan

Sampel mangrove yang terdapat di Tanjung Lesung

Page 26: Slides Tanjung Lesung

Hasil Pengamatan

Jenis Species Jumlah individu jenis ke-i

Bruguiera spp. 2

Avicennia spp. 1

Sonneratia 1

Ceriops spp. 14

Tabel Pohon

Page 27: Slides Tanjung Lesung

Hasil Pengamatan

Jenis Species Jumlah individu

jenis ke-i

Ceriops,spp 4

Avicennia,sp

p

1

Jumlah 5

Tabel Anakan

Suhu 27oC

Salinitas 5 o/oo

pH 6

Page 28: Slides Tanjung Lesung

EKOSISTEM LAMUN

Page 29: Slides Tanjung Lesung

Ekosistem Lamun

PENGERTIAN LAMUNLamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae) (Wood et al. 1969;

MANFAAT LAMUN sumber pakan bagi invertebrata, tempat tinggal bagi biota perairan dan melindungi mereka dari serangan predator. Lamun juga menyokong rantai makanan dan penting dalam proses siklus nutrien serta sebagai pelindung pantai dari ancaman erosi ataupun abrasi (Romimohtarto dan Juwana, 1999).

Page 30: Slides Tanjung Lesung

Ekosistem Lamun

Faktor –faktor yang mempengaruhi pertumbuhan padang lamun adalah perairan laut dangkal berlumpur dan berpasir, kedelaman tidak lebih dari sepuluh meter agar matahari dapat menembus, suhu antara 20-300C, kadar garam antara 25-35/mil, kecepatan arus 0,5 m/detik.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Page 31: Slides Tanjung Lesung

Gambar aliran energy ekosistem padang lamunAliran energi pada ekosistem padang lamun (padang zostera) relatif tinggi dikarenakan  adanya proses sedimentasi, pencahayaan dan adanya pasang surut pada ekosistem padang lamun (Kiswara , 1999).

Page 32: Slides Tanjung Lesung

Ekosistem Lamun

Menurut (Basmi, J. 1990) Jaring-jaring padang lamun dibagi menjadi dua, yaitu:1. Rantai grassing yaitu rantai makanan oleh herbivor

yang memakan tumbuhan hidup dengan predator dan pemangsanya,

2. Rantai detritus atau rantai makanan oleh herbivor yang memakan bahan-bahan yang telah mati.

Page 33: Slides Tanjung Lesung

Ekosistem Lamun

Dengan rumus penutupan :

Cymodocea rotundata (13,50 %)

Cymodocea serrulata (7,62 %) Thalassia hemprichii (9,25 %)

HASIL PERHITUNGAN

Page 34: Slides Tanjung Lesung

EKOSISTEM KARANG

Page 35: Slides Tanjung Lesung

Ekosistem Karang

Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama

sumber daya pesisir dan laut utama.Terumbu karang merupakan

kumpulan fauna laut yang berkumpul menjadi satu

membentukterumbu. Struktur tubuh karang banyak terdiri atas kalsium

dan karbon. Hewan ini hidup dengan memakan berbagai

mikroorganisme yang hidup melayang di kolom perairan laut.

Page 36: Slides Tanjung Lesung

Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan

tertua di dunia. Untuk sampai kekondisi yang sekarang, terumbu

karang membutuhkan waktu berjuta tahun. Tergantung darijenis, dan

kondisi perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh

beberapa milimeter sajaper tahunnya. Yang ada di perairan Indonesia

saja saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.

Terumbu Karang menjadi rumah bagi ribuan spesies makhluk hidup.

Jikarumahnya saja dalam kondisi tidak baik atau bahkan hancur, bisa

dibayangkan berapa banyakmakhluk hidup yang terancam punah.

Ekosistem Karang

Page 37: Slides Tanjung Lesung

Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit

kalsium karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hew an karang.

Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam

Filum Coelenterata (hewan berrongga) atau Cnidaria. Yang disebut

sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo scleractinia dan

Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa.

Satu individu karang atau disebut polip karang memiliki

ukuran yang bervariasi mulai dari yang sangat kecil 1 mm hingga yang

sangat besar yaitu lebih dari 50 cm. Namun yang pada umumnya

polip karang berukuran kecil. Polip dengan ukuran besar dijumpai

pada karang yang soliter.

Ekosistem Karang

Page 38: Slides Tanjung Lesung

Terumbu karang mempunyai fungsi yang sangat penting

sebagai tempat memijah, mencari makan, daerah asuhan bagi biota

laut dan sebagai sumber plasma nutfah. Terumbu karang juga

merupakan sumber makanan dan bahan baku substansi-substansi

bioaktif yang berguna dalam farmasi dan kedokteran. Selain itu

terumbu karang juga mempunyai fungsi yang tidak kalah pentingnya

yaitu sebagai pelindung pantai dari degradasi dan abrasi.

Fungsi Terumbu Karang

Page 39: Slides Tanjung Lesung

Beberapa Spesies Terumbu Karang di Indonesia

Acropora cervicorni

Acropora acuminata

Acropora micropthalma

Acropora millepora

Acropora palmatae

Acropora hyacinthus

Page 40: Slides Tanjung Lesung

Acropora echinata

Acropora humilis

Acropora cytherea

Siderastrea sidereal

Page 41: Slides Tanjung Lesung

1. Suhu

Menurut Nybakken (1988), pertumbuhan karang mencapai

maksimumpada suhu optimum 25-29 °C dan bertahan hidup

sampai suhu minimum 15°Cdan maksimum 36°C. Pertumbuhan

optimal terjadi di perairan yang memiliki rata-ratasuhu tahunan 23-

25°C .Suhu ekstrim yang masih dapat ditoleransi adalah36-40°C.

Faktor pembatas

Page 42: Slides Tanjung Lesung

2. Kecerahan dan Kedalaman

Hewan karang pembentuk terumbu membutuhkan sinar

matahari bagizooxanthellae untuk berfotosintesisMenurut Nybakken

(1988), terumbu karang tidak dapat berkembang di perairan yang

lebihdalam dari 50-70 meter. Zooxanthellae sebagai alga simbiotik

yang memerlukancahaya matahari sehingga terjadi sedikit

pertumbuhan di bawah kedalaman 46 meter dan di bawah

kedalaman 90 meter terumbu karang sudah sangat jarang.

Faktor pembatas

Page 43: Slides Tanjung Lesung

3. Salinitas

Salinitas rata-rata di daerah tropis adalah 35 ‰ dimana masih

beradapada kisaran optimum untuk pertumbuhan karang yaitu 34-

36‰ (Hill, Jos and Clive Wilkinson. 2004).Nybakken (1988)

menyatakan bahwa toleransi organisme karangterhadap salinitas

berkisar antara 32-35‰.

Faktor pembatas

Page 44: Slides Tanjung Lesung

4. pH

Derajat keasaman menunjukkan aktivitas ion H+ dalam air.

MenurutTomascik (1997), habitat yang cocok bagi pertumbuhan

karang memiliki kisaranpH 8,2-8,5.

5.Pergerakan Arus

Pergerakan arus sangat diperlukan untuk tersedianya aliran

suplaimakanan (dalam bentuk jasad renik) dan suplai oksigen yang

segar, sertamenjaga agar terumbu karang terhindar dari timbunan

kotoran/endapan (Soegiarto, 1980).

Faktor pembatas

Page 45: Slides Tanjung Lesung

6. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan salah satu pembatas pertumbuhan

karang.Daerah yang memiliki sedimentasi yang tinggi akan sulit untuk

menjadi tempatyang baik bagi pertumbuhan karang. Tingginya

sedimentasi menyebabkanpenetrasi cahaya di air laut akan berkurang

dan hewan karang (polip) akanbekerja keras untuk membersihkan

partikel yang menutupi tubuhnya (Nybakken,1988).

Faktor pembatas

Page 46: Slides Tanjung Lesung

Parameter fisik dan kimia yang dikur pada saat praktikum di

Pantai Tanjung Lesung diantaranya suhu, salinitas, dan

pH.Sedangkan parameter biologi berupa petumbuhan karang dan

persen peutupan karang dihitung berdasarkan lifeform karang

tersebut.

Parameter

Page 47: Slides Tanjung Lesung

Transek Jenis C (%) Kesimpulan

1 CampuranKarang mati

75 Sangat rapat

2 CM 10,65 Jarang

ACB 9,63 Jarang

3 CM 17,88 Jarang

4 CS 18 Jarang

CE 19,75 Jarang

5 CM 29,63 Sedang

Hasil Pengamatan

Page 48: Slides Tanjung Lesung

Hasil Pengamatan

Sampel karang yang terdapat di Tanjung Lesung

Suhu perairan Tanjung Lesung berkisar anatara 28-30oC.

Salinitas pantai Tanjung Lesung adalah 30o/oo..

Page 49: Slides Tanjung Lesung

Faktor-faktor pembatas diatas merupakan faktor lingkungan

penentu mampu tidaknya karang tumbuh disuatu perairan.Perairan

Tanjung Lesung terdapat berbagai jenis terumbu karang yang artinya

faktor pembatas ditas tidak dilampaui sehingga karang dapat tumbuh

di perairan tersebut.Namun saat ini keberadaan terumbu karang di

pantai Tanjung Lesung terancam keberadaannya akibat pencemaran

yang dikarenkan daerah patai yang dijadikan objek

wisata.Keberadaan ekosistem terumbu karang penting karena

produktivitasnya berpengaruh besar terhadap perairan disekitarnya.

Hasil Pengamatan

Page 50: Slides Tanjung Lesung

Kesimpulan

Ekosistem pesisir meliputi berbagai biota laut yang beragam, adanya terumbu karang dan padang lamun sebagai tempat tinggal bagi biota perairan yang juga menyokong rantai makanan, disamping itu terdapatnya ekosistem mangrove yaitu komunitas tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap salinitas karena dipengaruhi pasang surut air laut, baik terumbu karang, padang lamun, dan ekosistem mangrovememiliki peranan penting dalam kelestarian flora faunanya.

Page 51: Slides Tanjung Lesung

TERIMA KASIH