Slide Prposal

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS ORGAN HEPAR TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus L. ) GALUR WISTAR

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DENGAN DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGISORGAN GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus L.) GALUR WISTAR SKRIPSI

Oleh :

I Nyoman Trias Suadnyana08310148FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MALAHAYATIBANDAR LAMPUNGTAHUN 20121

13/5/2013BAB IPENDAHULUANLatar belakangRumusan masalahTujuan penelitianManfaat penelitian2Latar belakangBoraks adalah bahan tambahan pangan yang dilarang.Boraks merupakan bahan tambahan pangan yang sengaja dimasukan dalam makanan dengan maksud untuk memperbaiki warna, tekstur atau memperpanjang masa simpan.

3Boraks bersifat kardiogenik dan sangat berbahaya jika tertelan lalu masuk dalam tubuh manusia.Sesuai dengan PerMenkes No. 722 / Menkes / Per / IX / tentang bahan tambahan makanan. Boraks beracun terhadap semua sel, bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunann saraf pusat, ginjal dan hati.

4Pangan yang paling banyak mengadung boraks adalah mie basah, bakso, makanan ringan dan kerupuk.Padahal seharusnya boraks digunakan sebagai:Pembuatan gelas;Enamel;Pengawet ;Anti jamur kayu;Obat untuk kulit;Pembasmi kecoa;Campuran pembersih.5Rumusan MasalahApakah ada perbedaan gambaran histopatologi organ ginjal tikus wistar kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang mendapat boraks dengan dosis bertingkat?

6Tujuan penelitian Tujuan umum : Untuk membuktikan adanya perbedaan gambaran histopatologi organ ginjal.

Tujuan khusus : Untuk membuktikan adanya perubahan gambaran histopatologi organ ginjal tikus Wistar kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang mendapat boraks dengan dosis bertingkat.

7Maanfaat penelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain mengetahui pengaruh pemberian boraks sebagai salah satu zat yang menyebabkan kerusakan ginjal atau memberikan perlindungan untuk ginjal dan menjadi sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih lanjut.

8BAB IITINJAUAN PUSTAKA9Tinjauan teoritisKerangka teoriKerangka konsepHipotesis

10Anatomi GinjalGinjal adalah organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi kolumna vertebralis.Kedua ginjal terletak retroperitonial pada dinding abdomen.Pada otopsi klinis didapatkan bahwa ukuran rata-rata ginjal orang dewasa adalah: panjang 11,5 cm lebar 6 cm, tebal 3,5 cm. beratnya bervariasi antara 120 sampai 170 gram, atau kurang lebih 0,4 % dari berat badan. 11ANATOMI GINJAL12

Fisiologi GinjalGinjal menjalankan fungsinya yang multiple yaitu ekskresi produk sisa metabolik dan bahan kimia asing, pengaturan keseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan keseimbangan asam-basa, sekresi, metabolism, ekskresi hormone.13Histologi ginjalSetiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar yakni, korpuskel renalis, tubulus kontortus proksimal,(struktur tebal dan tipis ansa henle), tubulus kontortus distal, dan tubulus dan ductus koligens.

14Patologi GinjalKerusakan Ginjal Akibat Bahan KimiaMikroskopisPelebaran pembuluh darah, destruksi sel epitel tubulus proksimal, infiltrasi sel radang limfosit.Degenerasi hidropik, degenerasi lemak, nekrosis.

15BoraksAtau disebut juga asam boraks,natrium tetraborat,sodium tetraborate decahydrete.Senyawa kimia : Na2B4O7 10H20Berbentuk serbuk kristal putih Tidak memilki bau jika dihirup indera penciumMemiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi dengan ph 9,5.Biasa digunakan pada lontong dan bakso agar teksturnya bagus.16Kegunaan boraks;1.Anti septik2.Salep3.Bedak 4.Larutan kompres5.Obat oles mulut dan pencuci mata6.Bahan solder7.Pembuatan gelas8.Pembersih9.Pengawet kayu

17Dampak boraks terhadap kesehatan:Racun bagi semua sel.Pengaruh tergantung konsenterasi yang dicapai oleh tubuh.Dosis tertiggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat badan anak-anak.Merusak organ hepar,otak,ginjal, dan testis.Dapat diserap juga oleh kulit.Dapat menimbulkan radang pada saluran pencernaan,18Tikus putih jantanHewan coba Tikus putih Jantan galur wistarAlasan(jumlah banyak, respon yang cepat, gambaran hasil mirip manusia dan harganya relatif murah).

19Kerangka teori

20BoraksDiserap pada saluran pencernaanDi sekresi di ginjalArteri renalisNatrium tetrabroat,asam boraksPelebaran pembuluh darahDestruksi sel epitel tubulus proksimal, infiltrasi se radang limfosit

Kerangka konsep21Kontrol normal + aquades 1 ml boraks/ 200 grBB + aquades

2 ml boraks/ 200 grBB + aquades

Boraks0, 25 ml boraks/ 200 grBB + aquades0,5 ml boraks/ 200 grBB + aquades

KontrolP1

P2

P3

P4Gambaran histopatologis heparGambaran histopatologis heparGambaran histopatologis heparGambaran histopatologis heparGambaran histopatologis heparAnalisa datahipotesaTerdapat perbedaan gambaran histopatologi organ ginjal tikus Wistar.Terdapat perbedaan gambaran histopatologi organ ginjal tikus Wistar antara kelompok kontrol dengan kelompok yang mendapat boraks dengan dosis bertingkat.

22BAB IIIMETODOLOGI23 Jenis PenelitianWaktu dan Tempat Subyek Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Prosedur Penelitian Alur Penelitian Variabel Penelitian Definisi Operasional Pengumpulan Data Analisis Data24Jenis penelitian Jenis eksperimental laboratorikRancangan post test only controled group design25waktu dan tempatWaktu Bulan Januari 2013 sampai bulan Februari 2012Tempat Lab. PA Balai Penyidik dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional III Bandar Lampung.Labratorium Patologi Anatomi RS. Abdoel Moeloek Bandar Lampung.

26Subjek PenelitianPopulasi Tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.) galur wistar usia 2-3 bulan , berat badan 200-250 gram.

Sampel 25 ekor tikus putih dengan syarat sesuai kriteria inklusi dan eksklusi27Kriteria inklusi : Tikus wistar Jantanumur 2- 3 bulanBerat 200-250 gramTidak terdapat kelainan anatomiSehat dan lincah

Kriteria eksklusi: Tikus mati pada saat perlakuan Perilaku berubah ( tidak mau makan, lemas, tidak lincah) selama perlakuan. Terdapat penurunan berar badan lebih dari 10% setelah masa aklimatisasi di laboratorium. 28Jumlah SampelRumus Federer

Keterangan :t = kelompok perlakuan n = Jumlah pengulangan atau sampel tiap kelompok.

29(t 1) (n 1) 15 ( 5 - 1) ( n - 1) 154(n-1) 154n 4 154n 19n 4,83n 5Desain penelitian ini menggunakan metode Rancangan sederhana karena percobaan yang dilakukan bersifat homogen30ALAT DAN BAHANAlatKandang tikusSonde lambungAlat untuk mengambil organ (bedah minor)/ (scalpel, pinset, gunting, jarum, meja lilin)Spuit 1ccNeraca analitikGelas ukurAlat untuk membuat preparat histologi (mikrotom, oven, cetakan parafin)Alat untuk melihat histologis hepar (deck glass, object glass, mikroskop cahaya)Botol-botol

BahanTikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan galur wistarBoraks dengan dosis 0,25 ml, 0,5 ml, 1 ml, 2 ml.Bahan-bahan untuk metode baku histologi pemeriksaan jaringan yaitu :i. Larutan formalin 10%ii. Parafiniii.Albuminiv.Hematoksilin eosinv. Larutan xylolvi.Alkohol bertingkat 30%, 40%, 50%, 70%, 80%, 90%, 96%vii.AquadesMakanan dan minuman tikus31Prosedur Pemberian Dosis BORAKSFaktor konversi untuk manusia dengan berat badan (BB) 70 kg pada tikus putih dengan (BB) 200 g adalah 0,018. Rata-rata orang Indonesia beratya 50 kg. Dosis di konversikan dari gram ke ml untuk setiap 10 gr = 20 ml, maka dosis untuk tikus putih yaitu: 20 gr = 40 mlJadi, ( 40 ml X 0,018 X 50/70 ) 200gBB = 0,514 = 0,5 ml.Jadi pada penelitian ini digunakan dosis sebanyak 0,5 ml/200gBB pada tikus.32Prosedur penelitianDiadaptasikan terlebih dahulu selama 1 minggu, jika tikus sebanyak 25 ekor, dikelompokan menjadi 5 kelompok.Kelompok I sebagai kontrol normal hanya diberi aqudes.Sedangkan kelompok II V adalah kelompok perlakuan.kelompok II diberikan perlakuan pemberian boraks dengan dosis sebanyak 0,25 ml/grBB, kelompok III dengan dosis boraks sebanyak 0,5 ml/grBB, kelompok IV dengan dosis boraks 1 ml/grBB, dan kelompok V dengan dosis sebanyak 2 ml/grBB.33Mengukur berat badan tikus sebelum perlakuan.Menginduksi tikus dengan boraks selama 14 hari.Tikus tetap diberi makan.Pada hari ke-14 setelah perlakuan diberikan dekapitasi dengan cara dibius dengan klorofom.Ambil organ ginjal lobus fiksasi menggunakan formalin 10%.Pembuatan preparat.

34Pembuatan preparat

TrimmingDehidrasiEmbeddingCuttingStainingMounting35Parameter yang diamati Pengamatan preparat dilakukan dengan mengamati perubahan histologis organ ginjal tikus Wistar dibawah mikroskop.

36Alur penelitiankriteria insklusi25 ekor tikus Wistar jantan umur 2-3 bln berat badan 200 - 250 gr5 ekor tikus + larutan standar + 2 ml boraks + aquadesK5

5 ekor tikus + larutan standar + 1 ml boraks + aquadesK4

5 ekor tikus + larutan standar + 0,5 ml boraks + aquadesK3

5 ekor tikus + larutan standar + 0, 25 ml boraks + aquadesK2Tikus diberi perlakuan 14 hariTikus diadaptasikan selama 1 minggukriteria ekskulsi5 ekor tikus + larutan standarK1Tikus dibunuh (dekapitasi) pada hari ke 14

Pengambilan jaringan ginjal dan pengecatan jaringan dengan metode baku histologi pemeriksaan

Pemeriksaan struktur histopatologis ginjal tikus Wistar

37VARIABEL PENELITIANVariabel bebas boraks dengan dosis bertingkat Variabel terikat gambaran mikroskopis Ginjal tikus Wistar Variabel terkendali umur,berat badan tikus, jenis kelamin.38DEFINISI OPERASIONALVariabel independen Boraks dengan dosis bertingkat 0,25 ml, 0,5 ml, 1 ml, 2 ml.Variabel dependen Gambaran mikroskopis ginjal tikus Wistar39ANALISIS DATAData yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji Shapiro-WilkJika data normal uji parametrik ANOVA Jika berbeda uji Post HockJika data tidak normal uji non parametrik Kruskal Wallis Jika berbeda uji Mann-Whitney

40JADWAL PENELITIANPenelitian akan dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional III Bandar Lampung pada bulan Januari 2013 sampai bulan Februari 2013 selama 30 hari.41BAB IVHASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN42Berdasarkan hasil dari perlakuan selama 14 hari dan dibuat preparat, hasil dari pembacaan secara mikroskopik menggunakan mikroskopik cahaya dengan pembesaran 400x adalah sebagai berikut :43GAMBAR KELOMPOK KONTROL44

GAMBAR KELOMPOK P1 (boraks 0,25 ml)45

Gambar kelompok p2 (boraks 0,5 ml)46

Gambar kelompok p3 (boraks 1 ml)47

Gambar kelompok p4 (boraks 2 ml)48

Nilai Rerata Skor Kerusakan Organ Ginjal Pada Masing-Masing KelompokKelompok perlakuanNMeanKelompok 1 (Kontrol)50.000Kelompok 2 (Boraks 0,25 ml)50.000Kelompok 3 (Boraks 0,5 ml)50.600Kelompok 4 (Boraks 1 ml)51.800Kelompok 5 (Boraks 2 ml)52.400Total250.96049Uji homogenitasLevene Statisticdf1df2Sig.15.333420.00050Nilai Uji Normalitas Data Organ GinjalPerlakuanKolmogorov-SmirnovaShapiro-WilkSig.Sig.Histopatologi_Organ_Ginjal- Kelompok 3 (Boraks 0,5 ml)0.0260.006- Kelompok 4 (Boraks 1 ml)0.0010.000- Kelompok 5 (Boraks 2 ml)0.0260.00651Nilai Pengaruh Pemberian Boraks Terhadap Gambaran Histopatologi Organ Ginjal Tikus Putih Jantan. Sum of squaresDfMean squareFSigBetween groupsWithin groupsTotal23.760

3.200

26.9604

20

245.940

0,16037.1250,00052Hasil Uji Statistic Perbandingan Antar Kelompok ( Analisis Post Hoc )

Kelompok Dosis p