Upload
dian-primadia-putri
View
243
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Tatalaksana Nutrisi pada Ulkus Peptikum
Pembimbing :dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK, Sp.GK
Departemen Ilmu Gizi – FK USU
1. Qarina Hasyala Putri (080100367)2. Dian Primadia Putri (100100013)3. Aulia Suci Maurinda (100100034)4. Romulus P Sianipar (100100180)5. Achmad Rifqy Rupawan (100100225)
1
Indonesia
sekitar 4 juta orang
Ulkus Peptiku
m
Masalah pada
negara berkemb
angWHO melaporkan bahwa di USA kira-kira 4 juta orang menderita ulkus peptikum (duodenum dan gaster), dan 150.000 kasus baru didiagnosis tiap tahunnya. Sekitar 180.000 pasien harus dirawat di rumah sakit, dan kira-kira 5000 orang meninggal tiap tahunnya.
Apabila masukan gizi pada pasien ulkus peptikum tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi yang dapat meningkatkan angka kematian.
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi : Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosal
lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
EtiologiFaktor Risiko Diet, Merokok,
Obat, Usia
Helicobacter pylori
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Faktor Pertahanan Mukosa Gastro
Duodenal
Faktor endogen (HCl, pepsinogen/pepsin, dan garam
empedu)
Faktor eksogen
(obat-obatan, alkohol, dan
bakteri)
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi Ulkus Peptikum
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis Ulkus
Peptikum1. Anamnesis
keluhan beberapa
penyakit saluran cerna, seperti mual, muntah, kembung, nyeri
ulu hati, sendawa, rasa terbakar, rasa
penuh ulu hati, dan cepat
merasa kenyang6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis Ulkus
Peptikum
2. Pemeriksaan
fisik
Rasa nyeri ulu hati pada daerah kiri atau kanan dari
garis tengah perut dan penurunan berat badan merupakan tanda fisik yang dapat dijumpai.
Goncangan perut (succusion splashing) yang dijumpai 4-5 jam setelah makan disertai muntah-muntah (isinya biasanya makanan yang dimakan
beberapa jam sebelumnya) merupakan tanda adanya
retensi cairan lambung karena komplikasi ulkus
(gastric outlet obstruction atau stenosis pilorus). 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis Ulkus
Peptikum
3. Pemeriksaan Penunjang
Gambaran endoskopi ulkus berupa luka terbuka dengan
pinggiran teratur, mukosa licin dan
normal disertai lipatan yang teratur keluar
dari pinggiran ulkus. Sedangkan gambaran
pada proses keganasan adalah
Boorman I/polipoid, B-II/ulseratif, B-III
infiltratif, B-IV/ linitis plastika (scirrhus). 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Ulkus Peptikum
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS BANDING
- Kanker lambung- Kolesistitis
- Pankreatitis- Abses hepar
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
KOMPLIKASI
Perdarahan : Insiden perdarahan 15-25%, meningkat pada usia lanjut (>60 tahun) akibat adanya penyakit degeneratif dan meningkatnya pemakaian NSAID
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
KOMPLIKASI
perforasi :Rasa sakit tiba-tiba, sakit berat, sakit difus pada perut Insidennya 6-7%, dimana insiden perut meningkat pada usia lanjut karena proses aterosklerosis dan meningkatnya penggunaan NSAID. 12
Penatalaksanaan Non Medikamentosa
DIET
HINDARI
1.Cabai, makanan yang merangsang, dan makanan yang mengandung asam dapat menimbulkan rasa sakit
2.Rokok3. Alkohol 13
Penatalaksanaan Non Medikamentosa
DIET
HINDARI
Air jeruk yang asam, coca cola, bir, kopi tidak mempunyaipengaruh ulserogenik pada mukosa lambung, tetapi dapat
menambah sekresi asam lambung sehingga sebaiknya jangan dikonsumsi saat perut kosong. 14
Penatalaksanaan Non Medikamentosa
DIET
DIANJURKAN
makanan biasa, lunak, tidak merangsang, dan diet seimbang 15
DIET LAMBUNG
diet rendah sisa, dan diet tinggi serat.
SYARAT
1.Mudah dicerna, pola makan sedikit frekuensi sering.2. Cukup protein untuk mengganti jaringan rusak.3. Memenuhi kebutuhan normal secara bertahap.
4.Makanan tidak merangsang secara mekanis,termis, kimia lambung.
16
DIET LAMBUNG
Tujuan diet lambung
Memberikan makanan dan cairan secukupnya, menghilangkan zat-zat yang merangsang dalam makanan dan minuman, yang
tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan. 17
DIET LAMBUNG
DIET LAMBUNG 1
Diet ini di berikan pada klien dengan ulkus peptikum akut, ulkus peptikum di sertai pendarahan, esofagitis, gastritis akut, dan thypus abdominalis berat. Bahan makanan yang di berikan
berupa susu dan bubur, susu yang di berikan hanya 2 hari karena makanan ini membosankan dan kandungan kalorinya, zat besi,
thiamin, dan vitamin C sangat kurang. Cara pemberian diet ini di lakukan tiap 3 jam dengan porsi kecil.
18
DIET LAMBUNG
DIET LAMBUNG II
Diet ini di berikan sebagai pengalihan dari diet lambung I, dimana kondisi fase akut telah di atasi, pada klien dengan thypus
abdominalis dengan suhu tubuh tinggi, dan klien dengan pasca bedah saluran pencernaan tertentu. Makanan ini di berikan
selama beberapa hari saja, karena membosankan klien. Bentuk makanan yang di berikan makanan saring atau cincang dalam tiap
3 jam.19
DIET LAMBUNG
DIET LAMBUNG III
Diet ini di berikan sebagai peralihan dari diet lambung II, atau di berikan pada klien dengan ulkus peptikum ringan, thypus
abdominalis dengan suhu tubuh yang sudah kembali normal. Kandungan makanan yang ada yaitu cukup kalori, protein,
mineral, vitamin C, tetapi kurang thiamin. Bentuk makanan yang di berikan makanan lunak.
20
DIET LAMBUNG
DIET LAMBUNG IV
Diet lambung ini di beriakan sebagai makananperalihan dari diet lambung III atau klien yang mengalami,ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagitis ringan dan thypus abdominalis masa penyembuhan. Kandungan makanan pada diet ini cukup kalori dan semua zat-zat gizi. Bentuk makanan yang di berikan adalah
makanan lunak dan biasa.21
EVALUASI
22
23