83
Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan zat psikoaktif ( F10-F19 ) Oleh : Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) Nopember 2014 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) 1 11/03/2022

Slide 1 · PPT file · Web viewPemeriksaan dan Diagnosis . ... Periksa Vital Sign. A/ riwayat pakai sec. Lengkap: frek., jumlah dan cara pakai, terakhir pakai. campur alkohol, ganja,

Embed Size (px)

Citation preview

Slide 1

Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan zat psikoaktif ( F10-F19 )

Oleh : Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K )

Nopember 2014

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

1

18/09/2014

1

NAPZA

NARKOTIKA

PSIKOTROPIKA

ZAT ADIKTIF (lainnya)

18/09/2014

2

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

2

Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya ( Napza ) :

NAPZA

Heroin

Shabu

Ekstasi

Ganja

Kokain

Benzodiazepine

Pil koplo

Bentuk bubuk, umunya disuntik

Bubuk kristal, hisap dgn bong

Pil ditelan, di Diskotik / klab2 malam

Daun kering, dilinting, dihisap

Bubuk putih, disuntik, tunggal / campur

Pil penenang, ditelan

Bbg jenis pil tanpa tujuan medis jelas spt artane, antimo, somadril, dextro.

18/09/2014

3

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

3

Penggunaan terus-menerus

Jangka panjang

Dosis tinggi

Tak sesuai indikasi

ZAT ADIKTIF

ADIKSI

ABUSE

18/09/2014

4

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

4

Adiksi berasal dari bahasa Inggris Addiction yang berarti ketagihan atau kecanduan. Bukan merupakan suatu Diagnosis entity.

Adiksi membuat seseorang ketergantungan sec fisik maupun psikologis mengakibatkan perubahan perilaku menjadi obsesif compulsif ( dalam menggunakan zat), mengakibatkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan

Menurut PPDGJ III Ggg penggunaan Napza terdr 2 bentuk :

Penyalahgunaan, yi yg memp. Harmful effects terhadap kehidupan orang, menimbulkan problem kerja, menggg hub. Dengan orang lain serta memp. Aspek legal.

Adiksi atau ketergantungan, yi mengalami toleransi, putus zat, tidak mampu menghentikan kebiasaan menggunakan, menggunakan dosis Napza lebih dari yang diinginkan.

Jadi penyalahgunaan Napza belum tentu menderita ketergantungan.

18/09/2014

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

5

5

Zat Adiktif

Ketergantungan Fisik yang kuat

Ketergantungan Psikologis yang panjang

zat-zat yang pemakaiannya dapat

dapat menimbulkan Ketergantungan

Toleransi

Putus zat

18/09/2014

6

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

6

TINGKAT PEMAKAIANNAPZA

EXPERIMENTAL USE

SOCIAL /

RECREATIONAL USE

SITUATIONAL USE

ABUSE

DEPENDENT USE

Addiction use

Pola Penggunaan

Patologik

Compulsive use

Toleransi

Putus zat

18/09/2014

7

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

7

FAKTOR

INDIVIDU

FAKTOR

NAPZA

FAKTOR

LINGKUNGAN

PENYEBAB PENYALAHGUNA NAPZA

18/09/2014

8

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

8

Macam macam Zat Adiktif

18/09/2014

9

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

9

NARKOTIKA UU No 22/1997

GOL I. al. :

Opium, Kokain, Heroin, Ganja, Katinona,Liser gid, MDMA,Metamfe tamin, Psilosibin, Am fetamin, Fensiklidina

65

GOL I. al. :

Opium, Kokain, Heroin, Ganja

26

GOL II. al :

Metadon,Mor fin,Petidin, fenazosina, tebain

87

GOL III. Al. :

Kodein, Dihidrokodein

3

NARKOTIKA UU No 35/2009

GOL II. al :

Metadon, Morfin, Petidin. Oksikodon, fenazosina, tebain

86

GOL III. Al. :

Kodein, Buprenorfin, Etilmorfin, Dihidrokodein

14

18/09/2014

10

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

10

Berdasarkan klasifikasi kerjanya maka Napza dibagi menjadi :

DepresanStimulanHalusinogenAlkoholAmfetaminLSD, DMTBzMetamfetaminMeskalinOpioidKokainPCPSolvenNikotinKetaminBarbituratKhatKanabis ( dosis tinggi )Kanabis (dosis rendah)KafeinMagic MushroomsMDMAMDMA

18/09/2014

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

11

11

Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan zat psikoaktif ( F10-F19 )

Zat Psikoaktif adalah obat atau senyawa yang apabila masuk ke dalam tubuh mansia dapat mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat. Sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental emossional dan perilaku dan bila digunakan terus menerus dapat menimbulkan Adiksi

Meningkatnya penyalahguna serta ketergantungan Napza sudah sangat memprihatinkan

Upaya penanggulangan tlh dilakukan melalui berbagai pende katan. Salah satu : Inpres 12 tahun 2011 ttg kebijakan dan stra tegi nasionalprogram Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba ( P4GN) yaitu melalui :

Demand Reduction

Harm Reduction

Supply Control / Supply Reduction

12

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

12

P4GN :

Demand Reduction/Reduksi permintaan : Dilaksanakan oleh RSJ (Depkes ), LSM2 ( NGO )/panti2 /yayasan2 swasta dlm / luar negeri dll Informasi/Edukasi, Pendekatan Prevensi dan Promosi Kesehatan, Detoks dan Terapi Pemeliharaan

Harm Reduction/Reduksi dampak buru : Dilaksanakan oleh RSJ, PKM ( Depkes ) melalui Program Terapi Rumatan Metadon ( PTRM ), Buprenorphine + Nalokson, distribusi jarum suntik steril dan sosialisasi penggunaan kondom, terapi dampak buruk HIV dan IO ( Infeksi Opportunistik )

Supply Control / Supply Reduction / Reduksi Suplai : dilaksa nakan oleh jajaran penegak hukum Polri, Kejaksaan, Depkum ham, Sistem Peradilan dll

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

13

18/09/2014

13

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

14

Strategi Penanggulangan Penyalahgunaan Napza (P4GN)

Supply Reduction

Demand Reduction

Harm Reduction

Pengurangan persediaan

Peran instansi hukum : polisi, peraturan2 / per-undang2an RI

HIV/AIDS , Heps B dan C TBC Paru,Oedema Paru, En docarditis, Emboli,Sepsis,Osteo myelitis, Thrombophlebitis dll.

Pengurangan permintaan

Pengurangan dampak buruk

Medik dan Non medik

18/09/2014

14

Supply Reduction

UU RI No.35 2009 ttg N.

SEMA Maret/2009 No. 4 / 2010

SEMA No.3 / 2011

PP 25 2011 ttg wajib lapor pecandu

Bea cukai

Bandara

Pelabuhan

Polisi

Jaksa

Hakim

Depkumham

Sist. Peradilan

Lapas Npz??

18/09/2014

15

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

15

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

16

Demand Reduction :

18/09/2014

16

Terapi Detoksifikasi/Rehab. Medik :

Terapi Pemeliharaan :

Rehabilitasi dan Resosialisasi :

Cold turkey, Simptomatik, Substitusi, Ultra rapid dll

Pemberian senyawa long acting opioid. seperti Naltrekson, Buprenorphine. Metadon, Levoalfa-asetilmetadol (LAAM)

TC BNN/berbasis RSJ, Narcotic Anonymous / 12 Steps, Religious, Konseling ( Individu / Kelompok ) Psikoedukatf/terapi (CBT )

Harm Reduction

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

17

Program Terapi Rumatan Metadon

Pemberian substitusi Buprenorphine/+Nalokson

Pembagian jarum suntik steril sesuai tujuan

Pembagian Kondom sesuai tujuan

18/09/2014

17

NAPZA :

Singkatan dari Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya.

NARKOTIKA :

Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan. terdapat Gol.I,II,III pada UU RI No.22 1997 ttg Narkotika. UU RI No 35 2009

PSIKOTROPIKA :

zat /obat alami/sintetis bukan narkotika, berkhasiat Psikoaktif mempengaruhi fungsi mental dan perilaku terdapat Gol.I, II, III, dan IV pada UU RI No. 5 1997 ttg Psikotropika (Gol I. Narkotika pd UU RI No.35 2009)

ZAT ADIKTIF LAINNYA :

Bahan lain bukan Narkotika atau Psikotropika yg penggunaannnya dapat menimbulkan ketergantungan.

Batasan dan Pengertian-pengertian :

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18

18/09/2014

18

PSIKOAKTIF :

Adalah khasiat dari NAPZA yg menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku

PENYALAHGUNAAN :

Penggunaan NAPZA tanpa indikasi medis dan pengawasan dokter sehingga dapat menimbulkan ketergantungan

TOLERANSI :

Peningkatan dosis utk mendapatkan pengaruh yg sama sbg akibat dari penggunaan yg lama dan terus mwenerus

OPIAT : Adalah ramuan yg mengandung atau turunan Opium.

OPIOID : Narkotika sintetik yg mempunyai aktivitas menyerupai Opiat .

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

19

18/09/2014

19

KETERGANTUNGAN :

Keadaan dimana Px memerlukan jumlah NAPZA yg semakin bertambah ( tole ransi ), shg bila jumlah dikurangi /diberhentikan akan timbul gwjala putus zat

KETERGANTUNGAN FISIK :

Adaptasi neurobiologis tubuh utk menghadirkan NAPZA yg ditandai dgn gejala awal putus zat

KETERGANTUNGAN PSIKIS :

Pola perilaku yg sangat kuat utk menyalahgunakan NAPZA agar memperoleh efek ttt.

INTOKSIKASI :

Kondisi akibat langsung dari penyalahgunaan NAPZA dimana terjadi perubahan fungsi kesadaran, kognitif, persepsi, perasaan dan perilaku

OVERDOSIS :

Adalah keadaan fisik yg gawat akibat penyalahgunaan NAPZA yg ditandai dengan adanyaperubahan faal tubuh spt kesadaran menurun, tekanan darah menurun, dan depresi pernafasan

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

20

18/09/2014

20

GEJALA PUTUS ZAT :

Adalah gejala2 dengan aneka bentuk keparahan yg dusebbkan penghentian atau pengurangan zat.

KOMPLIKASI MEDIK :

Komplikasi yang terjadu pada berbagai sistem tubuh akibat penggunaan NAPZA

KOMORBIDITAS PSIKIATRI :

Keadaan dimana pasien disatu pihak mengalami gangguan penyalahgunaan NAPZA dan dilain pihak mengidap gangguan Psikiatri

DUAL DIAGNOSIS :

Adalah suatu istilah klinis disebut juga Diagnosis Ganda pada pasien ketergantungan NAPZA dan terdapat ber-sama2 dgn ggg psikiatri lain secara independen

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

21

18/09/2014

21

DETOKSIFIKASI :

Suatu proses dimana seorang individu yg ketergantungan fisik thdp zat psikoaktif ( opioida ) , dilakukan pelepasan zat psikoaktif tersebut secara tiba2 atau secara sedikit demi sedikit.

REHABILITASI MEDIK :

Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan medis, agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin

REHABILITASI PSIKOLOGIS :

Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu mll pendekatan psikologis agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin

REHABILITASI SOSIAL :

Adalah suatu proses kegiatan pelayanan rehabilitasi mell pendekatan sosial agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

22

18/09/2014

22

Latar berlakang individu menyalahgunakan zat psikoaktif :

Faktor Individu :

Ingin tahu dan ingin mencoba

Tidak bisa menolak ajakan teman

Low self esteem

Low self confidence

Sikap memberontak terhadap peraturan

Identitas diri yang kabur

Mengalami depresi dan atau cemas

Lambang keperkasaan

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

23

18/09/2014

23

2. Faktor lingkungan

Komunikasi dengan orang tua kurang efektif

Orang tua dominan atau otoriter

Teman sekelompok/ sebaya yang pengguna

Lingkungan sekolah yg kurang tertib

Fasilitas sekolah yang minim

3. Faktor tersedianya zat psikoaktif

- Mudah mendapatkan ilicit drug

24

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

24

Pemeriksaan dan Diagnosis

Sikap mental dokter terhadap pasien harus positif, agar terbina hubungan px-dr keluarga dengan baik

Observasi sikap Px saat diperiksa

Anamnesis :

Riwayat penyalahgunaan zat

Zat apa yang dipakai

Kapan mulai dan terakhir menggunakan

Cara penggunaan

Gejala intoksikasi / Over dosis (OD ) atau putus zat

Alasan penggunaan

Jumlah dan frekwensi penggunaan sehari

25

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

25

Pemeriksaan dan Diagnosis lanjutan......

3. Anamnesis : lanjutan..

b. Riwayat psikososial Px

Pendidikan / pekerjaan

Hubungan keluarga / sesama teman

Keadaan keluarga

Riwayat kriminal / ditahan polisi/ penjara yang berkaitan/bukan dgn penyalahgunaan zat

Riwayat seksual; sosioekonomi; spiritual

Kepribadian pramorbid

4. Pemeriksaan fisik: termasuk pemeriksaan fisik umum, needle track( bekas suntikan )

26

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

26

Pemeriksaan dan Diagnosis lanjutan......

5. Pemeriksaan laboratorium :

Toksikologi

LFT, RFT

HIV/AIDS

Lain2 sesuai dengan kebutuhan

Psikotes; MMPI

6. Komorbiditas :

- Psikiatrik : Skizofrenia; Bipolar; RM; Gangg Kepribadian ;

Gangguan Tingkahlaku

- Non Psikiatrik : HIV/AIDS; HepC/B; TB pulmonal/extra

pulmonal; Moniliasis

27

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

27

Diagnosis Banding

Skizofrenia

Gangguan Waham Organik

Gangguan Halusinasi Organik dll

Penyulit / Komplikasi

Overdosis

HIV/AIDS

Hepatitis

Dermatitis

Selulitis

Anemia

Thrombophlebitis

Lain2 ?

28

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

28

Penatalaksanaan

Proses Penatalaksanaan secara umum :

Asesmen

Diagnosis

Detoksifikasi

Rehabilitasi

Resosialisasi

Khusus Narkotika :

Asesmen

Diagnosis

Terapi Substitusi ( Harm Reduction )

Detoksifikasi

Rehabilitasi

Resosialisasi

29

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

29

Contoh Zat psikoaktif :

Zat Psikoaktif terdiri dari :

Narkotika : Opioid; Kokain; Ganja; Buprenorfina

Psikotropika : Gol. Amfetamin; Gol Benzodiazepine; Gol Lisergida ( LSD ), Fensiklidina, Metakualon

Gol. Opioida merupakan Turunan Opium dan zat sintetisnya :

Morfin,

Diasetilmorfin / Diamorfin ( Heroin, smack, horse, Putaw, PT ),

Metadon,

Pethidin,

Kodein,

Hidromorfin ( Dilaudid),

Meperidin ( Demerol ) dll

Heroin adalah jenis Opioida yg tersering disalahgunakan.

30

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

30

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

NAPZA : Cont ...

Cara pemakaian :

Snorting : dihirup mll lubang hidung

Dragon : dihisap dgn mulut mll gulungan kertas/plastik diatas

aluminium foil yg diuapkan

Puff : dimasukkan dlm rokok tembakau

Per oral

Menyuntik secara IV atau Subcutan

Akhir2 ini pemakaian via suntikan /Intra Venous Drug Use ( IDU ) menimbulkan masalah besar akibat dampak yang ditimbulkan dari perilaku tersebut

31

18/09/2014

31

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

Narkotika :

UU RI No.22 1997 tentang Narkotika Saat ini sudah direvisi menjadi UU RI No. 35 2009 tentang Narkotika, terdiri atas 3 gol. termasuk

Tanaman Ganja,

Opioida

Psikotropika Gol. I dan II pada UU RI No. 5 1997 tentang Psikotropika

32

18/09/2014

32

OPIOID

Tanaman Papaversomniverun : 20 alkaloid opium a.l morfin

Opioid : Narkotik sintetik contoh heroin, kodein, dilaudid,

meperidin, methadon dll

Antagonis : Nalokson, naltrekson, nalorfin, apomorfin

Campuran a/antagonis : Pentazocin, buprenorfin

Reseptor : Reseptor u- opiat : mengatur analgesik, depresi

pernafasan, Konstipasi dan

adiksi

Resptor K-opiat : analgesia, diuresis, sedasi

Resptor gamma-opiat : analgesia

18/09/2014

33

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

33

OPIOID

Intoksikasi :

Perilaku maladaptif : euforia diikuti apati, disforia, retardasi psikomotor, Ggg pertimbangan, fungsi sosial & pekerjaan

Konstriksi pupil, mengantuk, cadel, ggg atensi, daya ingat, koma

Putus Opioid :

Akibat Stop, penurunan dosis, pemberian antagonis

Setelah 6 8 jam stop, puncak hari ke 2-3, hilang 7-10 hari

Gejala Sakaw : disforik, mual/mules, muntah, diare, nyeri otot/sendi2, lakrimasi, rhinorea/pilek, keringat, piloereksi, demam, insomnia, menguap.

18/09/2014

34

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

34

KOMORBIKDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK OPIOID

90% penyalahgunaan opioid memp. Dual diagnosis psikiatrik. Yg sering: depresi berat, keprib. Antisosial, penyalahgunaan alkohol

Percob bunuh diri 15%

Delirium intoks opioid akibat dosis tinggi /dicampur zat lain, cedera otak

Psikosis opioid akibat dosis tinggi mirip Skiz.

Ggg afek. Akibat intoks, bersif manik, depresi atau campuran

18/09/2014

35

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

35

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK OPIOID

Ggg tidur hipersomnia dan ggg. seksual impotensi

Hepatitis dan AIDS krn transmisi virus akibat IVDU

Sepsis, emboli, tromboflebitis,oedema paru, endokarditis, osteomyelitis

Trias klinis : pinpoin pupil, depresi pernaf., koma ditambah hipotermia, hipotensi, bradikardia berakhir dgn kematian krn OD

18/09/2014

36

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

36

OPIOIDA : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi Opioida :

Penekanan SSP : sedasi, penurunan kesadaran sampai delirium

Menurunnya motilitas GI konstipasi

Depresi pernafasan,

Bicara cadel

Hipotensi Ortostatik

Bradikardia

Miosis sampai pinpoin pupil

Kejang ( saat OD )

37

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

37

Keadaan putus Opioida :

Ngantuk, pilek, bersin, lakrimasi, dilatasi pupil, piloereksi, takikardia, hipertensi, RR meningkat, Mual, muntah diare, suhu badan meningkat, insomnia

Craving/Sugesti

Ansietas, gelisah, mudah tersinggung, mialgia, arthralgia, sakit dan keram perut, anoreksia, tremor dan kejang2 kecil

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

38

18/09/2014

38

Penatalaksanaan

Intoksikasi Opioid :

Termasuk kasus kedaruratan medik

Periksa Vital Sign

A/ riwayat pakai sec. Lengkap: frek., jumlah dan cara pakai, terakhir pakai. campur alkohol, ganja, derivat amfetamin ?

Bila ada tanda2 OD, Px dirawat di ICU.

Lakukan Naloxon Challenge test

Observasi 24 jam untuk menilai tanda2 vital.

Motivasi untuk ikut program Rehabilitasi

39

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

39

Penatalaksanaan

Putus opioida / Withdrawal opioida

Termasuk kasus kedaruratan Psikiatri

Tujuan : mengurangi penderitaan klien, mencegah komplikasi medik

Metadon. Merup. Standar terapi di banyak negara substitusi opioida. Dosis awal 20 40 mg/hari, dapat ditingkatkan 5 10 mg selama 7 10 hari berikut. Kemudian dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan metadon. Atau dengan cara 10mg metadon tiap 6 jam, total dosis 40 mg/hari, dipertahankan 3 hari, kmd bisa ditambah atau diturunkan 5 mg/hari.

Klonidin : diberikan 0,3-0,6 mg/hari ( dosis terbagi ) dan terus dinaikkan 0,6 -1,2mg/hr alam 1 3 hr pertama, atau 0,1 0,2 mg klonidin tiap 3 jam max 0,8 mg/hr, bila tek drh 90/60 mmHg, klonidin hrs distop.

Buphrenorphin (+Naloxon). Pemberia sublingual 2-4 mg1X/hr. Hari ke II 6-8 mg/hr. Tapi sering disalahgunakan dgn cara iv. Pengawasan harus ketat.

40

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

40

Terapi simptomatis

Rasa sakit dapat dikurangi dengan analgetika, : tramadol, asam mefenamat, metampiron dll

Insomnia : hipnotika spt estazolam, triazolam, b

Nitrazepam, Zolpidem, clozapin dll

Diare : imodium dan sejenisnya

Mual/muntah : sulpirid 25 -50 mg 3x sehari, SA, Papaverin, Buscopan dll

Cicatrix baru : thrombophob, lasonil jelly

Terapi pemeliharaan /rumatan

Agonis opioida spt Metadon, LAAM ( levacetylmetadol )

Campuran agonis-antagonis spt buphrenorphin

Antagonis opioida spt naltrexon

41

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

41

KANABIS

Cannabis sativa, mariyuana, ganja. Eksudat resin daunnya

disbt hashish

Intoksikasi :

Perilaku maladaptif : ggg koordinasi psikomotor, euforia, cemas waktu terasa berjalan lambat

Mata merah, nafsu makan meningkat, mulut kering,warna2 jadi lebih terang

Depersonalisasi/derealisasi

18/09/2014

42

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

42

KANABIS

Psikosis Kanabis

Jarang terjadi, kadang ide2 paranoid

Amotivational syndrome

Pramorbid Skiz. ( diintensifkan )

Kecemasan kanabis

Pada pemula

Akibat intoks.

Bisa timbul serangan panik

18/09/2014

43

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

43

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK KANABIS

Selain gej. Psikiatrik diatas: perilaku maladaptif, cemas, psikosis

Komplikasi medik : Bronkhitis, sinusitis, faringitis, palpitasi, sering terserang infeksi, daya tahan imunitas turun,

Penurunan hormon : testosteron, pertumbuhan, prolaktin

18/09/2014

44

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

44

GANJA : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi ganja :

Rasa waktu berjalan lambat, apatis dan bingung

Perasaan melambung

Depersonalisasi, derealisasi

Tampak seperti orang tolol/bego

Daya nilai realita terggg.

Hal.audit/optik

Konsentr. Terggg, mengantuk seperti mimpi

Nafsu makan meningkat

Tremor

Mulut kering

Gelisah

Mata merah

Ataksia

45

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

45

Keadaan putus ganja :

Insomnia

Mialgia

Depresi, bingung

Menguap

Fotofobia canabis craving

Cemas, gelisah, mudah tersinggung

Mual, nafsu makan menurun, diare, kehilangan bb.

46

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

46

Penatalaksanaan

Intoksikasi ganja :

Umumnya tak perlu Farmakoterapi. Terapi suportif dengan talking down

Tempatkan px di ruang tenang

Jarang menyebbkan kematian

Tak ada pengobatan khusus : cemas dengan anticemas. Bila ada gejala psikotik bisa diberi antipsikotika.

Motivasi klien mau ikut program rehabilitasi

Keadaan Putus Ganja :

Kondisi klinis umumnya ringan dan akan menghilang dgn sendirinya dlm waktu bbrp hari

Motivasi pasien agar mau ikut program rehabilitasi.

47

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

47

Kokain

Merup. zat adiktif stimulans thdp SSP

Asal zat : tanaman Erythroxylon Coca

Nama populer : Coke, Snow birds, Charlie, Crack, Nose Candy

Bentuk sediaan :

Kokain murni ( freebase ) : serbuk

Kokain yang dicampur berbagai zat lain, mis. : Heroin

Cara pakai :

Snorting

Disuntikkan

Merokok

48

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

48

KOKAIN

Zat yang paling adiktif dan berbahaya

Pecandu : laki2 2X> wanita, kulit hitam>>

Efek klinis : inhibisi re-uptake DA (utama), NA, Serotonin

Intoksikasi dan putus zat : gejala mirip dgn amfetamin

Mekanisme kerja :

Kokain bekerja pada NT Katekolamin pada synaps Adrenergik denganmeningkatkan pelepasan dan menurunkan reuptake

Secara iv atau dihisap spt rokok memberi efek dalam 1 2, sedangkan secara oral atau absorbsi via mukosa , efek timbul dalam 20-30 kmd

18/09/2014

49

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

49

KOKAIN : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi kokain :

Dilatasi pupil/midriasis - Tremor - Berkeringat - Mual, muntah

Selera makan menurun - Halusinasi visual / taktil

Nyeri dada - Takikardia

Tekanan darah naik - Aritmia

Over dosis : kejang, koma dan kematian

Penilaian realita kurang wajar, ggg fungsi sosial / pekerjaan

Meningkatnya kewaspadaan dan aktivitas, bergerak terus menerus, memaksakan kehendak dan banyak bicara ( agitasi psikomotor )

Meningkatnya percaya diri

Euforia/disforia

Waham paranoid

50

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

50

Keadaan Putus Kokain

Keletihan / Fatigue

Bradikardia

Insomnia atau Hipersomnia

Perasaan disforik yang menetap > 24 jam

Agitasi psikomotor

Ide2 bunuh diri dan paranoid

Mudah tersinggung / iritabel

Depresi

Craving

51

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

51

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK KOKAIN

Sering : depresi berat, bipola II, ggg siklotimik, ggg antisosial

Kongesti hidung, ulserasi muc.hidung hingga perforasi septum nasi

Kerusakan sal. Bronkhial dan paru ( cara merokok )

HIV, Hepatitis C ( cara IVDU )

Komplikasi terberat : infark serebral nonhemoragik / he moragik, epileptik dan infark myocard, aritmia, kardio- myopati, depresi pernafasan

Delirium intoks. Krn kokain dosis tinggi, atau dicampur amfet., opioid, alkohol, kelainan otak.

18/09/2014

52

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

52

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK KOKAIN

Ggg psikotik : waham paranoid dan halusinasi sekitar 50%

Ggg afektif : hipomanik dan manik pada intoks. Dan depresi pada putus kokain

Ggg kecemasan : cemas menyeluruh pada intoks, dan GOC, ggg panik, fobia pada putus kokain

Disfungsi seksual sebagai aprodisiak, lama2 impotensi

Ggg tidur : insomnia pada intoks, hipersomnolensia pada putus kokain

18/09/2014

53

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

53

Penatalaksanaan

Intoksikasi Kokain

Tempatkan klien di tempat tenang

Periksa tanda vital dan fisik lainnya

Atasi kelainan fisik akibat kokain :

Demam beri antipiretika

Takikardia dan hipertensivdiberikan beta blocker propanolol atau klonidin

Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, ggg respirasi, ggg jantung merupakan indikasi rawat di ICU

Pertimbangkan MRS untuk detoksifikasi

Bila terjadi agitasi, agresif dan membahayakan lingkungan atau delusi berikan derivat Bz ringan mis. lorazepam 1 2 mg oral, atau oksazepam 10 30 mg oral dan dapat diulangi sesudah 1 jam

Persiapkan klien utk menghadapi keadaan putus kokain

Motivasi klien ikut program rehabilitasi

54

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

54

Keadaan putus kokain

Pastikan apakah ada resiko bunuh diri ? MRS

Beri ketenangan dan penjelasan kpd klien bahwa gejala akan mereda dalam 1 2 minggu

Evaluasi apakah klien mengalami ggg psikosis

Terapi psikofarmaka :

Agitasi berat sampai perilaku maladaptif dapat diberi gol. Bz. Seperti Estazolam 0,5 1 mg oral, Oksazepam 10 30 mg oral atau lorazepam 1 2 mg oral

Anti depresiva dapat diberikan bila ada gejala depresi menetap yang umumnya terjadi 2 minggu setelah penggunaan kokain dihentikan

Motivasi klien untuk ikut dalam program rehabilitasi

55

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

55

PSIKOTROPIKA

UU No 5/1997

Setiap bahan, baik alamiah maupun sintetis,

tetapi dapat menimbulkan kecenderungan untuk disalahgunakan

Mempunyai manfaat untuk pengobatan dan/atau tujuan ilmu pengetahuan

Golongan I, II, III dan IV

Menggg kesehatan dan menimbulkan masalah sosial

18/09/2014

56

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

56

Psikotropika

Obat/Zat yang bekerja pada/ mempengaruhi fungsi Psikik, kelakuan atau pengalaman ( WHO 1966 )

Anti Psikotika

Anti Ansietas

Anti Depresan

Psikotogenik

18/09/2014

57

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

57

Anti Psikotika

Anti Ansietas

Anti Depresan

Psikotogenik

Tipikal : Chlorpromazin, Trifluoperazin, Haloperidol

Atipikal : Clozapin, Risperidon, Aripiprazol, Olanzapin

Gol. Benzodiasepin : Alprazolam, Clobazam, Diazepam

Gol Non Bzd : Barbiturat, Meprobamat, Buspiron

ATS : Met/Amfetamin , MDMA

Halusinogen : Psilosibin, LSD, thener, Meskalin, Fensiklidin

Gol MAOI : Aurorix

Gol Trisiklik : Ami/Imipramin

Atipikal: SSRI : Fluoksetin SNRI :Duloksetin/Venlafaksin

Tidak semua Psikotropika masuk dalam UU No 5 Psiktropika

18/09/2014

58

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

58

UU No. 5/1997 tentang PSIKOTROPIKA ( sebelum perubahan)

GOL I . al. :

MDMA,LISERGID, Psilosibina, Meskalina, Metkatinona. Katinona

26

GOL II. al. :

Amfetamin, Fensiklidin, Sekobarbital, Metilfenidat.Metamfet. Metakualon

14

GOL III . al.:

Buprenorfin, Flunitrazepam, Pentobarbital, Siklobarbital, Pentazosin

Amobarbital

9

GOL IV. al. :

Alprazolam, Bromazepam, Diazepam, Nitrazepam, Fenobarbital

Klobazam

60

Hanya untuk research/kepentingan ilmu pengetahuan

Untuk kepentingan medis / pengobatan dan ilmu pengetahuan

18/09/2014

59

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

59

UU No. 5/1997 tentang PSIKOTROPIKA ( sesudah perubahan)

GOL I

0

GOL II. al :

Sekobarbital, Metilfenidat

2

GOL III . Al :

Flunitrazepam, Pentobarbital, Siklobarbital, Pentazosin, Buprenorfina

8

GOL IV. Al :

Alprazolam, Bromazepam, Diazepam, Nitrazepam, Fenobarbital

60

Hanya untuk research/kepentingan Ilmu pengetahuan

Untuk kepentingan medis / pengobatan dan Ilmu pengetahuan

UU No 5/1997 ttg Psikotropika UU N0 35/2009 ttg Narkotika

Katinone dan 25 zat lain dari Golongan I dan 12 zat dari golongan II, Buprenorfina dari gol III.

18/09/2014

60

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

60

NARKOTIKA UU No 22/1997

GOL I. al. :

Opium, Kokain, Heroin, Ganja, Katinona,Liser gid, MDMA,Metamfe tamin, Psilosibin, Am fetamin, Fensiklidina

65

GOL I. al. :

Opium, Kokain, Heroin, Ganja

26

GOL II. al :

Metadon,Mor fin,Petidin, fenazosina, tebain

87

GOL III. Al. :

Kodein, Dihidrokodein

3

NARKOTIKA UU No 35/2009

GOL II. al :

Metadon, Morfin, Petidin. Oksikodon, fenazosina, tebain

86

GOL III. Al. :

Kodein, Buprenorfin, Etilmorfin, Dihidrokodein

14

18/09/2014

61

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

61

AMFETAMIN

Simpatomimatik, stimulansia.

Amfetamin klasik D-Amf.Metamfet. Metilfenidat bekerja utama di sistem DA-ergik

Amfetamin racikan : MDMA, MMDA, MDEA, DOM bekerja di sistem DA ( energi) dan 5HT ( halusinogen)

Intoks. Amfet. Mirip intoks. Kokain (DSM III & IV)

Perilaku maladaptif berupa euforia, tegang,kewaspadaan ber>>, kecemasan kemarahan, segera/ selama pemakaian

Takikardi, bradikardi, dilatasi pupil, hiper/hipotensi, keringat> menggigil, mual muntah, agitasi/retard psikomotor, aritmia, kejang sampai koma

18/09/2014

62

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

62

AMFETAMIN

Putus Amfetamin : mood disforik, kecemasan, gemetar, depresi disertai ide bunuh diri

Fisiologis : kelelahan, insomnia/hipersomnia, nafsu makan meningkat, mimpi menakutkan, agitasi.retardasi psikomotor

18/09/2014

63

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

63

AMFETAMIN : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi Amfetamin

Berkeringat dan kedinginan,

Mulut kering, rasa metalik,

Dilatasi pupil

Pusing, kejang, diskinesia, distonia,

Takikardia, bradikardia , Aritmia,

Tekanan darah naik/turun

Bila OD, dpt terjadi kejang, depresi pernapasan, koma dan kematian.

Euforia sampai manik atau campuran

Kewaspadaan berlebih

Kecemasan, ketegangan atau kemarahan

Ggg fungsi sosial atau pekerjaan.

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

64

18/09/2014

64

Putus Amfetamin

Keletihan /fatigue

Tidur berlebihan

Kelaparan yang hebat

Insomnia dan hipersomnia

Reaksi kecemasan

Depresi

Agitasi psikomotor

Craving

65

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

65

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK AMFETAMIN

Delirium : akibat pemakaian dosis tinggi, terus-menerus, atau kombinasi dgn zat lain, atau ada cedera otak

Psikosis : mirip Skizof. Paranoid, tapi disini > menonjol hal. Visuil, afek serasi, hiperaktivitas, hipersksualitas, sedikit ggg proses berpikir, Skiz. Afek datar dan alogia

Ggg afek : pada Intoks. Afek manik/campuran. Pd putus zat : afek depresi

Ggg. Kecemasan: pd Intoks /Putus zat berupa panik, GOC, fobia

Disfungsi seksual : awalnya untuk meningkatkan potensi seksual, lama2 menyebabkan impotensi dan disfungsi seksual

18/09/2014

66

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

66

Penatalaksanaan

Intoksikasi Amfetamin

Tempatkan Px di ruang tenang, Hindarkan dari stimulasi berlebih

Terapi simptomatis :

Suhu tubuh meningkat, dgn selimut dingin(cooling blankets)

Hipertensi/takikardia diberikan beta blocker/propanolol atau klonidin

Kejang2 diberikan diazepam intravena

Agitasi beri Bz

Bila tak teratasi beri antipsikotika

Motivasi untuk ikut program rehabilitasi

67

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

67

Penatalaksanaan lanjutan......

Keadaan Putus Amfetamin

Pastikan adakah resiko bunuh diri

Sebaiknya rawat inap

Terapi psikofarmaka :

Agitasi berat bahkan sampai gej. Psikosis, berikan antipsikotika

Agitasi ringan sampai sedang berikan gol. Bz

Gejala depresi berikan antidepresiva

Motivasi klien agar mau ikut program Rehabilitasi

68

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

68

ALKOHOL

Minuman dengan nama kimiawi Etil-alkohol atau etanol

Lazim disebut minuman keras contoh : Bir,Wisky, Vodka, Brandy, Kognag, Anggur. Minuman tradisional spt Brem, Ciu, Tuak, Arak dll

Peraturan MenKes no 86/menkesPer/IV/77 Menggolongkan minuman beralkohol menjadi :

Gol. A : kadar etanol 1 5 % ( bir, sandy )

Gol. B : kadar etanol 5 20 % ( anggur )

Gol. C : kadar etanol 20 55 % ( Whisky, Brandy )

69

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

69

Intoksikasi Alkohol

Gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afektif dan perilaku, daya nilai terggg.

Perasaan / afek emosi labil, perilaku agresif, fungsi sosial dan pekerjaan terggg.

Intoksikasi ringan :

Euforia, cadel ( disartria ) drowsiness, nistagmus, ataksia, hipoglikemik.

Intoksikasi berat ;

Stupor, koma, kejang, hipotermia, berhentinya pernafasan, bradikardia, hipotensi

Intoksikasi sangat berat :

Koma dengan refleks2 negatif dan bahkan tanpa aktivitas EEG

70

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

70

Putus Alkohol :

Fatigue

tremor

Insomnia

Delirium Tremens

Mual, muntah

berkeringat

Hipertensi

Halusinasi, Ilusi

Agitasi psikomotor

Kejang

Iritabel

Craving

Cemas, depresi

Hipokalemia/magnesia

Muka dan Konjungtiva merah

18/09/2014

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

71

71

ALKOHOL

Intoksikasi Alkohol :

Perilaku maladaptif yg berkembang selama/segera setelah minum.

Gejala2 : cadel, inkoordinasi motorik, nistagmus, ggg. Atensi dan daya ingat, stupor sampai koma krn depresi pernafasan

Putus Alkohol :

Gejala2 : hiperaktiv. Otonomik (keringat, palpitasi), tremor, insomnia,mual, muntah, hal/ilusi optik/aud./taktil, agitasi psikomotor, kecemasan

Keadaan kronis : Kelelahan, malnutrisi, depresi dll.

18/09/2014

72

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

72

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK ALKOHOLIK

Delirium : akibat intoks / putus alkohol

Delirium Tremens : Putus alkohol timbul 1 minggu setelah asupan alkohol terakhir. Bahaya kematian 20% karena komplikasi pneumonia, peny. Ginjal, insuff. Hati, gagal jantung.

Demensia : masih kontroversial ?

Ggg Amnestik : biasanya Amnesia jangka pendek, jarang < 35 thn

Sindrome Wernicke dan Korsakoff ( Ggg Amnestik Alkohol ): Sind Wernicke > akut, sifat reversibel bila diterapi adekuat. Sindr. Korsakoff sifat kronis kesembuhan 20%, dikenal Ensefalopati Korsakoff

18/09/2014

73

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

73

Sindrom Wernicke ditandai oleh adanya :

Ataksia ; Ophthalmoplegia; Nystagmus; Kebingungan; Gangguan daya ingat jangka pendek

Disebabkan oleh defisiensi Vitamin B1 (Thiamin ) akibat konsumsi Alkohol dalam waktu lama

Sindrom Korsakoff ( Ggg Amnestik Alkohol )

Disebut juga : Demensia Korsakoffl ; Psikosis Korsakoff; Sindrom Amnesia Konfabulasi

Ditandai oleh adanya

Apatis; Ataksia; Konfabulasi; Amnesia Antero/Retrograde; Tremor; Paralisis otot2 orbita; ggg memori berat

Disebabkan oleh defisiensi Vitamin B1 di otak akibat penyalahguna alkohol kronis atau malnutrisi berat

18/09/2014

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

74

74

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK ALKOHOLIK

Psikosis ( Alkohol induced psychotic disorder), timbul sebelum selama intoks atau sesudah putus alkohol. Gej utama waham, halusinasi, kecemburuan patologis.

Ggg. Afektif : Bisa manik, depresi atau campuran

Ggg. Kecemasan, berupa cemas menyeluruh, serangan panik, GOC, Fobia.

Didalam cairan serebrospinalis metabolit Dopamin ( homova nelic acid ) dan GABA yang rendah.

18/09/2014

75

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

75

Penatalaksanaan

Intoksikasi Alkohol :

Tempatkan klien di ruang tenang

Periksa VS dan tanda fisik lainnya

Perhatikan A,B,C,D : Airways, Breathing, Circulation, Drugs

Pertahankan Airways bila perlu dengan pernafasan buatan

Atasi koma, hipotensi, hipotermia

Kuras lambung dengan emetika ( konsumsi alkohol banyak < 30 ), norit 60 100 mg per oral ( kalau perlu personde )

Kejang diberi diazepam5 10 mg im/iv pyridoksin 100mg/hari, asam folat 1 mg/hari, as. Askorbat 100 mg 2dd

Berikan dextrose 50 100 mg iv, bila hipoglikemia,

Agitatif atau perilaku psikotik berikan haloperidol 5 10 mg im

Gelisah dan cemas beri lorazepam, alprazolam, klobazam

Motivasi agar mau ikut program rehabilitasi

76

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

76

PenatalaksanaanPutus Alkohol

Berpotensi kegawatan, klien harus dirawat inap

Tempatkan di ruang tenang

Pantau tanda2 vital dan kondisi elektrolit serta cairan tubuh

Obat antipsikotika gol. Phenotiazine spt CPZ tidak boleh diberikan karena menurunkan ambang kejang

Motivasi klien untuk ikut rehabilitasi

77

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

77

Sedativa - hipnotika

Termasuk Sedativa-hipnotika : Paraldehide, Kloral hidrat, Karbamat, Metakualon, Glutetimide, Barbiturat dan Bz

Yang paling sering digunakan praktek kedokteran : gol. Benzodiazepin (Bz) dan yang jarang : barbiturat

Bz yg tersering disalahgunakan : Alprazolam, Lorazepam

Nama jalanan : MG, BK, Rohip, Lekso, Nipam dll

Keadaan putus sed-hip merup. St keadaan gawat darurat medik krn dapat terjadi kejang, delirium, dan kematian bila tidak diobati , sehingga harus rawat inap

Cara pakai : oral, jarang parenteral

Mekanisme kerja :

Merupakan CNS Depresan

Bz berikatan dengan tempat spesifik reseptor GABA yang menyebabkan aktivasi saluran iin klorida kedalam neuron.

78

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

78

SEDATIVA - HIPNOTIKA : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi sedativa-Hipnotika

Bicara cadel - Inkoordinasi

Nistagmus - Ataksia

Konstriksi pupil

Pernafas. lambat/cepat tapi dangkal

Kulit berkeringat dan teraba dingin

Tekanan darah turun dan nadi lemah dan kecil

Afek labil

agresif

Iritabel

Ggg pemusatan Perhatian

Ggg daya ingat dan daya nilai

79

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

79

Putus Sedativa-Hipnotika

Keletihan

Mual, muntah

Takikardia / bradikardia

Tekanan darah meningkat

Anoreksia

Hipotensi Ortostatik

Hiperrefleksia

Berkeringat

Kejang

Delirium

Tremor kasar pada tangan, lidah, kelopak mata

Ansietas

Depresi

Iritabel

Halusinasi visual

80

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

80

Penatalaksanaan

Intoksikasi Sedativa-Hipnotika

Tempatkan klien di tempat tenang

Periksa tanda2 vital dan fisik lainnya

Pada dasarnya terapi bersifat simptomatis dgn tujuan mencegah tejadinya depresi pernafasan dan menjaga fungsi CV berjalan tetap baik

Bila penggunaan oral tidak > 6 jam, bisa kumbah lambung

Kendorkan pakaian agar jalan nafas lancar, beri oksigen dan pernafasan buatan bila perlu

Motivasi untuk ikut program rehabilitasi

81

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

18/09/2014

81

Penatalaksanaan

Putus Sedativa-Hipnotika

Bila dosis pakai diketahui, tidak ada komplikasi medik atau psikosis, dapat rawat jalan dgn penurunan dosis perminggu

Dengan rawat inap penurunan dosis dapat dilakukan lebih cepat

Pada ketergantungan Bz dgn dosis terapetik yg dianjurkan pabrik selama > 1 bulan, maka detoks dgn rawat jalan, dosis diturunkan secara bertahap dalam 4 minggu

Bila dosis ekwivalen dgn 40 mg diazepam /hari selama lebih dari 8 bulan, maka penurunan dosis adalah 10% setiap hari dan harus dirawat inap.

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

82

18/09/2014

82

Kepustakaan

Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III; RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI

Dirjen Yanmed Depkes RI; 2000; Pedoman Terapi Pasien Ketergantungan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya

Maramis WF dan Maramis AA; 2009; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press

Sadock BJ and Sadock VA; 2007; Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins

Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K )

83

18/09/2014

83