Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP
KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK TUMBUHAN
SISWA KELAS VIII SMP N 1 PEMANGKAT
SKRIPSI
Oleh :
ATIKA TRI PUTRI
NPM : 121630332
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2018
PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP
KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK
TUMBUHAN SISWAKELAS VIII
SMP N 1 PEMANGKAT
SKRIPSI
Oleh:
ATIKA TRI PUTRI
NPM: 121630332
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Biologi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
2018
iv
MOTTO
“Sesunggunya Allah Tidak Akan Mengubah Nasib Suatu Kaum, Kecuali Kaum Itu
Sendiri yang Mengubah Apa Yang Ada Pada Diri Mereka”
(Ar-Rad : 11)
“Barang Siapa Yang Keluar Untuk Mencari Ilmu Maka Dia Berada Di Jalan
Allah Hingga Dia Pulang”
(HR. Tarmidzi)
“Jangan Menjadi Orang Yang Sukses, Tapi Jadi Lah Orang Yang Berguna”
(Albert Einstein)
“Tujuan Pendidikan Itu Untuk Mempertajam Kecerdasan, Memperkukuh
Kemauan Serta Memperhalus Perasaan”
(Tan Malaka)
Akal Manusia Telah Menemukan Banyak Hal-Hal Menakjubkan Di AAlam Dan
Akan Menemukan Lebih Banyak Lagi, Dan Dengan Demikian Akan
Meningkatkan Kekuasaan-Nya Atas Alam.
(Vladimir Lenin)
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil’alamin.
Di atas segala asa, kupanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
Dialah puncak segala ketaatan. Akhirnya, teriring penghargaan, terima kasih,
cinta dan ketulusan kupersembahkan sebuah karya sedehana untuk mereka yang
menantikan saat-saat ini:
Orang Tua Tercinta
Mamak (Jarmiah) dan Bapak (Farid Mahfuz) tercinta sebagai tanda bakti,
hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil
ini kepada Mamak dan Bapak yang telah memberikan kasih sayang, nasihat,
segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat
kubalas. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Mamak dan Bapak
bahagia karena selama ini aku belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Mamak dan
Bapak yang selalu membuatku termotivasi dan selalu mendoakanku,
Terima Kasih Mamaak... Terima Kasih Bapak...
Teruntuk Keluarga Tercinta
Teruntuk keluarga besar saya, Saudara saya, Kakek, Nenek, Paman, Bibi dan
Sepupu saya rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kupersembahkan karya
kecil ini kepada kalian semua yang telah memberiku dukungan yang tak henti-
hentinya. Semoga langkah ku ini dapat menjadi awal dari perjelanan besar yang
telah menantiku, dukungan dan do’a kalian tidak dapatku ganti, melainkan aku
ganti denga karya kecil ini, terima kasih kalian semua.
Teruntuk Teman-Temanku
Terimakasih untuk teman-temanku, (Biologi Angkatan 2012 dan 2013) yang telah
memberiku semangat kembali dalam menyusuri langkah besar ini, maaf nama
kalian tidak dapat aku sebut satu persatu. Berkat dorongan kalian aku akhirnya
dapat mempersembahkan karya yang kecil ini, terima kasih teman-teman.
vi
ABSTRAK
ATIKA TRI PUTRI (121630332) Penerapan CTL (Contexual Teaching Learning)
terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Dengan Hasil Belajar Pada Materi
Gerak Pada Tumbuhan Siswa Kelas VIII SMP 1 Pemangkat. Dibimbing oleh
ARIF DIDIK KURNIAWAN M.PD dan ARI SUNANDAR M.SI
Hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pemangkat pada mata
pelajaran IPA masih dibawah KKM (<65) khususnya pada materi gerak pada
tumbuhan. Sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat dalam
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa dan hasil belajar. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kemampuan berfikir kritis dan
hasil belajar siswa kelas VIII di SMP N 1 Pemangkat menggunakan penerapan
CTL (Contextual Teaching Learning). Bentuk penelitian menggunakan Quasi
Experimental Research dengan rancangan Nonequivalent Control Group Design.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Kelas VIII A
sebagai kelas CTL (Contextual Teaching Learning) dan kelas VIII C sebagai kelas
Konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan
pengukuran dengan pemberian tes soal. Alat pengumpul data dalam penelitian ini
berupa lembar observasi, tes hasil belajar dan tes berfikir kritis. Hasil dari
penelitian ini berdasarkan hasil uji Effect Size diperoleh nilai Kemampuan berfikir
kritis 2,0 dikategorikan besar dan hasil belajar siswa 1,2 dikategorikan besar.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh kemampuan berfikir kritis
dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan penerapan CTL
(Contextual Teaching Learning).
Kata Kunci: CTL, Kemampuan Berfikir Kritis, Hasil Belajar
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal skipsi yang berjudul Penerapan CTL (Contextual Teaching Learning)
Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Dengan Hasil belajar Siswa Pada Sub
Materi Gerak Pada Tumbuhan Siswa kelas VIII Smp N 1 Pemangkat
Peneliti pada penyusunan skripsi ini banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, Pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terutama pada :
1. Arif Didik Kurniawan M.Pd, selaku Dekan Fkip Universitas Muhammadiyah
serta dosen pembimbing 1 yang telah sabra memberikan bimbingan,
masukan, keritik dan saran kepada peneliti.
2. Ari Sunandar,M.Si, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan biologi
Universitas Muhammadiyah Pontianak, serta dosen pembimbing 2 yang
telah sabar memberikan bimbingan, masukan, kritik dan saran kepada peneliti.
3. Hanum Mukti Rahayu, M.Sc., selaku Dosen Penguji I yang sudah
memberikan masukkan dan saran kepada peneliti.
4. Nuri Dewi Maulida M.Pd., selaku Dosen Penguji II yang sudah memberikan
masukkan dan saran kepada peneliti
5. Iswandi A.md selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Pemangkat yang telah
bersedia memberikan ijin penelitian
6. Eis Purwati, S.Pd selaku Guru Biologi SMP N 1 Pemangkat dan Validator
ahli materi
7. Dosen dan staf administrasi Universitas Muhammadiyah Pontianak yang
selalu membantu dan memberikan dukungan.
ix
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING................................................................... i
PENGESAHAN TIM PENGUJI.................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii
MOTTO.......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .......................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................ 4
D. Manfaat .......................................................................................... 4
1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 4
2. Manfaat Praktis .......................................................................... 4
E. Defenisi operasional....................................................................... 5
1. Model Pembelajaran CTL ......................................................... 5
2. Model Pembelajaran Konvensional .......................................... 7
3. Hasil Belajar Biologi materi Gerak Pada Tumbuhan ............... 9
4. Berfikir kritis ............................................................................. 9
5. Materi gerak Pada Tumbuhan ................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11
A. Deskripsi Teori .............................................................................. 11
B. Pembelajaran Biologi .................................................................... 11
C. Pembelajaran dengan Pendekatan CTL ......................................... 12
1. Kontruktivisme ......................................................................... 14
2. Bertanya .................................................................................... 15
3. Inquiry ....................................................................................... 16
4. Learning Community ................................................................ 16
5. Modeling ................................................................................... 16
6. Reflection .................................................................................. 17
7. Authentic Asessment ................................................................ 17
8. Materi Gerak Pada Tumbuhan .................................................. 18
D. Berfikir Kritis ................................................................................ 21
E. Kerangka Berfikir .......................................................................... 26
F. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 28
A. Metode dan Bentuk Penelitian ....................................................... 28
B. Variabel Penelitian ........................................................................ 29
x
C. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 29
D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 30
E. Prosedur Penelitian ........................................................................ 31
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................. 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................... 44
B. Pembahasan ................................................................................... 47
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 52
A. Kesimpulan.................................................................................... 52
B. Saran .............................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 53
DESKRIPSI DIRI .............................................................................. 56
LAMPIRAN A ................................................................................... 57
LAMPIRAN B ................................................................................... 113
LAMPIRAN C ................................................................................... 137
LAMPIRAN D ................................................................................... 139
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Ulangan Harian Siswa ................................................................. 1
Tabel 2.1 Perbedaan antara Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan
Konvensional ..................................................................................... 13
Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 28
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Korelasi ................................................................. 36
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item Soal ............................................................. 37
Tabel 3.4 Hubungan Antar Koefisien Reliabilitas dengan ................................. 38
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Soal .................................................................. 38
Tabel 3.6 Hasil Daya Beda Soal ........................................................................ 40
Tabel 3.7 Hasil Uji Derajat Kesukaran Item Soal .............................................. 41
Tabel 3.8 Kreteria Interpretasi Effect Size dari Cohen (1988) ........................... 43
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Pretest, Postest dan Nilai Gain Kelas CTL ................ 44
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Indikator Berpikir Ktitis Kelas CTL ......................... 45
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Berpikir Ktitis Kelas CTL ........................................ 45
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
A- 1 Hasil Wawancara Guru .................................................................................. 57
A- 2 Hasil Wawancara dengan Siswa .................................................................... 59
A- 3 Lembar Observasi PraPenelitian .................................................................... 61
A- 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen ............................... 62
A- 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol ...................................... 68
A- 6 Soal Berfikir Kritis ......................................................................................... 74
A- 7 Kisi-kisi Berfikir Kritis ................................................................................. 75
A- 8 Kunci Jawaban Berfikir Kritis ....................................................................... 78
A- 9 Soal Pretest..................................................................................................... 80
A- 10 Kisi-kisi soal Pretest .................................................................................... 86
A- 11 Kunci Jawaban dan Penskoran Pretest ......................................................... 89
A- 12 Soal Postest...................................................................................................90
A- 13 Kisi-kisi Soal Postest ................................................................................... 95
A-14 Kunci Jawaban dan Penskoran Postest ......................................................... 98
A-15 Nilai Persentase Ketuntasan .......................................................................... 99
A-16 Perhitungan Uji Bartlet ............................................................................... 105
Lampiran B
B- 1 Tabel Hasil Validasi Soal Pretest ................................................................. 113
B- 2 Tabel Hasil Validasi Soal Postest ................................................................ 114 B- 3 Tabel Perhitungan Derajat Kesukaran ......................................................... 115
B- 4 Tabel Perhitungan Reliabilitas Soal ............................................................. 117
B- 5 Tabel Perhitungan Analisis Derajat Daya Pembeda Soal ............................ 121
B- 6 Tabel BA, BB, PA, PB, dan D Soal ................................................................. 127
B- 7 Tabel Tingkat Kesukaran Soal ..................................................................... 129
B- 8 Tabel Hasil Nilai Prestest dan Posttest Kelas Eksperimen ........................ 131
B-9 Tabel Hasil Nilai Prestest dan Posttest Kelas Kontrol ............................... 132
B-10 Hasil Nilai Berfikir Kritis Kelas kontrol ..................................................... 133
B-11 Hasil Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 134
B-12 Perhitungan Uji Effect Size.......................................................................... 135
Lampiran C
C-1 Surat Balasan Izin Penelitian ........................................................................ 137
C-2 Surat Keterangan Validasi............................................................................. 138
Lampiran D
D-1 Dokumentasi Pembelajaran CTL .................................................................. 141
D-2 Dokumentasi Pembelajaran Konvensional ................................................... 142
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah pelaku utama dalam pembelajaran, sehingga guru dijadikan
tumpuan dalam mengubah dan meningkatkan kualitas siswa (Juhji, 2016:52-
53). Proses belajar-mengajar bagi guru tidak hanya tampil sebagai pengajar
melainkan beralih sebagai pelatih, pembimbing dan manager belajar. Salah
satu fungsi tenaga pengajar atau guru harus melaksanakan proses pembelajaran
sebaik mungkin dan dapat membangkitkan minat belajar siswa.
Proses pembelajaran yang akan dilaksanakan hendaknya harus mencapai
sebuah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran ini biasa dilihat dari perubahan
dari siswa setelah proses pembelajaran. Perubahan ini seperti mencakup aspek.
Apabila hal ini sudah tampak pada siswa, maka tujuan pengajaran tercapai.
Untuk menilai tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran, guru harus
mengadakan evaluasi.
Proses evaluasi yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pemangkat mengacu
pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan, yaitu 65.
Namun, hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat menunjukkan
masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Persentase ketidaktuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Ulangan Harian Siswa Kelas VIII Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2016 /2017
Materi Pelajaran
Persentase (%)
Tuntas Tidak
Tuntas
Gerak pada makhluk hidup dan benda 33,15 66,85
Rangka,Otot dan Pesawat sederhana 55,24 44,76
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta
pemanfaatnya dalam Teknologi
56,35 43,65
Sistem Pencernaan Makanan 66,30 33,70
Sumber :Dokumentasi guru matapelajaran biologi
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar
siswa pada materi gerak pada tumbuhan merupakan yang terendah jika
2
dibanding materi lainnya. Persentase keseluruhan kelas pada tahun 2016/2017
materi gerak pada tumuhan yaitu, 33,15% atau 75 dari 181 siswa yang tuntas
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa lebih kecil dari
nilai standar kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 65.
Materi yang dianggap sulit dipelajari oleh siswa yaitu salah satunya
Gerak pada tumbuhan. Berdasarkan dari hasil wawancara siswa pada tanggal
16 oktober 2017 bahwa kesulitan terbesar dalam belajar biologi khususnya
materi gerak pada tumbuhan suasana kelas ribut sehingga materi yang
disampaikan guru kurang jelas dan terkadang tidak kedengaran, kesulitan
dalam mengamati pergerakkan pada tumbuhan karena pergerakan pada
tumbuhan tidak secara spontan. Dan berdasarkan hasil wawancara guru pada
tanggal 16 oktober 2017 bahwa kesulitan yang dialami pada saat proses
pembelajaran adalah keadaan kelas yang beragam terkadang kondusif dan
menyenangkan, terkadang tidak kondusif, sehingga sulit untuk dikendalikan.
Selain materi dianggap sulit, kenyataan yang terjadi dilapangan menunjukkan
bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan metode
pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran dengan metode konvensional
kurang memberikan wadah bagi siswa dalam mengingat dan memahami
konsep yang sedang dipelajari. Hal ini akan berdampak pada rendahnya hasil
belajar siswa.
Selain hasil belajar, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga
mempengaruhi pola berpikir kritis siswa dalam mempelajari suatu materi
pelajaran. Rosana (2014:37) mendefinisikan bahwa berpikir kritis adalah
kemampuan berpendapat dengan cara terorganisasi dan mengevaluasi secara
sistematis bobot pendapat pribadi dari pendapat orang lain. Berdasarkan
observasi dilapangan proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran yang diberikan oleh guru masih belum mempengaruhi pola
berpikir kritis siswa. Selain itu menunjukkan bahwa siswa belum terbiasa
dilatih untuk berfikir kritis. Salah satu alternative untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan memilih model pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan, yaitu materi Gerak pada tumbuhan.
3
Salah satu model yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar dan berpikir
kritis siswa adalah melalui penerapan CTL (Contextual teaching learning).
Menurut Setyorini (2014:64) pendekatan CTL (Contextual teaching
learning) merupakan alternatif strategi belajar yang melibatkan siswa secara
aktif dan mengurangi kebiasaan menghapal siswa dalam proses pembelajaran.
Hal ini merupakan hal yang sangat penting, mengingat pengalaman belajar
yang diperoleh siswa bukan hanya sekedar diingat lalu dilupakan, melainkan
bermakna karena pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang didapat
kanakan tertanam dalam otak, untuk kemudian dijadikan sebagai bekal untuk
menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Hal ini terlihat dari analisis data hasil
belajar yang menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas eksperimen yang
menggunakan penerapan CTL lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang diajar
menggunakan model konvensional. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
yaitu 31,39, sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu 20,71.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh berfikir kritis siswa melalui penerapan
CTL(contextual teaching learning). TerhadapHasil Belajar dan Kemampuan
berpikir kritis siswa pada Materi gerak pada tumbuhan Kelas VIII Di SMP
Negeri 1 Pemangkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh penerapan model CTL (Contextual Teaching
Learning) terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat?
2. Apakah terdapat pengaruh penerapan model CTL (Contextual Teaching
Learning) terhadap cara berfikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Pemangkat ?
4
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan CTL (Contextual Teaching
Learning) terhadap hasil belajar siswa kelasVIII SMP Negeri 1 Pemangkat.
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan CTL (Contextual Teaching
Learning) terhadap cara berfikikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Pemangkat.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bacaan bagi
guru dan dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan teori dalam
pembelajaran khususnya Pendidikan Biologi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa khususnya pada mata pelajaran biologi dan dapat
meningkatkan kerja sama siswa.
b. Bagi Guru
Diharapkan dapat memberikan alternatif model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk pembelajaran biologi, khususnya pada materi
Gerak pada tumbuhan
c. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah untuk
meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran sekolah.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan serta keterampilan dalam
merancang model pembelajaran khususnya melalui penerapan
CTL(contextual teaching learning).
5
E. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk memberikan gambaran yang sama
antara penulis dan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran CTL(contextual teaching learning)
Pembelajaran melalui penerapan CTL adalah konsep belajar yang
membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan
situasi dunia nyata peserta didik. Kegiatan membaca menggunakan LKS
dalam pokok bahasan materi gerak pada tumbuhan. LKS yang digunakan
adalah LKS yang tersedia disekolah. Langkah-langkah pendektan CTL
dalam RPP meliputi (Trianto, 2014:179):
a. Pendahuluan.
1) Guru memberikan salam
2) Guru mengecek kehadiran siswa
a) Apersepsi
3) menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk
mengetahui sejauh mana siswa mengingat dan memahami materi
yang telah disampaikan.
b) Motivasi
4) Guru membangkitkan minat belajar dan menggali pengetahuan
yang dimiliki siswa melalui beberapa pertayaan sebelum memulai
pembelajaran.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Kontruvisme
(1) Guru menjelaskan materi secara garis besar.
(2) Guru menginstruksi peserta didik ke lingkungan sekolah
untuk mengamati sistem gerak pada tumbuhan.
b) Learning community
6
(1) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok dan meminta
siswa duduk berkelompok untuk memecahkan masalah
dan berbagi ilmu pengetahuan yang dimiliki
2) Menalar
a) inquiry
Guru menyampaikan pembagian tugas masing masing
kelompok untuk mengamati LKS yang tersedia di sekolah.
3) Menanya (Questions)
a) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan terhadap apa yang belum dipahami
mengenai objek yang diamati
b) Peserta didik diwajibkan bertanya kepada guru tentang
permasalahan yang ditemukan saat mengamati.\
4) Mencoba (Pemodelan)
a) Guru memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa
b) Siswa diwajibkan untuk mendemontrasikan sesuatu hasil karya
kelompok masing-masing didepan kelas.
5) Menganalisis dan menyimpulkan (Refleksi)
a) Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk
menganalisis hasil pengelompokkan gerak pada tumbuhan dan
menguatkan hasil yang diperoleh.
b) Setelah menganalisis,kemudian menyimpulkan data hasil
pengelompokan gerak pada tumbuhan.
6) Mengomunikasikan
a) Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan
hasil diskusinya didepan kelas
b) Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap
jawaban atau hasil yang dipersentasikan oleh siswa.
c) Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individu
untuk memperkuat hasil yang diperoleh peserta didik
dilingkungan.
7
7) Penilaian
1) Guru memberikan penghargaan berupa nilai tambah kepada
siswa yang menjawab benar dan siswa yang mau mencoba
mempresentasikan hasil diskusi dalam setiap kelompok.
2) Guru memberikan penjelasan kembali atau memantapkan
materi yang dipelajari siswa.
c. Kegiatan penutup
1) Guru mereview hasil kegiatan pembelajaran ,
2) Bersama dengan siswa, guru menyimpulkan hasil kegiatan yang
telah dilakukan.Guru memberikan klarifikasi jika terdapat
miskonsepsi dalam kegiatan yang dilakukan siswa, sembari
merecall materi yang telah disampaikan.
3) Guru memberikan evaluasi berupa post test secara tertulis kepada
siswa
4) Guru memberi informasi rencana pembelajaran berikutnya yaitu
mengenai gerak pada hewan.
5) Guru memberikan tugas kelompok untuk membuat makalah
mengenai gerak pada hewan air, darat dan udara.
6) guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucap salam.
2. Model Pembelajaran Konvensional
Menurut Purwadaminta (2007:614), mengatakan bahwa
konvensional adalah menurut apa yang menjadi kebiasaaan. Pembelajaran
konvensional yang dimaksud dalam pnelitian ini adalah metode
pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran,
yaitu metode ceramah. Adapun adalah langkah - langkah yang perlu
dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Kegiatan awal
1) Guru mengucapkan salam
2) Guru mengabsensi kehadiran siswa
3) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
8
b. Kegiatan inti
1) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok dan meminta siswa
untuk duduk berkelompok.
2) Guru menyampaikan pembagian tugas masing masing kelompok
3) Guru menginformasikan ada 2 kegiatan yang akan dikerjakan
pada pembelajaran hari ini yaitu mengamati gerak yang terjadi
pada berbagai macam tumbuhan.
a) mengamati
(1) Guru meminta siswa untuk mengamati video tanaman
putri malu yang dikenai berbagai rangsang, tumbuhan
yang diletakkan di kardus yang berlubang dan kecambah
dalam gelas sebelum dan sesudah dimiringkan yang akan
ditampilkan didepan kelas
b) Menanya
(1) Guru memancing siswa untuk membuat pertanyaan
mengenai gerak tumbuhan yang telah mereka amati
c) menalar
(1) Guru membagikan LKS “Bagaimanakah Tumbuhan
Bergerak?” kepada masing-masing kelompok. Guru
memberikan waktu bagi siswa untuk mencermati LKS
“Bagaimanakah Tumbuhan Bergerak?” kemudian
menanyakan hal yang belum jelas kepada guru.
d) menganalisis
(1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan studi
literatur bersama kelompoknya berdasarkan tugas-tugas
lembar diskusi yang ada pada LKS
e) mengomunikasikan
(1) Guru meminta perwakilan kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas
f) menyimpulkan
(1) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusinya yaitu
9
(2) Guru menguatkan jawaban siswa
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama – sama siswa membuat rangkuman
2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
3) Guru menyampaikan salam penutup dan meninggalkan kelas
3. Hasil Belajar Biologi Materi Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan kognitif,
afektif dan psikomotor sesuai dengan pencapaian instruksional yang
diperlihatkan setelah siswa menempuh pengalaman belajar (proses belajar-
mengajar). Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah kognitif
yaitu keberhasilan siswa menguasai materi gerak pada makhluk hidup dan
benda yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari tes hasil
belajar yang berupa pretest dan posttest dengan criteria ketuntasan
minimal (KKM) 65.
4. Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan suatu kemampuan kognitif dan strategi
yang meningkatkan kemungkinan hasil yang diharapkan, berpikir yang
bertujuan, beralasan, dan berorientasi pada sasaran. Kemampuan berpikir
kritis pada penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai skor tes
kemampuan berpikir pada materi gerak pada makhluk hidup dan benda.
Indikator kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini yaitu (Hoiriyah,
2016:64): (1) keterampilan menganalisis; (2) keterampilan eksplanasi atau
menjelaskan; (3) keterampilan inferensi atau menyimpulkan; serta (4)
keterampilan mengevaluasi atau menilai.
5. Materi Sistem Gerak Pada Tumbuhan
Pokok bahasan materi gerak pada tumbuhan khususnya yang diambil
dalam penelitian ini berdasarkan Kurikulum 2013 (K-13). Gerak pada
makhluk hidup manusia dan hewan memiliki perilaku gerak yang tidak
jauh berbeda. Manusia dan hewan sama-sama menunjukkan gerakan-
gerakan yang mudah diamati. Namun,’’bagaimana dengan gerak pada
10
tumbuhan?’’ Tumbuhan melakukan gerakan sesuai dengan rangsang yang
diperoleh. Rangsangan tersebut dapat berupa bahan kimia, suhu, gravitasi
bumi, atau intensitas cahaya yang diterima. Gerak pada tumbuhan
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gerak endonom, gerak higroskopis,
dan gerak esionom.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Menurut Trinova (2012:209), hakikat pembelajaran adalah suatu proses
transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa
sebagai penerima informasi pada suatu lingkungan. Sunhaji (2014:32-33)
mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu usaha untuk membuat siswa
belajar, sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar yaitu usaha untuk
terjadinya perubahan tingkah laku dari siswa. Perubahan tingkah laku dapat
terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
Hal senada dikemukakan oleh Darmadi (2017:41), pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau
memberikan pelayanan agar siswa belajar dengan menggunakan startegi yang
tepat bagi siswanya sehingga terjadi proses belajar yang optimal.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan belajar
sehingga siswa dapat belajar secara optimal.
B. Pembelajaran Biologi
Biologi merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam, dan
sebagai dasar untuk mempelajari materi-materi biologi pada jenjang yang lebih
tinggi. Ilmu biologi merupakan ilmu dasar yang mempelajari gejala, fenomena
makhluk hidup baik tumbuhan, hewan maupun manusia yang peranannya dapat
menyejahterakan kehidupan manusia (Lubis, 2010:186).
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata
pelajaran biologi (DEPDIKNAS, 2006) telah disebutkan bahwa mata pelajaran
biologi perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar, dengan
tujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama.
11
12
Pembelajaran biologi merupakan suatu proses menjadikan peserta didik
belajar makhluk hidup sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan (Setianingrum, 2012:2). Pembelajaran biologi hendaknya
diterapkan sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains (Solikhatun, 2015:50).
Mulyani (2014: 84) berpendapat bahwa pembelajaran biologi akanlebih
efektif dan efisien jika materi biologi disampaikan dengan menggunakan alat
bantu sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Siswa dapat membentuk pengethauna baru dengan
mengasimilasikan pengetahuan awal dengan pengetahuan yang sedang
dipelajarinya.
Berdasarkan kajian teori di atas, pembelajaran biologi dalam penelitian
ini adalah rangkaian proses mempelajari biologi yang bertujuan untuk
membantu melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan
kritis, logis, dan tepat.
C. Pembelajaran dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning)
Pendefinisian pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang
dikemukakan oleh ahli sangatlah beragam, namun pada dasarnya memuat
faktor-faktor yang sama. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) adalah suatu konsep pembelajaran yang
mengaitkan antara materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks
dimana materi tersebut digunakan dengan menggunakan pengalaman dan
pengetahuan sebelumnya untuk menemukan dan membangun pengetahuannya
sendiri (Maulana, 2015:21). Menurut Alwi (2011:52), pendekatan
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau sering
disingkat dengan CTL adalah suatu konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dunia
siswa.
Johnson (2009:57) menyebutkan bahwa CTL merupakan sebuah sistem
yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.
CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang
13
menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan
konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Johnson (2009: 182) juga
mengungkapkan bahwa untuk membantu mengembangkan potensi siswa, CTL
memberikan kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir pada tingkatan
yang lebih tinggi dalam dunia nyata. Dengan begitu siswa sedikit demi sedikit
akan membangkitkan kebiasaan berpikir dengan baik, berpikiran terbuka,
mendengarkan orang lain dengan tulus, berpikir sebelum bertindak, mendasari
kesimpulan dengan bukti kuat, dan melatih imajinasi. Pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual memiliki perbedaan yang nyata dari pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Perbedaan tersebut meliputi
berbagai macam aspek, baik aspek siswa, aspek guru, maupun strategi yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran.
Beberapa perbedaan antara pendekatan kontekstual dan pendekatan
konvensional dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 2.1 Perbedaan antara Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan
Konvensional Versi Depdiknas (2002: 7-9)
NO Pendekatan CTL Pendekatan Konvensional
1 Siswa secara aktif terlibat dalam
proses pembelajaran.
Siswa adalah penerima informasi
secara pasif.
2 Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata dan atau
masalah yang disimulasikan.
Pembelajaran sangat abstrak dan
teoritis.
3 Keterampilan dikembangkan
atas dasar pemahaman
Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan.
4 Pemahaman rumus
dikembangkan atas dasar skema
yang sudah ada dalam diri siswa.
Rumus itu ada di luar diri siswa,
yang harus diterangkan, diterima,
dihafalkan, dan dilatihkan.
5 Pemahaman rumus itu relatif
berbeda antara siswa yang satu
dengan lainnya, sesuai dengan
skema siswa.
Rumus adalah kebenaran absolut
(sama untuk semua orang). Hanya
ada dua kemungkinan, yaitu
pemahaman rumus yang salah atau
pemahaman rumus yang benar.
6 Siswa menggunakan
kemampuan berpikir kritis,
terlibat penuh dalam
mengupayakan terjadinya proses
pembelajaran yang efektif, ikut
bertanggungjawab atas
terjadinya proses pembelajaran
Siswa secara pasif menerima rumus
atau kaidah (membaca,
mendengarkan, mencatat,
menghafal), tanpa memberikan
kontribusi ide dalam proses
pembelajaran.
14
yang efektif, dan membawa
skema masingmasing ke dalam
pembelajaran.
7 Penghargaan terhadap
pengalaman siswa sangat
diutamaka
Pembelajaran tidak memperhatikan
pengalaman siswa.
Dari perbedaan antara pendekatan CTL dengan pendekatan konvensional
di atas, diketahui bahwa pendekatan CTL menekankan pada peran siswa
sebagai subjek yang aktif belajar, belajar sebagai suatu proses, pengetahuan,
dan keterampilan dibangun dari hasil pengalaman belajar secara langsung,
mengaitkan pengetahuan hasil proses pembelajaran dengan dunia nyata siswa
sehari-hari, serta membangun masyarakat belajar.Pembelajaran dengan
pendekatan CTL dalam pelaksanaannya mengacu kepada pembelajaran efektif.
Menurut Nurhadi (2002: 10) pembelajaran dengan pendekatan CTL melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme
(constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat
belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan
penilaian sebenarnya (authentic assessment). Berikut ini penjelasan mengenai
tujuh komponen utama pembelajaran efektif dalam hubungannya dengan
pembelajaran CTL.
1. Constructivism (Konstruktivisme)
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Menurut pengembang filsafat konstruktivisme Mark Baldawin dan
diperdalam oleh Jean Piaget menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk
bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu
sebagai subjek untuk menangkap setiap objek yang diamatinya. Asumsi itu
yang kemudian melandasi CTL. Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya
mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses
pengamatan dan pengalaman. Sebab, pengetahuan hanya akan fungsional
manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang hanya diberikan tidak
akan menjadi pengetahuan yang bermakna (Sanjaya, 2006: 262-263).
15
Pada saat siswa dapat mengaitkan isi dari mata pelajaran akademik
seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, atau sejarah dengan
pengalaman mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna
memberi mereka alasan untuk belajar (Johnson, Elaine B, 2009: 90). Ketika
pengalaman siswa memungkinkan mereka menemukan makna dalam
pelajaran akademik, pelajaran tersebut membentuk jalur saraf di otak siswa.
Otak menyimpan pelajaran tersebut. Saat pengalaman siswa menginspirasi
mereka untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkomunikasi,
memimpin, berbicara di depan umum, dan bekerja dalam tim, saraf mereka
membangun hubungan yang mengukir keterampilan-keterampilan tersebut
dalam otak (Johnson, Elaine B, 2009: 138).
2. Questioning (Bertanya)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya.
Muslich (2007:45) menyampaikan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan
dalam pembelajaran berkaitan dengan komponen bertanya, antara lain:
a. Penggalian informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya.
b. Konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif melalui
bertanya.
c. Dalam rangka penambahan atau pemantapan pemahaman lebih efektif
dilakukan lewat diskusi baik dalam kelompok maupun kelas.
d. Bertanya kepada siswa dapat mendorong guru untuk membimbing dan
menilai kemampuan berpikir para siswa.
e. Dalam kegiatan pembelajaran bertanya berguna untuk menggali
informasi, mengetahui pemahaman siswa, membangkitkan respon kepada
siswa, mengetahui sejauh mana banyak lagi pertanyaan dari siswa, dan
mengorganisasikan kembali pengetahuan siswa.
Dalam pembelajaran CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu
saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Karena
itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan
guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap
materi yang dipelajarinya (Sanjaya, 2006: 264).
16
3. Inquiry (Menyelidiki, Menemukan)
Inquiry artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dengan
demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan
sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran
yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus
dipahaminya (Sanjaya, 2006: 263).
Siklus menemukan (inquiry) yang terdiri atas: observasi, bertanya,
mengajukan dugaan (hipotesis), mengumpulkan data, dan menyimpulkan,
merupakan sebuah proses terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan
mental. Menurut Johnson (2009:183), proses terarah dan jelas yang
digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah
dinamakan berpikir kritis.
4. Learning Community (Masyarakat Belajar)
Suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan sendiri, tetapi
membutuhkan bantuan orang lain. Sehingga konsep learning community
(masyarakat belajar) menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari
kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar
teman, antar kelompok, dan antara orang yang tahu dan belum tahu baik di
dalam kelas maupun di luar kelas. Masyarakat belajar dapat terjadi apabila
terjalin komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam
komunikasi pembelajaran saling belajar (Wina Sanjaya, 2006: 265).
5. Modeling (Pemodelan)
Komponen ini menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan atau
pengetahuan tertentu menggunakan model yang bisa ditiru oleh siswa.
Dalam pembelajaran CTL, pemodelan dapat berupa penggunaan contoh,
misalnya cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, atau
mempertontonkan suatu penampilan. Seorang guru bisa berperan sebagai
17
model misalnya pada saat mendemonstrasikan sesuatu kepada para
siswanya, akan tetapi guru bukan satu-satunya model yang bisa diperankan
di dalam kelas CTL. Model bisa diperoleh dengan cara menghadirkan orang
lain untuk mendemonstrasikan sesuatu, bahkan model dapat dirancang
dengan melibatkan siswa. Seorang siswa dapat ditunjuk untuk
mendemonstrasikan atau melakukan sesuatu, sementara para siswa yang lain
memperhatikan (Nurhadi, 2002).
6. Reflection (Umpan Balik)
Refleksi merupakan komponen terpenting dari setiap pembelajaran,
yaitu dengan perenungan kembali tentang pengetahuan apa yang baru
dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di
masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajari sebagai struktur
pengetahuan yang baru, yang merupakan revisi dari pengetahuan
sebelumnya (Riyanto, 2009: 174).
Dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL, setiap akhir
pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
“merenung” atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Guru
membiarkan secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri,
sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya (Sanjaya,
2006: 266).
7. Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya)
Penilaian nyata (authentic assessment) adalah proses yang dilakukan
guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang
dilakukan siswa (Sanjaya, 2006:267). Menurut Muslich (2007:47), penilaian
autentik dalam pembelajaran CTL diarahkan pada proses mengamati,
menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam
proses pembelajaran siswa berlangsung, bukan semata-mata hasil
pembelajaran. Data penilaian yang dikumpulkan harus diperoleh dari
kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses
pembelajaran sehingga data penilaian yang diperoleh disebut data autentik.
18
Pada penilaian autentik, guru menilai pengetahuan dan ketrampilan yang
diperoleh siswa.
Penilaian dapat dilakukan tidak hanya oleh guru, akan tetapi dapat
dilakukan oleh teman lain atau orang lain. Authentic assessment memiliki
enam karakteristik sebagai berikut.
a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
b. Dapat digunakan untuk penilaian formatif maupun sumatif.
c. Penilaian dilakukan terhadap keterampilan dan performansi bukan
mengingat fakta.
d. Penilaian dilakukan berkesinambungan.
e. Penilaian dilakukan secara terintegrasi.
f. Penilaian dapat digunakan sebagai umpan balik (Riyanto, 2009:175).
8. Materi Gerak Pada Tumbuhan
Berdasarkan asal datangnya rangsangan, gerak pada tumbuhan
dibedakan menjadi tiga, yaitu gerak endenom, gerak higroskopis, dan gerak
esionom.
a. Gerak Endenom
Gerak ini terjadi secara spontan dan berasal dari dalam sel
tumbuhan tersebut, contohnya pada tumbuhan Hydrilla verticillata.
Didalamdaun tersebut terdapat cairan yang disebut sitoplasma. Dalam
sitoplasma terdapat butiran bulat bewarna hijau yang disebut dengan
kloroplas. Gerak yang terjadi akibat rangsangan yang berasal dari dalam
sel atau tubuh tumbuhan disebut dengan gerak endenom.
b. Gerak Higroskopis
Contoh dari gerak higroskopis buah polong-polongan, seperti
kacang kedelai (Glicine max), buah cangkring (Erythrina variegata), dan
buah biduri (Asclepias gigantea) yang masih muda dan yang sudah tua.
Bagaimana polong-polongan dapat membuka, ketika polongan sudah tua,
terjadi perubahan kadar air di dalam sel secara tidak merata. Selain
membukanya buah polongan, contoh gerak higroskopis yaitu
membukanya dinding sporangium (kotak spora) tumbuhan paku.
19
c. Gerak Esionom
Gerak esionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan dari luar tubuh tumbuhan (lingkungan sekitar).
Berdasarkan respon gerak yang dilakukan tumbuhan, gerak esionom
dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, gerak taksis, dan gerak nasti.
d. Gerak Tropisme
Gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsang dari luar disebut gerak tropisme. Arah gerak
tumbuhan yang mendekati arah datangnya rangsang disebut gerak
tropisme positif, tetapi jika arah gerak tumbuhan menjauhi rangsang
disebut gerak tropisme negatif.
e. Gerak fototrisme
Jenis gerak tropisme yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya
disebut dengan gerak fototrisme atau heliotrisme. Tumbuhan yang arah
tumbuhannya mendekati sumber cahaya disebut fototrisme positif
sedangkan yang menjauhi cahaya disebut fototrisme negatif, contohnya
seperti tanaman kecambah.
f. Gerak Geotropisme
Contohnya seperti akar jagung, setelah jagung diletakkan pada
posisi miring, akar menjadi bengkok dan tumbuh kembali menuju pusat
bumi. Arah gerak akar dan batang jagung tersebut terjadi pengaruh
gravitasi bumi. Gerak akar dan batang yang demikian disebut
geotropisme atau gravitropisme. Gerak akar menuju kepusat bumi
disebut geotropisme positif, sedangkan gerak batang menjauhi pusat
bumi disebut geotropisme negatif.
g. Gerak Hidrotropisme
Gerak pertumbuhan akar juga dipengaruhi oleh sumber air.
Pertumbuhan akar menuju sumber air disebut juga gerak hidrotropisme.
h. Gerak Tigmotropisme
20
Contoh gerak ini seperti tanaman sulur yang melilit pada tempat
tumbuh. Gerak melilitnya sulur tumbuhan pada tempat rambatannya
merupakan contoh gerak tigmotropisme.
i. Gerak kemotropisme
Reproduksi tumbuhan melibatkan proses penyerbukan, yaitu
peristiwa jatuhnya serbuk sari dikepala putik. Dikepala putik, serbuk sari
akan berkecambah dan membentuk buluh serbuk yang akan membawa
gamet jantan (spermatozoid) menuju gamet betina (sel telur).gerak
tropisme yang dipengaruhi oleh zat kimia disebut kemotropisme.
j. Gerak Taksis
Gerak taksis adalah gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan
yang arahnya dipengaruhi oleh sumber rangsangan. Gerak taksis
biasanya dilakukan oleh organisme bersel satu, misalnya pada Euglena
viridis. Euglena viridis merupakan organisme yang dapat dikelompokkan
kedalam algae (protista mirip tumbuhan) karena memilik klorofil dan
mampu melakukan fotosintesis. Kemampuan berpindahnya Euglena
viridis disebabkan organisme tersebut memiliki alat gerak berupa flgela
dan reseptor cahaya. Pergerakan Euglena viridis ini disebut dengan gerak
fototaksis.
Contoh gerak taksis lainnya adalah gerakan spermatozoa tumbuhan
lumut dan paku. Tumbuhan lumut dan paku bereproduksi secara seksual,
akan menghasilakn sel kelamin jantan yang disebut spermatozoid.
Pergerakan spermatozoid merupakan contoh gerak kemotaksis. Gerak
kemotaksis adalah gerak taksis tumbuhan yang dipengaruhi oleh
rangsangan berupa zat kelamin.
k. Gerak Nasti
Arah gerakan yang dilakukan daun putri malu selalu tetap, yaitu
menutup dengan arah yang sama. Artinya gerakan yang dilakukan oleh
tumbuhan tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Gerak
tumbuhan yang demikian disebut dengan gerak nasti. Berdasarkan jenis
rangsangan gerak nasti dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
21
l. Gerak Seismonasti
Gerak pada daun putri malu akibat diberi getaran atau sentuhan
disebut dengan seismonasti. Seismonasti adalah gerak nasti tumbuhan
yang dipengaruhi oleh getaran atau sentuhan.
m. Gerak Niktinasti
Daun tumbuhan bunga merak dan daun tumbuhan lamtoro akan
menutup atau tidur dan akan membuka saat siang hari. Pergerakan daun
tumbuhan tersebut akibat adanya rangsangan berupa kondisi siang hari
dan malam hari. Gerak yang demikian disebut denag gerak niktinasti.
n. Gerak Fotonasti
Mekarnya bunga pukul empat disebabkan oleh adanya rangsangan
cahaya sore hari. Gerak membukanya bunga pukul empat tersebut
disebut gerak fotonasti. Fotonasti adalah gerak nasti pada tumbuhan yang
disebabkan adanya rangsangan berupa cahaya.
o. Gerak Termonasti
Bunga yang hidup di daerah yang memiliki empat musim, seperti
bunga tulip yang banyak ditanam di benua eropa, hanya dapat mekar di
musim semi. Gerak mekarnya bunga tulip pada musim semi disebut
gerak termonasti. Termonasti adalah gerak nasti tumbuhan dipengaruhi
oleh rangsangan yang berupa suhu.
D. Berpikir Kritis
Menurut Peter Reason (Sanjaya, 2006: 228) berpikir (thinking) adalah
proses mental seseorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan
memahami (comprehending). Menurut Reason, mengingat dan memahami
lebih bersifat pasif daripada berpikir (thinking).
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.
Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, antara lain berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.
Berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir siswa untuk
22
menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan
bahwa kesimpulan itu benar (valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan
sebelumnya yang sudah diketahui. Berpikir analitis adalah kemampuan
berpikir siswa untuk menguraikan, merinci, dan menganalisis informasi-
informasi yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan
menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar perasaan atau
tebakan. Berpikir sistematis adalah 18 kemampuan berpikir siswa untuk
mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan,
langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efisien. Ketiga jenis
berpikir tersebut saling berkaitan. Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir
sistematis, maka ia perlu berpikir secara analitis agar memahami informasi
yang digunakan. Kemudian, untuk dapat berpikir analitis diperlukan
kemampuan berpikir logis dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi
(Eko, 2005).
Berpikir kritis (critical thinking) sering disamakan artinya dengan
berpikir konvergen, berpikir logis (logical thinking), dan reasoning. Menurut
Steven D. Schafersman (Murwani, 2006: 62), berpikir kritis bukan sekedar
berpikir logis sebab berpikir kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai-nilai,
dasar pemikiran, dan percaya sebelum didapatkan alasan yang logis dari
padanya. R. Swartz dan D.N. Perkins dalam Izhab Zaleha Hassoubah (2004:
86) menyatakan bahwa berpikir kritis berarti:
1. Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan
diterima atau apa yang akan dilakukan dengan alasan yang logis.
2. Memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam
membuatkeputusan.
3. Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan
untukmenentukan serta menerapkan standar tersebut.
4. Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai
sebagaibukti yang mendukung suatu penilaian.
Berpikir kritis berarti berpikir tepat dalam pencarian relevansi dan andal
tentang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai tentang dunia. Berpikir kritis adalah
23
19 berpikir yang beralasan, reflektif, bertanggung jawab, dan terampil berpikir
yang fokus dalam pengambilan keputusan yang dapat dipercaya. Seseorang
yang berpikir kritis dapat mengajukan pertanyaan dengan tepat, memperoleh
informasi yang relevan, efektif, dan kreatif dalam memilah-milah informasi,
alasan logis dari informasi, sampai pada kesimpulan yang dapat dipercaya dan
meyakinkan tentang dunia yang memungkinkan untuk hidup dan beraktifitas
dengan sukses di dalamnya (Elika Dwi Murwani, 2006: 62).
Menurut Johnson (2009: 183) berpikir kritis merupakan sebuah proses
terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan
melakukan penelitian ilmiah. Sedangkan Robert H. Ennis memberikan sebuah
definisi sebagai berikut, “Critical thinking is reasonable, reflective thinking
that is focused on deciding what to believe and do” yang artinya berpikir kritis
adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa berpikir kritis
merupakan proses berpikir secara tepat, terarah, beralasan, dan reflektif dalam
pengambilan keputusan yang dapat dipercaya. Dalam rangka mengetahui
bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada diri seseorang, Robert H.
Ennis (2000) menyebutkan bahwa pemikir kritis idealnya mempunyai 12
kemampuan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan
berpikir kritis, antara lain:
1. Elementary clarification (memberikan penjelasan dasar) yang meliputi:
a. Fokus pada pertanyaan (dapat mengidentifikasi pertanyaan/masalah,
dapat mengidentifikasi jawaban yang mungkin, dan apa yang dipikirkan
tidak keluar dari masalah itu).
b. Menganalisis pendapat (dapat mengidentifikasi kesimpulan dari masalah
itu, dapat mengidentifikasi alasan, dapat menangani hal-hal yang tidak
relevan dengan masalah itu).
c. Berusaha mengklarifikasi suatu penjelasan melalui tanya-jawab.
24
2. The basis for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan) yang
meliputi:
a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.
b. Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
3. Inference (menarik kesimpulan) yang meliputi:
a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi.
b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
c. Membuat dan menentukan pertimbangan nilai.
4. Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang meliputi:
a. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi tersebut.
b. Mengidentifikasi asumsi.
5. Supposition and integration (memperkirakan dan menggabungkan) yang
meliputi:
a. Mempertimbangkan alasan atau asumsi-asumsi yang diragukan tanpa
menyertakannya dalam anggapan pemikiran kita.
b. Menggabungkan kemampuan dan karakter yang lain dalam penentuan
keputusan.
Dalam penelitian ini hanya akan digunakan 3 aspek dari 5 aspek
kemampuan berpikir kritis yang dikemukakan Robert H. Ennis (2000), yaitu:
1. Elementary clarification (memberikan penjelasan dasar) yag meliputi:
a. fokus tentang apa masalahnya, apa yang diketahui dan apa yang
merupakan inti persoalan sebelum ia memutuskan untuk memilih strategi
atau prosedur yang tepat.
b. Menganalisis pendapat (dapat mengidentifikasi kesimpulan dari masalah
itu, dapat mengidentifikasi alasan, dapat menangani hal-hal yang tidak
relevan dengan masalah itu).
c. Berusaha mengklarifikasi suatu penjelasan melalui tanya-jawab.
2. The basis for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan) yang
meliputi:
a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.
b. Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi
25
3. Inference (menarik kesimpulan) yang meliputi:
a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi.
b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
c. Membuat dan menentukan pertimbangan nilai.
4. Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang meliputi:
a. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi tersebut.
b. Mengidentifikasi asumsi.
5. Supposition and integration (memperkirakan dan menggabungkan) yang
meliputi:
a. Mempertimbangkan alasan atau asumsi-asumsi yang diragukan tanpa
menyertakannya dalam anggapan pemikiran kita.
b. Menggabungkan kemampuan dan karakter yang lain dalam penentuan
keputusan. Dalam penelitian ini hanya akan digunakan 3 aspek dari 5
aspek kemampuan berpikir kritis yang dikemukakan Robert H. Ennis
(2000), yaitu: 1. Elementary clarification (memberikan penjelasan dasar).
Dalam menyelesaikan soal ipa siswa harus fokus tentang apa
masalahnya, apa yang diketahui dan apa yang merupakan inti persoalan
sebelum ia memutuskan untuk memilih strategi atau prosedur yang tepat.
2. The basis for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan).
Dalam menentukan suatu keputusan, siswa harus menyertakan alasan
(reason) yang tepat sebagai dasar sebelum suatu langkah ditempuh.
Alasan itu dapat berasal dari informasi yang diketahui, teorema ataupun
sifat. Alasan ini digunakan siswa untuk bersikap kritis terhadap suatu
situasi, misalnya situasi yang disediakan dalam bentuk suatu soal,
ataupun situasi yang muncul karena pikiran sendiri yang perlu dikritisi
berdasarkan alasan-alasan yang tepat agar kebenaran pemikiran itu
mendapat penguatan. 3. Inference (menarik kesimpulan). Penarikan
kesimpulan yang benar harus didasarkan pada langkah-langkah dari
alasan-alasan ke kesimpulan yang masuk akal atau logis. Kesimpulan
dapat melahirkan sesuatu yang baru yang dapat berperan sebagai fokus
26
untuk dipikirkan, sedangkan alasan merupakan dasar bagi suatu proses
penarikan kesimpulan.
E. Kerangka Berfikir
Materi sistem gerak pada makhluk hidup dan benda merupakan materi
yang sulit dipahami siswa. Cara mengajar guru yang belum menerapkan
model-model pembelajaran yang melibatkan siswaberdampak kepada hasil
belajar pada mata pelajaran IPA khususnya materi sistem gerak pada makhluk
hidup dan benda di kelas VIII dengan persentse ketidaktuntasan sebesar
66,85% dan akan mempengaruhi hasil belajar da berfikir kritis siswa terhadap
materi tersebut. Kurangnya penerapan model pembelajaran serta minimnya
tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA terutama biologi
mengakibatkan hasil belajar dan berfikir kritis siswa rendah. Maka dari itu
diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat berperan
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga membuat motivasi dan hasil belajar
siswa memenuhi kriteria KKM yang 65. Metode pembelajaran yang
menekankan kepada akan lebih mengembangkan pemikirannya berdasarkan
objek yang diamati secara langsung. Diantaranya yaitu dengan penerapan CTL
(Contextual teaching learning), karena materi sistem gerak pada makhluk
hidup dan benda merupakan materi pembelajaran yang tepat diajarkan dengan
pembelajaran yang dapat dilihat dilingkungan sekitar sekolah karena berkaitan
erat dengan alam dan lingkungan sekitar siswa.
Dalam penerapan CTL dimana siswa akan membentuk suatu kelompok
antar 4-5 orang yang melatih siswa dalam menjalin kerjasama dalam satu
kelompok kecil dan saling membantu dalam memecahkan masalah, sehingga
dalam penguasaan materi pelajaran memperoleh pemahaman yang sama.CTL
menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan dunia nyata,
sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh
peserta didik, Pendekatan ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari
bebagai konsep dengan cara mengaitkan dengan dunia nyata sehingga hasil
27
belajarnya lebih daya guna. Oleh karena itu penerapan CTL sebagai solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. penggunaan penerapan CTL (Contextual teaching learning) dan model
pembelajaran konvensional berpengaruh besar terhadaphasil belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat pada materi sistem gerak pada
makhluk hidup dan benda khususnya pada sub materi gerak pada tumbuhan.
2. Penggunaan penerapan CTL (Contextual teaching learning) dan model
pembelajaran konvensional berpengaruh besar terhadap Berfikir kritis
siswakelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat pada materi sistem gerak pada
makhluk hidup dan benda khususnya pada sub materi gerak pada tumbuhan.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Bentuk Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh tertentu dalam kondisi yang dapat
dikendalikan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari seberapa besar
pengaruh penerapan CTL dan model konvensional pada kemampuan
berfikir kritis dan hasil belajar siswa.
2. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimen dengan model quasi experiment design. Bentuk quasi
eksperiment design merupakan ekperimen yang tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.
Rancangan yang peneliti ambil dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group design, dengan pola sebagai berikut. Desain
ini dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut:
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Pretest Perlakuan Postest Test Berpikir Kritis
T0 X1 T1 T2
T0 X2 T3 T4
Keterangan:
T0 : Pretest (Sebelum Perlakuan)
X1 : Kelas eksperimen yang akan diajarkan dengan penerapan CTL
X2 : Kelas kontrol yang akan diajarkan dengan model Konvensional
T1 : Postest (sesudah perlakuan) untuk X1
T2 : Test berpikir kritis (setelah perlakuan) untuk X1
T3 : Postest (sesudah perlakuan) untuk X2
T4 : Test berpikir kritis (sesudah perlakuan) untuk X2
Kelas dengan penerapan CTL ( Contextual teaching learning )dan
model konvensional masing-masing dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali
28
29
yaitu sebelum perlakuan sekali dan setelah perlakuan 2 kali. Pengukuran
yang dilakukan sebelum perlakuan: T0 disebut pretest. Pengukuran setelah
perlakuan: T1 dan T3 disebut postest. Pretest dan postest digunakan untuk
mengukur hasil belajar. T2 dan T4 disebut test berpikir kritis, untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Pengaruh pencapaian hasil
belajar antara kelas dengan penerapan CTL (T1 – T0) dengan pencapaian
hasil belajar kelas dengn model konvensional (T3 – T0) diasumsikan sebagai
efek dari perlakuan. Pengaruh kemampuan berpikir kritis antara kelas
eksperimen (T2) dan kelas kontrol (T4) diasumsikan juga sebagai efek
perlakuan.
B. Variabel
Variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah penerapan
CTL ( Contextual teaching learning ) dan model pembelajaran
konvensional.
2. Variabel terikat
Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah hasil belajar
dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat.
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah peneliti, lembar kerja
siswa (LKS) dan materi sistem gerak pada tumbuhan.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di semester genap 2017/2018 yang
dilakukan di kelas VIII SMP Negeri1 Pemangkat.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September 2018/2019
30
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Pemangkat, tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 5 kelas yaitu VIIIA
dengan jumlah 37 orang, VIIIB dengan jumlah 35 orang, VIIIC dengan
jumlah 36 orang, VIIID dengan jumlah 35 orang, dan VIIIE dengan jumlah
35 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini digunakan dua kelas dari populasi yang
terpilih berdasarkan pertimbangan dua kelas tersebut memiliki kemampuan
berimbang, untuk mendapatkan sampel yang memiliki kemampuan
berimbang maka terlebih dahulu dilakukan uji Bartleth. Uji Bartleth
merupakan cara untuk mengadakan pengujian homogenitas sampel,
sehingga dengan adanya didapatkan asumsi bahwa varians yang dimiliki
oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda (sampel-sampel
cukup homogen). Setelah dilakukan uji Bartleth maka didapat hasil yaitu
X2= 521,5388 >9,488 Sehingga hipotesis Ho: 1 2 =2
2 = 32ditolak dalam
taraf nyata 0,05. menunjukkan bahwa kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat
tahun ajaran 2016/2017 tidak homogen sehingga dapat diasumsikan varians
yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan berbeda.
Teknik pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling dan digunakan 5 kelas yang ada. Pengambilan
sampel pada penelitian ini didasarkan pada nilai rata-rata ulangan harian
semester ganjil saling mendekati,yaitu kelas VIIIA 60,41 dan VIIIC 61,62.
Kemudian ditentukan kelas eksperimen yang menggunakan penerapan CTL
( Contextual teaching learning ) pada kelas VIIIA dengan jumlah 36 siswa
dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional pada kelas VIIIC
31
dengan jumlah 36 siswa. Alasannya karena kelas tersebut adalah nilai yang
paling rendah dan saran dari guru menggunakan kelas tersebut.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap awal
a. Wawancara dengan guru bidang studi biologi untuk mengetahui
penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan mengetahui gambaran proses
pembelajaran biologi di kelas VIII serta metode pembelajaran yang biasa
digunakan dan kurangnya minat belajar Siswa.
b. Wawancara siswa untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam proses
belajar biologi dan mengetahui materi apa yang dianggap sulit untuk
dipahami
c. Menentukan materi yang akan dipilih/disampaikan pada saat penelitian
dilaksanakan.
2. Tahap Persiapan
a. Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP
b. Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal tes hasil belajar (pretest
dan postest) dan dan test berpikir kritis serta pedoman peskoran.
c. Melakukan validasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
d. Merivisi perangkat pembelajaran dan instrument penelitian berdasarkan
hasil validasi.
e. Melakukan uji coba soal tes hasil belajar dan tes berpikir kritis yang
sudah divalidasi.
f. Menentukan reabilitas tes hasil belajar dan tes berpikir kritis berdasarkan
data hasil uji coba.
g. Melakukan analisis daya beda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian
h. Menentukan kelas eksperimen dengan penerapan CTL dan kelas control
dengan model konvensional.
3. Tahap pelaksanaan Hasil Belajar dan Berpikir Kritis
a. Memberikan pretest materi sistem gerak makhluk hidup dan benda pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, untuk hasil belajar.
32
b. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu dengan penerapan
CTL ( Contextual teaching learning )
c. Memberikan postest materi sistem gerak pada tumbuhanpada kelas
eksperimen, untuk hasil belajar.
d. Memberikan tes berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
untuk kemampuan berpikir kritis.
4. Tahap akhir
a. Menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan uji
coba statistik yang sesuai.
b. Membahas dan membuat kesimpulan sebagai jawaban dari masalah
penelitian.
c. Menyusun laporan penelitian
33
Gambar 3.1.Bagan Prosedur Penelitian
Tahap Awal: Pra Riset
Tahap Persiapan Penelitian
Membuat Instrumen Penelitian Membuat perangkat Pembelajaran
Validasi Validasi
Valid Tidak
Valid
Penyusunan laporan
Analisis data
Memberikan postest Memberikan soal berpikir kritis
MelaksanakanPerlakuan
Memberikan pretest
Revisi
Tidak
Reliabel
Reliabel
Pelaksanaan Penelitian Reliabilitas
Penentuan kelas CTL dan kelas konvensional
Menentukan Daya Beda,
Taraf Kesukaran
Uji
Coba
Revisi Revisi
Tidak
Valid
Valid
34
F. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan
dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Observasi Langsung
Teknik observasi langsung dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara peneliti meminta bantuan kepada observer untuk mengisi lembar
pengamatan pembelajaran yang berisi tahapan pelaksanaan pembelajaran
dan catatan kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti ataupun
siswa. Teknik ini biasanya disebut dengan observasi tertutup.
b. Pengukuran
Kegiatan pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pemberian tes soal, setelah melaksanakan perlakuan kemudian memberi
skor dari hasil belajar siswa dari kelas eksperimen. Perhitungan hasil tes
siswa dilakukan dengan memberi skor setiap butir soal yang dijawab
benar sesuai dengan kunci jawaban dan kriteria pada rubrik penskoran.
Pengukuran data dilakukan sebanyak 3 kali. Test pertama yaitu tes
yang diberikan sebelum pembelajaran (pretest), tes kedua yaitu tes
sesudah pelaksanaan pembelajaran (postest) dan tes ketiga yaitu tes
kemampuan berpikir kritis siswa.
2) Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa lembar observasi
dan tes hasil belajar.
a. Lembar Observasi
Observasi langsung yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
lembar observasi tertutup. Lembar observasi tertutup digunakan untuk
melihat keterlaksanaan RPP yang telah dirancang. Lembar observasi
disusun dalam bentuk daftar checklist berdasarkan komponen yang
terdapat dalam RPP. Lembar observasi di isi oleh observer yang terdiri
dari 2 orang.
35
b. Tes Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis
Tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari pretes
(tes kemampuan awal), postest (tes hasil belajar) dengan jumlah 20 soal
dan tes kemampuan berpikir kritis berupa soal uraian yang terdiri dari 5
soal. Pembuatan soal hasil belajar berdasarkan indikator pembelajaran
dan untuk pembuatan soal kemampuan berpikir kritis berdasarkan pada
indikator kemampuan berpikir kritis.
Adapun langkah-langkah pembuatan butir-butir soal yaitu:
1) Mengidentifikasi KD (kompetensi dasar) dan cakupan materi
2) Merumuskan indikator pembelajaran
3) Membuat kisi-kisi soal
4) Merancang dan membuat butir soal
5) Validitas dan reabilitas
6) Tingkat kesukaran dan Daya pembeda
Tes yang digunakan adalah tes yang dibuat oleh peneliti sendiri
sehingga perlu divalidasi, dilihat reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembedanya. Soal divalidasi terlebih dahulu setelah soal dinyatakan valid
oleh validator, kemudian divalidasi dengan validasi item soal, dilanjutkan
dengan reliabilitas untuk melihat kemampuan soal test tersebut konsisten
atau tidak. Jika soal sudah dinyatakan valid, reliabel, tingkat kesukaran
sedang dan mudah serta daya pembeda soal yang baik sekali, baik dan
cukup, maka soal dapat digunakan sebagai instrumen.
1) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu tes dikatakan valid
apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki
validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti
memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria. Validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validitas isi dengan penilaian
menggunakan pedoman telaah butir soal.
36
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Cara yang dipakai dalam menguji tingkat
validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah
terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan.
Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir soal. Pengukuran
pada analisis butir soal yaitu dengan cara skor-skor yang ada
kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut (Sugiyono, 2014:184) :
1)
rxy=𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
√[𝑁∑𝑋2 – (∑𝑋) 2 ][𝑁∑𝑌2 −(∑𝑌2) 2 ]
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y
N : banyaknya subjek atau peserta tes
X : Skor tiap butir soal
Y : Skor total
Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan rumus diatas dikonsultasikan dengan tabel
harga regresi moment dengan korelasi harga rxy lebih besar
atau sama dengan regresi tabel, maka butir instrumen
tersebut valid dan jika rxy lebih kecil dari regresi tabel maka
butir instrumen tersebut tidak valid.Selanjutnya koefisien
korelasi yang diperoleh selanjutnya diinterprestasikan ke dalam
klasifikasi koefisien validitas beikut (Sugiono, 2010: 257):
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0,799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat kuat
37
Hasil analisis validasi item soal yang di uji cobakan di SMP
Negeri 1 Pemangkat kelas IX dengan masing-masing jumlah item 25
butir soal. Adapun hasil validitas item soal dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item Soal
Soal Valid Tidak Valid
Preetest 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,
14,16,17,18,22,23,24,25
9,15,19,20,21
Posstest 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,14,
15,18,19,20,21,13,24,25
9,13,16,17,22
2). Reliabilitas
Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka, biasanya
sebagai suatu koefisien, koefisien yang tinggi menunjukan
reliabilitas yang tinggi. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes,
maka tes diuji coba terhadap siswa yang telah mempelajari
ekosistem. Karena tes berbentuk pilihan berganda maka
reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan K.R 20. Adapun
rumus reabilitas sebagai berikut (Arikunto, 2013: 100):
𝑟11= (𝑛
𝑛 − 1) (
𝑆2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑆2)
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan.
p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah ∑ 𝑝𝑞 = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyak item
S2 = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar
varians)
38
Untuk mengetahui hubungan antar koefisien reabilitas (r11)
dengan mutu instrumen dapat menggunakan tabel 3.5.
Tabel 3.4 Hubungan Antar Koefisien Reliabilitas dengan
Mutu Instrumen
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,800 – 1,000 Tinggi
0,600– 0,799 Cukup
0,400 – 0,599 Agak rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat rendah
Sumber : (Arikunto, 2013:319)
Berdasarkan hasil uji coba kepada siswa SMP N 1
Pemangkat kelas IX diperoleh nilai koefisien reliabilitas soal
pretest dan posstes diperoleh reliabilitas dengan kriteria soal
tinggi, nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel. 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Soal
Soal Nilai Koefisien Reliabilitas Kriteria soal
Prettest 0,7814 Tinggi
Posttest 0,8583 Tinggi
3) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Analisis daya pembeda mengkaji butir-
butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam
membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya)
dengan siswa yang tegolong kurang atau lemah prestasinya. Artinya,
39
bila soal tersebut diberikan kapada anak yang mampu, hasilnya
menunjukkan prestasi yang tinggi dan bila diberikan kepada siswa
yang lemah hasilnya rendah.
Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
Keterangan :
J = jumlah peserta didik
𝐽𝐴= banyaknya peserta kelompok atas
𝐽𝐵 = banyaknya peserta kelompok bawah
𝐵𝐴 = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
𝐵𝐵 = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
𝑃𝐴 = 𝑩𝑨
𝑱𝑨 = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
𝑃𝐵 = 𝑩𝑩
𝑱𝑩 = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
𝐽𝐴 dan 𝐽𝐵 diperoleh dari median hasil nilai uji coba soal. Nilai
siswa diatas median termasuk 𝐽𝐴 (kelompok atas) dan nilai siswa
dibawah median termasuk 𝐽𝐵 (kelompok bawah).
median = ½ (n+1)
Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut (Suharsimi,
2013:232):
D = 0,00 – 0,20 : Jelek (poor)
D = 0,21 – 0,40 : Cukup (satistyfactory)
D = 0,41 – 0,70 : Baik (good)
D = 0,71 – 1,00 : Baik Sekali (excellent)
D = Negatif, semuanya tidak baik.
Berdasarkan uji coba soal kepada siswa SMP N 1 Pemangkat
kelas IX diperoleh hasil daya beda dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
40
Tabel. 3.6. Hasil Daya Beda Soal
Interprestasi Daya Beda
Soal Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Pretest 15,19,20,21,22 9 2,3,4,5,6,8,10,
11,12,13,14,
16,18,23
1,7,17,24,25
Postest 9,17,22 13,16,
20,23,
1,4,5,7,12,
19,24,25
2,3,6,8,10,11,
14,15,18,21
4) Derajat Kesukaran
Derajat kesukaran soal (difficulty index) adalah peluang untuk
menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang
biasanya dinyatakan dengan indeks. Indeks ini dinyatakan dengan
proporsi yang besarnya antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin
besar indeks tingkat kesukaran berarti soal tersebut semakin mudah.
Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan
siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai
pembuat soal.
Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-
butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu
sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran
item adalah sedang atau cukup.
Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Suharsimi,
2013:225):
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu denagn benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut :
0 – 0,30 = soal kategori sukar
41
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Tabel 3.7 Hasil Uji Derajat Kesukaran Item Soal
Soal Sedang Mudah
Preetest 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13
,14,15,16,19,20,21,22,23,24,25
17,18
Posstest 8,10,12,13,14,19 1,2,3,4,5,6,7,9,
11,15,16,17,18,20
21,22,23,24,25
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan data hasil belajar
a) Memberikan skor pada pretest dan posttest siswa kelas eksperimen
dengan penerapan CTL dan kelas kontrol dengan model konvensional
diberi kriteria penskoran dengan skor 1 jika menjawab benar dan 0
jika menjawab salah.
b) Skor dikonversikan ke nilai dengan menggunakan rumus dibawah ini:
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 X 100
c) Selanjutnya data dianalisis menggunakan nilai gain dengan rumus:
Nilai gain = posttest – pretest
2. Pengelolaan data berfikir kritis siswa
a) Memberikan skor pada posttest siswa kelas eksperimen dengan
penerapan CTL dan kelas kontrol dengan model konvensional diberi
kriteria penskoran dengan skor 5 jika menjawab benar, 3 jika
menjawab tidak sempurna dan 0 jika menjawab salah.
b) Skor dikonversikan ke nilai dengan menggunakan rumus dibawah ini:
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 X 100
3. Menghitung besar pengaruh hasil belajar dan berfikir kritis siswa
42
Analisis data pengaruh hasil belajar dan berfikir kritis siswa yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Merata-ratakan nilai gain hasil belajar dan nilai posttest berpikir kritis
b) Menghitung pengaruh belajar siswa kelas eksperimen dengan
penerapan CTL dan kelas kontrol dengan model konvensional
menggunakan rumus Effect Size sebagai berikut (Sutrisno, 2008: 6):
ES =X̅𝑒 − X̅c
S𝑐
Keterangan :
ES : Effect Size
X̅𝑒 : Rata-rata hitung tes kelas eksperimen
X̅c : Rata-rata hitung tes kelas control
S𝑐 : Standar deviasi kelas control
Untuk mengetahui nilai standar deviasi emnggunakan rumus
sebagai berikut (siregar,2014:141):
Rumus: 𝑥 = √∑(Xi−X̅)²
n−1
Keterangan;
Xi = Nilai yg diperoleh
X̅ = Rata rata nilai
𝑛 = Jumlah siswa
Untuk mengetahui berapa besar persentasi dari hasil perhitungan
Effect Size (ES) dapat menggunakan table kreteria interpretasi Effect
Size Cohen (1988:3):
43
Tabel 3.8 Kreteria Interpretasi Effect Size dari Cohen (1988)
Cohen’s
Standar Effect Size
Percentile
Standing
Percent of
Nonoverlap
Besar
2.0 97.1 81.1 %
1.9 97.1 79.4 %
1.8 96.4 77.4 %
1.7 95.5 75.4 %
1.6 94.5 73.4 %
1.5 93.3 70.7 %
1.4 91.1 68.1 %
1.3 90 65.3 %
1.2 88 62.2 %
1.1 86 58.9 %
1.0 84 55.4 %
0.9 82 51.6 %
0.8 79 47.4 %
Sedang
0.7 76 43.0 %
0.6 73 38.2 %
0.5 69 33.0 %
Kecil
0.4 66 27.4 %
0.3 62 21.3 %
0.2 58 14.7 %
0.1 54 7.7 %
0.0 50 0 %
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Nilai Hasil Belajar dan berfikir kritis siswa
a. Hasil Belajar
Hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan CTL (Contextual
Teaching Leraning) terhadap hasil belajar siswa pada materi gerak pada
tumbuhan yang dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 1 Pemangkat
Tahun Ajaran 2018/2019. Adapun rata-rata nilai pretest, postest dan nilai
gain hasil belajar kedua kelas adalah sebagai berikut :
TABEL 4.1 Nilai Rata-rata Pretest, Postest dan Nilai Gain Kelas
CTL ( Contextual Teaching Learning ) dan Konvensional
Kelas Pretest Postest Gain
CTL 44,16 75,55 31,39
Konvenisonal 46,57 67,28 20,71
Keterangan :
Nilai maks = 100
KKM = 65
Gain = Nilai postest – nilai pretest
Berdasarkan tabel 4.1 memberi gambaran bahwa terdapat pengaruh hasil
belajar siswa antara kelas CTL (Contextual Teaching Leraning) dan
konvensional yang dilihat dari nilai gain yaitu sebesar 20,71 pada kelas
Konvensional dan 31,39 pada kelas CTL (Contextual Teaching Learning ).
Berdasarkan hasil tersebut bahwa kelas eksperimen dan kontrol terdapat
pengaruh.
44
45
b. Nilai Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah aktivitas berpikir dalam keterampilan bernalar
yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan solusi
pemecahan masalah, yang diberikan setelah perlakuan kepada siswa baik
dikelas CTL dan kelas Konvensional.
TABEL 4.2 Nilai Rata-rata Indikator Berpikir Ktitis Kelas CTL (
Contextual Teaching Learning )
Indikator Berfikir Kritis Nilai
Mensintesis 37,37
Menyimpulkan 25,25
Menganalisis 13,13
Mengavaluasi 19,19
Memecahkan 33,33
Hasil penelitian mengenai perbandingan antara model CTL dan
Konvensional terhadap berpikir kritis siswa pada materi gerak pada
makhluk hidup yang dilaksanakan di SMP N 1 Pemangkat Tahun Ajaran
2018/2019.
TABEL 4.3 Nilai Rata-rata Berpikir Ktitis Kelas
CTL ( Contextual Teaching Learning ) dan Konvensional
Kelas Nilai berfikir kritis
CTL 67,77
Konvenisonal 50,74
Berdasarkan tabel 4.2 memberi gambaran bahwa terdapat pengaruh
berfikir kritis siswa antara kelas CTL (Contextual Teaching Leraning) dan
konvensional yang dilihat dari nilai posttest yaitu sebesar 50,74 pada
46
kelas Konvensional dan 67,77 pada kelas CTL (Contextual Teaching
Learning ). Berdasarkan hasil tersebut bahwa kelas eksperimen dan
kontrol terdapat pengaruh.
2. Pengaruh (Effect Size) CTL Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan
Berpikir Kritis
a. Pengaruh Hasil Belajar Siswa
Dengan demikian penggunaan penerapan CTL (Countextual
teaching learning) dengan metode Konvensional memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada sub materi Gerak pada tumbuhan
dikelas VIII SMP N 1 Pemangkat. Hasil uji Effect Size diperoleh dari
nilai rata-rata hitung kelas eksperimen yaitu 75,55 dikurang rata-rata
hitung kelas kontrol yaitu 67,28 dibagi standar deviasi sehingga
diperoleh nilai Nonoverlap 62,2%, Percenctile Standing 88 dari kelas
kontrol dengan nilai 1,2 di kategorikan besar (lampiran B-12).
b. Pengaruh CTL Terhadap Berpikir Kritis Siswa
Dengan demikian pengaruh penggunaan penerapan CTL
(Countextual teaching learning) dengan metode Konvensional
memberikan pengaruh terhadap berfikir kritis siswa pada sub materi
Gerak pada tumbuhan dikelas VIII SMP N 1 Pemangkat memberikan
pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis. Hasil perhitungan uji
Effect Size diperoleh dari nilai rata-rata hitung kelas eksperimen yaitu
67,77 dikurang rata-rata hitung kelas kontrol yaitu 50,74 dibagi standar
deviasi. Sehingga diperoleh nilai Nonoverlap 81,1% ,percenctile
standing 97,1 dari kelas kontrol dengan menunjukan nilai Effect Size
berfikir kritis 2,0 dikategorikan besar.
B. PEMBAHASAN
1. Pengaruh CTLTerhadap Hasil Belajar dan Berfikir Kritis Siswa
a. Pengaruh CTL Terhadap Hasil Belajar
47
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat
adanya usaha yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk
penguasaan dan pengetahuan. Hasil belajar kognitif diukur
menggunaakan pre-test dan post-test, hasil penelitian menunjukan hasil
belajar kognitif dan psikomotorik siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dari pada siswa kelas kontrol (Setyorini,2014:1).
Berdasarkan uji Effect Size yang terdapat pengaruh hasil belajar
antara kelas siswa yang diajarkan dengan penerapan CTL (Contextual
Teaching Learning) dan kelas siswa yang diajarkan dengan metode
konvensional dikategorikan besar. Nilai gain hasil belajar kelas yang
diajarkan dengan penerapan CTL (Contextual Teaching Learning) yaitu
31,39 dan kelas yang diajarkan dengan model konvensional yaitu 20,71.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan
bahwa intergrasi karakter dengan pendekatan CTL (Contextual
Teaching Learning) layak digunakan sebagai panduan belajar dan dapat
mengembangkan karakter serta meningkatkan hasil belajar siswa
(Setyorini,2014:1 ).
Semua aktivitas yang terjadi didalam proses pembelajaran sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa sebagai objek pembelajaran sehingga
siswa dituntut selalu aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Rusdiana, (2006:1), Belajar aktif menghendaki keterlibatan
siswa secara optimal,siswa perlu mencari, melakukan sendiri dan
mengalami sendiri. Pengetahuan yang diperoleh sendiri akan berkesan
lebih dalam dan tahan lama dari pada sekedar menerima dari guru.
Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang diajarkan dengan
menggunakan penerapan CTL (Contxtual Teaching Learning ), dimana
guru menbantu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situsai
dunia nyata siswa ( Trianto, 2014:179 ).
Tahap Kontrukvisme pada tahap ini guru membangun pengetahuan
siswa dengan menyuruh mengamati dan membaca LKS yang telah
tersedia di sekolah. Sehingga siswa dapat menangkap setiap materi
48
yang diamatinya. Hal ini sesuai yang dikatakkan oleh Amaludin,
(2014), bahwa dengan pembelajaran melalui CTL pada dasarnya akan
mendorong siswa untuk mengkrontruvisme pengetahuannya melalui
pengamatan dan pengalaman.
Tahap learning community pada tahap ini guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok, dan membagi tugas untuk dikerjakan
secara berkelompok. Agar siswa dapat bekerja sama dalam
memecahkan masalah, bertukar pendapat, dan saling berbagi ilmu
pengetahuan yang mereka miliki. Menurut Wina Sanjaya, (2006: 265)
Masyarakat belajar (learning community) dapat terjadi apabila terjalin
komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam
komunikasi pembelajaran saling belajar karena Suatu masalah tidak
dapat dipecahkan sendiri tetapi membutuhkan bantuan orang lain dalam
memecahkan masalah, berbagi ilmu pengetahuan yang dimiliki dan
saling bertukar pendapat.
Tahap inquiry ( Menalar ). Pada tahap ini guru membagi tugas setiap
kelompok dan mengintruksi untuk siswa mengamati gerak tumbuhan
yang terdapat dilingkungan sekolah. Sehingga siswa akan lebih
mendapatkan informasi yang lebih banyak. Ine,(2015:13) mengatakan
kegiatan menalar dapat membangun kemampuan berfikir dan bersikap
ilmiah dengan cara mengkaitkan hasil yang diperoleh siswa dengan
referensi lainnya.
Tahap Questions, pada tahap ini guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat
hasil yang diperoleh peserta didik di lingkungan. Dalam pembelajaran
CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja akan tetapi
memancing agar siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri serta
menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih terhapat objek yang diamati
siswa. Menurut Sanjaya, (2006:264) peran bertanya sangat penting,
dengan pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa
untuk menemukan materi yang dipelajarinya
49
Tahap pemodelan ( mencoba ), pada tahap ini Siswa diwajibkan
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing
didepan kelas. Dengan adanya presentasi menunjukan bahwa tidak
hanya guru sebagai sumber informasi,tetapi siswa juga memberikan
informasi yang diperoleh saat diskusi. Sehingga suasana belajar lebih
aktif, serta guru dapat mengetahui tingkat kepahaman siswa terhadap
materi. Menurut Nurani, (2013:40) mengatakan bahwa pembelajaran
yang efektif di tandai dengan adanya upaya untuk melibatkan siswa
secara aktif dan membangun komunikasi antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa.
Tahap menganalisis dan menyimpulkan (refleksi) guru meminta
Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis hasil
pengelompokkan gerak pada tumbuhan dan menguatkan hasil yang
diperoleh. Setelah menganalisis, kemudian menyimpulkan data hasil
pengelompokan gerak pada tumbuhan. Tahap refleksi harus selalu
dilakukan sebelum guru mengakhiri proses pembelajaran, untuk melihat
sejauh mana pengetahuan yang didapat siswa. Menurut Idrus Hasibuan,
(2014:2) Realisasi praktik di kelas dirancang pada setiap akhir
pembelajaran, yaitu dengan cara guru menyisakan waktu untuk
memberikan kesempatan bagi para siswa melakukan refleksi berupa :
pernyataan langsung siswa tentang apa-apa
yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran, catatan atau jurnal di
buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,
diskusi, dan hasil karya.
Tahap Authentic Assesment pada tahap ini guru memberikan posttest
untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhahap materi yang
telah disampaikan dan memberikan penilaian. Tahap ini ,dilakukan
secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa benar benar belajar atau
tidak, mengetahui hasil belajar dan perkembangan siswa. Mustofa, (
50
2016:7) upaya pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa
b. Pengaruh CTL (Contextual Teaching Learning) Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas
Berdasarkan hasil penelitian nilai kemampuan berpikir kritis siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 pemangkat antara yang diajarkan
menggunakan penerapan CTL (Contextual Teaching Learning) dengan
metode konvensional terlihat dari tes kemampuan berpikir kritis kedua
kelas dilihat dari nilai hasil uji Effect Size adalah 2,0 dikategorikan
besar. Berdasarkan kriteria kemampuan berpikir kritis yang
dikemukakan Dewi, dkk (2012:4) menunjukan bahwa siswa yang
diajarkan dengan penerapan CTL (Contextual Teaching Learning)
termasuk kedalam kriteria kritis. Sedangkan siswa yang diajarkan
dengan metode Konvensional termasuk dalam kriteria kurang kritis.
Pengukuran kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan hasil tes.
Tes yang digunakan berupa tes tertulis berbentuk essay, tipe essay
dipilih agar dapat dilihat bagaimana kemampuan siswa sesunggahnya
melalui uraian jawaban yang diberikan. Menurut Syabahan,( 2012) soal
yang diteskan merupakan soal uraian yang diasumsikan dapat
mengukur tingkat penguasaan dan memiliki kriteria yang mencakup
dalam indikator berfikir kritis.
Melalui kegiatan pembelajaran yang dilalui oleh siswa ketika belajar
menggunakan penerapan CTL (Contextual Teaching Learning), siswa
aktif melatih kemampuan berpikirnya untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang diberikan. Adanya pengaruh yang menunjukkan
bahwa penerapan CTL Contextual Teaching Learning ) berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa sangatlah baik dan
berpengaruh positif. Pengaruh positif ini dapat dilihat dari
meningkatnya interaksi siswa dengan siswa lain maupun dengan guru
sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
51
Pembelajaran dengan penerapan CTL (Contextual Teaching
Learning) lebih menekankan pada kemampuan berpikir kritis siswa.
Siswa diarahkan untuk mampu menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan permasalahan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena
proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui
proses berfikir, pengetahuan dan keterampilan yang diperolah siswa
bukan diharapkan pada hasil apa yang telah disampaikan guru tetapi,
fakta fakta hasil yang telah mereka temukan sendiri. Peran guru pada
proses pembelajaran CTL bukan hanya mempersiapkan sejumlah materi
yang harus dihafal, tetapi merancang pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat menemukan materi sendiri materi yang
harus dipahaminya. Kegiatan inquiry dalam penelitian ini yaitu guru
membagi tugas setiap kelompok dan mengintruksi untuk siswa
mengamati gerak tumbuhan yang terdapat dilingkungan sekolah.
Sehingga siswa akan lebih mendapatkan informasi yang lebih banyak.
Ine,(2015:13) mengatakan kegiatan menalar dapat membangun
kemampuan berfikir dan bersikap ilmiah dengan cara mengkaitkan hasil
yang diperoleh siswa dengan referensi lainnya. Menurut
Hasibuan,(2014:2) proses pembelajaran yang didasarkan pada proses
pencarian penemuan melalui proses berfikir secara sistematis, yaitu
proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman sehingga
siswa belajar mengunakan keterampilan berfikir kritis.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji Effect Size terdapat pengaruh hasil belajar
penerapan CTL dengan nilai 1,2 dikategorikan besar.
2. Berdasarkan hasil uji Effect Size terdapar pengaruh kemampuan
berfikir kritis siswa dengan penerapan CTL dengan nilai 2,0
dikategorikan besar.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas VIII SMP Negeri 1
Pemangkat. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut.
1. Bagi guru proses pembelajan dengan penerapan CTL (Contextual
Teaching Learning) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, maka
guru diharapkan dapat menerapkannya untuk dapat meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan berfikir kritis siswa.
2. Adapun untuk peneliti selanjutnya akan lebih baik apabila pengukuran
tidak terbatas hanya untuk hasil belajar dan kemampuan berfikir kritis
siswa
53
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, R. (2012). Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan
Contextual Teaching and Learning. Jurnal Ilmiah Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4(2): 76-86.
Alwi, M. (2011). Belajar Menjadi Bahagia dan Sukses Sejati. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Ali Sabahan. (2012). Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Matematis Siswa
SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Jurnal
Edumatica. II(1).
Arviansyah, R., Indrawati., & Harijanto, A. (2016). Pengaruh Model
Pembelajaran Guided Inquiry Disertai LKS Audiovisual terhadap Aktivitas
dan Hasil Belajar IPA Siswa di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. 4(4):
308-315.
Arikunto, S. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2016). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Dua. Jakarta: Bumi
Aksara.
Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam
Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Depdiknas. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning,
CTL). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Menengah. Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 Tentang
Standar Isi.
Elika Dwi Murwani. (2006). Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Kritis
Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur (No.06/Th.V/Juni 2006). SMAK BPK
PENABUR Jakarta.
Haeruman, L.D., Rahayu, W., & Ambarwati, L. (2017). Pengaruh Model
Discovery Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis dan Self-Confidence Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis
Siswa SMA di Bogor Timur. JPPM. 10(2): 157-168.
Hamruni. (2015). Konsep Dasar dan Implementasi Pembelajaran Kontekstual.
Jurnal Pendidikan Agama Islam. XII(2): 177-188.
Herdyen, D.P., & Noer, S.H. (2015). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis
dalam Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika. Lampung: Universitas Lampung.
54
Hoiriyah, D. (2016). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika
Mahasiswa IAIN Padangsidimpuan Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah. Jurnal Logaritma. IV(01):63-76.
Idrus Hasibuan. (2014). Model Pembelajatan CTL (Contextual Teaching
Learning). Jurnal Logaritma II(01)
Johnson, Elaine B. (2009). Contextual Teaching and Learning: what it is and why
it’s here to stay (Ibnu Setiawan. Terjemahan). Bandung: MLC. Buku asli
diterbitkan tahun 2002.
Juhji. (2016). Peran Urgent Guru dalam Pendidikan. Jurnal Ilmiah Pendidikan.
10(1):52-62.
Kusnani., Muldayanti, N.D., & Rahayu, H.M. (2016). Analisis Butir Soal Ulangan
Akhir Semester Ganjil pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X MIA SMA
Negeri 1 Sungai Raya Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Biologi Education.
3(2): 42-52.
Lubis, A.R. & Manurung, B. (2010). Pengaruh Model dan Media Pembelajaran
terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa pada Pelajaran Biologi di SMP
Swasta Muhammadiyah Serbelawan. Jurnal Pendidikan Biologi. 1(3):186-
206.
Maulana. (2017). Konsep Dasar Matematika dan Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis-Kreatif. Bandung: UPI Sumedang Press.
Maulana., dkk. (2015). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung:
UPI Sumedang Press.
Mulyani, A. (2014). Graphic Organizers dalam Belajar dan Pembelajaran
Biologi. Scientiae Educatia. 3(2):83-93.
Naputri, R.F., Syarifuddin., & Djulia, E. (2016). Pengaruh Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Minat Belajar terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Manusia
di MAS Amaliyah Sunggal. Jurnal Pendidikan Biologi. 5(2): 119-130.
Novita, A., Sujadi, I., & Aryuna, D.R. (2017). Penerapan Pendekatan
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
VIII F SMP Negeri 1 Jaten Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan
Matematika dan Matematika Solusi. 1(6): 92-109.
Oktanin, W.S., & Sukirno. (2015). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran
Ekonomi Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 13(1): 35-44.
55
Rosana, L.N. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir
Kritis terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa. Jurnal Pendidikan Sejarah.
3(1):34-44.
Setianingrum, M., Hariyadi, S., & Prihatin, J. (2012). Pengaruh Model
Pembelajaran Aktif Card Sort dengan Teknik Mind Mapping terhadap
Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MAN 2 Jember Tahun
Ajaran 2012/2013. Jurnal Penelitian Mahasiswa. 2.
Setyorini, W. & Dwijananti, P. (2014). Pengembangan LKS Fisika Terintegrasi
Karakter Berbasis Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar.
UPEJ. 3(3):64-71.
Siswono, T.Y.E. (2016). Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif sebagai Fokus
Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. Semarang: Universitas PGRI Semarang.
Solikhatun, I., Santosa, S., & Maridi. (2015). Pengaruh Penerapan Reality Based
Learning terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5
Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Biologi. 7(3):49-
60.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistiawan, C.H. (2016). Kualitas Soal Ujian Sekolah Matematika Program IPA
dan Kontribusinya terhadap Hasil Ujian Nasional. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan. 20(1): 1-10.
Sunhaji. (2014). Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya dalam
Pembelajaran. Jurnal Kependidikan. 11(2):30-46.
Tatag Yuli Eko S. (2005). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
Surabaya: FMIPA Universitas Negeri Surabaya. UNDP. (2010). HDI value.
Trinova, Z. (2012). Hakikat Belajar dan Bermain Menyenangkan bagi Peserta
Didik. Jurnal Al-Ta’lim. 1(3):209-215.
56
DESKRIPSI DIRI
Nama saya Atika Tri Putri, saya lahir pada 22 Desember 1993 di Pemangkat,
salah satu nama kecamatan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Saya anak
ketiga dari 6 bersaudara.
Tahun 2000 sampai 2006, saya mulai bersekolah di SD Negeri 1 Pemangkat.
Tahun 2006 hingga 2009, saya melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Pemangkat. Tahun 2009 hingga 2012, saya melanjutkan pendidikan di SMK
Yayasan Pembangunan Nasional Pemangkat. Selama 3 tahun saya banyak
mengalami kendala, namun semua itu dapat saya hadapi dengan baik. Pada tahun
2012 saya lulus dari bangku SMK dan langsung masuk bangku kuliah sampai
menyelesaikan studi di kampus Universitas Muhammadiyah Pontianak.
57
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BIOLOGI
Hari/Tanggal : Senin /16, Oktober 2017
Waktu : 10.00-Selesai
Peneliti : Atika Tri Putri
Nim : 121630332
Subjek Pewawancara : Eis Purwati S.pd
1. Metode apa yang ibu gunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung pada saat
menyampaikan materi?
jawab : Metode yang saya gunakan yaitu metode ceramah dan diselingi juga metode
diskusi, dan terkadang menggunakan metode TGT pada saat untuk mereviuw per 3 bab
yang telah dipelajari.
2. Bagaimana keadaan kelas tempat ibu mengajar ?
jawab : Terkadang kondusif dan menyenangkan terkadang tidak kondusif dsn tidak
menyenangkan, yang disebabkan siswa yang mengantuk,bergurau dan sulit untuk
dikendalikan.
3. Pada saat ibu menjelaskan materi pembelajaran, apakah semua siswa aktif dalam bertanya
atau yang kurang dimengerti?
jawab : Hanya sebagian kecil yang aktif dan bertanya pada saat proses pembelajaran.
4. Apakah ibu menganggap pelajaran biologi sulit dipahami oleh siswa?
jawab : menurut saya materi biologi itu sulit karena adanya bahasa latin, serta materi pada
semester genap ini luas yang memiliki karakteristik yang memahami konsep sehingga itu
yang membuat siswa sulit untuk memahami materi sepenuhnya, tapi perlahan siswa
mampu memahaminya dan dibutuhkan metode yang tepat untuk setiap materi.
5. Kendala apa yang ibu temui pada saat proses pembelajaran?
jawab : Pada saat dalam proses pembelajaran ada siswa yang bergurau,tidur,didalam kelas
sehingga apa yang saya jelaskan di depan menjadi tidak efisien dikarenakan jumlah siswa
yang terlalu banyak.
6. Menurut ibu materi apa yang sulit dipahami siswa?
Jawab : Materi gerak pada makhluk hidup khususnya sub materi gerak pada tumbuhan
karena gerak pada tumbuhan tidak terlihat secara spontan dan kasat mata sehingga siswa
sulit untuk memahami.
Lampiran A-1
58
7. Bagaimana tindakan ibu bila tidak mencapai KKM?
Jawab : dengan memberi remedial dan tugas terstruktur.
Guru Mata Pelajara
Eis Purwati S.pd
59
Lampiran A-2
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
Hari/Tanggal : Senin/ 16 oktober 2016 Waktu : 10.00-10.30 Peneliti : ATIKA TRI PUTRI Subyek Wawancara : Siswa
1. Pada saat mengajar didalam kelas yang kalian terima dalam penyampaian materi ibu menggunakan metode apa? Jawab: Siswa A : Ibu hanya menggunakan metode ceramah Siswa B : Saat menjelaskan ibu hanya menngunakan ceramah Siswa C : Ibu hanya mengunakan metode ceramah pada saat pembelajaran
berlangsung 2. Apa ibu menggunakan media pada saat mengajar ?
Jawab: Siswa A : Tidak bu Siswa B : Tidak bu, ibu terkadang jarang masuk Siswa C : Tidak
3. Kendala apa yang kalian temui pada saat menjalani proses pembelajaran ? Jawab: Siswa A : saya sulit untuk memahami materi karena ibu hanya menjelaskan materi
tanpa memberikan penjelasan yang nyata. Jadi kami hanya mengetahui dasar melalui teori saja.
Siswa B : saya tidak mengerti jika pelajaran biologi hanya dijelaskan dengan penjelasan didepan kelas
Siswa C : saya kurang memahami materi yang disampaikan karena pada saat guru menjelaskan suasana kelas ribut sehingga materi yang disampaikan guru kurang jelas
4. Bagaimana menurut kalian pelajaran biologi ? Jawab: Siswa A : saya tidak menyukai pelajaran biologi karena terlalu banyak bahasa-bahasa
ilmiah dan konsep-konsep yang sulit untuk kami fahami. Siswa B : saya kurang menyukai biologi karena banyak bahasa-bahasa ilmiah Siswa C : saya tidak menyuki pelajaran biologi karena banyak konsep
pengklasifikasiannya 5. Apakah anda berperan aktif dalam pembelajaran ipa terutama materi sistem gerak
pada makhluk hidup?
Siswa A : Ya
Siswa B : tidak
Siswa C : Kadang
60
6. Apakah materi sistem gerak pada makhluk hidup merupakan materi yang sulit untuk
dipahami?
Siswa A : sulit
Siswa B : sangat sulit
Siswa C : sulit
7. Kesulitan apa yang kamu alami pada saat materi sistem gerak pada makhluk hidup?
Siswa A : sulit, karena pada saat guru menjelaskan saya berbicara dan bergurau
Siswa B : sulit, karena materi yang di sampaikan guru kurang jelas
Siswa C : kesulitan dalam menghafal
8. Bagaimana dengan nilai kalian pada materi sistem gerak pada makhluk hidup?
Siswa A : Tidak tuntas
Siswa B : Tuntas
Siswa C : Tidak untas
LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN SEBELUM PENELITIAN
DI SMP NEGERI 1 PEMANGKAT
Aspek yang diamati Pelaksanaan Deskriptif Kegiatan Ya Tidak Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
1. Memberikan salam dan doa
√ Guru memberikan salam dan doa Siswa menjawab salam dan berdoa
2. Mengkondisikan kelas √ Guru mengkondisikan kelas dan mengecek kehadiran
Siswa menjawab hadir
3. Apersepsi √ Guru memberikan apersepsi Siswa memperhatikan menjelaskan guru
4. Memotivasi √ Guru memberikan motivasi Siswa menerima motivasi
5. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
√ Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi
pelajaran
√ Menjelaskan materi pelajaran Memperhatikan penjelasan guru
2. Guru menggunakan model
pembelajaran
√ Guru menggunakan model ceramah
3. Guru menggunakan media √ Guru menggunakan papan tulis Siswa sebagian ada yang mencatat
Lampiran A-3 61
62
Lampiran A-4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS CTL
Sekolah : SMP N 1 Pemangkat
Mata pelajaran : IPA TERPADU
Kelas/Semester : VIII/Genap
Materi Pokok : Sistem Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
63
C. Indikator
3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya
3.1.2 Menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan jenis
rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya
2. Siswa dapat menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan
jenis rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang.
E. Materi Pembelajaran
Terlampir
F. Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : CTL (Contextual Teaching Learning)
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Murid
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam. 2. Guru mengecek kehadiran
siswa. 3. Guru memberikan
apersepsi sebagai langkah untuk menggali pengetahuan awal siswa terhadap materi, dengan cara memberikan pertanyaan: a. Manusia dan hewan
memiliki perilaku gerak yang tidak jauh berbeda. Manusia dan hewan sama-sama bisa berjalan dan menunjukkan gerakan-gerakan yang mudah diamati. Apakah tumbuhan juga melakukan gerak ?
1. Menjawab salam 2. Menjawab hadir
3. Memperhatikan
Penjelasan Guru a. Tumbuhan juga
melakukan gerak
3 menit 5 menit 7 menit 5 menit 5 menit
64
b. Bagian apa saja dari tumbuhan yang dapat bergerak ?
4. Memotivasi dengan bertanya bagaimana gerak pada tumbuhan.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Batang dan akar
4. Menjelaskan tentang gerak pada tumbuhan
5. Memperhatikan guru
Inti
1. Guru menjelaskan materi gerak pada tumbuhan secara singkat secara singkat
2. Guru membagikan LKS kepada siswa
3. Guru mengarahkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran a. Mengamati
(Kontruvisme) Guru menjelaskan materi secara garis besar. Guru menginstruksi peserta didik kelingkungan sekolah untuk mengamati sistem gerak pada tumbuhan.
b. Menanya (Questions) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terhadap apa yang belum dipahami mengenai objek yang diamati. Peserta didik diwajibkan bertanya kepada guru tentang permasalahan yang ditemukan saat mengamati.
c. Mengumpulkan data (inquiry) Guru menyampaikan pembagian tugas masing-masing kelompok untuk mengamati LKS
1. Memperhatikan guru 2. Setiap siswa menyimak
LKS dari sekolah 3. Mengikuti arahan guru
a. Mengamati (Kontruvisme) Siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru Siswa mengamati gerak pada tumbuhn yang terdapat dilingkungan sekolah.
b. Menanya (Questions) Siswa diminta membuat pertanyaan, kemudian menuliskan pada buku dengan kalimat pertanyaan misalnya apa, mengapa dan bagaimana dan menjawab pertanyaan dari guru.
c. Mengumpulkan data (inquiry) Siswa mendengar pembagian tugas yang terdapat di LKS yang tersedia. Siswa mencari informasi sebagai bahan unuk analisis dan disimpulkan.
d. Mengasosiasi (Learning community and Refleksi) Siswa membentuk
7 menit 3 menit 5 menit 10 menit 5 menit 10 menit
65
yang tersedia di sekolah. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari atau mengumpulkan data tentang gerak pada tumbuhan.
d. Mengasosiasi (Learning community) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok dan meminta siswa duduk berkelompok untuk memecahkan masalah dan berbagi ilmu pengetahuan yang dimiliki Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis hasil pengelompokkan gerak pada tumbuhan dan menguatkan hasil yang diperoleh. Setelah menganalisis, kemudian menyimpulkan data hasil pengelompokan gerak pada tumbuhan
e. Mengomunikasikan (Pemodelan) Guru memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas. Siswa diwajibkan untuk mendemontrasikan sesuatu hasil karya kelompok masing-masing didepan kelas Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap
kelompok sesuai arahan guru dan mengamati LKS Siswa berdiskusi berdasarkan kelompok untuk menganalisis dan penyimpulkan permasalahan yang di berikan guru.
e. Mengomunikasikan (Pemodelan) Siswa memperhatikan contoh gerak pada tumbuhan. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing didepan kelas. Siswa menjawab kuis secara individu yang diberikan oleh guru.
f. Penilaian Siswa mendapatkan penghargaan berupa nilai.
4. Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil pekerjaan dan presentasi siswa secara komunikatif.
5 menit 5 menit 5 menit
66
jawaban atau hasil yang dipersentasikan oleh siswa. Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individu untuk memperkuat hasil yang diperoleh peserta didik dilingkungan.
f. Penilaian Guru memberikan penghargaan berupa nilai tambah kepada siswa yang menjawab benar dan siswa yang mau mencoba mempresentasikan hasil diskusi dalam setiap kelompok. Guru memberikan penjelasan kembali atau memantapkan materi yang dipelajari siswa.
4. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil pekerjaan dan presentasi siswa secara komunikatif
Penutup 1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran secara komunikatif
2. Memberikan soal postest 3. Memberikan soal berpikir
kritis 4. Guru menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
1. Siswa membuat kesimpulan bersama tentang gerak pada tumbuhan
2. Mengerjakan soal postest
3. Mengerjakan soal berpikir kritis
4. Siswa Menjawab Salam Guru
10 menit 15 menit 30 menit
H. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: LKS
2. Sumber Belajar :
a. Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis.
b. Modul Biologi
c. Ningsih. D.C, dkk. 2014. Biologi. Klaten. Intan Pariwara.
67
d. Pratiwi. D.A. 2007. Biologi untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta: Erlangga
I. Penilaian
1. Jenis teknik penilaian
a. Observasi sikap
b. Tes tertulis
2. Instrumen penilaian
a. Instrumen penilaian sikap
Pemangkat, Juli 2018
Guru Mata Pelajaran Peneliti
EIS PURWATI S.Pd ATIKA TRI PUTRI NIP. NIM. 121630332
68
Lampiran A-5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONVENSIONAL
Sekolah : SMP N 1 Pemangkat
Mata pelajaran : IPA TERPADU
Kelas/Semester : VIII/Genap
Materi Pokok : Sistem Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
69
C. Indikator
3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya
3.1.2 Menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan jenis
rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya
2. Siswa dapat menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan
jenis rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang.
E. Materi Pembelajaran
Terlampir
F. Model Pembelajaran
1. Pendekatan : konvensional
2. Model pembelajaran : Diskusi
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Murid
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam. 2. Guru mengecek kehadiran
siswa. 3. Guru memberikan
apersepsi sebagai langkah untuk menggali pengetahuan awal siswa terhadap materi, dengan cara memberikan pertanyaan: a. Manusia dan hewan
memiliki perilaku gerak yang tidak jauh berbeda. Manusia dan hewan sama-sama bisa berjalan dan menunjukkan gerakan-gerakan yang mudah diamati. Namun bagaimana dengan gerakpada tumbuhan?
1. Menjawab salam 2. Menjawab hadir
3. Memperhatikan
Penjelasan Guru
a. Tumbuhan juga melakukan gerak
3 menit 5 menit 7 menit 5 menit 5 menit
70
b. Bagian apa saja dari tumbuhan yang dapat bergerak ?
4. Memotivasi dengan bertanya bagaimana gerak pada tumbuhan.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Batang dan akar
4. Menjelaskan tentang gerak pada tumbuhan
5. Memperhatikan guru
Inti
1. Guru menjelaskan materi gerak pada tumbuhan secara singkat
2. Guru membagikan LKS kepada siswa
3. Guru mengarahkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran a. Mengamati
Guru menjelaskan materi secara garis besar. Guru menginstruksi peserta didik kelingkungan sekolah untuk mengamati sistem gerak pada tumbuhan.
b. Menalar Guru menyampaikan pembagian tugas masing-masing kelompok untuk mengamati LKS yang tersedia di sekolah.
c. Menanya Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terhadap apa yang belum dipahami mengenai objek yang diamati. Peserta didik diwajibkan bertanya kepada guru tentang permasalahan yang ditemukan saat mengamati.
d. Mencoba Guru memperagakan
1. Memperhatikan guru
2. Setiap siswa menyimak LKS dari sekolah
3. Mengikuti arahan guru a. Mengamati
Siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru Siswa mengamati gerak pada tumbuhn yang terdapat dilingkungan sekolah
b. Menalar Siswa mendengar pembagian tugas yang terdapat di LKS yang tersedia
c. Menanya Siswa diminta membuat pertanyaan, kemudian menuliskan pada buku dengan kalimat pertanyaan misalnya apa, mengapa dan bagaimana dan menjawab pertanyaan dari guru
e. Mencoba Siswa memperhatikan
7 menit 3 menit 5 menit 10 menit 5 menit 10 menit
71
suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa Siswa diwajibkan untuk mendemontrasikan sesuatu hasil karya kelompok masing-masing didepan kelas.
e. Menganalisis dan menyimpulkan Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis hasil pengelompokkan gerak pada tumbuhan dan menguatkan hasil yang diperoleh. Setelah menganalisis, kemudian menyimpulkan data hasil pengelompokan gerak pada tumbuhan.
f. Mengomunikasikan Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap jawaban atau hasil yang dipersentasikan oleh siswa. Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individu untuk memperkuat hasil yang diperoleh peserta didik dilingkungan.
g. Penilaian Guru memberikan penghargaan berupa nilai tambah kepada siswa yang menjawab benar dan siswa yang mau mencoba mempresentasikan hasil
contoh gerak pada tumbuhan.
f. Menganalisis dan menyimpulkan (Refleksi) Siswa berdiskusi berdasarkan kelompok untuk menganalisis dan penyimpulkan permasalahan yang di berikan guru.
g. Mengomunikasi Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing di depan kelas.
h. Penilain Siswa mendapatkan penghargaan berupa nilai.
5 menit 5 menit 5 menit
72
diskusi dalam setiap kelompok. Guru memberikan penjelasan kembali atau memantapkan materi yang dipelajari siswa.
4. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil pekerjaan dan presentasi siswa secara komunikatif
Penutup 1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran secara komunikatif
2. Memberikan soal postest 3. Memberikan soal berpikir
kritis 4. Guru menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
1. Siswa membuat kesimpulan bersama tentang gerak pada tumbuhan
2. Mengerjakan soal postest
3. Mengerjakan soal berpikir kritis
4. Siswa Menjawab Salam Guru
10 menit 15 menit 30 menit
H. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: LKS
2. Sumber Belajar :
a. Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis.
b. Modul Biologi
c. Ningsih. D.C, dkk. 2014. Biologi. Klaten. Intan Pariwara.
d. Pratiwi. D.A. 2007. Biologi untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta: Erlangga
I. Penilaian
1. Jenis teknik penilaian
a. Observasi sikap
b. Tes tertulis
2. Instrumen penilaian
a. Instrumen penilaian sikap
73
Pemangkat, Juli 2018
Guru Mata Pelajaran Peneliti
EIS PURWATI S.Pd ATIKA TRI PUTRI NIP. NIM. 121630332
74
SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Kelas / Semester : VIII (Ganjil)
Mata Pelajaran : IPA
Jumlah / Bentuk Soal : 5 / Uraian
Jawablah setiap pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!
1. Jika manusia dan hewan dapat bergerak secara spontan dengan bermacam alat gerak yang di miliki, contoh manusia bergerak dengan berjalan hewan bergerak dengan berenang,terbang,dan berjalan. Utarakan pendapat anda apakah tumbuhan dapat bergerak dan bagaimana gerak tersebut dapat terjadi !
2. Gerak apa saja yang kalian temukan setelah mengamati tumbuhan putri malu,bunga pukul 9, dan tanaman kecambah tersebut? Jelaskan faktor penyebab tumbuhan tersebut dapat bergerak!
3. Setelah kalian melakukan pengamatan dilingkungan,sebutkan 2 jenis gerak pada tumbuhan yang kalian temukan! apa perbedaan kedua jenis gerak tersebut?
4. Berdasarkan pengamatan dilingkungan jelaskan masing masing gerak yang kalian temukan,beserta nama tumbuhan tersebut!
5. Perhatikan gambar dibawah ini! Pot A Pot B
Tempat gelap Tempat terang Mengapa tumbuhan dalam pot A tegak lurus, sedangkan pot B miring mengarah matahari? jelaskan pendapatmu!
Lampiran A-6
75
KISI-KISI SOAL BERPIKIR KRITIS Satuan pendidikan : SMP Negeri 1 PEMANGKAT
Kelas/Semester : X/ Ganjil (1)
Materi : Gerak pada tumbuhan
Standar Kompetensi
Kompetensi dasar
Indikator Pencapaian hasil belajar
Indikator kemampuan
berpikir kritis
No. Soal
Soal-soal
Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup
Mendeskripsikan ciri-ciri
Siswa dapat mengidentifikasi bagaimana tumbuhan dapat bergerak
Keterampilan mensintesis
1 Jika manusia dan hewan dapat bergerak secara spontan dengan bermacam alat gerak yang di miliki, contoh manusia bergerak dengan berjalan hewan bergerak dengan berenang,terbang,dan berjalan. Utarakan pendapat anda bagaimana tumbuhan dapat bergerak !
Siswa dapat menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan
2 Perhatikan gambar di bawah ! Dari gambar tersebut kearah mana pertumbuhan ujung batang? Jelaskan menurut pendapatmu gerak apakah yang terjadi pada tumbuhan tersebut !
Siswa dapat menjelaskan cara
Keterampilan menganalisis
3 Andi melakukan percobaan menggunakan tanaman jagung. Dia menanam jagung dan mengamati pertumbuhan yang terjadi. Dari pengamatan andi melihat akar jagung tumbuh menuju arah bawah. Setelah
Lampiran A-7
76
jagung diletakkan pada posisi miring, akar menjadi bengkok dan tumbuh kembali menuju pusat bumi. Bagaimana menurut pendapatmu apa yang mempengaruhigerak akar jagung dan sebutkan gerak yang terjadi ?
Siswa dapat mengevaluasi / menilai
Keterampilan mengevaluasi/menilai
4 Reproduksi tumbuhan melibatkan proses penyerbukan, yaitu perisiwa jatuhnya serbuk sari dikepala putik. Dikepala putik serbuk sari akan berkecambah dan membentuk buluh serbuk yang akan membawa gamet jantan menuju gamet betina. Bagaimana serbuk sari dapat bergerak menuju sel telur dan gerak apa yang gerjadi ?
Siswa dapat Menjelaskan
Keterampilan memecahkan masalah
5 Pada tumbuhan hydrilla dan tumbuan eceng gondok. Jika kalian mengamati tumbuhan hydrilla dan eceng gondok berbeda, karena hidrila terdapat cairan yang disebut sitoplasma. Dalam sitoplasma terdapat butiran bulat karena berwarna hijau yang disebut kloroflas, jika kamu mengamati kloroflas secara cermat kamu akan melihat kloroflas tersebut bergerak berkeliling. Gerak ini terjadi secara spontan dan berasal dari sel tumbuhan. Utarakan pendapat anda
77
termasuk gerak apakah tanaman hiydrilla tersebut?
78
Lampiran A-8 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
SOAL BERPIKIR KRITIS
NO Jawaban Skor
1 Tumbuhan dapat bergerak karena tumbuhan adalah makhluk hidup,dan syarat makhluk hidup adalah dapat bergerak. Gerak tumbuhan dapat terjadi karena adanya rangsangan, rangsangan tersebut dapat berupa sentuhan, cahaya, suhu, air dan zat-zat kimia. Gerak tumbuhan sangat lambat sehingga sulit diamati.
Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna
Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab
2 a. Putri malu - Gerak Seismonasti
Faktor penyebab gerak seismonasti yang dipengaruhi oleh rangsang berupa sentuhan.
b. Bunga pukul 9 - Gerak Fotonasti
faktor penyebab gerak fotonasti yang dipengaruhi oleh rangsangan berupa cahaya matahari.
c. Kecambah - Gerak fototropisme
Faktor penyebabnya adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya
Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna
Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab
3 Tumbuhan Putri malu dan Bunga Pukul 9
Perbedaan kedua jenis gerak tumbuhan tersebut
Faktor penyebab gerak pada tumbuhan putri malu disebabkan oleh sentuhan sedangkan bunga pukul 9 desebabkan oleh rangsangan berupa cahaya.
Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna
Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab
4 a. Gerak Seismonasti ( Putri Malu) b. Gerak Fotonasto ( Bunga Pukul 9)
Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna
Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab
79
5 Kacang hijau yang berada pada gelas A tegak lurus karena tidak ada cahaya mataharidiletakkan ditempat gelap sedangkan gelas B berada di tempat terang arah batang menuju cahaya matahari karena menunjukan adanya peristiwa fototropisme, foto tropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan rangsangan oleh cahaya matahari.
Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna
Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab
Jumlah skor
80
Kelas/Semester : Nama :
Mata Pelajaran : tanggal :
Bentuk Soal :
Berilah tanda silang pada jawaban yang menurut anda benar!!
Soal Pilihan Ganda Sistem Gerak Tumbuhan
1. Pengertian gerak higroskopis yaitu….
A. Gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
B. Gerak tumbuhan yang terjadi karena pengaruh perubahan kadar air
C. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
D. Gerak tumbuhan yang berupa gerak berpindah tempat
2. Pengertian gerak nasti yaitu ….
A. Gerak terbatas anggota tubuh tumbuhan tertentu karena adanya rangsangan
B. Gerak menyeluruh dari suatu bagian tumbuhan
C. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
D. Gerak bebas tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
3. Gerak pada tumbuhan yaitu ….
A. Gerak tubuh dan berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan
B. Gerak berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan dari lingkungan
C. Gerak tubuh dan berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan biotik dan abiotik
D. Gerak tubuh sesuai respon terhadap rangsangan dari lingkungan
4. Gerak tropisme pada tumbuhan adalah….
A. Gerak tumbuhan yang berupa gerak berpindah tempat
Lampiran A-9
81
B. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
C. Kepekaan tumbuhan terhadap rangsangan lingkungan
D. Gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
5. Berikut ini yang merupakan contoh gerak taksis yaitu ….
A. Gerak klorolas pada daun hidrila
B. Gerak akar tanaman yang mendekati air
C. Gerak melipatnya daun tanaman putri malu pada saat disentuh
D. Gerak serbuk sari yang menempel pada putik
6. Gerak dari alga spirulina yang menuju ke arah datangnya cahaya termasuk dalam gerak …
A. Gerak fototropisme
B. Gerak fototaksis
C. Gerak kemotropisme
D. Gerak kemotropisme
7. Pernyataan berikut ini yang tidak tepat yaitu …
A. Akar menunjukkan fototropisme negatif
B. Batang menunjukkan geotropisme positif
C. Batang menunjukkan fototropisme positif
D. Akar menunjukkan geotropisme positif
8. Di bawah ini yang merupakan contoh dari gerak higroskopis yaitu...
A. Gerakkan dari alga monoseluler untuk mendekati datangnya cahaya
B. Gerak melilitnya batang tanaman kacang ke batang tanaman penyangga
C. Menggulungnya gigi peristom yang menyebabkan sporangium lumut terbuka
D. Berputarnya kloroplas pada sel daun tanaman hidrilla
82
9. Di bawah yang merupakan contoh dari seismonasti adalah …
A. Membuka dan menutupnya lenti sel
B. Menutupnya daun petai cina karena rangsang cahaya
C. Menutupnya daun putri malu karena rangsang sentuhan
D. Membuka dan menutupnya stomata
10. Perhatikan data di bawah ini !
1) Gerak akar masuk ke tanah
2) Daun bunga kupu-kupu menutup diwaktu malam
3) Daun sikejut (putrid malu) menutup karena disentuh
4) Daun insektivora menutup karena ada sentuhan
Pernyataan di atas yang merupakan gerak nasti ditunjukkan oleh nomor….
A. 1 dan 4
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 2 dan 4
11. Penelitian memperlihatkan bahwa akar akan tumbuh lebih panjang dan lebih banyak ke arah sumber air jika dibandingkan dengan akar yang tumbuh ke arah yang tidak ada airnya. Gerak akar ke sumber air dinamakan….
A. Geonasti
B. Hidronasti
C. Hidrotropisme
D. Geotropisme
12. Pada peristiwa fototropisme, membengkoknya ujung batang terjadi karena….
A. Sel-sel batang yang tidak terkena sinar lebih pendek dari sel-sel batang yang terkena sinar sehingga membengkok
83
B. Sel-sel yang tidak terkena sinar tumbuh lebih lambat dari sel-sel batang yang terkena sinar sehingga membengkok
C. Sel-sel yang tidak terkena sinar tumbuh lebih cepat dari sel-sel batang yang terkena sinar sehingga membengkok
D. Sel-sel batang yang tidak terkena sinar lebih panjang dari sel-sel batang yang terkena sinar sehingga membengkok
13. Persamaan antara gerak taksis dan gerak tropisme adalah….
A. Arah gerakan ditentukan oleh rangsangan
B. Sama-sama disebabkan oleh rangsangan sentuhan
C. Hanya terjadi pada organ tertentu
D. Arah gerakan tidak ditentukan oleh rangsangan
14. Dalam percobaan pada gerak nasti tumbuhan putri malu menunjukkan bahwa….
A. Tangkai daun yang lebih jauh dari titik sentuhan akan bergerak lebih dulu, lalu disusul daun
B. Daun dan tangkai daun yang lebih jauh dari titik sentuhan akan bergerak lebih dulu
C. Daun dan tangkai daun yang lebih dekat dengan titik sentuhan akan bergerak lebih dulu
D. Daun yang lebih dekat dari titik sentuhan akan bergerak lebih dulu, lalu disusul tangkai daun
15. Di bawah ini yang merupakan contoh gerak niktinasti adalah….
A. Daun tumbuhan putri malu akan mengatup layu jika disentuh
B. Berbagai jenis bunga tumbuhan tertentu membuka saat udara hangat
C. Daun tumbuhan tertentu mengatup pada malam hari
D. Daun tumbuhan jebakan venus akan mengatup jika ada serangga yana masuk ke dalam daun
84
16. Berikut ini yang termasuk contoh gerak tigmotropisme yaitu ….
A. Gerak bunga pukul empat saat sore hari
B. Gerak akar mentimun tumbuh ke bawah
C. Gerak sulur tanaman markisa membelit pagar
D. Gerak daun putri malu ketika terkena panas
17. Gerak kloroplas pada hydrilla sp apabila terkena sinar matahari memeprlihatkan gerak…
A. Bebas
B. Nasti
C. Tropisme
D. Taksis
18. Gerak tumbuhan Mirabilis jalapa yang mekar dia sore hari merupakan contoh gerak...
A. Fototaksis
B. Fototropisme
C. Fotonasti
D. Fotoskopis
19. Gerak tanaman sirih yang selalu membelit tongkat/ atau benda yang didekatkan padanya memperlihatkan gerak ...
A. Bebas
B. Nasti
C. Tropisme
D. Taksis
85
20. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gerak apakah yang terjadi pada tumbuhan putri malu ketika disentuh?
A. Bebas
B. Nasti
C. Tropisme
D. Taksis
86
Lampiran A-10
KISI – KISI SOAL PRETEST
Satuan Pendidikan : SMP Negeri Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Mata Pelajaran : IPA Jumlah Soal : 25 Kurikulum Acuan : 2013 Bentuk Soal : Pilihan Ganda Kelas/ Semester : VIII/ I
Kompetensi Dasar Indikator Subindikator Aspek Penilaian Nomor
Soal
Kunci C1 C2 C3 C4
3.1 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya.
Menjelaskan pengertian gerak higroskopis
√ 1 D
Menjelaskan pengertian gerak nasti
√ 2 D
Menjelaskan pengertian gerak tropisme
√ 3 B
Menjelaskan perbedaan gerak taksis dan gerak tropisme
√ 4 C
Menjelaskan peristiwa gerak fototropisme
√ 13 D
Menyebutkan persamaan gerak taksis dan gerak tropisme
√ 14 B
Menjelaskan gerak nasti pada tumbuhan putri malu
√ 16 C
3.1.2 Menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan jenis
Menyebutkan salah satu contoh gerak taksis
√ 5 A
Menyebutkan salah satu contoh gerak pada tanaman alga
√ 6 B
87
rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang
Menyebutkan contoh gerak batang dan akar
√ 7 B
Menyebutkan contoh gerakhigroskopis
√ 8 C
Menyebutkan contoh gerak pada tanaman bakau
√ 9 B
Menunjukan contoh gerak seismonasti
√ 10 C
Menunjukkan contoh gerak nasti
√ 11 B
Menyebutkan contoh gerak pada salah satu tanaman
√ 12 C
Menyebutkan contoh gerak pada salah satu bagian tanaman
√ 15 D
Menyebutkan contoh gerak nistinasti
√ 17 C
Menunjukkan contoh gerak tigmotropisme
√ 18 C
Menyebutkan contoh gerak pada stomata
√ 19 B
Menyebutkan gerak tumbuhan pada peristiwa lingkungan sekitar
√ 20 D
Menyebutkan contoh gerak pada kantung semar
√ 21 C
Menunjukkan gerak pada tanaman hydrilla sp
√ 22 D
88
Menyebutkan contoh gerak daun mengatup pada tanaman Mirabilis jelapa
√
√ 23 B
Menyebutkan contoh gerak yang terjadi pada tanaman sirih
√ 24 C
Menyebutkan contoh gerak pada tumbuhan putri malu
√ 25 C
89
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
SOAL PRETEST
No Kunci jawaban No Kunci jawaban 1 D 11 B 2 D 12 C 3 B 13 D 4 C 14 B 5 A 15 D 6 B 16 C 7 B 17 C 8 C 18 C 9 B 19 B 10 C 20 D
Total Skor
30
Nilai 𝑁 = SPTS
x100 SP = Skor yang diperoleh
T.S = Skor maksimal
Lampiran A-11
90
Kelas/Semester : Nama :
Mata Pelajaran : tanggal :
Bentuk Soal :
Berilah tanda silang pada jawaban yang menurut anda benar!!
1. Pengertian gerak higroskopis yaitu….
A. Gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
B. Gerak tumbuhan yang terjadi karena pengaruh perubahan kadar air
C. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
D. Gerak tumbuhan yang berupa gerak berpindah tempat
2. Pengertian gerak nasti yaitu ….
A. Gerak terbatas anggota tubuh tumbuhan tertentu karena adanya
rangsangan
B. Gerak menyeluruh dari suatu bagian tumbuhan
C. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
D. Gerak bebas tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan
3. Gerak pada tumbuhan yaitu ….
A. Gerak tubuh dan berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan
B. Gerak berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan dari
lingkungan
C. Gerak tubuh dan berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan
biotik dan abiotik
D. Gerak tubuh sesuai respon terhadap rangsangan dari lingkungan
4. Gerak tropisme pada tumbuhan adalah….
A. Gerak tumbuhan yang berupa gerak berpindah tempat
B. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
C. Kepekaan tumbuhan terhadap rangsangan lingkungan
D. Gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
5. Berikut ini yang merupakan contoh gerak taksis yaitu ….
Lampiran A-12
91
A. Gerak klorolas pada daun hidrila
B. Gerak akar tanaman yang mendekati air
C. Gerak melipatnya daun tanaman putri malu pada saat disentuh
D. Gerak serbuk sari yang menempel pada putik
6. Gerak dari alga spirulina yang menuju ke arah datangnya cahaya termasuk
dalam gerak …
A. Gerak fototropisme
B. Gerak fototaksis
C. Gerak kemotropisme
D. Gerak kemotropisme
7. Pernyataan berikut ini yang tidak tepat yaitu …
A. Akar menunjukkan fototropisme negatif
B. Batang menunjukkan geotropisme positif
C. Batang menunjukkan fototropisme positif
D. Akar menunjukkan geotropisme positif
8. DI bawah ini yang merupakan contoh dari gerak higroskopis yaitu...
A. Gerakkan dari alga monoseluler untuk mendekati datangnya cahaya
B. Gerak melilitnya batang tanaman kacang ke batang tanaman penyangga
C. Menggulungnya gigi peristom yang menyebabkan sporangium lumut
terbuka
D. Berputarnya kloroplas pada sel daun tanaman hibrilla
9. Di bawah yang merupakan contoh dari seismonasti adalah …
A. Membuka dan menutupnya lenti sel
B. Menutupnya daun petai cina karena rangsang cahaya
C. Menutupnya daun putri malu karena rangsang sentuhan
D. Membuka dan menutupnya stomata
10. Perhatikan data di bawah ini !
1) Gerak akar masuk ke tanah
2) Daun bunga kupu-kupu menutup diwaktu malam
3) Daun sikejut (putri malu) menutup karena disentuh
4) Daun insektivora menutup karena ada sentuhan
92
Pernyataan di atas yang merupakan gerak nasti ditunjukkan oleh nomor….
A. 1 dan 4
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 2 dan 4
11. Penelitian memperlihatkan bahwa akar akan tumbuh lebih panjang dan lebih
banyak ke arah sumber air jika dibandingkan dengan akar yang tumbuh ke
arah yang tidak ada airnya. Gerak akar ke sumber air dinamakan….
A. Geonasti
B. Hidronasti
C. Hidrotropisme
D. Geotropisme
12. Persamaan antara gerak taksis dan gerak tropisme adalah….
A. Arah gerakan ditentukan oleh rangsangan
B. Sama-sama disebabkan oleh rangsangan sentuhan
C. Hanya terjadi pada organ tertentu
D. Arah gerakan tidak ditentukan oleh rangsangan
13. Ujung batang tanaman putri malu yang tumbuh menjauh dari tanah termasuk
contoh gerak….
A. Seismonasti
B. Geotropisme positif
C. Kemotropisme
D. Geotropisme negatif
14. Berikut ini yang termasuk contoh gerak tigmotropisme yaitu ….
A. Gerak bunga pukul empat saat sore hari
B. Gerak akar mentimun tumbuh ke bawah
C. Gerak sulur tanaman markisa membelit pagar
D. Gerak daun putri malu ketika terkena panas
15. Stomata tumbuhan akan tertutup saat matahari bersinar terik dan terbuka
ketika matahari kurang terik. Gerak stomata tersebut termasuk contoh
gerak….
93
A. Fotonasti
B. Termonasti
C. Termotropisme
D. Fototropisme
16. Ibu Suryani menanam pohon mangga di sebelah dinding rumahnya. Setelah 5
tahun, pohon mangga tersebut berdaun lebat dan tumbuh besar. Daun dan
ranting dari pohon tersebut sebagian besar tumbuh menjauh dari arah dinding
rumah. Peristiwa tersebut adalah contoh gerak….
A. Niktinasti
B. Seismonasti
C. Tigmotropisme
D. Fototropisme
17. Gerak kantung semar menutup pada saat ada serangga yang masuk adalah
gerak...
A. Taksis
B. Haptotropisme
C. Haptonasti
D. Higroskopis
18. Gerak tumbuhan Mirabilis jalapa yang mekar dia sore hari merupakan contoh
gerak...
A. Fototaksis
B. Fototropisme
C. Fotonasti
D. Fotoskopis
19. Gerak tanaman sirih yang selalu membelit tongkat/ atau benda yang
didekatkan padanya memperlihatkan gerak ...
A. Bebas
B. Nasti
C. Tropisme
D. Taksis
20. Perhatikan gambar dibawah ini!
94
Gerak tanaman putri malu yang mengatupkan daunnya jika disentuh termasuk
gerak ...
A. Bebas
B. Nasti
C. Tropisme
D. Taksis
95
Lampiran A-13
KISI – KISI SOAL POSTEST
Satuan Pendidikan : SMP Negara Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Mata Pelajaran : IPA Jumlah Soal : 25 Kurikulum Acuan : 2013 Bentuk Soal : Pilihan Ganda Kelas/ Semester : VIII/ I
Kompetensi Dasar Indikator Subindikator Aspek
Penilaian Nomor Soal
Kunci C1 C2 C3 C4
3.1 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya.
Menjelaskan pengertian gerak higroskopis
√ 3 B
Menjelaskan pengertian gerak nasti
√ 7 D
Menjelaskan pengertian gerak pada tumbuhan
√ 1 D
Menjelaskan gerak nasti pada tumbuhan putri malu Menjelaskan pengertian gerak tropisme
√ 2 C
Menjelaskan peristiwa gerak fototropisme
√ 4 D
Menjelaskan perbedaan gerak taksis dan gerak tropisme
√ 5 C
Menjelaskan pengertian gerak
√ 8 B
96
tropisme
3.1.2 Menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan jenis rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang
Menyebutkan salah satu contoh gerak taksis
√ 6 A
Menyebutkan contoh gerak batang dan akar
√ 9 B
Menunjukkan contoh gerak nasti
√ 10 B
Menunjukan contoh gerak seismonasti
√ 11 C
Menyebutkan contoh gerakhigroskopis
√ 12 C
Menyebutkan contoh gerak pada tanaman bakau
√ 20 B
Menyebutkan Salah satu contoh gerak pada tanaman alga
√ 21 B
Menyebutkan contoh gerak pada salah satu tanaman
√ 13 C
Menyebutkan contoh gerak pada salah satu bagian tanaman
√ 14 D
Menyebutkan contoh gerak nistinasti
√ 15 C
Menunjukkan contoh gerak tigmotropisme
√ 25 C
Menyebutkan contoh gerak pada stomata
√ 24 B
Menyebutkan gerak tumbuhan pada
√ 16 D
97
peristiwa lingkungan sekitar
Menyebutkan contoh gerak pada kantung semar
√ 17 C
Menunjukkan gerak pada tanaman hydrilla sp
√ 19 D
Menyebutkan contoh gerak pada tumbuhan mirabilis jalapa
√ 18 C
Menyebutkan contoh gerak yang terjadi pada tanaman sirih
√ 22 C
Menyebutkan contoh gerak daun mengatup pada tanaman mirabilis jelata
√ 23 B
98
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN
SOAL POSTEST
No Kunci
jawaban No Kunci jawaban
1 B 11 B 2 B 12 C 3 D 13 D 4 D 14 C 5 C 15 D 6 A 16 B 7 C 17 D 8 B 18 C 9 B 19 C 10 C 20 C
Total Skor
30
Nilai 𝑁 = SPTS
x100 SP = Skor yang diperoleh
T.S = Skor maksimal
LAMPIRAN A-14
99
No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana
Struktur dan Fungsi
Jaringan pada
Tumbuhan
Gerak Makhluk
Hidup pada Benda
Sistem Pencernaan Makanan
1 A 78 80 68 80 2 B 78 80 80 70 3 C 78 80 60 78 4 D 72 80 65 77 5 E 72 80 80 79 6 F 72 80 65 60 7 G 78 70 80 65 8 H 70 70 80 79 9 I 72 80 80 77 10 J 80 80 70 76 11 K 72 80 67 70 12 L 78 80 60 73 13 M 78 70 60 76 14 N 80 80 80 80 15 O 75 80 67 71 16 P 78 75 80 82 17 Q 79 78 65 81 18 R 80 80 80 65 19 S 78 70 80 80 20 T 78 78 67 55 21 U 70 75 80 79 22 V 78 72 68 70 23 W 78 78 87 77 24 X 78 80 65 75 25 Y 70 78 80 65 26 Z 78 80 68 77 27 Aa 73 70 80 76 28 Bb 78 80 65 66 29 Cc 78 78 70 80 30 Dd 78 78 68 55 31 Ee 78 80 80 45 32 Ff 78 72 65 83 33 Gg 72 78 73 50 34 Sc 75 73 65 64 35 Tt 74 74 60 77 36 Kk 75 75 65 75 37 Jj 72 80 50 80
T 21 24 14 19 TT 12 9 19 14
Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 SMP Negeri 1 Pemangkat
Lampiran A-15
Kelas VIII A
100
Kelas VIII B
No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana
Struktur dan Fungsi
Jaringan pada Tumbuhan
Gerak Makhluk
Hidup pada Benda
Sistem Pencernaan Makanan
1 Hh 72 80 68 81 2 Ii 72 80 65 70 3 Jj 75 75 69 79 4 Kk 80 80 70 77 5 Ll 80 80 70 79 6 Mm 80 75 85 70 7 Nn 78 80 85 70 8 Oo 78 80 70 79 9 Pq 80 75 80 77 10 Rr 78 78 80 76 11 Ss 80 80 75 71 12 Tt 78 78 80 72 13 Uu 75 78 75 76 14 Vv 72 80 70 80 15 Ww 72 80 75 60 16 Xx 75 78 80 82 17 Yy 78 78 80 81 18 Zz 80 80 80 65 19 Ab 72 65 80 80 20 Bc 75 78 70 55 21 Cd 80 65 75 79 22 De 78 70 75 50 23 Ef 80 80 80 77 24 Fg 78 80 80 75 25 Gh 78 80 80 55 26 Hi 78 78 75 77 27 Ij 80 80 68 76 28 Jk 78 78 80 60 29 Kl 70 80 70 80 30 Lm 78 75 86 65 31 Mn 78 78 80 45 32 No 78 80 69 83 33 Op 78 80 60 60 34 Pq 78 78 75 65 35 Qr 78 80 75 55
T 26 28 15 19 TT 9 7 20 16
101
Kelas VIII C
No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana
Keanekaragaman Hayati
Gerak Makhluk pada
Benda
Sistem Pencernaan Makanan
1 Rs 80 85 75 80 2 St 80 80 80 71 3 Tu 80 80 80 71 4 Uv 80 80 70 76 5 Vw 80 80 75 80 6 Wx 80 70 73 55 7 Xy 65 75 70 60 8 Yz 78 80 67 80 9 Aaa 78 80 54 77 10 Bbb 80 80 80 75 11 Ccc 80 75 80 65 12 Ddd 80 78 80 68 13 Eee 80 78 75 68 14 Fff 80 80 80 79 15 Ggg 75 80 85 68 16 Hhh 80 80 80 80 17 Iii 80 80 80 80 18 Jjj 75 80 68 50 19 Kkk 78 78 78 80 20 Lll 78 80 73 55 21 Mmm 80 80 78 76 22 Nnn 80 78 68 50 23 Ooo 78 78 78 77 24 Ppp 80 72 78 77 25 Qqq 75 72 54 40 26 Rrr 80 72 30 78 27 Sss 70 80 48 79 28 Ttt 70 72 78 35 29 Uuu 70 70 75 79 30 Vvv 80 78 78 50 31 www 75 72 78 55 32 Xxx 78 72 66 82 33 Yyy 70 70 80 55 34 Zzz 78 80 78 50 35 Aab 70 75 74 55 36 Aac 75 78 75 78
T 25 25 24 18 TT 11 11 12 18
102
Kelas VIII D
No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana
Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan
Gerak Makhluk
Hidup pada Benda
Sistem Pencernaan makanan
1 Aa 87 56 81 80 2 Bb 80 74 78 75 3 Cc 83 84 75 65 4 Dd 58 58 73 72 5 Ee 67 72 81 80 6 Ff 86 88 75 73 7 Gg 87 78 71 72 8 Hh 77 52 78 65 9 Ii 80, 76 80 74 10 Jj 83 54 81 72 11 Kk 77 82 80 65 12 Ll 50 70 81 55 13 Mm 76 80 81 65 14 Nn 83 50 83 50 15 Oo 73 84 81 77 16 Pp 87 60 77 81 17 Qq 83 82 75 80 18 Rr 87 78 77 60 19 Ss 83 78 67 70 20 Tt 78 82 60 74 21 Uu 78 50 73 73 22 Vv 60 84 50 75 23 Ww 83 77 82 76 24 Xx 86 60 81 77 25 Yy 77 84 80 80 26 Zz 67 74 60 60 27 Ab 80 82 78 65 28 Dg 77 76 80 50 29 Cf 79 67 80 80 30 Hj 79 74 80 83 31 Jk 70 60 75 70 32 Lm 75 70 50 80 33 Ki 80 75 82 65 34 Hj 82 70 65 70 35 Rt 75 80 70 77 T 24 22 20 23
TT 11 13 15 12
103
Kelas VIII E
No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana
Struktur dan Fungsi
Jaringan pada Tumbuhan
Gerak Makhluk
Hidup pada Benda
Sistem Pencernaan makanan
1 Aa 87 56 81 80 2 Bb 80 74 78 75 3 Cc 83 84 75 65 4 Dd 58 58 73 72 5 Ee 67 72 81 80 6 Ff 86 88 75 73 7 Gg 87 78 71 72 8 Hh 77 52 78 65 9 Ii 80, 76 80 74 10 Jj 83 54 81 72 11 Kk 77 82 80 65 12 Ll 50 70 81 55 13 Mm 76 80 81 65 14 Nn 83 50 83 50 15 Oo 73 84 81 77 16 Pp 87 60 77 81 17 Qq 83 82 75 80 18 Rr 87 78 77 60 19 Ss 83 78 67 70 20 Tt 78 82 60 74 21 Uu 78 50 73 73 22 Vv 60 84 50 75 23 Ww 83 77 82 76 24 Xx 86 60 81 77 25 Yy 77 84 80 80 26 Zz 67 74 60 60 27 Ab 80 82 78 65 28 Dg 77 76 80 50 29 Cf 79 67 80 80 30 Hj 79 74 80 83 31 Jk 70 60 75 70 32 Lm 75 70 50 80 33 Ki 80 75 82 65 34 Hj 82 70 65 70 35 Rt 75 80 70 77 36 Dg 80 65 50 72 37 Gj 75 60 65 75 T 25 23 22 24
TT 12 14 15 13
104
1. Rangka Otot dan Pesawat Sederhana Tuntas = 72
104𝑥 100 % = 69,23%
Tidak Tuntas = 32104
𝑥 100 % = 30,77% 2. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan Tuntas = 77
104𝑥 100 % = 74,04 %
Tidak Tuntas = 27104
𝑥 100 % = 25,96 % 3. Gerak Makhluk Hidup pada Benda Tuntas = 53
104𝑥 100 % = 50,96 %
Tidak Tuntas = 51104
𝑥 100 % = 49,04 % 4. Sistem Pencernaan Makanan Tuntas = 56
104𝑥 100 % = 53,85 %
Tidak Tuntas = 48104
𝑥 100 % = 46,15 %
105
Lampiran A-16
PERHITUNGAN UJI BARTLETT
Langkah-langkah menentukan Uji Bartlett :
1. Menentukan Varians
S2 =⅀(𝑥𝑖−𝑥)2
𝑛−1
2. Menentukan harga-harga yang perlu untuk Uji Bartlett
Tabel : Harga-harga yang perlu untuk Uji Bartlett
SampelKe Dk 1 / dk S2i log S2i (dk) log S2i
1
2
K
n1-1
n2-1
nk-1
1 / n1-1
1 / n2-1
1 / nk-1
S21
S22
S2k
log S21
log S22
log S2k
(n1-1)log S21
(n2-1)log S22
(nk-1)log S2k
Jumlah ⅀(n-1) ⅀(1 / n-1) ⅀S2 ⅀log S2 ⅀(n-1)log S2
3. Menentukan gabungan dari semua sampel
S2=(⅀(ni-1) S2i) / ⅀(ni-1))
4. Menentukan harga satuan B dengan rumus :
B = (log S2) (ni-1)
5. Untuk uji barlet digunakan statistik Chi-Kuadrat
X2 = (In 10) {B-(ni-1)log S2i}
Dengan In 10 = 2,3026. Dengan taraf nyata α, tolak hipotesis H jika X2 ≥ X2 (1-α)K-1) di
dapat dari daftar distribusi Chi-Kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk (k-1)
6. Jikaharga X2 yang dihitung lebih besar dari daftar maka digunakan faktor
K = 1 + 13(𝑘−1)
{ ∑ ( 1(𝑛𝑖−1)
)𝑘1=𝑖 – ( 1
⅀(𝑛𝑖−1))}
X2k = ( 1 / k) X2
Ho ditolak jika X2 ≥ X2 (1-α)K-1)
1. MenentukanVarians
Tabel Data Hasil Ulangan Harian kelas VIII
106
KELAS VIIIA
NO Xi Xi -
(Xi -
)2
1 65 4.59 21.11 2 60 -0.41 0.16 3 60 -0.41 0.16 4 50 -10.41 108.27 5 60 -0.41 0.16 6 50 -10.41 108.27 7 70 9.59 92.06 8 70 9.59 92.06 9 70 9.59 92.06 10 50 -10.41 108.27 11 60 -0.41 0.16 12 70 9.59 92.06 13 50 -10.41 108.27 14 50 -10.41 108.27 1 45 -15.41 237.33 16 65 4.59 21.11 17 70 9.59 92.06 18 55 -5.41 29.22 19 60 -0.41 0.16 20 60 -0.41 0.16 21 60 -0.41 0.16 22 75 14.59 213.00 23 70 9.59 92.06 24 55 -5.41 29.22 25 50 -10.41 108.27 26 70 9.59 92.06 27 60 -0.41 0.16 28 60 -0.41 0.16 29 60 -0.41 0.16 30 60 -0.41 0.16 31 65 4.59 21.11 32 50 -10.41 108.27 33 55 -5.41 29.22 34 75 14.59 213.00 35 60 -0.41 0.16
107
�̅� ∑Xi𝑛
= 223537
= 60,41
𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2
𝑛−1= 2418,92
36= 67,19
36 50 -10.41 108.27 37 70 9.59 92.06
Jumlah 2235 2418.92 Rt 2 60.41 67.19
108
KELAS VIIIB
NO Xi Xi - 𝒙� (Xi -𝒙�)2 1 60 -7,70 59,3316 2 65 -2,70 7,3046 3 70 2,30 5,2776 4 75 7,30 53,2505 5 70 2,30 5,2776 6 70 2,30 5,2776 7 75 7,30 53,2505 8 65 -2,70 7,3046 9 70 2,30 5,2776 10 80 12,30 151,2235 11 85 17,30 299,1965 12 90 22,30 497,1695 13 75 7,30 53,2505 14 75 7,30 53,2505 15 80 12.30 151,2235 16 70 2,30 5,2776 17 70 2,30 5,2776 18 65 -2,70 7,3046 19 60 -7,70 59,3316 20 65 -2,70 7,3046 21 70 2,30 5,2776 22 75 7,30 53,2505 23 80 12,30 151,2235 24 80 12,30 151,2235 25 75 7,30 54,2505 26 70 2,30 5,2776 27 75 7,30 53,2505 28 70 2,30 5,2776 29 65 -2,70 7,3046 30 70 2,30 5,2776 31 70 2,30 5,2776 32 80 12,30 151,2235 33 65 -2,70 7,3046 34 65 -2,70 7,3046 35 60 -7,70 59,3316 36 37
Jumlah 2505 2212,4178 Rt 2 67,70 65,07111245
�̅� ∑Xi𝑛
= 250535
= 67,70
𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2
𝑛−1= 2212,4178
34= 65,07111245
109
KELAS VIIIC
NO Xi Xi - 𝒙� (Xi -𝒙�)2 1 60 -1,62 2,62966 2 55 -6,62 43,85587 3 65 3,38 11,41344 4 70 8,38 70,19722 5 70 8,38 70,19722 6 50 -11,62 135,06209 7 60 -1,62 2,62966 8 70 8,38 70,19722 9 60 -1,62 2,62966 10 65 8,38 70,19722 11 50 -11,62 135,06209 12 80 18,38 337,76479 13 65 3,38 11,41344 14 70 8,38 70,19722 15 50 -11,62 135,06209 16 75 13,38 178,98101 17 60 -1,62 2,62966 18 85 23,38 546,54858 19 80 18,38 337,76479 20 65 3,38 11,41344 21 50 -11,62 135,06209 22 65 3,38 11,41344 23 75 13,38 178,98101 24 70 8,38 70,19722 25 65 3,38 11,41344 26 65 3,38 11,41344 27 50 -11,62 135,06209 28 60 -1,62 2,62966 29 65 3,38 11,41344 30 60 -1,62 2,62966 31 60 -1,62 2,62966 32 50 -11,62 135,06209 33 60 -1,62 2,62966 34 60 -1,62 2,62966 35 70 8,38 70,19722 36 50 -11,62 135,06209 37
Jumlah 2280 15429,80 Rt 2 61,62 440.8515079
�̅� ∑Xi𝑛
= 228036
= 61,62
𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2
𝑛−1= 15429,80
35= 4480,8515079
110
KELAS VIIID
NO Xi Xi - 𝒙� (Xi -𝒙�)2 1 60 -4 16 2 70 6 36 3 75 11 121 4 55 -9 81 5 65 1 1 6 60 -4 16 7 70 6 36 8 65 1 1 9 70 6 36 10 65 1 1 11 80 16 256 12 50 -14 196 13 60 -4 16 14 65 1 1 15 75 11 196 16 60 -4 16 17 80 16 256 18 85 21 441 19 60 -4 16 20 60 -4 16 21 50 -14 196 22 55 -9 81 23 60 -4 16 24 60 -4 16 25 60 -4 16 26 50 -14 196 27 75 11 121 28 70 6 36 29 60 -4 16 30 60 -4 16 31 55 -9 81 32 60 -4 16 33 50 -14 196 34 65 1 1 35 60 -4 16 36 60 -4 16 37 60 -4 16
Jumlah 2.280 2.714 Rt 2 64 77,54285714
�̅� ∑Xi𝑛
= 228036
= 64
𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2
𝑛−1= 2174
35= 77, 54285714
111
KELAS VIIIE
NO Xi Xi - 𝒙� (Xi -𝒙�)2 1 65 -4 16 2 60 -9 81 3 65 -4 16 4 70 1 1 5 70 1 1 6 70 1 1 7 75 6 36 8 60 -9 81 9 65 -4 16 10 70 1 1 11 60 -9 81 12 70 1 1 13 60 -9 81 14 70 1 1 15 65 -4 16 16 65 -4 16 17 70 1 1 18 80 11 121 19 75 6 36 20 75 6 36 21 70 1 1 22 80 11 121 23 75 6 36 24 70 1 1 25 90 21 441 26 65 -4 14 27 70 1 1 28 60 -9 81 29 80 11 121 30 65 -4 16 31 70 1 1 32 70 1 1 33 60 -9 81 34 80 11 121 35 65 -4 16 36 75 6 36 37 70 1 1
Jumlah 2,575 1.732 Rt 2 69 48.11111111
�̅� ∑Xi𝑛
= 257537
= 69
𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2
𝑛−1= 1732
36= 48,111111
112
SAMPEL DK 1/DK S²i log S²i (DK) LOG S²i
1 36 0,027 67,1922 1,8273188609 65,772
2 34 0,029 65,07111245 1,81338823 61,642
3 35 0,028 44,08515079 1,64429233 57,54
4 35 0,028 77,5428714 1,88954187 66,115
5 36 0,027 48,11111111 1,68224538 60,552
JUMLAH 176 0,139 1,715965 8,855 311,621
1. Menentukan gabungan dari semua sampel:
S2 = �∑(𝑛𝑖−1)𝑠𝑖2�
∑(𝑛𝑖−1) = 65,772+61,642+65,754+66,115+60,552
176= 1,715965
𝐿𝑜𝑔S2 = log 1,715965 = 1,2345084254
2. Harga satuan B
𝐵 = (𝐿𝑜𝑔S2)�(𝑛𝑖 − 1) = (1,2345084254)(176) = 217,27348
3. Uji Bartlett dengan statistic Chi-Kuadrat (Daftar H )
𝑥2 = (𝑙𝑛10) �𝐵 −�(𝑛𝑖 − 1)𝐿𝑜𝑔𝑆𝑖2�
𝑥2 = (2,302585)(217,27348 − 311,621) = 521,5388 Jika α = 0,05 dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan dk = k - 1 = 3 – 1 = 2
didapat 𝑋² 0,95(2) = 9,488. Ternyata bahwa X2= 521,5388 ˃ 9,488 Sehingga hipotesis
Ho: σ1 2 = σ22 = σ32 diterima dalam taraf nyata 0,05. Artinya populasi memiliki varians
yang homogen sehingga setiap sampel dalam populasi memiliki peluang yang sama.
113
TABEL HASIL VALIDASI SOAL PRETEST
Nomor Butir
Validitas Kategori
1 0,579 Valid 2 0,446 Valid 3 0,601 Valid 4 0,393 Valid 5 0,414 Valid 6 0,397 Valid 7 0,533 Valid 8 0,463 Valid 9 0,168 Tidak valid 10 0,419 Valid 11 0,424 Valid 12 0,410 Valid 13 0,404 Valid 14 0,409 Valid 15 0,068 Tidak valid 16 0,450 Valid 17 0,626 Valid 18 0,437 Valid 19 0,152 Tidak valid 20 0,141 Tidak valid 21 0,109 Tidak valid 22 0,587 Valid 23 0,463 Valid 24 0,546 Valid 25 0,544 Valid
LAMPIRAN B-1
114
TABEL HASIL VALIDASI SOAL POSTEST
Nomor Butir
Validitas Kategori
1 0,722 Valid 2 0,736 Valid 3 0,700 Valid 4 0,470 Valid 5 0,542 Valid 6 0,606 Valid 7 0,516 Valid 8 0,810 Valid 9 0,010 Tidak valid 10 0,800 Valid 11 0,382 Valid 12 0,581 Valid 13 0,154 Tidak valid 14 0,470 Valid 15 0,394 Valid 16 0,119 Tidak valid 17 0,015 Tidak valid 18 0,474 Valid 19 0,535 Valid 20 0,376 Valid 21 0,546 Valid 22 0,037 Tidak valid 23 0,439 Valid 24 0,520 Valid 25 0,529 Valid
LAMPIRAN B-2
115
PERHITUNGAN DERAJAT KESUKARAN SOAL P0sTEST
1. P = BJS
= 1825
= 0,72
2. P = BJS
= 2025
= 0,80
3. P = BJS
= 1825
= 0,72
4. P = BJS
= 1925
= 0,76
5. P = BJS
= 2025
= 0,80
6. P = BJS
= 1925
= 0,76
7. P = BJS
= 2025
= 0,80
8. P = BJS
= 1825
= 0,72
9. P = BJS
= 2025
= 0,80
10. P = BJS
= 2025
= 0,80
11. P = BJS
= 2025
= 0,80
12. P = BJS
= 2125
= 0,84
13. P = BJS
= 2625
= 1.04
14. P = BJS
= 1825
= 0,72
15. P = BJS
= 1725
= 0,66
16. P = BJS
= 1125
= 0,44
17. P = BJS
= 1925
= 0,75
18. P = BJS
= 1525
= 0,60
19. P = BJS
= 1525
= 0,60
20. P = BJS
= 1525
= 0,60
21. P = BJS
= 1525
= 0,60
22. P = BJS
= 2125
= 0,84
23. P = BJS
= 1925
= 0,76
24. P = BJS
= 1525
= 0,60
25. P = BJS
= 2125
= 0,84
LAMPIRAN B-3
116
PERHITUNGAN DERAJAT KESUKARAN SOAL Pretest
1. P = BJS
= 1925
= 0,76
2. P = BJS
= 1225
= 0,48
3. P = BJS
= 1725
= 0,68
4. P = BJS
= 2325
= 0,92
5. P = BJS
= 1925
= 0,76
6. P = BJS
= 1925
= 0,76
7. P = BJS
= 1525
= 0,60
8. P = BJS
= 1725
= 0,68
9. P = BJS
= 1525
= 0,60
10. P = BJS
= 1725
= 0,68
11. P = BJS
= 1525
= 0,60
12. P = BJS
= 1525
= 0,60
13. P = BJS
= 1425
= 0,58
14. P = BJS
= 1725
= 0,72
15. P = BJS
= 1925
= 0,76
16. P = BJS
= 1625
= 0,68
17. P = BJS
= 1525
= 0,60
18. P = BJS
= 1625
= 0,64
19. P = BJS
= 1725
= 0,72
20. P = BJS
= 1625
= 0,70
21. P = BJS
= 1725
= 0,68
22. P = BJS
= 1925
= 0,76
23. P = BJS
= 1725
= 0,68
24. P = BJS
= 1525
= 0,60
25. P = BJS
= 1525
= 0,60
117
Tabel Perhitungan Reliabilitas Pretest
No. Soal
Np
P (Np/30
Nq Q(Nq/30) p.q
1 19 0,63 11 0,37 0,23 2 12 0,40 18 0,60 0,24 3 18 0,60 11 0,37 0,22 4 22 0,73 13 0,43 0.32 5 19 0,63 12 0,40 0,25 6 18 0,60 9 0,30 0,18 7 15 0,50 10 0,33 0,17 8 17 0,57 12 0,40 0,23 9 17 0,57 16 0,53 0,30
10 20 0,67 13 0,43 0,29 11 18 0,60 14 0,47 0,28 12 16 0,53 11 0,37 0,20 13 14 0,47 12 0,40 0,19 14 11 0,57 14 0,47 0,26 15 12 0,63 12 0,40 0,25 16 14 0,57 14 0,47 0,26 17 11 0,50 11 0,37 0,18 18 18 0,53 8 0,27 0,14 19 15 0,60 15 0,50 0,30 20 11 0,57 11 0,37 0,21 21 12 0,60 12 0,40 0,24 22 18 0,60 20 0,67 0,40 23 17 0,57 13 0,43 0,25 24 15 0,50 16 0,53 0,27 25 16 0,53 14 0,47 0,25
Skor Total X) 428
Kuadrat Skor Total (X2) 6.858
LAMPIRAN B-4
118
𝑟11 = �𝑛
𝑛 − 1� �𝑆2 −∑𝑝𝑞
𝑆2 �
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
S = �∑X2
N− �
∑XN �
2
S = �685830
− �42830 �
2
S = �14,27
S = 4,9969
𝑟11 = �30
30 − 1� �4,99692 − 6,1067
4,99702 �
𝑟11 = �3029� �
24,9700 − 6,106724,9700 �
𝑟11 = �3029� �
18,863324,9700�
𝑟11 = (1,0345)(0,7554)
𝑟11 = 0,7814
119
Tabel Perhitungan Reliabilitas Postest
No. Soal
Np P (Np/30) Nq
Q(Nq/30) p.q
1 19 0,63 11 0,37 0,23 2 20 0,67 10 0,33 0,22 3 18 0,60 12 0,40 0,24 4 19 0,63 12 0,40 0,25 5 20 0,67 10 0,33 0,22 6 20 0,67 10 0,33 0,22 7 20 0,67 11 0,37 0,24 8 19 0,63 3 0,10 0,06 9 28 0,93 11 0,37 0,34
10 20 0.67 2 0,07 0,04 11 21 0,70 10 0,33 0,23 12 20 0,67 8 0,27 0,18 13 12 0,40 11 0,37 0,15 14 19 0,63 19 0,63 0,40 15 17 0,57 15 0,50 0,28 16 17 0,57 5 0,17 0,09 17 16 0,53 11 0,37 0,20 18 16 0,53 13 0,43 0,23 19 21 0,70 14 0,47 0,33 20 20 0,67 16 0,53 0,36 21 19 0,63 13 0,43 0,27 22 20 0,67 9 0,30 0,20 23 24 4,98 25
Skor Total (X) 486
Kuadrat Skor Total (X2) 8774
120
Perhitungan Reliabilitas Posttest
𝑟11 = �𝑛
𝑛 − 1� �𝑆2 −∑𝑝𝑞
𝑆2 �
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
S = �∑X2
N− �
∑XN �
2
S = �877430
− �48630 �
2
S = √33.03
S = 5,7471
𝑟11 = �30
30 − 1��
5,74712 − 5,6233
5,74712 �
𝑟11 = �3029� �
33,0291 − 5,623333,0291 �
𝑟11 = �3029� �
27,405833,0291�
𝑟11 = (1,0345)(0,8297)
𝑟11 = 0,8583
121
Perhitungan Analisis Derajat Daya Pembeda Soal Pretest
Perhitungan D dengan rumus di bawah ini:
𝑫 =𝑩𝑨
𝑱𝑨−𝑩𝑩
𝑱𝑩= 𝑷𝑨 − 𝑷𝑩
1. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.25
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.25 = 0,75
2. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
= 0.62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 18
= 0.12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.12 = 0.5
3. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.25
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.25 = 0.62
4. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 58
= 0,62
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.62 = 0.38
5. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0,87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.37 = 0.5
6. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0,87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.25
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,87 − 0,25 = 0.62
7. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 18
= 0.12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.12 = 0.75
8. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.25
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.25 = 0.62
9. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
= 0.62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.37 = 0.25
10. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0,25
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,87 − 0.25 = 0.62
11. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.37 = 0.63
12. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,87 − 0,37 = 0,50
13. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 68
= 0.75
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.25
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,75 − 0.25 = −0,50
14. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 68
= 0.75
LAMPIRAN B- 5
122
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0.37 = 0,38
15. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
= 0.62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 58
= 0.62
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.62 = 0
16. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0,87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.37 = 0.50
17. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 08
= 0
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0 = 0.87
18. 1 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
= 0.62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 18
= 0.12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,62 − 0,12 = 0.50
19. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
= 0.62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 68
= 0.75
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.75 = −0.1
20. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
=0.62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 48
= 0.50
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.50 = 0.12
21. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
= 0.62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 58
= 0.62
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.62 = 0
22. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0, =
23. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0,
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.−0. = 0.
24. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩
𝑱𝑩= 1
8= 0.12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.12 = 0.75
25. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 68
= 0,75
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 08
= 0
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0 = 0.75
123
Perhitungan Analisis Derajat Daya Pembeda Soal Postest
Perhitungan D dengan rumus di bawah ini:
𝑫 =𝑩𝑨
𝑱𝑨−𝑩𝑩
𝑱𝑩= 𝑷𝑨 − 𝑷𝑩
1. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.37 = 0,63
2. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.12 = 0.88
3. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.12 = 0.88
4. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0,37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.37 = 0.63
5. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 48
= 0.50
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.50 = 0.50
6. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 18
= 0.12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0,12 = 0.88
13
7. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.37 = 0.63
8. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 08
= 0
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0 = 1
9. = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 88
= 1
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 1 = −0.13
10. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 18
= 0,12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.12 = 0.88
11. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.25
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.25 = 0.62
12. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0,37 = 0,63
13. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 68
= 0.75
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.75 = −0,25
14. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
124
13
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 18
= 0.12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.12 = 0,75
15. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 88
= 1
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 28
= 0.25
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.25 = 075
16. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
= 0,62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.37 = 0.25
17. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 8
= 0.75
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 68
= 0.75
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0.75 = 0.75
18. 1 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 08
= 0
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,87 − 0 = 0.87
19. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
= 0.62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 18
= 0.12
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.12 = −0.50
20. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 68
=0.75
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0.37 = 0.38
21. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 68
= 0.75
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 08
= 0
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0 = 0.75
125
13
22. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 58
= 0.62
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 08
= 0
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0 = 0.62
23. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 68
= 0.75
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 68
= 0.75
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0 = 0.62
24. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 68
= 0.75
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0.37 = 0.38
25. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨
= 78
= 0.87
𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩
= 38
= 0.37
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.37 = 0.50
126
127
TABEL B A, B B, P A, P B dan D SOAL PRETEST
Nomor Butir item
B A B B J A J B
B A P A = J A
B B P B = J B
D = P A –P B
Klasifikasi Daya
Pembeda
1 8 2 8 8 1 0.25 0.75 Baik Sekali 2 5 1 8 8 0.62 0.12 0.5 Baik 3 7 2 8 8 0.87 0.25 0.62 Baik 4 8 5 8 8 1 0.62 0.38 Baik 5 7 3 8 8 0.87 0.37 0.5 Baik 6 7 2 8 8 0.87 0.25 0.62 Baik 7 7 1 8 8 0.87 0.12 0.75 Baik Sekali 8 7 2 8 8 0.87 0.25 0.62 Baik 9 5 3 8 8 0.62 0.37 0.35 Cukup 10 7 2 8 8 0.87 0.25 0.62 Baik 11 8 3 8 8 1 0.37 0,63 Baik 12 7 3 8 8 0.87 0.37 0.5 Baik 13 6 2 8 8 0.75 0,25 0,5 Baik 14 6 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 15 5 5 8 8 0.62 0.62 0 Jelek 16 7 3 8 8 0,87 0.37 0.5 Baik 17 7 0 8 8 0.87 0 0.87 Baik Sekali 18 5 1 8 8 0.62 0.12 0.5 Baik 19 5 6 8 8 0,62 0,75 -0,12 Jelek 20 5 4 8 8 0,62 0.50 0.12 Jelek 21 5 5 8 8 0.62 0.62 0 Jelek 22 8 2 8 8 1 0.25 -0.13 Jelek 23 7 3 8 8 0.87 0.37 0.5 Baik 24 7 1 8 8 0.87 0.12 0,75 Baik Sekali 25 6 0 8 8 0.75 0 0.75 Baik Sekali
LAMPIRAN B-6
128
TABEL B A, B B, P A, P B dan D SOAL POSTtEST
Nomor Butir item
B A B B J A J B
B A P A = J A
B B P B = J B
D = P A – P B
Klasifikasi Daya
Pembeda
1 8 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 2 8 2 8 8 1 0.12 0.88 Baik Sekali 3 8 2 8 8 1 0.12 0.88 Baik sekali 4 8 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 5 8 4 8 8 1 0.50 0.50 Baik 6 8 1 8 8 1 0.12 0.88 Baik Sekali 7 8 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 8 8 0 8 8 1 0 1 Baik sekali 9 7 8 8 8 0,87 1 -,0,13 Jelek 10 8 1 8 8 1 0.12 0.88 Baik sekali 11 7 2 8 8 0,87 0.12 0.75 Baik sekali 12 8 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 13 8 6 8 8 1 0.75 0.25 Cukup 14 7 1 8 8 0,87 0.12 0.75 Baik Sekali 15 8 2 8 8 1 0.25 0.75 Baik Sekali 16 5 3 8 8 0.62 0.37 0.25 Cukup 17 6 6 8 8 075 0.75 0 Jelek 18 7 0 8 8 0.87 0 0.87 Baik Sekali 19 5 1 8 8 0.62 0.12 0.5 Baik 20 6 3 8 8 0.62 0.37 0,25 Cukup 21 6 0 8 8 0.75 0 0.75 Baik Sekali 22 6 6 8 8 0.62 0,62 0 Jelek 23 6 3 8 8 0.75 0.37 0.40 Cukup 24 7 1 8 8 0.75 0.12 0.65 Baik 25 7 3 8 8 0.87 0.37 0.5 Baik
129
Tabel Tingkat Kesukaran Soal Pretest
Nomor Butir
Jumlah Benar
Tingkat Kesukaran Kriteria
1 19 0,76 Sedang 2 12 0,48 Sedang 3 17 0,68 Sedang 4 23 0,92 Sedang 5 19 0,76 Sedang 6 19 0,76 Sedang 7 15 0,60 Sedang 8 17 0,68 Sedang 9 15 0,60 Sedang 10 17 0,68 Sedang 11 15 0,60 Sedang 12 15 0,60 Sedang 13 14 0,58 Sedang 14 17 0,68 Sedang 15 19 0,76 Sedang 16 16 0,68 Sedang 17 15 0,60 Mudah 18 16 0,64 Mudah 19 17 0,72 Sedang 20 16 0,70 Sedang 21 17 0,68 Sedang 22 19 0,76 Sedang 23 17 0,68 Sedang 24 15 0,60 Sedang 25 15 0,60 Sedang
LAMPIRAN B-7
130
Tabel Tingkat Kesukaran Soal Postest
Nomor Butir
Jumlah Betul
Tingkat Kesukaran Kriteria
1 18 0,72 Sedang 2 20 0,80 Sedang 3 18 0,72 Sedang 4 19 0,76 Sedang 5 20 0,80 Sedang 6 19 0,80 Sedang 7 20 0,80 Sedang 8 18 0,72 Mudah 9 20 0,80 Sedang 10 20 0,80 Mudah 11 20 0,80 Sedang 12 21 0,84 Mudah 13 26 1,04 Mudah 14 18 0,72 Mudah 15 17 0,68 Sedang 16 11 0,44 Sedang 17 19 0,76 Sedang 18 15 0,60 Sedang 19 15 0,60 Mudah 20 15 0,60 Sedang 21 15 0,60 Sedang 22 21 0,84 Sedang 23 19 0,76 Sedang 24 15 0,60 Sedang 25 21 0,84 Sedang
131
Tabel Hasil Nilai Prestest dan Posttest Kelas Eksperimen
No Kode Siswa
Nilai Pretest Keterangan Nilai
Posttest Keterangan Gain
1 E1 5 Tidak Tuntas 70 Tuntas 65 2 E 2 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas 30 3 E 3 40 Tidak Tuntas 75 Tuntas 35 4 E 4 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas 30 5 E 5 65 Tuntas 80 Tuntas 20 6 E 6 35 Tidak Tuntas 70 Tuntas 40 7 E 7 45 Tidak Tuntas 95 Tuntas 50 8 E 8 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas 40 9 E 9 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas 40 10 E 10 35 Tidak Tuntas 85 Tuntas 40 11 E 11 50 Tidak Tuntas 65 Tuntas 10 12 E 12 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas 30 13 E 13 45 Tidak Tuntas 80 Tuntas 40 14 E 14 45 Tidak Tuntas 75 Tuntas 30 15 E 15 35 Tidak Tuntas 75 Tuntas 40 16 E 16 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas 50 17 E 17 35 Tidak Tuntas 75 Tuntas 40 18 E 18 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 20 19 E 19 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 35 20 E 20 40 Tidak Tuntas 75 Tuntas 30 21 E 21 70 Tuntas 90 Tuntas 20 22 E 22 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 23 E 23 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas 15 24 E 24 50 Tidak Tuntas 90 Tuntas 40 25 E 25 45 Tidak Tuntas 80 Tuntas 35 26 E 26 30 Tidak Tuntas 70 Tuntas 40 27 E 27 50 Tidak Tuntas 65 Tuntas 15 28 E 28 55 Tidak Tuntas 75 Tuntas 20 29 E 29 45 Tidak Tuntas 80 Tuntas 40 30 E 30 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 20 31 E 31 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 20 32 E 32 45 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 15 33 E33 30 Tidak Tuntas 75 Tuntas 40 34 E35 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas 50 35 E35 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas 15 Total 1545 2645 755
Rata-rata 44,14 75,57 20,71
LAMPIRAN B-8
132
Tabel Hasil Nilai Prestest dan Posttest Kelas Kontrol VIIIb
No Kode Siswa
Nilai Pretest Keterangan Nilai
Posttest Keterangan Gain
1 B1 45 Tidak Tuntas 75 Tuntas 30 2 B2 50 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 10 3 B3 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 25 4 B4 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 25 5 B5 55 Tidak Tuntas 75 Tuntas 20 6 B6 50 Tidak Tuntas 65 Tuntas 15 7 B7 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 8 B8 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas 30 9 B9 50 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 10 10 B10 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 25 11 B11 65 Tidak Tuntas 70 Tuntas 5 12 B12 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas 15 13 B13 30 Tidak Tuntas 65 Tuntas 35 14 B14 45 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 15 15 B15 45 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas 10 16 B16 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 25 17 B17 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 18 B18 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas 10 19 B19 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 5 20 B20 30 Tidak Tuntas 65 Tuntas 25 21 B21 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas 30 22 B22 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 23 B23 40 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 20 24 B24 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 25 25 B25 65 Tuntas 80 Tuntas 15 26 B26 30 Tidak Tuntas 65 Tuntas 35 27 B27 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 28 B28 45 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 15 29 B29 60 Tidak Tuntas 70 Tuntas 10 30 B30 50 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 10 31 B31 55 Tidak Tuntas 70 Tuntas 15 32 B32 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 5 33 B33 45 Tidak Tuntas 75 Tuntas 30 34 B34 60 Tidak Tuntas 85 Tuntas 25 35 B35 45 Tidak Tuntas 65 Tuntas 20 Total 1630 2355 575 Rata-rata 46,57 67,28 15,97
LAMPIRAN B-9
133
Tabel Hasil Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen
LAMPIRAN B-10
Nama Siswa
No Soal Skor Nilai
1 2 3 4 5 1 3 0 3 3 3 12 48 2 3 3 3 0 3 12 48 3 3 0 0 3 3 9 36 4 5 3 0 0 0 8 32 5 3 3 3 0 3 12 48 6 5 3 3 3 3 17 68 7 5 0 3 3 3 14 56 8 3 3 3 3 0 12 48 9 5 3 0 0 3 11 44
10 3 0 3 3 3 12 48 11 3 3 0 3 3 12 48 12 3 3 0 3 3 12 48 13 3 3 0 3 5 14 56 14 3 3 3 3 5 17 68 15 3 3 0 3 5 14 56 16 3 3 0 3 3 12 48 17 5 0 3 0 3 11 44 18 3 3 0 3 3 12 48 19 3 5 0 3 3 14 56 20 3 3 0 0 5 11 44 21 5 3 3 0 5 16 64 22 5 0 3 0 3 11 44 23 3 3 0 3 3 12 48 24 3 3 3 0 3 12 48 25 5 3 0 3 3 14 56 26 3 3 0 0 5 11 44 27 5 3 0 3 3 14 56 28 3 3 0 3 3 12 48 29 5 3 0 0 3 11 44 30 5 3 3 0 3 14 56 31 5 3 0 3 3 14 56 32 3 3 0 3 3 12 48 33 3 3 3 3 5 17 68 34 3 3 0 3 5 14 56 35 3 3 3 0 3 12 48
Jumlah 1776
Rata-rata 50,74286
134
Tabel Hasil Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen
Kode Siswa No Soal Skor Nilai 1 2 3 4 5
1 3 3 5 3 3 17 68 2 3 3 3 3 3 15 60 3 3 3 3 0 5 14 56 4 5 0 3 3 3 14 56 5 5 3 0 3 0 11 44 6 3 3 3 3 3 15 60 7 3 3 3 5 3 17 68 8 3 5 3 3 3 17 68 9 3 3 3 0 3 12 48
10 3 0 3 5 3 14 56 11 5 3 3 3 5 19 76 12 3 3 3 0 3 12 48 13 5 3 5 3 5 21 84 14 5 3 3 3 3 17 68 15 3 3 5 5 3 19 76 16 3 3 3 5 5 19 76 17 3 3 5 3 3 17 68 18 5 3 3 3 5 19 76 19 5 3 0 5 5 18 72 20 3 3 5 5 3 19 76 21 5 3 3 5 3 19 76 22 5 5 0 5 3 18 72 23 3 3 5 5 3 19 76 24 5 5 3 3 5 21 84 25 5 3 0 5 3 16 64 26 5 3 0 3 5 16 64 27 3 3 3 3 3 15 60 28 5 3 3 3 3 17 68 29 3 3 3 3 3 15 60 30 5 5 3 3 3 19 76 31 5 0 3 3 5 16 64 32 5 3 3 3 5 19 76 33 5 3 3 3 5 19 76 34 5 3 3 3 5 19 76 35 5 3 3 3 5 19 76
Jumlah 2372 Rata-rata 67,77
LAMPIRAN B-11
135
LAMPIRAN B-12
Perhitungan Effect Size
A. Hasil Belajar Nilai Rata-rata Pretest, Postest dan Nilai Gain Kelas
CTL ( Contextual Teaching Learning ) dan Konvensional
Kelas Pretest Postest Gain
CTL 44,16 75,55 31,39
Konvenisonal 46,57 67,28 20,71
ES =X�𝑒 − X�c
S𝑐
Keterangan :
ES : Effect Size
X�𝑒 : Rata-rata hitung tes kelas eksperimen
X�c : Rata-rata hitung tes kelas control
S𝑐 : Standar deviasi kelas control
S𝑐 = √2847,14 √35-1 = √83,73 = 9,15 ES= 31,39 – 20,71 9,15 = 10,68 9,15 = 1,2
136
B. Kemampuan Berfikir Kritis
Nilai Rata-rata Berpikir Ktitis Kelas
CTL ( Contextual Teaching Learning ) dan Konvensional
Kelas Nilai berfikir kritis
CTL 67,77
Konvenisonal 50,74
ES =X�𝑒 − X�c
S𝑐
Keterangan :
ES : Effect Size
X�𝑒 : Rata-rata hitung tes kelas eksperimen
X�c : Rata-rata hitung tes kelas control
S𝑐 : Standar deviasi kelas control
ES = 67,77 – 50,74 81,16 = 17,03 8,16 = 2,1
137
Surat Balasan Penelitian
LAMPIRAN C-1
138
Surat Keterangan Validasi
LAMPIRAN C-2
139
140
141
Kelas Pembelajaran CTL
LAMPIRAN D-1
142
Kelas Pembelajaran Konvensional
LAMPIRAN D-2