100
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tepatnya pada tahun 1992 yang diawali dengan disyahkannya UU No. 7/1992 yang memungkinkan Bank dapat menjalankan atau mengoperasikan bisnisnya dengan sistem bagi hasil. Seharusnya menjadi moment yang sangat membahagiakan muslim Indonesia, karena UU ini akhirnya melahirkan Bank syariah pertama Indonesia yaitu Bank syariah muamalat Indonesia atau lebih dikenal dengan nama ( BMI ). Hingga pada akhirnya pada tahun 1998 ditetapkannya dual Banking system melalui UU No. 10/1998, Bank syariatpun mulai berkembang dengan baik, sehingga dalam kurun waktu 5 tahun sejak diberlakukannya dual Banking system pelaku bank syariah bertambah menjadi 10 Bank syariah dengan

skripsiku

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: skripsiku

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tepatnya pada tahun 1992 yang diawali dengan

disyahkannya UU No. 7/1992 yang memungkinkan Bank dapat

menjalankan atau mengoperasikan bisnisnya dengan sistem bagi

hasil. Seharusnya menjadi moment yang sangat membahagiakan

muslim Indonesia, karena UU ini akhirnya melahirkan Bank syariah

pertama Indonesia yaitu Bank syariah muamalat Indonesia atau

lebih dikenal dengan nama ( BMI ). Hingga pada akhirnya pada

tahun 1998 ditetapkannya dual Banking system melalui UU No.

10/1998, Bank syariatpun mulai berkembang dengan baik,

sehingga dalam kurun waktu 5 tahun sejak diberlakukannya dual

Banking system pelaku bank syariah bertambah menjadi 10 Bank

syariah dengan 2 Bank yang merupakan Bank syariah yang

mandiri yaitu BMI (Bank Muamalat Indonesia) dan BSM ( Bank

Syariah Mandiri ) sementara yang lainnya merupakan unit cabang

unit syariah dari Bank konvensional.  

Namun hal ini bukan berarti Bank syariah dapat berjalan

dengan mulus. Walaupun secara umum konsep yang dipakai

merupakan konsep secara syariah namun pertumbuhan 1

Page 2: skripsiku

2

perbankan syariah masih saja terkendala karena sistem yang

digunakan di BI merupakan sistem konvensional. Dan seperti yang

kita ketahui bahwa konsep makro ekonomi yang diterapkan di

Indonesia masih sangat jauh dari konsep syariah sehingga bisa

menjadi barrier atau rintangan terhadap pertumbuhan perbankan

syariah di Indonesia.

Selain itu kita lihat dari Bi rate yang ditetapkan. karena

seandainya bi rate itu dinaikan maka hal ini secara tidak langsung

kemungkinan dapat merugikan perbankan syariah. kenapa?

Karena diduga perbankan syariah adalah perbankan yang menitik

beratkan pada sistem bagi hasil, sehingga ketika bi rate dinaikan

maka Bank konvensional menaikan suku bunganya sedangkan

perbankan syariah tidak dapat menaikkan  suku bunga.

Hal ini bisa kita lihat pada saat penurunan BI rate 50 basis

poin menjadi 8,75% menjadi keuntungan tersendiri bagi perbankan

syariah, sehingga Bank syariah menjadi lebih kompetitif dari sisi

suku bunga dan bisa meningkatkan nisbah bagi hasil (profit-lose

sharing) untuk nasabah besar.

Dan kita bisa perhatikan akibat penurunan BI rate, nisbah

bagi hasil Bank syariah (profit-loss sharing) diduga mampu

bersaing dengan Bank konvensional. Apalagi, kalau BI rate

diturunkan kembali menjadi 8-8,25% atau bahkan lebih kecil dari

itu, pengaruhnya mungkin akan luar biasa bagi peningkatan daya

Page 3: skripsiku

3

saing Bank syariah, karena diduga dengan turunnya BI rate,

perbankan konvensional akan menurunkan suku bunganya.

Biasanya penurunan dimulai dari tingkat suku bunga dana pihak

ketiga kemudian diikuti dengan tingkat suku bunga kredit.

Sementara Kalau BI rate naik mungkin beberapa Bank

konvensional menaikkan suku bunganya sangat tinggi, sedangkan

Bank syariah tidak bisa. Sehingga, pada kondisi ketika BI rate

tinggi, Bank syariah menjadi tidak kompetitif.

Sementara jika dibandingkan sistem bagi hasil Bank syariah

dengan Bank konvensional, kalau diekuivalenkan, biasanya

bergerak di kisaran 7-9%. Dengan turunnya suku bunga

perbankan konvensional, diduga nisbah bagi hasil perbankan

syariah menjadi kompetitif. Sedangkan, pada saat BI rate tinggi di

atas 9% tingkat suku bunga Bank konvensional mungkin akan

bergerak di kisaran 9-10%. Dan tidak hanya pembagian nisbah

hasil pada perbankan syariah, perubahan suku bunga bank

Indonesia juga diduga berpengaruh terhadap aset perbankan

syariah.

Pada perbankan konvensional diduga tidak ada korelasi

yang begitu dekat antara sisi aset maupun liabilitinya. Jika BI rate

naik, maka suku bunganya naik. Sedangkan di perbankan syariah,

seberapa besar keuntungan dana pihak ketiga diduga tergantung

Page 4: skripsiku

4

pada seberapa besar Bank mendapatkan keuntungan dari

pembiayaannya.

Kemungkinan Perbankan syariah juga bakal lebih

kompetitif jika penurunan BI rate didukung kondisi ekonomi yang

baik. Karena, dari sisi aset dan penyaluran kredit Bank syariah

diduga akan menunjukkan kinerja semakin baik. Perubahan tingkat

suku bunga acuan BI rate akan terlihat pengaruhnya terutama

terhadap dana pensiun dan nasabah korporasi besar lainnya.

Sedangkan nasabah ritel (kecil) biasanya tidak terlalu sensitif

terhadap perubahan tingkat suku bunga.

Dengan turunnya BI rate, Bank syariah diduga bisa

mengubah kesepakatan nisbah bagi hasil. Namun, hal itu baru

bisa dilakukan bagi nasabah-nasabah tertentu yang besar-besar

seperti nasabah korporasi. Biasanya, nasabah besar

menggunakan nisbah khusus. Sedangkan nasabah kecil dan ritel

belum bisa diubah nisbahnya mengingat banyaknya jumlah

nasabah dan kecilnya nilai nominal. Jika Bank syariah mengurusi

nasabah ritel satu per satu jelas akan kerepotan. Karena itu,

nasabah ritel dipatok di kisaran 60:40. "Untuk nasabah ritel adalah

60:40 nisbah bagi hasil. Sekitar 60% untuk nasabah dan 40%

untuk Bank.

Namun bagi nasabah-nasabah besar, Bank syariah diduga

bisa memberikan nisbah spesial mulai 65:35, 80:20 bahkan

Page 5: skripsiku

5

sampai 90:10. Karena pada perbankan syariah, kita bisa

mengubah kesepakatan nisbah sepanjang kedua belah pihak

setuju. Semua itu adalah dana pihak ketiga, baik mudharabah dan

wadiah. Nasabah korporasi diduga memiliki simpanan di atas Rp

500 juta. Sedangkan nasabah di bawah Rp 500 juta termasuk

nasabah ritel. Tapi kategori jumlah nasabah itu memiliki kebijakan

yang berbeda dengan Bank syariah lainnya. Ada juga nasabah Rp

100 juta termasuk kategori korporasi.

Secara tidak langsung dengan adanya pembagian nisbah

yang baik dan saling menguntungkan antara nasabah dengan

bank diduga dapat memberikan penambahan asset terhadap

perbankan syariah. Kenapa? Kemungkinan kepercayaan nasabah

terhadap bank bisa menjadi lebih besar sehingga mereka tetap

membiarkan uang mereka dikelola oleh bank syariah. Sehingga

bank syariah dapat mengelola dana tersebut untuk membantu

para klien yang membutuhkan dana dalam melakukan usaha.

Sehingga pembagian keuntungan usaha tersebut diduga dapat

menambah aset pada bank syariah.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang

masalah di atas maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa

masalah.

Page 6: skripsiku

6

a. Apakah terdapat pengaruh antara suku bunga Bank Indonesia

(BI rate) terhadap aset perbankan syariah?

b. Seberapa besar pengaruh dana pihak ketiga terhadap aset

perbankan syariah?

c. Apakah terdapat korelasi antara suku bunga Bank Indonesia

terhadap aset bank konvensional?

d. Kapankah perbankan syariah dapat bersaing secara

kompetitif?

e. Bagaimana pembagian hasil nisbah pada perbankan syariah?

C. Pembatasan Masalah

Meskipun banyak aspek yang menarik untuk diteliti dalam

perbankan syariah di Indonesia, namun karena keterbatasan

waktu, biaya dan materi dalam penelitian ini, maka penelitian ini

dibatasi. Pembatasan masalah tersebut terutama adalah tentang

ada atau tidaknya pengaruh suku bunga Bank Indonesia terhadap

aset perbankan syariah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas dapat

dirumuskan dua masalah dalam penelitian ini yaitu:

a. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan tingkat suku bunga

SBI terhadap asset perbankan syariah?.

Page 7: skripsiku

7

b. Seberapa besar pengaruh SBI terhadap asset perbankan

syariah?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Bank syari’ah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam

pengembangan Bank syari’ah ke yang lebih baik. Sebagai data

untuk membentuk ataupun memantapkan strategi dalam

pengembangan perbankan syariah kedepan

2. Bagi peneliti dan civitas akademika yang tergabung di STIE

Trianandra

Dapat menjadi ilmu dan menambah wawasan peneliti

dan yang membacanya ataupun sebagai bahan acuan dalam

membuat makalah dan lain sebagainya.

Page 8: skripsiku

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis

1. Hakikat Aset (Aktiva) Perbankan Syariah

a. Pengertian Aset (Aktiva)

Menurut Munawir (2002:30) aktiva adalah sarana atau

sumber daya ekonomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha

atau perusahaan yang hargan perolehannya atau nilai wajarnya

harus diukur secara objektif.

Menurut Thompson yang diterjemahkan oleh

Skoussen dkk (2001 : 131) aktiva adalah kemungkinan

keuntungan ekonomi di masa depan yang diperoleh atau

dikontrol oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau

kejadian dimasa lalu.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004 : 16.2 ) “

Aktiva adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap

pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam

operasi perusahan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka

kegiatan normal perusahan dan mempunyai masa manfaat lebih

dari satu tahun“.

8

Page 9: skripsiku

9

Menurut Wikipedia Aset atau aktiva adalah sumber

ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di

kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo

normal debit

a. Aktiva Tetap

Menurut Halim dan Supomo ( 2001: 154 ) aktiva

tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk

beroperasi dan memiliki masa manfaat dimasa yang akan

datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak

dimaksudkan untuk dijual.

Menurut Horngren & Harison (1997: 502) aktiva

tetap adalah Aktiva yang dapat digunakan dalam jangka

yang lama dan bentuk fisiknya memberikan kegunaan dari

aktiva tersebut.

Klasifikasi Aktiva Tetap

a) Aktiva tetap yang berwujud (tangible fixed asets)

Merupakan harta berwujud yang bersifat jangka

panjang dalam aktivitas operasi perusahaan,

didalamnya meliputi: tanah, bangunan, perabot,

mesin-mesin, dan peralatan lain yang digunakan

untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan

barang dan jasa.

Page 10: skripsiku

10

b) Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed asets)

Tidak dapat diobservasi atau dilihat secara langsung,

didalamnya berbentuk persetujuan, kontrak, atau

paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi

fisik. Harta tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak

cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.

b. Aktiva Produktif

Menurut Bank Indonesia aktiva produktif adalah

penanaman dana bank dalam bentuk kredit, surat berharga,

penyertaan, dan penanaman lain untuk memperoleh

penghasilan.

Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor: 5/9

/PBI/2003 Aktiva Produktif adalah penanaman dana Bank

Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam

bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah,

penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal

sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi

rekening administratif serta titipan sertifikat wadiah Bank

Indonesia.

Page 11: skripsiku

11

Pengelompokan Kualitas Aktiva Produktif Pada Bank

Syariah ( http://luqmannomic.wordpress.com )

a) Pembiayaan

Sama halnya dengan kredit pada perbankan

konvensional, kualitas pembiayaan pada bank syariah

digolongkan menjadi 4 golongan yaitu, lancar, kurang

lancar, diragukan dan macet.

Beberapa ketentuan dalam kualitas pembiayaan:

1) Penilaian terhadap kualitas pembiayaan yang

dilakukan berdasarkan kemampuan membayar

mengacu pada ketetapan pembayaran angsuran

pokok dan ataru pencapaian rasio antara

realisasi pendapatan (RP) dan proyeksi

pendapatan (PP).

2) Proyeksi pendapatan dihitung berdasarkan pada

analisis kelayakan usaha dan arus kas masuk

nasabah selama jangka waktu pembiayaan.

3) Bank syariah dapat mengubah proyeksi

pendapatan berdasarkan kesepakatan dengan

nasabah sepanjang terdapat perubahan atas

Page 12: skripsiku

12

kondisi ekonomi makro, pasar dan politik yang

mempengaruhi usaha nasabah.

4) Bank Syariah wajib mencantumkan proyeksi

pendapatan dan perubahannya dalam perjanjian

pembiayaan antara bank syariah dengan

nasabah dan harus terdokumentasi secara

lengkap.

5) Pembayaran angsuran pokok pembiayaan dapat

diangsur selama jangka waktu pembiayaan

sesuai dengan kesepakatan antara bank syariah

dengan nasabah.

6) Jika jangka waktu pembiayaan lebih dari 1

tahun, pembayaran angsuran pokok pembiayaan

wajib diangsur secara berkala sesuai dengan

proyeksi arus kas masuk (cash inflow) usaha

bank.

7) Pembayaran angsuran pokok wajib dicantumkan

dalam perjanjian pembiayaan antara bank

syariah dengan nasabah dan harus

terdokumentasi secara lengkap.

Page 13: skripsiku

13

b) Piutang

Untuk kualitas piutang dapat digolongkan menjadi

5 golongan yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang

lancar, diragukan dan macet.

Beberapa ketentuan mengenai kualitas piutang dan

qardh:

1) Dalam hal nasabah bank syariah memiliki

beberapa rekening pembiayaan, piuang dan atau

qardh dengan kualitas yang berbeda, maka

kulitas rekening secara keseluruhan dinilai

mengikuti kualitas yang terburuk.

2) Kualitas setiap rekening pembiayaan, piutang

dan atau qardh dapat dikembalikan menjadi

kulitas yang sebenarnya sepanjang terdapat

bukti-bukti dan dokumentasi yang cukup untuk

menyatakan kepastian pemenuhan dan

kelancaaran pembayaran dari nasabah yang

dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi

keuangan dan kemampuan membayar.

3) Dalam hal kualitas yang terburuk adalah

rekening piutang dan atau qardh dengan kualitas

Page 14: skripsiku

14

dlaam perhatian khusus maka kualitas rekening

dinilai secara masing-masing.

c) Surat Berharga Syariah

Untuk kualitas surat berharga syariah digolongkan

menjadi beberapa golongan yaitu:

1) Surat utang pemerintah

2) Surat berharga pasar uang syariah yang belum

jatuh tempo

3) Obligasi berdasarkan prinsip syariah yang

dicatat dan diperdagangkan di pasar modal serta

belum jatuh waktu dengan realisasi pendapatan

berupa bagi hasil/margin/fee sesuai dengan

jumlah dan waktu yang disepakati.

4) Sertifikat reksadana berdasarkan prinsip syariah

yang memeiliki nilai aktiva bersih lebih besar dari

pada nilai investasi awal, memiliki likuiditas yang

tinggi dan tingkat resiko yang rendah.

5) Surat berharga lainnya berdasarkan prinsip

syariah antara lain medium term note dan atau

surat berharga yang diterbitkan lembaga

Page 15: skripsiku

15

keuangan yang tergabung dalam pasar

keuangan Islam Internasional atau Islamic

Development Bank yang mempunyai prospek

pengembalian serta mengikuti ketentuan untuk

surat berharga komersial atau obligasi.

6) Macet, surat berharga yang digolongkan dalam

golongan macet adalah surat berharga yang

tidak memenuhi kriteria sebagaimana yang

dimaksud dalam golongan lancar. Untuk kategori

surat berharga ini, penulis tidak menjelaskan lagi

dalam bentuk tabel karena dari penjelasan diatas

sudah dapat dipahami.

d) Penempatan

Kualitas penempatan dimulai berdasarkan pada

ketepatan pembayaran angsuran pokok dan atau rasio

pencapaian antara realisasi pendapatan dengan

proyeksi pendapatan. Untuk kualitas penempatan,

digolongkan menjadi 4 golongan yaitu lancar, kurang

lancar, diragukan dan macet.

Page 16: skripsiku

16

e) Penyertaan Modal

Penyertaan modal dengan pangsa bank syariah

kurang dari 20% wajib dicatat dengan metode biaya

(cost method), kualitas penyertaan modal digolongkan

atas :

1) Lancar, penyertaan modal digolongkan lancar

jika berdasarkan laporan keuangan tahun buku

terakhir yang telah diaudit perusahaan tempat

bank syariah melakukan penyertaan

memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian

kumulatif.

2) Kurang lancar, penyertaan modal digolongkan

kurang lancar jika berdasarkan laporan

keuangan tahun buku terakhir yang telah diaudit

perusahaan tempat bank syariah melakukan

penyertaan mengalami kerugian sampai dengan

25% dari modal perusahaan.

3) Diragukan, penyertaan modal digolongkan

diragukan jika berdasarkan laporan keuangan

tahun buku terakhir yang setelah diaudit

perusahaan tempat bank syariah melakukan

Page 17: skripsiku

17

penyertaan mengalami kerugian lebih dari 25%

sampai dengan 50% dari modal perusahaan.

4) Macet, penyertaan modal digolongkan macet jika

berdasarkan laporan keuangan tahun buku

terakhir yang telah daudit perusahaan tempat

bank syariah melakukan penyertaan mengalami

kerugian lebih dari 50% dari modal perusahaan.

Penyertaan modal dengan pangsa bank syariah

20% atau lebih wajib dicatat dengan metode ekuitas

(equity method) dan digolongkan lancar.

f) Penyertaan Modal Sementara

Kualitas penyertaan modal sementara dinilai

berdasarkan jangka waktu penyertaan yang ditetpakan

dalam ketentuan yang berlaku dan kemungkinan

penjualan penyertaan modal sementara dalam jangka

waktu tersebut. Kualitas penyertaan modal sementara

digolongkan dalam 4 golongan yaitu:

1) Lancar, digolongkan lancar jika belum melebihi

jangka waktu 1 tahun.

Page 18: skripsiku

18

2) Kurang lancar, digolongkan kurang lancar jika

telah melebihi jangka waktu 1 tahun namun

belum melebihi jangka watu 4 tahun.

3) Diragukan, digolongkan dlam diragukan jika

telah melebihi jangka waktu 4 tahun dan belum

melebihi 5 tahun.

4) Macet, digolongkan macet jika penyertaan modal

sementara belum ditarik kembali walaupun

perusahaan nasabah telah memiliki laba

kumulatif.

Kualitas penyertaan modal sementara dapat diturunkan

oleh Bank Indonesia jika terdapat bukti yang memadai

bahwa:

1) Penjualan penyertaan modal sementara

diperkirakan akan dilakukan dengan harga yang

lebih rendah dari nilai buku dan atau;

2) Penjualan penyertaan modal sementara dalam

jangka waktu 5 tahun diperkirakan sulit untuk

dilakukan.

Page 19: skripsiku

19

g) Transaksi Rekening Administratif

Kualitas transaksi rekening administratif dinilai

dan digolongkan sesuai dengan ketentuan

penggolongan kualitas pembiayaan dan atau piutang

untuk masing-masing transaksi. Beberapa ketentuan

dalam kualitas transaksi rekening administrative yaitu :

1) Penilaian atas kualitas pembiayaan atas kualitas

pembiayaan, piutang, qardh dan transaksi

rekening administratif yang berjumlah sampai

dengan Rp 500.000.000,- untuk nasabah

individual atau nasabah grup hanya didasarkan

atas kemampuan membayar.

2) Penilaian atas kualitas pembiayaan, piutang,

qardh dan transaksi rekening administratif yang

berjumlah lebih besar dari Rp 500.000.000,- baik

untuk nasabah individual atau nasabah grup

3) Penggolongan kualitas pembiayaan, piutang,

qardh dan transakasi rekening administratif

untuk daerah tertentu yang berjumlah sampi

dengan 1 milyar untuk nasabah individual atau

nasabah grup hanya didasarkan atas

kemampuan membayar

Page 20: skripsiku

20

h) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

Kualitas untuk sertifikat wadiah Bank Indonesia

yang dimiliki oleh bank syariah digolongkan lancar.

Sintesis

Berdasarkan definisi yang telah disebutkan maka

dapat disintesiskan bahwa, Aset merupakan segala sarana,

prasarana dan SDM yang bernilai ekonomi yang dimiliki oleh

perusahaan yang dapat memberikan keuntungan bagi

perusahaan untuk masa sekarang atau masa depan.

b. Pengertian Perbankan Syariah.

Antonio dan Perwataatmadja (1997:1) membedakan

bank syariah menjadi 2 pengertian yaitu Bank Islam dan Bank

yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam.

Bank syariah yaitu :

a. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip – prinsip

syariah Islam

b. Bank dan tata cara beroperasinya mengacu kepada

ketentuan – ketentuan alqur’an dan hadist

Sementara Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah

Islam adalah Bank yang beroperasinya itu mengikuti ketentuan

Page 21: skripsiku

21

– ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata

cara bermuamalat secara Islam.

c. Sejarah Berdirinya Bank Syariah di Indonesia

Menurut sejarah, awal mula kegiatan Bank Syariah 

pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia pada tahun

1940-an. Di Kairo Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural

Bank di desa Mit Ghamr. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir

dan masih berskala kecil.

Sekalipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat

muslim terbesar di dunia, kehadiran bank yang berdasarkan

Syariah masih relatif baru, yaitu pada awal tahun 1990-an.

Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan

oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20

Agustus 1990.

Lahirnya Bank Syariah pertama di Indonesia yang

merupakan hasil kerja tim perbankan MUI adalah dengan

dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte

pendiriannya ditandatangani tanggal 1 November 1991. Saat ini

BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di beberapa

kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang,

Makassar dan kota-kota lainnya.    

Page 22: skripsiku

22

Disamping BMI, saat ini juga telah lahir Bank Syariah

milik pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri (BSM).

Kemudian berikutnya berdiri Bank Syariah sebagai cabang dari

Bank Konvensional yang sudah ada, seperti BNI Syariah.

(lembaga keuangan islam 2010 : 25 )

a. Produk-Produk Bank Syariah

Dalam rangka melayani masyarakat luas, terutama

masyarakat muslim, Bank Syariah menyediakan berbagai

macam produk perbankan. Produk yang ditawarkan sudah

tentu sangat islami, termasuk dalam hal memberikan

pelayanan kepada para nasabahnya. Berikut ini adalah

berbagai jenis produk Bank Syariah yang ditawarkan

kepada masyarakat luas adalah sebagai berikut:

a. Al-Wadi’ah (Titipan)

Al-Wadi’ah adalah perjanjian simpan-menyimpan

atau penitipan barang ber-harga antara pihak yang

mempunyai barang dan pihak yang dBank Syariaheri

kepercayaan (bank syariah). Tujuan perjanjian ini

adalah untuk menjaga keamanan, keselamatan, dan

keutuhan barang tersebut. Barang-barang yang telah

dititipkan sewaktu-waktu dapat diambil kembali

Page 23: skripsiku

23

sebagian atau seluruhnya oleh pemilik barang

tersebut. 

b. Pembiayaan dengan bagi hasil

Dalam bank konvensional untuk penyaluran

dananya kita mengenal istilah kredit atau pinjaman.

Sedangkan dalam bank syariah untuk penyaluran

dananya kita kenal dengan istilah pembiayaan. Jika

dalam bank konvensional keuntungan bank diperoleh

dari bunga yang dibebankan, maka dalam bank syariah

tidak ada istilah bunga bank akan tetapi bank syariah

menerapkan sistem bagi hasil. Prinsip bagi hasil dalam

bank syariah yang diterapkan dalam pembiayaan dapat

dilakukan dalam empat akad utama yaitu:

c. Al-Musyarakah

Al-Musyarakah adalah perjanjian kesepakatan

bersama antar pemilik modal untuk menyertakan modal

sahamnya pada suatu proyek, yang biasanya berjangka

waktu panjang. Masing-masing pihak memberikan dana

dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko

akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Page 24: skripsiku

24

d. Al-Mudharabah

Al-Mudharabah adalah akad kerja sama antara

dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan

seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola.

Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang

dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka akan

ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan

akibat dari kelalaian pengelola. Apabila kerugian

diakibatkan kelalaian pengelola, maka si pengelolalah

yang  harus bertanggung jawab atas kerugian tersebutl

e. al-Muzara’ah

Al-Muzara’ah adalah kerjasama pengolahan

pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap.

Pemilik lahan menyediakan lahan kepada penggarap

untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan

bagian tertentu dari hasil panen. Dalam dunia

perbankan kasus ini diaplikasikan untuk pembiayaan

bidang plantation atas dasar bagi hasil dari panennya.

f. Al-Musaqah

Al-Musaqah merupakan bagian dari Al-

muzara’ah yaitu penggarap hanya bertanggung jawab

Page 25: skripsiku

25

atas penyiraman dan pemeliharaan dengan

menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri.

Imbalan tetap diperoleh dari persentase hasil

panennya.

Page 26: skripsiku

26

g. Bai’al-Murabahah

Bai’al-Murabahah adalah menjual suatu barang

dengan harga pokok ditambah keuntungan yang

disetujui bersama untuk dibayar pada waktu yang

ditentukan atau dibayar secara cicilan. Dengan cara ini

pembeli dapat mengetahui harga sebenarnya dari

barang yang dibeli dan dikehendaki penjual. Perjanjian

murabahah bermanfaat bagi orang yang membutuhkan

suatu barang, tetapi belum mempunyai uang.

h. Bai’as-Salam

Bai’as-Salam artinya pembelian barang yang

diserahkan kemudian hari, tetapi pembayarannya

dilakukan di muka. Prinsip yang harus dianut adalah

harus diketahui terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah

barang dan hukum awal pembayaran harus dalam

bentuk uang.

i. Bai’al-Istishna’

Page 27: skripsiku

27

Bai’al-Istishna’ adalah kontrak penjualan antara

pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua

belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat lebih

dulu tentang harga dan sistem pembayaran.

Kesepakatan harga dapat dilakukan dengan tawar-

menawar dan sistem pembayaran dapat dilakukan di

muka atau diangsur.

j. Al-Ijarah

Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas

barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa,

tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang

tersebut.. Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh

perusahaan leasing, baik untuk kegiatan operating

lease maupun financial lease.

k. Al-Wakalah (Amanat)

Al-Wakalah artinya penyerahan atau pemberian

suatu mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat

ini harus dilakukan sesuai dengan apa yang telah

disepakati oleh si pemberi mandat.

l. Al-Kafalah (Garansi)

Page 28: skripsiku

28

Al-Kafalah merupakan jaminan yang

diberikanpenanggung kepada pihak ketiga untuk

memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan

tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lain.

m. Al-Hawalah

Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari

orang yang berutang kepada orang lain yang

wajibmenanggungnya. Atau dengan kata lain

pemindahan beban utang dari satu pihak kepada lain

pihak.

n. Ar-Rahn

Ar-Rahn merupakan kegiatan menahan salah

satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas

pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini

dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.

Menghitung Bagi Hasil Bank Syariah (www.bi.go.id)

Berbagi hasil dalam bank syariah menggunakan istilah

nisbah bagi hasil, yaitu proporsi bagi hasil antara nasabah

dan bank syariah. Misalnya, jika customer service bank

syariah menawarkan nisbah bagi hasil Tabungan Bank

Page 29: skripsiku

29

Syariah sebesar 65:35. Itu artinya nasabah bank syariah

akan memperoleh bagi hasil sebesar 65% dari return

investasi yang dihasilkan oleh bank syariah melalui

pengelolaan dana-dana masyarakat di sektor riil. Sementara

itu bank syariah akan mendapatkan porsi bagi hasil sebesar

35%. Bagaimana menghitung nisbah bagi hasil tersebut?

Untuk produk pendanaan/simpanan bank syariah,

misalnya Tabungan Bank Syariah dan Deposito Bank

Syariah, penentuan nisbah bagi hasil dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu: jenis produk simpanan, perkiraan

pendapatan investasi dan biaya operasional bank. Hanya

produk simpanan Bank Syariah dengan skema investasi

(mudharabah) yang mendapatkan return bagi hasil.

Sementara itu untuk produk simpanan Bank Syariah dengan

skema titipan (wadiah), return yang diberikanberupa bonus.

Pertama-tama dihitung besarnya tingkat pendapatan

investasi yang dapat dibagikankepada nasabah. Ekspektasi

pendapatan investasi ini dihitung oleh bank syariah dengan

melihat performa kegiatan ekonomi di sektor-sektor yang

menjadi tujuan investasi, misalnya di sektor properti,

perdagangan, pertanian, telekomunikasi atau sektor

transportasi. Setiap sektor ekonomi memiliki karakteristik dan

performa yang berbeda-beda, sehingga akan memberikan

Page 30: skripsiku

30

return investasi yang berbeda-beda juga. Sebagaimana

layaknya seorang investment manager, bank syariah akan

menggunakan berbagai indikator ekonomi dan keuangan

yang dapat mencerminkan kinerja dari sektoral tersebut untuk

menghitung ekspektasi /proyeksi return investasi. Termasuk

juga indikator historis (track record) dari aktivitas investasi

bank syariah yang telah dilakukan, yang tercermin dari nilai

rata-rata dari seluruh jenis pembiayaan Bank Syariah yang

selama ini telah diberikanke sektor riil. Dari hasil perhitungan

tersebut, maka dapat diperoleh besarnya pendapatan

investasi dalam bentuk equivalent rate- yang akan

dibagikankepada nasabah misalnya sebesar 11%.

Selanjutnya dihitung besarnya pendapatan investasi

yang merupakan bagian untuk bank syariah sendiri, guna

menutup biaya-biaya operasional sekaligus memberikan

pendapatan yang wajar. Besarnya biaya operasional

tergantung dari tingkat efisiensi bank masing-masing.

Sementara itu, besarnya pendapatan yang wajar antara lain

mengacu kepada indikator-indikator keuangan bank syariah

yang bersangkutan seperti ROA (Return On Asets) dan

indikator lain yang relevan. Dari perhitungan, diperoleh

bahwa bank syariah memerlukan pendapatan investasi -yang

juga dihitung dalam equivalent rate- misalnya sebesar 6 %.

Page 31: skripsiku

31

Dari kedua angka tersebut, maka kemudian nisbah

bagi hasil dapat dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah

adalah sebesar: [11% dibagi (11%+6%)] = 0.65 atau sebesar

65%. Dan bagi hasil untuk bank syariah sebesar: [6% dibagi

(11%+6%)] = 0.35 atau sebesar 35%. Maka nisbah bagi

hasilnya kemudian dapat dituliskan sebagai 65:35.

Tentu saja dalam prakteknya nasabah Bank Syariah

tidak perlu terlalu pusing dengan perhitungan njlimet bagi

hasil semacam ini. Masyarakat hanya tinggal menanyakan

berapa rate indikatif dari Tabungan Bank Syariah atau

Deposito Bank Syariah yang diminatinya. Rate indikatif ini

adalah nilai equivalent rate dari pendapatan investasi yang

akan dibagikankepada nasabah, yang dinyatakan dalam

persentase misalnya 11% atau 8% atau 12%. Jadi

masyarakat dengan cepat dan mudah dapat menghitung

berapa besar keuntungan yang akan diperolehnya dalam

menabung sekaligus berinvestasi di bank syariah.

Sintesis

Dari definisi ataupun pengertian yang telah

disebutkan diatas maka peneliti dapat menyintesiskan

bahwa perbankan syariah merupakan bank yang

Page 32: skripsiku

32

mengoperasikan semua operasi kerjanya sesuai syariah

islam.

2. Hakikat Suku Bunga

Menurut Karl dan Fair (2001:635) berpendapat suku bunga

adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman dalam

bentubentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah

bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman

Menurut Sunaryah (2004:80) suku bunga adalah harga dari

pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok

per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber

dayayang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada

kreditur.

Menurut Lipsey, Ragant dan Courant (1997:471) suku

bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang

dipinjam dari periode waktu tertentu.

Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam

perekonomian yaitu alokasi factor produksi untuk menghasilkan

barang dan jasa yang dipakai sekarang dan dikemudian hari.

Lipsey, Ragan dan Courant (1997:99–100) membedakan

suku bunga menjadi dua bagian yaitu suku bunga nominal dan

suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara

Page 33: skripsiku

33

jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang

dipinjam. Sedangkan suku bunga riil lebih menekankan pada rasio

daya beli uang yang dibayarkan kembali. Dengan arti lain suku

bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju

inflasi.

Menurut Muhammad (2002:40) secara leksikal bunga

sebagai terjemahan dari kata interest. Secara istilah sebagaimana

dalam suatu kamus dinyatakan bahwa interest is a charge for a

financial loan, usually a percentage of the amount loaned. Bunga

adalah tanggungan pada pinjaman uang, yanmg biasanya

dinyatakan dengan persentase dari uang yang dipinjamkan.

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga

yang diberikan kepada nasabahnya yaitu:

a. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas

jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di Bank.

Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar

Bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro,

bunga tabungan dan bunga deposito.

b. Bunga Pinjaman

Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam

atau harga yang harus dibayaroleh nasabah peminjam

kepada Bank. Sebagai contoh bunga kredit.

Page 34: skripsiku

34

Sebelum jauh membahas tentang bunga dalam

investasi maka perlu dikaji telebih dahulu apakah bunga

tersebut termasuk riba atau tidak, karena ini akan sangat

mempengaruhi pemaparan tulisan ini, maka akan diulas

sebagai berikut :

Al-qur’an, dengan jelas mengulas tentang riba sebagai

berikut ( www.indonetasia.com ) :

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang

kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.(Qs:

2:275)

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan

mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli

itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan

jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang

telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu

terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa

yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);

dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang

kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah

penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.

Riba berasal dari kata Rabiyah dan Rabwah yang artinya

Bukit atau tanah tinggi. Riba secara teknis berarti

Page 35: skripsiku

35

mengambil tambahan dari modal pokok tanpa ada

imbalan penganti yang dapat dibenarkan oleh Syariah

Islam. Dengan demikian maka jelas bahwa islam

melarang riba dengan berbagai konsekuensinya. Namun

yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah

bunga sama dengan riba? Untuk memberikan jawaban

atas pertanyaan tersebut perlu dikaji apa sebenarnya

riba. Kata riba = ziyadah yang berarti bertumbuh,

menambah atau berlebih. Adapun pengertian tambah

dalam konteks riba adalah tambahan uang atas modal

yang diperoleh dengan cara yag tidak dibenarkan syara’.

Riba sering diterjemahkan orang dalam bahasa inggris

sebagai usury yang artinya the act of lending money at

an exorbitant or illegal rate of interest. Sementara ulama

fikih mendefinisikan ribadengan kelebihan harta dalam

suatu muamalah dengan tidak ada imbalan atau

gantinya. Maksud dari pernyataan ini adalah tambahan

terhadap modal uang yang timbul akibat transaksi utang

piutang yang harus diberikanterutang kepada pemilik

uang pada saat utang jatuh tempo.

Apabila kita dasarkan pada pengertian riba yang

tercantum dalam surat ar – Rum ayat 39,” riba adalah

nilai atau harga yang ditambahkan kepada harta atau

Page 36: skripsiku

36

uang yang dipinjamkan kepada orang lain. Ayat ini hanya

sebagai ancang Allah SWT dalam menerapkan hukum

larangan riba pada ayat yang diturunkan selanjutnya.

Seperti Al – Baqarah 277 dan 278. sementara pada ayat

275 surat Al –Baqarah yang didalamnya mengandung

tiga penjelasan yaitu : pertama, jual beli atau bay itu

tidak sama dengan riba. Kedua perdagangan itu

diperbolehkan sementara riba itu diharamkan. Dan yang

ketiga menegaskan bahwa mereka yang telah

mendengar ayat larangan ribaharus segera

menghentikan ribatenpa harus mengembalikan ribayang

sudah tertarik.

Hadist – hadist Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa

riba itu haram dintaranya:

1) Al hakim meriwayatkan dari Ibnu masud bahwa

nabi Muhammaad SAW bersabda. “riba itu

mempunyai 73 tingkatan yang paling rendah

( dosanya ) sama dengan seseorang melakukan

zina dengan Ibunya”

2) Diriwayatkan oleh abu hurairah bahwa Rasulullah

SAW bersabda “tuhan sesungguhnya berlaku adil

karena tidak membenarkan empat golongan

memasuki syurga atau tidak mendapat petunjuk

Page 37: skripsiku

37

yakni: peminum arak, pemakan riba pemakan

harta anak yatim, dan mereka yang

menelantarkan Ibu/bapak mereka.

3) dari Ibnu abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda “

jika telah muncul wabah zina dan riba disuatu

negeri, maka berarti mereka telah siap menanti

kedatangan azab Allah SWT.”

Agama lain memandang riba

1) Perjanjian lama kitab keluaran ayat 25 pasal

22, “ bila kamu menghutangi seseorang

diantara warga bangsamu uang maka

janganlah kamu berlaku laksana seoirang

pemberi hutang, jangan kamu meminta

keuntungan kepadanya untuk pemilik uang.

2) Kitab ulangan ayat 19 pasal 23, “ janganlah

kamu membungakan kepada saudaramu, baik

uang maupun bahan makanan atau apapun

yang dapat dibungakan

3) Kitab levicitus ( imamat )pasal 35 ayat 7. “

janganlah engkau mengambil bunga uang atau

riba darinya, melainkan engkau harus takut

akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup

Page 38: skripsiku

38

diantaramu. Janganlah engkau memberi

uangmu kepada mereka dengan meminta

bunga, juga makananmu janganlah kamu

berikan dengan meminta riba.

Terkait BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan Maka Dapat

dijelaskan Sebagai Berikut (www.bi.go.id)

Pengertian Suku Bunga Bank Indonesia

1) Definisi

Menurut Bank Indonesia BI Rate adalah suku bunga

kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan

moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan

kepada publik.

2) Fungsi

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank

Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur ( RDG ) bulanan dan

diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank

Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management)

di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan

moneter.

Page 39: skripsiku

39

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan

pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank

Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini

diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga

deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam

perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan

menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan

melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank

Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan

diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

3) Penetapan BI Rate

1. Jadwal Penetapan dan Penentuan

1.1. Penetapan respons (stance) kebijakan moneter

dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG

Bulanan dengan cakupan materi bulanan.

1.2. Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku

sampai dengan RDG berikutnya

1.3. Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate)

dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan

moneter  (lag of monetary policy) dalam memengaruhi

inflasi.

Page 40: skripsiku

40

1.4. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan

semula, penetapan stance Kebijakan Moneter  dapat

dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG

Mingguan.

4) Besar Perubahan BI Rate

Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan

BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25

basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank

Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi,

maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps

dalam kelipatan 25 bps.

5) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Seperti dijelaskan di atas, bahwa untuk mennetukan

besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat

dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan

maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping faktor-faktor

lainnya.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya

penetapan suku bunga adalah:

1. Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara

permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh

Page 41: skripsiku

41

bank agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan

meningkatkan suku bunga simpanan.

2. Persaingan, dalam memperebutkan dana simpanan, maka

disamping faktor promosi, yang paling utama pihak

perbankan harus memperhatikan pesaing.

3. Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan

maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga

yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

4. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman,

maka akan semakin tinggi tinggi bunganya, hal ini

disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa

mendatang. Serta faktor-faktor yang lain.

Sintesis

Dari definisi di atas, maka dapat disintesiskan bahwa Bunga

Bank adalah balas jasa yang diberikan oleh Bank yang

berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang

membeli (yang memperoleh pinjaman).atau menjual (yang

memiliki simpanan) produknya.

Page 42: skripsiku

42

B. Kerangka Berpikir

Pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap Aset Perbankan

Syariah

Data – data asset perbankan syariah dan suku bunga bank

Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

laporan tahunan ataupun bulanan yang dikeluarkan oleh bank

Indonesia disitus resminya yaitu www.bi.go.id.

Dalam penelitian ini, peneliti sangat mengharapkan sekali adanya

pengaruh yang ditimbulkan oleh suku bunga bank Indonesia terhadap

asset perbankan syariah.

Sebagaimana yang ditunjukan oleh siklus dibawah ini:

C. Hipotesis penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti menduga bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

aoleh suku bunga bank Indonesia terhadap aset perbankan syariah.

Suku bunga bank indonesia (X)

Asset perbankan syariah (Y)

Page 43: skripsiku

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Apakah terdapat pengaruh SBI terhadap pertumbuhan aset pada

perbankan syariah?

2. Seberapa besar pengaruh suku bunga bank Indonesia terhadap

aset perbankan syariah?

B. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian bukan merupakan tempat yang real.

Melainkan peneliti mendapatkan datanya dengan mengunduh dari

situs resmi Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id. Sementara waktu

peneliti memulai melakukan penelitian ini terhitung bulan Maret 2010

dengan harapan peneliti dapat menyelesaikannya pada September

2010.

45

Page 44: skripsiku

44

Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Dalam menyusun skripsi peneliti akan mengumpulkan data

sekunder yang berkaitan dengan judul penelitian. Adapun cara yang

dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara:

1. Studi Dokumentasi yaitu metode penelitian yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan data yang telah diolah dari pihak lain

pada tempat penelitian yang dimaksud.

2. Penelitian Kepustakaan, Penelitian ini dilakasanakn untuk

mendapatkan data – data tambahan dengan cara mempelajari

teori – teori baik berupa artikel ataupun dari buku – buku yang

relevan.

C. Instrumen Penelitian

1. Instrumen: aset

a. Definisi konseptual

Aset merupakan segala sarana, prasarana dan SDM

yang bernilai ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan yang

dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan untuk masa

sekarang atau masa depan.

Page 45: skripsiku

45

b. Definisi operasional

Aset merupakan segala sarana, prasarana dan SDM

yang bernilai ekonomi yang dimiliki oleh perbankan syariah

yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan untuk

masa sekarang atau masa depan.

2. Instrumen: suku bunga bank Indonesia

a. Definisi konseptual

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

b. Definisi operasional

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

Dan denana kebijakan itu setiap bank konvensional dapat

menetapakan bunga bank di tiap – tiap bank.

Page 46: skripsiku

46

D. Tehnik Analisis Data

Dalam analisa ini peniliti akan mencoba membuat

persamaan antara variabel independent dan variabel dependent

Data yang berhasil peneliti dapatkan selanjutnya dianalisis

dengan menggunakan tehnik statistik deskripsimaupun

menggunakann statistik inferensial. Statistik dekripsi digunakan

untukmanyajikan data masing – masing variable peneitian yaitu :

suku bunga Bank Indonesia dan pertumbuhan aset perbankan

syariah. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian.

Statistik deskripsi ini digunakan untuk mengukur ukuran

gejala pusat yang meliputi median, modus, rata – rata dan ukuran

penyebaran dengan menggunakan standar deviasi dan rentang

skor. Disamping itu untuk keperluan penyajian data, digunakan

juga tabel frekuensi dan grafik yang berbentuk histogram.

Statistik inferensial dipergunakan untuk menguji hipotesis

penelitian. Tehnik yang dipergunakan untuk menguji penelitian

adalah analisis regresi dan korelasi sederhana. Yaitu dengan

melakukan beberapa analisa diantaranya:

Page 47: skripsiku

47

a. Hipotesis statistic

1. Hipotesi pertama

Ho = tidak ada pengaruh SBI terhadap aset perbankan

syariah

Ha = ada pengaruh SBI terhadap aset perbankan syariah

b. Analisis data penelitian

1. Analisis regresi linear sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen

Rumus :

Y = a + bx

Y : aset perbankan syariah

a : bilangan konstanta

b : koefisien regresi

x : suku bunga Indonesia

2. Uji t

Analisis ini digunakan untuk menguji apakah benar

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

Page 48: skripsiku

48

c. Menentukan hipotesis nilai dan hipotesis alternatif Ho : β = 0,

tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen

d. Menentukan level of signivicance ( α = 0,05 ), t = ( α/2; n-1-k)

e. Criteria pengujian

Ho diterima bila t hitung < t table

Ho ditolak bila t hitung > t table

f. Nilai t hitung

t hitung = (b – β) : Sb

Keterangan :

a. t : t hitung

b. b : koefisien regresi

c. β : koefisien hipotesis

d. Sb : regresi standar deviasi

g. Kesimpulan

Dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel

maka dapat diambil kesimpulan apakah Ho diterima atau

ditolak.

Page 49: skripsiku

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Sekilas Perbankan Syariah di Indonesia.

Dengan telah derlakukannya Bank Syariah Undang-Undang

No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16

Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional

semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan

mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres

perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata

pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir,

maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung

perekonomian nasional akan semakin signifikan.

Oleh karena itu Pengembangan perbankan syariah sebaiknya

diarahkan untuk memberikan kemaslahatan terbesar bagi masyarakat

dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional. Oleh

karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional

akan mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti

Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem Keuangan

Indonesia (ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN). Dengan demikian upaya pengembangan

51

Page 50: skripsiku

50

perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung

pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada

tingkat nasional. Sehingga dapat mendukung perrtumbuhan

perekonomian nasional.

B. Data Perbankan Syariah

Jumlah BUS (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha Syariah)

Tabel 4.1

Jumlah BUS (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha Syariah)

Sementara itu, inisiatif pengembangan ekonomi syariah yang

diklaim dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi umat di

Indonesia sudah diluncurkan sejak tahun 1992, yang ditandai

Page 51: skripsiku

51

dengan pendirian dan pengoperasian Bank Muammalat Indonesia.

Secara teoritis, perbankan syariah seharusnya dapat membantu

mengurangi angka kemiskinan nasional.

C. Deskripsi Data Penelitian

1. Data SBI ( Suku bunga Bank Indonesia)

Data suku bunga bank Indonesia ini peneliti unduh melalui

situs resmi Bank Indonesia

Tabel 4.2

Data Suku Bunga Bank Indonesia

Page 52: skripsiku

52

No Bulan

BI Rate Tahun

2005 2006 2007 2008

1 Januari

- 12.75

% 9.50% 8.00%

2 Februari

- 12.75

% 9.25% 8.00%

3 Maret

- 12.75

% 9.00% 8.00%

4 April

- 12.75

% 9.00% 8.00%

5 Mei

- 12.50

% 8.75% 8.25%

6 Juni

- 12.50

% 8.50% 8.50%

7 Juli

8.50% 12.25

% 8.25% 8.75%

8 Agustus

8.75% 11.75

% 8.25% 9.00%

9 September

10.00% 11.25

% 8.25% 9.25%

10 Oktober

11.00% 10.75

% 8.25% 9.50%

11 November

12.25% 10.25

% 8.25% -

12 Desember 12.75% 9.75% 8.00% -

Page 53: skripsiku

53

Data ini menggambarkan perubahan suku bunga bank indonesia

setiap bulannya. Dimana adanya kenaikan dan penurunan yang

terjadi pada suku bunga bank Indonesia. Seperti yang kita ketahui

hal ini disebabkan diantaranya terdapat permasalahan terhadap

perekonomian Indonesia ataupun dunia baik itu dari segi moneter

ataupun inflasi. Rata – rata suku bunga bank indonesia naik

ataupun turun dari sebelumnya adalah sekitar 0.25%

1. Perkembangan Total Aset

Data Perkembangan total ataupun jumlah aset pada perbankan

syariah peneliti unduh melalui situs resmi Bank Indonesia dengan

bagian statistic perbankan syariah.

Tabel 4.3

Data Total Aset Perbankan Syariah

Page 54: skripsiku

54

No Bulan

Aset perbankan syariah

2005 2006 2007 2008

1 Januari

-

20,584,968

26,948,76

4 35,836,442

2 Februari

-

20,459,669

27,689,73

6 37,550,847

3 Maret

-

20,545,995

28,447,35

2 38,343,742

4 April

-

21,089,959

28,367,64

8 40,071,017

5 Mei

-

21,902,818

29,000,12

4 41,082,893

6 Juni

-

22,700,820

29,208,81

2 42,981,116

7 Juli 17,839,625 22,861,551

29,899,60

4 43,478,881

8 Agustus 18,232,742 23,577,970

30,144,50

4 44,339,780

9 September 18,454,192 24,313,155

31,802,77

3 45,857,224

10 Oktober 18,732,449 25,056,041

33,016,02

9 46,281,660

11 November 18,692,398 25,488,349 33,287,97 -

Page 55: skripsiku

55

0

12 Desember 20,879,849 26,722,030

36,537,63

7 -

Data ini menggambarkan bagaimana perubahan asset pada

perbankan syariah Dari bulan ke bulan. Dimana kita dapat melihat

b perubahan yang terjadi pada asset perbankan syariah. Yaitu

secara umum asset perbankan syariah selalu meningkat walaupun

adanya penyusutan terhadap asset perbankan syariah namun itu

tidak berlangsung lama dan tidak dalam jumlah yang banyak. Dan

rata – rata kenaikan asset perbankan syariah tiap bulannya

>700,000 ( dalam juta rupiah ) walaupun asset perbankan syariah

pernah mengalami penyusutan namun peningkatan jauh lebih

sering. Penyusutan asset yang terjadi pada perbankan syariah

diantarnya terjadi pada bulan oktober – November 2005 yaitu

sebesar -40,051, dan pada bulan desember 2005 - februari 2006

secara berturut – turut yaitu sebesar -294,881 dan -125,299 dan

pada bulan maret – april 2007 adalah sebesar -79,704 dan

penyusutan terbesar terjadi pada bulan desember 2007 – januari

2008 yaitu sebesar -701,195. Semua penyusutan dihitung dalam

juta rupiah

Page 56: skripsiku

56

D. Uji Hipotesis

Tabel 4.4

Deskripsi Statistik Suku Bunga Bank Indonesia dan Perbankan

Syariah

Keterangan BI RateAset Perbankan Syariah

(Juta Rupiah)

Mean 9,84% 29.207.728

Median 9,13% 28.028.692

Standar Deviasi 0,017556571 8659490,435

Max 12,75% 46.281.660

Min 8,00% 17.839.625

Page 57: skripsiku

57

Page 58: skripsiku

58

1. Suku Bunga Bank Indonesia

Berdasarkan data penelitian tentang suku bunga bank

Indonesia maka diperoleh rentang skor empirik dengan nilai

terendah 8,00% dan tertinggi 12,75%. Selain itu dari data

penelitian diketahui bahwa rata – ratanya adalah 9,84% dan

simpangan baku atau lebih dikenal dengan standar deviasi

0,017556571 (1.75% ) dan untuk median 9,13%.

2. Aset Perbankan Syariah

Berdasarkan data penelitian tentang aset perbankan syariah

maka diperoleh rentang skor empirik dengan nilai terendah

17.839.625 ( juta ) dan tertinggi 46.281.660 ( juta ) Selain itu dari

data penelitian diketahui bahwa rata – ratanya adalah 29.207.728

( juta ) dan simpangan baku atau lebih dikenal dengan standar

deviasi 8659490,435 ( juta ) sedangkan untuk median 28.028.692

( juta )

a. Analisis Regresi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

suku bunga bank Indonesia(x) terhadap aset perbankan syariah

(Y)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam analisa berikut ini :

Page 59: skripsiku

59

Regresi

b=40∗111,150,543− (393 .75% ) (1,168,309,135 )40∗39 .96%-15.50390625

b=-154195501. 90 . 48084375

a=ΣY−b∑ x

40

Persamaam regresi

Y = a + bX

` Y = 60,774,365 - 320676938.9 X

korelasi

r=NΣ XY−(ΣX ) (ΣY )

√N∑ X2−(∑ X )2 √N∑ Y 2−(∑Y )2

r=NΣ XY−(ΣX ) (ΣY )

√N∑ X2−(∑ X )2 √N∑ Y 2−(∑Y )2

b=NΣ XY−(ΣX ) (ΣY )

N∑ X2−(∑ X )2

b=-320676938. 9

a=1,168,309,135− (-1,262,665,447 )40

a=2,430,974,58240

a=60774364 . 55

Page 60: skripsiku

60

r=40∗111,150,543−(393 . 75%) (1,168,309,135 )√40∗39 . 96%-15. 50390625√40∗37,048,140,082,554,200−(1,364,946,234,924,450,000 )

r=4446021717−4600217219

√15 . 98475-15.50390625√1,481,925,603,302,170,000− (1,364,946,234,924,450,000 )

r=-154195501 . 9

√0 . 48084375√116,979,368,377,722,000

r=-154195501. 90 .69342898*342022467 .7

r=-154195501. 9237168290. 8

r=-0 .650152267

Interprestasi diduga terdapat hubungan yang sangat erat dan negatif ( r =

-0 . 650152267 ) antara suku bunga bak Indonesia dan aset perbankan

syariah, artinya semakin besar kenaikan suku bunga bank Indonesia

maka semakin keciljumlah penambahan aset pada perbankan syariah.

Koefisien determinan = r2 x 100%

=(-0 . 650152267 )2x 100 %

= 0.42269797 x 100%

=42.26 %

Suku bunga bank Indonesia mempunyai konstribusi terhadap aset

perbankan syariah sebesar 42.26 % atau 42 % dan 58 % dipengaruhi oleh

faktor selain suku bunga bank indonesia

Page 61: skripsiku

Ho Ditolak Ho Ditolak

α/2 = 0,025 α/2 = 0,025

Ho diterima

2.0227 -2.0227

61

t hitung

b. uji hipotesa

1. Ho :pengaruh suku bunga bank Indonesia terhadap aset

perbankan syariah tidak signifikan

2. Ha : pengaruh suku bunga bank Indonesia terhadap aset

perbankan syariah signifikan

Diketahui :

dk = n – 2

= 40 – 2 = 38

Gambar IV. 1

Hasil uji t : Ho ditolak

t hit= r √n−2

√1−r2

t hit=−0 .65√40−2√1−0 . 42

t hit=−0 .65 x 6 .16

√0 .58

t hit=−4 . 0040 . 76

t hit=−5 . 26

−5 .26

Page 62: skripsiku

62

E. Pembahasan

Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa terdapatnya hubungan negatif yang signifikan

antara tingkat suku bunga bank Indonesia terhadap aset perbankan

syariah. Hal ini telah terbukti dengan diperolehnya korelasi sebesar –

0.65.

Dari perhitungan koefisien determinan antara tingkat suku

bunga bank Indonesia dengan aset perbankan syariah didapat nilai

sebesar 42.26% sementara sisanya sebesar 57.74% dipengaruhi oleh

berbagai faktor atau variabel lain.

Hasil ini tentu saja tidak timbul dengan begitu saja, melainkan

melalui proses yang cukup panjang. Dalam melewati proses yang

cukup panjang itu maka peneliti memperoleh beberapa hasil

diantaranya mean , median, modus hasil maksimal dan minimal tiapa

– tiap variabel. Seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Dari hasil perhitungan regresi sederhana dan koefisisen

korelasi jelas terlihat hubungan yang begitu kuat antara tingkat suku

bunga bank Indonesia terhadap aset perbankan syariah. Dan hasil

perhitungan pun telah sangat menunjukan bahwa tingkat suku bunga

Page 63: skripsiku

63

bank Indonesia memberikan dampak yang cukup besar terhadap aset

perbankan syariah.

Hal yang harus kita tahu adalah bahwa data ini benar – benar

menunjukan bahwa kalau suku bunga bank Indonesia memberikan

pengaruh yang cukup besar bagi asset perbankan syariah. Namun

disayangkan pengaruh yang diberikan bersifat negatif. Pengaruh

yang bersifat negative berarti bahwa ketika suku bunga bank

Indonesia menigkat maka hal ini dapat mengakibatkan penambahan

asset bagi perbankan syariah tidak bisa semaksimal mungkin.

Jadi dalam hal ini hal yang seharusnya dilakukan oleh bank

Indonesia adalah harus berhati - hati dalam menetapkan tingkat suku

bunga bank Indonesia agar perbankan syariah dapat menjadi bank

yang kompetitif dan dapat bersaing dengan bank konvensional yang

lain. Serta perbankan syariah bisa mengembangan asetnya yang ada.

Page 64: skripsiku

64

F. Keterbatasan penelitian

Peneliti sangat menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini pasti

banyak terdapat kekurangan. Mulai dari data, pengolahan hingga

pengujian data. Oelh karena itu pasti banyak sekali terdapat

kesalahahn dalam penulisan skripsi ini.

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti hanya melakukan penelitian dengan menggunakan satu

variable independent. karena keterbatasan inilah peneliti yakin

sekali bahwa masih banyak faktor – faktor lain yang

mempengaruhi aset perbankan syariah.

2. Dalam perolehan data, peneliti hanya menggunakan data

sekunder degan jumlah data yang sangat minim yaitu hanya 40

data. Peneliti sangat menyadari kekurangan data tersebut.

Hal yang paling mendasar adalah bahwa pengetahuan peneliti yang

sangat terbatas.

Page 65: skripsiku

65

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir dari karya tulis ilmiah ini peneliti akan

memaparkan beberapa kesimpulan yang didapat dari hasilpenelitian

yang telah peneliti lakukan, adapun kesimpulan – kesimpulan tersebut

adalah:

1. Terdapat pengaruh negatif antara tingkat suku bunga bank

Indonesia terhadap asset perbankan syariah.

2. Besarnya pengaruh tingkat suku bunga bank Indonesia terhadap

asset perbankan syariah adalah 42.26% dan sisanya dipengaruhi

oleh variabel selain suku bunga bank Indonesia yaitu sebesar

57.76%.

3. Walaupun suku bunga bank Indonesia mengalami perubahan yang

tidak menentu atau bisa dibilang kadang naik dan kadang turun.

Namun asset perbankan syariah tiap bulannya selalu bertambah.

Walaupun ketika suku bunga bank indonesia lebih besar dari

jumlah bulan sebelumnya namun asset perbankan syariah tetap

naik walaupun tidak terlalu besar. Terutama pada bulan juli 2005

sampai dengan juni 2006 suku bunga bank indonesia selalu

meningkat namun asset perbankan syariah tetap bertambah

walaupun pada bulan oktober ke November 2005 adanya

penyusutan terhadap asset perbankan syariah.

65

Page 66: skripsiku

66

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diimplikasikan beberapa

hal yakni:

Bank syariah telah sedang mengembangan lebih optimal

lagi aset yang ada. Artinya bank syariah tidak membiarkan uang

yang menumpuk terlalu banyak dengan arti lain bank syariah harus

mencari cara untuk membuat uang yang menumpuk menjadi lebih

produksi. Diantaranya dengan cara peminjaman modal bagi

masyarakat yang ingin membangun usaha dengan system bagi hasil

namun dengan cara yang tidak terlalu berbelit – belit. Karena cara

yang terlalu berbelit – belit membuat oleh malas untuk mengurusinya.

Bank syariah sedang dan telah mengadakan program

pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar. yaitu

perbankan syariah sebaiknya mengarahkan pelayanan jasa bank

syariah sebagai layanan universal atau bank bagi semua lapisan

masyarakat dan semua segmen sesuai dengan strategi masing-

masing bank syariah

Bank syariahpun sudah mulai melakukan pengembangan

produk. Yaitu adanya variasi produk yang beragam dan didukung

oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan) dan 

dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar nama

produk yang mudah dipahami.

Page 67: skripsiku

67

Dan telah adanya peningkatan kualitas pelayanan. Yaitu

peningkatan kualitas pelayanan yang didukung oleh SDM yang

kompeten serta adanya penyediaan teknologi informasi yang mampu

memenuhi kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu

mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah kepada nasabah

secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi prinsip syariah

C. Saran – saran

a. Bank Indonesia sebaiknya memberikan penjelasan tentang

keunggulan bank syariah yang ada di Indonesia kepada

masyarakat umum

b. Adanya sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat luas

c. Memberikan kemudahan bagi para nasabah dalam berbagai

hal. Diantaranya kemudahan dalam menabung, kemudahan

dalam melakukan pinjaman. Dalam arti lain, bahwa perbankan

syariah merupakan benar – benar yang dapat mensejahterakan

umat.

Karena SBI berpengaruh signifikan maka hal ini seharusnya menjadi

perhatian bagi pelaku pasar uang / bank syariah

Page 68: skripsiku

68

DAFTAR PUSTAKA

Andreas Viklund, Definisi Suku Bunga, http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html

Antonio, Muh. Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Arifin, Zainul. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: CV. Alvabet

Bank Indonesia. 2010. www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+ Rate/Penjelasan+BI+Rate/

Hakikat Perbankan Syariah http://wiki.dspace.org/static_files/d/d8/Perbankan_Syariah_Indonesia.pdf.

Hosen, M.N. “Buku saku Perbankan Syariah”. Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES). Jakarta, Nopember 2005.

Huda, nurul dan Mustafa Edwin nasution . 2008. Investasi pada pasar modal syari’ah. Jakarta: Prenada media group

_________ dan Mohamad Heykal. 2010. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta : prenada media grup

luqman, Pengertian Aktiva Produktif http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/

Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: Penerbit AMP YKPN.

Peraturan Bank Indonesia (PBI), No.5/7/2003 tentang Aktiva Produktif

Page 69: skripsiku

69

Ray, Definisi Aktiva dan Asset, http://manskm.blogspot.com/2009/03/aktiva-tetap.html

____,Definisi Aset atau Aktiva, http://manskm.blogspot.com/2009/03/aktiva-tetap.html

Rizki, Definisi Aktiva, http://rahasiaakuntansi.blogspot.com/2010/03/definisi-aktiva-pasiva.htmlhidayathi

Siswanto, Sutojo, Manajemen Terapan Bank, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1997, halm 202.

Wikipedia.2010, Perbankan Syariah Indonesia, http://wiki.dspace.org/static_files/d/d8/Perbankan_Syariah_Indonesia.pdf

68