94
SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KOTA MAKASSAR Disusun dan di usulkan oleh DESI RAHMAWATI, B Nomor Stambuk : 10564 01203 11 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

SKRIPSI

UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN

BENCANA BANJIR DI KOTA MAKASSAR

Disusun dan di usulkan oleh

DESI RAHMAWATI, B

Nomor Stambuk : 10564 01203 11

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN

BENCANA BANJIR DI KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana ilmu pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

DESI RAHMAWATI, B

NomorStambuk : 10564 01203 11

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR

2015

Page 3: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …
Page 4: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …
Page 5: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Desi Rahmawati. B

Nomor stambuk : 10564 0120311

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai

aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, Agustus 2015

Yang Menyatakan

Desi Rahmawati.B

Page 6: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

ABSTRAK

DESI RAHMAWATI, B. Upaya Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kota Makassar ( dibimbing oleh Dr. H. Muhlis Madani, M. Si

dan Dr. Hj. Fatmawati, M. Si ).

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pemerintah daerah dalam

penanggulangan bencana banjir di Kota Makassar serta mengetahui faktor-faktor

penanggulangan bencana banjir Kota Makassar

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, Tipe penelitian

deskriptif kualitatif memberikan gambaran tentang upaya pemerintah daerah dalam

penanggulangan bencana banjir di Kota Makassar. Adapun yang menjadi informan

dalam penelitian ini sebanyak 6 orang. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan

teknik berupa wawancara, observasi dan Dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya penanggulangan bencana banjir

yang dilakukan oleh BPBD Kota Makassar adalah (a) menyiapkan sarana dan

prasarana penanggulangn sangat di butuhkan untuk mendukung tercapai program-

program yang ingin di capai seperti penghijauan (b) melakukan penghijauan

dilakukan sebagai peresap air dari daerah hulu untuk mengurangi banyaknya debit air

ke daerah hilir belum merata (c) membangun kesadaran masyarakat belum maksimal

dalam melaksanakan penanggulangan. Faktor yang menjadi keberhasilan

penanggulangan bencana banjir Kota Makassar adalah Faktor Eksternal dan faktor

Internal, Faktor Eksternal adalah masih adanya kebutuhan masyarakat terhadap peran

pemerintah dalam penanganan bencana baik sebelum, saat maupun setelah bencana

terjadi, faktor Internal adalah adanya peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kata Kunci : Penanggulangan Bencana banjir

Page 7: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul”Upaya Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kota

Makassar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Ilmu Sosial dan

llmu Politik Universitas Muhammadyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bantuan dan dorongan dari kedua orang tua Ayahanda tercinta Baso Rustam dan

Ibunda Dalaulang dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan

bantuan, baik moril maupun materi, dan kepadan Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M. Si

selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Hj. Fatmawati, M. Si selaku Pembimbing II yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan, dan berbagai pihak.Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadyah Makassar

2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadyah Makassar.

3. Bapak A.LuhurPrianto S.IP, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadyah Makassar

Page 8: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

4. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos,.M.Si selaku Penasehat Akademik Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadyah

Makassar

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadyah

Makassar yang telah mengarkan ilmunya kepada penulis

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan .Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, Agustus 2015

Desi Rahmawati.B

Page 9: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ....................................................................... i

Halaman Persetujuan .....................................................................................ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................iii

Abstrak ..........................................................................................................iv

Kata Pengantar .............................................................................................v

Daftar Isi....................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Pemerintah Dalam Pembangunan ........................................... 7

B. Peran Pemerintah Dalam Lingkungan ............................................. 8

C. Konsep Upaya Pemerintah dalam Pelayanan Masyarakat ............... 10

D. Upaya Penanggulangan Bencana Banjir .......................................... 13

1. Identifikasi masalah .................................................................... 13

2. Kebutuhan bahan dan peralatan penanggulangan ...................... 14

3. Kebutuhan tenaga penanggulangan ............................................ 14

4. Upaya Penanggulanga dan Langkah-langkah penanggulangan

banjir ........................................................................................ 15

E. Konsep Bencana Banjir ..................................................................... 16

1. Pengertian bencana ..................................................................... 16

2. Jenis – jenis bencana ................................................................... 16

3. Fase – fase bencana ..................................................................... 17

4. Pengertian bencana banjir ........................................................... 18

F. Macam-macam Banjir ...................................................................... 19

G. Faktor-faktor Penyebab Banjir .......................................................... 20

H. Dampak yang di Akibatkan Oleh Banjir ........................................... 21

I. Faktor-Faktor yang Mendukung Keberhasilan Penanggulangan

Bencana ............................................................................................. 22

J. Kerangka Pikir ................................................................................. 25

K. Fokus Penelitian ................................................................................ 26

L. Defenisi Fokus Penelitian ................................................................. 27

Page 10: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 28

B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................... 28

C. Sumber Data ....................................................................................... 29

D. Informan Penelitian ......................................................................... ..30

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 30

F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 31

G. Keabsahan Data .................................................................................. 32

BAB IV. HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah ............................................................... 33

1. Wilayah administrasi Kota Makassar ......................................... 33

2. Topografi dan Iklim .................................................................. 33

3. Demografi / Sumber wilayah Manusia ....................................... 39

4. Gambaran Umum Keadaan Dinas Penanggulangan Bencana

Daerah Kota Makassar .............................................................. 40

5. Visi dan Misi BPBD Kota Makassar .......................................... 41

6. Perwujudan visi BPBD Kota Makassar ..................................... 43

7. Tujuan, Sasaran dan Strategi BPBD Kota Makassar ................. 47

B. Upaya Penanggulangan Banjir di Kota Makassa ............................. 51

C. Faktor – faktor Keberhasilan Penanggulangan Bencana Banjir ..... 65

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................ ...................68

B. Saran ........................................................................ ...................69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... ...................70

Page 11: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana banjir akan menimbulkan dampak yang merugikan di berbagai

kehidupan masyarakat. Selain kerugian matril, kerugian moril yang timbul adalah

kondisi mental yang menurun atau terganggu karena kehilangan harta benda akibat

bencana banjir. Pada usia anak maupun orang dewasa, dampak bencana banjir di

pandang sangat menghawatirkan, sehingga dalam undang- undang Nomor 24

Tahun 2007 tentang penanggulangan Bencana banjir di kategorikan sebagai

kelompok rentan yang berbahaya. Hal ini berarti bahwa komunitas dalam

penanggulangan bencana di dalam masyarakat memerlukan perhatian khusus dari

pemerintah ketika terjadi bencana banjir. Setiap kelompok masyarakat mempunyai

kemampuan dan cara untuk menghadapi lingkungan demi kelangsungan hidupnya.

Pengetahuan dan cara ini di kenal sebagai suatu pengatahuan yang diwariskan

secara turun temurun dari generasi kegenerasi bila masyarakat menghadapi

bencana. Mekanisme dalam menghadapi kejadian terbentuk dan terlahir dari

pengalaman, pengetahuan, fenomenan, harapan dan masalah yang terjadi di

sekitarnya atau kejadian bencana yang terjadi sebelumnya.

Mengingat akan bencana banjir yang melanda Kecamatan Manggala, pada

tahun 2013 tepatnya pada tanggal 3/01/2013 lalu cukup menjadi pelajaran, bahwa

pentingnya peran seorang pemerintah daerah dalam menggambil strategi yang

harus di lakukan dalam melakukan penanggulangan bencana banjir di Kota

Page 12: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Makassar, Banjir tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat

dalam beraktivitas, merusak badan-badan jalan dan prasarana lainnya akibat

sering tergenang air, lebih jauh dapat menimbulkan kerugian materil bahkan

korban jiwa. tetapi dalam bencana banjir yang melanda kecamatan Manggala ini

tidak ada korban jiwa, hanya berbagai macam penyakit. Berbagai upaya telah

dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan banjir perkotaan ini, hal

ini berbanding lurus dengan dana yang telah terkuras untuk masalah banjir ini,

namun tetap saja belum berhasil mengatasi ancaman banjir tersebut. Hal ini akan

semakin sulit diatasi dengan melihat kondisi buruknya infrastruktur penanganan

banjir yang telah dibangun oleh pemerintah seperti misalnya saluran drainase,

sehingga pembangunan demi pembangunan yang dilakukan dengan alasan

penanganan banjir hanya menjadi rutinitas tanpa solusi.

kesadaran masyarakat dalam membuang sampah sembarangan masih rendah,

kerja bakti yang dilakukan masyarakat untuk membersihkan selokan belum

maksimal dijalankan oleh masyarakat, tersumbatnya saluran got karena

banyaknya penumpukan sampah di selokan, menanamkan budaya lisa ( lihat

sampah ambil ) yang di lakukan pemda hanya sebagian masyarakat yang

mempedulikan budaya tersebut, dan kesadaran masyarakat dalam membngun

tidak mendukung kebijakan pemerintah dalam membangun setidaknya ukuran

kanalnya misalnya 1 meter ternyata hanya 20 cm jadi kebijakan pemerintah dalam

membagun tidak sesuai,sehingga upaya – upaya pemerintah yang dilakukan belum

maksimal karena ketika musim hujan turun maka akan terjadi banjir.

Page 13: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Peristiwa sejarah banjir yang terjadi di Kota Makassar pada saat itu, menarik

perhtian publik khususnya masyarakat Kecamatan manggala. Bencana banjir yang

terjadi di Kota Makassar di akibatkan kurangnya perhatian masyarakat dalam

membersihkan lingkungan, sehingga sungai yang ada di sekitarnya dan

Banjir ini bisa dinamakan banjir lokal karena air yang berlebihan akibat

dari selokan yang penuh dari sampah- sampah yang di buang oleh masyarakat dan

dataran yang rendah sehingga air susah untuk menggalir dan dengan mudahnya

terjadi banjir.Bencana banjir terjadi di Kecamatan Manggala yang merendam

rumah masyarakat, sebanyak 2.176 KK dengan total jiwa 8.120 jiwa termasuk

ribuan warga kampung Nipa- nipa menjadi korban banjir dan harus di ungsikan di

posko-posko penanggulangan bencana yang sudah di siapkan oleh pemkot. Tetapi

dalam bencana tersebut tidak ada korban jiwa hanya kerugian yang di alami oleh

warga seperti kerugian materi, dan waktu. Kebanyakan para korban yang terkena

Banjir banyak yang di serang berbagai penyakit di akibatkan air yang kurang

bersih.

Dampak bencana yang ditimbulkan dapat berupa, pengangguran, Kemiskinan,

Keterbelakangan dan hancurnya lingkungan hidup masyarakat,begitu besar resiko

yang di timbulkan oleh bencana banjir. Maka penanganan bencana banjir menjadi

sangat penting untuk menjadi perhatian kita bersama dan pemerintah. Berdasrkan

undang – undang sumber daya air, Nomor 7 Tahun 2004, Maka yang di maksud

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu daerah dataran yang merupakan suatu

kesatuan sungai yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan

Page 14: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

air yang berasal dari curah hujan kedanau atau kelaut secara alami, yang batas ke

barat merupakan pemisah topografi dan di batas kelaut sampai dengan peraliran

yang masih berpenggaruh aktivitas daratan.

DAS merupakan ekosistem dimana unsur organisme dan lingkungan serta

unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan

dari material dan energi. maka kondisi DAS yang digunakan pemerintah Kota

Makassar sebagai sistem unit perencanaan penanggulangan bencana banjir sebagai

bentuk pemberdayaan sumber daya alam, termasuk bangunan yang berkelanjutan

dalam menanggulangi banjir Kota Makassar. Pentingnya suatu DAS digunakavn

sebagai unit perencanaan penanggulangan banjir yang utuh merupakan

konsekuensi logis untuk menjaga pemanfaaatan sumber hutan, Tanah, dan air,

Kurang tepatnya perencanaan dapat menimbulkan adanya degrasi Daerah Aliran

Sungai yang dapat menimbulkan banjir yang dampak negatifnya bagi masyarkat

seperti yang di kemukakan diatas.Bila bencana banjir dapat dilakukan secara

menyeluruh yang meliputi DAS, mulai daerah hulu sampai hilir, mengingat Kota

Makassar yang rawan banjir pada tahun – tahun sebelumnya. Maka seharusnya

pemerintah Kota Makassar berusha segera mengambil tindakan – tindakan yang

tepat tentang penanggulangan bencana banjir tersebut,sesuai otonomi dearah untuk

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri termasuk menanggulangi

bencana banjir yang terjadi di daerah kondisi dan potensi –potensi serta

kemampuan itu sendiri yang disebut dalam Undang- Undang Nomor 32 tahun

2004 yaitu, Daerah berhak, berwewenang dan berkewajiban, mengatur dan

Page 15: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

bertanggung jawab dan mengurus rumah tangganya sendiri termasuk dalam

penanggulangan bencana banjir, sesuai dengan peraturan perundang – Undangan

yang berlaku. Menurut Peraturan Perundang –Undangan Nomor 24 tahun 2007

pasal 8 yang berlaku, Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana daerah bertanggung jawab dalam hal :

a. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat sesuai dengan standar minimum.

b. Melindungi masyarakat dari dampak bencana banjir.

c. Pengurangan resiko bencana dan pemanduan pengurangan risiko bencana

dengan program pembangunan.

d. Pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan

daerah yang memadai.

Maka dengan landasan ini, pemerintah Kota Makassar mentuk suatu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar tentang pembentukan

Organisasi, Tugas, dan fungsi lembaga teknis Kota Makassar. Hal inilah yang

mendorong penulis untuk menggambil keputusan mangangkat permasalahan ini

untuk di cari solusinya atau pemecahan masalah tentang “Upaya Pemerintah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kota Makassar’’

Page 16: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

B. RumusanMasalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan pokok dalam penelitan ini sebagai berikut:

1. Bagaimana Upaya pemerintah dalam Penanggulanggan Bencana Banjir di

Kota Makasaar?

2. Faktor –faktor apa yang mendukung keberhasilan Penanggulangan Bencana

Banjir di Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini oleh penulis bertujuan untuk menjawab permasalahan di atas

yaitu:

1. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam penanggulanggan bencana Banjir

di Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung keberhasilan

Penanggulangan Bencana banjir di Kota Makassar.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini kiranya dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

serta wawasan penulis begitu pula bagi peneliti selanjutnya mengenai

penanggulangan bencana di kota Makassar.

2. Bagi Institusi

Page 17: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Sebagai sumber informasi pada institusi Universitas Muhammadiyah

Makassar agar dijadikan sebagai dokumentasi ilmiah untuk merangsang minat

peneliti selanjutnya

Page 18: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Pemerintah Dalam Pembangunan

Pembangunan merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam kerangka

melakukan berbagai perubahan yang bernilai positif. Munculnya suatu perubahan

sangat berpotensi untuk menimbulkan berbagai konflik, sehingga diperlukan

suatu perumusan pembangunan yang dilakukan secara matang, khususnya dalam

penanggulangan . banyak pembangunan yang dilakukan dalam usaha untuk

menciptakan suatu sistem penanggulangan yang lebih sinergis, hal ini

dibutuhkan terkait pada banyaknya kasus-kasus pembangunan yang berujung

pada munculnya konflik. Terdapat berbagai paradigma umum yang mendasari

konsep pembangunan. Salah satunya adalah paradigma pembangunan yang

berdasarkan pada konsep sustainable dan partisipatif multipihak.

Peranan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan

terutamapemerintah harus mempunyai sarana utama bagi rakyatnya terutama

yang berkenaan dengan upaya meningkatkan tingkat taraf hidup atau tingkat

kemakmuran rakyatnya dan dalam penanggulangan bencana banjir yang sering

terjadi Dalam zaman yang segalanya serba global, peranan pemerintah untuk

melakukan pembangunan merupakan kunci menuju masyarakat yang lebih

makmur. Pada awal pembangunan, harus dilakukan dibidang-bidang yang dapat

Page 19: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

meningkatkan ekonomi eksternal yakni yang mengarah pada penciptaan

overhead social seperi dalam penanggulangan bencana dan pengelolaan

lingkungkan di sekitar.

Beberapa orang yakni bahwa pembangunan adalah dasar yang baik untuk

suatu pandangan atau arah tujuan. dalam hal ini akan dikaji hakekat

pembangunan, berbagai pandangan yang berbeda tentang konsep, peluang dan

hambatan yang muncul dalam menggunakan konsep tersebu. Pada kenyataannya

banyak kegiatan pembangunan banyak mengakibatkan kerugian seperti sering

terjadinya banjir karena kerusakan lingkungan.kesepakatan ini meyakinkan

bahwa suatu jalan baru untuk pembangunan perlu ditempuh yakni jalan yang

akan membawa kemajuan kemanusiaan.

B. Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan lingkungan

Konsep pengelolaan lingkungan menekankan bahwa pentingnya pelibatan

dari berbagai pihak terkait, dimana didasari dengan adanya kesetaraan dan

kebersamaan dalam pengelolaan lingkungan. Diharapkan dengan adanya

partisipasi dari berbagai pihak, lingkungan dapat dikelola dengan efektif dan

efisien. Mengacu pada kedua paradigma ini, maka perlu ada regulasi hukum yang

jelas terkait kepada pengelolaan lingkungan hidup terutama dalam hal

pelaksanaannya. Saat ini kita telah memiliki berbagai konsep regulasi hukum

yang diaplikasikan pada bentuk Undang-undang maupun Peraturan Pemerintah,

Page 20: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

tetapi mengapa masih saja timbul berbagai konflik terkait dengan pengelolaan

lingkungan. Berikut akan dipaparkan secara luas dan gamblang mengenai

fenomena konflik lingkungan.

Saat ini banyak kasus-kasus yang terjadi dalam pengelolaan lingkungan,

baik yang berskala kecil maupun berskala besar. Mulai dari konflik pengelolaan

sumber daya perairan sampai pada benyaknya konflik yang timbul dalam

pengelolaan sumber daya hutan. Kondisi ini mengartikan bahwa pentingnya

untuk membicarakan permasalahan konflik lingkungan hidup sebagai suatu

langkah dasar dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pada dasarnya, sangat

penting untuk menemukenali akar/penyebab konflik, sehingga kita dapat

mengetahui permasalahan secara mendasar. Selain itu, penting juga untuk

mengidentifikasi stakeholders yang terkait. Hal ini menjadi penting mengingat

masing-masing pihak memiliki berbagai kepentingan yang berbeda. Diharapkan

melalui pengidentifikasian ini, kita dapat mensinergiskan stakeholders terkait

sesuai dengan peran masing-masing pihak sehingga nantinya dapat

mengantisipasi timbulnya konflik.

Berbicara mengenai Sumber Daya Alam (SDA) mencakup pengertian yang

sangat luas, merupakan unsur pembentuk lingkungan yang sangat kompleks,

dinamis, saling berinteraksi satu sama lainnya. Mengacu pada UNDANG-

UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997, Pasal 1Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana lingkungan hidup dapat diartikan sebagai

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk

Page 21: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup

adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi

kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,

pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. SDA seperti air, udara, tanah,

hutan dan lainnya merupakan sumberdaya yang penting bagi kelangsungan hidup

mahkluk hidup termasuk manusia. Bahkan, SDA ini tidak hanya mencukupi

kebutuhan hidup manusia, tetapi juga dapat memberikan kontribusi besar terhadap

kesejahteraan yang lebih luas.

C. Konsep Upaya Pemerintah Dalam Pelayanan Masyarakat

Menurut (Bruce Mitchell,dkk: 2007 : 63) Pelayanan masyarakat pada

dasarnya merupakan perwujudan prinsip sosial ekonomi pembangunan, tingkat

tinggi di bumi terutama di dasarkan atas fakta masih banyaknya penduduk dunia

yang hidup dalam tingkat kesejahteraan yang minim pelayanan masyarakat yang

diletakkan sebagai :

Agenda pertama menyiratkan bahwa fokus pembangunan dan pengelolaan

lingkungan hidup. agenda pertama menyangkut pengentasan kemiskinan dan

lingkungan yang kurang di perhatikan yang memang merupakan persoalan yang

belum kunjung selesai.

Agenda kedua dalam pelayanan masyarakat menyangkut perubahan pola

produksi dan konsumsi, aspek ini di pandangan perlu mendapat perhatian para

pengelola lingkungan di indonesia karena akan menjadi dasar persoalan

Page 22: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

lingkungan, agenda ketiga dinamika kependudukan merupakan bidang pelayanan

Masyarakat menjelaskan bahwa jumlah absolutnya yang tetap tinggi persoalan

kependudukan meliputi pula persebaran serta kualitas penduduk di pandang dari

sudut sumber daya manusia secara keseluruhan.

Pengelolaan lingkungan hidup, harus melihat bahwa pola persebaran yang

tidak merata ini membawa dampak positif dan negatif terhadap lingkungan

sehingga banjir makin mudah terjadi. agenda kelima pembangunan perumahan

dan pemukiman. yakni jumlah kebutuhan rumah maupun persoalan kualitatif

dalam arti kondisi lingkungan perumahan.

Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 dalam pasal 1 angka 2, Pemerintahan

Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan

DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas- seluasnya dalam sistem dan prinsip negara Kesatuan RI sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan peraturan Undang- Undang Dasar Negara RI 1945.

Adapun kebijakan pemerintah daerah yaitu :

1. Penyediaan pelayanan

Untuk memahami berbagai pengaturan pendanaan bagi pemerintahan

regional, seseorang harus mengerti keragaman fungsi – fungsi yang

dibebankankepada mereka. Siapa yang mengolah pendidikan misalnya,

menyebabkan suatu perbedaan yang mendasar bagi hubungan keuangan. Peran

itu dapat dapat digolongkan falam lima pengelompokan, kelompok pertama

dari peran yang secara tradisional paling diasosiasikan dengan pemerintah

Page 23: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

regional, adalah penyediaan pelayanan – pelayanan, yang berorientasi terhadap

lingkungan dn kemasyarakatan termasuk penanggulangan benncana banjir.

Pelayanan lingkungan yakni : jalan – jalan daerah, penerangan jalan, tempat

pembuangan sampah, saluran air limbah, pencegahan terjadi banjir, taman-

taman dan reakreasi, biasanya diselenggarakan oleh pemerintah daerah,

meskipun kadang kala pembangunan perkotaan melaksanakan pembangunan

awalanya.

Hal ini di tuangkan UUD RI Nomor 24 Tahun 2007 pasal 73 ayat (1)

pemilihan fungsi dan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam pasal 56

ayat 1 huruf J. Di tujukan memulihkan kembali pelayanan masyarakat pada

kondisi sebelum terjadinya bencana. Ayat (2) kegiatan pelayanan pada publik

sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 di lakukan melalui upaya, pemulihan

fungsi dan sarana dan prasarana pelayanan publik, mengakibatkan kembali

fungsi pelayanan publik. Ayat (3) pelaksanaan pelayanan publik sebagimana

yang dimaksud pada ayat 2 dilakukan dibawa kordinasi pimpinan pemerintah di

daerah dengan dukungan BPBD dan BNPB.

Pengendalian banjir dn irigasi sangat bervariasi, muli dari pemerintah

negara bagian india, Nigeria, atau pakistan, sampai pada daerah provinsi di

indonesia. Badan pembangunan regional khusus sering sekali dibentuk,

terutama untuk pengendalian banjir besar dan proyek- proyek irigasi misalnya,

badan lembaga jordan, badan-badan wilayah komando india atau pelopor

mereka yakni badan badan lembaga . Namun tanggung jawab untuk pelayanan

Page 24: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

kemasyarakatan secara pribadi pada umumnya lebih terpisah – pisah.

Pemerintah negara mungkin memiliki tanggung jawab penuh untuk peran ini.

2. Pembangunan

Kelompok yang kedua dapat disebut sebagai peran pembangunan

pemerintah regional mungkin terlibat langsung dalam bentuk – bentuk kegiatan

ekonomi, seperti mengoprasikan pabrik – pabrik, perkebunan, atau usaha

perdagangan. Di negara lain hal ini dapat di usahakan untuk mempribumikan

kepentingan – kepentingan asing, untuk mendorong dan memberi contoh

kepada sektor swasta, atau untuk menambah penerimaan. Permasalahan yang

makin luas meminta perhatian adalah untuk meningkatkan dan mendukung

perusahaan swasta melalui penyediaan prasarana lokasi lingkungan

pembagunan waduk, perumahan pegawai, irigasi, perdagangan, alan – jalan

penghubung dan sebagainya melaui penyuluhan kepada masyarakat dalam

bidang-bidang seperti pertanian, peternakan, perikanan, atau industri kecil.

D. Upaya Penaggulangan Bencana Banjir

Menurut (Ir. Sugiyanto, M. Eng : 2012 : 233) Penanggulangan Banjir perlu

di lakukan untuk menangani penanggulangan banjir dalam keadaan darurat

terutama untuk bangunan penegndalian banjiryang rusak dan kritis. Hal ini

terutama untuk menangani banjir tahunan yang perlu penanganan tahunan pada

waktu musim hujan atau banjir.

Page 25: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Perencanaan penanggulangan banjir perlu dibuat sebelumnya, berdasarkan

pengalaman yang telah lalu Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

perencanaan penanggulangan banjir :

1. Identifikasi masalah

Sebelum terjadi banjir pada musim kemarau, sebaiknya dilakukan

pemeliharaan tanggul dan bangunan pengandali banjir. Namun di dalam survei

perlu dilakukan pula identifikasi pada tempat –tempat tertentu di sepanjang

sungai rawan terhadap banjir.

2. Kebutuhan bahan dan peralatan penanggulangan

Bahan dan peralatan yang diperlukan adalah untuk digunakan pada waktu

Penanggulangan Banjir. Keperluan tersebut harus di siapkan sebelum banjir dan

dalam keadaan baik.

Baban yang dapat disiapkan sebelumnya antara lain, kawat lonjong,

karung plastik, ijuk, kayu, dsb. Sedangkan peralatan meliputi :

a. Alat kerja

b. Alat transportasi

c. Alat komunikasi

d. Peralatan penerangan

e. Perlengkapan personil

3. Kebutuhan tenaga penanggulangan

Kebutuhan tenaga biasanya cukup banyak, maka peran serta dari

masyarakat dalam penanggulangan. Personil Kimpraswil yang terbatas

Page 26: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

sebaiknya dapat mengkoordinir para tenaga sukarela tersebut, supaya dapat

lebih efektif. Tenaga kerja tersebut harus jelas pembagiannya dan dibuat dalam

kelompokmisalnya : Kelompok ronda, pengamat, pekerja penanggulangan

darurat dan regu cadangan. Disamping itu pengarahan tenaga, perlu di

diskusikan dengan aparat pemerintahan setempat dan sesuai dengan tugas dan

wewenang pada satuan kordinasi pelaksana penanggulangan Bencana Alam .

Agar supaya dapat berjalan secara efektif, perlu adanya rencana

pelaksana yang meliputi :

a. Penentuan lokasi pos dan daerah kerja

b. Organisasi pelaksana teknis penanggulangan (berlaku satu musim )

4. Upaya penanggulangan banjir dan Langkah – langkah penanggulangan banjir

meliputi :

a. Menyiapkan sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana adalah salah satu tolak ukur keberhasilan suatu

daerah dalam melaksanakan pembangunan. Adapun sarana dan

prasarana yang digunakan oleh pemerintah Kota Makassar dalam

penanggulangan bencana banjir

b. Melakukan penghijauan

Suatu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah kota Makassar untuk

mencegah air yang banyak debit air yang berfungsi untuk meresap air

yang dilakukan daerah hulu dengan cara menanam pohon.

Page 27: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

c. Persiapan penanggulangan banjir

Pada awal terjadinya gejala banjir yang didasarkan pada peramalan

banjir, hendaknya diberitakan pada petugas / kepala regu, sehingga

semua personil segera mempersiapkan diri. Perkembangan tahap

berikutnya menjadi siaga 1 ataupun kondisi banjir menurun harus

diberitakan pada para petugas, agar dapat dihindari hal –hal yang tidak

di inginkan. Apabila keadaan akan meningkat pada siaga I, hendaknya

dilakukan pemeriksaan bahan, peralatan dan prasarana yang lain yang

diperlukan.

E. Konsep Bencana banjir

1. Pengertian bencana

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana

adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan

kerusakan ekologi, kerugian, kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan

dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar

biasa dari piha luar. Sedangkan menurut Undang- Undang Nomor 24 tahun

2007, Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik

oleh oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,

kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Page 28: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

2. Jenis – jenis Bencana

Menurut Usep Solehudin (2005), mengelompokkan bencana menjadi 2

jenis yaitu :

a) Bencana alam ( natural disaster) yaitu kejadian- kejadian alami seperti

kejadian – kejadian alami seperti banjir, genangan air, gempa bumi, gunung

meletus, badai, kekeringan, dan lainnya.

b) Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian – kejadian karena

perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan,

kebakaran, ledakan, gangguan listrik, gangguan komunikasi,gangguan

transportasi dan lainnya.

Sedangkan berdasrkan cakupan wilayah, yang disebarkan oleh BNPB

bencana terdiri dari :

a) Bencana lokal adalah jenis bencana yang biasanya memberikan dampak

pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana ini terjadi pada sebuag

gedungatau bangunan- banguanan di sekitarnya, biasanya adalah karena

akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran

bahan kimia dan lainnya.

b) Bencana Regional adalah jenis bencana ini memberikan dampak atau

pengaruh pada areah geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan

oleh faktor alam seperti badai, banjir, letusan gunug, ternado, dan lainnya.

Page 29: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

3. Fase –fase Bencana

Menurut barbara santamari (2009), ada 3 fase dalam terjadinya suatu

bencana, yaitu fase preimpact, face impact dan face postimpact

a) Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana

informasi didapatkan dari bahan satelit dan meteorologi cuaca,

seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh

pemerintah lembaga, dan warga masyarakat.

b) Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana inilah saat-

saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (

survice). Fase impact ini terus berlanjut hingga terjadinya kerusakan dan

bantuan –bantuan darurat dilakukan.

c) Face postimpact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari

fase darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada

fungsi komunitas normal.

4. Pengertian Bancana Banjir

Bencana Banjir adalah suatu bencana yang diakibatkan loeh air yang

menggenang atau bahkan mengalir deras pada tidak tempatnya. Inilah yang

sering terjadi pada akhir – akhir ini sangat akrab dengan masyarakat Kota

Makassar terutama beberapa tahun sebelumnya. Banyak masyarakat yang

kehilangan harta benda mereka, oleh karena itu alangkah bijaksananya jika

pemerintah daerah mencari cara, agar banjir itu tidak lagi di alami oleh

masyarakat banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu

Page 30: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

kawasan yang banyak dialiri aliran sungai, secara sederhana banjir dapat di

defenisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luar sehingga

menutupi permukuaan bumi kawasan tersebut. Sedangkan menurut rizky,

Novi ( 2013) banjir merupakan bagian proses pemebntukan daratan oleh

yang disebabkan oleh luapan daearah aliran sungai ( DAS). Banjir yang

meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan melanda dataran di

kiri dan di kanan aliran sungai. Di daerah tengah banjir hanya terjadi di

dalam alur sungai.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa banjir adalah

peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlabihan merendam daratan

rendah. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannyamelebihi

kapasitas Daerah Aliran Sungai ( DAS).

F. Macam – macam banjir

Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa hal

diantaranya :

a) Banjir air merupakan banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah

meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan melebar lalu

menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini disebabkan oleh hujan turun

terus –menerus sehingga sunggai atau danau tidak mampu lagi menampung air.

b) Banjir Cileunang merupakan jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan

banjir air. Namun banjir cileunang ini deisebabkan oleh hujan yang sangat

deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena air-

Page 31: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

air hujan melimpah ini bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan

disekitar rumah warga. Jika banjir terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka

banjir cileunang adalah dadakan langsung terjadi saat hujan.

c) Banjir bandang adalah banjir yang tidak hanya dengan materi air, tetapi banjir

yang satu ini juga mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti ini

jelas lebiah berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu

berenang di tengah-tengah banjir seperti iniuntuk menyelamatkan diri beda

dengan banjir biasa. Banjir bandang mmpu menghanyutkan apapun, karena itu

daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat pengunungan,

dimana tanah pengunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air

ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan

sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar. Material –

material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah

sekitar pengunungan.

d) Banjir lahar dingin merupakan salah satu dari macam – macam banjir adalah

banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung

berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan

mengalir ke daratan yang ada dibawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan

pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan meluap dan dapat melebar

kepermukiman warga dan mengakibatkan bencana banjir.

e) Banjir lumpur adalah banjir identik dengan peristiwa banjir lapindo di daerah

sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang,tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya

Page 32: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

umpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari

bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandug bahab dan gas

kimia tertentu yang berbahaya.

G. Faktor –Faktor Penyebab Banjir

Pada dasarnya banjir ini disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada

saluran atau sungai. Bisa terjadi di tempat yang tinggi maupun tempat yang

rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalan bentuk hujan, maka air itu

akan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-

sungai dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk dan meresap

kedalam tanah dan sebagiannya lagi akan menguap ke udara.

Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran

banjir, mengapa bisa alami ? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa

alam. Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi

(pengendapan) banjir. Adapun faktor penyebab terjadinya banjir Menurut Rizky

Novi,(2013) antara lain :

1. Banjir karena sungai meluap merupakan banjir yang terjadi akibat dari sungai

tidak mampu lagi menampung aliran air yang ada di sungai itu akibat debit

airnya sudah melebihi kapasitas.

2. Banjir lokal adalah banjir yang terjadi akibat air yang berlebihan di suatu

tempat dan meluap juga di tempat itu sendiri. Pada saat curah hujan tinggi di

lokasi setempat dimana kondisi tanah di lokasi it sulit dal melakukan

penyerapan air ( bisa karena padat, bisa juga karena kondisinya lembab, dan

Page 33: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit ) maka kemungkinan

terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.

3. Manusia merupakan banjir yang kerusakannya di sebabkan aktivitas manusia,

baik di sengaja atau tidak merusak keseimbangan alam.

H. Dampak yang di Akibatkan oleh Banjir

1. Primer

Kerusakan fisik berdampak terhadap merusak berbagai jenis struktur,

termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya,

dan kanal.

2. Sekunder

a. Persediaan air berdampak kontaminasi air misalnya, air minum bersih mulai

langka.

b. Penyakit berdampak pada kondisi tidak higenis terhadap mental seperti,

penyebaran penyakit bawaan air yang menyebabkan gatal dan sebagainya.

c. Pertanian dan persediaan makanan berdampak pada kelangkaan hasil tani

disebabkan oleh kegagalan panen.

d. Pepohonan berdampak spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak

bisa bernapas karena akarnya tidak maksimal seperti biasanya.

e. Transportasi berdampak terhadap jalur transportasi rusak, yang

menyebabkan sulit mengirimkan bantuan pembangunan kembali, kelangkaan

makanan yang mendorong kenaikan harga.

I. Faktor – Faktor yang Mendukung Keberhasilan Penanggulangan Bencana

Page 34: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari Peluang (Opportunities) dan Ancaman

(Threats)

a) Peluang (Opportunities)

1) Masih adanya kebutuhan masyarakat terhadap peran pemerintah dalam

penanganan bencana baik sebelum, saat maupun setelah bencana

terjadi.

2) Partisipasi lintas sektoral maupun ormas, orprof, LSM dan perguruan

tinggi dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan

bencana.

b) Ancaman (Threats)

1) Kurang maksimalnya pengendalian penggunaan anggaran dalam

pelaksanaan APBD.

2) Ketidak tahuan masyarakat terhadap data dareah rawan bencana.

3) Relatif tinggi potensi konflik di masyarakat (horizontal dan vertical).

2.Faktor Internal

a) Kekuatan (Strengths)

1) Adanya Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2) Tersedianya Sumber Daya Manusia dan dukungan komitmen dari

pimpinan.

3) Adanya akses yang baik kepada infra struktur dan substruktur

lembaga.

Page 35: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

4) Tersedianya anggaran untuk kegiatan pengendalian, pemantauan,

pelaksanaan APBD.

b) Kelemahan (Weaknes)

1) Kurangnya sosialisasi, koordinasi dan informasi mengenai peraturan-

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2) Kurangnya tenaga, perencanaan, pengenalian, pemantauan, evaluasi

pelaksanaan serta kurangnya sarana dan prasarana pendukung.

3) Belum optimalnya kwalitas Sumber Daya Manusia lemahnya sistim

informasi manajemen

4) Terbatasnya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan.

2. Tujuan

Adapun tujuan untuk mempenggaruhi keberhasilan penanggulangan

bencana adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan perlindungan masyarakat bagi korban bencana banjir

2. Meningkatkan kedudukan dan peranan Ormas yang peduli pada

penanggulangan bencana banjir di daerah.

3. Mengembangkan kreativitas masyarakat dengan mendorong kearah

kehidupan soisal ekonomi yang lebih baik, bertanggung jawab dan mampu

berkompetisi secara sehat dan dinamis.

4. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas warga negara dalam kehidupan

masyarakat dan bernegara melalui pelatihan pencegahan dan kesiapsiagaan

Page 36: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

penanggulangan bencana banjir baik yang belum terjadi maupun yang sudah

terjadi;

5. Memelihara kewaspadaan masyarakat melalui pembentukan desa tangguh

untuk daerah-daerah yang dipastikan waran bencana.

J. Kerangka pikir

Banjir pada umunya disebabkan curah hujan yang tinggi di atas normal

sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah

serta sistem drainase dan kanal penampung banjir buatan yang ada tak mampu

menanmpung banyak air hujan sehingga meluap.

Daya tampung sistem pengaliran air tak selamanya sama tapi berubah akibat

sedimentasi, penyempitan sungai, tersumbat sampah serta hambatan lainnya.

Adapun upaya penanggulangan banjirdan langkah-langkah penanggulangan banjir

yaitu dimana terdapat menyiapkan sarana dan prasarana penanggulangan yang di

timbulkan oleh banjir, dan melakukan penghijauan dan membangun kesadaran

masyarakat. Penggundulan hutan di daerah tangkapan yang meresap air hujan juga

peningkatan debit air dari daerah hulu ke daerah hili sehingga debit kapasitas

aliran sungai dan memicu terjadinya erosi lahan yang menyebabkan sedimentasi di

sistem pengaliran air dan wadah air lain.

Page 37: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Bagan Kerangka Pikir

K. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data,

sehingga tidak terjadi manipulasi terhadap data yang di ambil. Untuk

menyamakan pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini, maka

penulis akan memberikan penjelasan mengenai maksud dan fokus penelitian

terhadap penulisan karya ini. Fokus penelitian merupakan penjelasan dan

kerangka konsep. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemerintah Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kota Makassar terbagi atas faktor

pendukung dan faktor penghambat dimana yang jadi faktor pendukung dan

faktor penghambat yaitu upaya pemerintah dalam penanggulangan bencana

banjir di Kota Makassar.

Upaya Pemerintah

Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kota

Makassar

1. Menyiapkan sarana dan

prasarana penanggulangan

2. Melakukan penghijauan

3. Membangun kesadaran

Masyarakat

Faktor penghambat Faktor pendukung

Efektivitas Penaggulangan Banjir

Page 38: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Dalam penelitian karya ilmiah ini, penulis menggunakan pendekatan

dengan pihak yang bersangkutan untuk mengukur keberhasilan Pemerintah

Kota Makassar dalam penanggulangan Bencana Banjir di Kota Makassar.

L. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Upaya pemerintah dalam penanggulangan bencana banjir yang dimaksud

dengan penelitian ini meliputi : Menyiapkan Sarana dan Prasarana, Penyedian

alat penyedok tanah dan sampah, Melakukan Penghijauan, dan membangun

kesadaran masyarakat.

a. Menyiapkan sarana dan prasarana adalh bangunan fisik yang terkait

dengan kepentingan umum dan keselamatan umum, meliputi :

prasarana dan sarana perhubungan, prasarana dan sarana sumber daya

air, prasarana dan sarana permukiman. Prasarana adalah segala sesuatu

yang merupakan penunjang utama terselenggaranya produksi yang

meliputi : lahan, kalan, pabrik, tempat kerja dll.

b. Melakukan penghijauan yang merupakan suatu tindakan yang di

lakukan oleh pemerintah Kota Makassar untuk mencegah debit air

yang berfungsi untuk meresap air meliputi : penanaman pohon, dan

melestarikan hutan

c. Membangun Kesadaran Masyarakat yang merupakan mencegah dan

menanggulangi banjir tidak dapat dilakukan oleh pemerintah,

meskipun pemerintah yang menjadi penanggung jawab utama

Page 39: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

mensejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan meliputi :

Masyarakat untuk ikut serta dalam penanggulangan bencana banjir

2. Faktor pendukung : adanya bantuan yang di lakukan oleh BPBD Kota

Makassar.

3. Faktor Penghambat : Kurangnya perhatian masyarakat dalam membersihkan

lingkungannya.

4. Efektivitas

Tercapainya tujuan penanggulangan bencana banjir yang membuat

masyarakat tidak di hantui rasa khawatir dan terhadap bencana banjir yang

mengancam dan merasa nyaman, aman dan sejahtera.

Page 40: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan lokasi penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurang lebih selambat-

lambatnya 2 bulan yaitu selama bulan 4 s/d bulan 5. Penelitian ini dilakukan di

Kota Makassar di kantor BPBD Kota Makassar, Pertimbangan penulis untuk

memilih lokasi tersebut karena Kota Makassar adalah salah satu Kota yang cukup

berkembang di indonesia, serta merupakan Kota yang metropolitan dikawasan

indonesia timur, dilihat dari cepatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang

segnifikan.

Kota yang rawan dan sering ada Bencana terutama banjir, untuk itu

membuat peneliti tertarik melakukan penelitian di Kota Makassar sebagai proses

untuk merampungkan data-data penelitian tentang upaya pemerintah daerah

dalam menghadapi Bencana dan Penanggulangan Bencana Kota Makassar.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah tentang riset yang bersifat deskriptif, proses dan makna (

perspektif subyek ) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Tipe Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat Deskriptif yaitu penelitian

yang menggambarkan mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari Strategi

Page 41: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Pemerintah Daerah Dalam Menghadapi Bencana dan Penanggulangan Bencana di

Kota Makassar.

Dasar penelitian ini untuk mendapatkan data-data atau informasi faktual dan

yang mendetail di lapangan terhadap objek penelitian yang ada hubungannya

dengan permasalahan.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yang digunakan adalah yang diperoleh dari hasil

wawancara. Sumber data dapat ditulis atau direkam. Dalam hal ini yang telah

diwawancarai oleh penulis berkaitan dengan penelitian ini adalah unsur

pelaksana BPBD, yaitu Sekretaris BPBD Kota Makassar,Kepala Bidang

Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Kepala Bidang Tanggap Darurat, dan

Masyarakat Kota Makassar.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung dan

mencari fakta yang sebenrnya hasil dari wawancara mendalam yang telah

dilakukan maupun mengecek kembali data yang sudah ada sebelumnya. Data

tersebut bersumber dari dokumentasi berupa surat kabar, buku, situs internet,

artikel. Adapun yang menjadi sumber tertulis dalam penelitian ini yaitu berupa

Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 2007 tentang Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kota Makassar Keputusan Pelaksana Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kota.

Page 42: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

D. Informan Penelitian

Informan ditentukan secara purposive sampling yaitu pengambilan sample

yang bersifat tidak acak dimana sample dipilih berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu. Orang-orang yang mengetahui secara jelas mengenai

Strategi Pemerintah Daerah dalam Menghadapi Bencana dan Penanggulangan

Bencana di Kota Makassar Terhadap Bencana Banjir. Adapun penetuan yang akan

dijadikan informasi dalam penelitian ini sebanyak 6 orang,yaitu :

a. Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar (1)

b. Staf Kantor Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (3)

c. Kelompok Masyarakat (2)

E. Teknik Penggumpulan Data

1. Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan wawancara secara

langsung yaitu dengan informan Kepala BPBD, Staf, dan masyarakat yang ada.

Teknik wawancara yang di gunakan adalah teknik wawancara terstruktur

dengan menyiapkan bentuk-bentuk pertanyaan yang berbeda antar informasi

satu dengan yang lainnya

2. Observasi (pengamatan)

Observasi partisipatif yang dilakukan dalam penelitian ini dimana peneliti

terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang/subjek yang sedang diamati,sambil

peneliti melakukan pengamatan, peneliti ikut terlibat pada sumber data. Dengan

observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,

Page 43: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

sampai mengetahui tingkat makna dari setiap prilaku subjek. Jenis kegiatan

yang di amati adalah bagaimana Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Dinas

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

3. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, artinya barang-barang tertulis.

Dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku,majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat dan

catatan harian dan sebagainya.

a. Peta rawan bencana banjir Kota Makassar

F. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (2007:16) Analisis Data Kualitatif adalah

suatu proses anaisis yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan

Page 44: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Proses

Reduksi Data adalah merupakan suatu proses pemilihan pada penyederhanaa,

pengabstrakan dan transformasi kasar yang manual dari catatan-catatan

dilapangan.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data sangat mendukung hasil akhir peneliti, oleh karena iti

diperlukan teknik untuk memeriksa keabsahan data. Keansahan data dalam peneliti

ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi. Dalam teknik

penggumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini

untuk menguji kredibilitas data tentang penerapan strategi penanggulangan

bencana banjir di Kota Makassar, maka penggumpulan data dan pengujian data

yang telah diperoleh dilakukan kepada, instansi terkait dan masyarakat di Kota

Makassar.

2. Trangulasi waktu

Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data. Waktu

juga sering mempengaruhi kreadibilitas data, data yang dikumpulkan dengan

Page 45: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak

masalah, sehingga akan memberikan data yang lebih valid.

Page 46: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Objek Penelitian

1. Wilayah Administrasi Kota Makassar

Secara administrasi kota ini terdiri dari 14 kecamatan dan 143

kelurahan. Kota ini berada pada ketinggian antara 0-25 m daripermukaan

laut. Penduduk Kota Makassar pada tahun 2000 adalah1.130.384 jiwa yang

terdiri dari lakilaki557.050 jiwa dan perempuan573.334 jiwa dengan

pertumbuhanrata-rata 1,65 %. Masyarakat Kota makassar terdiri dari beberapa

etnis yang hidup berdampingan secara damai seperti Etnis Bugis, etnis

Makassar, etnis Cina, etnis Toraja, etnis Mandar dll. Kota dengan populasi

1.112.688 jiwa ini, mayoritas penduduknya beragama Islam. Dalam sejarah

perkembangan Islam, Makassar adalah kota kunci dalam penyebaran agama

Islam ke Kalimantan, Philipina Selatan, NTB dan Maluku. Munculnya kasus

SARA di Ambon -- Maluku dan Poso pada beberapa tahun terakhir ini, tidak

terlepas dari peran strategis Makassar sebagai kota pintu di wilayah Timur

Indonesia. Kekristenan di Makassar dalam beberapa tahun terakhir ini sering

menjadi sasaran serbuan.

2. Topografi dan Iklim

a. Letak Geografis

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di

persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di

Page 47: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia

dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain,

wilayah kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8

derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter

dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar

dengan kemiringan 0 – 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni

sungai.Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang

bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah

kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar

ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km². Jumlah kecamatan di

kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara

kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai

yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea

dan Biringkanaya. Kota Makassar sendiri berdekatan dengan sejumlah

kabupaten yakni sebelah utara dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur

dengan kabupaten Maros, sebelah selatan dengan kabupaten Gowa dan

sebelah barat dengan Selat Makassar. Dari gambaran selintas mengenai lokasi

dan kondisi geografis Makassar, memberi penjelasan bahwa secara geografis,

kota Makassar memang sangat strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi

maupun politik. Dari sisi ekonomi, Makassar menjadi simpul jasa distribusi

yang tentunya akan lebih efisien dibandingkan daerah lain. Memang selama

ini kebijakan makro pemerintah yang seolah-olah menjadikan Surabaya

Page 48: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

sebagai home base pengelolaan produk-produk draft kawasan Timur

Indonesia, membuat Makassar kurang dikembangkan secara optimal. Padahal

dengan mengembangkan Makassar, otomatis akan sangat berpengaruh

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan Timur Indonesia

dan percepatan pembangunan. Dengan demikian, dilihat dari sisi letak dan

kondisi geografis – Makassar memiliki keunggulan komparatif dibanding

wilayah lain di kawasan Timur Indonesia. Saat ini Kota Makassar dijadikan

inti pengembangan wilayah terpadu Mamminasata.

Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Kota Makassar terdiri dari tanah

inceptisol dan tanah ultisol. Jenis tanah inceptisol terdapat hampir di seluruh

wilayah Kota Makassar, merupakan tanah yang tergolong sebagai tanah muda

dengan tingkat perkembangan lemah yang dicirikan oleh horison penciri

kambik. Tanah ini terbentuk dari berbagai macam bahan induk, yaitu aluvium

(fluviatil dan marin), batu pasir, batu liat, dan batu gamping. Penyebaran

tanah ini terutama di daerah dataran antara perbukitan, tanggul sungai, rawa

belakang sungai, dataran aluvial, sebagian dataran struktural berelief datar,

landform struktural/ tektonik, dan dataran/ perbukitan volkanik. Kadang-

kadang berada pada kondisi tergenang untuk selang waktu yang cukup lama

pada kedalaman 40 sampai 50 cm. Tanah Inceptisol memiliki horison cambic

pada horison B yang dicirikan dengan adanya kandungan liat yang belum

terbentuk dengan baik akibat proses basah kering dan proses penghanyutan

pada lapisan tanah. Jenis tanah ultisol merupakan tanah berwarna kemerahan

Page 49: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

yang banyak mengandung lapisan tanah liat dan bersifat asam. Warna tersebut

terjadi akibat kandungan logam – terutama besi dan aluminium – yang

teroksidasi (weathered soil). Umum terdapat di wilayah tropis pada hutan

hujan, secara alamiah cocok untuk kultivasi atau penanaman hutan. Selain itu

juga merupakan material yang stabil digunakan dalam konstruksi bangunan.

Tanah ultisol berkembang dari batuan sedimen masam (batupasir dan batuliat)

dan sedikit dari batuan volkano tua. Penyebaran utama terdapat pada landform

tektonik/struktural dengan relief datar hingga berbukit dan bergunung. Tanah

yang mempunyai horison argilik atau kandik dan memiliki kejenuhan basa

sebesar kurang dari 35 persen pada ke dalaman 125 cm atau lebih di bawah

batas atas horison argilik atau kandik. Tanah ini telah mengalami pelapukan

lanjut dan terjadi translokasi liat pada bahan induk yang umumnya terdiri dari

bahan kaya aluminium silika dengan iklim basah. Sifat-sifat utamanya men-

cerminkan kondisi telah mengalami pencucian intensif, diantaranya miskin

unsur hara N, P, dan K, sangat masam sampai masam, miskin bahan organik,

lapisan bawah kaya aluminimum (Al), dan peka terhadap erosi.

Parameter yang menentukan persebaran jenis tanah di wilayah Kota

Makassar adalah jenis batuan, iklim, dan geomorfologi lokal, sehingga

perkembangannya ditentukan oleh tingkat pelapukan batuan pada kawasan

tersebut. Kualitas tanah mempunyai pengaruh yang besar terhadap intensitas

penggunaan lahannya. Tanah-tanah yang sudah berkembang horizonnya akan

semakin intensif dipergunakan, terutama untuk kegiatan budidaya. Sedangkan

Page 50: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

kawasan-kawasan yang mempunyai perkembangan lapisan tanahnya masih

tipis bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya. Penentuan kualitas tanah

dan penyebarannya ini akan sangat berarti dalam pengembangan wilayah di

Makassar, karena wilayah Makassar terdiri dari laut, dataran rendah dan

dataran tinggi, sehingga perlu dibuatkan prioritas-prioritas penggunaan lahan

yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan intensitas pemanfaatannya.

Dari fakta di lapangan terlihat bahwa pada wilayah perkotaan seperti Kota

Makassar sudah jarang terdapat lahan kosong milik negara atau lahan-lahan

mentah lainnya. Maka akan lebih mengena jika lahan yang ada dikategorikan

berdasarkan kriteria-kriteria yang mengarah pada trend dan visualisasi

psikologis dari area-area yang ada dan membaginya dalam bentuk tipologi

kawasan, dibanding metode tradisional yang hanya mengandalkan

pengkategorian pada visual lahan yang masih kosong, ada vegetasi, atau

terbangun. Sehingga bila dilihat berdasarkan keadaan litologi, topografi, jenis

tanah, iklim dan vegetasi yang ada, Kota Makassar direkomendasikan

sebagian besar untuk kawasan pengembangan budidaya karena tidak ada

syarat yang memenuhi sebagai kawasan lindung. Mencermati pembagian

lahan dalam wilayah Makassar dibagi dengan peruntukan kawasan sebagai

berikut, Kawasan Mantap 38 %, Kawasan Peralihan 11 %, dan Kawasan

Dinamis 51 %.

Page 51: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

b. Topografi

Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2:

(datar) dan kemiringan lahan 3-15: (bergelombang) dengan hamparan daratan

rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut.

Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air

pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya

air pasang. Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi

dua bagian yaitu: Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan

pesisir pantai. Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di

Kelurahan Antang Kecamatan Panakukang. Perkembangan fisik Kota

Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan

giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea,

Manggala, Panakkukang, dan Rappocini.

c. hidrologi

Kota Makassar adalah kota yang letaknya berada dekat dengan pantai,

membentang sepanjang koridor Barat dan Utara, lazim dikenal sebagai kota

dengan ciri “Waterfront City”, di dalamnya mengalir beberapa sungai yamg

kesemuanya bermuara ke dalam kota (Sungai Tallo, Jeneberang, Pampang ).

Sunga Jeneberang misalnya, yang mengalir melintasi wilayah Kabupaten

Gowa dan bermuara ke bagian selatan Kota Makassar merupakan sungai

dengan kapasitas sedang (debit air 1-2 m/detik). Sedangkan sungai Tallo dan

Pampang yang bermuara di bagian utara Makassar adalah sungai dengan

Page 52: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

kapasitas rendah berdebit kira-kira hanya mencapai 0-5 m/detik di musim

kemarau. Sebagai kota yang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah

dataran rendah, yang membentang dari tepi pantai sebelah barat dan melebar

hingga kearah Timur sejauh kurang lebih 20 km dan memanjang dari arah

selatan ke utara merupakan koridor utama kota yang termasuk dalam jalur-

jalur pengembangan, pertokoan, perkantoran, pendidikan dan pusat kegiatan

industri di Makassar.

Dari dua sungai besar yang mengalir di dalam kota secara umum

kondisinya belum banyak di manfaatkan, sudah banyak hasil penelitian yang

dilakukan terhadap sungai-sungai ini dimulai dari rencana bagaimana

menjadikan sungai-sungai ini, sebagai daerah objek wisata hingga pada

rencana bagaimana menjadikannya sebagai jalur alternatif baru bagi

transportasi kota

3. Demografi

Luas wilayah Sulawesi Selatan mencapai 45.764,53 km2 yang terbagi

menjadi 21 kabupaten dan 3 kotamadya dan terdiri dari 304 kecamatan dan

2.953 desa/kelurahan. Kab. Luwu Utara merupakan kabupaten terluas di

Sulawesi Selatan.

Wilayah provinsi ini dilalui oleh 67 sungai, dan juga terdapat 7 gunung, serta

4 danau.

Page 53: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

4. Gambaran Umum Keadaan Dinas Penanggulangan Bencana

Sesuai dengan Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kota Makassar ( Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2010 ), Jabatan

Struktural yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sebanyak 4

( Empat ) Jabatan terdiri dari :

Tabel 1 Data Jumlah Pejabat Struktural di Lingkungan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar

Jumlah pegawai Negeri Sipil (PNS ) Sebanyak 15 ( lima belas ) orang

dan Pegawai No PNS sebanyak 20 ( dua puluh ) orang. Dengan rincian PNS

sebagai berikut :

Secara keseluruhan, struktur organisasi Badan Penanggulangan

Bencana Kota Makassar tergambar dalam Bagan Struktur Organisasi sesuai

Perturan Daerah No. 20 Tahun 2010 tentang Pembentukan BPBD Kota

Makassar.

No Jabatan Tingkat

Eselon

Jumlah

1 Kepala Unsur Pelaksana Eselon IV / a 1 Orang

2 Sekretaris Unsur Pelaksana Eselon III / b 1 Orang

3 Kepala Seksi Eselon III/b 2 Orang

Jumlah 4 Orang

Page 54: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

5. Visi dan Misi BPBD Kota Makassar

a. Visi

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan

bencana, memberikan amanat penyelenggaraan penanggulangan bencana

yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya

bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi dan

rekonstruksi dengan tujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan

penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan

menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat

dari ancaman, risiko dan dampak bencana. selanjutnya Tanggung jawab

pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

meliputi:

a) penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena

bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum;

b) pelindungan masyarakat dari dampak bencana;

c) pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko

bencana dengan program pembangunan; dan

d) pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam anggaran

pendapatan belanja daerah yang memadai.

Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) mempunyai fungsi: a)

perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan

pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; serta. b)

Page 55: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu, dan menyeluruh.

Berdasarkan kewenangan dan fungsi tersebut makaBadan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar sebagai pemegang mandat

pembangunan di bidang penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota

Makassar menetapkan visi BPBD sebagai berikut.

“Terwujudnya Kota Makassar Tangguh Terhadap Bencana Menuju

Kota Dunia”.

Urgensi perwujudan kota yang tangguh bencana adalah mencoba untuk

memaksimalkan kesiapsiagaan bencana, yang muaranya ada pada minimalisasi

risiko dan kerugian akibat bencana.

Kota Makassar yang tangguh terhadap ancaman bencana merupakan

perwujudan upaya untuk menggalang partisipasi nyata seluruh lapisan

masyarakat Kota Makassar dalam menghadapi ancaman bencana mulai dari

tahapan pra bencana, saat bencana hingga tahapan pasca bencana.

Melalui pengembangan kapasitas Pemerintah, Masyarakat dan dunia

usaha, maka diharapkan agar pada masing-masing sektor dan lembaga

masyarakat dapat menunjukkan peranannya secara nyata yang bersinergi

dilapangan, dan untuk mencapai hal itu, maka tersedianya perangkat kebijakan

Page 56: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

operasional, adanya koordinasi antar sektor, adanya kebersamaan antara

pemerintah dan masyarakat yang bersinergi serta tingginya partisipasi

masyarakat yang tangguh menghadapi ancaman bencana merupakan kondisi

yang diinginkan dalam penanganan penanggulangan bencana.

Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman

bencana.

b. Misi BPBD Kota Makassar

a) Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,

terkoordinasi, dan menyeluruh.

b) Mengembangkan kapasitas Penanggulangan bencana yang handal cepat,

tepat, akurat, dan menyentuh masyarakat.

c) Mengembangkan peran kelembagaan masyarakat dalam penyelenggaraan

penanganan penanggulangan bencana.

6. Perwujudan visi BPBD Kota Makassar

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Makassar telah

menggunakan pendekatan dalam menetapkan strategi untuk Mewujudkan

Kota Makassar Tangguh Terhadap Ancaman Bencana Menuju Kota Dunia

sebagai berikut :

Page 57: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

1. Menciptakan organisasi dan koordinasi untuk memahami dan

mengurangi risiko bencana, berdasarkan partisipasi kelompok-

kelompok masyarakat dan masyarakat sipil. Membangun aliansi lokal.

Memastikan bahwa semua bagian memahami perannya dalam

pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan. Dalam pertama ini,

setiap kelompok, stakeholder, dan pemangku kepentingan yang berada

disuatu kota harus melakukan koordinasi dan membuat Protap

sebelum, ketika dan sesudah terjadinya bencana.

2. Menyiapkan Anggaran dalam upaya pengurangan risiko bencana dan

penguatan kapasitas masyarakat, lembaga pendidikan, kesehatan dan

lain-lain. Kesediaan anggaran memungkinkan terlaksananya kegiatan

seperti penguatan kapasitas masyarakat, penguatan kapasitas pihak

sekolah, percepatan proses recovery kawasan yang terkena bencana,

percepatan rehab-rekon kawasan bencana dan beberapa kegiatan

lainnya.

3. Menjaga keterbaruan data bahaya/ancaman dan kerentanan dalam

upaya pengkajian risiko bencana. Data pengkajian risiko tersebut

harus digunakan sebagai pertimbangan utama dalam membuat

kebijakan arah pembangunan dan pengambilan keputusan. Informasi

bahaya/ancaman, kerentanan dan risiko suatu kawasan harus

disebarkan untuk membuat publik tahu dan sadar akan ancaman yang

ada di kota mereka.

Page 58: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

4. Melakukan investasi dalam upaya perlindungan, peningkatan dan

ketangguhan infrastruktur. Dalam kiat ke-empat ini, pemerintah

kota diharuskan untuk melakukan Investasi infrastruktur seperti

membuat drainase yang bagus untuk menghindari banjir, membangun

infrastruktur yang tahan gempa, dan melakukan perlindungan terhadap

inftrastruktur vital yang ada di dalam kota.

5. Melakukan perlindungan fasilitas Sekolah dan Rumah Sakit.

Pelindungan fasilitas sekolah secara struktural bisa dilakukan dengan

cara membuat bangunan sekolah dan rumah sakit yang tahan terhadap

bencana seperti sekolah dan rumah sakit tahan gempa serta membuat

petunjuk arah evakuasi apabila terjadi bencana. Namun demikian,

perlindungan sekolah dan rumah sakit secara non-struktural seperti

penguatan kapasitas guru dan murid serta penguatan kapasitas tenaga

rumah sakit harus juga dilakukan untuk membentuk sekolah dan

rumah sakit yang tangguh dan tetap dapat beroperasi dengan baik

setelah bencana terjadi.

6. Membangun regulasi dan perencanaan penggunaan lahan.

Membuat peraturan seperti Building Code terhadap bangunan-

bangunan dan melakukan pemetaan kawasan-kawasan yang memiliki

tingkat risiko rendah untuk dijadikan kawasan pembangunan pada

masa yang akan datang.

Page 59: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

7. Memastikan terlaksananya program pendidikan dan pelatihan untuk

meningkatkan kesadaran publik. Dalam hal pendidikan,

peintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam program

pendidikan formal seperti adanya kurikulum khusus mengenal bencana

untuk sekolah yang di kota tersebut. Pelatihan-pelatihan untuk

penguatan kapasitas masyarakat kota perlu segera dilakukan..

8. Melakukan perlindungan terhadap lingkungan dan ekosistem.

Memberikan penyadaran kepada masyarakat akan dampak yang

dihadapi apabila tidak melindungin lingkungan. Penyadaran untuk

menjaga lingkungan untuk kawasan-kawasan tertentu bisa dilakukan

dengan metode pendekatan secara religius.

9. Memasang peralatan peringatan dini dan penguatan kapasitas

manajemen tanggap darurat. Dalam hal manajemen tanggap darurat,

pelaksanaan drill atau simulasi secara berkala harus dilakukan

sehingga masyarakat kota tersebut bisa melakukan respon yang efektif

dalam setiap kejadian bencana. Penguatan koordinasi dan Table Top

Simulation (TTS) antar dinas terkait dalam menghadapi masa-masa

tanggap darurat juga harus dilakukan.

10. Setelah bencana, pemulihan dan dan pembangunan kembali

komunitas haruslah terkoordinir dengan baik. Pemulihan dan

pembangunan kembali harus menjadi momen mengatur kembali tata

Page 60: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

ruang berbasis pengurangan risiko bencana dan harus melibatkan

komunitas terdampak untuk memetakan kebutuhan.

7. Tujuan, Sasaran dan Strategi BPBD Kota Makassar

a. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam rencana strategik 5 (lima) tahun

kedepan (2014-2019 ) ditetapkan dengan mempertimbang kan Visi, Misi

serta Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) Kota Makassar.

Tujuan dimaksud adalah :

1) Meningkatnya Upaya PRB dan ketersediaan Data dan informasi

daerah rawan bencana di Kota Makassar

2) Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Implementasi Perundang-

undangan

3) Meningkatkan peran serta masyarakat (social capital) dan dunia usaha

dalam penanganan penanggulangan bencana.,

4) Meningkatnya upaya kesiapsiagaan terhadap bencana Kota secara

terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

5) Meningkatkan ketersediaan peralatan dalam penanggulangan

bencana;

Page 61: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

6) Meningkatkan penyiapan dan penyaluran bantuan logistik tanggap

darurat bencana;

7) Penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana secara

menyeluruh,

8) Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan BPBD Kota Makassar untuk

menjalankan tupoksi secara maksimal

b. Sasaran

Berdasarkan pada tujuan tersebut di atas, maka ditetapkan Sasaran yang

akan dicapai, yaitu :

1) Tersedianya data – data dan informasi benar tentang daerah rawan

bencana

2) Tersedianya konsep kebijakan pemerintah dalam penanggulangan

bencana di Kota Makassar

3) Terlaksananya koordinasi antar pemerintah daerah dan masyarakat

pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam penanggulangan

bencana

4) Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia ( SDM ) dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana

5) Meningkatkan penyebarluasan informasi mengenai kerawanan dan

antisipasi penanggulangan bencana

6) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian serta ketangguhan

masyarakat baik secara lokal maupun regional terhadap bencana

Page 62: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Upaya adalah cara yang ditempuh dalam rangka pencapaian misi. Upaya

diuraikan ke dalam arah kebijakan, program dan kegiatan prioritas yang akan

diimplementasikan dalam periode waktu tertentu.

Upaya BPBD Kota Makassar Sebagai Berikut :

1. Penyusunan dokumen penanggulangan bencana kota makassar

2. Melaksanakan penyusunan rencana mitigasi darat, pesisir dan pulau-pulau

3. Melaksanakan penyusunan rencana Infrastruktur yang tangguh terhadap

bencana

4. Penyusunan Standar Operasional Presedure penanganan bencana

5. Koordinasi dan Kerja sama degan pemangku kepentingan

6. Melaksanakan pelatihan untuk menigkatkan keterampilan, keahlia dan

kecapakan dalam upaya penanggulangan bencana bagi aparatur pemerintah

kota Makassar

7. Melaksanakan pengembangan kapasitasitas Masyarakat serta melakukan

koordinasi dan konsultansi Penanggulangan bencana berbagai elemen terkait,

stakeholder, akademisi, dunia usaha, lembaga masyarakat, yayaysan sosial,

LSM, LPM, relawan dan sebagainya

8. Melaksanakan pelatihan untuk menigkatkan keterampilan, keahlia dan

kecapakan dalam upaya penanggulangan bencana bagi masyarakat, lemabaga

sosial, dan dunia usaha

Page 63: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

9. Melakukan kajian partisipatif melibatkan berbagai elemen terkait, staikholder,

akademisi, dunia usaha, lembaga masyarakat, yayaysan sosial, LSM, LPM,

relawan dan sebagainya

10. Penyedian media informasi penanggulangan bencana melalui brosur, stiker,

panplet dan alat peraga informasi bencana lainnya sarana dan prasarana

informasi bencana lainnya

Bagan Struktur Organisasi Tata Kerja Penanggulangan Bencana Daerah

KEPALA BADAN

UNSUR

PENGARAH

UNSUR

PELAKSANA

KEPALA

PELAKSANA

SEKRETARIS

UNSUR

PELAKSANA

SEKSI PENCEGAHAN &

KESIAPSIAGAAN

SEKSI

KEDARURATAN

& LOGISTIK

SEKSI

REHABILITASI &

REKONSTRUKSI

Page 64: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

B. Upaya Penanggulangan Banjir di Kota Makassar

Upaya adalah penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus

pada tujuan panjang, disertai penyusunan suatu cara, upaya yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan maksud agar tujuan tertentu kegiatan

penanggulangan bencana banjir di Kota Makassar mengikuti suatu siklus

sebelumnya yang di mulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan

untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencagahan

dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan

pengendali banjir. Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh

pemerintah saja atau orang perorangan saja. Di butuhkan komitmen dan

kerjasama berbagai pihak antara pemerintah dan masyarakat seta badan tertentu

yang sudah di bentuk sebelumnya. Untuk menghindarkan Kota Makassar dari

banjir, maka pemerintah Kota Makassar menggunakan upaya tertentu. Adapun

upaya yang di lakukan pemerintah dalam penanggulangan banjir yaitu

1. Menyiapkan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah salah satu tolak ukur keberhasilan suatu

daerah dalam melaksanakan pembangunan. Adapun sarana dan prasarana

yang dilakukan oleh pemerintah Kota Makassar dalam penanggulangan

bencana banjir yaitu :

a. Sarana:

1. Penyedian alat penyedok tanah dan sampah

Page 65: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Permasalahan besar yang terjadi dikalangan masyarakat

perkotaan Kota Makassar menyebabkan terjadinya banjir adalah kurang

terpeliharanya lingkungan hidup seperti, saluran air kanal, got dan

Daerah Aliran Sungai. Kebiasaan yang menjadikan saluran air di

perkotaan sebagai tempat pembuangan sampah yang menyebabkan

menumpuknya sampah di saluran air, sehingga air mengalir bukan pada

tempatnya melainkan mengalir kedaerah daratan rendah perkotaan. Hal

tersebut di sebabkan karena kurangnya perhatian dari seorang

pemerintah yang tidak menyediakan alat penyedok sampah dan

ketegasan tentang larangan membuang sampah di saluran air. Alat

penyedok sampah adalah merupakan suatu alat penting untuk

memudahkan dalam melakukan pemeliharaan pengelolaan lingkungan

untuk membersihkan saluran-saluran air. Berikut adalah hasil

wawancara dengan informan yang bersangkutan Kepala Dinas BPBD

menyatakan :

Faktor yang menyebabkan terjadinya banjir di Kota

Makassar pada tahun-tahun sebelumnyaitu di sebabkan

karena banyak sampah yang tersumbak di tempat

penyaluran air dan tidak adanya alat penyedok sampah

yang di sediakan oleh pemerintah sehingga air meluap

kedaerah daratan rendah. ( Wawancara dengan informan S

Kepala Dinas BPBD Kota Makassar 23-04-2015).

Berdasarkan dengan wawancara di atas, dapat

mengambarkan bahwa pentingnya penyedian alat sarana dan

Page 66: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

prasarana berupa alat penyedok sampah sangat di butuhkan untuk

mencapai upaya preventif agar penaggulangan terwujud dengan

cepat, sesuai dengan yang direncanakan yang ingin di capai, agar

kerusakan dan korban di tanggulangi atau di perhitungkan dalam

menanganinya. Pengamatan di lokasi penelitian menunjukkan dan

terlihat jelas bahwa dengan adanya alat penyedok sampah yang di

sediakan oleh pemerintah Kota Makassar untuk membersihkan

saluran air dan maka akan di mudahkan menangani dan

menanggulangi bencana banjir karena air mengalir sesuai pada

tempatnya dan tidak tersumbak lagi yang dapat mengakibatkan banjir

dan terpeliharanya lingkungan yang baik.

Pengamatan di lapangan dengan hasil tinjauan yang dilakukan

oleh peneliti menunjukkan sarana penanggulangan bencana banjir

lebih meningkat dan lengkap deibandingkan tahun-tahun sebelumnya

yang hanya sebagian sarana yang di sediakan seperti adanya

penyedok sampah yang disediakan oleh pemerintah benar-benar

membawa perubahan dimana dulunya Kota Makassar yang dipenuhi

dengan pencemaran lingkungan yang di akibatkan oleh banjir

menjadi Kota bersih dan tertata rapi, adanya keseriusan pemerintah

dalam hal memberikan pelayanan yang terbaik terhadap kelompok

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan untuk menanggulangi

bencana banjir, Hal ini diselaraskan UUD RI Nomor 24 Tahun 2007

Page 67: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

pasal 73 ayat ( I ) pemulihan fungsi dan pelayanan publik sebaimana

di maksud dalam pasal 56 ayat 1 huruf j. Di tunjukan memulikan

kembali pelayanan masyarakat pada kondisi sebelum terjadi bencana.

Ayat ( 2 ) kegiatan pelayanan pada publik sebaimana yang dimkasud

pada ayat 1 di lakukan melalui upaya :

a. pemulihan fungsi sarana dan prasarana pelayanan publik

b. Mengakibatkan kembali fungsi pelayanan publik pada

instansi/ lembaga yang terkait, dan

c. Mengatur kembali fungsi pelayanan publik.

Ayat ( 3 ) Pelaksanaan pelayanan publik sebagimana yang dimaksud

pada ayat ( 2 ) dilakukan di bawa koordinasi pimpinan pemerintah di

daerah dengan dukungan BPBD dan BNPB.

b. Prasarana

1. Membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah suatu

badan yang di bangun oleh pemerintah daerah yang

mempunyai fungsi dan tanggung jawab dalam hal

penanggulangan bencana termasuk bencana banjir . Tampa

ada suatu badan yang mengatur sulit untuk mendapat hasil yang

maksimal. Oleh karena itu, adanya suatu lembaga khusus yang

dibangun oleh pemerintah untuk menangani penanggulangan

Page 68: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

bencana banjir yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya,

maka dengan mudah untuk menjalankan upaya

penanggulangan bencana banjir dan merencanakan apa yang

harus di benahi dan perlu di lakukan dalam menanggulangi

bencana banjir. Berikut hasil wawancara dengan informan

Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD ) dia mengatakan :

Bahwa dengan adanya suatu yang di bangun oleh

pemerintah daerah yang mengerti dan ahli sesuai

dengan bidang tersendiri , yang bertindak secara

cepat , maka pelaksanaan penanggulangan banjir di

Kota Makassar ini, akan terlaksana dengan maksimal

sesuai yang diharapkan. ( Wawancara dengan informan

S Kepala Dinas (BPBD ) 23-04-2015 )

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Dinas

menunjukkan bahwa salah satu bentuk keseriusan pemerintah Kota

Makassar dalam hal pelaksanaan penanggulangan banjir yaitu dengan

suatu badan khusus yang di bentuk oleh pemerintah guna untuk

mengatasi masalah bencana banjir prasarana yang sekarang cukup

bagus karena adanya berberapa prasarana yang sudah di sediakan

yang dulunya seperti kantor BPBD belum ada sekarang sudah di

lengkapi dengan beberapa bagian-bagian penanggulangan. Hal ini di

selaraskan dengan peraturan Daerah (PERDA) Pemerintah Kota

Makassar tentang pembentukan Badan Penanggulangan Bencana

Page 69: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Daerah (BPBD) Kota Makassar Nomor 20 Tahun 2010 tentang

pembentukan BPBD Kota Makassar . Penguatan BPBD Kota

Makassar di wujudkan melalui pembentukan visi dan misi, serta

tugas pokok, lengkap dengan rincian tugas dan tanggung jawab di

dalam pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana

banjir, baik pada aspek pengawasan maupun penertiban. Mengingat

dalam aspek penertiban harus melibatkan multi instansi yang, ada

maka penguatan kelmbagaan dilakukan dengan meningkatkan

kemampuan lembaga melakukan koordinasi dengan lembaga lain,

baik intern maupun ekstern. Dalam aspek pengawasan, penguatan

kelembagaan dilakukan melalui pemberian tugas dan tanggung jawab

yang jelas, mulai dari pemantauan, dan pembuatan laporan yang

rutin, menerus, dan berkelanjutan.

2. Melakukan penghijauan

Penghijauan merupakan suatu tindakan yang di lakukan oleh

pemerintah Kota Makassar untuk mencegah banyak debit air yang

berfungsi untuk meresap air yang dilakukan daerah hulu dengan cara

menanam pohon sebanyak 25 pohon. Dari hasil wawancara dengan

informan Kepala seksi logistik / Staf Badan Penanggulangan

Bencana Daerah ( BPBD) Kota Makassar dia mengatakan :

Bahwa penghijauan yang dilakukan di dua daerah yakni,

daerah Manggala dengan banyak pohon yang di tanam

sebanyak 10 ribu pohon dan daerah tamalanrea sebanyak

Page 70: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

15 ribu pohon, penghijauan ini di lakukan dengan cara

penanaman pohon terhadap daerah hulu/ daerah

perbukitan yang gundul yang dekat dengan daerah Aliran

Sungai. Penghijauan dalam hal ini bertujuan sebagai

peresap air dari daah hulu ke daerah hilir ketika terjadi

hujan deras, selain itu juga untuk menjaga terjadinya

tanah longsor yang dapat mengakibatkan banjir.

(Wawancara dengan informan H Kepala Seksi Logistik

BPBD / Stas Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) 23-04-2015 )

Berdasarkan wawancara di atas, mengambarkan bahwa

pentingnya menanam pohon sebagai bentuk penghijauan di daerah

hulu untuk meresap titik air ketika terjadi hujan deras, sehingga

debit air dari daerah hulu tidak berlebihan yang menyebabkan

terjadinya banjir di daerah dataran rendah ( hilir ). Dibandingkan

dengan tahun-tahun sebelumya yang hanya 22 H yang di lakukan

penghijauan sekarang semakin meningkat tingkat penghijauan yang

harus di tanam, karena Kurangnya pohon yang berfungsi untuk

meresap air dapat berakibat fatal yang mengakibatkan banyak debit

air yang mengalir dari daerah hulu ke daerah aliran sungai tanpa

terkendali yang menyebabkan Daerah Aliran Sungai mampu lagi

menampung dan melebihi kapasitas, maka akan mengalir ke daerah

hilir dan mengenang menjadi banjir. Pernyataan tersebut di dukung

oleh hasil wawancara dengan informan salah seorang masyarakat

dia mengatakan :

Hal yang menyebabkan terjadi bencana banjir di

Kecamatan Manggala di akibatkan karena terjangan

Page 71: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

hujan yang deras yang menyebabkan tanah menjadi

rubuh karena tidak adanya pohon sebagai peresap air

sehingga tanah tersebut menjadi longsor dan akhirnya

air mengalir bukan pada tempatnya melainkan ke daerah

dataran rendah ( Wawancara Informan dari DN 25-04-

2015 )

Dari hasil wawancara dengan informan masyarakat, maka

dapat di katakan perlunya ketegasan dari seorang pemerintah dan

pengawasan agar segera mengambil tindakan tentang pemeliharaan

lingkungan dan larangan penebangan liar yang menyebabkan hutan

menjadi gundul. Kurang tepatnya perencanaan dalam pemeliharaan

lingkungan dan penghijauan dapat menimbulkan banyak debit air

dari daerah hulu yang mengalir menuju Daerah Aliran Sungai DAS

yang dapat menimbulkan banjir yang menimbulkan dampak negatif

bagi masyarakat seperti yang dikemukakan di atas. Terkait dengan

kawasan rawan bencana banjir, kegiatan pengendalian pemanfaatan

ruang dilaksanakan melalui upaya penanggulangan untuk

meminimalkan dampak akibat bencana yang mungkin timbul.

Kondisi ini tidak bisa dipisahkan dari pola pengendalian

pemanfaatan ruang di bagian hulu, Penghijauan di daerah hulu

merupakan salah bentuk upaya yang di lakukan oleh pemerintah

Kota Makassar untuk menciptakan pendekatan secara terpadu,

menyeluruh, berkelanjutan dan berwawasan dalam pengelolaan

lingkungan yang sudah menjadi tanggung jawabnya pemerintah

Page 72: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

daerah. Sesuai otonomi daerah untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri, termasuk menanggulangi bencana yang

terjadi di daerah. kondisi dan potensi- potensi serta kemampuan

daerah itu sendiri yang disebut dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 yaitu, Daerah berhak, berwewenang dan berkewajiban

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri termasuk dalam

penanggulangan bencana banjir, sesuai dengan Peraturan Perundang

– Undangan yang berlaku.

3. Membangun Kesadaran Masyarakat

Mencegah dan menanggulangi banjir tidak dapat di lakukan

oleh pemerintah dan badan tertentu saja, meskipun pemerintah yang

menjadi penanggung jawab utama dalam mensejahterakan

masyarakat dan melestarikan lingkungan tidak akan menaggung

beban tersebut jika dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan

partisipasi, salah satunya yang paling potensial adalah dari adanya

partisipasi dari kelompok masyarakat, agar pembangunan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai dengan baik

pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana banjir,

dilaksanakan dengan tujuan untuk meminimalkan dampak bencana

banjir. Dalam rangka mendukung hal tersebut perlu di lakukan upaya

untuk memperkuat instansi di masing-masing tingkat pemerintahan

Page 73: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

dalam lingkup kawasan, baik di tingkat pusat, provinsi dan Kota,

serta mengoptimalkan peran serta masyarakat. Partisipasi seluruh

elemen masyarkat harus dilakukan secara terorganisasi dan

terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efekti. Penting

membangun komitmen dan kerjasama antara pihak pemerintah dan

masyarakat untuk menghindarkan Kota Makassar antara dari bencana

banjir. Peryataan di dukung hasil wawancara dengan informan Staf

Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kota Makassar :

Salah satu cara yang di lakukan oleh

pemerintah/instansi yg terkait agar masyarakat

mempunyai peran dan partisipasi untuk ikut serta dalam

penanggulangan bencana banjir pemerintah kota

Makassar membentuk organisasi pemasyarakatan

(Wawancara Informan U 23-04-2015)

Dari pernyataan di atas, peneliti mendeskripsikan bahwa sebuah

organisasi masyarakat sebaiknya di bentuk untuk mengambil

tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam

penanggulangan banjir. Dengan adanya suatu lembaga

kemasyarakatan melibatkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi

dalam hal mencegah dan penanggulangan banjir di lakukan secara

bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir,

dan pemulihan setelah. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus

kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan,

pencegahan di lakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik

Page 74: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah dataran banjir dan

membersihkan daerah aliran sungai supaya tidak tersumbat dan lain-

lain. Selaras dengan UUD No 24 tahun 2007 Pasal 87 Ayat 3-4

yakni:

a. Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan,

bertujuan untuk meningkatkan dalam rangka membantu penataan

daerah rawan bencana kearah lebih baik dan rasa kepedulian terhadap

daerah rawan bencana.

b. Penataan daerah rawan bencana sebagaimana di maksud pada ayat 1

di lakukan upaya :

1. Melakukan kampanye peduli rawan bencana:

2. Mendorong tumbuhnya rasa peduli dan kesetiakawan pada

lembaga, dan organisasi kemasyarakatan dan,

3. Pelaksanaan partisipasi masyarakat di lakukan bekerja sama

dengan instansi/lembaga yang terkait berkordinasi dengan BNPB.

Dari landasan hukum di atas, penenliti menyimpulkan bahwa kerja

sama antara seorang pemerintah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah

dan masyarakat adalah hal yang paling penting. Pemerintah mempunyai

peran penting dalam membangun kesadaran masyarakat agar mau ikut

berpartisipasi untuk mencegah dan meenanggulangi bencana banjir.

Terjalinnya kerja sama instansi yang terkait, maka dengan mudah melakukan

Page 75: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

sosialisasi dan peelatihan dini secara langsung kepada masyarakat.

Pernyataan tersebut dukungan dengan hasil wawancara dengan informan

Staf Dinas Penanggulangan Daerah kota makassar mengatakan:

Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya

bencana banjir dengan memberikan pengarahan dan

peringatan dini pelatihan dalam penanggulangan banjir,

agar masyarakat mengerti dan paham dalam hal tentang

bahaya bencana banjir. (Wawancara dengan informan I tgl

23-04-2015)

Hasil wawancara di atas, menunjukkan melakukan sosialisasi kepada

masyarakat, maka dengan mudah memberikan pengarahan dan peringatan

kepada masyarakat, agar masyarakat tentang bahaya bencana banjir dan

penting mencegah dan menanggulangi, dengan adanya pengarahan dan

peringatan dini mereka juga memahami apa langkah-langkah yang harus di

tempuh dalam mencegah dan menanggulangi bencana banjir tersebut.

Dengan begitu fikiran anggota masyarakat akan terbuka dengan sendirinya

akan ikut berpartisipasi dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan

kualitas ruang lebih ditekankan pada keikutsertaan masyarakat untuk lebih

mematuhi dan mentaati segala ketentuan normatif yang di tetapkan dalam

rencana tata ruang, dan mendorong terwujudnya kualitas ruang yang lebih

baik untuk dalam mencegah dan menanggulangi banjir. Hal tersebut dapat

membantu menyeroti apa yang spesial atau berbeda mengenai masyarakat

itu, dan dimana perbedaan dari angka nasional. Kelompok masyarakat juga

Page 76: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

akan berbeda dalam suatu posisi yang baik untuk saling memperingati dan

memberikan informasi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat –

masyarakat yang lain akan bahaya bencana banjir. Selain itu, memberikan

informasi baik secara langsung ataupun melalui media komunikasi seperti,

televisi, radio, atau telpon genggam kepada masyarakat juga merupakan hal

yang paling penting, karena dengan memberikan pengaran untuk mudah

memberikan informasi yang relavan tentang hal-hal yang harus dilakukan

dalam mencegah dan menanggulangi bencana tersebut. Pernyataan tersebut

di dukung dari wawancara dengan informasi masyarakat ia mengatakan :

Pentingnya pemerintah memberikan arahan kepada masyarakat

atau kelompok masyarakat tentang bahaya bencana banjir agar

masyarakat paham apa yang di lakukan dalam melakukan suatu

tindakan yang merusak misalnya, penebangan hutan, membuang

sampah bukan pada tempatnya sehingga dapat menyebabkan

banjir ( Wawancara dengan informan M 25-04-2015)

Dari gambaran hasil wawancara dari informan yang terkait diatas,

peneliti mendeskripsikan bahwa dengan memberikan informasi yang relefan

pada penduduk keleompok masyarakat bisa melalukan suatu peran yang

bermanfaat. Informasi ini merupakan hal yang sangatpenting bagi

masyarakat dalam merencanakan berbagai cara yang paling baik untuk

memenuhi kebutuhannya, dan bagaimana melibatkan penduduk sebanyak

mungkin dalam berbagai proses pengembangan masyarakat dalam

menanggulangi banjir.

Page 77: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Dari hasil penelitian yang dilapangan penulis mengatakan proses

peningkatan kesadaran disini diperlukan untuk melihat kembali hal tersebut

secara mendetail. Bagaimana kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi

dalam penanggulanan bencana banjir penting halnya untuk menekankan

bahwa hal tersebut merupakan sebuah peran yang sangat penting bagi

pengembangan masyarakat karna meliputi semua aspek praktis. Salah satu

krakteristik peningkatan kesadaran adalah bahwa iya sebaiknya

dimaksudkan untuk membarikan kesadaran terhahap berbagai struktur dan

strategi perubahan sosial hingga orang-orang dapat berpartisipasi dan

mengambil tindakan efektif terlihat jelas saat peneliti masih berada

dilapangan bahwa partisipasi dan masyarakat kedalam proses

penanggulangan banjir masih sangat kurang yang disebabkan karna

kurangnya hubungan kordinasi dan lembaga kemasyarakatan harus

difungsikan dengan semaksimal mungkin, agar penanggulangan banjir dapat

terlaksana dengan baik.

Secara kesuluruhan penulis menyimpulkan bahwa upaya

penanggulangan bencana banjir adalahtindakan yang dilakukan oleh

pemerintah untuk mengurangi dan mencegah proses terjadinya bencana

banjir yang menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat bahkan tidak

segan-segan dapat merengut nyawa manusia dan perlunya

ketegasanpemerintah atas aktivitas dan kinerja finansial kepada pihak-pikak

Page 78: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

yang berkepentingan. Dinas penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

berperang penting dalam hal memberikan pedoman pada masyarakat dan

pengarahan tentang usaha penanggulangan bencana banjir.

C. Faktor- faktor yang Mendukung Keberhasilan Penanggulangan Bencana

Banjir di Kota Makassar

1. Faktor pendukung

a. Dukungan dari Pemerintah Kota

Dukungan pemerintah adalah modal untuk Badan Penanggulangan

Bencana Daerah. adanya dukungan pemerintah Kota dalam hal ini

anggaran maka akan menunjang proses pelaksanaan penanggulangan

bencana. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan, sebut saja

inisial ( H ) berpendapat bahwa :

Sebenarnya BPBD lebih enak dibandingkan dengan

organisasi yang lain ( relawan ) karena BPBD diberikan

anggaran oleh pemerintah Kota untuk menunjang pelaksanaan

penanggulangan bencana, ( Wawancara 23-04-2015 )

Anggaran/dukungan dari pemerintah Kota itu merupakan salah satu

penunjang dari terlaksananya penanggulangan bencana dengan baik.

b. Banyaknya instansi/organisasi yang turut andil dalam penanggulangan

bencana. Menjadi salah satu faktor pendukung karena dapat mempermuda

terlaksananya penanggulangan bencana karena organisasi/instansi

tersebut mempunyai keahlian masing - masing dan mempunyai beberapa

Page 79: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

relawan yang berkomponen dibidang penanggulangan bencana.

Dukungan dari pemerintah Kota Makassar, adanya dukungan dari

pemerintah Kota Makassar merupakan salah satu kunci BPBD karena

anggaran BPBD bersumber dari dana anggaran pendapatan belanja daerah

(APBD). Instansi/organisasi inilah yang nantinya menjadi sumber daya

manusia yang berkompoten dibidang penanggulangan bencana sehingga

penanggulangan bencana dapat teratasi dan tertangani dengan cepat dan

tepat sesuai dengan apa yang diharapkan dari berdirinya Badan ini.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan sebut saja

inisial ( S ), mengungkapkan bahwa :

Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana saya dan teman-

teman relawan selalu ikut serta dalam penanggulangan

bencana ( PMI, PRAMUKA, HMI & organisasi lainnya ).

Terkadang kami saja yang turun untuk melakukan

pertolongan misalnya dalam pertolongan/pencarian korban

tenggelam, BPBD hanya menyiapkan peralatan pertolongan.

( Wawancara, 23-04-2015 )

Sangat jelas apa yang di ungkapkan bahwa kehadiran organisasi yang turut

andil dalam penaggulangan bencana merupakan hal yang sangat membantu

BPBD dalam penanggulangan bencana.

2. Faktor Penghambat

a. Sumber daya manusia yang tidak berkompoten dibidang

penanggulangan bencana. Sebagai lembaga baru tentunya BPBD

memilih sumber daya manusia yang mempunyai basic

penanggulangan bencana agar dapat menunjang perkembangan BPBD.

Page 80: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Seperti apa yang dilakukan oleh salah satu informan seebut saja inisial

(S) mengatakan bahwa:

BPBD harusnya memilih relawan yang mempunyai basic

penanggulangan bencana karena sebelumnya sudah ada

beberapa organisasi yang mempunyai basic penanggulangan

bencana seperti SAR, PMI, & PRAMUKA misalnya yang

bisa dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan. Daripada

memilih sumber daya manusia yang mesti diberikan pelatihan

ini dan itu sehingga ketika kurang pelatihan maka yang

nampak dilapangan adalah kekacauan. ( Wawancara, 23-04-

2015 )

Dari pernyataan informan diatas bahwa sumber daya yang tidak

berkompoten dibidang penanggulangan bencana akan menjadi salah

satu faktor penghambat bagi perkembangan BPBD.

Page 81: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kita melihat dari pembahasan-pembahasan pada bab-bab

terdahulu serta data-data yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Upaya penanggulangan bencana banjir di Kota Makassar yang telah

dilakukan yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana berupa alat dan

lahan, kesadaran masyarakat dalam pengelolaan saloran air secara

profesional sehingga air dapat mengalir ketempat yang sediakan di

samping di dukung oleh penghijauan yang dilakukan di daerah hulu

sebagai peresap titik air ketika turun hujan, agar air yang berasal dari

daerah hulu tidak terlalu banyak mengalir ketempat penampungan yang

dapat menyebabkan pengeluapan kedaerah hilir/daerah dataran rendah,

sehingga tidak terjadi banjir.

2. Faktor –faktor keberhasilan penanggulangan bencana banjir di Kota

Makassar yaitu adanya dukungan pemerintah Kota Makassar dalam

membangun BPBD dan adanya bantuan dana yang diberikan dari

anggaran pendapatan belanja daerah, banyaknya instansi/organisasi yang

ikut andil dalam penanggulangan sehingga mempermudah proses

penanggulangan bencana banji. Dan terkait masalah sumberdaya manusia

Page 82: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

yang tidak berkompoten ( tidak memiliki basic penanggulangan bencana )

padahal Kota Makassar mempunyai organisasi yang berkompoten

dibidang penanggulangan bencana seperti SAR, PMI, PRAMUKA dan

lain-lain.

B. Saran – Saran

Setelah di tarik beberapa kesimpulan diatas, maka selanjuttnya penulis

akan memberikan beberapa saran-saran yang dapat di jadikan bahan masukan

bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam menanggulangi banjir

sebagai berikut :

1. Kepada Pemerintah Daerah Kota Makassar dan instansi

sebaiknya perekrutan relawan diambil dari beberapa organisasi

yang dianggap telah berkompoten dibidang penanggulangan

bencana atau paling tidak memiliki sumber daya manusia yang

berkompoten dalam hal ini

2. Kepada masyarakat yang dikawasan bencana banjir agar dapat

mempersiapkan diri sebaiknya untuk berpartisipasi dengan baik

terutama dalam menjaga lingkungan dengan baik, membuang

sampah pada tempatnya dan membersihkan saluran air agar

tidak terjadi pengeluapan yang mengakibatkan terjadi banjir.

3. Sebaiknya dalam penyaluran bantuan / logistik, BPBD terjun

langsung kemasyarakat agar BPBD mengetahui keadaan dan

kebutuhan masyarakat.

Page 83: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

DAFTAR PUSTAKA

Mitchell, Bruce, 2007. Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan. Yogyakarta:

Gadjamada University Press.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2010. Data Bencana yang terjadi di

indonesia, Jakarta Pusat

Nurjannah,Dkk. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta.

Purba, Jonny. 2005. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia. Jl. Plaju No. 10 Jakarta.

Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2013.

Makassar

Robert J. Kodoatie, M. Eng.Dr. Ir. 2012. Banjir dan Beberapa Penyebab dan Metode

Pengendaliannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Rizky Novi, 2013. Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara Menanggulangi Banjir,

Seoul, South Korea.

Republik indonesia, Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana

Sugiyono, 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Gramedia

Pustaka.

Flores Eco, 2014. Pengurangan Resiko Bencana, Source Wikipmedia Green

Indonesia.

Umar, Husein.2011. Strategic Management In Action. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Peraturan Daerah Kota Makassar No 20, 2010. Tentang Pembentukan

Penanggulangan Daerah Kota Makassar. Dinas Penanggulangan Kota

Makassar (BPBD)

Page 84: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Syaripin Pipin, Pemerintah Daerah di indonesia di lengkapi dengan Undang-Undang

No. 32 Tahun 2004. Bandung: Pustaka setia.

Nurdin Abdullah, 2009. Alokasi Anggaran dalam pembangunan Kota Makassar

bebas Banjir, Gramedia Pustaka.

Ihsan, 2010. Simulasi penanggulangan bencana banjir, Jakarta: Gramedia Pustaka

Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2010. Penanggulangan Bencana

Fokusmedia, jl. Melati Mekar No. 2 Bandung.

A. Amir, 2013. Defenisi Bencana:http://repository.usus.ac.id/diakses tanggal 30

agustus 2014.

Aimyaya. 2011. Jenis-jenis serta Berbagai Faktor Penyebab Banjir: http://

ww.aimyaya.com.

Ahyudin, 2005, Peran Masyarakat Dalam Penanganan Bencana, Disampaikan pada

Focus Group Discussion Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia

(MPBI) tgl 17 Maret 2005 di Hotel Bidakara Jakarta.

Evelyn, Falanta. 2013, Sigap Menghadapi Bencana: http://www. portalkbr. com.

diaksestgl 25 Agustus 2014

Samuel, 2011. Strategi Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana: http://

samuelcyber wordpress. com /2011/05/13/, diakses tanggal 25 agustus 2014

Page 85: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

LAMPIRAN

Matriks Triangulasi

Fokus I : Upaya Penanggulangan Bencana Banjir Di Kota Makassar

A. Menyiapkan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana Banjir

No Informan Jawaban Substansi

1 Informan I :

Drs. Syaharuddin

Faktor yang menyebabkan

terjadinya banjir di Kota

Makassar pada tahun-tahun

sebelumnya yaitu di

sebabkan karena banyak

sampah yang tersumbak di

tempat penyaluran air dan

tidak adanya alat penyedok

sampah yang di sediakan

oleh pemerintah sehingga

air meluap kedaerah dataran

rendah.

Pentinya penyedian alat

sarana penyedok sampah

sangat di butuhkan untuk

mencapai upaya

penanggulangan terwujud

dengan cepat.

2 Informan II :

Hidayat, S. Sos

Yang menjadi kebutuhan

dalam penyediakaan sarana

penanggulangan bencana

banjir berupa penyedok

sampah dan skop.

Dengan di sediakannya

oleh pemerintah peralatan

atau kebutuhan yang di

butuhkan maka

penanggulangan bencana

banjir dapat di selesaikan

dengan baik sehingga

selokan atau penyaluran

air tidak tersumbak lagi.

Page 86: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

3 Informan III

Irmayanti, S. Sos

Dengan adanya kantor

BPBD yang di bangun oleh

pemerintah daerah maka

pelaksanaan

penanggulangan bencana

banjir di Kota Makassar

akan terlaksanan dengan

maksimal

Salah satu bentuk

keseriusan pemerintah

Kota Makassar dalam hal

pelaksanaan

penanggulangan banjir

yaitu dengan suatu badan

khusus yang di bentuk

oleh pemerintah guna

untuk mengatasi bencana

banjir.

4 Informan IV

Ukky

Transportasi mobil truk

yang disediakan oleh

pemerintah belum cukup

untuk menampung sampah-

sampah yang ada di selokan

( Got) karena hanya

sebagian daerah yang di

sediakan fasilitas mobil truk

atau mobil pengangkut

sampah got.

Transportasi mobil truk

seharusnya terbagi di

setiap kecamatan supaya

masyarakat bisa

membersihkan sampah

yang ada di selokan,,dan

langsung di angkut oleh

mobil truk yang

seharusnya di sediakan

5 Informan V

Dian

Sarana dan prasarana yang

di sediakan tidak di

perhatikan dengan baik oleh

masyarakat

Dengan adanya sarana dan

prasarana yang di

sediakan oleh seharusnya

di manfaatkan dengan

baik agar tidak terjadi

Page 87: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

banjir.

6 Informan VI

Pak Muhammad

Apabila mobil pengkut

sampah dari dulu di

sediakan oleh pemerintah

maka resiko banjir tidak

terlalu tinggi, sehingga

masyarakat membuang

sampah di sembarangan

tempat

.

Dengan adanya mobil

pengakut sampah yang di

sediakan oleh pemerintah

sekarang maka

masyarakat tidak

membuang sampah

sembarangan dan bisa

menjaga lingkungan agar

penanggulangan banjir

berkurang..

Kesimpulan : Dari hasil pernyataan diatas menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana

yang di berikaan bisa di manfaatka sebaik-baiknya dan penanggulangan bencana

banjir bisa di lakukan bersama masyarakat.dan dengan adanya sarana dan prasarana

ini maka Kota Makassar tidak mudah tercemar lingkungan lagi walaupun masih ada

sebagian daerah yang tidak mempunyai sarana dan prasarana penanggulangan

bencana banjir.

B. Melakukan penghijauan

No Informan Jawaban Substansi

1 Informan I

Hidayat, S. Sos

Bahwa penghijauan

dilakukan di daerah

manggala dan tamalanrea

yang paling sering terjadi

banjir dengan sebanyak 25

ribu pohon yang di tanam

Jawaban tersebut

menggambarkan bahwa

pentingnya menanam

pohon sebagai bentuk

penghijauan di daerah hulu

untuk meresap titik air

Page 88: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

di daerah manggala

sebanyak

10pohon,tamalanrea,

sebanyak 15 ribu pohon,

penghijauan ini dilakukan

dalam hal bertujuan

sebagai peresap air dari

daerah hulu ke daerah hilir

ketika terjadi hujan deras.

ketika terjadi hujan deras,

2 Informan II

Dian

Yang menyebabkan

terjadinya bencana banjir

di kecamatan manggala di

akibatkan karena terjangan

hujan deras yang

menyebabkan tanah

menjadi rubuh karena

tidak adanya pohon

sebagai peresap air

sehingga tanah tersebut

menjadi longsor dan

akhirnya air mengalir

bukan pada tempatnya

melainkan ke daerah

dataran rendah.

Maka dapat di katakan

bahwa perlunya ketegasan

dari seorang pemerintah

dan pengawasan agar

segera mengambi tindakan

tentang pemeliharaan

lingkungan dan larangan

penebangan liar yang

menyebabkan hutan

menjadi gundul. Sehingga

banyak debit air dari daerah

hulu yaang mengalir

menuju Daerah Aliran

Sungai ( DAS) yang

menimbulkan banjir.

3 Informan III

Ukky

menjaga pelestarian hutan

dengan cara reboisasi,

Dalam rangka mendukung

hal tersebut perlu dilakukan

Page 89: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

menjaga kebersihan sungai

atau kali dengan cara

penghijauan dan

penanggulangan sampah,

menjaga kebersihan

saluran air dengan

membuat sistem drainase

yang tepat. menanggulangi

sampah dengan cara

penyediaan sarana dan

prasarana pengolahan

sampah secara tepat

upaya untuk memperkuat

instansi di masing-masing

tingkat pemerintahan dalam

lingkup kawasan, baik di

tingkat pusat , provinsi dan

Kota.

4 Informan IV

Drs. Syaharuddin

Dengan adanya

penghijauan di lakukan

maka lingkungan tidak

mudah banjir dan akan

terlihat indah ketika

banyak pepohonan yang di

tanam

Kondisi ini tidak bisa

dipisahkan dari pola

pengendalian pemanfaatan

ruang

5 Informan V

Pak muhammad

Apabila pepohonan

berkurang maka dengan

mudahnya debit air

mengalir dari daerah hulu

ke dataran rendah(hilir)

dan menyebabkan banjir.

Bahwa dengan banyaknya

pohon yang ditanam dapat

mengurangi resiko banjir

karena pohon berfungsi

meresap air yang dapat

berakibat fatal yang

mengakibatkan banjir.

6 Informan VI

Irmayanti S. Sos

Terkait dengan

pengelolaan lingkungan

Bahwa dengan adanya

pepohonan yang di tanam

Page 90: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

dengan cara melakukan

penghijauan itu sangat

penting apalagi di

beberapa daerah yang

harus di tanami pepohonan

oleh pemerintah maka

pemerintah sudah

memperhatikan daerah –

daerah yang rawan banjir

dengan melakukan

penghijauan

Kesimpulan : Dari hasil pernyataan diatas bahwa betapa pentingnya penghijauan di lakukan

selain dengan lingkungan yang indah penghijauan dengan menanam pohon dapat mengurangi

resiko banjir. Dan mengurangi penebangan pohon supaya penghijauan yang dilakukan bisa

berfungsi untuk meresap air supaya tidak mengalir ke dataran yang rendah agar tidak terjadi

banjir.

C. Membangun kesadaran Masyarakat dalam penanggulangan banjir

No Informan Jawaban Substansi

1 Informan I

Ukky

Salah satu cara yang

dilakukan oleh

pemerintah/ instansi

yang terkait agar

masyarakat mempunyai

peran dan partisipasi

untuk ikut serta dalam

penanggulangan

bencana banjir

pemerintah Kota

Makassar membentuk

organisasi

permasyarakatan

Bahwa sebuah organisasi

masyarakat sebaiknya di

bentuk untuk mengambil

tindakan-tindakan awal

dan mengatur peran serta

masyarakat dalam

penanggulangan banjir.

Page 91: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

2 Informan II

Irmayanti, S. Sos

Melakukan sosialisasi

kepada masyarakat

tentang bahya bencana

banjir dengan

memberikan pengarahan

dan pelatihan dalam

penanggulangan banjir,

agar masyarakat

mengerti dan paham

dalam hal tentang

bahaya bencana banjir.

Agar masyarakat

mengetahui tentang

bahaya bencana banjir

dan penting mencegah

dan menanggulangi,

dengan adanya

pengerahan dan

peringatan dini mereka

juga memahami apa

langkah-langkah yang

harus di tempuh dalam

mencegah dan

menanggulangi banjir.

3 Informan III

Drs. Syaharuddin

Masyarakat hanya

berfikir diri sendiri,

kebanyakan masyarakat

apatis ( acuh tak acuh )

terhadap lingkungan

Padahal begitu banyak

cara yang dapat di

lakukan bila memang

ada rasa kepeduliaan

dalam membangun

segalanya agar lebih

baik .dalam

menanggulangi banjir

Bahwa masyarakat bisa

memberikan inisiatif-

inisiatif dalam menjaga

lingkungan agar

lingkungan tidak

tercemar dengan sampah

dan tidak terjadi banjir.

4 Informan IV Pentingnya pemerintah Dengan memberikan

Page 92: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Pak Muhammad memberikan arahan

kepada masyarakat atau

kelompok masyarakat

tentang bahaya bencana

banjir agar masyarakat

paham apa yang

dilakukan dalam

melakukan tindakan

yang merusak misalnya,

penebangan hutan,

membuang sampah

bukan pada tempatnya

sehingga dapat

menyebabkan banjir.

informasi yang relavan

pada masyarakat, maka

hal ini sangat penting

bagi masyarakat dalam

merencanakan berbagai

cara untuk

pengembangan m

masyarakat dalam

menaggulangi banjir.

5 Informan V

Ibu Dian

Apabila masyarakat

membangun kesadaran

dalam lingkungan agar

tidak terjadi banjir,

maka masyarakat bisa

membuat kegiatan-

kegiatan yang

bermanfaat bersama

masyarakat

lainnya,misalnya

pendaur ulang sampah-

sampah yang di buang

disembarangan tempat.

Penting hal menekankan

bahwa kegiatan pendaur

ulang merupakan sebuah

peran yang sangat

bermanfaat bagi

masyarakat.

6 Informan VI Kebiasaan masyarakat Bahwa masyarakat perlu

Page 93: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …

Hidayat yang tidak ramah

terhadap lingkungan,

juga diperlihatkan lewat

pembangunan di dekat

tanggul sungai serta

aktivitas lain di tanggul

sungai

diberikan pengertian

terkait dampak negatif

dari sejumlah aktivitas di

kawasan aliran sungai, Ia

berharap, pemerintah

setempat juga

melakukan sejumlah

upaya pencegahan dini

terhadap potensi bencana

alam, salah satunya

bencana banjir.

Kesimpulan : Dari pernyataan di atas menyimpulkan bahwa pentingnya kerjasama

dan kesadaran masyarakat dalam lingkungan agar tidak terjadi banjir, dan tidak

membuang sampah pada tempatnya dengan kesadaran masyarakat dalam lingkungan

dan penanggulangan banjir maka lingkungan di sekitar tidak mudah terjadi banjir.

Dan masyarakat bisa mengelolah sampah dengan cara daur ulang.

Page 94: SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENANGGULANGAN …