22
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN SKRIPSI Disampaikan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan , program studi Akuntansi untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Disusun Oleh: Richard Djauhari 00000000535 UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TANGERANG 2014

Skripsi Tugas Bahasa Indonesia

  • Upload
    siekly

  • View
    33

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dalam rangka memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia Bapak Aloysius tahun 2014, Universitas Pelita Harapan

Citation preview

  • ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

    DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA

    PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN

    SKRIPSI

    Disampaikan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pelita

    Harapan , program studi Akuntansi untuk memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi (S-1)

    Disusun Oleh:

    Richard Djauhari

    00000000535

    UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

    TANGERANG

    2014

  • 1

    PERSETUJUAN

    Laporan tugas akhir tentang ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA

    PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN oleh Richard Djauhari ini telah disetujui untuk

    diajukan di dalam Sidang Ujian Akhir Universitas Pelita Harapan.

    Oleh :

    Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

    Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA Hanna

    Wijaya,SE.MSA.,Ak,.CMA

  • 2

    PENGESAHAN

    Skripsi yang berjudul tentang ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA

    PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN telah diujikan pada hari

    Jumat , 10 Maret 2014 , pukul 13.00 s.d. 15.00 dengan susunan penguji sebagai berkikut.

    Nama Tanda Tangan

    1. Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA

    2. Hanna Wijaya, SE.MSA.,Ak,.CMA

    3. Christine, SE.MSA.,Ak,.CMA

    Disahkan oleh:

    Ketua Jurusan Akuntansi Dekan School of Business

    UPH

    Antonius Herusatya,SE.MSA.,Ak,.CMA Kim Sung

    Suk,SE.MSA.,Ak,.CMA

  • 3

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini dipersembahkan

    kepada orang-orang yang mendukung saya dalam proses penyusunan skripsi :

    Bapak dan Ibu dosen yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

    Keluarga yang telah memberikan semangat dan doa sehingga skripsi ini dapat di

    selesaikan tepat waktunya.

    Kawan-kawan di Universitas Pelita Harapan dan semua teman-teman yang telah

    mendukung dalam penyelesaikan skripsi ini.

  • 4

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia yang telah diberikan,

    sehingga penulisan skripsi dengan judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAANDENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA

    PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN dapat diselesaikan dengan baik sebagai salah

    satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas

    Bisnis Universitas Pelita Harapan. Skripsi ini dapat tersusun atas bantuan dan perhatian

    berbagai pihak, yangtelah dengan baik hati bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi

    ilmu dan informasi serta memberikan semangat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Oleh sebab itu, saya ucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Kim Sung Suk,SE.MSA.,Ak,.CMA selaku Dekan Fakultas Bisnis di

    Universitas Pelita Harapan.

    2. Bapak Antonius Herusatya,SE.MSA.,Ak,.CMA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

    Fakultas Bisnis Universitas Pelita Harapan.

    3. Ibu Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas waktu

    dan bimbingan yang diberikan.

    4. Bapak Aloysius Jaka Prasetya yang mengajarkan penulisan tata cara menulis karya

    ilmiah dengan benar.

    Skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan

    kritik dapat disampaikan sehingga menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik dan bermanfaat

    serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi yang membaca ataupun pihak yang

    memerlukannya.

    Tangerang, 12 Maret 2014

    Penyusun,

    Richard Djauhari

  • 5

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan dapat

    menjelaskan kinerja keuangan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

    Medan. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan merupakan salah

    satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa perbankan.

    Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik

    pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara dan studi literatur. Dalam

    penelitian ini, jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.

    Data yang diperoleh dari responden bersumber dari kepala cabang dan bagian

    accunting dari objek penelitian.

    Dari hasil pengamatan dan tanya jawab dengan responden, diketahui

    bahwa (1). Kinerja keuangan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

    Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 secara umum dapat dikatakan baik.

    (2).Kinerja Keungan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan

    mengalami perubahan yang cukup baik. (3). Meskipun tingkat likuiditas pada

    PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tampak rendah, namun hal

    ini tidak begitu dipermasalahkan khususnya di perusahaan perbankan yang

    tugasnya adalah menarik dan menyalurkan dana kepada masyarakat.

    Kata Kunci : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

  • 6

    DAFTAR ISI

    PERSETUJUAN ...................................................................................................................... 1

    PENGESAHAN ........................................................................................................................ 2

    PERSEMBAHAN .................................................................................................................... 3

    KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 4

    ABSTRAK ................................................................................................................................ 5

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah................................................................................................. 7

    B. Perumusan Masalah ........................................................................................................ 7

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 8

    D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 8

    E. Sistematika Penulisan...................................................................................................... 8

    BAB II LANDASAN TEORI

    1. Pengertian Laporan Keuangan ....................................................................................... 9

    2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................................................................. 9

    3.Karakteristik Laporan Keuangan ................................................................................. 10

    4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ..................................................................................... 10

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 11

    B. Responden ...................................................................................................................... 11

    C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................................. 11

    D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 11

    E. Metode Analisis Data..................................................................................................... 11

    BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

    1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja

    Keuangan Perusahaan ....................................................................................................... 12

    2. Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank .............................................................. 13

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .................................................................................................................... 19

    B. Saran ............................................................................................................................... 20

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21

  • 7

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dinamika globalisasi dan revolusi teknologi yang sedang melanda dunia

    saat ini, sudah dapat dipastikan akan mempengaruhi peta dan pola persaingan

    dunia bisnis secara drastis. Dari asumsi tersebut mengharuskan perusahaan untuk

    memandang jauh ke depan guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang

    dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan.

    Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu profit (laba),

    growth (pertumbuhan), survive (kelangsungan hidup perusahaan) dan tujuan

    perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua pihak yang ada dalam perusahaan.

    Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian, keakuratan,

    serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan serta dalam mengelola

    perusahaan. Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik

    sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena

    itu pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai

    informasi tentang keadaan atau kondisi yang dialami perusahaan. Dengan

    mengetahui informasi tersebut maka manajeman dapat mengambil tindakan yang

    tepat untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan.

    Analisa rasio berorientasi pada masa depan yaitu memprediksi keadaan

    yang akan dialami oleh perusahaan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat

    suatu angka rasio tergantung pada kemampuan dan kecerdasaan manajemen atau

    analis dalam mengiterpretasikan data yang ada untuk menilai dan mengukur

    kinerja keuangan perusahaan, karena data yang trercantum dalam laporan

    keuangan mencerminkan kinerja keuangan dan merupakan jendela untuk melihat

    aktivitas perusahaan.

    Pengelolaan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang berskala besar

    sangat kompleks karena banyak faktor-faktor yang mampengaruhi maupun unsurunsurnya.

    Pada perusahaan jasa seperti perbankan juga mampunyai data keuangan

    yang kompleks sehingga perlu analisis yang tajam untuk menilai dan mengukur

    berdasarkan analisis rasio dan ketentuan ynag berlaku pada perusahaan tersebut

    untuk mengetahui kondisi perusahaan. Pengelolaan keuangan pada perusahaan

    perbankkan mampunyai keunikan sendiri dari perusahaan-perusahaan lainnya,

    dimana bank merupakan badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana

    pada pihak yang berkepentinggan atau masyarakat sehingga pihak manajemen

    bank harus mampu mengelola dana yang terhimpun agar dapat menciptakan

    kekayaan sebagai kinerja keuangan dan prestasi yang baik. Manajer keuangan

    merupakan suatu hal yang paling diperhatikan oleh masyarakat khususnya calon

    investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Begitu juga halnya dengan

    bank, dimana semakin baik kinerja keuangannya maka bank tersebut akan

    semakin berkembang karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat

    terhadap bank tersebut sehingga akan dapat menarik dan meningkatkan jumlah

    nasabahnya.

    B. Perumusan Masalah

    Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian

    yang lebih terfokus dan sisitematis, penulis mencoba merumuskan masalah

    yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dalam bentuk pertanyaan, yaitu:

  • 8

    1. Apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

    Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik?

    2. Apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

    Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan kinerja keuangan yang

    baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, resiko usaha

    bank, dan rasio efisiensi?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penulisan skripsi ini adalah :

    1. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara

    (Persero) Cabang Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik.

    2. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara

    (Persero) Cabang Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan

    kinerja keuangan yang baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas,

    profitabilitas, resiko usaha bank, dan rasio efisiensi.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah :

    1. Bagi penulis sendiri sebagai wadah untuk menuangkan pemikiran dan

    mengembangkan kemampuan untuk meneliti.

    2. Sebagai bahan masukan bagi investor dan calon investor PT. Bank

    Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan serta memberikan informasi

    sebagai bahan pertimbangan dalam menanam modal.

    3. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti lainnya yang menganalisis,

    mengembangkan dan menyempurnakan masalah kinerja keuangan dalam

    suatu perusahaan.

    E. Sistematika Penulisan

    Berikut ini penulis akan memberikan sistematika penulisan untuk

    mempermudah pemahaman alur skripsi ini :

    PT. BTN (Persero)

    Cabang Medan

    Laporan Keuangan

    PT. BTN (Persero)

    Cabang Medan

    Analisa Laporan Keuangan

    Metode Rasio

    Analisa Kinerja Keuangan

    PT. BTN (Persero)

    Cabang Medan

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Laporan Keuangan

    1. Pengertian Laporan Keuangan

    Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan, maka perlu

    mengetahui keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Keadaan

    keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan.

    Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

    informasi mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh

    perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan menggambarkan informasi

    prestasi keuangan pada masa lalu dan dapat memberikan petunjuk untuk

    menetapkan kebijakan pada masa yang akan datang. Informasi yang tersedia

    dalam laporan keuangan terutama menyangkut bentuk keuangan, yang diukur

    dan dinyatakan dalam unit uang, biasanya dirangkum dan disajikan dalam

    periode yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi bagaimanapun

    hebatnya laporan keuangan kalau belum dianalisis tidak akan memberikan

    informasi apa-apa.

    2. Tujuan Laporan Keuangan

    Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

    PSAK No. 1 (2004: 04) mengemukakan bahwa:

    -Tujuan laporan keuangan adalah

    1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

    serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

    bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

    ekonomi.

    2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi

    kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,

    laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin

    dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena

    secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di

    masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non

    keuangan.

    3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

    manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas

    sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin

    menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban

    manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan

    ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan

    untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau

    keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

    Laporan keuangan pada hakekatnya bersifat umum dalam arti laporan

    tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang

    berbeda sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

    Melalui analisa laporan keuangan akan dapat dilihat kemampuan perusahaan

    dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan,

  • 10

    distribusi dari aktiva, keefektifan penggunaan aktiva hasil usaha atau

    pendapatan yang dicapai perusahaan.

    3.Karakteristik Laporan Keuangan

    Karakteristik merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan

    keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik laporan keuangan menurut H

    Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N Idroes (2007:617)

    mengemukakan bahwa :

    a. Relevan, data yang diolah ada kaitannya dengan transaksi.

    b. Jelas dan Dapat Dipahami, informasi yang disajikan harus ditampilkan

    sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh semua

    pembaca laporan keuangan.

    c. Dapat Diuji Kebenarannya, data dan informasi yang disajikan harus dapat

    ditelusuri kepada bukti asalnya.

    d. Netral, laporan keuangan yang disajikan dapat dipergunakan oleh semua

    pihak.

    e. Tepat Waktu, laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan waktu

    penyajiannya harus dinyatakan dengan jelas dan disajikan dalam batas

    waktu yang wajar.

    f. Dapat Dipertimbangkan, laporan keuangan yang disajikan harus dapat

    diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya.

    g. Lengkap, data yang disajikan dalam informasi akuntansi harus lengkap

    sehingga tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi para

    pemakai laporan keuangan.

    4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

    Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

    PSAK No. 1 (2004: 02) mengemukakan bahwa : 1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan

  • 11

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penulis melakukan penelitian pada PT Bank Tabungan Negara (Persero)

    Cabang Medan yang beralamat di Jl. Pemuda 10 A Medan. Penelitian ini dimulai

    pada bulan Januari 2007.

    B. Responden

    Yang menjadi responden adalah Branch Manager dan Accounting

    Departement selaku pejabat serta karyawan yang terkait dibagian akuntansi PT

    Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan.

    C. Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan adalah data bersifat kualitatif dan kuantitatif yang

    berupa data primer dan data sekunder.

    1. Data Primer

    Data primer berupa data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian,

    dalam hal ini PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan, melalui

    teknik wawancara yang memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti Jenisjenis

    Rasio Bank, Penilaian Kinerja dan data lainnya yang mendukung

    penelitian ini

    2. Data Sekunder

    Data sekunder berupa data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, baik

    berupa publikasi maupun data olahan perusahaan sendiri, seperti: Struktur

    Organisasi perusahaan, Laporan Neraca, Laporan Rugi Laba dan data lainnya

    yang bersumber dari perusahaan yang mendukung penelitian ini.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

    1. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

    dokumen-dokumen di perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.

    2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung

    kepada pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan keterangan yang penulis

    butuhkan.

    3. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan

    mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan analisis

    kinerja keuangan dengan metode rasio.

    E. Metode Analisis Data

    Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode

    deskriptif yaitu mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data yang

    diperoleh kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan

    informasi yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

  • 12

    BAB IV

    ANALISIS HASIL PENELITIAN

    1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan

    Perusahaan

    a. Neraca

    Berdasarkan data neraca hasil penelitian yang terdapat pada

    lampiran (2), maka dapat dijelaskan keadaan neraca PT Bank

    Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun

    2006 sebagai berikut :

    Aktiva tahun 2006 naik sebesar Rp 84.482.105.974,82 ( dari

    tahun 2005 sebesar Rp.477.106.514.131,04 menjadi

    Rp561.588.620.105,86 pada tahun 2006) atau naik 17,707%. Kenaikan

    aktiva tersebut disebabkan oleh kenaikan jumlah kredit yang diberikan

    sebesar Rp.17.485.582.872,18 (dari tahun 2005 sebesar

    Rp294.510.324.876,14 ke tahun 2006 menjadi Rp311.995.907.748,32)

    atau naik 5,937%. Kenaikan aktiva total tersebut juga disebabkan oleh

    kenaikan jumlah aktiva tetap sebesar 4,541% dan kenaikan jumlah

    aktiva lain-lain sebesar 33,133%.

    Sedangkan pada pasiva, kenaikannya tampak pada hampir semua

    komponen pasiva, dimana terdapat kenaikan giro yang cukup besar

    yaitu 637,959% dan kenaikan tabungan sebesar 3,281%. Hal itu juga

    disebabkan oleh kenaikan saldo laba yang terdapat pada ekuitas yang

    cukup besar yaitu sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau sebesar

    317,638%. Pada pasiva dapat juga diketahui bahwa bank telah banyak

    menerima dana, ini terlihat dari meningkatnya jumlah giro dan

    tabungan pada tahun 2006. Penurunan yang cukup signifikan terlihat

    pada deposito berjangka yang turun sebesar Rp.53.124.412.238,74 atau

    sebesar 29,285% dan beban bunga yang masih harus dibayar sebesar

    Rp.30.468.151,31 atau sebesar 4,335%.

    b. Laporan Laba Rugi

    Berdasarkan hasil penelitian dari data laba rugi (pada lampiran

    3), maka dapat dijelaskan keadaan keuangan bank pada tahun 2005 dan

    tahun 2006 sebagai berikut :

    Bahwa laba yang dicapai tahun 2006 sebesar

    Rp.18.559.753.290,53 meningkat dari tahun 2005

    (Rp.4.443.975.192,52) sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik sebesar

    317,638%. Kenaikan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan non

    operasional sebesar 53,993% dan penurunan beban non operasional

    sebesar 96,986%. Tetapi jika dilihat dari sisi pendapatan bunga

    bersihnya, tidak baik karena pada tahun 2006 menurun sebesar

    Rp.1.854.884.410,15 atau turun 12,362% dari tahun 2005. Peningkatan

    laba juga terjadi disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional

    lainnya yaitu sebesar Rp.292.005.476,83 atau meningkat sebesar

    8,475%, sementara beban operasional lainnya mengalami penurunan

    sebesar Rp.1.992.452.044,45 atau turun sebesar 6,908%. Kenaikan

    laba pada tahun 2006 tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan bunga

  • 13

    bersih yang mengalami penurunan sebesar 12,362%. Sehingga secara

    umum kenaikan laba bank pada tahun 2006 dipengaruhi oleh kenaikan

    pendapatan operasional lainnya, pendapatan non operasional dan

    jumlah beban yang semakin menurun baik itu beban operasional

    lainnya maupun beban non operasional lainnya. Hal ini memberikan

    arti bahwa kegiatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

    Medan berjalan secara efisien dimana perusahaan dapat meningkatkan

    pendapatan dan mengurangi biaya-biaya usaha yang menyebabkan

    laba meningkat sebesar 317,638%

    2. Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank

    Berdasarkan data-data dari hasil penelitian dan perhitungan rasiorasio

    keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan

    seperti terlampir, maka dapat dianalisis kinerja keuangannya dan

    perbandingannya selama dua periode yaitu tahun 2005 dan 2006.

    I. Rasio Likuiditas

    1. Quick Ratio

    Quick ratio tahun 2005 yaitu 0,722%, berarti cash assets

    dapat menjamin 0,722% dari total deposit yang terdiri dari giro,

    tabungan, dan deposit berjangka. Pada tahun 2006 quick ratio

    sebesar 1,247% dimana quick ratio pada periode ini mengalami

    kenaikan sebesar 0,525% dari tahun 2005. Hal ini terjadi karena

    cash assets yang meningkat pada tahun 2006 sebesar

    Rp.3.189.120.287 atau 97,102%, demikian juga dengan total

    deposit meningkat sebesar Rp.64.334.708.636,32 atau sebesar

    14,150% . Jumlah kas, penempatan pada bank lain, giro dan

    tabungan pada tahun 2006 meningkat tetapi jumlah deposito

    berjangka menurun.

    Dapat dilihat bahwa bank berusaha meningkatkan jumlah kas

    dan jumlah penempatan pada bank lain untuk mengimbangi

    peningkatan jumlah tabungan dan giro, sementara deposito

    berjangka mengalami penurunan. Peningkatan pada kas dan

    penempatan pada bank lain diikuti oleh peningkatan giro dan

    tabungan sehingga quick ratio cendrung meningkat. Dengan

    jumlah kas yang kecil, dapat diketahui bahwa bank banyak

    menyalurkan kredit untuk menambah pendapatan melalui bunga.

    Selain itu juga bank banyak memperoleh dana dari giro dan

    tabungan. Jadi kemampuan bank dalam memperoleh dana dari giro

    dan tabungan sangat baik karena ada peningkatan pada tahun 2006.

    Dengan demikian dilihat dari data, quick ratio dari tahun

    2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan, artinya kemampuan

    bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para

    nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang

    dimilikinya meningkat.

  • 14

    2. Cash Ratio

    Cash ratio pada tahun 2005 yaitu sebesar 0,696%, ini berarti

    cash assets dapat menjamin 0,696% dari pinjaman yang harus

    segera dibayar. Pada tahun 2006 cash ratio meningkat sebesar

    0,499% sehingga menjadi 1,195%. Peningkatan cash assets pada

    tahun 2006 yang meningkat sebesar Rp.3.189.120.287 atau naik

    97,102% lebih besar dari pada persentase peningkatan pinjaman

    yang harus segera dibayar sebesar 14,822% mengakibatkan cash

    ratio menjadi naik.

    Pada tahun 2006 pinjaman yang harus segera dibayar

    meningkat dibanding tahun 2005. Hal ini dikarenakan penerimaan

    dana yang cukup tinggi dari tabungan, kewajiban segera lainnya,

    kewajiban lain-lain dan giro yang mengalami kenaikan, tetapi

    deposito berjangka cenderung menurun. Dilihat dari perbandingan

    jumlah cash assets dengan jumlah pinjaman yang harus segera

    dibayar, maka keadaan bank sebenarnya pada keadaan sulit atau

    tidak likuid karena jumlah cash assets yang demikian tidak mampu

    menutupi semua kewajiban yang segera jatuh tempo.

    Namun ditinjau dari segi perputaran uang pada bank tersebut,

    sangat baik karena hanya sedikit atau bahkan tidak ada uang atau

    dana yang bisa dikatakan menganggur di bank. Jadi jumlah cash

    assets yang ada pada bank pada periode ini hanya merupakan stok.

    Tetapi kas ataupun cash assets yang terlalu kecil juga tidak baik.

    Dari angka-angka rasio, maka dari tahun 2005 ke 2006

    kemampuan bank dalam membayar kewajibannya yang sudah jatuh

    tempo dengan cash assets yang dimilikinya meningkat.

    3. Loan to Assets Ratio

    Tahun 2005 loan to assets ratio sebesar 61,728% dan

    menurun sebesar 6,172% sehingga menjadi 55,556% pada tahun

    2006. Penurunan rasio ini disebabkan karena persentase kenaikan

    total assets (Rp.84.482.105.974,82) atau 17,707% lebih besar dari

    persentase kenaikan total loans (Rp.17.485.582.872,18) atau

    5,937%. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat

    likuiditasnya.

    Pada rasio ini bank mengalami penurunan yaitu kemampuan

    untuk memenuhi permintaan para debitur dengan assets bank yang

    tersedia. Walaupun ada peningkatan penyaluran kredit dari tahun

    2005 ke athun 2006, namun tak dapat meningkatkan loan to assets

    rationya karena perubahan kenaikan total assets jauh lebih besar

    dari kenaikan total loan, sehingga tidak bisa naik bahkan jadi

    menurun. Hal ini mungkin disengaja oleh pihak manajemen bank

    agar tetap terkontrol (tidak terlalu tinggi) karena loan to assets

    ratio yang tinggi akan dapat menurunkan tingkat likuiditas bank itu

    sendiri. Berarti pada dua periode ini (dari tahun 2005 ke 2006 ) ada

    peningkatan tingkat likuiditas dari loan to assets ratio karena rasio

    ini pada tahun 2006 menurun dimana bila rasio ini meningkat maka

    tingkat likuiditas menurun, demikian juga sebaliknya bila rasionya

    menurun maka tingkat likuiditasnya meningkat.

  • 15

    II. Rasio Solvabilitas

    1. Primary Ratio

    Primary ratio tahun 2005 sebesar 0,931% dan pada tahun

    2006 menjadi 3,305%. Berarti ada kenaikan sebesar 2,374%. Pada

    masing-masing periode ini perusahaan dapat menciptakan laba

    yang berpengaruh pada kenaikan ekuitas atau equity capital.

    Namun yang menjadi unsur equitas pada periode ini adalah hanya

    laba ditahan/tahun berjalan. Sehingga peningkatan laba tahun

    berjalan berarti merupakan peningkatan equity capitalnya. Pada

    tahun 2006 equity capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01

    dari Rp.4.443.975.192,52 menajdi Rp.18.559.753.290,53.

    Persentase kenaikan equity capital yaitu sebesar 317,638% lebih

    besar dari persentase kenaikan total assets yaitu sebesar 17,707%

    sehingga rasio ini meningkat. Primary ratio 0,931% artinya

    kemampuan permodalan bank sebesar 0,931% untuk menutupi

    penurunan aktivanya akibat kerugian yang tidak dapat dihindarkan

    pada tahun 2005, begitu juga pada tahun 2006 kemampuan

    permodalannya untuk menutupi penurunan aktivanya sebesar

    3,305%. Adanya peningkatan rasio ini dari tahun 2005 ke 2006

    menunjukkan kondisi bank yang baik karena rasio yang semakin

    tinggi berarti akan semakin baik, dengan permodalan yang

    meningkat kemampuan bank dalam pengembangan usaha dan

    menampung resiko kerugian akan semakin kuat.

    2. Capital Ratio

    Capital ratio pada tahun 2005 sebesar 1,509%, artinya

    kemapuan permodalan bank dalam menutupi kemungkinan

    kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit adalah

    1,509%. Tahun 2006 capital ratio 5,949% berarti ada kenaikan

    sebesar 4,440% dibandingkan tahun 2005 sebesar 1,509%. Equity

    capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik

    317,638% dan total loans bertambah Rp.17.485.582.872,18 atau

    naik 5,937%. Tingginya kenaikan equity capital dan persentasenya

    (317,638%) dibandingkan dengan kenaikan dan persentase total

    loans (5,937%) mengakibatkan capital ratio meningkat. Naiknya

    rasio ini artinya kemampuan permodalan bank meningkat dalam

    menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses

    permodalan kredit. Hal ini juga menunjukkan kemampuan

    manajemen bank meningkat/ baik dalam mengelola modal yang

    dimilikinya.

    3. Capital Adequacy Ratio

    Capital adequacy ratio (CAR) pada tahun 2005 adalah -

    5,615% dan meningkat sebesar 4,534% menjadi -1,081% pada

    tahun 2006. Angka persentase pada tahun 2005 adalah minus, ini

    dikarenakan fixed asset/aktiva tetap (Rp.20.980.183.089,39) lebih

    besar dari pada jumlah equity capital (Rp.4.443.975.192,52),

    sehingga hasil selisih equity capital dengan fixed asset menjadi

    negatif (-Rp.16.536.207.896,87) yang artinya untuk menutupi

  • 16

    kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit

    sudah menggunakan fixed asset sebesar Rp.16.536.207.896,87

    karena equity capitalnya tak mampu lagi menutupinya. Tetapi pada

    tahun 2006 terjadi kenaikan sebesar Rp.13.163.061.112,01 atau

    naik 79,601% sehingga menjadi negatif yaitu sebesar

    Rp.3.373.146.784,85. Sedangkan total loans pada tahun 2006 naik

    sebesar Rp.17.485.582.872,18 atau meningkat 5,937% dari

    Rp.294.510.324.876,14 pada tahun 2005 menjadi

    Rp.311.995.907.748,32 pada tahun 2006. Jumlah dan persentase

    kenaikan selisih equity capital dengan fixed asset (79,601%) yang

    lebih besar dari pada jumlah dan persentase kenaikan total loans

    (5,937%) menjadi CAR pada tahun 2006 meningkat. Kenaikan

    tersebut didominasi oleh equity capital. Sedangkan jumlah dan

    persentase kenaikan fixed asset hanya sebagian kecil saja

    (Rp.952.716.986) atau 4,541%. CAR bank yang meningkat dari

    tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 4,534% artinya kemampuan

    bank meningkat dalam permodalan setelah dikurangi aktiva tetap

    untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses

    permodalan kredit.

    III. Rasio Profitabilitas

    1. Gross Profit Margin

    Pada tahun 2005 gross profit margin (GPM) sangat rendah

    dengan angka negatif yaitu 24,686%. Rendahnya rasio ini karena besarnya operasional expense melebihi jumlah pendapatan

    operasional. Hal ini disebabkan oleh beban operasional lainnya

    lebih besar dari pada pendapatan operasional lainnya, sehingga

    pada saat ini bank rugi jika ditinjau dari segi pendapatan

    operasional lainnya sebesar (Rp.3.445.321.111,96 Rp.28.842.303.531,02 = -Rp.25.396.982.419,06). Selain itu juga

    selisih pendapatan bunga dengan beban bunga tidak terlalu tinggi

    atau cukup besar untuk menutupi kerugian tersebut sehingga

    angkanya masih tetap minus. Demikian juga halnya yang terjadi

    pada tahun 2006 dimana GPM -20,428% naik sebesar 4,258%.

    Pada tahun ini bank juga masih merugi dari segi pendapatan

    operasional lainnya sebesar (Rp.3.737.326.588,79 Rp.26.849.851.486,57 = -Rp.23.112.524.897,78) meskipun bank

    memperoleh keuntungan dari pendapatan bunga bersih sebesar

    Rp.13.149.716.241,41. Kenaikan GPM pada tahun ini juga

    dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan bunga yang cukup besar dan

    penurunan beban operasional lainnya. Pada tahun ini pihak

    manajemen belum mampu untuk menekan beban operasional

    meskipun manajemen manpu meningkatkan pendapatan

    operasionalnya. Dari data dapat dilihat perbandingan biaya

    operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2005

    sebesar 124,686% sehingga tidak baik bagi kelangsungan bank.

    Pada tahun 2006 perbandingan biaya operasional terhadap

    pendapatan operasional adalah sebesar 120,428%. Artinya disini

    dari tahun 2005 ke tahun 2006 ada perbaikan. Kenaikan GPM pada

  • 17

    tahun 2006 disebabkan kenaikan persentase pendpatan operasional

    (16,296%) lebih besar dari persentase beban operasional yang naik

    sebesar 12,324%.

    Dari data dapat dilihat GPM dari tahun 2005 ke 2006

    meningkat dan perbandingan biaya operasional terhadap

    pendapatan opersional menurun, ini menunjukkan prestasi yang

    baik dan dapat dilihat pada laporan laba rugi bahwa laba ditahan

    atau tahun berjalan terus meningkat dan itu artinya kemampuan

    bank terus meningkat dalam menghasilkan laba dari operasi

    usahanya yang murni.

    2. Net Profit Margin

    Net profit margin (NPM) tahun 2005 yaitu 10,597%, artinya

    kemampuan bank dalam menghasilkan net income dilihat dari

    operating incomenya adalah sebesar 10,597%. Tahun 2006 NPM

    meningkat 27,459% menjadi 38,056%. Kenaikan ini dipengaruhi

    oleh kenaikan net income 317,638% lebih besar dari kenaikan

    operating income sebesar 16,296%. Besarnya beban operasional

    yang melampaui pendapatan operasional mengakibatkan net

    income bank pada tahun 2005 rendah. Meningkatnya NPM pada

    tahun 2006 karena meningkatnya pendapatan non operasional

    bersih. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan bank dalam

    menghasilkan net income ditinjau dari operating incomenya

    meningkat.

    3. Return on Equity Capital (ROEC)

    Return on equity capital (ROEC) tahun 2005 100% dan sama

    dengan tahun 2006. hal ini disebabkan equity capital pada kedua

    tahun tersebut sama-sama hanya bersumber dari laba ditahan.tahun

    berjalan. Sementara jumlah equity capitalnya sama dengan net

    incomenya, karena net incomenya tidak dikurangi dengan pajak

    dan itulah yang langsung menjadi laba ditahan dan komponen dari

    pada equity capital. Dengan demikian kemampuan bank tetap atau

    tidak berubah dalam menghasilkan net income ditinjau dari equity

    capital pada tahun 2005 dan 2006.

    IV. Rasio Resiko Usaha Bank

    1. Deposit Risk Ratio

    Tahun 2005 deposit risk ratio yaitu 0,977%, artinya

    kemampuan modal bank menyerap resiko kegagalan pembayaran

    deposit adalah sebesar 0,977%. Tahun 2006 rasio ini meningkat

    sebesar 2,599% menajdi 3,576% karena peningkatan equity capital

    sebesar 317,638% lebih besar dibandingkan peningkatan total

    deposit sebesar 14,150%. Peningkatan rasio ini menaytakan bahwa

    kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko

    kegagalan pembayaran deposito.

    2. Assets Risk Ratio

    Assets risk ratio pada tahun 2005 sebesar 0,977% dan pada

  • 18

    tahun 2006 menjadi 3,343%, berarti ada peningkatan sebesar

    2,405%. Pada tahun 2006 peningkatan hasil selisih total aset

    dengan kas adalah sebesar 17,157% sedangkan equity capital

    meningkat sebesar 317,638%. Peningkatan equity capital yang

    lebih tinggi dibandingkan peningkatan selisih total aset dengan kas

    menyebabkan assets risk ratio pada tahun 2006 naik. Berarti

    kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko

    penurunan terhadap aktiva bank.

    V. Rasio Efisiensi

    1. Leverage Multiplier

    Total aset yang hanya naik sebesar 17,707% pada tahun 2006

    dari tahun 2005 sementara equity capital jauh lebih besar menigkat

    sebesar 317,638% mengakibatkan rasio leverage multiplier bank

    menurun 7710,189% dari 10.736,030% pada tahun 2005 menjadi

    3.025,841% pada tahun 2006. maka hal ini menggambarkan bahwa

    kemampuan manajemen bank menurun dalam mengelola aktiva

    yang dikuasainya dan tingkat efisiensi yang menurun.

    2. Assets Utilization

    Tahun 2005 total aset sebesar Rp.477.106.514.131,04,

    sedangkan hasil penjumlahan pendapatan operasional dan non

    operasional adalah Rp.60.532.579.456 sehingga aset utilization

    sebesar 12,687%, artinya kemampuan manajemen bank dalam

    memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan total income adalah

    sebesar 12,687%. Peningkatan assets utilization terjadi pada tahun

    2006 sebesar 1,097% menjadi 13,784% karena persentase kenaikan

    total income sebesar 27,877% lebih besar jika dibandingkan

    dengan persentase kenaikan total asset yang sebesar 17,707%

    menjadikan kemampuan manajemen bank meningkat dalam

    memanfaatkaan aktivanya untuk menghasilkan total income.

  • 19

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, maka dapat dibuat

    beberapa kesimpulan mengenai kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara

    (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebagai berikut :

    1. Dilihat dari sudut rasio likuiditas, secara umum kondisi rasio likuiditas

    PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan

    tahun 2006 dapat dikatakan kurang baik, meskipun terjadi peningkatan

    angka rasio. Hal ini dikarenakan rasio likuiditas pada tahun 2005 dan

    tahun 2006 menujukkan rasio yang sangat rendah. Pada tahun 2006, rasio

    likuiditas pada aspek quick ratio dan cash ratio yang berada di angka 1%

    yang artinya tiap-tiap Rp. 1,00 hutang lancar hanya dijamin oleh kurang

    dari Rp. 0,01 harta lancar.

    2. Dari sudut rasio solvabilitas, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan

    kinerja keuangan yang baik karena terjadi kenaikan baik primary ratio,

    capital ratio, maupun capital adequacy rationya dari tahun 2005 ke tahun

    2006. Berarti kemampuan permodalan bank untuk menutupi penurunan

    aktiva akibat kerugian dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan

    kredit semakin meningkat.

    3. Dari sudut rasio profitabilitas, kondisi keuangan menunjukkan kinerja

    keuangan yang baik pada tahun 2006, karena terjadi peningkatan dari

    tahun 2005 yang tampak pada kenaikan gross profit marginnya maupun

    net profit marginnya yang berarti kemampuan keuangan perusahaan untuk

    menciptakan laba semakin baik.

    4. Dari sudut rasio resiko usaha bank juga menunjukkan kinerja keuangan

    yang baik karena terjadi peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang

    tampak pada kenaikkan persentase deposit risk ratio dan assets risk

    rationya. Kemampuan keuangan bank untuk mengatasi kemungkinan

    kegagalan pembayaran kewajiban kepada nasabah dan kemampuan

    mengatasi kerugian atas aktiva yang dimiliki semakin meningkat.

    5. Sedangkan dari sudut rasio efisiensi, kinerja keuangannya mengalami

    penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang ditunjukkan pada

    penurunan leverage multipliernya,meskipun terjadi peningkatan pada asset

    utilization namun peningkatannya relatif kecil. Ini mengartikan bahwa

    kemampuan manajemen menurun dalam mengelola dan memanfaatkan

    seluruh sumber daya yang ada pada tahun 2006.

    6. Secara umum kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

    Cabang Medan dari tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan,

    yang berarti bank telah memiliki kinerja keuangan yang baik karena rasiorasio

    keuangan bank yang ditunjukkan secara umum meningkat. Namun

    persentase rasio-rasio tersebut relatif sangat rendah khususnya pada rasio

    solvabilitas dan rasio resiko usaha bank, karena komponen equity

    capitalnya hanya terdiri dari laba ditahan atau laba tahun berjalan. Pada

    neraca tidak terdapat modal disetor, modal sumbangan dan modal

    cadangan umum. Sehingga perbandingan equity capitalnya dengan total

    asetnya maupun dengan total loans relatif sangat rendah.

  • 20

    B. Saran

    1. Mengingat rasio likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

    Cabang Medan yang relatif sangat rendah, untuk itu PT. Bank Tabungan

    Negara (Persero) Cabang Medan perlu mengupayakan untuk

    meningkatkan rasio likuiditasnya. Adapun upaya untuk meningkatkan

    rasio likuiditas ini dapat dilakukan dengan cara menjual aktiva tetap untuk

    menambah aktiva lancar atau mengadakan tambahan modal untuk

    menambah aktiva lancar serta menambah hutang jangka panjang untuk

    menambah aktiva lancar.

    2. Pada tahun 2006 kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

    Cabang Medan dari sudut rasio efisiensi menurun, untuk itu bank perlu

    mengupayakan meningkatkan pendapatan operasional serta dapat menekan

    beban-beban operasional agar dapat memperoleh laba yang tinggi. Hal ini

    juga sangat berpengaruh pada rasio profitabilitas khususnya gross profit

    margin dimana pada tahun 2005 dan tahun 2006 mengalami minus karena

    biaya operasi lebih besar dari pemdapatan operasi.

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah, M.Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, Penerbit

    UMM Press, Malang.

    Harahap, Sofyan Safri, 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1,

    Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

    _______, 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Penerbit

    PT. Bumi Aksara, Jakarta.

    Kuncoro Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit

    Erlangga, Jakarta.

    Mulyadi, 2001. Balanced Scorcard. Alat Manajemen Kontemporer untuk

    Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Penerbit Salemba Empat,

    Jakarta.

    Mulyono, Teguh Pudjo, 2002. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktik

    Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

    Munawir, H.S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan

    Ketigabelas, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

    Rivai, H.Veithzal, Veithzal Andria P, Idroes N.Ferry,2007. Bank and Financial

    Institution Management, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo

    Persada, Jakarta.

    Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

    Perencanaan, Cetakan Ketiga, Penerbit Gramedia Pustaka Utama,

    Jakarta.

    Fakutas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Jurusan Akuntansi,

    2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal, Penelitian dan

    Penulisan Skripsi, Medan.

    Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba

    Empat, Jakarta.