Upload
siekly
View
33
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dalam rangka memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia Bapak Aloysius tahun 2014, Universitas Pelita Harapan
Citation preview
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA
PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN
SKRIPSI
Disampaikan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pelita
Harapan , program studi Akuntansi untuk memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S-1)
Disusun Oleh:
Richard Djauhari
00000000535
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2014
1
PERSETUJUAN
Laporan tugas akhir tentang ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA
PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN oleh Richard Djauhari ini telah disetujui untuk
diajukan di dalam Sidang Ujian Akhir Universitas Pelita Harapan.
Oleh :
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA Hanna
Wijaya,SE.MSA.,Ak,.CMA
2
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul tentang ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA
PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN telah diujikan pada hari
Jumat , 10 Maret 2014 , pukul 13.00 s.d. 15.00 dengan susunan penguji sebagai berkikut.
Nama Tanda Tangan
1. Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA
2. Hanna Wijaya, SE.MSA.,Ak,.CMA
3. Christine, SE.MSA.,Ak,.CMA
Disahkan oleh:
Ketua Jurusan Akuntansi Dekan School of Business
UPH
Antonius Herusatya,SE.MSA.,Ak,.CMA Kim Sung
Suk,SE.MSA.,Ak,.CMA
3
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini dipersembahkan
kepada orang-orang yang mendukung saya dalam proses penyusunan skripsi :
Bapak dan Ibu dosen yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga yang telah memberikan semangat dan doa sehingga skripsi ini dapat di
selesaikan tepat waktunya.
Kawan-kawan di Universitas Pelita Harapan dan semua teman-teman yang telah
mendukung dalam penyelesaikan skripsi ini.
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia yang telah diberikan,
sehingga penulisan skripsi dengan judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAANDENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA
PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN dapat diselesaikan dengan baik sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas
Bisnis Universitas Pelita Harapan. Skripsi ini dapat tersusun atas bantuan dan perhatian
berbagai pihak, yangtelah dengan baik hati bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi
ilmu dan informasi serta memberikan semangat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Oleh sebab itu, saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Kim Sung Suk,SE.MSA.,Ak,.CMA selaku Dekan Fakultas Bisnis di
Universitas Pelita Harapan.
2. Bapak Antonius Herusatya,SE.MSA.,Ak,.CMA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Bisnis Universitas Pelita Harapan.
3. Ibu Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas waktu
dan bimbingan yang diberikan.
4. Bapak Aloysius Jaka Prasetya yang mengajarkan penulisan tata cara menulis karya
ilmiah dengan benar.
Skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik dapat disampaikan sehingga menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik dan bermanfaat
serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi yang membaca ataupun pihak yang
memerlukannya.
Tangerang, 12 Maret 2014
Penyusun,
Richard Djauhari
5
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan dapat
menjelaskan kinerja keuangan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Medan. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan merupakan salah
satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa perbankan.
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara dan studi literatur. Dalam
penelitian ini, jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.
Data yang diperoleh dari responden bersumber dari kepala cabang dan bagian
accunting dari objek penelitian.
Dari hasil pengamatan dan tanya jawab dengan responden, diketahui
bahwa (1). Kinerja keuangan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 secara umum dapat dikatakan baik.
(2).Kinerja Keungan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan
mengalami perubahan yang cukup baik. (3). Meskipun tingkat likuiditas pada
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tampak rendah, namun hal
ini tidak begitu dipermasalahkan khususnya di perusahaan perbankan yang
tugasnya adalah menarik dan menyalurkan dana kepada masyarakat.
Kata Kunci : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
6
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ...................................................................................................................... 1
PENGESAHAN ........................................................................................................................ 2
PERSEMBAHAN .................................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 4
ABSTRAK ................................................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................. 7
B. Perumusan Masalah ........................................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 8
E. Sistematika Penulisan...................................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
1. Pengertian Laporan Keuangan ....................................................................................... 9
2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................................................................. 9
3.Karakteristik Laporan Keuangan ................................................................................. 10
4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ..................................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 11
B. Responden ...................................................................................................................... 11
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................................. 11
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 11
E. Metode Analisis Data..................................................................................................... 11
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja
Keuangan Perusahaan ....................................................................................................... 12
2. Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank .............................................................. 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinamika globalisasi dan revolusi teknologi yang sedang melanda dunia
saat ini, sudah dapat dipastikan akan mempengaruhi peta dan pola persaingan
dunia bisnis secara drastis. Dari asumsi tersebut mengharuskan perusahaan untuk
memandang jauh ke depan guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang
dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan.
Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu profit (laba),
growth (pertumbuhan), survive (kelangsungan hidup perusahaan) dan tujuan
perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua pihak yang ada dalam perusahaan.
Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian, keakuratan,
serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan serta dalam mengelola
perusahaan. Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik
sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena
itu pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai
informasi tentang keadaan atau kondisi yang dialami perusahaan. Dengan
mengetahui informasi tersebut maka manajeman dapat mengambil tindakan yang
tepat untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan.
Analisa rasio berorientasi pada masa depan yaitu memprediksi keadaan
yang akan dialami oleh perusahaan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat
suatu angka rasio tergantung pada kemampuan dan kecerdasaan manajemen atau
analis dalam mengiterpretasikan data yang ada untuk menilai dan mengukur
kinerja keuangan perusahaan, karena data yang trercantum dalam laporan
keuangan mencerminkan kinerja keuangan dan merupakan jendela untuk melihat
aktivitas perusahaan.
Pengelolaan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang berskala besar
sangat kompleks karena banyak faktor-faktor yang mampengaruhi maupun unsurunsurnya.
Pada perusahaan jasa seperti perbankan juga mampunyai data keuangan
yang kompleks sehingga perlu analisis yang tajam untuk menilai dan mengukur
berdasarkan analisis rasio dan ketentuan ynag berlaku pada perusahaan tersebut
untuk mengetahui kondisi perusahaan. Pengelolaan keuangan pada perusahaan
perbankkan mampunyai keunikan sendiri dari perusahaan-perusahaan lainnya,
dimana bank merupakan badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana
pada pihak yang berkepentinggan atau masyarakat sehingga pihak manajemen
bank harus mampu mengelola dana yang terhimpun agar dapat menciptakan
kekayaan sebagai kinerja keuangan dan prestasi yang baik. Manajer keuangan
merupakan suatu hal yang paling diperhatikan oleh masyarakat khususnya calon
investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Begitu juga halnya dengan
bank, dimana semakin baik kinerja keuangannya maka bank tersebut akan
semakin berkembang karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap bank tersebut sehingga akan dapat menarik dan meningkatkan jumlah
nasabahnya.
B. Perumusan Masalah
Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian
yang lebih terfokus dan sisitematis, penulis mencoba merumuskan masalah
yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dalam bentuk pertanyaan, yaitu:
8
1. Apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik?
2. Apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan kinerja keuangan yang
baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, resiko usaha
bank, dan rasio efisiensi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik.
2. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan
kinerja keuangan yang baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, resiko usaha bank, dan rasio efisiensi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagi penulis sendiri sebagai wadah untuk menuangkan pemikiran dan
mengembangkan kemampuan untuk meneliti.
2. Sebagai bahan masukan bagi investor dan calon investor PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan serta memberikan informasi
sebagai bahan pertimbangan dalam menanam modal.
3. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti lainnya yang menganalisis,
mengembangkan dan menyempurnakan masalah kinerja keuangan dalam
suatu perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
Berikut ini penulis akan memberikan sistematika penulisan untuk
mempermudah pemahaman alur skripsi ini :
PT. BTN (Persero)
Cabang Medan
Laporan Keuangan
PT. BTN (Persero)
Cabang Medan
Analisa Laporan Keuangan
Metode Rasio
Analisa Kinerja Keuangan
PT. BTN (Persero)
Cabang Medan
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan, maka perlu
mengetahui keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Keadaan
keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan menggambarkan informasi
prestasi keuangan pada masa lalu dan dapat memberikan petunjuk untuk
menetapkan kebijakan pada masa yang akan datang. Informasi yang tersedia
dalam laporan keuangan terutama menyangkut bentuk keuangan, yang diukur
dan dinyatakan dalam unit uang, biasanya dirangkum dan disajikan dalam
periode yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi bagaimanapun
hebatnya laporan keuangan kalau belum dianalisis tidak akan memberikan
informasi apa-apa.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
PSAK No. 1 (2004: 04) mengemukakan bahwa:
-Tujuan laporan keuangan adalah
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di
masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin
menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan
ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan
untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Laporan keuangan pada hakekatnya bersifat umum dalam arti laporan
tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang
berbeda sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Melalui analisa laporan keuangan akan dapat dilihat kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan,
10
distribusi dari aktiva, keefektifan penggunaan aktiva hasil usaha atau
pendapatan yang dicapai perusahaan.
3.Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik laporan keuangan menurut H
Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N Idroes (2007:617)
mengemukakan bahwa :
a. Relevan, data yang diolah ada kaitannya dengan transaksi.
b. Jelas dan Dapat Dipahami, informasi yang disajikan harus ditampilkan
sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh semua
pembaca laporan keuangan.
c. Dapat Diuji Kebenarannya, data dan informasi yang disajikan harus dapat
ditelusuri kepada bukti asalnya.
d. Netral, laporan keuangan yang disajikan dapat dipergunakan oleh semua
pihak.
e. Tepat Waktu, laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan waktu
penyajiannya harus dinyatakan dengan jelas dan disajikan dalam batas
waktu yang wajar.
f. Dapat Dipertimbangkan, laporan keuangan yang disajikan harus dapat
diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
g. Lengkap, data yang disajikan dalam informasi akuntansi harus lengkap
sehingga tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi para
pemakai laporan keuangan.
4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
PSAK No. 1 (2004: 02) mengemukakan bahwa : 1. Neraca 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Medan yang beralamat di Jl. Pemuda 10 A Medan. Penelitian ini dimulai
pada bulan Januari 2007.
B. Responden
Yang menjadi responden adalah Branch Manager dan Accounting
Departement selaku pejabat serta karyawan yang terkait dibagian akuntansi PT
Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
berupa data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer berupa data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian,
dalam hal ini PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan, melalui
teknik wawancara yang memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti Jenisjenis
Rasio Bank, Penilaian Kinerja dan data lainnya yang mendukung
penelitian ini
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, baik
berupa publikasi maupun data olahan perusahaan sendiri, seperti: Struktur
Organisasi perusahaan, Laporan Neraca, Laporan Rugi Laba dan data lainnya
yang bersumber dari perusahaan yang mendukung penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
dokumen-dokumen di perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.
2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung
kepada pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan keterangan yang penulis
butuhkan.
3. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan
mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan analisis
kinerja keuangan dengan metode rasio.
E. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode
deskriptif yaitu mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data yang
diperoleh kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan
informasi yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
12
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan
Perusahaan
a. Neraca
Berdasarkan data neraca hasil penelitian yang terdapat pada
lampiran (2), maka dapat dijelaskan keadaan neraca PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun
2006 sebagai berikut :
Aktiva tahun 2006 naik sebesar Rp 84.482.105.974,82 ( dari
tahun 2005 sebesar Rp.477.106.514.131,04 menjadi
Rp561.588.620.105,86 pada tahun 2006) atau naik 17,707%. Kenaikan
aktiva tersebut disebabkan oleh kenaikan jumlah kredit yang diberikan
sebesar Rp.17.485.582.872,18 (dari tahun 2005 sebesar
Rp294.510.324.876,14 ke tahun 2006 menjadi Rp311.995.907.748,32)
atau naik 5,937%. Kenaikan aktiva total tersebut juga disebabkan oleh
kenaikan jumlah aktiva tetap sebesar 4,541% dan kenaikan jumlah
aktiva lain-lain sebesar 33,133%.
Sedangkan pada pasiva, kenaikannya tampak pada hampir semua
komponen pasiva, dimana terdapat kenaikan giro yang cukup besar
yaitu 637,959% dan kenaikan tabungan sebesar 3,281%. Hal itu juga
disebabkan oleh kenaikan saldo laba yang terdapat pada ekuitas yang
cukup besar yaitu sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau sebesar
317,638%. Pada pasiva dapat juga diketahui bahwa bank telah banyak
menerima dana, ini terlihat dari meningkatnya jumlah giro dan
tabungan pada tahun 2006. Penurunan yang cukup signifikan terlihat
pada deposito berjangka yang turun sebesar Rp.53.124.412.238,74 atau
sebesar 29,285% dan beban bunga yang masih harus dibayar sebesar
Rp.30.468.151,31 atau sebesar 4,335%.
b. Laporan Laba Rugi
Berdasarkan hasil penelitian dari data laba rugi (pada lampiran
3), maka dapat dijelaskan keadaan keuangan bank pada tahun 2005 dan
tahun 2006 sebagai berikut :
Bahwa laba yang dicapai tahun 2006 sebesar
Rp.18.559.753.290,53 meningkat dari tahun 2005
(Rp.4.443.975.192,52) sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik sebesar
317,638%. Kenaikan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan non
operasional sebesar 53,993% dan penurunan beban non operasional
sebesar 96,986%. Tetapi jika dilihat dari sisi pendapatan bunga
bersihnya, tidak baik karena pada tahun 2006 menurun sebesar
Rp.1.854.884.410,15 atau turun 12,362% dari tahun 2005. Peningkatan
laba juga terjadi disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional
lainnya yaitu sebesar Rp.292.005.476,83 atau meningkat sebesar
8,475%, sementara beban operasional lainnya mengalami penurunan
sebesar Rp.1.992.452.044,45 atau turun sebesar 6,908%. Kenaikan
laba pada tahun 2006 tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan bunga
13
bersih yang mengalami penurunan sebesar 12,362%. Sehingga secara
umum kenaikan laba bank pada tahun 2006 dipengaruhi oleh kenaikan
pendapatan operasional lainnya, pendapatan non operasional dan
jumlah beban yang semakin menurun baik itu beban operasional
lainnya maupun beban non operasional lainnya. Hal ini memberikan
arti bahwa kegiatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Medan berjalan secara efisien dimana perusahaan dapat meningkatkan
pendapatan dan mengurangi biaya-biaya usaha yang menyebabkan
laba meningkat sebesar 317,638%
2. Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank
Berdasarkan data-data dari hasil penelitian dan perhitungan rasiorasio
keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan
seperti terlampir, maka dapat dianalisis kinerja keuangannya dan
perbandingannya selama dua periode yaitu tahun 2005 dan 2006.
I. Rasio Likuiditas
1. Quick Ratio
Quick ratio tahun 2005 yaitu 0,722%, berarti cash assets
dapat menjamin 0,722% dari total deposit yang terdiri dari giro,
tabungan, dan deposit berjangka. Pada tahun 2006 quick ratio
sebesar 1,247% dimana quick ratio pada periode ini mengalami
kenaikan sebesar 0,525% dari tahun 2005. Hal ini terjadi karena
cash assets yang meningkat pada tahun 2006 sebesar
Rp.3.189.120.287 atau 97,102%, demikian juga dengan total
deposit meningkat sebesar Rp.64.334.708.636,32 atau sebesar
14,150% . Jumlah kas, penempatan pada bank lain, giro dan
tabungan pada tahun 2006 meningkat tetapi jumlah deposito
berjangka menurun.
Dapat dilihat bahwa bank berusaha meningkatkan jumlah kas
dan jumlah penempatan pada bank lain untuk mengimbangi
peningkatan jumlah tabungan dan giro, sementara deposito
berjangka mengalami penurunan. Peningkatan pada kas dan
penempatan pada bank lain diikuti oleh peningkatan giro dan
tabungan sehingga quick ratio cendrung meningkat. Dengan
jumlah kas yang kecil, dapat diketahui bahwa bank banyak
menyalurkan kredit untuk menambah pendapatan melalui bunga.
Selain itu juga bank banyak memperoleh dana dari giro dan
tabungan. Jadi kemampuan bank dalam memperoleh dana dari giro
dan tabungan sangat baik karena ada peningkatan pada tahun 2006.
Dengan demikian dilihat dari data, quick ratio dari tahun
2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan, artinya kemampuan
bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para
nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang
dimilikinya meningkat.
14
2. Cash Ratio
Cash ratio pada tahun 2005 yaitu sebesar 0,696%, ini berarti
cash assets dapat menjamin 0,696% dari pinjaman yang harus
segera dibayar. Pada tahun 2006 cash ratio meningkat sebesar
0,499% sehingga menjadi 1,195%. Peningkatan cash assets pada
tahun 2006 yang meningkat sebesar Rp.3.189.120.287 atau naik
97,102% lebih besar dari pada persentase peningkatan pinjaman
yang harus segera dibayar sebesar 14,822% mengakibatkan cash
ratio menjadi naik.
Pada tahun 2006 pinjaman yang harus segera dibayar
meningkat dibanding tahun 2005. Hal ini dikarenakan penerimaan
dana yang cukup tinggi dari tabungan, kewajiban segera lainnya,
kewajiban lain-lain dan giro yang mengalami kenaikan, tetapi
deposito berjangka cenderung menurun. Dilihat dari perbandingan
jumlah cash assets dengan jumlah pinjaman yang harus segera
dibayar, maka keadaan bank sebenarnya pada keadaan sulit atau
tidak likuid karena jumlah cash assets yang demikian tidak mampu
menutupi semua kewajiban yang segera jatuh tempo.
Namun ditinjau dari segi perputaran uang pada bank tersebut,
sangat baik karena hanya sedikit atau bahkan tidak ada uang atau
dana yang bisa dikatakan menganggur di bank. Jadi jumlah cash
assets yang ada pada bank pada periode ini hanya merupakan stok.
Tetapi kas ataupun cash assets yang terlalu kecil juga tidak baik.
Dari angka-angka rasio, maka dari tahun 2005 ke 2006
kemampuan bank dalam membayar kewajibannya yang sudah jatuh
tempo dengan cash assets yang dimilikinya meningkat.
3. Loan to Assets Ratio
Tahun 2005 loan to assets ratio sebesar 61,728% dan
menurun sebesar 6,172% sehingga menjadi 55,556% pada tahun
2006. Penurunan rasio ini disebabkan karena persentase kenaikan
total assets (Rp.84.482.105.974,82) atau 17,707% lebih besar dari
persentase kenaikan total loans (Rp.17.485.582.872,18) atau
5,937%. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat
likuiditasnya.
Pada rasio ini bank mengalami penurunan yaitu kemampuan
untuk memenuhi permintaan para debitur dengan assets bank yang
tersedia. Walaupun ada peningkatan penyaluran kredit dari tahun
2005 ke athun 2006, namun tak dapat meningkatkan loan to assets
rationya karena perubahan kenaikan total assets jauh lebih besar
dari kenaikan total loan, sehingga tidak bisa naik bahkan jadi
menurun. Hal ini mungkin disengaja oleh pihak manajemen bank
agar tetap terkontrol (tidak terlalu tinggi) karena loan to assets
ratio yang tinggi akan dapat menurunkan tingkat likuiditas bank itu
sendiri. Berarti pada dua periode ini (dari tahun 2005 ke 2006 ) ada
peningkatan tingkat likuiditas dari loan to assets ratio karena rasio
ini pada tahun 2006 menurun dimana bila rasio ini meningkat maka
tingkat likuiditas menurun, demikian juga sebaliknya bila rasionya
menurun maka tingkat likuiditasnya meningkat.
15
II. Rasio Solvabilitas
1. Primary Ratio
Primary ratio tahun 2005 sebesar 0,931% dan pada tahun
2006 menjadi 3,305%. Berarti ada kenaikan sebesar 2,374%. Pada
masing-masing periode ini perusahaan dapat menciptakan laba
yang berpengaruh pada kenaikan ekuitas atau equity capital.
Namun yang menjadi unsur equitas pada periode ini adalah hanya
laba ditahan/tahun berjalan. Sehingga peningkatan laba tahun
berjalan berarti merupakan peningkatan equity capitalnya. Pada
tahun 2006 equity capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01
dari Rp.4.443.975.192,52 menajdi Rp.18.559.753.290,53.
Persentase kenaikan equity capital yaitu sebesar 317,638% lebih
besar dari persentase kenaikan total assets yaitu sebesar 17,707%
sehingga rasio ini meningkat. Primary ratio 0,931% artinya
kemampuan permodalan bank sebesar 0,931% untuk menutupi
penurunan aktivanya akibat kerugian yang tidak dapat dihindarkan
pada tahun 2005, begitu juga pada tahun 2006 kemampuan
permodalannya untuk menutupi penurunan aktivanya sebesar
3,305%. Adanya peningkatan rasio ini dari tahun 2005 ke 2006
menunjukkan kondisi bank yang baik karena rasio yang semakin
tinggi berarti akan semakin baik, dengan permodalan yang
meningkat kemampuan bank dalam pengembangan usaha dan
menampung resiko kerugian akan semakin kuat.
2. Capital Ratio
Capital ratio pada tahun 2005 sebesar 1,509%, artinya
kemapuan permodalan bank dalam menutupi kemungkinan
kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit adalah
1,509%. Tahun 2006 capital ratio 5,949% berarti ada kenaikan
sebesar 4,440% dibandingkan tahun 2005 sebesar 1,509%. Equity
capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik
317,638% dan total loans bertambah Rp.17.485.582.872,18 atau
naik 5,937%. Tingginya kenaikan equity capital dan persentasenya
(317,638%) dibandingkan dengan kenaikan dan persentase total
loans (5,937%) mengakibatkan capital ratio meningkat. Naiknya
rasio ini artinya kemampuan permodalan bank meningkat dalam
menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses
permodalan kredit. Hal ini juga menunjukkan kemampuan
manajemen bank meningkat/ baik dalam mengelola modal yang
dimilikinya.
3. Capital Adequacy Ratio
Capital adequacy ratio (CAR) pada tahun 2005 adalah -
5,615% dan meningkat sebesar 4,534% menjadi -1,081% pada
tahun 2006. Angka persentase pada tahun 2005 adalah minus, ini
dikarenakan fixed asset/aktiva tetap (Rp.20.980.183.089,39) lebih
besar dari pada jumlah equity capital (Rp.4.443.975.192,52),
sehingga hasil selisih equity capital dengan fixed asset menjadi
negatif (-Rp.16.536.207.896,87) yang artinya untuk menutupi
16
kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit
sudah menggunakan fixed asset sebesar Rp.16.536.207.896,87
karena equity capitalnya tak mampu lagi menutupinya. Tetapi pada
tahun 2006 terjadi kenaikan sebesar Rp.13.163.061.112,01 atau
naik 79,601% sehingga menjadi negatif yaitu sebesar
Rp.3.373.146.784,85. Sedangkan total loans pada tahun 2006 naik
sebesar Rp.17.485.582.872,18 atau meningkat 5,937% dari
Rp.294.510.324.876,14 pada tahun 2005 menjadi
Rp.311.995.907.748,32 pada tahun 2006. Jumlah dan persentase
kenaikan selisih equity capital dengan fixed asset (79,601%) yang
lebih besar dari pada jumlah dan persentase kenaikan total loans
(5,937%) menjadi CAR pada tahun 2006 meningkat. Kenaikan
tersebut didominasi oleh equity capital. Sedangkan jumlah dan
persentase kenaikan fixed asset hanya sebagian kecil saja
(Rp.952.716.986) atau 4,541%. CAR bank yang meningkat dari
tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 4,534% artinya kemampuan
bank meningkat dalam permodalan setelah dikurangi aktiva tetap
untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses
permodalan kredit.
III. Rasio Profitabilitas
1. Gross Profit Margin
Pada tahun 2005 gross profit margin (GPM) sangat rendah
dengan angka negatif yaitu 24,686%. Rendahnya rasio ini karena besarnya operasional expense melebihi jumlah pendapatan
operasional. Hal ini disebabkan oleh beban operasional lainnya
lebih besar dari pada pendapatan operasional lainnya, sehingga
pada saat ini bank rugi jika ditinjau dari segi pendapatan
operasional lainnya sebesar (Rp.3.445.321.111,96 Rp.28.842.303.531,02 = -Rp.25.396.982.419,06). Selain itu juga
selisih pendapatan bunga dengan beban bunga tidak terlalu tinggi
atau cukup besar untuk menutupi kerugian tersebut sehingga
angkanya masih tetap minus. Demikian juga halnya yang terjadi
pada tahun 2006 dimana GPM -20,428% naik sebesar 4,258%.
Pada tahun ini bank juga masih merugi dari segi pendapatan
operasional lainnya sebesar (Rp.3.737.326.588,79 Rp.26.849.851.486,57 = -Rp.23.112.524.897,78) meskipun bank
memperoleh keuntungan dari pendapatan bunga bersih sebesar
Rp.13.149.716.241,41. Kenaikan GPM pada tahun ini juga
dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan bunga yang cukup besar dan
penurunan beban operasional lainnya. Pada tahun ini pihak
manajemen belum mampu untuk menekan beban operasional
meskipun manajemen manpu meningkatkan pendapatan
operasionalnya. Dari data dapat dilihat perbandingan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2005
sebesar 124,686% sehingga tidak baik bagi kelangsungan bank.
Pada tahun 2006 perbandingan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional adalah sebesar 120,428%. Artinya disini
dari tahun 2005 ke tahun 2006 ada perbaikan. Kenaikan GPM pada
17
tahun 2006 disebabkan kenaikan persentase pendpatan operasional
(16,296%) lebih besar dari persentase beban operasional yang naik
sebesar 12,324%.
Dari data dapat dilihat GPM dari tahun 2005 ke 2006
meningkat dan perbandingan biaya operasional terhadap
pendapatan opersional menurun, ini menunjukkan prestasi yang
baik dan dapat dilihat pada laporan laba rugi bahwa laba ditahan
atau tahun berjalan terus meningkat dan itu artinya kemampuan
bank terus meningkat dalam menghasilkan laba dari operasi
usahanya yang murni.
2. Net Profit Margin
Net profit margin (NPM) tahun 2005 yaitu 10,597%, artinya
kemampuan bank dalam menghasilkan net income dilihat dari
operating incomenya adalah sebesar 10,597%. Tahun 2006 NPM
meningkat 27,459% menjadi 38,056%. Kenaikan ini dipengaruhi
oleh kenaikan net income 317,638% lebih besar dari kenaikan
operating income sebesar 16,296%. Besarnya beban operasional
yang melampaui pendapatan operasional mengakibatkan net
income bank pada tahun 2005 rendah. Meningkatnya NPM pada
tahun 2006 karena meningkatnya pendapatan non operasional
bersih. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan bank dalam
menghasilkan net income ditinjau dari operating incomenya
meningkat.
3. Return on Equity Capital (ROEC)
Return on equity capital (ROEC) tahun 2005 100% dan sama
dengan tahun 2006. hal ini disebabkan equity capital pada kedua
tahun tersebut sama-sama hanya bersumber dari laba ditahan.tahun
berjalan. Sementara jumlah equity capitalnya sama dengan net
incomenya, karena net incomenya tidak dikurangi dengan pajak
dan itulah yang langsung menjadi laba ditahan dan komponen dari
pada equity capital. Dengan demikian kemampuan bank tetap atau
tidak berubah dalam menghasilkan net income ditinjau dari equity
capital pada tahun 2005 dan 2006.
IV. Rasio Resiko Usaha Bank
1. Deposit Risk Ratio
Tahun 2005 deposit risk ratio yaitu 0,977%, artinya
kemampuan modal bank menyerap resiko kegagalan pembayaran
deposit adalah sebesar 0,977%. Tahun 2006 rasio ini meningkat
sebesar 2,599% menajdi 3,576% karena peningkatan equity capital
sebesar 317,638% lebih besar dibandingkan peningkatan total
deposit sebesar 14,150%. Peningkatan rasio ini menaytakan bahwa
kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko
kegagalan pembayaran deposito.
2. Assets Risk Ratio
Assets risk ratio pada tahun 2005 sebesar 0,977% dan pada
18
tahun 2006 menjadi 3,343%, berarti ada peningkatan sebesar
2,405%. Pada tahun 2006 peningkatan hasil selisih total aset
dengan kas adalah sebesar 17,157% sedangkan equity capital
meningkat sebesar 317,638%. Peningkatan equity capital yang
lebih tinggi dibandingkan peningkatan selisih total aset dengan kas
menyebabkan assets risk ratio pada tahun 2006 naik. Berarti
kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko
penurunan terhadap aktiva bank.
V. Rasio Efisiensi
1. Leverage Multiplier
Total aset yang hanya naik sebesar 17,707% pada tahun 2006
dari tahun 2005 sementara equity capital jauh lebih besar menigkat
sebesar 317,638% mengakibatkan rasio leverage multiplier bank
menurun 7710,189% dari 10.736,030% pada tahun 2005 menjadi
3.025,841% pada tahun 2006. maka hal ini menggambarkan bahwa
kemampuan manajemen bank menurun dalam mengelola aktiva
yang dikuasainya dan tingkat efisiensi yang menurun.
2. Assets Utilization
Tahun 2005 total aset sebesar Rp.477.106.514.131,04,
sedangkan hasil penjumlahan pendapatan operasional dan non
operasional adalah Rp.60.532.579.456 sehingga aset utilization
sebesar 12,687%, artinya kemampuan manajemen bank dalam
memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan total income adalah
sebesar 12,687%. Peningkatan assets utilization terjadi pada tahun
2006 sebesar 1,097% menjadi 13,784% karena persentase kenaikan
total income sebesar 27,877% lebih besar jika dibandingkan
dengan persentase kenaikan total asset yang sebesar 17,707%
menjadikan kemampuan manajemen bank meningkat dalam
memanfaatkaan aktivanya untuk menghasilkan total income.
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, maka dapat dibuat
beberapa kesimpulan mengenai kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebagai berikut :
1. Dilihat dari sudut rasio likuiditas, secara umum kondisi rasio likuiditas
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan
tahun 2006 dapat dikatakan kurang baik, meskipun terjadi peningkatan
angka rasio. Hal ini dikarenakan rasio likuiditas pada tahun 2005 dan
tahun 2006 menujukkan rasio yang sangat rendah. Pada tahun 2006, rasio
likuiditas pada aspek quick ratio dan cash ratio yang berada di angka 1%
yang artinya tiap-tiap Rp. 1,00 hutang lancar hanya dijamin oleh kurang
dari Rp. 0,01 harta lancar.
2. Dari sudut rasio solvabilitas, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan
kinerja keuangan yang baik karena terjadi kenaikan baik primary ratio,
capital ratio, maupun capital adequacy rationya dari tahun 2005 ke tahun
2006. Berarti kemampuan permodalan bank untuk menutupi penurunan
aktiva akibat kerugian dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan
kredit semakin meningkat.
3. Dari sudut rasio profitabilitas, kondisi keuangan menunjukkan kinerja
keuangan yang baik pada tahun 2006, karena terjadi peningkatan dari
tahun 2005 yang tampak pada kenaikan gross profit marginnya maupun
net profit marginnya yang berarti kemampuan keuangan perusahaan untuk
menciptakan laba semakin baik.
4. Dari sudut rasio resiko usaha bank juga menunjukkan kinerja keuangan
yang baik karena terjadi peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang
tampak pada kenaikkan persentase deposit risk ratio dan assets risk
rationya. Kemampuan keuangan bank untuk mengatasi kemungkinan
kegagalan pembayaran kewajiban kepada nasabah dan kemampuan
mengatasi kerugian atas aktiva yang dimiliki semakin meningkat.
5. Sedangkan dari sudut rasio efisiensi, kinerja keuangannya mengalami
penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang ditunjukkan pada
penurunan leverage multipliernya,meskipun terjadi peningkatan pada asset
utilization namun peningkatannya relatif kecil. Ini mengartikan bahwa
kemampuan manajemen menurun dalam mengelola dan memanfaatkan
seluruh sumber daya yang ada pada tahun 2006.
6. Secara umum kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Medan dari tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan,
yang berarti bank telah memiliki kinerja keuangan yang baik karena rasiorasio
keuangan bank yang ditunjukkan secara umum meningkat. Namun
persentase rasio-rasio tersebut relatif sangat rendah khususnya pada rasio
solvabilitas dan rasio resiko usaha bank, karena komponen equity
capitalnya hanya terdiri dari laba ditahan atau laba tahun berjalan. Pada
neraca tidak terdapat modal disetor, modal sumbangan dan modal
cadangan umum. Sehingga perbandingan equity capitalnya dengan total
asetnya maupun dengan total loans relatif sangat rendah.
20
B. Saran
1. Mengingat rasio likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Medan yang relatif sangat rendah, untuk itu PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Medan perlu mengupayakan untuk
meningkatkan rasio likuiditasnya. Adapun upaya untuk meningkatkan
rasio likuiditas ini dapat dilakukan dengan cara menjual aktiva tetap untuk
menambah aktiva lancar atau mengadakan tambahan modal untuk
menambah aktiva lancar serta menambah hutang jangka panjang untuk
menambah aktiva lancar.
2. Pada tahun 2006 kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Medan dari sudut rasio efisiensi menurun, untuk itu bank perlu
mengupayakan meningkatkan pendapatan operasional serta dapat menekan
beban-beban operasional agar dapat memperoleh laba yang tinggi. Hal ini
juga sangat berpengaruh pada rasio profitabilitas khususnya gross profit
margin dimana pada tahun 2005 dan tahun 2006 mengalami minus karena
biaya operasi lebih besar dari pemdapatan operasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, Penerbit
UMM Press, Malang.
Harahap, Sofyan Safri, 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1,
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
_______, 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Penerbit
PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Kuncoro Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Mulyadi, 2001. Balanced Scorcard. Alat Manajemen Kontemporer untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Mulyono, Teguh Pudjo, 2002. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktik
Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Munawir, H.S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan
Ketigabelas, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Rivai, H.Veithzal, Veithzal Andria P, Idroes N.Ferry,2007. Bank and Financial
Institution Management, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perencanaan, Cetakan Ketiga, Penerbit Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Fakutas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Jurusan Akuntansi,
2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal, Penelitian dan
Penulisan Skripsi, Medan.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta.