Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN
PENYALURAN KREDIT PENSIUN PADA PT. BANK BTPN
MAKASSAR
TASLIM
1057 3039 1312
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
ii
SKRIPSI
TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN
PENYALURAN KREDIT PENSIUN PADA PT BANK BTPN
CABANG MAKASSAR
TASLIM
1057 3039 1312
Untuk memenuhi persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Maha Suci Engkau tiada ilmu bagi kami melainkan apa yang Engkau ajari
kami. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu lagi Maha Bijaksana.
(QS. Al-Baqarah: 23)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain.
(QS. Al-Insyiroh: 6-7)
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.
(Abu Bakar Sibli)
Hidup harus berDUIT (Doa, Usaha, Iman, Takwa)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai wujud bakti dan terima kasihku kepada
ayahanda dan ibunda tercinta serta saudara(i)ku tersayang, dan semua pihak
yang senantiasa memberikan doa dan dukungan dan Almamaterku Universitas
Muhammadiyah Makassar.
vi
ABSTRAK
TASLIM (2016). Analisis Tinjaun Prosedur Pencatatan Akuntasnsi dan
Penyaluran Kredit Pensiun, dibimbing oleh Hj. Lilly Ibrahim, SE.,M.Si dan Ismail
Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prosedur Pencatatan Akuntansi
dan Penyaluran Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 13 Juni sampai dengan 31 Agustus
2016. Data dalam penelitian ini diambil dari wawancara dan dokumentasi.jenis
data yang diambil adalah data umum data khusus. Teknik analisis data yang
dingunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif.
penelitian ini dengan mengavaluasi data proses pemberian kredit pada PT. Bank
BTPN Cabang Makassar dan membandingkan hasil evaluasi dengan teori yang
ada.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Mekanisme proses pemberian
kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar terdapat perbedaan dengan teori
yang ada. Prosedur pemberian kredit pada teori terdiri dari pengajuan berkas-
berkas pinjaman, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara I, peninjauan ke
lokasi, wawancara II, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit/ perjanjian
lainnya, realisasi kredit dan penyaluran atau penarikan dana. Prosedur pemberian
kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar meliputi pengajuan permohonan
kredit, melengkapi berkas berkas persyaratan yang diminta oleh bank, analisis
kredit, wawancara, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, dan realisasi
kredit. Perbedaan yang mendasar adalah tidak adanya wawancara II dan
peninjauan ke lokasi nasabah secara langsung.(2) Dalam pencatatan pemberian
kredit pada PT Bank Tabungan Pensiun Nasional cabang Makassar sudah sesuai
dengan teori yang ada yang dimana pencatatan kredit terdiri dari persetujuan dan
pemberian Plafond kredit, penarikan tunai fasilitas kredit nasabah, pembayaran
bunga kredit nasabah, angsuran Kredit Nasabah, penghapusan kredit nasabah,
pembayaran tunggakan kredit bermasalah dan tunggakan bunga kredit. Yang
dimana dalam pelaksanaan uraian tugas antara bagian pembukuan dan
pembayaran tidak ada pemisahan tugas.
Kata Kunci : Pencatatan Akuntansi, Pemberian Kredit, Kredit pensiun.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Robbil alamin, segala puji atas kehadirat Allah Yang
Maha Esa atas rahmat dan hidayat-Nyalah sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan
untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pada Kampus Universitas Muhammadiyah
Makassar. Shalawat dan taslim kepada Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi
Wasallam yang telah berjasa besar dalam menyebar luaskan agama yang benar
yaitu agama Islam hingga kita bisa merasakan saat ini nikmatnya Islam.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai
hambatan dan tantangan, namun berkat dorongan, bantuan, bimbingan dan doa
dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih yang setulus-tulusnya
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ibu Hj. Lilly Ibrahim, SE.,M.Si
selaku Pembimbing I sekaligus Penasehat Akademik Penulis serta pak Ismail
Badollahi, SE.,M.Si.Ak,.CA selaku Pembimbing II sekaligus Ketua Jurusan
Akuntansi yang telah meluangkan waktunya untuk selalu memotivasi,
membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.Selanjutnya ucapan terima kasih
dan penghargaan penulis sampaikan pula kepada :
1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
viii
2. Bapak Dr. H.Mahmud Nuhung,SE.,MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Seluruh Dosen serta para staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
mendidik dan memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan di
Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kepala PT. Bank BTPN Cabang Makassar yang telah mengijinkan
melakukan penelitian di tempatnya serta pak ihwan dan seluruh pegawai yang
telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian.
5. Teman seperjuanganku Didin Nur Arisandy, Saharuddin, Sainal Saleh,
Nurmaya Sari Umar, Bulan Sahati, Nurul Azisa, Musdamayanti, Kumala
Sari, dan Indra Suci Yulianti, terima kasih atas saran, motivasi, semangat dan
doa kepada penulis.
6. Anak Ak.8-2012 walaupun dengan kesederhanaan tapi saling berbagi
kebahagian yang selalu indah dikenang, terimakasih telah menjadi bagian dari
hidupku selama tiga tahun lebih dan teruntuk saudara-saudara angkatan 2012
yang selalu bersama merasakan suka duka dalam memburu sebuah gelar
sarjana. Ini baru awal kita melangkah, mencari tujuan hidup yang sebenarnya.
Doaku semoga kita akan mendapatkan kesuksesan.
7. Serta masih banyak pihak lain yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu,
atas segala bantuan dan dukungan, semoga Allah SWT membalasnya dengan
pahala yang setinggi-tingginya.
ix
Terhusus Ayahanda Hode dan Ibunda Wisa serta Kakanda Nasri, Nasrul,
Nasra, Muliana dan adik-adikku beserta seluruh keluarga yang telah senantiasa
mendoakan, dan memberikan berbagai macam dukungannya agar penulis dapat
menyesaikan pendidikan. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang
tidak sempat dibutkatkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka
penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan
Skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada AlmaMater Universitas Muhamamdiyah Makassar.
Terima Kasih
Fastabiqul khaerat
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Makassar, 18 November 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
MOTTO ........................................................................................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
A. Pengertian Prosedur ................................................................... 6
B. Bank ............................................................................................ 7
C. Ruang Lingkup Akuntansi .......................................................... 13
D. Akuntansi Kredit ......................................................................... 20
xi
E. Kredit Pensiun ............................................................................. 36
F. Penelitian Terdahulu ................................................................... 41
G. Kerangka Pikir............................................................................. 42
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 45
A. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 45
B. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 45
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 46
D. Metode Analisis........................................................................... 46
E. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 47
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .......................... 48
A. Sejarah berdirinya PT. Bank BTPN ............................................ 48
B. Visi dan Misi PT. Bank BTPN Cabang Makassar ...................... 49
C. Stuktur Organisasi PT. Bank BTPN Cabang Makassar .............. 49
D. Deskripsi Jabatan Area Bisnis dan Operasional PT. Bank
BTPN Cabang Makassar ............................................................. 51
E. Produk dan Layanan PT Bank BTPN Cabang Makassar ............ 54
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 50
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 58
1. Prosedur Pencatatan Akuntansi dan Penyaluran Kredit
Pensiun Pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar .................. 58
2. Proses Pemberian Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN
Cabang Makassar .................................................................... 61
xii
B. Pembahasan ................................................................................. 64
1. Syrat-syarat yang Harus Dipenuhi Pensiunan Untuk
Mendapatkan Kredit Pada PT. Bnak BTPN Makassar ........ 64
2. Proses Pemberian Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN
Makassar ................................................................................. 66
3. Presedur Pencatatan pemberian Kredit Pensiun pada PT.
Bank BTPN Makassar ........................................................... 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 78
A. Kesimpulan.................................................................................. 78
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 81
C. saran ............................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses Akuntansi…………………………………………………………………………….. 19
Gambar 2. Skema Kerangka Pikir ...................................................................... 44
Gambar 3. Struktur Organisasi PT BANK BTPN Cabang makassar ....................... 50
Gambar 4. Flowchart pencairan kredit pensiun ................................................. 61
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penurunan Pafond atau Pencairan Kredit .......................................... 32
Tabel 1.2 Perhitungan bunga Accual Basic ......................................................... 32
Tabel 1.3 Penarikan Tunai Fasilitas Kredit Nasabah ........................................... 33
Tabel 1.4 Perhitungan Bunga Accual Basis ........................................................ 34
Tabel 1.5 Perhitungan Bunga Cash Basis ........................................................... 34
Tabel 1.6 Pembayaran Bunga dari Nasabah ....................................................... 34
Tabel 1.7 Pelunasan Kredit Nasabah atau angsuran ........................................... 34
Tabel 1.8 Penghapusan Kredit Nasabah ............................................................ 35
Tabel 1.9 Pembayaran tunggakan kredit bermasalah reversing.......................... 35
Tabel 1.10 Pembayaran Tunggakan Kredit Bermasalah saat pelunasan .............. 35
Tabel 1.11 Pembayaran Tunggakan bunga kredit .............................................. 36
Table 2.1 persetujuan Kredit ............................................................................. 59
Tabel 2.2 Biaya-biaya yang dikenakan kepada nasabah ..................................... 59
Tabel 2.3 penarikan tunai kredit ...................................................................... 59
Tabel 2.4 pembayaran bunga kredit oleh nasabah ............................................ 59
Tabel 2.5 Angsuran kredit ................................................................................ 59
xv
Tabel 2.6 Penghapusan kredit nasabah ............................................................ 60
Tabel 2.7 Pembayaran tunggakan kredit bermasalah ........................................ 60
Table 2.8 Saat pelunasan ................................................................................. 60
Table 2.9 Tunggakan bunga kredit ................................................................... 60
Table 2.10 Perbandingan pencatatan akuntansi kredit ..................................... 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perbankan dimasa kini makin hari menunjukkan peranan
yang makin besar dan makin menentukan dalam meningkatkan perkembangan
pertumbuhan ekonomi, sector demi sector ekonomi secara bertahap dimasuki,
ditangani, dan disentuh. Baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
kegiatan perbankan. Kegiatan perbankan tidak hanya terbatas dikota-kota besar
saja akan tetapi telah tersebar sampai ke kota-kota kecil dan malah di beberapa
daerah telah memasuki desa-desa walaupun dalam jumlah masih terbatas.
Pada masa sekarang ini, banyak sekali permasalahan ekonomi yang
menjadi kendala dalam berbagai kegiatan masyarakat, berbagai macam kebutuhan
terus meningkat, sementara kemampuan untuk mencapai suatu yang diinginkan
sangat terbatas. Sehingga terjadi kesenjangan antara kemampuan dan keinginan
untuk mencapai suatu yang diinginkan.
Pengelolah dana dalam program pensiun dapat dipandang dari segi
ekonomi dan sosial. Ditinjau dari segi ekonomi, dana dalam program pensiunan
bertujuan dalam mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh dana pensiun
kepada pihak yang berkepentingan, serta untuk menunjang para pengguna laporan
yang terkait dengan keuangan. Informasi laporan keuangan ini diinformasikan
tidak hanya kepada manajemen pengelolah dana pensiun perusahaan terkait tetapi
juga kepada peserta dana pensiun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan
2
investasi dana pensiun, kegiatan operasional dana pensiun apakah telah dilakukan
secara efesien dan wajar.
Pelaporan keuangan dana pensiun, juga ditentukan oleh factor kebijakan
manajemen perbankan mengatur program pensiun. Kebijakan manajemen ini
nantinya akan mempengaruhi keputusan manajemen perbankan mengenai
kewajaran laporan keuangan. Apakah laporan keuangan yang telah disusun sudah
sesuai dengan peraturan program pensiun yang telah ditetapkan dan sesuai standar
pelaporan. Laporan keuangan ini harus bisa menginformasikan bahwa dana yang
ada memang benar-benar tersedia untuk membayar manfaat pensiun dan
menunjukkan kekayaan atas program pensiun tersebut. Selain itu, laporan dana
pensiun harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku
agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan agar tidak
memberikan keputusan yang salah. Sedangkan jika ditinjau dari segi sosial,
pengelolaan dana pensiun dalam program pensiun yang bertujuan untuk mengatur
kesejahteraan karyawannya. Kesejahteraan karyawan berpengaruh pada
peningkatan semangat kerja karyawan dan produktivitas perbankan. Kebutuhan
untuk meningkatkan semangat tidak akan pernah berakhir, selalu ada kompetisi
global sehingga perbankan perlu meningkatkaan semangat untuk mencapai
produktivitas yang tinggi dengan sumber daya manusia dan factor-faktor produksi
yang dimiliki serta memotivasi gairah kerja karyawaan dan disiplin agar tercapai
tujuan perbankan. Salah satunya dengan memberikan kompensasi secara tidak
langsung, yaitu pemberian manfaat lain dalam hal ini adalah tunjangan dana
pensiun.
3
Mengingat pentingnya kebutuhan tersebut, maka bank menjadi salah satu
lembaga untuk membantu permasalahan. Dalam hal ini bank tidak hanya
mempunyai fungsi sebagai lembaga yang menyalurkan dana kepada masyarakat
dalam bentuk kredit, tetapi bank juga berfungsi sebagai lembaga perantara antara
anggota masyarakat yang kelebihan dana atau dananya belum digunakan (surflus
unit) dengan anggota masyarakat yang memerlukan atau kekurangan dana (deficit
unit).
Pengelolah dana pensiun baik pada setiap bank dan perusahaan milik
negara (BUMN) maupun perusahaan yang bukan milik pemerintah (non BUMN)
diberi kesempatan mendirikan dana pensiun bagi pegawainya. Salah satu bank
yang menyalurkan Kredit Pensiun adalah PT Bank BTPN Makassar. Tugas pokok
Bank BTPN adalah sebagai salah satu alat kelengkapan otonomi daerah pada
bidang keuangan/perbankan dan menjalankan usahanya sebagai bank umum
dengan memenuhi segala ketentuan dengan peraturan-peraturan tentang
perbankan, bank wajib melaksanakan prinsip kehati-hatian agar tidak merugikan
bank dan nasabahnya. Pada intinya kredit pensiun merupakan salah satu jenis
kredit yang hanya diberikan kepada para pensiun yang berasal dari lingkungan
pensiunan karyawan (PNS, BUMN/BUMD) dan lain sebagainya, yang didasari
oleh perjanjian kerja sama antara pihak Bank dengan Pengelolaan Dana
Pensiunan.
Dalam hal ini bank menyalurkan dana kepada masyarakat yaitu dalam
bentuk kredit pensiun, dijalankan. Hal ini karena penyaluran kredit merupakan
4
usaha pokok bank yang mengandung resiko tinggi dan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan usaha bank.
Hal ini karena tiap pensiun yang meminjam kredit jelas dipotong gaji tiap
bulannya untuk memperkecil resiko kredit macet. Sehingga diperlukan prosedur
untuk pemberian kredit dengan syarat-syarat, prinsip-prinsip kredit yang sehat
serta pencatatan akuntansi. Pencatatan akuntansi merupakan bagian penting untuk
mengahasilkan suatu laporan yang berguna bagi pihak-pihak tertentu dalam
mengambil keputusan dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Prosedur Pencatatan Akuntansi
dan Penyaluran Kredit Pensiun Pada PT. Bank BTPN Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Dilihat dari uraian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan
masalah untuk kemudian diteliti yaitu :
1. Bagaimana prosedur pencatatan akuntansi kredit pensiun Pada PT. Bank
BTPN Cabang Makassar.
2. Bagaimana prosedur penyaluran kredit pensiun pada PT. bank BTPN
cabang Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur pencatatan akuntansi kredit pensiun pada PT.
Bank BTPN Cabang Makassar.
5
2. Untuk mengetahui prosedur Penyaluran Kredit Pensiun pada PT. Bank
BTPN Cabang Makassar.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapakan mampu memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam
prosedur akuntansi dan penyaluran kredit pensiun sehingga dapat
mengembangkan keprofesionalan dibidang akuntan.
2. Manfaat Praktis
Informasi yang diperoleh dari hasil kerja praktik dan studi pustaka yang
berhubungan dengan prosedur akuntansi dan penyaluran kredit pensiun, maka
peneliti berharap laporan tugas akhir ini dapat menjadi bahan pertimbangan
sebagai input atau kontribusi bagi manajemen kredit pensiun PT. Bank BTPN
dalam mengelola kredit pensiun.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Prosedur
Didalam suatu perusahaan keberadaan suatu prosedur sangat penting untuk
menjalankan aktivitas perusahaan. Aktivitas yang dilakukan memerlukan urutan-
urutan pekerjaan yang terorganisir dengan baik agar hasil yang dicapai sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam hal ini definisi menganai prosedur
dapat ditekankan pada beberapa aspek yaitu dalam aspek manajemen dan
pemecahan problem serta ditekankan pula pada stuktur pekerja tuli-menulis dan
arus informasi. Adapun pengertian dari prosedur adalah sebagai berikut:
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa
organisasi dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang sering terjadi berulang–
ulang, (Mulyadi, 2001:5)
Maksud dari kegiatan klerikal (Clerical Operation) terdiri dari kegiatan berikut
ini :
1. Menulis
2. Menggandakan
3. Menghitung
4. Memberi kode
5. Mendaftar
6. Memilih (mensortir)
7. Memindah
7
8. Membandingkan
Kegiatan diatas dilakukan untuk mencatat informasi ke dalam formulir–
formulir, buku jurnal, dan buku besar.
Sedangkan menurut W. Gerald Cole yang dikutip oleh Zaki Baridwan
(2002:3) adalah suatu urut–urutan pekerjaan klerikal biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih disusun untuk mencari adanya
perlakuan yang seragam terhadap transaksi–transaksi perusahaan yang sering
terjadi. Kecermatan dan ketelitian sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan sehingga diperoleh catatan yang dapat diandalkan, dan
dipertanggungjawabkan.
Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan, prosedur adalah urutan kegiatan
klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih,
disusun untuk menjamin perlakuan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
B. Bank
1. Pengertian Bank
Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat, Bank merupakan
Perusahaan jasa yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program
pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga
yang melancarkan arus uang dari masyarakat.
Menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998yang dikutip oleh
sembiring (2008:2), pengertian Bank adalah Badan usaha yang menghinpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
8
dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Menurut Iskandar (2008:5), pengertian Bank adalah Badan usaha yang
bergerak dalam bidang jasa keuangan yang berfungsi sebagai pengumpulan dana,
pemberi pinjaman dana menjadi perantara dalam lalu lintas pembayaran giral.
Berdasarkan pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa bank
adalah lembaga keuangan yang kegiatan utama menghimpun dana dari
masyarakat kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat.
2. Jenis-jenis Bank
Dalam kegiatan perbankan dibedakan sesuai jenis-jenis bank. Setiap jenis-
jenis bank memiliki cirri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatannya,
maka jenis-jenis bankterbagimenjadi dua yaitu bank umum dan bank
perkreditan rakyat.
Menurut Faud Ramly dan Rustan (2005:15), jenis bank dapat ditinjau dari
berbagai segi, yaitu:
a. Bank Umum
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
bersasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Bank umum dapat memberikan seluruh jasa bank
yang ada danoperasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah.
b. Bank Perkreditan Rakyat
9
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran serta wilayah operasionalnya terbatas.
Berdasarkan depenisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa jenis bank
terbagi atas dua yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat yang dimana
kegiatan usaha secara konvensional maupun berdasarkan syariah dan kelebihan
dari bank umum adalah memberikan seluruh jasa bank yang ada serta wilayah
operasionalnya sangat luas.
3. Fungsi Bank
Fungsi perbankan yaitu sebagai penghimpun, penyalur dana melayani jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan predaran uang di masyarakat yang bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan
pemerataan,pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.
Menurut Susilo, Triandaru dan Budisantoso (2005:9), fungsi bank terdiri
dari:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik
dalam hal menghimpun dana maupun menyalurkan dana. Masyakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsure
kepercayaan.
b. Agent of Development
10
Kegiatan sektor moneter dan sektor riil dalam perekonomian tidak
dapat dipisahkan kedua sektor tersebut berintekrasi saling mempengaruhi
satu sama lainnya. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik
apabila sektor moneter tidak bekerja dangan baik.
c. Agent of services
Disamping melakukan kegiatan penghimpun dana penyaluran
dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lain kepada
masyarakat.
Menurut Undang-Undang Pasal 3 No. 7 tahun 1992 yang dikutip oleh
Sembiring (2008:87), mengenai fungsi perbankan adalah:
1. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat atau
penerima dana
2. Bank sebagai penyalur dana kepada masyarakat atau sebagai lembaga
pemberi kredit.
3. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan
pembayaran.
Ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat gambaran yang menyeluruh
dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomia. Dengan demikian bank
tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial
intermediary institution.
4. Tujuan Bank
11
Menurut Undang-UndangNo. 10 tahun 1998 (Pasal 1) yang dikutip oleh
sembiring (200:7), tujuan bank adalah Perbankan Indonesia bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan dalam meningkatkan pemertaan pertumbuhan ekonomi
dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraanrakyat banyak.
Menurut Kuswandi (2000:5), tujuan bank adalah Perbankan bertujuan
untuk membantu pelaksanaan pembangunan, menunjang pertumbuhan
perekonomian dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
5. Sumber Dana Bank
Meskipun suatu bank tidak dapat menentukan dan tau mengatur secara
mutlak jumlah dana yang dapat dihimpun pada suatu tingkat yang dikehendaki,
namun bank dapat mempengaruhi jumlah dana yang dihimpun sampai pada
tingkat tertentu. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dan penggunaan
dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang
ditanggung dan harusdilakukan secara tepat.
Sumber dana menurut Kasmir (2007:63), yaitu:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri (Dana Pihak Kesatu)
Dana sendiri terdiri dari setoran modal pemegang saham, cadangan-
cadangan dengan laba tahun lalu yang tidak dapat dibagi kepada para
pemegang sahamnya, cadangan ini disediakan untuk mengantisipasi laba
ditahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal
untuk sementara waktu. Keuntungan dari dana sendiri adalah tidak perlu
12
membayar bunga yang relatif lebih besar dari pada jika meminjam
kelembaga lain.
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas (Dana Pihak Kedua)
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi
bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dari sumber dana ini. Dana pihak kedua ini relatif paling mudah
jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan sumber dana yang berasal
dari masyarakat ini merupakan sumber dana yang paling dominan, asalkan
dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya. Adapun sumber
dana dari masyarakat seperti Simpanan Giro, Simpanan Tabunagan dan
Simpanan Deposito.
3. Dana bersumber dari lembaga lainnya (Dana Pihak Ketiga)
Sumber dana ketiga ini merupakan tambahan jika perbankan mengalami
kesulitan dalm memperoleh sumber dana pertma dan kedua. Sumber dana
ketiga sifatnya hanya sementara waktu. Sumber dana ketiga terdiri dari
kredit likuiditas dari Bank Indonesia, pinjaman antara bank (call money) dan
pinjaman dari bank luar negri.
Menurut Raharja (2005:17) sumber-sumber dana bank adalah:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri (internal).
Setoran modal dari pemegang saham, cadangan-cadangan bank, yaitu
cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagikan kepada
pemegang saham, laba yang belum dibagi merupakan laba yang memang
13
belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.
2. Dana yang berasal dari masyarakat (eksternal)
Simpanan giro (Demand Deposito), Simpan Tabungan (saving Deposit,)
Simpanan Deposito (Time Deposit).
Berdasarkan pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa
sumber bank terdiri dari Modal sendiri, berasal dari masyarakat luar seperti giro,
tabungan, deposito dan lembaga lain.
C. Ruang Lingkup Akuntansi
1. Pegertian Akuntansi
Sama seperti aktivitas dan disiplin ilmu lainnya, akuntansi merupakan produk
dari lingkungannya. Lingkungan akuntansi terdiri dari kondisi sosial-
ekonomipolitik-hukum, pembatasan-pembatasan, dan pengaruh yang bervariasi
dari waktu ke waktu. Karenanya, tujuan dan praktek akuntansi dewasa ini tidak
sama lagi dengan masa lalu. Teori akuntansi telah berevolusi untuk memenuhi
kebutuhan dan pengaruh yang terus berubah. Akuntansi bisa didefinisikan secara
tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi:
(1) pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi keuangan
tentang
(2) entitas ekonomi kepada
(3) pemakai yang berkepentingan.
Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi
selama beratus-ratus tahun. Namun, dalam 30 tahun terakhir entitas ekonomi telah
14
berubah secara signifikan baik dari segi ukuran maupun kompleksitas, dan
pemakai yang berkepentingan juga telah bertambah secara substansial baik dari
segi jumlah maupun keragaman. Artinya tanggungjawab yang dipikul profesi
akuntansi dewasa ini lebih besar dari sebelumnya. (Kieso, 2002:3)
Secara luas arti dan pengertian akuntansi menurut American Institute Of
Certified Public Accountant (Taswan, 1997:5) adalah seni pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan pelaporan transaksi-transaksi bersifat keuangan,
dengan cara-cara tertentu yang sistematis, dinyatakan dalam satuan uang serta
interpretasi terhadap hasil-hasil yang ditimbulkan.
2. Prosedur Akuntansi
Prosedur akuntansi adalah semua metode, praktek serta pendekatan umum
untuk menerapkan fungsi akuntansi sesuai deangan teori dan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (Mulyadi, 2001:3).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, prosedur akuntansi
merupakan sebagai urut-urutan pekerjaan klerikal seperti menulis,
menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih,
memindahkan atau membandingkan yang dilakukan dengan metode, dan
cara tertentu dengan melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau
lebih unit kesatuan.
3. Pengertian Sistem Akuntansi
Pada dasarnya sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu
dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
15
Sedangkan menurut Mulyadi (2001:11), Sistem Akuntansi adalah formulir,
catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan.
4. Prinsip-Prinsip Akuntansi
Empat prinsip dasar akuntansi (principles of accounting) yang digunakan
untuk mencatat transaksi adalah :
1. Prinsip biaya historis
Secara tradisional, penyusun dan pemakai laporan keuangan mengenal
bahwa harga perolehan adalah dasar paling berguna dalam penilaian dan
pelaporan akuntansi. Akibatnya, prinsip-prinsip yang sudah ada mengharuskan
bahwa sebagian besar harta dan kewajiban dihitung dan dilaporkan
berdasarkan harga perolehannya.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan
Persoalan penting yang dihadapi perusahaan adalah kapan pendapatan
harus diakui. Pendapatan umumnya diakui jika:
(1) telah direalisasi atau dapat direalisasi dan
(2) telah dihasilkan.
Pendekatan ini seringkali dipandang sebagai prinsip pengakuan
pendapatan (revenue recognition principle). Pendapatan dapat dikatakan telah
direalisasi (realized) jika produk (barang dan jasa), barang dagang, atau aktiva
lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Aktiva dapat
dikatakan dapat dikonversi menjadi kas apabila dapat dijual atau dipertukarkan
16
dalam pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan mudah tanpa biaya
tambahan yang signifikan. Dan pendapatan dianggap telah dihasilkan (earned)
apabila sebuah entitas telah melakukan apa yang harus dilakukan untuk
mendapat hak atas manfaat yang direpresentasikan oleh pendapatan.
Namun ada pengecualian untuk aturan ini seperti :
Selama Produksi. Pengakuan pendapatan sebelum kontrak selesai
dibolehkan untuk kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang tertentu. Dalam
metode ini, pendapatan diakui secara periodik berdasarkan persentase
pekerjaan yang telah diselesaikan, bukan menunggu sampai seluruh konstruksi
selesai.
Akhir Produksi. Kadangkala, pendapatan bisa diakui setelah siklus
produksi berakhir tetapi sebelum penjualan terjadi. Ini dapat dilakukan jika
harga jual dan jumlah penjualan dapat dipastikan. Contohnya mineral-mineral
tertentu yang telah memiliki pasar dan harga standar.
Penerimaan Kas. Pendekatan dasar kas hanya akan diguanakan Apabila
tidak dimungkinkan untuk menentukan angka pendapatan pada saat penjualan
karena ketidakpastian penagihan. Salah satu bentuk dasar kas adalah metode
penjualan cicilan periodik sepanjang periode waktu yang cukup lama.
Contohnya industry ritel. Metode cicilan seringkali dapat dibenarkan jika
resiko ketidakmampuan menagih piutang begitu besar sehingga penjualan
bukan merupakan bukti yang mencukupi untuk mengakui pendapatan. Jika
telah terjadi, maka penjualan harus diakui, jika diperkirakan akan ada piutang
ragu-ragu, maka hal ini harus dicatat sebagai estimasi terpisah. Kemudian
17
pendapatan dicatat pada periode ketika pendapatan itu direalisasi atau dapat
direalisasi dan dihasilkan. Biasanya, hal ini terjadi pada tanggal penjualan.
3. Prinsip Penandingan
Dalam mengakui beban pendekatan yang dipakai adalah “biarkan beban
mengikuti pendapatan.” Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan, atau
ketika pekerjaan dilakukan, tetapi ketika pekerjaan (jasa) atau produk secara
aktual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Jadi, pengakuan beban
berkaitan dengan pengakuan pendapatan. Praktek ini disebut sebagai prinsip
penandingan (matching principle) karena menyatakan kerja keras (beban)
ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan) sepanjang hal ini rasional dan
dapat diterapkan. Metode penandingan biaya manfaat ini juga perlu
dipertimbangkan. Menurut Kustono (2005:15), “Bila biaya untuk
melakukannya lebih tinggi dari manfaat yang kita peroleh, tinggalkan saja !"
4. Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip ini mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan
dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Trade
off ini terjadi antara:
(1) Kebutuhan mengungkapkan secara terinci hal-hal yang mempengaruhi
keputusan pemakai.
(2) kebutuhan untuk memadatkan penyajian agar informasi dapat dipahami.
5. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi dibutuhkan dalam memahami arti penting dan peranan
pelaksanaan akuntansi. Fungsi Akuntansi (Hartanto,1990:16) :
18
a). Sebagai bentuk aktivitas penyediaan jasa.
Dalam hal ini mengandung arti, dapat memberikan informasi
keuangan yang kuantitatif kepada berbagai pihak yang berkepentingan
dengan eksistensi perusahaan untuk membuat keputusan-keputusan
ekonomi yang menyangkut perusahaan tersebut.
b). Sebagai Suatu sistem informasi
Dalam hal ini akuntansi melaksanakan, mengumpulkan dan mengolah
data keuangan perusahaan untuk kemudian mengkomunikasikan pada
berbagai pihak agar dapat dipakai sebagai alat bantu dalam membuat
keputusan menyangkut perusahaan.
c). Sebagai suatu disiplin analisa diskriptif
Dalam hal ini akuntansi dimksudkan untuk mengidentifikasikan
berbagai transaksi yang merupakan informasi yang relevan antara satu
dengan yang lainnya dan mampu memberikan gambaran perusahaan secara
layak tentang keadaan keuangan perusahaan.
6. Proses Akuntansi
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi mengenai proses adalah
langkahlangkah atau urutan pekerjaan mulai dari pencatatan transaksi sampai
disajikan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Proses akuntansi terdiri atas
berbagai kegiatan : (Zaki Baridwan, 2000:49)
a). Pencatatan dan penggolongan
Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Untuk transaksi
transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.
19
b). Peringkasan
Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam buku
jurnal, setiap bulan atau periode yang lain diringkas dan dibukukan
dalam rekeningbuku besar.
c). Penyajian
Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar
akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan rugi
laba, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Proses Akuntansi
ini dapat digambarkan sebagai berikut : Kliring antar bank dilakukan
melalui penyerahan dan kliring pengembalian/retur. Kliring penyerahan
berarti bank
Gambar 1.1 Proses Akuntansi
Sumber : Zaki Baridwan (2000:50)
Bukti-bukti
Pembayaran
Buku
Jurnal
Buku
Pembantu
Buku
Besar
Laporan
Keuangan
20
D. Akuntansi Kredit
1. Defenisi Akuntansi Kredit
Menurut Lapoliwa dan Kuswandi (2005:3) akuntansi kredit adalah
akuntansi untuk debitur meliputi beberapa prosedur pencatatan yang meliputi
persetujuan dan pemberian kredit, penarikan cek oleh nasabah, pembebanan
bunga debitur pada neraca.
Menurut Moh. Ramly Fuad dan M. Rustam D. M (2005:141-145) Catatan
akuntansi kredit terdiri dari :“ akuntansi untuk debitur meliputi prosedur
pencatatan yang meliputi Persetujuan dan pemberian Plafond kredit, Penarikan
tunai fasilitas kredit nasabah,Perhitungan Bunga, Pembayaran bunga kredit
nasabah, Pelunasan Kredit Nasabah, Penghapusan kredit nasabah, Pembayaran
tunggakan kredit bermasalah danTunggakan bunga kredit”.
Berdasarkan pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa
catatan akuntansi yang dimana terdiri dari Persetujuan dan pemberian Plafond
kredit, Penarikan tunai fasilitas kredit nasabah, Perhitungan Bunga, Pembayaran
bunga kredit nasabah, Pelunasan Kredit Nasabah, Penghapusan kredit nasabah,
Pembayaran tunggakan kredit bermasalah, Tunggakan bunga kredit.
2. Definisi Kredit
Dana yang diperoleh bank dalam simpanan disalurkan dalam bentuk kredit
kepada masyarakat yang memerlukannya. Bank memperoleh keuntungan dari
bahasa yunani yaitu “Credere” yang artinya kepercayaan, sehingga seorang atau
21
badan usaha duberikan pinjaman, diyakini dapat mengembalikan karena orang
atau badan usaha percaya bahwa dana yang diberikan akan kembali.
Adapun pengertian kredit menurut beberapa ahli adalah:
Menurut Kasmir (2014 : 85) pengertian kredit adalah Penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu yang ditentukan
dengan sejumlah bunga yang disepakati.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2015 : 87) pengertian kredit
adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh
peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Menurut Taswan (2008:215) pengertian kredit adalah Penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Sedangkan Menurut Teguh Pudjo Mulyono (2000:9) kredit mempunyai
dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti kata “Kredit” yang berasal dari
bahasa Yunani “credere” yang artinya “kepercayaan” atau dalam bahasa Latin
“reditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Artinya pihak yang
memberikan kredit percaya kepada pihak yang menerima kredit, bahwa kredit
yang diberikan pasti akan terbayar. Pada lain pihak, penerima kredit mendapat
22
kepercayaan dari pihak yang memberikan pinjaman, sehingga pihak peminjam
berkewajiban untuk mengembalikan kredit yang telah diterima (Ismail, 2010:93).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, kredit merupakan suatu
fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk
meminjamkan uang kepada pihak lain yang memerlukan uang yang dilandasi
dengan kepercayaan antara pemberi dan peminjam kredit, kemudian pihak
penerima kredit bertanggungjawab untuk membayar kembali dalam jangka waktu
yang ditentukan.
3. Unsur-unsur Kredit
Menurut Ismail (2010 : 94) unsur-unsur Kredit adalah:
a. Kreditur
Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada
pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau badan
usaha. Bank yang memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditor
b. Debitur
Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang
mendapat pinjaman dari pihak lain.
c. Kepercayaan
Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman
(debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajiban untuk membayar pinjamannya
sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank memberikan
pinjaman kepada pihak lain, sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan
23
kepada pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi
kewajibannya.
d. Perjanjian
Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang
dilakukan antara pihak bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).
e. Resiko
Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya risiko
tidak kembalinya dana. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan timbul
atas penyaluran kredit bank.
f. Jangka Waktu
Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur
untuk membayar pinjamannya kepada debitur.
g. Balas jasa
Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditor, maka debitur
akan membayar sejumlah uang tentunya sesuai dengan perjanjian. Dalam
perbankan konvensional, imbalan tersebut berupa bunga sementara di dalam bank
syariah terdapat beberapa macam imbalan, tergantung pada akadnya
4. Tujuan Kredit
Secara ekonomis tujuan kredit yaitu untuk mendapatkan keuntungan, maka
bank akan hanya memberikan kredit jika betul-betul merasa yakin bahwa
penerima kredit mampu atau mau me ngembalikan kredit.
Menurut Kasmir (2014 :88) tujuan kredit adalah:
1) Mencari Keuntungan
24
Tujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sehingga balas
jasa dan biaya adminstrasi kredit yang dibebankan kredit nasabah.
2) Membantu usaha dari nasabah
Tujuan lainnyaoleh membantu usaha nasabah yang memerlukan dana
bank, dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka
pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.
3) Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya
peningkatan pembangunan diberbagai sector, seperti penerimaan pajak, membuka
kesempatan kerja, menghemat devisa Negara dan meningkatkan devisa Negara.
Menurut Malayu (2015 : 88) tujuan kredit adalah:
1) Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit,
2) Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada,
3) Melaksanakan kegiatan operasional bank,
4) Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat,
5) Memperlancar lalu lintas pembayaran,
6) Menambah modal kerja perusahaan, dan
7) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
5. Fungsi Kredit
Fungsi kredit menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Malayu (2015 : 88), fungsi kredit adalah:
25
1) Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian,
2) Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat,
3) Memperlancar arus barang dan arus uang,
4) Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain),
5) Meningkatakan produktifitas dana yang ada,
6) Menigkatakan daya guna (utility) barang,
7) Meningkatakan kegairahan berusa masyarakat,
8) Memperbesar modal kerja perusahaan,
9) Meningatkan income per capital (IPC) masyarakat, dan
10) Mengubah cara berfikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.
Menurut Kasmir (2014 :89), fungsi kredit adalah :
1) Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang,
maksudnya adalah uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan
sesuatu yang berguna. Dengan diberikanya kredit uang tersebut menjadi
berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh penerima kredit.
2) Untuk meningkatkan peredaran lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan
memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang
dari daerah lainnya.
3) Untuk meningkatkan daya guna barang
26
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk
memperoleh barang yang tidak berguna menjadi berguna dan bermanfaat
4) Untuk meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus bank dari wilayah ke
wilayah lainnya. Sehingga jumlah barang yang beredar bertambah.
5) Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi
karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang
yang diperlukan oleh masyarakat.
6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,
apalagi nasabah yang modalnya pas-pasan.
7) Untuk meningkatkan penerapan pendapatan
Semakin banyak kredit yang diberikan maka akan semakin baik terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan.
8) Untuk meningkatkan hubungan internasional
Pinjaman internasional dapat meningkatkan saling membutuhkan antara
penerima kredit dengan pemberi kredit.
6. Prinsip-prinsip pemberian kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Penilaian kredit
oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan
27
tentang nasabahnya seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Biasanya
kriteria yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-
benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.
Menurut Kasmir (2014 :136), analisis 5C:
a) Character
Sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya untuk
berikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watakdari seseorang yang
memberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.
b) Capacity
Untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit yang
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya
mencari laba.
c) Capital
Biasanya Bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%.
Artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula
menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain
capital adalah untuk mengelola sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki
nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
d) Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah bank yang bersifat fisik
maupun nonfisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
e) Condition
28
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan
untuk masa yang akan datang sesuai dengan sector masing-masing.
Menurut Dandawijaya dan Lukman (2001:92)analisis kredit berdasarkan
prinsip “5C” yang meliputi sebagai berikut :
a. Character (watak atau kepribadian)
Dalam melakukan analisis mengenal watak/karakter berkaitan dengan
integritas dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan willingness to
pay atau kemauan membayar kembali nasabah atas kredit yang telah
dinikmatinya.
b. Capital (modal)
Besarnya kemampuan modal calon nasabah dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan yang dimilikinya. Perusahaan-perusahaan kecil
umumnya tidak memiliki laporan keuangan yang dapat dianalisis oleh bank.
Untuk itu wirakredit harus melakukan dialog, wawancara, dan kunjungan ke
perusahaan calon nasabah untuk menyusun sendiri perkiraan laporan
keuangan sehingga diperoleh informasi tentang modal sendiri yang bias
digunakan untuk membiayai proyek disamping pembiayaan yang akan
diberikan bank.
c. Capacity (kemampuan)
Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal
kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian
pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga
sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.
29
d. Condition of economy (kondisi ekonomi)
Suatu proyek yang akan dibiayai bersama oleh bank dan nasabah kredit
tentu memiliki berbagai ciri tertentu, misalnya jenis bisnis yang digeluti,
jenis produk (jasa) yang akan diproduksi, sasaran pasar yang akan dituju,
harga yang akan ditawarkan, promosi yang akan dijalankan, dan sebagainya.
e. Collateral (jaminan atau agunan)
Collateral atau agunan kredit merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui atau
dicairkan. Collateral atau agunan pada umumnya adalah barang-barang
yang diserahkan peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau
pinjaman yang diterimanya.
Sedangkan Menurut Kasmir (2014 :138) penelitian kredit dengan metode
analisis 7P adalah:
1) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkahlakunya sehari-
harimaupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi tingkah
laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2) Party
Yaitu mengklasifikasi nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal loyalitas serta karakternya.
3) Perpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam pengambilan kredit, termasuk jenis
kredit yang diinginkan nasabah. Pengambilan kredit dapat bermacam-
30
macam, apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau uuntuk
tujuan perdagangan.
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang, apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya.
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dan untuk pengembalian kredit
yang diperolehnya.
6) Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba
prontability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat apalagi dengan tamabahan kredit yang akan
diperolehnya dari bank.
7) Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank
namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jumlah
barang atau orang atau jaminan asuransi.
7. Prosedur Penyaluran Kredit
Prosedur penyaluran kredit menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Prosedur penyaluran kredit menurut Kasmir (2014:143) adalah:
a. Pengajuan berkas-berkas
31
Dalam hal kredit yang dituangkan dalam suatu proposal kemudian
dilampirkan dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan.
b. Penyidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
lengkap sesuai dengan persyaratan dan sudah benar
c. Wawancara I
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam untuk meyakini apakah
berkas-berkas tersebut sesuai dengan persyaratan yang bank inginkan.
d. Pemeriksaan lapangan (on the spot)
Merupakan kegiatan pemeriksaan lapangan dengan meninjau berbagai objek
yang dijadikan usaha atau jaminan, sehingga apa yang kita lihat dilapangan
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
e. Wawancara ke II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan-
kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot lapangan.
f. Keputusan kredit
Menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak.
g. Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputusan kredit, maka sebelum
kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad
kredit mengingat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau
persyaratan yang dianggap perlu.
h. Realisasi kredit
32
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan
membuka rekening giro atau tabungan dibank yang bersangkutan.
i. Penyaluran atau penarikan
Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai pemberian kredit
dan dapat diambil ketentuan dan tujuan kredit.
8. Pencatatan Akuntansi Kredit
Proses akuntansi bank pada prinsipnya sama dengan akuntansi umum.
Proses akuntansi diawali dengan adanya transaksi yang terjadi, yang dilanjutkan
dengan proses pencatatan dokumen, selanjutnya didefinisikan, diukur,
diklasifikasikan, dikelompokkan dan dijabarkan sehingga menghasilkan suatu
laporan yang berguna bagi pihak-pihak tertentu dalam mengambil keputusan.
Menurut Faud dan Rustan (2005 : 141), pencatatan akuntansi kredit terdiri dari:
a. Persetujuan dan pemberian Plafond Kredit
Persetujuan pemberian kredit dilakukan oleh manajer dan harus dicatat
untuk memberikan informasi mengenai komitmen bank kepada nasabah.
Tabel 1.1.
Penurunan Plafond atau Pencairan Kredit
Nomor Rekening Keterangan Debet Kredit
Fasilitas Kredit yang diberikan
Rekening Nasabah xxx
Xxx
Sedangkan untuk perhitungan provisi kreditnya akan dibukukan dengan
jurnal sebagai berikut:
33
Tabel 1.2.Perhitungan bunga Accual Basic
Nomor Rekening Keterangan Debet Kredit
Rekening Nasabah
Propisi Kredit
Pendapatan Administrasi bank
Biaya lain-lain
xxx xxx
xxx
xxx
b. Penarikan tunai fasilitas kredit nasabah
Setiap terjadi penarikan debitur akan diperhitungkan dalam rekening efektif
dan akan mengurangi komitmen yang telah dicatat dalam rekening
administrasi penjualan rekening administrasi dan saldo debet kredit yang
diberikan akan merupakan besarnya plofond kredit yang telah disetujui oleh
bank.
Tabel 1.3. Penarikan tunai fasilitas kredit nasabah
N0. Rekening Keterangan Debet Kredit
Rekening Giro Nasabah
Kas
xxx Xxx
c. Perhitungan bunga
Besarnya bunga yang harus diperhitungkan kepada nasabah adalah lamanya
hari kredit dan harus dicatat dalam pembukuan bank. Adanya pencatatan
bunga debitur dalam akuntansi pendapatan bunga debitur bank diharapkan
pada pemilihan pencatatan secara cash basis dan accrual basis metode
maupun yang akan ditetapkan. Cash basis adalah bahwa pencatatan bunga
kedalam rekening pendapatan baru dilakukan saat diterima pembayaran dari
nasabah, sedangkan Accrual basis adalah pencatatan bunga kedalam
rekening pendapatan dilakukan pada saat jatuh waktu.
34
Tabel 1.4. Perhitungan bunga Accual basis
No. Rekening Keterangan Debet Kredit
Debitur tunggakan bunga rekening
Pendapatan bunga debitur
Xxx
Xxx
Tabel 1.5. Perhitungan bunga cash basis
No. Rekening Keterangan Debet Kredit
Kas atau rekening administrasi
nasabah tunggakan bunga
Pendapatan bunga debitur
Xxx
Xxx
d. Pembayaran bunga kredit nasabah
Pelunasan debitur akan dicatat oleh bank dan disesuaikan dengan penerapan
metode pencatatan yang dianut sewaktu pencatatan bunga yang jatuh tempo.
Perhitungan bunga:
𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = jumlah kredit x 30 ℎ𝑎𝑟𝑖
360 hari
Tabel 1.6.
Pembayaran bunga dari nasabah
No. Rekening Keterangan Debet Kredit
Kas
Pendapatan bunga-kredit
rekening giro
xxx Xxx
e. Pelunasan kredit nasabah atau angsuran
Apabila terjadi pelunasan kredit, setelah terhutang diperhitungan dan
dilunasi oleh nasabah debitur, maka pelunasan pinjaman pokok juga
dibukukan dengan cara mengkredit nasabah yang bersangkutan.
35
Tabel .1.7. Pelunasan kredit nasabah atau angsuran
N0. Rekening Keterangan Debet Kredit
Kas
Pendapatan kredit yang diberikan
xxx
Xxx
f. Penghapusan kredit nasabah
Apabila terjadi malah dalam pengambilan kredit dan kredit tidak bisa
dikembalikan maka dicatat dalam jurnal penghapusan kredit nasabah.
Tabel 1.8.
Penghapusan kredit nasabah
N0. Rekening Keterangan Debet Kredit
Cadangan kredit (PPAP)
Fasilitas kredit yang diberikan
xxx
Xxx
g. Pembayaran tunggakan kredit nasabah
Apabila terjadi masalah dalam pembayaran yang dilakukan nasabah atau
kredit macet nasabah, dalam melunasi kreditnya dimana bank mencatat
dalam pembayaran tunggakan bermasalah.
Tabel 1.9.
Pembayaran tunggakan kredit bermasalah reversing pembentukan
cadangan kredit
N0. Rekening Keterangan Debet Kredit
Fasilitas kredit yang diberikan
Cadangan kredit (PPAP)
xxx
Xxx
36
Tabel 1.10.
Pembayaran tunggakan kredit bermasalah saat pelunasan
N0. Rekening Keterangan Debet Kredit
BI Giro
Fasilitas kredit yang diberikan
HBL-Tunggakan bunga kredit
xxx
xxx
xxx
h. Tunggakan bunga kredit
Pada saat terjadi tunggakan bunga kredit maka bunga yang diterima tidak
dapat dibukukan karena bermasalah, untuk setiap bunga yang bermasalah
pencatatannya dilakukan pada rekening administrasi
Tabel 1.11. Pembayaran tunggakan kredit bermasalah saat pelunasan
N0. Rekening Keterangan Debet Kredit
Kas
Pendapatan bunga kredit
Denda Tunggakan bunga kredit
xxx
xxx
xxx
E. Kredit Pensiun
1. Defenisi dana pensiun
Dana pensiun dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari
pendapatan para karyawan suatu perusahaan, kemudian membayarkan kembali
dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu sesuai dengan perjanjian
artinya pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia
pensiun.
Dana pensiun merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di
Indonesia yang mempunyai aktivitas memberikan jaminan kesejahteraan pada
37
masyarakat baik untuk kepentingan pensiun maupun akibat kecelakaan. Untuk
definisidana pensiun dapat dilihat pada Pasal 1 dalam Undang-undang Nomor 11
Tahun 1992 tentang dana pensiun yang menyebutkan, “Dana Pensiun adalah
badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun”.
Menurut Martono (2002:155) menyebutkan bahwa, “Dana Pensiun
merupakan suatu lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun
dengan tujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan
terutama yang telah pensiun. Penyelenggara dana pensiun dapat dilakukan oleh
pemberi kerja atau diserahkan kepada lembaga keuangan yang menawarkan
pengelolaan program pensiun misalnya bank dan perusahaan asuransi.”
Adapun pengertian secara umum dana pensiun adalah sebuah keputusan
yang dibuat untuk menyiapkan sejumlah dana atau membangun perencanaan
keuangan agar dana tersebut dapat dipakai ketika pensiun dalam membiayai masa-
masa pensiun. Artinya ketika masa pensiun dialami seseorang tidak merasa
kehilangan secara mentalitas bahwa ia tidak lagi memiliki kekuatan (power)
dalam menjalani kehidupan disebabkan perbedaan masa kerja yang penuh dengan
berbagai aktivitas namun ketika pensiun tanpa ada kegiatan, termasuk tanpa
memiliki pendapatan financial, (Irham : 176).
2. Definisi kredit pensiun
Dari penjelasan mengenai kredit dan pensiun yang telah dikemukakan
pada uraian di atas kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa Kredit pensiun
adalah kredit yang diberikan kepada para pensiunan atau ahli warisnya, baik sipil,
militer maupun pensiunan swasta yang mempunyai Yayasan Dana Pensiun (YDP)
38
dan yang akan mendapat tunjangan pensiun dari pemerintah atau jandanya yang
didasari oleh perjanjian kerjasama antar pihak bank dengan pengelola dana
pensiun. Kredit pensiun biasanya bersifat konsumtif, diman seorang pensiun
mengambil keputusan untuk mengajukan pinjaman di lembaga perbankan
biasanya digunakan untuk biaya membangun rumah, biaya sekolah anak, atau
sekedar untuk keperluan sehari-hari.Bagi para pensiunan yang menggunakan
kredit pensiun untuk kegiatan usah maka sifat kredit berubah menjadi kredit
pensiun produktif, karena pinjaman yang diberikan oleh pihak bank dapat
dimanfaatkan sebagai modal untuk kemajuan usahanya.Pihak bank juga sangat
mengharapkan bahwa pinjaman yang diberiakn oleh pensiunan dapat digunakan
untuk kegiatan yang positif dan menghasilkan. Hal tersebut akan lebih
meningkatkan kesejahteraan taraf hidup para pensiunan.
3. Tujuan kredit pensiun
Tujuan dana pensiun menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Menurut Kasmir (2014 : 290) tujuan kredit pensiun adalah :
1) Bagi pemberi kerja tujuannya untuk menyelenggarakan kredit pensiun
adalah :
a. Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang telah mengabdi di
perusahaan tersebut,
b. Agar dimasa pensiun dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah bekerja
di perusahaan,
c. Memberikan rasa aman dari segi batin, sehingga dapat menurunkan turn
over karyawan,
39
d. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari,
e. Meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat dan pemerintah.
2) Bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat yang diperoleh adalah:
a) Kepastian memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang sesudah
masa pensiun,
b) Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
3) Bagi lembaga pengelolaan dana pensiun, tujuan penyelenggaraan kredit
pensiun adalah:
a) Mengeloa dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan
berbagai kegiatan investasi,
b) Turut membantu dan mendukung program pemerintah
Menurut wahab (2001), maksud dan tujuan dibentuknya suatu dana
pensiun dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu:
1. Sisi Pemberi Kerja
Dana pensiun sebagai usaha untuk menarik atau mempertahankan
karyawan perusahaanyang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif
yang diharapkan dapat meningkatkan atau mengembangkan perusahaan,
disamping sebagai tanggungjawab moral dan sosial pemberi kerja kepada
karyawan serta keluarganya pada saat karyawan tidak mammpu lagi bekerja
atau pensiun atau meninggal dunia.
2. Sisi Karyawan
40
Dana pensiun adalah untuk memberikan rasa aman terhadap masa
yang akan datang dalam arti tetap mempunyai penghasilan pada saat
memasuki masa pensiun.
3. Sisi Pemerintah
dengan adanya dana pensiun, akan mengurangi kerawanan sosial.
kondisi tersebut merupakan unsur yang sangat penting dalam menciptakan
kestabilan negara.
4. Sisi Masyarakat
adanya dana pensiun merupakan salah satu lembaga pengumpulan
dana bersumber dari iuran dana hasil pengembangan. Terbentuknya
akumulasi dana yang bersumber dari dalam negri tersebut dapat membiayai
pembangunan nasional dalam rangka menciptakan kesejahteraan
masyarakat.
4. Skema prosedur akuntansi dan Penyaluran Kredit
Prosedur akuntansi bank pada prinsipnya sama dengan akntansi umum.
Proses akuntansi diawali dengan adanya transaksi yang terjadi, yang dilanjutkan
dengan proses pencatatan dokumen, selanjutnya didefinisikan, diukur,
diklasifikasikan, dikelompokkan dan dijabarkan sehingga menghasilkan suatu
laporan yang berguna bagi pihak-pihak tertentu dalam mengambil keputusan.
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa
kredit yang diberikan benar-benar akan kembali, keyakinan tersebut diperoleh dari
hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat
dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang
41
nasabahnya seperti melaliui prosedur penilaian yang benar. Biasanya kriteria yang
harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar
menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.
5. Pelaporan kredit pensiun
Laporan keuangan di perbankan merupakan bagian proses pelaporan
keuangan.Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut dengan asset
perusahaan dan perubahannya. Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan
aturan, prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansi, sebab
laporan keuangan suatu perbankan pada masa tertentu menggambarkan laba rugi
perusahaan pada periode tertentu.
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan
penyediaan dan penyampaian informasi keuangan yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
F. Peneliti terdahulu
Peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Elvina Octavia Bukit, tahun 2012, dengan judul “Analisis penerapan pernyataan
standar akuntansi keuangan (PSAK) 18 mengenai akuntansi dana pensiun pada
dana pensiun PT. pertamina” yang bertujuan untuk mengetahui apakah prosedur
dana pensiun yang diterpkan di PT. Pertamina (persero) 7A Jakarta telah sesuai
dengan PSAK No. 18 yang berlaku.
42
Menurut jariah (2006) dalam penelitiannya dengan judul “Pelaksanaan
Akuntansi Dana Pensiun Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) pada dana
pensiun Bank DKI” yang bertujuan untuk mengetahui apakah prosedur yang
diterapkan di Bank DKI sudah sesuai dengan PSAK No. 18 dan PSAK No.24.
Menurut Hosea (2004) dalam penelitiannya, dengan judul “penerapan
Akuntansi Dana Pensiun Taspen sebagai lembaga yang mengelolah aktiva dari
pemberi kerja” yang bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Dana
PensiunTaspen sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diatur dalam
PSAK 18. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif
kualitatif, dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa Dana Pensiun Taspen
sudah sesuai dengan PSAK 18.
G. Kerangka Pikir
Bank sebagai lembaga keuangan selain melakukan kegiatan pokoknya
yaitu menerima dan menyalurkan dana kepada masyarakat juga memberikan
pelayanan jasa-jasa lainnya. Salah satunya kredit pensiun, kredit pensiun yaitu
suatu kredit yang diberikan kepada para pensiunan atau ahli warisnya secara tetap
setiap bulannya. Sampai batas usianya disuatu perusahaan dan dia harus berhenti
bekerja karena telah habis masa kontrak kerjanya.
Dalam pemberian kredit pensiun ada beberapa aturan atau langkah-
langkah untuk dapat memberikan kredit pensiun diantaranya :
1) Pengajuan berkas
43
Pengajuan berkas bertujuan untuk mengetahui apakah maksud dan tujuan
diajukannya suatu permohonan bagaiman jaminan kreditnya dan cara
pemohon mengembalikan atau membayarkan kreditnya,
2) Penyelidikan berkas
Penyelidikan berkas bertujuan untuk mengetahui apakah berkas yang
diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar,
3) Keputusan kredit
Keputusan kredit bertujuan untuk menentukan apakah kredit akan diberikan
atau ditolak, jika diberikan maka calon nasabah menandatangani akad
kredit, dan surat perjanjian yang dianggap penting sesuai dengan
kesepakatan kedua bela pihak,
4) Pencairan kredit
Pencairan kredit pensiun atau pengambilan uang dari rekening yang telah
pensiunan atau ahli warisnya dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan
kredit yaitu sekaligus atau secara bertahap, dan
5) Pencatatan akuntansi
Pencatatan akuntansi dilakukan agar lebih mudah menghasilakn
informasi/laporan yang berguna bagi pihak-pihak tertentu dalam mengambil
keputusan dalam perusahaan.
Adapun skema kerangka pikir yaitu sebagai berikut:
44
Gambar 2
Skema Kerangka Pikir
PT. Bank BTPN Makassar
Kredit Pensiun
Pencatatan Akuntansi
Pencairan Kredit pensiun
Kesimpulan
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar jl.
Gunung Bawakaraeng yang dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan mulai
tanggal 13 Juni – 31 Agustus 2016.
B. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2014:224) mengemukakan bahwa “Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data”. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a) Wawancara
Yaitu merupakan pengumpulan data dengan cara Tanya jawab langsung
dengan pihak perusahaan yang terkait. Penulis melakukan wawancara
tentang prosedur pemberian dan pencatatan akuntansi kredit pensiun di PT
Bank BTPN Cabang Makassar dan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan
data-data informasi.
b) Dokumentasi
Adalah mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data yang
diperoleh dari PT Bank BTPN Cabang Makassar sebagai bahan untuk
memperkuat penjelasan terhadap bahan atau masalah yang diteliti.
46
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
a) Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka meliputi laporan
tahunan
b) Data Kualitatif, yaitu data yang berupa penjelasan/pernyataan yang
tidak berbentuk angka-angka, seperti gambaran umum dan
perkembangan perusahaan PT. Bank BTPN Cabang Makassar
2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui study kepustakaan
dengan mendatangi perpustakaan dan mencari buku-buku literature
yang sesuai dengan masalah yang diteliti, dan informasi yang
didapatkan digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan prosedur pemberian dan pencatatan kredit pensiun data yang
diperoleh darii studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah
ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing
sehingga relevan dengan pembahasan yang telah diteliti.
47
D. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data , model penelitian yang digunakan oleh penulis
adalah metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode dengan
mengumpulkan data, disusun, diinterprestasikan dan dianalisa sehingga
memberikan gambaran yang sebenarnya tentang prosedur penyaluran kredit
pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar sebagai lembaga yang
mengelolah dana pensiun.
E. Defenisi Operasional Variabel
Operasional Variabel menurut Sarwono (2006:28) adalah sebagai berikut:
“Operasional Variabel adalah yang menjadikan variabel-variabel yang sedang
diteleliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran
variabel-variabel tersebut”.
Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pemberian kredit adalah proses pemberian kredit dana pensiun
yang diberikan kepada calon nasabah dengan prosedur dan persyaratan yang
ditetapkan oleh Bank BTPN Cabang Makassar.
2. Pencatatan kredit pensiun adalah proses akuntansi yang berkaitan dengan
transaksi kredit data pensiun.
3. Kredit Pensiun adalah kredit yang diberikan kepada para pensiunan (ahli
warisnya) baik sipil, militer maupun swasta yang mempunyai Yayasan Dana
Pensiun (YDP) dan menerima uang pensiun secara tetap setiap bulannya.
48
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya PT. Bank BTPN
Bank BTPN terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu
perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di Bandung. Ketujuh
serangkai tersebut kemudian mendirikan Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan
Militer (selanjutnya disebut ”BAPEMIL”) dengan status usaha sebagai
perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para
anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yakni membantu
meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia maupun sipil, yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan
banyak yang terjerat rentenir.
Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada
tahun 1986 para anggota perkumpulan BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional dengan ijin usaha sebagai Bank Tabungan dalam rangka
memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok
Pokok Perbankan untuk melanjutkan kegiatan usaha BAPEMIL.
Berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
(sebagaimana selanjutnya dirubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun
1998) maka pada tahun 1993 status Bank BTPN diubah dari Bank Tabungan
menjadi Bank Umum melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 055/KM.17/1993 tanggal 22 Maret 1993. Perubahan status Bank
BTPN tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana
49
ditetapkan dalam surat Bank Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal 22
April 1993 yang menyatakan status Perseroan sebagai Bank Umum.
Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank
Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993,
Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik
simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap
mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena
target market Bank BTPN adalah para pensiunan. Dalam rangka memperluas
kegiatan usahanya, Bank BTPN bekerja sama dengan PT Taspen, sehingga Bank
BTPN tidak saja dapat memberikan pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman,
tetapi juga dapat melaksanakan “Tri Program Taspen”, yaitu Pembayaran
Tabungan Hari Tua, Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun
kepada nasabah.
B. Visi dan Misi PT Bank BTPN Cabang Makassar
1. Visi : “Menjadi Bank mass-market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat
Indonesia”.
2. Misi : “Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih
berarti”.
C. Struktur organisasi PT Bank BTPN Cabang Makassar
Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang
bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur
organisasi dalam suatu perusahaan sangatlah penting, tidak terkecuali di dunia
perbankan. Dengan adanya struktur organisasi akan tampak jelas kedudukan,
50
pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Hubungan kerja
organisasi dituangkan dalam struktur organisasi yang merupakan gambaran
sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakkan
organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
PT. Bank BTPN Cabang Makassar dipimpin oleh seorang kepala area
bisnis yang membawahi urusan kredit dan operasional bank yang ada di seluruh
Bank BTPN Cabang Makassar. Berikut ini Bagan Struktur Organisasi PT. Bank
BTPN Cabang Makassar.
Regional Sales HeadIBT
Victor KM Aritonang
Maruli Tua Sitohang
Area Sales LeadMakassar
Branch Service ManagerMakassar
Keshmar Siahaan
Branch Sales ManagerMakassar
Vonny Pasagie
Credit Acceptance Supervisor
Jauhar SP.
Service Supervisor
Meryanti
Sales Marketing Supervisor
1. Darmawati Muin2. A.Munandar BL.3. Sirajuddin
Sales Marketing Officer
- Harnia- Don Bosco J.- Fenny Arifin K.- Rusli- Anwar Aziz- Alfian Kurnianto- Burhanudin (P)- Muh.Nurabdi- Mukhtabar- Ridwan R. (P)- Fadillah Ar.- Sriwidya N.- Alhar Drajat K.- Ibrahim (A)- Nurliana (A)- Ashadi Azida (A)- Muh.Yusuf (A)
Teller
- Nuraini Irwan- Megawati (JB)- Nur Angreni(JB)- Herlyanti (JB)- Ani Sukriati(JB)
Credit Acceptance
- Jumriah- Ira Rahman
Sales Support
- Ardiansyah- Aisyah Roslima- Zulkifli Syarif- Askary Samad
Branch Serv. ManagerSungguminasa
Branch Serv. ManagerArief Rate
Credit Acceptance Supervisor
Imla Nirmala
Credit Acceptance
- Nurfitiana S.- Ratih Novrianty
Teller
- Hasniar S.- St.Khadija(JB- Winarni (JB)
Abd. Haris Najibah
Credit Acceptance
Eka asyetika AS.
Teller
- ST.Kaesariah- A.Sukma (JB)
Credit Acceptance Supervisor
Rizal Rosandhy
Branch Serv. ManagerMaros
Syamsuriani Arief
Credit Acceptance Supervisor
Riefad Rienaldy
Credit Acceptance
Fauzia Ningrum
Teller
- Ramlah- Nilayudarsi (JB)
Branch Serv. ManagerTakalar
Kamal Arfah
Credit Acceptance Supervisor
Onna Riza Y.
Credit Acceptance
- Nurmadina- Sukmatica (OC)
Teller
- Dewi Arsiyani- Amalia I. (JB)- Na’alia (JB OC)
Gambar 3. Struktur Organisasi PT Bank BTPN Cabang Makassar
51
D. Deskripsi Jabatan Area Bisnis dan Operasional PT Bank BTPN Cabang
Makassar
1. Area Sales Leader (ASL)
Uraian Tugas :
a) Mencapai target area dengan memimpin, mengelola cabangcabang
yang terdiri dari cabang Flagship, Business maupun spoke.
b) Memaintain, mengembangkan aktifitas penjualan dan promosi kredit
pensiun, dengan mengelola hubungan baik dengan mitra kerja/usaha.
c) Menjalankan perannya sebagai pimpinan area/governance
representative.
2. Area Business Support Manager (ABSM)
Uraian Tugas :
a) Melakukan monitoring seluruh kegiatan penjualan di cabang dalam
area yang menjadi tanggungjawabnya.
b) Memastikan kegiatan operasional di area cabang sudah dilaksanakan
sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
c) Memastikan pelayanan di area cabang bahwa tugas yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan service management.
d) Memastikan seluruh standar training atau sertifikasi untuk staff yang
sudah sesuai dengan ketentuan.
3. Area Support Staff
Uraian Tugas :
52
Membantu Area Business Support Manager dalam melakukan
monitoring terhadap data penjualan di cabang, operasional cabang,
implementasi terhadap ketentuan dari service management serta
monitoring terhadap training karyawan di areanya.
4. Area Operations Manager
Uraian Tugas :
a) Melakukan monitoring operasional yang berhubungan dengan
pelayanan administrasi pendanaan perbankan secara efektif dan efisien.
b) Memutuskan segala kegiatan yang berhubungan dengan operasional
bank.
5. Branch Manager
Uraian Tugas :
a) Mencapai target cabang dengan memimpin, mengelola, merencanakan
dan melakukan koordinasi aktifitas penjualan dan promosi kredit
pensiun, membangun kerjasama yang baik dengan mitra kerja.
b) Melakukan monitoring terhadap seluruh kegiatan operasional kredit
pensiun sehingga operasional berjalan sesuai dengan sistem dan
prosedur yang berlaku dengan memperhatikan resiko operasional dan
memastikan standard service perusahaan deijalankan dengan baik.
c) Melakukan pembinaan direct sales untuk pemgembangan bisnis
cabang, melakukan monitoring penagihan serta memastikan pelayanan
pembayaran uang pensiun dan kredit pensiun telah dilaksanakan
dengan baik.
53
6. Credit Acceptance Supervisor (CAS)
Uraian Tugas :
Mengelola dan melakukan supervisi atas proses pemberian kredit pensiun
dan kelengkapan dokumen kredit, memberikan persetujuan pemberian
kredit pensiun sesuai kewenangannya dan menjalankan penanganan
tagihan.
7. Credit Acceptance Officer (CAO)
Uraian Tugas :
Melakukan kegiatan proses pemberian kredit pensiun dan melengkapi
dokumen kredit sesuai ketentuan.
8. Sales & Marketing Supervisor (SMS)
Uraian Tugas :
a) Mengelola dan melakukan supervisi terhadap aktifitas penjualan dan
promosi kredit pensiun di cabang flagship, melalui kegiatan promosi,
menjalankan kerjasama yang baik dengan mitra kerja, melakukan
supervisi pelayanan kredit pensiun yang baik.
b) Melakukan pembinaan terhadap direct sales untuk pengembangan
bisnis cabang.
9. Sales & Marketing Officer (SMO)
Uraian Tugas :
Melakukan aktifitas penjualan kredit pensiun serta melakukan kegiatan
promosi ke mitra kerja terkait.
10. Service Supervisor
54
Uraian Tugas :
a) Melakukan supervisi atas seluruh kegiatan pambayaran pensiun dan
pencairan dana kredit pensiun.
b) Memastikan penanganan pengaduan nasabah diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
c) Secara proaktif merekomendasikan nasabah yang akan mengajukan
kredit kepada Sales & Marketing Officer.
11. Teller
Uraian Tugas :
Melakukan pembayaran uang pensiunan dan pembayaran pencairan kredit
pensiun sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku dengan service
yang memuaskan.
12. Loan Administration Supervisor dan Loan Administaration Officer
Uraian Tugas :
Melaksanakan proses interaksi di bidang Akuntansi Kredit yang
berpedoman kepada kebijakan, prosedur operasi Bank BTPN, maupun
Regulasi perbankan secara umum dan sesuai dengan Service Level
Agreement yang telah disepakati dengan pihak pihak yang membutuhkan
layanan dari Back Office Operation, untuk mencapai target kualitatif
maupun kuantitatis.
E. Produk dan Layanan PT Bank BTPN Cabang Makassar
55
Produk dan Layanan PT. Bank BTPN Cabang Makassar memberikan
fasilitas perbankan dalam segmen usaha Bisnis Pensiun berupa tabungan
maupun kredit pensiun, produk dan layanannya adalah sebagai berikut:
1. Produk Tabungan PT. Bank BTPN
a) Taseto Premium - Tabungan Setara Deposito
Tabungan yang memberikan tingkat pengembalian Setara dengan
Deposito tetapi tetap memberikan Fleksibilitas dan Kenyamanan
Transaksi.
b) Deposito
Program deposito kami memberi hasil dari lebih dari yang Anda
bayangkan dengan suku bunga mencapai 7,00 %.
c) Giro
Rekening Koran untuk menbantu Anda sebagai pribadi yang dinamis
dan untuk mendukung kelancaran usaha Anda.
d) Tabungan
Manfaat lebih dari sekedar menabung denga hasil maksimal untuk
kelancaran bisnis dan keluarga Anda.
2. Produk usaha bisnis pensiun PT. Bank BTPN
a) Tabungan pensiun
Tabungan pensiun pada PT. Bank BTPN diberi nama dengan Tabungan
Citra Pensiun. Tabungan Citra Pensiun adalah produk tabungan yang
diperuntukkan khusus bagi nasabah pensiunan.
b) Kredit pensiun
56
1). Kredit Pensiun Regular Pensiunan termasuk pensiunan janda/ duda
dengan usia minimal 25 tahun maksimal 75 tahun yang menerima uang
pensiun dari pemerintah/ BUMN/ BUMD/ Swasta. Produk dari kredit
pensiun regular bernama Kredit Pensiun Sejahtera. Kredit Pensiun
Sejahtera merupakan fasilitas kredit yang dirancang khusus bagi para
pensiunan. Produk ini menawarkan pilihan jangka waktu kredit 1-120
bulan, dengan plafon kredit minilah Rp. 2 juta maksimal Rp 300 juta
disesuaikan dengan gaji pensiun yang didapat serta proses pembayaran
yang mudah. Ada beberapa kode produk dari kredit pensiun regular
yaitu:
(a) KPP, Kredit Pensiun regular yang kantor bayar pensiunnya di PT.
Posindo
(b) KPN, Kredit Pensiun Regular yang kantor bayar pensiunannya di
Bank BTPN.
2). Kredit Pra Pensiuan Kredit Pra Pensiun adalah kredit yang diberikan
kepada PNS, Pegawai Lembaga Negara, pegawai BUMN/ BUMD,
Swasta yang < 6 bulan menjelang pensiun. Produk Kredit Pra Pensiun
pada PT. Bank BTPN yaitu:
a). Kredit pensiun sejahtera plus Kredit Pensiun Sejahtera Plus
memiliki kode produk KMT. Kredit Pra Pensiun Tabungan Hari
Tua (KMT), yaitu kredit dengan grace period maksimal selama 6
bulan sebelum masa pensiun yang pelunasannya dibayar sekaligus
pada saat pensiun pertama dan uang THT diterima.
57
b) Kredit pensiun sejahtera 6 Kredit Pensiun Sejahtera 6 memiliki
kode produk KMP. Kredit Pra Pensiun (KMP) yaitu kredit dengan
penagguhan pembayaran pokok dan bunga (graceperiod) maksimal
6 bulan. Pada saat grace period berakhir debitur diwajibkan
membayar sekaligus bunga selama grace period dengan sumber
pembayaran dari uang THT. Selanjutnya debitur diwajibkan
membayar angsuran tetap mencakup pokok dan bunga selama
periode yang diperjanjikan dengan sumber pembayaran dari
manfaat pensiun bulanan.
3. Pelayanan PT. Bank BTPN
a) Pembayaran gaji bulanan pensiun
b) Transfer uang dan kliring
c) Program daya antara lain pelayanan kesehatan, dialog interaktif dan
pelayanan tumbuh usaha.
58
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Prosedur Pencatatan Akuntansi dan penyaluran kredit
Pencatatan setiap transaksi penyaluran kredit pensiun pada PT.
Bank Tabungan Pensiun Nasional Cabang Makassar (BTPN Makassar)
menggunakan catatan akuntansi secara komputerisasi . Pencatatan secara
komputerisasi yang pertama berupa laporan harian hasil penyaluran kredit
pensiun yang dibuat oleh Credit Admin Officer melalui program komputer
YR8 dengan cara menginput data pinjaman dan data diri debitur.
Laporan harian hasil penyaluran kredit pensiun pada saat tutup kas
dikirim melalui faximile sebagai laporan kepada kantor cabang Makassar.
Kedua, laporan harian penerimaan dan pengeluaran kas dibuat oleh Teller
melalui program komputer YR1 sebagai pertanggung jawaban Teller atas
uang tunai yang disetor oleh Accounting Officer. Tujuan pencatatan secara
komputerisasi adalah menghindari adanya kemungkinan human error.
Dalam pencatatan pemberian kredit pada bank tabungan pensiun
nasional yang mencatatan dalam transaksi pemberian kredit dilakukan oleh
bagian pembukuan kredit yang dimana pencatatan pemberian kredit
meliputi Persetujuan dan pemberian Plafond kredit, Penarikan tunai
fasilitas kredit nasabah, Pembayaran bunga kreditnasabah, Angsuran
Kredit Nasabah, Penghapusan kredit nasabah, Pembayaran tunggakan
kredit bermasalah, dan Tunggakan bunga kredit.
59
Tabel 2.1 Persetujuan Kredit
Tabel 2.2 Biaya-biaya yang dikenakan kepada nasabah
Tanggal Keterangan Nomor
Rekening Debet Kredit
Rekening nasabah xxx
Provisi kredit 5011 xxx
Pendapatan Kredit 50111 xxx
Pendapatan administrasi 50112 xxx
Pendapatan biaya tatal aksana 50113 xxx
Asuransi Kredit 5012 xxx
Biaya lain-lain 5012 xxx
Tabel 2.3 Penarikan tunai kredit
Tanggal Keterangan Nomor
Rekening
Debet Kredit
Rekening Nasabah xxx
Kas 101 xxx
Tabel 2.4 Pembayaran bunga kredit oleh nasabah
Tanggal Keterangan Nomor
Rekening
Debet Kredit
Kas 101 xxx
Pendapatan bunga pihak III non bank xxx
Tabel 2.5 Angsuran kredit
Tanggal Keterangan Nomor
Rekening Debet Kredit
Kas 101 xxx
Kredit yang diberikan 105 xxx
Tanggal Keterangan Nomor
Rekening Debet Kredit
Kredit yang diberikan 105 xxx
Kas 101 xxx
60
Tabel 2.6 penghapusan kredit nasabah
Tanggal Keterangan Nomor
Rekening Debet Kredit
Cadangan umum (PPAP) 601 xxx
Kredit yang diberikan 105 xxx
Keterangan PPAP adalah penyisihan
Penghapusan aktiva produktif
Table 2.7 Pembayaran tunggakan kredit bermasalah
Tanggal Keterangan Nomor
Rekening Debet Kredit
Kredit yang diberikan 105 Xxx
Cadangan umum (PPAP) 601 xxx
Keterangan PPAP adalah penyisihan
Penghapusan aktiva produktif
Table 2.8 Saat pelunasan
Tanggal Keterangan Nomor
Rekening Debet Kredit
Kas 101 xxx
Kredit yang diberikan 105 xxx
Tunggakan bunga kredit 403 xxx
Table 2.9 Tunngakan bunga kredit
Tanggal Keterangan Nomor
Rekening Debet Kredit
Kas 101 Xxx
Kredit yang diberikan 105 xxx
Tunggakan bunga kredit 403 xxx
Table 2.10 Perbandingan pencatatan akuntansi kredit
No Keterangan Teori Perusahaan
1
Persetujuan dan
pemberian
plafon kredit
biaya yang
dibebankan
Fasilitas kredit yang diberikan
Kas
Rekening Nasabah
Provisi kredit
Kredit yang diberikan
Kas
Rekening nasabah
Provisi kredit
61
kepada nasabah Pendapatan Administrasi Bank
Biaya lain-lain
Pendapatan administrasi
Pendapatan biaya tatalaksana
Asuransi kredit
Biaya lain-lain
2
Penarikan tunai
fasilitas kredit
nasabah
Rekening Giro Nasabah
Kas Rupiah
Rekening Nasabah
Kas
3
Pembayaran
bunga kredit
nasabah
Kas
Pendapatan bunga – kredit
Rekening giro
Kas
Pendapatan bunga pihak III
Non bank
4 Angsuran kredit
Nasabah
Kas
Fasilitas kredit yang diberikan
Kas
Kredit yang diberikan
5 Penghapusan
kredit nasabah
Cadangan umum (PPAP)
Fasilitas kredit yang diberikan
Cadangan umum (PPAP)
Kredit yang diberikan
6
Pembayaran
tunggakan kredit
bermasalah saat
pelunasan
Fasilitas kerdit yang diberikan
Cadangan kredit (PPAP)
BI-giro
Fasilitas kredit yang diberikan
HBL-tunggakan bunga kredit
Kredit yang diberikan
Cadangan umum (PPAP)
Kas
Kredit yang diberikan
Tunggakan bunga kredit
7
Tunggakan
bunga kredit
Kas
Pendapatan bunga kredit
Denda tunggakan bunga kredit
Kas
Kredit yang diberikan
Denda tunggakan bunga kredit
2. Proses Pemberian Kredit Pensiun Pada PT Bank BTPN Cabang
Makassar
Proses Pemberian Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar
Untuk mendapatkan kredit harus melalui proses yang telah ditentukan oleh pihak
pemberi kredit, prosedur proses pemberian kredit PT. Bank BTPN Cabang
Makassar adalah sebagai berikut:
a. Pengajuan Permohonan Kredit
Pengajuan permohonan kredit oleh calon peminjam harus diawali
dengan konsultasi kepada pihak yang mengurusi kredit yaitu pada
bagian Credit Acceptance Officer.
62
b. Melengkapi Berkas-berkas Persyaratan
Pemohon kredit harus melengkapi berkas-berkas yang diminta oleh
bagian kredit sesuai dengan ketentuan persyaratan yang berlaku yang
terdiri dari dokumen inti dan dokumen pelengkap seperti, pass foto,
kartu keluarga, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) jika pinjaman
melebihi Rp. 50 juta, informasi gaji terakhir bisa dari slip gaji terakhir/
buku tabungan/ carik.
c. Analisis Kredit
Menilai kelayakan kredit yang akan diberikan dengan dasar
pertimbangan dari berkas pemohon seperti jumlah gaji pensiun, usia
pensiun, jangka waktu, nominal kredit dan menguji keaslian dokumen.
d. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui informasi data
diri pensiunan sesuai dengan lembar wawancara dan keinginan
kebutuhan pensiun yang sebenarnya.
e. Keputusan Kredit
Keputusan dari pihak Credit Acceptance Officer bahwa pengajuan
kredit dari calon debitur akan diterima atau ditolak.
f. Penandatanganan akad kredit atau Perjanjian Kredit
Persetujuan kredit adalah pernyataan dari Credit Acceptance
Supervisor bahwa kredit yang dimohon telah disetujui jika pengajuan
kredit < Rp. 100 juta rupiah sedangkan persetujuan kredit > Rp. 100
juta rupiah diotorisasi pula oleh Branch Manager.
63
g. Realisasi kredit
Pencairan dana kredit dilakukan oleh Teller yang berupa pembayaran
atau pemindah bukuan atas nama rekening pinjaman.
Beriku adalah bagan alir (flowchart) pencairan kredit pensiun pada PT
BANK BTPN Cabang Makassar dapat dilihat pada Gambar 4.
64
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Mulai
Mengajukan permohonan
kredit
Menyetor persyaratan
berkas
Lengkap ?
Analisi kredit
Wawancara
Layak ?
Pencairan kredit
Selesai
Menandatangani
Gambar 4. Prosedur pencairan kredit pension pada PT Bank BTPN Cabang Makassar
B. Pembahasan
1. Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi Pensiunan untuk Mendapatkan
Kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar.
65
a. Dokumen Inti Pensiun yang berada di bawah pengelolaan Dapen Taspen
maupun Asabri dengan kode produk pinjaman KPN dan KPP wajib
menyertakan dokumen inti berupa Surat Keputusan Pensiun (SKEP) asli
yang dijadikan sebagai jaminan kredit di Bank. Bagi pinjaman dengan
kode produk KMT dan KMP penyertaan dokumen inti yaitu SKEP
Pengangkatan sebagai pegawai atau dokumen pengurusan pensiun
sebagai penganti SKEP pensiun yang belum diterbitkan oleh pemerintah.
Sementara bagi pensiunan yang bukan merupakan Dapen Taspen atau
Asabri pinjaman dengan kode produk KPN dan KPP penyertaan
dokumen SKEP pensiun asli jika tidak ada dapat diganti dengan copy
SKEP yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang, serta surat
keterangan hilang dari kepolisian, apabila sampai copy SKEP yang telah
dilegalisir juga tidak ada maka harus disertakan dokumen tambahan
berupa surat pernyataan tidak pindah gaji kantor bayar BTPN yang
diketahui dan disetujui Dapen. Pinjaman dengan kode produk KMT dan
KMP penyertaan dokumen inti harus SKEP pensiun asli dan dokumen
kepengurusan pensiun.
b. Dokumen Pelengkap. Dokumen pelengkap yang digunakan di PT Bank
BTPN Cabang Makassar terdiri dari aplikasi permohonan kredit yang
dilengkapi oleh pihak bank dan ditandatangani debitur, kartu identitas
debitur yang biasanaya berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih
berlaku dan telah di foto copy, pas foto berukuran 4x6 sebanyak dua
lembar, kartu keluarga, menyertakan foto copy kartu NPWP apabila
66
pinjaman > Rp. 50 juta atau sesuai ketentuan yang berlaku, informasi gaji
pensiun terakhir bisa bersumber dari foto copy carik, buku gaji atau buku
tabungan, khusus debitur kode produk KMT dan KMP dilengkapi
dokumen pendukung pengurusan pembayaran uang pensiun, dan terakhir
khusus debitur kode KMP dilengkapi rincian uang THT dan rincian
manfaat pensiun bulanan yang akan diterima debitur dari Dapen.
c. Dokumen yang diperkenankan TBO (To Be Optained) dokumen susulan.
Dokumen yang diperbolehkan untuk susulan adalah dokumen yang
berupa SKEP Asli Pensiun bagi Debitur Take Over dengan kode produk
KPN dan KPP, foto copy kartu NPWP untuk keseluruhan pinjaman di >
Rp. 50 juta atau sesuai ketentuan yang berlaku. Jika syarat tersebut sudah
dimiliki oleh debitur diharapkan segera dilakukan pengurusan dengan
pihak bank maksimal TBO 1 bulan sejak tanggal pencarian kredit.
d. Dokumen Hukum
Kredit pensiun dengan kode produk KPN dan KPP menggunakan
dokumen baru yang dicetak melalui Microsoft Excel oleh oleh bank
yaitu, aplikasi dan ketentuan umum kredit pensiun yang dicetak bolak-
balik (tidak boleh dicetak terpisah) dengan ketentuan KETUM dicetak
melalui percetakan atau print dari komputer dan form aplikasi setelah
diisi lengkap kemudian di print dibalik lembar KETUM, tanda terima
dokumen SKEP atau kepengurusan SKEP yang telah diserahkan pihak
debitur kepada kreditur sebagai jaminan kreditnya, surat pernyataan IIR
(khusus untuk debitur IIR > 70 %) IIR dalah hal ini adalah surat
67
pernyataan debitur Non SPK atau copy SKEP legalisir, surat pernyataan
Take Over apabila debitur yang mengajukan pinjaman di Bank BTPN
sebelumnya telah meminjam uang di bank lain, surat kuasa potong gaji
bagi debitur dengan kode produk KPP, lembar wawancara yang
sebelumnya telah dilakukan proses wawancara kepada debitur pada saat
pengajuan kredit berlangsung, daftar rencana pembayaran yang disajikan
dalam bentuk tabel jadwal pembayaran angsuran secara anuitas, lembar
hasil Checking di Bank Indonesia, dan Document Check List (DCL) atas
kelengkapan persyaratan dokumen hukum.
Dokumen hukum pada debitur dengan kredit pra pensiun
sebenarnya juga hampir sama dengan syarat pada kredit pensiun regular
dokumen baru juga dicetak manual menggunakan Microsoft Excel, yang
membedakan yaitu pada kredit pra pensiun terdapat surat pernyataan
Tunjangan Hari Tua (THT).
2. Proses Pemberian Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang
Makassar
Prosedur pemberian kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar adalah
sebagai berikut :
a. Bagi pemohon kredit (pensiunan) yang telah memenuhi kriteria boleh
melakukan pengajuan kredit dapat dilakukan pada bagian Credit
Acceptance Officer.
b. Pensiunan diharuskan untuk melengkapi berkas-berkas persyaratan yang
diminta oleh Credit Acceptance Officer berdasarkan kode produk kredit
68
yang ada di PT. Bank BTPN. Persyaratan seperti halnya dokumen inti
yaitu dilampirkan SKEP Pensiun asli maupun yang telah dilegalisir bagi
debitur kredit pensiun regular. Debitur kredit pra pensiun dokumen inti
berupa SK pegawai atau dokumen kepengurusan pensiun, sementara
berkas persyaratan pendukung seperti aplikasi permohonan kredit yang
dilengkapi dan ditandatangani debitur, foto copy KTP yang masih berlaku,
dua lembar foto diri 4x6, kartu keluarga, foto copy kartu NPWP untuk
keseluruhan pinjaman > Rp. 50 Juta atau sesuai ketentuan yang berlaku,
slip gaji terakhir, khusus debitur kode produk KMT dan KMP dilengkapi
dokumen pendukung pengurusan pembayaran uang pensiun, khusus
debitur kode KMP dilengkapi rincian uang THT (tunjangan hari tua) dan
rincian manfaat pensiun bulanan yang akan diterima debitur dari Dapen.
c. Setelah berkas persyaratan dinyatakan lengkap maka selanjutnya
dilakukan analisis kredit. Analisis kredit digunakan untuk menilai
kelayakan suatu kredit yang akan diberikan kepada debitur atas
pertimbangan yang meliputi :
1) Gaji pensiun, keadaan saldo pensiun yang bersumber dari slip gaji
terakhir, carik, atau buku tabungan yang masih memenuhi kriteria
pengambilan kredit atau tidak.
2) Nominal kredit, untuk mengetahui ketersediaan plafon pinjaman kredit
dan menilai kemampuan debitur dalam melakukan pengembalian
pinjaman tersebut. Pihak bank memberikan plafon pinjaman kredit
minimal Rp. 2 juta rupiah dan maksimal Rp. 300 juta. Cara mengetahui
69
berapa besar plafon kredit yang dapat diambil pihak bank dapat
dilakukan dengan memasukan nomor pensiun maupun nomor rekening
calon debitur dalam sistem komputer khusus yang dimiliki oleh bank.
3) Keaslian dokumen, sebagai antisipasi kejadian yang tidak diinginkan
mengenai keaslian dokumen yang digunakan sebagai persyaratan kredit
oleh debitur. Ketelitian sangat dibutuhkan dalam menganalisis dokumen
tersebut.
4) Usia pensiun dan jangka waktu kredit, sebagai pertimbangan
kesanggupan untuk pengembalian kredit dengan mengacu pada peraturan
yang telah ditentukan mengenai batas usia maksimal pensiunan
mengajukan pinjaman dan waktu yang akan diambil dalam proses
pengembalian pinjaman. Untuk kode Produk KMT maksimal jangka
waktu pinjaman 6 bulan, sementara kode produk KMP, KPN dan KPP
adalah sebagai berikut:
Kode Produk KMP yaitu:
1. Saat akad kredit minimal berusia 25 tahun temppo maksimal 75 tahun.
Jangka waktu maksimal 18 bulan dan maksimal 120 bulan (harus
kelipatan 6 bulan).
2. Usia debitur < 65 tahun, maksimal jangka waktu 120 bulan.
3. Usia debitur > 65 tahun, maksimal jangka waktu 96 bulan dan saat
jatuh tempo kredit usia maksimal 75 tahun.
Sedangkan Kode Produk KPN dan KPP yaitu :
70
1. Saat akad kredit minimal berusia 25 tahun jatuh tempo maksimal 75
tahun. Jangka waktu minimal 12 bulan dan maksimal 12o bulan (harus
kelipatan 6 bulan).
2. Usia debitur <65 tahun, maksimal janka waktu 120 bulan.
3. Usia debitur >65 tahun maksimal jangka waktu 96 bulan dan saat
jatuh tempo kredit usia maksimal 75 tahun.
4. Usia debitur janda > 25 - <48 tahun maksimal jangka waktu 60 bulan.
5. Usia debitur janda >48 tahun dan saat jatuh tempo maksimal 75 tahun
jangka waktu 120 bulan.
6. Usia debitur duda > 25 tahun maksimal 75 tahun jangka waktu
maksimal 60 bulan.
d. Setelah proses analisis selesai selanjutnya adalah melakukan wawancara
langsung kepada debitur untuk mengetahui kondisi fisik pensiunan kira-
kira layak atau tidak diberikan kredit, informasi data diri pensiunan dengan
dokumen pelengkap dan untuk mengetahui kebutuhan nasabah sebenarnya.
e. Tahap selanjutnya adalah keputusan mengenai layak atau tidaknya calon
debitur diberikan kredit. Calon debitur yang telah memenuhi keseluruhan
persyaratan yang telah ditetapkan dan dinyatakan layak untuk diberikan
kredit maka Credit Acceptance Officer akan menyetujui permohonan
kredit yang diajukan oleh debitur dan memintakan otorisasi kepada Credit
Acceptance Supervisor jika pinjaman < Rp. 100 juta rupiah atau kepada
Branch Manager apabila pinjaman > Rp. 100 juta rupiah.
71
f. Jika permohonan kredit dinyatakan layak maka Credit Acceptance
Supervisor atau Branch Manager akan membuat surat pernyataan dan
menandatangai akad kredit bahwa kredit telah disetujui.
g. Kredit yang telah disetujui oleh pihak bank dapat langsung direalisasikan
pada saat itu juga oleh Teller, karena proses pencairan kredit di PT. Bank
BTPN dilakukan dalam waktu satu hari saja dan dapat langsung diambil
pada bagian yang terkait atau dilakukan pemindahbukuan atas rekening
pinjaman. Berikut ini adalah penerapan proses pemberian kredit pensiun
yang dilakukan pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar yang disesuaikan
dengan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang
berhubungan dengan kegiatan pemberian kredit pensiun :
1) Credit Acceptance Officer
a) Memberikan informasi kredit secara terperinci kepada pensiunan yang
akan mengajukan kredit.
b) Memproses dan verifikasi data untuk aplikasi kredit dan perjanjiannya
c) Meminta persetujuan kredit dengan range Rp. 2-100 Juta oleh
Supervisor Credit dan diatas Rp. 100 juta oleh Branch Manager.
d) Mencetak perjanjian kredit dan penandatanganan Surat Perjanjian
Kredit (SPK) kepada nasabah.
e) Memastikan dokumen kredit.
f) Menerima kembali dokumen-dokumen kredit dari bagian Loan
Administration.
72
g) Memastikan dokumen-dokumen kredit lengkap di akhir hari, kemudian
berkas yang sudah lengkap diserahkan ke bagian Loan Administration
beserta tanda terima 2 lembar.
h) Menerima tanda terima dari bagian Loan Administrasi.
i) Kemudian mengarsip tanda terima tersebut berdasarkan tanggal.
2) Credit Acceptance Supervisor
a) Memferivikasi data aplikasi kredit.
b) Menandatangani dan memerikasa kembali berkas kredit yang
ditandatangani nasabah untuk dilakukan otorisasi. Memberikan
persetujuan atas pengajuan kredit < Rp. 100 juta.
3) Branch Manager
a) Menerima lembar aplikasi kredit.
b) Memberikan persetujuan atas pengajuan kredit > Rp. 100 juta.
c) Menandatangani dan memeriksa kembali berkas kredit yang
ditandatangani nasabah untuk dilakukan otorisasi, kemudian
menyerahkan kembali lembar aplikasi kredit ke bagian Credit
Acceptance Officer.
4) Loan Administration
a) Menerima lembar aplikasi kredit beserta dokumen-dokumen
persyaratan kredit dari Credit Acceptance Officer.
b) Memeriksa dokumen-dokumen persyaratan dalam daftar checklist.
c) Input pencairan kredit dalam sistem aplikasi komputer.
d) Memberikan otorisasi.
73
e) Mengembalikan berkas kredit ke bagian Credit Acceptance Officer dan
menyerahkan berkas ke Teller untuk dilakukan pencarian kreditnya.
f) Pada akhir hari menerima berkas kredit yang sudah lengkap untuk
dicek kembali, kemudian memberikan berkas ke bagian Custodian
Credit beserta tanda terimanya 1 lembar.
g) Menyerahkan berkas dan tanda terima lembar ke dua kepada Credit
Acceptance Officer untuk di arsip.
5) Loan Administration Supervisor
a) Menerima lembar aplikasi kredit beserta dokumen-dokumen kredit
yang telah diferivikasi oleh bagian Credit Acceptance.
b) Memeriksa lembar aplikasi kredit dan dokumen-dokumen.
c) Memberikan persetujuan kredit.
d) Mencairkan kredit melalui sistem komputer yang terhubung dengan
bagian Teller.
e) Mengembalikan berkas kredit ke Loan Administration untuk diserahkan
kembali ke Credit Acceptance Officer dan Teller.
6) Teller
a) Menerima slip penarikan kredit dan aplikasi kredit dari bagian Loan
Administration.
b) Memberikan otorisasi danmerealisasikan kredit
c) Menyerahkan uang kepada debitur beserta aplikasi kredit.
7) Costodian Credit
74
a) Menerima dokumen-dokumen kredit dari bagian Loan Administration
beserta tanda terima.
b) Mengarsip dokumen-dokumen kredit berdasarkan tanggal.
Proses Pemberian Kredit di PT. Bank BTPN Cabang Makassar belum
semuanya sesuai dengan teori. Menurut Kasmir (2009, 115-119) dalam bukunya
Bank dan Lembaga Keuangan Lain Proses pemberian kredit dimulai dari tahap
pengajuan berkas pinjaman, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara I, on the
spot ke lokasi nasabah, wawancara II, keputusan kredit, penandatanganan akad
perjanjian antara pihak bank dan calon peminjam, realisasi kredit yang disalurkan
langsung kepada nasabah atas pinjaman yang telah diberikan oleh bank. Praktik
Pemberian kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar meliputi pengajuan
berkas pinjaman, melengkapi berkas-berkas persyaratan kredit, melakukan
analisis kredit, wawancara I, keputusan kredit, pernyataan atas persetujuan kredit
dan realisasi kredit. Proses pemberian kredit pada PT. Bank BTPN Cabang
Makassar tidak meliputi wawancara II dan on the spot ke lokasi nasabah. Yang
terpenting kredit di Bank BTPN adalah penyertaan atas SKEP Pensiun dan
nominal gaji mencukupi jika dipotong dengan angsuran kredit tiap bulannya.
Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank BTPN Cabang
Makassar dalam memberikan kredit kepada pensiunan diantaranya adalah :
a. Hambatan Internal
1) Kualitas karyawan pada bagian marketing Karyawan pada bagian
marketing dituntut untuk bekerja keras, mampu berorientasi dengan
target, dan kecakapan berkomunikasi dalam memasarkan produk.
75
Kriteria tersebut belum sepenuhnya dimiliki oleh karyawan PT. Bank
BTPN Cabang Makassar.
2) Biaya kredit pensiun Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak
Bank BTPN bahwa biaya kredit yang ditapkan pada PT. Bank BTPN
Cabang Makassar cukup tinggi, hal tersebut dikarenakan oleh premi
asuransi yang harus dibayar pensiunan cukup besar meninggat resiko
yang dihadapi atas kredit yang ditujukan kepada pensiun juga tinggi.
b. Hambatan Eksternal
1) Kurangnya kelengkapan persyaratan dari calon debitur atas dokumen
yang digunakan sebagai pendukung proses pemberian kredit. Atas
kejadian tersebut mengakibatkan pihak bank mengalami kesulitan dalam
menganalisis kredit, sehingga pihak Bank PT. BTPN Cabang Makassa
harus meminta calon debitur untuk melengkapi persyaratan yang harus
dipenuhi terlebih dahulu dan kembali diajukan kepada pihak bank.
2) Keterbatasan informasi yang diterima oleh calon debitur atas mekanisme
pengajuan kredit pensiun. Contoh di lapangan, kebanyakan calon debitur
di PT. Bank BTPN Cabang Makassar adalah para pensiunan yang
usianya sudah tidak muda lagi, tingkat pemahaman atas informasi dari
bank tentang prosedur pengajuan kredit tidak maksimal sehingga pada
saat proses pengajuan kredit hal-hal yang dapat digunakan sebagai
persyaratan maupun mekanisme pengajuan kredit tidak dipenuhi,
sehingga akan menggangu proses kredit selanjutnya.
76
Cara Mengatasi Hambatan-hambatan Proses Pemberian Kredit Pensiun pada
PT. Bank BTPN Cabang Makassar yang terdapat diatas yaitu:
a. Hambatan Internal
1) Meningkatkan kualitas karyawan agar lebih kreatif pada saat penawaran
pinjaman kepada calon debitur. Khusus bagi karyawan bagian marketing
mengadakan briefing sebelum atau setelah pekerjaan selesai, hal tersebut
dirahapkan sebagai upaya evaluasi atas kredit setiap harinya.
Mengagendakan meeting antar karyawan guna membahas kegiatan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kredit pensiun. Menerapkan sistem
reward dan punishmen yang ditujukan kepada karyawan atas pencapaian
target pinjaman sesuai dengan peraturan. Meningkatkan standar training
yang ditujukan bagi calon karyawan yang akan bekerja di bagian
marketing.
2) Mengadakan evaluasi atas biaya kredit antar bank maupun lembaga
pemberi pinjaman yang lain. Memberlakukan promo pinjaman kredit,
contohnya adanya promo bebas biaya-biaya tertentu dengan harapan
sedikit membantu meringankan pembayaran beban kredit pensiun.
b. Hambatan Eksternal
1) Menyediakan brosur mengenai kredit pensiun yang didalamnya
dituliskan persyaratan kredit secara lebih terperinci dan jelas. Brosur
diharapkan dapat membantu memberi informasi secara umum atas
gambaran pengajuan kredit yang diwujudkan dalam bentuk tulisan,
77
menempelkan persyaratan kredit di papan pengumuman yang disediakan
oleh bank sesuai ketentuan yang berlaku pada saat itu.
2) Mengadakan sosialisasi mengenai pinjaman kredit yang dilaksanakan
secara rutin di Bank BTPN maupun di rumah pensiunan, tujuannya untuk
memberikan informasi mengenai produk dan pelayanan PT. Bank BTPN
beserta persyaratan dan mekanisme pemberian kredit.
3. Prosedur Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun pada Bank BTPN
Makassar
Dalam Pencatatan pemberian kredit pensiun pada bank BTPN yang di mana
melalui tahap-tahap dalam pencatatan pemberian kredit. hal ini sangat membatu
bagi manager untuk menganalisis bagaimana perkembangan perkreditan pada
bank tabungan pensiun nasional apakah mengalami peningkatan atau penurunan.
Dalam pencatatan pemberian kredit bank tabungan pensiun dalam pengakuan
pendapatan menggunakan metode accrual basis. Secara keseluruhan dalam
pencatatan pemberian kredit pada bank tabungan pensiun nasional telah sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam teori yang dikemukakan oleh Moh.
Ramly fuad (2005:141-145). Tetapi dalam pembukuan dan pembayaran kredit
bank tabungan pensiun nasional tidak dipisahkan sesuai dengan fungsinya yang
dimana dalam pemisahan tugas sangat berperan penting dalam pertanggung
jawaban tugasnya.
78
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mekanisme proses pemberian kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar
terdapat perbedaan dengan teori yang ada. Prosedur pemberian kredit pada
teori terdiri dari pengajuan berkas-berkas pinjaman, penyelidikan berkas
pinjaman, wawancara I, peninjauan ke lokasi, wawancara II, keputusan
kredit, penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya, realisasi kredit dan
penyaluran atau penarikan dana. Prosedur pemberian kredit pada PT. Bank
BTPN Cabang Makassar meliputi pengajuan permohonan kredit,
melengkapi berkas berkas persyaratan yang diminta oleh bank, analisis
kredit, wawancara, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, dan
realisasi kredit. Perbedaan yang mendasar adalah tidak adanya wawancara II
dan peninjauan ke lokasi nasabah secara langsung.
2. Dalam pencatatan pemberian kredit pada PT Bank Tabungan Pensiun
Nasional cabang Makassar sudah sesuai dengan teori yang ada yang dimana
pencatatan kredit terdiri dari persetujuan dan pemberian Plafond kredit,
penarikan tunai fasilitas kredit nasabah, pembayaran bunga kredit nasabah,
angsuran Kredit Nasabah, penghapusan kredit nasabah, pembayaran
tunggakan kredit bermasalah dan tunggakan bunga kredit. Yang dimana
dalam pelaksanaan uraian tugas antara bagian pembukuan dan pembayaran
tidak ada pemisahan tugas.
79
B. Keterbasan penelitian
Penilitian hanya mendeskripsikan prosedur pencatatan akuntansi dan
penyaluran kredit pensiun pada PT. Bank BTPN Makassar.
C. Saran
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, penulis akan memberikan
saran yang mungkin bermanfaat bagi PT Bank Tabungan Pensiun Nasional dalam
pencatatan dan pemberian kredit pensiun. Dari saran yang penulisberikan
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan menciptakan kondisi dan situasi yang
lebih baik dari keadaanyang sudah ada, yaitu:
1. Bagi pensiun dengan pinjaman kredit tertentu yang diperbolehkan untuk
melakukan persyaratan kredit TBO seperti SKEP Pensiun maupun kartu
NPWP diharapkan jika kedua dokumen tersebut telah diterbitkan oleh
pemerintah secepatnya harus diserahkan kepada pihak bank guna menjaga
kedisiplinan dan peraturan atas prosedur pemberian kredit. Terlebih dengan
SKEP Pensiun karena dokumen tersebut merupakan dokumen inti yang
dijadikan sebagai jaminan kredit.
2. Tidak adanya aktivitas wawancara II dan peninjauan ke lokasi nasabah
diharapkan kecermatan dan ketelitian pada saat proses pemberian kredit atas
pengecekan pihak-pihak yang terkait lebih ditingkatkan.
3. Menjalin komunikasi yang baik dengan pensiunan agar informasi yang akan
disampaikan kepada para pensiun mengenai persyaratan yang harus
dipenuhi pada saat pengajuan kredit maupun proses pemberian kredit lebih
jelas dan mudah diterima oleh pensiunan.
80
4. Peningkatan pelayanan kepada para pensiunan dan menjaga hubungan baik
antara mitra kerja untuk perkembangan usaha bersama.
5. Dalam peroses pencatatan pemberian kredit pada Bank BTPN, Sebaiknya
dalam pelaksanaan uraian tugas antara pencatatan dan pencairan kredit
dipisahkan sehingga dalam kinerja pencatatan pemberian kredit bisa
berkerja secara maksimal.
81
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Z. 2002. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.
Dandawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Fahmi, Irham. 2014. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya (Teori dan
Aplikasi).Bandung : Alfabeta.
Faud Ramly, Moh, dan Rustan. 2005. Akuntansi Perbankan.Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Hartanto, Y. 1990. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid I. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
BPFE.
Hasibuan, Malayu. 2015. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Iskandar, Syamsul. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT
Semesta Asa Bersama.
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan.Surabaya: Kencana.
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitan Kuantitatif dan
Kualitatip.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Pernada Media
Kasmir. 2014. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers.
Kieso, D. E. & Weygandt, J. J. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 1. Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Kieso, D. E. & Weygandt, J. J. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 3. Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Kustono, A. S. 2005. Menguasai Akuntansi 24 jam. Surabaya: Java Pustaka.
Lapoliwa, N. dan Kuswandi, Daniel S. 2005.Akuntansi Perbankan. Jakarta: PT.
Roro Karya.
Martono. 2002. Bank dan Lembaga keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.
Rahardja, Prathama,. 2005. Uang & Perbankan. Jakarta : Rineka Cipta
Sembiring, Sentosa. 2006. Himpunan Lengkap Tentang Undang-Undang
Perbankan Cetakan Pertama. Bandung :Nuansa Aulia
Sri Susilo, Sigit Triandaru dan A. totok budi Santoso. 2005. Bank dan Lembaga
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
82
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian, Kualitatif Kuantitatif dan R & D.Bandung :
Alfabetis
Sunyato, Dadang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi.Bandung : PT Rifaka
Aditama.
Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.
Teguh Pudjo Mulyono. (2002). Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil.
Jakarta: BPFE.
81
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Z. 2002. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.
Dandawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Fahmi, Irham. 2014. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya (Teori dan
Aplikasi).Bandung : Alfabeta.
Faud Ramly, Moh, dan Rustan. 2005. Akuntansi Perbankan.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Hartanto, Y. 1990. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid I. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu. 2015. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Iskandar, Syamsul. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT Semesta
Asa Bersama.
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan.Surabaya: Kencana.
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitan Kuantitatif dan Kualitatip.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Pernada Media
Kasmir. 2014. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers.
Kieso, D. E. & Weygandt, J. J. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 1. Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Kieso, D. E. & Weygandt, J. J. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 3. Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Kustono, A. S. 2005. Menguasai Akuntansi 24 jam. Surabaya: Java Pustaka.
Lapoliwa, N. dan Kuswandi, Daniel S. 2005.Akuntansi Perbankan. Jakarta: PT. Roro
Karya.
Martono. 2002. Bank dan Lembaga keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.
Rahardja, Prathama,. 2005. Uang & Perbankan. Jakarta : Rineka Cipta
Sembiring, Sentosa. 2006. Himpunan Lengkap Tentang Undang-Undang Perbankan
Cetakan Pertama. Bandung :Nuansa Aulia
82
Sri Susilo, Sigit Triandaru dan A. totok budi Santoso. 2005. Bank dan Lembaga
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian, Kualitatif Kuantitatif dan R & D.Bandung :
Alfabetis
Sunyato, Dadang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi.Bandung : PT Rifaka
Aditama.
Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.
Teguh Pudjo Mulyono. (2002). Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Jakarta:
BPFE.
RIWAYAT HIDUP
TASLIM, lahir di desa janggurara dusun pangbarani pada tanggal
29 Desember 1993. Penulis adalah anak kelima dari delapan
bersaudara. Buah hati dari pasangan Ayahanda Hode dan Ibunda
Wisa. Penulis tinggal di desa Janggurara dusun pangbarani , Kec. Baraka, Kab.
Enrekang.
Penulis memasuki dunia pendidikan tingat dasar pada tahun 2001 di SDN
8 Tampaan, tamat pada tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan
tingkat menengah pertama di MTS Negeri Banti dan tamat pada tahun 2009.
Kemudian pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah
atas di MAN Baraka Kab. Enrekang dan tamat pada tahun 2012.
Pada tahun 2012 penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Perguruan
Tinggi Swasta di Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM) dan menjadi
mahasiswa pada Fak. Ekonomi dan Bisnis tepatnya di Jurusan Akuntansi.
Pada tahun 2017 penulis berhasil menyelesaikan pendidikannya pada program
Strata Satu (S1) pada Program studi Akuntansi dengan Skripsi yang berjudul
“Tinjaun Prosedur Pencatatan Akuntansi dan Penyaluran Kredit Pensiun pada PT
Bank BTPN Makassar”.