104
SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN PENYALURAN KREDIT PENSIUN PADA PT. BANK BTPN MAKASSAR TASLIM 1057 3039 1312 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

SKRIPSI

TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

PENYALURAN KREDIT PENSIUN PADA PT. BANK BTPN

MAKASSAR

TASLIM

1057 3039 1312

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

Page 2: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

ii

SKRIPSI

TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

PENYALURAN KREDIT PENSIUN PADA PT BANK BTPN

CABANG MAKASSAR

TASLIM

1057 3039 1312

Untuk memenuhi persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

Page 3: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

iii

Page 4: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

iv

Page 5: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Maha Suci Engkau tiada ilmu bagi kami melainkan apa yang Engkau ajari

kami. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu lagi Maha Bijaksana.

(QS. Al-Baqarah: 23)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain.

(QS. Al-Insyiroh: 6-7)

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan

dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.

(Abu Bakar Sibli)

Hidup harus berDUIT (Doa, Usaha, Iman, Takwa)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai wujud bakti dan terima kasihku kepada

ayahanda dan ibunda tercinta serta saudara(i)ku tersayang, dan semua pihak

yang senantiasa memberikan doa dan dukungan dan Almamaterku Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 6: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

vi

ABSTRAK

TASLIM (2016). Analisis Tinjaun Prosedur Pencatatan Akuntasnsi dan

Penyaluran Kredit Pensiun, dibimbing oleh Hj. Lilly Ibrahim, SE.,M.Si dan Ismail

Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prosedur Pencatatan Akuntansi

dan Penyaluran Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 13 Juni sampai dengan 31 Agustus

2016. Data dalam penelitian ini diambil dari wawancara dan dokumentasi.jenis

data yang diambil adalah data umum data khusus. Teknik analisis data yang

dingunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif.

penelitian ini dengan mengavaluasi data proses pemberian kredit pada PT. Bank

BTPN Cabang Makassar dan membandingkan hasil evaluasi dengan teori yang

ada.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Mekanisme proses pemberian

kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar terdapat perbedaan dengan teori

yang ada. Prosedur pemberian kredit pada teori terdiri dari pengajuan berkas-

berkas pinjaman, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara I, peninjauan ke

lokasi, wawancara II, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit/ perjanjian

lainnya, realisasi kredit dan penyaluran atau penarikan dana. Prosedur pemberian

kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar meliputi pengajuan permohonan

kredit, melengkapi berkas berkas persyaratan yang diminta oleh bank, analisis

kredit, wawancara, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, dan realisasi

kredit. Perbedaan yang mendasar adalah tidak adanya wawancara II dan

peninjauan ke lokasi nasabah secara langsung.(2) Dalam pencatatan pemberian

kredit pada PT Bank Tabungan Pensiun Nasional cabang Makassar sudah sesuai

dengan teori yang ada yang dimana pencatatan kredit terdiri dari persetujuan dan

pemberian Plafond kredit, penarikan tunai fasilitas kredit nasabah, pembayaran

bunga kredit nasabah, angsuran Kredit Nasabah, penghapusan kredit nasabah,

pembayaran tunggakan kredit bermasalah dan tunggakan bunga kredit. Yang

dimana dalam pelaksanaan uraian tugas antara bagian pembukuan dan

pembayaran tidak ada pemisahan tugas.

Kata Kunci : Pencatatan Akuntansi, Pemberian Kredit, Kredit pensiun.

Page 7: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Robbil alamin, segala puji atas kehadirat Allah Yang

Maha Esa atas rahmat dan hidayat-Nyalah sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan

untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan studi Jurusan Akuntansi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pada Kampus Universitas Muhammadiyah

Makassar. Shalawat dan taslim kepada Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi

Wasallam yang telah berjasa besar dalam menyebar luaskan agama yang benar

yaitu agama Islam hingga kita bisa merasakan saat ini nikmatnya Islam.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai

hambatan dan tantangan, namun berkat dorongan, bantuan, bimbingan dan doa

dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih yang setulus-tulusnya

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ibu Hj. Lilly Ibrahim, SE.,M.Si

selaku Pembimbing I sekaligus Penasehat Akademik Penulis serta pak Ismail

Badollahi, SE.,M.Si.Ak,.CA selaku Pembimbing II sekaligus Ketua Jurusan

Akuntansi yang telah meluangkan waktunya untuk selalu memotivasi,

membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.Selanjutnya ucapan terima kasih

dan penghargaan penulis sampaikan pula kepada :

1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 8: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

viii

2. Bapak Dr. H.Mahmud Nuhung,SE.,MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Seluruh Dosen serta para staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

mendidik dan memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan di

Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kepala PT. Bank BTPN Cabang Makassar yang telah mengijinkan

melakukan penelitian di tempatnya serta pak ihwan dan seluruh pegawai yang

telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian.

5. Teman seperjuanganku Didin Nur Arisandy, Saharuddin, Sainal Saleh,

Nurmaya Sari Umar, Bulan Sahati, Nurul Azisa, Musdamayanti, Kumala

Sari, dan Indra Suci Yulianti, terima kasih atas saran, motivasi, semangat dan

doa kepada penulis.

6. Anak Ak.8-2012 walaupun dengan kesederhanaan tapi saling berbagi

kebahagian yang selalu indah dikenang, terimakasih telah menjadi bagian dari

hidupku selama tiga tahun lebih dan teruntuk saudara-saudara angkatan 2012

yang selalu bersama merasakan suka duka dalam memburu sebuah gelar

sarjana. Ini baru awal kita melangkah, mencari tujuan hidup yang sebenarnya.

Doaku semoga kita akan mendapatkan kesuksesan.

7. Serta masih banyak pihak lain yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu,

atas segala bantuan dan dukungan, semoga Allah SWT membalasnya dengan

pahala yang setinggi-tingginya.

Page 9: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

ix

Terhusus Ayahanda Hode dan Ibunda Wisa serta Kakanda Nasri, Nasrul,

Nasra, Muliana dan adik-adikku beserta seluruh keluarga yang telah senantiasa

mendoakan, dan memberikan berbagai macam dukungannya agar penulis dapat

menyesaikan pendidikan. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang

tidak sempat dibutkatkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka

penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan

Skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada AlmaMater Universitas Muhamamdiyah Makassar.

Terima Kasih

Fastabiqul khaerat

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu

Makassar, 18 November 2016

Penulis

Page 10: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii

MOTTO ........................................................................................................ iii

ABSTRAK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

A. Pengertian Prosedur ................................................................... 6

B. Bank ............................................................................................ 7

C. Ruang Lingkup Akuntansi .......................................................... 13

D. Akuntansi Kredit ......................................................................... 20

Page 11: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

xi

E. Kredit Pensiun ............................................................................. 36

F. Penelitian Terdahulu ................................................................... 41

G. Kerangka Pikir............................................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 45

A. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 45

B. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 45

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 46

D. Metode Analisis........................................................................... 46

E. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .......................... 48

A. Sejarah berdirinya PT. Bank BTPN ............................................ 48

B. Visi dan Misi PT. Bank BTPN Cabang Makassar ...................... 49

C. Stuktur Organisasi PT. Bank BTPN Cabang Makassar .............. 49

D. Deskripsi Jabatan Area Bisnis dan Operasional PT. Bank

BTPN Cabang Makassar ............................................................. 51

E. Produk dan Layanan PT Bank BTPN Cabang Makassar ............ 54

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 50

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 58

1. Prosedur Pencatatan Akuntansi dan Penyaluran Kredit

Pensiun Pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar .................. 58

2. Proses Pemberian Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN

Cabang Makassar .................................................................... 61

Page 12: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

xii

B. Pembahasan ................................................................................. 64

1. Syrat-syarat yang Harus Dipenuhi Pensiunan Untuk

Mendapatkan Kredit Pada PT. Bnak BTPN Makassar ........ 64

2. Proses Pemberian Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN

Makassar ................................................................................. 66

3. Presedur Pencatatan pemberian Kredit Pensiun pada PT.

Bank BTPN Makassar ........................................................... 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 78

A. Kesimpulan.................................................................................. 78

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 81

C. saran ............................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA

BIOGRAFI PENULIS

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Akuntansi…………………………………………………………………………….. 19

Gambar 2. Skema Kerangka Pikir ...................................................................... 44

Gambar 3. Struktur Organisasi PT BANK BTPN Cabang makassar ....................... 50

Gambar 4. Flowchart pencairan kredit pensiun ................................................. 61

Page 14: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penurunan Pafond atau Pencairan Kredit .......................................... 32

Tabel 1.2 Perhitungan bunga Accual Basic ......................................................... 32

Tabel 1.3 Penarikan Tunai Fasilitas Kredit Nasabah ........................................... 33

Tabel 1.4 Perhitungan Bunga Accual Basis ........................................................ 34

Tabel 1.5 Perhitungan Bunga Cash Basis ........................................................... 34

Tabel 1.6 Pembayaran Bunga dari Nasabah ....................................................... 34

Tabel 1.7 Pelunasan Kredit Nasabah atau angsuran ........................................... 34

Tabel 1.8 Penghapusan Kredit Nasabah ............................................................ 35

Tabel 1.9 Pembayaran tunggakan kredit bermasalah reversing.......................... 35

Tabel 1.10 Pembayaran Tunggakan Kredit Bermasalah saat pelunasan .............. 35

Tabel 1.11 Pembayaran Tunggakan bunga kredit .............................................. 36

Table 2.1 persetujuan Kredit ............................................................................. 59

Tabel 2.2 Biaya-biaya yang dikenakan kepada nasabah ..................................... 59

Tabel 2.3 penarikan tunai kredit ...................................................................... 59

Tabel 2.4 pembayaran bunga kredit oleh nasabah ............................................ 59

Tabel 2.5 Angsuran kredit ................................................................................ 59

Page 15: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

xv

Tabel 2.6 Penghapusan kredit nasabah ............................................................ 60

Tabel 2.7 Pembayaran tunggakan kredit bermasalah ........................................ 60

Table 2.8 Saat pelunasan ................................................................................. 60

Table 2.9 Tunggakan bunga kredit ................................................................... 60

Table 2.10 Perbandingan pencatatan akuntansi kredit ..................................... 60

Page 16: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perbankan dimasa kini makin hari menunjukkan peranan

yang makin besar dan makin menentukan dalam meningkatkan perkembangan

pertumbuhan ekonomi, sector demi sector ekonomi secara bertahap dimasuki,

ditangani, dan disentuh. Baik secara langsung maupun tidak langsung oleh

kegiatan perbankan. Kegiatan perbankan tidak hanya terbatas dikota-kota besar

saja akan tetapi telah tersebar sampai ke kota-kota kecil dan malah di beberapa

daerah telah memasuki desa-desa walaupun dalam jumlah masih terbatas.

Pada masa sekarang ini, banyak sekali permasalahan ekonomi yang

menjadi kendala dalam berbagai kegiatan masyarakat, berbagai macam kebutuhan

terus meningkat, sementara kemampuan untuk mencapai suatu yang diinginkan

sangat terbatas. Sehingga terjadi kesenjangan antara kemampuan dan keinginan

untuk mencapai suatu yang diinginkan.

Pengelolah dana dalam program pensiun dapat dipandang dari segi

ekonomi dan sosial. Ditinjau dari segi ekonomi, dana dalam program pensiunan

bertujuan dalam mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh dana pensiun

kepada pihak yang berkepentingan, serta untuk menunjang para pengguna laporan

yang terkait dengan keuangan. Informasi laporan keuangan ini diinformasikan

tidak hanya kepada manajemen pengelolah dana pensiun perusahaan terkait tetapi

juga kepada peserta dana pensiun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan

Page 17: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

2

investasi dana pensiun, kegiatan operasional dana pensiun apakah telah dilakukan

secara efesien dan wajar.

Pelaporan keuangan dana pensiun, juga ditentukan oleh factor kebijakan

manajemen perbankan mengatur program pensiun. Kebijakan manajemen ini

nantinya akan mempengaruhi keputusan manajemen perbankan mengenai

kewajaran laporan keuangan. Apakah laporan keuangan yang telah disusun sudah

sesuai dengan peraturan program pensiun yang telah ditetapkan dan sesuai standar

pelaporan. Laporan keuangan ini harus bisa menginformasikan bahwa dana yang

ada memang benar-benar tersedia untuk membayar manfaat pensiun dan

menunjukkan kekayaan atas program pensiun tersebut. Selain itu, laporan dana

pensiun harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku

agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan agar tidak

memberikan keputusan yang salah. Sedangkan jika ditinjau dari segi sosial,

pengelolaan dana pensiun dalam program pensiun yang bertujuan untuk mengatur

kesejahteraan karyawannya. Kesejahteraan karyawan berpengaruh pada

peningkatan semangat kerja karyawan dan produktivitas perbankan. Kebutuhan

untuk meningkatkan semangat tidak akan pernah berakhir, selalu ada kompetisi

global sehingga perbankan perlu meningkatkaan semangat untuk mencapai

produktivitas yang tinggi dengan sumber daya manusia dan factor-faktor produksi

yang dimiliki serta memotivasi gairah kerja karyawaan dan disiplin agar tercapai

tujuan perbankan. Salah satunya dengan memberikan kompensasi secara tidak

langsung, yaitu pemberian manfaat lain dalam hal ini adalah tunjangan dana

pensiun.

Page 18: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

3

Mengingat pentingnya kebutuhan tersebut, maka bank menjadi salah satu

lembaga untuk membantu permasalahan. Dalam hal ini bank tidak hanya

mempunyai fungsi sebagai lembaga yang menyalurkan dana kepada masyarakat

dalam bentuk kredit, tetapi bank juga berfungsi sebagai lembaga perantara antara

anggota masyarakat yang kelebihan dana atau dananya belum digunakan (surflus

unit) dengan anggota masyarakat yang memerlukan atau kekurangan dana (deficit

unit).

Pengelolah dana pensiun baik pada setiap bank dan perusahaan milik

negara (BUMN) maupun perusahaan yang bukan milik pemerintah (non BUMN)

diberi kesempatan mendirikan dana pensiun bagi pegawainya. Salah satu bank

yang menyalurkan Kredit Pensiun adalah PT Bank BTPN Makassar. Tugas pokok

Bank BTPN adalah sebagai salah satu alat kelengkapan otonomi daerah pada

bidang keuangan/perbankan dan menjalankan usahanya sebagai bank umum

dengan memenuhi segala ketentuan dengan peraturan-peraturan tentang

perbankan, bank wajib melaksanakan prinsip kehati-hatian agar tidak merugikan

bank dan nasabahnya. Pada intinya kredit pensiun merupakan salah satu jenis

kredit yang hanya diberikan kepada para pensiun yang berasal dari lingkungan

pensiunan karyawan (PNS, BUMN/BUMD) dan lain sebagainya, yang didasari

oleh perjanjian kerja sama antara pihak Bank dengan Pengelolaan Dana

Pensiunan.

Dalam hal ini bank menyalurkan dana kepada masyarakat yaitu dalam

bentuk kredit pensiun, dijalankan. Hal ini karena penyaluran kredit merupakan

Page 19: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

4

usaha pokok bank yang mengandung resiko tinggi dan sangat berpengaruh

terhadap kelangsungan usaha bank.

Hal ini karena tiap pensiun yang meminjam kredit jelas dipotong gaji tiap

bulannya untuk memperkecil resiko kredit macet. Sehingga diperlukan prosedur

untuk pemberian kredit dengan syarat-syarat, prinsip-prinsip kredit yang sehat

serta pencatatan akuntansi. Pencatatan akuntansi merupakan bagian penting untuk

mengahasilkan suatu laporan yang berguna bagi pihak-pihak tertentu dalam

mengambil keputusan dalam perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Prosedur Pencatatan Akuntansi

dan Penyaluran Kredit Pensiun Pada PT. Bank BTPN Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Dilihat dari uraian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan

masalah untuk kemudian diteliti yaitu :

1. Bagaimana prosedur pencatatan akuntansi kredit pensiun Pada PT. Bank

BTPN Cabang Makassar.

2. Bagaimana prosedur penyaluran kredit pensiun pada PT. bank BTPN

cabang Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pencatatan akuntansi kredit pensiun pada PT.

Bank BTPN Cabang Makassar.

Page 20: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

5

2. Untuk mengetahui prosedur Penyaluran Kredit Pensiun pada PT. Bank

BTPN Cabang Makassar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapakan mampu memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam

prosedur akuntansi dan penyaluran kredit pensiun sehingga dapat

mengembangkan keprofesionalan dibidang akuntan.

2. Manfaat Praktis

Informasi yang diperoleh dari hasil kerja praktik dan studi pustaka yang

berhubungan dengan prosedur akuntansi dan penyaluran kredit pensiun, maka

peneliti berharap laporan tugas akhir ini dapat menjadi bahan pertimbangan

sebagai input atau kontribusi bagi manajemen kredit pensiun PT. Bank BTPN

dalam mengelola kredit pensiun.

Page 21: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Prosedur

Didalam suatu perusahaan keberadaan suatu prosedur sangat penting untuk

menjalankan aktivitas perusahaan. Aktivitas yang dilakukan memerlukan urutan-

urutan pekerjaan yang terorganisir dengan baik agar hasil yang dicapai sesuai

dengan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam hal ini definisi menganai prosedur

dapat ditekankan pada beberapa aspek yaitu dalam aspek manajemen dan

pemecahan problem serta ditekankan pula pada stuktur pekerja tuli-menulis dan

arus informasi. Adapun pengertian dari prosedur adalah sebagai berikut:

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa

organisasi dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin

penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang sering terjadi berulang–

ulang, (Mulyadi, 2001:5)

Maksud dari kegiatan klerikal (Clerical Operation) terdiri dari kegiatan berikut

ini :

1. Menulis

2. Menggandakan

3. Menghitung

4. Memberi kode

5. Mendaftar

6. Memilih (mensortir)

7. Memindah

Page 22: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

7

8. Membandingkan

Kegiatan diatas dilakukan untuk mencatat informasi ke dalam formulir–

formulir, buku jurnal, dan buku besar.

Sedangkan menurut W. Gerald Cole yang dikutip oleh Zaki Baridwan

(2002:3) adalah suatu urut–urutan pekerjaan klerikal biasanya melibatkan

beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih disusun untuk mencari adanya

perlakuan yang seragam terhadap transaksi–transaksi perusahaan yang sering

terjadi. Kecermatan dan ketelitian sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya

kesalahan sehingga diperoleh catatan yang dapat diandalkan, dan

dipertanggungjawabkan.

Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan, prosedur adalah urutan kegiatan

klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih,

disusun untuk menjamin perlakuan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang.

B. Bank

1. Pengertian Bank

Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat, Bank merupakan

Perusahaan jasa yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program

pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga

yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

Menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998yang dikutip oleh

sembiring (2008:2), pengertian Bank adalah Badan usaha yang menghinpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat

Page 23: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

8

dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak.

Menurut Iskandar (2008:5), pengertian Bank adalah Badan usaha yang

bergerak dalam bidang jasa keuangan yang berfungsi sebagai pengumpulan dana,

pemberi pinjaman dana menjadi perantara dalam lalu lintas pembayaran giral.

Berdasarkan pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa bank

adalah lembaga keuangan yang kegiatan utama menghimpun dana dari

masyarakat kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat.

2. Jenis-jenis Bank

Dalam kegiatan perbankan dibedakan sesuai jenis-jenis bank. Setiap jenis-

jenis bank memiliki cirri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatannya,

maka jenis-jenis bankterbagimenjadi dua yaitu bank umum dan bank

perkreditan rakyat.

Menurut Faud Ramly dan Rustan (2005:15), jenis bank dapat ditinjau dari

berbagai segi, yaitu:

a. Bank Umum

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

bersasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran. Bank umum dapat memberikan seluruh jasa bank

yang ada danoperasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Page 24: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

9

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran serta wilayah operasionalnya terbatas.

Berdasarkan depenisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa jenis bank

terbagi atas dua yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat yang dimana

kegiatan usaha secara konvensional maupun berdasarkan syariah dan kelebihan

dari bank umum adalah memberikan seluruh jasa bank yang ada serta wilayah

operasionalnya sangat luas.

3. Fungsi Bank

Fungsi perbankan yaitu sebagai penghimpun, penyalur dana melayani jasa

dalam lalu lintas pembayaran dan predaran uang di masyarakat yang bertujuan

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan

pemerataan,pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan

kesejahteraan rakyat banyak.

Menurut Susilo, Triandaru dan Budisantoso (2005:9), fungsi bank terdiri

dari:

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik

dalam hal menghimpun dana maupun menyalurkan dana. Masyakat akan

mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsure

kepercayaan.

b. Agent of Development

Page 25: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

10

Kegiatan sektor moneter dan sektor riil dalam perekonomian tidak

dapat dipisahkan kedua sektor tersebut berintekrasi saling mempengaruhi

satu sama lainnya. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik

apabila sektor moneter tidak bekerja dangan baik.

c. Agent of services

Disamping melakukan kegiatan penghimpun dana penyaluran

dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lain kepada

masyarakat.

Menurut Undang-Undang Pasal 3 No. 7 tahun 1992 yang dikutip oleh

Sembiring (2008:87), mengenai fungsi perbankan adalah:

1. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat atau

penerima dana

2. Bank sebagai penyalur dana kepada masyarakat atau sebagai lembaga

pemberi kredit.

3. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan

pembayaran.

Ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat gambaran yang menyeluruh

dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomia. Dengan demikian bank

tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial

intermediary institution.

4. Tujuan Bank

Page 26: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

11

Menurut Undang-UndangNo. 10 tahun 1998 (Pasal 1) yang dikutip oleh

sembiring (200:7), tujuan bank adalah Perbankan Indonesia bertujuan menunjang

pelaksanaan pembangunan dalam meningkatkan pemertaan pertumbuhan ekonomi

dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraanrakyat banyak.

Menurut Kuswandi (2000:5), tujuan bank adalah Perbankan bertujuan

untuk membantu pelaksanaan pembangunan, menunjang pertumbuhan

perekonomian dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.

5. Sumber Dana Bank

Meskipun suatu bank tidak dapat menentukan dan tau mengatur secara

mutlak jumlah dana yang dapat dihimpun pada suatu tingkat yang dikehendaki,

namun bank dapat mempengaruhi jumlah dana yang dihimpun sampai pada

tingkat tertentu. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dan penggunaan

dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang

ditanggung dan harusdilakukan secara tepat.

Sumber dana menurut Kasmir (2007:63), yaitu:

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri (Dana Pihak Kesatu)

Dana sendiri terdiri dari setoran modal pemegang saham, cadangan-

cadangan dengan laba tahun lalu yang tidak dapat dibagi kepada para

pemegang sahamnya, cadangan ini disediakan untuk mengantisipasi laba

ditahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal

untuk sementara waktu. Keuntungan dari dana sendiri adalah tidak perlu

Page 27: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

12

membayar bunga yang relatif lebih besar dari pada jika meminjam

kelembaga lain.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas (Dana Pihak Kedua)

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi

bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai

operasinya dari sumber dana ini. Dana pihak kedua ini relatif paling mudah

jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan sumber dana yang berasal

dari masyarakat ini merupakan sumber dana yang paling dominan, asalkan

dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya. Adapun sumber

dana dari masyarakat seperti Simpanan Giro, Simpanan Tabunagan dan

Simpanan Deposito.

3. Dana bersumber dari lembaga lainnya (Dana Pihak Ketiga)

Sumber dana ketiga ini merupakan tambahan jika perbankan mengalami

kesulitan dalm memperoleh sumber dana pertma dan kedua. Sumber dana

ketiga sifatnya hanya sementara waktu. Sumber dana ketiga terdiri dari

kredit likuiditas dari Bank Indonesia, pinjaman antara bank (call money) dan

pinjaman dari bank luar negri.

Menurut Raharja (2005:17) sumber-sumber dana bank adalah:

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri (internal).

Setoran modal dari pemegang saham, cadangan-cadangan bank, yaitu

cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagikan kepada

pemegang saham, laba yang belum dibagi merupakan laba yang memang

Page 28: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

13

belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.

2. Dana yang berasal dari masyarakat (eksternal)

Simpanan giro (Demand Deposito), Simpan Tabungan (saving Deposit,)

Simpanan Deposito (Time Deposit).

Berdasarkan pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

sumber bank terdiri dari Modal sendiri, berasal dari masyarakat luar seperti giro,

tabungan, deposito dan lembaga lain.

C. Ruang Lingkup Akuntansi

1. Pegertian Akuntansi

Sama seperti aktivitas dan disiplin ilmu lainnya, akuntansi merupakan produk

dari lingkungannya. Lingkungan akuntansi terdiri dari kondisi sosial-

ekonomipolitik-hukum, pembatasan-pembatasan, dan pengaruh yang bervariasi

dari waktu ke waktu. Karenanya, tujuan dan praktek akuntansi dewasa ini tidak

sama lagi dengan masa lalu. Teori akuntansi telah berevolusi untuk memenuhi

kebutuhan dan pengaruh yang terus berubah. Akuntansi bisa didefinisikan secara

tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi:

(1) pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi keuangan

tentang

(2) entitas ekonomi kepada

(3) pemakai yang berkepentingan.

Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi

selama beratus-ratus tahun. Namun, dalam 30 tahun terakhir entitas ekonomi telah

Page 29: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

14

berubah secara signifikan baik dari segi ukuran maupun kompleksitas, dan

pemakai yang berkepentingan juga telah bertambah secara substansial baik dari

segi jumlah maupun keragaman. Artinya tanggungjawab yang dipikul profesi

akuntansi dewasa ini lebih besar dari sebelumnya. (Kieso, 2002:3)

Secara luas arti dan pengertian akuntansi menurut American Institute Of

Certified Public Accountant (Taswan, 1997:5) adalah seni pencatatan,

penggolongan, peringkasan, dan pelaporan transaksi-transaksi bersifat keuangan,

dengan cara-cara tertentu yang sistematis, dinyatakan dalam satuan uang serta

interpretasi terhadap hasil-hasil yang ditimbulkan.

2. Prosedur Akuntansi

Prosedur akuntansi adalah semua metode, praktek serta pendekatan umum

untuk menerapkan fungsi akuntansi sesuai deangan teori dan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum (Mulyadi, 2001:3).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, prosedur akuntansi

merupakan sebagai urut-urutan pekerjaan klerikal seperti menulis,

menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih,

memindahkan atau membandingkan yang dilakukan dengan metode, dan

cara tertentu dengan melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau

lebih unit kesatuan.

3. Pengertian Sistem Akuntansi

Pada dasarnya sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu

dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

tertentu.

Page 30: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

15

Sedangkan menurut Mulyadi (2001:11), Sistem Akuntansi adalah formulir,

catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan.

4. Prinsip-Prinsip Akuntansi

Empat prinsip dasar akuntansi (principles of accounting) yang digunakan

untuk mencatat transaksi adalah :

1. Prinsip biaya historis

Secara tradisional, penyusun dan pemakai laporan keuangan mengenal

bahwa harga perolehan adalah dasar paling berguna dalam penilaian dan

pelaporan akuntansi. Akibatnya, prinsip-prinsip yang sudah ada mengharuskan

bahwa sebagian besar harta dan kewajiban dihitung dan dilaporkan

berdasarkan harga perolehannya.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Persoalan penting yang dihadapi perusahaan adalah kapan pendapatan

harus diakui. Pendapatan umumnya diakui jika:

(1) telah direalisasi atau dapat direalisasi dan

(2) telah dihasilkan.

Pendekatan ini seringkali dipandang sebagai prinsip pengakuan

pendapatan (revenue recognition principle). Pendapatan dapat dikatakan telah

direalisasi (realized) jika produk (barang dan jasa), barang dagang, atau aktiva

lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Aktiva dapat

dikatakan dapat dikonversi menjadi kas apabila dapat dijual atau dipertukarkan

Page 31: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

16

dalam pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan mudah tanpa biaya

tambahan yang signifikan. Dan pendapatan dianggap telah dihasilkan (earned)

apabila sebuah entitas telah melakukan apa yang harus dilakukan untuk

mendapat hak atas manfaat yang direpresentasikan oleh pendapatan.

Namun ada pengecualian untuk aturan ini seperti :

Selama Produksi. Pengakuan pendapatan sebelum kontrak selesai

dibolehkan untuk kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang tertentu. Dalam

metode ini, pendapatan diakui secara periodik berdasarkan persentase

pekerjaan yang telah diselesaikan, bukan menunggu sampai seluruh konstruksi

selesai.

Akhir Produksi. Kadangkala, pendapatan bisa diakui setelah siklus

produksi berakhir tetapi sebelum penjualan terjadi. Ini dapat dilakukan jika

harga jual dan jumlah penjualan dapat dipastikan. Contohnya mineral-mineral

tertentu yang telah memiliki pasar dan harga standar.

Penerimaan Kas. Pendekatan dasar kas hanya akan diguanakan Apabila

tidak dimungkinkan untuk menentukan angka pendapatan pada saat penjualan

karena ketidakpastian penagihan. Salah satu bentuk dasar kas adalah metode

penjualan cicilan periodik sepanjang periode waktu yang cukup lama.

Contohnya industry ritel. Metode cicilan seringkali dapat dibenarkan jika

resiko ketidakmampuan menagih piutang begitu besar sehingga penjualan

bukan merupakan bukti yang mencukupi untuk mengakui pendapatan. Jika

telah terjadi, maka penjualan harus diakui, jika diperkirakan akan ada piutang

ragu-ragu, maka hal ini harus dicatat sebagai estimasi terpisah. Kemudian

Page 32: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

17

pendapatan dicatat pada periode ketika pendapatan itu direalisasi atau dapat

direalisasi dan dihasilkan. Biasanya, hal ini terjadi pada tanggal penjualan.

3. Prinsip Penandingan

Dalam mengakui beban pendekatan yang dipakai adalah “biarkan beban

mengikuti pendapatan.” Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan, atau

ketika pekerjaan dilakukan, tetapi ketika pekerjaan (jasa) atau produk secara

aktual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Jadi, pengakuan beban

berkaitan dengan pengakuan pendapatan. Praktek ini disebut sebagai prinsip

penandingan (matching principle) karena menyatakan kerja keras (beban)

ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan) sepanjang hal ini rasional dan

dapat diterapkan. Metode penandingan biaya manfaat ini juga perlu

dipertimbangkan. Menurut Kustono (2005:15), “Bila biaya untuk

melakukannya lebih tinggi dari manfaat yang kita peroleh, tinggalkan saja !"

4. Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip ini mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan

dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Trade

off ini terjadi antara:

(1) Kebutuhan mengungkapkan secara terinci hal-hal yang mempengaruhi

keputusan pemakai.

(2) kebutuhan untuk memadatkan penyajian agar informasi dapat dipahami.

5. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi dibutuhkan dalam memahami arti penting dan peranan

pelaksanaan akuntansi. Fungsi Akuntansi (Hartanto,1990:16) :

Page 33: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

18

a). Sebagai bentuk aktivitas penyediaan jasa.

Dalam hal ini mengandung arti, dapat memberikan informasi

keuangan yang kuantitatif kepada berbagai pihak yang berkepentingan

dengan eksistensi perusahaan untuk membuat keputusan-keputusan

ekonomi yang menyangkut perusahaan tersebut.

b). Sebagai Suatu sistem informasi

Dalam hal ini akuntansi melaksanakan, mengumpulkan dan mengolah

data keuangan perusahaan untuk kemudian mengkomunikasikan pada

berbagai pihak agar dapat dipakai sebagai alat bantu dalam membuat

keputusan menyangkut perusahaan.

c). Sebagai suatu disiplin analisa diskriptif

Dalam hal ini akuntansi dimksudkan untuk mengidentifikasikan

berbagai transaksi yang merupakan informasi yang relevan antara satu

dengan yang lainnya dan mampu memberikan gambaran perusahaan secara

layak tentang keadaan keuangan perusahaan.

6. Proses Akuntansi

Akuntansi sebagai suatu sistem informasi mengenai proses adalah

langkahlangkah atau urutan pekerjaan mulai dari pencatatan transaksi sampai

disajikan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Proses akuntansi terdiri atas

berbagai kegiatan : (Zaki Baridwan, 2000:49)

a). Pencatatan dan penggolongan

Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Untuk transaksi

transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.

Page 34: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

19

b). Peringkasan

Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam buku

jurnal, setiap bulan atau periode yang lain diringkas dan dibukukan

dalam rekeningbuku besar.

c). Penyajian

Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar

akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan rugi

laba, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Proses Akuntansi

ini dapat digambarkan sebagai berikut : Kliring antar bank dilakukan

melalui penyerahan dan kliring pengembalian/retur. Kliring penyerahan

berarti bank

Gambar 1.1 Proses Akuntansi

Sumber : Zaki Baridwan (2000:50)

Bukti-bukti

Pembayaran

Buku

Jurnal

Buku

Pembantu

Buku

Besar

Laporan

Keuangan

Page 35: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

20

D. Akuntansi Kredit

1. Defenisi Akuntansi Kredit

Menurut Lapoliwa dan Kuswandi (2005:3) akuntansi kredit adalah

akuntansi untuk debitur meliputi beberapa prosedur pencatatan yang meliputi

persetujuan dan pemberian kredit, penarikan cek oleh nasabah, pembebanan

bunga debitur pada neraca.

Menurut Moh. Ramly Fuad dan M. Rustam D. M (2005:141-145) Catatan

akuntansi kredit terdiri dari :“ akuntansi untuk debitur meliputi prosedur

pencatatan yang meliputi Persetujuan dan pemberian Plafond kredit, Penarikan

tunai fasilitas kredit nasabah,Perhitungan Bunga, Pembayaran bunga kredit

nasabah, Pelunasan Kredit Nasabah, Penghapusan kredit nasabah, Pembayaran

tunggakan kredit bermasalah danTunggakan bunga kredit”.

Berdasarkan pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

catatan akuntansi yang dimana terdiri dari Persetujuan dan pemberian Plafond

kredit, Penarikan tunai fasilitas kredit nasabah, Perhitungan Bunga, Pembayaran

bunga kredit nasabah, Pelunasan Kredit Nasabah, Penghapusan kredit nasabah,

Pembayaran tunggakan kredit bermasalah, Tunggakan bunga kredit.

2. Definisi Kredit

Dana yang diperoleh bank dalam simpanan disalurkan dalam bentuk kredit

kepada masyarakat yang memerlukannya. Bank memperoleh keuntungan dari

bahasa yunani yaitu “Credere” yang artinya kepercayaan, sehingga seorang atau

Page 36: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

21

badan usaha duberikan pinjaman, diyakini dapat mengembalikan karena orang

atau badan usaha percaya bahwa dana yang diberikan akan kembali.

Adapun pengertian kredit menurut beberapa ahli adalah:

Menurut Kasmir (2014 : 85) pengertian kredit adalah Penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu yang ditentukan

dengan sejumlah bunga yang disepakati.

Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2015 : 87) pengertian kredit

adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh

peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Menurut Taswan (2008:215) pengertian kredit adalah Penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Sedangkan Menurut Teguh Pudjo Mulyono (2000:9) kredit mempunyai

dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti kata “Kredit” yang berasal dari

bahasa Yunani “credere” yang artinya “kepercayaan” atau dalam bahasa Latin

“reditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Artinya pihak yang

memberikan kredit percaya kepada pihak yang menerima kredit, bahwa kredit

yang diberikan pasti akan terbayar. Pada lain pihak, penerima kredit mendapat

Page 37: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

22

kepercayaan dari pihak yang memberikan pinjaman, sehingga pihak peminjam

berkewajiban untuk mengembalikan kredit yang telah diterima (Ismail, 2010:93).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, kredit merupakan suatu

fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk

meminjamkan uang kepada pihak lain yang memerlukan uang yang dilandasi

dengan kepercayaan antara pemberi dan peminjam kredit, kemudian pihak

penerima kredit bertanggungjawab untuk membayar kembali dalam jangka waktu

yang ditentukan.

3. Unsur-unsur Kredit

Menurut Ismail (2010 : 94) unsur-unsur Kredit adalah:

a. Kreditur

Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada

pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau badan

usaha. Bank yang memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditor

b. Debitur

Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang

mendapat pinjaman dari pihak lain.

c. Kepercayaan

Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman

(debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajiban untuk membayar pinjamannya

sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank memberikan

pinjaman kepada pihak lain, sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan

Page 38: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

23

kepada pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi

kewajibannya.

d. Perjanjian

Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang

dilakukan antara pihak bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).

e. Resiko

Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya risiko

tidak kembalinya dana. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan timbul

atas penyaluran kredit bank.

f. Jangka Waktu

Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur

untuk membayar pinjamannya kepada debitur.

g. Balas jasa

Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditor, maka debitur

akan membayar sejumlah uang tentunya sesuai dengan perjanjian. Dalam

perbankan konvensional, imbalan tersebut berupa bunga sementara di dalam bank

syariah terdapat beberapa macam imbalan, tergantung pada akadnya

4. Tujuan Kredit

Secara ekonomis tujuan kredit yaitu untuk mendapatkan keuntungan, maka

bank akan hanya memberikan kredit jika betul-betul merasa yakin bahwa

penerima kredit mampu atau mau me ngembalikan kredit.

Menurut Kasmir (2014 :88) tujuan kredit adalah:

1) Mencari Keuntungan

Page 39: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

24

Tujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil

tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sehingga balas

jasa dan biaya adminstrasi kredit yang dibebankan kredit nasabah.

2) Membantu usaha dari nasabah

Tujuan lainnyaoleh membantu usaha nasabah yang memerlukan dana

bank, dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka

pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3) Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya

peningkatan pembangunan diberbagai sector, seperti penerimaan pajak, membuka

kesempatan kerja, menghemat devisa Negara dan meningkatkan devisa Negara.

Menurut Malayu (2015 : 88) tujuan kredit adalah:

1) Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit,

2) Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada,

3) Melaksanakan kegiatan operasional bank,

4) Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat,

5) Memperlancar lalu lintas pembayaran,

6) Menambah modal kerja perusahaan, dan

7) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

5. Fungsi Kredit

Fungsi kredit menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Malayu (2015 : 88), fungsi kredit adalah:

Page 40: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

25

1) Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan

perekonomian,

2) Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat,

3) Memperlancar arus barang dan arus uang,

4) Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain),

5) Meningkatakan produktifitas dana yang ada,

6) Menigkatakan daya guna (utility) barang,

7) Meningkatakan kegairahan berusa masyarakat,

8) Memperbesar modal kerja perusahaan,

9) Meningatkan income per capital (IPC) masyarakat, dan

10) Mengubah cara berfikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.

Menurut Kasmir (2014 :89), fungsi kredit adalah :

1) Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang,

maksudnya adalah uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan

sesuatu yang berguna. Dengan diberikanya kredit uang tersebut menjadi

berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh penerima kredit.

2) Untuk meningkatkan peredaran lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu

wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan

memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang

dari daerah lainnya.

3) Untuk meningkatkan daya guna barang

Page 41: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

26

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk

memperoleh barang yang tidak berguna menjadi berguna dan bermanfaat

4) Untuk meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus bank dari wilayah ke

wilayah lainnya. Sehingga jumlah barang yang beredar bertambah.

5) Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi

karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang

yang diperlukan oleh masyarakat.

6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,

apalagi nasabah yang modalnya pas-pasan.

7) Untuk meningkatkan penerapan pendapatan

Semakin banyak kredit yang diberikan maka akan semakin baik terutama

dalam hal meningkatkan pendapatan.

8) Untuk meningkatkan hubungan internasional

Pinjaman internasional dapat meningkatkan saling membutuhkan antara

penerima kredit dengan pemberi kredit.

6. Prinsip-prinsip pemberian kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin

bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali keyakinan tersebut

diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Penilaian kredit

oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan

Page 42: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

27

tentang nasabahnya seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Biasanya

kriteria yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-

benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

Menurut Kasmir (2014 :136), analisis 5C:

a) Character

Sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya untuk

berikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watakdari seseorang yang

memberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.

b) Capacity

Untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit yang

dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya

mencari laba.

c) Capital

Biasanya Bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%.

Artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula

menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain

capital adalah untuk mengelola sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki

nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

d) Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah bank yang bersifat fisik

maupun nonfisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

e) Condition

Page 43: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

28

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan

untuk masa yang akan datang sesuai dengan sector masing-masing.

Menurut Dandawijaya dan Lukman (2001:92)analisis kredit berdasarkan

prinsip “5C” yang meliputi sebagai berikut :

a. Character (watak atau kepribadian)

Dalam melakukan analisis mengenal watak/karakter berkaitan dengan

integritas dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan willingness to

pay atau kemauan membayar kembali nasabah atas kredit yang telah

dinikmatinya.

b. Capital (modal)

Besarnya kemampuan modal calon nasabah dapat diketahui dari laporan

keuangan perusahaan yang dimilikinya. Perusahaan-perusahaan kecil

umumnya tidak memiliki laporan keuangan yang dapat dianalisis oleh bank.

Untuk itu wirakredit harus melakukan dialog, wawancara, dan kunjungan ke

perusahaan calon nasabah untuk menyusun sendiri perkiraan laporan

keuangan sehingga diperoleh informasi tentang modal sendiri yang bias

digunakan untuk membiayai proyek disamping pembiayaan yang akan

diberikan bank.

c. Capacity (kemampuan)

Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal

kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian

pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga

sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.

Page 44: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

29

d. Condition of economy (kondisi ekonomi)

Suatu proyek yang akan dibiayai bersama oleh bank dan nasabah kredit

tentu memiliki berbagai ciri tertentu, misalnya jenis bisnis yang digeluti,

jenis produk (jasa) yang akan diproduksi, sasaran pasar yang akan dituju,

harga yang akan ditawarkan, promosi yang akan dijalankan, dan sebagainya.

e. Collateral (jaminan atau agunan)

Collateral atau agunan kredit merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui atau

dicairkan. Collateral atau agunan pada umumnya adalah barang-barang

yang diserahkan peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau

pinjaman yang diterimanya.

Sedangkan Menurut Kasmir (2014 :138) penelitian kredit dengan metode

analisis 7P adalah:

1) Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkahlakunya sehari-

harimaupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi tingkah

laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2) Party

Yaitu mengklasifikasi nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-

golongan tertentu berdasarkan modal loyalitas serta karakternya.

3) Perpose

Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam pengambilan kredit, termasuk jenis

kredit yang diinginkan nasabah. Pengambilan kredit dapat bermacam-

Page 45: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

30

macam, apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau uuntuk

tujuan perdagangan.

4) Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang, apakah

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau

sebaliknya.

5) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang

telah diambil atau dari sumber mana saja dan untuk pengembalian kredit

yang diperolehnya.

6) Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba

prontability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau

akan semakin meningkat apalagi dengan tamabahan kredit yang akan

diperolehnya dari bank.

7) Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank

namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jumlah

barang atau orang atau jaminan asuransi.

7. Prosedur Penyaluran Kredit

Prosedur penyaluran kredit menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Prosedur penyaluran kredit menurut Kasmir (2014:143) adalah:

a. Pengajuan berkas-berkas

Page 46: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

31

Dalam hal kredit yang dituangkan dalam suatu proposal kemudian

dilampirkan dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan.

b. Penyidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah

lengkap sesuai dengan persyaratan dan sudah benar

c. Wawancara I

Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam untuk meyakini apakah

berkas-berkas tersebut sesuai dengan persyaratan yang bank inginkan.

d. Pemeriksaan lapangan (on the spot)

Merupakan kegiatan pemeriksaan lapangan dengan meninjau berbagai objek

yang dijadikan usaha atau jaminan, sehingga apa yang kita lihat dilapangan

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

e. Wawancara ke II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan-

kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot lapangan.

f. Keputusan kredit

Menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak.

g. Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputusan kredit, maka sebelum

kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad

kredit mengingat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau

persyaratan yang dianggap perlu.

h. Realisasi kredit

Page 47: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

32

Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan

membuka rekening giro atau tabungan dibank yang bersangkutan.

i. Penyaluran atau penarikan

Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai pemberian kredit

dan dapat diambil ketentuan dan tujuan kredit.

8. Pencatatan Akuntansi Kredit

Proses akuntansi bank pada prinsipnya sama dengan akuntansi umum.

Proses akuntansi diawali dengan adanya transaksi yang terjadi, yang dilanjutkan

dengan proses pencatatan dokumen, selanjutnya didefinisikan, diukur,

diklasifikasikan, dikelompokkan dan dijabarkan sehingga menghasilkan suatu

laporan yang berguna bagi pihak-pihak tertentu dalam mengambil keputusan.

Menurut Faud dan Rustan (2005 : 141), pencatatan akuntansi kredit terdiri dari:

a. Persetujuan dan pemberian Plafond Kredit

Persetujuan pemberian kredit dilakukan oleh manajer dan harus dicatat

untuk memberikan informasi mengenai komitmen bank kepada nasabah.

Tabel 1.1.

Penurunan Plafond atau Pencairan Kredit

Nomor Rekening Keterangan Debet Kredit

Fasilitas Kredit yang diberikan

Rekening Nasabah xxx

Xxx

Sedangkan untuk perhitungan provisi kreditnya akan dibukukan dengan

jurnal sebagai berikut:

Page 48: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

33

Tabel 1.2.Perhitungan bunga Accual Basic

Nomor Rekening Keterangan Debet Kredit

Rekening Nasabah

Propisi Kredit

Pendapatan Administrasi bank

Biaya lain-lain

xxx xxx

xxx

xxx

b. Penarikan tunai fasilitas kredit nasabah

Setiap terjadi penarikan debitur akan diperhitungkan dalam rekening efektif

dan akan mengurangi komitmen yang telah dicatat dalam rekening

administrasi penjualan rekening administrasi dan saldo debet kredit yang

diberikan akan merupakan besarnya plofond kredit yang telah disetujui oleh

bank.

Tabel 1.3. Penarikan tunai fasilitas kredit nasabah

N0. Rekening Keterangan Debet Kredit

Rekening Giro Nasabah

Kas

xxx Xxx

c. Perhitungan bunga

Besarnya bunga yang harus diperhitungkan kepada nasabah adalah lamanya

hari kredit dan harus dicatat dalam pembukuan bank. Adanya pencatatan

bunga debitur dalam akuntansi pendapatan bunga debitur bank diharapkan

pada pemilihan pencatatan secara cash basis dan accrual basis metode

maupun yang akan ditetapkan. Cash basis adalah bahwa pencatatan bunga

kedalam rekening pendapatan baru dilakukan saat diterima pembayaran dari

nasabah, sedangkan Accrual basis adalah pencatatan bunga kedalam

rekening pendapatan dilakukan pada saat jatuh waktu.

Page 49: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

34

Tabel 1.4. Perhitungan bunga Accual basis

No. Rekening Keterangan Debet Kredit

Debitur tunggakan bunga rekening

Pendapatan bunga debitur

Xxx

Xxx

Tabel 1.5. Perhitungan bunga cash basis

No. Rekening Keterangan Debet Kredit

Kas atau rekening administrasi

nasabah tunggakan bunga

Pendapatan bunga debitur

Xxx

Xxx

d. Pembayaran bunga kredit nasabah

Pelunasan debitur akan dicatat oleh bank dan disesuaikan dengan penerapan

metode pencatatan yang dianut sewaktu pencatatan bunga yang jatuh tempo.

Perhitungan bunga:

𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 = jumlah kredit x 30 ℎ𝑎𝑟𝑖

360 hari

Tabel 1.6.

Pembayaran bunga dari nasabah

No. Rekening Keterangan Debet Kredit

Kas

Pendapatan bunga-kredit

rekening giro

xxx Xxx

e. Pelunasan kredit nasabah atau angsuran

Apabila terjadi pelunasan kredit, setelah terhutang diperhitungan dan

dilunasi oleh nasabah debitur, maka pelunasan pinjaman pokok juga

dibukukan dengan cara mengkredit nasabah yang bersangkutan.

Page 50: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

35

Tabel .1.7. Pelunasan kredit nasabah atau angsuran

N0. Rekening Keterangan Debet Kredit

Kas

Pendapatan kredit yang diberikan

xxx

Xxx

f. Penghapusan kredit nasabah

Apabila terjadi malah dalam pengambilan kredit dan kredit tidak bisa

dikembalikan maka dicatat dalam jurnal penghapusan kredit nasabah.

Tabel 1.8.

Penghapusan kredit nasabah

N0. Rekening Keterangan Debet Kredit

Cadangan kredit (PPAP)

Fasilitas kredit yang diberikan

xxx

Xxx

g. Pembayaran tunggakan kredit nasabah

Apabila terjadi masalah dalam pembayaran yang dilakukan nasabah atau

kredit macet nasabah, dalam melunasi kreditnya dimana bank mencatat

dalam pembayaran tunggakan bermasalah.

Tabel 1.9.

Pembayaran tunggakan kredit bermasalah reversing pembentukan

cadangan kredit

N0. Rekening Keterangan Debet Kredit

Fasilitas kredit yang diberikan

Cadangan kredit (PPAP)

xxx

Xxx

Page 51: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

36

Tabel 1.10.

Pembayaran tunggakan kredit bermasalah saat pelunasan

N0. Rekening Keterangan Debet Kredit

BI Giro

Fasilitas kredit yang diberikan

HBL-Tunggakan bunga kredit

xxx

xxx

xxx

h. Tunggakan bunga kredit

Pada saat terjadi tunggakan bunga kredit maka bunga yang diterima tidak

dapat dibukukan karena bermasalah, untuk setiap bunga yang bermasalah

pencatatannya dilakukan pada rekening administrasi

Tabel 1.11. Pembayaran tunggakan kredit bermasalah saat pelunasan

N0. Rekening Keterangan Debet Kredit

Kas

Pendapatan bunga kredit

Denda Tunggakan bunga kredit

xxx

xxx

xxx

E. Kredit Pensiun

1. Defenisi dana pensiun

Dana pensiun dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari

pendapatan para karyawan suatu perusahaan, kemudian membayarkan kembali

dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu sesuai dengan perjanjian

artinya pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia

pensiun.

Dana pensiun merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di

Indonesia yang mempunyai aktivitas memberikan jaminan kesejahteraan pada

Page 52: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

37

masyarakat baik untuk kepentingan pensiun maupun akibat kecelakaan. Untuk

definisidana pensiun dapat dilihat pada Pasal 1 dalam Undang-undang Nomor 11

Tahun 1992 tentang dana pensiun yang menyebutkan, “Dana Pensiun adalah

badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan

manfaat pensiun”.

Menurut Martono (2002:155) menyebutkan bahwa, “Dana Pensiun

merupakan suatu lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun

dengan tujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan

terutama yang telah pensiun. Penyelenggara dana pensiun dapat dilakukan oleh

pemberi kerja atau diserahkan kepada lembaga keuangan yang menawarkan

pengelolaan program pensiun misalnya bank dan perusahaan asuransi.”

Adapun pengertian secara umum dana pensiun adalah sebuah keputusan

yang dibuat untuk menyiapkan sejumlah dana atau membangun perencanaan

keuangan agar dana tersebut dapat dipakai ketika pensiun dalam membiayai masa-

masa pensiun. Artinya ketika masa pensiun dialami seseorang tidak merasa

kehilangan secara mentalitas bahwa ia tidak lagi memiliki kekuatan (power)

dalam menjalani kehidupan disebabkan perbedaan masa kerja yang penuh dengan

berbagai aktivitas namun ketika pensiun tanpa ada kegiatan, termasuk tanpa

memiliki pendapatan financial, (Irham : 176).

2. Definisi kredit pensiun

Dari penjelasan mengenai kredit dan pensiun yang telah dikemukakan

pada uraian di atas kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa Kredit pensiun

adalah kredit yang diberikan kepada para pensiunan atau ahli warisnya, baik sipil,

militer maupun pensiunan swasta yang mempunyai Yayasan Dana Pensiun (YDP)

Page 53: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

38

dan yang akan mendapat tunjangan pensiun dari pemerintah atau jandanya yang

didasari oleh perjanjian kerjasama antar pihak bank dengan pengelola dana

pensiun. Kredit pensiun biasanya bersifat konsumtif, diman seorang pensiun

mengambil keputusan untuk mengajukan pinjaman di lembaga perbankan

biasanya digunakan untuk biaya membangun rumah, biaya sekolah anak, atau

sekedar untuk keperluan sehari-hari.Bagi para pensiunan yang menggunakan

kredit pensiun untuk kegiatan usah maka sifat kredit berubah menjadi kredit

pensiun produktif, karena pinjaman yang diberikan oleh pihak bank dapat

dimanfaatkan sebagai modal untuk kemajuan usahanya.Pihak bank juga sangat

mengharapkan bahwa pinjaman yang diberiakn oleh pensiunan dapat digunakan

untuk kegiatan yang positif dan menghasilkan. Hal tersebut akan lebih

meningkatkan kesejahteraan taraf hidup para pensiunan.

3. Tujuan kredit pensiun

Tujuan dana pensiun menurut beberapa ahli sebagai berikut:

Menurut Kasmir (2014 : 290) tujuan kredit pensiun adalah :

1) Bagi pemberi kerja tujuannya untuk menyelenggarakan kredit pensiun

adalah :

a. Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang telah mengabdi di

perusahaan tersebut,

b. Agar dimasa pensiun dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah bekerja

di perusahaan,

c. Memberikan rasa aman dari segi batin, sehingga dapat menurunkan turn

over karyawan,

Page 54: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

39

d. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari,

e. Meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat dan pemerintah.

2) Bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat yang diperoleh adalah:

a) Kepastian memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang sesudah

masa pensiun,

b) Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.

3) Bagi lembaga pengelolaan dana pensiun, tujuan penyelenggaraan kredit

pensiun adalah:

a) Mengeloa dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan

berbagai kegiatan investasi,

b) Turut membantu dan mendukung program pemerintah

Menurut wahab (2001), maksud dan tujuan dibentuknya suatu dana

pensiun dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu:

1. Sisi Pemberi Kerja

Dana pensiun sebagai usaha untuk menarik atau mempertahankan

karyawan perusahaanyang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif

yang diharapkan dapat meningkatkan atau mengembangkan perusahaan,

disamping sebagai tanggungjawab moral dan sosial pemberi kerja kepada

karyawan serta keluarganya pada saat karyawan tidak mammpu lagi bekerja

atau pensiun atau meninggal dunia.

2. Sisi Karyawan

Page 55: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

40

Dana pensiun adalah untuk memberikan rasa aman terhadap masa

yang akan datang dalam arti tetap mempunyai penghasilan pada saat

memasuki masa pensiun.

3. Sisi Pemerintah

dengan adanya dana pensiun, akan mengurangi kerawanan sosial.

kondisi tersebut merupakan unsur yang sangat penting dalam menciptakan

kestabilan negara.

4. Sisi Masyarakat

adanya dana pensiun merupakan salah satu lembaga pengumpulan

dana bersumber dari iuran dana hasil pengembangan. Terbentuknya

akumulasi dana yang bersumber dari dalam negri tersebut dapat membiayai

pembangunan nasional dalam rangka menciptakan kesejahteraan

masyarakat.

4. Skema prosedur akuntansi dan Penyaluran Kredit

Prosedur akuntansi bank pada prinsipnya sama dengan akntansi umum.

Proses akuntansi diawali dengan adanya transaksi yang terjadi, yang dilanjutkan

dengan proses pencatatan dokumen, selanjutnya didefinisikan, diukur,

diklasifikasikan, dikelompokkan dan dijabarkan sehingga menghasilkan suatu

laporan yang berguna bagi pihak-pihak tertentu dalam mengambil keputusan.

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa

kredit yang diberikan benar-benar akan kembali, keyakinan tersebut diperoleh dari

hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat

dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang

Page 56: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

41

nasabahnya seperti melaliui prosedur penilaian yang benar. Biasanya kriteria yang

harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar

menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

5. Pelaporan kredit pensiun

Laporan keuangan di perbankan merupakan bagian proses pelaporan

keuangan.Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut dengan asset

perusahaan dan perubahannya. Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan

aturan, prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansi, sebab

laporan keuangan suatu perbankan pada masa tertentu menggambarkan laba rugi

perusahaan pada periode tertentu.

Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan

penyediaan dan penyampaian informasi keuangan yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

F. Peneliti terdahulu

Peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Elvina Octavia Bukit, tahun 2012, dengan judul “Analisis penerapan pernyataan

standar akuntansi keuangan (PSAK) 18 mengenai akuntansi dana pensiun pada

dana pensiun PT. pertamina” yang bertujuan untuk mengetahui apakah prosedur

dana pensiun yang diterpkan di PT. Pertamina (persero) 7A Jakarta telah sesuai

dengan PSAK No. 18 yang berlaku.

Page 57: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

42

Menurut jariah (2006) dalam penelitiannya dengan judul “Pelaksanaan

Akuntansi Dana Pensiun Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) pada dana

pensiun Bank DKI” yang bertujuan untuk mengetahui apakah prosedur yang

diterapkan di Bank DKI sudah sesuai dengan PSAK No. 18 dan PSAK No.24.

Menurut Hosea (2004) dalam penelitiannya, dengan judul “penerapan

Akuntansi Dana Pensiun Taspen sebagai lembaga yang mengelolah aktiva dari

pemberi kerja” yang bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Dana

PensiunTaspen sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diatur dalam

PSAK 18. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif

kualitatif, dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa Dana Pensiun Taspen

sudah sesuai dengan PSAK 18.

G. Kerangka Pikir

Bank sebagai lembaga keuangan selain melakukan kegiatan pokoknya

yaitu menerima dan menyalurkan dana kepada masyarakat juga memberikan

pelayanan jasa-jasa lainnya. Salah satunya kredit pensiun, kredit pensiun yaitu

suatu kredit yang diberikan kepada para pensiunan atau ahli warisnya secara tetap

setiap bulannya. Sampai batas usianya disuatu perusahaan dan dia harus berhenti

bekerja karena telah habis masa kontrak kerjanya.

Dalam pemberian kredit pensiun ada beberapa aturan atau langkah-

langkah untuk dapat memberikan kredit pensiun diantaranya :

1) Pengajuan berkas

Page 58: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

43

Pengajuan berkas bertujuan untuk mengetahui apakah maksud dan tujuan

diajukannya suatu permohonan bagaiman jaminan kreditnya dan cara

pemohon mengembalikan atau membayarkan kreditnya,

2) Penyelidikan berkas

Penyelidikan berkas bertujuan untuk mengetahui apakah berkas yang

diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar,

3) Keputusan kredit

Keputusan kredit bertujuan untuk menentukan apakah kredit akan diberikan

atau ditolak, jika diberikan maka calon nasabah menandatangani akad

kredit, dan surat perjanjian yang dianggap penting sesuai dengan

kesepakatan kedua bela pihak,

4) Pencairan kredit

Pencairan kredit pensiun atau pengambilan uang dari rekening yang telah

pensiunan atau ahli warisnya dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan

kredit yaitu sekaligus atau secara bertahap, dan

5) Pencatatan akuntansi

Pencatatan akuntansi dilakukan agar lebih mudah menghasilakn

informasi/laporan yang berguna bagi pihak-pihak tertentu dalam mengambil

keputusan dalam perusahaan.

Adapun skema kerangka pikir yaitu sebagai berikut:

Page 59: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

44

Gambar 2

Skema Kerangka Pikir

PT. Bank BTPN Makassar

Kredit Pensiun

Pencatatan Akuntansi

Pencairan Kredit pensiun

Kesimpulan

Page 60: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar jl.

Gunung Bawakaraeng yang dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan mulai

tanggal 13 Juni – 31 Agustus 2016.

B. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2014:224) mengemukakan bahwa “Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data”. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a) Wawancara

Yaitu merupakan pengumpulan data dengan cara Tanya jawab langsung

dengan pihak perusahaan yang terkait. Penulis melakukan wawancara

tentang prosedur pemberian dan pencatatan akuntansi kredit pensiun di PT

Bank BTPN Cabang Makassar dan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan

data-data informasi.

b) Dokumentasi

Adalah mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data yang

diperoleh dari PT Bank BTPN Cabang Makassar sebagai bahan untuk

memperkuat penjelasan terhadap bahan atau masalah yang diteliti.

Page 61: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

46

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

a) Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka meliputi laporan

tahunan

b) Data Kualitatif, yaitu data yang berupa penjelasan/pernyataan yang

tidak berbentuk angka-angka, seperti gambaran umum dan

perkembangan perusahaan PT. Bank BTPN Cabang Makassar

2. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui study kepustakaan

dengan mendatangi perpustakaan dan mencari buku-buku literature

yang sesuai dengan masalah yang diteliti, dan informasi yang

didapatkan digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan

dengan prosedur pemberian dan pencatatan kredit pensiun data yang

diperoleh darii studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah

ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing

sehingga relevan dengan pembahasan yang telah diteliti.

Page 62: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

47

D. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data , model penelitian yang digunakan oleh penulis

adalah metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode dengan

mengumpulkan data, disusun, diinterprestasikan dan dianalisa sehingga

memberikan gambaran yang sebenarnya tentang prosedur penyaluran kredit

pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar sebagai lembaga yang

mengelolah dana pensiun.

E. Defenisi Operasional Variabel

Operasional Variabel menurut Sarwono (2006:28) adalah sebagai berikut:

“Operasional Variabel adalah yang menjadikan variabel-variabel yang sedang

diteleliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran

variabel-variabel tersebut”.

Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pemberian kredit adalah proses pemberian kredit dana pensiun

yang diberikan kepada calon nasabah dengan prosedur dan persyaratan yang

ditetapkan oleh Bank BTPN Cabang Makassar.

2. Pencatatan kredit pensiun adalah proses akuntansi yang berkaitan dengan

transaksi kredit data pensiun.

3. Kredit Pensiun adalah kredit yang diberikan kepada para pensiunan (ahli

warisnya) baik sipil, militer maupun swasta yang mempunyai Yayasan Dana

Pensiun (YDP) dan menerima uang pensiun secara tetap setiap bulannya.

Page 63: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

48

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Bank BTPN

Bank BTPN terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu

perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di Bandung. Ketujuh

serangkai tersebut kemudian mendirikan Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan

Militer (selanjutnya disebut ”BAPEMIL”) dengan status usaha sebagai

perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para

anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yakni membantu

meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia maupun sipil, yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan

banyak yang terjerat rentenir.

Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada

tahun 1986 para anggota perkumpulan BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional dengan ijin usaha sebagai Bank Tabungan dalam rangka

memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok

Pokok Perbankan untuk melanjutkan kegiatan usaha BAPEMIL.

Berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

(sebagaimana selanjutnya dirubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun

1998) maka pada tahun 1993 status Bank BTPN diubah dari Bank Tabungan

menjadi Bank Umum melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No. 055/KM.17/1993 tanggal 22 Maret 1993. Perubahan status Bank

BTPN tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana

Page 64: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

49

ditetapkan dalam surat Bank Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal 22

April 1993 yang menyatakan status Perseroan sebagai Bank Umum.

Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank

Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993,

Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik

simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap

mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena

target market Bank BTPN adalah para pensiunan. Dalam rangka memperluas

kegiatan usahanya, Bank BTPN bekerja sama dengan PT Taspen, sehingga Bank

BTPN tidak saja dapat memberikan pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman,

tetapi juga dapat melaksanakan “Tri Program Taspen”, yaitu Pembayaran

Tabungan Hari Tua, Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun

kepada nasabah.

B. Visi dan Misi PT Bank BTPN Cabang Makassar

1. Visi : “Menjadi Bank mass-market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat

Indonesia”.

2. Misi : “Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih

berarti”.

C. Struktur organisasi PT Bank BTPN Cabang Makassar

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang

bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur

organisasi dalam suatu perusahaan sangatlah penting, tidak terkecuali di dunia

perbankan. Dengan adanya struktur organisasi akan tampak jelas kedudukan,

Page 65: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

50

pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Hubungan kerja

organisasi dituangkan dalam struktur organisasi yang merupakan gambaran

sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakkan

organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

PT. Bank BTPN Cabang Makassar dipimpin oleh seorang kepala area

bisnis yang membawahi urusan kredit dan operasional bank yang ada di seluruh

Bank BTPN Cabang Makassar. Berikut ini Bagan Struktur Organisasi PT. Bank

BTPN Cabang Makassar.

Regional Sales HeadIBT

Victor KM Aritonang

Maruli Tua Sitohang

Area Sales LeadMakassar

Branch Service ManagerMakassar

Keshmar Siahaan

Branch Sales ManagerMakassar

Vonny Pasagie

Credit Acceptance Supervisor

Jauhar SP.

Service Supervisor

Meryanti

Sales Marketing Supervisor

1. Darmawati Muin2. A.Munandar BL.3. Sirajuddin

Sales Marketing Officer

- Harnia- Don Bosco J.- Fenny Arifin K.- Rusli- Anwar Aziz- Alfian Kurnianto- Burhanudin (P)- Muh.Nurabdi- Mukhtabar- Ridwan R. (P)- Fadillah Ar.- Sriwidya N.- Alhar Drajat K.- Ibrahim (A)- Nurliana (A)- Ashadi Azida (A)- Muh.Yusuf (A)

Teller

- Nuraini Irwan- Megawati (JB)- Nur Angreni(JB)- Herlyanti (JB)- Ani Sukriati(JB)

Credit Acceptance

- Jumriah- Ira Rahman

Sales Support

- Ardiansyah- Aisyah Roslima- Zulkifli Syarif- Askary Samad

Branch Serv. ManagerSungguminasa

Branch Serv. ManagerArief Rate

Credit Acceptance Supervisor

Imla Nirmala

Credit Acceptance

- Nurfitiana S.- Ratih Novrianty

Teller

- Hasniar S.- St.Khadija(JB- Winarni (JB)

Abd. Haris Najibah

Credit Acceptance

Eka asyetika AS.

Teller

- ST.Kaesariah- A.Sukma (JB)

Credit Acceptance Supervisor

Rizal Rosandhy

Branch Serv. ManagerMaros

Syamsuriani Arief

Credit Acceptance Supervisor

Riefad Rienaldy

Credit Acceptance

Fauzia Ningrum

Teller

- Ramlah- Nilayudarsi (JB)

Branch Serv. ManagerTakalar

Kamal Arfah

Credit Acceptance Supervisor

Onna Riza Y.

Credit Acceptance

- Nurmadina- Sukmatica (OC)

Teller

- Dewi Arsiyani- Amalia I. (JB)- Na’alia (JB OC)

Gambar 3. Struktur Organisasi PT Bank BTPN Cabang Makassar

Page 66: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

51

D. Deskripsi Jabatan Area Bisnis dan Operasional PT Bank BTPN Cabang

Makassar

1. Area Sales Leader (ASL)

Uraian Tugas :

a) Mencapai target area dengan memimpin, mengelola cabangcabang

yang terdiri dari cabang Flagship, Business maupun spoke.

b) Memaintain, mengembangkan aktifitas penjualan dan promosi kredit

pensiun, dengan mengelola hubungan baik dengan mitra kerja/usaha.

c) Menjalankan perannya sebagai pimpinan area/governance

representative.

2. Area Business Support Manager (ABSM)

Uraian Tugas :

a) Melakukan monitoring seluruh kegiatan penjualan di cabang dalam

area yang menjadi tanggungjawabnya.

b) Memastikan kegiatan operasional di area cabang sudah dilaksanakan

sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

c) Memastikan pelayanan di area cabang bahwa tugas yang dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan service management.

d) Memastikan seluruh standar training atau sertifikasi untuk staff yang

sudah sesuai dengan ketentuan.

3. Area Support Staff

Uraian Tugas :

Page 67: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

52

Membantu Area Business Support Manager dalam melakukan

monitoring terhadap data penjualan di cabang, operasional cabang,

implementasi terhadap ketentuan dari service management serta

monitoring terhadap training karyawan di areanya.

4. Area Operations Manager

Uraian Tugas :

a) Melakukan monitoring operasional yang berhubungan dengan

pelayanan administrasi pendanaan perbankan secara efektif dan efisien.

b) Memutuskan segala kegiatan yang berhubungan dengan operasional

bank.

5. Branch Manager

Uraian Tugas :

a) Mencapai target cabang dengan memimpin, mengelola, merencanakan

dan melakukan koordinasi aktifitas penjualan dan promosi kredit

pensiun, membangun kerjasama yang baik dengan mitra kerja.

b) Melakukan monitoring terhadap seluruh kegiatan operasional kredit

pensiun sehingga operasional berjalan sesuai dengan sistem dan

prosedur yang berlaku dengan memperhatikan resiko operasional dan

memastikan standard service perusahaan deijalankan dengan baik.

c) Melakukan pembinaan direct sales untuk pemgembangan bisnis

cabang, melakukan monitoring penagihan serta memastikan pelayanan

pembayaran uang pensiun dan kredit pensiun telah dilaksanakan

dengan baik.

Page 68: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

53

6. Credit Acceptance Supervisor (CAS)

Uraian Tugas :

Mengelola dan melakukan supervisi atas proses pemberian kredit pensiun

dan kelengkapan dokumen kredit, memberikan persetujuan pemberian

kredit pensiun sesuai kewenangannya dan menjalankan penanganan

tagihan.

7. Credit Acceptance Officer (CAO)

Uraian Tugas :

Melakukan kegiatan proses pemberian kredit pensiun dan melengkapi

dokumen kredit sesuai ketentuan.

8. Sales & Marketing Supervisor (SMS)

Uraian Tugas :

a) Mengelola dan melakukan supervisi terhadap aktifitas penjualan dan

promosi kredit pensiun di cabang flagship, melalui kegiatan promosi,

menjalankan kerjasama yang baik dengan mitra kerja, melakukan

supervisi pelayanan kredit pensiun yang baik.

b) Melakukan pembinaan terhadap direct sales untuk pengembangan

bisnis cabang.

9. Sales & Marketing Officer (SMO)

Uraian Tugas :

Melakukan aktifitas penjualan kredit pensiun serta melakukan kegiatan

promosi ke mitra kerja terkait.

10. Service Supervisor

Page 69: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

54

Uraian Tugas :

a) Melakukan supervisi atas seluruh kegiatan pambayaran pensiun dan

pencairan dana kredit pensiun.

b) Memastikan penanganan pengaduan nasabah diselesaikan dengan baik

dan tepat waktu.

c) Secara proaktif merekomendasikan nasabah yang akan mengajukan

kredit kepada Sales & Marketing Officer.

11. Teller

Uraian Tugas :

Melakukan pembayaran uang pensiunan dan pembayaran pencairan kredit

pensiun sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku dengan service

yang memuaskan.

12. Loan Administration Supervisor dan Loan Administaration Officer

Uraian Tugas :

Melaksanakan proses interaksi di bidang Akuntansi Kredit yang

berpedoman kepada kebijakan, prosedur operasi Bank BTPN, maupun

Regulasi perbankan secara umum dan sesuai dengan Service Level

Agreement yang telah disepakati dengan pihak pihak yang membutuhkan

layanan dari Back Office Operation, untuk mencapai target kualitatif

maupun kuantitatis.

E. Produk dan Layanan PT Bank BTPN Cabang Makassar

Page 70: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

55

Produk dan Layanan PT. Bank BTPN Cabang Makassar memberikan

fasilitas perbankan dalam segmen usaha Bisnis Pensiun berupa tabungan

maupun kredit pensiun, produk dan layanannya adalah sebagai berikut:

1. Produk Tabungan PT. Bank BTPN

a) Taseto Premium - Tabungan Setara Deposito

Tabungan yang memberikan tingkat pengembalian Setara dengan

Deposito tetapi tetap memberikan Fleksibilitas dan Kenyamanan

Transaksi.

b) Deposito

Program deposito kami memberi hasil dari lebih dari yang Anda

bayangkan dengan suku bunga mencapai 7,00 %.

c) Giro

Rekening Koran untuk menbantu Anda sebagai pribadi yang dinamis

dan untuk mendukung kelancaran usaha Anda.

d) Tabungan

Manfaat lebih dari sekedar menabung denga hasil maksimal untuk

kelancaran bisnis dan keluarga Anda.

2. Produk usaha bisnis pensiun PT. Bank BTPN

a) Tabungan pensiun

Tabungan pensiun pada PT. Bank BTPN diberi nama dengan Tabungan

Citra Pensiun. Tabungan Citra Pensiun adalah produk tabungan yang

diperuntukkan khusus bagi nasabah pensiunan.

b) Kredit pensiun

Page 71: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

56

1). Kredit Pensiun Regular Pensiunan termasuk pensiunan janda/ duda

dengan usia minimal 25 tahun maksimal 75 tahun yang menerima uang

pensiun dari pemerintah/ BUMN/ BUMD/ Swasta. Produk dari kredit

pensiun regular bernama Kredit Pensiun Sejahtera. Kredit Pensiun

Sejahtera merupakan fasilitas kredit yang dirancang khusus bagi para

pensiunan. Produk ini menawarkan pilihan jangka waktu kredit 1-120

bulan, dengan plafon kredit minilah Rp. 2 juta maksimal Rp 300 juta

disesuaikan dengan gaji pensiun yang didapat serta proses pembayaran

yang mudah. Ada beberapa kode produk dari kredit pensiun regular

yaitu:

(a) KPP, Kredit Pensiun regular yang kantor bayar pensiunnya di PT.

Posindo

(b) KPN, Kredit Pensiun Regular yang kantor bayar pensiunannya di

Bank BTPN.

2). Kredit Pra Pensiuan Kredit Pra Pensiun adalah kredit yang diberikan

kepada PNS, Pegawai Lembaga Negara, pegawai BUMN/ BUMD,

Swasta yang < 6 bulan menjelang pensiun. Produk Kredit Pra Pensiun

pada PT. Bank BTPN yaitu:

a). Kredit pensiun sejahtera plus Kredit Pensiun Sejahtera Plus

memiliki kode produk KMT. Kredit Pra Pensiun Tabungan Hari

Tua (KMT), yaitu kredit dengan grace period maksimal selama 6

bulan sebelum masa pensiun yang pelunasannya dibayar sekaligus

pada saat pensiun pertama dan uang THT diterima.

Page 72: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

57

b) Kredit pensiun sejahtera 6 Kredit Pensiun Sejahtera 6 memiliki

kode produk KMP. Kredit Pra Pensiun (KMP) yaitu kredit dengan

penagguhan pembayaran pokok dan bunga (graceperiod) maksimal

6 bulan. Pada saat grace period berakhir debitur diwajibkan

membayar sekaligus bunga selama grace period dengan sumber

pembayaran dari uang THT. Selanjutnya debitur diwajibkan

membayar angsuran tetap mencakup pokok dan bunga selama

periode yang diperjanjikan dengan sumber pembayaran dari

manfaat pensiun bulanan.

3. Pelayanan PT. Bank BTPN

a) Pembayaran gaji bulanan pensiun

b) Transfer uang dan kliring

c) Program daya antara lain pelayanan kesehatan, dialog interaktif dan

pelayanan tumbuh usaha.

Page 73: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

58

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Prosedur Pencatatan Akuntansi dan penyaluran kredit

Pencatatan setiap transaksi penyaluran kredit pensiun pada PT.

Bank Tabungan Pensiun Nasional Cabang Makassar (BTPN Makassar)

menggunakan catatan akuntansi secara komputerisasi . Pencatatan secara

komputerisasi yang pertama berupa laporan harian hasil penyaluran kredit

pensiun yang dibuat oleh Credit Admin Officer melalui program komputer

YR8 dengan cara menginput data pinjaman dan data diri debitur.

Laporan harian hasil penyaluran kredit pensiun pada saat tutup kas

dikirim melalui faximile sebagai laporan kepada kantor cabang Makassar.

Kedua, laporan harian penerimaan dan pengeluaran kas dibuat oleh Teller

melalui program komputer YR1 sebagai pertanggung jawaban Teller atas

uang tunai yang disetor oleh Accounting Officer. Tujuan pencatatan secara

komputerisasi adalah menghindari adanya kemungkinan human error.

Dalam pencatatan pemberian kredit pada bank tabungan pensiun

nasional yang mencatatan dalam transaksi pemberian kredit dilakukan oleh

bagian pembukuan kredit yang dimana pencatatan pemberian kredit

meliputi Persetujuan dan pemberian Plafond kredit, Penarikan tunai

fasilitas kredit nasabah, Pembayaran bunga kreditnasabah, Angsuran

Kredit Nasabah, Penghapusan kredit nasabah, Pembayaran tunggakan

kredit bermasalah, dan Tunggakan bunga kredit.

Page 74: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

59

Tabel 2.1 Persetujuan Kredit

Tabel 2.2 Biaya-biaya yang dikenakan kepada nasabah

Tanggal Keterangan Nomor

Rekening Debet Kredit

Rekening nasabah xxx

Provisi kredit 5011 xxx

Pendapatan Kredit 50111 xxx

Pendapatan administrasi 50112 xxx

Pendapatan biaya tatal aksana 50113 xxx

Asuransi Kredit 5012 xxx

Biaya lain-lain 5012 xxx

Tabel 2.3 Penarikan tunai kredit

Tanggal Keterangan Nomor

Rekening

Debet Kredit

Rekening Nasabah xxx

Kas 101 xxx

Tabel 2.4 Pembayaran bunga kredit oleh nasabah

Tanggal Keterangan Nomor

Rekening

Debet Kredit

Kas 101 xxx

Pendapatan bunga pihak III non bank xxx

Tabel 2.5 Angsuran kredit

Tanggal Keterangan Nomor

Rekening Debet Kredit

Kas 101 xxx

Kredit yang diberikan 105 xxx

Tanggal Keterangan Nomor

Rekening Debet Kredit

Kredit yang diberikan 105 xxx

Kas 101 xxx

Page 75: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

60

Tabel 2.6 penghapusan kredit nasabah

Tanggal Keterangan Nomor

Rekening Debet Kredit

Cadangan umum (PPAP) 601 xxx

Kredit yang diberikan 105 xxx

Keterangan PPAP adalah penyisihan

Penghapusan aktiva produktif

Table 2.7 Pembayaran tunggakan kredit bermasalah

Tanggal Keterangan Nomor

Rekening Debet Kredit

Kredit yang diberikan 105 Xxx

Cadangan umum (PPAP) 601 xxx

Keterangan PPAP adalah penyisihan

Penghapusan aktiva produktif

Table 2.8 Saat pelunasan

Tanggal Keterangan Nomor

Rekening Debet Kredit

Kas 101 xxx

Kredit yang diberikan 105 xxx

Tunggakan bunga kredit 403 xxx

Table 2.9 Tunngakan bunga kredit

Tanggal Keterangan Nomor

Rekening Debet Kredit

Kas 101 Xxx

Kredit yang diberikan 105 xxx

Tunggakan bunga kredit 403 xxx

Table 2.10 Perbandingan pencatatan akuntansi kredit

No Keterangan Teori Perusahaan

1

Persetujuan dan

pemberian

plafon kredit

biaya yang

dibebankan

Fasilitas kredit yang diberikan

Kas

Rekening Nasabah

Provisi kredit

Kredit yang diberikan

Kas

Rekening nasabah

Provisi kredit

Page 76: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

61

kepada nasabah Pendapatan Administrasi Bank

Biaya lain-lain

Pendapatan administrasi

Pendapatan biaya tatalaksana

Asuransi kredit

Biaya lain-lain

2

Penarikan tunai

fasilitas kredit

nasabah

Rekening Giro Nasabah

Kas Rupiah

Rekening Nasabah

Kas

3

Pembayaran

bunga kredit

nasabah

Kas

Pendapatan bunga – kredit

Rekening giro

Kas

Pendapatan bunga pihak III

Non bank

4 Angsuran kredit

Nasabah

Kas

Fasilitas kredit yang diberikan

Kas

Kredit yang diberikan

5 Penghapusan

kredit nasabah

Cadangan umum (PPAP)

Fasilitas kredit yang diberikan

Cadangan umum (PPAP)

Kredit yang diberikan

6

Pembayaran

tunggakan kredit

bermasalah saat

pelunasan

Fasilitas kerdit yang diberikan

Cadangan kredit (PPAP)

BI-giro

Fasilitas kredit yang diberikan

HBL-tunggakan bunga kredit

Kredit yang diberikan

Cadangan umum (PPAP)

Kas

Kredit yang diberikan

Tunggakan bunga kredit

7

Tunggakan

bunga kredit

Kas

Pendapatan bunga kredit

Denda tunggakan bunga kredit

Kas

Kredit yang diberikan

Denda tunggakan bunga kredit

2. Proses Pemberian Kredit Pensiun Pada PT Bank BTPN Cabang

Makassar

Proses Pemberian Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar

Untuk mendapatkan kredit harus melalui proses yang telah ditentukan oleh pihak

pemberi kredit, prosedur proses pemberian kredit PT. Bank BTPN Cabang

Makassar adalah sebagai berikut:

a. Pengajuan Permohonan Kredit

Pengajuan permohonan kredit oleh calon peminjam harus diawali

dengan konsultasi kepada pihak yang mengurusi kredit yaitu pada

bagian Credit Acceptance Officer.

Page 77: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

62

b. Melengkapi Berkas-berkas Persyaratan

Pemohon kredit harus melengkapi berkas-berkas yang diminta oleh

bagian kredit sesuai dengan ketentuan persyaratan yang berlaku yang

terdiri dari dokumen inti dan dokumen pelengkap seperti, pass foto,

kartu keluarga, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) jika pinjaman

melebihi Rp. 50 juta, informasi gaji terakhir bisa dari slip gaji terakhir/

buku tabungan/ carik.

c. Analisis Kredit

Menilai kelayakan kredit yang akan diberikan dengan dasar

pertimbangan dari berkas pemohon seperti jumlah gaji pensiun, usia

pensiun, jangka waktu, nominal kredit dan menguji keaslian dokumen.

d. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui informasi data

diri pensiunan sesuai dengan lembar wawancara dan keinginan

kebutuhan pensiun yang sebenarnya.

e. Keputusan Kredit

Keputusan dari pihak Credit Acceptance Officer bahwa pengajuan

kredit dari calon debitur akan diterima atau ditolak.

f. Penandatanganan akad kredit atau Perjanjian Kredit

Persetujuan kredit adalah pernyataan dari Credit Acceptance

Supervisor bahwa kredit yang dimohon telah disetujui jika pengajuan

kredit < Rp. 100 juta rupiah sedangkan persetujuan kredit > Rp. 100

juta rupiah diotorisasi pula oleh Branch Manager.

Page 78: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

63

g. Realisasi kredit

Pencairan dana kredit dilakukan oleh Teller yang berupa pembayaran

atau pemindah bukuan atas nama rekening pinjaman.

Beriku adalah bagan alir (flowchart) pencairan kredit pensiun pada PT

BANK BTPN Cabang Makassar dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 79: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

64

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Mulai

Mengajukan permohonan

kredit

Menyetor persyaratan

berkas

Lengkap ?

Analisi kredit

Wawancara

Layak ?

Pencairan kredit

Selesai

Menandatangani

Gambar 4. Prosedur pencairan kredit pension pada PT Bank BTPN Cabang Makassar

B. Pembahasan

1. Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi Pensiunan untuk Mendapatkan

Kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar.

Page 80: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

65

a. Dokumen Inti Pensiun yang berada di bawah pengelolaan Dapen Taspen

maupun Asabri dengan kode produk pinjaman KPN dan KPP wajib

menyertakan dokumen inti berupa Surat Keputusan Pensiun (SKEP) asli

yang dijadikan sebagai jaminan kredit di Bank. Bagi pinjaman dengan

kode produk KMT dan KMP penyertaan dokumen inti yaitu SKEP

Pengangkatan sebagai pegawai atau dokumen pengurusan pensiun

sebagai penganti SKEP pensiun yang belum diterbitkan oleh pemerintah.

Sementara bagi pensiunan yang bukan merupakan Dapen Taspen atau

Asabri pinjaman dengan kode produk KPN dan KPP penyertaan

dokumen SKEP pensiun asli jika tidak ada dapat diganti dengan copy

SKEP yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang, serta surat

keterangan hilang dari kepolisian, apabila sampai copy SKEP yang telah

dilegalisir juga tidak ada maka harus disertakan dokumen tambahan

berupa surat pernyataan tidak pindah gaji kantor bayar BTPN yang

diketahui dan disetujui Dapen. Pinjaman dengan kode produk KMT dan

KMP penyertaan dokumen inti harus SKEP pensiun asli dan dokumen

kepengurusan pensiun.

b. Dokumen Pelengkap. Dokumen pelengkap yang digunakan di PT Bank

BTPN Cabang Makassar terdiri dari aplikasi permohonan kredit yang

dilengkapi oleh pihak bank dan ditandatangani debitur, kartu identitas

debitur yang biasanaya berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih

berlaku dan telah di foto copy, pas foto berukuran 4x6 sebanyak dua

lembar, kartu keluarga, menyertakan foto copy kartu NPWP apabila

Page 81: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

66

pinjaman > Rp. 50 juta atau sesuai ketentuan yang berlaku, informasi gaji

pensiun terakhir bisa bersumber dari foto copy carik, buku gaji atau buku

tabungan, khusus debitur kode produk KMT dan KMP dilengkapi

dokumen pendukung pengurusan pembayaran uang pensiun, dan terakhir

khusus debitur kode KMP dilengkapi rincian uang THT dan rincian

manfaat pensiun bulanan yang akan diterima debitur dari Dapen.

c. Dokumen yang diperkenankan TBO (To Be Optained) dokumen susulan.

Dokumen yang diperbolehkan untuk susulan adalah dokumen yang

berupa SKEP Asli Pensiun bagi Debitur Take Over dengan kode produk

KPN dan KPP, foto copy kartu NPWP untuk keseluruhan pinjaman di >

Rp. 50 juta atau sesuai ketentuan yang berlaku. Jika syarat tersebut sudah

dimiliki oleh debitur diharapkan segera dilakukan pengurusan dengan

pihak bank maksimal TBO 1 bulan sejak tanggal pencarian kredit.

d. Dokumen Hukum

Kredit pensiun dengan kode produk KPN dan KPP menggunakan

dokumen baru yang dicetak melalui Microsoft Excel oleh oleh bank

yaitu, aplikasi dan ketentuan umum kredit pensiun yang dicetak bolak-

balik (tidak boleh dicetak terpisah) dengan ketentuan KETUM dicetak

melalui percetakan atau print dari komputer dan form aplikasi setelah

diisi lengkap kemudian di print dibalik lembar KETUM, tanda terima

dokumen SKEP atau kepengurusan SKEP yang telah diserahkan pihak

debitur kepada kreditur sebagai jaminan kreditnya, surat pernyataan IIR

(khusus untuk debitur IIR > 70 %) IIR dalah hal ini adalah surat

Page 82: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

67

pernyataan debitur Non SPK atau copy SKEP legalisir, surat pernyataan

Take Over apabila debitur yang mengajukan pinjaman di Bank BTPN

sebelumnya telah meminjam uang di bank lain, surat kuasa potong gaji

bagi debitur dengan kode produk KPP, lembar wawancara yang

sebelumnya telah dilakukan proses wawancara kepada debitur pada saat

pengajuan kredit berlangsung, daftar rencana pembayaran yang disajikan

dalam bentuk tabel jadwal pembayaran angsuran secara anuitas, lembar

hasil Checking di Bank Indonesia, dan Document Check List (DCL) atas

kelengkapan persyaratan dokumen hukum.

Dokumen hukum pada debitur dengan kredit pra pensiun

sebenarnya juga hampir sama dengan syarat pada kredit pensiun regular

dokumen baru juga dicetak manual menggunakan Microsoft Excel, yang

membedakan yaitu pada kredit pra pensiun terdapat surat pernyataan

Tunjangan Hari Tua (THT).

2. Proses Pemberian Kredit Pensiun pada PT. Bank BTPN Cabang

Makassar

Prosedur pemberian kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar adalah

sebagai berikut :

a. Bagi pemohon kredit (pensiunan) yang telah memenuhi kriteria boleh

melakukan pengajuan kredit dapat dilakukan pada bagian Credit

Acceptance Officer.

b. Pensiunan diharuskan untuk melengkapi berkas-berkas persyaratan yang

diminta oleh Credit Acceptance Officer berdasarkan kode produk kredit

Page 83: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

68

yang ada di PT. Bank BTPN. Persyaratan seperti halnya dokumen inti

yaitu dilampirkan SKEP Pensiun asli maupun yang telah dilegalisir bagi

debitur kredit pensiun regular. Debitur kredit pra pensiun dokumen inti

berupa SK pegawai atau dokumen kepengurusan pensiun, sementara

berkas persyaratan pendukung seperti aplikasi permohonan kredit yang

dilengkapi dan ditandatangani debitur, foto copy KTP yang masih berlaku,

dua lembar foto diri 4x6, kartu keluarga, foto copy kartu NPWP untuk

keseluruhan pinjaman > Rp. 50 Juta atau sesuai ketentuan yang berlaku,

slip gaji terakhir, khusus debitur kode produk KMT dan KMP dilengkapi

dokumen pendukung pengurusan pembayaran uang pensiun, khusus

debitur kode KMP dilengkapi rincian uang THT (tunjangan hari tua) dan

rincian manfaat pensiun bulanan yang akan diterima debitur dari Dapen.

c. Setelah berkas persyaratan dinyatakan lengkap maka selanjutnya

dilakukan analisis kredit. Analisis kredit digunakan untuk menilai

kelayakan suatu kredit yang akan diberikan kepada debitur atas

pertimbangan yang meliputi :

1) Gaji pensiun, keadaan saldo pensiun yang bersumber dari slip gaji

terakhir, carik, atau buku tabungan yang masih memenuhi kriteria

pengambilan kredit atau tidak.

2) Nominal kredit, untuk mengetahui ketersediaan plafon pinjaman kredit

dan menilai kemampuan debitur dalam melakukan pengembalian

pinjaman tersebut. Pihak bank memberikan plafon pinjaman kredit

minimal Rp. 2 juta rupiah dan maksimal Rp. 300 juta. Cara mengetahui

Page 84: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

69

berapa besar plafon kredit yang dapat diambil pihak bank dapat

dilakukan dengan memasukan nomor pensiun maupun nomor rekening

calon debitur dalam sistem komputer khusus yang dimiliki oleh bank.

3) Keaslian dokumen, sebagai antisipasi kejadian yang tidak diinginkan

mengenai keaslian dokumen yang digunakan sebagai persyaratan kredit

oleh debitur. Ketelitian sangat dibutuhkan dalam menganalisis dokumen

tersebut.

4) Usia pensiun dan jangka waktu kredit, sebagai pertimbangan

kesanggupan untuk pengembalian kredit dengan mengacu pada peraturan

yang telah ditentukan mengenai batas usia maksimal pensiunan

mengajukan pinjaman dan waktu yang akan diambil dalam proses

pengembalian pinjaman. Untuk kode Produk KMT maksimal jangka

waktu pinjaman 6 bulan, sementara kode produk KMP, KPN dan KPP

adalah sebagai berikut:

Kode Produk KMP yaitu:

1. Saat akad kredit minimal berusia 25 tahun temppo maksimal 75 tahun.

Jangka waktu maksimal 18 bulan dan maksimal 120 bulan (harus

kelipatan 6 bulan).

2. Usia debitur < 65 tahun, maksimal jangka waktu 120 bulan.

3. Usia debitur > 65 tahun, maksimal jangka waktu 96 bulan dan saat

jatuh tempo kredit usia maksimal 75 tahun.

Sedangkan Kode Produk KPN dan KPP yaitu :

Page 85: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

70

1. Saat akad kredit minimal berusia 25 tahun jatuh tempo maksimal 75

tahun. Jangka waktu minimal 12 bulan dan maksimal 12o bulan (harus

kelipatan 6 bulan).

2. Usia debitur <65 tahun, maksimal janka waktu 120 bulan.

3. Usia debitur >65 tahun maksimal jangka waktu 96 bulan dan saat

jatuh tempo kredit usia maksimal 75 tahun.

4. Usia debitur janda > 25 - <48 tahun maksimal jangka waktu 60 bulan.

5. Usia debitur janda >48 tahun dan saat jatuh tempo maksimal 75 tahun

jangka waktu 120 bulan.

6. Usia debitur duda > 25 tahun maksimal 75 tahun jangka waktu

maksimal 60 bulan.

d. Setelah proses analisis selesai selanjutnya adalah melakukan wawancara

langsung kepada debitur untuk mengetahui kondisi fisik pensiunan kira-

kira layak atau tidak diberikan kredit, informasi data diri pensiunan dengan

dokumen pelengkap dan untuk mengetahui kebutuhan nasabah sebenarnya.

e. Tahap selanjutnya adalah keputusan mengenai layak atau tidaknya calon

debitur diberikan kredit. Calon debitur yang telah memenuhi keseluruhan

persyaratan yang telah ditetapkan dan dinyatakan layak untuk diberikan

kredit maka Credit Acceptance Officer akan menyetujui permohonan

kredit yang diajukan oleh debitur dan memintakan otorisasi kepada Credit

Acceptance Supervisor jika pinjaman < Rp. 100 juta rupiah atau kepada

Branch Manager apabila pinjaman > Rp. 100 juta rupiah.

Page 86: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

71

f. Jika permohonan kredit dinyatakan layak maka Credit Acceptance

Supervisor atau Branch Manager akan membuat surat pernyataan dan

menandatangai akad kredit bahwa kredit telah disetujui.

g. Kredit yang telah disetujui oleh pihak bank dapat langsung direalisasikan

pada saat itu juga oleh Teller, karena proses pencairan kredit di PT. Bank

BTPN dilakukan dalam waktu satu hari saja dan dapat langsung diambil

pada bagian yang terkait atau dilakukan pemindahbukuan atas rekening

pinjaman. Berikut ini adalah penerapan proses pemberian kredit pensiun

yang dilakukan pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar yang disesuaikan

dengan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang

berhubungan dengan kegiatan pemberian kredit pensiun :

1) Credit Acceptance Officer

a) Memberikan informasi kredit secara terperinci kepada pensiunan yang

akan mengajukan kredit.

b) Memproses dan verifikasi data untuk aplikasi kredit dan perjanjiannya

c) Meminta persetujuan kredit dengan range Rp. 2-100 Juta oleh

Supervisor Credit dan diatas Rp. 100 juta oleh Branch Manager.

d) Mencetak perjanjian kredit dan penandatanganan Surat Perjanjian

Kredit (SPK) kepada nasabah.

e) Memastikan dokumen kredit.

f) Menerima kembali dokumen-dokumen kredit dari bagian Loan

Administration.

Page 87: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

72

g) Memastikan dokumen-dokumen kredit lengkap di akhir hari, kemudian

berkas yang sudah lengkap diserahkan ke bagian Loan Administration

beserta tanda terima 2 lembar.

h) Menerima tanda terima dari bagian Loan Administrasi.

i) Kemudian mengarsip tanda terima tersebut berdasarkan tanggal.

2) Credit Acceptance Supervisor

a) Memferivikasi data aplikasi kredit.

b) Menandatangani dan memerikasa kembali berkas kredit yang

ditandatangani nasabah untuk dilakukan otorisasi. Memberikan

persetujuan atas pengajuan kredit < Rp. 100 juta.

3) Branch Manager

a) Menerima lembar aplikasi kredit.

b) Memberikan persetujuan atas pengajuan kredit > Rp. 100 juta.

c) Menandatangani dan memeriksa kembali berkas kredit yang

ditandatangani nasabah untuk dilakukan otorisasi, kemudian

menyerahkan kembali lembar aplikasi kredit ke bagian Credit

Acceptance Officer.

4) Loan Administration

a) Menerima lembar aplikasi kredit beserta dokumen-dokumen

persyaratan kredit dari Credit Acceptance Officer.

b) Memeriksa dokumen-dokumen persyaratan dalam daftar checklist.

c) Input pencairan kredit dalam sistem aplikasi komputer.

d) Memberikan otorisasi.

Page 88: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

73

e) Mengembalikan berkas kredit ke bagian Credit Acceptance Officer dan

menyerahkan berkas ke Teller untuk dilakukan pencarian kreditnya.

f) Pada akhir hari menerima berkas kredit yang sudah lengkap untuk

dicek kembali, kemudian memberikan berkas ke bagian Custodian

Credit beserta tanda terimanya 1 lembar.

g) Menyerahkan berkas dan tanda terima lembar ke dua kepada Credit

Acceptance Officer untuk di arsip.

5) Loan Administration Supervisor

a) Menerima lembar aplikasi kredit beserta dokumen-dokumen kredit

yang telah diferivikasi oleh bagian Credit Acceptance.

b) Memeriksa lembar aplikasi kredit dan dokumen-dokumen.

c) Memberikan persetujuan kredit.

d) Mencairkan kredit melalui sistem komputer yang terhubung dengan

bagian Teller.

e) Mengembalikan berkas kredit ke Loan Administration untuk diserahkan

kembali ke Credit Acceptance Officer dan Teller.

6) Teller

a) Menerima slip penarikan kredit dan aplikasi kredit dari bagian Loan

Administration.

b) Memberikan otorisasi danmerealisasikan kredit

c) Menyerahkan uang kepada debitur beserta aplikasi kredit.

7) Costodian Credit

Page 89: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

74

a) Menerima dokumen-dokumen kredit dari bagian Loan Administration

beserta tanda terima.

b) Mengarsip dokumen-dokumen kredit berdasarkan tanggal.

Proses Pemberian Kredit di PT. Bank BTPN Cabang Makassar belum

semuanya sesuai dengan teori. Menurut Kasmir (2009, 115-119) dalam bukunya

Bank dan Lembaga Keuangan Lain Proses pemberian kredit dimulai dari tahap

pengajuan berkas pinjaman, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara I, on the

spot ke lokasi nasabah, wawancara II, keputusan kredit, penandatanganan akad

perjanjian antara pihak bank dan calon peminjam, realisasi kredit yang disalurkan

langsung kepada nasabah atas pinjaman yang telah diberikan oleh bank. Praktik

Pemberian kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar meliputi pengajuan

berkas pinjaman, melengkapi berkas-berkas persyaratan kredit, melakukan

analisis kredit, wawancara I, keputusan kredit, pernyataan atas persetujuan kredit

dan realisasi kredit. Proses pemberian kredit pada PT. Bank BTPN Cabang

Makassar tidak meliputi wawancara II dan on the spot ke lokasi nasabah. Yang

terpenting kredit di Bank BTPN adalah penyertaan atas SKEP Pensiun dan

nominal gaji mencukupi jika dipotong dengan angsuran kredit tiap bulannya.

Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank BTPN Cabang

Makassar dalam memberikan kredit kepada pensiunan diantaranya adalah :

a. Hambatan Internal

1) Kualitas karyawan pada bagian marketing Karyawan pada bagian

marketing dituntut untuk bekerja keras, mampu berorientasi dengan

target, dan kecakapan berkomunikasi dalam memasarkan produk.

Page 90: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

75

Kriteria tersebut belum sepenuhnya dimiliki oleh karyawan PT. Bank

BTPN Cabang Makassar.

2) Biaya kredit pensiun Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak

Bank BTPN bahwa biaya kredit yang ditapkan pada PT. Bank BTPN

Cabang Makassar cukup tinggi, hal tersebut dikarenakan oleh premi

asuransi yang harus dibayar pensiunan cukup besar meninggat resiko

yang dihadapi atas kredit yang ditujukan kepada pensiun juga tinggi.

b. Hambatan Eksternal

1) Kurangnya kelengkapan persyaratan dari calon debitur atas dokumen

yang digunakan sebagai pendukung proses pemberian kredit. Atas

kejadian tersebut mengakibatkan pihak bank mengalami kesulitan dalam

menganalisis kredit, sehingga pihak Bank PT. BTPN Cabang Makassa

harus meminta calon debitur untuk melengkapi persyaratan yang harus

dipenuhi terlebih dahulu dan kembali diajukan kepada pihak bank.

2) Keterbatasan informasi yang diterima oleh calon debitur atas mekanisme

pengajuan kredit pensiun. Contoh di lapangan, kebanyakan calon debitur

di PT. Bank BTPN Cabang Makassar adalah para pensiunan yang

usianya sudah tidak muda lagi, tingkat pemahaman atas informasi dari

bank tentang prosedur pengajuan kredit tidak maksimal sehingga pada

saat proses pengajuan kredit hal-hal yang dapat digunakan sebagai

persyaratan maupun mekanisme pengajuan kredit tidak dipenuhi,

sehingga akan menggangu proses kredit selanjutnya.

Page 91: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

76

Cara Mengatasi Hambatan-hambatan Proses Pemberian Kredit Pensiun pada

PT. Bank BTPN Cabang Makassar yang terdapat diatas yaitu:

a. Hambatan Internal

1) Meningkatkan kualitas karyawan agar lebih kreatif pada saat penawaran

pinjaman kepada calon debitur. Khusus bagi karyawan bagian marketing

mengadakan briefing sebelum atau setelah pekerjaan selesai, hal tersebut

dirahapkan sebagai upaya evaluasi atas kredit setiap harinya.

Mengagendakan meeting antar karyawan guna membahas kegiatan yang

dapat digunakan untuk meningkatkan kredit pensiun. Menerapkan sistem

reward dan punishmen yang ditujukan kepada karyawan atas pencapaian

target pinjaman sesuai dengan peraturan. Meningkatkan standar training

yang ditujukan bagi calon karyawan yang akan bekerja di bagian

marketing.

2) Mengadakan evaluasi atas biaya kredit antar bank maupun lembaga

pemberi pinjaman yang lain. Memberlakukan promo pinjaman kredit,

contohnya adanya promo bebas biaya-biaya tertentu dengan harapan

sedikit membantu meringankan pembayaran beban kredit pensiun.

b. Hambatan Eksternal

1) Menyediakan brosur mengenai kredit pensiun yang didalamnya

dituliskan persyaratan kredit secara lebih terperinci dan jelas. Brosur

diharapkan dapat membantu memberi informasi secara umum atas

gambaran pengajuan kredit yang diwujudkan dalam bentuk tulisan,

Page 92: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

77

menempelkan persyaratan kredit di papan pengumuman yang disediakan

oleh bank sesuai ketentuan yang berlaku pada saat itu.

2) Mengadakan sosialisasi mengenai pinjaman kredit yang dilaksanakan

secara rutin di Bank BTPN maupun di rumah pensiunan, tujuannya untuk

memberikan informasi mengenai produk dan pelayanan PT. Bank BTPN

beserta persyaratan dan mekanisme pemberian kredit.

3. Prosedur Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun pada Bank BTPN

Makassar

Dalam Pencatatan pemberian kredit pensiun pada bank BTPN yang di mana

melalui tahap-tahap dalam pencatatan pemberian kredit. hal ini sangat membatu

bagi manager untuk menganalisis bagaimana perkembangan perkreditan pada

bank tabungan pensiun nasional apakah mengalami peningkatan atau penurunan.

Dalam pencatatan pemberian kredit bank tabungan pensiun dalam pengakuan

pendapatan menggunakan metode accrual basis. Secara keseluruhan dalam

pencatatan pemberian kredit pada bank tabungan pensiun nasional telah sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam teori yang dikemukakan oleh Moh.

Ramly fuad (2005:141-145). Tetapi dalam pembukuan dan pembayaran kredit

bank tabungan pensiun nasional tidak dipisahkan sesuai dengan fungsinya yang

dimana dalam pemisahan tugas sangat berperan penting dalam pertanggung

jawaban tugasnya.

Page 93: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

78

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Mekanisme proses pemberian kredit pada PT. Bank BTPN Cabang Makassar

terdapat perbedaan dengan teori yang ada. Prosedur pemberian kredit pada

teori terdiri dari pengajuan berkas-berkas pinjaman, penyelidikan berkas

pinjaman, wawancara I, peninjauan ke lokasi, wawancara II, keputusan

kredit, penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya, realisasi kredit dan

penyaluran atau penarikan dana. Prosedur pemberian kredit pada PT. Bank

BTPN Cabang Makassar meliputi pengajuan permohonan kredit,

melengkapi berkas berkas persyaratan yang diminta oleh bank, analisis

kredit, wawancara, keputusan kredit, penandatanganan akad kredit, dan

realisasi kredit. Perbedaan yang mendasar adalah tidak adanya wawancara II

dan peninjauan ke lokasi nasabah secara langsung.

2. Dalam pencatatan pemberian kredit pada PT Bank Tabungan Pensiun

Nasional cabang Makassar sudah sesuai dengan teori yang ada yang dimana

pencatatan kredit terdiri dari persetujuan dan pemberian Plafond kredit,

penarikan tunai fasilitas kredit nasabah, pembayaran bunga kredit nasabah,

angsuran Kredit Nasabah, penghapusan kredit nasabah, pembayaran

tunggakan kredit bermasalah dan tunggakan bunga kredit. Yang dimana

dalam pelaksanaan uraian tugas antara bagian pembukuan dan pembayaran

tidak ada pemisahan tugas.

Page 94: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

79

B. Keterbasan penelitian

Penilitian hanya mendeskripsikan prosedur pencatatan akuntansi dan

penyaluran kredit pensiun pada PT. Bank BTPN Makassar.

C. Saran

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, penulis akan memberikan

saran yang mungkin bermanfaat bagi PT Bank Tabungan Pensiun Nasional dalam

pencatatan dan pemberian kredit pensiun. Dari saran yang penulisberikan

diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan menciptakan kondisi dan situasi yang

lebih baik dari keadaanyang sudah ada, yaitu:

1. Bagi pensiun dengan pinjaman kredit tertentu yang diperbolehkan untuk

melakukan persyaratan kredit TBO seperti SKEP Pensiun maupun kartu

NPWP diharapkan jika kedua dokumen tersebut telah diterbitkan oleh

pemerintah secepatnya harus diserahkan kepada pihak bank guna menjaga

kedisiplinan dan peraturan atas prosedur pemberian kredit. Terlebih dengan

SKEP Pensiun karena dokumen tersebut merupakan dokumen inti yang

dijadikan sebagai jaminan kredit.

2. Tidak adanya aktivitas wawancara II dan peninjauan ke lokasi nasabah

diharapkan kecermatan dan ketelitian pada saat proses pemberian kredit atas

pengecekan pihak-pihak yang terkait lebih ditingkatkan.

3. Menjalin komunikasi yang baik dengan pensiunan agar informasi yang akan

disampaikan kepada para pensiun mengenai persyaratan yang harus

dipenuhi pada saat pengajuan kredit maupun proses pemberian kredit lebih

jelas dan mudah diterima oleh pensiunan.

Page 95: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

80

4. Peningkatan pelayanan kepada para pensiunan dan menjaga hubungan baik

antara mitra kerja untuk perkembangan usaha bersama.

5. Dalam peroses pencatatan pemberian kredit pada Bank BTPN, Sebaiknya

dalam pelaksanaan uraian tugas antara pencatatan dan pencairan kredit

dipisahkan sehingga dalam kinerja pencatatan pemberian kredit bisa

berkerja secara maksimal.

Page 96: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

81

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Z. 2002. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.

Dandawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Fahmi, Irham. 2014. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya (Teori dan

Aplikasi).Bandung : Alfabeta.

Faud Ramly, Moh, dan Rustan. 2005. Akuntansi Perbankan.Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Hartanto, Y. 1990. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid I. Edisi Ketiga. Yogyakarta:

BPFE.

Hasibuan, Malayu. 2015. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Iskandar, Syamsul. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT

Semesta Asa Bersama.

Ismail. 2010. Manajemen Perbankan.Surabaya: Kencana.

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitan Kuantitatif dan

Kualitatip.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Pernada Media

Kasmir. 2014. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers.

Kieso, D. E. & Weygandt, J. J. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 1. Edisi

Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Kieso, D. E. & Weygandt, J. J. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 3. Edisi

Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Kustono, A. S. 2005. Menguasai Akuntansi 24 jam. Surabaya: Java Pustaka.

Lapoliwa, N. dan Kuswandi, Daniel S. 2005.Akuntansi Perbankan. Jakarta: PT.

Roro Karya.

Martono. 2002. Bank dan Lembaga keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.

Rahardja, Prathama,. 2005. Uang & Perbankan. Jakarta : Rineka Cipta

Sembiring, Sentosa. 2006. Himpunan Lengkap Tentang Undang-Undang

Perbankan Cetakan Pertama. Bandung :Nuansa Aulia

Sri Susilo, Sigit Triandaru dan A. totok budi Santoso. 2005. Bank dan Lembaga

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Page 97: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

82

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian, Kualitatif Kuantitatif dan R & D.Bandung :

Alfabetis

Sunyato, Dadang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi.Bandung : PT Rifaka

Aditama.

Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.

Teguh Pudjo Mulyono. (2002). Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil.

Jakarta: BPFE.

Page 98: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

81

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Z. 2002. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.

Dandawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Fahmi, Irham. 2014. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya (Teori dan

Aplikasi).Bandung : Alfabeta.

Faud Ramly, Moh, dan Rustan. 2005. Akuntansi Perbankan.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hartanto, Y. 1990. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid I. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu. 2015. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Iskandar, Syamsul. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: PT Semesta

Asa Bersama.

Ismail. 2010. Manajemen Perbankan.Surabaya: Kencana.

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitan Kuantitatif dan Kualitatip.Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Pernada Media

Kasmir. 2014. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers.

Kieso, D. E. & Weygandt, J. J. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 1. Edisi

Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Kieso, D. E. & Weygandt, J. J. 2002. Akuntansi Intermediate. Jilid 3. Edisi

Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Kustono, A. S. 2005. Menguasai Akuntansi 24 jam. Surabaya: Java Pustaka.

Lapoliwa, N. dan Kuswandi, Daniel S. 2005.Akuntansi Perbankan. Jakarta: PT. Roro

Karya.

Martono. 2002. Bank dan Lembaga keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.

Rahardja, Prathama,. 2005. Uang & Perbankan. Jakarta : Rineka Cipta

Sembiring, Sentosa. 2006. Himpunan Lengkap Tentang Undang-Undang Perbankan

Cetakan Pertama. Bandung :Nuansa Aulia

Page 99: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

82

Sri Susilo, Sigit Triandaru dan A. totok budi Santoso. 2005. Bank dan Lembaga

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian, Kualitatif Kuantitatif dan R & D.Bandung :

Alfabetis

Sunyato, Dadang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi.Bandung : PT Rifaka

Aditama.

Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.

Teguh Pudjo Mulyono. (2002). Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Jakarta:

BPFE.

Page 100: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN
Page 101: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN
Page 102: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN
Page 103: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN
Page 104: SKRIPSI TINJAUAN PROSEDUR PENCATATAN AKUNTANSI DAN

RIWAYAT HIDUP

TASLIM, lahir di desa janggurara dusun pangbarani pada tanggal

29 Desember 1993. Penulis adalah anak kelima dari delapan

bersaudara. Buah hati dari pasangan Ayahanda Hode dan Ibunda

Wisa. Penulis tinggal di desa Janggurara dusun pangbarani , Kec. Baraka, Kab.

Enrekang.

Penulis memasuki dunia pendidikan tingat dasar pada tahun 2001 di SDN

8 Tampaan, tamat pada tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan

tingkat menengah pertama di MTS Negeri Banti dan tamat pada tahun 2009.

Kemudian pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah

atas di MAN Baraka Kab. Enrekang dan tamat pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Perguruan

Tinggi Swasta di Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM) dan menjadi

mahasiswa pada Fak. Ekonomi dan Bisnis tepatnya di Jurusan Akuntansi.

Pada tahun 2017 penulis berhasil menyelesaikan pendidikannya pada program

Strata Satu (S1) pada Program studi Akuntansi dengan Skripsi yang berjudul

“Tinjaun Prosedur Pencatatan Akuntansi dan Penyaluran Kredit Pensiun pada PT

Bank BTPN Makassar”.