13
1 DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN AKUNTANSI SUBPENDAPATAN PADA USAHA KECIL BIDANG LAUNDRY DI INDONESIA MODEL DESIGN OF ACCOUNTING PROCEDURE AND RECORDING SYSTEMS FOR REVENUE SYSTEMS IN SMALL BUSINESS IN LAUNDRY IN INDONESIA Khozin Arief Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung [email protected] ABSTRAK Usaha kecil menengah (UKM) bidang jasa laundry yang perkembangannya sangat pesat di Indonesia merupakan salah satu bidang yang dapat menyokong perekonomian nasional. Namun, dalam operasionalnya ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan pencatatan, pengawasan, dan pengendaliaan keuangan akibat tidak diterapkan sistem akuntansi. Hal ini berakibat tidak terdapat laporan keuangan yang menyulitkan pengambilan keputusan di bidang keuangan, menyulitkan peminjaman uang di bank, dan meyulitkan pengisian SPT Pajak. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem akuntansi yang terdiri atas beberapa subsistem, di antaranya adalah subsistem pendapatan yang terdiri atas komponen sistem prosedur, dokumen transaksi, dan pencatatan akuntansi. Ketiga komponen tersebut dirancang pada subpendapatan. Tujuan Penelitian ini adalah mendesain model sistem akuntansi subpendapatan yang dapat digunakan untuk perusahaan UKM laundry di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode SDLC (System Design Life Sycle) dengan tahapan melakukan survei, menganalisis, dan merancang sistem dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Luaran penelitian ini adalah desain sistem akuntansi subpendapatan untuk perusahaan UKM laundry. Kata Kunci: Model, Sistem, Prosedur, Pendapatan, Akuntansi, Laundry ABSTRACT Small and medium enterprises (SMEs) in the laundry service sector, which are developing very rapidly in Indonesia, are one of the business sectors that can support the national economy. However, in their business operations, several problems related to financial recording, supervision, and control due to the absence of an accounting system are found. As a result, the financial report cannot be made so that it is difficult to make decisions in the financial sector, to apply for loans from banks, and to fill out tax returns. Therefore, an accounting system consisting of several subsystems is required. One of them is the revenue subsystem, which consists of procedures system, transaction documents, and accounting records components. The purpose of this study is to design a sub-revenue accounting system model that can be used for laundry SMEs in Indonesia. This research was conducted using the System Design Life Cycle (SDLC) method which covers three phases of conducting a survey, analyzing, and designing the system. The data was collected through interviews, observations, and documentation. The output of this research is the design of a sub-revenue accounting system for laundry SMEs. Keywords: model, system, procedure, income, accounting, laundry

DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

1

DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN AKUNTANSI

SUBPENDAPATAN PADA USAHA KECIL BIDANG LAUNDRY

DI INDONESIA

MODEL DESIGN OF ACCOUNTING PROCEDURE AND RECORDING

SYSTEMS FOR REVENUE SYSTEMS IN SMALL BUSINESS IN LAUNDRY IN

INDONESIA

Khozin Arief

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung

[email protected]

ABSTRAK

Usaha kecil menengah (UKM) bidang jasa laundry yang perkembangannya sangat

pesat di Indonesia merupakan salah satu bidang yang dapat menyokong perekonomian

nasional. Namun, dalam operasionalnya ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan pencatatan, pengawasan, dan pengendaliaan keuangan akibat tidak diterapkan sistem akuntansi.

Hal ini berakibat tidak terdapat laporan keuangan yang menyulitkan pengambilan keputusan di

bidang keuangan, menyulitkan peminjaman uang di bank, dan meyulitkan pengisian SPT Pajak. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem akuntansi yang terdiri atas beberapa subsistem, di antaranya

adalah subsistem pendapatan yang terdiri atas komponen sistem prosedur, dokumen transaksi,

dan pencatatan akuntansi. Ketiga komponen tersebut dirancang pada subpendapatan. Tujuan

Penelitian ini adalah mendesain model sistem akuntansi subpendapatan yang dapat digunakan untuk perusahaan UKM laundry di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode SDLC

(System Design Life Sycle) dengan tahapan melakukan survei, menganalisis, dan merancang

sistem dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Luaran penelitian ini adalah desain sistem akuntansi subpendapatan untuk perusahaan UKM

laundry.

Kata Kunci: Model, Sistem, Prosedur, Pendapatan, Akuntansi, Laundry

ABSTRACT

Small and medium enterprises (SMEs) in the laundry service sector, which are

developing very rapidly in Indonesia, are one of the business sectors that can support the

national economy. However, in their business operations, several problems related to financial

recording, supervision, and control due to the absence of an accounting system are found. As a

result, the financial report cannot be made so that it is difficult to make decisions in the

financial sector, to apply for loans from banks, and to fill out tax returns. Therefore, an

accounting system consisting of several subsystems is required. One of them is the revenue

subsystem, which consists of procedures system, transaction documents, and accounting records

components. The purpose of this study is to design a sub-revenue accounting system model that

can be used for laundry SMEs in Indonesia. This research was conducted using the System

Design Life Cycle (SDLC) method which covers three phases of conducting a survey, analyzing,

and designing the system. The data was collected through interviews, observations, and

documentation. The output of this research is the design of a sub-revenue accounting system for

laundry SMEs.

Keywords: model, system, procedure, income, accounting, laundry

Page 2: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

2 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

PENDAHULUAN usaha untuk mengetahui trend laba tiap

tahun sebagai analisis perbandingan.

Misalnya, dengan diketahui laba tahun ini

lebih besar dari tahun sebelumnnya, akan

dapat dianalisis faktor penyebabnya

sehingga faktor-faktor penyebab besarnya

laba tersebut dapat dipertahankan untuk

keberlangsungan usaha (Sugiarto, 2011).

Permasalahan keempat, tidak ada laporan

keuangan (neraca, laba rugi, perubahan

modal dan arus kas) sebagai persyaratan

meminjam uang ke bank jika ingin

mengembangkan usaha. Laporan Keuangan

juga digunakan sebagai dasar pengisian

SPT Pajak (Dirjen Pajak, 2019). Jika tidak

ada laporan keuangan, akan sulit mengisi

SPT Pajak. Permasalahan kelima, tidak ada

laporan keuangan sebagai informasi

keuangan untuk pengambilan keputusan

untuk mengembangkan usaha,

memberhentikan usaha, menghemat pos

biaya dan lain-lain (Arief, 2013).

Usaha kecil menengah (UKM)

bidang jasa laundry yang perkembangannya

sangat pesat di Indonesia merupakan salah

satu bidang yang memberikan kontribusi

yang sangat besar dalam memacu

pertumbuhan ekonomi Indonesia karena

mampu menampung bayak tenaga kerja

padat karya (Jauhari, 2010). Namun, dalam

operasionalnya ditemukan permasalahan

yang berkaitan dengan pencatatan,

pengawasan, dan pengendaliaan keuangan

akibat tidak diterapkan sistem akuntansi.

Terdapat lima permasalaha

akuntansi pada UKM laundry.

Permasalahan pertama, sulit diketahui

pendapatan-pendapatan dari setiap pos

pendapatan. Data pos pendapatan ini

diperlukan oleh pemilik usaha untuk

mengetahui trend pendapatan setiap bulan.

Misalnya, mengetahui pada bulan apa usaha

laundry mempunyai omset besar sehingga

pemilik laundry dapat merencanakan

pegawai harian lepas lebih banyak bulan

pada bulan dengan pendapatan besar di

tahun berikutnya. Permasalahan kedua,

sulit diketahui biaya total setiap pos biaya.

Pos-pos biaya didalam usaha jasa laundry

terdiri dari pos biaya gaji, pos biaya

asuransi gedung , pos biaya iklan, pos biaya

penyusuta peralatan, pos biaya penyusutan

bangunan (Weygandt, Kimmel, Kieso,

2017). Jika tidak diketahui biaya setiap pos,

akan sulit bagi pemilik usaha untuk

mengetahui efisiensi dan efektivitas biaya

yang dikeluarkan terhadap total pos biaya

tertentu dengan laba usaha (IAI, 2017). Jika

terus dikeluarkan dari tahun ke tahun,

biaya yang tidak efisien dan efektif dapat

menyebabkan laba berkurang dan akan

menghambat kemajuan perusahaan.

Permasalahan ketiga, sulit diketahui laba

usaha. Laba usaha diketahui bila total pos-

pos dalam pendapatan dan total pos-pos

dalam biaya telah terakumulasi (IAI, 2017).

Data laba tiap tahun diperlukan pemilik

Merujuk kepada lima permasalahn

tersebut, dibutuhkan sistem akuntansi.

Sistem akuntansi terdiri atas beberapa

subsistem di antaranya adalah subsistem

pendapatan. Dalam subsistem ini, terdapat

beberapa komponen sistem di antaranya

komponen sistem prosedur dan pencatatan

akuntansi (Romney, Marshall B., Stembart,

Paul John, 2017). Subsistem pendapatan

sangat penting karena akan dapat

memajukan perusahaan. Oleh karena itu,

tujuan peneliti adalah mendesain model

komponen sistem prosedur dan pencatatan

akuntani pada subpendapatan. Dengan

demikian luaran peneliatioan ini adalah

desain model sistem akuntansi

subpendapatan yang dapat digunakan

perusahaan UKM laundry di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan metode

SDLC (System Design Life Sycle) dengan

tahapan melakukan survei, menganalisis,

dan merancang sistem (Gelinas, Sutton and

Hunton, 2016).

Page 3: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 3 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia

Sistem Akuntansi perusahaan akan mengidentifikasikan

peristiwa ekonomi dengan mencatat secara

sistematis, kronologis, dan diukur dalam

uang untuk menghasilkan jejak peristiwa

keuangannya. Dalam mencatat penerimaan

uang pembayaran, perusahaan laundry akan

mengklasifikasikan dan merangkum

peristiwa ekonomi yang berkaitan peristiwa

tersebut lalu dikomunikasikan kepada

pengguna melalui laporan akuntansi yang

disebut laporan keuangan. Pengguna

internal informasi akuntansi tersebut adalah

manajer yang merencanakan, mengatur, dan

menjalankan bisnis serta bagian pemasaran,

pengawas pencucian, bagian akuntansi, dan

karyawan laundry, sedangkan pihak

eksternalnya adalah pemerintah, dirjen

pajak, bank pemilik modal (Weygandt,

Kimmel, Kieso, 2017).

Sistem adalah sekumpulan dua atau

lebih komponen yang saling terkait dan

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Sebagian besar sistem terdiri atas subsistem

yang lebih kecil yang mendukung sistem

yang lebih luas. Sistem akuntansi adalah

buatan manusia, sistem ini terdiri atas

komponen komputer dan komponen manual

yang terdiri atas satu unit untuk

mengoordinasikan, menginput, menyimpan,

dan mengelola data sehingga dihasilkan

informasi akuntansi (Gelinas, Sutton and

Hunton, 2017). Pemahaman lain tentang

sistem akuntansi adalah organisasi bentuk,

dokumen, catatan, dan laporan yang

dikoordinasikan dengan bentuk visual

untuk memberikan informasi keuangan dan

akuntansi yang dibutuhkan oleh manajemen

untuk membuka organisasi keuangan

(Mulyadi, 2014).

Dalam menjalankan bisnis,

pengguna internal harus menjawab

pertanyaan penting. Misalnya, bagian

akuntansi harus menjawab pertanyaan

“cukupkah kas untuk membeli bahan

pencuci pakaian?”; bagian pemasaran harus

menjawab pertanyaan“Apakah pemasaran

dilakukan dengan menggunakan uang

perusahaaan secara efisien dan efektif?”;

bagain sumberdaya manusia harus

menjawab pertanyaan “apakah tahun ini

keuangan mampu menaikan gaji

karyawan?”; bagian manajemen hasrus

menjawab pertanyaan“apakah operasional

tahun ini laba atau rugi?”. (Weygandt,

Kimmel, Kieso, 2017) . Untuk lebih

jelasnya lihat gambar 1 berikut ini.

Pencatatan Akuntansi dan Laporan

Keuangan

Pencatatan akuntansi (pembukuan

akuntansi) adalah pencatatan peristiwa

ekonomi. Hal ini merupakan satu di antara

bagian dari proses akuntansi. Secara

keseluruhan, proses akuntansi terdiri atas

proses mengidentifikasi, mencatat, dan

mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

(Weygandt, Kimmel, Kieso, 2017). Proses

akuntansi yang pertama, perusahaan

mengidentifikasi kegiatan ekonomi yang

berkaitan dengan bisnisnya. Contoh

kejadian ekonomi di perusahaan laundry,

Gambar 1. Pertanyaan terhadap Pengguna Internal (Source: Weygandt, Kimmel, Kieso, 2017)

Page 4: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

4 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

Pengguna informasi akuntansi

external adalah pemerintah. Pihak eksternal

harus menjawab pertanyaan “apakah

perusahaan telah membayar karyawan

sesuai UMR; apakah pajak telah dihitung

sesuai dengan laporan keuangan; apakah

debitur mampu membayar utang-untangnya

dan apakah bank akan mengizinkan untuk

hutang baru?” (Weygandt, Kimmel, Kieso,

2017) . Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2

berikut ini.

Gambar 2. Pertanyaan terhadap Pengguna External (Source: Weygandt, Kimmel, Kieso, 2017)

Pengembangan Sistem dengan SDLC

pada Subsistem Pendapatan Usaha

Laundry

wawancara, observasi, dan dokumentasi

serta data sekunder yang berasal dari buku

pustaka dan jurnal (Sugiono, Metode

Penelitian Bisnis, 2012). Pengumpulan data

dilakukan dengan observasi, wawancara,

dandokumentasi. Obeservasi yang

dilakukan adalah observasi partisipasi pasif

yaitu peneliti mengamati pegawai laundry

yang melakukan prosedur penerimaan

pendapatan. Teknik wawancara dilakukan

dengan teknik semi struktur untuk

memperoleh data tentang sistem

pendapatan. Teknik dokumentasidilakukan

untuk mendokumentasikan sistem dan

prosedur dengan cara mengumpulkan data

berupa sistem prosedur pendaapatan yang

dilakuan melalui wawancara, pengumpulan

formulir, pencatatan data keuangan

kemudian didokumentasikkan dalam bentuk

flowchart (Sugiono, Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 2012).

Systems development life cycle

(SDLC) merupakan proses pengembangan

sistem yang dimulai dari analisis sistem,

desain sistem, implementasi sistem, dan

operasi sistem (Gelinas, Sutton and Hunton,

2017). Dalam sistem akuntansi terdapat

subpendapatan yang dimulai dari tahapan

transaksi pemesanan konsumen, penjualan,

penagihan, pencatatan di akun piutang

dagang dan diakhiri dengan penerimaan

uang (Gelinas, Sutton and Hunton, 2017).

Definisi perusahaan Laundry adalah

fasilitas tempat pakaian dicuci dan

dikeringkan dan berbagai jenis peralatan

lainnya seperti handuk, sepatu, selimut,

boneka, tas dan lainnya, biasanya

menggunakan mesin cuci otomatis yang

disebut laundromat atau merek dagang

umum (Markahi, 2018). Fokus penelitian ini bertempat di

Napuri Laundry Jl. Sarijadi no. 45

Bandung. Dengan objek penelitian yang

terdiri atas pemilik dan pegawai laundry

dengan mengobservasi segala aktivitas

pegawai laundry yang berkaitan dengan

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan

metode kualitatif, yaitu metode yang dapat

menggunakan data primer dari hasil

Page 5: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 5 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia

prosedur dan pencatatan akuntansi

pendapatan yang terdiri atas sistem dan

prosedur dan dokumen dokumen serta

formulir formulir (Narko, 2004). Dengan

mengobservasi dan mendokumentasikan

aktivitas laundry pada subpendapatan

berupa prosedur dan pencatatan akuntansi,

dirancang model yang dapat digunakan

usaha laundy di Indonesia. Pe desain dalam

penelitian ini menggunakan metoda SDLC

yang memulai dari analisis sistem

kemudian merancang sistem lalu

mengimplementasikan sistem dan

mengakhiri dengan pengoperasian sistem.

proses bisnis perlu dilakukanpencatatan

atau perekaman. Dalam hal ini, peneliti

merancang pencatatan akuntansi dalam

subpenerimaan pendapatan yaitu pencatatan

akuntansi penerimaan pesanan cuci dengan

pembayaran tunai saat pesanan, pencatatan

akuntansi pendapatan dari pengambilan

pakain saat penyerahan belum dibayar dan

pencatatan akuntansi pendapatan dari

pengambilan pakain saat penyerahan

dibayar sebagian. Hasil desain dijelaskan

pada pembahasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan pertama penelitian ini

adalah menganalisis prosedur dan mencatat

akuntansi pada usaha perusahaan laundry

dengan teknik wawancara, observasi, dan

domumentas. Dari kegiatan ini diperoleh

data model prosedur dan catatan yang

cocok pada perusahaan laundry. Tahapan

berikutnya adalah pe desain tiga komponen

model dalam subsistem akuntansi

pendapatan, yaitu: merancang model sistem

dan prosedur, merancang model dokumen

sistem, dan merancang model pencatatan

akuntansi. Dalam pe desain sistem

prosedur, peneliti akan merancang tiga

prosedur, yaitu: merancang model sistem

prosedur pendapatan dari penyerahan

pakaian, merancang model prosedur

pendapatan dari pengambilan pakain saat

penyerahan sudah dibayar lunas, dan

merancang model sistem prosedur

pendapatan dari pengambilan pakain saat

penyerahan dibayar sebagian atau belum

dibayar.

Desain Model Sistem Prosedur

Berikut ini adalah hasil desain

model sistem prosedur sistem akuntansi

pendapatan laundry dalam bentuk flowchart

yang dapat disimak pada gambar 3,4 dan 5.

Dokumen sistem merupakan

formulir yang diperlukan untuk sebuah

sistem. Formulir ini sebagai alat perekaman

kegiatan bisnis usaha jasa laundry di dalam

subsistem penerimaan yang terdiri dari

faktur jasa laundry (FJL) dan paket jasa

laundry (PJL)/Paket pembayaran jasa

laundry (PPJL). Setiap transaksi dalam

Page 6: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

6 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

Flowchart Rancangan Sistem Prosedur Pendapatan dari penyerahan pakaian

Accounting/

KomputerCustomer ServisPelangganUraian

1. Pelanggan datang membawa pakaian yang akan di laundry

2 FJL

1 FJL

3 FJL

CS dan Pelanggan Menandatangai FJL yang disepakati dan

CS mencap lunas jika tunai

4. CS menghitung jasa laundry, serta menunjukan ke pelanggan total Faktur Jasa Laundry (FJL) yang harus dibayar

Menawar

kan PJL

dan

PPJL

2. CS menawarkan Paket Jasa Laundry (PJL)dan Paket Pembayaran Jasa Laundry (PPJL)

5. CS dan Pelanggan Menandatangai FJL yang disepakati dan CS mencap lunas jika tunai

PPJL

Menghitung jasa laundry, serta

menunjukan ke pelanggan total FJL yang harus dibayar

Input FJL

PJL

Proses

input data

Menulis pilihan PJL dan PPJL yang telah dipilih pelanggan ke

dalam FJL

7. Akunting akan menginput ke Software Akuntansi

6. CS memberikan FJL Rangkap 1 (warna putih) ke Pelanggan, FJL rangkap 2 (warna merah muda)ke bagian jasa cuci dan FJL rangkap 3 (warna biru) ke bagian accaunting

ASIAL

1 FJL

Bagian jasa cuci

3. CS akan menulis pilihan Paket Jasa Laundry (PJL)dan Paket Pembayaran Jasa Laundry (PPJL)yang telah dipilih pelanggan ke dalam Faktur Jasa Laundry (FJL)

Gambar 3. Desain Model Sistem Prosedur Pendapatan dari Penyerahan Pakaian

Keterangan ASIAL : Aplikasi Sistem Informasi

Akunatnsi Laundry PPJL: Paket Pembayaran Jasa Laundry

PJL : Paket Jasa Laundry CS : Customer Service FJL : Faktur Jasa Laundry

Page 7: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 7 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia

Flowchart Rancangan Prosedur pendapatan dari pengambilan pakain jika

saat penyerahan sudah dibayar lunas

Pelanggan Customer ServisUraian

1. Pelanggan memberikan FJL rangkap 1 (warna putih)kepada CS

2. CS akan mengambilkan pakaian yang selesai di laundry sesuian dengan FJL rangkap 1yang sudah dicap lunas dan menyerahkan pakain tersebut kepada pelanggan serta membuang FJL tsb

Mengambilkan pakaian yang

selesai sesuian dengan FJL

rangkap 1yang sudah dicap lunas dan

menyerahkan pakain tersebut

kepada pelanggan FJL rangkap 1yang

sudah dicap lunas

1 FJL

Gambar 4. Desain Model Prosedur Pendapatan dari Pengambilan Pakain

Saat Penyerahan Sudah Dibayar Lunas

Keterangan

FJL : Faktur Jasa Laundry

CS : Customer Service

Page 8: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

8 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

Flowchart Rancangan Sistem Prosedur pendapatan dari pengambilan pakain jika saat penyerahan dibayar sebagian atau belum dibayar

Pelanggan Customer ServisAccounting/

KomputerUraian

1. Pelanggan memberikan FJL rangkap 1 (warna putih)kepada CS

2. CS akan mengambilkan pakaian yang selesai di laundry sesuian dengan FJL rangkap 1 (warna putih) dan menyerahkan pakain tersebut kepada pelanggan serta menyerahkan FJL R1 (warna Putih)rangkap 1 ke accounting

3. Accounting akan menginput FJL rangkap 1 (warrna putih) ke ASIAL

Input FJL

ASIALProses

input data

Mengambilkan pakaian yang selesai sesuian dengan FJL rangkap 1 dan menyerahkan pakain tersebut kepada pelanggan dan menyerahkan FJL R1 (warna Putih)rangkap 1 ke accounting

1 FJL

1 FJL

1 FJL

2. CS menerima FJL R1 lalu mengecek kekuarangan pembayaran dan menerima kekurangan pembayaran dan menambahkan dalam FJL R1 sisa pelunasan dan mencap lunas FJL R1

2. CS menerima FJL R1 lalu mengecek kekuarangan

pembayaran dan menerima kekurangan

pembayaran dan menambahkan dalam FJL R1 sisa pelunasan dan mencap lunas FJL

R1

Gambar 5. Desain Model Sistem Prosedur Pendapatan dari Pengambilan Pakain

Saat Penyerahan Dibayar Sebagian atau Belum Dibayar

Keterangan

PPJL: Paket Pembayaran Jasa Laundry ASIAL : Aplikasi Sistem Informasi

Akunatnsi Laundry PJL : Paket Jasa Laundry

FJL : Faktur Jasa Laundry CS : Customer Service R1 : Rangkap 1

Desain Model Dokumen Transaksi Untuk lebih jelasnya dapat disimak pada

gambar 6. Dalam model ini, dokumen yang

dirancang adalah faktur jasa laundry (FJL).

Page 9: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 9 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia

Napuri Laundry

Jl. Sarijadi No. 45 Bandung Telp 88950881

Faktur Jasa Laundry (FJS) No. Faktur/Tanggal : 140915001

Nama Konsumen : Nurani Herawati

Alamat Konsumen : Perum City View No. 3 Bandung : Telp/HP. 08811220101

No Nama Barang

Paket

Laundry Satuan

Harga

Satuan Total

1 Baju Kemeja CKS 2 kg 6,000 12,000 2 Boneka CK 2 Buah 10,000 20,000

3 Selimut CKS 2 Buah 20,000 40,000

Keterangan: Total 72,000

DP 0

Sisa 72,000

Gambar 6. Dokumen Faktur Jasa Laundry (FJL)

Keterangan

CKS : Cuci Kering Setrika

CK : Cuci Kering

Seperti tertulis pada gambar 3

desain Model Sistem Prosedur Pendapatan

dari Penyerahan Pakaian membutuhkan

dokumen faktur jasa laundry. Faktur ini

dapat dilihat pada gambar 6, faktur ini akan

dibuat 3 rangkap. Rangkap 1 warna putih

diberikan kepada konsumen, rangkap 2

warna merah muda diberikan kepada

pencuci dan rangkap 3 warna biru diberikan

kepada bagian akuntansi.

1. Pencatatan Akuntansi Penerimaan

Pesanan Cuci dengan Pembayaran

Tunai saat Pesanan

Pada flowchart gambar 1,

diperlihatkan bagian akuntansi menerima

FJL (faktur jasa laundry) rangkap 3

(berwarna biru) dari bagian customer

servis. Atas dasar dokumen ini, bagian

akuntansi akan mencatat sebagai berikut.

Kas (debit)

Pendapatan Cuci Kering Setrika

(kredit) Desain Model Pencatatan Akuntansi

Desain Model Pencatatan

Akuntansi ini terdiri atas pencatatan

akuntansi penerimaan pesanan cuci dengan

pembayaran tunai saat pesanan, pencatatan

akuntansi pendapatan dari pengambilan

pakain saat penyerahan belum dibayar, dan

Pencatatan akuntansi pendapatan dari

pengambilan pakain saat penyerahan belum

dibayar.

Untuk buku besar pendapatan cuci,

dibagi menjadi berbagai jenis buku

besar pendapatan berikut ini.

a. Pencucian cuci kering setrika

nama buku besarnya adalah

Pendapatan Cuci Kering

Setrika (CKS).

Page 10: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

10 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

b. Pencucian cuci kering nama

buku besarnya adalah

Pendapatan Cuci Kering (CK).

Pengambilan Pakain Saat

Penyerahan Dibayar Sebagian atau

Belum Dibayar, diperlihatkan saat

pekerjaan sudah selesai sesuai

waktu yang dijanjikan, konsumen

datang menghadap costumer

service membawa FJL rangkap 1

kemudian konsumen membayar

pelunasan ke costumer service. FJL

rangkap 1 warna putih yang sudah

dibayar dan dicap lunas diberikan

ke bagian akuntansi. Atas dasar ini

bagian akuntansi mencatat

c. Pencucian boneka nama buku

besarnya adalah Pendapatan

Cuci Boneka.

d. Pencucian Karpet nama buku

besarnya adalah Pendapatan

Cuci Karpet.

Contoh transaksi 1. Seorang

customer mencuci baju dengan

pilihan cuci kering setrika (CKS)

dibayar lunas saat pemesanan

sebesar Rp200.000,00 maka

pencatatan akuntansinya adalah: Kas (debit)

Piutang Jasa Cuci (kredit) Kas (debit) Rp200.000,00 Contoh Transaksi 3: transaksi 2

dibayar lunas maka pencatatan

akunttansinya adalah

Pendapatan Cuci Kering

Setrika (kredit) Rp200.000,00

Kas (debit) Rp200.000,00 2. Pencatatan Akuntansi Pendapatan dari

Pengambilan Pakain saat Penyerahan

Belum Dibayar

Piutang Jasa Cuci (kredit)

Rp200.000,00

Pada gambar 1 Flowchart Model

desain Sistem Prosedur Pendapatan dari

Penyerahan Pakaian, diperlihatkan

customer servis memberikan FJL (faktur

jasa laundry) rangkap 1 warna putih kepada

konsumen dan menjanjikan kapan pakaian

akan selesai. Kemudian, CS memberikan

FJL rangkap 3 warna biru ke bagian

akuntansi. Atas dasar dokumen ini bagian

akuntansi akan mencatat

3. Pencatatan Akuntansi Pendapatan dari

Pengambilan Pakaian saat Penyerahan

Dibayar Sebagian

Pada gambar 1 Flowchart Model

desain Sistem Prosedur Pendapatan dari

Penyerahan Pakaian, diperlihatkan

konsumen membayar sebagian jasa cuci

kemudian customer servis mengisi data

pembayaran ke FJL dan memberikan FJL

rangkap 1 warna putih kepada konsumen

dan menjanjikan waktu pakaian akan

selesai. Kemudian, customer service

memberikan FJL rangkap 3 warna biru ke

bagian akuntansi. Atas dasar dokumen ini

bagian akuntansi mencatat

Piutang Jasa Cuci (debit)

Pendapatan Cuci Kering

Setrika (kredit)

Contoh transaksi 2. Diterima

pesanan cuci Rp200.000,00 dibayar

setelah pesanan selesai dikerjakan

maka pencatatan Akuntansi nya

adalah

Kas (debit)

Piutang Jasa Cuci (kredit)

Pendapatan Cuci Kering

Setrika (kredit) Piutang Jasa Cuci (debit)

Rp200.000,00 Dalam pencatatan di atas, kas

didebit nominal sebesar kas yang

masuk, piutang jasa cuci dikredit

sebesar nominal sisa yang belum

Pendapatan Cuci Kering

Setrika (kredit) Rp200.000,00

Pada gambar 3 desain Model

Sistem Prosedur Pendapatan dari

Page 11: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 11 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia

dibayar dan pendapatan cuci kering

setrika dikredit sebesar total jasa

cucian.

menghadap costumer service

membawa FJL rangkap 1 kemudian

konsumen membayar sisa

pelunasan ke costumer service. FJL

rangkap 1 warna putih yang sudah

dibayar dan dicap lunas diberikan

ke bagian akuntansi. Atas dasar ini

bagian akuntansi mencatat

Contoh transaksi 4: Diterima

pesanan cuci Rp500.000,00

diterima uang tunai Rp200.000,00

sisanya dibayar setelah pakaian

selesai maka pencatatan

Akuntansinya adalah Kas (debit)

Kas (debit)Rp200.000,00 Piutang Jasa Cuci (kredit)

Piutang Jasa Cuci (debit)

Rp300.000,00

Dalam pencatatan di atas kas

didebit dan piutang dikredit

nominal sebesar sisa yang belum

dibayar.

Pendapatan Cuci Kering

Setrika (kredit) Rp500.000,00

Pada gambar 3 desain Model

Sistem Prosedur Pendapatan dari

Pengambilan Pakain Jika Saat

Penyerahan Dibayar Sebagian atau

Belum Dibayar, saat pekerjaan

sudah selesai seperti waktu yang

dijanjiakan, konsumen datang

Contoh Transaksi 5: transaksi 4

sisanya dibayar lunas maka

pencatatan akuntansinya adalah

Kas (debit) Rp300.000,00

Piutang Jasa Cuci (kredit)

Rp300.000,00.

Tabel 1. Desain Pencatatan Akuntansi atau Jurnal

Jenis Transaksi Pencatatan Akuntansi

Penerimaan pesanan cuci dengan

pembayaran tunai saat pesanan.

Kas (debit)

Pendapatan Cuci Kering Setrika (kredit)

Pendapatan dari pengambilan

pakain jika saat penyerahan

belum dibayar.

Piutang Jasa Cuci (debit)

Pendapatan Cuci Kering Setrika

(kredit)

Jika sudah dibayar

Kas (debit)

Pendapatan Cuci Kering Setrika (kredit)

Pendapatan dari pengambilan

pakaian jika saat penyerahan dibayar sebagian.

Kas (debit)

Piutang Jasa Cuci (kredit) Pendapatan Cuci Kering Setrika

(kredit)

Jika sudah dibayar

Kas (debit)

Pendapatan Cuci Kering Setrika (kredit)

Page 12: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

12 Sigma-Mu Vol.12 No.2 – September 2020

SIMPULAN BI. (2008). Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2008

Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan

Menengah. Jakarta: BI.

Simpulan yang diperoleh dari

penelitian ini adalah Sistem yang dibuat ini

sangat fleksibel dan dapat digunakan pada

berbagai tingkat kecanggihan penggunaan

software akuntansi pada usaha jasa laundry.

Sistem akuntansi ini dibutuhkan UKM di

bidang usaha jasa laundry sebagai alat

untuk menghasilkan informasi keuangan

sebagai dasar pengambilan keputusan dan

menghasilkan laporan keuangan guna

keperluan persyaratan peminjaman uang di

bank untuk perluasan usaha dan juga

sebagai acuan penghitungan pembayaran

pajak. Pada penelitian ini telah terancang

tiga desain model komponen sistem

akuntansi pada subpendapatan, yaitu:

desain model sistem prosedur akuntansi,

desain model dokumen transaksi, dan

desain model pencatatan akuntansi yang

dapat digunakan oleh usaha laundry dalam

menerapkan sistem akuntansi.

Dirjen Pajak. (2019). www.online-

pajak.com. Retrieved from

http://www.online-pajak.com

Gelinas, Sutton and Hunton. (2016).

Acquiring, Developing and

Implementing Accounting

Information System. USA: South-

Western.

Gelinas, Sutton and Hunton. (2017).

Accounting Information System.

USA: South-Western.

IAI. (2017). Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) 23. Jakarta: IAI.

Jauhari, J. (2010). "Upaya Pengembangan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Dengan Memanfaatkan E-

Commerce". Jurnal Sistem

Informasi (JSI), 159-168.

Karena Sistem yang dibuat ini

sangat fleksibel dan dapat digunakan pada

berbagai tingkat kecanggihan penggunaan

software akuntansi pada usaha jasa laundry

disarankan kepada dunia industri,

khususnya UKM bidang jasa laundry untuk

memakai model hasil penelitian ini.

Markahi. (2018).

www.pewangilaoundry.co.id.

Mulyadi. (2014). Sistem Akuntansi. Jakarta:

Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA

Andrea, Weickgenannt, Mary Kay

Copeland, Leslie Turner. (2017).

Accounting Information Systems.

United States of America: John

Wiley & Sons Inc.

Narko. (2004). Sistem Akuntansi.

Yogyakarta: Yayasan Pustaka

Nusatama.

Romney, Marshall B., Stembart, Paul John.

(2017). Accounting Information

System. New Jersey: Prentice Hall. Arief, K. (2013). "Pengembangan Model

Sistem Informasi Akuntansi Online

untuk Usaha Kecil Menengah".

Sigma Mu, 133. Setyorini, R. (2017). "Analisis Model

Bisnis pada Eighteen Nineteen

Laundry dengan Pendekatan

Business Model Canvas". Jurnal

Sekretaris & Administrasi, 70.

artikata.com. (2020, Juni 23). Retrieved

from www.artikata.com:

https://www.artikata.com/arti-

361160-catatan.html

Page 13: DESAIN MODEL SISTEM PROSEDUR DAN PENCATATAN …

Desain Model Sistem Prosedur dan Pencatatan Akuntansi Subpendapatan 13 Pada Usaha Kecil Bidang Laundry di Indonesia

Sugiarto. (2011). Akuntansi Keuangan

Menengah 1. Jakarta: UT.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: Alfabeta.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Trisnawati, T. (2016). "Kajian Inovasi

Sektor Usaha Kecil Menengah

(UKM) dengan Pendekatan Sistem

Dinamis (Studi Kasus pada Industri

Makanan di Kabupaten Sidoarjo

Jawa Timur)". Jurnal Akuntansi,

Ekonomi dan Manajemen Bisnis,

66-67.

Weygandt, Kimmel, Kieso. (2017).

Accounting Principles. United

States : John Wiley & Sons, Inc.

Wikipedia. (2020, Juni 23).

https://id.wikipedia.org. Retrieved

from

https://id.wikipedia.org/wiki/Doku

men