81
Universitas Sumatera Utara SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN 1 MEDAN MENGENAI ROKOK SEBAGAI FAKTOR RISIKO KANKER PARU Oleh : SITI SHINTA YUNINDARI 130100187 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN 1 MEDAN

MENGENAI ROKOK SEBAGAI FAKTOR RISIKO KANKER PARU

Oleh :

SITI SHINTA YUNINDARI

130100187

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Page 2: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN 1 MEDAN

MENGENAI ROKOK SEBAGAI FAKTOR RISIKO KANKER PARU

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

SITI SHINTA YUNINDARI

130100187

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Page 3: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

i

Universitas Sumatera Utara

Page 4: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

ii

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Latar Belakang: Kanker paru merupakan penyebab utama kematian pada kasus

kanker. Pada tahun 2012 terdapat 8,2 juta kasus kematian akibat kanker, dan 1,59

juta kematian tersebut disebabkan oleh kanker paru. Kejadian kanker paru sangat

erat kaitannya dengan perilaku merokok. Risiko kejadian kanker paru 7,8 kali

lipat lebih tinggi pada perokok. Menurut WHO, merokok merupakan salah satu

ancaman paling besar yang dihadapi oleh masyarakat dunia. Di Indonesia

prevalensi merokok sangat tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Usia 15-19 tahun merupakan usia di mana seseorang pertama kali mulai merokok

dengan persentase paling tinggi.

Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa- siswi SMA Harapan 1

Medan mengenai rokok sebagai faktor risiko kanker paru.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross-sectional study.

Penelitian dilaksanakan di SMA Harapan 1 Medan. Pengambilan data dilakukan

pada tanggal 27 sampai 28 Oktober 2016, dengan jumlah sampel sebanyak 96

responden. Metode pemilihan sampel pada penelitian ini adalah simple random

sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket,

dengan menggunakan kuesioner berisi pertanyaan seputar rokok, kanker paru, dan

rokok sebagai faktor risiko kanker paru.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan distribusi karakteristik responden terbanyak

adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki (54,2%), usia 15 tahun (37,5%),

dan responden dengan uang jajan per hari Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00.

Selanjutnya, di dapat 11 orang merupakan perokok (11,5%), dan 31 orang pernah

mencoba rokok (32,3%). Sumber informasi tentang rokok yang diperoleh

responden paling banyak melalui televisi (39,6%), internet (35,4%), dan teman

(34,4%). Hasil tingkat pengetahuan responden menunjukkan tingkat pengetahuan

baik sebesar 76,04%, sedang (22,92%), dan kurang (1,04%). Berdasarkan jenis

kelamin, tingkat pengetahuan baik terbanyak adalah pada perempuan, dan

berdasarkan usia, tingkat pengetahuan baik terbanyak adalah pada usia 15 tahun.

Kesimpulan: Persentase tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan

paling tinggi adalah baik. Persentase tingkat pengetahuan baik paling besar ada

pada responden berjenis kelamin perempuan, dan responden berusia 15 tahun.

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, rokok, kanker paru, rokok sebagai risiko

kanker paru

Page 5: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

iii

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Background: Lung cancer is the main cause of death in cancer cases. In 2012,

there were 8.2 million deaths were caused by cancer, in which 1.59 million

deaths were caused by lung cancer. The incidence of lung cancer is highly

correlated with smoking behavior. The risk of lung cancer incidence is 7.8 times

higher in smokers. According to WHO, smoking is one of the greatest threats

which is faced by the people around the world. In Indonesia, the prevalence of

smoking is very high and increasing by the years. The highest percentage can be

found in the range age between 15-19 years old which is known as the first-time

smokers.

Objective: To observe the knowledge level of SMA Harapan 1 Medan students

about smoking as a risk factor of lung cancer.

Methods: This is a descriptive cross-sectional study design. This research was

held in SMA Harapan 1 Medan. The data was collected on October 27st- 28

st

2016, with 96 respondents as the samples. This research used simple random

sampling method. To collect the data, it used a questionnaire which contain

questions about smoking, lung cancer, and smoking as a risk factor of lung

cancer.

Results: The results show that the highest respondents characteristic distribution

is the male (54.2%), aged 15 years old (37.5%), and respondents who have Rp

10,000.00 - 30,000.00 as their pocket money per day. Furthermore, there are 11

people who are smokers (11.5%), and 31 people who have tried cigarettes

(32.3%). Most respondents receive information about smoking from television

(39.6%), internet (35.4%), and friendship (34.4%). The result of respondents’ knowledge level showed that the knowledge level which is good is (76.04%),

moderate (22.92%), and less (1.04%). Based on gender, the highest of good

knowledge level is found in women, and based on age, is on aged 15 years old.

Conclusions: The percentage of the level of knowledge of SMA Harapan 1 Medan

students is mostly good. The percentage rate of good knowledge is highest in

female respondents, and on 15 years old respondents.

Keywords: Level of knowledge, smoking, lung cancer, smoking as a risk factor of

lung cancer

Page 6: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

iv

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Pengetahuan

Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan Mengenai Rokok Sebagai Faktor Risiko Kanker

Paru”, yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan

Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis telah mendapat

banyak bimbingan, pengarahan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. H. Zainuddin Amir, M. Ked(Paru), Sp.P(K) dan dr. Adi Muradi, Sp.B-KBD

selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi

serta semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Dr. Tetty Aman Nasution, M. Med, Sc dan dr. Flora Marlita Lubis, Sp. KK

selaku Ketua Penguji dan Anggota Penguji yang telah memberikan saran dan

nasihat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Pihak sekolah SMA Harapan 1 Medan yang telah memberikan izin dan bantuan

untuk melakukan penelitian ini.

5. Teman-teman satu bimbingan penulis, Yogaganapathy a/l Sivanathan, Siti Utari

Handayani, Nitya Devi a/p Murthi, Fauziah binti Desmawardi, Devitra Rajendran,

dan teman-teman seperjuangan FK USU 2013 yang telah meluangkan waktu

untuk membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi

ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Page 7: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

v

Universitas Sumatera Utara

Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua tercinta atas kasih sayang, segala bentuk dukungan, dan do’a yang selalu

diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca skripsi ini.

Medan, Desember 2016

Penulis

Siti Shinta Yunindari

130100187

Page 8: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

vi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

ABSTRACT ............................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

1.3.1. Tujuan Umum .................................................................. 3

1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................. 3

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5

2.1. Pengetahuan ............................................................................... 5

2.1.1. Definisi ............................................................................ 5

2.1.2. Tingkat Pengetahuan ....................................................... 5

2.1.3. Cara Memperoleh Pengetahuan ....................................... 7

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .......... 10

2.1.5. Cara Mengukur Pengetahuan ........................................... 11

2.2. Rokok ......................................................................................... 11

2.2.1. Definisi Rokok ................................................................ 11

2.2.2. Konsumsi Rokok di Indonesia ........................................ 12

2.2.3. Bentuk dan Jenis Rokok ................................................. 15

Page 9: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

vii

Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Kandungan Rokok ........................................................... 16

2.2.5. Bahaya Rokok .................................................................. 17

2.2.6. Jenis-Jenis Perokok ............................................................ 18

2.3. Kanker Paru ……………………….……………….................... 19

2.3.1. Definisi Kanker Paru ...………………………………….. 19

2.3.2. Epidemiologi Kanker Paru .……………………………... 19

2.3.3. Faktor Penyebab Kanker Paru ...………………………… 20

2.3.4. Klasifikasi Kanker Paru .......................………………….. 20

2.3.5. Gejala Klinis ………………………………..…....….…... 21

2.3.6. Diagnosis ……………………………………….....…..… 22

2.3.7. Penatalaksanaan .……………………………………….. 22

2.3.8. Rokok Menyebabkan Kanker Paru …………........……... 23

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP................... 24

3.1. Kerangka Teori ............................................................................ 24

3.2. Kerangka Konsep ........................................................................ 25

BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................. 26

4.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 26

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 26

4.2.1. Waktu Penelitian ............................................................... 26

4.2.2. Tempat Penelitian .............................................................. 26

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 26

4.3.1. Populasi .............................................................................. 26

4.3.2. Sampel Penelitian ............................................................... 26

4.4. Teknik PengumpulanData ............................................................. 27

4.4.1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .............................................. 27

4.4.2. Besar Sampel ....................................................................... 27

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ....................................................... 28

4.5.1. Sumber Data ....................................................................... 28

4.5.2. Alat dan Bahan Penelitian ................................................... 29

Page 10: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

viii

Universitas Sumatera Utara

4.5.3. Metode Analisa Data ........................................................... 29

4.6. Definisi Operasional ....................................................................... 30

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 32

5.1. Hasil Penelitian .............................................................................. 32

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 32

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ..................................... 32

5.1.3. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan

Jenis Kelamin ........................................................................ 34

5.1.4. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan

Jumlah Uang Jajan Responden Per Hari ............................... 34

5.1.5. Distribusi Sumber Informasi Tentang Rokok ...................... 35

5.1.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan .................................. 36

5.2. Pembahasan .................................................................................. 39

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 43

6.1 .Kesimpulan .................................................................................. 43

6.2. Saran ............................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 45

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

ix

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

Tabel 2.1. Proporsi Penduduk Umur ≥ 10 Tahun Menurut Kebiasaan Merokok dan Provinsi, Indonesia 2013

13

Tabel 2.2. Proporsi Penduduk Umur ≥ 10 Tahun Menurut Kebiasaan Merokok dan Karakteristik, Indonesia

2013

14

Tabel 2.3. Peningkatan Risiko Kematian Akibat Penyakit

pada Perokok

18

Tabel 4.1. Definisi Operasional 30

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden 32

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan

Jenis Kelamin

34

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan

Jumlah Uang Jajan Responden Per Hari

35

Tabel 5.4. Sumber Informasi Tentang Rokok 35

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-

Siswi SMA Harapan 1 Medan

36

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-

Siswi SMA Harapan 1 Medan Berdasarkan Jenis

Kelamin

37

Tabel 5.7. Distribusi Fekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-

Siswi SMA Harapan 1 Medan Berdasarkan Usia

37

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-

Siswi SMA Harapan 1 Medan Berdasarkan Status

Merokok

38

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-

Siswi SMA Harapan 1 Medan Berdasarkan

Pengalaman Mencoba Rokok

38

Page 12: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

x

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

Gambar 2.1. Senyawa Kimia di Dalam Rokok 17

Page 13: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

xi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR SINGKATAN

AP : Anterior-Posterior

CDC : Centers for Disease Control and Prevention

CT-Scan : Computed Tomography Scan

DNA : Deoxyribo Nucleic Acid

ED : Extensive Stage Disease

GATS : Global Adult Tobacco Survey

GYTS : Global Youth Tobacco Survey

Hb : Hemoglobin

IARC : International Agency for Research on Cancer

IIS : Ilmu-Ilmu Sosial

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KGB : Kelenjar Getah Bening

KPKN : Komite Nasional Penanggulangan Kanker

KPKBSK : Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil

KPKSK : Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil

KSB : Karsinoma Sel Besar

KSS : Karsinoma Sel Skuamosa

LCC : Large Cell Carcinoma

LD : Limited Stage Disease

MIA : Matematika dan Ilmu Alam

NSCLC : Non-Small Cell Lung Carcinoma

PCI : Profilaxis Cranial Irradiation

Page 14: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

xii

Universitas Sumatera Utara

PDPI : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

SCC : Squamous Cell Carcinoma

SCLC : Small Cell Lung Carcinoma

SMA : Sekolah Menengah Atas

SPSS : Statistical Package for the Social Science

Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional

TSNAs : Tobacco Specific N-nitrosamines

USG : Ultrasonography

WHO : World Health Organization

Page 15: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

xiii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Ethical Clearance

Lampiran 3. Lembar Penjelasan

Lampiran 4. Informed Consent

Lampiran 5. Kuesioner

Lampiran 6. Surat Keterangan SMA Harapan 1 Medan

Lampiran 7. Output Data SPSS

Lampiran 8. Foto Kegiatan (Pengambilan Data Penelitian)

Page 16: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

1

Universitas Sumatera Utara

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker paru menurut Komite Nasional Penanggulangan Kanker 2015 (KPKN

2015) dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup

keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) maupun keganasan dari luar

paru (metastasis). Secara klinis, kanker paru primer adalah tumor ganas yang

berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus atau bronchogenic carcinoma).1

Kanker paru merupakan penyebab utama kematian pada kasus kanker. Pada

tahun 2012 terdapat 8,2 juta kasus kematian akibat kanker, dan di antaranya

terdapat 1,59 juta kematian akibat kanker paru. 2

Kejadian kanker paru sangat erat kaitannya dengan perilaku merokok.

Menurut WHO, merokok merupakan salah satu ancaman paling besar yang

dihadapi oleh masyarakat dunia, dan prevalensinya diperkirakan akan terus

meningkat.2 Risiko kejadian kanker paru meningkat 7,8 kali lipat lebih tinggi pada

perokok dibandingkan bukan perokok.3

Selain itu, perokok pasif dikatakan lebih

berisiko dibandingkan perokok aktif, sebab perokok pasif menghisap asap rokok

yang berasal dari 2 aliran, yaitu aliran asap utama yang merupakan asap rokok

yang dikeluarkan langsung oleh perokok, dan aliran asap sisi yang asapnya

berasal dari ujung rokok yang dibakar.4

Pada tahun 2012 terdapat 1,1 juta perokok di seluruh dunia, di mana 8 dari 10

orang perokok, merokok setiap harinya.5 Di Indonesia prevalensi merokok sangat

tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Susenas

tahun 1995, 2001, 2004, dan data Riskesdas tahun 2007 dan 2010, prevalensi

perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki (65,8%) dibandingkan perempuan

(4,2%), dan hampir 80% perokok mulai merokok sebelum mencapai usia 19

tahun.3 Menurut Riset Dasar Kesehatan tahun 2013 (Riskesdas 2013), prevalensi

perokok usia 15-19 tahun adalah 11,2% (perokok setiap hari), dan 7,1% (perokok

kadang-kadang).6 Usia 15-19 tahun juga merupakan usia di mana seseorang

pertama kali mulai merokok dengan persentase paling tinggi.3 Prevalensi perokok

Page 17: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

2

Universitas Sumatera Utara

di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat berdasar kelompok perokok setiap hari

(24,2%), dan perokok kadang-kadang (4,2%).6

Berkaitan dengan penelitian ini, sebelumnya telah ada beberapa penelitian

yang serupa, yang kemudian dijadikan acuan dan motivasi untuk melakukan

penelitian ini dan untuk terus memantau perkembangan tingkat pengetahuan

masyarakat, khususnya siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA). Seperti

penelitian yang telah dilakukan oleh Vina Wiliana pada tahun 2010 mengenai

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri dan Swasta Tentang Rokok

Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Paru di Kota Medan Tahun 2010, dapat

diketahui bahwa pelajar SMA negeri memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak

38,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 62,1%, dan tingkat pengetahuan

kurang sebanyak 83,3%. Kemudian diketahui juga bahwa pelajar SMA swasta

memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 61,7%, tingkat pengetahuan sedang

sebanyak 37,9%, dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 16,7%.7

Berdasarkan uraian di atas, mengenai kanker paru dan erat kaitannya terhadap

rokok sabagai faktor risiko terbesar terjadinya kanker paru, bahayanya rokok bagi

perokok aktif maupun perokok pasif, meningkatnya kondisi remaja yang

mengkonsumsi rokok, ditambah usia 15-19 tahun yang menjadi tren dan memiliki

prevalensi tertinggi sebagai usia pertama kali merokok di Indonesia, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi

SMA Harapan 1 Medan Mengenai Rokok Sebagai Faktor Resiko Kanker Paru.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana tingkat

pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai rokok sebagai faktor

risiko kanker paru?

Page 18: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

3

Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa-

siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai rokok sebagai faktor risiko kanker paru.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui distribusi karakteristik siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan,

meliputi : jenis kelamin, usia, status merokok, pengalaman mencoba

rokok, jumlah uang jajan per hari, dan sumber informasi tentang rokok.

b. Mengetahui persentase siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan yang memiliki

tingkat pengetahuan baik, sedang, dan kurang mengenai rokok sebagai

faktor risiko kanker paru.

c. Mengetahui persentase siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai

rokok sebagai faktor risiko kanker paru berdasarkan jenis kelamin.

d. Mengetahui persentase siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai

rokok sebagai faktor risiko kanker paru berdasarkan usia.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:

1. Bagi Peneliti

Meningkatkan kemampuan dalam meneliti, menambah wawasan,

pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu yang diperoleh

selama perkuliahan, dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan kedokteran.

2. Bagi Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan

Memberikan informasi, dan meningkatkan pengetahuan tentang

merokok sebagai faktor risiko terjadinya kanker paru, sehingga

diharapkan timbul kesadaran pada siswa-siswi untuk tidak merokok

sebagai upaya pencegahan penyakit kanker paru dan dampak buruk

lainnya yang dapat ditimbulkan.

Page 19: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

4

Universitas Sumatera Utara

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia

terutama dalam kajian terhadap masalah kanker paru dan merokok

sebagai faktor risiko yang mempengaruhinya.

4. Bidang Pelayanan Kesehatan

Data penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam

penyusunan program terpadu dalam menanggulangi masalah kanker

paru yang semakin meningkat di Indonesia guna mengurangi beban

kesehatan dan ekonomi yang timbul sebagai akibat negatif dari

merokok dan kanker paru.

5. Bagi SMA Harapan 1 Medan

Data penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang

bermanfaat bagi pihak sekolah mengenai kejadian kanker paru dan

merokok sebagai faktor risikonya, sehingga dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menyusun kebijakan sekolah yang diharapkan

dapat membantu menurunkan kejadian kanker paru. Serta sebagai

informasi kepada bagian pendidikan sekolah tentang seberapa besar

tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai

rokok sebagai faktor risiko kanker paru.

Page 20: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

5

Universitas Sumatera Utara

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan (Knowledge)

2.1.1. Definisi

Pengetahuan (knowledge) menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo adalah

hasil dari tahu manusia, yang hanya sekedar dapat menjawab pertanyaan “apa”

(what). Pengetahuan adalah sesuatu hal yang dapat salah atau keliru, sehingga

apabila suatu pengetahuan itu salah atau keliru, dapat dianggap sebagai bukan

pengetahuan, dan berubah statusnya sebagai keyakinan saja. Pengetahuan dapat

berkembang menjadi ilmu, atau sering disebut sebagai ilmu pengetahuan apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut:8

a. Mempunyai objek kajian

b. Metode pendekatan

c. Disusun secara sistematis

d. Bersifat universal (diakui secara umum)

Terbetuknnya ilmu, tidak hanya sekedar menjawab “apa”, namun juga dapat

menjawab “mengapa” (why) dan “bagaimana” (how).8

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Wijaya, yang dikutip dari buku Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku,

dan menurut Cecilia, yang dikutip dari buku Ilmu & Aplikasi Pendidikan, tingkat

pengetahuan dibagi menjadi enam tingkat berdasarkan domain kognitif, yaitu:9,10

a. Tahu (Know)

Tahu berarti mengingat kembali (recall) suatu materi yang spesifik yang

sebelumnya telah dipelajari, atau rangsangan yang pernah diterima.

Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur

atau mengetahui bahwa seseorang tahu atas apa yang dipelajarinya, dapat

diperoleh dengan kata kerja, seperti: menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

Page 21: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

6

Universitas Sumatera Utara

b. Memahami (Comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk dapat menjelaskan

dengan benar mengenai suatu objek yang diketahui, dan mampu

menginterpretasikannya dengan benar. Untuk mengukurnya, dapat

digunakan kata kerja, seperti: menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan atau memperkirakan, dan sebagainya.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi merupakan suatu kemampuan dalam menggunakan materi yang

pernah dipelajari pada situasi ataupun kondisi yang sebenarnya (real).

Dalam hal ini, aplikasi diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi

lainnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk dapat menjabarkan suatu

materi ataupun suatu objek ke dalam komponen-komponen, namun tetap

di dalam struktur organisasi yang sama, dan saling berkaitan satu dengan

yang lainnya. Kemampuan ini dapat dilihat dengan menggunakan kata

kerja, seperti: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk dapat meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dalam hal ini artinya seseorang mampu menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang telah ada sebelumnya. Seseorang yang

memiliki kemampuan ini mampu menyusun, merencanakan,

meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya atas rumusan dan teori

yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan suatu kemampuan untuk menjustifikasi atau menilai

suatu materi atau objek berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ada. Untuk

Page 22: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

7

Universitas Sumatera Utara

mengukur kemampuan ini dapat digunakan kata kerja, seperti:

membandingkan, menanggapi, menafsirkan, dan sebagainya.

2.1.3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori, sehingga memungkinkan

seseorang mampu memecahkan suatu masalah. Untuk memperoleh pengetahuan

dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu:8

1. Cara Tradisional atau Non-Ilmiah

Merupakan suatu cara memperoleh pengetahuan tanpa melalui penelitian

ilmiah. Cara ini dipakai sebelum metode ilmiah atau metode penemuan

secara sistematik dan logis ditemukan. Cara-cara penemuannya adalah

melalui:

a. Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara ini telah digunakan sebelum ada kebudayaan, atau bahkan

sebelum ada peradaban. Cara ini merupakan cara coba-coba yang

menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk

memecahkan suatu masalah. Metode ini sangat berjasa sebagai dasar

ditemukannya berbagai teori dalam berbagai bidang atau cabang ilmu

pengetahuan, serta sangat membantu manusia dalam mengembangkan

kemampuan berpikir dan kebudayaannya untuk menuju arah yang

lebih sempurna.

b. Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran melalui cara ini terjadi akibat ketidaksengajaan

oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh penemuan kebenaran

atau pengetahuan melalui cara ini adalah penemuan obat untuk

penyakit malaria.

c. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Cara memperoleh pengetahuan dengan cara ini adalah melalui

kebiasaan-kebiasaan, atau tradisi yang diterima dari sumbernya

sebagai suatu kebenaran yang mutlak, tanpa terlebih dahulu

membuktikan atau menguji kebenarannya. Sumber pada pengatahuan

Page 23: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

8

Universitas Sumatera Utara

ini berasal dari pemimpin-pemimpin masyarakat, tokoh agama,

pemerintah, dan lainnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada

prinsipnya pengetahuan yang diperoleh bergantung atau berdasarkan

pada pemegang otoritas, yaitu orang-orang yang memiliki wibawa,

atau kekuasaan. Mereka (orang-orang yang menerima pengetahuan)

beranggapan bahwa apa yang dikemukakan para pemegang otoritas

sudah benar.

d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Dalam hal ini, pengalaman dianggap sebagai sumber pengetahuan atau

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran. Cara

melakukannya adalah dengan mengulang kembali pengalaman yang

didapat pada saat memecahkan permasalahan yang pernah dihadapi

sebelumnya. Penggunaan cara ini merujuk pada cara yang telah

digunakan sebelumnya untuk mengatasi masalah lain yang serupa.

Agar kesimpulan yang akan ditarik benar, maka diperlukan pola

berpikir yang kritis dan logis.

e. Cara Akal Sehat (Common Sense)

Suatu cara yang ditujukan untuk suatu maksud tertentu (cotohnya

dalam konteks pendidikan), yang diperoleh dengan akal sehat, yang

kemudian berkembang menjadi suatu teori atau kebenaran.

f. Kebenaran Melalui Wahyu

Kebenaran yang diperoleh merupakan wahyu dari Tuhan yang

diturunkan dan disampaikan kepada umat melalui para Nabi.

Kebenaran ini bukan hasil dari usaha penalaran ataupun penyelidikan

manusia, namun berupa wahyu yang diterima oleh para Nabi. Para

umat yang menganut agama yang bersangkutan harus menerima dan

meyakini kebenaran tersebut.

g. Kebenaran Secara Intuitif

Melalui cara ini, kebenaran diperoleh sangat cepat dengan proses di

luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

Kebenaran yag diperoleh hanya berdasarkan intuisi atau suara hati,

Page 24: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

9

Universitas Sumatera Utara

atau bisikan hati saja, tanpa menggunakan cara-cara yang rasional dan

sistematis.

h. Melalui Jalan Pikir

Manusia mampu menggunakan penalarannya untuk memperoleh suatu

pengetahuan, sejalan dengan perkembangan budaya, dan cara berpikir

manusia yang ikut berkembang. Kebenaran pengetahuan yang

diperoleh dengan cara ini dapat dilakukan melalui 2 proses, yaitu

dengan cara induksi dan deduksi. Induksi merupakan suatu proses

penarikan kesimpulan yang didapat atau dimulai dari pernyataan-

pernyataan yang bersifat khusus, kemudian dijadikan suatu pernyataan

yang bersifat umum. Sedangkan deduktif merupakan suatu proses

penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan umum

ke khusus.

2. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara ini adalah suatu cara yang dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-

1626), seorang tokoh yang mengembangkan metode berpikir induktif.

Cara ini merupakan suatu cara yang lebih sistematis, logis, dan ilmiah,

serta lebih dikenal dengan istilah metodologi penelitian. Kemudian,

metode berpikir induktif tersebut dilanjutkan oleh Deobold van Dallen

yang menemukan 3 (tiga) hal pokok mengenai pencatatan-pencatatan fakta

yang berhubungan dengan objek yang diamati, yang perlu dilakukan untuk

memperoleh kesimpulan, yaitu:

a. Semua hal positif, yaitu sesuatu (gejala) yang muncul pada saat

pengamatan.

b. Semua hal negatif, yaitu sesuatu (gejala) yang tidak muncul pada saat

pegamatan.

c. Sesuatu (gejala) yang muncul bervariasi, sesuatu (gejala) yang

berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

Prinsip-prinsip umum yang dikembangkan oleh Bacon tersebut,

kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang

lebih praktis.

Page 25: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

10

Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:11

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar seseorang, dan cara seseorang

mengolah informasi yang didapatnya. Semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka semakin mudah dirinya menerima informasi, dan

semakin cenderung untuk memperoleh informasi.

b. Informasi atau media massa

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui dan dapat diperoleh dari

pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Informasi dan media

massa dapat memberikan pengaruh dengan adanya pesan-pesan yang

bersifat sugesti, yang dapat mempengaruhi opini seseorang.

c. Pekerjaan

Dikatakan bahwa seseorang yang bekerja di sektor formal akan memilki

akses yang lebih baik dalam memperoleh berbagai informasi.

d. Sosial budaya, dan ekonomi

Sosial budaya berhubungan dengan kebiasaan dan tradisi yang biasa

dilakukan oleh sekelompok orang, sehingga dapat mempengaruhi

pegetahuannya. Sosial ekonomi berhubungan dengan kemampuan

seseorang untuk memenuhi segala fasilitas yang diperlukan untuk

melakukan kegiatan tertentu.

e. Lingkungan

Segala sesuatu yang berada di sekitar seseorang (individu) dapat

mempengaruhi proses masuknya suatu pengetahuan ke dalam diri

seseorang yang berada di lingkungan tersebut.

f. Pengalaman

Sebagai sumber pengetahuan, pengalaman merupakan suatu cara untuk

mendapatkan suatu kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali suatu pengetahuan yang diperoleh dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi sebelumnya.

Page 26: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

11

Universitas Sumatera Utara

g. Usia

Semakin bertambah usia, maka akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikir seseorang. Hal ini akan mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam memperoleh dan menerima informasi.

2.1.5. Cara Mengukur Pengetahuan

Untuk mengukur pegetahuan, dapat dilakukan dengan cara menggunakan

angket atau kuesioner, ataupun melalui wawancara.11

Kemudian, untuk

pengkategorian tingkat pengetahuan responden dapat dikelompokkan menjadi tiga

kategori menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1966) dalam proposal penelitian

Zenny Wijaya pada tahun 2015, yaitu:9

a. Baik, jika jumlah benar atas pertanyaan >75%

b. Sedang, jika jumlah benar atas pertanyaan 40-75%

c. Kurang, jika jumlah benar atas pertanyaan <40%

2.2. Rokok

2.2.1. Definisi Rokok

Pengertian rokok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah,

kertas).12

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun

2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk

tembakau bagi kesehatan, rokok adalah salah satu produk tembakau yang

dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya. Rokok

dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya

atau sintetis lainnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa

bahan tambahan. Rokok biasanya dibentuk dari kertas yang berukuran panjang

70-120 mm (bervariasi tergantung negara), diameter sekitar 10 mm, yang diisi

dengan daun tembakau yang dicacah kemudian digulung hingga berbentuk

silinder. Sementara, produk tembakau adalah suatu produk yang secara

keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya

Page 27: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

12

Universitas Sumatera Utara

yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup, atau

dikunyah. 3

2.2.2. Konsumsi Rokok di Indonesia

Menurut WHO dalam laporan status global tentang penyakit tidak menular

2014, pada tahun 2012 terdapat 1,1 juta perokok di seluruh dunia, di mana 8 dari

10 orang perokok merokok setiap harinya. Usia standar prevalensi perokok saat

ini adalah usia 15 tahun atau lebih (≥15 tahun), dan diperkirakan terdapat sekitar

22% orang dewasa yang merokok. Secara global prevalensi merokok pada laki-

laki 5 kali lebih tinggi (37%) dibandingkan pada wanita (7%).5

Di Indonesia prevalensi merokok sangat tinggi dan cenderung meningkat dari

tahun ke tahun. Berdasarkan data Susenas tahun 1995, 2001, 2004, dan data

Riskesdas tahun 2007 dan 2010, prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-

laki (65,8%) dibandingkan perempuan (4,2%), dan hampir 80% perokok mulai

merokok sebelum mencapai usia 19 tahun.3

Berdasarkan Riskesdas 2013, rerata prevalensi perokok di Indonesia saat ini

adalah 29,3%. Prevalensi perokok di Indonesia menurut Riskesdas adalah

berdasarkan usia perokok 10 tahun atau lebih (≥10 tahun). Prevalensi penduduk

Indonesia yang merokok menurut provinsi dan kriteria-kriteria tertentu dapat

dilihat pada tabel berikut.6

Page 28: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

13

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Proporsi penduduk ≥ 10 tahun menurut kebiasaan merokok dan

provinsi, Indonesia 2013

Provinsi

Perokok Saat Ini Tidak Merokok

Perokok Setiap

Hari

Perokok

Kadang-

Kadang

Mantan Perokok Bukan Merokok

Aceh 25,0 4,3 2,5 68,2

Sumatera Utara 24,2 4,2 3,3 68,2

Sumatera Barat 26,4 3,9 3,1 66,0

Riau 24,2 4,1 3,2 68,5

Jambi 22,9 4,7 2,9 69,5

Sumatera Selatan 24,7 5,4 3,4 66,6

Bengkulu 27,1 3,3 2,4 67,2

Lampung 26,5 4,8 2,6 66,0

Bangka Belitung 26,7 3,1 3,6 66,6

Kepulauan Riau 27,2 3,5 4,8 64,4

DKI Jakarta 23,2 6,0 6,0 64,8

Jawa Barat 27,1 5,6 4,5 62,8

Jawa Tengah 22,9 5,3 4,3 67,6

DI Yogyakarta 21,2 5,7 9,1 64,1

Jawa Timur 23,9 5,0 4,1 67,0

Banten 26,0 5,3 3,3 65,3

Bali 18,0 4,4 4,6 73,0

Nusa Tenggara Barat 26,8 3,5 2,2 67,5

Nusa Tenggara Timur 19,7 6,2 2,4 71,6

Kalimantan Barat 23,6 3,1 2,7 70,0

Kalimantan Tengah 22,5 4,0 3,1 69,8

Kalimantan Selatan 22,1 3,6 4,6 69,8

Kalimantan Timur 23,3 4,4 4,2 68,1

Sulawesi Utara 24,6 5,9 6,2 63,3

Sulawesi Tengah 26,2 4,5 4,4 64,9

Sulawesi Selatan 22,8 4,2 4,6 68,5

Sulawesi Tenggara 21,8 4,2 2,8 71,1

Gorontalo 26,8 5,5 3,4 64,3

Sulawesi Barat 22,0 4,2 3,6 70,2

Maluku 22,1 6,5 2,0 69,4

Maluku Utara 25,8 6,1 4,1 64,0

Papua Barat 22,1 6,0 2,6 69,3

Papua 16,3 5,6 2,8 75,4

Indonesia 24,3 5,0 4,0 66,6

Page 29: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

14

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2. Proporsi penduduk umur ≥10 tahun menurut kebiasaan merokok

dan karakteristik, Indonesia 2013

Karakteristik Perokok Saat Ini

Perokok Setiap Hari Perokok Kadang-Kadang

Kelompok Umur (Tahun)

10-14 0,5 0,9

15-19 11,2 7,1

20-24 27,2 6,9

25-29 29,8 5,0

30-34 33,4 5,1

35-39 32,2 5,2

40-44 31,0 5,4

45-49 31,4 5,5

50-54 31,4 5,5

55-59 30,3 5,0

60-64 27,6 4,8

65+ 21,7 5,1

Jenis Kelamin

Laki-Laki 47,5 9,2

Perempuan 1,1 0,8

Pendidikan

Tidak Sekolah 19,7 3,1

Tidak Tamat SD 18,3 3,2

Tamat SD 25,2 4,5

Tamat SMP 25,7 5,7

Tamat SMA 28,7 6,6

Tamat D1-D3/PT 18,9 5,6

Pekerjaan

Tidak Bekerja 6,9 3,0

Pegawai 33,6 7,4

Wiraswasta 39,8 6,5

Petani/nelayan/buruh 44,5 6,9

Lain-lain 32,4 5,8

Tempat tinggal

Perkotaan 23,2 5,1

Pedesaan 25,5 4,9

Kuantil Indeks Kepemilikan

Terbawah 27,3 5,0

Menengah bawah 26,9 5,1

Menengah 25,5 5,1

Menegah atas 23,5 5,0

Teratas 19,5 4,7

Page 30: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

15

Universitas Sumatera Utara

Tren usia merokok meningkat pada usia remaja, dan usia pertama kali

merokok yang paling tinggi adalah usia 15-19 tahun.3 Menurut hasil survei

tembakau yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

yaitu melalui Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia tahun 2011,

hasilnya menunjukkan bahwa di antara 16 negara yang memiliki pendapatan

menengah dan ke bawah, yang mengikuti GATS, Indonesia menduduki posisi

pertama dengan prevalensi perokok aktif tertinggi. Perokok aktif di Indonesia

mencapai 67,0% pada laki-laki, dan 2,7% pada wanita.13

GATS merupakan survei nasional yang representatif, dengan metodologi

berstandar internasional, sehingga melalui survei ini dapat diperoleh juga data

mengenai latar belakang dan karakteristik responden, konsumsi tembakau, aspek

ekonomi, peran media dan pemahaman, serta sikap dan persepsi masyarakat

terhadap konsumsi tembakau.13

Berdasarkan tabel sebelumnya dapat diketahui bahwa jumlah perokok usia

≥10 tahun di Sumatera Utara mencapai 24,2% (perokok setiap hari), dan 4,2%

(perokok kadang-kadang). Rata-rata jumlah batang rokok yang dikonsumsi

penduduk Sumatera Utara usia ≥10 tahun adalah 14,9 batang rokok setiap

harinya.6

2.2.3. Bentuk dan Jenis Rokok

Berdasarkan macamnya, rokok dibagi menjadi dua, yaitu rokok berfilter dan

rokok tidak berfilter (rokok kretek). Perbedaan antara keduanya terletak pada ada

dan tidak adanya filter yang terbuat dari busa serabut sintetis yang bertujuan untuk

menyaring nikotin dan tar.14

Selain itu, rokok juga dapat dibedakan berdasarkan bahan pembungkus rokok,

bahan baku atau isi rokok, dan proses pembuatan rokok.9

a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus, dibedakan menjadi:

- Rokok klobot, yang bahan pembungkusnya berasal dari daun jagung.

- Rokok klawung, yang bahan pembungkusnya berasal dari daun aren.

-Rokok kretek dan rokok putih atau cigarette, yang bahan

pembungkusnya berupa kertas.

Page 31: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

16

Universitas Sumatera Utara

-Rokok cerutu, yang bahan pembungkusnya berasal dari daun

tembakau.

- Rokok yang dibungkus dengan daun nipah.

b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan menjadi:

- Rokok putih, hanya berisi daun tembakau yang diberi efek atau sensasi

rasa dan aroma tertentu.

- Rokok kretek, berisi daun tembakau dan cengkeh yang diberi efek atau

sensasi rasa dan aroma tertentu.

- Rokok klembak, berisi daun tembakau, cengkeh dan kemenyan yang

diberi efek atau sensasi rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok berdasarkan cara pembuatannya dibedakan menjadi buatan

tangan dan buatan mesin.

2.2.4. Kandungan Rokok

Terdapat 4000 jenis senyawa kimia di dalam satu batang rokok. Dari berbagai

jenis senyawa kimia tersebut, 43 di antaranya merupakan karsinogenik (dapat

menyebabkan kanker), dan di antaranya terdapat 3 komponen utama yaitu:15

1. Nikotin, merupakan zat yang bersifat adiktif sehingga menimbulkan efek

kecanduan.

2. Tar, merupakan zat berbahaya yang bersifat karsinogen sehingga dapat

menyebabkan kanker.

3. Karbon monoksida (CO), merupakan salah satu gas yang bersifat racun

dan dapat menyebabkan berkurangnya kadar oksigen (O2) dalam darah

karena mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah mengikat

oksigen.16,17

Selain zat-zat tersebut, rokok juga mengandung senyawa kimia berbahaya

lainnya, seperti:16

a. TSNAs (Tobacco Spesific N-nitrosamines), merupakan zat penyebab

kanker yang utama yang terdapat di dalam rokok.

b. Benzena, biasanya ditemukan di dalam pestisida dan bensin. Kadar zat ini

tinggi di dalam rokok.

Page 32: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

17

Universitas Sumatera Utara

c. Formaldehid, merupakan zat yang biasa digunakan untuk mengawetkan

mayat.

d. Arsenik, merupakan salah satu bahan kimia yang biasanya juga terdapat

dalam racun tikus.

e. Cadmium, biasanya terdapat dalam batrai.

f. Hidrogen sianida.

g. Dan lainnya.

Gambar 2.1. Senyawa kimia di dalam rokok

2.2.5. Bahaya Rokok

Merokok dapat menimbulkan efek jangka pendek dan efek jangka panjang.

Efek jangka pendek yang dapat terjadi adalah bau rokok pada napas dan rambut,

berkurangnya oksigen ke otak dan paru, meningkatnya tekanan darah, dan

sebagainya. Kemudian, efek jangka panjang yang dapat terjadi adalah

meningkatnya risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular (penyakit jantung

dan pembuluh darah) sebesar 2-3 kali lipat lebih tinggi pada perokok, terjadinya

kanker (keganasan), infeksi saluran pernapasan, penyakit penyumbatan paru-paru

menahun, gangguan peredaran darah otak (stroke), kepikunan, gangguan aliran

darah pada tungkai, radang ataupun tukak lambung, osteoporosis, impotensi,

gangguan kehamilan dan lainnya.4

Page 33: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

18

Universitas Sumatera Utara

Menurut beberapa penelitian, terbukti bahwa perokok akan 7,8 kali lebih

berisiko menderita kanker paru dibandingkan dengan bukan perokok.3

Selain itu,

perokok pasif dikatakan lebih berisiko dibandingkan perokok aktif, sebab perokok

pasif meghisap asap rokok yang berasal dari 2 aliran, yaitu aliran asap utama yang

merupakan asap rokok yang dikeluarkan langsung oleh perokok, dan aliran asap

sisi yang asapnya berasal dari ujung rokok yang dibakar.

Diketahui bahwa 90% kanker paru terjadi pada perokok. Banyaknya jumlah

rokok yang dikonsumsi, serta lamanya merokok, menentukan besarnya risiko

kejadian penyakit kardiovaskular. Tabel berikut menunjukkan peningkatan risiko

kematian akibat penyakit pada perokok.

Tabel 2.3. Peningkatan risiko kematian akibat penyakit pada perokok

PENYAKIT RISIKO KEMATIAN BAGI

PEROKOK

Penyakit saluran pernapasan kronik 10-20 kali

Kanker paru 7-15 kali

Kanker payudara 11 kali

Kanker tenggorokan 5-13 kali

Kanker mulut 3-15 kali

Kanker esofagus 4-5 kali

Kanker kandung kemih 2-3 kali

Kanker pankreas 2 kali

Penyakit jantung 1½-3 kali

Kanker ginjal 1½ kali

Penyakit tukak lambung 2 kali

2.2.6. Jenis-Jenis Perokok

Secara umum perokok dibagi menjadi 2, yaitu perokok aktif dan perokok

pasif. Perokok aktif adalah seseorang yang aktif merokok dan menghisap asap

rokoknya,9 sedangkan perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok tetapi

Page 34: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

19

Universitas Sumatera Utara

terhisap dan terhirup asap rokok dari perokok lainnya.17

Jenis perokok juga dapat

dibedakan berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya, yaitu:10

a. Perokok ringan (1-10 batang/hari)

b. Perokok sedang (11-20 batang/hari)

c. Perokok berat (> 20 batang/hari)

2.3. Kanker Paru

2.3.1. Definisi Kanker Paru

Definisi Kanker atau tumor ganas menurut Riskesdas 2013 adalah

pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh atau

bertambah, immortal (tidak dapat mati).6 Sel kanker dapat menyusup ke jaringan

sekitar dan dapat membentuk anak sebar. Kanker paru menurut KPKN 2015

dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan

yang berasal dari paru sendiri (primer) maupun keganasan dari luar paru

(metastasis). Secara klinis, kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal

dari epitel bronkus (karsinoma bronkus atau bronchogenic carcinoma).1

Kanker

paru adalah salah satu jenis penyakit yang membutuhkan penanganan dan

tindakan yang cepat dan terarah.18

2.3.2. Epidemiologi Kanker Paru

Kanker paru merupakan penyebab utama kematian pada kasus kanker. Pada

tahun 2012 terdapat 8,2 juta kasus kematian akibat kanker, dan di antaranya

terdapat 1,59 juta kematian akibat kanker paru. 2

Di Indonesia, prevalesi kanker secara umum adalah sebesar 1,4 per 1000

penduduk, yaitu menduduki urutan ke-7 (5,7%) penyebab kematian dari seluruh

penyebab kematian.19

Sedangkan prevalensi kanker di Sumatera Utara adalah

sebesar 1,0‰ yang diperoleh melalui wawancara semua umur berdasarkan

diagnosis dokter.6

Menurut data GLOBACAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker paru

merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama

kematian pada penduduk laki-laki di dunia. Selain itu, kasus baru kanker paru

Page 35: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

20

Universitas Sumatera Utara

yang terjadi pada penduduk perempuan juga tinggi. Estimasi persentase kejadian

kasus baru kanker paru pada penduduk laki-laki adalah sebesar 34,2%, sedangkan

pada penduduk perempuan adalah sebesar 13,6%. Kemudian, estimasi persentase

kematian akibat kanker paru pada penduduk laki-laki adalah sebesar 30,0% dan

pada penduduk perempuan adalah sebesar 11,1%. 20

2.3.3. Faktor Penyebab Kanker Paru

Etiologi atau penyebab kanker paru sampai saat ini belum diketahui secara

pasti, sama halnya dengan penyakit kanker lainnya. Namun, disebutkan bahwa

paparan atau inhalasi yang berkepanjangan oleh suatu zat yang bersifat

karsinogenik adalah faktor penyebab utama. Beberapa kepustakaan juga

menyebutkan bahwa penyebab kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan

merokok.21

Faktor-faktor penyebab kanker paru :22

- Rokok

- Polusi udara

- Jenis pekerjaan (berhubungan dengan asbetosis)

- Faktor paru itu sendiri (penyakit-penyakit paru lainnya seperti tuberkulosis,

dan sebagainya)

Penyebab kanker paru lainnya adalah genetika (terdapat perubahan atau

mutasi beberapa gen yang berperan), serta diet atau nutrisi (rendahnya konsumsi

bahan pangan yang mengandung betakaroten, selenium, dan vitamin A).21

2.3.4. Klasifikasi Kanker Paru

Kanker paru berdasarkan bentuk dan metastasisnya dapat dibagi menjadi:22

- Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) diartikan Kanker Paru Bukan Sel

Kecil

- Small Cell Lung Cancer (SCLC) diartikan Kanker Paru Sel Kecil

Klasifikasi lainnya adalah berdasarkan histologi kanker paru menurut WHO

dalam KPKN 2015, secara klinik karsinoma paru terdiri dari :1

- Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil (KPKSK=Small Cell Carcinoma)

Page 36: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

21

Universitas Sumatera Utara

- Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK=Non Small Cell

Carcinoma)

- Squamous Cell Carcinoma (SCC) diartikan Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)

- Adenokarsinoma

- Large Cell Carcinoma (LCC) diartikan Karsinoma Sel Besar (KSB)

- Dan lain-lainya (jarang ditemukan)

Karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar, dan jenis

karsinoma lainnya yang jarang ditemukan merupakan jenis-jenis dari KPKBSK.

2.3.5. Gejala Klinis

Gejala klinis yang timbul dapat disebabkan oleh :22

a. Tumor itu sendiri. Gejala yang timbul berupa batuk, sesak napas, nyeri

dada (gejala respirasi), dan hemoptisis. Namun, gejala ini tidak khas, dapat

berlangsung lama atau tidak kunjung sembuh dengan pengobatan biasa.1, 22

b. Obstruksi tumor pada bronkus, dapat menimbulkan mengi, stridor,

atelektasis, dan atau dispnea (sulit bernapas).

c. Penjalaran tumor ke pleura, dapat menimbulkan nyeri pleura dan gejala-

gejala efusi pleura.

d. Penjalaran (metastasis) ke kelenjar mediastinum, maka dapat ditemukan

gejala sebagai berikut : suara serak, sindroma vena cava superior,

hemiparase diafragmatik, disfagia, efusi perikardial, bronkialgia, dan

sebagainya.

e. Penjalaran ke cerebral (otak) atau medulla spinalis (tulang belakang) dapat

menimbulkan gejala yang berhubungan dengan gangguan neurologis,

seperti sakit kepala, kejang, parase (kelumpuhan), back pain (nyeri

punggung, dan sebagainya.22

Gejala dan keluhan lainnya yang tidak khas seperti:

- Berat badan berkurang

- Nafsu makan hilang

- Demam hilang timbul

- Sindroma para neoplastik

Page 37: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

22

Universitas Sumatera Utara

Gejala tersebut merupakan gejala klinis sistemik yang kadang menyertai.1, 22

2.3.6. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis kanker paru dapat dilakukan melalui beberapa

pemeriksaan, di antaranya:1, 22

1. Pemeriksaan klinis yang dapat diperoleh melalui anamnesis dan

pemeriksaan fisik berdasarkan tanda dan gejala yang timbul.

2. Pemeriksaan laboratorium, biasanya pemeriksaan Hb (Hemoglobin),

leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan sebagainya.

3. Pemeriksaan radiologi, melalui foto toraks AP/lateral, CT Scan dengan

kontras, USG abdomen, bone scan atau bone survey, brain scan dengan

kontras, dan sebagainya.

4. Pemeriksaan khusus, seperti pemeriksaan sitologi, bronkoskopi, punksi

pleura, dan biopsi.

5. Dan pemeriksaan lainnya.

2.3.7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan atau pemberian terapi kanker paru dibagi atas KPKBSK, dan

KPKSK. Penatalaksanaannya berbeda karena KPKSK memiliki kemampuan

metastasis yang lebih tinggi, dan tingkat pembelahan yang juga tinggi, sehingga

dalam penatalaksanaan akan relatif lebih sensitif terhadap tindakan radioterapi.22

Pada KPKBSK, pilihan pengobatannya sangat bergantung pada: stadium

(stage) penyakit, tampilan umum penderita, dan keadaan sosial ekonomi penderita

dengan modalitas bedah, radiasi, kemoterapi, dan terapi target. Kebijakan umum

pengobatan yang dapat diberikan adalah :1

- Bedah (operatif)

- Radiasi (radioterapi)

- Kemoterapi

- Terapi target

Pengobatannya dilakukan secara integrasi multidisiplin antara pulmonolog,

bedah, radioterapi, dan spesialis lainnya. Untuk KPKSK, pengobatannya dibagi

Page 38: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

23

Universitas Sumatera Utara

menjadi 2 stadium (stage), yaitu : stage terbatas (limited stage disease=LD), dan

stage lanjut (extensive stage disease=ED).

Pada stage terbatas, pilihan pengobatan yang dapat diberikan adalah:

kemoterapi kombinasi dengan radiasi dada diikuti dengan profilaxis cranial

irradiation (PCI), reseksi bedah diikuti dengan kemoterapi, atau kemoterapi

dengan tambahan radiasi. Pada stage lanjut pilihan pengobatan yang dapat

diberikan adalah: kemoterapi kombinasi, dan radiasi paliatif. Kemudian, pada

kasus rekuren, maka pilihan pengobatan yang dapat diberikan adalah: terapi

radiasi paliatif, kemoterapi paliatif, dan uji klinik.

Adapun tujuan dari pengobatan kanker adalah :21

- Kuratif, menyembuhkan atau memperpanjang masa bebas

penyakit, serta meningkatkan angka harapan hidup pasien.

- Paliatif, mengurangi dampak dari kanker serta meningkatkan kualitas

hidup pasien.

- Rawat rumah, biasanya pada kasus terminal, tujuannya untuk mengurangi

dampak fisik maupun psikologis baik pada pasien maupun keluarga

pasien.

- Suportif, menunjang pengobatan kuratif, paliatif, dan terminal melalui

pemberian nutrisi, transfusi darah, dan sebagainya.

2.3.8 Rokok Menyebabkan Kanker Paru

Merokok dapat menyebabkan kanker paru, dan akan menghambat kemampuan

tubuh dalam memerangi pertumbuhan selnya. Racun yang terkandung di dalam

asap rokok akan melemahkan sistem imun seseorang, dan sulit untuk membunuh

sel-sel kanker. Akibatnya, sel kanker akan semakin berkembang tanpa ada yang

menghentikannya. Racun dari asap tembakau tersebut akan merusak dan merubah

DNA dari sel, sehingga DNA yang mengontrol pertumbuhan dan fungsi sel yang

normal akan terganggu dan menyebabkan pertumbuhan sel tidak terkendali dan

menjadi kanker.23

Page 39: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

24

Universitas Sumatera Utara

BAB 3

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Teori

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Berhubungan

: Berpengaruh

Tingkat Pengetahuan Siswa-

Siswi SMA Harapan 1 Medan

Tingkat Pengetahuan

a. Tahu

b. Memahami

c. Aplikasi

d. Analisis

e. Sintesis

f. Evaluasi

Cara Memperoleh

1. Cara Tradisional

2. Cara Ilmiah

Rokok

Kanker Paru

- Definisi

- Epidemiologi

- Gejala Klinis

- Diagnosis

- penatalaksanaan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

- Pendidikan - Lingkungan

- Informasi/media massa - Pengalaman

- Pekerjaan - Usia

- Sosial, budaya, dan ekonomi

Kategori Tingkat

Pengetahuan:

a. Baik

b. Sedang

c. Kurang

Kanker Paru

Page 40: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

25

Universitas Sumatera Utara

3.2. Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Siswa-

Siswi SMA Harapan 1 Medan

Mengenai Rokok Sebagai

Faktor Risiko Kanker Paru

a. Baik

b. Sedang

c. Kurang

a. Karakteristik Siswa-Siswi

SMA Harapan 1 Medan :

1. Jenis Kelamin

2. Usia

3. Status Merokok

4. Pengalaman Mencoba

Rokok

5. Jumlah Uang Jajan Per

Hari

6. Sumber Informasi

Tentang Rokok

Page 41: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

26

Universitas Sumatera Utara

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penilitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan

desain cross-sectional study. Desain tersebut mengukur variabel-variabel pada

objek penelitian secara simultan (dalam waktu bersamaan) dan dilakukan hanya

satu kali, pada satu saat.9,24

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2016.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Harapan 1

Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Dalam penelitian, populasi adalah sekelompok subjek dengan karakteristik

tertentu. Populasi dibagi dua, yaitu:

a. Populasi Target (target population), pada penelitian ini adalah siswa- siswi

SMA.

b. Populasi Terjangkau (accessible population, source population) pada

penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan kelas X, XI, dan

XII pada tahun ajaran 2016/2017.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga

dianggap dapat mewakili populasinya. Sampel pada penelitian ini adalah siswa

dan siswi SMA Harapan 1 Medan yang diperoleh dengan metode pemilihan

sampel simple random sampling, yang kemudian masing-masing subjek atau unit

populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Cara ini

Page 42: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

27

Universitas Sumatera Utara

merupakan cara pengambilan sampel probability sampling yang paling baik.

Teknik simple random sampling dapat dibedakan menjadi tiga cara yaitu dengan

mengundi anggota populasi (lottery technique), dengan menggunakan tabel angka

random, dan dengan menggunakan program komputer. Dikarenakan jumlah

populasi yang besar, peneliti memilih teknik simple random sampling dengan

menggunakan tabel angka random.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data digunakan metode angket yang dilengkapi dengan

wawancara. Wawancara dilakukan untuk memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,

kemudian responden diminta untuk mengisi lembar Informed Consent.

4.4.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi dan eksklusi responden yang ditetapkan oleh peneliti adalah

sebagai berikut.

a. Kriteria Inklusi:

- Merupakan siswa-siswi yang berstatus aktif pada tingkat kelas X, XI,

dan XII di SMA Harapan 1 Medan pada semester ganjil tahun ajaran

2016/2017

- Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi:

- Siswa-siswi yang tidak hadir saat penelitian berlangsung

- Siswa-siswi yang tidak bersedia menjadi responden penelitian

4.4.2. Besar Sampel

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan

siswi SMA Harapan 1 Medan yang memenuhi kriteria inklusi. Perkiraan besar

sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus besar sampel

penelitian deskriptif kategorik.

𝑛 = 𝑍𝛼2𝑑2

Page 43: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

28

Universitas Sumatera Utara

Keterangan :

n = besar sampel minimum 𝑍𝛼2 = deviat baku alfa (kesalahan tipe I)

P = proporsi kategori variabel yang diteliti yang nilainya berasal dari

penelitian sebelumnya

Q = 1 – P

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki

Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel dapat dihitung sebagai

berikut dengan nilai:

𝑍𝛼 = 1,96

P = 0,5

Q = 0,5

d = 0,1

𝑛 = , 2 × , × ,, 2

= , × , × ,,

= ,, 𝑛 =

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka besar sampel minimal penelitian ini

adalah 96 responden.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

4.5.1. Sumber Data

1. Data Primer

Data tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor risiko kanker

paru yang didapat melalui pengisian kuesioner pilihan berganda secara

langsung oleh responden di tempat. Selanjutnya setiap jawaban dianalisis

Page 44: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

29

Universitas Sumatera Utara

dan dihitung untuk dikelompokkan apakah tingkat pengetahuan responden

termasuk baik, sedang, atau kurang.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak sekolah

mengenai jumlah siswa-siswi, daftar nama beserta kelas SMA Harapan 1

Medan.

4.5.2. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan antara lain:

Kuesioner Tingkat Pengetahuan tentang Rokok Sebagai Faktor Risiko Terjadinya

Kanker Paru yang telah diuji validasi.

4.5.3. Metode Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan program

statistik berbasis program windows, melalui proses editing, coding, entry atau

processing, dan cleaning, kemudian dianalisis secara univariat.

- Analisis Univariat

Jenis analisis ini berfungsi untuk menentukan gambaran distribusi

frekuensi demografis responden. Variabel- variabel pada penelitian ini

adalah karakteristik siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan, dan tingkat

pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai rokok sebagai

faktor risiko kanker paru.

Page 45: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

30

Universitas Sumatera Utara

4.6 Definisi Operasional

Tabel 4.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala

Ukur

Karakteristik

Responden

Segala sesuatu yang berkaitan

dengan responden, yang

menjadi bagian atau identitas

responden, meliputi data diri

berupa jenis kelamin, usia,

status merokok, pengalaman

mencoba rokok, jumlah uang

jajan per hari, dan sumber

informasi tentang rokok

Kuesioner Pengisian

kuesioner

oleh

responden

Nominal

Tingkat

Pengetahuan

Segala pengetahuan yang

dimiliki oleh responden.

Dinilai dari jumlah jawaban

benar pada pertanyaan dibagi

jumlah total pertanyaan, dikali

100%. Selanjutnya, hasilnya

akan dikategorikan menjadi 3,

yaitu: Baik (>75%), Sedang

(40-75%), dan Kurang

(<40%).

Kuesioner Pengisian

kuesionner

oleh

responden

Ordinal

Siswa-Siswi

SMA Harapan

1 Medan

Responden yang bersekolah di

SMA Harapan 1 Medan, yang

memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi.

Kuesioner Pengisian

kuesionner

oleh

responden

Nominal

Page 46: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

31

Universitas Sumatera Utara

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala

Ukur

Rokok Merupakan salah salah satu

produk tembakau yang

dimaksud untuk dibakar,

dihisap, atau dihirup asapnya.

Pada penelitian ini yang ingin

dicari tahu adalah

pengetahuan responden

mengenai hal- hal yang

berkaitan dengan rokok,

seperti: konsumsi rokok di

Indonesia, bentuk dan jenis

rokok, kandungan rokok,

bahaya rokok, dan rokok

sebagai faktor penyebab

utama kanker paru

Kuesioner Pengisian

kuesionner

oleh

responden

Nominal

Kanker Paru Pertumbuhan sel atau

jaringan yang tidak

terkendali di paru. Pada

penelitian ini, yang ingin

dicari tahu adalah

pengetahuan responden

mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan kanker

paru, seperti: epidemiologi,

faktor penyebab, gejala

klinis, diagnosis, dan

penatalaksanaan.

Kuesioner Pengisian

kuesionner

oleh

responden

Nominal

Page 47: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

32

Universitas Sumatera Utara

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di SMA Swasta

Harapan 1 Medan, atau lebih sering disebut SMA Harapan 1 Medan. Sekolah ini

beralamat di Jl. Imam Bonjol No. 35 Kelurahan Jati, Kecamatan Medan-Maimun.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa-siswi SMA

Harapan 1 Medan kelas X, XI dan XII pada tahun ajaran 2016/2017. Jumlah kelas

yang dipilih adalah sebanyak 6 kelas, mulai dari tingkat kelas X hingga kelas XII,

yang pada masing-masing tingkat kelas dipilih 1 kelas yang mewakili kelas MIA

(Matematika dan Ilmu Alam) dan 1 kelas mewakili kelas IIS (Ilmu-Ilmu Sosial).

Jumlah responden masing-masing tingkat kelas adalah sebanyak 32 orang. Pada

masing-masing kelas yang memawakili 1 kelas MIA dan 1 kelas IIS dipilih 16

responden. Total responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang.

Berdasarkan data responden yang diperoleh dari pengisian kuesioner, dapat dilihat

distribusi karakteristik responden sebagai berikut :

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik Responden n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 52 54,2

Perempuan 44 45,8

Usia

14 Tahun 6 6,3

15 Tahun 36 37,5

Page 48: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

33

Universitas Sumatera Utara

Karakteristik Responden n %

16 Tahun 34 35,4

17 Tahun 19 19,8

18 Tahun 1 1,0

Status Merokok

Ya 11 11,5

Tidak 85 88,5

Pengalaman Mencoba Rokok

Ada 31 32.3

Tidak Ada 65 67,7

Jumlah Uang Jajan Per Hari

≤ Rp 10.000,00 2 2,1

Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 56 58,3

≥ Rp 30.000,00 38 39,6

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak

adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 52 orang

(54,2%).

Selanjutnya, berdasarkan usia, jumlah responden terbanyak adalah

responden yang berusia 15 tahun, yaitu sebanyak 36 orang (37,5%), dan jumlah

responden yang paling sedikit adalah responden yang berusia 18 tahun, yaitu

hanya 1 orang (1,0%).

Selain data tersebut, juga dapat diperoleh data setiap responden tentang

status merokok, pengalaman mencoba rokok, dan data jumlah uang jajan per hari.

Dari 96 responden, ada 11 orang yang merupakan perokok (11,5%), dan ada 31

orang responden (32,3%) yang pernah mencoba rokok, baik yang kemudian

menjadi perokok, maupun yang tidak menjadi menjadi perokok.

Page 49: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

34

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan distribusi karakteristik uang jajan responden per hari, dari 96

responden, paling banyak responden memiliki uang jajan per hari sebesar Rp

10.000,00 – Rp 30.000,00 , yaitu sebanyak 56 orang (58,3%).

5.1.3. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini, dengan diperolehnya data distribusi karakteristik

responden, selanjutnya juga dapat dilihat distribusi frekuensi status merokok

berdasarkan jenis kelamin. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin

Status Merokok Total

Ya Tidak

f % f % f %

Laki-laki 10 90,9 42 49,4 52 54,2

Perempuan 1 9,1 43 50,6 44 45,8

Total 11 100 85 100 96 100

Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa dari 11 orang responden yang

merupakan perokok, didominasi oleh laki-laki, yaitu sebanyak 10 orang (90,9%).

Sementara, dari 85 orang responden yang tidak merokok, didominasi oleh

perempuan, yaitu sebanyak 43 orang (50,6%).

5.1.4. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan Jumlah Uang

Jajan Responden Per Hari

Pada penelitian ini juga dapat dilihat distribusi frekuensi status merokok

berdasarkan jumlah uang jajan responden per hari. Hasilnya dapat dilihat pada

tabel berikut.

Page 50: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

35

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan Jumlah Uang Jajan

Responden Per Hari

Jumlah Uang Jajan Per

Hari

Status Merokok Total

Ya Tidak

f % f % f %

≤ Rp 10.000,00 0 0,0 2 100 2 100

Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 5 8,9 51 91,1 56 100

≥ Rp 30.000,00 6 15,8 32 84,2 38 100

Total 11 11,5 85 88,5 96 100

Berdasarkan tabel 5.3. dapat diketahui bahwa tidak ada responden dengan

uang jajan ≤ Rp 10.000,00 berstatus sebagai perokok (0,0%). Dari 56 orang

responden yang memiliki uang jajan Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 ada 5 orang

yang merupakan perokok (8,9%). Jumlah perokok paling banyak, adalah

responden dengan uang jajan ≥ Rp 30.000, 00 , yaitu dari 38 orang responden ada

6 orang yang merupakan perokok (15,8%).

5.1.5. Distribusi Sumber Informasi Tentang Rokok

Melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden, peneliti juga dapat

memperoleh data mengenai sumber informasi tentang rokok yang diperoleh

responden. Dari 96 orang responden, ada 88 orang yang menjawab pertanyaan

sumber informasi tentang rokok, dan masing-masing responden diperbolehkan

untuk menjawab lebih dari 1 jawaban, sehingga diperolehlah data sebagai berikut:

Tabel 5.4. Sumber Informasi Tentang Rokok

Sumber Informasi n %

Orang Tua 18 18,8

Keluarga 5 5,2

Teman 33 34,4

Masyarakat/Lingkungan 10 10,4

Sekolah 12 12,5

Page 51: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

36

Universitas Sumatera Utara

Sumber Informasi n %

Media Cetak 8 8,3

Internet 34 35,4

Televisi (TV) 38 39,6

Seminar 4 4,2

Lainnya 20 20,8

Dari tabel 5.4. di atas, dapat diketahui bahwa dari 88 orang responden yang

memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai sumber informasi tentang

rokok, diperolehlah 144 jawaban untuk pertanyaan tersebut. Responden paling

banyak mendapatkan informasi tentang rokok dari televisi, yaitu sebanyak 38

jawaban (39,6%). Selanjutnya, jawaban sumber informasi tentang rokok

terbanyak secara berurutan adalah melalui internet (35,4%), teman (34,4%),

sumber lainnya (20,8%), orang tua (18,8%), sekolah (12,5%), masyarakat atau

lingkungan (10,4%), media cetak (8,3%), keluarga (5,2%), dan seminar (4,2%).

5.1.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan

1 Medan

Dalam penelitian ini, tingkat pengetahuan responden dinilai berdasarkan

kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan yang terlampir di dalam

kuesioner. Hasil tingkat pengetahuan responden dapat dilihat melalui tabel

berikut.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan

1 Medan

Tingkat Pengetahuan f %

Baik 73 76,04%

Sedang 22 22,92%

Kurang 1 1,04%

Total 96 100%

Page 52: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

37

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa persentase paling tinggi

adalah tingkat pengetahuan baik, yang diperoleh oleh 73 orang responden

(76,04%).

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan

1 Medan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin

Tingkat Pengetahuan Total

Baik Sedang Kurang

f % f % f % f %

Laki-Laki 34 46,6 18 81,8 0 0,0 52 54,2

Perempuan 39 53,4 4 18,2 1 100 44 45,8

Total 73 100 22 100 1 100 96 100

Berdasarkan tabel 5.6. di atas, berdasarkan jenis kelamin responden,

persentase jenis kelamin terbanyak untuk setiap tingkat pengetahuan adalah, dari

73 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 39 orang berjenis

kelamin perempuan (53,4%). Kemudian, dari 22 orang responden yang memiliki

tingkat pengetahuan sedang, 18 orang berjenis kelamin laki-laki (81.8%). Satu

orang yang memiliki tingkat pengetahuan kurang adalah seorang perempuan.

Tabel 5.7. Distribusi Fekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan 1

Medan Berdasarkan Usia

Usia Tingakat Pengetahuan Total

Baik Sedang Kurang

f % f % f % f %

14 Tahun 5 6,85 1 4,55 0 0 6 6,3

15 Tahun 29 39,7 6 27,3 1 100 36 37,5

16 Tahun 25 34,25 9 40,9 0 0 34 35,4

17 Tahun 14 19,2 5 22,7 0 0 19 19,8

18 Tahun 0 0 1 4,55 0 0 1 1,0

Total 73 100 22 100 1 100 96 100

Page 53: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

38

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 5.7. dapat dilihat bahwa berdasarkan usia, responden yang

memiliki tingkat pengetahuan baik terbanyak adalah responden yang berusia 15

tahun (39,7%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan sedang terbanyak

adalah responden yang berusia 16 tahun (40,9%). Satu responden yang memiliki

tingkat pengetahuan kurang merupakan responden yang berusia 15 tahun.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan

1 Medan Berdasarkan Status Merokok

Status

Merokok

Tingkat Pengetahuan Total

Baik Sedang Kurang

f % f % f % f %

Ya 7 9,6 4 18,2 0 0,0 11 11,5

Tidak 66 90,4 18 81,8 1 100 85 88,5

Total 73 100 22 100 1 100 96 100

Dari tabel 5.8. tersebut, dapat diketahui bahwa dari 73 orang yang memiliki

tingkat pengetahuan baik, 7 orang (9,6%) merupakan perokok. Kemudian, dari 22

orang yang memiliki tingkat pengetahuan sedang, 4 orang (18,2%) merupakan

perokok. Satu orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang,

statusnya adalah bukan perokok.

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan

1 Medan Berdasarkan Pengalaman Mencoba Rokok

Pengalaman

Mencoba

Rokok

Tingkat Pengetahuan Total

Baik Sedang Kurang

f % f % f % f %

Ada 20 27,4 11 50 0 0,0 31 32,3

Tidak Ada 53 72,6 11 50 1 100 65 67,7

Total 73 100 22 100 1 100 96 100

Page 54: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

39

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 5.9. tersebut, dapat diketahui bahwa dari 73 orang yang memiliki

tingkat pengetahuan baik, 20 orang (27,4%) sudah pernah mencoba rokok.

Kemudian, dari 22 orang yang memiliki tingkat pengetahuan sedang, 11 orang

(50%) sudah pernah mencoba rokok. Satu orang responden yang memiliki tingkat

pengetahuan kurang, belum pernah mencoba rokok.

5.2. Pembahasan

Pada penelitian ini, dari total 96 orang responden, diperolehlah 54,2%

responden berjenis kelamin laki-laki dan 45,8% berjenis kelamin perempuan

(Tabel 5.1.). Sehingga, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

jumlah responden terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Vina Wiliana, yang dilakukan di SMA

negeri dan swasta di Kota Medan, yang mayoritas respondennya berjenis kelamin

perempuan (59,9%).7 Hal ini dapat terjadi dikarenakan pengambilan data hanya

dilakukan pada 1 sekolah saja, sehingga jumlah total responden berbeda. Selain

itu, juga dapat dikarenakan jumlah murid laki-laki (siswa) di sekolah SMA

Harapan 1 Medan lebih banyak dibandingkan jumlah murid perempuan (siswi).

Berdasarkan usia, jumlah responden berusia 15 tahun memiliki jumlah

terbanyak (37,5%), diikuti usia 16 tahun (35,5%), 17 tahun (19,8%), 14 tahun

(6,3%), dan usia 18 tahun (1,0%). Hal ini dapat terjadi karena jumlah siswa-siswi

di sekolah tersebut mayoritas berusia 15 tahun. Keadaan tersebut juga dapat

terjadi akibat adanya program akselerasi pada tingkat pendidikan sebelumnya,

yang memungkinkan siswa-siswi menyelesaikan pendidikannya lebih cepat

dibandingkan program reguler.25

Melalui kuesioner penelitian ini, juga dapat diperoleh data mengenai status

merokok siswa-siswi di sekolah tersebut. Hasilnya, diperoleh 11 orang (11,5%)

merupakan perokok. Selanjutnya, pada tabel 5.6. dapat diketahui bahwa dari 11

orang perokok, 10 orang merupakan laki-laki (90,9%), dan 1 orang merupakan

perempuan (9,1%). Hasil tersebut sesuai dengan data Riskesdas tahun 2007 dan

2010, yang menyatakan jumlah perokok pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan

pada perempuan.3

Page 55: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

40

Universitas Sumatera Utara

Data lainnya yang dapat diperoleh adalah mengenai pengalaman mencoba

rokok. Ada 32,3% responden yang pernah mencoba rokok, dan 67,7% yang tidak

pernah mencoba rokok. Pengertian tentang pengalaman pernah mencoba rokok ini

tidak dibatasi dengan kriteria tertentu. Sehingga, pengalaman pernah mencoba

rokok yang dimaksud dapat berupa hanya mencoba dengan mengecap rasa pada

ujung rokok yang tidak hidup, maupun yang hidup, ataupun benar-benar

menghisap rokok yang hidup.

Hasil dari distribusi karakteristik responden berdasarkan uang jajan

responden per hari, dapat diketahui bahwa sebanyak 2,1% responden memiliki

uang jajan ≤ Rp 10.000,00 , 58,3% responden memiliki uang jajan Rp 10.000,00 –

Rp 30.000,00 , dan 39,6% responden memiliki uang jajan ≥ Rp 30.000,00. Data

ini selanjutnya digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh uang jajan terhadap

status merokok siswa-siswi di SMA Harapan 1 Medan. Menurut data yang

diperoleh, semakin besar jumlah uang jajan responden, semakin besar pula jumlah

responden yang merokok. Diketahui bahwa dari 2 responden yang memiliki uang

jajan ≤ Rp 10.000,00 , tidak ada responden yang merokok (0,0%). Namun, dari 56

responden yang memiliki uang jajan Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 , ada 5 orang

responden yang merokok (8,9%), dan dari 38 orang orang yang memiliki uang

jajan ≥ Rp 30.000,00 , ada 6 orang responden yang merokok (15,8%). Hal ini

sejalan dengan salah satu pembahasan di dalam GYTS (Global Youth Tobacco

Survey), yang menghubungkan harga jual rokok dengan daya beli seseorang.26

Selain itu, uang jajan berhubungan dengan aspek sosial ekonomi. Sosial ekonomi

sendiri berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk memenuhi segala

fasilitas yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tertentu.11

Informasi lain yang dapat diperoleh melalui kuesioner tersebut adalah data

mengenai sumber informasi tentang rokok yang diperoleh responden. Dari 144

jawaban yang diperoleh, responden paling banyak mendapatkan informasi tentang

rokok melalui televisi (39,6%), internet (35,4%), dan teman (34,4%). Data ini

sejalan dengan data yang dimuat dalam GYTS dan GATS mengenai iklan di

televisi yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pemasaran rokok dan

penyampaian informasi tentang rokok.26,27

Internet juga memiliki peran dalam

Page 56: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

41

Universitas Sumatera Utara

penyebaran berbagai informasi. Saat ini internet menjadi salah satu pusat

informasi yang dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh

berbagai informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu.28

Semakin mudah akses

informasi, maka semakin cepat pula pengetahuan dapat diperoleh.29

Selain itu,

adanya interaksi sosial memungkinkan terjadinya pertukaran informasi. Teman

yang merokok dapat mempengaruhi teman lainnya untuk merokok. Menurut

penelitian, ada 87% remaja yang merokok yang memiliki sekurang-kurangnya 1

atau lebih teman dekat yang merokok.29

Hasil tingkat pengetahuan pada penelitian ini adalah, dari total 96

responden, 73 responden (76,04%) memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan rokok, kanker paru, dan kaitan rokok sebagai faktor

risiko kanker paru. Dua puluh dua responden (22,92%) memiliki tingkat

pengetahuan sedang, dan 1 responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Hasil

yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Vina Wiliana, yaitu pada SMA swasta jumlah responden yang memiliki tingkat

pengetahuan baik lebih banyak dibandingkan jumlah responden yang memiliki

tingkat pengetahuan sedang, dan jumlah responden yang memiliki tingkat

pengetahuan sedang lebih banyak dibandingkan jumlah responden yang memiliki

tingkat pengetahuan kurang.7

Berdasarkan jenis kelamin, dari 73 responden dengan tingkat pengetahuan

baik, 46,6% adalah laki-laki, dan 53,4% adalah perempuan. Hal ini mendukung

hasil jumlah perokok pada perempuan di sekolah tersebut, yang jumlahnya jauh

lebih kecil, dikarenakan tingkat pengetahuan responden perempuan yang lebih

baik tentang rokok dan resiko yang ditimbulkannya.

Dilihat dari distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan usia, diperoleh

sebanyak 39,7% responden dengan tingkat pengetahuan baik berusia 15 tahun,

34,25% berusia 16 tahun, 19,2% berusia 17 tahun, dan 6,85% berusia 14 tahun.

Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa usia merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sehingga semakin bertambah

usia, maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir

seseorang.11

Namun, hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya faktor-faktor lain

Page 57: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

42

Universitas Sumatera Utara

yang juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Selain itu, hal tersebut

juga dipengaruhi oleh distribusi karakteristik responden berdasarkan usia, yang

secara berurutan jumlah terbanyak adalah responden dengan usia 15 tahun, 16

tahun, 17 tahun, 14 tahun, dan 18 tahun, yang masing-masing jumlah dan

persentasenya telah dijabarkan sebelumnya.

Dari penelitian ini juga dapat dilihat distribusi frekuensi tingkat

pengetahuan berdasarkan status merokok, yaitu dari 73 responden dengan tingkat

pengetahuan baik, 7 orang (9,6%) merupakan perokok. Selanjutnya, untuk

distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan pengalaman mencoba rokok,

dari 73 responden dengan tingkat pengetahuan baik, 20 orang (27,4%) sudah

pernah mencoba rokok sebelumnya.

Page 58: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

43

Universitas Sumatera Utara

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan :

1. Distribusi karakteristik siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan (responden)

dengan persentase paling tinggi adalah siswa-siswi berjenis kelamin laki-laki

dan usia 15 tahun. Responden dengan status merokok sebanyak 11 orang

(11,5%), memiliki pengalaman mencoba rokok sebanyak 31 orang (32,3%),

dan jumlah uang jajan per hari yang paling banyak dimiliki oleh responden

adalah sebesar Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00. Distribusi sumber informasi

tentang rokok yang diperoleh responden dengan persentase paling tinggi

adalah melalui televisi (39,6%), internet (35,4%), dan teman (34,4%).

2. Persentase tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa-siswi SMA Harapan 1

Medan adalah baik sebesar 76,04%, sedang sebesar 22,92%, dan kurang

sebesar 1,04%.

3. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah

responden yang berjenis kelamin perempuan (53,4%).

4. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah

responden yang berusia 15 tahun (39,7%).

6.2. Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini

adalah :

1. Diharapkan data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dapat membantu

penelitian selanjutnya, dan dapat dikembangkan menjadi penelitian yang lebih

baik, serta dapat menganalisa lebih bayak aspek yang berhubungan dengan

rokok, kanker paru, dan rokok sebagai faktor risiko kanker paru.

Page 59: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

44

Universitas Sumatera Utara

2. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi

untuk tidak merokok dan semakin mewujudkan kawasan bebas rokok,

sehingga mampu membantu mengurangi kejadian kanker paru.

3. Bagi siswa-siswi dan pihak-pihak yang merokok, dapat menjadi motivasi

untuk berusaha berhenti merokok, dan timbul self-awareness mengenai rokok,

dampak yang ditibulkannya, dan mengenai tindakan pencegahan kanker paru.

4. Bagi institusi pendidikan, agar dapat menjadi kajian dalam megembangkan

ilmu pengetahuan, progam-program pendidikan, dan kesehatan remaja,

mengenai permasalahan kanker paru dan rokok sebagai faktor risiko yang

mempengaruhinya.

5. Bagi pelayanan kesehatan, dapat menjadi masukan dalam penyusunan strategi

dan program-program terpadu dalam menanggulangi masalah rokok dan

kanker paru.

6. Bagi SMA Harapan 1 Medan, dapat menjadi sumber informasi tentang

gambaran tingkat pengetahuan siswa-siswi mengenai rokok sebagai faktor

risiko kanker paru. Informasi yang diperoleh juga dapat dikembangkan dan

digunakan dalam menyusun kebijakan sekolah dan program-program dalam

kegiatan belajar-mengajar, serta mengembangkan dan menerapkan program

kawasan bebas rokok di sekolah.

7. Adanya kontrol dari orang tua, atau adanya kerjasama antara pihak sekolah

dan orang tua mengenai penetapan jumlah uang (uang jajan) yang dapat

diperoleh anak, untuk mencegah kejadian merokok atau meminimalkan

kemungkinan anak untuk membeli rokok.

8. Diharapakan dalam penelitian selanjutnya, peneliti memiliki cara-cara yang

lebih inovatif untuk memperoleh data yang akurat, dan dalam mengatasi

permasalahan atau hambatan yang mungkin timbul selama kegiatan penelitian,

seperti: ketidakjujuran responden dalam mengisi kuesioner.

Page 60: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

45

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

1. Komite Nasional Penanggulangan Kanker. Panduan Nasional Penanganan

Kanker Paru Versi 1.0 2015. 2015. Jakarta.

2. World Health Organization. Cancer. [Internet]. 2015; [dikutip pada 18

April 2016] Diunduh dari:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/

3. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN:

Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia Berdasarkan Rikesdas 2007 dan

2013. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.

4. Sentra Informasi Keracunan Nasional Pusat Informasi Obat dan Makanan.

Remaja, Tembakau dan Rokok. Jakarta: Badan POM; 2015.

5. WHO. Global target 5: A 30% relative reduction in prevalence of current

tobacco use in persons aged 15+ years. Global Status Report on

Noncommunicable Diseases 2014. 2014: h:53-64.

6. Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Riset Kesehatan Dasar 2013. 2013. Jakarta.

7. Wiliana V. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri dan

Swasta Tentang Merokok Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Paru

di Kota Medan Tahun 2010. 2010

8. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,

2010.

9. Wijaya Z. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Medan Angkatan 2012 Tentang Merokok

Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Paru. 2015

10. Cecilia V. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2014 Tentang Rokok

Sebagai Faktor Resiko PPOK. 2015

11. Fatkhurrohman. Pengetahuan Terbaru. [Internet]. 2015; [dikutip pada 28

Mei 2016] Diunduh dari: http://dokumen.tips/documents/pengetahuan-

terbaru.html

12. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Rokok. [Internet]. 2015; [dikutip pada 22

Mei 2016] Diunduh dari: http://kbbi.web.id/rokok

13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes Luncurkan Hasil

Survei Tembakau. Jakarta: Kemenkes. [Internet]. 2012; [dikutip pada 22

Mei 2016] Diunduh dari:

http://www.depkes.go.id/article/print/2048/kemenkes-luncurkan-hasil-

survei-tembakau.html

14. Sukmana T. Mengenal Rokok dan Bahayanya. Jakarta: Be Champion;

2011

15. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Penyakit Tidak Menular.

Jakata: Kemenkes RI; 2012.

16. Anita. Bahaya Menghisap Rokok. [Internet]. [dikutip pada 28 Mei 2016]

Diunduh dari: http://anitanet.staff.ipb.ac.id/artikel-

article/kesehatan/bahaya-merokok/

Page 61: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

46

Universitas Sumatera Utara

17. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.

Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta: Menteri Hukum

dan HAM RI; 2011.

18. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Kanker Paru: Pedoman

Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI. 2003.

19. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Situasi Penyakit Kanker.

Jakata: Kemenkes RI; 2015.

20. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN: Situasi

Penyakit Kanker. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.

21. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata KM, Setiahadi B, dan Syam

AF (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Ed 6. Jakarta: Interna

Publishing. 2014.

22. Rab T. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media; 2014.

23. Center for Disease Control and Prevention (CDC). Cancer. [Internet].

2015; [dikutip pada 28 Mei 2016]. Diunduh dari:

http://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/health_effects/cancer/

24. Sastroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:

Sagung Seto, 2014.

25. Yanti N. Program Percepatan Belajar (Akselerasi) Bagi Anak Berbakat

Intelektual. [Internet]. [dikutip pada 29 November 2016] Diunduh dari:

https://jurnalalishlah.wordpress.com/2014/09/06/program-percepatan-

belajar-akselerasi-bagi-anak-berbakat-intelektual/

26. World Health Organization, Regional Office for South-East Asia. Global

Youth Tobacco Survey (GYTS): Indonesia report, 2014. New Delhi:

WHO-SEARO, 2015.

27. World Health Organization, Regional Office for South-East Asia. Global

Adult Tobacco Survey (GATS): Indonesia report 2011. Indonesia: WHO-

SEARO, 2012.

28. Savitri S. Peranan Internet Sebagai Sumber Informasi. Jakarta: Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2016.

29. Fahrosi A. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok

pada Remaja SMP di Pedesaan dan Perkotaan di Kabupaten Jember. 2013

Page 62: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Shinta Yunindari

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 14 Juni 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Suka Subur No. 20 Medan

Nomor Handphone : 0813 7089 1495

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. TK Nurul Azizi 1999 – 2001

2. SD Kemala Bhayangkari 1 Medan 2001 – 2007

3. SMP Harapan 2 Medan 2007 – 2010

4. SMA Negeri 1 Medan 2010 – 2013

5. FakultasKedokteranUniversitas Sumatera Utara 2013 – Sekarang

Riwayat Pelatihan

1. PMB FK USU 2013 “ To Learn, To Change, Together”

2. MMB FK USU 2014 “Long Life Learning, Long Life Surfing”

3. Peserta Balut Bidai – TBM PEMA FK USU 2013

4. Pekan Ta’aruf PHBI FK USU 2013

5. Get Together “ Get Together, Get Your Dream” SCORE PEMA FK USU

2013

Page 63: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara

6. Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) SCORE PEMA FK USU dengan tema

“Research in My Brain, World in My Hand”

7. Seminar dan Talkshow Islamic Medicine 5 “Immunization: An Integrated Perspective of Islam and Medicine for A Healthy Future” (2015)

8. Simposium Islamic Medicine 5 “Immunization: An Integrated Perspective of Islam and Medicine for A Healthy Future” (2015)

9. DIKLATSAR Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Wilayah Sumatera

Utara (2016)

10. Seminar Pelatihan dan Kesehatan Kulit FK USU (2016)

11. Seminar Motivasi Inspiratif BSMI Sumut 2016 “Jalin Soliditas Pengurus dan Relawan untuk BSMI Sumut Jaya” (2016)

Riwayat Organisasi

1. Staff Muda Divisi Hubungan Luar- Informasi dan Teknologi (Hublu IT)

SCORE PEMA FK USU (2014-2015)

2. Manager Divisi Hubungan Luar- Informasi dan Teknologi (Hublu IT)

SCORE PEMA FK USU (2015-2016)

Page 64: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 2

Universitas Sumatera Utara

Page 65: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENJELASAN

Saya Siti Shinta Yunindari, mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul

“Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan Mengenai Rokok

Sebagai Faktor Risiko Kanker Paru”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai rokok sebagai

faktor risiko kanker paru.

Saya mengharapkan kerjasama saudara/i untuk berpartisipasi sebagai

responden penelitian dengan mengisi lembar kuesioner tingkat pengetahuan

tentang merokok sebagai faktor risiko terjadinya kanker paru. Partisipasi dari

saudara/i bersifat sukarela, bukan dengan beban maupun paksaan. Saudara/i

berhak untuk menolak mengikuti jika tidak bersedia.

Jika saudara/i bersedia untuk diikutkan dalam penelitian saya ini, maka

saudara/i diharapkan kesediaannya untuk menandatangani lembar Persetujuan

setelah Penjelasan (PSP). Apabila selama menjadi responden dari penelitian ini

saudara/i memiliki masalah dari penelitian ini, saudara/i dapat menghubungi saya,

Siti Shinta Yunindari (HP : 081370891495).

Atas perhatian Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Medan,______________2016

Hormat saya,

Siti Shinta Yunindari

Page 66: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 4

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(Informed Consent)

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya

tentang penelitian:

Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan Mengenai Rokok

Sebagai Faktor Risiko Kanker Paru

Maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : .....................................................................

Umur : .....................................................................

Alamat : .....................................................................

Telp/Hp: : .....................................................................

Menyatakan BERSEDIA dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari

pihak manapun untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat dipergunakan

semestinya.

Medan, .......................... 2016

Yang membuat pernyataan

(........................................)

Page 67: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara

KUESIONER PENELITIAN

Tingkat Pengetahuan tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko Terjadinya

Kanker Paru

Kode Kuesioner :

Tanggal :

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Lengkap : .............................................................................

2. Umur : .............................................................................

3. Jenis Kelamin : .............................................................................

4. Kelas : .............................................................................

5. Alamat Tempat Tinggal : .............................................................................

6. Suku : .............................................................................

7. No. Telepon/HP : .............................................................................

8. Apakah anda saat ini adalah seorang perokok ?

Ya Tidak

9. Jika jawaban no. 6 “Ya”, berapakah jumlah batang rokok yang dihisap per hari ?

...........................................................................

10. Apakah anda pernah mencoba merokok ?

Ya Tidak

11. Jika jawaban no. 8 “Ya”, pada usia berapakah anda pertama kali mencoba

merokok ? .....................................................

12. Berapakah jumlah uang jajan anda saat ini ?

≤ Rp 10.000,00 / hari

Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 / hari

≥ Rp 30.000,00 / hari

13. Dari mana sajakah anda pernah mendapatkan informasi tentang rokok? Sebutkan!

...............................................................................................................................

Page 68: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara

Lingkarilah salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat!

1. Definisi Rokok menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah...

a. Gulungan tembakau, kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus dengan

daun nipah atau kertas

b. Gulungan kertas, yang dibungkus dengan daun tembakau

c. Gulungan daun sirih, kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus dengan

daun aren

2. Dalam setiap satu batang rokok mengandung…

a. Sedikit bahan kimia yang berbahaya

b. Sedikitnya 4000 jenis senyawa kimia yang membahayakan

c. Bahan kimia yang tidak berbahaya

3. Rokok berisi...

a. daun tembakau

b. obat penenang

c. daun mint

4. Zat yang terkandung di dalam rokok yang dapat menyebabkan kecanduan

adalah…

a. tar

b. nikotin

c. karbon monoksida

5. Zat yang terkandung di dalam rokok yang bersifat karsinogenik adalah…

a. tar

b. nikotin

c. karbon monoksida

6. Apakah bahaya dari karbon monoksida (CO) ?

a. Menimbulkan efek kecanduan

b. Menyebabkan berkurangnya kemampuan darah untuk mengikat oksigen

c. Bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker)

Page 69: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara

7. Berikut ini adalah jenis rokok berdasarkan bahan baku pembuatannya yaitu…

a. rokok klobot, kawung, sigaret, cerutu

b. rokok putih, kretek, klembak

c. rokok filter dan non filter

8. Merokok merupakan penyebab utama dari penyakit…

a. kanker payudara

b. kanker otak

c. kanker paru

9. Pada usia berapakah yang memiliki persentase paling tinggi sebagai usia

seseorang mulai merokok untuk pertamakalinya, menurut pusat data dan

informasi Kemenkes RI?

a. 10-15 tahun

b. 15-19 tahun

c. 25-29 tahun

10. Bahaya asap rokok terhadap perokok aktif dengan perokok pasif adalah...

a. perokok aktif < perokok pasif

b. perokok aktif > perokok pasif

c. perokok aktif = perokok pasif

11. Apakah yang dimaksud dengan aliran asap utama ?

a. Asap yang terakumulasi di dalam rokok

b. Asap yang dikeluarkan langsung oleh perokok

c. Asap yang berasal dari ujung rokok yang dibakar

12. Kanker paru merupakan…

a. Penyakit infeksi yang menyerang paru

b. Penyakit peradangan pada saluran nafas

c. Tumor ganas yang berasal dari saluran nafas (primer)

Page 70: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara

13. Penyebab utama kematian akibat penyakit keganasan yang menduduki

peringkat pertama di dunia adalah..

a. kanker paru

b. kanker perut

c. kanker hati

14. Kanker Paru dapat berasal dari...

a. Saluran napas

b. Paru, saluran napas, dan penyebaran kanker dari organ lain seperti payudara,

prostat, dan leher rahim

c. Paru

15. Resiko menderita kanker paru pada perokok akan ....... kali lebih tinggi

dibandingkan dengan yang bukan perokok.

a. 7,8

b. 6,8

c. 5,8

16. Kanker paru dapat diklasifikasikan sebagai berikut…

a. Kanker paru jenis bahaya dan tidak bahaya

b. Kanker paru jenis karsinoma sel kecil dan kanker paru jenis karsinoma bukan

sel kecil

c. Tidak ada klasifikasi sama sekali

17. Diantara berikut ini yang merupakan stadium klinis kanker paru yang

berurutan adalah…

a. stadium 0, stadium IA, stadium IB

b. stadium 0, stadium IA, stadium IIA

c. stadium IA, stadium IB, stadium IIA

18. Gejala klinis yang sering timbul pada penderita kanker paru adalah…

Page 71: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara

a. Berbicara sendiri, merasa ada suara-suara yang mempengaruhi, merasa ada

yang memata-matai

b. Batuk, sesak napas, nyeri dada,berat badang berkurang, nafsu makan

menghilang

c. Lemah, lelah, letih, lesu. lunglai

19. Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil terdiri dari beberapa tipe,

diantaranya…

a. adenokarsinoma, karsinoma sel skuamos, karsinoma sel kecil,

b. adenokarsinoma, karsinoma sel skuamos, karsinoma sel campuran

c. adenokarsinoma, karsinoma sel skuamos, karsinoma sel besar

20. Prosedur diagnostik penyakit kanker paru yang dapat dilakukan adalah…

a. Gejala klinis, chest x-ray, ct scan toraks, bronkoskopi

b. Bronkoskopi, gejala klinis, chest x-ray, ct scan toraks

c. Gejala klinis, bronkoskopi, chest x-ray, ct scan toraks

21. Pilihan pengobatan yang dapat diberikan untuk kanker paru jenis karsinoma

bukan sel kecil adalah…

a. Kemoterapi kombinasi

b. Bedah (Operatif)

c. Bukan salah satu di atas

22. Pilihan pengobatan yang dapat diberikan untuk kanker paru jenis karsinoma

sel kecil adalah…

a. Kemoterapi kombinasi

b. Bedah (Operatif)

c. Bukan salah satu di atas

23. Pengobatan kanker paru akan lebih baik jika…

a. kanker paru diketahui pada tahap awal

b. kanker paru diketahui pada tahap lanjut

c. kanker paru tidak diketahui sama sekali

Page 72: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 6

Universitas Sumatera Utara

Page 73: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara

OUTPUT DATA SPSS

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-Laki 52 54,2 54,2 54,2

Perempuan 44 45,8 45,8 100,0

Total 96 100,0 100,0

Kelas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid X IS 1 16 16,7 16,7 16,7

X MIA 2 16 16,7 16,7 33,3

XI IS 1 16 16,7 16,7 50,0

XI MIA 4 16 16,7 16,7 66,7

XII IS 2 16 16,7 16,7 83,3

XII MIA 4 16 16,7 16,7 100,0

Total 96 100,0 100,0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 14 6 6,3 6,3 6,3

15 36 37,5 37,5 43,8

16 34 35,4 35,4 79,2

17 19 19,8 19,8 99,0

18 1 1,0 1,0 100,0

Total 96 100,0 100,0

Page 74: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara

TingkatPengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 73 76,0 76,0 76,0

SEDANG 22 22,9 22,9 99,0

KURANG 1 1,0 1,0 100,0

Total 96 100,0 100,0

StatusPerokokatauBukanPerokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perokok 11 11,5 11,5 11,5

Bukan Perokok 85 88,5 88,5 100,0

Total 96 100,0 100,0

PernahMencobaatauTidakPernahMencoba

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pernah Mencoba 31 32,3 32,3 32,3

Tidak Pernah Mencoba 65 67,7 67,7 100,0

Total 96 100,0 100,0

JumlahUangJajan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < Rp 10.000 2 2,1 2,1 2,1

Rp 10.000 - Rp 30.000 56 58,3 58,3 60,4

> Rp 30.000 38 39,6 39,6 100,0

Total 96 100,0 100,0

Page 75: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara

JenisKelamin * StatusPerokokatauBukanPerokok Crosstabulation

StatusPerokokatauBukanPerok

ok

Total Perokok

Bukan

Perokok

JenisKelamin Laki-Laki Count 10 42 52

% within JenisKelamin 19,2% 80,8% 100,0%

% within

StatusPerokokatauBukan

Perokok

90,9% 49,4% 54,2%

% of Total 10,4% 43,8% 54,2%

Perempuan Count 1 43 44

% within JenisKelamin 2,3% 97,7% 100,0%

% within

StatusPerokokatauBukan

Perokok

9,1% 50,6% 45,8%

% of Total 1,0% 44,8% 45,8%

Total Count 11 85 96

% within JenisKelamin 11,5% 88,5% 100,0%

% within

StatusPerokokatauBukan

Perokok

100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 11,5% 88,5% 100,0%

JumlahUangJajan * StatusPerokokatauBukanPerokok Crosstabulation

StatusPerokokatauBukanPerokok

Total Perokok Bukan Perokok

Jumla

hUan

gJaja

n

< Rp 10.000 Count 0 2 2

% within JumlahUangJajan 0,0% 100,0% 100,0%

% within

StatusPerokokatauBukanPe

rokok

0,0% 2,4% 2,1%

% of Total 0,0% 2,1% 2,1%

Page 76: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara

Rp 10.000 - Rp

30.000

Count 5 51 56

% within JumlahUangJajan 8,9% 91,1% 100,0%

% within

StatusPerokokatauBukanPe

rokok

45,5% 60,0% 58,3%

% of Total 5,2% 53,1% 58,3%

> Rp 30.000 Count 6 32 38

% within JumlahUangJajan 15,8% 84,2% 100,0%

% within

StatusPerokokatauBukanPe

rokok

54,5% 37,6% 39,6%

% of Total 6,3% 33,3% 39,6%

Total Count 11 85 96

% within JumlahUangJajan 11,5% 88,5% 100,0%

% within

StatusPerokokatauBukanPe

rokok

100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 11,5% 88,5% 100,0%

JenisKelamin * TingkatPengetahuan Crosstabulation

TingkatPengetahuan

Total BAIK SEDANG KURANG

JenisKelamin Laki-Laki Count 34 18 0 52

% within JenisKelamin 65,4% 34,6% 0,0% 100,0%

% within

TingkatPengetahuan 46,6% 81,8% 0,0% 54,2%

% of Total 35,4% 18,8% 0,0% 54,2%

Perempuan Count 39 4 1 44

% within JenisKelamin 88,6% 9,1% 2,3% 100,0%

% within

TingkatPengetahuan 53,4% 18,2% 100,0% 45,8%

% of Total 40,6% 4,2% 1,0% 45,8%

Page 77: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara

Total Count 73 22 1 96

% within JenisKelamin 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

% within

TingkatPengetahuan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

Kelas * TingkatPengetahuan Crosstabulation

TingkatPengetahuan

Total BAIK SEDANG KURANG

Kelas X IS 1 Count 11 4 1 16

% within Kelas 68,8% 25,0% 6,3% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 15,1% 18,2% 100,0% 16,7%

% of Total 11,5% 4,2% 1,0% 16,7%

X MIA 2 Count 14 2 0 16

% within Kelas 87,5% 12,5% 0,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 19,2% 9,1% 0,0% 16,7%

% of Total 14,6% 2,1% 0,0% 16,7%

XI IS 1 Count 13 3 0 16

% within Kelas 81,3% 18,8% 0,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 17,8% 13,6% 0,0% 16,7%

% of Total 13,5% 3,1% 0,0% 16,7%

XI MIA 4 Count 12 4 0 16

% within Kelas 75,0% 25,0% 0,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 16,4% 18,2% 0,0% 16,7%

% of Total 12,5% 4,2% 0,0% 16,7%

XII IS 2 Count 11 5 0 16

% within Kelas 68,8% 31,3% 0,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 15,1% 22,7% 0,0% 16,7%

% of Total 11,5% 5,2% 0,0% 16,7%

XII MIA 4 Count 12 4 0 16

% within Kelas 75,0% 25,0% 0,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 16,4% 18,2% 0,0% 16,7%

% of Total 12,5% 4,2% 0,0% 16,7%

Page 78: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara

Total Count 73 22 1 96

% within Kelas 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

Usia * TingkatPengetahuan Crosstabulation

TingkatPengetahuan

Total BAIK SEDANG KURANG

Usia 14 Count 5 1 0 6

% within Usia 83,3% 16,7% 0,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 6,8% 4,5% 0,0% 6,3%

% of Total 5,2% 1,0% 0,0% 6,3%

15 Count 29 6 1 36

% within Usia 80,6% 16,7% 2,8% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 39,7% 27,3% 100,0% 37,5%

% of Total 30,2% 6,3% 1,0% 37,5%

16 Count 25 9 0 34

% within Usia 73,5% 26,5% 0,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 34,2% 40,9% 0,0% 35,4%

% of Total 26,0% 9,4% 0,0% 35,4%

17 Count 14 5 0 19

% within Usia 73,7% 26,3% 0,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 19,2% 22,7% 0,0% 19,8%

% of Total 14,6% 5,2% 0,0% 19,8%

18 Count 0 1 0 1

% within Usia 0,0% 100,0% 0,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 0,0% 4,5% 0,0% 1,0%

% of Total 0,0% 1,0% 0,0% 1,0%

Total Count 73 22 1 96

% within Usia 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

% within TingkatPengetahuan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

Page 79: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara

StatusPerokokatauBukanPerokok * TingkatPengetahuan Crosstabulation

TingkatPengetahuan

Total BAIK SEDANG KURANG

StatusPerokokatauBu

kanPerokok

Perokok Count 7 4 0 11

% within

StatusPerokokatauBuk

anPerokok

63,6% 36,4% 0,0% 100,0%

% within

TingkatPengetahuan 9,6% 18,2% 0,0% 11,5%

% of Total 7,3% 4,2% 0,0% 11,5%

Bukan

Perokok

Count 66 18 1 85

% within

StatusPerokokatauBuk

anPerokok

77,6% 21,2% 1,2% 100,0%

% within

TingkatPengetahuan 90,4% 81,8% 100,0% 88,5%

% of Total 68,8% 18,8% 1,0% 88,5%

Total Count 73 22 1 96

% within

StatusPerokokatauBuk

anPerokok

76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

% within

TingkatPengetahuan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

Page 80: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara

PernahMencobaatauTidakPernahMencoba * TingkatPengetahuan Crosstabulation

TingkatPengetahuan

Total BAIK SEDANG KURANG

PernahMencobaatauTidakPer

nahMencoba

Pernah Mencoba Count 20 11 0 31

% within

PernahMenco

baatauTidakP

ernahMencob

a

64,5% 35,5% 0,0% 100,0%

% within

TingkatPenge

tahuan

27,4% 50,0% 0,0% 32,3%

% of Total 20,8% 11,5% 0,0% 32,3%

Tidak Pernah

Mencoba

Count 53 11 1 65

% within

PernahMenco

baatauTidakP

ernahMencob

a

81,5% 16,9% 1,5% 100,0%

% within

TingkatPenge

tahuan

72,6% 50,0% 100,0% 67,7%

% of Total 55,2% 11,5% 1,0% 67,7%

Total Count 73 22 1 96

% within

PernahMenco

baatauTidakP

ernahMencob

a

76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

% within

TingkatPenge

tahuan

100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%

Page 81: SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN …

Lampiran 8

Universitas Sumatera Utara

FOTO KEGIATAN (PENGAMBILAN DATA PENELITIAN)

Proses Pengambilan Data Hari I

(Medan, 27 Oktober 2016)

Proses Pengambilan Data Hari II

(Medan, 28 Oktober 2016)