Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Universitas Sumatera Utara
SKRIPSI
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN 1 MEDAN
MENGENAI ROKOK SEBAGAI FAKTOR RISIKO KANKER PARU
Oleh :
SITI SHINTA YUNINDARI
130100187
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
SKRIPSI
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA HARAPAN 1 MEDAN
MENGENAI ROKOK SEBAGAI FAKTOR RISIKO KANKER PARU
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
SITI SHINTA YUNINDARI
130100187
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
i
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker paru merupakan penyebab utama kematian pada kasus
kanker. Pada tahun 2012 terdapat 8,2 juta kasus kematian akibat kanker, dan 1,59
juta kematian tersebut disebabkan oleh kanker paru. Kejadian kanker paru sangat
erat kaitannya dengan perilaku merokok. Risiko kejadian kanker paru 7,8 kali
lipat lebih tinggi pada perokok. Menurut WHO, merokok merupakan salah satu
ancaman paling besar yang dihadapi oleh masyarakat dunia. Di Indonesia
prevalensi merokok sangat tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Usia 15-19 tahun merupakan usia di mana seseorang pertama kali mulai merokok
dengan persentase paling tinggi.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa- siswi SMA Harapan 1
Medan mengenai rokok sebagai faktor risiko kanker paru.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross-sectional study.
Penelitian dilaksanakan di SMA Harapan 1 Medan. Pengambilan data dilakukan
pada tanggal 27 sampai 28 Oktober 2016, dengan jumlah sampel sebanyak 96
responden. Metode pemilihan sampel pada penelitian ini adalah simple random
sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket,
dengan menggunakan kuesioner berisi pertanyaan seputar rokok, kanker paru, dan
rokok sebagai faktor risiko kanker paru.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan distribusi karakteristik responden terbanyak
adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki (54,2%), usia 15 tahun (37,5%),
dan responden dengan uang jajan per hari Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00.
Selanjutnya, di dapat 11 orang merupakan perokok (11,5%), dan 31 orang pernah
mencoba rokok (32,3%). Sumber informasi tentang rokok yang diperoleh
responden paling banyak melalui televisi (39,6%), internet (35,4%), dan teman
(34,4%). Hasil tingkat pengetahuan responden menunjukkan tingkat pengetahuan
baik sebesar 76,04%, sedang (22,92%), dan kurang (1,04%). Berdasarkan jenis
kelamin, tingkat pengetahuan baik terbanyak adalah pada perempuan, dan
berdasarkan usia, tingkat pengetahuan baik terbanyak adalah pada usia 15 tahun.
Kesimpulan: Persentase tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan
paling tinggi adalah baik. Persentase tingkat pengetahuan baik paling besar ada
pada responden berjenis kelamin perempuan, dan responden berusia 15 tahun.
Kata kunci: Tingkat pengetahuan, rokok, kanker paru, rokok sebagai risiko
kanker paru
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Background: Lung cancer is the main cause of death in cancer cases. In 2012,
there were 8.2 million deaths were caused by cancer, in which 1.59 million
deaths were caused by lung cancer. The incidence of lung cancer is highly
correlated with smoking behavior. The risk of lung cancer incidence is 7.8 times
higher in smokers. According to WHO, smoking is one of the greatest threats
which is faced by the people around the world. In Indonesia, the prevalence of
smoking is very high and increasing by the years. The highest percentage can be
found in the range age between 15-19 years old which is known as the first-time
smokers.
Objective: To observe the knowledge level of SMA Harapan 1 Medan students
about smoking as a risk factor of lung cancer.
Methods: This is a descriptive cross-sectional study design. This research was
held in SMA Harapan 1 Medan. The data was collected on October 27st- 28
st
2016, with 96 respondents as the samples. This research used simple random
sampling method. To collect the data, it used a questionnaire which contain
questions about smoking, lung cancer, and smoking as a risk factor of lung
cancer.
Results: The results show that the highest respondents characteristic distribution
is the male (54.2%), aged 15 years old (37.5%), and respondents who have Rp
10,000.00 - 30,000.00 as their pocket money per day. Furthermore, there are 11
people who are smokers (11.5%), and 31 people who have tried cigarettes
(32.3%). Most respondents receive information about smoking from television
(39.6%), internet (35.4%), and friendship (34.4%). The result of respondents’ knowledge level showed that the knowledge level which is good is (76.04%),
moderate (22.92%), and less (1.04%). Based on gender, the highest of good
knowledge level is found in women, and based on age, is on aged 15 years old.
Conclusions: The percentage of the level of knowledge of SMA Harapan 1 Medan
students is mostly good. The percentage rate of good knowledge is highest in
female respondents, and on 15 years old respondents.
Keywords: Level of knowledge, smoking, lung cancer, smoking as a risk factor of
lung cancer
iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Pengetahuan
Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan Mengenai Rokok Sebagai Faktor Risiko Kanker
Paru”, yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan
Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis telah mendapat
banyak bimbingan, pengarahan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. H. Zainuddin Amir, M. Ked(Paru), Sp.P(K) dan dr. Adi Muradi, Sp.B-KBD
selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi
serta semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Dr. Tetty Aman Nasution, M. Med, Sc dan dr. Flora Marlita Lubis, Sp. KK
selaku Ketua Penguji dan Anggota Penguji yang telah memberikan saran dan
nasihat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
4. Pihak sekolah SMA Harapan 1 Medan yang telah memberikan izin dan bantuan
untuk melakukan penelitian ini.
5. Teman-teman satu bimbingan penulis, Yogaganapathy a/l Sivanathan, Siti Utari
Handayani, Nitya Devi a/p Murthi, Fauziah binti Desmawardi, Devitra Rajendran,
dan teman-teman seperjuangan FK USU 2013 yang telah meluangkan waktu
untuk membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
v
Universitas Sumatera Utara
Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua tercinta atas kasih sayang, segala bentuk dukungan, dan do’a yang selalu
diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca skripsi ini.
Medan, Desember 2016
Penulis
Siti Shinta Yunindari
130100187
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Umum .................................................................. 3
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5
2.1. Pengetahuan ............................................................................... 5
2.1.1. Definisi ............................................................................ 5
2.1.2. Tingkat Pengetahuan ....................................................... 5
2.1.3. Cara Memperoleh Pengetahuan ....................................... 7
2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .......... 10
2.1.5. Cara Mengukur Pengetahuan ........................................... 11
2.2. Rokok ......................................................................................... 11
2.2.1. Definisi Rokok ................................................................ 11
2.2.2. Konsumsi Rokok di Indonesia ........................................ 12
2.2.3. Bentuk dan Jenis Rokok ................................................. 15
vii
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Kandungan Rokok ........................................................... 16
2.2.5. Bahaya Rokok .................................................................. 17
2.2.6. Jenis-Jenis Perokok ............................................................ 18
2.3. Kanker Paru ……………………….……………….................... 19
2.3.1. Definisi Kanker Paru ...………………………………….. 19
2.3.2. Epidemiologi Kanker Paru .……………………………... 19
2.3.3. Faktor Penyebab Kanker Paru ...………………………… 20
2.3.4. Klasifikasi Kanker Paru .......................………………….. 20
2.3.5. Gejala Klinis ………………………………..…....….…... 21
2.3.6. Diagnosis ……………………………………….....…..… 22
2.3.7. Penatalaksanaan .……………………………………….. 22
2.3.8. Rokok Menyebabkan Kanker Paru …………........……... 23
BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP................... 24
3.1. Kerangka Teori ............................................................................ 24
3.2. Kerangka Konsep ........................................................................ 25
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................. 26
4.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 26
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 26
4.2.1. Waktu Penelitian ............................................................... 26
4.2.2. Tempat Penelitian .............................................................. 26
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 26
4.3.1. Populasi .............................................................................. 26
4.3.2. Sampel Penelitian ............................................................... 26
4.4. Teknik PengumpulanData ............................................................. 27
4.4.1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .............................................. 27
4.4.2. Besar Sampel ....................................................................... 27
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ....................................................... 28
4.5.1. Sumber Data ....................................................................... 28
4.5.2. Alat dan Bahan Penelitian ................................................... 29
viii
Universitas Sumatera Utara
4.5.3. Metode Analisa Data ........................................................... 29
4.6. Definisi Operasional ....................................................................... 30
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 32
5.1. Hasil Penelitian .............................................................................. 32
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 32
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ..................................... 32
5.1.3. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan
Jenis Kelamin ........................................................................ 34
5.1.4. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan
Jumlah Uang Jajan Responden Per Hari ............................... 34
5.1.5. Distribusi Sumber Informasi Tentang Rokok ...................... 35
5.1.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan .................................. 36
5.2. Pembahasan .................................................................................. 39
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 43
6.1 .Kesimpulan .................................................................................. 43
6.2. Saran ............................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 45
LAMPIRAN
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
Tabel 2.1. Proporsi Penduduk Umur ≥ 10 Tahun Menurut Kebiasaan Merokok dan Provinsi, Indonesia 2013
13
Tabel 2.2. Proporsi Penduduk Umur ≥ 10 Tahun Menurut Kebiasaan Merokok dan Karakteristik, Indonesia
2013
14
Tabel 2.3. Peningkatan Risiko Kematian Akibat Penyakit
pada Perokok
18
Tabel 4.1. Definisi Operasional 30
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden 32
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan
Jenis Kelamin
34
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan
Jumlah Uang Jajan Responden Per Hari
35
Tabel 5.4. Sumber Informasi Tentang Rokok 35
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-
Siswi SMA Harapan 1 Medan
36
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-
Siswi SMA Harapan 1 Medan Berdasarkan Jenis
Kelamin
37
Tabel 5.7. Distribusi Fekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-
Siswi SMA Harapan 1 Medan Berdasarkan Usia
37
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-
Siswi SMA Harapan 1 Medan Berdasarkan Status
Merokok
38
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-
Siswi SMA Harapan 1 Medan Berdasarkan
Pengalaman Mencoba Rokok
38
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Halaman
Gambar 2.1. Senyawa Kimia di Dalam Rokok 17
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
AP : Anterior-Posterior
CDC : Centers for Disease Control and Prevention
CT-Scan : Computed Tomography Scan
DNA : Deoxyribo Nucleic Acid
ED : Extensive Stage Disease
GATS : Global Adult Tobacco Survey
GYTS : Global Youth Tobacco Survey
Hb : Hemoglobin
IARC : International Agency for Research on Cancer
IIS : Ilmu-Ilmu Sosial
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
KGB : Kelenjar Getah Bening
KPKN : Komite Nasional Penanggulangan Kanker
KPKBSK : Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil
KPKSK : Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil
KSB : Karsinoma Sel Besar
KSS : Karsinoma Sel Skuamosa
LCC : Large Cell Carcinoma
LD : Limited Stage Disease
MIA : Matematika dan Ilmu Alam
NSCLC : Non-Small Cell Lung Carcinoma
PCI : Profilaxis Cranial Irradiation
xii
Universitas Sumatera Utara
PDPI : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
SCC : Squamous Cell Carcinoma
SCLC : Small Cell Lung Carcinoma
SMA : Sekolah Menengah Atas
SPSS : Statistical Package for the Social Science
Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional
TSNAs : Tobacco Specific N-nitrosamines
USG : Ultrasonography
WHO : World Health Organization
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Ethical Clearance
Lampiran 3. Lembar Penjelasan
Lampiran 4. Informed Consent
Lampiran 5. Kuesioner
Lampiran 6. Surat Keterangan SMA Harapan 1 Medan
Lampiran 7. Output Data SPSS
Lampiran 8. Foto Kegiatan (Pengambilan Data Penelitian)
1
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker paru menurut Komite Nasional Penanggulangan Kanker 2015 (KPKN
2015) dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) maupun keganasan dari luar
paru (metastasis). Secara klinis, kanker paru primer adalah tumor ganas yang
berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus atau bronchogenic carcinoma).1
Kanker paru merupakan penyebab utama kematian pada kasus kanker. Pada
tahun 2012 terdapat 8,2 juta kasus kematian akibat kanker, dan di antaranya
terdapat 1,59 juta kematian akibat kanker paru. 2
Kejadian kanker paru sangat erat kaitannya dengan perilaku merokok.
Menurut WHO, merokok merupakan salah satu ancaman paling besar yang
dihadapi oleh masyarakat dunia, dan prevalensinya diperkirakan akan terus
meningkat.2 Risiko kejadian kanker paru meningkat 7,8 kali lipat lebih tinggi pada
perokok dibandingkan bukan perokok.3
Selain itu, perokok pasif dikatakan lebih
berisiko dibandingkan perokok aktif, sebab perokok pasif menghisap asap rokok
yang berasal dari 2 aliran, yaitu aliran asap utama yang merupakan asap rokok
yang dikeluarkan langsung oleh perokok, dan aliran asap sisi yang asapnya
berasal dari ujung rokok yang dibakar.4
Pada tahun 2012 terdapat 1,1 juta perokok di seluruh dunia, di mana 8 dari 10
orang perokok, merokok setiap harinya.5 Di Indonesia prevalensi merokok sangat
tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Susenas
tahun 1995, 2001, 2004, dan data Riskesdas tahun 2007 dan 2010, prevalensi
perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki (65,8%) dibandingkan perempuan
(4,2%), dan hampir 80% perokok mulai merokok sebelum mencapai usia 19
tahun.3 Menurut Riset Dasar Kesehatan tahun 2013 (Riskesdas 2013), prevalensi
perokok usia 15-19 tahun adalah 11,2% (perokok setiap hari), dan 7,1% (perokok
kadang-kadang).6 Usia 15-19 tahun juga merupakan usia di mana seseorang
pertama kali mulai merokok dengan persentase paling tinggi.3 Prevalensi perokok
2
Universitas Sumatera Utara
di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat berdasar kelompok perokok setiap hari
(24,2%), dan perokok kadang-kadang (4,2%).6
Berkaitan dengan penelitian ini, sebelumnya telah ada beberapa penelitian
yang serupa, yang kemudian dijadikan acuan dan motivasi untuk melakukan
penelitian ini dan untuk terus memantau perkembangan tingkat pengetahuan
masyarakat, khususnya siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA). Seperti
penelitian yang telah dilakukan oleh Vina Wiliana pada tahun 2010 mengenai
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri dan Swasta Tentang Rokok
Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Paru di Kota Medan Tahun 2010, dapat
diketahui bahwa pelajar SMA negeri memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak
38,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 62,1%, dan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 83,3%. Kemudian diketahui juga bahwa pelajar SMA swasta
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 61,7%, tingkat pengetahuan sedang
sebanyak 37,9%, dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 16,7%.7
Berdasarkan uraian di atas, mengenai kanker paru dan erat kaitannya terhadap
rokok sabagai faktor risiko terbesar terjadinya kanker paru, bahayanya rokok bagi
perokok aktif maupun perokok pasif, meningkatnya kondisi remaja yang
mengkonsumsi rokok, ditambah usia 15-19 tahun yang menjadi tren dan memiliki
prevalensi tertinggi sebagai usia pertama kali merokok di Indonesia, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi
SMA Harapan 1 Medan Mengenai Rokok Sebagai Faktor Resiko Kanker Paru.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana tingkat
pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai rokok sebagai faktor
risiko kanker paru?
3
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa-
siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai rokok sebagai faktor risiko kanker paru.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Mengetahui distribusi karakteristik siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan,
meliputi : jenis kelamin, usia, status merokok, pengalaman mencoba
rokok, jumlah uang jajan per hari, dan sumber informasi tentang rokok.
b. Mengetahui persentase siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan yang memiliki
tingkat pengetahuan baik, sedang, dan kurang mengenai rokok sebagai
faktor risiko kanker paru.
c. Mengetahui persentase siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai
rokok sebagai faktor risiko kanker paru berdasarkan jenis kelamin.
d. Mengetahui persentase siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai
rokok sebagai faktor risiko kanker paru berdasarkan usia.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:
1. Bagi Peneliti
Meningkatkan kemampuan dalam meneliti, menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan, dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan kedokteran.
2. Bagi Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan
Memberikan informasi, dan meningkatkan pengetahuan tentang
merokok sebagai faktor risiko terjadinya kanker paru, sehingga
diharapkan timbul kesadaran pada siswa-siswi untuk tidak merokok
sebagai upaya pencegahan penyakit kanker paru dan dampak buruk
lainnya yang dapat ditimbulkan.
4
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia
terutama dalam kajian terhadap masalah kanker paru dan merokok
sebagai faktor risiko yang mempengaruhinya.
4. Bidang Pelayanan Kesehatan
Data penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
penyusunan program terpadu dalam menanggulangi masalah kanker
paru yang semakin meningkat di Indonesia guna mengurangi beban
kesehatan dan ekonomi yang timbul sebagai akibat negatif dari
merokok dan kanker paru.
5. Bagi SMA Harapan 1 Medan
Data penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang
bermanfaat bagi pihak sekolah mengenai kejadian kanker paru dan
merokok sebagai faktor risikonya, sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menyusun kebijakan sekolah yang diharapkan
dapat membantu menurunkan kejadian kanker paru. Serta sebagai
informasi kepada bagian pendidikan sekolah tentang seberapa besar
tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai
rokok sebagai faktor risiko kanker paru.
5
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan (Knowledge)
2.1.1. Definisi
Pengetahuan (knowledge) menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo adalah
hasil dari tahu manusia, yang hanya sekedar dapat menjawab pertanyaan “apa”
(what). Pengetahuan adalah sesuatu hal yang dapat salah atau keliru, sehingga
apabila suatu pengetahuan itu salah atau keliru, dapat dianggap sebagai bukan
pengetahuan, dan berubah statusnya sebagai keyakinan saja. Pengetahuan dapat
berkembang menjadi ilmu, atau sering disebut sebagai ilmu pengetahuan apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:8
a. Mempunyai objek kajian
b. Metode pendekatan
c. Disusun secara sistematis
d. Bersifat universal (diakui secara umum)
Terbetuknnya ilmu, tidak hanya sekedar menjawab “apa”, namun juga dapat
menjawab “mengapa” (why) dan “bagaimana” (how).8
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Wijaya, yang dikutip dari buku Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku,
dan menurut Cecilia, yang dikutip dari buku Ilmu & Aplikasi Pendidikan, tingkat
pengetahuan dibagi menjadi enam tingkat berdasarkan domain kognitif, yaitu:9,10
a. Tahu (Know)
Tahu berarti mengingat kembali (recall) suatu materi yang spesifik yang
sebelumnya telah dipelajari, atau rangsangan yang pernah diterima.
Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur
atau mengetahui bahwa seseorang tahu atas apa yang dipelajarinya, dapat
diperoleh dengan kata kerja, seperti: menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
6
Universitas Sumatera Utara
b. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk dapat menjelaskan
dengan benar mengenai suatu objek yang diketahui, dan mampu
menginterpretasikannya dengan benar. Untuk mengukurnya, dapat
digunakan kata kerja, seperti: menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan atau memperkirakan, dan sebagainya.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi merupakan suatu kemampuan dalam menggunakan materi yang
pernah dipelajari pada situasi ataupun kondisi yang sebenarnya (real).
Dalam hal ini, aplikasi diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
lainnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk dapat menjabarkan suatu
materi ataupun suatu objek ke dalam komponen-komponen, namun tetap
di dalam struktur organisasi yang sama, dan saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Kemampuan ini dapat dilihat dengan menggunakan kata
kerja, seperti: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk dapat meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dalam hal ini artinya seseorang mampu menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang telah ada sebelumnya. Seseorang yang
memiliki kemampuan ini mampu menyusun, merencanakan,
meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya atas rumusan dan teori
yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan suatu kemampuan untuk menjustifikasi atau menilai
suatu materi atau objek berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ada. Untuk
7
Universitas Sumatera Utara
mengukur kemampuan ini dapat digunakan kata kerja, seperti:
membandingkan, menanggapi, menafsirkan, dan sebagainya.
2.1.3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori, sehingga memungkinkan
seseorang mampu memecahkan suatu masalah. Untuk memperoleh pengetahuan
dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu:8
1. Cara Tradisional atau Non-Ilmiah
Merupakan suatu cara memperoleh pengetahuan tanpa melalui penelitian
ilmiah. Cara ini dipakai sebelum metode ilmiah atau metode penemuan
secara sistematik dan logis ditemukan. Cara-cara penemuannya adalah
melalui:
a. Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara ini telah digunakan sebelum ada kebudayaan, atau bahkan
sebelum ada peradaban. Cara ini merupakan cara coba-coba yang
menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk
memecahkan suatu masalah. Metode ini sangat berjasa sebagai dasar
ditemukannya berbagai teori dalam berbagai bidang atau cabang ilmu
pengetahuan, serta sangat membantu manusia dalam mengembangkan
kemampuan berpikir dan kebudayaannya untuk menuju arah yang
lebih sempurna.
b. Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran melalui cara ini terjadi akibat ketidaksengajaan
oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh penemuan kebenaran
atau pengetahuan melalui cara ini adalah penemuan obat untuk
penyakit malaria.
c. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Cara memperoleh pengetahuan dengan cara ini adalah melalui
kebiasaan-kebiasaan, atau tradisi yang diterima dari sumbernya
sebagai suatu kebenaran yang mutlak, tanpa terlebih dahulu
membuktikan atau menguji kebenarannya. Sumber pada pengatahuan
8
Universitas Sumatera Utara
ini berasal dari pemimpin-pemimpin masyarakat, tokoh agama,
pemerintah, dan lainnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada
prinsipnya pengetahuan yang diperoleh bergantung atau berdasarkan
pada pemegang otoritas, yaitu orang-orang yang memiliki wibawa,
atau kekuasaan. Mereka (orang-orang yang menerima pengetahuan)
beranggapan bahwa apa yang dikemukakan para pemegang otoritas
sudah benar.
d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Dalam hal ini, pengalaman dianggap sebagai sumber pengetahuan atau
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran. Cara
melakukannya adalah dengan mengulang kembali pengalaman yang
didapat pada saat memecahkan permasalahan yang pernah dihadapi
sebelumnya. Penggunaan cara ini merujuk pada cara yang telah
digunakan sebelumnya untuk mengatasi masalah lain yang serupa.
Agar kesimpulan yang akan ditarik benar, maka diperlukan pola
berpikir yang kritis dan logis.
e. Cara Akal Sehat (Common Sense)
Suatu cara yang ditujukan untuk suatu maksud tertentu (cotohnya
dalam konteks pendidikan), yang diperoleh dengan akal sehat, yang
kemudian berkembang menjadi suatu teori atau kebenaran.
f. Kebenaran Melalui Wahyu
Kebenaran yang diperoleh merupakan wahyu dari Tuhan yang
diturunkan dan disampaikan kepada umat melalui para Nabi.
Kebenaran ini bukan hasil dari usaha penalaran ataupun penyelidikan
manusia, namun berupa wahyu yang diterima oleh para Nabi. Para
umat yang menganut agama yang bersangkutan harus menerima dan
meyakini kebenaran tersebut.
g. Kebenaran Secara Intuitif
Melalui cara ini, kebenaran diperoleh sangat cepat dengan proses di
luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
Kebenaran yag diperoleh hanya berdasarkan intuisi atau suara hati,
9
Universitas Sumatera Utara
atau bisikan hati saja, tanpa menggunakan cara-cara yang rasional dan
sistematis.
h. Melalui Jalan Pikir
Manusia mampu menggunakan penalarannya untuk memperoleh suatu
pengetahuan, sejalan dengan perkembangan budaya, dan cara berpikir
manusia yang ikut berkembang. Kebenaran pengetahuan yang
diperoleh dengan cara ini dapat dilakukan melalui 2 proses, yaitu
dengan cara induksi dan deduksi. Induksi merupakan suatu proses
penarikan kesimpulan yang didapat atau dimulai dari pernyataan-
pernyataan yang bersifat khusus, kemudian dijadikan suatu pernyataan
yang bersifat umum. Sedangkan deduktif merupakan suatu proses
penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan umum
ke khusus.
2. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara ini adalah suatu cara yang dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-
1626), seorang tokoh yang mengembangkan metode berpikir induktif.
Cara ini merupakan suatu cara yang lebih sistematis, logis, dan ilmiah,
serta lebih dikenal dengan istilah metodologi penelitian. Kemudian,
metode berpikir induktif tersebut dilanjutkan oleh Deobold van Dallen
yang menemukan 3 (tiga) hal pokok mengenai pencatatan-pencatatan fakta
yang berhubungan dengan objek yang diamati, yang perlu dilakukan untuk
memperoleh kesimpulan, yaitu:
a. Semua hal positif, yaitu sesuatu (gejala) yang muncul pada saat
pengamatan.
b. Semua hal negatif, yaitu sesuatu (gejala) yang tidak muncul pada saat
pegamatan.
c. Sesuatu (gejala) yang muncul bervariasi, sesuatu (gejala) yang
berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
Prinsip-prinsip umum yang dikembangkan oleh Bacon tersebut,
kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang
lebih praktis.
10
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:11
a. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses belajar seseorang, dan cara seseorang
mengolah informasi yang didapatnya. Semakin tinggi pendidikan
seseorang, maka semakin mudah dirinya menerima informasi, dan
semakin cenderung untuk memperoleh informasi.
b. Informasi atau media massa
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui dan dapat diperoleh dari
pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Informasi dan media
massa dapat memberikan pengaruh dengan adanya pesan-pesan yang
bersifat sugesti, yang dapat mempengaruhi opini seseorang.
c. Pekerjaan
Dikatakan bahwa seseorang yang bekerja di sektor formal akan memilki
akses yang lebih baik dalam memperoleh berbagai informasi.
d. Sosial budaya, dan ekonomi
Sosial budaya berhubungan dengan kebiasaan dan tradisi yang biasa
dilakukan oleh sekelompok orang, sehingga dapat mempengaruhi
pegetahuannya. Sosial ekonomi berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk memenuhi segala fasilitas yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan tertentu.
e. Lingkungan
Segala sesuatu yang berada di sekitar seseorang (individu) dapat
mempengaruhi proses masuknya suatu pengetahuan ke dalam diri
seseorang yang berada di lingkungan tersebut.
f. Pengalaman
Sebagai sumber pengetahuan, pengalaman merupakan suatu cara untuk
mendapatkan suatu kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali suatu pengetahuan yang diperoleh dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi sebelumnya.
11
Universitas Sumatera Utara
g. Usia
Semakin bertambah usia, maka akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikir seseorang. Hal ini akan mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam memperoleh dan menerima informasi.
2.1.5. Cara Mengukur Pengetahuan
Untuk mengukur pegetahuan, dapat dilakukan dengan cara menggunakan
angket atau kuesioner, ataupun melalui wawancara.11
Kemudian, untuk
pengkategorian tingkat pengetahuan responden dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1966) dalam proposal penelitian
Zenny Wijaya pada tahun 2015, yaitu:9
a. Baik, jika jumlah benar atas pertanyaan >75%
b. Sedang, jika jumlah benar atas pertanyaan 40-75%
c. Kurang, jika jumlah benar atas pertanyaan <40%
2.2. Rokok
2.2.1. Definisi Rokok
Pengertian rokok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah,
kertas).12
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun
2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk
tembakau bagi kesehatan, rokok adalah salah satu produk tembakau yang
dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya. Rokok
dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya
atau sintetis lainnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa
bahan tambahan. Rokok biasanya dibentuk dari kertas yang berukuran panjang
70-120 mm (bervariasi tergantung negara), diameter sekitar 10 mm, yang diisi
dengan daun tembakau yang dicacah kemudian digulung hingga berbentuk
silinder. Sementara, produk tembakau adalah suatu produk yang secara
keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya
12
Universitas Sumatera Utara
yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup, atau
dikunyah. 3
2.2.2. Konsumsi Rokok di Indonesia
Menurut WHO dalam laporan status global tentang penyakit tidak menular
2014, pada tahun 2012 terdapat 1,1 juta perokok di seluruh dunia, di mana 8 dari
10 orang perokok merokok setiap harinya. Usia standar prevalensi perokok saat
ini adalah usia 15 tahun atau lebih (≥15 tahun), dan diperkirakan terdapat sekitar
22% orang dewasa yang merokok. Secara global prevalensi merokok pada laki-
laki 5 kali lebih tinggi (37%) dibandingkan pada wanita (7%).5
Di Indonesia prevalensi merokok sangat tinggi dan cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. Berdasarkan data Susenas tahun 1995, 2001, 2004, dan data
Riskesdas tahun 2007 dan 2010, prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-
laki (65,8%) dibandingkan perempuan (4,2%), dan hampir 80% perokok mulai
merokok sebelum mencapai usia 19 tahun.3
Berdasarkan Riskesdas 2013, rerata prevalensi perokok di Indonesia saat ini
adalah 29,3%. Prevalensi perokok di Indonesia menurut Riskesdas adalah
berdasarkan usia perokok 10 tahun atau lebih (≥10 tahun). Prevalensi penduduk
Indonesia yang merokok menurut provinsi dan kriteria-kriteria tertentu dapat
dilihat pada tabel berikut.6
13
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Proporsi penduduk ≥ 10 tahun menurut kebiasaan merokok dan
provinsi, Indonesia 2013
Provinsi
Perokok Saat Ini Tidak Merokok
Perokok Setiap
Hari
Perokok
Kadang-
Kadang
Mantan Perokok Bukan Merokok
Aceh 25,0 4,3 2,5 68,2
Sumatera Utara 24,2 4,2 3,3 68,2
Sumatera Barat 26,4 3,9 3,1 66,0
Riau 24,2 4,1 3,2 68,5
Jambi 22,9 4,7 2,9 69,5
Sumatera Selatan 24,7 5,4 3,4 66,6
Bengkulu 27,1 3,3 2,4 67,2
Lampung 26,5 4,8 2,6 66,0
Bangka Belitung 26,7 3,1 3,6 66,6
Kepulauan Riau 27,2 3,5 4,8 64,4
DKI Jakarta 23,2 6,0 6,0 64,8
Jawa Barat 27,1 5,6 4,5 62,8
Jawa Tengah 22,9 5,3 4,3 67,6
DI Yogyakarta 21,2 5,7 9,1 64,1
Jawa Timur 23,9 5,0 4,1 67,0
Banten 26,0 5,3 3,3 65,3
Bali 18,0 4,4 4,6 73,0
Nusa Tenggara Barat 26,8 3,5 2,2 67,5
Nusa Tenggara Timur 19,7 6,2 2,4 71,6
Kalimantan Barat 23,6 3,1 2,7 70,0
Kalimantan Tengah 22,5 4,0 3,1 69,8
Kalimantan Selatan 22,1 3,6 4,6 69,8
Kalimantan Timur 23,3 4,4 4,2 68,1
Sulawesi Utara 24,6 5,9 6,2 63,3
Sulawesi Tengah 26,2 4,5 4,4 64,9
Sulawesi Selatan 22,8 4,2 4,6 68,5
Sulawesi Tenggara 21,8 4,2 2,8 71,1
Gorontalo 26,8 5,5 3,4 64,3
Sulawesi Barat 22,0 4,2 3,6 70,2
Maluku 22,1 6,5 2,0 69,4
Maluku Utara 25,8 6,1 4,1 64,0
Papua Barat 22,1 6,0 2,6 69,3
Papua 16,3 5,6 2,8 75,4
Indonesia 24,3 5,0 4,0 66,6
14
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Proporsi penduduk umur ≥10 tahun menurut kebiasaan merokok
dan karakteristik, Indonesia 2013
Karakteristik Perokok Saat Ini
Perokok Setiap Hari Perokok Kadang-Kadang
Kelompok Umur (Tahun)
10-14 0,5 0,9
15-19 11,2 7,1
20-24 27,2 6,9
25-29 29,8 5,0
30-34 33,4 5,1
35-39 32,2 5,2
40-44 31,0 5,4
45-49 31,4 5,5
50-54 31,4 5,5
55-59 30,3 5,0
60-64 27,6 4,8
65+ 21,7 5,1
Jenis Kelamin
Laki-Laki 47,5 9,2
Perempuan 1,1 0,8
Pendidikan
Tidak Sekolah 19,7 3,1
Tidak Tamat SD 18,3 3,2
Tamat SD 25,2 4,5
Tamat SMP 25,7 5,7
Tamat SMA 28,7 6,6
Tamat D1-D3/PT 18,9 5,6
Pekerjaan
Tidak Bekerja 6,9 3,0
Pegawai 33,6 7,4
Wiraswasta 39,8 6,5
Petani/nelayan/buruh 44,5 6,9
Lain-lain 32,4 5,8
Tempat tinggal
Perkotaan 23,2 5,1
Pedesaan 25,5 4,9
Kuantil Indeks Kepemilikan
Terbawah 27,3 5,0
Menengah bawah 26,9 5,1
Menengah 25,5 5,1
Menegah atas 23,5 5,0
Teratas 19,5 4,7
15
Universitas Sumatera Utara
Tren usia merokok meningkat pada usia remaja, dan usia pertama kali
merokok yang paling tinggi adalah usia 15-19 tahun.3 Menurut hasil survei
tembakau yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
yaitu melalui Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia tahun 2011,
hasilnya menunjukkan bahwa di antara 16 negara yang memiliki pendapatan
menengah dan ke bawah, yang mengikuti GATS, Indonesia menduduki posisi
pertama dengan prevalensi perokok aktif tertinggi. Perokok aktif di Indonesia
mencapai 67,0% pada laki-laki, dan 2,7% pada wanita.13
GATS merupakan survei nasional yang representatif, dengan metodologi
berstandar internasional, sehingga melalui survei ini dapat diperoleh juga data
mengenai latar belakang dan karakteristik responden, konsumsi tembakau, aspek
ekonomi, peran media dan pemahaman, serta sikap dan persepsi masyarakat
terhadap konsumsi tembakau.13
Berdasarkan tabel sebelumnya dapat diketahui bahwa jumlah perokok usia
≥10 tahun di Sumatera Utara mencapai 24,2% (perokok setiap hari), dan 4,2%
(perokok kadang-kadang). Rata-rata jumlah batang rokok yang dikonsumsi
penduduk Sumatera Utara usia ≥10 tahun adalah 14,9 batang rokok setiap
harinya.6
2.2.3. Bentuk dan Jenis Rokok
Berdasarkan macamnya, rokok dibagi menjadi dua, yaitu rokok berfilter dan
rokok tidak berfilter (rokok kretek). Perbedaan antara keduanya terletak pada ada
dan tidak adanya filter yang terbuat dari busa serabut sintetis yang bertujuan untuk
menyaring nikotin dan tar.14
Selain itu, rokok juga dapat dibedakan berdasarkan bahan pembungkus rokok,
bahan baku atau isi rokok, dan proses pembuatan rokok.9
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus, dibedakan menjadi:
- Rokok klobot, yang bahan pembungkusnya berasal dari daun jagung.
- Rokok klawung, yang bahan pembungkusnya berasal dari daun aren.
-Rokok kretek dan rokok putih atau cigarette, yang bahan
pembungkusnya berupa kertas.
16
Universitas Sumatera Utara
-Rokok cerutu, yang bahan pembungkusnya berasal dari daun
tembakau.
- Rokok yang dibungkus dengan daun nipah.
b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan menjadi:
- Rokok putih, hanya berisi daun tembakau yang diberi efek atau sensasi
rasa dan aroma tertentu.
- Rokok kretek, berisi daun tembakau dan cengkeh yang diberi efek atau
sensasi rasa dan aroma tertentu.
- Rokok klembak, berisi daun tembakau, cengkeh dan kemenyan yang
diberi efek atau sensasi rasa dan aroma tertentu.
c. Rokok berdasarkan cara pembuatannya dibedakan menjadi buatan
tangan dan buatan mesin.
2.2.4. Kandungan Rokok
Terdapat 4000 jenis senyawa kimia di dalam satu batang rokok. Dari berbagai
jenis senyawa kimia tersebut, 43 di antaranya merupakan karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker), dan di antaranya terdapat 3 komponen utama yaitu:15
1. Nikotin, merupakan zat yang bersifat adiktif sehingga menimbulkan efek
kecanduan.
2. Tar, merupakan zat berbahaya yang bersifat karsinogen sehingga dapat
menyebabkan kanker.
3. Karbon monoksida (CO), merupakan salah satu gas yang bersifat racun
dan dapat menyebabkan berkurangnya kadar oksigen (O2) dalam darah
karena mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah mengikat
oksigen.16,17
Selain zat-zat tersebut, rokok juga mengandung senyawa kimia berbahaya
lainnya, seperti:16
a. TSNAs (Tobacco Spesific N-nitrosamines), merupakan zat penyebab
kanker yang utama yang terdapat di dalam rokok.
b. Benzena, biasanya ditemukan di dalam pestisida dan bensin. Kadar zat ini
tinggi di dalam rokok.
17
Universitas Sumatera Utara
c. Formaldehid, merupakan zat yang biasa digunakan untuk mengawetkan
mayat.
d. Arsenik, merupakan salah satu bahan kimia yang biasanya juga terdapat
dalam racun tikus.
e. Cadmium, biasanya terdapat dalam batrai.
f. Hidrogen sianida.
g. Dan lainnya.
Gambar 2.1. Senyawa kimia di dalam rokok
2.2.5. Bahaya Rokok
Merokok dapat menimbulkan efek jangka pendek dan efek jangka panjang.
Efek jangka pendek yang dapat terjadi adalah bau rokok pada napas dan rambut,
berkurangnya oksigen ke otak dan paru, meningkatnya tekanan darah, dan
sebagainya. Kemudian, efek jangka panjang yang dapat terjadi adalah
meningkatnya risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular (penyakit jantung
dan pembuluh darah) sebesar 2-3 kali lipat lebih tinggi pada perokok, terjadinya
kanker (keganasan), infeksi saluran pernapasan, penyakit penyumbatan paru-paru
menahun, gangguan peredaran darah otak (stroke), kepikunan, gangguan aliran
darah pada tungkai, radang ataupun tukak lambung, osteoporosis, impotensi,
gangguan kehamilan dan lainnya.4
18
Universitas Sumatera Utara
Menurut beberapa penelitian, terbukti bahwa perokok akan 7,8 kali lebih
berisiko menderita kanker paru dibandingkan dengan bukan perokok.3
Selain itu,
perokok pasif dikatakan lebih berisiko dibandingkan perokok aktif, sebab perokok
pasif meghisap asap rokok yang berasal dari 2 aliran, yaitu aliran asap utama yang
merupakan asap rokok yang dikeluarkan langsung oleh perokok, dan aliran asap
sisi yang asapnya berasal dari ujung rokok yang dibakar.
Diketahui bahwa 90% kanker paru terjadi pada perokok. Banyaknya jumlah
rokok yang dikonsumsi, serta lamanya merokok, menentukan besarnya risiko
kejadian penyakit kardiovaskular. Tabel berikut menunjukkan peningkatan risiko
kematian akibat penyakit pada perokok.
Tabel 2.3. Peningkatan risiko kematian akibat penyakit pada perokok
PENYAKIT RISIKO KEMATIAN BAGI
PEROKOK
Penyakit saluran pernapasan kronik 10-20 kali
Kanker paru 7-15 kali
Kanker payudara 11 kali
Kanker tenggorokan 5-13 kali
Kanker mulut 3-15 kali
Kanker esofagus 4-5 kali
Kanker kandung kemih 2-3 kali
Kanker pankreas 2 kali
Penyakit jantung 1½-3 kali
Kanker ginjal 1½ kali
Penyakit tukak lambung 2 kali
2.2.6. Jenis-Jenis Perokok
Secara umum perokok dibagi menjadi 2, yaitu perokok aktif dan perokok
pasif. Perokok aktif adalah seseorang yang aktif merokok dan menghisap asap
rokoknya,9 sedangkan perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok tetapi
19
Universitas Sumatera Utara
terhisap dan terhirup asap rokok dari perokok lainnya.17
Jenis perokok juga dapat
dibedakan berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya, yaitu:10
a. Perokok ringan (1-10 batang/hari)
b. Perokok sedang (11-20 batang/hari)
c. Perokok berat (> 20 batang/hari)
2.3. Kanker Paru
2.3.1. Definisi Kanker Paru
Definisi Kanker atau tumor ganas menurut Riskesdas 2013 adalah
pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh atau
bertambah, immortal (tidak dapat mati).6 Sel kanker dapat menyusup ke jaringan
sekitar dan dapat membentuk anak sebar. Kanker paru menurut KPKN 2015
dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru sendiri (primer) maupun keganasan dari luar paru
(metastasis). Secara klinis, kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal
dari epitel bronkus (karsinoma bronkus atau bronchogenic carcinoma).1
Kanker
paru adalah salah satu jenis penyakit yang membutuhkan penanganan dan
tindakan yang cepat dan terarah.18
2.3.2. Epidemiologi Kanker Paru
Kanker paru merupakan penyebab utama kematian pada kasus kanker. Pada
tahun 2012 terdapat 8,2 juta kasus kematian akibat kanker, dan di antaranya
terdapat 1,59 juta kematian akibat kanker paru. 2
Di Indonesia, prevalesi kanker secara umum adalah sebesar 1,4 per 1000
penduduk, yaitu menduduki urutan ke-7 (5,7%) penyebab kematian dari seluruh
penyebab kematian.19
Sedangkan prevalensi kanker di Sumatera Utara adalah
sebesar 1,0‰ yang diperoleh melalui wawancara semua umur berdasarkan
diagnosis dokter.6
Menurut data GLOBACAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker paru
merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama
kematian pada penduduk laki-laki di dunia. Selain itu, kasus baru kanker paru
20
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi pada penduduk perempuan juga tinggi. Estimasi persentase kejadian
kasus baru kanker paru pada penduduk laki-laki adalah sebesar 34,2%, sedangkan
pada penduduk perempuan adalah sebesar 13,6%. Kemudian, estimasi persentase
kematian akibat kanker paru pada penduduk laki-laki adalah sebesar 30,0% dan
pada penduduk perempuan adalah sebesar 11,1%. 20
2.3.3. Faktor Penyebab Kanker Paru
Etiologi atau penyebab kanker paru sampai saat ini belum diketahui secara
pasti, sama halnya dengan penyakit kanker lainnya. Namun, disebutkan bahwa
paparan atau inhalasi yang berkepanjangan oleh suatu zat yang bersifat
karsinogenik adalah faktor penyebab utama. Beberapa kepustakaan juga
menyebutkan bahwa penyebab kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan
merokok.21
Faktor-faktor penyebab kanker paru :22
- Rokok
- Polusi udara
- Jenis pekerjaan (berhubungan dengan asbetosis)
- Faktor paru itu sendiri (penyakit-penyakit paru lainnya seperti tuberkulosis,
dan sebagainya)
Penyebab kanker paru lainnya adalah genetika (terdapat perubahan atau
mutasi beberapa gen yang berperan), serta diet atau nutrisi (rendahnya konsumsi
bahan pangan yang mengandung betakaroten, selenium, dan vitamin A).21
2.3.4. Klasifikasi Kanker Paru
Kanker paru berdasarkan bentuk dan metastasisnya dapat dibagi menjadi:22
- Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) diartikan Kanker Paru Bukan Sel
Kecil
- Small Cell Lung Cancer (SCLC) diartikan Kanker Paru Sel Kecil
Klasifikasi lainnya adalah berdasarkan histologi kanker paru menurut WHO
dalam KPKN 2015, secara klinik karsinoma paru terdiri dari :1
- Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil (KPKSK=Small Cell Carcinoma)
21
Universitas Sumatera Utara
- Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK=Non Small Cell
Carcinoma)
- Squamous Cell Carcinoma (SCC) diartikan Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
- Adenokarsinoma
- Large Cell Carcinoma (LCC) diartikan Karsinoma Sel Besar (KSB)
- Dan lain-lainya (jarang ditemukan)
Karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar, dan jenis
karsinoma lainnya yang jarang ditemukan merupakan jenis-jenis dari KPKBSK.
2.3.5. Gejala Klinis
Gejala klinis yang timbul dapat disebabkan oleh :22
a. Tumor itu sendiri. Gejala yang timbul berupa batuk, sesak napas, nyeri
dada (gejala respirasi), dan hemoptisis. Namun, gejala ini tidak khas, dapat
berlangsung lama atau tidak kunjung sembuh dengan pengobatan biasa.1, 22
b. Obstruksi tumor pada bronkus, dapat menimbulkan mengi, stridor,
atelektasis, dan atau dispnea (sulit bernapas).
c. Penjalaran tumor ke pleura, dapat menimbulkan nyeri pleura dan gejala-
gejala efusi pleura.
d. Penjalaran (metastasis) ke kelenjar mediastinum, maka dapat ditemukan
gejala sebagai berikut : suara serak, sindroma vena cava superior,
hemiparase diafragmatik, disfagia, efusi perikardial, bronkialgia, dan
sebagainya.
e. Penjalaran ke cerebral (otak) atau medulla spinalis (tulang belakang) dapat
menimbulkan gejala yang berhubungan dengan gangguan neurologis,
seperti sakit kepala, kejang, parase (kelumpuhan), back pain (nyeri
punggung, dan sebagainya.22
Gejala dan keluhan lainnya yang tidak khas seperti:
- Berat badan berkurang
- Nafsu makan hilang
- Demam hilang timbul
- Sindroma para neoplastik
22
Universitas Sumatera Utara
Gejala tersebut merupakan gejala klinis sistemik yang kadang menyertai.1, 22
2.3.6. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis kanker paru dapat dilakukan melalui beberapa
pemeriksaan, di antaranya:1, 22
1. Pemeriksaan klinis yang dapat diperoleh melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik berdasarkan tanda dan gejala yang timbul.
2. Pemeriksaan laboratorium, biasanya pemeriksaan Hb (Hemoglobin),
leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan sebagainya.
3. Pemeriksaan radiologi, melalui foto toraks AP/lateral, CT Scan dengan
kontras, USG abdomen, bone scan atau bone survey, brain scan dengan
kontras, dan sebagainya.
4. Pemeriksaan khusus, seperti pemeriksaan sitologi, bronkoskopi, punksi
pleura, dan biopsi.
5. Dan pemeriksaan lainnya.
2.3.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan atau pemberian terapi kanker paru dibagi atas KPKBSK, dan
KPKSK. Penatalaksanaannya berbeda karena KPKSK memiliki kemampuan
metastasis yang lebih tinggi, dan tingkat pembelahan yang juga tinggi, sehingga
dalam penatalaksanaan akan relatif lebih sensitif terhadap tindakan radioterapi.22
Pada KPKBSK, pilihan pengobatannya sangat bergantung pada: stadium
(stage) penyakit, tampilan umum penderita, dan keadaan sosial ekonomi penderita
dengan modalitas bedah, radiasi, kemoterapi, dan terapi target. Kebijakan umum
pengobatan yang dapat diberikan adalah :1
- Bedah (operatif)
- Radiasi (radioterapi)
- Kemoterapi
- Terapi target
Pengobatannya dilakukan secara integrasi multidisiplin antara pulmonolog,
bedah, radioterapi, dan spesialis lainnya. Untuk KPKSK, pengobatannya dibagi
23
Universitas Sumatera Utara
menjadi 2 stadium (stage), yaitu : stage terbatas (limited stage disease=LD), dan
stage lanjut (extensive stage disease=ED).
Pada stage terbatas, pilihan pengobatan yang dapat diberikan adalah:
kemoterapi kombinasi dengan radiasi dada diikuti dengan profilaxis cranial
irradiation (PCI), reseksi bedah diikuti dengan kemoterapi, atau kemoterapi
dengan tambahan radiasi. Pada stage lanjut pilihan pengobatan yang dapat
diberikan adalah: kemoterapi kombinasi, dan radiasi paliatif. Kemudian, pada
kasus rekuren, maka pilihan pengobatan yang dapat diberikan adalah: terapi
radiasi paliatif, kemoterapi paliatif, dan uji klinik.
Adapun tujuan dari pengobatan kanker adalah :21
- Kuratif, menyembuhkan atau memperpanjang masa bebas
penyakit, serta meningkatkan angka harapan hidup pasien.
- Paliatif, mengurangi dampak dari kanker serta meningkatkan kualitas
hidup pasien.
- Rawat rumah, biasanya pada kasus terminal, tujuannya untuk mengurangi
dampak fisik maupun psikologis baik pada pasien maupun keluarga
pasien.
- Suportif, menunjang pengobatan kuratif, paliatif, dan terminal melalui
pemberian nutrisi, transfusi darah, dan sebagainya.
2.3.8 Rokok Menyebabkan Kanker Paru
Merokok dapat menyebabkan kanker paru, dan akan menghambat kemampuan
tubuh dalam memerangi pertumbuhan selnya. Racun yang terkandung di dalam
asap rokok akan melemahkan sistem imun seseorang, dan sulit untuk membunuh
sel-sel kanker. Akibatnya, sel kanker akan semakin berkembang tanpa ada yang
menghentikannya. Racun dari asap tembakau tersebut akan merusak dan merubah
DNA dari sel, sehingga DNA yang mengontrol pertumbuhan dan fungsi sel yang
normal akan terganggu dan menyebabkan pertumbuhan sel tidak terkendali dan
menjadi kanker.23
24
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Teori
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
Tingkat Pengetahuan Siswa-
Siswi SMA Harapan 1 Medan
Tingkat Pengetahuan
a. Tahu
b. Memahami
c. Aplikasi
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
Cara Memperoleh
1. Cara Tradisional
2. Cara Ilmiah
Rokok
Kanker Paru
- Definisi
- Epidemiologi
- Gejala Klinis
- Diagnosis
- penatalaksanaan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
- Pendidikan - Lingkungan
- Informasi/media massa - Pengalaman
- Pekerjaan - Usia
- Sosial, budaya, dan ekonomi
Kategori Tingkat
Pengetahuan:
a. Baik
b. Sedang
c. Kurang
Kanker Paru
25
Universitas Sumatera Utara
3.2. Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Siswa-
Siswi SMA Harapan 1 Medan
Mengenai Rokok Sebagai
Faktor Risiko Kanker Paru
a. Baik
b. Sedang
c. Kurang
a. Karakteristik Siswa-Siswi
SMA Harapan 1 Medan :
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Status Merokok
4. Pengalaman Mencoba
Rokok
5. Jumlah Uang Jajan Per
Hari
6. Sumber Informasi
Tentang Rokok
26
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penilitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan
desain cross-sectional study. Desain tersebut mengukur variabel-variabel pada
objek penelitian secara simultan (dalam waktu bersamaan) dan dilakukan hanya
satu kali, pada satu saat.9,24
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2016.
4.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Harapan 1
Medan.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi
Dalam penelitian, populasi adalah sekelompok subjek dengan karakteristik
tertentu. Populasi dibagi dua, yaitu:
a. Populasi Target (target population), pada penelitian ini adalah siswa- siswi
SMA.
b. Populasi Terjangkau (accessible population, source population) pada
penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan kelas X, XI, dan
XII pada tahun ajaran 2016/2017.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap dapat mewakili populasinya. Sampel pada penelitian ini adalah siswa
dan siswi SMA Harapan 1 Medan yang diperoleh dengan metode pemilihan
sampel simple random sampling, yang kemudian masing-masing subjek atau unit
populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Cara ini
27
Universitas Sumatera Utara
merupakan cara pengambilan sampel probability sampling yang paling baik.
Teknik simple random sampling dapat dibedakan menjadi tiga cara yaitu dengan
mengundi anggota populasi (lottery technique), dengan menggunakan tabel angka
random, dan dengan menggunakan program komputer. Dikarenakan jumlah
populasi yang besar, peneliti memilih teknik simple random sampling dengan
menggunakan tabel angka random.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data digunakan metode angket yang dilengkapi dengan
wawancara. Wawancara dilakukan untuk memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,
kemudian responden diminta untuk mengisi lembar Informed Consent.
4.4.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi dan eksklusi responden yang ditetapkan oleh peneliti adalah
sebagai berikut.
a. Kriteria Inklusi:
- Merupakan siswa-siswi yang berstatus aktif pada tingkat kelas X, XI,
dan XII di SMA Harapan 1 Medan pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017
- Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi:
- Siswa-siswi yang tidak hadir saat penelitian berlangsung
- Siswa-siswi yang tidak bersedia menjadi responden penelitian
4.4.2. Besar Sampel
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan
siswi SMA Harapan 1 Medan yang memenuhi kriteria inklusi. Perkiraan besar
sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus besar sampel
penelitian deskriptif kategorik.
𝑛 = 𝑍𝛼2𝑑2
28
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
n = besar sampel minimum 𝑍𝛼2 = deviat baku alfa (kesalahan tipe I)
P = proporsi kategori variabel yang diteliti yang nilainya berasal dari
penelitian sebelumnya
Q = 1 – P
d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki
Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel dapat dihitung sebagai
berikut dengan nilai:
𝑍𝛼 = 1,96
P = 0,5
Q = 0,5
d = 0,1
𝑛 = , 2 × , × ,, 2
= , × , × ,,
= ,, 𝑛 =
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka besar sampel minimal penelitian ini
adalah 96 responden.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
4.5.1. Sumber Data
1. Data Primer
Data tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor risiko kanker
paru yang didapat melalui pengisian kuesioner pilihan berganda secara
langsung oleh responden di tempat. Selanjutnya setiap jawaban dianalisis
29
Universitas Sumatera Utara
dan dihitung untuk dikelompokkan apakah tingkat pengetahuan responden
termasuk baik, sedang, atau kurang.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak sekolah
mengenai jumlah siswa-siswi, daftar nama beserta kelas SMA Harapan 1
Medan.
4.5.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan antara lain:
Kuesioner Tingkat Pengetahuan tentang Rokok Sebagai Faktor Risiko Terjadinya
Kanker Paru yang telah diuji validasi.
4.5.3. Metode Analisis Data
Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan program
statistik berbasis program windows, melalui proses editing, coding, entry atau
processing, dan cleaning, kemudian dianalisis secara univariat.
- Analisis Univariat
Jenis analisis ini berfungsi untuk menentukan gambaran distribusi
frekuensi demografis responden. Variabel- variabel pada penelitian ini
adalah karakteristik siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan, dan tingkat
pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai rokok sebagai
faktor risiko kanker paru.
30
Universitas Sumatera Utara
4.6 Definisi Operasional
Tabel 4.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala
Ukur
Karakteristik
Responden
Segala sesuatu yang berkaitan
dengan responden, yang
menjadi bagian atau identitas
responden, meliputi data diri
berupa jenis kelamin, usia,
status merokok, pengalaman
mencoba rokok, jumlah uang
jajan per hari, dan sumber
informasi tentang rokok
Kuesioner Pengisian
kuesioner
oleh
responden
Nominal
Tingkat
Pengetahuan
Segala pengetahuan yang
dimiliki oleh responden.
Dinilai dari jumlah jawaban
benar pada pertanyaan dibagi
jumlah total pertanyaan, dikali
100%. Selanjutnya, hasilnya
akan dikategorikan menjadi 3,
yaitu: Baik (>75%), Sedang
(40-75%), dan Kurang
(<40%).
Kuesioner Pengisian
kuesionner
oleh
responden
Ordinal
Siswa-Siswi
SMA Harapan
1 Medan
Responden yang bersekolah di
SMA Harapan 1 Medan, yang
memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
Kuesioner Pengisian
kuesionner
oleh
responden
Nominal
31
Universitas Sumatera Utara
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala
Ukur
Rokok Merupakan salah salah satu
produk tembakau yang
dimaksud untuk dibakar,
dihisap, atau dihirup asapnya.
Pada penelitian ini yang ingin
dicari tahu adalah
pengetahuan responden
mengenai hal- hal yang
berkaitan dengan rokok,
seperti: konsumsi rokok di
Indonesia, bentuk dan jenis
rokok, kandungan rokok,
bahaya rokok, dan rokok
sebagai faktor penyebab
utama kanker paru
Kuesioner Pengisian
kuesionner
oleh
responden
Nominal
Kanker Paru Pertumbuhan sel atau
jaringan yang tidak
terkendali di paru. Pada
penelitian ini, yang ingin
dicari tahu adalah
pengetahuan responden
mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kanker
paru, seperti: epidemiologi,
faktor penyebab, gejala
klinis, diagnosis, dan
penatalaksanaan.
Kuesioner Pengisian
kuesionner
oleh
responden
Nominal
32
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di SMA Swasta
Harapan 1 Medan, atau lebih sering disebut SMA Harapan 1 Medan. Sekolah ini
beralamat di Jl. Imam Bonjol No. 35 Kelurahan Jati, Kecamatan Medan-Maimun.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa-siswi SMA
Harapan 1 Medan kelas X, XI dan XII pada tahun ajaran 2016/2017. Jumlah kelas
yang dipilih adalah sebanyak 6 kelas, mulai dari tingkat kelas X hingga kelas XII,
yang pada masing-masing tingkat kelas dipilih 1 kelas yang mewakili kelas MIA
(Matematika dan Ilmu Alam) dan 1 kelas mewakili kelas IIS (Ilmu-Ilmu Sosial).
Jumlah responden masing-masing tingkat kelas adalah sebanyak 32 orang. Pada
masing-masing kelas yang memawakili 1 kelas MIA dan 1 kelas IIS dipilih 16
responden. Total responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang.
Berdasarkan data responden yang diperoleh dari pengisian kuesioner, dapat dilihat
distribusi karakteristik responden sebagai berikut :
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 52 54,2
Perempuan 44 45,8
Usia
14 Tahun 6 6,3
15 Tahun 36 37,5
33
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Responden n %
16 Tahun 34 35,4
17 Tahun 19 19,8
18 Tahun 1 1,0
Status Merokok
Ya 11 11,5
Tidak 85 88,5
Pengalaman Mencoba Rokok
Ada 31 32.3
Tidak Ada 65 67,7
Jumlah Uang Jajan Per Hari
≤ Rp 10.000,00 2 2,1
Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 56 58,3
≥ Rp 30.000,00 38 39,6
Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 52 orang
(54,2%).
Selanjutnya, berdasarkan usia, jumlah responden terbanyak adalah
responden yang berusia 15 tahun, yaitu sebanyak 36 orang (37,5%), dan jumlah
responden yang paling sedikit adalah responden yang berusia 18 tahun, yaitu
hanya 1 orang (1,0%).
Selain data tersebut, juga dapat diperoleh data setiap responden tentang
status merokok, pengalaman mencoba rokok, dan data jumlah uang jajan per hari.
Dari 96 responden, ada 11 orang yang merupakan perokok (11,5%), dan ada 31
orang responden (32,3%) yang pernah mencoba rokok, baik yang kemudian
menjadi perokok, maupun yang tidak menjadi menjadi perokok.
34
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan distribusi karakteristik uang jajan responden per hari, dari 96
responden, paling banyak responden memiliki uang jajan per hari sebesar Rp
10.000,00 – Rp 30.000,00 , yaitu sebanyak 56 orang (58,3%).
5.1.3. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini, dengan diperolehnya data distribusi karakteristik
responden, selanjutnya juga dapat dilihat distribusi frekuensi status merokok
berdasarkan jenis kelamin. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin
Status Merokok Total
Ya Tidak
f % f % f %
Laki-laki 10 90,9 42 49,4 52 54,2
Perempuan 1 9,1 43 50,6 44 45,8
Total 11 100 85 100 96 100
Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa dari 11 orang responden yang
merupakan perokok, didominasi oleh laki-laki, yaitu sebanyak 10 orang (90,9%).
Sementara, dari 85 orang responden yang tidak merokok, didominasi oleh
perempuan, yaitu sebanyak 43 orang (50,6%).
5.1.4. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan Jumlah Uang
Jajan Responden Per Hari
Pada penelitian ini juga dapat dilihat distribusi frekuensi status merokok
berdasarkan jumlah uang jajan responden per hari. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
35
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Status Merokok Berdasarkan Jumlah Uang Jajan
Responden Per Hari
Jumlah Uang Jajan Per
Hari
Status Merokok Total
Ya Tidak
f % f % f %
≤ Rp 10.000,00 0 0,0 2 100 2 100
Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 5 8,9 51 91,1 56 100
≥ Rp 30.000,00 6 15,8 32 84,2 38 100
Total 11 11,5 85 88,5 96 100
Berdasarkan tabel 5.3. dapat diketahui bahwa tidak ada responden dengan
uang jajan ≤ Rp 10.000,00 berstatus sebagai perokok (0,0%). Dari 56 orang
responden yang memiliki uang jajan Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 ada 5 orang
yang merupakan perokok (8,9%). Jumlah perokok paling banyak, adalah
responden dengan uang jajan ≥ Rp 30.000, 00 , yaitu dari 38 orang responden ada
6 orang yang merupakan perokok (15,8%).
5.1.5. Distribusi Sumber Informasi Tentang Rokok
Melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden, peneliti juga dapat
memperoleh data mengenai sumber informasi tentang rokok yang diperoleh
responden. Dari 96 orang responden, ada 88 orang yang menjawab pertanyaan
sumber informasi tentang rokok, dan masing-masing responden diperbolehkan
untuk menjawab lebih dari 1 jawaban, sehingga diperolehlah data sebagai berikut:
Tabel 5.4. Sumber Informasi Tentang Rokok
Sumber Informasi n %
Orang Tua 18 18,8
Keluarga 5 5,2
Teman 33 34,4
Masyarakat/Lingkungan 10 10,4
Sekolah 12 12,5
36
Universitas Sumatera Utara
Sumber Informasi n %
Media Cetak 8 8,3
Internet 34 35,4
Televisi (TV) 38 39,6
Seminar 4 4,2
Lainnya 20 20,8
Dari tabel 5.4. di atas, dapat diketahui bahwa dari 88 orang responden yang
memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai sumber informasi tentang
rokok, diperolehlah 144 jawaban untuk pertanyaan tersebut. Responden paling
banyak mendapatkan informasi tentang rokok dari televisi, yaitu sebanyak 38
jawaban (39,6%). Selanjutnya, jawaban sumber informasi tentang rokok
terbanyak secara berurutan adalah melalui internet (35,4%), teman (34,4%),
sumber lainnya (20,8%), orang tua (18,8%), sekolah (12,5%), masyarakat atau
lingkungan (10,4%), media cetak (8,3%), keluarga (5,2%), dan seminar (4,2%).
5.1.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan
1 Medan
Dalam penelitian ini, tingkat pengetahuan responden dinilai berdasarkan
kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan yang terlampir di dalam
kuesioner. Hasil tingkat pengetahuan responden dapat dilihat melalui tabel
berikut.
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan
1 Medan
Tingkat Pengetahuan f %
Baik 73 76,04%
Sedang 22 22,92%
Kurang 1 1,04%
Total 96 100%
37
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa persentase paling tinggi
adalah tingkat pengetahuan baik, yang diperoleh oleh 73 orang responden
(76,04%).
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan
1 Medan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin
Tingkat Pengetahuan Total
Baik Sedang Kurang
f % f % f % f %
Laki-Laki 34 46,6 18 81,8 0 0,0 52 54,2
Perempuan 39 53,4 4 18,2 1 100 44 45,8
Total 73 100 22 100 1 100 96 100
Berdasarkan tabel 5.6. di atas, berdasarkan jenis kelamin responden,
persentase jenis kelamin terbanyak untuk setiap tingkat pengetahuan adalah, dari
73 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 39 orang berjenis
kelamin perempuan (53,4%). Kemudian, dari 22 orang responden yang memiliki
tingkat pengetahuan sedang, 18 orang berjenis kelamin laki-laki (81.8%). Satu
orang yang memiliki tingkat pengetahuan kurang adalah seorang perempuan.
Tabel 5.7. Distribusi Fekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan 1
Medan Berdasarkan Usia
Usia Tingakat Pengetahuan Total
Baik Sedang Kurang
f % f % f % f %
14 Tahun 5 6,85 1 4,55 0 0 6 6,3
15 Tahun 29 39,7 6 27,3 1 100 36 37,5
16 Tahun 25 34,25 9 40,9 0 0 34 35,4
17 Tahun 14 19,2 5 22,7 0 0 19 19,8
18 Tahun 0 0 1 4,55 0 0 1 1,0
Total 73 100 22 100 1 100 96 100
38
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.7. dapat dilihat bahwa berdasarkan usia, responden yang
memiliki tingkat pengetahuan baik terbanyak adalah responden yang berusia 15
tahun (39,7%). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan sedang terbanyak
adalah responden yang berusia 16 tahun (40,9%). Satu responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang merupakan responden yang berusia 15 tahun.
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan
1 Medan Berdasarkan Status Merokok
Status
Merokok
Tingkat Pengetahuan Total
Baik Sedang Kurang
f % f % f % f %
Ya 7 9,6 4 18,2 0 0,0 11 11,5
Tidak 66 90,4 18 81,8 1 100 85 88,5
Total 73 100 22 100 1 100 96 100
Dari tabel 5.8. tersebut, dapat diketahui bahwa dari 73 orang yang memiliki
tingkat pengetahuan baik, 7 orang (9,6%) merupakan perokok. Kemudian, dari 22
orang yang memiliki tingkat pengetahuan sedang, 4 orang (18,2%) merupakan
perokok. Satu orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang,
statusnya adalah bukan perokok.
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan
1 Medan Berdasarkan Pengalaman Mencoba Rokok
Pengalaman
Mencoba
Rokok
Tingkat Pengetahuan Total
Baik Sedang Kurang
f % f % f % f %
Ada 20 27,4 11 50 0 0,0 31 32,3
Tidak Ada 53 72,6 11 50 1 100 65 67,7
Total 73 100 22 100 1 100 96 100
39
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.9. tersebut, dapat diketahui bahwa dari 73 orang yang memiliki
tingkat pengetahuan baik, 20 orang (27,4%) sudah pernah mencoba rokok.
Kemudian, dari 22 orang yang memiliki tingkat pengetahuan sedang, 11 orang
(50%) sudah pernah mencoba rokok. Satu orang responden yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang, belum pernah mencoba rokok.
5.2. Pembahasan
Pada penelitian ini, dari total 96 orang responden, diperolehlah 54,2%
responden berjenis kelamin laki-laki dan 45,8% berjenis kelamin perempuan
(Tabel 5.1.). Sehingga, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
jumlah responden terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Vina Wiliana, yang dilakukan di SMA
negeri dan swasta di Kota Medan, yang mayoritas respondennya berjenis kelamin
perempuan (59,9%).7 Hal ini dapat terjadi dikarenakan pengambilan data hanya
dilakukan pada 1 sekolah saja, sehingga jumlah total responden berbeda. Selain
itu, juga dapat dikarenakan jumlah murid laki-laki (siswa) di sekolah SMA
Harapan 1 Medan lebih banyak dibandingkan jumlah murid perempuan (siswi).
Berdasarkan usia, jumlah responden berusia 15 tahun memiliki jumlah
terbanyak (37,5%), diikuti usia 16 tahun (35,5%), 17 tahun (19,8%), 14 tahun
(6,3%), dan usia 18 tahun (1,0%). Hal ini dapat terjadi karena jumlah siswa-siswi
di sekolah tersebut mayoritas berusia 15 tahun. Keadaan tersebut juga dapat
terjadi akibat adanya program akselerasi pada tingkat pendidikan sebelumnya,
yang memungkinkan siswa-siswi menyelesaikan pendidikannya lebih cepat
dibandingkan program reguler.25
Melalui kuesioner penelitian ini, juga dapat diperoleh data mengenai status
merokok siswa-siswi di sekolah tersebut. Hasilnya, diperoleh 11 orang (11,5%)
merupakan perokok. Selanjutnya, pada tabel 5.6. dapat diketahui bahwa dari 11
orang perokok, 10 orang merupakan laki-laki (90,9%), dan 1 orang merupakan
perempuan (9,1%). Hasil tersebut sesuai dengan data Riskesdas tahun 2007 dan
2010, yang menyatakan jumlah perokok pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan
pada perempuan.3
40
Universitas Sumatera Utara
Data lainnya yang dapat diperoleh adalah mengenai pengalaman mencoba
rokok. Ada 32,3% responden yang pernah mencoba rokok, dan 67,7% yang tidak
pernah mencoba rokok. Pengertian tentang pengalaman pernah mencoba rokok ini
tidak dibatasi dengan kriteria tertentu. Sehingga, pengalaman pernah mencoba
rokok yang dimaksud dapat berupa hanya mencoba dengan mengecap rasa pada
ujung rokok yang tidak hidup, maupun yang hidup, ataupun benar-benar
menghisap rokok yang hidup.
Hasil dari distribusi karakteristik responden berdasarkan uang jajan
responden per hari, dapat diketahui bahwa sebanyak 2,1% responden memiliki
uang jajan ≤ Rp 10.000,00 , 58,3% responden memiliki uang jajan Rp 10.000,00 –
Rp 30.000,00 , dan 39,6% responden memiliki uang jajan ≥ Rp 30.000,00. Data
ini selanjutnya digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh uang jajan terhadap
status merokok siswa-siswi di SMA Harapan 1 Medan. Menurut data yang
diperoleh, semakin besar jumlah uang jajan responden, semakin besar pula jumlah
responden yang merokok. Diketahui bahwa dari 2 responden yang memiliki uang
jajan ≤ Rp 10.000,00 , tidak ada responden yang merokok (0,0%). Namun, dari 56
responden yang memiliki uang jajan Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 , ada 5 orang
responden yang merokok (8,9%), dan dari 38 orang orang yang memiliki uang
jajan ≥ Rp 30.000,00 , ada 6 orang responden yang merokok (15,8%). Hal ini
sejalan dengan salah satu pembahasan di dalam GYTS (Global Youth Tobacco
Survey), yang menghubungkan harga jual rokok dengan daya beli seseorang.26
Selain itu, uang jajan berhubungan dengan aspek sosial ekonomi. Sosial ekonomi
sendiri berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk memenuhi segala
fasilitas yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tertentu.11
Informasi lain yang dapat diperoleh melalui kuesioner tersebut adalah data
mengenai sumber informasi tentang rokok yang diperoleh responden. Dari 144
jawaban yang diperoleh, responden paling banyak mendapatkan informasi tentang
rokok melalui televisi (39,6%), internet (35,4%), dan teman (34,4%). Data ini
sejalan dengan data yang dimuat dalam GYTS dan GATS mengenai iklan di
televisi yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pemasaran rokok dan
penyampaian informasi tentang rokok.26,27
Internet juga memiliki peran dalam
41
Universitas Sumatera Utara
penyebaran berbagai informasi. Saat ini internet menjadi salah satu pusat
informasi yang dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh
berbagai informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu.28
Semakin mudah akses
informasi, maka semakin cepat pula pengetahuan dapat diperoleh.29
Selain itu,
adanya interaksi sosial memungkinkan terjadinya pertukaran informasi. Teman
yang merokok dapat mempengaruhi teman lainnya untuk merokok. Menurut
penelitian, ada 87% remaja yang merokok yang memiliki sekurang-kurangnya 1
atau lebih teman dekat yang merokok.29
Hasil tingkat pengetahuan pada penelitian ini adalah, dari total 96
responden, 73 responden (76,04%) memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan rokok, kanker paru, dan kaitan rokok sebagai faktor
risiko kanker paru. Dua puluh dua responden (22,92%) memiliki tingkat
pengetahuan sedang, dan 1 responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Hasil
yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Vina Wiliana, yaitu pada SMA swasta jumlah responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik lebih banyak dibandingkan jumlah responden yang memiliki
tingkat pengetahuan sedang, dan jumlah responden yang memiliki tingkat
pengetahuan sedang lebih banyak dibandingkan jumlah responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang.7
Berdasarkan jenis kelamin, dari 73 responden dengan tingkat pengetahuan
baik, 46,6% adalah laki-laki, dan 53,4% adalah perempuan. Hal ini mendukung
hasil jumlah perokok pada perempuan di sekolah tersebut, yang jumlahnya jauh
lebih kecil, dikarenakan tingkat pengetahuan responden perempuan yang lebih
baik tentang rokok dan resiko yang ditimbulkannya.
Dilihat dari distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan usia, diperoleh
sebanyak 39,7% responden dengan tingkat pengetahuan baik berusia 15 tahun,
34,25% berusia 16 tahun, 19,2% berusia 17 tahun, dan 6,85% berusia 14 tahun.
Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa usia merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sehingga semakin bertambah
usia, maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir
seseorang.11
Namun, hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya faktor-faktor lain
42
Universitas Sumatera Utara
yang juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Selain itu, hal tersebut
juga dipengaruhi oleh distribusi karakteristik responden berdasarkan usia, yang
secara berurutan jumlah terbanyak adalah responden dengan usia 15 tahun, 16
tahun, 17 tahun, 14 tahun, dan 18 tahun, yang masing-masing jumlah dan
persentasenya telah dijabarkan sebelumnya.
Dari penelitian ini juga dapat dilihat distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan berdasarkan status merokok, yaitu dari 73 responden dengan tingkat
pengetahuan baik, 7 orang (9,6%) merupakan perokok. Selanjutnya, untuk
distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan pengalaman mencoba rokok,
dari 73 responden dengan tingkat pengetahuan baik, 20 orang (27,4%) sudah
pernah mencoba rokok sebelumnya.
43
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan :
1. Distribusi karakteristik siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan (responden)
dengan persentase paling tinggi adalah siswa-siswi berjenis kelamin laki-laki
dan usia 15 tahun. Responden dengan status merokok sebanyak 11 orang
(11,5%), memiliki pengalaman mencoba rokok sebanyak 31 orang (32,3%),
dan jumlah uang jajan per hari yang paling banyak dimiliki oleh responden
adalah sebesar Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00. Distribusi sumber informasi
tentang rokok yang diperoleh responden dengan persentase paling tinggi
adalah melalui televisi (39,6%), internet (35,4%), dan teman (34,4%).
2. Persentase tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa-siswi SMA Harapan 1
Medan adalah baik sebesar 76,04%, sedang sebesar 22,92%, dan kurang
sebesar 1,04%.
3. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah
responden yang berjenis kelamin perempuan (53,4%).
4. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah
responden yang berusia 15 tahun (39,7%).
6.2. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini
adalah :
1. Diharapkan data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dapat membantu
penelitian selanjutnya, dan dapat dikembangkan menjadi penelitian yang lebih
baik, serta dapat menganalisa lebih bayak aspek yang berhubungan dengan
rokok, kanker paru, dan rokok sebagai faktor risiko kanker paru.
44
Universitas Sumatera Utara
2. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi
untuk tidak merokok dan semakin mewujudkan kawasan bebas rokok,
sehingga mampu membantu mengurangi kejadian kanker paru.
3. Bagi siswa-siswi dan pihak-pihak yang merokok, dapat menjadi motivasi
untuk berusaha berhenti merokok, dan timbul self-awareness mengenai rokok,
dampak yang ditibulkannya, dan mengenai tindakan pencegahan kanker paru.
4. Bagi institusi pendidikan, agar dapat menjadi kajian dalam megembangkan
ilmu pengetahuan, progam-program pendidikan, dan kesehatan remaja,
mengenai permasalahan kanker paru dan rokok sebagai faktor risiko yang
mempengaruhinya.
5. Bagi pelayanan kesehatan, dapat menjadi masukan dalam penyusunan strategi
dan program-program terpadu dalam menanggulangi masalah rokok dan
kanker paru.
6. Bagi SMA Harapan 1 Medan, dapat menjadi sumber informasi tentang
gambaran tingkat pengetahuan siswa-siswi mengenai rokok sebagai faktor
risiko kanker paru. Informasi yang diperoleh juga dapat dikembangkan dan
digunakan dalam menyusun kebijakan sekolah dan program-program dalam
kegiatan belajar-mengajar, serta mengembangkan dan menerapkan program
kawasan bebas rokok di sekolah.
7. Adanya kontrol dari orang tua, atau adanya kerjasama antara pihak sekolah
dan orang tua mengenai penetapan jumlah uang (uang jajan) yang dapat
diperoleh anak, untuk mencegah kejadian merokok atau meminimalkan
kemungkinan anak untuk membeli rokok.
8. Diharapakan dalam penelitian selanjutnya, peneliti memiliki cara-cara yang
lebih inovatif untuk memperoleh data yang akurat, dan dalam mengatasi
permasalahan atau hambatan yang mungkin timbul selama kegiatan penelitian,
seperti: ketidakjujuran responden dalam mengisi kuesioner.
45
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
1. Komite Nasional Penanggulangan Kanker. Panduan Nasional Penanganan
Kanker Paru Versi 1.0 2015. 2015. Jakarta.
2. World Health Organization. Cancer. [Internet]. 2015; [dikutip pada 18
April 2016] Diunduh dari:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/
3. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN:
Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia Berdasarkan Rikesdas 2007 dan
2013. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.
4. Sentra Informasi Keracunan Nasional Pusat Informasi Obat dan Makanan.
Remaja, Tembakau dan Rokok. Jakarta: Badan POM; 2015.
5. WHO. Global target 5: A 30% relative reduction in prevalence of current
tobacco use in persons aged 15+ years. Global Status Report on
Noncommunicable Diseases 2014. 2014: h:53-64.
6. Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar 2013. 2013. Jakarta.
7. Wiliana V. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri dan
Swasta Tentang Merokok Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Paru
di Kota Medan Tahun 2010. 2010
8. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
9. Wijaya Z. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan Angkatan 2012 Tentang Merokok
Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Paru. 2015
10. Cecilia V. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2014 Tentang Rokok
Sebagai Faktor Resiko PPOK. 2015
11. Fatkhurrohman. Pengetahuan Terbaru. [Internet]. 2015; [dikutip pada 28
Mei 2016] Diunduh dari: http://dokumen.tips/documents/pengetahuan-
terbaru.html
12. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Rokok. [Internet]. 2015; [dikutip pada 22
Mei 2016] Diunduh dari: http://kbbi.web.id/rokok
13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes Luncurkan Hasil
Survei Tembakau. Jakarta: Kemenkes. [Internet]. 2012; [dikutip pada 22
Mei 2016] Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/article/print/2048/kemenkes-luncurkan-hasil-
survei-tembakau.html
14. Sukmana T. Mengenal Rokok dan Bahayanya. Jakarta: Be Champion;
2011
15. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Penyakit Tidak Menular.
Jakata: Kemenkes RI; 2012.
16. Anita. Bahaya Menghisap Rokok. [Internet]. [dikutip pada 28 Mei 2016]
Diunduh dari: http://anitanet.staff.ipb.ac.id/artikel-
article/kesehatan/bahaya-merokok/
46
Universitas Sumatera Utara
17. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.
Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta: Menteri Hukum
dan HAM RI; 2011.
18. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Kanker Paru: Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI. 2003.
19. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Situasi Penyakit Kanker.
Jakata: Kemenkes RI; 2015.
20. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN: Situasi
Penyakit Kanker. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.
21. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata KM, Setiahadi B, dan Syam
AF (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Ed 6. Jakarta: Interna
Publishing. 2014.
22. Rab T. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media; 2014.
23. Center for Disease Control and Prevention (CDC). Cancer. [Internet].
2015; [dikutip pada 28 Mei 2016]. Diunduh dari:
http://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/health_effects/cancer/
24. Sastroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Sagung Seto, 2014.
25. Yanti N. Program Percepatan Belajar (Akselerasi) Bagi Anak Berbakat
Intelektual. [Internet]. [dikutip pada 29 November 2016] Diunduh dari:
https://jurnalalishlah.wordpress.com/2014/09/06/program-percepatan-
belajar-akselerasi-bagi-anak-berbakat-intelektual/
26. World Health Organization, Regional Office for South-East Asia. Global
Youth Tobacco Survey (GYTS): Indonesia report, 2014. New Delhi:
WHO-SEARO, 2015.
27. World Health Organization, Regional Office for South-East Asia. Global
Adult Tobacco Survey (GATS): Indonesia report 2011. Indonesia: WHO-
SEARO, 2012.
28. Savitri S. Peranan Internet Sebagai Sumber Informasi. Jakarta: Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2016.
29. Fahrosi A. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok
pada Remaja SMP di Pedesaan dan Perkotaan di Kabupaten Jember. 2013
Lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Shinta Yunindari
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 14 Juni 1995
Agama : Islam
Alamat : Jl. Suka Subur No. 20 Medan
Nomor Handphone : 0813 7089 1495
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. TK Nurul Azizi 1999 – 2001
2. SD Kemala Bhayangkari 1 Medan 2001 – 2007
3. SMP Harapan 2 Medan 2007 – 2010
4. SMA Negeri 1 Medan 2010 – 2013
5. FakultasKedokteranUniversitas Sumatera Utara 2013 – Sekarang
Riwayat Pelatihan
1. PMB FK USU 2013 “ To Learn, To Change, Together”
2. MMB FK USU 2014 “Long Life Learning, Long Life Surfing”
3. Peserta Balut Bidai – TBM PEMA FK USU 2013
4. Pekan Ta’aruf PHBI FK USU 2013
5. Get Together “ Get Together, Get Your Dream” SCORE PEMA FK USU
2013
Lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
6. Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) SCORE PEMA FK USU dengan tema
“Research in My Brain, World in My Hand”
7. Seminar dan Talkshow Islamic Medicine 5 “Immunization: An Integrated Perspective of Islam and Medicine for A Healthy Future” (2015)
8. Simposium Islamic Medicine 5 “Immunization: An Integrated Perspective of Islam and Medicine for A Healthy Future” (2015)
9. DIKLATSAR Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Wilayah Sumatera
Utara (2016)
10. Seminar Pelatihan dan Kesehatan Kulit FK USU (2016)
11. Seminar Motivasi Inspiratif BSMI Sumut 2016 “Jalin Soliditas Pengurus dan Relawan untuk BSMI Sumut Jaya” (2016)
Riwayat Organisasi
1. Staff Muda Divisi Hubungan Luar- Informasi dan Teknologi (Hublu IT)
SCORE PEMA FK USU (2014-2015)
2. Manager Divisi Hubungan Luar- Informasi dan Teknologi (Hublu IT)
SCORE PEMA FK USU (2015-2016)
Lampiran 2
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENJELASAN
Saya Siti Shinta Yunindari, mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul
“Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan Mengenai Rokok
Sebagai Faktor Risiko Kanker Paru”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai rokok sebagai
faktor risiko kanker paru.
Saya mengharapkan kerjasama saudara/i untuk berpartisipasi sebagai
responden penelitian dengan mengisi lembar kuesioner tingkat pengetahuan
tentang merokok sebagai faktor risiko terjadinya kanker paru. Partisipasi dari
saudara/i bersifat sukarela, bukan dengan beban maupun paksaan. Saudara/i
berhak untuk menolak mengikuti jika tidak bersedia.
Jika saudara/i bersedia untuk diikutkan dalam penelitian saya ini, maka
saudara/i diharapkan kesediaannya untuk menandatangani lembar Persetujuan
setelah Penjelasan (PSP). Apabila selama menjadi responden dari penelitian ini
saudara/i memiliki masalah dari penelitian ini, saudara/i dapat menghubungi saya,
Siti Shinta Yunindari (HP : 081370891495).
Atas perhatian Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Medan,______________2016
Hormat saya,
Siti Shinta Yunindari
Lampiran 4
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(Informed Consent)
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya
tentang penelitian:
Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan Mengenai Rokok
Sebagai Faktor Risiko Kanker Paru
Maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : .....................................................................
Umur : .....................................................................
Alamat : .....................................................................
Telp/Hp: : .....................................................................
Menyatakan BERSEDIA dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari
pihak manapun untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat dipergunakan
semestinya.
Medan, .......................... 2016
Yang membuat pernyataan
(........................................)
Lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
KUESIONER PENELITIAN
Tingkat Pengetahuan tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko Terjadinya
Kanker Paru
Kode Kuesioner :
Tanggal :
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Lengkap : .............................................................................
2. Umur : .............................................................................
3. Jenis Kelamin : .............................................................................
4. Kelas : .............................................................................
5. Alamat Tempat Tinggal : .............................................................................
6. Suku : .............................................................................
7. No. Telepon/HP : .............................................................................
8. Apakah anda saat ini adalah seorang perokok ?
Ya Tidak
9. Jika jawaban no. 6 “Ya”, berapakah jumlah batang rokok yang dihisap per hari ?
...........................................................................
10. Apakah anda pernah mencoba merokok ?
Ya Tidak
11. Jika jawaban no. 8 “Ya”, pada usia berapakah anda pertama kali mencoba
merokok ? .....................................................
12. Berapakah jumlah uang jajan anda saat ini ?
≤ Rp 10.000,00 / hari
Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 / hari
≥ Rp 30.000,00 / hari
13. Dari mana sajakah anda pernah mendapatkan informasi tentang rokok? Sebutkan!
...............................................................................................................................
Lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
Lingkarilah salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat!
1. Definisi Rokok menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah...
a. Gulungan tembakau, kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus dengan
daun nipah atau kertas
b. Gulungan kertas, yang dibungkus dengan daun tembakau
c. Gulungan daun sirih, kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus dengan
daun aren
2. Dalam setiap satu batang rokok mengandung…
a. Sedikit bahan kimia yang berbahaya
b. Sedikitnya 4000 jenis senyawa kimia yang membahayakan
c. Bahan kimia yang tidak berbahaya
3. Rokok berisi...
a. daun tembakau
b. obat penenang
c. daun mint
4. Zat yang terkandung di dalam rokok yang dapat menyebabkan kecanduan
adalah…
a. tar
b. nikotin
c. karbon monoksida
5. Zat yang terkandung di dalam rokok yang bersifat karsinogenik adalah…
a. tar
b. nikotin
c. karbon monoksida
6. Apakah bahaya dari karbon monoksida (CO) ?
a. Menimbulkan efek kecanduan
b. Menyebabkan berkurangnya kemampuan darah untuk mengikat oksigen
c. Bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker)
Lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
7. Berikut ini adalah jenis rokok berdasarkan bahan baku pembuatannya yaitu…
a. rokok klobot, kawung, sigaret, cerutu
b. rokok putih, kretek, klembak
c. rokok filter dan non filter
8. Merokok merupakan penyebab utama dari penyakit…
a. kanker payudara
b. kanker otak
c. kanker paru
9. Pada usia berapakah yang memiliki persentase paling tinggi sebagai usia
seseorang mulai merokok untuk pertamakalinya, menurut pusat data dan
informasi Kemenkes RI?
a. 10-15 tahun
b. 15-19 tahun
c. 25-29 tahun
10. Bahaya asap rokok terhadap perokok aktif dengan perokok pasif adalah...
a. perokok aktif < perokok pasif
b. perokok aktif > perokok pasif
c. perokok aktif = perokok pasif
11. Apakah yang dimaksud dengan aliran asap utama ?
a. Asap yang terakumulasi di dalam rokok
b. Asap yang dikeluarkan langsung oleh perokok
c. Asap yang berasal dari ujung rokok yang dibakar
12. Kanker paru merupakan…
a. Penyakit infeksi yang menyerang paru
b. Penyakit peradangan pada saluran nafas
c. Tumor ganas yang berasal dari saluran nafas (primer)
Lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
13. Penyebab utama kematian akibat penyakit keganasan yang menduduki
peringkat pertama di dunia adalah..
a. kanker paru
b. kanker perut
c. kanker hati
14. Kanker Paru dapat berasal dari...
a. Saluran napas
b. Paru, saluran napas, dan penyebaran kanker dari organ lain seperti payudara,
prostat, dan leher rahim
c. Paru
15. Resiko menderita kanker paru pada perokok akan ....... kali lebih tinggi
dibandingkan dengan yang bukan perokok.
a. 7,8
b. 6,8
c. 5,8
16. Kanker paru dapat diklasifikasikan sebagai berikut…
a. Kanker paru jenis bahaya dan tidak bahaya
b. Kanker paru jenis karsinoma sel kecil dan kanker paru jenis karsinoma bukan
sel kecil
c. Tidak ada klasifikasi sama sekali
17. Diantara berikut ini yang merupakan stadium klinis kanker paru yang
berurutan adalah…
a. stadium 0, stadium IA, stadium IB
b. stadium 0, stadium IA, stadium IIA
c. stadium IA, stadium IB, stadium IIA
18. Gejala klinis yang sering timbul pada penderita kanker paru adalah…
Lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
a. Berbicara sendiri, merasa ada suara-suara yang mempengaruhi, merasa ada
yang memata-matai
b. Batuk, sesak napas, nyeri dada,berat badang berkurang, nafsu makan
menghilang
c. Lemah, lelah, letih, lesu. lunglai
19. Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil terdiri dari beberapa tipe,
diantaranya…
a. adenokarsinoma, karsinoma sel skuamos, karsinoma sel kecil,
b. adenokarsinoma, karsinoma sel skuamos, karsinoma sel campuran
c. adenokarsinoma, karsinoma sel skuamos, karsinoma sel besar
20. Prosedur diagnostik penyakit kanker paru yang dapat dilakukan adalah…
a. Gejala klinis, chest x-ray, ct scan toraks, bronkoskopi
b. Bronkoskopi, gejala klinis, chest x-ray, ct scan toraks
c. Gejala klinis, bronkoskopi, chest x-ray, ct scan toraks
21. Pilihan pengobatan yang dapat diberikan untuk kanker paru jenis karsinoma
bukan sel kecil adalah…
a. Kemoterapi kombinasi
b. Bedah (Operatif)
c. Bukan salah satu di atas
22. Pilihan pengobatan yang dapat diberikan untuk kanker paru jenis karsinoma
sel kecil adalah…
a. Kemoterapi kombinasi
b. Bedah (Operatif)
c. Bukan salah satu di atas
23. Pengobatan kanker paru akan lebih baik jika…
a. kanker paru diketahui pada tahap awal
b. kanker paru diketahui pada tahap lanjut
c. kanker paru tidak diketahui sama sekali
Lampiran 6
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
OUTPUT DATA SPSS
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 52 54,2 54,2 54,2
Perempuan 44 45,8 45,8 100,0
Total 96 100,0 100,0
Kelas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid X IS 1 16 16,7 16,7 16,7
X MIA 2 16 16,7 16,7 33,3
XI IS 1 16 16,7 16,7 50,0
XI MIA 4 16 16,7 16,7 66,7
XII IS 2 16 16,7 16,7 83,3
XII MIA 4 16 16,7 16,7 100,0
Total 96 100,0 100,0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 14 6 6,3 6,3 6,3
15 36 37,5 37,5 43,8
16 34 35,4 35,4 79,2
17 19 19,8 19,8 99,0
18 1 1,0 1,0 100,0
Total 96 100,0 100,0
Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
TingkatPengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BAIK 73 76,0 76,0 76,0
SEDANG 22 22,9 22,9 99,0
KURANG 1 1,0 1,0 100,0
Total 96 100,0 100,0
StatusPerokokatauBukanPerokok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Perokok 11 11,5 11,5 11,5
Bukan Perokok 85 88,5 88,5 100,0
Total 96 100,0 100,0
PernahMencobaatauTidakPernahMencoba
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pernah Mencoba 31 32,3 32,3 32,3
Tidak Pernah Mencoba 65 67,7 67,7 100,0
Total 96 100,0 100,0
JumlahUangJajan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < Rp 10.000 2 2,1 2,1 2,1
Rp 10.000 - Rp 30.000 56 58,3 58,3 60,4
> Rp 30.000 38 39,6 39,6 100,0
Total 96 100,0 100,0
Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
JenisKelamin * StatusPerokokatauBukanPerokok Crosstabulation
StatusPerokokatauBukanPerok
ok
Total Perokok
Bukan
Perokok
JenisKelamin Laki-Laki Count 10 42 52
% within JenisKelamin 19,2% 80,8% 100,0%
% within
StatusPerokokatauBukan
Perokok
90,9% 49,4% 54,2%
% of Total 10,4% 43,8% 54,2%
Perempuan Count 1 43 44
% within JenisKelamin 2,3% 97,7% 100,0%
% within
StatusPerokokatauBukan
Perokok
9,1% 50,6% 45,8%
% of Total 1,0% 44,8% 45,8%
Total Count 11 85 96
% within JenisKelamin 11,5% 88,5% 100,0%
% within
StatusPerokokatauBukan
Perokok
100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 11,5% 88,5% 100,0%
JumlahUangJajan * StatusPerokokatauBukanPerokok Crosstabulation
StatusPerokokatauBukanPerokok
Total Perokok Bukan Perokok
Jumla
hUan
gJaja
n
< Rp 10.000 Count 0 2 2
% within JumlahUangJajan 0,0% 100,0% 100,0%
% within
StatusPerokokatauBukanPe
rokok
0,0% 2,4% 2,1%
% of Total 0,0% 2,1% 2,1%
Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
Rp 10.000 - Rp
30.000
Count 5 51 56
% within JumlahUangJajan 8,9% 91,1% 100,0%
% within
StatusPerokokatauBukanPe
rokok
45,5% 60,0% 58,3%
% of Total 5,2% 53,1% 58,3%
> Rp 30.000 Count 6 32 38
% within JumlahUangJajan 15,8% 84,2% 100,0%
% within
StatusPerokokatauBukanPe
rokok
54,5% 37,6% 39,6%
% of Total 6,3% 33,3% 39,6%
Total Count 11 85 96
% within JumlahUangJajan 11,5% 88,5% 100,0%
% within
StatusPerokokatauBukanPe
rokok
100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 11,5% 88,5% 100,0%
JenisKelamin * TingkatPengetahuan Crosstabulation
TingkatPengetahuan
Total BAIK SEDANG KURANG
JenisKelamin Laki-Laki Count 34 18 0 52
% within JenisKelamin 65,4% 34,6% 0,0% 100,0%
% within
TingkatPengetahuan 46,6% 81,8% 0,0% 54,2%
% of Total 35,4% 18,8% 0,0% 54,2%
Perempuan Count 39 4 1 44
% within JenisKelamin 88,6% 9,1% 2,3% 100,0%
% within
TingkatPengetahuan 53,4% 18,2% 100,0% 45,8%
% of Total 40,6% 4,2% 1,0% 45,8%
Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
Total Count 73 22 1 96
% within JenisKelamin 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
% within
TingkatPengetahuan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
Kelas * TingkatPengetahuan Crosstabulation
TingkatPengetahuan
Total BAIK SEDANG KURANG
Kelas X IS 1 Count 11 4 1 16
% within Kelas 68,8% 25,0% 6,3% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 15,1% 18,2% 100,0% 16,7%
% of Total 11,5% 4,2% 1,0% 16,7%
X MIA 2 Count 14 2 0 16
% within Kelas 87,5% 12,5% 0,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 19,2% 9,1% 0,0% 16,7%
% of Total 14,6% 2,1% 0,0% 16,7%
XI IS 1 Count 13 3 0 16
% within Kelas 81,3% 18,8% 0,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 17,8% 13,6% 0,0% 16,7%
% of Total 13,5% 3,1% 0,0% 16,7%
XI MIA 4 Count 12 4 0 16
% within Kelas 75,0% 25,0% 0,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 16,4% 18,2% 0,0% 16,7%
% of Total 12,5% 4,2% 0,0% 16,7%
XII IS 2 Count 11 5 0 16
% within Kelas 68,8% 31,3% 0,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 15,1% 22,7% 0,0% 16,7%
% of Total 11,5% 5,2% 0,0% 16,7%
XII MIA 4 Count 12 4 0 16
% within Kelas 75,0% 25,0% 0,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 16,4% 18,2% 0,0% 16,7%
% of Total 12,5% 4,2% 0,0% 16,7%
Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
Total Count 73 22 1 96
% within Kelas 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
Usia * TingkatPengetahuan Crosstabulation
TingkatPengetahuan
Total BAIK SEDANG KURANG
Usia 14 Count 5 1 0 6
% within Usia 83,3% 16,7% 0,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 6,8% 4,5% 0,0% 6,3%
% of Total 5,2% 1,0% 0,0% 6,3%
15 Count 29 6 1 36
% within Usia 80,6% 16,7% 2,8% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 39,7% 27,3% 100,0% 37,5%
% of Total 30,2% 6,3% 1,0% 37,5%
16 Count 25 9 0 34
% within Usia 73,5% 26,5% 0,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 34,2% 40,9% 0,0% 35,4%
% of Total 26,0% 9,4% 0,0% 35,4%
17 Count 14 5 0 19
% within Usia 73,7% 26,3% 0,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 19,2% 22,7% 0,0% 19,8%
% of Total 14,6% 5,2% 0,0% 19,8%
18 Count 0 1 0 1
% within Usia 0,0% 100,0% 0,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 0,0% 4,5% 0,0% 1,0%
% of Total 0,0% 1,0% 0,0% 1,0%
Total Count 73 22 1 96
% within Usia 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
% within TingkatPengetahuan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
StatusPerokokatauBukanPerokok * TingkatPengetahuan Crosstabulation
TingkatPengetahuan
Total BAIK SEDANG KURANG
StatusPerokokatauBu
kanPerokok
Perokok Count 7 4 0 11
% within
StatusPerokokatauBuk
anPerokok
63,6% 36,4% 0,0% 100,0%
% within
TingkatPengetahuan 9,6% 18,2% 0,0% 11,5%
% of Total 7,3% 4,2% 0,0% 11,5%
Bukan
Perokok
Count 66 18 1 85
% within
StatusPerokokatauBuk
anPerokok
77,6% 21,2% 1,2% 100,0%
% within
TingkatPengetahuan 90,4% 81,8% 100,0% 88,5%
% of Total 68,8% 18,8% 1,0% 88,5%
Total Count 73 22 1 96
% within
StatusPerokokatauBuk
anPerokok
76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
% within
TingkatPengetahuan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
Lampiran 7
Universitas Sumatera Utara
PernahMencobaatauTidakPernahMencoba * TingkatPengetahuan Crosstabulation
TingkatPengetahuan
Total BAIK SEDANG KURANG
PernahMencobaatauTidakPer
nahMencoba
Pernah Mencoba Count 20 11 0 31
% within
PernahMenco
baatauTidakP
ernahMencob
a
64,5% 35,5% 0,0% 100,0%
% within
TingkatPenge
tahuan
27,4% 50,0% 0,0% 32,3%
% of Total 20,8% 11,5% 0,0% 32,3%
Tidak Pernah
Mencoba
Count 53 11 1 65
% within
PernahMenco
baatauTidakP
ernahMencob
a
81,5% 16,9% 1,5% 100,0%
% within
TingkatPenge
tahuan
72,6% 50,0% 100,0% 67,7%
% of Total 55,2% 11,5% 1,0% 67,7%
Total Count 73 22 1 96
% within
PernahMenco
baatauTidakP
ernahMencob
a
76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
% within
TingkatPenge
tahuan
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 76,0% 22,9% 1,0% 100,0%
Lampiran 8
Universitas Sumatera Utara
FOTO KEGIATAN (PENGAMBILAN DATA PENELITIAN)
Proses Pengambilan Data Hari I
(Medan, 27 Oktober 2016)
Proses Pengambilan Data Hari II
(Medan, 28 Oktober 2016)