94
SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR INDRIYANTI Nomor Stambuk : 105650003315                       PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020  

SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

SKRIPSI

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

INDRIYANTI Nomor Stambuk : 105650003315

                      

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020  

Page 2: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

  

ii  

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR KECAMATAN TALLO

KOTA MAKASSAR

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom)

Disusun dan Diajukan Oleh

INDRIYANTI Nomor Stambuk : 105650003315

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

iii  

Page 4: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

iv  

Page 5: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

v  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Indriyanti

Nomor Stambuk : 105650003315

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini dengan judul : Pola Komunikasi

Organisasi di Kantor Camat Tallo Kota Makassar adalah sepenuhnya merupakan

karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya

orang lain, tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Makassar, 2020

Yang menyatakan

Indriyanti

Page 6: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

vi  

ABSTRAK

Indriyanti. Pola Komunikasi Organisasi di Kantor Camat Tallo Kota Makassar (dibimbing oleh Ihyani Malik dan Syukri).  

Komunikasi organisasi merupakan penyampaian dari berbagai pesan/informasi organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Pola komunikasi organisasi adalah suatu cara berkomunikasi yang berupa penyampaian atau pengiriman informasi dari pengirim kepada penerima dan dapat dipahami. Fakta yang terjadi dalam proses pola komunikasi organisasi di Kantor Camat Tallo Kota Makassar terdapat berbagai macam pola dan pendapat yang ada di dalam organisasi. Mengenai pendapat yang terjadi di organisasi terdapat dua perbedaan sisi positif dan negatif. Pendapat mengenai sisi positif di Kantor Camat Tallo Kota Makassar, yaitu sikap saling keterbukaan dalam semua kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan. Antara lain, pengekspresian ide-ide dengan melalui keputusan bersama dalam organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pola Komunikasi Organisasi di Kantor Camat Tallo Kota Makassar dan apa saja faktor pendukung dan penghambat didalam prosesnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yakni suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum dari berbagai data lapangan yang dikumpul secara objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terhadap sejumlah informan dan dokumentasi Analisis data yang digunakan menggunakan model analisa interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola komunikasi yang digunakan di Kantor Camat Tallo yaitu Pola Lingkaran, Pola Roda, dan Pola Y. Pada Kantor Camat Tallo menggunakan pola komunikasi lingkaran disaat melakukan rapat koordinasi guna untuk mencapai tujuan organisasi yang disepakati bersama setiap bidang agar pekerjaan dapat terselesaikan tanpa adanya kesalahan. Faktor yang menjadi pendukung ialah (1) Hubungan yang personal, (2) Media Komunikasi, (3) Waktu dan (4) Fasilitas. Sedangkan yang menjadi faktor yang menjadi penghambat pola komunikasi organisasi lebih mengarah kepada hal (1) Hirarki dalam organisasi, (2) Kurang optimalnya fasilitas pendukung dan (3) Hubungan yan tidak terlalu personal

 

Kata Kunci : Pola Komunikasi, Organisasi

Page 7: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

vii  

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Organisasi di Kantor Camat Tallo

Kota Makassar”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk

memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat Orang Tua tercinta beserta segenap keluarga yang rela berkorban tanpa

pamrih dalam membesarkan, mendidik serta mendoakan keberhasilan penulis,

yang tiada hentinya memberi dukungan disertai segala pengorbanan yang tulus

dan ikhlas. Ibu Dr.Hj.Ihyani Malik,S.Sos.,M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak

Syukri, S.Sos.,M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si.

selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar. Bapak Dr. H. Muh. Tahir, M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi

Ilmu Komunikasi dan Dian Muhtadiah Hamna, S.IP M.I.Kom., selaku Sekretaris

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar. Segenap Dosen dan seluruh jajaran Staf Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak

Page 8: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

viii  

memberikan pengetahuan di mulai dari semester awal hingga semester akhir.

Teman seperjuangan di Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2015, terkhusus

Untuk sahabat perjuangan selama pembuatan skripsi, Yuyun Asmaningsih, A.

Nilakanti Nur, Nurfahmi, Riveni Wajdi, Susilawati, Dini Iryani Hakim, Sumarni,

Selviana, Jusmianti yang selalu sabar dan memberikan motivasi dan saran kepada

penulis. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki

kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan, semuanya hanyalah milik

Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun guna penyempurnaan dan perbaikan Skripsi ini senantiasa dinantikan

dengan penuh keterbukaan 

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 2020

Indriyanti

Page 9: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

ix  

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PENERIMAAN TIM ..................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv ABSTRAK .............................................................................................................. v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 7 B. Pengertian Konsep dan Teori ............................................................................. 9

1. Komunikasi Organisasi ................................................................................ 9 2. Fungsi Tujuan dan Ciri Organisasi ............................................................ 13 3. Pola Komunikasi Organisasi ...................................................................... 14 4. Faktor Dukungan dan Hambatan Komunikasi Organisasi ......................... 20

C. Kerangka Pikir ................................................................................................. 27 D. Fokus Peneliian ................................................................................................ 28 E. Definisi Fokus Penilitian .................................................................................. 29

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................... 31 B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................................. 31 C. Sumber Data ..................................................................................................... 32 D. Informan Penelitian .......................................................................................... 32 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 33 F. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 34 G. Keabsahan Data ................................................................................................ 35 H. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 38 B. Hasil Penelitian ................................................................................................ 46

1. Pola Komunikasi Organisasi ...................................................................... 46 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pola Komunikasi Organisasi ............ 58

C. Pembahasan ...................................................................................................... 75

Page 10: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

x  

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 79 B. Saran ................................................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 81

Page 11: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

xi  

DAFTAR TABEL

A. Tabel 3.1 Data Informan Penelitian ............................................................. 33 B. Tabel 4.1 Wilayah Luas Area Kecamatan Tallo .......................................... 39 C. Tabel 4.2 Jumlah Pegawai Kecamatan Tallo ............................................... 42

Page 12: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

xii  

DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................. 29 B. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kecamatan Tallo ......................................... 43

 

Page 13: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan komunikasi dalam

kehidupannya, artinya memerlukan orang lain atau kelompok untuk saling

berinteraksi. Ia selalu hidup dengan manusia lainnya, selalu berkomunikasi untuk

mengatur dan mengorganisasi kehidupannya. Hal ini menunjukkan proses

komunikasi sebagai proses interaksi sosial antara individu dengan lainnya dengan

kelompok masyarakat. Proses interaksi melahirkan berbagai komponen individu,

kelompok masyarakat, dan organisasi dengan sistem kepemimpinan. Seorang

pimpinan secara rutin berkomunikasi dengan staffnya untuk menyampaikan

berbagai informasi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Dalam hal ini,

seorang pimpinan dituntut untuk dapat berkomunikasi lebih baik daripada staffnya

agar informasi yang disampaikan lebih jelas dan akhirnya berdampak pada

keefektifan lingkungan kerja.

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan manusia harus dipelajari dan

dikembangkan guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan yang

lainnya dan dapat berkomunikasi secara efektif untuk mencapai tujuan.

Penggunaan komunikasi terus mengalami perkembangan seiring dengan

perkembangan teknologi komunikasi. Melalui perkembangan teknologi

komunikasi akan lebih memudahkan pencapaian tujuan, baik tujuan individu

maupun tujuan perusahaan dan masyarakat. Pentingnya komunikasi bagi

kehidupan manusia harus dipelajari dan dikembangkan guna meningkatkan k

Page 14: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

2  

  

mampuan berkomunikasi dengan yang lainnya dan dapat berkomunikasi secara

efektif untuk mencapai tujuan. Penggunaan komunikasi terus mengalami

perkembangan seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi. Melalui

perkembangan teknologi komunikasi akan lebih memudahkan pencapaian tujuan,

baik tujuan individu maupun tujuan perusahaan dan masyarakat dapat

mengakibatkan macet atau berantakannya suatu perusahaan. Komunikasi menjadi

sangat penting dalam kehidupan manusia. Bukan saja komunikasi dijadikan

sebagai alat penyalur pesan, ide, gagasan atau buah pikirannya saja, tetapi

komunikasi digunakan sebagai alat untuk memengaruhi orang lain atau sebagai

alat interaksi menyamakan persepsi dan untuk mencapai berbagai tujuan individu,

kelompok, perusahaan maupun masyarakat.

Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si

pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Si pengirim

pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi. Begitu juga

halnya dengan si penerima pesan dapat berupa seorang anggota organisasi,

seorang kepala bagian, pimpinan, kelompok orang dalam organisasi atau

organisasi secara keseluruhan. Istilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu

berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara terus-menerus, berubah-ubah, dan

tidak henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik

karena antara si pengirim dan si penerima saling memengaruhi satu sama lain.

Perubahan tingkah laku maksudnya perubahan yang terjadi didalam diri individu

mungkin dalam hal kognitif, afektif, atau psikomotorik.

Page 15: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

3  

  

Keberhasilan organisasi mencapai tujuan bukan saja karena masalah

keuangan yang memadai, sarana dan prasarana semata tetapi sangat bergantung

pada komunikasi yang digunakan dalam kepemimpinan perusahaan guna

menghimpun aktivitas hubungan di antara yang terlibat dalam perusahaan.

Organisasi jelas membutuhkan adanya suatu komunikasi yang baik antar individu

di dalam organisasi tersebut maupun antara organisasi satu dengan yang lainnya.

Kita tahu pentingnya komunikasi organisasi yang baik akan sangat mempengaruhi

kinerja dalam suatu organisasi tersebut. Komunikasi dalam suatu organisasi

sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu komunikasi diluar organisasi (eksternal) dan

komunikasi di dalam organisasi (internal). Komunikasi eksternal adalah

merupakan komunikasi yang berkaitan dengan kegiatan di luar organisasi seperti

komunikasi yang terjadi antara organisasi dengan organisasib lain, organisasi

dengan stekholder di luar organasasi, organisasi dengan pemerintah, dan lain

sebagainya.

Berbeda halnya dengan komunikasi internal yang merupakan komunikasi

yang terjadi di dalam organisasi, atasan dengan bawahan, dan kadang komunikasi

internal inilah yang sangat dibutuhkan untuk membangun organisasi tersebut

menjadi kompak dalam menjalankan tujuan organisasi. Kantor Kecamatan Tallo

Kota Makassar merupakan salah satu organisasi pemerintahan yang masing-

masing pegawai terdiri atas bidang-bidang teretentu dan memiliki tugas dan

tanggung jajwab yang berbeda. Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, di

Kantor Camat Tallo Kota Makassar komunikasi yang digunakan yakni

menggunakan komuniksi formal dan nonformal. Tergantung dalam situasi yang

Page 16: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

4  

  

ada di kantor Camat Tallo Kota Makassar. Dalam kegiatan sehari-hari

menggunakan komunikasi nonformal kepada para staff, sebaliknya jika ada

kegiatan menggunakan komunikasi formal. Hal ini yang mengakibatkan

terbentuknya hubungan emosional di Kantor Camat Tallo. Pimpinan dalam suatu

organisasi seharusnya membangun komunikasi yang efektif dengan.bawahannya

agar tercipta komunikasi yang efisien. Karena dalam suatu organisasi komunikasi

yang efektif sangat dibutuhkan. Jika dalam organisasi komunikasinya tidak efektif

dan tidak berjalan dengan mulus akan menjadi awal terhambatnya manajemen

organisasi.

Komunikasi yang efektif sudah sepatutnya sangat dibutuhkan di dalam

proses pemerintahan, namun terdapat sebuah problematika yang muncul dengan

diupayakannya kondisi tersebut agar berlangsung dengan baik. Seperti halnya di

kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar dimana proses penyampaian informasi

yang berlangsung dengan hirarki top down kurang tersampaikan secara

terstruktur, dalam hal ini penyampaian informasinya yang dimaksudkan terkadang

tidak secara formal. Kepemimpinan dalam instansi pemerintahan akan berjalan

dengan baik melalui peran komunikasi yang efektif, menghubungkan dan

menyatukan anggota orgasinasi ke dalam mekanisme kerjasama dalam instansi

pemerintahan tidak dapat tercapai tanpa keberadaan komunikasi yang mampu

menciptakan interaksi di antara pimpinan dengan bawahan dan antara bawahan

dengan pimpinan. Terdapat beberapa hambatan dalam pola komunikasi yang

berlangsung dimana peran Camat sebagai pimpinan tertinggi masih dibutuhkan

intensitas yang lebih aktif dalam memberikan teguran arahan hingga motivasi

Page 17: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

5  

  

untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai hingga kedisiplinan karena tidak

bisa dipungkiri bahwa masih ada pegawai yang belum bekerja sesuai ketentuan

jam kerja yang ada, seperti jam masuk dan pulang kantor tidak tepat pada

waktunya, keterlambatan dalam masuk jam kerja dan cepatnya pulang pada saat

masih dalam jam kantor sehingga sering memperlambat pekerjaan dalam

memberikan pelayanan. Maka akan sangat disayangkan karena jika peran setiap

ihak terkhusus seorang pimpinan dalam menjaga pola komunikasi organisasi

untuk meningkatkan motivasi kerja pegawainya yang kenyataannya pemanfaatan

tenaga kerja para pegawai selaku sumber daya manusia yang belum optimal.

Berdasarkan uraian diatas, dengan melihat begitu pentingnya proses

komunikasi dalam sebuah organisasi, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian guna mengetahui bagaimana pola komunikasi antara pimpinan dan staff

dalam sebuah organisasi, khususnya di Kantor Camat Tallo Kota Makassar

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pola komunikasi organisasi yang berlangsung di Kecamatan

Tallo Kota Makassar ?

2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pola

komunikasi organisasi di Kecamatan Tallo Kota Makassar ? 

Page 18: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

6  

  

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pola komunikasi organisasi yang berlangsung di

Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pola

komunikasi organisasi di Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

a. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu wacana

untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dalam segi keilmuan

khususnya komunikasi dan kepemimpinan organisasi.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

penelitian untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya komunikasi

organisasi, serta penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian

sejenisnya.

Page 19: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

 

7  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai dasar

dalam penyusunan penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil yang

telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan

gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.

Kajian yang digunakan yaitu mengenai mutasi/pemindahan tugas, yang

diharapkan dapat menjadi solusi dalam evaluasi kinerja suatu organisasi. Berikut

ini adalah rincian terkait dengan penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan

dengan penelitian penulis saat ini :

1) Penelitian dilakukan oleh Mariana Fajarwati (2017), dengan Judul skripsi

“Pola Komuniksi Organisasi Pada Komunitas Oi (Penggemar Iwan

Fals)” (Studi Deskriptif tentang Pola Komunikasi Organisasi pada

Komunitas Oi (Penggemar Iwan Fals) di Kota Bandung). Hasil penelitian

menunjukan bahwa arus pesan komunikasi organisasi berjalan sesuai

dengan yang diharapkan. Hambatan yang dialami oleh Komunitas Oi di

Kota Bandung berupa bahasa dan minimnya penggunaan teknologi.

Selain itu pola komunikasi organisasi yang terjadi meski rumit tetapi

berjalan dengan baik.

2) Penelitian dilakukan oleh Lucy Pujasari Supratman (2018) dengan judul

Skripsi Pola Komunikasi Organisasi Kepemimpinan Strategis di PT

Telkomsel. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi manager

Page 20: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

8  

  

menjadi acuan bagi para supervisor divisi dalam mensinergikan pesan pada

staf divisi yang mengeksekusi keputusan pimpinan di lapangan. Atmosfir

keselarasan pesan dibentuk manager melalui keterbukaan komunikasi untuk

tetap mencapai keselarasan visi misi sesuai bentuk penugasan setiap anggota

organisasi.

3) Penelitian dilakukan oleh Eko Noviyanto (2018), dengan judul skripsi Pola

Komunikasi Organisasi PT. Sri Rejeki Isman Tbk. Antara Karyawan Office

dan Karyawan Produksi Dalam Penyampaian Informasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Pola komunikasi yang terbentuk aliran informasi yang

terjadi antara karyawan office dan karyawan produksi PT. Sri Rejeki Isman

Tbk./ PT. SRITEX adalah pola komunikasi Y dan pola komunikasi Rantai.

4) Penelitian dilakukan oleh Hildayani (2017), dengan judul skripsi Pola

komunikasi organisasi perpustakaan UNMUL dalam menjaga muti

pelayanan prima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang kuat

antara komunikasi efektif pustakawan dan kepuasan pemustaka, maka

semakin baik komunikasi efektif dari pustakawan semakin tinggi tingkat

kepuasan pemustaka di Pepustakaan Universitas Mulawarman.

5) Penelitian dilakukan oleh Aditya Tri Saputra (2016), dengan judul skripsi

Pola Komunikasi Suporter Sepak Bola (Studi Deskriptif Kualitatif Pola

Komunikasi Arsenal Indonesia Suporter Solo). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pola komunikasi kelompok supporter AIS Solo yang

terjadi dua komunikasi yaitu komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi

yang terjadi hamper seluruhnya menggunakan komunikasi non formal.

Page 21: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

9  

  

B. Pengertian, Konsep Dan Teori

1. Komunikasi Organisasi

R. Wayne Pace dan Don F. Faules yang dialihbahasakan oleh Mulyana

(2001: 31-32) mengemukakan definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai

pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan

bagian dari suatu organisasi tertentu. Unit komunikasi organisasi adalah hubungan

antara orang-orang dalam jabatan-jabatan (posisi-posisi) yang berada dalam

organisasi tersebut. Unit dasar dalam komunikasi organisasi adalah seseorang

dalam suatu jabatan. Komunikasi organisasi adalah proses komunikasi di dalam

latar kepentingan organisasi. Organisasi adalah kegiatan-kegiatan sejumlah orang

yang di koordinasi kea rah pencapaian tujusn bersama, yang merupakan kekuatan

sosial yang khas dari masyarakat industry dan pasca-industri. (Andre

Hardjana:2016). Komunikasi organisasi merupakan pengirim dan penerimaan

berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu

organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi

itu sendiri dan sifatnya berorientasi terhadap kepentingan organisasi yang berisi

cara kerja di dalam organisasi. Misalnya : Memo, kebijakan, pernyataan, jumpa

pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang

disetujui secara sosial, dimana orientasinya buksn pada organisasi tetapi lebih

kepada anggotanya secara individual.

Goldhaber dalam buku Komunikasi Organisasi Lengkap, memberikan

definisi komunikasi organisasi sebagai Organizational communication is the

process of creating and exchanging messages with a network of interdependent

relationship to cope with environmental uncertainty. Terjemahannya: komunikasi

Page 22: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

10  

  

organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam rangkaian

hubungan yang selalu berubah-ubah. Menurut Keith Davis (dalam Muhammad

Arni, 2014) suatu organisasi tidak akan eksis tanpa adanya komunikasi. Tidak

akan memungkinkan terjadinya koordinasi kerja yang diharapkan, kerja sama

yang baik antara pimpinan dan bwahan tidak mungkin tercipta sebab mereka tidak

mengomunikasikan kebutuhan dan perasaanya satu sama lain. Perilaku organisasi

berkaitan dengan bagaimana orang yang bertindak dan bereaksi dalam semua

jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang dipekerjakan, dididik dan

dilatih, diberi informasi, dilindungi, dan dikembangkan. Dengan kata lain, maka

perilaku organisasi adalah bagaimana orang berperilaku di dalam suatu organisasi.

(Wibowo,2015).

Menurut Taylor sebagaimana dikutip (Alo, Liliwery,2014) membahas

komunikasi organisasi mengikuti teori saintifik manajemen, dimana jika

organisasi ingin meningkatkan produktifitasnya, setiap pekerja harus bekerja

sesuai dengan jenis pekerjaan. Disamping itu, setiap pekerja harus memulai dan

menghentikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Menurutnya, baik

kalau setiap pekerja menekuni pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, juga

bekerja sesuai dengan jadwal inilah metode pekerjaan yang baik, dan hanya

dengan metode ini organisasi akan menghasilkan pekerjaan yang baik pula.

Adapun prinsip-prinsip dan teori saintifik manajemen adalah sebagai berikut (Alo

Liliwery,2014)

a. Kesatuan komando

b. Rantai scalar

c. Divisi pekerjaan

Page 23: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

11  

  

d. Tanggung jawab dan otoritas

e. Disiplin

f. Mengutamakan kepentingan umum dari kepentingan individu.

Adapun definisi komunikasi organisasi yaitu sebagai pertunjukan dan

penafsiran pesan diantara unit-unti komunikasi yang merupakan bagian dari suatu

organisasi dalam hubungan-hubunga Hirarki antara yang satu dengan lainnya dan

berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas

manusia yang dikenali oleh semua orang namun sangat sedikit yang dapat

mendefinisikannya secara memuaskan. Komunikasi memiliki variasi definisi yang

tidak terhingga seperti; saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran

informasi, gaya rambut kita, kritik sastra, dan masih banyak lagi.(Poppy

Ruliana,2016). Dalam komunikasi organisasi cenderung menggunakan

komunikasi verbal dan komunikasi non verbal:

a) Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan

komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis maupun lisan. Karena

kenyataannya ide-ide pemikiran atau keputusan lebih mudah disampaikan

secara verbal dibandingkan dengan non verbal sehingga komunikan dapat

lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Contoh komunikasi verbal secara lisan, dapat melalui media seperti

seseorang yang sedang bercakap melalui telepon. Sedangkan secara tertulis

melalui media berupa surat, lukisan, grafik, Dll.

Page 24: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

12  

  

b) Komunikasi Non Verbal

Komunikasi Non Verbal merupakan penciptaan dan pertukaran pesan

dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi menggunakan

gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata,

ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Komunikasi verbal tidak akan

efektif hanya karena komunikasinya tidak menggunakan komunikasi non

verbal dalam waktu yang bersamaan. Melalui komunikasi non verbal orang

bias menarik suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang,

baik rasa senang, benci, cinta, kangen tanpa harus mengatakannya. (Ita

Aprini,2014).

Dalam sebuah komunikasi organisasi terdapat jaringan komunikasi

diantaranya (Andre Hardjana,2016).

a) Komunikasi Formal

Komunikasi formal berlangsung mengikuti jenjang kewenangan Hirarkis

yang abdsah dan terkait dengan tugas. Komunikasi formal terpusat pada

keputusan pimpinan dan berfungsi untuk pemberian perintah, koordinasi,

dan control atas kegiatan-kegiatan bawahan. Hal ini sesuai dengan konsep

kewenangan yang pada dasarnya berarti kekuasaan membuat keputusan-

keputusan yang menuntun dan mengarahkan tidakan-tindakan orang lain.

b) Komunikasi Informal

Komunikasi informal muncul dari hubungan sosial antar anggota

organisasi dalam bentuk pertemuan individual. Komunikasi informal praktis

dapat melibatkan semua anggota organisasi dari mereka yang menduduki

Page 25: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

13  

  

jabatan paling tinggi sampai pelaksana paling bawah Karena tidak

melibatkan pesan tugas. Komunikasi informal semula juga disebut

organisasi informal (informal organization).

2. Fungsi, Tujuan dan Ciri Organisasi

Terdapat beberapa fungsi tujuan organisasi, antara lain :

a) Pedoman bagi kegiatan. Ini dilakukan melalui penggambaran hasil-hasil di

waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemutusan

kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan.

b) Sumber Legitimasi. Ini akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk

mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya.

c) Standar pelaksanaan. Bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, ini

dapat memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan

(prestasi) organisasi.

d) Standar motivasi. Ini berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan

yang penting. Pada kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan

insentif

e) Dasar rasional pengorganisasian. Tujuan organisasi merupakan suatu dasar

perancangan organisasi.

Adapun ciri-ciri suatu organisasi adalah sebagai berikut (Muhammad

Jauhan,2013)

a) Lembaga social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola

interaksi yang ditetapkan.

b) Dikembangkan untuk mencapai tujuan.

Page 26: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

14  

  

c) Secara sadar dikoordinasikan dan, dengan sengaja, disusun.

d) Instrument social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat

diidentifikasi.

3. Pola Komunikasi Organisasi

Menurut Effendy (dalam Gunawan 2013) pola komunikasi adalah suatu

proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur—unsur

yang dicakup beserta keberlangsungannya guna memudahkan pemikiran secara

sistematik dan logis. Pola komunikasi dapat diartikan sebagai pola hubungan

antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara

yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Pola komunikasi dan

aktivitas organisasi sangat tergantung pada tujuan, gaya manajemen, dan iklim

organisasi yang bersangkutan, artinya bahwa komunikasi itu tergantung pada

kekuatan-kekuatan yang bekerja dalam organisasi tersebut, yang ditujukan oleh

mereka yang melakukan pengiriman dan penerimaan pesan.

Studi tentang pola komunikasi dilakukan dalam usaha untuk menemukan

cara terbaik dalam berkomunikasi. Walaupun sebenarnya tidak ada cara yang

benar-benar baik secara universal dibidang komunikasi dikarenakan informasi

dapat dikirimkan dengan tujuan yang berbeda-beda. Selain itu dalam sebuah

komunikasi tentu berbicara tentang bagaimana komunikasi itu tersalurkan,

Berikut implementasi pola komunikasi organisasi yang ditetapkan dalam saluran

komunikasi organisasi yang dapat digunakan untuk berinteraksi agar sesuai

dengan apa yang diharapkan dan komunikasi tersebut dapat terstruktur dengan

baik dan mudah dipahami. Adapun saluran komunikasi organisasi:

Page 27: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

15  

  

a) Komunikasi dari Atas ke Bawah

Aliran komunikasi dari atasan kebawahan terkait dengan tanggung

jawab dan wewenang seseorang dalam suatu organisasi. Seorang manajer

menggunakan jalur komunikasi ke bawah dengan tujuan mengarahkan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada

dilevel bawah. Komunikasi dari atas ke bawah berbentuk perintah, intruksi

dan prosedur yang harus dijalankan para bawahan.

Menurut Katz dan Kahn sebagaimana dikutip Sri Astuti

Pratminingsih, komunikasi dari atas ke bawah mempunyai lima tujuan

pokok, yaitu:

1) Tujuan memberikan pengarahan atau intruksi kerja tertentu.

2) Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktik harus

dilaksanakan.

3) Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktik

organisasional.

4) Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para

karyawan.

5) Untuk menyajikan informasi mengenai hal ideology dalam

membantu

b) Komunikasi dari bawah ke atas

Dalam struktur organisasi komunikasi dari bawah ke atas (botton up

atau upward communication) berarti alur informasi berasal dari bawah

menuju ke atasan. Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi

dalam suatu organisasi dan mengambil keputusan secara tepat, sudah

Page 28: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

16  

  

sepantasnya bila manager memperhatikan dan mendengarkan aspirasi

yang berasal dari bawah. Dengan kata lain, partisipasi bawahan dalam

proses pengambilan keputusan akan sangat membantu dalam pencapaian

tujuan organisai.

Untuk mencapai keberhasilan organisasi, para atasan atau pimpinan

harus mempercayai bawahannya. Komunikasi kebawah dalam sebuah

organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih

tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah (Nurani

Soyomukti:2010). Informasi yang biasa dikomunikasikan dengan cara ini,

misalnya:

1) Mengenai bagaimana melakukan pekerjaan

2) Mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan

3) Mengenaik kebijakan dan praktik organisasi

4) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas

Menurut Smith sebagaimana dikutip Arni, Muhammad (2014)

komunikasi ke atas atau komunikasi dari bawah ke atas berfungsi sebagai

balikan bagi pimpinan memberikan petunjuk tentang keberhasilan suatu

pesan yang disampaikan kepada bawahan dan dapat memberikan stimulus

kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam merumuskan pelaksanaan

kebijaksanaan bagi departemennya atau organisasinya.. Misalkan seorang

bawahan memberikan informasi yang negative, seperti munculnya

kegagalan di bidang pemasaran, kebocoran anggaran, menumpuknya

utang, dan sejenisnya di dalam organisasi.

Page 29: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

17  

  

a) Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-

orang yang sama tingkatan otoritasnya didalam organisasi. Pesan yang

mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal.

Kebanyakan manajer suka melakukan tukar menukar informasi dengan

teman-temannya di dapartemen yang berbeda,

b) Komunikasi diagonal

Komunikasi diagonal merupakan aliran komunikasi dari orang-

orang yang memiliki Hirarki yang berbeda dan tidak memiliki

hubungan dengan kewenangan secara langsung. Misalnya, komunikasi

antara manager pemasaran dengan kewenangan secara langsung.

Secara umum terdapat beberapa pola atau struktur komunikasi

dalam organisasi, yaitu: bentuk roda, Y, lingkaran, rantai, dan

informasi untuk semua arah. Carl I. Hovland dan Webster’s News World

Dictionary dikutip dari buku (Arni, Muhammad, 2014: 45). Secara rinci

menjabarkan hal tersebut sebagai berikut:

a) Pola roda

Merupakan komunikasi dengan dua saluran, di mana setiap

karyawan akan mengirim dan menerima pesan ke pusat komunikasi,

dan pusat komunikasi akan menerima serta mendistribusikan

informasi yang diterimanya. Pada contoh bentuk roda ini, atasan

biasanya merupakan sumber komunikasi, ia dapat mengirimkan

informasi ke semua bawahannya. Masing-masing bawahan dapat

mengirim pesan jaringan yang menggambarkan situasi di mana

Page 30: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

18  

  

kedua anggota pada bagian ujung rantai hanya dapat

berkomunikasi dengan orang di antara mereka dan orang yang

berada di pusat. Dengan demikian, kedua orang yang berada di tengah-

tengah menyampaikan informasi ke atas.

Pola komunikasi tersebut jelas mempunyai dampak

terhadap organisasi. Jaringan komunikasi yang desentralisasi seperti

yang diilustrasikan dengan bentuk roda dan rantai boleh jadi cocok

untuk menghimpun informasi una menanggulangi masalah-masalah

rutin. Untuk menghindarkan komunikasi yang tidak diperlukan, figur

sentral juga memiliki kesempatan besaruntuk mempengaruhi yang

lain dan untuk mempraktikkan keorganisasian. Jaringan komunikasi

mempunyai karakteristik lain, yang biasanya disebut dengan pola atau

bentuk. Pola atau bentuk jaringan ini mempengaruhi kinerja

organisasi.

Sentralisasi menunjukkan pada tingkat di mana suatu

kelompok berpurat di sekitar satu orang. Posisi yang paling sentral

adalah seseorang yang berinteraksi dengan semua atau sebagian

besar anggota organisasi. Pola atau struktur komunikasi

sentralisasi akan efisien untuk tugas bersifat komplek. Seorang

individu pada saat-saat tertentu hanya dapat menangani sejumlah

informasi tertentu, dan dalam tugas-tugas yang komplek seseorang

akan kelebihan informasi, yang disebut dengan kejenuhan

informasi. Ke atas tersebut, namun tidak dapat mengirim dan

menerima pesan langsung dari karyawan

Page 31: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

19  

  

b) Pola Y

Pada pola Y ini pusat komunikasi tidak dapat berkomunikasi

langsung dengan seluruh individu, tetapi ada indivu yang

komunikasinya harus melalui individu lain.

c) Pola Rantai

Pola rantai hampir sama dengan pola lingkaran, hanya saja di sini

ada dua individu yang berada di akhir jaringan, sehingga hanya

dapat mengirim dan menerima pesan dari satu posisi.

d) Pola Lingkaran

Pola komunikasi lingkaran memungkinkan masing-masing

individu untuk mengirim pesan ke sebelah kiri atau ke sebelah

kanannya. Namun demikian individu tidak dapat mengirim dan

menerima pesan secara langsung ke seluruh karyawan.

e) Pola Semua Arah (lingkaran)

Pada pola ini, semua individu pada semua posisi dimungkinkan

untuk mengirim dan menerima informasi kesegala arah. Jaringan,

struktur, pola ini digunakan untuk menentukan tipe interaksi antara

individu dalam perusahaan. Perkembangan komunikasi sejalan dengan

kemajuan suatu masyarakat.Pada masyarakat yang telahmaju seperti

Amerika, maka bidang ilmu komunikasi ini mendapat perhatian yang

relatif besar. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya universitas yang

membuka jurusan komunikasi, banyak penelitian-penelitian mengenai

Page 32: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

20  

  

komunikasi,serta berkembangnya produk teknologi yang mendukung

komunikasi seperti: televisi, telepon, internet, dan satelit.

Di Indonesia, pada awalnya pemahaman tentang komunikasi

ini belum mendapatkan perhatian dari masyarakat. Namun dengan

berkembangnya perekonomian dan masyarakat pada umumnya, maka

perhatian terhadap komunikasi menjadi sangat besar pula. Lebih dari

itu, dalam era globalisasi, di mana batasan-batasan dunia menjadi

kabur, maka perkembangan komunikasi tidak dapat dibendung lagi.

Orang-orang di benua yang berbeda dapat berkomunikasi dengan

cepat. Selain itu tersedia banyak pilihan komunikasi.

4. Faktor Dukungan dan Hambatan dalam Komunikasi Organisasi

a. Dukungan dalam Komunikasi Organisasi

Strategi komunikasi adalah suatu perencanaan komunikasi untuk mencapai

suatu tujuan. Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam mencapai tujuan

tertentu, terutama pada sebuah kesepakatan bisnis. Strategi komunikasi sendiri

tidak bisa dilakukan secara spontan karena harus disusun secara detail agar

komunikasi yang akan dilakukan berjalan dengan baik sesuai keinginan. Untuk

menyusun strategi komunikasi, ada banyak faktor pendukung strategi komunikasi

yang harus dipertimbangkan. Pace, R. Wayne & Faules 2006 dalam (Mulyana,

2001) menjabarkan berikut adalah beberapa faktor pendukung strategi komunikasi

yang perlu diketahui:

1. Mengenali sasaran komunikasi

Sebelum melakukan komunikasi, hendaknya melakukan pengenalan dulu

terhadap lawan komunikasi nantinya. Sangat penting untuk mengetahui mengenai

Page 33: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

21  

  

sasaran komunikasi agar komunikasi yang berjalan nanti dapat dipahami olehnya

dengan baik.

2. Penyusunan pesan

Dalam melakukan strategi komunikasi, perlu dilakukan penyusunan pesan

terlebih dahulu agar strategi berjalan dengan baik sesuai dengan rencana.

Penyusunan pesan haruslah memperhatikan tatanan bahasa yang akan digunakan

dalam berkomunikasi. Gunakan bahasa yang formal namun tetap santai dan tidak

kaku. Begitu pula dalam mendapatkan perhatian dari sasaran komunikasi sejak

awal komunikasi. Membangkitkan perhatian pada sasaran komunikasi sangat

penting agar komunikasi dapat terus berjalan dengan baik. Gunakan beberapa

kalimat pada bagian awal yang akan membuat perhatian dari sasaran komunikasi

langsung teralihkan dan berfokus pada topik pembicaraan. Hal ini sangat

menentukan hasil dari komunikasi yang terjadi nantinya.

3. Metode yang digunakan

Faktor pendukung strategi komunikasi juga ditentukan oleh metode yang

digunakan. Metode yang dimaksudkan disini adalah metode penyampaian.

Terdapat banyak metode dalam strategi komunikasi agar berjalan dengan baik,

misalnya metode canalizing. Metode canalizing adalah metode strategi

komunikasi dimana inti dari pesan terus dikatakan berulang kali sehingga sasaran

komunikasi akan terus merekam arah dari pembicaraan. Ada juga metode

edukatif, dimana sasaran akan diajak untuk mengetahui kebenaran dari isi pesan

tersebut dengan memaparkan beberapa fakta yang menarik. Dengan metode ini,

sasaran komunikasi akan digiring untuk menyetujui isi dari komunikasi yang

dilakukan karena telah melihat fakta yang telah dipaparkan sebelumnya.

Page 34: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

22  

  

4. Media komunikasi

Pemilihan media komunikasi juga sangat mempengaruhi strategi

komunikasi. Ada banyak macam-macam media komunikasi yang bisa digunakan,

misalnya proyektor. Proyektor biasanya sering digunakan sebagai media

komunikasi dalam melakukan komunikasi bisnis. Dengan menggunakan

proyektor sebagai media komunikasi, maka sasaran komunikasi akan jauh lebih

fokus dan jelas melihat isi pesan yang disampaikan. Media komunikasi yang

dipilih juga sebaiknya sesuai dengan latar belakang dari sasaran komunikasi

sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dari isi pesan yang disampaikan.

5. Situasi dan kondisi

Bukan hanya karena faktor dari sasaran dan media komunikasi yang

digunakan saja, tapi juga bergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi. Situasi

dan kondisi yang kondusif akan sangat mendukung strategi komunikasi yang

dilakukan. Maka dari itu, pastikan ketika komunikasi akan dilakukan, semua

berada pada situasi dan kondisi yang tepat. Buat suasana yang nyaman bagi

sasaran komunikasi agar ia merasa jauh lebih mudah menerima isi pesan yang

akan disampaikan.

6. Komunikator

Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan kepada sasaran

komunikasi. Peran komunikator dalam kesuksesan strategi komunikasi sangatlah

penting. Ia akan sangat mempengaruhi jalannya startegi komunikasi yang

digunakan. Setiap susunan strategi komunikasi harus dipelajari dengan baik agar

Page 35: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

23  

  

ia bisa membawa sasaran komunikasi pada tujuan komunikasi yang sebenarnya.

Pemilihan komunikator juga sangat penting. Tidak bisa sembarangan memilih

komunikator yang juga bertugas sebagai eksekutor di lapangan. Komunikator

yang dipilih haruslah yang benar-benar kompeten dalam menjalankan tugasnya

ketika menyampaikan pesan. Pemilihan komunikator yang salah justru akan

menggagalkan strategi komunikasi yang telah disusun dengan baik.

7. Daya tarik sumber

Faktor pendukung yang satu ini masih berhubungan dengan penyusunan

strategi komunikasi. Sumber yang akan digunakan dalam melakukan strategi

komunikasi haruslah memiliki daya tarik yang kuat bagi sasaran komunikasi. Hal

ini diperlukan untuk menggiring pemikiran sasaran komunikasi agar menyetujui

isi dari pesan yang disampaikan sehingga tujuan dari strategi komunikasi dapat

tercapai. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi dan aktual menjadi salah satu

ciri dari sumber yang menarik bagi sasaran komunikasi.

8. Kredibilitas sumber

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sumber dari strategi komunikasi

yang disusun untuk sasaran komunikasi haruslah memiliki kredibilitas tinggi.

Dengan tingkat kredibilitas tinggi, maka tentunya sasaran komunikasi akan jauh

lebih mudah percaya pada setiap opini yang terdapat di dalam pesan. Kredibilitas

sumber yang digunakan juga akan sangat mempengaruhi hasil dari strategi

komunikasi yang dilancarkan.

9. Masyarakat sekitar

Bukan hanya menciptakan suasana yang nyaman bagi sasaran komunikasi,

namun perhatikan juga masyarakat sekitar lokasi yang juga mempengaruhi

Page 36: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

24  

  

jalannya strategi komunikasi. Pastikan strategi komunikasi yang akan dibahas

tidak mendapatkan respon negatif atau bahkan penolakan dari masyarakat sekitar.

Maka dari itu, setiap akan melakukan komunikasi, terutama bentuk komunikasi

yang formal dan penting, pastikan terlebih dahulu kesiapan dan kesediaan

masyarakat sekitar dalam menerima suatu sesi komunikasi yang akan dilakukan.

10. Waktu

Keberhasilan strategi komunikasi yang telah disusun dengan baik juga

bergantung pada waktu pelaksanaan rencana. Jika waktu yang digunakan untuk

melaksanakan strategi komunikasi terlalu lama, maka kecil kemungkinan untuk

bisa dimengerti oleh sasaran komunikasi. Lakukan komunikasi dengan waktu

yang tidak terlalu panjang dan tidak pula terlalu pendek. Kenyamanan untuk

melanjutkan komunikasi akan sangat bergantung pada waktu yang digunakan.

11. Fasilitas

Dalam menjalankan strategi komunikasi, fasilitas yang tersedia juga

memberikan pengaruh pada kesuksesan rencana yang dijalankan. Memberikan

fasilitas terbaik pada sasaran komunikasi saat melaksanakan rencana akan

membuatnya lebih nyaman dan memudahkan tujuan dari strategi komunikasi

tercapai.

12. Tampilan

Strategi komunikasi juga dipengaruhi oleh tampilan yang dilihat oleh

sasaran komunikasi, baik tampilan dari lokasi terjadinya komunikasi maupun

tampilan dari komunikator yang akan mengeksekusi strategi komunikasi.

Tampilan yang akan dilihat sebaiknya rapi, bersih, dan menarik. Ingatlah bahwa

Page 37: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

25  

  

komunikasi visual juga pastinya akan terjadi di dalam komunikasi yang akan

dilakukan sehingga sangat penting untuk melakukan persiapan yang sangat detail.

b. Faktor Hambatan

Dalam komunikasi terdapat hambatan yang sangat berpengaruh terhadap

suatu komunikasi begitu juga halnya dengan komunikasi organisasi dimana

komunikasi organisasi tidak selamanya berjalan secara efektif. Adapun

hambatan- hambatan dalam komunikasi organisasi (Arni, Muhammad, 2014:84) :

a) Hambatan dari Proses Komunikasi :

1) Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan

disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini

dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

2) Hambatan dalam penyandian/symbol, Hal ini dapat terjadi karena bahasa

yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,

simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama

atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

3) Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan

media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik

sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

4) Hambatan dalam bahasa, Bahasa yang digunakan baik verbal maupun non

verbal, menunjukkan tingkat intelektualitas seseorang. Sehingga orang

cenderung mempergunakan bahasa yang tinggi tanpa menghiraukan

kemampuan orang yang diajak berbicara, sehingga menimbulkan salah

pengertian (misscomunication).

Page 38: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

26  

  

5) Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada

saat menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang

keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

6) Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak

menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif,

tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

b) Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca

gangguan alat komunikasi, dan lain–lain, misalnya: gangguan kesehatan,

gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

c) Hambatan Semantik.

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang

mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara

pemberi pesan dan penerima.

d) Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,

misalnya; perbedaan nilai - nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim

dan penerima pesan. 

Terdapat lima hambatan atau gangguan komunikasi yang kerap muncul

dalam komunikasi organisasi dalam buku (Poppy, Ruliana :2016) yaitu

1) Management level (tingkatan manajemen)

Dalam organisasi terdapat peringkat manajemen, yaitu top, upper,

middle, dan lower management dalam tingkatan manajemen tersebut dapat

saja terjadi penyampaian pesan/informasi yang tidak sepenuhnya berlangsung

Page 39: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

27  

  

dengan lancer, baik ditinjau dari arah atau aliran informasi atau pola

komunikasi, baik secara top down maupun secara buttom up.

2) Number of people supervised (jumlah staf yang berada dalam kendali atau di bawah pengawasan)

Jika staf atau karyawan yang langsung di bawah pengawasan seorang

pimpinan kurang dari 12 orang, maka komunikasi mengenai bidang tugas

atau pekerjaannya lebih lancer. Sebaliknya, jika staf yang di bawah

komandonya lebih dari 12 orang maka kecenderungannya komunikasi akan

terhambat.

3) The rank of position in the organization (jenjang kepangkatan, jabatan, dan status atau kedudukan di dalam oprganisasi)

Jika jenjang kepangkatan, jabatan dan status atau kedudukan di dalam

organisasi terlalu jauh, maka komunikasi yang terjadi kurang lancar.

4) Change is manager (pergantian manejer)

Perbuahan atau pergantian manajer atau perubahan sikap dari manajer

dapat mmengakibatkan perubahan dalam pola komunikasi dari atasan.

5) Manager interpretation

Masing-masing manajer memiliki pola piker, cara menafsirkan dan

pola berhubungan yang berbeda terhadap para karyawan. Misalnya, ada

manajer yang suka terhadap karyawan walaupun pekerjaannya kurang baik

asalkan karyawan tersebut pandai bersikap Asal Bapak Senang. Tetapi ada

juga manajer yang suka terhadap sikap seperti itu.

C. Kerangka Pikir

Kerangka piker merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang didefinisikan sebagai masalah yang

Page 40: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

28  

  

penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian

yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan peneltian

(Sugiyono 2014 : 55). Oleh karena itu, perlu dibangun kerangka teoritis yang

memuat gagasan-gagasan pokok untuk memperjelas isu-isu yang beredar.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengemukakan beberapa teori akan

menjadi landasan ideologis pada penelitian ini dalam bagan berikut :

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pikir

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam sebuah penelitian dimaksudkan untuk membatasi

studi. Sehingga dengan pembahasan studi tersebut akan mempermudah penelitian

dan pengolahan data yang kemudian menjadi sebuah kesimpulan. Penelitian ini

merupakan penelitian dengan jenis penelitian kualitatif yang di fokuskan kepada

Pola Komunikasi Organisasi Di Kantor KecamatanTallo Kota Makassar.

Tercapainya Pola Komunikasi yang terjalin dengan baik dan terjaga

1. Pola Lingkaran 2. Pola Roda 3. Pola Y 4. Pola Rantai 5. Pola Semua Saluran 

Faktor pendukung

1. Hubungan yang Personal

2. Media komunikasi 3. Waktu 4. Fasilitas

Faktor penghambat

1. Hierarki dalam Organisasi

2. Kurang Optimalnya Fasilitas Pendukung

3. Hubungan yang tidak Terlalu personal

Bentuk-bentuk Pola Komunikasi

Carl I. Hovland (Arni, Muhammad, 2014: 45)

Page 41: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

29  

  

E. Deskripsi Fokus Penelitian

a) Pola Komunikasi Organisasi yaitu :

1. Pola lingkaran

Pola lingkaran adalah pengirim atau pemimpin dapat berkomunikasi

dengan anggota kelompok yang lain yang berada dekat dengannya.

2. Pola Roda

Pola roda merupakan pola komunikasi yang dianggap yang terbaik

dibandingkan dengan pola komunikasi lainnya.

3. Pola Y

Pola Y merupakan pola komunikasi yang sangat rumit dan juga

memiliki masalah komunikasi yang sama seperti yang terjadi dalam

pola komunikasi lingkaran dan rantai. Pola Rantai.

4. Pola Rantai

Pola rantai merupakan pola komunikasi yang memiliki permasalahan

yang sama dengan pola komunikasi lingkaran. Dalam pola komunikasi

rantai, anggota terakhir yang menerima pesan yang disampaikan oleh

pemimpin seringkali tidak menerima pesan yang akurat.

5. Pola Semua Saluran

Pada pola semua saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin. Pola

ini juga paling memberikan kepuasan kepada anggota-anggotanya, dan

yang paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas berkenaan dengan

masalah yang sukar.

6. Faktor penghambat dalam komunikasi organisasi

Page 42: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

30  

  

Faktor penghambat dalam komunikasi organisasi yaitu segala sesuatu

yang dapat menghambat proses komunikasi yang ada di Kantor Camat

Tallo Kota Makassar.

7. Faktor pendukung dalam komunikasi organisasi

Faktor pendukung dalam komunikasi organisasi yaitu segala hal yang

dapat mendukung proses terjadinya komunikasi yang ada di Kantor

Camat Tallo Kota Makassar.

Page 43: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

 

31  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Waktu yang akan digunakan dalam proses penelitian ini berkisar selama

kurang lebih dua bulan. Adapun lokasi penelitian di Kantor Kecamatan

Kecamatan Tallo Kota Makassar.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah peneltian dilakukan dengan mengumpulkan kata-kata atau

kalimat dari individu, buku, atau sumber lain. Pandangan ini menyatakan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian untuk melakukan eksplorasi dan

memperkuat prediksi terhadp suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang

diperoleh dilapangan. Berdasarkan pandangan tersebut, maka penelitian kualitatif

dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mencari sebuah fakta kemudian

memberikan penjelasan yang ditemukan di lapangan.

Tipe penelitian menggunakan penelitian fenomologi. Penelitian ini

bermaksud mendeskripsikan gambaran tentang komunikasi organisasi antara

pimpinan dan staff di kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar.

Page 44: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

32  

  

C. Sumber Data

Pada penelitian ini sumber data yang digunakan ada dua yaitu :

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara

langsung seperti data yang diperoleh daru wawancara mendalam dengan

narasumber yaitu pimpinan dan staff di Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang

sudah ada seperti catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji,

laporan keuangan dan data yang diperoleh oleh majalah dengan mendatangi

kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar untuk memperoleh data yang mendukung

penelitian ini.

D. Informan Penelitian

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan

informan penelitian ini.Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak

berdasarkan atas strata, kedudukan pedoman atau wilayah tetapi didasarkan pada

adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan degan

permasalahan penelitian ini. Dengan pertimbangan pada kemampuan informan

untuk memberikan informasi selengkap mungkin kepada penulis yaitu mengambil

data dari Camat, sekretaris camat dari Kepala Seksi Pemerintahan dan 3 staff yang

ada di Kantor KecamatanTallo Kota Makassar.

Page 45: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

33  

  

Tabel : Data Informan Penelitian

No Informan Penelitian Ket

1 Camat Tallo Kota Makassar 1 Orang

2 Kasubag Umum dan Kepegawaian 1 Orang

3 Kepala Seksi Pemerintahan 1 Orang

4 Staf Seksi Pemerintahan 1 Orang

5 Staf Seksi Pemerintahan 1 Orang

6 Staf Seksi Pemerintahan 1 Orang

Jumlah 6 Orang

 

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian untuk melakukan pengamatan secara langsung di lapangan dengan cara

mengamati dan mencatat, menganalisa secara sistematis terhadap gejala atau

objek yang akan diteliti. Teknik ini digunakan untuk mengamati bagaimana

proses komunikasi yang terjadi di Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar.

2. Wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan bertujuan untuk

memperoleh data atau informasi secara mendalam melalui proses tanya jawab

dan berhadapan langsung kepada orang yang dapat memberikan keterangan.

Teknik ini memberikan data sekunder dan primer yang akan mendukung

penelitian.

Page 46: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

34  

  

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal atau

percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Pendapat diatas menekankan

pada situasi peran antarpribadi bertatap muka (face to face) ketika seseorang yakni

peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh

jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah peneitian kepada seorang

responden mengenai pola komunikasi organisasi antara pimpinan dan staff .

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data

dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi,

administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Keuntungan menggunakan

dokumentasi ialah biayanya yang relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien.

Sedangkan kelemahannya yaitu data yang diambil dari dokumen cenderung sudah

lama dan apabila salah cetak maka peneliti akan salah pula mengambil datanya.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

teknik kualitatif yaitu teknik analisis interaktif, lebih lanjut sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

merupakan data mentah dari lapangan. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan data

yang relevan untuk disajikan dan dapat menjawab pertanyaan. Setelah melakukan

pemilihan data, selanjutnya data yang telah dipilih kemudian disederhanakan

dengan mengambil data yang pokok dan diperlukan dalam menjawab

permasalahan yang diteliti.

Page 47: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

35  

  

5. Penyajian Data

Data yang telah disusun dari hasil reduksi data, kemudian disajikan dalam

bentuk narasi deskripsi. Data yang disajikan merupakan data yang dapat

digunakan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Setelah data disajikan

secara rinci, maka langkah selanjutnya adalah membahas data yang telah disajikan

tersebut.

6. Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang disajikan tersebut dibahas secara rinci, maka selanjutnya

data tersebut diambil kesimpulannya. Kesimpulan digunakan sebagai jawaban

dari permasalahan yang diteliti.

G. Keabsahan Data

Pengabsahan data ialah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa

yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu

caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi pada

hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat

mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang

diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi

jika didekati dari berbagai sudut pandang, adapun bentuk triangulasi yaitu :

 

Page 48: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

36  

  

1. Triangulasi Sumber

Membandingkan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya

membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membanding apa yang

dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi, Lebih lanjut dalam penelitian ini

yang mengkaji tentang pola komunikasi organisasi di Kantor Kecamatan Tallo

Kota Makassar, hasil wawancara maupun pengamatan langsung dilapangan baik

itu dari perspektif internal maupun eksternal.

2. Triangulasi Teknik

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

maka untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini,

lebih lanjut peneliti menggunakan teknik yang berbeda didalam memperoleh dan

menggali informasi terkait dengan pola komunikasi organisasi di Kantor

Kecamatan Tallo Kota Makassar untuk memastikan keakuratannya.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan

pengecekan berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu

kewaktu sehingga untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian

perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja. Peneliti

menggali informasi yang dibutuhkan terkait pola komunikasi organisasi di Kantor

Kecamatan Tallo Kota Makassar dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Page 49: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

37  

  

 

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka

memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan

menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila di analisis.Analisis data ialah langkah

selanjutnya untuk mengolah data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data

di peroleh, di kerjakan dan di manfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan

persoalan yang di ajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisis data

yang di gunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive

model of analysis). Dalam model ini terdapat 3 komponen pokok. Menurut Miles

dan Huberman dalam Sugiono (2013) ketiga komponen tersebut yaitu :

1. Reduksi Data merupakan komponen pertama analisis data yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak

penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti

dapat dilakukan.

2. Sajian Data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan

kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya

makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.

Penarikan Kesimpulan dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai

mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat peraturan-peraturan

sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat di

pertanggung jawabkan

Page 50: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

 

38  

BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah

Kecamatan Tallo merupakan salah satu Kecamatan dari Kota

Makassar Propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki jumlah Kelurahan

terbanyak 15 Kelurahan (Kalukubodoa, Bunga Eja Beru, Lakkang, Wala-

Walaya, Kalukuang, La’latang, Buloa, Ujung pandang Baru, Tallo,

Lembo, Suangga, Pannampu, Tammua, Rappokalling, Rappojawa) dengan

luas wilayahnya 8,71 Km2 atau 4,37 dari luas keseluruhan wilayah kota

Makassar. Dengan jumlah penduduk 132.695 jiwa dengan kepadatan

penduduk 11,48 % per Km2. Berdasarkan profil Kecamatan Tallo tahun

2017.

Topografi wilayahnya merupakan dataran rendah dengan elevasi

<500 m di atas permukaan laut. Potensi bencana di Kecamatan Tallo

berupa banjir, karena Kecamatan ini merupakan Daerah Aliran Sungai

Tallo yang berpotensi terjadinya luapan Sungai Tallo sebagai akibat

limbah buangan industri yang tidak terkontrol pada anak-anak sungai

Tallo. Pantai Kecamatan Tallo merupakan pantai yang berbatasan dengan

laut dan bagian muara Sungai Tallo. Sebagian besar tipe pantai di lokasi

ini merupakan pantai berlumpur dan vegetasi mangrove-nya sangat minim

serta merupakan pantai yang landau. Dilihat dari segi stabilitas pantai

dapat dikatakan relative stabil dan tenang, sekalipun cenderung maju ke

Page 51: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

39  

  

arah laut memperpanjang Tanjung Tallo akibat sedimentasi di muara

Sungai Tallo. Ditinjau dari pemanfaatannya maka pantai ini sebagian

dimanfaatkan untuk kegiatan industry galangan kapal dan pemukiman

pantai (pinggir muara Sungai Tallo) dan pantai paling barat Kelurahan

Tallo. Kecamatan Tallo merupakan peninggalan sejarah yang fundamental

dengan keberadaan Kompleks Makam Kuno Raja-Raja Tallo dimana

sejarah Kota Makassar tak lepas dengan sejarah Kerajaan Tallo dimana

awal Kota dan bandar makassar berada di muara sungai Tallo dengan

pelabuhan niaga kecil di wilayah itu pada penghujung abad XV.

Sumber-sumber Portugis memberitakan, bahwa bandar Tallo itu

awalnya berada dibawah Kerajaan Siang di sekitar Pangkajene, akan tetapi

pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan sebuah kerajaan kecil

lainnya yang bernama Gowa, dan mulai melepaskan diri dari kerajaan

Siang, yang bahkan menyerang dan menaklukan kerajaan-kerajaan

sekitarnya. Akibat semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai

Tallo, mengakibatkan pendangkalan sungai Tallo, sehingga bandarnya

dipindahkan ke muara sungai Jeneberang, disinilah terjadi pembangunan

kekuasaan kawasan istana oleh para ningrat Gowa-Tallo yang kemudian

membangun pertahanan benteng Somba Opu, yang untuk selanjutnya

seratus tahun kemudian menjadi wilayah inti Kota Makassar.

Page 52: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

40  

  

Tabel 4.1 Luas Areal Jumlah Rt/Rw, Rtg, Dan Penduduk Se Kecamatan Tallo

No Kelurahan Luas (km2)

RT RW Jumlah

RTG Penduduk

L P Jumlah 1 Bunga Eja Baru 0.30 31 5 2.581 4.846 5.118 9.964 2 Lembo 0.33 32 5 2.915 5.541 5.511 11.132 3 Kalukuang 0.41 26 5 1.311 2.596 2.577 5.173 4 La’Latang 0.46 28 4 1.046 1.820 1.891 3.711 5 Rappo Jawa 0.16 41 5 1.844 3.309 3.357 6.666 6 Tammua 0.92 27 6 2.459 5.022 4.960 9.982 7 Rappokalling 0.89 39 5 3.783 7.706 5.987 13.693 8 Wala-Walayya 0.11 37 5 2.047 3.439 3.517 6.956 9 Ujung Pandang Baru 0.41 19 5 1.135 1.880 1.847 3.727 10 Suangga 0.50 29 6 2.457 4.867 4.961 9.986 11 Pannampu’ 0.46 44 6 4.561 8.539 8.275 16.814 12 Kalukubodoa 0.89 51 7 5.201 7.975 9.255 17.230 13 Buloa 0.61 27 6 1.953 4.060 3.992 8.052 14 Tallo’ 0.61 26 5 2.064 5.008 4.936 9.944 15 Lakkang 1.65 8 2 261 486 958 1.444 Jumlah 8.75 465 77 35.618 67.094 67.142 134.474

2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kantor Camat Tallo Kota Makassar

Visi merupakan wujud atau bentuk masa depan yang diharapkan.

Rumusan visi mencerminkan kebutuhan yang fundamental dan sekaligus

merefleksikan dinamika pembangunan dari berbagai hal, dengan memperhatikan

visi Kota Makassar Tahun 2014-2019, yaitu : “Mewujudkan Makassar Kota

Dunia yang nyaman untuk semua”. Maka dirumuskan Visi dan Misi Kecamatan

Tallo Tahun 2014-2019: ”Mewujudkan Kecamatan Tallo sebagai pelayan public

yang ramah untuk semua”. Dua pernyataan visi yang ingin dicapai oleh

Pemerintah Kecamatan Tallo, yaitu :

1) Pelayan public yang ramah: Kecamatan Tallo sebagai pelayan public yang

sehari-hari bersentuhan langsung dengan masyarakat akan mengedepankan

Page 53: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

41  

  

pelayanan yang ramah, nyaman dan cepat dalam pelayanan Pemerintahan,

Pembangunan dan Kemasyarakatan. Visi ini dikaitkan dengan program

Walikota Makassar yaitu Sombere dan Smart City, maka diharapkan

seluruh aparat Kecamatan dan Kelurahan harus menerapkan pelayanan

yang ramah untuk semua.

2) Untuk semua : sebagai pelayan public yang ramah, Pemerintah Kecamatan

Tallo sesuai tugas dan fungsinya dapat melayani semua masyarakat tanpa

membeda-bedakan status social baik perorangan maupun kelompok,

dengan visi ini diharapkan sinegitas antara pemerintah, masyarakat dan

dunia usaha dapat seiring sejalan dalam membangun Kecamatan Tallo dan

Kota Makassar dua kali tambah baik.

Kecamatan Tallo sebagai perangkat daerah Kota Makassar dapat

menjabarkan Visi dan Misi Pemerintah Kota Makassar sesuai tugas dan

fungsinya, maka dirumuskan misi Pemerintah Kecmatan Tallo sebagi berikut :

1) Peningkatan Pelayanan Publik yang cepat dan ramah

2) Peningkatan Ekonomi Masyarakat melalui UKM

3) Peningkatan Kualitas Lingkungan yang asri dan nyaman

Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan visi dan misi di atas adalah sebagai berikut

1) Meningkatnya pelayanan publik

2) Meningkatnya kesejahtraan ekonomi masyarakat

3) Meningkatnya kualitas lingkungan

Page 54: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

42  

  

Sasaran yang ingin dicapai berdasarkan visi dan misi di atas adalah

sebagai berikut :

1) Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran.

2) Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur.

3) Meningkatnya disiplin aparatur.

4) Meningkatnya SDM aparatur kecamatan dan kelurahan.

5) Meningkatnya pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja

dan keuangan.

6) Meningkatnya kebersihan dan keindahan lingkungan.

7) Meningkatnya Peran serta Masyarakat Dalam Pembangunan

8) Meningkatnya peran kecamatan dan kelurahan

9) Meningkatnya UKM melalui fasilitasi pelayanan KBT

10) Meningkatnya infrastruktur kecamatan dan kelurahan.

11) Meningkatnya ketertiban dan keamanan dalam masyarakat.

12) Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat kecamatan

3. Kepegawaian

Kegiatan pemerintahan di Kecamatan Tamalate dilaksanakan oleh

sebanyak 252 orang aparat/pegawai negeri, berasal dari berbagai

dinas/instansi pemerintah, yang terdiri atas 89 orang laki-laki dan 163

orang perempuan. Kegiatan pemerintahan di Kantor Camat Tamalate

dilaksanakan oleh seorang Camat, satu orang Sekretaris Camat dan 60

orang staf yang terdiri dari PNS, tenaga kontrak dan sukarela.

Page 55: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

43  

  

Tabel 4.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Bidang

No Nama NIP Gol Jabatan 1. Andi Zainal Abidin, Se 19681231 199303 1 069 IV/b Camat

2. Benyamin B. Turupadang, S.Stp., M.Si

19790725 199912 1 001 III/d Sekretaris Camat

3. A. Alif Fadjri Luqman, S.Sos

19681120 199403 1 009 III/dKasi Pemerintahan, Kinerja Lurah Dan RT / RW

4. Abd. Rasyid, S.E 19640410 198603 1 009 III/dKasi Ketentraman, Ketertiban dan Penegakan Peraturan Daerah

5. Muhammad Hatta, S.T

19730325 200901 1 001 III/c

Kasi Perekonomian, Pembangunan & Pengembangan Sistem Manajemen Informasi

6. Dra. Fadillah Amrah 19631005 199603 2 002 III/dKasi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahtraan Sosial

7. Muhammad Hatta, S.T

19730325 200901 1 001 III/c Kasi Pengelolaan Kebersihan dan Pertamanan

8. Indah Irawati, S.Sos, M.Si 19650927 198502 2 001 IV/aKa.Subbag Umum dan Kepegawaian

9. Nurtjin Tjin, S.Sos 19720708 200701 1 018 III/bKa.Subbag. Perencanaan dan Keuangan

10. Harmoko, S.E 19831221 201410 1 002 III/a Bendahara Penerimaan 11. Ariadi, S.E 19860703 201410 1 002 III/a Bendahara Pengeluaran 12. Jhonny, S.Sos 19720426 201407 1 002 III/a Staf Seksi Trantib 13. A. Makkarumpa, S.S 19850517 201407 1 001 III/a Staf Umum 14. Sufiyani, S.E 19830616 201410 2 001 III/a Staf Umum 15. Hj. Amirah Fauria, S.Ip 19831007 201001 2 007 III/c Staf Pemerintahan 16. Risnandar, S.Sos 19760123 201411 1 001 III/a Staf Seksi Umum 17. Djamaluddin,Se 19680727 201410 1 001 III/a Staf Keuangan 18. Handayani, Se 19830701 201407 2 001 III/a Staf Keuangan 19. Abdul Kadir,Se 19711113 200604 1 010 III/a Staf Kesra 20. Darmawati 19751115 200701 2 014 II/d Pengurus Barang 21. Saripuddin 19770616 200801 1 007 II/c Staf Seksi Kebersihan 22. A. Lukman 19730629 200801 1 006 II/b Staf Seksi Trantib 23. Hikmawati 19840409 201407 2 005 II/a Staf Seksi Ekbang 24. Abd. Halim 19820822 201001 1 026 I/d Staf Seksi Umum 25. Indra Rezki Rays 19730422 200701 1 014 I/d Staf Umum 26. Muhammad Baka 19711231 201407 1 014 I/a Staf Seksi Kebersihan 27. Nurlina P. - - Staf Seksi Kesra

Page 56: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

44  

  

28. Erni, S.Sos - - Staf Umum / Petugas Loket 29. Irwan Muchtar - - Staf Seksi Kebersihan 30. Ilham Akbar Ismono - - Staf Seksi Kebersihan 31. Cinse Isuwati Iwan, A.Md - - Staf Seksi Kesra 32. Sitti Hasnia, Se - - Staf Umum / Petugas Loket

33. Mashuddyn Madjid, S.Sos - - Staf Subbag. Perencanaan dan Keuangan

34. Syahrul Aqsa, S.Kom - - Staf Subbag. Perencanaan dan Keuangan

35. Muh. Naswar Natsir - - Staf Subbag. Perencanaan dan Keuangan

36. Haeril Syam - - Staf Umum 37. Sitti Rahmawaty - - Staf Umum 38. Nurul Husna Ruslan - - Staf Umum 39. Dedi Rahman, Se - - Staf Umum 40. Radiah, Se - - Staf Umum 41. Rahmatillah Yusran, S.Pd - - Staf Seksi Kesra 42. Irwan Sulastyo Hari Sujadi - - Staf umum 43. Evi Indriani,Amkg - - Staf Pemerintahan 44. Irfan Pramadi Faryd, S.Ip - - Staf umum 45. Asiah - - Staf Seksi Ekbang

46. Muhammad Akbar Umar, Se

- - Staf Pemerintahan

47. Nurwahidah Answar - - Staf Seksi Ekbang

48. Indra Wijaya - - Staf Subbag. Perencanaan dan Keuangan

49 Arsyal - - Staf Kebersihan 50. Kartini - - Staf Umum 51. Sri Rahayu - - Staf Umum 52. Risma Febrianti - - Staf Pemerintahan 53. Farid - - Staf Pemerintahan

54. Muhammad Syawal Nurdin

19670209 199002 1 001 III/a Koordinator SIAK

55. Eva Juliana Simangunsong - - Staf SIAK 56. Muhammad Ali Sakti - - Staf SIAK

Page 57: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

 

45  

4. Struktur Organisasi Kecamatan Tallo

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Camat Tallo

CAMAT 

ANDI ZAINAL ABIDIN, SE 19681231 199303 1 069

SEKRETARIS 

BENYAMIN B. TURUPADANG, S.STP, M.si 19790725 199912 1 001  

  SUB BAGIAN UMUM KEPEGAWAIAN  DAN PERLENGKAPAN 

INDAH IRAWATI, S.Sos, M.Si NIP. 19650927 198502 2 001 

SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN 

NURTJIN TJIN  NIP. 19720708 200701 1 018 

SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KESEJAHTRAAN SOSIAL 

Dra. FADILLAH AMRAH 

NIP. 19361005 199603 2 002S 

SEKSI PENGELOLAAN KEBERSIHAN  DAN PERTAMANAN 

MUHAMMAD HATTA, S.T NIP. 19730325 200901 1 001 

SEKSI PEMERINTAHAN, KINERJA LURAH RT/RW 

ANDI ALIF FADJRI LUQMAN, S.Sos NIP. 19681120 199403 1 009 

SEKSI PEREKONOMIAN PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN 

MUHAMMAD HATTA, S.T NIP. 19730325 200901 1 001 

SEKSI KETENTRAMAN, KETERTIBAN DAN  PENEGAKAN PERATURAN DAERAH 

ABD. RASYID, S.ENIP. 19640410 198603 1 009 

Page 58: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

 

46  

B. Hasil Penelitian

1. Pola Komunikasi Organisasi di Kantor Camat Tallo

Data dari hasil penelitian diperoleh dari teknik wawancara dan

observasi langsung ke lokasi yang menjadi tempat penelitian. Proses

wawancara dilakukan kepada pihak yang dianggap reprensif terhadap objek

masalah dalam penelitian. Dalam hal ini penulis menetapkan 6 informan

untuk menyelesaikan rumusan masalah penelitian. Adapun karasteristik

informan dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.3 Karasteristik Informan

No  Nama Informan  Jabatan 

1.  Andi Zainal Abidin, S.E  Camat 

2.  Benyamin B. Turupadang, S.Stp, M.Si  Sekretaris Camat 

3.  A. Alif Fadjri Luqman, S.Sos Seksi Pemerintahan,  Kinerja Lurah Rt/Rw 

4.  Indra Wijaya Staff Subbag   

Perencanaan dan Keuangan 

5.  Farid  Staff Pemerintahan 

6.  Rahmatillah Yusran, S.pd  Staf Seksi Kesra 

Dalam berkomunikasi, pola komunikasi yang sering digunakan di

Kantor Camat Tallo yaitu sebagai berikut :

a) Pola Lingkaran

Pola lingkaran memungkinkan semua anggota bisa berkomunikasi

satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan.

Tidak seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung dengan

semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki

Page 59: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

47  

  

akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk

memcahkan suatu persoalan. Berdasarkan dari hal tersebut peneliti

kemudian mewawancarai ZA selaku Camat Tallo Kota Makassar

mengatakan bahwa :

“Di Kantor Camat Tallo kita selalu mengadakan rapat dengan para staff setiap hari senin, untuk membahas dan menanyakan di setiap bidang masalah apa yang sedang terjadi di Kantor. Jadi kami menghilangkan egoisme hirarki demi tercapainya tujuan pelayanan prima di kantor camat tallo, hal ini penting karena sebagai pelayan publik yang baik tentu dalam internal kecamatan harus ada komunikasi yang baik”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi ligkaran, dapat disimpulkan bahwa pada Kantor Camat Tallo

menggunakan pola komunikasi lingkaran disaat melakukan rapat

koordinasi guna untuk mencapai tujuan organisasi yang disepakati

bersama setiap bidang agar pekerjaan dapat terselesaikan tanpa adanya

kesalahan. Kegiatan rapat dilakukan setiap minggu yaitu pada hari senin.

Selanjutnya wawancara dengan informan berikutnya yaitu BT selaku

Sekretaris Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Berkaitan dengan pola komunikasi lingkaran, kita di Kantor Camat Tallo setiap pagi itu kami kalau memang sempat kami biasa melakukan semacam breafing singkat untuk semacam mengecek kehadiran meskipun ada absensi online.. sehingga disitu juga pada saat breafing kita berkomunikasi dan berinteraksi antara sesama”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi ligkaran, dapat disimpulkan bahwa setiap pagi dengan

menyesuakian kondisi sering dilaksanakan pertemuan singkat (breafing)

sebagai wadah untuk berinteraksi sesama pegawai sesaat sebelum memlulai

Page 60: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

48  

  

pekerjaan. Selanjutnya IW salah seorang Staff di Kantor Kecamatan Tallo

Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Yang saya pahami terkait dengan pola komunikasi lingkaran ya seperti itu, setiap pegawai dapat melaksanakan komunikasi/bertukar informasi dalam sebuah pertemuan atau rapat yang dilakukan untuk bertukar pendapat dan saling berinteraksi seperti itu”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi ligkaran, dapat disimpulkan yang bersangkutan memahami

bahwa pola komunikasi lingkaran dalam organisasi adalah saat setiap

pegawai terlibat didalam kegiatan pertemuan atau rapat-rapat tertentu untuk

membahas permasalahan terkait dengan pekerjaan. Selanjutnya FD salah

seorang staff di Kantor Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Untuk pola komunikasi lingkaran, biasa melakukan semacam breafing sehingga disitu juga pada kita berkomunikasi dan berinteraksi antara sesama”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi ligkaran, dapat disimpulkan bahwa setiap pagi dilaksanakan

pertemuan singkat (breafing) sebagai wadah untuk berinteraksi. Berdasarkan

dari beberapa keterangan informan berkaitan dengan dengan pola

komunikasi ligkaran, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertemuan, rapat

singkat yang dilaksanakan rutin oleh Kantor Camat Tallo Kota Makassar

menjadi wujud adanya pola komunikasi melingkar antara pegawai karena

masing-masing terlibat untuk berkomunikasi.

Page 61: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

49  

  

b) Pola Roda

Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada

individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi central

menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi

lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota

lainnya. Di Kantor Camat Tallo juga menggunakan pola komunikasi roda

yakni pemimpin memiliki kekuasaan penuh dalam mengontrol setiap

pegawainya. Dalam hal ini dia satu-satunya orang yang dapat mengirim

dan menerima pesan dari semua anggota. Berdasarkan dari hal tersebut

peneliti kemudian mewawancarai BT selaku Sekretaris Camat Tallo Kota

Makassar mengatakan bahwa :

“Dalam hal ini, informasi yang ada di Kantor Camat Tallo diperoleh dari pimpinan kita yaitu pak Camat. Beliau memberikan informasi secara lisan ataupun tulisan. Lisan disini yang dimaksud adalah secara tatap muka, sedangkan yang tulisan melalui media yang dikirim melalui grup Whatsapp. Komunikas melalui Whatsapp ini merupakan pemamfaatan teknologi dimana kita berada di era tehnologi yang berkembang pesat maka kita harus gunakan sebagai penunjang komunikasi, nah kalau misalnya ada perintah langsung dari walikota namun kondisi saya lagi perjalanan dinas maka hal yang paling tepat adalah melempar di group Whatshapp supaya teman-teman yang ada dikantor bisa langsung mengeksekusinya”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi roda, dapat disimpulkan bawa sebagian besar komunikasi

organisasi berlangsung dari orang ke orang dan hanya melibatkan sumber

pesan dan si penerima pesan. Cukup sering seorang pemimpin

mengirimkan informasi ke group Whatsapp maka secara langsung sudah

tersampaikan kepada semua pegawai/staff di waktu yang bersamaan.

Page 62: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

50  

  

Untuk itu di Kantor Camat Tallo membentuk system yang dapat

memudahkan informasi itu dapat tersalurkan kepada semua pegawai/staff

sekaligus dalam waktu yang bersamaan (group Whatsapp). Selanjutnya

IW salah seorang Staff di Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar

mengatakan bahwa :

“Berdasarkan pendapat saya, untuk hal ini (komunikasi roda) wujudnya di lingkungan kerja kita di Kecamatan Tallo, seperti dari pimpinan (Pak Camat) memberikan instruksi ke setiap Kasi yang kemudian dari situlah diberikan lagi kepada kami jajaran staff.”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi roda, dapat disimpulkan bahwa arahan dan informasi yang

berasal dari pimpinan (Pak Camat) terlebih dahulu disampaikan kepada

setiap Kepala Seksi yang nantinya akan menjelaskannya kembali kepada

setiap staf yang ada dijajaran bidang-bidangnya. Hal tersebut menjadi

salah satu perampingan/pengefektifan pola komunikasi organisasi.

Selanjutnya wawancara dengan informan berikutnya yaitu FD salah satu

staf di Kecamatan Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Dimasa sekarang yang serba memanfaatkan jaringan internet dan teknologi untuk pola roda dalam komunikasi organisasi dapat terlaksana dengan lebih mudah karena dengan memanfaatkan grup whatssapp.. informasi dari pimpinan (Pak camat) dapat langsung diterima oleh setiap unsur yang bergabung dalam grup tersebut. Kami juga staf tergabung dalam grup itu”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi roda, dapat disimpulkan bahwa dengan pemanfaat dan

penggunaan jaringan internet pola roda dalam komunikasi organisasi dapat

berlangsung lebih efektif dan praktis dengan menyebarkan informasi melalui

Page 63: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

51  

  

grup whatsapp yang ada. RY salah seorang staff di Kantor Camat Tallo

Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Komunikas melalui Whatsapp ini merupakan pemamfaatan teknologi dimana kita harus gunakan sebagai penunjang komunikasi, Jadi kalau ada perintah teman-teman yang ada dikantor bisa langsung mengeksekusinya”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi roda, dapat disimpulkan bawa sebagian besar komunikasi

organisasi berlangsung dari orang ke oran mengirimkan informasi ke group

Whatsapp. Berdasarkan dari beberapa keterangan informan berkaitan dengan

dengan pola komunikasi roda, dapat disimpulkan bahwa arahan dan

informasi yang berasal dari Pak Camat terlebih dahulu disampaikan kepada

setiap Kepala Seksi yang nantinya akan menjelaskannya kembali kepada

setiap staf yang ada dijajaran bidang-bidangnya dan dengan pemanfaat dan

penggunaan jaringan internet pola roda dalam komunikasi organisasi dapat

berlangsung lebih efektif dan praktis.

c) Pola Y

Pada pola ini memiliki pemimpin yang jelas, tetapi anggota lainnya

berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirim dan

menyampaikan pesan dari dua orang anggota lainnya. Sedangkan anggota

ketiga hanya bisa menyampaikan pesan kepada satu orang saja. Salah satu

proses komunikasi dari pimpinan kepada pegawai dengan cara

mengadakan rapat koordinasi dengan menghadirkan seluruh Kepala

Page 64: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

52  

  

Bidang. Berdasarkan dari hal tersebut peneliti kemudian mewawancarai

ZA selaku Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa:

“Biasanya saya selalu berkomunikasi dengan para Kepala Bidang untuk mengumpulkan anggotanya saat akan melakukan rapat koordinasi, selain itu komunikasi ini kami pakai untuk penyelarasan visi misi kami di kantor camat tallo” Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola Y

dalam komunikasi, dapat disimpulkan bahwa Pucuk Pimpinan di

Kecamatan (Pak Camat) dalam melaksanakan suatu pertemuan hingga

kegiatan tertentu menggunakan pola komunikasi ini untuk berkomunikasi

pada setiap Kepala di bidang/seksi untuk megumpulkan masing-masing

anggotanya. Selanjutnya AF salah seorang Pegawai di Kantor Camat Tallo

menyatakan hawa :

“Saya rasa untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan kinerja dari Kantor Camat kita, dengan dilakukannya pola komunikasi Y seperti melakukan rapat dengan hanya kepala Bidang atau Seksi tertentu. staf yang lain dapat teta melaksanakan pekerjaannya”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola Y

dalam komunikasi, dapat disimpulkan bahwa dengan pola komunikasi

seperti itu yang hanya memberikan pengarahan kepada kepala-kepala

bidang atau seksi tertentu dalam rapat, dapat mengefektifkan pelayanan

Kantor Camat karena pegawai lainnya dapat tetap bekerja menjalankan

tugasnya masing-masing. Selanjutnya RY salah seorang Pegawai di

Kantor Camat Tallo menyatakan bahwa :

“Menurut saya memang untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan kerja kita dengan dilakukannya pola komunikasi seperti ini, dapat membagi tugas. Seperti bapak-bapak yang Kepala Bidang untuk mengikuti pertemuan sedangkan kami tetap melanjutan pekerjaan”

Page 65: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

53  

  

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola Y

dalam komunikasi, dapat disimpulkan bahwa pembagian tugas antara

pegawai dapat terkelola degan baik apabila dari pucuk pimpinan (Pak

Camat) hanya memberikan pengarahan melalui kepala bidang atau kepala

seksi yang kemudian dari perpanjangan tangan itulah yang kemudian

disampaikan kepada para pegawai. Selanjutnya IW salah seorang Pegawai

di Kantor Camat Tallo menyatakan hawa :

“Jadi untuk mengoptimalkan kinerja dari Kantor kita, dengan dilakukannya pola komunikasi seperti melakukan rapat dengan hanya Bidang atau Seksi tertentu.. staff yang lain dapat teta melaksanakan pekerjaannya”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola Y

dalam komunikasi, dapat disimpulkan bahwa dengan pola komunikasi

seperti itu yang hanya memberikan pengarahan kepada bidang atau seksi

tertentu dalam rapat, dapat mengefektifkan pelayanan Kantor Camat

karena pegawai lainnya dapat tetap bekerja menjalankan tugasnya masing-

masing. Berdasarkan dari beberapa keterangan informan berkaitan dengan

dengan pola komunikasi Y, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi

tersebut berwujud seperti pelaksanaan rapat terbatas yang hanya diikuti

oleh setiap Kepala Bidang/Seksi sehingga pegawai yang ada di bidangnya

dapat tetap melaksanakan pekerjaan, sehingga penyampaian informasi bisa

lebih disederhanakan.

d) Pola Komunikasi Menyeluruh

Pola komunikasi menyeluruh, dalam model ini bisa dikatakan

sebagai model jaringan komunikasi semua jaringan. Yang artinya semua

Page 66: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

54  

  

orang yang ada dalam kelompok atau organisasi itu bisa berkomunikasi

dengan semua anggota kelompok atau organisasi lain. Berdasarkan dari

hal tersebut peneliti kemudian mewawancarai ZA selaku Camat Tallo

Kota Makassar mengatakan bahwa:

“Untuk hal ini, yaitu komunikasi secara menyeluruh.. hal tersebut wujudnya kita laksanakan di kehidupan berkantor sehari-hari dalam arti ketika sedang serius, kita semua berkomunikasi secara serius, dan sebaliknya. Ada wadah untuk berkomunikasi yang mempertemukan setiap unsur didalam kantor ini, seperti rapat yang rutin kita laksanakan”.

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi menyeluruh, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi ini

lebih kepada bagaimana mengkondisikan situasi dalam berkomunikasi

dengan menyesuaikan suasana. Berkomunikasi formal jika dibutuhkan dan

tidak menutup kemungkinan untuk berkomunikasi dengan lebih santai jika

tidak menyangkut dengan urusan kantor. Selanjutnya hasil wawancara

dengan SA salah satu Staff di Kecamatan Tallo Kota Makassar,

mengatakan bahwa :

“Di saat komunikasi berlangsung, kami sebagai pegawai dengan pimpinan selalu menempatkan komunikasi kami pada tempatnya, ketika dalam kondisi formal komunikasi kami pun harus formal tapi ketika kami berada di luar kantor maka tidak ada sekat diantara kami, rasa canggung pun hilang, karena pimpinan memberikan ruang kepada staff, jadi komunikasi kami tergantung situasi dan kondisi ”. Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi menyeluruh, dapat disimpulkan bahwa, dalam hal ini karena

pimpinan merupakan sosok yang ramah dan mudah akrab ke semua

pegawai di kantor dan para pegawai yang tahu bagaimana menempatkan

Page 67: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

55  

  

dirinya. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memajukan

organisasi. Hal tersebut juga dapat dikaitkan dengan dengan Q.S Al-Israa’

Ayat 28 yang berbunyi :

“…dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari

Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan

yang pantas”

Maksudnya adalah apabila kamu tidak dapat melaksanakan

perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 28, Maka Katakanlah

kepada mereka Perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran

mereka belum mendapat bantuan dari kamu. Sehingga tentu dalam

bersosialisasi sudah seharusnya untuk kita harus berkata baik dan

berperilaku baik antara sesama. Selanjutnya IW salah seorang Pegawai di

Kantor Camat Tallo menyatakan bahwa :

“Pola komunikasi menyeluruh berarti kami dan setiap unsur yang ada baik pegawai hingga pimpinan, sebisa mungkin dalam berkomunikasi untuk tetap menjaga sikap baiik, ramah dan menempatkan waktu serius untuk serius begitu juga dengan waktu santai untuk berkomunikasi secara ringan-ringan saja”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi menyeluruh, dapat disimpulkan setiap unsur yang ada baik

dari jajaran staff pegawai hingga unsur pimpinan masing-masing saling

menjaga sinergitas nya dalam menjalin komunikasi dengan menyesuaikan

Page 68: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

56  

  

kondisi dimana harus berkomunikasi secara formal. FD salah satu Staff di

Kecamatan Tallo Kota Makassar, mengatakan bahwa :

“Dalam kondisi formal komunikasi kami juga menyesuaikan formal berbeda dengan saat berada di luar kantor maka komunikasi bisa lebih ringan dan santai tergantung situasi dan kondisi ”. Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi menyeluruh, dapat disimpulkan bahwa, Dalam kondisi formal

komunikasi kami juga menyesuaikan formal berbeda dengan saat berada di

luar kantor maka komunikasi bisa lebih ringan dan santai tergantung

situasi dan kondisi. Berdasarkan dari beberapa keterangan informan

berkaitan dengan dengan pola komunikasi menyeluruh, dapat disimpulkan

bahwa setiap unsur yang ada baik dari jajaran staff pegawai hingga unsur

pimpinan masing-masing saling menjaga sinergitas nya dalam menjalin

komunikasi dengan menyesuaikan waktu dan kondisi dimana harus

berkomunikasi secara formal dan berkomunikasi dengan pembahasan

ringan diwaktu lenggang.

e) Pola komunikasi Rantai

Dalam model ini A bisa berkomunikasi dengan B, B dengan C, C

dengan D dan seterusnya. Yang dimaksudkan dengan A B dan seterusnya

itu bisa berupa kelompok. organisasi, pemimpin, atau anggota kelompok

dan organisasi itu. Berdasarkan dari hal tersebut peneliti kemudian

mewawancarai ZA selaku Camat Tallo Kota Makassar mengatakan

bahwa:

“Kalau pola komunikasi seperti ini saya rasa kurang lebih hamper sama dengan pola komunikasi yang ada sebelumnya, namun lebih

Page 69: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

57  

  

spesifik dalam berkomunikasi dengan pola rantai terbilang lebih personal (antara orang ke-orang)”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi rantai, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi tersebut

perwujudannya lebih kepada bagaimana penyebaran informasi dari orang

perorang sehingga informasi yang disampaikan ke beberapa orang tertentu

dapat menyebar secara keseluruhan. Selanjutnya IW salah seorang

Pegawai di Kantor Camat Tallo menyatakan bahwa :

“Semisal dalam suatu kondisi kita staff diberitahu informasi terkait dengan pengerjaan suatu dokumen maka tentu untuk membantu dan mempermudah staf atau pegawai lain dalam mengerjakan dokumen yang sama, ita wajib untuk memberitahukannya kembali”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi rantai, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi ini lebih

cenderung kearah penyampaian suatu informasi atau pengetahuan yang

dapat diinformasikan kembali kepada orang lain. Selanjutnya hasil

wawancara dengan BT Sekretaris Camat di Kecamatan Tallo Kota

Makassar, mengatakan bahwa :

“Komunikasi ini diartikan sebagai komunikasi orang perorangan yang berarti bahwa apabila seseorang menerima informasi baik dari atasan langsung atau bukan, dan apabila memang diperintahkan untuk memberitahukannya ke orang lain. Maka tentu informasi tersebut harus disampaikan. Kurang lebih seperti itu”. Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi rantai dapat disimpulkan bahwa, komunikasi yang

berlangsung antara setiap unsur yang terlibat dapat menyesuaikan dengan

kondisi yang dihadapi dalam artian bahwa apabila memang diarahkan

Page 70: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

58  

  

untuk menyebarkan suatu informasi yang disampaikan secara personal

maka tentu harus diikuti. Selanjutnya FD salah seorang Pegawai di Kantor

Camat Tallo menyatakan bahwa :

“Apabila pegawaistaff diberitahu informasi terkait dengan informasi yang harus diberitahukan ke orang lain, menjadi kewajiban untuk memberitahukannya kembali ke sesama teman ”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan pola

komunikasi rantai, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi ini lebih

cenderung kearah penyampaian suatu informasi atau pengetahuan yang

dapat diinformasikan kembali kepada orang lain. Berdasarkan dari

beberapa keterangan informan berkaitan dengan dengan pola komunikasi

rantai, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi tersebut perwujudannya

lebih kepada bagaimana penyebaran informasi dari orang perorang

sehingga informasi yang disampaikan ke beberapa orang tertentu dapat

menyebar secara keseluruhan penyampaian suatu informasi atau

pengetahuan yang dapat diinformasikan kemba kepada orang lain.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pola Komunikasi di Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar

Pola komunikasi organisasi di Kantor Kecamatan Tallo Kota

Makassar didalamnya terdapat dua faktor, yaitu faktor pendukung dan faktor

penghambat. Berdasarkan dengan hasil analisis peneliti dengan

menhkombinasikan hasil observasi, wawancara dalam faktor pendukung

terdapat hal (1) Hubungan yang personal, (2) Media Komunikasi, (3) Waktu

dan (4) Fasilitas. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam hal

Page 71: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

59  

  

tersebut ialah hal (1) Hirarki dalam orgaisasi, (2) Fasilitas pendukkung yang

kurang optimal dan (3) Hubungan yang tidak terlali personal. Lebih lanjut

terkait dengan hal ini akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan hal-hal yang mendukung dalam

terlaksananya pola komunikasi organisasi dengan baik sehingga dapat

menunjang kinerja organisasi secara keseuruhan. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilaksanakan dan analisis peneliti, memperlihatkan

bahwa faktor yang menjadi pendukung ialah (1) Hubungan yang personal,

(2) Media Komunikasi, (3) Waktu dan (4) Fasilitas.

1) Hubungan yang personal

Dalam sebuah organisasi, komunikasi yang baik dan terjaga dilandasi

dengan hubungan antara personal yang baik sehingga dalam melakukan

kegiatan dapat sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Peneliti kemudian

mewawancarai salah seorang informan untuk mengetahui hubungan

personal dalam menjaga pola komunikasi yang baik. ZA selaku Camat Tallo

Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Berdasarkan dengan hal yang ditanyakan, menurut saya yang menjadi faktor dalam terciptanya pola komunikasi yang baik adalah seperti hubungan yang baik, kami sudah seperti keluarga jadi untuk komunikasinya kami bisa menjalankannya dengan baik. Kemudian juga saat saya memberikan informasi ke Sekcam atau Kasubag itu juga melihat situasi dan kondisi senhingga dapat menyesuaikan seperti itu”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek

hubungan Personal dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan

Page 72: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

60  

  

bahwa hubungan kekeluragaan menjadi salah satu pendukung dalam

menciptakan pola komunikasi yag baik selain dari pada suasana dan kondisi

yang sesuai sehingga komunikasi yang diberikan oleh pimpinan dapat

menyesuaikan keadaan. Selanjutnya wawancara dengan informan berikutnya

yaitu BT selaku Sekretaris Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Menurut saya tentu kita semua setiap unsur yang ada disini dalam berkomunikasi selalu menjaga perilaku sikap dan sopan santun sehingga tentunya membentuk hubungan personal yang baik dalam berkomunikasi”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan hubungan

Personal dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa

menjaga sikap perilaku dan sopan santun merupakan suatu hal yang harus

dipenuhi oleh setiap unsur sehingga dalam pola komunikasi dapat

menciptakan hubungan personal sehingga mendukung pola komunikasi yang

ada. Selanjutnya AF salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota Makassar

mengatakan bahwa :

“Saya rasa tentu semua didasari dengan keakraban dan hubungan personal yang baik, jadi kalau tdiak tercipta hubungan persona yang baik tentu itu akan menjadi oenghambat dalam berkomunikasi

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan hubungan

Personal dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa dalam

pola komunikasi yang berlangsung harus didasari dengan dengan hubungan

baik (hubungan personal yang baik) agar yang tercipta kondisi ideal dalam

berkomunikasi. Selanjutnya wawancara dengan informan berikutnya yaitu

IW salah seorang Staff di Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar

mengatakan bahwa:

Page 73: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

61  

  

“Untuk hal ini saya rasa tentu mendukung ya.. apa lagi kita semua juga punya hubungan yang akrab dan saling menjaga perilaku antara satu sama lain. Saya rasa seperti itu”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan hubungan

Personal dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa dalam

pola komunikasi yang berlangsung dilingkungan Kantor Camat Tallo Kota

Makassar dilandasi dengan hubungan baik dan keakraban yang tercipta

dikarenakan sikap menjaga silaturahmi dan perilaku sehingga tentu dapat

mendukung pola komunikasi organisasi yang ada.

Berdasarkan dari beberapa keterangan informan berkaitan Berdasarkan

dari hasil wawancara diatas terkait dengan hubungan Personal dalam pola

komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa dalam pola komunikasi

organisasi dalam menjaga pola komunikasi organisasi yang paling utama

adalah dibutuhkan kesadaran individu dalam berinteraksi sehingga tercipta

kondisi hubungan personal yang tentunya akan mendukung komunikasi.

2) Media Komunikasi

Media komunikasi yang digunakan tentunya menjadi hal yang wajib

untuk diperhatikan dalam keberlangsungan suatu pola komunikasi

organisasi. Peneliti kemudian mewawancarai salah seorang informan untuk

mengetahui aspek media komunikasi dalam menjaga pola komunikasi yang

baik. ZA selaku Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Kalau untuk media komunikasi yang kami gunakan tentu ada smartphone bisa melalui panggilan langsng atau dengan whatssapp, juga dijaman elektronik seperti sekarang ada yang namanya email dan lain sebagainya. Saya rasa itu tentu mendukung kita dalam berkomunkasi”

Page 74: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

62  

  

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek

aspek media komunikasi dalam pola komunikasi organisasi, dapat

disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan smartphone hingga aplikasi

whatssapp dan email digunakan dilingkungan Kantor Camat Tallo untuk

menjaga pola komunikasi organisasi sehingga setiap unsur dapat saling

mendukung. Selanjutnya wawancara dengan informan berikutnya yaitu BT

selaku Sekretaris Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Kalau untuk hal tersebut saya berpandangan bahwa dalam menjaga dan merawat pola komunikasi yang baik kita semua tentu mendukung, dengan sikap dan perilaku kami.. dan apa lagi saat sekarang dijaman serba online kita mengintensifkan komunikasi melalui whatsapp. saya rasa seperti itu”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek media

komunikasi dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa

dengan memanfaatkan aplikasi whatssapp pola komunikasi organisasi yang

terjalin diharapkan dapat mampu untuk menjaga komunikasi sehingga

tercipta suasana yang kondusif dalam organisasi. Selanjutnya AF salah

seorang staff Kantor Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Untuk hal ini kita ada smartphone masing-masing dengan memanfaatkan jaringan internet kita semua dapat terhubung melalui aplikasi whattapp grup juga”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek media

komunikasi dalam pola komunikasi organisasi dapat disimpulkan bahwa

dengan memanfaatkan dan menggunakan layanan internet di smartphine

masing-masingSelanjutnya wawancara dengan informan berikutnya yaitu

Page 75: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

63  

  

RY salah seorang Staff di Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar

mengatakan bahwa:

“Untuk media yang kami gunakan seperti handphone masing-masing dengan menggunakan internet untuk berkomunikasi dan mengupdate berita terbaru seputar Kota Makassar atau bahkan diluar Kota Makassar, itu tentu sangat mendukung kami”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek media

komunikasi dalam pola komunikasi organisasi dapat disimpulkan bahwa

dengan memanfaatkan dan menggunakan layanan internet di handphone

masing-masing, setiap unsur pegawai dapat berkomunikasi hingga

mengupdate berita dan infromasi terbaru baik seputar dalam Kota hingga

diluar kota dan tentunya hal tersebut sangat mendukung dalam

keberlangsungan pola komunikasi didalam lingkungan Kantor Camat Tallo.

Berdasarkan dari beberapa keterangan informan berkaitan dengan

aspek media komunikasi dalam pola komunikasi organisasi, dapat

disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan layanan internet dan penggunaan

smartphone dapat mendukung pola komunikasi setiap unsur di Kantor camat

Tallo dalam mendapatkan informasi, berita hingga berinteraksi antara satu

sama lain untuk memudahkan komunikasi.

3) Waktu

Pentingnya waktu atau situasi dan kondisi yang tepat dalam

berkomunikasi tentu sangat berperan penting dalam keberlangsungan pola

komunikasi yang ada diorganisasi. Peneliti kemudian mewawancarai salah

seorang informan untuk mengetahui aspek waktu dalam menjaga pola

Page 76: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

64  

  

komunikasi yang baik. ZA selaku Camat Tallo Kota Makassar mengatakan

bahwa :

“Kalau yang kita lihat sendiri, Untuk hal ini saya rasa setiap unsur yang ada di Kantor Camat Tallo sudah sadar dan memiliki pemahaman tentang bagaimana melakukan komunikasi menyesuaikan dengan kondisi waktu dan situasi yang ada.”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek

waktu dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa setiap

unsur yang ada memiliki kewajiban untukpaham dan sadar akan tugas dan

tanggung jawab yang diemban sehingga dalam berkomunikasi juga harus

menyesuaikan dengan situasi waktu dan kondisi yang ada sehingga dapat

mendukung. Selanjutnya wawancara dengan informan berikutnya yaitu BT

selaku Sekretaris Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Tentu hal itu harus diperhatikan dalam mendukung pola komunikasi yang ada di lingkungan kita.. jadi saya tentu secara pribadi juga menjaga hal-hal tersebut dalam arti apabila ingin berkomunikasi dengan Pak Camat atau dengan Ibu Kabid harus melihat situasi jangan sampai beliau-beliau sedang ada pekerjaan tentu itu mengganggu”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek waktu

dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa dengan

menyesuaikan situasi waktu dan kondisi dalam berkomunikasi tentu akan

sangat berpengaruh dalam keberlangsungan pola organisasi secara

keseluruhan karena apabila tidak tepat tentu dapat mengganggu pekerjaan.

Selanjutnya AF salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota Makassar

mengatakan bahwa :

“Jadi untuk menjaga komunikasi juga kita harus memperhatikan waktu situasi dan konidisinya sehingga dalam penyampaian informasi dan komunikasi kita dapat terlaksana dengan baik”

Page 77: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

65  

  

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek waktu

dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa sangat penting

untuk mempertimbangkan waktu situasi dan kondisi dalam berinteraksi dan

berkomunikasi. Selanjutnya wawancara dengan informan berikutnya yaitu

FD salah seorang Staff di Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar

mengatakan bahwa:

“Untuk faktor pendukung dalam pola komunikasi organisasi saya rasa adalah individu atau orangnya itu sendiri kalau orangnya baik dan mengerti waktu yang cocok untuk berbicara santai, dan waktu apa yang harus digunakan untuk membahas soal kerjaan.. saya rasa begitu”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek waktu

dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa dapat

disimpulkan bahwa untuk keberlangsungan pola komunikasi organisasi yang

berlangsung kembali lagi kepada individu itu sendiri untuk menyesuaikan

waktu untuk berbkomunikasi santai dan serius di waktu-waktu tertentu

untuk membahas pekerjaan.

Berdasarkan dari beberapa keterangan informan berkaitan Berdasarkan

dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek waktu dalam pola

komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa dengan menyesuaikan

situasi waktu dan kondisi dalam berkomunikasi tentu akan sangat

berpengaruh dalam keberlangsungan pola organisasi secara keseluruhan

karena apabila tidak tepat tentu dapat mengganggu pekerjaan. Pola

komunikasi organisasi yang berlangsung kembali lagi kepada individu itu

sendiri untuk menyesuaikan waktu untuk berbkomunikasi santai dan serius

di waktu-waktu tertentu  

Page 78: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

66  

  

4) Fasilitas

Fasilitas pendukung yang memadai tentu akan sangat mendukun dalam

terciptanya pola komunikasi organisasi yang baik. Peneliti kemudian

mewawancarai salah seorang informan untuk mengetahui aspek fasilitas

dalam menjaga pola komunikasi yang baik. ZA selaku Camat Tallo Kota

Makassar mengatakan bahwa :

“Untuk fasilitas, Dikantor kita dilengkapi dengan jarigan internet yang baik tentunya, kemudian masing-masing Pegawai juga sudah tentu memiliki smartphone dan aplikasi whatssapp yang memudahkan kita dalam melakukan komunikasi.”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek

fasilitas dalam pola komunikasi organisasi dapat disimpulkan bahwa,

diigkungan Kantor Camat Tallo dilengapi dengan akses layanan internet

yang baik yang tentunya apabila dapat dimanfaatkan oleh masing-masing

pegawai dalam menjalankan tugas hingga berkomunikasi itu tentunya akan

sangat mendukung. Selanjutnya wawancara dengan informan berikutnya

yaitu BT selaku Sekretaris Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Kami disini memiliki fasilitas pendukung seperti jaringan wifi, kemudian ada kokmputer beserta printer untuk fasilitas teknis. Dan lebih lanjut untuk fasilitas lain yang ada dalam menjaga pola komunikasi, kita tentu memfasilitasi setiap pegawai untuk mengeluarkan pendapatnya disetiap pertemuan yang kita lakukan. Jadi tentu hal-hal yang saya sebutkan sangat mendukung”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek fasilitas

dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa. Kantor Camat

Tallo memiliki fasilitas pendukung seperti jaringan wifi, kemudian ada

kokmputer beserta printer untuk fasilitas teknis. Dan lebih lanjut untuk

Page 79: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

67  

  

fasilitas lain yang ada dalam menjaga pola komunikasi, kita tentu

memfasilitasi setiap pegawai untuk mengeluarkan pendapatnya disetiap

pertemuan yang ada. Selanjutnya AF salah seorang staff Kantor Camat Tallo

Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Fasilitas pendukung yang kurang bagus juga, tentu akan mempengaruhi kita dalam berkomunikasi bahkan mempengaruhi terhadap kelancaran pekerjaan”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek fasilitas

dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa Fasilitas

pendukung yang kurang bagus juga, tentu akan mempengaruhi kita dalam

berkomunikasi bahkan mempengaruhi terhadap kelancaran pekerjaan.

Selanjutnya wawancara dengan informan berikutnya yaitu RY salah seorang

Staff di Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa:

“Untuk faktor tersebut yang menjadi fasilitas pendukung kami seperti jaringan internet yang cukup baik sehingga kami bisa memanfaatkan aplikasi sosial media untuk mencari informasi atau berkomunikasi dengan baik. Kurang lebih saya rasa seperti itu saja”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek fasilitas

dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa untuk

keberlangsungan pola komunikasi organisasi yang berlangsung kembali lagi

kepada individu itu sendiri untuk menyesuaikan waktu untuk

berbkomunikasi santai dan serius di waktu-waktu tertentu untuk membahas

pekerjaan.

Berdasarkan dari beberapa keterangan informan berkaitan Berdasarkan

dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek fasilitas dalam pola

komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa Kantor Camat Tallo

Page 80: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

68  

  

memiliki fasilitas pendukung seperti jaringan wifi, kemudian ada kokmputer

beserta printer untuk fasilitas teknis. Dan lebih lanjut untuk fasilitas lain

yang ada dalam menjaga pola komunikasi, kita tentu memfasilitasi setiap

pegawai untuk mengeluarkan pendapatnya disetiap pertemuan yang ada.

b) Faktor Penghambat

Faktor penghambat merupakan hal-hal yang menjadi penyebab

tidak terlaksananya dengan baik pola komunikasi organisasi. Berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan analisis peneliti,

memperlihatkan bahwa faktor yang menjadi penghambat pola komunikasi

organisasi lebih mengarah kepada hal (1) Hirarki dalam organisasi, (2)

Kurang optimalnya fasilitas pendukung dan (3) Hubungan yan tidak terlalu

personal.

1) Hirarki dalam Organisasi

Hirarki dalam organisasi sederhananya dipahami sebagai tingkatan

atau jabatan yang dimiliki dalam sebuah organisasi. Peneliti mewawancarai

salah seorang informan untuk mengetahui aspek hirarki dalam organisasi

yang menjadi faktor penghambat dalam pola komunikasi organisasi. Peneliti

kemudian mewawancarai IW salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota

Makassar mengatakan bahwa :

“Saya rasa untk hal ini seperti adanya rasa segan (malu-malu) apabila ingin berkomunikasi dengan orang yang memiliki posisi yang tinggi. Artinya hal tersebut tidak bisa kita pungkiri ya, jadi hal tersebut bisa dikatakan cukum menghambat”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek

hirarki dalam organisasi dalam pola komunikasi organisasi, dapat

Page 81: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

69  

  

disimpulkan bahwa kondisi utnuk berkomunikasi dengan orang yang

berposisi lebih tinggi jabatannya dari staff cukup dapat menghambat pola

komunikasi yang berlangsung dikarenakan adanya rasa segan hingga

canggung dalam berkomunikasi yang tidak dapat dipungkiri. Selanjutnya AF

salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa

“Kalau menurut pendapat saya akan hal ini, menurut saya, seharusnya hirarki organisasi bukan masalah dalam berkomunikasi tapi tidak dapat dipungkiri hal itu memang cukup menghambat”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek hirarki

dalam organisasi dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan

bahwa kondisi dalam berkomunikasi juga terkadang dipengaruhi oleh

kondisi hirarki orgaisasi yang cukup menghambat karena adanya perasaan

segan untuk berkomunikasi. FD staff Kantor Camat Tallo mengatakan:

“Hirarki dalam organisasi itu pasti ada dan merupakan suatu kewajaran jadi kita sebagai pegawai biasa seharusnya harus untuk menjaga pola komunikasi tapi hal-hal seperti rasa canggung dan segan pasti akan muncul secara alamiah.. tentu cukup menghambat saya rasa”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek hirarki

organisasi dalam pola komunikasi organisasi disimpulkan bahwa sudah

sepatutnya setiap pegawai dan unsur yang terlibat untuk menghindari

perasaan segan hingga canggung dalam berkomunikasi karena hal tersebut

dapat mengganggu kelangsungan pola komunikasi organisasi yang ada. RY

salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Dalam organisasi tentu ada yang namanya tingkatan-tingkatan dan kalau menurut pendapat saya pribadi merasa semacam segan apabila diharuskan untuk berkomunikasi dengan atasan. Itu meurut saya pribadi ya”

Page 82: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

70  

  

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek hirarki

organisasi dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa

merupakan suatu kondisi alamiah seseorang untuk merasa segan atau

canggung untuk berkomunikasi dengan orang yang memiliki posisi/jabatan

yang lebih tinggi namun hal tersebut seharusnya bukan menjadi persoalan

bagi para staf atau pegawai.

Berdasarkan dari beberapa keterangan informan berkaitan dengan

hirarki organisasi dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan

bahwa dalam pola komunikasi organisasi sedikit terhambat dengan adanya

perasaan segan hingga canggung yang dialami oleh seorang staff contohnya,

apabila diperhadapkan pada situasi untuk berkomunikasi dengan seseorang

yang memiliki posisi/jabatan yang lebih tinggi.

2) Fasilitas pendukung yang tidak optimal

Fasilitas pendukung merupakan hal yang krusial didalam

keberlangsungan setiap aspek yang ada disebuah organisasi, tidak hanya

menyangkut pola komunikasi. Peneliti mewawancarai salah seorang

informan untuk mengetahui aspek hirarki dalam organisasi yang menjadi

faktor penghambat dalam pola komunikasi organisasi. IW salah seorang

staff Kantor Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Dalam hal kurang optimalnya fasilitas pendukung dikantor, saya ambil contoh jika wifi (jaringan internet) sedang tidak bagus otomatis komunikasi dengan pegawai yang sedang berada diluar kan kita kontrol semuanya melalui grup whatsapp”

Page 83: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

71  

  

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan kurang

optimalnya fasilitas dalam keberlangsungan pola komunikasi organisasi,

dapat disimpulkan bahwa kurang optimalnya fasilitas penunjang seperti

jaringan internet (wifi) akan dapat mempengaruhi pola Komunikasi

organisasi karena sekarang ini pegawai sering menggunakan akses internet

untuk berkomunikasi semisal dengan whatsapp grup. Selanjutnya AF salah

seorang staff Kantor Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Saya rasa juga dengan tidak berfungsinya fasilitas pendukung yang ada seperti wifi tentu akan dapat menghambat proses pola komunikasi organisasi karena kita juga menggunakan wifi disini”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek kurang

optimalnya fasilitas dalam keberlangsungan pola komunikasi organisasi

disimpulkan bahwa dengan gangguan fasilitas pendukung akan sangat

mengganggu dan cukup menghambat penyampaian informasi. Selanjutnya

wawancara dengan FD salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota

Makassar mengatakan bahwa :

“Hal ini tentu harus menjadi perhatian bagi unsur-unsur pimpinan apabila ada fasilitas pendukung di Kantor yang berjalan kurang maksimal, saya ambil contoh semisal ada persuratan yang harus segera di kirim melalui email atau ada email yang harus masuk untuk di informasikan ke Pak Kabid yang diteruskan ke Pak Camat tapi jaringan internet sedang tidak bagus tentu hal tersebut cukup mengganggu”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan aspek kurang

optimalnya fasilitas dalam keberlangsungan pola komunikasi organisasi

disimpulkan bahwa dengan terganggunya fasilitas pendukung seperti

Page 84: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

72  

  

jaringan internet akan sangat mengganggu dan cukup menghambat

penyampaian informasi yang diterima melalui email. Selanjutnya hasil

wawancara dengan RY salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota

Makassar mengatakan bahwa :

“Untuk fasilitas pendukung yang kurang optimal selain dar pada jarngan internet apabila mengalami gangguan, perlu diingat juga kita disini menggunakan perangkat komputerisasi, nah apabila ada yang rusak tentu itu juga dapat mengganggu karena segala pekerjaan yang menggunakan komputer tidak dapat diselesaikan da tentunya bermuara pada pola komunikasi yang juga terhambat”

Berdasarkan dari hasil wawancara terkait diatas dengan aspek kurang

optimalnya fasilitas dalam keberlangsungan pola komunikasi organisasi,

dapat disimpulkan bahwa fasilitas pendukung seperti kondisi perangkat

komputerisasi yang kurang baik dapat mengganggu pengerjaan tugas yang

tentunya juga akan berdampak pada terganggunya pola komunikasi yang

baik dalam organiasi.

Berdasarkan dari beberapa keterangan informan berkaitan dengan

hirarki organisasi dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan

bahwa fasilitas penunjang seperti jaringan internet (wifi) akan dapat

mempengaruhi pola Komunikasi organisasi karena sekarang ini pegawai

sering menggunakan akses internet untuk berkomunikasi semisal dengan

whatsapp grup dan juga cukup menghambat penyampaian informasi yang

diterima melalui emai. 

3) Hubungan yang tidak personal

Hubungan yang tidak personal antara satu dengan yang lain dalam

sebuah organisasi dikhawatirkan dapat berdampak kurang baik untuk

Page 85: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

73  

  

keberlangsungan suatu organisasi. Peneliti mewawancarai salah seorang

informan untuk mengetahui aspek hubungan yang tidak personal dalam

organisasi yang menjadi faktor penghambat dalam pola komunikasi

organisasi. IW salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota Makassar

mengatakan bahwa :

“Kalau menurut pendapat saya kita dalam berkomunikasi tentu masih tetap menjaga etika jika berkomunikasi dengan orang yang tidak teralu akrab.. jadi kalau dari hal itu bisa saya simpulkan bahwa hal tersebut tadi juga sepertinya dapat menjadi hal yang sedikit menghambat dalam proses komunikasi”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan hubungan

yang tidak personal dalam pola komunikasi organisasi, dapat disimpulkan

bahwa etika dalam berkomunikasi tentu harus selalu dijaga oleh setiap

pegawai yang terlibat dengan ketidak akraban juga dapat menjadi

penghambat dalam pola komunikasi organisasi sebab terkadang ada rasa

segan jika pegawai berkomunikasi. Selanjutnya AF salah seorang staff

Kantor Camat Tallo Kota Makassar mengatakan bahwa :

“Saya rasa tentu semua didasari dengan keakraban dan hubungan personal yang baik, jadi kalau tdiak tercipta hubungan persona yang baik tentu itu akan menjadi oenghambat dalam berkomunikasi”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan hubungan

yang tidak personal dalam keberlangsungan pola komunikasi organisasi

disimpulkan bahwa keakraban dan hubungan personal yang baik sangat

penting dalam keberlangsungan pola komunikasi organisasi. Selanjutnya

wawancara dengan FD salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota

Makassar mengatakan bahwa :

Page 86: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

74  

  

“Hal ini saya rasa merupakan hal yang wajar yah.. Apabila muncul rasa segan hingga canggung dalam berkomunikasi dengan orang yang tidak terlalu akrab (memiliki hubungan personal) tapi saya rasa untuk kita disini semuanya sudah memiliki hubungan cukup baik”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas terkait dengan hubungan

yang tidak personal dalam keberlangsungan pola komunikasi organisasi

disimpulkan bahwa kondisi dimana harus berkomunikasi dengan orang yang

tidak terlalu memiliki hubungan personal tentunya akan menghambat dalam

keberlangsungan pola komunikasi organiasi secara keseluruhan. Selanjutnya

hasil wawancara dengan RY salah seorang staff Kantor Camat Tallo Kota

Makassar mengatakan bahwa :

“Untuk hubungan yang kurang personal saya rasa memang akan menghambat dalam keberlangsungan pola komunikasi tapi tentu apabila semakin lama kita bekerjasama dan beraktivitas hubungan personal yang baik juga akan terbentuk dengan sendirinya”

Berdasarkan dari hasil wawancara terkait diatas dengan hubungan

yang tidak personal dalam keberlangsungan pola komunikasi organisasi,

dapat disimpulkan bahwa hubungan yang tidak terlalu personal memang

akan menjadi penghambat dalam keberlangsungan pola komunikasi

organisasi namun apabila seiring berjalannya waktu hubungan antara sesama

pegawai akan menjadi hubungan personal yang baik apabila sudah sering

melakukan kerjasama dan berinteraksi.

Berdasarkan dari beberapa keterangan informan berkaitan dengan

hubungan yang tidak personal dalam pola komunikasi organisasi, dapat

disimpulkan bahwa etika dalam berkomunikasi tentu harus selalu dijaga

oleh setiap pegawai yang terlibat dengan ketidak akraban juga dapat menjadi

Page 87: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

75  

  

penghambat dalam pola komunikasi organisasi sebab terkadang ada rasa

segan jika pegawai berkomunikasi. Hubungan yang tidak terlalu personal

memang akan menjadi penghambat dalam keberlangsungan pola komunikasi

organisasi namun apabila seiring berjalannya waktu hubungan antara sesama

pegawai akan menjadi hubungan personal yang baik apabila sudah sering

melakukan kerjasama dan berinteraksi.

c) Pembahasan

Pola komunikasi organisasi adalah gaya di mana cara

berkomunikasi yang berupa penyampaian atau pengiriman informasi dari

pengirim kepada penerima dan dapat dipahami. Maka pola komunikasi

organisasi dituntut untuk dapat mengekspresikan ide-ide yang

berkualitas guna untuk memajukan suatu organisasi. Fakta yang terjadi

dalam proses pola komunikasi organisasi di Kantor Camat Tallo Kota

Makassar terdapat berbagai macam pola dan pendapat yang ada di dalam

organisasi dengan teori yang ada.

Mengenai pendapat yang terjadi di perusahaan terdapat dua

perbedaan sisi positif dan negatif. Pendapat mengenai sisi positif di

Kantor Camat Tallo Kota Makassar, yaitu sikap saling keterbukaan

dalam semua kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan. Antara lain,

pengekspresian ide-ide dengan melalui keputusan bersama dalam organisasi.

Pendapat mengenai sisi negatif di dalam organisasi, yaitu media yang

digunakan dalam penyampaian informasi masih kurang teralu efektif,

baik itu kondisi jaringan internet pendukung hingga persoalan personal

Page 88: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

76  

  

lainnya. Menurut Carl I. Hovland (1952:12) di kutip dari buku (Arni,

Muhammad, 2014: 40) pola komunikasi organisasi adalah suatu upaya yang

sistematis di mana seseorang untuk merumuskan secara tegas, atas dasar

prinsip-prinsip tersebut disampaikan informasi serta dibentuk

pendapat dan sikap. Sedangkan definisi pola komunikasi organisasi

menurut Webster’s News World Dictionary (1973:282) dikutip dari

buku (Arni, Muhammad, 2014: 40) adalah tindakan atau kegiatan

pengiriman atau pertukaran informasi yang berupa pesan seperti bicara,

bahasa tubuh dan tulisan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai

tujuan organisasi.

Pola komunikasi organisasi di Kantor Camat Tallo Kota

Makassar sebagian besar sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Carl I. Hovland dan Webster’s News World Dictionary yaitu dari tahap

bentuk-bentuk pola komunikasi sampai dengan penerapan pola komunikasi

organisasi. Pada tahap bentuk-bentuk pola komunikasi organisasi sebagian

besar sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Carl I. Hovland dan

webster’s New World Dictionary. Pada tahap media yang digunakan

berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh webster’s New World

Dictionary. Pada tahap media yang digunakan karyawan dalam

berkomunikasi, webster’s New World Dictionary lebih menitikberatkan

pada penyampaian informasi melalui simbol-simbol, sedangkan pada

Kantor Camat Tallo Kota Makassar lebih menitikberatkan pada media

elektronik berupa telepon, komputer, internet, dan email. Pada tahap yang

Page 89: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

77  

  

terakhir. Pada pola komunikasi organisasi yaitu langkah-langkah penerapan

pola komunikas. Tahap ini seluruhnya sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Carl I. Hovland dan Webster’s New World Dictionary.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan analisis

peneliti, memperlihatkan bahwa faktor yang menjadi pendukung ialah (1)

Hubungan yang personal, (2) Media Komunikasi, (3) Waktu dan (4)

Fasilitas. Dapat disimpulkan bahwa dalam menjaga pola komunikasi

organisasi yang paling utama adalah dibutuhkan kesadaran individu dalam

berinteraksi dengan menyesuaikan waktu, memanfaatkan fasilitas dan

menjaga hubungan antar personal sehingga tercipta kondusif dengan suasana

kekeluargaan dan kondisi yang baik.

Analisis peneliti, memperlihatkan bahwa faktor yang menjadi

penghambat pola komunikasi organisasi lebih mengarah kepada hal (1)

Hirarki dalam organisasi, (2) Kurang optimalnya fasilitas pendukung dan (3)

Hubungan yan tidak terlalu personal.Dalam pola komunikasi organisasi

yang berlangsung dapat menjadi terhambat dikarenakan beberapa faktor

seperti kurag optimalnya fasilitas pendukung (jarngan internet), hubungan

yang tidak terlalu personal dan hirarki dalam organisasi.

Selanjutnya berdasarkan dari penjabaran dan uraian hasil analisis

data penelitian, peneliti kemudian dapat menyimpulkan bahwa memang

sebaiknya didalam suatu organisasi seyogiyanya menggunakan satu pola

yang dijadikan acuan dasar dalam menjaga pola berkomunikasi agar lebih

efektif. Untuk organisasi sektor publik yang mengharapkan hadirnya

Page 90: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

78  

  

efektivitas serta responsivitas yang baik dalam memberikan pelayanan

sebaiknya menggunakan pola komunikasi Y dimana alur informasi yang

tersalurkan tidak hanya terpaku dan berasal dari pucuk pimpinan saja,

melainkan setiap kepala yang membidangi bidang tertentu dapat

memberikan komando serta arahan bagi para anggotanya agar dapat

memaksimalkan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan. 

Page 91: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

 

79  

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada pembahasan

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pola komunikasi yang digunakan di Kantor Camat Tallo yaitu Pola

Lingkaran, Pola Roda, dan Pola Y. Pada Kantor Camat Tallo

menggunakan pola komunikasi lingkaran disaat melakukan rapat

koordinasi guna untuk mencapai tujuan organisasi yang disepakati

bersama setiap bidang agar pekerjaan dapat terselesaikan tanpa adanya

kesalahan. Pola Komunikasi Roda yakni pemimpin memiliki kekuasaan

penuh dalam mengontrol setiap pegawainya. Dalam hal ini dia satu-

satunya orang yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua

anggota. Sedangkan Pada pola Y ini memiliki pemimpin yang jelas, tetapi

anggota lainnya berperan sebagai pemimpin kedua.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan analisis peneliti,

memperlihatkan bahwa faktor yang menjadi pendukung ialah (1)

Hubungan yang personal, (2) Media Komunikasi, (3) Waktu dan (4)

Fasilitas. Sedangkan yang menjadi faktor yang menjadi penghambat pola

komunikasi organisasi lebih mengarah kepada hal (1) Hirarki dalam

organisasi, (2) Kurang optimalnya fasilitas pendukung dan (3) Hubungan

yan tidak terlalu personal

Page 92: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

80  

  

B. Saran

1) Diharapkan dari penelitian yang telah dilakukan, bahwa pola

komunikasi antara pimpinan dan staff berpengaruh secara

signifikan terhadap kelangsungan di lingkungan Kantor. Baik latar

belakang, karakter, sikap, dan sifat pimpinan dan staff sehingga

dapat berkomunikasi dengan efektif dan mencapai tujuan bersama.

2) Diharapkan dari penelitian ini, bahwa semua hambatan yang ada

dan yang pernah terjadi dapat menjadi pembelajaran untuk

kemajuan dan pengembangan di lingkungan kantor di masa

selanjutnya

3) Sebaiknya menggunakan pola komunikasi Y dimana alur informasi

yang tersalurkan tidak hanya terpaku dan berasal dari pucuk

pimpinan saja, melainkan setiap kepala yang membidangi bidang

tertentu dapat memberikan informasi serta arahan yang diperlukan.

Page 93: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

 

81  

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah . Agus M. Hardjana. 2003. Komunikasi intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Arni, Muhammad. 2014. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal .   Yogyakarta : Graha    Ilmu Don F. Faules. 2015. Komunikasi Organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Eko Harry Susanto.2013.Komunikasi Politik Pesan Kepemimpinan dan Khalayak Jakarta: Mitra Wacana Media Fiske, John. 2014.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers Gunawan, Imam.2013.Metode Peneltian Kualitatif. Jskarta; PT. Bumi Aksara Hardjana, Andre.2016. Komunikasi Organisasi, Strategi dan Kompetensi. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara Jauhar, Muhammmad.2013.Pengantar Teori & Perilaku Organisasi. Jakarta: Prestasi Pustaka Liliwery,Alo. 2014.Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Rajawali Pers Liliweri, Alo, 2004, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta Pustaka Pelajar. Morissan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Bogor. Penerbit Ghalia Indonesia Mulyana, Dedi. 2001. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya R. Wayne Pace, Don F. Faulos, 2006 .Komunikasi Organisasi: Strategi meningkatkan kinerja perusahaan (editor Deddy Mulyana, MA, Ph.D.), PT Remaja Rosdakarya Bandung 2006

Page 94: SKRIPSI POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI KANTOR …

  

  

Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung. Penerbit PT. Remaja. Rosdakarya Romli, Khomsahrial.2011. Komunikasi Organisasi Lengkap.Jakarta: Grasindo Ruliana, Poppy. 2016. Komunikasi Organisasi: Teori dan Studi Kasus. Jakarta : Rosdakarya Subkhi, Akhmad.2013. Pengantar Teori & Perilaku Organisasi. Jakarta: PrestasiPustaka Sugiyono. 2012 . Memahami Penelitian Kuantitatif . Bandung : Alfabeta. ______________. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods) Edisi Keempat. Bandung : Alfabeta ______________. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung : Alfabeta Soyomukti, Nurani, 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Pertama, Yogyakarta: Penerbit Ar-Ruzz Media Wibowo. 2015.Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers Sumber Online : Aprini,Ita.2014. Pola Komunikasi Organisasi Antara Pimpinan dan Staff PT.PP.London Sumatra Indonesia,Tbk.Palangisang Estate Di Desa Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba, https://pakarkomunikasi.com komunikasi. Diakses pada 22 Januari 2020, pukul 23:48 WIB