Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKANECONOMIC VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN GOWA
KURNIA
105730381412
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2017
i
SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKANECONOMIC VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN GOWA
KURNIA
105730381412
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2017
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap
(Q.S Alam Nasyrah: 6-8)
Tak ada satupun di dunia ini yang tidak mungkin bila disertai keyakinan,
sebagian akan menjadi mungkin terjadi jika berfikir mungkin. Berdo’alah dan
percaya.
Kemajuan diperoleh bukan dari keberhasilan, Melainkan dari kegagalan demi
kegagalan.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu.
(Q.S Al-Baqarah: 216)
Buah karya ini kupersembahkan untuk:
• Bapak dan Ibu tercinta
• Keluarga besar
• Sahabat-sahabatku
• Almamaterku
v
ABSTRAK
Kurnia. 2017. Pengukuran Kinerja Keuangan dengan menggunakan Economic
Value Added pada PDAM Kabupaten Gowa. Skripsi.Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing I H.
Mahmud Nuhung, dan Pembimbing II Chairul Ihsan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kinerja keuangan pada
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Kabupaten Gowa dengan menggunakan
pendekatan Economic Value Added.
Berdasarkan hasil penilaian kinerja keuangan perusahaan menunjukkan
bahwa nilai kinerja perusahaan pada tahun 2011,2014, dan 2015 mengalami
peningkatan. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan, hal ini
disebabkan karena adanya penurunan ROIC dalam beberapa tahun terakhir.
Hasil analisis ROIC dan WACC yang menunjukkan bahwa tingkat return
dari jumlah modal yang diinvestasikan rata-rata pertahun sebesar 2,31 %
sedangkan tingkat biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 21,48% pertahun.
Dari hasil pendekatan EVA, terjadi hasil yang positif berarti perusahaan dapat
meningkatkan nilai tambah ekonomi dari setiap jasa perusahaan, namun dalam
tahun 2012 s/d 2013 nampak bahwa EVA yang tercapai oleh perusahaan belum
dapat membrikan nilai tambah ekonomi.
Kata Kunci : Pengukuran Kinerja Keuangan, Economic Value Added
vi
KATA PENGANTAR
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi (SE) pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Adapun judul skripsi ini adalah ‘’Pengukuran
Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Economic Value Added pada
PDAM Kabupaten Gowa’’
Skripsi ini saya dedikasikan sepenuhnya kepada kedua orangtuaku tercinta
Kamaruddin dan Rabiah. Terima kasih bapak dan ibu untuk semua kasih
sayang, doa yang tak pernah putus, pengorbanan, serta dukungan yang sangat
besar untuk ananda. Tak cukup hanya sekedar “terima kasih” untuk membasuh
keringat dan tetesan air mata yang mengalir selama membesarkan ananda. Namun
percayalah dalam setiap hembusan nafas ini adalah doa memohon surga jadi
balasan termanis bagi jasa pahlawanku Bapak dan Ibu tercinta.
Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, baik penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan
keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki.
Penulisan menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh tidak serta merta hadir
tanpa adanya bantuan, partisipasi, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
vii
1. Bapak Dr.H. Abd Rahman Rahim. SE,.MM, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung. SE,.M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si.Ak.CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung. SE,.M.A. sebagai pembimbing I dan Bapak
Chairul Ihsan SE,.M.AK. sebagai pembimbing II yang penuh dengan
kesabaran telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan
bimbingan mulai dari penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini.
5. Semua dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar, khususnya Dosen jurusan akuntansi yang telah mentransferkan
ilmu pengetahuannya.
6. Keluarga tercinta penulis terutama saudara-saudara kesayanganku Adik-adiku
Nasrul dan Rahmayani terima kasih atas semangat dan pengertiannya.
7. Kepala Kantor BKPMD UPT-P2T yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
8. Kepala Kantor KESBANG Kabupaten Gowa.
9. Para karyawan-karyawati PDAM Kabupaten Gowa yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan data.
10. Teristimewa kepada sahabat-sahabatku Risnawati, Eva Alfiunita, Sri
wahyunengsi, Suriati, Hasliah, Nurwahyuni, Resky astuty, Dan juga Ridawati
Alias selaku ketua tingkat yang telah menemani penulis berjuang selama 8
viii
semester di kelas Ak-7 2012 Universitas Muhammadiyah Makassar dan telah
memberikan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
11. Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang
telah mengisi hari-hariku dengan banyak cerita suka dan duka dalam melewati
masa-masa perkuliahan, yang tidak bisa penulis sebut satu persatu (angkatan-
2012) Fakultas Ekonomi dan Bisnis terkhusus Jurusan Akuntansi di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 1 Januari 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………….. iv
ABSTRAK…………………………………………………………………… v
KATA PENGANTAR……………………………………………………..... vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xiii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………....... 5
C. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 6
D. Manfaat Penelitian……………………………………………....... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 7
A. Pengertian Laporan Keuangan……………………………………. 7
B. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan……………………………….. 10
C. Tujuan Laporan Keuangan………………………………………... 12
D. Pengertian Rasio Keuangan………………………………………. 13
E. Pengertian Kinerja ………………………………………………. . 15
F. Pengertian Keuangan…………………………………………….. 15
G. Pengertian Kinerja Keuangan……………………………………. 16
H. Pengertian Pengukuran Kinerja Keuangan………………………. 17
I. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan…………………………... 19
J. Jenis- jenis Pengukuran Kinerja Keuangan………………………. 20
K. Pengertian Rasio Keuangan……………………………………… 21
L. Pengertian Economic Value Added……………………………… . 22
M. Kriteria Economic Value Added………………………………….. 25
x
N. Kerangka Pikir…………………………………………………….. 27
O. Hipotesis ………………………………………………………… .. 27
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………… 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………. 28
B. Metode Pengumpulan Data………………………………………. 28
C. Jenis dan Sumber Data…………………………………………… 29
D. Populasi dan Sampel……………………………………………… 29
E. Metode Analisis Data…………………………………………….. 30
BAB IV SEJARAH SINGKAT OBJEK PENELITIAN…………………. 32
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan PDAM Kabupaten Gowa……….. 32
B. Visi dan Misi Perusahaan PDAM Kabupaten Gowa…………….. 36
C. Struktur Organisasi Perusahaan PDAM Kabupaten Gowa……… . 37
D. Tugas dan Tanggung Jawab Perusahaan PDAM
Kabupaten Gowa………………………………………………… 41
E. Ketersediaan Sumber Air………………………………………… 46
F. Proses Produksi Air………………………………………………. 46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 49
A. Analisis Laporan Keuangan……………………………………… 49
B. Analisis Biaya Modal……………………………………………. 50
C. Penentuan Biaya Modal Dari Hutang……………………………. 52
D. Perhitungan Biaya Modal Sendiri……………………………….. 54
E. Analisis Perhitungan ROIC…………………………………………… 59
F. Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Eva……….. 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 67
A. Kesimpulan………………………………………………………. 67
B. Saran……………………………………………………………… 67
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 69
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
halaman
1.2 Kerangka Pikir…………………………………………………….. 27
2.2 Struktur Organisasi………………………………………………… 38
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Jumlah Personalia Tahun 2011/2015 PDAM Kabupaten Gowa….. .38
2.2 Besarnya Jumlah Beban Bunga 2011/2015 PDAM
Kabupaten Gowa………………………………………………….... 50
2.3 Hasil Perhitungan Biaya Modal Tahun 2011/2015 PDAM
Kabupaten Gowa…………………………………………………. ..57
2.4 Besarnta Tingkat Keuntungan (return) Dari Modal Yang
Diinvestasikan (Nopat) ……………………………………………. 59
2.5 Perhitungan WACC dan ROIC Tahun 2011/2015 PDAM
Kabupaten Gowa…………………………………………………… 61
2.6 Hasil Perhitungan Nilai Keuangan dengan Pendekatan Economic
Value Added Tahun 2011/2015 PDAM Kabupaten
Gowa……………………………………………………………….. 64
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Keuangan Neraca Per 31 Desember 2011-2015 pada PDAM
Kabupaten Gowa.
2. Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2011-2015 Pada PDAM Kabupaten
Gowa.
3. Surat Rekomendasi Penelitian Pada BKPMD UPT-P2T Makassar.
4. Surat Penelitian Pada KESBANG Kabupaten Gowa.
5. Surat Rekomendasi Penelitian Pada PDAM Kabupaten Gowa.
6. Surat Keterangan Penelitian pada PDAM Kabupaten Gowa.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini upaya yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan adalah
meningkatkan pendapatan dari pengolahan usaha. Dimana dengan adanya
peningkatan pendapatan maka akan mempengaruhi frofit, yang pada gilirannya
akan menunjang kontinuitas dari pengelola usaha. Penilaian prestasi suatu
perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan
laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban kepada para penyandang dananya juga merupakan alat
untuk penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek ekspektasi
perusahaan dimasa yang akan datang (Fidianti, 2011).
Sejak tanggal 2 januari 2001, UU No.22/1999 mengenai pemerintah daerah
secara efektif telah diberlakukan. UU ini memberikan kewenangan yang lebih
besar kepada Kabupaten/kota dalam mengatur pembangunan diwilayahnya.
Tantangan terberat yang dihadapi pemerintah Kabupaten/kota dalam
melaksanakan kewenangan tersebut adalah bagaimana meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) sehingga pelaksanaan otonomi dapat berjalan secara efektif
dan dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.
2
Dalam UU tersebut disebutkan tentang sumber-sumber yang dapat digali
oleh pemerintah Kabupaten/kota dalam meningkatkan PAD, salah satu
diantaranya adalah mengembangkan perusahaan-perushaan yang dimiliki
pemerintah Kabupaten/kota sehingga menjadi sumber PAD yang dapat
diandalkan. Perusahaan daerah yang mempunyai prospek kearah tersebut adalah
perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dimasa yang akan datang PDAM
mempunyai prospek ekonomi yang sangat cerah, hal ini dibuktikan dengan
melihat pertumbuhan jumlah pelanggan yang terus meningkat. Dipihak lain,
meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan populasi penduduk yang setiap tahun
meningkat menyebabkan makin terbatasnya sumber-sumber air karena konversi
oleh bangunan industri dan perumahan. Untuk mengatasi hal tersebut, PDAM
harus melakukan ekspolorasi keluar daerah yang berarti meningkatnya biaya
investasi dan produksi yang harus dikeluarkan.
Investor atau bisa di sebut pemegang saham, kreditor yang berminat untuk
membeli saham maupun obligasi suatu perusahaan tidak hanya akan melihat
bagaimana pergerakan saham secara historis akan tetapi perform atau kinerja
keseluruhan perusahaan juga harus diukur. Dengan kata lain, setelah mengukur
kinerja perusahaan secara keseluruhan seorang investor dapat memutuskan untuk
berinvestasi atau tidak atau menjual sahamnya yang telah ada dalam perusahaan
tersebut. Maka Pengukuran kinerja sangatlah penting dimana pengukuran kinerja
3
itusendiri sudah mendapat perhatian sejak lama yakni sejak kapitalisme industri
itudimulai.
Posisi dan kinerja perusahaan sangat penting artinya bagi perusahaan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan perlu diketahui agar
dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Sedangkan kelemahan perlu
diketahui untuk diperbaiki. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai
dengan menggunakan beberapa alat analisis keuangan, salah satunya yaitu
laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan beberapa rasio keuangan
misalnya rasio profitabilitas, rasiolikuiditas, rasio laverage dan lain-lain.
Salah satu cara yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Gowa dalam meningkatkan pendapatan, sehingga mempengaruhi
kinerja keuangan adalah dengan meningkatkan efektivitas pengelolaan
manajemen, sebab dengan adanya peningkatan efektivitas pengelolaan
manajemen perusahaan maka akan mendorong pencapaian tujuan dan sasaran.
Oleh karena itulah dalam melakukan penilaian mengenai kinerja keuangan yang
telah dicapai oleh perusahaan maka perlu adanya laporan keuangan. Dimana
laporan keuangan adalah suatu laporan yang mencerminkan keadaan dan posisi
keuangan dalam posisi akuntansi.
Malasah laporan keuangan keuangan dalam suatu perusahaan sangat
penting, oleh karena itulah dalam melakukan kinerja keuangan maka perlu
ditunjang oleh adanya laporan keuangan, sebab tanpa adanya laporan keuangan
4
bagi suatu perusahaan, maka perusahaan tidak akan dapat mengetahui
perkembangan kinerja keuangan.
Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam
kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek kuangan, aspek pemasaran,
aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek
sumber daya manusianya.Kinerja mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya maka kinerja menjadi hal yang
penting yang harus dicapai setiap perusahaan (Jumingan, 2012).
Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan
perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai
aktivitas yang telah dilakukan.Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah
suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara
baik dan benar (Fahmi, 2012).
Pengukuran kinerja keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk
mengetahui kemampuan dan kelemahan keuangan perusahaan. Metode yang
digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan adalah metode rasio keuangan
dan metode Eva atau nilai tambah. Rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas,
rasio aktifitas, rasio leverage, rasio profitabilita, dan rasio pasar. Eva merupakan
nilai tambah kepada pemegang saham.
Masalah laporan keuangan dalam suatu perusahaan sangat penting, oleh
karena itulah dalam melakukan penilaian kinerja keuangan maka perlu ditunjang
5
oleh adanya laporan keuangan sebab tanpa adanya laporan keuangan bagi suatu
perusahaan, maka perusahaan tidak akan dapat mengetahui perkembangan
kinerja keuangan. Kinerja keuangan adalah hasil prestasi keuangan yang dicapai
oleh perusahaan dari pengelolaan usaha, sehingga salah satu tolak ukur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Economic Value Added.
Economic value added adalah ukuran kinerja yang menggabungkan
perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut ( Mahduh,
2004). Kemudian perlu ditambahkan bahwa kelebihan konsep economic value
added adalah bermanfaat sebagai penilaian kinerja yang berfokus pada
penciptaan nilai, membuat perusahaan untuk memperhatikan struktur modal dan
dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang
memberikan pengembalian lebih tinggi dari biaya modal.
Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap kinerja keuangan pada PDAM Kabupaten Gowa dengan menggunakan
pendekatan nilai tambah. Penelitian ini berjudul “Pengukuran Kinerja
Keuangan Dengan Menggunakan Economic Value Added Pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gowa’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan pada PDAM Kabupaten
Gowa jika menggunakan EconomicValue Added dari tahun 2011-2015..?
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja
keuangan pada PDAM Kabupaten Gowa Pada Tahun 2011-2015 jika
menggunakan Economic Value Added.
D. Manfaat Peneliatian
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap akan ada manfaat yang
dapat diambil oleh berbagai pihak sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai pengukura
kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan metode Economic Value
Added.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan pada proses pengambilan
keputusan dalam perbaikan khususnya pada PDAM Kabupaten Gowa.
3. Bagi Para Pembaca
Sebagai bahan informasi atau pengetahuan tambahan tentang pengukuran
kinerja keuangan pada PDAM Kabupaten Gowa dengan menggunakan
Pendekatan Economic Value Added, bagi para pembaca khususnya mahasiswa
dan sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa lain yang mengadakan
penelitian dalam bidang yang sama.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan keuangan atas kegiatan
komersial dan/atau sosial. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting
untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut dapat
di perbandingkan untuk dua periode atau lebih ( Fahmi, 2012).
Suatu laporan keuangan yang menggambarkan kinerja operasional suatu
perusahaan operasi sepanjang waktu disebut income statement (laporan laba
rugi). Laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan dari operasional
perusahaan pada titik waktu tertentu di sebut balance sheet (neraca keuangan).
Laporan retainet earning (laba ditahan) menunjukkan perubahan dari posisi
pemilik selama siklus operasional. Akhirnya laporan cash flow (arus kas)
menjelaskan perubahan dalam arus kas tunai untuk suatu siklus operasional.
Oleh karena itu setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki
keterbatasan tertentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang
di miliki perusahaan yaitu;
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis) dimana
data-data yang diambil dari data masa lalu.
7
8
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya
untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-
pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi suatu situasi
ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan
selalu dihitung kerugiannya sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya
dihitung dari yang paling rendah.
5. Laporan keuangan selalu berpengang teguh kepada sudut pandang ekonomi
dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat
formalnya.
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan
secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan
kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari
berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi
syarat sebagai suatu laporan keuangan.
Berikut ini pengertian laporan keuangan yang dikemukakan olehHendra (2011), mengemukakan, bahwa : ‘’Laporan keuangan merupakanalat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan denganposisi skeuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yangbersangkutan. ‘’
Daenta (2011), mengemukakan bahwa: “Laporan keuangan merupakaninformasi historis, dimana tibulnya laporan keuangan setelah munculnyatransaksi yang dicatat dan dibuat laporan keuangan.
9
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi
yang mengangkut posisi keuangan, kineja dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan
posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu
serta kepastian dari hasil tersebut.
Abarwati (2010), mengemukakan, bahwa : “Laporan keuangan yaitumengistemasikan arus kas bebas masa depan, dalam rencana operasi yangberbeda, meramalkan kebutuhan modal perusahaan dan kemudian memilihrencana yang memaksimalkan nilai pemegang saham.
Kasmir (2012), mengemukakan, bahwa : ‘’laporan keuangan adalahlaporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini ataudalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan merupakan laporan yangmenunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkinimaksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu(untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Disampingitu, kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisislaporan keuangan.
Dari defenisi yang telah dikemukakan diatas maksud laporan keuangan
menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini.
Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya
laporan keuangan dibuat perperiode, misalnya tiga bulan atau enam bulan untuk
kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, laporan lebih luas dilakukan satu
tahun sekali. Disamping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat dilakukan
10
posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut
dianalisis.
B. Bentuk-bentuk laporan keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian
banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi-transaksi dan
peristiwa yang bersifat finansil dicatat, digolong-golongkan dan diringkaskan
dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, kemudian diadakan penafsiran
untuk berbagai tujuan.
Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data
keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk
kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.
Lapoaran keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada
berbagai pihak terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan bagian laba yang
ditahan atau laporan modal sendiri, dan laporan perubahan posisi keuangan atau
laporan sumber dan pengguna data.
Seperti diketahui bahwa perusahaan memperoleh penghasilan dari
penjualan barang-barang atau jasa-jasa dan untuk memperoleh penghasilan itu
diperlukan biaya-biaya. Laporan laba rugi menggambarkan sumber-sumber
penghasilan dan jenis-jenis biaya yang dinyatakan dalam satuan uang serta laba
atau rugi yang dialami perusahaan pada periode tertentu.
11
Raharjo (2010), mengemukakan bahwa bentuk-bentuk laporan keuangan
terdiri atas :
1. Neraca ,2. Laporan rugi laba ,3. Laporan perubaha posisi keuangan, dan4. Catatan atas laporan keuangan.
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan satu persatu dari pengertian di atas :
1. Neraca (balance sheet) merupakan laporan mengenai keadaan harta atau
kekayaan perusahaan, atau keadaan posisi keuangan perusahaan pada saat
tanggal tertentu. Neraca memberitahu kita mengenai seberapa kuat posisi
keuangan perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditor untuk suatu
jangka waktu tetentu.
2. Laporan rigi laba (income statement) merupakan laporan mengenai kemajuan
perusahaan. Pada dasarnya laporan laba rugi memberitahu apa yang diperoleh
perusahaan tahun ini, apakah laba atau rugi, dan berapa banyak
laba/keuntungan atau ruginya. Laporan ini menggambarkan kemajuan usaha
perusahaan selama satu periode tertentu atau selama tahun buku.
3. Laporan perubahan posisi keuangan (the statement of changes in financial
position) melaporkan perubahan posisi keuangan, yang biasanya disajikan
dalam laporan arus dana atau laporan sumber dan penggunaan dana (found
flow statement) yang melaporkan sumber (dari mana dana diperoleh) dan
penggunaan dana (kemana dana dipakai), atau disajikan dalam laporan arus
kas (cash flow statement) yang melaporkan perubahan posisi keuangan
12
berbasis kas, yaitu suatu ringkasan kas yang diterima dan dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode. Laporan perubahan posisi keuangan,
disamping menyajikan jumlah dana atau kas yang diperoleh dari operasi
sebagaimana dilaporkan dalam perhitungan laba rugi, juga menyajikan jumlah
dana atau kas yang dipakai untuk membayar deviden sebagaimana tersaji
dalam laporan saldo laba atau laporan perubahan laba yang ditahan (the
statement of retained earning).
4. Di dalam laporan keuangan masih ada beberapa keterangan atau catatan atas
laporan keuangan (footnotes or netes to the financial statement) yang
merupakan penjelasan tertulis dari aspek-aspek penting pada berbagai item,
yang bisa memberikan banyak informasi.
Umumnya laporan keuangan dibuat dalam periode satu tahun buku, bila
periode pembukuan dimulai 1 januari dan berakhir 31 desember, maka laporan
keuangan dibuat tanggal 31 desember (sesuai dengan tahun takwin). Sedang bila
periode pembukuan dimulai 1 april sampai dengan 31 maret, maka laporan
keuangan dibuat tanggal 31 maret (sesuai tahun anggaran pemerintah). Sekarang
telah banyak perusahaan yang menyajikan laporan keuagannya secara
komperatif, yaitu dengan menyajikan angka-angka untuk dua periode (tahun)
buku, yaitu tahun yang dilaporkan dan tahun yang sebelumnya.
C. Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
keuangan suatu perusahaan,baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.
13
Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan
perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu
memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang
memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Menurut Kasmir (2011), tujuan pembuatan laporan keuangan atau
penyusunan laporan keuangan yaitu :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yangdimiliki perusahaan saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modalyang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yangdiperoleh pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yangdikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjaditerhadap aktiva, pasifa dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.7. Informasi keuangan lainnya.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat
diketahui kondisi keuanga perusahaan secara menyeluruh. Kemudian laporan
keuangan tidak hanya sekedar cukup di baca saja, tetapi juga harus dimengerti
dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah
dengan melakukan analisis keuangan melalui rasio keuangan yang lazim
dilakukan.
D. Pengertian Rasio Keuangan
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan
dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam
14
angaka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam bentuk mata
uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang
berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Artinya jika hanya melihat apa
adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat dibandingkan dalam
suatu komponen lainnya. Caranya adalah membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan dapat disimpulkan
posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu.
Hendra (2011), mengemukakan bahwa : ‘’Rasio keuangan adalahmembandingkan antarsa satu angka dengan angka lainnya yangmemberikan suatu makna.’’
Kasmir (2011), berpendapat bahwa : ‘’Rasio keuangan merupakanindeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh denganmembagi satu angka dengan angka lainnya.’’
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-
rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio
keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu. Kemudian setiap hasil dari
rasio diukur diinterpretasikan sehinggan menjadi berarti dalam pengambilan
keputusan. Hasil rasio keuanga digunakan untuk menilai kinerja manajemen
dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.
Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan
sumber daya perusahaan secara efektif.
Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-
hal yang perlu dilakukan kedepan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan
atau dipertahankan sesuai denga target perusahaan. Atau kebijakan yang harus
15
diambik oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-
orang yang duduk dalam manajemen kedepan.
E. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalamkegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek kuangan, aspekpemasaran, aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspekteknologi, maupun aspek sumber daya manusianya (Agnes, 2011).
Kinerja mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola danmengalokasikan sumber dayanya maka kinerja menjadi hal yang pentingyang harus dicapai setiap perusahaan. Kinerja keuangan merupakangambaran dari pencapaian keberhasilan perushaan dapat diartikan sebagaihasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapatdijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang di jelaskanbahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untukmelihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan denganmenggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar(Fahmi, 2012).
F. Pengertian Keuangan
Keuangan dalam KBBI (2008) diartikan : (1) segala sesuatu yang bertalian
dengan uang; (2) seluk beluk uang; (3) urusan uang; (4) keadaan uang. Contoh
dalam kalimat: biaya rumah sakit tidak terjangkau oleh keuanganku. (artinya:
kondisi uang/harta/kekayaanku tidak bisa menjangkau biaya rumah sakit).
Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, Keuangan adalah mempelajari
bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, mengalokasi, dan
menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung
risiko dalam menjalankan proyek mereka.
16
G. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan mengidikasikan apakah strategi perusahaan, intlementasi
strategi, dan segala inisiatif perusahaan memperbaiki laba perusahaan. Dengan
menelusuri serangkaian aktivitas penciptaan nilai tambah melalui serangkaian
indikator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dan aktifitas riil sampai
aktivitas keuangan, dari aktivitas operasional samapi aktivitas strategis, dari
aktivitas jangka pendek sampai aktivitas jangka panjang, dari aktivitas lokal
sampai aktivitas global, atau dari aktivitas bisnis sampai aktivitas korporasi. Para
pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran komprehensif mengenai
kinerja beragam aktivitas perusahaan, namun tetap dalam satu rangkaian strategi
yang saling terkait satu sama lain.
Fahmi (2012), mengemukakan bahwa : ‘’Kinerja keuangan adalahsuatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaantelah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaankeuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporankeuangan yang telah memenuhi standard dan ketentuan dalam StandarAkuntasi Keuangan (SAK) atau General Acepted Accounting Principle(GAAP), dan lainnya. ‘’
Harmono (2010), mengemukakan bahwa : ‘’kinerja keuanganumumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasarukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on infestment) ataupenghasilan persaham (ernings per share). ‘’
Wahyudin (2010), mengemukakan bahwa : ‘’kinerja keuanganmerupakan sesuatu yang di hasilkan oleh suatu organisasi dalam periodetertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. SelanjutnyaZarkasyi (2013), mengemukakan bahwa kinerja merupakan sesuatu yangdihasilkan atau hasil kerja yang dicapai dari suatu perusahaan.
Fahmi (2013), mengemukakan bahwa : ‘’Kinerja keuangan merupakangambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai
17
hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapatdijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukanuntuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan denganmenggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar ‘’
Guna mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan dilakukan serangkaina
tindakan evaluasi yang pada intinya adalah penilaian atas hasil usaha yang
dilakukan selama periode waktu tertentu. Hasil usaha tersebut dapat berupa
barang atau jasa yang dapat menjadi atribut dari keberhasilan kerja organisasi.
Berdasarkan defenisi diatas, maka kinerja perusahaan merupaka sesuatu
yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu
pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil
yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari
berbagai ukuran yang disepakati.
H. Pengertian Pengukuran Kinerja Keuangan.
Pengukuran kinerja keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk
mengetahui kemampuan dan kelemahan keuangan perusahaan. Pengukuran
kinerja keuangan Menurut Gitosudarmo dan Basri (2011), berpendapat bahwa
pengukuran kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu
periode tertentu dilaporkan dalam laporan keuangan yang terdiri dari laba rugi
dan neraca. Dalam organisasi pemerintahan, pengukuran kinerja keuangan sangat
penting untuk membantu memperbaiki kinerja instansi, memperbaiki
pengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk
memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik oleh organisasi dalam
18
menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik.oleh karena itu pihak manajemen
perusahaan sangat perlu menyesuaikan kondisi perusahaan dengan alat ukur
penilaian kinerja yang akan digunakan serta tujuan pengukuran kinerja keuangan.
Ratnasari dkk (2013), mengemukakan bahwa pengukuran kinerja adalah
pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang
ada pada tahap perusahaan.
Manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut :
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan pada pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi
‘’rewart ‘’ atas perilaku yang diharapkan tersebut.
Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang
memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik
dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap aktivitas
pelaksanaan dan pengendalian.
19
Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan, namun metode yang umum digunakan adalah dengan
menggunakan /menghitung rasio dari data laporan keuangan.
Semakin berkembangnnya perusahaan dan pihak-pihak yang
berkepintingan dengan perusahaan (stakenholders) ikut bertambah, timbul
permasalahan dengan pengukuran kinerja, antara lain yaitu :
1. Peningkatan skala perusahaan berupa integrasi fungsi-fungsi dan semakin
konfleksnya struktur organisasi memperbesar jumlah transaksi internal yang
membuat mekanisme harga terbengkali.
2. Pembesaran perusahaan berakibat pula pada semakin panjangnya siklus
operasi perusahaan.
3. Pengukuran kinerja bahkan semakin sulit dilakukan pada perusahaan pada
modal berskala besar yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk ,
terutama kesulitan dalam pengalokasian biaya overhead.
4. Bertambahnya stakenholderssemakin mempersulit proses delibirasi untuk
menyepakati besarnya nilai akun dalam neraca dan laporan laba rugi yang
bukan berasal dari arm’s length transaktion.
I. Tujuan pengukuran kinerja keuangan
Menurut Agnes (2011), ada empat tujuan dilaksanakannya pengukuran
kinerja keuangan perusahaan yaitu;
20
1. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalammemenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan padasaat ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untukmemenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebutdilikuidasi, kewajiban keuangan yang dimaksud mencakup keuanganjangka pendek maupun jangka panjang.
3. Mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu kemampuanperusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu denganmenggunakan aktiva atau modal secara produktif.
4. Mengetahui tingkat aktivitas, yaitu kemampuan perusahaan dalammenggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakansumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan.
Demikian empat tujuan pengukuran kinerja keuangan dan penjelasannya.
Salah satu tujuan terpenting dalam pengukuran kinerja keuangan selain empat
tujuan yang disebutkan di atas adalah untuk menilai apakah tujuan yang
ditetapkan perusahaan telah tercapai, sehingga kepentingan investor, kreditor dan
pemegang saham dapat terpenuhi. Untuk itu, melakukan analisis laporan
keuangan umumnya ditempuh sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan.
J. Jenis- Jenis Pengukuran Kinerja Keuangan
Rasio yang biasa digunakan dalam hal untuk mengukur kinerja keuangan
adalah rasio solvabilitas (kecukupan modal), rasio profitabilitas, dan rasio
likuiditas. Penilaian keputusan berinvestasi dalam pasar modal dan menilai sehat
atau tidaknya suatu perusahaan, biasanya yang dinilai adalah kinerja keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai
berdasarkan analisis laporan keuangan maupun analisis rasio keuangan
perusahaan yang bersangkutan ( Fahmi,2012).
21
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas atau Leverage
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio profitabilitas
K. Pengertian Rasio Keuangan
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan
dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam
angaka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam bentuk mata
uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang
berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Artinya jika hanya melihat apa
adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat dibandingkan dalam
suatu komponen lainnya. Caranya adalah membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan dapat disimpulkan
posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu.
Hendra (2011), mengemukakan bahwa : ‘’Rasio keuangan adalahmembandingkan antarsa satu angka dengan angka lainnya yangmemberikan suatu makna.’’
Kasmir (2011), berpendapat bahwa : ‘’Rasio keuangan merupakanindeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh denganmembagi satu angka dengan angka lainnya.’’
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-
rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio
keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu. Kemudian setiap hasil dari
22
rasio diukur diinterpretasikan sehinggan menjadi berarti dalam pengambilan
keputusan. Hasil rasio keuanga digunakan untuk menilai kinerja manajemen
dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.
Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan
sumber daya perusahaan secara efektif.
Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-
hal yang perlu dilakukan kedepan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan
atau dipertahankan sesuai denga target perusahaan. Atau kebijakan yang harus
diambik oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-
orang yang duduk dalam manajemen kedepan.
L. Pengertian Economic Value Added
Metode penilaian kinerja dengan menggunakan data akuntansi seperti yang
dibicarakan sebelumnya belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan maksimasi
kemakmuran pemegam saham. Konsep EVA membuat perusahaan lebih
memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai
kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan
ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada. Ahli keuangan
mengembangkan konsep baru sebagai pengukuran kinerja atau Economic value
added.
Menurut Keown (2010), EVA atau nilai tambah ekonomi adalahperbedaan laba usaha setelah pajak (NOPAT) dan beban modal untukperiode tersebut (yaitu, produk dari biaya modal perusahaan dan modalyang diinvestasikan pada awal periode.
23
Hanafi (2005), mengemukakan bahwa Economic Value Addedmerupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai denganbiaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut.
Husnan dan Pudjiastuti (2004), mengemukakan bahwa EVA adalahpenilaian efektivitas manajerial untuk satu tahun tertentu. SedangkanSartono (2007), mengemukakan bahwa EVA adalah laba bersih operasisetelah pajak (NOPAT ) – biayamodal setelah pajak yang diperlukan untukmendukung operasi.
Karena NOPAT pada dasarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari
modal yang ditanam, dan biaya modal adalah biaya dari modal yang ditanamkan,
maka NOPAT dan biaya modal bias di tuliskan sebagai berikut…
Dimana:
EBIT = laba bersih sebelum bunga dan pajak yang di Investasikan.
NOPAT =net operating profit after taxes ( laba bersih operasi setelah pajak )
Formula diatas menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh adalah
nilai tambah yang bersih atau net, yaitu nilai tambah yang dihasilkan dikurangi
dengan biaya yang digunakan untuk memperoleh nilai tambah tersebut. Berbeda
dengan pengukuran kinerja akuntansi yang teradisional seperti ROE, EVA
mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara
mengurangi beban biaya modal ( cost of capital ) yang tibul sebagai investasi
yang dilakukan.
NOPAT = EBIT ( 1- Tarif Pajak )
24
EVA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true
economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika
dibandingkan laba akuntansi. EVA memberikan residua / income yang tersisa
setelah semua biaya modal .Termasuk biaya modal saham, telah dikurangkan
sedangkan laba akuntansi dihitung tanpa mengurangkan biaya modal.
EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang
diberikan perusahaan kepada pemegam saham. Oleh karena itu manajer yang
konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegam saham .oleh karena itu
manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada
cara- cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegam saham.
Pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitip beratkan pada sisi
keuangan, misalnya dengan pengukuran ROI ( teturn on investement ), profit
margin dan Economi Value Added ( nilai tambah ekonomi ). Return on
investment ( ROI ) menggambarkan kemampuan perusahaan dan menghasilkan
keuntungan dengan mendayagunakan aktiva produktif ( operating assets ) yang
dimiliki. Ditinjau dari aspek keuangan pengukuran ini dianggap cukup memadai
karena memberikan gambaran kinerja keuangan perusahaan yang cukup
konprehensif.Economic Value Added( EVA ) konsep ini menilai kinerja
perusahaan berdasarkan keuntungan riilkarena memasukkan unsur financial
riskdalam perhitungan. Meskipun sebagai ukuran EV lebih riil dalam
menggambarkan kinerja perusahaan akan tetapi masih terdapat kelemahan –
kelemahan antara lain disebabkan kerena belum memasukkan aktiva – aktiva
25
yang tidak Nampak ( intangible assets ) dan kekayaan intelektual ( sumber daya
manusia ).
Young (2008), mengatakan bahwa pendekatan nilai EVA adalah unik
dimana hal itu adalah satu-satunya yang menngambarkan semua informasi
mengenai perusahaan termasuk yang berikut :
1. Penjualan dan pertumbuhan pangsa pasar2. Kepuasan pelanggan3. Hubungan denga pemasok4. Produktivitas buruh dan hubungan buruh5. Pajak6. Bunga dan pembayaran hutang pokok kepada pemberi pinjaman7. Reputasi dengan bank dan peminjam lainnya
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu alat
analisis financial untuk menulis profitabilitas yang realistis dari operasi
perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya.
Selain itu EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para penyandang
dana, melalui perhitungan biaya modal tertimbang dari struktur modal
perusahaan.
M. Kriteria EVA
Untuk melihat apakah dalam perusahaan telah terjadi penciptaan nilai atau
tidak, dapat ditentukan denganb criteria yang dikemukakan Widayanto ( 2004 ),
sebagai berikut :
a. EVA > 0, maka telah terjadi nilai tambah ekonomis ( NITAMI ) dalam
perusahaan sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para
26
penyandang dana dapat terpenuhi denga baik, yaitu mendapatkan
pengembalian investasi yang sama atau lebih dari yang diinvestasikan dan
kreditur mendapatkan bunga. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan
berhasil menciptakan nilai ( create value ) bagi pemilik modal sehingga
menandakan bahwa kinerja keuangannya baik.
b. EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis (
NITAMI ) bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi
harapan para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak
mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan
dan kreditur tetap mendapatkan harga. Sehingga dengan tidak ada nilai
tambah mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan kurang baik.
c. EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba yang telah
digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur
dan pemegang saham.
27
N. Kerangka Pikir
Adapun anggapan ini dituangkan dalam bagan kerangka pemikiran sebagai
berikut ;
Kerangka pikir
Gambar 2.1
O. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono,2015). Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
yang dikemukakan diawal, Hipotesis yang dikemukakan penulis yaitu diduga
‘’kinerja keuangan PDAM yang dihitung dengan menggunakan pendekatan
ekonomi value added menunjukkan kinerja keuangan yang baik serta kondisi
yang sehat karena menghasilkan nilai rasio yang lebih besar.
PDAM Kabupaten Gowa
Pengukuran Kinerja Keuangan
Economic Value Added
Hasil
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada PDAM Kabupaten Gowa. Sedangkan
waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah dua bulan, dari bulan April
sampai dengan juni 2016.
B. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Penelitian pustaka (library research)
Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui perpustakaan baik berupa
buku-buku literatur, dan bahan kuliah yang relevan dengan masalah yang
diteliti.
2. Penelitian lapangan (field research)
Yaitu pengambilan langsung terhadap objek yang diteliti dengan
menempuh cara sebagai berikut :
a) Observasi, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara
langsung terhadap objek yang diteliti.
b) Wawancara, yaitu mengadakan wawancara dengan pimpinan dan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam obyek penelitian.28
29
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa
pernyataan atau penjelasan.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam
bentuk angka-angka.
2. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh penulis dari hasil observasi
maupun hasil wawancara pada PDAM Gowa.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh penulis dari perusahaan
berupa bukti-bukti atau laporan-laporan tertulis yang dibuat secara
berkala.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadikannya objek penelitian. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan laporan keuangan
PDAM Gowa.
2. Sample
30
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2015). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan pada PDAM Gowa pada periode
2014 dan 2015.
E. Metode Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif,
yaitu suatu metode dengan mengumpulkan data dalam bentuk angka - angka yang
dapat dihitung, disusun, diinterprestasikan dan dianalisa sehingga memberikan
gambaran yang sebenarnya tentang pengukuran kinerja keuangan PDAM Kabupaten
Gowa.
Dengan metode deskriptif kuantitatif sebagai berikut :
1. Analisis NOPAT yaitu suatu analisis dimana tingkat keuntungan yangdiperoleh dari modal yang kita tanam, dan biaya modal yang kita tanamkandengan rumus :
NOPAT = modal yang diinvestasikan x ROIC
2. Analisis biaya modal tertimbang, dengan menggunakan rumus :
WACC (Ko) = K ( BB + S)+ Ke ( + )Dimana :
WACC (Ko) = Biaya modal rata-rata tertimbang (Ko)
Kd = Biaya modal dari hutang
S = Modal pinjaman
31
B = Modal sendiri
Ke = Biaya modal sendiri
3. Analisis EVA dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
EVA = Modal yang diinvestasikan x (WACC-ROIC
Dimana :
EVA = Economic value added
ROIC = Return on invested capital
WACC = Weighted everage cost of capital
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan PDAM Kabupaten Gowa
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa, demi
memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota Sungguminasa dan penduduk
Kabupaten Gowa, pada tahun 1980 didirikanlah 1 (Satu) pengolahan air bersih oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Cabang Dinas
Kabupaten Gowa, dimana pengolahan dan pengawasannya dilaksanakan oleh Proyek
Pengolahan Sarana Air Bersih (PPSAB) Propinsi Sulawesi Selatan, dengan kapasitas
produksi air bersih 10 liter/detik. Pada tahun 1981 unit pengolahan air Kabupaten
Gowa telah memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota Sungguminasa,
sehingga pada tangal 8 September 1982 sesuai Berita Acara Penyerahan Asset
Pemerintah Pusat oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia kepada Pemerintah
Kabupaten Gowa, bersamaan itu pula Unit Pengelolaan Air Minum (BPAM)
Kabupaten Gowa yang pengelolaannya dan tanggung jawabnya masih tetap berada
pada PSAB Propinsi Sulawesi Selatan telah mengangkat Pegawai Bagi BPAM dan
memperbantukan 3 orang Pegawai Negeri Sipil dari Pemerintah Kabupaten Gowa.
Dengan laju perkembangan pembangunan Kabupaten Gowa, maka kebutuhan
airbersih masyarakat kota bertambah sehingga dengan kapasitas 10 liter/detik terasa
sudah tidak mencukupi lagi.
32
33
PPSAB Propinsi Sulawesi Selatan kemudian mengajukan proposal
pengembangan rencana penambahan kapasitas produksi air bersih sebesar 20 liter/
detik. Hasil dari tindak lanjut pengajuan proposal tersebut,pada tahun1985/1986
rencana penambahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berlokasi di Lingkungan
Cambaya Kelurahan Sungguminasa terealisasi. Tetapi dengan adanya IPA yang baru
tersebut, Instalasi lama tidak lagi mendapat perhatian dengan baik sehingga Unit
Pengolahan Air ( IPA ) tersebut tidak dapat difungsikan lagi.
Pada Tahun 1988 berdasarkan Perda Nomor 2 tahun 1988 tgl. 15 Maret 1988
didirikanlahPerusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gowa. Berhubung karena unit
Pengelolaan Air Bersih telah ada di Kabupaten Gowa yaitu Badan Pengelolaan Air
Minum Milik Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Cabang
Dinas Kabupaten Gowa, maka Pemerintah Daerah Gowa mengusulkan kepada
Pemerintah Pusat agar pengelolaan BPAM tersebut diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten Gowa, sehingga pada tanggal 23 Januari 1991 berdasarkan SK Menteri
PU Nomor 7/KPTS/1991 Tanggal 09 Februari 1991, terlaksanalah penanda tanganan
Berita Acara Penyerahan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Bersih
di Kabupaten Gowa menjadi Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten
Gowa.
Perusahaan Derah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten Gowa dalam usaha
memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat kota yang semakin meningkat, telah
memperoleh bantuan Pemerintah Pusat melalui APBN Tahun Anggaran 1991/1995
yaitu penambahan kapasitas produksi 20 liter/detik yang pembangunannya dapat
34
direalisasikan pada bulan Januari 1995 dan selesai pada Bulan Maret 1995, maka
produksi air menjadi 40 liter/detik yang mulai beroperasi pada bulan April 1995.
Perkembangan PDAM Kabupaten Gowa untuk melayani kota Sungguminasa
dan sekitarnya sudah berjalan dengan baik dan normal, sehingga PDAM Kabupaten
Gowa mendapat kepercayaan untuk mengelola air bersih diKecamatan Tinggi
Moncong (Kota Malino) diserahkan pengelolaannya dari Pemerintah Kecamatan ke
PDAM Gowa dengan nama PDAM Kab. Gowa Cabang IKK Malino pada tangal 2
Juli 1994, dimana sumber air dan pendistribusiannya menggunakan sistem gravitasi
alam. Pada awal Tahun 2001 telah diserahkan pula 1 (satu) Unit Instalasi Pengolahan
Air di Borong Loe oleh Pemimpin Proyek Bendungan Bili-Bili dengan Kapasitas air
20 liter/detik, tetapi IPA tersebut belum dapat difungsikan sepenuhnya berhubung
banyaknya kendala-kendala tekhnis yang dihadapi di IPA Borong Loe tersebut.
Disamping itu pada tanggal 24 Mei 2002 diserahkan pula PDAM Gowa IKK Cabang
Bajeng ke PDAM Gowa yang merupakan Bantuan Hibah dari Pemerintah Jepang ke
Pemerintah Indonesia, dengan kapasitas produksi 20 liter/detik.
Pada bulan Mei 2001, Instalasi Pengelolaan Air Pandang-Pandang yang
dibangun oleh PPSAB Sulawesi Selatan dan sementara digunakan / dikelola oleh
PDAM Makassar telah diserahkan pengelolaannya kepada PDAM Kabupaten Gowa.
IPA Pandang-pandang dengan kapasitas produksi 200 liter/detik yang diserahkan
pada bulan Mei 2001 tersebut sudah menambah kapasitas produksi air bersih PDAM
Gowa menjadi 240 liter/detik. Dengan kapasitas produksi 240 liter/detik, maka
PDAM Kabupaten Gowa terus berusaha untuk memasarkan berbagai sambungan baru
35
kepada pelanggan agar keseimbangan antara produksi air dan jumlah pelanggan tetap
stabil.
1. Pendirian Perusahaan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa
merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Gowa yang
didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Gowanomor 11 Tahun
1988 Tanggal 15 Maret 1988 yang sebelumnya berbentuk Badan Pengelola Air
Minum (BPAM).
Data umum perusahaan sebagai berikut :
Nama Perusahaan :PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa
Alamat :Jl. Alternatif Swadaya, Kabupaten Gowa
Telepon/Fax :(0411) 880546 / (0411) 8220242
e-mail :[email protected]
2. Tujuan dan Fungsi Perusahaan
a. Tujuan
Tujuan pendirian PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa menurut Pasal 5
Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Gowa Nomor 11 Tahun 1988 Tanggal 15
Maret 1988 adalah sebagai berikut :
a. Turut serta melaksanakan pembangunan daerah.
36
b. Melaksanakan pembangunan ekonomi nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat menuju masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.
b. Fungsi
Fungsi PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa adalah mengusahakan
penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat di Kabupaten Gowa dan
sekitarnya. Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut, kegiatan PDAM Tirta
Jeneberang Kabupaten Gowa meliputi :
a. Mengolah sumber air untuk memperoleh air bersih dan menyalurkan kepada
pelanggan.
b. Membangun jaringan distribusi dan transmisi dalam rangka mengoptimalkan
penyaluran air bersih kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Melakukan pemeliharaan jaringan distribusi dan transmisi untuk menekan
kebocoran/kehilangan.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadi PDAM yang mandiri, profesional dan mengutamakan pelayanan.
2. Misi
a. Pengelolaan perusahaan yang maju, kuat, dan sehat dari segi
manajemen maupun finansial.
37
b. Peningkatan kemampuan SDM yang cerdas, terampil, dan berperilaku
yang di dukung oleh iklim dan lingkungan kerja yang sehat.
c. Peningkatan pelayanan air minum terhadap kualitas, kuantitas dan
kontinuitas serta keterjangkauan daya beli masyarakat.
d. Peningkatan kesejahteraan karyawan.
C. Struktur Organisasi
Dalam suatu organisasi dengan segala aktivitasnya terdapat hubungan dimana
orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Semakin banyak kegiatan yang
dilakukan, makin kompleks pula hubungan-hubungan yang ada. Untuk
menggambarkan hubungan-hubungan tersebut, dibuatlah suatu bagan yang
dinamakan struktur organisasi.
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas, tanggung jawab
dan wewenang yang dimiliki unit-unit organisasi untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan. Berdasarkan garis wewenang dan tanggung jawab di dalam struktur
organisasi, maka dapat diketahui kepada siapa seorang pegawai bertanggung jawab
atas tugas yang dikerjakan.
38
Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Gowa
Gambar 2.2
39
Berikut adalah pemaparan singkat mengenai struktur organisasi Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa.
Sumber Daya Manusia (SDM) PDAM Tirta Jeneberang per 31 Des 2013
sebanyak 149 orang, yang terdiri atas pegawai tetap 143 dan pegawai tidak tetap
sebanyak 6 orang.Sumber Daya Manusia (SDM) PDAM Tirta Jeneberang per 31 Des
2014 sebanyak 161 orang, yang terdiri atas pegawai tetap 149 dan pegawai tidak tetap
sebanyak 12 orang. Sumber Daya Manusia (SDM) PDAM Tirta Jeneberang per 31
Des 2015 sebanyak 169 orang, yang terdiri atas pegawai tetap 161 dan pegawai tidak
tetap sebanyak 8 orang.
Table.1.2
Jumlah personalia PDAM Kabupaten Gowa 31 Des 2011/ Des 2015
Personalia 2011 2012 2013 2014 2015
Pegawai tetap
Tidak tetap
125
12
121
22
143
6
149
12
161
8
137 143 149 161 169
Sumber: Hasil Olahan Data
Secara garis besarnya, pelaksanaan kegiatan perusahaan dikelompokkan
menjadi tiga bagian yang terdiri atas :
a. Bagian Administrasi
b. Bagian Produksi
c. Bagian Lapangan
40
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, masing-masing bagian ini
membawahi beberapa karyawan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tugas dan
tanggung jawab masing-masing bagian dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
sebagai berikut :
1. Pimpinan
Bertanggung jawab penuh atas perkembangan perusahaan, seluruh kegiatan
dan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang akan ditempuh perusahaan.
2. Bagian Administrasi
Mencatat semua transaksi yang terjadi, baik penerimaan maupun pengeluaran
keuangan sehubungan dengan kegiatan perusahaan serta membayar gaji
karyawan.
3. Bagian Produksi
Mempunyai tugas dan tanggung jawab mengawasi para pekerja, mengawasi
jalannya proses produksi, mengawasi mutu produksi serta pengatur kerja para
karyawan.
4. Bagian Lapangan
Bertanggung jawab mengatasi kegiatan di bidang pemasaran seperti
pembelian bahan baku, penjualan hasil produksi, penagihan kredit kepada
pelanggan serta mengirim produk kepada para pelanggan.
41
D. Tugas dan Tanggung jawab dalam perusahaan
Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan mengenai
pengaturan intern bagan organisasi PDAM tirta jeneberang kabupaten gowa adalah
sebagai berikut;
1. Direktur utama merencanakan kegiatan Perusahaan Daerah untuk jangka
panjang, mengawasi dan mengkoordinir dalam bidang teknik pengolahan air
bersih dan bidang umum termasuk pengolahan keuangan dan administrasi untuk
mencapai tujuan.
2. Direktur utama perusahaan daerah air minum bertanggung jawab atas seluruh
bidang umum daerah air minum dan membawahi langsung direktur bidang
umum dan direktur bidang teknik.
3. Direktur bidang umum bertanggung jawab kepada direktur utama dan
membawahi langsung bagian keuangan, bagian hubungan langganan, bagian
personalia dan bagian umum.
4. Direktur bidang teknik bertanggung jawab direktur utama dan
mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan
perlengkapan.
Tugas dan tanggung jawab tiap-tiap bagian yang terdapat dalam PDAM Tirta
Jeneberang kabupaten gowa, tersusun sebagai berikut;
1) Badan Pengawas mempunyai tugas, antara lain :
42
a. Menetapkan rencana kerja dan pembagian tugas para anggota menurut
bidang masing-masing untuk masa 12 (dua belas) bulan dan sesuai dengan
tahun buku perusahaan daerah.
b. Menyelenggarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali
untuk membicarakan dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh
perusahaan daerah dalam melaksanakan kegiatannya. Bila diperlakukan
sewaktu-waktu mengadakan rapat untuk menentukan keputusan mengenai
hal-hal yang mendesak.
c. Merumuskan kebijaksanaan untuk perusahaan daerah secara terarah dalam
bidang perencanaan modal/ penggunaan dana, pemanfaatan dan pengamanan
air baku, meningkatkan kepastian produksi air, perluasan maupun
rehabilitasi jaringan transmisi distribusi air minum sesuai kebijaksanaan
pemerintah untuk jangka pendek dan jangka panjang sebagai dasar
kebijaksanaan bupati.
d. Mengadakan penilaian atas prestasi kerja dari pada anggota Direksi
perusahaan searah atas hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan itu,
mengusulkan penggantian dan pengangkatan anggota Direksi baru kepada
Bupati.
2) Direktur Utama mempunyai tugas :
a. Merencanakan kegiatan Perusahaan Daerah untuk jangka panjang
mengawasi dan mengkoordinir dalam bidang teknik pengolahan air bersih
43
dan bidang umum termasuk pengolahan keuangan dan administrasi untuk
mencapai tujuan.
b. Merumuskan strategi Perusahaan Daerah dan menjalankan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh badan pengawas dalam melaksanakan operasi
perundang-undangan yang berlaku.
c. Memelihara suasana kerja yang baik dalam seluruh organisasi yang
berusaha mencapai taraf efesiensi dan administrasi yang baik .
3) Direktur Bidang Umum mempunyai tugas antara lain:
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dibidang administrasi
keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengolaan dan peralatan
perlengkapan.
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d. Dalam melaksanakan tugas Direktur Bidang Umum bertanggung jawab
kepada direktur utama.
4) Direktur Bidang Teknik mempunyai tugas, antara lain;
a. Mengkoordinasikan dan mengendaliakan kegiatan –kegiatan dibidang
produksi, distribusi, peralatan dan perlengkapan.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan air baku serta sumber air lainnya,
instansi produksi dan system distribusi.
44
c. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pengujian peralatan teknik dan
bahan-bahan kimia.
5) Bagian Keuangan mempunyai tugas;
a. Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja perusahaan.
b. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan serta mengawasi
pelaksanaan tugas dari subag ksir, subag pembukuan, subag anggaran dan
subag rekening.
c. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka meningkatkan
produktivitas dan pengembangan karier bawahan.
d. Bertanggung jawab terhadap perencanaan-perencanaan dan
penginventarisasian proses pembayaran dan pembelanjaan perusahaan.
6) Subag Kasir mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja perusahaan.
b. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksaan serta mengawasi
pelaksanaan tugas dari bawahan.
c. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka meningkatkan
produktivitas dan pengembangan karier bawahan.
d. Menerima hasil setoran rekening air/non air dan penerimaan lainnya serta
menerima alat pembayaran surat berharga dengan terlebih dahulu diteliti
keabsahannya.
7) Subag Pembukuan mempunyai tugas;
a. Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja perusahaan
45
b. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan serta mengawasi
pelaksanaan tugas dari bawahan.
c. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka meningkatkan
produkvitas dan pengembangan karier bawahan.
d. Membuat neraca lajur bulanan dan laporan keuangan yang terdiri dari
laporan arus kas , neraca, dan laporan laba rugi /laba setiap bulan.
8) Subag Anggaran mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja perusahaan.
b. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka meningkatkan
produktivitas dan pengembangan karier bawahan.
c. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengendalian dan
penginventarisasikan proses pembayaran dan pembelanjaan perusahaan.
d. Mengurus transaksi penerimaan dan pengeluaran perusahaan baik melalui
bank maupun kas perusahaan.
9) Subag Rekening mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja perusahaan.
b. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan serta mengawasi
pelaksanaan tugas dari bawahan.
c. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka meningkatkan
produktivitas dan pengembangan karier bawahan.
10) Bagian Langganan mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja perusahaan.
46
b. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan serta mengawasi
pelaksanaan tugas dari subag penagihan, subag pembaca meter dan subag
pengaduan langganan.
c. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka meningkatkan
produktivitas dan pengembangan karier bawahan.
d. Menyelenggarakan pemasaran, pelayanan langganan, dan mengkoordinir
penagihan rekening air dan non air.
E. Ketersediaan Sumber Air Baku
Sumber air baku yang digunakan PDAM Kabupaten Gowa adalah sumber
mata air di kecamatan Malino, air permukaan sungai Jeneberang dan air bendungan
Bili-bili dengan tingkat pemanfaatan yang belum maksimal. Di sisi lain, bbelum
terdapatnya sumber air yang berpotensi untuk digunakan sebagai sumber air. Sampai
dengan saat ini, sumber air baku yang berasal dari sungai Jeneberang dan bendungan
Bili-bili cukup tesedia sebagai sumber air baku, sehingga PDAM Kabupaten Gowa
dirasa belum perlu untuk mencari sumber air lainnya.
F. Proses Produksi Air
Untuk menghasilkan air bersih yang siap di salurkan ke pelangan, PDAM
Tirta Jeneberang Kab. Gowa harus melalui tiga tahap instalasi yang dilakukan oleh
bagian produksi perusahaan. Adapun tiga tahap instalasi tersebut yaitu:
a. Instalasi Sumber Air
47
Instalasi sumber air merupakan instalasi atau tempat pengambilan air.
Produksi air yang dihasilkan oleh perusahaan dengan sumber air yang
bersal dari Sungai Jeneberang Kabupaten Gowa.
b. Instalasi Pengolahan Air
Instalasi pengolahan air merupakan instalasi atau tempat air diolah dari air
baku yang di ambil dari sumber air menjadi air yang siap untuk di
produksi. Agar lebih jelas mengenai proses produksi air bersih, peneliti
akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai proses pengolahan air.
1. Instalasi Sumber Air
Instalasi ini berupa tempat pengambilan air baku. Sumber air yang
diperoleh oleh PDAM Tirta Jeneberang Kab. Gowa berasal dari Sungai
Jeneberang di Kabupaten Gowa. Proses ini tidak terlalu banyak
menggunakan tenaga, pada instalasi ini terdapat bangunan, pembangkit
tenaga listrik, peralatan pompa, instalasi pompa (mesin-mesin untuk
memompa air), pipa-pipa, meteran, dan dibutuhkan listrik untuk
mentransfer air ke bagian pengolahan.
2. Instalasi Pengolahan Air
Instalasi ini merupakan instalasi yang proses pekerjaan paling banyak,
memproses air baku menjadi air siap untuk di produksi. Pada instalasi
pengolahan air terdapat bangunan, alat-alat pengolahan air,
reservoir/penampungan, mesin-mesin, meteran, dan dibutukan listrik untuk
48
mentransfer air ke bagian transmisi dan distribusi. Adapun proses
pengolahan air di bagian pengolahan ini adalah sebagai berikut.
a. Masuknya air pada instalasi ini dimulai dengan mencampurkan air bahan
baku yang telah di ambil dari instalasi sumber air dengan tawas, tujuannya
agar air terpisah dari lumpur-lumpur.
b. Setelah air tercampur tawas, air kemudian di pompa agar masuk ke mesin/
tabung pengolahan. Pada proses ini air akan di campur dengan bahan-
bahan Alumunium Sulfat dan bahan kimia lainnya, tempat ini dinamakan
cascada.
c. Air mengalir dari cascada menuju ke flokasi, tempat ini berfungsi sebagai
penyaringan pertama, dan memisahkan air dari lumpur-lumpur. Lumpur
dan segera masuk ke pipa pembuangan. Air yang telah terpisah dari lumpur
kemudian akan masuk ke dalan bak filter.
d. Filter ini berfungsi menjernihkan air dari kuman agar air yang dihasilkan
lebih bersih.
e. Setelah melalui filter, air hasil olahan akan di pompa ke dalam bak
penampungan (reservior).
49
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Laporan Keuangan
Salah satu indikator yang menggambarkan kesuksesan suatu perusahann
terhadap tujuan adalah yang berkaitan dengan laporan keuangan.Laporan keuangan
digunakan sebagai bahan informasi yang menggambarkan kondisi keuangan yang
diperoleh dari hasil operasinya perusahaan.
Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasinya perusahaan,
bermanfaat bagi berbagai pihak. Baik pihak yang berada dalam persahaan maupun
pihak-pihak yang berada diluar persahaan, karena akan memberikan gambaran
mengenai perkembangan keuangan yang dicapai oleh perusahaan selama 5 tahun
terakhir ( tahun 2011 s/d tahun 2015 ).
Adapun laporan keuangan perusahaan, meliputi neraca dan laporan
perhitungan laba rugi. Dimana neraca menggambarkan laporan mengenai posisi
keuangan yang dapat meliputi : harta, kewajiban dan modal. Sedangkan laporan laba
rugi menggambarkan laporan yang menguraikan hasil dari kegiatan perusahann pada
suatu periode akuntansi.
Berkaitan dengan pentingnya penyusunan laporan keuangan, maka obyek
yang diteliti adalah pada perusahaan PDAM Kabupaten Gowa. Sebelum melakukan
49
50
penilaian atau pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan
Economic Value Added maka terlebih dahulu akan disajikan laporan keuangan
perusahaan yang terdiri dari laporan neraca dan perhitungan laba rugi dari perusahaan
PDAM yang dapat dilihat melalui table I dan II selama tahun 2011-2015 sebagai
berikut :
B. Analisis Biaya Modal
Analisis penggunaan modal adalah merupakan konsep yang sangat penting
dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan
besarnya biaya yang secara rill harus ditanggung oleh persahaan untuk memperoleh
dana dari suatu sumber.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber
dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut dihitung
satu persatu untuk tiap jenis modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan
beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-
rata tertimbang ( weighted average cost of capital disingkat WACC ) dari seluruh
modal yang digunakan. Biaya modal dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya
nyata ( rill) dari penggunaan dan dari masing-masing sumber dana. Dari biaya modal
secara individual tersebut digunakan untuk menentukan biaya modal rata-rata.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai biaya modal yang dikeluarkan oleh
51
perusahaan, terlebih dahulu akan dikemukakan data berupa beban bunga yang dapat
dilihat pada table berikut ini :
Tabel. 2.2
Besarnya Jumlah Beban Bunga Tahun 2011/2015
pada PDAM Kabupaten Gowa
Tahun
Jumlah Beban Bunga
(Rp)
2011 1.034.843.609,31
2012 1.034.843.609,31
2013 1.553.827.912,71
2014 1.553.827.912,71
2015 1.553.827.912,71
Sumber : hasil olahan data
Dari tabel mengenai besarnya jumlah beban bunga dari tahun 2011 s/d tahun
2015 pada perusahaan PDAM Kabupaten Gowa, Nampak pada tahun 2011 jumlah
beban bunga sebesar Rp. 1.034.843.603,31. tahun 2012 sebesar Rp.
1.034.843.603,31, namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp.
1.553.827.912,71, tahun 2014 sebesar Rp. 1.553.827.912,71, dan pada tahun 2015
meningkat sebesr Rp. 1.553.827.912,71.
Berdasarkan data mengenai jumlah beban bunga dari tahun 2011 s/d 2015,
maka selanjutnya akan disajikan perhitungan biaya modal pinjaman, sebagai berikut :
52
C. Penentuan Biaya Modal Dari Hutang (kd)
Besarnya perhitungan penentuan biaya modal dari hutang selama tahun 2011
s/d 2015 dapat ditentukan sebagai berikut :
a. Tahun 2011
Adapun besarnya penentuan biaya modal dari hutang pada PDAM Kabupaten
Gowa untuk tahun 2011 dapat dilihat melalui perhitungan berikut :
Biaya modal dari hutang (Kd) =hutang bunga
total hutangx 100 %
=1.034.843.609.31
2.636.230,428x 100 %
= 39,2%
Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari hutang
setelah pajak = 0,39 x (1-0,15) = 33,41%
b. Tahun 2012
Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2012
dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya modal dari hutang (Kd) =1.034.843.609.31
2.011.012.830x 100 %
= 51,46 %
Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari hutang
setelah pajak = 0,515 x (1-0,15) = 43,78 %
53
c. Tahun 2013
Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2013
dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya modal dari hutang (Kd) =1.553.827.912,71
2.957.154.365,89x 100 %
= 52,54 %
Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari hutang
setelah pajak = 0,525 x (1-0,15) = 44,63 %
d. Tahun 2014
Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2014
dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya modal dari hutang (Kd) =1.553.827.912,71
2.715.505.225,57x 100 %
= 57,22 %
Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari hutang
setelah pajak = 0,572 x (1-0,15) = 48,62 %
e. Tahun 2015
Adapun besarnya perhitungan biaya modal dari hutang untuk tahun 2012
dapat ditentukan sebagai berikut :
54
Biaya modal dari hutang (Kd) =1.553.827.912,71
2.450.720.777.57x 100 %
= 63,40%
Dari perhitungan tersebut diatas, maka besarnya biaya modal dari hutang
setelah pajak = 0,634 x (1-0,15) = 53,9 %
D. Perhitungan Biaya Modal Sendiri
Untuk menghitung besarnya biaya modal sendiri pada PDAM Kabupaten
Gowa selama 5 tahun terakhir (2011 s/d 2015) dapat di tentukan sebagai
berikut :
a. Tahun 2011
Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri pada untuk tahun 2011
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Biaya modal sendiri (Ke) =laba bersih setelah pajak
total ekuitasx 100 %
Dari hasil pesamaan tersebut, maka besarnya biaya modal sendiri dapat
ditentukan sebagai berikut :
Biaya modal sendir (Ke) =220.727.728,66
13.280.634.833,06x 100 %
= 1,66%
b. Tahun 2012
Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri pada untuk tahun 2012
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
55
Biaya modal sendiri (Ke) =127.601.658,72
30.334,244,491,78x 100 %
= 0,42%
c. Tahun 2013
Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri pada untuk tahun 2012
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Biaya modal sendiri (Ke) =80.663.953,20
30.565.237.776,43x 100 %
= 0,26 %
d. Tahun 2014
Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri pada untuk tahun 2014
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Biaya modal sendiri (Ke) =634.940.953,20
29.765.173.452,23x 100 %
= 2,13 %
e. Tahun 2015
Adapun hasil perhitungan biaya modal sendiri pada untuk tahun 2015
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Biaya modal sendiri (Ke) =356.336.674,83
30.121.510.127,06x 100 %
= 1,18%
56
Dari hasil perhitungan mengenai besarnya biaya hutang dan biaya modal sendiri,
maka selanjutnya di tentukan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang yaitu :
1. Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2011
Besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun 2011
Ko = Kd + Ke
Dimana :
Ko = Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
Kd = Biaya Modal Pinjaman
Ke = Biaya Modal Sendiri
B = Modal Sendiri
S = Modal Pinjaman
Ko = 0,334 + 0,017
Ko = 0,28 + 2, 67
Ko = 2,95 atau 29,5 %
B
B + S
B
B + S
711.323.939,59
3.810.147.570,57 + 711.323.939,57
3.810.147.570,57
3.810.147.570,57+711.323.939.59
57
2. Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2012
Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun
2012 dapat ditentukan sebagai berikut :
Ko = 0,44 +4,2
Ko = 0,31 + 0,66
Ko = 0,97 atau 9,7 %
3. Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2013
Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun
2013 dapat ditentukan sebagai berikut :
Ko = 0,45 +2,6
Ko = 0,38 + 0,41
Ko = 0,79 atau 7,9 %
4. Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2014
Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun
2014 dapat ditentukan sebagai berikut :
Ko = 0,49 + 0.021
3.810.147.570,57
3.810.147.570,57 + 711.323.939,59
711.323.939,57
3.810.147.570,57 + 711.323.939,59
3.810.147.570,57
3.810.147.570,57 + 711.323.939,59
711.323.939,57
3.810.147.570,57 + 711.323.939,57
3.810.147.570,57
3.810.147.570,57 + 711.323.939,59
711.323.939,57
3.810.147.570,57 + 711.323.939,57
58
Ko = 0,412 + 3,28
Ko = 3,69 atau 36, 9 %
5. Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2015
Adapun perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang selama tahun
2015 dapat ditentukan sebagai berikut :
Ko = 0,54 +0,012
Ko = 0,454 + 1,89
Ko = 2,34 atau 0,23 %
Tabel 2.3Hasil Perhitungan Biaya Modal Tahun 2011 S/D 2015 Pada PDAM
Kabupaten Gowa
Tahun
Biaya modal
Dari hutang (Kd)
Setelah pajak
Biaya modal
Sendiri (Ke)
Biaya modal rata-
rata tertimbang
(Ko)
2011 33,41 1,66 29,5
2012 43,78 0,42 9,7
2013 44,63 0,26 7,9
2014 40,62 2,13 36,9
2015 53,9 1,18 23,4
Rata-rata 43,27 1,13 21,48
Sumber : hasil olahan data
3.810.147.570,57
3.810.147.570,57 + 711.323.939,59
711.323.939,57
3.810.147.570,57 + 711.323.939,59
59
Berdasarkan tabel diatas yakni mengenai besarnya perhitungan biaya modal
rata-rata tertimbang dari tahun 2011 s/d 2015, nampak bahwa biaya modal dari
hutang (Kd) rata-rata sebesar 43, 27 %. Biaya modal sendiri (Ke) rata-rata sebesar
1,13 %. Dan biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) sebesar 21,48% setiap tahunnya.
Sehingga nampak bahwa biaya modal rata-rata tertimbang dalam 5 tahun terakhir
mengalami penurunan.Dimana faktor penyebabterjadinya penurunan biaya modal
karena adanya peningkatan modal pinjaman khusus dalam 5 tahun terakhir ini.
E. Analisis Perhitungan Return On Isvestment Capital ( ROIC)
Untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, khususnya pada PDAM
Kabupaten Gowa maka upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
meningkatkan kontribusi laba guna mempertahankan kelangsungan atau kontiunitas
hidup perusahaan.Oleh karena itulah maka perlu adanya evaluasi mengenai tingkat
laba yang dicapai.Dimana dalam penilaian tingkat laba, perlu digunakan analisis on
investment capital (ROIC). Namun sebelum melakukan analisis ROIC, maka terlebih
dahulu akan ditentukan besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang
diinvestasikan (NOPAT) yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
60
Tabel 2.4
Besarnya Tingkat Keuntungan (Return)
Dari Modal Yang Diinvestasikan (Nopat)
Tahun EBIT
(Rp)
PAJAK
(Rp)
NOPAT
(Rp)
2011278.952.598,04 58.224.869,38 226.727.728,7
2012313.201.511,11 185.599.852,39 127.601.650,7
2013257.534.635,97 176.871.000,32 80.663.635,65
2014634.940.953,20
-634.940.953,20
2015519.489.664,83 163.152.990,00 356.336.674,8
Sumber : hasil olahan data
Berdasarkan nilai Nopat yang dicapai selama lima 5 tahun terakhir,
maka selanjutnya dapat di tentukan nilai ROIC yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahun 2011
Besarnya ROIC untuk tahun 2011 dapat ditentukan melalui perhitungan
sebagai berikut :
ROIC =Nopat
jumlah modal yang diinvestasikanx 100 %
ROIC 11 =226.727.728,7
18.176.284.745,75x 100 %
= 1,25 %
61
2. Tahun 2012
Besarnya ROIC untuk tahun 2012 dapat ditentukan melalui perhitungan
sebagai berikut :
ROIC 12 =127.601.658,7
33.880.578.659,50x 100 %
= 3,77 %
3. Tahun 2013
Besarnya ROIC untuk tahun 2013 dapat ditentukan melalui perhitungan
sebagai berikut :
ROIC 13 =80.663.635,65
33.519.392.141,32x 100 %
= 2,41 %
4. Tahun 2014
Besarnya ROIC untuk tahun 2014 dapat ditentukan melalui perhitungan
sebagai berikut :
ROIC 14 =634.940.953,20
32.486.678,80x 100 %
= 1,95 %
5. Tahun 2015
Besarnya ROIC untuk tahun 2015 dapat ditentukan melalui perhitungan
sebagai berikut :
ROIC 15=356.336.674,8
33.572.230.903,63x 100 %
62
= 1,06 %
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas maka dapat ditentukan selisih
ROIC dan WACC yang dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2.5Besarnya Perhitungan WACC Dan ROIC
Tahun 2011 S/D 2015Tahun WACC
(%)ROIC(%)
Selisih
2011 29,5 1,25 23,6
2012 9,7 3,77 25,72
2013 7,9 2,41 32,8
2014 36,9 1,95 18,92
2015 23,4 1,06 22,08
Rata-rata 21,48 2,31 24,62
Sumber : hasil olahan data
Berdasarkan tabel tersebut diatas, yakni perbandingan ROIC dan
WACC terlihat adanya selisih yang positif, hal ini dapat dilihat bahwa rata-
rata pertumbuhan ROIC pertahun sebesar 2,31 %. Kemudian rata-rata biaya
modal tertimbang (WACC) pertahun sebesar 21,48 %. Dengan selisih yang
rata-rata pertahun adalah sebesar 20,50 %. Sehingga dari perhitungan dari
perhitungan tersebut disimpulkan bahwa perusahaan dalam mengelola usaha
pada tahun 2012 s/d 2013 mengalami penurunan, sehingga belum dapat
memberikan tambahan ekonomis dari pengelolaan usaha yang dijalankan
dalam 2 tahun terakhir ini.
63
F. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Pendekatan
Economic Value Added
Untuk mengetahui seberapa besar nilai keuangan yang dicapai oleh
perusahaan, maka dapat dilakukan dengan pendekatan Economic Value
Added. Pendekatan ini adalah suatu pendekatan yang menguraikan tentang
penilaian atau pengukuran kinerja keuangan yang menggambarkan perolehan
nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah. Dimana dalam melakukan
pengukuran nilai keuangan perusahaan dengan menggunakan pendekatan
Economic Value Added, maka dapat ditentukan melalui rumus berikut ini :
EVA = Modal yang diinvestasikan x (WACC-ROIC)
Dari hasil persamaan rumus tersebut diatas, maka dapat dilakukan penilaian
atau pengukuran dengan menggunakan EVA yang dapat dilihat melalui
perhitungan berikut ini :
1. Tahun 2011
Besarnya nilai Economic Value Added pada tahun 2011 dapat ditentukan
sebagai berikut :
EVA = Rp. 18.176.284.745,50 x ( 29,5 - 1,25 )
= Rp. 5.134.800.441
2. Tahun 2012
Besarnya nilai Economic Value Added pada tahun 2012 dapat ditentukan
sebagai berikut :
64
EVA = Rp. 33.880.578.659.931 x ( 9,7 – 3,77 )
= Rp. 2.009.118.315
3. Tahun 2013
Besarnya nilai Economic Value Added pada tahun 2013 dapat ditentukan
sebagai berikut :
EVA = Rp. 33.519.392.141,32 x ( 7,9 – 2,41)
= Rp. 1.840.214.629
4. Tahun 2014
Besarnya nilai Economic Value Added pada tahun 2014 dapat ditentukan
sebagai berikut :
EVA = Rp. 32.486.678.676,80 x ( 36,9 – 1,95 )
= Rp. 1.135.409.420
5. Tahun 2015
Besarnya nilai Economic Value Added pada tahun 2015 dapat ditentukan
sebagai berikut :
EVA = Rp. 32.572.230.903,63 x ( 23,4 - 1,06)
= Rp. 7.276.636.384
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, maka selanjutnya akan disajikan
melalui tabel berikut ini :
65
Tabel 2.6Hasil Perhitungan Nilai Keuangan Dengan Pendekatan EVA Tahun 2011 S/D
2015
Tahun
Modal yang
Diinvestasi
(Rp)
WACC ROIC
Nilai keuangan
Perusahaan
Dengan pendekatan
EVA
2011 18.176.284.745,75 29,5 1,25 5.134.800.441
2012 33.880.578.659,50 9,7 3,77 2.009.118.315
2013 33.519.392.141,32 7,9 2,41 1.840.214.629
2014 32.486.678.676,80 36,9 1,95 4.135.409.420
2015 32.572.230.903,63 23,4 1,06 7.276.636.384
Rata-rata 3.012.703.303,60 21,48 2,31 4.079.235.838
Sumber : hasil olahan data
Dari data mengenai hasil perhitungan nilai keuangan perusahaan dengan
menggunakan pendekatan EVA,nampak bahwa pada tahun 2011,2014 s/d 2015
mengalami peningkatan, terjadinya nilai keuangan perusahaan berarti efektivitas
aktiva dan efesiensi perusahaan, yang walaupun dalam 2 tahun terakhir mengalami
penurunan, namun perusahaan masih beroperasi pada tingkat yang menguntungkan
jika dibandingkan denga biaya modalnya.
Kemudian dalam tahun 2012 s/d 2013 menunjukkan bahwa kinerja keuangan
dengan menggunakan EVA yang dicapai perusahaan mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2012 sebesar Rp.2.009.118.315 dan tahun 2013 sebesar
66
Rp.1.840.214.629. Salah satu faktor yang menyebabkan kinerja economic value
added yang dicapai oleh perusahaan dari tahun ke tahun meningkat.
67
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan mengenai penilaian kinerja
keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penilaian atau pengukuran kinerja keuangan perusahaan menunjukkan
bahwa nilai kinerja perusahaan pada tahun 2013 menurun, hal ini disebabkan
karena adanya penurunan ROIC dalam beberapa tahun terakhir.
2. Hasil analisis ROIC dan WACC yang menunjakkan bahwa tingkat return
dari jumlah modal yang diinvestasikan rata-rata pertahun 2,31 % sedangkan
tingkat biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 21,48 % pertahun.
3. Dari hasil analisis pendekatan EVA, terjadi hasil yang positif berarti
perusahaan dapat meningkatakan nilai tambah ekonomi dari setiap jasa
perusahaan.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan masukan
bagi pihak perusahaan PDAM kabupaten Gowa adalah sebagai berikut :
67
68
1. Disarankan agar perlunya perusahaan memperhatikan metode kinerja
keuangan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perusahaan dalam
menilai Atau mengukur kinerja keuangan.
2. Untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, maka disarankan agar
perusahaan mengurangi penggunaan modal pinjaman untuk membelanjai
aktivitas usahanya. Haal ini dimaksudkan agar perusahaan mengurangi
beban bunga.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati sri dewi ari, 2010. Manajemen Keuangan Lanjutan, edisi pertama,cetakan pertama, penerbit: graha ilmu, yogyakarta.
Daenta, 2011.Memehami Pos-pos dan Angka-angka Dalam Laporan KeuanganUntuk Orang Awam.Penrbit : Gava Media, Yogyakarta.
Fidianti resky, 2011, Analisis Kenilaian Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan EvaPada PT.SUMBER BATU Gowa dimakassar. Universitas HasanuddinMakassar.
Gitosudarmo, Indriyo dan H. Basri,2011. Manajemen Keuangan, edisi keenam,penerbit: BPFE. Yogyakarta.
Harmono, 2010.Manajemen Keuangan, Berbasis Balance Scorecard PendekatanTeori, Kasus Dan Riset Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, PenerbitUPPAMP YKPN, Yoryakarta.
Hanafi, M. Mamduh 2005, Manajemen Keuangan, Edisi 2005/2006. CetakanPertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.
Husnan dan Pudjiastuti 2008, Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, CetakanPertama, Penerbit : UPP AMP YKPN Yogyakarta.
Irham Fahmi. 2013. Analisis Laporan Keuangan.Edisi : CV, Bandung: Alfabeta.
Irham Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan . Bandung: Alfabeta.
Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke dua, Cetakan Ke dua: penerbitRajawali Pers, Jakarta.
Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), 2011.
Keown, Arthur J dan Dkk. 2010. Manajemen Keuangan: Principles AndApplications, Tenth Edition. Jakarta: PT INDEKS.
Ratnasari, Cici et al. 2013. Pengukuran kinerja Keuangan Berdasarkan AnalisisRasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) (Studi Pada PT IndofoodSukses Makmur, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode 2009-2011). Jurnal Administrasi Bisnis
70
Raharjoputra, S.Hendra, 2011. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan danAkuntansi Untuk Eksekutif Perusahaan, cetakan pertama, penerbit : SalembaEmpat.
Sawir Agnes. 2011. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan, cetakan keempat, penerbit: gramedia pustaka utama, jakarta.
Wahyudin, Moh. 2013, Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi (2005/2006)cetakan kedua, penerbit : BPFE, Yogyakarta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung::Alfabeta.
Sawir Agnes. 2011. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan, cetakan keempat, penerbit: gramedia pustaka utama, jakarta.
Wahyudin, Moh. 2013, Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi (2005/2006)cetakan kedua, penerbit : BPFE, Yogyakarta.
Widayanto (2004), Gatot, Eva (NITAMI) : Suatu Terobosan Baru Dalam Jilid Satu,Penerbit : Bayumedia, Malang.
Young S. David dan Stephen F.O Byrne (2008), Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Zarkasyi, Moh, Wahyudin. (2013), Good Corporate Governance, Pada Badan UsahaManufaktur, Perbankkan, Dan Jasa Keuangan Lainnya, Cetakan Kesatu,Penerbit Alfabeta. Bandung.
71
L
A
M
P
I
R
A
N