SKRIPSI MUNAWAROH

Embed Size (px)

Citation preview

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG DITERAPKAN TEKNIK QUIZ DENGAN PEKERJAAN RUMAH (PR)(Studi Eksperimen di MTsN Arjawinangun Kabupaten Cirebon) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

Disusun Oleh: MUNAWAROH NIM: 07450780

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011

ABSTRAK

MUNAWAROH : PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG DITERAPKAN TEKNIK QUIZ DENGAN PEKERJAAN RUMAH (PR) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kegiatan pembelajaran matematika yang kurang efektif dan cenderung monoton karena guru hanya menggunakan metode konvensional saja dalam pembelajaran matematika. Siswa hanya menerima materi pelajaran yang diberikan guru. Sehingga siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan kesulitan dalam memecahkan soal-soal matematika. Hal ini menyebabkan hasil belajar matematika yang kurang memuaskan. Dalam hal ini seorang guru harus memilih teknik pembelajaran yang tepat pada pembelajaran matematika supaya siswa aktif dan pandai dalam memecahkan soal-soal matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa yang diterapkan teknik quiz, untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa yang diterapkan pekerjaan rumah (PR), serta untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar metematika siswa antara yang diterapkan teknik quiz dengan pekerjaan rumah (PR). Dengan diterapkannya teknik quiz dan pekerjaan rumah (PR), siswa akan lebih termotivasi dalam pembelajaran matematika dan siswa pun menjadi aktif serta mudah dalam memecahkan soal-soal matematika karena sering diberikan latihan-latihan soal.Kelebihan dari teknik quiz itu sendiri adalah dapat membuat siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya, menjadi lebih aktif, dan mampu bersaing dengan teman-temannya. Sedangkan kelebihan dari pemberian pekerjaan rumah adalah membuat siswa dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan baik, melatih kemandirian siswa, serta membuat siswa lebih aktif berlatih soal-soal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Arjawinangun tahun ajaran 2010/2011, yang sampelnya dipilih menggunakan teknik cluster random sampling untuk mendapatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas VIII A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 36 siswa dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol yang bejumlah 36 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen sedangkan teknik pengumpulan datanya melalui tes yang berupa tes pilihan ganda pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Setelah dilakukan penelitian, kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai gainnya sebesar 70,9858% dan termasuk kategori tinggi sedangkan kelas kontrol memiliki rata-rata nilai gainnya sebesar 63,2942% dan termasuk kategori sedang. Pada uji hipotesis diketahui nilai sig (2-tailed) 0,000 < 0,05 dan thitung (3,899)> ttabel (-1,944) maka Ho ditolak, sehingga terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang diterapkan teknik quiz dengan pekerjaan rumah(PR).

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yang berjudul Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa antara yang Diterapkan Teknik Quiz dengan Pekerjaan Rumah (PR). Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada: 1. 2. 3. Bapak Prof. Dr. H. Maksum, M. A, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Bapak Dr. Saefudin Zuhri, M. Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah. Bapak Toheri, S. Si, M. Pd, Ketua Jurusan Matematika, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I. 4. 5. 6. 7. Bapak Nuryana, S. Ag, M. Pd, Pembimbing II. Semua dosen dan staff, khususnya Dosen Jurusan Pendidikan Matematika. Bapak Drs. Abd. Ghofar, Kepala MTs Negeri Arjawinangun. Ibu Dra. Khaeriyah, Guru Mata Pelajaran Matematika MTsN Arjawinangun.

8. 9.

Bapak dan Ibu guru beserta Staff Tata Usaha MTsN Arjawinangun. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga amal

Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis yang mengakibatkan dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca. yang bersifat

Cirebon, Juli 2011

Penulis

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI

Bismillahirrahmanirrahim. Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul : PERBANDINAGN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG DITERAPKAN TEKNIK QUIZ DENGAN PEKERJAAN RUMAH (PR) ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan penulis tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, penulis siap menanggung resiko atau sanksi apapun yang dijatuhkan pada penulis sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap terhadap keaslian karya penulis ini. Cirebon, Juli 2011 Yang memberi pernyataan

MUNAWAROH NIM:07450780

PERSEMBAHAN Dengan tidak mengurangi rasa syukur kehadirat Allah SWT, zat yang maha segala-galanya yang senantiasa memberi kemudahan dan kelancaran dalam setiap langkahku, skripsi ini kupersembahkan untuk: Ayah, Ibu, dan kakak tercinta yang selama ini telah banyak memberikan doa dan motivasi dalam setiap langkahku. Semua dosen jurusan Pendidikan Matematika Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon. Sahabat-sahabatku ( Markhamah Hasanudin, Nurlaeli, Evi Hunaefah, Rivaatul Makhmudah, dan Rindi Antika) saudara seperjuangan yang selalu ada dalam susah maupun senang. Rekan-rekan Matematika D IAIN Syekh Nurjati Cirebon angkatan 2007/2011, khususnya untuk Soleha, Suci, Fajar, Icha, Siti, Faisal, dan Adi. Mahasiswa dan rekan-rekan IAIN Syekh Nurjati Cirebon angkatan 2007/2011.

MOTTO

Setiap cita-cita pasti ada jalan untuk meraihnya Setiap usaha pasti ada hasil yang mengiringinya Setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang menghampirinya Jangan pernah putus asa dan menyerah pada keadaan sepelik apapun Hadapi hadapi hadapi dan teruslah berfikir positif untuk meraih kesuksesan

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis: Munawaroh, dilahirkan di Cirebon pada tanggal 11 Agustus 1989, merupakan anak ke dua dari dua bersaudara, dari Bapak yang bernama Usman dan Ibu

bernama Ruminah. Pendidikan yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Sekolah Dasar (SD) Negeri III Arjawinangun kabupaten Cirebon, lulus tahun 2001 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Arjawinangun Kabupaten Cirebon, lulus tahun 2004 3. Sekolah Menengah Atas ( SMA) Negeri 1 Arjawinangun Kabupaten Cirebon, lulus tahun 2007 4. Melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon pada prodi Matematika Jurusan Tarbiyah pada tahun akademik 2007/2008. Kemudian berubah nama menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon pada tahun 2010.

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR........................................................................ DAFTAR ISI........................................................................................ DAFTAR TABEL............................................................................... DAFTAR GAMBAR.......................................................................... DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................ B. Perumusan Masalah....................................................... C. Tujuan Penelitian........................................................... D. Manfaat Penelitian......................................................... E. Kerangka Pemikiran...................................................... F. Penelitian yang Relevan G. Hipotesis........................................................................ H. Sistematika Penulisan.................................................... BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran.................................................... B. Teknik Pemberian Quiz................................................. C. Pemberian Pekerjaan Rumah (PR)................................ 15 19 23 1 5 7 8 9 11 13 14

i iii v vii viii

D. Hasil Belajar.................................................................. E. Perbandingan Teknik Quiz dengan Pekerjan Rumah.... BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................... B. Populasi dan Sampel..................................................... C. Metode dan Desain Penelitian...................................... D. Instrumen Penelitian..................................................... E. Teknik Pengumpulan Data........................................... F. Prosedur Pengolahan Data............................................ BAB 1V HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data............................................................... B. Uji Hipotesis.................................................................. C. Pembahasan................................................................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...................................................................... B. Saran................................................................................ DAFTAR PUSTAKA............................................................................ LAMPIRAN

26 30

33 34 36 38 42 43

49 62 64

67 68 70

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Penelitian.......................................................... 34 Jumlah Siswa MTsN Arjawinangun............................................ 35 Interpretasi Nilai Siswa............................................................... 49 Deskripsi Nilai Pre Tes dan Pos Tes Kelas Eksperimen............. 50 Indikator Menghitung Panjang Rusuk, Diagonal Ruang, dan Diagonal Bidang pada Kubus pada Kelas

Eksperimen.................................................................................. 51 Tabel 4.4 Indikator Menghitung Luas Kubus pada Kelas

Eksperimen.................................................................................. 52 Tabel 4.5 Indikator Menghitung Volume Kubus pada Kelas

Eksperimen.................................................................................. 52 Tabel 4.6 Indikator Menghitung Panjang Diagonal Ruang Balok pada Kelas Eksperimen.................................................................................. 53 Tabel 4.7 Indikator Menghitung Panjang Salah Satu Unsur pada Prisma yang Belum Diketahui pada Kelas

Eksperimen.................................................................................. 53 Tabel 4.8 Indikator Menghitung Volume Prisma pada Kelas

Eksperimen.................................................................................. 54 Tabel 4.9 Indikator Menghitung Panjang Salah Satu Unsur pada Limas yang Belum Diketahui pada Kelas

Eksperimen.................................................................................. 54

Tabel 4.10

Indikator Menghitung Luas dan Volume Limas pada Kelas Eksperimen.................................................................................. 55

Tabel 4.11 Tabel 4.12

Deskripsi Nilai Pre Tes dan Pos Tes Kelas Kontrol.................... 56 Indikator Menghitung Panjang Rusuk, Diagonal Ruang, dan Diagonal Bidang pada Kubus pada Kelas

Kontrol......................................................................................... 57 Tabel 4.13 Indikator Menghitung Luas Kubus pada Kelas

Kontrol........................................................................................ 57 Tabel 4.14 Indikator Menghitung Volume Kubus pada Kelas

Kontrol........................................................................................ 58 Tabel 4.15 Indikator Menghitung Panjang Diagonal Ruang pada Balok pada Kelas Kontrol.............................................................................. 58 Tabel 4.16 Indikator Menghitung Panjang Salah Satu Unsur pada Prisma yang Belum Diketahui pada kelas

Kontrol........................................................................................ 59 Tabel 4.17 Indikator Menghitung Volume Prisma pada Kelas

Kontrol........................................................................................ 59 Tabel 4.18 Indikator Menghitung Panjang Salah Satu Unsur Limas pada Kelas Kontrol........................................................................................ 60 Tabel 4.19 Indikator Menghitung Luas dan Volume Limas pada Kelas Kontrol........................................................................................ 60 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Deskripsi Nilai Gain 61 Uji Normalitas............................................................................. 62

Tabel 4.22 Tabel 4.23

Uji Homogenitas......................................................................... 63 Uji t (Independent Samples Test)............................................... 64

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20

Kisi-kisi Uji Coba Instrumen............... 72 Soal Uji Coba Instrumen.................. 77 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen.... 82 Hasil Uji Coba Instrumen.................... 83 Skor Hasil uji Coba Instrumen................................ 84 Perhitungan Reliabilitas Soal.................................. 84 Kelompok Atas....................................................... 85 Kelompok Bawah.................................................... 86 Perhitungan Daya Pembeda..................................... 87 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal........................ 88 Perhitungan Validitas.............................................. 89 Kualitas Pengecoh................................................... 89 Rekap Analisis Butir Soal....................................... 90 Kisi-Kisi Instrumen Tes... 92 Instrumen Hasil Belajar Siswa................................. 96 Kunci Jawaban Instrumen Hasil Belajar Siswa....... 100 Hasil Pre Tes dan Pos Tes Kelas Eksperimen.. 101 Hasil Pre Tes Kelas Kontrol 104 Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol.. 107 RPP.......................................................................... 112

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8

Histogram Gain Kelas Eksperimen........................ 108 Histogram Gain Kelas Kontrol.............................. Normal Q-Q Plot of Gabungan. Detrended Normal Plot of Gabungan.. Histogram Pre Tes Kelas Eksperimen................... Histogram Pos Tes Kelas Eksperimen.................. Histogram Pre Tes Kelas Kontrol................. Histogram Pos Tes Kelas Kontrol................. 109 110 111 102 103 105 106

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Menurut Hamalik (2001:2), pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannnya dimasa yang akan datang. Pengajaran matematika adalah bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar matematika antara guru dan peserta didik untuk mengembangkan prilaku sesuai dengan tujuan pendidikan. Senada dengan yang diungkapkan Hamalik, menurut Syaiful (2006:11) fungsi pendidikan adalah membimbing anak ke arah suatu tujuan yang kita nilai tinggi dan pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu. Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pengajaran matematika, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar matematika, maka guru hendaknya merencanakan pengajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik minat siswa, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya.

1

Tugas utama guru diantaranya adalah menciptakan suasana atau iklim belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar matematika dengan baik dan bersemangat. Tiap siswa memiliki pembawaan yang berbeda, menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya yang masing-masing juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar apabila setiap siswa memiliki ciri-ciri tersendiri. Ada siswa yang mempunyai kecerdasan tinggi, sedang atau rendah, berbakat dalam beberapa mata pelajaran, tetapi kurang berbakat dalam beberapa pelajaran tertentu, tabah dan ulet atau mudah putus asa, periang atau pemurung, bersemangat atau acuh tak acuh, dan sebagainya. Dengan iklim belajar mengajar yang menantang berkompetisi secara sehat serta memotivasi siswa dalam belajar, akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar yang optimal. Sebaliknya, tanpa hal itu apa pun yang dilakukan guru tidak akan mendapat respon siswa secara aktif. Untuk itu seyogyanya guru memiliki kemampuan dalam memilih dan sekaligus menggunakan metode mengajar yang tepat. Metode mengajar menurut Sudjana (2002:76) merupakan cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat materi pelajaran serta dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.

Penggunaan menimbulkan disampaikan,

metode

mengajar

yang

tidak suatu

tepat materi

akan yang siswa

kebosanan, dan

kurang

dipahaminya akhirnya

monoton

yang

menimbulkan

menjadi tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya cukup cermat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang banyak melibatkan

siswa secara aktif. Menurut metode Sanjaya (2006:127), guru dapat dalam upaya menjalankan teknik yang

pembelajaran

menggunakan

dianggapnya relevan dengan metode yang digunakan. Teknik ini merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang dalam rangka

mengimplementasikan suatu metode. Segala aktivitas guru dan siswa harus diupayakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu teknik pembelajaran yang harus digunakan guru. Salah satu tujuan pembelajaran adalah siswa dapat memahami pengalaman yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, teknik yang digunakan guru harus dapat mendorong aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Teknik pembelajaran yang tepat akan membuat siswa aktif, mempunyai semangat yang tinggi, dan

keinginan untuk berprestasi yang tinggi. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 21

Februari 2011 diketahui bahwa sebagian besar siswa di MTs Negeri

Arjawinangun pelajaran bersifat

menunjukkan karena

ketidaktertarikannya pengajaran yang

terhadap diterapkan lebih

mata masih banyak

matematika konvensional.

Sistem

penyampaiannya

didominasi oleh guru, serta proses komunikasinya satu arah. Guru memegang peran aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa cenderung diam dan secara pasif menerima materi pelajaran, mereka hanya didorong pada kemampuan menghafal informasi yang

disampaikan oleh guru tanpa dituntut untuk memahami informasi agar mereka dapat berfikir secara logis untuk dapat memecahkan masalah yang di telah mereka hadapi selama siswa juga mengikuti kurang proses berani

pembelajaran

kelas.

Akibatnya

mengungkapkan gagasannya. Hal ini merupakan salah satu indikasi perlunya perbaikan metode yang kurang tepat yang digunakan oleh guru, sehingga kita perlu mencari suatu alternatif lain atau teknik pembelajaran lain dalam proses belajar mengajar. Dari permasalahan tersebut di atas, peneliti akan mencoba salah satu teknik pembelajaran yang bertujuan untuk membuat siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik. Dalam pembelajaran matematika

dengan teknik quiz, guru akan memberikan soal-soal singkat pada siswa secara lisan dan siswa berlomba-lomba untuk menjawab soal tersebut serta menerangkannya di depan kelas. Siswa yang berhasil

menjawab benar soal tesebut

akan mendapatkan poin sedangkan

siswa kurang aktif akan ditunjuk oleh guru untuk menjawab soal. Alasan mengapa peneliti mengambil teknik quiz yaitu: 1. Karena dengan diterapkan teknik ini dapat meningkatkan

semangat siswa dalam belajar matematika. 2. 3. Membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Memudahkan dalam mengingat materi yang telah disampaikan guru serta pandai dalam memecahkan soal-soal matematika.

Dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik.

B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah a. Wilayah Kajian Wilayah kajian dalam skripsi ini adalah strategi pembelajaran matematika. b. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dalam skripsi ini menggunakan

pendekatan kuantitatif karena data yang akan diolah berupa angkaangka dan analisisnya menggunakan rumus-rumus statistik.

c. Jenis Masalah Jenis masalah dalam penelitian ini adalah komparasional karena meneliti tentang adakah perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang diterapkan teknik quiz dengan pekerjaan rumah (PR). 2. Pembatasan Masalah Masalah yang akan diteliti sesuai dengan identifikasi masalah di atas, dibatasi pada permasalahan penggunaan teknik pembelajaran, yaitu: a. Teknik quiz yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu teknik yang digunakan dalam metode latihan dengan memberikan soal-soal singkat pada siswa. Dalam teknik quiz ini siswa akan berlomba-lomba memperbanyak poin dari setiap soal yang berhasil mereka jawab dengan benar. b. Pemberian pekerjaan rumah (PR) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memberikan tugas rumah pada siswa berupa soal-soal setelah guru menerangkan materi dan memberikan contoh-contoh soal pada siswa. Setelah siswa menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) dan guru memberikan nilai kemudian soal tersebut dibahas bersama-sama di kelas esok harinya. c. Siswa yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII MTs Negeri Arjawinangun. d. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran matematika berlangsung yang dilihat dari aspek kognitif. Hasil belajar

ini diperoleh dari perubahan nilai pre test ke post test pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.

3. Pertanyaan Peneltian Adapun dari pemasalahan yang diteliti dapat dibuat pertanyaan sebagai berikut: a. Seberapa besar hasil belajar matematika siswa yang diterapkan teknik quiz? b. Seberapa besar hasil belajar matematika siswa yang diterapkan pekerjaan rumah (PR)? c. Adakah perbedaan hasil belajar matematika siswa antara diterapkan teknik quiz dengan pekerjaan rumah (PR)? yang

C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang: 1. Hasil belajar matematika siswa yang diterapkan teknik quiz. 2. Hasil belajar matematika siswa yang diterapkan pekerjaan rumah (PR). 3. Perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang diterapkan teknik quiz dengan pekerjaan rumah (PR).

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini seyogyanya dapat memberikan manfaat yang positif di ranah pendidikan, diantaranya: 1. Secara Teoritis a. Secara teoritis peneliti dapat mengambil pengalaman dari

penyusunan

skripsi yang berhubungan dengan hasil belajar

matematika siswa melalui pembelajaran dengan teknik quiz. b. Dalam penelitian ini dapat mengungkapkan permasalahan-

permasalahan yang dialami siswa dan memberikan solusi. 2. Secara Praktis a. Bagi Guru 1) Dalam mengembangkan kualitas pembelajaran matematika, diperlukan kreatifitas yang tinggi serta wawasan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2) Sebagai informasi bagi guru untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. b. Bagi Siswa 1) Membangkitkan potensi yang dimiliki siswa supaya terus dikembangkan untuk kehidupan dimasa yang akan datang. 2) Dengan diterapkan tekinik quiz diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, kemampuan berfikir, pemahaman konsep, serta

tidak lagi merasa takut dan jenuh dalam pembelajaran matematika.

E. Kerangka Pemikiran Ketidaktertarikan siswa dalam pembelajaran matematika serta hasil belajar matematika yang kurang memuaskan merupakan suatu tantangan bagi guru untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Menurut Djamarah (2000:43) guru sebagai pendidik mempunyai peran sebagai motivator, yaitu guru harus dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Pembelajaran itu sendiri menurut Hamalik (2001:57) merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dimana tujuan pembelajaran tersebut adalah untuk

mendapatkan suatu perubahan dari segi kognitif, afektif, serta psikomotor. Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh bebarapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya faktor yang berasal dari dalam dirinya dan dari luar dirinya. Faktor dari dalam diri siswa adalah berupa kemampuan siswa sedangkan faktor yang berasal dari luar adalah lingkungan belajar. Teknik quiz merupakan suatu cara seorang guru dalam

mengimplementasikan metode latihan. Dengan teknik quiz ini siswa akan menjadi lebih aktif serta mempunyai motivasi yang tinggi dalam pembelajaran matematika. Setelah guru menerangkan materi pembelajaran

matematika, siswa diberikan quiz secara lisan dan berlomba-lomba menjawab soal tersebut. Siswa yang berhasil menjawab soal dengan cepat akan berusaha menerangkan jawabannya di depan kelas. Jika jawaban siswa tersebut benar maka akan mendapat poin. Namun jika jawaban siswa tersebut salah maka akan diberi kesempatan pada siswa lain untuk memperbaiki jawabannya. Siswa yang pasif di kelas akan ditunjuk oleh guru untuk mengerjakan soal dan menerangkan jawabannya di depan kelas. Karena itu siswa termotivasi untuk aktif dan berusaha mengerjakan soal tersebut dengan cepat. Dalam teknik quiz ini guru tidak hanya memberi poin kepada siswa yang menjawab soal yang diberikan tetapi juga kepada siswa yang aktif bertanya dan memberi tanggapan. Dalam menerapkan teknik quiz ini, guru harus benar-benar menguasai keadaan kelas dan peka terhadap kemampuan siswa, sehingga mampu menilai siswa yang aktif dan yang pasif. Dengan demikian guru dapat memotivasi siswa yang pasif untuk aktif. Pemberian pekerjaan rumah (PR) merupakan cara guru dalam mengimplementasikan metode pemberian tugas. Setelah guru menyampaikan materi pembelajaran metematika di kelas dan memberikan contoh-contoh soal serta latihan dari buku LKS, kemudian siswa diberikan pekerjaan rumah (PR). Dalam hal ini, guru akan menilai hasil dari pekerjaan siswa tersebut agar siswa lebih termotivasi untuk terus memperbaiki hasil belajarnya. Pekerjaan rumah (PR) yang telah dinilai guru kemudian dibahas bersama-

sama di kelas dan menyimpulkan jawaban yang benar dari pekerjaan rumah (PR) yang diberikan. Dari dua macam teknik pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kerangka berfikir menunjukkan perbandingan antara

pembelajaran yang diterapkan teknik quiz dengan yang diterapkan pekerjaan rumah (PR). Skema Kerangka Pemikiran Pembelajaran

Teknik Quiz

Pekerjaan Rumah (PR)

Hasil Belajar Siswa

Perbandingan

Hasil Belajar Siswa

F. Penelitian yang Relevan Setelah melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang terdahulu, peneliti menemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Beberapa penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh pemberian refleksi tugas PR terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan operasi bentuk aljabar. Ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Nur Afifah pada tahun 2010 di SMP Negeri 1 Pangenan Kabupaten Cirebon. Dalam penelitian ini di dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian refleksi tugas PR terhadap hasil belajar siswa. 2. Perbandingan prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi PR disertai petunjuk penyelesaian dengan yang mendapat bimbingan penyelesaian soal. Penelitian ini dilakukan oleh Ani Rohmani pada tahun 2005. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang diberi bimbingan penyelesaian soal lebih tinggi dibandingkan dengan yang disertai petunjuk penyelesaian soal. 3. Perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika antara kelas metode latihan dan kelas metode pemberian tugas. Penelitian ini dilakukan oleh Arif Suratman pada tahun 2003 di Cirebon. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas metode latihan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas metode pemberian tugas. 4. Korelasi persepsi siswa terhadap pekerjaan rumah (PR) dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas 1 SMA Negeri 1 Dawuan pada tahun 2004. Dalam penelitian ini dapat disimpulakan korelasi yang di dapat sebesar 1%. 5. Perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang mendapat pembahasan PR dalam kelas dengan yang mendapat petunjuk penyelesaian di kelas. Penelitian ini dilakukan oleh Santhi Meilae Sandy pada tahun 2004.

Penelitian ini dilakukan di kelas 1 SMK Samudera Nusantara Astanajapura Cirebon. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang mendapat pembahasan PR dalam kelas dengan yang mendapat petunjuk penyelesaian di kelas. Dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan tersebut berkaitan dengan strategi pembelajaran maupun dengan hasil belajar siswa. Namun penelitian-penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan. Jadi penelitian tentang perbandingan hasil belajar matematika siswa antara yang diterapkan teknik quiz dengan yang diterapkan pekerjaan rumah (PR) layak dilakukan.

G. Hipotesis Penelitian Menurut Sugiono (2008:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis juga dapat dikatakan sebagai dugaan sementara yang kemungkinan benar dan kemungkinan juga salah. Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian ini adalah Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diterapkan teknik quiz dengan pekerjaan rumah (PR).

H. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang berisikan tentang penjelasan: Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, penelitian yang relevan, hipotesis, sistematika penulisan. BAB II : Landasan teori ,yang berisikan tentang penjelasan: Pembelajaran yang diterapkan teknik quiz, pembelajaran yang diterapkan pekerjaan rumah (PR), hasil belajar, perbandingan teknik quiz dengan pekerjaan rumah (PR). BAB III: Metodologi penulisan, yang berisikan tentang penjelasan: Tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode dan desain, pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian, teknik pengunpulan data, prosedur pengumpulan data. BAB IV: Analisis: Hasil penelitian, yang berisikan deskripsi data dan analisis data. BAB V: Penutup: Terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Menurut Hamalik (2001:57), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Adapun pembelajaran menurut Trianto (2010:17) adalah usaha sadar dari seorang guru untuk mengarahkan interaksi siswa dengan sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan pembelajaran menurut Surya (2004:7) adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan definisi-definisi di atas, pembelajaran merupakan suatu interaksi antara guru dan siswa dalam memperoleh suatu perubahan dalam diri siswa secara keseluruhan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode pembelajaran menurut Hamzah (2008:16) adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Adapun metode pembelajaran menurut A. Sabri

15

( 2005:52) adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok.

2. Taksonomi Pembelajaran Bunyamin S. Bloom dan D. Krathwohl dalam Hamzah (2008: 35) memilih taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni: a. Kawasan kognitif Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni tingkat evaluasi. Berikut adalah urutannya: 1) Tingkat pengetahuan (knowledge), yang terdiri dari menghafal, mengulang, dan mengingat. 2) Tingkat pemahaman ( comprehension), yang terdiri dari mengartikan dan menerjemahkan. 3) Tingkat penerapan (application). 4) Tingkat analisis (analysis), yakni menggunakan pengetahuan dalam memecahkan masalah. 5) Tingkat sintesis (synthesis), yakni mengaitkan unsur pengetahuan yang ada. 6) Tingkat evaluasi (evaluation), yakni membuat keputusan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. b. Kawasan Afektif Kawasan afektif ini adalah suatu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afektif dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut:

1) 2) 3) 4) 5)

Kawasan menerima Kawasan menanggapi Berkeyakinan Penerapan karya Ketekunan dan ketelitian

c. Kawasan Psikomotor Kawasan ini mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Domain ini juga memiliki tingkatan dari yang tinggi ke yang sederhana, yaitu sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Persepsi Kersiapan melakukan suatu kegiatan Mekanisme Respon terbimbing Kemahiran Organisasi Adaptasi Menurut Aunurrahman (2009:49) tingkatan jenis prilaku belajar terdiri dari tiga ranah, yaitu: 1. Ranah kognitif ( Bloom, dkk) a. Pengetahuan, yang mencakup kemampuan ingatan. b. Pemahaman, yang mencakup kemampuan menangkap sari dan maksud soal-soal yang dipelajari. c. Penerapan, yang mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. d. Analisis, yang mencakup kemampuan merinci satu kesatuan dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. e. Sintesis, yang mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. f. Evaluasi, yang mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Ranah Afektif (Karthwohl dan Bloom, dkk) a. Penerimaan, yaitu kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. b. Partisipasi, yaitu kerelaan dalam berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

2.

c. d. e.

Penilaian dan penentuan sikap. Organisasi, yaitu kemampuan membentuk suatu sistem nilai Pembentukan pola hidup, yaitu kemampuan menghayati nilai.

3. Ranah Psikomotor (Simpson) a. Persepsi, yaitu kemampuan memilah-milah sesuatu secara khusus. b. Kesiapan, yaitu kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan. c. Gerakan terbimbing, yaitu kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh. d. Gerakan terbiasa, yaitu kemampuan melakukan gerakan tanpa contoh. e. Gerakan kompleks, yaitu kemampuan melakukan gerakan yang terdiri dari banyak tahap. f. Penyesuaian pola gerakan. g. Kreativitas.

Berdasarkan tujuan pembelajaran di atas, tujuan pembelajaran mencakup pada kawasan kognitif yang berkenaan dengan pengetahuan, kawasan afektif yang berkenaan dengan sikap dan prilaku, serta kawasan psikomotorik yang berkenaan dengan keterampilan siswa. Menurut Sabri (2005:53), syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa. Metode yang digunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. Metode yang digunakan harus menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

B. Teknik Pemberian Quiz 1. Pengertian Menurut Sanjaya (2006:127), dalam rangka

mengimplementasikan suatu metode pembelajaran, guru menggunakan cara tertentu yang disebut dengan teknik pembelajaran. Teknik ini digunakan agar kegiatan pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. Salah satu teknik pembelajaran diantaranya adalah dengan pemberian quiz. Pemberian quiz ini merupakan salah satu teknik dalam metode latihan. Untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan biasanya diperlukan latihan berkali-kali terhadap apa yang telah dipelajari. Namun pemberian latihan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan agar terhindar dari rasa jenuh. Latihan yang tepat akan memperkuat daya ingat. 2. Manfaat Pemberian Quiz Karena teknik pemberian quiz ini merupakan salah satu teknik dalam metode latihan, menurut Hamalik (2001:95) mempunyai beberapa manfaat, diantaranya: a. b. Latihan memberikan pengalaman pendidikan bagi para siswa Latihan dapat memantapkan hasil belajar, penguasaan aspek-aspek perubahan tingkah laku siswa, seperti: kebiasaan, keterampilan, sikap, pengertian, penghargaan. Latihan berfungsi mengembangkan kemampuan berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi baik secara individu maupun secara kelompok. Latihan penting artinya untuk kehidupan sehari-hari bagi para siswa, misalnya transfer belajar.

c.

d.

e. f.

Latihan membantu cara pembelajaran yang lebih efektif, mengingat, meniru dan otomatisasi jawaban-jawaban. Latihan dapat mendorong dan memperluas motivasi belajar pada siswa.

Prinsip-prinsip pelaksanaan latihan menurut Hamalik (2001:96), adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan belajar besar pegaruhnya dalam latihan. Lingkungan terdiri dari: Lingkungan kelas, sekolah, keluarga, dan masyarakat. 2. Latihan harus fungsional, artinya berfungsi bagi diri siswa itu sebabnya latihan harus menarik minatnya. 3. Latihan dilaksanakan secara sistematis. Latihan dilakukan berdasarkan rencana yang teliti dengan urutan yang tersusun baik. Latihan itu berpusat pada minat siswa, ditujukan untuk menguasai kecakapankecakapan tertentu. 4. Latihan dilaksanakan tepat pada waktunya. Latihan diberikan setelah siswa memahami dengan benar suatu bahan. 5. Efektivitas suatu latihan bergantung pada banyaknya bahan. Jika bahan yang dipelajari tidak terlalu banyak maka waktu latihan akan berkurang, dan hasil latihan akan lebih baik. 6. Distribusi latihan mempengaruhi keefektifan program latihan. Dari prinsip-prinsip di atas, proses pemberian latihan sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar yang kondusif, waktu yang tepat dalam memberikan latihan, kesiapan siswa dalam menerima latihan, dan pemberian latihan harus sistematis serta sudah direncanakan dengan baik. 3. Tujuan Pemberian Quiz Dalam pemberian quiz guru mengadakan tanya jawab secara lisan maupun tulisan. Menurut Roestiyah (2001:130) tanya jawab mempunyai tujuan, diantaranya: a. b. Siswa dapat mengingat-ingat fakta yang dipelajari. Menjelaskan langkah-langkah berfikir yang memecahkan soal.

ditempuh

dalam

c. d. e.

Menemukan pemecahan masalah yang tepat dan cepat. Tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran. Dari jawaban, guru dapat mengetahui penguasaan siswa pada pelajaran yang sedang diberikan. Selain tujuan di atas, pemberian quiz juga bertujuan untuk

membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Dari pemberian quiz, guru bisa mengetahui siswa yang aktif dan yang pasif. 4. Kelebihan Pemberian Quiz Teknik pemberian quiz dengan tanya jawab menurut Syaiful Bahri (2002:107) mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya: a. b. c. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa sekalipun siswa sedang ribut. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir termasuk daya ingatan. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Selain kelebihan-kelebihan di atas, pemberian quiz juga dapat membuat siswa lebih menghargai perbedaan pendapat, siswa lebih termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.

5. Kekurangan Pemberian Quiz Menurut Syaiful Bahri (2002:107) teknik pemberian quiz dengan tanya jawab juga mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya: a. b. c. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan susana yang tidak tegang. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan mudah dipahami siswa. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.

d.

Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. Menurut Sudjana (2002:78), beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam memberikan tanya jawab, antara lain: 1. Tujuan yang akan dicapai, anatara lain: a. b. c. Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa. Untuk merangsang siswa berfikir. Memberi kesempatan pada siswa untuk menyajikan masalah yang belum dipahami.

2. Jenis Pertanyaan Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran. a. Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal pada apa, kapan, di mana, berapa, dan lainnya. b. Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berfikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana, dan lainnya. 3. Teknik mengajukan pertanyaan a. b. c. d. e. f. Perumusan pertanyaan harus jelas dan terbatas, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan pada siswa. Pertanyaan hendaknya diajukan pada kelas sebelum menunjuk siswa untuk menjawabnya. Beri kesempatan pada siswa untuk memikirkannya. Hargailah pendapat dari siswa. Pemberian pertanyaan harus merata. Buatlah ringkasan hasil tanya jawab sehingga memperoleh pengetahuan secara sistematis.

Menurut Sudjana (2002:78), tanya jawab ini biasanya digunakan apabila: 1. 2. Bermaksud mengulang bahan pelajaran. Ingin membangkitkan siswa belajar.

3. 4.

Tidak terlalu banyak siswa. Sebagai selingan metode ceramah Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dalam pemberian quiz, perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Guru harus akrab dengan siswa sehingga siswa tidak merasa tegang atau takut ketika diberikan quiz. b. Guru memberi kesempatan pada siswa lain untuk membenarkan jawaban siswa yang kurang tepat. c. Guru harus lebih peka terhadap siswa yang kurang aktif sehingga mereka lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

C. Pemberian Pekerjaan Rumah (PR) 1. Pengertian Pemberian Pekerjaan Rumah (PR) Pemberian PR merupakan salah satu teknik dalam metode tugas belajar. Menurut Sudjana (2002:81) pemberian PR akan merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun kelompok.

Menurut Roestiyah (2001:132) guru perlu memberikan tugas-tugas sebagai selingan untuk variasi teknik penyajian ataupun dapat berupa pekerjaan rumah (PR) dalam meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran. Menurut keterangan di atas, seorang guru perlu memberikan pekerjaan rumah (PR) agar siswa lebih aktif belajar dan materi pelajaran juga bisa terselesaikan dengan baik.

2.

Fase-Fase Pemberian Pekerjaan Rumah (PR) Dalam pemberian PR ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Menurut Sudjana (2002:81) hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah sebagai berikut: a. Fase pemberian tugas Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya

mempertimbangkan: 1) Tujuan yang akan dicapai. 2) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut. 3) Sesuai dengan kemampuan siswa. 4) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa. 5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. b. Langkah Pelaksanaan Tugas 1) Diberikan bimbingan oleh guru. 2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja. 3) Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri tidak menyuruh orang lain. 4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistemaris. c. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas 1) Laporan siswa baik lisan atau tulisan dari apa yang telah dikerjakannya. 2) Ada tanya jawab atau diskusi kelas 3) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya. Berdasarkan fase-fase di atas, guru tidak hanya memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa, guru juga memeriksa jawaban dari setiap siswa serta menilainya.

3.

Kelebihan Pemberian Pekerjaan Rumah (PR) Menurut Syaiful Bahri (2002:98) pemberian PR memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: a. b. c. d. Lebih merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar individual maupun kelompok. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. Dapat mengembangkan kreativitas siswa. Selain kelebihan di atas, pemberian pekerjaan rumah (PR) juga dapat membuat siswa lebih banyak latihan, siswa juga terlatih dalam menerapkan dan mengotak-atik rumus, siswa lebih bisa memanfaatkan waktu luangnya.

4.

Kekurangan Pemberian Pekerjaan Rumah (PR) Menurut Syaiful Bahri (2002:98) pemberian PR juga mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya: a. b. c. d. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan atau orang lain. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa. Menurut A. Sabri (2005:59) pemberian tugas dapat dipergunakan apabila: a. b. Guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima siswa lebih mantap. Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca dan mengerjakan sosl-soal sendiri serta mencobanya sendiri.

c.

Agar siswa lebih rajin dan dapat mengukur kegiatan baik di rumah maupun di sekolah. Berdasarkan kekurangan yang telah disampaikan di atas,

hendaknya pemberian pekerjaan rumah (PR) tidak diberikan secara terus menerus sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada siswa. Setelah siswa menyelesaikan pekerjaan rumah, hendaknya guru memeriksa jawaban siswa dan membahas tugas tersebut di kelas. D. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut Riyanto (2009:6) belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi persepsi, emosi, proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi. Sedangkan menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:11) belajar adalah kapabilitas siswa setelah belajar Berdasarkan definisi-definisi di atas, belajar adalah proses perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan karena interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:3) adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Adapun hasil belajar menurut Keller dalam Abdurrahman (2000:99) adalah kemajuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan menurut Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku yang dialami seseorang setelah belajar, dari yang tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada seseorang yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah melakukan proses belajar.

2.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Slameto ( 2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya: a. Faktor Internal 1) Faktor jasmaniah, yang mencakup faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. 2) Faktor Psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat, serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. b) Faktor non intelektif. Faktor ini merupakan unsur-unsur kepribadian tertentu, perhatian, bakat, minat, kematangan, motivasi, emosi, dan kesiapan. 3) Faktor kelelahan.

b. Faktor eksternal 1) Faktor keluarga yang terdiri atas: a) Cara orang tua mendidik. b) Relasi antar anggota keluarga. c) Suasana rumah. d) Keadaan ekonomi keluarga. e) Pengertian orang tua. f) Latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah yang terdiri atas: a) Metode mengajar. b) Kurikulum c) d) e) f) g) h) i) j) k) Relasi guru dengan siswa Relasi siswa dengan siswa Disiplin sekolah Alat pelajaran Waktu sekolah Standar pelajaran Keadaan gedung Metode Belajar Tugas rumah

3) Faktor masyarakat yang terdiri atas: a) Kegiatan siswa dalam masyarakat b) Mass media c) Teman bergaul d) Bentuk kehidupan masyarakat Berdasarkan keterangan di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya faktor jasmani dan rohani, faktor keluarga, sekolah, serta faktor masyarakat.

3. Unsur-Unsur Belajar Unsur-unsur belajar menurut Sukmadinata dalam Sutikno (2008:5) mencakup 7 unsur utama yaitu: a. Tujuan. Tujuan ini muncul untuk memenuhi suatu kebutuhan. b. Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar yang baik, siswa perlu memiliki kesiapan. c. Situasi. Dalam situasi belajar ini terlihat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari. d. Interpretasi. Interpretasi disini adalah melihat hubungan antara komponen-komponen situasi belajar. e. Respon. Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan , maka ia memberikan respon. f. Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi.

g. Reaksi terhadap kegagalan. Berdasarkan keterangan di atas, siswa mempunyai tujuan dalam belajar, yaitu untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya secara kesluruhan. Dalam belajar juga dibutuhkan kesiapan untuk menerima materi yang akan diberikan. Tempat belajar serta alat dan bahan juga sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Setelah kegiatan belajar berlangsung, siswa akan memberikan respon terhadap hasil yang mereka peroleh.

4.

Hasil Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar adalah bagaimana siswa bisa menguasai dari beberapa kompetensi dasar dan indikator-indikator dari setiap kompetensi dasar tersebut. Berdasarkan silabus MTsN Arjawinangun tahun ajaran 2010/2011, berikut adalah kompetensi dasar dan indikator-indikator dalam pokok bahasan bangun ruang sisi datar: a. Kompetensi Dasar 1) Menentukan unsur-unsur pada kubus. 2) Menghitung luas dan volume kubus. 3) Menentukan unsur-unsur pada balok. 4) Menghitung luas dan volume balok. 5) Menentukan unsur-unsur pada prisma.

6) Menghitung luas dan volume prisma. 7) Menentukan unsur-unsur pada limas. 8) Menghitung luas dan volume limas.

b.

Indikator-indikator 1) Siswa dapat menghitung panjang rusuk, diagonal ruang, dan diagonal bidang pada kubus 2) Siswa dapat menghitung luas kubus. 3) Siswa dapat menghitung volume kubus. 4) Siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang pada balok. 5) Siswa dapat menghitung panjang salah satu unsur pada prisma yang belum diketahui. 6) Siswa dapat menghitung volume prisma. 7) Siswa dapat menghitung panjang salah satu unsur pada limas yang belum diketahui. 8) Siswa dapat menghitung luas dan volume limas.

E. Perbandingan Teknik Quiz dengan Pekerjaan Rumah (PR) Setiap orang yang yang melakukan proses belajar akan memperoleh suatu hasil, yang biasa disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar yang diperoleh tidak lepas dari aspek pengetahuan, perubahan sikap, dan pengembangan keterampilan dari peserta didik itu sendiri.

Dibawah ini penyusun mencoba mengungkapkan beberapa perbedaan antara teknik quiz dengan pekerjaan rumah (PR) untuk mengetahui teknik manakah yang lebih baik hasil belajarnya. Proses pembelajaran yang diterapkan teknik quiz, guru memantau secara langsung siswa yang aktif dan yang pasif. Sedangkan pembelajaran dengan pekerjaan rumah guru tidak bisa memantau keaktifan siswa secara langsung. Kedua proses pembelajaran tersebut akan mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Teknik quiz memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan pendapat di depan siswa lain. Dalam hal ini, teknik quiz dapat membuat siswa lebih berani dalam bertanya serta menjelaskan sesuatu di depan siswa lain. Dengan demikian, siswa menjadi lebih aktif dan tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan dalam belajar. Dalam teknik quiz, siswa berlomba-lomba dalam menjawab soal yang diberikan dan menjelaskannya di depan kelas. Karena dalam teknik quiz seluruh siswa dituntut untuk aktif maka siswa yang pasif akan ditunjuk oleh guru untuk mengerjakan soal di depan kelas. Dalam hal ini teknik quiz akan memacu siswa untuk terus barlatih dan berusaha aktif dalam bertanya maupun menjawab soal-soal yang diberikan. Sedangkan dalam pemberian pekerjaan rumah (PR) guru sulit untuk memastikan apakah tugas yang diberikan merupakan hasil pekerjaan sendiri atau dikerjakan oleh orang lain. Dalam pemberian pekerjaan rumah juga, guru sulit memantau proses bagaimana siswa bisa menjawab soal yang diberikan.

Guru akan menilai tugas yang diberikan dan membahas soal-soal tersebut di kelas serta menyimpulkan jawaban yang benar. Jika dibandingkan antara teknik quiz dengan pekerjaan rumah terdapat perbedaan sebagai berikut: 1. Teknik Quiz a. b. c. d. e. f. g. Menuntut siswa aktif di kelas. Melatih berfikir, berbicara di depan kelas. Lebih memberikan penglaman pribadi. Berani mengungkapkan pendapat. Bersaing secara sehat. Melatih siswa untuk berani tampil. Siswa menjadi tidak jenuh dan menjadi aktif.

2. Pemberian Pekerjaan Rumah (PR) a. b. Tidak menuntut siswa untuk aktif di kelas. Tidak melatih siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya dan berani tampil di depan kelas. c. Tidak bisa memantau secara langsung proses siswa mengerjakan soal. Berdasarkan uraian di atas mengenai perbandingan hasil belajar siswa antara yang diterapkan teknik quiz dengan pekerjaan rumah (PR), dapat disimpulkan sementara bahwa hasil belajar siswa yang diterapkan teknik quiz akan lebih baik dibandingkan dengan yang diterapkan pekerjaan rumah (PR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di MTs Negeri Arjawinangun yang

beralamat di Jalan Kalibaru Timur No.36 Kabupaten Cirebon. Adapun yang menjadi alasan mengenai pemilihan tempat penelitian ini, diantaranya adalah : a) Letak MTsN Arjawinangun yang strategis sehingga dapat dijangkau oleh penulis dan diharapkan dapat mempermudah jalannya penelitian. b) Teknik quiz yang menjadi variabel penelitian belum pernah deterapkan di MTsN Arjawinangun. c) Jumlah guru matematika MTsN Arjawinangun telah memenuhi kualifikasi S1. d) Kurikulum MTsN Arjawinangun sudah memadai KTSP.

2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010-2011 dengan tahapan sebagai berikut :

33

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Kegiatan Persiapan Uji coba Pre test Penelitian Post test Analisis data Penyusunan laporan April 1 2 3 Mei 1 2 Juni 4 1 2 3

4

3

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto ( 2002:109), populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif ataupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatsifatnya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa MTsN Arjawinangun tahun ajaran 2010/2011 sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 6 kelas. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Siswa MTsN Arjawinangun Jenis Kelamin Kelas VII VIII IX Adapun Laki-Laki 140 123 127 beberapa Perempuan 149 150 150 Jumlah 289 273 277

pertimbangan dipilihnya siswa kelas VIII

MTsN Arjawinangun sebagai populasi terjangkaunya adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil wawancara dengan Ibu Hj. Halimah, S.Ag selaku wakasek kurikulum MTsN Arjawinangun (21 februari 2011), bahwa tidak mungkin diadakan penelitian di kelas IX karena sedang pemantapan materi untuk menghadapi ujian nasional. 2. Tidak menjadikan kelas VII sebagai objek penelitian karena kelas VII merupakan kelas yang baru masuk sehingga belum benar-benar bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekolah. 3. Dari hasil wawancara dengan Dra. Khaeriyah selaku guru matematika yang dilakukan pada tanggal 21 Februari 2011 diketahui bahwa pada umumnya hasil belajar matematika siswa kelas VIII masih kurang memuaskan, kemampuan memecahkan soal-soal matematika masih lemah, dan mereka juga kurang aktif dalam pmbelajaran matematika di kelas. Diharapkan dengan diperkenalkannya teknik quiz siswa lebih pandai dalam menjawab

soal-soal matematika dan lebih aktif dalam pembelajaran matematika. 4. Dari hasil pengamatan peneliti, yaitu dari nilai ulangan harian dan nilai semester ganjil diperoleh bahwa hasil belajar matematika

siswa kelas VIII memiliki hasil yang beragam dan banyak siswa yang nilainya kurang memuaskan. Sehingga apabila diberikan teknik quiz diharapkan akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. 2. Sampel Menurut Suharsimi (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu kelas A yang berjumlah 36 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas D yang berjumlah 36 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cluster random sampling, yaitu dengan cara mengundi secara acak dari kelas VIII yang berjumlah enam kelas untuk diambil dua kelas.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi eksperimen. Dalam hal ini penulis terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut:

a.

Persiapan,

yaitu peneliti membuat kisi-kisi instrumen dan

instrumen berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 butir soal. b. Memilih kelas untuk menguji instrumen penelitian. Kelas yang dipilih untuk uji instrumen adalah kelas IX. c. Menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda instrumen penelitian. d. e. Melakukan pre-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Menerapkan teknik pemberian quiz di kelas eksperimen sedangkan di kelas kontrol menerapkan pemberian PR. f. g. h. Melakukan post-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Mengumpulkan data hasil penelitian. Menganalisis data.

2.

Desain Penelitian Desain penelitian menurut E. A. Suchman yang dikutip Christin Sudiana (2008 : 38) adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penulis dalam penelitian ini menggunakan pre-test and post-test design. Menurut Arikunto (2002:79) pola pre test dan post test desain adalah sebagai berikut : E : O1 X1 O2 K : O1 X2 O2

Keterangan : O1 = Tes yang diberikan sebelum proses belajar mengajar untuk kelompok ekperimen dan kontrol. O2 = Tes yang diberikan setelah proses belajar mengajar untuk kelompok ekperimen dan kontrol. X1 = Penerapan teknik pemberian quiz untuk kelompok eksperimen. X2 = Penerapan pemberian PR untuk kelompok kontrol.

D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berbentuk soal pilihan ganda dengan 4 (empat) alternatif jawaban. Tes ini bertujuan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa. Sebelum instrumen tes hasil belajar digunakan dalam penelitian di kelas ekasperimen dan kelas kontrol, instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Uji coba instrumen dilakukan di kelas IX MTsN Arjawinangun. Dalam perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda menggunakan Software Anates R. Adapun langkah-langkah uji coba instrumen tes adalah sebagai berikut: 1. Validitas Butir Soal Menurut M. Sukardi (2008:31) validitas adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Rumus yang digunakan adalah :

rXY

N XY X Y

N X

2

X N Y 2 Y 2

2

(Arikunto, 2007:170)

Keterangan: N X Y = Banyaknya subjek = Skor butir = Skor total

rXY = Koefisien korelasi dari variabel X dan variabel Y Dari 30 soal yang diujicobakan hanya 20 soal yang digunakan sebagai instrumen tes penelitian, yaitu nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 29. Hasil selengkapnya bisa dilihat dilampiran hal 89. 2. Reliabilitas Menurut M. Sukardi (2008:29) reliabilitas adalah tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Untuk menghitung reliabilitas soal, penulis menggunakan rumus persamaan Kuder Richardson (KR-20) ,yaitu :

r11 =Keterangan :

r11

= Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

p = Proporsi subjek yang menjawab butir dengan betul (proporsi subjek yang mempunyai skor 1) q = Proporsi subjek yang mendapat skor 0

= Jumlah perkalian antara p dan q Varians total (Arikunto, 2007:175)

3.

Indeks Kesukaran Untuk mengukur tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus seperti berikut ini:

P=

B J

P

= Indeks Kesukaran

B = Subjek yang menjawab betul J = Banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes. (Arikunto, 2007:176) 4. Daya Pembeda Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus: D = BA _ BB

JA

JB

Keterangan: D = Daya pembeda butir soal BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab betul. JA = Banyaknya subjek kelompok atas. BB = Banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul. JB = Banyaknya subjek kelompok bawah (Arikunto, 2007:177) Dalam perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda menggunakan Software Anates R. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menggunakan anates adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Buka program anates. Klik jalankan anates pilihan ganda. Klik buat file baru kemudian mengisi jumlah subjek, jumlah butir soal dan jumlah pilihan jawaban kemudian klik ok. 4. Mengisi kunci jawaban, nama siswa dan jawaban siswa pada kolom. yang telah disediakan. Kemudian klik kembali ke menu utama. 5. 6. Klik olah semua otomatis pada kolom penskoran. Melihat hasil penskoran kemudian mengklik cetak ke file untuk disimpan dan dicetak.

5.

Gain Setelah pre test dan post test dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah menghitung gain (perubahan nilai dari pre test ke post test) hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Menurut Huke dalam Indikhiro (2010: 48) gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Klasifikasi Gain: g < 30 % = Rendah

30% g < 70 % = Sedang g 70 % = Tinggi (Indikhiro, 2010: 49)

E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dengan tes. Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Dalam melakukan tes, penulis menggunakan pre-test dan post-test yang bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang menerapkan teknik pemberian quiz dengan pemberian PR. Pre test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sedangkan post test digunakan untuk mengetahui nilai akhir siswa setelah

diberi perlakuan. Ruang lingkup materi dalam tes ini adalah mengenai bangun ruang sisi datar.

F. Prosedur Pengolahan Data Setelah data hasil penelitian terkumpul, data diolah untuk menemukan jawaban atas persoalan pokok yang telah dirumuskan. Masalah pada penelitian ini adalah menguji apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang diterapkan teknik pemberian quiz dengan siswa yang menerapkan pemberian PR pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Langkah-langkah pengolahan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas ini menggunakan software SPSS 15. Rumus uji normalitas menurut Sudjana adalah sebagai berikut: X2 =

(Oi Ei)2 Ei

(Sudjana, 2005 : 273)

Keterangan: Oi = Frekuensi pengamatan Ei = Frekuensi teoritik

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi kelompok a. Menentukan titik tengah kelas interval (Xi) b. Menentukan frekuensi tiap-tiap kelas interval c. Menghitung FiXi, yaitu hasil kali antara Fi dengan Xi

d. Menghitung rata-rata dengan rumus: X =

Dimana: X = Mean (rata-rata) Fi = Frekuensi ke-i Xi = Titik tengah kelas interval e. Menghitung standar deviasi (SD) dengan rumus:

=Dimana: Xi = Titik tengah kelas interval Fi = Frekuensi ke-i

n = Jumlah Kemudian ditarik akar untuk menghasilkan S. f. Menghitung batas nyata kelas

g. Menghitung Z batas kelas dengan rumus: Z = h. Menghitung batas luas daerah berdasarkan tabel. i. Menghitung luas daerah tiap-tiap kelas interval, yaitu selisih antar batas atas dengan batas bawah. j. Menghitung Ei dengan rumus : Luas daerah x n2 (oi Ei) k. Menghitung Chi kuadrat dengan rumus: x = Ei E 1

2

l.

Menghitung Jikahitung 0,05 maka Ho diterima.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data 1. Hasil Tes Kelas Eksperimen Dalam penelitian ini sebelum siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan teknik quiz di kelas eksperimen, terlebih dahulu siswa diberikan pre test berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Setelah siswa diberikan pre test kemudian siswa diberikan post test yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Dari nilai yang diperoleh siswa, nilai minimal yang harus dicapai oleh siswa berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 60. Dari banyak kelas yang berjumlah 5 dan nilai minimal sebesar 0 serta nilai maksimal sebesar 100 maka didapat rentang sebesar 100 - 0 = 100. Dari banyak kelas dan rentang kelas maka didapat panjang kelas interval yaitu 100:5 = 20 sehingga menurut Suharsimi (2005:245) dapat dibuat interpretasi nilai sebagai berikut: Tabel 4.1 Interpretasi Nilai Siswa Nilai 0 19 20 39 40 59 60 79 80 99 Interpretasi Kurang Sekali Kurang Cukup Baik Baik Sekali

49

Berdasarkan interpretasi di atas didapat bahwa untuk nilai pre test seluruh siswa yang berjumlah 36 siswa pada kelas eksperimen dapat dinyatakan tidak ada satupun yang memenuhi KKM atau dengan kata lain tidak ada satupun yang lulus. Jika dilihat dari interpretasinya maka terdapat 4 siswa yang nilainya cukup, 27 siswa nilainya dinyatakan kurang, dan 5 siswa yang nilainya dinyatakan kurang sekali. Sedangkan untuk interpretasi nilai post test dinyatakan 15 siswa tergolong bernilai baik dan 21 siswa dinyatakan bernilai baik sekali serta semua siswa dinyatakan telah lulus karena telah mencapai KKM. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hal 101. Berikut ini adalah deskripsi nilai pre test dan post test kelas eksperimen:

Tabel 4.2 Deskripsi Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen Pre Test Eksperimen N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance 36 25,00 15,00 40,00 26,1111 7,66356 58,730 Post Test Eksperimen 36 36 25,00 65,00 90,00 78,6111 6,50397 42,302 Valid N (listwise)

Dari tabel di atas dapat dilihat untuk range pre test pada kelas eksperimen adalah 25, dengan nilai terkecil 15, dan nilai terbesar 40. Rata-

rata nilai pre testnya sebesar 26,1111 dengan simpangan baku 7,66356 serta varians 58,730. Sedangkan range post test pada kelas eksperimen adalah 25

dengan nilai terkecil adalah 65 dan nilai terbesar adalah 90. Rata-rata nilai post testnya adalah 78, 6111 dengan simpangan baku sebesar 6, 50397 serta varians sebesar 42, 302. Selanjutnya, selain dengan melihat dari hasil tes di atas, untuk mengukur sejauh mana penguasaan materi bangun ruang sisi datar di kelas eksperimen dapat juga dilihat melalui hasil pencapaian persentase indikator dari tiap butir soal. Hasil dan perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Indikator Pertama Indikator Menghitung panjang rusuk, panjang diagonal ruang, dan diagonal bidang pada kubus. Rata-rata No. Item 1 6 2 F skor 26 30 32 n 36 36 36 % 72 83 89 81,33

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung panjang rusuk, panjang diagonal ruang, dan diagonal bidang pada kubus yaitu sebesar 81,33% dan sebagian kecil siswa ( 18,67 %) dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dikatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung panjang rusuk, panjang diagonal ruang, dan diagonal bidang tercapai.

Tabel 4.4 Indikator Kedua Indikator Menghitung kubus. luas No. Item 4 5 F skor 32 30 N 36 36 % 89 83

Rata-rata

86

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung luas kubus adalah sebesar 86% dan 14% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dikatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung luas kubus tercapai. Tabel 4.5 Indikator Ketiga Indikator Menghitung kubus. volume No. Item 3 18 19 15 20 F skor 27 26 25 25 24 n 36 36 36 36 36 % 75 72 69 69 67 70,4

Rata-rata

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung volume kubus adalah sebesar 70,4% dan 29,6% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dikatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung volume kubus tercapai.

Tabel 4.6 Indikator Keempat Indikator Menghitung panjang diagonal ruang pada balok. No. Item 14 F skor 31 n 36 % 86

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang pada balok adalah sebesar 86% dan 14% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang pada balok tercapai Tabel 4.7 Indikator Kelima Indikator Menghitung panjang salah satu unsur pada prisma yang belum diketahui. No. Item 16 F skor 30 n 36 % 83

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung salah satu unsur pada prisma adalah sebesar 83% dan 17% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung panjang salah satu unsur pada prisma tercapai.

Tabel 4.8 Indikator Keenam Indikator Menghitung prisma. Rata-rata volume No. Item 8 12 F skor 29 28 n 36 36 % 81 78 79,5

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung volume prisma adalah sebesar 79,5% dan 20,5% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung volume prisma tercapai. Tabel 4.9 Indikator Ketujuh Indikator Menghitung panjang salah satu unsur pada limas yang belum diketahui. Rata-rata No. Item 7 10 13 F skor 30 28 30 n 36 36 36 % 83 78 83 81,33

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung panjang salah satu unsur pada limas adalah sebesar 81,33% dan 18,67% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung panjang salah satu unsur pada limas tercapai.

Tabel 4.10 Indikator Kedelapan Indikator Menghitung luas dan volume limas Rata-rata No. Item 9 11 17 F skor 24 31 28 n 36 36 36 % 67 86 78 77

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung luas dan volume limas adalah sebesar 77% dan 23% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung luas dan volume limas tercapai. 2. Hasil Tes Kelas Kontrol Sebelum siswa pada kelas kontrol diberikan perlakuan berupa pemberian PR, siswa terlebih dahulu diberikan pre test dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Setelah diberikan pre test dan telah diberikan perlakuan kemudian siswa diberikan post test yang bejumlah 20 soal pilihan ganda. Berdasarkan hasil pre test dan post test didapat bahwa untuk nilai pre test seluruh siswa yang berjumlah 36 siswa pada kelas kontrol dapat dinyatakan tidak ada satupun yang memenuhi KKM atau dengan kata lain tidak ada satupun yang lulus. Jika dilihat dari interpretasinya maka terdapat 3 siswa yang nilainya cukup, 26 siswa nilainya dinyatakan kurang, dan 7 siswa yang nilainya dinyatakan kurang sekali. Sedangkan untuk interpretasi nilai post test dinyatakan 9 siswa tergolong bernilai baik dan 27 siswa dinyatakan bernilai

baik sekali serta semua siswa dinyatakan telah lulus karena telah mencapai KKM. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hal 104. Berikut ini adalah deskripsi berkenaan dengan nilai pre test dan post test kelas eksperimen:

Tabel 4.11 Deskripsi Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol Pre Test Kontrol N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance 36 25,00 15,00 40,00 25,0000 7,74597 60,000 Post Test Kontrol 36 35,00 55,00 90,00 71,9444 8,88641 78,968 Valid N (listwise) 36

Dari tabel di atas dapat dilihat untuk range pre test pada kelas kontrol adalah 25, dengan nilai terkecil 15, dan nilai terbesar 40. Rata-rata nilai pre

testnya sebesar 25 dengan simpangan baku 7,74597 serta varians 60. Sedangkan range post test pada kelas eksperimen adalah 35 dengan nilai terkecil adalah 55 dan nilai terbesar adalah 90. Rata-rata nilai post testnya adalah 71,9444 dengan simpangan baku sebesar 8,88641 serta varians sebesar 78,968. Selanjutnya, selain dengan melihat dari hasil tes di atas, untuk mengukur sejauh mana penguasaan materi bangun ruang sisi datar di kelas

kontrol dapat juga dilihat melalui hasil pencapaian persentase indikator dari tiap butir soal. Hasil dan perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.12 Indikator Pertama Indikator Menghitung panjang rusuk, panjang diagonal ruang, dan diagonal bidang pada kubus. Rata-rata No. Item 1 6 2 F skor 23 27 31 n 36 36 36 % 64 75 86 75

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung panjang rusuk, panjang diagonal ruang, dan diagonal bidang pada kubus yaitu sebesar 75% dan sebagian kecil siswa ( 25 %) dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dikatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung panjang rusuk, panjang diagonal ruang, dan diagonal bidang tercapai. Tabel 4.13 Indikator Kedua Indikator Menghitung kubus. luas No. Item 4 5 F skor 26 29 N 36 36 % 72 81

Rata-rata

76,5

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung luas kubus adalah sebesar 76,5% dan 23,5% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dikatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung luas kubus tercapai. Tabel 4.14 Indikator Ketiga Indikator Menghitung kubus. volume No. Item 3 18 19 15 20 F skor 29 23 19 25 16 n 36 36 36 36 36 % 81 64 53 69 44 62,2

Rata-rata

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung volume kubus adalah sebesar 62,2% dan 37,8% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dikatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung volume kubus tercapai. Tabel 4.15 Indikator Keempat Indikator Menghitung panjang diagonal ruang pada balok. No. Item 14 F skor 26 n 36 % 72

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang pada balok adalah sebesar 72% dan

28% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang pada balok tercapai. Tabel 4.16 Indikator Kelima Indikator Menghitung salah satu unsur pada prisma yang belum diketahui. No. Item 16 F skor 23 n 36 % 64

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung salah satu unsur pada prisma adalah sebesar 64% dan 36% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung panjang salah satu unsur pada prisma tercapai. Tabel 4.17 Indikator Keenam Indikator Menghitung volume prisma. Rata-rata No. Item 8 12 F skor 25 30 n 36 36 % 69 83 76

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung volume prisma adalah sebesar 76% dan 24% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung volume prisma tercapai.

Tabel 4.18 Indikator Ketujuh Indikator Menghitung salah satu unsur pada limas yang belum diketahui. Rata-rata No. Item 7 10 13 F skor 29 29 29 n 36 36 36 % 81 81 81 81

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung panjang salah satu unsur pada limas adalah sebesar 81% dan 19% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung panjang salah satu unsur pada limas tercapai. Tabel 4.19 Indikator Kedelapan Indikator Menghitung luas dan volume limas Rata-rata No. Item 9 11 17 F skor 29 27 24 n 36 36 36 % 81 75 67 74,3

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa dapat menghitung luas dan volume limas adalah sebesar 74,3% dan 25,7% dinyatakan belum menguasainya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa indikator siswa dapat menghitung luas dan volume limas tercapai. 3. Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Setelah diperoleh nilai pre test dan nilai post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian dicari gain dari kedua kelas tersebut.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan nilai yang diperoleh dari pre test ke post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria dari gain itu sendiri adalah sebagai berikut: g < 30 % = Rendah 30 % g < 70 % = Sedang g 70 % = Tinggi Berdasarkan kriteria tersebut, untuk gain kelas eksperimen diperoleh: a. b. 14 siswa yang mempunyai kategori sedang. 22 siswa yang mempunyai kategori tinggi. Sedangkan untuk gain kelas kontrol diperoleh: a. b. 29 siswa yang termasuk ke dalam kategori sedang. 7 siswa yang termasuk ke dalam kaegori tinggi. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hal 107. Berikut adalah hasil deskripsi data gain. Tabel 4.20 Deskripsi GainDescriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance Gain Eksperimen 36 30.42 56.25 86.67 70.9858 7.59012 57.610 Gain Kontrol 36 36.27 47.06 83.33 63.2942 9.08389 82.517 Valid N (listwise) 36

Dari tabel di atas dapat dilihat untuk jangkauan gain pada kelas eksperimen adalah 30,42 %, dengan nilai gain terkecil 56,25, dan nilai gain terbesar 86,67%. Rata-rata nilai gainnya sebesar 70,9858% dengan simpangan baku 7,59012% serta varians 57,610%. Sedangkan jangkauan gain pada kelas kontrol adalah 36,27% dengan nilai gain terkecil adalah 47,06% dan nilai gain terbesar adalah 83,33%. Rata-rata nilai gainnya adalah 63,2942% dengan simpangan baku sebesar 9,08389% serta varians sebesar 82,517%. Karena nilai rata-rata gain pada kelas eksperimen 70% maka nilai rata-rata gain pada kelas eksperimen termasuk pada kategori tinggi. Pada kelas kontrol nilai rata-rata gainnya 30% g < 70 % maka nilai rata-rata gain pada kelas kontrol termasuk pada kategori sedang. B. Uji Hipotesis Sebelum uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dari data gain. Berikut adalah hasil uji normalitas dan homogenitas gain kelas kontrol dan kelas eksperimen: Tabel 4.21 Tests of Normality KolmogorovSmirnov(a) Statisti c Df Sig. .121 .105 36 36 .200(*) .200(*)

Gain

Shapiro-Wilk Statisti c Df Sig. .972 .970 36 36 .471 .421

Gabungan

Gain Eksperimen Gain Kontrol

Dari tabel di atas, kita lihat nilai signifikan gain eksperimen pada kolom Kolmogrov-Smirnof sebesar 0,200 dan pada kolom Shapiro-Wilk sebesar 0,471. Untuk gain kontrol nilai signifikansinya pada kolom Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,200 dan pada kolom Shapiro-Wilk sebesar 0,421. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa gain eksperimen dan gain kontrol berdistribusi normal.

Tabel 4.22 Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic .556 .495 .495 .537

df1 1 1 1 1

df2 70 70 66.609 70

Gabunga n

Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean

Sig. .458 .484 .484 .466

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari uji homogenitas diatas 0,05. Karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan gain eksperimen dan gain kontrol homogen. Karena data berdistribusi normal dan homogen maka untuk uji hipotesisnya menggunakan uji parametrik. Uji parametrik yang digunakan adalah uji independen sample t test karena sampelnya bebas. Berikut adalah hasil uji hipotesisnya:

Tabel 4.23 Independent Samples Test Gabungan Equal Equal variances variances not assumed assumed .556 .458 3.899 70 .000 7.69167 1.97292 Lower Upper 3.75680 11.62653 3.899 67.856 .000 7.69167 1.97292 3.75461 11.62872

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference

Dari analisis uji dua sampel tidak berhubungan ( Independent Samples T Test) didapat t hitung sebesar 3,889 dan t tabel dengan df = 70 adalah 1,994. Karena nilai t hitung > t tabel ( 3,899 > -1,994) dan nilai signifikan (0,000) < 0,05 maka terdapat perbedaan antara yang diterapkan teknik

pemberian quiz dengan yang diterapkan pemberian PR. Karena nilai t hitung positif berarti nilai rata-rata gain kelas eksperimen lebih tinggi daripada gain kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-ratanya 7,69167 dan perbedaan berkisar antara 3,75680 sampai 11,62653.

C. Pembahasan Dari analisis uji hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 3,889 dan nilai t tabel sebesar -1,944. Karena nilai t hitung > t tabel ( 3,899 > -1,994) dan nilai signifikan (0,000) < 0,05 maka terdapat perbedaan hasil belajar

matematika siswa antara yang diterapkan teknik quiz dengan pekerjaan rumah (PR). Karena nilai t hitung positif berarti nilai rata-rata gain kelas eksperimen lebih tinggi daripada gain kelas kontrol dengan perbedaan rata-ratanya 7,69167 dan perbedaan berkisar antara 3,75680 sampai 11,62653. Dengan demikian hipotesis penelitian yang berbunyi Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang diterapkan teknik quiz dengan yang diterapkan pekerjaan rumah (PR) diterima. Hasil belajar matematika siswa yang diterapkan teknik quiz lebih tinggi dibandingkan dengan yang diterapkan pekerjaan rumah (PR). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri (2002:107) bahwa teknik pemberian quiz dengan tanya jawab mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya: 1. 2. 3. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa sekalipun siswa sedang ribut. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir termasuk daya ingatan. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Teknik pemberian quiz dengan tanya jawab juga mempunyai beberapa tujuan yang menunjang hasil belajar siswa seperti yang diungkapkan oleh Roestiyah (2001:130) ,yaitu sebagai berikut: 1. Siswa dapat mengingat-ingat fakta yang dipelajari. 2. Menjelaskan langkah-langkah berfikir yang ditempuh dalam memecahkan soal. 3. Menemukan pemecahan masalah yang tepat dan cepat. 4. Tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran. 5. Dari jawaban, guru dapat mengetahui penguasaan siswa pada pelajaran yang sedang diberikan.

Berdasarkan diketahui bahwa

hasil

persentase

indikator yang

dari

setiap

soal dengan

persentase

indikator

berkenaan

menghitung volume kubus lebih rendah daripada menghitung volume limas dan prisma. Hal ini dikarenakan soal-soal yang berkenaan

dengan menghitung volume kubus lebih dibutuhkan kejelian siswa dalam memahami rumus dan memahami poin-poin yang sudah

diketahui.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data mengenai perbandingan hasil belajar matematika antara siswa yang menerapkan teknik pemberian quiz dengan pemberian PR, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar matematika siswa yang diterapkan teknik quiz memperoleh rata-rata nilai post test sebesar 78,61. Rata-rata nilai gainnya sebesar 70,9858% dan termasuk kategori tinggi. Jika dilihat dari gain (perubahan nilai dari pre test ke post test) menunjukkan 22 siswa memperoleh kategori tinggi dan 14 siswa memperoleh kategori sedang. 2. Hasil belajar matematika siswa yang diterapkan pekerjaan rumah (PR) memperoleh rata-rata nilai post test sebesar 71,94. Rata-rata nilai gainnya sebesar 63,2942% dan termasuk kategori sedang. Jika dilihat dari gain (Perubahan nilai dari pre test ke post test) menunjukkan 7 siswa memperoleh kategori tinggi dan 29 siswa memperoleh kategori sedang. 3. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh t hitung sebesar 3,889 dan nilai t tabel sebesar -1,944. Karena nilai t hitung > t tabel ( 3,899 > -1,994) dan nilai signifikan (0,000) < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang diterapkan teknik pemberian quiz dengan pemberian PR. Dengan melihat t hitung yang bernilai positif yaitu sebesar 3,889 maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diterapkan teknik quiz lebih tinggi dibandingkan

dengan yang diterapkan pekerjaan rumah (PR). Berdasarkan uji hipotesis diketahui antara kelas eksperimen yang diterapkan teknik quiz dengan kelas kontrol yang diterapkan pekerjaan rumah (PR) memiliki perbedaan rata-rata sebesar 7,69167 dan perbedaan berkisar antara 3,75680 sampai 11,62653.

B. Saran 1. Bagi Siswa Pada saat pembelajaran yang diterapkan dengan teknik quiz, siswa hendaknya aktif dalam manjawab, bertanya, serta menyanggah jawaban teman yang kurang benar. Sedangkan dalam pembelajaran dengan pemberian pekerjaan rumah (PR) hendaknya siswa mengerjakan sendiri serta siswa hendaknya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk segera menyelesaikan tugas tersebut. 2. Bagi Guru Dalam memberikan quiz hendaknya guru memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk bisa menjawab soal yang diberikan. Guru juga harus peka terhadap siswa aktif dan yang pasif sehingga mampu memotivasi siswa yang pasif supaya lebih aktif. Selain itu, guru juga harus pandai mengatur waktu agar waktu yang tersedia bisa

dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Sedangkan pembelajaran dengan memberikan pekerjaan rumah hendaknya guru tidak hanya memberikan tugas, tetapi juga memberikan nilai pada siswa dan membahasnya di

kelas. Guru juga hendaknya melakukan variasi dalam pembelajaran, baik yang menerapkan teknik quiz maupun pekerjaan rumah (PR). 3. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya merekomendasikan strategi-strategi

pembelajaran yang lebih inovatif dan membuat siswa lebih aktif terutama dalam kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Pembelajaran dengan menerapkan teknik quiz memiliki

kekurangan diantaranya membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk itu hendaknya bagi peneliti selanjutnya dalam merencanakan

pembelajaran harus memperhatikan materi pelajaran yang hendak disampaikan. Selain itu, harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin supaya materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan se