Upload
tranduong
View
229
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
FUNGSI PEMERINTAHAN DAERAH DALAM MENJAGA PERTAHANAN DAN
KEAMANAN NEGARA
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana hukum
Oleh:
GUSTI RANDA
0810111006
Program Kekhususan : Hukum Tata Negara
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
FUNGSI PEMERINTAHAN DAERAH DALAM MENJAGA PERTAHANAN DAN
KEAMANAN NEGARA
(Gusti Randa, 0810111006, Fakultas Hukum Universitas Andalas, 101 halaman, Tahun
2014)
ABSTRAK
Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam
menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Mengenai hal pertahanan dan keamanan merupakan urusan pemerintahan sebagaimana yang
tertuang pada Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah. Akan tetapi dalam Undang-Undang tersebut terdapat beberapa Pasal yang menyatakan
peran dari pemerintahan daerah. Itu berarti tidak saja kewenangan dari pemerintah pusat yang
berwenang dalam hal pertahanan dan keamanan negara. Adapun permasalahan yang akan
dikemukakan dalam skripsi ini, yaitu: Bagaimanakah Fungsi pemerintahan daerah dalam menjaga
pertahanan dan keamanan negara dan Bagaimanakah Hubungan Fungsi Pemerintah Daerah dengan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menjaga
pertahanan dan keamanan negara. Penulis menggunakan jenis penelitian Normatif atau pendekatan
yang digunakan pendekatan Undang-Undang (statute approach) yang dilakukan dengan menelaah
undang undang dan regulasi yang bersangkutan paut dengan Fungsi Daerah Dalam Menjaga
Pertahanan dan Keamanan Negara. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap
permasalahan yang telah dikemukakan tersebut bahwa Fungsi pemerintahan daerah dalam
menjaga pertahanan dan keamanan negara sebelum dan setelah perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan tanggung jawab pemerintahan
daerah dalam menciptakan rasa aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk
menciptakan rasa aman dan tenteram tersebut pemerintahan daerah melakukan kerja sama dengan
instansi lain yang ada di daerah dan dapat berkoordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Hubungan Fungsi pemerintahan daerah dengan Tentara Nasional Indonesia serta Kepolisian
Negara Kesatuan Republik Indonesia tersebut terwujud melalui kerja sama demi terwujudnya
tujuan nasional yaitu mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan dan terjaganya keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kerja sama tersebut dilakukan dengan menyusun rencana aksi
terpadu penanganan gangguan keamanan dalam negeri di daerahnya dengan berpedoman pada
rencana aksi terpadu nasional, mengkoordinasikan pelaksanaan peningkatan efektivitas
penanganan gangguan keamanan di daerahnya, segera memberikan penjelasan kepada publik
mengenai terjadinya gangguan keamanan di daerahnya, dan melaporkan pelaksanaannya kepada
menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “FUNGSI
PEMERINTAHAN DAERAH DALAM MENJAGA PERTAHANAN DAN KEAMANAN
NEGARA”. Shalawat beserta salam semoga di limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Skripsi ini selesai berkat dukungan materil dan inmateril, bimbingan, dan motivasi serta
doa dari segala pihak yang telah bersedia untuk meluangkan dan mencurahkan waktunya untuk
membantu dalam penyusunan skripsi ini, tanpa itu semua penulis tidak akan mampu
menyelesaikannya. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibunda Syamsimarni dan Ayahnda Anas yang telah membesarkan, mendidik, memberikan
dorongan dan tak henti-hentinya berdoa untuk kesuksesanku, serta adikku, Yuli Andriani
dan Candra (mamak) Oncu (mamak), Acik (mamak) yang telah memberikan semangat,
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Yuliandri, S.H.,M.H selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Andalas.
3. Bapak Ferdi, SH.,M.H selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Andalas,
4. Bapak Frenadin Adegustara, S.H.,M.S selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Andalas
5. Bapak Dr. Kurnia Warman, S.H.,M.H Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas
Andalas.
6. Bapak Dian Bakti Setiawan, S.H.,M.H selaku Ketua Bagian Hukum Tata Negara Fakultas
Hukum Universitas Andalas dan Ibu Delfina Gusman, S.H.,M.H selaku Sekretaris Bagian
Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Andalas.
7. Bapak Didi Nazmi, S.H,.M.H, selaku pembimbing I yang telah memberi masukan dan
arahan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
8. Bapak Khairul Fahmi, S.H,.M.H, selaku pembimbing II yang telah memberi masukan dan
pengarahan kepada penulis agar skripsi ini terselesaikan dengan baik.
9. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas atas ilmu dan pengetahuan yang
diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas
Andalas dan seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas andalas yang telah
membantu penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas
Andalas.Keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan morilnya terhadap
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Hukum angkatan 2008, Nedi, Rivo, Lutvi, Ziffan,
Rizki Putra Zulfa, Boss, Didi dan yang lainnya atas kebersamaannya selama 5 tahun ini.
11. Teman-teman KKN 2011 Nagari Ranah Batahan kabupaten pasaman timur, khususnya
jorong tanjung larangan Diva, Dendi, Icha, Vail terima kasih telah memberikan masukan
dan semangat sewaktu di tempat KKN.
12. Teman-teman yang tergabung dalam Danker Comunity, Acik Jamlis, Andi poi, Amrizal
S.sos, Riko, Rijaluak, Ardimetrianto,Amd, Yasri Guci (makyeh) dan teman teman KDRT
“ kama c mailang”
Akhir kata, penulis sangat menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, maka dari itu penulis dengan tulus hati, lapang
dada dan tangan terbuka menerima segala kritikan yang bermanfaat untuk melengkapi segala
kekurangan yang ada. Bagaimana juga besar harapan penulis agar kiranya penulisan skripsi ini
dapat memberikan manfaat dan berguna bagi pembaca serta penulisan-penulisan selanjutnya.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, Amin.
Padang, November 2013
Penulis,
Gusti Randa
Bp.0810111006
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 7
E. Metode Penelitian........................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pertahanan dan
Keamanan...................................................................................... 13
B. Tinjauan Umum Tentang Negara Kesatuan Republik
Indonesia....................................................................................... 30
C. Tinjauan Umum Tentang Pembagian Urusan Pusat dan
Daerah.......................................................................................... 39
BAB III PEMBAHASAN
A. Fungsi Pemerintahan Daerah dalam menjaga Pertahanan dan Keamanan Negara
1. Fungsi Pemerintahan Daerah Sebelum Perubahan Undang-Undang
Dasar 1945.............................................................54
2. Fungsi Pemerintahan Daerah Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar
1945.............................................................57
B. Hubungan Fungsi Pemerintahan Daerah dengan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia Dalam Menjaga
Pertahanan dan Keamanan Negara
1. Peran Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Kesatuan
Republik Indonesia Sebelum Perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun1945........................................................................64
2. Peran Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisiam Negara Kesatuan
Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945..................................................................................72.
3. Koordinasi Pemerintahan Daerah dengan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia Dalam Menjaga
Pertahanan dan
Keamanan.........................................................................81
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................98
B. Saran............................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat
hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Tanpa mampu
mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar negeri dan/atau dari dalam negeri,
suatu negara tidak akan dapat mempertahankan keberadaannya. Bangsa Indonesia
yang memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 bertekad
bulat untuk membela, mempertahankan, dan menegakkan kemerdekaan, serta
kedaulatan negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.1
Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.2
Pertahanan Negara diselenggarakan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara
dini dengan sistem pertahanan negara melalui usaha membangun dan membina
kemampuan dan daya tangkal negara dan bangsa serta menanggulangi setiap
ancaman.3Pada hakikatnya pertahanan negara merupakan segala upaya pertahanan
yang bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak
1Penjelasan Umum, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara 2Ibid., Pasal 1 angka 1 3Ibid., Pasal 6
dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka,
berdaulat dan bersatu.4
Berkaitan dengan itu Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (3)
menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara” . Selanjutnya Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara”. Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang
Pertahanan Negara menyatakan bahwa “Dalam menyelenggarakan pertahanan
negara, bangsa Indonesia menganut sistem pertahanan semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan
secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan
berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala ancaman”.
Penyelenggaraan pertahanan negara bukan semata-mata ditujukan untuk
perang, melainkan juga untuk mewujudkan perdamaian, menjamin keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, mengamankan kepentingan nasional, serta menjamin
terlaksananya pembangunan nasional. Pertahanan negara berfungsi untuk
mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan segala isinya sebagai satu kesatuan pertahanan.5
4Departemen Pertahanan Republik Indonesia, Buku Putih Pertahanan Indonesia, Jakarta,2008, hlm. 44 5Ibid., hlm. 45
Fungsi pertahanan Indonesia diselenggarakan dengan sistem perlawanan
rakyat semesta. 6 Konsepsi pertahanan negara ini mempunyai dua fungsi, yaitu
Pertahanan Militer dan Pertahanan Nirmiliter. 7 Fungsi pertahanan militer yang
diemban oleh Tentara Nasional Indonesia meliputi operasi militer perang dan operasi
militer selain perang. Inti pertahanan nirmiliter, yaitu pemberdayaan sumber daya
nasional, yang meliputi fungsi kekuatan pertahanan nirmiliter dan pertahanan sipil.
Oleh karena itu strategi pertahanan yang digunakan adalah strategi pertahanan
berlapis, yaitu upaya pertahanan negara yang memadukan pertahanan militer dengan
pertahanan nirmiliter sebagai satu kesatuan pertahanan negara yang utuh. Karakteristik
Strategi Pertahanan Berlapis diwujudkan melalui keterpaduan pendayagunaan lapis
pertahanan militer dan lapis pertahanan nirmiliter yang saling menyokong dalam
menghadapi setiap bentuk ancaman.
Berdasarkan peran Tentara Nasional Indonesia sebagai alat negara di bidang
pertahanan, yang menjadikan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama
sistem pertahanan, maka dalam menjalankan perannya tersebut terdapat beberapa
fungsi yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia, seperti yang diatur dalam Pasal
6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 yaitu :
a) Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari
luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa;
6Soedjono D, Penegakan Hukum Dalam Sistim Pertahanan Sipil, PT. Karya Nusantara, Bandung, 1978, hlm.
42 7Ibid., hlm. 46
b) Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf a;
c) Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan
keamanan.
Fungsi penangkalan merupakan keterpaduan usaha pertahanan untuk mencegah
atau meniadakan niat dari pihak tertentu yang ingin menyerang Indonesia, yang bertumpu
pada instrumen politik, ekonomi, psikologi, teknologi, dan militer.8
Fungsi penindakan merupakan keterpaduan usaha pertahanan untuk
mempertahankan, melawan, dan mengatasi setiap tindakan militer suatu negara yang
mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
serta menjamin keselamatan bangsa dari segala ancaman, yang dilaksanakan melalui
tindakan perlawanan, sampai dengan mengusir musuh keluar dari wilayah Indonesia.9
Fungsi Pemulihan merupakan keterpaduan usaha pertahanan negara yang
dilaksanakan baik secara militer maupun nirmiliter, untuk mengembalikan kondisi keamanan
negara yang telah terganggu sebagai akibat kekacauan keamanan karena perang,
pemberontakan, atau serangan separatis, konflik vertikal atau horizontal, huru-hara,
serangan teroris, atau bencana alam. Tentara Nasional Indonesia bersama dengan instansi
pemerintahan lainnya serta masyarakat melaksanakan fungsi pemulihan sebagai wujud
pertahanan semesta yang utuh.10
8Ibid., hlm. 47 9Ibid., hlm. 48 10Ibid.,
Kemudian Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia juga berperan dalam
menegakkan keamanan di wilayah atau di daerah. Peran Kepolisian Negara Kesatuan
Republik Indonesia sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor VII/MPR/2000 Tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran
Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 6 ayat (1) yang menyatakan bahwa
“Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara juga
mengamanatkan bahwa pertahanan negara diselenggarakan dengan mengoptimalkan
pendayagunaan seluruh sumber daya nasional. Mengingat sumber daya nasional
seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan dapat
didayagunakan untuk kepentingan pertahanan negara. Pada era Otonomi Daerah saat
sekarang ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah, prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-
luasnya, dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua
urusan rumah tangganya. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah
untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Penyelenggaraan
otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan antar daerah dengan daerah
lainnya. Artinya, mampu membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah. Selain itu otonomi
daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan
pemerintah, artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara
dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. 11 Sekalipun daerah
memiliki hak otonomi untuk melakukan pengelolaan terhadap sumber daya nasional
yang ada di daerah seperti mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya
manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan, akan tetapi daerah tetap
memiliki kewajiban untuk menjaga pertahanan dan keamanan nasional. Hal ini juga
ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
Pasal 22 huruf (a) yang menyatakan bahwa “Dalam menyelenggarakan otonomi
daerah, daerah mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, menjaga persatuan,
kesatuan, kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Dan seterusnya Pasal 18 ayat 3 huruf (e) dan (f) Undang-Undang Pemerintah Daerah
juga menegaskan bahwa “Dalam mengelola wilayah laut daerah wajib ikut serta
dalam pemeliharaan keamanan dan pertahanan kedaulatan Negara”.
Kemudian Mengingat ada beberapa ancaman atau gangguan pertahanan dan
keamanan negara di daerah baik itu kondisi di darat, laut, dan udara seperti kasus
terorisme, perkelahian antar kampung, perebutan lahan tanah, daerah perbatasan laut
dan aksi teror di udara yang berdampak pada keamanan dan pertahanan negara. Fungsi
pemerintah daerah sangat penting, karena menyangkut kewajiban daerah12. Untuk itu
lembaga yang terkait langsung dalam hal pertahanan dan keamanan seperti Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia baik itu
Kepolisian Daerah Resort Wilayah Kabupaten dan Kepolisian Sektor Kecamatan13
11 J. Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Rineka Cipta, jakarta, 2007, hlm. 73 12 Pasal 22 huruf (a), Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah 13 Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Daerah Hukum
Kepolisian Negara Republik Indonesia
berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Adapun aturan tentang penanganan
terjadinya masalah keamanan di daerah sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 2
Tahun 2013 Tentang Penanganan Gangguan Dalam Negeri yang di dalam instruksi
tersebut memberikan perintah kepada gubernur dalam rangka menciptakan keamanan
di daerah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam tulisan ini adalah :
1. Bagaimanakah Fungsi Pemerintahan Daerah dalam menjaga Pertahanan dan Keamanan
Negara?
2. Bagaimanakah Hubungan Fungsi Pemerintahan Daerah dengan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjaga pertahanan dan keamanan Negara?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Fungsi Pemerintahan Daerah dalam menjaga Pertahanan dan Keamanan
negara
2. Untuk mengetahui Hubungan Fungsi Pemerintahan Daerah dengan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjaga Pertahanan dan Keamanan Negara.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, diharapkan dapat memperkaya literatur atau kepustakaan di bidang hukum
ketatanegaraan dan hukum administrasi, khususnya yang berkaitan dengan Fungsi
Pemerintahan Daerah dalam menjaga Pertahanan dan Keamanan Negara.
2. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bagi daerah dan
Negara khususnya lembaga yang terkait langsung dengan pertahanan dan keamanan, dalam
mengambil kebijakan dalam rangka Pertahanan dan Keamanan Negara di Daerah.
E. Metode Penelitian
Agar tujuan dan manfaat penelitian dapat tercapai sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya, maka diperlukan suatu metode yang berfungsi sebagai pedoman
dalam melakukan penelitian ini. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian yuridis normatif yaitu penelitian hukum dengan melihat norma hukum
dan teori yang relevan berdasarkan literatur yang ada.
1. Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Undang-
undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua Undang-undang dan
regulasi yang bersangkut paut14 dengan Fungsi Pemerintahan Daerah dalam menjaga
Pertahanan dan Keamanan Negara serta Hubungan Fungsi Pemerintahan Daerah
dengan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
menjaga Pertahanan dan Keamanan Negara.
2. Sifat Penelitian
Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif, yaitu mengemukakan apa yang ada
berdasarkan fakta empirik15 mengenai Fungsi Pemerintahan Daerah dalam menjaga
Pertahanan dan Keamanan Negara serta Hubungan Fungsi Pemerintahan Daerah
14Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Surabaya, 2005, hlm. 93 15 Ibid., hlm. 27
dengan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
menjaga Pertahanan dan Keamanan Negara.
3. Bahan Hukum
Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer,bahan hukum sekunder.
a. Bahan Hukum Primer
Terdiri dari perundang-undangan yaitu sebagai berikut:
1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara
4) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional
Indonesia
5) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Kesatuan Republik Indonesia
6) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Penangan Konflik Sosial
7) Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Penanganan Gangguan
Keamanan Dalam Negeri
8) Relevansi Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
(SISHANKAMRATA)
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan
merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku
teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan
pengadilan.16
4. Bahan non-hukum yaitu bahan hukum berupa buku buku mengenai ilmu politik,
ekonomi, sosiologi, filsafat, kebudayaan ataupun laporan laporan penelitian non
hukum dan jurnal-jurnal non hukum sepanjang mempunyai relevansi dengan topik
penelitian.17
5. Pengumpulan Bahan Hukum
Apabila di dalam penelitian tersebut peneliti sudah menyebutkan
pendekatan perundang-undangan (statute approach), yang harus dilakukan oleh
peneliti adalah mencari peraturan perundang undangan mengenai atau yang berkaitan18
Kewenangan Pemerintahan Daerah dalam menjaga Pertahanan dan Keamanan Negara
dan Hubungan Kewenangan Pemerintahan Daerah dengan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjaga Pertahanan dan Keamanan
Negara.
16 Ibid., hal. 141 17 Ibid., hal. 143 18 Ibid., hal. 194