Upload
hoangquynh
View
227
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
EVALUASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
PADA POS KEADILAN PEDULI UMMAH (PKPU)
MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
HIKMAH EKAWATI
1112093000127
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
i
EVALUASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
PADA POS KEADILAN PEDULI UMMAH (PKPU)
MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
HIKMAH EKAWATI
NIM. 1112093000127
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
ii
iii
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Januari 2016
HIKMAH EKAWATI
1112093000127
v
ABSTRAK
Hikmah Ekawati – 1112093000127 Evaluasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia pada Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU) Menggunakan Framework COBIT 5. Dibawah bimbingan Bapak Ahmad Nurul Fajar dan Bapak Nurbojatmiko. Sistem Informasi SDM di PKPU adalah sistem yang baru berjalan dan masih dalam tahap pengembangan sehingga masih sering mengalami modifikasi, tetapi respon terhadap adanya permintaan layanan dan insiden yang terjadi dirasakan lambat dan tidak tepat waktu. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui capability level kondisi sistem saat ini dan yang diinginkan, menganalisis gap, serta memberikan rekomendasi yang membangun di masa mendatang. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Framework COBIT 5, berfokus pada domain DSS02 (Mengelola Permintaan Layanan dan Insiden) dengan menggunakan skala likert untuk mengetahui Capability Level pada DSS02 dalam pengelolaan Sistem Informasi SDM di PKPU dan menggunakan langkah-langkah Initiation, Planning the Assessment, Briefing, Data Collection, Data Validation, Process Attribute Level, and Reporting the Result. Dari hasil penelitian ini maka didapat Capability Level untuk kondisi saat ini (as is) adalah 1,11 atau berada di level 1 Performed Process artinya proses dari DSS02 (Manage Service Requests and Incidents) telah dilakukan, hanya saja pengelolaannya belum terorganisir dan belum adanya proses standar. Sedangkan untuk kondisi yang diharapkann (to be) oleh perusahaan berada pada level 2 Managed Process dengan nilai 2,27. Kata Kunci: PKPU, Evaluasi Sistem Informasi SDM, Capability Level, COBIT 5 V Bab + 125 Halaman + xv Halaman + 28 Tabel + 20 Gambar + Daftar Pustaka + Lampiran
vi
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
ridho-Nya yang tak pernah berhenti kepada peneliti, sehingga peneliti mampu
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
suri tauladan kita, Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan
dan petunjuk kepada umat manusia.
Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun
demikian peneliti berharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam bidang Sistem Informasi dari Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi yang berjudul “Evaluasi Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia pada Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU) Menggunakan
Framework COBIT 5”, akhirnya dapat diselesaikan sesuai dengan harapan
peneliti, baik dalam pengumpulan bahan dan lain sebagainya. Juga berkat
kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, segala kesulitan pun dapat
diatasi.
Pada kesempatan ini peneliti juga hendak mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan dukungan, bimbingan,
serta bantuannya kepada peneliti selama melakukan penelitian skripsi dan proses
penyelesaian skripsi ini. Secara khusus peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
vii
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak DR. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Jurusan Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak DR. Ahmad Nurul Fajar, ST, MT selaku Dosen Pembimbing I yang
secara bijaksana dan kooperatif telah memberikan ilmu dan bimbingan
dengan sabar serta membantu, dan mendukung secara moral maupun
teknis selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Nurbojatmiko, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak membantu, memberikan ilmu, bimbingan dan dukungan secara
moral.
6. Bapak Bobby Cahyono selaku Kepala Bagian Divisi Sumber Daya
Manusia (SDM) pada Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU) yang telah
banyak membantu dan memberikan informasi.
7. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan
ilmu selama Peneliti duduk di bangku perkuliahan.
8. Bapak dan Ibu tersayang. Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang
tiada henti dicurahkan kepada peneliti.
9. Adik-adik tersayang, yang terus memberikan semangat dan motivasi
kepada peneliti.
viii
10. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menemani peneliti dari awal masuk
kuliah hingga sekarang, seluruh keluarga CCIT Sistem Informasi Pola 2
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kebersamaan
selama ini.
11. Teman-teman satu bimbingan yang selalu memberikan bantuan,
masukkan, semangat dan motivasi selama masa bimbingan dan revisi
skripsi, Silvana Rahmawati dan Rahmatul Isnani.
Terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak, Peneliti mendoakan
semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh
semua pihak dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
mengembangkan karya selanjutnya.
Jakarta, Januari 2016
HIKMAH EKAWATI
1112093000127
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN...................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. ii
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
1.6 Metode Penelitian .................................................................................. 8
1.6.1 Metode Pengumpulan Data (Initiation) ............................................... 8
1.6.2 Metode Evaluasi Capability Level ...................................................... 8
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 11
2.1 Evaluasi ............................................................................................... 11
2.2 Sistem Informasi .................................................................................. 11
x
2.2.1 System Development Life Cycle (SDLC) ......................................... 12
2.2.2 Basis Data ........................................................................................ 15
2.2.2.1 Langkah Pengembangan Basis Data .............................................. 19
2.3 Sumber Daya Manusia ......................................................................... 22
2.3.1 Aktivitas Sumber Daya Manusia ...................................................... 22
2.4 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia.............................................. 25
2.4.1 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia ....... 25
2.5 Tata Kelola Teknologi Informasi ......................................................... 28
2.6 COBIT 5 .............................................................................................. 29
2.6.1 Pengertian COBIT ............................................................................ 29
2.6.2 Prinsip COBIT 5 .............................................................................. 32
2.6.3 Kerangka Kerja COBIT 5 ................................................................. 37
2.6.3.1 PAM (Process Assessment Model) ............................................... 42
2.6.3.2 Assessment Process Activities ....................................................... 42
2.6.3.3 Indikator Kapabilitas Proses.......................................................... 44
2.6.4 RACI Chart ..................................................................................... 47
2.7 Skala Pengukuran ................................................................................ 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 51
3.1 Kerangka Berfikir ................................................................................ 51
3.2 Pengumpulan Data ............................................................................... 52
3.2.1 Observasi ......................................................................................... 52
xi
3.2.2 Wawancara ...................................................................................... 52
3.2.3 Kajian Pustaka ................................................................................. 53
3.3 Assessment Process Activities .............................................................. 58
3.3.1 Initiation .......................................................................................... 59
3.3.2 Planning the Assessment .................................................................. 59
3.3.3 Briefing ............................................................................................ 60
3.3.4 Data Collection ................................................................................ 60
3.3.5 Data Validation ................................................................................ 60
3.3.6 Process Attribute Level..................................................................... 61
3.3.7 Reporting the Results........................................................................ 61
BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI SDM ........................................... 62
4.1 Initiation .............................................................................................. 62
4.1.1 Profil dan Sejarah PKPU .................................................................. 62
4.1.2 Visi dan Misi PKPU ......................................................................... 65
4.1.3 Aktifitas Lembaga PKPU ................................................................. 66
4.1.3.1 Badan Internasional ....................................................................... 67
4.1.4 Struktur Organisasi PKPU ................................................................ 67
4.1.4.1 Struktur Organisasi Divisi Sumber Daya Manusia ........................ 68
4.1.5 Sistem Informasi SDM di PKPU ...................................................... 69
4.1.5.1 Proses Bisnis SDM di PKPU ......................................................... 69
4.1.5.2 Aplikasi HRM ............................................................................... 74
xii
4.1.5.3 Perancangan dan Pengembangan Sistem ....................................... 75
4.1.5.4 Perancangan dan Penngembangan Basis Data ............................... 80
4.1.5.5 Spesifikasi Keamanan Sistem ....................................................... 83
4.1.6 Pemetaan IT Goals terhadap Proses COBIT 5................................... 84
4.2 Planning the Assessment ...................................................................... 89
4.3 Briefing................................................................................................ 92
4.4 Data Collection ................................................................................... 93
4.4.1 Data Collection pada Manage Service Requests and Incidents ......... 93
4.5 Data Validation ................................................................................... 96
4.5.1 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner ...................................................... 96
4.6 Process Attribute Level ...................................................................... 103
4.6.1 Penentuan Nilai Kapabilitas dan Tingkat Kapabilitas...................... 103
4.6.2 Pencapaian SI SDM di PKPU Berdasarkan Proses Atribut ............. 108
4.6.3 Penentuan Gap ............................................................................... 110
4.7 Reporting the Results ......................................................................... 114
BAB V KESIMPULAN & SARAN ................................................................. 119
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 119
5.2 Saran ................................................................................................. 120
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 122
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kegunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) ......... 27
Gambar 2.2 COBIT 5 Principles (ISACA, 2012) ............................................... 32
Gambar 2.3 The Governance Objective (ISACA, 2012) ..................................... 33
Gambar 2.4 Enabling Holistic Approach (ISACA, 2012) ................................... 34
Gambar 2.5 Fokus Area Tata Kelola TI (ISACA, 2012) ..................................... 37
Gambar 2.6 Model Referensi Proses COBIT 5 (ISACA, 2012) .......................... 38
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 51
Gambar 4.1 Logo PKPU .................................................................................... 65
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PKPU (PKPU, 2015) ....................................... 68
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Divisi SDM (PKPU, 2015) .............................. 68
Gambar 4.4 Proses Bisnis Administrasi SDM Untuk Karyawan Baru................. 70
Gambar 4.5 Proses Bisnis Adm. SDM Untuk Karyawan yang Sudah Ada .......... 71
Gambar 4.6 Proses Bisnis Remunerasi ............................................................... 73
Gambar 4.7 Aplikasi HRM ................................................................................ 75
Gambar 4.8 COBIT 5 Goals Cascade Overview (ISACA, 2012) ........................ 85
Gambar 4.9 Mapping Enterprise Goals to IT Related Goals (ISACA, 2012) ....... 86
Gambar 4.10 Mapping COBIT 5 IT Related Goals to Processes (ISACA, 2012) 87
Gambar 4.11 Mapping COBIT 5 IT Related Goals to Processes (cont.) ............. 88
Gambar 4.12 RACI Chart pada DSS02 (ISACA, 2012) ..................................... 90
Gambar 4.13 Gambar Representasi Pemetaan Nilai Kapabilitas DSS02 ........... 108
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Skor Skala Likert ...................................................................... 48
Tabel 2.2 Pemetaan Terhadap Jawaban, Nilai, dan Tingkat Kapabilitas .............. 50
Tabel 3.1 Studi Literatur .................................................................................... 54
Tabel 4.1 Tahapan SDLC yang Dilakukan ......................................................... 76
Tabel 4.2 Tahapan Pengembangan Basis Data yang Dilakukan .......................... 80
Tabel 4.3 Tabel pada Aplikasi HRM .................................................................. 82
Tabel 4.4 Hak Akses Sistem Informasi SDM ..................................................... 84
Tabel 4.5 Identifikasi RACI Chart DSS02.01 .................................................... 91
Tabel 4.6 Identifikasi RACI Chart DSS02.02 .................................................... 91
Tabel 4.7 Identifikasi RACI Chart DSS02.03 .................................................... 91
Tabel 4.8 Identifikasi RACI Chart DSS02.04 .................................................... 91
Tabel 4.9 Identifikasi RACI Chart DSS02.05 .................................................... 91
Tabel 4.10 Identifikasi RACI Chart DSS02.06................................................... 92
Tabel 4.11 Identifikasi RACI Chart DSS02.07................................................... 92
Tabel 4.12 Jadwal Penelitian ................................................................................97
Tabel 4.13 Data Collection ................................................................................. 94
Tabel 4.14 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.01 ........... 96
Tabel 4.15 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.02 ........... 97
Tabel 4.16 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.03 ........... 98
Tabel 4.17 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.04 ........... 99
xv
Tabel 4.18 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.05 ......... 100
Tabel 4.19 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.06 ......... 101
Tabel 4.20 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.07 ......... 102
Tabel 4.21 Tabel Tingkat Kapabilitas DSS02 ................................................... 107
Tabel 4.22 Tabel Process Performance DSS02 ................................................ 109
Tabel 4.23 Tabel Penentuan Gap DSS02 untuk Tingkat Kapabilitas Level 1 .... 111
Tabel 4.24 Tabel Penentuan Gap DSS02 untuk Tingkat Kapabilitas Level 2 .... 112
Tabel 4.25 Tabel Hasil Temuan dan Rekomendasi ........................................... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, pemenuhan kebutuhan akan sistem
informasi saat ini bagi semua jenis organisasi membuat perkembangan sistem
informasi menjadi begitu pesat, sehingga menjadi penentu utama kesuksesan
ekonomi dan menjadi sangat penting bagi keberhasilan suatu organisasi.
Seperti yang dituturkan oleh Kesumawardhani [1], peranan sistem
informasi yang signifikan ini tentu harus diimbangi dengan pengelolaan yang
tepat. Dengan pengelolaan teknologi informasi yang baik, diharapkan penerapan
teknologi informasinya pun dapat berjalan secara optimal dan dapat menghindari
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi. Kerugian-kerugian tersebut dapat timbul
dari masalah-masalah seperti kasus kehilangan data, kebocoran data, informasi
yang tersedia tidak akurat, yang disebabkan pemrosesan data yang salah sehingga
integritas data tidak dapat dipertahankan. Hal tersebut tentunya sangat
mempengaruhi pengambilan keputusan, termasuk mempengaruhi efektifitas dan
efisiensi di dalam pencapaian tujuan dan strategi organisasi.
Penelitian ini mengangkat kasus pada Pos Keadilan Peduli Ummah atau
yang lebih disingkat dengan nama PKPU, yaitu merupakan sebuah lembaga yang
berkhidmat untuk kemanusiaan, bekerja memberdayakan bangsa, bertekad untuk
membangun kemandirian rakyat Indonesia serta mengangkat harkat derajat
kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah,
2
Wakaf), serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok,
perusahaan, maupun lembaga.
Pada tahun 2010 lalu, PKPU telah resmi terdaftar sebagai Organisasi
Sosial Nasional berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI No. 08/Huk/2010.
Dimana sebagai lembaga yang semakin kokoh dalam menangani isu-isu
kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja serta pengembangan
program menuntut PKPU untuk mengedepankan peningkatan mutu program dan
layanan dengan menghasilkan kontribusi yang solutif bagi masyarakat, salah
satunya ialah dengan meningkatkan mutu tata kelola pada perusahaan, terutama
tata kelola pada teknologi informasi agar tetap memiliki kehandalan dalam
menggunakan teknologi informasi, dan siap memenuhi tuntutan tersebut.
PKPU dalam melakukan aktifitasnya pada umumnya sudah didukung
dengan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI). Sistem intranet yang dimiliki
PKPU saat ini meliputi sistem untuk penghimpunan, sistem sumber daya manusia
(SDM), dan sistem yang melayani program-program seasonal seperti Ramadhan
dan qurban, namun sistem informasi yang digunakan masih berada dalam tahap
pengembangan.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM) sendiri salah satunya,
adalah sistem yang baru saja berjalan di PKPU, sistem ini terdiri dari beberapa
fungsi diantaranya seperti proses recruitment, menyimpan database pegawai,
menghitung payroll, serta menghitung kompensasi dan benefit untuk karyawan.
Menurut Lestari [2], Sumber Daya Manusia (SDM) sendiri merupakan salah satu
asset paling penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan, yang berperan
3
sebagai pemberi ide, pendorong, serta pelaksana ide, maupun kegiatan lain untuk
mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Selain itu juga, Sumber Daya
Manusia (SDM) suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan untuk mendukung berjalannya aktivitas dalam perusahaan.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada di PKPU ini
masih dalam tahap pengembangan, sehingga masih sering mengalami modifikasi
serta penambahan-penambahan fitur atau layanan walaupun sistem telah
diimplementasi. Contohnya, sebelumnya sistem tidak bisa menampilkan slip gaji
karyawan, setelah dilakukan penambahan layanan oleh divisi TI, kini sistem
sudah bisa menampilkan slip gaji. Dan kemudian permasalahan yang ditemukan
selanjutnya saat ini ialah Sistem Informasi SDM tidak memiliki fungsi untuk
proses pelatihan karyawan, sehingga proses pelatihan karyawan yang dilakukan
masih dilakukan secara manual dan menyulitkan pengguna karena dirasa kurang
efektif. Berdasarkan wawancara dengan pengguna sistem, respon terhadap adanya
permintaan layanan dan insiden-insiden yang terjadi pada Sistem Informasi SDM
di PKPU dirasakan lambat dan tidak tepat waktu, sehingga menghambat kinerja
proses bisnis SDM.
Oleh karena itu, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM) ini perlu
dievaluasi untuk melihat sejauh mana sistem tersebut telah memenuhi kebutuhan
pengguna, dan memungkinkan untuk dipakai sebagai alat bantu pemeriksaan
tentang adanya permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam sistem. Dengan
evaluasi yang dilakukan peneliti, diharapkan bukan hanya dapat memberikan
evaluasi, tetapi dapat juga memberikan rekomendasi yang dapat digunakan untuk
4
perbaikan pengelolaannya di masa mendatang. Pemeriksaan berbasis COBIT
diperlukan karena mempunyai kerangka kerja yang paling lengkap dari praktik-
praktik terbaik untuk manajemen teknologi informasi [3].
Hadir sebagai versi terbaru dari COBIT, telah dilakukan beberapa
penelitian di bidang audit sistem informasi yang mendukung pengukuran tata
kelola teknologi informasi menggunakan Framework COBIT 5, seperti:
Fransiskus (2013) melakukan penelitian untuk mengimplementasi tata kelola
teknologi informasi dengan kerangka kerja COBIT 5 pada Laboratorium
Rekayasa Perangkat Lunak (Lab-RPL) di Universitas Esa Unggul (UEU) untuk
kemudian dinilai kondisi awal dan kondsi akhir sesudah implementasi.
Farah (2014) melakukan penelitian di Asuransi Jasindo dengan
menggunakan metode COBIT 5 fokus pada domain DSS 01 (Manage Operations)
dan DSS 03 (Manage Problems). Penelitian ini dilakukan untuk melakukan
evaluasi Capability Level pada dukungan layanan manajemen data yang
digunakan.
Siti (2014) melakukan penelitian di PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
dengan menggunakan metode COBIT 5. Penelitian dilakukan untuk memberikan
usulan mekanisme tata kelola TI yang sesuai standar COBIT 5 yaitu memberikan
solusi dalam penerapan tata kelola TI pada domain monitor, evaluate, and assess
proses MEA01 (Monitor, Evaluate, and Assess Performance and Conformance).
COBIT 5 mampu menjadi metode evaluasi TI yang tepat untuk
mengetahui apakah PKPU telah melakukan pengelolaan TI yang baik dan COBIT
5 mampu membantu PKPU memberikan rekomendasi dalam merapikan tata
5
kelola TI yang sesuai standar dan kebijakan dalam menjalankan operasi bisnis
yang efektif dan efisien, serta memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian
yang ditujukan kepada Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU) ini layak untuk
diangkat menjadi penelitian skripsi dengan judul “Evaluasi Sistem Informasi
Sumber Daya Manusia Pada Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU)
Menggunakan Framework COBIT 5”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
merumuskan permasalahan yang terdapat pada Pos Keadilan Peduli Ummah
(PKPU) sebagai berikut:
1. Bagaimana mengetahui Capability Level untuk kondisi Sistem Informasi
Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini (as is) dan kondisi yang diinginkan (to
be) pada Sistem Informasi SDM di PKPU berdasarkan COBIT 5.
2. Bagaimana menganalisis gap antara pencapaian capability level perusahaan
dengan capability level perusahaan saat ini berdasarkan COBIT 5.
3. Bagaimana memberikan rekomendasi yang membangun di masa mendatang
berdasarkan COBIT 5.
1.3 Batasan Masalah
Agar penyusunan dan penulisan skripsi ini menjadi terarah, maka penulis
perlu membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
6
1. Objek penelitian ini berada pada Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU) yang
beralamat di Gedung Grha Peduli PKPU Jl. Raya Condet No. 27 G Batu
Ampar Jakarta Timur.
2. Menggunakan tools/ framework COBIT 5 untuk evaluasi, dengan fokus pada
permasalahan yang ada saat ini.
3. Tahapan analisis pada penelitian ini adalah Initiation, Planning the
Assessment, Briefing, Data Collection, Data Validation, Process Attribute
Level, dan Reporting the Result seperti yang terdapat pada COBIT 5
Assessment Process Activities.
4. Penelitian ini menggunakan metode Likert dalam menentukan Capability
Level.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Capability Level untuk kondisi Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia (SDM) saat ini (as is) dan kondisi yang diinginkan (to be) pada
Sistem Informasi SDM di PKPU berdasarkan COBIT 5.
2. Menganalisis gap antara pencapaian capability level perusahaan dengan
capability level perusahaan saat ini berdasarkan COBIT 5.
3. Memberikan rekomendasi yang membangun di masa mendatang berdasarkan
COBIT 5.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU):
7
a. Mengetahui tingkat kemampuan (Capability Level) dari sistem
informasi sumber daya manusia (SDM) yang ada di PKPU.
b. Diharapkan dengan evaluasi sistem informasi SDM ini dapat
meningkatkan efektifitas serta efisiensi dalam aktivitas yang ada serta
dalam hal kecepatan pengolahan data menjadi informasi.
c. Mengidentifikasi masalah pada sistem informasi SDM saat ini,
sehingga dapat melakukan perbaikan pada sistem informasi yang
diharapkan.
d. Menjadikan hasil evaluasi sebagai saran peningkatan dan
pengembangan Sistem Informasi SDM yang baik dan berkelanjutan.
2. Bagi Peneliti:
a. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program
Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Memahami langkah-langkah dalam melakukan analisis tata kelola
teknologi informasi dengan Framework COBIT 5.
3. Bagi Universitas:
a. Merupakan salah satu evaluasi dari pencapaian materi yang telah
dikuasai mahasiswa.
b. Dapat menjalin hubungan kerjasama dengan pihak instansi.
c. Dapat mewakili eksistensi program studi.
8
1.6 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1.6.1 Metode Pengumpulan Data (Initiation)
Metode ini dilakukan dengan cara; Observasi, Wawancara, Studi Pustaka,
Studi Literatur dan Kuesioner.
1.6.2 Metode Evaluasi Capability Level
1. COBIT 5 Assessment Process Activity
Assessment Process Activities adalah manajemen proyek dasar dari praktik
yang baik dan memberikan penilaian pada enam tahap untuk menjamin hasil
evaluasi sesuai pada tujuan bisnis. Berikut process capability dalam melakukan
evaluasi tujuh tahap yang berkelanjutan (ISACA, 2012):
1. Initiation
2. Planning the Assessment
3. Briefing
4. Data Collection
5. Data Validation
6. Process Attribute Level
7. Reporting the Result
2. Penentuan Capability Level
Dimensi tingkat kemampuan yang menyediakan pengukuran pada suatu
keadaan perusahaan saat ini maupun tujuan bisnis proses yang ingin dicapai.
9
Apakah sudah mencapai tujuan target bisnis, kesesuaian pada visi dan misi
perusahaan tersebut (ISACA, 2012).
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan beberapa sub pokok
bahasan. Adapun sistematika penulisan dari skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam pembahasan
penulisan skripsi dan sumber landasan teori tersebut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metodologi yang digunakan penulis dalam
melakukan penelitian.
BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI SDM
Bab ini berisi tentang pembahasan hasil analisa dan penelitian
mengenai Evaluasi Sistem Informasi SDM di PKPU. Hasil kuesioner
Capability Level dan penjelasan rekomendasi hasil dengan
menggunakan Assessment Process Activities COBIT 5.
10
BAB V KESIMPULAN & SARAN
Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari uraian hasil
penelitian dan saran untuk perbaikan dalam evaluasi Sistem
Informasi SDM dengan Framework COBIT 5.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Evaluasi
Wirawan [4] berpendapat bahwa evaluasi merupakan salah satu jenis riset.
Karenanya, riset evaluasi sama dengan evaluasi. Apa yang berlaku terhadap riset
berlaku juga bagi evaluasi. Memang salah satu tujuan evaluasi adalah mengukur
nilai dan manfaat dari objek evaluasi. Untuk mengukur nilai dan manfaat objek
evaluasi harus digunakan kaidah-kaidah ilmu penelitian. Dewasa ini istilah riset
evaluasi masih dipakai secara meluas di Benua Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika.
2.2 Sistem Informasi
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam
organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,
media prosedur-prosedur, dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan
jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi tertentu, memberi sinyal
kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan
eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk
pengambilan keputusan [10].
12
2.2.1 System Development Life Cycle (SDLC)
Daur hidup pengembangan sistem/ SDLC berfungsi untuk menggambarkan
tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis
besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu [5]:
1. Analysis,
2. Design,
3. Implementation
Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan (purpose) dan
hasil kegiatannya (deliverable).
1. Analisis
Tahapan anaisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan.
Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara
baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem.
Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya,
perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan
identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan
professional. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah sebagai
berikut.
- Deteksi masalah (Problem Detection)
- Penelitian/ investigasi awal (Initial Investigation)
- Analisa Kebutuhan sistem (Requirement Analysis)
- Mensortir kebutuhan sistem (Generation of system alternatives)
13
- Memilih sistem yang baik (Selection of proper system)
2. Perancangan/ Desain
Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesign sistem
baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang
diperoleh dari pemilihan alternative sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan
dalam tahap perancangan ini meliputi perancangan output, input, dan file.
a. Perancangan Keluaran
Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan
digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan
juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan.
b. Perancangan Masukan
Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan, yang akan
digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data masukan tersebut dapat
berupa formulir-formulir, faktur, dan lain-lain yang berfungsi memberikan
data masukan bagi pemrosesan sistem. Pada tahapan ini perlu juga ditentukan
format data masukan agar sesuai kebutuhan sistem.
c. Perancangan File
Perancangan file masuk dalam bagian perancangan basis data, yang diawali
dengan merancang diagram hubungan antara entitas (bisa dengan
menggunakan ERD versi chen atau versi James Martin). Setelah itu
melakukan uji normalisasi dari 1-NF sampai ke 5-NF, minimal sampai ke
14
bentuk normalisasi ke-3 (3-NF). Seluruh file yang telah lulus uji normalisasi
yang harus dibuatkan spesifikasi datanya.
3. Implementation
Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan
kegiatan spesifikasi rancangan logical ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari
sistem informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya, lalu
mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu Bahasa
pemrograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem
yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
implementasi ini adalah pembuatan program dan tes data, pelatihan, dan
pergantian sistem.
a. Programming & Testing
Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan
pseudocode yang ditulis dalam Bahasa Indonesia terstruktur atau Bahasa
Inggris terstruktur. Perancangan algoritma sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan pendekatan top-down (pemrograman modular). Setelah selesai
pembuatan algoritma, maka dibuatkanlah program aplikasi dengan
menggunakan salah satu Bahasa pemrograman terpilih.
Program yang telah selesai dibuatkan secara modular tersebut perlu
dilakukan test data, dengan mengentri sejumlah data ke dalam program
tersebut, dan dilihat hasilnya, serta cara pemrosesan yang dilakukan oleh
program yang baru dibuat tersebut.
15
b. Training
End user yang akan mengoperasikan sistem yang baru tersebut perlu
dilatih secara keseluruhan. Materi pelatihan bisa saja berupa keuntungan dan
kerugian sistem yang baru, tip dan trik menggunakan sistem aplikasi yang
baru, pengenalan sintaks dasar dari Bahasa pemrograman yang digunakan
dalam aplikasi tersebut, dan dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam
sistem yang baru tersebut.
c. System Changeover
Setelah seluruh sistem siap dioperasikan dan seluruh end user selesai
dilatih, maka pada tahap ini dilakukan pergantian sistem yang lama dengan
sistem yang baru. Teknik pergantiannya bisa secara perlahan/ bertahap atau
secara keseluruhan.
2.2.2 Basis Data
Beberapa definisi basis data dari beberapa orang ahli basis data adalah
sebagai berikut [5].
1. Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar)
yang tersimpan dalam magnetic disk, optical disk, magnetic drum atau
penyimpanan sekunder lainnya.
2. Database adalah sekumpulan program-program aplikasi umum yang bersifat
“batch” yang mengeksekusi dan memproses data secara umum (seperti
pencarian, peremajaan, penambahan, dan penghapusan terhadap data).
3. Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukkan terhadap
banyak ‘user’, dimana masing-masing ‘user’ (baik menggunakan teknik
16
pemrosesan yang bersifat batch atau on-line) akan menggunakan data tersebut
sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan ‘user’ lain dapat juga menggunakan
data tersebut dalam waktu yang bersamaan.
4. Database adalah koleksi terpadu dari data-data yang saling berkaitan dari
suatu enterprise (perusahaan, instansi pemerintah atau swasta)
a. Sebagai ilustrasi database perusahaan manufaktur akan terdiri dari
data-data seperti data perencanaan produksi, data warehouse, data
produksi actual, data kualitas produksi, data pemesanan material, data
pengiriman hasil produksi, dan lain-lain.
b. Database rumah sakit akan terdiri dari data-data seperti pasien,
karyawan, dokter, dan perawat.
c. Database universitas akan terdiri dari data-data: mahasiswa, dosen,
karyawan, dan alumni.
Database yang sudah tersedia dalam suatu media penyimpanan tidak akan
pernah bisa diakses tanpa adanya suatu perangkat lunak aplikasi yang familiar
dengannya, misalkan saja perangkat lunak aplikasi yang berbasis database.
Kumpulan/ gabungan database dengan perangkat lunak aplikasi yang berbasis
database tersebut dinamakan Database Management System (DBMS). DBMS
merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program computer (utilitas)
yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Program-program
tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukkan, melacak, dan
memodifikasi data kedalam database, mendefinisikan data baru, serta mengolah
data menjadi informasi yang dibutuhkan. (DBMS = Database + Program Utilitas).
17
Dengan pendekatan DBMS, maka sharing data dapat dengan mudah
dilakukan siapa saja (program apa saja boleh menggunakan data tersebut, jika
memenuhi berbagai prosedur yang ditetapkan pada interface yang melindungi
database tersebut). Semua tugas termasuk mengkonversi data adalah tanggung
jawab program utilitas.
Tujuan utama dari DBMS adalah untuk menyediakan suatu lingkungan
yang mudah dan efisien untuk penggunaan, penarikan dan penyimpanan data dan
informasi. Pengelolaan manajemen basis data meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Pendefinisian struktur penyimpanan
b. Penyediaan mekanisme untuk manipulasi informasi
c. Penyediaan keamanan dalam penarikan dan penyimpanan data dan informasi
Dibandingkan dengan sistem tradisional yang berbasis kertas, DBMS
memiliki 4 keunggulan sebagai berikut.
- Kepraktisan. Sistem yang berbasis kertas akan menggunakan kertas yang
sangat banyak untuk menyimpan informasi, sedangkan DBMS menggunakan
media penyimpanan sekunder yang berukuran kecil tetapi padat informasi.
- Kecepatan. Mesin dapat mengambil atau mengubah data jauh lebih cepat dari
pada manusia.
- Mengurangi Kejemuan. Orang cenderung menjadi bosan kalua melakukan
tindakan-tindakan berulang yang menggunakan tangan (misalnya harus
mengganti suatu informasi).
18
- Kekinian. Informasi yang tersedia pada DBMS akan bersifat mutakhir dan
akurat setiap saat.
Keuntungan basis data terhadap sistem pemrosesan berkas adalah dalam
hal-hal sebagai berikut.
- Kemubaziran data terkurangi
- Integritas data dapat selalu terjaga
- Independensi data dapat selalu terjaga
- Konsistensi data dapat selalu terjaga
- Berbagi data dapat selalu dilakukan oleh setiap “user”
- Sekuriti data lebih mudah dilakukan
- Penggunaan data lebih mudah
Kebanyakan DBMS menyediakan mekanisme pengaturan sekuritas
terhadap basis data berdasarkan wewenang pengguna. Sebagai contoh, si A hanya
boleh membaca dan mencetak suatu data, tetapi si B boleh mengubah dan
menambahkannya. Sekuritas data sangat penting pada basis data, yaitu untuk
menghindari pengaksesan data sensitif oleh orang yang tidak berhak.
Di dalam lingkungan basis data, data lebih mudah digunakan. Pada
beberapa DBMS tersedia fasilitas query yang memudahkan pengguna untuk
memperoleh informasi. Pengguna yang tidak memiliki kemampuan pemrograman
dengan mudah menggunakan fasilitas query tersebut. Bagi pemrogram aplikasi,
pembuatan program aplikasi juga dapat dilakukan dengan mudah, jauh lebih
mudah dibandingkan dengan menggunakan Bahasa-bahasa konvensional seperti
19
COBOL dan FORTRAN. Hasilnya akan dapat meningkatkan produktivitas
pemrogram.
2.2.2.1 Langkah Pengembangan Basis Data
Proyek pengembangan basis data bukan sekedar menyusun file-file yang
diperlukan untuk disimpan sebagai basis data, tetapi termasuk di dalamnya
mengatur bagaimana agar basis data tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal
oleh pemakai untuk memenuhi kebutuhan datanya. Jadi, proyek pengembangan
basis data meliputi pengembangan file basis data, perangkat lunak, perangkat
keras, dan menyiapkan personal-personal yang akan terlibat dalam penggunaan
basis data agar dapat memanfaatkannya dengan baik dan benar. Adapun tahapan-
tahapam utama dalam proyek pengembangan basis data terdiri atas lima tahapan
sebagai berikut [6].
1. Perencanaan
2. Analisis
3. Desain/ perancangan
4. Implementasi
5. Penggunaan/ Review/ Evaluasi
Tahapan Perencanaan merupakan tahap paling awal yang memberikan pedoman
dalam melakukan langkah selanjutnya. Tahap perencanaan meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1. Mengenali masalah
2. Menentukan masalah
20
3. Mengenali kendala
4. Studi kelayakan
5. Laporan ke manajemen
Tahapan Analisis merupakan tahap setelah perencanaan sebelum peranangan.
Analisis sistem sagat menentukan keberhasilan pengembangan basis data karena
kesalahan dalam tahap ini mempengaruhi langkah pengembangan selanjutnya.
Bagan alir sistem digambarkan dalam tahap ini sebagai alat komunikasi antara
analis sistem dan pemakai, serta personil yang terlibat di dalam tim. Tahap
analisis sistem meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Menentukan kebutuhan informasi
2. Menentukan kriteria kinerja sistem
3. Laporan ke manajemen
Tahap perancangan ialah tahapan setelah analisis, yaitu bagaimana membentuk
sistem baru yang diinginkan. Tahap perancangan berupaya menentukan dan
menggambarkan bagaimana suatu sistem akan dapat menyelesaikan suatu
permasalahan. Tahap perancangan sistem merupakan tahap pemasukan ide atau
gagasan guna memenuhi tujuan pengembangan basis data sebagai persiapan untuk
rancang bangun implementasi. Perancangan sistem meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1. Menyiapkan desain terperinci
2. Identifikasi konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak
21
3. Evaluasi konfigurasi sistem alternative
4. Memilih konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak terbaik
5. Laporan ke manajemen
Implementasi merupakan tahap unuk merealisasikan hasil desain/ perancangan
sistem yang telah dilakukan sebelumnya ke dalam bntuk yang sebenarnya.
Implementasi sistem meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Menyiapkan perangkat keras
2. Menyiapkan perangkat lunak
3. Menyiapkan basis data
4. Bmenyiapkan fasilitas fisik
5. Melatih pemakai
6. Laporan ke manajemen
Penggunaan/ review/ evaluasi merupakan tahap terakhir dalam pengembangan
basis data, yaitu berupa penggunaan/ operasi hasil implementasi sistem.
Penggunaan/review/evaluasi sistem meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Operasional sistem
2. Evaluasi sistem
3. Memelihara sistem
4. Mempertahankan kinerja sistem
22
5. Meningkatkan kinerja sistem
6. Laporan ke manajemen
2.3 Sumber Daya Manusia
Menurut Surendro [7], kunci sukses dari kinerja teknologi informasi
adalah optimasi investasi, penggunaan dan alokasi sumber daya teknologi
informasi (SDM, aplikasi, teknologi, fasilitas, data) dalam memenuhi kebutuhan
perusahaan. Kebanyakan perusahaan gagal dalam melakukan efisiensi terhadap
asset teknologi informasi dan optimasi biaya yang terkait dengan asset ini. Pada
akhir-akhir ini, tantangan terbesar adalah bagaimana melakukan outsource dan
cara untuk mengelola layanan outsource tersebut, untuk mencapai nilai yang
diinginkan dengan harga yang dapat diterima.
Tidaklah mudah untuk mengelola asset-asset teknologi informasi, di mana
asset-asset ini secara terus menerus berubah sesuai dengan sifat teknologi, yang
selalu berkembang dan dapat disebabkan juga oleh adanya perubahan kebutuhan
bisnis. Untuk keseluruhan asset teknologi informasi, SDM merupakan bagian
terbesar dalam biaya dan salah satu yang selalu meningkat. Hal ini perlu diketahui
dan diantisipasi. Ketika hal ini sudah dipahami, maka program perekrutan, retensi
dan pelatihan merupakan hal yang perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan
keterampilan yang memadai dalam organisasi [7].
2.3.1 Aktivitas Sumber Daya Manusia
Menurut Sedarmayanti [8], manajemen sumber daya manusia terdiri dari
beberapa kelompok aktivitas yang saling berhubungan, terjadi dalam konteks
23
organisasi, berhubungan dengan perencanaan sumber daya manusia, kesetaraan
kesempatan kerja, pengankatan pegawai, pengembangan sumber daya manusia,
kompensasi dan tunjangan kesehatan, keselamatan dan keamanan, hubungan
karyawan dan buruh atau manajemen. Berikut tujuh aktivitas pokok sumber daya
manusia:
1. Perencanaan dan analisis sumber daya manusia
Melalui perencanaan sumber daya manusia, pimpinan berusaha
mengantisipasi kekuatan yang mempengaruhi persediaan dan tuntutan
karyawan di masa depan. Memiliki Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
(SISDM) adalah penting, guna memberi informasi akurat dan tepat untuk
perencanaan sumber daya manusia.
2. Kesetaraan kesempatan kerja
Pemenuhan hukum dan peraturan tentang kesetaraan kesempatan keja
mempengaruhi aktivitas sumber daya manusia yang lain dan integral dengan
manajemen sumber daya manusia. Contoh: rencana sumber daya manusia
strategis harus menjamin ketersediaan perbedaan individu yang memadai
untuk memenuhi persyaratan tindakan afirmatif.
3. Pengangkatan karyawan
Tujuan pengangkatan karyawan adalah memberi persediaan memadai atas
individu yang berkualifikasi untuk mengisi lowongan pekerjaan di organisasi.
Dengan mempelajari apa yang dilalukan karyawan, analisis pekerjaan
merupakan dasar fungsi pengangkatan karyawan. Deskripsi pekerjaan dan
spesifikasi pekerjaan dapat disiapkan, digunakan ketika merekrut pelamar
24
lowongan pekerjaan. Proses seleksi berhubungan dengan pemilihan individu
berkualifikasi untuk mengisi lowongan pekerjaan di organisasi.
4. Pengembangan sumber daya manusia
Dimulai dengan orientasi karyawan baru, pengembangan sumber daya
manusia juga meliputi pelatihan keterampilan pekerjaan. Ketika pekerjaan
berkembang dan berubah, diperlukan pelatihan ulang yang dilakukan terus
menerus untuk menyesuaikan perubahan teknologi. Mendorong
pengembangan semua karyawan, termasuk pengawas dan pimpinan, juga
penting untuk mempersiapkan organisasi agar dapat menghadapi tantangan
masa depan.
5. Kompensasi dan tunjangan
Kompensasi memberi pengharaan kepada karyawan atas pelaksaan
pekerjaan melalui gaji, intensif, dan tunjangan. Pemberi kerja harus
mengembangkan dan memperbaiki sitem upah dan gaji dasar mereka.
Program intensif seperti pembagian keuntungan dan penghargaan
produktivitas mulai digunakan. Kenaikan yang cepat biaya tunjangan,
terutama tunjangan kesehatan, akan terus menjadi masalah utama.
6. Kesehatan, keselamatan, dan keamanan
Jaminan atas kesehatan fisik dan mental serta keselamatan karyawan
adalah sangat penting. Secara global, berbagai hukum keselamatan dan
kesehatan telah menjadikan organisasi lebih responsif terhadap persoalan
kesehatan dan keselamatan. Persoalan tradisional keselamatan fokus pada
pencegahan kecelakaan di tempat kerja. Melaui fokus kesehatan yang lebih
25
luas, manajemen sumber daya manusia membantu karyawan yang mengalami
penyalahgunaan obat dan masalah lain melalui program bantuan karyawan
mampertahankan karyawan yang sebenarnya berkinerja memuaskan.
7. Hubungan karyawan dan karyawan/ manajemen
Hubungan antara pimpinan dan karyawan harus ditangani secara efektif
apabila karyawan organisasi ingin sukses. Apakah karyawan diwakili oleh
satu serikat pekerja atau tidak, hak karyawan harus disampaikan.
Mengembangkan, mengkomunikasikan, dan memperbaharui kebijakan dan
prosedur sumber daya manusia sangat penting sehingga pimpinan dan
karyawan tahu apa yang diharapkan.
2.4 Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Adanya komputer telah menyederhanakan tugas menganalisis data dalam
jumlah sangat besar, dan dapat menjadi bantuan yang tak ternilai dalam
manajemen sumber daya manusia, dari pemrosesan penggajian sampai
penyimpanan dokumen. Dengan piranti keras, piranti lunak, dan basis data
komputer, organisasi tidak hanya dapat menyimpan catatan dan informasi dengan
lebih baik, tetapi juga untuk mengambilnya dengan sangat mudah. Sistem
informasi sumber daya manusia adalah sistem terintegrasi yang menyediakan
informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan sumber daya manusia [8].
2.4.1 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Menurut Sedarmayanti [8], sistem informasi sumber daya manusia
mempunyai dua tujuan utama dalam organisasi. Tujuan utama sistem informasi
sumber daya manusia, adalah untuk meningkatkan efisiensi, di mana data
26
karyawan dan aktivitas sumber daya manusia digabungkan menjadi satu. Tujuan
kedua sistem informasi sumber daya manusia, adalah supaya lebih strategis dan
berhubungan dengan perencanaan sumber daya manusia. Dengan mempunyai data
yang mudah diakses akan membuat perencanaan sumber daya manusia dan
pembuatan keputusan manajerial didasarkan lebih banyak pada informasi daripada
mengandalkan persepsi dan intuisi manajerial.
Sedangkan kegunaan sistem informasi sumber daya manusia menurut
Sedarmayanti yaitu otomatis dari sistem penggajian dan aktivitas tunjangan.
Dengan sistem informasi sumber daya manusia, catatan waktu karyawan
dimasukkan ke dalam sistem, dan pengurangan yang sesuai dan penyesuaian
karyawan lainnya akan tercermin dalam cek gaji akhir. Diatas aktivitas dasar ini,
banyak aktivitas sumber daya manusia lainnya dapat diuntungkan dengan
penggunaan sistem informasi sumber daya manusia.
27
Gambar 2.1 Kegunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) (Sedarmayanti, 2007)
SISDM
Perencanaan dan Analisis SDM - Bagian organisasi - Proyeksi kepegawaian - Persediaan keterampilan - Analisis ketidakhadiran - Pembiayaan
restrukturisasi - Pencocokan pekerjaan
internal
Kesetaraan dalam Pekerjaan - Rencana tindakan afirmatif - Pelacakan pelamar - Utilisasi angkatan kerja - Analisis ketersediaan
Kepegawaian - Sumber perekrutan - Pelacakan pelamar - Analisis penolakan
penawaran
Pengembangan SDM - Profil pelatihan karyawan - Penilaian kebutuhan pelatihan - Perencanaan penggantian
kepemimpinan - Peminatan dan pengalaman karir
Kompensasi dan Tunjangan - Struktur penggajian - Pembiayaan upah/gaji - Administrasi tunjangan yang
fleksibel - Pengambilan cuti tahunan - Analisis penggunaan tunjangan - Laporan pajak
Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan
- Pelatihan keselamatan - Catatan kecelakaan - Laporan OSHA 200 - Catatan data material
Hubungan Karyawan dan Buruh - Pembiayaan negosiasi serikat
pekerja - Catatan audit - Hasil survei - Analisis wawancara keluar kerja
28
2.5 Tata Kelola Teknologi Informasi
Menurut Surendro [7], yang dimaksud dengan tata kelola teknologi
informasi adalah upaya menjamin pengelolaan teknologi informasi agar
mendukung bahkan selaras dengan strategi bisnis suatu enterprise yang dilakukan
oleh dewan direksi, manajemen eksekutif, dan juga oleh manajemen teknologi
informasi.
Surendro juga menngemukakan dalam bukunya bahwa tata kelola
teknologi informasi adalah tanggung jawab dari dewan direksi dan manajemen
eksekutif, oleh karenanya tata kelola teknologi informasi harus merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari tata kelola korporat. Tata kelola korporat merupakan
suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan entitas-entitas korporat.
Ketergantungan bisnis akan teknologi informasi telah membuatnya tidak dapat
menyelesaikan isu pengelolaan korporat tanpa mempertimbangkan teknologi
informasi.
Saat ini isu pengelolaan teknologi informasi mengalami pergeseran fokus
dari fokus pada teknologi menjadi fokus pada area yang terkait dengan
manajemen. Isu ini mengarah pada area tata kelola teknologi informasi [7]:
- Penyelarasan Strategis, berfokus pada penyelarasan bisnis dan solusi
kolaborasi.
- Penyampaian Nilai, berkonsentrasi pada optimasi pengeluaran dan nilai
teknologi informasi.
- Manajemen Risiko, bertujuan untuk menjaga asset teknologi informasi
dan pemulihan dari bencana.
29
- Manajemen Sumber Daya, berfokus pada optimasi pengetahuan dan
infrastruktur teknologi informasi.
2.6 COBIT 5
2.6.1 Pengertian COBIT
Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)
adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen TI yang
dibuat oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA), dan
IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1996. COBIT memberi manajer,
auditor, dan pengguna TI, serangkaian langkah yang diterima secara umum,
indikator, proses dan praktik terbaik untuk membantu mereka dalam
memaksimalkan manfaat yang diperoleh melalui penggunaan TI yang sesuai dan
pengendalian dalam perusahaan [9].
Tujuan utama COBIT adalah memberikan kebijakan yang jelas dan
praktik yang baik dalam tata kelola teknologi informasi dengan membantu
manajemen senior memahami dan mengelola resiko terkait tata TI dengan cara
memberikan kerangka kerja tata kelola teknologi informasi dan panduan tujuan
kendali rinci/ detailed control objective (DCO) bagi pihak manajemen, pemilik
proses bisnis, pengguna, dan auditor [7].
COBIT muncul pertama kali pada tahun 1996 yaitu COBIT versi 1 yang
menekankan pada bidang audit, COBIT versi 2 pada tahun 1998 yang
menekankan pada tahap control, COBIT versi 3 pada tahun 2000 yang
berorientasi kepada manajemen, COBIT versi 4 yang lebih mengarah pada IT
30
Governance, dan terakhir dirilis adalah COBIT 5 dikembangkan untuk mengatasi
kebutuhan-kebutuhan penting seperti [2]:
1. Membantu stakeholder dalam menentukan apa yang mereka harapkan dari
informasi dan teknologi terkait seperti keuntungan apa, pada tingkat risiko
berapa, dan pada biaya berapa dan bagaimana prioritas mereka dalam
menjamin bahwa nilai tambah yang diharapkan benar-benar tersampaikan.
Stakeholder tidak hanya ingin terlibat lebih banyak tapi juga menginginkan
transparansi terkait bagaimana ini akan terjadi dan bagaimana hasil yang akan
diperoleh.
2. Membahas peningkatan ketergantungan kesuksesan perusahaan pada
perusahaan lain dan rekan IT, seperti outsource, pemasok, konsultan, klien,
cloud, dan penyedia layanan lain, serta pada beragam alat internal dan
mekanisme untuk memberikan nilai tambah yang diharapkan.
3. Mengatasi jumlah informasi yang meningkat secara signifikan. Informasi juga
perlu untuk dikelola secara efektif dan model informasi yang efektif dapat
membantu untuk mencapainya.
4. Mengatasi IT yang semakin meresap ke dalam perusahaan, IT semakin
menjadi bagian penting dari bisnis. Seringkali IT yang terpisah tidak cukup
memuaskan walaupun sudah sejalan dengan bisnis. IT perlu menjadi bagian
penting dari proyek bisnis, struktur organisasi, manajemen risiko, kebijakan,
kemampuan, proses, dan sebagainya.
5. Menyediakan panduan lebih jauh dalam area inovasi dan teknologi baru. Hal
ini berkaitan dengan kreativitas, penemuan, pengembangan produk baru,
31
membuat produk saat ini lebih menarik bagi pelanggan, dan meraih tipe
pelanggan baru.
6. Mendukung perpaduan bisnis dan IT secara menyeluruh, dan mendukung
semua aspek yang mengarah pada tata kelola dan manajemen IT perusahaan
yang efektif, seperti struktur organisasi, kebijakan, dan budaya.
7. Mendapatkan kontrol yang lebih baik berkaitan dengan solusi IT.
8. Memberikan perusahaan:
a. Nilai tambah melalui penggunaan IT yang efektif dan inovatif.
b. Kepuasan pengguna dengan keterlibatan dan layanan IT yang baik.
c. Kesesuaian denga peraturan, regulasi, persetujuan, dan kebijakan internal.
d. Peningkatan hubungan Antara kebutuhan bisnis dengan tujuan IT.
9. Menghubungkan dan bila relevan, menyesuaikan dengan framework dan
standar lain seperti ITIL, TOGAF, PMBOK, PRINCE2, COSO, dan ISO. Hal
ini akan membantu stakeholder mengenai bagaimana kaitan berbagai
framework, berbagai standar antar satu sama lain, dan bagaimana mereka bisa
digunakan bersama-sama.
10. Mengintegrasikan semua framework dan panduan ISACA dengan fokus pada
COBIT, Val IT, dan Risk IT, tetapi juga mempertimbangkan HMIS, ITAF,
dan TGF, sehingga COBIT 5 mencakup seluruh perusahaan dan menyediakan
dasar untuk integrasi dengan framework dan standar lain menjadi satu
kesatuan framework.
32
2.6.2 Prinsip COBIT 5
Gambar 2.2 COBIT 5 Principles (ISACA, 2012)
Prinsip dan faktor pendukung secara umum COBIT 5 berguna untuk
perusahaan dari berbagai ukuran, baik yang bersifat niaga maupun yang tidak
untuk mencari laba di sector public. Kerangka COBIT 5 dibangun di atas 5 (lima)
prinsip dasar, yang dibahas secara rinci termasuk petunjuk yang luas pada faktor
pendukung untuk tata kelola dan manajemen perusahaan IT. Seperti pada
penjelasan berikut [11]:
33
1. Mempertemukan Kebutuhan Stakeholder
Gambar 2.3 The Governance Objective (ISACA, 2012)
Adanya suatu bisnis adalah untuk menciptakan nilai bagi para stakeholder,
dan menciptakan nilai yang berarti berbeda, dan terkadang bertentangan dengan
perihal mereka masing-masing. Tata kelola menjelaskan tentang negosiasi dan
memutuskan antara kepentingan nilai stakeholder yang berbeda. Sistem tata
kelola harus mempertimbangkan semua stakeholder ketika memberi keuntungan,
sumber daya dan keputusan penilaian atas risiko.
2. Meliputi Hingga Proses Akhir Suatu Bisnis
COBIT 5 membahas tata kelola dan manajemen informasi dan teknologi
yang terkait dari berbagai perspektif perusahaan. Menjelaskan bahwa COBIT 5:
- Menyatukan tata kelola perusahaan ke sistem tata kelola perusahaan yang
diusulkan oleh integrasi COBIT 5, karena COBIT 5 sejalan dengan pandangan
terbaru mengenai tata kelola perusahaan.
- Termasuk meliputi semua fungsi dan proses dalam perusahaan, COBIT 5
tidak fokus hanya pada fungsi TI, tetapi berisikan informasi dan teknologi
34
terkait sebagai asset yang perlu ditangani sama seperti asset lainnya oleh
semua orang di perusahaan.
3. Menerapkan Suatu Kerangka yang Terpadu
COBIT 5 sejalan dengan standar terbaru lain yang relevan dan kerangka
kerja yang digunakan oleh perusahaan:
a. Perusahaan: COSO, COSO ERM, ISO / IEC 9000, ISO / IEC 31000
b. IT terkait: ISO / IEC 38500, ITIL, ISO / IEC 27000 seri, TOGAF, dan lainnya.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menggunakan COBIT 5 sebagai
suatu sistem tata kelola yang menyeluruh dan kerangka manajemen yang
terintegrasi (menyatu). ISACA berencana untuk memfasilitasi pemetaan pengguna
dan kegiatan praktek COBIT untuk referensi pihak ketiga.
4. Mengaktifkan Pendekatan Secara Menyeluruh
Gambar 2.4 Enabling Holistic Approach (ISACA, 2012)
35
Tujuh peluang (enablers) yang harus dipertimbangkan untuk membantu
mendorong pencapaian tujuan kerangka perusahaan dan memberikan nilai adalah:
a. Prinsip, kebijakan dan kerangka kerja; menjadi sarana untuk menerjemahkan
perilaku yang diinginkan menjadi panduan praktis untuk manajemen sehari-
hari.
b. Proses; menjelaskan serangkaian terorganisir praktek dan kegiatan untuk
mencapai tujuan tertentu dan menghasilkan satu set output dalam mendukung
pencapaian tujuan yang berkaitan dengan IT secara keseluruhan.
c. Struktur organisasi; menjadi kunci entitas pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi.
d. Budaya, etika dan perilaku; Sebagai individu maupun organisasi, sangat sering
diremehkan sebagai faktor keberhasilan dalam kegiatan tata kelola dan
manajemen.
e. Informasi; meresap di seluruh organisasi, yaitu, berhubungan dengan semua
informasi yang dihasilkan dan digunakan oleh perusahaan. Informasi
diperlukan untuk menjaga organisasi berjalan dengan baik dan diatur, tetapi
pada tingkat operasional, informasi sangat sering menjadi produk utama dari
perusahaan itu sendiri.
f. Layanan, infrastruktur dan aplikasi; termasuk infrastruktur, teknologi dan
aplikasi yang menyediakan perusahaan dengan proses dan layanan teknologi
informasi.
36
g. Orang, keterampilan dan kompetensi; terkait dengan orang-orang dan
diperlukan untuk berhasil menyelesaikan semua kegiatan dan untuk membuat
keputusan yang benar dan mengambil tindakan korektif.
5. Memisahkan Tata Kelola dengan Manajemen
Kerangka COBIT 5 membuat perbedaan yang jelas Antara tata kelola dan
manajemen.
Tata Kelola, memastikan bahwa tata kelola, kondisi, dan kebutuhan
stakeholders dievaluasi untuk menyetujui tujuan perusahaan yang ingin
dicapai; menetapkan arah melalui prioritas dan pengambilan keputusan,
dan pemantauan kinerja dan kepatuhan terhadap kesepakatan pada arah
dan tujuan (EDM). Dalam kebanyakan perusahaan, tata kelola adalah
tanggung jawab dewan direksi atau dibawah kepemimpinan ketua/CEO.
Manajemen, rencana manajemen, membangun, menjalankan dan kegiatan
memonitor sejalan dengan arah yang ditetapkan oleh keseluruhan tata
kelola untuk mecapai tujuan perusahaan (PBRM). Dalam kebanyakan
perusahaan, manajemen adalah tanggung jawab dari manajemen eksekutif
di bawah kepemimpinan CEO.
37
Gambar 2.5 Fokus Area Tata Kelola TI (ISACA, 2012)
2.6.3 Kerangka Kerja COBIT 5
Model referensi proses COBIT 5 adalah penerus dari model proses COBIT
4.1 dengan model prooses Risk IT dan Val IT yang juga terintegrasi. Gambar
dibawah ini menunjukkan 32 proses manajemen dan 5 proses tata kelola dalam
COBIT 5. Semua proses manajemen tujuannya adalah proses diatur secara baik
dan sehingga akan menghasilkan tata kelola TI dengan tujuan bisnis yang optimal.
38
Gambar 2.6 Model Referensi Proses COBIT 5 (ISACA, 2012)
a. Evaluate, Direct, and Monitor (EDM)
Proses tata kelola ini berurusan dengan tujuan tata pemangku kepentingan
dalam melakukan penilaian, optimasi resiko dan sumber daya, mencakup praktek
dan kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi pilihan strategis, memberikan
arahan kepada TI dan pemantauan hasilnya. Berikut domain proses EDM [14]:
a. EDM01 Ensure Governance Framework Setting and Maintenance
(Memastikan Pengaturan dan Pemeliharaan Kerangka Tata Kelola)
b. EDM02 Ensure Benefits Delivery (Memastikan Memberi Manfaat)
c. EDM03 Ensure Risk Optimisation (Memastikan Pengoptimalan Risiko)
d. EDM04 Ensure Resource Optimisation (Memastikan Pengoptimalan Sumber
Daya)
39
e. EDM05 Ensure Stakeholder Transparency (Memastikan Transparasi
Pemangku Kepentingan)
b. Align, Plan and Organise (APO)
Memberikan arah untuk pengiriman solusi (BAI) dan penyedia layanan dan
dukungan (DSS). Domain ini mencakup strategi dan taktik, dan mengidentifikasi
kekhawatiran cara terbaik TI agar dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan
bisnis. Realisasi visi strategis perlu direncanakan, dikomunikasikan dan dikelola
untuk perspektif yang berbeda. Sebuah organisasi yang tepat, serta infrastruktur
teknologi, harus dimasukkan ke dalam tempatnya. Berikut domain proses APO
[14]:
a. APO01 Manage the IT Management Framework (Mengelola Kerangka
Manajemen TI)
b. APO02 Manage Strategy (Mengelola Strategi)
c. APO03 Manage Enterprise Architecture (Mengelola Arsitektur Bisnis)
d. APO04 Manage Innovation (Mengelola Perubahan)
e. APO05 Manage Portfolio (Mengelola Dokumen)
f. APO06 Manage Budget and Costs (Mengelola Anggaran dan Biaya)
g. APO07 Manage Human Resources (Mengelola Sumber Daya Manusia)
h. APO08 Manage Relationships (Mengelola Relasi)
i. APO09 Manage Service Agreements (Mengelola Perjanjian Layanan)
j. APO10 Manage Suppliers (Mengelola Pemasok)
k. APO11 Manage Quality (Mengelola Kualitas)
l. APO12 Manage Risk (Mengelola Risiko)
40
m. APO13 Manage Security (Mengelola Keamanan)
c. Build, Acquire and Implement (BAI)
Memberikan solusi dan melewatinya sehingga akan berubah menjadi layanan.
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dikembangkan atau
diperoleh, serta diimplementasikan dan terintegrasi ke dalam proses bisnis.
Perubahan dan pemeliharaan system yang ada juga dicakup oleh domain ini,
untuk memastikan bahwa solusi terus memenuhi tujuan bisnis. Berikut domain
proses BAI [14]:
a. BAI01 Manage Programmes and Project (Mengelola Program dan Proyek)
b. BAI02 Manage Requirements Definition (Mengelola Definisi Persyaratan)
c. BAI03 Manage Solutions Identification and Build (Mengelola Identifikasi
Solusi dan Pembangunan)
d. BAI04 Manage Availability and Capacity (Mengelola Ketersediaan dan
Kapasitas)
e. BAI05 Manage Organisational Change Enablement (Mengelola
Pemberdayaan Organisasi Perubahan)
f. BAI06 Manage Changes (Mengelola Perubahan)
g. BAI07 Manage Change Acceptance and Transitioning (Mengelola
Penerimaan Perubahan dan Transisi)
h. BAI08 Manage Knowledge (Mengelola Pengetahuan)
i. BAI09 Manage Assets (Mengelola Kepemilikan)
j. BAI10 Manage Configuration (Mengelola Susunan)
41
d. Deliver, Service and Support (DSS)
Menerima solusi dan dapat digunakan bagi pengguna akhir. Domain ini
berkaitan dengan pengiriman aktual dan dukungan layanan yang dibutuhkan, yang
meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan dan kelangsungan, dukungan layanan
bagi pengguna, dan mannajemen data dan fasilitas operasional. Berikut domain
proses DSS [14]:
a. DSS01 Manage Operations (Mengelola Operasi)
b. DSS02 Manage Service Requests and Incidents (Mengelola Layanan
Permohonan dan Kecelakaan)
c. DSS03 Manage Problems (Mengelola Masalah)
d. DSS04 Manage Continuity (Mengelola Keberlangsungan)
e. DSS05 Manage Security Services (Mengelola Jasa Keamanan)
f. DSS06 Manage Business Process Controls (Mengelola Kontrol Proses Bisnis)
e. Monitor, Evaluate and Assess (MEA)
Monitor semua proses untuk memastikan bahwa arah yang disediakan diikuti.
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dari waktu ke waktu untuk
mengontrol kualitas dan kepatuhan mereka. Domain ini tertuju pada manajemen
kinerja, pemantauan pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan dan tata
kelola. Berikut domain proses MEA [14]:
a. MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance
(Memantau, Evaluasi dan Menilai Kinerja dan Penyesuaian)
b. MEA02 Monitor, Evaluate and Assess The System of Internal Control
(Memantau, Evaluasi dan Menilai Sistem Pengendalian Internal)
42
c. MEA03 Monitor, Evaluate and Assess Compliance with External
Requirements (Memantau, Evaluasi dan Menilai Kepatuhan dengan
Persyaratan Eksternal)
2.6.3.1 PAM (Process Assessment Model)
Menurut Farah [12], Model ini merupakan dasar untuk penilaian
kemampuan proses TI suatu perusahaan pada COBIT 5 dan program pelatihan
dan sertifikasi bagi para penilai. Proses penilaian ini dibuktikan dengan
mengaktifkan proses penilaian yang dapat diandalkan, konsisten dan berulang di
bidang tata kelola dan manajemen TI.
Model penilaian memungkinkan penilaian oleh perusahaan untuk
mendukung perbaikan proses. Penilai dapat memisahkan bagian-bagian untuk
memilih proses yang akan dinilai. Pemetaan ini meliputi:
- Menghubungkan tujuan perusahaan dengan tujuan TI perusahaan
- Menghubungkan tujuan TI perusahaan dengan tujuan proses TI
- Sebuah Framework untuk memilih bidang area
COBIT 5 PAM yang mendukung kinerja penilaian dengan memberikan
indicator untuk bimbingan pada interpretasi dari tujuan proses perusahaan.
COBIT 5 PAM terdiri dari satu set indicator kinerja proses dan kemampuan
proses. Indikator-indikator yang digunakan sebagai dasar untuk mengumpulkan
bukti obyektif yang memungkinkan penilai untuk menetapkan peringkat.
2.6.3.2 Assessment Process Activities
Assessment Process Activities merupakan tahapan-tahapan aktifitas dalam
melakukan proses penilaian capability level untuk perusahaan [13]:
43
1. Initiation
Initiation merupakan tahapan pertama dalam Assessment Process Activities
yang ada pada Process Assessment Model COBIT 5. Bertujuan untuk
menjelaskan hasil identifikasi dari beberapa informasi yang dapat
dikumpulkan.
2. Planning the Assessment
Tahap kedua adalah dilakukan rencana penilaian yang bertujuan untuk
mendapatkan hasil evaluasi penilaian capability level. Dengan pengisian
angket kuesioner oleh beberapa pegawai PKPU selaras dengan kebutuhan
aktifitas penilaian yang akan dinilai.
3. Briefing
Tahap ketiga ialah melakukan pengarahan kepada tim responden atau penilai
sehingga memahami input, proses, dan output dalam unit organisasi yang akan
dinilai yaitu Sistem Informasi SDM di PKPU, dengan cara menentukan jadwal
kapan dilakukannya pembagian kuesioner, pengumpulan dokumen-dokumen
yang dibutuhkan, hasil rekapitulasi jawaban, sampai pada tahap pelaporan
hasil penilaian.
4. Data Collection
Tahap keempat adalah dilakukan pengumpulan data dari hasil temuan yang
terdapat pada sistem informasi sumber daya manusia (SDM) yang bertujuan
untuk mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi pada aktifitas proses yang
telah dilakukan.
44
5. Data Validation
Tahap kelima adalah dilakukan validasi data yang bertujuan untuk mengetahui
hasil perhitungan kuesioner agar mendapatkan evaluasi penilaian capability
level.
6. Process Attribute Level
Tahap keenam adalah dilakukan proses memberi level pada atribut yang ada
disetiap indicator, yang bertujuan untuk menunjukkan hasil capability level
dari hasil perhitungan kuesioner pada tahap-tahap sebelumya dan melakukan
analisis GAP pada tahapan berikutnya.
7. Reporting the Result
Tahap ketujuh adalah melaporkan hasil evaluasi yang bertujuan untuk
memberikan rekomendasi untuk sistem informasi sumber daya manusia
(SDM) dengan COBIT 5. Dalam praktik tata kelola teknologi informasi pada
COBIT 5 memiliki beberapa ketentuan yang harus dipenuhi.
2.6.3.3 Indikator Kapabilitas Proses
Indikator kapabilitas proses yang berhubungan dengan atribut proses
terkait dengan tingkat kemampuan 1 sampai 5 didefinisikan dalam dimensi
Process Assessmennt Model (PAM). Indikator kapabilitas proses adalah sarana
untuk mencapai kapabilitas ditangani oleh atribut proses. Bukti indikator
kapabilitas proses mendukung penghakiman tingkat pencapaian atribut proses
dalam dimensi kemampuan tingkat 1 sampai 5. Level 0 tidak termasuk jenis
indikator pengukuran, karena mencerminkan proses tidak dilaksanakan atau
proses yang gagal, bahkan sebagian, untuk mencapai hal tersebut. Level 0 ditandai
45
dengan belum atau sebagian memiliki proses pencapaian tujuan pada perusahaan.
Capability Indicators sebagai berikut [13]:
1. Level 0 – Incomplete Process
Proses ini tidak dilaksanakan atau gagal untuk mencapai proses tujuan. Pada
tingkat ini, ada sedikit atau tidak ada bukti dari setiap pencapaian yang
sistematis dari proses tujuan.
2. Level 1 – Performed Process
Pada level ini menetukan apakah suatu proses mencapai tujuannya. Ketentuan
atribut proses pada level 1 adalah sebagai berikut:
- PA (Proses Atribut) 1.1 Process Performance
Pengukuran mengenai seberapa jauh tujuan dari suatu proses berhasil
diraih.
3. Level 2 – Manage Process
Performa proses pada tahap ini dikelola yang mencakup perencanaan,
monitor, dan penyesuaian. Work products-nya dijalankan, dikontrol, dikelola
dengan tepat.
- PA 2.1 Performance Management
Mengukur sampai mana proses dikelola.
- PA 2.2 Work Product Management
Mengukur sejauh mana hasil kerja yang dihasilkan oleh proses dikelola.
Hasil kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil dari proses.
46
4. Level 3 – Established Process
Proses yang telah dibangun kemudian diimplementasikan menggunakan
proses yang telah didefinisikan yang mampu untuk mencapai hasil dari proses.
- PA 3.1 Process Definition
Mengukur sejauh mana proses standar dikelola untuk mendukung
pengerjaan dari proses yang telah didefinisikan.
- PA 3.2 Process Deployment
Mengukur sejauh mana proses standar secara efektif telah dijalankan
seperti proses yang telah didefinisikan untuk mencapai hasil dari proses.
5. Level 4 – Predictable Process
Proses yang telah dibangun kemudian dioperasikan dengan batasan-batasan
agar mampu meraih harapan dari proses tersebut.
- PA 4.1 Process Measurement
Pengukuran mengenai seberapa jauh hasil pengukuran digunakan untuk
memastikan bahwa performa proses mendukung pencapaian tujuan proses
untuk mendukung tujuan perusahaan. Pengukuran bias berupa pengukuran
proses ataupun pengukuran produk atau kedua-duanya.
- PA 4.2 Process Control
Pengukuran tentang seberapa jauh suatu proses secara kuantitatif bisa
menghasilkan proses yang stabil, mampu, dan bisa diprediiksi dalam
batasan telah ditentukan.
47
6. Level 5 – Optimising Process
Proses yang terprediksi secara terus menerus ditingkatkan untuk memenuhi
tujuan bisnis saat ini dan tujuan proyek.
- PA 5.1 Process Innovation
Mengukur sebuah perubahan proses yang telah diidentifikasi dari analisis
penyebab umum dari adanya variasi di dalam performa, dan dari
investigasi pendekatan inovatif untuk mendefinisikan dan melaksanakan
proses.
- PA 5.2 Process Optimisation
Mengukur perubahan untuk definisi, manajemen, dan performa proses
agar emiliki hasil yang berdampak secara efektif untuk mencapai tujuan
dari proses peningkatan.
2.6.4 RACI Chart
Menurut Lestari [2], RACI adalah singkatan dari Responsible,
Accountable, Consulted, and Informed. RACI Chart adalah matriks untuk seluruh
aktivitas atau otorisasi keputusan yang harus diambil dalam suatu organisasi yang
dikaitkan dengan seluruh pihak atau posisi yang terkait.
- R (Responsible) : Orang yang melakukan suatu kegiatan atau melakukan
pekerjaan.
- A (Accountable) : Orang yang bertanggung jawab dan memiliki otoritas untuk
memutuskan suatu perkara dan memiliki hak veto, ya atau tidak.
- C (Consulted) : Orang diperlukan untuk memberikan feedback atau sarannya
dan berkontribusi akan kegiatan tersebut.
48
- I (Informed) : Orang yang perlu tahu hasil dari suatu keputusan atau tindakan.
2.7 Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala pengukuran Likert. Skala
Likert adalah suatu skala yang digunakan untuk mengukur respon subyek ke
dalam 5 poin atau 7 poin skala dengan interval yang sama. Sewaktu menanggapi
pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka
terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.
Tabel 2.1 Tabel Skor Skala Likert
No. Keterangan Skor
Positif Negatif
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Ragu-ragu 3 3
4 Tidak Setuju 2 4
5 Sangat Tidak Setuju 1 5
Dalam menentukan nilai dan tingkat kapabilitas dari proses DSS02
(Manage Service Requests and Incidents) penghitungan Likert yang digunakan
oleh Credo [15] tentang hasil dari perhitungan kuesioner dibuat rekapitulasi yang
dapat merepresentasikan persentase dan Capability Level, dijabarkan dengan
rumus penilaian sebagai berikut:
49
C = H X 100% JR
Keterangan :
C : Rekapitulasi jawaban kuesioner Capability Level dalam bentuk
persentase.
H : Jumlah jawaban kuesioner Capability Level pada masing-masing pilihan
jawaban a, b, c, d, e, atau f di setiap aktivitas.
JR : Jumlah Responden/ Narasumber
Selanjutnya untuk menghitung nilai dan Capability Level, Suminar [16]
dalam penelitiannya, didasarkan pada buku Surendro (2009) yang berjudul
Implementasi Tata Kelola TI, dilakukan dengan rumus penilaian sebagai berikut:
Ncl = N + (n) NPu – (n) NPd
100
Keterangan:
Ncl : Nilai kapabilitas pada proses TI
N : Posisi level dengan presentase distribusi jawaban tertinggi
NPu : Nilai presentase pada level diatas level N
NPd : Nilai presentase pada level dibawah level N
N : Selisih jarak antar level N dengan level diatas atau dibawahnya.
50
Pada penelitian ini dilakukan perbedaan istilah antara nilai kapabilitas dan
tingkat kapabilitas. Nilai kapabilitas dapat bernilai tidak bulat (bilangan pecahan),
yang mempresentasikan proses pencapaian menuju suatu tingkat kapabilitas
tertentu. Sedangkan tingkat kapabilitas lebih menunjukan tahapan atau kelas yang
dicapai dalam proses kapabilitas, yang dinyatakan dalam bilangan bulat [17].
Tabel 2.2 Pemetaan Terhadap Jawaban, Nilai, dan Tingkat Kapabilitas
Rentang Nilai Jawaban Nilai Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
0 – 0,50 A 0,00 0 Incomplete Process
0,51 – 1,50 B 1,00 1 Performed Process
1,51 – 2,50 C 2,00 2 Managed Process
2,51 – 3,50 D 3,00 3 Established Process
3,51 – 4,50 E 4,00 4 Predictable Process
4,51 – 5,50 F 5,00 5 Optimizing Process
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Berfikir
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
52
3.2 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan untuk memahami
kondisi yang sebenarnya dari perusahaan yang berpengaruh terhadap operasional
bisnis.
3.2.1 Observasi
Observasi dilakukan untuk identifikasi beberapa informasi yang dapat
dikumpulkan. Observasi dimulai bulan Maret 2015, dilakukan di Kantor Pusat Pos
Keadilan Peduli Ummah (PKPU) yang beralamat di Gedung Grha Peduli PKPU
Jl. Raya Condet No. 27 G Batu Ampar Jakarta Timur. Pengumpulan data melalui
observasi yang dilakukan dengan melihat langsung bagaimana tata kelola
teknologi dan sistem informasi yang berjalan, khususnya di bagian sumber daya
manusia (SDM). Hasilnya adalah melihat kegiatan operasional pada PKPU yang
sudah dikelola dengan baik, namun belum adanya evaluasi sistem informasi yang
dimiliki khususnya pada sistem informasi sumber daya manusia (SDM) yang baru
saja berjalan. Kegiatan pengamatan langsung ini dilakukan di bawah bimbingan
Bapak Bobby Cahyono selaku Kepala Bagian Divisi Sumber Daya Manusia
(SDM).
3.2.2 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab langsung
dengan narasumber terkait penelitian pada Divisi Sumber Daya Manusia (SDM)
Kantor Pusat Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU). Penjelasan mengenai seluruh
kegiatan yang dilakukan dalam manajemen pada sistem informasi sumber daya
53
manusia dilakukan bersama stakeholder yang bertugas, sehingga evaluasi sistem
informasi sumber daya manusia (SDM) dapat dilakukan sesuai dengan keadaan
operasional manajemen sumber daya manusia (SDM) yang ada di kantor pusat
PKPU dengan mengacu pada kerangka COBIT 5.
Wawancara ini dilakukan dibawah pengawasan Bapak Bobby Cahyono
selaku Kepala Bagian Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) di PKPU. Beliau
memberikan penjelasan mulai dari sejarah, struktur organisasi, visi dan misi,
sistem fungsi dan layanan pada sistem informasi sumber daya manusia (SDM),
serta mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada sistem informasi SDM saat
ini.
Dalam wawancara juga dikatakan bahwa pihak PKPU berharap dengan
adanya evaluasi untuk sistem informasi SDM ini, dapat menghasilkan masukkan
atau ide yang berguna dalam perbaikan sistem, sehingga sistem informasi SDM ke
depannya dapat lebih efektif dan efisien.
3.2.3 Kajian Pustaka
Data yang dikumpulkan berbasis pada deskripsi atau penjelasan dari objek
yang diteliti. Pengumpulan data terdiri dari beberapa referensi buku yang menjadi
acuan untuk menjalankan metode terkait, dokumentasi-dokumentasi dari pihak
PKPU, jurnal dan skripsi terdahulu yang berkaitan dengan COBIT 5, Sistem
Informasi SDM, metodologi-metodologi yang digunakan, serta penelitian-
penelitian yang mendukung skripsi ini. Berikut ini merupakan studi literatur jurnal
dan skripsi terdahulu yang digunakan:
54
Tabel 3.1 Studi Literatur
No. Nama Tahun Judul Keterangan
1 Dwi Rizki
Kesumawardhani
(Universitas
Indonesia)
2012 Evaluasi IT
Governance
Berdasarkan
COBIT 4.1 (Studi
Kasus di PT
Timah (Persero)
Tbk)
Penelitian ini membahas
penilaian tata kelola TI
di PT Timah (Persero)
Tbk yang diukur dengan
menggunakan Maturity
Level dalam Framework
COBIT 4.1.
2 Weny Sisio
Wiyanndri
(UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
2013
Usulan Model
Tata Kelola
Teknologi
Informasi pada
Domain Plan and
Organise dengan
menggunakan
framework
COBIT 4.1 (Studi
Kasus: PT. Insan
Persada)
Penelitian ini
memberikan solusi
dalam menerapkan tata
kelola TI di PT. Insan
Persada menggunakan
COBIT 4.1.
3 Herri Setiawan
dan Khabib
Mustofa
(Universitas Indo
Global Mandiri
Palembang)
2013 Metode Audit
Tata Kelola
Teknologi
Informasi di
Instansi
Pemerintah
Indonesia
Penelitian ini bertujuan
khusus untuk memeriksa
pengelolaan seluruh
sumber daya TI apakah
dapat mendukung dan
sejalan dengan bisnis.
4 Fransiskus 2013 Implementasi Tata
Kelola Teknologi
Penelitian ini merupakan
pengembangan model
55
Adikara Informasi
Perguruan Tinggi
Berdasarkan
COBIT 5 pada
Laboratorium
Rekayasa
Perangkat Lunak
Universitas Esa
Unggul
tata kelola TI dengan
kerangka kerja COBIT 5
pada Lab RPL di UEU
untuk kemudian dinilai
kondisi awal dan akhir
sesudah implementasi.
5 Syahid Zakwan
(UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
2014 Audit Tata Kelola
Sumber Daya
Teknologi
Informasi Dengan
Kerangka Kerja
COBIT 4.1 Untuk
Evaluasi
Manajemen Pada
Badan
Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan
Penelitian ini dilakukan
di BPKP yang
membutuhkan audit
maturity level tata kelola
sumber daya TI
menggunakan COBIT
4.1.
6 Farah Nuri Eka
Putri
(UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
2014 Evaluasi
Capability Level
Pada Dukungan
Layanan
Manajemen Data
dengan
Framework
COBIT 5
Studi Kasus: DRC
Penelitian ini dilakukan
untuk melakukan
evaluasi pada DRC
(Disaster Recovery
Center) yang digunakan
pada Asuransi Jasindo
menggunakan COBIT 5.
56
Asuransi Jasindo
7 Siti Ida Farida
(UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
2014 Usulan Model
Tata Kelola
Teknologi
Informasi pada
Domain Monitor,
Evaluate, and
Assess dengan
Metode
Framework
COBIT 5
(Studi Kasus: PT.
Bank Muamalat
Indonesia Tbk)
Penelitian ini dilakukan
untuk memberikan
usulan mekanisme tata
kelola TI yang sesuai
standar COBIT 5 yaitu
memberikan solusi
dalam penerapan tata
kelola TI.
8 Abdul Hakim,
dkk
(Sekolah Tinggi
Manajemen
Informatika dan
Komputer
Eresha)
2014 Evaluasi Tata
Kelola Teknologi
Informasi dengan
Framwork COBIT
5 di Kementrian
ESDM
Mengetahui sejauh mana
pengelolaan dan
pemanfaatan TI dalam
meningkatkan pelayanan
TI di KESDM dan
mengrekomdasikan
usulan kebijakan
pengelolaan TI yang
efektif dan efisien
dengan memggunakan
model COBIT 5.
9 Suryo Suminar
(UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
2014 Evaluasi Tata
Kelola Teknologi
Informasi
Menggunakan
Framework
Penelitian ini dilakukan
untuk mengevaluasi
keamanan informasi
pada Pusat
Pendayagunaan
57
COBIT 5 Fokus
Proses Manage
Security (APO13)
dan Manage
Security Service
(DSS05)
Informatika dan
Kawasan Strategis
Nuklir (PPIKSN)
menggunakan COBIT 5.
10 Fajrin Rizkia
Pratiwi Suwarno
(UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
2014 Evaluasi Tata
Kelola Teknologi
Informasi
Menggunakan
Framework
COBIT 5 Fokus
Pada Proses
Manage
Relationship
(APO08) (Studi
Kasus: PT. Oto
Multiartha)
Penelitian dilakukan
untuk melakukan
evaluasi terhadap
pengelolaan relasi yang
dilakukan oleh PT. Oto
Multiartha menggunakan
framework COBIT 5.
11 Jilan Credo
(UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
2014 Evaluasi Tata
Kelola Teknologi
Informasi pada
Rumah Sakit
Pusat Pertamina
Menggunakan
Framework
COBIT 5
Penelitian ini dilakukan
untuk melakukan
evaluasi pada sumber
daya yang dimiliki,
dengan menggunakan
framework COBIT 5.
12 Mega Putri
Islamiah
(UIN Syarif
2014 Tata Kelola
Teknologi
Informasi (IT
Penelitian ini dilakukan
untuk menerapkan
kebijakantata kelola
58
Hidayatullah
Jakarta)
Governance)
Menggunakan
Framework
COBIT 5 (Studi
Kasus: Dewan
Kehormatan
Penyelenggara
Pemilu (DKPP))
teknologi informasi dan
tingkat layanan TI dalam
rangka mendukung
tujuan penyelenggaraan
pemerintah terhadap
layanan public di DKPP.
13 Reny Lestari
(Universitas Esa
Unggul)
2014 Audit Sistem
Informasi Bagian
Sumber Daya
Manusia Pada PT.
Bando Indonesia
dengan
Pendekatan
COBIT 5
Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui
kondisi sistem informasi
SDM saat ini dan
kondisi sistem informasi
SDM yang diharapkan
sehingga dapat
menghasilkan
identifikasi as-is dan to-
be, serta rekomendasi
perbaikan kerja
menggunakan COBIT 5.
Setelah mempelajari referensi penelitian sebelumnya yang menggunakan
framework COBIT, maka judul penelitian ini yaitu “Evaluasi Sistem Informasi
Sumber Daya Manusia Pada Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU) Menggunakan
Framework COBIT 5.”
3.3 Assessment Process Activities
Dibawah ini merupakan tahapan-tahapan aktifitas yang dilakukan dalam
melakukan proses penilaian capability level pada sistem informasi SDM di PKPU:
59
3.3.1 Initiation
Pada tahap initiation, peneliti mengumpulkan data, yaitu dengan
melakukan suatu aktivitas dalam memahami kondisi sebenarnya dari perusahaan
yang akan dievaluasi. Tahap ini dilakukan untuk identifikasi awal pada Pos
Keadilan Peduli Ummah (PKPU), yang mencakup profil perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi PKPU, terutama bagian Sumber Daya Manusia
(SDM) di PKPU, serta Sistem Informasi SDM yang digunakan. Berikut ini
merupakan tahapan untuk initiation yang digunakan dalam penelitian, dibagi
menjadi dua bagian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu:
1. Observasi
2. Wawancara
3. Kajian Pustaka
3.3.2 Planning the Assessment
Evaluasi pada sistem informasi sumber daya manusia (SDM) di Pos
Keadilan Peduli Ummah (PKPU) ini dilakukan menggunakan Framework COBIT
5. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka dibuatlah
kuesioner yang dikembangkan dari COBIT 5. Kuesioner diberikan berdasarkan
peran-peran yang ada pada diagram RACI Chart yang kemudian dipetakan
kepada peran-peran terkait yang ada dalam struktur organisasi PKPU, sehingga
diharapkan jawaban dari kuesioner dapat sesuai dan mewakili keadaan yang ada
di PKPU.
60
3.3.3 Briefing
Pada tahap ini, peneliti akan menjelaskan jadwal penelitian yang akan
dilakukan dan berdiskusi serta memberikan pengarahan kepada para tim
responden sehingga memahami input, proses, dan output dalam unit organisasi
yang akan dinilai yaitu Sistem Informasi SDM di PKPU, dengan cara menentukan
jadwal kapan dilakukannya pembagian kuesioner, pengumpulan dokumen-
dokumen yang dibutuhkan, hasil rekapitulasi jawaban yang telah dijawab oleh
para responden, sampai pada tahap reporting atau pelaporan dari hasil penilaian.
3.3.4 Data Collection
Data Collection bersumber dari input dan output proses yang diteliti dari
COBIT 5. Kegiatan ini juga sebagai bukti hasil dari kuesioner apakah sistem
informasi SDM PKPU memang benar pada tingkat kapabilitas tersebut. Pada
tahap ini peneliti mengumpulkan data dari hasil temuan yang terdapat di PKPU
mulai dari observasi dan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan penilaian
evaluasi pada aktivitas proses yang telah dilakukan.
3.3.5 Data Validation
Data Validation merupakan kegiatan merekapitulasi hasil distribusi
jawaban kuesioner. Jawaban kuesioner akan dipetakan berdasarkan keadaan saat
ini (as-is) dan keadaan yang diharapkan (to-be). Jawaban akan dipresentasikan
dalam bentuk persen (%). Pada tahap ini peneliti melakukan validasi terhadap
kuesioner yang telah dijawab oleh para responden berdasarkan RACI chart yang
bertujuan untuk mengetahui hasil perhitungan kuesioner dengan menggunakan
skala likert.
61
3.3.6 Process Attribute Level
Pada Process Attribute Level dilakukan perhitungan berdasarkan langkah
Data Validation. Perhitungan ini disesuaikan rumus dan ketentuan yang ada pada
Bab II. Penentuan gap diproses berdasarkan hasil keadaan saat ini (as-is) dan
kondisi yang diinginkan (to-be). Kedua kondisi tersebut diambil dari kuesioner
sehingga menghasilkan analisis gap.
Pada tahap ini peneliti merekap proses yang hasilnya menjadi penentuan
nilai dan capability level di PKPU. Selanjutnya, peneliti melakukan pengecekan
secara bertahap apakah seluruh persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi pada
masing-masing level dalam proses tersebut telah dipenuhi.
3.3.7 Reporting the Results
Laporan dari hasil evaluasi yang dilakukan dan setelah mendapatkan
Capability Level serta Gap, maka dapat dibuatkan rekomendasi dan perbaikan
untuk mencapai kondisi yang diinginkan (to-be).
Bentuk laporan ini diperoleh dari tahapan analisis yang telah dilakukan
akan menjadi pertimbangan dalam mendefinisikan perancangan solusi perbaikan,
untuk dapat memberikan suatu usulan perbaikan. Sedangkan penentuan gap
diproses berdasarkan hasil keadaan saat ini (as-is) dan kondisi yang diinginkan
(to-be).
62
BAB IV
EVALUASI SISTEM INFORMASI SDM
4.1 Initiation
Initiation merupakan tahapan pertama dalam Assessment Process
Activities yang ada pada Process Assessment Model COBIT 5. Proses Initiation
ini bertujuan untuk menjelaskan hasil identifikasi dari beberapa informasi yang
dikumpulkan (ISACA, 2012). Adapun isi dari tahap ini ialah sebagai berikut:
1. Profil dan Sejarah PKPU
2. Visi dan Misi PKPU
3. Aktifitas Lembaga PKPU
4. Struktur Organisasi PKPU & Struktur Organisasi Divisi SDM di PKPU
5. Sistem Informasi SDM di PKPU Saat ini
4.1.1 Profil dan Sejarah PKPU
Dimulai pada pertengahan tahun 1997 negara-negara ASEAN terpuruk
oleh krisis ekonomi regional yang disebabkan oleh depresiasi mata uangnya
terhadap dollar Amerika. Indonesia merupakan yang terparah diantara semua
negara di Asia. Krisis tersebut sudah merambah ke berbagai bidang, seperti
politik, moral, pendidikan, sains-tek, budaya, dan religi. Pendekatan
multidisipliner untuk menangani krisis masih sangat kurang, mungkin karena
egoisme sektoral yang kuat. Menyikapi krisis yang berkembang sejumlah anak
bangsa dengan ketetapan hati yang kuat bergandeng tangan dan bergerak
63
menyumbangkan tenaga dan fikirannya melakukan aksi sosial di beberapa penjuru
tanah air.
Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas kepedulian
publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999
lahirlah lembaga swadaya masyarakat yang bernama PKPU dengan badan hukum
yayasan. PKPU menisbahkan dirinya sebagai lembaga yang bergerak di bidang
sosial.
Pada 8 Oktober 2001, berdasarkan SK. Menteri Agama No 441 PKPU
telah ditetapkan sekaligus dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional
(LAZNAS). Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU
semakin besar.
Seiring dengan meluasnya jangkauan kegiatan sosial yang terus disalurkan
ke berbagai lapisan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia serta besarnya
dorongan masyarakat luas untuk bekerjasama dalam memberdayakan bangsa,
maka pada tahun 2004, PKPU bertekad untuk membangun kemandirian rakyat
Indonesia dengan memperluas lingkup kerjanya sebagai Lembaga Kemanusiaan
Nasional.
Kiprah PKPU sebagai pegiat kemanusiaan terukir jelas dalam
partisipasinya berdampingan dengan NGO internasional dari manca negara
mengatasi keadaan darurat tanggap bencana serta fase pembangunan kembali
bencana-bencana besar yang menimpa tanah air kita seperti gempa bumi dan
tsunami di Aceh, Yogyakarta, dan beberapa peristiwa lainnya.
64
Sebagai lembaga yang semakin kokoh dalam menangani isu-isu
kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja serta pengembangan
program telah mencambuk PKPU untuk mengedepankan peningkatan mutu
program dan layanan dengan menghasilkan kontribusi yang solutif bagi
masyarakat. Tuntutan tersebut dijawab dengan diterimanya PKPU sebagai ”NGO
in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of the
United Nations” pada 21 Juli 2008, yang menuntut akuntabilitas kinerja
kemanusiaan secara periodik sebagai konsekuensi status yang disandang.
Kemudian pada tahun 2010, PKPU juga telah resmi terdaftar sebagai Organisasi
Sosial Nasional berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI No 08/Huk/2010.
Krisis yang terjadi pada 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian
bangsa dan rakyat Indonesia. Menyikapi krisis yang berkembang, 17 September
1998, sejumlah anak-anak muda yang enerjik melakukan aksi sosial disebagian
besar wilayah Indonesia.
Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas kepedulian
publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999
lahirlah lembaga sosial yang bernama PKPU.
Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana ummat
yang berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS-
nya untuk memberdayakan masyarakat miskin.
65
8 Oktober 2001, PKPU mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Amil
Zakat Nasional sesuai dengan SK. Menteri Agama RI No 441. Hal itu
membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar.
Pada hari Selasa, 22 Juli 2008, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU
telah memperoleh register di PBB sebagai lembaga dengan status “Special
Consultative Status” dari Economic and Social Council (Ecosoc).
Gambar 4.1 Logo PKPU
4.1.2 Visi dan Misi PKPU
Pos Keadilan Peduli Ummah atau yang biasa disebut PKPU ini memiliki
visi dan misi perusahaan seperti yang dijelaskan berikut ini:
Visi
Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian.
Misi
1. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan
untuk mengembangkan kemandirian.
2. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan,
pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.
3. Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada
masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).
66
4.1.3 Aktifitas Lembaga PKPU
Beberapa aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh Lembaga Pos Keadilan
Peduli Ummah (PKPU) yaitu (PKPU, 2015):
1. Pengumpulan Dana dan Bantuan Masyarakat
a. Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) dan Wakaf serta dana CSR Perusahaan
b. Dana Khusus bencana kemanusiaan
c. Pakaian, bahan makanan (sembako) dan obat-obatan
d. Dana Hewan Kurban
2. Misi Penyelamatan Kemanusiaan
a. Daerah-daerah Bencana Alam dan Kemanusiaan
b. Daerah kritis dan minus
3. Rehabilitasi Kemanusiaan
a. Rehabilitasi fasilitas kesehatan dan air bersih
b. Rehabilitasi fasilitas pendidikan
c. Rehabilitasi fasilitas ibadah
d. Rehabilitasi fasilitas ekonomi
4. Pembangunan Masyarakat
a. Pemberdayaan ekonomi umat
b. Pendidikan alternative
c. Pembangunan pelayanan kesehatan mandiri
d. Distribusi hewan kurban
Keseluruhan aktifitas tersebut didekasikan pada umat dan rakyat Indonesia
untuk bersama “Menggugah Nurani, Menebar Peduli”. Menggugah nurani siapa
67
saja dan kapan saja untuk Peduli, pada nasib sesame dalam amal ibadah yang
nyata. “Karena yang terbaik diantara kita adalah yang paling besar kontribusinya
terhadap sesama”.
4.1.3.1 Badan Internasional
PKPU telah menszzdapatkan legalitas untuk berkiprah di area yang lebih
luas yaitu dunia internasional. Sebagai salah satu lembaga kemanusiaan yang
mendapatkan register dari PBB, PKPU menjadikan pengalaman mengatasi banyak
dampak bencana untuk menjadi referensi misi ke Somalia. Sesuai dengan
motonya, “Menerobos tanpa menunggu”. Meski demikian harus diakui bahwa
misi ini agak spesifik dengan misi kemanusiaan lainnya yang pernah ditangani
PKPU seperti penanganan banjir Pakistan, krisis Rohingya, Palestina, gempa
Jepang dll
4.1.4 Struktur Organisasi PKPU
Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU) dipimpin oleh Direktur Utama yang
dibantu oleh Managing Director dan Biro Kepatuhan Syariah. Dan 4 (empat)
Direktorat lainnya yang membawahi bidangnya masing-masing; Direktorat
Sumber Daya, Direktorat Kemitraan, Direktorat Program, Direktorat Keuangan
dan Akuntansi.
PKPU sendiri telah memiliki jaringan kantor yang luas sebanyak lebih dari
15 Kantor Cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Berikut gambar Struktur
Organisasi Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU) dan Struktur Organisasi Divisi
Sumber Daya Manusia (SDM) pada Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU)
(PKPU, 2015).
68
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PKPU (PKPU, 2015)
4.1.4.1 Struktur Organisasi Divisi Sumber Daya Manusia
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Divisi SDM (PKPU, 2015)
69
4.1.5 Sistem Informasi SDM di PKPU
Sebagai lembaga yang berorientasi pada pelanggan atau customer, PKPU
menyadari bahwa untuk mencapai visi dan misinya, maka dibutuhkan sumber
daya manusia yang handal dan ditunjang oleh sistem informasi yang mendukung.
PKPU juga menyadari bahwa SDM merupakan asset yang sangat berharga untuk
perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi organisasi. Maka dari itu dibuatlah
sebuah sistem informasi yang menunjang kebutuhan dan membantu kegiatan yang
meyangkut SDM.
Sistem informasi sumber daya manusia (SDM) atau yang biasa disebut
aplikasi HRM yang ada di PKPU ini dioperasikan dalam sistem intranet. Sistem
aplikasi HRM ini memiliki fungsi dan layanan yang telah mencakup sebagian
besar kriteria dalam Sistem Informasi SDM (SISDM), seperti kriteria perencanaan
dan analisis SDM, kesetaraan dalam pekerjaan, kepegawaian, pengembangan
SDM, kompensasi dan tunjangan, serta kesehatan, keselamatan, dan keamanan.
4.1.5.1 Proses Bisnis SDM di PKPU
Untuk mengetahui objek yang akan dievaluasi yaitu sistem informasi
SDM, maka perlu mengetahui proses bisnis informasi SDM itu sendiri, sehingga
dapat mengetahui apakah prosedur sistem telah sesuai dan memenuhi proses
bisnis yang berjalan.
70
1. Proses Bisnis Administrasi SDM Untuk Karyawan Baru
Gambar 4.4 Proses Bisnis Administrasi SDM Untuk Karyawan Baru
Proses administrasi SDM:
Berkas-berkas data calon karyawan dari proses rekruitmen diserahkan ke
bagian SDM untuk ditindaklanjuti:
a. Untuk calon karyawan baru yang diterima bekerja dibuat surat perjanjian
kerja.
b. Untuk calon karyawan baru yang telah melewati masa percobaan dan
diterima menjadi karyawan tetap dibuatkan surat pengangkatan.
71
c. Untuk calon karyawan yang tidak lolos masa training maka dibuatkan
surat gagal masa percobaan (GMP)
Filing Dokumen:
Berkas-berkas data karyawan tersebut beserta surat-surat yang ada (surat
perjanjian kerja, surat pengangkatan, surat GMP dilakukan filing data baik
secara database maupun hardcopy.
2. Proses Bisnis Administrasi SDM Untuk Karyawan yang Sudah Ada
Gambar 4.5 Proses Bisnis Administrasi SDM Untuk Karyawan yang Sudah Ada
72
Proses administrasi SDM:
Berkas-berkas data karyawan yang ada diserahkan ke bagian SDM untuk
ditindaklanjuti sebagai berikut:
a. Karyawan yang dipromosikan maka dibuat SK promosi
b. Karyawan yang di rotasi atau mutase dibuatkan SK rotasi/ mutasi
c. Karyawan yang dinyatakan tidak kompeten dan diminta oleh atasannya
untuk diturunkan jabatannya maka dibuatkan SK demosi
d. Karyawan yang ada ditunjuk melakukan pelatihan maka dibuatkan surat
pemberitahuan pelatihan, sekaligus beserta hasil pelatihannya
Filing Dokumen:
Berkas-berkas data karyawan tersebut beserta surat-surat yang ada (SK
promosi, SK rotasi/ mutase, SK demosi, surat pemberitahuan pelatihan dan
hasil pelatihan) dilakukan filing data baik secara database maupun hardcopy.
73
3. Proses Bisnis Remunerasi
Gambar 4.6 Proses Bisnis Remunerasi
Administrasi Remunerasi:
Informasi perubahan data-data karyawan, perubahan fasilitas dan benefit,
lembur karyawan, data pengobatan, data cuti, daa absensi, data insentif, data
THR, maupun bonus diinformasikan ke bagian remunerasi untuk dilakukan
proses sebagai berikut:
a. Yang berkaitan dengan pemberian fasiltas benefit maka dilakukan proses
pembayaran kompensasi fasilitas dan benefit
74
b. Yang berkaitan dengan perubahan gaji, lembur karyawan, pengobatan,
cuti, absensi, insentif, THR, dan bonus diproses untuk perhitungan gaji
karyawan
c. Berdasarkan perhitungan gaji maka dihitung paja karyawan untuk
selanjutnya dilakukan pembayaran pajak bulanan
d. Yang berkaitan dengan jamsostek/ asuransi dilakukan proses pelaporan
dan pembayaran premi jamsostek/ asuransi ke instansi terkait
e. Laporan Remunerasi disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang
diperlukan oleh divisi terkait
Filing Dokumen:
Berkas-berkas data karyawan tersebut beserta surat-surat yang ada
dilakukan filing data baik secara database maupun hardcopy.
4.1.5.2 Aplikasi HRM
Proses-proses yang ada pada sistem informasi SDM atau aplikasi HRM ini
terdiri atas tiga hak akses yaitu, pegawai non SDM dapat membuka sistem dengan
dibatasi hak akses untuk melihat data, serta mencetak laporan tentang diri sendiri,
dan untuk mengajukan ijin cuti dan rembuirsement. Staff SDM selaku operator,
memiliki hak akses yaitu memproses ijin cuti dan rembuirsement yang diajukan
oleh pegawai, melakukan proses recruitement, memproses penggajian pegawai,
serta biodata pegawai. Dan bagian management dapat melihat laporan-laporan
terkait, melihat dan mencetak data pegawai, membuat usulan promosi gaji/
golongan/ jabatan pegawai, serta membuat usulan rotasi/ mutasi/ demosi pegawai.
75
Gambar 4.7 Aplikasi HRM
Sistem aplikasi HRM saat ini masih dalam tahap pengembangan, karena
masih banyak ditemukannya proses bisnis yang belum terpenuhi, misalnya ialah
sebelumnya sistem tidak bisa menampilkan slip gaji karyawan, setelah dilakukan
penambahan layanan oleh divisi IT, kini sistem sudah bisa menampilkan slip gaji.
Dan kemudian permasalahan yang ditemukan selanjutnya saat ini ialah sistem
informasi SDM tidak memiliki layanan untuk proses pelatihan karyawan,
sehingga proses pelatihan karyawan yang dilakukan masih dilakukan secara
manual dan menyulitkan pengguna karena dirasa kurang efektif.
4.1.5.3 Perancangan dan Pengembangan Sistem
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa ada system requirements yang masih
belum terpenuhi oleh sistem informasi SDM yang ada saat ini. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan dengan staff program development sebagai perancang
76
dan pengembang sistem informasi SDM di PKPU, sistem informasi SDM ini
dibuat menggunakan tahapan-tahapan siklus hidup pengembangan sistem SDLC
(System Development Life Cycle), mulai dari proses Perencanaan Sistem, Analisis
Sistem, Desain Sistem, Implementasi Sistem, hingga pada tahap Pemeliharaan
Sistem. Dibawah ini merupakan tahapan pembangunan sistem informasi SDM
yang telah dilakukan.
Tabel 4.1 Tahapan SDLC yang Dilakukan
Tahapan SDLC
(Al-Bahra, 2011)
Tahapan SDLC yang dilakukan
PKPU
2. Perencanaan
- Mengidentifikasi atau
pemahaman awal tentang
perlunya pembuatan sistem
informasi SDM
- Melakukan studi kelayakan
apakah sistem layak untuk
dikembangkan
- Membuat rencana kerja proses
perancangan sistem informasi
SDM yang akan dilakukan
- Menunjuk dan mengatur staff-
staff yang akan terlibat dalam
perancangan sistem informasi
SDM
- Mendokumentasikan seluruh
kegiatan yang dilakukan
√
√
√
√
X
77
3. Analisis
- Mencari informasi yang terkait
dengan sistem yang akan dibuat
- Mendefinisikan sistem
requirement
- Memprioritaskan requirement
- Menyusun dan mengevaluasi
alternative requirement
- Mereview requirement dengan
pihak manajemen
- Menentukan model proses, data,
dan objek
- Mendokumentasikan seluruh
kegiatan yang dilakukan
4. Desain
- Melakukan perancangan proses
secara fisik
- Melakukan perancangan
arsitektur sistem
- Melakukan perancangan
interface
- Melakukan perancangan basis
data dan berkas
- Melakukan perancangan
program
- Memberikan gambaran umum
kepada pengguna sistem tentang
sistem teknologi informasi yang
baru
- Lebih mengarahkan kepada
pengguna sistem untuk disetujui
√
√
√
X
X
√
X
√
√
√
√
√
√
√
78
ke perancangan selanjutnya
- Mendokumentasikan seluruh
kegiatan yang dilakukan
5. Implementasi
- Melakukan konstruksi sistem
- Melakukan instalasi sistem
- Melakukan pengujian sistem
- Melakukan pelatihan user untuk
mengoperasikan sistem baru
- Mendokumentasikan seluruh
kegiatan yang dilakukan
6. Pemeliharaan
- Melakukan pengawasan
terhadap sistem
- Melakukan evaluasi terhadap
sistem
- Melakukan perbaikan sistem
jika terjadi kesalahan
- Melakukan perubahan untuk
permintaan baru dari pengguna
sistem
- Melakukan perubahan sistem
yang dikarenakan perubahan
dari lingkungan luar
- Mendokumentasikan seluruh
kegiatan yang dilakukan
X
√
√
√
√
X
√
√
√
√
√
X
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa PKPU melakukan seluruh
tahapan dari SDLC, hanya saja tidak melakukan beberapa kegiatan yang
seharusnya dilakukan di tiap tahapannya.
79
Pada tahapan awal Perencanaan Sistem, pihak manajerial PKPU
melakukan identifikasi atau pemahaman awal tentang perlunya pembuatan sistem
informasi SDM, serta melakukan permintaan formal kepada pihak developer
untuk perancangan sistem informasi untuk SDM. Kemudian setelah itu pihak
developer yang merupakan unit kerja sendiri akan melakukan inisiasi dan
perencanaan pembangunan sistem, yaitu dengan menentukan spesifikasi
kebutuhan pengguna atau user requirements yang berada pada tahapan Analisis
Sistem yang dalam hal ini ialah bagian SDM serta pihak manajerial, untuk
mengetahui bagaimana agar sistem yang akan dibangun dapat membantu
penyelesaian permasalahan. Hanya saja pada tahapan ini, pengembang sistem
hanya melakukan sampai pada tahap memprioritaskan requirement tanpa
menyusun alternative jika susunan requirement ditolak, dan juga tidak melakukan
review kembali kepada calon pengguna sistem. Tahapan yang dillakukan setelah
memprioritaskan requirement ialah melakukan analisis untuk membuat spesifikasi
dan menstrukturkan user requirements tersebut. Selanjutnya dilakukan
perencanaan logika guna mendapatkan dan menstrukturkan kebutuhan sistem
informasi secara keseluruhan, yaitu membuat spesifikasi data, laporan, tampilan,
dan aturan pemrosesan secara rinci.
Setelah tahapan Analisis Sistem selesai dilakukan, selanjutnya ialah
membuat perancangan fisik atau Desain Sistem, yang meliputi mendesain user
interface, mendesain system interface, mendesain database, dan melakukan
perancangan program, lalu kemudian dilakukan implementasi yaitu melakukan
80
konstruksi sistem serta pengujian sistem, dalam hal ini sistem diuji menggunakan
teknik pengujian Black Box Testing dan White Box Testing.
Seluruh tahapan pada proses SDLC telah dilakukan, hanya saja sangat
disayangkan karena tidak adanya dokumentasi pengembangan sistem yang dibuat
pada setiap tahapannya, sehingga menyulitkan pada saat adanya permintaan
perubahan sistem, perbaikan sistem, pelatihan sistem, ataupun pengembangan
sistem lanjutan.
4.1.5.4 Perancangan dan Penngembangan Basis Data
Pada sistem informasi SDM yang ada di PKPU, basis data yang digunakan
adalah basis data dengan model relasional, dan DBMS yang digunakan ialah
PostgreSQL. Perancangan basis data dalam aplikasi HRM tidak melalui tahapan
perancangan basis data pada umumnya, tetapi lebih kepada pemenuhan tabel-tabel
yang harus ada untuk menyimpan data dalam program yang dibuat. Dibawah ini
merupakan tahapan pengembangan basis data menurut Sutanta (2011) dan yang
telah dilakukan dalam merancang dan mengembangkan basis data pada sistem
informasi SDM di PKPU.
Tabel 4.2 Tahapan Pengembangan Basis Data yang Dilakukan
Tahapan Pengembangan Basis Data
(Sutanta, 2011)
Tahapan Pengembangan Basis Data
yang dilakukan PKPU
1. Perencanaan
- Mengenali masalah
- Menentukan masalah
X
X
81
- Mengenali kendala
- Studi kelayakan
- Laporan ke manajemen
2. Analisis
- Menentukan kebutuhan
informasi
- Menentukan kriteria kinerja
sistem
3. Perancangan/ Desain
- Menyiapkan desain terperinci
- Identifikasi konfigurasi
perangkat keras dan perangkat
lunak
- Evaluasi konfigurasi sistem
alternative
- Memilih konfigurasi perangkat
keras dan perangkat lunak
terbaik
- Laporan ke manajemen
4. Implementasi
- Menyiapkan perangkat keras
- Menyiapkan perangkat lunak
- Menyiapkan basis data
- Menyiapkan fasilitas fisik
- Melatih pemakai
- Laporan ke manajemen
5. Pengguaan/ Review/ Evaluasi
- Operasional sistem
- Evaluasi sistem
- Memelihara sistem
- Mempertahankan kinerja sistem
X
X
X
√
X
X
X
X
X
X
√
√
√
√
√
√
√
X
√
√
82
- Meningkatkan kierja sistem
- Laporan ke manajemen
√
√
Dalam merancang basis data Sistem Informasi SDM tidak mengikuti
kaidah-kaidah perancangan yang umum, karena memang tidak melalui tahap
analisis dan perancangan basis data pada umumnya, tetapi lebih kepada
pemenuhan tabel-tabel yang harus ada untuk menyimpan data dalam program-
program yang dibuat, sehingga tidak terdapat dokumentasi yang lengkap
mengenai hal tersebut dan juga tidak terdapatnya diagram relasi untuk basis data.
Tabel yang ada pada sistem informasi SDM ini ialah 25 tabel, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Tabel pada Aplikasi HRM
No Nama Tabel
1 Data Job Desc
2 Data Permintaan Tenga Kerja
3 Data Berkas Aplikasi
4 Data Pribadi Pelamar
5 Data Berkas Wawancara
6 Data Surat Perjanjian Kerja
7 Data Performance Karyawan Baru
8 Data Surat Pengangkatan
9 Data Surat Pemberitahuan GMP
10 File Data Karyawan
83
11 Data Promosi Karyawan
12 Data Rotasi/ Mutasi Karyawan
13 Data Demosi Karyawan
14 Data Surat Peringatan
15 Data Surat Penon-aktifan Karyawan
16 Data Daftar Fasilitas dan Benefit
17 Data Lembur
18 Data Cuti
19 Data Absensi
20 Data Insentif
21 Data THR/ Bonus
22 Data Pembayaran Kompensasi & Benefit
23 Data Pembayaran Gaji Karyawan
24 Data Pembayaran PPh Karyawan
25 Data Pembayaran Jamsostek
26 Data Remunerasi
4.1.5.5 Spesifikasi Keamanan Sistem
Untuk mengamankan database dari pengguna yang tidak diizinkan serta
untuk membatasi hak akses terhadap aplikasi HRM ini, maka dibuat akun dengan
empat tingkatan pengguna dan hak akses seperti berikut.
84
Tabel 4.4 Hak Akses Sistem Informasi SDM
Tingkatan Pengguna Hak Akses
Admin Manajemen pengguna/ perawatan
database
Management Melihat laporan-laporan terkait. melihat
dan mencetak ata pegawai, serta
membuat usulan-usulan
Staff SDM Pemeliharaan data kepegawaian,
mencari dan melihat informasi pegawai,
membuat surat-surat, SK, memasukkan
daftar fasilitas dan benefit, serta
memproses data-data yang diajukan
pegawai.
Pegawai Melihat data, serta mencetak laporan
tentang data diri sendiri, dan
mengajukan ijin cuti dan
rembuirsement.
4.1.6 Pemetaan IT Goals terhadap Proses COBIT 5
Gambar dibawah ini menjelaskan langkah-langkah dalam menentukan
proses domain.
85
Gambar 4.8 COBIT 5 Goals Cascade Overview (ISACA, 2012)
Untuk memudahkan proses pengontrolan, COBIT mengelompokkan
tujuan-tujuan tersebut ke dalam tujuan bisnis yang terdapat dalam COBIT 5 dari
ISACA [11] seperti gambar berikut.
86
Gambar 4.9 Mapping Enterprise Goals to IT Related Goals (ISACA, 2012)
Pada gambar diatas, huruf P bersifat Primary (utama), berarti yang paling
diutamakan, sedangkan huruf S bersifat Secondary (kedua/ tambahan).
Perusahaan/organisasi mungkin tidak memiliki seluruh tujan bisnis seperti yang
dikelompokkan dalam tabel tersebut, namun dalam penyusunan tujuan bisnis
perusahaan dapat memilih yang sesuai dengan karakteristik tujuan
perusahaan/organisasinya masing-masing. Berdasarkan visi dan misi dari PKPU
sebagai Lembaga Kemasyarakatan yang lebih mengutamakan kepercayaan kepada
Customer, dalam hal ini masyarakat, pemerintah, lembaga, atau siapapun yang
87
ingin menyalurkan dananya kepada yang lebih membutuhkan dengan aman dan
terpercaya di PKPU, maka ditarik Enterprise Goal nomor enam (06), yaitu
budaya pelayanan pelanggan yang berorientasi, menuju kepada IT Goal nomor
tujuh (07) yang berada pada sektor customer yaitu delivery of IT service in line
with business requirements. Setelah mendapatkan IT Goal, selanjutnya dapat
ditentukan proses domain.
Gambar 4.10 Mapping COBIT 5 IT Related Goals to Processes (ISACA, 2012)
88
Gambar 4.11 Mapping COBIT 5 IT Related Goals to Processes (cont.) (ISACA,
2012)
Berdasarkan tabel diatas, proses-proses COBIT yang bersifat primary (P)
dalam IT Goals tersebut adalah EDM01 (Ensure Governance Framework Setting
and Maintenance), EDM02 (Ensure Benefits Delivery), EDM05 (Ensure
Stakeholder Transparency), APO02 (Manage Strategy), BAI02 (Manage
Requirements Definition), BAI03 (Manage Solutions), BAI04 (Manage
89
Availability and Capacity), BAI06 (Manage Changes), DSS01 (Manage
Operations), DSS02 (Manage Service Requests and Incidents), DSS03 (Manage
Problems), DSS04 (Manage Continuity), dan DSS06 (Manage Business Process
Controls). Namun dalam penelitian ini, berdasarkan permasalahan yang dihadapi
pada sistem informasi sumber daya mannusia (SDM) di PKPU dan setelah
melakukan wawancara dengan pihak PKPU, terkait penentuan proses domain
yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini, maka peneliti akan membatasi
dengan hanya berfokus pada proses DSS02 (Manage Service Requests and
Incidents). Dalam melakukan proses penilaian capability level proses COBIT,
proses tersebut akan dicek secara bertahap apakah proses tersebut telah memenuhi
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi pada masing-masing level, mulai
dari level 1 hingga level 5.
Dimana deskripsi Proses DSS02 menurut ISACA [14], adalah
memberikan respon yang tepat waktu dan efektif untuk permintaan pengguna dan
resolusi dari semua jenis insiden. Serta memulihkan layanan normal; merekam
dan memenuhi permintaan pengguna; dan merekam, menyelidiki, mendiagnosa,
serta mengatasi insiden.
Tujuan dari proses ini ialah mencapai peningkatan produktivitas dan
meminimalkan gangguan melalui resolusi cepat dari permintaan pengguna dan
insiden.
4.2 Planning the Assessment
Tahap kedua ialah dilakukan rencana penilaian yang bertujuan untuk
mendapatkan hasil evaluasi penilaian capability level. Dengan pengisian angket
90
kuesioner oleh beberapa pegawai Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU),
khususnya oleh pegawai pada divisi SDM sebagai pengguna sistem, selaras
dengan kebutuhan aktifitas penelitian yang akan dinilai.
Gambar 4.12 RACI Chart pada DSS02 (ISACA, 2012)
Pada Manage Service Requests and Incidents (DSS02), memiliki tujuan
proses agar mencapai peningkatan produktivitas dan meminimalkan gangguan
melalui resolusi cepat dari permintaan pengguna dan insiden. Identifikasi
responden dilakukan dengan cara konsisten mengacu pada peran-peran tabel
RACI Chart. Pada gambar 4.12 dapat dijelaskan bahwa pendistribusian kuisioner
dialamatkan kepada individu yang memiliki jabatan dengan tanggung jawab
terhadap pelaksanaan proses pada kolom Key Management Practice. Berikut
pemetaan diagram RACI ke dalam struktur organisasi PKPU
91
Tabel 4.5 Identifikasi RACI Chart DSS02.01
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional PKPU
1 Head Development IT Programmer & Dev
2 Head IT Operations IT Support
3 Service Manager IT Programmer & Dev
Tabel 4.6 Identifikasi RACI Chart DSS02.02
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional PKPU
1 Service Manager IT Programmer & Dev
Tabel 4.7 Identifikasi RACI Chart DSS02.03
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional PKPU
1 Business Process Owners Spv Personalia HR
2 Head Development IT Programmer & Dev
3 Head IT Operations IT Support
Tabel 4.8 Identifikasi RACI Chart DSS02.04
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional PKPU
1 Business Process Owners Spv Personalia HR
2 Head IT Operations IT Support
Tabel 4.9 Identifikasi RACI Chart DSS02.05
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional PKPU
92
1 Head Development IT Programmer & Dev
2 Head IT Operations IT Support
3 Information Security Manager IT Programmer & Dev
Tabel 4.10 Identifikasi RACI Chart DSS02.06
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional PKPU
1 Information Security Manager IT Programmer & Dev
Tabel 4.11 Identifikasi RACI Chart DSS02.07
No Fungsional Struktur COBIT Terkait Fungsional PKPU
1 Service Manager IT Programmer & Dev
4.3 Briefing
Tahapan yang ketiga ialah membuat penentuan jadwal penelitian yang
didiskusikan bersama tim responden. Pada tahapan ini, peneliti berdiskusi
mengenai dokumen yang dibutuhkan untuk menjadi bahan input, proses yang
akan dilakukan pada penelitian ini, serta output yang akan dihasilkan dari
penelitian ini. Pada diskusi ini, peneliti memberitahukan bahwa pelaksanaan
pembagian kuesioner dilakukan yaitu mulai dari tanggal 30 Maret 2015 sampai
dengan tanggal 24 April 2015, pengumpulan dokumen untuk kelengkapan
dokumen capability level yaitu mulai dari tanggal 27 April sampai dengan tanggal
19 Juni 2015, hasil rekapitulasi kuesioner dilakukan mulai dari tanggal 22 Juni
2015 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2015, dan terakhir yaitu pelaporan hasil
93
penilaian dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 2
Oktober 2015. Dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 4.12 Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian
Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt
Pembagian Kuesioner
Pengumpulan Dokumen
Rekapitulasi Hasil Kuesioner
Pelaporan Hasil Penilaian
4.4 Data Collection
Tahap keempat yang dilakukan ialah pengumpulan data dari hasil temuan
yang terdapat pada sistem informasi SDM di Pos Keadilan Peduli Ummah
(PKPU) yang bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi pada
aktifitas proses yang telah dilakukan. Akan dijelaskan sebagai berikut:
4.4.1 Data Collection pada Manage Service Requests and Incidents (DSS02)
Manage Service Requests and Incidents memiliki tujuan proses untuk
mencapai peningkatan produktivitas dan meminimalkan gangguan melalui
resolusi cepat dari permintaan pengguna dan insiden. Data collection pada sistem
informasi SDM adalah sebagai berikut:
94
Tabel 4.13 Data Collection
Key Management
Practice Outputs Exist
Output/
Documentation
DSS02.01
Menentukan
skema klasifikasi
layanan
permintaan dan
insiden
Adanya skema dan model
klasifikasi insiden dan
permintaan layanan,
aturan untuk
meningkatnya insiden,
serta kriteria untuk
pendaftaran masalah.
√
Dengan diadakannya
rapat berkala mengenai
penggunaan sistem
informasi SDM.
DSS02.02
Merekam,
mengklasifikasikan
dan
memprioritaskan
permintaan dan
insiden
Adanya catatan insiden
dan permintaan layanan,
serta permintaan layanan
dan insiden yang telah
diklasifikasikan dan
diprioritaskan.
√
Adanya pencatatan
memo dari bagian SDM
kepada bagian IT
mengenai permintaan
layanan dan catatan
insiden pada sistem
informasi SDM di
PKPU.
DSS02.03
Memverifikasi,
menyetujui dan
memenuhi
permintaan
layanan
Adanya permintaan
layanan yang disetujui dan
dipenuhi
√
Adanya rapat umum
yang dilakukan bagian
IT membahas mengenai
permintaan layanan dan
catatan insiden yang
diajukan oleh bagian
SDM
DSS02.04
Menyelidiki,
mendiagnosa dan
mengalokasikan
Adanya gejala insiden dan
catatan masalah.
Dilihat dari pencatatan
memo dari bagian SDM
kepada bagian IT
mengenai permintaan
95
insiden
√
layanan dan catatan
insiden pada sistem
informasi SDM di
PKPU, serta dari hasil
rapat berkala
DSS02.05
Menyelesaikan dan
memulihkan diri
dari insiden
Adanya resolusi untuk
insiden
√
Pembuatan kerangka
dari permintaan layanan
dan resolusi insiden
oleh bagian IT yang
kemudian dirapatkan
kepada bagian SDM
sebagai pengguna
sistem.
DSS02.06
Menutup
permintaan
layanan dan
insiden
Adanya penutupan
permintaan layanan dan
insiden, dan komunikasi
dari pengguna terhadap
pemenuhan dan resolusi
yang memuaskan.
√
Adanya rapat umum
yang dilakukan bagian
IT dan bagian SDM
sebagai pengguna
sistem mengenai
permintaan layanan dan
resolusi insiden yang
telah dipenuhi sampai
pengguna sistem
menyatakan puas.
DSS02.07 Melacak
status dan
menghasilkan
pelaporan
Adanya status insiden dan
laporan terkini, serta
status pemenuhan
permintaan dan laporan
terkini.
√
Dengan diadakannya
rapat berkala oleh
manajemen mengenai
sistem informasi SDM
di PKPU.
96
4.5 Data Validation
Tahap kelima ialah melakukan validasi data yang bertujuan untuk
mengetahui hasil perhitungan kuesioner untuk mendapatkan evaluasi penilaian
capability level. Kuesioner ini didistribusikan kepada responden sesuai dengan
tabel RACI yang telah disebutkan sebelumnya.
4.5.1 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner
Dari pelaksanaan kuesioner capability level pada proses DSS02 tentang
pengelolaan permintaan layanan dan insiden, diperoleh jawaban yang
teridentifikasi dalam lampiran. Dari hasil jawaban tersebut selanjutnya dibuat
suatu rekapitulasi, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.01
(Menentukan skema klasifikasi layanan permintaan dan insiden)
No Aktivitas Statu
s
Distribusi Jawaban a
(%) b
(%) c
(%) d
(%) e
(%) f
(%)
1
Menentukan klasifikasi permintaan layanan dan insiden, serta menginformasikannya kepada pengguna.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
2
Menentukan model insiden yang diketahui untuk resolusi yang efisien dan efektif.
as is 66,67 33,33 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 66,67 33,33 0,00 0,00 0,00
3 Mengaktifkan self-help untuk permintaan standar.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
4 Menentukan aturan peningkatan insiden dan prosedur dasar.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
97
5
Menentukan sumber pengetahuan permintaan dan insiden, serta penggunaannya.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00 Kondisi saat ini 13,33 86,67 0,00 0,00 0,00 0,00 Kondisi yang diharapkan 0,00 13,33 86,67 0,00 0,00 0,00
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan mayoritas responden
dalam menilai kondisi saat ini untuk menentukan skema klasifikasi layanan
permintaan dan insiden berada pada tingkat kapabilitas 1 dengan presentase
distribusi jawaban 86,67%, sedangkan kondisi yang akan datang mayoritas
responden mengharapkan menentukan skema klasifikasi layanan permintaan dan
insiden berada pada tingkat kapabilitas 2 dengan presentase distribusi jawaban
yaitu 86,67%.
Tabel 4.15 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.02
(Merekam, mengklasifikasikan dan memprioritaskan permintaan dan insiden)
No Aktivitas Statu
s
Distribusi Jawaban a
(%) b
(%) c
(%) d
(%) e
(%) f
(%)
1
Mencatat semua permintaan layanan dan insiden.
as is 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 0,00 100 0,00 0,00
2
Mengklasifikasikan permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
3 Memprioritaskan permintaan
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
98
layanan dan insiden dari dampak bisnis dan urgensi bisnis. to be 0,00 0,00 0,00 100 0,00 0,00
Kondisi saat ini 0,00 66,67 33,33 0,00 0,00 0,00 Kondisi yang diharapkan 0,00 0,00 33,33 66,67 0,00 0,00
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan mayoritas responden
dalam menilai kondisi saat ini untuk merekam, mengklasifikasikan dan
memprioritaskan permintaan dan insiden berada pada tingkat kapabilitas 1 dengan
presentase distribusi jawaban 66,67%, sedangkan kondisi yang akan datang
mayoritas responden mengharapkan merekam, mengklasifikasikan dan
memprioritaskan permintaan dan insiden berada pada tingkat kapabilitas 3 dengan
presentase distribusi jawaban yaitu 66,67%.
Tabel 4.16 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.03
(Memverifikasi, menyetujui dan memenuhi permintaan layanan)
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban a (%) b (%) c (%) d (%) e (%) f (%)
1
Memverifikasi hak untuk menggunakan permintaan layanan.
as is 0,00 33,33 66,67 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 66,67 33,33 0,00 0,00
2
Mendapatkan persetujuan keuangan dan fungsional sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar.
as is 0,00 66,67 0,00 33,33 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 66,67 0,00 0,00 33,33
99
3
Memenuhi permintaan dengan melakukan prosedur permintaan yang dipilih.
as is 33,33 33,33 33,33 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 66,67 33,33 0,00 0,00 Kondisi saat ini 11,11 44,44 33,33 11,11 0,00 0,00 Kondisi yang diharapkan 0,00 0,00 66,67 22,22 0,00 11,11
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan mayoritas responden
dalam menilai kondisi saat ini untuk memverifikasi, menyetujui dan memenuhi
permintaan layanan berada pada tingkat kapabilitas 1 dengan presentase distribusi
jawaban 44,44%, sedangkan kondisi yang akan datang mayoritas responden
mengharapkan memverifikasi, menyetujui dan memenuhi permintaan layanan
berada pada tingkat kapabilitas 2 dengan presentase distribusi jawaban yaitu
66,67%.
Tabel 4.17 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.04
(Menyelidiki, mendiagnosa dan mengalokasikan insiden)
No Aktivitas Statu
s
Distribusi Jawaban a
(%) b
(%) C
(%) d
(%) e
(%) f
(%)
1
Mengidentifikasi gejala untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari insiden.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 50 50 0,00 0,00
2
Mencatat sebagai masalah baru jika masalah idak dikenal.
as is 50 50 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 50 0,00 50 0,00 0,00
100
3
Menetapkan insiden ke fungsi spesialis jika keahlian lebih dalam diperlukan.
as is 50 50 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 50 0,00 50 0,00 0,00 Kondisi saat ini 33,33 66,67 0,00 0,00 0,00 0,00 Kondisi yang diharapkan 0,00 33,33 16,67 50 0,00 0,00
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan mayoritas responden
dalam menilai kondisi saat ini untuk menyelidiki, mendiagnosa dan
mengalokasikan insiden berada pada tingkat kapabilitas 1 dengan presentase
distribusi jawaban 66,67%, sedangkan kondisi yang akan datang mayoritas
responden mengharapkan menyelidiki, mendiagnosa dan mengalokasikan insiden
berada pada tingkat kapabilitas 3 dengan presentase distribusi jawaban yaitu 50%.
Tabel 4.18 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.05
(Menyelesaikan dan memulihkan diri dari insiden)
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a (%)
b (%)
c (%)
d (%)
e (%)
f (%)
1
Memilih dan menerapkan resolusi yang paling tepat.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 66,67 33,33 0,00 0,00
2
Merekam apakah penanganannya digunakan untuk penyelesaian insiden.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 66,67 33,33 0,00 0,00
3
Melakukan tindakan pemulihan, jika diperlukan.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 66,67 33,33 0,00 0,00 Kondisi saat ini 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
101
Kondisi yang diharapkan 0,00 0,00 66,67 33,33 0,00 0,00
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan seluruh responden
dalam menilai kondisi saat ini untuk menyelesaikan dan memulihkan diri dari
insiden berada pada tingkat kapabilitas 1 dengan presentase distribusi jawaban
100%, sedangkan kondisi yang akan datang mayoritas responden mengharapkan
menyelesaikan dan memulihkan diri dari insiden berada pada tingkat kapabilitas 2
dengan presentase distribusi jawaban yaitu 66,67%.
Tabel 4.19 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.06
(Menutup permintaan layanan dan insiden)
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban a (%) b (%) c (%) d (%) e (%) f (%)
1
Memverifikasi kepada pengguna bahwa permintaan layanan telah terpenuhi.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
2
Menutup permintaan layanan dan insiden.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00 Kondisi saat ini 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00 Kondisi yang diharapkan 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan seluruh responden
dalam menilai kondisi saat ini untuk menutup permintaan layanan dan insiden
berada pada tingkat kapabilitas 1 dengan presentase distribusi jawaban 100%,
sedangkan kondisi yang akan datang seluruh responden mengharapkan menutup
102
permintaan layanan dan insiden berada pada tingkat kapabilitas 2 dengan
presentase distribusi jawaban yaitu 100%.
Tabel 4.20 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Capability Level DSS02.07
(Melacak status dan menghasilkan pelaporan)
No Aktivitas Statu
s
Distribusi Jawaban a
(%) b
(%) c
(%) d
(%) e
(%) f
(%)
1
Memantau dan melacak peningkatan dan resolusi insiden.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
2
Mengidentifikasi informasi pemangku kepentingan dan kebutuhan mereka untuk data atau laporan.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
3
Menganalisis insiden dan permintaan layanan berdasarkan kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
4
Menghasilkan dan mendistribusikan laporan tepat waktu.
as is 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00
to be 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00 Kondisi saat ini 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00 Kondisi yang diharapkan 0,00 0,00 100 0,00 0,00 0,00
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan seluruh responden
dalam menilai kondisi saat ini untuk melacak status dan menghasilkan pelaporan
103
berada pada tingkat kapabilitas 1 dengan presentase distribusi jawaban 100%,
sedangkan kondisi yang akan datang seluruh responden mengharapkan melacak
status dan menghasilkan pelaporan berada pada tingkat kapabilitas 2 dengan
presentase distribusi jawaban yaitu 100%.
4.6 Process Attribute Level
Tahap keenam yang dilakukan ialah memberikan level pada setiap sub
proses, yang bertujuan untuk menunjukkan hasil nilai kapabilitas dan tingkat
kapabilitas dari hasil perhitungan kuesioner pada tahap-tahap sebelumnya dan
melakukan analisis gap pada tahap berikutnya..
4.6.1 Penentuan Nilai Kapabilitas dan Tingkat Kapabilitas
Berdasarkan rumus yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka
perhitungan rekapitulasi distribusi jawaban untuk menentukan nilai kapabilitas
dan tingkat kapabilitas sebagai berikut:
1. Nilai Kapabilitas DSS02.01 (Menentukan skema klasifikasi layanan
permintaan dan insiden)
As is : Ncl = 1 + (1) 0,00 – (1) 13,33 = 1 – 0,1333 = 0,87
100
To be : Ncl = 2 + (1) 0,00 – (1) 13,33 = 2 – 0,1333 = 1,87
100
Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat ini
pada Sistem Infromasi SDM di PKPU untuk menentukan skema klasifikasi
layanan permintaan dan insiden memiliki nilai kapabilitas 0,87 yaitu berada
104
pada tingkat kapabilitas 1, sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai
kapabilitas 1,87 dengan kata lain berada pada tingkat kapabilitas 2.
2. Nilai Kapabilitas DSS02.02 (Merekam, mengklasifikasikan dan
memprioritaskan permintaan dan insiden)
As is : Ncl = 1 + (1) 33,33 – (1) 0,00 = 1 + 0,3333 = 1,33
100
To be : Ncl = 3 + (1) 0,00 – (1) 33,33 = 3 – 0,3333 = 2,67
100
Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat ini
pada Sistem Infromasi SDM di PKPU untuk merekam, mengklasifikasikan
dan memprioritaskan permintaan dan insiden memiliki nilai kapabilitas 1,33
yaitu berada pada tingkat kapabilitas 1, sedangkan kondisi yang diharapkan
memiliki nilai kapabilitas 2,67 dengan kata lain berada pada tingkat
kapabilitas 3.
3. Nilai Kapabilitas DSS02.03 (Memverifikasi, menyetujui dan memenuhi
permintaan layanan)
As is : Ncl = 1 + (1) 33,33 – (1) 11,11 = 1 + 0,2222 = 1,22
100
To be : Ncl = 2 + (1) 22,22 – (1) 0,00 = 2 + 0,2222 = 2,22
100
Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat ini
pada Sistem Infromasi SDM di PKPU untuk memverifikasi, menyetujui dan
105
memenuhi permintaan layanan memiliki nilai kapabilitas 1,22 yaitu berada
pada tingkat kapabilitas 1, sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai
kapabilitas 2,22 dengan kata lain berada pada tingkat kapabilitas 2.
4. Nilai Kapabilitas DSS02.04 (Menyelidiki, mendiagnosa dan mengalokasikan
insiden)
As is : Ncl = 1 + (1) 0,00 – (1) 33,33 = 1 – 0,3333 = 1,33
100
To be : Ncl = 3 + (1) 0,00 – (1) 16,67 = 3 – 0,1667 = 2,83
100
Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat ini
pada Sistem Infromasi SDM di PKPU untuk menyelidiki, mendiagnosa dan
mengalokasikan insiden memiliki nilai kapabilitas 1,33 yaitu berada pada
tingkat kapabilitas 1, sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai
kapabilitas 2,83 dengan kata lain berada pada tingkat kapabilitas 3.
5. Nilai Kapabilitas DSS02.05 (Menyelesaikan dan memulihkan diri dari
insiden)
As is : Ncl = 1 + (1) 0,00 – (1) 0,00 = 1 + 0,00 = 1,00
100
To be : Ncl = 2 + (1) 33,33 – (1) 0,00 = 2 + 0,3333 = 2,33
100
Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat ini
pada Sistem Infromasi SDM di PKPU untuk menyelesaikan dan memulihkan
106
diri dari insiden memiliki nilai kapabilitas 1,00 yaitu berada pada tingkat
kapabilitas 1, sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas
2,33 dengan kata lain berada pada tingkat kapabilitas 2.
6. Nilai Kapabilitas DSS02.06 (Menutup permintaan layanan dan insiden)
As is : Ncl = 1 + (1) 0,00 – (1) 0,00 = 1 + 0,00 = 1,00
100
To be : Ncl = 2 + (1) 0,00 – (1) 0,00 = 2 + 0,00 = 2,00
100
Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat ini
pada Sistem Infromasi SDM di PKPU untuk menutup permintaan layanan dan
insiden memiliki nilai kapabilitas 1,00 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 1,
sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 2,00 dengan
kata lain berada pada tingkat kapabilitas 2.
7. Nilai Kapabilitas DSS02.07 (Melacak status dan menghasilkan pelaporan)
As is : Ncl = 1 + (1) 0,00 – (1) 0,00 = 1 + 0,00 = 1,00
100
To be : Ncl = 2 + (1) 0,00 – (1) 0,00 = 2 + 0,,00 = 2,00
100
Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat ini
pada Sistem Infromasi SDM di PKPU untuk melacak status dan menghasilkan
pelaporan memiliki nilai kapabilitas 1,00 yaitu berada pada tingkat kapabilitas
107
1, sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 2,00 dengan
kata lain berada pada tingkat kapabilitas 2.
8. Tingkat Kapabilitas DSS02
Tabel 4.21 Tabel Tingkat Kapabilitas DSS02
No Sub Proses Nilai Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
As is To be As Is To be
1 DSS02.01 0,87 1,87 1 2
2 DSS02.02 1,33 2,67 1 3
3 DSS02.03 1,22 2,22 1 2
4 DSS02.04 1,33 2,83 1 3
5 DSS02.05 1,00 2,33 1 2
6 DSS02.06 1,00 2,00 1 2
7 DSS02.07 1,00 2,00 1 2
Rata-rata 1,11 2,27 1 2
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa nilai kapabilitas as is dari DSS02
(Manage Service Requests and Incidents) adalah 1,11 sehingga menempatkan
proses dari DSS02 (Manage Service Requests and Incidents) pada Sistem
Informasi SDM di PKPU dalam tingkat kapabilitas 1, yaitu Performed Process,
yang artinya proses dari DSS02 (Manage Service Requests and Incidents) telah
dilakukan, adanya permintaan layanan serta insiden yang diketahui dan dipandang
sebagai persoalan yang perlu ditangani. Hanya saja pengelolaannya belum
terorganisir dan belum adanya proses standar, pendekatan yang dilakukan juga
masih bersifat ad-hoc, dan cenderung diselesaikan oleh perorangan dan per kasus.
108
Proses pengembangannya pun tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, karena
proses masih selalu berubah dan dimodifikasi selama pengerjaan berjalan dari satu
permintaan layanan ke permintaan layanan lainnya.
Sedangkan nilai kapabilitas to be dari DSS02 (Manage Service Requests
and Incidents) adalah 2,27 sehingga Sistem Informasi SDM di PKPU
mengharapkan di masa yang akan datang DSS02 (Manage Service Requests and
Incidents) berada pada tingkat kapabilitas 2, yaitu Managed Process, yang artinya
proses pada DSS02 (Manage Service Requests and Incidents) dilakukan dengan
cara dikelola (direncanakan, dimonitor, dan disesuaikan), yaitu direncanakan
berdasarkan dengan rencana kerja organisasi, dimonitor untuk hasilnya dilaporkan
pada laporan akuntabilitas organisasi dan disesuaikan sesuai dengan visi dan misi
dari PKPU.
Gambar 4.13 Gambar Representasi Pemetaan Nilai Kapabilitas DSS02
4.6.2 Pencapaian SI SDM di PKPU Berdasarkan Proses Atribut
Dalam penelitian ini, telah dilakukan pengecekan untuk kelengkapan dari
proses atribut yang telah dicapai pada DSS02 (Manage Service Requests and
109
Incidents), apakah proses tersebut sudah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi pada setiap levelnya. Dalam hasil rekapitulasi diketahui hasil
tingkat kapabilitas DSS02 pada Sistem Informasi SDM di PKPU pada saat ini
berada pada level 1. Artinya adalah organisasi harus dapat memenuhi proses
atribut pada level 1.
Pada level 1 menurut Praktik Umum (GPs) dan Hasil Kerja Umum
(GWPs) yang ada pada COBIT 5, maka Sistem Informasi SDM PKPU harus bisa
menyediakan bukti-bukti adanya proses yang telah dilakukan dalam hal Manage
Service Requests and Incidents (DSS02). Bukti yang didapat merupakan input dan
output dari proses DSS02, telah dijelaskan sebelumnya pada tahap Data
Collection.
Tabel 4.22 Tabel Process Performance DSS02
Process Atribut 1.1 Process Performance
Management Practice Outputs Exist
DSS02.01 Menentukan skema
klasifikasi layanan permintaan
dan insiden
Skema dan model klasifikasi
permintaan layanan dan
insiden
Yes
Aturan untuk meningkatnya
insiden No
Kriteria untuk pendaftaran
masalah Yes
DSS02.02 Merekam,
mengklasifikasikan dan
memprioritaskan permintaan dan
insiden
Adanya catatan permintaan
layanan dan insiden Yes
Permintaan layanan dan
insiden yang telah
diklasifikasikan dan
No
110
diprioritaskan
DSS02.03 Memverifikasi,
menyetujui dan memenuhi
permintaan layanan
Adanya permintaan layanan
yang disetujui Yes
Adanya permintaan layanan
yang dipenuhi Yes
DSS02.04 Menyelidiki,
mendiagnosa dan mengalokasikan
insiden
Gejala insiden No
Catatan masalah Yes
DSS02.05 Menyelesaikan dan
memulihkan diri dari insiden Resolusi untuk insiden. Yes
DSS02.06 Menutup permintaan
layanan dan insiden
Adanya penutupan
permintaan layanan dan
insiden
Yes
Komunikasi dari pengguna
terhadap pemenuhan dan
resolusi yang memuaskan
Yes
DSS02.07 Melacak status dan
menghasilkan pelaporan
Status insiden dan laporan
terkini Yes
Status pemenuhan
permintaan dan laporan
terkini
Yes
4.6.3 Penentuan Gap
Dengan adanya tingkat kapabilitas saat ini (as is) dan tingkat kapabilitas
yang diharapkan (to be) pada proses DSS02 (Manage Service Requests and
Incidents) pada Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM) di PKPU, maka
akan membentuk suatu kondisi yang mengharuskan adanya penyesuaian yang
dilakukan.
111
Tingkat kapabilitas saat ini (as is) pada proses DSS02 (Manage Service
Requests and Incidents) pada Sistem Informasi SDM di PKPU yaitu berada pada
tingkat kapabilitas level 1. Sedangkan tingkat kapabilitas yang diharapkan (to be)
berada pada level 2. Sebelum adanya penyesuaian dari tingkat kapabilitas level 1
menuju ke tingkat kapabilitas level 2, PKPU harus mengetahui adanya dokumen
dan kegiatan yang belum terpenuhi pada tingkat kapabilitas level 1 sesuai yang
telah dijelaskan pada sub bab Pencapaian SI SDM di PKPU Berdasarkan Proses
Atribut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.23 Tabel Penentuan Gap DSS02 untuk Tingkat Kapabilitas Level 1
Proses Keterangan Gap
DSS02 Sistem Informasi Sumber
Daya Manusia (SDM)
a. Proses menentukan
skema klasifikasi layanan
permintaan dan insiden
dan kriteria pendaftaran
masalah hanya
dikomunikasikan kepada
pengguna pada rapat
berkala
b. Belum adanya aturan
untuk meningkatnya
insiden
c. Pengklasifikasian dan
pemrioritasan permintaan
layanan dan insiden
hanya dilakukan
berdasarkan memo yang
didapat dari pengguna
112
sistem yaitu divisi SDM
d. Belum dilakukannya
identifikasi dan
pencatatan gejala untuk
menentukan penyebab
dari insiden
e. Status insiden dan
pemenuhan permintaan
hanya dilakukan dengan
rapat berkala
Setelah mengetahui gap yang ada pada tingkat kapabilitas level 1,
selanjutnya dilakukan penentuan gap untuk tingkat kapabilitas yang diharapkan
(to be) yaitu level 2. Penentuan gap ini berdasarkan proses atribut yang berada
pada level 2 yaitu Performance Management dan Work Product Management.
Berikut tabel penjelasan gap pada level 2.
Tabel 4.24 Tabel Penentuan Gap DSS02 untuk Tingkat Kapabilitas Level 2
Proses Keterangan Gap
DSS02 Sistem Informasi Sumber
Daya Manusia (SDM)
a. Belum adanya ruang
lingkup yang jelas untuk
daftar permintaan
layanan dan insiden
b. Monitoring kinerja
sistem informasi SDM
belum dilakukan secara
berkala, dan hanya
dilakukan pada saat
terjadi insiden atau
113
adanya permintaan
layanan
c. Belum adanya tindakan
cadangan untuk resolusi
insiden dan pemenuhan
permintaan layanan pada
Sistem Informasi SDM
bila tidak memenuhi
target yang telah
ditentukan.
d. Belum adanya
dokumentasi proses
tentang RACI Chart yang
mennjelaskan siapa saja
yang bertanggung jawab
untuk sistem informasi
SDM
e. Belum adanya
persyaratan skill dan
pengalaman kerja untuk
mengoperasikan Sistem
Informasi SDM, semua
pengguna dilakukan
pelatihan dan diberikan
buku panduan sistem
g. Belum dilakukannya
dokumentasi proses
mengenai matriks kontrol
yang berisi matriks untuk
menunjukkan risiko-
risiko yang dapat
114
diidentifikasi dalam
proses sistem informasi
SDM
h. Belum dilakukannya
kontrol hasil kerja sistem
informasi SDM secara
berkala
4.7 Reporting the Results
Tahap ketujuh ialah melaporkan hasil evaluasi yang bertujuan untuk
memberikan rekomendasi untuk mengelola permintaan layanan dan insiden pada
Sistem Informasi SDM di Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU) berdasarkan
standar yang ada pada COBIT 5. Dalam praktik tata kelola teknologi informasi
pada COBIT 5 memiliki beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, berikut ini
penjelasan hasil rekomendasi dari tahapan-tahapan yang telah dilakukan
sebelumnya.
Tabel 4.25 Tabel Hasil Temuan dan Rekomendasi
Key Management
Practice
Hasil Temuan Rekomendasi
DSS02.01 Menentukan
skema klasifikasi layanan
permintaan dan insiden,
yaitu menentukan skema
klasifikasi dan model
Proses menentukan
skema klasifikasi layanan
permintaan dan insiden
dan kriteria pendaftaran
masalah dikomunikasikan
Membuat klasifikasi
terhadap jenis-jenis
layanan dan insiden yang
dilayani, sehingga mudah
untuk dipetakan ke
115
insiden dan permintaan
layanan.
kepada pengguna pada
rapat berkala.
bagian yang akan
langsung menyelesaikan
layanan atau insiden
tersebut.
DSS02.02 Merekam,
mengklasifikasikan dan
memprioritaskan
permintaan dan insiden,
yaitu mengidentifikasi,
mencatat, dan
mengklasifikasikan
permintaan layanan dan
insiden, dan menetapkan
prioritas sesuai dengan
kekritisan bisnis dan
persetujuan layanan.
Pengklasifikasian dan
pemrioritasan permintaan
layanan dan insiden
hanya dilakukan
berdasarkan memo yang
didapat dari pengguna
sistem yaitu divisi SDM
Menetapkan aturan-
aturan mengenai
penanganan insiden, serta
membuat strategi-strategi
dalam permintaan
layanan dan pemecahan
insiden baik dalam
bentuk kebijakan atau
tindakan penanganan
langsung seperti sistem.
DSS02.03
Memverifikasi,
menyetujui dan
memenuhi permintaan
layanan, yaitu memilih
prosedur permintaan
yang sesuai dan
Adanya rapat umum yang
dilakukan bagian IT
membahas mengenai
permintaan layanan dan
catatan insiden yang
diajukan oleh bagian
SDM
Memberikan wadah
untuk kritik dan saran
kepada pengguna untuk
menilai pelayanan,
kepuasan pengguna dan
pengembangannya.
116
memverifikasi bahwa
permintaan layanan
memenuhi kriteria
permintaan yang
didefinisikan. Serta
mendapatkan persetujuan
dan memenuhi
permintaan.
DSS02.04 Menyelidiki,
mendiagnosa dan
mengalokasikan insiden,
yaitu mengidentifikasi
dan mencatat gejala
insiden, menentukan
penyebabnya, dan
mengalokasikan untuk
resolusinya.
Belum dilakukannya
identifikasi dan
pencatatan gejala untuk
menentukan penyebab
dari insiden, status
insiden dan pemenuhan
permintaan dilakukan
dengan rapat berkala
Aplikasi sebaiknya dibuat
dapat merekap insiden-
insiden yang terjadi,
laporan insiden yang
terjadi, laporan status
insiden yang sedang
dikerjakan, dan laporan
insiden yang sudah
selesai.
DSS02.05 Menyelesaikan
dan memulihkan diri dari
insiden, yaitu
mendokumentasikan,
menerapkan, dan menguji
identifikasi solusi atau
Pada aplikasi HRM,
insiden yang diterima
dialokasikan ke bagian
yang sesuai untuk
menanganinya
Membuat dokumentasi
terhadap resolusi atau
solusi alternatif terhadap
pemecahan insiden dan
mengevaluasinya.
117
penanganannya, dan
melakukan tindakan
recovery untuk
mengembalikan layanan
terkait IT.
DSS02.06 Menutup
permintaan layanan dan
insiden, yaitu
memverifikasi kepuasan
resolusi insiden dan / atau
pemenuhan permintaan
layanan, kemudian
menutupnya.
Ada bagian yang
memonitoring bagaimana
tindakan terhadap insiden
yang ada.
Mengembangkan sistem
yang dapat melaporkan
kecenderungan masalah
atau insiden yang
dihadapi sehingga pihak
pengembang sistem
informasi dapat
mengetahui kesalahan-
kesalahan yang
didapatkan.
DSS02.07 Melacak status
dan menghasilkan
pelaporan, yaitu secara
teratur melacak,
menganalisa, dan
melaporkan insiden dan
pemenuhan permintaan
terkini untuk memberikan
Dilakukan pelaporan saat
rapat berkala terhadap
insiden-insiden yang ada.
Mendefinisikan batas
waktu pemecahan dalam
klasifikasi insiden dan
mengevaluasi minimal
tiap satu bulan sekali.
118
informasi guna perbaikan
berkelanjutan.
119
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian dari pembahasan bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil dari evaluasi sistem informasi SDM yang ada di PKPU berdasarkan
kuesioner terhadap capability level DSS02 (Manage Service Requests and
Incidents) saat ini berada pada level 1 Performed Process dengan nilai 1,11.
Artinya proses dari DSS02 (Manage Service Requests and Incidents) telah
dilakukan, adanya permintaan layanan serta insiden yang diketahui dan
dipandang sebagai persoalan yang perlu ditangani. Hanya saja pengelolaannya
belum terorganisir dan belum adanya proses standar, dan cenderung
diselesaikan oleh perorangan dan per kasus. Proses pengembangannya pun
tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, karena proses masih selalu berubah dan
dimodifikasi selama pengerjaan berjalan dari satu permintaan layanan ke
permintaan layanan lainnya.
2. Berdasarkan hasil capability level untuk kondisi saat ini berada pada level 1
Performed Process dengan nilai 1,11, sedangkan kondisi yang diharapkan
oleh perusahaan berada pada level 2 Managed Process dengan nilai 2,27 maka
terdapat gap. Untuk mencapai target capability level yang diharapkan oleh
120
perusahaan, maka perusahaan harus menutup gap tersebut dengan cara
mengelola (merencanakan, memonitor, dan menyesuaikan) proses yang telah
dilakukan, yaitu merencanakan berdasarkan dengan rencana kerja organisasi,
memonitor untuk hasilnya dilaporkan pada laporan akuntabilitas organisasi
dan menyesuaikan sesuai dengan visi dan misi dari PKPU.
3. Usulan rekomendasi evaluasi sistem informasi SDM menggunakan framework
COBIT 5 dapat memberikan manfaat karena penilaian dari evaluasi yang
dilakukan terperinci seperti yang dijelaskan pada BAB IV. Sehingga dapat
meningkatkan kualitas manajemen dalam mengelola permintaan layanan dan
insiden sistem informasi SDM dengan optimal untuk mendukung tujuan
perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, adapun saran-saran yang perlu
dipertimbangkan untuk mengelola permintaan layanan dan insiden di Pos
Keadilan Peduli Ummah (PKPU) adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan agar hasil rekomendasi penelitian dapat diimplementasikan pada
perusahaan sampai dengan tahap membuat Review Effectiveness pada proses
mengelola permintaan layanan dan insiden pada sistem informasi SDM di
PKPU.
2. Diharapkan untuk penelitian berikutnya melakukan pengembangan lebih
lanjut mengenai capability level dengan COBIT 5 pada sistem informasi SDM
di PKPU pada domain Deliver, Service, and Support (DSS) sesuai dengan
121
kebutuhan dari organisasi untuk mengidentifikasi cara terbaik penngelolaan TI
agar dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan bisnis.
3. Diharapkan untuk penelitian berikutnya agar dapat mengolah data dengan
metode perhitungan skala guttman, perhitungan KPI (Key Performance
Indicator) dan KGI (Key Goal Indicator) untuk mengetahui Rating Scale pada
sistem informasi SDM di PKPU.
122
DAFTAR PUSTAKA
[1] D. R. Kesumawardhani, “Evaluasi IT Governance Berdasarkan COBIT 4.1
(Studi Kasus di PT Timah (Persero) Tbk),” 2012.
[2] R. Lestari, “Audit Sistem Informasi Bagian Sumber Daya Manusia Pada PT.
Bando Indonesia dengan Pendekatan COBIT 5,” 2014.
[3] Fitroh, Tips dan Trik dalam Memahami Tata Kelola TI COBIT Versi 4.0,
Jakarta, 2013.
[4] Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2011.
[5] Al-Bahra, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013.
[6] E. Sutanta, Basis Data dalam Tinjauan Konseptual, Yogyakarta: Penerbit
ANDI, 2011.
[7] K. Surendro, Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi, Bandung:
Informatika, 2009.
[8] Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Bandung: Refika Aditama, 2007.
[9] H. Jogiyanto dan W. Abdillah, Sistem Tatakelola Teknologi Informasi,
Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2011.
[10] E. Yulianti, M. Bagir dan M. , Decission Support System, Depok: CEP-
CCIT, 2011.
123
[11] ISACA, A Business Framework for the Governance and Management of
Enterprise IT, USA: IT Governance Institute, 2012.
[12] F. N. E. Putri, “Evaluasi Capability Level Pada Dukungan Layanan
Manajemen Data dengan Framework COBIT 5,” 2014.
[13] ISACA, Process Assessment Model, USA: IT Governance Institute, 2012.
[14] ISACA, COBIT 5 Enabling Processes, USA: IT Governance Institute, 2012.
[15] J. Credo, “Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) Menggunakan
Framework COBIT 5,” 2014.
[16] S. Suminar, “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan
Framework COBIT 5 Fokus Proses Manage Security (APO13) dan Manage
Security Service (DSS05),” 2014.
[17] K. Surendro, Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi, Bandung:
Informatika, 2009.
[18] ISACA, COBIT 5 Implementation, USA: IT Governance Institute, 2012.
[19] A. Nugroho, Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data, Yogyakarta:
Penerbit ANDI, 2011.
[20] ISACA, Control Objectives for Information and Related Technology –
version 5, USA: IT Governance Institute, 2012.
[21] W. Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta:
Kharisma Putra Utama, 2013.
[22] R. Tantra, Manajemen Proyek Sistem Informasi, Yogyakarta: Penerbit
ANDI, 2012.
124
[23] F. Adikara, “Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi Perguruan
Tinggi Berdasarkan COBIT 5 pada Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak
Universitas Esa Unggul,” Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia,
2013.
[24] S. I. Farida, “Usulan Model Tata Kelola Teknologi Informasi pada Domain
Monitor, Evaluate, and Assess dengan Metode Framework COBIT 5,” 2014.
[25] F. R. P. Suwarno, “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan
Framework COBIT 5 Fokus Pada Proses Manage Relationship (APO08),”
2014.
[26] H. Setiawan dan K. Mustofa, “Metode Audit Tata Kelola Teknologi
Informasi di Instansi Pemerintah Indonesia,” Jurnal IPTEK-KOM, Vol. %1
dari %215 No.1. ISSN 1410-3346.
[27] W. Sisio, “Usulan Model Tata Kelola Teknologi Informasi pada Domain
Plan and Organise dengan menggunakan framework COBIT 4.1,” 2013.
[28] S. Zakwan, “Audit Tata Kelola Sumber Daya Teknologi Informasi Dengan
Kerangka Kerja COBIT 4.1 Untuk Evaluasi Manajemen Pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,” 2014.
[29] PKPU. [Online]. Available: http://www.pkpu.org. [Diakses 19 Maret 2015].
LAMPIRAN-LAMPIRAN
WAWANCARA 1
Narasumber : Bapak Bobby Cahyono
Jabatan : Kepaala Bagian SDM
Hari/ Tanggal : Rabu/ 18 Maret 2015
1. Bagaimana profil serta sejarah dari Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU)?
PKPU ialah sebuah lembaga yang berkhidmat untuk kemanusiaan, bekerja
memberdayakan bangsa, bertekad untuk membangun kemandirian rakyat Indonesia serta
mengangkat harkat derajat kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat,
Infaq, Shadaqah, Wakaf), serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan,
kelompok, perusahaan, maupun lembaga. Untuk sejarah dan aktifitas-aktifitas lembaga
lebih lengkapnya dapat dilihat di website PKPU yaitu http://pkpu.or.id
2. Apa visi dan misi dari PKPU?
Pos Keadilan Peduli Ummah atau biasa disebut PKPU memiliki visi dan misi
perusahaan yaitu:
Visi
Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian.
Misi
- Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk
mengembangkan kemandirian.
- Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan
lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.
- Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat
penerima manfaat (beneficiaries).
3. Bagaimana struktur organisasi pada PKPU dan divisi SDM?
Struktur Organisasi PKPU (2015)
Struktur Organisasi Divisi SDM (2015)
4. Sistem informasi apa saja yang ada di PKPU saat ini dan apa saja hambatan yang
ditemui dalam penggunaan sistem?
PKPU saat ini memiliki sistem intranet yang meliputi sistem untuk
penghimpunan, sistem sumber daya manusia (SDM), dan sistem yang melayani program-
program seasonal seperti Ramadhan dan qurban. Banyak hambatan yang sering
ditemukan terutama pada sistem informasi SDM, karena masih dalam tahap
pengembangan, sehingga masih banyak didapati kekurangan-kekurangan di dalam sistem,
misalnya, sebelumnya sistem tidak bisa menampilkan slip gaji karyawan, setelah
dilakukan penambahan layanan oleh divisi IT, kini sistem sudah bisa menampilkan slip
gaji. Dan kemudian permasalahan yang ditemukan selanjutnya saat ini ialah sistem
informasi SDM tidak memiliki fungsi untuk proses pelatihan karyawan, sehingga proses
pelatihan karyawan yang dilakukan masih dilakukan secara manual dan menyulitkan
pengguna karena dirasa kurang efektif.
5. Bagaimana proses alur bisnis dari kegiatan SDM yang ada di PKPU?
a. Proses Bisnis Administrasi SDM Untuk Karyawan Baru
Proses administrasi SDM:
Berkas-berkas data calon karyawan dari proses rekruitmen diserahkan ke
bagian SDM untuk ditindaklanjuti:
- Untuk calon karyawan baru yang diterima bekerja dibuat surat perjanjian kerja.
- Untuk calon karyawan baru yang telah melewati masa percobaan dan diterima
menjadi karyawan tetap dibuatkan surat pengangkatan.
- Untuk calon karyawan yang tidak lolos masa training maka dibuatkan surat gagal
masa percobaan (GMP)
Filing Dokumen:
Berkas-berkas data karyawan tersebut beserta surat-surat yang ada (surat
perjanjian kerja, surat pengangkatan, surat GMP) dilakukan filing data baik secara
database maupun hardcopy.
b. Proses Bisnis Administrasi SDM Untuk Karyawan yang Sudah Ada
Proses administrasi SDM:
Berkas-berkas data karyawan yang ada diserahkan ke bagian SDM untuk
ditindaklanjuti sebagai berikut:
- Karyawan yang dipromosikan maka dibuat SK promosi
- Karyawan yang di rotasi atau mutase dibuatkan SK rotasi/ mutase
- Karyawan yang dinyatakan tidak kompeten dan diminta oleh atasannya untuk
diturunkan jabatannya maka dibuatkan SK demosi
- Karyawan yang ada ditunjuk melakukan pelatihan maka dibuatkan surat
pemberitahuan pelatihan, sekaligus beserta hasil pelatihannya
Filing Dokumen:
Berkas-berkas data karyawan tersebut beserta surat-surat yang ada (SK promosi,
SK rotasi/ mutase, SK demosi, surat pemberitahuan pelatihan dan hasil pelatihan)
dilakukan filing data baik secara database maupun hardcopy.
c. Proses Bisnis Remunerasi
Administrasi Remunerasi:
Informasi perubahan data-data karyawan, perubahan fasilitas dan benefit,
lembur karyawan, data pengobatan, data cuti, daa absensi, data insentif, data THR,
maupun bonus diinformasikan ke bagian remunerasi untuk dilakukan proses sebagai
berikut:
- Yang berkaitan dengan pemberian fasiltas benefit maka dilakukan proses
pembayaran kompensasi fasilitas dan benefit
- Yang berkaitan dengan perubahan gaji, lembur karyawan, pengobatan, cuti,
absensi, insentif, THR, dan bonus diproses untuk perhitungan gaji karyawan
- Berdasarkan perhitungan gaji maka dihitung paja karyawan untuk selanjutnya
dilakukan pembayaran pajak bulanan
- Yang berkaitan dengan jamsostek/ asuransi dilakukan proses pelaporan dan
pembayaran premi jamsostek/ asuransi ke instansi terkait
- Laporan Remunerasi disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang diperlukan
oleh divisi terkait
Filing Dokumen:
Berkas-berkas data karyawan tersebut beserta surat-surat yang ada dilakukan
filing data baik secara database maupun hardcopy.
6. Apa harapan dari PKPU setelah dilakukannya evaluasi untuk Sistem Informasi SDM
Menggunakan Framework COBIT 5?
Pihak PKPU berharap dengan adanya evaluasi untuk sistem informasi SDM ini, dapat
menghasilkan masukkan atau ide yang berguna dalam perbaikan sistem, sehingga sistem
informasi SDM ke depannya dapat lebih efektif dan efisien.
WAWANCARA 2
Narasumber : Ahmad Farhan
Jabatan : Staf Program Development
Hari/ Tanggal : Selasa/ 21 April 2015
1. Fitur-fitur apa saja yang ada pada Sistem Informasi SDM saat ini?
- Menginput berkas-berkas data calon karyawan
- Membuat surat perjanjian kerja
- Membuat surat pengangkatan
- Membuat surat GMP
- Administrasi biodata dan status pegawai
- Membuat surat peringatan
- Membuat surat peno-aktifan pegawai
- Membuat surat referensi
- Membuat usulan rotasi/ mutase/ demosi pegawai
- Membuat SK Promosi/ Rotasi/ Mutasi/ Demosi
- Memasukkan daftar fasilitas dan benefit
- Mengajukan ijin cuti dan rembuirsement
- Memproses data lembur, cuti, absensi, THR/ Bonus karyawan
- Memproses penggajian karyawan
2. Bagaimana tahapan perancangan dan pengembangan Sistem Informasi SDM?
Pada tahapan awal Perencanaan Sistem, pihak manajerial PKPU melakukan
identifikasi atau pemahaman awal tentang perlunya pembuatan sistem informasi SDM,
serta melakukan permintaan formal kepada pihak developer untuk perancangan sistem
informasi untuk SDM. Kemudian setelah itu pihak developer yang merupakan unit kerja
sendiri akan melakukan inisiasi dan perencanaan pembangunan sistem, yaitu dengan
menentukan spesifikasi kebutuhan pengguna atau user requirements yang berada pada
tahapan Analisis Sistem yang dalam hal ini ialah bagian SDM serta pihak manajerial,
untuk mengetahui bagaimana agar sistem yang akan dibangun dapat membantu
penyelesaian permasalahan. Hanya saja pada tahapan ini, pengembang sistem hanya
melakukan sampai pada tahap memprioritaskan requirement tanpa menyusun alternative
jika susunan requirement ditolak, dan juga tidak melakukan review kembali kepada calon
pengguna sistem. Tahapan yang dillakukan setelah memprioritaskan requirement ialah
melakukan analisis untuk membuat spesifikasi dan menstrukturkan user requirements
tersebut. Selanjutnya dilakukan perencanaan logika guna mendapatkan dan
menstrukturkan kebutuhan sistem informasi secara keseluruhan, yaitu membuat
spesifikasi data, laporan, tampilan, dan aturan pemrosesan secara rinci.
Setelah tahapan Analisis Sistem selesai dilakukan, selanjutnya ialah membuat
perancangan fisik atau Desain Sistem, yang meliputi mendesain user interface, mendesain
system interface, mendesain database, dan melakukan perancangan program, lalu
kemudian dilakukan implementasi yaitu melakukan konstruksi sistem serta pengujian
sistem, dalam hal ini sistem diuji menggunakan teknik pengujian Black Box Testing dan
White Box Testing.
3. Bagaimana tahapan perancangan dan pengembangan basis data Sistem Informasi
SDM?
Sistem informasi Sumber Daya Manusia di PKPU tidak melalui tahapan perancangan
basis data pada umumnya, tetapi lebih kepada pemenuhan tabel-tabel yang harus ada
untuk menyimpan data dalam program yang dibuat
4. Ada berapa tabel dan tabel-tabel apa saja yang ada pada Sistem Informasi SDM ini?
Ada 26 tabel:
- Data Job Desc
- Data Permintaan Tenaga Kerja
- Data Berkas Aplikasi
- Data Pribadi Pelamar
- Data Berkas Wawancara
- Data Surat Perjanjian Kerja
- Data Performance Karyawan Baru
- Data Surat Pengangkatan
- Data Surat Pemberitahuan GMP
- File Data Karyawan
- Data Promosi Karyawan
- Data Rotasi/Mutasi Karyawan
- Data Demosi Karyawan
- Data Surat Peringatan
- Data Surat Penon-aktifan karyawan
- Data Daftar Fasilitas dan Benefit
- Data Lembur
- Data Cuti
- Data Absensi
- Data Insentif
- Data THR/ Bonus
- Data Pembayaran Kompensasi & Benefit
- Data Pembayaran Gaji Karyawan
- Data Pembayaran PPh Karyawan
- Data Pembayaran Jamsostek
- Data Remunerasi
Nama departemen / unit kerja : …………………………………………....
Nama Responden : ……………………………………………
Jabatan : …………………………………………....
Permasalahan yang ada pada Sistem Informasi SDM di PKPU :
- Masih ditemukan beberapa error pada sistem informasi SDM setelah sistem diimplementasi
- Masih adanya permintaan layanan atau fitur-fitur tambahan setelah sistem diimplementasi
- Layanan atau fitur-fitur tambahan yang diminta tidak masuk ke dalam user requirement pada saat awal perancangan sistem
- Lambatnya respon terhadap permintaan layanan dan insiden
Pemilihan Proses Domain :
No Proses Domain Ya Tidak
1 Proses EDM01 – Ensure Governance Framework Setting and Maintenance
Proses ini menganalisa keperluan untuk tata kelola TI perusahaan, menempatkan dan memelihara keefektifan struktur yang ada, prinsip, proses-proses dan praktiknya. Dengan kejelasan dari tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan perusahaan.
2 Proses EDM02 – Ensure Benefits Delivery
Proses ini mengoptimalkan nilai kontribusi bisnis dari bisnis proses, servis TI da asset TI hasil dari investasi yang dilakukan oleh TI sesuai dengan biaya dari perusahaan.
3 Proses EDM05 – Ensure Stakeholder Transparency
Proses ini memastikan performa dan kecocokan TI perusahaan yang dilaporkan secara transparan, dengan persetujuan dari pemangku kepentingan tentang tujuan dan metriks serta perbaikan tindakan yang sesuai.
4 Proses APO02 – Manage Strategy
Proses ini menyediakan gambaran bisnis dan lingkungan TI terkini, tujuan yang akan dating, dan memulai berusaha untuk melihat lingkungan di masa yang akan dating.
5 Proses BAI02 – Manage Requirement Definitions
Proses ini mengidentifikasi solusi dan menganalisis persyaratan sebelum akuisisi atau pembuatan untuk memastikan bahwa semuanya sesuai dengan persyaratan strategis perusahaan yang meliputi proses bisnis, aplikasi, informasi/data, infrastruktur, dan layanan.
6 Proses BAI03 - Manage Solutions Identification and Build
Proses ini menetapkan dan memelihara identifikasi solusi selaras dengan keperluan perusahaan yang menangani desain, pengembangan, pengadaan dan bekerja sama dengan pemasok.
7 Proses BAI04 – Manage Availability and Capacity
Proses ini menyeimbangkan kebutuhan saat ini dan masa mendatang baik dalam segi ketersediaan, kinerja, dan kapasitas dengan penyediaan layanan dengan biaya efektif.
8 BAI06 - Manage Changes
Proses ini mengelola semua perubahan dengan terkendali, termasuk perubahan standar dan perawatan darurat yang berkaitan dengan proses bisnis, aplikasi dan infrastruktur.
9 Proses DSS01 – Manage Operations
Pada proses ini mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan dan prosedur operasional yang dibutuhkan untuk memberikan layanan TI bagi internal dan outsorcing. Termasuk juga pelaksanaan prosedur standar operasi dan kegiatan pemantauan yang dibutuhkan.
10 Proses DSS02 – Manage Service Requests and Incidents
Pada proses ini memberikan respon yang tepat waktu dan efektif untuk permintaan penguna dan resolusi semua jenis insiden.
11 Proses DSS03 - Manage Problems
Pada proses ini mengidentifikasi dan mengklasifikasikan masalah, akar penyebab masalah, dan memberikan solusi perbaikan yang tepat
12 Proses DSS04 - Manage Continuity
Pada proses ini membangun dan memelihara rencana yang memungkinkan bisnis dan TI menanggapi kejadian dan gangguan sehingga dapat melanjutkan proses operasi bisnis penting, menjaga ketersediaan informasi pada organisasi.
13 Proses DSS06 - Manage Business Process Controls
Pada proses ini mendefinisikan dan mempertahankan control proses bisnis yang tepat untuk memastikan bahwa informasi memenuhi persyaratan pengendalian informasi yang relevan.
KUESIONER
EVALUASI SISTEM INFORMASI
SUMBER DAYA MANUSIA
PKPU
Dokumen kuesioner ini disusun dengan maksud untuk menginventarisasi penggunaan
dan pengelolaan sarana dan prasarana teknologi informasi serta sistem informasi saat ini di
lingkup BKIPM. Dokumen berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan prasarana teknologi
informasi serta sistem informasi.
PETUNJUK UMUM PENGISIAN
1. Isilah setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk yang telah disediakan pada masing-
masing bagian.
2. Untuk menjawab setiap pertanyaan isian, isilah dengan huruf cetak yang jelas.
3. Untuk menjawab setiap pertanyaan dengan pilihan a,b,c, dan seterusnya, pilihlah
salah satu dengan cara diberi lingkaran (O).
4. Untuk menjawab setiap pertanyaan dengan pilihan kotak (), pilihan dapat dijawab
dengan memberi tanda checklist () pada pilihan yang sesuai dan pilihan boleh lebih
dari satu.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama departemen / unit kerja : ……………………………………………………
Nama Responden : ……………………………………………………
Jabatan : ……………………………………………………
Deskripsi Tugas Ringkas : ……………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
1. Bagaimanakah pengadaan sistem informasi SDM di PKPU ini dilakukan?
a. Pengadaan oleh unit kerja sendiri b. Dipesan ke pihak luar c. Lain-lain, sebutkan ……………………………………………………
Untuk pemesanan ke pihak luar, siapakah yang bertanggung jawab untuk meng-
install software aplikasi yang bersangkutan ?
……………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimanakah model pengoperasian sistem informasi SDM di PKPU ini ?
a. Sistem Stand Alone b. Sistem Online
c. Lain-lain, sebutkan ………………………………………………..…
3. Bahasa pemrograman apa yang digunakan pada sistem informasi SDM di PKPU?
…………………………………..
4. DBMS apa yang digunakan pada sistem informasi SDM di PKPU?
SQL Server,versi ………………..
Oracle, versi ………………..
IBM DB2 , versi ………………..
MySQL , versi ………………..
PostGres SQL, versi ………………..
Lainnya (sebutkan) ......................... versi ………………..
5. Teknik pengujian apa yang digunakan pada sistem informasi SDM di PKPU?
Pengujian White Box
Pengujian Black Box
Pengujian Lainnya (sebutkan) .........................
Tidak ada
6. Apakah terdapat proses backup data secara berkala?
Ya
Tidak
7. Frekuensi proses backup datanya adalah?
a. Setiap hari
b. 1 kali per minggu
c. 1 kali per bulan
d. 4 kali per tahun
e. 2 kali per tahun
f. 1 kali per tahun
g. Temporary/ sesuai kebutuhan/ insidential
h. Lainnya (sebutkan) .........................
8. Dimana hasil backup data disimpan?
Perencanaan dan Analisis SDM
Komputer server database
Komputer PC
CD, sebutkan berapa jumlahnya : …………………
Flashdisk, sebutkan berapa jumlahnya : …………………
Disket, sebutkan berapa jumlahnya : …………………
Lainnya (sebutkan) ………………………
9. Apakah pada sistem informasi SDM di PKPU memiliki fitur untuk pengguna yang
lupa password?
a. Ya
b. Tidak
Jika “Tidak”, bagaimana penyelesaian untuk pengguna yang lupa password?
……………………………………………………………………………………………………
10. Apakah pada sistem informasi SDM di PKPU memiliki menu standar help untuk
bantuan asistensi bagi pengguna?
a. Ya
b. Tidak
Jika “Tidak”, bagaimana penyelesaian untuk pengguna yang membutuhkan
bantuan dalam penggunaan sistem?
……………………………………………………………………………………………………
11. Apakah sebelum perancangan sistem informasi SDM di PKPU ini, dilakukan
analisis kebutuhan sistem seperti user requirement?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah dalam perancangan basis data sistem informasi SDM di PKPU ini, dibuat
sebuah sistem perancangan database?
a. Ya, menggunakan ……………………
b. Tidak
13. Fungsi-fungsi apa saja yang terdapat dalam SI SDM di PKPU?
Perencanaan dan Analisis SDM
(Analisis perputaran karyawan, anggaran biaya karyawan, perencanaan
karyawan)
Kesetaraan dalam pekerjaan
(Analisis ketersediaan karyawan, rencana tindakan afirmatif, pelacakan
pelamar)
Kepegawaian
(Perekrutan karyawan, penjadwalan wawancara, analisis rekruitmen)
Pengembangan SDM
(Pelatihan, evaluasi kerja, evaluasi keahlian, karir, realokasi jabatan)
Kompensasi dan tunjangan
(Perhitungan gaji dan bonus, analisis kompensasi)
Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan
(Jaminan kesehatan dan keselamatan)
Hubungan Karyawan dan Manajemen
(Keluhan-keluhan, catatan audit)
Lainnya (sebutkan) .........................
.........................
.........................
KUESIONER
EVALUASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA
POS KEADILAN PEDULI UMMAH (PKPU) DENGAN FRAMEWORK COBIT 5
Nama Responden :
Jabatan :
Divisi :
Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian skripsi mahasiswa Strata Satu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang bertujuan untuk memperoleh data atau pendapat Bapak/ Ibu terkait pelaksanaan kegiatan dan prosedur operasional yang dibutuhkan pada sistem informasi sumber daya manusia di Pos Keadilan Peduli Ummah (PKPU).
Kuesioner ini merupakan pengukuran tingkat kapabilitas dikembangkan dari standar pengelolaan Teknologi Informasi (TI) COBIT 5 untuk mengetahui tingkat kematangan sistem informasi sumber daya manusia dalam memberikan respon yang tepat waktu dan efektif untuk permintaan pengguna serta resolusi dari semua jenis insiden, dalam merekam dan memenuhi permintaan pengguna, dan dalam mendiagnosa serta mengatasi insiden untuk kondisi saat ini maupun kondisi yang diharapkan, yang selanjutnya dapat dijadikan dasar yang cukup untuk identifikasi prioritas peningkatan pada domain DSS02 (Manage Service Requests and Incidents).
Untuk mempermudah narasumber dalam menjawab, maka kuesioner ini dibentuk dalam format pilihan ganda, yang terdiri dari 46 pertanyaan. Pertanyaaan-pertanyaan dikelompokkan menurut atribut kapabilitas dan pada setiap kelompok pertanyan akan melibatkan 2 (dua) pertanyaan yang masing-masing pertanyaan mewakili kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan. Masing-masing pertanyaan memiliki 6 (enam) pilihan jawaban yang menunjukkan tingkat kematangan terhadap atribut tertentu pada proses mengelola perubahan. Pilihan-pilihan jawaban tersebut dari a sampai f secara berturut-turut merepresentasikan tingkat kapabilitas yang semakin meningkat terhadap suatu atribut pada proses mengelola perubahan, dimana a=0, b=1, c=2, d=3, e=4, dan f=5.
Pada kolom “Jawaban”, narasumber dapat memilih salah satu jawaban yang dianggap bisa mewakili kondisi kapabilitas baik saat ini maupun yang diharapkan, terkait dengan atribut kapabilitas tertentu dalam proses mengelola permintaan layanan dan insiden dengan memberikan tanda ceklis (V) pada tempat yang tersedia. Dengan mengetahui posisi kapabilitas saat ini dan yang diharapkan selanjutnya akan dilakukan analisis yang dapat menjadi dasar pendefinisian rancangan solusi untuk perbaikan dalam proses mengelola permintaan layanan dan insiden.
Untuk kebutuhan diatas, mohon kiranya Bapak/ Ibu sebagai narasumber dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini untuk kemudian dapat kami olah dalam penelitian skripsi ini.
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.01 Menentukan skema klasifikasi layanan permintaan dan insiden DSS02.01 Aktivitas 1
Menentukan klasifikasi permintaan layanan dan insiden, serta menentukan skema prioritas dan kriteria daftar masalah untuk memastikan pendekatan yang konsisten dalam penanganannya, serta menginformasikannya kepada pengguna.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses menentukan klasifikasi permintaan layanan dan insiden,
penentuan skema prioritas dan kriteria daftar masalah untuk memastikan pendekatan yang konsisten dalam penanganannya, serta informasi kepada pengguna.
b) Adanya proses menentukan klasifikasi permintaan layanan dan insiden, penentuan skema prioritas dan kriteria daftar masalah untuk memastikan pendekatan yang konsisten dalam penanganannya, serta informasi kepada pengguna.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk menentukan klasifikasi permintaan layanan dan insiden, penentuan skema prioritas dan kriteria daftar masalah untuk memastikan pendekatan yang konsisten dalam penanganannya, serta informasi kepada pengguna.
d) Adanya implementasi untuk menentukan klasifikasi permintaan layanan dan insiden, penentuan skema prioritas dan kriteria daftar masalah untuk memastikan pendekatan yang konsisten dalam penanganannya, serta informasi kepada pengguna, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk menentukan klasifikasi permintaan layanan dan insiden, penentuan skema prioritas dan kriteria daftar masalah untuk memastikan pendekatan yang konsisten dalam penanganannya, serta informasi kepada pengguna, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk menentukan klasifikasi permintaan layanan dan insiden, penentuan skema prioritas dan kriteria daftar masalah untuk memastikan pendekatan yang konsisten dalam penanganannya, serta informasi kepada pengguna, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban a b c d e f
1 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat penentuan klasifikasi permintaan layanan dan insiden, penentuan skema prioritas dan kriteria daftar masalah untuk memastikan pendekatan yang konsisten dalam penanganannya, serta informasi kepada pengguna pada sistem informasi SDM di PKPU?
2 Apa harapan di masa yang akan datang terkait penentuan klasifikasi permintaan layanan dan insiden, penentuan skema prioritas dan kriteria daftar masalah untuk memastikan pendekatan yang konsisten dalam penanganannya, serta informasi kepada pengguna pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.01 Menentukan skema klasifikasi layanan permintaan dan insiden
DSS02.01 Aktivitas 2
Menentukan model insiden untuk error-error yang diketahui agar memungkinkan resolusi yang efisien dan efektif.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses menentukan model insiden untuk error-error yang
diketahui agar memungkinkan resolusi yang efisien dan efektif. b) Adanya proses menentukan model insiden untuk error-error yang diketahui
agar memungkinkan resolusi yang efisien dan efektif. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk menentukan model
insiden untuk error-error yang diketahui agar memungkinkan resolusi yang efisien dan efektif.
d) Adanya implementasi untuk menentukan model insiden untuk error-error yang diketahui agar memungkinkan resolusi yang efisien dan efektif menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk menentukan model insiden untuk error-error yang diketahui agar memungkinkan resolusi yang efisien dan efektif, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk menentukan model insiden untuk error-error yang diketahui agar memungkinkan resolusi yang efisien dan efektif, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 3 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat penentuan model
insiden untuk error-error yang diketahui agar memungkinkan resolusi yang efisien dan efektif pada sistem informasi SDM di PKPU?
4 Apa harapan di masa yang akan datang terkait penentuan model insiden untuk error-error yang diketahui agar memungkinkan resolusi yang efisien dan efektif pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.01 Menentukan skema klasifikasi layanan permintaan dan insiden DSS02.01 Aktivitas 3
Menentukan model layanan permintaan sesuai dengan jenis layanan permintaan, untuk mengaktifkan self-help dan layanan yang efisien untuk permintaan standar.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses menentukan model layanan permintaan sesuai dengan
jenis layanan permintaan, untuk mengaktifkan self-help dan layanan yang efisien untuk permintaan standar.
b) Adanya proses menentukan model layanan permintaan sesuai dengan jenis layanan permintaan, untuk mengaktifkan self-help dan layanan yang efisien untuk permintaan standar.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk menentukan model layanan permintaan sesuai dengan jenis layanan permintaan, untuk mengaktifkan self-help dan layanan yang efisien untuk permintaan standar.
d) Adanya implementasi untuk menentukan model layanan permintaan sesuai dengan jenis layanan permintaan, untuk mengaktifkan self-help dan layanan yang efisien untuk permintaan standar, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk menentukan model layanan permintaan sesuai dengan jenis layanan permintaan, untuk mengaktifkan self-help dan layanan yang efisien untuk permintaan standar, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk menentukan model layanan permintaan sesuai dengan jenis layanan permintaan, untuk mengaktifkan self-help dan layanan yang efisien untuk permintaan standar, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 5 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat penentuan model
layanan permintaan sesuai dengan jenis layanan permintaan, untuk mengaktifkan self-help dan layanan yang efisien untuk permintaan standar pada sistem informasi SDM di PKPU?
6 Apa harapan di masa yang akan datang terkait penentuan model layanan permintaan sesuai dengan jenis layanan permintaan, untuk mengaktifkan self-help dan layanan yang efisien untuk permintaan standar pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.01 Menentukan skema klasifikasi layanan permintaan dan insiden DSS02.01 Aktivitas 4
Menentukan aturan peningkatan insiden dan prosedur dasar, terutama untuk insiden besar dan insiden keamanan.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses menentukan aturan perningkatan insiden dan prosedur
dasar, terutama untuk insiden besar dan insiden keamanan. b) Adanya proses menentukan aturan peningkatan insiden dan prosedur dasar,
terutama untuk insiden besar dan insiden keamanan. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk menentukan aturan
peningkatan insiden dan prosedur dasar, terutama untuk insiden besar dan insiden keamanan.
d) Adanya implementasi untuk menentukan aturan peningkatan insiden dan prosedur dasar, terutama untuk insiden besar dan insiden keamanan, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk menentukan aturan peningkatan insiden dan prosedur dasar, terutama untuk insiden besar dan insiden keamanan, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk menentukan aturan peningkatan insiden dan prosedur dasar, terutama untuk insiden besar dan insiden keamanan yang terus ditingkatkan, untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 7 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat penentuan aturan
peningkatan insiden dan prosedur dasar, terutama untuk insiden besar dan insiden keamanan pada sistem informasi SDM di PKPU?
8 Apa harapan di masa yang akan datang terkait penentuan aturan peningkatan insiden dan prosedur dasar, terutama untuk insiden besar dan insiden keamanan pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.01 Menentukan skema klasifikasi layanan permintaan dan insiden DSS02.01 Aktivitas 5
Menentukan sumber pengetahuan permintaan dan insiden, serta penggunaannya.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses menentukan sumber pengetahuan permintaan dan
insiden, serta penggunaannya. b) Adanya proses menentukan sumber pengetahuan permintaan dan insiden,
serta penggunaannya. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk menentukan sumber
pengetahuan permintaan dan insiden, serta penggunaannya. d) Adanya implementasi untuk menentukan sumber pengetahuan permintaan dan
insiden, serta penggunaannya menggunakan proses yang telah didefinisikan. e) Adanya implementasi yang konsisten untuk menentukan sumber pengetahuan
permintaan dan insiden, serta penggunaannya dalam batasan yang ditentukan. f) Adanya inovasi untuk menentukan sumber pengetahuan permintaan dan
insiden, serta penggunaannya yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 9 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat penentuan
sumber pengetahuan permintaan dan insiden, serta penggunaannya pada sistem informasi SDM di PKPU?
10 Apa harapan di masa yang akan datang terkait penentuan sumber pengetahuan permintaan dan insiden, serta penggunaannya pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.02 Merekam, mengklasifikasikan dan memprioritaskan permintaan dan insiden. DSS02.02 Aktivitas 1
Mencatat semua permintaan layanan dan insiden, serta merekam semua informasi yang relevan sehingga dapat ditangani secara efektif dan seluruh catatan bisa dipertahankan.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses mencatat semua permintaan layanan dan insiden, serta
proses merekam semua informasi yang relevan sehingga dapat ditangani secara efektif dan seluruh catatan bisa dipertahankan.
b) Adanya proses mencatat semua permintaan layanan dan insiden, serta merekam semua informasi yang relevan sehingga dapat ditangani secara efektif dan seluruh catatan bisa dipertahankan.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk mencatat semua permintaan layanan dan insiden, serta merekam semua informasi yang relevan sehingga dapat ditangani secara efektif dan seluruh catatan bisa dipertahankan.
d) Adanya implementasi mencatat semua permintaan layanan dan insiden, serta merekam semua informasi yang relevan sehingga dapat ditangani secara efektif dan seluruh catatan bisa dipertahankan, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk mencatat semua permintaan layanan dan insiden, serta merekam semua informasi yang relevan sehingga dapat ditangani secara efektif dan seluruh catatan bisa dipertahankan, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk mencatat semua permintaan layanan dan insiden, serta merekam semua informasi yang relevan sehingga dapat ditangani secara efektif dan seluruh catatan bisa dipertahankan, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban a b c d e f
11 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pencatatan semua permintaan layanan dan insiden, serta perekaman semua informasi yang relevan sehingga dapat ditangani secara efektif dan seluruh catatan bisa dipertahankan, pada sistem informasi SDM di PKPU?
12 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pencatatan semua permintaan layanan dan insiden, serta perekaman semua informasi yang relevan sehingga dapat ditangani secara efektif dan seluruh catatan bisa dipertahankan, pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.02 Merekam, mengklasifikasikan dan memprioritaskan permintaan dan insiden. DSS02.02 Aktivitas 2
Mengaktifkan analisis kecenderungan, serta mengklasifikasikan permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses mengaktifkan analisis kecenderungan, serta
mengklasifikasikan permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori.
b) Adanya proses mengaktifkan analisis kecenderungan, serta mengklasifikasikan permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk mengaktifkan analisis kecenderungan, serta mengklasifikasikan permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori.
d) Adanya implementasi mengaktifkan analisis kecenderungan, serta mengklasifikasikan permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk mengaktifkan analisis kecenderungan, serta mengklasifikasikan permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk mengaktifkan analisis kecenderungan, serta mengklasifikasikan permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 13 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pengaktifan
analisis kecenderungan serta pengklasifikasian permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori pada sistem informasi SDM di PKPU?
14 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pengktifan analisis kecenderungan serta pengklasifikasian permintaan layanan dan insiden dengan mengidentifikasi jenis dan kategori pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.02 Merekam, mengklasifikasikan dan memprioritaskan permintaan dan insiden. DSS02.02 Aktivitas 3
Memprioritaskan permintaan layanan dan insiden berdasarkan definisi pelayanan SLA (Service Level Agreement) dari dampak bisnis dan urgensi bisnis.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses memprioritaskan permintaan layanan dan insiden
berdasarkan definisi pelayanan SLA (Service Level Agreement) dari dampak bisnis dan urgensi bisnis.
b) Adanya proses memprioritaskan permintaan layanan dan insiden berdasarkan definisi pelayanan SLA (Service Level Agreement) dari dampak bisnis dan urgensi bisnis.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk memprioritaskan permintaan layanan dan insiden berdasarkan definisi pelayanan SLA (Service Level Agreement) dari dampak bisnis dan urgensi bisnis.
d) Adanya implementasi memprioritaskan permintaan layanan dan insiden berdasarkan definisi pelayanan SLA (Service Level Agreement) dari dampak bisnis dan urgensi bisnis, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk memprioritaskan permintaan layanan dan insiden berdasarkan definisi pelayanan SLA (Service Level Agreement) dari dampak bisnis dan urgensi bisnis, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk memprioritaskan permintaan layanan dan insiden berdasarkan definisi pelayanan SLA (Service Level Agreement) dari dampak bisnis dan urgensi bisnis, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban a b c d e f
15 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pemrioritasan permintaan layanan dan insiden berdasarkan definisi pelayanan SLA (Service Level Agreement) dari dampak bisnis dan urgensi pada sistem informasi SDM di PKPU?
16 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pemrioritasan permintaan layanan dan insiden berdasarkan definisi pelayanan SLA (Service Level Agreement) dari dampak bisnis dan urgensi bisnis pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.03 Memverifikasi, menyetujui dan memenuhi permintaan layanan DSS02.03 Aktivitas 1
Memverifikasi hak untuk menggunakan permintaan layanan, bila memungkinkan, sebelum aliran proses dan perubahan standar ditetapkan.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses memverifikasi hak untuk menggunakan permintaan
layanan, bila memungkinkan, sebelum aliran proses dan perubahan standar ditetapkan.
b) Adanya proses memverifikasi hak untuk menggunakan permintaan layanan, bila memungkinkan, sebelum aliran proses dan perubahan standar ditetapkan.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk memverifikasi hak untuk menggunakan permintaan layanan, bila memungkinkan, sebelum aliran proses dan perubahan standar ditetapkan.
d) Adanya implementasi memverifikasi hak untuk menggunakan permintaan layanan, bila memungkinkan, sebelum aliran proses dan perubahan standar ditetapkan, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk memverifikasi hak untuk menggunakan permintaan layanan, bila memungkinkan, sebelum aliran proses dan perubahan standar ditetapkan, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk memverifikasi hak untuk menggunakan permintaan layanan, bila memungkinkan, sebelum aliran proses dan perubahan standar ditetapkan, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 17 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pemverifikasian
hak untuk menggunakan permintaan layanan, bila memungkinkan, sebelum aliran proses dan perubahan standar ditetapkan pada sistem informasi SDM di PKPU?
18 Apa harapan di masa yang akan datang terkait memverifikasi hak untuk menggunakan permintaan layanan, bila memungkinkan, sebelum aliran proses dan perubahan standar ditetapkan pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.03 Memverifikasi, menyetujui dan memenuhi permintaan layanan DSS02.03 Aktivitas 2
Mendapatkan persetujuan keuangan dan fungsional, atau persetujuan sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses mendapatkan persetujuan keuangan dan fungsional, atau
persetujuan sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar. b) Adanya proses mendapatkan persetujuan keuangan dan fungsional, atau
persetujuan sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk mendapatkan
persetujuan keuangan dan fungsional, atau persetujuan sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar.
d) Adanya implementasi mendapatkan persetujuan keuangan dan fungsional, atau persetujuan sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk mendapatkan persetujuan keuangan dan fungsional, atau persetujuan sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk mendapatkan persetujuan keuangan dan fungsional, atau persetujuan sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 19 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat perolehan
persetujuan keuangan dan fungsional, jika diperlukan, atau persetujuan sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar pada sistem informasi SDM di PKPU?
20 Apa harapan di masa yang akan datang terkait perolehan persetujuan keuangan dan fungsional, jika diperlukan, atau persetujuan sebelum ditetapkan untuk menyetujui perubahan standar pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.03 Memverifikasi, menyetujui dan memenuhi permintaan layanan DSS02.03 Aktivitas 3
Memenuhi permintaan dengan melakukan prosedur permintaan yang dipilih, bila memungkinkan, menu self-help otomatis dan model permintaan sebelum ditetapkan untuk item yang sering diminta.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses memenuhi permintaan dengan melakukan prosedur
permintaan yang dipilih, bila memungkinkan, menu self-help otomatis dan model permintaan sebelum ditetapkan untuk item yang sering diminta.
b) Adanya proses memenuhi permintaan dengan melakukan prosedur permintaan yang dipilih, bila memungkinkan, menu self-help otomatis dan model permintaan sebelum ditetapkan untuk item yang sering diminta.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk memenuhi permintaan dengan melakukan prosedur permintaan yang dipilih, bila memungkinkan, menu self-help otomatis dan model permintaan sebelum ditetapkan untuk item yang sering diminta.
d) Adanya implementasi memenuhi permintaan dengan melakukan prosedur permintaan yang dipilih, bila memungkinkan, menu self-help otomatis dan model permintaan sebelum ditetapkan untuk item yang sering diminta, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk memenuhi permintaan dengan melakukan prosedur permintaan yang dipilih, bila memungkinkan, menu self-help otomatis dan model permintaan sebelum ditetapkan untuk item yang sering diminta, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk memenuhi permintaan dengan melakukan prosedur permintaan yang dipilih, bila memungkinkan, menu self-help otomatis dan model permintaan sebelum ditetapkan untuk item yang sering diminta, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 21 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pemenuhan permintaan
dengan melakukan prosedur permintaan yang dipilih, bila memungkinkan, menu self-help otomatis dan model permintaan sebelum ditetapkan untuk item yang sering diminta pada sistem informasi SDM di PKPU?
22 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pemenuhan permintaan dengan melakukan prosedur permintaan yang dipilih, bila memungkinkan, menu self-help otomatis dan model permintaan sebelum ditetapkan untuk item yang sering diminta pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.04 Menyelidiki, mendiagnosa dan mengalokasikan insiden
DSS02.04 Aktivitas 1
Mengidentifikasi dan menggambarkan gejala yang relevan untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari insiden. Mereferensi sumber pengetahuan yang tersedia (termasuk kesalahan dan masalah yang dikenal) untuk mengidentifikasi resolusi insiden yang mungkin (solusi sementara dan/atau solusi permanen).
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses mengidentifikasi dan menggambarkan gejala yang
relevan untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari insiden. Dan proses mreferensi sumber pengetahuan yang tersedia (termasuk kesalahan dan masalah yang dikenal) untuk mengidentifikasi resolusi insiden yang mungkin (solusi sementara dan/atau solusi permanen).
b) Adanya proses mengidentifikasi dan menggambarkan gejala yang relevan untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari insiden. Mereferensi sumber pengetahuan yang tersedia (termasuk kesalahan dan masalah yang dikenal) untuk mengidentifikasi resolusi insiden yang mungkin (solusi sementara dan/atau solusi permanen).
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk mengidentifikasi dan menggambarkan gejala yang relevan untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari insiden. Mereferensi sumber pengetahuan yang tersedia (termasuk kesalahan dan masalah yang dikenal) untuk mengidentifikasi resolusi insiden yang mungkin (solusi sementara dan/atau solusi permanen).
d) Adanya implementasi mengidentifikasi dan menggambarkan gejala yang relevan untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari insiden. Mereferensi sumber pengetahuan yang tersedia (termasuk kesalahan dan masalah yang dikenal) untuk mengidentifikasi resolusi insiden yang mungkin (solusi sementara dan/atau solusi permanen), menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk mengidentifikasi dan menggambarkan gejala yang relevan untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari insiden. Mereferensi sumber pengetahuan yang tersedia (termasuk kesalahan dan masalah yang dikenal) untuk mengidentifikasi resolusi insiden yang mungkin (solusi sementara dan/atau solusi permanen), dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk mengidentifikasi dan menggambarkan gejala yang relevan untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari insiden. Mereferensi sumber pengetahuan yang tersedia (termasuk kesalahan dan masalah yang dikenal) untuk mengidentifikasi resolusi insiden yang mungkin (solusi sementara dan/atau solusi permanen), yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 23 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pengidentifikasian
dan penggambaran gejala yang relevan untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari
insiden. Referensi sumber pengetahuan yang tersedia (termasuk kesalahan dan masalah yang dikenal) untuk mengidentifikasi resolusi insiden yang mungkin (solusi sementara dan/atau solusi permanen) pada sistem informasi SDM di PKPU?
24 Apa harapan di masa yang akan datang terkait Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pengidentifikasian dan penggambaran gejala yang relevan untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin dari insiden. Referensi sumber pengetahuan yang tersedia (termasuk kesalahan dan masalah yang dikenal) untuk mengidentifikasi resolusi insiden yang mungkin (solusi sementara dan/atau solusi permanen) pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.04 Menyelidiki, mendiagnosa dan mengalokasikan insiden DSS02.04 Aktivitas 2
Jika masalah terkait atau kesalahan yang dikenal tidak ada dan jika memenuhi kriteria insiden yang disetujui untuk pendaftaran masalah, mencatat sebagai masalah baru.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses mencatat sebagai masalah baru untuk kriteria insiden
yang disetujui untuk pendaftaran masalah, dan jika masalah terkait dan kesalahan yang dikenal tidak ada.
b) Adanya proses mencatat sebagai masalah baru untuk kriteria insiden yang disetujui untuk pendaftaran masalah, dan jika masalah terkait dan kesalahan yang dikenal tidak ada.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk mencatat sebagai masalah baru untuk kriteria insiden yang disetujui untuk pendaftaran masalah, dan jika masalah terkait dan kesalahan yang dikenal tidak ada.
d) Adanya implementasi mencatat sebagai masalah baru untuk kriteria insiden yang disetujui untuk pendaftaran masalah, dan jika masalah terkait dan kesalahan yang dikenal tidak ada, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk mencatat sebagai masalah baru untuk kriteria insiden yang disetujui untuk pendaftaran masalah, dan jika masalah terkait dan kesalahan yang dikenal tidak ada, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk mencatat sebagai masalah baru untuk kriteria insiden yang disetujui untuk pendaftaran masalah, dan jika masalah terkait dan kesalahan yang dikenal tidak ada, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 25 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pencatatan pada
masalah baru untuk kriteria insiden yang disetujui untuk pendaftaran masalah, dan jika masalah terkait dan kesalahan yang dikenal tidak ada, pada sistem informasi SDM di PKPU?
26 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pencatatan sebagai masalah baru untuk kriteria insiden yang disetujui untuk pendaftaran masalah, dan jika masalah terkait dan kesalahan yang dikenal tidak ada, pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents
DSS02.04 Menyelidiki, mendiagnosa dan mengalokasikan insiden DSS02.04 Aktivitas 3
Menetapkan insiden ke fungsi spesialis jika keahlian lebih dalam diperlukan, dan terlibat sesuai tingkat manajemen, jika diperlukan.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses menetapkan insiden ke fungsi spesialis jika keahlian lebih
dalam diperlukan, dan terlibat sesuai tingkat manajemen, jika diperlukan. b) Adanya proses menetapkan insiden ke fungsi spesialis jika keahlian lebih
dalam diperlukan, dan terlibat sesuai tingkat manajemen, jika diperlukan. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk menetapkan insiden
ke fungsi spesialis jika keahlian lebih dalam diperlukan, dan terlibat sesuai tingkat manajemen, jika diperlukan.
d) Adanya implementasi menetapkan insiden ke fungsi spesialis jika keahlian lebih dalam diperlukan, dan terlibat sesuai tingkat manajemen, jika diperlukan, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk menetapkan insiden ke fungsi spesialis jika keahlian lebih dalam diperlukan, dan terlibat sesuai tingkat manajemen, jika diperlukan, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk menetapkan insiden ke fungsi spesialis jika keahlian lebih dalam diperlukan, dan terlibat sesuai tingkat manajemen, jika diperlukan, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 27 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat penetapan insiden
ke fungsi spesialis jika keahlian lebih dalam diperlukan, dan keterlibatan sesuai pada tingkat manajemen pada sistem informasi SDM di PKPU?
28 Apa harapan di masa yang akan datang terkait penetapan insiden ke fungsi spesialis jika keahlian lebih dalam diperlukan, dan keterlibatan sesuai pada tingkat manajemen pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.05 Menyelesaikan dan memulihkan diri dari insiden DSS02.05 Aktivitas 1
Memilih dan menerapkan resolusi insiden yang paling tepat (solusi sementara dan / atau solusi permanen).
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses memilih dan menerapkan resolusi insiden yang paling
tepat (solusi sementara dan / atau solusi permanen). b) Adanya proses memilih dan menerapkan resolusi insiden yang paling tepat
(solusi sementara dan / atau solusi permanen). c) Adanya memilih dan menerapkan resolusi insiden yang paling tepat (solusi
sementara dan / atau solusi permanen). d) Adanya implementasi memilih dan menerapkan resolusi insiden yang paling
tepat (solusi sementara dan / atau solusi permanen) menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk memilih dan menerapkan resolusi insiden yang paling tepat (solusi sementara dan / atau solusi permanen) dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk memilih dan menerapkan resolusi insiden yang paling tepat (solusi sementara dan / atau solusi permanen) yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 29 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pemilihan dan
penerapan resolusi insiden yang paling tepat (solusi sementara dan / atau solusi permanen) pada sistem informasi SDM di PKPU?
30 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pemilihan dan penerapan resolusi insiden yang paling tepat (solusi sementara dan / atau solusi permanen) pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.05 Menyelesaikan dan memulihkan diri dari insiden DSS02.05 Aktivitas 2
Merekam apakah penanganannya digunakan untuk penyelesaian insiden.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses merekam apakah penanganannya digunakan untuk
penyelesaian insiden. b) Adanya proses merekam apakah penanganannya digunakan untuk
penyelesaian insiden. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk merekam apakah
penanganannya digunakan untuk penyelesaian insiden. d) Adanya implementasi merekam apakah penanganannya digunakan untuk
penyelesaian insiden, menggunakan proses yang telah didefinisikan. e) Adanya implementasi yang konsisten untuk merekam apakah penanganannya
digunakan untuk penyelesaian insiden, dalam batasan yang ditentukan. f) Adanya inovasi untuk merekam apakah penanganannya digunakan untuk
penyelesaian insiden, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 31 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat perekaman
apakah penanganannya digunakan untuk penyelesaian insiden di PKPU?
32 Apa harapan di masa yang akan datang terkait merekam apakah penanganannya digunakan untuk penyelesaian insiden di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.05 Menyelesaikan dan memulihkan diri dari insiden DSS02.05 Aktivitas 3
Melakukan tindakan pemulihan, jika diperlukan.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses melakukan tindakan pemulihan, jika diperlukan. b) Adanya proses melakukan tindakan pemulihan, jika diperlukan. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk melakukan tindakan
pemulihan, jika diperlukan. d) Adanya implementasi melakukan tindakan pemulihan, jika diperlukan,
menggunakan proses yang telah didefinisikan. e) Adanya implementasi yang konsisten untuk melakukan tindakan pemulihan,
jika diperlukan, dalam batasan yang ditentukan. f) Adanya inovasi untuk melakukan tindakan pemulihan, jika diperlukan, yang
terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 33 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat tindakan
pemulihan jika diperlukan, pada sistem informasi SDM di PKPU?
34 Apa harapan di masa yang akan datang terkait tindakan pemulihan jika diperlukan, pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.06 Menutup permintaan layanan dan insiden DSS02.06 Aktivitas 1
Memverifikasi kepada pengguna bahwa permintaan layanan telah terpenuhi atau insiden telah diselesaikan dengan memuaskan.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses memverifikasi kepada pengguna bahwa permintaan
layanan telah terpenuhi atau insiden telah diselesaikan dengan memuaskan. b) Adanya proses memverifikasi kepada pengguna bahwa permintaan layanan
telah terpenuhi atau insiden telah diselesaikan dengan memuaskan. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk memverifikasi
kepada pengguna bahwa permintaan layanan telah terpenuhi atau insiden telah diselesaikan dengan memuaskan.
d) Adanya implementasi memverifikasi kepada pengguna bahwa permintaan layanan telah terpenuhi atau insiden telah diselesaikan dengan memuaskan, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk memverifikasi kepada pengguna bahwa permintaan layanan telah terpenuhi atau insiden telah diselesaikan dengan memuaskan, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk memverifikasi kepada pengguna bahwa permintaan layanan telah terpenuhi atau insiden telah diselesaikan dengan memuaskan, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 35 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pemverifikasian
kepada pengguna bahwa permintaan layanan telah terpenuhi atau insiden telah diselesaikan dengan memuaskan pada sistem informasi SDM di PKPU?
36 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pemverifikasian kepada pengguna bahwa permintaan layanan telah terpenuhi atau insiden telah diselesaikan dengan memuaskan pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.06 Menutup permintaan layanan dan insiden DSS02.06 Aktivitas 2
Menutup permintaan layanan dan insiden.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses menutup permintaan layanan dan insiden. b) Adanya proses menutup permintaan layanan dan insiden. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk menutup permintaan
layanan dan insiden. d) Adanya implementasi menutup permintaan layanan dan insiden menggunakan
proses yang telah didefinisikan. e) Adanya implementasi yang konsisten untuk menutup permintaan layanan dan
insiden dalam batasan yang ditentukan. f) Adanya inovasi untuk menutup permintaan layanan dan insiden yang terus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 37 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat penutupan
permintaan layanan dan insiden pada sistem informasi SDM di PKPU?
38 Apa harapan di masa yang akan datang terkait penutupan permintaan layanan dan insiden pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.07 Melacak status dan menghasilkan pelaporan DSS02.07 Aktivitas 1
Memantau dan melacak peningkatan dan resolusi insiden dan meminta prosedur penanganan untuk progres menuju penyelesaian.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses memantau dan melacak peningkatan dan resolusi insiden
dan meminta prosedur penanganan untuk progres menuju penyelesaian. b) Adanya proses memantau dan melacak peningkatan dan resolusi insiden dan
meminta prosedur penanganan untuk progres menuju penyelesaian. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk memantau dan
melacak peningkatan dan resolusi insiden dan meminta prosedur penanganan untuk progres menuju penyelesaian.
d) Adanya implementasi memantau dan melacak peningkatan dan resolusi insiden dan meminta prosedur penanganan untuk progres menuju penyelesaian, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk memantau dan melacak peningkatan dan resolusi insiden dan meminta prosedur penanganan untuk progres menuju penyelesaian, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk memantau dan melacak peningkatan dan resolusi insiden dan meminta prosedur penanganan untuk progres menuju penyelesaian, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 39 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pemantauan dan
pelacakan peningkatan dan resolusi insiden dan permintaan prosedur penanganan untuk progres menuju penyelesaian pada sistem informasi SDM di PKPU?
40 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pemantauan dan pelacakan peningkatan dan resolusi insiden dan permintaan prosedur penanganan untuk progres menuju penyelesaian pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.07 Melacak status dan menghasilkan pelaporan DSS02.07 Aktivitas 2
Mengidentifikasi informasi pemangku kepentingan dan kebutuhan mereka untuk data atau laporan, serta mengidentifikasi frekuensi pelaporan.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses mengidentifikasi informasi pemangku kepentingan dan
kebutuhan mereka untuk data atau laporan, serta mengidentifikasi frekuensi pelaporan.
b) Adanya proses mengidentifikasi informasi pemangku kepentingan dan kebutuhan mereka untuk data atau laporan, serta mengidentifikasi frekuensi pelaporan.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk mengidentifikasi informasi pemangku kepentingan dan kebutuhan mereka untuk data atau laporan, serta mengidentifikasi frekuensi pelaporan.
d) Adanya implementasi mengidentifikasi informasi pemangku kepentingan dan kebutuhan mereka untuk data atau laporan, serta mengidentifikasi frekuensi pelaporan, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk mengidentifikasi informasi pemangku kepentingan dan kebutuhan mereka untuk data atau laporan, serta mengidentifikasi frekuensi pelaporan, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk mengidentifikasi informasi pemangku kepentingan dan kebutuhan mereka untuk data atau laporan, serta mengidentifikasi frekuensi pelaporan, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 41 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat
pengidentifikasian informasi pemangku kepentingan dan kebutuhan mereka untuk data atau laporan, serta pengidentifikasian frekuensi pelaporan pada sistem informasi SDM di PKPU?
42 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pengidentifikasian informasi pemangku kepentingan dan kebutuhan mereka untuk data atau laporan, serta pengidentifikasian frekuensi pelaporan pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.07 Melacak status dan menghasilkan pelaporan DSS02.07 Aktivitas 3
Mengalisis insiden dan permintaan layanan berdasarkan kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang, pelanggaran SLA atau ketidakefisienan, dan menggunakan informasi ini sebagai masukan untuk perencanaan perbaikan berkesinambungan.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses mengalisis insiden dan permintaan layanan berdasarkan
kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang, pelanggaran SLA atau ketidakefisienan, dan menggunakan informasi ini sebagai masukan untuk perencanaan perbaikan berkesinambungan.
b) Adanya proses mengalisis insiden dan permintaan layanan berdasarkan kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang, pelanggaran SLA atau ketidakefisienan, dan menggunakan informasi ini sebagai masukan untuk perencanaan perbaikan berkesinambungan.
c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk mengalisis insiden dan permintaan layanan berdasarkan kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang, pelanggaran SLA atau ketidakefisienan, dan menggunakan informasi ini sebagai masukan untuk perencanaan perbaikan berkesinambungan.
d) Adanya implementasi mengalisis insiden dan permintaan layanan berdasarkan kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang, pelanggaran SLA atau ketidakefisienan, dan menggunakan informasi ini sebagai masukan untuk perencanaan perbaikan berkesinambungan, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk mengalisis insiden dan permintaan layanan berdasarkan kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang, pelanggaran SLA atau ketidakefisienan, dan menggunakan informasi ini sebagai masukan untuk perencanaan perbaikan berkesinambungan, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk mengalisis insiden dan permintaan layanan berdasarkan kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang, pelanggaran SLA atau ketidakefisienan, dan menggunakan informasi ini sebagai masukan untuk perencanaan perbaikan berkesinambungan, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 43 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat penganalisisan
insiden dan permintaan layanan berdasarkan kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang, pelanggaran SLA atau ketidakefisienan, dan penggunaan informasi ini sebagai masukan untuk perencanaan perbaikan berkesinambungan pada sistem
informasi SDM di PKPU? 44 Apa harapan di masa yang akan datang terkait
penganalisisan insiden dan permintaan layanan berdasarkan kategori untuk mengidentifikasi pola masalah berulang, pelanggaran SLA atau ketidakefisienan, dan penggunaan informasi ini sebagai masukan untuk perencanaan perbaikan berkesinambungan pada sistem informasi SDM di PKPU?
DSS02 Manage Service Requests and Incidents DSS02.07 Melacak status dan menghasilkan pelaporan DSS02.07 Aktivitas 4
Menghasilkan dan mendistribusikan laporan tepat waktu atau memberikan akses pengendalian ke data online.
Berikut pilihan jawaban untuk pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 a) Tidak adanya proses menghasilkan dan mendistribusikan laporan tepat waktu
atau memberikan akses pengendalian ke data online. b) Adanya proses menghasilkan dan mendistribusikan laporan tepat waktu atau
memberikan akses pengendalian ke data online. c) Adanya perencanaan, memonitor, dan penyesuaian untuk menghasilkan dan
mendistribusikan laporan tepat waktu atau memberikan akses pengendalian ke data online.
d) Adanya implementasi menghasilkan dan mendistribusikan laporan tepat waktu atau memberikan akses pengendalian ke data online, menggunakan proses yang telah didefinisikan.
e) Adanya implementasi yang konsisten untuk menghasilkan dan mendistribusikan laporan tepat waktu atau memberikan akses pengendalian ke data online, dalam batasan yang ditentukan.
f) Adanya inovasi untuk menghasilkan dan mendistribusikan laporan tepat waktu atau memberikan akses pengendalian ke data online, yang terus ditingkatkan untuk memenuhi tujuan organisasi.
No Pertanyaan Jawaban
a b c d e f 45 Sampai saat ini, sejauh mana tingkat pendistribusian
dan penghasilan laporan tepat waktu atau pemberian akses pengendalian ke data online pada sistem informasi SDM di PKPU?
46 Apa harapan di masa yang akan datang terkait pendistribusian dan penghasilan laporan tepat waktu atau pemberian akses pengendalian ke data online pada sistem informasi SDM di PKPU?