Upload
others
View
8
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI
MEDIA YOUTUBE TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
ANEMIA DI SMA NEGERI
KOTA BENGKULU
Disusun Oleh:
RAHMAT APRIYANTO
NIM:P05170116036
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2020
i
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI
MEDIA YOUTUBE TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
ANEMIA DI SMA NEGERI
KOTA BENGKULU
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Saint Terapan Promosi Kesehatan (S.Tr, Kes)
OLEH:
RAHMAT APRIYANTO
NIM:P05170116036
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2020
ii
iii
iv
ABSTRAK
Anemia sendiri merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah
atau hemoglobin kurang dari normal. Remaja putri sangat rentan terkena anemia
karena berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi
kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.
Salah satu cara meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia
dengan memberikan promosi kesehatan menggunakan media Youtube. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas promosi kesehatan melalui media
youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia di SMA
Negeri Kota Bengkulu Tahun 2020.
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy experimental study dengan
rancangan pretest posttest Group Control design dimana anggota sampel pada
kelompok intervensi dan kontrol yang dilakukan secara purposive sampling,
dengan jumlah sampel sebanyak 28 responden untuk masing-masing kelompok.
Hasil terdapat perbedaan bermakna pengetahuan dan sikap anemia pada
remaja putri sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan baik pada kelompok
intervensi (p= 0.000) maupun pada kelompok kontrol (p= 0,000). Terdapat
perbedaan bermakna tingkat pengetahuan dan sikap anemia pada remaja putri pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0,000). Promosi kesehatan melalui
media youtube memberikan hasil yang lebihbv tinggi dibandingkan dengan media
leaflet dengan selisih pengetahuan (24,46) dan sikap (26,50). Berarti menunjukkan
media youtube lebih efektif dibandingkan dengan media leaflet terhadap
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu.
Diharapkan Media youtube dapat dijadikan referensi dalam memberikan
promosi kesehatan tentang anemia pada remaja putri untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap.
Kata kunci : Promosi Kesehatan, Media Youtube, Remaja Putri dan Anemia
v
ABSTRACT
Anemia itself is a condition where the number of red blood cells or
hemoglobin is less than normal. Adolescent girls are very susceptible to anemia due
to reduced supply of iron for erythropoesis, due to bare metal reserves which
ultimately result in reduced hemoglobin formation. One way to increase the
knowledge and attitudes of young women about anemia by providing health
promotion using Youtube. The purpose of this study was to determine the
effectiveness of health promotion throughmedia YouTube on the knowledge and
attitudes of adolescent girls about anemia in Bengkulu City High School in 2020.
The
Type of research used was a quasy experimental study with a pretest posttest
Group Control design in which sample members in the intervention group and
controls were carried out by purposive sampling, with a total sample of 28
respondents for each group.
The results showed a significant difference in the knowledge and attitudes
of anemia in young women before and after health promotion both in the
intervention group (p = 0,000) and in the control group (p = 0,000). There was a
significant difference in the level of knowledge and attitude of anemia among young
women in the intervention and control groups (p = 0,000). Health promotion
throughmedia YouTube gives higher results compared to leaflet media with the
difference in knowledge (24.46) and attitude (26.50). Means showingmedia is
youtube more effective than the media leaflets on the knowledge and attitudes of
young women about anemia in Bengkulu City High School.
It is expected that themedia YouTube can be used as a reference in providing
health promotion about anemia in young women to improve knowledge and
attitudes.
Keywords: Health Promotion, Media Youtube, Young Women and Anemia
vi
RIWAYAT PENULIS
Nama : Rahmat Apriyanto
Tempat, Tanggal Lahir : Talang Padang, 05 April 1998
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Riwayar Pendidikan : 1. SD Negeri 93 Bengkulu Selatan
2. SMP Negeri 5 Bengkulu Selatan
3. SMA Negeri Bengkulu Selatan
Email : [email protected]
Jumlah Saudara : 2 (dua)
Nama Saudara : 1. Puspita Rahmadani
2. Rezi Trioka Saputra
Nama Orang Tua : Ayah: Sukarman
Ibu: Erni
vii
viii
MOTTO
“Bekerjalah 2/3 lebih banyak dari orang lain, karena usaha tidak
pernah menghianati hasil”
“Saat aku melibatkkan allah dalam semua impianku, aku percaya
tidak ada yang tidak mungkin untuk diraih”
(Penulis)
ix
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin
1. Sembah sujud serta syukur kepada Alllah SWT. Taburan cita dan kasih sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekali dengan limu memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahaan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.
2. Kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepersembahkan karya kecil ini kepada ibu (Erni) dan ayah (Sukarman) yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, ridho dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tak mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan. Semogah ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat lebih. Enam tahun yang lalu engkau pernah berpesan kepadaku bu,
“ nak ibu ingin kamu menjadi sarjana kesehatan”. Alhamdulillah bu sekarang abang bisa menyelesaikan ditahap ini, karena abang tahu Ridho-Allah tergantung ridho kedua orang tua dan murkanya Allah tergantung Murka Keduanya. Terima kasih Ibu..... Terima kasih Ayah....
3. Kepada Kakak dan adik terkasih Untuk kakak dan adikku ( wa pita, abang feri dan adik rezi). Terima kasih telah memberikan semangat, inspirasi, dan dukungan yang tak terhingga sampai saat ini. Semogah Allah memberikan kita kesuksesan dan keberkahan dalam hidup.
4. Kepada Keluarga Besarku Terimakasih banyak untuk seluruh keluarga besar. Terimakasi kasih selalu mendukung, memberikan suport moril dan material sampai saat ini. Terima kasih banyak keluarga besarku.
5. Kepada Dosen Pembimbing
x
Kepada bundaku Lisma Ningsi, SKM., MKM terima kasih selalu menjadi pembimbing yang terbaik, terima kasih selalu memberi ruang nyaman selama proses bimbingan, terima kasih yang selalu mengajarkankanku sebuah proses yang perfeksionis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Teruntuk bunda Ismiati, SKM., M.Kes terimah kasih telah menjadi pembimbing yang baik dan sabar menghadapi sikap kami. Terima kasih banyak bunda semogah bunda selalu diberikan rezeki, dimudahkan dalam urusan dan selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan... Amiiin
6. People Who Are Always There For Me Teruntuk wanita terkasih Nadhyifa Salmi, Amd. Keb terima kasih telah menemani selama 4 tahun ini. Terimah kasih selalu selalu ada dalam setiap perjalanan dan proses panjang ini. Terima kasih selalu mendengarkan keluhan, memberikan masukan, memahami kondisi dikalau kondisi sedang susah. Denganmu aku mengerti arti cinta, inspirasi dan syukur. Semogah nanti kita tetap sama-sama berjuang.....Amiiiiinnnn. Thank You very much for support, prayer, love and loyalty
7. Untuk sahabat dan Bapak Dino Sumaryono (Deni, Abi dan Tiara) terima kasih telah ada dalam proses perjalanan selama 4 tahun ini. Kalian selalu memberikan ruang dikalah saya membutuhkan bantuan, suport moril dan materil. Terkhusus kepada bapak Dino Sumaryono terima kasih selalu memberikan kami ruang untuk maju. Berkat bantuan dan bimbingan bapaklah kami bisa seperti sekarang ini pak. Terima kasih yang tak terhingga juga atas bantuan yang bapak berikan selama ini baik dikehidupan kampus maupun dikehidupan diluar kampus.
8. Seluruh Dosen dan staf di jurusan promosi kesehatan, terima kasih banyak
untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yang sangat berarti yang telah
kalian berikan kepada kami.
9. Teman-teman jurusan promosi kesehatan angkatan 2016. Terima kasih banyak atas bantuan dan kerja samanya selama ini, semogah kesuksesan selalu berpihak kepada kita semua. Ammiiiin
10. Terima kasih kepada Kampusku dan Almamater tercinta Poltekkes Kemenkes
Bengkulu yang menjadi tempat menimba.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
xi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan Kehadirat Tuhan Allah SWT, atas
nikmat sehat, ilmu dan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Promosi Kesehatan Melalui
Media Youtube Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Di
SMA Negeri Kota Bengkulu”.
Dalam penyusunan skripsi ini saya mendapatkan bimbingan dan bantuan
baik materi maupun nasehat dari berbagai pihak sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Darwis, S.Kp., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Bengkulu
2. Bunda Linda, SST., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Promosi Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang sudah banyak membantu dan
memberikan dukungan selama penyusunan skripsi ini
3. Lisma Ningsih, SKM., MKM., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing dan memberikan
arahan serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ismiati, SKM., M.Kes., M.Kes selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan waktu untuk banyak bertanya dan telah memberikan masukan
serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
xii
5. Seluruh dosen dan staf jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
6. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan
dukungan serta motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
7. Seluruh teman-teman DIV Promosi Kesehatan yang sudah berjuang
bersama hingga hari ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun
penyusunan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai
pihak agar saya dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan
datang.
Saya berharap semoga skripsi yang telah saya susun ini dapat membawa
perubahan positif terutama bagi saya sendiri dan mahasiswa Jurusan Promosi
Kesehatan Bengkulu lainnya.
Bengkulu, Februari 2020
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. iii
ABSTRAK ....................................................................................... iv
ABSTRACT ...................................................................................... v
RIWATAT PENULIS ..................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................ vii
MOTTO ......................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ............................................................................ ix
KATA PENGANTAR ..................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ......................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A.Latar Belakang ............................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C.Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
D.Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
E.Keaslian Penelitian....................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 10
A.Remaja ...................................................................................... 10
B.Anemia ...................................................................................... 16
xiv
C.Media Promosi Kesehatan ......................................................... 26
D. Pengetahuan dan Sikap ............................................................. 37
E.Kerangka Teori .......................................................................... 47
F.Hipotesis .................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 48
A.Desain Penelitian ....................................................................... 48
B.Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 49
C. Definisi Operasional ................................................................ 50
D. Populasi Dan Sampel Penelitian. .............................................. 51
E. Tempat dan Waktu Penelitian. .................................................. 53
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 53
G. Instrumen Penelitian ................................................................. 54
H. Pengolahan data ........................................................................ 55
I. Analisis Data .............................................................................. 55
J. Alur Penelitian .......................................................................... 57
K. Etika Penelitian......................................................................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 59
A.Hasil Penelitian ......................................................................... 59
B.Pembahasan ............................................................................... 70
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 80
A.Kesimpulan ............................................................................... 80
B.Saran .......................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 82
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Keaslian Penelitian 8
2.1 Tabel Batasan Anemia 17
3.1 Definisi operasional 52
4.1 Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri
tentang Anemia melalui media youtube
62
4.2 Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri
tentang Anemia melalui media leaflet
63
4.3 Deskripsi sikap Remaja Putri tentang
Anemia melalui media youtube
65
4.4 Deskripsi sikap Remaja Putri tentang
Anemia melalui media leaflet
66
4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja
Putri di SMA Negeri Kota Bengkulu
Tentang Anemia
67
4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri
di SMA Negeri Kota Bengkulu Tentang
Anemia
68
4.7 Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Anemia
69
4.8 Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Sikap Remaja Putri Tentang Anemia
70
xvi
DAFTAR BAGAN
No. Bagan Judul Halaman
2.1 Kerangka teori 46
3.1 Desain Penelitian 48
3.3 Kerangka Konsep 49
3.4 Alur Kerja Penelitian 57
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Media Youtube 29
xviii
DAFTAR SINGKATAN
APJII : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
SMA : Sekolah Menengah Atas
PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat
WHO : Word Health Organization
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Organisasi Penelitian
Lampiran 2 : Jadwal kegiatan Penelitian
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Kuesioner
Lampiran 5 : Ethical Clearance
Lampiran 6 : Dokumentasi
Lampiran 7 : Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan periode pertumbuhan anak-anak menuju
proses kematangan manusia dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan fisik,
biologis, dan psikologis yang sangat unik dan berkelanjutan. Selama masa
remaja, seseorang akan mengalami petumbuhan fisik yang sangat pesat.
Dibandingkan periode lainnya setelah kelahiran, masa remaja mengalami
pertumbuhan terpesat kedua setelah tahun pertama kehidupan. Lebih dari 20%
total pertumbuhan tinggi badan dan sampai 50% masa tulang tubuh telah
dicapai pada periode ini. Oleh sebab itu, kebutuhan zat gizi meningkat melebihi
kebutuhan pada masa kanak-kanak. Perubahan fisik yang tejadi akan
mempengaruhi status kesehatan dan nutrisinya (Briawan D, 2014).
Akibat adanya perubahan biologis, psikologis dan masalah kecukupan
gizi pada remaja menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Masalah
kesehatan yang biasa terjadi adalah anemia (Indartanti, 2014) Anemia sendiri
merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normal. Pada wanita kadar hemoglobin dikatakan kurang jika kadar
hemoglobinnya kurang dari 12,0 gram/100ml (Proverawati, 2011). Anemia
kurang zat besi dapat disebabkan oleh akibat berkurangnya penyediaan besi
untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang (Briawan D, 2014).
2
Anemia merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat
baik di Indonesia maupun dunia. Berdasarkan data World Health Organization
(WHO) menyatakan bahwa lebih dari 30% penduduk di dunia mengalami
anemia. Persentase pada negara maju sebesar 4,3-20% dan pada negara
berkembang sebesar 30-48% dengan anemia gizi besi. Secara global, sebesar
43% diderita anak-anak, 38% ibu hamil, 29% wanita tidak hamil, dan sebesar
29% semua wanita usia subur didiagnosa anemia (WHO, 2015). WHO
menargetkan penurunan prevalensi anemia pada wanita usia subur sebesar 50%
pada tahun 2025 (WHO, 2014). Anemia menjadi permasalahan dan tantangan
besar di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut Riskesdas 2013
prevalensi anemia dilaporkan sebanyak 21,7% masyarakat Indonesia
mengalami anemia. Pada kelompok umur 5-14 tahun prevalensi anemia
sebesar 26,4%. Sedangkan pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 18,4%.
Sedangkan anemia pada remaja putri di Indonesia menurut Riskesdas 2018
yaitu sebesar 25% (Kemenkes RI, 2018). Prevalensi anemia pada remaja putri
melebihi 15% maka akan menjadi masalah nasional (Setyawan, 2013).
Kasus anemia terjadi diberbagai daerah antara lain, di Jawa Tengah
tercatat 28% remaja putri menderita anemia (Depkes RI 2008). Kejadian
anemia juga terjadi di kota Semarang, penelitian yang dilakukan oleh Indartati
dan Apoina (2014) menyebutkan, kejadian anemia pada remaja putri mencapai
26,7%. Penelitian Nur Khatim AH Tiaki (2017) menyebutkan, kejadian anemia
pada remaja putri di kota Yogjakarta mencapai 43,4%. Sedangkan penelitian
yang dilakukan Dwi dan Fillah (2012) di kota Tangerang Selatan menyebutkan
3
remaja putri usia 15-17 tahun mengalami anemia sebanyak 40% dan di kota
kudus sebanyak 36,8% remaja yang mengalami defisit anemia (Faridah, 2006).
Kejadian anemia pada remaja putri di Kota Bengkulu pada tahun 2013
mencapai 43% (Suryani, Desri et al, 2015).
Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2018
menunjukkan sebanyak 200 orang penderita anemia. Laporan kegiatan
kesehatan anak disekolah tingkat SMA didapatkan hasil 70 orang remaja putri
berisiko anemia. Angka resiko anemia remaja putri tertinggi di wilayah kerja
Puskesmas Basuki Rahmat yaitu sebesar 24 orang atau 34,28%. Data ini
didapat berdasarkan penjaringan remaja putri di tingkat SMA pada kelas 10 di
Kota Bengkulu (Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2018).
Anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait
dalam pelayanan kesehatan. Anemia merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang diperlu diselesaikan. Jika tidak dilakukan akibat jangka
panjang anemia defisiensi besi pada remaja putri adalah apabila remaja putri
nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya
dan juga janin dalam kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia ini
dapat meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, angka
prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal (Hayati, 2010). Agar upaya
itu bisa berjalan maka Program pemerintah dalam mengatasi masalah anemia
tertuang didalam Rencana kesehatan (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-
2019 menetapkan ada 6 (enam) indikator kinerja kegiatan (IKK) pembinaan
gizi masyarakat yang harus dicapai salah satunya yaitu persentase remaja putri
4
yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD). Upayanya melalui Strategi
operasional pembinaan gizi masyarakat 2015-2019 yaitu melalui Pemberian
tablet tambah darah, Kampanye dan konseling gizi seimbang pada remaja putri.
Target remaja putri mendapat tablet tambah darah tahun 2019 sebesar 30 %
(Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015).
Proporsi kejadian anemia menurut umur dan jenis kelamin
menunjukkan bahwa kejadian anemia tertinggi dalam daur kehidupan adalah
usia remaja putri. Sehingga untuk mencegah kejadian anemia defisiensi besi,
maka remaja putri perlu dibekali dengan pengetahuan tentang anemia
defisiensi besi itu sendiri (Dharmadi, dkk, 2011). Pengetahuan dan sikap
terhadap anemia pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya
yaitu media informasi. Berdasarkan penelitian Surastomo Budi Cahyono
(2015), menyatakan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan siswi tentang
anemia setelah mendapatkan pendidikan gizi dengan media video animasi.
Didapatkan hasil pengetahuan anemia pada remaja putri saat post test pada
kelompok video mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan remaja putri
yang masuk dalam kategori baik sebesar 16,1%. Sedangkan tingkat
pengetahuan kategori kurang menurun dari 22,6% menjadi 6,5 % (Surastomo,
2015).
Penelitian Septi Budi Yulistiani (2018) didapatkan hasil bahwa terjadi
peningkatan pengetahuan remaja putri setelah dilakukan pemberian media
booklet dan video anemia di desa Karangwuni yaitu pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen didapatkan nilai p 0,0001. Menurut signifikan (p)
5
dimana p=0,001 maka p<0,05 sehingga hipotesis diterima atau terdapat
pengaruh.
M Chafee menyatakan bahwa media informasi mempunyai efek yang
berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan, dan perilaku dan komunikasinya.
Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa media mempunyai efek
kognitif, afektif, dan konati/behavioral. Hal ini disebabkan karena seseorang
akan mendapat atau mencari informasi kesehatan, maupun mendapat atau
mencari informasi pencegahan dan pengobatan apabila adanya akses informasi
dan pelayanan kesehatan tersebut (Sari, 2014).
Akses informasi bisa didapatkan melalui media digital seperti internet.
Internet merupakan salah satu media informasi yang sangat banyak digunakan
oleh kalangan remaja saat ini. Hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelengara Jasa Internet (APJII) pada tahun 2018 diketahui bahwa 143,26
juta jiwa atau 54,68% penduduk Indonesia mengunakan layanan internet.
Sebesar 91% pengguna internet berada pada usia 15-19 tahun. Jenis konten
yang diakses oleh pengguna internet media sosial yaitu sebesar 87,13%. Salah
satu media sosialnya yaitu Youtube. Youtube adalah sebuah situs web video
sharing (berbagi video) yang popular dimana para pengguna dapat memuat,
menonton dan berbagi klip video secara gratis (Tjanatjantia Widika, 2013).
Jumlah pengguna yang mengunjungi youtube naik lebih dari 3 kali lipat
pertahun (youtube, 2016). Youtube merupakan salah satu media sosial yang
popular saat ini. Berdasarkan data statistik APJII pada tahun 2018, Youtube
6
merupakan konten media sosial ketiga y ang paling banyak dikunjungi setelah
facebook, yaitu sebanyak 15,1 % (APJII, 2018).
B. Rumusan Masalah
Masih tingginya kejadian anemia di Kota Bengkulu tahun 2013 dan
berbagai daerah. Prevalensi anemia pada remaja putri melebihi 15 % maka
akan menjadi masalah nasional. Sedangkan Target nasional remaja putri
mendapat tablet tambah darah tahun 2019 sebesar 30 %. Berdasarkan hal
tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
“Bagaimana efektivitas media youtube terhadap peningkatan pengetahuan dan
sikap remaja putri tentang Anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu?” .
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya Efektivitas promosi kesehatan melalui media
Youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia di
SMA Negeri Kota Bengkulu
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang
Anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu sebelum dan sesudah promosi
kesehatan melalui youtube
b. Diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang
anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu sebelum dan sesudah
diberikan leaflet
7
c. Diketahuinya perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan sikap remaja
putri tentang Anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu sebelum dan
sesudah promosi kesehatan melalui youtube
d. Diketahuinya perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan sikap remaja
putri tentang anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu sebelum dan
sesudah diberikan leaflet
e. Diketahuinya perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan sikap remaja
putri tentang anemia melalui media youtube dan media leaflet di SMA
Negeri Kota Bengkulu
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Memberikan masukan kepada puskesmas yang bersangkutan di
Kota Bengkulu agar dapat memberikan penyuluhan kesehatan tentang
gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penyakit anemia
melalui media Youtube di SMA Negeri Kota Bengkulu.
2. Bagi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Diharapakan penelitian ini dapat memberikan informasi yang
bermakna kepada pihak akademik serta dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran yang berhubungan dengan penyakit anemia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam
mengembangkan penelitian selanjutnya. Penelitian ini dapat
dikembangkan dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda.
8
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama dan
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
1. Surastomo
Budi
Cahyono,
2015.
Peningkatan
pengetahuan
siswi tentang
anemia
setelah
mendapatkan
pendidikan
gizi dengan
media video
animasi
Metode dalam
penelitian ini adalah
Quasy eksperiment
dengan rancangan
penelitian yaitu
prettest posttest.
Pengambilan sampel
menggunakan Cluster
Random Sampling
Class. Uji statistik
dalam penelitian
menggunakan Paired t-
test, Wicoxon Signed
Ranks Test, Unpaired t-
test dan Mann Whitney
Hasil penelitian terdapat
perbedaan bermakna
pengetahuan gizi tentang
anemia sebelum dan
setelah diberikan
pendidikan gizi dengan
media video baik pada
saat posttest meningkat
menjadi 23,5%
sebelumnya tidak ada
kategori baik, sedangkan
sampel yang masuk dalam
kategori kurang menurun
dari 14,7% menjadi 5,9%
Media yang
digunakan
yaitu
Youtube
dan
Perbedaan
yang lain
pada
penelitian
ini tertelak
pada waktu
dan tempat
penelitian
2. Mega Permata
Sari, 2015.
Pengaruh
pendidikan
gizi tentang
anemia
dengan media
animasi
terhadap
peningkatan
pengetahuan
gizi Remaja
Putri di
SMPN 01
Tasikmadu
Karanganyar
Metode yang
digunakan dalam
penelitian ini yaitu
Quasi Eksperimen
dengan rancangan
penelitian yang
digunakan adalah One
Group Pretest and Post
Test Design.
Pengambilan sampel
dengan menggunakan
Simple Random
Sampling.
Hasil penelitian
menunjukkan adanya
pengaruh yang siginifikan
antara pengetahuan
sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan gizi
menggunakan media
animasi pada remaja putri
Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri
01 Tasikmadu karangan
anyar, terbukti dengan
setelah diputarkan media
animasi kategori kurang
(20%) dan baik (80%)
Media yang
digunakan
yaitu
Youtube
dan
perbedaan
yang lain
pada
penelitian
ini terletak
pada waktu
dan tempat
penelitian
3. Khoirunisa,
dkk, 2017.
Pengaruh
pendidikan
gizi terhadap
pengetahuan
gizi dan
tingkat
Penelitian ini
menggunakan metode
Quasy Ekperimental
dengan desain
rancangan Non
Equivalent Control
Group. sampel diambil
dengan menggunakan
Hasil penelitian
menunjukkan adanya
pengaruh pendidikan gizi
terhadap pengetahuan dan
tingkat kecukupan gizi
terkait pencegahan
anemia. Hasilnya
menunjukkan bahwa
Media yang
digunakan
adalah
youtube
dan
Perbedaan
pada
penelitian
9
kecukupan
gizi terkait
pencegahan
anemia
remaja (Studi
Pada Siswa
Kelas Xi Sma
Teuku Umar
Semarang)
teknik Pupposive
Sampling. Uji statistik
dalam penelitian
menggunakan Paired t-
test, Wicoxon Signed
Ranks Test, Unpaired t-
test dan Mann Whitney
persentase peningkatan
kategori baik pengetahuan
sebesar 54,3% dan tingkat
kecukupan energi yaitu
11,4% pada kelompok
perlakuan lebih baik dari
kelompok kontrol
ini yang
lain
terletak
pada waktu
dan tempat
penelitian
4. Azizah, dkk,
2016.
Perbedaan
pengetahuan
anemia pada
remaja putri
setelah diberi
pendidikan
dengan
metode
ceramah tanpa
media dan
ceramah
dengan media
buku cerita
Penelitian ini
merupakan penelitian
quasy exsperiment
menggunakan
rancangan pretest dan
posttest control group
dan posttes only design
untuk pengambilan
daya terima.
Pengambilan sampel
dalam penelitian ini
menggunakan teknik
cluster random
sampling clas.
Hasil penelitian
menunjukkan terdapat
perbedaan yang bermakna
tingkat pengetahuan
anemia pada kelompok
yang diberikan pendidikan
anemia dengan metode
ceramah tanpa media dan
ceramah dengan media
buku cerita (p=0,000)
Media yang
digunakan
adalah
Youtube
dan
perbedaann
ya yang
lain pada
tempat dan
waktu
penelitian
5. Retno Desita
Putri, dkk,
2017.
Pengetahuan
Gizi, Pola
Makan, dan
Kepatuhan
Konsumsi
Tablet
Tambah
Darah dengan
Kejadian
Anemia
Remaja Putri
Penelitian ini
menggunakan desain
cross sectional. Cara
penentuan sampel
dengan cara acak
sederhana (simple
random sampling).
Analisis data meliputi
analisis univariat,
analisis bivariat
menggunakan uji Chi-
square dan analisis
multivariat
menggunakan uji
regresi logistic.
Hasil penelitian sebanyak
37% remaja putri
mengalami anemia. Faktor
yang berhubungan dengan
kejadian anemia adalah
pengetahuan dan
kepatuhan mengonsumsi
tablet Fe. penyediaan
waktu mengonsumsi
tablet tambah darah secara
bersama ini sebagai upaya
meningkatkan kepatuhan
siswi meminum tablet
tersebut.
Media yang
digunakan
adalah
Youtube
dan
Perbedaan
yang lain
pada
penelitian
ini tertelak
pada waktu
dan tempat
penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa, yang diawali dengan pubertas. Pada masa
ini, terjadi berbagai perubahan, baik dari segi fisik, sosial, maupun
emosional, yang diawali oleh datangnya haid (perempuan) dan mimpi
basah pertama (laki-laki). Menentukan titik awal masa remaja tidaklah
mudah. Remaja (adolensense) berasal dari bahasa latin berarti tumbuh
kearah kematangan (Muss,1968 dalam Irianti dan Herlina 2012).
Kematangan ini bukan hanya dari segi fisik, tetapi juga sosial dan
emosional (Irianti dan Herlina, 2012).
2. Tahap Perkembangan Remaja
Periode remaja diawali dengan maturnya organ fisik (seksual)
sehingga mampu berproduksi. Definisi remaja adalah suatu periode ketika
(Irianti dan Herlina, 2012):
a. Individu mengalami perkembangan sejak pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai saat ia mencapai
maturitas seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
dari kanak- kanak menjadi dewasa.
11
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh ke
keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, 1980).
Secara umum, kriteria remaja dikelompokkan menjadi tiga golongan,
yaitu:
a. Remaja awal : usia 10- 14 tahun.
b. Remaja madya : usia 15- 18 tahun.
c. Remaja akhir : usia 19- 24 tahun
3. Aspek Perubahan dan Perkembangan Pada Remaja
Remaja memiliki perubahan dan perkembangan dalam masa
pertumbuhannya. Perubahan dan perkembangan pada remaja sebagai
berikut (Irianti dan Herlina, 2012):
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik ditandai dengan pertumbuhan fisik yang sangat
pesat. Perkembangan seksualitas berupa munculnya tanda-tanda
seksual primer dan sekunder.
1) Tanda-tanda seks primer. Ini menunjukkan matangnya organ
seksual. Pada pria, ini ditandai dengan mimpi basah (nocturnal
emission), sedangkan pada wanita dengan menarke (haid yang
pertama)
2) Tanda-tanda seks sekunder. Tanda tanda tersebut adalah sebagai
berikut.
12
Perempuan :
Tumbuhnya rambut pubis (pubic hair) dan bulu ketiak
(axillary hair)
Payudara membesar
Ukuran pinggul bertambah besar
Kelenjar sebasea semakin aktif sehingga menyebabkan
munculnya jerawat/kukul
Laki-laki :
Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak
Terjadi perubahan suara
Tumbuhnya kumis dan jakun
Kelenjar sebasea semakin aktif
Otot tubuh, kaki, dan tangan membesar
b. Perkembangan kognitif
Remaja mampu berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak.
Misalnya, gagasan tentang keadilan. Pada anak, sistem keadilan
cenderung dikaitkan dengan dengan polisi atau hakim, sedangkan
pada remaja, sistem keadilan merupakan suatu aspek kepedulian
terhadap hak-hak warga masyrakat.
c. Perkembangan emosi
Puncak emosionalitas remaja berpengaruh pada perkembangan organ
seksualnya. Remaja cenderung sensitif dan reaktif, emosinya
negative, dan temperamental (misalnya, mudah tesinggung, marah,
13
atau sedih). Untuk mencapai kematangan emosional, remaja
memerlukan lingkungan yang kondusif, yaitu hubungan yang
harmonis, saling menghargai, dan mempercayai. Kegagalan
menyesuaikan diri dengan lingkungan (maladjustment) menyebabkan
remaja menjadi agresif (misalnya, keras kepala, senang bertengkar,
berkelahi dan mengganggu orang lain), atau melahirkan diri dari
kenyataan (misalnya, melamun, menyendiri, mengonsumsi minuman
keras, dan menggunakan obat-obatan terlarang).
d. Perkembangan sosial
Remaja mulai memiliki social cognition ,yaitu kemampuan untuk
mengenal orang lain serta conformity, yaitu kecendrungan untuk
mengikuti opini, pendapat, nilai dan hobi orang lain (teman sebaya).
e. Perkembangan moral
Perkembangan moral remaja sudah lebih matang dibandingkan anak-
anak. Remaja sudah lebih mengenal nilai moral/konsep-konsep
moralitas (misalnya kejujuran, keadilan, kesopanan, dan
kedisiplinan). Mereka memiliki dorongan untuk melakukan perbuatan
yang dapat dinilai baik oleh orang lain guna memenuhi kepuasan
psikologi mereka.
f. Perkembangan kepribadian
Secara bertahap, remaja mulai menemukan identitas atau jati dirinya.
Hal ini dipengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang
untuk mengembangkan diri,
14
g. Perkembangan kesadaran beragama
Pandangan terhadap Tuhan atau agama sangat dipengaruhi oleh
perkembangan pikiran. Kemampuan berpikir abstrak memungkinkan
remaja untuk mentranformasikan keyakinan agamanya.
4. Gizi Remaja Putri
Pada masa remaja, kebutuhan gizi ini jauh lebih besar seperti yang
tercermin dalam meningkatnya angka kecukupan gizi yang dianjurkan,
yang harus dipenuhi dengan cara meningkatnya angka kecukupan gizi
yang dianjurkan, yang harus dipenuhi dengan cara meningkatkan asupan
dari semua kelompok makanan (Briawan D, 2014). Bentuk zat besi dalam
makanan mempengaruhi penyerapan zat besi, yaitu besi hem dan nonhem.
Besi hem lebih mudah diabsorpsi, sedangkan besi nonhem penyerapannya
sangat dipengaruhi oleh penghambat dan pemacu. Vitamin C dan daging
adalah faktor utama mendorong penyerapan zat besi nonhem. Sedangkan
faktor penghambat antara lain seperti fitat (di dalam kacang-kacangan,
biji-bijian, kedelai dan produknya), oksalat dalam sayuran, tannin dalam
teh, serta posfitin dalam kuning telur (Emma S. Wirakusumah, 1999)
Gizi remaja menjadi slah satu permasalahan yang ada di dunia
karena dampak yang ditimbulkan serupa dengan masalah gizi pada usia
anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan.
Permasalahan gizi yang dialami pada usia remaja, menurut Purwitasari
(2009) dikarenakan makanan rendah zat gizi (seringnya remaja makan di
15
luar rumah), terburu-buru sehingga tidak sempat untuk sarapan, aktifitas
fisik yang banyak sehingga makan tidak tertatur, memperhatikan bentuk
badan (melakukan diet). Perubahan dan perkembangan remaja putri dan
remaja laki-laki berbeda secara biologis. Perubahan dan perkembangan
yang dialami remaja mempengaruhi kebutuhan gizi. Remaja putri
mengalami menstruasi yang mengakibatkan kebutuhan akan zat gizi dan
zat besi meningkat (Masrizal, 2007)
Remaja putri memerlukan lebih banyak zat besi untuk mengganti
besi yang hilang bersama darah haid (Arisman MB, 2010). Peningkatan
zat besi sebelum remaja meningkat 0,7 – 0.9 mg Fe/hari atau lebih saat
menstruasi berat, sehingga hal ini mengakibatkan remaja putri rentan
terkena anemia (Briawan D, 2014). Remaja putri mengalami pertumbuhan
puncak pada usia 12-18 bulan sebelum mengalami menstruasi pertama
sekitar usia 10-14 tahun (ADB/SCN, 2001 dalam Briawan 2014). Proses
pertumbuhan dan perkembangan di masa remaja meningkatkan kebutuhan
zat besi secara dramatis sebagai hasil dari ekspansi total volume darah,
peningkatan massa lemak tubuh, dan terjadinya menstruasi pada remaja
(Briawan D, 2014). Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan,
antara lain :
a. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan
energi dan zat besi yang lebih banyak.
b. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian
masukan energi dan zat gizi
16
c. Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan
obat, meningkatnya kebutuhan energi dan zat gizi.
B. ANEMIA
1. Pengertian Anemia
Proverawati (2011) menyebutkan anemia gizi adalah keadaan
dimana kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah
dari normal, sebagai akibat dari defisiensi besi salah satu atau beberapa
unsur makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya
defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang
dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. Kadar Hb normal pada
remaja putri adalah 12 gr/dr. Anemia bukan merupakan pencerminan
keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh, secara fisiologis,
anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan. Berikut batasan anemia menurut
Departemen Kesehatan :
Tabel 2.1 Batasan Anemia
Kelompok Batas Hb Normal
Anak balita 11 %
Anak usia sekolah 12 %
Wanita dewasa 13 %
Sumber: Depkes RI 2008
Anemia dikenal sebagai kekurangan darah, Hal ini dikarenakan :
a. Berkurangnya konsentrasi hemoglobin
17
b. Turunnya hematrocrit
c. Jumlah sel darah merah kurang
2. Kejadian Anemia Remaja Putri Berdasarkan Umur
Anemia yang dialami pada usia remaja sangatlah tinggi, terutama
pada remaja putri. WHO menyatakan, 25-40 % remaja putri merupakan
menderita anemia defisiensi zat besi (Kusin, dalam Poltekkes Depkes
Jakarta 1, 2010). Anemia menyerang 57% remaja putri di Indonesia
(Syatriani, 2010). Data survei kesehatan rumah tangga (SKTR) tahun
2012, prevalensi anemia tertinggi dialami pada remaja putri usia 10-18
tahun (57,1%) (kemenkes, 2013). Perbandingan prevalensi anemia pada
remaja putri di Indonesia mencapai 26 % dibandingkan dengan remaja
laki-laki mencapai 11 %. Tingginya Anemia pada remaja putri disebabkan
karena perubahan secara biologis remaja putri yang mengalami menstruasi
sehingga membutuhkan zat besi yang lebih banyak dibandingkan remaja
laki-laki. Berdasarkan karakteristik remaja, pada masa early adolescence
(12-15 tahun) dan masa middle adolescence (16-18 tahun) remaja masih
dipengaruhi oleh lingkungan teman (Morks,dkk 2009). Hal inilah yang
membuat asupan gizi yang didapat oleh remaja tidak mencukupi
kebutuhan. Berbagai kejadian anemia yang terjadi pada remaja putri
menderita anemia (Depkes RI 2008), ). Kejadian anemia juga terjadi di
kota Semarang, penelitian yang dilakukan oleh Indartati dan Apoina
(2014) meneyebutkan, kejadian anemia pada remaja putri mencapai 26,7
%. Penelitian Nur Khatim AH Tiaki (2017) menyebutkan, kejadian anemia
18
pada remaja putri di kota Yogjakarta mencapai 43,4 %. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Dwi dan Fillah (2012) di kota Tangerang
Selatan menyebutkan remaja putri usia 15-17 tahun mengalami anemia
sebanyak 40% dan di kota kudus sebanyak 36,8% remaja yang mengalami
defisit anemia (Faridah, 2006). Kejadian anemia pada remaja putri di Kota
Bengkulu pada tahun 2013 mencapai 43% (Suryani, Desri et al, 2015).
3. Klasifikasi Anemia
Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut ukuran sel dan
hemoglobin yang dikandung seperti berikut (Rizema, 2013) :
a. Makrositik
Pada anemia makrositik, ukuran sel darah bertambah besar dan jumlah
hemoglobin tiap sel jumlah bertambah. Penyebab anemia
megalobastik adalah kekurangan vitamin B12, asam folat, atau
gangguan sintesis DNA. Sedangkan anemia non-megaloblastik
disebabkan oleh eritropoiesis disebabkan oleh eritropoiesis yang
dipercepat dan peningkatan luas permukaan membran.
b. Mikrositik
Mengecilnya ukuran sel darah merah merupakan salah satu tanda
anemia mikrositik. Penyebabnya adalah defisiensi besi, gangguan
sintesis globin, porfirin dan heme, serta gangguan metabolism besi
lainnya.
19
c. Normositik
Pada anemia normositik ukuran sel darah merah tidak berubah.
Penyebabnya adalah kehilangan darah parah, meningkatnya volume
plasma secara berlebihan, penyakit-penyakit hemolitik, gangguan
endokrin ginjal dan hati.
Selain pengklasifikasian anemia berdasarkan ukuran sel, anemia juga
bisa diklasifikasikan berdasarkan gangguan eritropoises, yakni :
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi dikarenakan tidak cukupnya suplai besi
didalam tubuh yang mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang
hopokrom san mikrositer
b. Anemia Megablostik
Anemia defisien folat atau vitamin B12 bisa mengakibatkan gangguan
pada sintesis timidin dan Derek pada replica DNA. Efek yang timbul
terjadinya pembesaran procersor sel darah (megaloblas) di sum-sum
tulang, hematopoises yang tidak efektif dan pansitopenia.
c. Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah suatu kondisi dimana sum-sum tulang
belakang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularis.
Hiposelularis. Hiposelularis terjadi akibat paparan racun, radiasi,
reaksi terhadap obat atau virus, serta efek dari perbaikan DNA dan
gen.
20
d. Anemia Mieloptisik
Anemia mieloptisik terjadi akibat pergantian sum-sum tulang oleh
serangan sel tumor serta kelainan granuloma yang menyebabkan
pelepasan eritroid pada tahap awal.
4. Penyebab Anemia
Zat gizi paling berperan dalam proses terjadinya anemia gizi adalah
besi. Defisiensi besi adalah penyebab utama anemia gizi dibanding
defisinsi zat gizi yang lain seperti asam folat, vitamin B12, protein, dan
vitamin lainnya. Secara umum, faktor utama yang menyebabkan anemia
gizi sebagai berikut (Provewati, 2011) :
a. Banyak Kehilangan Darah
Pendarahan meneyebabkan tubuh kehilangan banyak sel darah merah.
Pendarahan dapat terjadi secara mendadak dan dalam jumlah banyak
seperti pada kecelakaan yang disebut pendarahan eksternal.
Sedangkan pendarahan kronis terjadi secara terus menerus dalam
jumlah sedikit demi sedikit yang disebabkan oleh kanker saluran
pencernaan, wasir, atau peptic ulser. Intervensi cacing tambang juga
dapat menyebabkan banyak darah keluar. Selain itu, pada remaja putri
dan wanita dewasa, kehilangan darah dalam jumlah banyak dapat
terjadi akibat menstruasi. Wasir atau hemorrhoids adalah gangguan
sirkulasi darah yang berupa pelebaran (dilatasi) vena yang disebut
venactasia atau varises daerah anus atau perianus disebabkan oleh
bendungan dalam susunan pembuluh vena.
21
b. Rusaknya Sel Darah Merah
Perusakan sel darah merah dapat berlangsung di dalam pembuluh
darah akibat penyakit malaria atau thalassemia. Meskipun sel darah
merah telah rusak, zat besi yang berada didalamnya tidak ikut rusak
tetapi asam folat yang berada di dalam sel darah merah ikut rusak
sehingga harus dibuat lagi. Oleh sebab itu pada pengobatan anemia
hemolitik lebih diperlukan penambahan asam folat daripada
pemberian zat besi.
c. Kurangnya Produksi Sel Darah Merah
Pembuatan sel darah merah baru akan terganggu apabila zat gizi yang
diperlukan tidak mencukupi. Terganggunya produksi sel darah merah
bisa disebabkan makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat
gizi, terutama zat gizi yang penting seperti, besi, asam folat, vitamin
B12, protein dan vitamin C. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh
tidak berfungsinya pencernaan dengan baik atau kelainan lambung
sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat diserap dan terbuang
Bersama kotoran.
5. Tanda dan Gejala Anemia
Gejala dan tanda-tanda anemia merupakan respons atas kompensasi
jantung dan pernapasan berdasarkan berat dan lamanya jaringan
mengalami kekurangan oksigen. Beberapa tanda dan gejala anemia yaitu,
penderita mengeluh lemah, sakit kepala, telinga mendenging, penglihatan
berkunang-kunang, merasa cepat letih, mudah tersinggung, gangguan
22
saluran cerna, sesak nafas, nadih lemah dan cepat, hipotensi ortostatik
(Provewati, 2011). Terjadinya anemia pada remaja putri dapat
menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, gangguan perilaku
dan emosional, yang nantinya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan sel otak yang dapat menimbulkan daya tahan tubuh
menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi belajar terganggu serta
mengakibatkan produktifitas kerja yang rendah (Wibowo, 2013). Dampak
anemia pada remaja putri berefek sampai mengalami kehamilan nantinya.
Ibu hamil dengan kurangnya kebutuhan Fe dalam tubuh akan
mengakibatkan kematian bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), dan
kematian bayi (Masthalina, 2015).
6. Pencegahan Anemia
a. Meningkatkan Konsumsi Zat Besi Dari Makanan
Mengonsumsi pangan hewani seperti daging, ikan, hati atau telur
dalam jumlah cukup dapat mencegah anemia gizi besi. Namun harga
pangan hewani yang tinggi tidak dapat dijangkau oleh masyarakat
sehingga diperlukan alternatif lain untuk mencegah anemia yaitu
dengan mengonsumsi makanan yang cukup beragam yang memiliki
zat yang paling melengkapi. Konsumsi bahan makanan yang
mengandung zat-zat penghambat absorpsi seperti fitat, fosfat, tannin
dan beberapa jenis serat makanan harus dihindari karena zat-zat ini
bersama zat besi membentuk senyawa yang larut dalam air sehingga
tidak dapat diabsorpsi (Provewati, 2011).
23
b. Suplementasi Besi
Suplementasi besi dapat memperbaiki status hemoglobin dalam waktu
yang relative singkat. Pil besi yang umum digunakan dalam
suplementasi besi adalah ferro sulfat yang dapat diabsopsi sampai
20%. Dosis yang digunakan beragam tergantung pada status besi
orang yang mengonsumsinya. Kendala dalam suplementasi besi
adalah efek samping yang dihasilkan pada saluran pencernaan seperti
mual, muntah, konstipasi dan diare. Selain itu, kesulitan dalam
mematuhi ,inum pil karena kurangnya kesadaran akan pentingnya
masalah anemia. Pil besi yang diminum dalam keadaan perut terisi
akan mengurangi efek samping dan dihasilkan tetapi dapat
menurunkan tingkat penyerapannya. Ferro sulfat merupakan preparat
zat besi oral yang paling murah dan banyak digunakan. Dosis total
yang ekuivalen dengan 60 mg zat besi elemental (300 mg ferro sulfat)
per hari sudah cukup bagi orang dewasa. Umumnya, setelah waktu
lebih dari 4 minggu akan terjadi kenaikan kadar hemoglobin sekitar 2
g/dl (Provewati, 2011).
c. Fortotifikasi Besi
Fortofikasi besi adalah penambahan suatu jenis zat besi dalam bahan
pangan unutk meningkatkan kualitas pangan dalam upaya pencegahan
defisiensi zat besi pada beberapa kelompok masyarakat. Kesulitan
dalam fortotifikasi besi adalah sifat besi yang reaktif dan
bekecendrungan mengubah warna makanan. Misalnya garam ferro
24
mengubah pangan yang berwarna merah dan hijau menjadi lebih
terang warnanya. Selain itu Fe reaktif dapat mengkatalisasi reaksi
oksidasi sehingga menimbulkan bau dan rasa yang dinginkan. Ferro
sulfat telah digunakan secara luas untuk memfortifikasi roti serta
produk bakteri yang lain yang dijual untuk waktu yang singkat. Jika
disimpan selama beberapa bulan makanan tersebut akan menjadi
tengik (Provewati, 2011).
d. Pengawasan Penyakit Infeksi dan Parasit
Penyakit infeksi dan parasit merupakan salah satu peneyebab anemia
gizi besi karena parasit dalam jumlah besar dapat menggangu
penyerapan zat gizi. Dengan menanggulangi penyakit infeksi dan
memberantas parasit diharapkan dapat meningkatkan status besi
dalam tubuh. Upaya tersebut harus diikuti dengan peningkatan
konsumsi pangan yang seimbang dan beragam serta dapat ditambah
dengan suplemtasi besi maupun fotifikasi besi (Provewati, 2011).
7. Pengobatan Anemia
Pengobatan pada anemia bida dilakukan dengan berbagai cara, yakni
(Provewati, 2011) :
a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
Makanan yang beraneka ragam memiliki zat gizi yang saling
melengkapi. Sayuran hijau dan buah-buahan ditambah dengan
kacang-kacangan dan padi-padian cukup banyak mengandung zat besi
dan vitamin-vitamin lain untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
25
Mengonsumsi pangan hewani, seperti ikan, daging, hati, atau telur
dalam jumlah yang cukup sebenarnya dapat mencegah anemia gizi
besi
b. Pemberian Zat Besi (Fe)
Pada tatanan praktik klinis, jika penyebab anemia sudah ditemukan
dan tempat perdarahan berlangsung sudah dieliminasi, pengobatan
diarahkan untuk mengatasi defisit dengan garam besi anorganik.
Sesungguhnya, masalah defisiensi zat besi cukup diterapi dengan
memberikan makanan yang cukup mengandung zat bes. Namun, jika
anemia sudah terjadi tubuh tidak akan mungkin menyerap zat besi
dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relative singkat. Karena itu
pengobatan selalu menggunakan suplementasi zat besi.
c. Transfusi Darah
Secara umum pengobatan anemia tidak memerlukan tranfusi. Tranfusi
baru diperlukan bila penderita anemi sudah mengalami kelainan
jantung.
d. Pemberian ATG (Anti Timosit Globulin)
Pemberian ATG dilakukan dengan dosis 15mg/kg BB dilarutkan
dalam cairan garam fisiologis melalui infus selama 4-6 jam dalam
jangka waktu 10 hari berturut-turut.
e. Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi ini dari kembaran penderita yang biasa dilakukan pada
pengobatan anemia aplastik
26
f. Pemberian EPO (Erythropoetin)
Pemberian EPO berguna untuk merangsang pembentukan sel darah
merah
C. Media Promosi Kesehatan
1. Pengertian Media Promosi Kesehatan
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan merupakan alat
bantu untuk melakukan promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar,
diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi serta
penyebarluasan informasi. Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media
karena melalui media, pesan- pesan yang disampaikan dapat lebih menarik
dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sampai
memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif.
Seperti yang dapat diketahui, bahwa media dapat berupa media cetak
(leaflet, brosur, lembar balik, booklet, poster, dan lain-lain) dan media
elektronik (televisi dan radio). Seiring dengan berkembangnya zaman,
teknologi semakin canggih, media dapat dikombinasikan antara media
yang satu dengan lainnya (multimedia). Media dapat dibuat melalui
software komputer dan kemudian dicetak atau dapat ditampilkan dalam
bentuk gambar dan video (Notoatmodjo, 2010).
2. Tujuan Media Promosi Kesehatan
Adapun tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan dalam
pelaksanaan promosi kesehatan yaitu:
27
a. Dapat dijadikan untuk menghindari salah pengertian/pemahaman atau
salah tafsir.
b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan serta dapat lebih mudah
untuk ditangkap.
c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang
dianjurkan.
3. Jenis Media Promosi Kesehatan
Menurut (Notoadmodjo 2012) pada garis besarnya hanya terdapat
tiga macam media yaitu :
a. Alat bantu lihat (visual aids) yang membantu menstimulasi indra mata
(penglihatan) pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Alat ini
ada dua bentuk :
1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan
sebagainya.
2) Alat-alat yang tidak diproyeksikan : gambar peta, bagan, bola
dunia, boneka, dan lain-lain.
b. Alat bantu dengar (audio aids), yang digunakan untuk menstimulasi
indra pendengaran pada saat proses pengajaran. Misalnya radio, pita
suara, kepingan CD, dan lain-lain.
c. Alat bantu lihat-dengar, seperti televisi, video cassette, DVD.
28
4. Leaflet
Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi dan pesan-pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat
maupun gambar, atau kombinasi (Macfoedz dan Suryani, 2008). Media
leaflet digunakan digunakan sebagai media pendidikan kesehatan
dikarenakan dalam media ini sasaran dapat menyesuaikan dan belajar
mandiri, pengguna dapat melihat isinya disaat santai, informasi dapat
dibagi dengan keluarga dan teman, dapat memberikan informasi lebih
detail mengenai informasi yang tidak dapat diberikan secara lisan dan
mengurangi kebutuhan mencatat (Rokhmawati, 2015)
5. Youtube
a. Asal mula Youtube
Google diambil dari kata Googol yang diperkenalkan oleh
Milton Sirotta, keponakan ahli matematika Amerika yang bernama
Edward Kasner. Istilah ini ditulis dalam buku Kasner dan James
Nehwan berjudul “Mathematic and the Imagination” . Googol berarti
sebuah angkah yang dimulai dengan bilangan 1 (satu) dan diikuti oleh
seratus buah bilangan 0 (nol). Hal tersebut merupakan konsep Google
29
untuk mengelola informasi yang tak terbatas jumlahnya didunia maya
(Kindarto A, 2008).
Google sendiri dibangun oleh Larry Page alumni University of
Michigan yang saat itu berusia 24 tahun dan Sergey Brind mahasiswa
pasca sarjana di Standford University yang berusia 23 tahun. Dari
pemikiran kedua pemuda tersebut yang awal mulanya hanya iseng,
Google berkembang sangat cepat dan menjadi sangat besar (Kindarto
A, 2008).
Google adalah mesin pencari atau bahasa teknisnya adalah
Search Engine. Dari namanya saja dapat didefinisikan bahwa mesin
pencari merupakan fasilitas di Internet yang memiliki kemampuan
dalam mencari alamat website sesuai dengan kriteria tertentu yang
anda masukkan (Kindarto A, 2008)
Salah satu layanan dari Google ini, memfasilitasi penggunanya
untuk mengupload video dan bisa diakses oleh pengguna yang lain
dari seluruh dunia secara gratis. Bisa dikatakan youtube adalah
database video yang paling populer didunia internet, atau bahkan
mungkin yang paling lengkap dan variatif. Pada awalnya Youtube
memang bukan dikembangkan dikembangkan oleh Google, tapi
Google mengakuisisinya lalu kemudian menggabungkan dengan
layanan google yang lain (Fatty faiqah, dkk, 2016) Google Inc
membeli Youtube senilai US$ 1,65 miliar pada tahun 2006 (Prakoso,
2011, p. 45-52).
30
Youtube dikenal dengan slogan: Broadcast Yourself, yang
merupakan situs video sharing yang merupakan situs video sharing
yang menyediakan berbagai informasi berupa audio visual
(Abraham,2011, p.m 45-52). Pada tahun 2011, youtube menduduki
peringkat pertama untuk situs video sharing. Perkembangan youtube
di Indonesia, Head of Communications Consumer & youtube
Indonesia, Putri Silalahi, mengatakan bahwa jumlah penonton dan
youtube Indonesia bertambah 130% dari tahun 2014 ke 2015. Begitu
pula jumlah konten yang di-upload bertambah sebanyak 600%.
(Goenawan, 2014. par. 1-5).
Saat ini Youtube menjadi situs online Video provider paling
dominan di Amerika serikat, bahkan dunia, dengan menguasai pasar
43% pasar. Diperkirakan 20 jam durasi video di upload ke Youtube
setiap menitnya dengan 6 miliar views per hari. Youtube kini menjadi
berbagai macam kebutuhan dari penggunanya, fitur-fitur yang
ditawarkan dengan kemajuan teknologi youtube saat ini sangat
membantu dari berbagai aspek kebutuhan yang dibutuhkan sang
pengguna (Fataiqah, et al., 2016).
Memiliki lebih dari satu miliar pengguna, hamper sepertiga
dari semua pengguna internet dan setiap hari orang menonton ratusan
juta jam video di Youtube dan menghasilkan miliaran kali
penayangan. Youtube secara keseluruhan, telah menjangkau lebih
banyak pemirsa yang berusia 18-34 dan 18-49 tahun daripada jaringan
31
kabel manapun di dunia (Fataiqah, et al., 2016).Jumlah jam yang
diluangkan orang-orang untuk menonton video (alias waktu tonton) di
Youtube naik 60% per tahunnya, dan merupakan pertumbuhan
terpesat yang pernah dilihat dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
Jumlah orang yang menonton Youtube per hari naik sebesar 40% per
tahun sejak Maret 2014. Jumlah pengguna yang mengunjungi Youtube
dan memulainya dari beranda Youtube dan memulainya dari beranda
Youtube, naik lebih dari 3 kali lipat per tahun. (youtube, 2016)
b. Karakteristik Youtube
Terdapat karakteristik dari youtube ysng membuat banyak dari
sebagian pengguna betah menggunakannya. Berdasarkan hasil
wawancara kepada informan dan penelitian yang dilakukan penulis
mengelompokkan menjadi 5 bagian (Fataiqah, et al., 2016) :
1) Tidak ada batasan durasi untuk menggungah video. Hal ini yang
membedakan youtube dengan beberapa aplikasi lain yang
mempunyai batasan durasi minimal waktu semisal instgram,
snapchat, dan sebagainya.
2) System pengamanan yang melalui akurat. Youtube membatasi
pengamanannya dengan tidak mengizinkan video yang
mengandung sara, illegal, dan akan memberikan pertanyaan
konfirmasi sebelum mengunggah video.
3) Berbayar. Saat ini seperti sedang menjadi viral dimana-mana,
youtube memberikan penawaran bagi siapapun yang
32
mengunggah videonya ke youtube dan mendapatkan minimal
1000 viewers atau penonton maka akan diberikan honorarium.
(Theolman, 2011)
4) System offline. Youtube mempunyai fitur baru bagi para
pengguna untuk menonton videonya yaitu system offline. System
ini memudahkan para pengguna untuk menonton videonya pada
saat offline tetapi sebelumnya video tersebut harus didownload
terlebih dahulu.
5) Tersedia editor sederhana. Pada menu awal mengunggah video
pengguna akan ditawarkan untuk mengedit videonya terlebih
dahulu. Menu yang ditawarkan adalah memotong video,
memfilter warna, atau menambah efek perpindahan video.
c. Manfaat Youtube
Pemanfaatan Youtube yang lebih nyata dan langsung aplikatif
terhadap berbagai keperluan dan kebutuhan pengguna seperti yang
tertera dibawah ini (Fataiqah, et al., 2016) :
1) Memberikan Layanan Gratis
Secara umum, Youtube menawarkan layanan gratis khususnya
untuk menikmati dan mengakses video-videonya yang masuk
dalam sistemnya. Ini berarti bahwa untuk mengakses video
apapun, seorang pengguna perlu memiliki akun premium atau
membayar sejumlah uang dalam skala waktu tertentu. Paling
banter, seorang pengguna harus memiliki pulsa dan
33
menggunakan kuotanya untuk mengakses video-video yang
menarik perhatiannya. Selain itu, pengguna dapat mengakses
video-video tersebut secara gratis
Ketentuan yang sama juga berlaku pada layanan mengunggah
atau menampilkan video dan membuatnya accessible oleh
pengguna dan khalayak ramai.
2) Men-download (Unduh) Beberapa Video Tertentu
Youtube memungkinkan pengguna untuk mengunduh beberapa
video-video tertentu video yang demikian biasanya berukuran
HD atau High Definition sehingga jika seorang pengguna ingin
menonton sebuah video berkali-kali, ia hanya perlu
mengunduhnya. Setelah berhasil terunduh, sebuah video dapat
disimpan dengan gadget masing-masing untuk dinikmati
kapanpun tanpa menggunakan sambungan internet.
3) Mengakses dan Berbagi Informasi seputar Hal-Hal Teknis
Banyak pengguna yang mengakses Youtube untuk mengetahui
cara-cara melakukan beberapa hal tertentu, seperti demo
memasak, cara menggunakan aplikasi dalam komputer atau
telepon pintar, meracik jamu dan obat herbal, mendaur ulang
sampah, cara praktis melakukan berbagai hal yang awalnya rumit
atau tidak efektif, mengasah berbagai skill dan lain sebagainya.
34
4) Mengakses Video Streaming
Mengakses video streaming, baik live maupun tidak, merupakan
manfaat lain ditawarkan Youtube. Siaran yang ditayangkan
ditelevisi lokal, nasional bahkan internasional bisa diakses
melalui Youtube , baik siaran tersebut tengah atau disiarkan.
5) Mengenalkan dan Memasarkan Produk
Sebagian besar pengguna Youtube juga menggunakan media
sosial ini untuk menguatkan dan memajukan bisnis yang tengah
dikelola. Memasarkan sebuah produk di dunia daring tak ubahnya
membuka gerai baru yang dapat melayani pelanggan dan
konsumen dalam jumlah yang lebih besar. Ini utamanya cocok
memasarkan dan mengenalkan produknya bermodal gadget dan
sambungan internet. Hal ini juga semakin membuktikan bahwa
manfaat jaringan komputer sangatlah dibutuhkan untuk
mengoneksikan banyak orang dalam satu lingkup, yaitu internet.
6) Mengakses Video Informatif
Jika kita mempehatikan acara atau siaran TV belakangan,
seringkali kita akan banyak bertemu dengan keterangan
bertuliskan Courtesy: Youtube di bagian bawah layar televisi. Hal
tersebut menandakan bahwa menggunakan youtube sebagai
referensi dalam menyusun konten acaranya. Ini sekaligus juga
menandakan bahwa ada banyak sekali informasi bisa di dapatkan
hanya dengan mengakses Youtube ,
35
7) Mendukung Industri Hiburan
Youtube membantu pengguna untuk mengakses video yang
mereka inginkan semisal video clip dari penyanyi atau band
kesayangan, fil, dari actor, aktris atau sutradara favorit, tayangan
yang sedang in dan lain sebagainya. Sebagian dari video tersebut
merupakan video bergenre hiburan, termasuk streaming siaran
hiburan yang mereka lewatkan, sehingga kehadiran Youtube di
sini dangat berperan penting dalam menyukseskan dan
memajukan industry dunia hiburan. Itulah mengapa, para insan
industry hiburan juga memanfaatkan keadaan yang demikian
dengan mengiklankan siarannya di Youtube.
8) Menguatkan Branding Lembaga/ Institusi
Selain rutin dikunjungi oleh para pebisnis yang ingin
memasarkan produk, siswa yang ingin mengetahui video ilmiah
terkait yang mereka terima di sekolah, pengguna yang ingin
mengetahui banyak informasi tentang hobi atau gaya hidup yang
mereka miliki. Youtube juga digunakan sebagai media branding
Lembaga atau organisasi. Ini utamanya terkait dengan penguatan
profil Lembaga serta ekspansi unutk mendapatkan peluang
kerjasama atau suntikan dana dari Lembaga penyandang dana.
Dengan merekam aktivitas rutin yang terjadi di dalam suatu
Lembaga atau Lembaga-lembaga binaannya, khalayak dapat
36
memiliki gambaran lebih utuh mengenai suatu organisasi
tertentu.
9) Mengetahui Respon dan Komentar Khalayak
Fitur ‘suka’ dan ‘komentar’ dalam Youtube sangat memudahkan
pengguna yang mengunggah dan membagi sebuah video tertentu
untuk mengetahui respon dan komentar konsumen terhadap
kualitas maupun konten videonya. Ini tentu sangat berharga
sebagai bahan evaluasi dan referensi dalam membuat video
berikutnya.
10) Memfasilitasi Pengguna Menguasai Skill Dasar Membuat Video
Youtube memungkinkan mereka secara otodidak belajar
mengutak-atik video dan menambah kualitasnya. Ini misalnya
dapat melihat dalam fitur Youtube Editor. Meskipun fitur Youtube
Editor. Meskipun fitur yang ditawarkan jauh lebih sederhana dan
sedikit dibanding aplikasi edit video lainnya, layanan ini sangat
cocok untuk pengguna. Minimal, mereka dapat mengetahui cara
menggabungkan, memutar memotong, slow motion hingga
memutar, memotong slow motion hingga menemukan hak cipta
music gratis untuk ditambahkan kepada video yang dibuat
pengguna.
37
D. Pengetahuan dan Sikap
1. Pengetahuan (Klowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui melalui mata dan telinga (Maryam, 2015).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior)
a. Proses Adobsi perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni (Maryam, 2015):
1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu,
2) Intevest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
3) Evalution (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik
4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
38
5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus
b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan (Maryam, 2015):
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifikdari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara bentar tentang objek yang diketahui, dan
dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan lain sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
39
3) Aplikasi (aplication)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan 9membuat
bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan, dan
sebagainya.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
40
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yang berkaitan dengan keampuan unutk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian- penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
1. Teori Laswell Model
Komunikasi adalah penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain (Effendy,2005). Komunikasi
memiliki peran penting dalam promosi kesehatan. Menurut
Laswell komunikasi akan berjalan dengan baik jika melalui lima
tahap. Kelima tahapan itu adalah:
a. Who: Siapa orang yang menyampaikan komunikasi
(komunikator).
b. Say what: Apa pesan yang disampaikan.
c. In which channel: Saluran atau media apa yang digunakan.
d. To whom: Siapa penerima pesan (komunikan).
41
e. Whit what effect: Perubahan apa yang terjadi kepada
penerima pesan.
Lima unsur itu merupakan elemen pokok komunikasi yang
tidak boleh ditinggalkan dalam melakukan komunikasi dengan
siapa saja termasuk komunikasi dalam promosi kesehatan.
Komunikasi dapat bekerja secara sistematis sehingga hasilnya
tepat sasaran.
Bagan 2.1 Kerangka Teori Laswell Model
Sumber : Teori Laswell Model (Effendy, 2005)
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa vatsan lain tentang
sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut (Maryam, 2015) :
” An individual’s social attitude is a syndrome of response
consistency with regart to social object” (Campbell, 1950)
“A mental and neural state of rediness, organized through
expertence, exerting a directive or dynamic influence up on the
Who Say what In which
channel
To whom
Whit what
effect
42
individual’s response to all object and situation with wich it is related”
(Allport, 1954)
“Attitude entails an existing predisposition to response to social
object which in interaction with situational and other disposistional
variables, guides and direct the overt behaviour of the individual”
(Cardno, 1995)
Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa manifestasi
sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebihi dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial,
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
(Maryam, 2015).
Diagram dibawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut
a. Komponen Pokok Sikap
Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok (Siti Maryam, 2015) :
43
1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap
yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan
penting.
b. Berbagai Tingkatan Sikap
Sepertinya halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari
berbagai tingkatan (Maryam, 2015).
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap
orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian
orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan
itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
44
3) Menghargai (valving)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ditelah
dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling
tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB,
meskipun mendapat tantangan dari mertua atau ibu tuanya
sendiri.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat
atau penyataan responden terhadap suato objek.
c. Praktik atau Tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan
faktor dukungan (support) dari pihak lain. Faktor lain mempunyai
beberapa tingkatan. (Maryam, 2015)
1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat
pertama’
45
2) Respons terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh yang merupakan indikator praktik tingkat
dua.
3) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan,
maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
4) Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah
dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Dalam penelitian ini mengukur
sikap menggunakan Teori S-O-R Model
1. Teori S-O-R Model
Teori S-O-R dalam proses komunikasi berkenaan dengan
perubahan sikap yang dapat berubah jika stimulus yang menerpa
benar-benar melebihi semula. Dalam menelaah sikap yang baru,
ada tiga variabel yang penting yaitu perhatian, pengertian, dan
penerimaan (Effendy, 2003).
46
Titik penekanan dalam model komunikasi ini lebih kepada
pesan yang disampaikan mampu menumbuhkan motivasi,
menumbuhkan gairah kepada komunikan sehingga komunikan
cepat menerima pesan yang disampaikan dan selanjutnya terjadi
perubahan sikap. Unsur penting dalam model komunikasi S-O-R
ada tiga yaitu:
a. Pesan (stimulus)
b. Komunikan (organism)
c. Efek (response)
Bagan 2.2 Kerangka Teori S-O-R Model
Sumber : Teori S-O-R Model (Effendy, 2005)
Pesan Komunikan Respon
tertutup, sikap.
Respon
terbuka,
perilaku.
47
E. Kerangka Teori
Bagan 2.3 Kerangka Teori Modifikasi Lasswell dan S-O-R Model
F. Hipotesis
Rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah promosi kesehatan
menggunakan media youtube efektif terhadap pengetahuan dan sikap remaja
putri tentang anemia dibandingkan dengan menggunakan media leaflet.
Promotor kesehatan.
Promosi Kesehatan tentang
anemia.
Media Youtube
Remaja Putri di SMA Negeri
Kota Bengkulu
Sikap terhadap anemia
Pengetahuan tentang anemia
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimen dengan
desain penelitian yang digunakan adalah quasy experimental study dengan
pretest posttest two Group design. Penelitian dilakukan di SMA Negeri di Kota
Bengkulu yang dipilih secara sengaja atau purposive sampling. Rancangan ini
menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Dibawah ini merupakan
desain penelitian sebagai berikut :
Rancangan penelitian sebagai berikut :
Kelompok Intervensi X1 Pn X2
Kelompok Kontrol X3 P1 X4
Bagan 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
X1 : Pretest pengambilan data awal mengenai pengetahuan dan
sikap sebelum diberikan promosi kesehatan menggunakan
media Youtube
Pn : Pemberian promosi kesehatan anemia pada remaja putri
menggunakan media promosi kesehatan Youtube
X2 : Posttest pengambilan data akhir mengenai pengetahuan dan
sikap setelah diberikan promosi kesehatan menggunakan media
Youtube
X3 : Pretest pengambilan awal mengenai pengetahuan dan sikap
sebelum diberikan leaflet
P1 : Pemberian media leaflet
49
X4 : Posttest pengambilan data akhir mengenai perubahan
pengetahuan dan sikap setelah diberikan media leaflet
B. Kerangka Konsep
Variabel independen yang diteliti pada penelitian ini adalah pemberian
promosi kesehatan media Youtube, sedangkan variabel dependen pada
penelitian ini adalah perubahan pengetahuan dan sikap pada remaja putri yang
mempunyai resiko anemia.
Variabel Independen Variabel Dependen
Bagan 3.2 Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional
Tabel 3.3 Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional
Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1. Pengetahuan
Remaja Putri
Segala sesuatu
yang diketahui
oleh remaja
putri terhadap
promosi
kesehatan
tentang anemia
Pengisian
kuesioner. Terdiri
dari 15
pertanyaan,
pilihan jawaban:
A, B, dan C.
Diberi skor 1
untuk jawaban
benar dan skor 0
untuk jawaban
salah. Kategori
penilaian rata-rata
Kuesioner Skor
Pengetahuan
Rasio
Promosi kesehatan
Melalui Media Youtube
Pengetahuan Remaja putri
Sikap Remaja putri
50
skor: Sebelum= 0-
15 Sesudah= 0-15
2. Sikap
Remaja Putri
Penilaian,
persepsi remaja
putri terhadap
upaya
pencegahan
resiko penyakit
Anemia
Pengisian
kuesioner. Terdiri
dari 10
pertanyaan.
Dinilai dari hasil
jawaban
kuesioner dengan
model skala
Likert dan
scoring. Kategori
Penilaian dengan
bobot skor.
Terdiri dari
pernyataan positif
dan negatif
dengan pilihan
jawaban: sangat
setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju
(ST), sangat tidak
setuju (STS).
Pernyataan
positif:
(SS) = 4
(S) = 3
(TS) = 2
(STS) n = 1
Pernyataan
negatif:
(STS) = 4
(TS) = 3
(S) = 2
(STS) = 1
Kuesioner Skor Sikap Rasio
3. Promosi
Kesehatan
Alat bantu
dalam proses
Penyampaian
promosi
kesehatan
berupa media
sosial Youtube
dan media
leaflet. Dimana
berisi tentang
pengendalian
anemia
- - - -
51
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoadmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini merupakan
Siswi Remaja Putri di SMA Negeri Kota Bengkulu. Jumlah populasi pada
remaja putri di semua SMA Negeri Kota Bengkulu adalah sebesar 5.805
siswi.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi.
a. Besar sampel
Perhitungan jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan
rumus beda 2 rata-rata independen seperti dibawah ini :
𝑛 = [2 𝜎²(𝑍1 −
𝛼2 + 𝑍1 − 𝛽)²
(µ1 − µ2)²]
Keterangan :
n = Besar sampel
Z1- 𝛼
2 = Standar normal deviasi untuk α (standar deviasi α = 0,05 = 1,96)
Z1-β = Standar normal deviasi untuk β (standar deviasi β = 1,28)
µ1 = Nilai mean kelompok kontrol yang didapat dari literatur
µ2 = Nilai mean kelompok intervensi yang didapat dari literatur
σ = Estimasi standar deviasi dari beda mean pretest dan post test
berdasarkan literatur (Septi Budi Sulistiyani, 2017)
52
Besaran sampel yang diperoleh :
𝑛 = [2. (2,35)2(1,96 + 1,28)2
(15,3 − 13,60)2]
= 71,75
2,89
= 24,8
= 25
= 25 x 10%
= 25 + 2,5 28 Orang
Berdasarkan perhitungan jumlah sampel pada masing-masing
kelompok adalah 25 orang. Untuk antisipasi drop out 10 %.
Besaran sampel minimal 28 orang dalam satu kelompok dan
seluruh sampel penelitian adalah 56 orang. Terdiri dari 28 orang
kelompok intervensi (SMA Negeri 10 Kota Bengkulu) dan 28
orang kelompok kontrol (SMA Negeri 9 Kota Bengkulu).
b. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel diambil secara purposive sampling, peneliti
menentukan pengambilan sample dengan cara menetapkan ciri-ciri
khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan
dapat menjawab permasalahan penelitian (Notoadmodjo, 2010).
Kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini yaitu :
1) Kriteria Inklusi
a) Remaja putri kelas X berstatus aktif di SMAN 10 Kota
Bengkulu dan SMAN 9 Kota Bengkulu
53
b) Remaja putri bersedia menjadi responden
2) Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi
dalam penelitian ini, yaitu siswa yang tidak mengikuti proses
penelitian secara menyeluruh
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Kota Bengkulu. Waktu
pelaksanaan pada bulan Januari sampai Februari tahun 2020.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari sampel penelitian yaitu
hasil wawancara kepada remaja putri kelas X menggunakan kuesioner
tentang anemia.
b. Data Sekunder
Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Penelitian ini sumber data sekunder yang
dipakai adalah sumber data tertulis yang didapatkan dari dokumen-
dokumen terkait masalah anemia pada remaja yang ada yaitu data dari
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2018.
54
c. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1) Formulir kuesioner pengetahuan dan sikap
2) Media Promosi Kesehatan Youtube
3) Media Promosi Kesehatan Leaflet
G. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuesioner yang berisi 15 pertanyaan mengenai pengetahuan dan 10 pertanyaan
sikap terhadap anemia pada remaja putri. Instrumen kuesioner ini digunakan
pada saat pretest dan posttest untuk melihat efektivitas promosi kesehatan
melalui media youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA
Negeri Kota Bengkulu. Instrumen kuesioner yang digunakan oleh peneliti
diambil dari kuesioner penelitian yang dilakukan oleh Intan Rosalina
Sembiring (2015) . Sedangkan bahan penelitian yang digunakan adalah media
youtube untuk kelompok intervensi sedangkan media leaflet untuk kelompok
kontrol.
H. Pengolahan Data
Pada data yang telah terkumpul, akan diolah dan dianalisis dan berikut
tahapan pengolahan :
a. Editing
Pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan. Pengeditan
dilakukan karena kemungkinan data yang masuk dan tidak memenuhi
syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Pengeditan data dilakukan
55
untuk melengkapi kekurangan atau menghilangkan kesalahan yang
terdapat pada data mentah.
b. Coding
Mengklasifikasikan jawaban atau hasil kuesioner dan data yang ada
menurut macamnya yang lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode
kelompok perlakuan.
c. Processing
Kegiatan ini merupakan memproses data agar yang sudah di entry dapat
dianalisa dengan menggunakan kompueterisasi
d. Cleaning
Setelah disusun dan selesai maka dilakukan pengecekan kembali data yang
sudah ada agar bebas dari kesalahan dan siap dianalisis
I. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dalam hasil penelitian. Analisis mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dari setiap variabel (Notoatmodjo,
2010). Analisis univariat yang digunakan adalah untuk melihat distribusi
rata-rata skor, standar deviasi dan nilai minimum maksimum pengetahuan
dan sikap remaja putri kelas X di SMA Negeri Kota Bengkulu tentang
anemia. Nilai proporsi yang didapat dalam bentuk presentase yang
diinterpretasikan dengan menggunakan kategori 0% tidak satupun, 1%-
56
25% sebagian kecil, 26%-49% hamper sebagian, 50% setengah dari
kejadian, 51%-75% sebagian besar, 76%-99% hampir seluruh, dan 100%
seluruh (Arikunto, 2013).
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi (Notoadmodjo, 2010). Data yang diperoleh
kemudian diolah, dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel. Sebelum
melakukan uji bivariat dilakukan terlebih dahulu uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorof Smirnof. Penelitian ini menggunakan 2 uji
yaitu t-test dependen dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan
media Youtube terhadap perubahan pengetahuan dan sikap pada remaja
putri yang berisiko terkena anemia. Jika distribusi tidak normal maka
menggunakan uji Wilcoxon. Sedangkan uji t-test indepenen dilakukan
untuk mengetahui kelompok mana yang paling efektif tehadap perubahan
pengetahuan dan sikap pada remaja putri yang memiliki resiko terkena
anemia. Jika distribusi tidak normal maka menggunakan uji Mann
Whitney.
57
J. Alur Kerja Penelitian
Bagan 3.3 Alur Kerja Penelitia
Membuat konsep pembuatan dan penggunaan media youtube
Media Youtube
Inform Consent pada Remaja Putri
Pembagian prettest kuesioner
Kel. P0
Intervensi (kelompok
perlakuan dengan
menggunakan media
Youtube)
Kel. P1
(kelompok kontrol hanya
diberikan Leaflet)
Pembagian posttest kuesioner
Hasil pretest dan posttest kuesioner
Uji statistik
58
K. Etika Penelitian
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan informed
concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta
mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus
menanda tangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia, maka
peneliti harus menghormati hak responden. Beberapa informasi yang harus
ada dalam informed concent tersebut adalah partisipasi responden, tujuan
dilakukan penelitian, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur
pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,
dan sebagainya.
2. Anonymity (tanpa nama)
Tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur bahwa hanya
menuliskan kode lembar pengumpulan data.
3. Confidentialy (kerahasian)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Jalannya Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas
promosi kesehatan melalui media youtube terhadap pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu. Penelitian
dilakukan di SMA Negeri 10 Kota Bengkulu sebagai kelompok intervensi
dan di SMA Negeri 9 Kota Bengkulu sebagai kelompok kontrol.
Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yang meliputi tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan, yaitu sebagai berikut:
a. Persiapan Penelitian
Tahap ini meliputi beberapa proses antara lain penetapan judul,
pengambilan data sekunder, perumusan masalah penelitian, persiapan
instrumen penelitian, ujian proposal skripsi serta mengurus izin
penelitian. Pada tahap persiapan penelitian ini meliputi beberapa proses
antara lain survey persiapan penelitian di SMA Negeri Kota Bengkulu
pada tanggal 17 Januari, selanjutnya mengurus surat izin penelitian
yang pertama ke DPMTSP Bengkulu pada tanggal 20 Januari 2020 dan
ditetapkan waktu penelitian yaitu 20 Januari-20 Februari 2020. Setelah
itu pada tanggal 21 Januari mengurus surat izin penelitian di Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, lalu melanjutkan
mengurus surat izin ke SMA Negeri Kota Bengkulu tanggal 22 Januari.
60
Pada tanggal 27 Januari 2020 disepakati waktu memulai penelitian
kelompok intervensi sedangkan pada tanggal 31 Januari 2020
disepakati waktu memulai penelitian kelompok kontrol.
b. Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini merupakan proses pengambilan data primer melalui
pengisian kuesioner oleh responden. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 27 Januari 2020 pada kelompok intervensi di SMA Negeri 10
Kota Bengkulu serta tanggal 31 Januari 2020 pada kelompok kontrol di
SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
28 responden dari masing-masing kelompok.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengumpulan
data primer yaitu pada kelompok intervensi remaja putri diberikan
promosi kesehatan dengan menggunakan media youtube sedangkan
pada kelompok kontrol remaja putri diberikan media leaflet. Penelitian
di awali dengan melakukan pengukuran pengetahuan dan sikap remaja
putri tentang anemia secara objektif dengan menggunakan kuesioner.
Jarak pretest, intervensi dan post test adalah 3 hari. Hari
pertama dilakukan pre test dengan pengisian kuesioner dan 3 hari
kemudian diberikan promosi kepada kelompok intervensi
menggunakan media youtube sedangkan kelompok kontrol diberikan
media leaflet. Remaja putri diberikan promosi kesehatan tentang
anemia dengan perlakuan dengan menonton video cara mencegah
anemia di youtube resmi yang peneliti buat. Kemudian dilakukan
61
pengukuran kembali pengetahuan dan sikap remaja putri tentang
anemia menggunakan kuesioner yang sama.
2. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas promosi
kesehatan melalui media youtube terhadap peningkatan pengetahuan
dan sikap remaja putri tentang anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu
dengan hasil pengolahan dan analisa data sebagai berikut :
a. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA Negeri Kota Bengkulu
tentang anemia. Hasil distribusi dapat dilihat tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada
Kelompok intervensi Sebelum dan Sesudah diberikan Promosi
Kesehatan melalui media Youtube
No Item Pertanyaan Pengetahuan
tentang Anemia
Sebelum (%) Sesudah (%)
Salah Benar Salah Benar
1. Pengertian anemia 7,1 92,9 0 100,0
2. Tanda dan gejala Anemia 0 100 0 100,0
3. Penyebab Remaja putri lebih
berisiko terkena anemia
3,6 96,4 0 100,0
4. Kelompok yang paling beresiko
menderita anemia
0 100 0 100,0
5. Kadar Hb normal pada remaja
putri
60,7 39,3 0 100,0
6. Dampak anemia pada remaja putri 35,7 64,3 21,4 78,6 7. Kebiasaan yang menghambat
penyerapan zat besi oleh tubuh
96,4 3,6 67,9 32,1
8. Faktor penyebab wanita
kehilangan zat besi yang
berlebihan dalam tubuh
53,6 46,4 28,6 71,4
9. Dampak calon ibu jika menderita
anemia pada masa kehamilan
(persalinan)
28,6 71,4 14,3 85,7
10. Vitamin yang membantu
penyerapan zat besi didalam tubuh
46,4 53,6 7,1 92,9
62
11. Anemia remaja putri dicegah
dengan banyak mengonsumsi
3,6 96,4 0 100
12. Makanan sumber zat besi atau
makanan penambah darah yang
berasal dari hewani
7,1 92,9 3,6 96,4
13. Makanan sumber zat besi atau
makanan penambah darah yang
berasal dari nabati
14,3 85,7 0 100
14. Vitamin yang berperan dalam
meningkatkan zat besi
17,9 82,1 0 100
15. Vitamin C merupakan zat gizi yang berperan dalam
meningkatkan penyerapan
25,0 75,0 3,6 96,4
Hasil penelitian menemukan bahwa dari 15 item pertanyaan
pengetahuan didapatkan jawaban yang salah terbanyak di soal nomor 7,
dan 8 yaitu tentang kebiasaan menghambat penyerapan zat besi, dan faktor
penyebab wanita kehilangan zat besi berlebih dalam tubuh. Tetapi terjadi
perubahan setelah diberikan perlakuan jawaban yang salah menjadi
menurun soal nomor 7 sebelumnya 96,4 % menjadi 67,9% dan soal nomor
8 sebelumnya 56,7% menjadi 11,4%. Pada soal nomor 5 terjadi
peningkatan dari 39,3% jumlah benar menjadi 100% begitu juga pada soal
nomor 10 dari 53,6% menjadi 92,9% jumlah benar.
Tabel 4.2
Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada
Kelompok kontrol Sebelum dan Sesudah diberikan Media Leaflet
No Item Pertanyaan Pengetahuan
tentang Anemia
Sebelum (%) Sesudah (%)
Salah Benar Salah Benar
1. Pengertian anemia 28,6 71,4 3,6 96,4
2. Tanda dan gejala Anemia 0 100 0 100
3. Penyebab Remaja putri lebih
berisiko terkena anemia
50,0 50,0 35,7 64,3
4. Kelompok yang paling beresiko menderita anemia
10,7 89,3 7,1 92,9
5. Kadar Hb normal pada remaja
putri
82,1 17,9 67,9 32,1
6. Dampak anemia pada remaja
putri
57,1 42,9 50,0 50,0
63
7. Kebiasaan yang menghambat
penyerapan zat besi oleh tubuh
75,0 25,0 60,7 39,3
8. Faktor penyebab wanita
kehilangan zat besi yang
berlebihan dalam tubuh
78,6 21,4 67,9 32,1
9. Dampak calon ibu jika menderita
anemia pada masa kehamilan
(persalinan)
21,4 78,6 17,9 82,1
10. Vitamin yang membantu
penyerapan zat besi didalam
tubuh
64,3 35,7 57,1 42,9
11. Anemia remaja putri dicegah
dengan banyak mengonsumsi
7,1 92,9 7,1 92,9
12. Makanan sumber zat besi atau
makanan penambah darah yang
berasal dari hewani
39,3 60,7 28,6 71,4
13. Makanan sumber zat besi atau
makanan penambah darah yang
berasal dari nabati
78,6 21,4 71,4 28,6
14. Vitamin yang berperan dalam
meningkatkan zat besi
57,1 42,9 50,0 50,0
15. Vitamin C merupakan zat gizi yang berperan dalam
meningkatkan penyerapan
42,9 57,1 39,3 60,7
Hasil penelitian menemukan bahwa dari 15 item pertanyaan
pengetahuan didapatkan jawaban yang salah terbanyak di soal nomor 5, 8
dan 13 yaitu tentang kadar hb normal, faktor penyebab wanita kehilangan
zat besi berlebih dalam tubuh dan makanan suber zat besi berasal dari
nabati. Tetapi terjadi perubahan setelah diberikan perlakuan jawaban yang
salah menjadi menurun soal nomor 5 sebelumnya 82,1 % menjadi 67,9%,
soal nomor 8 sebelumnya 82,1% menjadi 67,9% dan nomor 13
sebelumnya 78,6% menjadi 71,4%. Pada soal nomor 1 terjadi peningkatan
dari 71,4% jumlah benar menjadi 96,4% begitu juga pada soal nomor 12
dari 60,7% menjadi 71,4% jumlah benar.
64
Tabel 4.3
Deskripsi Sikap Remaja Putri tentang Anemia pada Kelompok
Intervensi Sebelum dan Sesudah diberikan Promosi Kesehatan
melalui Media Youtube
No. Sikap Terhadap
Anemia
Sebelum (%) Sesudah (%)
SS S TS STS SS S TS STS
1. Sebaiknya remaja
putri perlu
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung zat
besi
60,7 39,3 0 0 96,4 3,6 0 0
2. Setiap orang
seharusnya makan
makanan bergizi
seimbang (4 sehat 5
sempurna)
50,0 50,0 0 0 92,9 7,1 0 0
3. Sebaiknya makan buah-buahan yang
banyak
mengandung
vitamin C
35,7 64,3 0 0 67,9 32,1 0 0
4. Jika kita sudah
menemukan gejala
Anemia maka
diamkan saja
0 7,1 60,7 32,1 0 0 28,6 71,4
5. Sebaiknya kita
mengkonsumsi obat
tablet tambah darah
untuk mencegah
terjadinya Anemia
14,3 82,1 3,6 0 53,6 42,9 3,6 0
6. Anemia bukan masalah kesehatan
yang berbahaya
3,6 7,1 57,1 32,1 0 3,6 35,7 60,7
7. Merasa kawatir jika
terkena Anemia
17,9 71,4 10,7 00 42,9 57,1 0 0
8 Setiap pagi kita
dianjurkan sarapan
untuk
menghindarkan
terjadinya Anemia
32,1 67,9 0 0 50.0 50,0 0 0
9. Tidak perlu makan
makanan sayuran
hijau
0 3,6 60,7 35,7 0 3,9 39,0 57,1
10. Anemia tidak
menggangu aktifitas
remaja putri
10,7 3,6 60,7 25,0 0 0 46,4 53,6
65
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 10 item pernyataan sikap
didapatkan jawaban yang salah terbanyak di soal nomor 6 dan 9 yaitu
tentang anemia bukan masalah kesehatan berbahaya dan tidak perlu
makan makanan sayur hijau. Namun setelah diberikan promosi
kesehatan melalui media youtube terjadi perubahan persentase sikap
remaja putri tentamng anemia sebelum dan sesudah. Pada pernyataan
soal nomor 6 (pernyataan negatif) jumlah Setuju dari 7,1% menurun
menjadi 3,6% dan jumlah sangat tidak setuju 32,1% menjadi 60,7%.
begitu juga pada soal pernyataan nomor 9 (pernyataan negatif) jumlah
setuju dari 3,6% menjadi 3,9% jumlah sangat tidak setuju 35,7%
menjadi 57,1%.
Tabel 4.4
Deskripsi Sikap Remaja Putri tentang Anemia pada Kelompok
Kontrol Sebelum dan Sesudah diberikan Media Leaflet
No. Sikap Terhadap
Anemia
Sebelum Sesudah
SS S TS STS SS S TS STS
1. Sebaiknya remaja putri perlu
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung zat
besi
25,9 74,1 0 0 55,2 57,1 0 0
2. Setiap orang
seharusnya makan
makanan bergizi
seimbang (4 sehat 5
sempurna)
25,9 74,1 0 0 55,2 57,1 0 0
3. Sebaiknya makan
buah-buahan yang
banyak mengandung
vitamin C
3,7 88,9 7,4 0 10,7 89,3 0 0
4. Jika kita sudah
menemukan gejala
Anemia maka
diamkan saja
10,7 14,3 75,0 0 6,9 6,9 67,9 17,9
66
5. Sebaiknya kita
mengkonsumsi obat
tablet tambah darah
untuk mencegah
terjadinya Anemia
3,7 59,3 33,3 3,7 7,1 78,6 14,3 0
6. Anemia bukan
masalah kesehatan
yang berbahaya
7,1 7,1 85,7 0 0 7,1 92,9 0
7. Merasa kawatir jika
terkena Anemia
0 92,6 7,4 0 3,6 96,4 0 0
8 Setiap pagi kita
dianjurkan sarapan
untuk
menghindarkan
terjadinya Anemia
0 96,3 3,7 0 3,6 96,4 0 0
9. Tidak perlu makan makanan sayuran
hijau
17,9 25,0 57,1 0 14,3 14,3 71,4 0
10. Anemia tidak
menggangu aktifitas
remaja putri
10,7 21,4 67,9 0 10,7 10,7 78,6 0
Tabel 4.4 menentukan bahwa dari 10 item pernyataan sikap
didapatkan jawaban yang salah terbanyak di soal nomor 5, 9, dan 10
yaitu tentang konsumsi tablet tambah darah, tidak perlu makan makanan
sayur hijau, dan anemia tidak menggangu aktifitas. sesudah diberikan
melalui media leaflet walaupun tidak terlalu tinggi mengalami
peningkatan. Namun setelah diberikan media leaflet terjadi perubahan
persentase sikap remaja putri tentamng anemia sebelum dan sesudah.
Pada soal pernyataan nomor 5 (pernyataan positif) jumlah setuju
mengalami peningkatan dari 58,3% menjadi 78,6% dan jumlah tidak
setuju mengalami penurunan dari 33,3% menjadi 14,3%. Pada
pernyataan soal nomor 9 (pernyataan negatif) jumlah Setuju dari 25,0%
menurun menjadi 14,3% dan jumlah tidak setuju 57,1% menjadi 71,4%.
begitu juga pada soal pernyataan nomor 10 (pernyataan negatif) jumlah
67
setuju dari 21,4% menjadi 10,7% jumlah tidak setuju 67,9% menjadi
78,6%.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri di SMA
Negeri Kota Bengkulu Tentang Anemia
Variabel
Intervensi (n=28) Kontrol (n=28)
Mean Standar
Deviasi Min Max Mean
Standar
Deviasi Min Max
Pengetahuan
sebelum intervensi
Pengetahuan setelah intervensi
10,58
13,75
1,484
1,110
5
10
6
12
8,04
9,36
1,527
1,569
5
6
10
12
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa kelompok intervensi rata-rata
pengetahuan responden sebelum diberikan perlakuan dengan media
youtube adalah (10.58) dengan standar deviasi (1.484). Rata-rata
pengetahuan setelah diberikan intervensi meningkat menjadi (13.75)
dengan standar deviasi (1.110). Sedangkan pada kelompok kontrol rata-
rata pengetahuan responden sebelum diberikan perlakuan dengan media
leaflet adalah (8.04) dengan standar deviasi (1.527). Rata-rata
pengetahuan setelah diberikan intervensi meningkat menjadi (9.36)
dengan standar deviasi (1.569)
68
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri di SMA Negeri Kota
Bengkulu Tentang Anemia
Variabel
Intervensi (n=28) Kontrol (n=28)
Mea
n
Standar
Deviasi Min Max Mean
Standar
Deviasi Min
Ma
x
Sikap sebelum
intervensi
Sikap setelah
intervensi
32,71
36,36
2,787
2,512
27
31
37
40
28,43
29,96
1,814
2,009
25
32
26
33
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Rata-rata sikap responden sebelum
diberikan perlakuan dengan media youtube adalah (32,71) dengan
standar deviasi (2.787). Rata-rata sikap setelah diberikan intervensi
meningkat menjadi (36.36) dengan standar deviasi (2.512). sedangkan
pada kelompok kontrol rata-rata sikap responden sebelum diberikan
perlakuan dengan media leaflet adalah (28,43) dengan standar deviasi
(1,814). Rata-rata Sikap setelah diberikan intervensi meningkat menjadi
(29,96) dengan standar deviasi (2,009).
b. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia sebelum dan sesudah
diberikan promosi kesehatan melalui media youtube pada kelompok
intervensi sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan media
leaflet.
69
Tabel 4.7
Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Anemia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Diberikan
Media Youtube Dan Media Leaflet
* t test dependen ** t test independen
Tabel diatas menunjukkan terjadi peningkatan skor
pengetahuan dengan mean rank kelompok intervensi sebesar 42,23
sedangkan kelompok kontrol sebesar 14,77 dengan selisih mean rank
sebesar 27,46. Hasil uji non parametric wilcoxon signed rank diperoleh
nilai p= 0,000 kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Begitu
juga hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan skor
pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan promosi
kesehatan melalui media youtube dengan menggunakan uji
nonparametric Mann Whitney (p=0,000). Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa media youtube lebih efektif meningkatkan
pengetahuan remaja putri tentang anemia dibandingkan dengan media
leaflet.
Kelompok Mean Rank P*
Sebelum Sesudah
Intervensi 39,75 42,23 0,000
Kontrol 17,25 14,77 0,000
P** 0,000 0,000
70
Tabel 4.8
Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Sikap Remaja Putri
Tentang Anemia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Diberikan
Media Youtube Dan Media Leaflet
* t test dependen ** t test independen
Tabel diatas menunjukkan terjadi peningkatan skor sikap
dengan mean rank kelompok intervensi sebesar 42,04 sedangkan
kelompok kontrol sebesar 14,96 dengan selisih mean rank sebesar
27,08. Hasil uji non parametric wilcoxon signed rank diperoleh nilai p=
0,000 kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Begitu juga hasil
uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan skor pengetahuan
remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan melalui
media youtube dengan menggunakan uji nonparametric Mann Whitney
(p=0,000). Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
youtube lebih efektif meningkatkan sikap remaja putri tentang anemia
dibandingkan dengan media leaflet.
B. Pembahasan
Pembahasan akan di uraikan tentang homogenitas responden,
makna hasil penelitian serta membandingkannya dengan teori atau
penelitian sebelumnya yang terkait, serta mendiskusikan hasil yang telah
diuraikan sesuai dengan tujuan penelitian.
Kelompok Mean Rank P*
Sebelum Sesudah
Intervensi 39,77 42,04 0,000
Kontrol 17,23 14,96 0,000
P** 0,000 0,000
71
Pada awal sebelum penelitian kelompok intervensi dan kelompok
kontrol dalam keadaan homogen. Peneliti memilih SMA Negeri Kota
Bengkulu dengan Kelompok Intervensi rangking sekolah urutan 11
sedangkan kelompok kontrol rangking sekolah urutan 12 di Kota Bengkulu
yang artinya SMA tersebut merupakan SMA paling bawah secara rangking
menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu. Kedua
kelompok tersebut juga belum mendapat informasi tentang anemia dari
pihak manapun sebelum dilakukannya penelitian.
Pembahasan hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui rerata
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia antara sebelum dan
sesudah diberikan promosi kesehatan menggunakan media youtube pada
kelompok intervensi serta menggunakan media leaflet pada kelompok
kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas promosi kesehatan
melalui media youtube dengan diketahuinya perbedaan rerata skor
peningkatan pengetahuan dan sikap antara kelompok kontrol dan intervensi.
1. Pengetahuan Remaja Putri di SMA Negeri Kota Bengkulu Tentang
Anemia
Penelitian ini menemukan bahwa dari 15 item pertanyaan
pengetahuan pada kelompok intervensi didapatkan jawaban yang salah
terbanyak di soal nomor 6, 7, dan 8 yaitu tentang dampak anemia,
kebiasaan menghambat penyerapan zat besi, dan faktor penyebab wanita
kehilangan zat besi berlebih dalam tubuh sedangkan kelompok kontrol
dari 15 item pertanyaan pengetahuan didapatkan jawaban yang salah
72
terbanyak di nomor 5, 6, 7, 8, 10, 13, dan 14 yaitu tentang kadar hb
normal, dampak anemia, kebiasaan menghambat penyerapan zat besi,
faktor penyebab wanita kehilangan zat besi berlebih dalam tubuh,
vitamin membantu penyerapan zat besi, makanan suber zat besi berasal
dari nabati dan vitamin yang berperan dalam meningkatkan zat besi. Hal
ini dikarenakan kemampuan cara berpikir yang beragam dimiliki antara
satu remaja putri dengan remaja putri yang lainnya hal ini membuat
perbedaan cara memahami suatu informasi yang diberikan peneliti serta
kelemahan pada kelompok kontrol yaitu media yang digunakan
penyampaian informasinya terbatas dan penggunaannya hanya secara
visual.
Pengetahuan remaja putri sebelum diberikan promosi kesehatan
melalui media youtube (pretest) dengan nilai rata-rata 10,86. Sedangkan
pengetahuan remaja putri setelah diberikan promosi kesehatan melalui
media youtube (posttest) dengan nilai rata-rata 13,75. Adanya
peningkatan pengetahuan remaja putri setelah diberikan promosi
kesehatan melalui media youtube sebesar 2,89. Hal ini membuktikan
bahwa promosi kesehatan melalui media youtube dapat meningkatkan
pengetahuan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fuaidah.A
(2019) terdapat peningkatan rerata skor pengetahuan remaja putri
tentang pencegahan anemia setelah diberikan penyuluhan menggunakan
metode Audio Visual dengan skor pretest (11,17) setelah posttest
73
menjadi (14,28). Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian
Saban.A (2017) membuktikan terjadi peningkatan terhadap
pengetahuan dan sesudah intervensi menggunakan media video yaitu
penyuluhan kesehatan dengan media video berhasil meningkatkan
pengetahuan dan pencegahan anemia pada program UKS terhadap siswi
di SMAN 1 Ngaglik Sleman. Begitu juga dengan penelitian Mega
Permata (2015) Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan gizi menggunakan media animasi pada remaja putri, terbukti
dengan setelah diputarkan media animasi kategori kurang (20%) dan
baik (80%).
Notoatmodjo (2012), mengemukakan bahwa pengetahuan
merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yakni penglihatan, penginderaan,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain
melalui pendidikan baik kurikuler, nonkurikuler dan ekstrakurikuler.
Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengetahuan orang lain, seperti
mendengar, melihat langsung dan melalui alat komunikasi seperti
televisi, radio, buku dan lain-lain (Notoatmojo, 2012).
Adanya rasa ingin yang tinggi dapat mempengaruhi remaja putri
dalam mendapatkan informasi mengenai pencegahan anemia agar
anemia dapat dicegah. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
74
dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui
pendidikan non-formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek
mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap sesorang, semakin banyak aspek
positif dari objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap positif
terhadap objek tertentu (Noatmodjo, 2012).
2. Sikap Remaja Putri di SMA Negeri Kota Bengkulu Tentang
Anemia
Penelitian ini menemukan bahwa dari 10 item pernyataan sikap
pada kelompok intervensi didapatkan jawaban yang salah terbanyak di
soal nomor 6 dan 9 yaitu tentang anemia bukan masalah kesehatan
berbahaya dan tidak perlu makan makanan sayur hijau sedangkan
kelompok kontrol dari 10 item pernyataan sikap didapatkan jawaban
yang salah terbanyak di nomor 4, 5, 6, 9, dan 10 yaitu tentang gejala
anemia, konsumsi tablet tambah darah, anemia bukan masalah
kesehatan berbahaya dan tidak perlu makan makanan sayur hijau, dan
anemia tidak menggangu aktifitas. Hal ini dikarenakan Kemampuan
Cara berpikir yang beragam dimiliki antara satu remaja putri dengan
remaja putri yang lainnya hal ini membuat perbedaan cara memahami
suatu informasi yang diberikan peneliti untuk menjawab suatu
pertanyaan dan pertanyaan kesalahan terbanyak pada soal kuesioner
bersifat negatif.
75
Sikap remaja putri sebelum diberikan promosi kesehatan melalui
media youtube (pretest) dengan nilai rata-rata 32,71. Sedangkan sikap
remaja putri setelah diberikan promosi kesehatan melalui media youtube
(posttest) dengan nilai rata-rata 36,36. Hal ini menunjukkan adanya
perubahan sikap remaja putri kearah lebih positif setelah diberikan
promosi kesahatan melalui media youtube sebesar 3,65.
Sejalan dengan penelitian Syakir (2018) terdapat perbedaan
signifikan terhadap sikap sebelum dan sesudah intervensi menggunakan
media animasi yaitu penyuluhan gizi berhasil meningkatkan sikap dan
pencegahan anemia pada remaja putri.
Menurut teori Rosenberg yang dikenal dengan teori Affective
Cognitive consistency menyebutkan bahwa dalam rangka pengubahan
atau pembentukan sikap dapat melalui komponen kognitif dan
komponen afektif. Melalui komponen kognitif, yaitu dengan cara
memberikan pengetahuan, pendapat, sikap ataupun hal-hal lain,
sehingga dengan materi tersebut akan mengubah komponen afektif dan
pada akhirnya sikap akan berubah. Melalui komponen afektif ialah
memberikan hal-hal yang mengenai perasaan atau emosi, sehingga
dengan berubahnya perasaan, maka akan berubah pula segi kognitifnya,
yang pada akhirnya akan berubah pula sikapnya (Ahmadi, 2009).
Pendapat lain dikemukakan Azwar (2011), yang mengatakan
bahwa struktur pembentuk sikap ditunjang oleh tiga komponen yaitu
komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif berisi
76
kepercayaan seseorang yang berasal dari apa yang dilihat atau diketahui.
Berdasarkan hal itulah kemudian terbentuk ide, gagasan atau persepsi
yang dapat membentuk sikap. Selain itu, reaksi emosional yang
merupakan komponen afektif dipengaruhi kuat oleh kepercayaan yang
merupakan komponen kognitif. Kemudian perilaku yang muncul
sebagai bentuk langsung merupakan bagian dari komponen konatif yang
sebelumnya dipengaruhi oleh emosi dan kepercayaan sehingga
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek yang
dihadapinya.
Sejalan dengan yang dialami peneliti pada saat penelitian
berlangsung. Saat peneliti memberikan promosi kesehatan, terlihat
antusias responden sangat baik sebagai bentuk dari emosi dan persaan
keingintahuan responden dengan munculnya berbagai pertanyaan
diakhir sesi. Pertanyaan yang muncul bersumber dari pengalaman dan
ketidaktahuan responden tentang materi yang diberikan. Setelah
diberikan jawaban, maka responden mengadopsinya sebagai suatu
gagasan atau persepsi dan dijadikan acuan dalam untuk bersikap lebih
positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap yang dilihat
dari hasil evaluasi posttest.
3. Efektivitas Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di SMA Negeri
Kota Bengkulu Tentang Anemia
Hasil uji statistik mean rank pengetahuan responden pada
kelompok intervensi adalah 40,73 sedangkan pada kelompok kontrol
77
adalah 16,27 dengan selisih mean rank sebesar 27,46. Hasil uji non
parametric wilcoxon signed rank diperoleh nilai p= 0,000. Begitu juga
hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan skor pengetahuan
remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan melalui
media youtube dengan menggunakan uji nonparametric Mann Whitney
(p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa rerata peningkatan skor
pengetahuan responden pada kelompok intervensi lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Hasil uji statistik mean rank sikap responden pada kelompok
intervensi adalah 42,04 sedangkan kelompok kontrol sebesar 14,96
dengan selisih mean rank sebesar 27,08. Hasil uji non parametric
wilcoxon signed rank diperoleh nilai p= 0,000. Begitu juga hasil uji
statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan skor sikap remaja putri
sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan melalui media
youtube dengan menggunakan uji nonparametric Mann Whitney
(p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa rerata peningkatan skor
pengetahuan responden pada kelompok intervensi lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian Fuaidah (2019) ada efektivitas
secara signifikan pemberian penyuluhan dengan metode audio visual
terhadap pengetahuan pencegahan anemia pada remaja putri (p=0.000).
Hal ini sejalan dengan penelitian Saban (2017) terdapat perbedaan
efektivitas media video dan leaflet yang mana menunjukan bahwa media
78
video lebih efektif dari pada media leaflet pada penyuluhan tentang
anemia. Begitu juga denagan penelitian Surastomo (2015) Hasil
penelitian terdapat perbedaan bermakna pengetahuan gizi tentang
anemia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan gizi dengan media
video (p=0,000).
Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi dan pesan-pesan
kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam
bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi (Macfoedz dan
Suryani, 2008). Media leaflet digunakan sebagai media pendidikan
kesehatan dikarenakan dalam media ini sasaran dapat menyesuaikan dan
belajar mandiri, pengguna dapat melihat isinya disaat santai, informasi
dapat dibagi dengan keluarga dan teman, dapat memberikan informasi
lebih detail mengenai informasi yang tidak dapat diberikan secara lisan
dan mengurangi kebutuhan mencatat. Akan tetapi kekurangan leaflet
terletak pada terbatasnya informasi yang disampaikan dan
penggunaannya hanya secara visual (Rokhmawati, 2015).
Youtube merupakan situs video sharing yang menyediakan
berbagai informasi berupa audio visual. Youtube kini menjadi berbagai
macam kebutuhan dari penggunanya, fitur-fitur yang ditawarkan dengan
kemajuan teknologi youtube saat ini sangat membantu dari berbagai
aspek kebutuhan yang dibutuhkan sang pengguna misalnya dibidang
informasi seputar kesehatan. Kelebihan youtube, Tidak ada batasan
durasi untuk menggungah video, sistem pengamanan yang melalui
79
akurat, serta bisa diakses secara offline jika sudah di download. Manfaat
youtube yaitu memberikan layanan gratis, mengakses dan berbagi
informasi seputar hal-hal teknis, mengetahui respon dan komentar
khalayak.
Media youtube sangat tepat menjadi wadah penyampaian
informasi kesehatan khususnya pada remaja putri. Youtube bisa diakses
kapanpun dan dimanapun, dan memberikan kemudahan untuk
mendapatkan setiap informasi. Sehingga media youtube lebih efektif
dalam dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang
anemia dibandingkan dengan media leaflet.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tentang efektivitas promosi kesehatan melalui media
youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia, masih
memiliki keterbatasan yaitu
1. Dalam penelitian ini Jarak antar SMA berjauhan sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam melakukan penelitian.
2. Penelitian ini hanya membahas efektivitas promosi kesehatan melalui
media youtube terhadap pengetahuan dan sikap, belum membahas
terhadap perubahan perilaku. Hal tersebut terkendala karena untuk
mengukur perubahan perilaku dikarenakan memerlukan waktu yang
relative lama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang berjudul efektivitas promosi
kesehatan melalui media youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja
putri di SMA Negeri Kota Bengkulu, adalah :
1. Pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan sesudah diberikan
intervensi meningkat dengan rerata pengetahuan (mean = 13,75) dan
sikap (mean = 29,96)
2. Pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan sesudah diberikan
media leaflet dengan rerata pengetahuan (mean = 9,36) dan sikap (mean
= 36,36)
3. Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan
sesudah diberikan media youtube dengan nilai pengetahuan (ρ = 0,000)
dan sikap (ρ = 0,000).
4. Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan
sesudah diberikan media leaflet dengan nilai pengetahuan (ρ = 0,000)
dan sikap (ρ = 0,000).
5. Media Youtube lebih berpengaruh dibandingkan dengan media leaflet.
Artinya, Media youtube lebih efektif dibandingkan media leaflet
terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA Negeri Kota
Bengkulu.
81
B. Saran
1. Bagi Puskesmas dan Tempat Penelitian
Diharapkan media youtube dapat menjadi referensi untuk
memberikan promosi kesehatan agar pengetahuan dan sikap remaja
putri meningkat sehingga dapat mencegah terjadinya anemia.
2. Bagi Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi sebagai media
pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap pada sasaran
remaja putri dalam memberikan promosi Kesehatan dalam mata kuliah
perancang media kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan lainnya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dianjurkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan
variabel yang berbeda seperti praktik dan perilaku pencegahan anemia
pada remaja putri. Serta disarankan juga untuk peneliti selanjutnya
sama-sama menggunakan media audiovisual baik kelompok intervensi
maupun kelompok kontrol.
82
DAFTAR PUSTAKA
Ainun Fuaidah.(2019). Efektivitas Pemberian Penyuluhan Dengan Metode Audio
Visual Tentang Pengetahuan Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri Di Smp
N 2 Ungaran Kab. Semarang.
Amir, N., & Djokosujono, K. (n.d.). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Konsumsi Tablet Tambah Darah ( TTD ) pada Remaja Putri di Indonesia :
Literatur Review.
APJII. (2018). Pengguna dan Perilaku Intenet Indonesia. Jakarta
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Asdani Kindarto. (2008). Asyiknya Berinternet dengan Beragam Layanan Google.
Yogjakarta
Atikah Proverawati. (2011) Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Azwar, S .(2011). Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta
:PustakaPelajar.
Briawan. D. 2014. Anemia Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2008. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur
(WUS). Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat : Jakarta
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. (2018). Profil Kesehatan Kota Bengkulu. Dinas
Kesehatan Kota Bengkulu : Bengkulu
Ditjen Bina Gizi & KIA, Kemenkes RI. (2015). Laporan Ditjen Bina Gizi & KIA
kemenkes RI : Jakarta
Faridah, I (2006). Determinan Kejadian Pada Remaja Putri di Kecamatan Gedog
Kabupaten Kudus Tahun 2006
Indartanti, D Apoina K. 2014. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia
Pada Remaja Putri. Journal of Nutrion Collage, Volume 2 No 3, Hal: 33-39
Irianti. I & Herlina. N. (2012). Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan, Jakarta :
EGC
Maryam, S. (2012). Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta :
EGC
83
Mega. PS. (2015). Pengaruh Pendidikan Gizi Tentang Anemia Dengan Media
Animasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi Remaja Putri di SMPN 01
Tasikmadu Karanganyar
Notoadmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Notoatmodjo,Soekidjo.(2012). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Penelitian, A. (2014). Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri Usia 12-14 Tahun, 1–34.
Petra, U. K., Mellyaningsih, A., Komunikasi, P. I., & Petra, U. K. (2002). Motif
Subscriber Menonton Channel Youtube Raditya Dika.
Publikasi, N. (2017). Anemia Pada Remaja Putri Kelas Xi Di Smk N 2 Yogyakarta
Anemia Pada Remaja Putri Kelas Xi Di.
Putri, R. D., & Simanjuntak, B. Y. (2015). Pengetahuan Gizi , Pola Makan , dan
Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia Remaja
Putri, 404–409.
Riskesdas. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. Badan
penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI : Jakarta
Risva, T. C., & Rahfiludin, M. Z. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Sebagai Upaya Pencegahan Anemia Pada Remaja Puteri ( Studi Pada
Mahasiswa Tahun Pertama Di Fakultas Kesehatan Masyaratak Universitas
Diponegoro ), 4(April), 243–250.
Rizema, SP. (2013). Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. Yogjakarta : D-medika
Saban, S. (2017). Efektivitas Media Video Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan
Tentang Anemia Siswi SMAN 2 Ngaglik Sleman. Naskah Publikasi.
Retrieved from http://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprint/2982
Setyawan. (2013). Pelajar SMA Putri Banyak Derita Anemia. Yogyakarta
Surastomo, BC. (2015) Peningkatan Siswi tentang Anemia Setelah Mendapatkan
Pendidikan Gizi dengan video Animasi.
Syakir, S. (2018). Pengaruh Intervensi Penyuluhan Gizi denagan Media. 3(1), 18–
25.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
ORGANISASI PENELITIAN
A. Pembimbing
Nama : Lisma Ningsih, SKM., MKM
NIP : 197410091999032004
Pekerjaan : Dosen Jurusan DIV Promosi Kesehatan
Jabatan : Pembimbing 1
Nama : Ismiati, SKM., M.Kes
NIP : 197807212001122001
Pekerjaan : Dosen Jurusan DIV Promosi Kesehatan
Jabatan : Pembimbing II
B. Peneliti
Nama : Rahmat Apriyanto
NIM : P05170116036
Pekerjaan : Mahasiswa DIV Promosi Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
Alamat : Desa Talang Padang, Kec. Pino Raya
Kab. Bengkulu Selatan
Lampiran 2
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No
Kegiatan Semester Pertama Semester Kedua
Pendahuluan Okt Nov Des Jan Feb Mar
I Mengidentifikasi
Masalah
Penentuan Judul
Pembuatan
Proposal
Ujian Proposal
Perbaikan
Proposal
Pengurusan Surat
II Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan Data
Penyusunan
Laporan
Seminar Hasil
Lampiran 3
SURAT PENGANTAR
PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa DIV Promosi
Kesehatan,
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Nama : Rahmat Apriyanto
NIM : P05170116036
Jurusan : DIV Promosi Kesehatam
Akan mengadakan penelitian dengan judul “ Efektifitas Promosi
Kesehatan Melalui Media Youtube Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Putri Tentang Anemia Di SMA Negeri Kota Bengkulu”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak akan menimbulkan akibat
buruk bagi Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden. Kerahasiaan informasi yang
diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian.
Apabila Bapak/Ibu/Sdr/i menyetujui maka dengan ini saya mohon
kesediaan responden untuk menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam lembaran kuesioner.
Atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden, saya ucapkan terima kasih
Hormat saya Peneliti,
RAHMAT APRIYANTO
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Kode Responden :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian
Saudara Deni Gunawan yang berjudul “Efektifitas Promosi Kesehatan Melalui
Media Youtube Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri
Tentang Anemia Di SMA Negeri Kota Bengkulu”.
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap
saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan akan
dirahasiakan.
Bengkulu, 2020
Responden
(…………………………….)
Lampiran 4
LEMBAR KUESIONER
EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA YOUTUBE
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI
KOTA BENGKULU
Kode Responden :
I. Data Umum Responden
Inisial responden :
Kelas :
Usia :
II. Kuesioner pengetahuan
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (x) pada setiap
pertanyaan dibawah ini yang dianggap paling sesuai atau benar:
1. Apakah yang dimaksud dengan Anemia
a. Suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari
normal
b. Darah rendah dalam tubuh
c. Suatu keadaan kadar hemoglobinnya meningkat
2. Apa saja tanda dan gejala dari Anemia?
a. Cepat lelah,pucat pada kulit dan telapak tangan
b. Diare dan kejang
c. Nyeri dada dan kaki pegal
3. Menurut anda, apa penyebab remaja putri lebih beresiko terkena
anemia adalah?
a. Remaja putri cenderung lebih sering melakukan diet
b. Sering mengkonsumsi makanan siap saji seperti bakso dan mie
ayam
c. Kehilangan darah akibat peristiwa haid setiap bulannya
4. Menurut anda, kelompok yang paling beresiko menderita Anemia:
a. Remaja putri
b. Remaja putra
c. Lansia ( lanjut usia )
5. Menurut anda, berapa kadar Hb normal pada remaja putri adalah?
a. Kadar Hb < 12g/dl
b. Kadar Hb > 12g/dl
c. Kadar Hb < 13g/dl
6. Dampak Anemia terhadap remaja putri adalah
a. Konsentrasi belajar menurun
b. Selalu terlambat datang bulan
c. Bibir pecah-pecah
7. Kebiasaan yang dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh
adalah
a. Kebiasaan merokok
b. Kebiasaan minum Teh/kopi bersamaan sewaktu makan
c. Kebiasaan tidur terlalu larut malam
8. Faktor apa yang menyebabkan wanita kehilangan zat besi yang
berlebihan dalam tubuh
a. Menstruasi
b. Kurang konsumsi makanan yang bergizi
c. Tidak tau
9. Hal yang anda ketahui sebagai calon ibu nantinya tentang dampak jika
menderita Anemia pada masa kehamilan ( persalinan ) adalah?
a. Mual dan muntah pada saat kehamilan
b. Rambut rontok pada saat kehamilan
c. Adanya resiko keguguran dan pendarahan pada saat melahirkan
10. Vitamin berikut yang membantu penyerapan zat besi didalam tubuh
adalah
a. Vitamin C
b. Vitamin D
c. Vitamin E
11. Anemia pada remaja putri dapat dicegah dengan banyak
mengkonsumsi ?
a. Makanan yang berlemak seperti coklat
b. Makanan sumber zat besi, seperti daging sapi,hati ayam
c. Makanan yang lunak seperti bubur
12. Dibawah ini yang merupakan makanan sumber zat besi atau makanan
penambah darah yang berasal dari hewani adalah :
a. Ikan dan nasi
b. Tahu dan Tempe
c. Hati ayam dan daging sapi
13. Dibawah ini yang merupakan makanan sumber zat besi atau makanan
penambah darah yang berasal dari nabati adalah:
a. Daun singkong dan bayam
b. Tahu dan tempe
c. Ikan dan nasi
14. Vitamin yang sangat berperan dalam meningkatkan zat besi adalah
a. Vitamin A
b. Vitamin C
c. Vitamin D
15. Vitamin C merupakan zat gizi yang sangat berperan dalam
meningkatkan penyerapan
a. Karbohidrat
b. Lemak
c. Zat besi
III. Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda chek list (√) pada
kotak SS, S, TS, atau STS sesuai pilihan jawaban anda. Ingin mengganti
jawaban, silahkan mencoret jawaban kemudian menuliskan kembali tanda
chek list (√) pada jawaban yang baru dengan pernyataan yang sama,
misalnya:
SS S TS STS
√
Keterangan:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Aspek Penilaian SS S TS STS
1. Sebaiknya remaja putri perlu
mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi
2. Setiap orang seharusnya makan makanan
bergizi seimbang (4 sehat 5 sempurna)
3. Sebaiknya makan buah-buahan yang
banyak mengandung vitamin C
4. Jika kita sudah menemukan gejala Anemia
maka diamkan saja
SS S TS STS
√ √
5. Sebaiknya kita mengkonsumsi obat tablet
tambah darah untuk mencegah terjadinya
Anemia
6. Anemia bukan masalah kesehatan yang
berbahaya
7. Merasa kawatir jika terkena Anemia
8. Setiap pagi kita dianjurkan sarapan untuk
menghindarkan terjadinya Anemia
9. Tidak perlu makan makanan sayuran hijau
10. Anemia tidak menggangu aktifitas remaja
putri
Sumber : Modifikasi Intan Rosalina Sembiring (2015)
Lampiran 5
Lampiran 6
DOKUMENTASI PRETEST KELOMPOK INTERVENSI
(SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU)
PENGISIAN KUESIONER PRE TEST
PENGISIAN KUESIONER PRE TEST
PENGISIAN KUESIONER PRE TEST
PENGISIAN KUESIONER PRE TEST
DOKUMENTASI INTERVENSI
(SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU)
PROMOSI KESEHATAN INTERVENSI
PROMOSI KESEHATAN INTERVENSI
PROMOSI KESEHATAN INTERVENSI
PROMOSI KESEHATAN INTERVENSI
DOKUMENTASI POST TEST KELOMPOK INTERVENSI
(SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU)
PENGISIAN KUESIONER POST TEST
PENGISIAN KUESIONER POST TEST
PENGISIAN KUESIONER POST TEST
PENGISIAN KUESIONER POST TEST
DOKUMENTASI PRETEST KELOMPOK KONTROL
(SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU)
PENGISIAN KUESIONER PRE TEST
PENGISIAN KUESIONER PRE TEST
PENGISIAN KUESIONER PRE TEST
PENGISIAN KUESIONER PRE TEST
DOKUMENTASI INTERVENSI
(SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU)
PROMOSI KESEHATAN KONTROL
PROMOSI KESEHATAN KONTROL
PROMOSI KESEHATAN KONTROL
PROMOSI KESEHATAN KONTROL
DOKUMENTASI POST TEST KELOMPOK KONTROL
(SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU)
PENGISIAN KUESIONER POST TEST
PENGISIAN KUESIONER POST TEST
PENGISIAN KUESIONER POST TEST
PENGISIAN KUESIONER POST TEST
Lampiran 7
Lampiran 8