135
SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA YOUTUBE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI KOTA BENGKULU Disusun Oleh: RAHMAT APRIYANTO NIM:P05170116036 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN PROGRAM SARJANA TERAPAN TAHUN 2020

SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI

MEDIA YOUTUBE TERHADAP PENGETAHUAN

DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG

ANEMIA DI SMA NEGERI

KOTA BENGKULU

Disusun Oleh:

RAHMAT APRIYANTO

NIM:P05170116036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM SARJANA TERAPAN

TAHUN 2020

Page 2: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

i

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI

MEDIA YOUTUBE TERHADAP PENGETAHUAN

DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG

ANEMIA DI SMA NEGERI

KOTA BENGKULU

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Saint Terapan Promosi Kesehatan (S.Tr, Kes)

OLEH:

RAHMAT APRIYANTO

NIM:P05170116036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM SARJANA TERAPAN

TAHUN 2020

Page 3: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

ii

Page 4: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

iii

Page 5: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

iv

ABSTRAK

Anemia sendiri merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah

atau hemoglobin kurang dari normal. Remaja putri sangat rentan terkena anemia

karena berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi

kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.

Salah satu cara meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia

dengan memberikan promosi kesehatan menggunakan media Youtube. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas promosi kesehatan melalui media

youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia di SMA

Negeri Kota Bengkulu Tahun 2020.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy experimental study dengan

rancangan pretest posttest Group Control design dimana anggota sampel pada

kelompok intervensi dan kontrol yang dilakukan secara purposive sampling,

dengan jumlah sampel sebanyak 28 responden untuk masing-masing kelompok.

Hasil terdapat perbedaan bermakna pengetahuan dan sikap anemia pada

remaja putri sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan baik pada kelompok

intervensi (p= 0.000) maupun pada kelompok kontrol (p= 0,000). Terdapat

perbedaan bermakna tingkat pengetahuan dan sikap anemia pada remaja putri pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0,000). Promosi kesehatan melalui

media youtube memberikan hasil yang lebihbv tinggi dibandingkan dengan media

leaflet dengan selisih pengetahuan (24,46) dan sikap (26,50). Berarti menunjukkan

media youtube lebih efektif dibandingkan dengan media leaflet terhadap

pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu.

Diharapkan Media youtube dapat dijadikan referensi dalam memberikan

promosi kesehatan tentang anemia pada remaja putri untuk meningkatkan

pengetahuan dan sikap.

Kata kunci : Promosi Kesehatan, Media Youtube, Remaja Putri dan Anemia

Page 6: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

v

ABSTRACT

Anemia itself is a condition where the number of red blood cells or

hemoglobin is less than normal. Adolescent girls are very susceptible to anemia due

to reduced supply of iron for erythropoesis, due to bare metal reserves which

ultimately result in reduced hemoglobin formation. One way to increase the

knowledge and attitudes of young women about anemia by providing health

promotion using Youtube. The purpose of this study was to determine the

effectiveness of health promotion throughmedia YouTube on the knowledge and

attitudes of adolescent girls about anemia in Bengkulu City High School in 2020.

The

Type of research used was a quasy experimental study with a pretest posttest

Group Control design in which sample members in the intervention group and

controls were carried out by purposive sampling, with a total sample of 28

respondents for each group.

The results showed a significant difference in the knowledge and attitudes

of anemia in young women before and after health promotion both in the

intervention group (p = 0,000) and in the control group (p = 0,000). There was a

significant difference in the level of knowledge and attitude of anemia among young

women in the intervention and control groups (p = 0,000). Health promotion

throughmedia YouTube gives higher results compared to leaflet media with the

difference in knowledge (24.46) and attitude (26.50). Means showingmedia is

youtube more effective than the media leaflets on the knowledge and attitudes of

young women about anemia in Bengkulu City High School.

It is expected that themedia YouTube can be used as a reference in providing

health promotion about anemia in young women to improve knowledge and

attitudes.

Keywords: Health Promotion, Media Youtube, Young Women and Anemia

Page 7: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

vi

RIWAYAT PENULIS

Nama : Rahmat Apriyanto

Tempat, Tanggal Lahir : Talang Padang, 05 April 1998

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Riwayar Pendidikan : 1. SD Negeri 93 Bengkulu Selatan

2. SMP Negeri 5 Bengkulu Selatan

3. SMA Negeri Bengkulu Selatan

Email : [email protected]

Jumlah Saudara : 2 (dua)

Nama Saudara : 1. Puspita Rahmadani

2. Rezi Trioka Saputra

Nama Orang Tua : Ayah: Sukarman

Ibu: Erni

Page 8: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

vii

Page 9: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

viii

MOTTO

“Bekerjalah 2/3 lebih banyak dari orang lain, karena usaha tidak

pernah menghianati hasil”

“Saat aku melibatkkan allah dalam semua impianku, aku percaya

tidak ada yang tidak mungkin untuk diraih”

(Penulis)

Page 10: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

ix

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin

1. Sembah sujud serta syukur kepada Alllah SWT. Taburan cita dan kasih sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekali dengan limu memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahaan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.

2. Kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepersembahkan karya kecil ini kepada ibu (Erni) dan ayah (Sukarman) yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, ridho dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tak mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan. Semogah ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat lebih. Enam tahun yang lalu engkau pernah berpesan kepadaku bu,

“ nak ibu ingin kamu menjadi sarjana kesehatan”. Alhamdulillah bu sekarang abang bisa menyelesaikan ditahap ini, karena abang tahu Ridho-Allah tergantung ridho kedua orang tua dan murkanya Allah tergantung Murka Keduanya. Terima kasih Ibu..... Terima kasih Ayah....

3. Kepada Kakak dan adik terkasih Untuk kakak dan adikku ( wa pita, abang feri dan adik rezi). Terima kasih telah memberikan semangat, inspirasi, dan dukungan yang tak terhingga sampai saat ini. Semogah Allah memberikan kita kesuksesan dan keberkahan dalam hidup.

4. Kepada Keluarga Besarku Terimakasih banyak untuk seluruh keluarga besar. Terimakasi kasih selalu mendukung, memberikan suport moril dan material sampai saat ini. Terima kasih banyak keluarga besarku.

5. Kepada Dosen Pembimbing

Page 11: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

x

Kepada bundaku Lisma Ningsi, SKM., MKM terima kasih selalu menjadi pembimbing yang terbaik, terima kasih selalu memberi ruang nyaman selama proses bimbingan, terima kasih yang selalu mengajarkankanku sebuah proses yang perfeksionis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Teruntuk bunda Ismiati, SKM., M.Kes terimah kasih telah menjadi pembimbing yang baik dan sabar menghadapi sikap kami. Terima kasih banyak bunda semogah bunda selalu diberikan rezeki, dimudahkan dalam urusan dan selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan... Amiiin

6. People Who Are Always There For Me Teruntuk wanita terkasih Nadhyifa Salmi, Amd. Keb terima kasih telah menemani selama 4 tahun ini. Terimah kasih selalu selalu ada dalam setiap perjalanan dan proses panjang ini. Terima kasih selalu mendengarkan keluhan, memberikan masukan, memahami kondisi dikalau kondisi sedang susah. Denganmu aku mengerti arti cinta, inspirasi dan syukur. Semogah nanti kita tetap sama-sama berjuang.....Amiiiiinnnn. Thank You very much for support, prayer, love and loyalty

7. Untuk sahabat dan Bapak Dino Sumaryono (Deni, Abi dan Tiara) terima kasih telah ada dalam proses perjalanan selama 4 tahun ini. Kalian selalu memberikan ruang dikalah saya membutuhkan bantuan, suport moril dan materil. Terkhusus kepada bapak Dino Sumaryono terima kasih selalu memberikan kami ruang untuk maju. Berkat bantuan dan bimbingan bapaklah kami bisa seperti sekarang ini pak. Terima kasih yang tak terhingga juga atas bantuan yang bapak berikan selama ini baik dikehidupan kampus maupun dikehidupan diluar kampus.

8. Seluruh Dosen dan staf di jurusan promosi kesehatan, terima kasih banyak

untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yang sangat berarti yang telah

kalian berikan kepada kami.

9. Teman-teman jurusan promosi kesehatan angkatan 2016. Terima kasih banyak atas bantuan dan kerja samanya selama ini, semogah kesuksesan selalu berpihak kepada kita semua. Ammiiiin

10. Terima kasih kepada Kampusku dan Almamater tercinta Poltekkes Kemenkes

Bengkulu yang menjadi tempat menimba.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 12: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

xi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan Kehadirat Tuhan Allah SWT, atas

nikmat sehat, ilmu dan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Promosi Kesehatan Melalui

Media Youtube Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Di

SMA Negeri Kota Bengkulu”.

Dalam penyusunan skripsi ini saya mendapatkan bimbingan dan bantuan

baik materi maupun nasehat dari berbagai pihak sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Darwis, S.Kp., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Bengkulu

2. Bunda Linda, SST., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Promosi Kesehatan

Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang sudah banyak membantu dan

memberikan dukungan selama penyusunan skripsi ini

3. Lisma Ningsih, SKM., MKM., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing dan memberikan

arahan serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ismiati, SKM., M.Kes., M.Kes selaku Pembimbing II yang selalu

memberikan waktu untuk banyak bertanya dan telah memberikan masukan

serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Page 13: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

xii

5. Seluruh dosen dan staf jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes

Bengkulu

6. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan serta motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

7. Seluruh teman-teman DIV Promosi Kesehatan yang sudah berjuang

bersama hingga hari ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun

penyusunan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai

pihak agar saya dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan

datang.

Saya berharap semoga skripsi yang telah saya susun ini dapat membawa

perubahan positif terutama bagi saya sendiri dan mahasiswa Jurusan Promosi

Kesehatan Bengkulu lainnya.

Bengkulu, Februari 2020

Penulis

Page 14: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. iii

ABSTRAK ....................................................................................... iv

ABSTRACT ...................................................................................... v

RIWATAT PENULIS ..................................................................... vi

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................ vii

MOTTO ......................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ............................................................................ ix

KATA PENGANTAR ..................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ......................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A.Latar Belakang ............................................................................ 1

B.Rumusan Masalah ........................................................................ 6

C.Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

D.Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

E.Keaslian Penelitian....................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 10

A.Remaja ...................................................................................... 10

B.Anemia ...................................................................................... 16

Page 15: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

xiv

C.Media Promosi Kesehatan ......................................................... 26

D. Pengetahuan dan Sikap ............................................................. 37

E.Kerangka Teori .......................................................................... 47

F.Hipotesis .................................................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 48

A.Desain Penelitian ....................................................................... 48

B.Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 49

C. Definisi Operasional ................................................................ 50

D. Populasi Dan Sampel Penelitian. .............................................. 51

E. Tempat dan Waktu Penelitian. .................................................. 53

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 53

G. Instrumen Penelitian ................................................................. 54

H. Pengolahan data ........................................................................ 55

I. Analisis Data .............................................................................. 55

J. Alur Penelitian .......................................................................... 57

K. Etika Penelitian......................................................................... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 59

A.Hasil Penelitian ......................................................................... 59

B.Pembahasan ............................................................................... 70

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 80

A.Kesimpulan ............................................................................... 80

B.Saran .......................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 82

LAMPIRAN

Page 16: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

xv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Keaslian Penelitian 8

2.1 Tabel Batasan Anemia 17

3.1 Definisi operasional 52

4.1 Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri

tentang Anemia melalui media youtube

62

4.2 Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri

tentang Anemia melalui media leaflet

63

4.3 Deskripsi sikap Remaja Putri tentang

Anemia melalui media youtube

65

4.4 Deskripsi sikap Remaja Putri tentang

Anemia melalui media leaflet

66

4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja

Putri di SMA Negeri Kota Bengkulu

Tentang Anemia

67

4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri

di SMA Negeri Kota Bengkulu Tentang

Anemia

68

4.7 Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap

Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Anemia

69

4.8 Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap

Sikap Remaja Putri Tentang Anemia

70

Page 17: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

xvi

DAFTAR BAGAN

No. Bagan Judul Halaman

2.1 Kerangka teori 46

3.1 Desain Penelitian 48

3.3 Kerangka Konsep 49

3.4 Alur Kerja Penelitian 57

Page 18: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Media Youtube 29

Page 19: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

xviii

DAFTAR SINGKATAN

APJII : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

SMA : Sekolah Menengah Atas

PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat

WHO : Word Health Organization

Page 20: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Organisasi Penelitian

Lampiran 2 : Jadwal kegiatan Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Ethical Clearance

Lampiran 6 : Dokumentasi

Lampiran 7 : Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian

Page 21: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode pertumbuhan anak-anak menuju

proses kematangan manusia dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan fisik,

biologis, dan psikologis yang sangat unik dan berkelanjutan. Selama masa

remaja, seseorang akan mengalami petumbuhan fisik yang sangat pesat.

Dibandingkan periode lainnya setelah kelahiran, masa remaja mengalami

pertumbuhan terpesat kedua setelah tahun pertama kehidupan. Lebih dari 20%

total pertumbuhan tinggi badan dan sampai 50% masa tulang tubuh telah

dicapai pada periode ini. Oleh sebab itu, kebutuhan zat gizi meningkat melebihi

kebutuhan pada masa kanak-kanak. Perubahan fisik yang tejadi akan

mempengaruhi status kesehatan dan nutrisinya (Briawan D, 2014).

Akibat adanya perubahan biologis, psikologis dan masalah kecukupan

gizi pada remaja menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Masalah

kesehatan yang biasa terjadi adalah anemia (Indartanti, 2014) Anemia sendiri

merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin

kurang dari normal. Pada wanita kadar hemoglobin dikatakan kurang jika kadar

hemoglobinnya kurang dari 12,0 gram/100ml (Proverawati, 2011). Anemia

kurang zat besi dapat disebabkan oleh akibat berkurangnya penyediaan besi

untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya

mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang (Briawan D, 2014).

Page 22: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

2

Anemia merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat

baik di Indonesia maupun dunia. Berdasarkan data World Health Organization

(WHO) menyatakan bahwa lebih dari 30% penduduk di dunia mengalami

anemia. Persentase pada negara maju sebesar 4,3-20% dan pada negara

berkembang sebesar 30-48% dengan anemia gizi besi. Secara global, sebesar

43% diderita anak-anak, 38% ibu hamil, 29% wanita tidak hamil, dan sebesar

29% semua wanita usia subur didiagnosa anemia (WHO, 2015). WHO

menargetkan penurunan prevalensi anemia pada wanita usia subur sebesar 50%

pada tahun 2025 (WHO, 2014). Anemia menjadi permasalahan dan tantangan

besar di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut Riskesdas 2013

prevalensi anemia dilaporkan sebanyak 21,7% masyarakat Indonesia

mengalami anemia. Pada kelompok umur 5-14 tahun prevalensi anemia

sebesar 26,4%. Sedangkan pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 18,4%.

Sedangkan anemia pada remaja putri di Indonesia menurut Riskesdas 2018

yaitu sebesar 25% (Kemenkes RI, 2018). Prevalensi anemia pada remaja putri

melebihi 15% maka akan menjadi masalah nasional (Setyawan, 2013).

Kasus anemia terjadi diberbagai daerah antara lain, di Jawa Tengah

tercatat 28% remaja putri menderita anemia (Depkes RI 2008). Kejadian

anemia juga terjadi di kota Semarang, penelitian yang dilakukan oleh Indartati

dan Apoina (2014) menyebutkan, kejadian anemia pada remaja putri mencapai

26,7%. Penelitian Nur Khatim AH Tiaki (2017) menyebutkan, kejadian anemia

pada remaja putri di kota Yogjakarta mencapai 43,4%. Sedangkan penelitian

yang dilakukan Dwi dan Fillah (2012) di kota Tangerang Selatan menyebutkan

Page 23: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

3

remaja putri usia 15-17 tahun mengalami anemia sebanyak 40% dan di kota

kudus sebanyak 36,8% remaja yang mengalami defisit anemia (Faridah, 2006).

Kejadian anemia pada remaja putri di Kota Bengkulu pada tahun 2013

mencapai 43% (Suryani, Desri et al, 2015).

Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2018

menunjukkan sebanyak 200 orang penderita anemia. Laporan kegiatan

kesehatan anak disekolah tingkat SMA didapatkan hasil 70 orang remaja putri

berisiko anemia. Angka resiko anemia remaja putri tertinggi di wilayah kerja

Puskesmas Basuki Rahmat yaitu sebesar 24 orang atau 34,28%. Data ini

didapat berdasarkan penjaringan remaja putri di tingkat SMA pada kelas 10 di

Kota Bengkulu (Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2018).

Anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait

dalam pelayanan kesehatan. Anemia merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang diperlu diselesaikan. Jika tidak dilakukan akibat jangka

panjang anemia defisiensi besi pada remaja putri adalah apabila remaja putri

nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya

dan juga janin dalam kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia ini

dapat meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, angka

prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal (Hayati, 2010). Agar upaya

itu bisa berjalan maka Program pemerintah dalam mengatasi masalah anemia

tertuang didalam Rencana kesehatan (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-

2019 menetapkan ada 6 (enam) indikator kinerja kegiatan (IKK) pembinaan

gizi masyarakat yang harus dicapai salah satunya yaitu persentase remaja putri

Page 24: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

4

yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD). Upayanya melalui Strategi

operasional pembinaan gizi masyarakat 2015-2019 yaitu melalui Pemberian

tablet tambah darah, Kampanye dan konseling gizi seimbang pada remaja putri.

Target remaja putri mendapat tablet tambah darah tahun 2019 sebesar 30 %

(Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015).

Proporsi kejadian anemia menurut umur dan jenis kelamin

menunjukkan bahwa kejadian anemia tertinggi dalam daur kehidupan adalah

usia remaja putri. Sehingga untuk mencegah kejadian anemia defisiensi besi,

maka remaja putri perlu dibekali dengan pengetahuan tentang anemia

defisiensi besi itu sendiri (Dharmadi, dkk, 2011). Pengetahuan dan sikap

terhadap anemia pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya

yaitu media informasi. Berdasarkan penelitian Surastomo Budi Cahyono

(2015), menyatakan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan siswi tentang

anemia setelah mendapatkan pendidikan gizi dengan media video animasi.

Didapatkan hasil pengetahuan anemia pada remaja putri saat post test pada

kelompok video mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan remaja putri

yang masuk dalam kategori baik sebesar 16,1%. Sedangkan tingkat

pengetahuan kategori kurang menurun dari 22,6% menjadi 6,5 % (Surastomo,

2015).

Penelitian Septi Budi Yulistiani (2018) didapatkan hasil bahwa terjadi

peningkatan pengetahuan remaja putri setelah dilakukan pemberian media

booklet dan video anemia di desa Karangwuni yaitu pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen didapatkan nilai p 0,0001. Menurut signifikan (p)

Page 25: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

5

dimana p=0,001 maka p<0,05 sehingga hipotesis diterima atau terdapat

pengaruh.

M Chafee menyatakan bahwa media informasi mempunyai efek yang

berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan, dan perilaku dan komunikasinya.

Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa media mempunyai efek

kognitif, afektif, dan konati/behavioral. Hal ini disebabkan karena seseorang

akan mendapat atau mencari informasi kesehatan, maupun mendapat atau

mencari informasi pencegahan dan pengobatan apabila adanya akses informasi

dan pelayanan kesehatan tersebut (Sari, 2014).

Akses informasi bisa didapatkan melalui media digital seperti internet.

Internet merupakan salah satu media informasi yang sangat banyak digunakan

oleh kalangan remaja saat ini. Hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi

Penyelengara Jasa Internet (APJII) pada tahun 2018 diketahui bahwa 143,26

juta jiwa atau 54,68% penduduk Indonesia mengunakan layanan internet.

Sebesar 91% pengguna internet berada pada usia 15-19 tahun. Jenis konten

yang diakses oleh pengguna internet media sosial yaitu sebesar 87,13%. Salah

satu media sosialnya yaitu Youtube. Youtube adalah sebuah situs web video

sharing (berbagi video) yang popular dimana para pengguna dapat memuat,

menonton dan berbagi klip video secara gratis (Tjanatjantia Widika, 2013).

Jumlah pengguna yang mengunjungi youtube naik lebih dari 3 kali lipat

pertahun (youtube, 2016). Youtube merupakan salah satu media sosial yang

popular saat ini. Berdasarkan data statistik APJII pada tahun 2018, Youtube

Page 26: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

6

merupakan konten media sosial ketiga y ang paling banyak dikunjungi setelah

facebook, yaitu sebanyak 15,1 % (APJII, 2018).

B. Rumusan Masalah

Masih tingginya kejadian anemia di Kota Bengkulu tahun 2013 dan

berbagai daerah. Prevalensi anemia pada remaja putri melebihi 15 % maka

akan menjadi masalah nasional. Sedangkan Target nasional remaja putri

mendapat tablet tambah darah tahun 2019 sebesar 30 %. Berdasarkan hal

tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

“Bagaimana efektivitas media youtube terhadap peningkatan pengetahuan dan

sikap remaja putri tentang Anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu?” .

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya Efektivitas promosi kesehatan melalui media

Youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia di

SMA Negeri Kota Bengkulu

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang

Anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu sebelum dan sesudah promosi

kesehatan melalui youtube

b. Diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang

anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu sebelum dan sesudah

diberikan leaflet

Page 27: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

7

c. Diketahuinya perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan sikap remaja

putri tentang Anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu sebelum dan

sesudah promosi kesehatan melalui youtube

d. Diketahuinya perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan sikap remaja

putri tentang anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu sebelum dan

sesudah diberikan leaflet

e. Diketahuinya perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan sikap remaja

putri tentang anemia melalui media youtube dan media leaflet di SMA

Negeri Kota Bengkulu

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Memberikan masukan kepada puskesmas yang bersangkutan di

Kota Bengkulu agar dapat memberikan penyuluhan kesehatan tentang

gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penyakit anemia

melalui media Youtube di SMA Negeri Kota Bengkulu.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Diharapakan penelitian ini dapat memberikan informasi yang

bermakna kepada pihak akademik serta dapat dijadikan sebagai media

pembelajaran yang berhubungan dengan penyakit anemia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam

mengembangkan penelitian selanjutnya. Penelitian ini dapat

dikembangkan dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda.

Page 28: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

8

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama dan

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan

1. Surastomo

Budi

Cahyono,

2015.

Peningkatan

pengetahuan

siswi tentang

anemia

setelah

mendapatkan

pendidikan

gizi dengan

media video

animasi

Metode dalam

penelitian ini adalah

Quasy eksperiment

dengan rancangan

penelitian yaitu

prettest posttest.

Pengambilan sampel

menggunakan Cluster

Random Sampling

Class. Uji statistik

dalam penelitian

menggunakan Paired t-

test, Wicoxon Signed

Ranks Test, Unpaired t-

test dan Mann Whitney

Hasil penelitian terdapat

perbedaan bermakna

pengetahuan gizi tentang

anemia sebelum dan

setelah diberikan

pendidikan gizi dengan

media video baik pada

saat posttest meningkat

menjadi 23,5%

sebelumnya tidak ada

kategori baik, sedangkan

sampel yang masuk dalam

kategori kurang menurun

dari 14,7% menjadi 5,9%

Media yang

digunakan

yaitu

Youtube

dan

Perbedaan

yang lain

pada

penelitian

ini tertelak

pada waktu

dan tempat

penelitian

2. Mega Permata

Sari, 2015.

Pengaruh

pendidikan

gizi tentang

anemia

dengan media

animasi

terhadap

peningkatan

pengetahuan

gizi Remaja

Putri di

SMPN 01

Tasikmadu

Karanganyar

Metode yang

digunakan dalam

penelitian ini yaitu

Quasi Eksperimen

dengan rancangan

penelitian yang

digunakan adalah One

Group Pretest and Post

Test Design.

Pengambilan sampel

dengan menggunakan

Simple Random

Sampling.

Hasil penelitian

menunjukkan adanya

pengaruh yang siginifikan

antara pengetahuan

sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan gizi

menggunakan media

animasi pada remaja putri

Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri

01 Tasikmadu karangan

anyar, terbukti dengan

setelah diputarkan media

animasi kategori kurang

(20%) dan baik (80%)

Media yang

digunakan

yaitu

Youtube

dan

perbedaan

yang lain

pada

penelitian

ini terletak

pada waktu

dan tempat

penelitian

3. Khoirunisa,

dkk, 2017.

Pengaruh

pendidikan

gizi terhadap

pengetahuan

gizi dan

tingkat

Penelitian ini

menggunakan metode

Quasy Ekperimental

dengan desain

rancangan Non

Equivalent Control

Group. sampel diambil

dengan menggunakan

Hasil penelitian

menunjukkan adanya

pengaruh pendidikan gizi

terhadap pengetahuan dan

tingkat kecukupan gizi

terkait pencegahan

anemia. Hasilnya

menunjukkan bahwa

Media yang

digunakan

adalah

youtube

dan

Perbedaan

pada

penelitian

Page 29: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

9

kecukupan

gizi terkait

pencegahan

anemia

remaja (Studi

Pada Siswa

Kelas Xi Sma

Teuku Umar

Semarang)

teknik Pupposive

Sampling. Uji statistik

dalam penelitian

menggunakan Paired t-

test, Wicoxon Signed

Ranks Test, Unpaired t-

test dan Mann Whitney

persentase peningkatan

kategori baik pengetahuan

sebesar 54,3% dan tingkat

kecukupan energi yaitu

11,4% pada kelompok

perlakuan lebih baik dari

kelompok kontrol

ini yang

lain

terletak

pada waktu

dan tempat

penelitian

4. Azizah, dkk,

2016.

Perbedaan

pengetahuan

anemia pada

remaja putri

setelah diberi

pendidikan

dengan

metode

ceramah tanpa

media dan

ceramah

dengan media

buku cerita

Penelitian ini

merupakan penelitian

quasy exsperiment

menggunakan

rancangan pretest dan

posttest control group

dan posttes only design

untuk pengambilan

daya terima.

Pengambilan sampel

dalam penelitian ini

menggunakan teknik

cluster random

sampling clas.

Hasil penelitian

menunjukkan terdapat

perbedaan yang bermakna

tingkat pengetahuan

anemia pada kelompok

yang diberikan pendidikan

anemia dengan metode

ceramah tanpa media dan

ceramah dengan media

buku cerita (p=0,000)

Media yang

digunakan

adalah

Youtube

dan

perbedaann

ya yang

lain pada

tempat dan

waktu

penelitian

5. Retno Desita

Putri, dkk,

2017.

Pengetahuan

Gizi, Pola

Makan, dan

Kepatuhan

Konsumsi

Tablet

Tambah

Darah dengan

Kejadian

Anemia

Remaja Putri

Penelitian ini

menggunakan desain

cross sectional. Cara

penentuan sampel

dengan cara acak

sederhana (simple

random sampling).

Analisis data meliputi

analisis univariat,

analisis bivariat

menggunakan uji Chi-

square dan analisis

multivariat

menggunakan uji

regresi logistic.

Hasil penelitian sebanyak

37% remaja putri

mengalami anemia. Faktor

yang berhubungan dengan

kejadian anemia adalah

pengetahuan dan

kepatuhan mengonsumsi

tablet Fe. penyediaan

waktu mengonsumsi

tablet tambah darah secara

bersama ini sebagai upaya

meningkatkan kepatuhan

siswi meminum tablet

tersebut.

Media yang

digunakan

adalah

Youtube

dan

Perbedaan

yang lain

pada

penelitian

ini tertelak

pada waktu

dan tempat

penelitian

Page 30: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa, yang diawali dengan pubertas. Pada masa

ini, terjadi berbagai perubahan, baik dari segi fisik, sosial, maupun

emosional, yang diawali oleh datangnya haid (perempuan) dan mimpi

basah pertama (laki-laki). Menentukan titik awal masa remaja tidaklah

mudah. Remaja (adolensense) berasal dari bahasa latin berarti tumbuh

kearah kematangan (Muss,1968 dalam Irianti dan Herlina 2012).

Kematangan ini bukan hanya dari segi fisik, tetapi juga sosial dan

emosional (Irianti dan Herlina, 2012).

2. Tahap Perkembangan Remaja

Periode remaja diawali dengan maturnya organ fisik (seksual)

sehingga mampu berproduksi. Definisi remaja adalah suatu periode ketika

(Irianti dan Herlina, 2012):

a. Individu mengalami perkembangan sejak pertama kali ia

menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai saat ia mencapai

maturitas seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi

dari kanak- kanak menjadi dewasa.

Page 31: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

11

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh ke

keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, 1980).

Secara umum, kriteria remaja dikelompokkan menjadi tiga golongan,

yaitu:

a. Remaja awal : usia 10- 14 tahun.

b. Remaja madya : usia 15- 18 tahun.

c. Remaja akhir : usia 19- 24 tahun

3. Aspek Perubahan dan Perkembangan Pada Remaja

Remaja memiliki perubahan dan perkembangan dalam masa

pertumbuhannya. Perubahan dan perkembangan pada remaja sebagai

berikut (Irianti dan Herlina, 2012):

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik ditandai dengan pertumbuhan fisik yang sangat

pesat. Perkembangan seksualitas berupa munculnya tanda-tanda

seksual primer dan sekunder.

1) Tanda-tanda seks primer. Ini menunjukkan matangnya organ

seksual. Pada pria, ini ditandai dengan mimpi basah (nocturnal

emission), sedangkan pada wanita dengan menarke (haid yang

pertama)

2) Tanda-tanda seks sekunder. Tanda tanda tersebut adalah sebagai

berikut.

Page 32: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

12

Perempuan :

Tumbuhnya rambut pubis (pubic hair) dan bulu ketiak

(axillary hair)

Payudara membesar

Ukuran pinggul bertambah besar

Kelenjar sebasea semakin aktif sehingga menyebabkan

munculnya jerawat/kukul

Laki-laki :

Tumbuhnya rambut pubis dan bulu ketiak

Terjadi perubahan suara

Tumbuhnya kumis dan jakun

Kelenjar sebasea semakin aktif

Otot tubuh, kaki, dan tangan membesar

b. Perkembangan kognitif

Remaja mampu berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak.

Misalnya, gagasan tentang keadilan. Pada anak, sistem keadilan

cenderung dikaitkan dengan dengan polisi atau hakim, sedangkan

pada remaja, sistem keadilan merupakan suatu aspek kepedulian

terhadap hak-hak warga masyrakat.

c. Perkembangan emosi

Puncak emosionalitas remaja berpengaruh pada perkembangan organ

seksualnya. Remaja cenderung sensitif dan reaktif, emosinya

negative, dan temperamental (misalnya, mudah tesinggung, marah,

Page 33: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

13

atau sedih). Untuk mencapai kematangan emosional, remaja

memerlukan lingkungan yang kondusif, yaitu hubungan yang

harmonis, saling menghargai, dan mempercayai. Kegagalan

menyesuaikan diri dengan lingkungan (maladjustment) menyebabkan

remaja menjadi agresif (misalnya, keras kepala, senang bertengkar,

berkelahi dan mengganggu orang lain), atau melahirkan diri dari

kenyataan (misalnya, melamun, menyendiri, mengonsumsi minuman

keras, dan menggunakan obat-obatan terlarang).

d. Perkembangan sosial

Remaja mulai memiliki social cognition ,yaitu kemampuan untuk

mengenal orang lain serta conformity, yaitu kecendrungan untuk

mengikuti opini, pendapat, nilai dan hobi orang lain (teman sebaya).

e. Perkembangan moral

Perkembangan moral remaja sudah lebih matang dibandingkan anak-

anak. Remaja sudah lebih mengenal nilai moral/konsep-konsep

moralitas (misalnya kejujuran, keadilan, kesopanan, dan

kedisiplinan). Mereka memiliki dorongan untuk melakukan perbuatan

yang dapat dinilai baik oleh orang lain guna memenuhi kepuasan

psikologi mereka.

f. Perkembangan kepribadian

Secara bertahap, remaja mulai menemukan identitas atau jati dirinya.

Hal ini dipengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang

untuk mengembangkan diri,

Page 34: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

14

g. Perkembangan kesadaran beragama

Pandangan terhadap Tuhan atau agama sangat dipengaruhi oleh

perkembangan pikiran. Kemampuan berpikir abstrak memungkinkan

remaja untuk mentranformasikan keyakinan agamanya.

4. Gizi Remaja Putri

Pada masa remaja, kebutuhan gizi ini jauh lebih besar seperti yang

tercermin dalam meningkatnya angka kecukupan gizi yang dianjurkan,

yang harus dipenuhi dengan cara meningkatnya angka kecukupan gizi

yang dianjurkan, yang harus dipenuhi dengan cara meningkatkan asupan

dari semua kelompok makanan (Briawan D, 2014). Bentuk zat besi dalam

makanan mempengaruhi penyerapan zat besi, yaitu besi hem dan nonhem.

Besi hem lebih mudah diabsorpsi, sedangkan besi nonhem penyerapannya

sangat dipengaruhi oleh penghambat dan pemacu. Vitamin C dan daging

adalah faktor utama mendorong penyerapan zat besi nonhem. Sedangkan

faktor penghambat antara lain seperti fitat (di dalam kacang-kacangan,

biji-bijian, kedelai dan produknya), oksalat dalam sayuran, tannin dalam

teh, serta posfitin dalam kuning telur (Emma S. Wirakusumah, 1999)

Gizi remaja menjadi slah satu permasalahan yang ada di dunia

karena dampak yang ditimbulkan serupa dengan masalah gizi pada usia

anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat badan.

Permasalahan gizi yang dialami pada usia remaja, menurut Purwitasari

(2009) dikarenakan makanan rendah zat gizi (seringnya remaja makan di

Page 35: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

15

luar rumah), terburu-buru sehingga tidak sempat untuk sarapan, aktifitas

fisik yang banyak sehingga makan tidak tertatur, memperhatikan bentuk

badan (melakukan diet). Perubahan dan perkembangan remaja putri dan

remaja laki-laki berbeda secara biologis. Perubahan dan perkembangan

yang dialami remaja mempengaruhi kebutuhan gizi. Remaja putri

mengalami menstruasi yang mengakibatkan kebutuhan akan zat gizi dan

zat besi meningkat (Masrizal, 2007)

Remaja putri memerlukan lebih banyak zat besi untuk mengganti

besi yang hilang bersama darah haid (Arisman MB, 2010). Peningkatan

zat besi sebelum remaja meningkat 0,7 – 0.9 mg Fe/hari atau lebih saat

menstruasi berat, sehingga hal ini mengakibatkan remaja putri rentan

terkena anemia (Briawan D, 2014). Remaja putri mengalami pertumbuhan

puncak pada usia 12-18 bulan sebelum mengalami menstruasi pertama

sekitar usia 10-14 tahun (ADB/SCN, 2001 dalam Briawan 2014). Proses

pertumbuhan dan perkembangan di masa remaja meningkatkan kebutuhan

zat besi secara dramatis sebagai hasil dari ekspansi total volume darah,

peningkatan massa lemak tubuh, dan terjadinya menstruasi pada remaja

(Briawan D, 2014). Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan,

antara lain :

a. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan

energi dan zat besi yang lebih banyak.

b. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian

masukan energi dan zat gizi

Page 36: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

16

c. Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan

obat, meningkatnya kebutuhan energi dan zat gizi.

B. ANEMIA

1. Pengertian Anemia

Proverawati (2011) menyebutkan anemia gizi adalah keadaan

dimana kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah

dari normal, sebagai akibat dari defisiensi besi salah satu atau beberapa

unsur makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya

defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang

dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. Kadar Hb normal pada

remaja putri adalah 12 gr/dr. Anemia bukan merupakan pencerminan

keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh, secara fisiologis,

anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk

mengangkut oksigen ke jaringan. Berikut batasan anemia menurut

Departemen Kesehatan :

Tabel 2.1 Batasan Anemia

Kelompok Batas Hb Normal

Anak balita 11 %

Anak usia sekolah 12 %

Wanita dewasa 13 %

Sumber: Depkes RI 2008

Anemia dikenal sebagai kekurangan darah, Hal ini dikarenakan :

a. Berkurangnya konsentrasi hemoglobin

Page 37: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

17

b. Turunnya hematrocrit

c. Jumlah sel darah merah kurang

2. Kejadian Anemia Remaja Putri Berdasarkan Umur

Anemia yang dialami pada usia remaja sangatlah tinggi, terutama

pada remaja putri. WHO menyatakan, 25-40 % remaja putri merupakan

menderita anemia defisiensi zat besi (Kusin, dalam Poltekkes Depkes

Jakarta 1, 2010). Anemia menyerang 57% remaja putri di Indonesia

(Syatriani, 2010). Data survei kesehatan rumah tangga (SKTR) tahun

2012, prevalensi anemia tertinggi dialami pada remaja putri usia 10-18

tahun (57,1%) (kemenkes, 2013). Perbandingan prevalensi anemia pada

remaja putri di Indonesia mencapai 26 % dibandingkan dengan remaja

laki-laki mencapai 11 %. Tingginya Anemia pada remaja putri disebabkan

karena perubahan secara biologis remaja putri yang mengalami menstruasi

sehingga membutuhkan zat besi yang lebih banyak dibandingkan remaja

laki-laki. Berdasarkan karakteristik remaja, pada masa early adolescence

(12-15 tahun) dan masa middle adolescence (16-18 tahun) remaja masih

dipengaruhi oleh lingkungan teman (Morks,dkk 2009). Hal inilah yang

membuat asupan gizi yang didapat oleh remaja tidak mencukupi

kebutuhan. Berbagai kejadian anemia yang terjadi pada remaja putri

menderita anemia (Depkes RI 2008), ). Kejadian anemia juga terjadi di

kota Semarang, penelitian yang dilakukan oleh Indartati dan Apoina

(2014) meneyebutkan, kejadian anemia pada remaja putri mencapai 26,7

%. Penelitian Nur Khatim AH Tiaki (2017) menyebutkan, kejadian anemia

Page 38: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

18

pada remaja putri di kota Yogjakarta mencapai 43,4 %. Sedangkan

penelitian yang dilakukan Dwi dan Fillah (2012) di kota Tangerang

Selatan menyebutkan remaja putri usia 15-17 tahun mengalami anemia

sebanyak 40% dan di kota kudus sebanyak 36,8% remaja yang mengalami

defisit anemia (Faridah, 2006). Kejadian anemia pada remaja putri di Kota

Bengkulu pada tahun 2013 mencapai 43% (Suryani, Desri et al, 2015).

3. Klasifikasi Anemia

Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut ukuran sel dan

hemoglobin yang dikandung seperti berikut (Rizema, 2013) :

a. Makrositik

Pada anemia makrositik, ukuran sel darah bertambah besar dan jumlah

hemoglobin tiap sel jumlah bertambah. Penyebab anemia

megalobastik adalah kekurangan vitamin B12, asam folat, atau

gangguan sintesis DNA. Sedangkan anemia non-megaloblastik

disebabkan oleh eritropoiesis disebabkan oleh eritropoiesis yang

dipercepat dan peningkatan luas permukaan membran.

b. Mikrositik

Mengecilnya ukuran sel darah merah merupakan salah satu tanda

anemia mikrositik. Penyebabnya adalah defisiensi besi, gangguan

sintesis globin, porfirin dan heme, serta gangguan metabolism besi

lainnya.

Page 39: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

19

c. Normositik

Pada anemia normositik ukuran sel darah merah tidak berubah.

Penyebabnya adalah kehilangan darah parah, meningkatnya volume

plasma secara berlebihan, penyakit-penyakit hemolitik, gangguan

endokrin ginjal dan hati.

Selain pengklasifikasian anemia berdasarkan ukuran sel, anemia juga

bisa diklasifikasikan berdasarkan gangguan eritropoises, yakni :

a. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi dikarenakan tidak cukupnya suplai besi

didalam tubuh yang mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang

hopokrom san mikrositer

b. Anemia Megablostik

Anemia defisien folat atau vitamin B12 bisa mengakibatkan gangguan

pada sintesis timidin dan Derek pada replica DNA. Efek yang timbul

terjadinya pembesaran procersor sel darah (megaloblas) di sum-sum

tulang, hematopoises yang tidak efektif dan pansitopenia.

c. Anemia Aplastik

Anemia aplastik adalah suatu kondisi dimana sum-sum tulang

belakang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularis.

Hiposelularis. Hiposelularis terjadi akibat paparan racun, radiasi,

reaksi terhadap obat atau virus, serta efek dari perbaikan DNA dan

gen.

Page 40: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

20

d. Anemia Mieloptisik

Anemia mieloptisik terjadi akibat pergantian sum-sum tulang oleh

serangan sel tumor serta kelainan granuloma yang menyebabkan

pelepasan eritroid pada tahap awal.

4. Penyebab Anemia

Zat gizi paling berperan dalam proses terjadinya anemia gizi adalah

besi. Defisiensi besi adalah penyebab utama anemia gizi dibanding

defisinsi zat gizi yang lain seperti asam folat, vitamin B12, protein, dan

vitamin lainnya. Secara umum, faktor utama yang menyebabkan anemia

gizi sebagai berikut (Provewati, 2011) :

a. Banyak Kehilangan Darah

Pendarahan meneyebabkan tubuh kehilangan banyak sel darah merah.

Pendarahan dapat terjadi secara mendadak dan dalam jumlah banyak

seperti pada kecelakaan yang disebut pendarahan eksternal.

Sedangkan pendarahan kronis terjadi secara terus menerus dalam

jumlah sedikit demi sedikit yang disebabkan oleh kanker saluran

pencernaan, wasir, atau peptic ulser. Intervensi cacing tambang juga

dapat menyebabkan banyak darah keluar. Selain itu, pada remaja putri

dan wanita dewasa, kehilangan darah dalam jumlah banyak dapat

terjadi akibat menstruasi. Wasir atau hemorrhoids adalah gangguan

sirkulasi darah yang berupa pelebaran (dilatasi) vena yang disebut

venactasia atau varises daerah anus atau perianus disebabkan oleh

bendungan dalam susunan pembuluh vena.

Page 41: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

21

b. Rusaknya Sel Darah Merah

Perusakan sel darah merah dapat berlangsung di dalam pembuluh

darah akibat penyakit malaria atau thalassemia. Meskipun sel darah

merah telah rusak, zat besi yang berada didalamnya tidak ikut rusak

tetapi asam folat yang berada di dalam sel darah merah ikut rusak

sehingga harus dibuat lagi. Oleh sebab itu pada pengobatan anemia

hemolitik lebih diperlukan penambahan asam folat daripada

pemberian zat besi.

c. Kurangnya Produksi Sel Darah Merah

Pembuatan sel darah merah baru akan terganggu apabila zat gizi yang

diperlukan tidak mencukupi. Terganggunya produksi sel darah merah

bisa disebabkan makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat

gizi, terutama zat gizi yang penting seperti, besi, asam folat, vitamin

B12, protein dan vitamin C. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh

tidak berfungsinya pencernaan dengan baik atau kelainan lambung

sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat diserap dan terbuang

Bersama kotoran.

5. Tanda dan Gejala Anemia

Gejala dan tanda-tanda anemia merupakan respons atas kompensasi

jantung dan pernapasan berdasarkan berat dan lamanya jaringan

mengalami kekurangan oksigen. Beberapa tanda dan gejala anemia yaitu,

penderita mengeluh lemah, sakit kepala, telinga mendenging, penglihatan

berkunang-kunang, merasa cepat letih, mudah tersinggung, gangguan

Page 42: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

22

saluran cerna, sesak nafas, nadih lemah dan cepat, hipotensi ortostatik

(Provewati, 2011). Terjadinya anemia pada remaja putri dapat

menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, gangguan perilaku

dan emosional, yang nantinya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan perkembangan sel otak yang dapat menimbulkan daya tahan tubuh

menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi belajar terganggu serta

mengakibatkan produktifitas kerja yang rendah (Wibowo, 2013). Dampak

anemia pada remaja putri berefek sampai mengalami kehamilan nantinya.

Ibu hamil dengan kurangnya kebutuhan Fe dalam tubuh akan

mengakibatkan kematian bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), dan

kematian bayi (Masthalina, 2015).

6. Pencegahan Anemia

a. Meningkatkan Konsumsi Zat Besi Dari Makanan

Mengonsumsi pangan hewani seperti daging, ikan, hati atau telur

dalam jumlah cukup dapat mencegah anemia gizi besi. Namun harga

pangan hewani yang tinggi tidak dapat dijangkau oleh masyarakat

sehingga diperlukan alternatif lain untuk mencegah anemia yaitu

dengan mengonsumsi makanan yang cukup beragam yang memiliki

zat yang paling melengkapi. Konsumsi bahan makanan yang

mengandung zat-zat penghambat absorpsi seperti fitat, fosfat, tannin

dan beberapa jenis serat makanan harus dihindari karena zat-zat ini

bersama zat besi membentuk senyawa yang larut dalam air sehingga

tidak dapat diabsorpsi (Provewati, 2011).

Page 43: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

23

b. Suplementasi Besi

Suplementasi besi dapat memperbaiki status hemoglobin dalam waktu

yang relative singkat. Pil besi yang umum digunakan dalam

suplementasi besi adalah ferro sulfat yang dapat diabsopsi sampai

20%. Dosis yang digunakan beragam tergantung pada status besi

orang yang mengonsumsinya. Kendala dalam suplementasi besi

adalah efek samping yang dihasilkan pada saluran pencernaan seperti

mual, muntah, konstipasi dan diare. Selain itu, kesulitan dalam

mematuhi ,inum pil karena kurangnya kesadaran akan pentingnya

masalah anemia. Pil besi yang diminum dalam keadaan perut terisi

akan mengurangi efek samping dan dihasilkan tetapi dapat

menurunkan tingkat penyerapannya. Ferro sulfat merupakan preparat

zat besi oral yang paling murah dan banyak digunakan. Dosis total

yang ekuivalen dengan 60 mg zat besi elemental (300 mg ferro sulfat)

per hari sudah cukup bagi orang dewasa. Umumnya, setelah waktu

lebih dari 4 minggu akan terjadi kenaikan kadar hemoglobin sekitar 2

g/dl (Provewati, 2011).

c. Fortotifikasi Besi

Fortofikasi besi adalah penambahan suatu jenis zat besi dalam bahan

pangan unutk meningkatkan kualitas pangan dalam upaya pencegahan

defisiensi zat besi pada beberapa kelompok masyarakat. Kesulitan

dalam fortotifikasi besi adalah sifat besi yang reaktif dan

bekecendrungan mengubah warna makanan. Misalnya garam ferro

Page 44: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

24

mengubah pangan yang berwarna merah dan hijau menjadi lebih

terang warnanya. Selain itu Fe reaktif dapat mengkatalisasi reaksi

oksidasi sehingga menimbulkan bau dan rasa yang dinginkan. Ferro

sulfat telah digunakan secara luas untuk memfortifikasi roti serta

produk bakteri yang lain yang dijual untuk waktu yang singkat. Jika

disimpan selama beberapa bulan makanan tersebut akan menjadi

tengik (Provewati, 2011).

d. Pengawasan Penyakit Infeksi dan Parasit

Penyakit infeksi dan parasit merupakan salah satu peneyebab anemia

gizi besi karena parasit dalam jumlah besar dapat menggangu

penyerapan zat gizi. Dengan menanggulangi penyakit infeksi dan

memberantas parasit diharapkan dapat meningkatkan status besi

dalam tubuh. Upaya tersebut harus diikuti dengan peningkatan

konsumsi pangan yang seimbang dan beragam serta dapat ditambah

dengan suplemtasi besi maupun fotifikasi besi (Provewati, 2011).

7. Pengobatan Anemia

Pengobatan pada anemia bida dilakukan dengan berbagai cara, yakni

(Provewati, 2011) :

a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan

Makanan yang beraneka ragam memiliki zat gizi yang saling

melengkapi. Sayuran hijau dan buah-buahan ditambah dengan

kacang-kacangan dan padi-padian cukup banyak mengandung zat besi

dan vitamin-vitamin lain untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Page 45: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

25

Mengonsumsi pangan hewani, seperti ikan, daging, hati, atau telur

dalam jumlah yang cukup sebenarnya dapat mencegah anemia gizi

besi

b. Pemberian Zat Besi (Fe)

Pada tatanan praktik klinis, jika penyebab anemia sudah ditemukan

dan tempat perdarahan berlangsung sudah dieliminasi, pengobatan

diarahkan untuk mengatasi defisit dengan garam besi anorganik.

Sesungguhnya, masalah defisiensi zat besi cukup diterapi dengan

memberikan makanan yang cukup mengandung zat bes. Namun, jika

anemia sudah terjadi tubuh tidak akan mungkin menyerap zat besi

dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relative singkat. Karena itu

pengobatan selalu menggunakan suplementasi zat besi.

c. Transfusi Darah

Secara umum pengobatan anemia tidak memerlukan tranfusi. Tranfusi

baru diperlukan bila penderita anemi sudah mengalami kelainan

jantung.

d. Pemberian ATG (Anti Timosit Globulin)

Pemberian ATG dilakukan dengan dosis 15mg/kg BB dilarutkan

dalam cairan garam fisiologis melalui infus selama 4-6 jam dalam

jangka waktu 10 hari berturut-turut.

e. Transplantasi sumsum tulang

Transplantasi ini dari kembaran penderita yang biasa dilakukan pada

pengobatan anemia aplastik

Page 46: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

26

f. Pemberian EPO (Erythropoetin)

Pemberian EPO berguna untuk merangsang pembentukan sel darah

merah

C. Media Promosi Kesehatan

1. Pengertian Media Promosi Kesehatan

Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan merupakan alat

bantu untuk melakukan promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar,

diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi serta

penyebarluasan informasi. Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media

karena melalui media, pesan- pesan yang disampaikan dapat lebih menarik

dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sampai

memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif.

Seperti yang dapat diketahui, bahwa media dapat berupa media cetak

(leaflet, brosur, lembar balik, booklet, poster, dan lain-lain) dan media

elektronik (televisi dan radio). Seiring dengan berkembangnya zaman,

teknologi semakin canggih, media dapat dikombinasikan antara media

yang satu dengan lainnya (multimedia). Media dapat dibuat melalui

software komputer dan kemudian dicetak atau dapat ditampilkan dalam

bentuk gambar dan video (Notoatmodjo, 2010).

2. Tujuan Media Promosi Kesehatan

Adapun tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan dalam

pelaksanaan promosi kesehatan yaitu:

Page 47: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

27

a. Dapat dijadikan untuk menghindari salah pengertian/pemahaman atau

salah tafsir.

b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan serta dapat lebih mudah

untuk ditangkap.

c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang

mengesankan.

d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.

e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang

dianjurkan.

3. Jenis Media Promosi Kesehatan

Menurut (Notoadmodjo 2012) pada garis besarnya hanya terdapat

tiga macam media yaitu :

a. Alat bantu lihat (visual aids) yang membantu menstimulasi indra mata

(penglihatan) pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Alat ini

ada dua bentuk :

1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan

sebagainya.

2) Alat-alat yang tidak diproyeksikan : gambar peta, bagan, bola

dunia, boneka, dan lain-lain.

b. Alat bantu dengar (audio aids), yang digunakan untuk menstimulasi

indra pendengaran pada saat proses pengajaran. Misalnya radio, pita

suara, kepingan CD, dan lain-lain.

c. Alat bantu lihat-dengar, seperti televisi, video cassette, DVD.

Page 48: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

28

4. Leaflet

Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi dan pesan-pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat

maupun gambar, atau kombinasi (Macfoedz dan Suryani, 2008). Media

leaflet digunakan digunakan sebagai media pendidikan kesehatan

dikarenakan dalam media ini sasaran dapat menyesuaikan dan belajar

mandiri, pengguna dapat melihat isinya disaat santai, informasi dapat

dibagi dengan keluarga dan teman, dapat memberikan informasi lebih

detail mengenai informasi yang tidak dapat diberikan secara lisan dan

mengurangi kebutuhan mencatat (Rokhmawati, 2015)

5. Youtube

a. Asal mula Youtube

Google diambil dari kata Googol yang diperkenalkan oleh

Milton Sirotta, keponakan ahli matematika Amerika yang bernama

Edward Kasner. Istilah ini ditulis dalam buku Kasner dan James

Nehwan berjudul “Mathematic and the Imagination” . Googol berarti

sebuah angkah yang dimulai dengan bilangan 1 (satu) dan diikuti oleh

seratus buah bilangan 0 (nol). Hal tersebut merupakan konsep Google

Page 49: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

29

untuk mengelola informasi yang tak terbatas jumlahnya didunia maya

(Kindarto A, 2008).

Google sendiri dibangun oleh Larry Page alumni University of

Michigan yang saat itu berusia 24 tahun dan Sergey Brind mahasiswa

pasca sarjana di Standford University yang berusia 23 tahun. Dari

pemikiran kedua pemuda tersebut yang awal mulanya hanya iseng,

Google berkembang sangat cepat dan menjadi sangat besar (Kindarto

A, 2008).

Google adalah mesin pencari atau bahasa teknisnya adalah

Search Engine. Dari namanya saja dapat didefinisikan bahwa mesin

pencari merupakan fasilitas di Internet yang memiliki kemampuan

dalam mencari alamat website sesuai dengan kriteria tertentu yang

anda masukkan (Kindarto A, 2008)

Salah satu layanan dari Google ini, memfasilitasi penggunanya

untuk mengupload video dan bisa diakses oleh pengguna yang lain

dari seluruh dunia secara gratis. Bisa dikatakan youtube adalah

database video yang paling populer didunia internet, atau bahkan

mungkin yang paling lengkap dan variatif. Pada awalnya Youtube

memang bukan dikembangkan dikembangkan oleh Google, tapi

Google mengakuisisinya lalu kemudian menggabungkan dengan

layanan google yang lain (Fatty faiqah, dkk, 2016) Google Inc

membeli Youtube senilai US$ 1,65 miliar pada tahun 2006 (Prakoso,

2011, p. 45-52).

Page 50: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

30

Youtube dikenal dengan slogan: Broadcast Yourself, yang

merupakan situs video sharing yang merupakan situs video sharing

yang menyediakan berbagai informasi berupa audio visual

(Abraham,2011, p.m 45-52). Pada tahun 2011, youtube menduduki

peringkat pertama untuk situs video sharing. Perkembangan youtube

di Indonesia, Head of Communications Consumer & youtube

Indonesia, Putri Silalahi, mengatakan bahwa jumlah penonton dan

youtube Indonesia bertambah 130% dari tahun 2014 ke 2015. Begitu

pula jumlah konten yang di-upload bertambah sebanyak 600%.

(Goenawan, 2014. par. 1-5).

Saat ini Youtube menjadi situs online Video provider paling

dominan di Amerika serikat, bahkan dunia, dengan menguasai pasar

43% pasar. Diperkirakan 20 jam durasi video di upload ke Youtube

setiap menitnya dengan 6 miliar views per hari. Youtube kini menjadi

berbagai macam kebutuhan dari penggunanya, fitur-fitur yang

ditawarkan dengan kemajuan teknologi youtube saat ini sangat

membantu dari berbagai aspek kebutuhan yang dibutuhkan sang

pengguna (Fataiqah, et al., 2016).

Memiliki lebih dari satu miliar pengguna, hamper sepertiga

dari semua pengguna internet dan setiap hari orang menonton ratusan

juta jam video di Youtube dan menghasilkan miliaran kali

penayangan. Youtube secara keseluruhan, telah menjangkau lebih

banyak pemirsa yang berusia 18-34 dan 18-49 tahun daripada jaringan

Page 51: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

31

kabel manapun di dunia (Fataiqah, et al., 2016).Jumlah jam yang

diluangkan orang-orang untuk menonton video (alias waktu tonton) di

Youtube naik 60% per tahunnya, dan merupakan pertumbuhan

terpesat yang pernah dilihat dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.

Jumlah orang yang menonton Youtube per hari naik sebesar 40% per

tahun sejak Maret 2014. Jumlah pengguna yang mengunjungi Youtube

dan memulainya dari beranda Youtube dan memulainya dari beranda

Youtube, naik lebih dari 3 kali lipat per tahun. (youtube, 2016)

b. Karakteristik Youtube

Terdapat karakteristik dari youtube ysng membuat banyak dari

sebagian pengguna betah menggunakannya. Berdasarkan hasil

wawancara kepada informan dan penelitian yang dilakukan penulis

mengelompokkan menjadi 5 bagian (Fataiqah, et al., 2016) :

1) Tidak ada batasan durasi untuk menggungah video. Hal ini yang

membedakan youtube dengan beberapa aplikasi lain yang

mempunyai batasan durasi minimal waktu semisal instgram,

snapchat, dan sebagainya.

2) System pengamanan yang melalui akurat. Youtube membatasi

pengamanannya dengan tidak mengizinkan video yang

mengandung sara, illegal, dan akan memberikan pertanyaan

konfirmasi sebelum mengunggah video.

3) Berbayar. Saat ini seperti sedang menjadi viral dimana-mana,

youtube memberikan penawaran bagi siapapun yang

Page 52: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

32

mengunggah videonya ke youtube dan mendapatkan minimal

1000 viewers atau penonton maka akan diberikan honorarium.

(Theolman, 2011)

4) System offline. Youtube mempunyai fitur baru bagi para

pengguna untuk menonton videonya yaitu system offline. System

ini memudahkan para pengguna untuk menonton videonya pada

saat offline tetapi sebelumnya video tersebut harus didownload

terlebih dahulu.

5) Tersedia editor sederhana. Pada menu awal mengunggah video

pengguna akan ditawarkan untuk mengedit videonya terlebih

dahulu. Menu yang ditawarkan adalah memotong video,

memfilter warna, atau menambah efek perpindahan video.

c. Manfaat Youtube

Pemanfaatan Youtube yang lebih nyata dan langsung aplikatif

terhadap berbagai keperluan dan kebutuhan pengguna seperti yang

tertera dibawah ini (Fataiqah, et al., 2016) :

1) Memberikan Layanan Gratis

Secara umum, Youtube menawarkan layanan gratis khususnya

untuk menikmati dan mengakses video-videonya yang masuk

dalam sistemnya. Ini berarti bahwa untuk mengakses video

apapun, seorang pengguna perlu memiliki akun premium atau

membayar sejumlah uang dalam skala waktu tertentu. Paling

banter, seorang pengguna harus memiliki pulsa dan

Page 53: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

33

menggunakan kuotanya untuk mengakses video-video yang

menarik perhatiannya. Selain itu, pengguna dapat mengakses

video-video tersebut secara gratis

Ketentuan yang sama juga berlaku pada layanan mengunggah

atau menampilkan video dan membuatnya accessible oleh

pengguna dan khalayak ramai.

2) Men-download (Unduh) Beberapa Video Tertentu

Youtube memungkinkan pengguna untuk mengunduh beberapa

video-video tertentu video yang demikian biasanya berukuran

HD atau High Definition sehingga jika seorang pengguna ingin

menonton sebuah video berkali-kali, ia hanya perlu

mengunduhnya. Setelah berhasil terunduh, sebuah video dapat

disimpan dengan gadget masing-masing untuk dinikmati

kapanpun tanpa menggunakan sambungan internet.

3) Mengakses dan Berbagi Informasi seputar Hal-Hal Teknis

Banyak pengguna yang mengakses Youtube untuk mengetahui

cara-cara melakukan beberapa hal tertentu, seperti demo

memasak, cara menggunakan aplikasi dalam komputer atau

telepon pintar, meracik jamu dan obat herbal, mendaur ulang

sampah, cara praktis melakukan berbagai hal yang awalnya rumit

atau tidak efektif, mengasah berbagai skill dan lain sebagainya.

Page 54: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

34

4) Mengakses Video Streaming

Mengakses video streaming, baik live maupun tidak, merupakan

manfaat lain ditawarkan Youtube. Siaran yang ditayangkan

ditelevisi lokal, nasional bahkan internasional bisa diakses

melalui Youtube , baik siaran tersebut tengah atau disiarkan.

5) Mengenalkan dan Memasarkan Produk

Sebagian besar pengguna Youtube juga menggunakan media

sosial ini untuk menguatkan dan memajukan bisnis yang tengah

dikelola. Memasarkan sebuah produk di dunia daring tak ubahnya

membuka gerai baru yang dapat melayani pelanggan dan

konsumen dalam jumlah yang lebih besar. Ini utamanya cocok

memasarkan dan mengenalkan produknya bermodal gadget dan

sambungan internet. Hal ini juga semakin membuktikan bahwa

manfaat jaringan komputer sangatlah dibutuhkan untuk

mengoneksikan banyak orang dalam satu lingkup, yaitu internet.

6) Mengakses Video Informatif

Jika kita mempehatikan acara atau siaran TV belakangan,

seringkali kita akan banyak bertemu dengan keterangan

bertuliskan Courtesy: Youtube di bagian bawah layar televisi. Hal

tersebut menandakan bahwa menggunakan youtube sebagai

referensi dalam menyusun konten acaranya. Ini sekaligus juga

menandakan bahwa ada banyak sekali informasi bisa di dapatkan

hanya dengan mengakses Youtube ,

Page 55: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

35

7) Mendukung Industri Hiburan

Youtube membantu pengguna untuk mengakses video yang

mereka inginkan semisal video clip dari penyanyi atau band

kesayangan, fil, dari actor, aktris atau sutradara favorit, tayangan

yang sedang in dan lain sebagainya. Sebagian dari video tersebut

merupakan video bergenre hiburan, termasuk streaming siaran

hiburan yang mereka lewatkan, sehingga kehadiran Youtube di

sini dangat berperan penting dalam menyukseskan dan

memajukan industry dunia hiburan. Itulah mengapa, para insan

industry hiburan juga memanfaatkan keadaan yang demikian

dengan mengiklankan siarannya di Youtube.

8) Menguatkan Branding Lembaga/ Institusi

Selain rutin dikunjungi oleh para pebisnis yang ingin

memasarkan produk, siswa yang ingin mengetahui video ilmiah

terkait yang mereka terima di sekolah, pengguna yang ingin

mengetahui banyak informasi tentang hobi atau gaya hidup yang

mereka miliki. Youtube juga digunakan sebagai media branding

Lembaga atau organisasi. Ini utamanya terkait dengan penguatan

profil Lembaga serta ekspansi unutk mendapatkan peluang

kerjasama atau suntikan dana dari Lembaga penyandang dana.

Dengan merekam aktivitas rutin yang terjadi di dalam suatu

Lembaga atau Lembaga-lembaga binaannya, khalayak dapat

Page 56: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

36

memiliki gambaran lebih utuh mengenai suatu organisasi

tertentu.

9) Mengetahui Respon dan Komentar Khalayak

Fitur ‘suka’ dan ‘komentar’ dalam Youtube sangat memudahkan

pengguna yang mengunggah dan membagi sebuah video tertentu

untuk mengetahui respon dan komentar konsumen terhadap

kualitas maupun konten videonya. Ini tentu sangat berharga

sebagai bahan evaluasi dan referensi dalam membuat video

berikutnya.

10) Memfasilitasi Pengguna Menguasai Skill Dasar Membuat Video

Youtube memungkinkan mereka secara otodidak belajar

mengutak-atik video dan menambah kualitasnya. Ini misalnya

dapat melihat dalam fitur Youtube Editor. Meskipun fitur Youtube

Editor. Meskipun fitur yang ditawarkan jauh lebih sederhana dan

sedikit dibanding aplikasi edit video lainnya, layanan ini sangat

cocok untuk pengguna. Minimal, mereka dapat mengetahui cara

menggabungkan, memutar memotong, slow motion hingga

memutar, memotong slow motion hingga menemukan hak cipta

music gratis untuk ditambahkan kepada video yang dibuat

pengguna.

Page 57: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

37

D. Pengetahuan dan Sikap

1. Pengetahuan (Klowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui melalui mata dan telinga (Maryam, 2015).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior)

a. Proses Adobsi perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni (Maryam, 2015):

1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu,

2) Intevest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

3) Evalution (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik

4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

Page 58: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

38

5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan (Maryam, 2015):

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifikdari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara bentar tentang objek yang diketahui, dan

dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,

dan lain sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

Page 59: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

39

3) Aplikasi (aplication)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan 9membuat

bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan, dan

sebagainya.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan

sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun dapat merencanakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

Page 60: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

40

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi yang berkaitan dengan keampuan unutk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian- penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

1. Teori Laswell Model

Komunikasi adalah penyampaian suatu pernyataan oleh

seseorang kepada orang lain (Effendy,2005). Komunikasi

memiliki peran penting dalam promosi kesehatan. Menurut

Laswell komunikasi akan berjalan dengan baik jika melalui lima

tahap. Kelima tahapan itu adalah:

a. Who: Siapa orang yang menyampaikan komunikasi

(komunikator).

b. Say what: Apa pesan yang disampaikan.

c. In which channel: Saluran atau media apa yang digunakan.

d. To whom: Siapa penerima pesan (komunikan).

Page 61: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

41

e. Whit what effect: Perubahan apa yang terjadi kepada

penerima pesan.

Lima unsur itu merupakan elemen pokok komunikasi yang

tidak boleh ditinggalkan dalam melakukan komunikasi dengan

siapa saja termasuk komunikasi dalam promosi kesehatan.

Komunikasi dapat bekerja secara sistematis sehingga hasilnya

tepat sasaran.

Bagan 2.1 Kerangka Teori Laswell Model

Sumber : Teori Laswell Model (Effendy, 2005)

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa vatsan lain tentang

sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut (Maryam, 2015) :

” An individual’s social attitude is a syndrome of response

consistency with regart to social object” (Campbell, 1950)

“A mental and neural state of rediness, organized through

expertence, exerting a directive or dynamic influence up on the

Who Say what In which

channel

To whom

Whit what

effect

Page 62: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

42

individual’s response to all object and situation with wich it is related”

(Allport, 1954)

“Attitude entails an existing predisposition to response to social

object which in interaction with situational and other disposistional

variables, guides and direct the overt behaviour of the individual”

(Cardno, 1995)

Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa manifestasi

sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebihi dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial,

menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap

objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

(Maryam, 2015).

Diagram dibawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut

a. Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok (Siti Maryam, 2015) :

Page 63: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

43

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan

penting.

b. Berbagai Tingkatan Sikap

Sepertinya halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari

berbagai tingkatan (Maryam, 2015).

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap

orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian

orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan

itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide

tersebut.

Page 64: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

44

3) Menghargai (valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ditelah

dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling

tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB,

meskipun mendapat tantangan dari mertua atau ibu tuanya

sendiri.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat

atau penyataan responden terhadap suato objek.

c. Praktik atau Tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan

faktor dukungan (support) dari pihak lain. Faktor lain mempunyai

beberapa tingkatan. (Maryam, 2015)

1) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat

pertama’

Page 65: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

45

2) Respons terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh yang merupakan indikator praktik tingkat

dua.

3) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan,

maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

4) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah

dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Dalam penelitian ini mengukur

sikap menggunakan Teori S-O-R Model

1. Teori S-O-R Model

Teori S-O-R dalam proses komunikasi berkenaan dengan

perubahan sikap yang dapat berubah jika stimulus yang menerpa

benar-benar melebihi semula. Dalam menelaah sikap yang baru,

ada tiga variabel yang penting yaitu perhatian, pengertian, dan

penerimaan (Effendy, 2003).

Page 66: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

46

Titik penekanan dalam model komunikasi ini lebih kepada

pesan yang disampaikan mampu menumbuhkan motivasi,

menumbuhkan gairah kepada komunikan sehingga komunikan

cepat menerima pesan yang disampaikan dan selanjutnya terjadi

perubahan sikap. Unsur penting dalam model komunikasi S-O-R

ada tiga yaitu:

a. Pesan (stimulus)

b. Komunikan (organism)

c. Efek (response)

Bagan 2.2 Kerangka Teori S-O-R Model

Sumber : Teori S-O-R Model (Effendy, 2005)

Pesan Komunikan Respon

tertutup, sikap.

Respon

terbuka,

perilaku.

Page 67: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

47

E. Kerangka Teori

Bagan 2.3 Kerangka Teori Modifikasi Lasswell dan S-O-R Model

F. Hipotesis

Rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah promosi kesehatan

menggunakan media youtube efektif terhadap pengetahuan dan sikap remaja

putri tentang anemia dibandingkan dengan menggunakan media leaflet.

Promotor kesehatan.

Promosi Kesehatan tentang

anemia.

Media Youtube

Remaja Putri di SMA Negeri

Kota Bengkulu

Sikap terhadap anemia

Pengetahuan tentang anemia

Page 68: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimen dengan

desain penelitian yang digunakan adalah quasy experimental study dengan

pretest posttest two Group design. Penelitian dilakukan di SMA Negeri di Kota

Bengkulu yang dipilih secara sengaja atau purposive sampling. Rancangan ini

menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Dibawah ini merupakan

desain penelitian sebagai berikut :

Rancangan penelitian sebagai berikut :

Kelompok Intervensi X1 Pn X2

Kelompok Kontrol X3 P1 X4

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

X1 : Pretest pengambilan data awal mengenai pengetahuan dan

sikap sebelum diberikan promosi kesehatan menggunakan

media Youtube

Pn : Pemberian promosi kesehatan anemia pada remaja putri

menggunakan media promosi kesehatan Youtube

X2 : Posttest pengambilan data akhir mengenai pengetahuan dan

sikap setelah diberikan promosi kesehatan menggunakan media

Youtube

X3 : Pretest pengambilan awal mengenai pengetahuan dan sikap

sebelum diberikan leaflet

P1 : Pemberian media leaflet

Page 69: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

49

X4 : Posttest pengambilan data akhir mengenai perubahan

pengetahuan dan sikap setelah diberikan media leaflet

B. Kerangka Konsep

Variabel independen yang diteliti pada penelitian ini adalah pemberian

promosi kesehatan media Youtube, sedangkan variabel dependen pada

penelitian ini adalah perubahan pengetahuan dan sikap pada remaja putri yang

mempunyai resiko anemia.

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.2 Kerangka Konsep

C. Definisi Operasional

Tabel 3.3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

ukur

1. Pengetahuan

Remaja Putri

Segala sesuatu

yang diketahui

oleh remaja

putri terhadap

promosi

kesehatan

tentang anemia

Pengisian

kuesioner. Terdiri

dari 15

pertanyaan,

pilihan jawaban:

A, B, dan C.

Diberi skor 1

untuk jawaban

benar dan skor 0

untuk jawaban

salah. Kategori

penilaian rata-rata

Kuesioner Skor

Pengetahuan

Rasio

Promosi kesehatan

Melalui Media Youtube

Pengetahuan Remaja putri

Sikap Remaja putri

Page 70: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

50

skor: Sebelum= 0-

15 Sesudah= 0-15

2. Sikap

Remaja Putri

Penilaian,

persepsi remaja

putri terhadap

upaya

pencegahan

resiko penyakit

Anemia

Pengisian

kuesioner. Terdiri

dari 10

pertanyaan.

Dinilai dari hasil

jawaban

kuesioner dengan

model skala

Likert dan

scoring. Kategori

Penilaian dengan

bobot skor.

Terdiri dari

pernyataan positif

dan negatif

dengan pilihan

jawaban: sangat

setuju (SS), setuju

(S), tidak setuju

(ST), sangat tidak

setuju (STS).

Pernyataan

positif:

(SS) = 4

(S) = 3

(TS) = 2

(STS) n = 1

Pernyataan

negatif:

(STS) = 4

(TS) = 3

(S) = 2

(STS) = 1

Kuesioner Skor Sikap Rasio

3. Promosi

Kesehatan

Alat bantu

dalam proses

Penyampaian

promosi

kesehatan

berupa media

sosial Youtube

dan media

leaflet. Dimana

berisi tentang

pengendalian

anemia

- - - -

Page 71: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

51

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoadmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini merupakan

Siswi Remaja Putri di SMA Negeri Kota Bengkulu. Jumlah populasi pada

remaja putri di semua SMA Negeri Kota Bengkulu adalah sebesar 5.805

siswi.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi.

a. Besar sampel

Perhitungan jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan

rumus beda 2 rata-rata independen seperti dibawah ini :

𝑛 = [2 𝜎²(𝑍1 −

𝛼2 + 𝑍1 − 𝛽)²

(µ1 − µ2)²]

Keterangan :

n = Besar sampel

Z1- 𝛼

2 = Standar normal deviasi untuk α (standar deviasi α = 0,05 = 1,96)

Z1-β = Standar normal deviasi untuk β (standar deviasi β = 1,28)

µ1 = Nilai mean kelompok kontrol yang didapat dari literatur

µ2 = Nilai mean kelompok intervensi yang didapat dari literatur

σ = Estimasi standar deviasi dari beda mean pretest dan post test

berdasarkan literatur (Septi Budi Sulistiyani, 2017)

Page 72: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

52

Besaran sampel yang diperoleh :

𝑛 = [2. (2,35)2(1,96 + 1,28)2

(15,3 − 13,60)2]

= 71,75

2,89

= 24,8

= 25

= 25 x 10%

= 25 + 2,5 28 Orang

Berdasarkan perhitungan jumlah sampel pada masing-masing

kelompok adalah 25 orang. Untuk antisipasi drop out 10 %.

Besaran sampel minimal 28 orang dalam satu kelompok dan

seluruh sampel penelitian adalah 56 orang. Terdiri dari 28 orang

kelompok intervensi (SMA Negeri 10 Kota Bengkulu) dan 28

orang kelompok kontrol (SMA Negeri 9 Kota Bengkulu).

b. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil secara purposive sampling, peneliti

menentukan pengambilan sample dengan cara menetapkan ciri-ciri

khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan

dapat menjawab permasalahan penelitian (Notoadmodjo, 2010).

Kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini yaitu :

1) Kriteria Inklusi

a) Remaja putri kelas X berstatus aktif di SMAN 10 Kota

Bengkulu dan SMAN 9 Kota Bengkulu

Page 73: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

53

b) Remaja putri bersedia menjadi responden

2) Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat

sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi

dalam penelitian ini, yaitu siswa yang tidak mengikuti proses

penelitian secara menyeluruh

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Kota Bengkulu. Waktu

pelaksanaan pada bulan Januari sampai Februari tahun 2020.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari sampel penelitian yaitu

hasil wawancara kepada remaja putri kelas X menggunakan kuesioner

tentang anemia.

b. Data Sekunder

Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Penelitian ini sumber data sekunder yang

dipakai adalah sumber data tertulis yang didapatkan dari dokumen-

dokumen terkait masalah anemia pada remaja yang ada yaitu data dari

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2018.

Page 74: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

54

c. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1) Formulir kuesioner pengetahuan dan sikap

2) Media Promosi Kesehatan Youtube

3) Media Promosi Kesehatan Leaflet

G. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah

kuesioner yang berisi 15 pertanyaan mengenai pengetahuan dan 10 pertanyaan

sikap terhadap anemia pada remaja putri. Instrumen kuesioner ini digunakan

pada saat pretest dan posttest untuk melihat efektivitas promosi kesehatan

melalui media youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA

Negeri Kota Bengkulu. Instrumen kuesioner yang digunakan oleh peneliti

diambil dari kuesioner penelitian yang dilakukan oleh Intan Rosalina

Sembiring (2015) . Sedangkan bahan penelitian yang digunakan adalah media

youtube untuk kelompok intervensi sedangkan media leaflet untuk kelompok

kontrol.

H. Pengolahan Data

Pada data yang telah terkumpul, akan diolah dan dianalisis dan berikut

tahapan pengolahan :

a. Editing

Pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan. Pengeditan

dilakukan karena kemungkinan data yang masuk dan tidak memenuhi

syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Pengeditan data dilakukan

Page 75: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

55

untuk melengkapi kekurangan atau menghilangkan kesalahan yang

terdapat pada data mentah.

b. Coding

Mengklasifikasikan jawaban atau hasil kuesioner dan data yang ada

menurut macamnya yang lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode

kelompok perlakuan.

c. Processing

Kegiatan ini merupakan memproses data agar yang sudah di entry dapat

dianalisa dengan menggunakan kompueterisasi

d. Cleaning

Setelah disusun dan selesai maka dilakukan pengecekan kembali data yang

sudah ada agar bebas dari kesalahan dan siap dianalisis

I. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabel dalam hasil penelitian. Analisis mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dari setiap variabel (Notoatmodjo,

2010). Analisis univariat yang digunakan adalah untuk melihat distribusi

rata-rata skor, standar deviasi dan nilai minimum maksimum pengetahuan

dan sikap remaja putri kelas X di SMA Negeri Kota Bengkulu tentang

anemia. Nilai proporsi yang didapat dalam bentuk presentase yang

diinterpretasikan dengan menggunakan kategori 0% tidak satupun, 1%-

Page 76: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

56

25% sebagian kecil, 26%-49% hamper sebagian, 50% setengah dari

kejadian, 51%-75% sebagian besar, 76%-99% hampir seluruh, dan 100%

seluruh (Arikunto, 2013).

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi (Notoadmodjo, 2010). Data yang diperoleh

kemudian diolah, dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel. Sebelum

melakukan uji bivariat dilakukan terlebih dahulu uji normalitas

menggunakan uji Kolmogorof Smirnof. Penelitian ini menggunakan 2 uji

yaitu t-test dependen dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan

media Youtube terhadap perubahan pengetahuan dan sikap pada remaja

putri yang berisiko terkena anemia. Jika distribusi tidak normal maka

menggunakan uji Wilcoxon. Sedangkan uji t-test indepenen dilakukan

untuk mengetahui kelompok mana yang paling efektif tehadap perubahan

pengetahuan dan sikap pada remaja putri yang memiliki resiko terkena

anemia. Jika distribusi tidak normal maka menggunakan uji Mann

Whitney.

Page 77: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

57

J. Alur Kerja Penelitian

Bagan 3.3 Alur Kerja Penelitia

Membuat konsep pembuatan dan penggunaan media youtube

Media Youtube

Inform Consent pada Remaja Putri

Pembagian prettest kuesioner

Kel. P0

Intervensi (kelompok

perlakuan dengan

menggunakan media

Youtube)

Kel. P1

(kelompok kontrol hanya

diberikan Leaflet)

Pembagian posttest kuesioner

Hasil pretest dan posttest kuesioner

Uji statistik

Page 78: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

58

K. Etika Penelitian

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan informed

concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta

mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus

menanda tangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormati hak responden. Beberapa informasi yang harus

ada dalam informed concent tersebut adalah partisipasi responden, tujuan

dilakukan penelitian, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

dan sebagainya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur bahwa hanya

menuliskan kode lembar pengumpulan data.

3. Confidentialy (kerahasian)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 79: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jalannya Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas

promosi kesehatan melalui media youtube terhadap pengetahuan dan sikap

remaja putri tentang anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu. Penelitian

dilakukan di SMA Negeri 10 Kota Bengkulu sebagai kelompok intervensi

dan di SMA Negeri 9 Kota Bengkulu sebagai kelompok kontrol.

Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yang meliputi tahap

persiapan dan tahap pelaksanaan, yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan Penelitian

Tahap ini meliputi beberapa proses antara lain penetapan judul,

pengambilan data sekunder, perumusan masalah penelitian, persiapan

instrumen penelitian, ujian proposal skripsi serta mengurus izin

penelitian. Pada tahap persiapan penelitian ini meliputi beberapa proses

antara lain survey persiapan penelitian di SMA Negeri Kota Bengkulu

pada tanggal 17 Januari, selanjutnya mengurus surat izin penelitian

yang pertama ke DPMTSP Bengkulu pada tanggal 20 Januari 2020 dan

ditetapkan waktu penelitian yaitu 20 Januari-20 Februari 2020. Setelah

itu pada tanggal 21 Januari mengurus surat izin penelitian di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, lalu melanjutkan

mengurus surat izin ke SMA Negeri Kota Bengkulu tanggal 22 Januari.

Page 80: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

60

Pada tanggal 27 Januari 2020 disepakati waktu memulai penelitian

kelompok intervensi sedangkan pada tanggal 31 Januari 2020

disepakati waktu memulai penelitian kelompok kontrol.

b. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan proses pengambilan data primer melalui

pengisian kuesioner oleh responden. Penelitian ini dilakukan pada

tanggal 27 Januari 2020 pada kelompok intervensi di SMA Negeri 10

Kota Bengkulu serta tanggal 31 Januari 2020 pada kelompok kontrol di

SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah

28 responden dari masing-masing kelompok.

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengumpulan

data primer yaitu pada kelompok intervensi remaja putri diberikan

promosi kesehatan dengan menggunakan media youtube sedangkan

pada kelompok kontrol remaja putri diberikan media leaflet. Penelitian

di awali dengan melakukan pengukuran pengetahuan dan sikap remaja

putri tentang anemia secara objektif dengan menggunakan kuesioner.

Jarak pretest, intervensi dan post test adalah 3 hari. Hari

pertama dilakukan pre test dengan pengisian kuesioner dan 3 hari

kemudian diberikan promosi kepada kelompok intervensi

menggunakan media youtube sedangkan kelompok kontrol diberikan

media leaflet. Remaja putri diberikan promosi kesehatan tentang

anemia dengan perlakuan dengan menonton video cara mencegah

anemia di youtube resmi yang peneliti buat. Kemudian dilakukan

Page 81: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

61

pengukuran kembali pengetahuan dan sikap remaja putri tentang

anemia menggunakan kuesioner yang sama.

2. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas promosi

kesehatan melalui media youtube terhadap peningkatan pengetahuan

dan sikap remaja putri tentang anemia di SMA Negeri Kota Bengkulu

dengan hasil pengolahan dan analisa data sebagai berikut :

a. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA Negeri Kota Bengkulu

tentang anemia. Hasil distribusi dapat dilihat tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada

Kelompok intervensi Sebelum dan Sesudah diberikan Promosi

Kesehatan melalui media Youtube

No Item Pertanyaan Pengetahuan

tentang Anemia

Sebelum (%) Sesudah (%)

Salah Benar Salah Benar

1. Pengertian anemia 7,1 92,9 0 100,0

2. Tanda dan gejala Anemia 0 100 0 100,0

3. Penyebab Remaja putri lebih

berisiko terkena anemia

3,6 96,4 0 100,0

4. Kelompok yang paling beresiko

menderita anemia

0 100 0 100,0

5. Kadar Hb normal pada remaja

putri

60,7 39,3 0 100,0

6. Dampak anemia pada remaja putri 35,7 64,3 21,4 78,6 7. Kebiasaan yang menghambat

penyerapan zat besi oleh tubuh

96,4 3,6 67,9 32,1

8. Faktor penyebab wanita

kehilangan zat besi yang

berlebihan dalam tubuh

53,6 46,4 28,6 71,4

9. Dampak calon ibu jika menderita

anemia pada masa kehamilan

(persalinan)

28,6 71,4 14,3 85,7

10. Vitamin yang membantu

penyerapan zat besi didalam tubuh

46,4 53,6 7,1 92,9

Page 82: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

62

11. Anemia remaja putri dicegah

dengan banyak mengonsumsi

3,6 96,4 0 100

12. Makanan sumber zat besi atau

makanan penambah darah yang

berasal dari hewani

7,1 92,9 3,6 96,4

13. Makanan sumber zat besi atau

makanan penambah darah yang

berasal dari nabati

14,3 85,7 0 100

14. Vitamin yang berperan dalam

meningkatkan zat besi

17,9 82,1 0 100

15. Vitamin C merupakan zat gizi yang berperan dalam

meningkatkan penyerapan

25,0 75,0 3,6 96,4

Hasil penelitian menemukan bahwa dari 15 item pertanyaan

pengetahuan didapatkan jawaban yang salah terbanyak di soal nomor 7,

dan 8 yaitu tentang kebiasaan menghambat penyerapan zat besi, dan faktor

penyebab wanita kehilangan zat besi berlebih dalam tubuh. Tetapi terjadi

perubahan setelah diberikan perlakuan jawaban yang salah menjadi

menurun soal nomor 7 sebelumnya 96,4 % menjadi 67,9% dan soal nomor

8 sebelumnya 56,7% menjadi 11,4%. Pada soal nomor 5 terjadi

peningkatan dari 39,3% jumlah benar menjadi 100% begitu juga pada soal

nomor 10 dari 53,6% menjadi 92,9% jumlah benar.

Tabel 4.2

Deskripsi Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada

Kelompok kontrol Sebelum dan Sesudah diberikan Media Leaflet

No Item Pertanyaan Pengetahuan

tentang Anemia

Sebelum (%) Sesudah (%)

Salah Benar Salah Benar

1. Pengertian anemia 28,6 71,4 3,6 96,4

2. Tanda dan gejala Anemia 0 100 0 100

3. Penyebab Remaja putri lebih

berisiko terkena anemia

50,0 50,0 35,7 64,3

4. Kelompok yang paling beresiko menderita anemia

10,7 89,3 7,1 92,9

5. Kadar Hb normal pada remaja

putri

82,1 17,9 67,9 32,1

6. Dampak anemia pada remaja

putri

57,1 42,9 50,0 50,0

Page 83: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

63

7. Kebiasaan yang menghambat

penyerapan zat besi oleh tubuh

75,0 25,0 60,7 39,3

8. Faktor penyebab wanita

kehilangan zat besi yang

berlebihan dalam tubuh

78,6 21,4 67,9 32,1

9. Dampak calon ibu jika menderita

anemia pada masa kehamilan

(persalinan)

21,4 78,6 17,9 82,1

10. Vitamin yang membantu

penyerapan zat besi didalam

tubuh

64,3 35,7 57,1 42,9

11. Anemia remaja putri dicegah

dengan banyak mengonsumsi

7,1 92,9 7,1 92,9

12. Makanan sumber zat besi atau

makanan penambah darah yang

berasal dari hewani

39,3 60,7 28,6 71,4

13. Makanan sumber zat besi atau

makanan penambah darah yang

berasal dari nabati

78,6 21,4 71,4 28,6

14. Vitamin yang berperan dalam

meningkatkan zat besi

57,1 42,9 50,0 50,0

15. Vitamin C merupakan zat gizi yang berperan dalam

meningkatkan penyerapan

42,9 57,1 39,3 60,7

Hasil penelitian menemukan bahwa dari 15 item pertanyaan

pengetahuan didapatkan jawaban yang salah terbanyak di soal nomor 5, 8

dan 13 yaitu tentang kadar hb normal, faktor penyebab wanita kehilangan

zat besi berlebih dalam tubuh dan makanan suber zat besi berasal dari

nabati. Tetapi terjadi perubahan setelah diberikan perlakuan jawaban yang

salah menjadi menurun soal nomor 5 sebelumnya 82,1 % menjadi 67,9%,

soal nomor 8 sebelumnya 82,1% menjadi 67,9% dan nomor 13

sebelumnya 78,6% menjadi 71,4%. Pada soal nomor 1 terjadi peningkatan

dari 71,4% jumlah benar menjadi 96,4% begitu juga pada soal nomor 12

dari 60,7% menjadi 71,4% jumlah benar.

Page 84: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

64

Tabel 4.3

Deskripsi Sikap Remaja Putri tentang Anemia pada Kelompok

Intervensi Sebelum dan Sesudah diberikan Promosi Kesehatan

melalui Media Youtube

No. Sikap Terhadap

Anemia

Sebelum (%) Sesudah (%)

SS S TS STS SS S TS STS

1. Sebaiknya remaja

putri perlu

mengkonsumsi

makanan yang

mengandung zat

besi

60,7 39,3 0 0 96,4 3,6 0 0

2. Setiap orang

seharusnya makan

makanan bergizi

seimbang (4 sehat 5

sempurna)

50,0 50,0 0 0 92,9 7,1 0 0

3. Sebaiknya makan buah-buahan yang

banyak

mengandung

vitamin C

35,7 64,3 0 0 67,9 32,1 0 0

4. Jika kita sudah

menemukan gejala

Anemia maka

diamkan saja

0 7,1 60,7 32,1 0 0 28,6 71,4

5. Sebaiknya kita

mengkonsumsi obat

tablet tambah darah

untuk mencegah

terjadinya Anemia

14,3 82,1 3,6 0 53,6 42,9 3,6 0

6. Anemia bukan masalah kesehatan

yang berbahaya

3,6 7,1 57,1 32,1 0 3,6 35,7 60,7

7. Merasa kawatir jika

terkena Anemia

17,9 71,4 10,7 00 42,9 57,1 0 0

8 Setiap pagi kita

dianjurkan sarapan

untuk

menghindarkan

terjadinya Anemia

32,1 67,9 0 0 50.0 50,0 0 0

9. Tidak perlu makan

makanan sayuran

hijau

0 3,6 60,7 35,7 0 3,9 39,0 57,1

10. Anemia tidak

menggangu aktifitas

remaja putri

10,7 3,6 60,7 25,0 0 0 46,4 53,6

Page 85: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

65

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 10 item pernyataan sikap

didapatkan jawaban yang salah terbanyak di soal nomor 6 dan 9 yaitu

tentang anemia bukan masalah kesehatan berbahaya dan tidak perlu

makan makanan sayur hijau. Namun setelah diberikan promosi

kesehatan melalui media youtube terjadi perubahan persentase sikap

remaja putri tentamng anemia sebelum dan sesudah. Pada pernyataan

soal nomor 6 (pernyataan negatif) jumlah Setuju dari 7,1% menurun

menjadi 3,6% dan jumlah sangat tidak setuju 32,1% menjadi 60,7%.

begitu juga pada soal pernyataan nomor 9 (pernyataan negatif) jumlah

setuju dari 3,6% menjadi 3,9% jumlah sangat tidak setuju 35,7%

menjadi 57,1%.

Tabel 4.4

Deskripsi Sikap Remaja Putri tentang Anemia pada Kelompok

Kontrol Sebelum dan Sesudah diberikan Media Leaflet

No. Sikap Terhadap

Anemia

Sebelum Sesudah

SS S TS STS SS S TS STS

1. Sebaiknya remaja putri perlu

mengkonsumsi

makanan yang

mengandung zat

besi

25,9 74,1 0 0 55,2 57,1 0 0

2. Setiap orang

seharusnya makan

makanan bergizi

seimbang (4 sehat 5

sempurna)

25,9 74,1 0 0 55,2 57,1 0 0

3. Sebaiknya makan

buah-buahan yang

banyak mengandung

vitamin C

3,7 88,9 7,4 0 10,7 89,3 0 0

4. Jika kita sudah

menemukan gejala

Anemia maka

diamkan saja

10,7 14,3 75,0 0 6,9 6,9 67,9 17,9

Page 86: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

66

5. Sebaiknya kita

mengkonsumsi obat

tablet tambah darah

untuk mencegah

terjadinya Anemia

3,7 59,3 33,3 3,7 7,1 78,6 14,3 0

6. Anemia bukan

masalah kesehatan

yang berbahaya

7,1 7,1 85,7 0 0 7,1 92,9 0

7. Merasa kawatir jika

terkena Anemia

0 92,6 7,4 0 3,6 96,4 0 0

8 Setiap pagi kita

dianjurkan sarapan

untuk

menghindarkan

terjadinya Anemia

0 96,3 3,7 0 3,6 96,4 0 0

9. Tidak perlu makan makanan sayuran

hijau

17,9 25,0 57,1 0 14,3 14,3 71,4 0

10. Anemia tidak

menggangu aktifitas

remaja putri

10,7 21,4 67,9 0 10,7 10,7 78,6 0

Tabel 4.4 menentukan bahwa dari 10 item pernyataan sikap

didapatkan jawaban yang salah terbanyak di soal nomor 5, 9, dan 10

yaitu tentang konsumsi tablet tambah darah, tidak perlu makan makanan

sayur hijau, dan anemia tidak menggangu aktifitas. sesudah diberikan

melalui media leaflet walaupun tidak terlalu tinggi mengalami

peningkatan. Namun setelah diberikan media leaflet terjadi perubahan

persentase sikap remaja putri tentamng anemia sebelum dan sesudah.

Pada soal pernyataan nomor 5 (pernyataan positif) jumlah setuju

mengalami peningkatan dari 58,3% menjadi 78,6% dan jumlah tidak

setuju mengalami penurunan dari 33,3% menjadi 14,3%. Pada

pernyataan soal nomor 9 (pernyataan negatif) jumlah Setuju dari 25,0%

menurun menjadi 14,3% dan jumlah tidak setuju 57,1% menjadi 71,4%.

begitu juga pada soal pernyataan nomor 10 (pernyataan negatif) jumlah

Page 87: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

67

setuju dari 21,4% menjadi 10,7% jumlah tidak setuju 67,9% menjadi

78,6%.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri di SMA

Negeri Kota Bengkulu Tentang Anemia

Variabel

Intervensi (n=28) Kontrol (n=28)

Mean Standar

Deviasi Min Max Mean

Standar

Deviasi Min Max

Pengetahuan

sebelum intervensi

Pengetahuan setelah intervensi

10,58

13,75

1,484

1,110

5

10

6

12

8,04

9,36

1,527

1,569

5

6

10

12

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa kelompok intervensi rata-rata

pengetahuan responden sebelum diberikan perlakuan dengan media

youtube adalah (10.58) dengan standar deviasi (1.484). Rata-rata

pengetahuan setelah diberikan intervensi meningkat menjadi (13.75)

dengan standar deviasi (1.110). Sedangkan pada kelompok kontrol rata-

rata pengetahuan responden sebelum diberikan perlakuan dengan media

leaflet adalah (8.04) dengan standar deviasi (1.527). Rata-rata

pengetahuan setelah diberikan intervensi meningkat menjadi (9.36)

dengan standar deviasi (1.569)

Page 88: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

68

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri di SMA Negeri Kota

Bengkulu Tentang Anemia

Variabel

Intervensi (n=28) Kontrol (n=28)

Mea

n

Standar

Deviasi Min Max Mean

Standar

Deviasi Min

Ma

x

Sikap sebelum

intervensi

Sikap setelah

intervensi

32,71

36,36

2,787

2,512

27

31

37

40

28,43

29,96

1,814

2,009

25

32

26

33

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Rata-rata sikap responden sebelum

diberikan perlakuan dengan media youtube adalah (32,71) dengan

standar deviasi (2.787). Rata-rata sikap setelah diberikan intervensi

meningkat menjadi (36.36) dengan standar deviasi (2.512). sedangkan

pada kelompok kontrol rata-rata sikap responden sebelum diberikan

perlakuan dengan media leaflet adalah (28,43) dengan standar deviasi

(1,814). Rata-rata Sikap setelah diberikan intervensi meningkat menjadi

(29,96) dengan standar deviasi (2,009).

b. Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata

pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia sebelum dan sesudah

diberikan promosi kesehatan melalui media youtube pada kelompok

intervensi sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan media

leaflet.

Page 89: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

69

Tabel 4.7

Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Remaja

Putri Tentang Anemia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Diberikan

Media Youtube Dan Media Leaflet

* t test dependen ** t test independen

Tabel diatas menunjukkan terjadi peningkatan skor

pengetahuan dengan mean rank kelompok intervensi sebesar 42,23

sedangkan kelompok kontrol sebesar 14,77 dengan selisih mean rank

sebesar 27,46. Hasil uji non parametric wilcoxon signed rank diperoleh

nilai p= 0,000 kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Begitu

juga hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan skor

pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan promosi

kesehatan melalui media youtube dengan menggunakan uji

nonparametric Mann Whitney (p=0,000). Dari hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa media youtube lebih efektif meningkatkan

pengetahuan remaja putri tentang anemia dibandingkan dengan media

leaflet.

Kelompok Mean Rank P*

Sebelum Sesudah

Intervensi 39,75 42,23 0,000

Kontrol 17,25 14,77 0,000

P** 0,000 0,000

Page 90: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

70

Tabel 4.8

Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Sikap Remaja Putri

Tentang Anemia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Diberikan

Media Youtube Dan Media Leaflet

* t test dependen ** t test independen

Tabel diatas menunjukkan terjadi peningkatan skor sikap

dengan mean rank kelompok intervensi sebesar 42,04 sedangkan

kelompok kontrol sebesar 14,96 dengan selisih mean rank sebesar

27,08. Hasil uji non parametric wilcoxon signed rank diperoleh nilai p=

0,000 kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Begitu juga hasil

uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan skor pengetahuan

remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan melalui

media youtube dengan menggunakan uji nonparametric Mann Whitney

(p=0,000). Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa media

youtube lebih efektif meningkatkan sikap remaja putri tentang anemia

dibandingkan dengan media leaflet.

B. Pembahasan

Pembahasan akan di uraikan tentang homogenitas responden,

makna hasil penelitian serta membandingkannya dengan teori atau

penelitian sebelumnya yang terkait, serta mendiskusikan hasil yang telah

diuraikan sesuai dengan tujuan penelitian.

Kelompok Mean Rank P*

Sebelum Sesudah

Intervensi 39,77 42,04 0,000

Kontrol 17,23 14,96 0,000

P** 0,000 0,000

Page 91: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

71

Pada awal sebelum penelitian kelompok intervensi dan kelompok

kontrol dalam keadaan homogen. Peneliti memilih SMA Negeri Kota

Bengkulu dengan Kelompok Intervensi rangking sekolah urutan 11

sedangkan kelompok kontrol rangking sekolah urutan 12 di Kota Bengkulu

yang artinya SMA tersebut merupakan SMA paling bawah secara rangking

menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu. Kedua

kelompok tersebut juga belum mendapat informasi tentang anemia dari

pihak manapun sebelum dilakukannya penelitian.

Pembahasan hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui rerata

pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia antara sebelum dan

sesudah diberikan promosi kesehatan menggunakan media youtube pada

kelompok intervensi serta menggunakan media leaflet pada kelompok

kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas promosi kesehatan

melalui media youtube dengan diketahuinya perbedaan rerata skor

peningkatan pengetahuan dan sikap antara kelompok kontrol dan intervensi.

1. Pengetahuan Remaja Putri di SMA Negeri Kota Bengkulu Tentang

Anemia

Penelitian ini menemukan bahwa dari 15 item pertanyaan

pengetahuan pada kelompok intervensi didapatkan jawaban yang salah

terbanyak di soal nomor 6, 7, dan 8 yaitu tentang dampak anemia,

kebiasaan menghambat penyerapan zat besi, dan faktor penyebab wanita

kehilangan zat besi berlebih dalam tubuh sedangkan kelompok kontrol

dari 15 item pertanyaan pengetahuan didapatkan jawaban yang salah

Page 92: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

72

terbanyak di nomor 5, 6, 7, 8, 10, 13, dan 14 yaitu tentang kadar hb

normal, dampak anemia, kebiasaan menghambat penyerapan zat besi,

faktor penyebab wanita kehilangan zat besi berlebih dalam tubuh,

vitamin membantu penyerapan zat besi, makanan suber zat besi berasal

dari nabati dan vitamin yang berperan dalam meningkatkan zat besi. Hal

ini dikarenakan kemampuan cara berpikir yang beragam dimiliki antara

satu remaja putri dengan remaja putri yang lainnya hal ini membuat

perbedaan cara memahami suatu informasi yang diberikan peneliti serta

kelemahan pada kelompok kontrol yaitu media yang digunakan

penyampaian informasinya terbatas dan penggunaannya hanya secara

visual.

Pengetahuan remaja putri sebelum diberikan promosi kesehatan

melalui media youtube (pretest) dengan nilai rata-rata 10,86. Sedangkan

pengetahuan remaja putri setelah diberikan promosi kesehatan melalui

media youtube (posttest) dengan nilai rata-rata 13,75. Adanya

peningkatan pengetahuan remaja putri setelah diberikan promosi

kesehatan melalui media youtube sebesar 2,89. Hal ini membuktikan

bahwa promosi kesehatan melalui media youtube dapat meningkatkan

pengetahuan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fuaidah.A

(2019) terdapat peningkatan rerata skor pengetahuan remaja putri

tentang pencegahan anemia setelah diberikan penyuluhan menggunakan

metode Audio Visual dengan skor pretest (11,17) setelah posttest

Page 93: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

73

menjadi (14,28). Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian

Saban.A (2017) membuktikan terjadi peningkatan terhadap

pengetahuan dan sesudah intervensi menggunakan media video yaitu

penyuluhan kesehatan dengan media video berhasil meningkatkan

pengetahuan dan pencegahan anemia pada program UKS terhadap siswi

di SMAN 1 Ngaglik Sleman. Begitu juga dengan penelitian Mega

Permata (2015) Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh

signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan gizi menggunakan media animasi pada remaja putri, terbukti

dengan setelah diputarkan media animasi kategori kurang (20%) dan

baik (80%).

Notoatmodjo (2012), mengemukakan bahwa pengetahuan

merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni penglihatan, penginderaan,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain

melalui pendidikan baik kurikuler, nonkurikuler dan ekstrakurikuler.

Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengetahuan orang lain, seperti

mendengar, melihat langsung dan melalui alat komunikasi seperti

televisi, radio, buku dan lain-lain (Notoatmojo, 2012).

Adanya rasa ingin yang tinggi dapat mempengaruhi remaja putri

dalam mendapatkan informasi mengenai pencegahan anemia agar

anemia dapat dicegah. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh

Page 94: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

74

dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui

pendidikan non-formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek

mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua

aspek ini yang akan menentukan sikap sesorang, semakin banyak aspek

positif dari objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap positif

terhadap objek tertentu (Noatmodjo, 2012).

2. Sikap Remaja Putri di SMA Negeri Kota Bengkulu Tentang

Anemia

Penelitian ini menemukan bahwa dari 10 item pernyataan sikap

pada kelompok intervensi didapatkan jawaban yang salah terbanyak di

soal nomor 6 dan 9 yaitu tentang anemia bukan masalah kesehatan

berbahaya dan tidak perlu makan makanan sayur hijau sedangkan

kelompok kontrol dari 10 item pernyataan sikap didapatkan jawaban

yang salah terbanyak di nomor 4, 5, 6, 9, dan 10 yaitu tentang gejala

anemia, konsumsi tablet tambah darah, anemia bukan masalah

kesehatan berbahaya dan tidak perlu makan makanan sayur hijau, dan

anemia tidak menggangu aktifitas. Hal ini dikarenakan Kemampuan

Cara berpikir yang beragam dimiliki antara satu remaja putri dengan

remaja putri yang lainnya hal ini membuat perbedaan cara memahami

suatu informasi yang diberikan peneliti untuk menjawab suatu

pertanyaan dan pertanyaan kesalahan terbanyak pada soal kuesioner

bersifat negatif.

Page 95: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

75

Sikap remaja putri sebelum diberikan promosi kesehatan melalui

media youtube (pretest) dengan nilai rata-rata 32,71. Sedangkan sikap

remaja putri setelah diberikan promosi kesehatan melalui media youtube

(posttest) dengan nilai rata-rata 36,36. Hal ini menunjukkan adanya

perubahan sikap remaja putri kearah lebih positif setelah diberikan

promosi kesahatan melalui media youtube sebesar 3,65.

Sejalan dengan penelitian Syakir (2018) terdapat perbedaan

signifikan terhadap sikap sebelum dan sesudah intervensi menggunakan

media animasi yaitu penyuluhan gizi berhasil meningkatkan sikap dan

pencegahan anemia pada remaja putri.

Menurut teori Rosenberg yang dikenal dengan teori Affective

Cognitive consistency menyebutkan bahwa dalam rangka pengubahan

atau pembentukan sikap dapat melalui komponen kognitif dan

komponen afektif. Melalui komponen kognitif, yaitu dengan cara

memberikan pengetahuan, pendapat, sikap ataupun hal-hal lain,

sehingga dengan materi tersebut akan mengubah komponen afektif dan

pada akhirnya sikap akan berubah. Melalui komponen afektif ialah

memberikan hal-hal yang mengenai perasaan atau emosi, sehingga

dengan berubahnya perasaan, maka akan berubah pula segi kognitifnya,

yang pada akhirnya akan berubah pula sikapnya (Ahmadi, 2009).

Pendapat lain dikemukakan Azwar (2011), yang mengatakan

bahwa struktur pembentuk sikap ditunjang oleh tiga komponen yaitu

komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif berisi

Page 96: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

76

kepercayaan seseorang yang berasal dari apa yang dilihat atau diketahui.

Berdasarkan hal itulah kemudian terbentuk ide, gagasan atau persepsi

yang dapat membentuk sikap. Selain itu, reaksi emosional yang

merupakan komponen afektif dipengaruhi kuat oleh kepercayaan yang

merupakan komponen kognitif. Kemudian perilaku yang muncul

sebagai bentuk langsung merupakan bagian dari komponen konatif yang

sebelumnya dipengaruhi oleh emosi dan kepercayaan sehingga

membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek yang

dihadapinya.

Sejalan dengan yang dialami peneliti pada saat penelitian

berlangsung. Saat peneliti memberikan promosi kesehatan, terlihat

antusias responden sangat baik sebagai bentuk dari emosi dan persaan

keingintahuan responden dengan munculnya berbagai pertanyaan

diakhir sesi. Pertanyaan yang muncul bersumber dari pengalaman dan

ketidaktahuan responden tentang materi yang diberikan. Setelah

diberikan jawaban, maka responden mengadopsinya sebagai suatu

gagasan atau persepsi dan dijadikan acuan dalam untuk bersikap lebih

positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap yang dilihat

dari hasil evaluasi posttest.

3. Efektivitas Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di SMA Negeri

Kota Bengkulu Tentang Anemia

Hasil uji statistik mean rank pengetahuan responden pada

kelompok intervensi adalah 40,73 sedangkan pada kelompok kontrol

Page 97: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

77

adalah 16,27 dengan selisih mean rank sebesar 27,46. Hasil uji non

parametric wilcoxon signed rank diperoleh nilai p= 0,000. Begitu juga

hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan skor pengetahuan

remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan melalui

media youtube dengan menggunakan uji nonparametric Mann Whitney

(p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa rerata peningkatan skor

pengetahuan responden pada kelompok intervensi lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Hasil uji statistik mean rank sikap responden pada kelompok

intervensi adalah 42,04 sedangkan kelompok kontrol sebesar 14,96

dengan selisih mean rank sebesar 27,08. Hasil uji non parametric

wilcoxon signed rank diperoleh nilai p= 0,000. Begitu juga hasil uji

statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan skor sikap remaja putri

sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan melalui media

youtube dengan menggunakan uji nonparametric Mann Whitney

(p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa rerata peningkatan skor

pengetahuan responden pada kelompok intervensi lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian Fuaidah (2019) ada efektivitas

secara signifikan pemberian penyuluhan dengan metode audio visual

terhadap pengetahuan pencegahan anemia pada remaja putri (p=0.000).

Hal ini sejalan dengan penelitian Saban (2017) terdapat perbedaan

efektivitas media video dan leaflet yang mana menunjukan bahwa media

Page 98: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

78

video lebih efektif dari pada media leaflet pada penyuluhan tentang

anemia. Begitu juga denagan penelitian Surastomo (2015) Hasil

penelitian terdapat perbedaan bermakna pengetahuan gizi tentang

anemia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan gizi dengan media

video (p=0,000).

Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi dan pesan-pesan

kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam

bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi (Macfoedz dan

Suryani, 2008). Media leaflet digunakan sebagai media pendidikan

kesehatan dikarenakan dalam media ini sasaran dapat menyesuaikan dan

belajar mandiri, pengguna dapat melihat isinya disaat santai, informasi

dapat dibagi dengan keluarga dan teman, dapat memberikan informasi

lebih detail mengenai informasi yang tidak dapat diberikan secara lisan

dan mengurangi kebutuhan mencatat. Akan tetapi kekurangan leaflet

terletak pada terbatasnya informasi yang disampaikan dan

penggunaannya hanya secara visual (Rokhmawati, 2015).

Youtube merupakan situs video sharing yang menyediakan

berbagai informasi berupa audio visual. Youtube kini menjadi berbagai

macam kebutuhan dari penggunanya, fitur-fitur yang ditawarkan dengan

kemajuan teknologi youtube saat ini sangat membantu dari berbagai

aspek kebutuhan yang dibutuhkan sang pengguna misalnya dibidang

informasi seputar kesehatan. Kelebihan youtube, Tidak ada batasan

durasi untuk menggungah video, sistem pengamanan yang melalui

Page 99: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

79

akurat, serta bisa diakses secara offline jika sudah di download. Manfaat

youtube yaitu memberikan layanan gratis, mengakses dan berbagi

informasi seputar hal-hal teknis, mengetahui respon dan komentar

khalayak.

Media youtube sangat tepat menjadi wadah penyampaian

informasi kesehatan khususnya pada remaja putri. Youtube bisa diakses

kapanpun dan dimanapun, dan memberikan kemudahan untuk

mendapatkan setiap informasi. Sehingga media youtube lebih efektif

dalam dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang

anemia dibandingkan dengan media leaflet.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tentang efektivitas promosi kesehatan melalui media

youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia, masih

memiliki keterbatasan yaitu

1. Dalam penelitian ini Jarak antar SMA berjauhan sehingga

membutuhkan waktu yang cukup lama dalam melakukan penelitian.

2. Penelitian ini hanya membahas efektivitas promosi kesehatan melalui

media youtube terhadap pengetahuan dan sikap, belum membahas

terhadap perubahan perilaku. Hal tersebut terkendala karena untuk

mengukur perubahan perilaku dikarenakan memerlukan waktu yang

relative lama.

Page 100: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang berjudul efektivitas promosi

kesehatan melalui media youtube terhadap pengetahuan dan sikap remaja

putri di SMA Negeri Kota Bengkulu, adalah :

1. Pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan sesudah diberikan

intervensi meningkat dengan rerata pengetahuan (mean = 13,75) dan

sikap (mean = 29,96)

2. Pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan sesudah diberikan

media leaflet dengan rerata pengetahuan (mean = 9,36) dan sikap (mean

= 36,36)

3. Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan

sesudah diberikan media youtube dengan nilai pengetahuan (ρ = 0,000)

dan sikap (ρ = 0,000).

4. Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan

sesudah diberikan media leaflet dengan nilai pengetahuan (ρ = 0,000)

dan sikap (ρ = 0,000).

5. Media Youtube lebih berpengaruh dibandingkan dengan media leaflet.

Artinya, Media youtube lebih efektif dibandingkan media leaflet

terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA Negeri Kota

Bengkulu.

Page 101: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

81

B. Saran

1. Bagi Puskesmas dan Tempat Penelitian

Diharapkan media youtube dapat menjadi referensi untuk

memberikan promosi kesehatan agar pengetahuan dan sikap remaja

putri meningkat sehingga dapat mencegah terjadinya anemia.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi sebagai media

pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap pada sasaran

remaja putri dalam memberikan promosi Kesehatan dalam mata kuliah

perancang media kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan lainnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dianjurkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan

variabel yang berbeda seperti praktik dan perilaku pencegahan anemia

pada remaja putri. Serta disarankan juga untuk peneliti selanjutnya

sama-sama menggunakan media audiovisual baik kelompok intervensi

maupun kelompok kontrol.

Page 102: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

82

DAFTAR PUSTAKA

Ainun Fuaidah.(2019). Efektivitas Pemberian Penyuluhan Dengan Metode Audio

Visual Tentang Pengetahuan Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri Di Smp

N 2 Ungaran Kab. Semarang.

Amir, N., & Djokosujono, K. (n.d.). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Konsumsi Tablet Tambah Darah ( TTD ) pada Remaja Putri di Indonesia :

Literatur Review.

APJII. (2018). Pengguna dan Perilaku Intenet Indonesia. Jakarta

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Asdani Kindarto. (2008). Asyiknya Berinternet dengan Beragam Layanan Google.

Yogjakarta

Atikah Proverawati. (2011) Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha

Medika

Azwar, S .(2011). Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta

:PustakaPelajar.

Briawan. D. 2014. Anemia Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Jakarta : EGC

Depkes RI. 2008. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur

(WUS). Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat : Jakarta

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. (2018). Profil Kesehatan Kota Bengkulu. Dinas

Kesehatan Kota Bengkulu : Bengkulu

Ditjen Bina Gizi & KIA, Kemenkes RI. (2015). Laporan Ditjen Bina Gizi & KIA

kemenkes RI : Jakarta

Faridah, I (2006). Determinan Kejadian Pada Remaja Putri di Kecamatan Gedog

Kabupaten Kudus Tahun 2006

Indartanti, D Apoina K. 2014. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia

Pada Remaja Putri. Journal of Nutrion Collage, Volume 2 No 3, Hal: 33-39

Irianti. I & Herlina. N. (2012). Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan, Jakarta :

EGC

Maryam, S. (2012). Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta :

EGC

Page 103: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

83

Mega. PS. (2015). Pengaruh Pendidikan Gizi Tentang Anemia Dengan Media

Animasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi Remaja Putri di SMPN 01

Tasikmadu Karanganyar

Notoadmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT.

Rineka Cipta

Notoatmodjo,Soekidjo.(2012). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:

Rineka Cipta.

Penelitian, A. (2014). Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada

Remaja Putri Usia 12-14 Tahun, 1–34.

Petra, U. K., Mellyaningsih, A., Komunikasi, P. I., & Petra, U. K. (2002). Motif

Subscriber Menonton Channel Youtube Raditya Dika.

Publikasi, N. (2017). Anemia Pada Remaja Putri Kelas Xi Di Smk N 2 Yogyakarta

Anemia Pada Remaja Putri Kelas Xi Di.

Putri, R. D., & Simanjuntak, B. Y. (2015). Pengetahuan Gizi , Pola Makan , dan

Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia Remaja

Putri, 404–409.

Riskesdas. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. Badan

penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI : Jakarta

Risva, T. C., & Rahfiludin, M. Z. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Sebagai Upaya Pencegahan Anemia Pada Remaja Puteri ( Studi Pada

Mahasiswa Tahun Pertama Di Fakultas Kesehatan Masyaratak Universitas

Diponegoro ), 4(April), 243–250.

Rizema, SP. (2013). Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. Yogjakarta : D-medika

Saban, S. (2017). Efektivitas Media Video Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan

Tentang Anemia Siswi SMAN 2 Ngaglik Sleman. Naskah Publikasi.

Retrieved from http://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprint/2982

Setyawan. (2013). Pelajar SMA Putri Banyak Derita Anemia. Yogyakarta

Surastomo, BC. (2015) Peningkatan Siswi tentang Anemia Setelah Mendapatkan

Pendidikan Gizi dengan video Animasi.

Syakir, S. (2018). Pengaruh Intervensi Penyuluhan Gizi denagan Media. 3(1), 18–

25.

Page 104: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 105: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

Lampiran 1

ORGANISASI PENELITIAN

A. Pembimbing

Nama : Lisma Ningsih, SKM., MKM

NIP : 197410091999032004

Pekerjaan : Dosen Jurusan DIV Promosi Kesehatan

Jabatan : Pembimbing 1

Nama : Ismiati, SKM., M.Kes

NIP : 197807212001122001

Pekerjaan : Dosen Jurusan DIV Promosi Kesehatan

Jabatan : Pembimbing II

B. Peneliti

Nama : Rahmat Apriyanto

NIM : P05170116036

Pekerjaan : Mahasiswa DIV Promosi Kesehatan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu

Alamat : Desa Talang Padang, Kec. Pino Raya

Kab. Bengkulu Selatan

Page 106: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

Lampiran 2

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No

Kegiatan Semester Pertama Semester Kedua

Pendahuluan Okt Nov Des Jan Feb Mar

I Mengidentifikasi

Masalah

Penentuan Judul

Pembuatan

Proposal

Ujian Proposal

Perbaikan

Proposal

Pengurusan Surat

II Pelaksanaan

Penelitian

Pengolahan Data

Penyusunan

Laporan

Seminar Hasil

Page 107: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

Lampiran 3

SURAT PENGANTAR

PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden

Di

Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa DIV Promosi

Kesehatan,

Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Nama : Rahmat Apriyanto

NIM : P05170116036

Jurusan : DIV Promosi Kesehatam

Akan mengadakan penelitian dengan judul “ Efektifitas Promosi

Kesehatan Melalui Media Youtube Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja

Putri Tentang Anemia Di SMA Negeri Kota Bengkulu”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak akan menimbulkan akibat

buruk bagi Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden. Kerahasiaan informasi yang

diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian.

Apabila Bapak/Ibu/Sdr/i menyetujui maka dengan ini saya mohon

kesediaan responden untuk menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam lembaran kuesioner.

Atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden, saya ucapkan terima kasih

Hormat saya Peneliti,

RAHMAT APRIYANTO

Page 108: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Kode Responden :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian

Saudara Deni Gunawan yang berjudul “Efektifitas Promosi Kesehatan Melalui

Media Youtube Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri

Tentang Anemia Di SMA Negeri Kota Bengkulu”.

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap

saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan akan

dirahasiakan.

Bengkulu, 2020

Responden

(…………………………….)

Page 109: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

Lampiran 4

LEMBAR KUESIONER

EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA YOUTUBE

TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP

REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI

KOTA BENGKULU

Kode Responden :

I. Data Umum Responden

Inisial responden :

Kelas :

Usia :

II. Kuesioner pengetahuan

Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (x) pada setiap

pertanyaan dibawah ini yang dianggap paling sesuai atau benar:

1. Apakah yang dimaksud dengan Anemia

a. Suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari

normal

b. Darah rendah dalam tubuh

c. Suatu keadaan kadar hemoglobinnya meningkat

2. Apa saja tanda dan gejala dari Anemia?

a. Cepat lelah,pucat pada kulit dan telapak tangan

b. Diare dan kejang

c. Nyeri dada dan kaki pegal

Page 110: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

3. Menurut anda, apa penyebab remaja putri lebih beresiko terkena

anemia adalah?

a. Remaja putri cenderung lebih sering melakukan diet

b. Sering mengkonsumsi makanan siap saji seperti bakso dan mie

ayam

c. Kehilangan darah akibat peristiwa haid setiap bulannya

4. Menurut anda, kelompok yang paling beresiko menderita Anemia:

a. Remaja putri

b. Remaja putra

c. Lansia ( lanjut usia )

5. Menurut anda, berapa kadar Hb normal pada remaja putri adalah?

a. Kadar Hb < 12g/dl

b. Kadar Hb > 12g/dl

c. Kadar Hb < 13g/dl

6. Dampak Anemia terhadap remaja putri adalah

a. Konsentrasi belajar menurun

b. Selalu terlambat datang bulan

c. Bibir pecah-pecah

7. Kebiasaan yang dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh

adalah

a. Kebiasaan merokok

b. Kebiasaan minum Teh/kopi bersamaan sewaktu makan

c. Kebiasaan tidur terlalu larut malam

Page 111: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

8. Faktor apa yang menyebabkan wanita kehilangan zat besi yang

berlebihan dalam tubuh

a. Menstruasi

b. Kurang konsumsi makanan yang bergizi

c. Tidak tau

9. Hal yang anda ketahui sebagai calon ibu nantinya tentang dampak jika

menderita Anemia pada masa kehamilan ( persalinan ) adalah?

a. Mual dan muntah pada saat kehamilan

b. Rambut rontok pada saat kehamilan

c. Adanya resiko keguguran dan pendarahan pada saat melahirkan

10. Vitamin berikut yang membantu penyerapan zat besi didalam tubuh

adalah

a. Vitamin C

b. Vitamin D

c. Vitamin E

11. Anemia pada remaja putri dapat dicegah dengan banyak

mengkonsumsi ?

a. Makanan yang berlemak seperti coklat

b. Makanan sumber zat besi, seperti daging sapi,hati ayam

c. Makanan yang lunak seperti bubur

12. Dibawah ini yang merupakan makanan sumber zat besi atau makanan

penambah darah yang berasal dari hewani adalah :

a. Ikan dan nasi

Page 112: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

b. Tahu dan Tempe

c. Hati ayam dan daging sapi

13. Dibawah ini yang merupakan makanan sumber zat besi atau makanan

penambah darah yang berasal dari nabati adalah:

a. Daun singkong dan bayam

b. Tahu dan tempe

c. Ikan dan nasi

14. Vitamin yang sangat berperan dalam meningkatkan zat besi adalah

a. Vitamin A

b. Vitamin C

c. Vitamin D

15. Vitamin C merupakan zat gizi yang sangat berperan dalam

meningkatkan penyerapan

a. Karbohidrat

b. Lemak

c. Zat besi

Page 113: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

III. Sikap Remaja Putri tentang Anemia

Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda chek list (√) pada

kotak SS, S, TS, atau STS sesuai pilihan jawaban anda. Ingin mengganti

jawaban, silahkan mencoret jawaban kemudian menuliskan kembali tanda

chek list (√) pada jawaban yang baru dengan pernyataan yang sama,

misalnya:

SS S TS STS

Keterangan:

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No Aspek Penilaian SS S TS STS

1. Sebaiknya remaja putri perlu

mengkonsumsi makanan yang

mengandung zat besi

2. Setiap orang seharusnya makan makanan

bergizi seimbang (4 sehat 5 sempurna)

3. Sebaiknya makan buah-buahan yang

banyak mengandung vitamin C

4. Jika kita sudah menemukan gejala Anemia

maka diamkan saja

SS S TS STS

√ √

Page 114: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

5. Sebaiknya kita mengkonsumsi obat tablet

tambah darah untuk mencegah terjadinya

Anemia

6. Anemia bukan masalah kesehatan yang

berbahaya

7. Merasa kawatir jika terkena Anemia

8. Setiap pagi kita dianjurkan sarapan untuk

menghindarkan terjadinya Anemia

9. Tidak perlu makan makanan sayuran hijau

10. Anemia tidak menggangu aktifitas remaja

putri

Sumber : Modifikasi Intan Rosalina Sembiring (2015)

Page 115: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

Lampiran 5

Page 116: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

Lampiran 6

DOKUMENTASI PRETEST KELOMPOK INTERVENSI

(SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU)

PENGISIAN KUESIONER PRE TEST

PENGISIAN KUESIONER PRE TEST

PENGISIAN KUESIONER PRE TEST

PENGISIAN KUESIONER PRE TEST

Page 117: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

DOKUMENTASI INTERVENSI

(SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU)

PROMOSI KESEHATAN INTERVENSI

PROMOSI KESEHATAN INTERVENSI

PROMOSI KESEHATAN INTERVENSI

PROMOSI KESEHATAN INTERVENSI

Page 118: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

DOKUMENTASI POST TEST KELOMPOK INTERVENSI

(SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU)

PENGISIAN KUESIONER POST TEST

PENGISIAN KUESIONER POST TEST

PENGISIAN KUESIONER POST TEST

PENGISIAN KUESIONER POST TEST

Page 119: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

DOKUMENTASI PRETEST KELOMPOK KONTROL

(SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU)

PENGISIAN KUESIONER PRE TEST

PENGISIAN KUESIONER PRE TEST

PENGISIAN KUESIONER PRE TEST

PENGISIAN KUESIONER PRE TEST

Page 120: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

DOKUMENTASI INTERVENSI

(SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU)

PROMOSI KESEHATAN KONTROL

PROMOSI KESEHATAN KONTROL

PROMOSI KESEHATAN KONTROL

PROMOSI KESEHATAN KONTROL

Page 121: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

DOKUMENTASI POST TEST KELOMPOK KONTROL

(SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU)

PENGISIAN KUESIONER POST TEST

PENGISIAN KUESIONER POST TEST

PENGISIAN KUESIONER POST TEST

PENGISIAN KUESIONER POST TEST

Page 122: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

Lampiran 7

Page 123: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 124: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 125: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 126: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA

Lampiran 8

Page 127: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 128: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 129: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 130: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 131: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 132: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 133: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 134: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
Page 135: SKRIPSI EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA