Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK
WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
TEKS ANEKDOT BERBANTUAN MEDIA ADOBE FLASH
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh
Nama: Khoirunnisa
Nim: 2016840013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Skripsi, Februari 2021
Khoirunnisa (2016840013)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT BERBANTUAN MEDIA ADOBE FLASH
xvii + 118 halaman + 17 gambar + 4 grafik + 24 tabel + 16 lampiran
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menarapkan model pembelajaran think talk write dalam meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot berbantuan media adobe flash pada peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat dengan jumlah peserta didik yaitu 42. Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2019 sampai dengan bulan Desember tahun 2020. Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks anekdot peserta didik. Prosedur tindakan dan implementasi tindakan terbagi ke dalam dua siklus. Siklus pertama, peneliti menggunakan model pembelajatan think talk write berbantuan adobe flash dalam satu kali pertemuan. Instrumen dalam penelitian ini berupa essay sebanyak 3 kali yaitu pada tahap prasiklus, siklus 1 dan siklus ll. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan model pembelejaran think talk write berbantuan media adobe flash. Hasil penelitian menggunakan rumus rata-rata yaitu terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Pada tahap prasiklus 51,19 siklus l 65,95 siklus ll 83,83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran think talk write berbantuan dengan media adobe flash dapat meningkatkan keterampilan menulis teks anekdot
peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Think Talk Write, Teks Anekdot,
dan Adobe Flash. Daftar Pustaka : 41 (2000-2019).
ii
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF JAKARTA FACULTY OF EDUCATION SCIENCE INDONESIAN LANGUAGE AND LITERATURE EDUCATION STUDY PROGRAM Thesis, February 2021 Khoirunnisa (2016840013) THE APPLICATION OF THINK TALK WRITE LEARNING MODELS IN IMPROVING ANECDOTAL TEXT WRITING SKILLS ASSISTED WITH ADOBE FLASH MEDIA xvii + 118 pages + 17 pictures + 4 charts + 24 tables + 16 attachments
ABSTRACT
This study aims to focus the learning model of think talk write in improving the ability to write anecdotal text assisted adobe flash media in students of class X SMK Informatika Ciputat with the number of learners is 42. The research design used by researchers is class action research (PTK). The research was conducted in December 2019 until December 2020. This research activity is expected to improve students' anecdotal text writing skills. Action procedures and action implementations are divided into two cycles. In the first cycle, researchers used an adobe flash-assisted think talk write defense model in one meeting. Instruments in this study in the form of essays as much as 3 times, namely in the precyclical stage, cycle 1 and cycle ll. In this study researchers used a class action research method with a model of teaching think talk write media-assisted adobe flash. The results of the study using the average formula that is an increase in each cycle. At the precyclic stage 51.19 cycles l 65.95 cycles ll 83.83. Thus it can be concluded that the learning model of think talk write assisted by adobe flash media can improve the anecdotal text writing skills of students of class X SMK Informatika Ciputat.
Keywords: Think Talk Write Learning Model, Anecdotal , Text, and Adobe
Flash Bibliography: 41 (2000-2019).
iii
iv
v
vi
vii
viii
PERSEMBAHAN
Tidak ada kata yang pantas untuk saya ucap melainkan rasa syukur kepada Allah.
Alhamdulillah
Skripsi ini saya persembahkan untuk seluruh orang yang mendukung saya di
kehidupan saya terutama kedua orang tua saya dan kedua adik saya, teruntuk
juga teman-teman saya yang telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini.
ix
MOTTO
Ingat selalu kita punya Allah.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, hidayah dan nikmat sehingga kita bisa
menjalankan hidup dengan penuh rasa syukur dan bisa menjalankan
aktivitas setiap hari-Nya. Salawat teriring salam selalu senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga, sahabat,
dan kita sebagai umatnya yang kelak akan mendapat syafaat di hari
kemudian.
Skripsi yang diajukan penulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan sehingga penulis menerima kritik dan saran. Penulisan skripsi
yang telah dibuat tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa
pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini kepada.
1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
2. Ibu Khaerunnisa, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Jakarta sekaligus Penguji I siding
skripsi yang telah memberikan arahan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
3. Ibu Aida Sumardi, M.Pd., Penguji II sidang skripsi yang telah memberikan
masukan dan arahan kepada penulis untuk menyusun dan
menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Ratna Dewi Kartikasari, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi.
xi
5. Bapak Achmad Buchori, S. Pd., M.Si. kepala sekolah SMK Informatika
Ciputat, seluruh guru beserta kariyawan yang telah mengizinkan penulis
melaksanakan penelitian di sekolahnya.
6. Ibu Via Hapsari, M.Pd. Kolabolator penelitian serta guru bahasa
Indonesia yang telah membantu saya dalam melaksanakan penelitian.
7. Bapak, Umi, dan Adik-adik tercinta yang telah memberikan semangat,
motivasi, saran, doa yang tidak pernah putus agar mendapatkan
kemudahan dalam menyusun skripsi.
8. Sahabat baik saya yang selalu menyemangati saya dan selalu bersama
dalam suka maupun duka.
9. Teman-teman PBSI angkatan 2016 dan teman dekat yang selalu saling
menyemangati dan memberi saran satu sama lain.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan serta semangat kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi.
Semoga segala hal baik yang mereka berikan akan diberikan balasan
kebaikan pula. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi kita semua
serta bermanfaat bagi dunia pendidikan dan bagi yang membacanya.
Jakarta, Februari 2021
Penyusun
Khoirunnisa
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... v
PAKTA INTEGRITAS .......................................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vii
PERSEMBAHAN ................................................................................. viii
MOTTO ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Fokus Masalah .................................................................... 7
C. Rumusan Masalah .............................................................. 7
D. Tujuan Penelitian ................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian .............................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 11
A. Kajian Teori ......................................................................... 11
B. Kerangka Berpikir ............................................................... 46
C. Hipotesis Penelitian ............................................................ 48
BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................. 49
A. Tempat dan Waktu Peneltian ............................................... 49
xiii
B. Metode Penelitian ................................................................ 50
C. Prosedur Penelitian ............................................................. 52
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ............................................ 55
E. Desain dan Prosedur Tindakan............................................ 56
F. Teknik Pengambilan Data .................................................... 58
G. Analisis Data Penelitian ....................................................... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN ......................... 68
A. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................... 70
1. Data Pra Siklus ............................................................. 70
2. Data Siklus I.................................................................. 79
3. Data Siklus II................................................................. 88
B. Pembahasan ...................................................................... 97
1. Analisis Data .................................................................. 97
2. Interpretasi Data ............................................................ 108
BAB V HASIL PENUTUP .................................................................... 114
A. Kesimpulan......................................................................... 114
B. Implikasi ............................................................................. 115
C. Saran ................................................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................119
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai teks anekdot kelas X OTKP SMK Informatika ............ 5
Tabel 2.1 Contoh Teks Anekdot ......................................................... 29
Tabel 3.1 Waktu penelitian ................................................................. 50
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru .......................... 64
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik ............. 64
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Guru Sebelum Tindakan .................... 65
Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik Sebelum Tindakan ....... 65
Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Guru setelah tindakan ........................ 66
Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik setelah tindakan ........... 66
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Kongnitif Peserta Didik ................... 66
Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Tes Afektif Peserta Didik ....................... 67
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Tes Psikomotorik Peserta Didik ............ 67
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian.......................................... 69
Tabel 4.2 Nilai Menulis Teks Anekdot Pra Siklus ................................ 72
Tabel 4.3 Nilai Menulis Anekdot Pra Siklus Berdasarkan Tingkatan .. 74
Tabel 4.4 Nilai Menulis Anekdot Pra Siklus Berdasarkan Katagori ..... 76
Tabel 4.5 Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus I .................................... 81
Tabel 4.6 Nilai Menulis Anekdot Siklus I Berdasarkan Tingkatan ....... 83
Tabel 4.7 Nilai Menulis Anekdot Siklus I Berdasarkan Katagori ......... 85
Tabel 4.8 Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus II ................................... 90
Tabel 4.9 Nilai Menulis Anekdot Siklus II Berdasarkan Tingkatan ...... 92
Tabel 4.10 Nilai Menulis Anekdot Siklus II Berdasarkan Kategori ........ 94
Tabel 4.11 Tingkatan Nilai Menulis Teks Anekdot ................................ 108
Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Menulis Teks Anekdot ....................... 110
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan Awal Masuk ..................................................... 41
Gambar 2.2 Menu Utama ................................................................... 42
Gambar 2.3 Tampilan Materi .............................................................. 42
Gambar 2.4 Contoh Teks Anekdot ..................................................... 43
Gambar 2.5 Tugas dan Tes ................................................................ 44
Gambar 2.6 Referensi ........................................................................ 44
Gambar 2.7 Profil Penulis ................................................................... 45
Gambar 2.8 Kerangka Berpikir .......................................................... 47
Gambar 4.1 Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial KPK ... 99
Gambar 4.2 Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial S ........ 100
Gambar 4.3 Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial AS ..... 101
Gambar 4.4 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 4 KPK ... 102
Gambar 4.5 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 2 S ........ 103
Gambar 4.6 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 1 AS ..... 104
Gambar 4.7 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 4 KPK .. 105
Gambar 4.8 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 2 S ....... 106
Gambar 4.9 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 1 AS .... 107
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Pra Siklus . 75
Diagram 4.2 Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Siklus I ...... 84
Diagram 4.3 Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada SIklus II ..... 93
Diagram 4.4 Nilai Terendah dan Tertinggi ........................................ . 111
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Profil Sekolah .................................................................. 123
Lampiran 2 Hasil Wawancara ....................................................... … 129
Lampiran 3 Lembar Observasi ......................................................... 131
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................ 134
Lampiran 5 Catatan Lapangan .......................................................... 165
Lampiran 6 Catatan Lapangan Kolabolator ....................................... 171
Lampiran 7 Daftar Cek Sumber Pustaka ........................................... 174
Lampiran 8 Hasil Menulis Peserta Didik ............................................ 179
Lampiran 9 Gambar Kegiatan Belajar Mengajar ................................ 191
Lampiran 10 Kartu Bibingan Skripsi................................................... 193
Lampiran 11 Kartu Menyaksikan Sidang ........................................... 195
Lampiran 12 Kartu Bimbingan Setelah Sidang ................................... 196
Lampiran 13 Surat Permohonan Penelitian ........................................ 197
Lampiran 14 Surat Telah Menyelesaikan Penelitian ........................... 198
Lampiran 15 Biodata Kolabolator ...................................................... 199
Lampiran 16 Biodata Penulis ............................................................. 200
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting bagi
kehidupan manusia. Pendidikan merupakan ranah terpenting dalam
melatih seseorang terampil dalam berbahasa. Pendidikan dapat
melahirkan suatu masyarakat terpelajar dan berakhlak yang mulia, sifat
itulah yang dapat melahirkan masyarakat yang sejahtera. Pendidikan
dapat berfungsi untuk mengarahkan manusia agar dapat mencapai cita-
cita dan juga keinginan dengan proses pendidikan baik secara formal
maupun informal, salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam
proses pembelajaran ialah bahasa Indonesia. Pada era saat ini mata
pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib di
suatu institusi pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia
memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Pada mata
pelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan bahasa salah
satunya yaitu ialah keterampilan menulis.
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis dari
keterampilan berbahasa. Saddhono, dkk (2012:98) mengungkapkan
bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu tulisan atau sebuah
karangan. Karangan dapat berupa fiksi maupun nonfiksi dan
menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dan lancar. Manusia
2
diberikan kemampuan oleh Allah SWT untuk mengembangkan dan
melatih dirinya. Oleh karena itu manusia harus menggembangkan dan
kemampuanya dalam menulis.
Pada saat menulis membutuhkan pengetahuan yang sangat luas
dan juga kemampuan mengolah kata dan juga kalimat yang baik juga
saat menulis. Oleh karena hal tersebutlah yang merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi terampil dalam menulis. Keterampilan
menulis tidak dapat berdiri sendiri atau tidak begitu saja diperoleh,
namun juga proses latihan secara rutin terus menerus dibutuhkan. Selain
proses latihan yang terus-menerus faktor yang lainnya ialah model dan
juga media pembelajaran yang menarik dapat berpengaruh terhadap
proses menulis teks anekdot sehingga mencapai hasil yang maksimal.
Adapun firman Allah SWT yang berkaitan dengan perintah menulis
tertuang dalam Q.S. Al-Kahfi: 109 yang berbunyi:
Artinya.
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-
kalimat Tuhanku (Allah SWT), sungguh habislah lautan itu sebelum habis
(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku (Allah SWT),, meskipun Kami datang
kantambahan sebanyak itu (pula).”
3
Bedasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa perintah menulis
merupakan perintah berharga yang Allah SWT berikan pada setiap
hamba-Nya. Karena dengan menulis bisa mengingat kembali karunia
yang telah Allah berikan dalam kehidupan. Menulis juga memiliki
kedudukan yang mulia di mata Allah SWT, Allah menyuruh seluruh
hambanya yang berakal untuk menulis, karena menulis dapat
menuangkan segala hal yang ada di dalam pikiran.
Dengan menulis pula bisa menjadikan sesuatu yang bernilai dan
mendapatkan pahala dari Allah SWT, karena dengan tulisan yang
dihasilkan dapat berguna dan bermanfaat untuk orang lain sehingga
seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan dari tulisan tersebut.
Menulis juga dapat bermanfaat untuk banyak hal, bisa untuk
menyampaikan pesan dan sebagai alat perantara manusia. Menulis
dapat bermanfaat untuk orang lain, sehingga dengan menulis
mendapatkan pahala lewat tulisan dan dengan menulis dapat
menuangkan segala kemampuan dalam diri.
Menurut Wardhani, dkk (2017: 69) teks anekdot ialah suatu teks
yang berisi cerita lucu yang digambarkan dalam bentuk uraian atau
pernyataan tentang kehidupan atau tokoh masyarakat. Teks anekdot
biasanya digunakan untuk mengkritik sesuatu dalam bentuk lelucon.
Teks anekdot juga membicarakan tentang pendidikan, ekonomi, sosial,
politik dan lain sebagainya. Tujuan dari teks anekdot adalah untuk
menyindir dan mengkritik sesuatu hal yang terjadi.
4
Pada Kurikulum 2013 dikemukakan bahwa salah satu dari tujuan
mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu, peserta didik dapat
berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan sesuai etika yang
berlaku. Dari pernyataan tersebut terungkap bahwa keterampilan
menulis merupakan bagian penting dalam pembelajaran dan pendidikan
terutama di Sekolah terutama di Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan.
Kompetensi yang harus dicapai pada kurikulum 2013 KD 3.1 bahasa
Indonesia diharapkan peserta didik mampu untuk menulis dan juga
menulis teks anekdot sesuai dengan struktur, ciri-ciri dan kaidah
kebahasaan teks anekdot Peserta didik diharapkan mampu menulis teks
anekdot setelah menganalisis teks anekdot yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan teks anekdot.
Saat peneliti melakukan observasi di SMK Informatika Ciputat
Peneliti menemukan permasalahan seperti tidak adanya kreativitas yang
digunakan dan masih menggunakan media pembelajaran yang umum
seperti power point dan video pembelajaran. Metode yang digunakan
guru juga terlalu monoton seperti ceramah dan diskusi, hal ituah yang
membuat peserta didik menjadi kekurangan ide, gagasan dalam belajar
terutama dalam materi teks anekdot. Bedasarkan hasil wawancara
dalam beberapa hari, dapat dibuktikan melalui tabel ketuntasan belajar
teks anekdot siswa kelas X SMK Informatika Ciputat, sebagai berikut.
5
Tabel 1.1 Nilai teks anekdot kelas X OTKP semester ganjil SMK Informatika
Ciputat
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan
1. 86-100 - Tuntas
2. 75-80 7 Tuntas
3. 40-74 20 Tidak Tuntas
Pada tabel di atas menyatakan hasil dari nilai pada mata pelajaran
bahasa Indonesia dengan materi teks anekdot. Nilai itu diperoleh saat
peneliti melakukan observasi sebelum tindakan dan juga wawancara
sebelum tindakan dengan narasumber yaitu guru mata pelajaran bahasa
Indonesia. Dari tabel tersebut telah membuktikan bahwa penulisan teks
anekdot pada peserta didik kelas X MM sangat rendah dan tidak ada
peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM yaitu 75.
Menanggapi permasalahan tersebut adanya penerapan dan
penggunaan model pembelajaran kooperatif think talk write diharapkan
mampu membantu peserta didik dalam pembelajaran materi menulis
teks anekdot. Menurut Hamdayana (2017:218) menyatakan bahwa think
talk write ialah model pembelajaran kooperatif yang menerapkan strategi
yang dapat memacu peserta didik untuk berpikir, berbicara dan juga
menulis hasil pemikiran atau juga pendapatnya berdasarkan 5 anya
tertentu. Model pembelajaran ini dapat memfasilitasi latihan pada
keterampilan menulis teks anekdot tersebut dengan lancar.
Selain model pembelajaran, media pembelajaran juga berperan
sangat penting dalam hasil belajar peserta didik. Media merupakan
sumber pesan dengan penerima pesan. Pada dunia pendidikan media
6
merupakan alat untuk menyampaikan pesan pembelajaran atau materi
yang akan disampaikan. Media diharapkan mampu untuk meningkatkan
proses pembelajaran agar lebih bermakna sehingga bisa dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Menurut Widada dan Wulansari (2019:1) Adobe Flash ialah aplikasi
yang lebih memuat bukan hanya animasi tetapi juga dengan software ini
bisa dapat menampilkan video dan suara serta dapat terhubung dengan
database untuk membangun aplikasi berbasis web. Media pembelajaran
Adobe Flash melibatkan indera penglihatan dan pendengaran. Media
pembelajaran Adobe Flash memanfaatkan aplikasi yang terdiri atas
animasi, gambar, video, gambar dan juga audio sehingga bisa menarik
perhatian peserta didik. Oleh karena itu penggunaan media
pembelajaran yang menarik diharapkan dapat membantu atau
memperbaiki pemahaman peserta didik dalam materi menulis teks
anekdot.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui perkembengan
teknologi memiliki peran besar dalam memotivasi peserta didik untuk
lebih terampil dalam menulis teks anekdot. Oleh karena itulah peneliti
tertarik untuk membahas dan juga meneliti lebih dalam mengena.
Penerapan model Pembelajaran think talk write dalam meningkatkan
keterampilan menulis teks anekdot berbantuan media Adobe Flash.
7
B. Fokus Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat difokuskan
masalah pada penelitian ini sebagai berikut.
1. Peserta didik kurang pengetahuan dan kurangnya percaya diri dalam
mengungkapkan ide atau gagasan melalui teks anekdot.
2. Saat pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam materi teks
anekdot tidak adanya variasi atau inovasi model pembelajaran dan
juga media pembelajaran yang digunakan oleh, sehingga membatasi
pengetahuan peserta didik.
3. Sumber materi yang digunakan peserta didik kelas X SMK hanya
berupa buku teks yang diberikan pemerintah saja.
4. Penggunaan model kooperatif masih belum banyak dikembangkan
oleh guru.
5. Penggunaan media pembelajaran berbasis ilmu teknologi atau
multimedia masih belum banyak digunakan sekolah dalam
menunjang proses pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada fokus masalah tersebut, maka dari itu dapat
dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran awal pada penggunaan model pembelajaran
dan media pembelajaran teks anekdot?
8
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif think talk
write untuk meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot
berbantuan media Adobe Flash diterapkan?
3. Bagaimana hasil dari penerapan model pembelajaran kooperatif
think talk write untuk meningkatkan kemampuan menulis teks
anekdot berbantuan media Adobe Flash?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini
dilaksanakan dengan memiliki tujuan yaitu.
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dapat menyadari dan mengetahui perbedaan
antara kemampuan dalam menulis teks anekdot yang diajar dan
belajar menggunakan model pembelajaran think talk write
berbantuan media Adobe Flash dengan yang diajar dan belajar tanpa
menggunakan model pembelajara think talk write berbantuan media
Adobe Flash.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini dapat membuktikan keefektifan penerapan
strategi model pembelajaran think talk write dengan berbantuan
media pembelajaran berbasis Adobe Flash dalam meningkatkan
kemampuan menulis teks anekdot peserta didik.
9
E. Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua manfaat diantaranya yaitu,
1. Manfaat Teoretis
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pengayaan
atau kajian pustaka/keilmuan yang bisa dapat memberikan
pembuktian ilmiah tentang keefektifan suatu model pembelajaran
think talk write berbantuan media berbasis Adobe Flash dalam
pembelajaran menulis teks anekdot.
2. Manfaat Praktis
Hasil penlitian ini dapat bermanfat bagi berbagai macam
pihak, yaitu bagi pihak guru, peserta didik, peneliti dan Sekolah.
Manfaat peneelitian ini antara lain adalah sebagai beikut.
1. Bagi Guru, penelitian ini dapat mengatasi sebuah
permasalahaan yang sering dihadapi oleh guru dan dapat
membantu guru dalam mengajar. Diharapkan penelitian ini
mampu menjadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam menulis teks anekdot.
2. Bagi Peserta Didik, peserta didik dapat termotivasi untuk menulis
teks anekdot dengan materi yang telah diberikan melalui media
berbasis Adobe Flash dengan model pmbelajaran think talk write
yang mampu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
menulis teks anekdot secara umum.
10
3. Bagi Peneliti, mendapat dan menambah wawasan dan juga
pengalaman serta ilmu pengetahuan mengenai model
pembelajaran think talk write dalam meningkatkan kemampuan
teks anekdot berbantuan media Adobe Flash.
4. Bagi Sekolah, menjadi rujukan dalam perbaikan penerapan
kurikulum di Sekolah tersebut sehingga pembelajaran bahasa
Indonesia bisa dapat memberikan pengalaman belajar yang baru
dan menarik bagi peserta didik, dapat memberikan rangsangan
dan motivasi bagi peserta didik dalam mempelajari teks anekdot
sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Parwati, dkk (2018:1) mengemukakan salah satu aspek
belajar yang mengesankan dalam diri manusia itu dapat merubah
kemampuannya yang terdapat pada dirinya sendiri sendiri. Secara
sadar manusia mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri untuk
mencapai tujuan yang mereka telah rencanakan. Semua itu
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengindentifikasikan dan
penyelesaian faktor penghambat, tahap-tahap itulah yang
merupakan bagian dari belajar. Pada setiap proses yang dilalui
oleh manusia terdapat pelajaran yang bisa diambil mulai dari hal
kecil sampai besar. Dalam kehidupan manusia mulai dari kecil
hingga besar tidak lepas dari proses pembelajaran.
Menurut Rusman (2018:131) suatu dari proes pembelajaran
yang dilakukan oleh dua orang yaitu guru dan juga peserta didik.
Tugas guru ialah mengajar dan tugas murid ialah belajar. Bahan
pembelajaran tersebut berupa ilmu pengetahuan, ilmu agama,
ilmu kesusilaan dan juga sikap juga keterampilan. Hasil dari
peserta didik dan guru tersebut disebut dengan pembelajaran.
12
Menurut Joyce dalam Parwati, dkk (2018:1) mengemukakan
bentuk kerangka yang berupa konseptual. Model pembelajaran
dilakukan secara sistematis dan juga terarah. Model pembelajaran
berfungsi sebagai pedoman untuk menjalankan suatu proses
pembelajaran. Pembelajaran itu dilakukan antara guru dan juga
peserta didik.
Bedasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa suatu
model pembelajaran adalah bentuk kerangka. Model
pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang dikerjakan
oleh guru dan juga peserta didik. Peran model pembelajaran
menjadi sangat penting untuk dijadikan pedoman untuk
menjalankan suatu proses pembelajaran.
b. Pengertian Model Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan model yang
dilakukan secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif atau
(cooperative learning) bentuk pelajaran yang mengharuskan
peserta didik belajar berkelompok. Rusman (2018: 202)
mengemukakan kooperatif merupakan model pembelajaran yang
membentuk kelompok secara kolaboratif. Kelompok belajar
tersebut terdiri dari empat sampai dengan lima orang.
Pembelajaran kooperatif umumnya bersifat berstruktur dan
heterogen.
13
Model kooperatif mengorganisisr suatu pembelajaran
dengan menggunakan kelompok belajar. Pembelajaran terdiri dari
dua sampai 5 orang. Model pembelajaran kooperatif bisa disebut
sebagai model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik
untuk bekerja secara kelompok. Kooperatif merupakan model
pembelajaran berkelompok yang berguna untuk mengurangi hal-
hal yang tidak diharapkan ketika proses pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang
saling berinteraksi agar mencapai tujuan pembelajaran.
(Hariyanti, 2017: 28-29)
Kooperatif adalah model pembelajaran yang membentuk
atau mengelompokan peserta didik untuk mencipatakan
pendekatan pembelajaran yang berhasil. Peserta didik harus
berkelompok yang terdiri dari dua sampai lima orang untuk
membentuk pembelajaran yang ingin dicapai. Guru harus
membentuk kelompok sesuai metode yang telah ditentukan.
Secara harfiah model pembelajaran kooperatif ialah model yang
mengharuskan peserta didik belajar secara berkelompok (Slavin
dalam Isjoni, 2013:12).
Bedasarkan teori yang sudah dikemukakan, disimpulkan
bahwa kooperatif merupakan mode pembelajaran yang
mengharuskan peserta didik untuk berkelompok. Tujuan dari
model pembelajaran ini yaitu berbentuk heterogen atau
14
berkelompok. Aktivitas dan kegiatan pada anggota kelompok
berpengaruh pada hasil dari belajar.
c. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif
Hariyanti (2017: 62) ada beberapa model kooperatif
diantaranya yaitu Number Head Together (NHT), jigsaw, snow ball
throlling, think pair share (TPS) dan think talk write. Tipe-tipe
tersebut memiliki cara dan peran yang berbeda sesuai dengan
kecocokan dengan materi yang digunakan. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan tipe think talk write.
Menurut Isjoni (2013:73) mengemukakan model
pembelajaran kooperatif terbagi menjadi beberapa variasi, yaitu
student team achievement divison (STAD), teams games
tournament (TGT), jigsaw, rotating tri exchange dan juga group
resume. Tipe-tipe model pembelajaran kooperatif rata-rata
memiliki sistem untuk membentuk kelompok pembelajaran. Tipe-
tipe model pembelajaran kooperatif biasanya digunakan oleh guru
yang ingin membentuk pembelajaran berkelompok.
Berdasarkan penjabaran di atas ada beberapa tipe model
pembelajaran kooperatif yang telah dikemukakan diatas. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran think talk
write untuk meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot pada
siswa kelas X SMK Informatika Ciputat berbantuan dengan media
adobe flash. Pada penelitian ini model pembelajaran kooperatif
15
tipe think talk write diharpkan mampu peserta didik untuk menulis
teks anekdot.
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write
Model pembelajaran kooperatif think talk write menurut
Hamdayana (2017:217) adalah tipe yang mengharuskan peserta
didik untuk think (berpikir), talk (berbicara) dan write (menulis).
Model pembelejaran think talk write dimulai dengan berpikir
melalui bahan bacaan, dan berbicara sesuai hasil bacaannya dan
menuliskan hasilnya atau presentasi. Strategi yang digunakan
pada model pembelajaran think talk write mampu untuk membuat
peserta didik dapat bekerja dengan cepat.
Suyatno dalam Janardha (2019: 119) menyatakan think talk
write adalah model pembelajaran yang melatih peserta didik untuk
menulis. Model pembelajaran think talk write juga melatih peserta
didik untuk berpikir secara cepat dan menulis apa yang sudah
dipikirkan. Model pembelajaran ini dimulai dengan berfikir (think),
hasil bacaanya dikomunikasikan dengan presentasi (talk), dan
menulis hasil diskusinya (write) agar dapat dicapai kompetensi
yang ingin dicapai.
Menurut Huda (2014: 218) menyatakan bahwa think talk
write merupakan strategi pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik untuk latihan berbahasa secara lisan dan tulisan
dengan lancar. Model pembelajaran tipe think talk write ini akan
16
mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
Think talk write dapat membantu mengembangkan tulisan peserta
didik untuk mengembangkan tulisannya dengan lancar.
Bedasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran think talk write adalah suatu metode pembelajaran
yang mengharuskan peserta didik untuk berlatih beripikir secara
cepat. Setelah berpikir cepat peserta didik mempresentasikan
atau mengemukakan apa yang mereka pikirkan. Tahap terakhir
yaitu menulis dan mengungkapkan apa yang ada dibenaknya
dalam sebuah tulisan.
e. Tahap-tahapan Model Pembelajaran Think Talk Write
1) Tahap Pertama:Think
Peserta didik membaca teks yang berkaitan dengan
masalah sehari-hari atau kontekstual yaitu di mana peserta
didik membaca teks secara individu, setelah itu memikirkan
jawaban dan menandai konsep yang dianggap penting tidak
dapat dipahami dan hasilnya ditulis (Azrah, 2017: 217). Pada
pembelajaran matari teks anekdot peserta didik pertama yang
dilakukan ialah berpikir. Setelah berpikir peserta didik
membaca materi yang telah ada pada media pembelajaran
adobe flash mengenai pengertian anekdot, manfaat teks
anekdot, ciri-ciri teks anekdot dan kaidah kebahasaan teks
anekdot.
17
2) Tahap Kedua: Talk
Peserta didik diberikan kesempatan untu berbicara
hasil pemikiran dan penyelelidikannya. Pada tahap ini peserta
didik merefleksikan, menyusun dan mengemukakan
tanggapan mereka tentang apa yang dipikirkan oleh peserta
didik dan dibicarakan kepada orang lain, Simanjuntak (2012:
471). Pada pembelajaran matari teks anekdot peserta didik
pertama yang dilakukan ialah berbicara. Peserta didik
membicarakan mengenai materi yang telah ada pada media
pembelajaran adobe flash. Peserta didik juga dapat
menanyakan kepada guru dan mengemukakan pendapatnya
mengenai materi teks anekdot.
3) Tahap Ketiga: Write
Tahap ketiga yaitu tahap menulis yang dilakukan oleh
peserta didik. Pada tahap ini menggunakan strategi
penyelesaian dan solusi, Mannahali (2018: 404). Setelah
melakukan tahapan pertama dan kedua yaitu berpikir dan
berbicara peserta didik melakukan tahapan yang ketiga yaitu
menulis. Pada tahapan ini peserta didik menuliskan dengan
cepat apa yang sudah dipikirkan dan dikemukakan. Pada
tahapan menulis ini peserta didik dapat menuangkan segala
yang ada yang sudah dipikirkan peserta didik dapat menulis
mengenai teks anekdot dengan tema yang sudah ditentukan.
18
Berdasarkan ketiga tahapan di atas model
pembelajaran think talk write memiliki tiga tahapan yaitu yang
pertama adalah berifikir, di mana peserta didik memikirkan
konsep yang akan di kemukakan. Tahapan kedua setelah itu
peseta didik mengemukakan apa yang dipikirkan. Tahapan
yang terakhir yaitu peserta didik mengutarakan dan
menuliskan idel-ide yang diperoleh yang berkaitan
menggunakan materi yang sebelumnya dan solusinya.
f. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Think Talk Write
Menurut Kuswari (2016: 3) langkah-langkah model
pembelajaran think talk write adalah sebagai berikut.
1) Guru memberikan soal yang harus dikerjakan sesuai dengan
pentujuk yang telah diberikan.
2) Peserta didik membaca lembar kerja yang telah diberikan oleh
guru (think).
3) Peserta didik berinteraksi dengan guru dan teman untuk
mendiskusikan lembar kerja yang telah diberikan (talk).
4) Peserta didik menuliskan pengetahuan dan pemahaman ke
dalam tulisan (write).
Menurut Herdian (2016: 3) model pembelajaran think talk
write memiliki langkah-langkah dalam pembelajaran sebagai
berikut.
19
1) Guru menginformasikan materi yang akan diberikan peserta
didik.
2) Menjelaskan materi yang diajakarkan dengan menggunakan
model pembelajaran think talk write.
3) Melakukan apresiasi.
4) Memberikan motivasi kepada peserta didik.
5) Mengkatagorikan peserta didik dalam kelompok kecil (3-5
peserta didik).
Sedangkan menurut Martinis dan Bansu dalam Maksum
(2015) langkah-langkah model pembelajaran think talk write yaitu.
1) Guru memberikan lembar kerja kepada peserta didik.
2) Peserta didik membaca teks dan mendiskusikannya (think).
3) Peserta didik mendiskusikan lembar kerja dengan temannya
(talk).
4) Peserta didik membangun sendiri pengetahuan sebagai hasil
kolaborasi (write).
Berdasarkan teori di atas, untuk mencapai suatu
keberhasilan diperlukan proses atau langkah-langkah yang dilalui.
Langkah-langkah model pembelajaran think talk write adalah
sebagai suatu rujukan untuk mencapai pembelajaran yang
diinginkan. Langkah tersebut yang menjadi tuntunan untuk
keberhasilan suatu model pembelajaran diterapkan.
20
g. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Think Talk
Write
1) Kelebihan dari media pembelajaran ini ialah peserta didik
menjadi lebih cepat dan tanggap dalam mengerjakan tugas
dan materi, peserta didik lebih memahami dan mengerti
materi yang telah disampaikan oleh guru, Robby dkk. (2019:
585). Sama halnya dengan menurut Simanjuntak (2012: 479)
mengemukakan model pembelajaran think talk write memiliki
kelebehin yaitu peserta didik lebih cepat menemukan ide atau
gagasan secara tanggap.
2) Kekurangan dari media pembelajaran think talk write ialah
memerlukan banyak waktu dan juga perlu waktu yang cepat
dalam penggunaan media pemebelajaran ini, karakter yang
dimiliki oleh kebanyakan peserta didik di Indonesia terlalu
sering dalam menunda-nunda waktu peserta didik
mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga peserta
didik tidak disiplin, Robby dkk. (2019: 585). Menurut
Setyaningrum dkk. (2015: 11) menyatakan bahwa kekurangan
dari media ini adalah kurangnya kepercayaan yang dimiliki
oleh peserta didik karena tergabung ke dalam kelompok dan
bergabung bersama teman-teman yang berbeda-beda
Berdasarkan penjabaran di atas kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran think talk write dapat
21
disimpulkan bahwa kelebihan dari model pembelajaran think
talk write ialah peserta didik dapat lebih cepat dan dapat
berfikir lebih kritis melalui ide-ide peserta didik dan memiliki
kekuranganya ialah model pembelajaran ini memerlukan
waktu yang cepat tetapi beberapa sikap peserta didik yang
lama dalam mengerjakan tugas membuat model ini sedikit
terhambat dan tidak efektif.
2. Hakikat Keterampilan Menulis Teks Anekdot
a. Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis ialah salah satu keterampilan
berbahasa yang diaplikasikan untuk berkomunikasi dengan
tulisan. Menulis ialah salah satu kegiatan yang produktif untuk
meningkatkan kemampuan otak. Keterampilan menulis dilakukan
secara teratur untuk meningkatkan kemampuannya secara
perlahan. Keterampilan menulis memerlukan pengetahuan dan
juga pola piker secara logis, Tarigan dalam Dalman (2018:2).
Keterampilan Munirah (2019: 4-5) menulis merupakan suatu
aktivitas yang di dalamnya menggunakan aktivitas bahasa
sebagai medianya. Menulis juga sebagai suatu media untuk
menyampaikam sebuah gagasan, pesan dan juga simbol yang
disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Menurut Kasupardi
dan Supriatna (2010: 5) menulis merupakan suatu proses yang
menggunakan suatu huruf atau sebuah lambing-lambang untuk
22
mencatat atau menyusun yang bertujuan untuk pengetahuan
serta menambah wawasan.
Bedasarkan beberapa teori yang sudah dikemukakan di atas
dapat disimpilkan bahwa menulis adalah proses berpikir kreatif
yang meliputi pengunkapkan ide-ide gagasan. Keterampilan
menulis merupakan sebuah keterampilan yang ditulis dengan
kalimat serta ejaan yang jelas dan benar. Keterampilan menulis
berfungsi untuk menyampaikan suatu maksud atau tujuan
sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain atau
pembaca.
b. Tujuan Keterampilan Menulis
Hartig dalam Dalman (2018:4) Mengutarakan tujuan
keterampilan menulis adalah sebagai berikut.
1) Tujuan penugasan, pada tujuan ini menulis merupakan tihjuan
dari penugasan menulis laporan dan lain sebaginya.
2) Altruistik, bertujuan untuk menjadikan hidup para pembaca
mudah dan juga dapat menyenangkan.
3) Persuasif, bertujuan untuk meyakini para pembacanya.
4) Penerangan, bertujuan untuk memberikan informasi dan juga
keterangan.
5) Pernyataan diri, untuk memperkenalkan diri dan menyatakan
diri kepada pembaca.
23
6) Kreatif, menulis bertujuan untuk memiliki nilai seni yang bisa
membuat pembaca terpukau.
7) Pemecahan masalah, untuk memecahkan masalah dan
memberikan kejelasan kepada pembacanya.
Menurut Tarigan dalam Dalman (2018: 4) menyatakan
menulis memili tujuan untuk memberikan informasi kepada
pembaca. Tujuan lainnya juga untuk mengajar dan
mengepresikan diri dan mengutarakan hal-hal yang ada di dalam
pikiran. Menulis juga berfungsi untuk meyakinkan kepada
pembacanya mengenai suatu hal.
Berdasarkan pemaparan di atas tujuan menulis memiliki
beberapa tujuan. Menulis memiliki tujuan untuk menginformasikan
kepada pembacanya dalam segala hal. Menulis juga dapat
bertujuan untuk penugasan secara tidak langsung. Proses
menulis yang memiliki tujuan untuk penugasan memerlukan
rangkaian dalam tahapan proses menulis.
c. Pengertian Teks Anekdot
Menurut Wardani, dkk. (2017: 69) teks anekdot berisikan
mengenai cerita lucu dan mengesankan bagi siapapun yang
membacanya. Teks anekdot selalu dikaitkan dengan tanggapan
terhadap fenomena sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Sebuah teks yang merupakan sarana untuk menyampaikan pesan
dan kritikan terhadap fenomena sosial yang sarat akan pesan
24
yang tersirat. Rasa peka yang dirasakan terhadap fenomena
sosial yang terjadi di masyarakat sangat bagus untuk materi
pembelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik di sekolah.
Anekdot memiliki pesan moral dan makna di dalamnya walaupun
teks anekdot terlihat hanya teks yang humoris.
Menurut Darmansyah dalam Mascita dan Rosmiyati (2018:
806) mengemukakan anekdot merupakan teks humor yang
berupa cerita singkat yang mengandung banyak makna, sindiran,
dan juga pesan moral bagi pembacanya. Kadar humor teks
anekdot mengandung hal-hal yang tak masuk akal, janggal dan
terdapat kontra diksi di dalamnya. Sejalan dengan jenis humor
yang berbentuk tulisan, maka kelucuan itu muncul dari kata-kata
yang terdapat pada teks anekdot. Teks anekdot mengandung
gambaran kata yang diaplikasikan seperti prelesatn kata dan
lainnya. Pada saat ini teks anekdot digunakan di lingkungan sosial
untuk mengkritik dan menyindir para pelaku sosial yang
menyimpang.
Beberapa teori yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa teks anekdot adalah teks yang berisi cerita
singkat yang lucu mengenai tokoh-tokoh yang terkenal. Tokoh
yang terdapat pada teks anekdot merupakan tokoh nyata dan
bukan tokoh fiktif. Teks anekdot berisikan tentang cerita dan juga
pengalaman seseorang. Tujuan dari teks anekdot yaitu untuk
25
menghibur dan memberikan banyak pesan moral dari kehidupan
yang dapat diambil bagi pembacanya. Membaca teks yang
berisikan kehumoran dan kelucuan bagi manusia dapat
mempertahankan diri dalam hidupnya.
Berdasarkan pada teori di atas teks anekdot dapat
disimpulkan bahwa teks anekdot adalah ungkapan yang
mengandung humor di dalamnya. Teks anekdot juga berisi
mengenai amanat tertentu tentang kritik maupun saran bagi
pembacanya. Teks anekdot juga berisi tentang cerita yang
menghibur dan mengandung humor tentang orang penting yang
terkenal dan kejadian yang sebenarnya.
d. Unsur Kebahasaan Teks Anekdot
Menurut Kemendikbud (2017: 14) unsur kebahasaan dalam
teks anekdot adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan waktu lampau
Anekdot dibuat dengan pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban. Perrtanyaan yang mengandung
rektorik lucu yang terdapat pada teks anekdot dapat terasa
oleh pembaca.
2) Memakai pertanyaan yang retorik
Anekdot dibuat dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak membutuhkan
26
jawabannya. Rektorik yang terdapat pada cerita teks anekdot
memliki sifat lucu dan dapat terasa.
3) Menggunakan konjungsi atau kata sambung
Teks anekdot tidak terlepas dari kata sambung atau
konjungsi. Konjungsi yang terdapat pada teks anekdot
digunakan untuk menyambung kata-kata, frasa-frasa, dan
kalimat.
4) Menggunakan kata kerja
Teks anekdot disusun menggunakan kata kerja atau
verba. Hal ini dapat dimaksud agar aktivitas atau kegiatan
dapat terlihat sangat jelas bagi pembacanya.
5) Menggunakan kalimat perintah
Teks Anekdot dibuat dengan menggunakan kalimat
perintah untuk dapat memudahkan strukturnya dan
menjadikan teks anekdot yang seusai dengan strukturnya.
Menurut Suherli, dkk. (2017:95) pada anekdot terdapat
beberapa unsur-unsur yang memiliki khas kebahasaan yang unik
yaitu.
1) Memakai kalimat yang menyatakan masa lalu.
2) Memakai kalimat teoritis (kalimat pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban).
3) Menggunakan konjungsi.
4) Menggunakan verba.
27
5) Menggunakan kalimat perintah (Imperative sentence).
6) Menggunakan kalimat seru.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
anekdot mempunyai beberapa unsur kebahasaan, yaitu
penggunaan pertanyaan retorik atau pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban. Pada penggunaan proses material yaitu
proses yang membutuhkan aktivitas fisik, penggunaan konjungsi
temporal yaitu konjungsi waktu. Unsur teks anekdot juga
menggunakan keterangan waktu lampau seperti kemarin, pada
zaman dahulu dan sebelumnya.
e. Struktur Teks Anekdot
Menurut Kemendikbud (2017: 12) teks anekdot terbagi
menjadi lima bagian yang membentuk sebuah alur cerita dengan
latar dan tokoh tertentu. Kelima bagian itu antara lain abstrak,
orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
1) Abstrak ialah bagian dari awal yang berfungsi memberikan
gambaran tentang isi teks. Biasanya hal ini yang memberikan
atau menampilkan seuatu hal yang untik yang terdapat di
dalam teks.
2) Orientasi ialah bagian yang terperinci yang ada di dalam teks
anekdot orientasi mengambarkan awal kejadian atau latar
belakang.
28
3) Krisis merupakan bagian yang menjadi hal atau masalah unik
atau tidak terbiasa terjadi dalam cerita.
4) Reaksi ialah cara penulis menyelesaikan dalam cerita timbul
dalam bagian krisis.
5) Koda ialah bagian akhir dari cerita. Koda merupakan
gambaran kejadian yang dialami oleh penulis.
Menurut Suherli, Dkk (2017:67) menyatakan bahwa struktur
teks anekdot adalah sebagai berikut.
1) Abstraksi ialah pendahuluan cerita yang menggambarkan
tentang bagian awal dari cerita.
2) Orientasi ialah bagian dari cerita yang mengarah pada konflik,
krisis atau gambaran peristiwa utama. Bagian yang awalnya
menimbulkan krisis.
3) Krisis ialah bagian inti dari teks anekdot. Bagian ini yang
menimbulkan kekonyolan pada teks anekdot.
4) Reaksi ialah bagian atau tanggapan dari cerita yang
dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang timbul yaitu dapat
berupa sikap yang mencela atau tertawa.
5) Kodamerupakan bagian penutup dari cerita, bagian koda
biasanya ditandai dengan kata, akhirnya, itulah, demikianlah.
Koda bersifat opsional, bisa ada atau tidak ada.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
teks anekdot memiliki lima struktur yaitu yang pertama, abstraksi
29
adalah bagian awal pada teks anekdot. Kedua, orientasi yang
berisi kejadian cerita yang terjadi di dalam teks anekdot. Ketiga
krisis adalah bagian teks yang terjadinya konflik atau masalah.
Keempat, reaksi adalah bagian teks yang menyelesaikan masalah
yang disebabkan oleh krisis. Terakhir, yang kelima adalah koda
bagian akhir cerita atau kesimpulan.
Contoh struktur dalam teks anekdot berjudul “Aksi Maling
Tertangkap CCTV” (Suherli, dkk. 2016: 93).
Tabel 2.1 Contoh Teks Anekdot
Aksi Maling Tertangkap CCTV
Isi Struktur Seorang warga melaporkan kemalingan. Abstraksi
Pelapor: “ Pak saya kemalingan.” Polisi: “Kemalingan apa?” Pelapor:”Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak…”
Orientasi
Polisi: “Kemalingan kok beruntung?” Pelapor: “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.” Polisi: “Apa malingnya sudah minta izin malingnya untuk merekam?”
Krisis
Pelapor: “Belum…” (Sambil menatap polisi dengan penuh keheranan. Polisi: “Itu illegal. Anda saya tangkap.”
Reaksi
Pelapor: (hanya bisa pasrah tak berdaya) Koda
f. Menulis Teks Anekdot
Menurut Suherli, Dkk (2017: 98) sistematika menulis teks
anekdot ialah sebagai berikut.
1) Menentukan t29anyateks anekdot.
30
2) Merumuskan tujuan.
3) Memunculkan tokoh dan latar.
4) Melengkapi struktur anekdot yang terdiri atas abstrak, krisis,
reaksi, dan koda.
5) Memerhatikan ketetapan penggunaan bahasa bahasa,
seperti kalimat langsung dan tidak langsung dan tidak
langsung, fungsi kalimat, kata ganti, kata kerja, dan
konjungsinya.
6) Memakai judul yang sesuai dengan isi anekdot.
Menurut Kemendikbud (2017:16) sistematika menulis teks
anekdot harus menggunakan sistematika sebagai berikut.
1) Berani Mengunggkapkan Ide Cerita
Ketika hendak menulis cerita hendaknya berani dalam
mengungkapan ide cerita. Penulis cerita teks anekdot adalah
seseorang yang berani menertawakan dirinya sendiri. Karena
jika tidak demikian teks anekdot tidak memunculkan cerita
yang lucu dan tidak bisa menertawakan sesuatu hal.
2) Kreatif
Dalam menulis cerita anekdot perlu untuk berpikir kreatif
agar memberikan kesan lucu bagi pembacanya. Anekdot
adalah cerita yang khas yang mempunyai struktur teks yang
berbeda dengan teks yang lainnya. Oleh karena itu ketika
31
menulis teks anekdot diperlukan ide yang kreatif untuk
memberikan kesan dan pesan bagi pembaca.
3) Menertawakan Diri Sendiri
Anekdot bukan hanya cerita yang menggambarkan
lelucon tentang seseorang atau suatu hal maupun kejadian
tetapi menjadi gambaran dari kehidupan masyarakat. Hal
yang diceritakan teks anekdot memang tidak sepenuhnya
benar atau bersifat fiktif. Humor yang terdapat di dalam cerita
anekdot bisa saja berisikan mengolok-olok diri sendiri. Hal
tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman jika
harus mengolok-olok orang lain.
4) Memberikan Kejutan Kepada Pembaca
Teks anekdot terdiri atas beberapa bagian dan untuk
menulis teks anekdot harus pintar memberi kesan kepada
pembaca. Pembaca akan tertarik dan tertawa membaca teks
anekdot yang ditulis dengan memberikan kejutan. Kejutan
dalam cerita teks anekdot adalah bagian cerita yang memiliki
kesan atau tidak tertebak oleh pembaca dan cerita tersebut
akhirnya bisa dipahami oleh pembaca.
Berdasarkan pemaparan dan endapat para ahli di atas
sistematika menulis teks anekdot terdapat beberapa tahapan yaitu
berani mengungkapkan ide ke dalam cerita. Penulis harus berpikir
kreatif agar terciptanya teks anekdot yang lucu dan menarik. Demi
32
terciptanya teks anekdot yang lucu penulis harus rela
menertawakan dirinya sendiri kepada pembaca dan juga agar
tidak menimbulkan kesalah pahaman.
g. Contoh Teks Anekdot
1) Contoh teks anekdot dalam Wardhani, dkk, (2017: 74)
Sekolah Internasional
Pada suatu hari di sekolah yang antah berantah
sesorang guru memberitahu pada muridnya bahwasanya
sekolah mereka akan menjadi sekolah bertaraf internaisonal.
Joni : “Belajar bahasa Inggris agar lebih mahir dalam
berbicara bahasa Inggris.”
Guru : “Bagus sekali. Kalau kamu,Jono?.”
Jono : “Harus siap uang, Pak.”
Guru : “Lho kok uang.?”
Jono : “Ya Pak. Soalnya kalau sekolahkita statusnya sudah
SBI, pasti bayarnya lebihmahal. Masa sih bayarnya sama
kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran
untuk ini itu.”
Guru : “Jawabanmu kok sinis sekali?. Begini lho, kalau
sekolah kita bertaraf internasional artinya sekolah kita itu
setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah
di luar negeri.”
33
Jono : Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah
Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional.”
Akhirnya guru tersebut kebingungan membalas kata-kata
Jono dan langsung membahas materi pelajaran.
2) Contoh teks anekdot dalam Suherli, dkk. (2016: 81).
Dosen yang juga menjadi Pejabat
Di kantin sebuah Universitas. Udin dan Tono dua orang
mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono: “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar
selalu duduk tidak pernah berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono: “Ya, Udin tahu sebabnya?.”
Udin: “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat
berdiri.”
Tono: “Bukan itu sebabnya Din. Sebabnya dia juga seorang
penjabat.”
Udin: “Loh, apa hubunganya?.”
Tono: “Ya kalau berdiri takut kursinya diduduki orang lain.”
Contoh teks anekdot di atas merupakan contoh yang
ditampilkan saat proses pembelajaran berlangsung.
3) Contoh teks anekdot dalam Nweke (2014: 36)
A story was told a goat that found itself dealing with a big
problem because its owner was ill. If the owner died, there
34
would be a funeral, and if he recovered, there would be a
thanksgiving service. Both occasions would require meat.’
Sebuah cerita diberitahu seekor kambing yang
menemukan dirinya berhadapan dengan masalah besar,
karena pemiliknya sakit. Jika pemiliknya mati, aka nada
pemakaman, dan jika ia sembuh, kebaktian syukur. Kedua
peristiwa akan memerlukan daging.’
Berdasarkan beberapa contoh teks anekdot di atas,
terdapat teks anekdot yang terinspirasi dari dunia nyata,
terdapat struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot. Teks
anekdot pada contoh di atas memiliki kesan dan pesan di
dalamnya. Pada teks tesebut juga mengandung sindiran
langsung kepada orang penting.
3. Hakikat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu sarana yang artinya
untuk menunjang kegaiatan pembelajaran dan prasarana untuk
penyampaian suatu informasi atau pesan. Pengunaan media
pembelajaran pada saat ini banyak digunakan sebagai
pengantar pembelajaran pada saat ini digunakan sebagai
pengantar pembelajaran peserta didik untuk berkomunikasi
dengan guru. Peranan media diharapkan dapat membantu agar
35
pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal (Tafonao,
2018:105)
Media merupakan jenis komponen atau alat dalam
lingkungan peserta didik yang dapat merangsa peserta didik
untuk belajar, media juga sebagai alat perantara yang
menghubungkan komunikasi anatra guru dan peserta didik.
Media perlu digunakan karena dapat membantu anatar peserta
didik dengan guru (Sari, dkk 2017: 318) Media merupakan alat
bantu guru untuk mengajar yang dapat membangun kondisi
pembelajaran. Dalam dunia pendidikan media sangat penting
digunakan untuk menjadi alat bantu guru dalam terciptanya
pembelajaran yang lebih efektif dan menarik. Pada dunia
pendidikan saat ini media pembelajaran sangat beragam
bentuknya baik yang terbuat manual atau kerajinan tangan
ataupun media yang berbasis digital (Gerlach dan Ely dalam
Arsyad, 2011:3).
Media adalah alat yang berfungsi menyampaikan
informasi kepada pelajar. Informasi tersebut dapat berupa unsur
bahasa, keterampilan, pengetahuan, peristiwa ataupun fakta
yang perlu dikuasai oleh pembelajar. Media belajar dapat
menjadi hal yang membantu tersampaikan informasi dengan
baik. Penggunaan media pembelajaran juga diharapkan dapat
36
memberikan perubahan pada sistematika pembelajaran yang
dilakukan di kelas.
Bedasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan
media pembelajaran merupakam alat atau sarana prasarana
dan bahan yang menunjang proses pembelajaran. Peran media
pembelajaran yaitu untuk menjadikan pembelajaran yang lebih
kondusif dan efektif dan disiapkan dengan matang untuk
mencapai tujuan pendidikan. Peran media yaitu sebagai
perantara untuk meyampaikan informasi kepada peserta didik
sehingga peserta didik mendapatkan informasi.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Ely dalam Mahnun (2012: 27) media
pembelajaran bermanfaat sebagai cara untuk meningkatkan
mutu pendidikan supaya meningkatkan waktu dalam belajar
sehingga pemanfaatan waktu dapat dipersingkat tanpa
membuang-buang waktu. Media juga dapat menjadikan
pembelajaran menjadi lebih terstruktur dan terarah. Oleh sebab
itu proses pembelajaran dapat tersusun secara padat supaya
ketika saat pembelajaran peserta didik tidak merasa bosan.
Media pembelajaran dapat dimanfaatkan sebagai perantara
anatara guru dan juga peserta didik.
Menurut Umar (2014: 133) menyatakan media
pembelajaran dapat bermanfaat dalam proses penyaluran
37
informasi. Menegaskan pendapat di atas menurut Karo dkk
(2018: 94) media pembelajaran bermanfaat dalam proses
komunikasi dan dapat memperlancar interaksi antara pengirim
dan penerima pesan.
Berdasar beberapa teori yang sudah dikemukakan di atas
bahwa manfaat media ialah sebagai mutu pendidikan. Selain itu
media pembelajaran juga bermanfaat untuk berkomunikasi dan
dapat memperlancar komunikasi dan interaksi antara pengirim
(guru) dan penerima (peserta didik) pesan. Pada saat ini media
pembelajaran banyak memberikan manfaat untuk guru dalam
melakukan suatu pembelajaran.
c. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Wilkison dalam Pribadi (2017: 24) media
pembelajaran memiliki fungsi untuk meningkatkan motivasi bagi
peserta didik dalam belajar. Fungsi media pembelajaran juga
dapat memudahkan peserta didik dalam memudahkan untuk
belajar. Peserta didik juga dapat mudah untuk memahami materi
yang telah diberikan guru dari media pembelajaran.
Daryanto (2016:8) menyatakan bahwa media memiliki fungsi
yaitu sebagai berikut:
1) menyaksikan benda di masa lampau yang jarang didapatkan
dimasa kini,
38
2) mendengarkan suara yang tidak pernah didengarkan secara
langsung,
3) mengemati peristiwa dan kejadian di masa lampau untuk
diambilkan hikmahnya,
4) dapat lebih mudah untuk mengandaikan sesuatu,
5) dapat melihat sesuatu secara lambat dan cepat,
6) dapat mengamati proses mesin dan alat yang tidak bisa
dilihat baik secara langsung,
7) dapat melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu
alat,
8) bisa menjangkau audien dalam jumlah besar dan dapat
mengamati objek secara serempak,
9) dapat belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Menurut beberapa penjelasan di atas fungsi dari media
pembelajaran yaitu sebagai sarana bagi peserta didik dan guru
ketika berjalannya proses pembelajaran. Media memiliki
beberapa fungsi yang dapat membantu lancarnya proses
pembelajaran. Fungsi-fungsi media pembelajaran tersebut yang
akan membantu suatu proses pembelajaran agar dapat berjalan
dengan optimal.
d. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Menurut Daryanto (2016: 10) mengklasifikasikan media ke
dalam tujuh kelompok yaitu.
39
1) Audio: msuik, video.
2) Cetak: buku, modul, bahan ajar mandiri.
3) Visual diam: foto, slide, gambar
4) Visual gerak: film bisu, movie maker tanpa suara, video
tanpa suara.
5) Audio semi gerak: tulisan jauh bersuara
6) Audio visual diam: film rangkai suara, slide rangkai suara.
7) Audio visual gerak: film dokumenter.
Menurut Pribadi (2017: 29) menyebutkan jenis-jenis media
sebagai berikut.
1) media yang tidak diproyeksikan
2) media yang diproyeksikan
3) media audio
4) media video
5) media berbasis teknologi
6) multimedia kit.
Berdasarkan beberapa teori di atas jenis-jenis media
pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran terdapat beberapa jenis yaitu, media cetak, media
audio, media video gambar dan media berbasis multimedia.
Jenis-jenis media tersebut yang umumnya dipakai guru untuk
mengajar pada saat ini. Pada setiap jenis media tersebut dipakai
40
untuk pembelajaran sesuai dengan ketepatan media itu dengan
materi yang ingin diajarkan kepada peserta didik.
4. Hakikat Media Adobe Flash
a. Pengertian Media Adobe Flash
Menurut Windhiarta (2017: 71), Adobe Flash Merupakan
suatu perangkat lunak yang merupakan suatu sistem unggulan
dari adobe sistem. Adobe flash banyak digunakan sebagai salah
satu media yang menunjang peserta didik untuk belajar dan
meningkatkan hasil kemampuan dari peserta didik tersebut.
Adobe flash dirancang sesuai dengan kebutuhan pembuat adobe
flash. Agustin, dkk (2019: 33) mengemukakan adobe flash ialah
software mutlifungsi yang dapat membuat segala macam program
dan juga dapat membuat media pembelajaran.
Adobe flash merupakan suatu bentuk software yang
berfungsi untuk membuat segala hal yang berkaitan dengan
multimedia seperti kartun, animasi presentasi dan game. Menurut
Hidayatullah dalam Saputra, dkk (2020: 69) adobe flash memiliki
kemampuan untuk membuat gambar dan dapat berfungsi untuk
membuat media pembelajaran. Oleh karena itu adobe flash
berfungsi untuk membuat game juga bisa dimaksimalkan dengan
CD interaktif dan profil perusahaan.
41
b. Tampilan Software Adobe Flash Professional CS6
Adapun template Adobe Flash Professional CS6 yang sudah
berisi tentang materi teks anekdot terdapat pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Tampilan Awal Masuk
Pada bagian awal media pembelajaran yang peneliti buat
terdapat menu awal masuk terdapat tulisan Masuk yang
berfungsi untuk masuk ke dalam menu utama. Selain itu pada
tanda “i” berfungsi untuk melihat profil pengajar, dan terdapat
tombol suara yang berfungsi untuk mematikan dan
menghidupkan suara dan tombol yang berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikannya. Pada menu awal masuk juga
terdapat logo Universitas Muhammadiyah Jakarta. Media
pembelajaran adobe flash ini di desain dengan menggunakan
model flat desain agar dapat menarik perhatian peserta didik.
42
Gambar 2.2 Menu Utama
Pada bagian menu utama terdapat beberapa menu
yaitu Materi, Contoh teks anekdot, Tugas dan juga referensi.
Pada pojok kiri atas terdapat juga tombol untuk kembali ke
tampilan awal masuk. Jika di klik masing-masing tombol akan
muncul sesuai dengan apa yang di klik misalkan mengklik tombol
materi akan muncul pilihan menu materi.
Gambar 2.3 Tapilan Materi
Tampilan materi terdapat pengertian teks anekdot, manfaat
teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks anekdot dan juga
kaidah kebahasaan anekdot. Jika diklik masing-masing tombol
akan muncul materi teks anekdot yang telah ditampilkan. Pada
pojok kiri atas merupakan tombol menu utama yaitu berfungsi
untuk kembali ke menu utama.
43
Gambar 2.4 Contoh Teks Anekdot
Pada menu contoh teks anekdot tersebut terdapat dua menu
pilihan yaitu contoh pada teks anekdot dan juga struktur teks
anekdot. Contoh teks anekdot yang terdapat pada media adobe
flash yang berjudul Tukang Roti. Pada struktur teks anekdot juga
terdapat contoh dari masing-masing bagian struktur seperti
abtsraksi, orientasi, krisis, reaksi dan juga koda.
44
Gambar 2.5 Tugas dan Tes
Pada menu tugas tersebut terdiri dari tugas secara individu
dan juga tugas secara berkelompok. Pada tugas inilah yang menjadi
penelian peneliti untuk mengambil data. Tugas yang berisi tentang
pertanyaan uraian dan tes tertulis untuk menulis teks anekdot.
sesuai dengan model pembelajaran think talk write.
Gambar 2.6 Referensi
Pada menu referensi tersebut terdapat dua referensi yaitu dari
buku Bahasa Indonesia Kelas X SMA/SMK Kemendikbud 2017 dan
45
juga dari Internet. Penulis juga menuliskan nama dan juga NIM.
Terdapat juga kaitan kerja sama penulis dan sekolah tempat
meniliti.
Gambar 2.7 Profil Penulis
Kelebihan dan kekurangan adobe flash menurut Hidayatullah
dalam Saputra, dkk (2020: 70).
1) Pengguna dapat mudah berkreasi dan berekspresi sesuai
dengan keinginanya.
2) Adobe Flash dapat mengimpor dalam bentuk beberapa file.
3) Flash mampu membuat file yang dapat diinstal di dalam laptop
tanpa harus menginstallnya terlebih dahulu.
4) Font yang digunakan di dalam media tersebut tidak akan
berubah walaupun di komputer yang berbeda tidak memiliki
font tersebut.
5) Menggunakan dan pengoperisasian Adobe Flash yang sangat
mudah dilakukan siapa saja sehingga tidak akan menganngu
proses pembelajaran.
46
6) Adobe Flash dapat dikonvensi dalam bentuk beberapa file.
Kekurangan dari media adobe flash ialah terdapat banyak
tampilan dan juga pengaturan sehingga adobe flash sulit digunakan
dan tidak semua orang dapat menguasai adobe flash. Membuat
media adobe flash juga membutuhkan ketelitian dan juga
kesabaran karena mendesain satu persatu sesuai dengan
keinginan. Jika sudah mahir menguasi action scripts maka
pembuatan adobe flash terasa lebih mudah.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas keunggulan
dari Adobe Flash yaitu bisa digunakan untuk membuat animasi,
web dan sangat cocok untuk media pembelajaran. Kekurangan
yang terdapat pada adobe flash yaitu pengerjaannya yang
membutuhkan waktu yang lama. Adobe Flash umum digunakan
dalam bentuk swt:html:jpg dan lainya.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah metode pembelajaran
yang digunakan guru tidak langsung melibatkan peserta didik sebagai
subjek sehingga memiliki peran yang terbatas. Pada pembelajaran teks
anekdot kurang tepat jika dilakukan menggunakan metode pembelajaran
seperti ceramah yang hanya berpusat pada guru saja.
Pembelajaran teks anekdot harus menuntut peserta didik untuk
dapat berpikit realistis sehingga metode pembelajaran harus yang lebih
47
melibatkan langsung peserta didik pada proses pembelajaran sehingga
demikian dapat membuat peserta didik lebih mudah untuk memahami
materi teks anekdot dengan benar sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang sudah diharapkan. Berbagai permasalahan di atas maka peneliti
berusaha mencari solusi dengan menggunakan metode pembelajaran
Think Talk write berbantuan dengan media Adobe Flash diharapkan
mampu untuk untuk memecahkan masalah tersebut sehingga peserta
didik dapat memahami peningkatan keterampilan menulis teks anekdot.
Gambar 2.8
Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian
48
Sesuai dengan kerangka berpikir yang dikemukakan, maka dapat
diuraikan hipotesis sebagai berikut.
1. Sebelum diterapkan model think talk write berbantuan media adobe
flash, peserta didik kurang minat dan belum memahami
pembelajaran menulis teks anekdot.
2. Penerapan model think talk write berbantuan media adobe flash
memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan menulis teks anekdot.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Informatika
Ciputat. Alamat SMK Informatika Ciputat, Jalan W.R Supratman No.
50, Kelurahan Pondok Ranji, Kecematan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Kode Pos 15412, Telepon
(021) 74709198.
2. Waktu Penelitian
Pada penelitian ini direncanakan selama enam bulan.
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester ganjil
tahhun 2020/2021. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap
dan dalam waktu Desember 2019 sampai dengan Oktober 2020.
Untuk lebih jelas, tahapan penelitian dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Waktu penelitian
No.
Kegiatan
Bulan
Des
Jan Feb Mart Apr Mei Juni Juli Agus-Sep
Nov Des
-Jan
1. Penyerahan Proposal
2. Revisi BAB I
3. Revisi BAB II
4. Revisi BAB III
5. Revisi BAB IV
6. Revisi BAB V
50
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menngunakan jenis penelitian PTK (penelitian
tindakan kelas. Tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu bertujuan
sebagai pemecah masalah pembelajaran di kelas yang dilaukan guru
dan peserta didik. Penelitian tindakan kelas diterapkan untuk
penyempurnaan atau peningkatan suatu proses pembelajaran melalui
beberapa siklus (Aqib, 2017: 13).
Saat ini penelitian tindakan kelas menjadi tren untuk
meningkatkan pembelajaran di sekolah. Penelitian tindakan kelas
menjadi penting karena latar belakang penelitian ini adalah masalah
nyata yang dihadapi di kelas, baik masalah dalam konteks bagaimana
guru menyampaikan atau mentransfer ilmu maupun masalah bagaimana
peserta didik menerima transfer ilmu dari guru atau pendidik. Guru dan
peserta didik akan berinteraksi secara langsung dan berkelanjutan yang
pada gilirannya akan ditemukan langkah-langkah terbaik menuju
peningkatan kualitas pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara sistematis dan
struktur untuk memecahkan suatu masalah melalui serangkaian kegiatan
aktivitas dan hasilnya masalah itu dapat terpecahkan. Tujuan penelitian
kelas yaitu, untuk memperbaiki praktisi pembelajaran yang ada di kelas
agar lebih baik dari pada yang sudah-sudah. Penelitian tindakan kelas
yaitu bentuk penelitian yang berkelanjutan guna mendapatkan hasil yang
terbaik.
51
Menurut Sukidin dkk. Dalam Aqib (2017: 56) terdapat 4 (empat)
macam-macam bentuk penelitian tindakan kelas yaitu:
1. tindakan guru sebagai peneliti,
2. tindakan kolaboratif,
3. tindakan simultan, dan
4. tindakan sosial eksperimental. Keempat bentuk penelitian tindakan
tersebut memiliki persamaan dan perbedaan.
Kemis dan Tanggart dalam Gumanti, dkk. (2016: 256)
mengemukakan bahwa ptk merupakan penelitian refleksi diri dengan
melibatkan akseptor di dalam situasi sosial dalam upaya untuk
meningkatkan rasionalitas dan kebenaran dalam konteks sosial praktik
pendidikan. Metode pelitian ini mengikuti desain PTK model Kemmis dan
Tanggart dalam Gumanti, dkk. (2016: 256) dengan pola siklus yang
diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
1. Refleksi Awal
Pada refleksi awal yaitu bertujuan untuk mengumpulkan
informasi. Informasi ini yang bertujuan untuk mengenali atau
mengetahui situasi yang sebenarnya. Tahap ini adalah tahap awal
dalam penelitian. Selanjutkan dirumuskan fokus masalah untuk
merumuskan kerangka konseptual penelitian (Arikunto 2013: 19).
2. Penyusunan Perencanaan
Menurut Arikunto (2013: 17) penyusunan perencanaan adalah
suatu langkah yang dilakukan oleh seorang guru ketika akan memulai
52
tindakannya. Hendaknya seorang guru ketika akan memulai
pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan konsep dengan
membuat perencanaan dalam bentuk lisan.
3. Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas
merupakan proses mengamati dan mencermati suatu jalannya
pelasanaan tindakan, Arikunto (2013: 18). Observasi merupakan
gambaran yaitu lembar observasi yang telah dibuat dari tahap
sebelumnya yaitu tahap perencanaan. Artinya kegiatan pengamatan
wajib untuk menyertakan lembar observasi.
4. Refleksi
Refleksi atau peristiwa perenungan merupakan suatu langkah
untuk mengingat kembali kegiatan yang sebelumnya dilakukan
sebelumnya dilakukan oleh guru maupun peserta didik. Refleksi
merupakan suatu tindakan untuk memperoleh kesalahan dan
kelemahan dan cara memberbaiki konsep yang diterapkan pada
siklus sebelumnya.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur merupakan suatu tahapan atau langkah untuk
menyelesaikan suatu hal. Dalam penelitian prosedur dapat berarti
langkah untuk menyelesaikan suatu hal. Dalam prosedur dapat berarti
langkah untuk menyelesaikan sebuah penelitian. Arikunto (2013:1)
mengungkapkan bahwa prosedur penelitian dilakukan oleh seorang
53
peneliti secara rinci, teratur, dan sistematis agar tercapainya sebuah
tujuan penelitian.
1. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini ialah para peserta didik kelas X
tahun ajaran 2020-2021 di SMK Informatika Ciputat yang terdiri dari
30 orang peserta didik pada tiap kelasnya.
2. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:25) menyatakan bahwa penelitian
variabel terbagi menjadi beberapa jenis yang dapat dijadikan
sebagai titik fokus dalam mencari sebuah jawaban pada sebuah
permasalahan penelitian. Terdapat tiga variabel yaitu variabel
input, proses, dan output. Variabel input merupakan variabel yang
melibatkan objek, variabel proses merupakan salah satu variabel
yang dapat menjadi sebab dari sebuah perubahan atau juga
dikatakan variabel yang dapat memberikan pengaruh dan variabel
output merupakan variabel yang menjadi sebuah akibat.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel memiliki banyak variasi dan mampu untuk dijadikan
sebuah objek dalam penelitian sehingga variabel ini sangat
berperan penting dalam penelitian. Pada penelitian ini variabel yang
menjadi titik fokus untuk menjawab permasalahan yaitu:
54
a) Variabel Input: Peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat.
b) Variabel Proses: Model pembelajaran think talk write
berbantuan media pembelajaran Adobe Flash.
c) Variabel Output: Peningkatan kemampuan menulis teks
anekdot peserta didik.
3. Siklus Penelitian
Penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus, apabila siklus
pertama dan kedua tidak berhasil maka akan dilaksanakan siklus
ketiga. Pada setiap siklus terdirid dari empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan juga
refleksi. Pada setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang ingin dicapai.
4. Rencana Tindakan
Rencana atau langkah-langkah penelitian ini harus
terstruktur pada setiap siklusnya. Di bawah ini merupakan tahapan-
tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:
a) Prasiklus
Pada penelitian ini peneliti harus melakukan penelitian
terlebih dahulu yang disebut dengan penelitian awal istilah ini
dikenal dengan pra siklus. Pra siklus merupakan langkah
pertama yang dilakukan peneliti yang memiliki tujuan untuk
mendapatkan gambaran dari situasi pembelajaran di kelas.
Pada prasiklus ini peneliti meberikan teks menulis anekdot tanpa
55
adanya tindakan artinya peneliti belum menerapkan model dan
media pembelajaran. Setelah mendapatkan hasil dari prasiklus
kemudian akan di lakukan sebuah perencanaan tindakan dalam
kelas untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya.
b) Pelaksanaan tindakan
Pada siklus satu peneliti mulai merencanakan sebuah
tindakan berdasarkan hasil dari prasiklus yang telah peneliti
laksanakan sebelumnya. Hasil dari prasiklus tersebut
menunjukan kurangnya keterampilan menulis teks anekdot oleh
karena itu peneliti ingin melakukan perbaikan melalui tindakan
yaitu menggunakan metode model pembelajaran think talk write
berbantuan media Adobe Flash dengan harapan meningkatnya
keterampilan peserta didik dalam menulis teks anekdot.
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Keberhasilan proses belajar mengajar dalam penelitian ini
diukur malalui model pembelajaran think talk write berbantuan
media adobe flash untuk dapat memudahkan dalam menulis teks
anekdot.
56
E. Desain dan Prosedur Tindakan
Kemis dan Tanggart dalam Gumanti, dkk. (2016: 256)
mengemukakan bahwa ptk merupakan penelitian refleksi diri
dengan melibatkan akseptor di dalam situasi sosial dalam upaya
untuk meningkatkan rasionalitas dan kebenaran dalam konteks
sosial praktik pendidikan. Metode pelitian ini mengikuti desain PTK
model Kemmis dan Tanggart dalam Gumanti, dkk. (2016: 256)
dengan pola siklus yang diawali dengan perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
1. Refleksi Awal
Pada refleksi awal yaitu bertujuan untuk mengumpulkan
informasi yang bertujuan untuk mengenali atau mengetahui situasi
yang sebenarnya. Selanjutkan dirumuskan fokus masalah untuk
merumuskan kerangka konseptual penelitian (Arikunto 2013: 19).
2. Penyusunan Perencanaan
Menurut Arikunto (2013: 17) penyusunan perencanaan
adalah suatu langkah yang dilakukan oleh seorang guru ketika akan
memulai tindakannya. Hendaknya seorang guru ketika akan
memulai pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan konsep
dengan membuat perencanaan dalam bentuk lisan.
3. Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas
merupakan proses mengamati dan mencermati suatu jalannya
57
pelasanaan tindakan, Arikunto (2013: 18). Observasi merupakan
gambaran yaitu lembar observasi yang telah dibuat dari tahap
sebelumnya yaitu tahap perencanaan. Artinya kegiatan
pengamatan wajib untuk menyertakan lembar observasi.
4. Refleksi
Refleksi atau peristiwa perenungan merupakan suatu
langkah untuk mengingat kembali kegiatan yang sebelumnya
dilakukan sebelumnya dilakukan oleh guru maupun peserta didik.
Refleksi merupakan suatu tindakan untuk memperoleh kesalahan
dan kelemahan dan cara memberbaiki konsep yang diterapkan
pada siklus sebelumnya.
a) Desain Tindakan
Desain tindakan peneliti yang digunakan dalam penelitian yang
akan dilaksanakan melalui penerapan model think talk write
berbantuan media adobe flash untuk meningkatnya kemahiran
peserta didik dalam dalam menulis anekdot di kelas X SMK
Informatika Ciputat dengan menggunakan model yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart yang dimulai dari
perencanaan, pengamatan, pelaksanaan, dan refleksi.
58
Gambar Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2013:
137).
F. Teknik Pengambilan Data
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan unsur penelitian yang
memaparkan karakteristik suatu masalah yang ingin diteliti, dan
didapatkan dari masing-masing variabel. Berikut merupakan
definisi konseptual dalam penelitian ini:
a. Model Pembelajaran Think Talk Write
Model pembelajaran think talk write adalah model yang
mengharuskan peserta didik belajar secara berkelompok yang
59
terdiri dari 5-8 orang. Pada penelitian ini peserta didik diberikan
penjelasan mengenai model pembelajaran think talk write di
mana peserta didik harus berpikir secara cepat mengenai
materi (think) dan berdiskusi mengenai materi yang telah
diberikan oleh guru (talk) dan menuliskan hasil diskusi mereka
(write). Setelah itu peserta didik mempresentasikan hasil dari
diskusi mereka melalui video dan diberikan kepada guru atau
peneliti.
b. Keterampilan Menulis Teks Anekdot berbantuan Media Adobe
Flash
Menulis teks anekdot memerlukan beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu seperti tema dan judul teks anekdot,
struktur teks anekdot dan kaidah kebahasaan teks anekdot.
Struktur teks anekdot yaitu abstrak, orientasi, krisis, reaksi,
koda. Pada penelitian ini indikator menulis teks anekdot
sesuai dengan ketetapan tema, kaidah kebahasaan teks
anekdot dan struktur teks anekdot. Penilaian menulis teks
anekdot telah disesuaikan dengan rubrik penilaian teks
anekdot.
Penggunaan media pembelajaran adobe flash dalam
penelitian ini membantu peserta didik agar lebih mudah
dalam menulis teks anekdot. Peneliti memberikan media
adobe flash untuk di terapkan di gawai dan laptop milik
60
peserta dididk. Penggunaan media ini dapat membantu
peserta didik memahami materi mengenai teks anekdot dan
peserta didik dapat lebih mudah menulis teks anekdot sesuai
dengan struktur teks anekdot dan kaidah kebahasaan teks
anekdot.
2. Definisi Operasional
Berdasarkan definisi konseptual yang telah dipaparkan di
atas. Berikut ini merupakan definisi oprasional dalam penelitian
ini:
a. Keterampilan Menulis Teks Anekdot
Teks anekdot selalu dikaitkan dengan tanggapan
terhadap fenomena sosial yang terjadi di lingkungan
masyarakat. Sebuah teks yang merupakan sarana untuk
menyampaikan pesan dan kritikan terhadap fenomena sosial
yang sarat akan pesan yang tersirat. Rasa peka yang
dirasakan terhadap fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat sangat bagus untuk materi pembelajaran bahasa
Indonesia bagi peserta didik di sekolah. Anekdot memiliki
pesan moral dan makna di dalamnya walaupun teks anekdot
terlihat hanya teks yang humoris. Berikut merupakan indikator
siswa dalam menulis teks anekdot:
1) Peserta didik menentukan topik.
2) Peserta didik mencari bahan referensi.
61
3) Peserta didik menentukan pesan yang akan disampaikan
atau sindiran yang akan disampaikan.
4) Peserta didik menentukan unsur lucu/konyol/jengkel.
5) Peserta didik menentukan alur cerita berdasarkan
struktur teks anekdot.
6) Peserta didik mengembangkan teks anekdot.
b. Model Pembelajaran Think Talk Write
Model pembelajaran think talk write memiliki tiga
tahapan yaitu yang pertama adalah berifikir, di mana peserta
didik memikirkan konsep yang akan di kemukakan. Tahapan
kedua setelah itu peseta didik mengemukakan apa yang
dipikirkan. Tahapan yang terakhir yaitu peserta didik
mengutarakan dan menuliskan idel-ide yang diperoleh yang
berkaitan menggunakan materi yang sebelumnya dan
solusinya. Langkah-langkah menggunakan model ini ialah:
1) Guru memberikan soal yang harus dikerjakan sesuai
dengan pentujuk yang telah diberikan.
2) Peserta didik membaca lembar kerja yang telah diberikan
oleh guru (think).
3) Peserta didik berinteraksi dengan guru dan teman untuk
mendiskusikan lembar kerja yang telah diberikan (talk).
4) Peserta didik menuliskan pengetahuan dan pemahaman
ke dalam tulisan (write).
62
3. Kisi-kisi Intsrumen
Arikunto (2013: 205) menyatakan pengertian kisi-kisi intsrument
yaitu sebuah tabel yang dapat memberitahukan adanya sebuah
hubungan antara suatu hal yang dapat memberitahukan adanya
sebuah hubungan antara suatu hal yang terdapat dalam baris dan
suatu hal yang terdapat dalam kolom, artinya kisi-kisi ini dapat
memperhatikan rangkaian antara sebuah variabel yang diteliti dengan
sumber dan dari data yang diambil menggunakan metode yang
digunakan.
1. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
Sumber: diadaptasi dari Sudjana (2016:87)
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik
No. Aspek yang dinilai
1. Aktivitas peserta didik selama mengikuti KBM
2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat (bertanya)
3. Perilaku peserta didik selama pembelajaran
Sumber: diadaptasi dari Sudjana (2016:86)
No. Aspek yang dinilai
1. Kegiatan sebelum proses pembelajaran
2. Kegiatan inti dalam pembelajaran a. Penguasaan materi pembelajaran b. Penggunaan metode pembelajaran dalam mengajar c. Pemanfaatan sumber belajar atau media dalam
pembelajaran d. Penilaian proses dan hasil belajar
3. Kegiatan akhir pembelajaran
63
2. Kisi-kisi Instrumen Lembar Wawancara
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Guru Sebelum Tindakan
No. Aspek yang ditanyakan
Deskripsi Pertanyaan No
pertanyaan
1. Kesiapan guru sebagai pengajar
Bagaimana persiapan guru sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
1
2. Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi teks anekdot
Keterampilan berbahasa yang sulit dikuasai oleh peserta didik
2
Penyebab sulitnya menguasai keterampilan tersebut
3
Hasil peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
4
Langkah untuk mengatasi hambatan atau permasalahan dalam pembelajaran
5
Model pembelajaran apa yang digunakan untuk menghadapi kesulitan yang dialami?
6
Media apa yang digunakan dalam mengajar bahasa Indonesia?
7
Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik Sebelum Tindakan
No. Aspek yang ditanyakan
Deskripsi pertanyaan No
pertanyaan
1. Kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
Bagaimana persiapan anda sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia
1
2. Hasil peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
Bagaimana nilai dalam pembelajaran bahasa Indonesia
2
Alasan dan nilai yang telah diperoleh
3
3. Cara peserta didik dalam belajar
Cara peserta didik dalam belajar bahasa Indonesia
4
Keikutsertaan peserta didik dalam tes atau lomba di luar sekolah
5
Pengetahuan tentang pembelajaran think talk write dan media adobe flash
64
Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Guru setelah tindakan
No. Aspek yang ditanyakan
Deskripsi pertanyaan No
pertanyaan
1. Tanggapan guru terhadap model pembelajaran think talk write dan media pembelajaran Adobe Flash
Tanggapan guru setelah diadakan tindakan
1
Hambatan guru bila melakukan tindakan
2
Kelebihan atau keefektifan dari penerapan model think talk write yang berbantuan dengan media pembelajaran adobe flash
3
Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik setelah tindakan
No. Aspek yang ditanyakan
Deskripsi pertanyaan No
Pertanyaan
1. Tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran think talk write dan media pembelajaran Adobe Flash
Motivasi peserta didik terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think talk write dan media pembelajaran Adobe Flash
1
Peningkatan menulis teks anekdot peserta didik setelah diterapkantindakan
2
Sumber: Kisi-kisi Wawancara ini diadaptasi dari Sudjana (2016: 70)
3. Kisi-kisi Instrumen Tes
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Tes Kongnitif Peserta Didik
No Variabel Materi Indikator
Instrumen Soal
Skor Maksimal
1 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur
Struktur teks anekdot dan unsur kebahasaan teks
Peserta didik dapat menulis teks anekdot.
Dapat menentukan isi teks anekdot .
30
Peserta didik mampu menulis teks anekdot
Dapat membuat teks anekdot dengan
30
65
Sumber: (Suherli, Dkk. 2017:132)
Tabe 3.9 Kisi-kisi Instrumen Tes Afektif Peserta Didik
No. Aspek yang dinilai
1. Peserta didik memperhatikan guru saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa yang sopan.
3. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan dan diperintahkan oleh guru.
4. Peserta didik selalu hadir pada saat pembelajaran berlangsung.
5. Peserta didik mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
Sumber: diadaptasi dari Sudjana (2016:82)
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Tes Psikomotorik Siswa
No Aspek yang dinilai
1. Peserta didik diminta untuk menganjukan pertanyaan.
2. Peserta didik berani mengungkapkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.
3. Peserta didik turut berpartisipasi atas tugas yang diberikan oleh guru dan
mengerjakannya.
4. Peserta didik berani untuk memaparkan hasil kerjan.
5. Peserta didik mampu untuk mengajukan pendapat atau komentar atas hasil
orang lain.
Sumber: diadaptasi dari Sudjana (2016:80)
dan kebahasaan.
anekdot.
memperhatikan abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, koda. Kebahasaan seperti penggunaan pertanyaan retorik, pengunaan proses material, penggunaan konjungsi temporal, penggunaan keterangan waktu lampau
menggunakan struktur teks.
Dapat membuat teks anekdot dengan menggunakan unsur kebahasaan.
30
66
3. Jenis Intsrumen
Instrumen penelitian merupakan suatu alat untuk
mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan mengamati data-
data secara objektif dan juga sistematis yang bertujuan untuk
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.
Pada penelitian ini terdapat tiga jenis tindakan yaitu.
1. Observasi
Sugiyono (2017: 137) Observasi atau pengamatan yaitu
suatu teknik pengumpulan data dengan cara langsung untuk
meneliti suatu objek. Pada tahap ini peneliti mengamati objek
tentang hal yang diteliti. Peneliti juga mengamati suatu proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2017: 137) suatu teknik pengumpulan
data dengan cara mengajukan pertanyaan baik secara lisan
maupun tulisan langsung kepada objek yang akan diteliti. Pada
tahap wawancara peneliti mewawancarai secara acak.
Sehingga Peneliti mendapatkan hasil yang diinginkan.
3. Tes
Tes bersifat mengukur artinya upaya untuk mengukur
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dan pada hasilnya.
Pada tahap tes yang menjadi acuan untuk penilaian. Pada
penelitian ini peneliti memililih tahap tes yaitu tes tertulis.
67
G. Teknik Analisis Data
Data dianalisis berdasarkan teknik pengumpulan data yang
dilakukan kepada peserta didik selama kegiatan pembelajaran di
kelas. Hasil dari informasi pada setiap butir soal yang mana diamati
akan dihitung dengan persentase. Untuk menghitung presentase
menggunakan rumus sebagai berkut.
1. Rata-rata
Menurut Sudjana (2016: 109) “Mean atau rata-rata diperoleh
dengan menjumlahkan skor dibagi dengan banyaknya siswa”.
Secara sederhana rumusnya adalah:
Keterangan: X = rata-rata (mean)
= jumlah seluruh skor
= banyaknya subjek
2. Persentase
x 100%
Keterangan: X = rata-rata (mean)
= jumlah seluruh skor
= banyaknya subjek
100 = Bilangan tetap
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di bulan November sampai
dengan Desember 2020, pada peserta didik kelas X OTKP SMK
Informatika Ciputat, dengan jumlah sebanyak 42 peserta didik, dan
dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu siklus l dan ll. Penelitian ini
dilaksanakan masih pada masa pandemi covid 19, sehingga
penelitian ini dilaksanakan secara daring. Hal ini berdasarkan surat
dari Kemendikbud No 4 tahun 2020 yang menyatakan bahwa
pembelajaran di masa pandemi harus dilaksanakan secara BDR
(Belajar Dari Rumah) dengan tujuan melindungi warga satuan
pendidikan dari virus corona, tetapi tetap memberikan hak kepada
setiap anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan sesuai
dengan jenjangnya.
Keputusan Kemendikbud untuk melaksanakan pebelajaran
secara BDR (Belajar Dari Rumah) ini mempengaruhi proses
pelaksanaan penelitian. Penelitian yang seharusnya dilaksanakan
secara langsung tatap muka dengan siswa, kini dilaksanakan juga
secara daring (dalam jaringan). Pada masa pendemi covid 19 ini
Kemendikbud juga mengeluarkan kurikulum darurat, yaitu kurikulum
yang tetap mengacu kepada kurikulum nasional tetapi setiap sekolah
diberi kesempatan untuk menyerdehanakan kurikulum secara
69
mandiri. Tujuannya agar siswa tidak merasa dibebani, karena
dituntut untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum. Pada masa
pandemi covid SMK Informatika Ciputat megikuti peraturan dari
Kemendikbud yaitu melaksanakan pembelajaran dari rumah. Dalam
rangka menyederhanakan kurikulum dengan kondisi pandemi covid
19 ini, SMK Informatika Ciputat juga mengurangi jadwal
pembelaaran yaitu semua mata pelajaran menjadi 1 jam dalam satu
minggu. Hal ini menyebabkan peneliti harus mengikuti kebijakan dari
sekolah dalam melaksanakan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan dalam 3 kali pertemuan disetiap siklusnya. Berikut
merupakan jadwal pelaksanaan penelitian dari setiap siklus.
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Tahap Pelaksanaan Jadwal Kegiatan
1. Prasiklus
11-12 November 2020
11 November 2020
12 November 2020
2. Siklus l
17-18 November 2020
17 November 2020
18 September 2020
3. Siklus ll
25-26 November 2020
25 November 2020
70
26 November 2020
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data Pra Siklus
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas X SMK
Informatika Ciputat pada tanggal 2-12 November. Pada pengambilan
data pra siklus ini dilakukan melalui pembelajaran secara daring
dengan menggunakan google meet dan juga melalui aplikasi chatting
whatsapp.
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perecanaan ini, peneliti menganalisis terlebih
dahulu buku yang akan digunakan dan media serta model yang
digunakan, serta berdiskusi dengan guru bahasa Indonesia yaitu
Ibu Via Hapsari, M.Pd. Pada tahap pra siklus ini Ibu Via
merekomendasikan google classroom sebagai media bantuan
pengganti kelas, karena menurut Beliau google classroom
merupakan media pengganti kelas yang mudah diakses oleh
seluruh siswa. Pada tahap perencanaan prasiklus ini peneliti juga
berdiskusi dengan Ibu Via Hapsari, M. Pd dalam menyusun RPP
(Rencana Pelaksanaan Pebelajaran) yang sesuai dengan masa
pandemi covid 19, dari mulai proses pembelajaran secara daring
hingga alokasi waktu yang sesuai pada masa pandemi covid 19.
71
b. Pelaksanaan Tindakan
Pra siklus ini dilaksanakan dengan menggunakan google
classroom. Nama kelas yang terdapat pada google classroom
yaitu “Bahasa Indonesia Kelas X”, setelah itu peneliti membuat
media pembelajaran menggunakan power point. Peneliti
membagikan tautan di google classroom yang berisikan mengenai
akses untuk bergabung ke google classroom untuk memulai
pembelajaran mengenai materi teks anekdot yang telah peneliti
buat di power point.
Sebelum pembelajaran berlangsung yang pertama peneliti
melakukan absensi terlebih dahulu dengan cara siapa saja
peserta didik yang telah bergabung dalam kelas pembelajaran
bahasa Indonesia dengan materi teks anekdot yang dilakukan
secara tatap muka melalui google meet (Daring). Setelah peneliti
melakukan absensi peneliti menjelaskan materi teks anekdot
mengenai pengertian, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks anekdot
dan contoh teks anekdot. Setelah melakukan penjelasan peneliti
membuka sesi untuk tanya jawab mengenai materi yang sudah
peneliti jelaskan. Setelah melakukan tanya jawab, peneliti
memberi kesempatan peserta didik untuk membuat teks teks
anekdot dengan tema kebudayaan. Pembelajaran dilaksanakan
selama satu jam, sesuai dengan jadwal yang telah disediakan
oleh sekolah, dan pengumpulan tugas menulis teks persuasi yang
72
diberikan kepada siswa, dikumpulkan lewat japri (Jaringan
Pribadi) di luar waktu pembelajaran.
c. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan dengan
perencanaan. Observer mengamati seluruh kegiatan dan
mencatatnya pada lembar observasi yang telah disiapkan yaitu
melihat hasil menulis teks anekdot yang dibuat oleh peserta didik.
Setelah semua sudah dijelaskan, peserta didik menulis teks
anekdot. Ketika menjelaskan materi teks anekdot, ada beberapa
peserta didik yang tidak memperhatikan sehingga guru
menegurnya. Proses pembelajaran berjalan dengan baik tetapi
banyak peserta didik yang belum memahami materi teks anekdot
dan sulit membuat teks anekdot.
Tabel 4.2
Nilai Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Pra siklus
No Nama Peserta
Didik
Nilai Tingkat
Keberhasilan
1. AF 60 Belum Tuntas
2. AS 65 Belum Tuntas
3. ASY 60 Belum Tuntas
4. APP 60 Belum Tuntas
5. DRRH 60 Belum Tuntas
6. IV 50 Belum Tuntas
7. MF 20 Belum Tuntas
8. MFES 30 Belum Tuntas
9. MHAS 40 Belum Tuntas
10. MIS 50 Belum Tuntas
11. NA 60 Belum Tuntas
12. RG 50 Belum Tuntas
13. S 60 Belum Tuntas
73
14. SWA 50 Belum Tuntas
15. AM 60 Belum Tuntas
16. AZ 60 Belum Tuntas
17. APP 50 Belum Tuntas
18. AW 60 Belum Tuntas
19. ARD 60 Belum Tuntas
20. BL 50 Belum Tuntas
21. DFM 55 Belum Tuntas
22. FH 75 Tuntas
23. FF 75 Tuntas
24. IK 60 Belum Tuntas
25. JS 50 Belum Tuntas
26. KJC 30 Belum Tuntas
27. KPK 75 Tuntas
28. MTP 60 Belum Tuntas
29. MZMP 60 Belum Tuntas
30. MDH 60 Belum Tuntas
31. MRS 60 Belum Tuntas
32. NR 35 Belum Tuntas
33. NRP 60 Belum Tuntas
34. NYA 60 Belum Tuntas
35. PZJDP 60 Belum Tuntas
37. PS 60 Belum Tuntas
38. RA 60 Belum Tuntas
39 RJ 60 Belum Tuntas
40. RH 60 Belum Tuntas
41. SSP 60 Belum Tuntas
42. WNH 75 Tuntas
Total Skor 2150
Ketuntasan pada pra siklus 4 peserta didik sedangkan yang
tidak tuntas 38 peserta didik. Nilai menulis teks anekdot peserta didik
yang dicapai peserta didik pada penelitian prasiklus. Peneliti
mengurutkan nilai dari tertinggi sampai terendah. Adapun urutan nilai
74
peserta didik dari yang tertinggi hingga terendah dapat dilihat dari
tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3 Nilai Menulis Puisi Prasiklus Berdasarkan Tingkatan
No Nama Peserta
Didik
Nilai Tingkat
Keberhasilan
1. FH 75 Baik
2. FF 75 Baik
3. KPK 75 Baik
4. WNH 75 Baik
5. AS 65 Cukup
6. AF 60 Cukup
7. ASY 60 Cukup
8. APP 60 Cukup
9. DRRH 60 Cukup
10. NA 60 Cukup
11. S 60 Cukup
12. AM 60 Cukup
13. AZ 60 Cukup
14. AW 60 Cukup
15. ARD 60 Cukup
16. IK 60 Cukup
17. MTP 60 Cukup
18. MZMP 60 Cukup
19. MDH 60 Cukup
20. MRS 60 Cukup
21. NRP 60 Cukup
22. NYA 60 Cukup
23. PZJDP 60 Cukup
24. PS 60 Cukup
25. RA 60 Cukup
26. RJ 60 Cukup
27. RH 60 Cukup
28. SSP 60 Cukup
29. DFM 55 Kurang
30. IV 50 Kurang
31. MIS 50 Kurang
32. RG 50 Kurang
33. SWA 50 Kurang
34. APP 50 Kurang
35. BL 50 Kurang
37. JS 50 Kurang
75
38. MHAS 40 Kurang
39 NR 35 Kurang
40. MFES 30 Sangat Kurang
41. KJC 30 Sangat Kurang
42. MF 20 Sangat Kurang
Berdasarkan tabel diatas bahwasannya penilaian prasiklus
peserta didik memperoleh nilai tertinggi 75. Sedangkan pada nilai
yang terendah adalah 20. Adapun nilai peserta didik dari tertinggi
dan terendah dapat dilihat dari grafik berikut ini
Diagram 4.1 Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Pra siklus
Presentase Tuntas:
Jumlah siswa yang tuntas × 100% = 4 × 100%= 10% Jumlah siswa 42
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
76
Presentase Tidak Tuntas:
Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100% = 38 × 100%= 90%
Jumlah siswa 42
Tabel 4.4 Nilai Menulis Anekdot Pra siklus Perkatagori
No Nama Peserta Didik
Katagori Jumlah
A1 B1 C1 D1 E1
1. AF 10 15 10 15 10 60
2. AS 10 15 10 15 15 65
3. ASY 10 15 15 10 10 60
4. APP 10 15 10 15 10 60
5. DRRH 10 15 10 15 10 60
6. IV 10 10 10 10 10 50
7. MF 0 0 0 10 10 20
8. MFES 0 10 10 10 0 30
9. MHAS 10 10 10 10 0 40
10. MIS 10 10 10 10 10 50
11. NA 10 15 15 10 10 60
12. RG 10 10 10 10 10 50
13. S 10 15 10 15 10 60
14. SWA 10 10 10 10 10 50
15. AM 10 15 10 15 10 60
16. AZ 10 15 10 15 10 60
17. APP 10 10 10 10 10 50
18. AW 10 15 10 15 10 60
19. ARD 10 15 10 15 10 60
20. BL 10 10 10 10 10 50
21. DFM 10 15 10 10 10 55
22. FH 10 15 10 20 20 75
23. FF 10 15 10 20 20 75
24. IK 10 15 10 15 10 60
25. JS 10 10 10 10 10 50
26. KJC 10 0 0 10 10 30
27. KPK 10 15 10 20 20 75
28. MTP 10 15 10 15 10 60
77
29. MZMP 10 15 10 15 10 60
30. MDH 10 15 10 15 10 60
31. MRS 10 15 10 15 10 60
32. NR 10 10 5 10 10 35
33. NRP 10 15 10 15 10 60
34. NYA 10 15 10 15 10 60
35. PZJDP 10 15 10 15 10 60
37. PS 10 15 10 15 10 60
38. RA 10 15 10 15 10 60
39 RJ 10 15 10 15 10 60
40. RH 10 15 10 15 10 60
41. SSP 10 15 10 15 10 60
42. WNH 10 15 10 20 20 75
Nilai tertinggi
75
Nilai terendah 30
Jumlah ketuntasan 3
Total skor 2150
A1: Ketepatan isi dengan tema
B1: Ketetapan judul dengan isi
C1: Kelengkapan isi dan struktur teks anekdot
D1: Tata kebahasaan teks anekdot
E1: Kemenarikan anekdot
Rata-rata:
Total skor yang diperoleh = 2150 = 51,19
Jumlah siswa 42
Berdasarkan data perolehan nilai dari 42 peserta didik dalam
menulis teks anekdot dapat terlihat bahwa pada tahap sebelum
dilakukannya sebuah tindakan, peserta SMK Informatika Ciputat
memperoleh skor nilai rata-rata rendah, yaitu 51,19, dengan skor
78
terendah 20 dan skor tertinggi 75. Hal ini dikarenakan pada saat
peneliti menerangkan materi banyak peserta didik yang belum
memahami sepenuhnya materi, kendala yang peneliti hadapi juga
banyak peserta didik yang tidak menyalahkan kamera pada saat
pembelajaran, hal ini lah yang mempengaruhi hasil menulis teks
anekdot peserta didik. Nilai rata-rata perolehan skor tersebut masih
jauh di bawah KKM. Oleh karena itu berdasarkan hasil tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum dilakukannya sebuah
tindakan dalam pembelajaran menulis teks anekdot, peserta didik
memperoleh skor nilai rendah dan di bawah KKM.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilakukan peneliti untuk menganalisis hasil
dari pelaksanaan tindakan pra siklus. Analisis tersebut digunakan
untuk memperbaiki hasil penelitian yang masih kurang dan
mempersiapkan langkah kegiatan penelitian siklus I.
Hasil dari pengamatan peserta didik pada prasiklus
bahwasannya pada proses pembelajaran menulis teks anekdot
yang belum menggunakan model dan media belum mencapai
KKM (75) hanya ada beberapa orang yang sudah mencapai KKM
yaitu terdapat 4 peserta didik dengan presentase 9,5% yang
tuntas. Peserta didik sulit untuk memahami materi teks anekdot
sehingga penelitian harus melaksanakan tindakan lanjut atau
siklus I dengan model pembelajaran think talkw write berbantuan
79
adobe flash untuk memperbaiki nilai peserta didik yang belum
tuntas guna memperoleh hasil yang memuaskan.
2. Data Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap siklus l ini, peneliti menyusun perencanaan untuk
melakukan tindakan secara daring (dalam jaringan). Berikut
merupakan tahap perencanaan dalam pelaksanaan siklus l.
1) Berdiskusi dengan Ibu Via Hapsari, M.Pd. selaku guru
bahasa Indonesia, dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajarn (RPP) yang lebih baik dari tahap prasiklus,
sebagai bahan acuan atau sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian pada siklus l
2) Membagikan file yang berisi install media adobe flash,
peserta didik harus meninstal media adobe flash di gawai dan
laptop milik peserta didik. Pada tahap siklus I ini google
classroom hanya digunakan siswa untuk membagikan media
pembelajaran, setelah itu peneliti membagikan tautan google
meet untuk bergabung dan memulai pembelajaran.
3) Menyiapkan instrumen penelitian, seperti instrumen
penilaian, observasi, wawancara dan peneliti juga
menyiapkan dokumentasi untuk memperkuat data dalam
penelitian ini.
80
b. Pelaksanaan Tindakan
Pendahuluan, guru memberikan salam dan berdoa
bersama sebelum pembelajaran dimulai, guru membuat kelompok
yang terdiri dari 7 orang lalu guru memberikan pertanyaan kepada
peserta didik, masing-masing kelompok. Setelah itu guru
memberikan pengertian mengenai model pembelajaran think talk
write dan menanyakan kepada peserta didik apakah mengetahui
tentang model pembelajaran think talk write. Guru memberikan
model pembelajaran think talk write agar peserta didik mengulas
pembelajaran teks anekdot dengan cara yang berbeda.
Kegiatan Inti, guru menggunakan model pembelajaran
think talk write dalam mengulas pembelajaran yang telah
diberikan sebelumnya. Tujuannya agar peserta didik lebih
memahami pengertian teks anekdot, struktur teks anekdot serta
unsur kebahasaan teks anekdot. Guru memberikan waktu yang
sudah ditentukan kepada peserta didik untuk membaca kembali
materi teks anekdot yang telah diberikan.
Ketika waktu sudah habis, kelompok yang sudah dibuat,
mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru lalu masing-
masing kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh
guru yaitu menulis teks anekdot dengan menggunakan model
pembelajaran think talk write. Peserta didik semangat dalam
81
pembelajran dan memahami materi teks anekdot yang telah
diberikan.
c. Observasi
Selama melaksanakan tindakan dengan model think talk
write dalam pembelajaran menulis teks anekdot, peneliti
melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan
menulis teks anekdot. Hasil pengamatan tersebut kemudian
dianalisi data sebaga bentuk tindakan dengan menghitung hasil
kenaikan siklus I untuk melihat peningkatan keterampilan menulis
teks anekdot menggunakan model pembelajaran think talk write.
Berikut hasil menulis teks anekdot.
Hasil tes menulis teks anekdot pada siklus l ini yaitu tes
unjuk kerja berdasarkan aspek penilaian yang telah ditentukan,
dan dipaparkan pada Bab lll . Berikut merupakan hasil menulis
teks persuasi pada siklus l.
Tabel 4.5
Nilai Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Siklus I
No Nama Peserta
Didik
Nilai Tingkat
Keberhasilan
1. AF 70 Belum Tuntas
2. AS 70 Belum Tuntas
3. ASY 70 Belum Tuntas
4. APP 70 Belum Tuntas
5. DRRH 70 Belum Tuntas
6. IV 65 Belum Tuntas
7. MF 70 Belum Tuntas
8. MFES 65 Belum Tuntas
9. MHAS 70 Belum Tuntas
82
10. MIS 70 Belum Tuntas
11. NA 70 Belum Tuntas
12. RG 70 Belum Tuntas
13. S 70 Belum Tuntas
14. SWA 65 Belum Tuntas
15. AM 70 Belum Tuntas
16. AZ 70 Belum Tuntas
17. APP 65 Belum Tuntas
18. AW 70 Belum Tuntas
19. ARD 80 Tuntas
20. BL 80 Tuntas
21. DFM 75 Tuntas
22. FH 80 Tuntas
23. FF 80 Tuntas
24. IK 65 Tuntas
25. JS 80 Tuntas
26. KJC 80 Tuntas
27. KPK 85 Tuntas
28. MTP 80 Tuntas
29. MZMP 80 Tuntas
30. MDH 75 Tuntas
31. MRS 80 Tuntas
32. NR 75 Tuntas
33. NRP 75 Tuntas
34. NYA 80 Tuntas
35. PZJDP 80 Tuntas
37. PS 75 Tuntas
38. RA 75 Tuntas
39 RJ 75 Tuntas
40. RH 75 Tuntas
41. SSP 75 Tuntas
42. WNH 75 Tuntas
Total Skor 2770
Ketuntasan pada prasiklus 24 peserta didik sedangkan yang
tidak tuntas 18 peserta didik. Nilai menulis anekdot peserta didik yang
dicapai peserta didik pada penelitian siklus I. Peneliti mengurutkan
83
nilai dari tertinggi sampai terendah. Adapun urutan nilai peserta didik
dari yang tertinggi hingga terendah dapat dilihat dari tabel tersebut.
Tabel 4.6
Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus I Berdasarkan Tingkatan
No Nama Peserta
Didik
Nilai Tingkat
Keberhasilan
1. KPK 85 Sangat Baik
2. ARD 80 Sangat Baik
3. BL 80 Sangat Baik
4. FH 80 Sangat Baik
5. FF 80 Sangat Baik
6. JS 80 Sangat Baik
7. KJC 80 Sangat Baik
8. MTP 80 Sangat Baik
9. MZMP 80 Sangat Baik
10. MRS 80 Sangat Baik
11. NYA 80 Sangat Baik
12. PZJDP 80 Sangat Baik
13. DFM 75 Baik
14. MDH 75 Baik
15. NR 75 Baik
16. NRP 75 Baik
17. PS 75 Baik
18. RA 75 Baik
19. RJ 75 Baik
20. RH 75 Baik
21. SSP 75 Baik
22. WNH 75 Baik
23. AF 70 Baik
24. AS 70 Baik
25. ASY 70 Baik
26. APP 70 Baik
27. DRRH 70 Baik
28. MF 70 Baik
29. MHAS 70 Baik
30. MIS 70 Baik
31. NA 70 Baik
32. RG 70 Baik
33. S 70 Baik
34. AM 70 Baik
84
35. AZ 70 Baik
37. AW 70 Baik
38. IV 65 Cukup
39 MFES 65 Cukup
40. SWA 65 Cukup
41. APP 65 Cukup
42. IK 65 Cukup
Berdasarkan tabel diatas bahwasannya tingkatan penilaian
siklus I pada peserta didik memperoleh nilai tertinggi 85 sedangkan
yang terendah 65. Peserta didik yang memperoleh tingkatan sangat
baik yaitu 12 peserta didik dan 24 peserta didik mendapatkan nilai
baik, serta 5 peserta diidk mendapat nilai cukup. Adapun penilaian
menulis anekdot dari terendah dan tertinggi dapat dilihat dari grafik
berikut ini.
Diagarm 4.2
Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Siklus I
0102030405060708090
AF
ASY
DR
RH
MF
MH
AS
NA S
AM
AP
P
AR
D
DFM FF JS
KPK
MZM
P
MR
S
NR
P
PZJD
P
RA
RH
W
NH
Pra Siklus Siklus I Series 3
85
Presentase Tuntas:
Jumlah siswa yang tuntas × 100% = 24 × 100%= 58% Jumlah siswa 42
Presentase Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100% = 18 × 100%= 42%
Jumlah siswa 42
Tabel 4.7 Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus I Berdasarkan Katagori
No Nama Peserta Didik
Katagori Jumlah
A1 B1 C1 D1 E1
1. AF 10 10 10 20 20 70
2. AS 10 10 10 20 20 70
3. ASY 10 10 10 20 20 70
4. APP 10 10 10 20 20 70
5. DRRH 10 10 10 20 20 70
6. IV 5 15 20 10 10 65
7. MF 20 10 20 10 10 70
8. MFES 5 15 20 10 10 65
9. MHAS 10 20 20 10 10 70
10. MIS 10 20 20 10 10 70
11. NA 10 20 20 10 10 70
12. RG 10 20 20 10 10 70
13. S 10 20 20 10 10 70
14. SWA 5 15 20 10 10 65
15. AM 10 10 10 20 20 70
16. AZ 10 10 10 20 20 70
17. APP 5 15 20 10 10 65
18. AW 10 20 20 10 10 70
19. ARD 20 20 10 20 10 80
20. BL 20 20 10 20 10 80
21. DFM 15 15 15 20 10 75
22. FH 20 20 10 20 10 80
23. FF 20 20 10 20 10 80
86
24. IK 15 5 20 10 10 65
25. JS 20 20 10 20 10 80
26. KJC 20 20 10 20 10 80
27. KPK 20 15 20 10 20 85
28. MTP 20 20 10 20 10 80
29. MZMP 20 20 10 20 10 80
30. MDH 15 15 15 20 10 75
31. MRS 20 20 10 20 10 80
32. NR 20 10 15 15 15 75
33. NRP 15 15 15 20 10 75
34. NYA 20 20 10 20 10 80
35. PZJDP 20 20 10 20 10 80
37. PS 20 10 15 15 15 75
38. RA 20 10 15 15 15 75
39 RJ 20 10 15 15 15 75
40. RH 20 10 15 15 15 75
41. SSP 20 10 15 15 15 75
42. WNH 20 10 15 15 15 75
Nilai tertinggi 85
Nilai terendah 65
Jumlah ketuntasan 24
Total skor 2770
A1: Ketepatan isi dengan tema
B1: Ketetapan judul dengan isi
C1: Kelengkapan isi dan struktur teks anekdot
D1: Tata kebahasaan teks anekdot
E1: Kemenarikan anekdot
Rata-rata:
Total skor yang diperoleh = 2770 = 65,95
Jumlah siswa 42
87
Berdasarkan data perolehan nilai dari 42 peserta didik dalam
menulis teks anekdot dapat terlihat bahwa pada tahap sebelum
dilakukannya sebuah tindakan, peserta SMK Informatika Ciputat
memperoleh skor nilai rata-rata rendah, yaitu 65,95, dengan skor
terendah 65 dan skor tertinggi 85. Peningkatan yang terjadi sudah
cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa peserta didik yang
mendapatkan nilai di bawah KKM. Kendala yang peneliti hadapi
pada saat Siklus I yaitu pada saat menjelaskan materi banyak
peserta didik yang kurang memperhatikan dan banyak peserta didik
yang tidak menaktifkan kamera.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi dilakukan peneliti untuk menganalisis hasil
dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Analisis tersebut
digunakan untuk memperbaiki hasil penelitian yang masih kurang
dan mempersiapkan langkah kegiatan penelitian siklus II. Hasil
dari pengamatan peserta didik pada siklus I bahwasannya pada
proses pembelajaran menulis anekdot menggunakan model
pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash.
Pembelajaran materi teks anekdot ada beberapa peserta
didik yang belum mencapai nilai KKM sehingga penelitian siklus I
masih kurang baik. Berdasarkan penelitian siklus I maka peneliti
harus melaksanakan tindakan lanjut atau siklus II dengan model
pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash untuk
88
memperbaiki nilai peserta didik yang belum tuntas guna
memperoleh hasil yang baik.
3. Data Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap ini terdapat beberapa tahapan yang harus
dipersiapkan peneliti dengan segala perbaikan dari siklus l yaitu:
1) Berdiskusi dengan guru bahasa Indonesia perihal pembuatan
RPP secara tatap muka di kondisi pandemi virus corona,
sebagai pedoman dalam penelitian pada tahap siklus ll.
2) Menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan
3) Mempersiapkan langkah dalam penggunaan metode
pembelajaran berbasis masalah, dan media bowlnas.
4) Menyiapkan instrumen penelitian, seperti instrumen
penilaian, observsi, wawancara, dan peneliti juga
menyiapkan dokumentasi untuk memperkuat data dalam
penelitian ini.
Guru menggunakan model pembelajaran think talk write
berbantuan adobe flash. Guru dan peserta didik mengulas materi
teks anekdot yang telah dibahas pada siklus I. peserta didik
membuat teks anekdot dengan memperhatikan struktur teks
anekdot dan juga kebahasaan teks anekdot.
89
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menggunakan
model pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash.
Pembelajaran siklus II yang menggunakan model pembelajaran
think talk write berbantuan adobe flash dilaksanakan agar dapat
memperbaiki kemampuan menulis teks anekdot peserta didik.
Aktivitas yang dilakukan peserta didik dicatat pada lembar
observasi siklus II langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
pembelajaran menulis teks anekdot disusun secara sistematis.
Pendahuluan, guru memberi salam dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran. Guru mengulas sedikit materi yang sudah
diberikan dengan membacakan materi mengenai teks anekdot.
Guru meminta peserta didik untuk membacakan materi yang telah
dimiliki masing-masing oleh peserta didik yaitu berupa aplikasi
adobe flash. Kegiatan inti, guru mengulas materi teks anekdot
kemudian peserta didik secara berkemlompok mengerjakan tugas
yang telah diberikan guru melalui apliaksi adobe flash, kemudian
peserta didik mengerjakan teks anekdot dengan memperhatikan
struktur teks dan juga unsur kebahasaan teks anekdot.
Setelah itu guru menanyakan kepada peserta didik
hambatan dan juga kesulitan dalam materi teks anekdot melalui
pembelajaran virtual menggunakan aplikasi google meet dan
aplikasi chatting whatsapp peserta didik memperhatikan,
90
memahami, dan mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Kegiatan penutup guru dan peserta didik menyimpulkan
pembelajaran dan menutup dengan mengucapkan Alhamdulillah.
c. Observasi
Pada tahap pengamatan ini peneliti mengamati proses
perbaikan dari siklus l. Tahap ini dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan pada siklus ll. Pada tahap ini
peneliti mengamati proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan
bantuan media adobe flash, serta hasil menulis teks anekdot
peserta didik. Berikut ini merupakan hasil menulis teks persusi
tiga orang siswa di kelas X SMK Informatika Ciputat. Berikut
adalah hasil analisis hasil kerja peserta didik pada siklus II.
Hasil tes menulis teks anekdot pada siklus l ini yaitu tes
unjuk kerja berdasarkan aspek penilaian yang telah ditentukan,
dan dipaparkan pada Bab lll . Berikut merupakan hasil menulis
teks persuasi pada siklus l.
Tabel 4.8 Nilai Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Siklus II
No Nama Peserta
Didik
Nilai Tingkat
Keberhasilan
1. AF 85 Tuntas
2. AS 85 Tuntas
3. ASY 90 Tuntas
4. APP 85 Tuntas
91
5. DRRH 85 Tuntas
6. IV 85 Tuntas
7. MF 85 Tuntas
8. MFES 85 Tuntas
9. MHAS 75 Tuntas
10. MIS 85 Tuntas
11. NA 85 Tuntas
12. RG 85 Tuntas
13. S 90 Tuntas
14. SWA 85 Tuntas
15. AM 85 Tuntas
16. AZ 85 Tuntas
17. APP 75 Tuntas
18. AW 85 Tuntas
19. ARD 85 Tuntas
20. BL 85 Tuntas
21. DFM 85 Tuntas
22. FH 90 Tuntas
23. FF 90 Tuntas
24. IK 90 Tuntas
25. JS 90 Tuntas
26. KJC 90 Tuntas
27. KPK 95 Tuntas
28. MTP 90 Tuntas
29. MZMP 90 Tuntas
30. MDH 90 Tuntas
31. MRS 85 Tuntas
32. NR 90 Tuntas
33. NRP 90 Tuntas
34. NYA 85 Tuntas
35. PZJDP 90 Tuntas
37. PS 90 Tuntas
38. RA 90 Tuntas
39 RJ 95 Tuntas
40. RH 95 Tuntas
41. SSP 95 Tuntas
42. WNH 95 Tuntas
Total Skor 3500
92
Ketuntasan pada siklus II yaitu 42 orang sedangkan yang tidak
tuntas 0 orang. Nilai menulis puisi peserta didik yang dicapai peserta
didik pada penelitian siklus I. Peneliti mengurutkan nilai dari tertinggi
sampai terendah. Adapun urutan nilai peserta didik dari yang
tertinggi hingga terendah dapat dilihat dari tabel tersebut.
Tabel 4.9
Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus II Berdasarkan Tingkatan
No Nama Peserta
Didik
Nilai Tingkat
Keberhasilan
1. KPK 95 Sangat Baik
2. RJ 95 Sangat Baik
3. RH 95 Sangat Baik
4. SSP 95 Sangat Baik
5. WNH 95 Sangat Baik
6. ASY 90 Sangat Baik
7. S 90 Sangat Baik
8. FH 90 Sangat Baik
9. FF 90 Sangat Baik
10. IK 90 Sangat Baik
11. JS 90 Sangat Baik
12. KJC 90 Sangat Baik
13. MTP 90 Sangat Baik
14. MZMP 90 Sangat Baik
15. MDH 90 Sangat Baik
16. NR 90 Sangat Baik
17. NRP 90 Sangat Baik
18. PZJDP 90 Sangat Baik
19. PS 90 Sangat Baik
20. RA 90 Sangat Baik
21. AF 85 Sangat Baik
22. AS 85 Sangat Baik
23. APP 85 Sangat Baik
24. DRRH 85 Sangat Baik
25. IV 85 Sangat Baik
26. MF 85 Sangat Baik
27. MFES 85 Sangat Baik
28. MIS 85 Sangat Baik
29. NA 85 Sangat Baik
30. RG 85 Sangat Baik
93
31. SWA 85 Sangat Baik
32. AM 85 Sangat Baik
33. AZ 85 Sangat Baik
34. AW 85 Sangat Baik
35. ARD 85 Sangat Baik
37. BL 85 Sangat Baik
38. DFM 85 Sangat Baik
39 MRS 85 Sangat Baik
40. NYA 85 Sangat Baik
41. MHAS 75 Baik
42. APP 75 Baik
Berdasarkan tabel diatas bahwasannya penilaian siklus I peserta
didik memperoleh nilai tertinggi 95 sedangkan yang terendah 75. 40
Peserta didik mendapatkan tingkatan nilai sangat baik dan 2 peserta
didik medapatkan tingkatan baik. Adapun penilaian menulis puisi dari
terendah dan tertinggi dapat dilihat dari grafik berikut ini.
Diagram 4.3
Grafik Penilaian Menulis Teks Anekdot Pada Tahap Siklus II
94
Presentase Tuntas:
Jumlah siswa yang tuntas × 100% = 42 × 100%= 100% Jumlah siswa 42
Presentase Tidak Tuntas:
Jumlah siswa yang tidak tuntas × 100% = 0 × 100%= 0%
Jumlah siswa 42
Tabel 4.10
Nilai Menulis Teks Anekdot Siklus II Berdasakan Katagori
No Nama Peserta Didik
Katagori Jumlah
A1 B1 C1 D1 E1
1. AF 20 20 5 20 20 85
2. AS 20 20 5 20 20 85
3. ASY 20 20 10 20 20 90
4. APP 20 20 5 20 20 85
5. DRRH 20 20 5 20 20 85
6. IV 20 20 5 20 20 85
7. MF 20 20 5 20 20 85
8. MFES 20 20 5 20 20 85
9. MHAS 15 15 10 20 15 75
10. MIS 20 20 20 5 20 85
11. NA 20 20 20 5 20 85
12. RG 20 20 20 5 20 85
13. S 20 20 20 5 20 90
14. SWA 20 20 20 5 20 85
15. AM 20 20 20 5 20 85
16. AZ 20 20 20 5 20 85
17. APP 15 15 10 20 15 75
18. AW 5 20 20 20 20 85
19. ARD 5 20 20 20 20 85
20. BL 5 20 20 20 20 85
21. DFM 5 20 20 20 20 85
22. FH 10 20 20 20 20 90
95
23. FF 10 20 20 20 20 90
24. IK 10 20 20 20 20 90
25. JS 10 20 20 20 20 90
26. KJC 10 20 20 20 20 90
27. KPK 15 20 20 20 20 95
28. MTP 20 10 20 20 20 90
29. MZMP 20 10 20 20 20 90
30. MDH 20 10 20 20 20 90
31. MRS 20 20 20 5 20 85
32. NR 20 10 20 20 20 90
33. NRP 20 10 20 20 20 90
34. NYA 20 20 20 5 20 85
35. PZJDP 20 10 20 20 20 90
37. PS 20 10 20 20 20 90
38. RA 20 10 20 20 20 90
39 RJ 15 20 20 20 20 95
40. RH 15 20 20 20 20 95
41. SSP 15 20 20 20 20 95
42. WNH 15 20 20 20 20 95
Nilai tertinggi
95
Nilai terendah 75
Jumlah ketuntasan 42
Total skor 3500
A1: Ketepatan isi dengan tema
B1: Ketetapan judul dengan isi
C1: Kelengkapan isi dan struktur teks anekdot
D1: Tata kebahasaan teks anekdot
E1: Kemenarikan anekdot
Rata-rata:
Total skor yang diperoleh = 3500 = 83,33
Jumlah peserta didik 42
96
Berdasarkan data perolehan nilai dari 42 peserta didik dalam
menulis teks anekdot dapat terlihat bahwa pada tahap sebelum
dilakukannya sebuah tindakan, peserta SMK Informatika Ciputat
memperoleh skor nilai rata-rata tinggi, yaitu 83,33, dengan skor
terendah 75 dan skor tertinggi 95. Peningkatan yang terjadi sudah
cukup baik sehingga seluruh peserta didik memiliki nilai ketuntasan
dalam menulis teks anekdot.
Hasil tersebut menunjukan bahwa pembelajaran menulis
teks anekdot sudah tuntas dan juga sudah optimal bagi peserta didik
kelas X SMK Informatika Ciputat. Pembelajaran menggunakan
model pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks
anekdot.
d. Tahap Refleksi
Hasil dari pengamatan peserta didik pada siklus II
bahwasannya pada proses pembelajaran virtual melalui aplikasi
google meet materi teks anekdot menggunakan model
pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash sudah
mencapai KKM (75).
Nilai dari peserta didik semakin meningkat dan hanya sedikit
nilai peserta didik yang belum tuntas. Aktivitas pembelajaran yang
diajarkan ke peserta didik memberikan respon yang baik,
memperhatikan guru menjelaskan materi, dan dapat memahami
97
materi teks anekdot dan membuat teks anekdot dengan baik.
Berdasarkan penelitian siklus II maka pelaksanaan model
pembelajaran think talk write berbantuan adobe flash sudah
memperolah nilai yang sangat baik dibandingkan dari pra siklus
dan siklus I.
B. Pembahasan
1. Analisis Data
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Informatika Ciputat.
Pada penelitian ini terdapat 42 peserta didik dalam satu kelasnya.
Pada penelitian ini peserta didik sedikit yang belum tuntas atau belum
maksimal dalam menulis teks anekdot. Pada pra siklus peserta didik
diajarkan menggunakan model pembelajaran ceramah dan
menggunakan media power point. Pada siklus I dan siklus 2 peserta
didik menggunakan model pembelajaran think talk write berbantuan
dengan media adobe flash.
a. Analisis Data Pra Siklus
1) Analisis Teks Anekdot Peserta Didik (KPK)
Peneliti menganalisis hasil menulis teks anekdot peneliti
mengambil sampel sacara random atau teknik acak dari hasil
menulis teks anekdot peserta didik. Teks tersebut dinilai sesuai
dengan kreteria dari penilian teks anekdot. Teks tersebut akan
dianalisi setiap siklus sehingga peneliti dapat mengetahui
98
peningkatan atau penurunan yang terjadi pada peserta didik.
Berikut analaisis teks anekdot tersebut.
Gambar 4.1
Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial KPK
Pada penulisan teks anekdot peserta didik berinisial
KPK di atas peserta didik belum memahami struktur menulis teks
anekdot. Peserta didik tidak menuliskan judul pada teks anekdot
di atas. Pada bagian struktur teks anekdot peserta didik tersebut
belum menulis teks anekdot sesuai dengan struktur teks anekdot.
Peserta didik juga belum memperhatikan kaidah kebahasaan
ketika menulis teks anekdot.
2) Analisis Teks Anekdot Peserta Didik (S)
99
Gambar 4.2
Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial S
Pada penulisan teks anekdot peserta didik berinisial S di atas
peserta didik belum memahami struktur menulis teks anekdot.
Pada penulisan di atas peserta didik belum memahami struktur
teks anekdot orientasi dan reaksi. Peserta didik juga kurang
menguasai kaidah kebahasaan teks anekdot.
3) Analisis data Teks Anekdot Peserta Didik (AS)
Gambar 4.3 Hasil Menulis Teks Anekdot Pra Siklus Berinisial AS
100
Hasil menulis peserta didik berinisial AS pada pra siklus
tidak mencangkup semua aspek yang terkandung dalam teks
anekdot terutama pada bagian struktur teks anekdot AS
menuliskan struktur koda tetapi yang terdapat dalam koda tidak
sesuai dengan aspek yang terdapat pada koda. Pada kaidah
kebahasaan teks anekdot AS juga menuliskan kata dijaman yang
seharusnya penulisam yang benar adalah di zaman. Hal ini
menunjukan bahwa peserta didik berinisial AS belum memahami
tema dengan ketetapan judul dan juga struktur serta kaidah
kebahasaan teks anekdot.
Oleh karena itu dapat disimpulkan pada hasil menulis pra
siklus peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat dari ketiga
sampel di atas, peserta didik belum menulis teks anekdot dengan
sesuai dengan tema dan ketetapan judul. Peserta didik juga
belum menulis teks anekdot sesuai dengan struktur teks anekdot
dan juga kaidah kebahasaan teks anekdot. Hal ini menunjukan
bahwa hasil menulis teks anekdot peserta didik pada tahap pra
siklus belum maksimal dan optimal.
Pada pra siklus peserta didik belum maksimal dalam
menulis teks anekdot, terlihat dari nilai rata-rata peserta didik
yang rendah yaitu 51, 19. Pada tahap awal yaitu pra siklus
banyak peserta didik yang kesulitan dalam menulis teks anekdot
karena beberapa hal dan termasuk kendala-kendala yang terjadi
101
saat pembelajaran berlangsung. Pada tahap pra siklus peserta
didik yang tuntas dalam menulis teks anekdot yaitu hanya
terdapat 4 peserta didik dengan nilai kesuluruhan yaitu 10% rata-
rata nilai tuntas peserta didik. Peserta didik tidak tuntas yaitu 38
peserta didik dengan nilai kesuluruhan yaitu 90% rata-rata nilai
tidak tuntas peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa hasil
menulis peserta didik pada tahap awal pra siklus belum mencapai
nilai yang memuaskan atau di bawah nilai KKM yaitu 75.
b. Analisis Data Siklus I
Peneliti menganalisis hasil menulis teks anekdot berdasarkan
kriteria penilaian yang telah ditetapkan, yaitu kesesuaian tema,
struktur, kaidah kebahasaan. Peneliti mengambil tiga hasil menulis
teks anekdot, dengan cara random atau acak. Berikut merupakan
hasil analisis teks anekdot.
1) Analisis Teks Anekdot Kelompok 4 (KPK)
Gambar 4.4
Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 4 (KPK)
102
Pada hasil penulisan teks anekdot peserta didik yang
dilaksanakan pada siklus I Peserta didik KPK di kelompok 4
menulis teks anekdot yang berjudul “KIMIA”. Kelompok 4 sudah
menulis teks anekdot sesuai dengan struktur tetapi tidak semua
terdapat pada struktur teks anekdot peserta didik tuliskan pada
lembar kerja tersebut, yang artinya peserta didik telah memahami
struktur teks anekdot tetapi tidak menyeluruh. Penulisan teks
anekdot peserta didik KPK yang terdapat pada kelompok 4 sudah
sesuai dengan tema teks anekdot dan sesuai dengan kaidah teks
anekdot. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil penulisan teks
anekdot pada kelompok 4 sudah sesuai dengan struktur teks
anekdot, kaidah kebahasaan teks anekdot yang terkandung di
dalamnya.
2) Analisis Teks Anekdot Kelompok 2 (S)
Gambar 4.5 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 2 (S)
103
Kaidah kebahasaan peserta didik dalam menulis teks
anekdot kelompok di atas juga cukup baik. Pada lembar hasil
menulis teks anekdot peserta didik di atas peserta didik sudah
dapat menentukan struktur teks anekdot pada judul teks anekdot
di atas yang berjudul “Harimau” pada bagian abstraksi peserta
didik menuliskan abstraksi dengan tepat dan menggunakan
kalimat yang mudah dipahami. Pada bagian orientasi peserta didik
juga sesuai pada kaidah kebahasaan teks anekdot kaidah
kebahasaan teks anekdot seperti waktu lampau, kata penghubung
dan kalimat perintah. Hasil ini menujukan bahwa peserta didik
dapat menentukan kaidah kebahasaan pada teks anekdot.
3) Analisis Teks Anekdot Kelompok 1 (AS)
Gambar 4.3 Analisis Hasil Menulis Teks Anekdot Kelompok 1 (AS)
Gambar 4.6 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus I Kelompok 1 (AS)
104
Penulisan teks anekdot yang berjudul “Sekolah” yang ditulis
oleh peserta didik bernama AS pada kelompok 1. Nilai yang
diperoleh semua peserta didik pada kelompok satu yaitu 75. Pada
bagian menulis teks anekdot dengan menuliskan strutur dan
aspek kebahasaan teks anekdot pada siklus I peserta didik telah
memahami struktur teks anekdot dan aspek kebahasaan pada
teks anekdot. Pada hasil lembar kerja tersebut peserta didik dan
kelompoknya telah menulis teks anekdot sesuai dengan strutur
teks anekdot dan kaidah kebahasaan teks anekdot.
c. Analisis Data Siklus II
1) Analisis Teks Anekdot Kelompok 4 (KPK)
Gambar 4.7 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 4 (KPK)
105
Gambar 4.8 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 2 (S)
Pada hasil menulis peserta didik kelompok 4 peserta didik
telah memahami struktur teks anekdot. Peserta didik juga telah
memahami kaidah kebahasaan teks anekdot. Kaidah kebasaan
teks anekdot peserta didik juga telah memahami terlihat dari kata
“si Supermen” yang menunjukan kata orang atau ajektiva.
2) Analisis Teks Anekdot Kelompok 2 (S)
Hasil menulis peserta didik kelompok 2, peserta didik
telah memahami struktur teks anekdot dan juga telah sesai
dengan tema dan judul teks anekdot. Pada tabel di atas
menunjukan bahwa peserta didik telah menulis teks anekdot
106
sesuai dengan kaidah kebahasaan teks anekdot dan struktur
teks anekdot. Pada tabel di atas peserta didik telah menulis
teks anekdot sesuai dengan struktur teks anekdot asbtraksi-
koda dengan lengkap.
3) Analisis Teks Anekdot Kelompok 1 (AS)
Gambar 4.9 Hasil Menulis Teks Anekdot Siklus II Kelompok 1 (AS)
Pada hasil menulis peserta didik kelompok satu
mendapat nilai yaitu 85. Hasil menulis peserta didik kelompok
1, peserta didik telah memahami struktur teks anekdot dan juga
telah sesai dengan tema dan judul teks anekdot. Pada hasil
menulis teks anekdot kelompok 1 peserta didik peserta didik
107
telah menulis teks anekdot sesuai dengan kaidah kebahasaan
teks anekdot.
Siklus II peserta didik mengerjakan teks anekdot dengan
tema yang berbeda dan mengerjakan secara kelompok. Hasil
yang didapat peserta didik pada siklus II bisa dikatakan telah
tuntas atau optimal dengan rata-rata mencapai 83. Pada hasil
menulis teks anekdot siklus II peserta didik seluruhnya
mencapai ketuntasan 100% dan dengan nilai rata-rata yaitu 83
mencapai KKM menulis teks anekdot yaitu 75. Berdasarkan
tiap siklusnya peserta didik memiliki tahap atau nilai yang
perlahan naik atau optimal.
Analisis Peningkatan nilai peserta didik dalam menulis
teks anekdot dapat dilihat dari peserta didik bernama KPK
pada pra Siklus peserta didik bernama K memperoleh nilai 75
sedangkan pada siklus I, KPK memperoleh nilai 85 dan pada
siklus II, KPK memperoleh nilai 95. Peningkatan yang bertahap
menjadi ketuntasan pembelajaran peserta didik dalam menulis
teks anekdot.
2. Interpretasi Data
Hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas X SMK Informatika Ciputat
dalam tahapan dari mulai tahap prasiklus, siklus l dan siklus ll, terlihat
perolehan skor pada setiap tahapannya. Pada tahap prasiklus sebelum
dilakukannya sebuah tindakan terlihat bahwa rata-rata nilai siswa rendah
108
yaitu 51,19, skor ini berada jauh dari KKM, dengan kategori nilai rendah,
karena hampir rata-rta nilai siswa berada di bawah KKM. Skor ini
mengalami peningkatan setelah adanya sebuah tindakan pada siklus l,
menjadi 65,95, peningkatannya sudah cukup baik, tetapi masih terdapat
beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, sehingga
dilakukannya tahap siklus ll dengan segala perbaikan dari tahap siklus l,
dan menghasilkan skor nilai tinggi dengan rata-rata 83. Perkembangan
pembelajaran menulis teks anekdot secara keseluruhan dapat dilihat dari
tabel penilaian prasiklus, siklus I, dan siklus II diantaranya sebagai
berikut.
Tabel 4.11
Tingkatan Nilai Menulis Teks Anekdot
(pra siklus, siklus I, dan siklus II)
No Nama Peserta Didik Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. AF 60 70 85
2. AS 65 70 85
3. ASY 60 70 90
4. APP 60 70 85
5. DRRH 60 70 85
6. IV 50 65 85
7. MF 20 70 85
8. MFES 30 65 85
9. MHAS 40 70 75
10. MIS 50 70 85
11. NA 60 70 85
12. RG 50 70 85
13. S 60 70 90
14. SWA 50 65 85
15. AM 60 70 85
16. AZ 60 70 85
17. APP 50 65 75
18. AW 60 70 85
109
Pada tabel tersebut hasil peserta didik dalam mengikuti kegiatan
belajar menulis anekdot dari tahap pra siklus sampai dengan siklus II
mengalami peningkatan. Nilai pada tahap pra siklus dengan jumlah skor
2150 dengan rata-rata 51,19. Pada siklus I dengan jumlah skor 2770
dan rata-rata 65,95 dan siklus II dengan skor 3500 dengan rata-rata 83,
hal ini membuktikan hasil menulis peserta didik meningkat pada tiap
siklusnya. Nilai yang diperoleh peserta didik dari nilai terendah hingga
nilai tertinggi dapat dilihat dari tabel berikut ini.
19. ARD 60 80 85
20. BL 50 80 85
21. DFM 55 75 85
22. FH 75 80 90
23. FF 75 80 90
24. IK 60 65 90
25. JS 50 80 90
26. KJC 30 80 90
27. KPK 75 85 95
28. MTP 60 80 90
29. MZMP 60 80 90
30. MDH 60 75 90
31. MRS 60 80 85
32. NR 35 75 90
33. NRP 60 75 90
34. NYA 60 80 85
35. PZJDP 60 80 90
37. PS 60 75 90
38. RA 60 75 90
39 RJ 60 75 95
40. RH 60 75 95
41. SSP 60 75 95
42. WNH 75 75 95
Skor 2150 2770 3500
Rata-rata 51,19 65,95 83
110
Tabel 4.12
Tingkat Kemampuan Menulis Teks Anekdot
No Nilai Prasiklus Siklus i Siklus ll
1. Terendah 20 65 75
2. Tertinggi 75 85 95
Rata-rata 51,19 65,95 83
Nilai terendah yang diperoleh peserta didik mengalami
peningkatan dari prasiklus hingga siklus II dan nilai tertinggi yang
didapatkan oleh peserta didik juga mengalami peningkatan dari
prasiklus hingga siklus II. Pada pra siklus nilai terendah yaitu 20 dan
tertinggi yaitu 75, nilai siklus I terendah yaitu 65 dan tertinggi yaitu 85,
nilai pada siklus II tertinggi yaitu 95 dan terendah yaitu 75. Nilai yang
diperoleh peserta didik dari nilai terendah hingga nilai tertinggi dapat
dilihat lebih signifikan dari diagram berikut ini.
Diagram 4.4
Grafik Nilai Terendah dan Tertinggi
0
20
40
60
80
100
Prasiklus Siklus I Siklus II
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
111
Pada diagram di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan hasil keterampilan menulis teks anekdot peserta didk pada
tiiap siklusnya yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti telah
melakukan penilaian untuk meningkatkan menulis teks anekdot pada
peserta didik kelas X di SMK Informatika Ciputat. Berdasarkan analisis
data menulis teks anekdot prasiklus nilai terendah peserta didik yaitu 20,
siklus I mengalami peningkatan pada nilai terendah peserta didik yaitu
65, dan siklus II mengalami peningkatan hingga nilai terendah peserta
didik sesuai dengan KKM yaitu 75. Nilai tertinggi pada prasiklus 75,
Siklus I nilai tertinggi peserta didik mengalami peningkatan yaitu 85, dan
siklus II nilai peserta didik mengalami peningkatan yaitu 95. Nilai rata-
rata yang dihasilkan di kelas X dapat dilihat dari prasiklus termasuk ke
dalam ketegori rendah yaitu 51,19, siklus I yaitu 65,95 belum mencapai
nilai (KKM 70) sehingga peneliti melanjutkan untuk penelitian melakukan
tindakan pada siklus II, dan siklus II termasuk ke dalam ketegori sangat
baik yaitu 83.
Pada persentase ketuntasan peserta didik pada prasiklus hanya
10% (4 opeserta didik), siklus I meningkat menjadi 58% (24 peserta
didik), dan siklus II 100% (42 peserta didik). Persentase tidak tuntas
pada pra siklus 90% (28 peserta didik), siklus I 42% (18 peserta didik),
dan siklus II 0% (0 peserta didik). Peningkatan nilai peserta didik dapat
meningkat karena perbaikan pola pembelajaran yang signifikan dapat
mempengaruhi kinerja peserta didik dalam belajar. Penilitian ini dapat
112
disimpulkan bahwa pembelajaran model think talk write berbantuan
media adobe flash dapat meningkatkan kemampuan menulis teks
anekdot peserta didik. Demikian tindakan yang telah dilakukan yaitu
menggunakan model pembelajaran think talk write bantuan media
adobe flash dapat menigkatkan keterampilan menulis teks anekdot
peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat.
114
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penjabaran bab sebelumnya yaitu bab empat,
telah diuraikan dan telah dipaparkan hasil penelitian. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) penelitian ini
dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu pra siklus, siklus I, dan juga
siklus II. Penelitian ini dilaksankan di kelas X SMK Informatika Ciputat.
Penelitian ini menggunakan tahap obeservasi, wawancara, dan juga tes
tertulis.
1. Pada tahap awal peneliti belum melakukan tindakan guru
menggunakan media pembelajaran yang konvensional seperti
power point dan lainnya. Model yang digunakan oleh guru yaitu
model ceramah.
2. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran think talk write dengan
menggunakan dan berbantuan media pembelajaran adobe flash.
Penelitian ini guna untuk meningkatkan kemampuan menulis teks
anekdot peserta didik kelas X SMK Informatika Ciputat. Penelitian ini
dilaksanakan beberapa tahap yaitu pra siklus, siklus I dan juga siklus
II.
3. Dari hasil penelitian ini peneliti menganalisis presentase yang
diperoleh oleh peserta didik yaitu pada tahap pra siklus 51,19%,
115
kemudian terdapat peningkatan pada siklus II yaitu 65,95%,
selanjutnya pada tahap akhir kegiatan siklus II meningkat menjadi
83%. Pada kesimpulan presentase penelitian ini peserta didik
mengalami peningkatan mencapai 18% dalam menulis teks anekdot
dan dari seluruh peserta didik telah mencapai target yang telah
diharapkan.
Kesimpulan dari penelitian ini peserta didik mengalami
peningkatakan pada menulis teks anekdot. Penerapan model
pembelajaran think talk write dengan berbantuan media adobe flash
diharapkan menjadi salah satu alternatif guru dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia. Penggunaan model pembelajaran
think talk write berbantuan media adobe flash diharpkan menjadi
salah satu terobosan baru dalam ruang lingkup pendidikan terutama
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
B. Implikasi
Materi teks anekdot dalam dikategorikan cukup sulit, maka
apabalia peserta didik tidak benar-benar memahami struktur teks
anekdot, peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menulis teks
anekdot. pada penerapan model pembelajaran think talk write pada mata
pelajaran bahasa Indonesia materi menulis teks anekdot diharapkan
dapat memecahkan masalah dengan cara yang terstruktur karena teks
116
anekdot merupakan teks yang memiliki struktur dan juga kaidah
kebahasaan yang terkandung di dalamanya.
Pada riset kali ini dapate memberikan gambaran yang lebih jelas
lagi bahwasanya pada suatu keberhasilan yang terjadi dan menimbulkan
sekuel atau hasil menulis peserta didik yang terjadi karena faktor
diantaranya ialah sebuah model pembelajaran yang diterapkan di
dalamnya dan juga media pembelajaran yang kreatif fan inovatif pada
materi yang akan disampaikan yang dapat meningkatkan atensi dan
keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan terutama
kegiatan menulis teks anekdot.
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan think talk write
dengan berbantuan media pembelajaran adobe flash dapat
meningkatkan hasil menulis teks anekdot peserta didik kelas X SMK
Informatika Ciputat. Pada penelitian ini menerapkan langkah-langkah
dan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan juga menyenangkan.
Oleh karena itu, pada penelitian ini dapat dijadikan sebuah sumber
pustaka guna untuk mengembangkan beberapa jenis model
pembelajaran dan juga dapat media pembelajaran di dalam ruang
lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia yang lebih kreatif dan juga
bervariatif.
117
C. Saran
Berdasarkan dengan penelitian yang telah dilakukan dan
dipaparkan di atas, maka peneliti menyarakan beberapa hal yaitu
sebagai berikut.
1. Untuk Peserta Didik, peserta didik lebih termotivasi dan lebih aktif
lagi dalam meningkatkan hasil menulis teks anekdot. Pada saat mata
pelajaran bahasa Indonesia peserta didik diharapkan lebih aktif lagi.
2. Untuk Guru, disarankan agar menggunakan dan mengaplikasikan
kooperatif, baik itu tipe think talk write ataupun tipe kooperatif yang
lainnya. Penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru
juga harus lebih kreatif seperti adobe flash agar bisa dan mudah
untuk meningkatkan keterampilan menulis peserta didik terutama
menulis teks anekdot.
3. Untuk Sekolah, Penelitian ini agar dapat dijadikan salah satu
referensi atau arsip sekolah guna dijadikan pembinaan pada guru
yang lebih meningkatkan mutu dan kreatifitas dalam proses
pembelajaran.
4. Untuk peneliti lain yang tertarik meneliti dengan menggunakan model
pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash untuk
meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot, penelitian lebih
lanjut mengenai model think talk write ini masih perlu dilakukan,
pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash bisa di
terapkan dengan kondisi peserta didik, sehingga peserta didik bisa
118
benar-benar menikmati pembelajaran menulis dan pembelajaran
tidak akan kaku dan lebih kreatif juga inovatif sehingga dapat
membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
119
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Siska Ayu dan Sesunan Feriansyah. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Dengan Pendekatan Saintisfik Menggunakan Adobe Flash. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPVTI (Online), diakses pada 10 Agustus 2020.
Aqib, Z. 2017. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SMA/SMK, MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Azrah, Meri. Penerapan Strategi Think Talk Write (TTW) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 009. https://media.neliti.com/media/publications/258284- penerapan-strategi-think-talk-write-ttw-7fc1ad38.pdf (Online), diakses pada 10 Agustus 2020.
Dalman. 2018. Keterampilan Menulis. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Gumanti, Tatang Ary. dkk. 2016. Metode penelitian pendidikan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Hamdayana, Jumanta. 2017. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hariyanti, Tita. 2017. Keunggulan Metode Kolaboratif dan Kooperatif dalam Pendidikan. Malang: UB Media.
Herdian. 2016. Model Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write). (Online). (http://herdy07.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-ttw-think-talk- write, diakses pada 10 Agustus 2020).
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatik. Yogyakarta: Pustaka belajar.
Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
120
Janardhana, Aryananda Dkk. 2019. Penerapan Model Think Talk Write Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Kalimat Efektif Pada Siswa Kelas III SDN Sumbersari 1 Kota Malang. (Online) Vol 3 No 1. (https://www.researchgate.net/publication/334743518, diakses 2 April 2020)
Karo, Rasyid Isran dan Rohani. 2018. Manfaat Media Dalam Pembelajaran. (Online) Vol.7 No.1. (http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/axiom/article/view/1778, diakses pada 10 Agustus 202).
Kasupradi, Endang dan Supriatna. 2010. Pengembangan keterampilan menulis. Jakarta: Kreasi satudelapan.
Kemendikbud. 2017. Anekdot Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MK. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kuswari, Usep. 2016. Model Pembelajaran Menulis dengan Teknik Think Talk Write. (Online). (http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/1 95901191986011diSEP_KUSWARI/MODEL_PEMBELAJARAN_MENULIS_DENGAN_TEKNIK_THIK.pdf, diakses pada 10 Agustus 2020).
Mahnun, Nunu. 2012. Media Pembelajaran Kajian Terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran. (Online). Vol. 37. No. 1. http://ejournal.uin- suska.ac.id/index.php/Anida/article/view/310, diakses pada 1 Juli 2020.
Maksum, Ifrod. 2015. Konsep dan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (Online). Diakses pada 10 Agustus 2020.
Mannahali, Misnah. 2018. Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dalam Pengajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman. (Online). http://eprints.unm.ac.id/11291/1/Misna%20Mannahali_Model%20 Pembelajaran.pdf, diakses pada 10 Agustus 2020)
Mascita, Dede Endang dan Rosmiyati Ati. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Untuk Siswa Kelas X SMA. http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jurnaltuturan/article/view/1698 (Online). Diakses pada 10 Agustus 2020
121
Munirah. 2019. Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf. Yogyakarta: CV Budi Utama
Nweke, Catherine Obama. 2016. Anecdote as A Persuasive Stylistic Technique a Pusonnam Yiri’s Bindness of The Mind: No One Is Useless. An Internasional Journal of Langugage. (Online) https://www.ajol.info/index.php/laligens/article/view/107575 Literature and Gender Studies (LALIGENS). Volume 3 (2) Serial No. 8 (36).
Parwati, Nyi Nyoman. Dkk. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Depok: Rajagrafido
Pribadi, Benny A. 2017. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia.
Robby, Nur dan Sholah, Akmal. 2019. Modifikasi Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa. (Online). Vol 9 (http://rumahpublikasi.com/index.php/prokaluni/article/view/104, diakses pada 10 Agustus 2020).
Rusman. 2018. Model-model Pembelajaran. Depok: Rajagrafido
Saputra, Rahmat, Dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Adobe Flash Pro CS 6 pada Materi Luas Bangunan Datar. 2020. https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm. (Online). Volume 14, No. 1, January 2020, pp. 67-80
Sari Resmi, Dkk. 2017. Pengembangan Media Blog Dalam Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Pada Siswa Kelas X SMA. (Online) Volume 1 Nomor 4. neliti.com/id/publications/240552/pengembangan-media-blog-dalam-pembelajaran-menulis-teks-anekdot-pada-siswa-kelas, diakses pada 10 Agustus 2020)
Setiyaningrum, Erin. Dkk. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang. (Online). Vol 3 No 1. (http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/union/article/view/270, diakses pada 10 Agustus 2020).
Saddhono, Kundharu dan Slamet, Y, St. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati
Simanjuntak, Maslina. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) dan Software Autograph dalam mempersiapkan
122
Pendidik Matematika menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). (Online). Vol 9 no 2. (http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/view/339, diakses pada 10 Agustus 2020)
Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
Suherli, Suryaman, Maman, Septiaji, Aji dan Istiqamah. 2017. Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tafonao, Talizaro. Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa. 2018. (Online) Vol.2 No.2,https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article/view/11, diakses pada 10 Agustus 2020.
Umar. 2014. Media Pendidikan Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran. (Online). Vol11 No 2. (http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/view/364/, diakses pada 10 Agustus 2020).
Wardhani, Endah Dyah. Rustono, Agus. 2017. Analisis Teks Anekdot Bermuatan karakter dan kearifan Lokal Sebagai Pengayaan Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi (Online), diakses pada 11 September 2020.
Widada dan Wulansari, Bekti. 2019. Cara Mudah Membuat Media Pembelajaran Menggunakan Media Adobe Flash CS 6. Yogyakarta: Penerbit Grava Media
Windhiarta, Abdy. 2017. Pengembangan Media Berbasis Adobe Flash Player Latihan Teknik Dasar Futsal. https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpres/article/view/25102 (Online). Volume 13, Nomor 2, Diakses pada 10 Agustus 2020.
123
Lampiran 1
PROFIL SEKOLAH
1. Profil Sekolah
SMK Informatika Ciputat adalah SMK berbasih Komputer yang
beralamat di Jl. WR. Supratman No.50, Pondok Ranji, Ciputat Timur,
Tangerang Selatan 15412. Daya minat, multimedia, administrasi
perkantoran, teknik Komputer dan jaringan, dan akutansi. Memiliki
berbagai macam fasilitas yang memadai seperti, gedung milik sendiri,
lokasi pinggir jalan utama, akses mudah, tersedia Laboratorium,
lapangan futsal atau olahraga, laboratorium komputer, ruang belajar,
sarana olahraga, unit produksi, kantin, beasiswa bagi yang berprestasi.
SMK Informatika Ciputat juga mempunyai program unggulan yaitui.
124
Everday English conversation, Computer life skill, Ekstrakurikuer,
Character Building. Prestasi yang di miliki SMK Informatika Ciputat:
Meraih medali emas pecan pencak silat kemenpora 2013, Paskibra
Tahun Angkatan 2014 kota Tangerang Selatan, futsal tingkat SMK Se-
Tangerang, Juara III webdesain gugus II kota Tangerang Selatan.
2. Visi dan Misi Sekolah
SMK Informatika Ciputat mempunyai VISI yaitu menjadi Sekolah
kejuruan yang terbaik dan mencetak SDM yang berwawasan luas,
modern, cerdas dan berakhlak mulia. Dan SMK Informatika Ciputat
mempunyai Misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berketuhanan yang maha esa.
2. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, berwawasan luas
dan beraklak.
3. Mengupayakan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan di SMK Informatika Ciputat.
4. Menerapkan metode pembelajaran dengan system manajemen
Sekolah berbasi IT secara trasnparant dan moderen.
5. Mencetak SDM yang berkarya, siap bekerja dan berwiraswasta.
6. Mewujudkan sikap kebersamaan.
7. Mewujudkan sikap semangat kebersamaan yang sinergis baik dalam
dunia pendidikan maupun dalam dunia usaha dan kreativitas.
3. Struktur Sekolah
Kepala Sekolah SMK Informatika Ciputat: Ahmad Buchori S.E M.Si.
125
Wakil Kepala Sekolah: Via Hapsari, M.Pd.
Wakil Kurikulum: Nurul Hidayati, S.Pd.
Wakil Kesiswaan: Herman Efendi, S.E.
Pembina Osis: Diko Arif Setiabudi, S.Pd.
Kepala Tata Usaha: Ayu.
Bendahara: Anis Karla, S.E
Status Sekolah SMK Informatika Ciputat sudah terakreditasi B.
4. Alamat Sekolah
Jl. WR. Supratman No.50, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan 15412.
5. Tujuan Sekolah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Informatika lebih
mengedepankan praktek dengan presentase 60% dan teori 40% SMK
Informatika Ciputat, sekolah menengah kejuruan yang megutamakan
peningkatan ilmu pengetahuan bedasarkan Teknologi Bernuansa
Teknologi.
6. Keadaan Sekolah
SMK Informatika memiliki gedung satu lantai dengan perincian ruang
sebagai berikut:
Ruang kelas : 6
Ruang Kepala Sekolah : 1
Ruang Tata Usaha : 1
Ruang Guru : 1
126
Ruang Perpustakaan : 1
Aula/Masjid : 1
Lapangan : 1
Ruang Osis : 1
Ruang Unit Produksi : 1
Ruang UKS : 1
7. Kegiatan Non Akademik Di Sekolah (Extracurricular)
Kegiatan non akademik di sekolah seperti kegiatan Extracurricular
yang sangat aktif di SMK Informatika Ciputat PMR, ROHIS, PASKIBRA,
dan PRAMUKA. Beberapa ekskul tersebut di naungi oleh OSIS, seperti
kegiatan mengibar bendera saat upacara, atau kegiatan keislaman saat
acara-acara besar umat Islam. Dari kegiatan non akademik SMK
Informatika sudah mendapatkan banyak sekali piala piala yang berjejer
di rak piara mereka. Itu emenjadi sebuah prestasi yang membanggakan.
1. PMR
Palang Merah Remaja (disingkat PMR) adalah wadah
pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang
selanjutnya disebut PMR.Terdapat di PMI kota atau kabupaten di
seluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota
PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga
bencana, mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang
127
merah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkan
kapasitas organisasi PMI.
2. PASKIBRA
Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera
pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan
Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor
Bupati/Wali Kota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana
Merdeka). Anggotanya berasal dari pelajar SMA Sederajat kelas 1
atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan
April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.
3. PRAMUKA
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari
Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya.
4. OSIS
Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu
organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai
dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-
murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi
128
ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak
sekolah.
129
Lampiran 2
Tabel Wawancara dengan Peserta Didik Pratindakan
Wawancara dengan Peserta Didik Setelah Tindakan
NO. Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana persiapan anda sebelum
meingkuti kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia?
Harus mempunyai kouta yang cukup.
2. Apakah anda gemar menulis? Apa alasanya jika menyukai dan tidak menyukai?
Saya suka menulis dikit tapi , karna dengan menulis kita jadi mengulang hal yang belom kita mengerti
3. Apakah anda menyukai pelajaran bahasa Indonesia? dan apakah anda memahami mengenai materi teks anekdot?
Menyukai, dan memahami tpi tidak terlalu banyak
4. Apakah anda mengalami hambatan dan kesulitan ketika belajar bahasa Indonesia?
Tidak, karena bahasa Indonesia adalah bahasa kita
5. Bagaimana cara anda untuk mengatasi hambatan dan kesulitan tersebut?
-
6. Apa metode pembelajaran dalam pelajaran bahasa Indonesia yang ada inginkan?
Metodenyaa dengan cara penjelasan
7. Apa media pembelajaran yang anda inginkan dalam pelajaran bahasa Indonesia?
Media yang belum pernah dipakai ketika belajar.
NO. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash terhadap kemampuan anda menulis teks anekdot?
Seru, karena merasa lebih cepat berpikirnya.
2. Apakah ada kesulitan dalam melakukan kegiatan menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash?
Tidak ada
130
Tabel Wawancara dengan Guru Pratindakan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana persiapan ibu sebelum kegiatan belajar mengajar di laksanakan?
Menyiapkan materi yang akan diajarkan. Berdoa agar pelajaran dapat berjalan dengan lancar.
2. Apa saja hambatan ibu dan kesulitan ketika mengajar bahasa Indonesia?
Tidak ada hambatan.
3. Apakah peserta didik mengalami kesulitan dan hambatan ketika belajar bahasa Indonesia?
Peserta didik kadang merasa bosan dengan pelajaran bahasa Indonesia.
4. Model pembelajaran apa yang digunakan ibu ketika mengajar bahasa Indonesia?
Ceramah saja.
5. Model pembelajaran apa yang digunakan ibu untuk menghadapi kesulitan yang dialami?
Ceramah saja.
6. Media pembelajaran apa yang digunakan ibu dalam mengajar bahasa Indonesia?
Power Point
7. Media pembelajaran apa yang digunakan dalam materi teks anekdot?
Power Point
8. Apakah hasil yang didapat setelah penerapan media dalam pembelajaran menulis teks anekdot?
Peserta didik dapat menulis teks anekdot dengan baik.
9. Apakah peserta didik mendapatkan nilai sesuai KKM?
Iya ada yang sudah, ada yang belum.
10. Berapa persenkah peningkatan yang didapat setelah penggunaan media dalam pembelejaran menulis teks anekdot?
79%
Tabel Wawancara dengan Guru Setelah Tindakan
NO. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana persiapan sebelum pembelajaran?
Persiapan sudah baik dilaksanakan.
2. Adakah kesulitan saat mengajar? Kesulitan saat pembelajaran jarak jauh.
3. Kelebihan/keefektifan model pembelajaran think talk write berbantuan media adobe flash dalam menulis teks anekdot?
Peserta didik lebih antusias dan tamabah bersemangat ketika menulis teks anekdot.
131
Lampiran 3
Lembar Observasi Guru
Hari/Tanggal : Kamis, 20 Februari 2020
Nama Observer : Khoirunnisa
Pertemuan ke : Pertama (I)
Petunjuk pengisian lembar observasi :
Berilah tanda ceklis (V) pada salah satu kolom, 1 (kurang), 2 (cukup), 3
(baik), 4 (sangat baik) untuk setiap pernyataan sesuai dengan pendapat
Anda.
Tabel Observasi Guru
No Aspek yang
dinilai
Skor
1 2 3 4
1. Kemampuan membuka pelajaran (apersepsi) a. Menarik perhatian peserta didik b. Memotivasi peserta didik c. Membuat kaitan materi ajar yang akan
diajarkan d. Memberikan pertanyaan untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
√
√ √ √
2. Fase Eksplorasi a. Menampilkan gambar materi teks anekdot b. Memberikan ruang gerak bagi peserta didik
untuk bekerja sama. c. Mengarahkan peserta didik untuk melakukan
pengamatan terhadap gambar yang disediakan.
d. Menyuruh peserta didik mengembangkan
√
√ √ √
Diskusi dan Pengenalan Konsep a. Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan
dan menjelaskan konsep dengan argumentasi mereka.
b. Menyuruh peserta didik menentukan tesis secara individual.
c. Menyuruh peserta didik menyusun argumen teks anekdot yang akan dibuat secara individual.
d. Menyuruh peserta didik menyusun kerangka teks anekdot.
√
√ √
√
Pengembangan dan Aplikasi a. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kerangka tulisan yang dibuat ke dalam teks anekdot yang utuh.
√
132
Evaluasi a. Menggunakan media secara efektif b. Menggunakan media secara efisien
Membantu kelancaran proses pembelajaran
√ √
Tahap Evaluasi a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan
aspek. b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal
yang telah direnanakan dalam RPP c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang.
√
√ √
Kemampuan menutup pelajaran a. Meninjau kembali atau menyimpulkan materi
kompetensi yang diajarkan. b. Memberi kesempatan bertanya
Menginformasikan materi ajar berikutnya.
√ √
133
Lembar Observasi Peserta Didik
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Februari 2020
Nama Observer : Khoirunnisa
Pertemuan ke : Kedua (II)
Petunjuk pengisian lembar observasi :
Berilah tanda ceklis (V) pada salah satu kolom, 1 (kurang), 2 (cukup), 3
(baik), 4 (sangat baik) untuk setiap pernyataan yang sesuai dengan
pendapat Anda.
No. Aspek yang Diamati Katagori
YA TIDAK
1. Aktivitas peserta didik selama mengikuti KBM a. Memperhatikan penjelasan guru b. Mengikuti langkah-langkah pembelajaran
(duduk santai, rileks, konsentrasi) c. Menulis teks anekdot d. Memperhatikan penjelasan guru
√ √ √ √
2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat (bertanya) a. Keaktifan untuk bertanya b. Penyanggahan terhadap sesuatu yang
kurang sependapat. c. Mampu memberikan alasan atas
pendapat yang diajukan. d. Peserta didik tidak mengerjakan
√ √
√ √
pekerjaan lain pada saat pembelajaran berlangsung
3. Perilaku peserta didik selama pembelajaran a. Peserta didik berkonsentrasi penuh
terhadap pembelajaran. b. Peserta didik amat fokus dan tertarik terhadap pembelajaran yang diberikan (tidak melamun atau berguarau). c. Peserta didik dengan sungguh-sungguh
mengerjakan tugas yang diberikan guru. d. Peserta didik tidak mengerjakan pekerjaan
lain pada saat pembelajaran.
√ √
√ √
134
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah: SMK Informatika Ciputat
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Pokok: Teks Anekdot
Kelas/Semester: X/ 1
Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)
Pertemuan: Pra Siklus (Pertemuan Pertama)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menganalisis struktur Dan kebahasaan teks anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.
Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
135
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam
menentukan struktur, isi teks anekdot dan menentukan ciri
kebahasaan teks anekdot.
D. Materi Pembelajaran
Teks Anekdot
E. Pendekatan/Metode/Model
1. Pendekatan: Saintifik
2. Metode: Diskusi dan Presentasi
3. Model: Ceramah
F. Media/Alat dan Bahan:
Laptop, Gawai. Power Point
G. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia
Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
2. Internet
H. Kegiatan Pembelajaran Pra siklus
No. Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
10 Menit
136
berhubungan dengan materi teks anekdot.
3. Peserta didik menerima informasi dengan
proaktif tentang keterikaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tentang hal-
hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya
tentang pembelajaran teks anekdot.
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan materi menggunakan media
konvensional power point yang telah diunggah
di googleclassroom.
2. Menjelaskan kepada peserta didik mengenai
materi teks anekdot kepada peserta didik
melalui google classmeet.
3. Setelah guru menjelaskan peserta didik
diperbolehkan menanyakan materi mengenai
teks anekdot.
45 Menit
4. Peserta didik mendiskusikan materi yang telah
dijelaskan oleh guru.
5. Guru menanyakan kepada peserta didik
mengenai pembelajaran dan apakah peserta
didik telah memahami materi teks anekdot
yang telah diberikan oleh guru.
137
3. Kegiatan Penutup
1. Guru menutup pembelajaran dengan
menyimpulkan materi yang telah dijelaskan
kepada peserta didik.
2. 2. Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
110 Menit
Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia
Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah: SMK Informatika Ciputat
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia Materi
Pokok: Teks Anekdot
Kelas/Semester: X/ 1
Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)
Pertemuan: Pertemuan Kedua (Pra Siklus)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.7 Menganalisis struktur Dan kebahasaan teks anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.
4.7 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.
Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
139
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajaran think talk write
peserta didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam
menentukan struktur, isi teks anekdot dan menentukan ciri
kebahasaan teks anekdot.
D. Materi Pembelajaran
1. Teks Anekdot
2. Struktur Teks Anekdot
3. Kebahasaan teks anekdot
4. Sindiran/unsur humor
5. Menciptakan teks anekdot
E. Pendekatan/Metode/Model
4. Pendekatan: Saintifik
5. Metode: Diskusi dan Presentasi
6. Model: Ceramah
F. Media/Alat dan Bahan:
Laptop, Gawai, Power Point
G. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia
Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
2. Internet
140
H. Kegiatan Pembelajaran Prasiklus Pertemuan Kedua
No. Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari
guru berhubungan dengan materi teks
anekdot.
3. Peserta didik menerima informasi dengan
proaktif tentang keterikaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tentang
hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai
khususnya tentang pembelajaran teks
anekdot.
10 Menit
2. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan materi menggunakan
media konvensional power point yang
telah diunggah di googleclassroom.
2. Menjelaskan kepada peserta didik
mengenai materi teks anekdot kepada
peserta didik melalui Google Meet.
3. Setelah menjelaskan guru memberikan
tugas kepada peserta didik.
45 Menit
141
4. Guru dan peserta didik
mendiskusikan tugas.
5. Peserta didik mengerjakan tugas
teks anekdot yang telah diberikan
dengan menggunakan model
pembelajaran yang konvensional
yaitu berdiskusi.
6. Peserta didik mempresentasikan
tugas teks anekdot yang mereka
kerjakan.
3. Kegiatan Penutup
1. Guru menutup pembelajaran dengan
menyimpulkan materi yang telah
dijelaskan kepada peserta didik.
3. 2. Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
110 Menit
I. Teknik Penilaian: Tes tertulis
Tugas: Buatlah teks anekdot dengan tema kebudayaan!
Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia
Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa
142
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah: SMK Informatika Ciputat
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Materi Pokok: Teks Anekdot Kelas/Semester: X/ 1
Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)
Pertemuan: Pertemuan Pertama Siklus I
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
143
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.
Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.
Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajaran think talk write peserta
didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam menentukan struktur,
isi teks anekdot dan menentukan ciri kebahasaan teks anekdot.
D. Materi Pembelajaran
1. Teks Anekdot
E. Pendekatan/Metode/Model
1. Pendekatan: Saintifik
2. Metode: Diskusi dan Presentasi
3. Model: Think Talk Write
F. Media/Alat dan Bahan
1. Media/Alat: Laptop, Gawai, Media Adobe Flash
G. Sumber Belajar
2. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa
144
Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
3. Internet
145
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari
guru berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya.
3. Peserta didik menerima informasi
dengan proaktif tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi
tentang hal-hal yang akan dipela•jari
dan dikuasai khususnya tentang
pembelajaran teks anekdot.
5. Guru memberikan motivasi kepada
siswa, melalui penjelasan pentingnya
pemahaman tentang materi teks
anekdot sertamenjelaskan
teknispembelajaran kooperatif think talk
write.
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
10 Menit
2. Kegiatan Inti
145
1. Guru memberikan materi mengenai
teks anekdot di googleclassroom.
2. Peserta didik menggunduh materi
tersebut.
3. Guru menjelaskan materi mengenai
teks anekdot tentang pengertian teks
anekdot, ciri-ciri teks anekdot, unsur
kebahasaan teks anekdot menggunakan
media interaktif adobe flash yang telah
dimiliki masing-masing peserta didik.
4. Guru meberikan tugas mengenai
materi teks anekdot kepada peserta didik.
5. Guru memberikan penguatan terhadap
temuan peserta didik yang benar.
6. Guru memberikan
penjelasan/meluruskan temuan peserta
didik yang kurang tepat.
45 Menit
146
3. Kegiatan Penutup
1. Mengevaluasi aktivitas pembelajaran
dan hasilnya serta manfaat
pembelajaran.
2. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran
10 Menit
Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia
Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa
147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah: SMK Informatika Ciputat
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Materi Pokok: Teks Anekdot Kelas/Semester: X/ 1
Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)
Pertemuan: Pertemuan Kedua Siklus I
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleransi, damai), santun, responsive, dan proaktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
148
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.
Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerlihatkan struktur dan kebahasaan.
Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan kebahasaan.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajaran think talk write
peserta didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam
menentukan struktur, isi teks anekdot dan menentukan ciri
kebahasaan teks anekdot.
D. Materi Pembelajaran
4. Teks Anekdot
E. Pendekatan/Metode/Model
1. Pendekatan: Saintifik
5. Metode: Diskusi dan Presentasi
6. Model: Think Talk Write
F. Media/Alat dan Bahan
Media/Alat: Laptop, Gawai, Media Adobe Flash
149
G. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa
Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
2. Internet
150
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam
tanda mensyukuri anugerah Tuhan
dan saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon
pertanyaan dari guru
berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya.
3. Peserta didik menerima informasi
dengan proaktif tentang
keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi
tentang hal-hal yang akan
dipela•jari dan dikuasai khususnya
tentang pembelajaran teks
anekdot.
5. Guru memberikan motivasi kepada
siswa, melalui penjelasan
pentingnya pemahaman tentang
materi teks anekdot serta
menjelaskan teknispembelajaran
kooperatif think talk write.
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
10 Menit
2. Kegiatan Inti
151
1. Guru memberikan materi
mengenai teks anekdot di
googleclassroom.
2. Peserta didik menggunduh materi
tersebut.
3. Guru menjelaskan materi
mengenai teks anekdot tentang
pengertian teks anekdot, ciri-ciri
teks anekdot, unsur kebahasaan
teks anekdot menggunakan media
interaktif adobe flash yang telah
dimiliki masing-masing peserta
didik.
4. Guru membentuk kelompok yang
terdiri dari 7-8 peserta didik
5. Peserta didik beserta
keleompoknya masing-masing
mengerjakan tugas yang telah
diberikan oleh guru melalui media
adobe flash menggunakan model
pembelajaran think talk write.
6. Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
45 Menit
152
3. Kegiatan Penutup
3. Mengevaluasi aktivitas pembelajaran
dan hasilnya serta manfaat
pembelajaran.
4. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran
10 Menit
I. Teknik Penilaian: Tes tertulis
J. Instrumen penilaian
Soal:
1. Jelaskan apa pengertian teks anekdot?
2. Sebutkan dan jelaskan kebahasaan teks anekdot?
3. Sebutkan dan jelaskan struktur-struktur teks anekdot?
4. Buatlah teks anekdot dengan tema bebas!
Rubrik Penilaian Menulis Teks Anekdot
No Komponen yang dinilai Skor Maksimal
1. Ketepatan isi dengan tema 20
2. Ketetapan judul dengan isi 10
3. Kelengkapan isi 25
4. Tata kebahasaan teks 20
5. Kemenarikan anekdot 25
Skor Tertinggi 100
153
Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia
Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa
154
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah SMK Informatika Ciputat
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Materi Pokok: Teks Anekdot
Kelas/Semester: X/ 1
Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)
Pertemuan: Pertemuan Pertama Siklus II
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun,
responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan.
155
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menganalisis struktur
dan kebahasaan teks
anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan
kebahasaan.
4.6 Menciptakan kembali
teks anekdot dengan
memerlihatkan struktur
dan kebahasaan.
Menyusun kembali teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajaran think talk
write peserta didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur
dalam menentukan struktur, isi teks anekdot dan
menentukan ciri kebahasaan teks anekdot.
D. Materi Pembelajaran
1. Teks Anekdot
2. Struktur Teks Anekdot
3. Kebahasaan teks anekdot
4. Sindiran/unsur humor
5. Menciptakan teks anekdot
E. Pendekatan/Metode/Model
1. Pendekatan: Saintifik
2. Metode: Diskusi dan Presentasi
3. Model: Think Talk Write
F. Media/Alat dan Bahan: Laptop, Gawai, Media Adobe Flash
G. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia
Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
156
2. Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Siklus II
No. Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru menegaskan kembali langkah-
langkah pembelajaran model kooperatif
think talk write.
2 Guru memberikan motivasi kepada
siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran siklus I agar lebih serius
dalam mengikuti pembelajaran, serta
tetap memberikan semangat kepada
siswa yang sudah berhasil dalam
pembelajaran pada siklus I.
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
10 Menit
2. Kegiatan Inti 1. Guru memperlihatkan hasil nilai yang
diperoleh Peserta Didik dipertemuan
sebelumnya.
2. Guru membahas kesalahan Peserta
didik dalam menulis teks anekdot
dipertemuan sebelumnya.
3. Guru memperdalam materi tentang
teks anekdot terutama pada bagian
struktur dan kaidah kebahasaannya
menggunakan media pembelajaran
Adobe Flash.
45 Menit
157
4. Guru memberikan materi mengenai
teks anekdot yang sebelumnya belum
diberikan pada siklus I.
5. Guru memberikan tes tertulis kepada
peserta didik.
6. Peserta didik mengerjakan tes tertulis
menggunakan model pembelajaran think
talk write.
4. Menanyakan Peserta didik tentang
bagian yang tidak mengerti atau kesulitan
yang dialami.
5. Peserta didik diminta untuk menulis
teks anekdot dengan lebih baik lagi
menggunakan model pembelajaran think
talk write.
3. Kegiatan Penutup 1. Mengevaluasi aktivitas pembelajaran
dan hasilnya serta manfaat
pembelajaran.
2. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pemberian tugas
10 Menit
Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia
Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa
158
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah SMK Informatika Ciputat
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Materi Pokok: Teks Anekdot
Kelas/Semester: X/ 1
Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)
Pertemuan: Pertemuan Pertama Siklus II
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun,
responsive, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan.
159
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menganalisis struktur
dan kebahasaan teks
anekdot.
Mengidentifikasi struktur teks anekdot dan
kebahasaan.
4.6 Menciptakan kembali
teks anekdot dengan
memerlihatkan struktur
dan kebahasaan.
Menyusun kembali teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajaran think talk write peserta
didik dapat bekerja cepat, mandiri, jujur dalam menentukan struktur, isi
teks anekdot dan menentukan ciri kebahasaan teks anekdot.
D. Materi Pembelajaran
1. Teks Anekdot
2. Struktur Teks Anekdot
3. Kebahasaan teks anekdot
4. Sindiran/unsur humor
5. Menciptakan teks anekdot
E. Pendekatan/Metode/Model
1. Pendekatan: Saintifik
2. Metode: Diskusi dan Presentasi
3. Model: Think Talk Write
F. Media/Alat dan Bahan: Laptop, Gawai, Media Adobe Flash
G. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X
Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
2. Internet
160
H. Kegiatan Pembelajaran
No. Uraian Kegiatan Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru menegaskan kembali langkah-
langkah pembelajaran model kooperatif
think talk write.
2 Guru memberikan motivasi kepada
siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran siklus I agar lebih serius
dalam mengikuti pembelajaran, serta
tetap memberikan semangat kepada
peserta didik yang sudah berhasil dalam
pembelajaran pada siklus I.
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
10 Menit
2. Kegiatan Inti
1. Guru memperdalam materi tentang
teks anekdot terutama pada bagian
struktur dan kaidah kebahasaannya
menggunakan media pembelajaran
Adobe Flash.
45 Menit
161
2. Guru memberikan materi mengenai
teks anekdot yang sebelumnya
belum diberikan pada pertemuan
pertama
3. Guru membagi dan membentuk
kelompok 7-8 (kelompok yang
sama dengan siklus I).
4. Peserta didik dan kelompoknya
masing-masing mengerjakan tes
tertulis menggunakan model
pembelajaran think talk write.
5. Menanyakan Peserta didik tentang
bagian yang tidak mengerti atau
kesulitan yang dialami.
6. Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil menulis
teks anekdot yang ditulis dan di
diskusikan.
7. Peserta didik diminta untuk menulis
teks anekdot dengan lebih baik lagi
menggunakan model pembelajaran
think talk write.
162
3. Kegiatan Penutup 1. Mengevaluasi aktivitas pembelajaran
dan hasilnya serta manfaat
pembelajaran.
2. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pemberian tugas
10 Menit
I. Instrumen penilaian
Soal:
1. Buatlah teks anekdot dengan bertemakan kebudayaan!
2. Buatlah struktur teks anekdot dari teks yang telah dibuat!
Rubrik Penilaian Menulis Teks Anekdot
No Komponen yang dinilai Skor Maksimal
1. Ketepatan isi dengan tema 20
2. Ketetapan judul dengan isi 10
3. Kelengkapan isi 25
4. Tata kebahasaan teks 20
5. Kemenarikan anekdot 25
Skor Tertinggi 100
163
Mengetahui, Kepalas Sekolah SMK Informatika Ciputat Guru Bahasa Indonesia
Achmad Buchori, S.Pd., M.Si. Khoirunnisa
164
Lampiran 5
CATATAN LAPANGAN
KEGIATAN PRA SIKLUS
Hari/Tanggal : 11-12 November 2020
Kegiatan : Pembelajaran meningkatkan kemampuan menulis teks
anekdot dengan menggunakan model pembelajaran
ceramah dan berbantuan media power point.
Tujuan : Pembelajaran mengenenai menulis teks anekdot dengan
menjelaskan pengertian teks anekdot, kaidah kebahasaan,
teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, dan struktur teks
anekdot.
Waktu : 08.00-10.00
Tempat/Kelas : SMK Informatika Ciputat/ X OTP (Secara Daring)
Kegiatan Awal
Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan memberikan
tautan yang berisi akses untuk masuk ke pertemuan secara daring melalui
google meet. Setelah itu peneliti melakukan doa bersama setelah itu peneliti
mengecek kehadiran peserta didik setelah itu peneliti melakukan apreasiasi
dengan melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk mengetahui
pengetahuan awal teks anekdot, lalu peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran.
165
Kegiatan Inti
Peneliti memberikan penjelasan mengenai pengertian teks anekdot,
ciri-ciri teks anekdot, struktur teks anekdot, dan kaidah kebahasaan teks
anekdot. Kemudian peneliti memberikan kesempatan untuk peserta didik
membaca materi yang telah diberikan oleh peneliti mengenai teks anekdot.
Setelah itu peserta didik diberikan kesempatan untuk menanyakan materi
kepada peserta didik yang belum memahami tentang materi teks anekdot.
Setelah itu peserta didik diberikan tugas oleh peneliti yang memerintahkan
untuk menulis teks anekdot dengan bertemakan kebudayaan. Peserta didik
diberikan kesempatan untuk menanyakan mengenai tugas yang telah
diberikan oleh peneliti.
Refleksi
Setelah melihat pelaksanaan yang sudah diberikan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat oleh peneliti. Pembelajaran berjalan dengan baik,
peserta didik bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal
hingga akhir. Peserta didik mampu memahami pengertian, struktur, kaidah
kebahasaan dan ciri-ciri teks anekdot. Namun walaupun dalam
pembelajaran terdapat beberapa peserta didik yang kurang aktif saat
pembelajaran daring berlangsung.
Tangerang, 11 November 2020
Mengetahui
Peneliti Kolabolator
Khoirunnisa Via Hapsari, M.Pd
NIM: 2016840013
166
CATATAN LAPANGAN
KEGIATAN SIKLUS I
Hari/Tanggal : 17-18 November 2020
Kegiatan : Pembelajaran meningkatkan kemampuan menulis teks
anekdot dengan menggunakan model pembelajaran
think talk write dan berbantuan media adobe flash.
Tujuan : Pembelajaran mengenenai menulis teks anekdot dengan
menjelaskan pengertian teks anekdot, kaidah
kebahasaan, teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, dan
struktur teks anekdot.
Waktu : 08.00-10.00
Tempat/Kelas : SMK Informatika Ciputat/ X OTKP (Secara Daring)
Kegiatan Awal
Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan memberikan
tautan yang berisi akses untuk masuk ke pertemuan secara daring melalui
google meet. Setelah itu peneliti melakukan doa bersama setelah itu peneliti
mengecek kehadiran peserta didik setelah itu peneliti melakukan apreasiasi
dengan melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk mengetahui
pengetahuan awal teks anekdot, lalu peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Peneliti memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang
akan diajarkan dengan materi teks anekdot. Kemudian peneliti menjelaskan
167
mengenai pengertian teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks
anekdot, kaidah kebahasaan teks anekdot. Kemudian peneliti memberikan
tugas kepada peserta didik untuk mengerjakannya, peserta didik
ditugaskan untuk mengerjakan tugas menggunakan model pembelajaran
think talk write berbantuan media adobe flash. Peserta didik dibagi menjadi
6 kelompok diantara kelompok terdapat 7-8 anggota setelah itu peneliti
menjelaskan perintah yang akan diberikan kepada peserta didik. Peneliti
memberikan kesempatan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
kemudian peneliti menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
Refleksi
Setelah melihat pelaksanaan yang sudah diberikan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat oleh peneliti. Pembelajaran berjalan dengan baik,
peserta didik bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal
hingga akhir. Peserta didik mampu memahami pengertian, struktur, kaidah
kebahasaan dan ciri-ciri teks anekdot. Namun walaupun dalam
pembelajaran terdapat beberapa peserta didik yang kurang aktif saat
pembelajaran daring berlangsung.
Tangerang, 17 November 2020
Mengetahui
Peneliti Kolabolator
Khoirunnisa Via Hapsari Indah, M.Pd.
NIM: 2016840013
168
CATATAN LAPANGAN
KEGIATAN SIKLUS II
Hari/Tanggal: 25-26 November 2020
Kegiatan : Pembelajaran meningkatkan kemampuan menulis teks
anekdot dengan menggunakan model pembelajaran think
talk write dan berbantuan media adobe flash.
Tujuan : Pembelajaran mengenenai menulis teks anekdot agar
peserta
didik dapat menulis teks anekdot sesuai dengan struktur dan
kaidah kebahasaan teks anekdot.
Waktu : 08.00-10.00
Tempat/Kelas : SMK Informatika Ciputat/ X OTKP (Secara Daring)
Kegiatan Awal
Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan memberikan
tautan yang berisi akses untuk masuk ke pertemuan secara daring melalui
google meet. Setelah itu peneliti melakukan doa bersama setelah itu peneliti
mengecek kehadiran peserta didik setelah itu peneliti melakukan apreasiasi
dengan melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk mengetahui
pengetahuan awal teks anekdot, lalu peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran.
169
Kegiatan Inti
Peneliti memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang
akan diajarkan dengan materi teks anekdot. Kemudian peneliti menjelaskan
mengenai pengertian teks anekdot, ciri-ciri teks anekdot, struktur teks
anekdot, kaidah kebahasaan teks anekdot. Kemudian peneliti memberikan
tugas kepada peserta didik untuk mengerjakannya, peserta didik
ditugaskan untuk mengerjakan tugas menggunakan model pembelajaran
think talk write berbantuan media adobe flash. Peserta didik dibagi menjadi
6 kelompok diantara kelompok terdapat 7-8 anggota setelah itu peneliti
menjelaskan perintah yang akan diberikan kepada peserta didik. Peserta
didik menuliskan teks anekdot sesuai dengan struktur dan kaidah
kebahasaan teks anekdot. Peneliti memberikan kesempatan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya kemudian peneliti menyimpulkan
materi yang sudah dipelajari.
Refleksi
Setelah melihat pelaksanaan yang sudah diberikan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat oleh peneliti. Pembelajaran berjalan dengan baik,
peserta didik bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal
hingga akhir. Peserta didik mampu memahami pengertian, struktur, kaidah
kebahasaan dan ciri-ciri teks anekdot. Namun walaupun dalam
pembelajaran terdapat beberapa peserta didik yang kurang aktif saat
pembelajaran daring berlangsung.
Tangerang, 25 November 2020
Mengetahui
Peneliti Kolabolator
Khoirunnisa Via Hapsari, M.Pd
NIM: 2016840013
170
Lampiran 6
CATATAN LAPANGAN KOLABOLATOR
Pelaksanaan : Pra Siklus
Hari dan Tanggal : Rabu, 11 November 2020
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Tempat : X OTKP SMK Informatika Ciputat/ Google Meet
Catatan:
1. Peserta didik belum menguasai materi secara keseluruhan.
2. Kondisi kelas masih kurang kondisif melalu google meet belum
banyak peserta didik yang bergabung.
3. Motivasi peserta didik sangat dibutuhkan untuk membangun
kesiapan mental peserta didik untuk belajar.
Saran:
1. Materi disampaikan secara bertahap, sesuaikan dengan
pemahaman peserta didik mmeberikan umpan balik untuk menguji
pemahaman peserta didik.
2. Mengkondisikan suasana kelas sebelum memulai pembelajaran.
3. Memberikan beberapa kata-kata motivasi mendukung kesiapan
peserta didik pembelajaran.
Tangerang, 11 November 2020
Kolabolator,
Via Hapsari Indah M. Pd.
171
CATATAN LAPANGAN KOLABOLATOR
Pelaksanaan : Siklus I
Hari dan Tanggal : Rabu, 17 November 2020
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Tempat : X OTKP SMK Informatika Ciputat/ Google Meet
Catatan:
1. Hanya beberapa peserta didik yang menguasi materi secara
keseluruhan.
2. Pengunaan model yang diterapkan dalam pembelajaraan sudah
cukup baik.
3. Motivasi peserta didik sangat dibutuhkan untuk membangun
kesiapan mental peserta didik untuk belajar.
Saran:
1. Materi disampaikan secara bertahap, sesuaikan dengan
pemahaman peserta didik memberikan umpan balik untuk menguji
pemahaman peserta didik.
2. Menggunakan model pembelajaran terhadap pembelajaran harus
lebih diterapkan.
3. Mengkondisikan suasana kelas sebelum memulai pembelajaran.
4. Memberikan beberapa kata-kata motivasi mendukung kesiapan
peserta didik dalam pembelajaran.
Tangerang, 17 November 2020
Kolabolator,
Via Hapsari Indah, M. Pd.
172
CATATAN LAPANGAN KOLABOLATOR
Pelaksanaan : Siklus II
Hari dan Tanggal : Rabu, 25 November 2020
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Tempat : X OTKP SMK Informatika Ciputat/ Google Meet
Catatan:
1. Seluruh peserta didik menguasai materi yang disampaikan secara
keseluruhan.
2. Seluruh peserta didik sudah menguasai media yang digunakan.
3. Cara peserta didik memaparkan hasil laporan sudah baik.
4. Motivasi yang telah diberikan membuat peserta didik sangat
bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.
Saran:
1. Materi disampaikan secara bertahap, sesuaikan dengan
pemahaman peserta didik memberikan umpan balik untuk menguji
pemahaman peserta didik.
2. Media yang digunakan dalam pembelajaran sudah baik.
3. Materi yang disampaikan dan memaparkan teks anekdot sudah
baik.
4. Kondisikan suasana kelas sebelum memulai pembelajaran.
5. Memberikan beberapa kata-kata motivasi mendukung kesiapan
peserta didik dalam pembelajaran.
Tangerang, 25 November 2020
Kolabolator,
Via Hapsari Indah M. Pd.
173
Lampiran 7
DAFTAR CEK SUMBER PUSTAKA
Nama: Khoirunnisa
NIM: 2016840013
Judul Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Anekdot
Berbantuan Media Adobe Flash
No. Sumber Pustaka Halaman
Pencantuman pada Skripsi
Keterangan
Ya Tidak
1.
Agustin, Siska Ayu dan Sesunan Feriansyah. 2019. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Dengan Pendekatan Saintisfik Menggunakan Adobe Flash. http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPVTI (Online), diakses pada 10 Agustus 2020
41 √
2. Aqib, Z. 2017. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SMA/MA-SMK/MAK. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
53,54 √
3. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
55,57,67 √
4. Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
36 √
5. Azrah, Meri. Penerapan Strategi Think Talk Write (TTW) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 009. https://media.neliti.com/media/publications/258284- penerapan-strategi-think-talk-write-ttw-7fc1ad38.pdf (Online), diakses pada 10 Agustus 2020.
17 √
6. Dalman. 2018. Keterampilan Menulis. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
21,22, 23 √
7. Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
39, 37 √
8. Gumanti, Ary Tatang. Dkk. 2016. Metode penelitian pendidikan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
54 √
9. Hamdayana, Jumanta. 2017. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia.
5, 16 √
174
10. Hariyanti, Tita. 2017. Keunggulan Metode Kolaboratif dan Kooperatif dalam Pendidikan. Malang: UB Media.
13,14 √
11. Herdian. 2016. Model Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write). (Online). (http://herdy07.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-ttw-think-talk- write, diakses pada 10 Agustus 2020).
19 √
12. Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatik. Yogyakarta: Pustaka belajar.
15 √
13. Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
14, 15 √
14. Janardhana, Aryananda Dkk. 2019. Penerapan Model Think Talk Write Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Kalimat Efektif Pada Siswa Kelas III SDN Sumbersari 1 Kota Malang. (Online) Vol 3 No 1. (https://www.researchgate.net/publication/334743518, diakses 2 April 2020)
15 √
15. Karo, Rasyid Isran dan Rohani. 2018. Manfaat Media Dalam Pembelajaran. (Online) Vol.7 No.1. (http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/axiom/article/view/1778, diakses pada 10 Agustus 202).
37 √
16. Kasupradi, Endang dan Supriatna. 2010. Pengembangan keterampilan menulis. Jakarta: Kreasi satudelapan.
21 √
17. Kemendikbud. 2017. Anekdot Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MK. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
25,28,31 √
18. Kuswari, Usep. 2016. Model Pembelajaran Menulis dengan Teknik Think Talk Write. (Online). (http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/1 95901191986011-, diSEP_KUSWARI/MODEL_PEMBELAJARAN_MENULIS_DENGAN_ TEKNIK_THIK.pdf, diakses pada 10 Agustus 2020).
19 √
19. Mahnun, Nunu. 2012. Media Pembelajaran Kajian Terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya
37 √
175
dalam Pembelajaran. (Online). Vol. 37. No. 1. http://ejournal.uin- suska.ac.id/index.php/Anida/article/view/310, diakses pada 1 Juli 2020.
20. Maksum, Ifrod. 2015. Konsep dan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (Online). Diakses pada 10 Agustus 2020.
20 √
21. Mannahali, Misnah. 2018. Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dalam Pengajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman. (Online). http://eprints.unm.ac.id/11291/1/Misna%20Mannahali_Model%20 Pembelajaran.pdf, diakses pada 10 Agustus 2020)
17, 20 √
22. Mascita, Dede Endang dan Rosmiyati Ati. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Untuk Siswa Kelas X SMA. http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jurnaltuturan/article/view/1698 (Online). Diakses pada 10 Agustus 2020
24 √
23. Munirah. 2019. Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf. Yogyakarta: CV Budi Utama
21 √
24. Nweke, Catherine Obama. 2016. Anecdote as A Persuasive Stylistic Technique a Pusonnam Yiri’s Bindness of The Mind: No One Is Useless. An Internasional Journal of Langugage. (Online) https://www.ajol.info/index.php/laligens/article/view/107575 Literature and Gender Studies (LALIGENS). Volume 3 (2) Serial No. 8 (36).
32 √
25. Parwati, Nyi Nyoman. Dkk. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Depok: Rajagrafido
12, 13 √
26. Pribadi, Benny A. 2017. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia.
40, 38 √
27. Robby, Nur dan Sholah, Akmal. 2019. Modifikasi Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa. (Online). Vol 9 (http://rumahpublikasi.com/index.php/prokaluni/article/view/104, diakses pada 10 Agustus 2020).
20 √
28. Rusman. 2018. Model-model Pembelajaran. Depok: Rajagrafido
11,12, 13 √
176
29. Saputra, Rahmat, Dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Adobe Flash Pro CS 6 pada Materi Luas Bangunan Datar. 2020. https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm. (Online). Volume 14, No. 1, Januari 2020, pp. 67-80
47, 42 √
30. Sari Resmi, Dkk. 2017. Pengembangan Media Blog Dalam Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Pada Siswa Kelas X SMA. (Online) Volume 1 Nomor 4. Neliti.com/id/publications/240552/pengembangan-media-blog-dalam-pembelajaran-menulis-teks-anekdot-pada-siswa-kelas, diakses pada 10 Agustus 2020)
36 √
31. Setiyaningrum, Erin. Dkk. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang. (Online). Vol 3 No 1. (http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/union/article/view/270, diakses pada 10 Agustus 2020).
20 √
32. Saddhono, Kundharu dan Slamet, Y, St. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati
1 √
33. Simanjuntak, Maslina. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) dan Software Autograph dalam mempersiapkan Pendidik Matematika menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). (Online). Vol 9 no 2. (http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/view/339, diakses pada 10 Agustus 2020)
17, 20 √
34. Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
63,68,71,72, 75,76,77
√
35. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
58,72,76,77 √
36. Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, dan Istiqamah. 2017. Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
27,29,30,32, 33,74
√
177
37. Tafonao, Talizaro. Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa. 2018. (Online) Vol.2 No.2,https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article/view/11, diakses pada 10 Agustus 2020.
33 √
38. Umar. 2014. Media Pendidikan Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran. (Online). Vol 11 No 2. (http://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/view/364/, diakses pada 10 Agustus 2020).
37 √
39. Wardhani, Endah Dyah. Rustono, Agus. 2017. Analisis Teks Anekdot Bermuatan karakter dan kearifan Lokal Sebagai Pengayaan Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi (Online), diakses pada 11 September 2020.
3, 24, 31, 32 √
40. Widada dan Wulansari, Bekti. 2019. Cara Mudah Membuat Media Pembelajaran Menggunakan Media Adobe Flash CS 6. Yogyakarta: Penerbit Grava Media
5 √
41. Windhiarta, Abdy. 2017. Pengembangan Media Berbasis Adobe Flash Player Latihan Teknik Dasar Futsal. https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpres/article/view/25102 (Online). Volume 13, Nomor 2, Diakses pada 10 Agustus 2020.
41 √
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Ratna Dewi Kartikasari, M.Pd.
178
Lampiran 8
Hasil Menulis Peserta Didik
Siklus I
Hasil menulis peserta didik kelompok satu
179
Hasil menulis peserta didik kelompok dua
180
Hasil menulis peserta didik kelompok tiga
181
Hasil menulis peserta didik kelompok empat
182
Hasil menulis peserta didik kelompok lima
183
Hasil menulis peserta didik kelompok enam
184
SIKLUS II
Hasil menulis peserta didik kelompok satu
185
Hasil menulis peserta didik kelompok dua
186
Hasil menulis peserta didik kelompok tiga
187
Hasil menulis peserta didik kelompok empat
188
Hasil menulis peserta didik kelompok lima
189
Hasil menulis kelompok enam
190
Lampiran 9
GAMBAR KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
191
192
Lampiran 10
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI
193
194
Lampiran 11
KARTU MENYAKSIKAN SIDANG
195
Lampiran 12
KARTU REVISI SETELAH SIDANG
196
LAMPIRAN 13
SURAT PERMOHONAN PENELITIAN
197
Lampiran 14
SURAT TELAH MENYELESAIKAN PENILITIAN
198
Lampiran 15
BIODATA KOLABOLATOR
Nama: Via Hapsari Indah, M.Pd.
Tempat/Tanggal: Karawang, 6 Desember 1978
Alamat: Jl. Komplek Pertamina gang 3 Ciputat, Tangerang Selatan.
Riwayat Pendidikan: - SD Negeri Cimalaya IV (1984-1990)
- SMPN 1 Cimalaya (1990-1993)
- SMA 1 Teluk Jambe Karawang (1993-1996)
- S1 Universitas Indra Prasta PGRI (2012-2016)
- S2 Universitas Indra Prasta PGRI (2018-2021)
199
Lampiran 16
BIODATA PENULIS
Khoirunnisa dilahirkan di kota Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 12 Mei
1998. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan dari Bapak
Ahid dan Ibu Koryati. Pendidikan dasar penulis yaitu di SDN Bedahan 01
tamat pada tahun 2010 dan melanjutkan ke SMP Islamiyah Sawangan dan
lulus pada tahun 2013, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMAN 5
Depok dan lulus pada tahun 2016 dan setelah itu melanjutkan pendidikan
di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Jakarta pada tahun 2016.