106
SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI (JASA) PASAR PA’BAENG-BAENG KOTA MAKASSAR CHAIRIL ABDILLAH 105730255911 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

SKRIPSI

AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI (JASA)

PASAR PA’BAENG-BAENG

KOTA MAKASSAR

CHAIRIL ABDILLAH

105730255911

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

SKRIPSI

AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI (JASA)

PASAR PA’BAENG-BAENG

KOTA MAKASSAR

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Jurusan Akuntasi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

CHAIRIL ABDILLAH

105730255911

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 3: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Akuntabilitas Sistem Pengelolaan Retribusi (Jasa) Pasar

Pa’Baeng-Baeng Kota Makassar

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama Mahasiswa : Chairil Abdillah

Nim : 10573 02559 11

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II

H. Andi Arman, SE., M.Si., AK., CA Hj. Naidah SE., M.Si

Diketahui:

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan,

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MM Ismail Badollahi, SE., M.Si., AK., CA

NBM: 497794 NBM: 1073428

Page 4: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh panitia ujian skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor: 075 Tahun

1436 H/2015 M. Skripsi ini telah dipertahankan di depan tim penguji pada hari

minggu, 23 Agustus 2015 yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

Dzulqaidah 1436 H

Makassar,--------------------------

September 2015

PANITIA UJIAN

Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd (……………………….)

(Rektor Unismuh Makassar)

Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA (……………………….)

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Sekretaris : H. Sultan Sarda, SE., MM (……………………….)

(PD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Anggota :

1. Dr. Hj. Euis Eka Pramiarsih, M.Pd (……………………….)

2. Linda Arizanti Razak, SE., M.Si., AK., CA (……………………….)

3. Hj. Naidah, SE., M.Si (……………………….)

4. Hj. Lilly Ibrahim, SE., M.Si (……………………….)

Page 5: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Chairil Abdillah

NIM : 105730255911

Jurusan/Program Studi : Akuntansi/ S1 Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 1 September 2015

Yang membuat pernyataan,

CHAIRIL ABDILLAH

NIM:105730255911

Page 6: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya

Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya

Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya

Leher yang akan lebih sering melihat ke atas

Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja

Hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya

Serta mulut yang akan selalu berdoa…

(5cm)

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kamu

sudah

Selesai (mengerjakan yang lain) . Dan berharaplah kepada Tuhanmu

(Q.S Al Insyirah : 6-8)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi

(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah

mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui

(Al Baqarah ; 126)

Drench yourself in words unspoken

Live your life with arms wide open

Today is where your book begins

The rest is still unwritten

(Natasha Bedingfield – Unwritten)

Turn your face towards the sun

Let the shadows fall behind you

Tell a prayer, just carry on

And the shadows will never find you…

(Rihanna - Towards The Sun)

Page 7: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

Kadang dalam hidup kita tidak memahami kenapa hal-

hal bisa terjadi

Namun aku tahu dan meyakini satu hal

Aku tahu aku istimewa..

Suatu hari akan melakukan sesuatu yang sangat

penting

Sesuatu yang telah ditakdirkan untukku…

(Chairil Abdillah)

KUPERSEMBAHKAN

UNTUK IBUNDA TERCINTA

DAN AYAHANDA DI SURGA…

Page 8: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

i

ABSTRAK

Abdillah, Chairil. 2015. Akuntabilitas Sistem Pengelolaan Retribusi (Jasa) Pasar

Pa’Baeng-Baeng Kota Makassar. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing: (1) H. Andi Arman, (2) Hj. Naidah

Retribusi dan atau jasa pengelolaan pasar termasuk retribusi jasa umum

yang memberikan kontribusi yang cukup potensial terhadap peningkatan

pembangunan dan kesejahteraan. Kemampuan instansi dan peran pemerintah yang

baik dalam mengelola pasar akan memberikan kontribusi yang baik bagi pasar dan

akan menjadikan pasar sebagai penyumbang retribusi potensial, disinilah mengapa

akuntabilitas sangat penting agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang

direncanakan.

Penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana

Akuntabilitas Sistem Pengelolaan Retribusi (Jasa) Pasar Pa’Baeng-Baeng Kota

Makassar.

Penelitian ini untuk mendeskripsikan akuntabilitas pengeloaan retribusi

(jasa) Pasar Pa’Baeng-Baeng di Kota Makassar. Unit analisis adalah PD Pasar

Makassar Raya dan Unit Pasar Pa’Baeng-Baeng Kota Makassar, tipe penelitian

deskriptif kualitatif. Instrumen pengumpulan data adalah wawancara terhadap

informan, observasi dan pengumpulan data-data. Teknik analisis dilakukan secara

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan retribusi (jasa) pada

pasar Pa’Baeng-Baeng Kota Makassar sepenuhnya sudah dilakukan dengan baik,

realitas yang terjadi dalam hal pemungutan dan pengelolaan retribusi dilapangan

sudah sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku.

Kata Kunci: Retribusi Pasar, Akuntabilitas, Pengelolaan

Page 9: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillahirobbil Alamin. Segala puji dan syukur tiada hentinya

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan keagungan-Nya telah

melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi “Akuntabilitas Sistem Pengelolaan Retribusi (Jasa)

Pasar Pa’Baeng-Baeng Kota Makassar” dengan baik dan lancar. Skripsi ini

merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan

program sarjana pada Unisversitas Muhammadiyah Makassar.

Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, maka perkenankanlah

penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang selama

ini telah membimbing dan mendampingi penulis selama masa penyelesaian studi,

ucapan terimakasih yang teramat sangat penulis ucapkan kepada:

1. Ibunda tercinta yang telah merawat, mendidik, selalu memberikan

dukungan, terimakasih atas cinta kasihmu yang tak akan tergantikan,

terimakasih atas doa-doa yang selalu ibunda panjatkan.

2. Keluarga yang selalu mendukung penulis selama menyelasaikan studi,

penulis mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan materinya selama

ini. Penulis menyadari tidak akan bisa mengenyam bangku kuliah tanpa

bantuan materi dari keluarga. Semoga Allah SWT membalas kelak dengan

Page 10: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

iii

nikmat surga-Nya. “Tanpa keluarga, manusia sendiri di dunia, gemetar

dalam dingin”

3. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak H. Andi Arman, SE.,

M.Si., AK., CA dan ibu Hj. Naidah, SE., M.Si atas kesediaannya

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelasaikan tugas akhir

ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

mendidik dan membimbing penulis selama 4 tahun terakhir sehingga

penulis lulus dengan tepat waktu.

5. Bapak Drs. H. A. Aziz Hafid selaku direktur umum PD Pasar Makassar

Raya yang telah membantu dan memberi kesempatan penulis melakukan

penelitian di objek terkait. Terimakasih banyak pula kepada Rizky dan

Dian yang senantiasa membantu penulis mengumpulkan data-data terkait

penelitian.

6. Kepada teman-teman kelas AK-5 2011 yang senantiasa menyemangati

selama penyususan tugas akhir. Terimakasih atas kebersamaan, kegilaan

serta waktu yang terjalin selama ini. Keep dream high guys…

7. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini, semoga segala bantuan, bimbingan

dan doa yang diberikan mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat dijadikan sebagai bahan

Page 11: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

iii

masukan bagi penulis. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa bersama kita

dan meridhoi jalan hidup kita. Amin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 1 September 2015

Penulis

Page 12: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR LOGO

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

MOTTO

PERSEMBAHAN

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Akuntabilitias ................................................................ 5

B. Konsep Pengelolaan ................................................................. 10

C. Fungsi Manajemen ................................................................... 11

D. Otonomi Daerah ....................................................................... 18

E. Konsep Pendapatan Asli Daerah (PAD) .................................. 20

F. Retribusi Daerah ....................................................................... 22

G. Jenis-jenis Retribusi Daerah ..................................................... 24

H. Pengertian Retribusi Pasar ........................................................ 26

Page 13: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

vi

I. Landasan Hukum ..................................................................... 28

J. Perbedaan Pajak dan Retribusi ................................................. 30

K. Kerangka Pikir ......................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 36

B. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 36

C. Jenis-jenis dan Sumber Data .................................................... 37

D. Defenisi Operasional ................................................................ 38

E. Metode Analisis ....................................................................... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Profil Pasar Pa’Baeng-Baeng ................................................... 39

B. Struktur Organisasi pasar Pa’baeng-Baeng ............................... 40

C. Profil Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya ...................... 42

D. Struktur Organisasi PD Pasar Makassar Raya ......................... 44

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................. 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

B. KESIMPULAN ........................................................................ 86

C. SARAN .................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Daftar Pegawai PD Pasar Makassar Raya .................................................. 46

4.2 Daftar Penempatan Tugas PD Pasar Makassar Raya .................................. 46

4.3 Data Keadaan Tugas PD Pasar Makassar Raya .......................................... 47

5.1 Format Pelaporan Retribusi ........................................................................ 69

5.2 Rincian Tarif Retribusi Pasar Pa’Baeng-Baeng .......................................... 70

5.3 Daftar Pembagian Tugas ............................................................................. 72

5.4 Rekapitulasi Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi ........................... 75

5.5. Tarif Retribusi Yang Ditagih Setiap Hari ................................................. 77

Page 15: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Pikir ........................................................................................... 35

4.1 Struktur Organisasi Pasar Pa’Baeng-Baeng ................................................ 40

5.1 Karcis tariff Lost ......................................................................................... 78

5.2 Prosedur Penerimaan Kas PD Pasar Makassar Raya .................................. 82

Page 16: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah maka menjadi tanggung jawab bagi setiap daerah

untuk memenuhi kebutuhan daerahnya masing-masing. Untuk memenuhi

semua pembiayaan daerah sendiri maka setiap daerah harus dapat menghimpun

dana sebesar-besarnya untuk pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan

akan berjalan baik jika didukung biaya dan sumber daya manusia yang baik

pula. Dengan akuntabilitas diartikan bahwa suatu instansi pemerintah telah

menetapkan dan mempunyai visi, misi,tujuan dan sasaran yang jelas terhadap

program kerja yang telah, sedang, atau yang akan dijalankan. Dengan

akuntabiltas juga akan dapat diukur bagaimana mereka menyelenggarakan dan

mempertahankan (memegang) tanggungjawab mereka terhadap pencapaian

hasil.

Retribusi pasar adalah salah satu pungutan retribusi daerah. Retribusi dan

atau jasa pengelolaan pasar ini termasuk dalam retribusi jasa umum yang

memberikan kontribusi yang cukup potensial terhadap peningkatan

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu pemerintah daerah

harus benar-benar menggunakan hasil Retribusi Pasar ini dengan sebaik-

baiknya. Kemampuan instansi dan peran pemerintah yang baik dalam

Page 17: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

2

mengelola pasar akan memberikan kontribusi yang baik pula bagi pasar dan

akan menjadikan pasar sebagai penyumbang retribusi potensial bagi daerah,

disinilah mengapa akuntabilitas sangat penting bagi setiap pemerintah daerah

agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang direncanakan. Akuntabilitas

merupakan syarat terhadap terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang

baik, demokratis dan amanah (good governance). Kelembagaan pemerintahan

yang berakuntabilitas publik berarti lembaga tersebut senantiasa mau

mempertanggungjawabkan segala kegiatan yang diamanati oleh rakyat.

Demikian pula masyarakat dalam melakukan kontrol mempunyai rasa

tanggungjawab yang besar untuk kepentingan bersama. Bukan hanya untuk

kepentingan kelompok atau golongan saja.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Habibi Rahman yang berjudul

Pengelolaan Penerimaan Retribusi Pasar Baraka di Kabupaten Enrekang,

berkesimpulan bahwa pengelolaan retribusi/jasa pasar belum terlalu baik. Hal

ini disebabkan karena masih kurangnya fungsi pengelolaan instansi. Untuk itu

pertanggung jawaban sangat diperlukan demi tercapainya tujuan instansi.

Pasar Pabaeng-baeng merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di

kota Makassar, dengan perputaran uang yang hampir mencapai 1 milyar per

hari ketika mendekati hari raya (tribuntimurnews.com) dan merupakan

penyumbang retribusi (jasa) pasar yang cukup tinggi bagi pemeritah daerah.

Tak tanggung-tanggung, pasar Pa’Baeng-Baeng pada tahun 2010

menyumbangkan retribusi sebesar Rp. 1.317.356.000. Pengelolaan retribusi

(jasa) pasar pada Pasar Pabaeng-Baeng dikelolah langsung oleh Perusahaan

Page 18: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

3

Daerah Pasar Raya. Untuk mengukur akuntabilitas pada pengelolaan retribusi

pasar tersebut, maka instansi harus menggunakan pendekatan kejujuran dan

hukum, proses, program dan kebijakan

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

ilmiah yang berjudul “Akuntabilitas Sistem Pengelolaan Retribusi (Jasa) Pasar

pada Pasar Pa’baeng-Baeng Di Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana

akuntabilitas sistem pengelolaan retribusi (jasa) pasar pada pasar Pabaeng-

Baeng di Kota Makassar.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

akuntabilitas pengelolaan retribusi (jasa) pasar pada Pasar Pabaeng-Baeng di

Kota Makassar.

Sedangkan kegunaan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Ilmu

a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu

akuntansi, khususnya terkait dengan fungsi pertanggung jawaban.

b. Sebagai bahan masukan kepada peneliti lain yang akan

melaksanakan penelitian selanjutnya yang terkait dengan masalah

pada penelitian ini.

Page 19: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

4

c. Sebagai bahan informasi tentang akuntabilitas pasar Pabaeng-baeng.

2. Kegunaan Operasional

Adapun kegunaan operasional adalah sebagai bahan masukan

kepada pengelolah retribusi pasar khususnya pasar Pabaeng-baeng

dalam hal kinerja pelayanan publik dan sebagai salah satu persyaratan

akademis untuk melakukan studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 20: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Akuntabilitas

Menurut Syahrudin Rasul (2002:8) akuntabilitas adalah kemampuan

memberi jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan

seseorang/sekelompok orang terhadap masyarakat luas dalam suatu organisasi.

Sedangkan menurut UNDP, akuntabilitas adalah evaluasi terhadap proses

pelaksanaan kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat dipertanggungjawabkan

serta sebagai umpan balik bagi pimpinan organisasi untuk dapat lebih

meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang.

Akuntabilitas merupakan konsep yang komplek yang lebih sulit

mewujudkannya dari pada memberantas korupsi. Akuntabilitas adalah

pertanggungjawaban dari seseorang atau sekelompok orang yang diberi amanat

untuk menjalankan tugas tertentu kepada pihak pemberi amanat baik secara

vertikal maupun secara horizontal. Untuk melihat keragaman definisi

akuntabilitas, berikut ini dikemukakan beberapa definisi yang dikembangkan

sejumlah kamus besar kalangan akademisi dan pemerintahan, diantaranya

adalah sebagai berikut:

Webster mendefinisikan akuntabilitas sebagai suatu keadaan yang dapat

dipertanggungkan, bertanggungjawab dan akuntabel. Arti kata akuntabel

adalah: pertama, dapat diperhitungkan, dapat menjawab pada atasan,

sebagaimana seorang manusia bertanggunggugat kepada Tuhannya.

Page 21: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

6

Kedua, memiliki kemampuan untuk dipertanggunggugatkan secara

eksplisit dan ketiga adalah sesuatu yang bisa diperhitungkan. Sedangkan

menurut Kohler dalam Nurul (2013:35), akuntabilitas didefinisikan sebagai

berikut:

1. Kewajiban seseorang (employee) adalah agen atau orang lain

untuk memberikan laporan yang memuaskan (satisfactory report)

secara periodik atas tindakan atau atas kegagalan untuk bertindak

dari otorisasi atau wewenang yang dimiliki.

2. Pengukuran tanggungjawab (responsibility) atau kewajiban

kepada seseorang yang diekspresikan dalam nilai uang, unit

kekayaan, atau dasar lain yang telah ditentukan terlebih dahulu.

3. Kewajiban membuktikan manajemen yang baik, pengendalian

(control) yang baik, atau kinerja yang baik yang diharuskan oleh

hukum yang berlaku, ketentuan-ketentuan (regulation),

persetujuan (agreement) atau keabsaan (custom). Sedangkan untuk

responsibilitas, Kohler mendefinisikan sebagai berikut :

a. Penerimaan atas penyerahan wewenang.

b. Kewajiban untuk melaksanakan dengan hati-hati

wewenang yang diserahkan atau diterima yang mengingat

pada fungsi seseorang (individu) atau group yang

berpartisipasi dalam aktivitas suatu keputusan organisasi.

Sedangkan Wahyudi Kumorotomo dalam Nurul menyatakan bahwa

akuntabilitas adalah ukuran yang menunjukan apakah aktivitas birokrasi publik

Page 22: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

7

atau pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan norma

dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat dan apakah pelayanan publik

tersebut mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya.

Dengan demikian akuntabilitas birokrasi terkait dengan falsafah bahwa

lembaga eksekutif pemerintah yang tugas utamanya adalah melayani

masyarakat harus dipertanggungjawabkan secara langsung maupun tidak

langsung kepada masyarakat.

Berdasarkan beberapa pengertian konseptual akuntabilitas tersebut

diatas mengandung relevansi yang baik dalam rangka memperbaiki birokrasi

publik untuk mewujudkan harapan-harapan publik. Untuk mewujudkannya,

tampaknya bukan saja tergantung pada kemampuan birokrasi publik didalam

mendefinisikan dan mengelola harapan-harapannya. Itulah sebabnya, dalam

good governance diperlukan kontrol terhadap birokrasi publik agar dapat

akuntabel. Selain itu, akuntabilitas dapat menjadi sarana untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dalam

suatu kebijakan publik yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian

tujuan bersama melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik.

(Faisal, 2009:91)

Sheila Elwood dalam Mardiasmo (2002:21-22), mengemukakan ada

empat jenis akuntabilitas, yaitu :

1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity), terkait

dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abouse of power), sedang

akuntabilitas hukum (legal accountability) terkait dengan jaminan adanya

Page 23: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

8

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam

penggunaan sumber dana publik.

2. Akuntabilitas proses (process accountability), terkait dengan apakah

prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik

dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi

manajemen dan prosedur proses, termanifestasikan melalui pemberian

pelayanan publik yang cepat, responsif dan murah biaya pengawasan dan

pemeriksaan terhadap pelayanan akuntabilitas proses yang dapat

dilakukan misalnya dengan memeriksa ada tidaknya mark up dan

pungutan-pungutan diluar yang ditetapkan serta sumber-sumber

inefisiensi dan pemborosan yang menyebabkan mahalnya biaya pelayanan

publik dan pelambanan pelayanan publik.

3. Akuntabilitas program (program accountability) terkait dengan

pertimbangan apakah tujuan yang diciptakan dapat dicapai atau tidak dan

apakah telah mempertimbangkan alternative program yang memberikan

hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.

4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability) terkait dengan

pertanggung jawaban pemerintah baik pusat atau daerah atas kebijakan-

kebijakan, yang diambil pemerintah terhadap Dewan Perwakilan

Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan masyarakat luas.

Berbeda halnya dengan Yango dalam Nurul (2013:31) yang

menyatakan ada 4 jenis akuntabilitas, diantaranya yaitu:

Page 24: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

9

1. Traditional atau Regulatory Accountability. Dimaksudkan bahwa untuk

mempertahankan tingkat efisiensi pelaksanaan administrasi publik yang

mengarah pada perwujudan pelayanan prima, maka perlu akuntabilitas

tradisional atau akuntabilitas regular untuk mendapatkan informasi

mengenai kepatuhan pada peraturan yang berlaku terutama yang terkait

dengan aturan fisikal dan peraturan pelaksanaan administrasi publik

disebut juga compliance accountability.

2. Managerial Accountability, yang menititberatkan pada efisiensi dan

kehematan penggunaan dana, harta kekayaan, sumber daya manusia dan

sumber-sumber daya lainnya.

3. Program Accountability, memfokuskan pada penciptaan hasil operasi

pemerintah. Untuk itu, semua pegawai pemerintah harus dapat menjawab

pertanyaan disekitar penyampaian tujuan pemerintah, bukan sekedar

ketaatan pada peraturan yang berlaku. Process accountability

memfokuskan kepada informasi mengenai tingkat pencapaian

kesejahteraan sosial atas pelaksanaan kebijakan dan aktivitasaktivitas

organisasi, sebab rakyat yang nota bene pemegang kekuasaan, selayaknya

memiliki kemampuan untuk menolak kebijakan pemerintah yang

nyatanya sudah merugikan mereka.

Page 25: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

10

B. Konsep Pengelolaan

Terry dalam Habibi (2011:21) mengemukakan, pengelolaan sama

dengan manajemen sehingga pengelolahan dipahami sebagai suatu proses

membeda-bedakan atas perencanaan, pegorganisasian, penggerakan dan

pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat

menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengelolaan atau yang sering disebut manajemen pada umumnya sering

dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas dalam organisasi berupa perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian, pengarahan, dan pengawasan. Istilah

manajemen berasal dari kata kerja “to manage” yang berarti menangani,

memimpin, membimbing, atau mengatur. Sejumlah ahli memberikan batasan

bahwa manajemen merupakan suatu proses, yang diartikan sebagai usaha yang

sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Proses ini merupakan

serangkaian tindakan yang berjenjang, berlanjut dan berkaitan dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian manajer mengadakan

koordinasi atau sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.

Dari batasan dan pengertian manajemen di atas, terdapat beberapa

bagian manajemen yang meliputi :

1. Unsur sifat, yaitu :

a. Manajemen sebagai suatu seni.

b. Manajemen sebagai suatu ilmu.

Page 26: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

11

2. Unsur fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengendalian/pengawasan.

3. Unsur sasaran, yaitu :

a. Pegawai, yaitu orang yang telah menjadi unsur integral dari

organisasi;

b. Mekanisme kerja, yaitu cara atau tahapan yang dilakukan

organisasi dalam usaha pencapaian tujuan

4. Unsur tujuan, yaitu hasil akhir yang ingin dicapai dalam organisasi

C. Fungsi Manajemen

Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi manajemen yang dikemukakan

George R. Terry dalam bukunya Principles of Management seperti yang

dikutip oleh Habibi meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengawasan akan dibahas lebih terperinci lagi :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan landasan pokok dan menjadi salah satu

fungsi manajemen yang memegang peranan penting dalam menjamin

tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam penyusunan rencana yang baik,

butuh data dan informasi yang akurat dari penelitian dan pembuktian

lapangan. F.X. Soedjadi dalam Habibi (2011:25) memberikan definisi

perencanaan sebagai proses kegiatan pemikiran, dugaan, dan penentuan

prioritas yang harus dilakukan secara rasiona sebelum melaksanakan

Page 27: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

12

tindakan yang sebenarnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Proses perencanaan dapat ditinjau dari tiga segi, dengan perkataan

lain bahwa fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui

tiga cara. Cara-cara tersebut yaitu pertama, mengetahui sifat-sifat atau ciri-

ciri suatu rencana yang baik. Setelah ciri-ciri itu diketahui lalu diusahakan

agar rencana yang dibuat memenuhi syarat-syarat tersebut. Kedua,

memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang

harus dijawab dengan memuaskan. Rudyard Kipling, sastrawan inggris

yang terkenal pernah mengatakan bahwa dalam hidupnya ia mempunyai

enam pelayan yang baik yang bernama: what, where, when, how, who dan

why. Para ahli administrasi dan manajemen telah “meminjam” konsep

tersebut dan menerapkannya dalam bidang administrasi dan manajemen,

dalam hal ini dalam bidang perencanaan. Ketiga, memandang proses

perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan

mempergunakan teknik-teknik ilmiah. Dalam menerapkan prinsip-prinsip

pemecahan masalah dengan teknik ilmiah, pimpinan dapat pula

menciptakan suatu rencana yang baik, dengan perkataan lain pembuatan

suatu rencana dapat dipandang sebagai masalah yang harus terpecahkan

dengan sistematis.

Page 28: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

13

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur

organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber

daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Menurut

Siagian dalam Habibi, pengorganisasian adalah keseluruhan proses

pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan

wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat

digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang

telah ditentukan. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan

membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.

Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan

dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas

yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan

cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus

mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa

yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana

keputusan harus diambil. Dua aspek utama proses susunan struktur

organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja.

Departementalisasi adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja

organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan dapat

dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu

organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.

Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu

Page 29: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

14

pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan

kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu

organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan

efektif. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang

struktur formal mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas

atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai dengan

efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu

:

a. Bagan organisasi formal;

b. Pembagian kerja;

c. Departementalisasi;

d. Rantai perintah atau kesatuan perintah;

e. Tingkat-tingkat hirarki manajemen;

f. Saluran komunikasi; serta

g. Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat

dihindarkan.

Adapun proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :

a. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu

dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara

logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja

sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau

Page 30: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

15

terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan

terjadi biaya yang tidak perlu.

c. Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada

koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang

terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan

membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan

mengurangi ketidak efisiensian dan konflik.

3. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan

yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan

tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu

organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks

karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah

laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah

lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh

pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :

a. Prinsip mengarah kepada tujuan

b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan

c. Prinsip kesatuan komando

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada

bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik

Page 31: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

16

mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.

Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :

a. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan

informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.

b. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang

berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu

kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.

c. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini

pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya

kepada bawahannya.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang dimaksudkan

untuk mengetahui apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah

disusun sebelumnya, dalam artian pengawasan membandingkan antara

kenyataan dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan

juga dimaksudkan untuk mencegah dan mengadakan koreksi atau

pembetulan apabila pelaksanaan menyimpang dari rencana yang telah

disusun. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:26) pengawasan

merupakan suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar

suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkandan tahapan yang harus dilalui.

Page 32: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

17

Pengawasan mutlak diperlukan agar dalam pelaksanaannya

seminimal mungkin dapat dihindari segala ketimpangan dari apa yang

telah disusun sebelumnya. Soewarno handayaningrat seperti yang dikutip

oleh Habibi (2011:29) menjelaskan fungsi pengawasan sebagai berikut :

a. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang

diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan

pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian, dan

kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

d. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar

pelaksanaan tidak mengalami hambatan pemborosan.

Proses pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh manajemen

dengan mempergunakan dua macam teknik, yaitu: pengawasan langsung

(direct control) dan pengawasan tidak langsung (indirect control). Yang

dimaksud dengan pengawasan langsung adalah apabila pimpinan

organisasi melakukan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang

dijalankan oleh para bawahannya. Pengawasan langsung ini dapat

berbentuk inspeksi langsung, on the spot observation dan on the spot

report. Akan tetapi karena banyaknya dan kompleksnya tugas seorang

pimpinan terutama dalam organisasi yang besar maka seorang pimpinan

tidak mungkin dapat selalu menjalankan pengawasan langsung sehingga

pimpinan sering pula melakukan pengawasan yang bersifat tidak langsung.

Page 33: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

18

Yang dimaksud dengan pengawasan tidak langsung adalah pengawasan

dari jarak jauh.

Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh

para bawahan. Laporan tersebut dapat berbentuk tertulis dan lisan.

Kelemahan dari pengawasan tidak langsung itu adalah bahwa para

bawahan seringkali hanya melaporkan hal-hal yang positif saja, padahal

seorang pimpinan yang baik akan menuntun bawahannya untuk

melaporkan hal-hal baik yang bersifat positif maupun yang bersifat

negatif. Pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya

bergantung pada laporan saja, karena itu pengawasan tidak langsung saja

tidak cukup. Adalah kebijaksanaan apabila pimpinan organisasi

menggabungkan teknik pengawasan langsung dan pengawasan tidak

langsung dalam melakukan fungsi pengawasan.

D. Otonomi Daerah

Menurut pasal 1 UU No. 32 Tahun 2004, yang dimaksud dengan otonomi

daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom yang

selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi dalam sistem ikatan Negara Kesatuan Republik

Page 34: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

19

Indonesia (NKRI). pengertian di atas menjelaskan bahwa kemampuan untuk

mengurus rumah tangganya sendiri menjadi wewenang setiap daerah seperti

membuat kebijakan daerah tentang pengelolaan keuangan daerah. Otonomi

Daerah yang nyata dan bertanggung jawab diselenggarakan berdasarkan UU

No. 32 Tahun 2004 dalam berbagai urusan pemerintah daerah menurut asas-

asas sebagai berikut:

1. Desentralisasi, adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada daerah otonom dalam rangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Urusan-urusan pemerintah daerah dalam

asas ini diserahkan sepenuhnya kepada daerah baik yang menyangkut

penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan maupun yang

menyangkut segi-segi pembiayaan. Demikian pula perangkat

pelaksanaannya adalah perangkat daerah sendiri yaitu terutama dinas-

dinas daerah.

2. Dekonsentrasi, adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada

Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di

daerah. Urusan-urusan yang dilimpahkan oleh pemerintah kepada

pejabat-pejabatnya di daerah menurut asas dekonsentrasi ini tetap

menjadi tanggung jawab pemerintah pusat baik mengenai perencanaan,

pelaksanaan maupun pembiayaannya.

3. Tugas Pembantuan, adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada

daerah dan desa dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas

tertentu yang disertai pembiayaan sarana dan prasarana serta sumber

Page 35: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

20

daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan

mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan.

Dengan adanya asas-asas ini maka UU No.32 Tahun 2004

menganut prinsip demokrasi, partisipasi, pemerataan dan keadilan serta

yang terpenting pengakuan terhadap keanekaragaman daerah sebagai

dasar penyerahan kewenangan pada daerah. Jelas itu suatu hal yang

telah berubah dari paradigma penyeragaman menjadi keanekaragaman.

E. Konsep Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pelaksanaan otonomi daerah bisa diwujudkan apabila disertai dengan

otonomi keuangan dan ekonomi yang baik, karena penyelenggaraan otonomi

daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab membutuhkan kemampuan

daerah untuk menggali sumber keuangan sendiri yang didukung oleh

perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah serta antara

provinsi dan pemerintah kota. Hal ini berarti secara finansial daerah tidak

tergantung pada pemerintah pusat dan harus mampu menggali sebanyak

mungkin sumber-sumber pendapatan asli daerah. Keterbatasan dana di daerah

menjadi massalah yang sangat krusial yang diperkirakan dapat menghilangkan

makna otonomi daerah. Beberapa daerah mengalami kesulitan dalam

membiayai kebutuhan pembangunan daerahnya. Mengatasi kekurangan dana

tersebut beberapa daerah telah mengeluarkan berbagai Peraturan Daerah

(PERDA) sebagai dasar untuk mengenakan pungutan berupa pajak dan

retribusi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Page 36: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

21

Kemampuan daerah untuk melaksanaka otonomi ditentukan oleh

berbagai variabel, yaitu: variabel pokok yang terdiri dari kemampuan

keuangan, organisasi dan masyarakat, variabel penunjang yang terdiri dari

faktor geografis dan sosial budaya serta variabel khusus yang terdiri atas aspek

politik dan hukum.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen

sumber pendapatan daerah sebagaimana yang diatur dalam UU 34 tahun 2000

tentang pajak daerah. Dalam penjelasan UU 34 tahun 2000 disebutkan bahwa

pendapatan asli daerah merupakan segala sesuatu yang diperoleh pemerintah

daerah yang dapat diukur dengan uang karena adanya kewenangan yang

diberikan masyarakat dapat berupa hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah,

hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah serta lain-lain

pendapatan daerah yang sah. Penjelasan undang-undang juga mengisyaratkan

bahwa di dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah, kepala

daerah kabupaten/kota diharapkan dapat mengelolah dan memanfaatkan

seluruh sumber pendapatan daerah yang dimilikinya secara optimal, dengan

kata lain bahwa kepala daerah kabupaten/kota dalam menyelenggarakan

pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah tidak terus menerus

menggantungkan anggaran dari pemerintah pusat melalui dana perimbangan.

Lebih lanjut di dalam administrasi keuangan daerah, PAD adalah pendapatan

daerah yang diurus dan diusahakan sendiri oleh daerah yang dimaksudkan

sebagai sumber PAD guna pembangunan daerah.

Page 37: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

22

Berdasarkan ketentuan dan definisi tersebut di atas, maka PAD dapat

diartikan sebagai berikut:

1. PAD merupakan sumber pendapatan daerah dengan

mengelolah dan memanfaatkan potensi daerah.

2. Di dalam mengelolah dan memanfaatkan potensi daerah, PAD

dapat berupa pajak, retribusi/jasa dan lain-lain pendapatan daerah

yang sah. Menurut UU 32 tahun 2004 pada pasal 157, sumber PAD

terdiri atas:

a. Hasil pajak daerah;

b. Hasil Retribusi Daerah;

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

F. Retribusi Daerah

Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 memberikan kewenangan

kepada daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab untuk mengelola

sumber keuangannya sendiri. Dalam menggali keuangannya tersebut tidak

terlepas dari peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai dasar

kebijakan Pemerintah dalam mengelola sumber pendapatan asli daerahnya.

Retribusi daerah sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah sebagai

mana dijelaskan dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 sudah

semestinya diperhatikan daerah disamping sumber-sumber yang lain.

Pengertian retribusi/jasa secara umum adalah pembayaran-pembayaran pada

Page 38: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

23

Negara yang dilakukan pada mereka yang menggunakan jasa-jasa Negara.

Seperti yang dikatakan oleh Munawir yang dikutip oleh Habibi Rahman

(2011:34):

“Retribusi adalah iuran pada Pemerintah yang dapat dipaksakan dan

jasa balik secara langsung dapat ditunjukan. Paksaan disini dapat

bersifat ekonomis karena siapa saja yang merasakan jasa balik dari

pemerintah dikenakan iuaran itu”.

Pengertian retribusi daerah kemudian dijelaskan lagi dalam Undang-

Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi/jasa daerah

yaitu retribusi daerah selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah

sebagai balasan atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus yang

diberikan oleh pemeritah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66

Tahun 2001 tentang retribusi daerah yang dimaksud adalah :

1. Retribusi daerah yang kemudian disebut retribusi/jasa adalah

pungutan sebagai pembayaran atas jasa dan izin tertentu khusus

disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan orang atau pribadi atau badan.

2. Golongan retribusi adalah pengelompokan retribusi yang meliputi

retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan perizinan tertentu.

a. Retribusi jasa umum, yaitu retribusi atas jasa yang

disediaan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan

dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang

pribadi atau badan.

Page 39: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

24

b. Retribusi jasa usaha, yaitu retribusi atas jasa yang

disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut

prinsip komersial karena pada dasarnya dapat disediakan

oleh sektor swasta.

c. Retribusi perijinan tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan

tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian ijin

kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk

pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas

kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya

alam, barang, sarana, prasarana atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian

lingkungan.

Ciri-ciri dari Retribusi Daerah sebagai mana yang disebut oleh Riwu

Kaho dalam Habibi (2011:36) sebagai berikut :

1. Retribusi/jasa dipungut oleh daerah;

2. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan daerah

yang langsung dapat ditunjukan; dan

3. Retribusi dikenakan pada siapa saja yang memanfaatkannya,

mengenyam jasa yang disediakan oleh daerah.

G. Jenis-Jenis Retribusi Daerah

Adapun jenis-jenis retribusi daerah sebagai mana yang tertuang dalam

Undang-Undang 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah

adalah:

Page 40: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

25

1. Jenis-jenis Retribusi Jasa umum:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Pelayanan Persampahan;

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

dan Akta Catatan Sipil;

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Penguburan Mayat;

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; dan

j. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.

2. Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

c. Retribusi Tempat Pelelangan;

d. Retribusi Terminal;

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;

f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;

g. Retribusi Penyedotan Kakus;

h. Retribusi Rumah Potong Hewan;

i. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;

j. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;

Page 41: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

26

k. Retribusi Penyaberangan di Atas Air;

l. Retribusi Pengolahan Limbah Cair; dan

m. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Jenis-jenis Retribusi/jasa Perizinan Tertentu:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

c. Retribusi Izin Gangguan; dan

d. Retribusi Trayek.

H. Pengertian Retribusi Pasar

Sebelum melangkah jauh membahas tentang retribusi pasar, terlebih

dahulu penulis memberikan defenisi pasar. Dalam Peraturan Daerah No. 3

Tahun 2001 menejelaskan bahwa pasar adalah suatu area atau lokasi tertentu

yang disediakan/ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai tempat jual beli

barang dan jasa secara langsung dan teratur, terdiri atas pelataran, bangunan

yang berbentuk kios, los dan bentuk bangunan lainnya. Retribusi pasar

menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 adalah pembayaran atas

pelayanan penyedian fasilitas pasar berupa pelataran dan los yang dikelola

oleh pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang (Perda No.3

Tahun 2001). Retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar merupakan salah

satu jenis retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup dimanfaatkan oleh

masyarakat. Menurut penjelasan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001

yang dimaksud pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional atau

Page 42: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

27

sederhana berupa peralatan, los yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang

khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) dan pihak Swasta, fasilitas-fasilitas lain yang

dikelola oleh pemerintah daerah untuk pedagang yaitu kenyaman, penerangan

umum, penyedian air, telepon, kebersihan dan penyedian alat-alat pemadam

kebakaran. Dalam pelaksanaannya retribusi jasa umum harus memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Retribusi ini bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi

jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu.

2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi.

3. Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau

badan yang diharuskan untuk membayar retribusi disamping untuk

melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.

4. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi.

5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional tentang

pelaksanaannya.

6. Retribusi dapat dipungut sacara efektif dan efisien, serta

merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial.

7. Pemungutan retribusi memungkinkan penyedian jasa tersebut

dengan tingkat dan kualitas layanan yang baik.

Page 43: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

28

Adapun yang menjadi subyek dari retribusi/jasa pasar adalah orang

pribadi atau badan yang menggunakan fasilitas pasar, sedangkan obyek

retribusi pasar meliputi:

1. Penyedian fasilitas pasar/tempat (kios, los, front toko, dan

pelataran) pada pasar yang disediakan oleh pemerintah daerah.

2. Setiap kegiatan membongkar muatan hasil bumi, laut, ternak, dan

barang dagangan lainnya pada radius 200 meter dari pasar.

3. Keramaian pasar.

4. Biaya balik nama pemakai.

Selanjutnya, untuk menjamin kelancaran jalannya proses pemungutan

retribusi pasar dalam memenuhi anggaran daerah khususnya di Kota

Makassar, maka di tunjuk Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kota

Makassar untuk mengelola, memungut dan mengawasi jalannya retribusi

tersebut. ( Peraturan Daerah No. 04 tahun 1999 , tentang Pembentukan

Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya ).

I. Landasan Hukum

1. Peraturan daerah Nomor: 4 Tahun 1999 tentang

Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya.

2. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor : 9 Tahun 2000 tentang

ketentuan-ketentuan pokok Badan Pengawas, Direksi dan

Kepegawaian PD.Pasar Makassar Raya.

Page 44: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

29

3. Peraturan Daerah Nomor : 17 Tahun 2000 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 1999 tentang

Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya Kotamadya

Tingkat II Ujung Pandang.

4. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor : 12 Tahun 2004

tentang Pengurusan Pasar dalam Daerah Kota Makassar.

5. Peraturan Walikota Makassar Nomor : 12 Tahun 2006 tanggal 27

Maret 2006 tentang Perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

PD. Pasar Makassar Raya Kota Makassar.

6. Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor : 8175 Tahun 1999

tanggal 11 Desember 1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja PD. Pasar Makassar Raya Kota Makassar.

7. Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor :

13/S.Kep/511.2/2001 tanggal 17 Januari 2001 tentang Pemisahan

Sebagian Barang Milik Pemerintah Kota Makassar kepada

Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya.

8. Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor:

452/S.Kep/511.2/2001 tanggal 8 Mei 2001 tentang Penunjukan

PD.Pasar Makassar Raya sebagai Pengelola Pasar Milik

Pemerintah Kota Makassar.

9. Keputusan Walikota Makassar Nomor : 741/S.Kep/030/2002

tanggal 3 Desember 2003 tentang Pemisahan Sebagaian Barang

Page 45: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

30

Milik Pemerintah Kota Makassar Kepada Perusahaan Daerah Pasar

Makassar Raya Kota Makassar.

10. Keputusan Walikota Makassar Nomor : 15/S.Kep/511.2/2005

11. Tentang Pengesahan Tarif Sewa dan Jasa Pelayanan Daerah Pasar

Makassar Raya Kota Makassar.

J. Perbedaan Pajak Dengan Retribusi

Dalam pemikiran umum masyarakat, pungutan pajak seringkali

disamakan dengan retribusi. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa

keduanya merupakan pembayaran kepada pemerintah dan dalam

pemungutannya sama-sama didasarkan pada aturan hukum yang jelas dan

kuat. Pandangan ini tidak sepenuhnya benar karena pada dasarnya terdapat

perbedaan yang besar antara pajak dan retribusi. Perbedaan tersebut antara

lain :

1. Kontra prestasinya. Pada retribusi kontra prestasinya dapat

ditunjuk secara langsung dan secara individu dan golongan

tertentu sedangkan pada pajak kontra prestasinya tidak dapat

ditunjuk secara langsung.

2. Balas jasa pemerintah. Hal ini dikaitkan dengan tujuan

pembayaran yaitu pajak balas jasa pemerintah berlaku untuk

umum, seluruh rakyat menikmati balas jasa , baik yang

Page 46: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

31

membayar pajak maupun yang dibebaskan dari pajak.

Sebaliknya pada retribusi/jasa, balas jasa pemerintah berlaku

khusus, hanya dinikmati oleh pihak yang telah melakukan

pembayaran retribusi/jasa.

3. Sifat pemungutannya. Pajak besifat umum, artinya berlaku

untuk semua orang yang memenuhi syarat untuk dikenakan

pajak. Sementara retribusi hanya berlaku untuk orang

tertentu, yaitu yang menikmati jasa pemerintah yang dapat

ditunjuk.

4. Sifat pelaksanaannya. Pemungutan retribusi/jasa didasarkan

atas peraturan yang berlaku umum dan dalam

pelaksanaannya dapat dipaksakan , yaitu setiap orang yang

ingin mendapatkan suatu jasa tertentu dari pemerintah harus

membayar retribusi/jasa. Jadi, sifat paksaan pada

retribusi/jasa bersifat ekonomis sehingga pada hakikatnya

diserahkan pada pihak yang bersangkutan untuk membayar

atau tidak. Hal ini berbeda dengan pajak, dimana sifat

paksaan pada pajak adalah yuridis artinya bahwa setiap

orang yang melanggarnya akan mendapat sanksi hukuman

baik berupa sanksi pidana maupun berupa denda.

5. Lembaga atau badan pemungutnya. Pajak dapat dipungut

oleh pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah sedangkan

retribusi /jasa hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah.

Page 47: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

32

Ada berapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pengelolaan

penerimaan retribusi yaitu :

1. Pengelolaannya harus adil. Artinya adil dalam perundang-

undangan dan mampu bersikap adil dalam hal pelaksanaannya

dimana pembangunan itu bukanlah beban sepihak tapi

merupakan tanggujawab bersama yang harus dipikul

tanggungjawabnya.

2. Pengelolaanya harus berdasarkan perundang-undangan.

Dalam hal pelaksanaan pengelolaan retribusi harus berpatokan

pada peraturan yang berlaku untuk memberikan jaminan

hukum pada wajib retribusi. Untuk menjamin keadilan secara

tegas, dengan berdasar pada Undang-undang Dasar 1945

Pasal 23 ayat 2, yang berbunyi : pengenaan dan pemungutan

pajak (termasuk bea dan cukai) untuk keperluaan Negara

hanya boleh terjadi berdasar Undang-undang.

3. Pengelolaanya tidak menunggu perekonomian. Diusahakan

adanya keseimbangan dalam hal pengelolaan retribusi untuk

membantu jalanya perekonomian

4. Pengelolaan harus efisien, Dalam artian bahwa pengelolaan

sedapat mungkin cukup untuk menutupi sebagian pengeluaran-

pengeluaran Daerah. Untuk pengelolaannya sedapat mungkin

memperhatikan efisiensi ekonomi dari segi hasil dan usaha

(biaya), serta perlunya penetapan pengelolaan yang sederhana.

Page 48: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

33

K. Kerangka Pikir

Pembangunan Kota Makassar merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional. Orientasi pembangunan nasional pada masa sekarang

memberikan titik berat pada kemandirian lokal. Dalam upaya pemerintahan

membangun setiap daerah maka dikeluarkan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang- Undang ini menyebutkan

otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonomi untuk berdiri sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakatnya sesuai dengan perundang-undangan yang

berlaku, yang pelaksanaannya bertujuan dalam rangka membedayakan

masyarakat, menumbuhkan prakarsa serta meningkatkan peran masyarakat.

Dalam pelaksanaan otonomi, dituntut kemampuan daerah dalam

memanfaatkan semua potensi yang ada di daerah dalam rangka melaksanakan

pemerintahannya. Salah satunya adalah penerimaan dari Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Untuk lebih meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

maka pemerintah daerah harus berusaha menggali semua sumber-sumber

pendapatan daerah yang lain.

Pasar tradisional merupakan pusat perekonomian masyarakat yang

mempunyai peran penting bagi perekonomian daerah. Salah satu contoh

pasar tradisional yang berada di Kota Makassar adalah pasar Pabaeng-baeng,

dimana berfungsi sebagai salah satu sumber retribusi/jasa daerah dalam

rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Retribusi pasar perlu

dikelola dengan baik, sehingga mampu memberikan kontribusi kepada daerah

secara maksimal agar tiap administrasi publik pemerintah atau instansi terkait

Page 49: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

34

dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara akuntabel. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada alur skema kerangka pikir berikut :

Page 50: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

35

GAMBAR 2.1 KERANGKA PIKIR

Unit Pasar Pabaeng-baeng

Retribusi/Jasa Pasar

Akuntabilitas

Akuntabilitas

Kejujuran &

Hukum

Akuntabilitas

Proses

Akuntabilitas

Program

Akuntabilitas

Kebijakan

Rekomendasi

Page 51: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar

Raya Jl. Kerung-Kerung No. 68, Kota Makassar dan unit pasar Pabaeng-baeng

kelurahan Pabaeng-baeng, kecamatan Tamalate, kota Makassar. Penelitian ini

dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Mei 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Dokumentasi adalah cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau

variabel melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga

buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum lainnya,

baik berupa catatan, surat kabar, majalah, notulen rapat dan sebagainya.

2. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung di objek penelitian agar peneliti dapat mengetahui kondisi riil

dilapangan.

3. Wawancara atau Interview adalah alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan.

Page 52: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

37

Ciri utama dari wawancara atau interview adalah konteks langsung dengan

tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Jenis data, terdiri dari :

a. Data kualitatif, yaitu berupa data dalam bentuk informasi

dari objek penelitian terkait mengenai fungsi pemungutan

retribusi/jasa pasar, berupa sejarah, struktur organisasi dan

sistem pemungutan retribusi pasar pada objek penelitian.

b. Data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka dan laporan

dalam bentuk dokumen objek terkait, dalam hal ini laporan

penerimaan retribusi/jasa pasar.

2. Sumber data, terdiri dari:

a. Data primer, data ini diperoleh melalui hasil wawancara

yang terkait dengan penelitian ini, berupa sistem

pemungutan retribusi pasar pada objek penelitian.

Wawancara yang dibutuhkan untuk menggali semua

informasi yang dibutuhkan.

b. Data sekunder, data ini diperoleh melalui hasil

pengumpulan informasi dari pihak terkait, berupa Laporan

Penerimaan Retribusi Pasar.

Page 53: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

38

D. Definisi Operasional

Agar penelitian dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:

1. Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban sistem pemungutan retribusi

pasar sesuai dengan Peraturan Daerah kota Makassar, Adapun

indikator akuntabilitas dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum

b. Akuntabilitas proses

c. Akuntabilitas program

d. Akuntabilitas kebijakan

2. Retribusi pasar adalah pemungutan atas jasa penggunaan prasarana

pasar.

E. Metode Analisis

Berdasarkan masalah pokok dari penelitian ini, maka metode analisis

yang digunakan untuk menjawab masalah tersebut adalah dengan analisis

deskriptif kualitatif, yaitu melakukan analisa dari beberapa penjelasan atau

uraian pembahasan berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh melalui

wawancara langsung, observasi dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.

Yang berperan selaku pendukung data yang lain, seperti: sejarah ringkas

instansi, struktur organisasi, data lain yang berhubungan dengan penelitian.

Page 54: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Pasar Pabaeng-Baeng

Pasar Pa’Baeng-Baeng merupakan salah satu pasar tradisonal yang ada

di kota Makassar yang buka setiap hari dimana pasar Pa’Baeng-Baeng

dibangun oleh pemerintah kota Makassar sejak tahun 1961 dan dikelola oleh

Pemda TK II Ujung pandang terletak di JL. Sultan Alauddin yang memiliki

luas bangunan kurang lebih 3 Ha yang dijalankan ±800 pedagang (Tahun

2014). Unit Pasar Pa’Baeng-Baeng kota Makassar dibawah naungan

perusahaan daerah Makassar Raya adalah badan usaha milik daerah (BUMD)

yang bergerak dalam pengelolaan pasar, perusahaan daerah diselenggarakan

atas asas ekonomi perusahaan dalam kesatuan sistem pembinaan ekonomi

Indonesia.

Tujuan pokok perusahaan daerah pada unit pasar Pa’Baeng- Baeng

adalah melaksanakan pelayanan umum dalam bidang perpasaran dalam

membina perdagangan pasar, turut ikut membantu menerapkan stabilitas

harga dan kelancaran distribusi pasar, membina fasilitas pasar untuk

mewudjkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dalam

upaya memenuhi kebutuhan jasa sarana prasarana serta fasilitas penunjang

lainnya dibidang pasar sebagai satu sumber pendapatan asli daerah dalam

rangka pengembangan dan pembangunan daerah.

Page 55: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

40

B. Struktur Organisasi Pasar Pa’beng-Baeng

Adapun struktur Organisasi pasar Pa’baeng-baeng adalah sebagai

berikut:

GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI UNIT PABAENG-

BAENG

Sumber: Unit Pasar Pabaeng-baeng 2015

Keterangan Struktur Organisasi dan fungsinya:

a. Kepala unit pasar memiliki tugas :

1. memimpin dan mengawasi kinerja seluruh pegawai dalam

mengelola pasar yang berada dalam wilayah.

Kepala Unit Pasar Pabaeng-

Baeng

BENDAHARA

PEMBANTU

ADMINISTRASI DAN

UMUM

KETERTIBAN

KEBERSIHAN

KOLEKTOR HARIAN

TIM SOSIALISASI

PD Pasar Makassar Raya

Page 56: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

41

2. Mengkoordinir dan mengendalikan program-program

pengelolaan pasar yang telah digariskan oleh Direksi PD.

Pasar Makassar Raya sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi PD.

Pasar Makassar Raya

b. Bendahara Pembantu mempunyai tugas :

1. Menerima uang dan memferifikasi retribusi/jasa yang

telah ditagih oleh kolektor

2. Mencatat jumlah penerimaan retribusi/jasa yang

diperoleh setiap harinya

c. Administrasi dan umum mempunyai tugas :

1. Menyiapkan surat menyurat dan menyampaikan ke

alamat tujuan

2. Melaksanakan kegiatan dan pengendalian program-

program pengelolaan pasar.

3. Melaksanakan administrasi kepegawaian

4. Membuat papan potensi pasar dan struktur organisasi unit

pasar.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala pasa

d. Tim sosialisasi mempunyai tugas :

Page 57: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

42

1. Bertugas menyampaikan segala bentuk kebijakan atau

program -program yang dibuat oleh PD.Pasar Makassar

Raya kepada para pedagang di pasar Pa’Baeng-Baeng.

e. Urusan Ketertiban dan Keindahan mempunyai tugas:

1. Malaksanakan ketertiban, pengamanan, pengaturan

pedagang pasar, agar pasar tidak semrawut, baik dalam

pasar maupun diluar pasar.

2. Melaksanakan dan memberikan pelayanan kebersihan

pasar baik didalam maupan diluar pasar agar tetap

bersih, indah dan nyaman.

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Unit Pasar.

C. Profil Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya

Perusahaan daerah pasar Makassar raya Kota Makassar merupakan

perusahaan yang ditunjuk langsung untuk melaksanakan kebijakan

pemungutan retribusi pasar di Kota Makassar yang mengurus ±19 pasar yang

tersebar di Kota Makassar. awal mulanya Perusahaan Daerah (PD) Pasar

Makasaar Raya terletak di dinas gabungan jalan Urip Sumoharjo namun

tahun 2014 dipindahkan ke kompleks dinas kebersihan kota Makassar jln

Kerung-Kerung Nomor 68, Kota Makassar. Berikut visi dan misi PD Pasar

Makassar Raya:

a. Visi

Page 58: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

43

Visi perusahaan daerah pasar Makassar raya Kota Makassar

yaitu “PASAR UNTUK SEMUA“. Visi ini didasari atas kondisi pasar

yang dikelola oleh perusahaan daerah pasar Makassar raya Kota

Makassar, persepsi pemerintah Kota dan pasar mengenai pasar yang

ada dengan berbagai permasalahan yang dihadapi, menuntut adanya

strategi pemberdayaan pasar agar kinerja PD.Pasar Makassar Raya

Kota Makassar meningkat di masa yang akan datang. Strategi

pemberdayaan pasar merupakan suatu sinergi dan mencakup strategi

dibidang organisasi, fisik, pengelolaan dan strategi di bidang SDM.

Demikian pula dari dimensi waktu strategi tersebut dapat berupa

strategi jangka pendek, menengah dan panjang

c. Misi

1. Menjadikan pasar sebagai tempat belanja utama, aman dan

nyaman

2. Menjamin tersedianya kebutuhan barang dan jasa yang

lengkap, segar, harga murah dan terjangkau

3. Menyediakan sarana dan prasarana pasar yang memadai

4. Menjamin ketersediaan SDM yang berkualitas, professional,

dan berdedikasi kerja tinggi

5. Meningkatkan pendapatan yang mengacu pada laba

perusahaan

d. Tujuan dan Sarana

1. Mewujudkan citra pasar yang nyaman, aman dan bersih

Page 59: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

44

2. Menunjang peningkatan pelayanan pedagang yang baik dan

bersih

3. Menunjang ketersediaan barang dagangan yang lengkap dan

berkwalitas dengan harga yang relatif murah dan terjangkau

4. Meningkatkan pendapatan yang mengacu pada peningkatan

laba perusahaan

5. Peningkatan kesejahteraan karyawan

e. Tugas Pokok dan Fungsi PD Pasar Makassar Raya

1. Tugas pokok PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar

adalah melaksanakan pelayanan umum dalam bidang

perpasaran, membina pedagang pasar, ikut memantapkan

stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang di pasar

dan fasilitas perpasaran lainnya.

2. Fungsi PD Pasar Makassar Raya Kota Makassar adalah

melaksanakan pelayanan umum / jasa kepada masyarakat di

bidang perpasaran.

D. Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Makassar Raya

Semua organisasi yang ada didunia ini pasti memiliki struktur

organisasi. Dengan struktur organisasi yang baik maka kerja organisasi

dapat berjalan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Dydiet

Handjito (2001:05), pengertian organisasi adalah :

Page 60: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

45

“Kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang

memungkingkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai

melalui tindakan secara terpisah“.

Berdasarkan pengertian diatas, menunjukan bahwa organisasi

merupakan wadah untuk bekerjasama dari sejumlah orang secara formil

dalam mencapai suatu tujuan. Dari sekumpulan orang-orang yang ada

didalam organisasi diberikan tugas dan wewenang sesuai dengan keahliannya.

Maka sangat diperlukan dibentuk sebuah struktur organisasi yang akan

memberikan gambaran tentang kedudukan, tugas, fungsi, wewenang dan

tanggungjawab masing-masing individu dalam organisasi.

Struktur organisasi dari PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar

sesuai dengan peraturan walikota Makassar nomor 12 tahun 2006, terdiri dari:

a. Badan Pengawas

b. Direksi, terdiri dari :

Direktur Utama

Direktur Umum

Direktur Teknik Operasional

c. Satuan Pengawas Internal

d. Kelompok Jabatan Fungsional

e. Unsur Staf, terdiri dari:

Bagian Umum

Bagian Keuangan

Bagian Fisik dan Prasarana

Page 61: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

46

Bagian Ketertiban dan Keindahan

Tabel 4.1

DAFTAR PEGAWAI PD PASAR MAKASSAR RAYA

No. Pendidikan Jumlah

1 S3 3

2 S2 6

3 S1 30

4 DIPLOMA 22

5 SMA 3

6 SMP -

JUMLAH 64

Sumber: PD Pasar Makassar Raya 2015 Telah Diolah

TABEL 4.2

DAFTAR PENEMPATAN TUGAS PEGAWAI PD

PASAR MAKASSAR RAYA

No Unit Jumlah Pegawai

1 Direksi 3

2 Kabag 4

3 Kasubag 8

4 Plt. Kasubag 3

5 Pelaksana 46

Jumlah 64

Sumber: PD Pasar Makassar Raya 2015 Telah Diolah

Page 62: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

47

TABEL 4.3

DATA KEADAAN PEGAWAI PD PASAR MAKASSAR RAYA KOTA

MAKASSAR

No Karyawan Jumlah Pegawai

1 Direksi 3

2 Organik 40

3 Kontrak 21

4 PNS -

5 Jumlah 64

Sumber: PD Pasar Makassar Raya 2015 Telah Diolah

Berdasarkan peraturan daerah nomor 9 tahun 2000 tentang ketentuan

pokok-pokok badan pengawas, direksi dan kepegawaian perusahaan daerah

pasar Makassar raya Kota Makassar, maka dibawah ini penjelasan mengenai

rincian tugas setiap bagian pada perusahaan daerah pasar Makassar raya Kota

Makassar. Rincian tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Direktur Umum:

a. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan

tugas dari Sub. Bagian Administrasi dan Kepegawaian, Sub.

Bagian Pengelolaan Aset serta bagian Hukum dan Hubungan

Masyarakat.

b. Mengkoordinir dan mengendalikan urusan kepegawaian

c. Mengkoordinir dan mengendalikan pengadaan, penggunaan,

pemeliharaan dan pengawasan peralatan dan bangunan asset

Perusahaan Daerah

Page 63: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

48

d. Mengkoordinir dan mengendalikan penggunaan barang

danperalatan yang menjadi asset Perusahaan Daerah

e. Membuat kajian/pertimbangan hukum yang berkaitan

denganpelaksanaan peraturan perundang–undangan yang

berkaitan dengan pengelolaan Perusahaan Daera

f. Mengkoordinir pelaksanaan pengurus asuransi atas barang

inventaris milik Perusahaan Daerah

g. Mengadakan koordinasi dengan pihak lain yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugasnya

h. Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Bagian Umum terdiri dari:

a. Sub. Bagian Administrasi & Kepegawaian, mempunyai

tugas:

Mengelola penerimaan dan pendataan surat masuk

dan keluar

Menyiapkan surat menyurat dan menyampaikan ke

alamat tujuan

Melaksanakan pengetikan dan pengadaan surat

laporan dan lain–lain

Melaksanakan administrasi kepegawaian

Melaksanakan usaha pembinaan, pendidikan pegawai,

termasuk penegakan kedisiplinan kinerja pegawai

Page 64: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

49

Menerima tamu dan mencatat kehadiran karyawan

perusahaan

Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang

tugasnya

Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kepala Sub.

Bagian Administrasi & Kepegawaian

b. Sub. Bagian Pengelolaan Aset, mempunyai tugas :

Menyelenggarakan administrasi barang serta

inventarisasi lainnya

Menyusun dan mengajukan rencana–rencana

kebutuhan dalam pengelolaan asset

Menyiapkan kebutuhan rapat– rapat dinas, pendidikan

dan upacara resmi

Melaksanakan penerbitan inventaris seluruh asset pasar

Melaksanakan pemeliharaan kebersihan, ketertiban

kantor perusahaan

Mengurus pembayaran yang dibebankan kepada

perusahaan seperti telepon, listrik, STNK kendaraan

dinas, PBB, Air PAM, dll

Memberikan saran kepada Kepala Bagian Umum

Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan

Direksi.

c. Bendaharawan barang / asset, mempunyai tugas:

Page 65: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

50

Membuat daftar inventaris barang kekayaan perusahaan

yang bergerak maupun tidak bergerak

Menerima, mencatat, menyimpan dan mendistribusikan

peralatan kantor, bahan pelunas dan kebutuhan

peralatan unit pasar

Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala

Sub. Bagian

pengelolaan Aset

Menerima dan mencatat inventaris barang kekayaan

perusahaan yang bergerak maupun yang tidak bergerak

Menerima, mencatat, menyimpan dan mendistribusikan

peralatan kantor, benda berharga dan kebutuhan

peralatan lainnya

Melakukan pengecekan aset untuk keperluan

pengusutan

d. Sub. Bagian HUMAS dan Hukum, mempunyai tugas:

Menerima dan menyalurkan berita perkembangan pasar

Membuat klipping berita dan informasi pasar

Melaksanakan dan menyimpan dokumen yang

berharga berupa Perda, Peraturan Walikota, SK.

Walikota, SK. Direksi dan peraturan lainnya

Page 66: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

51

Membuat jadwal sosialisasi kepada atasan sesuai

bidang tugasnya

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Sub. Bagian HUKUM dan Humas

2. Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. Menginventarisir, membuat perencanaan dan pengendalian

atas sumber-sumber pendapatan dan belanja serta kekayaan

perusahaan daerah

b. Mengkoordinasikan kegiatan dengan bagian lain untuk

peningkatan pelayanan di bagian keuangan termasuk

perlaksanaan penagihan

c. Mengurus transaksi Bank, memelihara hubungan baik dengan

Bank atau lembaga keuangan lainnya baik pemerintah maupun

swasta

d. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana anggaran

perusahaan daerah

e. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan perhitungan hasil

usaha berkala dan kegiatan perusahaan daerah

f. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan perhitungan tahunan

perusahaan daerah

g. Membuat evaluasi kegiatan perusahaan daerah di bidang

keuangan

Page 67: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

52

h. Melakukan pemeriksaan kas dan pembukuan perusahaan

sesuai ketentuan yang berlaku

i. Memberi saran / pertimbangan kepada Direktur Umum

j. Melaksanakan tugas– tugas yang diberikan oleh Direktur

Umum

k. Melaksanakan dan menyusun anggaran pendapatan dan belanja

perusahaan daerah

l. Menghimpun dan menganalisa anggaran pendapatan dan

belanja yang diajukan unit kerja perusahaan daerah

m. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan

anggaran

n. Melakukan evaluasi penerimaan dengan instansi terkait

o. Membuat laporan perubahan permintaan anggaran sesuai

bidang tugasnya

p. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan sesuai dengan

tugasnya

q. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberika oleh Kepala

Bagian keuangan

r. Menerima, mencatat, menyimpan, menyalurkan dan

mempertanggung jawabkan administrasi keuangan

s. Melakukan pemantauan / pencatatan, penerimaan /

pengeluaran perusahaan melalui bank – bank persepsi

t. Melakukan konsultasi dengan sub – sub bagian keuangan

Page 68: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

53

u. Membuat laporan kepada atasan sesuai dengan bidang

tugasnya

v. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Keuangan

w. Membuat daftar gaji dan pendapatan karyawan lainnya

x. Menerima dan membayar gaji dan pendapatan karyawan

lainnya

y. Membuat laporan kepada atasan sesuai bidang tugasnya

z. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub.

Bagian

Sub bagian keuangan terdiri dari:

a. Sub. Bagian Anggaran, mempunyai tugas:

Melaksanakan dan menyusun anggaran pendapatan

dan belanja perusahaan daerah

Menghimpun dan menganalisa anggaran pendapatan

dan belanja yang diajukan unit kerja perusahaan

daerah

Melaksanakan pengendalian dan evaluasi atas

pelaksanaan anggaran

Melakukan evaluasi penerimaan dengan instansi

terkait

Membuat laporan perubahan permintaan anggaran

sesuai bidang tugasnya

Page 69: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

54

Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan

sesuai dengan tugasnya.

b. Sub. Bagian Penagihan mempunyai tugas :

Menyelenggarakan kegiatan administrasi penagihan

Menyelenggarakan inventarisasi pedagang di unit –

unit pasar

Menetapkan besarnya jasa tarif pasar berdasarkan

jenis jualan dan mengusulkan tarif jasa sesuai

ketentuan

Memonitoring dan mengendalikan pemberian

pendistribusian surat izin pemakai tempat (SIPT) surat

penunjukan tempat (STP) dan surat perintah

pembayaran yang telah dilakukan

Mengendalikan pelaksanaan penagihan

Menyelenggarakan, mengendalikan dan memonitor

pelaksanaan tagihan piutang yang masih tertunggak

Member saran dan pertimbangan kepada atasan dalam

hal yang menyangkut tugasnya

Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Bagian KeuanganMelaksanakan pemantauan

dan informasi pasar, penerimaan jasa produksi, jasa

pengelolaan dan jasa lainnya

Page 70: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

55

Menerima, mencatat, memporporasi dan menyalurkan

benda berharga untuk kebutuhan unit pasar

Membantu kolektor pasar dalam melaksanakan

kegiatan penagihan di pasar

c. Sub. Bagian Pembukuan mempunyai tugas :

Menyelenggarakan kegiatan pembukuan perusahaan

daerah

Menyelenggarakan inventarisasi pembukuan

penerimaan dan pengeluaran

Melaksanakan / membukukan dokumen penerimaan

dan pengeluaran

Memonitoring kegiatan pelaksanaan pembayaran

setiap bulannya

Menyiapkan / membukukan anggaran pendapatan dan

belanja perusahaan daerah

Menyelenggarakan kegiatan perhitungan R/L

perusahaan daerah

Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Bagian Keuangan, dll

3. Satuan Pengawas Internal (S.P.I) mempunyai tugas :

a. Menyusun program pemeriksaan tahunan untuk

mengevakuasi

b. realisasi pendapatan dan belanja Perusahaan Daerah

Page 71: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

56

c. Melakukan pengawasan dan pengendalian administrasi

semua harta kekayaan baik material maupun keuangan

Perusahaan Daerah dan member pertimbangan, saran,

tindakan penyelesaian bila terjadi penyimpangan

d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Pegawai

Perusahaan Daerah yang tidak melaksanakan tugas sesuai

dengan ketentuan peraturan yang berlaku

e. Mengawasi realisasi Pendapatan dan Belanja Perusahaan

Daerah

f. Melaksanakan pengawasan secara mendadak atau atas

perintah direktur utama

g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada direktur utama,

dll

4. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pada perusahaan daerah sesuai dengan bidang

keahliannya masingmasing.

5. Direktur Teknik, terdiri dari:

Bagian Fisik dan Prasarana, mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja di bidang Operasional pemeliharaan

dan rehabilitasi pasar

b. Melaksanakan pemeliharaan dan rehabilitasi pasar

Page 72: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

57

c. Melakukan kemitraan dengan PIHAK lain dalam

pemeliharaan, rehabilitasi, peremajaan pengembangan dan

pembangunan pasar

d. Menyusun rencana pengembangan areal pasar yang telah ada

sesuai kebutuhan masyarakat dan perkembangan kota

e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi dan promosi pasar

f. Member saran dan pertimbangan kepada atasan sesuai bidang

tugasnya

g. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh

Direktur Teknik Sub Bagian Perencanaan Fisik

h. Melaksanakan rencana peremajaan dan perluasan areal pasar

yang telah ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat

danpengembangan kota;

i. Membuat dan mengawasi pembagian tempat berjualan

menurut jenis jualannya;

j. Melaksanakan tugas penelitian / pendatan peremajaan dan

pengembangan perluasan areal pasar

k. Menyusun laporan rencana peremajaan dan pengembangan

serta perluasan areal pasar, dll.

Sub bagian fisik terdiri dari:

a. Sub Bagian rehabilitasi, mempunya tugas:

Menyelenggarakan administrasi perawatan dan

rehabilitasi pasar

Page 73: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

58

Menyelenggarakan pemeliharaan / perawatan

bangunan pasar dan sarana lainnya

Melaksanakan rehabilitasi bangunan pasar

berdasarkan skala prioritas Membuat laporan tugas

kepada atasan sesuai bidang tugasnya

Memberi saran dan pertimbangan peremajaan /

perawatan pasar.

b. Sub bagan kemitraan, mempunyai tugas:

Membuat dan menginventarisasi pasar yang akan

diremajakan

Menyelenggarakan promosi atas pasar yang akan dan

telah

Mengadakan kemitraan dengan pihak lain sesuai

rencana pengembangan areal dan peremajaan pasar

Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan

sesuai bidang tugasnya

Memberi saran / pertimbangan peremajaan pasar

kepada atasan sesuai bidang tugasnya

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala

bagian fisik dan prasarana.

c. Sub bagian perencanaan fisik, mempunyai tugas:

Page 74: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

59

Melaksanakan rencana peremajaan dan perluasan

areal pasar yang telah ada sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan pengembangan kota

Membuat dan mengawasi pembagian tempat

berjualan menurut jenis jualannya; Melaksanakan

tugas penelitian / pendatan peremajaan dan

pengembangan perluasan areal pasar;

Menyusun laporan rencana peremajaan dan

pengembangan serta perluasan areal pasar;

Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan

sesuai bidang tugasnya;

6. Bagian Ketertiban dan Kebersihan:

a. Melaksanakan dan menyusun jadwal kebersihan dan

keindahan pasar;

b. Melaksanakan kebersihan dan keindahan pasar dengan

mengikutsertakan pedagang pasar;

c. Melakukan pengelompokan tugas dibidang kebersihan sesuai

kelompok jenis jualan;

d. Melakukan pengaturan papan bicara dan tong sampah

masing-masing kelompok tugas dibidang kebersiha

e. Melakukan pembersihan pasar secara bergiliran diunit-unit

pasar;

Page 75: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

60

f. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai

bidang tugasnya, dll

7. Kepala Unit Pasar mempunyai tugas :

a. Memimpin seluruh kegiatan pelaksanaan tugas pengelolaan

pasar yang berada dalam wilayah kerja

b. Mengkoordinir dan mengendalikan program-program

pengelolaan pasar yang telah digariskan oleh Direksi sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi, dll

Page 76: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

61

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu

jenis retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup dimanfaatkan oleh

masyarakat. Menurut penjelasan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001

yang dimaksud pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional atau

sederhana berupa peralatan, los yang dikelola oleh pemerintah daerah.

Berdasarkan peraturan daerah kota Makassar No 12 tahun 2004 bahwasanya

kepengurusan pasar kota makassar diatur untuk mewujudkan pelaksanaan

pengurusan yang berdayaguna dan berhasilguna serta memberikan pelayanan

yang maksimal kepada masyarakat, tujuannya adalah memberikan pelayanan

yang cepat, responsive dan murah biaya sehingga menciptakan citra

pemerintahan yang baik di mata masyarakat luas. Adapun dasar kepatuhan

hukum untuk menciptakan pemerintahan/negara yang baik telah diatur dalam

UU Pasal 3 Tahun 1999 Poin 1-7, berikut:

1. Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum

yang mengutamakan landasan peraturan perundang-

undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan

Penyelenggara Negara. Maksudnya asas ini menghendaki

dihormatinya hak yang telah diperoleh seseorang

Page 77: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

62

berdasarkan suatu keputusan badan atau pejabat administrasi

negara.

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara adalah asas yang

menjadi landasan keteraturan, keselarasan, dan

keseimbangan dalam pengendalian Penyelenggara Negara.

3. Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan

kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif,

dan selektif. Maksudnya asas ini menghendaki pemerintah

harus mengutamakan kepentingan umum terlebih dahulu.

4. Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap

hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,

jujur, dan tidak diskrirninatif tentang penyelenggaraan

negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak

asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

5. Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan

keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara

Negara

6. Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan

keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan

peraturan perundangundangan yang berlaku.

7. Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa

setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara

Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

Page 78: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

63

masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan

tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Maka dari itu untuk menilai akuntabilitas pengelolaan retribusi pasar,

penulis mengacu kepada Sheila Elwood yang menggunakan 4 indikator untuk

menilai akuntabilitas pasar Pabaeng-baeng, berikut:

1. Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum

Akuntabilitas kejujuran (accountability for probity) ini terkait

dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power)

sedangkan akuntabilitas hukum (legal accountability) terkait dengan

jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang

disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik, sesuai dengan

undang-undang yang kita ketahui tentang penyalahgunaan jabatan

seperti adanya rangkap jabatan yang dilakukan oleh pegawai pada

Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya dan Unit Pasar pabaeng-

baeng selaku pemungut retribusi (jasa) pasar. Berdasarkan observasi

yang telah dilakukan pada PD Pasar Makassar Raya dan Unit Pasar

Pabaeng-baeng, setiap pegawai telah memiliki kedudukan, tugas dan

tanggung jawabanya masing-masing, hal tersebut dapat dilihat dari

struktur organisasi PD Pasar dan Unit Pasar. Pun setiap kegiatan telah

diatur dalam Peraturan Daerah Kota Makassar No 26 tahun 2004

bahwasanya setiap kegiatan yang dilakukan oleh unit pasar Pabaeng-

baeng selaku pemungut retribusi (jasa) pasar diawasi atau dibawah

Page 79: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

64

naungan Perusahan Daerah Pasar Makassar Raya selaku badan

pengawas dan PD Pasar Makassar Raya selaku pengelola diawasi

langsung oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar.

Adapun setiap pungutan retribusi (jasa) pasar yang dipungut oleh unit

pasar pabaeng-baeng setiap harinya disetorkan ke PD Pasar Makassar

Raya pada hari itu juga. Setiap kolektor yang terjun langsung

memungut retribusi (jasa) pasar diawasi langsung oleh kepala pasar,

hasil retribusi yang dipungut kemudian di setor ke KAUR unit pasar

dan di sortir. Setelah disortir oleh KAUR Unit Pasar, uang tersebut

disetor ke kantor pusat dalam hal ini PD Pasar Makassar Raya dan

diberikan kepada bendahara pembantu. Penyortiran dilakukan kembali

oleh bendahara pembantu dan membuat rincian yang kemudian

diberikan kepada bendahara penerima. Bendahara penerimalah yang

kemudian meyetorkan ke bank dan setiap bukti slip setoran di berikan

kepada Kabag Keuangan . Drs H. Rusman Abutahir selaku Direktur

Utama Perusahaan Daerah Pasar Raya mengatakan,

“Apabila terjadi pelanggaran dalam hal pelaksanaan jabatan

maupun pungutan atau pengelolaan retribusi ini maka akan

dikenakan sanksi sesuai dengan UU yang berlaku dan sejauh ini

belum ada ditemukan pelanggaran terkait pemungutan retribusi

jasa pasar maupun rangkap jabatan para staff unit pasar. Terkait

dengan kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi atau

pengubahan nama tempat atau penambahan jenis dagangan, dan

lain-lain tanpa seijzin direksi juga telah diatur dalam perda no 12

tahun 2004 pasal 16 bahwa pedagang yang tidak membayar

retribusi selama 3 bulan berturut-turut akan dikenakan sanksi

berupa penyegelan, dan jika tidak membayar selama 6 bulan

Page 80: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

65

berturut-turut maka direksi berhak mengambil alih tempat

berjualan”.

Drs. H. A. Aziz Hafid selaku direktur umum mengatakan:

“Penerimaan retribusi yang diterima bendahara pembantu dari para

kolektor tidak boleh disimpan lebih dari 1 x 24 jam, hal ini

berdasarkan peraturan pemerintah tentang pembendaharaan negara

dan pengelolaan keuangan daerah agar tidak terjadi kesalahan

dalam pengelolaan pendapatan dari retribusi/jasa”.

Direksi sebagaimana yang telah diatur dalam Perda 12 tahun

2004 Pasal 9 bahwasanya direksi berkewajiban melakukan penyidikan

jika terjadi suatu penyelewangan atau pelanggaran dalm hal pungutan

retribusi, yakni menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti

keterangan / laporan yang berkaitan dengan tindak pidana, meneliti

atau mengumpulkan laporan mengenai orang pribadi atau badan

tentang kebenaran perbuatan sehubungan retribusi, meminta

keterangan atau bahan bukti, memeriksa buku-buku/catatan/dokumen

yang berkenaan dengan retribusi, melakukan penggeledahan, meminta

bantuan tenaga ahli, menyuruh berheni atau melarang seseorang

meninggalkan ruangan saat pemeriksaan berlangsung, memotret orang

yang berkaitan, memanggil seseorang sebagai saksi, menghentikan

penyidikan, dan melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

penyidik tindak pidana yang berhubungan dengan pengelolaan pasar

atau pungutan retribusi sesuai hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan. Direksi juga melarang berada dalam pasar

saat jam tutup kecuali atas ijin direksi. Sementara itu pasal 13 juga

Page 81: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

66

menjelaskan bahwa pemakai tempat berjualan usaha dilarang

mengubah, menambah, atau memperluas wilayah tempat berjualan

tanpa izin direksi, mengubah atau menambah jenis jualan tanpa izin

direksi dan mengadakan penyambungan aliran listrik, gas, air, atau

telepon tanpa izin direksi.

2. Akuntabilitas Proses

Proses dalam hal pelaksanaan yang dimaksud disini adalah

bagaimana sumber daya manusia dalam memegang peranan penting

dalam suatu organisasi/perusahaan dalam mencapai tujuannya. Yaitu

kualitas pegawai dalam melakukan tugasnya seharusnya menguasai

apa yang dikerjakannya agar tujuan dari pelaksanaan tugasnya dapat

dikerjakan dengan baik dan secara kuantitas. Semestinya dalam suatu

organisai jumlah pegawai harus seimbang dengan jumlah pekerjaan

dalam organisasi tersebut dengan maksud bahwa jumlah pegawai

tidak berlebihan agar tidak terjadi pemborosan dan tidak kurang agar

pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Sumardin,

AMD.Kom selaku Kasubag Kepegawaian mengatakan,

“Secara kuantitas jumlah personil Pasar Pabaeng-baeng sudah

memadai, untuk saat ini jumlah kolektor Pabaeng-baeng berjumlah

5 orang yang setiap harinya melakukan pemungutan jasa harian

pasar kepada pedagang yang ada di pasar pabaeng-baeng”

Pernyataan yang sama disampaikan oleh Rizky selaku pegawai

penagihan bahwasanya,

Page 82: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

67

“Jumlah petugas kolektor kami untuk saat ini sudah memadai yang

yaitu berjumlah 5 orang yang melaksanakan pemungutan tagihan

jasa harian pasar pabaeng-baeng”.

Adapun indicator yang digunakan penulis dalam hal menilai

akuntabilitas proses, adalah sebagai berikut:

a. Metode Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi (jasa) pasar

Pabaeng dilakukan setiap harinya, adapun pemungutan retibusi

(jasa) pasar dikatakan oleh para pedagang bahwa selama ini para

petugas/kolektor mendatangi langsung para pedagang atau wajib

retribusi di tempat masing-masing mereka menjual sehingga para

wajib retribusi atau pedagang tidak perlu meninggalkan

dagangannya untuk membayar retribusi (jasa) di kantor pasar.

Metode pemungutan jasa pasar yaitu penagihan secara langsung

yang dilakukan oleh pegawai PD Pasar Makassar Raya yang

disebut dengan kolektor. Seperti yang dikatakan A. Susanto, SE

selaku Kasubag Penagihan berikut:

“Dalam pelaksanaan pemungutan jasa pasar yang berjalan

selama ini, para petugas/kolektor mendatangi langsung para

pedagang atau wajib retribusi di tempat masing-masing

pedagang menjual sehingga para wajib retribusi tidak perlu

meninggalkan dagangannya untuk membayar retribusi di

kantor pasar”.

Hal yang sama disampaikan oleh Dian selaku pegawai,

“Metode pemungutan jasa pasar yaitu penagihan secara

langsung yang dilakukan oleh pegawai yang disebut dengan

kolektor”

Page 83: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

68

Sejalan dengan pendapat di atas sesuai dengan yang di kemukakan

oleh Pedagang mengatakan bahwa:

“Selama ini proses pembayaran jasa yang kami lakukan

sangatlah muda dimana dalam hal ini kolektor datang

langsung ketempat kami menarik jasa harian pasar untuk

menagih dan kami tidak perlu ke kantor pasar untuk

melakukan pembayaran retribusi”.

Dari wawancara tersebut diatas, dapat disimpulkan

bahwasanya pemungutan retribusi dilakukan dengan mendatangi

tempat para pedagang secara langsung, hal Ini dilakukan agar

pelaksanaan pemungutan retribusi atau jasa terkoordinir dengan

baik agar para wajib retribusi atau pedagang tidak perlu

mendatangi kantor pasar untuk menyetorkan retribusi (jasa) mereka

dan dipastikan bahwa semua pedagang memabayar retribusi/jasa

meskipun masih ada sebagain pedagang yang tidak membayar

retribusi karena kurangnya kesadaran mereka terhadap peraturan

daerah. Setelah semua hasil setoran wajib retribusi terkumpul,

petugas/kolektor langsung menyerahkan penghasilan mereka ke

bendahara pembantu pada unit pasar kemudian diserahkan

langsung ke bendahara penerima pada PD Pasar Makassar Raya

setiap harinya. Dengan demikian kegiatan pengelola pasar sangat

responsive dan cepat sehingga memudahkan kegiatan dan tidak

menganggu para pedagang. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Muh.

Said, Kabag Keuangan bahwa,

Page 84: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

69

“Retribusi atau jasa harian yang di pungut setiap hari oleh

para petugas/kolektor langsung diserahkan ke kas PD.Pasar

Makassar Raya”.

Berikut contoh pelaporan retribusi pasar Pa’Baeng-baeng yang

disetor ke PD Pasar:

TABEL 5.1

FORMAT PELAPORAN RETRIBUSI

LAPORAN HARIAN

PASAR PA'BAENG-BAENG

HARI/TAGGAL:Selasa, 9 Juni 2015

No Nama Kolektor Lokasi Tagihan Target (Rp) Jumlah (Rp)

1 Andi

Front Toko Depan 294.000 294.000

Front Toko Belakang 198.000 198.000

Front Toko Tambahan 300.000 300.000

Jumlah 792.000 792.000

2 Toni Lost I – VII 350.000 350.000

Jumlah 350.000 350.000

3 Abd Aziz Lost VIII + IX 325.000 325.000

Jumlah 325.000 325.000

4 Risma

Lost X, XI, XII + Lost

Tambahan 750.000 750.000

Jumlah 750.000 750.000

5 Indra

Lost XIII-XVI 105.000 105.000

Penggilingan Daging 210.000 210.000

Lost Tambahan 729.000 729.000

Jumlah 1.044.000 1.044.00

6

Jumlah 3.261.000 3.261.000

Sumber: PD Pasar Makassar Raya 2015 Telah Diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah uang yang

terkumpul senilai Rp. 3.261.000, sesuai jumlah target harian PD

Page 85: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

70

Pasar Makassar Raya, dimana uang yang terkumpul telah sesuai

dengan total wajib retribusi yang ada dipasar, berikut rinciannya:

TABEL 5.2

RINCIAN TARIF RETRIBUSI BERDASARKAN JUMLAH

WAJIB RETRIBUSI PASAR PA’BAENG-BAENG

N

o

Uraian Jumlah

Uraian

Tarif Retribusi

(Rp)

Total

(Jlm Uraian x

tariff retribusi)

1 Front Toko 132 6000 792.000

2 Lost 186 5000 930.000

3 Lost Penggilingan Daging 21 10000 210.000

4 Pelataran 443 3000 1.329.000

Jumlah 3.261.000

Sumber: PD Pasar Makassar Raya Telah diolah

b. Pembagian Tugas

Agar pelaksanaan tugas berjalan dengan baik maka harus

ada pembagian tugas yang baik pula agar dalam pelaksanaan

pemungutan retribusi (jasa) dapat berjalan dengan maksimal

sehingga pemungutan retribusi atau jasa harian Pasar Pa’baeng-

baeng di kota Makassar terkoordinir dengan baik, hal tersebut

sejalan dengan Peraturan Walikota Makassra nomor 12 tahun 2006

tanggal 27 maret 2006 tentang perubahan susunan organisasi dan

tata kerja Perusaan Daerah Pasar Makassar Raya (struktur

organisasi bab IV), berdasarkan observasi peneliti, dalam hal

pemungutan restribusi (jasa), pihak pengelola telah membagi setiap

pegawai sesuai dengan jenis lokasi tagihan yang ada di pasar, yaitu

front toko, lost, lost penggilingan daging dan lost tambahan, para

Page 86: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

71

kolektor ditugaskan sesuai dengan bagian wilayah agar mudah

dalam menjalankan tugas. Seperti yang dikatakan oleh pegawai

unit pasar Pabaeng-baeng berikut,

“Untuk lebih memudahkan pekerjaan petugas/kolektor

mereka dibagi sesuai dengan jenis lokasi tagihan yang ada di

pasar agar penagihan bisa berjalan efektif dan efisien”

Sejalan dengan pendapat diatas, Andi selaku salahsatu kolektor

mengatakan bahwa:

“Dalam melaksanakan tugas kami, kami ditugaskan sesuai

dengan bagian kamip agar kami mudah dalam menjalankan

tugas kami dan dipastikan tidak ada yang tidak kami pungut

jasanya”.

Untuk lebih jelasnya pembagian tugas pada Pasar

Pa’baeng - baeng dapat kita lihat pada tabel berikut,

TABEL 5.3 DAFTAR PEMBAGAIN TUGAS

PASAR PA’BAENG - BAENG

No Nama Lokasi

1

Andi

Front Toko Depan + Front Toko

Belakang + Front Toko

Tambahan

2 Toni Lost I, II III , IV , V , VI , VII

3 Abdul Aziz Lost VIII , IX

4 Risma Lost X, XI, XII + Tambahan

5

Indra

Lost XIII , XIV , XV , XVI +

Penggilingan daging + Lost

Tambahan

Sumber: Unit Pasar Pabaeng-baeng 2015

Page 87: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

72

Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa setiap

kolektor ditugaskan memungut retribusi (jasa) pasar disetiap

bagian-bagian/wilayah yang telah ditentukan. Hal tersebut

dilakukan agar dalam pemungutan retribusi (jasa) dapat berjalan

efisien dan cepat dan untuk memudahkan para pedagang agar tidak

perlu meninggalkan dagangan/usaha mereka.

3. Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program terkait perencanaan adalah sebagai

suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan hal tersebut dapat

dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber yang di butuhkan, tugas

yang diselesaiakan, tindakan yang diambil dan jadwal yang diikuti

kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah. Untuk mencapai

tujuan dalam pelaksanaan pemungutan jasa retribusi pasar pa’baeng-

baeng Kota Makassar maka perlu adanya perumusan perencanaan dari

Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya khususnya Pasar Pa’baeng-

baeng. Perencanaan memegang peranan penting dalam upaya

pencapaian tujuan yang di tetapkan dalam suatu organisasi.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, perencanaan yang dilakukan

oleh PD Pasar Makassar Raya dalam meningkatkan retribusi atau jasa

pasar Pabaeng-baeng adalah sebagai berikut:

a. Penentuan Target

Page 88: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

73

Target penerimaan merupakan tolak ukur realisasi

penerimaan tahunan yang seyogyanya harus dicapai dalam

realisasi penerimaan retribusi pasar di Kota Makassar. Hal yang

di maksud adalah tahapan-tahapan atau proses penentuan target

penerimaan yang ingin dicapai dalam satu tahun anggaran. Dari

hasil pengamatan, PD Pasar Makassar Raya menyusun target

penerimaan jasa khususnya pasar Pa’baeng-baeng dengan cara

turun langsung ke pasar Pa’baeng-baeng melakukan uji petik

potensi-potensi yang ada di pasar setiap tahunnya. Yang

dimaksud yakni dengan mendata ulang setiap tahun potensi yang

ada di pasar Pabaeng-baeng dengan menilisik berapa jumlah

pedagang yang masih aktif dengan yang sudah tidak aktif, karena

setiap tahunnya jumlah pedagang yang masih aktif maupun yang

sudah tidak aktif selalu berubah. Dengan melakukan pendataan

ulang terhadap potensi dipasar setiap tahunnya diharapkan terjadi

peningkatan. Selanjutnya setelah dilakukan analisis terhadap

target maka pihak eksekutif membuat suatu rancangan APBD

dimana di dalamnya telah di tetapkan target penerimaan yang

dianggap rasional untuk dicapai dalam anggaran berikutnya.

Seperti yang dikatakan Muh. Sahid, SP (Kabag Keuangan PD

Pasar Makassar Raya),

“Penentuan target setiap tahunnya didasarkan pada

pendataan potensi-potensi khususnya pasar Pa’baeng-

baeng setiap tahunnya dengan cara turun langsung ke

Page 89: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

74

pasar mendata jumlah pedagang yang menempati pasar

berjualan, dimana dengan melakukan pendataan setiap

tahunnya kita dapat mengetahui berapa jumlah pedagang

yang masih aktif atau sudah tidak aktif. Penentuan target

setiap tahunnya bukan hanya dari segi jumlah pedagang

saja yang menempati pasar tapi dari segi biaya jasa, biaya

iklan dan potensi-potensi lain yang ada di khususnya Pasar

Pa’baeng-baeng”.

Dari penjelasan responden diatas dapat dideskripsikan

bahwan perencanaan dalam hal penentuan target senantiasa

mengacu pada pendataan pedagang yang tidak menentu

jumlahnya dan melihat semua potensi-potensi yang ada pada

khususnya pasar Pa’baeng-baeng. Penentuan target jasa pasar

sangat bergantung terhadap realisasi pertahun yang dapat tercapai.

Adapun realisasi yang tidak mencapai target pertahun

dikarenakan adanya jumlah pedagang yang non aktif dan

ketidakpatuhan para pedagang dalam membayar retribusi pasar.

Berikut target dan realisasi PD Pasar raya untuk pasar Pabaeng-

baeng dalam 5 tahun terakhir;

Page 90: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

75

Tabel 5.4

Rekapitulasi Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar

Pa’Baeng-Baeng

Tahun 2010 – 2014

No

Tahun Anggaran

Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Presentasi

(%)

1

2010

509.972.000 1.317.356.000 258,3 %

2

2011

777.469.000 638.931.000 82, 2 %

3

2012

623.486.000 693.426.000 111,22%

4

2013

748. 466.000

739.765.500

98,84%

5

2014

784.113.000

804.081.500

102,42%

Sumber: Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya 2015

Berdasarkan tabel iv.2 diatas dapat diketahui bahwa pada

tahun 2010 PD Pasar Makassar Raya menargetkan penerimaan

retribusi sebesar Rp. 509.972.000, namun yang terealisasi sebesar

Rp. 1.317.356.000 melebihi jumlah yang ditargetkan sehingga

persentase penerimaan sebesar 258,3%. Pada tahun 2011 target

penerimaan sebesar Rp.777.496.000 namun yang terealisasi

hanya sebesar Rp.638.931.000, tidak mencapai target yang telah

Page 91: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

76

ditetapkan sehingga persentase penerimaan sebesar 82,2% dari

target penerimaan. Sedangkan untuk tahun 2012 target

penerimaan sebesar Rp. 623.486.000 namun yang teralisasi

sebesar Rp.693.426.000 melebihi target penerimaan sehingga

persentase penerimaan sebesar 111,22%. Tahun 2013 PD Pasar

Raya menargetkan Rp.748.466.000 dan terealisasi sebesar

739.765.500 dengan presentasi sebesar 98,84%, tidak mencapai

target yang ditetapkan. Pada tahun 2014 target penerimaan

sebesar 785.113.000 dan terealisasi sebesar 804.081.500 dengan

presentasi 102,42%. Dikatakan oleh Direktur Umum PD pasar

Raya, Drs. H. A. Aziz Hafid bahwa,

“Ada 2 faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target

yakni,

1. Faktor umum, terdiri dari:

Belum maksimalnya penagihan yang dilakukan

oleh petugas/kolektor pasar terhadap wajib

retribusi jasa pasar.

Kurangnya sosialisai oleh pihak unit pasar.

Kurangnya kesadaran wajib retribusi dalam hal

ini pedagang.

2. Faktor Khusus:

Faktor cuaca yaitu musim hujan menjadi salah

satu faktor penyebab tidak tercapainya target

penerimaan setiap tahunnya yang menyebabkan

sebagian pedagang malas berjualan dengan alasan

becek dan kurangnya pembeli.

Bertambahnya pedagang nonaktif setiap harinya

Belum efektifnya tagihan karena pada hari besar

seperti Id Fitri atau Id Adha biasanya para

pedagang jarang yang membayar”

Page 92: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

77

b. Tarif Retribusi

Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2004 pasal 3

menjelaskan bahwa wewenang kepengurusan pasar didelegasikan

walikota kepada direksi dimana direksi berwenang menetapkan

tarif jasa penggunaan/pemanfaatan fasilitas pasar. Artinya tarif

retribusi sepenuhnya ditentukan melalui direksi PD Pasar

Makassar Raya. Adapun jumlah tarif retribusi (jasa) yang

dibebankan terhadap wajib retribusi pasar yang terdiri dari front

toko, lost,, losd penggilingan, pelataran, keamanan, mck/wc

umum dapat kita lihat tabel iv.5 di bawah ini :

Tabel 5.4

Tarif Retribusi Yang Di Tagih Perhari

No Uraian Tarif Retribusi (Rp

1 Front Toko 6000

2 Lost 5000

3 Lost Penggilingan Daging 10000

4 Pelataran 3000

Sumber: PD Pasar Makassar Raya, 2015

Tarif pada Tabel V.4 telah diatur berdasarkan peraturan

daerah, PERDA No. 12 Tahun 2004 tanggal 31 Agustus 2004

tentang pengesahan tarif retribusi dan sewa dan di sahkan oleh SK

Direksi No. 974 / 391 / XII / PD.Pasar / 2008 dan SK Walikota

Makassar No. 290 / Kep / 910 / 2007 bahwasanya tarif retribusi

Page 93: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

78

front toko sebesar Rp. 6000, Lost Rp.5000, Lost penggilingan

10.000, Pelataran Rp.3000. Setiap pedagang yang berada dalam

pasar wajib membayar retribusi tersebut sesuai dengan jenis

tempat berjualan mereka, tarif tersebut diatas berlaku bagi setiap

pedagang yang berada dalam lingkup pasar dan radius 500 meter

dari pasar. Sejalan dengan hasil wawancara bahwa penentuan tarif

tersebut ditentukan melalui rapat direksi berdasarkan pendataan

langsung dan survey terhadap potensi-potensi yang ada di pasar,

perubahan dapat berubah sewaktu-waktu dikarenakan kondisi

ekonomi atau politik atau sebesar apa target yang akan ditentukan

ditahun berikutnya.

Berikut adalah contoh karcis yang diberikan kepada

pedagang ketika membayar retribusi,

Gambar 5.1

Karcis Tarif Lost

Sumber: PD Pasar Makassar Raya 2015

Page 94: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

79

Berkenaan dengan tarif retribusi pasar diatas, hasil

wawancara dengan kepala unit pasar pabaeng-baeng bahwa,

“Sebenarnya tarifnya itu sangat murah dan tidak

memberatkan pedagang, dan tarifnya itu diatur melalu rapat

direksi kemudian di sahkan oleh walikota Makassar selaku

pemegang asset”.

Wawancara dengan pedagang bahwa,

“Retribusi yang dipungut atau dibebankan kepada kami

tidak membebankan, tarifnya juga sesuai dengan failitas

yang didapat dari pihak pengelola pasar”

Namun ada juga pedagang yang keberatan dengan tarif tersebut,

“Saya merasa keberatan karena saya selaku pedagang jualan

saya tidak selalu laku setiap hari”

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwasanya tarif retribusi

yang dibebankan oleh pihak direksi kepada para pedagang sudah murah

dan sesuai dengan fasilitas yang diberikan namun tak sedikit merasa

keberatan.

4. Akuntabilitas Kebijakan

Hal ini terkait terkait dengan prosedur pengambilan kebijakan

dan pertanggung jawaban pemerintah Daerah atas kebijakan-kebijakan

yang dibuat. Berdasarkan peraturan daerah nomor 04 tahun 1999 yang

telah diubah nomor 17 tahun 2002 tentang pembentukan perusahaan

daerah tingkat II, bahwa segala bentuk asset, tanah dan bangunan serta

pengelolaan masih dalam tanggung jawab pemerintah kota Makassar,

Page 95: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

80

Berdasarkan hal tersebut segala kebijakan yang dilakukan oleh

Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya harus dengan izin dan

persetujuan pemerintah kota Makassar atau dalam hal ini adalah

walikota Makassar dan atas sepengetahuan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah. Sejalan dengan hasil wawancara pada Perusahaan Daerah Pasar

Makassar Raya yang mengatakan bahwa setiap kebijakan-kebijakan

yang akan diterapkan oleh Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya

selalu mengacu berdasarkan hirarki perundang-undangan yang berlaku,

kebijakan-kebijakan seperti penetapan tarif retribusi/jasa dilakukan oleh

Direksi PD Pasar Makassar Raya bersama dengan badan pengawas

kemudian meminta persetujan dari walikota Makassar selaku pemilik

asset, untuk itu PERDA (Peraturan Daerah) merupakan aturan dasar

dalam melaksanakan setiap kebijakan-kebijakan tersebut. Sejak

dibentuk tahun 1999 hingga 2015 PD Pasar Makassar Raya telah

banyak melakukan langkah-langkah yang dilakukan seperti fasilitas

bantuan kredit permodalan kepada pedagang melalui kerjasama dengan

PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Makassar, melakukan perbaikan

saluran drainase disetiap pasar, menambah jumlah container dan tong

sampah disetiap pasar, perbaikan-perbaikan bangunan pasar serta

penataan-penataan termasuk kebersihan dan ketertiban pada unit pasar.

Terkait dengan laporan pertanggung jawaban keuangan PD Pasar

Makassar Raya, berdasarkan observasi peneliti pada PD Pasar Makassar Raya

bahwa fungsi kas dipegang oleh dua unit organisasi yaitu bendahara pembantu

Page 96: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

81

dan bendahara penerima, dimana uang yamg di pegang oleh bendahara tidak

boleh disimpan dalam waktu 1 x 24 jam dan harus langsung disetorkan ke bank

pada hari itu juga. Prosedur alur penerimaan retribusi yang selanjutnya dicatat atas

penerimaan kas masih secara manual dimana ada 4 bendahara pembantu yang

masing-masing menangani pasar berbeda-beda. Untuk memahami Prosedur

Penerimaan Kas Pada PD Pasar Makassar Raya, peneliti membuatnya dalam

bentuk bagan sebagai berikut:

Page 97: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

82

GAMBAR 5.2

Prosedur Peneriman Kas PD Pasar Makassar Raya

KOLEKTOR KAUR

Pedagang

Mulai

Mengumpulkan Hasil

Pungutan Retribusi

Menyetor Hasil

Penjualan

1

1

Menerima Hasil

Penjualan

Menyortir Uang

Membuat Bukti

Penerimaan Kas

Bukti Penerimaan

Kas

2

Bersama

dengan Uang

Pedagang

Page 98: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

83

BENDAHARA PEMBANTU BENDAHARA PENERIMA

Bank

2

Menyortir uang dari

KAUR

Menyetor

Hasil

Penjualan

Bukti Penerimaan

Kas

Rincian

3

3

Bukti

Penerimaan Kas

Rincian Penerimaan

Kas

Bersama

dengan Uang

Menyetor Uang

Ke Bank

Bukti

Penerimaan Kas

RincianPenerimaan

Kas

Slip Setoran Kas

Bersama

dengan Uang

4

Page 99: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

84

BAGIAN KEUANGAN

Direksi

4

RincianPenerimaan

Kas

RincianPenerimaan

Kas

Slip Setoran Kas

Dari bank

Membuat Laporan

Penerimaan Kas

Laporan Penerimaan

Kas

Selesai

Page 100: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

85

Dari bagan tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa prosedur penerimaan kas

pada PD Pasar Makassar Raya adalah sebagai berikut:

1. Disetiap pasar mempunyai kolektor masing-masing dimana kolektor

bertugas melakukan penagihan retribusi setiap hari,

2. Setelah para kolektor melakukan penagihan, uang tersebut disetor ke

KAUR Pasar, disini uang disortir oleh pengelola pasar,

3. Setelah disortir, uang tersebut kemudian disetor ke PD Pasar Makassar

Rayadan diberikan kepada bendahara pembantu,

4. Uang yang sudah diterima disortir kembali oleh bendahara pembantu dan

dibuat rinciannya,

5. Selanjutnya diberikan kepada bendahara penerima. Bendahara penerima

kemudian menyetorkan ke Bank dan bukti setorannya diberikan kepada

Kabag Keuangan PD Pasar Makassar Raya,

6. Kabag keuangan kemudian melaporkan hasil lapran penerimaan setiap

harinya ke Direksi.

Laporan yang dibuat PD pasar Makassar raya dalam hal pengelolaan

retribusi adalah laporan kas harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Laporan

dapat berupa tampilan dalam computer dan dapat juga dicetak dalam bentuk

dokumen. Dengan ini, maka perkembangan operasional dalam suatu kantor dapat

terawasi dengan baik. sejak awal berdirinya, audit terhadap laporan keuangan PD

Pasar Makassar Raya dilakukan oleh akuntan publik. Jika terjadi penyelewengan

dana dalam hal pengelolaan retribusi akan dikenakan sanksi berdasarkan UU yang

berlaku.

Page 101: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …
Page 102: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perusahaan daerah Pasar Makassar Raya merupakan salah satu Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Makassar yang bertugas melakukan

intentifikasi dan ekstentifikasi terhadap objek pengelolaan pasar, dalam hal

ini adalah pasar Pa’baeng-baeng. Setiap kegiatan yang berkenaan dengan

pemungutan retribusi pasar Pa’baeng-Baeng yang dilakukan oleh Unit Pasar

Pabaeng-baeng sepenuhnya dibawah naungan dan pengawasan PD Pasar

Makassar Raya dan bersumber pada peraturan daerah (PERDA). PD pasar

Makassar Raya selaku pengelola pasar sudah melaksanakan tugasnya dengan

baik, hal tersebut dapat terlihat dengan terwujudnya pelayanan pemugutan

retribusi yang cepat dan responsive. Pemungutan retribusi yang dilaksanakan

oleh unit pasar Pa’Baeng-Baeng sejauh ini sudah sesuai dengan prosedur dan

peraturan yang telah ditetapkan oleh PD Pasar Makassar Raya maupun

Peraturan Daerah Kota Makassar

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan akuntabilitas

pengelolaan pasar Pabaeng-baeng adalah sebagai berikut:

1. Kepada PD Pasar Raya seharusnya memberikan sosialisasi rutin

dan secara kontinu kepada para pedagang mengenai pentingnya

Page 103: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

87

dan sanksi yang akan dikenakan jika lalai atau tidak membayar

retribusi.

2. Kepada petugas/kolektor pemungutan jasa pasar agar dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh rasa tanggung

jawab serta sesuai dengan aturan-aturan yang ada sehinggan

proses pemungutan dapat berjalan dengan efektif.

3. Kepada PD Pasar Makassar Raya harus memperhatikan

kesejahteraan kolektornya karena hal ini dapat berpengaruh

terhadap kinerja para kolektor pemungut jasa pasar.

4. Kepada PD Pasar dan kepala pasar diharapkan memberikan

sanksi tegas kepada wajib retribusi yang lalai dalam dalam

tanggung jawabnya yaitu membayar tagihan retribusi.

Page 104: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

88

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2009. Jalan Terjal Good Governance: Prinsip, Konsep

&Tantangan Dalam Negara Hukum. Pukab : Makassar.

Didownload dari: http//www.kajianpustaka.com/teori-akuntabilitas.diakses 9

Maret 2015

Didownload dari: http//www.com/akuntabilitas. Diakses 9 Maret 2015

Dydiet Handjito. 2001. Teori Organisasi Dan Tekhnik Pengorganisasian, Jakarta:

PT Grafindo Persada

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta.

Muchilda, Nurul. 2013. Skripsi Akuntabilitas pelayanan publik (studi kasus:

penyelenggaraan pelayanan Izin mendirikan bangunan Di kota makassar).

UNHAS.

Peraturan Daerah No. 03 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar

Peraturan Daerah No. 07 Tahun 2000 Perubahan atas perda No. 09 tahun 1999

Tentang pembentukan PD. Pasar Makassar Raya

Peraturan Daerah No. 66 Tahun 2001 Tentang Pelayanan Pasar

Peraturan Daerah Kota Makassar No. 12 Tahun 2006 Tentang struktur organisasi

PD Pasar Makassar Raya

Rahman, Habibi. 2011. Pengelolaan Penerimaan Retribusi Pasar Baraka di

Kabupaten Enrekang. Skripsi UNHAS.

Page 105: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

89

Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja, Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pendapatan Asli Daerah

www.tribuntimur.com. Perputaraan uang di pasar tradisional Makassar

Page 106: SKRIPSI AKUNTABILITAS SISTEM PENGELOLAAN RETRIBUSI …

RIWAYAT HIDUP

CHAIRIL ABDILLAH dilahirkan di

Pompaniki, Sulawesi Selatan tanggal 11 Mei

1993, anak tunggal pasangan Mahier Rufka

(Alm) dan Isra. Pendidikan Sekolah Dasar

ditempuh di SDN 003 Pompaniki Ds

Pompaniki Kabupaten Luwu Utara. Tamat

Sekolah Dasar tahun 2005, kemudian

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama dengan tahun yang sama

dan tamat tahun 2008 di SMPN 3 Lamasi Kabupaten Luwu. Pendidikan SMA

ditempuh di kota Masamba masuk tahun 2008 kemudian pindah ke SMAN 1

Sabbang dan tamat tahun 2011. Tahun 2011 kemudian melanjutkan

pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Makassar Kota Makassar, Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.