18
LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA PARANOID Disusun Untuk Memenuhi Syarat Tugas Praktik Program Profesi Ners Stase Jiwa Disusun Oleh: ALFAN PRAMIPUTRA J230.155.037 PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 1

SKIZOFRENIA KATATONIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nbgj

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN

SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun Untuk Memenuhi Syarat

Tugas Praktik Program Profesi Ners Stase Jiwa

Disusun Oleh:

ALFAN PRAMIPUTRA

J230.155.037

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

SKIZOFRENIA KATATONIK

A. Definisi

Skizofrenia katatonik adalah gangguan psikomotor yang menonjol merupakan gambaran esensial dan dominant dan dapat bervariasi antara kondisi ekstren seperti hierkinesis dan stupor atau antara sifat penurut yang dipaksakan (constrained) dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Episode kegelisahan disertai kekerasan (violent) mungkin merupakan gambaran skizofrenia yang mencolok. (Depkes, 1993)

Skizofrenia katatonik adalah kelainan gerakan yang mungkin timbul dalam bentuk kekauan, gerakan yang kurang terkoordinasi serta gaya berjalan, menyeringai, sikap dan dalam kasus ekstrem, fleksibilitas (mempertahankan posisi badan yang dibuat oleh orang lain) dan ekprasia (mengikuti perbuatan orang lain). (Ingram Dkk,1995).

Skizofrenia katatonik adalah salah satu dari jenis gangguan skizofrenia yang timbul secara tiba-tiba umumnya penderita memiliki riwayat bertingkah laku eksentrik disertai kecendrungan menarik diri dari realitas. (Supraktiknya, 1995)

Kekhususan Skizofrenia katatonik antara lain :

a) Gerakan aneh

b) Muka tanpa mimik seperti topeng

c) Tingkah laku kacau / tidak terkendali

d) Ketidak bergerakan motorik

e) Negativisme yang ekstrim, bila diganti posisinya penderita menentang

f) Mutisme, (sama sekali tidak mau bicara dan komunikasi) kadang dengan menutup mata

g) Echolalia (mengulang ucapan orang lain)

h) Echopraxia (mengikuti tingkah laku orang lain)

B. Etiologi

Tidak ada yang tahu apa penyebab skizofrenia katatonik. Namun, semakin banyak bukti yang menunjukan bahwa skizofrenia katatonik dan bentuk-bentuk lain skizofrenia disebabkan oleh disfungsi otak. Diperkirakan bahwa iteraksi antara genetika dan lingkungan dapat menyebabkan disfungsi otak ini. Masalah dengan alami tertentu bahan kimia yang disebut neurotransmitter otak jug adapt berkontribusi untuk skizofrenia katatonik. Imaging studi menunjukan perbedaan dalam struktur otak orang dengan skizofrenia, namun para peneliti belum yakin tentang pentingnya perubahan ini.

1. Sudut pandang teori

a. Teori genetik Gangguan gen menyebabkan skizofrenia atau minimal rentan terhadap skizofrenia

b. Abnormalitas struktur otak Pembesaran jantung mungkin mengindikasikan melemahnya fungsi beberapa area otak, memunculkan berkurangnya fungsi kognitif dan emosi. Penurunan volume dan kepadatan neuron di frontal & temporal cortex dan area limbic menyebabkan berkurangnya fungsi emosi dan kognitif.

c. Komplikasi saat kelahiran Komplikasi saat lahir, terutama kurangnya oksigen saat lahir menyebabkan kerusakan otak

d. Terpapar virus saat di kandungan Infeksi virus saat di kandungan merusak otak (mis. Virus TORCH)

e. Teori neurotransmiter Ketidakseimbangan tingkat atau reseptor dopamine memunculkan gejala, serotonin, GABA, dan glutamat juga turut berperan

2. Sudut pandang psikososial

Meskipun skizofrenia sangat terkait dengan faktor biologis, namun banyak riset menunjukkan bahwa faktor sosial juga berperan dalam munculnya skizofrenia. Faktor sosial ini meningkatkan resiko kambuhnya skizofrenia tetapi tidak secara langsung menentukan kapan munculnya skizofrenia pertama kali.

3. Faktor resiko

Meskipun penyebab skizofrenia katatonik tidak diketahui secara pasti, para peneliti telah mengidentifikasi faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko, mengembangkan atau memicu skizofrenia katatonik, yaitu :

a. Memiliki riwayat keluarga skizofrenia

b. Paparan virus sementara di dalam rahim

c. Malnutrisi sementara di dalam rahim

d. Stres lingkungan kehidupan

e. Trauma atau pelecehan selama masa kanak-kanak

f. Mengambil obat-obatan psikoaktif pada masa remaja

Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental, skizofrenia mempengaruhi sekitar 1 persen dari populasi, tapi skizofrenia katatonik bahkan dianggap jarang, terutama di Amerika Serikat. Skizofrenia biasanya menjadi jelas antara remaja tahun dan pertengahan 30-an.

4. Komplikasi

komplikasi yang terdapat pada skizofrenia katatonik, meliputi :

a. Pikiran dan perilaku bunuh diri

b. Perilaku yang merusak diri

c. Kebersihan yang buruk

d. Depresi

e. Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan atau resep obat

f. Kemiskinan

g. Gelandangan

h. Penahanan

i. Konflik keluarga

j. Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah

k. Menjadi korban atau pelaku kejahatan kekerasan

l. Penyakit jantung dan paru-paru berhubungan dengan merokok

C. Tanda dan Gejala

1. Stupor Katatonik

Penderita tidak menunjukkan perhatian sama sekali terhadap lingkungannya, emosi sangat dangkal. Berikut gejala yang khas yang dapat ditemui pada skizofrenia katatonik diantaranya :

a. Mutisme, kadang dengan mata

b. Muka tanpa mimic seperti topeng

c. Stupor, penderita tidak bergerak sama sekali dalam waktu yang lama

d. Negativisme, bila diganti posisinya klien akan menantang

e. Makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam mulut dan meleleh keluar, air seni dan feses ditahan

f. Gaduh-gelisah katatonik : terdapat hiperaktivitas motorik, tetapi tidak disertai dengan emosi yang semestinya dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari luar

g. Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran) yang paling menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi.

2. Gangguan afek emosi

a. Terjadi kedangkalan afek-emosi

b. Paramimi dan paratimi (incongriuty of affect / inadekuat)

c. Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan

d. Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik

3. Gangguan Kemauan

a. Terjadi kelemahan kemauan

b. Perilaku negativisme atas permintaan

c. Otomatisme : meras pikiran / perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain

4. Gejala Psikomotorik

a. Stupor atau hiperkinesa, logorea, dan neologisme

b. Stereotipi

c. Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama

d. Echolalia dan echopraxia

PSIKOFISIOLOGIS

Perubahan perubahan neurotransmitter dan reseptor sel sel otak dan interaksi zat zat neurokimia dopamine dan serotonin

Stres psikologi

Gangguan Kemauan Gangguan Psikomotor

Negatifisme, Ambivalensi Kemauan Stupor, Mutisme, Stereotipi

Otomatisme, Mutisme Gejala Katalepsi

( Isolasi sosial) (Menciderai diri) Menolak Makan & Minum

(Defisit Perawatan Diri)

E. PSIKOPATOLOGIS

Faktor penyebab skizofrenia katatonik

Gangguan konsep diri Pola asuh orang tua Kehilangan pasangan hidup

Perilaku kekerasan Cemas Depresi

(Resiko mencinderai diri) Status fisik dan psikis Gangguan proses fikir Cemas

(Isolasi sosial Isolasi sosial) Menolak makan minum Dan mandi

(Defisit perawatan diri)

F. Proses Keperawatan skizofrenia katatonik

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan wawancara dan observasi kepada klien dan keluarga yang mengantarkan. Pengkajian pertam kali dilakukan secara lengkap guna menggali informasi yamg dibutuhkan untuk melakukan tindakan dan terapi guna kesembuhan klien. Beberapa hal yang harus dikaji dari klien antara lain :

a. Identitas pasien, meliputi :

1) Nama

2) Usia

3) Jenis Kelamin

4) Agama

5) Pendidikan

6) Alamat

7) Pekerjaan

8) No.RM

b. Yang bertanggung jawab

1) Nama

2) Usia

3) Jenis Kelamin

4) Agama

5) Pendidikan

6) Alamat

7) Pekerjaan

8) Hubungan dengan Klien

c. Alasan masuk, pertanyaan diantaranya :

1) Penyebab klien masuk rumah sakit

2) Tindakan yang sudah dilakukan beserta hasilnya

d. Usaha yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut beserta hasilnya.Faktor Predisposisi, diantaranya :

1) Frekuensi klien masuk rumah sakit

2) Riwayat penyakit dahulu dan keluarga

3) Riwayat trauma yang pernah dialami

4) Masalah keperawatan yang muncul

5) Pengalaman masa lampau

e. Faktor/keadaan fisik meliputi system dan system organ, diantaranya :

1) Pemeriksaan TTV (mengukur TD, nadi, pernapasan, suhu)

2) Keluhan fisik

3) Masalah keperawatan

4) Tinggi dan berat badan

f. Faktor Psikososial, meliputi

1) Genogram

Menggambarkan hubungan klien dengan keluarga meinimal 3 generasi

2) Masalah keperawatan yang muncul

3) Konsep diri

a) Gambaran diri

b) Identitas diri

c) Peran diri

d) Ideal diri

e) Harga diri

f) Hubungan sosial

g) Spiritual

4) Status sosial

a) Aktifitas motorik

b) Penampilan

c) Pembicaraan

d) Afek

e) Interaksi selama wawancara

f) Persepsi

g) Tingkat kesadaran

h) Memori

i) Tingkat kosentrasi dan berhitung

j) Kemampuan penilaian

k) Daya tilik diri

5) Kebutuhan persiapan pulang

a) Makan

b) BAB/BAK

c) Istirahat dan tidur

d) Penggunaan obat

e) Mandi

f) Berpakaian/berhias

g) Aktivitas

h) Pemeliharaan kesehatan

2. Daftar Diagnosa

a. Isolasi sosial b.d tidak percaya, perkembangan ego yang lemah, afet tidak jelas

b. Perubahan proses pikir b.d ketidakmampuan untuk percaya orang lain, panik, cemas

c. Koping individu takefektif b.d metode koping tak memadai, kurang pengetahuan

d. Koping individu tidak efektif b.d fungsi system keluarga berfokus pada ansietas

e. Harga diri rendah b.d perubahan peran sosial

f. Gangguan perawatan diri b.d rasa tidak berharga dan kurangnya perhatian terhadap dirinya sendiri.

3. Peencanaan

Nama

Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan

Rasional

No

Hari / Tgl

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Tindakan Keperawatan

Defisit Perawatan Diri

Isolasi Sosial

Resiko menciderai diri b.d prilaku kekerasan

TUM :

Klien dapat meningkatkan minat atau motivasi dan mempertahankan kebersihan diri

TUK :

Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri

KH :

Klien dapat menjelaskan cara merawat diri

TUM :

Klien dapat berinteraksi dangan orang lain sahingga tidak terjadi halusinasi

TUK :

Klien dapat membina hubungan saling percaya

KH :

Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain

TUM :

Klien dapat melanjutkan sesuai dengan tanggung jawab.

TUK :

Klien dapat mengidentifikasikan perilaku kekerasan yang biasa ia lakukan

KH :

Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

Memperhatikan kebutuhan fisik dari klien

Mengobservasi intake dan output klien

Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan untuk memelihara fungsi keseharian dan personal Hygiene yang cukup

Jangan mencoba untuk meyakinkan klien dengan kata kata yang berlebihan

Membantu klien memperbaikinya supaya lebih rapi, mandi, dll.

Memberi semangat pada klien untuk menjalin interaksi denga staf/klien yang lain.

Memberi perhatian secara tulus dan tidak berlebihan

Anjurkan bersama klien tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami klien

Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang bisa dilakukan

Membicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnyua selesai

Klien tidak sadar atau tidak respon terhadap kebutuhannya sendiri, sedangkan kebutuhan fisik yang mencukupi akan mnambah kemampuan klien untuk menahan emosional.

Klien tidak sadar kebutuhan akan makanan dan minuman yang dibutuhkannya.

Klien akan merasa nyaman, jika dia dalam keadaan yang bersih.

Klien akan mengakui dengan pujian yang diberikan dia akan merasa lebih buruk

Dalam keadaan yang rapid an bersih akan menjadikan klien lebih percaya diri di dalam suatu komunitas social

Suatu pujian/semangat yang tulus dan iklas pada klien akan menjadi penghargaan yang baik.

Bujukan yang berlebiahn bias di artikan suatu remehan oleh pasien.

Pasien tidak sadar bahwa dia telah menciderai diri

Pasien tidak bisa mengalihkan rasa marahnya ke obyek lain

Klien merasa aman jika klien mengalihkan rasa marahnya dengan relaksasi

DAFTAR PUSTAKA

Ingram, L.M, 1995, Catatan Kuliah Psikiatri. Edisi.6, Jakarta. EGC.

Kaplan Haroid l, MD : Benjamin J.Sadock, MD, 1998, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Widya Medika : Jalarta

Maramis, W.F. 2005, Catatan Ilmu Kedokteran Surabaya : Airlangga Univ. Press

Townsend of Care C.1996. Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care. Philadelphia. Library of Congres.

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta, Rafika Aditama

1