23
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Usia : 53 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Tidak bekerja Alamat : Buaran 1, Jakarta Timur II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis (istri pasien) pada tanggal 10 Desember 2012 pukul 11.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan. A. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk yang pertama kali setelah dirujuk dari Poliklinik Saraf karena pada awalnya pasien mengeluhkan ada benjolan di kepala dan lehernya. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk yang pertama kali setelah dirujuk dari Poliklinik Saraf. Awalnya, pasien mengeluhkan 1

skizofrenia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri

Citation preview

Page 1: skizofrenia

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Usia : 53 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Buaran 1, Jakarta Timur

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis (istri

pasien) pada tanggal 10 Desember 2012 pukul 11.30 WIB di Poliklinik Psikiatri

RS Persahabatan.

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk yang pertama kali setelah

dirujuk dari Poliklinik Saraf karena pada awalnya pasien mengeluhkan ada

benjolan di kepala dan lehernya.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk yang

pertama kali setelah dirujuk dari Poliklinik Saraf. Awalnya, pasien mengeluhkan

bahwa di kepala bagian belakang kedua telinga terdapat benjolan yang hilang

timbul dan benjolan di leher yang hilang timbul dan ukurannya berbeda-beda,

kemudian pasien konsul ke Poliklinik Saraf dan ternyata pada hasil pemeriksaan

fisik tidak ditemukan kelainan. Setelah itu pasien dirujuk ke Poliklinik Psikitari.

Pasien mengeluhkan dirinya sering mendengar suara-suara jika mulutnya

terbuka dan suara-suara tersebut hilang jika benjolan di kepala dan di lehernya

ditekan. Pasien merasa jika benjolan itu hilang maka suara-suara itupun ikut

1

Page 2: skizofrenia

hilang. Pasien merasa suara-suara tersebut juga berasal dari dalam tubuhnya.

Suara-suara tersebut terdengar seperti sedang mengancam pasien dan ingin

berbuat jahat terhadap dirinya. Pasien merasa suara-suara tersebut adalah suara

tetangganya yang bernama Kelik. Pasien merasa tetangganya tersebut

mempunyai dendam dan ingin berbuat jahat terhadap dirinya. Pasien merasa

tetangganya tersebut sering menantang pasien dan mengikuti kemanapun pasien

pergi, namun pasien menyatakan tidak melihat wujud asal suara-suara tersebut.

Pada saat pemeriksaan pasien terlihat sering berbicara dan marah-marah sendiri

yang katanya sedang berbicara terhadap suara-suara tersebut, sehingga pasien

kurang fokus jika sedang diajak berbicara oleh pemeriksa. Suara-suara tersebut

muncul setiap saat, jika pasien sedang tidak beraktivitas maupun sedang

beraktivitas. Suara-suara tersebut mengakibatkan pasien sering merasa ketakutan,

gelisah, dan berdebar-debar. Keluhan pasien sudah dirasakan sejak 2 bulan yang

lalu. Pasien mengatakan bahwa suara-suara tersebut tiba-tiba saja muncul. Pasien

merasa sejak suara-suara tersebut muncul mengakibatkan pasien sering tidak bisa

tidur, gelisah, merasa ketakutan, dan berdebar-debar. Pasien merasa seperti

dikejar-kejar oleh orang yang bernama Kelik.

Pasien juga merasa sering mencium bau-bau aneh yang katanya bau itu

milik Kelik. Istri pasien menceritakan bahkan jika anaknya sedang menggunakan

parfum pun dibilang oleh pasien itu adalah bau dari tetangganya yakni Kelik.

Pasien juga merasa bahwa acara tv yaitu RCTI membicarakannya atau

mengajaknya berbicara, sehingga menurut istrinya pasien sering berbicara sendiri

di depan televisi.

Istri pasien mengatakan memang dari dulu sudah tidak rukun dengan

tetangganya yang bernama Kelik tersebut. Rumah tetangganya tersebut berada

tepat di belakang rumah pasien, pasien merasa sering terganggu jika tetangganya

tersebut berisik sehingga pasien merasa sering kesal hanya karena hal tersebut.

Sehingga menurut istri pasien mungkin suaminya tersebut masih ada dendam

terhadap Kelik tersebut.

2

Page 3: skizofrenia

Pasien berulang kali mengucapkan bahwa ada suara-suara yang terdengar

dari mulutnya dan mengatakan bahwa pasien sangat ingin sembuh sehingga tidak

mendengar suara-suara tersebut lagi.

Pasien menyangkal pernah melihat adanya penampakan atau bayangan

yang hanya dilihat oleh pasien. Pasien mengatakan tidak merasakan halusinasi

pada indera pengecapannya. Pasien juga mengungkapkan tidak pernah

merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang merayapi. Pasien tidak pernah

merasa bahwa dia bukan dirinya dan tidak pernah merasa seolah-olah rumah

pasien menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada biasanya. Pasien menyangkal

adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasa mudah lelah. Pasien

juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik maupun mental

yang berlebihan. Pasien menyangkal ada sesuatu yang masuk ke dalam dirinya,

menyangkal ada sesuatu pikiran yang masuk ke dalam kepalanya, menyangkal

merasa pikirannya ditarik keluar, pasien juga menyangkal bahwa ada sesuatu

kekuatan yang mengendalikan ataupun mempengaruhi pasien.

Saat ini pasien tinggal bersama 1 orang istri dan 6 orang anak-anaknya.

Istri pasien mengatakan anak laki-lakinya yang ke-3 sedang ada dalam masalah

yaitu sudah bercerai dengan istrinya. Pasien adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara.

Perekonomian dalam keluarga termasuk mampu, pendapatan keluarga berasal

dari hasil kontrakan rumah pasien. Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien

menggunakan umum yakni tidak menggunakan jaminan apapun. Keluarga pasien

mendukung untuk kesembuhan pasien. Pasien menceritakan dari dulu pasien

sudah tidak bekerja karena merasa kedua orang tua berkecukupan seperti raja.

Pasien mengatakan tidak mempunyai hobi, dan masih dapat menjalankan

aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain untuk menjaga kebersihan dirinya

seperti mandi dan berpakaian. Pasien mengatakan jarang keluar rumah karena

sering merasa ketakutan sehingga hubungan dengan lingkungan sekitar atau

tetangga kurang baik.

Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma sampai gegar otak

sehingga kemungkinan besar tidak ada gangguan mental organik. Pasien

3

Page 4: skizofrenia

menceritakan di keluarganya tidak ada yang mengalami hal yang serupa seperti

pasien. Pasien bukan seorang perokok ataupun pengguna obat-obatan terlarang

(NAPZA) dan alkohol.

Pasien mengatakan sangat ingin sembuh sehingga tidak mendengar suara-

suara tersebut lagi. Pasien berkeinginan membuka usaha kecil-kecilan. Pasien

juga berharap melihat anak-anaknya sukses.

Pasien mengaku dilahirkan secara normal, tanpa ada cacat bawaan. Pasien

pada masa kanak-kanak sampai remaja tidak mengalami gangguan

perkembangan dan pertumbuhan. Hubungan pasien dengan anggota keluarga

terjalin dengan baik.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Tidak ada keluhan yang sama sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medik

Tidak ada riwayat gangguan medis pada pasien.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol

Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikotropika / alkohol.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

a. Riwayat Pranatal

Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada

penyulit selama masa kandungan dan proses persalinan.

b. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja

Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak

seumurnya sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam masa

perkembangannya. Pasien mengaku menempuh pendidikan hanya sampai

kelas 5 SD. Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk

biasa-biasa saja dan tidak ada yang menonjol.

4

Page 5: skizofrenia

c. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak

Pasien tumbuh dengan baik tidak ada masalah dalam kehidupan sosial.

d. Riwayat Pendidikan

Pasien mengaku hanya menempuh pendidikan sampai kelas 5 SD.

Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa

saja dan tidak ada yang menonjol.

e. Riwayat Pekerjaan

Pasien saat ini tidak bekerja sehingga dirumah saja.

f. Riwayat Agama

Pasien menganut agama Islam.

g. Hubungan dengan Keluarga

Pada saat ini pasien tinggal bersama 1 orang istri dan 6 orang

anaknya. Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarganya.

h. Aktivitas Sosial

Pasien jarang keluar rumah karena sering merasa ketakutan

sehingga hubungan dengan lingkungan sekitar atau tetangga kurang baik.

E. Riwayat Keluarga

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal yang serupa seperti

pasien.

F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang

Pasien saat ini berumur 53 tahun tinggal dirumah milik sendiri bersama 1

orang istri dan 6 orang anaknya. Pasien menceritakan bahwa biasanya pasien

menggunakan angkutan umum untuk pergi ke RSUP Persahabatan karena dekat

dengan rumahnya. Selama ini pemenuhan kebutuhan sehari-hari berasal dari

hasil kontrakan rumah pasien. Biaya pengobatan pasien menggunakan umum

yakni tidak menggunakan jaminan apapun. Pendidikan pasien hanya sampai

kelas 5 SD. Saat ini pasien tidak bekerja, hanya di rumah saja.

5

Page 6: skizofrenia

G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Pasien mengatakan sangat ingin sembuh sehingga tidak mendengar suara-

suara tersebut lagi. Pasien juga berkeinginan untuk membuka usaha kecil-

kecilan. Pasien juga berharap melihat anak-anaknya sukses.

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Laki-laki berusia 53 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan

usianya, berpakaian cukup rapi, perawatan diri cukup baik, warna kulit sawo

matang.

2. Kesadaran Umum : Compos Mentis.

3. Kontak Psikis : Dapat dilakukan, cukup wajar.

4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

a. Cara berjalan : Baik.

b. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada

gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

5. Pembicaraan

a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan

dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.

b. Kualitas : Bicara tidak spontan, volume bicara normal, artikulasi

kurang jelas, pembicaraan terarah, dan dapat dimengerti.

6. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif.

B. Keadaan Afektif

1. Mood : Ketakutan.

2. Afek : Terbatas.

3. Keserasian : Mood dan afek serasi.

6

Page 7: skizofrenia

4. Empati : Pemeriksa tidak dapat meraba rasakan perasaan pasien

saat ini.

C. Fungsi Intelektual/Kognitif

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

a. Taraf Pendidikan

b. Pasien mengaku hanya menempuh pendidikan sampai kelas 5 SD.

Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-

biasa saja dan tidak ada yang menonjol.

c. Pengetahuan Umum

Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberikan

pertanyaan seputar presiden Indonesia pertama dan saat ini.

2. Daya konsentrasi

Kurang baik, pasien juga tidak dapat menyebutkan dengan benar hasil

pengurangan 100 – 7.

3. Orientasi

a. Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui saat dilakukan

wawancara adalah siang hari.

b. Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di RS

Persahabatan Poliklinik Psikiatri.

c. Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.

d. Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang

berkonsultasi dan wawancara.

4. Daya ingat

a. Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang pidato

Presiden Sukarno.

b. Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien dapat mengetahui arah ke RS Persahabatan dari

rumahnya menggunakan angkutan umum.

7

Page 8: skizofrenia

c. Daya ingat segera

Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama

benda.

d. Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.

e. Pikiran Abstrak

Kurang baik, pasien tidak mengerti makna peribahasa dari “air susu

dibalas dengan air tuba”.

f. Bakat Kreatif

Pasien berencana membuat usaha kecil-kecilan.

g. Kemampuan Menolong Diri Sendiri

Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu

mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi :Terdapat halusinasi auditorik dan halusinasi

olfaktorius.

Ilusi : Tidak terdapat ilusi.

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi.

Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi.

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir

a. Produktifitas : Kurang baik, pasien menjawab dengan tidak

spontan bila diajukan pertanyaan oleh dokter.

b. Kontinuitas : Kurang baik, terdapat tangensial yaitu jika

menjawab pertanyaan berbelit-belit namun pertanyaanpun tidak

8

Page 9: skizofrenia

terjawab dan sirkumstansial yaitu jika menjawab pertanyaan berbelit-

belit namun pertanyaan akhirnya dapat terjawab.

c. Hendaya bahasa : Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.

2. Isi Pikiran

a. Preokupasi : Terdapat preokupasi, pasien berulang kali

mengatakan mendengar suara-suara yang aneh.

b. Gangguan pikiran : Terdapat waham kejar yaitu pasien merasa

terancam serta dijahati oleh tetangganya, waham rujukan yaitu pasien

merasa acara tv berbicara terhadap dirinya, waham somatik yaitu

pasien merasakan ada benjolan di kepala dan leher yang

sesungguhnya tidak ada, dan waham bizarre yaitu pasien merasakan

ada suara-suara yang muncul dari dalam mulut dan tenggorokannya.

F. Pengendalian Impuls

Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan dapat melakukan

wawancara dengan baik.

G. Daya Nilai

1. Norma Sosial

Kurang baik, pasien merasa takut untuk keluar rumah.

2. Uji Daya Nilai

Kurang Baik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien

bertemu anak kecil yang sedang terpisahkan dengan ibunya di mall, pasien

menjawab akan membiarkan saja anak tersebut karena bukan anaknya sendiri.

3. Penilaian Realitas

Terdapat riwayat gangguan penilaian realitas, yaitu berupa halusinasi

auditorik, halusinasi olfaktorius serta waham kejar, waham rujukan, waham

somatik, dan waham bizarre.

9

Page 10: skizofrenia

H. Persepsi Pasien terhadap Diri dan Kehidupannya

Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat

ini pasien sadar bahwa dia sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh

sehingga pasien dating ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.

I. Tilikan/Insight

Tilikan derajat 2, agak sadar bahwa dirinya sakit dan membutuhkan

bantuan, tetapi pada saat yang sama juga menyangkal hal itu.

J. Taraf Dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya

karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai

akhir.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

1. Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis.

2. Tanda Vital : TD = 120/90 mmHg; N = 80 x/min

RR = 20 x/min; S = afebris

3. Sistem Kardiovaskular : Kesan dalam batas normal.

4. System Respiratorius : Asma

5. Sistem Muskuloskeletal : Kesan dalam batas normal.

6. Sistem Gastrointestinal : Gastritis

7. Sistem Urogenital : Kesan dalam batas normal.

8. Gangguan Khusus : Tidak ada.

B. Status Neurologis

1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal.

2. Saraf Motorik : Kesan dalam batas normal.

3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal.

4. Susunan Saraf Vegetatif : Tidak ditemukan kelainan.

5. Fungsi Luhur : Tidak ditemukan kelainan.

6. Gangguan Khusus : Tidak ada.

10

Page 11: skizofrenia

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki usia 53 tahun datang untuk berobat ke dokter.

Pasien mendengar suara-suara yang datang dari dalam dirinya, yang orang

lain tidak dapat mendengarnya.

Pasien mencium bau-bau aneh yang orang lain tidak menciumnya.

Pasien mempunyai waham kejar karena pasien merasa ketakutan dan merasa

terancam oleh suara-suara tersebut.

Terdapat waham rujukan pada pasien karena pasien merasa acara tv

mengajaknya berbicara.

Terdapat waham somatik yaitu pasien merasakan ada benjolan di kepala dan

leher yang sesungguhnya tidak ada

Terdapat waham bizarre yaitu pasien merasakan ada suara-suara yang

muncul dari dalam mulut dan tenggorokannya.

Gejala ini sudah berlangsung 2 bulan.

Tidak ada riwayat trauma pada kepala atau gangguan fungsi otak

Pasien menyangkal riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol.

Pasien tidak pernah melihat adanya penampakan atau bayangan yang hanya

dilihat oleh pasien.

Pasien menuturkan tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada

yang merayapi.

Pasien mengatakan pikirannya tidak pernah bisa dibaca oleh orang lain dan

pikirannya disedot oleh makhluk asing.

Pasien tidak merasa dirinya adalah orang lain

Pasien tidak merasa rumahnya berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil

daripada biasanya.

Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasa

mudah lelah.

Pasien menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik maupun

mental yang berlebihan.

11

Page 12: skizofrenia

Fungsi kognitif (orientasi waktu, tempat, orang, dan situasi) pada pasien

masih baik, begitu pula dengan pengendalian impuls masih baik.

Pendidikan pasien hanya sampai kelas 5 SD.

Pasien pernah tidak pernah bekerja.

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan

pasien.

Tidak terdapat riwayat menggunakan zat psikoaktif ataupun alkohol.

Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses

persalinan.

Keadaan umum baik.

Terdapat asma dan gastritis.

Pasien saat ini berumur 53 tahun tinggal dirumah milik sendiri bersama 1

orang istri dan 6 orang anaknya. Hubungan dengan keluarga baik.

Hubungan dengan lingkungan sekitar kurang baik karena pasien jarang

keluar rumah oleh karena pasien merasa sering ketakutan dan terancam.

Pasien sangat ingin sembuh agar tidak mendengar suara-suara tersebut lagi,

ingin membuka usaha kecil-kecilan, dan ingin melihat anak-anaknya sukses.

Pasien ini didapatkan gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam

fungsi, secara umum masih baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat

kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat

menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka

pasien dikatakan menderita gangguan jiwa

a. Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala yang menyebabkan

adanya disfungsi otak, shingga pasien ini bukan gangguan mental

organik (F.0).

12

Page 13: skizofrenia

Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif atau

alkohol. Maka pasien ini bukan menderita gangguan mental dan

perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas yang

ditandai adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini dikatakan

menderita gangguan psikotik (F.2).

Gangguan berupa halusinasi dan waham ini sudah berlangsung selama 2

bulan, sehingga pasien dapat dikatakan Skizofrenia (F.2).

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas yang

ditandai adanya halusinasi auditorik yaitu mendengar suara-suara aneh

dan halusinasi olfaktorius yaitu mencium bau-bau yang aneh. Serta

terdapat waham kejar yaitu merasa pasien terancam dan ketakutan dan

waham rujukan yaitu pasien maerasa acara tv mengajaknya berbicara,

waham somatik yaitu pasien merasakan ada benjolan di kepala dan leher

yang sesungguhnya tidak ada, dan waham bizarre yaitu pasien merasakan

ada suara-suara yang muncul dari dalam mulut dan tenggorokannya.

maka pasien menderita Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

b. Diagnosis Aksis II

Tumbuh kembang normal, bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan

orang lain sebagaimana orang normal lainnya, namun pendidikan hanya

sampai kelas 5 SD sehingga tidak ada gangguan kognitif dan retardasi

mental. Maka pada aksis II tidak ada diagnosis.

c. Diagnosis Aksis III

Pada anamnesis, pemeriksaan fisik terdapat riwayat asma pada sistem

respiratorius dan gastritis pada sistem gastrointestinal. Maka pada aksis III

adalah riwayat asma dan gastritis.

d. Diagnosis Aksis IV

Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pasien tinggal

bersama 1 orang istri dan 6 orang anaknya. Hubungan dengan anggota

keluarga baik, namun terjadi konflik dengan tetangganya sehingga pasien

13

Page 14: skizofrenia

jarang keluar rumah karena merasa ketakutan dan terancam. Pasien tidak

pernah bekerja, sehingga biaya hidup dan biaya pengobatan hanya dari hasil

kontrakan rumah. Maka pada aksis IV pada pasien ini terjadi konflik

dengan tetangganya sehingga pasien merasa ketakutan maka terdapat

masalah sosial dan pasien tidak pernah bekerja sehingga terdapat

masalah ekonomi.

e. Diagnosis Aksis V

Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan

menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Maka aksis V

didapatkan GAF Scale 70 - 61.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

Aksis II : Tidak ada diagnosis.

Aksis III : Riwayat asma dan gastritis.

Aksis IV: : Terdapat masalah sosial dan ekonomi.

Aksis V : GAF Scale 70 - 61.

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : Asma dan gastritis.

Psikologis : Terdapat halusinasi auditorik dan olfaktorik serta terdapat

waham kejar, waham rujukan, waham somatik, dan waham bizarre.

Sosioekonomi : Terdapat masalah sosial dan ekonomi.

IX. PROGNOSIS

a. Prognosis ke Arah Baik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.

b. Prognosis ke Arah Buruk

14

Page 15: skizofrenia

Terdapat masalah dengan sosial karena pasien memiliki koflik dengan

tetangganya.

c. Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :

Ad vitam : dubia ad bonam.

Ad functionam : dubia ad bonam.

Ad sanationam : dubia ad malam.

X. TERAPI

a. Psikofarmaka

Risperidon 2 x 2 mg

Trihexyphenidil 2 x 1 mg

b. Psikoterapi

Edukasi pentingnya minum obat secara teratur

Kontrol rutin.

Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas untuk mengurangi keluhan-

keluhan tersebut.

Jika ada masalah sering sharing dengan keluarga

Berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar.

Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: skizofrenia

1. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan

pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2001.

2. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT

Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

16